pengaruh etika profesi,skeptisisme …digilib.unila.ac.id/28548/3/skripsi tanpa bab...

58
PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME PROFESIONAL, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KEMAMPUAN MENDETEKSI FRAUD PADA AUDITOR INTERNAL PEMERINTAH (SKRIPSI) Oleh ANDIKA RACHMAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI 2017

Upload: lamtuong

Post on 01-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME PROFESIONAL, DANPENGALAMAN KERJA TERHADAP KEMAMPUAN MENDETEKSI FRAUD

PADA AUDITOR INTERNAL PEMERINTAH

(SKRIPSI)

OlehANDIKA RACHMAN

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISJURUSAN AKUNTANSI

2017

Page 2: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

i

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PROFESSIONAL ETHICS, PROFESSIONALSKEPTICISM, AND WORK EXPERIENCE TO FRAUD DETECTING

CAPABILITIES IN GOVERMENT INTERNAL AUDITOR

By

ANDIKA RACHMAN

This study aims to examine the influence of several variables to the frauddetecting capabilities of the Goverment Internal Auditor. Those variables areProfessional Ethics, Professional Skepticism, and Work Experience.

The number of samples examined as many as 109 auditors from IndonesianRepresentative Financial and Development Supervisory Agency. The datacollection is done by distributing questionnaires to the auditors. Data analysistechnique used is Multiple Linear Regression.

Based on the analysis, it is known that professional ethics and work experiencehave a positive influence to fraud detecting capabilities in goverment internalauditors. But on the other hand, professional skepticism have no influence to frauddetecting capabilities in goverment internal auditors. The lack of selfdetermination when an auditor conducts an audit may be the cause to no influenceof professional skepticism to fraud detecting capabilities in an auditors.

Keywords: fraud detecting, internal auditor, professional ethics, professionalskeptism, work experience.

Page 3: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

ii

ABSTRAK

PENGARUH ETIKA PROFESI, SKEPTISISME PROFESIONAL, DANPENGALAMAN KERJA TERHADAP KEMAMPUAN MENDETEKSI

FRAUD PADA AUDITOR INTERNAL PEMERINTAH

Oleh

ANDIKA RACHMAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa variabelterhadap kemampuan mendeteksi fraud pada auditor internal pemerintah.Variabel-variabel yang akan diuji pengaruhnya tersebut antara lain Etika Profesi,Skeptisisme Profesional, dan Pengalaman Kerja.

Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 109 orang auditor dari BPKP (BadanPengawas Keuangan dan Pembangunan). Pengumpulan data dilakukan denganmenyebarkan kuesioner kepada auditor. Teknik analisis data yang digunakanadalah metode Regresi Linear Berganda.

Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa etika profesi dan pengalaman kerjamemiliki pengaruh positif, terhadap kemampuan mendeteksi fraud pada auditorinternal pemerintah. Sementara skeptisisme profesional tidak memiliki pengaruhterhadap kemampuan mendeteksi fraud pada auditor internal pemerintah.kurangnya keteguhan hati auditor selama pelaksanaan audit dapat menyebabkantidak berpengaruhnya skeptisisme profesional terhadap kemampuan mendeteksifraud pada diri auditor.

Kata kunci: auditor internal, deteksi fraud, etika profesi, pengalaman kerja,skeptisisme profesional,.

Page 4: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

iii

PENGARUH ETIKA PROFESI, SKEPTISISME PROFESIONAL, DANPENGALAMAN KERJA TERHADAP KEMAMPUAN MENDETEKSI

FRAUD PADA AUDITOR INTERNAL PEMERINTAH

Oleh

Andika Rachman

SkripsiSebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISJURUSAN AKUNTANSI

2017

Page 5: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari
Page 6: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari
Page 7: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari
Page 8: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 28 Oktober 1986,sebagai anak pertama dari 2 bersaudara, dari Bapak AbdulRahman dan Ibu Anismar. Penulis menyelesaikan PendidikanTaman Kanak-Kanak di TK Kartika Chandra PesanggrahanJakarta Selatan pada tahun 1992, kemudian dilanjutkan denganPendidikan Dasar di SDN 03 Pagi Pesanggrahan JakartaSelatan pada tahun 1998. Selanjutnya penulis menyelesaikan

Pendidikan Menengah Pertama di SMP Negeri 177 Jakarta Selatan pada tahun2001, kemudian melanjutkan Pendidikan Menengah Atas di SMA Negeri 47Jakarta Selatan hingga lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2005, penulismelanjutkan Pendidikan Diploma III di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara(STAN) hingga lulus pada tahun 2008, dan berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipilpada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) hingga saat ini.Penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Lampung pada tahun 2015 melalui program kerja sama Beasiswayang diselenggarakan oleh BPKP dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UniversitasLampung bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB).

Page 9: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

viii

SANWACANA

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala atas

limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Etika Profesi, Skeptisisme

Profesional, dan Pengalaman Kerja Terhadap Kemampuan Mendeteksi Fraud

Pada Auditor Internal Pemerintah”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

2. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S.E., M.Si., Akt selaku Wakil Dekan Bidang

Keuangan, Umum dan Kepegawaian Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung dan sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan

arahan, nasihat, dan perhatiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan

proses belajar.

3. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. sebagai Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

4. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si. sebagai Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

Page 10: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

ix

5. Ibu Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si. sebagai Dosen Pembimbing Utama

atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan nasihat dalam

proses penyelesaian skripsi;

6. Ibu Ade Widiyanti, S.E., M.Sc., Akt. sebagai Dosen Pembimbing Kedua atas

kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan nasihat dalam proses

penyelesaian skripsi;

7. Bapak Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt. sebagai Dosen Penguji atas masukan

dan nasihat yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi;

8. Seluruh Dosen dan Karyawan di Jurusan Akuntansi dan Dekanat FEB atas

semua pengajaran, pelayanan dan bantuan yang telah diberikan;

9. Kedua orang tua dan adikku, Abdul Rahman, Anismar, dan Nurmarani

Rachman atas dukungan dan doanya;

10. Teman-teman seperjuangan kost 34na: Mas Fariz, Kang Ucup, Mas Teguh,

Kang Abud, Mas Angga, Mas Aldo, dan Mas Awud;

11. Teman-teman seperjuangan STAR BPKP Unila;

12. Ibu Sally Salamah sebagai Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

beserta para pejabat struktural dan rekan-rekan pegawai atas dukungan dalam

penyelesaian skripsi;

13. Teman-teman Auditor di Kantor Pusat BPKP di Jakarta yang telah bersedia

menjadi responden dalam penelitian ini;

14. Seluruh teman dan kerabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima

kasih dukungan dan doanya.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

sehingga memerlukan kritik dan saran yang membangun agar menjadi lebih baik.

Page 11: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

x

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita

semua.

Bandar Lampung, September 2017

Penulis,

Andika Rachman

Page 12: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

xi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ............................................................................................................ iABSTRAK ............................................................................................................ iiHALAMAN JUDUL ............................................................................................ iiiHALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ivHALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... vPERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ....................................................... viRIWAYAT HIDUP ............................................................................................ viiSANWACANA .................................................................................................. viiiDAFTAR ISI........................................................................................................ xiDAFTAR TABEL ............................................................................................. xiiiDAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xivDAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang .................................................................................... 11.2 Perumusan Masalah ............................................................................. 61.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 71.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

II. KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS2.1 Kajian Pustaka ..................................................................................... 9

2.1.1 Due Profesional Care ........................................................... 92.1.2 Teori Disonansi Kognitif ..................................................... 102.1.3 Kecurangan (Fraud) ........................................................... 112.1.4 Etika Profesi ..................................................................... 142.1.5 Skeptisisme Profesional ...................................................... 162.1.6 Pengalaman Kerja .............................................................. 18

2.2 Tinjuan Penelitian Sebelumnya ......................................................... 192.3 Rerangka Pemikiran .......................................................................... 202.4 Pengembangan Hipotesis .................................................................. 21

2.4.1 Pengaruh Etika Profesi terhadap Kemampuan AuditorMendeteksi Fraud ................................................................ 21

2.4.2 Pengaruh Skeptisisme Profesional terhadap KemampuanAuditor Mendeteksi Fraud ................................................... 23

2.4.3 Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap KemampuanAuditor Mendeteksi Fraud ................................................... 25

III.METODE PENELITIAN3.1 Metode Penelitian .............................................................................. 27

3.1.1 Variabel Penelitian ............................................................. 273.1.2 Pengukuran Variabel .......................................................... 28

Page 13: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

xii

3.1.3 Data Penelitian .................................................................. 303.2 Teknik Analisis Data ......................................................................... 31

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Deskriptif Data Penelitian .................................................................. 36

4.1.1 Jenis Kelamin .................................................................... 374.1.2 Usia .................................................................................. 374.1.3 Jabatan Auditor ................................................................. 384.1.4 Pengalaman Kerja .............................................................. 39

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ............................................. 404.2.1 Statistik Deskriptif Variabel Etika Profesi .............................. 404.2.2 Statistik Deskriptif Variabel Skeptisisme Profesional ............. 424.2.3 Statistik Deskriptif Variabel Pengalaman Kerja ..................... 444.2.4 Statistik Deskriptif Variabel Pendeteksian Fraud ................... 46

4.3 Uji Kualitas Data ............................................................................... 474.3.1 Uji Validitas ...................................................................... 474.3.2 Uji Reliabilitas ................................................................... 524.3.3 Uji Normalitas ................................................................... 52

4.4 Pengujian Hipotesis............................................................................ 554.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda ........................................ 554.4.2 Uji Adjusted R2 ................................................................. 574.4.3 Uji Kelayakan Model Regresi ............................................. 574.4.4 Uji Statistik t ..................................................................... 58

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 604.5.1 Pengaruh Etika Profesi terhadap Kemampuan Auditor

Mendeteksi Fraud ................................................................ 604.5.2 Pengaruh Skeptisisme Profesional terhadap Kemampuan

Auditor Mendeteksi Fraud .................................................... 624.5.3 Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kemampuan

Auditor Mendeteksi Fraud ................................................... 65

V. SIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 685.2 Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 695.3 Saran ........................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Pengukuran Variabel ................................................................................... 284.1 Rincian Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner ................. 364.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................................... 374.3 Responden Berdasarkan Usia ..................................................................... 384.4 Responden Berdasarkan Jabatan Auditor .................................................... 384.5 Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ............................................... 394.6 Statistik Deskriptif Etika Profesi ................................................................ 404.7 Statistik Deskriptif Skeptisisme Profesional ................................................424.8 Statistik Deskriptif Pengalaman Kerja..........................................................454.9 Statistik Deskriptif Pendeteksian Fraud .......................................................464.10 Uji Validitas Variabel Etika Profesi .............................................................484.11 Uji Validitas Variabel Skeptisisme Profesional ...........................................484.12 Uji Validitas Variabel Pengalaman Kerja.....................................................504.13 Uji Validitas Variabel Pendeteksian Fraud ..................................................514.14 Hasil Uji Reliabilitas.....................................................................................524.15 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov ..................534.16 Hasil Perhitungan Analisis Linear Berganda................................................554.17 Hasil Uji Adjusted R2....................................................................................574.18 Hasil Uji Statistik-F ......................................................................................584.19 Hasil Uji Statistik t .......................................................................................584.20 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis...................................................................60

Page 15: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Rerangka Pemikiran .................................................................................... 204.1 Hasil Histogram Olah Data ......................................................................... 544.2 Grafik P-Plot Olah Data .............................................................................. 54

Page 16: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

xv

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner Penelitian .................................................................................... L-12. Data Tabulasi Kuesioner ...............................................................................L-63. Statistik Deskriptif .......................................................................................L-214. Uji Validitas .................................................................................................L-235. Uji Reliabilitas .............................................................................................L-316. Uji Normalitas..............................................................................................L-327. Uji Hipotesis ................................................................................................L-338. Skor Riil ..................................................................................................... L-34

Page 17: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai salah satu Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), auditor Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) diharapkan mampu

menjalankan tugasnya dengan baik. Pada akhir tahun 2014, Presiden Joko Widodo

mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP yang

diposisikan berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden

dengan tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan

keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional.

Selain itu Presiden juga mengeluarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia

Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern

dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam rangka

Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat dengan menugaskan Kepala BPKP untuk

melakukan pengawasan dalam peningkatan penerimaan negara/daerah serta

efisiensi dan efektivitas anggaran pengeluaran negara/daerah.

Page 18: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

2

Namun pada beberapa pemberitaan di media massa yang menyorot kinerja auditor

BPKP, kinerja yang ditunjukkan oleh para auditor BPKP tersebut dianggap

kurang memuaskan. Pada tanggal 29 Juli 2015 diberitakan bahwa hasil audit

BPKP dipertanyakan. Hal ini dipicu dari telah dilaksanakannya audit atas

penghitungan kerugian keuangan negara yang dilakukan oleh BPKP Perwakilan

Jawa Barat atas kasus penerbitan sertifikat oleh Badan Pertanahan Negara (BPN).

Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari penyidik dimana

data tersebut malah menyesatkan simpulan yang dihasilkan. Auditor tidak turun

ke lapangan untuk melihat secara komprehensif apa yang terjadi pada perkara

tersebut.

Berita yang paling hangat adalah pada tanggal 4 Desember 2016, diberitakan

bahwa hasil audit yang dilakukan oleh auditor BPKP dipermasalahkan. Kasus ini

bermula dari ditemukannya tindakan pemalsuan dokumen hasil audit, yang

dilakukan oleh auditor Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur, dalam

persidangan pada Pengadilan Tipikor Surabaya Juanda dengan terdakwa

komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Jawa Timur.

Tindakan pemalsuan dokumen hasil audit tersebut dilaporkan kepada instansi

pusat BPKP serta pihak berwajib sebagai tindakan pelanggaran kode etik dan

tindak pidana. Pada kasus-kasus tersebut auditor BPKP dianggap gagal dalam

menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam mengumpulkan bukti dalam

rangka mendeteksi kecurangan (fraud) yang terjadi.

Tergerak oleh pemberitaan-pemberitaan tersebut, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian terkait kemampuan auditor internal pemerintah dalam

Page 19: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

3

mendeteksi fraud. Penulis akan menggunakan tiga variabel independen dalam

penelitian yaitu etika profesi, skeptisisme profesional, dan pengalaman kerja

dengan kemampuan mendeteksi fraud sebagai variabel dependen.

Pertimbangan utama penulis terkait variabel penelitian yang akan digunakan

tersebut dikarenakan dari berbagai pemberitaan yang ada terkait kurangnya

kinerja auditor BPKP, terutama dalam pendeteksian fraud, terlihat kurangnya

sikap due professional care dalam menjalankan penugasan.

Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan)

Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern

Pemerintahan (APIP) poin 2300 disebutkan bahwa auditor harus menggunakan

keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care) dan

secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan.

Due professional care dapat diterapkan dalam pertimbangan profesional dalam

mendeteksi kecurangan pada perkara yang sedang diaudit. Standar umum ketiga

di dalam Standar Profesional Akuntan Publik Pernyataan Standar Audit (PSA)

No. 04 (2011:230.1) berbunyi bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan

laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat

dan seksama.

Lebih lanjut di dalam Standar Profesional Akuntan Publik PSA No. 04

(2011:230.2) disebutkan bahwa due professional care adalah penggunaan

kemahiran profesional dengan cermat dan seksama menuntut auditor untuk

melaksanakan skeptisisme profesional.

Page 20: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

4

Penggunaan kemahiran profesional auditor dengan cermat dan seksama

menghendaki diadakannya pemeriksaan secara kritis pada setiap tingkat

pengawasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan dan terhadap pertimbangan

yang dibuat oleh siapa saja yang membantu proses audit. Di samping itu, standar

ini tidak hanya menghendaki auditor menggunakan prosedur audit yang

semestinya, tetapi juga bagaimana prosedur tersebut diterapkan dan

dikoordinasikan (Mulyadi: 2013).

Terkait etika profesi, Tuanakotta (2012) menyatakan, due professional care atau

due audit care adalah kehati-hatian dalam melaksanakan suatu audit ada

ukurannya, yakni kode etik dan standar audit. Dalam Peraturan Menteri

Pemberdayaan Aparatur Negara (Permenpan) Nomor PER/04/M.PAN/03/2008

tentang Kode Etik APIP serta Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia

yang diterbitkan oleh AAIPI (Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia)

tahun 2014 dikatakan bahwa maksud dari ditetapkannya kode etik bagi auditor

intern adalah tersedianya pedoman perilaku bagi auditor dalam menjalankan

profesinya serta sebagai sarana bagi atasan untuk mengatur dan mengevaluasi

perilaku bawahannya.

Selain itu, penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama

menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisisme profesional. Seorang auditor

dalam menjalankan penugasan audit dilapangan seharusnya tidak hanya mengikuti

prosedur audit yang tertera dalam program audit, tetapi juga harus disertai dengan

sikap skeptisisme profesional (Rahmayani:2014).

Page 21: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

5

Terkait pengalaman kerja, menurut Ranupandojo (1984), pengalaman kerja adalah

ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh oleh seseorang

sehingga dapat memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah dikerjakan

dengan baik. Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh Bonner (1990)

menunjukkan bahwa pengetahuan spesifik tugas dapat meningkatkan kinerja

auditor berpengalaman serta bahwa pengalaman kerja telah dipandang sebagai

suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja auditor.

Secara sekilas, sikap skeptisisme profesional sebenarnya tergambarkan didalam

kode etik profesi auditor internal pemerintah seperti kode etik yang diterbitkan

AAIPI tahun 2014. Di dalam kode etik terserbut, terdapat tuntutan adanya prinsip

kompetensi dimana adanya tuntuntan untuk terus menerus meningkatkan keahlian

yang menggambarkan perlunya seorang auditor memupuk pengalaman kerja

untuk memelihara keahliannya, selain itu terdapat prinsip perilaku perilaku

profesional dan tututan bersikap cermat dan teliti dalam pekerjaan yang sejalan

dengan tuntutan skeptisisme profesional auditor.

Namun di dalam kode etik tersebut, penulis tidak menemui adanya peraturan yang

lebih rinci dan jelas yang mengatur mengenai tuntutan sikap skeptisisme

profesional dan pengalaman kerja yang dimiliki serta kaitannya dengan perilaku

individu auditor itu sendiri. Oleh karena itu di dalam penelitian ini penulis,

mencoba memisahkan ketiga faktor tersebut sebagai tiga variabel terpisah untuk

diuji.

Melalui penelitian ini penulis akan mencoba menganalisa dan mengambil

kesimpulan terkait pengaruh ketiga variabel tersebut terhadap kemampuan

Page 22: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

6

seorang auditor dalam mendeteksi fraud sesuai teori serta peraturan yang ada

tentang sikap due professional care seorang auditor didukung dengan teori

disonansi kognitif.

Penelitian ini secara umum diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan

tentang bagaimana seorang auditor dapat meningkatkan kemampuannya dalam

mendeteksi fraud dengan memberikan perhatian lebih etika profesi yang berlaku,

adanya tuntutan skeptisisme profesional, serta pengalaman kerja yang mencukupi.

Secara khusus penulis berharap dapat meneruskan hasil penelitian ini kepada

BPKP, sebagai masukan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas auditor BPKP

yang ada di seluruh kantor perwakilan BPKP.

Dengan demikian, berdasarkan hal-hal di atas penulis tertarik untuk menyusun

judul skripsi dengan judul: "PENGARUH ETIKA PROFESI, SKEPTISISME

PROFESIONAL, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP

KEMAMPUAN MENDETEKSI FRAUD PADA AUDITOR INTERNAL

PEMERINTAH".

1.2 Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan pengujian terhadap pertanyaan-

pertanyaan berikut:

1. Apakah etika profesi memiliki pengaruh terhadap kemampuan auditor

mendeteksi fraud?

2. Apakah skeptisisme profesional memiliki pengaruh terhadap kemampuan

auditor mendeteksi fraud?

Page 23: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

7

3. Apakah pengalaman kerja memiliki pengaruh terhadap kemampuan

auditor mendeteksi fraud?

1.3 Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai oleh penulis antara lain:

1. Untuk mengetahui pengaruh etika profesi terhadap kemampuan auditor

mendeteksi fraud,

2. Untuk mengetahui pengaruh skeptisisme profesional terhadap kemampuan

auditor mendeteksi fraud,

3. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja terhadap kemampuan

auditor mendeteksi fraud.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bertujuan sebagai acuan untuk menambah keyakinan

mengenai faktor-faktor apa saja yang mampu mempengaruhi kemampuan

auditor internal dalam mendeteksi fraud bagi para peneliti selanjutnya

yang akan melakukan penelitian lebih lanjut terkait topik tersebut.

2. Manfaat Praktis

Bagi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), penelitian

ini diharapkan akan dapat memberikan gambaran mengenai faktor-faktor

Page 24: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

8

yang dapat mempengaruhi kinerja auditor BPKP dalam mendeteksi fraud

sehingga nantinya dapat dijadikan salah satu acuan dalam merancang

langkah-langkah perbaikan dalam rangka peningkatan kualitas SDM

BPKP.

Page 25: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Due Profesional Care

Due professional care memiliki arti kemahiran profesional dengan cermat dan

seksama. Standar umum ketiga dalam Standar Profesional Akuntan Publik PSA

No. 04 (2011:230.1) berbunyi bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan

laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat

dan seksama.

Kecermatan dan keseksamaan auditor yang jujur dituntut agar aktivitas audit dan

perilaku profesional tidak berdampak merugikan orang lain. Due professional

care menjadi hal yang penting yang harus diterapkan setiap akuntan publik dalam

melaksanakan pekerjaan profesionalnya agar tercapai kualitas audit yang

memadai. Tuanakotta (2012) menyatakan due professional care berarti due

care dalam audit. Due audit care atau kehati- hatian dalam melaksanakan suatu

audit ada ukurannya, yakni kode etik dan standar audit.

Page 26: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

10

Menurut Mulyadi (2013) due professional care atau kemahiran profesional

dengan cermat dan seksama berarti penggunaan pertimbangan sehat dalam

penetapan lingkup, dalam pemilihan metodologi, dan dalam pemilihan

pengujian dan prosedur untuk mengaudit.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa due professional care

merupakan sikap cermat dan seksama dalam setiap penugasan. Kecermatan dan

keseksamaan menekankan tanggung jawab setiap petugas audit yang bekerja pada

suatu kantor akuntan publik untuk mendalami standar pekerjaan lapangan dan

standar pelaporan dengan semestinya.

Penerapan kecermatan dan keseksamaan diwujudkan dengan dilakukannya

review secara lebih kritis. Kecermatan dan keseksamaan menyangkut apa yang

dikerjakan auditor dan bagaimana kesempurnaan pekerjaan yang telah dihasilkan.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pemenuhan atas prinsip due

professional care inilah yang turut mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam

mendeteksi fraud yang terjadi dalam penugasan audit.

2.1.2 Teori Disonansi Kognitif

Teori disonansi kognitif merupakan teori psikologi sosial yang membahas tentang

pembentukan dan perubahan sikap. Festinger (1957) dalam Noviyanti (2008),

menjelaskan bahwa disonansi kognitif adalah diskrepansi atau kesenjangan yang

terjadi antara dua elemen kognitif yang tidak konsisten, mencipatakan

ketidaknyamanan psikologis.

Page 27: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

11

Teori disonansi kognitif menyatakan bahwa pada dasarnya manusia bersifat

konsisten dan cenderung mengambil sikap-sikap yang tidak bertentangan satu

sama lain, serta menghindari melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan

sikapnya.

Dalam teori ini, unsur kognitif adalah setiap pengetahuan, opini, atau apa saja

yang dipercayai orang mengenai lingkungan, diri sendiri atau perilakunya. Teori

disonansi kognitif dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh

interaksi antara skeptisisme profesional auditor dan etika profesi auditor serta

faktor-faktor yang mempengaruhinya terhadap pendeteksian fraud.

Persyaratan profesional auditor memiliki sikap skeptisisme profesional serta

mengikuti atura etika profesi auditor, sehingga dapat mengumpulkan bukti audit

yang memadai dan tidak dengan mudah menerima keterangan dari auditan sebagai

dasar untuk mendeteksi kecurangan yang terjadi.

2.1.3 Kecurangan (Fraud)

Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) dalam Sukirman &

Sari (2013), kecurangan (fraud) merupakan tindakan penipuan atau kekeliruan

yang dilakukan oleh seseorang atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan

tersebut dapat mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak baik kepada individu

atau entitas atau pihak lain.

Merujuk pada definisi tersebut maka secara umum kecurangan merupakan suatu

perbuatan melawan hukum yang dilakukan orang-orang baik dari dalam atau luar

Page 28: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

12

organisasi yang dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan pribadi atau

kelompoknya yang dapat merugikan pihak lainnya.

Dalam buku Arens (2012), menjelaskan terdapat fraud triangle yang berisi tiga

kondisi penyebab terjadinya kecurangan, yaitu:

a. Tekanan (pressure)

Tekanan merupakan situasi dimana seseorang merasa atau memiliki

kebutuhan untuk melakukan kecurangan, pengaruh desakan dalam

pikiran dan keinginan inilah yang menjadi kekuatan moral.

b. Peluang (opportunity)

Peluang merupakan situasi dimana seseorang percaya adanya

kemungkinan untuk melakukan kecurangan dan percaya bahwa

kecurangan tersebut tidak terdeteksi.

c. Rasionalisasi (rationalizational)

Rasionalisasi merupakan kondisi dimana seseorang yang telah

melakukan kecurangan mencari pembenaran atas perbuatannya, namun

alasan tersebut tidak tepat.

Menurut Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (Pusdiklatwas BPKP) (2008) terdapat beberapa

tujuan dalam mendeteksi kecurangan, yaitu untuk mengetahui:

Page 29: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

13

a. Bahwa kecurangan telah terjadi (ada),

b. Apakah perusahaan ataupun organisasi menjadi korban atau sebagai

pelaku kecurangan,

c. Adanya kelemahan dalam pengendalian internal serta moral pelaku yang

menjadi penyebab terjadinya kecurangan,

d. Adanya kondisi lingkungan perusahaan ataupun organisasi yang

menyebabkan terjadinya kecurangan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fullerton dan Durtschi (2004), dengan

mengadaptasi Statement of Auditing Standards 99, American Institute of Certified

Public Accountants (AICPA, 2002) diperoleh tiga dimensi konstruk dalam

pendeteksian fraud, yaitu:

a. Gejala fraud yang berhubungan dengan lingkungan organisasi

Dalam dimensi ini disebutkan bahwa indikator terjadinya fraud dapat

dilihat dari budaya organisasi yang ada seperti gaya kepemimpinan

pimpinan organisasi, dan interaksi yang terjadi dalam organisasi.

b. Gejala fraud yang berhubungan dengan diri si pelaku.

Pada dimensi ini disebutkan bahwa indikator-indikator terjadinya fraud

dapat dilihat dari tindakan-tindakan pribadi seseorang yang

menggambarkan adanya kesempatan untuk melakukan fraud.

Page 30: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

14

c. Gejala fraud yang berhubungan dengan praktik pencatatan keuangan dan

akuntansi organisasi.

Dalam dimensi ini disebutkan indikator terjadinya fraud dalam dilihat

dari perlakuan akuntansi yang ada di organisasi terutama terkait

pencatatan penerimaan, beban, dan saldo laba.

2.1.4 Etika Profesi

Dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (Permenpan) Nomor

PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik APIP, dikatakan bahwa maksud dari

ditetapkannya Kode Etik APIP adalah tersedianya pedoman perilaku bagi auditor

dalam menjalankan profesinya dan bagi atasan auditor APIP dalam mengevaluasi

perilaku auditor APIP.

Di dalam peraturan tersebut, dijelaskan bahwa tujuan dari Kode Etik APIP antara

lain:

a. Mendorong sebuah budaya etis dalam profesi APIP,

b. Memastikan bahwa seorang profesional akan bertingkah laku pada

tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan PNS lainnya,

c. Mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak etis, agar terpenuhi prinsip-

prinsip kerja yang akuntabel dan terlaksananya pengendalian audit

sehingga dapat terwujud auditor yang kredibel dengan kinerja yang

optimal dalam pelaksanaan audit.

Page 31: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

15

Merujuk kepada Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia yang diterbitkan

oleh AAIPI tahun 2014 disebutkan bahwa seorang auditor intern pemerintah wajib

memenuhi prinsip-prinsip perilaku antara lain:

a. Integritas

Seorang auditor harus memiliki kepribadian yang dilandasi oleh unsur

jujur, berani, bijaksana, dan bertanggung jawab untuk membangun

kepercayaan guna memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang

andal.

b. Obyektivitas

Auditor harus menjunjung tinggi ketidakberpihakan profesional dalam

mengumpulkan, mengevaluasi, dan memproses data/informasi auditi.

Auditor APIP membuat penilaian seimbang atas semua situasi yang

relevan dan tidak dipengaruhi kepentingan sendiri atau orang lain dalam

mengambil keputusan.

c. Kerahasiaan

Seorang auditor harus menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang

diterimanya dan tidak mengungkapkan informasi tersebut tanpa otorisasi

yang memadai, kecuali diharuskan oleh peraturan perundang-undangan.

d. Kompetensi

Seorang auditor harus memiliki pengetahuan, keahlian, pengalaman, dan

keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.

Page 32: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

16

e. Akuntabel

Seorang auditor harus mampu mempertanggungjawabkan atau menjawab

dan menerangkan kinerja kepada pihak yang memiliki berhak atau

berkewenangan.

f. Perilaku Profesional

Seorang auditor harus mampu bertindak dalam sikap konsisten dengan

reputasi profesi yang baik dan menahan diri dari segala perilaku yang

mungkin menghilangkan kepercayaan terhadap profesi pengawasan

intern.

2.1.5 Skeptisisme Profesional

Skeptisisme profesional auditor merupakan sikap (attitude) auditor dalam

melakukan penugasan audit dimana sikap ini mencakup pikiran yang selalu

mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit.

Karena bukti audit dikumpulkan dan dinilai selama proses audit, maka

skeptisisme profesional harus digunakan selama proses tersebut (Ikatan Akuntan

Indonesia. 2001, Standar Audit seksi 230; American Institute of Certified Public

Accountants, 2002, AU 230).

Skeptisisme profesional seorang auditor dibutuhkan dalam mengambil keputusan-

keputusan mengenai seberapa banyak jumlah serta tipe bukti audit yang harus

dikumpulkan (Arens, 2008). Menurut Albrecht (2011) Auditor diwajibkan untuk

menggunakan skeptisisme profesional saat melakukan audit dan juga harus

menggunakan penalaran strategis. Penalaran strategis sangat penting mengingat

Page 33: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

17

pelaku kecurangan cerdas mengetahui prosedur audit umum dan dapat merancang

skema mereka untuk disembunyikan dari prosedur ini.

Hurtt, dkk (2003), membuat model teoritis mengenai skeptisisme profesional yang

berlandaskan kepada unsur filosofis dari skeptisisme serta literatur akuntansi

profesional, yang kemudian diadopsi dalam penelitian Fullerton dan Durtschi

(2004).

Dalam model teoritis tersebut skeptisisme profesional dibangun dengan konstruk

dari tiga dimensi, yaitu dimensi yang berkaitan dengan pemeriksaan bukti audit,

dimensi yang berkaitan dengan pemahaman bukti audit, dan dimensi yang

berkaitan dengan inisiatif seseorang untuk bersikap skeptis berdasarkan bukti

audit yang diperoleh.

Dari ketiga dimensi tersebut, diperoleh enam karakteristik utama yang dimiliki

oleh seseorang dalam menerapkan sifat skeptisisme profesional, yaitu:

a. Questioning Mind (pola pikir yang selalu bertanya-tanya)

Merupakan karakter skeptisme seseorang dalam mempertanyakan alasan,

penyesuaian, dan pembuktian akan suatu objek.

b. Suspension of Judgement (penundaan pengambilan keputusan)

Merupakan karakter skeptisme yang mengindikasikan seseorang untuk

membutuhkan waktu lebih lama dalam membuat keputusan yang matang

serta menambahkan informasi untuk mendukung pertimbangan tersebut.

Page 34: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

18

c. Search for Knowledge (mencari pengetahuan)

Merupakan karakter skeptisme seseorang yang didasari oleh rasa ingin

tahu.

d. Interpersonal Understanding (pemahaman interpersonal)

Merupakan karakter skeptisme seseorang yang dibentuk dari pemahaman

tujuan, motivasi, serta integritas dari penyedia suatu informasi.

e. Self Confidence (percaya diri)

Merupakan karakter skeptisme seseorang untuk percaya diri secara

profesional dalam bertindak terhadap bukti yang sudah dikumpulkan.

f. Self Determination (keteguhan hati)

Merupakan karakter skeptisme seseorang dalam menyimpulkan secara

obyektif terhadap bukti yang sudah dikumpulkan.

2.1.6 Pengalaman Kerja

Sesuai dengan standar umum dalam Standar Profesional Akuntan Publik bahwa

auditor disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang

ditekuninya, serta dituntut memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam

industri-industri yang mereka audit (Arens, 2008).

Menurut Ranupandojo (1984), pengalaman kerja adalah ukuran tentang lama

waktu atau masa kerja yang telah ditempuh oleh seseorang sehingga dapat

memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah dikerjakan dengan baik. Bonner

Page 35: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

19

(1990) menunjukkan bahwa pengetahuan spesifik tugas dapat meningkatkan

kinerja auditor berpengalaman serta bahwa pengalaman kerja telah dipandang

sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja auditor.

Pengalaman kerja diukur melalui lamanya bekerja sebagai auditor serta

banyaknya tugas audit yang pernah dilaksanakan oleh auditor yang bersangkutan.

Semakin banyak Pengalaman kerja seorang auditor diharapkan dapat lebih

optimal memenuhi prosedur audit dan lebih mudah menemukan kejanggalan

dalam laporan auditan.

2.2 Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Everett dan Tremblay (2013) dijelaskan

bahwa penerapan suatu aturan etika mampu mempengaruhi kemampuan auditor

dalam mendeteksi fraud, lebih lanjut dikatakan bahwa saat ini pandangan akan

pentingnya etika dalam pelaksaan audit masih dianggap ringan atau tidak

dianggap penting dikarenakan masih banyaknya auditor yang lebih

mengedepankan aturan etika akuntansi dibanding etika perilaku saat pelaksanaan

tugas auditnya. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rahman (2011), Wilasita, dkk

(2014), dan Futri P.S, dkk (2014) turut mengungkapkan bahwa penerapan kode

etik profesi pada auditor memiliki pengaruh positif terhadap proses pelaksanaan

audit yang dilakukan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Carpenters dan Reimers (2013) dikatakan

bahwa skeptisisme profesional auditor berpengaruh terhadap kemampuan auditor

dalam mendeteksi fraud. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Noviyanti

(2008), Adnyani (2014), Anggriawan (2014), dan Supriyanto (2014)

Page 36: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

20

menyimpulkan bahwa skeptisisme profesional memiliki pengaruh dalam

pendeteksian kecurangan. Adanya tuntutan untuk memiliki sikap skeptisisme

profesional dari seorang auditor dalam menjalankan proses audit akan mendukung

pendeteksian kecurangan berjalan dengan baik.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Libby dan Frederick (1990), diketahui

bahwa pengalaman memiliki pengaruh positif terhadap kinerja auditor. Semakin

banyak pengalaman auditor, semakin dapat menghasilkan berbagai macam dugaan

dalam menjelaskan temuan-temuan audit. Penelitian-penelitian yang dilakukan

Silalahi (2013), Futri (2014), dan Imansari (2016) menunjukkan bahwa

pengalaman kerja memiliki pengaruh terhadap hasil audit yang dilakukan.

2.3 Rerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini, penulis berharap dapat membuktikan apakah pada tiap

variabel independen yang dipilih (etika profesi, skeptisisme profesional, dan

pengalaman kerja) memiliki pengaruh terhadap variabel terikat yang dipilih

(kemampuan mendeteksi fraud), rerangka pemikiran penelitian ini secara ringkas

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Rerangka Pemikiran

H1

H2

H3

Etika Profesi

(X1)

SkeptisismeProfesional

(X2)

Pengalaman Kerja

(X3)

Kemampuan MendeteksiFraud

(Y)

Page 37: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

21

Keterangan :

: Pengaruh Parsial

2.4 Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Etika Profesi terhadap Kemampuan Auditor Mendeteksi

Fraud

Etika pada dasarnya berkaitan dengan moral yang merupakan kristalisasi dari

ajaran-ajaran, patokan-patokan, kumpulan aturan dan suatu ketetapan baik lisan

maupun tertulis. Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (Permenpan)

Nomor PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik APIP, menyebutkan bahwa

tujuan dari dibuatnya Kode Etik APIP adalah tersedianya pedoman perilaku bagi

auditor dalam menjalankan profesinya dan bagi atasan auditor APIP dalam

mengevaluasi perilaku auditor APIP.

Lebih lanjut di dalam Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia yang

diterbitkan oleh AAIPI tahun 2014, seorang auditor intern pemerintah wajib

memenuhi prinsip-prinsip perilaku antara lain: integritas, obyektivitas,

kompetensi, kerahasiaan, akuntabel, dan perilaku profesional.

Pengembangan kesadaran terhadap aturan etika memainkan peran kunci dalam

semua area profesi akuntan. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Badjuri

(2010) menyatakan bahwa penerapan aturan etika profesi berpengaruh terhadap

pendeteksian fraud dalam audit.

Page 38: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

22

Penelitian lain, seperti yang dilakukan oleh Everett dan Tremblay (2013)

menjelaskan bahwa adanya tuntutan sosial terhadap auditor internal untuk

menerapkan kode etik profesi sebagai panduan moral auditor dalam menjalankan

tugasnya yang nantinya akan berdampak pada hasil pemeriksaan yang

dilaksanakan, yang berarti bahwa penerapan suatu aturan etika mampu

mempengaruhi kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2011) menyimpulkan bahwa

keberhasilan serta kualitas hasil pekerjaan seorang auditor ditunjukkan salah

satunya dengan adanya perilaku yang sesuai dengan etika profesional (kode etik).

Wilasita (2014) dalam penelitannya menyebutkan bahwa kepatuhan auditor

terhadap kode etik tidak hanya akan menjamin kualitas hasil audit yang telah

dikerjakan namun juga untuk menjaga auditor dari konflik yang dapat

menghambat pekerjaan seorang auditor.

Hal ini sejalan dengan penelitian Futri (2014) yang mengungkapkan bahwa

semakin tinggi seorang auditor menjunjung penerapan etika profesi dalam

pekerjaannya maka persaingan yang ada antar pemeriksa selama pelaksanaan

pekerjaan akan berkurang dan laporan yang dihasilkan akan sesuai dengan kondisi

yang sebenarnya terjadi.

Dari berbagai penelitian tersebut dapat diketahui bahwa penerapan kode etik

profesi pada auditor memiliki positif terhadap proses pelaksaan audit yang

dilakukan. Dengan kata lain, semakin baik seorang auditor mampu menerapakan

aturan etika profesi yang ada maka akan lebih menjamin dan memberikan

Page 39: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

23

assurance terhadap kemampuan auditor tersebut dalam mendeteksi fraud.

Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Etika Profesi berpengaruh positif terhadap kemampuan auditor

mendeteksi fraud.

2.4.2 Pengaruh Skeptisisme Profesional terhadap Kemampuan Auditor

Mendeteksi Fraud

Karena bukti audit dikumpulkan dan dinilai selama proses audit, maka

skeptisisme profesional harus digunakan selama proses audit, maka skeptisisme

profesional harus digunakan selama proses tersebut (Ikatan Akuntan Indonesia.

2001, Standar Audit seksi 230; American Institute of Certified Public

Accountants, 2002, AU 230).

Standar profesional akuntan publik menyatakan skeptisisme profesional sebagai

sikap auditor yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan

melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit, auditor yang skeptik tidak

akan menerima begitu saja penjelasan dari klien, tetapi akan mengajukan

pertanyaan untuk memperoleh alasan bukti dan konfirmasi mengenai objek yang

dipermasalahkan, tanpa menerapkan skeptisisme profesional auditor, hanya akan

menemukan salah saji yang disebabkan oleh kekeliruan-kekeliruan saja dan sulit

untuk menemukan salah saji yang disebabkan oleh kecurangan, karena

kecurangan biasanya akan disembunyikan oleh pelakunya (Noviyanti, 2008).

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Carpenters dan Reimers (2013)

menyatakan bahwa skeptisisme profesional auditor akan mendorong auditor untuk

Page 40: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

24

mengikuti standar dan prosedur audit yang telah ditetapkan sebelumnya dimana

hal ini kemudian akan berpengaruh meningkatkan kemampuan auditor dalam

proses pendeteksian fraud. Adnyani (2014), menyatakan bahwa sikap skeptisisme

profesional yang dimiliki auditor memberikan keyakinan yang memadai dalam

proses pendeteksian kecurangan dan kekeliruan yang materil dalam pelaksaan

audit fraud.

Anggriawan (2014) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa auditor yang

mempunyai sikap skeptis tinggi maka lebih mungkin mendeteksi fraud dibanding

yang mempunya sikap skeptis rendah dikarenakan auditor yang mempunyai sikap

skeptis tinggi akan lebih berhati-hati dalam bertindak. Supriyanto (2014)

menyatakan bahwa sikap skeptisisme profesional akan mengarahkan auditor

untuk menanyakan setiap bukti audit dan isyarat terjadinya fraud yang dampaknya

akan meningkatkan kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud.

Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa skeptisisme profesional

memiliki pengaruh dalam pendeteksian kecurangan. Adanya tuntutan untuk

memiliki sikap skeptisisme profesional dari seorang auditor dalam menjalankan

proses audit akan mendukung pendeteksian kecurangan berjalan dengan baik.

Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut:

H2 : Skeptisisme profesional berpengaruh positif terhadap kemampuan

auditor mendeteksi fraud.

Page 41: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

25

2.4.3 Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kemampuan Auditor

Mendeteksi Fraud

Sesuai dengan standar umum dalam Standar Profesional Akuntan Publik bahwa

auditor disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang

ditekuninya, serta dituntut memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam

industri-industri yang mereka audit (Arens, dkk., 2008).

Menurut Ranupandojo (1984), pengalaman kerja adalah ukuran tentang lama

waktu atau masa kerja yang telah ditempuh oleh seseorang sehingga dapat

memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah dikerjakan dengan baik.

Semakin banyak pengalaman kerja seorang auditor diharapkan dapat lebih

optimal memenuhi prosedur audit dan lebih mudah menemukan kejanggalan

dalam laporan auditan

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Libby dan Frederick (1990), diketahui

bahwa pengalaman memiliki pengaruh positif terhadap kinerja auditor. Semakin

banyak pengalaman auditor, semakin dapat menghasilkan berbagai macam dugaan

dalam menjelaskan temuan-temuan audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Schelker (2012) menunjukkan bahwa auditor yang

memiliki keahlian dan pengalaman yang lebih banyak memberikan kredibilitas

yang lebih tinggi terhadap hasil pekerjaan yang dilakukan.

Dalam penelitian yang dilakukan Imansari (2016) menemukan bahwa pengalaman

berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit. Dari penelitian-penelitian

tersebut diketahui bahwa pengalaman kerja yang dimiliki auditor memiliki

Page 42: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

26

pengaruh terhadap hasil audit yang dilakukan. Berdasarkan penjelasan tersebut,

hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut:

H3 : Pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kemampuan

auditor mendeteksi fraud.

Page 43: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif untuk menguji pengaruh antar

variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan data-data angka.

Penelitian akan dilakukan atas responden yaitu pada auditor yang ditempatkan

pada Perwakilan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan)

Provinsi Lampung dan Kantor BPKP Pusat yang diharapkan dapat digeneralisir

terhadap auditor pada Perwakilan BPKP seluruh Indonesia.

3.1.1 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, pengelompokkan variabel-variabel yang akan digunakan

dibagi menjadi dua variabel yaitu:

a. Variabel Bebas (Variable Independent)

Yang akan menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah:

X1 : Etika Profesi

X2 : Skeptisme Profesional

Page 44: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

28

X3 : Pengalaman Kerja

b. Variabel Terikat (Variable Dependent)

Yang akan menjadi variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah

Kemampuan Mendeteksi Fraud (Kecurangan).

3.1.2 Pengukuran Variabel

Pengukuran terhadap variabel-variabel dalam penelitian, baik variabel bebas

maupun terikat akan diukur menggunakan indikator-indikator antara lain:

Tabel 3.1Tabel Pengukuran Variabel

VariabelDimensi Indikator Kuesioner Skala

PenerapanAturan Etika

(X1)

(PermenpanNomorPER/04/M.PAN/03/2008),(Kode EtikAuditor InternPemerintahIndonesia-AAIPI 2014)

1. Prinsip-prinsipperilakuauditor

a. Kompetensi

b. Integritas

c. Obyektifitas

d. Akuntabel

e. Perilaku Profesional

f. Kerahasiaan

No.1

No.2

No.3

No.4

No.5

No.6

No.7

Interval

SkeptisismeProfesional

1. pemeriksaanbukti audit

a. Questioning mind No.8 Interval

Page 45: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

29

(X2)

(Hurt, Eining,dan Plumlee2003),(Fullerton danDurtschi,2004)

2. pemahamanbukti audit

3. inisiatifuntukbersikapskeptis

b. Suspension ofjudgement

c. Search forknowledge

d. Interpersonalunderstanding

e. Self determination

No.9

No.10

No.11

No.12

No.13

No.14

No.15

No.16

No.17

No.18

No.19

No.20

No.21

No.22

No.23

No.24

No.25

PengalamanKerja

(X3)

(Arens, 2004)

(Sukriah,2009)

1. Pengalamanyangmencukupidalamprofesi audit

a. Lamanya bekerjasebagai auditor

b. Banyaknyapenugasan audit

No.26

No.27

No.28

No.29

No.30

Interval

Page 46: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

30

yang dilakukanNo.31

No.32

No.33

PengungkapanFraud

(Y)

(AICPA,2002),(Fullerton danDurtschi,2003)

1. Gejala fraudterkaitlingkunganorganisasi

2. Gejala fraudterkaitpribadipelaku

3. Gejala fraudterkaitpencatatanakuntansidankeuangan

a. Budaya organisasiberisiko fraud tinggi

b. Kesempatan fraud

c. Gejala fraud padapribadi

d. Indikasi fraud padapencatatan laporankeuangan

No.34

No.35

No.36

No.37

No.38

No.39

No.40

No.41

No.42

No.43

No.44

Interval

3.1.3. Data Penelitian

a. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah auditor yang

bertugas pada Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dan Kantor BPKP

Pusat. Kriteria auditor yang akan dijadikan sampel antara lain:

Page 47: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

31

1) Auditor yang terlibat langsung dalam penugasan terutama dalam proses

pengumpulan dan pengujian bukti audit, yaitu auditor yang memiliki

peran sebagai ketua tim dan anggota tim;

2) Auditor yang memiliki pengalaman penugasan audit selama satu tahun

atau lebih.

b. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan kuesioner yang diukur

menggunakan skala Likert untuk pengumpulan data yang diperlukan.

3.2 Teknik Analisis Data

Teknik yang akan digunakan dalam melakukan analisis data akan dilakukan

secara bertahap dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui tendensi sentral (mean,

median dan modus) dari sekumpulan data hasil kuesioner. Uji statistik

deskriptif akan dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 22.

2. Uji Kualitas Data

Pengujian kualitas data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner.

Pengujian yang akan dilakukan antara lain:

Page 48: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

32

a) Uji Validitas

Menurut Ghozali, (2016), uji validitas digunakan untuk mengukur sah

atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan

valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur kuesioner tersebut.

Kuesioner penelitian dikatakan valid jika nilai signifikansi > 0,05.

Apabila dari tampilan hasil analisis menunjukan bahwa korelasi antara

indikator terhadap total skor konstruk menujukan hasil yang signifikan

maka dapat disimpulkan bahwa indikator pertanyaan adalah valid. Uji

validitas ini akan dilakukan menggunakan aplikasi SPSS 22.

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali, 2016).

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk diinginkan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik.

Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban

dari responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu. Dalam menguji reliabilitas data pada penelitian akan

menggunakan formula Cronbach’s Alpha. Suatu variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha >0,70 (Ghozali,

2016). Uji reabilitas ini akan dilakukan menggunakan aplikasi SPSS 22.

Page 49: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

33

c) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,

2016). Normal atau tidaknya berdasar patokan distribusi normal dari

data dengan mean dan standar deviasi yang sama. Jadi uji normalitas

pada dasarnya melakukan perbandingan antara data penelitian dengan

data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang

sama dengan data penelitian.

Model regresi yang baik adalah jika distribusi data normal atau

mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan

melalui uji statistik yaitu dilakukan dengan pendekatan Kolmogorov-

Smirnov. Suatu variabel dikatakan normal jika nilai Sig. atau

probabilitas pada uji Kolmogornov-Smirnov > 0,05. Selain itu uji

normalitas juga diuji dengan grafik Probability Plot. Dari grafik

tersebut apabila titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal yang artinya data dalam penelitian ini

terdistribusi secara normal (Ghozali, 2016)

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang akan digunakan ialah sebagai berikut:

a) Uji Persamaan Regresi Linear Berganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan analisis regresi linier berganda yang bertujuan untuk

Page 50: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

34

menguji hubungan pengaruh antara variabel satu dengan yang lain

(bebas dan terikat). Model persamaannya adalah sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e

Dimana:

Y : Pendeteksian Fraud

a : Konstanta

b : Koefisien Regresi

X1 : Etika Profesi

X2 : Skeptisisme Profesional

X3 : Pengalaman Kerja

e : Standard Error

b) Uji Adjusted R2

Uji Adjusted R2atau Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel

dependen. Dalam pengujian hipotesis pertama koefisien determinasi

dilihat dari besarnya nilai Adjusted R Square (Adjusted R2) untuk

mengetahui seberapa jauh variabel bebas mempengaruhi variabel

terikatnya. Nilai R2 mempunyai interval antara 0 s.d. 1. Jika nilai R2

besar (mendekati 1) berarti variabel bebas dapat memberikan hampir

Page 51: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

35

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel

dependen, begitu pula sebaliknya (Ghozali, 2016).

c) Uji Statistik t

Uji statistik-t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna

menunjukkan pengaruh tiap variabel independen secara individu

terhadap variabel dependen. Uji ini dapat dilakukan dengan

membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Kriteria pengambilan

keputusannya sebagai berikut :

a. H0 ditolak apabila nilai uji statistik-t < 0,05 atau nilai t hitung > t

tabel.

b. H0 diterima apabila nilai uji statistik-t > 0,05 atau nilai t hitung < t

tabel.

d) Uji Kelayakan Model Regresi (Uji Statistik F)

Uji statistik-F digunakan untuk menguji hubungan regresi secara

simultan yang bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi layak

untuk dilanjutkan. Hipotesis dikatakan signifikan apabila nilai f hitung

> f tabel pada derajat kebebasan 5%.

Page 52: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah diperoleh, kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etika profesi berpengaruh positif

terhadap pendeteksian fraud. Hal ini menunjukkan bahwa apabila seorang

auditor mengikuti etika profesi yang telah diatur maka akan menjamin

kualitas serta meningkatkan kemampuan mendeteksi fraud yang dimiliki

auditor tersebut.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif

terhadap pendeteksian fraud. Hal ini menandakan bahwa apabila seorang

auditor memiliki pengalaman kerja yang memadai maka kemampuan

mendeteksi fraud pada auditor tersebut akan lebih memadai dan memberikan

jaminan kualitas pekerjaan yang lebih baik.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skeptisisme profesional tidak

berpengaruh positif terhadap pendeteksian fraud. Dalam penelitian ini

Page 53: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

69

diketahui bahwa variabel skeptisisme profesional tidak memiliki pengaruh

terhadap kemampuan mendeteksi fraud pada auditor, apabila salah satu

indikator pada variabel tersebut memiliki nilai lebih rendah dibanding

indikator lainnya, didalam penelitian ini indikator yang memiliki nilai lebih

rendah tersebut adalah indikator keteguhan hati (self determination).

5.2 Keterbatatasan Penelitian

Penelitian ini telah diusahakan untuk dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah,

meskipun demikian masih terdapat keterbatasan yaitu :

1. Responden dalam penelitian ini hanya meliputi auditor yang bekerja di

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dan Kantor BPKP Pusat, sehingga hasil

penelitian ini hanya mencerminkan kondisi auditor yang bekerja di

Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dan Kantor BPKP Pusat.

2. Kesibukan auditor membuat waktu yang dibutuhkan dalam pengembalian

kuesioner penelitian kurang optimal.

3. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner yang membuat peneliti tidak

dapat mengawasi kebenaran dari jawaban atas pernyataan.

4. Penelitian ini hanya menguji beberapa sikap yang harus dimiliki auditor

dalam menjalankan tugasnya, terlebih saat mendeteksi adanya kecurangan

yang dapat terjadi saat proses audit.

Page 54: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

70

5. Terdapat kemungkinan adanya dimensi variabel dan indikator variabel lain

yang dapat memberikan hasil yang lebih akurat dan lebih relevan namun tidak

digunakan oleh penulis dalam kuesioner sebagai alat pengukuran variabel.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka disarankan:

1. Bagi Kantor BPKP:

a. Mempertahankan dan meningkatkan pengawasan dan pengendalian secara

berkala dan terus menerus terkait penerapan etika profesi audit dalam

setiap pelaksanaan penugasan audit untuk menjaga mutu pekerjaan yang

dilakukan.

b. Meningkatkan kesadaran seluruh auditor BPKP akan pentingnya menjaga

sikap skeptisisme profesional dalam setiap pelaksanaan tugas audit melalui

pelatihan atau workshop secara berkala untuk menjaga kualitas keputusan-

keputusan yang dibuat selama pelaksanaan audit.

c. Meningkatkan program pendidikan dan pelatihan agar auditor yang telah

ada agar dapat menambah pengalaman kerja yang dimiliki untuk

menunjang pelaksanaan penugasan audit di masa depan.

2. Bagi peneliti selanjutnya:

a. Peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan ruang lingkup responden

diperluas, tidak hanya yang berasal dari Perwakilan BPKP Provinsi

Lampung dan Kantor BPKP Pusat saja.

Page 55: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

71

b. Penelitian selanjutnya harus memperhatikan waktu yang tepat dalam

penyebaran kuesioner.

c. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah dan mengembangkan

metode penelitian lain seperti wawancara langsung kepada responden

untuk memperoleh data yang berkualitas.

d. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah dan meneliti variabel

penelitian lain yang dapat mempengaruhi kemampuan auditor dalam

pendeteksian fraud yang tidak ada dalam penelitian ini.

e. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu meningkatkan kecermatan dan

ketelitian dalam menghimpun dan memilih dimensi variabel dan indikator

variabel yang digunakan dalam kuesioner sehingga dapat menghasilkan

data yang lebih relevan dan akurat.

Page 56: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

DAFTAR PUSTAKA

Adnyani, N., Atmadja, A.T., Herawati, N.T. and AK, S., 2014. Pengaruh SkeptismeProfesional Auditor, Independensi, Dan Pengalaman Auditor TerhadapTanggungjawab Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan Dan KekeliruanLaporan Keuangan (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik (Kap) WilayahBali). JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi S1).

Anggriawan, Eko Ferry. 2014. Pengaruh Pengalaman Kerja, Skeptisisme ProfesionalDan Tekanan Waktu Terhadap Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi Fraud(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di DIY). Jurnal Nominal/Volume IIINomor 2/Tahun 2014. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Albrecht, W. S., Albrecht, C. O., Albrecht, C. C., & Zimbelman, M. F. 2011. Fraudexamination. Cengage Learning.

American Institute of Certified Public Accountants. 2002. SAS 99: Consideration ofFraud in a Financial Statement Audit. New York, NY: AICPA

American Institute of Certified Public Accountants. 2002. AU 230: Due ProfessionalCare in the Performance of Work. New York, NY: AICPA

Arens, Alvin A, Randal J.Elder dan Mark S. Beasley.2008. Auditing dan JasaAssurance: Pendekatan Terintegritas. Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta.

Arens, Elder., Beasley., Amir.2012. Jasa Audit dan Assurance:Pendekatan Terpadu(Adaptasi Indonesia). Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Association of Certified Fraud Examiner (ACFE). 2012. Report to the Nations onOccupational Fraud and Abuse.

Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI). 2014. Kode Etik Auditor InternPemerintah Indonesia.

Badjuri, Achmad. 2010. Peranan Etika Akuntan Terhadap Pelaksanaan FraudAudit.Jurnal Fokus Ekonomi (FE) Vol. 9 No. 3, Desember 2010. UniversitasStikubank. Semarang.

Benselin, C. Jennifer dan Ragsdell, Gillian. 2015. Information Overload: TheDifferences That Age Makes. Journal of Librarianship and Information Science.Volume 48. January 18, 2015.

Bonner, S. E. 1990. Experience Effect in Auditing: The Role of Task SpesificKnowledge. The Accounting Review. Januari.

Carpenter, Tina D. dan Reimers, Jane L. 2013. Influence and The Level of FraudIndicators on Auditor's Fraud Judgement and Actions. American AccountingAssociation.

Everett, Jeff dan Tremblay, Marie Soleil. 2013. Ethics and internal audit: Moral willand moral skill in a heteronomous field. Critical Perspective on AccountingJournal. YCPAC-1813.

Page 57: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

73

Festinger, Leon. 1957. A Theory of Cognitive Dissonance. California. Accessed onDecember, 23, 2016, from Stanford University Press.

Fullerton, R. and Durtschi, C,. 2004. The effect of professional skepticism on the frauddetection skills of internal auditors. SSRN: https://ssrn.com/abstract=617062.

Futri, P.S. and Juliarsa, G., 2014. Pengaruh Independensi, Profesionalisme, TingkatPendidikan, Etika Profesi, Pengalaman, dan Kepuasan Kerja Auditor PadaKualitas Audit Kantor Akuntan Publik di Bali. E-Jurnal Akuntansi, 7(2).

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hurtt, R. K., M. Eining, and R. D. Plumlee. 2003. Professional skepticism: A modelwith implications for research, practice, and education. Working paper.University of Wisconsin.

Ikatan Akuntan Indonesia 2001. Standar Auditing Seksi 230 : “PenggunaanKemahiran Profesional dalam Pelaksanaan Pekerjaan Auditor”. StandarProfesional Akuntan Publik. IAI-KAP. Jakarta : Salemba – Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia 2001. Standar Auditing Seksi 316 : “Pertimbangan atasKecurangan dalam Audit Laporan Keuangan”. Standar Profesional AkuntanPublik. IAI-KAP. Jakarta : Salemba – Empat.

Imansari, Putri Fitrika, Abdul Halim, Retno Wulandari. 2016. Pengaruh Kompetensi,Independensi, Pengalaman Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (StudiEmpiris Pada Auditor Kantor Akuntan Publik Di Kota Malang). Journal RisetMahasiswa Akuntansi (JRMA).

Libby, R dan David M. Frederick. 1990. Experience and The Ability to Explain AuditFindings. Journal of Accounting Research Vol. 28 No. 2 (Autumn) p.348-367.

Komite SPAP Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik.Jakarta : Salemba Empat.

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Peraturan Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan) Nomor PER/05/M.PAN/03/2008tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintahan (APIP).

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Peraturan Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan) Nomor PER/04/M.PAN/03/2008tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintahan (APIP).

Mulyadi. 2013. Auditing Buku 1 Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

Noviyanti, S. 2008. Skeptisisme Profesional Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan.Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol. 5, No. 1 June 2008 p.102-125.

Presiden Republik Indonesia. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentangBPKP.

Presiden Republik Indonesia. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan

Page 58: PENGARUH ETIKA PROFESI,SKEPTISISME …digilib.unila.ac.id/28548/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2.1.4 Etika Profesi ... Dalam kasus ini auditor BPKP hanya menggunakan data dari

74

Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam rangka MewujudkanKesejahteraan Rakyat.

Pusdiklatwas BPKP. 2008. Kode Etik dan Standar Audit. Edisi Kelima

Rahman, Fatahul. 2011. Peran Manajemen dan Tanggu Jawab Auditor DalamMendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan. Jurnal EKSIS. Vol.7 No.2.

Rahmayani, Laras. 2014. Pengaruh Kemampuan Auditor, Skeptisisme ProfesionalAuditor, Teknik Audit Dan Whistleblower Terhadap Efektivitas PelaksanaanAudit Investigasi Dalam Pengungkapan Kecurangan. Jurnal. Universitas Riau.Pekanbaru.

Ranupandojo, H. Dan Suad Husnan. 1984. Manajemen Personalia. Edisi Iii,Yogyakarta: BPFE.

Schelker, M. 2012. Auditor expertise: Evidence from the public sector. EconomicsLetters, 116(3), pp.432-435.

Silalahi, Sem Paulus. 2013. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan RisikoAudit Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor. Jurnal Ekonomi Vol. 21 No 3.

Sukirman & Sari, Maylia Pramono. 2013.Model Deteksi Kecurangan Berbasis FraudTriangle. Jurnal Akuntansi & Auditing Vol. 9/No.2/Mei 2013. Universitas NegeriSemarang. Semarang.

Supriyanto. 2014. Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman Audit, Tipe Kepribadian DanSkeptisisme Profesional Terhadap Kemampuan Auditor Dalam MendeteksiKecurangan (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Solo DanYogyakarta).Naskah Publikasi.Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Tuanakotta, M, Theodorus. 2012. Akuntansi Forensic Dan Audit Investigatif. Jakarta :Salemba Empat

Wilasita, I.A.P., Edy Sujana, S.E., Msi, A.K. and Musmini, L.S., 2014. PengaruhIndependensi, Due Professional Care, dan Kepatuhan Pada Kode Etik TerhadapKualitas Hasil Pemeriksaan Audit (Studi Empiris Pada KAP Denpasar). JIMAT(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi).

http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2015/07/29/336280/hasil-audit-bpkp-dipertanyakan

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3362446/hasil-audit-bpkp-kasus-korupsi-bawaslu-jatim-dipalsukan-berbuntut-panjang?utm_source=News