pengaruh gaya kepemimpinan, kerjasama tim, dan gaya...

17
Jurnal Ilmu Manajemen ISSN 2302-0199 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 17 Pages pp. 1- 17 1 - Volume 1, No. 2, November 2012 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA TIM, DAN GAYA KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SABANG Husnaina Mailisa Safitri 1 , Amri 2 , M. Shabri 2 1) Magister Manajemen Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract: The purposes of the research is to discover the influence of leadership style, teamwork and communication style either simultaniously or partially on the work satisfaction and its impact to the employees performance in District Secretariat of Sabang. This research was conducted in the office of District Secretariat of Sabang, located at Jalan Dipenogoro No. 20, Kota Atas Sabang in which the object of the research is limited only to the leadership style, teamwork and communication style as the independent variables, while the work satisfaction as the intervening variable and employees performance as the dependet variable. The population of this research was all employees of the District Secretariat of Sabang, it is 167 members. The sample of this research was also all of the employees of the District Secretariat of Sabang. Therefore, the method used in the research is a census. The result of this research showed that the leadership style in the District Secretariat of Sabang was democratic, while the communication style was structured communication style. The result also indicated that the democratic leadership, teamwork and also structured communication simulatinously affected both the work satisfaction and employees performance. In addition, the democratic leadership style and teamwork influenced partially the work satisfaction, while the structured communication style did not contribute any impacts to the work satisfaction. To support the increasing of employees performance, it is important to provide work satisfaction to employees. Work satisfaction can created if the leader perform democratic leadership style. Work satisfaction also can created if members of the organization have good teamwork and also can applied structured communication style in the organization. Keywords: Leadership Style, Teamwork, Work Satisfaction, Employees Performance Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, kerjasama tim dan gaya komunikasi baik secara simultan maupun secara parsial terhadap kepuasan kerja serta dampaknya secara simultan terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Sabang. Penelitian ini dilaksanakan pada Sekretariat Daerah Kota Sabang yang berlokasi di Jalan Diponegoro No. 20 Kota Atas Sabang, dengan objek penelitian dibatasi hanya terhadap variabel gaya kepemimpinan, kerjasama tim dan gaya komunikasi sebagai variabel bebas (independent variable), variabel kepuasan kerja sebagai variabel antara (intervening variable) dan variabel kinerja pegawai sebagai variabel terikat (dependent variable) . Populasi penelitian adalah semua pegawai Sekretariat Daerah Kota Sabang, yaitu sejumlah 167 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pegawai Sekretariat Daerah Kota Sabang. Sehingga metode yang digunakan adalah metode sensus. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa gaya kepemimpinan pada Sekretariat Daerah Kota Sabang adalah gaya kepemimpinan demokrasi, sedangkan untuk gaya komunikasi adalah gaya komunikasi berstruktur. Hasil penelitian untuk variabel gaya kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan gaya komunikasi berstruktur secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan kerja maupun terhadap kinerja pegawai. Variabel gaya kepemimpinan demokrasi dan kerjasama tim secara parsial berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja, sedangkan variabel gaya komunikasi berstruktur secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja. Kata kunci: gaya kepemimpinan, kerjasama tim, gaya komunikasi, kepuasan kerja, kinerja pegawai.

Upload: hanhu

Post on 07-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Jurnal Ilmu Manajemen ISSN 2302-0199

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 17 Pages pp. 1- 17

1 - Volume 1, No. 2, November 2012

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA TIM,

DAN GAYA KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA

SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SABANG

Husnaina Mailisa Safitri1, Amri

2, M. Shabri

2

1) Magister Manajemen Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh

2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract: The purposes of the research is to discover the influence of leadership style, teamwork and communication style either simultaniously or partially on the work satisfaction and its impact to the employees performance in District Secretariat of Sabang. This research was conducted in the office of District Secretariat of Sabang, located at Jalan Dipenogoro No. 20, Kota Atas Sabang in which the object of the research is limited only to the leadership style, teamwork and communication style as the independent variables, while the work satisfaction as the intervening variable and employees performance as the dependet variable. The population of this research was all employees of the District Secretariat of Sabang, it is 167 members. The sample of this research was also all of the employees of the District Secretariat of Sabang. Therefore, the method used in the research is a census. The result of this research showed that the leadership style in the District Secretariat of Sabang was democratic, while the communication style was structured communication style. The result also indicated that the democratic leadership, teamwork and also structured communication simulatinously affected both the work satisfaction and employees performance. In addition, the democratic leadership style and teamwork influenced partially the work satisfaction, while the structured communication style did not contribute any impacts to the work satisfaction. To support the increasing of employees performance, it is important to provide work satisfaction to employees. Work satisfaction can created if the leader perform democratic leadership style. Work satisfaction also can created if members of the organization have good teamwork and also can applied structured communication style in the organization.

Keywords: Leadership Style, Teamwork, Work Satisfaction, Employees Performance

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, kerjasama tim

dan gaya komunikasi baik secara simultan maupun secara parsial terhadap kepuasan kerja serta

dampaknya secara simultan terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Sabang. Penelitian

ini dilaksanakan pada Sekretariat Daerah Kota Sabang yang berlokasi di Jalan Diponegoro No. 20 Kota

Atas Sabang, dengan objek penelitian dibatasi hanya terhadap variabel gaya kepemimpinan, kerjasama

tim dan gaya komunikasi sebagai variabel bebas (independent variable), variabel kepuasan kerja

sebagai variabel antara (intervening variable) dan variabel kinerja pegawai sebagai variabel terikat

(dependent variable). Populasi penelitian adalah semua pegawai Sekretariat Daerah Kota Sabang, yaitu

sejumlah 167 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pegawai Sekretariat Daerah Kota

Sabang. Sehingga metode yang digunakan adalah metode sensus. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa

gaya kepemimpinan pada Sekretariat Daerah Kota Sabang adalah gaya kepemimpinan demokrasi,

sedangkan untuk gaya komunikasi adalah gaya komunikasi berstruktur. Hasil penelitian untuk variabel

gaya kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan gaya komunikasi berstruktur secara simultan

berpengaruh terhadap kepuasan kerja maupun terhadap kinerja pegawai. Variabel gaya kepemimpinan

demokrasi dan kerjasama tim secara parsial berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja, sedangkan

variabel gaya komunikasi berstruktur secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja.

Kata kunci: gaya kepemimpinan, kerjasama tim, gaya komunikasi, kepuasan kerja, kinerja pegawai.

Jurnal Ilmu Manajemen ISSN 2302-0199

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 17 Pages pp. 2- 18

2 - Volume 1, No. 2, November 2012

Organisasi adalah sebuah unit sosial yang

dikoordinasikan secara sadar yang terdiri atas

dua orang atau lebih dan berfungsi dalam suatu

dasar yang relatif terus-menerus guna mencapai

suatu tujuan bersama (Robbins: 2008).

Namun, dalam perjalanannya organisasi

sering menghadapi kendala, seperti

ketidakpuasan kerja dari para pegawainya. Hal

ini dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai

maupun kinerja organisasi secara keseluruhan.

Salah satu bentuk organisasi yang formal, yaitu

perkantoran.

Pemimpin merupakan motivator di dalam

suatu organisasi, keberhasilan atau kegagalan

suatu organisasi sebagian besar ditentukan oleh

kualitas dan gaya kepemimpinan ataupun

usaha-usaha pribadi pimpinan tersebut.

Menurut Newman (1968) dalam Kuspriatni

(2011), kepemimpinan adalah kegiatan untuk

mempengaruhi perilaku orang lain atau seni

mempengaruhi perilaku manusia baik

perorangan maupun kelompok. Sedangkan gaya

kepemimpinan menurut Davis dan Newstrom

(1995) dalam Kuspriatni (2011) mengandung

pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah

laku dari seorang pemimpin yang menyangkut

kemampuannya dalam memimpin. Dan gaya

kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin

dalam suatu organisasi merupakan salah satu

faktor penentu kepuasan kerja pegawai yang

berdampak kepada kinerja pegawai tersebut.

Kerjasama tim juga merupakan faktor

penting untuk mengukur kepuasan kerja

pegawai. Dewasa ini, pembentukan kerjasama

tim dianggap solusi terbaik untuk mencapai

kesuksesan di dalam organisasi. Harris (1996)

dalam Tarricone dan Luca (2002), kerjasama

tim merupakan sekumpulan individu yang

bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

Kumpulan individu ini harus memiliki aturan

dan mekanisme kerja yang jelas. Di dalamnya

terdapat koordinasi dan prosedur yang harus

disepakati oleh seluruh anggota tim. Hal ini

berguna untuk menjaga keharmonisan sebuah

tim agar terwujudnya suatu kepuasan kerja yang

dapat berpengaruh terhadap kinerja individu

dan organisasi.

Faktor lain yang mempengaruhi kepuasan

kerja yaitu gaya komunikasi. Gaya komunikasi

dapat dipraktikkan oleh siapa saja sebagai

sarana pengembangan diri, karena melalui gaya

komunikasi itulah sesungguhnya cermin

kredibilitas seseorang yang dapat dibaca dan

diukur sejauh mana keefektifan dalam

menempatkan pergaulan dengan rekan sekerja

maupun atasannya (Mujtahid, 2010).

Gaya kepemimpinan, kerjasama tim dan

gaya komunikasi adalah faktor-faktor penting

yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja yang

akan berdampak terhadap kinerja pegawai.

Namun masih sedikit penelitian yang mengukur

kepuasan kerja dan kinerja dengan melibatkan

ketiga-tiga variabel tersebut secara bersamaan.

Adapun beberapa penelitian hanya

menggunakan salah satu dari variabel tersebut

dalam mengukur kepuasan kerja dan kinerja

pegawai. Oleh karena itu, penelitian tentang

gaya kepemimpinan, kerjasama tim, dan gaya

komunikasi merupakan penelitian baru dan

penting untuk mengukur kinerja pegawai

Jurnal Ilmu Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

3 - Volume 1, No. 2, November 2012

melalui kepuasan kerja.

Sekretariat Daerah Kota Sabang adalah

suatu organisasi yang mengemban fungsi

koordinasi dan pelayanan teknis administrasi

kepada seluruh perangkat/instansi vertikal

pemerintah daerah kota Sabang, maka penilaian

kinerja bagi pegawai memiliki arti yang sangat

penting terutama dalam upaya melakukan

perbaikan-perbaikan pada masa yang akan

datang.

Dari hasil pengamatan awal yang

dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa

masih banyak pegawai Sekretariat Daerah Kota

Sabang yang merasa tidak puas dalam bekerja

sehingga menyebabkan pegawai memiliki

kinerja yang rendah. Rendahnya kinerja

pegawai akibat tidak adanya kepuasan kerja

pegawai, hal ini sebenarnya merupakan

permasalahan klasik namun selalu relefan dan

penting untuk didiskusikan. Fenomena yang

terjadi pada Sekretariat Daerah Kota Sabang

dari hasil pengamatan peneliti, masih banyak

pegawai yang memiliki kinerja yang rendah, hal

ini jelas terlihat dari setiap pekerjaan yang

mereka kerjakan tidak dapat diselesaikan tepat

pada waktunya dan juga masih banyak pegawai

yang berada di luar kantor ketik jam kerja

berlangsung.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka

perlu dilakukan upaya untuk mencari

pendekatan yang dapat memberikan kepuasan

kerja pegawai sehingga dapat meningkatkan

kinerja pegawai yang pada akhirnya dapat

memberikan peningkatan kualitas pelayanan

kepada masyarakat. Alasan tersebut telah

mendorong penulis untuk mengadakan

penelitian dan menuangkannya dalam bentuk

tesis dengan judul “Pengaruh Gaya

Kepemimpinan, Kerjasama Tim, dan Gaya

Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja serta

Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai pada

Sekretariat Daerah Kota Sabang”.

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab

beberapa pertanyaan berikut: (1) Seberapa besar

pengaruh gaya kepemimpinan, kerjasama tim,

dan gaya komunikasi terhadap kinerja pegawai

melalui kepuasan kerja? (2) Seberapa besar

pengaruh gaya kepemimpinan, kerjasama tim,

dan gaya komunikasi terhadap kepuasan kerja?

(3) Seberapa besar pengaruh gaya

kepemimpinan terhadap kepuasan kerja

pegawai? (4) Seberapa besar pengaruh

kerjasama tim terhadap kepuasan kerja

pegawai? (5) Seberapa besar pengaruh gaya

komunikasi terhadap kepuasan kerja pegawai?

(6) Seberapa besar pengaruh kepuasan kerja

terhadap kinerja pegawai?

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Kinerja Pegawai

Setiap manusia mempunyai potensi untuk

bertindak dalam berbagai bentuk aktivitas.

Kemampuan bertindak itu dapat diperoleh

manusia secara alami (ada sejak lahir) atau

dipelajari. Walaupun manusia mempunyai

potensi untuk berperilaku tertentu tetapi

perilaku itu hanya diaktualisasi pada saat-saat

tertentu saja. Potensi untuk berperilaku tertentu

itu disebut ability (kemampuan), sedangkan

ekspresi dari potensi ini dikenal sebagai

Jurnal Ilmu Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 1, No. 2, November 2012 - 4

performance (kinerja).

Menurut Hasibuan (2006) dalam Riyadi

(2011) kinerja adalah suatu hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-

tugas yang dibebankan kepadanya yang

didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan

kesungguhan serta waktu. Sedangkan Timpe

(1992) dalam Riyadi (2011) menyatakan bahwa

kinerja adalah tingkat prestasi seseorang atau

karyawan dalam suatu organisasi atau

perusahaan yang dapat meningkatkan

produktifitas.

Dari beberapa pengertian kinerja di atas

maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah

suatu prestasi yang dicapai oleh seseorang

dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya,

sesuai dengan standar kriteria yang ditetapkan

dalam pekerjaan itu. Prestasi yang dicapai ini

akan menghasilkan suatu kepuasan kerja yang

nantinya akan berpengaruh pada kinerja.

Dessler (2009) merumuskan indikator-

indikator untuk menilai kinerja yaitu meliputi:

1. Kualitas kerja adalah akuransi,

ketelitian,dan bisa diterima atas pekerjaan

yang dilakukan.

2. Produktivitas adalah kuantitas dan efisiensi

kerja yang dihasilkan dalam periode waktu

tertentu.

3. Pengetahuan pekerjaan adalah

keterampilan dan informasi praktis/teknis

yang digunakan pada pekerjaan.

4. Bisa diandalkan adalah sejauh mana

seorang karyawan bisa diandalkan atas

penyelesaian dan tindak lanjut tugas.

5. Kehadiran adalah sejauh mana karyawan

tepat waktu, mengamati periode

istirahat/makan yang ditentukan dan

catatan kehadiran secara keseluruhan.

6. Kemandirian adalah sejauh mana

pekerjaan yang dilakukan dengan atau

tanpa pengawasan.

B. Kepuasan Kerja

Salah satu sasaran penting dalam

manajemen sumberdaya manusia pada suatu

organisasi adalah terciptanya kepuasan kerja

anggota organisasi yang bersangkutan.

Dengan kepuasan kerja tersebut diharapkan

pencapaian tujuan organisasi akan lebih baik

dan akurat (Armstrong, 1994: 71 dalam

Parwanto dan Wahyuddin, 2002).

Pendapat lainnya menyatakan bahwa

kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan

dengan mana para pegawai memandang

pekerjaan mereka (Handoko, 2001: 193 dalam

Parwanto dan Wahyuddin, 2002).

Davis dan Newstrom (2001) merumuskan

beberapa indikator yang menentukan kepuasan

kerja pegawai, yaitu : (1) Pekerjaan itu sendiri;

(2) Upah, Gaji, Bonus; (3) Kesempatan

promosi; (4) Pengawasan; (5) Rekan kerja.

C. Gaya Kepemimpinan

Gibson et al. (1982) mengatakan bahwa

kepemimpinan adalah konsep yang lebih sempit

daripada manajemen. Manager dalam

organisasi formal bertanggung jawab dan

dipercaya dalam melaksanakan fungsi

Jurnal Ilmu Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

5 - Volume 1, No. 2, November 2012

manajemen.

Gaya kepemimpinan menurut Davis (1985)

dalam Ruvendi (2005) adalah pola tindakan

pemimpin secara keseluruhan seperti yang

dipersepsikan oleh para pegawainya. Gaya

kepemimpinan mewakili filsafat, ketrampilan,

dan sikap pemimpin dalam politik.

Hersey dan Blanchard (dalam Elizabeth

dan Aulia, 2010), menyatakan pada dasarnya, di

dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat dua

unsur utama, yaitu unsur pengarahan (directive

behavior) dan unsur bantuan (supporting

behavior). Dari dua unsur tersebut gaya

kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi

empat kelompok, yaitu:

HIGH

High

Supportive and

Low directive

Behavior

SUPPORTIN

G

High Supportive

and High directive

Behavior

COACHING

Low

Supportive and

Low directive

Behavior

DELEGATIN

G

Low Supportive

and High directive

Behavior

DIRECTING

LOW HIGH

Sumber: Hersey dan Blanchard (dalam

Elizabeth dan Aulia, 2010)

Pada gaya kepemimpinan otokrasi,

pemimpin mengendalikan semua aspek

kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran

apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk

mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran

utama maupun sasaran minornya.

Pada gaya kepemimpinan pembinaan,

gaya kepemimpinan ini mirip dengan gaya

kepemimpinan otokrasi. Pada gaya

kepemimpinan ini seorang pemimpin masih

menunjukkan sasaran yang ingin dicapai dan

cara untuk mencapai sasaran tersebut. Namun,

pada kepemimpinan ini anggota diajak untuk

ikut memecahkan masalah yang sedang

dihadapi.

Pada gaya kepemimpinan demokrasi,

anggota memiliki peranan yang lebih besar.

Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin

hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai

saja, tentang cara untuk mencapai sasaran

tersebut, anggota yang menentukan. Selain itu,

anggota juga diberi keleluasaan untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Yang terakhir yaitu gaya kepemimpinan

kendali bebas. Gaya kepemimpinan ini

merupakan model kepemimpinan yang paling

dinamis. Pada gaya kepemimpinan ini seorang

pemimpin hanya menunjukkan sasaran utama

yang ingin dicapai saja. Tiap divisi atau seksi

diberi kepercayaan penuh untuk menentukan

sasaran minor, cara untuk mencapai sasaran,

dan untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapinya sendiri-sendiri. Dengan demikian,

pemimpin hanya berperan sebagai pemantau

saja.

D. Kerjasama Tim

Kerjasama tim atau teamwork

didefinisikan oleh Scarnati (2001) sebagai

proses yang memungkinkan orang biasa untuk

mencapai hasil yang luar biasa. Sedangkan

Jurnal Ilmu Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 1, No. 2, November 2012 - 6

Harris dan Harris (1996) menjelaskan bahwa

tim memiliki tujuan bersama atau tujuan

dimana anggota tim dapat mengembangkan

keefektifan dan hubungan timbal balik untuk

mencapai tujuan tim (dalam Tarricone dan

Luca, 2002).

Widiastuti (2011) mengungkapkan

beberapa ciri tim yang efektif yaitu sebagai

berikut:

1. Tujuan yang sama: Tim yang efektif

memiliki tujuan dan semua anggota tim

tahu benar tujuan yang hendak dicapai

organisasi.

2. Antusiasme yang tinggi: Antusiasme tinggi

bisa dibangkitkan jika kondisi kerja juga

menyenangkan. Anggota tim tidak merasa

takut menyatakan pendapat, mereka juga

diberi kesempatan untuk menunjukkan

keahlian mereka dengan menjadi diri

sendiri, sehingga kontribusi yang mereka

berikan juga bisa optimal.

3. Peran dan tanggung jawab yang jelas:

Setiap anggota tim harus mempunyai peran

dan tanggung jawab masing-masing yang

jelas. Tujuannya adalah agar mereka tahu

kontribusi apa yang bisa mereka berikan

untuk menunjang tercapainya tujuan

bersama yang telah ditentukan

sebelumnya.

4. Komunikasi yang efektif: Dalam proses

meraih tujuan, harus ada komunikasi yang

efektif antar-anggota tim.

5. Resolusi Konflik: Peace is not the absence

of conflict, but the presence of justice. Ini

merupakan pendapat Martin Luther King.

Rasanya hal ini berlaku pula pada

pencapaian sebuah tujuan. Dalam

mencapai tujuan mungkin saja ada konflik

yang harus dihadapi. Jika terjadi konflik,

jangan didiamkan ataupun dihindari tapi

perlu segera dikendalikan.

6. Shared power: Tiap anggota tim perlu

diberikan kesempatan untuk menjadi

”pemimpin”, menunjukkan

”kekuasaannya” di bidang yang menjadi

keahlian dan tanggung jawab mereka

masing-masing. Sehingga mereka merasa

ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan

tercapainya tujuan bersama.

Keahlian: Tim yang terdiri dari anggota-

anggota dengan berbagai keahlian yang saling

menunjang akan lebih mudah bekerja sama

mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang

berbeda tersebut dapat saling menunjang

sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan

lebih cepat diselesaikan. Anggota tim dengan

keahlian yang berbeda juga bisa saling

memperluas perspektif and memperkaya

keahlian masing-masing apresiasi. Tiap anggota

yang telah berhasil melakukan apa yang

menjadi tanggung jawabnya dengan baik, atau

telah memberikan kontribusi positif bagi

keuntungan tim, pantas mendapat apresiasi.

E. Gaya Komunikasi

Gaya komunikasi (communication style)

didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antar

pribadi yang terspesialisasi yang digunakan

dalam suatu situasi tertentu (a specialized set of

Jurnal Ilmu Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

7 - Volume 1, No. 2, November 2012

interpersonal behaviors that are used in a given

situation) (Tubbs dan Moss, 2000). Masing-

masing gaya komunikasi terdiri dari

sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai

untuk mendapatkan respon atau tanggapan

tertentu dalam situasi yang tertentu pula.

Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang

digunakan, bergantung pada maksud dari

pengirim (sender) dan harapan dari penerima

(receiver).

Tubbs dan Moss (2000), mengelompokan

enam gaya komunikasi, yaitu sebagai berikut:

1. Gaya Komunikasi Mengendalikan (The

Controlling style)

Gaya komunikasi yang bersifat

mengendalikan ini, ditandai dengan adanya

satu kehendak atau maksud untuk

membatasi, memaksa dan mengatur

perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain.

Orang-orang yang menggunakan gaya

komunikasi ini dikenal dengan nama

komunikator satu arah atau one-way

communications. Pihak-pihak yang

memakai controlling style ini lebih

memusatkan perhatian kepada pengiriman

pesan dibanding upaya mereka untuk

berharap pesan.

2. Gaya Komunikasi Landasan Kesamaan

(The Equalitarian style)

Aspek penting dari gaya komunikasi

ini adalah adanya landasan kesamaan. The

equalitarian style ini ditandai dengan

berlakunya arus penyebaran pesan-pesan

verbal secara lisan maupun tertulis yang

bersifat dua arah (two-way traffic of

communication). Dalam gaya komunikasi

ini, tindak komunikasi dilakukan secara

terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi

dapat mengungkapkan gagasan ataupun

pendapat dalam suasana yang rileks, santai

dan informal. Gaya ini efektif dalam

memelihara empati dan kerja sama.

3. Gaya Komunikasi Berstruktur (The

Structuring style)

Gaya komunikasi yang berstruktur ini

ditandai dengan berlakunya arus

penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan

maupun tertulis yang bersifat dua arah.

Pengirim pesan (sender) lebih memberi

perhatian kepada keinginan untuk

mempengaruhi orang lain dengan jalan

berbagi informasi tentang tujuan

organisasi, jadwal kerja, aturan dan

prosedur yang berlaku dalam organisasi

tersebut.

4. Gaya Komunikasi Dinamis/ Agresif (The

Dynamic style)

Gaya komunikasi yang dinamis ini

memiliki kecenderungan agresif, karena

pengirim pesan atau sender memahami

bahwa lingkungan pekerjaannya

berorientasi pada tindakan (action-

oriented). Tujuan utama gaya komunikasi

ini adalah menstimulasi atau merangsang

pekerja/pegawai untuk bekerja dengan

lebih cepat dan lebih baik. Gaya

komunikasi dinamis cukup efektif

digunakan dalam mengatasi persoalan-

persoalan yang bersifat kritis, namun

dengan persyaratan bahwa pegawai atau

Jurnal Ilmu Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 1, No. 2, November 2012 - 8

bawahan mempunyai kemampuan yang

cukup untuk mengatasi masalah yang kritis

tersebut.

5. Gaya Komunikasi Melepaskan (The

Relinquishing style)

Gaya komunikasi ini lebih

mencerminkan kesediaan untuk menerima

saran, pendapat ataupun gagasan orang

lain, daripada keinginan untuk memberi

perintah, meskipun pengirim pesan

(sender) mempunyai hak untuk memberi

perintah dan mengontrol orang lain. Pesan-

pesan dalam gaya komunikasi ini akan

efektif ketika pengirim pesan atau sender

sedang bekerja sama dengan orang-orang

yang berpengetahuan luas, berpengalaman,

teliti serta bersedia untuk bertanggung

jawab atas semua tugas atau pekerjaan

yang dibebankannya.

6. Gaya Komunikasi Penarikan (The

Withdrawal style)

Akibat yang muncul jika gaya ini

digunakan adalah melemahnya tindak

komunikasi, artinya tidak ada keinginan

dari orang-orang yang memakai gaya ini

untuk berkomunikasi dengan orang lain,

karena ada beberapa persoalan ataupun

kesulitan antar pribadi yang dihadapi oleh

orang-orang tersebut. Dalam deskripsi

yang kongkrit adalah ketika seseorang

mengatakan: “Saya tidak ingin dilibatkan

dalam persoalan ini”. Pernyataan ini

bermakna bahwa ia mencoba melepaskan

diri dari tanggung jawab, tetapi juga

mengindikasikan suatu keinginan untuk

menghindari berkomunikasi dengan orang

lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak

dipakai dalam konteks komunikasi

organisasi.

Gambaran umum yang diperoleh dari

uraian di atas adalah bahwa the

equalitarian style merupakan gaya

komunikasi yang ideal. Sementara tiga

gaya komunikasi lainnya: structuring,

dynamic dan relinquishing dapat

digunakan secara strategis untuk

menghasilkan efek yang bermanfaat bagi

organisasi. Dan dua gaya komunikasi

terakhir: controlling dan withdrawal

mempunyai kecenderungan menghalangi

berlangsungnya interaksi yang bermanfaat.

Adapun hipotesis dari penelitian ini

adalah:

Ha1: Terdapat pengaruh secara simultan Gaya

Kepemimpinan, Kerjasama Tim dan

Gaya Komunikasi terhadap Kinerja

melalui Kepuasan Kerja pegawai pada

Sekretariat Daerah Kota Sabang.

Ha2 : Terdapat pengaruh secara simultan

Gaya Kepemimpinan, Kerjasama Tim

dan Gaya Komunikasi terhadap

Kepuasan Kerja pegawai pada Sekretariat

Daerah Kota Sabang.

Ha3 : Terdapat pengaruh secara parsial Gaya

Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja

pegawai pada Sekretariat Daerah Kota

Sabang.

Ha4 : Terdapat pengaruh secara parsial Gaya

Kerjasama Tim terhadap Kepuasan Kerja

Jurnal Ilmu Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

9 - Volume 1, No. 2, November 2012

pegawai pada Sekretariat Daerah Kota

Sabang.

Ha5 : Terdapat pengaruh secara parsial Gaya

Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja

pegawai pada Sekretariat Daerah Kota

Sabang.

Ha6 : Terdapat pengaruh secara parsial

Kepuasan Kerja terhadap Kinerja

pegawai pada Sekretariat Daerah Kota

Sabang.

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data primer yang diperoleh dari

kuesioner dan wawancara yang lakukan kepada

pegawai Sekretariat Daerah Kota Sabang, serta

data sekunder yang bersumber dari penelitian

terdahulu dan dokumentasi lain yang relevan.

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah semua pegawai

Sekretariat Daerah Kota Sabang sejumlah 167

orang. Sampel dalam penelitian ini adalah

semua pegawai Sekretariat Daerah Kota Sabang.

Sehingga metode yang digunakan adalah

metode sensus.

C. Teknik Analisis

Analisis data dan interpretasi untuk

penelitian ini ditujukan untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan penelitian, maka

penelitian ini menggunakan bantuan perangkat

lunak (software) program SPSS (Statistical

Product and Service Solutions) versi 18.0 for

Windows dengan menggunakan model analisis

jalur (path analysis).

Analisis jalur pertama kali diperkenalkan

oleh Sewall Wright (1921), seorang ahli

genetika, namun kemudian dipopulerkan oleh

Otis Dudley Duncan (1966), seorang ahli

sosiologi. Analisis jalur bisa dikatakan sebagai

pengembangan dari konsep korelasi dan regresi,

dimana korelasi dan regresi tidak

mempermasalahkan mengapa hubungan antar

variabel terjadi serta apakah hubungan antar

variabel tersebut disebabkan oleh variabel itu

sendiri atau mungkin dipengaruhi oleh variabel

lain.

Berbeda dengan korelasi dan regresi,

analisis jalur mempelajari apakah hubungan

yang terjadi disebabkan oleh pengaruh langsung

dan tidak langsung dari variabel independen

terhadap variabel dependen, mempelajari

ketergantungan sejumlah variabel dalam suatu

model (model kausal), dan menganalisis

hubungan antar variabel dari model kausal yang

telah dirumuskan oleh peneliti atas dasar

pertimbangan teoritis. Melalui analisis jalur kita

akan menguji seperangkat hipotesis kausal dan

menginterpretasikan hubungan langsung atau

tidak langsung (Budi, 2010).

Asumsi yang digunakan dalam analisis

jalur yaitu: (1) Berbentuk rekursif; (2)

Hubungan satu arah; (3) Linier, aditif dan

kausal; (4) Berdistribusi normal; (5) Tidak ada

multikolinieriti; dan (6) Semua variable terukur,

minimal dalam skala interval.

Jurnal Ilmu Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 1, No. 2, November 2012 - 10

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas

a. Hasil Uji Reliabilitas

Berdasarkan Tabel uji kehandalan dapat

diketahui bahwa nilai alpha (α) untuk masing-

masing variabel diperoleh lebih besar dari 0,50

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

semua variabel memenuhi kriteria realibilitas

sebagaimana dipersyaratkan oleh Malhotra

(2005).

Tabel 1. Uji Reliabilitas Untuk Masing-Masing

Variabel

No Variabel Nilai Alpha Ket

1.

2.

3.

4.

5.

Kinerja

Kepuasan Kerja

Gaya Kepemimpinan

Kerjasama Tim

Gaya Komunikasi

0,849

0,760

0,733

0,843

0,648

Handal

Handal

Handal

Handal

Handal

Sumber: Data Primer 2012 (diolah)

a. Hasil Uji Validitas

Pengujian validitas data dalam penelitian

ini dilakukan secara statistik, yaitu dengan

menggunakan uji Pearson product-moment

coefficient of correlation dengan bantuan

program Statistical Product and Service

Solution (SPSS). Jika dilakukan secara manual

maka nilai korelasi yang diperoleh masing-

masing pernyataan harus dibandingkan dengan

nilai kritis korelasi product-moment.

Tabel 2. Hasil Uji Validitas

Pertanyaan

PC Nilai

Kritis r Ket

A1 0,806 0,151 Valid

A2 0,796 0,151 Valid

A3 0,671 0,151 Valid

A4 0,803 0,151 Valid

Pertanyaan

PC Nilai

Kritis r Ket

A5 0,781 0,151 Valid

A6 0,702 0,151 Valid

B1 0,736 0,151 Valid

B2 0,682 0,151 Valid

B3 0,723 0,151 Valid

B4 0,796 0,151 Valid

B5 0,652 0,151 Valid

C7 0,634 0,151 Valid

C8 0,646 0,151 Valid

C9 0,666 0,151 Valid

D1 0,730 0,151 Valid

D2 0,730 0,151 Valid

D3 0,743 0,151 Valid

D4 0,681 0,151 Valid

D5 0,758 0,151 Valid

D6 0,716 0,151 Valid

D7 0,688 0,151 Valid

E5 0,454 0,151 Valid

E6 0,236 0,151 Valid Sumber: Data Primer 2012 (diolah)

Keterangan:

A: Kinerja

B: Kepuasan Kerja

C: Gaya Kepemimpinan

D: Kerjasama Tim

E: Gaya Komunikasi

PC: Person Correalation

Berdasarkan Tabel 2, didapati bahwa

semua pernyataan mempunyai nilai korelasi di

atas nilai kritis 5%, yaitu 0,151. Ini berarti

bahwa semua pernyataan-pernyataan tersebut

adalah signifikan dan memiliki validitas

konsistensi internal (internal consistency),

sehingga data yang diperoleh adalah valid dan

dapat dipergunakan untuk penelitian.

Hasil Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama penelitian ini adalah

Jurnal Ilmu Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

11 - Volume 1, No. 2, November 2012

gaya kepemimpinan (X1), kerjasama tim (X2)

dan gaya komunikasi (X3) berpengaruh secara

simultan terhadap kinerja (Z) melalui kepuasan

kerja (Y) pegawai pada Sekretariat Daerah Kota

Sabang. Struktur hipotesis pertama ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

X1

X2 Y

1YX2

Z

1 2

X3

3YX

2YX Z

1Y

ZY

32XXr

21XXr

31XXr

Berdasarkan model jalur substruktur satu

di atas maka dapat dituliskan persamaan untuk

model jalur substruktur 1 adalah:

𝑍 = 𝜌𝑧𝑋1𝑋1 + 𝜌𝑧𝑋2

𝑋2 + 𝜌𝑧𝑋3𝑋3 + 𝜌𝑍𝑌𝑌 + 𝜌𝑦Ɛ1

Ɛ1

+ 𝜌𝑧Ɛ2Ɛ2

Dimana:

Z = Kinerja Pegawai

Y = Kepuasan Kerja

X1 = Gaya Kepemimpinan

X2 = Kerjasama Tim

X3 = Gaya Komunikasi

ρ = Koefisien Jalur

ɛ = Structural error

Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

diperoleh hasil seperti tabel berikut ini.

Tabel 3 Gaya Kepemimpinan (X1),

Kerjasama Tim (X2) dan Gaya Komunikasi

(X3) Berpengaruh Secara Simultan

Terhadap Kinerja (Z) Melalui Kepuasan

Kerja (Y)

Variabel B Beta thitung ttabel Sig

α 1,712 5,385 1,645 0,000

X1 -0,126 -0,136 -1,631 1,645 0,105

X2 0,333 0,341 3,571 1,645 0,000

X3 0,146 0,151 1,909 1,645 0,058

Y 0,276 0,282 3,434 1,645 0,001

R RSquare

Adjusted R

2

Fhitung

F tabel

Sig.

= 0,577 = 0,333 = 0,317 = 20,218 = 2,372 = 0,000

Sumber: Data Primer, 2012 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh

hasil sebagai berikut:

X1

X2 Y

136,0

390,0

X3

151,0

341,0Z

610,0

282,0

578,0

602,0

380,0

667,0

333,0

Sehingga persamaan untuk model jalur

substruktur 1 adalah sebagai berikut:

𝑍 = −0,136𝑋1 + 0,341𝑋2 + 0,151 + 0,282𝑌

+ 0,610Ɛ1 + 0,670Ɛ2

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan

bahwa secara simultan, variabel gaya

kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan

Jurnal Ilmu Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 1, No. 2, November 2012 - 12

gaya komunikasi berstuktur berpengaruh

terhadap variabel kinerja melalui variabel

kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat

Daerah Kota Sabang. Hal ini ditandai oleh nilai

Fhitung > Ftabel (20,218 > 2,372) pada tingkat

signifikan 1%.

Hal ini berarti variabel gaya

kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan

gaya komunikasi berstuktur secara bersama-

sama berpengaruh terhadap variabel kinerja

melalui variabel kepuasan kerja pegawai pada

Sekretariat Daerah Kota Sabang. Besarnya

pengaruh secara simultan ini dapat dilihat dari

nilai koefisien determinasinya. Koefisien

determinasi variabel gaya kepemimpinan

demokrasi, kerjasama tim dan gaya komunikasi

berstruktur melalui kepuasan kerja terhadap

kinerja adalah sebesar 0,333. Ini berarti

perubahan sebesar 33,3% didasarkan pada

kinerja yang dapat dijelaskan oleh perubahan

dari variabel gaya kepemimpinan demokrasi,

kerjasama tim dan gaya komunikasi berstruktur

melalui kepuasan kerja sedangkan selebihnya

sebesar 0,667 artinya sebesar 66,7% dijelaskan

oleh faktor lain diluar variabel gaya

kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim, dan

gaya komunikasi berstruktur serta kepuasan

kerja.

Hasil Pengujian Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua penelitian ini adalah gaya

kepemimpinan (X1), kerjasama tim (X2) dan

gaya komunikasi (X3) berpengaruh secara

simultan terhadap kepuasan kerja (Y) pegawai

pada Sekretariat Daerah Kota Sabang. Struktur

hipotesis kedua ini dapat digambarkan sebagai

berikut.

X1

X2 Y

1YX

X3 3YX

2YX

y

32XXr

21XXr

31XXr

Berdasarkan model jalur substruktur dua di

atas maka dapat dituliskan persamaan untuk

model jalur substruktur 2 adalah:

𝑌 = 𝜌𝑦𝑋1𝑋1 + 𝜌𝑦𝑋2

𝑋2 + 𝜌𝑦𝑋3𝑋3 + 𝜌𝑦ℇℇ

Dimana: Y = Kepuasan Kerja

X1 = Gaya Kepemimpinan

X2 = Kerjasama Tim

X3 = Gaya Komunikasi

ρ = Koefisien Jalur

ɛ = Structural error

Hasil analisis dengan menggunakan SPSS

seperti terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4. Gaya Kepemimpinan (X1), Kerjasama

Tim (X2) dan Gaya Komunikasi (X3)

Berpengaruh Secara Simultan dan Parsial

Terhadap Kepuasan Kerja (Y) Variabel B Beta thitung ttabel Sig

α 1,018 3,403 1,645 0,001

X1 0,251 0,266 3,462 1,645 0,001

X2 0,346 0,348 3,999 1,645 0,000

X3 0,119 0,121 1,606 1,645 0,110

Jurnal Ilmu Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

13 - Volume 1, No. 2, November 2012

Variabel B Beta thitung ttabel Sig

R RSquare

Adjusted R2

Fhitung

F tabel

Sig.

= 0,624 = 0,390 = 0,379 = 34,718 = 2,605 = 0,000

.

Sumber: Data Primer, 2012 (diolah)

Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh

hasil sebagai berikut:

X1

X2 Y

390,0

X3

121,0

348,0

610,0

578,0

602,0

380,0

0,266

Sehingga persamaan untuk model jalur

substruktur 2 adalah sebagai berikut:

𝑌 = 0,266𝑋1 + 0,348𝑋2 + 0,121𝑋3 + 0,610ℇ

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan

bahwa secara simultan variabel gaya

kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan

gaya komunikasi berstruktur berpengaruh

terhadap variabel kepuasan kerja pegawai pada

Sekretariat Daerah Kota Sabang. Hal ini

ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (34,718 > 2,605)

pada tingkat signifikan 1%.

Hal ini berarti bahwa variabel gaya

kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan

gaya komunikasi berstruktur secara bersama-

sama berpengaruh terhadap variabel kepuasan

kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota

Sabang. Besarnya pengaruh secara simultan ini

dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya.

Koefisien determinasi variabel gaya

kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan

gaya komunikasi berstruktur terhadap kepuasan

kerja adalah sebesar 0,390. Ini berarti

perubahan sebesar 39% didasarkan pada

kepuasan kerja yang dapat dijelaskan oleh

perubahan dari variabel gaya kepemimpinan

demokrasi, kerjasama tim dan gaya komunikasi

berstuktur sedangkan selebihnya sebesar 0,610

artinya sebesar 61% dijelaskan oleh faktor lain

diluar variabel gaya kepemimpinan demokrasi,

kerjasama tim, dan gaya komunikasi berstruktur.

Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga penelitian ini adalah gaya

kepemimpinan (X1) berpengaruh secara parsial

terhadap kepuasan kerja (Y) pegawai pada

Sekretariat Daerah Kota Sabang. Berdasarkan

Tabel 4, maka dapat disimpulkan bahwa gaya

kepemimpinan demokrasi berpengaruh terhadap

kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat

Daerah Kota Sabang sehingga Ha diterima dan

H0 ditolak. Hal ini ditandai oleh nilai thitung ˃

ttabel (3,462 ˃ 1,645) pada tingkat signifikan

0,001 ˂ 0,05.

Hasil Pengujian Hipotesis Keempat

Hipotesis keempat penelitian ini adalah

kerjasama tim (X2) berpengaruh secara parsial

terhadap kepuasan kerja (Y) pegawai pada

Sekretariat Daerah Kota Sabang. Berdasarkan

Tabel 4, maka dapat disimpulkan bahwa

Jurnal Ilmu Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 1, No. 2, November 2012 - 14

kerjasama tim berpengaruh terhadap kepuasan

kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota

Sabang sehingga Ha diterima dan H0 ditolak.

Hal ini ditandai oleh nilai thitung ˃ ttabel (3,999 ˃

1,645) pada tingkat signifikan 0,000 ˂ 0,05.

Hasil Pengujian Hipotesis Kelima

Hipotesis kelima penelitian ini adalah gaya

komunikasi (X3) berpengaruh secara parsial

terhadap kepuasan kerja (Y) pegawai pada

Sekretariat Daerah Kota Sabang. Berdasarkan

Tabel 4, maka dapat disimpulkan bahwa gaya

komunikasi berstruktur tidak berpengaruh

terhadap kepuasan kerja pegawai pada

Sekretariat Daerah Kota Sabang sehingga Ha

ditolak dan H0 diterima. Hal ini ditandai oleh

nilai thitung ˂ ttabel (1,606 ˂ 1,645) pada tingkat

signifikan 0,110 ˃ 0,05.

Hasil Pengujian Hipotesis Keenam

Hipotesis keenam penelitian

ini adalah kepuasan kerja (Y) berpengaruh

secara parsial terhadap kinerja pegawai (Z)

pada Sekretariat Daerah Kota Sabang.

Berdasarkan Tabel 3, maka dapat disimpulkan

bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap

kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota

Sabang sehingga Ha diterima dan H0 ditolak.

Hal ini ditandai oleh nilai thitung ˃ ttabel (3,434 ˃

1,645) pada tingkat signifikan 0,001 ˂ 0,05.

Untuk melihat besarnya

pengaruh langsung dan tidak langsung masing-

masing variabel gaya kepemimpinan demokrasi,

kerjasama tim dan gaya komunikasi berstruktur

terhadap variabel kinerja melalui variabel

kepuasan kerja dapat ditampilkan pada tabel

berikut ini.

Tabel 5

Pengaruh Langsung dan Tidak

Langsung Gaya Kepemimpinan (X1),

Kerjasama Tim

(X2), Gaya Komunikasi (X3) dan

Kepuasan Kerja (Y) Terhadap Kinerja

(Z)

Koef.

Jalur

Pengaruh

R2YXk

Langsu

ng

Tidak

Langsu

ng

Total

X1 - 0,136 - 0,136 0,266 0,130

X2 0,341 0,341 0,348 0,689

X3 0,151 0,151 0,121 0,272

Y 0,282 0,282 - -

ℇ1 0,333 0,3332

= 0,111

0,111

ℇ2 0,333 0,3332

= 0,111

0,111 1,313

Sumber : Data Primer, 2012 (diolah)

Berdasarkan Tabel 5 dapat dijelaskan

bahwa pengaruh langsung gaya kepemimpinan

demokrasi terhadap kepuasan kerja sebesar -

0,136, sedangkan pengaruh tidak langsung

terhadap kinerja melalui kepuasan kerja sebesar

0,266, pengaruh langsung kerjasama tim

terhadap kepuasan kerja sebesar 0,341

sedangkan pengaruh tidak langsung terhadap

kinerja melalui kepuasan kerja sebesar 0,348,

pengaruh langsung gaya komunikasi berstruktur

terhadap kepuasan kerja sebesar 0,151

sedangkan pengaruh tidak langsung terhadap

kinerja melalui kepuasan kerja sebesar 0,121,

sedangkan pengaruh langsung kepuasan kerja

terhadap kinerja adalah sebesar 0,282. Hal ini

mengindikasikan bahwa pengaruh langsung

dan tidak langsung terbesar dalam penelitian ini

adalah pengaruh kerjasama tim terhadap kinerja

Jurnal Ilmu Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

15 - Volume 1, No. 2, November 2012

dengan nilai sebesar 0,341 (langsung) dan

0,348 (tidak langsung).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dalam penelitian ini digunakan lima

variabel, yaitu kinerja, kepuasan kerja, gaya

kepemimpiinan, kerjasama tim dan gaya

komunikasi. Berdasarkan hasil pengedaran

kuesioner dan olah data maka diperoleh hasil

penelitian bahwa gaya kepemimpinan pada

Sekretariat Daerah Kota Sabang adalah gaya

kepemimpinan demokrasi, sedangkan untuk

gaya komunikasi adalah gaya komunikasi

berstruktur.

Penelitian ini mengembangkan 6 Hipotesis

yang telah dibuktikan dengan data yang

diperoleh. Hasil yang diperoleh dari penelitian

yang telah dilakukan maka dapat diambil

beberapa kesimpulan, yaitu: (H1) Terdapat

pengaruh antara variabel gaya kepemimpinan

demokrasi, kerjasama tim, dan gaya komunikasi

berstruktur secara simultan terhadap variabel

kinerja melalui variabel kepuasan kerja pegawai.

(H2) Terdapat pengaruh antara variabel gaya

kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim, dan

gaya komunikasi berstruktur secara simultan

terhadap variabel kepuasan kerja pegawai. (H3)

Terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan

demokrasi secara parsial terhadap kepuasan

kerja pegawai. (H4) Terdapat pengaruh antara

kerjasama tim secara parsial terhadap kepuasan

kerja pegawai. (H5) Tidak terdapat pengaruh

antara gaya komunikasi berstruktur secara

parsial terhadap kepuasan kerja pegawai

sehingga Ha ditolak dan H0 diterima. (H6)

Terdapat pengaruh antara kepuasan kerja secara

parsial terhadap kinerja pegawai.

Saran-saran

Berdasarkan temuan penelitian ini, penulis

mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada Sekretariat Daerah

Kota Sabang agar dapat menerapkan gaya

kepemimpinan yang sesuai dengan yang

diharapkan oleh para pegawai, karena gaya

kepemimpinan demokrasi yang diterapkan

sekarang belum mampu meningkatkan

kinerja pegawai.

2. Diharapkan juga Sekretariat Daerah Kota

Sabang dapat memperkuat kerjasama tim

antara pimpinan dan bawahan, dan juga

antara sesama pegawai guna menghasilkan

kinerja yang lebih baik.

3. Sekretariat Daerah Kota Sabang harus

menguasai gaya komunikasi berstruktur

karena gaya komunikasi ini ditemui

sebagai gaya komunikasi yang paling

sesuai digunakan untuk meningkatkan

kinerja pegawai.

4. Untuk menunjang peningkatan kinerja

pegawai yang lebih baik, maka adalah

penting untuk memberikan kepuasan kerja

kepada pegawai. Kepuasan kerja dapat

diperoleh jika pimpinan menerapkan gaya

kepemimpinan yang sesuai dengan para

pegawai. Kepuasan kerja juga dapat

tercipta jika setiap anggota organisasi

memiliki kerja sama tim yang baik dan

menguasai gaya komunikasi yang sesuai

untuk diterapkan dalam organisasi.

Jurnal Ilmu Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 1, No. 2, November 2012 - 16

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Dyah Ayu Lestari Windi (2006). Penciptaan

Sistem Penilaian Kinerja yang Efektif dengan

Assessement Centre. Jurnal Manajemen, Vol.

6, No. 1: 23-34.

Boon, Y. B dan Ghazali, Azizah (2011). Gaya

Komunikasi Guru Besar Dan Hubungannya

Dengan Kepuasan Bekerja Guru Di Tiga

Buah Sekolah Rendah Daerah Johor Bahru,

Johor.

Brahmasari, I. A dan Suprayetno, A (2008).

Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan

dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan

Kerja Karyawan serta Dampaknya pada

Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT.

Pei Hai International Wiratama Indonesia).

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,

Vol.10, No. 2: 124-135.

Budi (2010). Analisis Jalur (Path Analisis).

Daft, Richard L (2003). Manajemen. Edisi ke

delapan, jilid 2, Erlangga; Jakarta.

Davis, K dan Newstrom, J. W (2001). Perilaku

dalam Organisasi. Edisi ke dua, jilid 1,

Erlangga; Jakarta.

Dessler, Gary (2009). Manajemen Sumber Daya

Manusia. Index, Jakarta.

Elizabeth, A dan Aulia, G. M (2010). Gaya

Kepemimpinan Dalam Organisasi.

Universitas Indonesia, Jakarta.

Guffey, M.E; Rhodes, K dan Rogin, P (2005).

Business Communication. Fourth Canadian

Edition. Thomson Nelson: Canada.

Hidayat, T dan Istiadah, N (2011). Panduan Lengkap

Menguasai SPSS 19, untuk Mengolah Data

Statistik Penelitian. Edisi pertama, Penerbit:

Mediakita, Jakarta.

Hastuti, S dan Wijayanti, L (2009). Kinerja

Manajerial: Hasil Kerjasama Tim dan

Perbaikan Berkesinambungan. Jurnal Riset

Ekonomi dan Bisnis, Vol. 9, No. 1: 10-18.

Kuspriatni, Lista (2011). Kepemimpinan Pendekatan

dari Ciri Khas, Perilaku dan Sifat.

Madlock, Paul E (2008). The Link Between

Leadership Style, Communicator Competence,

and Employee Satisfaction. Journal of

Business Communication. Vol. 45, No. 1: 61-

78.

Malhotra, N. K. (2005). Marketing Research. New

Jersey: Prentice Hall.

Mujtahid (2010). Mengenal Gaya Komunikasi

Efektif.

Nachrowi, D dan Usman, H (2005). Penggunaan

Teknik Ekonometri: Pendekatan Populer dan

Praktis Dilengkapi Teknik Analisis dan

Pengolahan Data Dengan Menggunakan

Paket SPSS. Edisi Revisi, PT Rajagrafindo

Persada, Jakarta.

Parlinda, V dan Wahyudi, M (2010). Pengaruh

Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan, dan

Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan pada Perusahaan Daerah Air

Minum Kota Surakarta. Jurnal Daya Saing,

Vol. 4, No. 2: 86-101.

Parwanto dan Wahyuddin (2002). Pengaruh Faktor-

Faktor Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Pusat Pendidikan Komputer

Akuntansi IMKA di Surakarta. Jurnal Daya

Saing, Vol. 3, No. 2: 95-103.

Rahmah, Maulidatur (2012). Indikator Kepuasan

Kerja.

Riyadi, Slamet (2011). Pengaruh Kompensasi

Finansial, Gaya Kepemimpinan dan Motivasi

Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada

Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur.

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.

13, No. 1: 40-45.

Ruvendi, Ramlan (2005). Imbalan dan Gaya

Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan di Balai Besar

Industri Hasil Pertanian Bogor. Jurnal Ilmiah

Binaniaga, Vol. 1, No. 1: 17-26.

Robbins, Stephen. P dan Judge, Timothy. A (2008).

Perilaku Organisasi. Edisi ke dua belas, Jilid

1, Penerbit: Erlangga, Jakarta.

Santoso, Purbayu dan Ashari (2005). Analisis

Statistik Dengan Microsoft Excel dan SPSS.

Penerbit: ANDI, Yogyakarta.

Sanusi, Anwar (2011). Metodologi Penelitian Bisnis.

Edisi pertama, Penerbit: Salemba Empat,

Jakarta.

Sarwono, Jonathan (2007). Analisis Jalur untuk

Riset Bisnis dengan SPSS. Edisi pertama,

Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Sekaran, Uma (2006). Metodologi Penelitian Untuk

Bisnis. Edisi ke empat, jilid 1 dan 2, Penerbit:

Salemba Empat.

Sethi, D dan Seth, M (2009). Interpersonal

Communicatin: Lifeblood of an Organization.

The IUP Journal of Soft Skills, Vol. 3, No. 3

dan 4: 32-40.

Subiyanto, Ibnu (2000). Metodologi Penelitian. Unit

Penerbit dan Percetakan (UPP): Akademi

Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta

Sugiyono (2007). Metode Penelitian Administrasi.

Bandung: Alfabeta

Sukawa, Iwa (2000). Hubungan Antara Uji t dan Uji

F dalam Pengujian Nilai tengah. Jurnal

Informatika Pertanian, Vol. 9, No. 1: 554-560.

Tarricone, P dan Luca, J (2002). Successful

Teamwork: A Case Study. Herdsa, 640-646.

Cowan University, Pert, Australia

Tubbs, S. dan Moss, S (2000). Human

Communication, prinsip- prinsip dasar.

Remadja Rosdakarja; Bandung.

Widiastuti (2011). Makalah Kerjasama Tim dan

Jurnal Ilmu Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

17 - Volume 1, No. 2, November 2012

Partisipasi dalam Meningkatkan Kinerja

Karyawan.

Yun, S; Cox, J; Sims, H.P dan Salam, S (2007).

Leadership and Teamwork: The Effects of

Leadership and Job Satisfaction on Team

Citizenship. International Journal of

Leadership Studies, Vol. 2, No. 3: 171-193.