pengaruh gaya mengajar guru dan minat belajar siswa
TRANSCRIPT
Jurnal Kajian Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah DOI: ISSN (online:) ISSN (cetak):
Vol. 1, No. 1, Th. 2021 Hal. 12- 24
12 Pengaruh Gaya Mengajar…
PENGARUH GAYA MENGAJAR GURU DAN MINAT
BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS
III SDN 1 SURODIKRAMAN, PONOROGO
Nur Aini1*
; Lukman Hakim2
PGMI, IAIN Ponorogo1; PGMI, IAIN Ponorogo
2
Abstrak
Penelitian ini merupakan tindak lanjut dari kegelisahan peneliti terhadap hasil
belajar bahasa Indonesia yang kurang memuaskan. Banyak faktor yang
memengaruhi hal tersebut,daiantaranya gaya mengajar guru dan minat belajar
siswa. Tujuan penelitian ini,yaitu 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
gaya mengajar guru terhadap hasil belajar siswa. 2. Untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh minar belajar siswa terhadap hasil belajar siswa. 3. Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh gaya mengajar guru dan minat belajar
siswa terhadap hasil belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kuantitaitf dengan jenis penelitian deskriptif. Adapun teknik
analisa datanya menggunakan rumus regresi linier sederhana untuk menjawab
rumusan masalah 1 dan 2, dan rumus regresi linier berganda untuk menjawab
rumusan masalah 3.Hasil dari penelitian ini yaitu: Ada pengaruh yang signifikan
antara gaya mengajar guru terhadap hasil belajar pada mata pelajaran bahasa
Indonesia siswa sebesar 82,3%, sedangkan 17,7% dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diteliti. Ada pengaruh yang signifikan antara minat belajar siswa
terhadap hasil belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa sebesar
70,7%, sedangkan 29,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Ada
pengaruh yang signifikan antara gaya mengajar guru dan minat belajar siswa
terhadap hasil belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia sebesar 82,7%,
sedangkan 17,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti Kata kunci: Gaya Belajar; Minat Belajar; Hasil Belajar
Abstract
This study is a follow-up to the researcher's anxiety about the unsatisfactory results of
learning Indonesian. Many factors influence this, including teacher teaching styles and
student interest in learning. The purpose of this study, namely 1. To determine how much
influence the teacher's teaching style on student learning outcomes. 2. To find out how
much influence students' interest in learning towards student learning outcomes. 3. To
find out how much influence the teacher's teaching style and student interest in student
learning outcomes. The method used in this research is a quantitative approach with
descriptive research type. The data analysis technique uses a simple linear regression
formula to answer problem formulations 1 and 2, and multiple linear regression formulas
to answer problem formulations 3. The results of this study are: There is a significant
influence between teacher teaching styles on learning outcomes in Indonesian subjects
students amounted to 82.3%, while 17.7% was influenced by other factors that were not
studied. There is a significant influence between students' interest in learning on learning
outcomes in Indonesian students by 70.7%, while 29.3% is influenced by other factors not
examined. There is a significant influence between the teacher's teaching style and
student interest in learning outcomes in Indonesian subjects of 82.7%, while 17.3% is
influenced by other factors not examined
Keywords: Teaching Style, Interest in Learning, Learning Outcomes.
Jurnal Kajian Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah DOI: ISSN (online:) ISSN (cetak):
Vol. 1, No. 1, Th. 2021 Hal. 12- 24
13 Judul Artikel dalam Tiga Kata…
PENDAHULUAN Pendidikan pada era globalisasi sekarang ini merupakan suatu hal yang sangat penting dan
utama. Pendidikan sangat perlu guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang handal,
mampu menjalani kehidupan dengan baik dan dapat melaksanakan pembangunan. Sistem
pendidikan Nasional menjelaskan bahwa:“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya di masyarakat,
bangsa, dan negara”(UU No. 20 tahun 2003, 2003). Berdasarkan pengertian tersebut, pendidikan
harus diselenggarakan dengan sadar dan proses pembelajarannya direncanakan sehingga segala
sesuatu yang akan dilakukan oleh guru dan siswa merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik.
Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan (lingkungan alami dan lingkungan sosial
budaya) dan instrumental (kurikulum, program atau bahan ajar, sarana dan fasilitas serta guru) ”.
Salah satu dari faktor eksternal di atas adalah instrumental, instrumen atau alat dalam pendidikan
tersebut salah satunya adalah guru. Guru sangat berperan penting dalam pencapaian hasil belajar.
Salah satu yang menjadi upaya guru dalam proses belajar mengajar adalah gaya mengajar (Ahmad,
2007). “kunci keberhasilan guru tidak begitu terletak dalam menguasai keterampilan didaktis
sebanyak mungkin, tetapi lebih dalam kemampuan menggunakan ketrampilan yang dimiliki,
sesuai dengan situasi dan kondisi kelas serta gaya mengajar guru itu sendiri sehinggga
mendapatkan hasil belajar yang baik”.
Gaya mengajar merupakan keseluruhan tingkah laku yang khas pada dirinya dan agak
bersifat menetap pada setiap kali mengajar (Abidin, 2012). Setiap guru memiliki pola mengajar
berbeda-beda dalam proses pembelajaran, hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Jika guru dapat menampilkan gaya mengajar secara efisien dan efektif maka dapat mencapai
tingkat keberhasilan yang diinginkan, namun sebaliknya jika seorang guru tersebut memaksakan
kehendaknya dan bersifat emosional dalam belajar maka siswa akan tertekan dan akan membuat
hasil belajar siswa tersebut rendah. Selain itu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar
siswa di atas adalah minat belajar siswa. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Jadi seseorang tidak mungkin sukses
dalam segala aktivitas tanpa adanya minat (Retnasari & Suharno, 2018). Hal ini menggambarkan
jika siswa mempunyai minat belajar yang baik, siswa tersebut cenderung tertarik dan serius dalam
mengikuti proses belajar mengajar sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa akan baik.
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu cara untuk mewujudkan
tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik (Ahmadi, 2009). Salah satu jalur strategi yang dapat
dilakukan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas itu adalah melalui
pendidikan. Hal ini karena tujuan utama yang ingin dicapai oleh pendidikan adalah optimalisasi
dan aktualisasi potensi manusia. SDN 1 Surodikraman Ponorogo merupakan sebuah lembaga
pendidikan dasar dan menengah dengan mengacu pada peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2010
tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan yang bertujuan membangun landasan bagi
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia serta bertanggung jawab. Kurikulum yang digunakan di
SDN 1 Surodikraman ini adalah kurikulum 2013 baik dari kelas 1-6.
Jurnal Kajian Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah DOI: ISSN (online:) ISSN (cetak):
Vol. 1, No. 1, Th. 2021 Hal. 12- 24
14 Nur Aini dan Lukman Hakim
Pendidikan di sekolah adalah pendidikan yang dilaksanakan dengan cara teratur, sistematis
dan direncanakan serta mempunyai jenjang pendidikan dari taman kanak-kanak sampai perguruan
tinggi (Hamalik, 2012). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dalam proses
belajar mengajar, di antara faktor tersebut adalah guru. Guru adalah komponen penting dalam
proses belajar mengajar yang memiliki potensi yang sangat menentukan keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar.
Guru yang baik adalah guru yang mampu mengajar dengan ikhlas, guru yang dapat
memunculkan minat belajar siswa serta guru yang dapat membangkitkan semangat belajar peserta
didiknya. Mengajar bukanlah suatu hal yang mudah karena banyak hal yang harus disiapkan,
dilaksanakan serta dipahami. Mengajar bukan hanya transfer of knowledge melainkan juga
transfer of value. Pemegang kunci akan tercapainya keberhasilan pembelajaran adalah seorang
guru. Guru juga harus memiliki kepribadian yang baik karena guru adalah contoh bagi muridnya.
Gaya mengajar yang dimiliki adalah syarat mutlak untuk keefektifan dalam proses belajar
mengajar.
Gaya mengajar guru erat kaitannya dengan minat belajar siswa. guru adalah pemegang
kunci keberhasilan dalam proses belajar mengajar dan kunci keberhasilan bagi siswanya.
Tantangan seorang guru adalah menumbuhkan minat belajar siswa. Jadi, jika seorang guru mampu
menumbuhkan minat belajar siswa, guru tersebut termasuk guru yang profesional (Ikhsanuddin,
2017).
Variasi gaya mengajar merupakan salah satu komponen keterampilan guru. Keterampilan
gaya mengajar terdiri dari gaya bicara, variasi suara, pemusatan perhatian, pemberian waktu, kotak
pandang, mimik dan pergantian posisi dalam kelas. Keterampilan ini bertujuan untuk menarik dan
mempertahankan minat serta semangat siswa dalam belajar. Dengan demikian dalam proses
belajar mengajar guru harus mampu menggunakan keterampilan dasar dan menggunakan
keterampilan variasi gaya mengajar supaya siswa nyaman dalam belajar dan dapat
mengembangkan kreativitasnya (Bahri, 2002).
Minat belajar siswa mempunyai peran penting dalam proses belajar mengajar. Bagi siswa
minat belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga di dalam diri siswa terdorong untuk
melakukan perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena didorong
minat siswa itu sendiri. Minat belajar yang tinggi dan minat belajar yang sesuai dengan
frekuensinya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Apabila bahan pelajaran yang di pelajari
tidak sesuai dengan minat siswa maka kesempatan siswa belajar tidak akan maksimal.
Menumbuhkan minat belajar dapat mendorong pencapaian prestasi belajar secara optimal.
Walaupun siswa mempunyai bakat yang tinggi tetapi bila tidak disertai dengan minat belajar maka
hasil belajar tidak optimal begitu juga sebaliknya.
Minat belajar, pada dasarnya masih terdapat siswa yang memiliki minat belajar yang
rendah. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran,
bermain dengan teman ketika guru menjelaskan, tidak fokus dalam memperhatikan, masih ada
juga siswa yang membuka buku atau bahkan membuat catatan untuk mencontek saat ujian. Faktor
lingkungan juga termasuk teman yang tidak saling mendukung atau siswa masih terbiasa dengan
belajar jika ada perintah dari guru atau jika ada tugas, serta kurang memiliki keinginan yang kuat
untuk belajar. Begitu juga ketika siswa mendapatkan tugas dari guru, masih terdapat siswa yang
mengerjakan tugas tersebut secara mendadak, belajar dengan sistem kejar semalam dan masih
mengandalkan pekerjaan teman. Hal ini mengindikasikan bahwa minat belajar siswa masih rendah.
Jurnal Kajian Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah DOI: ISSN (online:) ISSN (cetak):
Vol. 1, No. 1, Th. 2021 Hal. 12- 24
15 Judul Artikel dalam Tiga Kata…
Siswa yang tidak memiliki minat dalam belajar dapat dikatakan sebagai siswa yang tidak memiliki
keinginan untuk belajar (Ahmadi & Widodo, 2013).
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, bahwa minat merupakan suatu kecenderungan
perasaan seseorang yang senang terhadap sesuatu, apabila seseorang siswa tekun belajar maka
hasilnyapun akan memuaskan. Demikian pula dengan minat belajar siswa terhadap pelajaran
bahasa indonesia, siswa akan tekun mempelajari mata pelajaran tersebut yang akhirnya hasil
belajar akan tercapai dengan baik. Hasil belajar peserta didik kelas III di SDN 1 Surodikraman
khususnya pada mata pelajaran bahasa indonesia ini sangatlah rendah. Hal ini dikarenakan 2 hal
kemungkinan yaitu kurangnya gaya mengajar yang digunakan guru dan rendahnya minat belajar
siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia.
Keberhasilan suatu proses pendidikan di sekolah dapat ditentukan oleh tinggi rendahnya
hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Salah satu indikator keberhasilan belajar dapat dilihat
dari hasil belajar (Purwanto, 2009). Hasil belajar itu sendiri adalah hasil positif atau tercapainya
KKM yang menunjukkan gambaran keberhasilan seseorang yang diraihnya dalam suatu kegiatan
atau proses belajar, yaitu berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor dalam
upaya mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya melalui suatu kegiatan yang diikutinya.
Hasil belajar merupakan penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan peserta didik
yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai
yang terdapat dalam kurikulum setelah dilakukan kegiatan evaluasi. Ini menunjukan bahwa hasil
belajar peserta didik tersebut tidak dapat diketahui tanpa adanya penilaian/evaluasi terhadap
peserta didik tersebut. Sementara tujuan hasil dari proses belajar mengajar adalah meningkatnya
hasil atau nilai yang diperoleh oleh peserta didik. Oleh karena itu maka kedua pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar guru mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Semakin bervariasi gaya guru dalam mengajar akan memungkinkan semakin tinggi hasil belajar
peserta didik. Disamping gaya mengajar guru yang diasumsikan akan meningkatkan hasil belajar,
begitu juga dari pada diri peserta didik itu, yaitu minat belajar peserta didik (Susanto, 2015).
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1)
Bagaimana pengaruh gaya mengajar guru terhadap hasil belajar siswa kelas III pada mata
pelajaran bahasa Indonesia di SDN 1 Surodikraman Ponorogo? (2) Bagaimana pengaruh minat
belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran bahasa Indonesia di SDN 1
Surodikraman Ponorogo? (3) Bagaimana pengaruh gaya mengajar guru dan minat belajar terhadap
hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran bahasa Indonesia di SDN 1 Surodikraman
Ponorogo?
KAJIAN TEORI
Guru sebagai pendidik merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha
pendidikan. Guru merupakan suri tauladan bagi siswa, maka siswa akan mengamati,
memperhatikan kemudian mereka akan menirukan apa yang dilakukan oleh seorang guru.
Rendahnya kualitas gaya mengajar guru akan mempengaruhi keberhasilan peserta didik
(Diyah Ayu Triumiana & Sumadi, 2016). Gaya mengajar guru adalah perbuatan guru
dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa. Setiap guru
memiliki gaya mengajar yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan kepribadiannya.
Gaya mengajar guru memiliki tujuan yang sama yaitu menyampaikan ilmu, pengetahuan,
Jurnal Kajian Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah DOI: ISSN (online:) ISSN (cetak):
Vol. 1, No. 1, Th. 2021 Hal. 12- 24
16 Nur Aini dan Lukman Hakim
membentuk sikap siswa dan menjadikan siswa terampil dalam berkarya. Dengan adanya
variasi gaya mengajar guru maka daya tarik siswa untuk mengikuti pembelajaran secara
optimal. Variasi gaya mengajar guru adalah perubahan cara guru dalam pembelajaran
yang bertujuan meningkatkan efektifitas serta menghilangkan kebosanan siswa ketika
belajar (Rayudisa, 2018).
Gaya mengajar merupakan cara atau metode yang digunakan guru ketika sedang
melakukan pembelajaran. Gaya belajar siswa erat kaitannya dengan gaya mengajar guru.
Berikut ini macam-macam gaya mengajar guru.Yang pertama adalah gaya mengajar klasik.
Gaya mengajar ini peran seorang guru sangat dominan dan proses pembelajaran yang
bersifat pasif. Proses pembelajaran ini berusaha untuk memelihara dan menyampaikan
nilai-nilai dari generasi terdahulu hingga generasi berikutnya. Isi pembelajaran versifat
objektif, jelas dan ditata secara sistematis atau urut. Yang kedua adalah gaya mengajar
teknologis. Gaya mengajar ini terletak pada kompetensi siswa secara indivisual. Bahan
pelajaran disesuaikan dengan tingkat kesiapan anak. Peran siswa disini adalah belajar
menggunakan media atau perangkat. Sedangkan peran guru pada gaya mengajar ini
sebagai fasilitator, pemandu dalam proses pembelajaran, karena pembelajaran sudah
deprogram dengan software maupun hardware. Yang ketiga adalah gaya mengajar
personalisasi. Gaya mengajar ini terletak pada kompetensi siswa secara indivisual. Bahan
pelajaran disesuaikan dengan tingkat kesiapan anak. Peran siswa disini adalah belajar
menggunakan media atau perangkat. Sedangkan peran guru pada gaya mengajar ini
sebagai fasilitator, pemandu dalam proses pembelajaran, karena pembelajaran sudah
deprogram dengan software maupun hardware. Yang keempat adalah gaya mengajar
interaksional. Pada gaya mengajar ini peran seorang guru dan siswa sama-sama dominan.
seorang guru menciptakan situasi yang saling berkegantungan dan timbulnya dialog
dengan siswa. Bahan pengajaran difokuskan pada masalah-masalah yang berkenaan
dengan sosio�kultural terutama yang bersifat kontemporer (Ikhsanuddin, 2017).
Variasi gaya mengajar merupakan salah satu komponen keterampilan guru.
Keterampilan gaya mengajar terdiri dari gaya bicara, variasi suara, pemusatan perhatian,
pemberian waktu, kotak pandang, mimik dan pergantian posisi dalam kelas. Keterampilan
ini bertujuan untuk menarik dan mempertahankan minat serta semangat siswa dalam
belajar. Dengan demikian dalam proses belajar mengajar guru harus mampu menggunakan
keterampilan dasar dan menggunakan keterampilan variasi gaya mengajar supaya siswa
nyaman dalam belajar dan dapat mengembangkan kreativitasnya (Moedjiono & Dimyati,
1992).
Beranjak dari gaya mengajar, minat merupakan sebuah konsep yang sangat penting
untuk dibahas. Minat merupakan suatu kondisi jiwa seseorang pada suatu objek yang
biasanya disertai dengan perasaan senang. Timbulnya minat bukan secara tiba-tiba atau
spontan akan tetapi akibat dari partisipasi, kebiasaan, pengalaman pada waktu belajar atau
bekerja. Minat belajar siswa erat hubungannya dengan kepribadian, motivasi, ekspresi,
faktor keturunan dan dari faktor eksternal seseorang. Belajar merupakan perubahan
Jurnal Kajian Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah DOI: ISSN (online:) ISSN (cetak):
Vol. 1, No. 1, Th. 2021 Hal. 12- 24
17 Judul Artikel dalam Tiga Kata…
tingkah laku seseorang terhadap situasi kondisi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman.
Jika seeorang telah memiliki minat maka ia akan terus melakukannya dengan senang hati
(Susanto, 2015).
Minat belajar merupakan kecenderungan siswa dalam aspek belajar. Minat
bukanlah bawaan dari lahir, akan tetapi diperoleh dikemudian hari. Kurangnya minat
belajar siswa dapat mengakibatkan kurangnya rasa ingin tau pada bidang tertentu, bahkan
dapat menimbulkan sikap penolakan pada guru. minat memberikan dorongan yang kuat
untuk melakukan suatu aktifitas dengan sungguh-sungguh. Maka dari itu, minat muncul
bukan dengan cara yang sengaja (Kompri, 2017).
Fungsi minat belajar yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk terus
belajar. siswa yang memiliki minat maka ia akan terus untuk tekun belajar, berbeda
dengan siswa yang hanya menerima pelajaran saja, mereka hanya mau belajar tetapi sulit
untuk terus tekun karena dianggap tidak memiliki pendorong. maka dari itu hasil belajar
siswa yang baik akan dimiliki oleh siswa yang memiliki minat terhadap pelajaran
sehingga mampu mendorong ia untuk terus menerus belajar. Minat merupakan salah satu
faktor yang mampu mempengaruhi usaha yang dilakukan oleh seseorang. Jika minatnya
kuat maka ia akan berusaha dengan gigih, serius, dan tidak gampang menyerah. Minat
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam belajar karena jika bahan pelajaran yang kita
pelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tersebut tidak akan belajar dengan
sebaik-baiknya.
Indikator minat yaitu sebagai alat pemantau yang mampu memberikan petunjuk
kearah minat belajar. Dibawah ini ada beberapa indikator siswa yang memiliki minat
belajar yang tinggi antara lain perasaan senang, perhatian belajar, bahan pelajaran dan
sikap guru yang menarik, manfaat dan fungsi mata pelajaran (Kompri, 2017).
Minat merupakan unsur utama yang akan menentukan derajat keaktifan belajar
siswa. Dengan adanya minat belajar maka siswa akan memperoleh hasil belajar yang
maksimal. jika seorang siswa memiliki minat maka siswa akan memusatkan perhatiannya
kepada yang diminatinya. jadi dapat ditegaskan bahwa minat merupakan faktor yang
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar.
Dalam kegiatan belajar dan juga dalam proses belajar mengajar tentu harus adanya
minat yang timbul dalam diri siswa tanpa adanya paksaan. Akan tetapi pada kenyatannya
jarang sekali siswa yang mengikuti pembelajaran dengan terpaksa karena belajar
merupakan suatu keharusan. Jika siswa terpaksa mengikuti proses pembelajaran maka
tujuan belajar tidak akan tercapai dengan baik. Berikut ini cara-cara untuk mengantisipasi
keterpaksaan siswa dalam proses belajar antara lain meningkatkan minat peserta didik,
memelihara minat yang sudah timbul, mencegah timbulnya minat pada hal yang negatif,
minat merupakan bahan pertimbangan untuk peserta didik kedepannya sebagai bimbingan
kepada peserta didik tentang lanjutan study atau pekerjaan (Kompri, 2017). Jadi,
berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa merupakan salah
Jurnal Kajian Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah DOI: ISSN (online:) ISSN (cetak):
Vol. 1, No. 1, Th. 2021 Hal. 12- 24
18 Nur Aini dan Lukman Hakim
satu faktor yang penting dalam mencapai efektifitas proses belajar mengajar yang akan
berpengaruh pada hasil belajar siswa (Susanto, 2015).
METODE PENELITIAN
Untuk menjawab rumusaan masalah tersebut peneliti menggunakan jenis penelitian
pendekatan kuantitatif, yang datanya berupa angka-angka. penelitian kuantitatif adalah “penelitian
yang datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik”. Untuk menganalisis
data yang sudah terkumpul menggunakan analisis regresi, yaitu suatu model statistika yang
mempelajari pola hubungan yang logis antara dua atau lebih variabel, dimana salah satunya ada
yang berlaku sabagai variabel dependen (variabel terikat) dan lainnya sebagai variabel independen
(variabel bebas).
Dikemukakan lebih lanjut bahwa pada data yang dikumpulkan adalah data sebagaimana
adanya (ex fost facto data) yaitu suatu data yang sudah terjadi yang tidak mungkin untuk diulang,
dalam kaitan pendapat tersebut penelitian ini mengkaji terhadap pengaruh gaya mengajar guru dan
minat belajar terhadap hasil belajar Siswa SDN 1 Surodikraman Ponorogo.
Populasi adalah sekelompok orang/ subyek yang ada dalam suatu masyarakat atau
lingkungan tertentu yang akan selidiki atau diteliti. Berkaitan dengan pendapat tersebut di atas
maka yang manjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakteristik yang menyangkut
tentang pengaruh gaya mengajar guru, minat belajar, dan hasil belajar Siswa SDN 1
Surodikraman Ponorogo , yang terdiri dari 1 kelas dengan jumlah keseluruhan 27 peserta didik
(Iskandar, 2008).
Sampel adalah sebagian dari individu yang diselidiki. Penentuan besarnya sampel
digunakan petunjuk dari Suharsimi Arikunto, yang mengatakan bahwa’’ apabila subjeknya
kurang dari 100, lebih baik di ambil semua, sehingga pelitian merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat di ambil antara: 10-15% atau 20-25% atau lebih.”
Mengacu dari pendapat di atas, maka penelitian menetapkan sampel dalam penelitian ini adalah 27
orang/responden dari jumlah populasi keseluruhan yang sering disebut sampel Jenuh karena
seluruh populasi otomatis sebagai sampel (Sugiyono, 2007).
Dalam rancangan penelitian ini, penulis menggunakan tiga variabel yaitu satu variabel
dependen (variabel terikat) dengan dua variabel independen (variabel bebas). Variabel pada
dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik angket dan dokumentasi.
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.29
Dalam penelitian ini, angket yang berupa pertanyaan dan penyataan digunakan untuk
memperoleh data mengenai gaya mengajar guru (X1), minat belajar (X2). Adapun
pelaksanaannya, angket diberikan kepada siswa agar mereka mengisi sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya (Sugiyono, 2007). Peserta didik diberi arahan atau penjelalasan
cara mengisi angket tersebut, peserta didik diberi tahu angket ini tidak masuk dalam
penilaian pelajaran di sekolah. Setiap responden diharuskan untuk mengisi angket yang
telah diberikan.
Jurnal Kajian Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah DOI: ISSN (online:) ISSN (cetak):
Vol. 1, No. 1, Th. 2021 Hal. 12- 24
19 Judul Artikel dalam Tiga Kata…
Skala yang digunakan adalah skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena
sosial.30 Dengan skala Likert maka variabel yang akan dikukur dijabarkan menajadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan (Arikunto,
2006). Jawaban dari setiap item istrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Dalam menskor skala kategori Likert
jawaban diberi bobot atau disamakan dengan nilai kauntitatif 4, 3, 2, 1 untuk 4 pilihan
pernyataan positif, berikut ini merupakan pemberian skor skala Likert.
Metode dokumentasi menurut Suharsimi Arikunto diartikan suatu kegiatan mencari
data atau hal-hal yang diberikan yang berkaitan dengan variabel yang berupa catatan,
transip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto,
2006).Dokumentasi dapat juga diartikan sebagai catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang
(Sugiyono, 2007). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar
siswa berupa nilai raport, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa kelas III SDN 1
Surodikraman.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses pembelajaran adalah proses yang kompleks. Pembelajaran bukan hanya sekedar
menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi suatu proses pembentukan perilaku siswa. Siswa
adalah organisme yang unik, yang sedang berkembang. Mereka memiliki minat, bakat yang
berbeda mereka juga memiliki gaya belajar yang berbeda (Mahfud, 2016). Itu sebabnya proses
pembelajaran adalah proses yang kompleks, yang harus memperhitungkan berbagai kemungkinan
yang akan terjadi. Kemungkinan-kemungkinan itu yang selanjutnya memerlukan perencanaan
yang matang dari setiap guru.
Sekolah sebagai tempat untuk peserta didik untuk mengembangkan minat dan bakatnya agar
tercapai tujuan dari pendidikan sebagai pembentuk karakter seseorang, maka dibutuhkan proses
pembelajaran yang singkron dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
Dalam penelitian ini, penulis mengamati tiga hal yang menjadi pokok bahasan, yaitu gaya
mengajar guru (X1), minat belajar siswa (X2), dan hasil belajar (Y) kelas III di SDN 1
Surodikraman tahun pelajaran 2019/2020. Analisis regresi sederhana maupun ganda ini digunakan
untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel bebas yang terdiri dari Gaya mengajar guru
(X1) dan Minat belajar (X2) terhadap variabel terikat (Y) yaitu Terhadap hasil belajar Mata
Pelajaran bahasa Indonesia.
Pengaruh Gaya Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Setelah data terkumpul dan data sudah normal baik itu data tentang, gaya mengajar guru
terhadap hasil belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III kemudian di
tabulasikan. Adapun untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara gaya mengajar guru terhadap
hasil belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III, peneliti menggunakan rumus
regresi sederhana. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Jurnal Kajian Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah DOI: ISSN (online:) ISSN (cetak):
Vol. 1, No. 1, Th. 2021 Hal. 12- 24
20 Nur Aini dan Lukman Hakim
Tabel 1 Tabel Anova Gaya Mengajar Guru dan Hasil Belajar Siswa
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 261.833 1 261.833 46.616 .000a
Residual 56.167 10 5.617
Total 318.000 11
a. Predictors: (Constant), Gaya Menagajar
b. Dependent Variable: Hasil Belajar
Hipotesis:
Ho : Tidak ada pengaruh gaya mengajar guru terhadap hasil belajar kelas III di
SDN 1 Surodikraman.
Ha : Ada pengaruh gaya mengajar guru terhadap hasil belajar kelas III di SDN 1
Surodikraman.
Berdasarkan nilai F dari tabel Anova diperoleh F hitung = 46.616 dengan tingkat
signifikasi / probabilitas 0,000 < 0,05. Dengan demikian disimpulkan Ho ditolak yang berarti Ha
diterima, yaitu ada pengaruh yang signifikan gaya mengajar guru terhadap hasil belajar pada mata
pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III di SDN 1 Surodikraman.
Berdasarkan analisa perhitungan juga diperoleh nilai korelasi/hubungan (R), yaitu sebesar
0,907 dan dijelaskan besar persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang
disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil dari penguadratan R. dari output tersebut
diperoleh koefisien (R²) sebesar 0,823 yang mengandung pengertian bahwa pengaruh gaya
mengajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN 1
Surodikraman sebesar 82,3 %, sedangkan sisanya dipengaruhi variabel yang lain.
Pengaruh Minat belajar Terhadap hasil belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Adapun untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara minat belajar siswa terhadap hasil
belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN 1 Surodikraman peneliti
menggunakan rumus regresi sederhana. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2 Tabel Anova Minat Belajar dan Hasil Belajar Siswa
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 224.914 1 224.914 .24.162 .001a
Residual 93.086 10 9.309
Total 318.000 11
a. Predictors: (Constant), minat belajar siswa
b. Dependent Variable: hasil belajar
Hipotesis:
Jurnal Kajian Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah DOI: ISSN (online:) ISSN (cetak):
Vol. 1, No. 1, Th. 2021 Hal. 12- 24
21 Judul Artikel dalam Tiga Kata…
Ho : Tidak ada pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas III di
SDN 1 Surodikraman.
Ha : Ada pengaruh kegiatan minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas III di
SDN 1 Surodikraman.
Berdasarkan nilai F dari tabel Anova diperoleh F hitung = 24.162. Sedangkan tingkat
signifikasi / probabilitas 0,001< 0,05. Dengan demikian disimpulkan Ho ditolak yang berarti Ha
diterima, yaitu ada pengaruh yang signifikan minat belajar siswa terhadap hasil belajar pada mata
pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III di SDN 1 Surodikraman.
Berdasarkan analisa perhitungan juga diperoleh nilai korelasi/hubungan (R), yaitu sebesar
0,841 dan dijelaskan besar persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang
disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil dari penguadratan R. Dari output tersebut
diperoleh koefisien (R²) sebesar 0,707 yang mengandung pengertian bahwa minat belajar siswa
terhadap hasil belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN 1 Surodikraman
sebesar 70,7 % sedangkan sisanya dipengaruhi variabel yang lain.
Pengaruh Gaya Mengajar Guru Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia
Adapun untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara gaya mengajar guru dan minat
belajar siswa terhadap hasil belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SDN 1
Surodikraman peneliti menggunakan rumus regresi ganda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 3 Tabel Anova Pengaruh Gaya Mengajar Guru dan Minat Belajar Siswa Terhadap
Hasil Belajar Siswa
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 261.868 2 130.934 20.993 .000a
Residual 56.132 9 6.237
Total 318.000 11
a. Predictors: (Constant), Minat Belajar Siswa (X2), Gaya Mengajar (X1)
b. Dependent Variable: hasil belajar
Hipotesis:
Ho : Tidak ada pengaruh gaya mengajar dan minat belajar siswa terhadap hasil
belajar siswa kelas III di SDN 1 Surodikraman.
Ha : Ada pengaruh gaya mengajar guru dan minat belajar siswa terhadap hasil
belajar siswa kelas III di SDN 1 Surodikraman.
Berdasarkan dari tabel Anova diperoleh F hitung = 20.993 dengan tingkat signifikasi/
probalititas 0,000 < 0,05. Dengan demikian disimpulkan Ho ditolak yang berarti Ha diterima, yaitu
ada pengaruh yang signifikan gaya mengajar guru dan minat belajar siswa terhadap hasil pada
mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III di SDN 1 Surodikraman.
Berdasarkan analisa perhitungan juga diperoleh nilai/hubungan (R), yaitu sebesar 0,907
dan menjelaskan besarnya presentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang
disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil dari pengkuadratan R. Dari output tersebut
Jurnal Kajian Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah DOI: ISSN (online:) ISSN (cetak):
Vol. 1, No. 1, Th. 2021 Hal. 12- 24
22 Nur Aini dan Lukman Hakim
diperoleh koefisien (R²) sebesar 0,827 yang mengandung pengertian bahwa pengaruh gaya
mengajar guru dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia
siswa kelas III SDN 1 Surodikraman adalah sebesar 82,7% sedang sisanya dipengaruhi oleh
variabel yang lainnya.
Pada pembahasan ketiga variabel tersebut di dapatkan hasil bahwa gaya mengajar guru
(X1) terhadap hasil belajar (Y) berpengaruh dengan hasil F hitung sebesar = 46.616 dengan
tingkat signifikan probalitas 0.000 < 0,05, maka Ha diterima. Selanjutnya, nilai koefisien (R²)
sebesar 82,3%. Minat belajar siswa (X2) terhadap hasil belajar siswa (Y) berpengaruh dengan
hasil F hitung sebesar = 24.162 dengan tingkat signifikan probalitas 0.001 < 0,05, maka Ha
diterima. Kemudian, nilai koefisien (R²) sebesar 70,7%. Gaya mengajar guru (X1) dan minat
belajar siswa (X2) berpengaruh terhadap hasil belajar (Y) kelas III SDN 1 Surodikraman dengan
hasil F hitung sebesar = 20.993 dengan tingkat signifikikansi/ probalititas 0,000 < 0,05 maka Ha
diterima. Nilai koefisien (R²) sebesar 0,823 yang mengandung pengertian bahwa pengaruh gaya
mengajar guru dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia
siswa kelas III SDN 1 Surodikraman adalah sebesar 82,3% sedang sisanya dipengaruhi oleh
variabel lainnya.
Interpretasi Data Penelitian
Di SDN 1 Surodikraman gaya mengajar guru cenderung monoton, hal ini dapat
dilihat dari beberapa kegiatan belajar mngajar, guru hanya menggunakan strategi dan
metode ceramah dan pemberian tugas, hal ini menjadi salah satu indikasi rendahnya hasil
belajar siswa. dengan adanya gaya mengajar guru ini dapat memberikan kontribusi dalam
meningkatkan hasil belajar siswa, dengan adanya gaya mengajar dapat mengatasi
kebosanan siswa sehingga siswa dapat lebih tertarik dalam pembelajaran. Gaya mengajar
guru memiliki tujuan yang sama yaitu menyampaikan ilmu, pengetahuan, membentuk
sikap siswa dan menjadikan siswa terampil dalam berkarya. Dengan adanya variasi gaya
mengajar guru maka daya tarik siswa untuk mengikuti pembelajaran secara optimal.
Variasi gaya mengajar guru adalah perubahan cara guru dalam pembelajaran yang
bertujuan meningkatkan efektifitas serta menghilangkan kebosanan siswa ketika belajar
agar hasil belajar siswa mendapatkan hasil yang optimal . Pada penelitian yang dilakukan
di SDN 1 Surodikraman menunjukan bahwa gaya mengajar guru (X1) terhadap hasil
belajar (Y) berpengaruh`Minat belajar siswa di SDN 1 Surodikraman dapat dikatan masih
rendak, hal ini terlihat pada saat proses belajar mengajar sbanyak siswa yang ramai dan
tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Kurangnya minat belajar siswa dapat
mengakibatkan kurangnya rasa ingin tau pada bidang tertentu dan hasil belajar siswa
tidaklah optimal, bahkan dapat menimbulkan sikap penolakan pada guru. Minat
memberikan dorongan yang kuat untuk melakukan suatu aktifitas dengan sungguh-
sungguh agar mendapatkan hasil yang optimal. Pada penelitian yang dilakukan di SDN 1
Surodikraman menunjukan bahwa Minat belajar siswa (X2) terhadap hasil belajar siswa
(Y) berpengaruh. Hasil belajar peserta didik kelas III di SDN 1 Surodikraman khususnya
pada mata pelajaran bahasa Indonesia ini sangatlah rendah. Hal ini dikarenakan 2 hal
kemungkinan yaitu kurangnya gaya mengajar yang digunakan guru dan rendahnya minat
Jurnal Kajian Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah DOI: ISSN (online:) ISSN (cetak):
Vol. 1, No. 1, Th. 2021 Hal. 12- 24
23 Judul Artikel dalam Tiga Kata…
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Peneliti melakukan penelitian dikelas
III karena peneliti menemukan banyak masalah di kelas tersebut, baik pada saat
pembelajaran didalam kelas maupun pembelajaran diluar kelas.
Pada penjajakan awal ditemukan hasil belajar siswa sangatlah rendah khususnya
pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang mayoritas nilainya dibawah KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Pada penelitian ini, menunjukan bahwa bahwa pengaruh gaya
mengajar guru dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar pada mata pelajaran bahasa
Indonesia siswa kelas III SDN 1 Surodikraman. Pengaruh gaya mengajar guru dan minat
belajar memiliki pengaruh yang segnifikan terhadap hasil belajar siswa. dengan hasil
penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga
kependidikan dalam mencetak generasi yang berkualitas.
SIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai variabel gaya mengajar guru
dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa
kelas III SDN 1 Surodikraman tahun pelajaran 2019/2020 dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut. Ada pengaruh yang signifikan antara gaya mengajar guru terhadap hasil
belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III di SDN 1 Surodikraman.
Besar pengaruhnya adalah 82,3%, sedangkan 17,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti.
Ada pengaruh yang signifikan antara minat belajar siswa terhadap hasil belajar
pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III di SDN 1 Surodikraman. Besar
pengaruhnya adalah 70,7%, sedangkan 29,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti. Ada pengaruh yang signifikan antara gaya mengajar guru dan minat belajar siswa
terhadap hasil belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III di SDN 1
Surodikraman. Besar pengaruhnya adalah 82,7%, sedangkan 17,3% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Refika Aditama.
Ahmad. (2007). Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching. Ciputat Press.
Ahmadi, A. (2009). Psikologi Umum. Rineka Cipta.
Ahmadi, A., & Widodo, S. (2013). Psikologi Belajar. Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Bahri, D. S. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.
Diyah Ayu Triumiana & Sumadi. (2016). Hubungan antara Gaya Mengajar Guru, Motivasi
Belajar dan Kreatifitas Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Fisika. Compton: Jurnal
Ilmiah Pendidikan Fisika, 3(2).
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/COMPTON/article/view/684
Hamalik, O. (2012). Psikologi Belajar dan Mengajar. Sinar Baru Algesindo.
Jurnal Kajian Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah DOI: ISSN (online:) ISSN (cetak):
Vol. 1, No. 1, Th. 2021 Hal. 12- 24
24 Nur Aini dan Lukman Hakim
Ikhsanuddin, M. (2017). Analisis Gaya Mengajar Dosen Tetap STKIP Nurul Huda Sukaraja. Al
I’tibar Jurnal Pendidikan Islam, 3(1).
http://journal.stkipnurulhuda.ac.id/index.php/JPIA/article/view/200
Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Gaung
Persada Press.
Kompri. (2017). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Media Akademia.
Mahfud, C. (2016). Pendidikan Multikultural. Pustaka Pelajar.
Moedjiono, M., & Dimyati. (1992). Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud Diektorat Jendral
Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Remaja.
Rayudisa, A. H. (2018). Hubungan Antara Gaya Mengajar Guru dan Motivasi Belajar dengan
Prestasi Belajar Siswa Kelas X IPS MAN 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018. Risalah,
5(3). http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/risalah/article/view/12459
Retnasari, L., & Suharno. (2018). Strategi SMP Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta
dalam Pembiasaan Karakter Kewarganegaraan pada Peserta Didik. Citizenship Jurnal
Pancasila Dan Kewarganegaraan, 6.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan: Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Alfabeta.
Susanto, A. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Prenadamedia Group.
UU No. 20 tahun 2003. (2003). Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya. Media Wacana.