pengaruh hasil tangkapan sumberdaya ikan · pdf filekuning (selaroides leptolepis) yang...

26
Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 1 PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN SELAR KUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA KRANJI KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN Faisol Mas‘ud *) *) Dosen Fakultas Perikanan Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Universitas Islam Lamongan email : [email protected] ABSTRAK Ikan selar kuning merupakan salah satu sumberdaya ikan ekonomis penting yang terdapat di Perairan Paciran Kabupaten Lamongan. Nilai ekonomis yang tinggi disertai permintaan yang terus meningkat, menjadikan ikan ini sebagai salah satu target utama penangkapan. Namun pada kenyataannya sumberdaya ikan selar kuning mengalami tekanan penangkapan yang akan berdampak negatif terhadap populasi ikan tersebut. Penelitian ini dilakukan di Perairan Paciran selama periode bulan Maret sampai Mei 2015, dengan tujuan untuk mengkaji sebaran frekuensi panjang, menentukan parameter pertumbuhan, mengkaji pola pertumbuhan, menentukan nilai hasil tangkapan per satuan upaya, dan menduga musim penangkapan yang baik, guna memberikan suatu usulan model pengelolaan yang sesuai bagi sumberdaya ikan tersebut. Jenis data yang dikumpulkan untuk keperluan penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari pengambilan ikan contoh dan wawancara terhadap nelayan berdasarkan kuisioner, sedangkan data sekunder terdiri dari data hasil tangkapan dan upaya tangkap beberapa tahun terakhir, dokumen atau literature yang mendukung penelitian. Pengambilan contoh ikan dilakukan dengan metode penarikan contoh berlapis (stratified random sampling) adalah penarikan contoh yang dilakukan dengan cara populasi dibagi menjadi beberapa lapisan berdasarkan karakteristiknya. Berdasarkan hasil, alternatif strategi pengelolaan sumberdaya ikan selar kuning diantaranya adalah pencegahan overfishing dapat dilakukan dengan: (1) pengaturan alat tangkap, yakni pengaturan mesh size jaring muroami pada bagian kantong agar lebih besar dari 1 inchi; (2) pengaturan upaya penangkapan; (3) dalam jangka pendek dapat dilakukan schedule of fishing, yaitu kegiatan pengaturan penangkapan seperti adanya sistem buka tutup untuk suatu lokasi penangkapan; (4) perlunya menerapkan sistem monitoring serta pendataan secara sistematis dan kontinu terhadap produksi ikan yang bernilai jual, ikan konsumsi, bahkan ikan yang terbuang (by catch). Kata kunci : pengelolaan sumberdaya, ikan selar kuning, monitoring pendataan Tuntutan pemenuhan kebutuhan akan sumberdaya akan diikuti oleh tekanan eksploitasi sumberdaya ikan yang juga semakin intensif. Jika tidak di kelola secara bijaksana sangat dikhawatirkan penmanfaatan secara intensif akan mendorong usaha perikanan ke jurang kehancuran (Nikijuluw VPH, 2002). Pengelolaaan perikanan tangkap harus memberikan suatu upaya yang berkelanjutan serta ramah lingkungan. Berdasarkan hal ini dilakukan kajian melalui data sebaran frekuensi panjang, menentukan parameter pertumbuhan, menduga laju mortalitas dan eksploitasi. Ikan selar kuning merupakan jenis ikan konsumsi yang memiliki nilai ekonomis penting. Dengan semakin meningkatnya permintaan komoditas dan semakin bertambahnya angkatan kerja disektor penangkapan mengakibatkan semakin meningkatnya tekanan penangkapan terhadap sumberdaya ikan karang. Penambahan jumlah upaya penangkapan pada batas waktu tertentu akan menyebabkan peningkatan produksi, tetapi apabila terus terjadi penambahan upaya, maka pada suatu saat akan terjadi penurunan stok. Apabila kondisi pola pemanfaatan sumberdaya ikan selar kuning yang ada pada saat ini tetap berjalan, diduga dalam jangka panjang dapat mengakibatkan penurunan stok sumberdaya bahkan dapat terancam punah. Permasalahan Ikan selar kuning adalah komoditas bernilai ekonomi tinggi di Kabupaten Lamongan. Selain alat tangkap bubu, alat tangkap yang

Upload: tranmien

Post on 15-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 1

PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN SELAR

KUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA

KRANJI KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

Faisol Mas‘ud *)

*)Dosen Fakultas Perikanan Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Universitas Islam Lamongan

email : [email protected]

ABSTRAK

Ikan selar kuning merupakan salah satu sumberdaya ikan ekonomis penting yang terdapat di Perairan

Paciran Kabupaten Lamongan. Nilai ekonomis yang tinggi disertai permintaan yang terus meningkat,

menjadikan ikan ini sebagai salah satu target utama penangkapan. Namun pada kenyataannya sumberdaya

ikan selar kuning mengalami tekanan penangkapan yang akan berdampak negatif terhadap populasi ikan

tersebut. Penelitian ini dilakukan di Perairan Paciran selama periode bulan Maret sampai Mei 2015, dengan

tujuan untuk mengkaji sebaran frekuensi panjang, menentukan parameter pertumbuhan, mengkaji pola

pertumbuhan, menentukan nilai hasil tangkapan per satuan upaya, dan menduga musim penangkapan yang

baik, guna memberikan suatu usulan model pengelolaan yang sesuai bagi sumberdaya ikan tersebut.

Jenis data yang dikumpulkan untuk keperluan penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer terdiri dari pengambilan ikan contoh dan wawancara terhadap nelayan berdasarkan kuisioner,

sedangkan data sekunder terdiri dari data hasil tangkapan dan upaya tangkap beberapa tahun terakhir,

dokumen atau literature yang mendukung penelitian. Pengambilan contoh ikan dilakukan dengan metode

penarikan contoh berlapis (stratified random sampling) adalah penarikan contoh yang dilakukan dengan

cara populasi dibagi menjadi beberapa lapisan berdasarkan karakteristiknya. Berdasarkan hasil, alternatif

strategi pengelolaan sumberdaya ikan selar kuning diantaranya adalah pencegahan overfishing dapat

dilakukan dengan: (1) pengaturan alat tangkap, yakni pengaturan mesh size jaring muroami pada bagian

kantong agar lebih besar dari 1 inchi; (2) pengaturan upaya penangkapan; (3) dalam jangka pendek dapat

dilakukan schedule of fishing, yaitu kegiatan pengaturan penangkapan seperti adanya sistem buka tutup

untuk suatu lokasi penangkapan; (4) perlunya menerapkan sistem monitoring serta pendataan secara

sistematis dan kontinu terhadap produksi ikan yang bernilai jual, ikan konsumsi, bahkan ikan yang

terbuang (by catch).

Kata kunci : pengelolaan sumberdaya, ikan selar kuning, monitoring pendataan

Tuntutan pemenuhan kebutuhan akan

sumberdaya akan diikuti oleh tekanan eksploitasi

sumberdaya ikan yang juga semakin intensif. Jika

tidak di kelola secara bijaksana sangat

dikhawatirkan penmanfaatan secara intensif akan

mendorong usaha perikanan ke jurang kehancuran

(Nikijuluw VPH, 2002).

Pengelolaaan perikanan tangkap harus

memberikan suatu upaya yang berkelanjutan serta

ramah lingkungan. Berdasarkan hal ini dilakukan

kajian melalui data sebaran frekuensi panjang,

menentukan parameter pertumbuhan, menduga laju

mortalitas dan eksploitasi.

Ikan selar kuning merupakan jenis ikan

konsumsi yang memiliki nilai ekonomis penting.

Dengan semakin meningkatnya permintaan

komoditas dan semakin bertambahnya angkatan

kerja disektor penangkapan mengakibatkan

semakin meningkatnya tekanan penangkapan

terhadap sumberdaya ikan karang. Penambahan

jumlah upaya penangkapan pada batas waktu

tertentu akan menyebabkan peningkatan produksi,

tetapi apabila terus terjadi penambahan upaya,

maka pada suatu saat akan terjadi penurunan stok.

Apabila kondisi pola pemanfaatan sumberdaya

ikan selar kuning yang ada pada saat ini tetap

berjalan, diduga dalam jangka panjang dapat

mengakibatkan penurunan stok sumberdaya

bahkan dapat terancam punah.

Permasalahan

Ikan selar kuning adalah komoditas

bernilai ekonomi tinggi di Kabupaten Lamongan.

Selain alat tangkap bubu, alat tangkap yang

Page 2: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 2

dominan untuk menangkap ikan ini adalah jaring

muroami. Penggunaan alat tangkap ini

menyebabkan tertangkapnya ikan‐ikan yang masih

muda karena memiliki ukuran mata jaring pada

kantong (cod end) yang sangat kecil yaitu hanya

sekitar 2,54 cm. Kondisi tekanan penangkapan

yang tinggi, volume produksi yang terus

meningkat dan belum adanya kegiatan budidaya

dapat mengakibatkan penipisan stok ikan atau

menurunnya jumlah populasi ikan selar kuning di

Perairan Paciran serta terjadinya upaya tangkap

lebih (overfishing). Oleh karena itu, diperlukan

suatu upaya pengelolaan agar pemanfaatan ikan

selar kuning yang berkelanjutan dapat tercapai.

Dalam hal ini diperlukan informasi dasar mengenai

biologi sumberdaya ikan selar kuning seperti

pertumbuhan agar status populasi ikan selar kuning

saat ini dapat diketahui.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji

sebaran frekuensi panjang, menentukan parameter

pertumbuhan, mengkaji pola pertumbuhan,

menentukan hasil tangkapan per satuan upaya, dan

menduga musim penangkapan yang baik, guna

memberikan suatu usulan model pengelolaan yang

sesuai bagi sumberdaya ikan tersebut.

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pendaratan

Pangkalan Ikan (PPI) Desa Kranji Kecamatan

Paciran Kabupaten Lamongan. Pengambilan data

primer berupa pengukuran panjang dan berat ikan

contoh yang ditangkap di PPI Desa Kranji

kecamatan Paciran dilakukan mulai bulan Maret

sampai Mei 2015 dengan interval waktu

pengambilan setiap bulan.

Fokus utama penelitian adalah para

nelayan yang menangkap ikan selar kuning di

perairan Paciran Kabupaten Lamongan dengan

menggunakan alat tangkap yang dominan yaitu

muroami di daerah sekitarnya dan mendaratkan

hasil tangkapannya di PPI Kranji Kecamatan

Paciran Kabupaten Lamongan. Dasar

pertimbangan pemilihan PPI Kranji sebagai lokasi

penelitian karena PPI tersebut merupakan

satu‐satunya Pangkalan Pendaratan Ikan yang

berlokasi di daerah Paciran Kabupaten Lamongan

sehingga diharapkan informasinya dapat mewakili

dan mencerminkan upaya pengelolaan sumberdaya

ikan selar kuning di perairan Paciran Kabupaten

Lamongan.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan antara lain penggaris

30 cm dengan ketelitian 0,1 cm, timbangan

berkapasitas 2000 gram dengan ketelitian 0,5

gram, kamera digital, alat tulis. Bahan yang

digunakan antara lain peta lokasi penelitian, data

sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan

literatur yang mendukung penelitian.

Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan untuk

keperluan penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer terdiri dari

pengambilan ikan contoh dan wawancara terhadap

nelayan berdasarkan kuisioner, sedangkan data

sekunder terdiri dari data hasil tangkapan dan

upaya tangkap beberapa tahun terakhir, dokumen

atau literatur yang mendukung penelitian. Ikan

contoh ditangkap dengan jaring muroami yang

terdiri dari tiga bagian yaitu: mulut, badan, dan

kantong. Ukuran mata jaring yang digunakan pada

bagian mulut sebesar 3 inchi (7,62 cm), bagian

badan sebesar 1 ¾ inchi (4,45 cm), dan bagian

kantong sebesar 1 inchi (2,54 cm). Dari 13 jumlah

nelayan muroami, ikan contoh yang diambil

berasal hanya dari satu nelayan saja yang mendarat

di PPI Desa Kranji dengan dasar pertimbangan

mengambil 10% dari total jumlah nelayan

muroami yang ada. Nelayan yang terpilih

dilakukan secara acak dengan menggunakan

metode penarikan contoh acak sederhana (simple

random sampling).

Ikan contoh diidentifikasi dengan cara

mengamati morfologi ikan, yakni bentuk tubuh,

sirip pektoral, sirip dorsal, sirip ventral, sirip anal,

sirip ekor, warna, dan ciri khusus lainnya.

Pengambilan contoh ikan dilakukan dengan

metode penarikan contoh berlapis (stratified

random sampling) adalah penarikan contoh yang

dilakukan dengan cara populasi dibagi menjadi

beberapa lapisan berdasarkan karakteristiknya.

Ikan contoh dibedakan berdasarkan ukurannya

yaitu kecil (6‐12 cm), sedang (13‐20 cm), dan

besar (>20 cm). Total ikan contoh yang diambil

sebanyak 150 ekor setiap bulan.

Ikan contoh kemudian diukur panjang dan

berat. Panjang ikan yang diukur adalah panjang

total yaitu panjang ikan dari ujung mulut terdepan

sampai dengan ujung sirip ekornya. Ikan yang

Page 3: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 3

telah diukur panjangnya langsung dipisahkan

untuk dilakukan pengukuran berat.

Pengambilan contoh responden dilakukan

dengan menggunakan metode purposive sampling

atau pemilihan responden dengan sengaja

berdasarkan kesediaan anggota populasi. Menurut

Bagenal T (1978), metode pengambilan contoh

secara purposive (purposive sampling) adalah

penarikan contoh yang dilakukan berdasarkan

kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Pengambilan

contoh dilakukan terhadap nelayan yang dianggap

mewakili sifat‐sifat dari keseluruhan nelayan yang

menangkap ikan selar kuning di Perairan Paciran

Kabupaten Lamongan. Pengambilan contoh

responden difokuskan pada satu jenis alat tangkap

yaitu muroami. Jenis data yang dikumpulkan

melalui kuisioner adalah sebagai berikut :

1. Jenis, ukuran, komposisi dan produksi ikan;

seluruh jenis ikan yang tergolong dalam

kategori ikan karang konsumsi akan

dikumpulkan pada lokasi studi yang telah

ditetapkan. Namun, dari seluruh ikan karang

konsumsi tersebut akan difokuskan pada ikan

selar kuning.

2. Jumlah dan kategori (tipe) kapal ikan; seluruh

kapal yang menangkap ikan di wilayah perairan

tersebut akan mendaratkan ikannya di PPI.

3. Alat tangkap; jenis data ini meliputi jenis,

kategori dan jumlah alat tangkap yang

beroperasi.

4. Lokasi penangkapan; karena setiap ikan

memiliki lokasi penangkapan (fishingground)

yang berbeda‐beda, oleh karena itu akan

dilakukan inventarisasi lokasi penangkapan

setiap ikan yang didaratkan.

5. Musim penangkapan; data ini meliputi

waktu‐waktu penangkapan ikan laut,

6. Yaitu musim panen dan paceklik.

7. Nelayan; data nelayan yang relevan untuk

dikumpulkan meliputi jumlah dan kategori

nelayan.

Data sekunder dapat didapatkan dari

instansi terkait, baik yang ada di lokasi penelitian

maupun yang ada di Dinas Perikanan dan Kelautan

Kabupaten Lamongan. Beberapa instansi yang

dijadikan sumber bagi data sekunder antara lain :

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten

Lamongan; Tempat Pelelangan Ikan Kranji. Jenis

data yang diperlukan adalah:

1) Produksi (penangkapan)

2) Upaya/frekuensi lama/jumlah penangkapan

3) Sarana usaha perikanan (kapal, alat tangkap,

dll)

4) Pemasaran (bentuk komoditas, tujuan, sistem

pemasaran)

ANALISIS DATA Sebaran frekuensi panjang

Sebaran frekuensi panjang adalah

distribusi ukuran panjang pada kelompok panjang

tertentu. Sebaran frekuensi panjang didapatkan

dengan menentukan selang kelas, nilai tengah

kelas, dan frekuensi dalam setiap kelompok

panjang (Lagler KF et all, 1977). Dalam penelitian

ini, untuk menganalisis sebaran frekuensi panjang

menggunakan tahapan tahapan sebagai berikut

1) Menentukan nilai maksimum dan nilai

minimum dari seluruh data panjang total ikan

selar kuning.

2) Dengan melihat hasil pengamatan frekuensi

pada setiap selang kelas panjang ikan

ditetapkan jumlah kelas sebanyak 22 kelas

dengan interval sebesar 10 mm.

3) Menentukan limit bawah kelas bagi selang

kelas yang pertama dan kemudian limit atas

kelasnya. Limit atas didapatkan dengan cara

menambahkan lebar kelas pada limit bawah

kelas.

4) Mendaftarkan semua limit kelas untuk setiap

selang kelas.

5) Menentukan nilai tengah kelas bagi

masing‐masing kelas dengan merata‐ratakan

6) Limit kelas.

7) Menetukan frekuensi bagi masing‐masing

kelas.

Sebaran frekuensi panjang yang telah

ditentukan dalam masing‐masing kelas, diplotkan

dalam sebuah grafik untuk melihat jumlah

distribusi normalnya. Dari grafik tersebut dapat

terlihat jumlah puncak yang menggambarkan

jumlah kelompok umur (kohort) yang ada. Dapat

terlihat juga pergeseran distribusi kelas panjang

setiap bulannya. Pergeseran sebaran frekuensi

panjang menggambarkan jumlah kelompok umur

(kohort) yang ada. Bila terjadi pergeseran modus

sebaran frekuensi panjang berarti terdapat lebih

dari satu kohort. Bila terdapat lebih dari satu

kohort, maka dilakuakn pemisahan distribusi

normal. Menurut Brandt V (1984) metode yang

dapat digunakan untuk memisahkan distribusi

komposit ke dalam distribusi normal dengan

bantuan software program FISAT II.

Parameter pertumbuhan (L∞,K) dan t0

Page 4: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 4

Plot Ford‐Walford merupakan salah satu

metode paling sederhana dalam menduga

persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy dengan

interval waktu pengambilan contoh yang sama

Brandt V (1984). Persamaan pertumbuhan Von

Bertalanffy dapat dinyatakan sebagai berikut :

𝐿𝑡 = 𝐿∞ 1 − 𝜃−𝐾(𝑡−𝑡𝑜)

Lt adalah panjang ikan pada saat umur t

(satuan waktu), L∞ adalah panjang maksimum

secara teoritis (panjang asimtotik), K adalah

koefisien pertumbuhan (per satuan waktu), t0

adalah umur teoritis pada saat panjang sama

dengan nol. Untuk t0 sama dengan nol, persamaan

(1) dapat ditulis menjadi :

𝐿𝑡 = 𝐿∞ 1 − 𝜃−𝐾𝑡

Sehingga

𝐿𝑡 = 𝐿∞ 1 − 𝜃−𝐾𝑡

Untuk t sama dengan t+1 dan t sama dengan t,

persamaan (2) bagi Lt+1‐Lt menjadi :

𝐿𝑡+1 − 𝐿𝑡 = 𝐿∞ 1 − 𝜃−𝐾(𝑡+1) − 𝐿∞ 1 − 𝜃−𝐾𝑡 Sehingga

𝐿𝑡 + 1 − 𝐿𝑡 = 𝐿∞𝑒𝐾𝑡 (1 − 𝑒−𝐾)

Hubungan panjang berat

Hubungan panjang berat digambarkan

dalam dua bentuk yaitu isometrik dan alometrik

(Fafioye OO & Oluajo OA, 2005). Untuk kedua

pola ini berlaku persamaan :

𝑊 = 𝑎 𝐿𝑏

Jika dilinearkan melalui transformasi logaritma,

maka diperoleh persamaan :

𝐿𝑜𝑔 𝑊 = 𝐿𝑜𝑔 𝑎 + 𝑏 𝐿𝑜𝑔 𝐿

Untuk mendapatkan parameter a dan b,

digunakan analisis regresi linier sederhana dengan

Log W sebagai ’y’ dan Log L sebagai ’x’.

Untuk menguji nilai b=3 atau b ≠ 3 (b>3,

pertambahan berat lebih cepat dari pada

pertambahan panjang) atau (b<3, pertambahan

panjang lebih cepat dari pada pertambahan berat)

dilakukan uji‐t (Sukimin et al. 2006), dengan

hipotesis :

H0 : β = 3, hubungan panjang dengan berat

adalah isometrik

H1 : β ≠ 3, hubungan panjang dengan berat

adalah allometrik

Allometrik positif, jika b>3 (pertambahan

berat lebih dari pada pertambahan panjang) dan

allometrik negatif, jika b<3 (pertambahan panjang

lebih cepat dari pada pertambahan berat).

𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑏1 − 𝑏0

𝑆𝑏1

b1 adalah nilai b (hubungan dari panjang berat), b0

adalah 3, dan Sb1 adalah simpangan koefisien b.

Selanjutnya, nilai thitung dibandingkan

dengan nilai ttabel pada selang kepercayaan 95%.

Kemudian untuk mengetahui pola pertumbuhan

ikan, kaidah keputusan yang diambil mengacu

pada Nasoetion & Barizi (1980) yaitu : jika thitung

> ttabel maka tolak hipotesis nol (H0) dan jika

thitung < ttabel maka gagal tolak hipotesis nol (H0).

Tangkapan per satuan upaya

Data hasil upaya penangkapan ikan selar

kuning dapat dianalisis dengan menghitung nilai

hasil tangkapan per upaya penangkapan atau

analisis tangkapan per satuan upaya. TPSU

digunakan sebagai indeks kelimpahan sumberdaya

perikanan. TPSU dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

𝑇𝑃𝑆𝑈 = 𝑇

𝑈

TPSU adalah jumlah tangkapan per satuan upaya,

T adalah jumlah tangkapan bulanan harian, atau

tahunan ikan selar kuning (kg) dan U adalah

merupakan jumlah upaya bulanan, harian, atau

tahunan ikan selar kuning (hari). Selanjutnya

TPSU ini disajikan dalam bentuk grafik.

HASIL DAN PEMBAHASAN Sebaran frekuensi panjang ikan selar kuning

Ikan selar kuning yang diamati selama

penelitian berjumlah 450 ekor masing-masing 154

ekor pada bulan Maret, April, dan Mei. Panjang

minimum dan panjang maksimum ikan selar

kuning adalah 76 mm dan 295 mm. Pada bulan

Maret frekuensi ikan selar kuning jantan dan betina

adalah 126‐136 mm dan 137‐145 mm. Pada bulan

April frekuensi ikan selar kuning jantan dan betina

adalah 126‐135 mm dan 137‐145 mm. Pada bulan

Mei frekuensi ikan selar kuning jantan dan betina

adalah 117‐128 mm dan 128‐135 mm. Secara

keseluruhan diketahui bahwa frekuensi tertinggi

ikan selar kuning jantan dan betina adalah 125‐134

mm. Hasil ini menunjukkan bahwa ukuran ikan

selar kuning betina lebih besar dibandingkan

ukuran ikan selar kuning jantan.

Page 5: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 5

Gambar 1. Sebaran frekuensi panjang ikan selar

kuning setiap bulan Maret

Gambar 2. Sebaran frekuensi panjang ikan selar

kuning setiap kelas bulan April

Gambar 3. Sebaran frekuensi panjang ikan selar

kuning setiap kelas bulan Mei

Gambar 1. Sebaran frekuensi panjang ikan selar

kuning setiap kelas secara total

Parameter pertumbuhan (L∞, K) dan t0

Parameter pertumbuhan Von Bertalanffy

(K dan L∞) diduga dengan menggunakan metode

Plot Ford‐Walford. Metode Ford Walford dapat

digunakan karena data diambil pada interval waktu

yang tetap yaitu satu bulan selama tiga bulan. Hasil

pemisahan kelompok ukuran menunjukkan bahwa

ikan contoh terdiri dari beberapa kelompok ukuran.

Hasil analisis kelompok ukuran ikan di

atas memiliki panjang rata‐rata, jumlah populasi

dan indeks separasi seperti disajikan pada Tabel 2,

Tabel 3, dan Tabel 4. Dalam pemisahan kelompok

ukuran ikan dengan menggunakan metode

Bhattacharya indeks separasi (separation index, SI)

sangat penting untuk diperhatikan. Menurut

Busacker GP et all (1990), jika nilai I<2 maka

pemisahan kelompok ukuran tidak mungkin

dilakukan karena terjadi tumpang tindih yang besar

antar kelompok ukuran ikan. Nilai simpangan baku

yang semakin besar menunjukkan bahwa ikan yang

semakin tua mempunyai ukuran yang semakin

beragam.

Table 1. Hasil analisis masing-masing kelompok

ukuran ikan kuning jantan

No. L (t)

Jumlah

Populasi

(N)

Standart

Deviasi (S)

Indeks

Reparasi

(I)

1 128,54 232 14,36 -

2 158,87 77 15,87 2,08

3 216,98 60 22,99 2,30

Total 369

Tabel 2. Hasil analisis masing‐masing kelompok

ukuran ikan selar kuning betina No. L (t) Jumlah

Populasi

(N)

Standart

Deviasi (S)

Indeks

Reparasi

(I)

1 125,87 63 8,03 -

2 159,90 27 9,26 2,25

3 193,89 23 9,28 2,19

4 240,86 14 11,09 2,27

5 265,10 7 12,58 2,00

133

Tabel 3. Hasil analisis masing‐masing kelompok

ukuran ikan selar kuning secara total

Page 6: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 6

No. L (t) Jumlah

Populasi

(N)

Standart

Deviasi (S)

Indeks

Reparasi

(I)

1 84,67 8 9,54 -

2 127,89 139 13,41 3,88

3 167,98 152 10,35 3,05

4 203,54 17 14,69 4,59

5 246,98 26 13,61 3,34

342

Tabel 4 disajikan parameter pertumbuhan L∞ dan

K dan (metode Ford‐Walford) dan umur

teoritis saat panjang ikan sama dengan

nol (t0):

Contoh

Ikan

Parameter Pertumbuhan

K (per

tahun) L∞ (mm) t0 (tahun)

Jantan 0,66 303,00 -0,0793

Betina 0,20 303,99 -0,2389

Total 0,45 303,29 -0,1268

a. Pertumbuhan

Persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy

ikan selar kuning jantan dan betina masing‐masing

adalah Lt = 303,00 (1‐e‐0,66(t+0,0793)) dan Lt =

303,99 (1‐e‐0,20(t+0,2389)) sedangkan persamaan

pertumbuhan Von Bertalanffy ikan selar kuning

secara total adalah Lt = 303,29

(1‐e‐0,45(t+0,1268). Ikan dengan nilai K kecil

umurnya relatif panjang. Dari hasil parameter

pertumbuhan yang didapatkan terlihat bahwa ada

perbedaan antara ikan selar kuning jantan dengan

ikan selar kuning betina. Perbedaannya terletak

pada nilai koefisien pertumbuhan (K) dan nilai t0

yang dapat mempengaruhi besarnya panjang

pertama kali ikan tersebut lahir (L t0). Ikan jantan

biasanya nilai mempunyai nilai K yang lebih besar

daripada ikan betina.

Perbedaan laju pertumbuhan ikan tersebut

dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor

internal yang terdiri dari (a) faktor genetik yang

secara langsung membatasi ukuran maksimum

ikan, dan (b) ukuran tubuh ikan. Jika laju

pertumbuhan kecil maka ukuran tubuh ikan akan

meningkat (Fafioye OO & Oluajo OA, 2005). Oleh

karena itu faktor internal yang menyebabkan nilai

K pada ikan selar kuning lebih kecil adalah faktor

genetik karena perbedaan spesies dan factor ukuran

ikan selar kuning yang relatif besar.

b. Hubungan panjang berat

Contoh ikan selar kuning secara total

adalah sebanyak 450 ekor yang terdiri dari 289

ekor ikan betina dan 161 ekor ikan jantan. Dalam

menghitung hubungan panjang berat sebaiknya

dipisahkan antara ikan jantan dengan ikan betina,

karena biasanya terdapat perbedaan hasil antara

kedua jenis kelamin tersebut. Pola pertumbuhan

berdasarkan hubungan panjang berat ikan selar

kuning jantan dan betina di Perairan Paciran

Kabupaten Lamongan disajikan pada Tabel 5 :

Table 5. Hasil Perhitungan Panjang dan Berat Ikan Selar Kuning

Contoh

Ikan N a b R

2 W = aL

b

Pola pertumbuhan

(setelah dilakukan uji t

dengan α=0,05)

Jantan 289 -3,765 2,579 0,872 W=0,00017L2,597

Allometrik negatif

Betina 161 -5,164 3,242 0,864 W=0,000006L3,242

Allometrik Positif

Total 450 -4,684 3,009 0,853 W=0,00002L3,009

Isometrik

Hasil analisis menunjukkan bahwa

hubungan panjang berat pada ikan selar kuning

memiliki korelasi yang sangat erat. Hal ini

berdasarkan nilai koefisien korelasi (r) yang

mendekati satu. Secara umum nilai b ikan selar

kuning jantan dan betina berkisar antara 2,579

sampai 3,242 (Gambar 5). Nilai ini berada pada

kisaran nilai b pada umumnya yang dikemukakan

oleh Lagler et all. (1977) bahwa nilai b

berfluktuasi antara 2,5 sampai 4; dan kebanyakan

mendekati 3.

Hasil analisis menunjukkan bahwa ikan

selar kuning jantan memiliki persamaan hubungan

panjang berat W = 17 x 10‐5 L2, 579 (n = 289; r =

0,872; α = 0,05). Ikan selar kuning betina memiliki

persamaan hubungan panjang berat

W=6x10‐6L3,242 (n=161; r= 0,864; α = 0,05).

Hubungan panjang berat ikan selar kuning secara

keseluruhan W = 2 x 10‐5 L3,009 (n = 450; r =

0,853; α = 0,05).

Pada Tabel 6, pola pertumbuhan ikan selar

kuning total keseluruhan adalah isometrik, artinya

ikan mempunyai bentuk tubuh yang tidak berubah

(Dina R, 2008) atau pertambahan panjang ikan

seimbang dengan pertambahan beratnya. Pola

pertumbuhan yang berbeda terlihat pada ikan selar

Page 7: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 7

kuning betina dengan ikan selar kuning jantan.

Penyebabnya diduga karena ukuran ikan betina

yang tertangkap lebih beragam, dari ukuran kecil

sampai besar sehingga hubungan panjang berat

ikan contoh yang diamati menggambarkan keadaan

sebenarnya. Hal ini terlihat dari pola pertumbuhan

ikan selar kuning betina adalah allometrik positif

sehingga diduga bahwa nilai b>3 pada ikan betina

mungkin disebabkan oleh faktor lingkungan,

makanan yang lebih banyak, ataupun faktor tingkat

kematangan gonad.

PEMBAHASAN

Sebaran frekuensi panjang ikan selar kuning

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

ukuran ikan selar kuning betina lebih besar

dibandingkan ukuran ikan selar kuning jantan. Hal

ini sesuai dengan pernyataan Nikolsky (1963)

bahwa biasanya ukuran ikan betina lebih besar

beberapa satuan dibandingkan ikan jantan untuk

menjamin fekunditas yang besar dalam stok dan

perbedaan ukuran ini dicapai melalui ikan jantan

yang matang gonad lebih cepat dan jangka

hidupnya yang lebih singkat. Menurut Lagler et

all. (1977) perbedaan ukuran antar jenis kelamin

kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik. Ikan

berukuran besar dengan jumlah yang sangat sedikit

ini diduga adalah induk ikan selar kuning. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Lagler et all. (1977)

bahwa ukuran terbesar yang muncul pada

umumnya berhubungan dengan induk yang paling

“penting”. Panjang total maksimum ikan selar

kuning yang tertangkap adalah 294 mm. Menurut

Allen et all. (2007) panjang total maksimum

mencapai 500 mm. Perbedaan ini dapat dijelaskan

oleh beberapa kemungkinan yaitu perbedaan lokasi

pengambilan ikan contoh, keterwakilan contoh

yang diambil, dan kemungkinan terjadinya tekanan

penangkapan yang tinggi. Spesies yang sama pada

lokasi yang berbeda akan memiliki pertumbuhan

yang berbeda pula karena perbedaan faktor luar

maupun faktor dalam yang mempengaruhi

pertumbuhan ikan tersebut.

Menurut Dina R (2008) faktor dalam

umumnya adalah faktor yang sulit dikontrol seperti

keturunan, jenis kelamin, umur, parasit, dan

penyakit. Faktor luar yang utama mempengaruhi

pertumbuhan ikan yaitu suhu dan makanan.

Dengan asumsi bahwa ikan contoh sudah mewakili

populasi yang ada maka ukuran panjang total

maksimum yang lebih kecil bisa mengindikasikan

adanya tekanan penangkapan yang tinggi. Namun

untuk menyimpulkan hal ini diperlukan

pembandingan dengan spesies dan lokasi yang

sama serta kajian lebih lanjut. Kemungkinan

terakhir adalah tidak terpilihnya ikan yang lebih

besar pada saat pengambilan ikan contoh karena

pengacakan.

Pergeseran selang ukuran panjang ikan

yang banyak tertangkap ke selang ukuran yang

lebih kecil dapat dijadikan sebagai indikasi adanya

rekruitmen pada interval waktu pengamatan.

Namun untuk menentukan musim pemijahan dan

rekruitmen ikan selar kuning di Perairan Paciran

perlu dilakukan kajian lebih lanjut. Pergeseran

selang ukuran panjang ikan yang banyak

tertangkap ke selang ukuran yang lebih besar dapat

dijadikan sebagai indikasi adanya pertumbuhan

pada interval waktu pengamatan yaitu satu bulan.

Dengan adanya pertumbuhan dalam interval waktu

yang singkat maka diduga bahwa ikan selar kuning

memiliki laju pertumbuhan yang relatif kecil.

Kajian lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan

dugaan ini dan akan dibahas pada sub bab

pertumbuhan.

Parameter pertumbuhan (L∞, K) dan t0

Plot Ford‐Walford merupakan salah satu

metode paling sederhana dalam menduga

persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy dengan

interval waktu pengambilan contoh yang sama

(Brandt V, 1984). Dari analisis frekuensi panjang

didapatkan kelompok umur ikan selar kuning yang

dapat diolah selanjutnya dengan menggunakan

metode Ford Walford guna mendapatkan nilai L∞,

K, dan t0.

Hasil analisis pemisahan kelompok ukuran

ikan selar kuning jantan menunjukkan bahwa

jumlah total ikan yang diamati yaitu 368 ekor

sedangkan hasil analisis pemisahan kelompok

ukuran ikan selar kuning betina menunjukkan

bahwa jumlah total ikan yang diamati yaitu 134

ekor, dan hasil analisis pemisahan kelompok

ukuran ikan selar kuning secara total menunjukkan

bahwa jumlah total ikan yang diamati yaitu 342

ekor. Jumlah ini dapat bernilai lebih besar ataupun

lebih kecil dibandingkan dengan jumlah ikan

contoh yang diobservasi. Perbedaan nilai teoritis

dengan nilai observasi disebabkan oleh adanya

pengacakan. Meskipun ikan contoh yang

digunakan merupakan contoh acak yang sempurna

nilai observasi akan tetap mengalami fluktuasi

seputar distribusi yang sesungguhnya (distribusi

dari populasi) (Brandt V, 1984).

Page 8: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 8

Pertumbuhan

Panjang maksimum ikan selar kuning

adalah 294 mm dan panjang asimtotik ikan selar

kuning adalah 303 mm. Kurva pertumbuhan

(Gambar 4) menunjukkan bahwa laju pertumbuhan

ikan selama rentang hidupnya tidak sama. Ikan

muda memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat

dibandingkan dengan ikan tua (mendekati L∞).

Walaupun dengan laju pertumbuhan yang kecil,

namun ikan tetap akan mengalami pertumbuhan

panjang bahkan dalam kondisi faktor lingkungan

yang tidak mendukung. Peningkatan ukuran

panjang umumnya tetap berlangsung walaupun

ikan mungkin dalam keadaan kekurangan makanan

(Busacker et al. 1990).

Pertumbuhan memiliki karakteristik

tertentu pada masing‐masing kelompok ikan. Pada

periode ini variasi yang sangat bergantung pada

suplai makanan (Nikolsky 1963). Petumbuhan ikan

dan organisme lainnya didefinisikan sebagai waktu

yang dihabiskan pada daerah pemangsaan yang

berbeda dihubungkan dengan ukuran tubuh dan ini

merupakan proses kunci dibalik sejarah hidup

organism yang lebih spesifik.

Hubungan panjang berat

Berdasarkan contoh ikan selar kuning di

Perairan Paciran memiliki kisaran panjang antara

75‐294 mm dan kisaran berat antara 5‐580 gram.

Berdasarkan penelitian Marnane et al. 2005, ikan

selar kuning di Kepulauan Karimunjawa pada

umumnya mencapai tahap dewasa pada ukuran

25‐45 cm dan pada selang ukuran 33‐ 46 cm atau 2

ekor dalam 1 kg baru merupakan ukuran tangkap

yang optimal dalam arti memiliki nilai ekonomis

dan nilai ekologis tertinggi, sedangkan berdasarkan

www.fishbase.com ukuran pertama kali matang

gonad dari ikan selar kuning berkisar antara 22‐23

cm. Dapat disimpulkan berdasarkan contoh ikan

pada saat penelitian bahwa ikan selar kuning yang

tertangkap dengan alat tangkap muroami di

Perairan Paciran belum memiliki ukuran optimal

untuk tertangkap yang kebanyakan masih dalam

tahap dewasa yang seharusnya belum boleh

ditangkap.

Nilai b ikan selar kuning betina lebih besar

daripada nilai b ikan selar kuning jantan. Hal ini

dapat disebabkan oleh energi yang digunakan ikan

jantan biasanya lebih besar daripada ikan betina

yang dapat menyebabkan ikan jantan mempunyai

bentuk tubuh lebih langsing dan kurus, sedangkan

ikan betina gerakannya lebih lamban apalagi pada

saat memijah karena berat gonad juga

mempengaruhi berat tubuhnya. Pertambahan berat

lebih cepat dari pertambahan panjang karena ikan

betina mempunyai kandungan lemak yang lebih

banyak dibandingkan ikan jantan sehingga bentuk

tubuh ikan betina pada umumnya gemuk dan lebih

bulat.

Hubungan panjang berat dari sutu populasi

ikan mempunyai beberapa kegunaan, yaitu

menurut Nelson JS (2006) dapat memprediksi

berat suatu jenis ikan dari panjang ikan yang dapat

berguna untuk mengetahui biomassa populasi ikan

tersebut. Parameter pendugaan antar

kelompok‐kelompok ikan digunakan untuk

mengidentifikasi keadaan populasi suatu jenis ikan

berdasarkan ruang dan waktu, sedangkan menurut

Fafioye OO & Oluajo OA (2005) analisis panjang

berat yang dihubungkan dengan data kelompok

umur dapat digunakan untuk mengetahui

komposisi stok, umur saat pertama memijah, siklus

kehidupan, kematian pertumbuhan, dan produksi.

Tangkapan per satuan upaya

Data hasil upaya penangkapan dapat

dianalisis dengan menghitung nilai hasil tangkapan

per upaya penangkapan atau analisis Tangkapan

Per Satuan Upaya (TPSU). Adapun manfaat

mengetahui nilai TPSU adalah mengetahui

kelimpahan ikan selar kuning dan melihat trend

(kecenderungan) ikan selar kuning setiap tahunnya.

Beberapa ciri yang dapat menjadi patokan

suatu perikanan sedang menuju kondisi upaya

tangkap lebih adalah waktu melaut menjadi lebih

panjang dari biasanya, lokasi penangkapan menjadi

lebih jauh dari biasanya, ukuran mata jaring

menjadi lebih kecil dari biasanya, yang kemudian

diikuti produktivitas (hasil tangkapan per satuan

upaya) yang menurun, ukuran ikan yang semakin

kecil, dan biaya penangkapan yang semakin

meningkat (Damayanti PA, 2007).

Menurut Damayanti PA (2007), upaya

tangkap lebih (overfishing) secara sederhana dapat

diartikan sebagai penerapan sejumlah upaya

penangkapan yang berlebihan terhadap suatu stok

ikan dan terbagi ke dalam dua pengertian yaitu

growth overfishing dan recruitment overfishing.

Growth overfishing terjadi jika ikan ditangkap

sebelum mereka sempat tumbuh mencapai ukuran

dimana peningkatan lebih lanjut dari pertumbuhan

akan mampu membuat seimbang dengan

penyusutan stok yang diakibatkan oleh mortalitas

alami. Recruitment overfishing adalah

pengurangan melalui penangkapan terhadap suatu

stok sedemikian rupa sehingga jumlah stok induk

Page 9: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 9

tidak cukup banyak untuk memproduksi telur yang

kemudian menghasilkan rekrut terhadap stok yang

sama.

Musim penangkapan ikan di Perairan

Paciran dibagi menjadi dua musim yaitu musim

barat dan musim timur. Musim barat diawali pada

bulan November sampai Januari dan musim timur

diawali pada bulan Maret sampai Agustus.

Sedangkan musim peralihan barat terjadi pada

bulan September sampai Oktober dan musim

peralihan timur terjadi pada bulan Februari.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa

nelayan, puncak penangkapan pada musim timur

terjadi pada bulan Maret sedangkan puncak

penangkapan pada musim barat terjadi pada bulan

November.

Alternatif strategi pengelolaan sumberdaya

ikan selar kuning

Menurut Undang‐Undang Perikanan No 31

tahun 2004 bahwa pengelolaan perikanan

dilakukan untuk tercapainya manfaat yang optimal

dan berkelanjutan serta terjaminnya kelestarian

sumberdaya ikan. Tujuan utama pengelolaan

perikanan adalah untuk menjamin produksi yang

berkelanjutan dari waktu ke waktu dari berbagai

stok ikan (resource conservation), terutama

melalui berbagai tindakan pengaturan (regulations)

dan pengkayaan (enhancement) yang

meningkatkan kehidupan sosial nelayan dan sukses

ekonomi bagi industri yang didasarkan pada stok

ikan (Dirjen Pe Bangda, 1999).

Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat

beberapa indikasi tingginya tekanan penangkapan

terhadap sumberdaya ikan selar kuning yang

mengarah kepada gejala tangkap lebih

(overfishing) yang diduga lebih lanjut termasuk

kondisi growth overfishing. Beberapa indikasi

ditunjukkan dari perubahan yang terjadi dalam

struktur stok ikan, antara lain :

1. Jumlah ikan yang tertangkap didominasi

oleh ikan berukuran kecil (6‐12 cm) dan

berukuran sedang (13‐20 cm) serta sekitar

80% dari total tangkapan adalah ikan muda

atau mempunyai ukuran di bawah ukuran

pertama kali matang gonad.

2. Meningkatnya koefisien pertumbuhan

populasi yang berarti umur ikan untuk

mencapai panjang infinitif menjadi lebih

pendek.

3. Peningkatan jumlah upaya penangkapan

cenderung akan meningkatkan jumlah

hasil tangkapan, tetapi berat rata‐rata ikan

terus menurun dan berat total (biomassa)

juga menurun.

KESIMPULAN 1. Sebaran frekuensi panjang ikan berkisar antara

75‐294 mm dan kelompok ukuran yang

mendominasi adalah 125‐134 cm.

2. Persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy ikan

selar kuning jantan adalah Lt = 303,00

(1‐e‐0,55 (t+0,0793)), sedangkan persamaan

pertumbuhan ikan selar kuning betina adalah Lt

= 303,98 (1‐e‐0,19(t+0,2389)) dan persamaan

pertumbuhan ikan selar kuning secara total

adalah Lt = 303,28 (1‐e‐0,35 (t+0,1268)).

3. Pola pertumbuhan seluruh ikan yang dijadikan

contoh menunjukkan pola pertumbuhan bersifat

isometrik dengan persamaan pertumbuhan W =

2x10‐5L3,009, pola pertumbuhan ikan betina

menunjukkan pola pertumbuhan bersifat

allometrik positif dengan persamaan

pertumbuhan W=6x10‐6L3,242 dan pola

pertumbuhan ikan jantan menunjukkan pola

pertumbuhan bersifat allometrik negatif dengan

persamaan pertumbuhan W=17x10‐5L2,579.

4. Tangkapan per satuan upaya digunakan untuk

melihat trend (kecenderungan) ikan selar

kuning setiap tahunnya, TPSU berkisar antara

5,87‐8,74 ton/unit kapal.

DAFTAR PUSTAKA

Allen G, Steene R, Human P, & Loach ND. 2007.

Reef fish identification tropical pasific.

New World Publication, Inc.

Jacksonville, Florida, USA. 457 p.

Bagenal T. 1978. Methods for assessment of fish

production in freshwater. Third edition.

Blackwell Scientific Publications.

Oxford. 365 p.

Badan Pusat Statistik. 2009. Kabupaten Lamongan

dalam angka 2008. Jawa Timur. Badan

Pusat Statistik. 167 hlm.

Brandt V. 1984. Fish catching methods of the

world. Fishing News Books Ltd. London. 418 p.

Busacker GP, Adelman IR, & Goolish EM. 1990.

Growth. p. 363‐382 in Schreck CB &

Moyle PB (Editor), Methods for Fish

Biology. American Fisheries Society.

Maryland USA.

Damayanti PA. 2007. Analisis tangkapan per

satuan upaya (TPSU) ikan kembung

(Rastrelliger spp.) di Kepulauan Seribu

[skripsi]. Departemen Manajemen

Page 10: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 10

Sumberdaya Perairan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut

Pertanian Bogor. Bogor. 35 hlm.

Dina R. 2008. Rencana pengelolaan sumberdaya

ikan bada (Rasbora agryrotaenia)

berdasarkan analisis frekuensi panjang

di Danau Maninjau, Sumatera Barat

[skripsi]. Departemen Manajemen

Sumberdaya Perairan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut

Pertanian Bogor. Bogor. 76 hlm.

[Ditjen Bangda] Direktorat Jendral Pembangunan

Daerah. 1999. Penyusunan konsep

pengelolaan sumberdaya pesisir yang

berbasis masyarakat (PBM) di Provinsi

Lampung. Kerjasama Departemen

Dalam Negeri dengan Pusat Kajian

Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Fafioye OO & Oluajo OA. 2005. Length‐weight

relationship of five fish species in Epe

Lagoon, igeria. African Journal of

Biotechnology 4 (7): 749‐751.

Lagler KF, Bardach JE, Miller RR & Passino DR.

1977. Ichtyology. John Wiley & Sons

USA. 506 p.

Nasoetion AH & Barizi. 1980. Metode statistika.

PT Gramedia. Jakarta. 223 hlm.

Nelson JS. 2006. Fishes of the world, fourth

edition. John Wiley & Sons, Inc. New

Jersey.

Nikijuluw VPH. 2002. Rezim pengelolaan

sumberdaya perikanan. Pustaka

Cesindo.

Jakarta. 254 hlm.

Nikolsky GV. 1963. The Ecology of fishes.

Academic Press. London & New York. 203 p.

Page 11: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 11

APLIKASI UNTUK MEMPREDIKSI STOCK BAHAN BANGUNAN DENGAN

METODE PERCEPTRON MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 DAN MySQL

Arip Kusnul Huda1)

, Siti Mujilahwati 2)

1)

Program Studi Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan 2)

Dosen Fakultas Teknik Prodi Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan

Email : [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Jaringan Syaraf Tiruan (JST) merupakan topic yang hangat dibicarakan dan mengundang banyak

kekaguman dalam dasa warsa terakhir. Hal ini disebabkan karena kemampuan JST untuk meniru sifat

system yang dimasukkan. Pada dasarnya JST mencoba meniru cara kerja otak makhluk hidup, yaitu bentuk

neuron-nya (sel syaraf). Faktor kecerdasan dari syaraf tidak ditentukan di dalam sel tetapi terletak pada

bentuk dan topologi jaringannya. Salahsatu model JST yang sering digunakan untuk pembelajaran adalah

perceptron. Metode perceptron merupakan metode pembelajaran dengan pengawasan dalam sistem

jaringan syaraf. Dalam merancang jaringan neuron yang perlu diperhatikan adalah banyaknya spesifikasi

yang akan diidentifikasi. Jaringan neuron terdiri dari sejumlah neuron dan sejumlah masukan.

Penelitian dilakukan mengamati system secara langsung sehingga didapat hasil analisis mengenai

kebutuhan system yang akan dibuat. Studi pustaka juga dilakukan untuk mencari sumber-sumber lain yang

dapat menjadi dasar dan acuan dalam membuat aplikasi prediksi stok bahan bangunan. Aplikasi prediksi

stok bahan bangunan ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic.6 dan MySQL

database. Hasil akhir dari penelitian skripsi ini adalah untuk memprediksi persediaan stok bahan bangunan

dalam waktu masa yang akan datang.

Dapat disimpulkan bahwa aplikasi untuk memprediksi stok bahan bangunan telah didesain dan

diimplementasikan dengan fasilitas meliputi download materi, tugas.

Kata-kunci : Jaringan Syaraf Tiruan, Perceptron, Struktur Jaringan, Visual Basic 6.0, MySQL.

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini persaingan semakin ketat dan

berkembang sejalan dengan kemajuan ilmu

pengetahuan, teknologi serta dunia informasi.

Ketiga hal tersebut telah banyak mempengaruhi

kehidupan masyarakat kehidupan internasonal

pada umumnya. Hampir setiap kegiatan dan

aktifitas kehidupan tidak terlepas dari peralatan

canggih, mutakhir dan serba modern contohnya

adalah computer. Dalam dunia bisnis perlunya

computer nampaknya tidak dapat dihindari lagi.

Sebut saja dalam bidang perdagangan dan

berbankan dimana system informasi dan

pengelolahan data yang cepat dan efisien harus

segera diwujudkan.

Hampir semua perusahaan atau Toko

yang bergerak dibidang penjualan dihadapkan

pada suatu masalah yaitu adanya tingkat

persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini

mengharuskan perusahaan atau Toko untuk

merencanakan atau menentukan jumlah

pembelian, agar dapat memenuhi permintaan

pasar dengan tepat waktu dan dengan jumlah

yang sesuai. Pada dasarnya penentuan jumlah

pembelian ini derencanakan untuk memenuhi

jumlah persediaan barang guna memenuhi

tingkat penjualan yang direncanakan atau tingkat

permintaan pasar.

Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial

Neural Networks) adalah salah satu cabang ilmu

dari bidang ilmu Kecerdasan Buatan. Salah satu

model JST yang sering digunakan untuk

pembelajaran adalah perceptron. Metode

perceptron merupakan metode pembelajaran

dengan pengawasan dalam system jaringan

syaraf. Dalam merancang jaringan neuron yang

perlu diperhatikan adalah banyaknya

spesifikasi yang akan diidentifikasi. Jaringan

Page 12: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 12

neuron terdiri dari sejumlah neuron dan sejumlah

masukan. Salah satu permasalahan dalam JST

yang dihadapi pemilik Toko adalah tidak dapat

memahami struktur pada jaringannya. Hal ini

terjadi karena tidak didukung dengan

tersedianya suatu aplikasi yang dapat

membantu pemilik Toko dalam memahami

struktur JST. Untuk dapat memahami struktur

JST selain memahami teori juga diperlukan

pemahaman secara visual. Untuk itu diperlukan

sebuah aplikasi handal yang dapat membantu

pemilik Toko dalam memahami struktur JST

model Perceptron.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Membuat aplikasi jumlah stock bahan

bangunan menggunakan metode

perceptron.

2. Pendataan persediaan stock bahan

bangunan .

Manfaat Penelitian

Adapun Kegunaan yang diperoleh dari hasil

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan atau Toko

Dengan dilakukanya penelitian ini, maka

diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan

evaluasi atas strategi perencanaan dan

pengendalian barang bahan bangunan

sehingga dapat membenahi persediaan

yang ada agar bisa lebih baik.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan akan sangat

membantu dan mendukung penulis dalam

mempelajari, menganalisa, dan

mengembangkan ilmu-ilmu yang telah

diperoleh untuk diterapkan pada dunia

nyata.

3. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan bias menambah

ilmu bagi pembaca maupun peneliti lain.

II. Landasan Teori

2.1 Jaringan Saraf Tiruan (JST)

Jaringan syaraf tiruan (artifical neural

network) adalah sistem komputasi yang arsitektur

dan operasinya diilhami dari pengetahuan tentang

sel syaraf biologis di dalam otak. Jaringan syaraf

tiruan merupakan salah satu representasi buatan

dari otak manusia yang selalu mencoba

menstimulasi proses pembelajaran pada otak

manusia tersebut. Jaringan syaraf tiruan dapat

digambarkan sebagai model matematis dan

komputasi untuk fungsi aproksimasi non-linear,

klasifikasi data cluster dan regresi non-

parametrik atau sebuah simulasi dari koleksi

model jaringan syaraf biologi. [2]

2.2 Perceptron

Model jaringan perceptron ditemukan

oleh Rosenblatt dan Minsky-Papert. Jaringan

perceptron terdiri dari beberapa unit masukan

(ditambah sebuah bias), dan memiliki sebuah unit

keluaran. Hanya saja fungsi aktivasi bukan

merupakan fungsi biner (atau bipolar), tetapi

memiliki kemungkinan nilai -1, 0, atau 1 [ 3].

Perceptron sebagai cikal bakal jaringan

saraf tiruan bekerja dengan cara menerima

sejumlah (n) masukan berupa vektor (x 1 , x 2 , x 3

,…..x n ) dan menghasilkan sebuah keluaran

dengan nilai 1 atau 0. Bentuk jaringan perceptron

adalah sesuai gambar 2.5 berikut :

Gambar 1. Perceptron

2.3 Database

Sistem Database adalah suatu informasi

yang mengintegrasikan kumpulan dari data yang

saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan

membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi

yang bermacam-macam dalam suatu organisasi.

Database juga merupakan salah satu komponen

yang penting di dalam sistem informasi, karena

Database merupakan dasar dalam menyediakan

informasi bagi para pemakai (user) penerapan

dalam sistem informasi Database. [1]

2.4 Microfoft Visual Basic 6.0

Visual Basic adalah salah suatu

development tools untuk membangun aplikasi

dalam lingkungan Windows. Dalam

pengembangan aplikasi, Visual Basic

w1

wn

w2

wm

x2

xn

x1

Fungsi

aktivasi

Fungsi

jumlah

bobot

Threshold/

bias

1

Page 13: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 13

menggunakan pendekatan Visual untuk

merancang user-interface dalam bentuk form,

sedangkan untuk kodingnya menggunakan dialek

bahasa Basic yang cenderung mudah dipelajari.

Visual Basic telah menjadi tools yang terkenal

bagi para pemula maupun para developer dalam

pengembangan aplikasi skala kecil sampai ke

skala besar. [4]

2.5 MySQL

MySQL adalah Relational Database

Management System (RDBMS) yang

didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL

(General Public License), dimana setiap orang

bebas menggunakannya. MySQL merupakan

turunan salah satu konsep utama dalam database

sejak lama, yaitu SQL (Stuctured Query

Language). SQL adalah bahasa yang digunakan

utnuk berkomunikasi dengan database.

Pernyataan – pernyataan SQL digunakan untuk

melakukan beberapa tugas seperti : update data

pada database atau menampilkan data dari

database. Hampir semua software database meng

implementasikan bahasa SQL sebagai komponen

utama dari produknya, salah satunya MySQL. [5]

III. Rancangan Desain System

3.1 Kebutuhan Perangkat

Kebutuhan perangkat disini terdiri dari

kebutuhan perangkat lunak dan kebutuhan

perangkat keras.

a. Kebutuhan Perangkat Keras

Perangkat keras (Hardware) merupakan

peralatan/komponen fisik komputer yang

mencakup unit processor pusat, processor

pendukung, penyimpanan sekunder, peralatan

lainnya. Perangkat keras ini digunakan untuk

menunjang pembangunan aplikasi untuk

memprediksi stock bahan bangunan . Spesifikasi

perangkat keras yang yang digunakan user untuk

membuat program dan menjalankan program

adalah sebagai berikut :

1. Processor Pentium III

2. Monitor LG 14’’

3. Hard Disk Drive 40 Gb

4. Memori 512 Mb

5. Printer

6. Keyboard dan Mouse

b. Kebutuhan Perangkat Lunak

Perangkat lunak (software) yang dibutuhkan

pada saat pembuatan aplikasi adalah sebagai

berikut :

1. Sistem operasi Windows 7 Ultimate

2. Visual Basic 6.0

3. MySQL

4. Sybase Power Designer

3.2 Kebutuhan Informasi

Kebutuhan informasi pada perancangan

aplikasi untuk memprediksi stock bahan

bangunan dengan metode perceptron ini yang

terdiri dari :

1) Rekap data kebutuhan barang yang dijual

pada toko.

2) Rekap barang yang terjual selama 1 tahun

terakhir.

3.3 Perancangan Sistem

Pada sub bab ini akan dijelaskan perancangan

sistem yang terdiri dari diagram konteks, DFD

level 0 dan kamus data.

a. Diagram Konteks

Diagram konteks aplikasi untuk memprediksi

stock bahan bangunan dengan metode

perceptron. Dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2. Diagram Konteks

b. DFD Level 0

Data Flow Diagram level 0 dari aplikasi

untuk memprediksi stock bahan bangunan

dengan metode perceptron. Dapat dilihat pada

gambar berikut.

Gambar 3. DFD Level 0

Memberikan Nilai Bobot

Memberikan Nilai

Kriteria

Memberikan

Bobot

Memberikan

Kriteria

Memasukkan

data StokData Stok

Data Kriteria

Data Bobot

Data Bobot

Data Kriteria

Data Stok

Hasil

Hasil

PETUGAS

PIMPINAN

1.1

Data Stok Barang

1.2

Kriteria

1.3

Bobot

1.4

Hasil SPK

1 Barang

2 Kriteria

3 Bobot

4 Hasil

Page 14: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 14

c. Diagram Alir (Flowchart)

Diagram Alir (Flowchart) dari aplikasi untuk

memprediksi stock bahan bangunan dengan

metode perceptron. Dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar 4. Flowchart

d. Kamus Data

Agar lebih muda dalam pembuatan database

maka dilengkapi kamus data berikut.

Tabel 1. Tabel User

Nama Field Data

Type

Keterangan

Kd_Pengguna Varcha

r

Primary

Key

Nama_Penggun

a

Varcha

r

Password Varcha

r

Tabel 2. Tabel Barang

Nama Field Data

Type

Keteranga

n

Kd_Barang Varchar Primary

Key

Nama_Baran

g

Varchar

Satuan Varchar

Harga

Barang

Varchar

Tabel 3. Tabel Supplier

Nama Field Data

Type

Keterangan

Kd_Supplier Varchar Primary

Key

Nama_Supplier Varchar

No_Telp Varchar

Alamat Varchar

Tabel 4. Tabel Kriteria

Nama Field Data

Type

Keterangan

Kd_Kriteria Varchar Primary

Key

Nama_Kriteria Varchar

Tabel 5. Tabel Training

Nama Field Data

Type

Keterangan

No Double Primary

Key

Persediaan Varchar

Penjualan Varchar

Permintaan Varchar

3.4 Perancangan Interface

Menguraikan perancangan form-form yang

ada dalam aplikasi aplikasi untuk memprediksi

stock bahan bangunan dengan metode

perceptron. Berikut ini adalah rancangan yang

telah dibuat :

1. Tampilan Form Login

Rancangan interface ini akan tampil pertama

kali saat program dijalankan, from login ini berisi

username dan password.

Gambar 5. Form Login

2. Tampilan Form Menu Utama

Rancangan ini memuat from utama dalam

program yang akan dijalankan, from utama berisi

sub menu File, Training, testing, dan keluar.

Gambar 6. Form Menu Utama

3. Tampilan Menu Training dan Hasil

Rancangan form ini memuat tampilan dalam

mentraining data criteria.

Page 15: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 15

Gambar 7. From Menu Training dan Hasil

IV. Ujicoba dan Pembahasan

4.1 Pada sub bab ini akan dijelaskan tentang uji

coba program.

a. Menu Login

merupakan menu yang pertama muncul

sebelum masuk pada menu utama aplikasi stock

bahan bangunan dengan metode perceptron.

Gambar 8. Menu Login

b. Menu Utama

Bila User name, password yang dimasukan

secara benar maka apalikasi akan masuk pada

main menu (menu utana).

Gambar 9. Menu Utama

c. Menu Training dan Hasil

Menu training dan hasil ini untuk mentraining

data dan menghitung.

Gambar 10. Menu Training dan Hasil

V. Penutup

5.1 Kesimpulan

Setelah menganalisa, mendesain dan

menimplementasikan Aplikasi untuk

memprediksi stok bahan bangunan menggunakan

metode perceptron dapat disimpulkan bahwa :

a. Dengan adanya perancangan Aplikasi ini,

Toko Bahan bangunan Sumber Agung

mengalami banyak perubahan diantaranya

dapat membantu karyawan memprediksi

stock bahan bangunan, sehingga stock bahan

bangunan untuk jangka waktu yang akan

datang terdata secara akurat dan valit.

b. Meningkatkan efisiensi waktu dan efektifitas

pekerjaan karena mempermudah dalam

proses penambahan, pengeditan dan

penghapusan data stok barang.

c. Hasil pengolahan data-data pada Aplikasi

untuk memprediksi stok bahan bangunan

berupa output prediksi persediaan barang

untuk jangka waktu yang akan datang.

5.2 Saran

Setelah sistem informasi penjualan ini

dibuat ada beberapa saran dari penulis yang

berhubungan dengan sistem informasi ini.

a. Aplikasi yang telah dibuat supaya dapat

diterapkan pada Toko Bahan bangunan

Sumber Agung dan diharapkan dapat

memberikan manfaat semaksimal mungkin.

b. Mengingat masih banyak kekurangan dalam

program ini maka diharapkan program ini

didokumentasikan, sehingga dapat digunakan

Page 16: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 16

untuk penembangan dan penyempurnaan

program selanjutnya.

c. Perlu adanya algoritma pembanding untuk

memprediksi sehingga, bisa diketahui hasil

yang paling optimal.

d. Perlu dilakukan uji coba dengan jumlah data

yang lebih besar untuk mengtahui seberapa

cepat ANN mampu memprediksi data.

Daftar Pustaka

[1] Andi Sunyoto, 2007, Pemrograman Database

dengan Visual Basic dan Ms.SQL, Andi,

Yogyakarta

[2] Pandjaitan, Lanny W, 2007, Dasar-Dasar

Komputasi Cerdas, Andi, Yogyakarta

[3] Suryadi, Kadarsah, Dr. Ir., Ir. Ali Ramdani,

Mt. 2000, Sistem Pendukung Keputusan.

PT.Remaja Rosdakarya

[4] LPKBM MADCOMS, Andi, 2002, Seri

Panduan Pemrograman Microsoft Visual

Basic 6.0 , Yogyakarta

[5] Bunafit Nugroho, 2012, Panduan Proyek

Point Of Sale (POS) Sistem Penjualan

Retail Mini Market Berbasis Multi User

Dengan Visual Basic 6 dan MySql,

Yogyakarta

Page 17: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 17

RANCANG BANGUN OTOMATISASI MESIN PENETAS TELUR SISTEM

TURNING BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328 Sukin

*), Affan Bachri

**)

*)

Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan **)

Dosen Fakultas Teknik Prodi Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan

Email : [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Aplikasi pengendalian suhu sudah banyak ditemui diberbagai bidang,contohnya yaitu pada bidang

peternakan. Pengendalian suhu tersebut dipakai untuk menetaskan telur ayam. Menetasakan telur ayam

dalam waktu bersamaan secara alami tentu sangat sulit karena keterbatasan kemampuan induk ayam dalam

mengerami telurnya. Ayam hanya mampu mengerami telurnya maksimal 10 butir. Berdasarkan masalah

tersebut, maka pada tugas akhir ini kami membuat mesin penetas telur ayam dengan sistem turning

berbasis mikrokontroler Atmega 328.

Penggunaan mikrokontroler dengan rak pemutar telur (turning) ini diharapkan mampu

mengendalikan suhu yang diperlukan telur agar dapat menetas dengan baik yaitu sekitar 38 C sampai 40

C, sehingga bisa didapatkan telur ayam dalam jumlah banyak dalam waktu bersamaan sehingga

persentase keberhasilannya 88 % telur menetas dengan baik.

Kata Kunci : Mikrokontroler, Turning, Atmega328.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam bidang peternakan khususnya dalam

peternakan ayam, masalah yang dihadapi adalah

bagaimana untuk menetaskan telur ayam dalam

jumlah banyak dan dalam waktu yang bersamaan.

Karena kemampuan induk ayam dalam mengerami

telurnya terbatas, yaitu maksimal 10 butir telur tiap

induk ayam. Ini menjadi masalah yang serius

karena kebutuhan daging dan telur ayam di pasar

yang sangat banyak. Pada prinsipnya untuk

menetaskan telur ayam hanya menjaga suhu pada

telur tersebut agar stabil sesuai yang dibutuhkan

telur agar bisa menetas. karena cepat tidaknya telur

yang menetas di pengaruhi oleh kesetabilan

temperatur (Bambang, 1988: 78). Embrio akan

berkembang bila suhu udara di sekitar telur

minimal 70o

F (21,11o

C) namun perkembangan ini

sangat lambat. Di bawah suhu udara ini praktis

embrio tidak mengalami perkembangan, sehingga

penyimpanan telur tetas sebaiknya sama atau

dibawah suhu tersebut. Suhu yang baik untuk

pertumbuhan embrio adalah berkisar diantara 36o C

– 38o

C. Maka untuk menggantikan induk ayam

dalam menetaskan telurnya, dibuatlah mesin

penetas telur ayam.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana caranya agar suhu dalam mesin

tersebut terjaga konstan agar telur tersebut

bisa menetas dengan baik sesuai set point

yaitu 36,6 °C sampai 37,4 °C ?

2. Bagaimana caranya agar rak telur dapat

berputar sesuai waktu yang telah

ditentukan ?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengontrol suhu dalam mesin

penetasan telur sesuai dengan set point

yaitu 36,6 °C sampai 37.4 °C

2. Agar rak bisa berputar secara otomatis

sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan.

LANDASAN TEORI Penetas Telor

Sebutir telur ayam yang siap ditetaskan,

memiliki komposisi kimia yang mengandung

sekitar 69% air; 1,2% karbohidrat; 1,0% mineral,

dan sisanya vitamin. Dari komposisi lengkap telur

bertunas, lemak banyak terdapat pada kuning telur,

selain mineral dan vitamin. Sedangkan putih telur

merupakan sumber protein dan beberapa jenis

mineral, tetapi kandungan karbohidrat sangat

sedikit, kecuali mineral seperti Calsium, Fosfor,

Magnesium, Klorium, Potasium, dan lain-lain.

Page 18: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 18

Kuning telur dan putih telur dipisahkan

oleh selaput Vitiline yang mempertahankan kuning

telur mempengaruhi sekresi puti telur sehingga

semakin besar kuning telur, semakin besar pula

sekresi putih telur. Chalaza yang merupakan tali

terpilin dan bisa berputar-putar berfungsi untuk

menjaga agar kuning telur tetap di tengah.

Gambar 2.1 Alat penetas telur dengan minyak

tanyah

Sistem Mesin Penetas Telor

Penetasan telur ayam menjadi popular di

tingkat peternak kecil dan menengah dan bahkan di

tingkat rumah tangga untuk dijadikan jenis petelur,

pedaging atau untuk menghasilkan unggas-unggas

yang cantik untuk dipelihara sebagai binatang

piaraan, terutama untuk jenis ayam kampung.

Karena ayam kampung dikenal sebagai ayam yang

memiliki resistansi (ketahanan tubuh) yang lebih

kuat dari pada ayam-ayam yang lain disamping itu

rasa daging ayam kampong jauh lebih nikmat

daripada ayam pedaging pada umumnya. Akan

tetapi, para peternak sampai saat ini masih banyak

yang menggantungkan untuk mendapatkan bibit

ayam yang berkualitas dari hasil persilangan telur-

telur galur unggul dan murni dari breeder

(perusahaan penetasan telur) besar.

Suhu (Temperatur)

Semakin panas suatu benda maka semakin

tinggi suhunya. Sehingga suhu menyatakan panas

atau dinginnya sesuatu. (Sears dan Zemansky,

1991:354). Karena suhu merupakan hal yang

sangat berpengaruh pada proses penetasan.

Menetas tidaknya telur dengan sempurna sangat

ditentukan dari suhu yang diatur atau di setting.

Temperatur yang berfluktuasi akan menyebabkan

kegagalan dalam proses penetasan.

Kelembaban Udara

Humidity ( kelembaban) adalah suatu

kelembaban uap air yang terkandung dalam udara.

Standard untuk kelembaban relatif (relatif

humidity) untuk mesin incubator “penetas” atau

periode 18 hari pertama harus dijaga pada 50–55

%. Dan 3 pada hari ke 19–21 sebelum penetasan,

kelembaban udara harus dinaikkan menjadi 60-

65%. Kelembaban yang rendah menyebabkan anak

ayam sulit memecah kulit telur karena lapisannya

menjadi keras dan berakibat anak ayam

melekat/lengket di selaput bagian dalam telur dan

mati. Akan tetapi kelembaban yang terlalu tinggi

dapat menyebabkan anak ayam didalam telur jug

sulit untuk memecah kulit telur.

Mikrokontroler ATMega 328

Mikrokontroler adalah sebuah sistem

komputer fungsional dalam sebuah chip.

Didalamnya terkandung sebuah inti prosesor,

memori (sejumlah kecil RAM, memori program,

atau keduanya), dan perlengkapan input output.

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ATMega 328

Pemutaran Telur (egg turning)

Pemutaran telur pada proses penetasan

sangatlah berpengaruh dan sangatlah penting.

Selama telur ada di dalam mesin tetas harus di

putar 45 derajat minimal 6 jam sekali untuk

menjaga agar embrio tidak menempel pada kulit

telur. Arah pemutaran telur dalam mesin tetas

harus searah.

Sensor LM35

Sensor suhu LM35 adalah komponen

elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah

besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk

tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam

penelitian ini berupa komponen elektronika

elektronika yang diproduksi oleh National

Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi

dan kemudahan perancangan jika dibandingkan

dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga

mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan

linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah

dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus

serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.

Pemanas heater

Pemanas (heater) adalah suatu bahan yang

mampu menghasilkan energy panas bila diberi

tegangan bolak balik. Bahan-bahan yang paling

banyak digunakan untuk pembuatan elemen

pemanas listrik terdiri dari campuran krom +nikel,

Page 19: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 19

krom + nikel + besi, krom + nikel +

alumunium.Tapi Untuk pemanas mesin incubator

ini menggunakan 2 buah lampu dengan total daya

50 Watt dengan masing-masing lampu berdaya 25

Watt yang dimaksudkan agar keadaan temperatur

dalam inkubator bersifat homogen (merata)

sehingga pemanasan telur akan sama pada semua

daerah.

METODOLOGI PENELITIAN Waktu Dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilakukan di bulan April

2015 sampai dengan bulan Juni 2015. Pelaksanaan

penelitian dan pembuatan mesin penetas telur

sistem turning berbasis Mikrokontroler Atmega328

ini dilakukan di rumah peneliti. Yang beralamat di

desa Moronyamplung, kecamatan Kembangbahu,

Kabupaten Lamongan.

Alat Dan Bahan Penelitian

Berikut menjelaskan alat dan bahan-bahan yang

dibutuhkan untuk merancang dan membuat mesin

penetas telur sistem turning berbasis

Mikrokontroler Atmega328. Alat dan bahan yang

digunakan dalam penelitian yaitu:

1. Kotak Persegi Panjang (Inkubator) Papan

triplek dengan tebal 2 cm digunakan

sebagai kotak penetas telur. kotak tersebut

terdiri dari tiga bagian, yang pertama kotak

pemanas.

2. multitester

3. ATmega328 Peneliti menggunakan

Atmega328 karena mempunyai 32 KB

Flash memory, lebih besar kapasitas

memory dari pada ATmega8.

4. LCD 16x2 Berfungsi sebagai tampilan

temperatur pada mesin penetas telur

system turning berbasis Mikrokontroler

Atmega328.

5. Motor AC

6. Sensor LM35

7. Lampu Heater

8. power supply

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Alat

Secara umum, pengujian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah alat yang dibuat dapat bekerja

sesuai dengan spesifikasi perencanaan yang telah

ditentukan. Pengujian dilakukan untuk mengatahui

kerja perangkat keras pada masing-masing blok

rangkaian penyusun sistem, dalam bab ini akan di

bahas tentang pungujian alat dan analisa alat,

pungujian ini meliputi:

Pengujian per blok, meliputi pengujian

Power Supply,Motor AC, Heater (lampu),

Kipas, Sensor LM35, LCD.

Pengujian hasil dari penetasan telur.

Pengujian Hasil PenetasTelur

Dari hasil beberapa kali percobaan baik

secara manual maupun otomatis, mesin penetas

telur ini sudah cukup bagus karena memiliki

tingkat keberhasilan penetasan diatas 75%. Pada

tabel 4.3 diketahui bahwa jumlah telur yang

menetas adalah 78.18% dari 15 telur pada

percobaan penetasan secara manual pertama.

Pengujian Sistem Secara Keseluruhan

Pengujian sistem secara keseluruhan ini

dilakukan dengan menggabungkan semua

peralatan ke dalam sebuah sistem yang terintegrasi.

Tujuannya untuk mengetahui bahwa rangkaian

yang dirancang telah bekerja sesuai yang

diharapkan. Dari hasil pengujian selama proses

Page 20: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 20

dari awal penetasan sampai telur menetas ternyata

kondisi peralatan masih tetap normal dan tidak

terjadi gangguan yang berarti, sehingga mesin

penetas telur ini sudah siap untuk diaplikasikan

dalam penetasan secara otomatis yang sesuai

harapan.

PENUTUP Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang

Rancang Bangun Otomatisasi Mesin Penetas Telur

Sistem Turning Berbasis Mikrokontroler Atmega

328 yang telah diuraikan di atas maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Motor AC bekerja dengan baik sesuai

waktu yang diinginkan tanpa ada kendala

yaitu memutar rak turning dengan

kemiringan 45 drajat dalam jangka 1 jam

sekali.

2. Alat dapat bekerja sebagai pengontrol suhu

dan kelembaban udara. Dimana sensor

suhu LM35 mendeteksi dengan baik

adanya temperatur yang masuk pada

inkubator sesuai yang di inginkan yaitu

36,6 °C s/d 37,4 °C. Pada saat suhu di

bawah setting point lampu menyala

sebagai penghasil panas dalam kotak

inkubator. Sedangkan pada saat suhu

melebihi setting point maksimal lampu

mati dan kipas tetap hidup sampai setting

point maksimal terpenuhi. Motor AC

bekerja dengan baik sesuai waktu yang

diinginkan tanpa ada kendala yaitu

memutar rak turning dengan kemiringan

45 drajat dalam jangka 1 jam sekali.

Saran Dari alat yang telah dibuat pada tugas akhir ini,

masih terdapat banyak kekurangan serta perlu

pengembangan agar nantinya alat penetasan telur

ini dapat dipelajari lebih baik, baik secara teoritis

dan praktis. Adapun perbaikan-perbaikan dan

pengembangan yang perlu dilakukan:

1. Sensor suhu ditambah 2 lagi menjadi 3

agar dapat membaca suhu lebih merata.

2. Mendesain kotak penetas menggunakan

bahan yang tahan terhadap panas dan dapat

mempertahankan suhu dan kelembaban

yang standar di dalam boks.

3. Menggunakan aki dan sistem UPS sebagai

baterai cadangan bila ada listrik mati.

4. Menggunakan mesin Spraiyerr atau pompa

air sebagai sistem otomatis kelembaban

agar kelembaban terjaga dengan sempurna

sesuai dengan set point.

DAFTAR PUSTAKA [1] Jauhari, nurdin, Edge Linking Detection dan

Perbandingan dari 3 Metodenya,

http://ahtovicblogs.blog.ugm.ac.id/?p=80, 17

Maret 2011 20.25

[2] Jose, Stephane, Why Should I Care About

SQL Server,

http://blog.iweb.com/en/2010/06/why-should-

i-care-about-sql-server/4772.html, 17 Maret

2011 19.30

[3] M. Gokhale and P.S. Graham, Reconfigurable

Computing, Springer, 2005.

[4] T. Callahan, J. Hauser, and J. Wawrzynek,

“The Garp Architecture and C Compiler,”

Computer, vol. 33, no. 4, pp. 62-69, 2000.

Page 21: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 21

PERENCANAAN KOMPENSASI STATIS DAYA REAKTIF

MENGGUNAKAN KAPASITOR

Zainal Abidin *)

Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan

email : [email protected]

ABSTRAK

Dalam sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban, yaitu beban linier dan beban nonlinier.

Beban linier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang keluaran yang linier dalam arti

arus yang mengalir sebanding dengan impedansi dan perubahan tegangan. Sedangkan beban

nonlinier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang keluaran yang tidak sebanding

dengan tegangan dalam tiap setengah siklus, sehingga bentuk gelombang arus maupun tegangan

keluarannya tidak sama dengan gelombang masukkannya (mengalami distorsi).

Perbaikan faktor daya dapat diartikan sebagai usaha untuk membuat faktor daya/cos

mendekati 1. Untuk memperbaiki faktor daya dari suatu beban yang mempunyai faktor daya yang

rendah, perlu dipasang kapasitor pada masing-masing beban atau secara tersentralisir melalui

capasitor bank. Dengan pemasangan kapasitor tersebut selain untuk memperbaiki faktor daya juga

dapat memperbaiki pengaturan tegangan dan meningkatkan efisiensi transformator.

Kata kunci : kompensasi, kapasitor, faktor daya listrik

Saluran transmisi dan distribusi sistem

tenaga listrik merupakan jaringan yang bersifat

reaktif yang dinyatakan dengan induktansi seri

dan kapasitansi shunt perkilometer. Hal ini

menyebabkan mengalirnya daya reaktif pada

saluran transmisi dan distribusi tersebut.

Aliran daya reaktif ini berkaitan erat dengan

daya aktif dan akan mempengaruhi tegangan

disepanjang saluran sehingga apabila beban

dan faktor daya beban berubah maka profil

tegangan disepanjang saluran transmisi akan

berubah serta amplitudo tegangan di sisi

penerima akan bervariasi juga. Variasi

tegangan ini sebagian besar tidak dapat

ditolerir oleh beban. Tegangan yang rendah

menyebabkan penurunan unjuk kerja dari

peralatan beban, seperti motor-motor induksi,

peralatan penerangan dan sebagainya.

Sehingga perlu diadakan pengontrolan daya

reaktif untuk memperbaiki profil tegangan

saluran.

Daya yang dapat disalurkan melalui

saluran transmisi antara sisi pengirim dan sisi

penerima ditentukan oleh impedansi dari

saluran tesebut. Daya aktif yang dikirimkan

berbanding terbalik dengan impedansi saluran

(reaktansi) dan dikontrol oleh beda sudut

tegangan sisi pengirim dan sisi penerima.

Dalam istilah bidang kelistrikan, yang

dimaksud dengan daya ialah banyaknya

perubahan tenaga terhadap waktu dalam

besaran tegangan dan arus. Menurut tipenya

daya tersebut dibagi menjadi : daya aktif, daya

reaktif dan daya semu (apparent power).

Daya Aktif, Daya Reaktif dan Daya Semu

Daya dengan satuan watt disebut sebagai daya

aktif (P). Daya inilah yang dikonsumsi oleh

berbagai macam peralatan listrik. Selain daya

aktif, kita kenal daya reaktif. daya reaktif ini

memiliki satuan VAR atau volt ampere reaktif.

Daya reaktif (Q) ini tidak memiliki dampak

apapun dalam kerja suatu beban listrik, dengan

kata lain daya reaktif ini tidak berguna bagi

konsumen listrik. Gabungan antara daya aktif

dan reaktif adalah apparent power (S). Jika

digambarkan dalam bentuk segitiga daya,

Page 22: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 22

maka daya nyata direpresentasikan oleh sisi

miring dan daya aktif maupun reaktif

direpresentasikan oleh sisi-sisi segitiga yang

saling tegak lurus.

Gambar 1. Segitiga Daya

Dasar pendekatan matematika Daya :

S=U.I (VA) (Daya buta)

Q=U.I.sinΦ (Var) (Daya reaktif)

P=U.I.cosΦ(W) (Daya aktif)

Perbaikan Faktor Daya

Perbaikan faktor daya dapat diartikan sebagai

usaha untuk membuat faktor daya/cos

mendekati 1. Untuk memperbaiki faktor daya

dari suatu beban yang mempunyai faktor daya

yang rendah, perlu dipasang kapasitor pada

masing-masing beban atau secara tersentralisir

melalui capasitor bank. Dengan pemasangan

kapasitor tersebut selain untuk memperbaiki

faktor daya juga dapat memperbaiki

pengaturan tegangan dan meningkatkan

efisiensi transformator.

Penggunaan Kapasitor Pada Sistem

Distribusi

Rangkaian sistem daya yang bersifat kapasitif

seperti terdapatnya kapasitor bank dalam

jaringan yang gunanya yaitu untuk

memperbaiki tegangan sistem dan

memperkecil faktor daya (cos ) dan

memperkecil rugi-rugi.

Kapasitor Daya

Kapasitor daya merupakan peralatan listrik

yang terdiri dari dua buah pelat yang satu sama

lain dipisahkan dengan bahan isolasi. Sistem

penghantarnya biasanya terbuat dari almunium

murni atau semprotan logam, sistem

dieletriknya memakai kertas biasanya

diimpregnasi dengan bahan minyak, bahan

minyak ini pada awalnya digunakannya pada

kapasitor, dengan perkembangan-

perkembangan teknik yang dicapai maka

sebagai bahan impregnasi sekarang banyak

memakai clopen, bahan ini mempunyai

keuntungan, antara lain: kekuatan dielektrik

yang tinggi untuk menahan tekanan tegangan,

tidak mudah terbakar, konstanta dieletrik yang

tinggi untuk memberikan kapasitansi yang

lebih tinggi atau kVAr persatuan volume, rugi-

rugi dielektrik yang rendah. Pemasangan

kapasitor dapat dilakukan di jaringan distribusi

maupun di beban sisi tegangan menengah atau

sisi tegangan rendah.

Kapasitor Shunt (Paralel)

Kapasitor shunt adalah kapasitor yang

dipasang secara paralel dengan beban.

Kapasitor shunt mencatu daya reaktif atau arus

yang menentang komponen arus beban

induktif. Kegunaan dari kapasitor shunt, antara

lain : perbaikan tegangan dan perbaikan faktor

daya.

Beban-beban yang mempunyai daya besar

sering dijumpai turunnya faktor daya (cos?)

karena pemakaian listriknya dipergunakan

untuk motor-motor induksi dan penerangan

yang mempergunakan lampu TL sehingga

faktor daya menjadi turun, hal ini sangat

merugikan bagi konsumen dimana sesuai

peraturan Tarif Dasar Listrik bahwa faktor

daya<0,85, konsumen tersebut disamping

membayar biaya pemakaian dan biaya beban

juga membayar biaya kVArh, untuk

mengurangi/menghilangkan biaya kVArh

dipasanglah kapasitor shunt di sisi beban.

Jika kapasitor shunt ditempatkan di jaringan

distribusi atau di beban, jatuh tegangan dapat

diperbaiiki. Pada jaringan distribusi atau di

beban dengan diagram phasor tegangan, jatuh

tegangan dapat diselesaikan secara

pendekatan, sebagai berikut :

Page 23: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 23

P= I.R Cos + I.XL Sin

Dimana :

IR = I Cos = Komponen arus aktif dalam

Ampere

IX = I Sin = Komponen arus reaktif dalam

Ampere

Seperti pada gambar 2 dan gambar 3 ditunjukkan

rangkaian dasar sistem kompensasi capasitor

pararel.

Load

Z=R+jX Is

Vs C

Gambar 2. Rangkaian dasar sistem kompensasi

Kapasitor pararel

Gambar 3. Blok diagram kompensasi 3 fase

HASIL DAN IMPLEMENTASI RANGKAIAN

Rangkaian Utama

Desain rangkaian utama untuk beban

induktif yang menyerap daya reaktif. Rangkaian

bank kapasitor pararel dengan beban. PIC 16f877

mereferensikan pengukuran dari sirkuit yang

digunakan untuk mengetahui perbedaan antara

tegangan dan arus.

Gambar 4. Rangkaian utama yang memiliki

pengukuran, bank kapasitor dan beban

induktif Saat rangkaian switch on, tegangan 240

VAC mensuplay beban induktif dan beban

menyerap daya aktif dari sumber. Jika bank

kapasitor tidak dipasang, perbedaan fase dapat

dilihat pada gambar 5. Hal ini mengaceu hubungan

arus beban induktif dan tegangan fase. Untuk

memperbaiki perbedaan sudut fase bank kapasitor

diposisikan ON untuk mendapatkan kesamaan

sudut fase.

Gambar 5 . Perbedaan fase ketika bank

kapasitor OFF

Gambar 6. Perbedaan fase saat kapasitor

saat ON

Beban

RLC 3

fase

Bank

Capasitor

Sumber

3 fase

Page 24: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 24

KESIMPULAN

1. Kapasitor, dapat membangkitkan daya

reaktif kapasitif yang dibutuhkan untuk

mengkompensir daya reaktif induktif dari

beban, pemasangannya dapat dilakukan

pada tegangan menengah maupun

tegangan rendah.

2. Kompensasi daya reaktif dengan kapasitor

memberikan keuntungan antara lain :

a) Keuntungan saat pembangkitan

b) Keuntungan pada kapasitas transmisi

c) Keuntungan meminimalisir drop tegangan

d) Mengurangi rugi-rugi daya

e) Keuntungan finansial pada sistem operasi

ketenagalistrikan

PUSTAKA

Basri, Hasan, Ir., Sistem Distribusi Daya

Listrik, Jurusan Elektro ISTN, Jakarta,

1997 Electronic Circuit.(2010).Variable DC Power

Supply. Retrieved November 10, 2010 from

the World Wide Web: http://electronic-

circuit.net/wp-content.html

Ernawati, Strategi bersaing PT Gajah Tunggal

sebagai produsen ban ranmor terbesar di

Asia Tenggara, MasterThesesfromMM-

FEUI dibuat : 1996-12-15.

Hermawanto, Bambang, Ir. MSc., Phenomena

Harmonik Di Sistem Distribusi Tenaga

Listrik : Masalah, Penyebab dan Usaha

Mengatasinya, Energi dan Listrik

Volume VI No. 2, Juni 1996.

Hardi, Surya, Ir. MSc., Harmonisa Dan

Pengaruhnya Pada Peralatan Sistem

Distribusi, SAINTEK ITM NO. 10

Tahun VI. Hyper physic Corporation.(2010). Power Factor.

Retrieved November 10, 2010 from the

World Wide Web: http://hyperphysics.phy-

astr.gsu.edu/hbase/electric/powfac.html

İ. Çolak, R. Bayındır, Güç Katsayısının Bir

Mikrodenetleyici Kullanarak Ölçümü,

Erciyes Üniversitesi Fen Bilimleri Enstitüsü

Dergisi, Cilt 19, Sayı 1-2, 50-58, 2003.

Wikipedia.(2010). AC Power. Retrieved

November 10, 2010 from the World Wide

Web: http://en.wikipedia.org/wiki/Reactive

Power

R.C Dugan, M. F. McGranaghan, and H. W.

Beaty, Electrical Power System Quality.

New York : McGraw-Hill, 1996. Standar

IEEE 18-1992, IEEE Standard For Shunt

Power Capasitors.

Arifin.http://el-

03.blogspot.co.id/2009/11/perbaikan-

faktor-daya.html

Page 25: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 25

Petunjuk bagi (Calon) Penulis Jurnal Ilmu Eksakta

1. Artikel yang ditulis untuk Jurnal Ilmu Eksakta

meliputi hasil pemikiran dan hasil penelitian atau kajianpustaka yang mempunyai kontribusi baru di bidang Teknik. Naskah diketik degan huruf TimesNew Roman, ukuran 11 pts, dengan spasi ganda, dicetak pada kertas HVS kuarto sepanjang maksimum15 halaman, dan diserahkan dalam bentuk print-out sebanyak 3 eksemplar beserta disketnya. Berkas(file) dibuat dengan Microsoft word. Pengiriman file juga dapat dilakukan sebagai attacment e-mail kealamat: [email protected]

2. Nama penulis artikel dicantumkan tanpa gelar akademik dan ditempatkan dibawah judul artikel. Jikapenulis terdiri 4 orang atau lebih, yang dicantumkan di bawah judul artikel adalah nama penulis utama;nama penulis-penulis lainnya dicantumkan pada catatan kaki halaman pertama naskah. Dalam halnaskah ditulis oleh tim, penyunting hanya berhubungan dengan penulis utama atau penulis yangnamanya tercantum pada urutan pertama. Penulis dianjurkan mencantumkan alamat e-mail untukmemudahkan komunikasi.

3. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris dengan format esai, disertai judul pada masingmasingbagian artikel, kecuali bagian pendahuluan yang disajikan tanpa judul bagian. Judul artikeldicetak dengan huruf besar ditengah-tengah, dengan huruf sebesar 14 poin. Peringkat judul bagian dinyatakan dengan jenis huruf yang berbeda (semua judul bagian dan sub-bagian dicetak tebal atautebal dan miring), dan tidak menggunakan angka/nomor pada judul bagian:PERINGKAT 1 (HURUF BESAR SEMUA, TEBAL, RATA TEPI KIRI)Peringkat 2 (Huruf Besar Kecil, Tebal, Rata Tepi Kiri)Peringkat 3 (Huruf Besar Kecil, Tebal-Miring, Rata Tepi Kiri)

4. Sistematika artikel hasil pemikiran adalah: judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); abstrak(maksimum 200 kata); kata kunci; pendahuluan (tanpa judul) yang berisi latar belakang dan tujuan atauruang lingkup tulisan; bahasan utama (dapat dibagi ke dalam beberapa sub-bagian); penutup ataukesimpulan; daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk).

5. Sistematika artikel hasil penelitian adalah: judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); abstrak(maksimum 200 kata) yang berisi tujuan, metode dan hasil penelitian; kata kunci; pendahuluan (tanpajudul) yang berisi latar belakang, sedikit kajian pustaka, dan tujuan penelitian; metode; hasil dan pembahasan; kesimpulan dan saran; daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk)

6. Sumber rujukan sedapat mungkin merupakan pustaka-pustaka terbitan 10 tahun terakhir. Rujukan yangdiutamakan adalah sumber-sumber primer berupa laporan penelitian (termasuk

skripsi, tesis, disertasi)atau artikel-artikel penelitian dalam jurnal dan/atau majalah ilmiah.

7. Perujukan dan pengutipan menggunakan teknik rujukan berkurang (nama, tahun). Pencantuman sumberpada kutipan langsung hendaknya disertai keterangan tentang nomor halaman tempat asal kutipan.Contoh: (Davis, 2003: 47).

8. Daftar Rujukan disusun dengan tata cara seperti contoh berikut dan diurutkan secara alfabetis dankronologis. Buku:

Anderson, D, W., Vault, V. D. & Dickson, C. E.

1999. Problem and Prospects for the Decades Ahead:

Competency Based Teacher Education. Berkeley:

McCutchan Publising Co.

Buku kumpulan artikel:

Saukah, A. & Waseso, M.G. (Eds.). 2002. Menulis

Artikel untuk Jurnal Ilmiah (Edisi ke-4, cetakan ke-

1). Malang: UM Press.

Artikel dalam buku kumpulan artikel:

Russel, T. 1998. An Alternative Conception:

Representing Represensation. Dalam P.J. Black &

A.

Lucas (Eds), Children’s Informal Ideas in Science

(hlm. 62-84). London: Routledge.

Artikel dalam jurnal atau majalah:

Kansil, C.L. 2002. Orientasi Baru Penyelenggaraan

Pendidikan Program Profesional dalam

Memenuhi

kebutuhan Dunia Industri. Transpor, XX (4): 57-61.

Artikel dalam koran:

Pitunov, B. 13 Desember, 2002. Sekolah Unggulan

ataukah Sekolah Pengunggulan? Majapahit Pos,

hlm. 4 & 11.

Tulisan/berita dalam koran (tanpa nama

pengarang):

Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih

Mandiri, hlm. 3.

Dokumen resmi:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta:

Depdikbud. Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 2 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

1990. Jakarta: PT. Armas Duta Jaya.

Buku terjemahan:

Page 26: PENGARUH HASIL TANGKAPAN SUMBERDAYA IKAN · PDF fileKUNING (Selaroides leptolepis) YANG DIDARATKAN DI PPI DESA ... sheet, formulir kuisioner, dokumen‐dokumen, dan literatur yang

Jurnal Ilmu Eksakta vol 3 No 2 Sept 2015 | 26

Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. 1976.

Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh

Arief

Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.

Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan Penelitian:

Kuncoro, T. 1996. Pengembangan Kurikulum

Pelatihan Magang di STM Nasional Malang Jurusan

Bangunan, Program Studi Bangunan Gedung: Suatu

Studi Berdasarkan Kebutuhan Dunia

Usaha Jasa Konstruksi. Tesis tidak diterbitkan.

Malang: PPS IKIP MALANG.

Makalah seminar, lokakarya, penataran:

Waseso, M.G 2001. Isi dan Format Jurnal Ilmiah.

Makalah disajikan dalam Seminar Lokakarya

Penulisan Artikel dan Pengelolaan Jurnal Ilmiah,

Universitas Lambungmangkurat, Banjarmasin,

9-11 Agustus.

Internet (karya individual)

Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 1996. A Survey of

STM Online Journals, 1990-1995 : The Calm

before the Storm, (Online),

(http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.ht

ml, diakses 12 Juni

1996)

Internet (artikel dalam jurnal online):

Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar

dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan.

(Online), jilid 5,No. 4,(http://www.malang.ac.id,

diakses 20 Januari 2000).

Internet (bahan diskusi):

Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing

Internet sites. NETTRAIN Discussion List,

(Online), ([email protected],

diakses 22 November 1995).

Internet (e-mail pribadi):

Naga, D.S ([email protected]). 1 Oktober 1997.

Artikel Untuk JIP. E-mail kepada Ali Saukah

([email protected]).

9. Tata cara penyajian kutipan, table, dan gambar mencontoh langsung tata cara yang digunakan dalam artikel yang telah dimuat. Artikel berbahasa Indonesia menggunakan Pedoman Umum Ejaan BahasaIndonesia yang Disempurnakan (Depdikbud, 1987). Artikel bahasa Inggris menggunakan ragam baku.

10. Semua naskah ditelaah secara anonim oleh mitra bestari reviewers yang ditunjuk oleh penyunting menurut bidang kepakarannya. Penulis artikel diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan (revisi) naskah atas dasar rekomendasi/saran dari mitra bestari atau penyunting, kepastian pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis.

11. Pemeriksaan dan penyuntingan cetak-coba dikerjakan oleh penyunting dan/atau dengan melibatkan penulis. Artikel yang sudah dalam bentuk cetak-coba dapat dibatalkan pemuatannya oleh penyunting jika diketahui bermasalah. Segala sesuatu yang menyangkut perjanjian pengutipan atau penggunaan software komputer untuk pembuatan naskah atau ihwal lain yang terkait dengan HAKI yang dilakukan oleh penulis artikel, berikut konsekuensi hukum yang mungkin timbul karenanya, menjadi tanggung jawab penuh penulis artikel tersebut.