pengaruh kesadaran wajib pajak, penerapan e ...eprints.ums.ac.id/77523/1/naskah...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENERAPAN
E-FILING, DAN TRANSPARANSI DALAM PAJAK
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
DI KPP PRATAMA KLATEN
Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh :
HASNA AZIZAH
B 200 150 101
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019

ii
HALAMAN PERSETUJUAN
“PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENERAPAN E-FILING
DAN TRANSPARANSI DALAM PAJAK TERHADAP KEPATUHAN
WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA KLATEN”
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
Oleh :
HASNA AZIZAH
B200150101
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh
Dosen Pembimbing
(Drs. Eko Sugiyanto, M.Si)
NIDN. 0628055901

iii

iv

1
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENERAPAN E-FILING
DAN TRANSPARANSI DALAM PAJAK TERHADAP KEPATUHAN
WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA KLATEN
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak,
penerapan e-filing, dan transparansi dalam pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
di KPP Pratama Klaten. Data penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang
dibagikan kepada Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Klaten dengan
metode purposive sampling. Populasi penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang
Pribadi yang terdaftar sebagai Wajib Pajak e-filing di KPP Pratama Klaten.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 100 responden. Uji hipotesis
yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh dan signifikan terhadap kepatuhan
Wajib Pajak, penerapan e-filing berpengaruh dan signifikan terhadap kepatuhan
Wajib Pajak, transparansi dalam pajak berpengaruh dan signifikan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak.
Kata Kunci: kepatuhan wajib pajak, kesadaran wajib pajak, e-filing, transparansi
dalam pajak
Abstrak The purpose of this study was to determine the effect of consciousness taxpayer,
the effect of implementation e-filing, and the tax transparency on tax compliance
in KPP Pratama Klaten. Data in this study were through questionnaires which was
distributed to taxpayers registered at the KPP Pratama Klaten with a purposive
sampling method. The population in this study is taxpayers registered as user e-
filing taxpayers in KPP Pratama Klaten. The number of samples in this study is
100 respondents. Hypothesis testing were used is multiple linear regression
analysis. The results showed that consciousness of taxpayers has a positive and
significant effect on taxpayer compliance, the application of e-filing has a positive
and significant effect on Taxpayer Compliance, transparency in taxes has a
positive and significant effect on Taxpayer Compliance.
Keywords: taxpayer compliance, taxpayer consciousness, e-filing, tax
transparency.
1. PENDAHULUAN
Sejak tahun 2017 penerimaan negara dari sektor perpajakan merupakan
penerimaan terbesar dibandingkan dengan penerimaan negara sektor lainnya.
Untuk saat ini sekitar 70% APBN di Indonesia mendapat dana yang didapat
dengan penerimaan sektor pajak. Negara dapat memakai dan memanfaatkan
penerimaan dari hasil pajak sebagai penopang dalam membiayai pembangunan

2
dan membenahi fasilitas negara. Tetapi hasil pendapatan dari sektor pajak tidak
dirasakan secara langsung oleh wajib pajak sendiri, melainkan pajak mampu
menambah keuangan pada negara dalam memberikan ketersedian barang dan jasa
untuk publik, untuk memenuhi segala kebutuhan dan memberikan kemakmuran
kepada rakyat.
Menyadari akan besarnya peranan pajak untuk menopang pembiayaan
pembangunan negara, maka sejak 1983 negara melakukan berbagai usaha untuk
melakukan reformasi sistem perpajakan nasionalasecara terus-menerus. Dalam
penelitian Minjte (2016), melalui reformasi peraturan perundang-undangan di
bidang perpajakan dengan diberlakukannya self assesment system. Self assesment
system mengharuskan wajib pajak untuk memenuhi melalui kepatuhan dalam
kewajiban perpajakannya. Kepatuhan sebagai wajib pajak digunakan sebagai
upaya pemenuhan kewajiban terhadap perpajakan dilaksanakan oleh pembayar
pajak untuk memberi partisipasi dalam membantu pengembangan fasilitas negara,
dalam pemenuhannya yaitu pembayaran diberikan dan dilakukan secara ikhlas.
Keberhasilan terhadap kepatuhan wajib pajak memiliki beberapa aspek
yang bisa mempengaruhinya, yaitu kesadaran dalam wajib pajak. Kesadaran oleh
wajib pajak dalam melakukan pembayaran pajak merupakan hal yang penting
selain keaktifan dari petugas perpajakan. Dalam menaikkan rasa kepatuhan bagi
wajib pajak, Direkturat Jenderal Pajak terus berusaha menyempurnakan
penanganan terhadap pembayaran pajak supaya diharapkan dapat memberi
peningkatkan terhadap keinginan maupun kesadaran masyarakat supaya tertib
menjadi wajib pajak yang baik.
Bentuk penyempurnaan layanan administrasi perpajakan yaitu dengan
melaksanakan pembaruan dalam perpajakan yang menggunakan teknologi
informasi maupun komunikasi dengan menggunakan penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan (SPT) secara online dengan sebutan e-filing. Harapan
dari penerapan e-filing yaitu untuk memberikan rasa nyaman dan memudahkan
bagi wajib pajak supaya bisa menyampaikan maupun mempersiapkan SPT. E-
filing dapat dilakukan dimanapun tanpa datang ke kantor urusan pajak demi

3
memberikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) ke petugas pajak dan Surat
Pemberitahuan Tahunan dapat disampaikan kapanpun termasuk pada hari libur.
Faktor lain selain kesadaran dalam pembayaran pajak dan penerapan e-
filing yaitu dalam penelitian Sumianto (2016) transparansi pajak juga menjadi
salah satu komponen yang penting dalam mendukung kepatuhan pembayaran
pajak. Banyaknya kasus-kasus korupsi yang terjadi di dalam pajak membuat para
pengusaha dan masyarakat menjadi malas untuk membayar pajak. Transparansi
pajak diharapkan dapat menimbulkan kepercayaaan masyarakat dan
menghilangkan anggapan masyarakat bahwa pajak yang dibayarkan akan
disalahgunakan untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. Sehingga masyarakat
dapat meningkatkan kepatuhan bagi masyarakat dalam membayar pajak menjadi
lebih baik.
2. METODE
Penelitian ini menggunakan data primer. Data penelitian ini diperoleh langsung
dari wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Klaten sebagai
objek penelitian yang secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab
masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini yaitu Wajib Pajak Orang
Pribadi yang terdaftar sebagai Wajib Pajak e-filing tahun 2018 di KPP Pratama
Klaten sebanyak 7.564 Wajib Pajak. Sampel berjumlah 100 responden. Sampel
dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dimana metode ini
melakukan sampling yang dipilih berdasarkan kebetulan dan telah memenuhi
kriteria sebagai sumber data.
Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
a. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak merupakan
pemenuhan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh pembayar pajak untuk
memberikan kontribusi sebagai upaya dalam membantu pembangunan fasilitas
negara. Dalam penelitian Agustiningsih (2016) menggunakan sembilan buah

4
pertanyaan yang diukur menggunakan skala likert. Indikator yang digunakan
untuk mengukur kepatuhan wajib pajak yakni: wajib pajak memiliki NPWP,
mendaftarkan diri secara sukarela, menghitung kewajiban pajak, membayar
kewajiban pajak, menghitung pajak terutang dengan benar, membayar kekurangan
pajak, mengisi SPT sesuai UU, melaporkan SPT, dan menyampaikan SPT tepat
waktu. Penentuan skor menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban sangat
setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS) sangat tidak setuju (STS).
Penentuan skor diberikan dari nilai 5 untuk sangat setuju sampai 1 untuk sangat
tidak setuju.
b. Variabel Independen
1) Kesadaran wajib pajak yaitu sikap mengerti wajib pajak badan atau
perorangan untuk memahami arti, fungsi dan tujuan pembayaran pajak.
Kesadaran wajib pajak merupakan faktor terpenting dalam sistem perpajakan
modern, sebab diperlukan kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak
kepada negara yang berguna untuk membiayai pembangunan demi
kepentingan dan kesejahteraan umum. Dalam penelitian Agustiningsih (2016)
menggunakan enam buah pertanyaan yang diukur menggunakan skala likert.
Indikator yang digunakan untuk mengukur kesadaran wajib pajak yaitu pajak
sebagai kewajiban warga Negara, penundaan pembayaran pajak, pembayaran
pajak yang tidak sesuai, melaksanakan kewajiban perpajakan dengan senang,
melakukan kewajiban tepat waktu, dan membayar pajak dengan kesadaran
sendiri. Penentuan skor menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban
sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS) sangat tidak
setuju (STS). Penentuan skor diberikan dari nilai 5 untuk sangat setuju sampai
1 untuk sangat tidak setuju.
2) E-filling merupakan suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
atau penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara
elektronik yang dilakukan secara online yang real time melalui website
Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi yang

5
tersedia. Dalam penelitian Laihad (2013) menggunakan delapan buah
pertanyaan yang diukur menggunakan skala likert. Indikator yang digunakan
untuk mengukur penerapan e-filling yaitu kemudahan e-filling, rasa bosan
menggunakan e-filling, menyederhanakan proses pelaporan pajak,
meningkatkan performa pelaporan pajak, kemudahan belajar e-filling,
interaksi jelas, mudah beradaptasi dengan e-filling, dan rasa senang
menggunakan e-filling. Penentuan skor menggunakan skala likert dengan
pilihan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS)
sangat tidak setuju (STS). Penentuan skor diberikan dari nilai 5 untuk sangat
setuju sampai 1 untuk sangat tidak setuju. Namun terdapat satu pernyataan
yaitu pada pernyataan nomor dua yang bernilai negatif, dengan demikian
penentuan skor diberikan dari nilai 1 untuk sangat setuju sampai 5 untuk
sangat tidak setuju.
3) Transparansi pajak merupakan pemberitahuan pendapatan pajak daerah atau
pusat dan pengeluaran dana pajak yang digunakan pemerintah atau negara
kepada masyarakat. Indikator yang digunakan untuk mengukur transparansi
dalam pajak yaitu sosialisasi, informasi tentang jumlah penerimaan pajak,
pengetahuan masyarakat, alokasi penerimaan pajak, dan distribusi pajak.
Dalam penelitian Saepudin (2012) menggunakan enam buah pertanyaan yang
diukur menggunakan skala likert. Indikator yang digunakan untuk mengukur
penerapan transparansi dalam pajak yaitu sosialisasi telah berjalan dengan
baik, sosialisasi perpajakan setiap tahun, informasi penerimaan pajak
diketahui masyarakat dengan jelas, masyarakat mengetahui jumlah
penerimaan pajak, pengalokasian penerimaan pajak, dan pendistribusian
penerimaan pajak dengan tepat. Penentuan skor menggunakan skala likert
dengan pilihan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak
setuju (TS) sangat tidak setuju (STS). Penentuan skor diberikan dari nilai 5
untuk sangat setuju sampai 1 untuk sangat tidak setuju.

6
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
a. Statistik Deskriptif
Tabel 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kesadaran Perpajakan 100 17,00 30,00 25,8000 2,79249
Penerapan E-filling 100 20,00 40,00 31,6400 3,68047
Transparansi Perpajakan 100 15,00 30,00 23,1700 3,20686
Kepatuhan Wajib Pajak 100 23,00 45,00 36,6800 3,50434
Valid N (listwise) 100
Sumber: data primer yang diolah 2019
Hasil analisis statistik deskripsi pada tabel IV.2 dpat diinterpretasikan
sebagai berikut:
1) Kesadaran Wajib Pajak
Hasil statistik menunjukkan bahwa sampel yang diolah sebanyak 100 responden.
Nilai minimum sebesar 17 dan nilai maksimum sebesar 30. Variabel kesadaran
wajib pajak memiliki rata-rata sebesar 25,8000, berarti kecenderungan responden
wajib pajak di KPP Pratama Klaten dalam menjawab enam item pernyataan
kuisioner, termasuk memiliki kesadaran wajib pajak yang tinggi.
2) Penerapan e-filing
Hasil statistik menunjukkan bahwa sampel yang diolah sebanyak 100 responden.
Nilai minimum sebesar 20 dan nilai maksimum sebesar 40. Variabel penerapan e-
filing memiliki rata-rata sebesar 31,6400, berarti kecenderungan responden wajib
pajak di KPP Pratama Klaten dalam menjawab delapan item pernyataan kuisioner,
termasuk melakukan penerapan e-filing yang tinggi.
3) Transparansi dalam pajak
Hasil statistik menunjukkan bahwa sampel yang diolah sebanyak 100 responden.
Nilai minimum sebesar 15 dan nilai maksimum sebesar 30. Variabel transparansi
dalam pajak memiliki rata-rata sebesar 23,1700, berarti kecenderungan responden
wajib pajak di KPP Pratama Klaten dalam menjawab enam item pernyataan
kuisioner, termasuk mendapatkan informasi transparansi dalam pajak yang
sedang.

7
4) Kepatuhan wajib pajak
Hasil statistik menunjukkan bahwa sampel yang diolah sebanyak 100 responden.
Nilai minimum sebesar 23 dan nilai maksimum sebesar 45. Variabel kepatuhan
wajib pajak memiliki rata-rata sebesar 36,6800, berarti kecenderungan responden
wajib pajak di KPP Pratama Klaten dalam menjawab sembilan item pernyataan
kuisioner, termasuk memiliki kepatuhan wajib pajak yang tinggi.
b. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk meyakinkan bahwa sampel yang diujikan
berdistribusi normal. Dalam penelitian ini, teknik uji normalitas yang digunakan
adalah one sample kolmogorov smirnov test, yaitu pengujian dua sisi yang
dilakukan dengan membandingkan signifikansi hasil uji dengan taraf signifikan
5%. Apabila angka signifikansi > 5%, data tersebut dikatakan normal. Sebaliknya,
apabila angka signifikansi < 5%, data tersebut dikatakan tidak normal.
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas
Keterangan Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std.
Deviation
2,73703270
Most Extreme Differences
Absolute ,084
Positive ,072
Negative -,084
Kolmogorov-Smirnov Z ,839
Asymp. Sig. (2-tailed) ,482
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: data primer yang diolah 2019
Berdasarkan tabel di atas, besarnya nilai Kolmogrov-Smirnov adalah
0,839, dan diketahui nilai signifikansinya 0,482 yang berarti lebih besar dari 0,05,
dengan demikian data tersebut dapat disimpulkan berdistribusi normal.
2) Uji Multikolinearitas
Uji multikoliniaritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas
dengan menyelidiki besarnya inter kolerasi antar variabel bebasnya. Ada tidaknya

8
multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan Variance
Inflation Factor (VIF). Jika nilai Tolerance Value ≥ 0,10 atau sama dengan nilai
VIF ≤ 10.
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity
Statistics Keterangan
Tolerance VIF
(Constant)
Kesadaran Perpaajakan 0,775 1,290 Tidak Terjadi Multikolinearitas
Penerapan E-Filing 0,641 1,560 Tidak Terjadi Multikolinearitas
Transparansi
Perpajakan
0,807 1,240 Tidak Terjadi Multikolinearitas
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Sumber: data primer yang diolah 2019
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa nilai Tolerance semua variabel
independen (kesadaran perpajakan, penerapan e-filing, dan transparansi dalam
pajak) mempunyai nilai masing-masing 0,775, 0,641, dan 0,807 yaitu lebih besar
dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil
perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) semua variabel independen
lebih kecil (kurang) dari 10. Berdasarkan nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi multikolinearitas antar variabel pada model regresi penelitian ini.
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji
statistik yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Glejser.
Tabel 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sig Keterangan
Kesadaran Perpajakan 0,911 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
Penerapan E-Filing 0,992 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
Transparansi Perpajakan 0,076 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: data primer yang diolah 2019
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa semua variabel independen
(kesadaran perpajakan, penerapan e-filing, dan transparansi dalam pajak)
mempunyai nilai signifikasi (Sig) masing-masing 0,911, 0,992, dan 0,076 yaitu

9
mempunyai nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05. Dengan demikian,
hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model
regresi pada penelitian ini.
c. Pengujian Hipotesis
Persamaan regresi berganda\
Tabel 5. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 12,567 3,184 3,947 ,000
Kesadaran
Perpajakan
,302 ,114 ,241 2,658 ,009
Penerapan E-filing ,276 ,095 ,290 2,909 ,005
Transparansi
Perpajakan
,328 ,097 ,300 3,380 ,001
a. Dependent Variabel: Kepatuhan Wajib Pajak
Sumber: data primer yang diolah 2019
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai konstanta sebesar
12,567 dan koefisien regresi kesadaran wajib pajak, penerapan e-filing, dan
transparansi dalam pajak terhadap kepatuhan wajib pajak masing-masing sebesar
0,302; 0,276; dan 0,328. Dari hasil tersebut, dapat dibuat persamaan regresi
berganda sebagai berikut:
KWP = α + β1 KeWP + β2 PEF + β3 TDP + e
KWP = 12,567 + 0,302 β1 + 0,276 β2 + 0,328 β3 + e
Berdasarkan persamaan yang telah dibuat dapat diketahui:
1) Nilai konstanta 12,567 berarti bahwa jika seluruh variabel independen
dianggap konstan yaitu kesadaran wajib pajak, penerapan e-filing, dan
transparansi dalam pajak mendapatkan nilai variabel dependen yaitu
kepatuhan wajib pajak sebesar 12,567.
2) Nilai koefisien regresi kesadaran wajib pajak sebesar 0,302 berarti bahwa
apabila terjadi kenaikan 1 poin pada variabel kesadaran wajib pajak (variabel

10
penerapan e-filing dan transparansi dalam pajak dianggap konstan), nilai
kepatuhan wajib pajak akan naik sebesar 0,302.
3) Nilai koefisien regresi tingkat penerapan e-filing sebesar 0,276 berarti bahwa
apabila terjadi kenaikan 1 poin pada variabel penerapan e-filing (variabel
kesadaran wajib pajak dan transparansi dalam pajak dianggap konstan), nilai
kepatuhan wajib pajak akan naik sebesar 0,276.
4) Nilai koefisien regresi transparansi dalam pajak sebesar 0,328 berarti bahwa
apabila terjadi kenaikan 1 poin transparansi dalam pajak (variabel kesadaran
wajib pajak dan penerapan e-filing dianggap konstan), nilai kepatuhan wajib
pajak akan naik sebesar 0,328.
d. Pengujian Statistik
Dasar Pengambilan Keputusan
1) Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2011:98).
t tabel = t (α / 2 ; n-k-1 )
= t ( 0,025 ; 95 )
= 1,988
2) Uji f
F tabel = F (k; n-k )
= t ( 4 ; 96 )
= 2,46
Tabel 6. Uji F menggunakan ANOVAa
Model Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1
Regression 474,117 3 158,039 20,457 ,000b
Residual 741,643 96 7,725
Total 1215,760 99 a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
b. Predictors: (Constant), Transparansi Perpajakan, Kesadaran Perpajakan, Penerapan
E-filing
Sumber: data primer yang diolah 2019

11
Berdasarkan hasil pehitungan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai
F hitung sebesar 20,457. Jika dibandingkan dengan nilai F tabel pada tingkat
signifikansi 5% yaitu sebesar 2,46, maka nilai F hitung lebih besar dari pada F
tabel (20,457 > 2,46). Nilai signifikasi sebesar 0,000 pada tabel di atas
menunjukkan bahwa pengaruh kesadaran wajib pajak, penerapan e-filing, dan
transparansi dalam pajak terhadap kepatuhan wajib pajak signifikan. Hal ini
disebabkan karena nilai Signifikasi 0,000 lebih kecil dari nilai α = 5%.
Berdasarkan uji hipotesis tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel
kesadaran wajib pajak, penerapan e-filing, dan transparansi dalam pajak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Dengan
demikian, hipotesis keempat yang menyatakan bahwa “Kesadaran wajib pajak,
penerapan e-filing, dan transparansi dalam pajak berpengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Klaten” diterima.
3) Uji R2
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil membuat kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas.
Tabel 7. Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1. ,624a ,390 ,371 2,77947
a. Predictors: (Constant), Transparansi Perpajakan, Kesadaran Perpajakan, Penerapan E-filing
b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Sumber: data primer yang diolah 2019
Berdasarkan hasil tabel di atas di ketahui nilai adjusted R square sebesar
0,371, hal ini mengandung arti bahwa pengaruh variabel independen (kesadaran
wajib pajak, penggunaan e- filing, dan transparansi dalam pajak) mempengaruhi
variabel kepatuhan wajib pajak sebesar 37,1%.

12
3.2 Pembahasan
a. Pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP
Pratama Klaten
Hipotesis pertama dari hasil penelitian ini membuktikan, bahwa kesadaran wajib
pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini ditunjukkan dengan
hasil uji t pada variabel kesadaran wajib pajak sebesar 2,658 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,009 sehingga hipotesis pertama diterima. Dengan demikian
kesadaran wajib pajak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak secara
statistik pada taraf signifikasi 5%.
Hal ini disebabkan, karena wajib pajak sudah sadar akan pentingnya
membayar pajak sebagai penerimaan negara untuk pembangunan negara, sehingga
manfaat yang akan didapatkan oleh masyarakat akan semakin baik. Segala macam
upaya pengumpulan pajak yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan maksimal
apabila tidak ada kesadaran dalam diri wajib pajak sendiri.
Hasil dari penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Ariesta dan Latifah
(2017), bahwa kesadaran wajib pajak dapat dinilai dari tingginya tingkat
kedisiplinan dan kemauan wajib pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Kesadaran merupakan kunci utama agar seseorang melaksanakan
kewajibannya dengan baik. Dengan demikian, semakin tinggi kesadaran wajib
pajak mengakibatkan kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat.
b. Pengaruh penerapan e-filing terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama
Klaten
Hipotesis kedua dari hasil penelitian ini membuktikan, bahwa penerapan e-filing
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji
t pada variabel penerapan e-filing sebesar 2,909 dengan nilai signifikansi sebesar
0,005 sehingga hipotesis kedua diterima. Dengan demikian penerapan e-filing
memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak secara statistik pada taraf
signifikasi 5%.
Hal ini disebabkan, karena pengetahuan masyarakat terhadap modernisasi
perpajakan dan upaya KPP Pratama Klaten dalam melakukan sosialisasi dan

13
edukasi secara berkala kepada individu, kelompok maupun instansi mengenai
program e-filing sudah cukup baik dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak
dalam penyampaian SPT Tahunan.
Hasil dari penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Agustiningsih dan
isroah (2016), bahwa e-filing merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Pajak agar wajib pajak dapat melaporkan SPTnya lebih cepat,
lebih mudah, dimana saja dan kapan saja. Hal ini berarti Wajib Pajak dapat
melaporkan SPT saat memiliki waktu luang tanpa harus pergi ke Kantor
Pelayanan Pajak. Wajib Pajak yang menganggap bahwa e-filing bermanfaat dan
memudahkannya dalam melaksanakan kewajiban perpajakan, akan membuat
Wajib Pajak merasa puas menggunakan e-filing. Kepuasan yang dirasakan Wajib
Pajak dalam menggunakan e-filing akan membentuk sikap positif dan selanjutnya
membuat Wajib Pajak semakin patuh. Dengan demikian, semakin baik penerapan
e-filing membuat kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat.
c. Pengaruh transparansi dalam pajak terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP
Pratama Klaten
Hipotesis ketiga dari hasil penelitian ini membuktikan, bahwa transparansi dalam
pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini ditunjukkan dengan
hasil uji t pada variabel transparansi dalam pajak sebesar 3,380 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,001 sehingga hipotesis ketiga diterima. Dengan demikian
transparansi dalam pajak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
secara statistik pada taraf signifikasi 5%.
Hal ini disebabkan, karena informasi yang dapat diberikan kepada
masyarakat atau pihak-pihak yang berkepentingan lainnya antara lain, besarnya
jumlah pemasukan pajak yang telah terkumpul, keterangan secara jelas mengenai
pengeluaran dana hasil pajak, pemanfaatan dana hasil pajak, dan lain-lain sudah
dapat diterima dan dimengerti oleh wajib pajak di KPP Pratama Klaten.
Hasil dari penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Wulandari dan
Niswah (2016), bahwa transparansi dalam pajak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Transparansi dalam pajak dapat dinilai
dari tingginya tingkat informasi yang diberikan oleh pemerintah atau pihak-pihak

14
yang dapat memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan
pajak. Karena semakin banyak informasi yang diberikan kepada masyarakat atau
wajib pajak, masyarakat dapat memiliki semangat untuk membayar pajak. Dengan
demikian, semakin baik transparansi dalam pajak dapat membuat kepatuhan wajib
pajak akan semakin membaik.
d. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan dengan benar dan sesuai dengan prosedur secara
ilmiah, namun masih memiliki keterbatasan yang dapat digunakan sebagai acuan
penelitian selanjutnya supaya diperoleh hasil yang lebih baik. Berikut ini
keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:
1) Penelitian ini hanya dilakukan pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang sudah
menggunakan e-filing yang terdaftar di KPP Pratama Klaten, Sehingga hasil
analisis yang diperoleh hanya berlaku untuk Wajib Pajak Orang Pribadi.
2) Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner
sehingga data yang dihasilkan kurang mendapatkan hasil yang sebenarnya.
Kemungkinan terjadi bias disebabkan adanya perbedaan persepsi antara
peneliti dengan responden atau kurangnya pengetahuan responden dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner.
3) Adanya kerahasiaan data Wajib Pajak menyebabkan teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu
pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, sehingga siapa saja yang ditemui
dapat dijadikan sampel asal memenuhi kriteria peneliti.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak,
penerapan e-filing, dan transparansi dalam pajak terhadap kepatuhan wajib pajak
di KPP Pratama Klaten. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, sehingga
H1 diterima.

15
b. Penerapan e-filing berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak, sehingga H2
diterima.
c. Transparansi dalam pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak,
sehingga H3 diterima.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian serta hal-hal yang terkait dengan keterbatasan
penelitian ini, peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:
a. Tingkat kesadaran Wajib Pajak perlu ditingkatkan dengan sosialisasi
mengenai pentingnya pajak untuk perkembangan negara supaya pembangunan
negara dapat berjalan dengan baik
b. Penelitian ini menunjukkan bahwa Penerapan e-filing berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Oleh karena itu, Direktorat
Jenderal Pajak hendaknya lebih mensosialisasikan e-filing dari segi cara
penggunaan dan manfaat yang dapat dirasakan oleh Wajib Pajak.
c. Bagi Direktorat Jenderal Pajak hendaknya menerapkan sistem e-filing untuk
Badan supaya manfaat Penerapan Sistem e-filing juga dapat dirasakan oleh
Wajib Pajak Badan.
d. Hendaknya prosedur penggunaan sistem e-filling lebih disederhanakan supaya
sistem e-filing mudah dipelajari bagi Wajib Pajak yang belum pernah
menggunakan sistem e-filing.
e. Hendaknya Wajib Pajak lebih memanfaatkan internet dan mencari tahu kinerja
e-filing supaya lebih meningkatkan pengetahuan mengenai penggunaan e-
filing dan peraturan perpajakan yang berlaku.
f. Penyuluhan pajak atau sosialisasi perlu ditingkatkan dan difokuskan tentang
informasi dalam transparansi pajak yang berkaitan dengan pemanfaatan hasil
pajak yang telah diperoleh, supaya wajib pajak lebih yakin untuk membayar
pajak.
g. Bagi peneliti selanjutnya yang akan menggunakan variabel e-filing sebaiknya
dapat memperluas lokasi penelitian. Hal ini dilakukan agar didapatkan
perbandingan hasil penerapan e-filing di berbagai lokasi.

16
DAFTAR PUSTAKA
Agustiningsih, Wulandari., dan Isroah, 2016. Pengaruh Penerapan E-Filing,
Tingkat Pemahaman Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Di KPP PRATAMA YOGYAKARTA. ISSN
2502-5430. 5 (2) : 107 – 122.
Alfiah. Irma, 2014. Skripsi Kuisioner Kesadaran Perpajakan, Sanksi Perpajakan,
Sikap Fiskus,Lingkungan Pajak, Pengetahuan Peraturan Pajak,Persepsi
Efektifitas Sistem Perpajakan, KemauanMembayar Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak OrangPribadi Di Dppkad Grobogan- Purwodadi.
Ariesta, Ristra Putri., dan Latifah, 2017. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi
Perpajakan, Sistem Administrasi Perpajakan Modern, Pengetahuan
Korupsi, dan Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di KPP
Pratama Semarang. p-ISSN: 2550-0376 | e-ISSN: 2549-9637.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Immaniati, Zaen Zulhaj., dan Isroah. 2016. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak
Tentang Penerapan PP NO 46 TAHUN 2013, Pemahaman Perpajakan,
Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro,
Kecil, Dan Menengah Di Kota Yogyakarta. ISSN 2502-5430 , 5 (2) : 123 –
135.
Jatmiko. Agus Nugroho, 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan
Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus Dan Kesadaran Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang
Pribadi Di Kota Semarang).
Karmila. 2016. Pengaruh Tam Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan
Penggunaan E-Filing Sebagai Variabel Intervening Pada KPP Pratama
Sukoharjo.
Laihad. Risal C.Y, 2013. Pengaruh Perilaku Wajib Pajak Terhadap Penggunaan
E-Filing Wajib Pajak Di Kota Manado. ISSN 2303-1174.
Mintje, Megahsari Seftiani. 2016. Pengaruh Sikap, Kesadaran, Dan Pengetahuan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pemilik (UMKM) Dalam
Memiliki (NPWP) (Studi pada Wajib Pajak Orang Pribadi Pemilik
UMKM yang Terdaftar di KPP Pratama Manado). ISSN 2303-1174.
Muliari, Ni Ketut., dan Putu Ery Setiawan. 2016. Pengaruh Persepsi Tentang
Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan
Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar
Timur. ISSN 2302-8556,16 (2):1661-1686.

17
Saepudin. Ade, 2012. Pengaruh Pemahaman Akuntansi Dan Ketentuan
Perpajakan Serta Transparansi Dalam Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Badan.
Sari, Nurhidayah. 2015. “Pengaruh Penerapan Sistem E-Filling Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Pemahaman Internet Sebagai Variabel
Pemoderasi Pada Kpp Pratama Klaten”. Skripsi. Program Studi Akuntansi
Universitas Negeri Yogyakarta.
Siat, Christian Cahya Putra dan Agus Arianto Toly. 2013. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak dalam Memenuhi Kewajiban
Membayar Pajak di Surabaya. Jurnal Tax Accounting Review. Vol. 1, No.
1, 2013.
Sumianto., dan CH. Heni Kurniawan. 2015. Pengaruh Pemahaman Akuntansi dan
Ketentuan Perpajakan Serta Transparansi Dalam Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawan Pada Ukm Di
Yogyakarta. ISSN 0852-1875.
Tiraada, Tryana A.M. 2013. Kesadaran Perpajakan, Sanksi Pajak, Sikap Fiskus
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kabupaten Minahasa
Selatan. ISSN 2303-1174.
Wulandari, Herlina Ari., dan Niswah, 2016. Pengaruh Prinsip Transparansi
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Mojokerto. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016, 0 – 216.