pengaruh keterjadian dan kelimpahan hama kutu …digilib.unila.ac.id/58166/3/tesis full tanpa bab...

46
PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU PUTIH DAN TUNGAU MERAH TERHADAP PRODUKSI TANAMAN CASSAVA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Tesis) Oleh NILLY CHRISTALIA PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU PUTIH

DAN TUNGAU MERAH TERHADAP PRODUKSI TANAMAN CASSAVA

DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

(Tesis)

Oleh

NILLY CHRISTALIA

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

ABSTRACT

THE INCIDENCE AND ABUNDANCE EFFECT OF MEALYBUG ANDRED SPIDER MITE ON CASSAVA YIELD IN SOUTH LAMPUNG

By

Nilly Christalia

One of constraints on cassava production is the attack of pests. Two most

important pests on cassava are the cassava mealybug (CM) and the red spider mite

(RSM). This research was aimed to study the incidence and abundance of CM and

RSM on cassava yield in two South Lampung areas, ie. in Natar area and Tanjung

Bintang area. The cassava clones observed in this study were UJ5, SL 201, CMM

96-1-106 Cabang, SL 221, Arifin Tikel Bayeman, SL 104, SL 30, SL 201, Adira

4, SL 22, UJ 3, SL 36, Korem Gatam, BL 8-1, CMM 25-27, UJ 3 (Emas Masgar),

BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK 2, MU 22, MU 22, MU 111, Barokah and

MU 111 (planted in Natar area) and BW1 (planted in Tanjung Bintang area).

The results showed that the incidence of CM and RSM varied. The incidence of

CM in Natar area was 21% - 100% while that of RSM was 40% - 100%. In

Tanjung Bintang area, CM incidence was 17% - 70% while that of RSM was 40%

Page 3: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

- 70%. The smallest incidence of CM (21%) or RSM (40%) was found on BL4

and UJ5 clones, respectively. The abundance of CM (X1) and RSM (X2)

negatively affected the cassava production (Y). Y= 3473 – 130,7X1 – 287X2 (F-

value 7.46 **, n = 30).

Cassava plants attacked by CM (with bunchy top symptoms) produced smaller

and less tubers. The average tuber weight from cassava plants with bunchy top

symptoms was 1,465.7 g/plant, while that of the normal cassava plants was

2,617.5 g/plant (t-value = 2.72*; n = 15). The average number of cassava tuber

from bunchy top plants was 5.13 tuber/plant while that from the normal cassava

plants was 7.3 tuber/plant (t-value 2.53 * ; n = 15).

Keywords: Cassava, mealybug, red spider mite.

Page 4: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

ABSTRAK

PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU PUTIHDAN TUNGAU MERAH TERHADAP PRODUKSI TANAMAN CASSAVA

DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

Nilly Christalia

Kendala budidaya cassava adalah serangan Organisme Pengganggu Tanaman

(OPT). Hama pada cassava di antaranya kutu putih dan tungau merah. Hama-

hama tersebut diduga dapat menyebabkan kehilangan hasil cassava. Perlu adanya

data kuantitatif kehilangan hasil cassava akibat serangan hama kutu putih dan

tungau merah.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keterjadian dan kelimpahan hama kutu

putih dan tungau merah pada dua kawasan lahan pertanaman cassava di

Kabupaten Lampung Selatan serta pengaruhnya terhadap bobot dan jumlah ubi

cassava. Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap kegiatan, yaitu pengambilan

sampel di kawasan Natar dan Tanjung Bintang kemudian dilanjutkan dengan

pengamatan di laboratorium. Klon cassava yang diamati pada penelitian ini

adalah UJ5, SL 201, CMM 96-1-106 Cabang, SL 221, Arifin Tikel Bayeman, SL

Page 5: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

104, SL 30, SL 201, Adira 4, SL 22, UJ 3, SL 36, Korem Gatam, BL 8-1, CMM

25-27, UJ 3 (Emas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK 2, MU 22,

MU 22, MU 111, Barokah dan MU 111 di kawasan Natar dan klon BW1 di

kawasan Tanjung Bintang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase keterjadian hama kutu putih dan

tungau merah cassava bervariasi. Keterjadian hama kutu putih pada kawasan

Natar berkisar antara 21% - 100% dan tungau merah berkisar antara 40% - 100%.

Keterjadian hama kutu putih pada kawasan Tanjung Bintang berkisar antara 17% -

70% dan tungau merah berkisar antara 40% - 70%. Persentase keterjadian kutu

putih dan tungau merah terkecil pada Klon BL4 dan UJ5 sebesar 21% dan 40%.

Kelimpahan hama kutu putih (X1) dan tungau merah (X2) berpengaruh negatif

terhadap produksi cassava (Y) (Y= 3473 – 130,7X1 – 287X2, F hitung 7,46**,

n = 30).

Keterjadian hama kutu putih dan tungau merah mengakibatkan penurunan

produksi cassava. Tanaman cassava terserang hama kutu putih (bergejala bunchy

top) memiliki bobot ubi dan jumlah ubi yang lebih rendah dibandingkan dengan

tanaman cassava normal. Rata-rata bobot ubi tanaman cassava bergejala bunchy

top = 1.465,7 g/batang, sedangkan tanaman cassava normal = 2.617,5 g/batang

(t hitung = 2,72*; n = 15). Rata-rata jumlah ubi tanaman cassava bergejala bunchy

top = 5,13 ubi/batang sedangkan tanaman cassava normal = 7,33 ubi/batang

(t hitung 2,53 * ; n = 15).

Kata kunci: cassava, kutu putih, tungau merah.

Page 6: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU PUTIH

DAN TUNGAU MERAH TERHADAP PRODUKSI TANAMAN CASSAVA

DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

NILLY CHRISTALIA

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

MAGISTER SAINS

Pada

Program Pascasarjana Magister Agronomi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 7: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

Judul Tesis PENGARUrı KETERJADIAN DAN

KELIMPAI-IAN rıAMA Kuru purırıDAN TUNGAU MERAKI TERHADAP

PRODUKSI TANAMAN CASSAVA

Dl KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Nama Mahasiswa Christa[ia

Nomor Pokok Mahasiswa : 1524011010

Program Studi Magister Agronomi

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI

I. Komisi Pembimbing

Prof. Dr. ir. FX susilo, M.Sc. Dr. ir. ı Gede Swibawa, M.s.19590808 198303 1 001 NİP 19601006 198603 1 003

2. Ketua Program udi Magister Agronomi

. Dr. ir. Yusnita, M.Sc.19610803 198603 2 002

Page 8: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua Prof. Dr. Ir. EX Susilo, M.sc.

Sekretaris Dr. Ir. I Gede Swibawa, M.S.

PengujiBukan Pembimbing : Płof. Dr. Ir. Kukuh Setîawan, M.

2. De n Pakultas Pertapian

Tror: Dr. . Irwan Sukri Banuwa, M.Si.020 198603

3 Program Pascasarjana Universitas Lampung00

ustofa, MA., Ph.D.101 198403 1 020

Tanggal Lulus Ujian Tesis : 08 Juli 2019

Page 9: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK
Page 10: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Karang Kecamatan Buai Sandang Aji Kabupaten Ogan

Komering Ulu Selatan pada tanggal 21 Januari 1988. Penulis adalah anak

pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Azhari dan Ibu Rita Yusmala.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 1 Simpang Sender

Kabupaten OKU Selatan. Pada Tahun 2002 penulis menyelesaiakn pendidikan

menengah pertama di SMPN 1 Muaradua Kabupaten OKU Selatan, sedangkan

pendidikan menengah atas (SMA) diselesaikan pada tahun 2005 di SMA Negeri

12 Bandar Lampung.

Tahun 2005 penulis diterima sebagai mahasiswa di Fakultas Pertanian Jurusan

Proteksi Tanaman Strata 1 (S1) Reguler Universitas Lampung melalui jalur

SPMB dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2010 hingga 2015 penulis tercatat

sebagai karyawan swasta di salah satu perusahaan keuangan non Bank di Bandar

Lampung. Tahun 2015 penulis melanjutkan Studi Magister Agronomi di Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

Page 11: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kepada ALLAH SWT atas berkat dannikmat-Nya lah saya bisa menyelesaikan tesis ini untuk mendapatkan

gelar Pasca Sarjana Pertanian

Kupersembahkan karya sederhanaku ini sebagai rasa syukur,bakti, hormat,

tanggung jawab, dan terima kasihku Kepada:

Suami dan anakku

Rizki Hary Satria, S. Sos. dan Arzanka Wardhana Satria

Kedua Orang Tua, Mertua, Adik, Kakak-Kakak dan KeluargakuTercinta

Sahabat yang selalu menjadi motivasiYang memberikan semangat, dorongan, serta do’a dalam setiap

langkah penulis.

Almamaterku tercintaUniversitas Lampung

Page 12: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

MOTTO

Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika

kesempatan bertemu dengan kesiapan.

(Penulis)

Page 13: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, hidayah, serta nikmat yang tak terhingga sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini.

Tesis dengan judul “Pengaruh Keterjadian Dan Kelimpahan Hama Kutu

Putih Dan Tungau Merah Terhadap Produksi Tanaman Cassava Di

Kabupaten Lampung Selatan” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains di Universitas Lampung.

Selama penyusunan tesis, penulis banyak mendapatkan motivasi maupun bantuan

dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. Selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Bapak Prof. Drs. Mustofa, MA., Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Lampung.

3. Ibu Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc. Selaku ketua Program Pascasarja Agronomi

atas nasehat, motivasi dan bimbingan selama ini.

Page 14: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

4. Bapak Prof. Dr. Ir. FX Susilo, M. Sc. selaku pembimbing utama yang telah

memberikan ide, bimbingan, motivasi, arahan, dan saran selama penelitian dan

penyusunan tesis.

5. Bapak Dr. Ir. I Gede Swibawa, M. S. selaku pembimbing kedua yang telah

memberikan ide, bimbingan, motivasi, arahan, dan saran selama penelitian dan

penyusunan tesis.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Kukuh Setiawan, M. Sc. selaku penguji yang telah

membantu memberikan kritik dan sarannya kepada penulis dalam

menyelesaikan tesis ini.

7. Bapak Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M. Sc. selaku pembimbing akademik, atas

bimbingan, nasehat, dan motivasi selama penulis menjalankan kuliah hingga

selesai penulisan tesis ini.

8. Suami tercinta Rizki Hary Satria, S. Sos dan anakku tersayang Arzanka

Wardhana Satria yang telah memberikan doa, cinta, kasih sayang, motivasi

dan saran selama ini.

9. Keluarga penulis, Bapak Azhari dan Bapak Hi. Hasbullah Murhasan (Alm),

Ibu Rita Yusmala dan Ibu Hj. Suryati Syuhairi, adikku Akbarry Maharda

Putra, S.H., Kakek dan Nenek Marhani (Alm) dan Halimah serta seluruh

keluarga yang telah memberikan doa, motivasi, dan kasih sayang.

10. Teman seangkatan dan seperjuangan, Adawiah, Endang Warastuti, Tri

Fitriani, Nisya Aryani, Siti Jarlina, dan semua teman yang tidak bisa

disebutkan satu persatu, terimakasih atas motivasi serta kebersamaan selama

ini.

Page 15: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam tesis ini, akan tetapi sedikit

harapan semoga tesis sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita

semua. Amin.

Bandar Lampung, 1 Juli 2019Penulis

Nilly Christalia

Page 16: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. viii

I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4

1.3. Kerangka Pemikiran .................................................................. 4

1.4. Hipotesis ....................................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 8

2.1. Cassava (Ubi Kayu) ..................................................................... 8

2.2. Hama Kutu Putih dan Tungau Merah Cassava ........................... 10

2.3. Gejala Bunchy-top Cassava ......................................................... 12

III. BAHAN DAN METODE .................................................................. 14

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 14

3.2. Bahan dan Alat .............................................................................. 14

3.3. Metode Penelitian ......................................................................... 16

3.3.1. Survei di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung Kecamatan Natar Lampung

Selatan ............................................................................ 17

3.3.2. Survei di Kebun Cassava PT Sungai Budi Tanjung Bintang

.......................................................................................... 18

3.4.Analisis Data ............................................................................... 21

Page 17: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 22

4.1. Kelimpahan dan Keterjadian Hama Kutu Putih dan Tungau

Merah ............................................................................................ 22

4.1.1. Kelimpahan Hama Kutu Putih dan Tungau Merah Cassava

kebun Natar Lampung Selatan ............................................. 22

4.1.2. Keterjadian Serangan Hama Kutu Putih dan Tungau

Merah .................................................................................. 25

4.1.3. Hubungan antara Produksi Cassava dan Kelimpahan Hama

Kutu Putih dan Tungau Merah Cassava ............................... 28

4.1.4. Produksi Cassava Pada Tanaman Normal versus Tanaman yang

Bergejala Bunchy-Top........................................................... 29

4.2. Pembahasan ................................................................................ 30

V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 33

5.1. Kesimpulan ................................................................................... 33

5.2. Saran ............................................................................................. 34

DAFTRA PUSTAKA ................................................................................. 35

LAMPIRAN ................................................................................................. 37

Page 18: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar Klon Cassava Pada Kebun Percobaan FP UNILA Natar LampungSelatan ................................................................................................. 15

2. Kelimpahan Kutu Putih dan Tungau Merah Cassava Pada beberapa kloncassava di Kebun Percobaan FP Unila Natar Lampung Selatan ............ 23

3. Kelimpahan Kutu Putih dan Tungau Merah Cassava Pada Tiga PosisiDaun Tanaman di Lahan Cassava Tanjung Bintang .............................. 25

4. Produksi Cassava Klon BW1 Pada Tanaman Normal versus Tanaman yangBergejala Bunchy-Top ........................................................................... 29

5. Pengamatan Ulangan 1 Lahan Kebun Percobaan Natar ......................... 38

6. Pengamatan Ulangan 2 Lahan Kebun Percobaan Natar ......................... 39

7. Pengamatan Lahan 1 Lahan Cassava Tanjung Bintang.......................... 40

8. Pengamatan Lahan 2 Lahan Cassava Tanjung Bintang.......................... 41

9. Pengamatan Lahan 3 Lahan Cassava Tanjung Bintang.......................... 42

10. Persentase Keterjadian Hama Tungau Merah Cassava Natar ................ 43

11. Persentase Keterjadian Hama Kutu Putih Cassava Natar....................... 44

12. Persentase Keterjadian Hama Tungau Merah Cassava TanjungBintang..................................................................................................... 45

13. Persentase Keterjadian Hama Kutu Putih Cassava Tanjung Bintang ..... 46

Page 19: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

14. Persentase Rata-Rata Keterjadian Hama Tungau Merah dan KutuPutih Cassava Tanjung Bintang.............................................................. 47

15. Pengamatan Hasil Ubi Cassava Tanjung Bintang Lahan I..................... 47

16. Pengamatan Hasil Ubi Cassava Tanjung Bintang Lahan II .................... 49

17. Pengamatan Hasil Ubi Cassava Tanjung Bintang Lahan III ................... 52

18. Pengamatan Hasil Ubi Cassava Tanjung Bintang Lahan I .................... 54

19. Pengamatan Hasil Ubi Cassava Tanjung Bintang Lahan II .................... 56

20. Pengamatan Hasil Ubi Cassava Tanjung Bintang Lahan III ................... 59

21. Data Kelimpahan Hama Tungau Merah dan Kutu Putih cassava denganhasil ubi cassava ...................................................................................... 61

22. Data Hasil Ubi Tanaman cassava Normal dan Tanaman yang BergejalaBunchy top .............................................................................................. 64

23. Hasil Perhitungan Data Bobot Ubi dengan Uji Z ................................... 64

24. Hasil Perhitungan Data Bobot Ubi dengan Uji t ..................................... 65

25. Data Jumlah Ubi Tanaman Cassava Normal dan Tanaman yangbergejala Bunchy top ............................................................................... 65

26. Hasil Perhitungan Data Jumlah Ubi dengan Uji Z .................................. 66

27. Hasil Perhitungan Data Jumlah Ubi dengan Uji t ................................... 66

Page 20: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gejala Bunchy Top Kutu Putih Cassava ............................................ 13

2. Posisi Pengambilan Sampel Tanaman Cassava Klon BW1 di KebunPT. Sungai Budi Tanjung Bintang ....................................................... 19

3. Posisi Pengambilan Sampel Tanaman Cassava Normal dan BergejalaBunchy-top di Kebun PT. Sungai Budi Tanjung Bintang .................... 19

4. Perbedaan cassava normal dan cassava bergejala Bunchy Top .......... 20

5. Keterjadian Kutu Putih Cassava pada tanaman cassava di KebunPercobaan FP Unila Natar Lampung Selatan........................................ 27

6. Keterjadian Tungau Merah Cassava pada tanaman cassava di KebunPercobaan FP Unila Natar Lampung Selatan........................................ 27

7. Keterjadian Kutu Putih dan Tungau Merah Cassava pada TigaLahan Tanaman Cassava di Tanjung Bintang ...................................... 28

8. Hama Kutu Putih Cassava (A) dan Gejala Serangan pada Daun TanamanCassava (B) .......................................................................................... 31

9. Hama Tungau Merah Cassava (A) dan Gejala Serangan pada DaunTanaman Cassava (B) ........................................................................ 31

10. Hasil Analisis Regresi Dengan Minitab 17........................................... 62

11. Grafik Hubungan antara produksi cassava dan kelimpahan hama kutuputih dan tungau merah ......................................................................... 63

12. Tabel ANARA Kutu Putih Cassava di Kebun Natar LampungSelatan ................................................................................................... 67

13. Tabel ANARA Tungau Merah Cassava di Kebun Natar LampungSelatan ................................................................................................... 67

14. Tabel ANARA Kelimpahan Kutu Putih Cassava di Kebun TanjungBintang Lampung Selatan ..................................................................... 68

Page 21: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

15. Tabel ANARA Kelimpahan Tungau Merah Cassava di Kebun TanjungBintang Lampung Selatan ..................................................................... 68

16. Tabel ANARA Kutu Putih 3 Klon Cassava di Kebun Natar LampungSelatan ................................................................................................... 69

17. Tabel ANARA Tungau Merah 3 Klon Cassava di Kebun Natar LampungSelatan ................................................................................................ 69

Page 22: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Cassava atau ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan komoditas

tanaman pangan yang kaya manfaat dan banyak dibudidayakan di Indonesia.

Pemanfaatan terbesar ubi kayu di Indonesia adalah sebagai bahan pangan (58%),

bahan baku industri (28%), ekspor dalam bentuk gaplek (8%), pakan (2%), dan

limbah pertanian (4%) (Vademikum, 2008 dalam Wardani, 2015). Cassava

digunakan sebagai bahan pangan seperti gaplek dan tiwul. Cassava digunakan

sebagai bahan baku industri seperti industri tapioka dan bioetanol. Selain sebagai

bahan pangan dan bahan baku industri cassava juga dapat dimanfaatkan sebagai

pakan ternak. Cassava merupakan sumber energi tinggi yang mengandung pati

(25%-35%), protein, mineral, serat, kalsium, dan fosfat (Nuryati et al., 2015).

Departemen Pertanian secara resmi baru melepas 10 varietas unggul cassava

sampai dengan tahun 2009. Varietas unggul yang sesuai untuk pangan antara lain

varietas Adira 1, Malang 1, Malang 2 dan Darul Hidayah. Sedangkan varietas

unggul yang sesuai untuk bahan baku industri antara lain Varietas Adhira-4,

MLG-4, UJ-3, UJ-5, MLG-6 (Sundari, 2010).

Varietas cassava yang dibutuhkan sebagai bahan pangan dan sebagai bahan baku

industri memiliki karakteristik yang berbeda. Sebagai bahan pangan dibutuhkan

Page 23: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

2

varietas cassava yang memiliki rasa enak, pulen dan memiliki kandungan HCN

yang rendah. Sebagai bahan baku industri dibutuhkan varietas cassava yang

memiliki potensi hasil tinggi, kadar bahan kering dan kadar pati tinggi (Sundari,

2010). Berdasarkan karakteristik kadar air ubi kayu, kadar pati ubi kayu, kadar air

pati, kadar amilosa dan tingkat konversi pati menjadi glukosa secara enzimatis,

ubi kayu varietas Kasetsart yang berumur panen 10 bulan di Desa Gunung Agung

Kecamatan Sekampung Udik Lampung Timur memiliki sifat fisik dan kimia

terbaik (Susilawati, 2008).

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2014) melaporkan bahwa di

Provinsi Lampung petani cassava telah menggunakan varietas unggul. Varietas

unggul yang diadopsi sesuai urutan tertinggi adalah:

1. UJ-3 dengan 68,4% petani pengguna dan luas areal 265.407 ha.

2. UJ-5 dengan 31% petani pengguna dan luas areal 84.957 ha.

3. Litbang UK 2 dengan 0,6% petani pengguna dan luas areal 1.683 ha.

Tujuan utama penanaman cassava di Lampung adalah untuk dijual ke industri.

Varietas cassava yang dipilih petani untuk dijual ke industri adalah yang

mengandung kadar pati tinggi.

Produksi cassava tersentralisasi di 8 (delapan) provinsi di Indonesia dengan

kontribusi produksi sebesar 91,49% atau produksi rata-rata mencapai 21,88 juta

ton. Provinsi Lampung dengan rata-rata produksi tahun 2011-2015 mencapai 8,45

juta ton cukup dominan dan berada di urutan pertama dengan persentase produksi

mencapai 35,33%, di urutan kedua Provinsi Jawa Tengah 16,23% dan di urutan

ketiga Provinsi Jawa Timur 16,01%. Rata-rata produktivitas cassava di Provinsi

Page 24: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

3

Lampung pada 5 tahun terakhir (periode 2011 - 2015) berada di posisi ketiga

setelah Sumatera Barat dan Sumatera utara dengan rata-rata hasil cassava sebesar

260,19 kuintal per hektar (Nuryati et al., 2015).

Penurunan produksi cassava di Indonesia perlu diminimalisir demi mewujudkan

ketahanan pangan nasional dan penyediaan bahan baku industri. Data Badan Pusat

Statistik menunjukkan bahwa penurunan produksi cassava di Indonesia terjadi

pada tahun 2015 sebesar 21.801.415 ton yang turun dari tahun 2014 sebesar

23.436.384 ton. Sedangkan penurunan produksi cassava Provinsi Lampung terjadi

pada tahun 2015 sebesar 7.387.084 ton juga mengalami penurunan dari tahun

2014 yang mencapai 8.034.016 ton. Untuk meminimalisir penurunan produksi

cassava dari tahun ke tahun maka perlu adanya berbagai langkah pengembangan.

Rendahnya produksi cassava antara lain disebabkan oleh serangan hama dan

penyakit tanaman. Hama utama tanaman cassava adalah tungau dan kutu putih.

Penelitian di CIAT (The International Center for Tropical Agriculture)

menunjukkan serangan kompleks empat jenis tungau mengakibatkan kehilangan

hasil cassava sebsar 20-53%, tergantung pada umur tanaman dan lamanya

serangan (Indiati, 2012). Pada serangan berat, kutu putih cassava dapat

menyebabkan kehilangan hasil hingga 80%-90% seperti yang terjadi di Afrika

(Nwanze, 1982 dalam Wardani et al., 2014).

Kutu putih dan tungau merah menjadi hama penting pada tanaman cassava karena

dapat menyebabkan kehilangan hasil. Namun sampai saat ini belum ada informasi

yang jelas tentang seberapa besar hama tersebut dapat menyebabkan kehilangan

hasil. Wardani (2015) melaporkan bahwa di kawasan Bogor hama yang banyak

Page 25: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

4

menimbulkan kerugian adalah kutu putih yang dapat menurunkan hasil panen

sebesar 50%. Informasi tersebut diperoleh dari wawancara dengan petani yang

masih perlu dicermati lagi akurasinya. Indiati (2012) melaporkan bahwa serangan

tungau merah pada klon cassava OMM 9076 memberikan hasil 28 ton/ha pada

kondisi tanpa pengendalian dan 32 ton/ha pada kondisi dikendalikan. Data Badan

Pusat Statistik di Provinsi Lampung menyatakan kehilangan hasil ubi kayu pada

tahun 2015 sebesar 646.932 ton dari tahun 2014. Dibutuhkan informasi yang jelas

tentang kehilangan hasil tanaman cassava akibat serangan kutu putih dan tungau

merah di Lampung.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mempelajari keterjadian dan kelimpahan hama kutu putih dan tungau merah

pada dua kawasan lahan pertanaman cassava di Kabupaten Lampung Selatan.

2. Mempelajari pengaruh keterjadian dan kelimpahan hama kutu putih dan

tungau merah terhadap bobot dan jumlah ubi cassava.

1.3. Kerangka Pemikiran

Cassava merupan tanaman yang mampu tumbuh pada wilayah tropis maupun

subtropis. Wilayah pengembangan cassava berada pada 30oLU dan 30oLS. Suhu

yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman cassava adalah antara 18o-35oC.

Pada suhu di bawah 10oC pertumbuhan tanaman cassava akan terhambat.

Kelembaban udara yang dibutuhkan cassava adalah 65% (Suharno et al., 1999

dalam Wardani, 2015). Curah hujan optimum untuk cassava berkisar antara 760-

Page 26: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

5

1015 mm per tahun (Semangun, 1991; Suharno et al., 1999 dalam Wardani,

2015). Tingkat kemasaman tanah (pH) untuk tanaman cassava minimum 5

(Wargiono, 1979 dalam Wardani, 2015).

Cassava akan tumbuh dan berproduksi dengan baik pada kondisi lingkungan yang

mendukung. Lingkungan yang baik yaitu lingkungan yang terkendali dari

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). OPT dapat menyerang bagian tanaman

seperti daun, batang maupun ubi. Adanya serangan OPT dapat menyebabkan

pertumbuhan tanaman terganggu. Selain bebas dari serangan OPT, tanaman juga

perlu ditunjang dengan kondisi struktur tanah yang gembur. Struktur tanah yang

gembur sangat baik untuk pembentukan dan perkembangan ubi.

Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah penghasil cassava. Cassava

ditanam secara komersial hampir di seluruh wilayahnya. Salah satu wilayah

penghasil cassava adalah Kabupaten Lampung Selatan. Dua lokasi di wilayah

Kabupaten Lampung Selatan yang termasuk sentra komoditas cassava

diantaranya adalah Kecamatan Natar dan Tanjung Bintang.

Kehadiran hama seringkali dikeluhkan oleh petani cassava. Hama dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan produksi cassava. Pertumbuhan cassava

menjadi terganggu misalnya adanya daun yang mengeriting atau batang dengan

ruas pendek. Pada populasi yang tidak terkendali, hama dapat mengakibatkan

kehilangan hasil.

Kehadiran hama pada tajuk tanaman cassava dapat menyerang bagian daun

tanaman. Serangan tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada daun. Daun

Page 27: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

6

mengalami gangguan sehingga fungsi daun tidak optimal dalam melakukan proses

fotosintesis dan transpirasi. Bila fungsi daun terganggu maka akan berpengaruh

pada ubi sehingga kualitas dan ukuran ubi tidak optimal.

Kronologi gejala serangan tungau merah dapat dilihat dari permukaan daun

cassava. Indiati (2012) melaporkan bahwa gejala serangan tungau merah mulai

tampak pada saat tanaman berumur enam minggu. Gejala serangan pertama kali

terlihat pada daun yang terletak di bagian bawah. Serangan awal tungau merah

ditandai dengan adanya bintik-bintik kuning di sepanjang helaian daun. Pada

akhirnya bintik-bintik tersebut menyebar ke seluruh daun. Akibatnya daun

berubah warna menjadi coklat kemerahan atau coklat tua, kering, dan kemudian

rontok. Gejala ini dapat menunjukkan angka keterjadian hama tungau merah.

Hama kutu putih cassava diketahui merupakan hama baru pada tanaman cassava.

Hama kutu putih ini pertama kali ditemukan di Kawasan Bogor, Jawa Barat pada

tahun 2010 (Wardani, 2015). Dari pengamatan lapangan diketahui bahwa kutu

putih juga sudah ditemukan pada pertanaman cassava di Lampung. Hama ini

menyerang bagian pucuk tanaman.

Gejala serangan hama kutu putih terlihat pada pucuk tanaman. Serangan hama

kutu putih mengakibatkan pucuk tanaman mengeriting, ruas batang memendek,

dan tanaman menjadi kerdil (Wardani et al., 2014). Gejala tersebut menjadi lebih

parah pada kerapatan populasi yang sangat tinggi seperti pada musim kemarau.

Selain itu, Serangan berat kutu putih juga dapat menyebabkan gejala bunchy top.

Gejala bunchy top mulai terlihat sejak tanaman berumur 8 mst dan meningkat

dengan cepat mulai 16 mst, bersamaan dengan datangnya musim kemarau

Page 28: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

7

(Wardani, 2015). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2015)

diketahui bahwa tanaman ubi kayu yang terserang kutu putih sejak muda

berukuran lebih pendek dan menghasilkan bobot ubi yang lebih rendah,

dibandingkan bila serangan terjadi setelah tanaman berumur lebih lanjut.

Keterjadian dan kelimpahan hama kutu putih dan tungau merah merupakan

variabel yang dapat dihubungan dengan produksi cassava. Variabel keterjadian

dan kelimpahan kutu putih dan tungau merah perlu diperhitungkan. Hasil

perhitungan variabel tersebut diharapkan mampu memberikan data kuantitatif

kehilangan hasil cassava akibat serangan hama kutu putih dan tungau merah.

Analisis terhadap data tersebut dapat menjawab berapakah besarnya kehilangan

hasil panen cassava akibat serangan hama kutu putih dan tungau merah di

Lampung.

1.4. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Keterjadian dan kelimpahan hama kutu putih dan tungau merah bervariasi pada

pertanaman cassava di daerah Kabupaten Lampung Selatan.

2. Keterjadian dan kelimpahan hama kutu putih dan tungau merah mempengaruhi

bobot dan jumlah ubi cassava.

Page 29: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Cassava (Ubi Kayu)

Cassava atau yang dikenal dengan ubi kayu merupakan komoditas tanaman

pangan yang cukup penting. Cassava memiliki berbagai keunggulan

dibandingkan tanaman pangan lainnya. Keunggulan cassava antara lain tanaman

ini dapat tumbuh di lahan kering dan kurang subur, daya tahan terhadap penyakit

relatif tinggi, masa panennya yang tidak diburu waktu sehingga dapat dijadikan

lumbung hidup dan baik ubi maupun daun cassava dapat diolah menjadi aneka

makanan.

Cassava dapat ditanam dengan pola tanam monokultur maupun tumpangsari

dengan jarak tanam tertentu. Untuk mendapatkan hasil optimal pertanaman

cassava harus dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan cassava meliputi

penyulaman paling lambat 1 minggu setelah tanam, penyiangan gulma,

pembumbunan pada umur cassava 2-4 bulan setelah tanam dan pengendalian

hama dan penyakit (Sundari, 2010).

Selain sebagai bahan pangan, bahan baku industri olahan dan pakan ternak,

cassava juga berfungsi sebagai bahan baku bioethanol. Bioetanol merupakan

salah satu sumber energy alternatif untuk bahan bakar. Cassava yang paling

sesuai untuk bahan baku bioetanol yaitu yang memiliki potensi hasil dan kadar

Page 30: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

9

pati tinggi. Kandungan pati yang tinggi pada cassava merupakan substrat yang

baik untuk menghasilkan glukosa. Glukosa merupakan produk pembuatan etanol.

Cassava cukup berpotensi sebagai bahan baku industri etanol karena mampu

meproduksi etanol sebanyak 2.000 – 7.000 l/ha/th. Berdasarkan kadar gula total,

pati dan ratio fermentasinya, beberapa varietas/klon cassava, diantaranya CMM

99008-3, MLG 0311, OMM 9908-4 dan UJ-5 sesuai untuk bahan baku industri

etanol. Varietas tersebut memiliki nilai konversi 4-4,5 kg ubi kupas segar/liter

etanol 96% (Ginting et al., 2009).

Berdasarkan kandungan hidrogen sianida (HCN) cassava dibedakan menjadi

cassava manis atau tidak pahit dan cassava pahit. Cassava manis atau tidak pahit

memiliki kandungan HCN < 40 mg/kg ubi segar. Sedangkan cassava pahit

memiliki kadar HCN ≥ 50 mg/kg ubi segar. Kandungan HCN yang tinggi dapat

menyebabkan keracunan bagi manusia maupun hewan, sehingga tidak dianjurkan

untuk dikonsumsi segar. Untuk bahan tape (peuyem) para pengrajin memilih ubi

cassava yang tidak pahit, rasanya enak dan daging ubi berwarna kekuningan

seperti beberapa varietas lokal yaitu Krentil, Mentega, atau Adira-1. Untuk

industri pangan yang berbasis tepung atau pati cassava, diperlukan cassava yang

ubinya berwarna putih dan mempunyai kadar bahan kering dan pati yang tinggi

(Sundari, 2010).

Pada tanaman ubi kayu, HCN merupakan senyawa sekunder yang terdapat di

dalam floem. Senyawa tersebut dapat mempengaruhi perkembangan dan

reproduksi hama. Hama mengkonsumsi senyawa HCN sebagai nutrisi dengan cara

Page 31: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

10

diisap. Misalnya hama kutu putih yang mengisap senyawa sekunder HCN sebagai

stimulan bagi pertumbuhan dan perkembangannya (Wardani, 2015).

2.2. Hama Kutu Putih dan Tungau Merah Cassava

Masalah utama yang dihadapi dalam peningkatan produksi cassava adalah

serangan hama dan penyakit. Hama penting tanaman cassava diantaranya adalah

tungau merah Tetranychus cinnabarinus Boisduval (Acari: Tetranychidae) (Lu et

al., 2012; Kalshoven, 1981) dan kutu putih cassava Phenacoccus manihoti

Matile-Ferrero (Hemiptera: Pseudococcidae) (Wardani et al., 2014).

T. cinnabarinus merupakan sinonim dari T. urticae (Indiati, 2012). Tungau merah

merupakan hama penting pada tanaman cassava khususnya di daerah kering atau

pada saat musim kemarau. Lu et al. (2012) melaporkan bahwa T. cinnabarinus

dapat menyebabkan kerusakan serius pada tanaman cassava di Cina terutama

Provinsi Hainan, Guangdong dan Guangxi. Kutu putih merupakan hama eksotik

yang berasal dari Amerika Selatan dan umumnya menyerang tanaman pada

bagian pucuk (Wardani, 2015). Hingga saat ini belum ditemui varietas yang

resisten penuh terhadap serangan kutu putih.

Tungau merah dan kutu putih menjadi kendala utama pada pertanaman cassava.

Indiati (2012) melaporkan bahwa pada serangan tungau merah dengan intensitas

sedang, klon OMM 9076, adira 1, M4-p, Malang 6, dan Adira 4 bereaksi tahan,

sedangkan pada intensitas tinggi semua klon rentan. Tingkat serangan tungau

yang rendah ditemukan pada klon M4-p, Adira 1, dan OMM 9076 yang memiliki

kadar air daun >70%. Saat dipanen umur 7 bulan, hasil ubi tertinggi diperoleh dari

Page 32: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

11

klon OMM 9076, yaitu 28 ton/ha pada kondisi tanpa pengendalian dan 32 ton/ha

pada kondisi pengendalian sehingga berpeluang sebagai klon berumur genjah.

Wardani et al. (2014) melaporkan bahwa varietas cassava mempengaruhi

perkembangan, reproduksi, dan sintasan kutu putih P. manihoti. Cassava varietas

UJ-5 memiliki kandungan sianida yang tinggi lebih sesuai bagi kehidupan dan

peningkatan populasi P. manihoti dibandingkan varietas Adira-1. Hal ini

ditunjukkan oleh masa perkembangan pradewasa P. manihoti yang lebih singkat

dan keperidian yang lebih tinggi pada varietas UJ-5, sehingga dapat dikatakan

bahwa varietas dengan kandungan sianida tinggi dapat menjadi inang yang baik

bagi hama P. manihoti.

Bioekologi P. manihoti dimulai dari telur yang hidup pada pucuk tanaman, di

bawah permukaan daun atau batang tanaman cassava. Spesies P. manihoti

mempunyai telur berbentuk oval, dengan warna kuning keemasan dan ditutupi

oleh kantung telur (ovisac) yang terdapat pada ujung posterior dari betina dewasa.

Panjang dan lebar telur berkisar antara 0.30-0.75 mm dan 0.15–0.30 mm. Tubuh

nimfa terdiri dari 6 ruas pada instar pertama dan 9 ruas pada instar selanjutnya.

Panjang dan lebar tubuh nimfa berturut-turut untuk instar pertama 0.40–0.75 dan

0.20–0.30 mm, instar kedua 1.00–1.10 dan 0.50–0.65 mm, instar ketiga 1.10–1.50

dan 0.50–0.60 mm serta imago 1.10–2.60 dan 0.50–1.40 mm. Betina dewasa

berbentuk oval, berwarna merah muda dan ditutupi tepung putih berlilin, mata

relatif berkembang, tungkai berkembang baik dengan ukuran yang sama. P.

manihoti bersifat partenogenetik telitoki, yaitu semua keturunan yang dihasilkan

adalah betina, sehingga satu ekor kutu mampu untuk manghasilkan keturunan dan

Page 33: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

12

pada populasi yang tinggi dapat mengakibatkan ledakan hama pada tanaman

cassava (Wardani, 2015).

T. cinnabarinus merupakan salah satu spesies hama tungau merah yang polifag.

Selain cassava, tungau merah juga merupakan hama pada tanaman kedelai. Hal

tersebut dilaporkan oleh Mamahit (2011) bahwa siklus hidup tungau merah pada

kedelai berkisar 21.65 hari dan 26.25 hari pada pembuahan dan tanpa pembuahan.

Jumlah telur yang di letakan seekor betina selama hidupnya sekitar 54 butir

dengan rata-rata jumlah telur yang diletakkan setiap hari sekitar 5 butir. Rataan

keperidian tungau adalah 54.16 butir telur dan lama hidup imago betina 13.28

hari. Kaimal dan Ramani (2011) melaporkan bahwa T. cinnabarinus jantan

dewasa pada daun lablab bean sangat aktif dan memiliki ukuran tubuh yang lebih

kecil dari betina. Pada betina T. cinnabarinus diketahui memiliki dua tipe

reproduksi yaitu seksual dan partenogenetik.

2.3. Gejala Bunchy-top Cassava

Kutu putih cassava menyebabkan kerusakan dengan cara mengisap cairan daun

pucuk tanaman. Serangan hama dapat mengurangi panjang internode dan

menyebabkan daun menjadi mengkerut dan pucuk menjadi kerdil atau disebut

bunchy tops. Selama proses makan kutu putih mengisap cairan floem dan

mengambil kalsium dari daun cassava. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis

kandungan Ca, P, dan K, pada daun yang tidak terserang ditemukan kandungan

Ca 32% lebih banyak dari daun yang terserang, dan tidak berbeda nyata untuk

kandungan N, P, dan K. Reduksi Ca menyebabkan lemahnya daun, dinding sel

sedikit mengkerut, dan daun menjadi melengkung (CIAT, 1988 dalam Wardani,

Page 34: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

13

2015). Pada tanaman yang terserang kutu putih juga terjadi pengurangan laju

fotosintesa, pengurangan efisiensi transpirasi dan mesofil daun, dan dalam waktu

yang bersamaan juga terjadi defisit air, karbon dioksida (CO2) internal dan juga

pengurangan temperatur daun (CIAT, 1992 dalam Wardani, 2015).

Gambar 1. Gejala Bunchy Top Kutu Putih Cassava

Page 35: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2017-April 2018 di Kabupaten Lampung

Selatan dan Laboratorium Ilmu Hama Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas

Lampung. Penelitian dilaksanakan dengan dua tahap kegiatan. Kegiatan pertama

yaitu pengambilan sampel dan kegiatan kedua yaitu pengamatan. Pengambilan

sampel dilakukan di kawasan Natar dan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

Selatan. Di kawasan Natar pengambilan sampel berlokasi di Kebun Percobaan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung Kecamatan Natar Lampung Selatan,

sedangkan di kawasan Tanjung Bintang, pengambilan sampel berlokasi di kebun

cassava PT Sungai Budi yang beralamat di Jl. Ir. Sutami No. 3 Sukanegara

Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan. Pengamatan populasi

kutu putih pada sampel dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Hama Tumbuhan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman cassava dengan sampel

berupa daun dan ubi dari masing-masing klon pada dua kawasan pertanaman

cassava sebagai berikut.

Page 36: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

15

1. Kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Kecamatan

Natar Lampung Selatan memiliki klon cassava seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar Klon Cassava Pada Kebun Percobaan FP UNILA NatarLampung Selatan

No. No. Klon Nama Klon1 1 UJ52 2 SL 201-13 3 CMM 96-1-106 Cabang4 4 SL 2215 5 Arifin Tikel Bayeman6 6 SL 1047 7 SL 308 8 SL 201-29 9 Adira 410 10 SL 2211 11 UJ 312 12 SL 3613 13 Korem Gatam14 14 BL 8-115 15 CMM 25-2716 16 UJ 3 (Emas Masgar)17 17 BL 418 18 MU 3819 19 T4 Cabang20 1 Litbank UK 221 2 MU 2222 3 MU 2223 1 MU 11124 2 Barokah25 3 MU 111

2. Kebun cassava PT Sungai Budi di 3 lokasi lahan yang berbeda memiliki

klon yang sama yaitu klon BW1.

Alat yang digunakan adalah mikroskop stereo Leica EZ 700, kamera digital

15MP, counter, timbangan digital CMK-5055 Max 5kg/11Ib, pita berwarna, tali

raffia, plastik, gunting, cangkul dan golok.

Page 37: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

16

3.3. Metode penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode survei di lapangan dan dilanjutkan dengan

analisis sampel di laboratorium. Survei dilakukan di dua lokasi pertanaman

cassava yaitu di kebun percobaan FP UNILA Natar dan di kebun cassava PT

Sungai Budi pada tiga lokasi lahan yang berbeda. Sampel dari lapangan dibawa ke

laboratorium Ilmu Hama Tumbuhan FP UNILA.

Pengamatan tanaman cassava pada kebun percobaan FP UNILA dilakukan

sebanyak dua kali. Pengamatan pertama dilakukan pada tanggal 21 Mei 2017 dan

kedua dilakukan pada tanggal 18 Juni 2017. Pada kebun percobaan ini diamati

petak tanaman cassava dengan 19 klon dan 2 ulangan serta dua blok petak

tanaman cassava dengan 6 klon yang masing-masing blok dengan 3 klon.

Pengamatan tanaman cassava di Tanjung Bintang dilakukan pada tiga lahan yang

berbeda dengan klon yang sama yaitu klon BW1. Pada lahan pertama dilakukan

pengamatan pada tanggal 23 Desember 2017 dengan luas lahan 5.664 m2. Pada

lahan kedua dilakukan pengamatan pada tanggal 6 Januari 2018 dengan luas lahan

25.760 m2. Pada lahan ketiga dilakukan pengamatan pada tanggal 21 April 2018

dengan luas lahan 5.814 m2.

Terdapat empat variabel yang diukur pada penelitian ini. Variabel pertama adalah

keterjadian hama kutu putih dan tungau merah. Variabel kedua adalah kelimpahan

hama kutu putih dan tungau merah. Variabel ketiga adalah keterjadian bunchy-

top. Varabel keempat adalah bobot dan jumlah ubi cassava.

Page 38: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

17

3.3.1. Survei di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas LampungKecamatan Natar Lampung Selatan

Variabel yang diukur pada pertanaman cassava di Kebun Percobaan FP UNILA

Natar adalah variabel pertama dan kedua. Variabel pertama Keterjadian hama

kutu putih dan tungau merah didatakan dari 10 tanaman berklon sama. Variabel

kedua yaitu kelimpahan kutu putih dan tungau merah didatakan dari tiga tanaman

cassava sampel yang dipilih secara acak dari 10 tanaman.

Keterjadian (K) adalah banyaknya tanaman cassava terserang hama tungau

dan/atau kutu putih dari seluruh tanaman yang diamati. Keterjadian hama kutu

putih dan tungau merah dihitung dengan menggunakan rumus.

= 100%Dengan K = keterjadian hama, = jumlah tanaman terserang hama dan = total

tanaman yang diamati.

Daun-daun sampel kemudian diambil secara sistematis dari setiap tanaman

cassava sampel. Daun sampel yang diambil sebanyak dua daun, masing-masing

satu daun bagian bawah dan satu daun bagian tengah. Daun-daun sampel tersebut

dibawa ke laboratorium Ilmu Hama Tumbuhan FP UNILA. Dari setiap daun

sampel dilakukan penurusan terhadap banyaknya hama kutu putih dan/atau hama

tungau merah yang dilakukan di bawah mikroskop.

Page 39: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

18

3.3.2. Survei di Kebun Cassava PT Sungai Budi Tanjung Bintang

Pada kebun cassava PT Sungai Budi Tanjung Bintang terdapat 3 lahan yang

disurvei. Pada setiap lahan ditetapkan 5 titik sampel yang dipilih secara sistematik

yaitu mengikuti garis diagonal. Pada setiap titik sampel terdapat 2 kuadran.

Variabel yang diukur pada pertanaman Cassava PT Sungai Budi Tanjung Bintang

adalah variabel pertama, kedua, ketiga dan keempat. Variabel pertama yaitu

keterjadian kutu putih dan tungau merah didatakan dari 100 tanaman pada setiap

lokasi yang diambil secara sistematis pada 10 baris tanaman. Pada setiap baris

tanaman terdapat 2 kuadran tanaman yaitu kuadran 1 berposisi di sebelah kanan

dan kuadran 2 berposisi di sebelah kiri di setiap titik sampel (5 titik sampel per

lahan). Variabel kedua didatakan dari 10 tanaman cassava sampel. Tanaman

sampel tersebut dipilih secara sistematis dari 5 titik sampel dengan masin-masing

2 kuadran (tanaman) di 3 lahan tanaman cassava (Gambar 2). Variabel ketiga

diamati dari 10 tanaman sampel pada setiap lahan tanaman cassava dengan

masing-masing 5 tanaman bergejala bunchy-top dan 5 tanaman normal atau tanpa

gejala bunchy-top. Kesepuluh tanaman tersebut diambil dari 5 titik sampel yang

dipilih secara sistematis (Gambar 3). Variabel keempat didatakan dari ubi

cassava yang dipanen dari setiap tanaman sampel. Ubi tersebut ditimbang satu per

satu dengan timbangan digital CMK-5055 Max 5kg/11Ib untuk mengetahui bobot

masing-masing ubi dari setiap tanaman sampel. Kemudian dihitung jumlah ubi

dari setiap tanaman sampel.

Page 40: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

19

L

P

Gambar 2. Posisi Pengambilan Sampel Tanaman Cassava Klon BW1 di KebunPT. Sungai Budi Tanjung Bintang dengan I, II, III, IV, V adalah titiksampel, Kuadran (Tanaman) 1, Kuadran (Tanaman) 2

L

P

Gambar 3. Posisi Pengambilan Sampel Tanaman Cassava Normal dan BergejalaBunchy-top di Kebun PT. Sungai Budi Tanjung Bintang dengan I, II,III, IV, V adalah titik sampel, Tanaman normal, Tanamanbergejala bunchy-top.

I II

III

IV V

I II

III

IV V

Page 41: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

20

Sama halnya dengan kebun Natar, daun-daun sampel diambil secara sistematis

dari setiap tanaman cassava sampel. Daun sampel diambil sebanyak tiga helai di

bagian bawah, tiga helai di bagian tengah dan tiga helai di bagian atas. Total daun

dari setiap tanaman sampel adalah 9 helai daun. Daun-daun sampel tersebut

dibawa ke laboratorium dan dilakukan penurusan di bawah mikroskop.

Gambar 4. Perbedaan cassava normal dan cassava bergejala bunchy top.

Keterangan: A = Daun cassava normal; B = Daun cassava bergejalabunchy top; C = ubi cassava normal; D = Ubi cassavadari tanaman bergejala bunchy top.

Sampel tanaman normal dan tanaman bergejala bunchy-top dipilih di setiap titik

sampel. Tanaman normal dipilih dengan ciri tanaman yang sehat, pertumbuhan

daun dan batang yang normal dan tidak menunjukkan gejala bunchy-top.

Tanaman bergejala bunchy-top dipilih dari tanaman yang terdekat dengan

tanaman normal pada setiap titik sampel yang telah ditentukan. Tanaman

bergejala bunchy-top menunjukkan gejala dengan ciri-ciri tanaman mengalami

A

B

C

D

Page 42: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

21

pertumbuhan yang tidak normal seperti pucuk yang mengerut atau mengeriting

dan ruas batang yang memendek (Gambar 4B).

3.4. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Respon klon/varietas cassava terhadap kelimpahan hama kutu putih dan tungau

merah dianalisis dengan uji F (ANOVA) pada taraf 1% atau 5% dan

dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%.

2. Hubungan antara hasil tanaman dengan kelimpahan hama kutu putih dan

kelimpahan hama tungau merah dianalisis dengan uji regresi pada taraf 5%.

3. Produksi tanaman normal versus tanaman bergejala bunchy-top dibandingkan

dengan uji t pada taraf 5%.

Page 43: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut.

1. Keterjadian hama kutu putih dan tungau merah cassava bervariasi. Keterjadian

hama kutu putih pada petanaman di Natar berkisar antara 21% - 100% dan

kebun Tanjung Bintang berkisar antara 17% - 70%. Keterjadian hama tungau

merah pada kebun Natar berkisar antara 40% - 100% sedangkan kebun

Tanjung Bintang berkisar antara 40% - 70%.

2. Kelimpahan hama kutu putih cassava (X1) dan tungau merah cassava (X2)

berpengaruh negatif terhadap produksi cassava (Y) (Y= 3473 – 130.7X1 –

287X2, F hitung 7.46 **, n = 30). Hama kutu putih dan tungau merah

mengakibatkan penurunan produksi pada cassava.

3. Tanaman cassava bergejala bunchy top memiliki bobot ubi dan jumlah ubi

yang lebih rendah dibandingkan dengan tanaman cassava normal. Rata-rata

bobot ubi tanaman cassava bergejala bunchy top = 1.465,7 g/batang,

sedangkan rata-rata bobot ubi tanaman cassava normal = 2.617,5 g/batang

(t hitung = 2,72*; n = 15). Rata-rata jumlah ubi tanaman cassava bergejala

bunchy top = 5,13 ubi/batang sedangkan rata-rata jumlah ubi tanaman cassava

normal = 7,33 ubi/batang (t hitung 2,53 * ; n = 15).

Page 44: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

34

5.2. Saran

Pada penelitian ini ditemukan ubi yang membusuk dari tanaman bergejala bunchy

top. Ubi yang ditemukan membusuk itu berasal dari 4 tanaman sampel. Perlu

adanya penelitian lebih lanjut mengenai serangan hama kutu putih terhadap busuk

ubi ini.

Ditemukan berbagai keterbatasan pada penelitian ini. Terdapat banyak klon yang

dikoleksi namun karena ketersediaan lahan yang kurang pada kebun percobaan

Natar, setiap klon hanya dapat ditanam sebanyak maksimum 10 batang per unit

percobaan. Pada kebun Tanjung Bintang, lahan tersedia sangat luas namun klon

yang ditanam hanya satu yaitu klon BW1. Lahan Tanjung Bintang dapat

memanfaatkan koleksi klon yang ada pada lahan Natar untuk ditanam selain klon

BW1.

Page 45: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2014. Hasil Utama PenelitianTanaman Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2013. Balai Penelitian TanamanAneka Kacang dan Umbi. Malang. 37.

Ginting, E., T. Sundari dan N. Saleh. 2009. Ubi Kayu Sebagai Bahan Baku Industribioetanol. Buletin Palawija. 17: 1-10.

Indiati, S.W. 2012. Ketahanan Varietas/Klon Ubikayu Umur genjah terhadap TungauMerah. J. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 31(1). 53-59.

Kaimal, S. G. dan N. Ramani. 2011. Life Cycle of Tetranychus cinnabarinus(Boisduval) (Acari: Tetranychidae) on Lablab Bean. Indian Journal ofFundamental and Applied Life Sciences. 1 (2): 43-47.

Lu, H., F. Lu, X. L. Xu, & Q. Chen. 2012. Environmental suitability of the red spidermite Tetranychus cinnabarinus (Acari: Tetranychidae) among cassava in China.Advanced Materials Research. 518-523: 5446-5449.

Mamahit, J. M. E. 2011. Biologi dan Demografi Tungau Merah Tetranychus spp.(Acari: Tetranychidae) Pada Tanaman Kedelai. Eugenia. 17 (2): 128-134.

Nuryati, L., Noviati., dan B. Waryanto. 2015. Outlook Komoditas Pertanian TanamanPangan Ubi Kayu. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. KementerianPertanian. Jakarta. 57.

Sundari, T. 2010. Pengenalan Varietas Unggul dan Teknik Budidaya Ubi kayu. BalaiPenelitian Kacang Kacangan dan Umbi Umbian. Malang. 55.

Susilawati, S. Nurdjanah dan S. Putri. 2008. Karakteristik Sifat Fisik dan Kimia UbiKayu (Manihot Esculenta) Berdasarkan Lokasi Penanaman Dan Umur PanenBerbeda. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian. (13) 2: 59-72.

Wardani, N. 2015. Kutu putih ubi kayu, Phenacoccus manihoti Matile-Ferrero(Hemiptera: Pseudococcidae), hama invasif baru di Indonesia. Disertasi Doktor.Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 46: PENGARUH KETERJADIAN DAN KELIMPAHAN HAMA KUTU …digilib.unila.ac.id/58166/3/TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 25-27, UJ 3 (E mas Masgar), BL 4, MU 38, T4 Cabang, Litbank UK

36

Wardani, N., A. Rauf, I. W. Winasa. 2014. Parameter Neraca Hayati DanPertumbuhan Populasi Kutu Putih Phenacoccus Manihoti Matile-Ferrero(Hemiptera: Pseudococcidae) Pada Dua Varietas Ubi Kayu. J. Hpt Tropika. 14(1): 64-70.