pengaruh kinerja jalur pemasaran terhadap prospek …
TRANSCRIPT
PENGARUH KINERJA JALUR PEMASARAN
TERHADAP PROSPEK PASAR SUSU KEDELAI (Glycine max)
(Studi Kasus pada Home Industry Susu Kedelai
di Kabupaten Purworejo)
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
Oleh :
Anggita Yunatie
NIM.092310220
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2014
iv
MOTTO
“Berfikir secara rasional tanpa dipengaruhi oleh naluri atau emosi
merupakan satu cara menyelesaikan masalah yg paling berkesan . Berfikir
sejenak, merenung masa lalu adalah permulaan yang baik untuk
bertindak”
“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin
kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik”.
(Evelyn Underhill)
“Hidup tak selalu seperti yang kamu mau. Hal baik dan buruk terjadi selalu,
namun semua itu telah diatur Tuhan, dengan akhir yang indah”
“Tak ada kata terlambat tuk berubah. Masa lalu hanyalah pendewasaan dirimu.
Hidupmu tak ditentukan oleh orang lain tapi kamu!”
“Salah satu hal terbaik dalam hidup adalah melihat senyum di wajah orang
tuamu, dan menyadari bahwa kamulah alasannya”
“Hidup terlalu singkat jika hanya menyesal. Hidup hanya sekali, namun jika
digunakan dengan baik, sekali saja cukup!”
“Hanya ada dua cara menjalani hidup,sala satu cara adalah seolah-olah
keajaiban itu tidak ada,cara lainnya adalah seolah segalanya keajaiban
(Albert Einstain)”
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan kepada orangtua,bapak dan ibu tercinta yang telah memberi
dukungan kepada saya selama saya mengerjakan skripsi ini dan tak pernah bertanya
kapan saya lulus kuliah. Semoga ananda bisa menjadi yang terbaik sesuai harapan
keluarga.
Terimakasih kepada Furi Setiawan I love u pull.
Terimakasih kepada semua teman yang telah membantu proses skripsi ini.
Berkat bantuan teman-teman sehingga skripsi ini selesai.
Terimakasih kepada teman-teman seperjuanganku ; gang Metal, elly eka
wijayanti, diana leni lia wijayanti, muthoharoh, friska widiasti, anjar rahmawati, mas
mamad, sigit irawan, muksin, ari, turyono, dwi nurrohman, yanu arifin, fajar aji cahyo.
Terimakasih atas dukungan kalian semua yang bisa memberikan semangat saya
untuk menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih buat bu Laila,atas kerjasamanya.
vi
PRAKATA
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Pengaruh Kinerja Jalur Pemasaran Terhadap
Prospek Pasar Susu Kedelai (Studi Kasus pada Home
Industry Susu Kedelai di Kabupaten Purworejo).
Terselesainya laporan ini tidak lepas dari peranan berbagai pihak,
untuk itu Penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ir. Zulfanita, M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Purworejo sekaligus Penguji utama.
2. Dyah Panuntun Utami, S.P., M.Sc. selaku Ketua Program Studi Agribisnis.
3. Istiko Agus Wicaksono, S.P., M.Sc selaku pembimbing I dan Penguji I.
4. Uswatun Hasanah, S.P., M.Sc. selaku Pembimbing II dan Penguji II.
5. Para produsen susu kedelai di Kabupaten Purworejo.
6. Teman-teman semua yang telah memberikan semangat dan dukungan
sampai terselesaikannya laporan ini.
7. Semua pihak yang telah membantu kelancaran sampai skripsi ini selesai.
ABSTRAK
ANGGITA YUNATIE. 092310220. Pengaruh Kinerja Jalur Pemasaran
Terhadap Prospek Pasar Susu Kedelai (Studi Kasus pada Home Industry
Susu Kedelai di Kabupaten Purworejo). Skripsi. Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2014.
Tujuan penelitian ini untuk : 1) Mengetahui jalur pemasaran dan
kinerja jalur pemasaran susu kedelai yang ada di Kabupaten Purworejo. 2)
Menganalisis kinerja jalur pemasaran dengan komponen pencapaian target
penjualan (X1), tingkat kenaikan penjualan (X2), tingkat kenaikan jumlah
pelanggan (X3) berpengaruh terhadap prospek pasar (Y) pada home industri susu kedelai di Kabupaten Purworejo.
Penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah studi kasus
sehingga berdasarkan pertimbangan tujuan penelitian, maka penelitian ini
akan bersifat deskriptif dan analitik. Sasaran penelitian ini ditujukan terhadap
home industri susu kedelai di Kabupaten Purworejo, dengan aspek-aspek
yang akan menjadi bahan penelitian adalah kinerja jalur pemasaran dan
prospek pasar.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa: 1) Jalur pemasaran dan kinerja jalur pemasaran susu kedelai yang ada
di Kabupaten Purworejo paling banyak yaitu dari produsen ke pengecer
langsung ke konsumen. 2) Kinerja jalur pemasaran dengan komponen
pencapaian target penjualan (X1) tidak berpengaruh terhadap prospek pasar
dengan ditunjukkan bahwa rhitung (0,033) < rtabel (0,549), sedangkan pada
komponen tingkat kenaikan penjualan (X2) memberikan pengaruh terhadap
prospek pasar ditunjukkan dengan bahwa rhitung (0,708) > rtabel (0, 549).
Komponen tingkat kenaikan jumlah pelanggan (X3) juga tidak memberikan
pengaruh terhadap prospek pasar ditunjukkan bahwa rhitung (0,373) < rtabel
(0,549).
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka penulis
memberikan saran kepada produsen susu kedelai untuk: 1) Meningkatkan
promosi. 2) Memperluas pemasaran produk. 3) Memperhatikan kualitas
produk.
Kata kunci: Kinerja Jalur Pemasaran, Home Industri Susu Kedelai.
ABSTRACT ANGGITA YUNATIE. 092310220 . The influence of marketing
performance against the prospect of Soy Milk Market ( Study Case of soy
milk at home industry in Purworejo districk ) . Thesis. Study Program
Agribusiness of Agriculture Faculty Muhammadiyah Purworejo University.
2014.
The aim of the study is : 1 ) Knowing the channels and performance
marketing channels of the oy milk in Purworejo districk. 2 ) Analyze the
channels performance of marketing withc channel achievement component
sales target ( X1), the increase rate of sales ( X2 ) , the increase rate of the
costumers number ( X3 ) affect the outlook market ( Y ) at home industry of
soy milk Purworejo district .
This study , used is study case so based to theaims of the study , its will
descriptive and analytic study. The target of the study is soy milk home
industry in Purworejo districk , with channel of the marketing and outlook
market as the aspect .
Based from the result and discussion , the conclution of the study is : 1 )
The channels performace marketing that exist the soy milk in Purworejo
districk its dominan from the produsen that dinectly . 2 ) Performance
channels with achievement of sales target ( X1 ) does not affecced the outlok
market its showed that r result ( 0.033 ) < r table ( 0.549 ) , whereas the of
sales rate by heil affecd the outlook that showed of r result ( 0.708 ) > r table
( 0 , 549 ) . Increas number of the outlook market that showed from r result (
0.373 ) < r table (0.549) .
The conclusion of the result from this study , authors gives an advice to
the soy milk produsent for increase the promotion, move channel to sales the
product and pay attention to the quality of the product.
Keywords : Performance Marketing Channels , Soy Milk Home Industry .
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………..... i
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………...
SURAT PERNYATAAN ………………………………………......
PRAKATA …………………………………...…………………….
DAFTAR ISI ………………………………………………………..
DAFTAR TABEL …………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………..
iii
iv
v
vi
viii
ix
x
BAB I. PENDAHULUAN
A.
B.
Latar Belakang …………………………………………
Identifikasi Masalah ……………………………………
1
4
C. Perumusan Masalah …………………………………… 8
D. Tujuan Penelitian …………………………..………….. 8
E. Manfaat Penelitian …...…………..…………………….
9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, PENDEKATAN TEORI,
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka ………………………………………. 10
B.
C.
D.
Pendekatan Teori ……………………………………….
Kerangka Pemikiran …………………………………....
Hipotesis ..........................................................................
20
35
36
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian …………………………....………… 37
B. Metode Pengambilan Sampel ………….....………….… 38
C. Metode Pengumpulan dan Sumber Data ………………. 39
D. Pembatasan Masalah ....................................................... 41
E.
F.
G.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………..
Metode Analisis Data .…………………………………
Tempat dan Waktu Penelitian .....……………………....
41
43
51
BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian .....………...………… 52
B. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan dan Lapangan
Pekerjaan ..............………….. …………………………
53
C. Jalur Pemasaran Susu Kedelai di Purworejo ...…………
55
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Teknik Pembuatan Susu Kedelai ...…………...………. 59
B.
C.
D.
E.
Jalur Pemasaran Industri Susu Kedelai di Kabupaten
Purworejo .........................……………………………..
Kinerja Pemasaran ......................................……………
Prospek Pasar ..............………………………………....
Korelasi Kinerja Jalur Pemasaran dengan Prospek Pasar
60
63
73
76
BAB VI. PENUTUP
A. Simpulan…………...….……………………...………… 79
B. Saran……...…………………..…………………………
79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Jumlah Produksi Produsen Susu Kedelai di Kabupaten
Purworejo …………………………………...................
Jalur Pemasaran Home Industri Susu Kedelai di
Kabupaten Purworejo………………………..................
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan
Penelitian saat ini ...........................................................
Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di
Kabupaten Purworejo Tahun 2011 …………………...
Persentase (%) Penduduk Menurut Jenis Kegiatan di
Kabupaten Purworejo Tahun 2011 .....................……
Persentase (%) Penduduk yang Bekerja Menurut
Lapangan Usaha di Kabupaten Purworejo Tahun 2011.
Jumlah Produksi dan Jalur Pemasaran Home Industri
Susu Kedelai di Kabupaten Purworejo ..........…………
Data Hasil Penelitian Kenaikan Target Penjualan dari
Produsen Susu Kedelai di Kabupaten Purworejo ......…
Kategori Frekuensi Kenaikan Target Penjualan .......….
Data Hasil Penelitian Tingkat Kenaikan Penjualan dari
Produsen Susu Kedelai di Kabupaten Purworejo ...…...
Kategori Frekuensi Kenaikan Penjualan .……………...
Data Hasil Penelitian Tingkat Kenaikan Pelanggan dari
Produsen Susu Kedelai di Kabupaten Purworejo ...…...
Kategori Frekuensi Kenaikan Jumlah Pelanggan ..……
Uji Reliabilitas dan Validitas Per Item Kuisioner ..........
Rekap Data Pengisian Kuisioner Produsen Susu Kedelai .
3
7
19
53
54
55
61
64
66
67
69
70
72
74
75
Tabel
16. Hubungan Kinerja Jalur Pemasaran Dengan Prospek
Pasar ........................…………………………………...
76
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1.
Bagan Kerangka Pemikiran…………………………
35
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2. Daftar Kuisioner untuk Responden
Lampira 3. Jalur Pemasaran Home Industri Susu Kedelai di Kabupaten
Purworejo
Lampiran 4. Data Hasil Penelitian Tingkat Kenaikan Penjualan dari Produsen
Susu Kedelai di Kabupaten Purworejo
Lampiran 5. Data Hasil Penelitian Kenaikan Target Penjualan dari Produsen
Susu Kedelai di Kabupaten Purworejo
Lampiran 6. Data Hasil Penelitian Tingkat Kenaikan Pelanggan dari Produsen
Susu Kedelai di Kabupaten Purworejo
Lampiran 7. Data Hasil Penelitian Tingkat Kenaikan Penjualan dari Produsen
Susu Kedelai di Kabupaten Purworejo
Lampiran 8. Data Hasil Penelitian Tingkat Kenaikan Target Penjualan dari
Produsen Susu Kedelai di Kabupaten Purworejo Lampiran 9. Data Hasil Penelitian Tingkat Kenaikan Jumlah Pelanggan dari
Produsen Susu Kedelai di Kabupaten Purworejo
Lampiran 10. Data Hasil Penelitian Prospek Pasar dari Produsen Susu Kedelai di
Kabupaten Purworejo
Lampiran 11. Data Hasil Pengujian Kuisioner pada Uji Reliabilitas dan Validitas
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemerintah menaruh perhatian besar terhadap perbaikan gizi
masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah
satu upaya untuk perbaikan gizi dapat ditempuh melalui penyediaan protein
hewani dan protein nabati. Susu dan produk yang terbuat dari susu merupakan
komoditas unggulan untuk dikembangkan, karena merupakan salah satu jenis
komoditas strategis utama dalam hal pemenuhan gizi, kesehatan dan taraf
hidup bangsa Indonesia (Badan Agribisnis Deptan, 1999).
Susu , di negara maju sudah menjadi minuman biasa. Konsumsi susu
per kapita di negara maju menjadi tinggi karena banyak produk makanan dan
minuman yang menggunakan susu sebagai bahan dasarnya. Sebaliknya di
negara-negara sedang berkembang, susu pada umumnya belum merupakan
minuman yang biasa dan dianggap sebagai makanan mewah (Siregar, 1992).
Hal ini membuat konsumsi per kapita di negara-negara sedang berkembang
menjadi rendah. Konsumsi susu per kapita di negara-negara berkembang
termasuk Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Agribisnis bidang persusuan, khususnya susu olahan merupakan suatu
tantangan yang harus dihadapi oleh semua pihak lintas sektoral apabila upaya
pengembangan persusuan nasional ingin maju. Hambatan yang dihadapi
agribisnis persusuan berkaitan erat dengan tipe dan karakteristik usaha,
permodalan, keterampilan, pengelolaan, teknologi dan pemasaran serta faktor
2
lain yaitu sifat produk susu yang tidak tahan lama (Badan Agribisnis
Deptan,1999).
Susu kedelai belum dikenal secara luas seperti halnya susu sapi. Hal ini
terjadi karena adanya segmentasi pasar, yaitu jumlah konsumen yang terbatas.
Rendahnya animo masyarakat terhadap konsumsi susu kedelai, antara lain
disebabkan adanya citra rendahnya kadar kalsium di dalam susu kedelai.
Selain itu, air susu yang paling banyak dikonsumsi manusia selama ini berasal
dari susu sapi, sehingga apabila hanya disebutkan “minum susu” umumnya
akan dikonotasikan sebagai minum air susu sapi. Hal ini tentunya sangat
disayangkan, karena susu kedelai memiliki nilai gizi tinggi dengan
keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan susu sapi. Salah satu alternatif
dengan mengolah susu kedelai menjadi produk olahan, adalah untuk
meningkatkan nilai guna produk susu kedelai agar digemari oleh konsumen.
Industri susu kedelai di Kabupaten Purworejo termasuk salah satu
industri rumah tangga yang cukup diminati. Banyaknya produsen dan jumlah
produksi susu kedelai skala rumah tangga, menunjukkan besarnya prospek
pasar dan minat konsumen terhadap produk ini. Bahkan ada produsen susu
kedelai yang berasal dari luar kota yang masuk ke Purworejo sebagai pemasok
bagi pedagang eceran. Berikut data home industry susu kedelai di Kabupaten
Purworejo :
3
Tabel 1.
Jumlah Produksi dari Produsen Susu Kedelai di Kabupaten Purworejo
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
Pemasaran merupakan suatu parameter untuk menilai berhasil tidaknya
suatu usaha, karena tujuan akhir dari proses produksi ialah penjualan dengan
harapan mendapatkan keuntungan. Proses pemasaran memerlukan pihak lain
yang disebut dengan lembaga pemasaran, dimana peran lembaga pemasaran
sangat mempengaruhi rantai pemasaran. Saluran pemasaran merupakan
No Nama Alamat Jumlah Produksi
per hari
1 Susu Kedelai Bu Yati Pacor 15 liter (150 bks)
2 Susu Kedelai “Murni” Senepo Timur 15 liter (150 bks)
3 Susu Kedelai “Manis” Pereng 15 liter (150 bks)
4 Susu Kedelai “Aneka Rasa” Kutoarjo 15 liter (150 bks)
5 Susu Kedelai “Barokah” Semawung 15 liter (150 bks)
6 Susu Kedelai Bapak Tarom Sidomulyo 10 liter (100 bks)
7 Susu Kedelai Bu Salamah Pendem 15 liter (150 bks)
8 Susu Kedelai Bapak Budi Katerban 10 liter (100 bks)
9 Susu Kedelai “Segar” Kedungsari 15 liter (150 bks)
10 Susu Kedelai Cik Ling Pereng 15 liter (150 bks)
11 Susu Kedelai “Sari Murni” Kutoarjo 20 liter (200 bks)
12 Susu Kedelai “Sehat” Senepo 20 liter (200 bks)
13 Susu Kedelai “Syeeker” Kedungsari 17 liter (170 bks)
14 Susu Kedelai Bu Sri Loano 20 liter (200 bks)
15 Susu Kedelai Galuh Aji Banyuasin 20 liter (200 bks)
16 Susu Kedelai Bu Giyem Tursino 17 liter (170 bks)
17 Susu Kedelai Bu Benyamin Senepo 25 liter (250 bks)
18 Susu Kedelai “Yatmi” Katerban 25 liter (250 bks)
19 Sari Susu Kedelai “Berkah” Kledung Kradenan 35 liter (350 bks)
20 Susu Kedelai Bapak Ricel Brengkelan 30 liter (300 bks)
21 Susu Kedelai “Restu” Purwosari 25 liter (250 bks)
4
struktur unit organisasi dalam perusahaan yang harus dilalui barang-barang
dari produsen ke konsumen. Tiap saluran pemasaran memerlukan biaya
pemasaran yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Pola konsumsi serta
potensi pasar merupakan peluang bagi usaha pengolahan susu untuk
memenuhi permintaan yang semakin beragam baik dalam mutu, bentuk, jenis
dan rasa. Volume permintaan susu kedelai diharapkan semakin meningkat
seiring dengan kesadaran masyarakat dan perubahan pola hidup sehat dalam
memenuhi kebutuhan protein.
Keberhasilan dari suatu usaha dapat ditentukan oleh kemampuan dalam
menjalankan strategi dan kebijakan pemasaran yang sesuai dengan situasi dan
kondisi perusahaan, baik dimasa kini maupun masa mendatang. Penetapan
strategi yang tepat mempengaruhi peranan dalam mewujudkan tujuan sesuai
dengan perkembangan dan lingkungan pasar yang dihadapi. Perusahaan harus
lebih aktif, kreatif, inovatif, jeli dalam memilih dan memanfaatkan peluang
bisnis yang ada serta meningkatkan kegiatan usaha dengan memberikan
berbagai keunggulan dari produk yang ditawarkan. Ketidakmampuan pemilik
untuk memelihara kekuatannya dalam menghadapi tantangan yang ada justru
akan berpengaruh pada turunnya kinerja dan kegagalan perusahaan (Hill dan
McGowan, 1999).
B. Identifikasi Masalah
Menghadapi era globalisasi, kemampuan perusahaan untuk
merumuskan strategi pasar dan mengimplementasikan strategi tersebut
dengan baik sangat diperlukan. Strategi dapat dipandang sebagai respon
5
perusahaan, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, dalam
menghadapi tantangan dan peluang akibat perubahan lingkungan yang terjadi.
Perusahaan menerapkan strateginya dalam rangka untuk mendapatkan
konsumen atau pelanggan baru dan juga untuk mengantisipasi perubahan
yang terjadi. Tanpa dukungan strategi yang tepat, perusahaan akan sulit untuk
bertahan di tengah persaingan (Knight, 2000). Berawal dari sinilah, muncul
tuntutan perusahaan agar mampu merumuskan strategi pemasaran dengan
baik. Perusahaan perlu untuk membuat strategi-strategi pemasaran yang
kreatif dan selaras dengan perubahan kondisi lingkungannya. Pemasaran
berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam merencanakan dan
melaksanakan konsep produk, harga, promosi, dan distribusi baik barang
maupun jasa.
Pasar merupakan sentra bertemunya produk susu kedelai dari beberapa
home industry yang ada di Kabupaten Purworejo. Letak pasar yang sangat
strategis berada di tengah keramaian masyarakat akan sangat mendukung
proses pemasaran susu kedelai. Bekerjanya jalur – jalur pemasaran susu
kedelai akan berpengaruh terhadap kinerja pemasaran yang berdampak dalam
prospek pasar.
Industri susu kedelai di Kabupaten Purworejo termasuk salah satu
industri rumah tangga yang cukup diminati. Banyaknya produsen dan jumlah
produksi susu kedelai skala rumah tangga, menunjukkan besarnya prospek
pasar dan minat konsumen terhadap produk ini. Bahkan ada produsen susu
6
kedelai yang berasal dari luar kota yang masuk ke Purworejo sebagai pemasok
pada pedagang eceran. Berdasarkan survei pendahuluan diperoleh 21 home
industry susu kedelai di Kabupaten Purworejo yang memasarkan produknya di
pasar-pasar Kabupaten Purworejo. Masing-masing home industry berperan
sebagai produsen yang memasarkan produk susu kedelainya di beberapa pasar
besar yang ada di Kabupaten Purworejo seperti pasar Kutoarjo, pasar Bener,
pasar Butuh, pasar Grabag, dan pasar Krendetan. Hal ini tercantum dalam
tabel 2 berikut ini:
7
Tabel 2.
Jalur Pemasaran Home industry Susu Kedelai
di Kabupaten Purworejo
No Nama Jalur Pemasaran Nama Pasar
1 Susu Kedelai Bu Yati Produsen – Konsumen Kutoarjo
2 Susu Kedelai “Murni” Produsen – Konsumen Grabag
3 Susu Kedelai “Manis” Produsen – Konsumen Kutoarjo
4 Susu Kedelai “Aneka
Rasa” Produsen – Konsumen Kutoarjo
5 Susu Kedelai “Barokah” Produsen – Konsumen Kutoarjo
6 Susu Kedelai Bapak
Tarom Produsen – Konsumen Purworejo
7 Susu Kedelai Bu
Salamah Produsen – Konsumen Purworejo
8 Susu Kedelai Bapak
Budi Produsen – Konsumen Butuh
9 Susu Kedelai “Segar” Produsen – Konsumen Purworejo
10 Susu Kedelai Cik Ling Produsen – Konsumen Kutoarjo
11 Susu Kedelai “Sari
Murni”
Produsen – Pengecer –
Konsumen Kutoarjo
12 Susu Kedelai “Sehat” Produsen – Pengecer –
Konsumen Grabag
13 Susu Kedelai “Syeeker” Produsen – Pengecer –
Konsumen Purworejo
14 Susu Kedelai Bu Sri Produsen – Pengecer –
Konsumen Bener
15 Susu Kedelai Galuh Aji Produsen – Pengecer –
Konsumen Krendetan
16 Susu Kedelai Bu Giyem Produsen – Pengecer –
Konsumen Grabag
17 Susu Kedelai Bu
Benyamin
Produsen – Pedagang Besar
– Pengecer – Konsumen Grabag
18 Susu Kedelai “Yatmi” Produsen – Pedagang Besar
– Pengecer – Konsumen Butuh
19 Sari Susu Kedelai
“Berkah”
Produsen – Pedagang Besar
– Pengecer – Konsumen Purworejo
20 Susu Kedelai Bapak
Ricel
Produsen – Pedagang Besar
– Pengecer – Konsumen Purworejo
21 Susu Kedelai “Restu” Produsen – Pedagang Besar
– Pengecer – Konsumen Purworejo
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
8
Umumnya komponen kinerja jalur pemasaran dapat dianalisis melalui
pencapaian target penjualan, tingkat kenaikan penjualan dan tingkat kenaikan
jumlah pelanggannya. Ketiganya dipandang sebagai faktor yang
mempengaruhi upaya perusahaan susu kedelai untuk meningkatkan
kinerjanya. Permasalahan kinerja jalur pemasaran tersebut akan berpengaruh
pada prospek pasar suatu produk. Berdasarkan latar belakang tersebut maka
perlu dilakukan penelitian tentang kinerja jalur pemasaran dan prospek pasar
susu kedelai.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah jalur pemasaran dan kinerja jalur pemasaran susu kedelai
produksi home industry susu kedelai di Kabupaten Purworejo ?
2. Apakah kinerja jalur pemasaran dengan komponen pencapaian target
penjualan (X1), tingkat kenaikan penjualan (X2), tingkat kenaikan jumlah
pelanggan (X3) berpengaruh terhadap prospek pasar susu kedelai produksi
home industry susu kedelai di Kabupaten Purworejo?
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui jalur pemasaran dan kinerja jalur pemasaran susu kedelai
produksi home industry susu kedelai di Kabupaten Purworejo.
2. Menganalisis kinerja jalur pemasaran dengan komponen pencapaian target
penjualan (X1), tingkat kenaikan penjualan (X2), tingkat kenaikan jumlah
9
pelanggan (X3) berpengaruh terhadap prospek pasar susu kedelai (Y)
produksi home industry susu kedelai di Kabupaten Purworejo.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata
satu program studi Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Purworejo
2. Bagi Produsen, sebagai informasi untuk mengetahui kinerja jalur
pemasaran susu kedelai, pertimbangan untuk menetapkan kebijakan yang
diambil produsen guna pengembangan usaha selanjutnya.
3. Bagi pihak lain, dapat digunakan sebagai bahan pembanding pada
permasalahan yang sama dan sebagai bahan masukkan bagi peneliti lebih
lanjut.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, PENDEKATAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Taksonomi Kedelai
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), kacang kedelai
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Glycine
Species : Glycine max
Kedelai, atau kacang kedelai, adalah salah satu tanaman polong-
polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur
seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi,
tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur.
Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia.
Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai
praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kedelai).
Kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipun
Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi
karena kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih
bukan asli tanaman tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada
11
di Jepang dan Cina. Pemuliaan serta domestikasi belum berhasil
sepenuhnya mengubah sifat fotosensitif kedelai putih. Di sisi lain, kedelai
hitam yang tidak fotosensitif kurang mendapat perhatian dalam pemuliaan
meskipun dari segi adaptasi lebih cocok bagi Indonesia.
Kedelai merupakan tumbuhan serbaguna. Karena akarnya memiliki
bintil pengikat nitrogen bebas, kedelai merupakan tanaman dengan kadar
protein tinggi sehingga tanamannya digunakan sebagai pupuk hijau dan
pakan ternak.
Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Biji kedelai kaya protein
dan lemak serta beberapa bahan gizi penting lain, misalnya vitamin (asam
fitat) dan lesitin. Olahan biji dapat dibuat menjadi:
a. tahu (tofu),
b. bermacam-macam saus penyedap (seperti kecap, taosi, dan tauco),
c. tempe,
d. susu kedelai (baik bagi orang yang sensitif laktosa),
e. tepung kedelai,
f. minyak (dari sini dapat dibuat sabun, plastik, kosmetik, resin, tinta,
krayon, pelarut, dan biodiesel),
g. makanan ringan
2. Susu Kedelai sebagai Produk Olahan Kedelai
Susu kacang kedelai (lebih tepatnya adalah sari kedelai) adalah
semacam minuman yang dibuat dari kacang kuning, mendapat namanya
karena minuman ini berwarna putih kekuningan mirip dengan susu. Susu
12
ini juga dikenal sebagai susu kedelai di Indonesia. Susu kacang memiliki
komposisi yang mirip dengan susu: 3,5% protein, 2% lemak, serta 2,9%
karbohidrat (http://id.wikipedia.org/wiki/Susu_kedelai).
Susu kacang kedelai bukanlah termasuk kategori susu, karena susu
adalah cairan yang hanya diproduksi oleh kelenjar susu pada mamalia dan
manusia. Protein susu kedelai mempunyai susunan asam amino yang mirip
susu sapi, sehingga sangat baik untuk digunakan sebagai pengganti susu
sapi, terutama bagi mereka yang alergi terhadap susu sapi, penderita
lactose intolerance, atau bagi mereka yang tidak menyukai susu sapi,
karena alasan lain.
Prinsipnya terdapat dua bentuk susu kedelai, yaitu cair dan bubuk.
Bentuk cair lebih banyak dibuat dan diperdagangkan. Susu kedelai bentuk
bubuk dibuat dengan cara pengeringan semprot (spray drying) susu
kedelai cair. Susu kedelai dapat disajikan dalam bentuk murni, artinya
tanpa penambahan gula dan citarasa baru. Dapat juga ditambahkan gula
atau flavor seperti moka, pandan, panili, coklat, strawberi, dan lain-lain.
Jumlah gula yang ditambahkan biasanya sekitar 5-7 persen dari berat susu.
Agar dapat meningkatkan selera anak-anak, kandungan gula dapat
ditingkatkan menjadi 5-15 persen. Tetapi kadar gula yang dianjurkan
adalah 7 persen, sebab kadar gula 11 persen dapat lebih menyebabkan
cepat kenyang.
Persyaratan mutu untuk susu yang terpenting adalah kadar protein
minimal 3 persen, kadar lemak 3 persen, kandungan total padatan 10
13
persen, dan kandungan bakteri maksimum 300 koloni per gram, serta tidak
mengandung bakteri koli. Seperti halnya susu sapi, susu kedelai juga dapat
dibuat menjadi susu asam. Susu asam yang dibuat dari susu sapi disebut
yoghurt, sedangkan susu asam dari susu kedelai disebut soyghurt.
3. Kinerja Jalur Pemasaran
Banyak produsen yang membuat suatu produk tidak menjual secara
langsung produknya kepada konsumen akhir (end user), pertimbangan
biaya distribusi biasanya menjadi faktor utama perusahaan memilih tidak
mendistribusikan sendiri ke konsumen akhir terutama untuk wilayah
pemasaran yang belum terjangkau oleh perusahaan. Diantara produsen dan
konsumen ada sekelompok perantara yang menyalurkan produk diantara
mereka.
Perantara ini sering disebut dengan saluran pemasaran. Saluran
pemasaran adalah organisasi-organisasi yang saling tergantung yang
tercakup dalam proses yang membuat produk dan jasa menjadi tersedia
untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen. Perangkat inilah yang
menjadi alur lintas produk dari produsen ke konsumen setelah diproduksi.
Keputusan memilih saluran pemasaran adalah salah satu keputusan
penting dalam pemasaran. Saluran pemasaran salah satu yang menentukan
keputusan pemasaran yang lainnya seperti dalam hal penetapan harga
produk (pricing) sangat ditentukan keputusan ini. Ketika perusahaan
memilih memasarkan di toko terbatas pasti harganya pun tinggi karena ada
nilai eksklusifitas. Berbeda ketika perusahaan memasarkan di toko secara
14
massal pasti harganya pun lebih murah. Perlu diingat juga saluran
pemasaran tidak hanya melayani pasar tetapi juga menciptakan pasar.
4. Hasil Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di Agriculture Technical
Mission Republic of China Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari,
Kabupaten Malang mulai tanggal 1 Maret sampai 31 Maret 2004 tentang
Analisis Kinerja Jalur Pemasaran Terhadap Prospek Pasar Susu Kambing
di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Tujuan
Penelitian adalah untuk menganalisis kinerja jalur pemasaran dan prospek
pasar susu kambing di ATM-ROC.
Kegunaan dari penelitian ialah sebagai informasi bagi produsen
untuk mengetahui tingkat efisiensi pemasaran susu kambing, pertimbangan
untuk menetapkan kebijakan yang diambil produsen guna pengembangan
usaha selanjutnya dan informasi untuk penelitian selanjutnya.
Metode penelitian menggunakan metode studi kasus (case study).
Pengambilan sampel lembaga pemasaran dilakukan secara total sampling,
sedangkan sampel konsumen dilakukan secara accidental sampling.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, kuisioner dan
observasi. Analisis data berupa analisis secara deskriptif, analisis harga
yang diterima produsen, analisis share keuntungan dan biaya lembaga
pemasaran, analisis margin pemasaran, analisis pendekatan structure,
conduct and Market performance (S-C-P) dan analisis SWOT. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada 2 tipe saluran pemasaran susu
15
kambing, yaitu : (1) Produsen - konsumen akhir dan (2) produsen -
pedagang - pengecer - konsumen akhir. Harga jual susu pasteurisasi dan
yoghurt berkisar antara Rp 3.500 sampai Rp 4.500 per cup (220 ml) dan
Rp 6.000 sampai Rp 6.500 per cup (220 ml). Besarnya margin pemasaran
berbeda pada masing-masing pedagang pengecer dengan kisaran Rp 1.000
per cup (220 ml) sampai Rp 2.500 per cup (220 ml) untuk susu pasteurisasi
dan yoghurt, sedangkan margin pemasaran untuk susu segar sebesar
Rp 8.000 per liter. Share yang diterima produsen untuk produk susu segar
sebesar 60 persen, share dari susu pasteurisasi berkisar antara 55,56
sampai 71,43 persen, dan share dari yoghurt sebesar 61,54 dan 66,67
persen. Keuntungan dan distribusi margin masing-masing pedagang
menunjukkan perbedaan yang disebabkan oleh aktivitas kegiatan fungsi
pemasaran yang dilakukan dan tujuan usaha pedagang. Evaluasi dengan
pendekatan struktur, perilaku dan penampilan pasar menunjukkan belum
efisien dengan indikator penilaian antara lain: margin pemasaran, harga
produk, tingkat keuntungan, tersedianya fasilitas pemasaran dan intensitas
persaingan.
Evaluasi dengan metode SWOT menunjukkan prospek pasar yang cukup
besar dengan pertimbangan alternatif solusi antara lain: peningkatan
kegiatan promosi, perbaikan manajemen sumber daya manusia dan
peninjauan kembali visi dan misi usaha, meningkatkan mutu pelayanan
pemasaran dan kontinuitas produk, dan perbaikan kinerja perusahaan
dengan strategi pemasaran baru. Kesimpulan dari hasil penelitian ialah
16
kinerja jalur pemasaran belum efisien (efisiensi rendah) dan prospek pasar
yang cukup besar apabila didukung dengan strategi pemasaran baru.
Berdasarkan penelitian (Hasibuan, A. A, 2010) tentang Analisis
Pengaruh Faktor Eksternal dan Faktor Internal Terhadap Keputusan
Pembelian Susu”Sari Kedelai Bu Ade” Di Yogyakarta yang dilaksanakan
pada Usaha Susu “Sari Kedelai Bu Ade” di kota Yogyakarta Jalan Panuluh
379A di daerah Condongdatur.
Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor eksternal (kelas sosial,
kelompok referensi, keluarga) dan faktor internal (motivasi, sikap) yang
berpengaruh terhadap keputusan pembelian “Susu Kedelai Bu Ade” di
Yogyakarta.Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dan
metode penentuan sampel lokasi menggunakan metode purposive. Metode
pengambilan sampel konsumen menggunakan teknik accidental sampling.
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode
analisis menggunakan Regeresi Logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan konsumen membeli
“Susu Kedelai Bu Ade” adalah faktor internal yaitu motivasi dan sikap.
Untuk mengetahui penjualan disarankan perusahaan susu “Sari Kedelai Bu
Ade” di Yogyakarta harus memperhatikan motivasi dan sikap konsumen.
Berdasarkan penelitian (Guslimin, B. 2002) tentang Analisis Sikap
Konsumen Terhadap Variabel Marketing Mix yang dilaksanakan pada
Counter Sizzling Hot Plate, Food Court Taman Anggrek Jakarta
Barat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap
17
variabel “Marketing Mix” di Counter Sizzling Hot Plate, Food Court
Taman Anggrek Jakarta Barat. Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi
kasus dengan jumlah sampel yang diambil untuk penelitian sebanyak 100
responden dengan memakai Teknik Convenience Sampling. Adapun teknik
analisis data yang digunakan adalah 1) Analisis Persentase 2) Analisis
Prioritas Kepentingan 3) Analisis Multiatribute Attitude Model (MAM).
Data mengidentifikasi karakteristik konsumen dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar konsumen Counter Sizzling Hot Plate, Food Court Taman
Anggrek Jakarta Barat adalah wanita (51%), berusia 17-21 tahun (52%),
berpendidikan terakhir SMU (53%), kebanyakan pekerjaan
mahasiswa/pelajar (45%), berpenghasilan atau uang saku 251.000-500.000
(51%). Hasil Prioritas Kepentingan variabel dapat diketahui dari variabel
Produk mempunyai nilai 162, variabel Harga mempunyai nilai 306,
variabel Tempat mempunyai nilai 273, dan variabel Promosi mempunyai
nilai 259. Variabel “Marketing Mix” (produk, harga, tempat, dan promosi)
Counter Sizzling Hot Plate, Food Court Taman Anggrek Jakarta Barat
secara keseluruhan adalah sangat memuaskan atau sangat baik karena
mempunyai nilai 9,6. Variabel Produk mempunyai selisih ideal dan belief
terkecil 0,08; variabel Promosi mempunyai selisih ideal dan belief terkecil
0,08; variabel Tempat mempunyai selisih ideal dan believe terkecil 0,13;
dan terakhir variabel Harga mempunyai selisih ideal dan believe terkecil
0,14. Jadi, hubungan konsumen terhadap variabel Marketing Mix (produk,
harga, tempat dan promosi) sangat baik dan sangat memuaskan.
18
Tabel 3.
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian saat ini:
No Judul Tujuan Metode Analisis Persamaan Perbedaan
1. Anggita Yunatie (2014)
Analisis
Kinerja Jalur
Pemasaran
Terhadap
Prospek
Pasar Susu
Kedelai
(Study Kasus
Home
industry di
Kecamatan
Kutoarjo)
Menganalisis
kinerja jalur
pemasaran
terhadap
prospek
pasar susu
kedelai
Metode analisis
data secara
deskriptif analisis,
data yang
diperoleh dengan
cara mengikuti
aliran barang dari
produsen ke
konsumen akhir,
persentase volume
penjualan,
persentase tingkat
kenaikan
penjualan,
persentase
kenaiakan jumlah
pelanggan,
persentase
pencapaian target
penjualan,korelasi
product moment.
jenis
penelitian
studi
kasus
Penelitian ini
menggunakan
metode survai
sensus, yang
mengambil
seluruh
populasi
sehingga
responden
yang akan
diteliti
jumlahnya
sesuai dengan
populasi
tersebut.
2. Penelitian di Agriculture Technical Mission Republic of China Desa Toyomarto,
Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang (2004)
Analisis
Kinerja Jalur
Pemasaran
Terhadap
Prospek
Pasar Susu
Kambing di
ATM-ROC
Menganalisis
kinerja jalur
pemasaran
terhadap
prospek
pasar susu
kambing
Analisis data
berupa analisis
secara deskriptif,
analisis harga yang
diterima produsen,
analisis share
keuntungan dan
biaya lembaga
pemasaran,
analisis margin
pemasaran,
analisis
pendekatan
structure, conduct
and Market
performance (S-C-
P) dan analisis
SWOT
jenis
penelitian
studi
kasus
Pengambilan
sampel
lembaga
pemasaran
dilakukan
secara total
sampling,seda
ngkan sampel
konsumen
dilakukan
secara
accidental
sampling.
19
Lanjutan tabel 3.
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian saat ini:
No Judul Tujuan Metode Analisis Persamaan Perbedaan
3. Amran Aprizal Hasibuan (2010)
Analisis
Pengaruh
Faktor
Eksternal
dan Faktor
Internal
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Susu “Sari
Kedelai Bu
Ade”di
Yogyakarta
Menganalisis
pengaruh
faktor
internal dan
ekternal
terhadap
keputusan
pembelian
“Susu
Kedelai Bu
Ade” di
Yogyakarta
Metode analisis
menggunakan
Regeresi Logistik.
jenis
penelitian
studi
kasus
Pengambilan
sampel
konsumen
menggunakan
teknik
accidental
sampling
4. Beny Guslimin (2002)
Analisis
Sikap
Konsumen
Terhadap
Variabel
“Marketing
Mix” Study
Kasus Pada
Counter
Sizzling Hot
Plate,FOOD
Court,Taman
Anggrek
Jakarta Barat
Menganalisis
sikap
konsumen
terhadap
variabel
Marketing
Mix pada
Counter
Sizzling Hot
Plate Food
Court
teknik analisis data
yang digunakan
adalah 1) Analisis
Persentase 2)
Analisis Prioritas
Kepentingan 3)
Analisis
Multiatribute
Attitude Model
(MAM)
jenis
penelitian
studi
kasus
Pengambilan
sampel
dengan
memakai
Teknik
Convenience
Sampling.
B. Pendekatan Teori
1. Susu Kedelai
Susu kedelai adalah bahan makanan serta minuman yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Susu kedelai mengandung energi
sebesar 41 kilokalori, protein 3,5 gram, karbohidrat 5 gram, lemak 2,5
gram, kalsium 50 miligram, fosfor 45 miligram, dan zat besi 1 miligram.
20
Selain itu di dalam susu kedelai juga terkandung vitamin A sebanyak 200
IU, vitamin B1 0,08 miligram dan vitamin C 2 miligram. Hasil tersebut
didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Susu Kedelai,
dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 % (Rukmana, 1997 :
16-17)
Susu kedelai memiliki kadar protein dan komposisi asam amino
yang hampir sama dengan susu sapi (www.rsmph.co.id). Keunggulan lain
dari susu kedelai dibandingkan susu sapi adalah tidak mengandung
kolesterol sama sekali. Namun, kandungan kolesterol pada susu sapi
masih tergolong sangat rendah jika dibandingkan bahan pangan hewani
lainnya. Kandungan protein dalam susu kedelai dipengaruhi oleh varietas
kedelai, jumlah air yang ditambahkan, jangka waktu dan kondisi
penyimpanan, serta perlakuan panas. Semakin banyak jumlah air yang
digunakan untuk mengencerkan susu, maka akan semakin sedikit kadar
protein yang diperoleh. Kadar protein dalam susu kedelai yang dibuat
dengan perbandingan kedelai dan air 1:8, 1:10, dan 1:15 berturut-turut
adalah 3.6%, 3.2%, dan 2.4%. Susu kedelai yang dibuat dengan kadar
protein 3% mempunyai mutu gizi yang mendekati susu sapi. Untuk anak
balita, minum dua gelas susu kedelai sudah dapat memenuhi 30% dari
total kebutuhan proteinnya setiap hari. Kadar asam amino lisin yang tinggi
menyebabkan susu kedelai dapat digunakan untuk meningkatkan nilai gizi
protein pada nasi dan makanan serealia lainnya, yang umumnya rendah
kadar lisinnya.
21
Mutu protein susu kedelai hampir sama dengan mutu protein susu
sapi. Protein eficiency ratio (PER) susu kedelai adalah 2.3, sedangkan
PER susu sapi adalah 2.5 (www.rsmph.co.id). PER 2.3 artinya setiap
gram protein yang dimakan akan menghasilkan pertambahan berat badan
sebesar 2.3 gram. Dengan demikian, semakin tinggi nilai PER
mencerminkan semakin baik mutu protein tersebut. Secara umum susu
kedelai mengandung vitamin B1, B2 dan niasin dalam jumlah yang setara
dengan susu sapi atau ASI, serta mengandung vitamin E dan K dalam
jumlah yang cukup banyak. Namun, susu kedelai tidak mengandung
vitamin B12 dan kandungan mineralnya (terutama kalsium) lebih sedikit
dibandingkan susu sapi. Oleh karena itu, dianjurkan untuk melakukan
fortifikasi (penambahan) vitamin dan mineral pada susu kedelai untuk
mensejajarkan kualitasnya dengan susu sapi.
Susu kedelai juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan seperti
meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah kanker, menurunkan kadar
kolesterol, mencegah tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke,
meningkatkan pertumbuhan sel-sel otak karena banyak mengandung
protein, mencegah diabetes, selain itu susu kedelai dapat memperlambat
proses penuaan karena memiliki kandungan vitamin E yang tinggi dan
masih banyak manfaat lainnya. Banyaknya manfaat dari Susu Kedelai ini
menyebabkan meningkatnya animo masyarakat untuk mengkomsumsinya.
Usaha susu kedelai, menjadi peluang usaha yang cukup bagus untuk
dijalani dan sangat menjanjikan keuntungan. Usaha ini dapat dimulai
22
dengan modal yang kecil dan cocok dijalankan dalam skala usaha kecil
rumah tangga, bahan bakunya banyak dijumpai diberbagai tempat dan cara
pembuatannya juga cukup mudah, pemasarannya pun juga tidak sulit.
Peluang usaha susu kedelai bagi ibu rumah tangga sangat bagus dijalankan
karena dapat membantu menambah penghasilan rumah tangga. Usaha susu
kedelai telah menciptakan banyak pengusaha sukses. Umumnya pelaku
usaha susu kedelai tinggal berhitung berapa pundi-pundi rupiah yang akan
didapat dengan menghitung berapa banyak jumlah Susu Kedelai yang
berhasil terjual setiap harinya.
Dewasa ini, masalah menopause dapat ditunda dengan terapi
hormon estrogen (estrogen replacement therapy), yang juga diharapkan
dapat menghambat laju osteoporosis (Wikipedia). Terapi hormon estrogen
terutama dianjurkan bagi wanita yang berhenti menstruasi sebelum usia 40
tahun atau orang-orang yang menderita osteoporosis pada usia muda.
Namun, terapi hormon estrogen ini dapat menimbulkan efek samping,
seperti sakit kepala, perubahan perasaan mendadak, merasa depresi dan
ingin muntah. Dampak negatif lainnya yaitu kanker payudara dan kanker
rahim. Terapi hormon estrogen bisa berdampak negatif, oleh karena itu
beberapa peneliti mulai mencari bahan pengganti estrogen yang aman
untuk menghambat laju osteoporosis. Salah satu bahan pangan yang kini
menjadi pusat perhatian dalam hubungannya dengan osteoporosis adalah
kedelai. Hal itu disebabkan pada kedelai terdapat senyawa alami mirip
23
estrogen, yang disebut fitoestrogen. Fitoestrogen terbukti mampu
menghambat osteoporosis.
2. Home industry
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah
atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah
untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan
juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa
barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Secara harfiah, Home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun
kampung halaman. Sedang industri, dalam Kamus Ilmiah Populer yang
diterbitkan oleh ARKOLA – Surabaya (1994) dapat diartikan sebagai
kerajinan, usaha produk barang dan ataupun perusahaan. Singkatnya,
Home industry adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan
kecil.
Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi
ini dipusatkan di rumah. Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum
dalam UU No. 9 Tahun 1995, yang menyebutkan bahwa usaha kecil
adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta (tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dengan hasil penjualan
tahunan paling banyak Rp1.000.000.000. Kriteria lainnya dalam UU No 9
Tahun 1995 adalah: milik WNI, berdiri sendiri, berafiliasi langsung atau
tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan
usaha perorangan, baik berbadan hukum maupun tidak. Jika terdaftar
24
dalam Dinas Perdagangan Kabupaten/kota permohonan izin ke pemerintah
untuk menjalankan usaha, home industry termasuk dalam kategori
peraturan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Putih, yaitu perusahaan
kecil yang dengan kekayaan kurang dari 200 juta.
Home industry juga dapat berarti industri rumah tangga, karena
termasuk dalam kategori usaha kecil yang dikelola keluarga.
a. Pelaku Home industry
Umumnya, pelaku kegiatan ekonomi yang berbasis di rumah ini
adalah keluarga itu sendiri ataupun salah satu dari anggota keluarga
yang berdomisili di tempat tinggalnya itu dengan mengajak beberapa
orang di sekitarnya sebagai karyawannya. Meskipun dalam skala yang
tidak terlalu besar, namun kegiatan ekonomi ini secara tidak langsung
membuka lapangan pekerjaan untuk sanak saudara ataupun tetangga
di kampung halamannya. Usaha perusahaan kecil ini otomatis dapat
membantu program pemerintah dalam upaya mengurangi angka
pengangguran dan akhirnya jumlah penduduk miskinpun akan
berangsur menurun.
b. Pusat Kegiatan Home industry
Home industry pada umumnya memusatkan kegiatan di sebuah
rumah keluarga tertentu dan biasanya para karyawan berdomisili di
tempat yang tak jauh dari rumah produksi tersebut. Secara geografis
dan psikologis hubungan pemilik usaha dan karyawan sangat dekat,
memungkinkan untuk menjalin komunikasi sangat mudah.
25
Kemudahan dalam berkomunikasi ini diharapkan dapat memicu etos
kerja yang tinggi. Masing-masing pihak merasa bahwa kegiatan
ekonomi ini adalah milik keluarga, kerabat dan juga warga sekitar.
Merupakan tanggung jawab bersama dalam upaya meningkatkan
perusahaan mereka.
c. Home industry sebagai Alternatif Penghasilan bagi Keluarga
Bertambahnya jumlah keluarga tentu saja akan menambah
jumlah kebutuhan dalam memenuhi keperluan anggota keluarga itu
sendiri semakin meningkat. Kebutuhan keluarga ini akan terasa ringan
terpenuhi jika ada usaha yang mendatangkan income atau penghasilan
keluarga untuk menutupi kebutuhan tersebut. Home industry yang
pada umumnya berawal dari usaha keluarga yang turun menurun dan
pada akhirnya meluas ini secara otomatis dapat bermanfaat menjadi
mata pencaharian penduduk kampung di sekitarnya. Kegiatan
ekonomi ini biasanya tidak begitu menyita waktu, sehingga
memungkinkan pelaku usaha membagi waktunya untuk keluarga dan
pekerjaan tetap yang diembannya.
3. Analisis Kinerja Jalur Pemasaran
Ferdinand (2002) mengemukakan kinerja pemasaran merupakan
faktor yang umum digunakan untuk mengukur dampak dari sebuah strategi
perusahaan. Strategi perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan
kinerja pemasaran seperti volume penjualan, porsi pasar dan tingkat
kenaikan penjualan maupun kinerja keuangan. Disarankan pengukuran
26
kinerja menggunakan aktivitas-aktivitas pemasaran yang menghasilkan
kinerja yaitu unit yang terjual dan perputaran pelanggan.
Pertumbuhan penjualan merupakan konsep untuk mengukur prestasi
pasar suatu produk. Pertumbuhan penjualan merupakan sumber
pertumbuhan pangsa pasar. Pertumbuhan penjualan digunakan untuk
semua peneliti sebagai salah satu variabel pembentuk kinerja pasar.
Kinerja pasar merupakan bagian dari kinerja pemasaran.
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari
produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau
jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya
menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik.
Dalam menciptakan ketiga faedah tersebut, terdapat dua aspek penting
yang terlibat didalamnya, yaitu : 1) Lembaga yang berfungsi sebagai
saluran distribusi (Channel of distribution/marketing channel); 2) Aktivitas
yang menyalurkan arus fisik barang (Physical distribution).
Saluran Distribusi menurut Winardi (1989:299) yang dimaksud
dengan saluran distribusi adalah sebagai berikut: “Saluran distribusi
merupakan suatu kelompok perantara yang berhubungan erat satu sama
lain dan yang menyalurkan produk-produk kepada pembeli”. Sedangkan
Philip Kotler (1997:140) mengemukakan bahwa: “Saluran distribusi adalah
serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses
27
untuk menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau
dikonsumsi“.
Saluran distribusi pada dasarnya merupakan perantara yang
menjembatani antara produsen dan konsumen. Perantara tersebut dapat
digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu: Pedagang perantara dan Agen
perantara. Perbedaannya terletak pada aspek pemilikan serta proses
negoisasi dalam pemindahan produk yang disalurkan tersebut.
a. Pedagang perantara
Pedagang perantara (merchant middleman) pada dasarnya
bertanggung jawab terhadap pemilikan semua barang yang
dipasarkannya atau dengan kata lain pedagang mempunyai hak atas
kepemilikan barang. Ada dua kelompok yang termasuk dalam
pedagang perantara, yaitu pedagang besar dan pengecer. Namun tidak
menutup kemungkinan bahwa produsen juga dapat bertindak
sekaligus sebagai pedagang, karena selain membuat barang juga
memperdagangkannya.
b. Agen perantara
Agen perantara (Agent middle man) ini tidak mempunyai hak
milik atas semua barang yang mereka tangani. Mereka dapat
digolongkan kedalam dua golongan, yaitu:
1) Agen Penunjang
a) Agen pembelian dan penjulan
b) Agen Pengangkutan
28
c) Agen Penyimpanan
2) Agen Pelengkap
a) Agen yang membantu dalam bidang finansial
b) Agen yang membantu dalam bidang keputusan
c) Agen yang dapat memberikan informasi
d) Agen khusus
Menurut Kotler P (1993:174) agar suatu kegiatan penyaluran
barang dapat berjalan dengan baik (efektif dan efisien) maka para
pemakai saluran pemasaran harus mampu melakukan sejumlah tugas
penting, yaitu:
1) Penelitian, yaitu melakukan pengumpulan informasi penting untuk
perencanaan dan melancarkan pertukaran.
2) Promosi, yaitu pengembangan dan penyebaran informasi yang
persuasive mengenai penawaran.
3) Kontak, yaitu melakukan pencarian dan menjalin hubungan
dengan pembeli.
4) Penyelarasan, yaitu mempertemukan penawaran yang sesuai
dengan permintaan pembeli termasuk kegiatan seperti pengolahan,
penilaian dan pengemasan.
5) Negoisasi, yaitu melakukan usaha untuk mencapai persetujuan
akhir mengenai harga dan lain-lain sehubungan dengan penawaran
sehingga pemindahan pemilikan atau penguasaan bias
dilaksanakan.
29
6) Distribusi fisik, yaitu penyediaan sarana transportasi dan
penyimpanan barang.
7) Pembiayaan, yaitu penyediaan permintaan dan pembiayaan dana
untuk menutup biaya dari saluran pemasaran tersebut.
8) Pengambilan resiko, yaitu melakukan perkiraan mengenai resiko
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran tersebut.
Kelima tugas pertama membantu pelaksanaan transaksi dan tiga
yang terakhir membantu penyelesaian transaksi. Semua tugas diatas
mempunyai tiga persamaan, yaitu menggunakan sumber daya yang
langka, dilaksanakan dengan menggunakan keahlian yang khusus, dan
bisa dialih-alihkan diantara penyalur. Apabila perusahaan/produsen
menjalankan seluruh tugas diatas, maka biaya akan membengkak dan
akibatnya harga akan menjadi lebih tinggi.
Ada beberapa alternatif saluran (tipe saluran) yang dapat
dipakai. Biasanya alternatif saluran tersebut didasarkan pada golongan
barang konsumsi dan barang industri. Barang konsumsi adalah
barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsikan. Pembeliannya
didasarkan atas kebiasaan membeli dari konsumen. Jadi, pembelinya
adalah pembeli/konsumen akhir, bukan pemakai industri karena
barang –barang tersebut tidak diproses lagi, melainkan dipakai sendiri
(Swasta, B 1984:96). Barang industri adalah barang-barang yang
dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri. Jadi,
30
pembeli barang industri ini adalah perusahaan, lembaga, atau
organisasi, termasuk non laba (Swasta, 1984:97).
Berdasarkan pengertian di atas, maka seperti halnya pupuk itu
digolongkan ke dalam golongan barang industri, sebab pupuk dibeli
petani bukan untuk dikonsumsi tetapi untuk digunakan dalam
produksi pertaniannya.
Terdapat lima macam saluran pemasaran dalam penyaluran
barang konsumsi yang ditujukan untuk pasar konsumen. Pada setiap
saluran, mempunyai alternatif yang sama untuk menggunakan kantor
dan cabang penjualan. Adapun macam-macam saluran distribusi
barang konsumsi adalah : ( Swasta, 1984:98).
1) Produsen – Konsumen
Ini adalah saluran yang paling pendek, dan paling sederhana.
Tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang
yang dihasilkan melalui Pos atau langsung mendatangi rumah
konsumen. Disebut juga saluran distribusi langsung.
2) Produsen – Pengecer – Konsumen
Disini pengecer besar langsung melakukan pembelian pada
produsen. Adapula beberapa produsen yang mendirikan toko
pengecer sehingga dapat secara langsung melayani konsumen.
3) Produsen – Pedagang besar – Pengecer – Konsumen
Saluran seperti ini banyak digunakan oleh produsen dan
dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional. Disini Produsen
31
hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang
besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh
pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen
dilayani oleh pengecer saja.
4) Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
Disini Produsen memilih agen sebagai penyalurnya. Dia
menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi
yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para
pengecer besar.
5) Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen
sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang
besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil.
Menurut Keegen (2003) saluran pemasaran atau saluran
distribusi (marketing channels) adalah saluran yang digunakan oleh
produsen untuk menyalurkan barang sampai ketangan konsumen atau
pemakai industri. Menurut Kottler, saluran pemasaran adalah
sekelompok perusahaan atau perseorangan yang memiliki hak pemilik
atas produk atau membantu memindahkan hak pemilikan produk
ketika akan dipindahkan dari produsen ke konsumen. Menurut
Nitisemitro (1993) saluran pemasaran adalah lembaga – lembaga
pemasaranyang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan atau
menyampaikan barang – barang atau jasadari produsen kepada
32
konsumen. Saluran pemasaran antara satu dengan bagian lainya
merupakan merupakan satukesatuan yang saling bergantung sehingga
membentuk sistem saluran pemasaran (marketing channel system).
Saluran pemasaran mempunyai andil dalam menyampaikan barang
kekonsumen yaitu sebagai agen, bagaimana perantara pemasaran
bernegosiasi atas barang milikprodusen dengan konsumen. Saluran
pemasaran adalah salah satu aspek yang menentukan keputusan
pemasaran yanglainnya seperti dalam hal penetapan harga produk
(pricing) yang secara langsung bergantungpada saluran pemasaran
seperti apa yang diterapkan oleh perusahaan tersebut dan berapa
banyak pihak yang terlibat di dalamya. Ketika perusahaan memilih
memasarkan produknya secara terbatas dengan menggunakan toko
kualitas tinggi, menjual produknya secara massal, menjual langsung
ke pelanggan secara online, atau bekerja sama dengan rantai diskon
nasional. Kondisinya berbeda ketika perusahaan memasarkan
produknya secara massal yang pastinya membuat harga produk lebih
murah.
4. Prospek Pasar
Menururt Krugman (2003:121) menyatakan bahwa “Prospek adalah
peluang yang terjadi karena adanya usaha seseorang dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya juga untuk mendapatkan profit atau keuntungan”.
Menurut Djasmin (1994:28) “kebijakan perusahaan untuk meningkatkan
kinerja penjualan dengan meraih peluang yang ada serta mengatasi
33
berbagai hambatan dan ancaman baik dalam jangka panjang maupun
jangkan pendek”. Siswanto Sutejo (1945;28) menyimpulkan secara jelas
prospek adalah : “Suatu gambaran keseluruhan, baik ancaman ataupun
peluang dari kegiatan pemasaran yang akan datang yang berhunbungan
dengan ketidak pastian dari aktifitas pemasaran atau penjualan”.
Prospek pasar merupakan kondisi yang akan dihadapi oleh
perusahaan dimasa yang akan datang baik kecenderungan untuk
meningkatkan keuntungan atau menutup kerugian yang dialami. Kondisi
ini dipengaruhi oleh berbagai peluang dan ancaman yang dihadapi. Adanya
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan sehingga diperlukan
perencanaan dan perumusan strategis perusahaan secara baik. Khususnya
kebijakan pemasaran dan perusahaan dapat meningkatkan pemasaran
produksinya dengan memanfaatkan peluang-peluang dan mengetahui
berbagai bentuk ancaman dikemudian hari.
Berdasarkan pengertian pemasaran atau marketing yang telah
dituliskan sebelumnya, pengertian-pengertian pemasaran tersebut mengacu
pada Konsep Inti Pemasaran. Konsep inti pemasaran sendiri terdiri dari 6
poin yaitu:
a. Needs atau Kebutuhan, Wants atau Keinginan dan Demans atau
Permintaan
b. Product yang berupa Barang, Jasa dan Gagasan
c. Nilai, Biaya dan Kepuasan
d. Transaksi dan Pertukaran
34
e. Hubungan dan Jaringan
f. Pasar, Pemasar dan Prospek.
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
Keterangan :
Kinerja jalur pemasaran dengan komponen pencapaian target
penjualan, tingkat kenaikan penjualan, tingkat kenaikan jumlah
pelangganberpengaruh terhadap prospek pasar. Berdasarkan pengaruh
tersebut menghasilkan volume penjualan susu kedelai.
Indikator keberhasilan pemasaran dapat diukur dengan mengetahui
tingkat pencapaian target penjualan, tingkat kenaikan penjualan, dan kenaikan
jumlah pelanggan. Keberhasilan dari suatu usaha dapat ditentukan oleh
kemampuan dalam menjalankan startegi dan kebijakan pemasaran yang sesuai
dengan situasi dan kondisi perusahaan, baik dimasa kini maupun masa
Kinerja Jalur Pemasaran
Susu Kedelai
Kenaikan Jumlah
Pelanggan
Tingkat Pertumbuhan
Penjualan
Pencapaian Target
Penjualan
Prospek Pasar Volume Penjualan
35
mendatang. Penetapan strategi yang tepat mempengaruhi peranan dalam
mewujudkan tujuan sesuai dengan perkembangan dan lingkungan pasar yang
dihadapi. Perusahaan harus lebih aktif, kreatif, inovatif, jeli dalam memilih
dan memanfaatkan peluang bisnis yang ada serta meningkatkan kegiatan
usaha dengan memberikan berbagai keunggulan dari produk yang ditawarkan.
Prospek pasar merupakan peluang bagi usaha pengolahan susu kedelai
untuk memenuhi permintaan yang semakin beragam baik dalam mutu, bentuk,
jenis dan rasa. Volume permintaan susu kedelai diharapkan semakin
meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat Indonesia dan perubahan
pola hidup sehat dalam memenuhi kebutuhan protein nabati.
Didukung kinerja pemasaran yang baik, diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan pelaku home industry susu kedelai. Kinerja
pemasaran ini diukur dengan tercapainya target penjualan, kenaikan penjualan
dan kenaikan jumlah pelanggan. Harapan lainnya adalah peningkatan kualitas
gizi masyarakat/pola hidup sehat, dan menumbuhkan perekonomian sektor
home industry pada umumnya.
D. Hipotesis
Diduga kinerja jalur pemasaran dengan komponen pencapaian target
penjualan, tingkat kenaikan jumlah penjualan, dan tingkat kenaikan jumlah
pelanggan berpengaruh terhadap prospek pasar home industry susu kedelai di
Kabupaten Purworejo.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini mengunakan pendekatan studi kasus yang merupakan
salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Riset yang menggunakan
metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap
suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan
cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data,
analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh
pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat
menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk
menghasilkan dan menguji hipotesis. Kemudian karakteristik yang akan di
teliti dalam penelitian ini adalah kinerja jalur pemasaran dengan komponen
pencapaian target penjualan, tingkat kenaikan penjualan, dan tingkat kenaikan
jumlah pelanggan, dan prospek pasar.
Sasaran penelitian ini ditujukan terhadap home industry susu kedelai di
Kabupaten Purworejo, dengan aspek-aspek yang akan menjadi bahan
penelitian adalah kinerja jalur pemasaran dan prospek pasar. Berdasarkan
pertimbangan tujuan penelitian, maka penelitian ini akan bersifat deskriptif
dan analitik dimana penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
untuk memperoleh gambaran atau deskripsi tentang prospek pasar dan kinerja
pemasaran.
37
B. Metode Pengambilan Sampel
1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Purworejo. Pemilihan
tersebut dilakukan dengan sengaja (Purposive Sampling), yaitu
pengambilan lokasi penelitian secara sengaja dengan mempertimbangkan
alasan tertentu sesuai tujuan penelitian (Singarimbun,1995).
Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian tersebut adalah adanya
produsen susu kedelai dan jalur kinerja pemasarannya yang berdampak
pada prospek pasar di Kabupaten Purworejo. Alasan lain adalah pasar –
pasar tersebut merupakan pasar besar yang strategis yang ada di kota
Purworejo yang banyak dijadikan salah satu tujuan pemasaran berbagai
produk industri dari kota-kota sekitar Purworejo antara lain Yogyakarta,
Magelang, Kebumen dan Wonosobo.
2. Metode Pengambilan Sampel
Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari
satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data
yang pokok (Singarimbun, 1995). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh produsen susu kedelai sebanyak 21 home industry di Kabupaten
Purworejo.
C. Metode Pengumpulan dan Sumber Data
1. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dimaksud adalah pengumpulan data yang
lengkap yaitu data primer dan data sekunder, meliputi: seluruh data yang
38
dimiliki home industry dan hasil pengisian kuisioner oleh para produsen
susu kedelai.
Berikut adalah teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara:
a. Melakukan wawancara sebagai teknik komunikasi langsung untuk
memperoleh data-data yang diperlukan dan ditujukan kepada.
1) Pihak pemilik home industry susu kedelai di Kabupaten
Purworejo;
2) Penjual produk susu kedelai di Kabupaten Purworejo;
3) Konsumen/pembeli produk susu kedelai di Kabupaten
Purworejo.
b. Menyebarkan kuesioner, yakni daftar pertanyaan yang dibuat dalam
bentuk sederhana yang diberikan kepada responden yakni produsen
susu kedelai, sehingga memperoleh data yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
Angket yang dipergunakan berbentuk kuisioner dengan
menggunakan model skala Likert yang terdiri dari lima kategori
jawaban. Penentuan skor pada tiap-tiap alternatif pilihan
dimaksudkan agar data yang diperoleh merupakan data kuantitatif.
Secara terperinci penempatan skor tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
39
c. Mengumpulkan data sekunder, berupa berbagai informasi yang telah
dikumpulkan oleh pihak lain sehubungan dengan kegiatan home
industry susu kedelai yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti.
2. Sumber dan Cara Penentuan Data/Informasi
Penelitian ini memperoleh sumber data melalui beberapa sumber
dan cara yaitu:
a. Sumber data sekunder, diperoleh dari data-data yang terpublikasi,
data home industry produsen susu kededai, dan hasil penelitian
terdahulu;
b. Sumber data primer, diperoleh dengan cara:
1) Data inti penelitian, yakni data yang mendukung dengan tujuan
penelitian yang berupa hasil survei home industry susu kedelai;
2) Data pendukung, yakni data yang mendukung dengan tujuan
penelitian berkaitan dengan industri susu kedelai yang diperoleh
dengan cara observasi langsung.
Alternatif jawaban
STS : Sangat Tidak Setuju
SS : Sangat Setuju
KS : Kurang Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Skor
5
4
3
2
1
(untuk pertanyaan yang bersifat positif)
40
D. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang dikaitkan dengan judul di atas sangat luas, sehingga
tidak mungkin di lapangan permasalahan yang ada itu dapat dijangkau dan
terselesaikan semua. Oleh karena itu perlu adanya pembatasan masalah,
sehingga persoalan yang diteliti menjadi jelas dan kesalahpahaman dapat
dihindari. Penelitian membatasi ruang lingkup dan fokus masalah yang diteliti
sebagai berikut:
1. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah aspek-aspek dari subyek penelitian yang
menjadi sasaran penelitian, meliputi:
a. Kinerja Jalur Pemasaran Susu Kedelai di Kabupaten Purworejo.
b. Prospek Pasar Susu Kedelai di Kabupaten Purworejo.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah semua produsen Susu Kedelai di Kabupaten
Purworejo.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh
kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.
2. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan
suatu kebutuhan dan keinginan. Produknya adalah susu kedelai.
3. Nilai adalah perkiraan konsumen atas seluruh kemampuan produk untuk
memuaskan kebutuhannya.
41
4. Transaksi adalah pertemuan antara dua belah pihak (penjual dan
Pembeli) yang saling menguntungkan dengan adanya data/bukti/
dokumen pendukung yang dimasukkan kedalam jurnal setelah melalui
pencatatan.
5. Jaringan adalah pengembangan asset unik perusahaan yang terdiri dari
perusahaan dan semua pihak pendukung yang berkepentingan, yaitu
pelanggan, pekerja, pemasok, penyalur, pengecer, agen iklan, ilmuwan,
dan pihak lain yang bersama-sama dengan perusahaan telah membangun
hubungan bisnis yang saling menguntungkan.
6. Pasar adalah semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan dan
keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu
melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan.
7. Pemasaran adalah seseorang yang mencari satu atau lebih calon pembeli
yang akan terlibat dalam pertukaran nilai.
8. Prospek pasar adalah suatu gambaran keseluruhan, baik ancaman
ataupun peluang dari kegiatan pemasaran yang akan datang yang
berhubungan dengan ketidak pastian dari aktifitas pemasaran atau
penjualan susu kedelai.
9. Pencapaian target penjualan adalah suatu kondisi dimana telah
tercapainya suatu standar penjualan produk dinyatakan dalam persentase.
42
10. Tingkat kenaikan penjualan adalah saat barang mengalami kenaikan atau
perubahan yang signifikan dalam penjualan dinyatakan dengan
persentase.
11. Tingkat kenaikan jumlah pelanggan adalah suatu keadaan yang
menunjukan konsumen semakin meningkat dan menunjukan perubahan
dinyatakan dengan persentase.
F. Metode Analisis Data
1. Analisis Deskripsi
Dalam penelitian ini akan diungkap pengaruh kinerja jalur
pemasaran terhadap prospek pasar. Maka perlu adanya deskripsi untuk
memberikan gambaran yang sesungguhnya mengenai variabel-variabel
tersebut. Deskripsi yang dipakai adalah rerata, simpangan baku, skor
tertinggi dan skor terendah. Kemudian untuk mengetahui sebaran data,
akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi beserta
histogramnya.
a. Metode analisis kinerja jalur pemasaran susu kedelai di Kabupaten
Purworejo dilakukan secara deskriptif analisis. Data diperoleh
dengan cara mengikuti aliran barang dari produsen sampai ke
konsumen akhir.
b. Mengetahui Persentase Volume Penjualan Dari Home industry Susu
Kedelai.
Rumus :
43
Jumlah Penjualan Terakhir−Jumlah Penjualan Awal
Jumlah Penjualan Akhir 𝑥100%
c. Mengetahui Persentase Pencapaian Target Penjualan
Rumus :
x100%
LaluBulan Penjualan Target
LaluBulan Penjualan Target SekarangBulan Penjualan Target
d. Mengetahui Persentase Tingkat Kenaikan Penjualan
Rumus :
%100LaluBulan Penjualan
LaluBulan Penjualan SekarangBulan Penjualan x
e. Mengetahui Persentase Kenaikan Jumlah Pelanggan
Rumus :
x100%
LaluBulan Pelanggan Jumlah
LaluBulan Pelanggan Jumlah SekarangBulan Pelanggan Jumlah
Sebagaimana disebutkan dalam desain penelitian, salah satu tujuan
penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis, selanjutnya untuk
memperoleh data variabel, setiap variabel terlebih dahulu dijabarkan ke
dalam indikator yang merupakan refleksi dari konsep sehingga dapat
diamati atau diukur secara langsung. Setiap indikator diukur dengan
ukuran peringkat jawaban dengan skala ordinal.
Sebelum kuesioner didistribusikan dilakukan beberapa pengujian
terlebih dahulu, yakni pengujian validitas dan pengujian reliabilitas.
Untuk pengujian validitas dan reliabilitas digunakan beberapa responden
yang diambil secara acak.
44
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui bahwa instrumen
ukur yang telah disusun benar-benar mengukur apa yang perlu
diukur. Uji validitas dimaksudkan sebagai ukuran seberapa cermat
suatu alat uji melakukan fungsi ukurannya, suatu alat ukur yang
validitasnya tinggi akan mempunyai varian kesalahan yang kecil
sehingga data yang terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya.
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
konstruk (validity construct) yaitu menemukan validitas dengan cara
mengkorelasikan skor yang diperoleh masing-masing item
pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang
diperoleh dari penjumlahan semua skor item.
Korelasi antara skor item dengan skor totalnya harus signifikan
berdasarkan ukuran statistik. Bila ternyata skor semua item yang
disusun berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan skor
totalnya, maka disimpulkan bahwa alat ukur tersebut mempunyai
validitas yang baik.
Cara untuk melakukan uji validitas penelitian ini menggunakan
rumus korelasi Product-Momen Pearson. Menurut Sugiono
(2005:115), bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3
keatas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat (valid),
namun sebaliknya bila korelasi dibawah 0,3 berarti tidak valid.
Pengujian keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan taraf
45
signifikansi α = 0,05. Untuk uji validitas instrumen tersebut peneliti
menggunakan rumus korelasi product momen yang dikemukakan
oleh Pearson sebagai berikut :
(Suharsimi, 2002 : 243)
Dengan keterangan :
rxy : koefisien korelasi
n : banyaknya subjek skor X dan skor Y
XY : jumlah hasil kali skor X dan Y
X : jumlah skor dalam sebaran X
Y : jumlah skor dalam sebaran Y
X2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
Y2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
Kriteria pengujian/pertanyaan alat yang digunakan dalam
penelitian dikatakan valid sebagai alat ukur baik pada taraf
signifikansi α = 5% dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel maka alat ukur
penelitian dikatakan valid;
2) Jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka alat ukur penelitian
dikatakan tidak valid.
Dalam penelitian ini pengujian validitas dilakukan terhadap
jumlah pertanyaan dalam kuesioner pada uji pendahuluan. Data yang
digunakan untuk pengujian ini sebanyak 6 responden.
Jika berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa
seluruh variabel dinyatakan valid, sehingga data yang terkumpul
2222xy
YYnXXn
Y)X)(( - XYn r
46
merupakan data yang dapat dipercaya, sehingga dapat dikatakan bahwa
variabel-variabel yang digunakan pada penelitian pendahuluan dapat
digunakan dalam penelitian utama.
b. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat
ukur yang digunakan menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan,
kestabilan, atau konsisten, walaupun dilakukan terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang sudah valid untuk mengetahui tingkat konsistensi hasil
pengukuran bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang
sama. Cara untuk melakukan uji reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan Alpha Cronbach (Sugiyono, 2007:365). Dalam
penelitian ini peneliti akan menguji reliabilitas instrumen dengan
menggunakan teknik Alpha Cronbach, dengan rumus :
1k
kri
2
t
2
i
s
Σs1
Dengan pengertian :
ri = reliabilitas instrumen
k = mean kuadrat antar subyek
si2 = means kuadrat kesalahan
st2 = varians total (Sugiyono, 2007:365)
Kesimpulan dari hasil pengujian reliabilitas ditentukan dengan
menggunakan kriteria sebagai berikut.
1) Jika koefisien internal seluruh item (ri) lebih besar atau sama
dengan r tabel dengan taraf signifikansi α = 5%, maka item
instrumen dapat dikatakan reliabel;
47
2) Jika koefisien reliabilitas internal seluruh item (ri) lebih kecil
dari r tabel dengan taraf signifikansi α = 5%, maka item
instrumen dapat dikatakan tidak reliabel.
Pengujian reliabilitas tersebut, menunjukkan bahwa alat ukur
yang digunakan menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan,
kestabilan, atau konsisten meskipun pengukuran dilakukan pada
waktu yang berbeda. Standar nilai alpha adalah 0,7 yang dapat
diterima dan lebih dari 0,8 adalah baik. Sehingga dengan demikian,
maka alat ukur yang ditetapkan pada penelitian pendahuluan dapat
dipercaya dan dapat digunakan pada penelitian utama.
c. Uji Hipotesis
Statistik analitik yang digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian ini adalah statistik koefisien korelasi Product Moment
diberi simbol rxy atau disingkat r. Rumus yang digunakan adalah :
2222 YYnXXn
Y)X)(( - XYnr
(Margono, 2004)
Dengan keterangan :
r : koefisien korelasi
n : banyaknya subjek skor X dan skor Y
XY : jumlah hasil kali skor X dan Y
X : jumlah skor dalam sebaran X
Y : jumlah skor dalam sebaran Y
X2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
Y2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
48
Hipotesis statistik atau hipotesis nihil (Ho) adalah hipotesis
yang akan diuji dengan analisis data secara statistik. Sedang
hipotesis alternatif (Ha) yang didasarkan atas dasar teori, dan
merupakan lawan dari hipotesis statistik ini. Maksudnya, setiap
penolakan terhadap Ha berarti penerimaan terhadap Ho dan
sebaliknya.
Hipotesis pertama :
Ho : Diduga Kinerja jalur pemasaran dengan komponen
pencapaian target penjualan (X1), tingkat kenaikan penjualan
(X2), dan tingkat kenaikan jumlah pelanggan (X3) tidak
berpengaruh terhadap prospek pasar home industry susu
kedelai di Kabupaten Purworejo.
Ha : Diduga kinerja jalur pemasaran dengan komponen
pencapaian target penjualan (X1), tingkat kenaikan penjualan
(X2), dan tingkat kenaikan jumlah pelanggan (X3)
berpengaruh terhadap prospek pasar home industry susu
kedelai di Kabupaten Purworejo.
Pengambilan Keputusan :
Koefisien korelasi yang diperoleh kemudian dilihat angka
koefisien korelasi hitungnya. Ho di terima apabila rhitung< rtabel,
sebaliknya Ha di terima apabila rhitung> rtabel.
49
G. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Purworejo.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan September sampai Maret 2014
dengan jadwal kegiatan sebagai berikut:
No Kegiatan Bulan
Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
1. Penyusunan proposal
2. Pelaksanaan penelitian
3. Analisis data
4. Penyusunan laporan
5. Ujian
6. Revisi Laporan
50
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Kondisi Fisik Daerah Penelitian
Kabupaten Purworejo adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah. Luas wilayah Kabupaten Purworejo adalah 1.034,81752 km2, secara
administratif dibagi atas 16 Kecamatan yang terdiri dari 469 Desa dan 25
Kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Purworejo. Kabupaten
Purworejo terletak pada 109o 47’ 28” Bujur timur, 110o 08’ 20” Bujur
Timur, 7o 32’ Lintang Selatan.
Batas batas wilayah kabupaten Purworejo adalah:
a. Sebelah Barat : Kabupaten Kebumen
b. Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
c. Sebelah Timur : Daerah Istimewa Yogyakarta
d. Sebelah Utara : Kabupaten Magelang dan Wonosobo
Berdasarkan letak geografis, bagian selatan wilayah Kabupaten
Purworejo merupakan dataran rendah. Bagian utara berupa pegunungan, yaitu
bagian dari Pegunungan Serayu. Di bagian timur, yaitu perbatasan dengan
Kabupaten Kulonprogo dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), membujur
Pegunungan Menoreh. Di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Kebumen. Bagian selatan berupa lautan yaitu Samudera Indonesia. Purworejo
berada di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa. Kabupaten ini juga dilintasi
jalur kereta api, dengan stasiun terbesarnya di Kutoarjo.
51
B. Jumlah Penduduk Kabupaten Purworejo Menurut Kelompok Umur
Jumlah penduduk menurut umur dapat digunakan untuk mengetahui
banyaknya tenaga kerja yang tersedia di suatu wilayah tertentu. Keadaan
jumlah penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Purworejo dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4.
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Purworejo Tahun 2011
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
0 – 4 27.252 25.748 53.000
5 – 9 30.212 28.622 58.834
10 – 14 33.634 31.801 65.435
15 – 19 30.337 27.146 57.483
20 – 24 19.355 20.005 39.360
25 – 29 20.474 22.161 42.635
30 – 34 21.974 22.835 44.809
35 – 39 23.035 25.622 47.657
40 – 44 26.436 28.558 54.994
45 – 49 26.146 27.133 53.279
50 – 54 23.098 23.217 46.315
55 – 59 17.377 17.168 34.545
60 – 64 11.091 13.058 24.149
65 – 69 11.760 13.483 25.243
70 – 74 9.993 12.123 22.116
75 + 11.951 14.595 26.546
Jumlah/Total 344.125 352.275 696.400
Sumber : Kabupaten Purworejo dalam Angka Tahun (2011)
52
Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di
Kabupaten Purworejo memiliki angka produktif yang sangat tinggi. Standar
atau batas usia produktif menurut Badan Pusat Statistik 2011 adalah
kelompok usia 15 tahun hingga 64 tahun dan merupakan kelompok usia
dewasa/usia kerja.
C. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan dan Lapangan Pekerjaan
Komposisi penduduk menurut pendidikan dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat kemajuan pendidikan di suatu daerah. Penggolongan
penduduk menurut pendidikan dapat diketahui dengan banyaknya penduduk
yang mengikuti berbagai tingkatan pendidikan. Komposisi penduduk menurut
tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini:
Tabel 5.
Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
di Kabupaten Purworejo Tahun 2011
Tingkat Pendidikan Jumlah
Laki-laki (%) Perempuan (%) Jumlah (%)
DIII/DIV/S1,S2,S3 4,28 3,29 3,80
D1/D2 0,44 0,95 0,69
SMA 18,85 16,43 17,68
SMP 26,55 21,71 24,21
SD 28,90 32,14 30,46
Tidak/Belum Tamat SD 17,87 17,32 17,60
Tidak/Belum Sekolah 3,11 8,16 5,56
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber : Kabupaten Purworejo dalam Angka Tahun (2011)
53
Berdasarkan Tabel 5 tersebut, dapat diketahui bahwa penduduk
Kabupaten Purworejo berpendidikan SD yaitu 30,46%. Ini merupakan angka
terbesar dari Persentase (%) jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan
lainnya. Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi pola pikir dan perilaku
penduduk terkait dengan keputusan pembelian suatu produk.
Keadaan penduduk menurut jenis kegiatan di Kabupaten Purworejo
tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini:
Tabel 6.
Persentase Penduduk Menurut Jenis Kegiatan
di Kabupaten Purworejo Tahun 2011
No Jenis Kegiatan
Jumlah
Laki-laki
(%)
Perempuan
(%) %
1. Bekerja 78,61 53,70 65,83
2. Pengangguran 2,95 1,71 2,32
3. Sekolah 7,72 7,94 7,83
4. Mengurus Rumah Tangga 2,55 29,35 16,30
5. Selain Kegiatan Pribadi 8,17 7,31 7,73
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber : Kabupaten Purworejo dalam Angka Tahun (2011)
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk
Kabupaten Purworejo mempunyai pekerjaan. Persentase (%) jumlah pada
jenis kegiatan bekerja merupakan angka terbesar yaitu 65,83%. Angka
tersebut tentunya akan sangat berpengaruh pada tingkat perekonomian di
Purworejo. Tingkat perekonomian yang tinggi akan berpengaruh terhadap
minat konsumen dalam menentukan keputusan membeli suatu produk.
Produsen khususnya home industry susu kedelai melihat hal ini pastinya akan
54
memberikan pengaruh terhadap tingginya kenaikan penjualan maupun jumlah
pelanggan.
Keadaan penduduk menurut lapangan pekerjaan di Kabupaten
Purworejo dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini :
Tabel 7.
Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha
di Kabupaten Purworejo Tahun 2011
No Jenis Kegiatan
Jumlah
Laki-laki
(%)
Perempuan
(%) %
1. Pertanian 46,70 35,25 41,90
2. Pertambangan dan Penggalian 0,32 0,00 0,19
3. Industri 7,32 21,15 13,11
4. Listrik, Gas, dan Air 0,00 0,00 0,00
5. Konstruksi 9,70 0,00 5,64
6. Perdagangan 16,63 28,23 21,48
7. Komunikasi 1,57 0,80 3,50
8. Keuangan 1,57 0,61 1,17
9. Jasa-jasa 12,31 13,96 13,00
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber : Kabupaten Purworejo dalam Angka Tahun (2011)
Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa sebagian penduduk
Purworejo bekerja pada bidang perdagangan yang ditunjukkan dengan angka
21,48%. Pada posisi berikutnya bidang industri juga banyak ditekuni oleh
masyarakat Purworejo yang ditunjukkan dengan angka 13,11%. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa masyarakat di Purworejo sebagian besar
perekonomiannya di dukung dari bidang industri dan perdagangan.
55
D. Jalur Pemasaran Susu Kedelai di Purworejo
Salah satu yang menjadi objek pengamatan dalam penelitian ini adalah
industri susu kedelai dimana para produsen juga secara tidak langsung
sebagai sumber jalur pemasaran yang merupakan bagian dari bidang
perdagangan.
Industri pembuatan susu kedelai ini dipilih karena susu kedelai dikenal
sebagai minuman fungsional, sebagai minuman yang bergizi tinggi, minuman
yang merupakan hasil ekstraksi dari kedelai ini terutama sekali karena
kandungan proteinnya, disamping mengandung lemak, karbohidrat, kalsium,
phosphor, zat besi, provitamin A, Vitamin B kompleks (kecuali B12), dan air.
Susunan asam amino hampir sama dengan susu sapi. Untuk itu produk ini
tampaknya perlu diperhitungkan dalam menyusun pola menu sehari-hari bagi
konsumen yang memperhatikan kesehatan.
Prospek usaha pengolahan kedelai menjadi susu kedelai sekarang ini
banyak diusahakan, kandungan gizi yang terkandung didalamnya memiliki
kandungan gizi yang dibutuhkan manusia. Kadar protein kedelai mencapai
35,6 % (berat kering), dan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat
mencapai 40 % – 43 %. Kebutuhan protein yang bersumber dari protein
hewani sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan 157,14 gram.
Selain itu tingginya harga susu sapi menjadi peluang atau prospek
usaha dengan menjadikan susu kedelai menjadi barang substitusi atau
pengganti susu sapi, karena harga susu kedelai lebih murah daripada susu
produk hewani sementara kandungan gizinya hampir sama. Faktor lain yang
56
menjadikan usaha susu kedelai prospektif adalah mudah dalam pembuatan.
Teknologi dan peralatan sederhana yang digunakan, serta tidak diperlukannya
keterampilan khusus, siapapun dapat melakukan pengolahan kedelai menjadi
susu kedelai.
Susu kedelai yang telah diproduksi akan dipasarkan dengan dikemas.
Pengemasan di sini dilakukan karena memiliki peranan yang sangat penting
dalam dunia usaha, karena pengemasan tidak sekedar memberi wadah dari
dari produk yang dihasilkan tapi lebih pada pengembanan muatan misi dalam
rangka persaingan pasar dan juga peningkatan penjualan. Di mana konsumen
akan cenderung tertarik dengan produk yang dikemas dengan rapi dan
menarik.
Fungsi kemasan tidak sebatas digunakan sebagai pelindung produk
melainkan juga sangat mendukung terjaganya kualitas produk serta adanya
peningkatan kelas atau penampilan yang baik. Jenis bahan kemasan yang
digunakan adalah plastik ukuran 1/4 kg. Selain itu, pada kemasan juga akan
diberi label. Pemberian label di sini tidak hanya sekedar tulisan, tapi di
dalamnya terkandung pesan-pesan tertentu yang disampaikan pada
konsumen. Harapannya produk yang dihasilkan dapat dikenal oleh konsumen
luas, sehingga mudah dicari ketika dibutuhkan. Selain itu label juga berfungsi
sebagai jaminan atas kualitas produk, sarana untuk merk dagang, logo
perusahaan, nama dan alamat perusahaan, dan berat atau volume produk.
Informasi yang ingin disampaikan kepada konsumen tersebut terangkum
dalam tulisan yang dicetak pada kemasan produk.
57
Produsen susu kedelai di Kabupaten Purworejo ada yang memilih jalur
pemasaran sederhana yaitu dari produsen langsung ke konsumen. Hal ini
bertujuan untuk memperkecil biaya pemasaran karena jumlah produksi yang
masih sedikit atau sekitar 100-150 bungkus tiap produksi. Untuk home
industry yang tingkat produksinya menengah atau sekitar 150-250 bungkus
tiap produksi, lebih memilih jalur pemasaran melalui pengecer. Hal ini
bertujuan untuk mempercepat produk tersampaikan kepada konsumen,
meskipun pihak produsen akan membagi keuntungan dengan pengecer. Untuk
home industry dengan tingkat produksi tinggi atau sekitar 200-350 bungkus
tiap produksi, lebih memilih jalur pemasaran melalui pedagang besar
kemudian ke pengecer. Hal inipun bertujuan untuk mempersingkat waktu
peredaran produk di pasaran agar lebih cepat tersampaikan kepada konsumen.
Pada jalur pemasaran ini, pihak produsen akan lebih banyak terkurangi
keuntungannya karena melalui dua pihak untuk menyampaikan barang
produksinya kepada konsumen.
58
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Teknik Pembuatan Susu Kedelai
Kedelai saat ini sangat dikenal sebagai bahan baku tahu dan tempe.
Produk olahan kedelai bukan hanya tempe dan tahu saja, kedelai juga bisa
dijadikan produk susu kedelai. Kedelai terbukti berkasiat bisa menyembuhkan
beraneka ragam penyakit. Kandungan gizi yang sedemikian rupa, menjadikan
kedelai layak dijadikan bahan utama konsumsi masyarakat. Susu kedelai
harganya lebih murah daripada susu produk hewani. Susu kedelai dapat
dibuat dengan teknologi dan peralatan yang sederhana, serta tidak
memerlukan keterampilan khusus. Penggunaan air sumur dapat menghasilkan
susu kedelai dengan rasa yang lebih enak.
Susu kedelai menjadi alternatif susu sapi karena rasanya yang enak,
harga murah dan memiliki kandungan gizi yang baik. Selain itu susu kedelai
juga memiliki banyak manfaat kesehatan seperti bisa mencegah kanker,
menurunkan kadar kolesterol, dan juga meningkatkan daya tahan tubuh.
Usaha susu kedelai memiliki prospek yang cukup cerah. Selain itu dapat
dilakukan dengan modal kecil, proses pembuatannya mudah, pemasarannya
juga tidak sulit tapi mampu menghasilkan keuntungan.
Bahan-bahan yang diperlukan antara lain kacang kedelai 1 kg; gula 1
kg; 4 liter air; dan 10 lembar daun pandan. Peralatan yang dibutuhkan
diantaranya panci untuk merendam dan merebus, blender untuk
menghancurkan kedelai, kompor, kain atau alat saring. Proses pembuatannya
59
yaitu: pertama pilih kacang kedelai yang berkualitas baik, buanglah kacang-
kacang yang rusak agar tidak mengganggu rasa susu. Kemudian bahan
tersebut direndam dalam air panas selama 4-5 jam. Setelah itu, kacang yang
telah terkelupas kulitnya diblender hingga benar-benar halus dengan
perbandingan bahan 1/4 kg kacang dengan 1 liter air. Setelah semua bahan
kacang diblender, saring dengan saringan halus, kemudian hasil saringan (air
kedelai) tersebut dipanaskan dalam panci. Dengan bahan kacang seperempat
kilogram kacang tersebut, tambahkan 1/4 gula pasir dan 2-3 daun pandan.
Dalam proses pemasakan, aduk pelan-pelan selama 1 jam hingga mendidih.
Setelah proses tersebut, susu telah matang kemudian tunggu hingga dingin
untuk dikemas.
B. Jalur Pemasaran Industri Susu Kedelai di Kabupaten Purworejo
Produsen susu kedelai di Kabupaten Purworejo ada yang memilih jalur
pemasaran sederhana yaitu dari produsen langsung ke konsumen. Untuk
home industry yang tingkat produksinya menengah atau sekitar 150-250
bungkus tiap produksi, lebih memilih jalur pemasaran melalui pengecer. Dan
untuk home industry dengan tingkat produksi tinggi atau sekitar 200-350
bungkus tiap produksi, lebih memilih jalur pemasaran melalui pedagang besar
kemudian ke pengecer.
Data jumlah produksi dan jalur pemasaran home industry susu kedelai di
Purworejo dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini:
60
Tabel 8.
Jumlah Produksi dan Jalur Pemasaran Home industry Susu Kedelai
di Kabupaten Purworejo
No Nama Jumlah Produksi Jalur Pemasaran
1 Susu Kedelai Bu Yati 15 liter (150 bks) Produsen - Konsumen
2 Susu Kedelai “Murni” 15 liter (150 bks) Produsen - Konsumen
3 Susu Kedelai “Manis” 15 liter (150 bks) Produsen – Konsumen
4 Susu Kedelai “Aneka
Rasa” 15 liter (150 bks) Produsen – Konsumen
5 Susu Kedelai “Barokah” 15 liter (150 bks) Produsen – Konsumen
6 Susu Kedelai Bapak
Tarom 10 liter (100 bks) Produsen – Konsumen
7 Susu Kedelai Bu
Salamah 15 liter (150 bks) Produsen – Konsumen
8 Susu Kedelai Bapak
Budi 10 liter (100 bks) Produsen – Konsumen
9 Susu Kedelai “Segar” 15 liter (150 bks) Produsen – Konsumen
10 Susu Kedelai Cik Ling 15 liter (150 bks) Produsen – Konsumen
11 Susu Kedelai “Sari
Murni” 20 liter (200bks) Produsen – Pengecer -
Konsumen
12 Susu Kedelai “Sehat” 20 liter (200bks) Produsen – Pengecer –
Konsumen
13 Susu Kedelai “Syeeker” 17 liter (170 bks) Produsen – Pengecer –
Konsumen
14 Susu Kedelai Bu Sri 20 liter (200bks) Produsen – Pengecer –
Konsumen
15 Susu Kedelai Galuh Aji 20 liter (200bks) Produsen – Pengecer –
Konsumen
16 Susu Kedelai Bu Giyem 17 liter (170 bks) Produsen – Pengecer –
Konsumen
17 Susu Kedelai Bu
Benyamin 25 liter (250bks) Produsen – Pedagang Besar
– Pengecer - Konsumen
18 Susu Kedelai “Yatmi” 25 liter (250bks) Produsen – Pedagang Besar
– Pengecer – Konsumen
19 Sari Susu Kedelai
“Berkah” 35 liter (350bks) Produsen – Pedagang Besar
– Pengecer – Konsumen
20 Susu Kedelai Bapak
Ricel 30 liter (300bks) Produsen – Pedagang Besar
– Pengecer – Konsumen
21 Susu Kedelai “Restu” 25 liter (250bks) Produsen – Pedagang Besar
– Pengecer - Konsumen
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
61
Berdasarkan tabel 8, dapat dilihat bahwa produsen susu kedelai dengan
jumlah produksi 100-150 bungkus menggunakan jalur pemasaran sederhana
yaitu dari produsen-konsumen. Pada produsen susu kedelai dengan jumlah
produksi antara 170-200 bungkus menggunakan jalur pemasaran melalui
pengecer yaitu, produsen-pengecer-konsumen. Pada produsen susu kedelai
dengan jumlah produksi antara 250-350 bungkus menggunakan jalur
pemasaran melalui pedagang besar dan pengecer yaitu, produsen-pedagang
besar-pengecer-konsumen.
Beberapa macam jalur pemasaran susu kedelai di Kabupaten Purworejo
adalah :
1. Produsen – Konsumen, yaitu saluran yang paling pendek, dan paling
sederhana. Jalur ini termasuk paling banyak digunakan oleh para
produsen susu kedelai di Kabupaten Purworejo. Sebanyak 10 home
industry dari 21 objek pengamatan dengan jumlah produksi yang relatif
sedikit. Pihak produsen menggunakan jalur ini untuk memperkecil biaya
pemasaran sebagai pertimbangan pemilihan jalur pemasaran.
2. Produsen – Pengecer – Konsumen, yaitu pengecer langsung melakukan
pembelian pada produsen. Sebanyak 6 home industry dari 21 objek
pengamatan yang menggunakan jalur pemasaran jenis ini. Hal ini
dilakukan oleh para produsen karena jumlah produksi agak banyak
dengan tujuan mempersingkat waktu yang diperlukan untuk
menyampaikan produk kepada konsumen. Pemilihan jalur pemasaran
yang langsung kepada konsumen menyebabkan barang produksi akan
62
tertahan lama di pihak produsen. Home industry dengan jumlah produksi
yang agak banyak, tentunya pengecer akan sangat membantu
penyampaian produk kepada konsumen.
3. Produsen – Pedagang besar – Pengecer – Konsumen. Saluran seperti ini
banyak digunakan oleh produsen dan dinamakan sebagai saluran
distribusi tradisional. Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah
besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer.
Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh
konsumen dilayani oleh pengecer saja. Sebanyak 5 home industry dari 21
objek pengamatan yang menggunakan jalur pemasaran ini. Hal ini
bertujuan untuk mempersingkat waktu penyampaian produk kepada
konsumen.
C. Kinerja Pemasaran
Umumnya komponen kinerja jalur pemasaran dapat dianalisis melalui
pencapaian target penjualan, tingkat kenaikan penjualan dan tingkat kenaikan
jumlah pelanggannya. Metode analisis kinerja jalur pemasaran susu kedelai di
Kabupaten Purworejo dilakukan secara deskriptif analisis. Data diperoleh
dengan cara mengikuti aliran barang dari produsen sampai ke konsumen
akhir, yaitu pada komponen:
1. Target Penjualan
Data tentang tingkat kenaikan target penjualan home indutri susu
kedelai di Kabupaten Purworejo pada tabel 9 sebagai berikut:
63
Tabel 9.
Data Hasil Penelitian Kenaikan Target Penjualan dari Produsen Susu
Kedelai di Kabupaten Purworejo
No Nama Target Penjualan
Bulan Sekarang
Target
Penjualan Bulan
Lalu
Kenaikan
Target
Penjualan
1 Susu Kedelai Bu Yati 15 liter (150 bks) 12 liter (120bks) 25.00%
2 Susu Kedelai “Murni” 15 liter (150 bks) 12 liter (120bks) 25.00%
3 Susu Kedelai “Manis” 15 liter (150 bks) 12 liter (120bks) 25.00%
4 Susu Kedelai “Aneka
Rasa” 15 liter (150 bks) 13 liter (130bks) 15.38%
5 Susu Kedelai
“Barokah” 15 liter (150 bks) 12 liter (120bks) 25.00%
6 Susu Kedelai Bapak
Tarom 10 liter (100 bks) 8 liter (80bks) 25.00%
7 Susu Kedelai Bu
Salamah 15 liter (150 bks) 12 liter (120bks) 25.00%
8 Susu Kedelai Bapak
Budi 10 liter (100 bks) 7 liter (70 bks) 42.86%
9 Susu Kedelai “Segar” 15 liter (150 bks) 12 liter (120bks) 25.00%
10 Susu Kedelai Cik Ling 15 liter (150 bks) 10 liter (100bks) 50.00%
11 Susu Kedelai “Sari
Murni” 20 liter (200bks) 17 liter (170bks) 17.65%
12 Susu Kedelai “Sehat” 20 liter (200bks) 15 liter (150bks) 33.33%
13 Susu Kedelai
“Syeeker” 17 liter (170 bks) 12 liter (120bks) 41.67%
14 Susu Kedelai Bu Sri 20 liter (200bks) 15 liter (150bks) 33.33%
15 Susu Kedelai Galuh
Aji 20 liter (200bks) 15 liter (150bks) 33.33%
16 Susu Kedelai Bu
Giyem 17 liter (170 bks) 12 liter (120bks) 41.67%
17 Susu Kedelai Bu
Benyamin 25 liter (250bks) 20 liter (200bks) 25.00%
18 Susu Kedelai “Yatmi” 25 liter (250bks) 22 liter (220bks) 13.64%
19 Sari Susu Kedelai
“Berkah” 35 liter (350bks) 30 liter (300bks) 16.67%
20 Susu Kedelai Bapak
Ricel 30 liter (300bks) 25 liter (250bks) 20.00%
21 Susu Kedelai “Restu” 25 liter (250bks) 22 liter (220bks) 13.64%
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
Berdasarkan tabel 9, kenaikan target penjualan menunjukkan
bahwa angka tertinggi = 50; angka terendah = 13,64; mean = 27,29;
64
median = 25; Standar Deviasi = 10,23. Langkah berikutnya adalah
mengidentifikasi kategori skor, yang dilakukan dengan membandingkan
antara rerata hasil penelitian dengan norma yang telah ditentukan dalam
penggolongan berikut :
(Mi + 1 SDi ) ke atas = tinggi
(Mi + 1 SDi ) s/d (Mi - 1 SDi ) = sedang
(Mi - 1 SDi ) ke bawah = rendah
Dimana:
Mi = ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
= ½ ( 42,86 + 15,38 )
= ½ x 58,24
= 29,12
sedangkan
SDi = ½ (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)
= ½ (42,86 - 15,38 )
= ½ x 27,48
= 13,74
Berdasarkan penggolongan tersebut diatas, maka dapat diperoleh
Mi = 29,12 dan SDi = 13,74 dengan demikian maka :
Skor 29,12 + 13,74 = 42,86 ke atas termasuk kategori tinggi
Skor (29,12 + 13,74 = 42,86) s/d (29,12 - 13,74 = 15,38) atau
42,86 s/d 15,38 termasuk kategori sedang
Skor 29,12 - 13,74 = 15,38 ke bawah termasuk kategori rendah
65
Berdasarkan ketentuan tersebut maka dengan melihat deskripsi data
diperoleh kelompok kategori data target penjualan sebagai berikut :
Tabel 10.
Kategori Frekuensi Kenaikan Target Penjualan
NO Data Kategori Frekuensi Persentase
(%)
1 13,64 s/d 15,38 Rendah 3 14,3
2 15,39 s/d 42,86 Sedang 16 76,2
3 42,87 s/d 50,00 Tinggi 2 9,5
Jumlah 21 100%
Sumber: Analisis Data Primer (2014)
Berdasarkan tabel 10, dapat diketahui bahwa dari 21 sampel yang
mengalami kenaikan target penjualan pada kategori rendah ada 3 home
industry atau 14,3%, kenaikan target penjualan pada kategori rendah
karena kenaikan yang terjadi dari target penjualan awal dan target
penjualan akhir antara 10-20 bungkus. Jumlah kategori sedang terdapat
16 home industry atau 76,2%, kenaikan target penjualan paling banyak
pada kategori sedang karena kenaikan yang terjadi dari target penjualan
awal dan target penjualan akhir antara 30-40 bungkus. Kategori tinggi
hanya ada 2 home industry atau 9,5%, karena kenaikan yang terjadi dari
target penjualan awal dan target penjualan akhir adalah 50 bungkus.
66
2. Kenaikan Penjualan
Tabel 11.
Data Hasil Penelitian Tingkat Kenaikan Penjualan dari Produsen Susu Kedelai
di Kabupaten Purworejo
No Nama Penjualan Bulan
Sekarang
Penjualan Bulan
Lalu
Kenaikan
Penjualan
1 Susu Kedelai Bu Yati 15 liter (150 bks) 15 liter (130bks) 15.38%
2 Susu Kedelai “Murni” 15 liter (150 bks) 15 liter (120bks) 25.00%
3 Susu Kedelai “Manis” 15 liter (150 bks) 15 liter (140bks) 7.14%
4 Susu Kedelai “Aneka
Rasa” 15 liter (150 bks) 15 liter (120bks) 25.00%
5 Susu Kedelai
“Barokah” 15 liter (150 bks) 15 liter (110bks) 36.36%
6 Susu Kedelai Bapak
Tarom 10 liter (100 bks) 10 liter (90bks) 11.11%
7 Susu Kedelai Bu
Salamah 15 liter (150 bks) 15 liter (150bks) 0.00%
8 Susu Kedelai Bapak
Budi 10 liter (100 bks) 10 liter (80 bks) 25.00%
9 Susu Kedelai “Segar” 15 liter (150 bks) 15 liter (150bks) 0.00%
10 Susu Kedelai Cik Ling 15 liter (150 bks) 15 liter (150bks) 0.00%
11 Susu Kedelai “Sari
Murni” 20 liter (200bks) 20 liter (170bks) 17.65%
12 Susu Kedelai “Sehat” 20 liter (200bks) 20 liter (190bks) 5.26%
13 Susu Kedelai
“Syeeker” 17 liter (170 bks) 17 liter (170bks) 0.00%
14 Susu Kedelai Bu Sri 20 liter (200bks) 20 liter (180bks) 11.11%
15 Susu Kedelai Galuh
Aji 20 liter (200bks) 20 liter (180bks) 11.11%
16 Susu Kedelai Bu
Giyem 17 liter (170 bks) 17 liter (150bks) 13.33%
17 Susu Kedelai Bu
Benyamin 25 liter (250bks) 25 liter (230bks) 8.70%
18 Susu Kedelai “Yatmi” 25 liter (250bks) 25 liter (240bks) 4.17%
19 Sari Susu Kedelai
“Berkah” 35 liter (350bks) 35 liter (340bks) 2.94%
20 Susu Kedelai Bapak
Ricel 30 liter (300bks) 30 liter (290bks) 3.45%
21 Susu Kedelai “Restu” 25 liter (250bks) 25 liter (250bks) 0.00%
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
67
Berdasarkan tabel 11, data tingkat kenaikan penjualan
menunjukkan bahwa angka tertinggi = 33,36; angka terendah = 2,94;
mean = 10,60; median = 8,70; Standar Deviasi = 10,30. Langkah
berikutnya adalah mengidentifikasi kategori skor, yang dilakukan dengan
membandingkan antara rerata hasil penelitian dengan norma yang telah
ditentukan dalam penggolongan berikut :
(Mi + 1 SDi ) ke atas = tinggi
(Mi + 1 SDi ) s/d (Mi - 1 SDi ) = sedang
(Mi - 1 SDi ) ke bawah = rendah
dimana
Mi = ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
= ½ ( 25,00 + 2,94 )
= ½ x 27,94
= 13,97
sedangkan
SDi = ½ (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)
= ½ ( 25,00 – 2,94 )
= ½ x 23,06
= 11,53
Berdasarkan penggolongan tersebut diatas, maka dapat diperoleh
Mi = 13,97 dan SDi = 11,53 dengan demikian maka :
Skor 13,97 + 11,53 = 25,5 ke atas termasuk kategori tinggi
68
Skor (13,97 + 11,53 = 25,5) s/d (13,97 - 11,53 = 2,44) atau 25,5
s/d 2,44 termasuk kategori sedang
Skor 13,97 - 11,53 = 2,44 ke bawah termasuk kategori rendah
Berdasarkan ketentuan tersebut maka dengan melihat deskripsi data
diperoleh kelompok kategori data kenaikan penjualan sebagai berikut:
Tabel 12.
Kategori Frekuensi Kenaikan Penjualan
NO Data Kategori Frekuensi Persentase
(%)
1 0 s/d 2,44 Rendah 5 23,8
2 2,45 s/d 25,5 Sedang 15 71,4
3 25,6 s/d 36,36 Tinggi 1 4,8
Jumlah 21 100%
Sumber: Analisis Data Primer (2014)
Berdasarkan tabel 12, dapat diketahui bahwa dari 21 sampel yang
mengalami kenaikan penjualan pada kategori rendah ada 5 home industry
atau 23,8%, kenaikan jumlah penjualan pada kategori rendah karena
kenaikan yang terjadi dari penjualan awal dan penjualan akhir antara 0-
10 bungkus. Jumlah kategori sedang terdapat 15 home industry atau
71,4%, kenaikan jumlah penjualan paling banyak pada kategori sedang
karena kenaikan yang terjadi dari penjualan awal dan penjualan akhir
antara 10-30 bungkus. Kategori tinggi hanya ada 1 home industry atau
4,8%, karena kenaikan yang terjadi dari penjualan awal dan penjualan
akhir adalah 40 bungkus.
69
3. Kenaikan Jumlah Pelanggan
Tabel 13.
Data Hasil Penelitian Tingkat Kenaikan Pelanggan dari Produsen Susu
Kedelai di Kabupaten Purworejo
No Nama
Jumlah
Pelanggan
Bulan Sekarang
Jumlah
Pelanggan
Bulan Lalu
Tingkat
Kenaikan
Pelanggan
1 Susu Kedelai Bu Yati 10 9 11.11%
2 Susu Kedelai “Murni” 9 9 0.00%
3 Susu Kedelai “Manis” 10 9 11.11%
4 Susu Kedelai “Aneka
Rasa” 10 8 25.00%
5 Susu Kedelai “Barokah” 10 9 11.11%
6 Susu Kedelai Bapak
Tarom 10 9 11.11%
7 Susu Kedelai Bu Salamah 10 9 11.11%
8 Susu Kedelai Bapak Budi 10 8 25.00%
9 Susu Kedelai “Segar” 12 11 9.09%
10 Susu Kedelai Cik Ling 10 9 11.11%
11 Susu Kedelai “Sari
Murni” 13 11 18.18%
12 Susu Kedelai “Sehat” 14 12 16.67%
13 Susu Kedelai “Syeeker” 14 13 7.69%
14 Susu Kedelai Bu Sri 17 15 13.33%
15 Susu Kedelai Galuh Aji 16 14 14.29%
16 Susu Kedelai Bu Giyem 15 13 15.38%
17 Susu Kedelai Bu
Benyamin 15 13 15.38%
18 Susu Kedelai “Yatmi” 16 15 6.67%
19 Sari Susu Kedelai
“Berkah” 25 20 25.00%
20 Susu Kedelai Bapak Ricel 26 24 8.33%
21 Susu Kedelai “Restu” 23 20 15.00%
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
70
Berdasarkan tabel 13, dapat diketahui bahwa kenaikan jumlah
pelanggan menunjukkan bahwa angka tertinggi = 25; angka terendah = 0;
mean = 13,41; median = 11,11; SD = 6,25. Langkah berikutnya adalah
mengidentifikasi kategori skor, yang dilakukan dengan membandingkan
antara rerata hasil penelitian dengan norma yang telah ditentukan dalam
penggolongan berikut :
(Mi + 1 SDi ) ke atas = tinggi
(Mi + 1 SDi ) s/d (Mi - 1 SDi ) = sedang
(Mi - 1 SDi ) ke bawah = rendah
Dimana:
Mi = ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
= ½ ( 18,18 + 6,67 )
= ½ x 24,85
= 12,42
sedangkan
SDi = ½ (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)
= ½ (18,18 – 6,67 )
= ½ x 11,51
= 5,75
Berdasarkan penggolongan tersebut diatas, maka dapat diperoleh
Mi = 18,18 dan SDi = 5,75 dengan demikian maka :
Skor 18,18 + 5,75 = 23,93 ke atas termasuk kategori tinggi
Skor (18,18 + 5,75 = 23,93) s/d (18,18 - 5,75 = 12,43) atau
23,93 s/d 12,43 termasuk kategori sedang
Skor 18,18 - 5,75 = 12,43 ke bawah termasuk kategori rendah
71
Berdasarkan ketentuan tersebut maka dengan melihat deskripsi data
diperoleh kelompok kategori data kenaikan jumlah pelanggan sebagai
berikut :
Tabel 14.
Kategori Frekuensi Kenaikan Jumlah Pelanggan
NO Data Kategori Frekuensi Persentase
(%)
1 0 s/d 12,43 Rendah 11 52,4
2 12,44 s/d 23,93 Sedang 7 33,3
3 23,94 s/d 25,00 Tinggi 3 14,3
Jumlah 21 100%
Sumber: Analisis Data Primer (2014)
Berdasarkan tabel 14, dapat diketahui bahwa dari 21 sampel yang
mengalami kenaikan jumlah pelanggan pada kategori rendah ada 11
home industry atau 52,4%, kenaikan jumlah pelanggan paling banyak
pada kategori rendah karena kenaikan jumlah pelanggan yang terjadi dari
penjualan awal dan penjualan akhir antara 0-1 orang pelanggan saja.
Kategori sedang terdapat 7 home industry atau 33,3% karena kenaikan
jumlah pelanggan yang terjadi dari penjualan awal dan penjualan akhir
antara 1-2 orang pelanggan dan pada kategori tinggi terdapat 3 home
industry atau 14,3% karena kenaikan jumlah pelanggan yang terjadi dari
penjualan awal dan penjualan akhir antara 2-5 orang pelanggan.
D. Prospek Pasar
Prospek pasar merupakan peluang bagi usaha pengolahan susu kedelai
untuk memenuhi permintaan yang semakin beragam baik dalam mutu,
72
bentuk, jenis dan rasa. Volume permintaan susu kedelai diharapkan semakin
meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat Indonesia dan perubahan
pola hidup sehat dalam memenuhi kebutuhan protein nabati.
Didukung kinerja pemasaran yang diukur dengan tercapainya target
penjualan, kenaikan penjualan dan kenaikan jumlah pelanggan, serta prospek
pasar yang baik diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku home
industry susu kedelai, kualitas gizi masyarakat atau pola hidup sehat, dan
menumbuhkan perekonomian sektor home industry pada umumnya.
Penulis dalam penelitian ini, menyebar angket kepada 21 responden
yang termasuk dalam hasil survey yaitu sebagai sampel penelitian. Sebelum
kuisioner dibagikan kepada reponden, peneliti melakukan uji reliabitas dan
validitas terhadap kuisioner untuk melakukan analisis terhadap setiap item
butir pernyataan yang diajukan kepada 6 responden yng diambil secara acak
dan bukan merupakan sampel dalam penelitian. Adapun hasil uji reliabilitas
dan validitas, sebagai berikut:
73
Tabel 15.
Uji Reliabilitas dan Validitas Per Item Kuisioner
No
Soal
Responden Uji Reliabilits Uji Validitas
1 2 3 4 5 6 ri Ket rxy Ket
1 5 5 4 4 5 5 0.92 Reliabel 0.85 Valid
2 5 5 4 5 5 5 0.96 Reliabel 0.93 Valid
3 5 4 4 4 5 5 0.79 Reliabel 0.64 Valid
4 5 4 1 4 4 5 0.95 Reliabel 0.9 Valid
5 5 5 4 5 5 5 0.96 Reliabel 0.93 Valid
6 5 5 4 4 5 5 0.81 Reliabel 0.67 Valid
7 5 5 1 5 4 5 0.85 Reliabel 0.76 Valid
8 5 4 3 4 4 5 0.88 Reliabel 0.78 Valid
9 4 4 3 4 5 4 0.92 Reliabel 0.86 Valid
10 5 5 4 4 5 5 0.92 Reliabel 0.85 Valid
11 5 5 4 5 5 5 0.96 Reliabel 0.93 Valid
12 4 4 4 4 5 4 0.63 Reliabel 0.45 Valid
13 3 4 1 4 4 3 0.91 Reliabel 0.84 Valid
14 5 4 4 4 5 5 0.79 Reliabel 0.64 Valid
15 5 5 4 5 5 5 0.74 Reliabel 0.6 Valid
16 4 4 3 2 5 4 0.79 Reliabel 0.64 Valid
17 4 5 3 4 5 4 0.92 Reliabel 0.86 Valid
18 5 5 4 5 5 5 0.96 Reliabel 0.93 Valid
19 5 5 4 5 5 5 0.96 Reliabel 0.93 Valid
20 4 4 4 4 5 4 0.63 Reliabel 0.45 Valid
21 5 4 2 4 4 5 0.93 Reliabel 0.86 Valid
22 5 5 4 4 5 5 0.81 Reliabel 0.67 Valid
23 4 5 4 4 5 4 0.66 Reliabel 0.49 Valid
24 5 5 4 4 5 5 0.81 Reliabel 0.67 Valid
Sumber : Analisis Data Primer (2014)
Kemudian setelah semua item tersebut dinyatakan valid dan reliabel,
peneliti menyebarkan kuisioner terhadap responden yang telah ditentukan
dalam penelitian ini.
74
Data pengisian kuisioner komponen yang berpengaruh terhadap propek
pasar susu kedelai oleh para produsen susu kedelai diperoleh hasil seperti
pada tabel 16 sebagai berikut:
Tabel 16.
Data Komponen yang Berpengaruh Terhadap Prospek Pasar Susu Kedelai
No
Responden
Jumlah Skor
Pencapaian
Target
Penjualan (X1)
Tingkat
Kenaikan
Penjualan (X2)
Kenaikan
Jumlah
Pelanggan (X3)
Prospek
Pasar (Y)
1 22 21 23 26
2 23 23 22 23
3 27 25 22 23
4 24 19 22 25
5 26 22 24 25
6 22 21 24 27
7 24 24 24 27
8 23 22 22 25
9 22 27 24 25
10 24 26 22 23
11 26 23 25 26
12 26 24 19 23
13 23 25 24 26
14 20 24 24 25
15 27 23 28 26
16 22 26 26 24
17 25 24 22 28
18 22 22 22 25
19 24 25 27 30
20 26 24 23 28
21 22 22 26 23
Rata-rata 23.81 23.43 23.57 25.38
Skor
Tertinggi 27.00 27.00 28.00 30.00
Skor
Terendah 20.00 19.00 19.00 23.00
Sumber : Analisis Data Primer (2013)
75
Berdasarkan tabel 16, dapat diketahui bahwa pada komponen pencapaian
target penjualan diperoleh skor rata-rata 23,81, skor tertinggi 27,00 dan skor
terendah 20,00. Komponen tingkat kenaikan penjualan diperoleh skor rata-rata
23,43, skor tertinggi 27,00 dan skor terendah 19,00. Komponen kenaikan jumlah
pelanggan diperoleh skor rata-rata 23,57, skor tertinggi 28,00 dan skor terendah
19,00. Prospek pasar diperoleh skor rata-rata 25,58, skor tertinggi 30,00 dan skor
terendah 23,00.
E. Korelasi Kinerja Jalur Pemasaran dengan Prospek Pasar
Hasil analisis korelasi untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang
kinerja jalur pemasaran dengan komponen tingkat kenaikan penjualan (X1),
tingkat kenaikan target penjualan (X2) dan kenaikan jumlah pelanggan (X3)
dengan prospek pasar (Y) pada home industry susu kedelai di Kabupaten
Purworejo, Jawa Tengah adalah sebagai berikut :
Tabel Hubungan kinerja jalur pemasaran dengan prospek pasar
Correlations
Tingkat_ Penjualan
Target_ Penjualan
Jumlah_ Pelanggan
Prospek_ Pasar
Tingkat_ Penjualan
Pearson
Correlation 1 ,049 -,070 ,087
Sig. (2-tailed) ,834 ,761 ,708
N 21 21 21 21 Target_ Penjualan
Pearson
Correlation ,049 1 ,123 -,033
Sig. (2-tailed) ,834 ,595 ,888
N 21 21 21 21 Jumlah_ Pelanggan
Pearson
Correlation -,070 ,123 1 ,373
Sig. (2-tailed) ,761 ,595 ,095
N 21 21 21 21 Prospek_ Pasar
Pearson
Correlation ,087 -,033 ,373 1
Sig. (2-tailed) ,708 ,888 ,095 N 21 21 21 21
Sumber : Olah Data Primer (2013)
76
Hasil analisis korelasi tersebut menunjukkan bahwa:
1. Koefisien korelasi target penjualan yang dihasilkan rhitung sebesar 0,033,
dengan taraf signifikan 1% (Sig.p = 0,888) dapat dilihat rtabel adalah
0,549. Hal ini dapat disimpulkan bahwa rhitung (0,033) < rtabel (0,549),
maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara target penjualan terhadap prospek pasar.
2. Koefisien korelasi tingkat penjualan yang dihasilkan rhitung sebesar 0,87,
dengan taraf signifikan 1% (Sig.p = 0,708) dapat dilihat rtabel adalah
0,549. Hal ini dapat disimpulkan bahwa rhitung (0,708) > rtabel (0, 549),
maka Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara tingkat penjualan terhadap prospek pasar.
3. Koefisien korelasi jumlah pelanggan yang dihasilkan rhitung sebesar 0,373,
dengan taraf signifikan 1% (Sig.p = 0,095) dapat dilihat rtabel adalah
0,549. Hal ini dapat disimpulkan bahwa rhitung (0,373) < rtabel (0,549),
maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara jumlah pelanggan terhadap prospek pasar.
Melihat dari ketiga hasil analisis, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kenaikan jumlah penjualan berpengaruh terhadap prospek pasar karena
berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara kenaikan jumlah penjualan terhadap prospek
pasar. Kenaikan jumlah penjualan memberikan pengaruh pada prospek
pasar karena dengan meningkatnya jumlah penjualan yang merupakan
77
salah satu komponen kinerja jalur pemasaran akan meningkatkan prospek
pasar suatu produk dalam hal susu kedelai.
2. Kenaikan target penjualan tidak berpengaruh terhadap prospek pasar
karena berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara kenaikan target penjualan
terhadap prospek pasar. Kenaikan target penjualan yang merupakan salah
satu komponen kinerja jalur pemasaran tidak memberikan pengaruh pada
prospek pasar karena target penjualan belum tentu dicapai oleh produsen
sehingga tidak akan mempengaruhi prospek pasar suatu produk. Target
penjualan yang belum dicapai oleh produsen bisa disebabkan oleh harga
jual yang mahal walaupun kemasan sudah cukup menarik.
3. Kenaikan jumlah pelanggan tidak berpengaruh terhadap prospek pasar
karena berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara kenaikan jumlah pelanggan
terhadap prospek pasar. Kenaikan jumlah pelanggan yang merupakan
salah satu komponen kinerja jalur pemasaran tidak memberikan pengaruh
pada prospek pasar karena kenaikan jumlah pelanggan yang tidak disertai
dengan kenaikan jumlah penjualan belum tentu mempengaruhi prospek
pasar suatu produk. Kenaikan jumlah pelanggan dengan jumlah
penjualan yang tidak meningkat bisa disebabkan oleh jumlah pembelian
yang dilakukan oleh masing-masing pelanggan.
78
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Jalur pemasaran dan kinerja jalur pemasaran susu kedelai produksi home
industry susu kedelai di Kabupaten Purworejo paling banyak yaitu dari
produsen ke pengecer langsung ke konsumen.
2. Kinerja jalur pemasaran susu kedelai produksi home industry susu
kedelai di Kabupaten Purworejo dengan komponen pencapaian target
penjualan (X1) tidak berpengaruh terhadap prospek pasar dengan
ditunjukkan bahwa rhitung (0,033) < rtabel (0,549), sedangkan pada
komponen tingkat kenaikan penjualan (X2) memberikan pengaruh
terhadap prospek pasar ditunjukkan dengan bahwa rhitung (0,708) > rtabel
(0, 549). Komponen tingkat kenaikan jumlah pelanggan (X3) juga tidak
memberikan pengaruh terhadap prospek pasar ditunjukkan bahwa rhitung
(0,373) < rtabel (0,549).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka saran yang dapat
diberikan kepada produsen susu kedelai adalah:
1. Meningkatkan promosi.
Promosi perlu ditingkatkan karena konsumen sebagian besar belum
paham benar manfaat dari susu kedelai. Produsen melakukan inovasi
79
kemasan yang lebih baik sesuai harapan konsumen seperti dengan
mengubah bentuk kemasan disertai testimoni atau pernyataan kepuasan
terhadap produk susu kedelai dari konsumen, tampilan kegunaan dan
lain-lain. Informasi tentang tanpa adanya bahan pengawet pada proses
produksi susu kedelai dan kadaluwarsa atau daya tahan dari produk susu
kedelai, misalnya pada suhu panas kamar, produk susu kedelai akan
tahan selama 8-10 jam. Jika dimasukkan freezer, susu kedelai akan tahan
selama satu minggu.
2. Memperluas pemasaran produk.
Pemasaran produk yang lebih luas akan menyebabkan peningkatan
jumlah pelanggan yang harapannya juga akan meningkatkan jumlah
penjualan. Usaha memperluas pasar dapat dilakukan dengan membuka
cabang baru di daerah lain atau membuat jaringan pedagang pengecer di
daerah lain yang belum dilakukan pemasaran produk susu kedelai
sebelumnya.
3. Memperhatikan kualitas produk.
Kualitas produk perlu dijaga dengan berbagai pertimbangan, salah
satunya adalah daya tahan produk. Dengan pertimbangan ini, produsen
harus menentukan berbagai strategi untuk menjaga kualitas produk yaitu
dengan jalur pemasaran sederhana agar produk segera sampai kepada
konsumen. Strategi lain yang dapat dipilih oleh produsen susu kedelai
adalah teknologi pengawetan menggunakan mesin pendingin. Produk
susu kedelai yang dipasarkan adalah susu kedelai yang sudah membeku.
80
DAFTAR PUSTAKA
Agriculture Technical Mission Republic of China. 2004. Analisis Kinerja
Pemasaran Terhadap Prospek Pasar Susu Kambing di Desa Toyomarto
Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
Amran Aprizal Hasibuan. 2010. Analisis Pengaruh Faktor Eksternal dan
Terhadap Keputusan Pembelian Susu “Sari Kedelai Bu Ade” Di
Yogyakarta Jalan Panuluh 379A. Condongcatur.
Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Badan Agribisnis Deptan.1999. Penyusunan Rancangan Standisasi Prosedur dan
Cara Uji Serta Standar Komponen Alsin. Jakarta
Badan Pusat Statistik. 2011. Purworejo dalam Angka. Purworejo.
Basu Swasta. 2000. Manajemen Penjualan. Yogyakarta : Penerbit BPFI
_________ . 2000. Azas-Azas Marketing. Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE
_________ . 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua, Cetakan kedelapan.
Jakarta: Penerbit Liberty.
Ferdinand, A. 2002. Structural Equation Modelling Dalam Penelitian
Manajemen.Semarang: UNDIP
Guslimin B .2002. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Variabel Marketing Mix
yang dilaksanakan pada Counter Sizzling Hot Plate, Food Court Taman
Anggrek. Jakarta Barat
Keegan, Warren, J. 2003. Saluran Distribusi; All Management Insight, Catatan
perkuliahan. http://www.informasiku.com/2011/04/saluran-distribusi-definisi-
fungsi-dan.html.Di akses: 20 Oktober 2013
Knight . 2000
Kotler dan Amstrong. 2003. Dasar-dasar Manajemen Pemasaran. Jakarta:
Penerbit PT. Indeks.
__________________ . 1997. Dasar-dasar Pemasaran. Alih Bahasa Alexander
Sindoro. Jilid 1. Jakarta: PT. Prenhalindo.
81
Kotler, Philip. 2003. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan,
Implementasi dan Kontrol. Edisi 9. Jakarta: PT. Prenhalindo
_____________ . 2005. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian. Alih Bahasa. Edisi Milenium. Jakarta: PT.
Prenhalindo.
_____________ . 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT. Salemba Empat.
Kotler, Philip & Kevin Lane Kaller. 2006. Marketing Management. Twelfth
Edition. Pearson.
Margono, 2004 , Metodologi Penelitian Pendidikan. Penerbit RINEKA CIPTA.
Jakarta.
Nitisemitro, 1993, Saluran Distribusi; All Management Insight, Catatan
perkuliahan.
http://www.informasiku.com/2011/04/saluran-distribusi-definisi-fungsi-an.html.
Di akses : 20 Oktober 2013.
Pelham, Alfred M., 1997, “Mediating Influences on the Relationship Between
Market Orientation and Profitability in Small Industrial Firms”, Journal of
Marketing Theory and Practice, Summer.p.55-76.
Singarimbun, M. dan S. Effendi. 1995. Metodologi Penelitian Survey. Jakarta:
LP3ES.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung
Alfabeta
Winardi. 1989. Strategi Pemasaran (Marketing Strategy). Bandung: Mandar Maju
82
LAMPIRAN
Kuisioner
KUISIONER PENGARUH KINERJA JALUR PEMASARAN TERHADAP
PROSPEK PASAR HOME INDUSTRI SUSU KEDELAI
(Study Kasus Pada Home Industri Susu Kedelai Di Kabupaten
Purworejo)
Dalam rangka penelitian yang tengah kami lakukan, kami memohon Anda dapat meluangkan
waktu sejenak untuk mengisi kuisioner ini. Jawaban yang jujur yang Anda berikan sangat
berguna bagi penelitian yang sedang dilakukan. Atas perhatian Anda yang telah berkenan
mengisi kuisioner ini kami ucapkan terima kasih.
Identitas
Nama
Alamat
:
:
Petunjuk Pengisian,
Pada setiap nomor pernyataan berilah tanda tepat pada kolom yang tersedia () sesuai
dengan penilaian Anda pada setiap pernyataan yang berkaitan dengan home industri susu
kedelai.
Keterangan Jawaban:
Sangat tidak setuju -- (STS) = skor 1
Tidak setuju -- (TS) = skor 2
Kurang setuju/Netral -- (KS) = skor 3
Setuju -- (S) = skor 4
Sangat setuju -- (SS) = skor 5
No PERNYATAAN STS TS KS S SS
PENCAPAIAN TARGET PENJUALAN
1. Jumlah produk yang terjual sebanyak 120 bungkus per hari
2. Target penjualan dalam sehari sebanyak 120 bungkus
3. Promosi dan perluasan wilayah pemasaran telah dilakukan untuk
mencapai target
4. Persaingan dengan pedagang lain maupun produk lain
merupakan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target
5. Jalur pemasaran mempengaruhi waktu yang dibutuhkan dalam
penyampaian produk ke konsumen
6. Daya tahan produk mempengaruhi penentuan jalur pemasaran
Kuisioner
No PERNYATAAN STS TS KS S SS
TINGKAT KENAIKAN PENJUALAN
1. Jumlah produk yang terjual dalam tiap pekan rata-rata
mengalami peningkatan
2. Tingkat kenaikan penjualan mengalami perubahan sesuai dengan
permintaan pasar
3. Memperbanyak agen untuk wilayah yang tidak terjangkau untuk
meningkatkan penjualan
4. Memperbanyak kerja sama dengan pengecer merupakan usaha
yang sudah dilakukan untuk menaikkan tingkat penjualan
5. Daya saing tinggi di antara pedagang pengecer merupakan
kendala yang dihadapi dalam meningkatkan penjualan
6. Intensitas kegiatan promosi yang kurang merupakan salah satu
penyebab rendahnya tingkat penjualan
TINGKAT KENAIKAN JUMLAH PELANGGAN
1. Ada peningkatan jumlah pelanggan pada setiap pekannya
2. Tingkat kenaikan jumlah pelanggan dipengaruhi oleh jumlah
pedagang pengecer yang mau bekerja sama
3. Kegiatan promosi dilakukan sebagai usaha untuk menaikkan
jumlah pelanggan
4. Produk substitusi yang ada di pasar menjadi salah satu kendala
yang dihadapi dalam menaikkan jumlah pelanggan
5. Jumlah produk yang didistribusikan pada pedagang pengecer
merupakan salah satu faktor pendukung dalam menaikkan
jumlah pelanggan
6. Daya tahan produk menjadi salah satu faktor penentu keputusan
pelanggan untuk membeli produk yang akan berpengaruh
terhadap kenaikan jumlah pelanggan
Kuisioner
No PERNYATAAN STS TS KS S SS
PROSPEK PASAR
1. Minat pelanggan terhadap produk susu kedelai menjadi faktor
penentu prospek pasar
2. Jumlah pesaing dalam satu wilayah menjadi faktor penentu
prospek pasar
3. Tingkat penyebaran tempat penjualan yang sudah dijangkau
menjadi faktor penentu prospek pasar dalam hal
mempertahankan kualitas dan keberlangsungan usaha
4. Daerah-daerah yang belum terjangkau pemasaran menjadi faktor
penentu prospek pasar dalam hal perluasan jangkauan pemasaran
5. Kegiatan promosi yang dapat menarik minat pelanggan menjadi
faktor pendukung prospek pasar
6. Menciptakan teknologi untuk mempertahankan kualitas produk
akan menjadi faktor pendukung prospek pasar
83
Lampiran 3
Jalur Pemasaran Home industry Susu Kedelai
di Kabupaten Purworejo
No Nama Jalur Pemasaran Nama Pasar
1 Susu Kedelai Bu Yati Produsen - Konsumen Kutoarjo
2 Susu Kedelai “Murni” Produsen - Konsumen Grabag
3 Susu Kedelai “Manis” Produsen – Konsumen Kutoarjo
4 Susu Kedelai “Aneka
Rasa” Produsen – Konsumen Kutoarjo
5 Susu Kedelai “Barokah” Produsen – Konsumen Kutoarjo
6 Susu Kedelai Bapak
Tarom Produsen – Konsumen Purworejo
7 Susu Kedelai Bu
Salamah Produsen – Konsumen Purworejo
8 Susu Kedelai Bapak
Budi Produsen – Konsumen Butuh
9 Susu Kedelai “Segar” Produsen – Konsumen Purworejo
10 Susu Kedelai Cik Ling Produsen – Konsumen Kutoarjo
11 Susu Kedelai “Sari
Murni”
Produsen – Pengecer –
Konsumen Kutoarjo
12 Susu Kedelai “Sehat” Produsen – Pengecer –
Konsumen Grabag
13 Susu Kedelai “Syeeker” Produsen – Pengecer –
Konsumen Purworejo
14 Susu Kedelai Bu Sri Produsen – Pengecer –
Konsumen Bener
15 Susu Kedelai Galuh Aji Produsen – Pengecer –
Konsumen Krendetan
16 Susu Kedelai Bu Giyem Produsen – Pengecer –
Konsumen Grabag
17 Susu Kedelai Bu
Benyamin
Produsen – Pedagang Besar
– Pengecer - Konsumen Grabag
18 Susu Kedelai “Yatmi” Produsen – Pedagang Besar
– Pengecer – Konsumen Butuh
19 Sari Susu Kedelai
“Berkah”
Produsen – Pedagang Besar
– Pengecer – Konsumen Purworejo
20 Susu Kedelai Bapak
Ricel
Produsen – Pedagang Besar
– Pengecer – Konsumen Purworejo
21 Susu Kedelai “Restu” Produsen – Pedagang Besar
– Pengecer - Konsumen Purworejo
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
84
Lampiran 4
Data Hasil Penelitian Tingkat kenaikan penjualan dari Produsen Susu Kedelai
di Kabupaten Purworejo
No Nama Penjualan Bulan
Sekarang
Penjualan Bulan
Lalu
Kenaikan
Penjualan
1 Susu Kedelai Bu Yati 15 liter (150 bks) 15 liter (130bks) 15.38%
2 Susu Kedelai “Murni” 15 liter (150 bks) 15 liter (120bks) 25.00%
3 Susu Kedelai “Manis” 15 liter (150 bks) 15 liter (140bks) 7.14%
4 Susu Kedelai “Aneka
Rasa” 15 liter (150 bks) 15 liter (120bks) 25.00%
5 Susu Kedelai
“Barokah” 15 liter (150 bks) 15 liter (110bks) 36.36%
6 Susu Kedelai Bapak
Tarom 10 liter (100 bks) 10 liter (90bks) 11.11%
7 Susu Kedelai Bu
Salamah 15 liter (150 bks) 15 liter (150bks) 0.00%
8 Susu Kedelai Bapak
Budi 10 liter (100 bks) 10 liter (80 bks) 25.00%
9 Susu Kedelai “Segar” 15 liter (150 bks) 15 liter (150bks) 0.00%
10 Susu Kedelai Cik Ling 15 liter (150 bks) 15 liter (150bks) 0.00%
11 Susu Kedelai “Sari
Murni” 20 liter (200bks) 20 liter (170bks) 17.65%
12 Susu Kedelai “Sehat” 20 liter (200bks) 20 liter (190bks) 5.26%
13 Susu Kedelai
“Syeeker” 17 liter (170 bks) 17 liter (170bks) 0.00%
14 Susu Kedelai Bu Sri 20 liter (200bks) 20 liter (180bks) 11.11%
15 Susu Kedelai Galuh
Aji 20 liter (200bks) 20 liter (180bks) 11.11%
16 Susu Kedelai Bu
Giyem 17 liter (170 bks) 17 liter (150bks) 13.33%
17 Susu Kedelai Bu
Benyamin 25 liter (250bks) 25 liter (230bks) 8.70%
18 Susu Kedelai “Yatmi” 25 liter (250bks) 25 liter (240bks) 4.17%
19 Sari Susu Kedelai
“Berkah” 35 liter (350bks) 35 liter (340bks) 2.94%
20 Susu Kedelai Bapak
Ricel 30 liter (300bks) 30 liter (290bks) 3.45%
21 Susu Kedelai “Restu” 25 liter (250bks) 25 liter (250bks) 0.00%
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
85
Distribusi Frekuensi Tingkat Kenaikan Penjualan
Statistics Tingkat_Kenaikan_Penjualan N Valid 21
Missing 0 Mean 10,6052 Median 8,7000 Mode ,00 Std. Deviation 10,30408 Sum 222,71
Tingkat_Kenaikan_Penjualan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid ,00 5 23,8 23,8 23,8
2,94 1 4,8 4,8 28,6 3,45 1 4,8 4,8 33,3 4,17 1 4,8 4,8 38,1 5,26 1 4,8 4,8 42,9 7,14 1 4,8 4,8 47,6 8,70 1 4,8 4,8 52,4 11,11 3 14,3 14,3 66,7 13,33 1 4,8 4,8 71,4 15,38 1 4,8 4,8 76,2 17,65 1 4,8 4,8 81,0 25,00 3 14,3 14,3 95,2 36,36 1 4,8 4,8 100,0 Total 21 100,0 100,0
86
Lampiran 5
Data Hasil Penelitian Kenaikan Target Penjualan dari Produsen Susu
Kedelai di Kabupaten Purworejo
No Nama Target Penjualan
Bulan Sekarang
Target
Penjualan Bulan
Lalu
Kenaikan
Target
Penjualan
1 Susu Kedelai Bu Yati 15 liter (150 bks) 12 liter (120bks) 25.00%
2 Susu Kedelai “Murni” 15 liter (150 bks) 12 liter (120bks) 25.00%
3 Susu Kedelai “Manis” 15 liter (150 bks) 12 liter (120bks) 25.00%
4 Susu Kedelai “Aneka
Rasa” 15 liter (150 bks) 13 liter (130bks) 15.38%
5 Susu Kedelai
“Barokah” 15 liter (150 bks) 12 liter (120bks) 25.00%
6 Susu Kedelai Bapak
Tarom 10 liter (100 bks) 8 liter (80bks) 25.00%
7 Susu Kedelai Bu
Salamah 15 liter (150 bks) 12 liter (120bks) 25.00%
8 Susu Kedelai Bapak
Budi 10 liter (100 bks) 7 liter (70 bks) 42.86%
9 Susu Kedelai “Segar” 15 liter (150 bks) 12 liter (120bks) 25.00%
10 Susu Kedelai Cik Ling 15 liter (150 bks) 10 liter (100bks) 50.00%
11 Susu Kedelai “Sari
Murni” 20 liter (200bks) 17 liter (170bks) 17.65%
12 Susu Kedelai “Sehat” 20 liter (200bks) 15 liter (150bks) 33.33%
13 Susu Kedelai
“Syeeker” 17 liter (170 bks) 12 liter (120bks) 41.67%
14 Susu Kedelai Bu Sri 20 liter (200bks) 15 liter (150bks) 33.33%
15 Susu Kedelai Galuh
Aji 20 liter (200bks) 15 liter (150bks) 33.33%
16 Susu Kedelai Bu
Giyem 17 liter (170 bks) 12 liter (120bks) 41.67%
17 Susu Kedelai Bu
Benyamin 25 liter (250bks) 20 liter (200bks) 25.00%
18 Susu Kedelai “Yatmi” 25 liter (250bks) 22 liter (220bks) 13.64%
19 Sari Susu Kedelai
“Berkah” 35 liter (350bks) 30 liter (300bks) 16.67%
20 Susu Kedelai Bapak
Ricel 30 liter (300bks) 25 liter (250bks) 20.00%
21 Susu Kedelai “Restu” 25 liter (250bks) 22 liter (220bks) 13.64%
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
87
Distribusi Frekuensi Pencapaian Target Penjualan
Statistics Kenaikan_Target_Penjualan N Valid 21
Missing 0 Mean 27,2938 Median 25,0000 Mode 25,00 Std. Deviation 10,23837 Sum 573,17
Kenaikan_Target_Penjualan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 13,64 2 9,5 9,5 9,5
15,38 1 4,8 4,8 14,3
16,67 1 4,8 4,8 19,0
17,65 1 4,8 4,8 23,8
20,00 1 4,8 4,8 28,6
25,00 8 38,1 38,1 66,7
33,33 3 14,3 14,3 81,0
41,67 2 9,5 9,5 90,5
42,86 1 4,8 4,8 95,2
50,00 1 4,8 4,8 100,0
Total 21 100,0 100,0
88
Lampiran 6
Data Hasil Penelitian Tingkat Kenaikan Pelanggan dari Produsen Susu
Kedelai di Kabupaten Purworejo
No Nama
Jumlah
Pelanggan
Bulan Sekarang
Jumlah
Pelanggan
Bulan Lalu
Tingkat
Kenaikan
Pelanggan
1 Susu Kedelai Bu Yati 10 9 11.11%
2 Susu Kedelai “Murni” 9 9 0.00%
3 Susu Kedelai “Manis” 10 9 11.11%
4 Susu Kedelai “Aneka
Rasa” 10 8 25.00%
5 Susu Kedelai “Barokah” 10 9 11.11%
6 Susu Kedelai Bapak
Tarom 10 9 11.11%
7 Susu Kedelai Bu Salamah 10 9 11.11%
8 Susu Kedelai Bapak Budi 10 8 25.00%
9 Susu Kedelai “Segar” 12 11 9.09%
10 Susu Kedelai Cik Ling 10 9 11.11%
11 Susu Kedelai “Sari
Murni” 13 11 18.18%
12 Susu Kedelai “Sehat” 14 12 16.67%
13 Susu Kedelai “Syeeker” 14 13 7.69%
14 Susu Kedelai Bu Sri 17 15 13.33%
15 Susu Kedelai Galuh Aji 16 14 14.29%
16 Susu Kedelai Bu Giyem 15 13 15.38%
17 Susu Kedelai Bu
Benyamin 15 13 15.38%
18 Susu Kedelai “Yatmi” 16 15 6.67%
19 Sari Susu Kedelai
“Berkah” 25 20 25.00%
20 Susu Kedelai Bapak Ricel 26 24 8.33%
21 Susu Kedelai “Restu” 23 20 15.00%
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
89
Distribusi Frekuensi Kenaikan Jumlah Pelanggan
Statistics Tingkat_Kenaikan_Pelanggan N Valid 21
Missing 0 Mean 13,4129 Median 11,1100 Mode 11,11 Std. Deviation 6,25147 Sum 281,67
Tingkat_Kenaikan_Pelanggan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid ,00 1 4,8 4,8 4,8
6,67 1 4,8 4,8 9,5
7,69 1 4,8 4,8 14,3
8,33 1 4,8 4,8 19,0
9,09 1 4,8 4,8 23,8
11,11 6 28,6 28,6 52,4
13,33 1 4,8 4,8 57,1
14,29 1 4,8 4,8 61,9
15,00 1 4,8 4,8 66,7
15,38 2 9,5 9,5 76,2
16,67 1 4,8 4,8 81,0
18,18 1 4,8 4,8 85,7
25,00 3 14,3 14,3 100,0
Total 21 100,0 100,0
90
Lampiran 7
Data Hasil Penelitian Tingkat Kenaikan Penjualan dari Produsen Susu Kedelai
di Kabupaten Purworejo
No Responden Skor Per Item
Jumlah Skor 1 2 3 4 5 6
1 4 1 5 4 4 4 22
2 4 2 4 5 4 4 23
3 5 3 5 5 5 4 27
4 4 3 5 4 4 4 24
5 4 4 4 5 4 5 26
6 4 1 4 5 4 4 22
7 4 2 5 4 5 4 24
8 4 2 4 5 4 4 23
9 5 1 4 3 4 5 22
10 4 3 4 4 4 5 24
11 5 3 5 4 4 5 26
12 4 5 4 3 5 5 26
13 3 2 4 5 5 4 23
14 3 3 4 4 2 4 20
15 5 5 5 5 4 3 27
16 5 1 4 3 4 5 22
17 3 3 5 4 5 5 25
18 3 2 3 5 5 4 22
19 4 3 4 4 4 5 24
20 5 5 4 4 4 4 26
21 3 5 4 5 2 3 22
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
91
Lampiran 8
Data Hasil Penelitian Tingkat Kenaikan Target Penjualan dari Produsen Susu
Kedelai di Kabupaten Purworejo
No Responden Skor Per Item
Jumlah Skor 1 2 3 4 5 6
1 3 4 3 4 4 3 21
2 3 4 2 5 5 4 23
3 4 4 3 5 5 4 25
4 3 4 3 3 3 3 19
5 4 4 3 4 4 3 22
6 3 4 3 3 4 4 21
7 3 4 5 5 3 4 24
8 3 4 2 5 4 4 22
9 4 5 5 5 4 4 27
10 3 5 4 5 5 4 26
11 4 5 4 5 3 2 23
12 4 5 5 5 4 1 24
13 4 4 4 4 5 4 25
14 3 5 4 4 4 4 24
15 4 2 5 5 3 4 23
16 4 5 5 5 4 3 26
17 3 5 5 5 4 2 24
18 3 4 3 4 4 4 22
19 3 5 4 5 4 4 25
20 3 5 4 4 4 4 24
21 2 5 3 4 5 3 22
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
92
Lampiran 9
Data Hasil Penelitian Tingkat Kenaikan Jumlah Pelanggan dari Produsen Susu
Kedelai di Kabupaten Purworejo
No Responden Skor Per Item
Jumlah Skor 1 2 3 4 5 6
1 3 5 4 4 5 2 23
2 4 4 4 3 4 3 22
3 3 5 4 3 4 3 22
4 3 5 4 4 4 2 22
5 4 5 4 4 5 2 24
6 4 5 4 4 5 2 24
7 4 4 4 4 5 3 24
8 3 5 3 3 5 3 22
9 4 4 4 3 4 5 24
10 3 5 4 3 4 3 22
11 3 5 4 3 5 5 25
12 3 4 4 2 3 3 19
13 4 2 5 4 5 4 24
14 4 4 4 3 4 5 24
15 4 4 5 5 5 5 28
16 5 5 5 4 2 5 26
17 2 4 4 3 4 5 22
18 3 5 3 3 5 3 22
19 3 5 5 4 5 5 27
20 3 5 3 4 4 4 23
21 5 5 4 4 4 4 26
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
93
Lampiran 10
Data Hasil Penelitian Prospek Pasar dari Produsen Susu Kedelai
di Kabupaten Purworejo
No Responden Skor Per Item
Jumlah Skor 1 2 3 4 5 6
1 4 3 4 5 5 5 26
2 4 4 3 3 5 4 23
3 4 4 3 4 4 4 23
4 4 4 4 5 4 4 25
5 4 4 3 5 5 4 25
6 5 4 3 5 5 5 27
7 5 4 4 4 5 5 27
8 4 4 3 5 5 4 25
9 5 4 4 4 4 4 25
10 4 4 3 4 4 4 23
11 5 3 5 4 4 5 26
12 5 5 3 3 2 5 23
13 5 4 4 4 4 5 26
14 5 4 4 4 4 4 25
15 3 4 4 5 5 5 26
16 4 3 5 2 5 5 24
17 5 5 5 4 4 5 28
18 4 4 3 5 5 4 25
19 5 5 5 5 5 5 30
20 5 4 5 4 5 5 28
21 5 5 4 3 4 2 23
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
94
Lampiran 11
Data Hasil Pengujian Kuisioner pada Uji Reliabitas dan Validitas
a. Jawaban Kuisioner
No Soal Responden
1 2 3 4 5 6
1 SS SS SS S S SS
2 SS SS SS S SS SS
3 SS S SS S S SS
4 SS S SS STS S S
5 SS SS SS S SS SS
6 SS SS S S S SS
7 SS SS KS STS SS S
8 SS S S KS S S
9 S S S KS S SS
10 SS SS SS S S SS
11 SS SS SS S SS SS
12 S S SS S S SS
13 KS S S STS S S
14 SS S SS S S SS
15 SS SS S S SS SS
16 S S S KS TS SS
17 S SS SS KS S SS
18 SS SS SS S SS SS
19 SS SS SS S SS SS
20 S S SS S S SS
21 SS S SS TS S S
22 SS SS S S S SS
23 S SS S S S SS
24 SS SS S S S SS
95
b. Skor Jawaban Kuisioner serta Uji Reliabitas
No
Soal
Responden Uji Reliabilits Uji Validitas
1 2 3 4 5 6 ri Ket rxy Ket
1 5 5 4 4 5 5 0.92 Reliabel 0.85 Valid
2 5 5 4 5 5 5 0.96 Reliabel 0.93 Valid
3 5 4 4 4 5 5 0.79 Reliabel 0.64 Valid
4 5 4 1 4 4 5 0.95 Reliabel 0.9 Valid
5 5 5 4 5 5 5 0.96 Reliabel 0.93 Valid
6 5 5 4 4 5 5 0.81 Reliabel 0.67 Valid
7 5 5 1 5 4 5 0.85 Reliabel 0.76 Valid
8 5 4 3 4 4 5 0.88 Reliabel 0.78 Valid
9 4 4 3 4 5 4 0.92 Reliabel 0.86 Valid
10 5 5 4 4 5 5 0.92 Reliabel 0.85 Valid
11 5 5 4 5 5 5 0.96 Reliabel 0.93 Valid
12 4 4 4 4 5 4 0.63 Reliabel 0.45 Valid
13 3 4 1 4 4 3 0.91 Reliabel 0.84 Valid
14 5 4 4 4 5 5 0.79 Reliabel 0.64 Valid
15 5 5 4 5 5 5 0.74 Reliabel 0.6 Valid
16 4 4 3 2 5 4 0.79 Reliabel 0.64 Valid
17 4 5 3 4 5 4 0.92 Reliabel 0.86 Valid
18 5 5 4 5 5 5 0.96 Reliabel 0.93 Valid
19 5 5 4 5 5 5 0.96 Reliabel 0.93 Valid
20 4 4 4 4 5 4 0.63 Reliabel 0.45 Valid
21 5 4 2 4 4 5 0.93 Reliabel 0.86 Valid
22 5 5 4 4 5 5 0.81 Reliabel 0.67 Valid
23 4 5 4 4 5 4 0.66 Reliabel 0.49 Valid
24 5 5 4 4 5 5 0.81 Reliabel 0.67 Valid
96
Lampiran 12
Data Profil Produsen Home industry Susu Kedelai
No Nama Umur Pendidikan Alamat
1 Susu Kedelai Bu Yati 39 SMA Pacor
2 Susu Kedelai “Murni” 31 SMA SenepoTimur
3 Susu Kedelai “Manis” 73 SD Pereng
4 Susu Kedelai “Aneka Rasa” 33 SMA Kutoarjo
5 Susu Kedelai “Barokah” 42 SMA Semawung
6 Susu Kedelai Bapak Tarom 49 STM Sidomulyo
7 Susu Kedelai Bu Salamah 32 SMA Pendem
8 Susu Kedelai Bapak Budi 45 SMK Katerban
9 Susu Kedelai “Segar” 28 SMA Kedungsari
10 Susu Kedelai Cik Ling 51 SMA Pereng
11 Susu Kedelai “Sari Murni” 22 SMA Kutoarjo
12 Susu Kedelai “Sehat” 41 SMA Senepo
13 Susu Kedelai “Syeeker” 29 SMA Kedungsari
14 Susu Kedelai Bu Sri 43 SMA Loano
15 Susu Kedelai Galuh Aji 54 SMA Banyuasin
16 Susu Kedelai Bu Giyem 70 SMP Tursino
17 Susu Kedelai Bu Benyamin 61 SMA Senepo
18 Susu Kedelai “Yatmi” 32 SMA Katerban
19 Sari Susu Kedelai “Berkah” 30 SMA Kledung Kradenan
20 Susu Kedelai Bapak Ricel 40 SMA Brengkelan
21 Susu Kedelai “Restu” 35 SMA Purwosari
Sumber : Analisis Data Primer, 2013