pengaruh kompetensi dan overconfidence keputusan investasi ... · pengambilan keputusan publik,...

14
ISSN: 2301-797X Volume: 6 No. 2 - Desember 2017 Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 288 A. PENDAHULUAN Fahmi dan Hadi (2009:41) menjelaskan bahwa pasar modal merupakan tempat berbagai pihak, khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasu (bond) dengan tujuan dari hasil tersebut nantinya akan digunakan sebagai tambahan dana atau memperkuat modal perusahaan. Adanya pasar modal sebagai salah satu pelaku ekonomi nasional memiliki fungsi intermediasi yaitu menjembatani antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang kelebihan modal, serta memperbanyak pilihan sumber dana bagi perusahaan swasta dan pemerintah. Masyarakat Indonesia seringkali mudah terbuai dengan berbagai janji tingkat pengembalian yang tinggi tanpa mempelajari bagaimana perusahaan atau investasi tersebut beroperasi.Satu hal yang juga dilupakan oleh mereka para investor adalah sisi mata uang lainnya dalam berinvestasi, yaitu resiko. Karena hampir dipastikan bahwa tidak ada investasi yang memberikan keuntungan sangat fantastis tapi tidak memiliki resiko sama sekali. Oleh karenanya, prilaku keuangan individu dalam berinvestasi sangatlah penting. Costa, Mineto, dan Silva (2008) melakukan replikasi dari penelitian Weber dan Camerer (1998) tentang efek disposisi dengan mengguna- kan metode eksperimen akan tetapi ditambah variabel gender. Secara umum gender dilibatkan dalam tindakan pengambilan risiko (Byrnes et al., 1999). Eksperimen efek disposisi oleh Weber dan Camerer (1998) mengatakan untuk menilai keuntungan saham (gains) dan kerugian saham (losses) relatif pada titik awal harga beli. Hasil studi mereka menunjukkan investor yang tidak menyukai risiko cenderung untung (gains), dan investor menyukai risiko cenderung rugi (losses).Kemudian dengan mempertimbangkan gender, hasil studi laki laki, sehingga otak laki- laki dan perempuan membuat perubahan efek disposisi yang signifikan.61% perempuan membeli setelah saham-saham bergerak naik. Mereka pikir kenaikan itu akan tetap naik di masa depan (positif autokorelasi). 34% laki-laki memperlihatkan perilaku yang konsisten dengan mean–reversion (negatif autokorelasi). Ekspe- rimen pada studi mereka memperlihatkan para perempuan tidak memegang saham-saham yang losses dan menjual saham-saham yang winner seperti perubahan reference point dari harga jual kepada harga sebelumnya.Namun demikian, karakteristik individu dan gender masih belum optimal bila tidak diikuti oleh keadaan pasar serta informasi-informasi yang mempengaruhi efek disposisi investor individu. PENGARUH KOMPETENSI DAN OVERCONFIDENCE INVESTOR TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI INVESTOR SAHAM DI KOTA MEDAN Al Firah Dosen Tetap Universitas Dharmawangsa Medan ABSTRACT An investor’ decision to invest is influenced by competence, and investors’ overconfidence. The formulation of the problem was whether competence, investor’ overconfidence influenced stock investors’ decision to invest in Medan. The objective of the research was to analyze the influence of competence and investor’ overconfidence on stock investors’ decision to invest in Medan. The result of research showed that the competence, and investors’ overconfidence directly and indirectly influenced investors’ decision to invest. The variable of demography competence, overconfidencehad positive significant influence on investors’ decision to invest. The data gathered by conducting interviews, questionnaires, and documentary study and analyzed by using Structural Equation Model through Partial Least Square analysis at α=5%. The conclucion of the research was that stock investors’ decision to invest in Medan was influenced by competence, more significat than the other variables which indicated that investors in Medan prioritized competence in making decision to invest. Its implication was that it was important for security to socialize competence and investor’s overconfidence and give better recommendation concerning decision to invest. Investors should strengthen competence and overconfidence in order to produce the expected decision to invest. Keyword: Competence Investors’ Overconfidence, Investors’ Decision to Invest

Upload: others

Post on 29-Oct-2019

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KOMPETENSI DAN OVERCONFIDENCE KEPUTUSAN INVESTASI ... · pengambilan keputusan publik, termasuk di antaranya adalah dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Investasi di

ISSN: 2301-797X Volume: 6 No. 2 - Desember 2017

 

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 288

A. PENDAHULUAN

Fahmi dan Hadi (2009:41) menjelaskan bahwa pasar modal merupakan tempat berbagai pihak, khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasu (bond) dengan tujuan dari hasil tersebut nantinya akan digunakan sebagai tambahan dana atau memperkuat modal perusahaan. Adanya pasar modal sebagai salah satu pelaku ekonomi nasional memiliki fungsi intermediasi yaitu menjembatani antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang kelebihan modal, serta memperbanyak pilihan sumber dana bagi perusahaan swasta dan pemerintah.

Masyarakat Indonesia seringkali mudah terbuai dengan berbagai janji tingkat pengembalian yang tinggi tanpa mempelajari bagaimana perusahaan atau investasi tersebut beroperasi.Satu hal yang juga dilupakan oleh mereka para investor adalah sisi mata uang lainnya dalam berinvestasi, yaitu resiko. Karena hampir dipastikan bahwa tidak ada investasi yang memberikan keuntungan sangat fantastis tapi tidak memiliki resiko sama sekali. Oleh karenanya, prilaku keuangan individu dalam berinvestasi sangatlah penting.

Costa, Mineto, dan Silva (2008) melakukan replikasi dari penelitian Weber dan Camerer (1998) tentang efek disposisi dengan mengguna-

kan metode eksperimen akan tetapi ditambah variabel gender. Secara umum gender dilibatkan dalam tindakan pengambilan risiko (Byrnes et al., 1999). Eksperimen efek disposisi oleh Weber dan Camerer (1998) mengatakan untuk menilai keuntungan saham (gains) dan kerugian saham (losses) relatif pada titik awal harga beli. Hasil studi mereka menunjukkan investor yang tidak menyukai risiko cenderung untung (gains), dan investor menyukai risiko cenderung rugi (losses).Kemudian dengan mempertimbangkan gender, hasil studi laki laki, sehingga otak laki-laki dan perempuan membuat perubahan efek disposisi yang signifikan.61% perempuan membeli setelah saham-saham bergerak naik. Mereka pikir kenaikan itu akan tetap naik di masa depan (positif autokorelasi). 34% laki-laki memperlihatkan perilaku yang konsisten dengan mean–reversion (negatif autokorelasi). Ekspe-rimen pada studi mereka memperlihatkan para perempuan tidak memegang saham-saham yang losses dan menjual saham-saham yang winner seperti perubahan reference point dari harga jual kepada harga sebelumnya.Namun demikian, karakteristik individu dan gender masih belum optimal bila tidak diikuti oleh keadaan pasar serta informasi-informasi yang mempengaruhi efek disposisi investor individu.

PENGARUH KOMPETENSI DAN OVERCONFIDENCE INVESTOR TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI INVESTOR SAHAM DI KOTA MEDAN

Al Firah

Dosen Tetap Universitas Dharmawangsa Medan

ABSTRACT

An investor’ decision to invest is influenced by competence, and investors’ overconfidence. The formulation of the problem was whether competence, investor’ overconfidence influenced stock investors’ decision to invest in Medan. The objective of the research was to analyze the influence of competence and investor’ overconfidence on stock investors’ decision to invest in Medan. The result of research showed that the competence, and investors’ overconfidence directly and indirectly influenced investors’ decision to invest. The variable of demography competence, overconfidencehad positive significant influence on investors’ decision to invest. The data gathered by conducting interviews, questionnaires, and documentary study and analyzed by using Structural Equation Model through Partial Least Square analysis at α=5%. The conclucion of the research was that stock investors’ decision to invest in Medan was influenced by competence, more significat than the other variables which indicated that investors in Medan prioritized competence in making decision to invest. Its implication was that it was important for security to socialize competence and investor’s overconfidence and give better recommendation concerning decision to invest. Investors should strengthen competence and overconfidence in order to produce the expected decision to invest. Keyword: Competence Investors’ Overconfidence, Investors’ Decision to Invest

Page 2: PENGARUH KOMPETENSI DAN OVERCONFIDENCE KEPUTUSAN INVESTASI ... · pengambilan keputusan publik, termasuk di antaranya adalah dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Investasi di

ISSN: 2301-797X Volume: 6 No. 2 - Desember 2017

 

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 289

Perempuan di negara berkembang ternyata memiliki andil cukup besar dalam menangani masalah kemiskinan. Oleh karena itu penting untuk melibatkan perempuan dalam proses pengambilan keputusan publik, termasuk di antaranya adalah dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Investasi di pasar modal akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan perempuan dalam memanfaatkan fasilitas pasar modal untuk menambah pendapatan keluarga.

Hasil penelitan Rahadjeng (2011) menemu-kan celah terjadinya dialog antar gender sehingga memungkinkan pelibatan kaum perempuan dalam proses pengambilan keputusan berinvestasi, terutama sebagai investor individu dalam perdagangan saham. Untuk dapat mengenali keberadaan ruang dialog antar gender dan memberikan rekomendasi pelibatan perem-puan dalam proses pengambilan keputusan, maka pertama kali perlu dilakukan kajian mengenai perilaku perempuan dalam proses pengambilan keputusan berinvestasi di pasar modal.

Chandra (2009) menganalisis pengaruh kompetensi investor individu pada perilaku perdagangan investor di pasar saham.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa investor yang merasa lebih kompeten lebih sering melakukan trading.Selain kompetensi investor, faktor percaya diri (overconfidence) juga berperan dalam perilaku perdagangan investor. Faktor kompetensi merupakan salah satu faktor psikologi yang diteliti oleh Chandra (2009) yang menjelaskan bahwa investor dengan tingkat kompetensi yang tinggi akan lebih sering melakukan perdagangan saham. Kompetensi seorang investor lebih banyak dipengaruhi oleh pendidikan dan pendapatan yang dimiliki oleh investor.Hasil penelitian Chandra (2009) membuktikan bahwa investor yang merasa lebih kompeten lebih sering melakukan perdagangan saham.

Graham et al. (2009) juga meneliti apakah kompetensi mempengaruhi frekuensi perdaga-ngan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa investor yang cenderung menganggap dirinya kompeten akan melakukan perdagangan saham atas dasar keyakinan tersebut yang pada akhirnya menyebabkan frekuensi perdagangan mereka menjadi lebih tinggi. Investor dapat menjadi overconfidence terhadap kemampuan, pengetahuan dankemungkinan di masa yang akan datang (Ritter 2003). Rasa percaya diri yang berlebihandapat menyebabkan investor melakukantransaksi perdagangan yang

berlebihanyang berakibat pada rendahnya return portofolio yang didapat.

Graham et al. (2009) meneliti hubunganteoritis antara faktor percaya diri dengan frekuensi perdagangan. Peneliti ini menemukan bahwa investor laki-laki dengan portofolio yang lebih besar dan berpendidikan lebih percaya diri daripada investorperempuan dengan portofolio yanglebih kecil dan kurang berpendidikan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Barber dan Odean (2001) yang memberikan bukti empirisbahwa investor laki-laki lebih sering melakukan transaksi perdagangan dan lebihberani menanggung risiko dibandingkan investor perempuan.

Penelitian Graham et al. (2005) ini menyimpulkan bahwa perbedaan faktor demografis dari investor menyebabkan investor merasa lebih kompeten dalam memahami informasi keuangan dan peluang yang ada disana.Hasil penelitiannya menemukan bahwa investor laki-laki, investor dengan pendapatan yang tinggi, dan memiliki pendidikan yang tinggi lebih memiliki keyakinan bahwa mereka merupakan investor yang kompeten. Hal yang sama dikemukakan oleh Barber dan Odean (2001) yang menemukan bahwa gender merupakan variabel yang mempengaruhi tingkat overconfidence dari seorang investor. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis pengaruh kompetensi investor

terhadap keputusan investasi investor 2. Menganalisis pengaruh overconfidence

investor terhadap keputusan investasi investor B. TINJAUAN PUSTAKA Competence Effect

Heath dan Tversky (1991) mengemukakan kompetensi sebagai efek hipotesis bahwa kesediaan masyarakat untuk bertindak atas penilaian mereka sendiri di daerah tertentu akan tergantung pada kompetensi subyektif mereka yaitu mereka merasa terampil atau memiliki pengetahuan dalam konteks yang area di pasar keuangan, kompetensi individu investor yang dirasakan dalam memahami informasi keuangan dan peluang investasi mengakui akan mempengaruhi kesediaan mereka untuk melakukan investasi aktif keputusan daripada didiamkan selama tidak aktif atau bahkan tidak ada investasi sama sekali. Overconfidence

Overconfidence dapat diartikan sebagai keyakinan bahwa distribusi probabilitas prediksi

Page 3: PENGARUH KOMPETENSI DAN OVERCONFIDENCE KEPUTUSAN INVESTASI ... · pengambilan keputusan publik, termasuk di antaranya adalah dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Investasi di

ISSN: 2301-797X Volume: 6 No. 2 - Desember 2017

 

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 290

seseorang lebih tinggi dari sesungguhnya sedangkan dalam berbagai literatur keuangan, atau penaksiran yang terlalu tinggi (overesti-mating) dalam menilai suatu financialaset (Odean (1998), Gervais and Odean (2001).

Odean (1998) menunjukkan bahwa perdagangan investor overconfident lebih dari investor rasional dan melakukan hal itu menurunkan utilitas rata-rata mereka, karena investor terlalu percaya perdagangan terlalu agresif ketika mereka menerima informasi tentang nilai dari keamanan. Keputusan Investasi

Graham et al. (2009) yang menyatakan bahwa ketika investor cenderung merasa kompeten, maka investor tersebut akan lebih sering melakukan perdagangan saham yang akhirnya menyebabkan frekuensi transaksi menjadi lebih tinggi dan Chandra (2009) yang menunjukkan bahwa investor dengan tingkat kompetensi yang tinggi akan lebih sering melakukan perdagangan saham.

Investor dapat menjadi overconfidence terhadap kemampuan, pengetahuan dan kemungkinan di masa yang akan datang (Ritter 2003). Rasa percaya diri yang berlebihandapat menyebabkan investor melakukantransaksi perdagangan yang berlebihanyang berakibat pada rendahnya returnportfolio yang didapat.

Kerangka Konseptual Dalam penelitian ini, kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Konseptual

Gambar 2. Kerangka Konseptual (Dimensi & Indikator Variabel)

C. METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang menggambarkan

Kompetensi Investor

Keputusan Investasi

Overconfidence Investor

Kompetensi Investor (X2)

Overconfidence Investor

(X1)

Keputusan

Investasi (Y1)

Q7

Self Concept

Risk Tolerance

Investmen

t Strat

Q11

Q9

Q10

Q8

Q13

Q14

Q15

Q17

Q12

Q16

Ketrampila

n

Pengetahua

Sifat

Motivasi

Q1

Q2

Q3

Q4

Q5

Q6

Q18

Q19

Q20

Q21

Q22

Q23

Q24

Q34

Q35

Q36

Q30

Q31

Q32

Q33

Q25

Q26

Q27

Q28

Q29

Pengalaman

Keru

Kualitas Invet i

Informasi saham

Produktivita

s invest

asi

Ekspektas

i pasar

Tingkat trading volume saham

Tingkat return saham

Koreksi

pasar

Page 4: PENGARUH KOMPETENSI DAN OVERCONFIDENCE KEPUTUSAN INVESTASI ... · pengambilan keputusan publik, termasuk di antaranya adalah dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Investasi di

ISSN: 2301-797X Volume: 6 No. 2 - Desember 2017

 

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 291

tentang sifat (karakteristik data) dari suatu keadaan atau objek penelitian. Adapun sifat penelitian ini adalah penelitian explanatoryyang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan yang lainnya. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan membagi kuesioner di Perusahaan Sekuritas di Kota Medan yang terdiri dari 2 (dua) buah perusahaan yaitu Panin Sekuritas dan Trimegah Sekuritas dan dilaksanakan pada bulanAgustussampai dengan Oktober 2015. 3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah investorPerusahaan Sekuritas di Kota Medan yang terdiri dari 2 (dua) buah perusahaan yaitu Panin Sekuritas dan Trimegah Sekuritas yang berjumlah 110 orang. 4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, menyebarkan kuesioner, mengumpulkan data atau dokumen

OPERASIONALISASI VARIABEL

Tabel 1. Variabel Kompetensi,Overconfidence dan Keputusan Investasi Investor

Varia- bel

Definisi Indikator Pernyataan Skala

1.Ketrampilan (Skill)

Membeli saham performa tinggi dan menghindari saham performa rendah di masa lalu

2.Pengetahuan (Knowledge)

Menggunakan analisis trend pada beberapa saham yang mewakili untuk membuat keputusan investasi Meramalkan perubahan harga saham di masa depan Mampu mengantisipasi tingkat return akhir

3. Sifat (Trait)

Mempertimbangkan perubahan harga saham dengan hati-hati K

omp

eten

si I

nve

stor

(X

1)

Ketrampilan subjektif/ tingkat pengetahuan investor

4. Motivasi (Motive)

Menganalisa kecendrungan investor sebelum melakukan investasi

Likert

1.Konsep Diri (Self Concept)

Percaya kemampuan dan pengetahuan pasar saham dapat meningkatkan kinerja pasar Setelah memperoleh gain, Anda menjadi lebih suka mencari resiko dibanding sebelumnya Setelah memperoleh loss, Anda menjadi lebih menghindari resiko Menghindari menjual saham dengan nilai rendah dan siap menjual

2. Risk Tolerance

Menahan saham harga rendah terlalu lama dibanding menjual saham yang harganya akan naik di masa mendatang Memperhatikan secara terpisah perkembangan tiap elemen Mempelajari tentang faktor fundamental saham sebelum membuat suatu keputusan investasi Mengabaikan kemungkinan hubungan antara investasi yang berbeda Reaksi berlebihan pada perubahan harga saham yang dipengaruhi kondisi mikro ekonomi Menerima kemungkinan hubungan antara investasi yang berbeda

Ove

rcon

fide

nce

In

vest

or (

X2)

Kepercayaan diri yang berlebihan & salah satu bias psikologi yang menyangkut seberapa baik seseorang memahami kemampuan, pengetahuan dan keterbatasan yang dimilikinya

3. Investment Strategy

Reaksi berlebihan pada perubahan harga saham yang dipengaruhi kondisi makro ekonomi

Likert

Vari- abel

Definisi Indikator Pernyataan Skala Ukur

1. Pengalaman kerugian

Pengalaman menjadi dasar sebelum melakukan keputusan investasi mendatang Informasi pasar terkait dengan pergerakan trend saham 2. Informasi

saham Mempertimbangkan referensi yang dapat dipercaya untuk keputusan investas Membeli saham lokal daripada internasional Pengaruh keputusan investor lain dalam memilih jenis saham Pengaruh keputusan investor lain tentang volume

3. Kualitas investasi

Pengaruh keputusan investor lain tentang beli dan jual saham

4. Produktivitas investasi

Mengikuti reaksi keputusan investor lain pada pasar saham

Menjual saham ketika harga saham ekspektasi tinggi 5. Ekspektasi

pasar Menjual saham ketika harga saham ekspektasi rendah

6. Koreksi pasar

Menjual saham ketika terjadi koreksi pasar yang besar Menjual saham saat resiko rugi yang diperoleh kecil Mempertimbangkan faktor fundamental saham pada keputusan investasi Membeli saham saat tingkat volume perdagangan saham besar Membeli saham saat return harapan besar

ngkat trading volume saham

Membeli saham saat ada informasi saham positif Tingkat return saham yang investasikan sesuai dengan harapan Tingkat return saham >return rata-rata pasar

Kep

utu

san

In

vest

asi (

Y1)

Segala keputusan manajerial

yang mengalokasikan dana pada

berbagai macam aktiva

terkait jual beli saham

dan tindakan yang

berdasarkan estimasi yang

dilakukan sebelumnya

8. Tingkat return saham

Kepuasan dengan keputusan investasi di masa lalu

Likert

Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh variabel kompetensi dan overconfidence investor terhadap keputusan investasi investor saham di kota Medan, maka penelitian ini menggunakan analisisStructural Equation Model (SEM) dengan menggunakan programPartial Least Square (PLS) 3.0

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Pengujian validitas kuesioner dengan

jumlah sampel sebanyak 30 orang menggunakan program SPSS. Jika rhitung> dari rtabel dan bernilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid.Jika rhitung< dari rtabel dan bernilai negatif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan tidak valid.Besar nilai rtabel untuk n sebesar 30 adalah 0,241 sehingga rhitung tiap butir pernyataan dalam kuesioner harus≥0,241.

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Kompetensi Investor

No Butir Pernyataan Corrected

Item- Total Correlation

rtabel Ket

1 Membeli saham performa tinggi dan menghindari saham performa rendah di masa lalu

0,842 0,241 Valid

2 Menggunakan analisis trend pada beberapa saham yang mewakili untuk membuat keputusan investasi

0,878 0,241 Valid

3 Meramalkan perubahan harga saham di masa depan

0,707 0,241 Valid

4 Mampu mengantisipasi tingkat return akhir 0,594 0,241 Valid

5 Mempertimbangkan perubahan harga saham dengan hati-hati

0,786 0,241 Valid

6 Menganalisa kecendrungan investor sebelum melakukan investasi

0,671 0,241 Valid

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Page 5: PENGARUH KOMPETENSI DAN OVERCONFIDENCE KEPUTUSAN INVESTASI ... · pengambilan keputusan publik, termasuk di antaranya adalah dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Investasi di

ISSN: 2301-797X Volume: 6 No. 2 - Desember 2017

 

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 292

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Overconfidence Investor

No Butir Pernyataan Corrected

Item- TotalCorrelation

rtabel Ket

1 Percaya kemampuan dan pengetahuan pasasaham dapat meningkatkan kinerja pasar

0,663 0,241 Valid

2 Setelah memperoleh gain, Anda menjadi lebihsuka mencari resiko dibanding sebelumnya

0,550 0,241 Valid

3 Setelah memperoleh loss, Anda menjadi lebimenghindari resiko

0,585 0,241 Valid

4 Menghindari menjual saham dengan nilai rendadan siap menjual

0,419 0,241 Valid

5 Menahan saham harga rendah terlalu lamdibanding menjual saham yang harganya akannaik di masa mendatang

0,503 0,241 Valid

6 Memperhatikan secara terpisah perkembangatiap elemen

0,638 0,241 Valid

7 Mempelajari tentang faktor fundamental sahamsebelum membuat suatu keputusan investasi

0,633 0,241 Valid

8 Mengabaikan kemungkinan hubungan antarinvestasi yang berbeda

0,489 0,241 Valid

9 Reaksi berlebihan pada perubahan harga sahamyang dipengaruhi kondisi mikro ekonomi

0,386 0,241 Valid

10 Menerima kemungkinan hubungan antarinvestasi yang berbeda

0,160 0,241Invalid

11 Reaksi berlebihan pada perubahan harga sahamyang dipengaruhi kondisi makro ekonomi

0,578 0,241 Valid

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Keputusan Investasi Investor

No Butir Pernyataan

Corrected Item- Total

Correlation

rtabel Ket

1 Pengalaman menjadi dasar sebelummelakukan keputusan investasi mendatang

0,740 0,241 Valid

2 Informasi pasar terkait dengan pergerakantrend saham

0,732 0,241 Valid

3 Mempertimbangkan referensi yang dapatdipercaya untuk keputusan investas

0,727 0,241 Valid

4 Membeli saham lokal daripada internasional 0,766 0,241 Valid

5 Pengaruh keputusan investor lain dalammemilih jenis saham

0,406 0,241 Valid

6 Pengaruh keputusan investor lain tentangvolume

0,442 0,241 Valid

7 Pengaruh keputusan investor lain tentang belidan jual saham

0.542 0,241 Valid

8 Mengikuti reaksi keputusan investor lainpada pasar saham

0.496 0,241 Valid

9 Menjual saham ketika harga sahamekspektasi tinggi

0,410 0,241 Valid

10 Menjual saham ketika harga sahamekspektasi rendah

0,469 0,241 Valid

11 Menjual saham ketika terjadi koreksi pasaryang besar

0,161 0,241 Invalid

12 Menjual saham saat resiko rugi yangdiperoleh kecil

0,036 0,241 Invalid

13 Mempertimbangkan faktor fundamentalsaham pada keputusan investasi

0,303 0,241 Valid

14 Membeli saham saat tingkat volumeperdagangan saham besar

0,395 0,241 Valid

15 Membeli saham saat return harapan besar 0,644 0,241 Valid

16 Membeli saham saat ada informasi sahampositif

0,686 0,241 Valid

17 Tingkat return saham yang investasikansesuai dengan harapan

0,633 0,241 Valid

18 Tingkat return saham >return rata-rata pasar 0,709 0,241 Valid

19 Kepuasan dengan keputusan investasi di masalalu

0,731 0,241 Valid

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Analisis Statistik Deskriptif Penentuan kelas interval yang diberlakukan untuk semua variabel. Nilai terendah skala adalah 1 dan nilai tertinggi skala adalah 5:

Tabel 5. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian No Variabel Cronbach’sAlpha Keterangan 1 Kompetensi Investor ,908 Reliabilitas Sempurna2 Overconfidence Investor ,833 Reliabilitas Tinggi 3 Keputusan Investasi ,894 Reliabilitas Tinggi Sumber: Hasil Penelitian 2016 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa pengujian reliabilitas instrumen variabel penelitian menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha>0,6 yang berarti bahwa instrumen variabel penelitian adalah reliabel. D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Kuesioner yang kembali ke peneliti kemudian dipilih sesuai dengan kriteria penelitian yang telah ditentukan sebelumnya.Setelah mengalami reduksi dan penambahan data maka kuesioner yang memenuhi kriteria untuk penelitian sebanyak 110 kuesioner digunakan sebagai sampel. Karakteristik responden yang diperoleh dari kuesioner terkumpul adalah sebagai berikut :

Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan

Investor Perusahaan Sekuritas No Nama Perusahaan Sekuritas Jumlah Persentase 1 Panin Sekuritas 70 63,6% 2 Trimegah Sekuritas 40 36,4%

Total 110 100% Sumber : Data diolah (2016)

Tabel 7. Karakteristik Faktor Demografi

Sumber : Data diolah (2016)

1. Interval kelas adalah ( 5 – 1 )/5 = 0,8 

2. Penentuan kelas adalah : a. Nilai 1,00 – 1,80 (Sangat tidak baik) b. Nilai 1,81 – 2,60 (Tidak baik) c. Nilai 2,61 – 3,40 (Ragu – ragu) d. Nilai 3,41 – 4,20 (Baik) e. Nilai 4,21 – 5,00 (Sangat baik)

Page 6: PENGARUH KOMPETENSI DAN OVERCONFIDENCE KEPUTUSAN INVESTASI ... · pengambilan keputusan publik, termasuk di antaranya adalah dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Investasi di

ISSN: 2301-797X Volume: 6 No. 2 - Desember 2017

 

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 293

Tabel 8. Distribusi Jawaban Variabel Kompetensi Investasi Investor

Tabel 9. Distribusi Jawaban Variabel Over Convidence Investasi Investor

Tabel 10. Distribusi JawabanVariabel Keputusan Investasi Investor

Page 7: PENGARUH KOMPETENSI DAN OVERCONFIDENCE KEPUTUSAN INVESTASI ... · pengambilan keputusan publik, termasuk di antaranya adalah dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Investasi di

ISSN: 2301-797X Volume: 6 No. 2 - Desember 2017

 

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 294

Model Pengukuran (Outer Model) Uji validitas outer model terdapat dua faktor

yang akan diamati dalam uji validitas yaitu nilai factor loading (convergent validity) dan nilai cross loading (discriminant validity) mengukur korelasi antara item pernyataan dengan konstruk

Tabel 11. Nilai Factor Loading Konstruk Kompetensi Investor

Indikator Kode

Indikator Nilai Factor Loading

Ketrampilan Q1 1,000 Pengetahuan Q2 1,000

Q3 0,795 Q4 0,600 Sifat Q5 0,743

Kompetensi Investor

Motivasi Q6 1,000

Sumber : Data Primer diolah (2016)

Berdasarkan data pada tabel di atas tidak ada indikator yang nilai factor loading <0,5. Hasil perhitungan ini telah memenuhi ketentuan convergent validity karena semua factor loading>0,5.

Tabel 12. Nilai Factor Loading Konstruk

Overconfidence Investor Indikator Kode Indikator

Nilai Factor Loading

Self Concept Q7 1,000 Q8 0,795 Q9 0,812 Q10 0,819

Risk Tolerance

Q11 0,150 Q12 0,061 Q13 -0,380 Q14 0,339 Q15 0,938

Overconfidence Investor

Investmen Strategy

Q17 0,936

Sumber : Data Primer diolah (2016)

dalam penelitian. Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi >0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5- 0,6 dianggap cukup (Chin, 1998).

Berdasarkan data pada tabel di atas ada 4 (empat) indikator yang nilai factor loading <0,5 yaitu Risk Tolerance (Q11)dan Investmen Strategy(Q12, Q13, Q14)sehingga indikator tersebut harus dikeluarkan dari model dan dilakukan estimasi ulang.

Tabel 13. Nilai Factor Loading KonstrukKeputusan Investasi Investor

Indikator Kode

Indikator Nilai Factor

Loading Pengalaman Kerugian Q18 1,000

Q19 0,792 Informasi Saham

Q20 0,807 Q21 0,333 Q22 0,828 Q23 0,887

Kualitas Saham

Q24 0,874 Produktivitas Investasi Q25 1,000

Q26 0,904 Ekspektasi Pasar

Q27 0,909 Q30 0,176 Q31 0,618 Q32 0,847

Volume Trading

Q33 0,758

Keputusan Investasi Investor

Q34 0,908 Q35 0,867

Return Saham Q36 -0,008

Sumber : Data Primer diolah (2016)

Berdasarkan data pada tabel di atas ada 3 (tiga) indikator yang nilai factor loading < 0,5 yaitu Kualitas Saham (Q21), Volume Trading

Gambar 3. Nilai Factor Loading Menggunakan Diagram Jalur PLS

Page 8: PENGARUH KOMPETENSI DAN OVERCONFIDENCE KEPUTUSAN INVESTASI ... · pengambilan keputusan publik, termasuk di antaranya adalah dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Investasi di

ISSN: 2301-797X Volume: 6 No. 2 - Desember 2017

 

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 295

(Q30)dan Return Saham (Q36)sehingga indikator tersebut harus dikeluarkan dari model dan dilaku

Tabel 14. Nilai Factor Loading Konstruk Setelah Re-estimasi Kompetensi, OverconfidenceInvestor

dan Keputusan Investasi Investor Indikator

Kode Indikator

Nilai Factor Loading

Ketrampilan Q1 1,000 Pengetahuan Q2 1,000

Q3 0,796 Q4 0,597 Sifat Q5 0,745

Kompetensi Investor

Motivasi Q6 1,000 Self Concept Q7 1,000

Q8 0,795 Q9 0,816 Risk Tolerance Q10 0,821 Q15 0,957

Overconfidence Investor

Investmen Strategy Q17 0,959 Pengalaman Kerugian

Q18 1,000

Q19 0,791 Informasi Saham

Q20 0,808 Q22 0,854 Q23 0,889 Kualitas Saham Q24 0,889

Produktivitas Investasi

Q25 1,000

Q26 0,904 Ekspektasi Pasar

Q27 0,909 Q31 0,607 Q32 0,857 Volume Trading Q33 0,758 Q34 0,904

Keputusan Investasi Investor

Return Saham Q35 0,875

Sumber : Data Primer diolah (2016)

Berdasarkan data pada tabel di atas tidak ada indikator yang nilai factor loading <0,5. Hasil perhitungan ini telah memenuhi ketentuan convergent validity karena semua factor loading>0,5

kan estimasi ulang. Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa

setiap indikator memiliki nilai factor loading paling besar ketika dihubungkan dengan konstruknya masing-masing dibandingkan ketika dihubungkan dengan konstruk lainnya. Contoh: a. Konstruk kompetensi investor terdiri dari : 1. Indikator Q1 memiliki factor loading tertinggi

saat dihubungkan dengan konstruk Y1.1

(ketrampilan) senilai 1,000. Hal ini terjadi karena biasanya saham-saham dalam kategori ini memiliki pergerakan range harga hariannya cukup besar dan sering mengalami penurunan harga melampaui aturan cut loss yang disarankan.

2. Indikator Q2 memiliki factor loading tertinggi saat dihubungkan dengan konstruk Y1.2

(pengetahuan) senilai 1,000. Hal ini terjadi karena responden akan memperoleh hasil analisis yang baik dalam menentukan kapan investor harus membeli, menjual atau mempertahankan sahamnya sehingga dapat membantu investor dalam proses pengambilan keputusan investasi perusahaan sekuritas di kota Medan.

3. Indikator Q3 memiliki factor loading tertinggi saat dihubungkan dengan konstruk Y1.3 (sifat) senilai 0,796. Hal ini terjadi karena responden mencoba untuk memperkirakan harga saham di masa datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengruhi

Gambar 4. Nilai Factor Loading Menggunakan Diagram Jalur PLS setelah Re-estimasi

Page 9: PENGARUH KOMPETENSI DAN OVERCONFIDENCE KEPUTUSAN INVESTASI ... · pengambilan keputusan publik, termasuk di antaranya adalah dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Investasi di

ISSN: 2301-797X Volume: 6 No. 2 - Desember 2017

 

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 296

harga saham di masa yang akan datang dan menetapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham serta dapat mengambil tindakan apabila perubahan tersebut akan membawa dampak positif atau negatif dalam proses pengambilan keputusan investasi bagi para investor perusahaan sekuritas di kota Medan.

4. Indikator Q6 memiliki factor loading tertinggi saat dihubungkan dengan konstruk Y1.4

(motivasi) senilai 1,000. Hal ini terjadi karena berkaitan dengan pendekatan keuangan konvensional yang menggunakan dua asumsi, yaitu : pertama, individu akan membuat keputusan yang rasional dan tidak mengalami bias akan prediksi tentang masa depan (Nofsinger, 2005). Kedua, dalam prakteknya, asumsi individu akan berperilaku rasional sepenuhnya terjadi karena adanya keterbatasan kemampuan berfikir (bounded rationality).

b. Konstruk overconfidence investor terdiri dari :

1. IndikatorQ7 memiliki nilai factor loading tertinggi saat dihubungkan dengan konstruk Y2.1 (self concept) senilai 1,000. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan diri akan kemampuan dan pengetahuan dalam menganalisis saham yang akan dibeli, baik secara mikro/makro dan harus rutin memonitor pergerakan saham dimilikinya agar memperoleh keuntungan.

2. IndikatorQ10 memiliki nilai factor loading tertinggi saat dihubungkan dengan konstruk Y2.2 (risk tolerance) senilai 0,821. Hal ini ber-kaitan dengan transaksi jual beli saham yang dilakukan seorang investor dalam menghindari potensi kerugian yang semakin besar seiring dengan terus menurunnya harga saham, maka investor tersebut rela menjual sahamnya dengan harga lebih rendah dari harga belinya (cut loss).

3. IndikatorQ17 memiliki nilai factor loading tertinggi saat dihubungkan dengan konstruk Y2.3 (investment strategy) senilai 0,959. Hal ini berkaitan dengan faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah proyeksi laba per lembar saham, saat diperoleh laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas, kegiatan perekonomian, pajak dan keadaan bursa saham. Investor harus menyadari bahwa selain memperoleh keuntungan dan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor dalam menganalisis keadaan harga saham.

c. Konstruk keputusan investasi investor terdiri dari :

1. IndikatorQ18 memiliki nilai factor loading tertinggi saat dihubungkan dengan konstruk Y3.1 (pengalaman kerugian) senilai 1,000. Hal ini berkaitan dengan faktor demografi

Tabel 15. Uji Validitas Berdasarkan Cross Loading

Kompetensi (Y1) Overconfidence(Y2) Keputusan Investasi (Y3) Y1.3 Y1.4 Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y3.1 Y3.2 Y3.3 Y3.4 Y3.5 Y3.7 Y3.8

0,796 0,597 0,745

1,000 1,000 0,795 0,816 0,821 0,957 0,959 1,000 0,791 0,808 0,854 0,889 0,889 1,000 0,904 0,909 0,607 0,857 0,758 0,904 0,875

Page 10: PENGARUH KOMPETENSI DAN OVERCONFIDENCE KEPUTUSAN INVESTASI ... · pengambilan keputusan publik, termasuk di antaranya adalah dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Investasi di

ISSN: 2301-797X Volume: 6 No. 2 - Desember 2017

 

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 297

(pengalaman), investor yang memiliki pengalaman yang lebih akan memiliki pengetahuan yang lebih baik dalam menghadapi situasi tertentu yang mungkin terjadi dan menjadi semakin kompeten dalam melakukan perdagangan saham (Health dan Tversky, 1991).

2. IndikatorQ20 memiliki nilai factor loading tertinggi saat dihubungkan dengan konstruk Y3.2 (informasi saham) senilai 0,808. Hal ini berkaitan dengan pertimbangan referensi informasi yang diperoleh dari berbagai sumber referensi seperti manajer/analis investasi, CSR (Corporate Social Responsibility) dan lain-lain.

3. IndikatorQ23 & Q24 memiliki nilai factor loading yang sama dan tertinggi saat dihubungkan dengan konstruk Y3.3 (kualitas investasi) senilai 0,889. Hal ini berkaitan dengan kinerja saham dapat diukur dengan volume perdagangan yang akan memotivasi investor dalam melakukan transaksi jual beli saham dan memperoleh penghasilan yang berkaitan dengan capital gain. Semakin sering saham tersebut diperdagangkan mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif dan diminati oleh para investor. Jika jumlah orang yang ingin membeli saham lebih banyak dibandingkan dengan orang yang menjual, harga akan semakin tinggi dan bila sedikit orang yang ingin membeli dan banyak yang ingin menjual maka harga akan turun/ jatuh. Pasar modal memperjualbelikan dana-dana jangka panjang (> 1 tahun).

4. IndikatorQ25 memiliki nilai factor loading tertinggi saat dihubungkan dengan konstruk Y3.4 (produktivitas investasi) senilai 1,000. Hal ini berkaitan dengan reaksi investor dalam mengamati pergerakan harga saham dan melakukan transaksi dengan harapan untuk memperoleh keuntungan. Durasi investasi para investor dalam melakukan investasi tidaklah sama, begitu pula dengan reaksi mereka terhadap informasi yang diserap seperti berita yang dipublikasikan ataupun rekomendasi dari lembaga investasi.

5. IndikatorQ27 memiliki nilai factor loading tertinggi saat dihubungkan dengan konstruk Y3.5 (rendahnya ekspektasi pasar) senilai 0,909. Hal ini berkaitan dengan turunnya (jatuh) harga saham yang bisa menimbulkan ekspektasi pasar menjadi rendah dan menganggap perusahaan tidak berguna. Adakalanya perusahaan merugi setiap saat

kalau pasar menganggap harganya bagus pun masih meroket.

6. IndikatorQ32 memiliki nilai factor loading tertinggi saat dihubungkan dengan konstruk Y3.7 (tingkat trading volume saham) senilai 0,857. Hal ini berkaitan dengan perencanaan keuangan, agen penjual, manajer investasi yang tidak ada bisa mengetahui dengan pasti berapa return saham dalam 1 (satu) tahun.

7. IndikatorQ34 memiliki nilai factor loading tertinggi saat dihubungkan dengan konstruk Y3.8 (tingkat return saham) senilai 0,904. Hal ini berkaitan dengan return ekspektasi (expected return) yang diharapkan oleh investor di masa yang akan datang atau tingkat pengembalian yang diharapkan tetapi jika investasi yang dilakukannya telah selesai maka investor akan mendapat return realisasi (realize return) yang telah dilakukan.

Metode lain untuk melihat discriminat validity dengan membandingkan akar kuadrat dari Average Variance Extract (√ AVE) untuk setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam model. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Korelasi Antar Konstruk Laten dan Akar AVE

Kompetensi Over-

confidence Keputusan Investasi

Kompetensi 0,735

Overconfidence 0,794

Keputusan Investasi 0,806 Sumber : Data Primer diolah (2016)

Berdasarkan tabel di atas menjelaskan bahwa pengaruh kompetensi dan overconfidence investor terhadap keputuan investasi investor saham di kota Medan, yang terdiri dari kompetensi (KO), overconfidence (OCI) dan keputusan investasi (KI) memiliki nilai akar AVE lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk lainnya dan ini menunjukkan bahwa syarat discriminant validity telah terpenuhi.

Disamping uji validitas konstruk, dilakukan juga uji reliabilitas konstruk yang diukur dengan dua kriteria yaitu Composite Reliability dan Cronbach Alpha.Konstruk dinyatakan reliable jika nilai Composite Reliability maupun Cronbach Alpha >0,70. Pada penelitian pengaruh kompetensi dan overconfidence investor terhadap keputuan investasi investor saham di kota Medan ini, nilai composite reliability dan cronbach alpha dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :

Page 11: PENGARUH KOMPETENSI DAN OVERCONFIDENCE KEPUTUSAN INVESTASI ... · pengambilan keputusan publik, termasuk di antaranya adalah dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Investasi di

ISSN: 2301-797X Volume: 6 No. 2 - Desember 2017

 

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 298

Tabel 17. Uji Reliabilitas Composite Reliability dan Cronbach's Alpha

Konstruk Composite Reliability

Cronbach's Alpha

Kesimpulan

Kompetensi 0,771 0,782 Reliabilitas

baik

Overconfidence 0,769 0,709 Reliabilitas

baik Keputusan Investasi

0,801 0,820 Reliabilitas

baik Sumber : Data Primer diolah (2016)

Tabel di atas menjelaskan hasil uji reliabilitas penelitian pengaruh pengaruh kompetensi dan overconfidence investor terhadap keputuan investasi investor saham di kota Medan denganhasil output composite reliability dan cronbach alpha baik untuk konstruk kompetensi danoverconfidence investor dankeputusan investasi investor bernilai >0,70. Jadi dapat disimpulkan bahwa konstruk memiliki reliabilitas yang baik.

Tahapan selanjutnya adalah pengujian konsistensi pengukuran (reliabilitas) dengan Average Variance Extract (AVE) dan Composite Reliabilitas (CR). Reliabilitas tinggi menun-jukkan bahwa indikator mempunyai konsistensi tinggi dalam mengukur konstruk latennya. Composite Reliability dikatakan baik bila memiliki nilai ≥0,7. Nilai AVE dikatakan baik bila memiliki nilai ≥0,50. Data hasil pengujian AVE dan CR ditunjukkan pada tabel 18.

Tabel 18. Nilai Konsistensi Validitas dan

Reliabilitas Average Variance Extracted (AVE) dan Composite Reliability (CR)

Average Variance Extracted (AVE) >0,5

Composite Reliability (CR)>0,7

Kesimpulan

Kompetensi 0,735 0,771 Validitas dan Reliabilitas Baik

Overcon-fidence

0,794 0,769 Validitas dan Reliabilitas Baik

Keputusan Investasi

0,806 0,801 Validitas dan Reliabilitas Baik

Sumber : Data Primer diolah (2016)

Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas dari model pengukuran dapat disimpulkan bahwa semua variabel teramati valid mengukur variabel konstruk dan reliabilitas model pengukurannya pun baik. Hal ini menunjukkan bahwa indikator reliable dalam menyusun konstruk.

Signifikansi Model Pengukuran (Outer Model)

Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, maka didapat hasil bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini sudah valid dan reliable.Tahap pengujian selanjutnya adalah

signifikansi antara konstruk eksogen dan konstruk endogen.Signifikansi outer model dapat diketahui setelah melakukan boostraping. Signifikansi indikator penyusun konstruk dapat dilihat dari nilai t-statistic, apabila nilai t-value>t-table dengan tingkat signifikansi (α=0,05). Diperoleh nilai t-table sebesar 1,64 untuk hipotesis satu arah (one tailed) dan untuk 1,96 hipotesis untuk hipotesis dua arah (twotailed). Nilai t-statistic masing-masing konstruk penelitian ini dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Berdasarkan tabel di atas terdapat 3 (tiga) indikator yang dinyatakan tidak signifikan terhadap konstruk karena nilai t-statistic <1,96 dan harus dikeluarkan yaitu: a. Keputusan Investasi → Pengalaman Kerugian

: 0,666 b. Keputusan Investasi → Kualitas Saham

: 1,435 c. Keputusan Investasi → Produktivitas Saham

: 1,104

Tabel 19. Signifikansi Model Pengukuran Awal(Outer Model)

Original Sample

Sample Mean

StandardDeviation

T-statistics˃ 1,96

P Values

Uji Sig

Kompetensi → Ketrampilan

0,572 0,579 0,106 5,410 0,000 Ya

Kompetensi → Pengetahuan

0,556 0,510 0,204 2,722 0,003 Ya

Kompetensi → Sifat 0,912 0,910 0,028 32,002 0,000 Ya

Kompetensi → Motivasi

0,512 0,530 0,120 4,256 0,000 Ya

Overconfidence → Self Concept

0,747 0,744 0,051 14,528 0,000 Ya

Overconfidence → Risk Tolerance

0,920 0,917 0,020 46,333 0,000 Ya

Overconfidence → Investment Strategy

0,764 0,766 0,057 13,349 0,000 Ya

Keputusan Investasi → Pengalaman Kerugian

-0,103 -0,097 0,155 0,666 0,253 Tdk

Keputusan Investasi → Informasi Saham

0,727 0,728 0,065 11.250 0,000 Ya

Keputusan Investasi → Kualitas Saham

0,301 0,320 0,210 1,435 0,076 Tdk

Keputusan Investasi → Produktivitas Saham

0,225 0,204 0,204 1,104 0,135 Tdk

Keputusan Investasi → Ekspektasi Pasar

0,797 0,795 0,052 15,238 0,000 Ya

Keputusan Investasi → Trading Volume

0,829 0,815 0,071 11,677 0,000 Ya

Keputusan Investasi → Return Saham

0,855 0,841 0,038 22,412 0,000 Ya

Sumber : Data Primer diolah (2016)

Dalam penelitian ini, hubungan antara indikator yang bernilai <1,96 bukanlah tidak mempengaruhi konstruknya, hanya saja bernilai kecil (positif tetapi tidak signifikan). Masing-masing indikator saling mempengaruhi konstruknya baik secara langsung (positif signifikan) maupun tidak langsung (positif tidak signifikan) yang diperkuat dengan analisis penelitian terdahulunya.

Page 12: PENGARUH KOMPETENSI DAN OVERCONFIDENCE KEPUTUSAN INVESTASI ... · pengambilan keputusan publik, termasuk di antaranya adalah dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Investasi di

ISSN: 2301-797X Volume: 6 No. 2 - Desember 2017

 

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 299

Tabel 20. Signifikansi Model Pengukuran Akhir (Outer Model)

Original Sample

Sample Mean

Standard Deviation

T-statistics˃ 1,96

P ValuesUji Sig

Kompetensi → Ketrampilan

0,572 0,579 0,106 5,410 0,000 Ya

Kompetensi → Pengetahuan

0,556 0,510 0,204 2,722 0,003 Ya

Kompetensi → Sifat 0,912 0,910 0,028 32,002 0,000 YaKompetensi → Motivasi

0,512 0,530 0,120 4,256 0,000 Ya

Overconfidence → Self Concept

0,747 0,744 0,051 14,528 0,000 Ya

Overconfidence → Risk Tolerance

0,920 0,917 0,020 46,333 0,000 Ya

Overconfidence → Investment Strategy

0,764 0,766 0,057 13,349 0,000 Ya

Keputusan Investasi → Informasi Saham

0,727 0,728 0,065 11.250 0,000 Ya

Keputusan Investasi → Ekspektasi Pasar

0,797 0,795 0,052 15,238 0,000 Ya

Keputusan Investasi → Trading Volume

0,829 0,815 0,071 11,677 0,000 Ya

Keputusan Investasi → Return Saham

0,855 0,841 0,038 22,412 0,000 Ya

Sumber : Data Primer diolah (2016)

Evaluasi Model Struktural (Inner Model)

Setelah dilakukan pengujian model struktural, maka selanjutnya dilakukan evaluasi model struktural untuk melihat kecocokan antar konstruk dalam model struktural.Model dievaluasi dengan menggunakan nilai R2 untuk konstruk dependen, nilai koefisien path atau T-values tiap path untuk uji signifikansi antar konstruk dalam model struktural.Semakin tinggi nilai R2 berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan.

Tabel 21. Evaluasi Model Struktural (Inner

Model)

Original Sample

Sample Mean

Standard Deviation

T- statistics ˃ 1,96

P Values

Uji Sig

Kompetensi → Keputusan Investasi

0,643 0,635 0,089 7,257 0,000 Ya

Overconfidence→ Keputusan Investasi

0,294 0,273 0,145 2,024 0,022 Ya

Sumber : Data Primer diolah (2016)

Berdasarkan Tabel di atas menjelaskan pengaruh kompetensi dan overconfidence investor terhadap keputusan investasi investor saham di kota Medan. Konstruk dapat diterima ataupun dikatakan signifikan jika t-tabel > 1,96. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa :hubungan kompetensi → keputusan investasi (7,257) dan overconfidence → keputusan investasi (2,024) yang memberikan pengaruh langsung (positif signifikan).

Masing-masing indikator saling mempengaruhi konstruknya baik secara langsung (positif signifikan) maupun tidak langsung (positif tidak signifikan) yang

diperkuat dengan analisis penelitian terdahulunya.

Koefisien Determinasi (R2)

Evaluasi model struktural (inner model) jenis kedua adalah dengan menggunakan koefisien determinasi (R2).Koefisien determinasi digunakan untuk melihat kemampuan model atau kemampuan variabel independen (konstruk eksogen) dalam menjelaskan variansi data pada variabel dependen (konstruk endogen). Nilai R2 mencerminkan sejauh mana suatu konstruk eksogen dapat menjelaskan konstruk eksogen lainnya. Nilai R2 dikatakan baik apabila memiliki nilai ≥0,80.

Tabel 22. Koefisien Determinasi (R2)

R2 Kontribusi (%)

Kategori

Kompetensi → Ketrampilan 1,000 100 % Baik Kompetensi → Pengetahuan 1,000 100 % Baik Kompetensi → Sifat 0,758 75,8 % Baik Kompetensi → Motivasi 1,000 100 % Baik Overconfidence → Self Concept 1,000 100 % Baik Overconfidence → Risk Tolerance 0,852 85,2 % Baik

R2 Kontribusi (%)

Kategori

Overconfidence → Investment Strategy 0,957 95,7 % Baik Keputusan Investasi → Pengalaman Kerugian

1,000 100 % Baik

Keputusan Investasi → Informasi Saham 0,780 78,0 % Baik Keputusan Investasi → Kualitas Saham 0,909 90,9 % Baik Keputusan Investasi → Produktivitas Saham

1,000 100 % Baik

Keputusan Investasi → Ekspektasi Pasar 0,902 90,2 % Baik Keputusan Investasi → Trading Volume 0,789 78,9 % Baik Keputusan Investasi → Return Saham 0,883 88,3 % Baik

Sumber : Data Primer diolah (2016)

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan cara melihat nilai t-statatistik dari inner model yang telah dibentuk. Apabila nilai t-statistik >1,96 (untuk dua arah) dan >1,64 (untuk satu arah) maka hubungan antar konstruk dapat dikatakan signifikan pada α=5%. Terdapat 2 (dua) hipotesis yang akan coba dijawab dalam penelitian ini, dan hasil dari pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel di bawah ini menyimpulkan bahwa semua hipotesis diterima dimana nilai t-statistik > t-value dengan tingkat signifikansi α=5%.

Tabel 23. Pengujian Hipotesis

T-statistics ˃ 1,96

P Values

Uji Signifikansi

Kompetensi → Keputusan Investasi

7,257 0,000 Signifikan

Overconfidence → Keputusan Investasi

2,024 0,022 Signifikan

Sumber : Data Primer diolah (2016)

Page 13: PENGARUH KOMPETENSI DAN OVERCONFIDENCE KEPUTUSAN INVESTASI ... · pengambilan keputusan publik, termasuk di antaranya adalah dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Investasi di

ISSN: 2301-797X Volume: 6 No. 2 - Desember 2017

 

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 300

Pembahasan 1. Pengaruh Kompetensi Investor terhadap

Keputusan Investasi Investor Berdasarkan hasil pengujian hipotesis

variabel kompetensi investorberpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan investasiinvestor dengan nilai t-statistik > t-value yaitu 7,257 yang berarti bahwa t-statistik >1,96. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis diterima yang menjelaskan kompetensi investormemiliki kecenderungan yang besar dalam mempengaruhi keputusan investasiinvestor. 2. Pengaruh Overconfidence Investor terhadap

Keputusan Investasi Investor Berdasarkan hasil pengujian hipotesis

variabel overconfidence investorberpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan investasiinvestor dengan nilai t-statistik > t-value yaitu 2,024 yang berarti bahwa t-statistik >1,96. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis diterima yang menjelaskan overconfidence investor memiliki kecenderungan yang besar dalam mempengaruhi keputusan investasiinvestor. KESIMPULAN 1. Kompetensi investor berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan investasi investor.

2. Overconfidence investor berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan investasi investor.

DAFTAR PUSTAKA Arifur Rehman H. Shaikh and Dr. Anil B.

Kalkundrikal. 2011. Impact of Demographic Factors on Retail Investors Investment Decision. An Exploratory Study in The Indian Journal of Finance (ISSN 0973-8711) September 2011, 5(9), pp 35-44.

Bajtelsmit, V. L., & Bernasek, A. (1996). Why Do Women Invest Differently Than Men ?Financial Counciling and Planning, 1-10.

Bhandari, G., and R. Deaves. 2006. Demographic of Overconfidence. The Journal of Behavioral Finance, Vol. 7, No.1 : 5-11.

Barber, B., Odean, T., 2000.Trading is Hazardous to Your Wealth: the Common Stock Performance of Individual Investors. Journal of Finance.55, 773—806.

Barber, Brad M., and Terrance Odean, 2001, Boys Will Be Boys: Gender, Overconfidence, and Common stock Investment, Quarterly Journal ofEconomics 116, 261-292.

Benos, Alexandros V., Overconfident Speculators in Call Markets : Trade Pattern and Survival. Journal of Financial Markets.I (1998).353-383.

Beyer, Sylvia, and Edward M. Bowden. Gender Differences in Self-Perceptions : CONVERGENT Evidence from Three Measure of Accuracy and Bias. Personality and Social Psychology Buletin XXIII (1997).157-172.

Caballe, Jordi, and Jozsef Sakovics.Overconfident Speculation with Imperfect Competition.Working Paper. Universitat Autonoma de Barcelona. Spain. 1998.

Chandra, Abhijeet, 2009, ‘Individual Investor’s Trading Behavior And The Competence Effect’, Journal of BehavioralFinance, Vol. 6, No. 1, pp. 56 – 70.

Crosson, R., & Gneezy, U. 2009. Gender Differences in Preferences. Jounal of Economic Literature, 448-474.

Deaux, Kay, and Tim Emswiller.Expalanations of Successful Performance on Sex-Linked Tasks : What Is Skill for the Male is Luck for the Female. Journal Personality.XI (1977).59-72.

Della Vigna, Stefano, and Joshua M. Pollet. 2003. Attention, Demographics and the Stock Market. Mimeo.Departement of Economics, University of California-Barkeley. NBER Working Paper No. 11211, Issued in March 2005.

Gervais, S., and T. Odean. 2001. Learning to be Overconfident. Review of Financial Studies, Vol. 141-27

Gozali, Imam. 2008. Structural Equation Modeling-Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Edisi Kedua. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Graham, John R, Harvey, Campbell R, dan Huang Hai, 2009, ‘Investor competence, trading frequency, home bias’.Management Science, Vol. 55, No. 7, pp. 1094 – 1106.

Hinz, R.P., McCarthy, D.D. and Turner, J. A 1997.Are Women Conservative Investors ? Gender Differences in Participant-Directed Pension Investment, in M.S.

Page 14: PENGARUH KOMPETENSI DAN OVERCONFIDENCE KEPUTUSAN INVESTASI ... · pengambilan keputusan publik, termasuk di antaranya adalah dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Investasi di

ISSN: 2301-797X Volume: 6 No. 2 - Desember 2017

 

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 301

Gordon, Mitchell and M.M. Twinney (eds), Positioning for the Twenty-First Century, 91-103, Philadelphia, University of Pennsylvania Press.

Karlsson, Anders and Lars Nordén. 2007. Investor Competence, Information andInvestment Activity. Working paper.SSRN.

Lenney, Elen. Women’s Self-Confidence in Achievement Setting. Psychological Buletin.LXXXIV (1977). 1-13

Lundeberg, Mary A., Paul W. Fox, Judith Punccohar. Highly Confident but Wrong : Gender Differences and Similiriaties in Confidence Judgment. Jounal of Educational Psychology.LXXXVI (1994).114-121.

Lutfi, 2010, ‘The Relationship Between Demographics Factors and Investment Decision in Surabaya’, Jurnal ofEconomics, Business and AccountancyVentura, Vol. 13, No. 3, pp. 213 – 224.

Nofsinger, John R 2005, Psychology ofInvesting, Second Edition, New Jersey, Prentice-Hall Inc.

Oberlechner, T. and Osler, C.L. 2004.Overconfidance in Currency Markets. Website:http://faculty.haas.berkeley.edu, (diakses 4 April 2013).

Odean, T. 1999.Do Investors Trade Too Much?.Journal of American Economic Review, 89 (5) : 1279–1298.

Pompian, Michael M 2006, Behavioral Finance and Wealth Management,New York, John Wiley & Sons Inc, New Jersey.

Rr. Iramani dan Dhyka Bagus, 2008, Faktor Faktor Penentu Perilaku Investor dalam Transaksi Saham di Surabaya, JurnalAplikasi Manajemen, Vol. 6, No. 3, hal. 255 – 262.

Trinugroho, Irwan. 2010. The Effect of Overconfidence and bad News on Trading Activity and Return: an Experimental Study. Proceeding The 1stInternational Conference Indonesian Management Scientist Association.Pp. 11-21

Tjiptono Darmadji, Hendy M. Fakhruddin. 2006. Pasar Modal Indonesia Pendekatan Tanya Jawab Edisi 3. Penerbit Salemba Empat

Wallach, M. M. and Kogan, 1961.Aspects of Judgment and Decision Making :

Interrelationships and Changes with Ages. Behavioral Science 6, pp. 23-26

Wang, H.And S. Hanna, 1997.Does Risk Tolerance Decrease with Age ?Financial Counseling and Planning 8(2), pp. 27-32.