pengaruh larangan ekspor bahan mineral...

Download PENGARUH LARANGAN EKSPOR BAHAN MINERAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30310/1/MONA... · Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan

If you can't read please download the document

Upload: truongnhan

Post on 05-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH LARANGAN EKSPOR BAHAN MINERAL

    MENTAH TERHADAP PT. ANTAM Tbk

    (Analisis Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014)

    Skripsi

    Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

    Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Hukum (S.H)

    Oleh:

    Mona Hasinah

    NIM. 1110048000027

    KONSENTRASI HUKUM BISNIS

    PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

    FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1436 H/2015 M

  • iv

    ABSTRAK

    Pengaruh Ekspor Bahan Mineral Mentah Terhadap PT. ANTAM Tbk (Analisis

    Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014)

    Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Kedua

    Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha

    Pertambangan Mineral dan Batubara yaitu larangan ekspor bahan mineral mentah ini

    ditanggapi negatif oleh beberapa perusahan pertambangan di Indonesia, salah satunya

    perusahan pertambangan milik negara PT. ANTAM Tbk. Dikarenakan peraturan

    tersebut secara tidak langsung mewajibkan perusahaan pertambangan membangun

    alat pemurnian yaitu smelter karena sebagian perusahaan pertambangan di Indonesia

    tidak memiliki smelter . Banyak faktor yang mempengaruhi adanya larangan

    pengeksporan bahan mineral mentah yaitu dari segi hukum, segi ekonomi dan segi

    lingkungan. Peraturan Pemerintah ini dibuat bertujuan untuk menambah nilai jual

    bahan mineral mentah agar banyak pemasukan untuk negara dan hasilnya dapat

    disalurkan ke pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan di daerah-daerah.

    Mona Hasinah

    1110048000027

    Konsentrasi: Hukum Bisnis

    Pembimbing: Dr. Djawahir Hejazziey, S.H., M.A., M.H.

    56 Halaman + lampiran, 2015

    Keyword: Larangan Ekspor, PT. ANTAM Tbk, Peraturan Pemerintah Nomor 1

    Tahun 2014.

    Daftar Pustaka: Tahun 1979 sampai 2014

  • v

    KATA PENGANTAR

    Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

    memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

    ini sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan masa kuliah di Fakultas

    Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat

    serta salam semoga selalu dicurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW,

    beserta keluarga, para sahabat, para tabiin serta kamu muslimmin yang tetap

    berpegang teguh kepada risalahnya hingga akhir zaman dan membawa manusia

    keluar dari kubangan lumpur Jahiliyah menuju jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.

    Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan

    untuk menadapatkan gelar S1 Sarjana Hukum (S.H). Penulis berharap semoga skripsi

    ini sangat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

    Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis betul-betul menyadari adanya

    rintangan dan ujian, namun pada akhirnya selalu ada jalan kemudahan, tentunya tidak

    terlepas dari berbagai pihak yang sepanjang penulisan skripsi ini banyak membantu

    dalam memberikan bimbingan dan masukan yang berharga kepada penulis guna

    menyempurnakan skripsi ini.

    Karena itu, dari lubuk hati yang paling dalam penulis mengucapkan banyak

    terima kasih kepada:

  • vi

    1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

    2. Dr. H. Djawahir Hejazziey, SH, MA, MH. Dan Arip Purkon, SH.I, MA.

    selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum

    3. Dr. H. Djawahir Hejazziey, SH, MA, MH. Dosen Pembimbing, yang

    dengan sabar dalam memberikan arahan dan masukan yang amat

    bermanfaat kepada penulis hingga selesainya skripsi ini, tiada kata yang

    pantas selain ucapan terima kasih dan doa semoga Allah SWT

    membalasnya.

    4. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum,

    serta karyawan-karyawan dan staf perpustakaan utama dan perpustakaan

    fakultas yang telah memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    5. Orang tua tercinta, Aba Lukman Alaydrus dan Mama Intan Bin Yahya

    yang telah mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis, tak henti-

    hentinya memberikan nasehat, dukungan baik moriil dan materiil yang tak

    terhingga, motivasi serta doa yang tak pernah lelah dipanjatkan untuk

    penulis, memberikan semangat kepada penulis sehingga bias

    menyelesaikan studi S1 ini.

    6. Kakak-kakak tersayang, Fauzi Alaydrus, Yahya Alaydrus, Ibrahim

    Alaydrus, dan Lubna Alaydrus yang selalu mendukung dan mendoakan

    penulis dalam menimba ilmu untuk menyelesaikan studi S1 ini.

  • vii

    7. Sahabat sekaligus menjadi keluarga untuk penulis yang tak pernah

    terlupakan yang juga memberikan dukungan tanpa henti kepada penulis

    yaitu Banun, Clara, Icha, Chairnosia, Icang, Fauzi, Galuh, Herdinata,

    Adha, Sarah, Anti, Lita, Dian, Eka, Diah. Serta teman-teman seperjuangan

    di Jurusan Ilmu Hukum 2010.

    8. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian

    skripsi ini dan tidak dapat disebut satu persatu.

    Akhirnya, kepada Allah SWT jualah penulis serahkan segalanya dan semoga

    amal kebajikan mereka semua diterima disisi-Nya dan diberikan pahala yang berlipat

    ganda sesuai dengan amal perbuatannya. Penulis berharap semoga skripsi ini

    bermanfaat bagi pembaca, dan masyarakat umumnya.

    Jakarta, 12 Januari 2015

    Mona Hasinah

  • viii

    DAFTAR ISI

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................ ii

    LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iii

    ABSTRAK ......................................................................................................... iv

    KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

    B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................... 4

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 5

    D. Kerangka Konseptual ........................................................ 6

    E. Metode Penelitian ............................................................. 8

    F. Sistematika Penulisan ....................................................... 11

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Pengertian-Pengertian ....................................................... 13

    1. Pengaruh ..................................................................... 13

    2. Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah ................... 15

    a. Larangan Ekspor .................................................. 15

  • ix

    b. Bahan Mineral Mentah ........................................ 18

    B. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 .................... 20

    1. Mekanisme Terbentuknya Peraturan Pemerintah ....... 20

    2. Latar Belakang Lahirnya Peraturan Pemerintah

    Nomor 1 Tahun 2014 .................................................. 22

    BAB III PROFIL PT. ANTAM Tbk

    A. Sejarah PT. ANTAM Tbk................................................ 25

    B. Visi dan Misi PT. ANTAM Tbk ...................................... 28

    C. Struktur Manajemen PT. ANTAM Tbk .......................... 30

    D. Deskripsi PT. ANTAM Tbk ............................................ 31

    E. Strategi PT. ANTAM Tbk ............................................... 37

    BAB IV ANALISA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 1 TAHUN

    2014

    A. Pengaruh Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah Terhadap

    PT. ANTAM Tbk .............................................................. 39

    B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Larangan Ekspor Bahan

    Mineral Mentah ................................................................ 42

    C. Analisis Penulis ................................................................ 50

  • x

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ....................................................................... 55

    B. Saran ................................................................................. 56

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan

    galian itu, meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara, dan

    lain-lain. Indonesia berdasarkan data Indonesia Mining Asosiation menduduki

    peringkat ke-6 terbesar untuk negara yang kaya akan sumber daya tambang.

    Bahan galian dikuasai oleh negara. Hak Penguasaan Negara berisi

    wewenang untuk mengatur, mengurus dan mengawasi pengelolaan atau

    pengusahaan bahan galian, serta berisi kewajiban untuk mempergunakan sebesar-

    besarnya kemakmuran rakyat. Penguasaan oleh negara diselenggarakan oleh

    pemerintah.1

    Usaha pertambangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

    perekonomian suatu negara yang mempunyai peranan strategis dalam

    pembangunan perekonomian nasional. Usaha tersebut merupakan usaha yang

    sangat menguntungkan dikarenakan memiliki nilai ekonomi yang besar dari

    1 H.Salim HS, Hukum Pertambangan di Indonesia, Cet.V, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),

    h. 1.

  • 2

    pemanfaatan sumber daya alam, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya

    perusahaan yang bergerak bidang pertambangan.2

    Dengan diputuskannya uji materiil oleh Mahkamah Konstitusi tentang

    pelarangan ekspor timah mentah menimbulkan permasalahan baru di dunia usaha

    pertambangan. Dengan diharuskannya persyaratan pengeksporan dengan syarat

    telah dilakukan pemurnian terlebih dahulu sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 2

    Peraturan Menteri Nomor 7 tahun 2012 dan dikuatkan dengan ditetapkannya

    Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 tentang mineral batubara yang

    mengatur pengeksporan mineral dan batubara harus dalam keadaan jadi, otomatis

    diperlukan suatu alat yang bernama smelter, namun fakta di lapangan adalah

    belum siapnya perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dalam

    melakukan proses pemurnian dikarenakan perusahaan belum memiliki alat

    smelter tersebut, ratio legis yang dihadapi dengan banyaknya perusahaan yang

    sebagian besar melakukan pengeskporan dalam bentuk mentah otomatis

    perusahaan tersebut tendensius terhadap ancaman kebangkrutan, hal ini akan

    berdampak negatif pada ancaman pemutusan hubungan kerja masal kepada

    karyawan pada perusahaan tersebut dikarenakan perusahaan tersebut tidak dalam

    kondisi sehat akibat tidak adanya pemasukan kas perusahaan karena perusahaan

    tidak dapat bergerak maksimal dalam melakukan usahanya.

    2 Ahmad Miru, Prinsip dan Hukum Perlindungan Konsumen. (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),

    h. 23.

  • 3

    Peraturan Menteri Nomor 7 Tahun 2012 khususnya Pasal 2 dan penguatan

    oleh putusan judicial review Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014

    dianggap suatu bentuk ketergesa-gesaan dalam menuju hilirisasi dan tidak melihat

    aspek kesiapan dari perusahaan pertambangan itu sendiri, dan secara historis hal

    tersebut bertentangan dengan amanat Undang-undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945 tentang hak asasi manusia, karena legalisasi ketentuan

    tersebut menegasikan kesejahteraan serta perlindungan sosial bagi masyarakat,

    khususnya stakeholders pada perusahaan pertambangan disertai tenaga kerja yang

    ada disana.3

    Selain itu putusan tersebut dapat dibenturkan dengan asas kemanfaatan

    dalam sebuah peraturan. Menurut Gustav Radbruch, tiga nilai dasar hukum adalah

    nilai keadilan, nilai kepastian hukum dan nilai kemanfaatan.4 Yang mana dalam

    hal ini perlu disoroti dari nilai kemanfaatannya yakni Peraturan Menteri Nomor 7

    Tahun 2012 dan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 dikarenakan putusan

    judicial review tersebut dapat menimbulkan kerugian-kerugian bagi pengusaha

    yang terancam gulung tikar dengan adanya regulasi tersebut dapat berdampak

    kepada pemutusan hubungan tenaga kerja sehingga melahirkan pengangguran-

    pengguran baru dan pertanggung jawaban oleh perusahaan pertambangan

    3 Susyanto, Peraturan Menteri ESDM No. 7 tahun 2012 Tentang Peningkatan Nilai Tambah

    Mineral, diakses melalui http://esdm.go.id/siaran-pers/55-siaran-pers/5693-peraturan-menteri-esdm-

    no-7-tahun-2012-tentang-peningkatan-nilai-tambah-mineral.pdf pada tanggal 8 september 2014 pukul

    11.53 WIB.

    4 Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2012), h. 45.

    http://esdm.go.id/siaran-pers/55-siaran-pers/5693-peraturan-menteri-esdm-no-7-tahun-2012-tentang-peningkatan-nilai-tambah-mineral.pdfhttp://esdm.go.id/siaran-pers/55-siaran-pers/5693-peraturan-menteri-esdm-no-7-tahun-2012-tentang-peningkatan-nilai-tambah-mineral.pdf

  • 4

    terhadap pihak ketiga atas tidak terpenuhinya suatu prestasi apabila telah

    melakukan hubungan hukum dengan perusahaan luar negeri dalam hal kerjasama

    pengeksporan biji timah mentah. Tentunya regulasi tersebut tidak bermanfaat bagi

    pengusaha dan perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan sehingga tujuan

    hukum mencapai nilai keadilan dan kemanfaatan tidak terpenuhi.

    Berdasarkan uraian singkat di atas penulis tertarik untuk mengangkat skripsi

    dengan judul PENGARUH LARANGAN EKSPOR BAHAN MINERAL

    MENTAH TERHADAP PT. ANTAM Tbk (Analisis Peraturan Pemerintah

    Nomor 1 Tahun 2014)

    B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

    1. Pembatasan Masalah

    Penelitian ini dikhususkan mengkaji mengenai pengaruh larangan ekspor

    bahan mineral mentah terhadap PT. ANTAM Tbk.

    2. Rumusan masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

    masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Bagaimana Pengaruh Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah Terhadap

    PT. ANTAM Tbk?

    b. Apa faktor-faktor yang Mempengaruhi Larangan Ekspor Bahan Mineral

    Mentah?

  • 5

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini secara umum bertujuan untuk melihat fenomena hukum

    memandang uji materiil Undang-Undang minerba dikaitkan dengan pengaruh

    terhadap perusahaan pertambangan. Sedangkan secara khusus penelitian ini

    bertujuan :

    a. Untuk mengetahui pengaruh larangan ekspor bahan mineral mentah

    terhadap PT. ANTAM Tbk.

    b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi larangan ekspor

    bahan mineral mentah.

    2. Manfaat Penelitian

    Secara garis besar manfaat penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

    a. Manfaat Teoritis

    Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

    pengetahuan mengenai manfaat dari hasil uji materiil Undang-Undang

    minerba pada umumnya.

    b. Manfaat Praktis

    Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan

    bagi pelaku usaha dan masyarakat calon investor pada perusahaan

    pertambangan yang hendak melakukan hubungan usaha kepada pihak

    ketiga sehubungan dengan pelarangan pengeksporan bahan mentah yang

    dihendaki oleh Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014.

  • 6

    D. Kerangka Teori dan Konseptual

    1. Pengaruh

    Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau

    benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.5

    2. Perusahaan

    Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya

    semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan

    ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka

    mempunyai badan usaha untuk perusahaannya. Badan usaha ini adalah status

    dari perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintah secara resmi.

    3. Mineral

    Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang

    memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami.

    Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi

    juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni

    dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan

    bentuk yang diketahui (senyawa anorganik biasanya tidak

    termasuk). ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.

    5 Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), h. 849.

  • 7

    4. Batubara

    Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah

    batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya

    adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan.

    Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara

    juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang

    kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisis unsur

    memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk itu minus dan

    C240H90O4NS untuk antrasit.

    5. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014

    Tentang perubahan kedua atas peraturan pemerintah Nomor 23 Tahun

    2010 tentang pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara.

    6. PT. ANTAM Tbk

    ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan

    terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi

    yang tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan

    ANTAM mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran

    dari komoditas bijih nikel, feronike, emas, perak, bauksit dan batubara.

    ANTAM memiliki konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia.

    Mengingat luasnya lahan konsesi pertambangan dan besarnya jumlah cadangan

    dan sumberdaya yang dimiliki, ANTAM membentuk beberapa usaha patungan

  • 8

    dengan mitra internasional untuk dapat memanfaatkan cadangan yang ada

    menjadi tambang yang menghasilkan keuntungan.

    E. Metode Penelitian

    1. Tipe Penelitian

    Dalam rangka melengkapi dan meyempurnakan penulisan ini, penulis

    melaksanakan penelitian guna mendapatkan data yang konkrit untuk dijadikan

    sebagai bahan penulisan agar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

    Untuk mendukung penelitian tersebut diperlukan suatu metode penelitian

    dalam permasalahan ini metode yang di gunakan adalah Yuridis Normatif,6

    yaitu penelitian yang dilakukan atau ditujukan pada peraturan-peraturan tertulis

    dan bentuk-bentuk dokumen resmi atau disebut juga dengan data sekunder,

    yaitu data yang di peroleh dengan mengumpulkan bahan-bahan dari buku-buku

    yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas.7

    Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah sejauh mana hukum positif

    tertulis yang ada itu sinkron atau serasi satu sama lainnya. Disini di

    kelompokkan atas:

    6 Fahmi Muhammad Ahmadi dan Jaenal Aripin, Metode Peneitian Hukum, cet.I, (Jakarta:

    Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h.10.

    7 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, cet.VI, (Jakarta: Kencana Prenada Media

    Group, 2010), h. 96.

  • 9

    a. Bahan Hukum Primer8

    Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif

    artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer meliputi

    perundangan-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam

    pembuatan perundang-undangan, dan putusan-putusan hakim. Dalam

    penelitian ini yang termasuk dalam bahan hukum primer adalah Undang-

    Undang No 4 Tahun 2009 tentang mineral dan batu bara, Peraturan

    Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014, Peraturan Menteri Nomor 7 Tahun 2012

    dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

    b. Bahan Hukum Sekunder9

    Bahan hukum yang dapat menunjang bahan hukum primer dan dapat

    membantu penulis dalam menganalisa dan memahami bahan hukum primer

    seperti: Literatur atau hasil penulisan yang berupa hasil penelitian,

    Peraturan Perundang Undangan, Buku Buku, Makalah, Majalah tulisan

    Lepas, artikel,dan lain-lain

    c. Bahan Non-Hukum

    Bahan diluar bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang

    dipandang perlu. Bahan non hokum dapat berupa buku-buku mengenai

    Ilmu Politik, Ekonomi, Sosiologi, Filsafat, Kebudayaan atau laporan-

    8 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, cet.IV, (Jakarta: Sinar Grafika,

    2008), h. 51.

    9 Ibid, h. 52.

  • 10

    laporan penelitian non-hukum sepanjang mempunyai relevansi dengan

    topik penelitian. Bahan-bahan non-hukum tersebut dimaksudkan untuk

    mempekaya dan memperluas wawasan peneliti.

    2. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam hal ini penulis mempergunakan teknik pengumpulan data berupa

    studi dokumen atau kepustakaan yaitu dengan mempelajari literatur-literatur

    yang ada berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.10 Disamping itu

    untuk melengkapi data juga dilakukan penelurusan data melalui media cetak

    dan media online

    3. Teknik Analisis Data

    Untuk menganalisis data yang telah di peroleh, penulis menggunakan

    analisis data kualitatif, yaitu uraian yang dilakukan terhadap data yang

    terkumpul dengan menggunakan kalimat-kalimat atau uraian-uraian yang

    menyeluruh terhadap fakta-fakta yang terdapat di lapangan sehubungan dengan

    larangan pengeksporan bahan mineral mentah dalam Peraturan Pemerintah

    Nomor 1 Tahun 2014. Semua hasil penelitian dihubungkan dengan pengaturan

    perundang-undangan yang terkait. Setelah itu dirumuskan dalam bentuk uraian

    dan akhirnya di tarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap permasalahan-

    permasalahan di dalam penelitian.11

    10

    Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, cet.VII, (Jakarta: Kencana Prenada Media

    Group, 2011), h. 194.

    11 Zaenuddin Ali, Metode Penelittian Hukum, cet.I, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 46.

  • 11

    4. Pendekatan Masalah

    Sehubungan dengan tipe penelitian yang digunakan yakni yuridis

    normatif, maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perundang-

    undangan (statute approach) dan pendekatan konsep (conceptual approach).

    Pendekatan perundang-undangan dilakukan untuk meneliti aturan-aturan

    terkait pertanggungjawaban hukum oleh negara kepada pengusaha dibidang

    pertambangan menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang

    Mineral dan Batubara.

    F. Sistematika Penelitian

    Skripsi ini disusun berdasarkan buku Petunjuk Penulisan Skripsi Fakultas

    Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012 dengan

    sistematika yang terbagi dalam lima bab. Masing-masing bab terdiri atas beberapa

    sub bab sesuai pembahasan dan materi yang diteliti. Adapun perinciannya sebagai

    berikut:

    BAB I: Pendahuluan, memuat Latar Belakang, dilanjutkan dengan Batasan dan

    Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kerangka Teori dan

    Konseptual, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

    BAB II: Kerangka Teoritis. Pada bab ini akan membahas pengertian pengaruh,

    pengertian larangan ekspor, engertian bahan mineral mentah, mekanisme

    terbentuknya peraturan pemerintah, latar belakang lahirnya Peraturan Pemerintah

    Nomor 1 Tahun 2014.

  • 12

    BAB III: Profil PT. ANTAM Tbk. Pada bab ini akan membahas secara rinci

    profil dari PT. ANTAM Tbk.

    BAB IV: Analisa Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2014. Pada bab ini akan

    membahas pengaruh larangan ekspor ahan mineral mentah terhadap PT. ANTAM

    Tbk dn faktor-faktor yang mempengaruhi larangan ekspor bhan mineral mentah

    dan analisis penulis.

    BAB V: Penutup. Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi ini, untuk

    itu penulis menarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitian, disamping itu

    penulis memberikan saran.

  • 13

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Pengertian-Pengertian

    1. Pengaruh

    Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda)

    yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.12

    Pengertian pengaruh menurut para ahli adalah :

    a. Pengertian Pengaruh Menurut Wiryanto

    Pengaruh merupakan tokoh formal maupun informal di dalam

    masyarakat, mempunyai ciri lebih kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan

    aksesibel dibanding pihak yang dipengaruhi.

    b. Pengertian Pengaruh Menurut Norman Barry

    Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seorang yang

    dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong

    untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak

    merupakan motivasi yang mendorongnya.

    c. Pengertian Pengaruh Menurut Uwe Becker

    12

    Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), h. 849.

  • 14

    Pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang berbeda

    dengan kekuasaan tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan

    memaksakan kepentingan.

    d. Pengertian Pengaruh Menurut Robert Dahl

    A mempunyai pengaruh atas B sejauh ia dapat menyebabkan B untuk

    berbuat sesuatu yang sebenarnya tidak akan B lakukan.

    e. Pengertian Pengaruh Menurut Bertram Johannes Otto Schrieke

    Pengaruh merupakan bentuk dari kekuasaan yang tidak dapat diukur

    kepastiannya.

    f. Pengertian Pengaruh Menurut Jon Miller

    Pengaruh merupakan komoditi berharga dalam dunia politik

    Indonesia.

    g. Pengertian Pengaruh Menurut Albert R. Roberts & Gilbert

    Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika

    mereka tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan.

    h. Pengertian Pengaruh Menurut Surakhmad

    Menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu

    benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan

    terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya.

    Berdasarkan teori yang ada mengenai pengertian pengaruh dapat

    dikatakan kalau pengaruh adalah suatu hal yang dapat merubah hasil akhir

    dari kebijakan dalam hal ini terkait mekanisme dalam pembentukan

  • 15

    Peraturan Pemerintah, Presiden yang mempunyai pengaruh dalam

    lahirnya sebuah Peraturan Pemerintah. Hal tersebut berdasarkan alur

    kordinasi dalam pembentukan Peraturan Pemerintah dimana kedudukan

    Presiden sebagai simbol negara dapat mempengaruhi terbit atau tidaknya

    Peraturan Pemerintah yang digagas oleh Menteri.

    2. Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah

    a. Larangan Ekspor

    Menurut Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor: 01/M-

    DAG/PER/1/2007 tanggal 22 Januari 2007. Disebutkan bahwa barang-

    barang ekspor diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu:

    1) Jenis barang yang diatur tata niaga ekspornya

    Jenis barang ini hanya dapat diekspor oleh eksportir terdaftar saja.

    Sedangkan eksportir terdaftar adalah perusahaan atau perorangan yang

    telah mendapatkan pengakuan dari Kementerian Perdagangan untuk

    mengekspor barang tertentu sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

    a) Suatu barang yang diatur ekspornya karena pertimbangan:

    (1) Meningkatkan devisa dan daya saing

    (2) Terikat dengan perjanjian internasional

    (3) Kelestarian alam

    (4) Tersedianya bahan baku

    b) Barang Diatur ekspornya ini meliputi :

    (1) Produk Perkebunan : kopi digongsang / tidak digongsang, olahan

  • 16

    (2) Produk Kehutanan : produk dari rotan ataupun kayu

    (3) Produk Industri : asetat anhidrida, asam fenilasetat, efedrin,

    aseton, butanol

    (4) Produk Pertambangan : intan, timah, emas

    2) Jenis barang yang diawasi ekspornya

    Barang yang ekspornya hanya dapat dilakukan oleh eksportir yang

    telah mendapatkan persetujuan ekspor dari Kementerian Perdagangan

    atau Pejabat yang ditunjuk.

    Barang yang diawasi ekspornya adalah barang yang ekspornya hanya

    dilakukan oleh eksportir yang telah mendapat persetujuan ekspor dari

    Menteri Perdagangan atau pejabat yang ditunjuk (eksportir khusus).

    Suatu barang diawasi ekspornya karena pertimbangan untuk menjaga

    keseimbangan pasokan di dalam negeri agar tidak mengganggu

    konsumsi dalam negeri.

    a) Barang Diawasi ekspornya ini meliputi:

    (1) Produk Peternakan : bibit sapi, sapi bukan bibit, kerbau, kulit

    Buaya, wet blue, binatang liar dan tumbuhan (appendix II cites)

    (2) Produk Perikanan : ikan napoleon, wirasse, benih ikan bandeng

    (3) Produk Perkebunan : inti kelapa sawit (palm kernel)

    (4) Produk Pertambangan : gas, kokas/minyak petroleum, bijih logam

    Mulia, perak, emas

  • 17

    (5) Produk industri : sisa dan scrap dari besi, baja steinless, tembaga,

    kuningan, aluminium, pupuk urea

    3) Jenis barang yang dilarang ekspornya

    a) Suatu barang yang dilarang ekspornya karena pertimbangan:

    (1) Menjaga kelestarian alam

    (2) Tidak memenuhi standar mutu

    (3) Menjamin kebutuhan bahan baku bagi industri kecil atau

    pengrajin

    (4) Peningkatan nilai tambah

    (5) Merupakan barang bernilai sejarah dan budaya

    b) Barang Dilarang ekspornya ini meliputi:

    (1) Produk Pertanian: anak ikan dan ikan arwana, benih ikan sidat,

    ikan hias botia, udang galah ukuran 8 cm dan udang panaedae

    (2) Produk Kehutanan: kayu bulat, bahan baku serpih, bantalan

    kereta api atau trem dari kayu dan kayu gergajian

    (3) Produk Kelautan: pasir laut

    (4) Produk Pertambangan: bijih timah dan konsentratnya, abu dan

    residu yang mengandung arsenik, logam atau senyawanya dan

    lainnya, terutama yang mengandung timah dan batu mulia

    c) Jenis barang yang bebas

  • 18

    Semua jenis barang yang tidak tercantum dalam peraturan di atas

    dikategorikan sebagai barang bebas ekspor, namun tentunya eksportir

    harus memenuhi persyaratan sebagai eksportir terlebih dahulu13

    b. Bahan Mineral Mentah

    Mineral adalah suatu zat (fasa) padat yang terdiri dari unsur atau

    persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses

    anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai

    penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai

    struktur kristal.

    Selain itu kata mineral juga mempunyai banyak arti, hal ini tergantung

    darimana kita meninjaunya. Mineral dalam arti farmasi lain dengan

    pengertian di bidang geologi. Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat

    atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta

    tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat fisik yang

    tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari

    berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola

    yang teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral

    mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat

    anorganik. (Murwanto, Helmy, dkk. 1992).

    13

    Directorate General For National Export Development, diakses melalui

    http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/contents/102-larangan-ekspor pada tanggal 23 februari

    2015 pukul 15.32 WIB.

    http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/contents/102-larangan-ekspor

  • 19

    Maka pengertian yang jelas dari batas mineral oleh beberapa ahli

    geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun

    persesuaian umum untuk definisinya.

    Definisi mineral menurut beberapa ahli:

    1) L.G. Berry dan B. Mason, 1959

    Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam

    terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas batas

    tertentu dan mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur.

    2) D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972

    Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen

    mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang

    anorganik.

    3) A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977

    Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai

    komposisi kimia tertentu atau dalam batas batas dan mempunyai sifat

    sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan.

    Sebagian besar mineral mineral ini terdapat dalm keadaan padat,

    akan tetapi dapat juga berada dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun

    cair. Mineral mineral padat itu biasanya terdapat dalam bentuk bentuk

    kristal, yang agak setangkup, dan yang pada banyak sisinya dibatasi oleh

    bidang bidang datar. Bidang bidang geometric ini memberi bangunan

    yang tersendiri sifatnya pada mineral yang bersangkutan. Minyak bumi

  • 20

    misalnya adalah mineral dalam bentuk cair, sedangkan gas bumi adalah

    mineral dalam bentuk gas.

    Sebagian dari mineral dapat juga dilihat dalam bentuk amorf, artinya

    tidak mempunyai susunan dan bangunan kristal sendiri. Pengenalan atau

    dterminasi mineral mineral dapat didasarkan atas bebagai sifat dari

    mineral mineral tersebut.

    B. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014

    1. Mekanisme Terbentuknya Peraturan Pemerintah

    Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-undangan di Indonesia

    yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan undang-undang. Materi

    muatan Peraturan Pemerintah adalah materi untuk menjalankan Undang-

    Undang. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011

    tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dinyatakan bahwa

    Peraturan Pemerintah sebagai aturan "organik" daripada undang-undang

    menurut hierarkinya tidak boleh tumpang tindih atau bertolak belakang.

    Peraturan Pemerintah ditandatangani oleh Presiden.

    Proses Pembuatan Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah diterbitkan

    oleh pemerintah untuk melaksanakan undang-undang. Proses pembentukannya

    adalah sebagai berikut:

    1. Kriteria pembentukan Peraturan Pemerintah adalah sebagai berikut:

  • 21

    a. Peraturan pemerintah tidak dapat dibentuk tanpa adanya undang-undang

    induknya;

    b. Peraturan pemerintah tidak dapat mencantumkan sanksi pidana jika

    undang-undang induknya tidak mencantumkan sanksi pidana;

    c. Peraturan pemerintah tidak dapat memperluas atau mengurangi ketentuan

    undang-undang induknya;

    d. Peraturan pemerintah dapat dibentuk meskipun undang-undang yang

    bersangkutan tidak menyebutkan secara tegas, asal peraturan pemerintah

    tersebut untuk melaksanakan undang-undang.

    (bagan 1. Proses penyusunan peraturan Pemerintah)

    2. Penyiapan Rancangan. Penyiapan rancangan dilakukan oleh menteri,

    kemudian dimintakan pertimbangan kepada menteri lain yang terkait dan

    menteri kehakiman untuk pertimbangan hukumnya. Kemudian rancangan

    Peraturan Pemerintah (PP) diserahkan kepada presiden melalui sekretaris

    Negara.

  • 22

    3. Penetapan dan pengundangan. Setelah diterima oleh presiden, rancangan

    Peraturan Pemerintah akan diundangkan oleh sekretaris Negara.

    2. Latar Belakang Lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014

    Indonesia negara yang kaya akan sumber daya alam, salah satunya

    pertambangan mineral dan batubara. Mineral dan batubara merupakan bisnis

    menjanjikan dan memiliki keuntungan besar bagi negara maupun masyarakat.

    Oleh karena itu pemerintah sangat memperhatikan bisnis mineral dan batubara

    khususnya di bidang ekspor. Dalam hal ini pemerintah melihat selama ini

    pengeksporan bahan mentah mineral dan batubara dapat merugikan negara dan

    perlu adanya peraturan pemerintah yang mengatur pelarangan mengekspor

    bahan mentah mineral dan batubara bagi perusahaan. Dalam rangka

    meningkatkan manfaat mineral bagi rakyat dan untuk kepentingan

    pembangunan daerah, maka perlu peningkatan nilai tambah mineral melalui

    kegiatan pengolahan dan pemurnian sumber daya mineral di dalam negeri

    sebagai mana dimaksud dalam Pasal 103 Undang-Undang Nomor 4 Tahun

    2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang menyebutkan bahwa

    pemegang IUP dan IUPK operasi produksi wajib melakukan pengolahan dan

    pemurnian hasil pertambangan didalam negeri dan Pasal 170 Undang-Undang

    Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang

    berbunyi pemegang kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169

    yang sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian, sebagaimana dimaksud

  • 23

    dalam Pasal 103 ayat (1) selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak Undang-

    Undang ini diundangkan.

    Jika merujuk pada 2 Pasal diatas maka secara singkat Undang-Undang

    Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

    mengharuskan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) melakukan

    pengolahan dan pemurnian hasil penambangan didalam negeri. Aturan ini

    dilakukan paling lambat 5 tahun sejak Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009

    tentang Pertambangan Mineral dan Batubara diterbitkan. Ini diperkuat dengan

    Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan

    Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Pemegang kontrak karya yang

    telah melakukan produksi di Indonesia harus melakukan pemurnian selambat

    lambatnya 5 tahun sejak Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang

    Pertambangan Mineral dan Batubara disahkan.

    Ini merupakan suatu usaha baik dari Pemerintah Indonesia untuk

    melindungi hasil kekayaan bumi Indonesia dan patut kita kawal bersama.

    Ditambah lagi kekayaan SDA Indonesia yang begitu melimpah merupakan

    anugerah Tuhan yang harus dijaga,dimanfaatkan sebaik-baiknya dan sebijak-

    bijaknya. Sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 ayat 3 Bumi, air dan kekayaan

    alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan

    untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

    Karena itu pembangunan smelter sangat diperlukan bagi perusahaan yang

    belum memiliki smelter untuk melakukan pemurnian bahan mentah mineral dan

  • 24

    batubara demi menunjang serta berpartisipasi dalam memenuhi peraturan yang

    telah dibuat oleh pemerintah tersebut.

  • 25

    BAB III

    PROFIL PERUSAHAAN

    A. Sejarah PT. ANTAM

    Kegiatan usaha Perseroan telah dimulai sejak tahun 1968 ketika Perseroan

    didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara melalui merjer dari beberapa

    Perusahaan tambang dan proyek tambang milik pemerintah, yaitu Badan Pimpinan

    Umum Perusahaan-perusahaan Tambang Umum Negara, Perusahaan Negara

    Tambang Bauksit Indonesia, Perusahaan Negara Tambang Emas Tjikotok,

    Perusahaan Negara Logam Mulia, PT Nickel Indonesia, Proyek Intan dan Proyek-

    proyek Bapetamb.

    Perseroan didirikan dengan nama "Perusahaan Negara (PN) Aneka

    Tambang" di Republik Indonesia pada tanggal 5 Juli 1968 berdasarkan Peraturan

    Pemerintah Nomor 22 Tahun 1968. Pendirian tersebut diumumkan dalam

    Tambahan Nomor 36, BNRI Nomor 56, tanggal 5 Juli 1968. Pada tanggal 14

    September 1974, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1974, status

    Perusahaan diubah dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Negara Perseroan

    Terbatas (Perusahaan Perseroan) dan sejak itu dikenal sebagai "Perusahaan

    Perseroan (Persero) Aneka Tambang"

    Pada tanggal 30 Desember 1974, ANTAM berubah nama menjadi Perseroan

    Terbatas dengan Akta Pendirian Perseroan Nomor 320 tanggal 30 Desember 1974

  • 26

    dibuat di hadapan Warda Sungkar Alurmei, S.H., pada waktu itu sebagai

    pengganti dari Abdul Latief, dahulu notaris di Jakarta. Akta Perubahan Nomor 55

    tanggal 14 Maret 1975 dibuat di hadapan Abdul Latief, dahulu notaris di Jakarta

    mengenai perubahan status Perseroan dalam rangka melaksanakan ketentuan-

    ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 Tentang

    Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1969

    (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 16. Tambahan Lembaran Negara Nomor

    2890) Tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara Menjadi Undang-Undang (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 40), Peraturan Pemerintah Nomor

    12 Tahun 1969 Tentang Perusahaan Perseroan (Persero). Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 21 Dan Peraturan Pemerintah Nomor 26

    Tahun 1974 Tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Negara Aneka Tambang

    Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 1974 Nomor 33 Jo. Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

    Nomor Kep. 1768/MK/IV/12/1974, Tentang Penetapan Modal Perusahaan

    Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang menjadi Perseroan Terbatas dengan nama

    PT Aneka Tambang, yang telah memperoleh pengesahan dari Menkumham dalam

    Surat Keputusannya Nomor Y.A. 5/170/4 tanggal 21 Mei 1975 dan kedua Akta

    tersebut di atas telah didaftarkan dalam buku register yang berada di Kantor

    Pengadilan Negeri Jakarta berturut-turut di bawah Nomr 1736 dan Nomor 1737

    tanggal 27 Mei 1975 serta telah diumumkan dalam Tambahan Nomor 312 BNRI

    Nomor 52 tanggal 1 Juli 1975.

  • 27

    Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997

    Perseroan menawarkan 35% sahamnya kepublik dan mencatatkannya di Bursa

    Efek Indonesia. Pada tahun 1999, Perseroan mencatatkan sahamnya di Australia

    dengan status foreign exempt entity dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan

    menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat.14

    Konsep brand Tiga Gunung Logo kami terdiri dari tiga gunung yang

    merepresentasikan sumberdaya mineral dari produk-produk ANTAM. Logo ini

    merepresentasikan sumber mineral dan produk yang terdiversifikasi

    14

    Antam, Riwayat Singkat Antam, diakses melalui http://www.antam.com/ pada tanggal 5

    desember 2014 pukul 12:10 WIB.

    15Antam, Logo Korporasi, diakses melalui http://www.antam.com/ pada tanggal 5 desember

    2014 pukul 12:10 WIB.

    Ketiga gunung tersebut muncul dari

    sebuah lengkungan, yang

    merepresentasikan planet bumi atau

    alam

    Di bawah lengkungan

    tersebut terdapat refleksi dari

    ketiga gunung yang

    menggambarkan sumberdaya

    mineral yang terdapat di

    perut bumi

    Pembagian logo menjadi dua bagian juga

    dapat menggambarkan dua jenis kegiatan

    penambangan: tambang terbuka dan

    tambang bawah tanah

    Logo ini merepresentasikan

    ANTAM, yang memiliki

    kompetensi penambangan di dalam

    perut bumi dan membawanya

    kepermukaan untuk

    diolah menjadi logam yang

    berharga

    Bentuk logo yang simetris dan

    corak huruf logo dengan huruf T

    kapital di tengah menggambarkan

    stabilitas, kekuatan, soliditas,

    bahkan harmoni

    Logo kami mencakup atribut brand:

    Pilar: Pertambangan, diversifikasi, terkemuka,

    besar

    Atributrasional: Profesional, kehati-hatian,

    tanggungjawab, terpercaya

    Atributpribadi: Progresif, dinamis, terbuka15

    http://www.antam.com/

  • 28

    B. Visi dan Misi PT.ANTAM

    1. Visi ANTAM 2020:

    "Menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat

    dan standar kelas dunia"

    Arti Visi PT.ANTAM :

    a. Global

    Menerapkan praktik manajemen bisnis bertaraf internasional serta

    meningkatkan skala usaha dan/atau memperluas wilayah operasi keluar

    negeri untuk menjadi pelaku bisnis kelas dunia.

    b. Berbasis Pertambangan

    Berbasis sumberdaya mineral dan batubara dengan diversifikasi dan

    integrasi terkait dalam bisnis pertambangan.

    c. Pertumbuhan sehat

    Pertumbuhan berkesinambungan di atas rata-rata industri pertambangan.

    d. Standar kelas dunia

    Kemampuan dan budaya organisasi berkinerja tinggi dan penerapan

    praktik-praktik terbaik kelas dunia.

    2. Misi ANTAM 2020:

    a. Membangun dan menerapkan praktik-praktik terbaik kelas dunia untuk

    menjadikan ANTAM sebagai pemain global.

  • 29

    b. Menciptakan keunggulan operasional berbasis biaya rendah dan teknologi

    tepat guna dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja serta

    lingkungan hidup.

    c. Mengolah cadangan yang ada dan yang baru untuk meningkatkan

    keunggulan kompetitif.

    d. Mendorong pertumbuhan yang sehat dengan mengembangkan bisnis

    berbasis pertambangan, diversifikasi dan integrasi selektif untuk

    memaksimalkan nilai pemegang saham.

    e. Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai serta mengembangkan

    budaya organisasi berkinerja tinggi.

    f. Berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di sekitar

    wilayah operasi, khususnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.16

    16

    Antam, Visi Dan Misi, diakses melalui http://www.antam.com/ pada tanggal 5 desember

    2014 pukul 13:10 WIB.

    http://www.antam.com/

  • 30

    C. Struktur Manajemen PT.ANTAM17

    17

    Antam, Manajemen Struktur, diakses melalui http://www.antam.com pada tanggal 5

    desember 2014 pukul 12:19 WIB.

    http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task=view&id=7&Itemid=15

  • 31

    D. Deskripsi PT.ANTAM

    ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan

    terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi yang

    tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan ANTAM

    mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari komoditas

    bijih nikel, feronike, emas, perak, bauksit dan batubara. ANTAM memiliki

    konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Mengingat luasnya lahan

    konsesi pertambangan dan besarnya jumlah cadangan dan sumberdaya yang

    dimiliki, ANTAM membentuk beberapa usaha patungan dengan mitra

    internasional untuk dapat memanfaatkan cadangan yang ada menjadi tambang

    yang menghasilkan keuntungan.

    ANTAM memiliki arus kas yang solid dan manajemen keuangan yang

    berhati-hati. ANTAM didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun

    1968 melalui merjer beberapa perusahaan pertambangan nasional yang

    memproduksi komoditas tunggal. Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi

    feronikel, pada tahun 1997 ANTAM menawarkan 35% sahamnya kepublik dan

    mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999, ANTAM mencatatkan

    sahamnya di Australia dengan status foreign exempt entity dan pada tahun 2002

    status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat.

    Tujuan perusahaan saat ini berfokus pada peningkatan nilai pemegang

    saham. Hal ini dilakukan melalui penurunan biaya seiring usaha bertumbuh guna

    menciptakan keuntungan yang berkelanjutan. Strategi perusahaan adalah berfokus

  • 32

    pada komoditas inti nikel, emas, dan bauksit melalui peningkatan output produksi

    untuk meningkatkan pendapatan serta menurunkan biaya per unit. ANTAM

    berencana untuk mempertahankan pertumbuhan melalui proyek ekspansi

    terpercaya, aliansi strategis, peningkatan kualitas cadangan, serta peningkatan nilai

    melalui pengembangan bisnis hilir. ANTAM juga akan mempertahankan kekuatan

    finansial perusahaan.

    Melalui perolehan kas sebanyak-banyaknya, perusahaan memastikan akan

    memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban, mendanai pertumbuhan,

    dan membayar dividen. Untuk menurunkan biaya, perusahaan harus beroperasi

    lebih efisien dan produktif serta meningkatkan kapasitas untuk memanfaatkan

    adanya skala ekonomis.

    Sebagai perusahaan pertambangan, ANTAM menyadari bahwa kegiatan

    operasi perusahaan memiliki dampak secara langsung terhadap lingkungan dan

    masyarakat sekitar.Perusahaan menyadari bahwa aspek lingkungan hidup dan

    khususnya pengembangan masyarakat tidak sekedar tanggung jawab social tetapi

    merupakan bagian dari risiko perusahaan yang harus dikelola dengan baik.

    Karakteristik industri pertambangan di Indonesia sebagai industri pembuka daerah

    tertinggal dan terisolir juga menjadikan peran perusahaan tambang untuk berperan

    aktif dalam pengembangan masyarakat sekitar dan beroperasi sebagai good

    corporate citizen sanga penting. Hal ini akan berperan penting dalam menurunkan

    risiko adanya gangguan terhadap operasi perusahaan. Beranjak dari konseps ini

    maka perhatian yang mendalam terhadap upaya pelestarian lingkungan serta

  • 33

    partisipasi secara proaktif dalam pengembangan masyarakat merupakan salah satu

    kunci kesuksesan kegiatan pertambangan.18

    Pendapatan ANTAM diperoleh melalui kegiatan eksplorasi dan penemuan

    deposit mineral, pengolahan mineral tersebut secara ekonomis, dan penjualan hasil

    pengolahan tersebut kepada konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan

    Asia. Kegiatan ini telah dilakukan semenjak perusahaan berdiri tahun 1968 dan

    akan terus melakukan kegiatan ini di masa depan. Komoditas utama ANTAM

    adalah bijih nikel kadar tinggi atau saprolit, bijih nikel kadar rendah atau limonit,

    feronikel, emas, perak dan bauksit. Jasa utama ANTAM adalah pengolahan dan

    pemurian logam mulia serta jasa geologi.

    1. Bijih nikel ANTAM terbagi atas bijih nikel saprolit dan limonit. Bijih nikel

    limonit adalah bijih nikel laterit dengan kadar rendah dan mengandung 0.8% -

    1.5% nikel, 25%-35% besi dan sedikit kobalt. Limonit terletak di atas lapisan

    saprolit dan lebih murah dan lebih mudah untuk ditambang. Bijih nikel saprolit

    terbentuk dibawah zona limonit. Saprolit secara umum mengandung sekitar

    1,5%-2,5% nickel dan digolongkan sebagai bijih laterit kadar tinggi. Dengan

    melalui proses pirometalurgi, saprolit digunakan sebagai bahan baku untuk

    produksi feronikel.

    18

    Antam, Deskripsi ANTAM, diakses melalui

    http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task=view&id=32&Itemid=38 pada tanggal

    5 desember 2014

    http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task=view&id=32&Itemid=38

  • 34

    2. Feronikel yang merupakan salah satu produk utama ANTAM, diproduksi

    melalui pengolahan bijih nikel kadar tinggi (saprolit) melalui proses

    pyrometalurgi. Feronikel ANTAM mengandung sekitar 20% nikel dan sekitar

    80% besi. Diproduksi dalam bentuk shots (butiran) atau ingots (batangan) serta

    dengan karbon kadar tinggi atau karbon kadar rendah, feronikel digunakan

    sebagai bahan baku untuk produksi baja nirkarat.

    3. Emas Logam yang berwarna kuning terang, padat, lunak, mengkilat, paling

    mudah untuk dibentuk serta sangat tahan terhadap karat ini adalah logam mulia

    yang selama berabad-abad digunakan sebagai uang, nilai penyimpan dan

    perhiasan. Logam emas ini terdapat di alam dalam bentuk bongkahan atau

    butiran di bebatuan, urat batu (veins) di bawah tanah ataupun endapan. Saat ini

    emas juga banyak digunakan di bidang kedokteran gigi dan elektronika.

    ANTAM memproduksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung dengan total

    produksi logam emas sekitar 5 ton per tahun.

    4. Perak adalah logam mulia yang lunak dan putih mengkilat yang bernilai tinggi

    dan banyak digunakan sebagai perhiasan, peralatan meja makan dan mata uang.

    Perak adalah konduktor listrik dan panas yang terbaik diantara seluruh logam.

    Perak ditemukan sebagai logam bebas, tercampur dengan emas atau dengan

    mineral-mineral lainnya. Sebagian besar perak merupakan by-product dari

    pertambangan emas, tembaga, lead (timah hitam) dan zinc (seng). ANTAM

    memproduksi perak dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebagai produk emas.

  • 35

    5. Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia memurnikan bullion yang berasal

    dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung serta pihak ketiga. UBPP Logam

    Mulia memiliki kapasitas terpasang sebesar 60 ton emas per tahun dan 275 ton

    perak per tahun. Produk emas dan perak Logam Mulia terakreditasi London

    Bullion Market Association dan dijual di pasar domestik maupun internasional.

    6. Bauksit adalah sumber bijih yang utama untuk produksi alumunium. Bauksit

    mengandung 30-54% alumina (Al2O3) dan selebihnya terdiri dari campuran

    silika, berbagai oksida besi dan titanium dioksida. ANTAM berencana

    meningkatkan nilai bauksit yang dimilikinya melalui pengembangan proyek-

    proyek alumina.

    7. Batubara ANTAM melalui salah satu entitas anaknya yaitu PT Indonesia Coal

    Resources, memproduksi komoditas batubara melalui tambang batubara

    Sarolangun yang berlokasi di Propinsi Jambi, Indonesia. Cadangan batubara

    (non-JORC) tambang Sarolangun berjumlah 8,25 juta ton dengan kualitas

    batubara rata-rata sekitar 5.300 sampai 5.500 Kcal/kg. Saat ini penjualan

    batubara Sarolangun dilakukan ke konsumen dalam negeri dan untuk ekspor.

    Perusahaan pertambangan seperti Antam, rentan terhadap isu-isu lingkungan

    dan keselamatan. Oleh karena itu dalam kegiatan pertambangan, Antam haruslah

    berkomitmen untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatan, memperhatikan

    kelestarian lingkungan, serta berpartisipasi mengembangkan masyarakat disekitar

    kegiatan pertambangan. Selain itu, operasi penambangan pada saat sekarang tidak

    hanya memerlukan lisensi formal yang berbentuk izin eksplorasi atau eksploitasi,

  • 36

    melainkan juga dukungan sosial. Dukungan sosial itulah yang mengamankan

    kegiatan penambangan. Dukungan ini hanya akan diperoleh bila masyarakat di

    sekitar operasi Antam tidak dirugikan, tetapi justru memperoleh manfaat atas

    keberadaan perusahaan. Antam tetap harus secara terus menerus melakukan

    analisis dan respons terhadap tantangan yang dihadapi dalam bidang lingkungan,

    sosial, dan ekonomi untuk mendukung pengembangan strategi yang berkelanjutan

    dalam bentuk pembuatan program yang memang dibutuhkan. Analisis dampak

    secara mendalam merupakan langkah awal untuk memahami tantangan-tantangan

    keberlanjutan dan akan dicapai melalui transparansi dengan stakeholder. Antam

    melakukan usaha-usaha yang maksimal untuk mengevaluasi dampak-dampaknya

    melalui kolaborasi dengan karyawan dan para stakeholders yang terkena dampak

    terbesar. Oleh karena itu penerapan dan pengelolaan tanggung jawab sosial (CSR)

    Antam berfokus pada hal-hal yang dapat dilakukan di tataran lokal, sekalipun

    nasional, bahkan internasional.

    Pada intinya, Antam berupaya menghidupkan konsep pembangunan

    berkelanjutan melalui praktik dan implementasi kerja efektif sehari-hari. Hal ini

    dicapai dengan adanya panduan operasional bagi setiap individu di seluruh

    wilayah kegiatan Antam. Antam dituntut untuk dapat memenuhi segala kebutuhan

    masyarakat yang berada pada wilayah operasi Antam, sedangkan tidak semua

    kebutuhan dapat dipenuhi karena ada proses evaluasi terlebih dahulu sehingga

    menyebabkan gangguan operasi produksi dan pada akhirnya perusahaan bisa tidak

  • 37

    sustain. Namun sejauh ini Antam berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat dan

    stakeholders.

    E. Strategi PT.ANTAM

    Pada dasarnya tujuan PT.ANTAM adalah meningkatkan nilai perusahaan

    melalui penurunan biaya seiring dengan usaha bertumbuh guna menciptakan

    keuntungan yang berkelanjutan.

    Strategi PT.ANTAM adalah tetap berfokus pada bisnis inti perusahaan.

    Manajemen seringkali bertanya pada diri sendiri, Bagaimana kita dapat

    memperoleh nilai yang maksimal melalui pemanfaatan cadangan yang

    dimiliki?Pembangunan kekuatan perusahaan menjadi dasar untuk menjamin

    profitabilitas yang bersifat jangka panjang. Melalui maksimalisasi output produksi,

    perusahaan dapat meningkatkan pendapatan serta menurunkan tingkat biaya.

    PT. ANTAM berusaha untuk mempertahankan pertumbuhan melalui

    proyek-proyek pengembangan yang solid, aliansi strategis, akuisisi, serta

    peningkatan kualitas dan nilai cadangan dari sekedar menjual bahan mentah dan

    beralih untuk lebih meningkatkan kegiatan pemrosesan.

    PT. ANTAM berusaha untuk mempertahankan kekuatan keuangan

    perusahaan. Melalui peningkatan perolehan pendapatan, kami dapat memastikan

    kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban, mendanai pertumbuhan masa

  • 38

    depan, serta memberikan imbal hasil bagi pemegang saham melalui pembayaran

    dividen.19

    19

    Antam, Strategi, diakses melalui http://www.antam.com pada tanggal 5 desember 2014

    pukul 15:10 WIB.

  • 39

    BAB IV

    ANALISA PERATURAN PEMERINTAH

    NOMOR 1 TAHUN 2014

    A. Pengaruh Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah Terhadap PT. ANTAM

    Tbk

    Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2014 pada

    tanggal 12 januari 2014 PT. ANTAM Tbk mengalami banyak dampak yang sangat

    merugikan. Perusahaan tambang milik negara, PT. ANTAM Tbk mengalami rugi

    pada kuartal I 2014 sebesar Rp 272,6 miliar dibandingkan kuartal I 2013 yang

    membukukan laba Rp 407,6 miliar. Menurut sekretaris PT. ANTAM Tbk Tri

    Hartono kerugian itu karena PT.ANTAM Tbk terkena dampak larangan ekspor

    mineral mentah yang mulai diberlakukan awal tahun 2014. Kerugian itu seiring

    dengan penjualan PT. ANTAM Tbk yang juga anjlok pada kuartal I tahun ini.

    Antam membukukan penjualan sebesar Rp 2,3 triliun pada kuartal I 2014 atau

    turun 31,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,34

    triliun. Penurunan penjualan terutama untuk bijih nikel yang anjlok 92,2 persen,

    emas turun 25,6 persen dan perak turun 4,8 persen. Pada kuartal I tahun ini, PT.

    ANTAM Tbk juga sama sekali tidak menjual bijih bauksit.

    Dalam hal ini PT. ANTAM Tbk mengumumkan antisipasi perusahaan

    terkait dengan penerbitan Peraturan Pemerintah No. 1 tentang Mineral dan

  • 40

    Batubara tahun 2014 yang melarang ekspor bijih mineral dari Indonesia sejak

    tanggal 12 Januari 2014.

    Direktur Utama PT. ANTAM Tbk, Tato Miraza mengatatakan bahwa

    mendukung penuh kebijakan Pemerintah yang melarang ekspor bijih mineral

    dari Indonesia dan wajib melakukan hilirisasi membangun pengolahan dan

    pemurnian bagi pemegang IUP dan Kontrak Karya, namun sesungguhnya berharap

    bahwa ekspor bijih mineral masih dapat berjalan sampai dengan tahun 2017 bagi

    perusahaan-perusahaan yang sudah mempunyai fasilitas pengolahan dan

    pemurnian dan yang sedang membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian di

    Indonesia, termasuk PT. ANTAM Tbk. Keberlanjutan ekspor bijih mineral bagi

    perusahaan-perusahaan tambang yang serius membangun fasilitas pengolahan dan

    pemurnian akan sangat membantu arus kas yang dibutuhkan untuk membangun

    dan menyelesaikan fasilitas tersebut, terlebih di tengah rendahnya harga komoditas

    saat ini. Namun PT. ANTAM Tbk juga menyadari sebelum memutuskan hal ini

    tentunya Pemerintah telah mengkaji segala aspek secara terintegrasi dan

    komprehensif untuk meminimalkan risiko dan dampak negatif dari keputusan ini.

    Terkait pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Mineral

    dan Batubara utamanya yang melarang ekspor bijih mineral dari Indonesia,

    terutama bijih nikel dan bijih bauksit ini, PT. ANTAM Tbk telah memiliki rencana

    untuk mengantisipasi penurunan pendapatan dan imbal hasil bagi pemangku

    kepentingan. PT. ANTAM Tbk percaya dengan strategi dan upaya-upaya yang

    dilakukan ini, kinerja perusahaan akan tetap baik.

  • 41

    Sebagai bagian dari rencana antisipasi PT. ANTAM Tbk terhadap

    pelarangan ekspor bijih mineral dari Indonesia, PT. ANTAM Tbk menargetkan

    peningkatan volume penjualan emas menjadi 13,6 ton di tahun 2014, meningkat

    66 persen dari target tahun 2013 sebesar 8,2 ton. PT. ANTAM Tbk juga

    menargetkan peningkatan volume penjualan feronikel di tahun 2014 menjadi

    sebesar 20.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) atau meningkat 11% dibandingkan

    target tahun 2013 sejumlah 18.000 TNi. PT. ANTAM Tbk juga menargetkan

    operasi komersial pabrik Chemical Grade Alumina Tayan sudah dapat dimulai

    pada akhir semester I tahun 2014.

    Sebagai bagian dari langkah peningkatan penjualan emas dan memperluas

    ekpansi pasar ritel, PT. ANTAM Tbk akan membuka 5-10 Butik Emas LM di

    tahun 2014 serta memaksimalkan kegiatan penjualan di 5 Butik Emas LM yang

    sudah ada saat ini yakni di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar dan Palembang.

    Untuk pemasaran feronikel dan komoditas lainnya, PT. ANTAM Tbk juga akan

    membuka Kantor Perwakilan PT. ANTAM Tbk di Shanghai yang akan berperan

    sebagai kantor perwakilan pemasaran (marketing representative office) di wilayah

    China pada pertengahan bulan Januari 2014. Selain itu, PT. ANTAM Tbk juga

    berencana meningkatkan kegiatan trading batubara dan mengoptimalisasi inisiatif-

    inisiatif efisiensi serta mempercepat penyelesaian Proyek Pembangunan dan

    Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa.

    Sebagai bagian dari langkah efisiensi dan untuk menjaga arus kas

    perusahaan agar tetap sehat di tengah kondisi harga komoditas yang menurun saat

  • 42

    ini, belanja modal PT. ANTAM Tbk di tahun 2014 ditargetkan mencapai jumlah

    Rp2,878 triliun.

    B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah

    Pembentukan peraturan larangan ekspor bahan mineral mentah ada beberapa

    faktor yang mempengaruhi. Dalam segi hukum mengingat Pasal 5 ayat (2)

    Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang

    Nomor 4 tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara tidak bisa

    terlaksana tanpa Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 terkait ekspor mineral

    dan batubara maka perlu adanya Peraturan Pemerintah 1 Tahun 2014 untuk

    mengatur tentang pelaksanaan dan penerapan ekspor mineral batubara secara

    eksplisit. Dilengkapi dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2014.

    Dalam segi ekonomi Indonesia merupakan ekspor utama minerba, seperti

    bauksit, tembaga dan nikel. Indonesia termasuk pemasok 20 persen nikel dunia.

    Sudah bertahun-tahun Indonesia mengekspor bijih mineral tanpa melakukan

    penambahan nilai. Hal ini menyebabkan nilai jual dan pendapatan Indonesia

    terbilang rendah. Belum lagi perusahaan ilegal yang berhasil menyelundupkan

    bahan mentah mineral tersebut. Kebanyakan, perusahaan ilegal ini memang

    berskala kecil. Menurut pengamat pertambangan Indonesia Resources Studies,

    Marwan Batubara, mengungkapkan bahwa negara mengalami kerugian Rp7000

    triliun per tahun akibat perusahaan ilegal dan penyelundupan ekspor bahan

  • 43

    mentah.20

    Oknum melanggengkan penyelundupan dan ekspor ilegal tersebut.

    Sehingga, dapat mengakibatkan kerugian negara akan tetap berlanjut. Marwan

    berpendapat apabila larangan ekspor bahan mentah diberlakukan maka dapat

    menambah angka pendapatan ke negara di sektor pertambangan.21

    Pendapatan

    negara dari hasil pertambangan dapat di salurkan ke pemerintahan daerah untuk

    meningkatkan kepentingan pembangunan daerah di Indonesia.

    Dalam segi alam atau lingkungan kegiatan pertambangan untuk mengambil

    bahan galian berharga dari lapisan bumi telah berlangsung sejak lama. Selama

    kurun waktu 50 tahun, konsep dasar pengolahan relatif tidak berubah, yang

    berubah adalah skala kegiatannya. Mekanisasi peralatan pertambangan telah

    menyebabkan skala pertambangan semakin membesar. Perkembangan teknologi

    pengolahan menyebabkan ekstraksi bijih kadar rendah menjadi lebih ekonomis,

    sehingga semakin luas dan dalam lapisan bumi yang harus di gali. Hal ini

    menyebabkan kegiatan tambang menimbulkan dampak lingkungan yang sangat

    besar dan bersifat penting.22

    20

    Absori, Penegakan Hukum Lingkungan & Antisipasi dalam Era Perdagangan Bebas,

    (Jakarta: Muhammadiyah University Press, 2000), h.21.

    21 Waspadai Ancaman PHK Pasca Larangan Ekspor Tambang Mentah, diakses melalui

    http://www.neraca.co.id/industri/36583/Waspadai-Ancaman-PHK-Pasca-Larangan-Ekspor-Tambang-

    Mentah pada tanggal 15 desember 2014 pukul 15:10 WIB.

    22Aspek Lingkungan dalam Amdal Bidang Pertambangan, diakses melalui

    http://psdg.bgl.esdm.go.id/kepmen_pp_uu/Amdal_Bid_Pertambangan.pdf pada tanggal 20 desember

    2014 pukul 15.05 WIB.

    http://www.neraca.co.id/industri/36583/Waspadai-Ancaman-PHK-Pasca-Larangan-Ekspor-Tambang-Mentahhttp://www.neraca.co.id/industri/36583/Waspadai-Ancaman-PHK-Pasca-Larangan-Ekspor-Tambang-Mentahhttp://psdg.bgl.esdm.go.id/kepmen_pp_uu/Amdal_Bid_Pertambangan.pdf

  • 44

    United Nations Environment Programme (UNEP) menggolongkan dampak-

    dampak yang timbul dari kegiatan pertambangan sebagai berikut:

    1. Kerusakan habitat dan biodiversity pada lokasi pertambangan

    2. Perlindungan ekosistem/ habitat/ biodiversity di sekitar lokasi pertambangan

    3. Perubahan landskap gangguan visual/ kehilangan penggunaan lahan

    4. Stabilisasi site dan rehabilitasi

    5. Limbah tambang dan pembuangan tailing

    6. Kecelakaan/ terjadinya longsoran fasilitas tailing

    7. Peralatan yang tidak digunakan, limbah padat, limbah rumah tangga

    8. Emisi udara

    9. Debu

    10. Perubahan iklim

    11. Konsumsi energi

    12. Pelumpuran dan perubahan aliran sungai

    13. Buangan air limbah dan air asam tambang

    14. Perubahan air tanah dan kontaminasi

    15. Limbah B3 dan bahan kimia

    16. Pengelolaan bahan kimia, keamanan, dan pemaparan bahan kimia di tempat

    kerja

    17. Kebisingan

    18. Radiasi

    19. Keselamatan dan kesehatan kerja

  • 45

    20. Toksisitas logam berat

    21. Peninggalan budaya dan situs aerkologi

    22. Kesehatan masyarakat dan pemukiman di sekitar tambang23

    Seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Qur'an:

    1. Al-Qur' an Surat Ar-Rum Ayat 41:

    Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan

    tangan manusia, Allah mengkhendaki agar mereka merasakan sebagian dari

    (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar). (Q:S.

    Ar-Rum/30:41).

    Dari ayat diatas menyebutkan bahwa kerusakan yang dimaksud ayat ini

    bukan hanya peristiwa yang disebutkan itu. Ayat tersebut mencakup semua jenis

    kerusakan yang ada di daratan maupun di lautan. Semua kerusakan dalam bidang

    politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, moral, alam, dan sebagainnya.

    23

    Nandang Sudrajat, Teori dan Praktik Pertambangan Indonesia, (Jakarta: Pustaka Yustisia,

    2013), h.12.

  • 46

    Berbagai kerusakan itu tidak terjadi tiba-tiba. Menurut ayat ini, pangkal

    penyebab semua kerusakan di seluruh muka bumi itu adalah ulah perbuatan

    manusia yang melakukan maksiat, penebangan pohon sembarangan, buang

    sampah sembarangan. Banyak akibat yang dirasakan langsung di sekitar kita

    antara lain kebakaran, banjir dan tanah longsor. Agar manusia menyadari perilaku

    yang dilakukan tidak benar lalu kembali ke jalan Allah dengan bertaubat dan tidak

    melakukan pencemaran lingkungan.

    2. Al-Qur'an Surah Al-A'raf Ayat 56:

    Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)

    memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan

    diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat

    dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." (Q:S. Al-Araf/7:56).

    Dalam ayat ini Allah swt, melarang jangan membuat kerusakan di

    permukaan bumi. Larangan membuat kerusakan ini mencakup semua bidang,

  • 47

    merusak pergaulan, merusak jasmani dan rohani orang lain, merusak penghidupan

    dan sumber-sumber penghidupan, (seperti bertani, berdagang, membuka

    perusahaan dan lain-lainnya). Padahal bumi tempat hidup ini sudah dijadikan

    Allah cukup baik. Mempunyai gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai,

    lautan, daratan dan lain-lain yang semuanya itu dijadikan Allah untuk manusia

    agar dapat diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, jangan sampai dirusak

    dan dibinasakan. Selain dari itu untuk manusia-manusia yang mendiami bumi

    Allah ini, sengaja Allah menurunkan agama dan diutusnya para nabi dan rasul-

    rasul supaya mereka mendapat petunjuk dan pedoman dalam hidupnya, agar

    tercipta hidup yang aman dan damai. Dan terakhir diutus-Nya Nabi Muhammad

    saw. sebagai rasul yang membawa ajaran Islam yang menjadi rahmat bagi semesta

    alam. Bila manusia-manusia sudah baik, maka seluruhnya akan menjadi baik,

    agama akan baik, negara akan baik, dan bangsa akan baik. Sesudah Allah

    melarang membuat kerusakan, maka di akhir ayat ini diulang lagi tentang adab

    berdoa. Dalam berdoa kepada Allah baik untuk duniawi maupun ukhrawi selain

    dengan sepenuh hati, khusyuk diri dan dengan suara yang lembut, hendaklah juga

    disertai dengan perasaan takut dan penuh harapan. Takut kalau-kalau doanya tidak

    diterima-Nya dan mendapat ampunan dan pahala-Nya. Berdoa kepada Allah

    dengan cara yang tersebut dalam ayat ini akan mempertebal keyakinan dan akan

    menjauhkan diri dari keputus-asaan. Sebab langsung meminta kepada Allah Yang

    Maha Kuasa dan Maha Kaya, lambat laun apa yang diminta itu tentu akan

    dikabulkan-Nya. Rahmat Allah dekat sekali kepada orang-orang yang berbuat

  • 48

    baik. Berdoa termasuk berbuat baik, maka rahmat Allah tentu dekat kepadanya.

    Setiap orang yang suka berbuat baik, berarti orang itu sudah dekat kepada rahmat

    Allah. Anjuran berbuat baik banyak sekali ditemui dalam Alquran. Berbuat baik

    kepada tetangga dan kepada sesama manusia pada umumnya. Berbuat baik juga

    dituntut kepada selain manusia, seperti kepada binatang dan lain-lainnya. Sehingga

    kalau akan menyembelih binatang dianjurkan sebaik-baiknya, yaitu dengan pisau

    yang tajam tidak menyebabkan penderitaan bagi binatang itu.

    3. Al-Quran Surah Al-Qashash Ayat 77:

    "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

    (kebahagiaan) negeri akhirat, danjanganlah kamu melupakan bahagianmu dari

    (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana

    Allah telah berbuat baik, kepadamu, danjanganlah kamu berbuat kerusakan di

    (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat

    kerusakan. " (Q:S. Al-Qashash/28:77).

  • 49

    Pada ayat ini Allah SWT menerangkan empat macam nasihat dan petunjuk

    yang ditujukan kepada Karun oleh kaumnya. Barangsiapa mengamalkan nasihat

    dan petunjuk itu akan memperoleh kesejahteraan di dunia dan di akhirat kelak.

    a. Orang yang dianugerahi oleh Allah SWT kekayaan yang berlimpah-limpah,

    perbendaharaan harta yang bertumpuk-tumpuk serta nikmat yang banyak,

    hendaklah ia memanfaatkan di jalan Allah, patuh dan taat pada perintah-Nya,

    mendekatkan diri kepada-Nya untuk memperoleh pahala sebanyak-banyaknya

    di dunia dan di akhirat.

    b. Janganlah seseorang itu meninggalkan sama sekali kesenangan dunia baik

    berupa makanan, minuman dan pakaian serta kesenangan-kesenangan yang lain

    sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran yang telah digariskan oleh Allah

    SWT, karena baik untuk Tuhan, untuk diri sendiri maupun keluarga, semuanya

    itu mempunyai hak atas seseorang yang harus dilaksanakan.

    c. Seseorang harus berbuat baik sebagaimana Allah SWT berbuat baik kepadanya,

    membantu orang-orang yang berkeperluan, pembangunan masjid, madrasah,

    pembinaan rumah yatim piatu di panti asuhan dengan harta yang dianugerahkan

    Allah kepadanya dan dengan kewibawaan yang ada padanya, memberikan

    senyuman yang ramah di dalam perjumpaannya dan lain sebagainya.

    d. Janganlah seseorang itu berbuat kerusakaan di atas bumi, berbuat jahat kepada

    sesame makhluk Allah, karena Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang

    berbuat kerusakan. Allah SWT tidak akan menghormati mereka bahkan Allah

    tidak akan memberikan rida dan rahmat-Nya.

  • 50

    Dalam penjelasan diatas banyak sekali dampak atau kerugian yang di alami

    lingkungan dari pertambangan. Pemerintah dalam hal ini membuat peraturan

    tentang pelaksanaan ekspor yang mengatur pengolahan dan pemurnian mineral

    dan batubara yang diharapkan dapat membatasi dalam hal pengerukan mineral dan

    batubara oleh perusahaan tambang. Dengan dibentuknya Peraturan Pemerintah

    Nomor 1 Tahun 2014 maka tidak ada lagi perusahaan yang mengekspor minersl

    dan batubara dalam kondisi belum diolah atau dimurnikan yang mengakibatkan

    banyak perusahaan melakukan pertambangan sebanyak-banyaknya dan dapat

    membuka kesempatan pengusaha ilegal untuk melakukan penambangan mineral

    dan batubara secara bebas yang dapat berakibat buruk untuk alam dan lingkungan

    Indonesia. Karena semakin banyak melakukan pertambangan mineral dan batubara

    semakin merusak alam dan merugikan lingkungan.

    C. Analisis Penulis

    Kisruh kewajiban hilirisasi mineral yang mengemuka selama setahun

    terakhir telah coba diakhiri pemerintah dengan terbitnya Peraturan Pemerintah

    Nomor 1 Tahun 2014 dan Permen ESDM Nomor 1 Tahun 2014. Peraturan

    Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 mengenai perubahan kedua atas Peraturan

    Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang pelaksanaan kegiatan usaha

    pertambangan mineral dan batubara. Dasar keluarnya Peraturan Pemerintah

    Nomor 1 Tahun 2014 adalah dalah rangka meningkatkan manfaat mineral bagi

    rakyat dan untuk kepentingan pembangunan daerah, maka perlu peningkatan nilai

  • 51

    tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian sumber daya mineral

    di dalam negeri. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 dan Permen ESDM

    Nomor 1 Tahun 2014 merupakan aturan pelaksana atas Undang-Undang Minerba,

    terutama mengenai kewajiban pengolahan dan pemurnian dalam negeri

    sebagaimana diamanatkan Pasal 103 dan Pasal 170. Pasal 103 berbunyi

    "Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan dan

    pemurnian hasil penambangan di dalam negeri". Sedang ketentuan Pasal 170

    adalah "Pemegang kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 yang

    sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 103 ayat (1) selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak Undang-Undang ini

    diundangkan." Kedua ketentuan pelaksanaan Undang-Undang Minerba di atas

    sama-sama memerintahkan terlaksananya program hilirisasi selambat-lambatnya 5

    (lima) tahun sejak UU Minerba ditetapkan. Pada pasal 170 secara khusus hanya

    disebutkan kata "pemurnian", yang dapat diartikan sebelum pemurnian, proses

    "pengolahan" diangap telah dilakukan. Mengingat, sesuai Permen ESDM Nomor

    23 Tahun 2010, yang dimaksud dengan "pemurnian" adalah proses mengubah

    logam kotor menjadi logam dengan kemurnian 98 persen, maka dapat diartikan

    para kontraktor Kontrak Karya harus memproduksi mineral minimal dengan kadar

    98 persen. Hal ini juga berarti kontraktor dilarang mengekspor produk mineral jika

    kadarnya lebih rendah dari 98 persen.

    Dalam Peraturan Pemerintah di antara Pasal 112B dan Pasal 113 disiipkan

    satu Pasal, yakni Pasal 112C yang menjelaskan pemegang Kontak Karya,

  • 52

    pemegang IUP Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan dan pemurnian

    hasil penambangan di dalam negeri dan dapat melakukan penjualan ke luar negeri

    dalam jumlah tertentu. Menurut Gustav Radbruch, hukum yang baik harus

    memenuhi tiga hal pokok yang sangat prinsipil yang hendak dicapai, yaitu :

    keadilan, kepastian dan kemanfataan.

    Pro dan kontra larangan ekspor mineral mentah selama ini membuat

    Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014. Peraturan

    Pemerintah ini akhirnya membuka pintu ekspor. Pasal 112C ayat (3) menyebutkan

    pemegang kontrak karya yang melakukan kegiatan penambangan mineral logam

    dan telah melakukan kegiatan pemurnian dapat melakukan penjualan ke luar

    negeri dalam jumlah tertentu. Kebijakan serupa diberikan kepada pemegang IPU

    Operasi Produksi.

    Namun jalan keluar yang diberikan pemerintah itu tetap tidak memuaskan

    semua pihak. Kebijakan tersebut justru menimbulkan ketidakpastian bagi sebagian

    pengusaha tambang. Pengusaha yang paling terkena imbas kebijakan ini adalah

    mereka yang membuka usaha belum lama. Perusahaan yang masih seumur

    jagung akan menghadapi kesulitan besar atas keharusan membangun pusat

    pemurnian mineral smelter. Biaya yang dikeluarkan sangat besar, bisa ratusan juta

    dolar Amerika Serikat. Belum lagi keengganan perbankan nasional menyalurkan

    pinjaman besar. Belum lagi adanya PHK besar besaran kepada para pekerja

    tambang karena penurunan terhadap pendapatan perusahaan.

    http://www.hukumonline.com/pusatdata/download/lt52d6285236711/node/lt52d627ada25b1

  • 53

    PT. ANTAM Tbk, perusahaan milik negara mengalami kerugian atas

    ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 yang diberlakukan

    sejak tanggal 12 januari 2014. PT. ANTAM Tbk pada saat itu belum mempunyai

    smelter yaitu alat pemurnian atau pengolahan bahan mentah mineral dan batubara.

    Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014

    pengusaha tambang yang tergabung dalam Asosiasi Tembaga Emas Indonesia

    (ATEI) mendukung keputusan pemerintah karena kebiijakan itu dinilai sudah tepat

    dan telah mengakomodasi semua kepentingan, baik pemerintah pusat maupun

    daerah. Selain itu, kepentingan lainnya yang telah diakomodasi adalah pengusaha

    pemegang izin usaha pertambangan (IUP) serta kontrak karya (KK).

    Dalam sebuah keputusan adanya pro dan kontra terkait dengan kebijakan

    yang dikeluarkan adalah hal yang biasa. Pemerintah tidak perlu takut akan

    ancaman perusahaan yang akan melakukan PHK besar-besaran. Kalau smelter-

    smelter selesai dibangun, efeknya untuk sektor ketenagakerjaan akan bertambah

    besar. Akan terbukanya lapangan kerja baru. Hanya saja pada intinya yang

    diperlukan adalah dukungan pemerintah, jika pengusaha wajib membangun

    smelter, maka pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang mempermudah

    pengusaha membangun pusat pemurnian mineral.

  • 53

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Dari pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan

    bahwasannya:

    1. Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2014 pada

    tanggal 12 Januari 2014 PT. ANTAM Tbk mengalami banyak dampak yang

    sangat merugikan. Perusahaan tambang milik negara, PT. ANTAM Tbk

    mengalami rugi pada kuartal I 2014 sebesar Rp 272,6 miliar dibandingkan

    kuartal I 2013 yang membukukan laba Rp 407,6 miliar. Menurut sekretaris PT.

    ANTAM Tbk Tri Hartono kerugian itu karena PT. ANTAM Tbk terkena

    dampak larangan ekspor mineral mentah yang mulai diberlakukan awal tahun

    ini. Kerugian itu seiring dengan penjualan PT. ANTAM Tbk yang juga anjlok

    pada kuartal I tahun ini. PT. ANTAM Tbk membukukan penjualan sebesar Rp

    2,3 triliun pada kuartal I 2014 atau turun 31,03 persen dibandingkan periode

    yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,34 triliun.

    2. Beberapa faktor larangan ekspor bahan mineral mentah antara lain:

    a. Segi Hukum

    Adanya payung hukum di peraturan tersebut, Undang-Undang Nomor 4

    Tahun 2009 tidak dapat terlaksana tanpa adanya Peraturan Pemerintah

    Nomor 1 Tahun 2014.

  • 54

    b. Segi Ekonomi

    Pendapatan Negara dari hasil pertambangan dapat disalurkan ke

    pemerintah daerah untuk meningkatkan kepentingan pembangunan daerah di

    Indonesia.

    c. Segi Lingkungan

    Banyak perusahaan mengekspor mineral dan batubara dalam kondisi

    belum diolah atau dimurnikan yang mengakibatkan banyak perusahaan

    melakukan pertambangan sebanyak-banyaknya dan dapat membuka

    kesempatan pengusaha ilegal untuk melakukan penambangan mineral dan

    batubara secara bebas yang dapat berakibat buruk untuk alam dan

    lingkungan Indonesia. Karena semakin banyak melakukan pertambangan

    mineral dan batubara semakin merusak alam dan merugikan lingkungan.

    3. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 dibuat pemerintah bertujuan untuk

    menambah nilai terhadap bahan mentah mineral dan batubara dengan cara

    proses pemurnian menggunakan smelter. Hasil ekspor disalurkan dari

    pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang bertujuan untuk pembangunan

    daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 mulai dilaksanakan pada

    tanggal 12 januari 2014. Banyak pihak khususnya pengusaha yang mengalami

    kerugian salah satunya PT. ANTAM Tbk, perusahaan ini mengalami penurunan

    pemasukan dan penghentian pengeskporan bahan mentah karena tidak memiliki

    smelter. PT. ANTAM Tbk memiliki berbagai cara dan target untuk

  • 55

    mengantisipasi kerugian yang dialami yang paling utama PT. ANTAM Tbk

    telah membangun smelter di daerah Pomalaa Sulawesi Tengah.. PT. ANTAM

    Tbk mendapat suntikan dana sebesar Rp 7 triliun dari pemerintah karena

    termasuk perusahaan milik negara. Pemerintah membuat Peraturan Pemerintah

    Nomor 1 Tahun 2014 agar perusahaan yang belum memiliki smelter segera

    membangun smelter.

    B. Saran

    Adapun saran yang dapat penulis berikan berkenaan dengan pengaruh

    larangan ekspor bahan mineral mentah terhadap PT. ANTAM Tbk adalah :

    1. Dalam pembentukan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 sebaiknya

    menggunakan asas pemusyarawatan agar tidak terlihat arogan. Pemerintah

    sangat tergesa-gesa dalam menggambil keputusan dikarenakan banyaknya

    perusahaan yang mengalami kerugian salah satunya PT. ANTAM Tbk.

    Seharusnya sebelum aturan diterbitkan pemerintah mengadakan

    dialog komprehensif terbuka antara pengusaha, pemerintah, DPR RI serta

    serikat pekerja untuk merumuskan secara bersama rencana strategis agar tidak

    menimbulkan dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat banyak.

    2. PT. ANTAM Tbk yang mengalami banyak kerugian harus memikirkan cara

    untuk mengantisipasi keadaan yang merugikan contohnya membangun smelter.

    Pada saat pembangunan harus perhatikan juga lingkungannya dan alam, karena

    banyak sekali kerusakan yang dialami oleh penambangan.

  • 56

    3. Larangan ekspor bahan mineral mentah terlihat kurang efektif dilaksanakan di

    Indonesia karena banyaknya perusahaan pertambangan yang belum memiliki

    smelter. Jika ingin tetap dilaksanakan, pemerintah baiknya harus

    mempermudah perusahaan yang ingin membangun smelter.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Buku:

    Absori. Penegakan Hukum Lingkungan & Antisipasi dalam Era Perdagangan Bebas.

    Jakarta: Muhammadiyah University Press, 2000.

    Ahmadi, Fahmi Muhammad dan Jaenal Aripin. Metode Penelitian Hukum, cet. I.

    Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

    Ali, Zaenuddin. Metode Penelitian Hukum, cet.I. Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

    HS, Salim. Hukum Pertambangan Indonesi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.

    Ibrahim, Jhonny. Teori dan Metedologi Penelitian Hukum Normatif, cet. II. Malang:

    Media Publishing, 2006.

    Kristiyanti, Celina. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

    Marzuki, Petter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana, 2010.

    Miru, Ahmad. Prinsip dan Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Rajawali Pess,

    2009.

    Raharjo, Satjipto. Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti, 2012.

    Soekamto, Soedjono dan Sri Mahmudji. Peran dan Penggunaan Kepustakaan

    didalam Penelitian Hukum. Jakarta: Pusat Dokumentasi Universitas

    Indonesia, 1979.

    Soekamto, Soedjono. Pengantar Penelitian Hukum, cet. III. Jakarta: Universitas

    Indonesia Press, 1986.

    Sudrajat, Nandang. Teori dan Praktik Perkembangan Indonesia. Jakarta: Pusaka

    Yustisia, 2013.

    Tim Redaksi Fokus Media., Pertambangan Mineral dan Batubara. Jakarta: Fokus

    Media, 2010.

    Waluyo, Bambang. Penelitian Hukum Dalam Praktek, cet. IV. Jakarta: Sinar Grafika,

    2008.

  • Peraturan Perundang-Undangan dan Peraturan Lainnya:

    Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009

    Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014

    Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2012

    Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2014

    Inrternet:

    Antam, Manajemen Struktur, diakses melalui

    http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task=view&id=7

    &itemid=15 pada tanggal 5 Desember 2014 pukul 12:19 WIB.

    Antam, Riwayat Singkat Antam, diakses melalui http://www.antam.com pada tanggal

    5 Desember 2014 pukul 12:10 WIB.

    Antam, Logo Korporasi, diakses melalui http://www.antam.com/ pada tanggal 5

    Desember 2014 pukul 12:10 WIB.

    Aspek Lingkungan dalam Amdal Bidang Pertambangan, diakses melalui

    http://psdg.bgl.esdm.go.id/kepmen_pp_uu/Amdal_Bid_Pertambangan.pdf

    pada tanggal 23 Februari 2015 pukul 15:32 WIB.

    Directorate General For National Export Development, diakses melalui

    http://psdg.bgl.esdm.go.id/app_frontend/contents/102-larangan-ekspor

    pada tanggal 23 Februari 2015 pukul 15.32 WIB.

    Susyanto, Peratu