pengaruh media animasi terhadap hasil belajar ips …
TRANSCRIPT
PENGARUH MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL
BELAJAR IPS SISWA KELAS VII SMP NEGERI
SATAP HOLORIANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Tekonologi Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
JUMIATY KEWA
10531226615
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
2019
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Berangkat dengan penuh keyakinan
Berjalan dengan penuh keiklasan
Bersabar dalam menghadapi cobaan”
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, kupersembahkan karya kecilku ini
untuk orang yang kusayangi:
Kedua orangtuaku, Bapak (Samsudin Sudin) dan ibu (Kamsia Eva)
tercinta yang tak pernah lelah membesarkanku dengan penuh kasih
sayang, serta memberi dukungan, motivator terbesar dalam hidupku yang
tak pernah jemu mendoakanku. Terima kasih buat ibu dan bapak.
Kakak dan adik-adik ku yang selalu memberi dukungan, semangat, dan
selalu mengisi hari-hariku dengan canda tawa dan kasih sayangnya.
Terima kasih buat kakak dan adik-adik ku.
Sahabat seperjuangan ku yang selalu memberi semangat, dukungan, dan
canda tawa yang mengesankan selama masa perkuliahan, susah senang
dirasakan bersama. Terima kasih buat kalian semua.
vii
ABSTRAK
Jumiaty Kewa. 2019. Pengaruh Media Animasi terhadap Hasil Belajar IPS
Siswa Kelas VII SMP Negeri Satap Holoriang. Skripsi. Jurusan Teknologi
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar. Pembimbing I Munirah dan Pembimbing II Kaharuddin.
Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media animasi terhadap
hasil belajar IPS siswa kelas VII SMP Negeri Satap Holoriang. Jenis penelitian ini
adalah penelitian eksperimen dengan desain penelitian pra-eksperimen one group
pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 63 orang siswa
dengan sampel sebanyak 24 siswa. Hasil analisis data deskriptif menunjukkan
bahwa media animasi mampu meningkatkan hasil belajar IPS siswa berdasarkan
rata-rata nilai hasil pretest yaitu 53,96 dan rata-rata nilai hasil posttest yaitu 86,04
serta selisih rata-rata kenaikan hasil belajar peserta didik adalah 34,08 dengan
persentase 63%. Sedangkan hasil uji t paired menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-
tailed) 0,000. Maka sesuai dengan pengambilan keputusan dapat disimpulkan
bahwa nilai signifikansi 0,000<0,05, sehingga ketika dimasukkan kedalam
hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh media animasi terhadap hasil belajar IPS siswa
kelas VII SMP Negeri Satap Holoriang.
Kata Kunci: media animasi, hasil belajar.
viii
KATA PENGANTAR
Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewaliki atas
segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah
pada detik waktu, denyut jantung, gerak langka, serta rasa dan rasio pada-Mu,
Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi
terkadang kesempurnaan itu jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan
bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan,
bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati.
Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi
kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis
kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam
dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan
tulisan ini. Maka dengan segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih
kepada kedua orangtua Samsudin sudin dan Kamsia Eva yang telah berjuang,
berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik, memotivasi dan membiayai penulis
dalam pencarian ilmu. Demikian pula, penulis mengucapakan terima kasih kepada
para keluarga yang tak hentinya memberikan motivasi, kepada
Dr. Munirah, M.Pd. dan Kaharuddin, M.Pd., Ph.D, selaku pembimbing I dan
ix
pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak
penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada
Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM, Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph. D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dan
Dr. Muhammad Nawir, M.Pd., Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan serta
seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali
penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
Kepala Sekolah, guru, staf SMP Negeri Satap Holoriang, yang telah memberikan
izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima
kasih teman-teman seperjuangan serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan
Teknologi Pendidikan Angkatan 2015 atas segala kebersamaan, motivasi, saran,
dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi pelangi dalam hidupku.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama kritikan dan saran
tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi
manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.
Makassar, Juli 2019
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ............................................................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ............. 7
A. Kajian Pustaka .................................................................................... 7
1. Tinjauan tentang Media Animasi ................................................. 7
a. Pengertian Media Pembelajaran ............................................. 7
b. Fungsi Penggunaan Media Pembelajaran .............................. 9
xi
Halaman
c. Dasar Pertimbangan dan Kriteria Pemilihan Media
Pembelajaran ........................................................................ 12
d. Pengertian Media Animasi ................................................... 13
e. Kelebihan Media Animas ..................................................... 14
f. Kelemahan Media Animasi .................................................. 15
2. Tinjauan tentang Hasil Belajar ................................................... 16
a. Pengertian Hasil Belajar ....................................................... 18
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................ 18
3. Tinjauan tentang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ...................... 20
a. Pengertian IPS ...................................................................... 20
b. Tujuan Pembelajaran IPS ..................................................... 21
c. Karakteristik IPS .................................................................. 22
4. Penelitian yang Relevan ............................................................. 23
B. Kerangka Pikir ................................................................................. 27
C. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 31
A. Rancangan Penelitian ....................................................................... 31
B. Populasi dan Sampel ........................................................................ 33
1. Populasi ...................................................................................... 33
2. Sampel ........................................................................................ 34
C. Definisi Operasional Variabel .......................................................... 34
D. Instrumen Penelitian ......................................................................... 35
1. Tes Hasil Belajar ........................................................................ 36
2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ............................................ 36
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 38
1. Teknik Tes .................................................................................. 38
2. Teknik Observasi ....................................................................... 39
F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 39
1. Statistik Deskriptif ..................................................................... 40
xii
Halaman
2. Statistik Inferensial ..................................................................... 40
a. Uji Nomalitas ....................................................................... 41
b. Uji Homogenitas .................................................................. 41
c. Uji Hipotesis ........................................................................ 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 43
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 43
1. Hasil Analisis Deskriptif ............................................................ 43
a. Deskripsi Hasil Belajar IPS Siswa pada Pretest .................. 43
b. Deskripsi Hasil Belajar IPS Siswa pada Posttest ................. 48
c. Hasil Observasi Aktivitas Siswa .......................................... 56
2. Hasil Analisis Inferensial ........................................................... 57
a. Pengujian Normalitas ........................................................... 57
b. Pengujian Homogenitas ....................................................... 58
c. Pengujian Hipotesis .............................................................. 59
B. Pembahasan ...................................................................................... 61
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 66
A. Simpulan .......................................................................................... 66
B. Saran ................................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Desain Penelitian Pretest Posttest One Group ........................................... 32
3.2 Data Populasi Siswa Kelas VII SMP Negeri Satap Holoriang ................. 33
3.3 Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Siswa ............................................. 37
4.1 Distribusi Frekuensi pada Pretest .............................................................. 44
4.2 Distribusi Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Rata-rata Hasil
Belajar IPS Siswa pada Pretest ................................................................. 45
4.3 Distribusi Tabel Penolong untuk Menghitung Standar Deviasi pada
Pretest ........................................................................................................ 47
4.4 Distribusi Frekuensi pada Posttest ............................................................. 48
4.5 Distribusi Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Rata-rata Hasil
Belajar IPS Siswa pada Posttest ................................................................. 49
4.6 Distribusi Tabel Penolong untuk Menghitung Standar Deviasi pada
Posttest ....................................................................................................... 51
4.7 Nilai Statistik Deskriptif Hasil Pretest dan Posttest ................................... 52
4.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Penguasaan Materi ............. 53
4.9 Selisih Nilai Rata-rata pada Pretest dan Posttest ....................................... 55
4.10 Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 57
4.11 Hasil Uji Homogenitas .............................................................................. 58
4.12 Hasil Uji Hipotesis Output 1 ...................................................................... 59
4.13 Hasil Uji Hipotesis Output 2 ..................................................................... 60
4.14 Hasil Uji Hipotesis Output 3 ..................................................................... 60
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pikir Penelitian ......................................................................... 29
4.1 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest ........................ 56
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Daftar Nama Siswa Kelas VII SMP Negeri Satap Holoriang .................... 72
2 Data Awal Nilai Ulangan Harian IPS siswa ............................................. 75
3 Daftar Nilai Hasil Belajar IPS Siswa ......................................................... 76
4 Daftar Skor Siswa pada Pretest-Posttest.................................................... 77
5 Format Lembar Obsevasi Aktivitas Siswa ................................................. 79
6 Daftar Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa ............................................ 80
7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................................... 81
8 Lembar Kerja Siswa ................................................................................... 90
9 Kunci Jawaban ........................................................................................... 94
10 Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi .............................................................. 95
11 Persuratan ................................................................................................... 98
12 Tampilan Media Animasi ......................................................................... 101
13 Dokumentasi ............................................................................................ 104
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya. Lingkungan juga memiliki peran yang sangat
penting dalam proses belajar karena disana biasa ditemukan proses yang alami
antar individu, individu kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Disisi lain,
siswa juga dituntut menyelesaikan tugas sekolah yang telah didapat dari proses
belajar mengajar. Namun, ada yang menjadi kendalanya bagi siswa dalam
menuesaikan tugas sekolah apabila pelajaran yang diterimanya sulit dimengerti
oleh siswa mungkin karena dalam penyampaian materi pembelajaran kurang
menarik, monoton, membosankan, sehingga hal ini menjadi masalah bagi siswa
didalam menyelesaikan tugasnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang
pesat sekarang ini akan membawa dampak kemajuan di berbagai bidang. Dalam
kemajuan tersebut dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya
saing tinggi. Salah satu cara untuk menciptakan sumber daya manusia yang lebih
berkualitas adalah dengan pendidikan.
Berbicara mengenai pendidikan, kita semua pasti sudah mengetahui bahwa
begitu pentingnya pendidikan bagi manusia. Dengan adanya pendidikan maka
seseorang akan mendapatkan pengetahuan dan kemampuan/keahlian untuk
menunjang keberlangsungan hidup. Mengingat begitu pentingnya pendidikan bagi
2
seseorang untuk keberlangsungan hidup, maka pendidikan harus dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil yang baik pula. Untuk dapat
meningkatkan pendidikan di Indonesia serta menumbuhkan suatu sistem
pembelajaran yang baik dan berkualitas, maka sistem pembelajaran yang
diterapkan harus berbasis pada proses belajar yang kompetitif dan mandiri, karena
tujuan utama pendidikan adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan ialah usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan
kualitas manusia dan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Pendidikan sangat
penting, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan
mengalami kelatarbelakangan. Dengan demikian, pendidikan harus betul-betul
diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing,
serta memiliki budi pekerti luhur dan moral yang baik.
Salah satu tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuan pendidikan di Indonesia dikatakan dapat tercapai apabila siswa memiliki
keinginan, ketertarikan, minat dan juga motivasi dalam belajar. Oleh karena itu,
mutu pendidikan perlu ditingkatkan terus menerus. Salah satu indikator mutu
pendidikan yang memadai adalah meningkatnya hasil belajar siswa, yang dapat
dilihat dari nilai penguasaan materi pelajaran dan kemampuan memecahkan
masalah.
3
Berdasarkan pengamatan penulis pada tanggal 22 November 2018 di SMP
Negeri Satap Holoriang, permasalahan pembelajaran masih ditemukan, baik yang
bersumber pada guru maupun siswa. Penyampaian materi oleh guru masih
menggunakan metode ceramah, penggunaan media yang menarik masih belum
dimanfaatkan dengan baik agar bisa menarik perhatian siswa saat pembelajaran
berlangsung. Sedangkan sumber masalah pada siswa terlihat dari beberapa siswa
yang tidak menyukai metode ceramah yang digunakan guru mata pelajaran IPS
karena materinya yang banyak dengan mencatat.
Menurut Sanjaya (2006:148), metode ceramah memiliki beberapa
kelemahan: 1) materi yang dikuasai siswa dari hasil ceramah akan terbatas pada
yang dikuasai guru, 2) ceramah yang tidak disertai peragaan dapat mengakibatkan
terjadinya verbalisme, 3) guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang
baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan, 4) melalui
cerama, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa
yang dijelaskan atau belum. Pada saat pembelajaran IPS berlangsung masih
terlihat beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru seperti
bercanda dengan teman sebangkunya, mengobrol, dan asik sendiri bermain
dengan benda yang ada disekitarnya. Hal tersebut membuktikan bahwa masih
kurangnya fokus siswa terhadap mata pelajaran IPS.
Permasalahan pembelajaran IPS dapat dilihat dari hasil ulangan harian
(terlampir) sebagian besar siswa yang masih belum memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal sampai harus diadakan remedial untuk mencukupi nilai
KKM. Ada kemungkinan rendahnya nilai kompetensi siswa disebabkan oleh
4
strategi penyampaian pelajaran kurang tepat. Masalah ini sangat jelas dirasakan
oleh siswa karena kenyataan sekarang sangat jarang guru yang sering
menggunakan media pembelajaran didalam proses belajar mengajar disekolah,
padahal salah satu tugas seorang tenaga pendidik atau guru adalah bagaimana cara
mengatur pembelajaran agar dapat berjalan seefektif dan seefisien mungkin untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Nggili (2016:77) media pembelajaran adalah media pendukung
yang membantu pengajar dalam memberikan pengertian dan pemahaman tentang
suatu ilmu kepada murid. Dengan menggunakan media ini, murid-murid akan
lebih paham pada ilmu yang diberikan. Media pembelajaran dalam kelas seperti
peta dunia, bola globe, tabel kimia, gambar anatomi manusia, gambar pahlawan,
dan lainnya. Media atau alat pendukung jika digunakan dengan optimal dapat
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar menjadi lebih efisien dalam segala
aspek.
Penggunaan media yang tepat oleh guru akan mempengauhi hasil belajar
siswa yang bersangkutan. Penggunaan media pembelajaran tidak hanya berguna
untuk membantu guru dalam penyampaian materi tetapi juga mempunyai tujuan
untuk memudahkan siswa dalam menerima materi yang disampaikan. Dengan
cara guru memanfaatkan media pembelajaran menarik yang dapat membuat siswa
semakin aktif dan sungguh-sungguh saat belajar, salah satunya yaitu dengan
menggunakan media animasi. Media animasi diterapkan peneliti pada
pembelajaran IPS kelas VII di SMP Negeri Satap Holoriang. Peneliti membuat
5
perumpamaan yang digunakan dalam media animasi ini dirancang sesuai dengan
kehidupan sehari-hari agar siswa lebih mudah dalam memahami.
Menanggapi permasalahan tersebut dan mengingat pentingnya penggunaan
media pembelajaran pada setiap proses belajar mengajar, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Media Animasi
terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII SMP Negeri Satap Holoriang”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah media
animasi berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII SMP Negeri Satap
Holoriang”?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui pengaruh media animasi terhadap
hasil belajar IPS siswa kelas VII SMP Negeri Satap Holoriang”.
D. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada
berbagai pihak, antara lain:
1. Secara Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk meningkatkan
aktivitas pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat
dijadikan acuan serta bahan pertimbangan bagi penelitian berikutnya.
6
b. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi landasan dalam
pengembangan media pembelajaran khususnya media animasi atau penerapan
media pembelajaran secara lebih lanjut. Selain itu juga menjadi sebuah nilai
tambah khasanah pengetahuan ilmiah dalam bidang pendidikan di Indonesia.
2. Secara Praktis
a. Bagi Siswa
Hasil penelitian media pembelajaran berupa media animasi ini dapat menarik
perhatian siswa agar lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran,
karena media animasi membuat siswa lebih fokus.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan profesionalisme
khususnya dalam memanfaatkan media pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di sekolah.
d. Bagi Peneliti
Sebagai calon guru dimasa mendatang adapun tujuan utama dari penelitian ini
adalah untuk memperoleh hasil pengujian statistik terkait dengan pengaruh
penggunaan media animasi terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di SMP
Negeri Satap Holoriang.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Tinjauan Tentang Media Animasi
a. Pengertian Media Pembelajaran
Penggunaan media disadari oleh banyak praktisi pendidikan sangat
membantu proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, terutama
membantu peningkatan belajar prestasi belajar siswa. Keterbatasan media
pembelajaran dan lemahnya kemampuan guru dalam menciptakan media
pembelajaran membuat penerapan metode ceramah masih menjadi metode yang
paling sering digunakan oleh guru.
Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiahnya berarti
tengah, pengantar, atau perantara. Dalam bahasa Arab, media disebut wasail
bentuk jama dari wasilah yakni sinonim al-wasth yang artinya juga tengah. Kata
tengah itu sendiri berarti berada di antara dua sisi, maka disebut juga sebagai
perantara (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya
berada di tengah ia bisa juga disebut sebagai pengantar atau penghubung, yakni
yang mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal dari satu
sisi ke sisi lainnya (Munadi, 2008:6).
Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan
lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media
8
dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2007:3).
Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga
tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif (Munadi, 2008:7).
Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran. Dalam
perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi.
Teknologi paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan
yang bekerja atas dasar prinsip mekanis. Kemudian lahir teknologi audio-visual
yang menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan
pembelajaran. Teknologi yang muncul terakhir adalah teknologi mikroprosesor
yang melahirkan pemakaian komputer dan kegiatan interaktif. Berdasarkan
perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran menurut Arsyad (2014:31)
dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok yaitu:
1) Media hasil teknologi cetak.
2) Media hasil teknologi audiovisual.
3) Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer.
4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
9
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dipilih oleh guru sebagai penyampai pesan yang dapat
menarik minat belajar siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu
media yang dipilih oleh guru untuk membantu proses pembelajaran adalah media
animasi, karena media animasi dapat meningkatkan pemahaman siswa dan dan
memiliki sifat yang menghibur, sehingga membuat siswa terhindar dari kejenuhan
dalam pembelajaran IPS.
b. Fungsi Penggunaan Media Pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting
adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling
berkaitan. Pemilihan suatu media pembelajaran yang akan digunakan saat
pembelajaran haruslah disesuaikan dengan metode mengajarnya. Meskipun
demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran
adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Arsyad, 2014:19).
Media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu
digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar
jumlahnya, yaitu memotivasi minat atau tindakan, menyajikan informasi, dan
memberi instruksi. Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat
direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah
melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak
(turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan
10
sumbangan material). Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan
emosi (Arsyad, 2014:24).
Menurut Sanjaya (2013:208) secara khusus media pembelajaran memiliki
fungsi dan beberapa peran sebagai berikut:
1) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.
Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan
foto, film, atau rekaman melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu
dapat disimpan dan dapat digunakan menakala diperlukan.
2) Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.
Melalui media pembelajaran guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang
bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat
menghilangkan verbalisme. Selain itu media pembelajaran juga dapat
membantu menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak mungkin
ditampilkan didalam kelas ataupun menampilkan objek yang terlalu kecil yang
sulit digunakan dengan mata telanjang. Untuk memanipulasi keadaan, cepat
yang sulit diikuti.
3) Menambah gairah dan motivasi belajar siswa.
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian
siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat. Sebagai contoh,
sebelum pembelajaran dimulai guru dapat memutarkan film tentang banjir,
tentang kotoran limbah industri, dan lain sebagainya.
4) Media pembelajaran memiliki nilai praktis.
11
Nilai-nilai praktis yang media pembelajaran dalam Djamarah dan Aswan
Zain (2006:137-138) adalah:
a) Media pembelajaran dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir.
b) Media pembelajaran dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk
belajar.
c) Media pembelajaran dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar
sehingga hasil belajar bertambah mantap.
d) Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman yang nyata dan dapat
menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.
e) Media pembelajaran dapat menumbuhkan pemikiran yang teratur dan
berkesinambungan.
f) Media animasi dapat membantu tumbuhnya pemikiran dan memantau
berkembangnya kemampuan berbahasa.
g) Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman yang tak mudah
diperoleh dengan cara lain serta membenatu berkembangnya efisiensi dan
pengalaman belajar.
h) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa.
i) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga.
12
j) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemontrasikan dan lain-lain.
Dalam hal ini media pembelajaran sangat berperan penting sebagai
perantara pemberi pesan dalam proses pembelajaran. semakin konkret sebuah
media, maka semakin konkret pula materi pelajaran yang sedang disampaikan
guru, sehingga siswa lebih mudah memahami materi tersebut.
c. Dasar Pertimbangan dan Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran
disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Kriteria pemilihan media pembelajaran
yaitu tujuan intruksional yang ingin dicapai, karakteristik siswa atau sasaran, jenis
rangsangan belajar yang diinginkan, keadaan latar atau lingkungan, kondisi
setempat dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani (Sadiman, 2009:84).
Djamarah dan Aswan Zain (2006:129-130) berpendapat, pemilihan media
pembelajaran harus memperhatikan situasi dan kondisi serta teknik dari media
pembelajaran tersebut. Usman (2011:32) mengemukakan bahwa ada beberapa hal
perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran antara lain:
1) Alat-alat yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa
serta perbedaan individual atau kelompok.
2) Alat yang dipilih harus tepat, memadai dan mudah digunakan.
3) Harus dilaksanakan dengan teliti dan diperiksa terlebih dahulu.
4) Penggunaan alat peragga atau media disertai kelajutannya seperti diskusi,
analisis, dan evaluasi.
13
5) Sesuai dengan batas kemampuan biaya.
d. Pengertian Media Animasi
Animasi dapat diartikan sebagai film yang berbentuk rangkaian lukisan
atau gambar yang satu dengan yang lainnya, yang hanya berbeda sedikit sehingga
ketika diputar akan bergerak (Departemen Pendidikan Nasional, 2008:70).
Menurut Salim (2005:1) animasi adalah proses penciptaan efek gerak atau efek
perubahan bentuk yang terjadi selama beberapa waktu (morphing). Suheri
(2006:28) mengatakan bahwa animasi merupakan kumpulan gambar yang diolah
sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan. Salah satu keunggulan animasi
adalah kemampuannya untuk menjelaskan suatu kejadian secara sistematis dalam
tiap waktu perubahan. Hal ini sangat membantu dalam menjelaskan prosedur dan
urutan kejadian.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media animasi merupakan
media pembelajaran yang berisi kumpulan gambar yang di olah sedemikian rupa
sehingga menghasilkan gerakan dan dilengkapi dengan audio sehingga berkesan
hidup serta penyimpan pesan-pesan pembelajaran. Media animasi dapat dijadikan
sebagai perangkat ajar yang siap kapanpun digunakan untuk menyampaikan
materi pelajaran. Media animasi termasuk jenis media audiovisual, karena
terdapat gerakan gambar dan suara. Pembelajaran audiovisual didefinisikan
sebagai produksi dan pemanfaatan bahan yang eksklusif tidak selalu harus
bergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis.
Seiring berkembangnya teknologi, banyak software yang dapat digunakan
dalam membuat multimedia animasi pembelajaran, secara umum animasi sendiri
14
dikelompokan menjadi dua jenis yaitu animasi 2 Dimensi (2D) dan 3 Dimensi
(3D), dibidang pendidikan perangkat lunak yang sering digunakan adalah
Macromedia Flash, Powtoon, Power Point, Adobe Flash, Adobe Image Ready,
Dreamweaver, dan lain sebagainya. Media pembelajaran yang peneliti gunakan
dalam penelitian ini adalah media animasi berbasis powtoon.
e. Kelebihan Media Animasi
Munadi (2008:150) mengemukakan kelebihan dari media animasi dalam
pembelajaran diantaranya adalah:
1) Mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau
diistilahkan dengan imagery. Secara kognitif pembelajaran dengan
menggunakan mental imagery akan meningkatkan retensi siswa dalam
mengingat materi-materi pelajaran.
2) Memiliki kemampuan dalam menggabungkan semua unsur media seperti teks,
video, animasi, image, grafik, dan sound menjadi satu kesatuan penyajian
yang intelegensi.
3) Memiliki kemampuan dalam mengakomodasi peserta didik sesuai dengan
modalitas belajarnya, terutama bagi mereka yang memiliki visual, auditif,
kinestetik atau yang lainnya.
4) Mampu mengembangkan materi pembelajaran terutama membaca dan
mendengarkan secara mudah.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seorang guru atau pelatih dalam
memilih dan menggunakan media audiovisual dalam menyampaikan informasi,
fikiran dan pesan kepada anak didiknya, menurut Sadiman (2003:23) antara lain:
15
1) Media audiovisual mempermudah orang menyampaikan dan menerima
materi, fikiran dan pesan serta dapat menghindarkan salah pengertian.
2) Media audiovisual mendorong keinginan seseorang untuk mengetahui lebih
lanjut informasi yang sedang dipelajarinya.
3) Media audiovisual dapat mengekalkan pengertian yang didapat.
4) Media audiovisual sudah berkembang di masyarakat.
f. Kelemahan Media Animasi
Kelemahan media animasi adalah peralatan yang khusus. Materi dan
bahan untuk animasi sulit untuk dirubah jika sewaktu-waktu dapat kekeliruan atau
informasi yang ada di dalamnya, sulit ditambahkan untuk menarik perhatian siswa
jika digunakan secara tepat, tetapi sebaliknya animasi dapat juga mangalihkan
perhatian dari sub materi yang disampaikan ke hiasan animatif yang justru tidak
penting. Menurut Rivai (2005:4) kelemahan dari media animasi antara lain:
1) Memerlukan kreatifitas dan keterampilan yang cukup memadai untuk
mendesain animasi yang dapat secara efektif digunakan sebagai media
pembelajaran.
2) Memerlukan software khusus untuk membukanya.
3) Guru sebagai komunikator dan fasilitator harus memiliki kemampuan
memahami siswanya, bukan memanjakannya dengan berbagai animasi
pembelajaran yang cukup jelas tanpa adanya usaha belajar dari mereka atau
penyajian informasi yang terlalu banyak dalam satu frame cenderung akan
sulit dicerna siswa.
16
2. Tinjauan tentang Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Aktivitas belajar telah ada sejak manusia ada. Menurut Dahar (1989:12),
belajar adalah proses yang dihasilkan dari pengalaman dengan lingkungan di
mana terjadi hubungan antara stimulus-stimulus dan respon-respon. Dari pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang berlangsung
dalam interaksi dengan lingkungannya dengan tujuan untuk mengumpulkan ilmu
yang pada akhirnya menghasilkan perubahan tingkah laku seseorang.
Seseorang dikatakan belajar ketika terjadi perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari pengalaman. Maka kegiatan atau usaha untuk mencapai perubahan
tingkah laku itu disebut hasil belajar. Hasil belajar adalah suatu bagian pelajaran
misalnya suatu unit. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam
pembelajaran.
Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya
memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Dimyati dan
Mudjiono (2006:3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Tirtonegoro (2001:43) mengemukakan hasil belajar adalah penilaian hasil
usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf
17
maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
siswa dalam periode tertentu. Djamarah (1996:23) mengungkapkan hasil belajar
adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan
dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006:26-27) menyebutkan
enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:
1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari
dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta,
peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.
2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal
yang dipelajari.
3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.
4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-
bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya
mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.
5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya
kemampuan menyusun suatu program.
6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal
berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek
18
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan
evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan
menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif
IPS yang mencakup tiga tingkatan yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan
penerapan (C3). Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
pada aspek kognitif adalah tes. Setelah suatu proses belajar berakhir, maka siswa
memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam
proses pembelajaran. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan
pembelajaran adalah hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui
sebatas mana siswa dapat memahami serta mengerti materi tersebut
Jadi, hasil belajar adalah suatu pencapaian yang dicapai siswa dalam
proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan
pembentukan tingkah laku seseorang. Hasil belajar sebagai pengukuran dari
penilaian kegiatan belajar atau proses belajar dinyatakan dalam simbol, huruf
maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak
pada periode tertentu.
b. Faktor-fakor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran
di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu
sendiri. Sugihartono, dkk. (2007:76-77), menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:
19
1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
2) Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal
meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain meliputi faktor
internal dan faktor eksternal (Rusman, 2012:124).
1) Faktor Internal
a) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam
keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan
sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam
menerima materi pelajaran.
b) Faktor Psikologis
Setiap individu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi
psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil
belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ),
perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta
didik.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor lingkungan
ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam
misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di
20
ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan
akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya
masih segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega.
b) Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.
Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk
tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor
instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah faktor lingkungan, faktor
instrumental, faktor fisiologi, dan faktor psikologi.
3. Tinjauan tentang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Istilah ilmu pengetahuan sosial (IPS) yang secara resmi mulai
dipergunakan di Indonesia sejak tahun 1975 adalah istilah Indonesia untuk
pengertian Social Studies seperti di Amerika Serikat. Dalam dunia pengetahuan
kemasyarakatan atau pengetahuan sosial kita mengenal beberapa istilah, seperti
ilmu sosial, studi sosial, dan ilmu pengetahuan sosial. IPS sebagai bidang studi
memiliki garapan yang dipelajari cukup luas. Bidang garap itu meliputi gejala-
gejala dan masalah kehidupan manusia di masyarakat. Tekanan yang dipelajari
IPS berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan masyarakat bukan pada teori
21
dan keilmuannya, melainkan pada kenyataan kehidupan kemasyarakatan. Dari
gejala dan masalah sosial tadi ditelaah, dianalisis faktor-faktornya sehingga dapat
dirumuskan jalan pemecahannya.
Sapriya, dkk (2006:3) menjelaskan IPS merupakan perpaduan dari pilihan
konsep ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, budaya
dan sebagainya yang diperuntukkan sebagai pembelajaran pada tingkat
persekolahan. Sapriya, dkk (2006:7) IPS merupakan ilmu pengetahuan yang
memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu
lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan. IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa IPS
adalah ilmu yang mempelajari, menelaah, menganalisis tentang berbagai fakta,
konsep, dan generalisasi sosial yang ada di masyarakat. Selain itu, IPS juga
mempelajari hubungan manusia yang menyangkut tingkah laku manusia di dalam
kehidupan bermasyarakat.
b. Tujuan Pembelajaran IPS
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu
dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan berhasil dalam kehidupan di
masyarakat. Hamalik (1992:40-41) merumuskan tujuan pendidikan IPS
berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu pengetahuan dan pemahaman,
sikap hidup belajar nilai-nilai sosial dan sikap, serta keterampilan. Sedangkan
tujuan pembelajaran IPS menurut Sapriya (2011:201) antara lain:
22
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran IPS bertujuan membangun serta membekali peserta didik untuk
menjadi warga negara yang baik dan berguna bagi masyarakat untuk memecahkan
masalah sosial yang ada.
c. Karakteristik IPS
Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik yang berbeda dengan mata
pelajaran lain. Demikian juga mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Menurut
Siska (2016:14), ciri-ciri yang kedapatan di dalamnya memuat rincian sebagai
berikut:
1) Bahan pelajarannya akan lebih banyak memperhatikan minat para siswa,
masalah-masalah sosial, keterampilan berpikir serta pemeliharaan/
pemanfaatan lingkungan alam.
2) Mencerminkan berbagai kegiatan dasar dari manusia.
3) Organisasi kurikulum IPS akan bervariasi dari susunan yang integrated
(terpadu), correlated (berhubungan), sampai yang separated (terpisah).
23
4) Susunan bahan pembelajaran akan bervariasi dari pendekatan
kewarganegaraan, fungsional, humanistis, sampai yang struktural.
5) Kelas pengajaran IPS akan dijadikan laboratorium demokrasi.
6) Evaluasinya tak hanya akan mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor saja, tetapi juga mencoba mengembangkan apa yang disebut
democratic quotient dan citizenship quotient.
7) Unsur-unsur sosiologi dan pengetahuan sosial lainnya akan melengkapi
program pembelajaran IPS, demikian pula unsur-unsur science, teknologi,
matematika, dan agama akan ikut memperkaya bahan pembelajaran.
Karakteristik lain yang juga merupakan ciri mata pelajaran IPS adalah
digunakannya pendekatan pengembangan bahan pembelajaran IPS dalam rangka
menjawab permasalahan yang sering muncul dalam proses pembelajaran, baik di
tingkat sekolah dasar maupun lanjutan (Siska, 2016:14).
4. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan pengaruh media animasi terhadap hasil
belajar IPS siswa kelas VII SMP Negeri Satap Holoriang adalah:
a. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Wahyullah Alannasir (2014)
dengan judul “Pengaruh penggunaan media animasi dalam pembelajaran ips
terhadap motivasi belajar siswa kelas IV SDN Mannuruki. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Penggunaan media animasi dalam pembelajaran IPS
memiliki tahapan pembelajaran di mana, setiap pertemuan terdapat tiga
tahapan utama yang dilaksanakan oleh guru yakni perencanaan, pelaksanaan
24
dan evaluasi . (2) Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS memberikan
perubahan motivasi belajar pada siswa, terlihat dari hasil motivasi belajar
sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan media animasi
mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebelum perlakuan berada pada
kategori cukup dan setelah perlakuan motivasi belajar siswa meningkat
dengan kategori sangat baik. (3) Penggunaan media animasi dalam
pembelajaran IPS berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa kelas IV SDN
Mannuruki.
b. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Zulaikhah (2009) dengan
judul “Pengaruh penggunaan media gambar animasi terhadap hasil belajar
IPS Di MIN Grobogan”. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan
hasil belajar yang sangat signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Hal itu ditunjukkan oleh hasil perhitungan t hitung sebesar 7,15
sedangkan t tabel sebesar 2,39 pada df (degree of freedom) 58. Jika t hitung >
t tabel maka Ho ditolak berarti ada perbedaan sangat signifikan antara
pembelajaran IPS dengan media gambar animasi dan media gambar mati. Jadi,
penggunaan media gambar animasi berpengaruh terhadap hasil belajar IPS
Kelas IV MIN semester 2 dengan kode KD 2.1. yaitu mengenal aktifitas
ekonomi yang berkaitan dengan sumber 2 daya alam dan potensi lain di
daerahnya. Motivasi belajar siswa setelah dilaksanakan pembelajaran IPS
menggunakan media gambar animasi secara keseluruhan termasuk dalam
kategori tinggi, dengan nilai rata-rata 4,1 (pada skala 1-5) dari 36 indikator
25
yang mengukur aspek antusiasme belajar, keterlibatan dalam PBM, ketekunan
dalam PBM, dan keinginan untuk selalu mencari informasi tambahan.
c. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nur Farida (2017) dengan judul
“Pengaruh penggunaan media audio visual terhadap hasil belajar ips siswa
kelas IV di SD Dharma Karya UT”. Metode penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain non-randomized control
group pretest and posttest design. Setelah semua pengujian dilakukan dapat
diperoleh nilai posttest thitung sebesar 5,220, sedangkan ttabel 2,000. Dengan
kata lain thitung > ttabel. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
penggunaan media audio visual terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD
Dharma Karya UT Pondok Cabe.
d. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ikhwanul Muslimin
dengan judul “Pengaruh penggunaan media pembelajaran video animasi
terhadap hasil belajar pendidikan kewarganegaraan kelas II SD
Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta”. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian adalah pra-
eksperimen dengan desain penelitian one group pretest-posttest design. Hasil
penelitian diperoleh kesimpulan: 1) Pengetahuan awal 23 siswa sebelum
diberikan perlakuan menggunakan media pembelajaran media animasi
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 65, 97 (mean pretest). 2) Pengetahuan
siswa setelah diberikan perlakuan menggunakan media pembelajaran video
animasi menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata yang dicapai
yaitu76,84 (mean posttest). Sehingga selisih antara mean pretest dan mean
26
posttest adalah sebesar 10,87. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan
bahwa ada pengaruh penggunaan media pembelajaran video animasi terhadap
hasil belajar pendidikan kewarganegaraan kelas II SD Muhammadiyah
Karangtengah Bantul Yogyakarta.
Penelitian oleh Wahyullah Alannasir memiliki kesamaan dengan
penelitian ini yaitu sama-sama penelitian eksperimen, variabel bebas yang
digunakan pun sama-sama media animasi. Namun, perbedaan dalam penelitian ini
adalah Wahyullah Alannasir menggunakan variabel bebas motivasi belajar IPS,
sedangkan peneliti menggunakan variabel bebas hasil belajar IPS. Selain itu,
Wahyullah Alannasir meneliti Kelas IV SDN mannuruki, sedangkan peneliti
meneliti kelas VII SMP Negeri Satap Holoriang.
Penelitian ini pun memiliki kesamaan dengan penelitian oleh Zulaikhah,
yaitu sama-sama meneliti tentang pengaruh penggunaan media animasi terhadap
hasil belajar IPS. Perbedaannya adalah Zulaikhah meneliti di MIN Grobogan.
Penelitian ini memiliki kesamaan lagi dengan penelitian yang dilakukan
oleh Nur Farida yaitu sama-sama meneliti tentang pengaruh penggunaan media
pembelajaran terhadap hasil belajar IPS. Namun, media yang digunakan peneliti
adalah media animasi, sedangkan Nur Farida menggunakan media audiovisual.
Selain itu, Nur Farida menggunakan jenis penelitian kuasi eksperimen dengan
desain non-randomized control group pretest and posttest design, sedangkan
penelitian ini menggunakan jenis penelitan pre-eksperimental one group pretest-
posttest. Perbedaan lainnya adalah Nur Farida meneliti kelas IV SD Dharma
27
Karya UT Pondok Cabe, sedangkan peneliti meneliti kelas VII SMP Negeri Satap
Holoriang.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Muhammad Ikhwanul Muslimin yaitu sama-sama meneliti tentang pengaruh
media animasi terhadap hasil belajar, sama-sama menggunakan jenis penelitan
pre-eksperimental one group pretest-posttest. Perbedaannya yaitu peneliti
meneliti hasil belajar IPS, sedangkan Muhammad Ikhwanul Muslimin meneliti
hasil belajar PKn. Selain itu, Muhammad Ikhwanul Muslimin meneliti kelas II
SD Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta, sedangkan peneliti
meneliti kelas VII SMP Negeri Satap Holoriang.
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan kajian teoritis sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya,
maka dalam penyusunan penelitian ini penulis mengajukan anggapan dasar atau
kerangka pemikiran sebagai berikut:
Proses pembelajaran IPS yang kurang menarik membuat siswa jenuh dan
bosan. Hal tersebut tentunya menjadi bahan evaluasi bagi para guru atau pengajar
untuk memberikan dan menyajikan pembelajaran yang berbeda, menarik, dan
lebih kreatif untuk meningkatkan minat, motivasi, serta hasil belajar siswa pada
pelajaran IPS. Dalam hal ini yang memiliki peran sangat penting ialah guru,
bagaimana mengidentifikasi masalah menjadi lebih spesifik dan menemukan
solusi yang terbaik dalam penyelesaian masalah tersebut.
28
Di era modern ini kemajuan teknologi sangatlah pesat. Ada banyak media
yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya
pembelajaran IPS. Pemilihan media tentu harus tepat, efektif, dan efisien. Guru
harus benar-baner memahami media pembelajaran yang akan digunakan dan
memiliki kemampuan mengolah media tersebut agar tujuan pembelajaran dapat
tersampaikan dan tercapai.
Proses pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi
yang terus berkembang diharapkan dapat memberi pengaruh yang besar terhadap
proses penyerapan materi atau pemahaman siswa, sehingga diharapkan hasil
belajar IPS siswa terus meningkat.
Pembelajaran IPS berbentuk media animasi diharapkan mampu menjadi
referensi bentuk pengajaran yang baru sesuai dengan perkembangan zaman
dengan tetap mengedepankan pemahaman siswa akan materi pelajaran IPS namun
menyenangkan, dinamis, dan interaktif sehingga pada akhirnya mampu
meningkatkan hasil belajar siswa.
Jadi, dengan penggunaan media animasi ini diharapkan dapat membantu
siswa membangkitkan minat serta motivasi belajar yang tinggi dan memberikan
pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dari keterangan tersebut, kerangka pikir
penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
29
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoteris terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang
empirik dengan data (Sugiyono, 2017:96).
Guru mata pelajaran masih
menggunakan metode ceramah.
Guru mata pelajaran belum
menggunakan media
pembelajaran yang menarik.
Pembelajaran IPS
Menggunakan
media animasi
dalam
pembelajaran IPS
Kondisi Awal Perlakuan Kondisi Akhir
Melalui media pembelajaran
animasi dalam proses belajar
mengajar dapat meningkatkan
hasil belajar IPS siswa kelas VII
SMP Negeri Satap Holoriang
Siswa pasif, cenderung
bosan, dan tidak ada
kerjasama yang terjalin
Penggunaan media
animasi membuat suasana
menjadi semangat
30
Berdasarkan teori dan kerangka pikir yang telah dikemukkan sebelumnya,
maka hipotesis yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. H0 : Tidak ada pengaruh media animasi terhadap hasil belajar IPS siswa kelas
VII SMP Negeri Satap Holoriang.
2. H1 : Ada pengaruh media animasi terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII
SMP Negeri Satap Holoriang.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini mengacu pada pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut
Sukmadinata (2010:53) penelitian kuantitatif didasari pada filsafat positivisme
yang menekankan fenomena objektif yang dikaji secara kuantitatif atau dilakukan
dengan menggunakan angka, pengolahan statistik, struktur, dan percobaan
terkontrol.
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Di dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment) yang
diberikan kepada kelompok-kelompok tertentu. Penelitian eksperimen adalah
jenis penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2017:107).
Desain eksperimen dalam penelitian ini menggunakan pra eksperimen
“one group pretest posstest design”. Penelitian ini tidak menggunakan kelas
pembanding namun sudah menggunakan tes awal sehingga besarnya efek atau
pengaruh penggunaan media animasi dapat diketahui secara pasti. Dalam
penelitian ini, subjek penelitian terlebih dahulu diberi tes awal (pretest) untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan awal siswa sebelum diberikan pembelajaran
IPS dengan menggunakan media animasi. Setelah diberi tes awal, selanjutnya
kepada siswa tersebut diberikan perlakuan yaitu pembelajaran IPS dengan
menggunakan media animasi. Kemudian, siswa diberikan tes akhir (posttest)
32
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh media animasi terhadap hasil belajar
IPS. Secara sederhana, desain penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tebel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest Posttest Design
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X O2
Keterangan:
O1 = hasil pretest
X = perlakuan atau treatment
O2 = hasil posttest
(Arikunto, 2002:78).
Meskipun penelitian dengan desain one group pretest posttest memiliki
kelemahan karena tidak adanya kelompok pembanding, tetapi peneliti memiliki
beberapa pertimbangan mengapa tetap menggunakan desain ini dalam penelitian.
Suryabrata (2007:102) menjelaskan bahwa desain penelitian one group pretest
posttest mempunyai kelemahan dan kelebihan seperti:
1. Kelemahannya adalah tidak ada jaminan bahwa X adalah satu-satunya
faktor atau bahkan faktor utama yang menimbulkan perbedaan antara O1
dan O2.
2. Kelebihannya adalah pretest yang diberikan dapat memberikan landasan
untuk membuat komparasi prestasi subjek yang sama sebelum dan sesudah
dikenali X (experimental treatment).
33
Penelitian ini menggunakan satu kelas sebagai objek penelitian. Dalam
penelitian ini hanya ada satu kelompok yang berfungsi sebagai kelompok kontrol
(sebelum dikenalkan perlakuan ujinya) maupun kelompok eksperimen (setelah
dikenalkan perlakuan ujinya). Jenis penelitian ini dipilih karena kelompok
kontrolnya tak mungkin diperoleh. Data yang diperoleh sebelum perlakuan baik
berupa hasil tes maupun data lain digolongkan sebagai data dari kelompok
kontrol, sedangkan data yang dikumpulkan setelah adanya perlakuan digolongkan
sebagai data dari kelompok eksperimen. Data dari kelompok kontrol sering
disebut juga tes awal dan data kelompok eksperimen disebut tes akhir.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2017:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII di
SMP N Satap Holoriang yang terdiri dari 3 kelas berjumlah 63 siswa.
Tabel 3.2 Data Populasi Siswa Kelas VII SMP Negeri Satap Holoriang
TahunAjaran 2018/2019
Kelas Banyak Siswa
P L Jumlah
VII A 10 11 21
VII B 11 10 21
VII C 10 11 21
Total 31 32 63
34
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2017:118) sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 24 siswa dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling. Dikatakan
simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan starta yang ada dalam populasi itu. Siswa
dipilih secara acak dari tiga kelas dengan masing-masing kelas diambil delapan
orang siswa sebagai perwakilan untuk dijadikan sampel penelitian.
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi
kepada kita tentang bagaimana cara mengukur variabel. Definisi operasional
variabel penelitian adalah penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti
(definisi konseptual) yang telah disesuaikan dengan kondisi tempat penelitian.
Setiap variabel akan dirumuskan dalam bentuk rumusan tertentu berguna untuk
membatasi ruang lingkup yang dimaksud dan memudahkan pengukurannya.
Variabel penelitian dibagi menjadi dua yaitu variabel independent dan
variabel dependent. Variabel Independent (bebas) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
35
terikat (Sugiyono, 2012:39). Variabel independent yang digunakan dalam
penelitian ini adalah media animasi (X). Variabel dependent (terikat) adalah
variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Variabel dependent yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar.
Agar setiap variabel dalam penelitian ini dapat diukur dan diamati, maka
perumusan definisi operasional variabel tersebut adalah sebagai berikut:
1. Media animasi adalah media pembelajaran yang berisi kumpulan gambar yang
di olah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan dan dilengkapi
dengan audio sehingga berkesan hidup serta penyimpan pesan-pesan
pembelajaran.
2. Hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan
dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan
hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu.
D. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada
alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2012:148).
Menurut Arikunto (2000:134) instrumen pengumpulan data adalah alat
bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah.
36
Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi
karakteristik variabel secara objektif. Instrumen pengumpul data adalah alat yang
digunakan untuk merekam keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis.
Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi kognitif
dan atribut nonkognitif. Untuk atribut kognitif perangsangnya adalah pertanyaan.
Sedangkan untuk atribut non kognitif, perangsangnya adalah pernyataan
(Suryabrata, 2008:52).
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen
penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Apabila menggunakan instrumen yang valid
dan reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil penelitian akan
menjadi valid dan reliabel. Instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tes Hasil Belajar
Tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 item dan essay
test sebanyak 10 item. Tes pilihan ganda terdiri dari 4 (empat) pilihan jawaban
yaitu a, b, c, dan d. Setiap soal mempunyai skor 1 (satu). Di mana semua tes yang
diberikan mengukur ranah kognitif yang meliputi aspek pengetahuan (C1), aspek
pemahaman (C2), aspek penerapan (C3). Tes dilakukan sebelum pembelajaran
(pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest).
37
2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Observasi dilakukan untuk mengetahui sesuatu dari sebuah fenomena yang
didasari pada pengetahuan dan gagasan yang bertujuan untuk memperoleh
informasi-informasi terkait dengan suatu fenomena atau peristiwa yang sudah atau
sedang terjadi di lingkungan. Proses dalam mendapatkan informasi-informasi tadi
haruslah objektif, nyata serta dapat dipertanggungjawabkan.
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data aktivitas
belajar siswa selama proses pembelajaan menggunakan media animasi
berlangsung. Keterlibatan langsung di lapangan oleh peneliti untuk memperoleh
data atau informasi tentang aktivitas siswa yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran sebagai upaya untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan
pelaksanaan tindakan sangatlah diperlukan. Adapun pedoman observasi dapat
dilihat seperti tabel berikut.
Tabel 3.3 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
No. Kegiatan/ Aspek yang dinilai Jumlah item
1 Kehadiran 3
2 Kesiapan 3
3 Keaktifan 3
4 Kejujuran 3
5 Kemampuan berkomunikasi 3
Jumlah 15
38
E. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data di
lapangan, yakni sebagai berikut:
1. Teknik Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok (Riduwan, 2007:76).
Secara umum, ada dua fungsi yang dimiiki tes, yaitu sebagai alat pengukur
terhadap siswa dan sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran. Tes
dilakukan melalui dua tahapan yaitu tes awal/ pretest dan tes akhir/ posttest.
Pretest adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada
siswa. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai
oleh para siswa. Sedangkan posttest adalah tes akhir yang dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting
sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh siswa.
Teknik tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu untuk mengetahui kemampuan siswa di dalam memahami
materi. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPS yang dilaksanakan selama proses penelitian.
39
Data hasil belajar dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar
siswa. Pemberian tes dilakukan sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan
perlakuan (treatment).
2. Teknik Observasi
Sugiyono (2017:203) menyatakan bahwa observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan
dan ingatan. Teknik ini digunakan untuk mengamati secara langsung mengenai
permasalahan yang diteliti yaitu pengaruh media animasi terhadap hasil belajar
IPS siswa kelas VII SMP Negeri Satap Holoriang.
Data aktivitas siswa dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi
aktivitas siswa dalam pembelajaran. Data aktivitas siswa diperoleh dengan
melakukan pengamatan terhadap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung
yang dilakukan oleh pengamat/ penulis.
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian pendekatan kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden atau sumber daya lain terkumpul. Kegiatan
dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis
yang telah di ajukan (Sugiyono, 2017:207).
40
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif dan
analisis data inferensial. Untuk mengetahui nilai yang diperoleh siswa, maka skor
diubah ke nilai dengan rumus:
Nilai =
100
Data yang terkumpul dapat diolah dengan menggunakan statistik, yaitu
teknik statistik deskriptif dan teknik statistik inferensial.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan
yang berlaku umum atau generalisasi, (Sugiyono, 2017:207-208).
Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data
melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median,
mean, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui
perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase, (Sugiyono,
2017:208). Analisis ini meliputi nilai tertinggi, nilai terendah, rata-rata (mean),
median, modus, dan standar deviasi.
2. Statistik Inferensial
Satatistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi, (Sugiyono,
2017:209). Teknik statistik ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian
41
tetapi sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat
dapat dilaksanakannya analisis data.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan sebagai prasyarat untuk
melakukan analisis data. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilihat dari hasil pretest
dan posttest. Uji normalitas hasil pretest dan posttest yang digunakan adalah
software Statistical Package for Sosial Sciences (SPPS) 25 dengan uji
Kolmogorov-Smirno. Kriteria keputusan dalam uji normalitas pada SPSS menurut
Arifin (2017:85) adalah:
a) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal.
b) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
Setelah dilakukan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirno
dan dinyatakan data berdistribusi normal kemudian dilanjutkan dengan uji
homogenitas dua varians terhadap hasil data pretest dan posstest menggunakan
metode One-Way ANOVA dengan SPSS 25.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah siswa di kelas
mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenits dua varians
terhadap hasil data pretest dan posttest menggunakan metode One-Way ANOVA
dengan software Statistical Package for Sosial Sciences (SPPS) 25. Kriteria
keputusan dalam uji homogenitas pada SPSS menurut Arifin (2017:98) adalah:
42
a) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data tersebut dinyatakan homogen.
b) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data tersebut dinyatakan tidak homogen.
Dari hasil pengujian, jika data kedua kelompok memiliki varians yang
sama dilakukan dengan kesamaan uji hipotesis dengan menggunakan uji paired
samples t-test.
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini dilakukan setelah data berdistribusi normal dan homogen.
Menurut Arifin (2017:93) pired samples t test merupakan teknik analisis untuk
membandingkan satu variabel bebas. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah
nilai tertentu berbeda secara signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel,
atau untuk menguji perbedaan rata-rata suatu sampel dengan suatu nilai hipotesis
maka, one sample t test menggunakan software Statistical Package for Sosial
Sciences (SPSS 25) dengan taraf signifikan 0,05. Berikut adalah penjelasan
kriteria pengambilan keputusan menurut Arifin (2017:96) dengan pendekatan
probabilistik, yakni membandingkan nilai probabilitas atau signifikansi dengan α
(alpha).
a) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas >0,05, maka H0 diterima
sehingga H1 ditolak.
b) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas <0,05, maka H0 ditolak
sehingga H1 diterima.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penalitian ini adalah jawaban atas rumusan masalah yang penulis
tetapkan sebelumnya. Hasil penelitian akan dijawab dengan menggunakan analisis
statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial sekaligus menjawab hipotesis
yang telah ditetapkan. Pada bab ini membahas tentang tentang hasil penelitian
yang menunjukkan hasil belajar mata pelajaran IPS yang menggunakan media
animasi pada peserta didik kelas VII SMP Negeri Satap Holoriang. Data hasil
penelitian ini adalah data yang diperoleh dari tes kemampuan hasil belajar mata
pelajaran IPS peserta didik sebelum dan sesudah digunakannya media animasi.
Hasil penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Hasil Analisis Deskriptif
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap peserta didik
kelas VII yang berjumlah 24 peserta didik, maka peneliti dapat mengumpulkan
data hasil belajar peserta didik melalui tes tertulis. Berikut adalah hasil belajar
pretest dan posttest peserta didik yang diajar dengan menggunakan media
animasi.
a. Deskripsi Hasil Belajar IPS Siswa pada Pretest
Pretest diberikan dengan maksud untuk mengetahui apakah ada diantara
murid yang sudah mengetahui mengenai materi yang akan diajarkan. Pretest juga
bisa diartikan kegiatan menguji tingkatan pengetahuan siswa terhadap materi yang
44
akan disampaikan. Kegiatan pretest dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar/
tindakan dengan menggunakan media animasi. Manfaat diadakan pretest adalah
untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang akan
disampaikan. Hasil analisis statistik deskriptif untuk pretest sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi pada Pretest
Nilai (x) Frekuensi (Fi)
40 2
45 5
50 3
55 6
60 3
65 4
70 1
Jumlah 24
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi hasil belajar pretest di atas,
menunjukkan bahwa nilai tertinggi hasil belajar siswa adalah 70 dengan frekuensi
1, sedangkan nilai terendah pada 40 dengan frekuensi 2.
45
1) Menghitung nilai rata-rata
Tabel 4.2 Distribusi Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Rata-rata
Hasil Belajar IPS Siswa pada Pretest
Nilai (x) Frekuensi (Fi) (x.Fi)
40 2 80
45 5 225
50 3 150
55 6 330
60 3 180
65 4 260
70 1 70
Jumlah 24 1295
Berdasarkan tabel di atas, maka nilai rata-rata pretest adalah:
X= .
X=
X= 53,958 dibulatkan menjadi 53,96.
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar
IPS siswa kelas VII SMP Negeri Satap Holoriang sebelum menggunakan
media animasi adalah 53,96.
46
2) Mencari nilai tengah (median)
Median = ( )
= ( )
=
=
= 55 +552
= 55
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh nilai tengah hasil
belajar pada pretest sebesar 55.
3) Mencari nilai yang sering muncul (modus)
Nilai yang sering muncul adalah 55 karena memiliki frekuensi terbesar yaitu
6.
4) Menghitung standar deviasi
Standar deviasi merupakan suatu nilai statistika yang umumnya digunakan
untuk menentukan bagaimana sebaran data dalam sebuah sampel dan juga
untuk mengetahui seberapa dekat titik data individu ke rata-rata nilai sampel.
47
Tabel 4.3 Distribusi Tabel Penolong untuk Menghitung Standar Deviasi
pada Pretest
Nilai (x) Frekuensi (Fi) x.Fi x-X (x–X)2 Fi(x–X)2
40 2 80 -13,96 194,88 389,76
45 5 225 -8,96 80,28 401,4
50 3 150 -3,96 15,68 47,04
55 6 330 1,04 1,08 6,48
60 3 180 6,04 36,48 109,44
65 4 260 11,04 121,88 487,52
70 1 70 16,04 257,28 257,28
Jumlah 24 1295 7,28 708,56 1694,92
SD= ∑ ( – )
SD= . ,
SD= √73,87
SD= 8,5947, dibulatkan menjadi 8,595.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh standar deviasi hasil
belajar pada pretest sebesar 8,595.
48
b. Deskripsi Hasil Belajar IPS Siswa pada Posttest
Posttest adalah evaluasi akhir saat materi yang diajarkan pada hari itu
telah diberikan dengan maksud apakah siswa sudah mengerti dan memahami
mengenai materi yang baru saja diberikan pada hari itu. Manfaat diadakan posttest
adalah untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai setelah
berakhirnya penyampaian pelajaran/ tindakan. Hasil posttest ini akan
dibandingkan dengan hasil pretest yang telah dilakukan sehingga akan diketahui
seberapa jauh efek atau pengaruh dari pengajaran menggunakan media animasi
yang telah dilakukan. Hasil analisis statistik deskriptif untuk posttest sebagai
berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi pada Posttest
Nilai (x) Frekuensi (Fi)
65 1
70 1
75 3
80 3
85 4
90 5
95 5
100 2
Jumlah 24
49
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi hasil belajar posttest tersebut,
menunjukkan bahwa nilai tertinggi hasil belajar siswa adalah 100 dengan
frekuensi 2, sedangkan nilai terendah adalah 65 dengan frekuensi 1.
1) Menghitung nilai rata-rata
Tabel 4.5 Distribusi Tabel Penolong untuk Menghitung Nilai Rata-rata
Hasil Belajar IPS Siswa pada Posttest
Nilai (x) Frekuensi (Fi) (x.Fi)
65 1 65
70 1 70
75 3 225
80 3 240
85 4 340
90 5 450
95 5 475
100 2 200
Jumlah 24 2065
Berdasarkan tabel di atas, maka nilai rata-rata posttest adalah:
X= .
X=
X= 86,04
50
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar
IPS siswa setelah menggunakan media animasi adalah 86,04.
2) Mencari nilai tengah (median)
Median = ( )
= ( )
=
=
= 87,5
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh nilai tengah hasil
belajar pada posttest sebesar 87,5.
3) Mencari nilai yang sering muncul (modus)
Nilai yang sering muncul adalah 90 memiliki frekuensi sebanyak 5.
4) Menghitung standar deviasi
51
Tabel 4.6 Distribusi Tabel Penolong untuk Menghitung Standar Deviasi
pada Posttest
Nilai (x) Frekuensi (Fi) x.Fi x-X (x–X)2 Fi(x–X)2
65 1 65 -21,04 442,68 442,68
70 1 70 -16,04 257,28 257,28
75 3 225 -11,04 121,88 365,64
80 3 240 -6,04 36,48 109,44
85 4 340 -1,04 1,08 4,32
90 5 450 3,96 15,68 78,4
95 5 475 8,96 80,28 401,4
100 2 200 13,96 194,88 389,76
Jumlah 24 1295 -28,32 1150,88 2048,92
SD= ∑ ( – )
SD= ,
SD= √89,08
SD= 9,438
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh standar deviasi hasil
belajar pada posttest sebesar 9,438.
52
Tabel 4.7 Nilai Statistik Deskriptif Hasil Pretest dan Posttest
Statistik
Nilai Statistik
Pretest Posttest
Nilai terendah 40 65
Nilai tertinggi 70 100
Nilai rata-rata ( X ) 53,96 86,04
Standar Deviasi (SD) 8,595 9,438
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa:
(a) Pretest : Nilai terendah yang diperoleh adalah 40 dan nilai tertinggi adalah
70. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 53,96 dengan standar deviasinya
adalah 8,595.
(b) Posttest : Nilai terendah yang diperoleh adalah 65 dan nilai tertinggi
adalah 100. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 86,04 dengan standar
deviasinya adalah 9,438.
Berdasarkan hasil pretest dan posttest diperoleh nilai rata-rata hasil belajar
IPS meningkat, yakni nilai rata-rata pretest adalah 53,96 sedangkan nilai rata-rata
posttest adalah 86,04 dengan selisih sebanyak 34,08. Nilai rata-rata posttest lebih
tinggi dari nilai rata-rata pretest karena proses belajar mengajar menggunakan
media animasi yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Jika hasil belajar siswa dikelompokkan dalam kategori sangat baik, baik,
cukup, dan kurang, akan diperoleh frekuensi dan persentase setelah dilakukan
pretest dan posttest seperti tabel di bawah ini.
53
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Predikat Tingkat
Penguasaan Materi
Interval
Nilai Predikat
Kategori
Pretest Posttest
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
91-100 A Sangat Baik 0 0 % 7 29,17 %
81-90 B Baik 0 0 % 9 37,5 %
70-80 C Cukup 1 4,17 % 7 29,17 %
<70 D Kurang 23 95,83 % 1 4,17 %
Jumlah 24 100 % 24 100 %
Keterangan:
KKM sebesar 70.
Nilai C (cukup) dimulai dari 70
Panjang interval nilai untuk KKM 70 ditentukan dengan cara:
(nilai maksimum-nilai KKM) : 3
(100-70) : 3 = 10
Karena panjang interval nilainya 10, untuk KKM 70 interval nilainya 10 atau 11.
Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat diketahui bahwa tingkat
penguasaan materi siswa pada pretest dan posttest sebagai berikut:
(a) Dalam kategori “sangat baik” pada pretest terdapat 0 siswa (0%), dan pada
posttest 7 siswa (29,17%). Artinya sebelum melakukan tindakan, tidak ada
siswa yang nilainya mencapai KKM. Namun, setelah melakukan tindakan
siswa yang nilainya mencapai KKM meningkat menjadi 7 siswa, sehingga
dapat disimpulkan media animasi berpengaruh dalam meningkatkan hasil
belajar.
54
(b) Dalam kategori “baik” pada pretest terdapat 0 siswa (0%), dan pada posttest 9
siswa (37,5%). Artinya sebelum melakukan tindakan, tidak ada siswa yang
nilainya mencapai KKM. Namun, setelah melakukan tindakan siswa yang
nilainya mencapai KKM meningkat menjadi 9 siswa, sehingga dapat
disimpulkan media animasi berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar.
(c) Dalam kategori “cukup” pada pretest terdapat 1 siswa (42,17%), dan pada
posttest 7 siswa (29,17%). Artinya sebelum melakukan tindakan, hanya ada 1
siswa yang nilainya mencapai KKM. Namun, setelah melakukan tindakan
siswa yang nilainya mencapai KKM meningkat menjadi 7 siswa, sehingga
dapat disimpulkan media animasi berpengaruh dalam meningkatkan hasil
belajar.
(d) Dalam kategori “kurang” pada pretest terdapat 23 siswa (95,83%), dan pada
posttest terdapat 1 siswa (4,17%). Artinya sebelum melakukan tindakan,
terdapat 23 siswa yang nilainya tidak mencapai KKM. Namun, setelah
melakukan tindakan hanya ada 1 siswa yang nilainya tidak mencapai KKM,
sehingga dapat disimpulkan media animasi berpengaruh dalam meningkatkan
hasil belajar.
Berdasarkan deskripsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemahaman
materi IPS oleh siswa kelas VII SMP Satap Holoriang mengalami peningkatan
setelah diajar menggunakan media animasi dengan rata-rata dalam kategori baik.
55
Selanjutnya, penulis menyajikan persentase selisih nilai rata-rata kenaikan
hasil belajar IPS siswa kelas VII (kelas eksperimen) SMP Negeri Satap Holoriang
yang dilihat dari hasil pretest dan posttest untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
Tabel 4.9 Selisih Nilai Rata-rata pada Pretest dan Posttest
Statistik
Nilai Satatistik
Selisih Pretest Posttest
Nilai Rata-rata 53,96 86,04 34,08
Persentase 63%
Persentase selisih nilai rata-rata pretest dan posttest:
P= , ,
, 100%
P= ,, 100%
P= 0,63x 100%
P= 63%
Jadi, selisih rata-rata kenaikan hasil belajar IPS siswa adalah 34,08
dengan persentase 63 %.
Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS
setelah diajar menggunakan media animasi meningkat. Perbandingan nilai rata-
rata pretest dan posttest dapat disajikan dalam grafik berikut.
56
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest
c. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa (terlampir) yang diterapkan
pada penelitian ini berupa kegiatan peserta didik di dalam kelas selama proses
pembelajaran berlangsung, dapat diketahui bahwa persentase jumlah aspek yang
diamati sebesar 91,1% dengan skor perolehan 328 dari 360 skor maksimal. Skor
tertinggi untuk setiap butir observasi adalah 3, sedangkan jumlah aspek yang
diamati sebanyak 5 aspek, maka skor tertinggi untuk setiap siswa adalah 15 dan
skor tertinggi untuk setiap aspek adalah 72. Kriteria penilaian terhadap aktivitas
siswa yaitu kategori kurang nilainya 1, kategori sedang nilainya 2, dan kategori
baik nilainya 3. Dengan persentase tersebut, maka pembelajaran sudah sesuai
dengan harapan. Hasil observasi menunjukkan bahwa aktivitas siswa ketika
diterapkan media animasi dalam pembelajaran termasuk dalam kategori baik.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pretest-Kelas
Eksperimen
Posttest-Kelas
Eksperimen
Posttest
Pretest
57
2. Hasil Analisis Inferensial
Pada analisis ini ada 3 tahap untuk mengetahui adakah perbedaan hasil
belajar pada mata pelajaran IPS sebelum dan setelah diajar dengan menggunakan
media animasi. Tahap yang dimaksud adalah pengujian normalitas, homogenitas,
dan pengujian hipotesis dengan t-test. Ketiga pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan SPSS. Berikut hasil pengolahan data dengan tahap yang dimaksud.
a. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Dasar pengambilan keputusan dalam uji
normalitas adalah:
(a) Jika nilai signifikansi >0,05, maka data tersebut dinyatakan normal.
(b) Jika nilai signifikansi <0,05, maka data tersebut dinyatakan tidak normal.
Hasil perhitungan uji normalitas data hasil pretest dan posttest yang
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov test melalui program SPSS 25 yang
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest Posttest
N 24 24
Normal Parametersa,b Mean 53.96 86.04
Std. Deviation 8.595 9.438
Most Extreme Differences Absolute .143 .163
Positive .143 .088
Negative -.132 -.163
Test Statistic .143 .163
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .101c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
58
Berdasarkan tabel output one-sample kolmogorov-smirnov test, diperoleh
hasil pretest dengan Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200. Karena nilai Sig.
0,200>0,05, maka data tersebut berdistribusi normal. Begitu pula hasil dari
posttest yang diperoleh dengan Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,101. Karena nilai
Sig. 0,101 > 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa data dari hasil pengujian normalitas berdistribusi normal.
b. Pengujian Homogenitas
Sebelum mengadakan uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji
homogenitas, karena hal ini merupakan syarat untuk melakukan pengujian dalam
analisis inferensial. Dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas adalah:
(a) Jika nilai signifikansi >0,05, maka data tersebut dinyatakan homogen.
(b) Jika nilai signifikansi <0,05, maka data tersebut dinyatakan tidak
homogen.
Hasil perhitungan uji homogenitas menggunakan metode One-Way
ANOVA melalui program SPSS 25 yang disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
HASIL
BELAJAR
Based on Mean .213 1 46 .647
Based on Median .303 1 46 .585
Based on Median and
with adjusted df
.303 1 45.801 .585
Based on trimmed
mean
.205 1 46 .652
59
Berdasarkan tabel output test of homogeneity of variances di atas, dapat
diketahui bahwa nilai Sig. Based on Mean untuk variabel hasil belajar IPS sebesar
0,647. Karena nilai signifikansi 0,647 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
varians data hasil belajar IPS pada pretest dan posttest adalah homogen.
c. Pengujian Hipotesis
Analisis Inferensial dalam hal ini adalah berupa pengujian terhadap
hipotesis yang telah diajukan. Hipotesis diuji menggunakan uji paired samples t-
test dengan bantuan aplikasi SPSS 25. Dasar pengambilan keputusan uji paired
samples t-test adalah:
(a) Jika nilai signifikansi <0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
(b) Jika nilai signifikansi >0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan uji paired samples t-test
melalui program SPSS 25 yang disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis Output 1
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest 53.96 24 8.595 1.754
Posttest 86.04 24 9.438 1.927
Berdasarkan tabel output pertama di atas, diketahui rata-rata hasil belajar
pretest adalah 53,96 dengan standar deviasi sebesar 8,595. Sedangkan nilai rata-
rata hasil belajar posttest adalah 86,04 dengan standar deviasi sebesar 9,438.
60
Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Output 2
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pretest &
Posttest
24 .510 .011
Berdasarkan tabel output kedua di atas, diperoleh nilai correlation antara
pretest dan posttest sebesar 0.510. Nilai Sig. sebesar 0,011. Karena nilai sig.
0,011<0,05, maka sesuai dasar pengambilan keputusan uji korelasi dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara pretest dan posttest.
Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis Output 3
Paired Samples t-Test
Paired Differences
T Df
Sig. (2-tailed) Mean
Std.
Dev.
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1
Pretest –
Posttest
-32.083
8.958
1.829
-35.866
-28.301
-17.545
23
.000
Berdasarkan tabel output ketiga di atas, diketahui bahwa nilai t (t hitung)
adalah sebesar -17,545. Nilai df (degree of freedom) atau derajat kebebasan adalah
sebesar 23. Nilai Sig. (2-tailed) atau nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai
Sig. 0,000 < 0,05, maka sesuai dengan pengambilan keputusan dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya bahwa ada pengaruh media animasi
terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII SMP Negeri Satap Holoriang.
61
B. Pembahasan
Penelitian ini diawali dengan pengamatan peneliti sebelum diadakan
tindakan untuk mengetahui kondisi awal siswa dalam proses pembelajaran IPS
kelas VII SMP Negeri Satap Holoriang. Selain itu, Pengamatan ini dilakukan
untuk mengetahui perbandingan hasil belajar IPS siswa sebelum dan sesudah
menggunakan media animasi. Dari hasil pengamatan tersebut diperoleh gambaran
tentang proses pembelajaran sebelum tindakan dilaksanakan. Saat pembelajaran
berlangsung, sebagian besar siswa asyik dengan permainannya sendiri bahkan ada
yang bercanda dengan siswa lain, melamun dan bahkan ada yang tidur disaat
KBM berlangsung. Media dan metode pengajaran yang diterapkan guru masih
monoton membuat siswa merasa bosan dan kurang tertarik mengikuti pelajaran
sehingga hanya sebagian kecil siswa yang memperhatikan saat guru menjelaskan.
Keluhan siswa mengenai cara mengajar yang diberikan guru di sekolahnya,
kebanyakan mereka menuntut sistem pembelajaran yang menyenangkan dan dapat
menghidupkan suasana kelas. Konsentasi dan pemahaman siswa dalam menyimak
materi pun masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil tes pada kondisi awal yaitu
rata-rata nilai kelas hanya 53,96, sedangkan siswa yang mencapai KKM hanya 1
siswa atau 4,2%. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti memberikan
solusi untuk masalah tersebut dengan menerapkan media animasi di mana media
animasi ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPS.
Salah satu upaya yang dilakukan agar proses pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar secara maksimal, maka digunakan media yang bisa
mempermudah siswa untuk mengingat, memahami, menyampaikan kembali yaitu
62
dengan menggunakan media animasi. Seperti halnya dikatakan Hamzah (2012:55)
bahwa animasi membuat siswa lebih mengingat materi lebih lama, gambar-
gambar yang dapat memperjelas materi yang belum dipahami. Media animasi
menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan, dan warna agar proses
pembelajaran menjadi jelas dan menarik. Dengan media animasi, materi sajian
dapat membangkitkan rasa keingintahuan siswa. Media animasi merupakan
fasilitas yang dapat membantu guru untuk mengefektifkan situasi pembelajaran
dengan menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton, dan
tidak membosankan.
Sebelum melakukan tindakan, peneliti memberikan soal pretest untuk
mengetahui seberapa jauh pemahaman peserta didik tentang materi yang akan
disampaikan. Pada penelitian ini, penulis bertindak sebagai guru yang melakukan
kegiatan belajar mengajar pada kelas eksperimen. Kegiatan belajar mengajar
dilakukan dengan menggunakan media animasi. Selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung, guru menjalankan media animasi yang ditampilkan dengan
menggunakan proyektor, dan akan dihentikan sejenak jika ingin menyelingi
dengan penjelasan. Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti juga
menjelaskan materi diselingi tanya jawab untuk memancing peserta didik agar
aktif dalam peroses pembelajaran. Setelah lembar jawaban posttest dikumpulkan
di akhir pembelajaran, peneliti kembali mengadakan pemantapan materi dengan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa. Hal ini dilakukan untuk
memancing kontribusi peserta didik dalam menyimpulkan materi pelajaran. Selain
63
itu, pemantapan materi juga bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa
memahami apa yang telah disampaikan selama proses pembelajaran berlangsung.
Ketika penelitian ini berlangsung, siswa pada kelas yang menggunakan
media animasi memang terlihat tertarik pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Keadaan tersebut berlangsung sampai selesainya waktu
pembelajaran. Berdasarkan pernyataan tersebut, seorang guru dituntut untuk
memiliki kemampuan memilih, menentukan, mengembangkan metode dan media
pembelajaran yang bervariasi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Hal tersebut diantaranya adalah pemilihan metode dan pendekatan
yang tepat untuk suatu konsep yang akan disampaikan.
Berdasarkan deskripsi hasil belajar IPS siswa pada pretest dan posttest
dapat diketahui nilai pretest (sebelum memberikan perlakuan) dengan rata-rata
sebesar 53,96, nilai standar deviasi sebesar 8,595, nilai rentang sebesar 30, nilai
terendah sebesar 40, dan nilai tertinggi sebesar 70. Setelah diberikan perlakuan,
data yang diperoleh pada nilai posttest dengan rata-rata sebesar 86,04, nilai
standar deviasi sebesar 9,438, nilai rentang sebesar 35, nilai terendah sebesar 65,
dan nilai tertinggi sebesar 100. Selisih nilai rata-rata pretest-posttest dengan
sebesar 34,08 dengan persentase 63%, sehingga dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media animasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa yang diterapkan pada
penelitian ini berupa kegiatan peserta didik di dalam kelas selama proses
pembelajaran berlangsung diperoleh skor perolehan 328 dari 360 skor maksimal
64
atau 91,1%. Hasil observasi menunjukkan bahwa aktivitas siswa ketika diterapkan
media animasi dalam pembelajaran termasuk dalam kategori baik.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t
(t hitung) sebesar -17,545, nilai df (degree of freedom) atau derajat kebebasan
sebesar 23, nilai Sig. (2-tailed) atau nilai signifikansi sebesar 0,000. Sesuai
dengan dasar pengambilan keputusan nilai signifikansi 0,000<0,05, maka H0
ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh media
terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII SMP Negeri Satap Holoriang.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad
Ikhwanul Muslimin dengan judul “Pengaruh penggunaan media pembelajaran
video animasi terhadap hasil belajar pendidikan kewarganegaraan kelas II SD”.
Hasil penelitiannya diperoleh kesimpulan: 1) Pengetahuan awal 23 siswa sebelum
diberikan perlakuan menggunakan media pembelajaran media animasi
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 65,97 (mean pretest). 2) Pengetahuan siswa
setelah diberikan perlakuan menggunakan media pembelajaran video animasi
menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata yang dicapai yaitu 76,84 (mean
posttest). Selisih antara mean pretest dan mean posttest adalah sebesar 10,87,
sehingga menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan media pembelajaran
video animasi terhadap hasil belajar pendidikan kewarganegaraan kelas II SD
Muhammadiyah Karangtengah Bantul Yogyakarta.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa ada pengaruh media
animasi terhadap hasil belajar IPS siswa. Berkaitan dengan hal tersebut, Mayer
dan Moreno (2002:88) mengemukakan bahwa animasi merupakan satu bentuk
65
presentasi bergambar yang paling menarik, yang berupa simulasi gambar bergerak
yang menggambarkan perpindahan atau pergerakan suatu objek. Penggunaan
animasi dalam proses pembelajaran sangat membantu dalam meningkatkan
efektivitas dan efisiensi proses pengajaran, serta hasil pembelajaran yang
meningkat. Selain itu, penggunaan media pembelajaran khususnya animasi dapat
meningkatkan daya tarik, serta motivasi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Animasi dapat menarikkan pemahaman siswa ketika digunakan
secara konsisten sesuai teori kognitif pada pembelajaran multimedia. Pendapat
tersebut memperkuat asumsi bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan
media animasi dapat memberikan kemudahan pemahaman siswa, sehingga
mampu meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa.
66
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh media animasi terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII SMP
Negeri Satap Holoriang. Apabila dilihat pada analisis deskriptif dan inferensial
yang dilakukan sebelumnya, yaitu hasil analisis deskriptif tes IPS peserta didik
pada kelas eksperimen dengan rata-rata nilai hasil pretest yaitu 53,96 dan rata-rata
nilai hasil posttest yaitu 86,04 serta selisih rata-rata kenaikan hasil belajar peserta
didik adalah 34,08 dengan persentase 63%. Hal ini menunjukkan bahwa
perlakuan (treatment) yang digunakan mampu memberikan perubahan yang lebih
baik untuk hasil belajar IPS dibandingkan sebelum diberikan treatment.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis (paired samples t test), diperoleh
nilai t (t hitung) sebesar -17,545, nilai df (degree of freedom) atau derajat
kebebasan sebesar 23, nilai Sig. (2-tailed) atau nilai signifikansi sebesar 0,000.
Karena nilai Sig. 0,000<0,05, maka sesuai dengan dasar pengambilan keputusan
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.
B. Saran
Dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran berikutnya dan
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, maka peneliti
mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
67
1. Untuk guru mata pelajaran IPS, sebaiknya dalam penggunaan media
pembelajaran harus lebih bervariasi agar siswa lebih mudah menyerap materi
yang disampaikan serta dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam menerima
materi pembelajaran karena mengingat panjangnya waktu yang tersedia dalam
sekali pertemuan.
2. Untuk pihak sekolah, hendaknya kepala sekolah bersama komitenya dapat
menganggarkan RABS (Rencana Anggaran Belanja Sekolah) untuk
menyediakan berbagai media pembelajaran khususnya laptop dan LCD
projector untuk masing-masing kelas demi tercapainya hasil belajar yang lebih
baik terutama pada mata pelajaran IPS.
3. Untuk peneliti selanjutnya, penggunaan media animasi dapat diterapkan dalam
pembelajaran untuk mengukur variabel lain selain hasil belajar dan dapat
diterapkan dalam materi pembelajaran lainnya sebagai penelitian lanjutan dari
penelitian ini.
68
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Johar. 2017. SPSS 24 untuk Penelitian dan Skripsi. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pres.
Dahar, Ratna Willis. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka
Cipta
Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hamalik, Oemar. 1992. Studi Ilmu Sosial Pengetahuan Sosial. Bandung: CV.
Mandar Maju.
Hamzah, M.F. 2012. Inovasi Pembelajaran dengan Media Animasi.
Tersedia: http://www.Fauzihamzahmuhamad.blogspot.com.
69
Mayer, R. E. dan Moreno, R. 2002. Animation as an aid multimedia learning.
Education psychology review, Vol.14, No.1. March 2002. Diakses dari
http://search.proquest.com pada tanggal 11 agustus 2019.
Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.
Nggili, Ricky Arnold. 2016. Belajar Any Where. Jakarta: Guepedia.
Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Rivai, Ahmad. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta.
Sadiman, Arief S. 2003. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sadiman, Arief S. 2009. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatanya. Jakarta: Rajawali Press.
Salim, Ali. 2005. Trik Membuat Animasi Teks dengan Macromedia Flash MX
2004. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, Wina. 2013. Perencanaan & Desain Sistem pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sapriya, dkk. 2006. Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI Press.
Sapriya. 2011. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Siska, Yulia. 2016. Konsep Dasar IPS Untuk SD/MI. Yogyakarta: Garudhawaca.
70
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suheri, Agus. 2006. Animasi Media Pembelajaran. Jakarta: Elecmedia
Komputindo.
Sukardi. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Suryabrata, Sumadi. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Suryabrata, Sumadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Syamsuri, Andi Sukri, dkk. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: FKIP
Unismuh Makassar.
Tirtonegoro, Sutratinah. 2001. Penelitian Hasil Belajar Mengajar. Surabaya:
Usaha Nasional.
Usman, Moh. Uzer. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Wahyono, Teguh. 2012. Analisis Statistik Mudah dengan SPSS 20. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
72
Lampiran 1:
Daftar Nama Siswa Kelas VII Smp Negeri Satap Holoriang
Kelas VII A
No. Nama Siswa Jenis Kelamin
1. Agnes Solot Berayan P
2. Atanasius Loli L
3. Anastasia Jari Paokuma P
4. Benediktus Beyeng L
5. Benedikta Mariana Peret P
6. Elisabeth Kese P
7. Ferdinandus Denghala L
8. Ferdinandus Ola L
9. Jefri Ero Lelangonen L
10. Maria Yesinta P
11. Maria Yunita Keron P
12. Miftahul Hay Ratih P
13. Maria G. A. Lamablawa P
14. Nasrul Ama Musa L
15. Nasarius Hada L
16. Polikarpus Lelang L
17. Paskalis Soge Lamaaluk L
18. Ria Ariska B.Wala P
19 Rofida Dapat P
20. Razlan Rebong Balawala L
21. Yeremias Gesi Loli L
73
Kelas VII B
No. Nama Siswa Jenis Kelamin
1. Abdurahman Lawi L
2. Alexandra J. Kindari P
3. Azman Abdullah L
4. Gabriela Benga P
5. Karolina Tuto P
6. Maimuna F. R. Atulolon P
7. Mario F.B Balawala L
8. Maria Gresia Lipat P
9. Maria Kewa P
10. Maria Letek Langobelen P
11. Petrus Tena L
12. Rachmatul Ummah L
13. Romario S. Lamablawa L
14. Saimah Amrullah P
15. Samsri Abdul Kadir L
16. Simone Latif L
17. Siti Kamaria Lewa P
18. Wirano Roi Hewar L
19. Yohanes Bosko Olakian L
20. Yuverindo Kewaman L
21. Rahmawati S.Putri P
74
Kelas VII C
No. Nama Siswa Jenis Kelamin
1. Albertus Ola Zanda L
2. Astika Kalsum P
3. Efrem Jusuf Junior L
4. Florentina Sabu P
5. Ferdinandus Kia L
6. Kristina Wae Dua P
7. Maria Godeliva Anu P
8. Maria Serlina Barek P
9. Nurfitra Amina P
10. Reni Agustina Wadon P
11. Robertus Paji L
12. Roswita Jari P
13. Sharul Ramahdan L
14. Siti Nurhaliza P
15. Syaigatun Haniyah P
16. Tarmanto Loli L
17. Simon A.Kopong Kei L
18. Tesalonika Teri P
19. Thomas Holo L
20. Thomas Aquino Gesi L
21. Yoseph Loli Balawala L
75
Lampiran 2:
Data Awal Nilai Ulangan Harian IPS Siswa
No. Nama KKM Nilai Keterangan
1. Alexandra Junita Kindari 70 60 Belum Tuntas
2. Anastasia Jari Paokuma 70 65 Belum Tuntas
3. Azman Abdullah 70 65 Belum Tuntas
4. Benedikta M. Peret 70 50 Belum Tuntas
5. Florentina Sabu 70 70 Tuntas
6. Karolin Tuto 70 50 Belum Tuntas
7. Maimuna F. R. Atulolon 70 60 Belum Tuntas
8. Maria L. Langobelen 70 45 Belum Tuntas
9. Maria Yesinta 70 30 Belum Tuntas
10. Maria Yunita Keron 70 60 Belum Tuntas
11. Mario F. B. Balawala 70 55 Belum Tuntas
12. Miftahul Hay Ratih 70 40 Belum Tuntas
13. Nusarius Huda 70 80 Tuntas
14. Reni Agustina Wadan 70 75 Tuntas
15. Robertus Paji 70 60 Belum Tuntas
16. Rofida Dapat 70 65 Belum Tuntas
17. Romario Seran L. B 70 50 Belum Tuntas
18. Roswita Jari 70 35 Belum Tuntas
19. Samsri Abdul Kadir 70 50 Belum Tuntas
20. Siti Nurhaliza 70 65 Belum Tuntas
21. Syaigatun Haniyah 70 35 Belum Tuntas
22. Tesalonika Teri 70 75 Tuntas
23. Yeremias Gesi Loli 70 55 Belum Tuntas
24. Yosep Loli Balawala 70 65 Belum Tuntas
Jumlah 1360
Rata-rata 56,67
76
Lampiran 3:
Daftar Nilai Hasil Belajar IPS Siswa
No. Nama Siswa Nilai
Pretest Posttest
1. Alexandra Junita Kindari 65 90
2. Anastasia Jari Paokuma 40 80
3. Azman Abdullah 60 85
4. Benedikta M. Peret 45 70
5. Florentina Sabu 55 90
6. Karolin Tuto 50 85
7. Maimuna F. R. Atulolon 60 90
8. Maria L. Langobelen 50 75
9. Maria Yesinta 65 75
10. Maria Yunita Keron 55 95
11. Mario F. B. Balawala 45 95
12. Miftahul Hay Ratih 40 65
13. Nusarius Huda 65 85
14. Reni Agustina Wadan 55 80
15. Robertus Paji 55 90
16. Rofida Dapat 70 100
17. Romario Seran L. B 45 75
18. Roswita Jari 55 85
19. Samsri Abdul Kadir 45 90
20. Siti Nurhaliza 65 100
21. Syaigatun Haniyah 50 95
22. Tesalonika Teri 60 95
23. Yeremias Gesi Loli 45 80
24. Yosep Loli Balawala 55 95
Jumlah 1295 2065
Rata-rata 53,96 86.04
77
Lampiran 4:
Daftar Skor Siswa Pretest dan Posttest
Daftar Skor Pretest
Nomor
Identitas
Butir Soal Jumlah
Pilihan Ganda Essay Test
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20
1 1 1 1 1 1 - 1 - - 1 - 1 1 1 1 - 1 - 1 - 13
2 1 - 1 1 - 1 - - - - - 1 1 1 1 - - - - - 8
3 1 1 - 1 1 - - 1 - 1 - 1 1 1 1 - - - 1 1 12
4 1 1 - - 1 1 - - - 1 - 1 1 1 - - - - - 1 9
5 - 1 1 - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 - - - - - - 11
6 1 1 1 1 - - 1 - - - - 1 1 1 1 1 - - - - 10
7 - - 1 1 1 - - - 1 - 1 1 1 1 1 1 - - - 1 12
8 1 - - 1 1 - 1 - - 1 - - 1 1 1 - - - 1 1 10
9 1 - 1 1 1 - 1 - - 1 - 1 1 1 1 - 1 - 1 1 13
10 - - 1 - 1 1 - 1 1 1 - 1 1 1 1 - - - - 1 11
11 1 1 - 1 1 - - - - 1 - 1 1 1 - - - - 1 - 9
12 1 - - - 1 1 - - - 1 - 1 1 1 - - - - - 1 8
13 1 1 1 1 1 - 1 - - 1 - 1 1 1 1 - 1 - 1 - 13
14 1 1 1 - 1 1 - 1 - 1 1 1 1 1 - - - - - - 11
15 - - 1 - 1 1 - 1 1 - - 1 1 1 1 - - - 1 1 11
16 1 1 1 1 1 - 1 - - 1 - 1 1 1 1 - 1 - 1 1 14
17 1 - - 1 1 - - - - 1 - 1 1 1 - - - - 1 1 9
18 1 - 1 - 1 1 - 1 - 1 1 1 1 1 - - - - 1 - 11
19 1 - - 1 1 - - 1 - 1 - 1 1 1 - - - - - 1 9
20 1 - 1 1 1 - 1 - - 1 - 1 1 1 1 - 1 - 1 1 13
21 1 1 - 1 1 - 1 - - 1 1 - 1 1 1 - - - - - 10
22 1 1 - 1 1 - 1 - - 1 - 1 1 1 1 - 1 - - 1 12
23 - - 1 1 1 - - 1 - 1 - 1 1 1 - - - - - 1 9
24 1 - 1 - 1 1 - 1 - 1 1 1 1 1 - - - - - 1 11
Jumlah 259
78
Daftar Skor Posttest
Nomor
Identitas
Butir Soal Jumlah
Pilihan Ganda Essay Test
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 - 1 1 1 1 18
2 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 - - - 1 1 16
3 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 - 1 1 1 1 - 1 1 1 1 17
4 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 - 1 1 1 1 - - - 1 1 14
5 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 18
6 1 1 1 1 1 1 1 - - - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 18
8 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 - 1 1 1 1 - 1 - 1 1 15
9 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 - 1 1 1 1 - 1 - 1 1 15
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 19
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 19
12 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 - 1 1 1 - - - - 1 1 13
13 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 17
14 1 1 1 1 1 1 - 1 - 1 1 1 1 1 - - 1 1 1 1 16
15 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 18
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
17 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 - 1 1 1 1 1 - - 1 1 15
18 1 1 1 1 1 1 - 1 - 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 17
19 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 18
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 19
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 19
23 1 1 1 1 1 - - 1 1 1 - 1 1 1 1 - 1 1 1 1 16
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 19
Jumlah 413
79
Lampiran 5:
Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Hari/ Tanggal : Sabtu, 25 Mei 2019
Materi : Letak Wilayah dan Pengaruhnya terhadap Keadaan Alam
Indonesia
Observer : Jumiaty Kewa
NO Nama Lengkap Aspek yang diamati
∑Skor 1 2 3 4 5
1
2
Jumlah
Persentase
Keterangan:
No. Aspek Skor Kriteria Penilaian
1. Kehadiran
3 Hadir tepat waktu pada proses belajar
2 Terlambat
1 Tidak masuk karena sakit/ ijin
2. Kesiapan
3 Menyiapkan perlengkapan belajar
2 Perlengkapan belajar kurang
1 Tidak menyiapkan perlengkapan belajar
3. Keaktifan
3 Selalu bertanya dan memberi pendapat
2 Pernah bertanya dan memberi pendapat
1 Tidak pernah bertanya dan memberi pendapat
4. Kejujuran
3 Jujur pada saat mengerjakan tes
2 Kurang jujur pada saat megerjakan tes
1 Tidak jujur pada saat mengerjakan tes
5. Kemampuan
berkomunikasi
3 Cakap dan mampu berkomunikasi dengan baik
2 Kurang mampu berkomunikasi dengan baik
1 Tidak mampu berkomunikasi dengan baik
Observer
Jumiaty Kewa
80
Lampiran 6:
Daftar Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa
No. Nama Lengkap Aspek yang diamati
∑Skor 1 2 3 4 5
1 Alexandra Junita Kindari 3 3 3 3 2 14
2 Anastasia Jari Paokuma 3 3 2 3 2 13
3 Azman Abdullah 3 3 2 2 2 12
4 Benedikta M. Peret 3 3 2 2 2 12
5 Florentina Sabu 3 3 3 3 3 15
6 Karolin Tuto 3 3 2 3 3 14
7 Maimuna F. R. Atulolon 3 3 2 3 2 13
8 Maria L. Langobelen 3 3 2 3 2 13
9 Maria Yesinta 3 3 2 2 2 12
10 Maria Yunita Keron 3 3 3 3 3 15
11 Mario F. B. Balawala 3 3 3 3 2 14
12 Miftahul Hay Ratih 3 3 2 3 2 13
13 Nusarius Huda 3 3 2 2 2 12
14 Reni Agustina Wadan 3 3 2 3 2 13
15 Robertus Paji 3 3 3 3 3 15
16 Rofida Dapat 3 3 3 3 3 15
17 Romario Seran L. B 3 3 2 3 2 13
18 Roswita Jari 3 3 2 2 2 12
19 Samsri Abdul Kadir 3 3 3 3 3 15
20 Siti Nurhaliza 3 3 3 3 3 15
21 Syaigatun Haniyah 3 3 3 3 3 15
22 Tesalonika Teri 3 3 2 3 2 13
23 Yeremias Gesi Loli 3 3 2 3 2 13
24 Yosep Loli Balawala 3 3 3 3 3 15
Jumlah 328
Persentase 91,1%
81
Lampiran 7:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri Satap Holoriang
Kelas : VII
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Tema : Keadaan Alam dan Aktivitas Penduduk
Sub Tema : Letak Wilayah dan Pengaruhnya bagi Keadaan Alam
Indonesia
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
A. KOMPETENSI INTI:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
82
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR:
NO Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1 1.3 Menghargai karunia
Tuhan Yang Maha Esa
yang telah menciptakan
manusia dan
lingkungannya
1.1.1 Berdoa sebelum dan sesudah
kegiatan pembelajaran
2 2.3 Menunjukkan perilaku
santun, toleransi dan
peduli dalam melakukan
interaksi sosial dengan
lingkungan dan teman
sebaya
2.3.1 Menghargai dan menghormati
sesama
2.3.2 Menjaga kebersihan lingkungan
kelas
2.3.3 Memelihara hubungan baik
dengan teman kelas
3 3.1 Memahami aspek
keruangan dan
konektivitas antar ruang
dan waktu dalam lingkup
regional serta perubahan
dan keberlanjutan
kehidupan manusia
3.1.1 Mendeskripsikan perbedaan
letak astronomis dan letak
geografis
3.1.2 Menjelaskan letak astronomis
dan letak geografis Indonesia
3.1.3 Mengidentifikasi pengaruh letak
astronomis dan letak geografis
83
(ekonomi, sosial, budaya,
pendidikan dan politik)
Indonesia
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran ini adalah
menjelaskan letak wilayah dan pengaruhnya bagi keadaan alam Indonesia,
sehingga siswa diharapkan dapat:
1. Mendeskripsikan perbedaan letak astronomis dan letak geografis
Indonesia.
2. Menjelaskan dan menunjukkan letak astronomis dan letak geografis di
Indonesia.
3. Mengidentifikasi pengaruh letak astronomis dan letak geografis terhadap
kondisi ekonomi sosial dan budaya Indonesia.
D. MATERI AJAR
Materi pembelajaran adalah Letak Wilayah dan Pengaruhnya Bagi
Keadaan Alam Indonesia, yang terinci dalam:
1. Letak Astronomis
Letak astronomis adalah letak suatu daerah atau negara berdasarkan garis
lintang dan garis bujur. Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia
terletak di antara 6°LU - 11°LS dan 95°BT - 141°BT.
84
Letak astronomis disebut juga letak absolut. Letak ini membawa pengaruh
bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Berikut ini beberapa pengaruh
tersebut.
1) Letak lintangnya menyebabkan Indonesia beriklim tropis.
2) Letak bujurnya membagi wilayah Indonesia ke dalam tiga daerah
waktu berikut ini.
a) Waktu Indonesia Barat (WIB) dengan patokan garis bujur 105° BT
dengan selisih waktu 7 jam lebih awal dari GMT. Daerah
waktunya meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Tengah.
b) Waktu Indonesia Tengah (WITA) dengan patokan garis bujur 120°
BT dan selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT. Daerah
waktunya meliputi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali,
NTT, NTB, Sulawesi, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
c) Waktu Indonesia Timur (WIT), dengan patokan garis bujur 135°
BT dan selisih waktu 9 jam lebih awal dari GMT. Daerah
waktunya meliputi Kepulauan Maluku, Papua, dan pulau-pulau
kecil di sekitarnya.
2. Letak Geografis
Letak geografis diartikan sebagai letak suatu wilayah kaitannya
dengan wilayah lain di muka bumi. Secara geografis, Indonesia terletak di
antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudra Hindia
dan Samudra Pasifik. Letak geografis Indonesia menempatkan Indonesia
85
di posisi silang, sehingga Indonesia berada pada jalur transportasi
perdagangan yang ramai. Bahkan sejak zaman dahulu, perairan Nusantara
merupakan perairan yang ramai dilalui kapal-kapal dagang dari India,
Eropa, dan Cina. Dampak dari posisi silang ini menyebabkan Indonesia
kaya akan keragaman budaya dan suku bangsa.
Selain itu, letak di antara dua benua dan dua samudra
memengaruhi kondisi cuaca dan iklim. Benua dan samudra yang memiliki
karakteristik iklim yang berlainan, secara periodik memengaruhi keadaan
cuaca dan iklim di Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa.
3. Dampak letak astronomis dan letak geografis Indonesia:
Dampak letak astronomis Indonesia:
1) Beriklim tropis
2) Indonesia memiliki tiga daerah waktu yaitu WIB, WIT, dan WITA
Dampak letak geografis Indonesia:
1) Dampak positif
a) Indonesia terletak di daerah tropis yang panasnya merata sepanjang
tahun dan mempunyai dua musim yaitu musim penghujan dan
musim kemarau.
b) Indonesia diapit oleh dua samudra yang sangat ramai
pelayarannya, ditambah dengan kekayaan alam.
c) Indonesia memiliki iklim yang berganti setiap enam bulan sekali.
86
2) Dampak negatif
a) Masuknya budaya asing yang kurang tepat bagi kepribadian bangsa
Indonesia.
b) Dari segi keamanan kurang menguntungkan karena lemahnya
pengawasan daerah teritorial.
4. Pengaruh Letak Wilayah Indonesia terhadap Kehidupan Bangsa dalam
Bidang Politik, Ekonomi, Sosial dan budaya.
a. Bidang politik
Letak kepulauan Indonesia sangat strategis. Indonesia terletak pada
jalur lalu lintas internasional dan merupakan daerah persilangan
antarnegara dan antarbangsa yang berbeda-beda pandangan politik dan
kepentingannya. Indonesia juga berperan penting dalam hubungan
antarbangsa dan antarnegara.
b. Bidang ekonomi
Ditinjau dari segi ekonomi, Indonesia berperan besar bagi lalu lintas
perdagangan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor berikut.
1) Letak Indonesia pada jalur lalu lintas internasional menyebabkan
perdagangan Indonesia di dunia internasional berjalan lancar dan
saling menguntungkan.
2) Indonesia mempunyai sumber-sumber kekayaan alam yang sangat
banyak dan penting, seperti:
a) Hasil pertanian: kopi, lada, cengkih dll.
b) Barang galian: emas, perak, besi dll.
87
c) Minyak bumi dan gas alam.
d) Kekayaan alam yang berasal dari laut: ikan, rumput laut dll.
e) Kekayaan alam yang berasal dari hutan: rotan, damar dll.
3) Letak Indonesia yang berdekatan dengan beberapa negara
berkembang dan negara maju menguntungkan dalam bidang
perdagangan.
4) Banyak negara industri menanamkan modalnya di Indonesia
melalui kerja sama.
c. Bidang sosial dan budaya
Indonesia terletak di persimpangan jalur yang ramai sejak zaman dulu.
Hal ini membawa berbagai pengaruh bagi bangsa kita dalam bidang
sosial budaya hingga sekarang ini. Bangsa Spanyol, Portugis, Inggris,
Belanda, Timur Tengah, Cina dan India masing-masing membawa
adat, kebiasaan, agama dan bahasanya masing-masing. Akibat
pergaulan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa tersebut terjadilah
proses akulturasi. Datangnya bangsa-bangsa tersebut membuat bangsa
Indonesia menganut agama Hindu, Budha, Islam, dan Kristen.
Percampuran bangsa dan kebudayaan Indonesia dari Barat membentuk
kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam (Bhineka Tunggal Ika).
E. SUMBER BELAJAR
Iwan Setiawan, Suciati, Ahmad Mushlih, dan Dedi. 2013. Ilmu Pengetahuan
Sosial SMP/MTs. Kelas VII. Jakarta: Kemendikbud RI.
88
F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran sub
tema letak wilayah dan pengaruhnya bagi keadaan alam Indonesia adalah:
1. Pendekatan :Scientific.
2. Metode : Presentasi Multi Media.
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi waktu
Pendahuluan a. Membuka pelajaran
b. Melakukan presensi
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Apersepsi:
Guru menanyakan apa itu letak
astronomis dan geografis.
e. Memotivasi siswa
10 menit
Kegiatan inti a. Guru memberikan Pretest
b. Guru menyampaikan materi dengan
menggunakan media animasi
c. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
mengenai apa yang belum dipahami.
d. Guru memberikan Posttest.
60 menit
Penutup a. Memberikan penguatan materi
kepada siswa dengan memberikan 10 menit
89
beberapa pertanyaan.
b. Merefleksi, memberikan kesimpulan
dan point penting dari materi yang
telah dibahas
c. Doa dan salam sebelum pulang
H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
a. Laptop dan LCD
b. LKS
I. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik penilaian :
Tes hasil belajar (pilihan ganda dan essay test (terlampir)
Lembar observasi aktivitas siswa (terlampir)
Beutaran, Mei 2019
Guru Mata Pelajaran IPS
STEVANUS BULU TANGGU
NIP.
Peneliti
JUMIATY KEWA
NIM. 10531226615
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri Satap Holoriang
ROMANUS LAOT, S. Ag
NIP. 197308092006041005
90
Lampiran 8:
Lembar Kerja Siswa (LKS)
I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang
tepat!
1. Letak suatu wilayah berdasarkan garis koordinat peta yaitu garis lintang
dan garis bujur disebut …
a. Letak geografis
b. Letak geologis
c. Letak astronomis
d. Letak wilayah
2. Garis maya yang melingkari bumi ditarik dari arah barat hingga ke timur
atau sebaliknya, sejajar dengan garis khatulistiwa, disebut …
a. Garis bujur
b. Garis lintang
c. Garis horizontal
d. Garis vertikal
3. Letak geografis suatu negara ditinjau dari …
a. Kenyataan letaknya di permukaan bumi.
b. Jumlah penduduknya.
c. Posisi garis lintang dan garis bujur.
d. Pola kehidupan masyarakatnya.
4. Letak Indonesia antara Benua Asia dan Australia serta diapit Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia merupakan letak Indonesia secara …
a. Astronomis
91
b. Geologis
c. Kultural
d. Geografis
5. Secara geografis, indonesia terletak di antara dua benua, yaitu …
a. Benua Asia dan Australia
b. Benua Asia dan Amerika
c. Benua Australia dan Eropa
d. Samudra Pasifik dan Samudra Hindia
6. Berdasarkan letak geografis Indonesia memiliki dua musim yang
disebabkan angin…
a. Topan
b. Monsun (muson)
c. Tornado
d. Puting beliung
7. Mudah belajar bahasa luar dari kaum pedagang yan berdagang ke
Indonesia merupakan keuntungan dari geostrategis Indonesia di bidang …
a. Politik
b. Ekonomi
c. Komunikasi
d. Sosial-Budaya
8. Pilihan yang paling benar:
1) Jalur ekspor dan impor yang luas
2) Kaya akan hasil laut
92
3) Menjadi lalu lintas internasional
4) Kaya akan Sumber Daya Alam (SDA)
5) Menjadi jalur transit Internasional
6) Mendapat dampak perkembangan teknologi transportasi dari negara
maju
Di bidang Ekonomi keuntungan geostrategis Indonesia sebagai berikut,
yaitu…
a. 1, 2 dan 3
b. 1, 2 dan 4
c. 1, 2 dan 5
d. 3, 5 dan 6
9. Indonesia dilalui jalur perdagangan internasional. Upaya meningkatkan
perekonomian nasional melalui jalur laut adalah …
a. Membangun banyak pusat perdagangan
b. Meningkatkan keterampilan tenaga kerja
c. Menjadikan Indonesia sebagai jalur penghubung perdagangan dunia
d. Menghapus bea masuk barang impor agar harganya murah
10. Berikut ini adalah berbagai kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat
yang tinggal di daerah pantai, kecuali …
a. Pembuatan tambuk-tambuk garam
b. Pertanian pasang surut
c. Pengembangan sektor pariwisata
d. Pertanian ladang
93
II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang singkat!
1. Secara astronomis indonesia terletak antara …
Jawab:
2. Berdasarkan letak astronomis Indonesia berada di kawasan iklim …
Jawab:
3. Garis maya yang ditarik dari kutub utara hingga kutub selatan atau
sebaliknya, disebut …
Jawab:
4. Indonesia memiliki perbedaan waktu yang dibagi menjadi tiga daerah
waktu yaitu …
Jawab:
5. Akibat letak geografisnya, Indonesia memiliki dua musim, yaitu …
Jawab:
6. Garis lintang dan bujur dibagi menjadi dua yaitu …
Jawab:
7. Berdasarkan letak geografis Indonesia terletak diantara dua samudra yaitu:
Jawab:
8. Indonesia diapit oleh dua samudra maka Indonesia terletak di wilayah …
Jawab:
9. Indonesia bagian barat merupakan bagian dari benua …
Jawab:
10. Benua yang berada di sebelah selatan Indonesia adalah …
Jawab:
94
Lampiran 9:
Kunci Jawaban
I. Pilihan Ganda
1. C 6. B
2. B 7. C
3. A 8. B
4. D 9. C
5. A 10. D
II. Essay Test
1. 6o LU – 11o LS dan 95o BT – 141o BT
2. Tropis
3. Garis Lintang
4. WIB, WIT, WITA
5. Kemarau dan Hujan
6. Garis Lintang Utara dan Garis Lintang Selatan
7. Samudera Pasifik dan Hindia
8. Geografis
9. Asia
10. Australia
95
Lampiran 10:
Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi
96
97
98
Lampiran 11:
Persuratan
99
101
Lampiran 12:
Tampilan Media Animasi
102
103
104
Lampiran 13:
Dokumentasi
105
106
107
RIWAYAT HIDUP
Jumiaty Kewa. Dilahirkan di Kolipadan Kabupaten
Lembata pada tanggal 23 Oktober 1997, dari pasangan
Ayahanda Samsudin Sudin dan Ibunda Kamsia Eva.
Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2003
di SDN Tanjung Bahagia dan tamat tahun 2009, tamat
SMP Negeri 1 Omesuri tahun 2012, dan tamat SMA
Negeri 1 Nubatukan tahun 2015. Pada tahun yang sama (2015), penulis
melanjutkan pendidikan pada program Strata Satu (S1) Program Studi Teknologi
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar dan selesai tahun 2019.