pengaruh media tanam dan pemberian kapur terhadap...

21
TINJAUAN PUSTAKA Pembibitan Kakao Langkah awal usaha budidaya kakao yang baik adalah mempersiapkan bahan tanam di tempat pembibitan. Pembibitan dapat dikatakan mutlak perlu dalam budidaya kakao karena di tempat pembibitan, perawatan bahan tanaman dapat lebih sempurna. Dengan pembibitan, pembuatan benih dapat dilakukan setiap saat ada buah. Jadi, tidak terikat oleh musim dan menjamin mutu bahan tanaman yang baik karena sortasi bibit mudah dilakukan (PPKKI, 2004). Kakao merupakan satu-satunya spesies diantara genus Theobroma, suku Sterculiaceae yang banyak diusahakan secara komersial. Habitat asli tanaman kakao adalah hutan tropis basah dan tumbuh dibawah naungan tanaman hutan. Di dalam teknik budidaya yang baik sebagian sifat habitat aslinya tersebut masih dipertahankan yaitu dengan memberikan naungan secukupnya. Ketika tanaman masih muda, intensitas naungan yang diberikan cukup tinggi, selanjutnya dikurangi secara bertahap seiring dengan semakin tuanya tanaman atau bergantung pada berbagai faktor tumbuh yang tersedia (PPKKI, 2004). Tempat pembibitan mutlak mendapat naungan yang cukup. Naungan yang baik dengan fungsi utama menahan sebagian sinar matahari dan angin kencang. Naungan tambahan berupa atap dengan fungsi mengurangi intensitas penyinaran dan tetesan air hujan (PPKKI, 2004). Menurut Syamsulbahri (1996) pada tanaman kakao muda dalam melakukan proses fotosintesis menghendaki intensitas cahaya yang rendah, setelah itu berangsur-angsur memerlukan intensitas cahaya yang lebih tinggi sejalan dengan bertambahnya umur tanaman. Intensitas cahaya Universitas Sumatera Utara

Upload: lethien

Post on 01-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

TINJAUAN PUSTAKA

Pembibitan Kakao

Langkah awal usaha budidaya kakao yang baik adalah mempersiapkan

bahan tanam di tempat pembibitan. Pembibitan dapat dikatakan mutlak perlu

dalam budidaya kakao karena di tempat pembibitan, perawatan bahan tanaman

dapat lebih sempurna. Dengan pembibitan, pembuatan benih dapat dilakukan

setiap saat ada buah. Jadi, tidak terikat oleh musim dan menjamin mutu bahan

tanaman yang baik karena sortasi bibit mudah dilakukan (PPKKI, 2004).

Kakao merupakan satu-satunya spesies diantara genus Theobroma, suku

Sterculiaceae yang banyak diusahakan secara komersial. Habitat asli tanaman

kakao adalah hutan tropis basah dan tumbuh dibawah naungan tanaman hutan. Di

dalam teknik budidaya yang baik sebagian sifat habitat aslinya tersebut masih

dipertahankan yaitu dengan memberikan naungan secukupnya. Ketika tanaman

masih muda, intensitas naungan yang diberikan cukup tinggi, selanjutnya

dikurangi secara bertahap seiring dengan semakin tuanya tanaman atau

bergantung pada berbagai faktor tumbuh yang tersedia (PPKKI, 2004).

Tempat pembibitan mutlak mendapat naungan yang cukup. Naungan yang

baik dengan fungsi utama menahan sebagian sinar matahari dan angin kencang.

Naungan tambahan berupa atap dengan fungsi mengurangi intensitas penyinaran

dan tetesan air hujan (PPKKI, 2004). Menurut Syamsulbahri (1996) pada tanaman

kakao muda dalam melakukan proses fotosintesis menghendaki intensitas cahaya

yang rendah, setelah itu berangsur-angsur memerlukan intensitas cahaya yang

lebih tinggi sejalan dengan bertambahnya umur tanaman. Intensitas cahaya

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

matahari bagi tanaman kakao yang berumur antara 12-18 bulan sekitar 30-60%

dari sinar penuh, sedangkan untuk tanaman yang menghasilkan menghendaki

intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari penuh.

Suhu mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan daun flush,

pembungaan dan kerusakan daun. Suhu yang ideal bagi pertanaman kakao, untuk

suhu maksimum berkisar antara 30-32oC dan suhu minimum berkisar antara 18-

21oC. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan daun adalah

kelembaban nisbi. Tanaman kakao yang tumbuh pada areal yang mempunyai

kelembaban nisbi antara 50-60% mempunyai daun yang lebat dan berukuran

besar, dibandingkan dengan pertanaman kakao yang tumbuh pada areal yang

mempunyai kelembaban nisbi 70-80%. Pada areal yang mempunyai kelembaban

nisbi yang tinggi, daun cenderung keriting dan menyempit pada ujung daun. Di

samping itu pula dengan kelembaban nisbi yang tinggi, dapat menimbulkan

penyakit akibat jamur (Syamsulbahri, 1996).

Tanah sebagai media tumbuh kakao mempunyai arti yang penting bagi

keberhasilan budidaya tanaman kakao. Walaupun kakao dapat tumbuh baik pada

berbagai jenis tanah, akan tetapi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal

sangat ditentukan oleh sifat fisik dan kimia tanah. Sifat kimia tanah umumnya

lebih mudah diperbaiki dibandingkan sifat fisik tanah, oleh karena itu sifat fisika

tanah di dalam penilaian kesesuaian bagi pertanaman kakao merupakan hal yang

selalu diutamakan (Syamsulbahri, 1996).

Media pembibitan dibuat dari campuran tanah lapisan atas (top soil) yang

subur, pupuk kandang dan pasir halus. Perbandingan ketiganya relatif beragam,

tergantung pada berat dan ringannya tanah lapisan atas. Perbandingan yang lazim

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

adalah 1:1:1 atau 2:1:1 (PPKKI, 2004). Bila tanah yang digunakan terlampau

berat (lempung/liat), tanah dapat dicampur dengan pasir (4:1) atau dapat juga

dicampur dengan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 3:1

(Soehardjo dkk, 1996).

Benih kakao tidak mempunyai masa istirahat (dormansi) dan daya

kecambahnya cepat menurun. Oleh sebab itu benih kakao harus segera

disemaikan. Bila benih diterima sudah berkecambah maka benih yang

berkecambah dapat langsung ditanam di polibag. Pada benih kakao ada bagian

yang disebut radikel yaitu tempat keluarnya akar. Bila dengan mata sulit

ditemukan maka umumnya bagian itu berada pada bagian benih yang ujungnya

besar (Suhardjo dkk, 1996).

Pada awal perkecambahan benih, akar tunggang tumbuh cepat dari

panjang 1 cm pada umur satu minggu, mencapai 16-18 cm pada umur satu bulan,

dan 25 cm pada umur tiga bulan. Setelah itu laju pertumbuhannya menurun dan

untuk mencapai panjang 50 cm memerlukan waktu dua tahun. Pada saat

berkecambah pula, hipokotil memanjang dan mengangkat kotiledon yang masih

menutup ke atas permukaan tanah. Fase ini disebut dengan fase serdadu. Fase

kedua ditandai dengan membukanya kotiledon diikuti dengan memanjangnya

epikotil dan tumbuhnya empat lembar daun pertama. Keempat daun tersebut

sebetulnya tumbuh dari setiap ruasnya, tetapi buku-bukunya sangat pendek

sehingga tampak tumbuh dari satu ruas. Pertumbuhan berikutnya berlangsung

secara periodik dengan interval waktu tertentu (PPKKI, 2004).

Pertumbuhan batang kakao bersifat dimorfisme yang berarti memiliki dua

macam bentuk pertumbuhan vegetatif. Pertama, kecambah yang membentuk

Universitas Sumatera Utara

Page 4: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

batang utama yang bersifat orthotrop pada umur tertentu akan membentuk

perempatan atau jorquette dengan 4-6 cabang primer tumbuh ke samping atau

yang disebut cabang plagiotrop. Daun muda berwarna merah muda, tergantung

varietas, sedang daun tua berwarna hijau atau hijau tua. Daun kakao mempunyai

dua persendian, yaitu pada pangkal dan ujung tangkai daun sehingga pergerakan

daun dapat menyesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari

(Poedjiwidodo, 1996).

Pertumbuhan bibit kakao dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

jenis tanah yang digunakan sebagai media dan pemupukan. Jika media tumbuh

yang digunakan adalah tanah yang normal (berstruktur baik) dan subur, maka

pemupukan tidak diperlukan, karena kurang menguntungkan. Namun seringkali

tanah yang digunakan sebagai media tumbuh bibit tidak mengandung cukup unsur

hara untuk menunjang pertumbuhan bibit yang sehat sehingga perlu diberi pupuk

melalui tanah atau daun atau keduanya. Secara umum pemupukan dilakukan

melalui tanah dengan tujuan memberikan bahan kepada tanah yang berupa pupuk

buatan, pupuk kandang, pupuk hijau, kompos dan lainnya untuk memperbaiki

keadaan fisika, kimia dan biologi tanah, dengan harapan bahwa unsur hara yang

diberikan akan diserap oleh akar tanaman (Syamsulbahri, 1996).

Tindakan pemeliharaan bibit yang diperlukan meliputi penyiraman,

penyiangan, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman

dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Penyiangan tumbuhan

pengganggu bisa dilakukan secara manual, tetapi teratur. Pengendalian hama dan

penyakit perlu dilakukan secara rutin mengingat bibit kakao sangat mudah

diserang hama dan penyakit (PPKKI, 2004; Soehardjo dkk, 1996).

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

Media Tanam

Sistem perakaran tanaman lebih dikendalikan oleh sifat genetis dari

tanaman yang bersangkutan, tetapi telah pula dibuktikan bahwa sistem perakaran

tanaman tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi tanah atau media tumbuh

tanaman. Faktor yang mempengaruhi pola penyebaran akar antara lain adalah

penghalang mekanis, suhu tanah, aerasi, ketersediaan air dan ketersediaan unsur

hara (Lakitan, 1993).

Pertumbuhan bibit kakao di lapangan sangat ditentukan oleh pertumbuhan

tanaman selama di pembibitan. Media tanam merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman kakao di pembibitan. Penggunaan media

tanam yang banyak mengandung bahan organik sangat menguntungkan bagi

pertumbuhan tanaman kakao. Media tanam yang biasa digunakan dalam

pembibitan kakao adalah berupa campuran antara tanah dan pupuk organik

(Sudirja, dkk, 2005).

Subsoil

Lapisan atas tanah merupakan media utama bagi perkembangan akar

tanaman yang dibudidayakan, dengan kandungan unsur-unsur haranya yang tinggi

serta tingkat kelembaban tanahnya yang menguntungkan bagi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Akan tetapi dalam ketahanan, tanah lapisan atas biasanya

lebih rapuh, lebih mudah terangkut dan hanyut dibanding dengan subsoil

(Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002).

Lapisan tanah dibawah lapisan tanah atas (topsoil) yang disebut lapisan

tanah bawah (subsoil) berwarna lebih terang dan bersifat kurang subur. Hal ini

bukan berarti bahwa lapisan tanah bawah tidak penting peranannya bagi

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

produktivitas tanah, karena walaupun mungkin akar tanaman tidak dapat

mencapai lapisan tanah bawah, permeabilitas dan sifat-sifat kimia lapisan tanah

bawah akan sangat berpengaruh terhadap lapisan tanah atas dalam peranannya

sebagai medium pertumbuhan (Islami dan Utomo, 1995).

Horizon B (subsoil) disebut juga dengan zona penumpukan (illuvation

zone). Horizon ini memiliki bahan organik yang lebih sedikit dibandingkan

dengan horizon A, tetapi lebih banyak mengandung unsur yang tercuci daripada

horizon A. tumpukan partikel liat yang berbentuk koloid dan bahan mineral

seperti Fe, Al, Ca dan S menjadikan lapisan ini lebih padat (Novizan, 2002).

Kurang suburnya tanah di lapisan bawah disebabkan oleh tanah lebih

mampat, kadar bahan organik sangat rendah, hara tanah yang berasal dari hasil

penguraian serasah tanaman rendah, struktur tanah memiliki imbangan porositas

lebih buruk dan sifat-sifat lain dengan daya dukung yang lebih rendah terhadap

pertumbuhan tanaman (PPKKI, 2004).

Lapisan tanah subsoil menghambat pergerakan udara dan air, mempunyai

bobot isi dan kekuatan tanah yang tinggi dan sangat masam. Sifat-sifat tersebut

membatasi perkembangan akar, sehingga akar tanaman tidak mampu

memanfaatkan air dan unsur hara yang tersimpan pada subsoil. Modifikasi zone

perakaran oleh kapur, pupuk dan serbuk gergaji merangsang perkembangan akar

dan meningkatkan hasil (Wawan dan Tarumingkeng, 2002).

Tanah dengan tekstur berat seperti lempung (clay) atau lempung berat,

tidak baik bagi pertumbuhan tanaman kakao. Karena tanah yang bertekstur berat

umumnya mempunyai aerasi dan berpengatusan buruk serta pada musim kemarau

tanah menjadi pecah-pecah, kondisi yang demikian dapat memutus akar kakao

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

dan pada gilirannya akan mengganggu pertumbuhan tanaman

(Syamsulbahri, 1996).

Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit

Tandan kosong sawit merupakan bahan organik yang potensial digunakan

sebagai bahan pembenah tanah, baik sebagai bahan kasar pembuatan kompos

maupun ditinjau dari jumlahnya yang banyak (Darmosarkoro dkk, 2000).

Kompos tandan kosong sawit (TKS) merupakan salah satu bahan organik

yang bahan bakunya tersedia cukup banyak pada pengelolaan perkebunan kelapa

sawit. Selain dapat memperbaiki sifat fisik tanah terutama berperan dalam

memperbaiki struktur tanah, kompos TKS juga memiliki kandungan hara yang

dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kompos TKS yang

halus mempunyai kandungan hara C sebesar 35,1%, N 2,34 %, C/N 15 %, P 0,31

%, K 5,53%, Ca 1,46%, dan Mg 0,96 % (PPKS, 2008).

Sumbangan bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman merupakan

pengaruhnya terhadap sifat-sifat fisik, kimia dan biologis dari tanah. Mereka

memiliki peranan kimia di dalam menyediakan N, P dan K untuk tanaman,

peranan biologis di dalam mempengaruhi aktivitas organisme mikroflora dan

mikrofauna, serta peranan fisik di dalam memperbaiki struktur tanah dan lainnya

(Indranada, 1989).

Unsur hara yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangan daun adalah nitrogen. Konsentrasi nitrogen tinggi umumnya

menghasilkan daun yang lebih besar (Lakitan, 1996). Dalam jaringan tumbuhan

nitrogen merupakan komponen penyusun dari banyak senyawa esensial bagi

tumbuhan, misalnya asam-asam amino. Karena setiap molekul protein tersusun

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

dari asam-asam amino dan setiap enzim adalah protein, maka nitrogen juga

merupakan unsur penyusun protein dan enzim. Selain itu nitrogen juga terkandung

dalam klorofil, hormon, sitokinin dan auksin (Lakitan, 1993).

Jika pasok nitrogen cukup, daun tanaman akan tumbuh besar dan

memperluas permukaan yang tersedia untuk fotosintesis. Pasok nitrogen yang

tinggi mempercepat pengubahan karbohidrat menjadi protein dan kemudian

diubah menjadi protoplasma dan sebagian dipergunakan menyusun dinding sel,

terutama karbohidrat beberapa nitrogen, seperti: kalsium pektat, selulosan,

selulosa (Mas’ud, 1993).

Pengaruh nitrogen dalam meningkatkan bagian protoplasma dibandingkan

bagian bahan dinding sel yang mempengaruhi peningkatan ukuran sel dan

penambahan ketebalan dinding sel, menyebabkan batang dan daun lebih sukulen

dan kurang keras; juga meningkatkan bagian air sebagai akibat meningkatnya

kandungan air protoplasma dan mengurangi bagian kalsium oleh karena

penambahan kalsium tidak sebanding lagi dengan penambahan bagian bahan

dinding sel (Mas’ud, 1993).

Peranan P dalam penyimpanan dan pemindahan energy tampaknya

merupakan fungsi terpenting karena hal ini mempengaruhi berbagai proses lain

dalam tanaman. Kehadiran P dibutuhkan untuk reaksi biokimiawi penting seperti

pemindahan ion, kerja osmotic, reaksi fotosintesis dan glikolisis. Senyawa-

senyawa hasil fotosintesis disimpan dalam bentuk senyawa berenergi tinggi yang

kemudian dibebaskan dengan membentuk ATP untuk pertumbuhan tanaman dan

reproduksi (Mas’ud, 1993). Fosfor merupakan bagian esensial dari banyak gula

fosfat yang berperan dalam nukleotida, seperti RNA dan DNA, serta bagian dari

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

fosfolipid pada membran. Fosfor berperan penting pula dalam metabolisme

energi, karena keberadaannya dalam ATP, ADP, AMP, dan pirofosfat (PPi)

(Salisbury dan Ross, 1995).

Kalium terlibat dalam berbagai proses fisiologis tanaman, utama berperan

dalam berbagai reaksi biokimia. Beberapa fungsi enzim dalam tubuh tanaman

antara lain sebagai pengaktif beberapa enzim, berhubungan dengan pengaturan air

dan energi, berperan dalam sintesis protein dan pati dan pemindahan fotosintat.

Fotosintat sebagai hasil fotosintesis akan ditransportasikan dari daun ke tempat-

tempat yang membutuhkan, baik untuk digunakan atau disimpan. Tanpa adanya K

yang cukup, system transportasi ini akan rusak. Ini akan menurunkan laju

fotosintesis karena menumpuknya fotosintat dalam daun atau karena lambatnya

perkembangan bagian penyimpan energi yang ada (Mas’ud, 1993). Kalium

merupakan pengaktif dari sejumlah besar enzim yang penting untuk fotosintesis

dan respirasi. Kalium mengaktifkan pula enzim yang diperlukan untuk

membentuk pati dan protein. Unsur ini berlimpah jumlahnya sehingga menjadi

penentu utama potensial osmotik sel, dan karena itu juga penentu tekanan

turgornya (Salisbury dan Ross, 1995).

Tanah yang kaya bahan organik relatif lebih sedikit hara yang terfiksasi

mineral tanah sehingga yang tersedia bagi tanaman lebih besar. Hara yang

digunakan oleh mikroorganisme tanah bermanfaat dalam mempercepat

aktivitasnya, meningkatkan kecepatan dekomposisi bahan organik dan

mempercepat pelepasan hara. Pupuk kimia tidak dapat menggantikan manfaat

ganda bahan organik tanah, tetapi dengan menggunakan pupuk kimia pengelolaan

tanah menjadi lebih mudah (Sutanto, 2002).

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

Kandungan bahan organik tanah dapat mencerminkan tingkat kesuburan

tanah, baik kandungan hara makro maupun kandungan hara mikro, kesarangan

tanah (aerasi) dan ketersediaan lengas tanah (Syamsulbahri, 1996). Tanaman

kakao membutuhkan tanah berkadar bahan organik tinggi, yaitu di atas 3%. Kadar

bahan organik yang tinggi akan memperbaiki struktur tanah, biologi tanah,

kemampuan penyerapan (absorbsi) hara dan daya simpan lengas tanah

(PPKKI, 2004).

Bahan organik mempunyai potensi mempersatukan butir-butir pasir yang

halus menjadi butiran yang lebih besar. Namun tanah liat yang kaku pun dapat

diperbaiki kondisinya untuk keluar masuknya udara. Bahan organiknya

mengurangi kohesi yang kuat antara bagian-bagian kecil dari tanah liat

(Rinsema, 1993).

Menurut hasil penelitian Darmosakoro, dkk (2000) penambahan kompos

mampu memperbaiki lingkungan tumbuh tanaman, khususnya kelembaban dan

kemampuan tanah mengikat air. Aplikasi kompos TKS meningkatkan pH tanah

hingga 6,3-7,0 jika dikombinasikan dengan pupuk standar (500 mg N, 100 mg P,

500 mg K dan 5 mg Mg per kg tanah bobot kering udara/BKU) atau sekitar 7,1-

7,6 jika tanpa ada penambahan pupuk standar. Kenaikan pH ini disebabkan oleh

pH kompos TKS yang tinggi (mencapai pH 8) sehingga kompos TKS mempunyai

potensi digunakan sebagai bahan pembenah keasaman tanah. Demikian juga

kenaikan ketersediaan hara lainnya berkaitan erat dengan kandungan hara pada

kompos yang relatif tinggi.

Bahan organik merupakan kunci utama dalam meningkatkan produktivitas

tanah dan efisiensi pemupukan. Oleh karena itu, penambahan pupuk organik

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

merupakan tindakan yang harus terlebih dahulu dilakukan untuk memperbaiki

lingkungan tumbuh tanaman (Mulyani dkk, 2001).

Pengaruh bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman telah diketahui

cukup lama. Keuntungan utama dari humus tanah terhadap pertumbuhan tanaman

dihasilkan secara tidak langsung melalui perbaikan sifat-sifat tanah seperti

agregasi, aerasi, permeabilitas dan kapasitas memegang air. Bahan organik dan

humus dilaporkan dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman secara langsung

dengan mempercepat proses respirasi, dengan meningkatkan permeabilitas sel

atau melalui kegiatan hormon pertumbuhan (Tan, 1998) dan juga sebagai sumber

senyawa-senyawa organik yang dapat diserap tanaman meskipun dalam jumlah

sedikit seperti alanin, glisin dan asam-asam amino lainnya, juga hormon

perangsang tumbuh dan vitamin (Hanafiah, 2005).

Pemberian Kapur

Tanah yang memiliki tingkat kemasaman yang tinggi tidak baik bagi

pertumbuhan tanaman karena akan secara langsung ”menahan” serta mencegah

unsur untuk diserap tanaman. Cara yang paling mudah untuk menyesuaikan

tingkat kemasaman tanah agar bisa diterima oleh tanaman bersangkutan hanyalah

melalui pemberian kapur (Tanindo, 2008).

Pengapuran untuk mengatasi pengaruh buruk oleh kemasaman tanah yang

tinggi merupakan salah satu cara yang sudah lama dikenal dan diterapkan. Dengan

tindakan ini, kemasaman tanah diturunkan sampai tingkat yang tidak

membahayakan bagi pertumbuhan tanaman (Indrasari dan Syukur, 2006).

Kemasaman (pH) tanah yang baik untuk kakao adalah netral atau berkisar

5,6-6,8. Sifat ini khusus berlaku untuk tanah atas (top soil), sedangkan pada tanah

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

bawah (subsoil) kemasaman tanah sebaiknya netral, agak asam atau agak basa

(PPKKI, 2004). Tanah dengan pH rendah pada umumnya bermasalah dalam

ketersediaan unsur hara, bahkan seringkali unsur-unsur hara tersebut dapat

berubah menjadi racun bagi tanaman kakao (Syamsulbahri, 1996).

Terjadinya kemasaman tanah dapat disebabkan tingginya curah hujan. Air

yang mencuci tanah akan melarutkan dan menghanyutkan sebagian kapur dan

hara tanaman, maka tanah menjadi masam (Kuswandi, 1993). Follet dkk, (1981)

lebih lanjut menyatakan bahwa tanah menjadi asam karena ion hidrogen yang

bebas menggantikan kation utama seperti kalsium, magnesium, kalium dan

natrium. Ion-ion yang tergantikan ini kemudian tercuci di bawah zona perakaran

(rizosfer).

Kemasaman tanah bersumber dari sejumlah senyawa. Air adalah sumber

kecil ion H karena disosiasi molekul H2O lemah. Sumber-sumber besar adalah

asam-asam anorganik dan organik. Proses yang menghasilkan ion H+ beberapa

diantaranya ialah respirasi akar dan jasad penghuni tanah, perombakan bahan

organik, pelarutan CO2 udara dalam lengas tanah dan hidrolisis Al. Respirasi akar

dan jasad penghuni tanah serta perombakan bahan organik menghasilkan CO2.

penggabungan CO2 (termasuk yang berasal dari udara) dengan air menghasilkan

asam karbonat. Perombakan bahan organik juga menghasilkan asam-asam

organik. Hidrolisis Al membentuk ion Al3+ terhidrat yang merupakan donor

proton (ion H+) dan dengan demikian dapat memasamkan tanah

(Notohadiprawiro, 1998) dimana reaksi ini menyumbang pada peningkatan

konsentrasi ion H+ dalam tanah (Tan, 1998).

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

Ion H+ dalam tanah dapat berada dalam keadaan terjerap pada permukaan

kompleks koloid atau sebagai ion bebas dalam larutan tanah. Ion H+ yang terjerap

menentukan kemasaman potensial atau tertukar sedang yang bebas menentukan

kemasaman aktif atau aktual (Notohadiprawiro, 1998; Tan, 1998). Tan (1998)

lebih lanjut menjelaskan bahwa kemasaman aktif diukur dan dinyatakan sebagai

pH tanah. Tipe kemasaman inilah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Ketersediaan unsur N, P dan K dipengaruhi oleh banyak faktor. Pada

kebanyakan tanah, ketersediaan N dikontrol oleh perombakan bahan organik

segar. N dari senyawa kompleks organik ini tersedia bagi tanaman oleh kegiatan

mikroba. Bakteri tidak berbiak pada kondisi asam; hanya jamur yang berbiak,

namun jamur tidak merombak bahan organik sesempurna bakteri. Oleh karena itu

bagi kebanyakan tanaman, pH tanah kurang dari 6 kurang menguntungkan

(Kuswandi, 1993).

Pada keasaman sedang dan kuat, kebanyakan tanah mengikat unsur fosfat

dengan membentuk senyawa-senyawa P, Fe dan Al terlarut. Oleh karena itu,

pemakaian fosfat hendaknya sering dilakukan dengan jumlah cukup untuk diserap

tanaman. Pada kondisi sekitar netral, Fe dan Al jauh kurang terlarut, dan banyak

fosfat bergabung dengan Ca dalam bentuk lebih tersedia (Kuswandi, 1993).

Untuk suplai K, tanaman juga tergantung pada K yang tidak tertukarkan,

fraksi cadangan mineral yang lebih mudah tersedia, dan yang terkandung dalam

pupuk dan rabuk. Pengapuran dan keasaman mempengaruhi sumber-sumber ini

(dengan efek khemis di dalam tanah dan efek fisiologis) terhadap penyerapan K

oleh tanaman. Pada tingkatan lebih rendah, jumlah pelepasan K dari sumber

Universitas Sumatera Utara

Page 14: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

mineral dapat dipengaruhi oleh pengapuran, baik secara langsung melalui proses

kimia maupun melalui kenaikan pertumbuhan tanaman (Kuswandi, 1993).

Pengaruh keasaman tanah pada pertumbuhan tanaman adalah melalui

pengaruhnya pada ketersediaan unsur hara yang diperlukan tanaman

(Mas’ud, 1993). Dalam kisaran pH 6,0-7,0 hampir semua hara tumbuhan

tersediakan dalam jumlah optimum. Pada pH dibawah 6,0 dapat terjadi kekahatan

hara Ca, Mg dan K. Sebaliknya, dalam tanah sangat masam sampai luar biasa

masam unsur-unsur Al, Fe, Mn, Cu dan Zn dapat meningkat ketersediaannya

dalam kadar sangat tinggi sehingga meracun (Notohadiprawiro, 1998). Selain itu,

kation-kation besi dan Al bebas dalam takaran banyak mampu menyerap ion

fosfat sehingga tidak tersedia bagi tanaman (Mas’ud, 1993). Selain terbebasnya

ion Al dalam jumlah yang banyak sehingga menimbulkan keracunan,

penghancuran kompleks absorpsi (penyerapan) anorganik yang selanjutnya

menjadikan daya simpan hara yang tersedia dan daya sangga suasana kimiawi dan

daya simpan lengas menurun sekali (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002).

Pengapuran dilakukan dengan mempertimbangkan keseimbangan dengan

unsur lain. Pada kebanyakan tanaman tingkat tinggi, penjagaan pH 6-7 menjamin

ketersediaan hara (Kuswandi, 1993). Tingginya konsentrasi ion hidrogen yang

terdapat dalam larutan tanah akan menimbulkan reaksi tanah yang bersifat masam,

dengan pengapuran konsentrasi ion hidrogen yang tinggi dapat diturunkan,

sehingga derajat kemasaman tanahnya dikehendaki oleh tanaman tertentu yang

hendak ditanam. Dengan adanya pengapuran pada tanah yang masam, absorpsi

unsur-unsur Mo, P dan Mg akan meningkat dan pada waktu yang bersamaan akan

menurunkan secara nyata konsentrasi Fe, Al dan Mn yang dalam keadaan masam

Universitas Sumatera Utara

Page 15: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

unsur-unsur ini dapat mencapai konsentrasi yang bersifat racun bagi tanaman.

Namun demikian, pengapuran tidak boleh dilakukan secara sembarangan,

melainkan harus didahului dengan penyelidikan pada keadaan tanahnya, sehingga

dapat diketahui berapa dosis kapur yang diperlukan secara tepat sehingga

kemungkinan dipergunakannya dosis kapur yang berlebihan dapat dicegah, karena

kelebihan kapur pada tanah mengakibatkan tanaman kerdil, Mn dan P menjadi

tidak tersedia (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002).

Secara umum semua jenis kapur bagi pertanian untuk mengurangi

kemasaman tanah dan menambah Ca sebagai unsur hara tanaman. Pilihan akan

sesuatu jenis bahan kapur berdasarkan pertimbangan harga, daya mengurangi

keasaman tanah, kandungan hara tanaman akan Ca dan zat lain. Kapur dolomit

biasanya agak lebih lambat reaksinya dibanding kapur-kapur berkadar Ca tinggi.

Namun bila pemberiannya sebelum tanam dan secara hati-hati, tidak banyak

berbeda. Batuan dolomit menyediakan unsur Mg; inilah unsur utama untuk

diberikan pada tanah yang miskin Mg (Kuswandi, 1993). Batu kapur tersusun

oleh kalsium karbonat (CaCO3) dan magnesium karbonat (MgCO3). Batu kapur

yang disusun oleh mineral CaMg(CO3)2 dinamakan batu dolomit. Dalam batuan

ini kandungan CaCO3 dan MgCO3 berimbang. Penggunaan batu dolomit pada

tanah masam akan lebih baik daripada batu kalsit, sebab dolomit mengandung

hara Ca dan Mg secara berimbang (Subandi, 2007). Kapur untuk tanah tersedia

dalam berbagai bentuk. Namun yang paling sering digunakan adalah kapur

dolomit. Penggunaan kapur dolomit ini karena dia memiliki kandungan kalsium

yang tinggi, trace element dan tahan lama pengaruhnya (Tanindo, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Page 16: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

Dolomit merupakan pupuk yang berasal dari endapan mineral sekunder

yang banyak mengandung unsur Ca dan Mg dengan rumus kimia CaMg (CO3)2.

Pupuk dolomit di samping menambah Ca dan Mg dalam tanah juga memperbaiki

keasaman tanah serta meningkatkan ketersediaan unsur yang lain misalnya Mo

dan P (Sumaryo dan Suryono, 2000).

Kapur memberikan pengaruh yang bervariasi pada tanah pertanian karena

fungsinya bermacam-macam bagi tanah dan bagi tanaman. Manfaatnya

tergantung pada kebutuhan akan kapur, sifat tanah dan tanaman yang diusahakan,

macam, jumlah dan frekuensi penggunaan kapur dan juga cara pengolahan lahan

(Kuswandi, 1993).

Pengapuran pada tanah masam dapat memperbaiki sifat fisik, kimiawi dan

biologi tanah. Perbaikan sifat fisik tanah berlangsung agak lama. Pengapuran

berpengaruh bagi agregasi partikel tanah, juga pada aerasi dan perkolasi. Struktur

tanah karena adanya dorongan memungkinkan daya olahnya pun menjadi lebih

baik. Kehidupan dan perkembangan jasad tanah menjadi lebih terdorong, dan

daya melapuk bahan organik menjadi humus dipercepat. Humus yang berinteraksi

dengan kapur lebih meningkatkan granulasi dan memperkuat ikatan partikel tanah

dengan partikel tanah lainnya (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002). Pengapuran

akan membantu menyempurnakan perombakan dengan disertai pelepasan hara-

hara dari bahan organik dan tubuh mikroba. Pupuk kandang dan pupuk hijau yang

kaya mineral cenderung dapat menjaga suasana netral atau basa selama

perombakan, sehingga pemakaian kapurnya sedikit sekali. Bakteri biasanya lebih

mudah dihambat oleh keasaman dibanding cendawan (Kuswandi, 1993).

Universitas Sumatera Utara

Page 17: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

Produktivitas tanah sebagian tergantung pada tekstur dan strukturnya.

Bentukan butiran dan agregat tanah yang mantap itulah yang dikehendaki, dan

dapat dicapai dengan pengapuran. Struktur yang mantap membutuhkan Ca yang

memenuhi permukaan koloid, dan bahan organik yang cukup untuk membantu

pembentukan agregat tanah (Kuswandi, 1993).

Agregat tanah dapat terbentuk karena flokulasi (penyusunan partikel tanah

secara tidak beraturan tapi saling bersinggungan). Dengan demikian jenis kation

yang berada di dalam tanah akan sangat mempengaruhi proses pembentukan

tanah. Tanah yang banyak mengandung Ca2+ mempunyai struktur yang baik.

Kation Ca2+ dapat memperbaiki stuktur tanah karena Ca mampu memflokulasi

koloid tanah. Kalsium juga memperbaiki struktur tanah secara tidak langsung,

dalam hal ini kalsium mempengaruhi mikroba tanah dan penguraian bahan

organik serta pengikatan antara bahan organik dan liat. Di samping itu kalsium di

dalam tanah juga dapat berfungsi langsung sebagai bahan semen atau perekat

(Islami dan Utomo, 1995).

Kandungan kalsium tanah adalah satu dari banyak faktor yang menentukan

pH tanah, karena ion Ca2+ menempati tempat pertukaran pada mineral tanah dan

bertindak sebagai suatu sistem penyangga dan pH terkait erat dengan penyediaan

banyak hara (Fitter dan Hay, 1991). Bila kalsium ditambahkan ke dalam tanah ia

akan mengadakan reaksi-reaksi dengan koloid tanah, walaupun sebenarnya

keadaan ini tidaklah sederhana. Hal ini disebabkan oleh karena bahan koloid tanah

akan terus menerus menghalangi reaksi-reaksi keseimbangan dengan

mengadsorpsi ion kalsium. Akibat dari adanya adsorpsi kalsium tersebut maka

persentase kejenuhan basa dari komplek adsorpsi akan naik. Dengan demikian pH

Universitas Sumatera Utara

Page 18: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

larutan tanah juga akan meningkat (Hakim dkk, 1986). Reaksi umum kapur

karbonat menghasilkan ion-ion hidroksil yang mengikat kation-kation asam (H

dan Al) pada koloid menjadi inaktif, sehingga pH naik. Situs muatan negatif

koloid digantikan oleh kation basa (Ca), sehingga kejenuhan basa meningkat pula.

Meski dalam reaksi ini dihasilkan 2 molekul asam karbonat, tetapi karena

merupakan asam lemah, asam ini segera terurai menjadi air dan gas

karbondioksida yang menguap ke udara (Hanafiah, 2005).

Pengapuran tanah masam dengan bahan yang mengandung Ca atau Mg

akan mengubah atau menggeser kedudukan H di permukaan koloid, sehingga

menetralisasi kemasaman tanah. Kalsium dan Mg dapat juga bergabung dengan

asam terlarut yang mungkin ada, sehingga sifat keasamannya rusak. Kalsium dan

Mg yang telah ditukar dengan H di permukaan koloid disebut basa tak tertukar,

kapasitas tanah mengikat basa ini disebut kapasitas kejenuhan basa. Hal ini

berhubungan dengan netralisasi kemasaman tanah. Koreksi kemasaman tidak

dimaksudkan untuk menciptakan tanah netral atau pH 7, melainkan sedikit asam

(kira-kira pH 6,5) yang cocok bagi pertumbuhan berbagai macam tanaman.

Hendaknya juga diingat bahwa tanah itu tidak semata-mata harus dikapur karena

rendahnya pH, melainkan karena tingginya unsur Al. Al itulah yang sebenarnya

yang menimbulkan problem pada tanah masam, karena menghambat ketersediaan

zat hara yang diperlukan tanaman (Kuswandi, 1993).

Kapur yang dibenamkan dalam tanah tidak selamanya berada di dalam

tanah, melainkan cenderung berkurang dalam proses-proses alamiah seperti

hilangnya kapur lewat pencucian akibat air perkolasi (pelindian), run off dan

erosi. Tingkatan hilangnya kapur berbeda-beda pada tanah dan areal yang

Universitas Sumatera Utara

Page 19: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

berbeda. Jumlah Ca yang hilang lewat drainase sangat bervariasi. Keadaan daerah

perakaran mempengaruhi beberapa tingkat jumlah Ca yang diangkut air.

Kehilangan kapur dapat meningkat jika banyak turun hujan atau distribusinya

jelek (Kuswandi, 1993).

Kebutuhan tanaman akan Ca dan Mg relatif tinggi. Bagi tanaman-tanaman

yang hanya tumbuh baik di tanah yang derajat keasamannya rendah, penggunaan

Ca melalui pengapuran adalah tepat. Dalam hal ini penggunaan unsur lain seperti

Mg, K dan Na dalam jumlah banyak akan merugikan tanaman. Kalsium

membantu perkembangan akar, pergerakan karbohidrat dalam tanaman,

pembentukan dinding sel, produksi biji dan proses-proses lain (Kuswandi, 1993).

Selain itu, kalsium berguna untuk menguatkan dinding sel dan di dalam banyak

tanaman, unsur ini terdapat sebagai kristal-kristal kalsium oksalat. Kalsium

mempergiat pembelahan sel-sel di meristem, membantu pengambilan nitrat

dan mengaktifkan berbagai enzim (Dwidjoseputro, 1994). Agustina (1990)

menambahkan bahwa unsur ini esensial di dalam mengatur struktur membran dan

aktivitasnya, terutama pada ion di akar. Berperan dalam detoksifikasi cairan sel

dengan cara membentuk garam tidak larut, misalnya kristal kalsium oksalat.

Unsur Ca juga berperan penting dalam menghambat pengguguran atau

proses penuaan daun, sintesis protein dan transfer karbohidrat yaitu translokasi

tepung dalam tanaman, serta hidrolisis tepung menjadi gula dan distribusinya.

Kekurangan unsur ini dapat menyebabkan terhentinya pertumbuhan akibat

terganggunya pembentukan pucuk tanaman dan ujung-ujung akar (titik tumbuh),

serta jaringan penyimpan. Hal ini sebagai konsekuensi rusaknya jaringan

Universitas Sumatera Utara

Page 20: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

meristematik akibat rusaknya permeabilitas dan struktur membran sel-sel

(Hanafiah, 2005).

Kekurangan Ca di dalam tanah sering bersamaan dengan kekurangan Mg.

Meskipun magnesium tidak sebanyak Ca dibutuhkan tanaman, tetapi penting

peranannya dan lebih dipusatkan pada jaringan-jaringan tertentu. Mg merupakan

komponen penting klorofil (zat hijau daun), membantu pembentukan minyak dan

lemak, banyak terdapat dalam biji, dan diperlukan untuk kehidupan hewan.

(Kuswandi, 1993). Selain itu, magnesium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion

Mg2+ yang merupakan unsur penting dalam tanaman sebagai penyusun klorofil.

Magnesium termasuk unsur mobil. Kadar magnesium dalam jaringan tanaman

sekitar 0,5%; relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan K dan Ca. Magnesium

juga mempunyai peranan terhadap metabolisme nitrogen (Rosmarkam dan

Yuwono, 2002). Unsur ini juga dibutuhkan dalam aktivitas enzim-enzim yang

berperan dalam metabolisme karbohidrat, sebagai katalisator dalam metabolisme

N dan sintesis protein (Hanafiah, 2005).

Berat kering tanaman mencerminkan akumulasi senyawa organik yang

berhasil disintesis tanaman dari senyawa anorganik, terutama air dan CO2. Unsur

hara yang telah diserap oleh akar, baik yang digunakan dalam sintesis senyawa

organik maupun yang tetap dalam bentuk ionik dalam jaringan tanaman akan

memberi kontribusi terhadap penambahan berat kering tanaman (Lakitan, 1996).

Pengapuran yang benar hanyalah mencerminkan tata guna lahan pertanian

yang baik. Kapur tidak menyediakan unsur lain seperti N, fosfat atau K, dan

bukan untuk menggantikan pemberian pupuk kandang. Tanah yang kekurangan

bahan organik dan karenanya harus dipupuk dengan pupuk kandang, pupuk hijau

Universitas Sumatera Utara

Page 21: PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN KAPUR TERHADAP ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30329/4/Chapter II.pdf · intensitas cahaya matahari sekitar 50-75% dari sinar matahari

atau kompos, jangan dikapur. Pengapuran pada tanah yang memang

membutuhkan akan berhasil baik bila dikombinasi perlakuan lain yang benar.

Walaupun secara tidak langsung kapur menaikkan ketersediaan N. Di lapangan,

kapur tidak boleh diberikan sebagai pupuk tunggal, karena hara-hara dalam tanah

harus seimbang. Pemberian kapur diimbangi pupuk organik akan meningkatkan

daya guna lahan (Kuswandi, 1993).

Terlalu banyak kapur di dalam tanah dapat menurunkan kandungan unsur-

unsur yang penting. Kapur tidak dapat berfungsi sebagai pupuk, lebih-lebih pada

pemberian secara tunggal, karena dapat memberikan suasana berlebihan dan

kekurangan unsur hara yang tersedia bagi tanaman. Pada pH 5-6, kelarutan fosfat

biasanya dipengaruhi oleh Fe dan Al. Keracunan kapur dapat dicirikan dengan

kekurangan Fe, Mn, Cu dan Zn, fosfat kurang tersedia, metabolisme terganggu,

pengambilan dan penggunaan B dapat terhalang dan perubahan H yang melonjak

merugikan (Kuswandi, 1993).

Universitas Sumatera Utara