pengaruh metode numbered head together...
TRANSCRIPT
Pengaruh Metode Numbered Head Together (NHT)
terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih
di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang
Oleh
SEPTIA RAHAYU
NIM: 1110011000022
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
i
ABSTRAK
Septia Rahayu. NIM 1110011000022. Pengaruh Metode Numbered Head
Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di
SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode numbered
head together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di
SMP Al-Zahra Indonesia Pemulang. Metode yang digunakan adalah metode kuasi
eksperimen. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa
kelasVIII-A dan kelas VIII-C SMP Al-Zahra Indonesia Pemulang. Kelas VIII-C
sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode numbered head together
(NHT) dan siswa VIII-A sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode
puzzle. Instrument yang digunakan adalah tes hasil belajar. Soal tes hasil belajar
yang digunakan sebanyak 30 soal berbentuk pilihan ganda dan setelah melalui
proses uji validitas, terdapat 21 soal yang valid dengan reliabilitas 0,87 dan
termasuk kategori tinggi atau dengan kata lain instrumen ini layak digunakan
dalam penelitian. Teknik analisis data menggunakan metode statistik uji “t” (uji
beda), untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan konsultasi pada tabel
distribusi “t” pada taraf signifikansi 0,05%.
Temuan hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh penggunaan metode
numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fiqih siswa. Hal ini
ditunjukan dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh
nilai thitung > ttabel yaitu 6,43 > 2,042 dengan taraf signifikasi 0,05 %. Selain itu di
lihat dari hasil perhitungan post test kelas eksperimen yang menggunakan metode
numbered head together (NHT) (nilai rata-rata 87) menunjukan nilai yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode puzzle (nilai
rata-rata 78). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode mengajar di
numbered head together (NHT) berpengaruh terhadap hasil belajar fiqih siswa.
Kata kunci: Metode Numbered Head Together (NHT), fiqih, hasil belajar.
ii
ABSTRACT
Septia Rahayu. NIM 1110011000022. Effect of Method Numbered Head
Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra
Indonesian Junior Pamulang..
One characteristic of batik from Cirebon are not found anywhere else is the
motive of "Mega Clouds", which is shaped like a cloud motif lumpy which usually
form a frame on the main picture. Class VIII-C as an experimental class using
numbered heads together (NHT) and the student class VIII-A as a control by using
a puzzle. Instrument used is the achievement test. Achievement test used by 30
multiple choice questions of the test there are 21 questions were valid and
reliability 0.87 including high category or in other words, these instruments are fit
for use in research. Analysis using statistical methods test "t" (difference test), to
test the hypothesis of the research carried out consultation on distribution table
"t" at the significance level of 0.05%.
The findings of this research is the influence of the use of methods of
numbered heads together (NHT) on learning outcomes of students of fiqh. It is
shown from the results of hypothesis testing using t-test obtained tcount> ttable ie
6.43> 2.042 with a significance level of 0.05%. In addition, in view of the results
of post-test calculations using the experimental class were numbered heads
together (NHT) (average value 87) showed higher values than the control class
that uses puzzle method (average value 78). From this study it can be concluded
that the method of teaching in the numbered head together (NHT) effect on
student learning outcomes fiqh.
Keywords: Method Numbered Head Together (NHT), fiqh, learning outcomes.
iii
KATA PENGANTAR
Asalam’alaikum Wr.Wb wr.wb
Al-hamdu lilaahi rabibbil-‘aalamiin. Puji syukur atas rahmat, taufiq dan
hidayaah-Nya yang telah memberikan kelapangaan kepada penulis sehinnga dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Hanya kepada-Nya penulis memohon
pertolongan dan kemudahan dalam segalaa urusan. Allahumma shali ‘alaa
sayyidina Muhammad wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurah kepada junjungan dan suri tauladan umat manusia, Nabi
Muhammad saw, makhluk mulia yang penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang
kepada sesama manusia dan membawa kita pada jalan yang di ridhai Allah swt.
Dalam proses penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, maka penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr.Hj. Nurlena Rifa’i, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
2. Bapak Dr. H. Abdul Majjid Khon, M.Ag. Kepala Jurusan Pendidikan
Agama Islam.
3. Ibu Marhamah Saleh, Lc,. MA. Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam,
4. Bapak Tenenji, MA. Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan waktunya
untuk membimbing dan memotivasi kepada penulis.
5. Bapak Ghufron, M.Pd. Kepala sekolah SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di
SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang.
6. Bapak Kamil Arifin, M.Pd. Guru PAI di SMP Al-Zahra Indonesia
Pamulang.
7. Kedua orang tua tercinta ayahanda H. Marsudi dan Ibunda Hj. Kartini,
terima kasih atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang tercurahkan.
iv
Engkau telah ajarkan penulis tentang kebaikan, arti cinta, makna kehidupan
dan kau telah mendidik penulis dengan penuh kasih sayang.
8. Kakak dan adik tersayang Istrianingsih MK dan Ahmad Ridho Tamami
MK, serta kakek Karyadi dan nenek Baiyah dan seluruh keluarga besar yang
selalu memberikan dukungan kepada penulis secara moril maupun
nonmoril.
9. Sahabat-sahabatku yang aku sayangi, Rizki Alfandi, S.Pd.I; Imran Satria
Muchtar, S.Pd.I; Umayroh, S.Pd.I; Cyinthia Aryani, S.Pd.I; Arief Budiman,
S.Pd.i; Lia Lusiana, S.Pd; Heri Kiswanto, SE, Prada. Kukuh Yuda Pradana;
Ela Widayadi, Am.Kep dan Lia Astriana, S.Pd yang selalu membantu
penulis dan memberikan saran dalam menyelasaikan penelitian.
10. Sahabat Sedulur Jawa, Alis Arsita, Endang Yuniasih, Suprapti, Siti
Maesaroh, Uni Fadlilah dan Yuli Khusnia yang senantiasa membantu dalam
menyelesaikan penelitian.
11. Adik-adik SMP Al-Zahra Indonesian Pamulang yang telah mendukung
proses berjalannya penelitian, Aura, Fatika, Thoric, Helen, Ecik, Rafael,
Selin, Thiffah, Tatsa dan yang tidak bisa disebutkan satusatu.
12. Serta teman-teman PAI Kelas A dan Kelas Fiqih angkatan 2010, Himpunan
Mahasiswa Lampung, Kosan ceria, Krudung Ismatul Collection, Kursiwi,
audelia, khozinatun Mazfufah dan tidak bisa disebutkan satu persatu tetapi
tidak mengurangi rasa terimakassih penulis kepada kalian semua, I miss you
forever all.
Begitu panjang perjalanan untuk menempuh sebuah proses yang dinanti
untuk mendapatkan sebuah kebanggaan, lika-liku perjuangan, pengorbanan,
harapan dan semoga pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin.
.
Jakarta, 28 Agustus 2014
Wasalam,
Septia Rahayu
v
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG SKRIPSI
ABSTRAK. ...................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR. ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... …… 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... …… 8
C. Pembatasan Masalah .................................................................... …… 9
D. Perumusan Masalah Penelitian ..................................................... …… 9
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... …… 9
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... …… 9
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Deskripsi Teori ............................................................................. …… 11
1. Hakikat Belajar PAI………………………………………………..11
2. Hasil Belajar .......................................................................... …… 12
vi
a. Pengertian Belajar. ............................................................ …… 13
b. Teori-teori Belajar. ............................................................ …… 14
c. Prinsip-prinsip Belajar. ..................................................... …… 16
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar. .......... …… 18
e. Hasil Belajar. ..................................................................... …… 19
3. Medel pembelajaran Kooperatif learning ............................... ........ 20
a. PengertianPembelajaran.............................................................. 20
b. PengertianPembelajaran Kooperatif.................................. …… 23
c. Konsep Dasar Koopertif Learning…..………………………… 24
d. Unsur-Unsur Model Pembelajaran Koopertif Learing ……….. 25
e. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif Learning………………….… 26
f. Aturan dasar pembelajaran kooperatif Learning…….………… 26
g. Ketrampilan kooperatif Learning …………………………….. 27
h. Tujuan pembelajaran kooperatif Learning ……………………. 28
4. Metode Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)........ …… 29
a. Pengertian Metode (NHT). ................................................ …… 29
b. Langkah-langkah Penggunaan Metode NHT..................... …… 29
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode NHT. .......................... …… 30
5. Metode Pembelajaran Crossword Puzzle……………………….… 32
6. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih ……………………………….… 33
B. Hasil Penelitian yang Relevan. ..................................................... ….… 35
C. Kerangka Berfikir …………………………………………………….. 36
D. Hipotesis Penelitian …………………………………………..………. 39
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... …… 40
B. Metode dan Desain Penelitian ...................................................... …… 40
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... …… 41
D. Variabel Penelitian ....................................................................... …… 42
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... …… 42
F. Instrumen Penelitian...................................................................... …… 42
G. Uji Coba Instrumen. ...................................................................... …… 43
a. Uji Validitas. ........................................................................... …… 43
b. Uji Reliabilitas. ....................................................................... …… 44
c. Uji Taraf Kesukaran Soal. ....................................................... …… 45
d. Daya Pembeda. ........................................................................ …… 45
H. Teknis Analisis Data. .................................................................... …… 46
a. Uji Normalitas. ........................................................................ …… 46
b. Uji Homogenitas. .................................................................... …… 47
c. Uji Hipotesis. .......................................................................... …… 48
I. Hipotesis Statistik. ........................................................................ …… 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil SMP Al-Zahra Indonesia. ............................................................ 50
B. Uji Coba Instrumen. ............................................................................... 52
1. Validitas. ........................................................................................ 52
2. Reliabilitas. .................................................................................... 52
3. Tingkat Kesukaran. ........................................................................ 52
viii
4. Daya Pembeda. ............................................................................... 53
C. Deskripsi Data. ..................................................................................... 53
1. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada kelas eksperime.…. 53
2. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol . ...... 54
3. Data Hasil Belajar Fiqih Siswa. ..................................................... 55
a. Hasil Pre-Test kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol . .............. 55
b. Hasil Post-Test kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol . ............. 60
c. Perbandingan hasil pre-test dan post test kelas eksperimen dan kelas
kontrol. ....................................................................................... 64
1. Hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol). .............. 64
2. Hasil post test kelas eksperimen dan kelas kontrol. .............. 66
D. Uji Persyaratan analisis data. ............................................................... 67
1. Uji normalitas data. .................................................................. 67
2. Uji homogenitas data................................................................ 68
E. Pengujian hipotesis dan pembahasan ................................................... 69
1. Uji Hipotesis Penelitian ........................................................... 69
2. Pembahasan hasil penelitian ..................................................... 69
F. Keterbatsan penelitian. ......................................................................... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan. ......................................................................................... 71
B. Impilikasi ............................................................................................. 71
ix
C. Saran .................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... xii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel desain penelitian pre-test dan post test control group design ... 40
Tabel 3.2 Tabel matrik variable. ......................................................................... 42
Tabel 3.3 Tabel kriteria reliabilitas soal ............................................................. 45
Tabel 4.1 Tabel klasifikasi tingkat kesukaran butir soal 52
Tabel 4.2 Tabel klasifikasi tingkat daya pembeda ............................................. 53
Tabel 4.3 Tabel nilai Hasil pre-tes eksperimen .................................................. 55
Tabel 4.4 Tabel disribusi hasil pre-tes ekperimen .............................................. 57
Tabel 4.5 Tabel nilai hasil pre-tes kontrol .......................................................... 57
Tabel 4.6 Tabel disribusi hasil nilai pre-tes kontrol ........................................... 59
Tabel 4.7 Tabel nilai Hasil post-tes eksperimen................................................. 60
Tabel 4.8 Tabel disribusi hasil nilai pos-tes ekperimen ..................................... 61
Tabel 4.9 Tabel nilai post-tes kontrol ................................................................. 62
Tabel 4.10 Tabel disribusi hasil post-tes ekperiimen ........................................... 64
Tabel 4.11 Tabel keterangan diagran hasil pre-tes kelas ekperimen dan
kontrol................................................................................................ 65
Tabel 4.12 Tabel keterangan diagran hasil post-tes kelas ekperimen dan
kontrol................................................................................................. 67
Tabel 4.13. Tabel hasil uji normalitas pre-tes ekperimen dan kontrol .................. 67
Tabel 4.14 Tabel hasil uji normalitas post-tes ekperimen dan kontrol ................. 68
Tabel 4.15 Tabel hasil uji homogenitas ................................................................ 68
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram frekuensi nilai pre-tes kelas ekperimen. ................................ 56
Gambar 4.2 Diagram frekuensi nilai pre- tes kelas control ...................................... 59
Gambar 4.3 Diagram frekuensi nilai post-tes kelas control. .................................... 61
Gambar 4.4 Diagram frekuensi nilai post-tes kelas ekperimen. ............................... 63
Gambar 4.5 Diagram frekuensi hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas
Control. ................................................................................................ 65
Gambar 4.6 Diagram frekuensi hasil post test kelas eksperimen dan kelas
Control. ................................................................................................ 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I Pasal I pendidikan adalah “Usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlikan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara”.1
Menurut pasal tersebut jelas bahwa peserta didik dalam kegiatan belajar
memerlukan bimbingan setiap saat. Baik oleh orang tua di rumah maupun oleh
lembaga pendidikan yang ada dan perlu juga bagi seorang guru untuk membangun
suasan kelas yang menyenangkan agar tidak monoton.
Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi
perkembangan peradaban manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang mempunyai
peradaban maju adalah bangsa yang mempunyai sumber daya manusia yang
berkualitas, oleh karena itu agar bangsa Indonesia memiliki sumber daya manusia
yang berkualitas, tentunya harus dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan tentunya berkaitan erat dengan peserta didik,
guru, sistem pendidikan, metode yang digunakan, orang tua dan lingkungan. Bagi
peserta didik, pendidikan sangatlah penting untuk masa depannya. Namun
demikian pada kenyataanya banyak peserta didik yang mengalami kesulitan
dalam memahami dan mengerti tentang pelajaran yang meraka hadapi, bahkan ada
pula yang memang acuh tak acuh selama proses pembelajaran berlangsung. Hal
ini merupakan ujian terpenting bagi seorang guru.
Perbaikan dan pembaharuan dalam bidang pendidikan perlu dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan, sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang
1 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional, (Bandung: Fokus Media, 2013), hal. 2
2
berkualitas. Peningkatan mutu pendidikan berkaitan erat dengan penyempurnaan
proses belajar mengajar.
Tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diamati dari dua sisi,
yaitu tingkat pemahaman dan penguasaan materi yang diberikan oleh guru.
Pemahaman peserta didik berhubungan dengan daya serap seorang peserta didik
dalam pelajaran. Daya serap peserta didik adalah kemampuan atau kekuataan
yang dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu, salah satunya yaitu untuk
menyerap materi pembelajaran yang diberikan oleh guru dan proses belajar yang
baik akan meningkatkan mutu pendidikan yang baik pula.
Proses pembelajaran ialah suatu proses individu mengubah perilaku dalam
upaya memenuhi tujuan dan kebutuhan hidupnya. Proses pembelajaran adalah
sebuah aktivitas yang terpenting bagi manusia, alasannya yaitu:
1. Individu akan merasakan adanya kebutuhan dan melihat tujuan yang ingin
dicapai.
2. Kesiapan (readiness) individu untuk mengetahui kebutuhan dan mencapai
tujuan.
3. Pemahaman situasi lingkungan.
4. Menafsirkan situasi yaitu bagaimana individu melihat kaitan berbagai aspek
yang terdapat dalam situasi.
5. Tindakan balasan (respons).
6. Akibat (hasil) pembelajaran.2
Dengan pendidikan diharapkan terciptanya manusia Indonesia yang bertakwa
kepada Tuhan, berakhlak mulia, berpengetahuan, cakap dan terampil agar
nantinya dapat membangun kemajuan suatu bangsa. Hal ini sejalan dengan apa
yang tencantum dalam Undang-Undang Sisdiknas yang tertuang pada Bab II pasal
3, ditegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
2 Dany Haryanto dan Ratna Yudhawati, Teori-Teori Psikologi Pendidikan, (Jakarta:
Prestasi Pustaka,2011), cet.1, h.15-16
3
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kratif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang domokratis serta bertanggung jawab.3
Lewat pendidikanlah akan diwariskan nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh
bangsa tersebut, oleh karena itu pendidikan tidak hanya berfungsi untuk how to
know, dan how to do, tetapi yang amat penting adalah how to be, bagaimana
supaya how to be terwujud maka diperlukan transfer budaya dan kultur.4
Dalam rangka menghasilkan peserta didik yang unggul dan dapat diharapkan,
proses pendidikan juga senantiasa dievaluasi dan diperbaiki. Evaluasi dibutuhkaan
untuk mengtahui sejauh mana perubahan itu tejadi melalui berbagai kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung. Pendidikan yang berorientasi pada
kemampuan, penilaian juga harus berorientasi pada penguasaan kemampuan
derajat tertentu, dan bukan pada kenaikan kelas, atau pada kelulusan. Evaluasi
hasil belajar dilakukan atas hasil pengukuran dari penampilan siswa yaitu
kemampuan yang didemostrasikan5.
Keberhasilan suatu pendidikan juga dipengaruhi oleh proses pembelajaran
yang baik. Ada tiga hukum pembelajaran, yaitu:
1. Hukum hasil (law of effect), yang menyatakan bahwa hubungan antara
rangsangan dan perilaku akan makin kokoh bila ada kepuasan dan semakin
diperlemah bila terjadi ketidakpuasan.
2. Hukum latihan (law of exercise), yang menyatakan suatu rangsangan dan
perilaku akan makin kokoh bila sering dilakukan latihan.
3. Hukum kesiapan (law of readiness) yang menyatakan bahwa hubungan
rangsangan dan perilaku akan semakin kokoh bila disertai individu.6
Berbicara mengenai kepribadian guru yang menarik, Dr. Zakiah Daradjat
menjelaskan bahwa guru adalah ”orang yang seharusnya dicintai dan disegani
oleh muridnya. Penampilannya dalam mengajar harus meyakinkan karena tindak
tanduknya akan diperhatikan oleh murid dan bisa saja akan ditiru karena sejatinya
3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Op.Cit., h. 6
4 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,
(Jakarta: Prenada Media, 2004), Cet.1, h.9-10 5 Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2001), cet III, h.5-7
6 Dany Haryanto dan Ratna Yudhawati. Loc. Cit. hal.17
4
guru adalah seorang yang digugu dan ditiru”. Dalam melaksanakan tugasnya
sebagai guru ia harus tabah dan tahu memecahkan berbagai kesulitan dalam
tugasnya sebagai pendidik. Cukup banyak masalah yang memerlukan kesabaran
dan ketabahan guru dalam menghadapi berbagai persoalan terhadap kegiatan
mengajarnya. Salah satunya adalah dalam cara-cara pengajaran atau metode
pengajaran, baik dari segi macam, kegunaan, ataupun penyesuaiannya.7
Menurut Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 mengenai Guru dan
Dosen pada bab IV pasal 20 tentang kewajiban guru melaksanakan tugas
keprofesionalan, guru berkewajiban :
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelaajaran bermutu,
serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi , dan seni;
c. Bertindak objektif dan tidak diskriminasi atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras dan konsidi fisik tertentu, atau status sosial
ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
d. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.8
Seperti yang tertuang pada UU Guru dan Dosen No.14 tahun 2005 jelas
disebutkan bahwa seorang guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang
bermutu, meningkatkan kualitas pembelajaran, bertindak objektif dan bertidak
seadil mungkin dalam proses pembelajaran salah satunya dalam pembagian
kelompok diskusi dalam proses pembelajran.
Salah satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari
pencapaian hasil belajar peserta didik. Keberhasilan peserta didik dalam belajar
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Salah satu faktor eksternal
yaitu metode pembelajaran, guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran harus
mampu membuat siswa aktif dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran
7 Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),
hlm. 98. 8 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, Undang-Undang SISDIKNAS dan Undang-Undang
Guru dan Dosen (Jakarta:Asa Mandiri, 2009), h. 61
5
aktif guna meningkatkan hasil belajar peserta didik. Faktor internal dalam belajar
meliputi bakat, minat, motivasi, dan kemampuan peserta didik. Kemampuan awal
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik sebelum kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Keanekaragaman kemampuan peserta didik yang ada akan
berpengaruh terhadap penguasan meteri pelajaran yang diajarkan guru di dalam
kelas, dengan demikian guru diharapkan dapat memilih metode yang baik dan
tepat sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan efektif.
Berkaitan dengan kemampuan cara-cara mengajar, maka wajib bagi seorang
guru mengetahui seluruh metode yang terdapat dalam pelaksanaan pengajaran
yang dapat mengajak siswa lebih aktif . Contohnya yaitu dengan menggunakan
metode The Power of Two, Numbered Head Thogether, Jigsaw Learning,
Listening Team, Vidio Critic, Information Search, card Cort, Quiz Team,
Everyone Is A Teacher Here, Poster Session, Mind Maps, Index Cart Match,
Sticking To It dan masih banyak lagi jenis-jenis metode yang dapat digunakan
sebagai sarana penyampaian materi agar tidak monoton. Akan tetapi suatu metode
belum tentu sesuai digunakan pada materi yang sama dengan situasi yang
berbeda. Guru harus memilih metode yang tepat dan sesuai agar pembelajaran
tepat sasaran dan dapat mencapai indikator secara maksimal. Dalam satu kali
pertemuan, guru dapat menggunakan beberapa macam metode, bergantung pada
tujuan, materi, dan situasi peserta didik. Keserasian penggunaan metode ini sangat
bergantung pada pengetahuan guru tentang metodologi yang diuji oleh
pengalaman guru itu sendiri.9
Dalam pembelajaran gunakan teknik-teknik yang sesuai atau adaptasikan
supaya sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan kita sebagai pemdidik. Tambahkan
kreativitas yang sesuai dengan kemampuan kita, selain itu juga kita harus
memperhatikan kesesuaian metode yang akan dipraktikkan supaya terhindar dari
hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya terlalu banyak aktivitas yang terdapat
dalam prosedur metode yang dapat membebani peserta didik dan juga buatlah
petunjuk-petunjuk prosedur metode yang mudah dipahami.
9 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1994), hlm. 131.
6
Metode-metode yang sudah dipilih guru untuk suatu pengajaran dalam
kenyataan pelaksanaannya kadang-kadang bisa meleset sehingga hasil
pengajarannya tidak maksimal. Jika ketidak maksimalan itu terjadi di luar
perencanaan guru, maka perlu juga dilihat dari faktor lainnya. Bisa jadi ketidak
maksimalan itu datang dari lingkungan atau suasana yang sudah tidak nyaman
lagi, misalnya dari waktu jam belajar yang sudah terlalu siang, konsentrasi peserta
didik yang berkurang akibat pelajaran yang berat di jam-jam awal, atau bahkan
dari karakter peserta didik yang sangat “aktif” dalam pembelajaran sehingga kelas
menjadi ramai dan tidak terkendali. Untuk itu guru harus berusaha memperkaya
dirinya dengan pengetahuan metode pembelajaran dan mengganti metode yang
kurang serasi itu dengan metode lain yang lebih sesuai.10
Penempatan peserta didik sebagai subjek belajar, sejatinya menjadikan diri
mereka aktif dalam menyelesaikan materi yang ia hadapi di kelas yang akan
berdampak pada pengalaman hidupnya di luar nanti.
Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama (SMP) siswa diberi berbagai
macam pengetahuan dan keterampilan antara lain ilmu sains (IPA), ilmu social
(IPS), Pendidikan Agama Islam (PAI) yang di dalamnya terdapat bab-bab mata
pelajaran yang memang sengaja dipisahkan, salah satunya yaitu mata pejaran
Fiqih yang mempelajari tentang cara-cara beribadah dan lain sebagainya. Pada
Umumnya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam mengajar dan
menyampaikan materi masih didominasi metode ceramah walaupun dalam
pembelajaran guru sudah menggunakan media pembelajaran yang sudah ada
seperti power point maupun dengan demonstrasi. Berdasarkan observasi awal
yang telah dilakukan di SMP AL-Zahra Indoesia di Pamulang, proses
pembelajaran Fiqih di kelas VIII Al-Zahra Indonesia tahun pelajaran 2013/2014
menunjukkan bahwa pembelajaran Fiqih berlangsung secara monoton. Peserta
didik kurang memahami konsep PAI dan cenderung hanya menghafal apa yang telah
diberikan oleh guru. Sehingga hasil belajar peserta didik pun kurang maksimal.
Kondisi pembelajaran Fiqih dianggap membosankan, maka diperlukan metode
10
Zakiah Daradjat, Op.cit., h. 101-102.
7
yang baru agar pembelajaran berlangsung secara efektif dan menyenangkan
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Penyajian kegiatan pembelajaran yang kurang bervariasi juga dapat
menimbulkan kejenuhan siswa terhadap materi dan kegiatan pembelajaran.
Interaksi guru dan peserta didik kurang berjalan secara fleksibel akan
mempengaruhi tingkat kefokusan peserta didik dalam menangkap materi
pelajaran, dalam arti guru lebih mendominasi proses pembelajaran dan siswa lebih
banyak diam dan memperhatikan saja. Beberapa guru belum mengembangkan
metode pembelajaran yang mengikutsertakan peserta didik secara aktif dalam
proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan peserta didik cenderung pasif, kurang
berkonsentrasi, dan kurang bekerja sama dengan peserta didik lain.
Selain itu, perermasalahan yang sering muncul dalam pelaksanaan
pembelajaran khususnya pada bidang studi Fiqih adalah kurangnya minat peserta
didik dalam pembelajaran yang mengakibatkan kurangnya perhatian mereka
terhadap pelajaran Fiqih yang memang banyak mempelajari tentang tata cara
dalam beribadah dan terkesan berulang-ulang materinya serta meteri pun dapat
mereka temukan di TPA tempat mereka mengaji. Hal ini juga dipengaaruhi
kurangnya motivasi dari orang tua untuk menekankan pentingnya ilmu Fiqih bagi
kehidupan peserta didik, pengulangan materi dari tingkat dasar hingga tingkat
perguruan tinggi yang terkesan membosankan, metode penyampaian materi yang
monoton dan kurang menarik dari guru, dan kurangnya pemanfaatan media dalam
proses pembelajaran oleh guru, serta kurangnya pengetahuan guru dalam
menggunakan media berbasis teknologi untuk menunjang proses pembelajaran.
Untuk itulah perlu adanya metode pendamping selain metode ceramah dalam
kegiatan pembelajaran PAI, Agar kegiatan belajar tidak terkesan monoton dan
membosankan bagi siswa. Metode Numbered Head Together11
merupakan salah
satu solusi untuk mengatasi masalah di atas. Metode NHT merupakan metode
kooperatif untuk membantu peserta didik agar tetap fokus dan mau
11 Untuk penggunakan kalimat Numbered Head Together pada lembar-lembar
berikutnya, penulis menggunakan singkatan NHT agar lebih mudah dalam penyebutan.
8
menyempaikan pendapat selama pembelajaaran berlangsung.12
NHT adalah salah
satu metode pembelajaran dimana dalam tahap awal pelaksanaanya membentuk
kelompok kecil di dalam kelas dan melakukan diskusi kelompok dengan masing-
masing peserta didik diberikan nomor, setiap peserta didik mempunyai
kesempatan untuk berkreasi kerena jumlah kelompok relative sedikit, sehingga
peserta didik akan mempunyai kesempatan yang lebih untuk menyampaikan ide
serta lebih mudah dalam berdiskusi dengan teman kelompoknya. Dalam
penggunaan metode ini semua peserta didik dituntut untuk siap dalam menerima
pelajaran karena guru akan memanggil acak nomor yang sudah diberikan kepada
masing-masing peserta didik, peserta didik yang nomornya dipanggil harus maju
kedepan mengerjakan soal yang diberikaan, hal ini untuk melatih kemampuan
peserta didik dalam belajar mandiri serta menyampaikan hasil kerjanya kepada
orang lain.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Metode Numbered Head Together
terhadaap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di SMP Al-Zahra
Indonesia Pamulang”
B. Identifikasi Masalaah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat
diidentifikasi antara lain:
1. Kurangnya motivasi dari orang tua untuk menekankan pentingnya ilmu
Fiqih bagi kehidupan siswa.
2. Kurangnya kreativitas guru dalam menghidupkan suasana kelas.
3. Kurangnya kerjasama yang dapat memicu para siswa menjadi pasif.
4. Pengulangan materi dari tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi
yang terkesan itu-itu saja.
5. Metode penyampaian materi yang monoton dan kurang menarik dari guru.
6. Belum populernya penerapan Model NHT.
12 Mel Silberman, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani, 2009), cet.6, hal. 106
9
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah dalam
penelitian ini yaitu :
1. Pemilihan metode NHT dalam pembelajaran fiqih di SMP Al-Zahra
Indonesia Pamulang.
2. Hasil belajar siswa pada semester genap tahun ajaraan 2014-2015.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut diatas, maka
masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode NHT?
2. Bagainama hasil belajar setelah menggunakan metode NHT?
3. Apakah ada pengaruh pembelajaran yang metode NHT terhadap hasil
belaajar fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan
penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh NHT terhadap hasil belajar pada
mata pelajaran Fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang.
F. Manfaat Penelitian
Pembelajaran dengan menggunakan penelitian Metode NHT ini diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitiaan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
dijadikan referensi dan dapat menjadi solusi kepada peneliti dalam
mengembangkan metode pengajaran khususnya untuk mata pelajaran PAI
sehingga peneliti dapat menerapkan metode pengajaran yang lebih
bervariasi kepada para siswa.
2. Secara Praktis
10
a. Bagi Peserta Didik
1) Menumbuhkan kerja sama serta rasa kebersamaan antar siswa.
2) Mengajak siswa untuk menjadi lebih aktif dalam proses belajar.
3) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih.
4) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bervariasi
serta dapat memperoleh pengalaman belajar.
5) Menumbuhkan rasa taanggung jawab pada setiap siswa.
6) Membuat siswas untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin
dalam diskusi kelompok.
b. Bagi Guru
1) Menambah wawasan tentang metode pembelajaran yang efektif
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2) Memberikan masukan mengenai medel pembelajaran kooperatif
NHT.
3) Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan
dan keterampilannya dalam menghidupakn suasana belajar di
kelas.
4) Mendorong guru untuk mempersiapkan metode belajar yang
bervariasi dalam setiap pembelajaran sehingga membuat belajar
mengajar lebih menyenangkan.
c. Bagi Sekolah
Memberikan masukan yang bermanfaat bagi sekolah dalam
rangka perbaikan proses belajar mengajar mata pelajaran PAI
khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya agar hasil
ketuntasan menjadi meningkat.
d. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Memberikan masukan kepada peneliti lain mengenai metode
NHT, sehingga dapat diteliti lebih lanjut mengenai metode
pembelajaran ini.
11
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Deskriptif Teori
1. Hakekat Hasil Belajar PAI
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Sebelum membahas tentang pendidikan agama Islam terlebih dahulu
perludibahas tentang pengertian pendidikan itu sendiri. Para tokoh berbeda
pendapat dalam mendefinisikan pendidikan. Perbedaan itu disebabkan
karena masing-masing tokoh berbeda dalam memberikan tekanan-tekanan
dan tinjauan terhadap pendidikan.
Istilah pendidikan berasal dari kata didik dan memberikan awalan kata
“Pe” dan akhiran “Kan” yang mengandung arti “Perbuatan”. Istilah
pendidikan ini semua berasal dari bahasa yunani yaitu “Pedadogik” yang
berarti bimbingan yang diberikan kapada anak. . Paedagogy berasal dari
dua kata yaitu paedos yang berarti anak dan agoge yang berarti saya
membimbing atau memimpin. Istilah ini kemudian diterjemahkankedalam
bahasa Inggris dengan “Education” yang berarti pengenbangan anat
bimbingan.13
Dalam pengertian yang sederhan, pendidikan sering dimaknai sebagai
usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi
pembawaan, baik potensi jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai
yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Selain itu dalam pengertiaan
yang umum, pendidikaan juga diartikan dengaan proses bimbingan,
pengajaran dan pelatihan yang dilakukan oleh manusia kepada manusia
lain dalam rangka pencapaian keedewasaan.14
13
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002 ), cet.Ke-4.hlm. 1 14
Wahdi Sayuti dan Zurinal Z, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan
Pendidikan, (Jakarta: Jakarta Press, 2006), cet.I, h.1-2
12
Secara terminology, para ilmuan mendefinisikan pendidikan dalam
arti laus pada beberapa versi, salah satunya yaitu menurut Abdul Rahman
An-Nahlawi mengartikan pendidikan “merupakan kegiatan yang betul-
betul memiliki tujuan, sasaran, dan target”.15
Sedangkan pendidikan Islam menurut Zahkia Darajat adalah “ suatu
usaha untuk membina dan mengasuh pesrta didik agar senantiasa dapat
memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang
pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai
pandangan hidup”.16
Dari beberapa pengertian yang dikemukan oleh beberapa ilmuan
dalam mendefinisikan pendidikan dan pendidikan Islam, maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu
proses bimbingan dan bantuan secara sadar dan sengaja terhadap anak
didik dengan berlandaskan kepada ajaran Islam dalam pertumbuhan serta
perkembangan jasmani dan rohajinya. Pendidikan Agama Islam bukan
hanya sekedar penambahan pengetahuan akan tetapi bagaimana
pengetahuan dan pelaksanaan yang telah didapatkan itu dapat dipraktikkan
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar.
Pengertian hasil belajar secara etimologi terdiri dari dua kata yaitu kata
“hasil” dan “belajar”, menurut kamus besar bahasa Indonesia kata “hasil”
adalah sesuatu yang diperoleh dengan usaha. Sedangkan kata “belajar”
adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, perubahan itu dapat mengarah
15
Abdul Rahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan
Masyarakat,(Bina Insani Press, 1995),h.21 16
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama islam Berbasis Kompetensi:
Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet.ke-
3,h.130
13
kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah
kepada tingkah laku yang lebih buruk.17
Menurut Juliah, hasil belaajar adalah “segala sesuatu yang menjadi
milik siswa sebagai akibat kegiatan belajar yang dilakukannya”.
Dari pengertian diatas kita dapat simpulkan bahwa hasil belaajar
adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setalah dilakukan
melalui proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran.18
Hasil belajar merupakan istilah yang sudah lain dalam dunia
pendidikan. Umumnya hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari pengertian
belajar. Oleh karena itu akan dikemukakan masing-masing kedua kata.
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu bentuk perubahan atau pertumbuhan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-caraa tingkah laku baru berkat
pengalaman dan latihan.19
Belajar juga dapat didefinisikan sebagai proses perubahan dari belum
mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam waktu tertentu. Perubahan
yang terjadi harus secara relative bersifat menetap (permanen) dan tidak
hanya terjadi pada perilaku yang saaat ini Nampak, tetapi perilaku yang
mungkin terjadi di masa yang mendatang. Perubahan yang terjadi
disebabkan oleh pengalaman.20
Sehingga dapat dikatakan bahwa belajar
adalah proses perubahan diri untuk memperoleh pengetahuan. Dan belajar
merupakan hasil dari hal-hal yang dialami seseorang yang relatif tetap
dalam diri seseorang tersebut.
Pengertian belajar diatas sama halnya dengan pengertian belajar
menurut James O. Whittaker, yaitu belajar dapat didefinisikan sebagai
17
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remadja Karya, 1984), h. 81
18 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Persindo,
2010), cet.III, h.14-15 19
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), cet.III, h.256. 20
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi
Brother’s, 2008), cet. II, h.82
14
“proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman”.21
Adapun beberapa pendapat lain tentang pengertian belajar yaitu
menurut Slameto yang mengemukakan belajar adalah “suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.”22
Dalam definisi ini dapat dipahami
bahwa belajar harus menunjukan adanya perubahan perilaku yang
disebabkan karena interaksi dengan lingkungan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang,
perubahan tersebut berupa perubahan pengetahuan, pengalaman,
keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan-perubahan tersebut bersifat tetap
dan merupakan hasil pengalaman dan latihan dalam berinteraksi dengan
lingkungan.
b. Teori-teori belajar
Teori belajar meruapakn suatu perangkat prinsip-prinsip yang
terorganisasi menganai peristiwa-peristiwa tertentu dalaam lingkungan.
Karakteristik suatu teori ialah memberikan kerangka kerja yang konseptual
untuk suatu informasi dan dapat prinsip yang dapat diuji. Fungsi teori
dalam pendidikan ialah:
a) Memberikan garis-garis rujukan untuk perencanaan pengajaran.
b) Menilai hasil-hasil yang telah dicapai untuk digunakan dalam ruang
kelas.
c) Mendiagnosis masalah-masalah dalam ruang kelas.
d) Menilai hasil penelitian yang dilaksanakan berdasarkan teori
tertentu.23
21
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) , h. 104 22
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet.II, h.13 23
Dany Haryanto dan Ratna Yudhawati. op. cit,. cet. I, h.16
15
Teori belajar sangat banyak dan beraneka ragam beragam. Setiap teori
yang dirumuskan berdasarkan kajian tentang perilakau dalam proses
belajar. Kajian itu pada intinya menyangkut dua hal, yaitu:
a) Konsep yang menganggap bahwa otak manusia terdiri atas sejumlah
kemampuan potensial (daya-daya), seperti menalar, menginggat,
menghayal, dan lain sebaagainya yang dapat di kembangkan oleh
latihan.
b) Konsep yang menganggap bahwa manusia merupakan suatu system
energi yakni suatu system tenaga yang dinamis yang berupaya
memelihara keseimbangan dalam merespon system energi lain
sehingga ia dapat berinteraksi melalui rasa. System energi ini meliputi
respun terhadap stimulus, motivasi, dan proses penalaran.24
Ada beberapa teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang
mendukung pembelajaran dalam sistem pendidikan, yaitu antara;
1) Teori belajar yang di kemukakan oleh Ausubel belajar akan
menghasilkan manfaat bila peserta didik mencoba menghubungkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimilikinya. Menurut
Ausubel, ”belajar bermakna merupakan suatu proses menghubungkan
informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam
struktur kognitif seseorang. Faktor yang paling penting yang
mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui peserta didik.”25
2) Teori Connectinism (Thorndike), belajar pada binatang yang juga
berlaku bagi manusia menurut Thorndike adalah trial and eror.
Thorndike mengemukakan tiga prinsip atau hukum dalam belajar.
Pertama, law of readiness, belajar akan berhasil apabila individu
memiliki kesiapan untuk melakukan perbuatan tersebut. Kedua, law of
exercise, belajar akan berhasil apabila banyak latihan, ulangan.
24
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Pers, 2008), h. 21 25
Trianto, Metode-Metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 25.
16
Ketiga, law of effect, belajar akan bersemangat apabila mengetahui
dan mendapatkan hasil yang baik.26
Berdasarkan beberapa teori belajar yang sudah dikemukakan di atas,
seharusnya guru dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai,
sehingga dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Selain itu guru
juga harus bisa membimbing siswa untuk dapat menghubungkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu dalam
teori belajar, pengalaman sangat penting untuk perkembangan
pengetahuan, maka dalam penerapan metode seharusnya lebih
menekankan aspek melihat dan mengalami langsung tentang materi
pelajaran.
c. Prinsip-prinsip Belajar
Salah satu tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini
tentu saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan
teori-teori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak secara
tepat. Prinsip-prinsip belajar diantaranya:
a) Perhatian dan Motivasi
Perhatian dan motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan
belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila
bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran
itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk
belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan
membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
b) Keaktifan
Sebagai “primus motor” dalam kegiatan pembelajaran maupun
kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan
mengolah perolehan belajarnya.Untuk dapat memproses dan
26
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:Remaja
Rosdakarya, 2009), cet-5, h.169
17
mengolah perolehan belajarnya secara efektif, pebelajar dituntut untuk
aktif secara fisik, intelektual, dan emosional.
c) Keterlibatan langsung/berpengalaman
Siswa dituntut untuk terlibat secara langsung dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis akan
menyebabkan mereka memperoleh pengalaman atau berpengalaman.
d) Pengulangan
Pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Karena
pengulangan dapat melatih daya-daya jiwa dan dapat membentuk
respon yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan.
e) Tantangan
Dengan adanya tantangan siswa dituntut untuk memiliki kesadaran
pada diri sendiri akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh,
memproses, dan mengolah pesan. Selain itu, siswa juga harus
memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala permasalahan
yang dihadapinya.
f) Balikan dan Penguatan
Dengan adanya balikan dan penguatan siswa akan selalu memiliki
pengetahuan tentang hasil (knowledge of result), yang sekaligus
merupakan penguat (reinforce) bagi dirinya sendiri.27
g) Perbedaan Individual
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu
dengan yang lain. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa
lain, akan membantu siswa menentukan cara belajar dan sasaran
belajar bagi dirinya sendiri.
Berdasarkan prinsip-prinsip belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya prinsip-prinsip belajar, seorang guru dapat
mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan
belajar siswa. Guru juga dituntut untuk memusatkan perhatian, mengelola,
27
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). Cet,
4, h.4
18
menganalisis, dan mengoptimalkan hal-hal yang berkaitan dengan prinsip-
prinsip belajar tersebut. 28
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a) Faktor Internal Siswa
Adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang
meliputi dua aspek, yakni:
(1) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) yang menyangkut
keadaan jasmani individu, yaitu keadaan jasmani, keadaan fungsi-
fungsi jasmani tertentu terutama panca indera.
(2) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) yang berasal dari dalam
diri siswa seperti kecerdasan/intelegensi, bakat, minat, sikap dan
motivasi siswa.
b) Faktor Eksternal Siswa
Seperti halnya faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga
terdiri atas dua macam, yakni faktor lingkungan sosial dan faktor
lingkungan non sosial. Faktor sosial adalah hubungan antar manusia
yang terjadi dalam berbagai situasi social, diantaranya yaitu keluarga,
sekolah, teman dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan faktor non
sosial yaitu lingkungan alam dan fisik seperti keadaan gedung dan
letaknya, rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber
dan sebagainya.
c) Faktor Pendekatan Belajar
Di samping factor-faktor internal dan eksternal siswa
sebagaimana yang telah dipaparkan di muka, factor pendekatan
belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar
siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan
28
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Op.Cit., h.53
19
pendekatan belajar deep misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk
meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang
menggunakan pendekatan belajar surface atau reproductive.29
e. Pengertian hasil belajar
Pengertian hasil belajar yaitu kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Hasil belajar juga dapat diakatan sebagai
pencaaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah
kognitif,afektif, dan spikomotorik dari proses belajar yang dilakukan
dalam waktu tertentu. Selanjutnya Benjamin S. Bloon berpendaapat bahwa
hasil belajar dapat dikelompokan kedalam dua macam yaaitu:
(1) Pengetahuan terdiri dari empat kategori
(2) Pengetahuaan ketrampilan.30
Sedangkan menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah “bila
seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang
tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti”.
Hasil juga dapat diartikan sebagai “sesuatu yang diadakan (dibuat,
dijadikan, dan lain sebagainya oleh usaha). Jadi jelas bahwa hasil itu
adalah setelah adanya usaha yang dilakukkan seseorang”.31
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa hasil
belajar yaitu perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku
disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang
diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas
tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan
dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
29
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011). Cet.ke 18, h. 129-136 30
Asep Jihad dan Abdul Haris, Op.Cit., h.14-15 31
Kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: balai pustaka, 1996), h.343
20
3. Model Pembelajaran Kooperatif Learing
a. Pengertian pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk
memeroleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman induvidu itu sendiri dalam interaksi lingkungannya.32
Proses Pembelajaran adalah suatu proses yang disengaja dirancang
untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu. Dengan
kata lain hal ini bersifat eksternal daan sengaja dirancang untuk
mendudkung terjadinya proses belajar internal dalaam diri individu.
Aktivitas pembelajaran kana memudahkan terjadinya proses belaajar
apabila mampu memdukung peristiwa internal yang terkait dengan
pemrosesan informasi. Proses pembelajaran mempunyai tujuan agar siswa
dapat mencapai kompetensi seperti yang diharaapkaan.33
Beberapa prinsip yang menjadi landasan pengertin tersebut ailah:
1) Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku.
2) Hasil pembelajaraan ditandai perubahan perilaku secara keseluruhan.
3) Pembelajaran merupakan suatu proses.
4) Pembelajaran adalah suatu pengalaaman.34
Rancangan pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Pembelajaran diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan
lingkungan otentik, karean hal ini diperlukan untuk memungkinkan
seseorang berproses dalam belajar.
2) Isi pembelajaran harus didesain agar relevan dengan karakteriktik
siswa.
3) Menyediakan media dan sumber belajar yang dibutuhkan.
4) Penilaian hasil belajar terhadap siswa secara formatif.35
32
Dany Haryanto dan Ratna Yudhawati. op. cit., h.14 33
Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Dian Rakyat, 2011),
cet.3, h.10-11 34
Dany Haryanto dan Ratna Yudhawati. op. cit., h.15 35
Asep Jihad dan Abdul Haris, Op.Cit., h.13-14
21
Hasil dari roses pembelajaran ialah perubahan perilaku individu.
Individu akan memperoleh perilaku yang baru, menetap, fungsional,
positif, disadari dan sebagainya. Perubahan perilaku sebagai hasil
pembelajaran ialah perilaaku keseluruhan yang mencangkup aspek
kognitif, konatif, afektif, dan motorik.36
Apabilaa dikaji secara mendalam, sebenarnya proses belajar mengajar
merupakan dua peristiwa yang berbeda, tetapi keduanya memiliki
hubungan yang sangat erat, bahkan terjadi interaksi dan keterkaitan yang
saling mempengaaruhi daan menunjang satu sama lain. Pengertian
mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau
murid di sekolah. Sedangkan pengajaran adalah interaksi belajar-mengajar
sebagai suatu system atau atau kegiatan mengajar. Pengajaran merupakan
suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan
menggunakan metode imposisi, dengan cara menuangkan pengetahuan
kepada siswa. Tujuan utama pembelajaran ialah penguasaan pengetahuan.
Pengetahuan bersumber dari perangkat ajaran yang disampaikan di
sekolah.37
Nilai kultural dan kemajemukan bangsa merupakan akses kontekstual
dalam pembelajaran dalam prinsip memperhatikan potensi daerah sebagai
faktor penting dalam pendidikan. Berikut ini akan diuraikan sebagai
berikut:
1) Konsep Dasar Pembelajaran Berpusat pada Siswa
a) Pembelajaran merupakan proses aktif peserta didik yang
mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik dilibatkan ke dalam
pengalaman yang difasilitasi oleh guru sehingga pelajar mengalir
dalam pengalaman melibatkan pikiran, emosi, terjalin dalam
kegiatan yang menyenangkan dan menentang serta mendorong
prakarsa siswa. Model pembelajaran diskusi memecahkan masalah,
36
Dany Haryanto dan Ratna Yudhawati. op. cit., h.16 37
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan KurikulumI,(bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 2009), h.25-26
22
mencari informasi dari sumber alam sekeliling atau sumber-sumber
sekunder buku bacaan dan pengalaman berupa permainan. Dari
psroses pengalaman ini peserta memproduksi kesimpulan sebagai
pengetahuan. Berbeda dengan pengajaran di mana siswa dapat
memperoleh teks untuk dihafal atau mereproduksi.
b) Pengalaman aktifitas siswa harus bersumber/relevan dangan
realitas sosial, masalah-masalah yang berkaitan dengan profesi
seperti petani, pedagang, politikus, berkaitan dengan masalah-
masalah sosial seperti pelayanan umum, hak asasi manusia, gender,
kemiskinan, keterbelakangan, dll. Pengalaman praktik itu berupa
kegiatan berkomunikasi, bekerjasama, mengambil keputusan dan
memecahkan masalah . pengalaman praktik tersebutjuga
meengembangkan kecerdasan untuk menemukan masalah,
memecahkan masalah, dan menghargai prestasi pemecahan
masalah.
c) Di dalam proses pengalaman ini peserta didik memperoleh inspirasi
dari pengalaman yang menantang dan termotivasi untuk bebas
berprakarsa, kreatif, dan mandiri.
d) Pengalaman proses pembalajaran merupakan aktivitas mengingat,
menyimpan, dan memproduksi informasi, gagasan-gagasan yang
memperkaya kemampuan dan karakter peserta didik.38
2) Makna Pembelajaran bagi Siswa
a) Proses pembelajaran ini memrlukan refleksi mental sebagai proses
kesadaraan mental dan kepribadian, kecerdasaan dan akhlak mulia.
Pada hakikatnya proses pembelajaran merupakan aktivitas yang
menghubungkan peserta didik dengan berbagai dan berkaitan
dengan dunia nyata. Proses interpretasi menghasilkan pemahaman
dan perolehan hasil pendidikan yang bersifat individual.
38
Utomo Dananjaya, Media Pembelajaran Aktif, (Bandung: Nuansa, 2010), h.27
23
b) Peserta didik memproduksi pengetahuan sendiri secara lebih luas,
lebih dalam, lebih maju dengan modifikasi pemahaman terhadap
konsep awal pengetahuan (prior knowledge).
3) Makna Pembelajaran bagi Pendidik
a) Pendidik mengutamakan perbedaan individu daripada persamaan-
persamaan dalam menentukan program-program pendidikan,
didasarkan pada pandangan-pandangan bahwa individu adalah unik
dan bergerak bebas menghadapi kondisi-kondisi personal dan
sosial.
b) Pendidik secara normal memandang peserta didik setara
(demokratis dan berkeadilan) dan memperoleh kesempatan yang
setara pula dalam memperoleh ganjaran, intelektual, dan sosial
secara adil (tidak diskriminasi).39
b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Learing
Pembelajran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
berorientasi pada tim (kelompok). Pada pembelajaran kooperatif ini
peserta didik berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak
kurang lebih 4 sampai 5 orang. Dalam belajar secara kooperatif ini terjadi
interaksi antara anggota kelompok. Semua anggota kelompok. Semua
anggota harus turut terlibat, karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh
aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu.40
Ada beberapa alasan mengapa belajar aktif perlu diterapkan, antara
lain yaitu:
1) Karakteristik anak
Pada dasarya anak dilahirkan dengan memiliki sifat ingin tahu dan
imajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang miskin, anak orang kaya,
anak Indonesia dan bukan Indonesia secara normal memiliki kedua
39
Utomo Dananjaya, Ibid., h.28- 29 40
Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, Revolusi Mengajar, (Bandnung : HDP Press.
2012). hal. 59
24
hal tersebut. Sifat ingin tahu merupakan modal dasar baagi
perkembangan sikap kritis, dan imajinasi bagi perilaku kreatif.
2) Hakekat belajar
Belajar adalah proses menemukan dan membangun makna/pengertian
oles si pembelajar terhadap informasi dan pengalaman yang disaring
melalui persepsi, pikiran, dan pikiran si pembelajar.
3) Karakteristik lulusan yang dikehendaki
Agar mampu bertahan dan berhasi dalam hidup, lulusan yang
diingnkan adalah generasin yang peka, mandiri (termasuk kreatif), dan
bertanggung jawab. Peka disini diartikan sebagai berfikir yang tajam,
kritis, dan tanggap terhadap pikiran dan perasaan orang lain. Mandiri
berarti berani dan mampu bertindak tanpa selalu tergantung pada
orang lain. Bertanggung jawab berarti siap menerima akibat dari
keputusan dan tindakan yang diambil.41
c. Konsep Dasar Koopertif Learing
Dalam menggunakan model pembelaajaran, ada beberapa konsep
dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:
(1) Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas
(2) Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar
(3) Ketergantungan yang bersifat pasif
(4) Interaksi yang bersifat terbuka
(5) Tanggung jawab individu
(6) Kelompok bersifat heterogen
(7) Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif
(8) Tindak lanjtu
(9) Kepuasan dalam belajar.42
41
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAIKEM (pembelajaran aktif,kreatif, efektif dan
menyenangkan), (Jogyakarta: DIVA Pers, 2011), h.75-76 42
Etin Solihatin dan Raharjo, Coopertif Learing Analisis Pembalajaran IPS, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), cet.4, h. 6-9
25
d. Unsur-Unsur Model Pembelajaran Koopertif Learing
Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja
kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil
yang maksimal, ada lima unsur yang harus ada dalam model pembelajaran
kooperatif, yaitu sebagai berikut:
1) Saling ketergantungan positif
Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pendidik perlu
menyusun tugas sedemikian rupa, sehingga setiap anggota kelompok
harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lai bisa mencapai
tujuan mereka. Selanjutnya guru mengevaluasi kerja setiap anggota
kelompoknya. Dalam hal ini mau tidak mau setiap anggota harus
merasa tanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain
bisa berhasil.
2) Tanggung jawab perorangan
Unsure ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika
tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur pembelajaran
kooperatif, maka setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk
melakukan yang terbaik.
3) Tatap muka
Dalam pembelajaran kooperatif setiap kelompok harus diberikan
kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Berbagai latar
belakang siswa yang berbeda-beda akan menjadi modal memperkaya
pengetahuan setiap anggota-anggota kelompok.
4) Komunikasi antar anggota
Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para
anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan untuk
mengutarakan pendapat.
5) Evaluasi proses kelompok
26
Guru harus menjadwalkan waktu khusus bagi kelompoknya untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja mereka agar
dapat berjalan secara efektif.43
e. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif Learning
Pembelajaran koopertif memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1) siswa bekerja dalam kelompok.
2) Anggota kelompok dibagi secara merata dari yang
berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
3) Sisteem penghargaan berorentasi kepada kelompok.
4) Jika memungkinkan dalam pembagian kelompok harus berbeda
suku, budaya dan jenis kelamin.
5) Saling ketergantungan pasif
6) Tanggung jawab
7) Tatap muka.
8) Komunikasi antar kelompok.
9) Evaluasi kelompok.
10) Belajar dari teman sendiri dalam kelompok.
11) Siswa aktif.44
f. Aturan dasar pembelajaran kooperatif Learning
Pembelajaran kelompok mempunyai aturan dasar, yaitu:
1) Siswa tetap berada dalam kelompoknya selama proses
pembelajaran berlangsung.
2) Siswa mengajukan pertanyaaan kepada kelompoknya sebelum
menayakan kepada gurunya.
3) Siswa harus memberikan umpan balik pada ide-ide temannya dan
siswa dianjurkan untuk menghindari memberikaan kritik.45
43
Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, op.cit., h.60-62 44
Laksmi Dewi dan Masitoh, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), cet.1, h.233
27
g. Ketrampilan kooperatif Learning
Sebagai suatu ketrampilan belaajar, ketrampilan kooperatif memiliki
tingkat-tingkat, yaitu:
1) Ketrampilan kooperatif tingkat awal
(a) Menggunakan kesepakan
(b) Menghargai pendapat
(c) Menggunakan suara pelan
(d) Mengambil giliran dan berbagi tugas
(e) Berada dalam kelompok
(f) Berada dalam tugas
(g) Mendorong partisipasi
(h) Mengundang orang lain untuk berbicara
(i) Menyelesaikan tugas tepat waktu
(j) Menyebut nama orang memandang pembicara
(k) Mengatasi gangguan
(l) Menolong tanpa member jawaban
(m) Menghormati perbedaan induvidu
2) Ketrampilan kooperatif tingkat menengah
(a) Menunjukakan penghargaan dan empati
(b) Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima
(c) Mendengarkaan secara aktif
(d) Bertanya
(e) Menggunakan pesan “saya”
(f) Membuat ringkasan
(g) Menafsirkan
(h) Mengatur dan mengotganisasi
(i) Memeriksa ketepatan
(j) Menerima tanggung jawab
45
Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, op.cit., h. 63
28
(k) Menggunakan kesabaran
(l) Tetap tenang atau mengurangi ketegaangan
3) Ketrampilan kooperatif tingkat mahir
(a) Mengelaborasi
(b) Memeriksa secara cermat
(c) Menanyakan kebenaran
(d) Menganjurkan suatu posisi
(e) Menetapkan tujuan
(f) Berkompromi
(g) Menhadapi masalah khusus.46
h. Tujuan pembelajaran kooperatif Learning
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga
tujuan pembelajaran yang sangat penting, yakni:
1) Prestasi akademik
Meskipun pembelajaram kooperatif mencangkup brbagai tujuan
sosial, namun pembelajaraan kooperatif dapat juga digunakan untuk
meningkatkan pretasi akademik.
2) Penerimaan akan keanakaragaman
Efek penting ke dua dari model pembelajaran kooperatif adalah
penerimaan yang lebih luas dari orang-orang yang berbeda
berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan
ketidakmampuannya.
3) Pengembangan ketrampilan sosial
Efek penting ke tiga adalah mengajarkan kepada siswa ketrampilan-
ketrampilan kerjasama dan kolaborasi.47
46
Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara , op.cit., h. 63-64 47
Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara , op.cit., h. 64-65
29
4. Metode Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
a. Pengertian Metode Pembelajaran Numbered Head
Together (NHT)
NHT adalah merupakaan pembelajaran kooperatif yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebaagai alteranatif terhadap
kelas tradisional. NHT yang dikembangkan oleh Spencer Kagan pada
tahun 1993, untuk melibatkan banyak siswa dalam menelaah materi yang
tercangkup dalaam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadapa isi materi tersebut.48
Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
membagi ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
Selain itu teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat
kerja sama mereka. Teknik ini juga digunakan dalam semua mata
pelajaran dan semua tipe anak didik. Tujuan Tipe Kepala Berkelompok
(Numbered Head Together) yaitu untuk memberikan kesempatan kepada
siswa untuk saling membagi ide dan mempertimbangkan jawaban yang
paling tepat. 49
b. Langkah-langkah Penggunaan NHT
Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran kopopertif tipe NHT adalah
sebagai berikut (Lie, 2002 : 59-60):
(a) Siswa dibagi dalam kelompok.
(b) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya.
(c) Kelompok memutuskan jawaban yang di anggap paling benar dan
memastikann setiap anggota kelompoknya mengetahui
jawabannya.
48
Trianto,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep Landassan dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,(Jakarta: Kencana), cet.III, h.82 49
Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, op.cit., h. 64-65
30
(d) Guru mengambil salah saat nomor. Siswa dengan nomor yang
dipanggil melaporkan hasil kejra mereka.50
(e) Tanggapan dari teman yang lain, kumudian guru menunjuk
nomor yang lain.
(f) Membuat kesimpulan setiap kelompok.
Pembelajaran koopertif tipe NHT juga dapat dimodifikafi menjadi
tipe NHT. Teknik NHT ini memudahkan dalam pembagian tugas.
Dengan teknik ini, siswa belajar melaksanakan tanggung jawab
pribadinya dalam saling keterkaitan dengan rekan-rekan
kelompoknya. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran
dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
c. Kelebihan dan Kekurangan Kooperatif Tipe NHT
1. Kelebihan dari pembelajaran kooperatif tipe NHT, yaitu:
a) Semua siswa mempunyai kesempatan yang sama biak dalam
menjawab pertanyaan dari guru maupun mengungkapkan tugas
yang diperolehnya.
b) Siswa selalu mempersiapkan diri untuk memahami meteri
yang dipelajarinya.
c) Diskusi yang dilakukan dalam kelompok semakin bersungguh-
sungguh karena mempersiakan diri dalam memahami materi
yang dipelajari.
d) Terdapat totur sebaya (peer teaching) didalam kelompok.
2. Kekurangan dari pembelajaran kooperatif tipe NHT
Kekurangan dari pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah
sebagai berikut :
a) Ada kemungkinan guru memanggil nomor yang sebelumnya
sudah dipanggil.
b) Ada kemungkinan ada nomor yang sama sekali belum
dipanggil.51
50
Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, op.cit., h. 247-249
31
c) Terlalu banyak memakai waktu dalam mengkondisikan kelas.
d) Terkadang di dalam pengelompokan terjadi kesenjangan antara
yang pintar dan yang kurang pintar.
e) Tidak menuntut kemungkinan jika di dalam tim hanya
beberapa anggota yang bertanggung jawab dan mengerjakan
tugasnya dengan baik.52
3. Cara mengatasi kekurangan tersebut, penulis menambahkan cara
mengatasi masalah tersebut yaitu:
a) Dalam mengkondisikan kelas agar tidak banyak waaktu yang
terbuang sia-sia, maka beri waktu mengkodisikan kelas baik
dalam mencari teman kelompoknya, diskusi, menjawab
pertanyaan, dan lain sebagainya.
b) Bagi nomor yang sudah dipanggil maupun yang belum
dipanggil, maka guru harus menandainya atau mencatatnya
agar tidak terjadi kesalahan dalam memanggil nomor.
c) Dalam pembagian anggota kelompok harus adil, sebagai guru
pun harus mampu mengetahui kemampuan siswa-siswinya
agar dalam pengelompokan tidak terjadi kesenjangan dalam
pengelompokan.
d) Agar semua anggota bertanggung jawab atas tugasnya, maka
harus ada ketua kelompok yang bertanggung jawab
mengkordinir pekerjaan anggotanya. Selain itu juga sebagai
ketua kelompok harus mencantumkan “siapa bertanggung
jawab apa” di lembar kesimpulan yang mereka kerjakan.53
51
Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, op.cit., hal. 247-249 52
Penulis menambahkan kekurangan dari metode Numbered Head Together 53
Penulis menambahkan cara mengatasi kekurangan dalam penggunaan metode NHT
32
5. Metode Pembelajaran Crossword Puzzle
Mendesain tes uji pada tekaa-teki silang mengundang keterlibatan dan
partisipati langsung. Teka-teki silang dapat diselesaikan secara individu
atau secara tim.
Prosedur pelaksanaaan Crossword Puzzle yaitu :
1) Mencurahkan gagasaan (brainstorming) beberapa istilah atau nama-
nama kunci yang berkaitan dengan pelajaran studi yang telah
diselesaikan.
2) Susunlah teka-teki silang sederhana, yang mencangkup item-item
sebanyak yang didapatkan. Hitamkan kotak-kotak yang tidak
diperlukan. (catatan : jika terlalu sulit untuk membuat tekaa-teki
silang, deselangi dengan item-item yang menyenangkan, yang tidak
berkaaitan dengan pelajaran).
3) Buatlah contoh-contoh item-item silang, gunakan di antara macam-
macam berikut ini :
(a) Definisi pendek, contohnya : tes yang digunakan untuk
menentukan reliabilitas
(b) Kategori yang sesuai dengan item, contohnya : jenis gas
(c) Lawan kata, contohnya : lawan kata dari haram
4) Bagikan teka-teki kepada peserta didik, baik secara individual maupun
secara tim.
5) Tentukan batasan waktu. Serahkan hadian kepada individu atau tim
dengan benda yang paling konkret.54
Metode pembelajaran aktif Crossword Puzzle dapat divariasikan
sebagai berikut :
(a) Perintahkan seluruh kelompok bekerja secara kooperatif untuk
menyelesaikan teka-teki silang.
(b) Sederhanakan teka-teki silang dengan menentukan satu kata yang
menjadi kuncu untuk seluruh pelajaran. Tulislah teka-teki itu secara
54
Silberman , op.cit., h. 246-246
33
saling horizontal. Gunakan kata yang meringkas poin-pooin lain
dalam sesi latihan dan susunlah kata itu secara vertical ke dalam kata
kunci.55
6. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih
Secara bahasa fiqih berasal dari kata faqiha-yafqahu-fiqihan ( يفقه -فقه
فقها - ) yang berarti mengerti atau faham.56
Atau bisa juga diartikan dengan
pemahaman (ثفهم) yang membutuhkan adanya pengerahan potensi akal,
sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. al Taubah (9): 122
Artinya: Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama.57
Sedangkan fiqih menurut istilah Fuqaha ialah “pengetahuan tingkat
zanni (dugan kuat) tentang hukum Syariah yang berhubungan dengan
tingkah laku manusia, pengetahuan itu berasal dari dalil-dalil hokum
Syari’ah itu tersebut”.58
Dari definisi di atas, memberikan suatu pengertian bahwa definisi
pertama memandang fiqih sebagai suatu ilmu yang menjelaskan masalah
hukum, sedangkan definisi kedua memandang fiqih sebagai suatu hukum,
sebab dwwi dalam keduanya terdapat kemiripan antara fiqih dipandnag
sebagai ilmu dan fiqih sebagai hukum. Artinya, ketika ia dipandang
sebagai ilmu, maka dalam penyajiannya diungkapkan secara deskriptif
55
Silberman , op.cit., h.247 56
A. Syafi’i Karim, Fiqih Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), cet. 3, h. 11 57
Alqur’an dan terjemah, department Agama RI, Al-Hikmah, (Bandung: Diponegoro,
2010), h.205 58
Ibrahim Hosen,Fiqih Perbandingan Masalah Pernikahan,(Jakarta: Puataka Firdaus
2003), h. 5
34
deduktif, akan tetapi ketika ia dipandang sebagai suatu hukum, maka
penyajiannya diungkapkan secara analisis induktif.
Fiqih atau hukum Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang
paling dikenal oleh masyarakat. Hal ini antara lain karena fiqih terkait
langsung dengan kehidupan masyarakat. Dari sejak lahir sampai dengan
meninggal dunia manusia selalu behubungan dengan fiqih. Karena sifat
dan fungsinya, maka fiqih dikategorikan sebagai ilmu al hal, yaitu ilmu
yang berkaitan dengan tingkah laku kehidupan manusia, dan termasuk
ilmu yang wajib dipelajari, kerena dengan ilmu itu pula seseorang baru
dapat melaksanakan kewajibannya mengabdi kepada Allah melalui ibadah
salat, puasa, haji, dan sebagainya.
a. Ruang lingkup Pengajaran Fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia
Pamulang
Didalam pembahasan ilmu fiqih, fiqih juga mempunyai adanya ruang
lingkup yang mencakup pembahasannya diantara lain adalah:
1) Sujud syukur dan tilawah
2) Ketentuan puasa
3) Macam-macam puasa
4) zakat59
b. Manfaat Mempelajari Ilmu Fiqih
Kegunaan mempelajari ilmu fiqih dirumuskan sebagai berikut:
1) mempelajari ilmu fiqih berguna dalam memberi pemahaman
tentang berbagai aturan secara mendalam. Dengan mengetahui ilmu
fiqih kita akan tahu aturan-aturan secara rinci mengenai kewajiban
dan tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, dan hak serta
kewajiban dalam bermasyarakat;
59
SK-KD semester genap tahun pelajaran 2014-2015
35
2) mempelajari ilmu fiqih berguna sebagai patokan untuk bersikap
dalam menjalani hidup.Dengan mengetahui ilmu fiqih, kita akan
tahu mana perbuatan-perbuatan yang wajib, sunnah, mubah,
makruh, dan haram, mana perbuatan yang sah dan mana yang batal.
Singkatnya dengan mengetahui dan memahami ilmu fiqih kita
berusaha untuk bersikap dan bertingkah laku menuju kepada yang
diridhoi Allah Swt. karena tujuan akhir ilmu fiqih adalah untuk
mencapai keridhoan Allah dengan melaksanakan syari’at-Nya.60
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Selain penelitian langsung, penulis juga menggunaakan hasil penelitian lain,
yaitu sebagai berikut :
1. Nurazizah (2010) yang berjudul “Peningkatan Minat dan Hasil Belajar
Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaraan Kooperatif Metode
Numbered Head Together di SMP Nusantara Plus Ciputat”. Peniltian
menggunakan metode Penelitain Tindakan Kelas dengan perbedaan N-Gain
pada siklus I yaitu 0,04, siklus II yaitu 0,5 dan siklus III yaitu 0,6.dari hasil
penelitian diperoleh rata-rata 32,27. Sehingga terdapat peningkatan terhadap
motivasi dan hasil belajar siswa.
2. Rizqiah (2012) yang berjudul “Peningkataan Hasil Belajar Siswa melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together ” pada
Konsep Sistem Gerak Pada Manusia”. Peniltian menggunakan metode
Penelitain Tindakan Kelas dengan siswa berjumlah 25 siswa dan
dilaksanaakan dalam dua siklus. Dari hasil penelitian terdapat perbedaan hasil
yaitu pada siklus I menujukan hasil 0,52 dan pada siklus II 0,64. Dari hasil
tersebut daapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together dapat meningkaatkaan hasil belaajar siswa pada
konsep Sistem Gerak pada Manusia.
60
A. Dzajuli, Ilmu Fiqih: Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam,
(Jakarta: Kencana, 2012), h 31-32
36
3. Muhani (2013) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui
Pendekaatan Cooperatif Learning Teknik Numbered Head Together (NHT)
pada Materi Hidup Rukun Kelas I di MII Idzotun Nasyiien Jakarta Timur”.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) kepada 28 siswa sebagai sampel. Pada siklus I diperoleh siswa yang
belum mencapai KKM sebanyak 7 siswa atau 25% sedangkan yang tuntas
mencapai 21 atau 75%. Kemudian pada siklus II terdapat siswa yang
mencapai KKM sebanyak 25 atau 85,71% dan terjadi peningkatan 10,71%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPS
khususnya materi hidup rukun. 61
Pada hasil penelitian relevan di atas, peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa
adanya pengaruh yang signifikan antara metode NHT terhadap hasil belajar dan
hasil penelitian diatas menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Karena dalam hasil ketiga penelitian tersebut menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas maka dari itu peneliti ingin peneliti hasil belajar siswa menggunakan
metode penelitian quasi ekperimen dan dari beberapa penelitian yang peneliti baca
penelitian yang dilakukan hanya meneliti mata pelajaran umum, maka dari itu
peneliti ingin meneliti dalam mata pelajaaran Pendidikan Agama Islam khususnya
pada materi Fikih bab macam-macam puasa.
C. Kerangka Berfikir
Belajar merupakan usaha mengubah tingkah laku pada individu yang belajar
dan perubahan itu menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku.
Perubahan yang terjadi dalam hal adalah perubahan dalam pengertian yang positif
yaitu perubahan yang memberikan dampak ke arah penambahan atau peningkatan
suatu perilaku. Perubahan tingkah laku yang diharapkan dari belajar disebut hasil
belajar.
61
Sumber data diambil dari Perputakaan Utama berbentuk foto kopi pada Tanggal 5 Mei
2014
37
Dalam proses belajar mengajar di kelas, cara seorang guru menyampaikan
materi pelajaran sangat mempengaruhi proses belajar mengajar tersebut. Untuk itu
guru dituntut kreatifitasnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Salah satunya adalah metode pembelajaran active learning. Pembelajaran
kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada proses pembelajaran.
Dalam pembelajaran active learning siswa belajar bersama dalam kelompok-
kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain, namun pembelajaran
kooperatif tidak sekedar kerja kelompok biasa tetapi peran dan keaktifan siswa
diutamakan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan
dan mengembangkan pemikirannya.
Pembelajaran active learning mempunyai banyak model, salah satunya adalah
metode NHT. Dalam metode NHT siswa menggunakan dibagi menjadi beberapa
kelompok, masing-masing kelompok ditunun untuk mendiskusikan jawaban dari
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan metode NHT siswa harus berperan
aktif dalam memjawab pertayaan yang mereka peroleh. Sehinga terciptalah
suasana belajar yang menyenangkan.
Pembelajaran metode NHT yang diterapkan diharapkan dapat meningkatkan
motivasi siswa secara efektif, karena pembelajaran kooperatif memiliki beberapa
kelebihan dalam mengembangkan potensi siswa, seperti terjadinya hubungan
saling ketergantungan positif mengembangkan semangat kerja kelompok, dan
semangat kebersamaan, serta menumbuhkan komunikasi yang efektif dan
semangat kompetisi diantara anggota kelompok. Atas dasar inilah metode NHT
diajukan sebagai permasalahan penelitan untuk diterapkan di dalam kegiatan
pembelajaran dengan tujuan menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar ke
arah pembelajaran yang lebih menciptakan interaktif sesama siswa, sehingga
siswa dapat terlibat dalam proses belajar mengajar tidak hanya mendengarkan
guru saja yang menerangkan materi pelajaran, melainkan siswa yang lebih
berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian siswa dapat
terdorong minat dan motivasinya untuk belajar yang pada akhirnya dapat
38
meningkatkan hasil belajar siswa. Bila semua itu dilakukan maka tujuan dari
pembelajaran akan tercapai dan hasil belajar pun akan lebih baik.
Sedangkan pembelajaran yang diterapkan di kelas kontrol ialah metode
Puzzle. Masih banyak disekolah-sekolah para guru hanya menggunakan metode-
metode klasik dalam pembelajaran yang pada akhirnya berdampak pada
kejenuhan siswa dan tidak terjadi interaksi antara guru dengan murid.
Pembelajaran fiqih bukan hanya mempelajari konsep-konsep semata yang
megharuskan siswa untuk mendengarkan keterangan guru di papan tulis juga
menjadikan buku satu-satunya sumber belajar sehingga pembelajaran terasa
kurang kondusif padahal guru dituntutuntuk memiliki variasi-variasi pembelajaran
yang lebih menyenangdapakan ketimbang hanya menggunkan metode-metode
klasik.
Dari sini kita dapat mengetahui adanya perbandingan antara metode NHT
pada kelas eksperimen dengan metode Puzzle pada kelas control antara lain:
1. Metode NHT lebih mendorong motivasi belajar siswa yang berdampak pada
hasil belajarnya.
2. Suasana belajar lebih menyenangka.
3. Terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa
Dapat dilihat dari manfaat dan keuntungan dari metode NHT dibandingkan
dengan metode Puzzle yang diterapkan pada kelas control ini memberikan
pengertian bahwa siswa dapat mengembangkan pola fikir dan pengetahuan
mereka serta membuat suasana belajar lebih menarik ketika pembelajarn itu
dilakukan dengan metode NHT.
Setelah mengkaji teori-teori metode NHT dan hasil belajar serta keterkaitan
teoritis keduanya peneliti berasumsi bahwa “diduga terdapat perbedaan hasil tes
antara pembelajaran yang menggunakan NHT dengan pembelajaran yang
menggunakan metode puzzle pada mata pelajaran Fiqih”.
39
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang didapat dari penelitian yaitu
adanya pengaruh metode NHT terhadaap pembelajaran fiqih di SMP Al-Zahra
Indonesia rincian sebagai berikut :
: Tidak ada pengaruh hasil belajar Fiqih kelas VIII dengan menggunakan
metode mengajar kooperatif tipe NHT.
: Ada pengaruh hasil belajar Fiqih kelas VIII dengan menggunakan metode
mengajar kooperatif tipe NHT.
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran
2013-2014 yaitu pada tanggal 20 Maret sampai tanggal 21 April 2014. Sedangkan
untuk tempat penelitian yaitu di SMP Al-Zahra Indonesia alamat Jl. Vila Dago
Bouevard Blok G Vila Dago, Pamulang, Tanggerang Selatan Banten 15416.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperimen, metode ini dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada subjek
penelitian kemudian memberikan tes pada subjek penelitan. Desain ini
mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.62
Desain penelitian yang digunakan adalah satu kelompok eksperimen dengan
pre-test dan post test (pretest-posttest control group design). Pada desain ini,
menggunakan satu kelompok eksperimen atau satu kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen mendapatkan pre-test, perlakuan (treatment) dengan pembelajaran
dan setelah itu diberi post test. Kelompok kontrol diberikan pre-test, perlakuan
(treatment) dengan pembelajaran yang berbeda dengan kelas eksperimen dan
setelah itu diberi post test.
Desain penelitian dapat dilihat pada tabel diberikut ini:
Table 3.1
Desain penelitian pre-test dan post test control group design
Kelas Pre-test Treatment Post-test
Eksperimen T1 XE T2
Kontrol T1 XK T2
62
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009), h. 114
41
Keterangan:
T1 : pre-test (tes hasil belajar sebelum mendapatkan perlakuan)
T2 : post test (tes hasil belajar sesudah mendapatkan perlakuan)
XE : treatment (perlakuan) pada kelas eksperimen yaitu menggunakan metode
NHT
XK : treatment (perlakuan) pada kelas kontrol yaitu menggunakan metode
puzzle
C. Populasi dan Sample Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.63
Populasi juga dibedakan antara
populasi target dengan populasi terukur atau “accessible population”.64
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Al-Zahra Indonesia
yang berjumlah 200 anak. terdiri dari 86 anak laki-laki dan 114 anak perempuan,
sedangkan populasi terukurnya adalah siswa kelas VIII perempuan SMP Al-Zahra
Indonesia yang berjumlah 93, terdidri dari 40 anak laki-laki dan 53 anak
perempuan.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.65
Untuk pengambilan sampel penelitian ini ditentukan dengan
teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan dengan
tujuan penelitian.66
Dan yang menjadi sampel untuk kelas kontrol adalah kelas
VIII C yang berjumlah 30 anak terdiri dari 11 anak laki-laki dan 19 anak
perempuan dan kelas eksperimen adalah kelas VIII A dengan jumlah 30 terdiri
dari 14 anak laki-laki dan 16 anak perempuan.
63
Sugiyono, op.cit., h. 80 64
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Remaja
Rodsakarya, 2011), cet ke-7, h.251 65
Sugiyono, op.cit., h. 118 66
Nana Syaodih Sukmadinata, Log.cit., h. 254
42
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.67
Ada dua variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu variabel
metode mengajar NHT sebagai variabel bebas yang dilambangkan dengan (X) dan
variabel hasil belajar Fiqih sebagai variabel terikat yang dilambangkan dengan
(Y). berikut ini tabel variabel beserta lambangnya:
Tabel 3.2
Matrik Variabel
Variabel bebas Variabel terikat
NHT (X) Hasil belajar Fiqih (Y)
E. Teknik Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Tes diberikan pada kedua
kelompok sampel dengan pemberian tes yang sama, yang dilakukan pada awal
(pre-test) dan akhir (post test) pokok bahasan materi yang telah dipelajari dan
disusun berdasarkan silabus. Bentuk soal dapat berupa pilihan ganda dan uraian
yang memuat aspek-aspek kemampuan siswa. Dalam penelitian ini teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk pilihan
ganda. Untuk mengetahui kualitas pelaksanaan penerapan metode digunakan
teknik observasi.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar Fiqih.
Tes hasil belajar yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pemahaman materi
peserta didik setelah melaksanakan proses pembelajaran mata pelajaran Fiqih.
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif yang berupa
67
Sugiyono, op.cit., h.38
43
pilihan ganda. Masing-masing item pada soal pilihan ganda terdiri dari 4 alternatif
jawaban dengan satu jawaban yang benar. Soal yang digunakan dalam penelitian
berjumlah 20 soal. Tes hasil belajar Fiqih diberikan setelah seluruh peserta didik
mempelajari materi Fiqih dengan metode mengajar NHT dengan kisi-kisi tes
terlampir di lampiran 3.
G. Uji Coba Instrumen
Sebelum diberikan kepada subjek penelitian, soal terlebih dahulu
diujicobakan pada peserta didik kelas IX SMP Al-Zahra Indonesia Vila Dago
Pamulang. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut
memenuhi persyaratan seperti validitas, realibilitas, tingkat kesukaran maupun
daya beda.
a. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata valid yang artinya cocok atau sah, atau benar.68
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.69
Untuk mengetahui
setiap item soal memiliki validitas yang baik, maka setiap item soal dihitung
validitasnya. Untuk mengukur validitas tes objektif dengan pilihan ganda, yaitu
dengan menggunakan rumus korelasi poin biseral:70
√
Keterangan:
= Angka indeks korelasi poin biseral
= Mean (Nilai rata-rata hitung) skor yang dicapai oleh peserta tes
(testee) yang menjawab betul, yang sedang dicari korelasinya
dengan tes secara keseluruhan.
68
Harianto dan Ismet Basuki, Asesmen Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014), Cet I, h.23 69
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D, (Bandung: Alfabeta,
2009), cet.8, h.267 70
Anas Sudijono, Pengantar Statistik pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008), h. 258.
44
= Mean skor total, yang berhasil dicapai oleh seluruh peserta tes
(testee).
= Deviasi standar total (Deviasi standar dari skor total).
= Proporsi siswa yang menjawab benar
= Proporsi siswa yang menjawab salah
Adapun Kriteria pengujiannya ialah:
Antara 0,800 sampai dengan 1,00: sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800: tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600: cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,400: rendah
Antara 0,00 sampai dengan 0,200:s angat rendah71
b. Uji Reliabilitas
Untuk memperoleh data yang dipercaya, instrumen penelitian yang digunakan
harus reliabel. Reliabilitas adalah instrumen cukup dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena data tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini
rumus yang digunakan adalah rumus K-R 20 sebagai berikut:
r11 =
Keterangan:
r11 = Reliabilitas soal secara keseluruhan (reliabilitas instrumen)
k = Banyaknya butiran pertanyaan
Vt = Varians total
p = Proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap butiran pertanyaan
q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada tiap butiran pertanyaan72
Adapun kriteria pengujiannya adalah:73
71
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara 2012) h.
89 72
Anas Sudijono, Pengantar Statistik pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008)., h. 115 73
. Sugiyono, op.cit., h.102
45
Tabel 3.3
Kriteria Reliabilitas Soal
Reliabilitas Kriteria
0,90-1,00 Sangat tinggi
0,70-0,90 Tinggi
0,40-0,70 Sedang
0,20-0,40 Rendah
0,00-0,20 Sangat rendah
c. Uji Taraf Kesukaran Soal
Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang,
atau sukar, maka digunakan rumus sebagai berikut :74
Keterangan :
P : Indeks kesukaran
B : Jumlah skor maksimal siswa yang menjawab benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria untuk indeks tingkat kesulitan adalah sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
d. Daya Pembeda
Menurut Suharsimi daya pembeda soal adalah ”kemampuan soal untuk
membedakan antara peserta didik yang berkemampuan rendah dan peserta didik
yang berkemampuan tinggi.” Rumus yang digunakan untuk daya pembeda adalah:
74
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 223
46
Keterangan :
D : Daya Pembeda
BA : Jumlah skor maksimal kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB : Jumlah skor maksimal kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
JA : Jumlah skor maksimal kelompok atas
JB : Jumlah skor maksimal kelompok bawah
Klasifikasi daya pembeda:
D : 0,00 < D ≤ 0,20 = jelek (poor)
D : 0,20 < D ≤ 0,40 = cukup (satisfactory)
D : 0,40 < D ≤ 0,70 = baik (good)
D : 0,70 < D ≤ 1,00 = baik sekali (excellent)75
H. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Uji Normalitas
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan
yaitu uji kai kuadrat (chi square). Adapun prosedur pengujian adalah
sebagai berikut:
a) Perumusan hipotesis
Ho : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha : Data berasal dari papulasi yang tidak berdistribusi normal
b) Menentukan rata-rata.
75
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 226-232
47
R
K
c) Menentukan standar deviasi
d) Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi
(1) Rumus Banyak kelas
K = 1 + 3,3 log (n), dengan n adalah banyaknya subjek.
(2) Rentang (R) = skor terbesar - skor terkecil
(3) Panjang kelas (P) =
(4) Cari hitung dengan menggunakan rumus:76
∑( )
Keterangan:
= harga kai kuadrat (chi square)
= frekuensi observasi
= frekuensi ekspektasi
e) Cari tabel dengan derajat kebebasan (dk) = banyak kelas (K) – 3 dan
taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikansi (α) = 5%
f) Kriteria pengujian:
Jika X2hitung ≤ X
2tabel, maka Ho diterima.
Jika X2hitung ≥ X
2tabe, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
b. Uji Homogenitas
Populasi-populasi dengan varians yang sama besar dinamakan populasi
dengan varians yang homogen.77
Uji homogenitas dilakukan dengan
menggunakan uji Fhiser, menurut Sugiyono rumus uji Fhiser adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
76
Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama,
2010), h.190 77
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: PT Tarsito Bandung, 2005), h.249
48
.78
Langkah-langkah pengujian homogenitas adalah sebagai berikut:
1) Mencari statistik hitung
2) Mencari statistik tabel
3) Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel
Jika
Jika
Hipotesis uji homogenitas:
c. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan uji
normalitas dan uji homogenitas, maka dilakukan uji hipotesis dengan
menggunakan uji t. Rumus uji “t” yang digunakan adalah. 79
t =
√
dengan S = √
( ) ( )
( – )
Kriteria Pengujian tolak Ho jika t hitung >ttabel dan terima Ho jika :
Keterangan :
= rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
= rata-rata hasil belajar kelas kontrol
= jumlah siswa kelas eksperimen
= jumlah siswa kelas kontrol
= varians kelas eksperimen
= varians kelas control
78
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: CV ALFABETA, 2007). h.140 79
Sugiyono, Ibid., h. 238-239
49
Setelah diperoleh nilai statistik hitung, kemudian mencari nilai dalam statistik
tabel dengan taraf signifikansi α = 0.05. Selanjutnya membandingkan statistik
hitung dengan statistik tabel. Jika t hitung lebih besar daripada t tabel maka
Hditolak dan Ha diterima, jika t hitung lebih kecil daripada t tabel maka H0
diterima dan Ha ditolak. 80
I. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:
Ho: µ1 ≤ µ2
Ha : µ1> µ2
Keterangan:
Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil
belajar Fiqih dengan menggunakan metode NHT
Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil
belajar Fiqih dengan menggunakan metode NHT
µ1 = Nilai rata-rata hasil belajar Fiqih yang telah diajarkan dengan metode
NHT (kelas eksperimen)
µ2= Nilai rata-rata hasil belajar Fiqih yang diajarkan dengan metode
Puzzle (kelas kontrol).
80
Husaini, Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, ss2008), h.141-142
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil SMP Al-Zahra Indonesia
1. Sejarah Singkat Sekolah
SMP Al-Zahra Indonesia didirikan pada tahun pelajaran 2007-2008
dan diselenggarakan dengan memperhatikan dan mematuhi ketentuan-
ketentuan yang ada, baik ketentuan dari pemerintah maupun ketentuan
yang ditetapkan oleh lembaga penyelenggara, yaitu Yayasan Umara.
Sebagai suatu organisasi, yaitu organisasi persekolahan tentunya perlu
diperkenalkan kepada berbagai kalangan, yaitu kepada pemerintah,
masyarakat, organisasi penyelenggara sekolah, dan organisasi lainnya.
Maka diperlukan identitas sekolah diumumkan dan diperkenalkan.
SMP Al-Zahra Indonesia diselenggarakan oleh lembaga atau badan
hukum, yaitu oleh Yayasan Untuk Masyarakat Sejahtera (Umara) yang
didirikan pada tanggal 3 Maret 2000 di Pamulang. Yayasan Untuk
Masyarakat Sejahtera (Umara) berbadan hukum berdasarkan akta notaris
nomor 1, tanggal 3 Maret 2000 dan nomor 1, tanggal 2 Agustus 2000 yang
dibuat dihadapan notaris Achmad Abid, Sarjana Hukum di Tangerang.
Yayasan Umara menyelenggarakan sekolah-sekolah dengan memberi
nama Al-Zahra Indonesia. Untuk Sekolah Menengah Pertama yang
diselenggarakan bernama SMP Al-Zahra Indonesia. SMP Al-Zahra
Indonesia berlokasi di perumahan Vila Dago, Benda Baru, Pamulang,
Tangerang, Banten.
SMP Al-Zahra Indonesia memperoleh izin operasional dari Dinas
Pendidikan Kabupaten Tangerang. Izin operasional SMP Al-Zahra
Indonesia ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Tangerang, nomor: 421.3/737/Dis P &
K/2007 tanggal 5 Desember 2007.
51
NSS atau Nomor Statistik Sekolah, ditetapkan oleh Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Tangerang, dengan surat tanggal 17
Desember 2007. Nomor Pokok Sekolah Nasional SMP Al-Zahra
Indonesia 206 14346
Sekolah Al-Zahra Indonesia merupakan Anggota Klub Perpustakaan
Indonesia (KPI). Tanda Keanggotaan, nomor: 4476/A/IX/KPI/2003.,
tanggal 10 September 2003.
SMP Al-Zahra Indonesia menjalani akreditasi sekolah yang
dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Sekolah Kabupaten Tangerang
berkisar pada tanggal 20 – 28 Agustus 2009.
2. Visi, Misi dan Motto
a. Visi
Visi Sekolah Al-Zahra Indonesia adalah membentuk generasi unggul
yang memiliki IMTAQ dan menguasai IPTEK, Sehingga terbentuk
manusia seutuhnya atau insan kamil.
b. Misi
Misi Sekolah Al-Zahra Indonesia adalah mengembangkan potensi
(fitrah) peserta didik melalui pendidikan yang berkualitas dalam
mewujudkan manusia yang beriman, berilmu dan berakhlak mulia
serta tangguh dalam semua aspek kehidupan
c. Motto
Motto Sekolah Al-Zahra Indonesia sebagai motivasi bagi semua unsur
yang ada di persekolahan agar dapat menjadikan Sekolah Al-Zahra
Indonesia sebagai lembaga yang pendidikan menyenangkan, menarik,
melekat di hati, dambaan dan kebanggaan, yang disebut
dengan Learning is Fun.81
81
Data diperoleh dari bagian tata usaha SMP Al-Zahra Indonesia, berbentuk soft copy pada
tanggal 27 September 2013
52
B. Hasil Uji Coba Instrumen
1. Validitas
Berdasarkan hasil analisis butir soal dengan menggunakan program
ANATES, dari 30 butir soal yang diberikan terdapat 21 soal yang valid,
yakni nomor. 1, 2, 3, 5, 6, 8, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 19, 20, 22, 23, 25, 27,
28, 29, dan 30. Untuk nomor soal yang tidak valid terdapat 9 butir soal,
yakni nomor 4, 7, 9, 10, 15, 17, 21, 24, dan 26.
2. Reliabilitas
Berdasarkan hasil perhitungan ANATES, diperoleh hasil bahwa nilai
reliabilitas instrumen tes adalah 0,87. Nilai ini termasuk kategori tinggi
atau dengan kata lain instrumen ini layak digunakan dalam penelitian.
3. Tingkat Kesukaran
Berdasarkan perhitungan menggunakan program ANATES, dapat
dilihat tingkat kesukaran pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
Kategori Nomor Soal Jumlah Soal
Sangat sukar - -
Sukar 5 1
Sedang 2,3,8,9,11,12,13,18,19,20,21,26,29 13
Mudah 1,6,10,16,17,22,23,24,27,28,30 12
Sangat mudah 4,7,14,25 4
Jumlah item 30
53
4. Daya Pembeda
Berdasarkan perhitungan menggunakan program ANATES, dapat
dilihat daya pembeda pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Klasifikasi Tingkat Daya pembeda
Kategori Nomor Soal Jumlah Soal
Jelek 2,3,5,8,9,11,12,13,17,18,22,23,27,29 14
Cukup 7,16,20,30 4
Baik 4,6,10,19,21,25,28 7
Baik Sekali 1,14,15,24,26 5
Jumlah item 30
C. Deskriptif Data
Penelitian ini dilakukan di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang pada kelas
VIII yang terdiri dari dua kelas sebagai sempel. Kelas VIII A sebagai kelas
kontrol yang tidak diberi perlakuan metode puzzle dan kelas VIII C yang
diajarkan dengan Metode NHT.
Materi pelajaran Fiqih yang diajarkan pada penelitian ini adalah Macam-
macam puasa dengan 2 kali treatment, untuk mengetahui hasil belajar kedua
kelompok, setelah diberi perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen
dan kontrol lalu kedua kelompok tersebut diberikan tes berupa post-test. Sebelum
tes tersebut diuji cobakan terlebih dahulu ke kelas IX yang sudah pernah
mendapatkan materi tersebut. Setelah dilakukan uji coba dan dilakukan uji
validitas dari 30 butir soal pilihan ganda yang diberikan terdapat 21 soal yang
valid dan 9 soal yang tidak valid.
1. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen
Metode NHT
Untuk kelas eksperimen (metode NHT) peneliti mengambil kelas VIII
Jumlah siswa di kelas ini adalah 30 orang yang terdiri dari 11 anak laki-
laki dan 19 anak perempuan. Tingkat kecerdasan di kelas ini cukup
54
merata, ini dibuktikan dengan nilai individu siswa hasil pre-test atau tes di
awal pertemuan sebelum diberikannya materi. Hasil tersebut dapat di lihat
dalam digram frekuansi 4.1 di bawah.
Dalam penerapan metode NHT ini siswa dapat belajara secara
kelompok dan saling membantu sau sama lain.
Pelaksanaan metode NHT diawali dengan Numbering. Guru membagi
kelas menjadi kelompok-kelompok kecil, kemudian guru mngajukan
beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap kelompok dan harus
menyatuka ide yang ada dalam kepala setiap anggota untuk mencari
jawaban dari pertanyaan guru, yang terakhir yaitu guru memanggil nomor
yang sama dalam setiap kelompok untuk menjawaab pertaanyaan sesuai
yang diberiakan oleh guru.82
2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pada Kelas Kontrol
Metode Puzzle
Untuk kelas kontrol (metode Puzzzle) peneliti mengambil kelas VIII
A. Jumlah siswa di kelas ini adalah 30 orang yang terdiri dari 14 anak laki-
laki dan 16 anak perempuan. Tingkat kecerdasan di kelas ini cukup
merata, ini dibuktikan dengan nilai individu siswa hasil pre-test atau tes di
awal pertemuan sebelum diberikannya materi. Dan data hasil pre-test bisa
dilihat di lampiran.
Pada kelas control ini di awali dengan membagi siswa menjadi 2
kelompok yang di dalamnya terdapat 15 anggota. Kemudian guru
menyampaikan materi secara ringkas dan setelah materi selesai di
sampaikan, guru memberikan kesempataan kepada siswa untuk berdiskusi
sesuai dengan tema. Setelah berdikusi selesai guru membagikan kertas
karton yang sudah terdapat kotak Puzzle , kata-kata yang terdapat pada
kertas karton dan clue. Setela semua sudah mendapatkan maka guru
mengintruksikan agar menyusun dan menempel kata-kata yang sudah
82
Agus Supriyanto, Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Puataka Belajar, 2012), cet. IX, h.92
55
mereka dapat. Setelah selesai maka kertas karton di tempel dipapan tulis
dan dikoreksi bersama-sama. Setelah semua kegiatan metode selesai guru
memberikan post test untuk mengetahui hasilnya.83
3. Data Hasil Belajar Fiqih Siswa
a. Hasil Pre-test Kelas Eksperimen (NHT) dan Pre-test Kelas
Kontrol (Puzzle)
Hasil nilai yang diperoleh siswa dari pre-test yang dilakukan
pada kelas eksperimen (NHT) dan Pre-test Kelas Kontrol (Puzzle)
dapat ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut:
Tabel 4.3
Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen (VIII C)
No Nama Nilai
1. Ahyani Bintang Saputra 30
2. Alif Fata Fadhlillah 50
3. Astari Abyan Putri 40
4. Belinda Alifa Rahma 70
5. Difla Azzahra 45
6. Dwi Chantyka Febriyanti 50
7. Fagan Rezka Azzadhiya 40
8. Hafiez Muzakky Laguni 65
9. Halim Ornest Asriandy Putera 55
10. Huuriyah La Thiffah Ervindra 60
11. Ilza Azhar Radya 70
12. Ilham Apriadi Nugraha 60
13. Ira Nur Widyanti 70
14. Kayla Vyandini Malaika 65
15. Larasati Widya Putri 80
83
Mel Silberman, Active Laerning 101 Strategi Pembelajaran aktif, (Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani, 2009), cet.6, h. 246
56
16. Muhammad Ridwan 35
17. Namira Nanda Azizah 80
18. Pratama Afilla Nugraha 70
19. Ratu Raniazahra Jonis 70
20. Risda Ahwalia 55
21. Salsa Ghassani Putri 75
22. Viky Pahlevi 75
23. Widya Ramadhiani 80
24. Kania Mutiawati 75
25. Sarah Ratu Annisa 80
26. Rahesya Putera Syailendra 65
27. Indah Ayu Fadillah 80
28. Muhammad Rafli 75
29. Mustika Zulaikha Rifjanti 80
30. Nadya Firiza Salsabila 60
Nilai yang diperoleh siswa dari Pre test yang dilakukan pada
kelas eksperimen (NHT) dapat ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 4.1
Diagram frekuensi nilai pre-test kelas eksperimen
0
2
4
6
8
10
30-38 39-47 48-56 57-65 66-74 75-83
Eksperimen
57
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen
No Kelas Interval Nilai Tengah f F. Kum
1 30-38 34 1 1
2 39-47 43 3 4
3 48-56 52 1 5
4 57-65 61 7 12
5 66-74 70 8 20
6 75-84 79 10 30
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui
bahwa siswa yang paling banyak adalah siswa yang berkemampuan
sedang, yaitu 7 orang siswa yang memperoleh nilai interval 57-65.
Sedangkan siswa yang berkemampuan rendah ada 1 orang siswa
yang memperoleh nilai pada interval 30-38. Dan siswa yang
berkemampuan tinggi ada 10 orang siswa yaitu memperoleh nilai
interval 75-84
Tabel 4.5
Nilai Pre-Test Kelas Kontrol (VIII A)
No Nama Nilai
1 Adiva Aura Assyari 45
2 Alifia Rizqyka Fadhilah Syah 30
3 Daryl Moussa Utomo 35
4 Defira Septianie Prabowo 35
5 Fadhilah Ahmad Ramadan 30
6 Farras Alifa Shabira 45
7 Georgia Giugno Ariani H. 40
8 Gita Fitria Ramadani 45
9 Jasmine Putri Rafifa 45
58
10 Kirana Viki Ramadita 50
11 Muhammad Ariq Kautsar 45
12 Muhammad Athallaraja Aldiofano Suwandi 50
13 Muhammad Figo Revano 75
14 Muhammad Rafi Darmawan 45
15 Muhammad Raihan Agushar 75
16 Nafisah Fadhilah Rizki 50
17 Raisa Chairani 70
18 R. Raka Muharam Soerianata 65
19 Reyhan Savero Gadzra Putra 70
20 Rizky Mulia Triyono 70
21 Roro Asih Guminta 60
22 Shelintara Ikya Djauhari 70
23 Talitha Nabilla Uzlah 75
24 Zulfikar Hasyim Fauzie 70
25 Adisya Alzahra 70
26 Allya Valdatara Absy Putri 75
27 Mohammad Farhan . S. A 55
28 Mutia Rahma Muhtadin 75
29 Muhammad Daffa Achsana 50
30 Nalndho Prifarel Rahmatdani 70
Nilai yang diperoleh siswa dari Pre test yang dilakukan pada
kelas kontrol (Puzzle) dapat ditunjukkan pada gambar berikut:
59
Gambar 4.2
Diagram frekuensi nilai pre-test pada kelas control
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol
No Kelas Interval Nilai Tengah F F. Kum
1 30-37 33,5 3 3
2 38-45 41,5 4 7
3 46-53 49,5 2 9
4 54-61 57,5 5 14
5 62-69 65,5 7 21
6 70-77 73,5 9 30
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui
bahwa siswa siswa yang berkemampuan sedang, yaitu 5 orang siswa
yang memperoleh nilai interval 54-61. Sedangkan siswa yang
berkemampuan rendah ada 3 orang siswa yang memperoleh nilai pada
interval 30-37. Dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 9 orang
siswa yaitu memperoleh nilai interval 70-77.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
30-37 38-45 46-53 54-61 62-69 70-77
Kontrol
60
b. Hasil Post-test Kelas Eksperimen (NHT) dan Post-test Kelas
Kontrol (Puzzle)
Hasil nilai yang diperoleh siswa dari Post-test yang dilakukan
pada kelas eksperimen (NHT) dan Post-test Kelas Kontrol (Puzzle)
dapat ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut:
Tabel 4.7
Nilai Post-test Kelas Eksperimen (VIII C)
No Nama Nilai
1 Ahyani Bintang Saputra 95
2 Alif Fata Fadhlillah 75
3 Astari Abyan Putri 90
4 Belinda Alifa Rahma 85
5 Difla Azzahra 75
6 Dwi Chantyka Febriyanti 60
7 Fagan Rezka Azzadhiya 90
8 Hafiez Muzakky Laguni 80
9 Halim Ornest Asriandy Putera 85
10 Huuriyah La Thiffah Ervindra 95
11 Ilza Azhar Radya 100
12 Ilham Apriadi Nugraha 85
13 Ira Nur Widyanti 85
14 Kayla Vyandini Malaika 70
15 Larasati Widya Putri 90
16 Muhammad Ridwan 80
17 Namira Nanda Azizah 65
18 Pratama Afilla Nugraha 95
19 Ratu Raniazahra Jonis 100
20 Risda Ahwalia 95
21 Salsa Ghassani Putri 60
22 Viky Pahlevi 95
61
23 Widya Ramadhiani 95
24 Kania Mutiawati 85
25 Sarah Ratu Annisa 100
26 Rahesya Putera Syailendra 95
27 Indah Ayu Fadillah 85
28 Muhammad Rafli 100
29 Mustika Zulaikha Rifjanti 95
30 Nadya Firiza Salsabila 95
Nilai yang diperoleh siswa dari Post test yang dilakukan pada
kelas eksperimen (NHT) dapat ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 4.3
Diagram frekuensi nilai post test pada kelas eksperimen
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen
No Kelas Interval Nilai Tengah F F. Kum
1 60-66 62 2 2
2 67-73 69 2 4
0
2
4
6
8
10
12
14
60-66 67-73 74-80 81-87 88-94 95-101
Eksperimen
62
3 74-80 76 4 8
4 81-87 83 6 14
5 88-94 90 3 17
6 95-100 97 13 30
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui
bah\wa siswa yang berkemampuan sedang, yaitu 6 orang siswa yang
memperoleh nilai interval 81-87. Sedangkan siswa yang
berkemampuan rendah ada 2 orang siswa yang memperoleh nilai pada
interval 60-66. Dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 13 orang
siswa yaitu memperoleh nilai interval 95-100.
Tabel 4.9
Nilai Post-Test Kelas Kontrol (VIII A)
No Nama Nilai
1 Adiva Aura Assyari 70
2 Alifia Rizqyka Fadhilah Syah 100
3 Daryl Moussa Utomo 75
4 Defira Septianie Prabowo 55
5 Fadhilah Ahmad Ramadan 85
6 Farras Alifa Shabira 65
7 Georgia Giugno Ariani H. 70
8 Gita Fitria Ramadani 85
9 Jasmine Putri Rafifa 70
10 Kirana Viki Ramadita 65
11 Muhammad Ariq Kautsar 85
12 Muhammad Athallaraja Aldiofano Suwandi 55
13 Muhammad Figo Revano 75
14 Muhammad Rafi Darmawan 90
15 Muhammad Raihan Agushar 95
63
16 Nafisah Fadhilah Rizki 60
17 Raisa Chairani 85
18 R. Raka Muharam Soerianata 50
19 Reyhan Savero Gadzra Putra 85
20 Rizky Mulia Triyono 70
21 Roro Asih Guminta 85
22 Shelintara Ikya Djauhari 90
23 Talitha Nabilla Uzlah 90
24 Zulfikar Hasyim Fauzie 75
25 Adisya Alzahra 90
26 Allya Valdatara Absy Putri 95
27 Mohammad Farhan . S. A 80
28 Mutia Rahma Muhtadin 95
29 Muhammad Daffa Achsana 50
30 Nalndho Prifarel Rahmatdani 100
Nilai yang diperoleh siswa dari Post test yang dilakukan pada
kelas kontrol (Puzzle) dapat ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 4.4
Diagram frekuensi nilai post test kelas kontrol
0
2
4
6
8
10
50-58 59-67 68-76 77-85 86-94 95-103
Kontrol
64
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Hasil Post-test Kelas Kontrol
No Kelas Interval Nilai Tengah F F. Kum
1 50-58 53,5 2 2
2 59-67 62,5 3 5
3 68-76 71,5 5 10
4 77-85 80,5 4 14
5 86-94 89,5 10 24
6 95-103 98,5 6 6
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui
bahwa siswa yang berkemampuan sedang, yaitu 4 orang siswa yang
memperoleh nilai interval 76-84. Sedangkan siswa yang
berkemampuan rendah ada 2 orang siswa yang memperoleh nilai pada
interval 50-58 dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 6 orang
siswa yaitu memperoleh nilai interval 94-103.
c. Perbandingan Hasil Pre-test dan Post test Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
1. Hasil Pre-test Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil skor pre-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat diperoleh rekapitulasi hasil skor pre-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada gambar berikut:
65
Gambar 4.5
Hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
Keretangan:
Garis vertikal menunjukkan jumlah nilai dan garis horizontal
menunjukkan siswa, yaitu dengan rincian sebagai beriku:
Tabel 4.11
Keterangan Diagram Hasil pre-test
kelas eksperimen dan kelas kontrol
Nilai Pre-test NHT Pre-test Puzzle
5-10 - -
11-20 - -
21-30 1 2
31-40 3 3
41-50 3 10
51-60 5 2
61-70 8 8
71-80 10 5
Jumlah 30 30
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
pre-test eksperimen
pre-test kontrol
66
Dari diagram di atas, terlihat bahwa nilai pre-test sebagaian besar
siswa pada kelas eksperimen memperoleh nilai antara 71–80
sebanyak 10 siswa atau sebesar 33% begitu juga pada kelas kontrol
sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 41-50 sebanyak 10
siswa atau sebesar 33%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan
sebagian besar nilai pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
tidak jauh berbeda.
2. Hasil Post-test Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil skor post test kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat diperoleh rekapitulasi hasil skor post test kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada gambar berikut:
Gambar 4.6
Hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
Keretangan:
Garis vertikal menunjukkan jumlah nilai dan garis horizontal
menunjukkan siswa, yaitu dengan rincian sebagai beriku:
0
20
40
60
80
100
120
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Post test eksperimen
post test kontrol
67
Tabel 4.12
Keterangan Diagram Hasil post-test
kelas eksperimen dan kelas kontrol
Nilai Post-test NHT Post-test Puzzle
40-60 2 5
60-80 6 10
80-100 22 15
Jumlah 30 30
Dari diagram di atas, terlihat bahwa nilai post test sebagaian
besar siswa pada kelas eksperimen memperoleh nilai antara 80-100
sebanyak 22 siswa atau sebasar 66 % begitu juga pada kelas kontrol
sebagian besar siswa memperoleh nilai antara 80-100 sebanyak 10
siswa atau sebesar 45%. Berdasarkan hasil analisis distribusi
frekuensi nilai post test kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan distribusi frekuensi nilai post test kelas kontrol.
D. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengukur tingkat normalnya suatu
data dalam penelitian. Adapun data yang dianggap normal adalah L hitung
< L tabel. Pada penelitian ini, uji normalitas akan diproses menggunakan
Chi-Square sehingga hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Variabel Jumlah
Sempel
Taraf
Signifikan
Lhitung
(Lh)
Ltabel
(L t )
Keterangan
Pretest
Eksperimen 30 0,05 9,78649 15,1 Normal
68
Pretest
Kontrol 30 0,05 12,1301 15,1 Normal
Tabel 4.14
2. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Variabel Jumlah
Sempel
Taraf
Signifikan
Lhitung
(Lh)
Ltabel
(L t ) Keterangan
Post-test
Eksperimen 30 0,05 7,514579 15,1 Normal
Post-test
Kontrol 30 0,05 13,7984 15,1 Normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji fisher. Dari hasil perhitungan
diperoleh nilai varians pretest kelas eksperimen adalah 12,6956 dan varians
pretest kelas kontrol adalah 12,069. Sehingga diperoleh nilai Fhitung 1,0519
dengan taraf signifikan = 0,05 untuk dk 30 dan dk penyebut = 30 maka didapat
Ftabel 1,840872 maka karena F hitung pada pretest kelas kontrol dan eksperimen
1,0519 < 1,840872 dari F tabel maka Ho diterima jadi kedua distribusi populasi
adalah mempunyai varians yang sama atau Homogen. Sedangkan diperoleh
varians nilai diperoleh nilai varians posttest kelas kontrol adalah 14,716 dan
varians postets kelas eksperimen adalah 11,621. Sehingga diperoleh nilai Fhitung
1, 603 dengan taraf signifikan = 0,05 untuk dk 30 dan dk penyebut = 30 maka
didapat Ftabel 1,84087 maka karena F hitung pada posttest kelas kontrol dan
eksperimen 1,603 < 1,84087 dari F tabel maka Ho diterima jadi kedua distribusi
populasi adalah mempunyai varians yang sama atau Homogen.
Tabel 4.15
Hasil Uji Homogenitas Pretest
Varians Taraf Signifikan F-hitung F-tabel Keterangan
Eksperimen Kontrol 0, 05 1,0519 1,840872 Homogen
69
12,6956 12,069
Tabel 4.16
Hasil Uji Homogenitas Post-test
Varians Taraf Signifikan F-hitung F-tabel Keterangan
Eksperimen Kontrol 0, 05 1,603 1,84087 Homogen
11,621 14,716
E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
1. Uji Hipotesis Penelitian
Setelah uji prasyarat dilakukan dan diketahui bahwa dua kelas
berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian selanjutnya adalah
pengujian hipotesis dengan uji-t. Dari data hasil penelitian diperoleh nilai
rata-rata posttest kelas eksperimen 1 = 86,7 dengan varians
= 12
sedangkan untuk kelas varians kontrol diperoleh nilai rata-rata = 78
dengan varians
= 15. Ho menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan antara metode NHT dengan hasil belajar dengan menggunakan uji-
t.
Bedasarkan pengujian nilai rata-rata hasil belajar Fiqih dengan
menggunakan uji-t, diperoleh harga t hitung = 10,23 . Dengan taraf signifikan
= 0,05 dan derajat kebebasan (db = 60 ) diperoleh nilai t tabel = 2,042.
Sehingga t hitung berada diluar penerimaan Ho atau dengan kata lain Ho
ditolak. Dengan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode
pembelajaran aktif NHT lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan
metode Puzzle.
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan sebelumnya diperoleh
bahwa Ho ditolak. Dengan demikian, Hipotesis alternative (Ha) yang
70
menyatakan hasil belajar Fiqih siswa yang diajar dengan menggunakan
metode pembelajaran aktif NHT lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan
menggunakan metode pembelajaran Puzlle pada taraf signifikan 0,05.
Artinya, sebelum diterapkan metode pembelajaran aktif NHT kegiatan
belajar mengajar masih terfokus oleh guru dalam menjelaskan dan pada
kesimpulan akhir. Siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
Akan tetapi setelah diterapkan metode NHT untuk kelas eksperimen proses
pembelajaran lebih aktif dan kreatif dibanding kelas kontrol yang
menggunakan metode Puzzle. Hal ini terbukti dengan beberapa faktor,
diantaranya siswa lebih semangat dengan adanya metode NHT ini tumbuhnya
semangat belajar dan perhatian yang lebih serius, serta mengurangi rasa
kejenuhan.
Sebagaimana hasil yang telah dijelaskan diatas, dijelaskan bahwa Ha
diterima sehingga terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar
Fiqih siswa dengan menggunakan metode NHT dengan menggunakan metode
Puzzle pada bab macam-macam puasa.
F. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian belum sempurna, dikarenakan penelitian ini
mempunyai keterbatasan diantaranya :
1. Penelitian ini hanya ditujukan pada mata pelajaran Fiqih pada pokok
bahasan macam-macam puasa, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada
pokok pembahasan yang lain.
2. Sarana prasarana sekolah yang kurang memadai guru untuk menggunakan
Metode NHT.
3. Alokasi waktu yang kurang sehingga diperlukan persiapan dan pengaturan
kelas yang baik.
4. Hasil penelitian ini tidak dapat menampilkan proses pada saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung, karena peneliti tidak menggunakan alat
perekam dan hanya menggunakan foto untuk mengabadikan proses belajar
tersebut.
71
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dari pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode mengajar NHT berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukan dari hasil perolehan pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji-t, diperoleh harga t hitung = 10,23 dan t tabel
= 2,042 . dengan demikian karena t hitung(10,23 ) > t tabel (2,042) maka H₀
ditolak. Selain itu di lihat dari hasil perhitungan post test kelas eksperimen yang
menggunakan metode NHT (rata-rata 87), menunjukan nilai yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode Puzzle (rata-rata
78), dengan demikian nilai rata-rata hasil belajar fiqih siswa yang diajar dengan
metode NHT secara signifikan lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan
metode Puzlle.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan hasil
belajar kognitif antara kelompok siswa yang diajarkan dengan menggunakan
metode NHT dengan kelompok siswa yang diajarkan dengan metode Puzlle pada
mata pelajaran fiqih materi Macam-Macam Puasa.
B. Implikasi
Secara keseluruhan metode NTH memberikan pengaruh lebih besar dari pada
pembelajaran Puzzle. Oleh karena pentingnya metode NHT sangat menentukan
kualitas hasil belajar, maka diharapkan dalam pelaksanaan pendidikan metode
NHT dapat dijadikan rujukan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah selain
mata pelajaaran Fiqih. Berdasarkan kesimpulan diatas yang menyatakan bahwa
nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-
rata hasil belajar siswa kelas kontrol. Dan mempunyai implikasi sebagai berikut.
Pertama, bahwa keterampilan seorang guru dalam menggunakan metode ketika
proses pembelajaran perlu dikembangkan tidak hanya pada mata pelajaran umum
72
akan tetapi juga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kedua, sarana dan
prasarana yang telah disediakan oleh pihak sekolah seharusnya dimanfaatkan
secara optimal agar penerapan metode dalam proses pembelajaran dapat
terlaksana dengan mudah.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dan pengalaman dalam proses belajar
mengajar yang terjadi selama penelitian, maka penulis dapat memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. BagiSekolah
Adanya kerjasama dalam hal perizinan pembelajaran NHT, adanya buku
sumber untuk menunjang proses pembelajaran, adanya fasilitas untuk
dokumentasi, dan disediakan fasilitas LCD untuk mempermudah siswa
dalam mempresentasikan hasil observasi.
2. Bagi Guru
Guru harus lebih bisa mengkondisikan kelas, informasi tentang
pembelajaran NHT harus lebih jelas dan guru harus lebih memperhatikan
kondisi kelas.
3. Bagi Siswa
Siswa harus lebih mengerti etika dan disiplin dalam pembelajaran di NHT,
ketika melakukan tugas kelompok tidak saling mengandalkan satu sama
lain dan adanya dokumentasi ketika proses pembelajaran di NHT.
4. Bagi Peneliti Lain
Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode NHT
tetapi dalam indikator yang berbeda misalnya dikaitkan antara metode
NHT terhadap motivasi belajar siswa atau terhadap perubahan perilaku
siswa.
xii
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, An-Nahlawi Rahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan
Masyarakat. Bina Insani Press, 1995.
Abdul, Majid., Dian Andayani. Pendidikan Agama islam Berbasis Kompetensi:
Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006.
Ahmadi, Abu. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Alqur’an dan terjemah, department Agama RI. Al-Hikmah. Bandung:
Diponegoro, 2010
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
2012.
Asmani, Jamal Ma’mur. 7 Tips Aplikasi PAIKEM (pembelajaran aktif,kreatif,
efektif dan menyenangkan. Jogyakarta: DIVA Pers, 2011
Bahri Djamarah, Syaiful. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Cet.2.
Dananjaya,Utomo. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa, 2010.
Daradjat, Zakiah. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara,
1996.
Darajat, Zakiah. Methodik Khusus untuk Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
Aksara, 2008.
Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di
Indonesia. Jakarta: Prenada Media Cet.1
Dimyati., Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Dzajuli, A. Ilmu Fiqih: Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum
Islam. Jakarta: Kencana, 2012.
Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 2009.
Harianto., Ismet Basuki. Asesmen Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014.
Haryanto, Dany ., Ratna Yudhawati. Teori-Teori Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2011.
xiii
Hosen, Ibrahim. Fiqih Perbandingan Masalah Pernikahan. Jakarta: Puataka
Firdaus, 2003.
Jihad, Asep., Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Persindo,
2010.
Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: balai pustaka, 1996
Karim, Syafi’i. Fiqih Ushul Fiqih. Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Masitoh dan Dewi, Laksmi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009. Cet.1
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Pers, 2008
Muslihuddin, dkk. Revolusi Mengajar. Bandnung : HDP Press. 2012.
Neni Iska, Zikri. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta:
Kizi Brother’s, 2008. Cet. 2.
Pribadi, A, Benny. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat,
2011.
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya, 1984.
Raharjo dan Solihatin, Etin. Coopertif Learing Analisis Pembalajaran IPS.
Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2002. Cet .4.
Sayuti, Wahdi dan Z, Zurinal. Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-Dasar
Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta: Jakarta Press, 2006. Cet.1
Silberman, Mel. Active Laerning 101 Strategi Pembelajaran aktif. Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani, 2009. Cet.6
Slameto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara, 2001. Cet.3.
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2008.
Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: PT Tarsito Bandung, 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D. Bandung:
Alfabeta, 2009. Cet.8.
xiv
Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV ALFABETA, 2007.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2009. Cet-5
Supriyanto, Agus. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Puataka Belajar, 2012.
Susetyo, Budi. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT Refika
Aditama, 2010.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011. Cet.ke 18
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep Landassan
dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Kencana. Cet.3.
Trianto. Metode-Metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007.
Uman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005. Undang-Undang SISDIKNAS dan Undang-
Undang Guru dan Dosen. Jakarta: Asa Mandiri, 2009.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional. Bandung: Fokus Media, 2013.
xv
xvi
xvii
xviii
xix
xx
xxi
Lampiran 1
DATA SISWA SMP AL-ZAHRA INDONESIA
Kelas: VII A
No. Nama Siswa Panggilan L/P
1. Akhmad Rafa Al Farabi Rafa L
2. Almira Zahranabella Almira P
3. Dea Penia Dea P
4. Dio Rahmandika Dio L
5. Hanif Alana Abigail Hanif L
6. Kalingga Raihandinan Nugroho Lingga L
7. Muhammad Farras Absy Putra Farras L
8. Muhammad Farriez Ariqafitra Farriez L
9. Nadira Amadea Dira P
10. Naufal Billah Siregar Billah L
11. Raina Zahira Agushar Raina P
12. Reksa Adzanta Sati Reksa L
13. Reza Nurfaisa Pratomo Reza L
14. Salsabila Vanessa Chacha P
15. Talitha Dinda Gunawan Talitha P
16. Zahra Nurfida Putri Apriandanda Zahra P
17. Zidane Rafif Ramzaki Ardian Zidane L
Kelas: VII B
No. Nama Siswa Panggilan L/P
1. Ariq Haykal Yusuf Ariq L
2. Audrey Madina Rais Audrey P
3. Claudia Delira Dea P
4. Fania Salsabila Fani P
5. Kembang Menur Kemala Menur P
6. Muhammad Adib Habibi Abi L
7. Muhammad Reyhan Rafatullah Indrawan Rafa L
8. Nurina Kaffawati Nur Trivansyah Ririn P
9. Putri Alifya Kinanti Erlangga Putri P
10. Rakha Adhyasta Pradana Rakha L
11. Ramzy Darmawan Garcia Ramzy L
12. Revi Kharizki Omardi Revi L
13. Sergio Ikram Fernandes Ikram L
14. Shalmma Aulia Putri Uli P
15. Wisnu Andari Raharjo Wisnu L
16. Yasmira Ratu Maharani Mahdiyah Yasmira P
17. Zhafira Nisya Arini Fira P
Kelas: VII C
No. Nama Siswa Panggilan L/P
1. Afiqah Hanifatus Syifa Fiqa P
2. Anugrah Diodharma Dio L
3. Chaliza Aziz Iza L
4. Fadhila Salsabela Abel P
5. Fatikha Ayunda Rahmi Tikha P
6. Helenagnes Helen P
7. Liqsa Khairunnisa Ica P
8. Maghfira Citra Ayundafarisa Ecik P
9. Muhammad Rafael Anugerah Perdana Rafael L
10. Muhammad Thoriq Arkaan Susila Thoriq L
11. Nabilla Rizqi Nabilla P
12. Naradhipa Mahardhika Setiawan Bhary Dhipa L
13. Nasya Aqila Firmanza Nasya P
14. Oktora Vigil Fathimahzahra Suprapto Vigil P
15. Raynor Rasyad Nugroho Ray L
16. Sahda Tanisha Ratnadwita Wibowo Tanisha P
17. Sarah Dwita Aprilia Sarah P
Kelas: VIII A
No. Nama Siswa Panggilan L/P
1. Adiva Aura Assyari Aura P
2. Alifia Rizqyka Fadhilah Syah Fia P
3. Daryl Moussa Utomo Daryl L
4. Defira Septianie Prabowo Fira P
5. Fadhilah Ahmad Ramadan Fadhil L
6. Farras Alifa Shabira Farras P
7. Georgia Giugno Ariani H. Oya P
8. Gita Fitria Ramadani Gita P
9. Jasmine Putri Rafifa Jasmine P
10. Kirana Viki Ramadita Dita P
11. Muhammad Ariq Kautsar Ariq L
12. Muhammad Athallaraja Aldiofano Suwandi Aldi L
13. Muhammad Figo Revano Figo L
14. Muhammad Rafi Darmawan Rafi L
15. Muhammad Raihan Agushar Rai L
16. Nafisah Fadhilah Rizki Icha P
17. Raisa Chairani Raisa P
18. R. Raka Muharam Soerianata Raka L
19. Reyhan Savero Gadzra Putra Savero L
20. Rizky Mulia Triyono Rizky L
21. Roro Asih Guminta Roro P
22. Shelintara Ikya Djauhari Selin P
23. Talitha Nabilla Uzlah Talitha P
24. Zulfikar Hasyim Fauzie Zulfie L
Kelas: VIII B
No. Nama Siswa Panggilan L/P
1. Adisya Alzahra Disya P
2. Adrian Dzulhi Pradana Adrian L
3. Allya Valdatara Absy Putri Tara P
4. Amanda Puteri Rozyanti Amanda P
5. Ananda Tsabita Fitriani Nanda P
6. Apsari Nisa Mumpuni Apsari P
7. Ardito Zahi Ruh Shollah Dito L
8. Bagus Atallarik Figo Figo L
9. Dara Khairunnisa Putri Artatama Dara P
10. Farrel Abyansyah Farrel L
11. Firaditha Nabawi Atqar Fira P
12. Lystia Kelila Ardiyanti Lila P
13. Muhammad Ahdani Himam Muta'ali Himam L
14. Muhammad Daffa Achsana Daffa L
15. Mohammad Farhan . S. A Farhan L
16. Muhammad Rafid Edi Putra Rafid L
17. Mutia Rahma Muhtadin Rara P
18. Nalndho Prifarel Rahmatdani Nando L
19. Raisah Amalia Ica P
20. Raisallam Bima Damaryanto Bima L
21. Raniya Rizqi Farhani Raniya P
22. Szeretra Veka Suftarama Rere P
23. Tiara Ninda Putri Putri P
Kelas: VIII C
No. Nama Siswa Panggilan L/P
1. Ahyani Bintang Saputra Bintang L
2. Alif Fata Fadhlillah Alif L
3. Astari Abyan Putri Byan P
4. Belinda Alifa Rahma Belinda P
5. Difla Azzahra Difla P
6. Dwi Chantyka Febriyanti Chika P
7. Fagan Rezka Azzadhiya Fagan P
8. Hafiez Muzakky Laguni Hafiez L
9. Halim Ornest Asriandy Putera Ornest L
10. Huuriyah La Thiffah Ervindra Thiffah P
11. Ilza Azhar Radya Ilza L
12. Ilham Apriadi Nugraha Ilham L
13. Ira Nur Widyanti Widi P
14. Kayla Vyandini Malaika Kayla P
15. Larasati Widya Putri Laras P
16. Muhammad Ridwan Ridwan L
17. Namira Nanda Azizah Namira P
18. Pratama Afilla Nugraha Tama L
19. Ratu Raniazahra Jonis Rania P
20. Risda Ahwalia Risda P
21. Salsa Ghassani Putri Salsa P
22. Viky Pahlevi Viky L
23. Widya Ramadhiani Dian P
Kelas: VIII D
No. Nama Siswa Panggilan L/P
1. Ahmad Farhan Putra Kusuma Farhan L
2. Amanda Permata Hati Rara P
3. Ananda Annissa Fitri Amarizky Nisa P
4. Annisa Salma Sabina Noni P
5. Anggit Dwi Laksita Anggit P
6. Andyka Poetra Irawan Dyka L
7. Devara Milleon Putra Devara L
8. Fauzan Alif Shafa Alif L
9. Indah Ayu Fadillah Ayu P
10. Kania Mutiawati Kania P
11. Linda Cantikha Farah Syifa Farah P
12. Muhammad Rafli Rafli L
13. M. Naufal Khalifardi Kurniawan Naufal L
14. Mustika Zulaikha Rifjanti Lala P
15. Nadya Firiza Salsabila Nadya P
16. Nur Rachman Adiwardana Rachman L
17. Rahesya Putera Syailendra Rahesya L
18. Raisa Syanifa Rasyid Sasa P
19. Sarah Ratu Annisa Sarah P
20. Shafa Annisa Febrianty Annisa P
21. Tatsa Aprilia Maharani M.P Tatsa P
22. Teuku Raja Rahmad Syah Dani Raja L
23. Zhafranuarry Bawafi Afran L
Kelas: IXA
No. Nama Siswa Panggilan L/P
1. Alifia Sekar Putri Lifi P
2. Aliya Zahra Aliya P
3. Annisa Azzahra Subroto Nisa P
4. Dhiariq Kemal Ardista Ariq L
5. Diajeng Nurulita Novriprasasti Diajeng P
6. Fauzan Naufal Ihsan Dhuha Naufal L
7. Jasmine Rosalinda Darwis Jessie P
8. Mahira Najwa Ghaisani Irsan Mahira P
9. Mirabel Winasis Cathy P
10. Muhammad Fiqih Feraldin Fiqih L
11. Muhammad Isa Ananta Isa L
12. Muhammad Ilham Arsyad Ilham L
13. Muhammad Radityo Ariabimo Bimo L
14. Muhammad Rizqi Kurnia Khalik Rizqi L
15. Muhammad Rifqi Zulfikar Ici L
16. Natasya Widya Utomo Putri Tasya P
17. Rania Saraswati Wijayakusumah Rania P
18. Shania Amalia Putri Shania P
19. Shania Dzakiyyah Muis Shania P
Kelas: IXB
No. Nama Siswa Panggilan L/P
1. Alifa Thesa Salsabila Alifa P
2. Athaya Zahra Harzana Aya P
3. Bagy Arya Sadewo Agi L
4. Dea Eka Herdiani Dea P
5. Dinda Salsabila Afifah Dinda P
6. Faisal Fachri Faisal L
7. Jessica Rahma Lisetiani Jessica P
8. Muhammad Abrar Fadholi Abrar L
9. Muhammad Hilmy Hilmy L
10. Muhammad Mafaza Alfarisi Mafaza L
11. Monica Juliet Monica P
12. Raden Rasyha Larasati Lala P
13. Risnia Gita Anjani Ocid P
14. Satria Pambudi Martiniyantoro Pempi L
15. Sabrina Tatyana Musa Sabrina P
16. Sabrina Yuliana Noer Seby P
17. Shinta Maharani Shinta P
18. Syarafina Alsa Merinda Alsa P
19. Tafarrel Firhannoza Farrel L
Kelas: IXC
No. Nama Siswa Panggilan L/P
1. Adinda Prihatiningsih Adinda P
2. Ahmad Naufal Guthni Russaputro Naufal L
3. Ariane Aretha Indraeni Putri Arin P
4. Arsyadi Ahsan Tatan L
5. Aulia Diba Putri Lia P
6. Devaghani Naufal Abang L
7. Fiona Putri Noor Amalia Nona P
8. Jellita Indu Kumala Jellita P
9. Khairunnisa Faza Nisrina Faza P
10. Kurniawan Ananda Johari Nanda L
11. Kyla Rahma Imanina Kyla P
12. Maydira Chairana Atiningtyas Tyas P
13. Muhammad Akbar Husaini Akbar L
14. Muhammad Fauzie Ramadhan Fauzi L
15. Muhammad Engga Pariatna Engga L
16. Nur Rahmah Sari Ama P
17. Salzya Putri Nabila Salzya P
18. Sekar Fattima Dhaneswari Dhanes P
Lampiran 2
Validitas Soal Penelitian
SMP Al - Zahra Indonesia Tahun Pelajaran 2014-2015
Jln. Vila Dago Bouevard Blok G Vila Dago, Pamulang, Tanggerang selatan Banten 1541
________________________________________________________________________________________
Nama: Kelas: Hari / Tanggal:
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling
tepat!
1. Puasa dalam bahasa Arab adalah. . . .
a. القوم c. الذكر
b. العلن d. لصوم
2. Arti puasa secara bahasa adalah. . . .
a. Menarik c. Menekan
b. Mencegah d. Menahan
3. Menahan diri dari segala yang Membatalkan mulai dari terbit fajarsampai
terbenam matahari adalah pengertian dari. . . .
a. Sholat c. Zakat
b. Islam d. Puasa
ي .4 ام كوا كتب على الذيي هي قبلكن لعلكن تتقوى ياايهالذيي اهنوا كتب عليكن الص
Ayat di atas menjelaskan tentang. . . .
a. Dasar tentang zakat c. Dasar tentang sholat
b. Dasar tentang iman d. Dasar tentang puasa
5. Perintah diwajibkannya puasa terdapat dalam Qur’an surat. . . .
a. Q.S Al-Maidah ayat182 c. Q.S Al-Maidah ayat183
b. Q.S Al-baqarah ayat 182 d. Q.S Al-baqarah ayat 183
6. puasa yang harus dilaksanakan oleh orang islam yang sudah memenuhi
syarat, hukumnya adalah. . . .
a. Sunnah c. Makruh
b. Haram d. Wajib
7. Berikut ini yang bukan ternasuk puasa wajib adalah. . . .
a. Puasa Ramadhan c. Puasa kifarat
b. Puasa nazar d. Puasa Arafah
8. Cara menentukan awal dan akhir Ramadhan salah satunya yaitu dengan
melihat bulan sabit dengan mata kepala di sebut. . . .
a. Hisab c. Istikmal
b. Istikharah d. Ru’yatul hillal
9. Berikut ini adalah orang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan tidak
perlu menggantinya dengan berpuasa dilain hari, tetapi cukup hanya
membayar fidyah, yaitu. .
a. Musafir c. Orang tua
b. Mu’alaf d. Orang sakit
10. Puasa yang dilakukan karena suatu janji hukumnya adalah. . . .
a. Haram c. Sunnah
b. Mubah d. Wajib
11. Puasa yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak
berdosa disebut puasa….
a. Wajib c. Haram
b. Makruh d. Sunnah
12. Puasa syawal dikerjakan selama. . .hari.
a. 5 c. 8
b. 7 d. 6
13. Puasa Arafah dikerjakan pada tanggal . . . zulhijah.
a. 6 c. 7
b. 8 d. 9
14. Puasa sunnah yang paling utama adalah. . . .
a. Puasa senin & kamis c. Puasa daud
b. Puasa syawal d. Puasa Arafah
15. Puasa sunnah yang pahalanya seperti puasa sepanjang masa adalah. . . .
a. Puasa senin & kamis c. Puasa daud
b. Puasa syawal d. Puasa Asy-syura
16. Puasa Arfah makruh dilakukan bagi. . . .
a. Setiap muslim c. Laki-laki
b. Perempuan d. Orang yang pergi haji
17. Puasa yang tidak boleh dikerjakan adalah puasa. . . .
a. Wajib c. Sunnah
b. Makruh d. Haram
18. Puasa yang dilakukan pada hari tasyri’ hukumnya adalah. . . .
a. Wajib c. Sunnah
b. Makruh d. Haram
19. Hari tasyri’ jatuh pada tanggal. . . .
a. 10, 11, 12 zulhijah c. 10, 12, 13 Zulhijjah
b. 12, 13,14 Zulhijjah d. 11, 12, 13 Zuljjiah
20. Berikut yang bukan termasuk puasa makruh adalah. . . .
a. Puasa sunnah pada akhir bulan sya’ban
b. Puasa yang di khususkan pada hari jum’at
c. Puasa yang dilakukan sepanjang masa
d. Puasa pada hari senin dan kamis
21. Rizki melaksanakan puasa sehari semalam tidak makan dan tidak minum.
Puasa yang dilakukan rizki dalam islam hukumnya adalah. . . .
a. Wajib c. Sunnah
b. Mharam d. Makruh
22. Untuk menapatkan amalan sunnah dibulan ramadhan, kita harus mwlakukan.
. . .
a. Niat c. Berkumur-kumur
b. Bersiwak d. Tadarus
23. Farhan melakukan puasa untuk memenuhi janjinya selama tiga hari. Puasa
yang dilakukan oleh farhan adalah puasa. . . .
a. Ramadhan c. Sunnah
b. Kifarat d. Nazar
24. Apabila dalam menentukan awal dan akhir Ramadhan, maka sikap kita
sebaiknya adalah….
a. Melaksanakan kehendak
b. Menjadikan musuh bagi setiap yang berbeda pendapat
c. Tidak perduli dengan perbedaan itu
d. Menerima dan menghargai perbedaan yang terjadi
25. Al-Qur’an diturunkan pada bulan. . . .
a. Syawal c. Zulhijjah
b. Muharram d. Ramadhan
26. Puasa termasuk kedalam ibadaah yang. . .
a. Syi’ar c. Biasa
b. Wajib d. Syiri
27. Belajar disiplin waktu termasuk kedalam salah satu . . . .puasa
a. Syarat c. Rukun
b. Sunnah d. Hikmah
28. Saat berbuka puasa Allah melarang kita untuk makan berlebihan, alasannya
yaitu. . . .
a. Hemat c. Menjaga kesahtan
b. Rakus d. Ibadah
29. Di bawah ini adalah hikmah puasa, kecuali. . . .
a. Menjadi orang kaya c. Sabar
b. Saling berbagi d. Berhemat
30. Puasa yang tidak boleh dikerjakan adalah puasa. . . .
a. Senin kamis c. 1 syawal
b. Daud d. 10 Muharam
SKOR DATA DIBOBOT
=================
Jumlah Subyek = 20
Butir soal = 30
Bobot utk jwban benar = 1
Bobot utk jwban salah = 0
Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah)
Nama berkas: E:\SEMESTER 9\SEKRIPSI SEPTIA RAHAYU\ANATESV4\FIQIH VALIDITAS IX.ANA
No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1 3 Ariane 29 1 0 29 29
2 13 Kyala 28 2 0 28 28
3 5 Aulia 27 3 0 27 27
4 17 Rahmah 26 4 0 26 26
5 15 Natasya 25 5 0 25 25
6 16 Naufal 25 5 0 25 25
7 19 Sekar 25 5 0 25 25
8 9 Fauzie 23 7 0 23 23
9 12 Khairu... 23 7 0 23 23
10 18 Salzya 23 7 0 23 23
11 7 Devaghani 22 8 0 22 22
12 11 Jelita 22 8 0 22 22
13 8 Engga 21 9 0 21 21
14 20 Shania 20 10 0 20 20
15 14 Maydira 19 11 0 19 19
16 1 Adinda 16 14 0 16 16
17 10 Fiona 15 15 0 15 15
18 2 Akbar 14 16 0 14 14
19 4 Arsyadi 13 17 0 13 13
20 6 Bimo 13 17 0 13 13
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 21.45
Simpang Baku= 5.00
KorelasiXY= 0.78
Reliabilitas Tes= 0.87
Nama berkas: E:\SEMESTER 9\SEKRIPSI SEPTIA RAHAYU\ANATESV4\FIQIH VALIDITAS IX.ANA
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 3 Ariane 15 14 29
2 13 Kyala 14 14 28
3 5 Aulia 14 13 27
4 17 Rahmah 12 14 26
5 15 Natasya 13 12 25
6 16 Naufal 13 12 25
7 19 Sekar 11 14 25
8 9 Fauzie 12 11 23
9 12 Khairunnisa 11 12 23
10 18 Salzya 11 12 23
11 7 Devaghani 12 10 22
12 11 Jelita 10 12 22
13 8 Engga 10 11 21
14 20 Shania 10 10 20
15 14 Maydira 9 10 19
16 1 Adinda 10 6 16
17 10 Fiona 6 9 15
18 2 Akbar 6 8 14
19 4 Arsyadi 6 7 13
20 6 Bimo 7 6 13
KELOMPOK UNGGUL & ASOR
======================
Kelompok Unggul
Nama berkas: E:\SEMESTER 9\SEKRIPSI SEPTIA RAHAYU\ANATESV4\FIQIH VALIDITAS IX.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 3 Ariane 29 1 1 1 1 1 1 1
2 13 Kyala 28 1 1 1 1 1 1 1
3 5 Aulia 27 1 - 1 1 - 1 1
4 17 Rahmah 26 1 1 1 1 1 1 1
5 15 Natasya 25 1 1 1 1 - 1 1
Jml Jwb Benar 5 4 5 5 3 5 5
8 9 10 11 12 13 14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 3 Ariane 29 1 1 1 1 1 1 1
2 13 Kyala 28 1 1 1 - 1 1 1
3 5 Aulia 27 1 1 1 1 1 1 1
4 17 Rahmah 26 1 - - 1 1 1 1
5 15 Natasya 25 - 1 - 1 1 1 1
Jml Jwb Benar 4 4 3 4 5 5 5
15 16 17 18 19 20 21
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21
1 3 Ariane 29 1 1 1 1 1 1 1
2 13 Kyala 28 1 1 1 1 1 1 1
3 5 Aulia 27 1 1 1 1 1 - 1
4 17 Rahmah 26 - 1 1 1 1 1 -
5 15 Natasya 25 1 1 1 1 1 1 -
Jml Jwb Benar 4 5 5 5 5 4 3
22 23 24 25 26 27 28
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28
1 3 Ariane 29 1 1 1 1 - 1 1
2 13 Kyala 28 1 1 1 1 - 1 1
3 5 Aulia 27 1 1 1 1 1 1 1
4 17 Rahmah 26 1 1 1 1 1 1 1
5 15 Natasya 25 1 1 - 1 1 1 1
Jml Jwb Benar 5 5 4 5 3 5 5
29 30
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30
1 3 Ariane 29 1 1
2 13 Kyala 28 1 1
3 5 Aulia 27 1 1
4 17 Rahmah 26 1 1
5 15 Natasya 25 1 1
Jml Jwb Benar 5 5
Kelompok Asor
Nama berkas: E:\SEMESTER 9\SEKRIPSI SEPTIA RAHAYU\ANATESV4\FIQIH VALIDITAS IX.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 1 Adinda 16 1 1 1 1 - - 1
2 10 Fiona 15 - - - 1 - 1 1
3 2 Akbar 14 1 - - - - 1 1
4 4 Arsyadi 13 1 1 - 1 - - 1
5 6 Bimo 13 - - - 1 - 1 1
Jml Jwb Benar 3 2 1 4 0 3 5
8 9 10 11 12 13 14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 1 Adinda 16 - 1 1 - - 1 -
2 10 Fiona 15 1 1 1 - 1 1 1
3 2 Akbar 14 1 1 1 - - - -
4 4 Arsyadi 13 - 1 1 - - - 1
5 6 Bimo 13 - 1 1 1 - - 1
Jml Jwb Benar 2 5 5 1 1 2 3
15 16 17 18 19 20 21
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21
1 1 Adinda 16 - - - 1 1 - 1
2 10 Fiona 15 - - - - - - 1
3 2 Akbar 14 1 1 1 - - 1 -
4 4 Arsyadi 13 - - 1 - - - -
5 6 Bimo 13 1 1 1 - - - -
Jml Jwb Benar 2 2 3 1 1 1 2
22 23 24 25 26 27 28
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28
1 1 Adinda 16 - 1 1 1 1 - -
2 10 Fiona 15 1 - 1 1 1 1 -
3 2 Akbar 14 1 - - - - 1 1
4 4 Arsyadi 13 1 - 1 1 - 1 -
5 6 Bimo 13 - 1 1 1 - - -
Jml Jwb Benar 3 2 4 4 2 3 1
29 30
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30
1 1 Adinda 16 1 -
2 10 Fiona 15 - -
3 2 Akbar 14 - 1
4 4 Arsyadi 13 - 1
5 6 Bimo 13 - -
Jml Jwb Benar 1 2
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 20
Klp atas/bawah(n)= 5
Butir Soal= 30
Nama berkas: E:\SEMESTER 9\SEKRIPSI SEPTIA RAHAYU\ANATESV4\FIQIH VALIDITAS IX.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1 1 5 3 2 40.00
2 2 4 2 2 40.00
3 3 5 1 4 80.00
4 4 5 4 1 20.00
5 5 3 0 3 60.00
6 6 5 3 2 40.00
7 7 5 5 0 0.00
8 8 4 2 2 40.00
9 9 4 5 -1 -20.00
10 10 3 5 -2 -40.00
11 11 4 1 3 60.00
12 12 5 1 4 80.00
13 13 5 2 3 60.00
14 14 5 3 2 40.00
15 15 4 2 2 40.00
16 16 5 2 3 60.00
17 17 5 3 2 40.00
18 18 5 1 4 80.00
19 19 5 1 4 80.00
20 20 4 1 3 60.00
21 21 3 2 1 20.00
22 22 5 3 2 40.00
23 23 5 2 3 60.00
24 24 4 4 0 0.00
25 25 5 4 1 20.00
26 26 3 2 1 20.00
27 27 5 3 2 40.00
28 28 5 1 4 80.00
29 29 5 1 4 80.00
30 30 5 2 3 60.00
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 20
Butir Soal= 30
Nama berkas: E:\SEMESTER 9\SEKRIPSI SEPTIA RAHAYU\ANATESV4\FIQIH VALIDITAS IX.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 17 85.00 Mudah
2 2 11 55.00 Sedang
3 3 11 55.00 Sedang
4 4 18 90.00 Sangat Mudah
5 5 6 30.00 Sukar
6 6 16 80.00 Mudah
7 7 19 95.00 Sangat Mudah
8 8 14 70.00 Sedang
9 9 13 65.00 Sedang
10 10 17 85.00 Mudah
11 11 12 60.00 Sedang
12 12 12 60.00 Sedang
13 13 14 70.00 Sedang
14 14 18 90.00 Sangat Mudah
15 15 14 70.00 Sedang
16 16 15 75.00 Mudah
17 17 17 85.00 Mudah
18 18 12 60.00 Sedang
19 19 11 55.00 Sedang
20 20 11 55.00 Sedang
21 21 12 60.00 Sedang
22 22 16 80.00 Mudah
23 23 16 80.00 Mudah
24 24 17 85.00 Mudah
25 25 19 95.00 Sangat Mudah
26 26 10 50.00 Sedang
27 27 17 85.00 Mudah
28 28 15 75.00 Mudah
29 29 14 70.00 Sedang
30 30 15 75.00 Mudah
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
=================================
Jumlah Subyek= 20
Butir Soal= 30
Nama berkas: E:\SEMESTER 9\SEKRIPSI SEPTIA RAHAYU\ANATESV4\FIQIH VALIDITAS IX.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0.470 Sangat Signifikan
2 2 0.352 Signifikan
3 3 0.558 Sangat Signifikan
4 4 0.202 -
5 5 0.499 Sangat Signifikan
6 6 0.380 Signifikan
7 7 0.068 -
8 8 0.441 Signifikan
9 9 -0.169 -
10 10 -0.277 -
11 11 0.410 Signifikan
12 12 0.578 Sangat Signifikan
13 13 0.553 Sangat Signifikan
14 14 0.441 Signifikan
15 15 0.262 -
16 16 0.385 Signifikan
17 17 0.326 -
18 18 0.662 Sangat Signifikan
19 19 0.640 Sangat Signifikan
20 20 0.496 Sangat Signifikan
21 21 0.285 -
22 22 0.354 Signifikan
23 23 0.534 Sangat Signifikan
24 24 0.068 -
25 25 0.351 Signifikan
26 26 0.113 -
27 27 0.441 Signifikan
28 28 0.646 Sangat Signifikan
29 29 0.665 Sangat Signifikan
30 30 0.504 Sangat Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH
=================
Jumlah Subyek= 20
Butir Soal= 30
Nama berkas: E:\SEMESTER 9\SEKRIPSI SEPTIA RAHAYU\ANATESV4\FIQIH VALIDITAS IX.ANA
No Butir Baru No Butir Asli a b c d *
1 1 1++ 1++ 1++ 17** 0
2 2 2+ 3++ 4+ 11** 0
3 3 4+ 2+ 3++ 11** 0
4 4 1+ 0-- 1+ 18** 0
5 5 3+ 6+ 5++ 6** 0
6 6 1+ 2+ 1+ 16** 0
7 7 1--- 0-- 0-- 19** 0
8 8 2++ 3+ 1- 14** 0
9 9 4- 3+ 0-- 13** 0
10 10 1++ 2-- 0-- 17** 0
11 11 7--- 1- 0-- 12** 0
12 12 1- 3++ 4+ 12** 0
13 13 2++ 2++ 2++ 14** 0
14 14 1+ 0-- 1+ 18** 0
15 15 5--- 0-- 1- 14** 0
16 16 2++ 2++ 1+ 15** 0
17 17 1++ 1++ 1++ 17** 0
18 18 1- 3++ 4+ 12** 0
19 19 3++ 4+ 2+ 11** 0
20 20 2+ 0-- 7--- 11** 0
21 21 0-- 5-- 3++ 12** 0
22 22 0-- 4--- 0-- 16** 0
23 23 1+ 2+ 1+ 16** 0
24 24 0-- 1++ 2-- 17** 0
25 25 0-- 0-- 1--- 19** 0
26 26 1- 6-- 3++ 10** 0
27 27 1++ 1++ 1++ 17** 0
28 28 3-- 1+ 1+ 15** 0
29 29 2++ 2++ 2++ 14** 0
30 30 1+ 2++ 2++ 15** 0
Keterangan:
** : Kunci Jawaban
++ : Sangat Baik
+ : Baik
- : Kurang Baik
-- : Buruk
---: Sangat Buruk
REKAP ANALISIS BUTIR
=====================
Rata2= 21.45
Simpang Baku= 5.00
KorelasiXY= 0.78
Reliabilitas Tes= 0.87
Butir Soal= 30
Jumlah Subyek= 20
Nama berkas: E:\SEMESTER 9\SEKRIPSI SEPTIA RAHAYU\ANATESV4\FIQIH VALIDITAS IX.ANA
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1 40.00 Mudah 0.470 Sangat Signifikan
2 2 40.00 Sedang 0.352 Signifikan
3 3 80.00 Sedang 0.558 Sangat Signifikan
4 4 20.00 Sangat Mudah 0.202 -
5 5 60.00 Sukar 0.499 Sangat Signifikan
6 6 40.00 Mudah 0.380 Signifikan
7 7 0.00 Sangat Mudah 0.068 -
8 8 40.00 Sedang 0.441 Signifikan
9 9 -20.00 Sedang -0.169 -
10 10 -40.00 Mudah -0.277 -
11 11 60.00 Sedang 0.410 Signifikan
12 12 80.00 Sedang 0.578 Sangat Signifikan
13 13 60.00 Sedang 0.553 Sangat Signifikan
14 14 40.00 Sangat Mudah 0.441 Signifikan
15 15 40.00 Sedang 0.262 -
16 16 60.00 Mudah 0.385 Signifikan
17 17 40.00 Mudah 0.326 -
18 18 80.00 Sedang 0.662 Sangat Signifikan
19 19 80.00 Sedang 0.640 Sangat Signifikan
20 20 60.00 Sedang 0.496 Sangat Signifikan
21 21 20.00 Sedang 0.285 -
22 22 40.00 Mudah 0.354 Signifikan
23 23 60.00 Mudah 0.534 Sangat Signifikan
24 24 0.00 Mudah 0.068 -
25 25 20.00 Sangat Mudah 0.351 Signifikan
26 26 20.00 Sedang 0.113 -
27 27 40.00 Mudah 0.441 Signifikan
28 28 80.00 Mudah 0.646 Sangat Signifikan
29 29 80.00 Sedang 0.665 Sangat Signifikan
30 30 60.00 Mudah 0.504 Sangat Signifikan
Lampiran 3
Kisi-Kisi Instrumen Test
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator Materi Soal Kunci
1. Kemampuan
memahami tata
cara puasa
1.1 Menjelaskan
macam-macam
puasa
1.1.1 Menyebutkan
macam-macam
puasa
Menjelaskan
macam-macam
puasa
1. Puasa dalam bahasa Arab adalah. . . .
a. القوم c. الذكر
b. العلن d. لصوم
D
2. Arti puasa secara bahasa adalah. . . .
a. Menarik c. Menekan
b. Mencegah d. Menahan
D
4. Perintah diwajibkannya puasa terdapat dalam Qur’an surat.
. . .
a. Q.S Al-Maidah ayat18
b. Q.S Al-baqarah ayat 183
c. Q.S Al-Maidah ayat183
d. Q.S Al-baqarah ayat 182
A
10. Berikut ini yang bukan ternasuk puasa wajib adalah. . . .
a. Puasa Ramadhan c. Puasa kifarat A
b. Puasa nazar d. Puasa Arafah
11. Puasa Arfah makruh dilakukan bagi. . . .
a. Setiap muslim c. Laki-laki
b. Perempuan d. Orang yang pergi haji
B
16. Puasa yang tidak boleh dikerjakan adalah puasa. . . .
a. Wajib c. Haram
b. Makruh d. Sunnah
C
1.1.2 Menyebutkan
waktu-waktu yang
diharamkan
berpuasa
Menjelaskan
macam-macam
puasa
5. Berikut ini yang bukan ternasuk puasa wajib adalah. . . .
a. Puasa Ramadhan c. Puasa kifarat
b. Puasa nazar d. Puasa Arafah
D
6. Cara menentukan awal dan akhir Ramadhan salah satunya
yaitu dengan melihat bulan sabit dengan mata kepala di
sebut. . . .
a. Ru’yatul hillal c. Istikmal
b. Istikharah d. Hisab
D
7. Puasa yang dilakukan karena suatu janji hukumnya adalah.
. . . B
a. Haram c. Sunnah
b. Mubah d. Wajib
12. Berikut yang bukan termasuk puasa makruh adalah. . . .
a. Puasa sunnah pada akhir bulan sya’ban
b. Puasa yang di khususkan pada hari jum’at
c. Puasa yang dilakukan sepanjang masa
d. Puasa pada hari senin dan kamis
A
17. Puasa yang tidak boleh dikerjakan adalah puasa. . . .
c. Wajib c. Haram
d. Makruh d. Sunnah
A
1.1.3 Menjelaskan
orang yang
diperbolehkan
untuk berpuasa
Menjelaskan
macam-macam
puasa
3 .Berikut ini adalah orang yang diperbolehkan untuk tidak
berpuasa dan tidak perlu menggantinya dengan berpuasa
dilain hari, tetapi cukup hanya membayar fidyah, yaitu. .
a. Musafir c. Orang tua
b. Mu’alaf d. Orang sakit
C
9. puasa yang harus dilaksanakan oleh orang islam yang sudah
memenuhi syarat, hukumnya adalah. . . .
a. Sunnah c. Makruh
B
b. Haram d. Wajib
13. puasa yang harus dilaksanakan oleh orang islam yang
sudah memenuhi syarat, hukumnya adalah. . . .
a. Sunnah c. Makruh
b. Haram d. Wajib
B
15. Rizki melaksanakan puasa sehari semalam tidak makan
dan tidak minum. Puasa yang dilakukan rizki dalam
islam hukumnya adalah. . . .
a. Wajib c. Sunnah
b. Mharam d. Makruh
A
19. Puasa Arafah dikerjakan pada tanggal . . . zulhijah.
a. 6 c. 7
b. 8 d. 9
A
1.1.4 Menyebutkan
hikmah berpuasa
Menjelaskan
macam-macam
puasa
8 Saat berbuka puasa Allah melarang kita untuk makan
berlebihan, alasannya yaitu. . .
a. Hamat c. Menjaga kesahatan
b. Pelit d. Tamak
C
14. Di bawah ini adalah hikmah puasa, kecuali.. . . .
a. Menjadi lemas c. Tidur menjadi ibadah
b. Saling berbagi d. Sabar
A
18. Apabila dalam menentukan awal dan akhir Ramadhan,
maka sikap kita sebaiknya adalah….
a. Melaksanakan kehendak
b. Menjadikan musuh bagi setiap yang berbeda
pendapat
c. Tidak perduli dengan perbedaan itu
d. Menerima dan menghargai perbedaan yang terjadi
B
20. Belajar disiplin waktu termasuk kedalam salah satu . . .
.puasa
a. Syarat c. Hikmah
b. Sunnah d. Rukun
C
Jumlah 20
Lampiran 4
Soal Pre-Test dan Post-Test
SMP Al - Zahra Indonesia Tahun Pelajaran 2013-2014
Jln. Vila Dago Bouevard Blok G Vila Dago, Pamulang, Tanggerang selatan Banten 1541
________________________________________________________________________________
Nama: Kelas: Hari / Tanggal:
Berilah tanda silang ( x ) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!
1. Puasa dalam bahasa Arab adalah. . . .
a. القوم c. الذكر
b. العلن d. لصوم
2. Arti puasa secara bahasa adalah. . . .
a. Menarik c. Menekan
b. Mencegah d. Menahan
3. Berikut ini adalah orang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan tidak
perlu menggantinya dengan berpuasa dilain hari, tetapi cukup hanya
membayar fidyah, yaitu. .
a. Musafir c. Orang tua
b. Mu’alaf d. Orang sakit
4. Perintah diwajibkannya puasa terdapat dalam Qur’an surat. . . .
a. Q.S Al-Maidah ayat182 c. Q.S Al-Maidah ayat183
b. Q.S Al-baqarah ayat 183 d. Q.S Al-baqarah ayat 182
5. Berikut ini yang bukan ternasuk puasa wajib adalah. . . .
a. Puasa Ramadhan c. Puasa kifarat
b. Puasa nazar d. Puasa Arafah
6. Cara menentukan awal dan akhir Ramadhan salah satunya yaitu dengan melihat
bulan sabit dengan mata kepala di sebut. . . .
a. Ru’yatul hillal c. Istikmal
b. Istikharah d. Hisab
7. Puasa yang dilakukan karena suatu janji hukumnya adalah. . . .
a. Haram c. Sunnah
b. Mubah d. Wajib
8. Saat berbuka puasa Allah melarang kita untuk makan berlebihan, alasannya yaitu. . .
a. Hamat c. Menjaga kesahatan
b. Pelit d. Tamak
9. puasa yang harus dilaksanakan oleh orang islam yang sudah memenuhi
syarat, hukumnya adalah. . . .
a. Sunnah c. Makruh
b. Haram d. Wajib
10. Berikut ini yang bukan ternasuk puasa wajib adalah. . . .
a. Puasa Ramadhan c. Puasa kifarat
b. Puasa nazar d. Puasa Arafah
11. Puasa Arfah makruh dilakukan bagi. . . .
a. Setiap muslim c. Laki-laki
b. Perempuan d. Orang yang pergi haji
12. Berikut yang bukan termasuk puasa makruh adalah. . . .
a. Puasa sunnah pada akhir bulan sya’ban
b. Puasa yang di khususkan pada hari jum’at
c. Puasa yang dilakukan sepanjang masa
d. Puasa pada hari senin dan kamis
13. puasa yang harus dilaksanakan oleh orang islam yang sudah memenuhi
syarat, hukumnya adalah. . . .
a. Sunnah c. Makruh
b. Haram d. Wajib
14. Di bawah ini adalah hikmah puasa, kecuali.. . . .
a. Menjadi lemas c. Tidur menjadi ibadah
b. Saling berbagi d. Sabar
15. Rizki melaksanakan puasa sehari semalam tidak makan dan tidak minum.
Puasa yang dilakukan rizki dalam islam hukumnya adalah. . . .
a. Wajib c. Sunnah
b. Mharam d. Makruh
16. Puasa yang tidak boleh dikerjakan adalah puasa. . . .
a. Wajib c. Haram
b. Makruh d. Sunnah
17. Puasa yang dilakukan pada hari tasyri’ hukumnya adalah. . . .
a. Wajib c. Sunnah
b. Makruh d. Haram
18. Apabila dalam menentukan awal dan akhir Ramadhan, maka sikap kita
sebaiknya adalah….
a. Melaksanakan kehendak
b. Menjadikan musuh bagi setiap yang berbeda pendapat
c. Tidak perduli dengan perbedaan itu
d. Menerima dan menghargai perbedaan yang terjadi
19. Puasa Arafah dikerjakan pada tanggal . . . zulhijah.
a. 6 c. 7
b. 8 d. 9
20. Belajar disiplin waktu termasuk kedalam salah satu . . . .puasa
a. Syarat c. Hikmah
b. Sunnah d. Rukun
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP Al-Zahra Indonesia
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : VIII (8) C
Pertemuan ke : 6
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Standar Kompetensi : 2. Kemampuan Memahami Tata Cara Puasa
A. Kompetensi Dasar
2.1 Menjelaskan macam-macam puasa
B. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran
2.1.1 Menjelasankan macam-mcam puasa
2.1.2 Menyebutkan waktu-waktu yang diharamkan berpuasa
2.1.3 Mejelaskan orang-oyang yang diperbolehkan untuk berpuasa
2.1.4 Menyebutkan hikmah berpuasa
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan macam-mcam puasa
2. Siswa mampu menyebutkan waktu-waktu yang diharamkan berpuasa
3. Siswa mampu menjelaskan orang-oyang yang diperbolehkan untuk
berpuasa
4. Siswa mampu Menyebutkan hikmah berpuasa
D. Materi Pembelajaran
1. Materi pokok (terlampir)
Menjelaskan Macam-Macam Puasa
2. Uraian Materi
a. Macam-mcam puasa
b. Waktu-waktu yang diharamkan berpuasa
c. Orang-oyang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa
d. Hikmah berpuasa
E. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Numbered Head Thogether
F. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan (15 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
1. Mengucapkan salam.
2. Berdo’a sebelum memulai
pelajaran.
3. Guru memberikan ice
breaking
4. Membagikan name take
kepada siswa
5. Menjelaskan tujuan
pembelajaran yang hendak
dicapai secara singkat.
6. Membagikan soal Pre-test
1. Menjawab salam
2. Berdo’a sebelum memulai
pelajaran.
3. Siswa mwngikuti intruksi yang
diberikan oleh guru
4. Siswa menulis nama pada
kertas yang telah di bagikan
oleh guru
5. Mendengarakan dengan baik
penjelasan tujuan yang
dipaparkan oleh guru.
6. Mengerjakan soal Pre-test
Religuitas
Disiplin
Etika
Percaya Diri
Jujur
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
2.1 Eksplorasi (10 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
1. Membagi menjadi
beberapa kelompok dan
membagi nomor pada
setiap siswa.
2. Memberikan sedikit
stimulun kepada siswa
tentang materi yang akan
di sampaikan
3. Menyampaikkan materi.
1. Menerima nomor yang
diberikan dan mengikuti
instruksi
2. Merespon stimulun yang
diberikan oleh guru tentang
materi yang akan di sampaikan
3. Memperhatiakan materi yang
disampaikan.
Kritis
Cermat
Teliti
Focus
Jujur
Tanggap
Kerjasama
Tanggung
jawab
2.2 Elaborasi (30 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
1. Menjelaskan prosedur
yang akan digunakan
2. Memberikan pertanyaan
pada setiap kelompok.
3. Memanggil nomor setiap
kelompok untuk menjawab
pertanyaan.
4. Menyimpulkan dan
berkeliling menyampaikan
hasil diskusi.
1. Mendengarkan dengan baik
intruksi yang diberikan oleh
guru.
2. Mendiskusikan pertanyaan
yang diberikan.
3. Bagi nomor yang sudah
ditunjuk maka akan menjawab
pertanyaan
4. Membuat kesimpulan hasil
diskusi pada kertas HPS yang
sudah disediakan.
Kejujuran
Cermat
Teliti
Percaya Diri
Tanggap
Kreatif
2.3 Konfirmasi (10 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
1. Memberikan kesempatan
kepada siswa yang belum
mengerti dan memahami
materi untuk bertanya.
2. Menjawab pertanyaan
siswa dengan jelas.
1. Bertanya kepada guru tentang
hal-hal yang belum dipahami
dari materi yang diajarkan.
2. Mendengarkan dengan baik
jawaban dari pertanyaan yang
diajukan.
Keberanian
Percaya Diri
Kejujuran
3. Penutup (15 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
1. Memberikan soal Post-test
2. Mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan
berdo’a.
3. Mengucapkan salam.
1. Mengerjakan soal Post-test
2. Mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan do’a.
3. Menjawab salam.
Disiplin
jujur
Religuitas
4. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat dan Media
a. Name take
b. Kertas nomor
c. White Board
2. Sumber
a. Buku teks siswa.
b. Lembar kerja siswa.
c. Pengalaman siswa.
5. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Nomor Soal Scoring
1. Menjelakan
macam-mcam
puasa.
1. Pre-test awal
pembelajaran
2. Post-test
Akhir
pembelajaran
PG 1, 2, 4, 10, 11,
16 5
2. Menyebutkan
waktu-waktu yang
diharamkan
berpuasa.
1. Pre-test awal
pembelajaran
2. Post-test
Akhir
pembelajaran
PG 5, 6, 7, 12, 17 5
3. Mejelaskan orang
orang yang
diperbolehkan
untuk tidak
berpuasa.
1. Pre-test awal
pembelajaran
2. Post-test
Akhir
pembelajaran
PG 3, 9 ,19, 13, 15 5
4. Menyebutkan
hikmah berpuasa
1. Pre-test awal
pembelajaran
2. Post-test
Akhir
pembelajaran
PG 8, 4, 18, 20 5
Jumlah 20 100
6. Kunci Jawaban
Nomor Jawaban
Nomor Jawaban
1. D 11. B
2. D 12. A
3. C 13. A
4. A 14. A
5. D 15. B
6. D 16. C
7. B 17. A
8. C 18. C
9. B 19. A
10. A 20. C
Pamulang, 20 Maret 2014
Mengetahui,
Guru Fiqih Peneliti
Kamil Arifin, M.Pd Septia Rahayu
Materi
MACAM-MACAM PUASA
A. Puasa Wajib
Puasa wajib adalah puasa yang dilakukan pada waktu-waktu tertentudan
dengan alasan-alasan tertentu, sehingga puasa itu menjadi wajib.
1. Puasa Ramadhan
Kata ramadhan berasal dari kata رمـضـا ن yang artinya pembakaran.
Sedangkan menurut istilah yaitu puasa yang wajib dilakukan setiap muslim
sebulan penuh pada bulan kesembilan hijriah.
Allah berfirman dalam Q.S al-Baqarah
. . .
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. . . “
Adapun hokum puasa ramadhan adalah wajib. Artinya apabila tidak
melaksanakan maka akan mendapatkan dosa dan apabila melaksanaakan
maka akaan mendapatkan pahala.
a. Dasar hukum puasa ramadhan adalah Q.S Al-Baqarah :185
. . .
Artinya : “ Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat
tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan
itu. . . “
b. Ketentuan puasa ramadhan
Ketentuan-ketentuan orang yang diperbolehkan untuk meninggalkan
ibadah adalah sebagai berikut :
1) Dalam keadaan sakit
2) Musafir (dalam perjalanan jauh)
3) Usia yang tidak memungkinkan untuk berpuasa
4) Haid atau nifas
5) Ibu yang sedang menyusui atau hamil
c. Niat puasa ramadhan
مضـان ىذه السنةاللو تعالىصوم غدان اداءفزض شيـزر نويت
Artinya : “ aku niat berpuasa esok hari menunaikan kewajiban dibulan
Ramadhan pada tahun ini karna Allah ta’ala.”
2. Puasa Nazar
Puasa nazar adalah sebuah janji kepada Allah akan melaksanakan
kebaikan (puasa) untuk mendekatkan diri kepada Allah. Secara bahasa nazar
adalah janji.
Adapun hukum puasa nazar pada dasarnya adalah sunah, akan tetapi jika
setelah dinazarkan maka hukumnya wajib.
Dalam puasa nazar ada kafarat atau denda, apabila tidak melaksanakan
nazarnya. Kafarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
a. Memerdekaan hamba sahaya
b. Member makan sepuluh orang miskin
c. Member pakaian sepuluh orang miskin
d. Puasa tiga hari.
Adapun niat puasa nazar
نويت صوم النذرفزضا للو تعالى
Artinya : “aku niat puasa nazat karna Allah Ta’ala ”
B. Puasa Sunah
Puasa sunah adalah puasa yang dikerjakan mendapatkan pahala. Puasa
ini biasa dilakukan ole rausl kita di zaman dahuli.
Adapun macam-macam puasa sunah antara lain yaitu :
1. Puasa sunah eman hari pada bulan syawal
2. Puasa hari arafah
3. Puasa pada tanggal 10 muharam
4. Puasa pada bulan sya’ban
5. Puasa pada hari senin dan kamis
6. Puasa pada pertengahan bulan
C. Puasa makruh
Adalah puasa yang dikerjakan maka akan di benci oleh allah. Adapun
macam puasa makruh adalah sebagai berikut :
1. Puasa yang dikerjakan terus menerus, kecuali bila bertepatan dengan dua
hari raya.
2. Puasa pada waktu yang diragukan
3. Puasa yang dikhususkan pada hari jum’at
4. Puasa yang dikhususkan pada hari sabtu
D. Puasa Haram
Adalah puasa yang diharamkan oleh agama, apabila dikerjakan maka
akan mendapatkan dosa. Adapun macam-macamnya adalah :
1. Puasa pada dua hari raya
2. Puasa terus menerus sepanjang masa
3. Puasa pada hari tasyrik (11,12, dan 13 dzulhijah)
E. Hikmah Puasa
1. Latihan kedisiplinan, kejujuran, daan kepercayaan diri
2. Memelihara kesehatan
3. Tanda terikasih kepada allah
4. Didikan untuk saling berbagi.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMP Al-Zahra Indonesia
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : VIII (8) C
Pertemuan ke : 6
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Standar Kompetensi : 2. Kemampuan Memahami Tata Cara Puasa
A. Kompetensi Dasar
2.1 Menjelaskan macam-macam puasa
B. Indikator Pencapaian Kompetensi Pembelajaran
2.1.1 Menjelasankan macam-mcam puasa
2.1.2 Menyebutkan waktu-waktu yang diharamkan berpuasa
2.1.3 Mejelaskan orang-oyang yang diperbolehkan untuk berpuasa
2.1.4 Menyebutkan hikmah berpuasa
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan macam-mcam puasa
2. Siswa mampu menyebutkan waktu-waktu yang diharamkan berpuasa
3. Siswa mampu menjelaskan orang-oyang yang diperbolehkan untuk
berpuasa
4. Siswa mampu Menyebutkan hikmah berpuasa
D. Materi Pembelajaran
1. Materi pokok (terlampir)
Menjelaskan Macam-Macam Puasa
2. Uraian Materi
a. Macam-mcam puasa
b. Waktu-waktu yang diharamkan berpuasa
c. Orang-oyang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa
d. Hikmah berpuasa
E. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Puzzle
F. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan (15 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
1. Mengucapkan salam.
2. Berdo’a sebelum memulai
pelajaran.
3. Guru memberikan ice
breaking
4. Membagikan name take
kepada siswa
5. Menjelaskan tujuan
pembelajaran yang hendak
dicapai secara singkat.
6. Membagikan soal Pre-test
1. Menjawab salam
2. Berdo’a sebelum memulai
pelajaran.
3. Siswa mwngikuti intruksi yang
diberikan oleh guru
4. Siswa menulis nama pada
kertas yang telah di bagikan
oleh guru
5. Mendengarakan dengan baik
penjelasan tujuan yang
dipaparkan oleh guru.
6. Mengerjakan soal Pre-test
Religuitas
Disiplin
Etika
Percaya Diri
Jujur
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
2.1 Eksplorasi (10 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
1. Memberikan sedikit
stimulun kepada siswa
tentang materi yang akan
di sampaikan
2. Berdiskusi sejenak tentang
pengalamaa siswa
3. Menyampaikkan materi.
1. Merespon stimulun yang
diberikan oleh guru tentang
materi yang akan di sampaikan
2. Aktif berdiskusi
3. Memperhatiakan materi yang
disampaikan.
Kritis
Cermat
Teliti
Aktif
Focus
Jujur
Tanggap
Kerjasama
Tanggung
jawab
2.2 Elaborasi (30 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
1. Menjelaskan prosedur
yang akan digunakan
2. Memberikan materi.
3. Mbagi menjadi dua
kelompok.
4. Membagi kertas karton
puzzle yang berisi
pertanyaaan kemudian
setelah selasai diisi maka
diintruksikan untuk
menempelkan kertas
karton puzzle di white
1. Mendengarkan dengan baik
intruksi yang diberikan oleh
guru.
2. Mendengarkan materi yang
sedang di sampaikan
3. Bergabung dengan kelompok
yang sudah ditentukan.
4. Mengisi puzlle dan kemudian
menempelnya.
Kejujuran
Cermat
Teliti
Percaya Diri
Tanggap
Kreatif
broad.
2.3 Konfirmasi (10 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
1. Memberikan kesempatan
kepada siswa yang belum
mengerti dan memahami
materi untuk bertanya.
2. Menjawab pertanyaan
siswa dengan jelas.
1. Bertanya kepada guru tentang
hal-hal yang belum dipahami
dari materi yang diajarkan.
2. Mendengarkan dengan baik
jawaban dari pertanyaan yang
diajukan.
Keberanian
Percaya Diri
Kejujuran
3. Penutup (15 Menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
1. Memberikan soal Post-test
2. Mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan
berdo’a.
3. Mengucapkan salam.
1. Mengerjakan soal Post-test
2. Mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan do’a.
3. Menjawab salam.
Disiplin
jujur
Religuitas
4. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat dan Media
a. Name take
b. Kertas puzzle
c. White Board
2. Sumber
a. Buku teks siswa.
b. Lembar kerja siswa.
c. Pengalaman siswa.
5. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Nomor Soal Scoring
1. Menjelakan
macam-mcam
puasa.
1. Pre-test awal
pembelajaran
2. Post-test
Akhir
pembelajaran
PG 1, 2, 4, 10, 11,
16 5
2. Menyebutkan
waktu-waktu yang
diharamkan
berpuasa.
1. Pre-test awal
pembelajaran
2. Post-test
Akhir
pembelajaran
PG 5, 6, 7, 12, 17 5
3. Mejelaskan orang
orang yang
diperbolehkan
untuk tidak
berpuasa.
1. Pre-test awal
pembelajaran
2. Post-test
Akhir
pembelajaran
PG 3, 9 ,19, 13, 15 5
4. Menyebutkan
hikmah berpuasa
1. Pre-test awal
pembelajaran
2. Post-test
Akhir
pembelajaran
PG 8, 4, 18, 20 5
Jumlah 20 100
6. Kunci Jawaban
Nomor Jawaban
Nomor Jawaban
1. D 11. B
2. D 12. A
3. C 13. A
4. A 14. A
5. D 15. B
6. D 16. C
7. B 17. A
8. C 18. C
9. B 19. A
10. A 20. C
Pamulang, 27 Maret 2014
Mengetahui,
Guru Fiqih Peneliti
Kamil Arifin, M.Pd Septia Rahayu
Materi
MACAM-MACAM PUASA
A. Puasa Wajib
Puasa wajib adalah puasa yang dilakukan pada waktu-waktu tertentudan
dengan alasan-alasan tertentu, sehingga puasa itu menjadi wajib.
1. Puasa Ramadhan
Kata ramadhan berasal dari kata رمـضـا ن yang artinya pembakaran.
Sedangkan menurut istilah yaitu puasa yang wajib dilakukan setiap muslim
sebulan penuh pada bulan kesembilan hijriah.
Allah berfirman dalam Q.S al-Baqarah
. . .
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. . . “
Adapun hokum puasa ramadhan adalah wajib. Artinya apabila tidak
melaksanakan maka akan mendapatkan dosa dan apabila melaksanaakan
maka akaan mendapatkan pahala.
a. Dasar hukum puasa ramadhan adalah Q.S Al-Baqarah :185
. . .
Artinya : “ Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat
tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan
itu. . . “
b. Ketentuan puasa ramadhan
Ketentuan-ketentuan orang yang diperbolehkan untuk meninggalkan
ibadah adalah sebagai berikut :
1) Dalam keadaan sakit
2) Musafir (dalam perjalanan jauh)
3) Usia yang tidak memungkinkan untuk berpuasa
4) Haid atau nifas
5) Ibu yang sedang menyusui atau hamil
c. Niat puasa ramadhan
مضـان ىذه السنةاللو تعالىصوم غدان اداءفزض شيـزر نويت
Artinya : “ aku niat berpuasa esok hari menunaikan kewajiban dibulan
Ramadhan pada tahun ini karna Allah ta’ala.”
2. Puasa Nazar
Puasa nazar adalah sebuah janji kepada Allah akan melaksanakan
kebaikan (puasa) untuk mendekatkan diri kepada Allah. Secara bahasa nazar
adalah janji.
Adapun hukum puasa nazar pada dasarnya adalah sunah, akan tetapi jika
setelah dinazarkan maka hukumnya wajib.
Dalam puasa nazar ada kafarat atau denda, apabila tidak melaksanakan
nazarnya. Kafarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
a. Memerdekaan hamba sahaya
b. Member makan sepuluh orang miskin
c. Member pakaian sepuluh orang miskin
d. Puasa tiga hari.
Adapun niat puasa nazar
نويت صوم النذرفزضا للو تعالى
Artinya : “aku niat puasa nazat karna Allah Ta’ala ”
B. Puasa Sunah
Puasa sunah adalah puasa yang dikerjakan mendapatkan pahala. Puasa
ini biasa dilakukan ole rausl kita di zaman dahuli.
Adapun macam-macam puasa sunah antara lain yaitu :
1. Puasa sunah eman hari pada bulan syawal
2. Puasa hari arafah
3. Puasa pada tanggal 10 muharam
4. Puasa pada bulan sya’ban
5. Puasa pada hari senin dan kamis
6. Puasa pada pertengahan bulan
C. Puasa makruh
Adalah puasa yang dikerjakan maka akan di benci oleh allah. Adapun
macam puasa makruh adalah sebagai berikut :
1. Puasa yang dikerjakan terus menerus, kecuali bila bertepatan dengan dua
hari raya.
2. Puasa pada waktu yang diragukan
3. Puasa yang dikhususkan pada hari jum’at
4. Puasa yang dikhususkan pada hari sabtu
D. Puasa Haram
Adalah puasa yang diharamkan oleh agama, apabila dikerjakan maka
akan mendapatkan dosa. Adapun macam-macamnya adalah :
1. Puasa pada dua hari raya
2. Puasa terus menerus sepanjang masa
3. Puasa pada hari tasyrik (11,12, dan 13 dzulhijah)
E. Hikmah Puasa
1. Latihan kedisiplinan, kejujuran, daan kepercayaan diri
2. Memelihara kesehatan
3. Tanda terikasih kepada allah
4. Didikan untuk saling berbagi.
Lampiran 6
Nilai Pre-Tes
1. Kelas Eksperimen (VIII C)
No Nama Nama Lengkap Nilai
1. Bintang Ahyani Bintang Saputra 30
2. Alif Alif Fata Fadhlillah 35
3. Byan Astari Abyan Putri 40
4. Belinda Belinda Alifa Rahma 40
5. Difla Difla Azzahra 45
6. Chika Dwi Chantyka Febriyanti 50
7. Fagan Fagan Rezka Azzadhiya 50
8. Hafiez Hafiez Muzakky Laguni 55
9. Ornest Halim Ornest Asriandy Putera 55
10. Thiffah Huuriyah La Thiffah Ervindra 60
11. Ilza Ilza Azhar Radya 60
12. Ilham Ilham Apriadi Nugraha 60
13. Widi Ira Nur Widyanti 65
14. Kayla Kayla Vyandini Malaika 65
15. Laras Larasati Widya Putri 65
16. Ridwan Muhammad Ridwan 70
17. Namira Namira Nanda Azizah 70
18. Tama Pratama Afilla Nugraha 70
19. Rania Ratu Raniazahra Jonis 70
20. Risda Risda Ahwalia 70
21. Salsa Salsa Ghassani Putri 75
22. Viky Viky Pahlevi 75
23. Dian Widya Ramadhiani 75
24. Kania Kania Mutiawati 75
25. Anisa Sarah Ratu Annisa 80
26. Rahesya Rahesya Putera Syailendra 80
27. Ayu Indah Ayu Fadillah 80
28. Rafli Muhammad Rafli 80
29. Lala Mustika Zulaikha Rifjanti 80
30. Nadya Nadya Firiza Salsabila 80
2. Kelas Kontrol (VIII A)
No Nama Nama Lengkaap Nilai
1. Aura Adiva Aura Assyari 30
2. Fia Alifia Rizqyka Fadhilah Syah 30
3. Daryl Daryl Moussa Utomo 35
4. Fira Defira Septianie Prabowo 35
5. Fadhil Fadhilah Ahmad Ramadan 40
6. Farras Farras Alifa Shabira 45
7. Oya Georgia Giugno Ariani H. 45
8. Gita Gita Fitria Ramadani 45
9. Jasmine Jasmine Putri Rafifa 45
10. Dita Kirana Viki Ramadita 45
11. Ariq Muhammad Ariq Kautsar 45
12. Aldi Muhammad Athallaraja Aldiofano Suwandi 50
13. Figo Muhammad Figo Revano 50
14. Rafi Muhammad Rafi Darmawan 50
15. Rai Muhammad Raihan Agushar 50
16. Icha Nafisah Fadhilah Rizki 55
17. Raisa Raisa Chairani 60
18. Raka R. Raka Muharam Soerianata 65
19. Savero Reyhan Savero Gadzra Putra 70
20. Rizky Rizky Mulia Triyono 70
21. Roro Roro Asih Guminta 70
22. Selin Shelintara Ikya Djauhari 70
23. Talitha Talitha Nabilla Uzlah 70
24. Zulfie Zulfikar Hasyim Fauzie 70
25. Disya Adisya Alzahra 70
26. Tara Allya Valdatara Absy Putri 75
27. Farhan Mohammad Farhan . S. A 75
28. Rara Mutia Rahma Muhtadin 75
29. Daffa Muhammad Daffa Achsana 75
30. Nando Nalndho Prifarel Rahmatdani 75
Lampiran 7
Hasil Nilai Post-Tes
1. Kelas Eksperimen (VIII C)
No Nama
Panggilan Nama Lengkap Nilai
1. Bintang Ahyani Bintang Saputra 60
2. Alif Alif Fata Fadhlillah 60
3. Byan Astari Abyan Putri 65
4. Belinda Belinda Alifa Rahma 70
5. Difla Difla Azzahra 75
6. Chika Dwi Chantyka Febriyanti 75
7. Fagan Fagan Rezka Azzadhiya 80
8. Hafiez Hafiez Muzakky Laguni 80
9. Ornest Halim Ornest Asriandy Putera 85
10. Thiffah Huuriyah La Thiffah Ervindra 85
11. Ilza Ilza Azhar Radya 85
12. Ilham Ilham Apriadi Nugraha 85
13. Widi Ira Nur Widyanti 85
14. Kayla Kayla Vyandini Malaika 85
15. Laras Larasati Widya Putri 90
16. Ridwan Muhammad Ridwan 90
17. Namira Namira Nanda Azizah 90
18. Tama Pratama Afilla Nugraha 95
19. Rania Ratu Raniazahra Jonis 95
20. Risda Risda Ahwalia 95
21. Salsa Salsa Ghassani Putri 95
22. Viky Viky Pahlevi 95
23. Dian Widya Ramadhiani 95
24. Kania Kania Mutiawati 95
25. Anisa Sarah Ratu Annisa 95
26. Rahesya Rahesya Putera Syailendra 95
27. Ayu Indah Ayu Fadillah 100
28. Rafli Muhammad Rafli 100
29. Lala Mustika Zulaikha Rifjanti 100
30. Nadya Nadya Firiza Salsabila 100
2. Kelas Kontrol (VIII A)
No Nama
Panggilan Nama Lengkap Nilai
1. Aura Adiva Aura Assyari 50
2. Fia Alifia Rizqyka Fadhilah Syah 50
3. Daryl Daryl Moussa Utomo 55
4. Fira Defira Septianie Prabowo 55
5. Fadhil Fadhilah Ahmad Ramadan 60
6. Farras Farras Alifa Shabira 65
7. Oya Georgia Giugno Ariani H. 65
8. Gita Gita Fitria Ramadani 70
9. Jasmine Jasmine Putri Rafifa 70
10. Dita Kirana Viki Ramadita 70
11. Ariq Muhammad Ariq Kautsar 70
12. Aldi M. Athallaraja Aldiofano Suwandi 75
13. Figo Muhammad Figo Revano 75
14. Rafi Muhammad Rafi Darmawan 75
15. Rai Muhammad Raihan Agushar 80
16. Icha Nafisah Fadhilah Rizki 85
17. Raisa Raisa Chairani 85
18. Raka R. Raka Muharam Soerianata 85
19. Savero Reyhan Savero Gadzra Putra 85
20. Rizky Rizky Mulia Triyono 85
21. Roro Roro Asih Guminta 85
22. Selin Shelintara Ikya Djauhari 90
23. Talitha Talitha Nabilla Uzlah 90
24. Zulfie Zulfikar Hasyim Fauzie 90
25. Disya Adisya Alzahra 90
26. Tara Allya Valdatara Absy Putri 95
27. Farhan Mohammad Farhan . S. A 95
28. Rara Mutia Rahma Muhtadin 95
29. Daffa Muhammad Daffa Achsana 100
30. Nando Nalndho Prifarel Rahmatdani 100
Lampiran 8
Distribusi Frekuensi Pre-test Kelas Eksperimen (Metode NHT)
A. Banyak data
30 35 40 40 45 50
50 55 55 60 60 60
65 65 65 70 70 70
70 70 75 75 75 75
80 80 80 80 80 80
N = 30
Modus = 80
B. Nilai terbesar : 80
Nilai terkecil : 30-
Rentang kelas : 50
C. Banyak kelas (K)
K = 1 + 3,3 log n
1 + 3,3 log 30 = 5,87 dibulatkan 6
D. Panjang kelas
R
K =
50
6 = 9
E. Tabel Distribusi Frekuensi
No Kelas
Interval
Batas
Kelas fi fk (xi) Xi
2 (fi.xi) fi.xi
2
1 30-38 29,5-38,5 1 1 34 1156 32 1156
2 39-47 38,5-47,5 3 4 43 1849 129 5547
3 48-56 47,5-56,5 1 5 52 2704 52 2704
4 57-65 56,5-65,5 7 12 61 3721 427 26947
5 66-74 65,5-74,5 8 20 70 4900 560 39200
6 75-84 74,5-84,5 10 30 79 6241 790 62410
Mean = ∑
=
= 66
Median = b + p (
)
= 65,5 + 9 (
)
= 65,5 + 9 ( )
= 65,5 + 3,4
= 69
Varians = S2 =
( )
( )
= ( )
( )
=
( )
=
= 165,4 dibulatkan 165
Simpang baku = √S2
= √165
= 12,85 dibulatkan 12
Lampiran 9
Distribusi Frekuensi Pre-test Kelas Kontrol (Metode Puzzle)
A. Banyak data
30 30 35 35 40 45
45 45 45 45 45 50
50 50 50 55 60 65
70 70 70 70 70 70
70 75 75 75 75 75
B. N = 30
Modus = 70
C. Nilai terbesar : 75
Nilai terkecil : 30-
Rentang kelas : 45
D. Banyak kelas (K)
K = 1 + 3,3 log n
1 + 3,3 log 30 = 5,87 dibulatkan 6
E. Panjang kelas
R
K =
45
6 = 7,5 dibulatkan 8
F. Tabel Distribusi Frekuensi
Kelas
Interval
Batas
kelas F fk xi (xi)2 f . Xi f . Xi2
30-37 29,5-37,5 2 2 33,5 1122,25 67 2244,5
38-45 37,5-45,5 3 5 41,5 1722,25 124,5 5166,75
46-53 45,5-53,5 6 11 49,5 2450,25 297 14701,5
54-61 53,5-61,5 6 17 57,5 3306,25 345 19837,5
62-69 61,5-69,5 1 18 65,5 4290,25 65,5 4290,25
70-77 69,5-77,5 12 30 73,5 5402,25 882 64827
Mean = ∑
=
= 59
Median = b + p (
)
= 45,5 + 8 (
)
= 45,5 + 2
= 47,3
Varians = S2 =
( )
( )
= ( )
( )
=
( )
=
= 183,9 dibulatkan 184
Simpang baku = √S2
= √184
= 13,56 dibulatkan 14
Lampiran 10
Distribusi Frekuensi Post test Kelas Eksperimen (Metode NHT)
A. Banyak data
60 60 65 70 75 75
80 80 85 85 85 85
85 85 90 90 90 95
95 95 95 95 95 95
95 95 100 100 100 100
N = 30
Modus = 95
B. Nilai terbesar : 100
Nilai terkecil : 60-
Rentang kelas : 40
C. Banyak kelas (K)
K = 1 + 3,3 log n
1 + 3,3 log 30 = 5,87 dibulatkan 6
D. Panjang kelas
R
K =
40
6 = 7
E. Tabel Distribusi Frekuensi
No
Kelas
Interval
Batas
kelas fi fk (xi) Xi2
(fi.xi) fi.xi2
1 60-66 59,5-66,5 5 5 63 3969 315 19845
2 67-73 66,5-73,5 4 9 70 4900 280 19600
3 74-80 73,5-80,5 8 17 77 5929 616 47432
4 81-87 80,5-87,5 6 23 84 7056 504 42336
5 88-94 87,5-94,5 2 25 91 8281 182 16562
6 95-101 94,5-101,5 5 30 98 9604 490 48020
Mean = ∑
=
= 86
Median = b + p (
)
= 73,5 + 7 (
)
= 73,5 + 5,25
= 79
Varians = S2 =
( )
( )
= ( )
( )
=
( )
=
= 130,94 dibulatkan 131
Simpang baku = √S2
= √131
= 11
Lampiran 11
Distribusi Frekuensi Post test Kelas Kontrol (Metode Puzzle)
A. Banyak data
50 50 55 55 60 65
65 70 70 70 70 75
75 75 80 85 85 85
85 85 85 90 90 90
90 95 95 95 100 100
N = 30
Modus = 85
B. Nilai terbesar : 100
Nilai terkecil : 50-
Rentang kelas : 50
C. Banyak kelas (K)
K = 1 + 3,3 log n
1 + 3,3 log 30 = 5,87 dibulatkan 6
D. Panjang kelas
R
K =
50
6 = 8
E. Tabel Distribusi Frekuensi
No. Kelas
Interval Batas kelas Fi fk (xi) Xi
2 (fi-xi) fi.xi
2
1 50-57 49,5-57,5 3 3 53,5 2862,25 160,5 8586,75
2 58-66 57,5-66,5 4 7 62,5 3906,25 250 15625
3 67-75 66,5-75,5 2 9 71,5 5112,25 143 10224,5
4 76-84 75,5-84,5 5 14 80,5 6480,25 402,5 32401,25
5 85-93 84,5-93,5 7 21 89,5 8010,25 626,5 56071,75
6 94-100 93,5-100,5 9 30 98,5 9702,25 886,5 87320,25
Mean = ∑
=
= 78
Median = b + 8 (
)
= 66,5 + 8 (
)
= 66,5 + 4
= 71
Varians = S2 =
( )
( )
= ( )
( )
=
( )
=
= 242,4 dibulatkan 242
Simpang baku = √S2
= √242
= 15,57 dibulatkan 16
Lampiran 12
Perhitungan Normalitas Pre-test Kelas Eksperimen (Metode NHT)
A. Menentukan batas kelas
29,5 38,5 47,5 56,5 65,5 74,5 83,5
B. Mencari nilai Z-score
Z1 = -2,8696 Z4 = -0,76989 Z7 = 1,32982
Z2 = -2,1697 Z5 = -0,06999
Z3 = -1,4698 Z6 = 0,62991
C. Mencari luas tiap kelas interval
Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6 Z7
Z -2,8696 -2,1697 -1,4698 -0,76989 -0,06999 0,62991 1,32982
0
-
Z
49,79 48,46 42,79 27,64 2,39 23,24 41,92
D. Mencari luas tiap kelas interval
49,79 - 48,46 = 1,33
48,46 - 42,79 = 5,67
42,79 - 27,64 = 15,15
27,64 + 2,39 = 30,03
2,39 + 23,24 = 25.63
23,24 + 41,92 = 65,16
E. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)
1,33 x 30 = 0,399
5,67 x 30 = 1,701
15,15x 30 = 4,545
30,03 x 30 = 9,009
25,63 x 30 = 7,689
65,16 x 30 = 19,548
Tabel Pengujian Normalitas
Kelas
Interval fo fe (fo-fe) (fo - fe)
2 Thitung
30-38 1 0,399 0,601 0,361201 0,905266
39-47 3 1,701 1,299 1,687401 0,992005
48-56 1 4,545 -3,545 12,567025 2,765022
57-65 7 9,009 -2,009 4,036081 0,448005
66-74 8 7,689 0,311 0,096721 0,012579
75-83 10 19,548 -9,548 91,164304 4,663613
Chi
Kuadrat
9,78649
F. Membandingkan Membandingkan X2 hitung dengan X
2 tabel
Jika X2hiutng ≥ X
2tabel artinya distribusi data tidak normal
Jika X2hiutng ≤ X
2tabel artinya distribusi data normal
- Perhitungan menggunakan kelas interval
Db = k – 1 = 6-1=5 dan taraf signifikansi 0,05
Berdasarkan data diatas didapatkan X2
hiutng ≤ X2
tabel yaitu 9,78649 ≤ 15.1 maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
- Perhitungan menggunakan sampel (n)
Untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 30 – 1 = 29
Berdasarkan data diatas didapatkan X2
hiutng ≤ X2
tabel yaitu 9,79 ≤ 42.557 maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
Lampiraan 13
Perhitungan Normalitas Pre-test Kelas Kontrol (Metode Puzzle)
A. Menentukan batas kelas
29,5 37,5 45,5 53,5 61,5 69,5 77,5
B. Mencari nilai Z-score
Z1 = -2,20191 Z4 = -0,43252 Z7 = 1,336874
Z2 = -1,61211 Z5 = 0,157279
Z3 = -1,02232 Z6 = 0,747077
C. Mencari luas tiap kelas interval
Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6 Z7
Z 2,20191 -1,61211 -1,02232 0,43252 0,157279 0,747077 1,336874
0
–
Z
48,61 44,63 34,61 16,64 5,96 27,03 40,82
D. Mencari luas tiap kelas interval
48,61- 44,63= 3,98
44,63 -34,6 = 10,02
34,61- 16,64 = 17,97
16,64 + 5,96= 22,6
5,96+27,03= 32,99
27,03+40,82= 67,85
E. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)
3,98 x 0,3 = 119,4
10,02 x 0,3 = 300,6
17,97 x 0,3 = 539,1
22,6 x 0,3 = 678
32,99 x 0,3 = 989,7
67,85 x 30 = 2035,5
Tabel Pengujian Normalitas
Kelas
Interval Fo Fe (Fo-Fe) (Fo-Fe)^2 Thitung
30-37 2
1,194 0,806 0,649636 0,544084
38-45 3
3,006 -0,006 0,000036 1,205
46-53 6
5,391 0,609 0,370881 0,068796
54-61 6
6,78 -0,78 0,6084 0,089735
62-69 1
9,897 -8,897 79,15661 7,998041
70-77 12
20,355 -8,355 69,80602 3,429429
Chi
Kuadrat 12,1301
F. Membandingkan Membandingkan X2 hitung dengan X
2 tabel
Jika X2hiutng ≥ X
2tabel artinya distribusi data tidak normal
Jika X2hiutng ≤ X
2tabel artinya distribusi data normal
- Perhitungan menggunakan kelas interval
Db = k – 1 = 6-1= 5 dan taraf signifikansi 0,05
Berdasarkan data diatas didapatkan X2
hiutng ≤ X2
tabel yaitu 12,1 ≤ 15,1 maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
- Perhitungan menggunakan sampel (n)
Untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 30 – 1 = 29
Berdasarkan data diatas didapatkan X2
hiutng ≤ X2
tabel yaitu 12,1 ≤ 42,557 maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
Lampiran 14
Perhitungan Normalitas Post test Kelas Eksperimen
(Metode NHT)
A. Menentukan batas kelas
59,5 66,5 73,5 80,5 87,5 94,5 101,5
B. Mencari nilai Z-score
Z1 = -2,359 Z4 = -0,524 Z7 = 1,3108
Z2 = -1,748 Z5 = 0,0874
Z3 = -1,136 Z6 = 0,6991
C. Mencari luas tiap kelas interval
Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6 Z7
Z -2,359 -1,748 -1,136 -0,524 0,0874 0,6991 1,3108
0 –
Z 49,06 45,91 37,08 19,85 3,19 25,49 38,88
D. Mencari luas tiap kelas interval
49,06 - 45,91 = 3,15
45,91 – 37,08 = 8,83
37,08 – 19,85 = 17,23
19,85 – 3,19 = 16,66
3,19 + 25,49 = 28,68
25,49 + 38,88 = 64, 37
E. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)
3,15 x 0,3 = 0,945
8,83 x 0,3= 2,649
17,23 x 0,3 = 5,169
16,66x 0,3= 4,998
28,68 x 0,3= 8,604
64, 37 x 0,3 = 19,311
Tabel Pengujian Normalitas
Kelas
Interval fo Fe (Fo-Fe) (Fo-Fe)^2 Thitung
60-66 2 0,945 1,055 1,113025 1,177804
67-73 2 2,649 -0,649 0,421201 0,159004
74-80 4 5,169 -1,169 1,366561 0,264376
81-87 6 4,998 1,002 1,004004 0,200881
88-94 3 8,604 -5,604 31,40482 3,650025
95-100 13 19,311 -6,311 39,82872 2,062489
Chi
Kuadrat
7,514579
F. Membandingkan Membandingkan X2 hitung dengan X
2 tabel
Jika X2hiutng ≥ X
2tabel artinya distribusi data tidak normal
Jika X2hiutng ≤ X
2tabel artinya distribusi data normal
- Perhitungan menggunakan kelas interval
Db = k – 1 = 6-1=5 dan taraf signifikansi 0,05
Berdasarkan data diatas didapatkan X2
hiutng ≤ X2
tabel yaitu 7,51 ≤ 15,1 maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
- Perhitungan menggunakan sampel (n)
Untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 30 – 1 = 29
Berdasarkan data diatas didapatkan X2
hiutng ≤ X2tabel yaitu 7,78 ≤ 42, 557 maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
Lampiran 15
Perhitungan Normalitas Post test Kelas Kontrol (Puzzle)
A. Menentukan batas kelas
49,5 58,5 67,5 76,5 85,5 94,5 103,5
B. Mencari nilai Z-score
Z1 = -2,392 Z4 = -0,435 Z7 = 1,5219
Z2 = -1,739 Z5 = 0,2174
Z3 = -1,087 Z6 = 0,8697
C. Mencari luas tiap kelas interval
Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6 Z7
Z -2,392 -1,739 -1,087 -0,435 0,2174 0,8697 1,5219
0
–
Z
49,16 45,82 35,99 16,64 8,32 30,51 43,57
D. Mencari luas tiap kelas interval
49,16- 45,82 = 3,34
45,82 – 35,99 = 9,83
35,99 - 16,64= 19,35
16,64 - 8,32 = 8,32
8,32 + 30,51= 38,38
30,51 +43,57 = 74,08
E. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)
3,34 x 0,3 = 1,002
9,83 x 0,3 = 2,949
19,35 x 0,3 = 5,805
8,32 x 0,3 = 2,496
38,38 x 0,3 = 11,65
74,08 x 0,3 = 22,22
Tabel Pengujian Normalitas
Kelas
interval fo Fe (Fo-Fe) (Fo-Fe)^2 Thitung
50-58 2 1,002 0,998 0,996 0,994
59-67 3 2,949 0,051 0,0026 0,0009
68-76 5 5,805 -0,805 0,648 0,1116
77-85 4 2,496 1,504 2,262 0,9063
86-94 10 11,65 -1,649 2,7192 0,2334
95-103 6 22,22 -16,224 263,22 11,844
Chi
Kuadrat
14,009
F. Membandingkan Membandingkan X2 hitung dengan X
2 tabel
Jika X2hiutng ≥ X
2tabel artinya distribusi data tidak normal
Jika X2hiutng ≤ X
2tabel artinya distribusi data normal
- Perhitungan menggunakan kelas interval
Db = k – 1 = 6-1= 5 dan taraf signifikansi 0,05
Berdasarkan data diatas didapatkan X2
hiutng ≤ X2
tabel yaitu 14,009≤ 15,1 maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
- Perhitungan menggunakan sampel (n)
Untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 30 – 1 = 29
Berdasarkan data diatas didapatkan X2
hiutng ≤ X2
tabel yaitu 14,009 ≤ 42.557
maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
Lampiran 16
Perhitungan Uji Homogenitas
Uji Homegenitas yang dihitung menggunakan uji Fisher dengan Rumus :
F =
∑ ∑
Langkah-langkah perhitungannya :
1. Menentukan hipotesis
Ho = Data memiliki varians homogen
Ha = Data tidak memiliki varians homogen
2. Menentukan kriteria pengujian
Ho diterima jika Fhitung Ftabel
Ha ditolak jika Fhitung Ftabel
3. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians
terkecil)
db1 (pembilang) = n – 1 = 30 - 1 = 29
db2 ( penyebut) = n – 1 = 30 – 1= 29
4. Menentukan nilai F hitung
Berdasarkan tabel persiapan uji homogenitas, diperoleh
12,06 dan
12,67 pada pretest kontrol dan eksperimen sehingga diperoleh:
F hitung
= 1,0519
Dan diperoleh
14,227 dan 12,101 pada posttest sehingga
diperoleh:
F hitung
= 1,176
5. Menentukan nilai F tabel
Dari tabel distribusi F diperoleh nilai F tabel adalah 1,743
Karena tabel Fhitung Ftabel (1,0519 < 2,042) untuk hasil pretest eksperimen
dan kontrol, tabel Fhitung Ftabel (1,176 < 2,042 untuk hasil posttest
eksperimen dan kontrol, maka Ho diterima. Untuk itu dapat disimpulkan
bahwa data tersebut memiliki varians yang homogen.
Lampiran 17
Perhitungan Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t dengan langkah
perhitungan sebagai berikut :
a. Merumuskan Hipotesis
Ho : μ1 = μ2
H1 : μ1 μ2
Keterangan :
μ1 : Rata-rata hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan metode
NHT
μ2 : Rata-rata hasil belajar kognitif siswa dengan tidak menggunakan
metode NHT
b. Menentukan Kriteria Pengujian
Karena hipotesisnya berbentuk 1 ekor maka kriteria pengujiannya
Terima Ho jika thitung ttabel dalam hal lainnya Ho ditolak
c. Menentukan Uji Statistik
=
–
=
–
=
S = √
= 3,62
Lampiran 18
Perhitungan Uji t
t =
√
= –
√
=
√
=
√
=
=
= 3,80
Maka nilai thitung adalah 3,80
Untuk mencari ttabel karena hipotesisnya 1 ekor maka untuk menentukan
ttabel = t (1- ) (db)
Dengan (db) (n1 n2 - 2) = ( 30 30 – 2) = 58 dan taraf signifikan = 0,05
Maka nilai ttabel adalah 2,042
d. Pengambilan Kesimpulan
Karena didapat thitung ttabel ( 3,80 > 2,042 ) maka Ho ditolak atau Ha
diterima. Artinya rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran
Fiqih yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran
Numbered Head Together (NHT).
Lampiraan 19
Preose Kegiatan Penelitian
1. Kelas Eksperimen
2. Kelas Kontrol