pengaruh model (pjbl) terhadap hasil belajar fisika...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARING (PJBL) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 MODEL KOTA
LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2018/2019
1)Maria Zalina, 2)Ahmad Amin, 3)Ovilia Putri Utami Gumay Pendidikan Fisika STKIP PGRI Lubuklinggau
Abstrak: Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Project Based Learning (PJBL) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Model Kota Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2018/2019”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar Fisika siswa, salah satu penyebab rendahnya hasil belajar Fisika siswa adalah sulitnya siswa memahami suatu konsep materi pembelajaran. oleh karna itu peneliti mencoba untuk menggunakan model project based learning (PJBL) ini. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh model project based learning (PJBL) terhadap hasil belajar Fisika siswa kelas XI SMA Negeri 5 Model Kota Lubuklinggau tahun pelajaran 2018/2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Model Kota Lubuklinggau yang berjumlah 104 siswa. Dua kelas diambil sebagai sampel secara acak, dimana kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol dan XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes soal berbentuk esai dengan jumlah sebanyak 7 soal. Data skor tes akhir dianalisis dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis data thitung = 2,19 dan ttabel = 2,00 karena thitung >ttabel maka diperoleh kesimpulan ada pengaruh model Project based learning (PJBL) terhadap hasil belajar Fisika siswa.
Kata Kunci : Model Project Based Learning (PJBL), Hasil Belajar Fisika
PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai peran yang
sentral dalam mewujudkan sumber daya
manusia (SDM) yang mampu menghadapi
tantangan zaman. Agar tercipta SDM yang
kompetitif dan memiliki daya saing,
diperlukan peningkatan kualitas
pendidikan yang berkesinambungan. Di
Indonesia pada khususnya pendidikan pada
dasarnya merupakan suatu proses yang
digunakan untuk membantu manusia
dalam mengembangkan diri sehingga
mampu menghadapi perubahan, maka dari
itu perlu diupayakan agar kualitas
pendidikan di sekolah dengan cara
memperbaiki dan mengembangkan proses
pembelajaran disekolah.
Pendidikan berfungsi membantu
peserta didik atau siswa dalam
2
mengembangkan dirinya, yaitu
mengembangkan potensi kecakapan serta
karakteristik pribadinya kearah positif baik
bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
Pendidikan bukan hanya sekedar memberi
pengetahuan, nilai-nilai atau melatih
keterampilan, pendidikan juga berfungsi
untuk mengembangkan potensial yang
telah dimiliki setiap peserta didik.
Pendidikan memegang peranan
penting dalam usaha mencerdaskan
kehidupan anak bangsa. Salah satu ilmu
pendidikan yang harus dipelajari yaitu
ilmu pengetahuan alam (IPA), dan fisika
merupakan salah satu bagian dari ilmu
pengetahuan alam serta mata pelajaran
yang wajib diadakan di sekolah, mata
pelajaran fisika hendaknya bukan hanya
sekedar menyampaikan informasi atau
cerita tentang fisika saja, tetapi juga harus
betul-betul membimbing peserta didik agar
benar-benar memahami apa saja yang
terkandung pada fisika, hal ini mungkin
terjadi karena karakteristik dari ilmu fisika
itu sendiri.
Guru dihadapkan dengan tantangan
bagaimana cara mengajar dengan baik dan
bisa diterima oleh siswa. Tapi pada kondisi
nyata saat ini kebanyakan guru di sekolah
guru mengajar dengan membebani siswa
utuk menghapal sehingga kebanyakan
siswa kurang berminat untuk mempelajari
ilmu fisika. Dan di sini pendidik atau guru
adalah seseorang yang berperan untuk
mengajak, membantu, dan membimbing
siswa dalam mengembangkan potensial
yang dimiliki oleh siswanya, tapi nyatanya
pada saat proses belajar berjalan diketahui
adanya masalah yang sering kali terjadi di
kelas, yang mana permasalahan tersebut
tertuju pada bagaimana cara guru itu
sendiri mengajar di dalam kelas.
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan pada tanggal 20 juli 2018
dengan hasil wawancara yang dilakukan
dengan Ibu Siska, S.Pd selaku guru yang
mengajar fisika di kelas XI SMA Negeri 5
Model Kota Lubuklinggau, beliau
mengatakan bahwa nilai kognitif siswa
tergolong rendah. Rendahnya nilai kognitif
siswa dilihat dari siswa yang tuntas dari
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
hanya 39,56% sedangkan siswa yang tidak
tuntas dari Kriteria Ketuntasan Minimum
sebanyak 60,44%. Dimana nilai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) pada kelas
XI SMA Negeri 5 Model kota
Lubuklinggau adalah 70.
Rendahnya nilai kognitif siswa
dikarenakan sulitnya siswa untuk
3
memahami suatu konsep materi
pembelajaran. Siswa lebih senang dan
lebih mudah memahami suatu konsep
materi pembelajaran jika guru
menggunakan model praktikum dengan
menggunakan model praktikum siswa
merasa ikut terlibat dalam pembelajaran.
Siswa akan berperan aktif dalam kegiatan
proses pembelajaran sehingga tidak akan
merasa bosan dan tertarik untuk belajar
fisika.
Siswa akan merasa bosan dan tidak
tertarik untuk belajar fisika bila hanya
mendengarkan tanpa melakukan aktivitas
sedikit pun seolah-olah tidak ada waktu
yang terpakai untuk berpikir dan
berkreativitas, permasalahan tersebut
banyak kita jumpai di sekolah-sekolah
khususnya sekolah yang sedang diteliti
yaitu SMA Negeri 5 Model Kota
Lubuklinggau. Dengan melihat
permasalahan yang ada peneliti berniat
untuk mengangkat atau menerapkan model
pembelajaran yang sedikit berbeda dengan
model pembelajaran yang biasa dipakai,
model pembelajaran tersebut ialah model
pembelajaran dengan berbasis proyek
dengan tujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa, melalui model pembelajaran
yang tersebut diharapkan kemampuan
siswa untuk dapat menyelesaikan masalah-
masalah yang diberikan guru di kelas dapat
diselesaikan dengan baik dan siswa dapat
dengan mudah memahami suatu konsep
materi pembelajaran. Model pembelajaran
project based learning (PJBL) dapat
menumbuh sikap belajar siswa yang lebih
disiplin dan dapat membuat siswa lebih
aktif dan kreatif dalam belajar
(Nurfitriyanti, 2006:150). Aqib dan Ali
(2016:159) pembelajaran berbasis proyek
ini menitikberatkan pada aktivitas peserta
didik untuk dapat memahami suatu konsep
pembelajaran dengan melakukan
investigasi tentang suatu masalah dan
menemukan solusi dengan pembuatan
proyek.
Maka dari itu peneliti menggunakan
model pembelajaran Project Based
Learning (PJBL), model pembelajaran
yang berbasis proyek ini digunakan
sebagai alat untuk melihat pengaruh model
Project based Learning (PJBL) terhadap
hasil belajar siswa, pembelajaran berbasis
proyek ini didefinisikan sebagai model
pembelajaran dimana siswa menjadi pusat
kegiatan pembelajaran, mereka juga
mendapatkan tanggung jawab sosial dalam
kelompok dan mereka memperoleh
4
pengetahuan ilmiah. Telah banyak diamati
dalam bidang studi bahwa hasil belajar
yang berhasil diperoleh dengan cara
belajar praktikum.
Dengan menerapkan model tersebut
peneliti ingin melihat hasil belajar siswa
setelah diterapkan model pembelajaran
tersebut. Dengan melihat permasalahan di
atas peneliti tertarik mengadakan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Project Based Learning
(PJBL) terhadap Hasil Belajar Fisika
Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Model
Kota Lubuklinggau Tahun Pelajaran
2018/2019”.
MODEL PROJECT BASED
LEARNING (PJBL)
Pembelajaran fisika banyak
memerlukan bantuan untuk memecahkan
masalah, cara yang digunakan untuk
memecahkan masalah adalah penggunaan
model pembelajaran pada saat proses
kegiatan belajar dan mengajar. Salah satu
model pembelajaran yang dapat diterapkan
untuk membantu memecahkan masalah
adalah model pembelajaran yang berbasis
proyek project based learning (PJBL).
Waluyo (2014:456) pembelajaran
berdasarkan proyek atau Project Based
Learning (PJBL) adalah sebuah model
pembelajaran yang inovatif, yang menekan
pada kegiatan belajar yang aktif.
Kemdikbud, (dalam Aqib dan Ali,
2016:159) Project Based Learning (PJBL)
atau pembelajaran berbasis proyek
merupakan metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan dan
mengintregrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata, dan menurut
Aqib dan Ali (2016:159) pembelajaran
berbasis proyek ini menitikberatkan pada
aktivitas peserta didik untuk dapat
memahami suatu konsep pembelajaran
dengan melakukan investigasi tentang
suatu masalah dan menemukan solusi
dengan pembuatan proyek.
Amirudin (dalam Kristanti, dkk,
2016:123) menyatakan bahwa model
pembelajaran berbasis proyek (Project
Based Learning Model) memiliki
keunggulan dari karakteristiknya, yaitu
membantu siswa merancang proses untuk
menentukan sebuah hasil, melatih siswa
bertanggung jawab dalam mengelola
informasi yang dilakukan pada sebuah
proyek yang dan yang terakhir siswa yang
5
menghasilkan sebuah produk nyata, hasil
siswa itu sendiri yang kemudian
dipresentasikan dalam kelas. Model ini
juga merupakan model yang berfokus pada
kreatifitas berfikir, pemecahan masalah
dan interaksi antar pembelajar dengan
kawan sebaya untuk menciptakan dan
menggunakan pengetahuan baru
Berenfeld, dkk, (dalam Noviyana,
2017:112).
Dari beberapa pendapat di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran berbasis proyek atau model
pembelajaran Project Based Learning
(PJBL) adalah suatu model pembelajaran
yang banyak melibatkan peserta didik pada
saat proses pembelajaran, karena peserta
didik akan melakukan suatu praktikum
untuk lebih mudah memahami suatu
konsep pembelajaran dan dapat
menghidupkan proses belajar serta
membantu proses belajar lebih aktif,
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Buck institute for education (dalam
Nurfitriyanti, 2016:154) menyatakan
bahwa project based learning memiliki
karakteristik, sebagai berikut:
1) Siswa mengambil keputusan sendiri
dalam kerangka kerja yang telah
ditentukan sebelumnya 2) Siswa berusaha
memecahkan sebuah masalah atau
tantangan yang tidak memiliki suatu
jawaban yang pasti 3) Siswa ikut
merancang proses yang akan ditempuh
dalam mencari solusi 4) Siswa didorang
untuk berfikir kritis, memecahkan
masalah, berkolaborasi, serta mencoba
berbagai macam bentuk komunikasi 5)
Siswa bertanggung jawab mencari dan
mengelolah sendiri informasi yang mereka
kumpulkan 6) Pakar-pakar dalam bidang
yang berkaitan dengan proyek yang dijalan
sering diundang menjadi guru dan tamu
dalam sesi-sesi tertentu untuk memberikan
pencerahan kepada siswa 7) Evaluasi
dilakukan secara terus menerus selama
proyek berlangsung 8) Siswa secara
reguler merefleksikan dan merenungi apa
yang telah mereka lakukan , baik secara
proses maupun hasilnya 9) Produk dari
akhir proyek (belum tentu material, tetapi
juga bisa berupa presentasi, drama dan
lain-lain dipresentasikan didepan umum
dan dievaluasi kualitasnya 10) Didalam
kelas dikembangkan suasana penuh
toleransi terhadap kesalahan dan
perubahan, serta mendorong
bermunculannya umpan balik serta revisi.
karakteristik model Project Based
Learning antara lain 1) Peserta didik yang
6
memecahkan masalahnya sendiri. 2) Guru
hanya sebagai fasilitator. 3) Peserta didik
membuat suatu produk untuk memecahkan
masalah yang diberikan sebelumnya. 4)
Peserta didik yang memegang kendali atas
apa yang dikerjakan.
Langkah-langkah pelaksanaan model
Project Based Learning menurut Pratama
dan Ihtiari (2016:47) antara lain 1)
Perencanaan proyek (Project Planning) 2)
Pelaksanaan proyek (Project Launch) 3)
Penyelidikan terbimbing dan pembuatan
produk (Guided Inquiry and Product
Creation) 4) Kesimpulan proyek (Project
Conclution) dan menurut peneliti langkah-
langkah model pembelajaran Project
Based Learning adalah 1) Menentukan
masalah 2) Menyusun perencanaan
pembuatan proyek 3) Menyusun jadwal
prencanaan pembuatan proyek 4)
Membimbing proses pembuatan proyek
5) Presentasi hasil proyek.
kelebihan model Project Based
Learning (PJBL), maka dapat disimpulkan
kelebihan model pembelajaran Project
Based Learning antara lain a) Membantu
siswa untuk lebih mudah memahami
konsep materi pembelajaran b) Dapat
meningkatkan minat belajar siswa c)
Menghasilkan suatu produk d)
Memberikan pengalaman yang baru
dalam belajar e) Meningkatnya hasil
belajar siswa dan kekurangan model
pembelajar Project Based Learning adalah
a) kelas cenderung gaduh/ribut b)
membutuhkan waktu yang lama c)
Membutuhkan alat yang cukup d)
Membutuhkan biaya, tenaga dan ketelitian.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian eksperimen dengan
metod kuantitatif yang melibatkan dua
kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol),
dan design penelitian ini menggunakan
design bentuk pre-test post-test control
group design. Menurut Sugiyono
(2012:12) dapat dilihat pada tabel 1.
berikut.
Tabel 1. Design Penelitian Grup Pre-
test Treatment
Post-test
Eksperimen 01 X 02
kontrol 03 04
Sampel pada penelitian ini adalah
kelas XI IPA 1 (sebagai kelas ekperimen)
dan kelas XI IPA 2 (sebagai kelas kontrol).
Sampel diambil dengan menggunakan
teknik random sampling. Pada penelitian
terdapat dua variabel diantaranya variabel
bebas adalah model project based learning
7
(PJBL) dan variabel terikat adalah hasil
belajar siswa. Penelitian ini dilakukan
denan memberikan perlakuan yang
berbeda terhadap dua kelas, kelas
eksperimen menggunakan model project
based learning (PJBL) dan pada kelas
kontrol menggunakan model
konvensional.
Sebelum kelas diterapkan
treatmen terlebih dahulu peneliti
melakukan uji coba instrumen dengan 12
soal tes yang dilakukan di kelas XII IPA 3.
Setelah melakukan uji coba instrumen
terdapat 7 soal valid yang akan digunakan
untuk pre-test dan post-test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Sebelum dilakukan pre-test dan post-
test peneliti melakukan uji coba instrumen
terlebih dahulu, uji coba instrumen
menggunakan 12 soal dengan bentuk
essay. Analisis data uji coba instrumen
menggunakan rumus validitas instrumen
dan reliabilitas instrumen. Arikunto
(2010:211) rumus validitas instrumen
menggunakan:
r�� = N∑XY − (∑X) (∑Y)�[N∑X� − (∑X)�] [N∑Y� − (∑Y)�]
Dimana r�� adalah angka indeks
korelasi “r” product moment, N adalah
banyak nya sampel, ∑XYadalah jumlah
hasil perkalian antara skor X dan skor Y,
∑Xadalah jumlah skor X, ∑Yadalah
jumlah skor Y. Untuk mendapat
kesignifikan data validitas instrumen
selanjutnya melakukan perhitungan
dengan uji-t ������� = �√� − 2√1 − ��
Sundayana (2015:60) Rumus reliabilitas instrumen menurut
Sundayana (2015:69) r�� = � nn − 1 (1 − ∑!��!�� )
Dari rumus di atas dapat diartikan
dimana r�� adalah reliabilitas instrumen, n
adalah banyaknya butir butir pertanyaan,
∑!��adalah jumlah varians item, !��
adalah varians total, setelah melukan
analisi dari 12 soal tes terdapat 7 soal valid
akan digunakan untuk pre-test dan post-
test.Test kemampuan awal siswa (pre-test)
dilakukan untuk mengetahui kemampuan
awal siswa sebelum diberikan atau
diterapkan perlakuan model project based
learning (PJBL), nilai rata-rata pre-test
kelas eksperimen sebesar 27,35 dan 34,29
untuk kelas kotrol dengan simpngan baku
9,09 kelas eksperimen dan 11,57 untuk
kelas kontrol. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada tabel 2 berikut.
8
Tabel 2.nilai rata-rata dan simpangan baku data pre-test Kelas N ("̅) S
Eksperimen 34 27,35 9,09 Kontrol 34 34,29 11,57 Nilai rata-rata post-test lebih tinggi
di bandingkan dengan nilai rata-rata pre-
test dimana nilai rata-rata kelas
eksperimen sebesar 78,82 dengan
simpangan baku sebesar 8,18 dan nilai
rata-rata post-test kelas kontrol 74,58
dengan simpangan baku 8,06. Untuk lebih
jelas dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
Tabel 3.nilai rata-rata dan simpangan baku data post-test
Kelas N ("̅) S Eksperimen 34 78,82 8,18
Kontrol 34 74,58 8,06
Rekapitulasi nilai rata-rata dan
simpangan baku data pre-test dan post-test
dapat disimpulkan dalam bentuk grafik
seperti pada gambar 1 dan 2 berikut.
gambar 1. Grafik perbandingan nilai rata-
rata dan simpangan baku hasil pre-test
Gambar 2. Grafik perbandingan nilai rata-
rata dan simpangan baku hasil
post-test
Berdasarkan data hasil post-test
kelas eksperimen dapat dikatakan bahwa
nilai rata-rata post-test kelas eksperimen
lebih tinggi dari pada nilai rata-rata post-
test kelas kontrol, hal ini dapat dilihat pada
gambar grafik 2 diatas.
Setelah mengetahui nilai rata-rata
dan simpangan baku pre-test dan post-test
kelas eksperimen dan kelas kontrol
selanjutnya uji normalitas pre-test dan
post-test pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol, untuk menghitung normalitas data
mengguakan rumus berikut.
"� = $(%�&'()�)�*
�+�
Gunawan (2013:71)
untuk hasil normalitas pre-test kelas
eksperimen sebesar 4,5162 sedangkan
kelas kontrol sebesar 11,0285 dengan taraf
0102030405060708090
nilai rata-rata
simpangan
baku
0
5
10
15
20
25
30
35
40
nilai rata-rata
simpangan
baku
9
signifikan 5% (,=0,05). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 berikut.
Tabel 4. Uji normalitas data pre-test Kelas X2
hitun
g
dk X2tabel Kesim
pulan Eksperimen
4,5162
5 11,070 Normal
Kontrol
11,0285
5 11,070 Normal
Uji normalitas post-test kelas
eksperimen sebesar 7,7357 dan kelas
kontrol 6,2116 dengan taraf signifikan 5%
(,=0,05). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 5 berikut.
Tabel 5. Uji normalitas data post-test Kelas X2
hitun
g
Dk X2tabel Kesimp
ulan Eksperimen
7,7357
5 11,070
Normal
Kontrol
6,2116
5 11,070
Normal
Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah kedua sampel (kelas
eksperimen dan kelas kontrol) homogen
atau tidak. Untuk mengitung homogenitas
menggunakan rumus berikut.
-������ = ./�0/�!12!/�./�0/�!32405 = (!067/�8/�1/3912!/�)�(!067/�8/�1/3932405)�
-������ = :��:��
Sundayana (2015:144)
Pada data pre-test Fhitung sebesar 1,67
sedangakan Ftabel 1,80. Karena Fhitung Ftabel
berarti sampel dikatakan Homogen. Sama
hal nya dengan uji homogenitas post-test,
nilai Fhitung sebesar 1,02 dan nilai Ftabel 1,80
menunjukan bahwa kedua varians
homogen.
Hipotesis statistik yang kan di uji Ha
rata-rata hasil belajar fisika siswa
eksperimen setelah menggunakan model
project based learning (PJBL) lebih tinggi
atau sama dengan 70 (;<>70) sedangkan
Ho rata-rata hasil belajar fisika siswa
setelah menggunakan model project based
learning (PJBL) lebih renda dari 70
(;<<70). Untuk menghitung uji statistika
menggunakan rumus berikut.
������� = "� − "�:�=>?�� + ������
Dengan:
:�=> = A(�� − 1):�� + (�� − 1):���� + �� − 2
Sundayana (2015:146)
Uji hipotesis data pre-test
didapatkan nilai thitung -1,97 dengan dk 6
dan nilai ttabel 2,00, dilihat dari data dapat
dikatakan thitung < ttabel dan Ho diterima.
Sedangkan uji hipotesis data post-test di
dapatkan thitung 2,19 dengan dk 6 dan ttebel
2,00, dari data tersebut dapat dikatakan
bahwa thitung > ttabel dan Ha diterima.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 6 dan 7 berikut.
10
Tebel 6. Uji kesamaan dua rata-rata data pre-test
Kelas Thitu
ng
dk Ttab
el
Kesimpulan
Eksperimen
-1,97
66 2,00 Thitung <Ttabel
Ho diterima
Kontrol
Tabel 7. Uji kesamaan dua rata-rata
data post-test Kelas Thitu
ng
Dk
Ttab
el
Kesimpulan
eksperimen
2,19 66 2,00 Thitung ≥Ttabel Ha diterima Kontrol
Pembahasan
Tujuan dalam penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh model Project Based
Learning (PJBL) terhadap hasil belajar
fisika siswa kelas XI SMA Negeri 5 Model
Kota Lubuklinggau, dengan populasi
penelitian adalah seluruh siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 5 Model Kota
Lubuklinggau. Dengan sampel penelitian
XI IPA 2 (sebagai kelas eksperimen) dan
kelas XI IPA 1 (sebagai kelas kontrol).
Kedua kelas diberikan perlakuan
yang berbeda, pada kelas eksperimen
diberikan perlakuan dengan menggunakan
model project based learning (pjbl) dan di
kelas kontrol menggunakan metode
ceramah. Peneliti juga menggunakan kelas
XII IPA 3 SMA Negeri 5 Model Kota
Lubuklinggau untuk melakukan uji coba
instrumen tes, dalam pelaksanaan
penelitian pokok bahasan yang dibahas
pada kedua kelas adalah sama yaitu materi
fluida statis. Sebelum diberikan perlakuan
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
diberikan pre-test (tes awal) terlebih
dahulu, dimana pre-test tersebut bertujuan
untuk melihat kemampuan awal siswa
sebelum diberikan perlakuan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Dari data-data di atas ternyata hasil
penelitian menunjukan hasil belajar pada
kelas eksperimen lebih tinggi dari hasil
belajar kelas kontrol. Kelas eksperimen
memperoleh nilai rata-rata pre-test 27,35
dan nilai rata-rata post-test 78,82 maka
terjadi peningkatan hasil belajar 51,47
dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah
63, yang mendapatkan nilai tuntas (sama
dengan atau di atas) 70 nilai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 29
siswa atau 85,29% dan siswa yang
mendapat nilai tidak tuntas di kelas
eksperimen sebanyak 5 siswa atau 14,70%.
Sedangkan skor rata-rata pre-test di kelas
kontrol 34,29 dan nilai rata-rata post-test
74,58 maka terjadi peningkatan hasil
belajar 40,29 dengan nilai tertinggi 89 dan
nilai terendah 60, yang mendapatkan nilai
tuntas (sama dengan atau di atas) 70
(KKM) sebanyak 24 siswa atau 70,58%
11
dan siswa yang mendapat nilai tidak tuntas
sebanyak 10 siswa atau 29,41%.
Dari hasil penelitian dan analisis
data menggunakan uji-t pada taraf
signifikan , = 0,05 didapatkan thitung≥ttabel
(2,19≥ 2,00) sehingga Ha diterima dan Ho
ditolak. Maka dapat disimpulkan nilai rata-
rata skor kelas eksperimen lebih tinggi dari
pada skor kelas kontrol dan hipotesis
diterima artinya “ada pengaruh model
Project Based Learning (PJBL) terhadap
hasil belajar fisika siswa kelas XI SMA
Negeri 5 Model Kota Lubuklinggau” pada
materi fluida statis.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan nilai rata-rata pre-test kelas
eksperimen 27,35 dan nilai rata-rata pre-
test kelas kontrol 34,29. Nilai rata-rata
post-test kelas eksperimen 78,82 dan nilai
rata-rata post-test kelas kontrol 74,58,
pengujian hipotesis dengan menggunakan
uji-t dengan taraf signifikan , = 0,05 dan
derajat kebebasan (dk) = 66, didapatkan
thitung ≥ttabel (2,19 ≥ 2,00) dengan demikan
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
model Project Based Learning (PJBL)
terdapa hasil belajar fisika siswa kelas XI
SMA Negeri 5 Model Kota Lubuklinggau
Tahun pelajaran 2018/2019.
SARAN
Setelah mengetahui hasil analisis,
pembahasan dan simpulan data, maka
terdapat beberapa saran yang ditunjukan
kepada sekolah, guru dan peneliti lain
yang berminat meneliti menganai model
Project Based Learning (PJBL).
1. Bagi sekolah, model Project Based
Learning (PJBL) dapat digunakan
sebagai bahan masukan dalam
meningkatkan mutu dan kualitas
pembelajaran siswa.
2. Bagi guru, kegiatan belajar mengajar
hendaknya menerapkan berbagai model
pembelajaran yang bervariasi dan tepat
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi peneliti lainnya, dapat menerapkan
model Project Based Learning (PJBL)
pada materi pembahasan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Aqib, Zainal dan Ali Murtadlo. 2016. Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Inovatif. Bandung: Sarana Tutorial Sejahtera.
Gunawan, Muhammad Ali. 2013. Statistk Untuk Penelitian Pendidikan.Yogyakarta: Pazama Publishing.
Kristanti, Yulita Dyah, dkk. 2016. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
12
(Project Based Learning) Pada Pembelajaran Fisika Disma. Jurnal Pembelajaran Fisika. 5(2), 122-128.
Noviyana, Hesti. 2017. Pengaruh Model project Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa. Jurnal Edumath. 3(2), 2356-2056.
Nurfitriyanti, Maya. 2016. Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecah Masalah Matematika. Jurnal Formatif. 6(2) Hal 149-160.
Pratama, Hendrik dan Ihtiari
Prastyaningrum. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Berbantu Media Pembelajaran Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis. Jurnal penelitian fisika dan aplikasinya (JPFA). 6(2) Hal 44-50
Waluyo, Puguh. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Mengoperasikan Pengendali PLC Di SMK Negeri 1 Madiun. Jurnal pendidikan teknik elektro. 03(03), 455-461.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sundayana, Rostina. 2015. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.