pengaruh net profit margin (npm), sales growth …repository.umrah.ac.id/1291/1/rahmatul...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH NET PROFIT MARGIN (NPM), SALES GROWTH, CURRENT
RATIO, KEPUTUSAN INVESTASI DAN RETURN ON ASSET (ROA)
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2014-2016
Rahmatul Mu’azizah1 , Sri Ruwanti
2 , Tumpal Manik
3
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
(UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Email : [email protected]
ABSTRAK
Rahmatul, 2018: Pengaruh Net Profit Margin, Sales Growth, Current Ratio,
Keputusan Investasi, dan Return On Asset Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2014-2016
Dosen Pembimbing : Sri Ruwanti, SE, M.Sc dan Tumpal
Manik, M.Si
Nilai perusahaan didefinisikan sebagai kinerja perusahaan yang
dicerminkan oleh harga saham yang merefleksikan penilaian masyarakat terhadap
kinerja perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh net
profit margin, sales growth, current ratio, keputusan investasi, dan return on
asset berpengruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016. Metode pengambilan
sampel penelitian ini adalah purposive sampling dan didapatkan 29 sampel yang
memenuhi kriteria dari 138 perusahaan yang menjadi data observasi. Teknis
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear
berganda. Hasil pengujian mendapatkan hasil bahwa sales growth tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan net profit margin, current
ratio, keputusan investasi yang diproksikan dengan price earning ratio, dan
return on asset berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Kata kunci : nilai perusahaan, net profit margin, sales growth, keputusan
investasi, return on asset
2
PENDAHULUAN
Setiap perusahaan yang berdiri tentunya mempunyai tujuan yang sangat
jelas. Salah satu tujuan yang ingin di capai perusahaan adalah memaksimalkan
nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Namun, diera globalisasi
saat ini untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah karena banyaknya
persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Dalam dunia bisnis seorang
manajer tentunya dipaksa untuk berkreasi dalam upaya untuk meningkatkan
kinerjanya dengan cara memanfaatkan setiap peluang yang ada. Keterkaitan
antara kinerja perusahaan ini tentunya akan menciptakan suatu nilai perusahaan
yang baik dimata investor maupun masyarakat, karena nilai perusahaan
merupakan salah satu tolak ukur nilai yang objektif yang digunakan oleh publik
pada kelangsungan hidup dalam suatu perusahaan. Nilai perusahaan atau yang
disebut juga dengan nilai pasar perusahaan didefinisikan sebagai kinerja
perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang merefleksikan penilaian
masyarakat terhadap kinerja perusahaan (Harmono, 2009:223). Kinerja
perusahaan yang baik maka menunjukkan bahwa nilai suatu perusahaan juga baik.
Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keingininan pemegang saham dan pemilik
perusahaan karena dengan nilai perusahaan yang tinggi menggambarkan
kemakmuran pemegang saham dan pemilik perusahaannya.
Nilai perusahaan juga dapat digunakan sebagai pendekatan untuk
menilai saham yang akan diinvestasikan. Jika nilai sahamnya tinggi maka bisa
dikatakan bahwa nilai perusahaannya juga baik, karena berdasarkan tujuan dari
perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan
kemakmuran para pemegang saham atau pemilik. Ada beberapa faktor yang dapat
digunakan oleh calon investor sebagai tolak ukur baik atau tidaknya kemampuan
perusahaan dalam usahanya untuk meningkatkan nilai perusahaan. Faktor-faktor
tersebut diantaranya: Net Profit Margin, sales growth, current ratio, keputusan
investasi, Return On Asset, leverage, dan ukuran perusahaan. Masing-masing dari
faktor-faktor tersebut memiliki keterkaitan dengan nilai perusahaan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
Net Profit Margin (NPM), Sales Growth, Current Ratio, Keputusan Investasi, dan
Return Om Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016 baik secara parsial
maupun simultan. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh Net Profit Margin (NPM), Sales Growth, Current Ratio, Keputusan
Investasi, dan Return On Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Nilai Perusahaan
Harmono (2009:233), mendefinisikan bahwa nilai perusahaan
merupakan kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk
oleh permintaan dan penawaran di pasar modal yang merefleksikan penilaian
masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Semakin tinggi harga saham semakin
tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para
3
pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran
pemegang saham juga tinggi (Stiyarini, 2016).
Dalam penelitian ini nilai perusahaan di ukur dengan menggunakan
rasio Tobin’s Q. Adapun alasan menggunakan rasio Tobin’s Q adalah karena
rasio Tobin’s Q merupakan rasio yang dapat memberikan informasi terbaik dalam
mencerminkan nilai perusahaan sebab dalam perhitungannya rasio ini melibatkan
seluruh unsur dari hutang dan modal saham perusahaan, yang tidak hanya
meliputi saham biasa akan tetapi seluruh asset yang dimiliki oleh perusahaan
(Dewi, dkk, 2014: 2).
Rumus Tobin’s Q yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
membandingkan nilai pasar ekuitas dan nilai buku dari total hutang dengan nilai
buku dari total aset dan total hutang.
Dimana:
Q = Nilai perusahaan
EMV = (Nilai pasar ekuitas) : closing price x jumlah saham yang beredar
D = Nilai buku dari total hutang
EBV = Nilai buku dari total asset
Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin merupakan rasio keuangan yang menggambarkan
tingkat keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dibandingkan dengan
pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya dengan cara membagi laba
bersih terhadap penjualan bersih (Hery, 2016:197).
Sales Growth
Pertumbuhan penjualan merupakan perubahan total perubahan
penjualan. Rasio ini juga menggambarkan persentasi pertumbuhan pos-pos
perusahaan dari tahun ke tahun (Harahap, 2015:309).
Current Ratio
Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera
jatuh tempo ( Kasmir,2012 : 134).
Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah suatu tindakan untuk menanamkan dana
yang dimiliki ke dalam aset dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di
4
masa yang akan datang (Suroto, 2015). Keputusan investasi dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan Price Earning Ratio (PER). Harmono (2015: 57),
menyatakan bahwa Price Earning Ratio adalah nilai harga per lembar saham,
indikator ini secara peraktis telah diaplikasikan dalam laporan keuangan laba rugi
bagian akhir dan menjadi bentuk standard pelaporan keuangan bagi perusahaan
publik. Rasio ini menunjukkan seberapa besar investor menilai harga saham
terhadap kelipatan earning.
Return On Asset (ROA)
Return On Asset adalah rasio yang membandingkan antara laba bersih
ditambah dengan beban bunga dan dikali tarif pajak terhadap rata-rata total asset
(Subramanyam, 2014:37).
Leverage
Leverage merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya (Hery, 2016: 142). Untuk
menentukan tingkat leverage dalam penelitian ini di proksikan menggunakan debt
to aset ratio (DAR) . DAR merupakan salah satu rasio leverage yaitu rasio
digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset.
Ukuran Perusahan
Ukuran perusahaan (size) merupakan ukuran besarnya aset yang
dimiliki perusahan. Pratama dan Wisuana (2016), mengatakan bahwa semakin
besar ukuran perusahaan berarti asset yang dimiliki perusahaan pun semakin besar
dan dana yang dibutuhkan perusahaan untuk mempertahankan kegiatan
operasionalnya pun semakin banyak. Semakin besar ukuran perusahaan akan
mempengaruhi keputusan manajemen dalam memutuskan pendanaan apa yang
akan digunakan oleh perusahaan agar keputusan pendanaan dapat
mengoptimalkan nilai perusahaan. Ukuran perusahaan di proksikan dengan Ln
total aset.
5
H1
H2
H3
H4
H5
H6
Kerangka Pemikiran
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Net Profit Margin terhadap Nilai Perusahaan
Net Profit Margin (NPM) adalah perbandingan laba bersih dan
penjualan. Semakin tinggi Net Profit Margin berarti semakin tinggi pula laba
operasional yang dihasilkan dari penjualan bersih. Hal ini disebabkan tingginya
laba kotor dan/atau rendahnya beban operasional, karena laba kotor yang tinggi
ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan baik dan produktif sehingga
kepercayaan investor meningkat untuk menanamkan modalnya. Jika kinerja
perusahaan baik maka nilai perusahaannya juga baik, begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H1 : Diduga Net Profit Margin berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Pengaruh Sales Growth terhadap Nilai Perusahaan
Pertumbuhan penjualan atau yang dikenal dengan sales growth sangat
diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan
penjualan yang baik tentunya akan memberikan tanda bagi perkembangan
perusahaan. Dengan melihat data penjualan dimasa lalu, perusahaan akan dapat
mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk mengembangkan nilai perusahaan
yang ada. Laju pertumbuhan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan
mempertahankan keuntungan dalam menandai kesempatan di masa yang akan
datang. Pertumbuhan penjualan tinggi, maka akan mencerminkan pendapatan
yang meningkat sehingga para investor tertarik untuk menanamkan modalnya
Net Profit Margin
(X1)
(
Current Ratio
(X3)
Sales Growth
(X2)
Nilai Perusahaan
(Y)
Keputusan Investasi
(X4)
Return On Asset
(X5)
6
sehingga terlihat bahwa nilai perusahaan tersebut juga baik. Berdasarkan
penjelasan diatas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H2 : Diduga Sales growth berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Pengaruh Current Ratio terhadap Nilai Perusahaan
Kasmir (2012), mengatakan bahwa perusahaan yang mampu memenuhi
kewajiban jangka pendeknya, dikatakan perusahan tersebut likuid. Semakin tinggi
kewajiban jangka pendek dibanding aset lancar, maka dapat dikatakan bahwa
banyaknya aset suatu perusahaan telah dibiayai oleh hutang sehingga perusahaan
tersebut akan mengalami kesulitan likuiditas ketika kewajiban lancar jatuh tempo,
hal ini tentunya akan berdampak pada para investor yang enggan untuk
menanamkan modalnya sehingga nilai perusahaan juga tidaklah baik. semakin
tinggi current ratio maka semakin efisien pula perusahaan dalam
mendayagunakan aset lancarnya sehingga dapat mempengaruhi minat investor
dalam menanamkan dananya. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik
hipotesis sebagai berikut:
H3 : Diduga current ratio berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan
Keputusan investasi merupakan salah satu faktor yang menentukan nilai
suatu perusahaan. Seorang manajer yang berhasil memberikan keputusan investasi
yang tepat, maka aset yang diinvestasikan akan menghasilkan kinerja yang
optimal dan juga menunjukkan prospek bahwa perusahaan dalam keadaan sehat
serta menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan baik, sehingga para investor
nantinya akan meningkatkan harga saham dan nilai perusahaan. Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H4 : Diduga keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Nilai Perusahaan
Return On Asset merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk
menunjukkan seberapa besar konstribusi aset dalam menciptakan laba bersih .
Semakin tinggi hasil dari pengembalian asset berarti semakin tinggi pula jumlah
laba bersih yang dihasilkan dari setiap dana yang ada dalam total asset. Jika suatu
perusahaan kontribusi total asset terhadap laba bersih meningkat ini menunjukkan
bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba tentunya baik. Hal ini yang
menjadikan pertimbangan para investor untuk segera menanamkan modalnya,
kinerja perusahaan yang baik mencerminkan nilai perusahaan yang
baik.Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H5 : Diduga return on asset berpengaruh terhadap nilai perusahaan
H6 : Diduga net profit margin (NPM), sales growth, current ratio, keputusan
investasi dan return on asset (ROA) berpengaruh terhadap nilai
perusahaan
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2014-2016. Objek penelitian ini adalah laporan keuangan
7
akhir tahun setiap perusahaan manufaktur. Penelitian bertujuan untuk menemukan
pengaruh net profit margin, sales growth, current ratio, keputusan investasi dan
return on asset terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini dibatasi pada perusahaan
yang laporan keuangannya memenuhi beberapa kriteria yang akan dijelaskan pada
kriteria pemilihan sampel.
Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif, dan data yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang meliputi variabel-variabel
independen penelitian yaitu net profit margin, sales growth, current ratio,
keputusan investasi, dan return on asset. Variabel kontrol yaitu leverage dan
ukuran perusahaan. variabel dependennya yaitu nilai perusahaan yang dilakukan
oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-
2016. Informasi tentang data yang diperlukan diperoleh dari Laporan Keuangan
yang diunduh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016 yaitu sebanyak 138
perusahaan. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013 : 85).
Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal dari Bursa Efek Indonesia
tahun 2014-2016. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
beberapa kriteria tertentu yang terdiri dari :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
telah menerbitkan serta mempublikasikan laporan keuangan tahunan dengan
tahun buku berakhir 31 Desember selama tahun 2014-2016.
2. Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan keuangan lengkap selama
tahun pengamatan.
3. Perusahaan manufaktur menggunakan mata uang Rupiah selama tahun
pengamatan. Pemilihan kriteria ini adalah karena penggunaan mata uang
yang berbeda dapat menimbulkan perbedaan kurs meskipun telah dilakukan
konversi.
4. Perusahaan manufaktur yang mengalami laba selama tahun pengamatan.
5. Perusahaan manufaktur yang mengalami peningkatan penjualan selama
tahun pengamatan.
Jumlah perusahaan yang dijadikan populasi adalah 138 perusahaan, dan
setelah dilakukan seleksi sampel, maka diperoleh sampel sebanyak 29 perusahaan
dan 87data observasi.
Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda.Dengan bantuan SPSS 20.0.dalam analisis ini, terdiri dari uji statistik
deskriptif, uji asumsi klasik (uji normalitas, multikoliniearitas, autokorelasi, dan
heterokedastisitas), dan uji hipotesis (uji t, uji f dan koefisien determinasi).
Metode ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel terikat dengan
variabel-variabel bebas. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda
digunakan untuk mengetahui pengaruh net profit margin (NPM), sales growth,
8
current ratio, keputusan investasi, dan return on asset (ROA) terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2014-2016.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
(Ghozali, 2013:19).
Tabel 1 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TOBINS 87 .2769 11.0096 2.200047 2.4834156
NPM 87 .0015 .3313 .089444 .0677456
SG 87 .0015 .3542 .118579 .0831089
CR 87 .6056 12.9946 2.718017 2.2331736
KI 87 3.0078 105.9364 21.520448 16.5206828
ROA 87 .0015 .3116 .094720 .0719435
LEV 87 .0162 .8387 .417691 .1826273
SIZE 87 25.7204 32.1510 28.768341 1.6663803
Valid N (listwise) 87
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Menurut Ghozali
(2013:164) untuk menguji normalitas residual adalah dengan menggunakan uji
non parametrik kolmogorov-smirnov (K-S).Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
dibuat dengan melihat signifikansi di atas 0,05 berarti data berdistribusi normal.
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 87
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation .81238765
Most Extreme
Differences
Absolute .095
Positive .062
Negative -.095
Kolmogorov-Smirnov Z .886
Asymp. Sig. (2-tailed) .412
a. Test distribution is Normal.
9
b. Calculated from data.
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov
adalah 0,886 dan signifikan pada 0,412 karena p-value = 0,412 > 0,05, maka H0
diterima yang berarti data residual berdistribusi secara normal.
Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance
inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas (Ghozali, 2013:105).
Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
NPM .252 3.968
SG .922 1.085
CR .354 2.823
KI .855 1.169
ROA .331 3.022
LEV .332 3.012
SIZE .798 1.252
a. Dependent Variable: TOBINS
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel diatas dapat dilihat bahwa
dapat disimpulkan masing - masing variabel independen yaitu net profit margin
(NPM), sales growth, current ratio, keputusan investasi, return on asset (ROA),
leverage dan ukuran perushaan yang digunakan dalam penelitian ini memiliki
nilai tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF (variance inflation factor) di bawah 10
yang berarti model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas.
Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2013:110).Untuk melihat ada atau
tidaknya gejala autokorelasi ini maka dapat dilakukan uji Durbin-Watson. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi dengan melihat
Durbin-Watson berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ DW ≤ +2 (Sunyoto, 2011:91).
10
Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .945a .893 .884 .8476157 2.038
a. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SG, KI, CR, LEV, ROA
b. Dependent Variable: TOBINS
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson pada tabel 4.6 di atas dapat dilihat
bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson test menunjukkan nilai
2,038 dengan jumlah unit analisis (n) sebanyak 87 dan jumlah variabel bebas (k)
adalah 7 sehingga nilai dU (k,n = 7,87) adalah 1,8282. Hal ini menunjukkan
bahwa data tersebut terbebas dari autokorelasi dikarenakan nilai dU sebesar
1,8282 lebih kecil dari nilai dW sebesar 2,038 dan nilai dW lebih kecil dari 4-dU
sebesar 4-1,8282 = 2,1718 atau dapat dibuat persamaan seperti 1,8282 < 2,038 <
2,1718.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain jika sama disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak mengandung
heteroskedastisitas. Untuk melihat heteroskedastisitas, maka dilakukan uji Rank
Spearman dengan melihat nilai signifikan jika > 0,05maka model regresi tidak
mengandung adanya Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139).
Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Rank Spearman
Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2018
11
Berdasarkan output pada tabel 4.7 diatas, diketahui bahwa nilai sig
untuk variabel Net Profit Margin (NPM) sebesar 0,902. Nilai sig untuk variabel
Sales Growth (SG) sebesar 0,876. Nilai sig untuk variabel Current Ratio (CR)
sebesar 0,221. Nilai sig untuk variabel Keputusan Investasi (KI) sebesar 0,302.
Nilai sig untuk variabel Return On Asset (ROA) sebesar 0,112. Nilai sig untuk
variabel Leverage sebesar 0,431 dan nilai sig untuk variabel Ukuran Perusahaan
(size) sebesar 0,916. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua variabel mempunyai
nilai sig > 0,05, maka dapat dipastikan model tidak mengandung
heteroskedastisitas.
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 6 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -1.849 1.860 -.994 .323
NPM -10.425 2.687 -.284 -3.879 .000
SG -1.689 1.146 -.057 -1.474 .144
CR .148 .069 .133 2.150 .035
KI .055 .006 .363 9.116 .000
ROA 34.576 2.209 1.002 15.654 .000
LEV .641 .869 .047 .738 .463
SIZE .002 .061 .001 .036 .971
a. Dependent Variable: TOBINS
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan tabel 6 diatas, maka dapat disusun persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut :
Tobin’s = – 1,849 – 10,425NPM – 1,689SG + 0,148CR + 0,055KI +
34,576ROA + 0,641LEV + 0,002SIZE + Dari persamaan regresi linear diatas dapat diinterpretasikan sebagai
berikut :
1. Konstanta (α)
Nilai konstanta sebesar – 1,849 menyatakan bahwa jika variabel net profit
margin, sales growth, current ratio, keputusan investasi, return on asset,
leverage, dan ukuran perusahaan dianggap konstan, maka nilai Tobin’s
sebesar -1,849 atau -184,9%.
2. Kooefisien Regresi (β1) Variabel Net Profit Margin (X1)
Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar -10,425. Nilai (β1) yang
negatif menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel net
profit margin, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan
nilai perusahaan sebesar 1042,5%.
3. Kooefisien Regresi (β2) Variabel Sales Growth (X2)
12
Besarnya nilai koefisien regresi (β2) sebesar -1,689. Nilai (β2) yang negatif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel sales growth,
dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan nilai perusahaan
sebesar 168,9%.
4. Kooefisien Regresi (β3) Variabel Current Ratio (X3)
Besarnya nilai koefisien regresi (β3) sebesar 0,148. Nilai (β3) yang positif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel sales growth,
dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan nilai perusahaan
sebesar 14,8%.
5. Kooefisien Regresi (β4) Variabel Keputusan Investasi (X4)
Besarnya nilai koefisien regresi (β4) sebesar 0,055. Nilai (β4) yang positif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel keputusan
investasi dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan nilai
perusahaan sebesar 5,5%.
6. Kooefisien Regresi (β5) Variabel Return On Asset (X5)
Besarnya nilai koefisien regresi (β5) sebesar 34,576. Nilai (β5) yang positif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel return on
asset, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan nilai
perusahaan sebesar 3457,6%.
7. Kooefisien Regresi (β6) Variabel Leverage (kontrol)
Besarnya nilai koefisien regresi (β6) sebesar 0,641. Nilai (β6) yang positif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel leverage,
dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan nilai perusahaan
sebesar 64,1%.
8. Kooefisien Regresi (β7) Variabel Ukuran Perusahaan (kontrol)
Besarnya nilai koefisien regresi (β7) sebesar 0,002. Nilai (β7) yang positif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel ukuran
perusahaan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan nilai
perusahaan sebesar 22%.
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)
Uji signifikansi simultan (uji-f) digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel
dependen. Jika nilai Fhitung > Ftabel dan nilai signifikan < 0,05, H0 ditolak, jika nilai
Fhitung < Ftabel dan nilai signifikan > 0,05, H0 diterima (Ghozali, 2013:98).
Tabel 7 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 473.635 7 67.662 94.178 .000b
Residual 56.758 79 .718
Total 530.392 86
a. Dependent Variable: TOBINS
b. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SG, KI, CR, LEV, ROA
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
13
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) pada tabel 4.9 dapat
diketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan
bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Sementara itu dapat juga dilihat dari Fhitung
dibanding dengan nilai Ftabel. Fhitung memiliki nilai sebesar 94,178. Nilai Ftabel pada
tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = df pembilang (k-1) ; df
penyebut (n-k). Jumlah variabel penelitian (k) berjumlah 8, dan jumlah data (n)
sebanyak 87. Jadi df pembilang (8-1) = 7 dan df penyebut (87-8) = 79, sehingga
Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) adalah 2,13. Jadi Fhitung> Ftabel
(94,178 > 2,13) dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak artinya net profit margin, sales
growth, current ratio, keputusan investasi, return on asset, leverage dan ukuran
perusahaan secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2014-2016.
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t).
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Dengan
menentukan taraf signifikan adalah 0,05. Apabila Thitung > Ttabel atau - Thitung< -
Ttabel dan nilai sig < 0,05 maka hipotesis akan diterima sedangkan jika Thitung <
Ttabel atau - Thitung> - Ttabel dan nilai sig > 0,05 maka hipotesis akan ditolak atau
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:99).
Tabel 8 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t).
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -1.849 1.860 -.994 .323
NPM -10.425 2.687 -.284 -3.879 .000
SG -1.689 1.146 -.057 -1.474 .144
CR .148 .069 .133 2.150 .035
KI .055 .006 .363 9.116 .000
ROA 34.576 2.209 1.002 15.654 .000
LEV .641 .869 .047 .738 .463
SIZE .002 .061 .001 .036 .971
a. Dependent Variable: TOBINS
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter individual (uji-t) pada tabel
4.10 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Variabel net profit margin memiliki tingkat signifikansi 0,000 < 0,05.
Variabel net profit margin ini juga memiliki nilai thitung sebesar -3,879 < -
1,99085 (ttabel α = 0,05, df = (87-8-1) = 78). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel net profit margin
14
secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara kemampuan menghasilkan laba perusahaan
dengan nilai perusahaan. Dengan demikian, dengan semakin tingginya nilai
net profit margin perusahaan maka akan menurunkan nilai perusahaan.
2. Variabel sales growth memiliki tingkat signifikansi 0,144 > 0,05. Variabel
sales growth ini juga memiliki nilai thitung sebesar -1,474 > -1,99085 (ttabel α
= 0,05, df = (87-8-1) = 78). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak dan
H0 diterima, yang berarti variabel sales growth secara parsial tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan antara kemampuan pertumbuhan penjualan perusahaan
dengan nilai perusahaan. Dengan demikian, dengan semakin tingginya nilai
pertumbuhan penjualan maka tidak akan mempengaruhi baik atau tidaknya
nilai perusahaan.
3. Variabel current ratio memiliki tingkat signifikansi 0,035 < 0,05. Variabel
current ratio ini juga memiliki nilai thitung sebesar 2,150 > 1,99085 (ttabel α =
0,05, df = (87-8-1) = 78). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H3 diterima dan
H0 ditolak, yang berarti variabel current ratio secara parsial berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti semakin tinggi nilai current ratio
suatu perusahaan maka semakin tinggi juga nilai perusahaan.
4. Variabel keputusan investasi memiliki tingkat signifikansi 0,000 < 0,05.
Variabel keputusan investasi ini juga memiliki nilai thitung sebesar 9,116 >
1,99085 (ttabel α = 0,05, df = (87-8-1) = 78). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa H4 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel keputusan investasi
secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi keputusan investasi yang dalam hal ini diproksikan
dengan price earning ratio maka semakin tinggi pula harga sahamnya
terhadap kelipatan earning dan nilai perusahaannya juga terlihat baik.
5. Variabel return on asset memiliki tingkat signifikansi 0,000 < 0,05.
Variabel return on asset ini juga memiliki nilai thitung sebesar 15,654 >
1,99085 (ttabel α = 0,05, df = (87-8-1) = 78). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa H5 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel return on asset
secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui aset dpat
meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian, semakin tinggi nilai
return on asset maka nilai perusahaan juga akan meningkat.
6. Variabel leverage memiliki tingkat signifikansi 0,463 > 0,05. Variabel
leverage ini juga memiliki nilai thitung sebesar 0,738 < 1,99085 (ttabel α =
0,05, df = (87-8-1) = 78). Hal ini dapat disimpulkan bahwa leverage yang
dalam hal ini diproksikan dengan debt to asset ratio sebagai variabel kontrol
tidak dapat memberi pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai debt to asset ratio tidak akan
memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.
7. Variabel ukuran perusahan memiliki tingkat signifikansi 0,971 > 0,05.
Variabel ukuran perusahaan ini juga memiliki nilai thitung sebesar 0,036 <
1,99085 (ttabel α = 0,05, df = (87-8-1) = 78). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol tidak memiliki pengaruh
15
terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa besar kecilnya
ukuran suatu perusahaan tidak memberikan pengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.11 diatas dapat
dilihat bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,884 atau 88,4% . Hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa variabel dependen yaitu nilai perusahaan dapat
dijelaskan oleh variabel independen yaitu net profit margin, sales growth, current
ratio, keputusan investasi dan return on asset dan sebesar 88,4%sedangkan
sisanya yaitu 11,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan
dalam penelitian ini.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Irayanti dan Tumbel
(2014), yang menyebutkan bahwa net profit margin memiliki pengaruh terhadap
nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa jika rasio net profit margin
meningkat maka nilai perusahaan akan mengalami penurunan. Artinya
peningkatan laba bersih yang diperoleh perusahaan belum mampu meningkatkan
nilai perusahaan. Menurut Husnan dan Pudjiasti dalam Rosada (2017),
mengatakan bahwa memaksimumkan nilai perusahaan tidak identik dengan
memaksimumkan laba apabila laba diartikan sebagai laba akuntansi (yaitu laba
yang dapat dilihat pada laporan laba rugi). Sebaliknya, memaksimumkan nilai
perusahaan akan identik dengan memaksimumkan laba dalam pengertian
ekonomi, yaitu jumlah kekayaan yang bisa dikonsumsikan tanpa membuat
pemilik kekayaan tersebut menjadi miskin. Rosada (2017), mengatakan bahwa
baik atau tidaknya nilai perusahaan juga bisa dilihat dari pandangan umum
pemegang saham mengenai kemakmuran yang akan diperolehnya dari hasil
investasinya. Para pemegang saham lebih memandang kemakmuran diperoleh
berdasarkan harga pasar saham, bukan dari laba akuntansi yang dilaporkan oleh
emiten.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Gunawan (2016), yang mengatakan
bahwa net profit margin memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi net profit margin maka semakin baik pula
nilai perusahaan.
Pengaruh Sales Growth Terhadap Nilai Perusahaan
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .945a .893 .884 .8476157
a. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SG, KI, CR, LEV, ROA
b. Dependent Variable: TOBINS
16
Hasil ini didukung oleh penelitian Mandalika (2016), Pantaw, dkk
(2015), dan Dramawan (2015), yang mengatakan bahwa pertumbuhan penjualan
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahan. Hal ini menunjukkan bahwa
menaiknya penjualan dari tahun ke tahun tidak memberi pengaruh terhadap
menaiknya nilai perusahaan. Dalam hal ini dapat memberikan arti bahwa para
investor tidak melihat pertumbuhan penjualan dalam berinvestasi saham di
perusahaan, karena pertumbuhan penjualan belum final merupakan pendapatan
bersih perusahaan, karena pertumbuhan penjualan masih dikurangi biaya operasi
sehingga investor tidak tertarik dengan melihat pertumbuhan penjualan. Hasil ini
tidak sejalan dengan penelitian Fista dan Widyawati (2017), menemukan bahwa
pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh Current Ratio Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil ini sejalan dengan penelitian Hasania, dkk (2016), menemukan
bahwan current ratio memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan yang berarti
semakin tinggi current ratio maka semakin efisien pula perusahaan dalam
mendayagunakan aset lancarnya sehingga dapat mempengaruhi minat investor
dalam menanamkan dananya. Semakin besar investor dalam menanamkan
dananya maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Hasil ini tidak sejalan dengan
penelitian Stiyarini (2016), yang mengatakan bahwa current ratio tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya rendah.
Pengaruh Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil ini sejalan dengan penelitian Suroto (2015), yang mengatakan
bahwa keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan, penelitian ini
menyatakan bahwa pengeluaran investasi memberikan gambaran tentang
pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan mendatang, sehingga meningkatkan
harga saham sebagai indikator nilai perusahaan. Hal ini juga menunjukkan bahwa
semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Hal ini
tidak sejalan dengan penelitian Styani dan Astuti (2014), yang mengatakan bahwa
keputusan investasi tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh Return On Asset Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil ini sejalan dengan penelitian Stiyarini (2016), yang mengatakan
bahwa return on asset berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menandakan bahwa perusahaan mengalami peningkatan laba bersih dan diikuti
dengan peningkatan total aset, ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu
memanajemen aset secara efesien dan efektif dalam menghasilkan laba. Semakin
tinggi return on asset maka semakin tinggi pula nilai perusahaan, ini dikarenakan
kontribusi dalam meningkatkan laba dapat memberikan gambaran kepada para
investor mengenai kinerja perusahaan yang semakin baik, sehingga daya tarik
investor dalam menanamkan modalnya dalam perusahaan akan meningkat karena
tingkat pengembalian (return) dan deviden yang dibagikan akan semakin besar.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitan Tahir dan Ahmad (2011), yang
mengatakan bahwa return on asset tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan
Hal ini sejalan dengan penelitian Prasetyorini (2013), yang mengatakan
bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Ini dikarekan
17
perusahaan yang menggunakan hutang akan mempunyai kewajiban atas beban
bunga dan beban pokok pinjaman, sehingga penggunaan hutang akan memiliki
resiko yang cukup besar atas tidak terbayarnya hutang. Hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian Pratama dan Wiksuana (2016), dan Kayobi dan
Anggraeni (2015), yang mengatakan bahwa leverage memiliki pengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Hal ini sejalan dengan penelitian Pantaw, dkk (2015), dan Kayobi dan
Anggraeni (2015), yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh antara ukuran
perusahaan dan nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar
ukuran perusahaan maka nilai perusahaan belum tentu ikut semakin naik/ tinggi.
Ukuran perusahaan memungkinkan para investor terkadang tidak terlalu
memperhatikan dan melihat total aset suatu perusahaan. Namun, pertumbuhan dan
peningkatan laba perusahaan yang menjadi prioritas utama dalam menentukan
nilai perusahaan. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Pratama dan Wiksuana
(2015), yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Sales Growth, Current Ratio, Keputusan
Investasi, Return On Asset (ROA), Leverage dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan.
Hipotesis keenam dalam penelitian ini adalah Net Profit Margin
(NPM), Sales Growth, Current Ratio, Keputusan Investasi, Return On Asset
(ROA), Leverage, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian uji signifikansi simultan (Uji-f) menunjukkan nilai signifikan
0,000 < 0,05 yang berarti hipotesis keenam diterima. Hal ini mengindikasikan
bahwa net profit margin, sales growth, current ratio, keputusan investasi, return
on asset, leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap
nilai perusahaan.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun kesimpulan hasil
penelitian ini adalah :
1. Net profit margin, sales growth, current ratio, keputusan investasi, dan
return on asset berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusaaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2014-2016.
2. Net profit margin berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
3. Sales growth tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
4. Current ratio berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
5. Keputusan invesatasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2014-2016.
18
6. Return on asset berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
7. Leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
8. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2014-2016.
SARAN
1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran selain rasio Tobin’s
dalam mengukur nilai perusahaan.
2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel kontrol selain leverage
dan ukuran perusahaan, atau dapat juga menggunakan variable moderasi
atau intervening agar mendapatkan nilai yang lebih akurat
3. Penelitian ini dilakukan dalam periode 2014-2016 dengan jumlah sampel
sebanyak 29 sampel. Untuk penelitian selanjutnya, hendaknya perlu
memperbesar ukuran sampel dengan cara menambah tahun pengamatan
penelitian, sehingga diperoleh sampel yang lebih besar dan memberikan
kemungkinan yang lebih besar untuk memperoleh kondisi yang sebenarnya.
4. Bagi perusahaan diharapkan harus lebih meningkatkan kinerja perusahaan
tanpa memikirkan kepentingan sendiri agar dapat memenuhi kewajibannya
serta mensejahterakan para pemegang saham, yang akan meningkatkan nilai
perusahaan.
19
Daftar Pustaka
Dewi, Inggi Rovita, Siti Ragil Handayani dan Nila Firdausi. 2014. Pengaruh
Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Sektor
Pertambangan Yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2012). Jurnal
Administrasi Bisnis. Universitas Brawijaya. Vol 17. No. 1.
Fista, Bela Febriana dan Dini Widyawati. 2017. Pengaruh Kebijakan Deviden,
Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. STIESIA Surabaya.
Vol 6. No 5.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21. Semarang :Universitas Diponegoro.
Gunawan, Leonardy. 2016. Pengaruh Net Profit Margin dan Total Asset
Turnover Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sektor Industri Barang
Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Darma Pontianak. Vol 7. No 1.
Harahap, Sofyan Syafri. 2015. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta :
Rajawali Pers.
Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard. Edisi
Pertama. Cetakan Pertama. Bumi Aksara. Jakarta. hal: 223.
----------- 2015. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard. Edisi
Pertama. Cetakan Keempat. Jakarta : Bumi Aksara. Hal : 57.
Hasania, Zuhria, Sri murni, dan Yunita Mandagie. 2016. Pengaruh Current Ratio,
Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, dan ROE Terhadap Nilai Perusahaan
Farmasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014. Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi. Universitas Sam Ratulangi. Vol 16. No 3.
Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT.Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Kasmir. 2012. Analisa Laporan Keuangan. Edisi 5. Jakarta : Rajawali Pers.
Kayobi, I Gusti Made Andrie dan Desy Anggraeni. 2015. Pengaruh Debt To
Equity Ratio, Debt To Total Asset, Dividen Tunai, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Universitas
Budi Luhur. Vol 4. No 1.
20
Mandalika, Andri. 2016. Pengaruh Struktur Aktiva, Struktur Modal, Dan
Pertumbuhan Penjualan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Studi Pada Sektor
Otomotif). Jurnal Berkala Efisiensi. Universitas Sam Ratulangi. Vol 16. No
1.
Pantow, Mawar Sharon. R, Sri Murni dan Irvan Trang. 2015. Analisa
Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Return On Asset, dan
Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Yang Tercatat Di Index LQ 45.
Jurnal EMBA. Vol 3. No 1. hal: 961-971.
Prasetyorini, Bhekti Fitri. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Price
Earning Ratio dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu
Manajemen. Universitas Negeri Surabaya. Vol 1. No 1. hal: 183-196.
Pratama, I Gusti Bagus Angga dan I Gusti Bagus Wiksuana. 2016. Pengaruh
Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Profitabilitas Sebagai Variabel Mediasi. E-Jurnal Manajemen Universitas
Udayana. Vol 5. No 2.
Rosada, Fitrah Lia Amrina. 2017. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi. STIESIA Surabaya. Vol 6. No 1.
Subramanyam. 2014. Financial Statement Analysis. Eleventh Edition. New York:
McGraw-Hill Education.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif,dan R&D. Edisi 9.
Bandung : Mitra Wacana Media. Alfabeta.
Stiyarini. 2016. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Jasa Telekomunikasi. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Vol 5.
No 2.
Suroto. 2015. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan Dan
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Lq-45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
Februari 2010-Januari 2015). Jurnal Ilmiah Untag Semarang. Vol 4. No 3.