pengaruh orientasi belanja dan gender...
TRANSCRIPT
PENGARUH ORIENTASI BELANJA DAN GENDER DIFFERENCES TERHADAP PENCARIAN INFORMASI
ONLINE DAN BELANJA ONLINE (Studi Kasus pada Mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Disusun oleh:
GITA CHAIRUN NISA
107081003297
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M / 1434 H
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Gita Chairun Nisa
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 30 April 1989
Agama : Islam
Alamat : Perumahan Bukit Indah Blok J1/11 Sarua, Ciputat
E-mail : [email protected]
Pendidikan Formal
2007-2013 : Strata 1 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2004-2007 : SMA Islam Al-Azhar 1
2001-2004 : SLTP Islam Al-Azhar 1
1995-2001 : SD Islam Al-Azhar 4
1993-1995 : TK Islam Al-Azhar 4
1992-1993 : Play Group Cut Mutia, Jakarta Pusat
Pendidikan Non Formal
• ESQ Training Basic pada tahun 2007 • Pelatihan Fasilitator GeMAH 99 pada tahun 2008 • ESQ In House Training MCB UIN pada tahun 2009
Pengalaman Organisasi
• Bendahara FOSMA UIN periode 2008-2010 • Bendahara Saman SAFOZE periode tahun 2010 • Bendahara Naml Foundation periode 2012-sekarang
ii
ABSTRACT
The aim of this research is to to analyze the influence of shopping orientations on online information search and online purchase, and the differences between male and female in their shopping orientations. The samples of this research are students of Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta who have online purchased at least one time. The data collection in this research uses a questionnaire containing 22 statements wich are distributed to 60 respondents. This research uses purposive sampling technique in the form of multiple linear regression analysis by firstly referring to the classic assumption analysis. This research also uses independent sample T test to analyze the differences between male and female students in their shopping orientations. Shopping orientations were indentified into six variables: shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/time conscious, price conscious, shopping confidence, and brand/store loyalty. The results show that simultaneously shopping orientations significantly influence on online information search but not significantly influence on online purchase. Partially, only convenience/time conscious and price conscious variable have significant influence on online information search and shopping enjoyment variable has significant influence on online purchase. Convenience/time conscious and price conscious were significantly different between male and female students’ shopping orientations. No significant differences were found in shopping enjoyment, brand/fashion conscious, shopping confidence, and brand/store loyalty between male and female students. Key words: shopping orientations, shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/time conscious, price conscious, shopping confidence, brand/store loyalty, gender differences, online information searches, online purchase.
iii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh orientasi belanja terhadap pencarian informasi online dan belanja online, serta menganalisis perbedaan orientasi belanja antara pria dan wanita. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang pernah melakukan belanja online minimal satu kali. Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan kuesioner yang berisi 22 butir pertanyaan yang disebarkan kepada 60 responden. Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik purposive sampling dengan metode analisis menggunakan uji regresi linier berganda dengan terlebih dahulu mengacu pada uji asumsi klasik. Selanjutnya penelitian ini juga menggunakan independent sample T test untuk menganalisis perbedaan orientasi belanja pada mahasiswa pria dan wanita. Orientasi belanja dijelaskan dalam enam variabel, yaitu shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/tima conscious, price conscious, shopping confidence, dan brand/store loyalty. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan orientasi belanja berpengaruh signifikan terhadap pencarian informasi online tetapi tidak signifikan terhadap belanja online. Secara parsial hanya variabel convenience/time conscious dan price conscious yang berpengaruh signifikan terhadap pencarian informasi online dan variabel shopping enjoyment yang berpengaruh signifikan terhadap belanja online. Terdapat perbedaan orientasi belanja yang signifikan antara pria dan wanita pada variabel convenience/time conscious dan price conscious. Pada variabel shopping enjoyment, brand/fashion conscious, shopping confidence, dan brand/store loyalty tidak terlihat perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita. kata kunci: orientasi belanja, shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/time conscious, price conscious, shopping confidence, brand/store loyalty, gender differences, pencarian informasi online, belanja online.
iv
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT karena dengan
rahmat dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira kepada hamba-Nya, Shalawat dan
salam tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Orientasi Belanja dan
Gender Differences Terhadap Pencarian Informasi Online dan Belanja Online
(Studi Kasus Mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)” ini dengan sebaik-
baiknya. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna,
dalam arti masih terdapat kekurangan baik dari segi materi bahasan maupun
teknik penyajiannya. Untuk itu penulis mengharapkan sekaligus sangat
menghargai saran dan kritik dari pembaca, guna mewujudkan karya ilmiah yang
lebih berkualitas.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan,
bimbingan, petunjuk dan saran dari semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Ayahanda Sandy Haryanto dan Ibunda Indhrawaty Diah Permata atas
kesabarannya yang telah membesarkan, mendidik dan mengasuh penulis
dengan penuh rasa kasih sayang yang besar dan tulus, serta senantiasa
mendukung dan memanjatkan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Jakarta
3. Ibu Leis Suzanawati, SE, M.Si selaku Pudek I bidang akademik, Ibu
Yulianti, SE, M.Si selaku Pudek II bidang administrasi umum, dan bapak
v
Herni Ali HT, SE, MM selaku pudek III bidang kemahasiswaan yang telah
memberikan motivasi dan didikan yang baik untuk penulis.
4. Bapak Dr. Ahmad Dumyathi Bashori, MA selaku Ketua Jurusan
Manajemen dan Ibu Titi Dewi Warnida, SE, M.Si selaku Sekretaris
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta
5. Bapak Dr. Ahmad Dumyathi Bashori, MA selaku Pembimbing I dan Ibu
Leis Suzanawati, SE, Msi selaku Pembimbing II yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi.
6. Bapak Dr. Suhendra, MM selaku salah satu penguji komprehensif yang
telah memberikan motivasi dan ilmu kepada penulis.
7. Seluruh dosen, asisten dosen, karyawan dan staf Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, khususnya yang berada di jurusan Manajemen yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang tak ternilai harganya serta pelayanan
akademik selama ini bagi penulis.
8. Teman-teman kuliah jurusan Manajemen angkatan 2007, khususnya kelas
C dan kelas pemasaran B yang telah memberikan dukungan, keceriaan,
kenangan, serta berbagi pengalaman selama kita kuliah bersama-sama.
Teman-teman seperjuangan, Resha, Agi, Isti, Neng, Wandi, terima kasih
atas sharing-sharingnya :D
9. Geng rempongers Yolan, Pipit, Wenny dan my PIC Arini yang kadang
nyebelin tapi ngangenin, hahaha :D Terima kasih atas kebersamaan,
kegilaan, dan dukungannya selama ini. Semoga kebersamaan ini akan
terjalin seterusnya.
10. Sahabat terbaik dari SMA, para cewek kece, Zahra, Odi, Fitri, Nadia yang
terus saling mendukung dan tentunya ikut mewarnai kehidupanku selama
beberapa tahun belakangan ini.
11. Para sepupu Punyun, Pulut, Pumon yang telah berbagi ilmu, semangat,
pelukan, canda tawa, kesenangan, kesedihan, keharuan, kegalauan yang
tak pernah putus, dan yang terpenting selalu memberikan motivasi yang
baik untukku selama ini, terutama ketika selama proses penyelesaian
vi
skripsi ini. Teruntuk Tecin, terima kasih yang juga tak terkira karena
sering diculik kemana-mana untuk menemani mencari referensi atau
sekedar jalan-jalan melepas penat hehehe.. Juga dua lagi, untuk para
sepupu, Dinda dan Phalen yang juga telah menyemangati penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Sahabat dan saudara baruku di FOSMA UIN dan Naml Foundation, trio
Kameta - Kacipa - Kalia, Racil, Nina, Rifa, Hani, Ibnu, Romi, Reza, Kak
Oci, Abe, Kak Wildan, Kak Novas, Angga, Dian, Lela, Ulan Bonte, serta
yang lainnya yang tak dapat penulis sebutkan satu per satu, atas doa,
dukungan dan perhatiannya (yang kadang mengganggu :p) selama ini.
Ucapan khusus teruntuk pasangan Kak Isti dan Kak Bhara yang pernah
direpotkan masalah statistik, haha terima kasih kakak S.S.T :D
13. Keluarga besarku, Eyang Uti, para om dan tanteku, serta para sepupu,
sodara dan sodari yang selalu memberikan dukungan melalui doa sehingga
akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.
14. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan pahala atas semua
kebaikan pihak-pihak yang telah membantu dalam masa perkuliahan dan
proses penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan dan memberikan masukan bagi penelitian
selanjutnya.
Jakarta, 25 Oktober 2013
Penulis,
Gita Chairun Nisa
vii
DAFTAR ISI
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... i
Abstract ........................................................................................................ ii
Abstrak ......................................................................................................... iii
Kata Pengantar .............................................................................................. iv
Daftar Isi ....................................................................................................... vii
Daftar Tabel ................................................................................................... x
Daftar Gambar .............................................................................................. xiii
Daftar Lampiran ........................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .......................................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Electronic Commerce ....................................................................... 12
B. Orientasi Belanja .............................................................................. 13
1. Shopping Enjoyment .................................................................. 15
2. Brand/Fashion Cosncious ......................................................... 17
3. Convenience/Time Conscious .................................................... 18
4. Price Conscious ........................................................................ 20
5. Shopping Confidence ................................................................. 22
6. Brand/Store Loyalty .................................................................. 22
C. Gender Differences .......................................................................... 24
D. Information Search ........................................................................... 26
viii
1. Online Information Search ........................................................ 27
E. Belanja Online ................................................................................. 29
F. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 30
G. Kerangka Penelitian ......................................................................... 32
H. Hipotesis .......................................................................................... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 39
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................... 39
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 40
D. Metode Analisis Data ....................................................................... 43
E. Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas dan Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Perkembangan E-commerce .......................................... 57
2. Perkembangan E-commerce di Indonesia ................................... 58
B. Pembahasan Hasil Kuesioner
1. Uji Validitas Data ...................................................................... 59
2. Uji Realibilitas .......................................................................... 61
3. Deskriptif Responden ................................................................ 62
C. Pembahasan dan Analisis Data
1. Analisis Deskriptif Variabel
a. Deskriptif Variabel Shopping enjoyment ............................. 67
b. Deskriptif Variabel Brand/Fashion Conscious .................... 70
c. Deskriptif Variabel Convenience/Time Conscious ............... 72
d. Deskriptif Variabel Price Conscious ................................... 74
e. Deskriptif Variabel Shopping Confidence ........................... 78
f. Deskriptif Variabel Brand/Store Loyalty ............................. 80
g. Deskriptif Variabel Pencarian Informasi Online .................. 82
ix
h. Deskriptif Variabel Belanja Online ..................................... 83
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data ............................................................ 84
b. Uji Multikolinieritas ........................................................... 86
c. Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 89
d. Uji Autokorelasi ................................................................. 92
3. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Berganda .................................................. 94
b. Uji Koefisien Determinasi .................................................. 96
c. Uji t (Parsial) ...................................................................... 98
d. Uji F ................................................................................... 117
e. Uji Independent Sample T Test ........................................... 123
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ...................................................................................... 136
B. Implikasi .......................................................................................... 138
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 141
LAMPIRAN ................................................................................................ 145
x
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Hal.
3.1 Skala Likert 43
3.2 Operasional Variabel Penelitian 54
4.1 Uji Validitas Item Pertanyaan 60
4.2 Uji Realibilitas 61
4.3 Jenis Kelamin Responden 62
4.4 Fakultas Responden 63
4.5 Semester Responden 64
4.6 Usia responden 65
4.7 Jumlah Pengeluaran Untuk Belanja Online Responden 66
4.8 Berbelanja online membuat saya menjadi gembira 68
4.9 Saya menikmati aktivitas belanja melalui internet 68
4.10 Saya menikmati dalam menghabiskan waktu saya untuk mencari
produk melalui internet
69
4.11 Saya menyukai membeli produk dengan merek yang sudah dikenal 70
4.12 Saya tertarik dengan fashion 71
4.13 Pakaian yang saya pakai selalu up to date sesuai dengan tren
fashion saat ini
71
4.14 Saya dapat menghemat waktu dengan berbelanja di toko online 72
4.15 Bagi saya, hal yang paling penting dalam berbelanja adalah
kenyamanan
73
4.16 Saya membeli produk di toko online yang tampilannya sederhana
dan mudah digunakan
74
4.17 Sebelum melakukan pembelian, saya memperhatikan harga terlebih
dahulu
75
4.18 Saya berbelanja banyak ketika mendapatkan harga promosi 76
4.19 Saya mengunjungi ke berbagai toko online terlebih dahulu sebelum
memutuskan untuk membeli suatu produk
76
xi
4.20 Saya dapat menghemat uang ketika berbelanja melalui internet 77
4.21 Saya memutuskan untuk membeli suatu produk secara online tanpa
bertanya pada orang lain
78
4.22 Saya mampu membeli produk yang tepat untuk saya sendiri” 79
4.23 Saya adalah seorang pembelanja yang baik 79
4.24 Saya melakukan pembelian ulang pada toko atau merek yang sama 80
4.25 Saya tidak berpindah toko atau merek ketika terjadi perubahan
harga pada produk yang biasa saya beli
81
4.26 Memperoleh pengetahuan sebanyak mungkin mengenai ukuran,
warna dan bahan suatu produk
82
4.27 Saya memperoleh pengetahuan sebanyak mungkin mengenai
ukuran, warna dan bahan suatu produk fashion yang akan saya beli
83
4.28 Frekuensi melakukan belanja online dalam satu tahun terakhir 84
4.29 Hasil Uji Normalitas (Y1) 85
4.30 Hasil Uji Normalitas (Y2) 86
4.31 Hasil Uji Multikolinieritas (Y1) 87
4.32 Hasil Uji Multikolinieritas (Y2) 88
4.33 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Y1) 90
4.34 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Y2) 91
4.35 Hasil Uji Autokorelasi (Y1) 93
4.36 Hasil Uji Autokorelasi (Y2) 93
4.37 Hasil Uji Regresi Berganda (Y1) 95
4.38 Hasil Uji Regresi Berganda (Y2) 96
4.39 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Y1) 97
4.40 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Y2) 98
4.41 Hasil Uji t Hitung (Y1) 100
4.42 Hasil Uji t Hitung (Y2) 110
4.43 Hasil Uji F Hitung (Y1) 119
4.44 Hasil Uji F Hitung (Y2) 120
4.45 Hasil Uji Asumsi Varians 124
xii
4.46 Hasil Uji Independent Sample T Test (X1) 126
4.47 Hasil Uji Independent Sample T Test (X2) 127
4.48 Hasil Uji Independent Sample T Test (X3) 128
4.49 Hasil Uji Independent Sample T Test (X4) 130
4.50 Hasil Uji Independent Sample T Test (X5) 132
4.51 Hasil Uji Independent Sample T Test (X6) 133
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Hal.
1.1 Persentase Penggunaan Internet oleh Penduduk Indonesia 3
1.2 Item yang Diminati Konsumen Online 6
2.1 Hubungan sikap relatif pada pembelian ulang 23
2.2 Kerangka Penelitian 54
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Hal.
1. Kuesioner Penelitian 145
2. Skor Jawaban Penelitian 149
3. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas 151
4. Hasil Perhitungan SPSS 156
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, persaingan pasar semakin hari terasa
semakin ketat. Semakin banyak penjual yang mencoba masuk ke dalam pasar
yang baru. Di tengah persaingan yang semakin ketat tersebut, para penjual
pun berlomba-lomba untuk mendapatkan pembeli. Berbagai macam cara akan
dilakukan para penjual untuk meraih banyak pembeli, dimulai dari
menawarkan kualitas super, harga yang miring, hingga menawarkan
kemudahan-kemudahan lain seperti layanan pesan antar.
Dengan semakin banyaknya penjual yang menjual barang sejenis,
pembeli pun semakin sulit untuk menentukan pilihan. Berbagai alternatif
yang ditawarkan penjual menjadi penentu seseorang untuk membeli
produknya. Tak jarang para pembeli sering keluar masuk berbagai macam
toko hanya untuk mendapatkan sebuah barang yang sesuai dengan
keinginannya. Tetapi berbeda dengan mereka yang memiliki sedikit waktu
untuk berbelanja. Mereka tidak mau membuang waktunya untuk keluar
masuk toko hanya untuk mendapatkan sebuah barang. Mereka menginginkan
kemudahan dalam melakukan pembelian barang yang diinginkannya.
Pencarian informasi merupakan tahap penting dalam model pengambilan
keputusan konsumen. Internet dapat mempermudah pencarian online dan
2
pembelian aktual (Nam, 2003:40). Sebelum konsumen melakukan pembelian,
seperti biasa mereka sebelumnya akan mencari informasi mengenai produk
yang diinginkannya, atau pun produk yang sedang ditawarkan oleh penjual.
Bagi konsumen online, pencarian informasi tersebut bisa didapat melalui
search engine di internet, atau dengan berkeliling keluar masuk toko online.
Informasi yang dikumpulkan bisa berupa harga, merek, spesifikasi barang,
bentuk, bahan material, dan lain-lain yang selanjutkan dijadikan bahan
pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian.
Fenomena tersebut menjadikan peluang bagi para penjual untuk
memanfaatkan teknologi yang menawarkan kemudahan bagi mereka, yaitu
internet. Internet adalah jaringan publik luas dari jaringan komputer yang
menghubungkan pengguna di seluruh dunia satu sama lain dan
menghubungkan mereka dengan “penyimpanan informasi” yang sangat besar
(Kotler dan Armstrong, 2010:237). Jumlah pengguna internet yang besar dan
semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Berdasarkan survey
yang telah dilakukan, diketahui bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia
semakin meningkat (tabel 1.1). Dimulai dari tahun 2000, prosentase
penduduk Indonesia yang menggunakan internet sebesar 1%, kemudian di
tahun 2007 menjadi 8,9%, lalu meningkat hingga 10,5% di tahun 2008, dan
terus meningkat di tahun 2010, yakni sebesar 12,3%. Penelitian yang
dilakukan Yahoo bersama TNS pada tahun 2010 kepada responden pengguna
internet menunjukkan bahwa 64% pengguna internet di Indonesia adalah pada
kelompok usia 15-29 tahun sedangkan kelompok usia 30-34 tahun sebanyak
3
16% (Alfiyah, 2012). Data juga menunjukkan bahwa pemanfaatan internet
sebagai media jual-beli saat ini didominasi oleh kalangan anak muda, baik itu
sebagai penjual maupun pembeli. Hal tersebut tidaklah mengherankan, karena
sebagian besar dari para pengguna internet aktif adalah orang-orang yang
berusia 17-40 tahun (http://www.dinomarket.com).
Gambar 1.1
Persentase Penggunaan Internet oleh Penduduk Indonesia
Sumber: www.internetworldstats.com
Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu dan pandangan
dunia. Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di
seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam
informasi. Perkembangan Internet juga telah mempengaruhi perkembangan
ekonomi. Teknologi ini dimanfaatkan oleh beberapa penjual yang ingin
memasuki pasar baru atau pun melebarkan sayap usahanya. Penggunaan
0
2
4
6
8
10
12
14
2005 2007 2008 2010
Persentase
penggunaan Internet
oleh Penduduk
Indonesia
4
teknologi internet merupakan pilihan yang populer dipilih oleh para penjual
beberapa tahun belakangan ini. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya
hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian sangat kecil
melalui pos atau telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui
Internet. Proses jual beli yang didukung dengan perangkat elektronik,
terutama internet ini dikenal dengan nama e-commerce (Kotler dan
Armstrong, 2010).
Dalam usaha untuk mendapatkan banyak pembeli, para pedagang
mencoba mempromosikan barang dagangannya melalui internet. Tidak hanya
itu, banyak juga para pedagang yang membuat suatu situs tertentu yang
disebutnya sebagai ‘toko online’, untuk memenuhi kebutuhan para konsumen
yang menginginkan kemudahan dalam berbelanja. Toko online merupakan
pilihan mudah bagi orang yang memiliki sedikit waktu untuk berbelanja,
namun memiliki banyak kebutuhan untuk dipenuhi. Mereka bisa memilih dan
membeli barang yang diinginkan kapanpun tanpa harus pergi ke toko ataupun
pusat perbelanjaan. Mereka hanya tinggal duduk santai di rumah atau bisa
saja di kantor, kemudian membuka internet lalu mulai melakukan pencarian
terhadap barang yang diinginkannya. Cukup dengan beberapa klik, barang
yang diinginkannya tersebut akan segera dimiliki. Banyak diantara toko
online tersebut yang tidak memiliki toko nyata. Jadi, mereka hanya
mengandalkan internet sebagai media pertemuan antara penjual dan pembeli.
5
Ada beberapa alternatif media yang digunakan bagi para penjual untuk
menawarkan produknya secara online, melalui blog salah satunya. Sebut saja
Blogspot, Multiply, blogger.com, dan masih banyak lagi. Blog tersebut dapat
dimiliki dengan mudah secara gratis. Penjual bisa menambahkan ornamen-
ornamen sendiri yang sesuai dengan barang yang dijualnya ataupun sesuai
kepribadian pemilik toko. Selain itu, blog tersebut juga menawarkan template
menarik yang dapat digunakan para penjual untuk menarik minat pembeli.
Situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter pun kini sudah mulai banyak
digunakan pagi para penjual untuk mendirikan toko online-nya. Berbeda
dengan blog, penampilan toko online di situs jejaring sosial tidak dapat
disesuaikan dengan keinginan pribadi pemilik toko. Mereka hanya bisa
menampilkan gambar-gambar produk yang akan dijual. Alternatif lain yang
dapat dipilih adalah dengan membuat situs web sendiri. Disini penjual lebih
bebas dalam menentukan tampilan yang akan digunakan untuk toko online
nya tersebut. Situs web bisa didapatkan secara gratis, ataupun dapat juga
dengan menggunakan situs web yang berbayar.
Sebuah survei yang dilakukan oleh perusahaan Nielsen, menunjukkan
bahwa sekitar 85% dari responden telah melakukan pembelian secara online.
Hal ini menunjukkan perbaikan dalam tren belanja online. Klaim lain adalah
bahwa sekitar 50% dari orang yang menggunakan internet di seluruh dunia,
adalah pembeli online aktif. Sebuah survei yang dilakukan sekitar tahun
2009, tentang jumlah pembeli online, tercatat sekitar 627 juta orang
melakukan transaksi online, kemudian telah meningkat sekarang menjadi 875
6
juta orang. Orang-orang dari Negara-negara seperti Korea, Jerman, Inggris,
Jepang dan Amerika Serikat, adalah mereka yang sangat gemar belanja online
(sumberdaya.web.id).
Gambar 1.2
Item yang Diminati Konsumen Online
Sumber:www.viva.co.id
Di Indonesia sendiri, berdasarkan temuan Nielsen bertajuk Global
Nielsen Consumer Report 2009, sebanyak 47% masyarakat di Indonesia
pernah melakukan transaksi online. Berdasarkan gambar 1.1 diatas, terlihat
Item yang paling popular ditransaksikan adalah reservasi tiket pesawat, yakni
sebesar 40%. Selain itu, item lain seperti kategori buku diminati konsumen
sebesar 37%, kategori baju, aksesoris, dan sepatu sebesar 21%, serta kategori
barang elektronik juga sebesar 21% (Chandrataruna, 2010). untuk persentase
reservasi tiket
pesawat, 40%
buku, 37%
baju, aksesoris
dan
sepatu, 21%
elektronik, 2%
7
penetrasi penduduk Indonesia yang pernah melakukan belanja online,
berdasarkan catatan MarkPlus Insight tahun 2010, baru sebesar 6,3%. Namun,
ketika survei kembali dilakukan pada bulan April 2011, penetrasi belanja
online meningkat dua kali lipat menjadi 12,7%. Data ini menunjukkan bahwa
dari waktu ke waktu belanja melalui internet akan semakin meningkat ke
depannya (Hassanuddin, 2011).
Dalam belanja online, gender dapat mempengaruhi kegiatan belanja.
Meskipun di jaman globalisasi sekarang ini kesetaraan gender selalu
dijunjung tinggi oleh masyarakat, bahkan pria dan wanita dianggap memiliki
kemampuan yang sama dalam memutuskan berbelanja online, tapi dalam
beberapa penelitian menunjukkan bahwa gender merupakan faktor penting
yang dapat mempengaruhi konsumen dalam perilaku belanja secara online
(Prabowo dan Suwarsi, 2009:108). Dalam sebuah penelitian, ditemukan
bahwa terdapat perbedaan jumlah produk atau jasa yang dibeli secara online
antara pembeli pria dan wanita (Leonard dalam Lim et al, 2010:158). Gender
dikatakan merupakan faktor yang membedakan frekuensi pembelian online
(Wells dan Chen dalam Prabowo dan Suwarsi, 2009:108). Selanjutnya dalam
penelitian yang dilakukan Prabowo dan Suwarsi (2008), juga terdapat
perbedaan dimensi shopping orientation, online search information, dan
online purchase antara pria dan wanita.
Berdasarkan penjelasan yang telah diurai penulis mengenai beberapa
literatur yang membahas tentang variabel orientasi belanja, gender difference,
8
online information search dan belanja online mendorong penulis untuk
meneliti variable-variabel tersebut. Sehingga diperoleh judul penelitian yaitu
“Pengaruh Orientasi Belanja dan Gender Differences terhadap Pencarian
Informasi Online dan Belanja Online” dengan studi kasus pada Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
B. Perumusan Masalah
Dengan memodifikasi penelitian sebelumnya yang dilakukan olehSeock
dan Bailey (2008), peneliti menggunakan enam variabel independen untuk
menjelaskan Orientasi Belanja, yaitu variabel Shopping Enjoyment, Brand
Conscious, Price Conscious, Shopping Confidence, Convenience/Time
Conscious, dan Brand/Store Loyalty. Variabel-variabel tersebut digunakan
peneliti untuk mengukur pengaruh Orientasi Belanja terhadap Pencarian
Informasi Online dan Belanja Online. Dalam penelitian ini, peneliti juga akan
meneliti apakah terdapat perbedaan orientasi belanja antara Pria dan Wanita.
Berdasarkan uraian tersebut, maka permusan masalah dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Apakah Shopping Enjoyment berpengaruh secara signifikan terhadap
Pencarian Informasi Online?
2. Apakah Brand Conscious berpengaruh secara signifikan terhadap
Pencarian Informasi Online?
3. Apakah Convenience/Time Conscious berpengaruh secara signifikan
terhadap Pencarian Informasi Online?
9
4. Apakah Price Conscious berpengaruh secara signifikan terhadap
Pencarian Informasi Online?
5. Apakah Shopping Confidence berpengaruh secara signifikan terhadap
Pencarian Informasi Online?
6. Apakah Brand/Store Loyalty berpengaruh secara signifikan terhadap
Pencarian Informasi Online?
7. Apakah Shopping Enjoyment, Brand Conscious, Convenience, Price
Conscious, Shopping Confidence, dan Brand/Store Loyalty berpengaruh
secara simultan terhadap Pencarian Informasi Online?
8. Apakah Shopping Enjoyment berpengaruh secara signifikan terhadap
Belanja Online?
9. Apakah Brand Conscious berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja
Online?
10. Apakah Convenience/Time Conscious berpengaruh secara signifikan
terhadap Belanja Online?
11. Apakah Price Conscious berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja
Online?
12. Apakah Shopping Confidence berpengaruh secara signifikan terhadap
Belanja Online?
13. Apakah Brand/Store Loyalty berpengaruh secara signifikan terhadap
Belanja Online?
10
14. Apakah Shopping Enjoyment, Brand Conscious, Convenience/Time
Conscious, Price Conscious, Shopping Confidence, dan Brand/Store
Loyalty berpengaruh secara simultan terhadap Belanja Online?
15. Apakah terdapat perbedaan Shopping Enjoyment antara Pria dan Wanita?
16. Apakah terdapat perbedaan Brand Conscious antara Pria dan Wanita?
17. Apakah terdapat perbedaan Convenience/Time Conscious antara Pria dan
Wanita?
18. Apakah terdapat perbedaan Price Conscious antara Pria dan Wanita?
19. Apakah terdapat perbedaan Shopping Confidence antara Pria dan
Wanita?
20. Apakah terdapat perbedaan Brand/Store Loyalty antara Pria dan Wanita?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan penulis, maka tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Shopping
enjoyment, brand conscious, price conscious, shopping confidence,
convenience/time conscious, dan brand/store loyalty terhadap pencarian
informasi online dan belanja online, serta menganalisis perbedaan
orientasi belanja antara pria dan wanita dengan mengambil studi kasus
pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
11
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
1) Peneliti dapat menerapkan ilmu Ekonomi khususnya dalam
bidang Manajemen Pemasaran yang telah diperoleh selama
perkuliahan
2) Sebagai media untuk menambah wawasan pengetahuan
mengenai pengaruh orientasi belanja dan gender differences
terhadap pencarian informasi online dan belanja online
b. Bagi pihak toko online
Agar pemilik toko online mengetahui seberapa besar pengaruh
orientasi belanja dan gender differences terhadap pencarian
informasi online dan belanja online dan untuk membantu
memutuskan strategi yang akan diambil untuk meningkatkan
pembelian konsumen
c. Bagi akademisi
Sebagai referensi untuk mempermudah para akademisi yang
ingin melakukan penelitian dengan objek yang sama, sehingga
penelitian berikutnya dapat lebih baik lagi
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Electronic Commerce
E-commerce diartikan sebagai kegiatan menjual produk secara online,
tapi faktanya jenis bisnis apapun yang dilakukan secara elektronik adalah e-
commerce. Kegiatan e-commerce merupakan kegiatan membuat, mengelola,
dan meluaskan hubungan komersial secara online (Kienan, 2001).
Terdapat empat kategori dalam istilah e-commerce (Bearden et al., 2001),
yaitu:
1. Bussiness to Customer (B2C), pelaku bisnis melakukan penjualan barang
dan jasa kepada konsumen akhir.
2. Business to Business (B2B), melibatkan penjualan produk dan layanan
antar perusahaan. Pemasar B2B menggunakan situs web B2B, e-mail,
catalog produk online, jaringan perdagangan online, dan sumber daya
online lainnya untuk menjangkau pelanggan bisnis baru, melayani
pelanggan yang ada dengan lebih efektif, dan memperoleh efisiensi
pembelian dan harga yang lebih baik.
3. Consumer to Consumer (C2C), konsumen dapat melakukan transaksi jual
beli atau pertukaran informasi barang atau jasa secara langsung dengan
konsumen lainnya, melibatkan konsumen yang menjual secara langsung
13
ke konsumen. Transaksi ini terjadi di dalam naungan sebuah situs web.
Contohnya seperti situs web eBay, amazon.com, dan kaskus.co.id yang
memungkinkan orang menjual barang mereka ke konsumen lain atau
dengan melelangnya kepada penawar tertinggi.
4. Consumer to Business (C2B), konsumen individu menjual produk atau
jasa kepada pelaku bisnis.
B. Orientasi Belanja
Orientasi belanja adalah gaya pembeli yang menempatkan penekanan
khusus pada aktivitas tertentu (Hawkins, Best, dan Coney dalam Gehrt dan
Shim, 1998:35). Orientasi belanja dapat didefinisikan sebagai gaya
pembelanja yang memberikan penekanan khusus pada gaya hidup belanja
yang mencakup kegiatan belanja, kepentingan dan pendapat, dan
mencerminkan pandangan dari belanja sebagai sebuah fenomena sosial,
rekreasi dan ekonomi yang kompleks (Visser dan Preez dalam Hassan et al.,
2010:176). Orientasi belanja dikonsepkan sebagai bagian tertentu dari gaya
hidup dan dijalankan oleh berbagai kegiatan, kepentingan dan pernyataan
pendapat yang relevan dengan tindakan belanja (Li et al. dalam Kwek et
al.,2010:5).
Orientasi belanja dapat diidentifikasi menjadi sebelas kelompok: pembeli
confident, brand conscious, convenience/time conscious, pembeli mall,
pembeli toko lokal, pembeli apatis terhadap produk yang dibuat oleh
Amerika, pembeli katalog, penampilan manajer, pengguna kartu kredit,
14
pembeli ekonomis dan fashion conscious. Pembeli confident yakin akan
kemampuannya membuat keputusan dalam melakukan pembelanjaan,
sedangkan brand conscious mencari merek-merek yang terkenal.
Convenience/time conscious mencari toko yang paling nyaman menurut
mereka, sedangkan pembeli mall lebih menyukai berbelanja di pusat
perbelanjaan. Pembeli toko lokal lebih menyukai untuk membeli pada toko-
toko lokal yang lebih kecil, sedangkan pembeli apatis terhadap produk yang
dibuat oleh Amerika tidak peduli di mana produk tersebut dibuat. Pembeli
katalog memilih untuk berbelanja melalui katalog. Appearance managers
meyakini bahwa pilihan akan suatu produk akan mempengaruhi reputasi
mereka di mata orang lain. Pembeli ekonomis lebih memperhatikan produk
yang lebih murah, sedangkan fashion conscious membeli produk sesuai
musim yang sedang terjadi (Shim dan Kostiopulos dalam Zhang, 2010:11).
Hong et al dalam Prabowo dan Suwarsi (2007) melakukan penelitian
pada konsumen Korea yang menggunakan internet untuk pembelian. Dari
penelitian tersebut ditemukan bahwa konsumen bervariasi karena adanya
perbedaan orientasi belanja. Mereka mengidentifikasi empat tipe dalam
orientasi belanja, yaitu: highly-involved, customer service conscious, price
conscious dan apathetic shopping orientations. Mereka menemukan bahwa
highly-involved shoppers cenderung mencari informasi yang lebih luas
mengenai produk atau jasa dan lebih menyukai internet untuk berbelanja.
15
Seock dan Bailey (2008) mengakui ada 7 orientasi belanja, yaitu:
1. Shopping enjoyment, pembeli pada segmen ini menikmati transaksi
pembelian tidak hanya untuk produk yang dibeli, tetapi demi
pengalaman itu sendiri.
2. Brand and fashion conscious shopper, mencari merek-merek terkenal
dan lebih trendi
3. Price conscious, adalah pembeli yang mencari harga produk yang
lebih rendah
4. Shopping confidence, adalah pembeli yang yakin pada kemampuan
mereka untuk menjadi pembeli yang bijaksana
5. Convenience/time conscious, lebih mencari transaksi pembelian yang
membuat mereka nyaman
6. In-home shopping, adalah pembeli yang lebih suka berbelanja dari
rumah
7. Brand/store loyalty, merupakan segmen yang menujukkan para
pembeli yang setia terhadap merek atau toko tertentu.
1. Shopping Enjoyment
Shopping Enjoyment atau kesenangan belanja diartikan sebagai
kesenangan yang diperoleh dari proses belanja (Beatty dan Ferrell
dalam Kwek et al.,2010:8). Kenikmatan belanja diidentifikasi menjadi
tiga jenis konstruk, yang meliputi pelarian, kesenangan, dan gairah.
Pelarian tercermin dalam kenikmatan yang berasal dari melakukan
16
kegiatan yang menarik, sampai ke titik yang menawarkan pelarian diri
dari tuntutan dunia sehari-hari. Kesenangan adalah sejauh mana
seorang merasa gembira, bahagia, atau puas dalam belanja online.
Sedangkan gairah adalah sejauh mana seorang merasa terangsang,
aktif, atau waspada selama melakukan belanja online (Menon dan
Khan dalam Kwek et al.,2010:8). Konsumen yang masuk dalam
kategori shopping enjoyment, akan mencapai kesenangannya dengan
menghabiskan waktu untuk melakukan browsing produk yang
diinginkannya (Seock dan Bailey, 2008:118). Seock dan Bailey juga
menjadikan suasana hati yang bagus sebagai salah satu alat ukur dari
shopping enjoyment. Suasana hati yang bagus atau positif dapat
berupa perasaan suka, bagus dan senang (Peter dan Olson, 1999).
Menurut Menon dan Kahn dalam Kwek et al (2010), pengalaman
yang menyenangkan atau membangkitkan akan berdampak pada
pengalaman berikutnya. Jika pelanggan merasa senang dan
membangkitkan rangsangan selama pengalaman belanja online
mereka, mereka lebih cenderung terlibat dalam perilaku pembelian
berikutnya. Kenikmatan belanja diciptakan dari kesenangan dari
pengalaman belanja online, bukan dari penyelesaian aktivitas
berbelanja. Dengan demikian kenikmatan belanja mencerminkan
persepsi pelanggan mengenai hiburan dalam berbelanja online.
17
2. Brand/Fashion Conscious
Brand/Fashion Conscious adalah pembeli yang mencari merek
yang sudah dikenal (Shim dan Kotsiopulos dalam Zhang, 2010).
Brand/fashion conscious shopper memiliki arti konsumen yang sadar
akan merek atau mode. Pembeli yang sadar akan merek dan mode
akan mengunjungi situs web untuk memeriksa produk terbaru dari
situs tersebut dan mereka akan membelinya jika sesuai dengan selera
mereka (Seock dan Bailey, 2008:118). Merek didefinisikan sebagai
pembeda nama atau simbol (seperti logo, merek dagang dan desain
package) yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa
penjual atau pengecer, dan membedakan mereka dari pesaingnya
(Aaker dalam Tjiptono, 2007). Merek adalah nama, istilah, tanda,
simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau
kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau
jasa pesaing (Kotler, 2009:332). Merek lebih dari sekedar nama dan
simbol. Merek adalah elemen penting dalam hubungan perusahaan
dengan konsumen. Merek merepresentasikan persepsi konsumen dan
perasaan terhadap produk dengan kinerja produk tersebut (Kotler dan
Armstrong, 2010:260). Bagi banyak penjual online, nama merek
adalah nama perusahaan dalam lingkungan e-commerce. Perusahaan
yang terpercaya dan nama merek digunakan untuk menggantikan
informasi mengenai suatu produk oleh konsumen yang ingin
18
melakukan pembelian online (Ward dan Lee dalam Kwek et al.,
2010). Nama merek yang kuat bukan hanya menarik pelanggan yang
baru, tapi juga memiliki kemampuan untuk membuat pelanggan
merasa nyaman dengan keputusan pembelian mereka (Kwek et al.,
2010).
3. Convenience/Time Conscious
Convenience/Time Conscious dapat diartikan sebagai pembeli
yang sadar akan waktu dan kenyamanan. Pembeli dengan tipe ini
memiliki kecenderungan untuk berbelanja di toko yang dapat
menghemat waktu ketika mereka melakukan kegiatan belanja (Seock
dan Bailey, 2008:119). Convenience atau kenyamanan dapat diartikan
sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan penghematan dimensi
waktu dan usaha dalam melakukan suatu transaksi pembelian.
Kenyamanan jasa adalah persepsi konsumen terhadap waktu dan
usaha berkaitan dengan pembelian atau pemakaian suatu jasa.
Konseptualisasi ini menggunakan dimensi waktu dan usaha sebagai
manfaat kenyamanan (penghematan waktu dan atau usaha) atau biaya
atau beban ketidaknyamanan (pemborosan waktu dan atau usaha)
(Berry et al, dalam Tjiptono, 2007:60). Dilihat dari sisi e-commerce,
kenyamanan dapat mengacu pada sejauh mana pelanggan merasa
bahwa suatu situs web bersifat sederhana, intuitif, dan mudah
digunakan (Srinivasan et al, 2002).
19
Beberapa studi menunjukkan bahwa kenyamanan adalah
motivator utama bagi pelanggan untuk berbelanja online dan
berinteraksi dengan vendor online (Meuter et al dalam Kwek et al,
2010:8). Kemungkinan pembelian online akan meningkat seiring
dengan peningkatan persepsi pelanggan terhadap kenyamanan belanja
online (Bhatnagar et al dalam Kwek et al, 2010:8). Beberapa jenis
kemudahan dapat dianggap sebagai keseluruhan proses berbelanja.
Sebagai contoh, produk yang mudah dijangkau memiliki “kemudahan
akses”, sedangkan produk-produk yang mudah untuk ditemukan dan
dibandingkan menunjukkan “kenyamanan pencarian”. “kenyamanan
kepemilikan” terjadi ketika produk mudah diperoleh, sedangkan
kemudahan pembelian dan pengembalian memungkinkan pembeli
untuk memiliki “kenyamanan transaksi”. Selain itu, belanja yang
cepat dan tanpa penundaan mewujudkan “kenyamanan waktu”
(Seiders et al dalam Kwek et al, 2010:8).
Kenyamanan sering dikonseptualisasikan sebagai gagasan
berorientasi waktu, meskipun ada bukti bahwa kemudahan tidak
terdiri dari dimensi ruang dan usaha. Masing-masing mungkin
termotivasi oleh satu atau semua dimensi. Misalnya belanja online
mengeliminasi waktu berkendara dan memungkinkan pembeli untuk
mengakses toko yang jauh (Gehrtet al dalam dalam Kwek et al,
2010:9).
20
4. Price Conscious
Price conscious adalah pembeli yang memusatkan perhatian pada
harga suatu barang. Mereka mencari dan membandingkan suatu
penawaran dengan harga yang lebih rendah. Konsumen akan
mengunjungi situs internet untuk mencari tahu tentang penjualan atau
penawaran promosi, atau untuk membandingkan harga dari situs
perusahaan yang berbeda. Harga yang rendah dapat menjadi faktor
yang menyebabkan seorang konsumen memilih salah satu situs web
mana yang akan mereka pilih (Seock dan Bailey, 2008:118). Calon
pembeli yang sadar akan harga sering juga dikatakan sebagai
economic shopper (pembeli ekonomis). Pembeli ekonomis adalah
mereka yang berkeliling-keliling sebelum melakukan keputusan
pembelian (Vijayasarathy dan Jones dalam Kwek et al, 2010:8).
Pendapat lain mengatakan pembeli ekonomis adalah mereka yang
menaruh perhatian pada penghematan uang (Shim dan Kotsiopulos
dalam Zhang, 2010:12). Pembeli ekonomis juga dideskripsikan
sebagai kelompok yang memiliki perhatian utama pada harga berbagai
produk sehingga mereka akan berbelanja untuk pilihan harga dan
kualitas yang terbaik (Lumpkin dalam Zhang, 2010:11).
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah
produk atau jasa, atau sejumlah nilai yang pelanggan tukarkan atas
kepemilikan atau penggunaan manfaat dari sebuah produk atau jasa
(Kotler dan Armstrong, 2010: 314). Harga adalah sejumlah nilai tukar
21
yang dibebankan untuk mendapatkan suatu produk atau jasa. Pada
zaman dahulu, untuk mendapatkan suatu barang atau jasa biasa
dilakukan dengan barter. Namun seiring perkembangan zaman, kini
masyarakat telah mengenal uang sebagai alat tukar untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.
Harga merupakan aspek penting dalam belanja online. Kekuatan
harga terbukti nyata dalam peringkat format toko. Beberapa pembeli
sangat sensitif terhadap harga dan karena itu melihat barang yang
murah. Individu itu akan secara aktif mencari dan membeli produk
dari internet untuk mendapatkan harga yang lebih rendah, karena
harga rendah merupakan alasan utama mengapa pembeli berbelanja di
toko online (Forrester Research dalam Kim et al, 2000:689). Bakos
dalam Korgaonkar dan Silverblatt (2003) menegaskan bahwa internet
menurunkan biaya pencarian untuk mendapatkan informasi tentang
harga dan penawaran produk, dan mengurangi inefisiensi yang
disebabkan oleh pencarian harga dari pembeli. Dalam temuannya
tersebut tersirat bahwa internet secara signifikan mengurangi biaya
mencari harga bagi konsumen yang sadar akan harga dengan
menyediakan akses informasi cepat mengenai produk dan jasa kepada
mereka.
22
5. Shopping Confidence
Shopping confidence adalah konsumen yang merasa aman dengan
kemampuan mereka dalam membuat keputusan pembelian (Shim dan
Kotsiopulos dalam Zhang, 2010). Pengertian lain dari shopping
confidence ini adalah konsumen yang merasa percaya diri dalam
berbelanja. Mereka telah mengetahui apa yang akan mereka beli dan
tempat yang akan dikunjungi, dan menganggap bahwa dirinya adalah
pembeli yang baik. Beberapa pembeli pakaian (terutama wanita)
merasa percaya diri dalam kemampuan mereka untuk memilih pakaian
yang tepat untuk diri mereka sendiri, sedangkan yang lainnya lebih
memerlukan kepastian dan bimbingan dari orang lain saat berbelanja
(Tatzel et al dalam Hansen dan Jensen, 2009:1157).
6. Brand/Store Loyalty
Brand loyalty atau loyalitas merek adalah suatu ukuran
keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu
memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan
beralih ke merek lain yang ditawarkan oleh kompetitor, terutama jika
pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut
harga ataupun atribut lainnya (Aaker, 1997). Loyalitas merek
merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan terhadap sebuah
merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin
tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain,
terutama jika dalam merek tersebut didapati adanya perubahan, baik
23
menyangkut harga ataupun atribut lain (Durianto dkk, 2004:126).
Oliver dalam Tjiptono (2007:387) mengemukakan bahwa loyalitas
merek adalah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang
atau berlangganan dengan produk atau jasa yang disukai secara
konsisten di masa datang, sehingga menimbulkan pembelian merek
atau rangkaian merek yang sama secara berulang.
Loyalitas pelanggan dipandang sebagai kekuatan hubungan antara
sikap relatif (relative attitude) individu dan pembelian ulang (repeat
patronage) (Dick dan Basu dalam Tjahyadi, 2006). Dick dan basu
mengembangkan suatu kerangka konseptual baru untuk memahami
lebih lengkap faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan sikap
relatif pembelian ulang dan konsekuensinya.
Gambar. 2.1
Hubungan Sikap Relatif Pada Pembelian Ulang
Repeat Patronage
High Low
Relative attitude
High Loyalty Latent Loyalty
Low Spurious Loyalty No Loyalty
Sumber: Dick dan Basu dalam Tjiptono (1994)
Berdasarkan gambar di atas, loyalitas terjadi ketika pembelian
ulang muncul bersama sikap relatif yang tinggi. Konsumen
24
mengetahui perbedaan kualitas merek dibanding pesaing, dan
konsumen tersebut memiliki tingkat pembelian yang tinggi. Spurious
loyalty terjadi ketika konsumen memiliki sikap relatif yang rendah dan
pembelian ulangnya tinggi. Pembelian ulang terjadi karena hanya ada
satu merek yang tersedia dan ditawarkan. No loyalty terjadi ketika
konsumen memiliki sikap relatif dan pembelian yang rendah. Kondisi
ini terjadi ketika konsumen mengetahui tidak adanya perbedaan di
antara merek yang ada. Terakhir, latent loyalty terjadi ketika
konsumen memiliki sikap yang relatif tinggi, tetapi tingkat pembelian
ulangnya rendah. Hal ini terjadi karena keadaan lingkungan atau
faktor situasional yang mempengaruhi tingkat pembelian konsumen
tersebut.
Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa loyalitas merek
merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek
melalui preferensi terhadap merek tersebut dibanding merek lain,
terutama jika dalam merek tersebut didapati adanya perubahan, baik
menyangkut harga ataupun atribut lain dan dapat dilihat dengan
melakukan pembelian secara berulang.
C. Gender Difference
Oakley dalam Relawati dan Sukesi (2011) menyatakan gender adalah
perbedaan kebiasaan atau tingkah laku antara laki-laki dan perempuan yang
25
dikonstruksikan secara sosial, yang dibuat oleh laki-laki dan perempuan itu
sendiri.
Dalam penelitian yang dilakukan Slyke et al.dalam Prabowo dan Suwarsi
(2009), ditemukan bahwa ada perbedaan antara pria dan wanita dalam
persepsi mereka mengenai pembelian online. Lebih lanjut lagi Slyke et al.
menemukan bahwa persepsi pria terhadap online shopping lebih baik
daripada wanita. Hasil studi lain yang dilakukan oleh Rodger dan Harris
(2003) menunjukkan bahwa laki-laki lebih memiliki kepercayaan yang tinggi
dalam hal internet shopping dan menerima internet sebagai outlet belanja
yang lebih nyaman daripada wanita. Dalam penelitian berbeda yang
dilakukan oleh Leonard dan Tweney dalam Lim et al (2010) mengenai
perbedaan gender, hasilnya ditemukan bahwa pria meneliti dan membeli
lebih banyak produk dan jasa melalui internet dibandingkan dengan wanita.
Singkatnya, pria ditemukan cenderung lebih aktif dalam belanja online
daripada wanita. Menurut Leonard, pria menyukai pembelian hardware,
software, dan perangkat elektronik sedangkan wanita lebih menyukai
pembelian produk makanan, minuman dan pakaian. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Seock dan Bailey (2008) juga mengungkapkan bahwa pria dan
wanita memiliki perbedaan dalam orientasi belanja, pencarian informasi
online, maupun pembelian online.
26
D. Information Search
Pencarian informasi adalah tahap proses keputusan pembelian dimana
konsumen terangsang untuk mencari informasi lebih lanjut. Konsumen
mungkin hanya menaruh perhatian yang tinggi atau pergi ke satu pencarian
informasi yang aktif. Hal ini termasuk yang berasal dari sumber pribadi
(keluarga, teman, tetangga, kenalan), sumber komersial (iklan, penjual, situs
penjual), sumber publik (media massa, organisasi rating konsumen, pencarian
melalui internet), dan sumber berdasarkan pengalaman dalam menangani,
memeriksa atau menggunakan sebuah produk (Kotler dan Armstrong,
2010:178).
Ottman dalam Mowen dan Minor (2002:18) memecah kegiatan pencarian
informasi dalam dua kategori. Kategori pertama disebut pencarian sebelum
pembelian (prepurchase search), yaitu kegiatan mencari informasi dimana
para konsumen terlibat untuk memudahkan pengambilan keputusan mengenai
pembelian spesial setelah melewati tahap pengenalan masalah. Sedangkan
kategori pencarian kedua adalah pencarian secara terus-menerus (ongoing
search), yaitu kegiatan pencarian yang independen dari kebutuhan pembelian
atau keputusan yang khusus. Orang akan melakukan pencarian kategori ini
karena mereka sangat berminat atas kelas produk tersebut. Mereka berusaha
untuk membentuk bank informasi yang akan digunakan di masa depan atau
hanya karena mereka memperoleh kepuasan yang mendalam dari
keterlibatannya dalam kegiatan seperti itu.
27
1. Online Information Search
Pencarian informasi online merupakan proses pencarian informasi
yang dilakukan konsumen dengan menggunakan media internet.
Pencarian informasi dalam pengaturan online terdiri dari dua tahap yang
menggabungkan perencanaan dengan tindakan (Payne et al dalam Punj
dan Moore, 2009:646). Pada tahap awal melibatkan penyaringan
alternatif pilihan dengan melakukan pencarian ulang untuk
mengidentifikasi alternatif yang sesuai kebutuhan. Sekali teridentifikasi,
alternatif selanjutnya dapat diperiksa dan diteliti untuk informasi lebih
lanjut.
Dalam proses pencarian informasi online, Chen (2009) membagi
menjadi dua bagian, yaitu pencarian informasi dan evaluasi online, dan
proses informasi online/pengalaman yang bermanfaat. Pada bagian
pencarian informasi dan evaluasi online, Chen membagi menjadi dua
tahap. Tahap pertama adalah untuk mencari tahu fungsi dan spesifikasi
dari produk yang dibutuhkan, kemudian beberapa kandidat toko online
terpilih akan masuk ke dalam tahap dua, yaitu tahap perbandingan harga.
Mengenai produk fashion, pencarian informasi karakteristik produk
meliputi harga, ukuran, warna dan bahan (Ha dan Stoel dalam Wynn
dalam Chen, 2009: 31).
Selanjutnya pada bagian kedua, yaitu proses informasi
online/pengalaman yang bermanfaat, dalam penelitian yang dilakukan
28
oleh Chen (2009) ditemukan bahwa lebih dari setengah sampel
penelitiannya melakukan pencarian informasi dan evaluasi untuk
meningkatkan pengetahuannya mengenai berbagai macam produk dalam
rangka untuk mengetahui kebutuhan mereka. Dari penelitian tersebut
juga menunjukkan bahwa mereka melakukan perbandingan harga untuk
mencegah pembayaran yang berlebih. Berkenaan dengan pengalaman
yang bermanfaat dalam pencarian informasi melalui internet, setengah
dari sampel penelitian tersebut menyatakan puas dengan pembelian
mereka setelah melakukan pencarian informasi dan evaluasi online.
Kegiatan mencari meliputi jumlah website yang dikunjungi oleh
konsumen sebelum mereka melakukan pembelian, jenis situs web
pencarian, frekuensi browsing online, jumlah pencarian, dan penggunaan
istilah pencarian atau kata kunci (Ahuja et al dalam Lim et al, 2010:157).
Ahuja meneliti jumlah orang yang mengunjungi situs web sebelum
mereka membuat keputusan pembelian. Ia menemukan bahwa baik
pelajar maupun non pelajar biasanya mengunjungi antara satu sampai
tiga situs sebelum mereka melakukan pembelian. Perencanaan dan
penelitian yang baik sebelum konsumen menyelesaikan transaksi
pembelian menunjukkan hubungan positif antara aktivitas pencarian dan
perilaku pembelian online.
Penelitian yang dilakukan Seock dan Bailey dengan menggunakan
sampel mahasiswa perguruan tinggi di USA, menguji hubungan antara
29
shopping orientations terhadap intensitas pencarian informasi online dan
pembelian online. Dari hasil uji tersebut didapatkan hasil bahwa
shopping orientations secara signifikan mempengaruhi tingkat pencarian
informasi online dan pembelian online (Prabowo dan Suwarsi,
2009:110).
E. Belanja Online
Online shopping atau biasa juga disebut internet shopping atau internet
buying merupakan proses dari pembelian produk atau jasa melalui internet
(Prabowo dan Suwarsi, 2009:110). Aktivitas belanja dapat diukur dari jumlah
waktu yang dihabiskan selama berbelanja, frekuensi berbelanja, dan jumlah
uang yang dikeluarkan dalam berbelanja (Magie, 2008:45). Seperti belanja di
toko biasa, sebelum melakukan belanja online, seorang konsumen juga dapat
mencari dan membandingkan produk atau jasa yang sesuai dengan keinginan
dan kemampuan konsumen tersebut. Namun bedanya, dalam belanja online
juga menggunakan fasilitas internet dalam pencarian informasi mengenai
produk yang diinginkannya. Untuk sistem pembayarannya, pembeli online
dapat menggunakan kartu plastik, transfer antar rekening, ataupun dengan
transaksi Cash on Delivery dimana seorang konsumen baru akan membayar
setelah produk yang dibeli telah sampai ke tangan konsumen. Berbagai
metode pembayaran tersebut dapat dipilih sesuai dengan sistem pembayaran
yang ditawarkan masing-masing pihak toko online.
30
F. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini Peneliti merujuk pada 4 penelitian terdahulu.
Penelitian pertama dilakukan oleh Choon Ling Kwek, et al. Pada tahun 2010
dengan judul “Investigating The Shopping Orientations on Online Purchase
Intention in The E-Commerce Environment” yang dilakukan di Malaysia
dengan objek penelitian Mahasiswa di sebuah Universitas di Klang Valley,
Malaysia. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda. Data
yang dikelola berjumlah 242 kuesioner dari 250 kuesioner yang disebar
peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dorongan orientasi pembelian
berhubungan secara positif terhadap niat pembelian online. Hal ini
ditunjukkan dari hasil perhitungan, dorongan orientasi belanja memiliki nilai
sig 0,015. ini berarti nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari nilai
probabilitas 0,05 (0,015<0,05).
Hasil berikutnya diperoleh bahwa orientasi belanja berhubungan secara
positif terhadap niat pembelian online. Ditunjukkan dengan nilai probabilitas
0,036 (0,036<0,05). Kemudian hasil lain yang didapat dari penelitian ini
adalah shopping enjoyment orientation tidak memiliki hubungan yang positif
terhadap niat pembelian online. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas sebesar
0,263, dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai probabilitas 0,05. Terakhir,
penelitian ini menunjukkan bahwa convenience orientation berpengaruh
secara positif terhadap niat pembelian online. Ini terlihat dari nilai
31
probabilitas yang lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 yaitu 0,007
(0,007<0,05).
Penelitian kedua dilakukan oleh Tulay Girard Pradeep Korgaonkar dan
Ronnie Silverblatt (2003) dengan judul “Relationship of Type of Product,
Shopping Orientations, and Demographics With Preference for Shopping on
The Internet” yang dilakukan pada mahasiswa sebuah universitas di
Southeastern United States. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi
dengan jumlah sampel sebanyak 120 orang. Korgaonkar dan Silverblatt
menemukan hasil bahwa convenience orientation berpengaruh positif
terhadap pembelian produk pakaian dan parfum (nilai sig 0,001<0,05).
convenience orientation juga perpengaruh secara positif terhadap pembelian
produk televisi dan telepon seluler (nilai sig 0,047<0,05) dan berpengaruh
secara positif juga terhadap pembelian produk vitamin, dengan nilai
probabilitas sebesar 0,03 (0,03<0,05).
Hasil lain yag didapat dari penelitian ini yaitu perbedaan gender
berpengaruh dalam pembelian produk online. Pembeli pria lebih banyak
melakukan belanja online untuk produk telepon seluler, sedangkan pembeli
wanita lebih banyak melakukan pembelian produk pakaian dan parfum.
Penelitian ketiga dengan judul “The Effects of Information Format and
Shopping Tasks on Consumers’ Online Shopping Behavior: A Cognitive Fit
Perspective” yang dilakukan oleh Hong et al. tahun 2005. Penelitian ini
menggunakan 118 orang mahasiswa bisnis sebagai sampel penelitiannya.
32
Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa variabel convenience yang
diukur dengan time saving, berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
pencarian informasi online.
Penelitian keempat yang bertajuk “Effects of Consumer Lifestyles on
Purchasing Behavior on The Internet: A Conceptual Framework and
Empirical Validation” yang dilakukan oleh Kim et al. pada tahun 2000.
Penelitian ini dilakukan terhadap 306 orang responden. Dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa gaya hidup yang berorientasi pada waktu memiliki
hubungan secara langsung terhadap perilaku pembelian melalui internet.
G. Kerangka Penelitian
Berdasarkan teori yang ditemukan oleh Seock dan Bailey dalam
penelitiannya yang berjudul The Influence of College Students’ Shopping
Orientations and Gender Differences on Online Information Searches and
Purchase Behaviours, peneliti kemudian melakukan modifikasi untuk
melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan enam
variabel bebas yang terkait dalam orientasi belanja. Keenam variabel tersebut
adalah shopping enjoyment, brand conscious, price conscious, shopping
confidence, convenience/time conscious, dan brand/store loyalty.
Merujuk pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Prabowo dan
Suwarsi, terdapat tiga tahapan dalam pengujian hipotesis penelitian. Pada
tahap pertama dilakukan regresi berganda dengan pencarian informasi online
33
sebagai variabel dependen, dan enam variabel independen orientasi belanja.
Tahap selanjutnya yaitu melakukan regresi berganda pada variabel
independen yang sama dan menggunakan variabel belanja online sebagai
variabel dependen. Tahapan terakhir yang dilakukan dalam pengujian
hipotesis ini adalah untuk membedakan orientasi belanja terhadap Pria dan
Wanita dengan menggunakan uji beda Independent Sample T Test.
Berdasarkan uraian tersebut, maka model penelitiannya adalah sebagai
berikut:
34
Gambar. 2.2
Kerangka Penelitian
H. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang perlu dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis ditolak apabila faktanya menyangkal dan diterima apabila faktanya
Orientasi Belanja (X1)
Gender Differences(X2)
Uji Validitas
Uji Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik
Uji Regresi Linear Berganda
Uji t
Uji F
Saran
Kesimpulan
Pencarian Informasi (Y1)
Belanja Online (Y2)
Uji Beda
(Independent Sample T Test)
35
membenarkan. Berdasarkan paradigma penelitian di atas, maka dapat
dirumuskan suatu hipotesis, yaitu :
1. Ho β1 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel shopping enjoyment terhadap pencarian informasi online.
Ha β1 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel shopping enjoyment terhadap pencarian informasi online.
2. Ho β2 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel brand/fashion conscious terhadap pencarian informasi online.
Ha β2 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel brand/fashion conscious terhadap pencarian informasi online.
3. Ho β3 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel convenience/time conscious terhadap pencarian informasi online.
Ha β3 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel convenience/time conscious terhadap pencarian informasi online.
4. Ho β4 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel price conscious terhadap pencarian informasi online.
Ha β4≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel price conscious terhadap pencarian informasi online.
5. Ho β5 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel shopping confidence terhadap pencarian informasi online.
Ha β5 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel shopping confidence terhadap pencarian informasi online.
36
6. Ho β6 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel brand/store loyalty terhadap pencarian informasi online.
Ha β6≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel brand/store loyalty terhadap pencarian informasi online.
7. Ho β7 = 0 : Diduga variabel shopping enjoyment, brand conscious, price
conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, dan brand
loyalty berpengaruh secara simultan terhadap pencarian informasi online.
Ha β7 ≠ 0 : Diduga variabel shopping enjoyment, brand conscious, price
conscious, shopping confidence, convenience/time conscious, dan brand
loyalty tidak berpengaruh secara simultan terhadap pencarian informasi
online.
8. Ho β8 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel shopping enjoyment terhadap belanja online.
Ha β8 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel shopping enjoyment terhadap belanja online.
9. Ho β9 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel brand/fashion conscious terhadap belanja online.
Ha β9 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel brand/fashion conscious terhadap belanja online.
10. Ho β10 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel convenience/time conscious terhadap belanja online.
Ha β10 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel convenience/time conscious terhadap belanja online.
37
11. Ho β11 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel price conscious terhadap belanja online.
Ha β11 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel price conscious terhadap belanja online.
12. Ho β12 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel shopping confidence terhadap belanja online.
Ha β12 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel shopping confidence terhadap belanja online.
13. Ho β13 = 0 : Diduga bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel brand/store loyalty terhadap belanja online.
Ha β13 ≠ 0 : Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel brand/store loyalty terhadap belanja online.
14. Ho β14 = 0 : Diduga variabel shopping enjoyment, brand/fashion
conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time
conscious, dan brand loyalty berpengaruh secara simultan terhadap
belanja online.
Ha β14 ≠ 0 : Diduga variabel shopping enjoyment, brand/fashion
conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time
conscious, dan brand loyalty tidak berpengaruh secara simultan terhadap
belanja online.
15. Ho µ1 = µ2 : Diduga bahwa tidak terdapat perbedaan shopping enjoyment
antara pria dan wanita
38
Ha µ1 ≠µ2 : Diduga bahwa terdapat perbedaan shopping enjoyment antara
pria dan wanita
16. Ho µ1 = µ2 : Diduga bahwa tidak terdapat perbedaan brand/fashion
conscious antara pria dan wanita
Ha µ1 ≠µ2 : Diduga bahwa terdapat perbedaan brand/fashion conscious
antara pria dan wanita
17. Ho µ1 = µ2 : Diduga bahwa tidak terdapat perbedaan price conscious
antara pria dan wanita
Ha µ1 ≠µ2 : Diduga bahwa terdapat perbedaan price conscious antara pria
dan wanita
18. Ho µ1 = µ2 : Diduga bahwa tidak terdapat perbedaan shopping confidence
antara pria dan wanita
Ha µ1 ≠µ2 : Diduga bahwa terdapat perbedaan shopping confidence antara
pria dan wanita
19. Ho µ1 = µ2 : Diduga bahwa tidak terdapat perbedaan convenience/time
conscious antara pria dan wanita
Ha µ1 ≠µ2 : Diduga bahwa terdapat perbedaan convenience/time
conscious antara pria dan wanita
20. Ho µ1 = µ2 : Diduga bahwa tidak terdapat perbedaan brand loyalty antara
pria dan wanita
Ha µ1 ≠µ2 : Diduga bahwa terdapat perbedaan brand loyalty antara pria
dan wanita
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengambil penelitian dengan objek penelitiannya adalah
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang pernah melakukan
pembelian produk fashion secara online minimal satu kali pada toko online
manapun. Lokasi tempat penelitian ini dilakukan adalah di dalam lingkungan
kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun waktu yang digunakan
untuk melakukan penelitian ini adalah pada bulan Juli 2011 sampai Agustus
2013. Berdasarkan masalah yang diteliti, penulis membatasi ruang lingkup
hanya pada pengaruh orientasi belanja dan gender differences terhadap
pencarian informasi online dan belanja online pada mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh unsur atau elemen yang menjadi anggota
dalam suatu kesatuan yang akan diteliti. Dalam hal ini yang menjadi
populasi adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Sampel
Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Jumlah sampel yang
di ambil atau digunakan dalam penelitian ini sebanyak 60 responden
40
sesuai dengan pendapat Roscoe dalam Sugiyono (2007) yang menyatakan
ukuran sampel yang layak dalam penelitian apabila terbagi dalam dua
kategori (dalam penelitian ini kategori pria dan wanita), maka jumlah
anggota sampel setiap kategori minimal 30. Penelitian ini menggunakan
metode sampel non probability sampling yaitu teknik yang tidak memberi
peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Adapun jenisnya yaitu purposive sampling.
Purposive sampling merupakan metode penarikan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut didasarkan pada
kepentingan dan tujuan penelitian (Suharyadi dan Purwanto, 2004). Sesuai
dengan tujuan penelitian, syarat untuk menjadi responden dalam penelitian
ini yaitu laki-laki atau perempuan yang pernah melakukan pembelian
online, minimal satu kali.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperolah data, penulis mengumpulkan data-data primer dan
sekunder. Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan
pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan
spesifik studi. Data Sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan
dari sumber yang telah ada. Beberapa metode yang penulis lakukan dalam
memperoleh data yang diperlukan berupa :
41
1. Data Primer
Cara mendapatkan data primer yaitu dengan cara memperoleh data
dari sumber pertama yang menjadi objek penelitian dan teknik yang
digunakan adalah:
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang
bisa diharapkan dari responden. Kuesioner berupa seperangkat
pertanyaan tertulis untuk responden sehingga diperoleh data yang
diinginkan. Kuesioner yang peneliti gunakan yaitu terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang tidak
memberikan kebebasan kepada responden karena alternatif
jawabannya sudah disediakan oleh peneliti. Pedoman kuesioner yang
disusun sesuai dengan jumlah variabel penelitian, yaitu :
1) Shopping Enjoyment
2) Brand/Fashion Conscious
3) Convenience/Time Conscious
4) Price Conscious
5) Shopping Confidence
6) Brand/Store Loyalty
7) Gender differences
8) Pencarian Informasi Online
9) Belanja Online
42
Kuesioner ini juga menggunakan sebuah pertanyaan saringan di
awal kuesioner yang akan menanyakan apakah calon responden pernah
melakukan pembelanjaan melalui internet atau tidak. Jika calon
responden menjawab pernah, maka calon responden tersebut baru
dapat dikategorikan sebagai responden penelitian dan boleh
melanjutkan mengisi kuesioner penelitian.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh shopping enjoyment,
brand conscious, price conscious, shopping confidence,
convenience/time conscious, brand/store loyalty dan gender differeces
terhadap pencarian informasi online dan belanja online dilakukan
dengan menggunakan skala likert. Skala Likert membutuhkan
responden menunjukkan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan
dengan berbagai pernyataan yang berhubungan dengan sikap atau
objek. Pada penelitian ini skala likert digunakan untuk menghadapkan
responden pada pertanyaan menyangkut tanggapan konsumen toko
online mengenai shopping enjoyment, brand/fashion conscious, price
conscious, shopping confidence, convenience/time conscious,
brand/store loyalty dan gender Differeces terhadap pencarian
informasi online dan belanja online. Instrumen pertanyaan ini akan
menghasilkan total skor bagi tiap anggota sampel yang diwakili oleh
setiap nilai skor seperti yang tercantum pada tabel skala likert di bawah
ini:
43
Tabel. 3.1
Skala Likert
Kategori Bobot Nilai
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Jogiyanto, 2009
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan untuk maksud
selain untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi (Malhotra,
2009). Data sekunder yang digunakan peneliti dalam penyusunan
penelitian ini bersumber dari buku-buku dan jurnal ilmiah. Peneliti juga
menggunakan media internet untuk memperoleh informasi serta data-data
yang diperlukan.
D. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan secara umum adalah metode analisis kuantitatif.
Analisa kuantitatif adalah analisis yang menggunakan alat analisis yang
bersifat kuantitatif atau menggunakan model-model seperti matematika.
Untuk menjaga validitas dan reliabilitas butir-butir pertanyaan yang ada pada
44
kuesioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu dengan
melakukan try out terhadap beberapa konsumen online store.
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas Data
Uji Validitas data adalah pengujian yang dilakukan guna untuk
mengetahui seberapa cermat suatu instrument dalam mengukur apa
yang ingin diukur (Priyatno, 2010). Pengujian validitas dilakukan
dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total.
Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya > 0,3 maka faktor
tersebut dinyatakan valid, Sebaliknya jika korelasi tiap faktor tersebut
negatif dan besarnya < 0,3 maka faktor tersebut dinyatakan tidak valid
(Sugiyono, 2009).
b. Uji Reliabilitas Data
Uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan
dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan
konstruk- konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel
dan disusun dalam bentuk kuesioner. Instrumen dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk
mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari
kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konstan meskipun di uji
beberapa kali. Suatu alat ukur dapat dianggap reliabel apabila nilai
45
cronbach alpha yang diperoleh ≥ 0,60. Untuk mendapatkan hasil uji
tersebut digunakan alat bantu program SPSS.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi dengan normal atau tidak. Analisis parametrik seperti
regresi linier mensyaratkan bahwa data harus terdistribusi dengan
normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat
nilai signifikansi pada tabel Kolmogorov-Smirnov Z. Data dikatakan
memiliki distribusi yang normal adalah data yang memiliki nilai
signifikansi lebih dari 0,05, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih
kecil dari 0,05 maka data tersebut dinyatakan tidak berdistribusi
dengan normal (Priyatno, 2010).
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas adalah keadaan di mana antara dua variabel
independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik
mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas. Metode
pengambilan keputusan yaitu jika semakin kecil nilai tolerance dan
semakin besar nilai VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah
multikolinearitas. Data yang tidak memiliki multikolinearitas adalah
46
yang memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari
10 (Priyatno, 2010).
c. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas adalah keadaan di mana terjadinya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi
yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas.
Dalam penelitian ini, pengujian heteroskedastisitas diukur melalui uji
Spearman’s rho. Metode pengambilan keputusan pada uji Spearman’s
rho adalah dengan melihat nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi
lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas,
sedangkan sebaliknya, jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka
terjadi masalah heterokedastisitas (Priyatno, 2010).
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan di mana terjadinya korelasi dari
residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang
disusun menurut runtun waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan
tidak adanya masalah autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya
autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW
test), dengan prosedur pengujian sebagai berikut:
47
i. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif:
Ho : Tidak terjadi autokorelasi
Ha : terjadi autokorelasi
ii. Menentukan taraf signifikansi, yaitu sebesar 5% atau 0,05.
iii. Menentukan nilai dL dan dU pada tabel Durbin-Watson
iv. Pengambilan keputusan:
dU < DW < 4-dU, maka Ho diterima
DW < dL atau DW > 4-dL, maka Ho ditolak
dL < DW < dU atau 4-dU < DW < 4-dL, maka tidak ada
keputusan yang pasti
3. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Berganda
Analisis ini dilakukan untuk meneliti apakah ada hubungan sebab
akibat antara variabel atau meneliti seberapa besar pengaruh antara
variabel independent yaitu shopping enjoyment, brand/fashion
conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time
conscious, brand/store loyalty terhadap variabel dependen yaitu
pencarian informasi online dan belanja online. Adapun rumus yang
digunakan :
48
Y1 = a + β1X1+ β2X2 + β3X3+β4X4+ β5X5+ β6X6
Y2 = a + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5 + β6X6
Dimana :
Y1 = Pencarian Informasi Online
Y2 = Belanja Online
X1 = Shopping Enjoyment
X2 = Brand Conscious
X3 = Convenience/Time Conscious
X4 = Price Conscious
X5 = Shopping Confidence
X6 = Brand/Store Loyalty
a = bilangan konstanta
β1, β2, β3, β4, β5, β6 = koefisien regresi
b. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa
besar pengaruh sumbangan variabel-variabel independen yaitu
49
shopping enjoyment, brand/fashion conscious, price conscious,
shopping confidence, convenience/time conscious, brand/store loyalty
secara bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu pencarian
informasi online dan belanja online. Nilai koefisien determinasi (R2)
untuk menunjukkan persentase tingkat kebenaran prediksi dari
pengujian regresi yang dilakukan. Nilai R2 memiliki batasan antara 0
sampai 1. Jika nilai R2 semakin mendekati 1 maka berarti semakin
besar variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.
c. Uji t (parsial)
Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual yaitu shopping enjoyment,
brand/fashion conscious, price conscious, shopping confidence,
convenience/time conscious, brand/store loyalty dalam menerangkan
variabel dependen Pencarian informasi online dan belanja online.
Untuk dapat mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, maka
nilai signifikan t dibandingkan dengan derajat kepercayaannya.
Hipotesis yang digunakan adalah :
1) Menentukan Ho dan Ha :
Ho : β1 = 0, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
50
Ha : β1 ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
2) Menentukan taraf signifikansi, yaitu sebesar 5% atau 0,05.
Apabila probabilitas (Sig.) < 0,05 maka Ha diterima dan Ho
ditolak dan apabila probabilitas (Sig.) > 0,05 maka Ho diterima
dan Ha ditolak.
3) Menentukan t tabel dengan df: n – k – 1
4) Pengambilan keputusan. Apabila t hitung > t tabel atau –t hitung
< -t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Yang berarti variabel
independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. Dan apabila t hitung < t tabel atau –t
hitung > -t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Yang berarti
variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen.
d. Uji F
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh
keseluruhan variabel independen yaitu shopping enjoyment,
brand/fashion conscious, price conscious, shopping confidence,
convenience/time conscious, brand/store loyalty secara bersama-sama
terhadap dua variabel dependen yaitu pencarian informasi online dan
belanja online. Hipotesis yang digunakan adalah :
51
1) Menentukan Ho dan Ha :
Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = 0, berarti tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara semua variabel independen secara bersama
dengan variabel dependen.
Ho : β1≠β2 ≠β3 ≠β4 ≠β5 ≠β6 ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang
signifikan antara semua variabel independen secara bersama
dengan variabel dependen.
2) Menentukan taraf signifikansi, yaitu sebesar 5% atau 0,05
3) Menentukan F tabel dengan df1 = k – 1, dan df2 = n - k
4) Dasar Pengambilan Keputusan:
Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan
apabila F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
e. Independent Sample T Test
Independent sample T test atau uji sampel bebas digunakan untuk
menguji perbedaan rata-rata dari dua kelompok data atau sampel yang
independen. Dalam penelitian ini, pengujian sampel bebas ini
dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan orientasi belanja
antara mahasiswa laki-laki dan perempuan. Untuk melakukan uji
sampel bebas, diperlukan prosedur pengujian berikut:
52
1) Uji asumsi varian (uji Levene’s)
a) Menentukan Ho dan Ha
Ho: orientasi belanja antara laki-laki dan perempuan
memiliki varian yang sama
Ha: orientasi belanja antara laki-laki dan perempuan memiliki
varian yang berbeda
b) Pengambilan keputusan
Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima (varian sama)
Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak (varian berbeda)
2) Uji sampel bebas
a) Menentukan Ho dan Ha
Ho: tidak ada perbedaan orientasi belanja antara laki-laki dan
perempuan
Ha: terdapat perbedaan orientasi belanja antara laki-laki dan
perempuan
b) Menentukan taraf signifikansi, yaitu sebesar 0,05
c) Menentukan t tabel dengan df: n - 2
53
d) Pengambilan keputusan, Jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel,
maka Ho diterima dan jika -t hitung <-t tabel atau t hitung > t
tabel, maka Ho ditolak
E. Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel penelitian adalah sebuah konsep yang mempunyai
variasi nilai yang diterapkan dalam suatu penelitian. Berikut ini adalah
variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu :
1. Variabel Independen.
Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam
penelitian ini variabel bebas yaitu shopping enjoyment, brand/fashion
conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time
conscious, brand/store loyalty dan gender differences.
2. Variabel Dependen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat yaitu
pencarian informasi online dan belanja online.
54
Tabel. 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator Skala
1. Shopping Enjoyment
(Seock dan Bailey, 2008)
1. Belanja online membuat suasana hati
menjadi gembira
2. Menikmati berbelanja melalui internet
3. Menikmati menghabiskan waktu untuk
mencari produk melalui internet
Likert
2. Brand/fashion
Conscious
(Seock dan Bailey, 2008)
1. Membeli produk dengan merek yang
sudah dikenal
2. Tertarik pada fashion
3. Up to date dengan tren fashion
Likert
3. Convenience/time
conscious
(Seock dan Bailey, 2008;
Srinivasan et al., 2002)
1. Hemat waktu
2. Memberi nilai yang tinggi untuk
kenyamanan
3. Membeli di toko online yang sederhana
dan mudah digunakan
Likert
4. Price Conscious
(Seock dan Bailey, 2008)
1. Memberi perhatian yang lebih pada
harga
2. Berbelanja ketika mendapat penawaran
promosi
Likert
55
Variabel Indikator Skala
3. Mengunjungi berbagai toko online
sebelum melakukan pembelian produk
4. Dapat menghemat uang ketika
berbelanja
5. Shopping
Confidence
(Seock dan Bailey, 2008)
1. Percaya diri terhadap kemampuan
dalam berbelanja
2. Mampu membeli produk yang tepat
3. Berpikir sebagai pembelanja yang baik
Likert
6. Brand/store
Loyalty
(Oliver dalam Tjiptono,
2007; Durianto dkk, 2004)
1. Pembelian ulang pada toko/merek yang
sama
2. Tidak berpindah toko atau merek ketika
terjadi perubahan harga
Likert
7. Pencarian Informasi
online
(Chen, Chun-An, 2009)
1. Memperoleh pengetahuan sebanyak
mungkin mengenai ukuran, warna dan
bahan suatu produk
2. Memperoleh pengetahuan sebanyak
mungkin mengenai perbandingan harga
suatu produk
Likert
56
Variabel Indikator Skala
8. Belanja Online
(Kim et al., 2000)
1. Jumlah uang yang dikeluarkan untuk
berbelanja melalui internet dalam satu
tahun terakhir
2. Frekuensi belanja online dalam satu
tahun terakhir
Likert
57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah perkembangan e-commerce
Pertama kali bermula pada tahun 1990 Tim Berners-Lee menciptakan
browser web World Wide Web yang mengubah jaringan telekomunikasi
akademik menjadi sistem komunikasi untuk semua orang setiap hari
secara mengglobal yang dikenal dengan nama internet. Pada awalnya
penggunaan internet bertujuan komersial dilarang dengan keras. Ini
dikarenakan adanya larangan commercial network traffic oleh National
Science Foundation’s (NSFNET) yang merupakan backbone Internet.
Tahun 1991 NSF menghapus larangan untuk tujuan komersial dan saat
itulah membuka jalan bagi electronic commerce (e-commerce). Hanya
saja, tidak semua kebijakan mengenai komersial dicabut. Baru pada
tanggal 30 April 1995, batasan komersial yang paling terakhir dicabut.
Istilah perdagangan elektronik (e-commerce) telah berubah sejalan
dengan waktu. Awalnya, perdagangan elektronik berarti pemanfaatan
transaksi komersial, seperti penggunaan EDI untuk mengirim dokumen
komersial seperti pesanan pembelian secara elektronik. Kemudian istilah
perdagangan elektronik berkembang menjadi suatu aktivitas yang
mempunyai istilah yang lebih tepat dikatakan "perdagangan web", yaitu
pembelian barang dan jasa melalui World Wide Web melalui server aman
58
(HTTPS), protokol server khusus yang menggunakan enkripsi untuk
merahasiakan data penting pelanggan.
Jika menelusuri sejarah, maka perusahaan paling pertama yang
mendirikan toko online adalah Pizza Hut. Mereka menyediakan fasilitas
pemesanan online atau pengiriman ke rumah untuk testing pada tahun
1994 di Santa Cruz, California. Pada tahun 2007 seluruh daerah sudah
mendapatkan opsi dalam sistemnya. Berlanjut pada tahun 1995, Amazon
muncul sebagai toko buku online. Belakangan perusahan tersebut
menyadari barang dagangan lainnya juga memiliki permintaan yang
tinggi, sehingga pada akhirnya mengadakan perluasan dengan menjual
berbagai komoditas. Pada akhir tahun 2000, banyak perusahaan Eropa dan
Amerika menyediakan fasilitas pelayanan melalui World Wide Web.
Semenjak saat itulah, orang mulai mengasosiasikan istilah “e-commerce”
sebagai kemampuan untuk membeli berbagai produk melalui internet
(Garry, 2010).
2. Perkembangan e-commerce di Indonesia
Di Indonesia, fenomena e-commerce ini sudah dikenal sejak tahun
1996 dengan munculmya situs http://http://www.sanur.com/ sebagai toko
buku online pertama. Kemudian, beberapa layanan e-commerce pun mulai
bermunculan. Situs seperti astaga.com, mandirionline.com dan
satunet.com sempat populer. Namun, krisis moneter yang menimpa
Indonesia sekitar tahun 1998 memperburuk kemajuan bisnis e-commerce
(Amaliya, Ulya).
59
Belakangan ini e-commerce kembali berkembang dan menyita
perhatian penduduk Indonesia. Untuk pengguna internet di Indonesia, di
tahun 2012, jumlah pengguna internet mencapai 55 juta orang. Jumlah
tersebut tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 30,9 persen
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan untuk belanja online,
Pada tahun 2009 di Indonesia baru ada 3 persen pengguna internet yang
berbelanja secara online. Angka tersebut meningkat di tahun 2012 hingga
mencapai 6 persen dari pengguna internet. Meningkatnya transaksi e-
commerce di Indonesia ini antara lain disebabkan oleh membaiknya
pertumbuhan perekonomian di Indonesia (Setyowati, 2012).
B. Pembahasan Hasil Kuesioner
1. Uji Validitas Data
Menurut Priyatno (2010:17), untuk mengukur validitas kuesioner
dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor
total. Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan 30 sampel try out.
Setelah dilakukan pengolahan data kuesioner dengan alat bantu SPSS
versi 17.0, diperoleh hasil yang tercantum pada tabel 4.1.
60
Tabel 4.1 Uji Validitas Item Pertanyaan
Variabel Konstruk
Penilaian
Pearson
Correlation
Sig.
(2-tailed) N Ket.
Shopping
Enjoyment
X1.1 0,736 0,000 30 Valid
X1.2 0,849 0,000 30 Valid
X1.3 0,855 0,000 30 Valid
Brand/fashion
Conscious
X2.1 0,935 0,000 30 Valid
X2.2 0,879 0,000 30 Valid
X2.3 0,868 0,000 30 Valid
Convenience/time
conscious
X3.1 0,848 0,000 30 Valid
X3.2 0,935 0,000 30 Valid
X3.3 0,888 0,000 30 Valid
Price Conscious
X4.1 0,825 0,000 30 Valid
X4.2 0,851 0,000 30 Valid
X4.3 0,536 0,002 30 Valid
X4.4 0,869 0,000 30 Valid
Shopping
Confidence
X5.1 0,900 0,000 30 Valid
X5.2 0,912 0,000 30 Valid
X5.3 0,956 0,000 30 Valid
Brand/store
Loyalty
X6.1 0,972 0,000 30 Valid
X6.2 0,977 0,000 30 Valid
Pencarian
Informasi Online
Y1.1 0,917 0,000 30 Valid
Y1.2 0,944 0,000 30 Valid
Sumber: data primer diolah untuk penelitian
Berdasarkan pada tabel 4.1, terlihat bahwa semua item pertanyaan
yang diberikan kepada 30 responden adalah valid. Hal tersebut dapat
dilihat dari angka Pearson Correlation masing-masing adalah bernilai
lebih dari 0,3. Variabel Belanja Online hanya memiliki satu item
61
pertanyaan saja, jadi secara otomatis pertanyaan tersebut dinyatakan valid
(Nawawi dalam Sigit, 2006:86).
2. Uji Reliabilitas
Suatu alat ukur dapat dianggap reliabel apabila nilai cronbach alpha
yang diperoleh ≥ 0,60. Untuk mendapatkan hasil uji tersebut digunakan
alat bantu program SPSS versi 17.0 (Priyatno, 2010:32).
Tabel 4.2 Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's Alpha
N of Items
Keterangan
Shopping Enjoyment
0,729 3 Reliabel
Brand/fashion Conscious
0,874 3 Reliabel
Convenience/time conscious
0,866 3 Reliabel
Price Conscious 0,786 4 Reliabel
Shopping Confidence
0,910 3 Reliabel
Brand/store Loyalty
0,945 2 Reliabel
Pencarian Informasi Online
0,837 2 Reliabel
Sumber: Data primer diolah untuk penelitian
Berdasarkan tabel 4.2, diperoleh nilai cronbach’s alpha untuk semua
variabel lebih dari 0,60, maka semua variabel tersebut dinyatakan reliabel
karena cronbach’s alpha ≥ 0,60. Variabel Belanja Online hanya memiliki
satu item pertanyaan saja, jadi secara otomatis pertanyaan tersebut
dinyatakan reliabel (Nawawi dalam Sigit, 2006:86).
62
3. Deskriptif Responden
Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 60
responden. Para responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i yang
pernah melakukan belanja melalui internet.
Adapun gambaran responden penelitian dari semua sampel yang
merupakan mahasiswa/i yang pernah melakukan belanja melalui internet
diklasifikasikan berdasarkan karakteristiknya, yaitu berdasarkan jenis
kelamin, fakultas, semester, usia dan pengeluaran untuk belanja online
selama satu tahun terakhir. Berdasarkan dari data hasil penyebaran
kuesioner maka peneliti membahas mengenai kondisi dari masing-masing
klasifikasi tersebut.
a. Responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Pria 30 50% Wanita 30 50% Total 60 100%
Sumber: Data primer diolah untuk penelitian
Berdasarkan pada tabel 4.3, diketahui bahwa 60 responden
yang pernah melakukan belanja melalui internet yang telah mengisi
kuesioner penelitian ini terdiri dari 30 responden pria dan 30
responden wanita dengan persentase masing-masing sebesar 50%.
63
b. Responden berdasarkan fakultas
Tabel 4.4 Fakultas Responden
Fakultas Pria Wanita Ekonomi dan Bisnis 17 15 Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 0 5 Dakwah dan Komunikasi 6 7 Sains dan Teknologi 5 3 Syariah dan Hukun 2 0
Jumlah 30 30 Sumber: Data primer diolah untuk penelitian
Berdasarkan pada tabel 4.4, diketahui bahwa 60 responden
yang pernah melakukan belanja melalui internet yang telah mengisi
kuesioner penelitian ini, sebanyak 32 responden yang terdiri dari
17 pria dan 15 wanita berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis
dengan persentase sebesar 53,33%, 5 responden wanita berasal dari
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan persentase sebesar
8,33%, 13 responden yang terdiri dari 6 pria dan 7 wanita berasal
dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan persentase sebesar
21,67%, 8 responden yang terdiri dari 5 pria dan 3 wanita berasal
dari Fakultas Sains dan Teknologi dengan persentase sebesar
13,33%, dan 2 responden pria berasal dari Fakultas Syariah dan
Hukum dengan persentase sebesar 3,33%.
64
c. Responden berdasarkan semester
Tabel 4.5 Semester Responden
Semester Pria Wanita
1 1 2 3 9 4 5 8 8 7 5 10 9 6 3 11 1 3
Jumlah 30 30 Sumber: data primer diolah untuk penelitian
Berdasarkan pada tabel 4.5, diketahui bahwa diketahui bahwa
60 responden yang pernah melakukan belanja melalui internet yang
telah mengisi kuesioner penelitian ini, sebanyak 3 responden yang
terdiri dari 1 pria dan 2 wanita adalah mahasiswa/i semester 1
dengan persentase sebesar 5%, 13 responden yang terdiri dari 9
pria dan 4 wanita mahasiswa/i semester 3 dengan persentase
sebesar 21,67%, 16 responden yang terdiri dari 8 pria dan 8 wanita
mahasiswa/i semester 5 dengan persentase sebesar 26,67%, 15
responden yang terdiri dari 5 pria dan 10 wanita mahasiswa/i
semester 7 dengan persentase sebesar 25%, 9 responden yang
terdiri 6 pria dan 3 wanita mahasiswa/i semester 9 dengan
persentase sebesar 15%, dan 4 responden yang terdiri 1 pria dan 3
wanita mahasiswa/i semester 11 dengan persentase sebesar 6,67%.
65
d. Responden berdasarkan usia
Tabel 4.6 Usia Responden
Usia Pria Wanita 17 0 1 18 1 2 19 8 3 20 7 8 21 5 7 22 7 9 23 1 0 24 1 0
Jumlah 30 30 Sumber: data primer diolah untuk penelitian
Berdasarkan pada tabel 4.6, diketahui bahwa diketahui bahwa
60 responden yang pernah melakukan belanja melalui internet yang
telah mengisi kuesioner penelitian ini, sebanyak 1 responden
wanita berusia 17 tahun dengan persentase sebesar 1,67%, 3
responden yang terdiri dari 1 pria dan 2 wanita berusia 18 tahun
dengan persentase sebesar 5%, 12 responden yang terdiri dari 8
pria dan 3 wanita berusia 19 tahun dengan persentase sebesar 20%,
15 responden yang terdiri dari 7 pria dan 8 wanita berusia 20 tahun
dengan persentase sebesar 25%, 12 responden yang terdiri 5 pria
dan 7 wanita berusia 21 tahun dengan persentase sebesar 20%, 16
responden yang terdiri 7 pria dan 9 wanita berusia 22 tahun dengan
persentase sebesar 26,67%, 1 responden pria berusia 23 tahun
dengan persentase sebesar 1,67%, dan 1 responden pria berusia 24
tahun dengan persentase sebesar 1,67%.
66
e. Responden berdasarkan jumlah pengeluaran untuk belanja online
dalam satu tahun terakhir
Tabel 4.7 Jumlah Pengeluaran Untuk belanja Online Responden
(dalam satu tahun terakhir)
Jumlah Pengeluaran untuk Belanja Online Pria Wanita
dalam Satu Tahun Terakhir < Rp100.000 1 1 Rp100.000 - Rp399.999 9 17 Rp400.000 - Rp699.999 12 10 Rp700.000 - Rp999.999 3 0 Rp1.000.000 - Rp1.399.999 1 0 Rp1.400.000 - Rp1.699.999 1 1 ≥ Rp1.700.000 3 1
Jumlah 30 30 Sumber: data primer diolah untuk penelitian
Berdasarkan pada tabel 4.7, diketahui bahwa diketahui bahwa
60 responden yang pernah melakukan belanja melalui internet yang
telah mengisi kuesioner penelitian ini, sebanyak 2 responden yang
terdiri dari 1 pria dan 1 wanita mengeluarkan uang kurang dari
Rp100.000 untuk belanja melalui internet dalam satu tahun terakhir
dengan persentase sebesar 3,33%, 26 responden yang terdiri dari 9
pria dan 17 wanita mengeluarkan uang kurang antara Rp100.000 -
Rp399.999 untuk belanja melalui internet dalam satu tahun terakhir
dengan persentase sebesar 43,33%, 22 responden yang terdiri dari
12 pria dan 10 mengeluarkan uang antara Rp400.000 - Rp699.999
untuk belanja melalui internet dalam satu tahun terakhir dengan
persentase sebesar 36,67%, 3 responden pria mengeluarkan uang
67
antara Rp700.000 - Rp999.999 untuk belanja melalui internet
dalam satu tahun terakhir dengan persentase sebesar 5%, 1
responden pria mengeluarkan uang antara Rp1.000.000 -
Rp1.399.000 untuk belanja melalui internet dalam satu tahun
terakhir dengan persentase sebesar 1,67%, 2 responden yang terdiri
1 pria dan 1 wanita mengeluarkan uang antara Rp1.400.000 -
Rp1.699.999 untuk belanja melalui internet dalam satu tahun
terakhir dengan persentase sebesar 3,33%, dan 4 responden yang
terdiri dari 3 pria dan 1 wanita mengeluarkan uang lebih dari
Rp1.700.000 untuk belanja melalui internet dalam satu tahun
terakhir dengan persentase sebesar 1,67%.
C. Pembahasan dan Analisis Data
1. Analisis Deskriptif Variabel
Berdasarkan hasil dari kuesioner yang telah dibagikan kepada 60
responden maka diperoleh data hasil jawaban item pernyataan kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel-variabel yang diteliti sebagai
berikut:
a. Deskriptif variabel Shopping Enjoyment
Berikut ini adalah hasil jawaban responden mengenai variabel
Shopping Enjoyment:
68
1) Belanja online membuat suasana hati menjadi gembira (X1.1)
Tabel 4.8 “Berbelanja online membuat saya menjadi gembira”
Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase
Sangat Tidak Setuju 1 0 1 1,67% Tidak Setuju 3 3 6 10% Ragu-ragu 12 10 22 36,67% Setuju 12 17 29 48,33% Sangat Setuju 2 0 2 3,33%
Total 30 30 60 100% Sumber: Olah data Kuesioner
Tabel 4.8 di atas menjelaskan bahwa 29 responden atau
48,33% menyatakan setuju, 22 responden atau 36,67%
menyatakan ragu-ragu, 6 responden atau 10% menyatakan tidak
setuju, 2 responden atau 3,33% menyatakan sangat setuju, dan 1
responden atau 1,67% menyatakan sangat tidak setuju.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak
responden menyatakan setuju terhadap pernyataan “Berbelanja
online membuat saya menjadi gembira”.
2) Menikmati berbelanja melalui internet (X1.2)
Tabel 4.9 “Saya menikmati aktivitas berbelanja melalui internet”
Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase
Sangat Tidak Setuju 3 0 3 5% Tidak Setuju 1 4 5 8,33% Ragu-ragu 7 4 11 18,33% Setuju 17 22 39 65% Sangat Setuju 2 0 2 3,33%
Total 30 30 60 100% Sumber: olah data kuesioner
69
Tabel 4.9 di atas menjelaskan bahwa 39 responden atau 65%
menyatakan setuju, 11 responden atau 18,33% menyatakan ragu-
ragu, 5 responden atau 8,33% menyatakan tidak setuju, 3
responden atau 5% menyatakan sangat tidak setuju, dan sisanya 2
responden atau 3,33% menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang
menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya menikmati aktivitas
berbelanja melalui internet” .
3) Menikmati menghabiskan waktu untuk mencari produk melalui
internet (X1.3)
Tabel 4.10 “Saya menikmati dalam menghabiskan waktu saya untuk mencari
produk melalui internet”
Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0% Tidak Setuju 7 8 15 25% Ragu-ragu 2 3 5 8,33% Setuju 16 17 33 55% Sangat Setuju 5 2 7 11,67%
Total 30 30 60 100% Sumber: olah data kuesioner
Tabel 4.10 di atas menjelaskan bahwa 33 responden atau 55%
menyatakan setuju, 15 responden atau 25% menyatakan tidak
setuju, 7 responden atau 11,67% menyatakan sangat setuju, dan 5
responden atau 8,33% menyatakan ragu-ragu. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang
menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan “Saya menikmati
70
dalam menghabiskan waktu saya untuk mencari produk melalui
internet”.
b. Deskriptif Variabel Brand/fashion Conscious
Berikut ini adalah hasil jawaban responden mengenai variabel
Brand/fashion Conscious:
1) Membeli produk dengan merek yang sudah dikenal (X2.1)
Tabel 4.11 “Saya menyukai membeli produk dengan merek yang sudah
dikenal”
Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase Sangat Tidak Setuju 1 2 3 5% Tidak Setuju 1 4 5 8,33% Ragu-ragu 0 7 7 11,67% Setuju 16 14 30 50% Sangat Setuju 12 3 15 25%
Total 30 30 60 100% Sumber: olah data kuesioner
Tabel 4.11 di atas menjelaskan bahwa 30 responden atau 50%
menyatakan setuju, 15 responden atau 25% menyatakan sangat
setuju, 7 responden atau 11,67% menyatakan ragu-ragu, 5
responden atau 8,33% menyatakan tidak setuju, dan 3 responden
atau 5% menyatakan dangat tidak setuju. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa setengah dari responden
menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya menyukai membeli
produk dengan merek yang sudah dikenal”.
71
2) Tertarik pada fashion (X2.2)
Tabel 4.12 “Saya tertarik dengan fashion”
Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 5% Tidak Setuju 8 0 8 13,33% Ragu-ragu 6 3 9 15% Setuju 14 16 30 50% Sangat Setuju 1 9 10 16,67%
Total 30 30 60 100% Sumber: Olah data Kuesioner
Tabel 4.12 di atas menjelaskan bahwa 30 responden atau 50%
menyatakan setuju, 10 responden atau 16,67% menyatakan sangat
setuju, 9 responden atau 15% menyatakan ragu-ragu, 8 responden
atau 13,33% menyatakan tidak setuju, dan 3 responden atau 5%
menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan
setuju terhadap pernyataan “Saya tertarik dengan fashion”.
3) Up to date dengan tren fashion (X2.3)
Tabel 4.13 “Pakaian yang saya pakai selalu up to date sesuai dengan tren
fashion saat ini”
Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase Sangat Tidak Setuju 7 0 7 11,67% Tidak Setuju 8 10 18 30% Ragu-ragu 13 8 21 35% Setuju 2 11 13 21,67% Sangat Setuju 0 1 1 1,67%
Total 30 30 60 100% Sumber: olah data kuesioner
72
Tabel 4.13 di atas menjelaskan bahwa 21 responden atau 35 %
menyatakan ragu-ragu, 18 responden atau 30% menyatakan tidak
setuju, 13 responden atau 21,67% menyatakan setuju, 7 responden
atau 11,67% menyatakan sangat tidak setuju, dan 1 responden atau
1,67% menyatakan sangat setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan
ragu-ragu kemudian diikuti dengan tidak setuju terhadap
pernyataan “Pakaian yang saya pakai selalu up to date sesuai
dengan tren fashion saat ini”.
c. Deskriptif Variabel Convenience/time conscious
Berikut ini adalah hasil jawaban responden mengenai variabel
Convenience/time conscious:
1) Hemat waktu (X3.1)
Tabel 4.14 “Saya dapat menghemat waktu dengan berbelanja di toko online”
Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase Sangat Tidak Setuju 1 2 3 5% Tidak Setuju 2 2 4 6,67% Ragu-ragu 2 2 4 6,67% Setuju 15 23 38 63,33% Sangat Setuju 10 1 11 18,33%
Total 30 30 60 100% Sumber: olah data kuesioner
Tabel 4.14 di atas menjelaskan bahwa 38 responden atau
63,33% menyatakan setuju, 11 responden atau 18,33%
menyatakan sangat setuju, 4 responden atau 6,67% menyatakan
ragu-ragu dan tidak setuju, dan sisanya 3 responden atau 5%
73
menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan
setuju terhadap pernyataan “Saya dapat menghemat waktu dengan
berbelanja di toko online”.
2) Memberi nilai yang tinggi untuk kenyamanan (X3.2)
Tabel 4.15 “Bagi saya, hal yang paling penting dalam berbelanja adalah
kenyamanan”
Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase Sangat Tidak Setuju 0 2 2 3,33% Tidak Setuju 1 0 1 1,67% Ragu-ragu 1 1 2 3,33% Setuju 8 18 26 43,33% Sangat Setuju 20 9 29 48,33%
Total 30 30 60 100 % Sumber: olah data kuesioner
Tabel 4.15 di atas menjelaskan bahwa 29 responden atau
48,33% menyatakan sangat setuju, 26 responden atau 43,33%
menyatakan setuju, 2 responden atau 3,33% menyatakan ragu-ragu
dan sangat tidak setuju, dan sisanya 1 responden atau 1,67%
menyatakan tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan
setuju terhadap pernyataan “Bagi saya, hal yang paling penting
dalam berbelanja adalah kenyamanan”.
74
3) Membeli di toko online yang sederhana dan mudah digunakan
(X3.3)
Tabel 4.16 “ Saya membeli produk di toko online yang tampilannya sederhana
dan mudah digunakan (user friendly)”
Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0% Tidak Setuju 3 4 7 11,67% Ragu-ragu 3 2 5 8,33% Setuju 16 19 35 58,33% Sangat Setuju 8 5 13 21,67%
Total 30 30 60 100% Sumber: Olah data Kuesioner
Tabel 4.16 di atas menjelaskan bahwa 35 responden atau
58,33% menyatakan setuju, 13 responden atau 21,67% menyatakan
sangat setuju, 7 responden atau 11,67% menyatakan tidak setuju,
dan 5 responden atau 8,33% menyatakan ragu-ragu. Berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden
yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya membeli
produk di toko online yang tampilannya sederhana dan mudah
digunakan (user friendly)”.
d. Deskriptif Variabel Price Conscious
Berikut ini adalah hasil jawaban responden mengenai variabel
Price Conscious:
75
1) Memberi perhatian yang lebih pada harga (X4.1)
Tabel 4.17 “Sebelum melakukan pembelian, saya memperhatikan harga
terlebih dahulu”
Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0 % Tidak Setuju 0 2 2 3,33% Ragu-ragu 2 1 3 5% Setuju 7 11 18 30% Sangat Setuju 21 16 37 61,67%
Total 30 30 60 100% Sumber: olah data kuesioner
Tabel 4.17 di atas menjelaskan bahwa 37 responden atau
61,67% menyatakan sangat setuju, 18 responden atau 30%
menyatakan setuju, 3 responden atau 5% menyatakan ragu-ragu,
dan 2 responden atau 3,33% menyatakan tidak setuju. Berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden
yang menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan “Sebelum
melakukan pembelian, saya memperhatikan harga terlebih dahulu”.
Hasil jawaban ini dipengaruhi oleh faktor pendapatan dari
responden penelitian ini yaitu mahasiswa, di mana diketahui bahwa
sebagian besar dari mahasiswa belum memiliki pendapatan tetap.
Dengan begitu, mahasiswa tentunya akan mempertimbangkan
faktor harga terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian.
76
2) Berbelanja ketika mendapat penawaran promosi (X4.2)
Tabel 4.18 “Saya berbelanja banyak ketika mendapatkan harga promosi”
Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase
Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0% Tidak Setuju 3 6 9 15% Ragu-ragu 6 6 12 20% Setuju 17 13 30 50% Sangat Setuju 4 5 9 15%
Total 30 30 60 100% Sumber: olah data kuesioner
Tabel 4.18 di atas menjelaskan bahwa 30 responden atau 50%
menyatakan setuju, 12 responden atau 20% menyatakan ragu-ragu,
9 responden atau 15% menyatakan tidak setuju, dan sangat setuju.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak
responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya
berbelanja banyak ketika mendapatkan harga promosi”.
3) Mengunjungi berbagai toko online sebelum melakukan pembelian
produk (X4.3)
Tabel 4.19 “Saya mengunjungi ke berbagai toko online terlebih dahulu
sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk”
Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase Sangat Tidak Setuju 1 2 3 5% Tidak Setuju 0 5 5 8,33% Ragu-ragu 6 3 9 15% Setuju 13 14 27 45% Sangat Setuju 10 6 16 26,67%
Total 30 30 60 100% Sumber: Olah data Kuesioner
77
Tabel 4.19 di atas menjelaskan bahwa 27 responden atau 45%
menyatakan setuju, 16 responden atau 26,67% menyatakan sangat
setuju, 9 responden atau 15% menyatakan ragu-ragu, 3 responden
atau 8,33% menyatakan tidak setuju, dan 3 responden atau 5%
menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan
setuju terhadap pernyataan “Saya mengunjungi ke berbagai toko
online terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli suatu
produk”.
4) Dapat menghemat uang ketika berbelanja (X4.4)
Tabel 4.20 “Saya dapat menghemat uang ketika berbelanja melalui internet”
Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 5% Tidak Setuju 1 7 8 13,33% Ragu-ragu 6 11 17 28,33% Setuju 16 10 26 43,33% Sangat Setuju 6 0 6 10%
Total 30 30 60 100% Sumber: olah data kuesioner
Tabel 4.20 di atas menjelaskan bahwa 26 responden atau
43,33% menyatakan setuju, 17 responden atau 28,33% menyatakan
ragu-ragu, 8 responden atau 13,33% menyatakan tidak setuju, 6
responden atau 10% menyatakan sangat setuju, dan 3 responden
atau 5% menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang
78
menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya dapat menghemat
uang ketika berbelanja melalui internet”.
e. Deskriptif Variabel Shopping Confidence
Berikut ini adalah hasil jawaban responden mengenai variabel
Shopping Confidence:
1) Percaya diri terhadap kemampuan dalam berbelanja (X5.1)
Tabel 4.21 “Saya memutuskan untuk membeli suatu produk secara online
tanpa bertanya pada orang lain”
Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase Sangat Tidak Setuju 5 0 5 8,33% Tidak Setuju 9 10 19 31,67% Ragu-ragu 5 2 7 11,67% Setuju 7 16 23 38,33% Sangat Setuju 4 2 6 10 %
Total 30 30 60 100% Sumber: olah data kuesioner
Tabel 4.21 di atas menjelaskan bahwa 23 responden atau
38,33% menyatakan setuju, 19 responden atau 31,67% menyatakan
tidak setuju, 7 responden atau 11,67% menyatakan ragu-ragu, 6
responden atau 10% menyatakan sangat setuju, dan 5 responden
atau 8,33% menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa responden yang menyatakan
setuju dan tidak setuju terhadap pernyataan “Saya memutuskan
untuk membeli suatu produk secara online tanpa bertanya pada
orang lain” adalah paling banyak dan sama besar.
79
2) Mampu membeli produk yang tepat (X5.2)
Tabel 4.22 “ Saya mampu membeli produk yang tepat untuk saya sendiri”
Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase
Sangat Tidak Setuju 4 0 4 6,67% Tidak Setuju 9 0 9 15 % Ragu-ragu 5 4 9 15% Setuju 8 22 30 50% Sangat Setuju 4 4 8 13,33%
Total 30 30 60 100,00% Sumber: olah data kuesioner
Tabel 4.22 di atas menjelaskan bahwa 30 responden atau 50%
menyatakan setuju, 9 responden atau 15% menyatakan tidak setuju
dan ragu-ragu, 8 responden atau 13,33% menyatakan sangat setuju,
dan 4 responden atau 6,67% menyatakan sangat tidak setuju.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak
responden yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya
mampu membeli produk yang tepat untuk saya sendiri”.
3) Berpikir sebagai pembelanja yang baik (X5.3)
Tabel 4.23 “Saya adalah seorang pembelanja yang baik”
Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase
Sangat Tidak Setuju 0 0 0 0% Tidak Setuju 2 1 3 5% Ragu-ragu 10 4 14 23,33% Setuju 11 20 31 51,67% Sangat Setuju 7 5 12 20%
Total 30 30 60 100% Sumber: Olah data Kuesioner
80
Tabel 4.23 di atas menjelaskan bahwa 31 responden atau
51,67% menyatakan setuju, 14 responden atau 23,33% menyatakan
ragu-ragu, 12 responden atau 20% menyatakan sangat setuju, dan 3
responden atau 5% menyatakan tidak setuju. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang
menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya adalah seorang
pembelanja yang baik”.
f. Deskriptif Variabel Brand/store Loyalty
Berikut ini adalah hasil jawaban responden mengenai variabel
Brand/store Loyalty:
1) Pembelian ulang pada toko/merek yang sama (X6.1)
Tabel 4.24 “Saya melakukan pembelian ulang pada toko atau merek yang
sama”
Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase Sangat Tidak Setuju 1 3 4 6,67% Tidak Setuju 7 10 17 28,33% Ragu-ragu 5 3 8 13,33% Setuju 12 12 24 40% Sangat Setuju 5 2 7 11,67%
Total 30 30 60 100% Sumber: olah data kuesioner
Tabel 4.24 di atas menjelaskan bahwa 24 responden atau 40%
menyatakan setuju, 17 responden atau 28,33% menyatakan tidak
setuju, 8 responden atau 13,33% menyatakan ragu-ragu, 7
responden atau 11,67% menyatakan sangat setuju, dan 4 responden
atau 6,67% menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil
81
tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang
menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya melakukan
pembelian ulang pada toko atau merek yang sama”.
2) Tidak berpindah toko atau merek ketika terjadi perubahan harga
(X6.2)
Tabel 4.25 “Saya tidak berpindah toko atau merek ketika terjadi perubahan
harga pada produk yang biasa saya beli”
Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase Sangat Tidak Setuju 1 3 4 6,67% Tidak Setuju 7 10 17 28,33% Ragu-ragu 5 3 8 13,33% Setuju 12 12 24 40% Sangat Setuju 5 2 7 11,67%
Total 30 30 60 100% Sumber: olah data kuesioner
Tabel 4.25 di atas menjelaskan bahwa 24 responden atau 40%
menyatakan tidak setuju, 17 responden atau 28,33% menyatakan
tidak setuju, 8 responden atau 13,33% menyatakan ragu-ragu, 7
responden atau 11,67% menyatakan sangat setuju, dan 4 responden
atau 6,67% menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang
menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan “Saya tidak
berpindah toko atau merek ketika terjadi perubahan harga pada
produk yang biasa saya beli”.
82
g. Deskriptif Variabel Pencarian Informasi Online
Berikut ini adalah hasil jawaban responden mengenai variabel
Pencarian Informasi Online:
1) Kepuasan terhadap keragaman produk (Y1.1)
Tabel 4.26 “Memperoleh pengetahuan sebanyak mungkin mengenai ukuran,
warna dan bahan suatu produk” Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 5 % Tidak Setuju 0 0 0 0% Ragu-ragu 2 3 5 8,33% Setuju 15 21 36 60% Sangat Setuju 12 4 16 26,67%
Total 30 30 60 100% Sumber: olah data kuesioner
Tabel 4.26 di atas menjelaskan bahwa 36 responden atau 60%
menyatakan setuju, 16 responden atau 26,67% menyatakan sangat
setuju, 5 responden atau 8,33% menyatakan ragu-ragu, dan 3
responden atau 5% menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden
yang menyatakan setuju terhadap pernyataan “Memperoleh
pengetahuan sebanyak mungkin mengenai ukuran, warna dan
bahan suatu produk”.
83
2) Memperoleh pengetahuan sebanyak mungkin mengenai
perbandingan harga suatu produk (Y1.2)
Tabel 4.27 “Saya memperoleh pengetahuan sebanyak mungkin mengenai ukuran, warna dan bahan suatu produk fashion yang akan saya
beli” Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase
Sangat Tidak Setuju 0 2 2 3,33% Tidak Setuju 1 0 1 1,67% Ragu-ragu 0 4 4 6,67% Setuju 17 18 35 58,33% Sangat Setuju 12 6 18 30%
Total 30 30 60 100% Sumber: Olah data Kuesioner
Tabel 4.27 di atas menjelaskan bahwa 35 responden atau
58,33% menyatakan setuju, 18 responden atau 30% menyatakan
sangat setuju, 4 responden atau 6,67% menyatakan ragu-ragu, 2
responden atau 3,33% menyatakan sangat tidak setuju, dan 1
responden atau 1,67% menyatakan tidak setuju. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang
menyatakan setuju terhadap pernyataan “Saya memperoleh
pengetahuan sebanyak mungkin mengenai ukuran, warna dan
bahan suatu produk fashion yang akan saya beli”.
h. Deskriptif Variabel Belanja Online
Berikut ini adalah hasil jawaban responden mengenai variabel
Belanja Online:
84
1) Frekuensi belanja online dalam satu tahun terakhir (Y2)
Tabel 4.28 “Frekuensi melakukan belanja online dalam satu tahun terakhir”
Pernyataan Pria Wanita Jumlah Persentase
Tidak Pernah 0 0 0 0 % Sesekali 12 8 20 33,33% Jarang 14 19 33 55% Sering 4 3 7 11,67% Sangat Sering 0 0 0 0%
Total 30 30 60 100% Sumber: olah data kuesioner
Tabel 4.28 di atas menjelaskan bahwa 33 responden atau 55%
menyatakan jarang, 20 responden atau 33,33% menyatakan
sesekali, dan 7 responden atau 11,67% menyatakan sering.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kebanyakan
frekuensi melakukan belanja online dalam satu tahun terakhir
responden adalah jarang.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi dengan normal atau tidak. Analisis parametrik seperti
regresi linier mensyaratkan bahwa data harus terdistribusi dengan
normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat
nilai signifikansi pada tabel Kolmogorov-Smirnov Z. Data dikatakan
memiliki distribusi yang normal adalah data yang memiliki nilai
signifikansi lebih dari 0,05, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih
85
kecil dari 0,05 maka data tersebut dinyatakan tidak berdistribusi dengan
normal (Priyatno, 2010).
Berikut adalah tabel yang dihasilkan dari pengolahan data
kuesioner dengan alat bantu SPSS versi 17.0 dengan cara normal
probability plots:
1) Uji Normalitas Data terhadap Variabel Y1
Tabel 4.29 Hasil Uji Normalitas (Y1)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa,,b Mean 0,0000000
Std. Deviation 1,07422114
Most Extreme Differences Absolute 0,073
Positive 0,043
Negative -0,073
Kolmogorov-Smirnov Z 0,566
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,906
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
Berdasarkan tabel 4.29 di atas, diketahui bahwa nilai
signifikansinya adalah sebesar 0,906. Karena nilai signifikansinya
lebih dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa model regresi
sesuai asumsi normalitas dan layak digunakan.
86
2) Uji Normalitas Data terhadap Variabel Y2
Tabel 4.30 Hasil Uji Normalitas (Y2)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa,,b Mean 0, 0000000
Std. Deviation 0,60323334
Most Extreme Differences Absolute 0,116
Positive 0,116
Negative -0,116
Kolmogorov-Smirnov Z 0,902
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,390
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
Berdasarkan tabel 4.30 di atas, diketahui bahwa nilai
signifikansinya adalah sebesar 0,390. Karena nilai signifikansinya
lebih dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa model regresi
sesuai asumsi normalitas dan layak digunakan.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas adalah keadaan di mana antara dua variabel
independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik
mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas. Metode
pengambilan keputusan yaitu jika semakin kecil nilai tolerance dan
semakin besar nilai VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah
87
multikolinearitas. Data yang tidak memiliki multikolinearitas adalah
yang memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari
10 (Priyatno, 2010).
Berikut adalah tabel hasil pengujian VIF dari model regresi dengan
alat bantu SPSS 17.0:
1) Uji Multikolinieritas terhadap Variabel Y1
Tabel 4.31 Hasil Uji Multikolinieritas (Y1)
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Shopping Enjoyment 0,619 1,616
Brand Conscious 0,652 1,534
Convenience 0,473 2,114
Price Conscious 0,461 2,170
Shopping Confidence 0,770 1,299
Brand Loyalty 0,684 1,462
a. Dependent Variable: Pencarian Informasi Online Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
Berdasarkan Tabel 4.29 di atas, diketahui bahwa nilai tolerance
variabel Shopping Enjoyment sebesar 0,619 (61,9%), nilai tolerance
variabel Brand/fashion Conscious sebesar 0,652 (65,2%), nilai
tolerance variabel Convenience/time conscious sebesar 0,473 (47,3%),
nilai tolerance variabel Price Conscious sebesar 0,461 (46,1%), nilai
tolerance variabel Shopping Confidence sebesar 0,770 (77%), dan nilai
88
tolerance variabel Brand/store Loyalty sebesar 0,684 (68,4%). Hasil
tersebut menunjukkan jauh diatas besar nilai tolerance (0,1), dapat
disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas.
Dari tabel di atas dapat diketahui juga bahwa nilai VIF variabel
Shopping Enjoyment sebesar 1,616, VIF variabel Brand/fashion
Conscious sebesar 1,534, VIF variabel Convenience/time conscious
sebesar 2,114, VIF variabel Price Conscious sebesar 2,170, VIF
variabel Shopping Confidence sebesar 1,299 dan VIF variabel
Brand/store Loyalty sebesar 1,462. Hasil tersebut menunjukkan semua
nilai VIF variabel bebas kurang dari besar nilai VIF yaitu 10 (VIF
hitung < VIF), dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak
terjadi multikolinieritas.
2) Uji Multikolinieritas terhadap Variabel Y2
Tabel 4.32 Hasil Uji Multikolinieritas (Y2)
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Shopping Enjoyment 0,619 1,616
Brand Conscious 0,652 1,534
Convenience 0,473 2,114
Price Conscious 0,461 2,170
Shopping Confidence 0,770 1,299
Brand Loyalty 0,684 1,462
a. Dependent Variable: Belanja Online Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
89
Berdasarkan Tabel 4.30 di atas, diketahui bahwa nilai tolerance
variabel Shopping Enjoyment sebesar 0,619 (61,9%), nilai tolerance
variabel Brand/sore Conscious sebesar 0,652 (65,2%), nilai tolerance
variabel Convenience/time conscious sebesar 0,473 (47,3%), nilai
tolerance variabel Price Conscious sebesar 0,461 (46,1%), nilai
tolerance variabel Shopping Confidence sebesar 0,770 (77%), dan nilai
tolerance variabel Brand/store Loyalty sebesar 0,684 (68,4%). Hasil
tersebut menunjukkan jauh diatas besar nilai tolerance (0,1), dapat
disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas.
Dari tabel di atas dapat diketahui juga bahwa nilai VIF variabel
Shopping Enjoyment sebesar 1,616, VIF variabel Brand/fashion
Conscious sebesar 1,534, VIF variabel Convenience/time concious
sebesar 2,114, VIF variabel Price Conscious sebesar 2,170, VIF
variabel Shopping Confidence sebesar 1,299 dan VIF variabel
Brand/store Loyalty sebesar 1,462. Hasil tersebut menunjukkan semua
nilai VIF variabel bebas kurang dari besar nilai VIF yaitu 10 (VIF
hitung < VIF), dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak
terjadi multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas adalah keadaan di mana terjadinya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi
yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas.
Dalam penelitian ini, pengujian heteroskedastisitas diukur melalui uji
90
Spearman’s rho. Metode pengambilan keputusannya adalah dengan
melihat nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka
tidak terjadi masalah heterokedastisitas. (Priyatno, 2010)
Berikut adalah tabel Spearman’s rho yang dihasilkan dari
pengolahan data kuesioner dengan alat bantu SPSS versi 17.0:
1) Uji Heteroskedastisitas terhadap Variabel Y1
Tabel 4.33 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Y1)
Correlations
Unstandardized Residual
Unstandardized Residual
Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed) N 60
Shopping Enjoyment
Pearson Correlation 0,000
Sig. (2-tailed) 1,000
N 60
Brand Conscious
Pearson Correlation .000
Sig. (2-tailed) 1.000
N 60
Convenience Pearson Correlation 0,000
Sig. (2-tailed) 1,000
N 60
Price Conscious Pearson Correlation 0,000
Sig. (2-tailed) 1,000
N 60
Shopping Confidence
Pearson Correlation 0,000
Sig. (2-tailed) 1,000
N 60
Brand Loyalty Pearson Correlation 0,000
Sig. (2-tailed) 1,000
N 60
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
Dari hasil Tabel Spearman’s rho diatas, diketahui bahwa
semua variabel memiliki nilai signifikansi diatas 0,05. Dapat
91
disimpulkan bahwa variabel bebas pada penelitian ini tidak terjadi
heteroskedastisitas.
2) Uji Heteroskedastisitas terhadap Variabel Y2
Tabel 4.34 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Y2)
Correlations
Unstandardized Residual
Unstandardized Residual
Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed) N 60
Shopping Enjoyment
Pearson Correlation 0,000
Sig. (2-tailed) 1,000
N 60
Brand Conscious
Pearson Correlation .000
Sig. (2-tailed) 1.000
N 60
Convenience Pearson Correlation 0,000
Sig. (2-tailed) 1,000
N 60
Price Conscious Pearson Correlation 0,000
Sig. (2-tailed) 1,000
N 60
Shopping Confidence
Pearson Correlation 0,000
Sig. (2-tailed) 1,000
N 60
Brand Loyalty Pearson Correlation 0,000
Sig. (2-tailed) 1,000
N 60
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
Dari hasil Tabel Spearman’s rho diatas, diketahui bahwa
semua variabel memiliki nilai signifikansi diatas 0,05. Dapat
disimpulkan bahwa variabel bebas pada penelitian ini tidak terjadi
heteroskedastisitas.
92
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan di mana terjadinya korelasi dari
residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang
disusun menurut runtun waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan
tidak adanya masalah autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya
autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW
test), dengan prosedur pengujian sebagai berikut:
1) Menentukan Ho dan Ha:
Ho : Tidak terjadi autokorelasi
Ha : terjadi autokorelasi
2) Menentukan taraf signifikansi, yaitu sebesar 5% atau 0,05.
3) Menentukan nilai dL dan dU pada tabel Durbin-Watson dengan
n = 60, k = 6: nilai dL = 1,37, nilai dU = 1,81, 4-dL = 2,63, 4-
dU = 2,19
4) Pengambilan keputusan:
1,81 < DW < 2,19, Ho diterima
DW < 1,37 atau DW > 2,63, Ho ditolak
1,37 < DW < 1,81 atau 2,19 < DW < 2,63, tidak ada keputusan
yang pasti
93
Berikut adalah hasil uji Durbin-Watson (DW test) dalam penelitian
ini:
1) Uji Autokorelasi terhadap Variabel Y1
Tabel 4.35 Hasil Uji Autokorelasi (Y1)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 0,775a 0,600 0,555 1,133 1,930
a. Predictors: (Constant), Brand Loyalty, Convenience, Shopping Confidence, Shopping
Enjoyment, Brand Conscious, Price Conscious
b. Dependent Variable: Online Search
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
Dari hasil Tabel Durbin-Watson diatas, diketahui bahwa nilai DW
adalah sebesar 1,930. Dengan membandingkan antara nilai DW, dL dan
dU, maka ditemukan bahwa nilai dU < DW < 4-dU atau 1,81 < 1,930 <
2,19. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model
regresi ini.
2) Uji Autokorelasi terhadap Variabel Y2
Tabel 4.36 Hasil Uji Autokorelasi (Y2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 0,335a 0,112 0,012 0,636 1,566
a. Predictors: (Constant), Brand Loyalty, Convenience, Shopping Confidence, Shopping
Enjoyment, Brand Conscious, Price Conscious
b. Dependent Variable: Belanja Online
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
94
Dari hasil Tabel Durbin-Watson diatas, diketahui bahwa nilai DW
adalah sebesar 1,566. Dengan membandingkan antara nilai DW, dL dan
dU, maka ditemukan bahwa nilai dL < DW < dU atau 1,37 < 1,566 <
1,81. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada keputusan yang pasti
untuk autokorelasi pada model regresi ini.
3. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Berganda
Analisis ini dilakukan untuk meneliti apakah ada hubungan sebab
akibat antara variabel atau meneliti seberapa besar pengaruh antara
variabel independent yaitu shopping enjoyment, brand/fashion
conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time
conscious, brand/store loyalty terhadap variabel dependen yaitu
pencarian informasi online dan belanja online. Adapun rumus yang
digunakan:
Y1 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6
Y1 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6
Dimana :
Y1 : Pencarian Informasi Online
Y2 : Belanja Online
X1 : Shopping Enjoyment
X2 : Brand/fashion Conscious
X3 : Convenience/time conscious
X4 : Price Conscious
95
X5 : Shopping Confidence
X6 : Brand/store Loyalty
a : Nilai konstanta
b1,b2,b3,b4,b5,b6 : Koefisien regresi dari variabel bebas
Berikut adalah tabel Coefficients untuk menentukan persamaan regresi
pada penelitian ini:
1) Uji Regresi Berganda terhadap Variabel Y1
Tabel 4.37 Hasil Uji Regresi Berganda (Y1)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,097 1,158 0,948 0,348
Shopping Enjoyment -0,096 0,081 -0,130 -1,176 0,245
Brand Conscious -0,095 0,091 -0,112 -1,045 0,301
Convenience 0,519 0,106 0,620 4,906 0,000
Price Conscious 0,235 0,090 0,333 2,599 0,012
Shopping Confidence -0,061 0,078 -0,077 -0,779 0,439
Brand Loyalty -0,030 0,092 -0,034 -0,326 0,746
a. Dependent Variable: Pencarian Informasi Online Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
Berdasarkan tabel Coefficients di atas, maka persamaan
regresi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y1 = 1,097+0,519X3+0,235X4
Keterangan:
Y1: Pencarian Informasi Online
96
X3: Convenience/time conscious
X4: Price Conscious
2) Uji Regresi Berganda terhadap Variabel Y2
Tabel 4.38 Hasil Uji Regresi Berganda (Y2)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,122 0,650 3,263 0,002
Shopping Enjoyment 0,103 0,046 0,369 2,244 0,029
Brand Conscious -0,012 0,051 -0,037 -0,232 0,817
Convenience -0,004 0,059 -0,014 -0,075 0,941
Price Conscious 0,010 0,051 0,037 0,195 0,846
Shopping Confidence -0,012 0,044 -0,041 -0,279 0,781
Brand Loyalty -0,042 0,052 -0,127 -0,809 0,422
a. Dependent Variable: Belanja Online Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
Berdasarkan tabel Coefficients di atas, maka persamaan
regresi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y2 = 2,112+0,103X1
Keterangan:
Y2: Belanja Online
X1: Shopping Enjoyment
b. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa besar
pengaruh sumbangan variabel-variabel independen yaitu shopping
97
enjoyment, brand/fashion conscious, price conscious, shopping
confidence, convenience/time conscious, brand/store loyalty secara
bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu pencarian informasi
online dan belanja online.
1) Uji Koefisien determinasi terhadap Variabel Y1
Tabel 4.39 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Y1)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 0,775a 0,600 0,555 1,133
a. Predictors: (Constant), Brand Loyalty, Convenience, Shopping
Confidence, Shopping Enjoyment, Brand Conscious, Price Conscious
b. Dependent Variable: Pencarian Informasi Online
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
Dari tabel di atas diketahui nilai koefisien Adjusted R square
sebesar 0,555, hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan
pengaruh variabel Shopping Enjoyment, Brand/fashion Conscious,
Convenience/time conscious, Price Conscious, Shopping Confidence,
dan Brand/store Loyalty terhadap Pencarian Informasi Online sebesar
55,5%. Atau variasi variabel independent yang digunakan dalam
model mampu menjelaskan sebesar 55,5% variasi variabel dependent.
Sedangkan sisanya sebesar 44,5% dipengaruhi atau dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
98
2) Uji Koefisien determinasi terhadap Variabel Y2
Tabel 4.40 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Y2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 0,335a 0,112 0,012 0,636
a. Predictors: (Constant), Brand Loyalty, Convenience, Shopping
Confidence, Shopping Enjoyment, Brand Conscious, Price Conscious
b. Dependent Variable: Belanja Online
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
Dari tabel di atas diketahui nilai koefisien Adjusted R square
sebesar 0,012, hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan
pengaruh variabel Shopping Enjoyment, Brand/fashion Conscious,
Convenience/time conscious, Price Conscious, Shopping Confidence,
dan Brand/store Loyalty terhadap belanja Online sebesar 1,2%. Atau
variasi variabel independent yang digunakan dalam model mampu
menjelaskan sebesar 1,2% variasi variabel dependent. Sedangkan
sisanya sebesar 98,8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
c. Uji t (Parsial)
Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual yaitu shopping enjoyment, brand/fashion
conscious, price conscious, shopping confidence, convenience/time
conscious, brand/store loyalty dalam menerangkan variabel dependen
Pencarian informasi online dan belanja online. Untuk dapat
mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing
99
variabel independen terhadap variabel dependen, maka nilai signifikan
t dibandingkan dengan derajat kepercayaannya. Hipotesis yang
digunakan adalah:
1) Menentukan Ho dan Ha:
Ho : β1 = 0, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
Ha : β1 ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
2) Menentukan taraf signifikansi, yaitu sebesar 5% atau 0,05. Apabila
probabilitas (Sig.) < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak dan
apabila probabilitas (Sig.) > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
3) Menentukan t tabel dengan df: 60 – 6 - 1 = 53, t tabel = 2,006
4) H0 diterima, jika t hitung berada di antara –t tabel (-2,006) dan t
tabel (2,006) dan H0 ditolak, jika -t hitung < -t tabel (-2,006) atau t
hitung > t tabel (2,006).
Berikut adalah tabel coefficients untuk mengetahui hasil nilai t
hitung pada penelitian ini:
100
1) Uji t terhadap Variabel Y1
Tabel 4.41 Hasil Uji t Hitung (Y1)
Coefficientsa
Model T Sig.
1 (Constant) 0,948 0,348
Shopping Enjoyment -1,176 0,245
Brand Conscious -0,045 0,301
Convenience 4,906 0,000
Price Conscious 2,599 0,012
Shopping Confidence -0,779 0,439
Brand Loyalty -0,326 0,746
a. Dependent Variable: Pencarian Informasi Online Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
Hasil uji t hitung pada tabel coefficient diatas, dapat diketahui
apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat secara parsial.
a) Pengaruh Shopping Enjoyment terhadap pencarian Informasi
Online:
i) Ho : b1 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara Shopping
Enjoyment terhadap pencarian Informasi Online).
ii) Ha : b1 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Shopping Enjoyment
terhadap pencarian Informasi Online).
Dari tabel koefisien diperoleh nilai -t hitung sebesar -
1,176 dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006.
Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka
101
ditemukan bahwa t hitung -1,176 berada diantara -2,006 dan
+2,006, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha
ditolak, demikian juga dari hasil yang diperoleh dari
perbandingan nilai sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,245
> 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha
ditolak. Ini menunjukkan bahwa koefisien regresi pada
variabel Shopping Enjoyment tidak signifikan. Artinya
Shopping Enjoyment secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Pencarian Informasi Online.
Hasil analisis menunjukan bahwa variabel Shopping
Enjoyment tidak berpengaruh terhadap pencarian Informasi
Online. Hasil ini sesuai didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Prabowo dan Suwarsi (2009) yang berjudul
“Pengaruh Shopping Orientations dan Gender Differences
pada Online Information Search dan Online Purchase”, yang
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara
variabel shopping enjoyment dengan pencarian informasi
online.
b) Pengaruh Brand/fashion Conscious terhadap pencarian
Informasi Online:
i) Ho : b2 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara Brand/fashion
Conscious terhadap pencarian Informasi Online).
102
ii) Ha : b2 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Brand/fashion
Conscious terhadap pencarian Informasi Online).
Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar -1,045
dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan
membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan
bahwa t hitung -1,045 berada diantara -2,006 dan +2,006,
maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak,
demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai
sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,301 > 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini
menunjukkan bahwa koefisien regresi pada variabel
Brand/fashion Conscious tidak signifikan, artinya
Brand/fashion Conscious secara parsial tidak berpengaruh
terhadap pencarian Informasi Online.
Hasil analisis menunjukan bahwa variabel brand/fashion
conscious tidak berpengaruh terhadap pencarian informasi
online. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Prabowo dan Suwarsi (2009) yang berjudul “Pengaruh
Shopping Orientations dan Gender Differences pada Online
Information Search dan Online Purchase”, yang menunjukkan
bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel
brand conscious dengan pencarian informasi online.
103
c) Pengaruh Convenience/time conscious terhadap Pencarian
Informasi Online:
i) Ho : b3 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara
Convenience/time conscious terhadap Pencarian Informasi
Online).
ii) Ha : b3 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Convenience/time
conscious terhadap Pencarian Informasi Online).
Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar 4,906
dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan
membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan
bahwa t hitung > t tabel = 4,906 > 2,006, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, demikian juga
dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan
taraf signifikansi: sig. α = 0,000 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ini
menunjukkan bahwa koefisien regresi pada variabel
Convenience/time conscious signifikan, artinya
Convenience/time conscious secara parsial berpengaruh
terhadap Pencarian Informasi Online.
Hasil analisis menunjukan bahwa variabel
convenience/time conscious berpengaruh terhadap pencarian
informasi online. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Seock dan Bailey (2008) yang berjudul “ The
104
Influence of College Students’ Shopping Orientations and
Gender Differences on Online Information Search and
Purchase Behaviours” dan Prabowo dan Suwarsi (2009) yang
berjudul ”Pengaruh Shopping Orientations dan Gender
Differences pada Online Informations Search dan Online
Purchase”. Kedua penelitian tersebut menyatakan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara convenience dan
pencarian informasi online. Hasil yang sama juga ditunjukkan
dalam penelitian yang dilakukan oleh Hong et al. (2005)
dengan judul “The Effects of Information Format and
Shopping Tasks on Consumers’ Online Shopping Behavior: A
Cognitive Fit Perspective”. Dalam penelitian tersebut
ditemukan bahwa convenience (time saving) berpengaruh
secara signifikan terhadap pencarian informasi.
d) Pengaruh Price Conscious terhadap Pencarian Informasi
Online:
i) Ho : b4 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara Price
Conscious terhadap Pencarian Informasi Online).
ii) Ha : b4 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Price Conscious
terhadap Pencarian Informasi Online).
Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar 2,599
dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan
membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan
105
bahwa t hitung > t tabel = 2, 599 > 2,006, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, demikian juga
dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan
taraf signifikansi: sig. α = 0,012 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ini
menunjukkan bahwa koefisien regresi pada variabel Price
Conscious signifikan, artinya Price Conscious secara parsial
berpengaruh terhadap Pencarian Informasi Online.
Hasil analisis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Seock dan Bailey (2008) yang berjudul “The Influence of
College Students’ Shopping Orientations and Gender
Differences on Online Information Search and Purchase
Behaviours”, yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara price conscious dan pencarian informasi
online.
e) Pengaruh Shopping Confidence terhadap Pencarian Informasi
Online:
i) Ho : b5 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara Shopping
Confidence terhadap Pencarian Informasi Online).
ii) Ha : b5 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Shopping Confidence
terhadap Pencarian Informasi Online).
Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar -0,779
dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan
106
membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan
bahwa t hitung -0,779 berada diantara -2,006 dan +2,006,
maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak,
demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai
sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,439 > 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini
menunjukkan bahwa koefisien regresi pada variabel Shopping
Confidence tidak signifikan, artinya Shopping Confidence
secara parsial tidak berpengaruh terhadap Pencarian Informasi
Online.
Hasil analisis ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Seock dan Bailey (2008) yang berjudul “The Influence of
College Students’ Shopping Orientations and Gender
Differences on Online Information Search and Purchase
Behaviours”. Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa
variabel shopping confidence tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pencarian informasi online.
f) Pengaruh Brand/store Loyalty terhadap Pencarian Informasi
Online:
i) Ho : b6 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara Brand/store
Loyalty terhadap Pencarian Informasi Online).
ii) Ha : b6 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Brand/store Loyalty
terhadap Pencarian Informasi Online).
107
Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar -0,326
dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan
membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan
bahwa t hitung -0, 326 berada diantara -2,006 dan 2,006, maka
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak,
demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai
sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,746 > 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini
menunjukkan bahwa koefisien regresi pada variabel
Brand/store Loyalty tidak signifikan, artinya Brand/store
Loyalty secara parsial tidak berpengaruh terhadap Pencarian
Informasi Online.
Hasil analisis ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Prabowo dan Suwarsi (2009) dengan judul “Pengaruh
Shopping Orientations dan Gender Differences pada Online
Information Search dan Online Purchase” dan Seock dan
Bailey (2008) yang berjudul “The Influence of College
Students’ Shopping Orientations and Gender Differences on
Online Information Search and Purchase Behaviours”. Hasil
kedua penelitian tersebut menunjukkan tidak adanya pengaruh
yang signifikan antara variabel brand loyalty dengan pencarian
informasi online.
108
Dari hasil penelitian ini, variabel shopping enjoyment,
brand/fashion conscious, shopping confidence dan brand/store loyalty
tidak berpengaruh signifikan terhadap pencarian informasi online,
sedangkan variabel convenience/time conscious dan price conscious
berpengaruh secara signifikan terhadap pencarian informasi online.
Sehubungan dengan variabel convenience/time conscious, hal ini
terjadi dikarenakan keinginan seseorang untuk melakukan pencarian
informasi produk di internet disebabkan oleh adanya keterbatasan
waktu dan keinginan untuk mencari produk dengan harga yang murah.
Pencarian informasi produk melalui internet dinilai lebih menghemat
waktu dibanding mereka harus berjalan keluar masuk toko untuk
mendapatkan informasi mengenai produk yang mereka butuhkan atau
inginkan.
Faktor harga juga berpengaruh bagi seseorang dalam melakukan
pencarian informasi produk melalui internet. Sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Shim dan Kotsiopulos dalam Zhang (2010) yang
menyatakan bahwa pembeli yang sadar akan harga adalah mereka
yang menaruh perhatian pada penghematan uang. Maka dalam hal
pencarian informasi, mereka akan berkunjung ke berbagai situs web
untuk mencari harga promo atau untuk mencari perbandingan harga
mengenai produk yang diinginkannya. Hasil ini juga dipengaruhi oleh
faktor pribadi responden penelitian ini, yaitu mahasiswa. Mayoritas
mahasiswa, yang juga menjadi sampel penelitian ini adalah belum
109
bekerja, sehingga pendapatan per bulannya pun masih mengandalkan
pemberian orang tua yang relatif tidak terlalu besar. Oleh sebab itu
faktor price conscious berpengaruh dalam penelitian ini. Para
responden melakukan pencarian informasi toko online mana yang
menawarkan harga yang murah sesuai dengan uang yang dimilikinya.
Variabel shopping enjoyment tidak berpengaruh terhadap
pencarian informasi online sebab orang yang melakukan pencarian
informasi melalui internet tidak menikmati aktivitas web surfing,
sebab mereka melakukan pencarian informasi untuk menghemat
waktu. Variabel brand/fashion conscious tidak berpengaruh terhadap
pencarian informasi online sebab orang yang melakukan pencarian
informasi melalui internet lebih memerhatikan faktor harga dibanding
perkembangan fashion. Shopping confidence tidak berpengaruh
terhadap pencarian informasi online. Faktor kepercayaan diri
responden tidak berpengaruh dalam proses pencarian informasi online.
Sebab berdasarkan wawancara terhadap responden, baik responden
yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi maupun responden yang
butuh pendapat orang lain dalam berbelanja, tetap melakukan
pencarian informasi online untuk mengumpulkan sejumlah informasi
mengenai produk yang mereka inginkan. Informasi yang dibutuhkan
oleh kebanyakan dari responden adalah informasi mengenai harga dari
produk yang mereka inginkan. Kenyataan tersebut juga berhubungan
dengan penemuan hasil dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa
110
variabel price conscious berpengaruh terhadap pencarian informasi
online. Sejalan dengan hal tersebut, maka variabel brand/store loyalty
juga tidak berpengaruh terhadap pencarian informasi online. Hal
tersebut dikarenakan seseorang akan mudah berpindah dari satu situs
web ke situs web berikutnya untuk mendapatkan harga yang lebih
murah.
2) Uji t terhadap Variabel Y2
Tabel 4.42 Hasil Uji t Hitung (Y2)
Coefficientsa
Model t Sig.
1 (Constant) 3,263 0,002
Shopping Enjoyment 2,244 0,029
Brand Conscious -0,232 0,817
Convenience -0,075 0,941
Price Conscious 0,195 0,846
Shopping Confidence -0,279 0,781
Brand Loyalty -0,809 0,422
a. Dependent Variable: Belanja Online Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
Hasil uji t hitung pada tabel coefficient diatas, dapat diketahui
apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat secara parsial.
a) Pengaruh Shopping Enjoyment terhadap Belanja Online:
i) Ho : b1 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara Shopping
Enjoyment terhadap Belanja Online).
111
ii) Ha : b1 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Shopping Enjoyment
terhadap Belanja Online).
Dari tabel koefisien diperoleh nilai -t hitung sebesar 2,244
dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan
membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan
bahwa t hitung > t tabel = 2,244 > 2,006, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, demikian juga
dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan
taraf signifikansi: sig. α = 0,029 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ini
menunjukkan bahwa koefisien regresi pada variabel Shopping
Enjoyment signifikan. Artinya Shopping Enjoyment secara
parsial berpengaruh terhadap Belanja Online.
Hasil analisis menunjukan bahwa variabel Shopping
Enjoyment berpengaruh terhadap belanja Online. Hasil ini
sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Seock dan
Bailey (2008) yang berjudul “The Influence of College
Students’ Shopping Orientations and Gender Differences on
Online Information Search and Purchase Behaviours” dan
Prabowo dan Suwarsi (2009) dengan judul “Pengaruh
Shopping Orientations dan Gender Differences pada Online
Information Search dan Online Purchase”. Kedua penelitian
112
tersebut menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara
shopping enjoyment dan belanja online.
b) Pengaruh Brand/fashion Conscious terhadap Belanja Online:
i) Ho : b2 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara Brand/fashion
Conscious terhadap Belanja Online).
ii) Ha : b2 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Brand/fashion
Conscious terhadap Belanja Online).
Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar -0,232
dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan
membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan
bahwa t hitung -0,232 berada diantara -2,006 dan +2,006,
maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak,
demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai
sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,817 > 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini
menunjukkan bahwa koefisien regresi pada variabel
Brand/fashion Conscious tidak signifikan, artinya
Brand/fashion Conscious secara parsial tidak berpengaruh
terhadap Belanja Online.
Hasil analisis menunjukan bahwa variabel brand/fashion
conscious tidak berpengaruh terhadap belanja online. Hasil ini
tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prabowo
dan Suwarsi (2009) dengan judul “Pengaruh Shopping
113
Orientations dan Gender Differences pada Online Information
Search dan Online Purchase” dan Seock dan Bailey (2008)
yang berjudul “The Influence of College Students’ Shopping
Orientations and Gender Differences on Online Information
Search and Purchase Behaviours”.
c) Pengaruh Convenience/time conscious terhadap Belanja
Online:
i) Ho : b3 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara
Convenience/time conscious terhadap Belanja Online).
ii) Ha : b3 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Convenience/time
conscious terhadap Belanja Online).
Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar -0,075
dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan
membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan
bahwa t hitung -0, 075 berada diantara -2,006 dan +2,006,
maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak,
demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai
sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,941 > 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini
menunjukkan bahwa koefisien regresi pada variabel
Convenience/time conscious tidak signifikan, artinya
Convenience/time conscious secara parsial tidak berpengaruh
terhadap Belanja Online.
114
Hasil analisis menunjukan bahwa variabel
convenience/time conscious tidak berpengaruh terhadap
belanja online. Hasil ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Prabowo dan Suwarsi (2009) yang berjudul
“Pengaruh Shopping Orientations dan Gender Differences
pada Online Information Search dan Online Purchase”. hasil
penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan
antara variabel convenience/time conscious dengan belanja
online.
d) Pengaruh Price Conscious terhadap Belanja Online:
i) Ho : b4 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara Price
Conscious terhadap Belanja Online).
ii) Ha : b4 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Price Conscious
terhadap Belanja Online).
Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar 0,195
dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan
membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan
bahwa t hitung 0,195 berada diantara -2,006 dan +2,006, maka
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak,
demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai
sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,846 > 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini
menunjukkan bahwa koefisien regresi pada variabel Price
115
Conscious tidak signifikan, artinya Price Conscious secara
parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Online.
Hasil analisis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Prabowo dan Suwarsi (2009) yang berjudul “Pengaruh
Shopping Orientations dan Gender Differences pada Online
Information Search dan Online Purchase”, yang menunjukkan
bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel price
conscious dengan belanja online.
e) Pengaruh Shopping Confidence terhadap Belanja Online:
i) Ho : b5 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara Shopping
Confidence terhadap Belanja Online).
ii) Ha : b5 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Shopping Confidence
terhadap Belanja Online).
Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar -0,279
dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan
membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan
bahwa t hitung -0,279 berada diantara -2,006 dan +2,006,
maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak,
demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai
sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,781 > 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini
menunjukkan bahwa koefisien regresi pada variabel Shopping
116
Confidence tidak signifikan, artinya Shopping Confidence
secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja Online.
Hasil analisis ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Seock dan Bailey (2008) dengan judul “The Influence of
College Students’ Shopping Orientations and Gender
Differences on Online Information Search and Online
Purchase Behavior”. hasil penelitian tersebut menunjukkan
tidak adanya pengaruh yang signifikan antara variabel
shopping confidence dengan belanja online.
f) Pengaruh Brand/store Loyalty terhadap Belanja Online:
i) Ho : b6 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara Brand/store
Loyalty terhadap Belanja Online).
ii) Ha : b6 ≠ 0 (terdapat pengaruh antara Brand/store Loyalty
terhadap Belanja Online).
Dari tabel koefisien diperoleh nilai t hitung sebesar -0,809
dan nilai t tabel pada penelitian ini sebesar 2,006. Dengan
membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan
bahwa t hitung -0,809 berada diantara -2,006 dan 2,006, maka
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak,
demikian juga dari hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai
sig. dengan taraf signifikansi: sig. α = 0,422 > 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini
menunjukkan bahwa koefisien regresi pada variabel
117
Brand/store Loyalty tidak signifikan, artinya Brand/store
Loyalty secara parsial tidak berpengaruh terhadap Belanja
Online.
Hasil analisis ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Seock dan Bailey (2008) dengan judul “The Influence of
College Students’ Shopping Orientations and Gender
Differences on Online Information Search and Online
Purchase Behavior”. hasil penelitian tersebut menunjukkan
tidak adanya pengaruh yang signifikan antara variabel brand
loyalty dengan belanja online.
Dari hasil penelitian ini, hanya variabel shopping enjoyment yang
berpengaruh secara signifikan terhadap belanja online. Hal ini
menggambarkan seseorang menikmati setiap proses yang dilalui
dalam melakukan belanja melalui internet. Dengan melakukan belanja
online, maka seseorang akan merasa gembira. Oleh karena itu variabel
lainnya yaitu perkembangan fashion, berapa waktu dan uang yang
telah dihabiskan dalam berbelanja melalui internet, keyakinan dalam
berbelanja, dan loyalitas terhadap merek atau toko sudah kurang
dipertimbangkan oleh mereka.
d. Uji F
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh
keseluruhan variabel independen yaitu shopping enjoyment,
brand/fashion conscious, price conscious, shopping confidence,
118
convenience/time conscious, brand/store loyalty secara bersama-sama
terhadap dua variabel dependen yaitu pencarian informasi online dan
belanja online. Hipotesis yang digunakan adalah:
1) Menentukan Ho dan Ha
a) H0: b1,b2,b3,b4,b5,b6 = 0 (nilai koefisien regresi prediktor
shopping enjoyment, brand/fashion conscious,
convenience/time conscious, price conscious, shopping
confidence, brand/store loyalty dan pencarian informasi online
dan belanja online tidak signifikan atau tidak terdapat pengaruh
antara shopping enjoyment, brand/fashion conscious,
convenience/time conscious, price conscious, shopping
confidence, brand/store loyalty secara simultan terhadap
pencarian informasi online dan belanja online).
b) H0: b1,b2,b3,b4,b5,b6 ≠ 0 (nilai koefisien regresi prediktor
shopping enjoyment, brand/fashion conscious,
convenience/time conscious, price conscious, shopping
confidence, brand/store loyalty dan pencarian informasi online
dan belanja online signifikan atau terdapat pengaruh antara
shopping enjoyment, brand/fashion conscious,
convenience/time conscious, price conscious, shopping
confidence, brand/store loyalty secara simultan terhadap
pencarian informasi online dan belanja online).
119
2) Menentukan taraf signifikansi, yaitu sebesar 5% atau 0,05. Apabila
probabilitas (Sig.) < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak dan
apabila probabilitas (Sig.) > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
3) Menentukan F tabel dengan df1: 6 – 1 = 5, dan df2: n - k = 60 – 6
= 54, maka F tabel = 2,386
4) H0 diterima, jika F hitung ≤ F tabel (2,386) dan H0 ditolak, jika F
hitung > F tabel (2,386).
Berikut adalah tabel ANOVA untuk mengetahui nilai F hitung pada
penelitian ini:
1) Uji F terhadap Variabel Y1
Tabel 4.43 Hasil Uji F Hitung (Y1)
ANOVAb
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 102,100 6 17,017 13,247 0,000a
Residual 68,083 53 1,285
Total 170,183 59
a. Predictors: (Constant), Brand Loyalty, Convenience, Shopping Confidence,
Shopping Enjoyment, Brand Conscious, Price Conscious
b. Dependent Variable: Pencarian Informasi Online
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
Berdasarkan tabel anova diperoleh nilai F hitung sebesar
13,247, sementara nilai F tabel pada penelitian ini adalah 2,386.
Dengan membandingkan antara F hitung dan F tabel maka
ditemukan bahwa F hitung > F tabel = 13,247 > 2,386, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, demikian juga dari
120
hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan taraf
signifikansi: sig. α = 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
Ho ditolak dan Ha diterima. Ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel bebas
(shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/time
conscious, price conscious, shopping confidence, brand/store
loyalty) terhadap variabel terikat (Pencarian Informasi Online).
2) Uji F terhadap Variabel Y2
Tabel 4.44 Hasil Uji F Hitung (Y2)
ANOVAb
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 2,714 6 0,452 1,117 0,365a
Residual 21,470 53 0,405
Total 24,183 59
a. Predictors: (Constant), Brand Loyalty, Convenience, Shopping Confidence,
Shopping Enjoyment, Brand Conscious, Price Conscious
b. Dependent Variable: Belanja Online
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
Berdasarkan tabel anova diperoleh nilai F hitung sebesar
1,117, sementara nilai F tabel pada penelitian ini adalah 2,386.
Dengan membandingkan antara F hitung dan F tabel maka
ditemukan bahwa F hitung < F tabel = 1,117 < 2,386, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, demikian juga dari
hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig. dengan taraf
signifikansi: sig. α = 0,365 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
121
Ho diterima dan Ha ditolak. Ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel bebas
(shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/time
conscious, price conscious, shopping confidence, brand/store
loyalty) terhadap variabel terikat (Belanja Online).
Penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian. Peneliti
memiliki pendapat, tidak adanya pengaruh yang simultan antara
variabel bebas dan variabel terikat ini bisa disebabkan oleh
beberapa hal. Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden,
beberapa diantaranya menyatakan memiliki pengalaman buruk
dalam berbelanja online. Mereka mengaku kecewa setelah
melakukan pembelian barang khususnya produk pakaian melalui
internet. Kekecewaannya beragam, mulai dari bahan pakaian yang
tidak sesuai dengan yang tertera di foto, barang yang telat sampai
hingga mengalami penipuan yaitu barang tidak sampai padahal
mereka telah mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar barang
yang mereka pesan. Pengalaman-pengalaman tersebut
menyebabkan mereka tidak ingin melakukan belanja online.
Hasil penelitian ini juga berbeda dengan penelitian terdahulu,
yang dilakukan oleh Seock dan Bailey. Peneliti menduga
perbedaan ini disebabkan oleh karakteristik responden yang
berbeda. Penelitian terdahulu dilakukan di Amerika, sedangkan
penelitian ini dilakukan di Indonesia. Dikutip dari antaranews.com,
122
warga Amerika dikatakan memang gemar belanja online. Penjualan
e-commerce di Amerika tercatat mencapai 44,28 miliar dolar AS
selama kuartal pertama di tahun 2012 (Saputra, Desy, 2012).
Sedangkan di Indonesia, jumlah transaksi barang melalui internet
baru mendekati angka 500 juta dolar AS hingga tahun 2013 ini
(Ratomo, 2013). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
perilaku belanja online di Indonesia memang masih berbeda jauh
jika dibandingkan Amerika, meskipun belanja online di Indonesia
sudah menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.
Jika dilihat dari hasil kuesioner yang telah diolah oleh peneliti,
lebih dari 50% responden mengaku jarang melakukan pembelian
melalui internet. Hasil tersebut dapat mendukung bahwa perilaku
belanja online khususnya di kalangan mahasiswa UIN Jakarta
masih terbilang cukup rendah. Beberapa hal tersebut dapat
dijadikan alasan peneliti mengapa hasil penelitian ini bisa berbeda
dengan hipotesis penelitian maupun dengan penelitian terdahulu.
Dari kedua hasil uji simultan di atas, dapat juga peneliti
simpulkan bahwa konsumen mahasiswa Indonesia, khususnya
mahasiswa UIN Jakarta masih menggunakan media internet hanya
sebagai media pencarian informasi dan bukan sebagai tempat untuk
melakukan kegiatan berbelanja.
123
e. Uji Independent Sample T Test
Independent sample T test atau uji sampel bebas digunakan untuk
menguji perbedaan orientasi belanja antara mahasiswa laki-laki dan
perempuan.
1) Uji Asumsi Varian
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah varian sama atau
berbeda. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian sampel
bebas adalah:
a) Menentukan Ho dan Ha
Ho: orientasi belanja antara laki-laki dan perempuan memiliki
varian yang sama
Ha: orientasi belanja antara laki-laki dan perempuan memiliki
varian yang berbeda
b) Taraf signifikansi sebesar 0,05 (5%)
c) H0 diterima jika nilai signifikansi > 0,05 (uji t menggunakan
Equal Variance Assumed), dan Ha diterima jika nilai
signifikansi < 0,05 (uji t menggunakan Equal Variance
Assumed).
Berikut adalah tabel uji asumsi varians untuk mengetahui nilai
signifikansi uji sampel bebas pada penelitian ini:
124
Tabel 4.45 Hasil Uji Asumsi Varians
Levene's Test for Equality of Variances
F Sig.
Shopping Enjoyment Equal variances assumed 0,451 0,504
Equal variances not assumed
Brand Conscious Equal variances assumed 0,706 0,404
Equal variances not assumed
Convenience Equal variances assumed 0,009 0,925
Equal variances not assumed
Price Conscious Equal variances assumed 2,761 0,102
Equal variances not assumed
Shopping Confidence Equal variances assumed 5,182 0,027
Equal variances not assumed
Brand Loyalty Equal variances assumed 1,955 0,167
Equal variances not assumed Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
Shopping Enjoyment adalah 0,504, nilai signifikansi Brand/fashion
Conscious adalah 0,404, nilai signifikansi Convenience/time conscious
adalah 0,925, nilai signifikasi Price Conscious adalah 0,102, nilai
signifikansi Shopping Confidence adalah 0,027 dan nilai signifikansi
Brand/store Loyalty adalah 0,167. Maka dapat disimpulkan bahwa
variabel Shopping Enjoyment, Brand/fashion Conscious,
Convenience/time conscious, Price Conscious dan Brand/store
Loyalty memiliki varian yang sama, terlihat dari nilai signifikansi >
0,05. Dengan demikian uji t untuk variabel tersebut menggunakan
Equal Variance Assumed. Sedangkan untuk variabel Shopping
125
Confidence memiliki nilai varian yang berbeda, terlihat dari nilai
signifikansi 0,027 < 0,05, maka uji t variabel Shopping Confidence
menggunakan Equal Variance Not Assumed.
2) Uji Sampel Bebas (Independent Sample T Test).
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian sampel bebas
adalah:
a) Menentukan Ho dan Ha
Ho: tidak ada perbedaan orientasi belanja antara laki-laki dan
perempuan
Ha: terdapat perbedaan orientasi belanja antara laki-laki dan
perempuan
b) Taraf signifikansi sebesar 0,05 (5%)
c) Menentukan t tabel dengan df: 60 – 2 = 58, t tabel = 2,001
d) H0 diterima, jika t hitung berada di antara –t tabel (-2,001) dan t
tabel (2,001) dan H0 ditolak, jika -t hitung < -t tabel (-2,001)
atau t hitung > t tabel (2,001).
Berikut adalah tabel uji independent sample T test untuk
mengetahui nilai t hitung pada penelitian ini:
126
1) Uji Independent Sample T Test Variabel X1
Tabel 4.46 Hasil Uji Independent Sample T Test (X1)
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the Difference
t df
Sig. (2-
tailed) Mean
Difference Std. Error Difference Lower Upper
Shopping Enjoyment
Equal variances assumed
0,056 58 0,956 0,033 0,600 -1,167 1,234
Equal variances not assumed
0,056 55,533 0,956 0,033 0,600 -1,168 1,235
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai t hitung sebesar
0,056, sementara nilai t tabel pada penelitian ini adalah 2,001.
Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka
ditemukan bahwa t hitung berada diantara -2,001 dan +2,001,
maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan shopping
enjoyment antara responden pria dan wanita. Dalam penelitian ini
baik responden wanita maupun pria, sama-sama memiliki
kenikmatan belanja yang tinggi dalam kegiatan belanja melalui
internet. Hal ini terlihat melalui jawaban responden terhadap tiga
127
poin pernyataan untuk variabel shopping enjoyment dalam
penelitian ini. Dari hasil jawaban tersebut, baik responden pria
maupun wanita sama-sama lebih banyak yang menyatakan setuju.
2) Uji Independent Sample T Test Variabel X2
Tabel 4.47 Hasil Uji Independent Sample T Test (X2)
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Difference
t df
Sig. (2-
tailed) Mean
Difference Std. Error Difference Lower Upper
Brand Conscious
Equal variances assumed
1,229 58 0,224 0,633 0,515 -0,398 1,665
Equal variances not assumed
1,229 55,972 0,224 0,633 0,515 -0,399 1,666
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai t hitung sebesar
1,229, sementara nilai t tabel pada penelitian ini adalah 2,001.
Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka
ditemukan bahwa t hitung berada diantara -2,001 dan +2,001,
maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan brand/fashion
conscious antara responden pria dan wanita. Tidak adanya
128
perbedaan pada brand/fashion conscious ini bisa terjadi karena
pria dan wanita yang menjadi responden dalam penelitian ini
memang bukan termasuk kategori konsumen yang mementingkan
merek. Temuan ini didukung oleh tidak adanya hubungan yang
signifikan antara brand/fashion conscious terhadap pencarian
informasi online maupun terhadap belanja online yang terdapat
dalam penelitian ini.
3) Uji Independent Sample T Test Variabel X3
Tabel 4.48 Hasil Uji Independent Sample T Test (X3)
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the Difference
t Df
Sig. (2-
tailed) Mean
Difference Std. Error Difference Lower Upper
Convenience Equal variances assumed
-2,023 58 0,048 -1,033 0,511 -2,056 -0,011
Equal variances not assumed
-2,023 57,839 0,048 -1,033 0,511 -2,056 -0,011
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai t hitung sebesar -
2,023, sementara nilai t tabel pada penelitian ini adalah 2,001.
Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka
129
ditemukan bahwa t hitung < t tabel = -2,023 < -2,001, maka
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan convenience/time
conscious antara responden pria dan wanita. Sesuai dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan Seock dan Bailey (2007),
konsumen pria memiliki tingkat convenience/time conscious yang
lebih tinggi dibandingkan wanita. Para konsumen pria cenderung
untuk membeli produk di tempat yang bisa lebih menghemat
waktu mereka. Pernyataan tersebut terbukti dari hasil jawaban
responden mengenai pernyataan terhadap variabel
convenience/time conscious. Pernyataan-pernyataan mengenai
variabel convenience/time conscious mendapatkan cukup banyak
jawaban sangat setuju dari responden pria dan berbeda dari
jawaban pernyataan responden wanita yang jumlahnya hanya
sedikit. Pernyataan hemat waktu mendapat 10 jawaban sangat
setuju dari pria dan hanya 1 jawaban sangat setuju dari responden
wanita. Perbedaan juga terlihat dari pernyataan kenyamanan
paling penting dalam berbelanja online. sebanyak 20 responden
pria menyatakan sangat setuju dan hanya 9 responden wanita
yang menyatakan sangat setuju.
130
4) Uji Independent Sample T Test Variabel X4
Tabel 4.49 Hasil Uji Independent Sample T Test (X4)
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the Difference
t Df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference Lower Upper
Price Conscious
Equal variances assumed
-2,843 58 0,006 -1,667 0,586 -2,840 -0,493
Equal variances not assumed
-2,843 56,542 0,006 -1,667 0,586 -2,841 -0,493
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai t hitung sebesar -
2,843, sementara nilai t tabel pada penelitian ini adalah 2,001.
Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka
ditemukan bahwa t hitung < t tabel = -2,843 < -2,001, maka
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan price conscious antara
responden pria dan wanita. Responden wanita cenderung
memberi perhatian yang lebih kepada harga dibanding responden
pria. Menurut hasil wawancara peneliti terhadap responden
mengenai alasan mereka melakukan belanja online, banyak
131
responden wanita yang mengatakan bahwa faktor harga menjadi
alasan pertama mengapa mereka melakukan belanja melalui
internet. Beberapa produk yang dijual melalui internet dikatakan
responden wanita memiliki harga yang lebih murah dibanding
dengan yang dijual di toko-toko yang ada di pusat perbelanjaan.
Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Seock dan Bailey (2007)
yang menyatakan bahwa dibandingkan pria, konsumen wanita
dinilai lebih sensitif terhadap harga produk.
Perbedaan price conscious ini juga didukung oleh hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti, bahwa memang terdapat
perbedaan jumlah uang yang dikeluarkan oleh pria dan wanita
dalam satu tahun terakhir. Responden pria cenderung lebih
banyak mengeluarkan uang untuk berbelanja dibanding wanita.
Dari data yang diperoleh peneliti, sebanyak 20 dari 30 responden
pria mengeluarkan Rp400.000-1.700.000, 3 orang mengeluarkan
lebih dari Rp1.700.000, dan sisanya mengeluarkan kurang dari
Rp400.000 untuk berbelanja online dalam satu tahun terakhir.
Sedangkan untuk responden wanita sebanyak 18 dari 30
responden mengeluarkan hanya kurang dari Rp400.000, sebanyak
11 orang wanita mengeluarkan Rp400.000-1.700.000, dan hanya
1 responden wanita yang mengeluarkan uang diatas Rp1.700.000
untuk berbelanja online dalam satu tahun terakhir.
132
5) Uji Independent Sample T Test Variabel X5
Tabel 4.50 Hasil Uji Independent Sample T Test (X5)
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the Difference
t df
Sig. (2-
tailed) Mean
Difference Std. Error Difference Lower Upper
Shopping Confidence
Equal variances assumed
1,828 58 0,073 1,000 0,547 -0,095 2,095
Equal variances not assumed
1,828 50,018 0,074 1,000 0,547 -0,099 2,099
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2013
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai t hitung sebesar
1,828, sementara nilai t tabel pada penelitian ini adalah 2,001.
Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka
ditemukan bahwa t hitung berada diantara -2,001 dan +2,001,
maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan shopping
confidence antara responden pria dan wanita. Konsumen yang
menjadi responden dalam penelitian ini bukan konsumen yang
berorientasi pada kepercayaan diri mereka ketika melakukan
kegiatan belanja online. Temuan ini didukung oleh tidak adanya
133
hubungan yang signifikan antara shopping confidence baik
terhadap pencarian informasi online maupun terhadap belanja
online, yang juga terdapat dalam penelitian ini.
6) Uji Independent Sample T Test Variabel X6
Tabel 4.51 Hasil Uji Independent Sample T Test (X6)
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the Difference
t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference Lower Upper
Brand Loyalty
Equal variances assumed
-0,198 58 0,843 -0,100 0,504 -1,109 0,909
Equal variances not assumed
-0,198 55,015 0,843 -0,100 0,504 -1,110 0,910
Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah 2012
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai t hitung sebesar -
0,198, sementara nilai t tabel pada penelitian ini adalah 2,001.
Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka
ditemukan bahwa t hitung berada diantara -2,001 dan +2,001,
maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan brand/store loyalty
antara responden pria dan wanita. Baik pria maupun wanita yang
134
menjadi responden dalam penelitian ini bukanlah konsumen yang
loyal terhadap satu merek. Berdasarkan hasil wawancara peneliti,
responden mengaku bisa berpindah ke merek lain apabila ada
merek lain yang menawarkan produk yang sama tapi dengan
harga yang lebih murah. Temuan ini didukung oleh tidak adanya
hubungan yang signifikan antara brand/fashion conscious
terhadap pencarian informasi online maupun terhadap belanja
online yang terdapat dalam penelitian ini.
Dari keenam hasil uji beda tersebut, dapat disimpulkan bahwa
hanya dua variabel, yaitu convenience/time conscious dan price
concsious yang memiliki perbedaan antara pria dan wanita.
Sedangkan dalam keempat variabel lainnya, yaitu shopping
enjoyment, brand/fashion conscious, shopping confidence dan
brand/store loyalty tidak memiliki perbedaan antara pria dan wanita.
Hasil tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Seock dan Bailey (2007), di mana dalam penelitian tersebut semua
variabel kecuali variabel brand/store loyalty memiliki perbedaan
antara pria dan wanita. Menurut peneliti, perbedaan hasil ini bisa
terjadi dikarenakan perbedaan sosial dan budaya dari dua negara yang
berbeda. Seock dan Bailey melakukan penelitiannya di Amerika.
Sama halnya dengan hasil penelitian ini, peneliti menemukan
penelitian yang dilakukan oleh Amiani dan Primanita mengenai
perilaku belanja pria dan wanita pada tahun 2009 di Surabaya.
135
Penelitian itu menyatakan bahwa secara garis besar, perilaku belanja
yang dilakukan oleh pria dan wanita terbilang sama. Berbeda dengan
beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan di Amerika, yang
menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
perilaku belanja antara pria dan wanita. Amiani dan Primanita
menyatakan adanya perbedaan hasil tersebut dikarenakan adanya
perbedaan budaya antara negara Indonesia dan Amerika. Mereka
menyatakan bahwa di negara Amerika sudah terjadi pergeseran
peranan antara pria dan wanita yang menjadikan perbedaan perilaku
belanja antara pria dan wanita. Berbeda dengan di Indonesia, di mana
pergeseran peranan tersebut belum bergeser, sehingga menyebabkan
perilaku belanja antara pria dan wanita Indonesia masih terbilang
sama. Berdasarkan argumentasi tersebut, maka perbedaan hasil dalam
penelitian ini dengan hasil dalam penelitian terdahulu, juga
dikarenakan adanya perbedaan faktor sosial dan budaya antar negara
yang berbeda, yang kemudian mempengaruhi perbedaan perilaku
belanja antara pria dan wanita di Indonesia dan Amerika.
136
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh orientasi belanja
dan gender differences terhadap pencarian informasi online dan belanja
online.
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang
telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan metode
analisis regresi berganda dan independent sample T test, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Shopping enjoyment tidak berpengaruh signifikan terhadap pencarian
informasi online.
2. Brand/fashion conscious tidak berpengaruh signifikan terhadap
pencarian informasi online.
3. Convenience/time conscious berpengaruh signifikan terhadap
pencarian informasi online.
4. Price conscious berpengaruh signifikan terhadap pencarian informasi
online.
5. Shopping confidence tidak berpengaruh signifikan terhadap pencarian
informasi online.
6. Brand/store loyalty tidak berpengaruh signifikan terhadap pencarian
informasi online.
137
7. Shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/time
conscious, price conscious, shopping confidence, brand/store loyalty
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pencarian informasi
online.
8. Shopping enjoyment berpengaruh signifikan terhadap belanja online.
9. Brand/fashion conscious tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja
online.
10. Convenience/time conscious tidak berpengaruh signifikan terhadap
belanja online.
11. Price conscious tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja online.
12. Shopping confidence tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja
online.
13. Brand/store loyalty tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja
online.
14. Shopping enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/time
conscious, price conscious, shopping confidence, brand/store loyalty
secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja online.
15. Tidak terdapat perbedaan shopping enjoyment antara pria dan wanita.
16. Tidak terdapat perbedaan brand/fashion conscious antara pria dan
wanita.
17. Terdapat perbedaan convenience/time conscious antara pria dan
wanita.
18. Terdapat perbedaan price conscious antara pria dan wanita.
138
19. Tidak terdapat perbedaan shopping confidence antara pria dan wanita.
20. Tidak terdapat perbedaan brand/store loyalty antara pria dan wanita.
B. Implikasi
1. Bagi pihak toko online
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa convenience/time conscious dan price conscious
berpengaruh signifikan terhadap pencarian informasi online. Bagi para
pihak yang baru akan membuka toko online, sebaiknya untuk lebih
memperhatikan desain dan layout dari toko online yang dimilikinya.
Pemilihan warna dasar untuk toko online juga perlu diperhatikan. Untuk
meningkatkan kenyamanan konsumen dalam berbelanja, pihak toko online
juga bisa memberikan garansi terhadap produk yang mereka jual. Garansi
yang ditawarkan bisa berupa jaminan bahwa produk yang tertera di
gambar sama persis dengan yang akan diterima pembeli, ataupun bisa juga
dengan memberikan pusat layanan, baik berupa email, messenger, atau
nomor telepon untuk melayani berbagai keluhan ataupun pertanyaan dari
para konsumen mengenai produknya. Memberikan informasi sedetil
mungkin mengenai produk-produk yang ditawarkan oleh pihak toko online
juga penting untuk dilakukan. Selanjutnya, para pihak toko online juga
disarankan agar melakukukan penawaran harga promosi secara berkala.
Hal tersebut disarankan agar para vendor mendapatkan perhatian dari para
konsumen yang melakukan pencarian informasi.
139
Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa shopping enjoyment
berpengaruh signifikan terhadap belanja online. Pembuatan toko online
yang interaktif juga perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan para konsumen
senang dalam menikmati aktivitas belanja melalui internet. Dengan
memiliki tata letak web yang menarik dan didukung oleh pemilihan warna
desain web yang bagus, diharapkan konsumen akan semakin senang
melakukan aktivitas belanja online. Hal tersebut tentunya dapat
meningkatkan penjualan bagi pihak toko online.
Penelitian ini juga menemukan adanya perbedaan orientasi
convenience/time conscious dan price conscious antara pria dan wanita.
Pria dinilai lebih berorientasi convenience/time conscious dibanding
konsumen wanita. Bagi toko online yang memiliki target konsumen pria,
ada baiknya untuk menata tokonya seefisien mungkin, seperti
mengelompokkan produknya ke dalam beberapa kategori, atau
menampilkan gambar produk beserta informasi yang terkait ke dalam
bentuk katalog, sehingga para calon pembeli dapat lebih menghemat
waktu ketika berkunjung ke toko online mereka. Sedangkan untuk faktor
harga, konsumen wanita cenderung lebih memperhatikan harga dibanding
konsumen pria. Toko online yang menargetkan wanita sebagai
pembelinya, harus bisa menawarkan harga yang bersaing untuk menarik
perhatian calon pembeli. Beberapa promosi pemasaran seperti potongan
harga untuk beberapa produk, atau memberikan fasilitas gratis ongkos
kirim bisa sesekali dilakukan untuk menarik minat calon pembeli wanita.
140
Dengan adanya perbedaan orientasi tersebut, pihak toko online bisa
terlebih dahulu menentukan target konsumennya dan kemudian bisa
memberikan pelayanan toko sesuai dengan kebutuhan para konsumennya
untuk menarik lebih banyak jumlah pengunjung toko dan juga
meningkatkan jumlah penjualannya.
2. Bagi akademisi
Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi, pengaruh shopping
enjoyment, brand/fashion conscious, convenience/time conscious, price
conscious, shopping confidence, brand/store loyalty dan gender
differences terhadap pencarian informasi online dan belanja online
menunjukkan angka persentase sebesar 55,5% dan 1,2%. Hal ini
menunjukkan masih terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi
pencarian informasi online dan belanja online yang tidak digunakan oleh
peneliti. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya agar menambahkan
beberapa variabel yang tidak peneliti masukkan dalam penelitian ini.
141
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David A, “Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of Brand Name”, The Free Press, New York, 1991
Amaliya, Ulya, “E-Commerce di Singapura dan Indonesia: Sebuah Perbandingan Kebijakan”, diakses pada tanggal 21 Agustus 2013 dari http://ulya-amaliya.blog.ugm.ac.id/2011/06/21/e-commerce-di-singapura-dan-indonesia-sebuah-perbandingan-kebijakan/
Alfiyah, Viny, “ Internet for Students, Internet for Young People”, artikel diakses pada tanggal 22 Oktober 2012, dari http://internetcerdasindonesia.org/artikel-internet-cerdas/internet-for-students-internet-for-young-people
Bearden et al., “Marketing: Principles and Perspectives Third Edition”, McGraw-Hill, 2001
Chandrataruna, Muhammad, “47% Masyarakat Pernah Transaksi Online”, diakses pada 27 Maret 2012, dari http://www.viva.co.id/cangkang/ramadhan2013/news/read/152786-47-masyarakat-pernah-transaksi-online
Chen, Chun-An, “Information-Oriented Online Shopping Behavior in Electric Commerce Environment”, Journal of Software, vol. 4, No. 4, 2009
Durianto, “Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005
Garry, “Sejarah Toko Online”, diakses pada tanggal 21 Agustus 2013 dari http://www.computesta.com/blog/2012/03/sejarah-toko-online/#.USN5a6XIs9R
Gehrt dan Shim, “A shopping Orientation Segmentation of French Consumers: Implications for Catalog Marketing”, Journal of Interactive Marketing, Vol. 12, No.4, Autumn 1998
Hansen Torben dan Jan Moller Jensen, “Shopping Orientations and Online Clothing Purchases: The Role of Gender and Purchase Situation”, European Journal of Marketing, Vol. 43, No. 9/10, 2009
Hassan et al., “Influence of Shopping Orientation and Store Image of Patronage of Furniture Store”, International Journal of Marketing Studies, Vol.2, No.1, 2010
142
Hassanuddin, “Apa itu Social Shopper Produk Apa yang Mereka Beli”, diakses pada tanggal 27 Maret 2012 dari http://www.onlinestoreku.com/index.php/component/k2/item/311-apa-itu-social-shopper-produk-apa-yang-mereka-beli
Jogiyanto, “Metode Penelitian Bisnis, Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman”, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2009
Kienan, Brenda, “Small Bussiness Solutions E-Commerce, E-Commerce untuk Perusahaan Kecil”, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001
Kim et al., “Effects of Consumer Lifestyles on Purchasing Behavior on the Internet: A Conceptual Frameworks and Empirical Validation” , International Association for Information Systems Electronic Library (AISeL), 2000, p. 76
Kotler, Philip, “Manajemen Pemasaran”, Edisi 12, Jilid 1, PT. Indeks, 2009
Kotler dan Armstrong, “Principles of Marketing”, Pearson Prentice Hall, New York, 2010
Korgaonkar dan Silverblatt, “Relationship of Type of Product, Shopping Orientations and Demographics with Preference for Shopping in the Internet”, Journal of Business and Psychology, Vol. 18, No.1, 2003
Kwek et al., “Investigating the Shopping Orientations on Online Purchase Intention in the e-Commerce Environment: A Malaysian Study”, Journal of Internet Banking and Commerce, August, Vol.15, No.2, 2010
Lim et al., “Online Search and Buying Behavior: Malaysian Experience”, Canadian Social Science, vol. 6, No.4, 2010
Magie, Anna Ashlock, “An Analysis of Lifestyle, Shopping Orientations, Shopping Behaviors and Shopping Involvement Among Teens Aged 13 to 18 in The United States”, ProQuest Dissertations and Theses, 2008
Malhotra, Naresh K., “Riset Pemasaran: Pendekatan Terapan”, Edisi keempat, Jilid 1, PT. Indeks, 2009
Mowen dan Minor, “Perilaku Konsumen”, Erlangga, Jakarta, 2004
Prabowo dan Suwarsi, “Pengaruh Shopping Orientations dan Gender Differences pada Online Information Search dan Online Purchase”, Fokus Manajerial, Vol. 7, No. 2, 2009
143
Primanita dan Amiani, “Analisa Perilaku Belanja Pria dan Wanita Usia Produktif”, Manajemen Kepariwisataan Universitas Kristen Petra, 2009
Priyatno, Duwi, “Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian Dengan SPSS”, Penerbit Gaya Media, Yogyakarta, 2010
Punj dan Moore, “Information Search and Consideration Set Formation in A Web-based Store Environment”, Journal of Business Research, Vol. 62, 2009
Purwanto, Suharyadi, “Statistika untuk Ekonomi & Keuangan Modern”, Salemba Empat, Jakarta, 2004
Ratomo, “Pembeli Online Paling Minati Fesyen, Kecantikan dan Gadget”, diakses pada tanggal 21 Agustus 2013 dari http://www.antaranews.com/berita/383507/pembeli-online-paling-minati-fesyen-kecantikan-dan-gadget
Relawati dan Sukesi, “Konsep dan Aplikasi Penelitian Gender”, CV. Mutiara Indah, Bandung, 2011
Saputra, Desy, “Warga Amerika Gemar Belanja Online”, diakses pada tanggal 21 Agustus 2013 dari http://www.antaranews.com/berita/1336605779-warga-amerika-gemar-belanja-online
Seock dan Bailey, “The Influence of College Students’ Shopping Orientations and Gender Differences on Online Information Searches and Purchase Behavours”, International Journal of Consumer Studies, 2008, p. 113-121
Setyowati, Retno, “Prospek Belanja Online”, diakses dari http://tekno.kompas.com/read/2012/10/05/02371027/prospek.belanja.quotonlinequot pada tanggal 21 Agustus 2013
Sigit, Murwanto, “Pengaruh Sikap dan Norma Subyektif terhadap Niat Beli Mahasiswa sebagai Konsumen Potensial Produk Pasta Gigi Close Up”, Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 11, No. 1, April 2006
Srinivasan et al., “Customer Loyalty in E-commerce: An Explorations of its Antecedents And Concequences”, Journal of Retailing Vol. 78, 2002, p. 41
Tjiptono, Fandy, “Pemasaran Jasa”, Bayumedia Publishing, Malang, 2007
Zhang, Bopeng, “Shopping Orientations, Retail Attributes and Retail Format Choice among Generation Y Apparel Shoppers”, Theses and Dissertations, University of South Carolina Scholar Commons, Thesis and Desertations, 2010, p. 428
144
http://www.internetworldstats.com/asia/id.html diakses pada tanggal 27 Maret 2012
http://www.dinomarket.com/newsreview/1375757/2011/06/17/Jual-Beli-Online-Kian-Marak-di-Indonesia/ diakses pada tanggal 22 Oktober 2012
http://sumberdaya.web.id/2011/tren-belanja-online/ diakses pada tanggal 8 Maret 2012
145
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS PENGARUH ORIENTASI BELANJA DAN GENDER DIFFERENCES TERHADAP PENCARIAN INFORMASI ONLINE DAN
BELANJA ONLINE
Identitas Peneliti
Nama : Gita Chairun Nisa
Nim : 107081003297
Jurusan : Manajemen Pemasaran
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini dibuat untuk menyelesaikan tugas akhir skripsi peneliti.
Pernyataan yang ada, mohon dibaca dan dipahami dengan sebaik-baiknya dan diisi dengan benar.
Kuesioner ini dapat digunakan secara optimal apabila seluruh pernyataan telah
terjawab. Oleh karena itu sebelum mengembalikan kuesioner ini, harap
Saudara/Saudari mengecek kembali apakah semua pertanyaan sudah terjawab.
Data-data yang telah dikumpulkan ke peneliti, kerahasiaannya akan dijaga sebaik-
baiknya oleh Peneliti.
Terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini.
Jakarta, 10 Januari 2013
Peneliti,
Gita Chairun Nisa
146
KUESIONER PENELITIAN
Analisis Pengaruh Orientasi Belanja dan Gender Differences terhadap Pencarian Informasi Online dan Belanja Online.
Nama :
Fakultas :
Semester :
Usia :
Apakah Anda pernah berbelanja melalui internet?
Ya
Tidak
(bila jawaban Anda tidak, Anda tidak perlu melanjutkan mengisi kuesioner ini)
TAHAP II
Petunjuk pengisian jawaban:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
R : Ragu-ragu
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Shopping Enjoyment
No. Pernyataan STS TS R S SS 1. Berbelanja online membuat saya menjadi
gembira
2. Saya menikmati aktivitas berbelanja melalui internet
3. Saya menikmati dalam menghabiskan waktu saya untuk mencari produk melalui internet
147
Brand/Fashion Conscious
No. Pernyataan STS TS R S SS 1. Saya menyukai membeli produk dengan merek
yang sudah dikenal
2. Saya tertarik dengan fashion 3. Pakaian yang saya pakai selalu up to date sesuai
dengan tren fashion saat ini
Convenience/Time Conscious
No. Pernyataan STS TS R S SS 1. Saya dapat menghemat waktu dengan
berbelanja di toko online
2. Bagi saya, hal yang paling penting dalam berbelanja adalah kenyamanan
3. Saya membeli produk di toko online yang tampilannya sederhana dan mudah digunakan (user friendly)
Price Conscious
No. Pernyataan STS TS R S SS 1. Sebelum melakukan pembelian, saya
memperhatikan harga terlebih dahulu
2. Saya berbelanja banyak ketika mendapatkan harga promosi
3. Saya mengunjungi ke berbagai toko online terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk
4. Saya dapat menghemat uang ketika berbelanja melalui internet
Shopping Confidence
No. Pernyataan STS TS R S SS 1. Saya memutuskan untuk membeli suatu produk
secara online tanpa bertanya pada orang lain
2. Saya mampu membeli produk yang tepat untuk saya sendiri
3. Saya adalah seorang pembelanja yang baik
148
Brand/Store Loyalty
No. Pernyataan STS TS R S SS 1. Saya melakukan pembelian ulang pada toko
atau merek yang sama
2. Saya tidak berpindah toko atau merek ketika terjadi perubahan harga pada produk yang biasa saya beli
Pencarian Informasi Online
No. Pernyataan STS TS R S SS 1. Saya memperoleh pengetahuan sebanyak
mungkin mengenai ukuran, warna dan bahan suatu produk fashion yang akan saya beli
2. Saya memperoleh pengetahuan sebanyak mungkin mengenai perbandingan harga suatu produk yang akan saya beli
Belanja Online
No. Pernyataan Tidak Pernah
Sesekali Jarang Sering Sangat Sering
1. Frekuensi melakukan belanja online dalam satu tahun terakhir
PERTANYAAN TERBUKA (wajib diisi)
Jumlah uang yang dikeluarkan untuk belanja online dalam satu tahun terakhir:
Rp ……………………..
149
Lampiran 2: Skor Jawaban Responden
Res
X1 X2 X3 X4 X5 X6 Y1 Y2
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 1
1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 3 3 2 3 4 4 2
2 3 3 3 2 4 3 3 4 3 5 3 4 2 4 4 3 2 4 3 4 2
3 3 2 2 3 4 2 4 5 4 5 3 3 2 2 3 5 2 2 4 4 3
4 2 2 2 4 4 2 3 5 5 5 2 4 3 2 4 4 2 2 4 3 3
5 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 2 4 4 3
6 3 4 5 3 5 3 2 4 5 5 5 5 4 1 3 3 3 3 4 4 3
7 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 3 2 3 4 3 2 4 4 3
8 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 4 3
9 2 3 2 3 4 4 4 4 5 5 2 3 3 3 4 4 2 2 4 4 2
10 2 2 2 5 5 2 4 4 4 4 2 2 2 4 4 2 2 2 4 4 3
11 3 3 2 4 5 3 4 5 4 4 4 4 3 2 5 4 2 2 5 5 2
12 4 4 4 2 5 2 4 4 2 5 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4
13 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 5 5 2 4 4 5 2 4 4 4 3
14 3 4 4 1 1 4 1 1 4 4 4 1 1 2 4 4 1 4 1 1 3
15 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3
16 4 4 4 4 4 2 5 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3
17 4 4 4 2 5 2 4 5 4 5 2 4 2 4 4 4 4 2 4 5 4
18 4 4 5 4 5 4 2 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 3 3 4
19 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 3 4 4 4 1 5 5 5 3
20 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 4 4 2 4 4 4 2 5 5 3
21 3 3 2 4 5 3 4 5 4 4 4 4 3 2 5 4 2 2 5 5 2
22 4 4 4 2 5 2 4 4 2 5 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 2
23 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 5 5 2 4 4 5 2 4 4 4 3
24 3 4 4 1 1 4 1 1 4 4 4 1 1 2 4 4 1 4 1 1 3
25 4 2 2 4 4 2 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
27 3 4 4 3 4 5 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2
28 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
29 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 3
30 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
31 4 4 4 4 2 4 4 5 2 5 4 4 4 4 4 5 2 1 4 4 3
32 2 3 4 5 4 1 4 5 2 5 4 3 5 1 2 3 4 1 5 4 4
33 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 1 5 4 5 5 5 4 4
34 2 2 2 4 3 2 3 5 3 4 4 4 3 3 4 3 4 5 5 5 2
35 3 3 4 4 4 3 5 5 4 5 3 3 4 2 3 2 4 3 4 4 2
36 3 1 2 5 4 1 4 4 4 4 2 4 4 2 3 3 3 2 4 4 3
37 4 5 3 5 4 3 5 5 4 5 3 5 4 2 3 3 4 2 4 4 4
38 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4
39 4 3 4 4 2 1 4 5 5 4 3 5 4 5 5 4 1 2 5 5 3
150
Res
X1 X2 X3 X4 X5 X6 Y1 Y2
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 1 2 1 2 1
40 4 4 5 4 3 2 4 5 4 5 4 5 4 2 3 3 4 3 5 5 3
41 2 1 2 1 4 1 5 4 5 5 3 4 4 2 2 5 3 2 5 5 3
42 4 4 4 5 3 2 4 5 4 5 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3
43 3 4 2 4 2 1 4 5 4 5 4 4 4 1 4 4 2 1 5 5 3
44 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 2
45 4 4 5 5 3 3 5 5 4 5 4 3 4 1 4 5 4 3 4 5 3
46 3 4 4 4 4 3 5 3 4 5 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3
47 3 3 2 5 2 3 2 5 5 5 4 4 2 1 2 4 3 3 5 5 2
48 4 3 5 4 1 1 4 5 3 5 5 5 5 2 4 5 5 3 5 5 3
49 3 4 4 4 3 2 4 4 3 5 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 2
50 3 4 2 5 4 3 4 5 5 5 4 4 3 3 2 3 3 2 4 4 2
51 3 4 3 5 4 3 4 4 3 5 5 4 1 3 4 3 2 2 3 4 3
52 3 3 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 2 4 4 2
53 3 4 4 4 4 2 4 5 4 5 3 3 4 4 4 4 3 3 5 5 3
54 4 4 5 5 2 2 4 4 4 5 2 5 4 3 3 3 4 3 4 5 2
55 3 4 4 5 2 2 4 5 4 5 2 5 4 4 4 4 4 3 5 5 2
56 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
57 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 3 4 3
58 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 2
59 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3
60 3 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 2
151
Lampiran 3: Hasil Uji Validitas dan Realibilitas dengan SPSS 17.0
Correlations
x1.1 x1.2 x1.3 ShoppingEnjoyment
x1.1 Pearson Correlation 1 .356 .352 .736**
Sig. (2-tailed) .053 .056 .000
N 30 30 30 30
x1.2 Pearson Correlation .356 1 .777** .849**
Sig. (2-tailed) .053 .000 .000
N 30 30 30 30
x1.3 Pearson Correlation .352 .777** 1 .855**
Sig. (2-tailed) .056 .000 .000
N 30 30 30 30
ShoppingEnjoyment Pearson Correlation .736** .849** .855** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x2.1 x2.2 x2.3 BrandConscious
x2.1 Pearson Correlation 1 .757** .728** .935**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
x2.2 Pearson Correlation .757** 1 .616** .879**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
x2.3 Pearson Correlation .728** .616** 1 .868**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
BrandConscious Pearson Correlation .935** .879** .868** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
152
Correlations
x2.1 x2.2 x2.3 BrandConscious
x2.1 Pearson Correlation 1 .757** .728** .935**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
x2.2 Pearson Correlation .757** 1 .616** .879**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
x2.3 Pearson Correlation .728** .616** 1 .868**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
BrandConscious Pearson Correlation .935** .879** .868** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x3.1 x3.2 x3.3 Convenience
x3.1 Pearson Correlation 1 .745** .570** .848**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000
N 30 30 30 30
x3.2 Pearson Correlation .745** 1 .759** .935**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
x3.3 Pearson Correlation .570** .759** 1 .888**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000
N 30 30 30 30
Convenience Pearson Correlation .848** .935** .888** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
153
Correlations
x4.1 x4.2 x4.3 x4.4 PriceConscious
x4.1 Pearson Correlation 1 .613** .135 .671** .825**
Sig. (2-tailed) .000 .478 .000 .000
N 30 30 30 30 30
x4.2 Pearson Correlation .613** 1 .400* .612** .851**
Sig. (2-tailed) .000 .028 .000 .000
N 30 30 30 30 30
x4.3 Pearson Correlation .135 .400* 1 .355 .536**
Sig. (2-tailed) .478 .028 .054 .002
N 30 30 30 30 30
x4.4 Pearson Correlation .671** .612** .355 1 .869**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .054 .000
N 30 30 30 30 30
PriceConscious Pearson Correlation .825** .851** .536** .869** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .000
N 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
x6.1 x6.2 BrandLoyalty
x6.1 Pearson Correlation 1 .900** .972**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
x6.2 Pearson Correlation .900** 1 .977**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
BrandLoyalty Pearson Correlation .972** .977** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
154
Correlations
x6.1 x6.2 BrandLoyalty
x6.1 Pearson Correlation 1 .900** .972**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
x6.2 Pearson Correlation .900** 1 .977**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
BrandLoyalty Pearson Correlation .972** .977** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
x5.1 x5.2 x5.3 ShoppingConfidence
x5.1 Pearson Correlation 1 .703** .813** .900**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
x5.2 Pearson Correlation .703** 1 .816** .912**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
x5.3 Pearson Correlation .813** .816** 1 .956**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
ShoppingConfidence Pearson Correlation .900** .912** .956** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
155
Correlations
y1.1 y1.2 OnlineSearch
y1.1 Pearson Correlation 1 .733** .917**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
y1.2 Pearson Correlation .733** 1 .944**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
OnlineSearch Pearson Correlation .917** .944** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Realibilitas
Variabel Cronbach's
Alpha
N of Items
Shopping Enjoyment
0,729 3
Brand/fashion Conscious
0,874 3
Convenience/time conscious
0,866 3
Price Conscious 0,786 4
Shopping Confidence
0,910 3
Brand/store Loyalty
0,945 2
Pencarian Informasi Online
0,837 2
156
Lampiran 4: Hasil Uji Regresi dengan SPSS 17.0
Output Hasil Regresi Y1
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.097 1.158 .948 .348
ShoppingEnjoyment -.096 .081 -.130 -1.176 .245 .619 1.616
BrandConscious -.095 .091 -.112 -1.045 .301 .652 1.534
Convenience .519 .106 .620 4.906 .000 .473 2.114
PriceConscious .235 .090 .333 2.599 .012 .461 2.170
ShoppingConfidence -.061 .078 -.077 -.779 .439 .770 1.299
BrandLoyalty -.030 .092 -.034 -.326 .746 .684 1.462
a. Dependent Variable: OnlineSearch
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .775a .600 .555 1.133
a. Predictors: (Constant), BrandLoyalty, Convenience,
ShoppingConfidence, ShoppingEnjoyment, BrandConscious,
PriceConscious
b. Dependent Variable: OnlineSearch
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 102.100 6 17.017 13.247 .000a
Residual 68.083 53 1.285
Total 170.183 59
a. Predictors: (Constant), BrandLoyalty, Convenience, ShoppingConfidence, ShoppingEnjoyment,
BrandConscious, PriceConscious
b. Dependent Variable: OnlineSearch
157
Output Hasil Regresi Y2
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2.122 .650 3.263 .002
ShoppingEnjoyment .103 .046 .369 2.244 .029 .619 1.616
BrandConscious -.012 .051 -.037 -.232 .817 .652 1.534
Convenience -.004 .059 -.014 -.075 .941 .473 2.114
PriceConscious .010 .051 .037 .195 .846 .461 2.170
ShoppingConfidence -.012 .044 -.041 -.279 .781 .770 1.299
BrandLoyalty -.042 .052 -.127 -.809 .422 .684 1.462
a. Dependent Variable: BelanjaOnline
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .335a .112 .012 .636
a. Predictors: (Constant), BrandLoyalty, Convenience,
ShoppingConfidence, ShoppingEnjoyment, BrandConscious,
PriceConscious
b. Dependent Variable: BelanjaOnline
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.714 6 .452 1.117 .365a
Residual 21.470 53 .405
Total 24.183 59
a. Predictors: (Constant), BrandLoyalty, Convenience, ShoppingConfidence, ShoppingEnjoyment,
BrandConscious, PriceConscious
b. Dependent Variable: BelanjaOnline
158
Lampiran 5: Hasil Uji Beda Independent Sample T Test dengan SPSS 17.0
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Shopping
Enjoyment
Equal variances
assumed
.451 .504 .056 58 .956 .033 .600 -1.167 1.234
Equal variances
not assumed .056 55.533 .956 .033 .600 -1.168 1.235
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Brand
Conscious
Equal variances
assumed
.706 .404 1.229 58 .224 .633 .515 -.398 1.665
Equal variances
not assumed 1.229 55.972 .224 .633 .515 -.399 1.666
159
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Convenience Equal
variances
assumed
.009 .925 -2.023 58 .048 -1.033 .511 -2.056 -.011
Equal
variances not
assumed
-2.023 57.839 .048 -1.033 .511 -2.056 -.011
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Price
Conscious
Equal variances
assumed
2.761 .102 -2.843 58 .006 -1.667 .586 -2.840 -.493
Equal variances
not assumed -2.843 56.542 .006 -1.667 .586 -2.841 -.493
160
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Shopping
Confidence
Equal variances
assumed
5.182 .027 1.828 58 .073 1.000 .547 -.095 2.095
Equal variances not
assumed 1.828 50.018 .074 1.000 .547 -.099 2.099
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Brand
Loyalty
Equal variances
assumed
1.955 .167 -.198 58 .843 -.100 .504 -1.109 .909
Equal variances not
assumed -.198 55.015 .843 -.100 .504 -1.110 .910