pengaruh pemahaman wajib pajak atas prinsip …repository.ub.ac.id/6017/1/muhammad farhan...

124
PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP PERPAJAKAN TERHADAP MOTIVASI MEMBAYAR PAJAK (Studi pada pemilik UMKM Kota Malang) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Muhammad Farhan Firdaus 135030401111093 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS PROGRAM STUDI PERPAJAKAN MALANG 2017

Upload: others

Post on 24-Dec-2020

35 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS

PRINSIP PERPAJAKAN TERHADAP MOTIVASI

MEMBAYAR PAJAK (Studi pada pemilik UMKM Kota Malang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya

Muhammad Farhan Firdaus

135030401111093

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

PROGRAM STUDI PERPAJAKAN

MALANG

2017

Page 2: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

MOTTO

“Make words do not build others as motivation.

Stand tall and loud say I CAN”

(Muhammad Farhan Firdaus)

“First they ignore you, then they laugh at you,

then they fight you, then you win”

(Mahatma Ghandi)

"The greatest adventure you can actually do is live

the life of your dreams."

(Oprah Winfrey)

Page 3: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan

saya, di dalam naskah skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak Atas

Prinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

yang pernah diajukan oleh pihak lain untuk mendapatkan karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip

dalam naskah ini dan disebut dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah ini dapat dibuktikan secara jelas terdapat

unsur-unsur jiplakan, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang

telah saya peroleh (S-1) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku (UU. Nomor 20 tahun 2003, Pasal 25 ayat (2) dan

Pasal 70)

Malang, 25 Juli 2017

Yang membuat pernyataan

Muhammad Farhan Firdaus

135030401111093

Page 4: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak Atas Prinsip Perpajakan

Terhadap Motivasi Membayar Pajak (Studi pada Pemilik UMKM di

Kota Malang)

Disusun oleh : Muhammad Farhan Firdaus

NIM : 135030401111093

Fakultas : Ilmu Administrasi

Jurusan : Ilmu Administrasi Bisnis

Program Studi : Perpajakan

Malang, 24 Juni 2017

Komisi Pembimbing

Drs. Heru Susilo, MA

NIP. 19591210 198601 1 001

Page 5: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Telah dipertahankan di depan majelis penguji skripsi Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya, pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 2 Agustus 2017

Jam : 10.00 WIB

Skripsi atas nama : Muhammad Farhan Firdaus

Judu : Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak Atas Prinsip

Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak (Studi

pada Pemilik UMKM di Kota Malang)

Dan dinyatakan LULUS

Majelis Penguji

Drs. Heru Susilo,MA

NIP. 19591210 198601 1 001

Anggota Anggota

Devi Farah Azizah, S.Sos, MAB Priandhita Sukowidyanti Asmoro, SE. MSA. AK

NIP. 19750627 199903 2 002 NIP. 19861117 201504 2 002

Page 6: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

PERSEMBAHAN

Untuk yang menjadi terdepan jika ada yang melukaiku dimasa kecilku hingga sekarang

–Ade Firdaus, S.pn

Untuk yang menjadi tempat curahanku ketika sedang menghadapi masalah dan selalu memberikan nasihat yang

membuatku berdiri tegak

–Ernawati

Untuk yang menjadi panutanku dalam hal apapun yang selalu melindungi adik-adiknya tanpa menyerah

–Hilal Akbar Firdaus, S.Ikom

Serta adik-adikku yang selalu berlari kearah saya ketika saya pulang kehalaman kampung dengan berteriak ‘kakak pulang’

dengan senyumnya dan memeluk kakaknya yang merantau untuk menembah ilmu

–Rizki Ihza Firdaus & Muhammad Fajar Firdaus

Page 7: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, tempat meminta dan memohon

pertolongan, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh

Pemahaman Wajib Pajak Atas Prinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar

Pajak (Studi pada pemilik UMKM di Kota Malang. Skripsi ini merupakan tugas akhir

yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Perpajakan

pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

Kemampuan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini akan pernah terlepas dari

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

2. Bapak Prof. Dr. Dra. Endang Siti Astuti, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu

Adiministrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

3. Bapak Dr. Drs. Kadarisman Hidayat, M.Si selaku Ketua Prodi Perpajakan

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

4. Bapak Drs. Heru Susilo, MA selaku Ketua Dosen Pembimbing yang telah

membimbing Peneliti selama penyusunan skripsi.

5. Seluruh Dosen dan Staff di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

yang telah memberikan banyak ilmu dan wawasan selama menjalani studi.

6. Pak Eko dan seluruh staf karyawan Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang,

yang bersedia membantu peneliti untuk info terkait UMKM di Kota Malang.

Page 8: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

7. Pak Boby dan seluruh staf Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Malang

yang sudah mengizinkan peneliti meneliti di Kota Malang.

8. Seluruh pemilik UMKM di Kota Malang yang bersediaa menjadi responden

peneliti agar terciptanya penelitian ini.

9. Kedua orang tua peneliti Ade Firdaus, S.pd dan Ernawati yang telah mendukung

baik moral maupun materil tanpa menyerah sedikitpun untuk anak tercinta

hingga meraih gelar sarjana

10. Kakak saya Hilal Akbar Firdau, S.ikom dan adik-adik saya Rizki Ihza firdaus

serta Muhammad Fajar Firdaus yang selalu menyemangati dan menghibur

peneliti untuk menyelesaikan penelitiannya.

11. Yang selalu menemani baik suka maupun duka dan mendengarkan curahan hati

peneliti dalam melakukan penelitian Cahyani Setyo Dewi.

12. Geng Bandar onet, cetink dan alay sahabat sekolah menegah pertama yang selalu

memberikan nasehat positif dan pengaruh positif.

13. Sahabat pertama peneliti di Kota Malang Reza Apriansyah Wirawan yang selalu

meluangkan waktunya untuk bermain bersama selalu menemani peneliti kemana

saja baik suka maupun duka.

14. Partner peneliti yaitu Muhammad Imam Ismatullah, Olivia Santi dan Prasetyo

Obay Kurniawan yang selalu meluangkan waktunya untuk membahas penelitian

ini agar menjadi lebih baik.

15. Sahabat diperkuliahan Winwell, Hamim Hidayatullah, Bramantyo, Febrina

Siregar dan Caca Cantisa yang menjadi tempat pertama dalam keluh kesah

Page 9: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

peneliti dan membuat hari berwarna selama di perkuliahan, selalu saling

menyemangati disegala bidang.

16. Sahabat naik gunung Daus, Agung, Ambon, Lely, Tewe dan yang lainnya yeng

telah mensuport peneliti dalam meenyelesaikan penelitian ini.

17. Sahabat bermain game dota 2 Theo, Kevin, Edo, Iqbal, Bono, Huda, Miqdad,

Eka, Jovi, Icang yang selalu menghibur peneliti dengan gelat tawa selama

permainan berlangsung.

18. Tempat dimana bermain futsal bersama Fikar, Ragil, Asel, Hasybi, Rossy yang

sudah menghibur peneliti dalam bermain.

19. Geng Sumbawa Besar yang telah menghibur peneliti dikosan dengan gelat tawa

mereka.

Peneliti berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, terutama yang

membutuhkan informasi mengenai Pemahaman Wajib Pajak Atas Prinsip Perpajakan

Terhadap Motivasi Pemilik UMKM dalam Pembayaran Pajaknya. Akhir kata, tiada

gading yang tak retak seperti penulisan skripsi ini pasti juga terdapat kekurangan-

kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun semangat

dibutuhkan. Terimakasih.

Page 10: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

RINGKASAN

Muhammad Farhan Firdaus, 2017. Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak Atas

Prinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak (Studi pada pemilik

UMKM di Kota Malang). Drs. Heru Susilo, MA.

Penelitian ini dilakukan atas dasar peneliti ingin mengetahui apakah wajib

pajak pemilik UMKM memiliki motivasi yang tinggi untuk melakukan

pembayaran pajaknya setelah memahami prinsip perpajakan. Prinsip Perpajakan

terdiri dari empat unsur yaitu asas keadilan, asas kepastian hukum, asas ketepatan

waktu dan asas efesiensi ekonomi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui

pemahaman wajib pajak pemilik UMKM atas prinsip perpajakan terhadap

motivasi membayar pajak.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan (explanatory

research) dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah

pemilik UMKM di Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang. Sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel non probability sampling

dengan metode pengambilan sampel terpilih (Purposive Sampel) dan diperoleh 89

responden. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan sumber data primer

dari hasil penyebaran kuesioner kepada pemilik UMKM dan data sekunder yang

didapat dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dan

diperoleh hasil bahwa pemahaman wajib pajak pemilik UMKM atas asas

keadilan, asas kepastian hukum, asas ketepatan waktu, asas efesiensi ekonomi

berpengaruh signifikan secara simultan terhadap motivasi membayar pajak. Hasil

dari uji parsial variabel asas keadilan dan asas efesiensi ekonomi tidak

berpengaruh secara parsial terhadap motivasi membayar pajak sedangkan asas

kepastian hukum dan asas ketepatan waktu berpengaruh secara parsial terhadap

motivasi membayar pajak. Hasil uji koefisien determinasi (R2) model sebesar 25%

menerangkan bahwa kontribusi model untuk menjelaskan hubungan struktural

dari kelima variabel yang diteliti adalah sebesar 25%. Sedangkan sisanya sebesar

75% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model penelitian ini.

Penelitian ini diharapkan pemerintah lebih mempertimbangkan lagi

terhadap dalam membuat peraturan perpajakan agar tidak ada yang merasa

dirugikan. Wajib pajak pemilik UMKM lebih termotivasi lagi dalam hal

pembayaran pajaknya agar sehingga tidak melanggar ketentuan peraturan

perpajakan yang dapat merugikan pemilik UMKM.

Kata Kunci : Pemahaman, Motivasi , Pajak UMKM, Prinsip Perpajakan

Page 11: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah
Page 12: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

SUMMARY

Muhammad Farhan Firdaus, 2017. The Effect of Taxpayer Understanding on

Taxation Principles on Tax Paying Motivation (Study on MSME owners in Malang).

Drs. Heru Susilo, MA.

This study was conducted on the basis of researchers want to know whether

the taxpayer’s owners of SMEs have high motivation to make tax payments after

understanding the principles of taxation. Taxation Principle consists of four elements

namely the principle of justice, the principle of legal certainty, the principle of

timeliness and the principle of economic efficiency. The purpose of this study is to

determine the understanding of taxpayers owners of SMEs on the principle of

taxation on the motivation to pay taxes.

The type of research used is explanatory research (explanatory research)

with a quantitative approach. The population of this study is the owner of SMEs in

the Office of Cooperatives and SMEs Malang. The sample in this research using

sampling technique nonprobability sampling with selected sampling method

(Purposive Sample) and obtained 89 respondents. The data collection of this study

using primary data sources from the results of the distribution of questionnaires to

MSME owners and secondary data obtained from the Office of Cooperatives and

SMEs Malang.

This study uses multiple linear regression analysis techniques and obtained

the result that understanding taxpayers owners of SMEs on the principle of justice,

the principle of legal certainty, the principle of timeliness, the principle of economic

efficiency simultaneously significant influence on the motivation to pay taxes. The

result of the partial test of the variable of fairness principle and the principle of

economic efficiency does not partially influence the motivation to pay the tax while

the principle of legal certainty and the principle of punctuality partially influence the

motivation to pay taxes. The result of determination coefficient test (R2) model of

25% explains that the contribution of model to explain the structural relationship of

the five variables studied is 25%. While the rest of 75% is explained by other

variables that are not contained in this research model.

This research is expected more government to consider again in making

taxation regulation so that no one felt disadvantaged. Taxpayer owners of SMEs are

more motivated again in terms of payment of tax so that it does not violate the

provisions of tax laws that can hurt the owners of SMEs.

Keywords: Understanding, Motivation, SME Taxes, Taxation Principles.

Page 13: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

i

DAFTAR ISI

MOTTO ............................................................................................................. i

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. iv

PERSEMBAHAN .............................................................................................. v

RINGKASAN .................................................................................................... vi

SUMMARY ....................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7

C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 8

D. Kontribusi Penelitian .................................................................. 8

E. Sistematika Penulisan ................................................................. 10

BAB II TINNJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Empiris ........................................................................ 12

B. Tinjauan Teoritis ........................................................................ 17

1. Pemahaman .......................................................................... 17

a. Pengertian Pemahaman .................................................. 17

b. Faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman ...................... 18

2. Pajak ..................................................................................... 19

a. Pengertian Pajak ............................................................. 19

b. Fungsi Pajak ................................................................... 20

c. Sistem Pemungutan Paja ................................................ 20

3. Prinsip Pemungutan Pajak ................................................... 21

4. Pajak Penghasilan................................................................. 23

a. Definisi Penghasilan....................................................... 23

b. Pengertian Pajak Penghasilan ........................................ 23

c. Subjek Pajak Penghasilan .............................................. 24

d. Objek Pajak Penghasilan ................................................ 25

5. Usaha Mikro Kecil dan Menengah ...................................... 27

a. Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah .............. 27

b. Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah ................... 28

6. PPh Usaha Mikro Kecil dan Menengah ............................... 30

a. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak UMKM ..................... 30

b. PP No. 46 Tahun 2013 ................................................... 32

7. Motivasi ............................................................................... 33

a. Penertian Motivasi ......................................................... 33

Page 14: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

ii

b. Psikologi Dalam Motivasi Wasjib Pajak ....................... 34

8. Model Konsep dan Model Hipotesis .................................... 34

a. Kerangka Pemikiran ....................................................... 34

b. Model Hipotesis ............................................................. 36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................... 38

B. Lokasi Penelitian ........................................................................ 38

C. Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran .............. 39

1. Identifikasi Variabel ............................................................. 39

2. Definisi Operasional Variabel .............................................. 40

a. Pemahaman Atas Prinsip Perpajakan ............................. 40

b. Motivasi Membayar Pajak ............................................. 42

3. Skala Pengukuran ................................................................. 45

D. Populasi dan Sampel .................................................................. 46

1. Populasi ................................................................................ 46

2. Sampel .................................................................................. 47

E. Tenik Pengumpulan Data ........................................................... 48

1. Sumber Data ......................................................................... 48

a. Data Primer .................................................................... 48

b. Data Sekunder ................................................................ 49

2. Metode Pengumpulan Data .................................................. 49

F. Uji Instrumen Penelitian ............................................................ 49

1. Uji Validitas ......................................................................... 50

2. Uji Reliabilitas ..................................................................... 51

G. Teknik Analisis Data .................................................................. 53

1. Analisis Deskriptif ............................................................... 53

2. Uji Asumsi Klasisk .............................................................. 53

a. Uji Normalitas ................................................................ 54

b. Uji Multikolienaritas ...................................................... 54

c. Uji Heteroskedastisitas ................................................... 54

3. Analisis Linier Berganda...................................................... 55

4. Uji Hipotesis ........................................................................ 56

a. Koefesiensi Determinasi (R2) ......................................... 56

b. Uji Parsial (Uji t) ............................................................ 56

c. Uji Simultan (Uji F) ....................................................... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 59

1. Kota Malang ........................................................................ 59

a. Sejarah Pemerintahan Kota Malang .............................. 60

2. Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang ............................. 60

a. Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UKM Kota Malan.. 61

b. Struktur Organisasi ....................................................... 61

B. Gambaran Umum Responden ................................................... 62

1. Jenis UMKM Responden .................................................... 62

Page 15: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

iii

2. Predaran Bruto Responden .................................................. 63

3. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden dan Jenis

Kelamin Responden ............................................................ 64

4. Jabatan Responden .............................................................. 65

C. Analisis Data Hasil Penelitian ................................................... 66

1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................ 66

a. Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Asas

Keadilan (X1) ................................................................ 68

b. Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Asas

Kepastian Hukum (X2) ................................................. 70

c. Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Asas

Ketepatan Waktu (X3 .................................................... 71

d. Distribusi Frekuensi Variabel Asas Efesiensi

Ekonomi(X4) ................................................................ 73

e. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Membayar

Pajak (Y) ....................................................................... 75

2. Uji Asumsi Klasik ............................................................... 78

a. Uji Normalitas ............................................................... 78

b. Uji Multikolinieritas ...................................................... 79

c. Uji Heteroskedastisitas .................................................. 80

3. Analisis Regresi Linier Berganda ....................................... 81

4. Hasil Uji Hipotesis .............................................................. 85

a. Koefesien Determinasi (R2)........................................... 85

b. Hasil Uji Parsial (Uji t) .................................................. 86

c. Hasil Uji Simultan (Uji F) ............................................. 88

D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 90

1. Pengaruh Variable Pemahaman Asas Keadilan Terhadap

Motivasi Membayar Pajak .................................................. 90

2. Pengaruh Variable Pemahaman Asas Kepastian Hukum

Terhadap Motivasi Membayar Pajak .................................. 91

3. Pengaruh Variable Pemahaman Asas Ketepatan Waktu

Terhadap Motivasi Membayar Pajak .................................. 93

4. Pengaruh Variable Pemahaman Asas Efesiensi Ekonomi

Terhadap Motivasi Membayar Pajak .................................. 94

5. Pengaruh Variabel Pemahamahan Asas Keadilan, Asas

Kepastian Hukum, Asas Keteapatan Waktu, Asas

Efesiensi Ekonomi Motivasi Membayar Pajak .................. 95

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 96

B. Saran .......................................................................................... 97

Daftar Pustaka ................................................................................................... 99

Lampiran ........................................................................................................... 102

Page 16: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

iv

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1 Model Konsep ....................................................................................... 35

2 Model Hipotesis .................................................................................... 36

3 Sejarah Pemerintahan Kota Malang...................................................... 60

4 Struktur Organisasi ............................................................................... 61

5 Jenis UMKM ......................................................................................... 63

6 Predaran Bruto Di Bawah Rp. 4,8M Dalam Setahun ........................... 64

7 Jabatan Responden ................................................................................ 66

8 Hasil Uji Heteroskesdastisitas............................................................... 81

Page 17: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

5

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1 Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM)

dan Usaha Besar Tahun 2012-201 ......................................................3

2 Ringkasan Penelitian Terdahulu .......................................................15

3 Konsep, Variabel, Indikator dan Item Penelitian ..............................43

4 Kriteria Penilaian Kuesioner .............................................................46

5 Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah .......................................47

6 Hasil Uji Validitas.............................................................................51

7 Hasi Uji Realiabilitas ........................................................................52

8 Distribusi Responden UMKM di Kota Malang Berdasarkan

Jenis UMKM Responden ..................................................................62

9 Distribusi UMKM Di Kota Malang Berdasarkan Predaran

Bruto Responden Dalam Setahun .....................................................63

10 Distrubusi Responden UMKM Di Kota Malang Berdasarkan

Tingkat Pendidikan Terakhir dan Jenis Kelamin ..............................64

11 Distribusi responden UMKM Di Kota Malang Berdasarkan

Jabatan Responden ............................................................................65

12 Nilai Interval Kelas ...........................................................................68

13 Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Asas Keadilan (X1).......68

14 Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Asas Kepastian

Hukum (X2) .......................................................................................70

15 Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Asas Ketepatan

Waktu (X3) ........................................................................................72

16 Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Asas Efesiensi

Ekonomi (X4) ....................................................................................73

17 Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Motivasi Membayar

Pajak (Y) ...........................................................................................75

18 Hasil Uji Normalitas .........................................................................78

19 Hasil Uji Multikolonieritas ...............................................................79

20 Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .......................82

21 Hasil Uji t Analisis Regresi Berganda ..............................................86

22 Hasil Uji Simultan (Uji f) .................................................................89

Page 18: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

6

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

Lampiran 1 Kuisioner ...............................................................................102

Lampiran 2 Identitas Responden ...............................................................107

Lampiran 3 Jawaban Responden ...............................................................110

Lampiran 4 Uji Validitas ...........................................................................113

Lampiran 5 Uji Reliabilitas .......................................................................114

Lampiran 6 Uji Asumsi Klasik .................................................................117

Lampiran 7 Uji Analisis Statistik Deskriptif .............................................119

Lampiran 8 Uji Analisis Linier Berganda .................................................120

Page 19: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang melakukan

pembangunan disegala bidang. Pembangunan ini dilakukan oleh pemerintah

bertujuan untuk mensejahterahkan masyarakat. Pembangunan nasional yang

dijalankan oleh pemerintah Indonesia tidak sedikit biaya yang dikeluarkan oleh

pemerintah indonesia. Untuk membiayai hal tersebut tidak cukup apablia

mengandalkan penerimaan negara dari sektor non pajak tetapi juga dibutuhkan

pembiayaan dari penerimaan hasil sektor pajak.

Penerimaan hasil pajak sangat diandalkan oleh pemerintah Indonesia.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

kepentingan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sifatnya yang

memaksa ini menegaskan bahwa sektor perpajakan dapat dipastikan memberikan

kontribusi terbesar dibandingkan dengan penerimaan dari sektor lainnya. Berdasarkan

pengertian tersebut, dapat dikatakakan bahwa pajak pada dasarnya ialah iuran yang

Page 20: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

dibayarkan oleh wajib pajak yang digunakan untuk membiayai kepentingan negara

serta untuk mensejahterahkan rakyat.

Di Indonesia pungutan pajak telah mengalami berbagai perubahan reformasi,

mulai dari zaman kerajaan berbentuk upeti yang bersifat sukarela hingga zaman

penjajahan kolonial belanda yang bersifat memaksa. Menurut Rahayu dan Ely

Suhayati (2010:4-19) pungutan pajak dibagi menjadi berbagai bagian pemungutan

pajak, jenis pungutan pajak, justifikasi pemungutan pajak, dan prinsip perpajakan.

Dari hasil pemungutan pajak beserta peraturannya tersebut negara mendapatkan

pemasukan dari sektor pajak. Walaupun demikian, upaya yang dilakukan oleh

Direktorat Jendral Pajak (DJP) dalam hal memungut pajak di Indonesia harus tetap

sesuai dengan prinsip perpajakan.

Bapak pakar ekonomi yaitu Smith dalam Simanjuntak dan Mukhlis (2012:24)

mengemukakan tentang prinsip perpajakan yang dikenal dengan istilah Smith’s yang

meliputi asas keadilan, asas kepastian hukum, asas ketepatan waktu, asas efesiensi

ekonomi. Asas keadilan yang dimaksudkan dalam kebijakan perpajakan adalah wajib

pajak yang berada dalam keadaan yang sama harus dikenakan beban pajak yang sama

dan adil. Dalam bidang perpajakan, kepastian hukum sangatlah erat kaitannya dengan

pajak. menurut Pohan (2014:18) pajak itu tidak ditentukan dengan sewenang-wenang,

yang dimaksudkan supaya pajak itu harus jelas bagi semua wajib pajak dan seluruh

masyarakat. Terlepas dari dua prinsip di atas prinsip ketepatan waktu sangat

berpengaruh pada tingkat penerimaan pajak suatu negara. Menurut Deliarnov

Page 21: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

(2007:103) pajak tidak terlalu memberatkan wajib pajak sehingga mereka dengan

senang hati membayar pajak pada pemerintah. Sedangkan prinsip efesiensi ekonomi

menjelaskan dalam proses pemungutan pajak didasarkan pada prinsip efesiensi

ekonomi dimana penerimaan yang di terima pemerintah lebih besar dibandingkan

dengan biaya-biaya yang di keluarkan dalam proses pemungutan pajak.

Prinsip perpajakan juga diterapkan dalam hal pemungutan Pajak Penghasilan

(PPh) salah satunya yaitu Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

UMKM merupakan usaha produktif milik perorangan atau badan usaha yang

mempunyai kriteria tertentu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008

tentang Usaha Mikro kecil dan Menengah. Setiap tahunnya jumlah pertumbuhan

UMKM terus meningkat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya badan usaha yang

berdiri. Tingkat pertumbuhan usaha tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1 Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan

Usaha Besar Tahun 2012-2013

No Indikator Satuan Tahun 2012 Tahun 2013 Perkembangan

Tahun 2012-2013

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah %

1 Unit Usaha

A. Usaha Mikro Kecil dan

Menengah - Usaha Mikro

(UM)

- Usaha Kecil (UK)

- Usaha Menenengah

B. Usaha Besar

(unit)

(unit)

(unit)

(unit)

(unit)

(unit)

56.539.560

56.534.592

55.856.176

629.418

48.997

4968

99,9

98,79

1,11 0,06

0,01

57.900.787

57.895.721

57.189.393 654.222

52.106

99,9

98,77

1,13 0,09

0,01

1.361.227

1.361.129

1.333.217 24.803

3.110

98

2,41

2,41

2,39 3,94

6,35

1,97

Sumber : www.Kemenku.go.id, diakses 23 Februari (2017)

Page 22: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Berdasarkan data di atas, terlihat Bahwa UMKM merupakan jenis usaha yang

lebih dominan di Indonesia dibandingkan dengan jenis Usaha Besar (UB). Salah satu

kota yang ramai akan populasi UMKM adalah kota Malang, dimana terdapat 818

UMKM (Dinkop dan UKM Kota Malang, 2017) dimana UMKM dianggap sebagai

sektor yang memiliki peranan penting, UMKM juga dapat meningkatkan

produktivitas masyarakat, seperti yang tercantum dalam UUD RI tahun 1945 pasal 33

bahwa sistem ekonomi di Indonesia adalah ekonomi kerakyatan.

Anton suryamalang.com. (2017) mengatakan bahwa pelaku UMKM menjadi

penyumbang pertumbuhan ekonomi Kota Malang yang disebut cukup pesat beliau

menyampaikan dalam pidato di acara Malang City Expo pertumbuhan ekonomi Kota

Malang 2017 mencapai 5,61% atau di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Jata

Timur. Pemberi sumbangan paling banyak untuk pertumbuhan ekonomi di Kota

Malang adalah sektor industri dan perdagangan. Kelompok UMKM, termasuk dalam

dua kelompok tersebut 70.000 pengusaha di Kota Malang 90% diantaranya adalah

pengusaha mikro. Dengan seiring perkembangan UMKM di Kota Malang yang

cukup pesat akan menimbulkan kerugian bagi negara apabila Pemilik UMKM tidak

memahami tentang prinsip perpajakan sehingga tidak memenuhi kewajiban

perpajakannya, maka pemilik UMKM diharapkan memberikan kontribusi untuk

meningkatkan penerimaan pajak. Kewajiban membayar pajak yang telah dilakukan

oleh UMKM tidak terlepas dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah tersebut

memahami dengan baik prinsip perpajakan yang telah dikemukakan oleh Adam

Page 23: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Smith. Pemahaman yang baik berarti mengerti dan memahami dari suatu objek serta

diutarakan kembali dengan kata-kata sendiri. Menurut Bloom dalam Harjanto dalam

Pamuji (2014:20) pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi

yang diterima serta mengungkap suatu konsep atau prinsip dengan kata-kata sendiri.

Pemahaman UMKM terhadap prinsip perpajakan sangatlah penting untuk memotivasi

UMKM untuk membayar pajak. Apabila UMKM telah memahami prinsip

perpajakan, maka dapat memotivasi UMKM tersebut untuk memenuhi kewajiban

perpajakannya.

Pajak yang dikenakan UMKM yaitu sebesar 1% sesuai yang tercantum dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013. Pada bulan Juli 2013 ditetapkan wajib

pajak badan atau orang pribadi dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp 4,8 miliar

dikenakan pajak final 1%. Demgan diterapkannya peraturan tersebut maka bagi

pemilik UMKM haruslah memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak. Tetapi

masih ada anggapan bahwa kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tidak sesuai dengan prinsip perpajakan. Faisal

basri beritasatu.com. (2017) mengatakan kebijakan Peraturan Pemerintah No. 46

Tahun 2013 berbeda dengan kebijakan pajak yang diterapkan untuk korporasi yang

dasar pengenaannya pajak dihitung dari laba usaha, seharusnya pemerintah terlebih

dahulu memaksimalkan penerimaan pajak dari korporasi dan orang-orang berada,

UMKM diharuskan membayar pajak 1% dari omzetnya akan tetapi omzet tersebut

belum tentu laba , jadi laba atau rugi UMKM harus membayar satu persen,

Page 24: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

seharusnya pajak yang dikenakan UMKM menggunakan patokan laba usaha karena

faisal meyakini bahwa Usaha Kecil dan Menengah pasti sudah memiliki pembukuan

sederhana.

Sejalan dengan pernyataan tersebut terdapat penelitian terdahulu oleh Nurpratiwi

(2014) dengan judul Analisis Persepsi Wajib Pajak Pemilik UMKM Terhadap

Penetapan Kebijakan Pajak Penghasilan Final Sesuai Peraturan Pemerintah No. 46

Tahun 2013. Dimana penelitian ini adalah membahas tentang Pajak UMKM sudah

sesuai atau belum dengan prinsip perpajakan menurut persepsi pemilik UMKM.

Dalam penelitian Nurpratiwi (2014) didapat kesimpulan bahwa hanya ada beberapa

asas yang belum sesuai dengan prinsip perpajakan dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 46 Tahun 2013. Asas tersebut adalah asas equality atau asas keadilan

menunjukan interval sebesar 2,28 yang artinya persepsi wajib pajak UMKM tidak

setuju dikarnakan dalam peraturan ini menuai kontroversi ditinjau dari keadilan

karena peraturan ini tidak peduli apakah pemilik UMKM mengalami kerugian dalam

usahanya. Asas certainty atau asas kepastian hukum juga masuk dalam kategori tidak

setuju dengan interval 2,44. UMKM mempunyai persepsi bahwa dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tidak setuju khususnya mengenai subjek-objek

pajak, dasar pengenaan pajak, tarif dan ketentuan lainnya. Akan tetapi persepsi hanya

sebuah pendapat seseorang atas objek yang mereka lihat atau mereka dengar belum

berarti wajib pajak pemilik UMKM memahami dengan baik prinsip perpajakan

tersebut. Menurut Desirato dalam Sarwono (2010:21) persepsi adalah pengalaman

Page 25: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

Penelitian ini dilakukan di Kota Malang dikarenakan pertumbuhan ekonomi di

Kota Malang mencapai 5,61% atau di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi di jawa

timur yang 5,5%, dengan diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi di Kota Malang,

maka dapat memberikan kontribusi lebih pada penerimaan pajaknya. Alasan kedua

peneliti memilih penelitian di Kota Malang dikarenakan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah di Kota Malang memiliki 818 UMKM (Dinas Koperasi UMKM Kota

Malang pada tahun 2017).

Berdasarkan pemaparan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang pemahaman dari wajib pajak UMKM mengenai prinsip perpajakan yang ada,

serta pengaruhnya pada motivasi dalam membayar pajak. Maka dari itu penelitian ini

berjudul “Pengaruh Pemahaman UMKM Atas Prinsip Perpajakan Terhadap

Motivasi Membayar Pajak (studi kasus pada pemilik UMKM Kota Malang)”

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditentukan

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Pemahaman UMKM tentang asas keadilan berpengaruh terhadap

motivasi membayar pajak ?

Page 26: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

2. Apakah Pemahaman UMKM tentang asas kepastian hukum berpengaruh

terhadap motivasi membayar pajak ?

3. Apakah Pemahaman UMKM tentang asas ketepatan waktu berpengaruh

terhadap motivasi membayar pajak ?

4. Apakah Pemahaman UMKM tentang asas efesiensi ekonomi berpengaruh

terhadap motivasi membayar pajak ?

5. Apakah pemahaman UMKM tentang asas keadilan, asas kepastian hukum,

asas ketepatan waktu, asas efesiensi ekonomi berpengaruh secara bersama-

sama terhadap motivasi membayar pajak ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka

penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk menguji pengaruh pemahaman atas asas keadilan terhadap motivasi

membayar pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

2. Untuk menguji pengaruh pemahaman atas asas kepastian hukum terhadap

motivasi membayar pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

3. Untuk menguji pengaruh pemahaman atas asas ketepatan waktu terhadap

motivasi membayar pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Page 27: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

4. Untuk menguji pengaruh pemahaman atas asas efesiensi ekonomi terhadap

motivasi membayar pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

5. Untuk menguji pengaruh pemahaman atas asas keadilan, asas kepastian

hukum, asas ketepatan waktu, asas efesiensi ekonomi terhadap motivasi

membayar pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

D. Kontribusi Penelitian

Diharapkan hasil dari penelitian Pengaruh Pemahaman Usaha Mikro Kecil dan

Menengah atas Prinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak dapat

memberikan kontribusi, baik itu teoritis maupun praktis.

1. Kontribusi Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dalam

bidang perpajakan dan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya

yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Khususnya mengenai pengaruh

pemahaman Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) atas prinsip

perpajakan terhadap motivasi membayar pajak.

2. Kontribusi Praktis

a. Bagi peneliti

Page 28: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Dapat menambah pengetahuan peneliti tentang Pengaruh Pemahaman

Wajib Pajak Pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) atas

Prinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak.

b. Bagi instansi terkait

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi instansi terkait

dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan selanjutnya. Bagi Wajib

Pajak pemilik UMKM, penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk

membantu pemerintah dalam meningkatkan penerimaan negara.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan dalam penyusunan skripsi ini terdiri dari 5 bab yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian,

rumusan masalah tujuan penelitian, Kontribusi penelitian dan

sistematika pembahasan

Page 29: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang mendasari

penelitian, penelitian terdahulu yang berhubungan dengan

penelitian, kerangka pemikiran dan model hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas dan menjelaskan tentang jenis penelitian,

lokasi penelitian, variable dan pengukuran, populasi dan

sampel, pengumpulan data dan teknis analisis data. Peneliti

menggunakan metode penelitian penjelasan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini memberikan deskripsi tentang hasil dari penelitian

yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, analisis

data dari penelitian yang dilakukan dan pembahasasn dari

peneliti.

BAB V PENUTUP

Pada bagian ini berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan

yang didapatkan dari hasil penelitian dan saran dari peneliti

yang diajukan peneliti bagi pihak yang terkait penelitian ini

Page 30: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

yang digunakan sebagai bahan rekomendasi untuk penelitian

selanjutnya.

Page 31: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Empiris

Penelitian ini didasari oleh beberapa penelitian terdahulu yaitu:

1. Pamuji (2014) yang berjudul Fakor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan

Pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Dalam memenuhi

Kewajiban Perpajakannya. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah

explanatory research dengan pendekatan kuantitatif. hasil penelitian ini

menunjukan 1) variabel pemahaman perpajakan memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakannya yang

dilakukan oleh wajib pajak, semakin tinggi pula tingkat pemahaman

perpajakan yang dimiliki wajib pajak maka akan semakin tinggi juga tingkat

kepatuhan wajib pajak UMKM. 2) variabel pengawasan mempengaruhi

tingkat kepatuhan wajib pajak UMKM dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya. Hal ini bergantung pada pengawasan yang dilakukan oleh

Dirtjen Pajak (DJP). Semakin sering DJP melakukan pengawasan, maka

wajib pajak akan semakin patuh 3) variabel sosialisasi berpengaruh

signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak UMKM. Tingkat

intensitas pelaksanaan yang dilakukan oleh kantor pajak dapat

Page 32: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

menggambarkan tingkat kepatuhan wajib pajak yang terdaftar pada kantor

pajak setempat.

2. Pratiwi (2014) yang berjudul Analisis Persepsi Wajib Pajak Pemilik UMKM

Terhadap Penetapan Kebijakan Pajak Penghasilan Final Sesuai Peraturan

Pemerintah No. 46 Tahun 2013. Hasil penelitian ini menunjukan 1) persepsi

pemilik UMKM tidak setuju bahwa sudah terdapat asas equality dikarenakan

peraturan ini tidak peduli apakah wajib pajak pemilik UMKM mengalami

kerugian dalam usahanya. Selain itu karena bersifat final kerugian pun tidak

dapat dikompensasikan dan jga hak dari wajib pajak orang pribadi untuk

mendapatkan Penghasilan Tidak Kena Pajak yang dikenai pajak tidak dapat

digunakan lagi. 2) persepsi pemilik UMKM tidak setuju apabila dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 2013 sudah terdapat asas certainty dikarenakan

pada kententuan pasal 25 ayat (7) huruf c Undang-undang Nomor 36 Tahun

2008 dengan memasukan Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu

(WPOPPT) yang beromset maksimal Rp. 4.800.000.000 tarif paling tinggi

0,75% dari omset dan tidak bersifat final menurut PMK No.

255/PMK.03/2008 dinilai sebagai aturan yang dapat menimbulkan

pertanyaan oleh wajib pajak dan menjadi bias

3. Dewi (2016) yang berjudul Pengaruh Persepsi Wajib Pajak tentang PER-

32/PJ/2013 Terhadap Pemanfaatan Fasilitas Pajak. Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory

Page 33: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

research) dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa 1) penafsiran dan pemahaman wajib pajak UMKM tentang PER-

32/PJ?2013 berpengaruh signifikan secara simultan 2) penafsiran wajib

pajak UMKM tentang PER-32/PJ/2013 berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap pemanfaatan fasilitas pajak. 3) pemahaman wajib pajak UMKM

tentang PER-32/PJ/2013 berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

pemanfaatan fasilitas pajak

4. Prawagis (2016) yang berjudul Pengaruh Pemahaman Atas mekanisme

Pembayaran Pajak, Persepsi Tarif Pajak dan Sanksi Pajak Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah penelitian penjelasan (expalatory research) dengan pendekatan

kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) Pemahaman atas

mekanisme pembayaran pajak, persepsi tarif pajak dan sanksi pajak secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. 2)

variabel mekanisme pembayaran pajak berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM 3) variabel persepsi tarif pajak

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak

UMKM. 4) variabel sanksi pajak berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM.

Page 34: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Tabel 2: Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Metode Variable Hasil

1 Pamuji

(2014)

Faktor-Faktor

Yang

Mempengaru

hi Kepatuhan

Pemilik

Usaha Mikro,

Kecil dan

Menengah

(UMKM)

Dalam

Memenuhi

Kewajiban

Perpajakan

-penelitian

penjelasan

(explanatory

research)

-analisis

deskriptif

-analisis

inferensial

Variabel

dependen

yaitu

-Kepatuhan

wajib pajak

Variabel

independen

yaitu

-pemahaman

perpajakan

-pengawasan

-sosialisasi

-selama ini

responden

memahami

setiap kewajiban

perpajakan yang

harus dipenuhi

-pengawasan

yang dilakukan

oleh petugas

pajak

berkesinambung

an dengan

kepatuhan wajib

pajak dalam

memehuni

kewajiban

perpajakan

-bahwa

sosialisasi pajak

berpengaruh

terhadap

kepatuhan wajib

pajak.

2 Nurpratiwi

(2014)

Analisis

Persepsi

Wajib Pajak

Pemilik

UMKM

Terhadap

Penetapan

Kebijakan

Pajak

Penghasilan

-Penelitian

Deskriptif

dengan

pendekatan

kuantitatif

-Asas

Equality

-Asas

Certainty

-Asas

Covenience

-Asas

Efesiensi

Ekonomi

-wajib pajak

pemilik UMKM

tidak setuju

bahwa pada

Peraturan

Pemerintah

Nomor 46

Tahun 2013

sudah

mengandung

Page 35: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Final Sesuai

Peraturan

Pemerintah

No. 46 Tahun

2013

asas certainty

- wajib pajak

pemilik UMKM

tidak setuju

bahwa pada

Peraturan

Pemerintah

Nomor 46

Tahun 2013

sudah

No Peneliti Judul Metode Variable Hasil

mengandung

asas equality

- wajib pajak

pemilik UMKM

setuju bahwa

pada Peraturan

Pemerintah

Nomor 46

Tahun 2013

sudah

mengandung

asas

convenience

3 Dewi

(2016)

Pengaruh

Persepsi

Wajib Pajak

UMKM

Tentang PER-

32/PJ/2013

Terhadap

Pemanfaatan

Fasilitas

Pajak

-Penelitian

penjelasan

(Explanatory

research)

-Anallisis

statistik

deskriptif

-Uji asumsi

klasik

-Analisis

regresi linier

berganda

-pengujian

hipotesis

Variable

dependent

yaitu

-Pemanfaatan

fasilitas pajak

Variable

independent

yaitu

-Penafsiran

Pemahaman

-penafsiran dan

pemahaman

wajib pajak

UMKM tentang

PER-

32/PJ?2013

berpengaruh

signifikan secara

simultan

-penafsiran

wajib pajak

UMKM tentang

PER-32/PJ/2013

berpengaruh

signifikan secara

parsial terhadap

pemanfaatan

fasilitas pajak

Page 36: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

No Peneliti Judul Metode Variable Hasil

4 Prawagis

(2016)

Pengaruh

Pemahaman

atas

Mekanisme

Pembayaran

Pajak,

persepsi tarif

pajak dan

sanksi pajak

terhadap

kepatuhan

wajib pajak

-Explanatory

research

-Uji asumsi

klasik

-Analisis

linier

berganda

-Uji

Hipotesis

Dependent

yaitu

-kepatuhan

wajib pajak

UMKM

Independent

-pemahaman

atas

mekanisme

pembayaran

pajak

-persepsi tarif

pajak

-sanksi pajak

Pemahaman atas

mekanisme

pembayaran

pajak, persepsi

tarif pajak dan

sanksi pajak

secara simultan

berpengaruh

signifikan

terhadap

kepatuhan wajib

pajak UMKM

Sumber: Penelitian terdahulu diolah peneliti (2017)

B. Tinjauan Teoritis

1. Pemahaman

a. Pengertian Pemahaman

Page 37: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Pemahaman adalah di mana seseorang mengerti atau menangkap arti dari

suatu objek atau informasi yang diterima. Menurut Tubbs dan Moss (1996:23)

pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan

seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan, Sedangkan menurut Bloom

dalam Harjanto dalam Pamuji (2014:20) pemahaman meliputi kemampuan

menangkap arti dari informasi yang diterima serta mengungkap suatu konsep

atau prinsip dengan kata-kata sendiri.

Pemahaman wajib pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam

penelitian ini adalah pemahaman tentang prinsip perpajakan. Prinsip

perpajakan adalah sebuah asas atau aturan yang berlaku dalam membuat

kebijakan perpajakan salah satunya yaitu membuat kebijakan baru pada tahun

2013 yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Tahun 2013 tentang pajak

penghasilan dengan wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu.

Pemahaman yang tinggi diharapkan mampu membuat wajib pajak mematuhi

aturan yang berlaku pada Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013.

b. Faktor yang mempengaruhi pemahaman

Peter dan Olson dalam Dewi (2016:21) menjelaskan tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi pemahaman konsumen yaitu :

1) Pengetahuan dalam memori

Konsumen ahli (Wajib Pajak UMKM) cenderung memiliki banyak

pengetahuan tentang produk dan jasa (perpajakan) yang ditawarkan

kepada mereka, ketika pengetahuan tersebut di aktifkan konsumen harus

mampu memahmi informasi yang didapat secara mendalam. Pemahaman

Page 38: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

dipengaruhi oleh kemampuan ingatan dalam memori konsumen. Daya

ingat tiap konsumen pun berbeda-beda.

2) Keterlibatan

Keterlibatan di alami saat struktur pengetahuan di aktifkan yang akan

memotivasi konsumen untuk memproses informasi secara lebih sadar,

intensif dan terkontrol.

3) Paparan Lingkungan

Lingkungan dapat mempengaruhi kesempatan konsumen untuk

memahami informasi yang didapat. Faktor lingkungan yang

mempengaruhi pemahaman dapat berupa tekanan waktu, suasana hati

konsumen, gangguan (kebisingan, keramaian) dan cara /perilaku dalam

mendapatkan informasi.

2. Pajak

a. Pengertian Pajak

Pengertian Pajak menurut pasal 1 UU Nomor 16 Tahun 2009 Tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan :

“Menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2009, Pajak adalah

Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi

atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

dengan tidak mendapatkan Imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat”.

Pengertian Pajak menurut Smeets dalam Simanjuntak dan Mukhlis

(2012:12) :

Page 39: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

“Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui

norma-norma umum dan yang dapat dipaksakan tanpa adanya

kontraprestasi yang dapat ditunjukan dalam hal yang individual;

maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah”.

Pengertian Pajak menurut Soemitro dalam Halim, Bawono dan Dara

(2014:1) :

“pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-

undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa

timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan

yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat di tarik kesimpulan

bahwa pajak adalah iuran wajib rakyat kepada negara yang bersifat memaksa

dan tidak mendapatkan timbal balik atau kontraprestasi langsung guna untuk

sebesar-besarnya mensejahterahkan rakyat dan membiayai pengeluaran

pemerintah.

b. Fungsi Pajak

Menurut Halim, Bawono dan Dara (2014:4) pajak memiliki 2 fungsi yaitu

:

1) Fungsi Budgetair

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk

membiayai pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan.

2) Fungsi Regulerend

Pajak berfungsi sebagai alat mengatur masyarakat atau

melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial.

Page 40: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

c. Sistem Pemungutan Pajak

Mardiasmo mengatakan pemungutan pajak ada 3 macam :

1) Official Assessment System

Adalah suata sistem pemungutan yang memberi wewenang

kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak

yang terutang oleh wajib pajak.

2) Self Assessment system

adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak

yang terutang.

3) With Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang

bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang

oleh wajib pajak.

3. Prinsip Perpajakan

Ada 4 macam kategori dalam prinsip perpajakan yaitu asas keadilan, asas

kepastian hukum, asas ketepatan waktu dan asas efesiensi ekonomi dari keempat

asas tersebut memiliki definisi atau ciri-ciri yang berbeda menurut Deliarnov,

Smith dalam Simanjuntak, Smith dalam Pohan yaitu :

a. Asas Keadilan (Equality)

Asas keadilan dalam prinsip perpajakan adalah wajib pajak yang

berada dalam keadaan yang sama harus dikenakan tarif pajak yang sama

Page 41: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

dan adil (Smith dalam Simanjuntak dan Mukhlis, 2012:24). Pemahaman

sama dan adil disini harus di artikan secara proposional sesuai dengan

manfaat penghasilan dan kemampuan si wajib pajak. Semakin tinggi

kemampuan individu untuk membayar pajak, maka beban pajak yang

dibayar semakin besar.

b. Prinsip Kepastian Hukum (Certainty)

Dalam perpajakan hukum adalah mutlak untuk ditaati agar penerimaan

pajak lebih optimal. pajak itu tidak di tentukan dengan sewenang-wenang,

yang di maksudkan supaya pajak itu harus jelas bagi semua wajib pajak

dan seluruh masyarakat (Smith dalam Pohan, 2014:18). Kepastian tersebut

berarti harus pasti siapa-siapa yang harus dikenakan pajak (Subjek Pajak),

harus pasti apa yang menjadi dasar untuk mengemukakan pajak kepada

subjek pajak (Objek Pajak), harus pasti berapa jumlah yang harus dibayar

berdasarkan ketentuan tarif pajak (Tarif Pajak), dan harus pasti bagaimana

jumlah pajak yang terutang tersebut harus di bayar (Prosedur Pajak).

c. Asas Ketepatan Waktu (Convenience)

Asas ketepatan waktu yaitu dimana pajak tidak terlalu memberatkan

wajib pajak sehingga mereka dengan senang hati membayar pajak pada

pemerintah (Deliarnov, 2007:103). Yang dimaksudkan Deliarnov yaitu

sebagai proses pemungutan pajak dilakukan saat para wajib pajak

Page 42: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

diperkirakan memiliki sejumlah pendapatan. Perkiraan terhadap waktu

pendapatan diterima atau pembayaran dari pembeli bagi perusahaan

diperlukan agar proses pemungutan pajak mengalami efektivitas yang

meningkat. Disamping itu asas ini menjadi dasar bagi pemungutan pajak

yang tepat, cepat dan terarah.

d. Asas Efesiensi Ekonomi (Efesiensi Economic)

Dalam melaksanakan pemungutan pajak, hendaknya diperhatikan

prinsip ekonomi, artinya harus mempertimbangkan bahwa biaya

pemungutan tidak melebihi hasil pemungutan pajak. proses pemungutan

pajak didasarkan pada prinsip efesiensi ekonomis, dimana penerimaan

yang di terima pemerintah lebih besar dibandingkan dengan biaya-biaya

yang di keluarkan dalam proses pemungutan pajak (Ahman dan Indiriani,

2007:51). Dalam kaitan ini, salah satu ukuran keberhasilan suatu

kebijakan perpajakan dapat di lihat dari kecendrunga peningkatan hasil

penerimaan negara dari sektor perpajakan dalam suatu periode. Strategi

penerimaan pajak melalui upaya ekstensifikasi dan intensifikasi

merupakan salah satu pilihan strategi yang tepat dari berbagai upaya yang

dapat di lakukan, misalnya dengan menaikan atau menurunkan tarif pajak.

4. Pajak Penghasilan

a. Definisi Penghasilan

Page 43: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Menurut Undang-undang Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan, Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang

diterima atau diperoleh Wajib Pajak baik yang berasal dari indonesia maupun

luar indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambahkan

kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk

apapun.

b. Pengertian Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas

penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak (Resmi,

2013:74).

c. Subjek Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan dikenakan terhadap Subjek Pajak atas penghasilan yang

diterima atau diperolehnya dalam Tahun Pajak (Mardiasmo 2013:155) yang

menjadi Subjek Pajak adalah :

1. a. Orang Pribadib.

b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang

berhak

2. Badan, terdiri dari erseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan

lainny, BUMN/BUMD dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi,

Page 44: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

koperasi, dana pensiun, per-sekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi

massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan

bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif

a. Bentuk Usaha Tetap (BUT)

Subjek pajak dapat dibedakan menjadi :

1) Subjek pajak dalam negeri yang terdiri :

1. Subjek pajak orang pribadi

a. Orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia

lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari (tidak harus

berturut turut) dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau

b. Orang pribadi yang dalam sauatu tahun pajak berada di

Indonesia dan mempunyai niat bertempat tinggal di Indonesia

2. Subjek Pajak badan, yaitu :

Badan yang didirakan atau bertempat kedudukan di Indonesia,

kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi

kriteria :

a. Pembentukannya berdasarkan ketentuan perundang-undangan

b. Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

c. Penerimaannya dimasukan dalam anggaran pemerintah pusat

atau pemerintah daerah

d. Pembekuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional

negara

3. Subjek Pajak warisan yaitu :

Warisan yang belum dibagi sebagai satu kesatuan,

menggantikan yang berhak

2) Subjek Pajak luar negeri yang terdiri dari :

1. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang

pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus

delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas)

bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat

kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau

melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

2. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang

pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus

delapan puluh tiga)hari dalam jangka waktu 12 (dua belas)

bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat

kedudukan di Indonesia, yang dapat menerima atau

memperoleh penghasilan dari indonesia tidak dari menjalankan

usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di

Indonesia.

Page 45: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

d. Objek Pajak Penghasilan

Objek pajak penghasilan adalah penghasilan wajib pajak berupa uang

atau dalam bentuk apapun yang dapat dirasakan manfaatnya. Menurut

Sutanto (2014:49) Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu

setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh

Wajib pajak, baik yang berasal dari indonesia maupun dari luar Indonesia,

yang dapat dipakai untuk dikonsumsi atau untuk menambah kekayaan

Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan bentuk apapun,

termasuk :

1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa

yang diterima atau termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium,

komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalm bentuk

lainnya, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang

2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan

3. Laba usaha

4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta

termasuk :

a. Keuntungan karena peralihan harta kepada perseroan, persekutuan,

dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal

b. Keuntungan karena peralihan harta kepada pemegang saham,

sekutu, atau enggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan

badan lainnya

c. Keuntungan karna likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,

pemesahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama

dan dalam bentuk apapun

d. Kuntungan peralihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan,

kecuali yang diberikan kepada keluarga sedara dalam garis

keturunan lurus satu sederajat dan badan keagamaan, badan

pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang

pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecilyang ketentuannya

diatur lebih lanjut dengan Peraturan Mentri Keuangan, sepanjang

tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau

penguasa diantara pihak pihak yang bersangkutan.

Page 46: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

e. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagaian atau

seluruh hak penambanga, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau

permodalan dalam perusahaan pertambangan.

5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang dibebankan sebagai

biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak

6. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan

pengembalian hutang

7. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen

dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian

sisa hasil usaha koperasi

8. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak

9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta

10. Penerima atau perolehan pembayaran berkala

11. Keuntungan karena pembebasan hutang, kecuali sampai dengan

jumlah tertentu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

12. Keuntungan selisih kurs mata uang asing

13. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva

14. Premi asuransi

15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya

yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau

pekerjaan bebas

16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belm

dikenakan pajak

17. Penghasilan usaha yang berbasis syariah

18. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang

mengatur ketentuan umum dan tata cara perpajakan

19. Surplus Bank Indonesia

5. Usaha Mikro Kecil dan Menengah

a. Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terus berkembang di

Indonesia dalam tiga dekade (sejak tahun delapan puluhan). Tidak hanya

di kota-kota besar, namun juga hampir seluruh kota diplosok nusantara

mulai dari Aceh hingga Papua, dalam praktiknya Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas

lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomis secara luas kepada

Page 47: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam

mewujudkan stabilitas nasional. Untuk itu, Usaha Mikro Kecil dan

Menengah sebagai salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus

memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan

pengembangan seluas luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas

kepada kelompok ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan Usaha Besar (UB)

dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Menurut Pandiangan (2014:12) menyatakan dalam Undang-Undang

UMKM telah di berikan pengertian mengenai Usaha Mikro, Usaha Kecil

dan Usaha Menengah sebagai mana berikut :

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam UU UMKM

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang dimiliki,

dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha

Kecil sebagaimana dimaksud dalam UU UMKM

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan Usaha Kecil dan Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih

atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UU UMKM.

b. Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah

World Bank dalam Annisa dalam Nurpratiwi (2014:22) memiliki

kriteria dalam dalam mengklasifikasi UMKM yaitu :

Page 48: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

1. Medium Enterprise, dengan kriteria:

a. Jumlah karyawan maksimal 300 orang

b. Pendapatan setahun hingga sejumlah $15 juta

c. Jumlah aset hingga sejumlah $ 15 Juta

2. Small Enterprise, dengan kriteria

a. Jumlah karyawan kurang dari 30 orang

b. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta

c. Jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta

3. Micro Enterprise, dengan kriteria

a. Jumlah karyawan kurang dari 10 orang

b. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 100 juta

c. Jumlah aset tidak melebihi $ 100 juta

Di Inonesia juga memiliki kriteria tersendiri dalam mengklasifikasikan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), adapun ukuran kriteria

tersebut mengacu pada besaran kekayaan dan besaran penjualan dalam

setahunnya. Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2013 menjelaskan

tentang Kriteria UMKM sebagai berikut :

1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)

2. Kriteria Usaha kecil adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000000,00 (lima

Page 49: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp500.000.000,00

(lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp2.500.000.000,00 (2 milyar lima ratus juta rupiah).

3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00

(sepuluh puluh milyar rupiah).

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

Rp2.500.000.000,00(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar

rupiah)

6. Pajak Penghasilan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

a. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak UMKM

1. Hak wajib pajak

Pajak merupakan kewajiban yang harus di laksanakan dan di

tunaikan masyarakat kepada negara. Masyarakat yang telah

memenuhi persyaratan subjektif dan persyaratan objektif sesuai

dengan UU Perpajakan di sebut Wajib Pajak, untuk itu ada hak

Page 50: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

dan kewajiban sebagai Wajib Pajak menurut (Pandiangan

2014:17) sebagai berikut :

1. Hak Wajib Pajak :

a. Mengajukan permohonan perpanjangan penyampaian Surat

Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh

b. Mengajukan surat permohonan Surat Keterangan Bebas

(SKB) pajak.

c. Mengajukan surat permohonan Surat Keterangan Fiskal

(SKF)

d. Mengajukan permohonan Pemindahbukuan (Pbk) atas

pembayaran pajak

e. Mengajukan permohonan pengembalian kelebihan

pembayaran pajak (restitusi)

f. Mengajukan Keberatan, Banding, dan Peninjauan Kembali

atas ketetapan pajak

g. Mengajukan permohonan mengangsur pajak

h. Memanfaatkan fasilitas dan insentif pajak, diantaranya

diantaranya mengguanakan tarif yang rendah 1% dalam PP

No. 46 Tahun2013

i. Melakukan kompensasi kerugian

j. Dan lainnya

2. Kewajiban Wajib Pajak

Page 51: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Sedangkan kewajiban sebagai Wajib Pajak diantaranya :

a. Mendaftarkan diri sebaai Wajib Pajak dalam administrasi

Direktorat Jendral Pajak.

b. Menghitung pajak yang terutang, baik yang merupakan

kewajibannya sendiri maupun kewajiban pihak lain dalam

rangka withholding systeam

c. Melakukan pemotongan dan atau pemungutan pajak pihak

lain dalam rangka withholding systeam

d. Menyelenggarakan pembekuan atau pencatatan

e. Melakukan pembayaran pajak, baik yang merupakan

kewajibannya sendiri maupun kewajiban pihak lain yang telah

dipotong atau dipungut daam rangka withholding systeam

f. Melaporkan kewajiban pajak dengan menyampaikan Surat

Pemberitahuan (SPT)

b. Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak

Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang diterima atau diperoleh

wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu, peraturan ini disebut

juga sebagai pajak penghasilan atas UMKM. Peraturan Pemerintah Nomor

Page 52: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

46 tahun 2013 mulai berlaku sejak 1 Juli 2013. Sebelum diberlakukannya

Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 terdapat perlakuan khusus

UMKM sesuai dengan Undang-undang Nomor 36 tahun 2008 tentang

Pajak Penghasilan pasal 31E, yaitu mengenai fasilitas berupa pengurangan

tarif sebesar 50% untuk WP Badan dengan peredaran bruto sampai dengan

Rp. 50 Miliar (Nurpratiwi 2014). Luasnya pengertian UMKM yang dapat

berupa badan ataupun orang pribadi membuat pemerintah memperluas

subjek pajak dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun

2013, dalam peraturan tersebut UMKM yang memiliki omset atau

peredaran bruto sampai dengan Rp. 4,8 Miliar dalam satu tahun

dikenakan pajak penghasilan final sebesar 1%. Dasar pengenaan tarif

pajak penghasilan final 1% adalah hasil asumsi bahwa wajib pajak dengan

peredaran bruto sampai dengan Rp. 4,8 Miliar tarif terhadap peredaran

bruto ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan tarif 25% yang dikenakan

atas laba yang diperoleh.

7. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Seseorang dalam melakukan tindakan dalam sehari-hari sangatlah

ditentukan oleh motivasi yang ada dalam diri sendiri. Menurut Uno (2011:3)

Page 53: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang

terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak

atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat

diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan dorongan, atau

pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Menurut Syah

(1997:136) motivasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif yang menjadi aktif atau berfungsinya

tidak perlu dirangsang dari luar mencakup perasaan tanggung jawab,

sukarela membayar pajak, kewajiban warga negara, pengabdia kepada

negara serta keadilan kepada seluruh lapisan masyarakat.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif yang menjadi aktif karena adanya

rangsangan dari luar seperti adanya fasilitas publik yang memadai,

pengentasan kemiskinan, transparansi pemerintah dan mengerti

manfaat membayar pajak.

b. Psikologi dalam Motivasi Wajib Pajak

Menurut Alam Lewis dalam Dova (2017) sistem pajak yang merangsang

tumbuhnya motivasi membayar pajak haruslah berisi hal-hal berikut :

Page 54: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

1. Kemudahan (simplicity)

Orang akan membayar pajak apabila ada kemudahan didalam

menjalanka kewajiban membayar pajak tersebut. Misalnya,

kemudahan dalam memperoleh SPT dan kemudahan dalam

memahami peraturan perpajakan. Oleh karena itu, bahasa yang

digunakan harus sederhana dan mudah dipahami.

2. Perangsang (insentive)

Dalam membayar pajak, orang mengharapkan uang yang

diserahkan kepada kas negara akan digunakan sebaik-baiknya

oleh pemerintah. Kejelasan dan transparansi penggunaan uang

dari penerimaan pajak oleh pemerintah bisa menumbuhkan

kesadaran masyrakat untuk membayar pajak.

8. Model Konsep dan Model Hipotesis

a. Model Konsep

Konsep adalah gejala atau fenomena yang akan diteliti (Adi 2004:27).

Menurut Nursalam (2008) konsep yaitu pemikiran yang dipakai oleh peneliti

sebagai landasan berpikir dalam kegiatan ilmu. Model konsep dalam

penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh dari pemahaman pemilik UMKM

atas asas keadilan terhadap motivasi membayar pajak. Peneliti juga

menjelaskan pengaruh dari pemahaman pemilik UMKM atas asas kepastian

Page 55: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

hukum terhadap motivasi membayar pajak. Dalam penelitian ini juga

menjelaskan pemahaman pemilik UMKM atas asas ketepatasn waktu

terhadap motivasi membayar pajak dan juga peneliti ingin menjelaskan

pemahaman pemilik UMKM atas asas efesiensi ekonomi terhadap motivasi

membayar pajak. Dengan adanya pemahaman wajib pajak pemilik UMKM

atas prinsip perpajakan diharapkan memotivasi Wajib Pajak pemilik UMKM

dalam melakukan kewajiban perpajakannya.

Asusmi awal peneliti menyatakan bahwa pemahaman pemilik UMKM

atas prinsip perpajakan tinggi terhadap motivasi Wajib Pajak pemilik

UMKM. Model Konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 1 : Model Konsep

Sumber : Diolah oleh peneliti, 2017

b. Model Hipotesis

Pemahaman UMKM Motivasi Membayar

Pajak

Page 56: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah yang dirumuskan yang

akan diuji kebenarannya melalui data empirik yang diperoleh (Karlinger

dalam Sinambela, 2014:55). Sedangkan menurut Riduwan dalam Dewi

(2016:39) menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan

sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah.

Berdasarkan rumusan masalah pada BAB I, maka model hipotesis

penelitian digambarkan sebagai berikut

Gambar 2 : Model Hipotesis

Sumber : Diolah Peneliti (2017)

Keterangan:

Motivasi Membayar Pajak

(Y)

Pemahaman atas Asas

Keadilan (X1)

Pemahaman atas Asas

Kepastian Hukum (X2)

Pemahaman atas Asas

Ketepatan Waktu (X3)

Pemahaman atas Asas

Efesiensi Ekonomi (X4)

Page 57: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Pengaruh secara parsial

Pengaruh secara simultan

Berdasarkan model hipotesis diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah :

Hipotesis 1 = Diduga pemahaman Wajib Pajak Pemilik UMKM tentang Asas

Keadilan (X1) berpengaruh signifikan terhadap Motivasi

Membayar Pajak (Y)

Hipotesis 2 = Diduga pemahaman Wajib Pajak Pemilik UMKM tetang Asas

Kepastian Hukum (X2) berpengaruh signifikan terhadap Motivasi

Membayar Pajak (Y)

Hipotesis 3 = Diduga pemahaman Wajib Pajak Pemilik UMKM tetang Asas

Ketepatan Waktu (X3) berpengaruh signifikan terhadap Motivasi

Membayar Pajak (Y)

Hipotesis 4 = Diduga pemahaman Wajib Pajak pemilik UMKM tentang Asas

Efesiensi Ekonomi (X4) berpengaruh signifikan terhadap

Motivasi Membayar Pajak (Y)

Hipotesis 5 = Diduga pemahaman Wajib Pajak Pemilik tentang Asas Keadilan

(X1), Asas Kepastian Hukum (X2), Asas Ketepatan Waktu (X3)

dan Asas Efesiensi Ekonomi (X4) berpengaruh signifikan terhadap

Motivasi Membayar pajak (Y)

Page 58: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian

kuantitatif dengan pendekatan penelitian penjelasan (explanatory research).

Kuantitatif adalah metode-metode yang digunakan untuk menguji teori-teori tertentu

dengan cara meneliti hubungan antar variabel (Cresswell 1994:6). Sedangkan

penelitian penjelasan menurut Istijanto (2008:42) yaitu penelitian yang menyoroti

hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah

dirumuskan sebelumnya. Alasan pemilihan penelitian ini dikarnakan peneliti

menjelaskan pengaruh pemahaman Wajib Pajak Pemilik Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) atas asas keadilan, kepastian hukum, ketepatan waktu dan

efesiensi ekonomi terhadap motivasi membayar pajak. Metode yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian survey.

penelitian survey berarti bentuk pengumpulan data yang menggunakan kuesioner

yang disebarkan kepada sekelompok orang responden yang diberikan memungkinkan

peneliti untuk menarik kesimpulan mengenai keseluruhan kategori orang orang yang

diwakili oleh responden (Richard dan Turner:2008).

B. Lokasi Penelitian

Page 59: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Lokasi penelitian adalah lokasi dimana peneliti melakukan penelitian. Peneliti

memilih lokasi penelitian di Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang berada di kota

Malang. Dikarenakan pertumbuhan ekonomi di Kota Malang mencapai 5,61% atau di

atas rata-rata pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur yang 5,5%, dengan diatas rata-

rata pertumbuhan ekonomi di Kota Malang, maka dapat memberikan kontribusi lebih

pada penerimaan pajaknya.

C. Identifikasi Variabel, Definisi Operasional dan Pengukurannya

1. Identifikasi Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2009:38). Variabel dibagi dua

macam yaitu variabel independen dan variabel dependen. menurut Sugiyono

(2015:39) variabel independen atau dalam bahasa indonesia variabel bebas

adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel

dependen atau dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat

adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian adalah Pemahaman atas

Prinsip Perpajakan yaitu Pemahaman asas keadlian (X1) Pemahaman Kepastian

Page 60: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

hukum (X2) Pemahaman asas ketepatan waktu (X3) Pemahaman asas efesiensi

ekonomi (X4) dan variabel terikatnya yaitu Motivasi membayar pajak (Y).

2. Definisi Operasioanal Variabel

a. Pemahaman atas Prinsip Perpajakan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) pemahaman berasal dari

kata paham, yang artinya mengerti secara mendalam atau mendalami.

Berdasarkan pengertian tersebut, pemahaman atas prinsip perpajakan dapat

diartikan Wajib pajak benar-benar mengerti tentang prinsip perpajakan.

Pemahaman prinsip perpajakan dalam penelitian ini dibagi atas empat

macam menurut Deliarnov, Smith dalam Simanjuntak, Smith dalam Pohan

yaitu :

1. Asas keadilan (X1)

Asas keadilan yaitu dimana wajib pajak yang berbeda tetapi dalam

keadaan yang sama membayar pajak yang sama pula. Menurut Smith dalam

Simanjuntak dan Mukhlis (2012:24) adalah wajib pajak yang berada dalam

keadaan yang sama harus dikenakan beban pajak yang sama dan adil.

Pemahaman sama dan adil disini harus di artikan secara proposional sesuai

dengan manfaat penghasilan dan kemampuan si wajib pajak.

2. Asas kepastian hukum (X2)

Page 61: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Dalam asas kepastian hukum pajak harus ada peraturan yang mengikat

serta jelas isi dalam peraturan tersebut. Menurut Smith dalam Pohan

(2014:18) pajak itu tidak di tentukan dengan sewenang-wenang, yang

dimaksudkan supaya pajak itu harus jelas bagi semua wajib pajak dan

seluruh masyarakat. Kepastian tersebut berarti harus pasti siapa yang harus

dikenakan pajak (subjek pajak), harus pasti apa yang menjadi dasar untuk

mengemukakan pajak kepada subjek pajak (objek pajak), harus pasti berapa

jumlah yang harus dibayar berdasarkan ketentuan tarif pajak (tarif pajak),

dan harus pasti bagaimana jumlah pajak yang terutang tersebut harus di

bayar (prosedur pajak).

3. Asas ketepatan waktu (X3)

Asas ketepatan waktu menjelaskan bahwa pemungutan pajak dilakukan

pada saat wajib pajak mendapatkan penghasilan. Menurut Deliarnov

(2007:103) dimana pajak tidak terlalu memberatkan wajib pajak sehingga

mereka dengan senang hati membayar pajak pada pemerintah. Perkiraan

terhadap waktu pendapatan diterima atau pembayaran dari pembeli bagi

perusahaan di perlukan agar proses pemungutan pajak mengalami efektivitas

yang meningkat, disamping itu prinsip itu menjadi dasar bagi pemungutan

pajak yang tepat, cepat, terarah dan murah.

2. Asas efesiensi ekonomi (X4)

Menurut (Smith dalam Simanjuntak dan Mukhlis 2012:26) Dalam asas

ekonomi dijelaskan bahwa pajak yang diterima oleh negara harus lebih besar

Page 62: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

dari pada biaya-biaya pemungutannya. Menurut Ahman dan Indiriani

(2007:51) dalam melaksanakan pemungutan pajak, hendaknya diperhatikan

prinsip ekonomi, artinya harus mempertimbangkan bahwa biaya

pemungutan tidak melebihi hasil pemungutan pajak. Proses pemungutan

pajak didasarkan pada prinsip efesiensi ekonomis, dimana penerimaan yang

diterima pemerintah lebih besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang

dikeluarkan dalam proses pemungutan pajak. Salah satu ukuran keberhasilan

suatu kebijakan perpajakan dapat dilihat dari kecendrungan peningkatan

hasil penerimaan negara dari sektor perpajakan dalam suatu periode. Strategi

penerimaan pajak melalui upaya ekstensifikasi dan intensifikasi merupakan

salah satu pilihan strategi yang tepat dari berbagai upaya yang dapat

dilakukan, misalnya dengan menaikan atau menurunkan tarif pajak.

b. Motivasi Membayar Pajak (Y)

Seseorang dalam melakukan tindakan dalam sehari-hari sangatlah

ditentukan oleh motivasi yang ada dalam diri sendiri. Menurut Uno (2011:3)

motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang

terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak

atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat

diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan dorongan, atau

Page 63: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Menurut Syah

(1997:136) motivasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

a) Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak

perlu dirangsang dari luar mencakup perasaan tanggung jawab, sukarela

membayar pajak, kewajiban warga negara, pengabdia kepada negara serta

keadilan kepada seluruh lapisan masyarakat.

b) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif yang menjadi aktif karena adanya

rangsangan dari luar seperti adanya fasilitas publik yang memadai,

pengentasan kemiskinan, transparansi pemerintah dan mengerti manfaat

membayar pajak.

Tabel 3. Konsep, Variabel, Indikator dan Item Penelitian

Konsep Variabel Indikator Item

Pemahaman

Prinsip

Perpajakan

Asas keadilan Pajak

dibebankan

sesuai

kemampuan

Wajib Pajak

1. Wajib Pajak memahami

pengusaha UMKM

dengan keadaan yang

sama dikenakan tarif

pajak yang sama pula.

2. Wajib Pajak memahami

terkait pajak yang

dibayarkan tidak

mengenal negosiasi

Pajak dikenakan

atas penghasilan

tanpa

membedakan

jenis dan sumber

3. Wajib Pajak Mengerti

bahwah pajak yang

dikenakan yaitu dari

pendapatan kotor

Page 64: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Asas kepastian

hukum

Kepastian

Hukum

1. Wajib Pajak Memahami

tarif yang dikenakan

untuk pajak UMKM

adalah 1%.

2. Wajib Pajak memahami

terkait subyek pajak pada

Peraturan Pemerintah

Nomor 46 Tahun 2013.

3. Wajib Pajak memahami

obyek pajak yang ada

pada Peraturan

Pemerintah Nomor 46

tahun 2013

Konsep Variabel Indikator Item

Asas Ketepatan

waktu

Kenyamanan

dan kemudahan

dalam

penghitungan

penyetoran dan

pelaporan pajak

1. Wajib Pajak memahami

bahwa pajak yang

dipungut pada saat

penutupan buku diakhir

bulan

2. Wajib pajak memahami

bahwa Penghitungan pajak

dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 46

Tahun 2013 dapat

dilakukan dengan mudah

3. Wajib pajak memahami

bahwa Peraturan

Pemerintah Nomor 46

Tahun 2013 memudahkan

penyetoran pajak

penghasilan terutang

Efesiensi

ekonomi

Hemat biaya

administratif

dan biaya

pelaksanaan

1. Wajib pajak memahami

dan merasakan bahwa

pembayaran pajak tidak

memerlukan banyak biaya

2. Wajib pajak memahami

Page 65: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Pelaksanaan pajak final

dapat mengurangi biaya

administratif dalam

penghitungan pajak

terutang sektor usaha saya

3. Wajib pajak memahami

Pelaksanaan pajak final

dapat mengurangi biaya

administratif dalam

penyetoran pajak terutang

sektor usaha saya

Motivasi

Motivasi

membayar pajak

Motivasi

intrinsik

1. Wajib pajak membayar

pajak karena ingin

mengabdi kepada Negara

2. Membayar pajak karena

kewajiban sebagai warga

negara yang taat pajak

Konsep Variabel Indikator Item

Motivasi

Ekstrinsik

1. Wajib Pajak selama ini

menikmati fasilitas publik

yang memadai

2. Wajib Pajk ingin

membantu pemerintah

mengatasi kemiskinan

3. Wajib Pajak mengatahui

adanya berbagai manfaat

dalam membayar pajak

Sumber : Data olahan peneliti, 2017

3. Skala Pengukuran

Skala pegukuran merupakan cara mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini

skala pengukuran yang digunakan yaitu skala likert. Menurut Sugiyono (2015:93)

Page 66: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Pada skala likert ini peneliti harus

merumuskan sejumlah pernyataan mengenai suatu topik tertentu, dan responden

diminta memilih apakah ia sangat setuju, setuju, ragu-ragu/tidak tahu/netral, tidak

setuju atau sangat tidak setuju (Morissan dalam Prawagis 2016:46). Setiap pilihan

jawaban memiliki nilai atau bobot yang berbeda dan seluruh jawaban responden

dijumlahkan menurut nilai atau bobotnya sehingga menghasilkan suatu skor tunggal

mengenai topik tertentu.

Tabel 4

Kriteria Penilaian Kuesoner

Sum

ber:

Data

olaha

n

penel

iti

(201

7)

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

No Jawaban Keterangan Nilai (bobot)

1 Sangat Setuju SS 5

2 Setuju S 4

3 Ragu-ragu RR 3

4 Tidak Setuju TS 2

5 Sangat Tidak Setuju STS 1

Page 67: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Pengertian populasi menurut Andini dkk (2012:13) populasi adalah totalitas

dari semua objek atau individu yang menarik karakteristik tertentu, jelas dan

lengkap yang akan diteliti (bahan penelitian). Menurut Sugiyono (2015:80)

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari definisi tersebut populasi dalam

penelitian ini adalah Pemilik UMKM yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UKM

kota Malang dengan pengklasifikasian dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 5

Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah

No Kecamatan Fashion Kuliner Handicraft Lain-lain Total

1 Blimbing 5 27 10 15 57

2 Kedung kandang 11 26 4 19 60

3 Klojen 5 24 12 12 53

4 Lowokwaru 7 16 11 28 62

5 Sukun 7 23 6 20 56

Jumlah 35 116 43 94 288

1 Amangtiwi - - - - 232

2 Preman Super - - - - 188

3 APKM - - - - 20

4 AMR - - - - 90

Data Validasi - - - - 288

Data UKM 2015 - - - - 818

Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang (Diolah Peneliti, 2017)

Page 68: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu

yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa

mewakili populasi (Andini dkk, 2012:13) artinya sampel merupakan bagian yang

akan diteliti di dalam populasi, maka dari itu ciri-ciri populasi harus diwakili

dalam sampel.

Dalam penelitian ini menggunakan rumus slovin untuk menentukan jumlah

sampel yang akan diteliti dengan rumus :

Keterangan:

n : Jumlah sampel

N : Jumlah Populasi

e : Kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir sebesar 10%

Perhitungan sampel penelitian :

n = N

1 + N.e2

n = 818 818 818

1 + (818.(0,1)2) 1 + 8,18 9,18

n = 89,106

n = 89 Pemilik UMKM

Page 69: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Dari hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin maka didapatkan

jumlah sampel sebanyak 89,106 dari jumlah tersebut peneliti melakukan

pembulatan sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 89

sampel Pemilik UMKM yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UKM di Kota

Malang.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung

dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan

yang memerlukannya (Misbahuddin dan Hasan, 2013:21), dalam penelitian

ini data primer didapatkan langsung oleh peneliti melalui kuesioner kepada

Wajib Pajak UMKM yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UKM Kota

Malang.

b. Data Sekunder

Menurut Misbahuddin dan Hasan (2013:21) data sekunder adalah data

yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari

sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder yang didapatkan dalam

Page 70: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

penelitian ini diperoleh dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang dengan

jumlah UMKM yang ada di Kota Malang sejumlah 818 UMKM pada tahun

2015.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuisioner

(angket). Kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab

respoden. Menurut Sugiyono (2015:142) merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab. Kuesioner dalam penelitian ini diajaukan kepada

responden untuk menanggapi atau menjawab pertanyaan yang sudah disusun

terstruktur oleh peneliti sehingga hasil dari tanggapan atau jawaban responden akan

diteliti dan ditarik kesimpulan.

F. Uji Instrumen penelitian

Penelitian yang baik adalah penelitian yang datanya dapat di katakan valid dan

reliabel. Dikatakan bahwa data valid maka harus sesuai dengan yang sebenarnya

sedangkan data apabila dikatan reliabel adalah data yang dapat dipercaya.

1. Uji Validitas

Page 71: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Menurut Arikunto (2006:168) validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahan suatu instrumen. Uji validitas

ini bertujuan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu item pertanyaan. Dalam

pengujian validitas peneliti menggunakan teknik korelasi Pearson product

moment, Pearson Product Moment adalah teknik korelasi tiap skor item

pertanyaan dengan skor total, kemudian hasilnya dibandingkan dengan taraf

signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05. Suatu instrumen penelitian dikatakan valid

apabila nilai signifikansinya < atau sama dengan 0,05. Pengujian validitas yang

dilakukan dalam penelitian ini melalui program spss versi 23 dengan

menggunakan korelasi Pearson Product Moment didapatkan hasl sebagai

berikut:

Tabel 6

Page 72: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Hasil Uji Validitas Variabel

Sumber: Data primer olahan peneliti (2017)

Hasil dari tabel di atas menunjukan bahwa koefesien validitas indicator

variabel lebih besar dari 5% atau 0,05 artinya tiap-tiap indikator adalah valid dan

dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator tersebut dapat digunakan untuk

mengukur variabel penelitian.

2. Uji Reabilitas

Menurut Ghozali (2006:45) berpendapat bahwa reabilitas adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan alat pengukuran konstruk atau

variabel. Uji realibilitas ini dilakukan dalam hal untuk menguji apakah dari setiap

butir pertanyaan yang ada pada kuesioner tersbut konsisten dan dapat dipercaya.

Variabel Item R Sig. Keterangan

Pemahaman Asas

Keadilan X1

X1.1 0,869 0,00 Valid

X1.2 0,897 0,00 Valid

X1.3 0,881 0,00 Valid

Pemahaman Asas

Kepastian Hukum X2

X2.1 0,895 0,00 Valid

X2.2 0,964 0,00 Valid

X2.3 0,963 0,00 Valid

Pemahaman Asas

Ketepatan waktu X3

X3.1 0,881 0,00 Valid

X3.2 0,940 0,00 Valid

X3.3 0,965 0,00 Valid

Pemahaman Asas

efesiensi Ekonomi X4

X4.1 0,910 0,00 Valid

X4.2 0,926 0,00 Valid

X4.3 0,931 0,00 Valid

Motivasi

Membayar Pajak

Y

Y1 0,927 0,00 Valid

Y2 0,878 0,00 Valid

Y3 0,865 0,00 Valid

Y4 0,929 0,00 Valid

Y5 0,931 0,00 Valid

Page 73: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Instrumen yang realiabel menunjukan data yang didapat juga dapat dipercaya.

Dalam uji realibilitas dapat dilakukan dengan rumus Alpha Cronbach karena

digunakan untuk menghitung realibilitas suatu sikap atau perilaku. Data dapat

dikatan realiabel jika perhitungan Alpha Crobach menunjukan hasil lebih besar

atau sama dengan 0,6. Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :

α = [

] [

]

Keterangan:

α = reliabilitas konsumen

k = banyaknya butir pertanyaan

Σσb2 = jumlah butir varians

σt2 = varians total

Pengujian realibilitas yang dilakukan melalui program SPSS versi 23

dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach didapatkan hasil sebagai:

Tabel 7

Hasil Uji Realiabilitas Variabel

No Variabel Alpha Cronbach Keterangan

1 Pemahaman Asas Keadilan (X1) 0,8528 Reliabel

2 Pemahaman Asas Kepastian Hukum (X2) 0,9315 Reliabel

3 Pemahaman Asas Ketepatan Waktu (X3) 0,9194 Reliabel

4 Pemahaman Asas Efesiensi Ekonomi (X4) 0,9105 Reliabel

5. Motivasi Membayar Pajak (Y) 0,9430 Reliabel

Sumber: Data primer olahan peneliti (2017)

Page 74: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai Alpha Cronbach untuk variabel X1, X2,

X3, X4 dan Y telah melebihi dari 0,6 dari teori yang telah disebutkan sebelumnya

jika Alpha Cronbach melebihi 0,6 maka variabel dapat dikatakan reliable.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi (Sugiyono, 2015:147). Tujuan dari analisis deskriptif

yaitu memberikan penjelasan tentang variabel-variabel penelitian untuk

mengetahui distribusi frekuensi dari tiap masing-masing variabel penelitian.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji ini harus dilakukan sebelum menggunakan teknik analisis linier

berganda. Pengujian ini dimaksudkan dengan tujuan agar mengetahui model

regresi linier berganda yang ada di penelitian ini terbebas dari asumsi klasik

statistik dan untuk mengetahui bahwa faktor pengganggu dalam penelitian ini

berada pada batas yang normal. Pengujian asumsi klasik ini melalui uji

normalitas, uji heteroskedastistas dan uji multikolonieritas.

Page 75: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

a. Uji Normalitas

Menurut Siregar (2014:54) tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap

serangkaian data adalah untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi

normal atau tidak. Metode dalam penelitian ini yang di gunakan untuk

menguji normalitas menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Pengujian ini

dilakukan dengan cara membandingkan distribusi kumulatif teoritis dengan

distribusi kumulatif relatif hasil observasi. data distribusi dinyatakan normal

apabila signifikan lebih besar dari 5% atau 0,05.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji model persamaan

penelitian mengandung kolerasi yang tinggi atau sempurna antar variabel

bebas, atau singkatnya untuk menguji apakah dalam persamaan regresi

ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas. Dalam pengujian ini

dilakukan dengan analisis nilai toleransi dan variance inflation factor. Jika

nilai toleransi > 0,1 atau jika VIF < 10 maka bisa dikatakan tidak terjadi

masalah multikolonieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari suatu residual satu pengamatan ke

pengamatan lain (Ghozali dalam Prawagis, 2016: ). Menurut Sunyoto dalam

Page 76: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Y=a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b.X + b4X4

Dewi (2016:81) mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas di dalam model

regresi dapat menggunakan beberapa cara, salah satunya dengan Grafik Plot.

Hasil dari pengujian dengan menggunakan grafik plot dapat dilihat dari ada

tidaknya pola tertentu dalam grafik scatterplot. Jika titik-titik menyebar

diatas ataupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dinyatakan tidak

terjadi heteroskesdastisitas.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda merupakan teknik yang digunakan dalam

menganalisis pengaruh dua atau lebih variabel bebas dengan satu variabel terikat

(Riduwan, 2012:155). Dalam penelitian ini variabel independen adalah asas

keadilan, asas kepastian hukum, asas ketepatan waktu dan asas efesiensi ekonomi

sedangkan variabel dependen yaitu Motivasi Membayar Pajak. Rumus analisis

regresi linier berganda sebagai berikut

Keterangan :

Y = variabel terikat

a = konstanta

b = koefisien regresi untuk variabel bebas

X1 = pemahaman asas keadilan

X2 = pemahaman asas kepastian hukum

X3 = pemahaman asas ketepatan waktu

X4 = pemahaman efesiensi ekonomi

Page 77: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

4. Uji Hipotesis

a. Koefesien Determinasi (R2)

Untuk menilai seberapa besar prosentase yang diberikan dari variabel

independen secara parsial terhadap motivasi membayar pajak sebagai

variabel terikat dapat dilihat dari besaran koefisien determinasi (R2).

Besarnya R2 menjelaskan sebesar apa variabel bebas yang digunakan dapat

menjelaskan variabel terikatnya. Rumus yang dapat digunakan dalam

penelitian ini menurut Prayitno (2010: 66) adalah:

R² =

Keterangan:

R² = Koefisien determinasi berganda

Y = Variabel terikat

X = Variabel bebas

b = Koefisien regresi linier.

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji t di lakukan untuk membandingkan antara nilai thitung dengan ttabel

dimana ttabel didapatkan dengan cara menentukan tingkat sig 0,05 dan

Page 78: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

menghitung nilai degree of freedom. Rumus yang dapat di gunakan untuk

mengitung thitung yaitu :

T = bi

SEbi

Hipotesis dalam penelitian ini di lakukan dengan pengujian sebagai berikut:

1. Jika nilai thitung > ttabel maka Ha diterima

2. Jika nilai thitung < ttabel maka Ha ditolak

Pengujian parsial di lakukan dengan cara membandingkan probabilitas t

dengan (α=0,05), yaitu:

1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas

Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka H0 di terima dan Ha di tolak, artinya tidak

signifikan.

2. Jika probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau [0,05 ≥ Sig], maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

c. Uji Simultan (Uji F)

Uji statistif F menunjukkan apakah dua varians sampel berbeda satu

sama lain atau dari populasi yang sama. Uji F bertujuan untuk menguji

variabel – variabel independen secara bersama – sama terhadap variabel

dependen, dengan rumus sebagai berikut (Riduwan dan Kuncoro,

2008:117):

Page 79: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

F = ( n – k – 1 ) R2

yx k

k ( 1 – R2

yx k )

Keterangan :

F = pengujian secara simultan

n = jumlah sampel

k = jumlah variabel eksogen

R2

yx k = R Square

Dasar untuk menetapkan suatu hipotesis diterima atau ditolak adalah

sebagai berikut :

1. Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 ditolak artinya signifikan

2. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima artinya tidak signifikan

Dengan taraf signifikan (α) = 0,05

Kaidah pengujian signifikansi: Program SPSS:

1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka H0 diterima dan Ha ditolak,

artinya tidak signifikan.

Jika probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥

Sig], maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Page 80: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Kota malang

Kota malang merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena

potensi alam dan iklim yang dimiliki. Kota Malang terletak ditengah-tengah

wilayah kabupaten malang. Secara astronomis Kota Malang Terletak pada posisi

112.06⁰-112.07⁰ Bujur Timur, 7.06⁰-8.02 Lintang Selatan dengan batas wilayah

sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kec. Singosari dan Kec. Karangploso Kab.

Malang

b. Sebelah Timur : Kec. Pakis dan Kec. Tumpang Kab.

Malang

c. Sebelah Selatan : kec. Tajinan dan Kec. Pakisaji kab. Malang

d. Sebelah Barat : Kec. Wagir dan Kec. Dau kab. Malang

Luas wilayah Kota Malang adalah 110,06 km2 dan terbagi dalam lima

wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Kedungkandang, Kecamatan Sukun,

Kecamatan Klojen, Kecamatan Blimbing dan Kecamatan Lowokwaru. Kota

malang memiliki ketinggian antara 440-667 meter di atas permukaan air laut.

Page 81: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Kota malang diapit oleh beberapa pegunungan, barisan Gunung Kawi dan

Panderman, Gunung Arjuno dan Gunung Semeru. Sungai yang mengalir di

wilayah Kota Malang adalah Sungai Brantas, Sungai Amprong dan Sungai

bango.

a. Sejarah Pemerintahan Kota Malang

Gambar 3 Sejarah Pemerintahan Kota Malang

Sumber : Data olahan peneliti (2017)

2. Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang

Dinas Koperasi dan UKM di kota malang didirikan pada tahun 2005 yang

sebelumnya menyatu dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang.

Kerajaan yang

berpusat di wilayah

dinoyo dengan

rajanya Gajayana

Kompeni

memasuki

Kota

1767 1821

Pemerintah Belanda

Dipusatkan disekitar

kali Brantas

1824 Malang

mempunyai

Asisten

residen

1882

Memulai

membangun kota

dan membangun

alun-alun

1914 1 april

Ditetapkan

sebagai

Kotapraja

8 Maret Malang

diduduki Jepang

21 September

Malang masuk

Wilayah Republik

Indonesia

1942 1945

22 Juli Malang

Diduduki

Belanda

1947

2 Maret Pemerintah

RI kembali

memasuki Kota

Malang

1947 2001 1 Januari menjadi

Pemerintah Kota

Malang

Page 82: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Tugas dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang membenahi masalah

industri dan masalah terkait Perdagangan di Kota Malang. Seiring berjalannya

waktu Koperasi dan UKM Kota Malang dipecah atau menjadi berdiri sendiri

dengan tidak di bawah naungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Malang. Tujuan dari pendirian Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang ialah agar

fokus dengan Usaha Kecil dan Menengah Kota Malang yang dan dapat

meningkatkan jumlah UMKM yang ada di Kota Malang sehingga Predaran

domestic Bruto menambah.

a. Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang

1) Visi

Terwujudnya koperasi dan UKM sebagai lembaga usaha yang sehat,

berdaya saing tangguh dan mandiri

2) Misi

I. Meningkatkan kualitas dan kuantitas koperasi

II. Memberdayakan UKM sebagai pelaku ekonomi yang memiliki

daya saing

b. Struktur Organisasi

Gambar 4 : Struktur Organisasi

Sumber : www.dinkop.malangkota.go.id.com (2017)

Page 83: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

B. Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Pemilik UMKM yang terdaftar di Dinas

Koperasi dan UKM Kota Malang yang berjumlah 89 responden. Gambaran umum

responden diklasifikasikan menurut jenis UMKM responden, Predaran Bruto usaha

responden, tingkat pendidikan responden, jenis kelamin responden dan jabatan

responden. Gambaran umum responden pemilik UMKM di Dinas Koperasi dan

UKM Kota Malang sebagai berikut:

1. Jenis UMKM Responden

Jenis UMKM dibedakan menjadi empat yaitu Fashion, Kuliner, Handicraft

dan Lain-lain. Berikut tabel gambaran jawaban responden mengenai jenis usaha

UMKM:

Tabel 8. Distribusi Responden UMKM Di Kota Malang Berdasarkan Jenis

UMKM Responden

Jenis UMKM Jumlah Responden Presentase

Fashion 16 18%

Kuliner 30 34%

Handicraft 19 21%

Lain-lain 24 27%

Total 89 100%

Sumber: Data Primer diolah peneliti, 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini dari 89

responden diketahui jumlah responden dengan jenis UMKM dibidang Fashion

sebanyak 16 responden dengan presentase 18%, jenis UMKM dibidang kuliner

terdapat 30 responden dengan presentase 34%, sedangkan jenis UMKM dibidang

Page 84: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

handicraft terdapat 19 responden dengan presentase 21% dan dibidang Lain-lain

terdapat 24 responden dengan presentase 27%. Jika dilihat dari jenis UMKM,

maka UMKM yang berada di Kota Malang didominasi oleh jenis UMKM

dibidang kuliner.

Gambar 5. Distribusi Responden UMKM Kota Malang Berdasarkan

Jenis Usaha UMKM

Sumber: Data olahan peneliti, 2017

2. Predaran Bruto Responden

Berikut adalah hasil penyebaran kuesioner menunjukan data responden

berdasarkan predaran bruto responden selama setahun:

Tabel 9. Distribusi UMKM Di Kota Malang Berdasarkan Predaran

BrutoResponden Dalam Setahun

Sumber : Data primer diolah peneliti, 2017 (Lampiran)

Peredaran Bruto Di Bawah Rp.

4,8 M Dalam Setahun Jumlah Responden Presentase

Ya 89 100%

Tidak 0 0%

Total 89 100%

18%

34% 21%

27%

Jenis UMKM

Fashion

Kuliner

Handicraft

Lain-Lain

Page 85: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui 89 UMKM memiliki peredaran

bruto dibawah Rp. 48M dalam setahun dari jumlah 89 responden. jadi seluruh

responden UMKM yang berada di Kota Malang didominasi oleh UMKM yang

memiliki peredaran bruto di bawah Rp. 4,8M dalam setahun.

Gambar 6. Distribusi UMKM Di Kota Malang Berdasarkan Peredaran Bruto

Di Bawah Rp. 4,8 M Dalam Setahun

Sumber : Data olahan Peneliti (2017)

3. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden dan Jenis Kelamin

Tingkat pendidikan terakhir responden dibedakan menjadi 4 yaitu

SMA/SMK, Diploma, Sarjana dan Lainnya sedangkan pada jenis kelamis

responden dibagi menjadi 2 yaitu Laki-laki dan perempuan, berikut hasil

penyebaran kuesioner dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini :

Peredaran Bruto Di Bawah Rp. 4,8M Dalam Setahun

Ya

Tidak

Page 86: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Tabel 10. Distribusi Responden UMKM Di Kota Malang Berdasarkan

Tingkat Pendidikan Terakhir Dan Jenis Kelamin

Jenis

Kelamin

Pendidikan Terakhir Total

SMA/SMK Diploma Sarjana Lainnya

Laki-laki 24 (27%) 5 (6%) 10 (11%) 2 (2%) 41

Perempuan 22 (25%) 5 (6%) 16 (18%) 5 (6%) 48

Total 46 (52%) 10 (11%) 16 (18%) 7 (8%) 89

Sumber: Data primer diolah peneliti, 2017

Berdasarkan tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini dari

89 responden diketahui laki-laki dengan tingkat pendidikan terakhir SMA/SMK

berjumlah 24 responden dengan presentase 27%, sedangkan pada tingkat

pendidikan terakhir diploma pada pada jenis berkelamin laki-laki sebanyak 5

responden dengan presentasi 6%, pada tingkat sarjana responden laki-laki

sebanyak 10 dengan tingkat presentase 11% dan pada tingkat lainnya yaitu

sebanyak 2 responden laki-laki dengan presentase 2%. Pada jenis kelamin

perempuan dengan tingkat pendidikan terakhir SMA/SMK sebanyak 22

responden dengan presentase 25%, pada tingkat pendidikan diploma jenis

kelamin perempuan sebanyak 5 responden dengan presentase 6% sedangkan

pada tingkat sarjana pendidikan terakhir berjenis perempuan terdapat 16

responden dengan presentase 18% dan yang terakhir pada tingkat pendidikan

terakhir dengan kategori lainnya terdapat 5 responden dengan presentase 6%.

Page 87: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

4. Jabatan Responden

Jabatan adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab,

wewenang dan hak seorang pegawai dalam rangka suatu satuan organisasi,

jabatan dalam suatu organisasi atau perusahaan diatur sesuai kebutuhan

organisasi atau perusahaan masing-masing. Jabatan yang ada di berbagai jenis

UMKM yang ada di Kota Malang yang menangani perpajakan ialah Pemilik

UMKM tersebut. Berikut tabel gambaran responden mengenai jabatan

responden:

Tabel 11. Distribusi Responden UMKM Di Kota Malang Berdasarkan

Jabatan Responden

Jabatan Jumlah Responden Presentase

Pemilik 89 100%

Sumber: data primer olahan peneliti, 2017 (Lampiran)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dalam penelitian dari 89

responden diketahui sebanyak 89 responden menjabat sebagai pemelik tokon

dengan presentase sebesar 100% maka dapat disimpulkan dari penyebaran

kuesioner yang dilakukan oleh peneliti didominasi oleh para pemilik toko.

100%

Jabatan Responden

Pemilik

Page 88: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Gambar 7. Distribusi UMKM Di Kota Malang Berdasarkan Jabatan Responden

Sumber : Data olahan Peneliti (2017)

C. Analisis Data Hasil Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Hasil dari penyebaran kuesioner kepada 89 responden makan dideskripsikan

variabel-variabelnya yaitu variabel Pemahaman Asas Keadilan (X1), Pemahaman

Asas Kepastian Hukum (X2), Pemahaman Asas Ketepatan Waktu (X3),

Pemahaman Asas Ketepatan Waktu (X4) masing- masing variabel bebas

menggunakan 3 pernyataan dan variabel terikat motivasi membayar pajak (Y)

menggunakan 5 Pernyataan. Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala

Likert sebagai berikut :

I. Sangat Setuju dengan skor 5

II. Setuju dengan skor 4

III. Ragu-ragu dengan skor 3

IV. Tidak Setuju dengan skor 2

V. Sangat Tidak Setuju dengan skor 1

Dari skala pengukuran di atas maka dapat ditentukan besarnya kelas

(interval) dengan menggunakan rumus struges menurut Supranto (2000:64) :

C=Xn-X1

k

Page 89: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Keterangan : C = Perkiraan Besarnya (class width, class size, class length)

k = banyaknya kelas

Xn = nilai observasi terbesar

X1 = nilai observasi terkecil

Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus tersebut, maka diperoleh nilai

interval kelas pada skala liker sebagai berikut:

Tabel 12 Nilai Interval Kelas

No Jawaban Skor Interval

Kelas

Keterangan

1 Sangat Setuju 5 >4,2-5 Sangat Memahami/sangat tinggi

2 Setuju 4 >3,4-4,2 Memahami/tinggi

3 Ragu-Ragu 3 >2,6-3,4 Cukup Memahami/cukup tinggi

4 Tidak Setuju 2 >1,8-2,6 Tidak Memahami/ rendah

5 Sangat Tidak Setuju 1 >1-1,8 Sangat tidak Memahami/sangat rendah

Sumber: Data olahan peneliti (2017)

a. Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Asas keadilan (X1)

Variabel Pemahaman Asas Keadilan memiliki tiga pernyataan yang

diajukan kepada responden. Jawaban responden disajikan dalam tabel

berikut:

C=5-1

5

=0,8

Page 90: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Tabel 13 Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Asas Keadilan (X1)

Sumber: Data primer diolah peneliti, 2017

Keterangan:

X1.1 : Wajib pajak memahami bahwa pengusaha UMKM dengan

keadaan yang sama dikenakan tarif pajak yang sama pula.

X1.2 : Wajib pajak memahami terkait pajak yang dibayarkan tidak

mengenal negosiasi.

X1.3 : Wajib pajak mengerti bahwa pajak yang dikenakan yaitu dari

pendapatan kotor.

Berdasarkan tabel diatas distribusi frekuensi variabel Pemahaman

Asas Keadilan (X1) dapat dilihat bahwa yang menjawab item X1.1 yaitu

Wajib pajak memahami bahwa pengusaha UMKM dengan keadaan yang

sama dikenakan tarif pajak yang sama pula, adalah sebesar 3 responden (3%)

yang menjawab sangat tidak setuju, 29 responden (32%) menjawab tidak

setuju , 11 responden (12%) yang menjawab ragu-ragu, 44 responden (50%)

yang menjawab setuju dan terdapat 2 responden (2%) yang menjawab sangat

setuju. Pada item X1.2 yaitu wajib pajak memahami terkait pajak yang

dibayarkan tidak mengenal kompromi, adalah sebesar 3 responden (3%)

yang menjawab sangat tidak setuju, 17 responden (19%) yang menjawab

tidak setuju, 23 responden (26%) yang menjawab ragu-ragu, 44 responden

Item

Jawaban responden Total Mean

STS TS RR S SS

f % f % f % f % f % f %

X1.1 3 3 29 32 11 12 44 50 2 2 89 100 3,1

X1.2 3 3 17 19 23 26 44 50 2 2 89 100 3,3

X1.3 7 8 20 22 15 17 45 51 2 2 89 100 3,2

Mean Keseluruhan 89 100 3,2

Page 91: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

(50%) yang menjawab setuju dan 2 responden (2%) yang menjawab sangat

setuju. Pada item X1.3 yaitu Wajib pajak mengerti bahwa pajak yang

dikenakan yaitu dari pendapatan kotor, adalah sebesar 7 responden (8%)

yang menjawab sangat tidak setuju, 20 responden (22%) yang menjawab

tidak setuju, 15 responden (17%) yang menjawab ragu-ragu, 45 responden

(51%) yang menjawab setuju dan 2 responden (2%) yang menjawab sangat

setuju. Pada variabel di atas dapat diketahui bahwah mean keseluruhan

sebesar 3,2, hal tersebut dinyatakan bahwa variabel diatas dinyatakan pada

interval >2,6-3,4 dengan kategori cukup baik. Maka dapat disimpulkan

bahwa pada asas keadilan para wajib pajak UMKM cukup memahami pada

Asas Keadilan.

b. Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Asas Kepastian Hukum

(X2)

Variabel Pemahaman Asas Kepastian Hukum ialah menjelaskan tentang

bapakah wajib pajak memahami tentang tarif pajak yang berlaku untuk

UMKM, subjek pajak UMKM dan objek UMKM dalam variabel Asas

Kepastian Hukum terdapat terdapat 3 pernyataan. Tabel dibawah ini disajikan

jawabn responden sebagai berikut:

Page 92: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Tabel 14 Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Asas Kepastian Hukum

(X2)

Sumber: Data primer diolah peneliti, 2017

Keterangan :

X2.1 : Wajib pajak memahami tarif yang dikenakan untuk pajak

UMKM adalah 1%

X2.2 : Wajib Pajak memahami terkait subyek pajak pada Peraturan

Pemerintah Nomor. 46 Tahun 2013

X2.3 : Wajib Pajak memahami obyek pajak yang ada pada Peraturan

Pemerintah Nomor 46 tahun 2013

Berdasarkan tabel di atas distribusi frekuensi variabel Pemahaman

Asas Kepastian Hukum (X2) dapat dilihat bahwa yang menjawab item X2.1

yaitu Wajib pajak memahami tarif yang dikenakan untuk pajak UMKM

adalah 1%, adalah sebesar 1 responden (1,%) yang menjawab sangat tidak

setuju, 19 responden (21%) menjawab tidak setuju , 19 responden (21%)

yang menjawab ragu-ragu, 46 responden (52%) yang menjawab setuju dan

terdapat 4 responden (5%) yang menjawab sangat setuju. Pada item X2.2

yaitu Wajib Pajak memahami terkait subyek pajak pada Peraturan

Pemerintah Nomor. 46 Tahun 2013, adalah sebesar 2 responden (2%) yang

menjawab sangat tidak setuju, 14 responden (16%) yang menjawab tidak

setuju, 28 responden (31%) yang menjawab ragu-ragu, 43 responden (49%)

Item

Jawaban responden Total Mean

STS TS RR S SS

f % f % f % f % f % f %

X2.1 1 1 19 21 19 21 46 52 4 5 89 100 3,4

X2.2 2 2 14 16 28 31 43 49 2 2 89 100 3,3

X2.3 4 5 11 12 30 34 41 46 3 3 89 100 3,3

Mean Keseluruhan 89 100 3,3

Page 93: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

yang menjawab setuju dan 2 responden (2%) yang menjawab sangat setuju.

Pada item X2.3 yaitu Wajib Pajak memahami obyek pajak yang ada pada

Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013, adalah sebesar 4 responden

(5%) yang menjawab sangat tidak setuju, 11 responden (12%) yang

menjawab tidak setuju, 30 responden (34%) yang menjawab ragu-ragu, 41

responden (46%) yang menjawab setuju dan 3 responden (3%) yang

menjawab sangat setuju. Pada variabel asas kepastian hukum diketahui mean

keseluruhan 3,4 terletak pada interval >2,6-3,4 dengan kategori cukup

memahami. Maka dapat disimpulkan bahwa pada variabel asas kepastian

hukum para wajib pajak UMKM yang berada di kota malang sudah cukup

memahami atas asas kepastian hukum.

c. Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Asas Ketepatan Waktu

(X3)

Didalam variabel Pemahaman Ketepatan Waktu terdapat tiga pertanyaan

yang diberikan kepada responden. Dalam tabel dibawah ini disajikan jawaban

responden yaitu sebagai berikut:

Tabel 15 Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Asas Ketepatan Waktu (X3)

Item

Jawaban responden Total Mean

STS TS RR S SS

f % f % f % f % f % f %

X3.1 3 3 12 14 16 18 56 63 2 2 89 100 3,5

Page 94: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Sumber: Data primer diolah peneliti, 2017

Keterangan:

X3.1 : Wajib pajak memahami bahwa pajak dipungut pada saat

penutupan buku diakhir bulan

X3.2 : Wajib pajak memahami bahwa penghitungan pajak dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 dapat dilakukan

dengan mudah

X3.3 : Wajib pajak memahami bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 46

Tahun 2013 memudahkan penyetoran pajak penghasilan terutang

Berdasarkan tabel di atas distribusi frekuensi variabel Pemahaman

Asas Ketepatan Waktu (X3) dapat dilihat bahwa yang menjawab item X3.1

yaitu Wajib pajak memahami bahwa pajak dipungut pada saat penutupan

buku diakhir bulan, adalah sebesar 3 responden (3%) yang menjawab sangat

tidak setuju, 12 responden (14%) menjawab tidak setuju , 16 responden

(18%) yang menjawab ragu-ragu, 56 responden (63) yang menjawab setuju

dan terdapat 2 responden (2%) yang menjawab sangat setuju. Pada item X3.2

yaitu Wajib pajak memahami bahwa penghitungan pajak dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 dapat dilakukan dengan mudah, adalah

sebesar 2 responden (2%) yang menjawab sangat tidak setuju, 8 responden

(9%) yang menjawab tidak setuju, 30 responden (34%) yang menjawab

ragu-ragu, 44 responden (50%) yang menjawab setuju dan 5 responden (6%)

yang menjawab sangat setuju. Pada item X3.3 yaitu Wajib pajak memahami

X3.2 2 2 8 9 30 34 44 50 5 6 89 100 3,5

X3.3 2 2 7 8 28 31 48 54 4 5 89 100 3,5

Mean Keseluruhan 89 100 3,5

Page 95: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 memudahkan penyetoran

pajak penghasilan terutang, adalah sebesar 2 responden (2%) yang

menjawab sangat tidak setuju, 7 responden (8%) yang menjawab tidak

setuju, 28 responden (31%) yang menjawab ragu-ragu, 48 responden

(53,93%) yang menjawab setuju dan 4 responden (5%) yang menjawab

sangat setuju. Pada item ini dapat diketahui bahwa mean keseluruhan 3,5

terletak pada interval >3,4-4,2 dengan kategori memahami. Maka dapat

disimpulkan bahwa pemahaman wajib pajak UMKM sudah memahami

tentang atas ketepatan waktu.

d. Distribusi Frekuensi Variabel Asas Efesiensi Ekonomi (X4)

Didalam variabel Pemahaman Efesiensi Ekonomi terdapat tiga

pernyataan yang diberikan kepada responden. Dalam tabel dibawah ini

disajikan jawaban responden yaitu sebagai berikut:

Tabel 16 Distribusi Frekuensi Variabel Pemahaman Asas Efesiensi Ekonomi

(X4)

Sumber: Data primer diolah peneliti, 2017

Keterangan:

Item

Jawaban responden Total Mean

STS TS RR S SS

f % f % f % f % f % f %

X4.1 2 2 13 15 19 21 53 60 2 2 89 100 3,4

X4.2 2 2 13 15 28 31 44 50 2 2 89 100 3,3

X4.3 2 2 8 9 32 36 43 49 4 5 89 100 3,4

Mean Keseluruhan 89 100 3,4

Page 96: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

X4.1 : Wajib pajak memahami dan merasakan merasakan bahwa

pembayaran pajak tidak memerlukan banyak biaya

X4.2 : Wajib pajak memahami Pelaksanaan pajak final dapat

mengurangi biaya administratif dalam penghitungan pajak

terutang sektor usaha saya

X4.3 : Wajib pajak memahami Pelaksanaan pajak final dapat

mengurangi biaya administratif dalam penyetoran pajak terutang

sektor usaha saya

Berdasarkan tabel diatas distribusi frekuensi variabel Pemahaman

Asas Efesiensi Ekonomi (X4) dapat dilihat bahwa yang menjawab item X4.1

yaitu Wajib pajak memahami dan merasakan merasakan bahwa pembayaran

pajak tidak memerlukan banyak biaya, adalah sebesar 2 responden (2%)

yang menjawab sangat tidak setuju, 13 responden (15%) menjawab tidak

setuju, 19 responden (21%) yang menjawab ragu-ragu, 53 responden (60%)

yang menjawab setuju dan terdapat 2 responden (2%) yang menjawab sangat

setuju. Pada item X4.2 yaitu Wajib pajak memahami Pelaksanaan pajak final

dapat mengurangi biaya administratif dalam penghitungan pajak terutang

sektor usaha saya, adalah sebesar 2 responden (2%) yang menjawab sangat

tidak setuju, 13 responden (15%) yang menjawab tidak setuju, 28 responden

(31%) yang menjawab ragu-ragu, 44 responden (50%) yang menjawab

setuju dan 2 responden (2%) yang menjawab sangat setuju. Pada item X4.3

yaitu Wajib pajak memahami Pelaksanaan pajak final dapat mengurangi

biaya administratif dalam penyetoran pajak terutang sektor usaha saya,

adalah sebesar 2 responden (2%) yang menjawab sangat tidak setuju, 8

Page 97: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

responden (9%) yang menjawab tidak setuju, 32 responden (36%) yang

menjawab ragu-ragu, 43 responden (49%) yang menjawab setuju dan 4

responden (5%) yang menjawab sangat setuju. Pada variabel efesiensi

ekonomi terdapat mean keseluruhan sebesar 3,4 terletak pada interval >2,6-

3,4 dengan kategori cukup memahami. Maka dapat disimpulkan bahwah

pemahaman wajib pajak UMKM di kota malang sudah cukup memahami

atas asas efesiensi ekonomi.

e. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Membayar Pajak (Y)

Variabel Motivasi Membayar Pajak adalah Variabel Terikat dalam

penelitian ini. Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk

menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas. Variabel Motivasi

membayar pajak terdapat 5 pernyataan yang dijawab oleh responden yang

disajikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 17 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Membayar Pajak (Y)

Sumber: Data primer diolah peneliti, 2017

Item

Jawaban Responden Total

Mean STS TS RR S SS

f % f % f % f % f % f %

Y1 2 2 5 6 7 8 54 61 21 24 89 100 4,0

Y2 2 2 0 0 4 5 62 70 21 24 89 100 4,1

Y3 9 10 14 16 15 17 44 50 7 8 89 100 3,3

Y4 4 5 5 6 13 15 52 58 15 17 89 100 3,8

Y5 3 3 6 7 11 12 59 66 10 11 89 100 3,8

Mean Keseluruhan 89 100 3,8

Page 98: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Keterangan:

Y1 : Wajib Pajak membayar pajak karena ingin mengabdi kepada

negara

Y2 : Wajib pajak membayar pajak karena kewajiban saya sebagai

warga negara yang taat pajak

Y3 : Wajib pajak membayar pajak karena selama ini menikmati

fasilitas yang memadai

Y4 : wajib pajak membayar pajak bertujuan untuk membantu

pemerintah dalam mengatasi kemiskinan

Y5 : Wajib pajak membayar pajak karena mengetahui adanya berbagai

manfaat dalam membayar pajak

Berdasarkan tabel di atas distribusi frekuensi variabel Motivasi

Membayar Pajak (Y) dapat dilihat bahwa yang menjawab item Y.1 yaitu

Wajib Pajak membayar pajak karena ingin mengabdi kepada negara, adalah

sebesar 2 responden (2%) yang menjawab sangat tidak setuju, 5 responden

(6%) menjawab tidak setuju , 7 responden (8%) yang menjawab ragu-ragu,

54 responden (61%) yang menjawab setuju dan terdapat 21 responden (24%)

yang menjawab sangat setuju. Pada item Y2 yaitu Wajib pajak membayar

pajak karena kewajiban saya sebagai warga negara yang taat pajak, adalah

sebesar 2 responden (2%) yang menjawab sangat tidak setuju, 0 responden

(0%) yang menjawab tidak setuju, 4 responden (5%) yang menjawab ragu-

ragu, 62 responden (70%) yang menjawab setuju dan 21 responden (24%)

yang menjawab sangat setuju. Pada item Y.3 yaitu Wajib pajak membayar

pajak karena selama ini menikmati fasilitas yang memadai, adalah sebesar 9

responden (10%) yang menjawab sangat tidak setuju, 14 responden (16%)

Page 99: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

yang menjawab tidak setuju, 15 responden (17%) yang menjawab ragu-ragu,

44 responden (50%) yang menjawab setuju dan 7 responden (8%) yang

menjawab sangat setuju.

Pada item Y4 yaitu wajib pajak membayar pajak bertujuan untuk

membantu pemerintah dalam mengatasi kemiskinan, adalah sebesar 4

responden (5%) yang menjawab sangat tidak setuju, 5 responden (5%) yang

menjawab tidak setuju, 13 responden (15%) yang menjawab ragu-ragu, 52

responden (58%) yang menjawab setuju dan 15 responden (17%) yang

menjawab sangat setuju. Sedangkan pada item Y5 yaitu Wajib pajak

membayar pajak karena mengetahui adanya berbagai manfaat dalam

membayar pajak, adalah sebesar 3 responden (3%) yang menjawab sangat

tidak setuju, 6 responden (7%) yang menjawab tidak setuju, 11 responden

(12%) yang menjawab ragu-ragu, 59 responden (66%) yang menjawab

setuju dan 10 responden (11%) yang menjawab sangat setuju. Pada variabel

motivasi membayar pajak terdapat mean keseluruhan sebesar 3,8 pada angka

ini terletak diinterval >3,4-4,2 dengan kategori tinggi. Maka dapat

disimpulkan bahwa motivasi wajib pajak UMKM dikota malang untuk

membayar pajaknya tingi.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Page 100: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi

normal atau tidak. Metode dalam penelitian ini yang digunakan untuk

menguji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Pengujian ini

dilakukan dengan cara membandingkan distribusi kumulatif teoritis dengan

distribuso kumulatif relative hasil observasi. Data distribusi dinyatakan

normal apabila signifikan lebih besar dari 0,05. Pada tabel di bawah ini

disajikan hasil pengujian normalitas, yaitu sebagai berikut:

Tabel 18. Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data primer diolah peneliti, 2017

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas yang dilakukan, didapatkan

nilai signifikan Pemahaman Asas Keadilan (X1) 0,640, Pemahaman Asas

Kepastian Hukum (X2) 0.995, Pemahaman Asas Ketepatan Waktu (X3) 0,790,

Pemahaman Asas Efesiensi Ekonomi sebesar 0,991 sedangkan variabel

Motivasi Membayar Pajak didapatkan nilai signifikan sebesar 0,624. Dari

nilai signifikan beberapa variabel di atas telah memenuhi syarat dari uji

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

89 89 89 89 89

9.60 10.01 10.45 10.24 18.92

2.397 2.386 1.913 2.045 3.432

.159 .169 .196 .199 .161

.124 .157 .141 .149 .141

-.159 -.169 -.196 -.199 -.161

.743 .420 .651 .435 .752

.640 .995 .790 .991 .624

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Pemahaman

Asas

Keadilan

Pemahaman

Asas

Kepastian

Hukum

Ketepatan

Waktu

Efisiensi

Ekonomi

Motivasi

Membayar

Pajak

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Page 101: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

normalitas yaitu nilai signifikan lebih besar atau sama dengan 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa nilai residual bersifat normal terpenuhi.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji model persamaan penelitian

mengandung kolerasi yang tinggi atau sempurna anata variabel bebas atau

singkatnya untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan

adanya kolerasi anatar variabel bebas. Dalam pengujian ini dilakukan dengan

analisis nilai toleransi dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai toleransi

> 0,1 atau jika VIF < 10 maka dikatakan tidak terjadi masalah

multikolinieritas. Dalam tabel di bawah ini disajikan hasil pengujian

multikolinieritas sebagai berikut:

Tabel 19. Hasil Uji Multikolonieritas

Sumber: Data primer diolah peneliti, 2017

Coefficientsa

.951 1.051

.961 1.040

.997 1.003

.989 1.011

Pemahaman Asas Keadilan

Pemahaman Asas Kepastian Hukum

Ketepatan Waktu

Efisiensi Ekonomi

Model

1

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Motivasi Membayar Pajaka.

Page 102: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Berdasarkan hasil perhitungan uji multikolinieritas didapatkan hasil nilai

masing masing variabel bebas

1. Toleransi dan VIF sebesar 0.951 dan 1,051 untuk variabel Pemahaman Asas

Keadilan.

2. Toleransi dan VIF sebesar 0,961 dan 1,040 untuk variabel Pemahaman Asas

Kepastian Hukum.

3. Toleransi dan VIF sebesar 0,997 dan 1,003 untuk variabel Pemahaman Asas

Ketepatan Waktu.

4. Toleransi dan VIF sebesar 0.989 dan 1,011untuk variabel Pemahaman

Efesiensi Ekonomi.

Pada hasil pengujian didapat bahwa keseluruhan nilai toleransi > 0,1 dan nilai

VIF < 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas

antara Variabel bebas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi

ketidaksamaan variance dari suatu residual satu pengamatan ke pengamatan

lain. Uji heteroskedastisita menggunakan uji grafik plot dengan cara melihat

dari ada tidaknya pola tertentu dalam grafik scatterplot. Jika titik-titik

menyebar di atas ataupun dibawah angka 0 pada sumbu Y maka dinyatakan

Page 103: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

tidak terjadi heterokesdasititas. Pada gambar dibawah ini disajikan hasil uji

heterokesdastisitas.

Gambar 8. Hasil UJi Heteroskesdastisitas

Sumber: Data primer olahan peneliti, 2017

Dari hasil pengujian tersebut didapat bahwa diagram tampilan

Scatterplot menyebar dan tidak membentuk pola tertentu maka tidak terjadi

heteroskesdastisitas, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat gejala

heteroskesdastisitas.

Dengan terpenuhi seluruh asumsi klasik regresi di atas maka dapat

dikatakan model regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini

sudah dinyatakan layak atau tepat. Sehingga dapat diambil interprestasi dari

hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan.

Scatterplot

Dependent Variable: Motivasi Membayar Pajak

Regression Standardized Predicted Value

3210-1-2-3-4

Reg

ress

ion

Stud

entiz

ed R

esid

ual

3

2

1

0

-1

-2

-3

Page 104: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh antara

variabel bebas, yaitu Pemahaman Asas keadilan (X1), Pemahaman Asas

Kepastian Hukum (X2), Pemahaman Asas Ketepatan Waktu (X3), Pemahaman

Asas Efesiensi Ekonomi (X4) terhadap variabel terikat yaitu motivasi membayar

pajak (Y). dengan menggunakan bantuan SPSS versi 23 didapat model regresi

seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 20 Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

R : 0,534

R Square (R2) : 0,285

Adjusted R Square : 0,251

F hitung : 8,383

Probabilitas F Hitung : 0,000

a. Persamaan Regresi

Persamaan regresi digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan antara

variabek bebas dengan variabel terikat. Berdasarkan pada tabel di atas

didapatkan persamaan regresi sebagai beriku :

Coefficientsa

7.448 2.197 3.390 .001

.062 .138 .043 .446 .657 .195

.396 .148 .276 2.687 .009 .428

.543 .198 .303 2.743 .007 .457

.121 .174 .072 .694 .489 .286

(Constant)

Pemahaman Asas

Keadilan

Pemahaman Asas

Kepastian Hukum

Ketepatan Waktu

Efisiensi Ekonomi

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Zero-order

Correlations

Dependent Variable: Motivasi Membayar Pajaka.

Page 105: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Y= 7,448 = 0,062 X1 + 0,396 X2 + 0,543 X3 + 0,121 X4

dari persamaan di atas dapat diinterprestasikan sebagai berikut:

1. Pada persamaan regresi menghasilkan nilai konstanta sebesar 7,448

dan pertanda positif. Hal ini menunjukan bahwa nilai variabel

pemilihan Motivasi Membayar Pajak (Y) dengan asumsi nilai variabel

Pemahaman Asas Keadilan (X1), Pemahaman Asas Kepastian Hukum

(X2), Pemahaman Asas Ketepatan Waktu (X3), Pemahaman Asas

Efesiensi Ekonomi (X4) adalah nol atau tidak ada.

2. Koefesiensi regresi variabel Pemahaman Asas Keadilan (X1) pada

persamaan sebesar 0,062 dan bertanda positif. Hal ini menunjukan

bahwa Pemahaman Asas Keadilan mempunyai hubungan positif

terhadap motivasi membayar membayar pajak. Hal ini berarti, setiap

terjadi kenaikan Pemahaman Asas Keadilan sebesar 1 satuan, maka

akan berpengaruh terhadap peningkatan variabel Y dengan asumsi

variabel pemahaman asas kepastian hukum (X2), pemahaman asas

ketepatan waktu (X3) dan pemahaman asas efesiensi ekonomi (X4)

tidak mengalami perubahan atau nol. Atau dengan kata lain semakin

tinggi pemahaman asas keadilan maka akan semkain tinggi pula

motivasi membayar pajak.

3. Koefesiensi regresi variabel Pemahaman Asas Kepastian Hukum (X2)

pada persamaan sebesar 0,396 dan bertanda positif. Hal ini

menunjukan bahwa Pemahaman Asas Kepastian Hukum mempunyai

Page 106: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

hubungan positif terhadap motivasi membayar membayar pajak. Hal

ini berarti, setiap terjadi kenaikan Pemahaman Asas Kepastian

Hukum sebesar 1 satuan, maka akan berpengaruh terhadap

peningkatan variabel Y dengan asumsi variabel pemahaman asas

keadilan (X1), pemahaman asas ketepatan waktu (X3) dan pemahaman

asas efesiensi ekonomi (X4) tidak mengalami perubahan atau nol.

Atau dengan kata lain semakin tinggi pemahaman asas kepastian

hukum maka akan semkain tinggi pula motivasi membayar pajak.

4. Koefesiensi regresi variabel Pemahaman Asas Ketepatan Waktu (X3)

pada persamaan sebesar 0,543 dan bertanda positif. Hal ini

menunjukan bahwa Pemahaman Asas Ketepatan Waktu mempunyai

hubungan positif terhadap motivasi membayar membayar pajak. Hal

ini berarti, setiap terjadi kenaikan Pemahaman Asas Ketepatan Waktu

sebesar 1 satuan, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan

variabel Y sebesar 0,543 satuan dengan asumsi variabel pemahaman

asas kepastian keadilan (X1), pemahaman asas kepastian hukum (X2)

dan pemahaman asas efesiensi ekonomi (X4) tidak mengalami

perubahan atau nol. Atau dengan kata lain semakin tinggi pemahaman

asas ketepatan waktu maka akan semkain tinggi pula motivasi

membayar pajak.

5. Koefesiensi regresi variabel Pemahaman Asas efesiensi ekonomi (X1)

pada persamaan sebesar 0,121 dan bertanda positif. Hal ini

Page 107: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

menunjukan bahwa Pemahaman Asas Efesiensi Ekonomi mempunyai

hubungan positif terhadap motivasi membayar membayar pajak. Hal

ini berarti, setiap terjadi kenaikan Pemahaman Asas Efesiensi

Ekonomi sebesar 1 satuan, maka akan berpengaruh terhadap

peningkatan variabel Y dengan asumsi variabel pemahaman asas

keadilan (X1), pemahaman asas kepastian hukuum (X2) dan

pemahaman asas ketepatan waktu (X3) tidak mengalami perubahan

atau nol. Atau dengan kata lain semakin tinggi pemahaman asas

efesiensi ekonomi maka akan semkain tinggi pula motivasi membayar

pajak.

4. Hasil Uji Hipotesis

Model regresi yang telah didapatkan diuji terlebih dahulu baik secara

bersama-sama dan secara parsial. Pengujian model regresi secara bersama-sama

dilakukan dengan menggunakan uji f atau ANOVA dan pengujian model regresi

secara parsial dilakukan dengan uji t.

a. Koefesien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk menganalisis besarnya

kontribusi variabel beabs terhadap variabel terikat. Pada tabel 20 di atas

diketahui bahwa koefesien R square sebesar 0,285, Koefesien R square

Page 108: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

digunakan untuk regresi linier sederhana atau variabel bebasnya 1, sedangkan

Adjusted R Square digunakan untuk regresi linier berganda atau variabel

bebasnya lebih dari 1.

Peneliti memilih untuk menggunakan Adjusted R Square dikarenakan

variabel bebasnya lebih dari satu. Pada model regresi di tabel memiliki

koefesien determinasi (adjusted R2) sebesar 0,251. Dapat disimpulkan bahwa

kontribusi variabel independen yang terdiri dari variabel pemaham asas

keadilan (X1), pemahaman asas kepastian hukum (X2), pemahaman asas

ketepatan waktu (X3), dan pemahaman asas efesiensi ekonomi (X4) dapat

mempengaruhi variabel terikat motivasi membayar pajak (Y) sebesar 25%

dan sisanya sebesar 75% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang

diteliti.

b. Hasil Uji Parsial (Uji t)

Pengujian model regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui

apakah masing-masing variabel bebas pembentuk model regresi secara

individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat atau

tidak. Pengujian model regresi pada penelitian ini dapat dilihat dari tabel 20

sebagai berikut

Tabel 21 Hasil Uji Parsial (Uji t)

Page 109: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Model

Unstandardizied

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Corerelations

B Std. Eror Beta Zero-order

(Constant) 7,448 2.197 3,390 0,001

Pemahaman

Asas Keadilan

0,062 0,138 0,043 0,446 0,657 0,195

Pemahaman

Asas Kepastian

Hukum

0,396 0,148 0,276 2,687 0,009 0,428

Pemahaman

Asas Ketepatan

Waktu

0,543 0,198 0,303 2,743 0,007 0,457

Pemahaman

Asas Efesiensi

Ekonomi

0,121 0,174 0,072 0,694 0,489 0,286

Sumber: Data primer diolah peneliti, 2017

Uji t dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai thitung masing-

masing variabel bebas dengan nilai ttabel dengan derajat kesalahan 5% α=(0,05)

1. Variabel Pemahaman Asas Keadilan (X1)

Hasil pengujian hipotesis koefesien regresi variabel pemahaman asas

keadilan (X1) didapatkan nilai thitung sebesar 0,446 dan didapatkan nilai

signifikansi sebesar 0,657. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih kecil dari

pada ttabel (0,446<1,988) dan nilai signifikansi lebih besar dari pada α = 0,05.

Pengujian ini menunjukan bahwa Ha ditolak, dapat disimpulkan bahwa

variabel pemahaman asas keadilan (X1) tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel motivasi membayar pajak (Y).

2. Variabel Pemahaman Kepastian Hukum (X2)

Page 110: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Hasil pengujian hipotesis koefesien regresi variabel pemahaman asas

kepastian hukum (X2) didapatkan nilai thitung sebesar 2,687 dan didapatkan

nilai signifikansi sebesar 0,009. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar

dari pada ttabel (2,687<1,988) dan nilai signifikansi lebih kecil dari pada α =

0,05. Pengujian ini menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, dapat

disimpulkan bahwa variabel pemahaman asas kepastian hukum (X2)

berpengaruh signifikan terhadap variabel motivasi membayar pajak (Y).

3. Variabel Pemahaman Asas Ketepatan Waktu (X3)

Hasil pengujian hipotesis koefesien regresi variabel pemahaman asas

ketepatan waktu (X3) didapatkan nilai thitung sebesar 2,743 dan didapatkan

nilai signifikansi sebesar 0,007. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar

dari pada ttabel (2,743<1,988) dan nilai signifikansi lebih kecil dari pada α =

0,05. Pengujian ini menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, dapat

disimpulkan bahwa variabel pemahaman asas ketepatan waktu (X3)

berpengaruh signifikan terhadap variabel motivasi membayar pajak (Y).

4. Variabel Asas Efesiensi Ekonomi (X4)

Hasil pengujian hipotesis koefesien regresi variabel pemahaman asas

efesiensi ekonomi (X4) didapatkan nilai thitung sebesar 0,694 dan didapatkan

Page 111: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

nilai signifikansi sebesar 0,489. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih kecil

dari pada ttabel (0,694<1,988) dan nilai signifikansi lebih besar dari pada α =

0,05. Pengujian ini menunjukan bahwa Ha ditolak, dapat disimpulkan bahwa

variabel pemahaman asas efesiensi ekonomi (X4) tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel motivasi membayar pajak (Y).

c. Hasil Uji Simultan (UJi f)

Pengujian secara bersama-sama dilakukan untuk menunjukan apakah

semua variabel bebas yang terdiri dari variabel pemahaman asas keadilan

(X1), pemahaman asas kepastian hukum (X2), pemahaman asas ketepatan

waktu (X3), pemahaman asas efesiensi ekonomi (X4) memiliki pengaruh

yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat motivasi

membayar pajak (Y). Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung

dengan nilai Ftabel semua variabel tersebut diuji secara serentak dengan

menggunakan uji F atau ANOVA, dimana jika Fhitung lebih besar dari Ftabel,

maka H0 ditolak dan Ha diterima menggunakan bantuan software SPSS 23

didapatkan hasil uji F sebagai berikut :

Tabel 22 Hasil Uji Simultan (Uji F)

Model Sum of

Squares df

Mean

Square f Sig.

1 Regression

Residual

295.690 4 73.992 8.383 .000a

Page 112: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Total 740.759

1036.449

84

88

8.819

Sumber: Data primer diolah peneliti, 2017

Tabel 22 menunjukan bahwa nilai df1 = 4 df = 84 diperoleh nilai F tabel

sebesar 2,48. Berdasarkan Tabel 12, pengujian hipotesis model regresi

secara bersama-sama menggunakan uji F dapat dilihat Fhitung lebih besar dari

pada Ftabel (8,838 > 2,48) dan signifikansi sebesar 0,000 yang berarti lebih

kecil dari alpha (α) = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak

dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh secara simultan antara variabel

Pemahaman Asas Keadilan (X1), Pemahaman Asas Kepastian Hukum (X2),

Pemahaman Asas Ketepatan Waktu (X3), Pemahaman Asas Efesiensi

Ekonomi (X4) terhadap variabel Motivasi Membayar Pajak (Y).

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Variabel Pemahaman Asas Keadilan Terhadap Motivasi

Membayar Pajak

Asas keadilan dalam perpajakan dapat diartikan bahwa bentuk usaha yang

sama antara satu orang dengan orang yang lainnya maka dikenakan tarif pajak

yang sama. Smith dalam (Simanjuntak dan Mukhlis, 2014:24) menyatakan asas

keadilan adalah wajib pajak yang berada dalam keadaan yang sama harus

dikenakan tarif pajak yang sama dan adil. Pemahaman sama dan adil disini harus

diartikan secara proposional sesuai dengan kemampuan wajib pajak. Semakin

Page 113: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

tinggi kemampuan individu untuk membayar pajak, maka beban pajak yang

dibayarkan semakin besar. dalam hasil uji t Variabel Pemahaman Asas keadilan

didapatkan nilai thitung 0,446 lebih kecil dari ttabel sebesar 1,998 sedangkan nilai

signifikansi t sebesar 0,657 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat diketahui bahwa

variabel Pemahaman Asas Keadilan (X1) tidak berpengaruh signifikan motivasi

membayar pajak pemilik UMKM (Y). berdasarkan hal tersebut dalam membayar

pajak wajib pajak pemilik UMKM tidak dipengaruhi secara signifikan oleh

pemahaman asas keadilan yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah. Karna

pemilik UMKM telah memiliki motivasi intrinsik seperti perasaan bertanggung

jawab atau berkewajiban pada Negara untuk membayar pajak (Syah, 1997:136).

Motivasi intrinsik tersebut harus diimbangi dengan kredibilitas yang diberikan

pemerintah. Hasil penelitian ini juga selaras dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Nurpratiwi (2014) yang menyatakan bahwa pada Peraturan

Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 belum ada unsur asas keadilan. Yang artinya

adil atau tidak adil dalam peraturan tersebut pemilik UMKM haruslah tetap

melakukan pembayaran pajaknya. Serta didukung oleh pengertian pajak dalam

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dalam UU Nomor 16 Tahun 2009

pasal 1 menyebutkan bahwa pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada Negara

yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-Undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Hal tersebut

dapat diartikan bahwa pajak telah diatur oleh perundang-undangan, yang sifatnya

Page 114: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

memaksa maka dapat dikatakan bahwa peraturan yang menyangkut pajak

UMKM terdapat asas keadilan atau tidak wajib pajak tetap membayar pajaknya.

2. Pengaruh Variabel Pemahaman Asas Kepastian Hukum Terhadap

Motivasi Membayar Pajak

Hasil Uji t didapatkan bahwa variabel pemahaman asas kepastian hukum (X2)

berpengaruh secara signifikan terhadap wajib pajak pemilik UMKM dalam

Motivasi membayar pajaknya. Hal tersebut dikarenakan motivasi wajib pajak

pemilik UMKM untuk membayar pajak akan teransang dengan diterapkannya

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 yang telah mengatur secara jelas

tentang subjek, objek, tarif pajak dan ketentuan lainnya.

Hal ini selaras dengan pernyataan Smith dalam (Pohan, 2014) menyatakan

bahwah dalam perpajakan kepastian hukum adalah mutlak untuk ditaati agar

penerimaan pajak lebih optimal. pajak itu tidak ditentukan dengan sewenang-

wenang, yang dimaksudkan supaya pajak itu harus jelas bagi semua wajib pajak

dan seluruh masyarakat. Kepastian tersebut berarti harus siapa-siapa yang harus

dikenakan pajak (subjek pajak), harus pasti apa yang menjadi dasar untuk

mengemukakan pajak kepada subjek pajak (objek pajak), harus pasti berapa

jumlah yang harus dibayar berdasarkan ketentuan tarif pajak (tarif pajak), dan

Page 115: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

harus pasti bagaimana jumlah pajak yang terutang tersebut harus di bayar

(prosedur pajak).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurpratiwi (2014) menyatakan Pada

Peraturan Pemerintah sudah memuat unsur asas kepastian hukum. yang artinya

pemilik UMKM juga sudah sudah menyadari bahwa dirinya adalah sebagai

subjek pajak dikarenakan dengan peredaran bruto yang dibawah Rp. 4,8 Milyar

dalam setahun, karena para pemilik UMKM yang sudah menyadari bahwa

mereka adalah subjek pajak dalam Peraturan pemerintah Nomor 46 Tahun 2013

maka para Pemilik UMKM akan termotivasi dalam melakukan pembayaran

pajaknya, hal ini diperkuat oleh jawaban responden pada X2.2 terdapat 43

respoden yang menjawab setuju telah memahami subjek dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013. Penelitian ini juga selaras dengan penelitian

yang dilakukan oleh Prawagis (2016) menyatakan wajib pajak menyetujui bahwa

tarif yang dikenakan ialah tarif 1% agar memudahkan para pemilik UMKM

dalam menghitung pembayaran pajaknya.

3. Pengaruh Variabel Pemahaman Asas Ketepatan Waktu Terhadap

Motivasi Membayar Pajak

Hasil uji t bahwa kepastian hukum berpengaruh signifikan terhadap motivasi

pemilik UMKM dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Hal tersebut

dikarenakan, motivasi membayar pajak UMKM akan muncul apabila pemilik

UMKM tersebut telah memiliki penghasilan. Hal ini sesuai dengan asas

Page 116: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

ketepatan waktu yang menyatakan bahwa proses pemungutan pajak dilakukan

pada saat wajib pajak diperkirakan memiliki sejumlah pendapatan (Deliarnov

2007:13)

Hasil penelitian ini juga selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nurpratiwi (2014) yang menyatakan dalam Peraturan Pemerintah nomor 46

sudah ada unsur asas ketepatan waktu pemilik UMKM berpersepsi bahwa

peraturan perpajakan yang terdapat didalam Peraturan Pemerintah Nomor 46

tahun 2013 sudah memenuhi unsur asas ketepatan waktu. Dimana wajib pajak

pemilik UMKM merasakan bahwa pajak yang dipungut dapat memudahkan

dalam melakukan penghitungan dan penyetoran serta dalam pemungutan

pajaknya sudah tepat dipungut saat sektor usaha pemilik UMKM menerima

penghasilan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prawagis

(2016) menyatakan pemilik UMKM mampu menerjemahkan pengenaan pajak

pada sektor UMKM serta mampu memahami tata cara perhitungan, pelaporan,

serta pembayaran pajak terutang UMKM”.

Penelitian ini telah selaras dengan penelitian yang dilakukan Pamuji (2014)

menyatakan bahwa “semakin tinggi tingkat pemahaman perpajakan, maka

semakin tinggi pula tingkat kepatuhan yang dimiliki oleh wajib pajak dalam

pemenuhan kewajiban perpajakannya seperti memahami pengisian Surat

Pemberitahuan (SPT) dengan mudah dan benar serta penghitungan pajak sesuai

dengan pajak terutang. Pada asas ketepatan waktu dimana wajib pajak telah

Page 117: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

memahami bahwa pajak yang telah dibayarkan yaitu pada akhir bulan atau dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 ialah tanggal 15 akhir bulan

berikutnya. Hal ini diperkuat pada jawaban responden X3.1 terdapat 56 menjawab

setuju bahwa mereka telah memahami bahwa pajak yang dipungut pada saat

akhir bulan.

4. Pengaruh Variabel Pemahaman Asas Efesiensi Ekonomi Terhadap

Motivasi Membayar Pajak

Hasil uji t Variabel Pemahaman Asas efesiensi tidak mempengaruhi motivasi

membayar pajak pemilik UMKM (Y). Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan

bahwa pengaruh asas efesiensi ekonomi (X4) dapat dikatakan tidak berpengaruh

signifikan. Hal ini diperkuat oleh motivasi ekstrinsik yang dikemukakan oleh

Syah (1997) bahwa motif ekstrinsik meliputi rangsangan dari luar seperti

transparansi pemerintah. Dalam hal ini diperkuat oleh data laporan DJP

(pajak.go.id/content/laporan-tahunan-djp.com) yang tertuang pada tinjuan

keuangan tidak menyebutkan bahwa berapa besar biaya yang dikeluarkan

pemerintah dalam hal pemungutan pajaknya.

Hal ini selaras dengan pendapat Ahman dan Indriani (2007) menyatakan

bahwa proses pemungutan pajak didasarkan pada prinsip efesiensi ekonomis,

dimana penerimaan yang di terima pemerintah lebih besar dibandingkan dengan

biaya-biaya yang di keluarkan dalam proses pemungutan pajak. Dikarenakan

Page 118: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

tidak adanya transparansi pemerintah dalam hal biaya pemungutan pajaknya

maka dapat dikatakan asas efesiensi ekonomi tidak berpengaruh signifikan

terhadap motivasi pemilik UMKM untuk melakukan pembayaran pajaknya.

5. Pengaruh Variabel Pemahamahan Asas Keadilan, Asas Kepastian

Hukum, Asas Keteapatan Waktu, Asas Efesiensi Ekonomi Motivasi

Membayar Pajak

Setelah dilakukan uji Signifikansi Simultan (F) diketahui nilai signifikansi F

adalah sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha (0,05) dan nilai fhitung sebesar 8,383

lebih besar dari nilai ftabel sebesar 2,48, sehingga dari data tersebut dapat

disimpulkan bahwa variabel Pemahaman Asas Keadilan (X1), Pemahaman Asas

Kepastian Hukum (X2), Pemahaman Asas Ketepatan Waktu (X3) dan

Pemahaman Asas Efesiensi Ekonomi (X4) berpengaruh signifikan secara

simultan terhadap motivasi membayar pajak bagi wajib pajak pemilik UMKM.

Page 119: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Melalui pengolahan data serta hasil analisis dan pembahasan pada bab

sebelumnya, terdapat beberapa hal penting dalam penarikan kesimpulan yaitu tujuan

dari penelitian ini. Maka diperoleh beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian ini adalah sebagi berikut:

1. Pemahaman Pemilik UMKM tentang asas keadilan berpengaruh tidak

signifikan terhadap motivasi membayar pajak dikarenakan adil atau tidak adil

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 wajib pajak tetap harus

membayar pajaknya.

2. Pemahaman Pemilik UMKM tentang asas kepastian hukum berpengaruh

signifikan terhadap motivasi membayar pajak dikarenakan pemilik UMKM

sudah memahami bahwa mereka adalah subjek pajak yang tertera pada

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 sehingga membuat termotivasi

dalam melakukan pembayaran pajaknya.

3. Pemahaman Pemilik UMKM tentang asas ketepatan waktu berpengaruh

signifikan terhadap motivasi membayar pajak dikarenakan pemilik UMKM

merasakan bahwa pajak yang dipungut sudah tepat saat usaha pemilik

UMKM menerima penghasilan

Page 120: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

4. Pemahaman Pemilik UMKM tentang asas efesiensi ekonomi tidak

berpengaruh signifikan terhadap motivasi membayar pajak dikarenakan tidak

adanya transparansi pemerintah dalam hal biaya pemungutan pajaknya.

5. Dari hasil analisis regresi linier berganda diperoleh nilai signifikansi sebesar

0,000 lebih kecil dari pada 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang

berarti variabel pemahaman asas keadilan, pemahaman asas kepastian

hukum, pemahaman asas ketepatan waktu, pemahaman efesiensi ekonomi

mempunyai pengaruh signifikan secara simultan terhadap motivasi

membayar pajak pengusaha UMKM.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka diajukan

beberapa saran yaitu sebagai berikut :

a. Saran Untuk Instansi Pajak

1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan petugas pajak mengevaluasi

tentang Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 agar lebih baik bagi

kedepannya dalam hal menentukan kebijakan yang terdapat dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013sehingga tidak ada yang

merasa dirugikan.

Page 121: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

b. Saran Untuk Wajib Pajak Pengusaha UMKM

1. Wajib Pajak Pengusaha UMKM diharapkan aktif terhadap sosialisasi

tentang peratura-peraturan baru perpajakan sehingga akan lebih

memahami peraturan tersebut.

2. Diharapkan bagi wajib pajak pengusaha UMKM agar lebih termotivasi

dalam melakukan pembayaran pajaknya sehingga tidak melanggar

ketentuan peraturan perpajakan yang dapat merugikan pengusaha

UMKM.

Page 122: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Daftar Pustaka

. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 Tentang

Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang Di Terima Atau Di Peroleh

Wajib pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.

. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan.

. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha

Mikro Kecil dan Menengah.

. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.

Adi, Rianto. 2004. Metodelogi Penelitian Hukum dan Sosial. Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia

Ahman, Eeng dan Indriani, Epi. 2007. Membina Kompetensi Ekonomi. Bandung:

Grafindo Media Pratama.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Berita Satu. 2013. Pajak UKM Berdasarkan Omzet Tidak Adil. Diakses 16 Maret

2017: http://www.beritasatu.com/ekonomi/122180-faisal-basri-pajak-ukm-

berdasarkan-omzet-tidak-adil.html

Deliarnov. 2007. Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Dewi, Ayus Dita. 2016. Pengaruh persepsi Wajib Pajak UMKM Tentang PER-

32/PJ/2013 Terhadap Pemanfaatan Fasilitas Pajak (studi kasus pada Wajib

Pajak UMKM di KPP Pratama Batu). Skripsi Fakultas Ilmu Administrasi.

Universitas Brawijaya.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan

Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Andini, Iskandar, Harianti, Asni, veronica, M. Sienly, Setiawan, Nur Santy 2012.

Statistika II. Yogyakarta: ANDI.

Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:

PT. Gramedia Widiasarana.

Page 123: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Istijanto, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kementrian Koperai dan Usaha Kecil dan Menengah. 2013. Data UMKM. Diakses 24

Februari 2017: http://www.depkop.go.id/berita-informasi/data-informasi/data-

umkm//

Mardiasmo. 2013. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi

Misbahuddin dan Hasan, Iqbal. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik Edisi

2. Jakarta, Padang, Bukittinggi:Bumi Aksara.

Muhammad, Imadudin. 2017. Miliki Potensi Tinggi UMKM Kota Malang

Diharapkan Go Onlin. Diakses 10 Juni 2017: www.timesindonesia.com

Nurpratiwi, Anisa. 2014. Analisis Persepsi Wajib Pajak Pemilik UMKM Terhadap

Penetapan Kebijakan pajak Penghasilan Final Sesuai Peraturan Pemerintah

No 46 Tahun 2013 (studi kasus pada KPP Pratama Malang Utara). Skripsi

Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas Brawijaya.

Nimran, Umar. 2009. Perilaku Organisasi. Sidoarjo: Laras

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi penelitian ilmu keperawata.

Jakarta: Salemba Medika

Pamuji, Adi Ratno. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pemilik

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Dalam Memenuhi Kewajiban

Perpajakan (studi pada Wajib Pajak Pemilik UMKM di KPP Pratama Malang

Selatan). Skripsi Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas Brawijaya.

Pohan, Chairil Anwar. 2014. Perpajakan Indonesia Teori dan Kasus. Jakarta: Mitra

Wacana Media.

Prabowo, Hayu Yudha. 2017. UMKM Jadi Kontributor Pertumbuhan Ekonomi Kota

Malang. Diakses 4 Mei 2017 :

http://suryamalang.tribunnews.com/2017/04/27/umkm-jadi-kontributor-

pertumbuhan-ekonomi-kota-malang

Prawagis, Febirizki Damayanti. 2016. Pengaruh Pemahaman Atas Mekanisme

Pembayaran Pajak, Persepsi Tarif Pajak Dan Sanksi Pajak terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak UMKM (studi pada Wajib Pajak Yang terdaftar di

KPP Pratama batu). Skripsi Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas

Brawijaya.

Page 124: PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PRINSIP …repository.ub.ac.id/6017/1/Muhammad Farhan Firdaus.pdfPrinsip Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak” tidak terdapat karya ilmiah

Prayitno, Dewi. 2010. Pahak Analisa Data Statistik dengan SPSS. Yogyakarta:

MediaKom

Rahayu, Siti Karunia dan Suhayati, Ely. 2010. Perpajakan Teori dan Teknis

Perhitungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Resmi, Siti. 2013. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Robbins, Stephen P dan Judge, Tomothy A. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta:

Salemba Empat.

Riduwan. 2009. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. BandungAlfabeta

Riduwan dan Kuncoro, Engkos Achmad. 2008. Cara Menggunakan dan Memakai

Analisis Jalur. Bandung: Alfabeta.

Sarwono, Jonathan. 2010. Pintar Menulis Karangan Ilmiah. Yogyakarta: Andi.

Simanjuntak, Timbul Hatorangan dan Mukhlis Imam. 2012. Dimensi Ekonomi

Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomu. Bogor: Raih Asa Sukses.

Siregar, Syofian. 2014. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:

Bumi Aksara.

Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono, 2019. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sutanto, Paojan Mas’ud. 2014. Perpajakan Indonesia Teori dan Aplikasi. Jakarta:

Wacana Media.

Syah, Muhibbin. 1997. Psikologi Pendekatan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Rosda

Tubss, Stewart dan Sylvia Moss. 1996. Human Communication. Diterjemahkan oleh

Dedy Mulyana. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Uno, B. Hamzah. 2013. Teori Motivasi dan pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

West, Richard dan Turner, Lynn H. 2008. Pengantar Teori Komunikasi Edisi 3

Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.