pengaruh pembelajaran outdoor terhadap hasil … fauzi.pdfpengaruh pembelajaran outdoor terhadap...
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBELAJARAN OUTDOOR TERHADAP
HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SISWA KELAS VIII DI SMP NUSANTARA PLUS
TANGERANG SELATAN
Disusun Untuk Mengajukan Skripsi
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S.Pdi )
DI SUSUN OLEH :
Ahmad Fauzi
NIM : 109011000078
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam Di SMP Nusantara Plus
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk memenuhi syarat- syarat mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Disusun oleh:
Ahmad Fauzi
NIM: 109011000078
Di bawah Bimbingan
Heny Narendrany Hidayaty Dra.MPd.
NIP: 197105121996032002
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa” diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasyah pada tanggal 9 Juni
2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, menulis berhak memperoleh gelar
sarjana S1 (S.Pd.I) dalam Bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 15 Juni 2014
Panitia Ujian Munaqasah
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIYAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ahmad Fauzi
NIM : 109011000078
Tempat/Tgl lahir : Bogor, 03 Desember 1989
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam di SMP Nusantara Plus
Dosen Pembimbing : Heny Narendrany Hidayati Dra. M.Pd
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil
karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya
tulis.
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang Pengaruh
Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Siswa Bidang Studi Pendidikan
Agama Islam kelas VIII. Yang dimaksud hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar
yang sudah direncanakan dan diterapkan sebelumnya yang dinyatakan dalam skor
tertentu. Hasil belajar dua kelompok tersebut adalah hasil belajar siswa kelas VIII
yang ditunjukan oleh nilai pretest dan posttest hasil belajar.
Metode penelitian menggunakan metode quasi eksperimen. Uji hipotesis
menggunakan uji tes “t”. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan tes objektif untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah
kognitif yang diperoleh dari data posttest kontrol dan posttest eksperimen berupa
skor hasil belajar PAI pada konsep memahami Zakat. Nilai t hitung siswa pada
kelas posttest eksperimen dan kontrol adalah 4,488. Dari hasil perhitungan
posttest dengan menggunakan Uji tes “t” diperoleh ttabel sebesar 1,688. kemudian
dilanjutkan dengan mengkonsultasikan pada nilai ttabel dengan taraf signifikansi
5% diperoleh thitung lebih tinggi dari ttabel yaitu t hitung (4,488) > t tabel (1,668).
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
dari hasil belajar PAI siswa yang diberi Pembelajaran Outdoor dengan siswa yang
diberi pembelajaran konvensional. Sehingga dari sini kita dapat memahami
bahwa pembelajaran Outdoor sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
pada bidang studi pendidikan agama Islam.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, sahabat dan seluruh umat Islam
yang senantiasa menjadi suri tauladan bagi kita semua dan beristiqamah dalam
memperjuangkan Islam hingga akhir hayat .
Karya tulis ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, namun berkat semangat dan kerja
keras serta bantuan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Nurlena Rifa’i, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta Pembantu Dekan.
2. Dr. H. Abdul Majid Khon. M.Ag Selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
beserta staf-stafnya.
3. Marhamah Shaleh, Lc.M.A Selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Heny Narendrany Hidayaty Dra. MPd. Selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah membantu dan membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini
serta bersedia meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran.
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya selama perkuliahan,
semoga ilmu yang diberikan bermanfaat baik di dunia dan akhirat.
6. Kepala Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf-stafnya
yang telah membantu penulis dalam mendapatkan reverensi.
7. Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan seluruh dewan guru SMP
Nusantara Plus Tangerang, yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
penelitian ini.
8. Kedua orang tua yang tersayang, yaitu Bapak H. Anwas dan Ibu Hj.
Rumyanih serta kerabat yang telah memberikan fasilitas dan motivasi kepada
saya sehingga dapat menyelasaikan kuliah.
9. Imran Satria Muchtar S.Pd.I, Burhanuddin, Arini Nuryaddin dan seluruh
teman Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2009 khususnya kelas B
yang selalu membantu, memberi inspirasi, semangat dan motivasi dalam
menelesaikan skripsi ini.
10. Anak-anak ISTANBUL COMUNITY dan semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak semoga Allah
membalas dengan balasan yang setimpal dari kebaikan yang telah mereka
lakukan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari
segi sistematika, bahasa maupun isi materi. Atas dasar ini, komentar, saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua dalam menimgkatkan kualitas dunia pendidikan di
Indonesia. Amin ya Rabbal’alamin.
Jakarta, 25 April 2014
Penulis
Ahmad Fauzi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………….. 1
B. Identifikasi Masalah …………………………… 5
C. Pembatasan Masalah …………………………… 5
D. Perumusan Masalah ……………………………. 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………… 6
1. Tujuan Penelitian …………………………… 6
2. Manfaat Penelitian …………………………. 6
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teori ……………………………………… 7
1. Hakikat Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam... 7
a. Pendidikan Agama Islam ………..................... 7
1. Pengertian PAI............................................ 7
2. Tujuan PAI................................................. 7
3. Fungsi PAI................................................... 8
4. Karakteristik PAI......................................... 9
5. Sumber PAI.................................................. 9
b. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil belajar................................. 13
b. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar...... 14
c. Penilaian hasil belajar PAI........................... 16
2. Hakikat Pembelajaran Outdoor
a. Pengertian Pembelajaran …………….….......... 18
b. Pembelajaran Outdoor…................................... 19
c. Tujuan pokok mengajar diluar kelas................... 21
d. Nilai plus pembelajaran di luar kelas................ 24
3. Pengertian Belajar ……………………………...... 24
a. Ciri-Ciri Belajar …….…………….................. 24
b. Tujuan Belajar ………….……………........... 25
c. Jenis-Jenis Belajar …....................................... 26
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar … 27
B. Hasil Penelitian yang Relevan …………………….... 29
C. Kerangka Berfikir …………………………………... 31
D. Hipotesis Penelitian ……………………………….... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………….... 35
B. Metode dan Desain Penelitian ……………………... 35
C. Populasi dan Sampel …………………………..….... 36
D. Variabel Penelitian …………………………..…....... 37
E. Teknik Pengumpulan Data ………………..……....... 37
F. Instrumen Penelitian ……………………..………..... 37
G. Uji Coba Instrumen ……………………………….... 37
1. Uji Validitas ……………………….………........ 38
2. Uji Reliabilitas …………………..…………........ 39
3. Tingkat Kesukaran ……………..……………...... 40
4. Daya Pembeda ………………..……………........ 41
H. Prosedur Penelitian ……………..………………....... 41
I. Teknik Analisis Data …………..………………........ 42
1. Uji Normalitas …………..…………………........ 42
2. Uji Homogenitas ………..…………………......... 43
3. Uji Hipotesis ………….……………………....... 45
BAB IV A. Profil SMP Nusantar Plus............................................ 45
1. Sejarah Singkat SMP Nusantara Plus................... 45
2. Visi Misi SMP Nusantara Plus.............................. 46
B. Deskripsi dan Analisis Data …..................................... 47
1. Langkah-langkah perlakuan dalam penelitian.......... 47
C. Pengujian Persyaratan Analisis..................................... 60
D. Pengujian Hipotesis..................................................... 62
E. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................ 62
F. Keterbatasan Penelitian ................................................. 63
G. Gambar Penelitian.......................................................... 65
BAB V Penutup
A. Kesimpulan................................................................... 68
B. Implikasi ...................................................................... 68
C. Saran ............................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 69
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No Tabel Nama Tabel Halaman
3.1 Rancangan Penelitian 36
3.2 Tabel Kriteria Validitas, Reliabilitas 40
3.3 Kriteria Soal-soal 41
4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest
Kelas Eksperimen 50
4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest
Kelas Kontrol 53
4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Postest
Kelas Eksperimen 55
4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Postest
Kelas Kontrol 58
4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas
Kontrol dan Eksperimen 59
4.6 Hasil Uji Normalitas Postest Kelas
Kontrol dn Eksperimen 59
GAMBAR PENELITIAN
4.1 Histagram Hasil Pretest Kelas Eksperimen
4.2 Histagram Hasil Pretest Kelas Eksperimen
4.3 Histagram Hasil Posttest Kelas Eksperimen
4.4 Histagram Hasil Posttest Kelas Kontrol
4.5 Pembelajaran Konvensional
4.6 Pembelajaran di luar kelas (Outdoor Learning)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 3. RPP Kelas Kotrol dan Kelas Eksperimen
Lampiran 4. Kisi-Kisi Soal Pretest
Lampiran 5. Kisi-Kisi Soal Postest
Lampiran 6. Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda,
Tingkat Kesukaran
Lampiran 7. Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran 8. Nilai Pretest Kelas Kontrol
Lampiran 9. Nilai Postest Kelas Kontrol
Lampiran 10. Nilai Postest Kelas Eksperimen
Lampiran 11. Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran 12. Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol
Lampiran 13. Distribusi Frekuensi Postest Kelas Kontrol
Lampiran 14. Distribusi Frekuensi Postest Kelas Eksperimen
Lampiran 15. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran 16. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Lampiran 17. Uji Normalitas postest Kelas Eksperimen
Lampiran 18. Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol
Lampiran 19. Perhitungan Uji Homogenitas
Lampiran 20. Perhitungan Uji Hipotesis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zainal Arifin mangatakan bahwa arti pendidikan secara istilah adalah
usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar
menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih
tinggi, dalam arti mental.1
Sementara, pendidikan secara umum menurut Ki Hadjar Dewantara
sebagaimana dikutip oleh suwarno, adalah sebagai daya upaya untuk
memajukan perkembangan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek) dan
jasmani anak-anak. Maksudnya adalah supaya kita dapat memajukan
kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan dan penghidupan anak-anak, selaras
dengan alam dan masyarakatnya.2
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah
usaha yang dilakukan sesorang atau sekelompok orang dalam mempengaruhi
orang lain yang bertujuan untuk mendewasakan manusia seutuhnya, baik lahir
maupun batin.
Pendidikan yang berkualitas diharapkan dapat menciptakan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan bernalar,berfikir secara
kritis, logis, sistematis, dan kreatif sehingga mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang semakin canggih.
Pengembangan kemampuan sumber daya manusia termasuk siswa di
dalamnya adalah melalui proses pembelajaran. Dengan proses pembelajaran
tersebut siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan, itu semua dapat
1Armei Arief,Pembaharuan Pendidikan Islam,(Jakarta:Suara Adi,2009), hal. 32
2 Ibid, hal.32
2
siswa peroleh melalui proses pembelajaran khususnya pembelajaran agama
yang memiliki peran penting dalam pengembangan sikap dan spiritual siswa.
Pembelajaran Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
mengimani, bertaqwa, berahklak mulia, mengamalkan ajaran agama islam
dari sumber utamanya yaitu kitab suci al-Quran dan al-Hadits, melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.3
Pembelajaran Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan pesrta didik tentang agama islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT serta berahklak mulia dlam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.4
Jadi, pembelajaran PAI dalam rangka membentuk karakteristik serta
spiritual seorang siswa perlu mendapatkan perhatian khusus dalam
penyelenggaraannya, karena dengan kemampuan-kemampuan tersebut siswa
membentengi diri mereka dari tantangan kehidupan di era globalisasi serta
selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Kemampuan siswa menyelesaikan permasalahan dirinya dan
lingkungannya merupakan bukti nyata bahwa lembaga pendidikan telah
berhasil menjalankan fungsinya.
Pembelajaran PAI seharusnya tidak hanya mengedepankan konsep-
konsep semata yang akan menimbulkan kejenuhan bagi setiap siswa,
sedangkan yang terjadi pada kenyataannya masih banyak di sekolah-sekolah
salah satunya SMP Nusantara Plus para guru masih menggunakan metode-
metode klasik yang di dalamnya kurang menciptakan interaksi antara guru
dan murid. Pembelajaran PAI harus lebih menyenangkan karena dengan
demikian memungkinkan peserta didik lebih bersemangat untuk mengikuti
3Ramayulis, Metode Pendidikan Agama Islam (Jakarta,Kalam Muila, 2010 ), hal. 21
4Ibid, hal. 22
3
pembelajaran PAI. Terkadang siswa merasa jenuh dengan pembelajaran PAI
yang hanya menggunakan metode-metode klasik seperti metode ceramah.
Padahal, siswa dituntut untuk ikut serta aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Minimnya penerapan metode pembelajaran yang guru sampaikan pada
mata pelajaran PAI di SMP Nusantara atau bahkan banyak guru yang kurang
menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan, kondisi sekolah yang
kurang memadai atau bahkan kurangnya sarana pembelajaran di sekolah
Nusantara ini, serta mungkin pembelajaran tersebut terlalu sering dilakukan di
dalam ruang kelas sehingga dirasakan terlalu monoton.
Kegiatan yang minim terkadang cepat membuat peserta didik merasa
bosan, misalnya pelajaran PAI yang hanya dilakukan dalam kelas,
mengharuskan siswanya duduk rapi, mendengarkan keterangan guru di papan
tulis juga terkadang para guru di SMP Nusantara Plus hanya menjadikan buku
dan ruang kelas sebagai satu-satunya sumber belajar. Padahal di luar kelas
sana dapat dijadikan tempat belajar yang lebih menyenangkan dan lebih
memberi keluasan bagi siswa dalam memperoleh pengalam dalam
pembelajaran di bandingkan hanya di ruang kelas.
Dampak negatif yang siswa alami tersebut dapat diminimalisasi atau
dikurangi dan kemungkinan besar dapat diatasi dengan memperbaiki cara
pengajaran atau merubah pendekatan pembelajaran, merawat dan melengkapi
fasilitas belajar, serta membangun citra positif bahwa mata pelajaran agama
itu menyenangkan sama dengan mata pelajaran lainnya, yakni meyakinkan
bahwa pelajaran agama itu tidak membosankan.
Pada dasarnya seorang guru hendaknya dapat menerapkan suatu
pembelajaran yang di dalamnya dapat tercipta interaksi aktif antara guru dan
siswa, sesama siswa serta siswa dengan lingkungannya. Dengan pembelajaran
seperti ini diharapkan kemampuan pemahaman siswa terhadap agama dapat
menjadi lebih baik. Di sisi lain rasa memiliki, mencintai lingkungan sekitar
dapat juga tertanam. Pembelajaran Outdoor atau pembelajaran di luar kelas
4
secara tidak langsung mengingatkan siswa bahwa belajar tidak selalu
dilakukan di dalam ruangan kelas.
Dengan pembelajaran seperti ini memberikan siswa ruang untuk
mengeksplorasi dan memahami pembelajaran agama dengan baik. Karena
dengan pembelajaran di luar kelas dapat menciptakan interaksi antar guru
dengan murid, murid dengan murid serta murid dan lingkungannya.
Dalam pembelajaran PAI secara nyaman dan menyenangkan dapat
membuat siswa bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Dengan
mengupayakan agar siswa dapat tetap senang untuk belajar agama tentunya
akan berdampak pada pemahaman siswa terhadap matari agama, sehingga
akan tercapailah apa yang dinamakan kompetensi dalam pelajaran agama.
Seorang guru hendaknya dapat menerapkan suatu pembelajran yang di
dalamnya tercipta interaksi aktif dan menyenangkan antara guru dan siswa,
siswa dan siswa serta siswa dan lingkungannya.
Upaya menghadirkan pembelajaran PAI yang lebih menyenangkan serta
mengurangi tingkat kejenuhan siswa, penulis mencoba menerapkan
pembelajaran agama dengan pendekatan pembelajaran Outdoor. Pembelajaran
Outdoor merupakan salah satu variasi pembelajaran yang memanfaatkan
lingkungan di sekitar sekolah seperti taman sekolah, lapangan, tempat parkir,
sehingga memungkinkan dapat mengurangi kejenuhan siswa. Pembelajaran
Outdoor ini memanfaatkan interaksi siswa dengan lingkungan terbuka sebagai
sumber belajar.
Adapun yang dimaksud dengan pembelajaran Outdoor adalah suatu
pembelajaran yang memanfaatkan kondisi di luar ruangan kelas. Pembelajaran
ini memanfaatkan areal sekolah untuk dijadikan tempat belajar, oleh
karenanya diharapkan dapat membuat suasana belajar lebih menyenangkan.
Pendekatan ini berlandaskan pada pemikiran bahwa setiap tempat memiliki
potensi untuk dijadikan tempat belajar, karena pembelajaran yang
5
menyenangkan bisa lebih memotivasi siswa untuk dapat memahami materi
yang disampaikan oleh guru dengan baik.
Menurut Adelia vera, dalam bukunya yang berjudul metode mengajar
anak diluar kelas ( Outdoor Study ) mengungkapkan bahwa “ Outdoor
Learning itu sendiri yaitu suatu kegiatan menyampaikan pelajaran di luar
kelas, sehinga kegiatan belajar mengajar berlangsung di luar kelas.sebagian
orang menyebutnya dengan Outing Class, yaitu suatu kegiatan yang
melibatkan alam secara langsung untuk dijadikan sebagai sumber belajar “.5
Dari hal-hal yang telah disebutkan di atas, penulis tertarik mengadakan
penelitian di sekolah SMP Nusantara Plus, baik lapangan maupun
kepustakaan dengan memilih judul “Pengaruh Pembelajaran Outdoor
Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa”
B. Identifikasi Masalah
1. Kurangnya penguasaan guru terhadap teori dan praktek pengelolaan kelas
2. Metode guru yang kurang kreatif dalam mengembangkan pembelajaran
3. Rendahnya hasil belajar agama siswa dalam belajar
4. Rendahnya perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran agama
C. Pembatasan Masalah
Agar dapat lebih mengarah secara mendalam, maka dalam penelitian ini
perlu membatasi masalah pada:
1. Pembelajaran Outdoor yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
menggunakan dan memanfaatkan fasilitas yang ada kemudian
digunakansebagai sarana meningkatkan proses belajar mengajar.
5Adelia vera, Metode Mengajar Anak di Luar Kelas ( Outdoor Study ), ( DIVA Press : Jogjakarta,
2012 ), hal. 17
6
2. Sedangkan hasil belajar yang dimaksud adalah hasil prestasi belajar pada
bidang studi Pendidikan Agama Islam pada mata pelajaran fiqihdi kelas
VIII tahun ajaran 2013-2014 SMP Nusantara Plus di lihat dari hasil.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka
rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah “Apakah terdapat pengaruh
pembelajaran Outdoor terhadap hasil belajar bidang studi Pendidikan Agama
Islam” ?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh yang signifikan penerapan pembelajaran Outdoor pada pelajaran
fiqih terhadap hasil belajarnya.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dari penelitian ini antara lain:
a. Memberikan dampat positif pada siswa agar lebih bersemangat dalam
belajar PAI.
b. Memberikan salah satu alternatif pembelajaran kepada guru khususnya
guru agama sehingga pembelajaran outdoor ini dapat diterapkan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran PAI.
c. Bagi masyarakat yang mempunyai perhatian terhadap dunia pendidikan
diharapkan dapat membangkitkan kesadaran mereka untuk ikut serta
dalam mewujudkan pendidikan.
7
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kajian Teori
1. Hakikat Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
a. Pendidikan Agama Islam
1) Pengertian Pendidikan Agama Islam
Menurut Prof.DR. Ramayulis pendidikan agama Islam adalah upaya
sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa berakhlak mulia,
mengamalkan ajaran islam dari sumber utamanya kitab suci al-qur‟an dan al-
hadits, melalui kegiatan bimbingan, pelatihan serta penggunaan pengalaman.1
Sedangkan menurut Zakiyah Dradjat ( 1987:87 ) Pendidikan Agama
Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar
senantiasa dapat memahami kandungan ajaran islam secara menyeluruh,
menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta
menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.2
Sedangkan menurut Muhammad Fadhil Al-Djamali, menyatakan bahwa
Pendidikan Islam adalah proses yang mengarahkan manusia kepada
kehidupan yang baik dan mengangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan
kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar).3
2) Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama islam bertujuan meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama islam
sehingga manjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
1Ramayulis, Metodologi Agama Islam(Kalam Mulia, Jakarta:2010),hal.21
2Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PT Remaja Rosdakarya,
Bandung:2012),hal.12 3Armei Arief,Pembaharuan Pendidikan Islam,(Jakarta:Suara Adi,2009), hal. 35
8
SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.4
Pendidikan agama islam disekolah bertujuan untuk meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang
agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah serta berahlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang
yang lebih tinggi.5
Tujuan pendidikan agama Islam di atas merupakan turunan dari tujuan
pendidikan nasional, suatu rumusan dalam UUSPN ( UU No. 20 tahun 2003 ),
yang berbunyi : “Pedidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.6
3) Fungsi Pendidikan Agama Islam
a) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta
didik kepada Allah Swt. Yang ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan
ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah
berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak
melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan
ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
b) Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat.
c) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah
lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
4Ramayulis, Metodologi Agama Islam(Kalam Mulia, Jakarta:2010),hal.22
5Ibid, hal.22
6Abdul Majid, Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PT Remaja Rosdakarya,
Bandung:2012),hal.16-17
9
d) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
f) Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem
dan fungsionalnya.
g) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi
orang lain.
4) Karakteristik Pendidikan Agama Islam
a) Pendidkan Agama Islam mempunyai dua sisi kandungan, yakni sisi
keyakinan dan sisi pengetahuan.
b) Pendidikan Agama Islam bersifat doktrinal, memihak, dan tidak netral.
c) Pendidikan Agama Islam merupakan pembentukan akhlak yang
menekankan pada pembentukan hati nurani dan penanaman sifat-sifat
ilahiyah yang jelas dan pasti.
d) Pendidikan Agama Islam bersifat fungsional.
e) Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk menyempurnakan bekal
keagamaan peserta didik.
f) Pendidikan Agama Islam diberikan secara komprehensif.
5) Sumber Pendidikan Agama Islam
Dalam Islam ada beberapa sumber pedoman yang harus menjadi
panutan bagi setiap muslim yaitu :
a) Alquran
Secara etimologi Alquran berasal dari kata qara‟a-yaqra‟u-qira‟atan
atau quran‟an,yang berati mengumpulkan ( al-jam‟u ) dan menghimpun (
adh-dhammu ) huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian ke bagian yang lain
secara teratur. Muhammad Salim Muhsin mendefinisikan Alquran yaitu :
“Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang tertulis
dalam mushaf-mushaf dan di nukil/diriwayatkan kepada kita dengan jalan
10
mutawattir dan membacanya dipandang ibadah serta sebagai penentang (bagi
yang tidak percaya) walaupun surahnya pendek.”7
Dengan demikian al-Qur‟an sebagai kitab suci agama Islam harus
dijadikan landasan dan sumber utama pendidikan Islam. Sehingga terlihat
bahwa seluruh dimensi yang terkandung dalam Al-Qur‟an memiliki misis dan
implikasi kependidikan yang bergaya imperatif, motivatif, dan persuasif,
dinamis, sebagai suatu sistem pendidikan yang utuh dan demokratis lewat
proses manusiawi. Proses kependidikan tersebut bertumpu pada kemampuan
rohaniah dan jasmaniah masing-masing peserta didik, secara bertahap dan
berkesinambungan, tanpa melakukan perkembangan zaman dan nilai-nilai
Ilahiah. Semua proses pendidikan Islam tersebut merupakan proses konservasi
dan transformasi, serta internalisasi nilai-nilai dalam kehidupan manusia
sebagaimana yang diinginkan oleh ajaran Islam. Dengan upaya ini,
diharapkan peserta didik mampu hidup secara serasi dan seimbang, baik
dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.8
b) As-sunnah
As-sunnah menurut bahasa adalah tradisi yang biasa dilakukan, atau
jalan yang dilalui, baik yang terpuji maupun yang tercela. As-sunnah adalah
segala sesuatu yang dinukilkan kepada Nabi berupa perkataan, perbuatan,
taqrirnya, ataupun selain daripada itu.
ل ره ومثها فله اجفاتبع عليرخي سنت سه مه
رهماجى ص مهقىرمهاتبعه غي رمهاجى
ره ه وزها كان عليسه سنت شر فاتبع علي ياومهشي
ص مهقىمهرتبعه غي زارمهل اوومث
ياشي زارهماو
7Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta:AMZAH,2010),hal.32
8 Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam, ( Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. I, hal. 27-29.
11
Barang siapa yang membuat suatu jalan (Sunnah) kebaikan, kemudian
diikuti orang maka baginya pahalanya sama dengan pahala orang yang
mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barang
siapa yang membuat suatu jalan (Sunnah) yang buruk, kemudian
diikutinya maka atasnya dosa dan dosa orang yang mengikutinya, tanpa
mengurangi dosa mereka sedikitpun. (HR. At-Tirmidzi).9
Sedangkan sunnah menurut istilah, terjadi perbedaan pendapat di
kalangan para ulam, di antaranya sebagai berikut:
(1) Menurut ulama ahli hadits (Muhaditsin), sunnah adalah segala perkataan
Nabi, perbuatannya, dan segala tingkah lakunya.
(2) Menurut ulama Ushul Fikih (Ushuliyun), sunnah adalah segala sesuatu
yang diriwayatkan dari Nabi baik yang bukan dari al-Qur‟an baik berupa
segala aperkataan, perbuatan, dan pengakuan yang patut dijadikan dalil
hukum syara‟.
(3) Menurut ulama Fikih (Fuqaha), sunnah adalah sesuatu ketetapan yang
datang dari Rasulullah dan tidak termasuk kategori fardlu dan wajib,
maka ia menurut mereka adalah sifat syara‟ yang menuntut pekerjaan
tapi tidak wajib dan tidak disiksa bagi yang meninggalkannya.
(4) Menurut ulama maw‟izhah („Ulama Al-Wa‟zhi wa Al-Irsyad), sunnah
adalah segala sesuatu yang datang dari Nabi dan sahabat.10
Contoh yang diberikan oleh beliau dapat dibagi kepada tiga bagian.
Pertama, hadits qauliyah yaitu yang berisikan ucapan, pernyataan, dan
persetujuan Nabi Muhammad SAW. Kedua, hadits fi‟liyah yaitu yang berisi
tindakan dan perbuatan yang pernah dilakukan Nabi. Ketiga, hadis taqririyah
9 Maktabah Syamilah
10 Abdul Majid Khon, Ulumul Hadits, (Jakarta: Amzah, 2009), Cet. II, hal. 5-8.
12
yaitu yang merupakan persetujuan Nabi atas tindakan dam peristiwa yang
terjadi.11
c) Kata-Kata Sahabat
Sahabat adalah orang yang pernah berjumpa dengan Nabi dalm kedaan
beriman dan mati dalam kedaan beriman juga.
d) Kemaslahatan Ummat
Kemaslahatan umat adalah menetapkan undang-undang peraturan dan
hukum tentang pendidikan dalam hal-hal yang sama sekali tidak disebutkan
dalam nash, dengan pertimbangan kemaslahatan hidup bersama.
e) Adat kebiasaan masyarakat ( „uruf )
Uruf adalah kebiasaan masyarakat baik berupa perkataan maupun
perbuatan yang dilakukan secara kontinu dan seakan-akan merupakan hukum
tersendiri.
f) Hasil Pemikiran Para Ahli Dalam Islam ( Ijtihad )
Ijtihad berakar dari kata jahda yang berarti al-masyaqqah ( yang sulit )
dan pengerahan kesanggupan dan kekuatan. Sedangkan menurut istilah ijtihad
adalah pengerahan segala kesanggupan dan kekuarangan untuk memperoleh
apa yang dituju sampai pada batas puncaknya.12
Ijtihad menjadi penting dalam pendidikan Islam ketika suasana
pendidikan mengalami status quo, jumud, dan stagnan. Tujuan dilakukan
ijtihad dalam pendidikan adalah untuk dinamisasi, inovasi dan modernisasi
pendidikan agar diperoleh masa depan pendidikan yang lebih berkualitas.13
Perlunya melakukan ijtihad di bidang pendidikan, terutama pendidikan
Islam sangat perlu dilakukan, karena media pendidikan merupakan sarana
utama untuk membangun pranata kehidupan sosial dan kebudayaan manusia
11
Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media
Pratama, 2001), Cet. I, hal. 97. 12
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta:AMZAH,2010),hal.32-45 13
Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: KENCANA, 2008), Cet. II,
hal. 43.
13
untuk mencapai kebudayaan yang berkembang secara dinamis, hal ini
ditentukan oleh sistem pendidikan yang dilaksanakan dan senantiasa
merupakan pencerminan dan penjelmaan dari nilai-nilai serta prinsip pokok
al-Qur‟an dan Hadits. Proses ini akan mampu mengontrol manusia dalam
seluruh aspek kehidupannya, sekaligus sebagai sarana untuk mendekatkan diri
kepada Tuhannya.14
b. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Usaha yang dilakukan seseorang merupakan proses belajar, sedangkan
perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil belajar. Perubahan tingkah
laku dapat berupa pengetahuan, keterampilan kemampuan dan sikap yang
lebih baik.
Menurut Nana Sudjana menyatakan bahwa hasil belajar adalah
“kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya”.15
Dalam pelaksanaan pendidikan disekolah, proses kegiatan belajar dan
mengajar merupakan suatu kegiatan yang paling pokok, karena berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar
mengajar yang dialami oleh siswa. Di bawah ini anak diuraikan beberapa
pengertian tentang hasil belajar yaitu:
Suatu proses belajar yang akan menghasilkan hasil belajar, terlihat dari
apa yang dapat dilakukan oleh siswa yang sebelumnya tidak dapat di buktikan
dengan perbuatan.
Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan di atas maka
pokoknya adalah perubahan. Oleh karena itu seseorang yang melakukan
14
Samsul Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamka tentang
Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-I, hal. 101. 15
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), hal. 22
14
aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan
memperoleh pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.
Program pengajaran di sekolah yang baik adalah pengajaran yang
mampu memberikan dukungan besar kepada para siswa dalam menyelesaikan
tugas-tugas perkembangan mereka. Pertumbuhan dan perkembangan
berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi karakteristik manusia.
Pertumbuhan dan perkembangan dapat diklasifikasikan atas kognitif,
psikologis, dan fisik.
Proses belajar (the teaching learning process) yang dikelola para guru
mempunyai korelasi bagi hasil belajar sehingga proses perkembangan siswa,
baik jasmani maupun ruhaninya, sama sekali terlepas dari proses belajar
mengajar sebagai proses pendidikan. Tentunya, sistematika ini mencakup
semua hasil belajar yang dapat diperoleh. Ada lima jenis kategori hasil belajar
yang dikemukakan oleh Gagne. Lima kategori itu adalah sebagai berikut.
a) Informasi verbal
b) Kemahiran intelektual Belajar di bidang kognitif
c) Pengaturan kegiatan kognitif
d) Keterampilan motorik - Belajar di bidang sensorik-psikomotorik
e) Sikap - Belajar di bidang dinamik-afektif.16
Jadi hasil belajar siswa yang dimaksud merupakan pengetahuan yang
dicapai siswa dari pembelajaran setelah mengalami proses pengajaran di
sekolah dari hasil tes atau ujian yang diberikan setelah melewati proses belajar
pada akhir rumusan tertentu.
2) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor
16
Baharudin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2009), hal. 164-165
15
internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali
artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang
sebaik-baiknya.
Yang tergolong faktor internal adalah:
a) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,
struktur tubuh, dan sebagainya.
b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang
terdiri atas:
(1) Faktor intelektif yang meliputi
(2) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
(3) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki
(4) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,
penyesuaian diri.
c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Yang termasuk faktor eksternal, ialah:
(1) Faktor sosial yang terdiri atas:
(a) Lingkungan keluarga
(b) Lingkungan sekolah
(c) Lingkungan masyarakat
(d) Lingkungan kelompok
(2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian.
(3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
(4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
16
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak
langsung dalam mencapai prestasi belajar.17
Dari beberapa faktor diatas yang memepengaruhi belajar maka peneliti
dapat menyimpulkan bahwa belajar dapat dipengaruhi oleh kecerdasan dan
bakat yang dapat diperoleh dari lingkungan, sekolah, masyarakat dan
kelompok.
3) Penilaian terhadap hasil belajar pendidikan agama Islam
Hasil belajar merupakan suatu bentuk pengakuan terhadap hasil
belajar.Suatu hasil belajar dapat dikategorikan memiliki prestasi jika hasil
belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Gagne menyatakan hasil belajar
terbagi menjadi lima yaitu “informasi verbal, ketrampilan intelektual, strategi
kognitif, sikap dan ketrampilan motoris. Konsep Gagne pada dasarnya sesuai
dengan konsep taksonomi Bloom yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik”.18
Dari penilaian hasil belajar di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
hasil belajar dapat dipengaruhi dari berbagai konsep dan dapat dikategorikan
memiliki prestasi jika hasil belajar siswa lebih dari kriteria ketuntasan
minimum yang telah ditentukan.
Penilaian Pendidikan Agama Islam bisa dilakukan dengan berbagai
aspek penilaian antara lain:
a) Tes untuk menilai ranah kognitif
(1) Tes Lisan
Menuru Mury Yusuf dalam buku Ramayulis yang berjudul metodologi
pendidikan agama Islam menyatakan bahwa pada tes lisan peserta didik
mendapat pertanyaan secara lisan yang harus dijawab secara lisan pula.
17
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991). hal. 130-
131 18
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru, 2005), cet. 5, hal. 22
17
Jumlah peserta pada suatu saat boleh lebih dari satu, dengan pertanyaan
diajukan dengan bergiliran.
(2) Tes Tulisan Uraian (Essay)
Tes essay ialah Test yang disusun sedemikian rupa sehingga jawabannya
terdiri dari beberapa kalimat.
(3) Tes Tulisan Objektif (pilihan ganda)
Pada jenis tes ini testee diminta memilih jawaban yang benar dan
beberapa jawaban yang telah ada. Biasanya terdiri dari tiga sampai lima
pilihan jawaban yang tersedia, yang benar hanya satu.
(4) Portopolio
Suatu koleksi pekerjaan peserta didik yang menunjukan segala usaha
peserta didik, kemajuan dan pencapaian belajar.
b) Test Untuk Menilai Ranah Psikomotorik
Tes perbuatan ialah tes yang dipergunakan untuk menilai berbagai
macam perintah yang harus dilaksanakan peserta didik yang berbentuk
perbuatan, penampilan atau kinerja.
c) Test Untuk Menilai Ranah Efektif
Dalam pendidikan agama Islam ranah afektif yang terpenting adalah
sikap keagamaan. Dalam ibadah shalat misalnya dijelaskan oleh Allah SWT
di antara indikator sikap keagamaan adalah tidak melakukan perbuatan keji
dan munkar.
Firman Allah :
........نهئ عه الفحشا ء والمنكرتان الصلى ة
“Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar.”(Q.S.
al-Ankabut : 45).19
19
Ramayulis, Metodologi Agama Islam(Kalam Mulia, Jakarta:2010),hal.413-427
18
2. Hakikat Pembelajaran Outdoor
a. Pembelajaran Outdoor
1) Pengertian Pembelajaran
Menurut Howard L. Kingsley belajar yaitu :
“Learning is the process by which behavior ( in the broader sense ) is
originated or change through practice or training.(Belajar adalah proses
dimana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktek
atau latihan).20
Menurut Witherington, dalam buku Educational Psychologi yang dikutif
dalam buku Ngalim purwanto dalam bukunya yang berjudul Psikologi
Pendidikan menyatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.21
Dari pengertian tersebut mengisyaratkan bahwa pembelajaran menuntut
peran guru, ada bahan belajar serta lingkungan yang kondusif yang sengaja
diciptakan untuk peserta didik. Dalam hal ini, pembelajaran lebih merupakan
bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan diri pada peserta didik.
Pembelajaran sebagai proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik dan efektif. Peran guru dalam kegiatan pembelajaran
adalah menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, inovatif, serta kreatif
dengan tetap berpegang pada variasi pembelajaran yang berorientasi pada
keaktifan peserta didik.
Variasi pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai alternatif. Salah
satu variasi yang sederhana misalnya yang berkaitan dengan ruang belajar.
20
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), hal.127 21
Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,1990), hal. 84
19
Apalagi jika kita mengingat bahwa kegiatan belajar yang terjadi selama ini
hampir di semua jenjang dilakukan di dalam ruang kelas.
Tuntutan terhadap siswa untuk selalu duduk, dengar, dan catat sudah
menjadi budaya umum di sekolah. Sehingga sangat dikhawatirkan anak
sebagai tunas bangsa memiliki persepsi bahwa ilmu hanya dapat diperoleh di
dalam ruang kelas. Sikap anak di luar kelas tidak dianggap sebagai proses
pembelajaran.
Salah satu penyebab peserta didik merasa tidak senang terhadap
pelajaran agama salah satunya karena kurangnya variasi pembelajaran yang
dilakukan oleh guru. Kurangnya ragam pengajaran agama adalah sebuah
kegiatan yang serupa yang dilakukan terus menerus, dan kemudian bisa
berdampak langsung pada kebosanan dan kejenuhan peserta didik. Kejenuhan
itu akan lebih meningkat manakala pembelajaran agama pada jam-jam
terakhir atau mendekati jam pulang sekolah.
Salah satu alternatif variasi pembelajaran yakni terkait dengan tempat
belajar, upaya ini diyakini bahwa pembelajaran akan lebih hidup dan menarik.
Dengan dilakukannya pembelajaran di ruangan terbuka, guru telah
memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk bisa mengenal
secara langsung lingkungannya dengan baik, sehingga timbul rasa untuk
memelihara dan mencintai lingkungan. Pembelajaran tersebut bisa dalam
bentuk menyelenggarakan kebun sekolah, belajar di luar kelas.
2) Pengertian Pembelajaran Outdoor
Menurut Komarudin dalam buku Husamah yang berjudul pembelajaran
di luar kelas (Outdoor Learning) menyatakan bahwa Outdoor Learning
merupakan aktifitas luar sekolah yang berisi kegiatan di luar kelas/sekolah
dan di alam bebas lainnya, seperti : bermain di lingkumgan sekolah, taman,
20
perkampungan pertanian/nelayan, berkemah, dan kegiatan yang bersifat
kepetualangan, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan.22
Proses pembelajaran bisa terjadi di mana saja, di dalam ataupun di luar
kelas, bahkan di luar sekolah. Proses pembelajaran yang dilakukan di luar
kelas atau bahkan di luar sekolah, memiliki arti yang sangat penting bagi
perkembangan siswa.
Menurut Karjawati dalam buku Husamah menyatakan bahwa metode
Outdoor Study adalah metode di mana guru mengajak siswa belajar di luar
kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk
mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui metode Outdoor Study
lingkungan di luar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran gur
di sini adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa
belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungan.23
Menurut Adelia vera, dalam bukunya yang berjudul metode mengajar
anak diluar kelas ( Outdoor Study ) mengungkapkan bahwa “ Outdoor
Learning itu sendiri yaitu suatu kegiatan menyampaikan pelajaran di luar
kelas, sehinga kegiatan belajar mengajar berlangsung di luar kelas.sebagian
orang menyebutnya dengan Outing Class, yaitu suatu kegiatan yang
melibatkan alam secara langsung untuk dijadikan sebagai sumber belajar “.24
Metode mengajar di luar kelas juga dapat dipahami sebagai sebuah
pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai
situasi pembelajaran terhadap berbagai permainan, sebagai media tranformasi
konsep-konsep yang disampaikan dalam pembelajaran.25
22
Husamah, Pembelajaran Di Luar Kelas (Outdoor Learning). (Prestasi Pustaka: Jakarta 2013),
hal. 19 23
Ibid. hal. 23 24
Adelia vera, Metode Mengajar Anak Di Luar Kelas ( outdoor study ), ( DIVA Press : Jogjakarta,
2012 ), hal. 17 25
Ibid, hal. 17
21
Pembelajaran outdoor merupakan pembelajaran yang lebih berorientasi
pada keaktifan siswa dengan pemanfaatan lingkungan sekitar. Sehingga dalam
pembelajaran ini guru lebih berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan
mediator pembelajaran.
Selain itu pembelajaran Outdoor juga sejalan dengan Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA), dimana peran aktif siswa dan suasana demokratif dalam
pendidikan dijunjung tinggi, sehingga selain dapat meningkatkan kepekaan
siswa terhadap lingkungan juga menunjang siswa mengemukakan pendapat
dan berinteraksi dengan lingkungan secara baik.
Dalam variasi pembelajaran ini dapat mengurangi rasa jenuh, bosan
siswa, dan dapat membuat siswa senang juga respek terhadap pelajaran dan
lingkungan sekitarnya. Keadaan siswa demikian akan sangat mempengaruhi
daya tangkap siswa dalam menerima dan memahami konsep yang dipelajari.
Bila dalam suatu proses pembelajaran siswa merasa senang, tidak jenuh
dan bosan, maka daya tangkkap siswa dalam menerima dan memahami
konsep yang dipelajari akan baiksehingga secara langsung dapat
mempengaruhi hasil belajar peserta didik itu sendiri.
3) Tujuan pokok mengajar di luar kelas
Priest menyatakan di dalam buku Husamah yang berjudul pembelajaran
di luar kelas (Outdoor Learning) bahwa “Outdoor education is, an
experimential method of learning by doing, which takes place primarily
trough exposure to the out-of-doors. In outdoor education, the emphasis for
the subject of learning is placed on relationship: relationship concerning
human and natural resources. Pendidikan luar kelas bertujan agar siswa dapat
beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar dan mengetahui pentingnya
22
keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar,
dan memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam sekitar.26
Secara umum, tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui aktivitas
belajar di luar kelas atau di luar lingkungan sekolah ialah sebagai berikut:
a) Mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kreatifitas
mereka dengan seluas-luasnya di alam terbuka.
b) Kegiatan belajar mengajar diluar kelas bertujuan menyediakan latar
(setting) yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental peserta didik.
c) Meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman peserta didik
terhadap lingkungan sekitarny.
d) Membantu mengembangkan segala potensi setiap peserta didik agar
menjadi manusia sempurna, yaitu memiliki perkembangan jiwa, raga, dan
spirit yang sempurna.
e) Memberikan konteks dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dalam
tataran praktik (kenyataan di lapangan).
f) Menunjang keterampilan dan ketertarikan peserta didik. Bukan hanya
ketertarikan terhadap mata pelajaran tertentu yang bisa dikembangakan di
luar kelas, melainkan juga ketertarikan terhadap kegiatan-kegiatan di luar
kelas.
g) Menciptakan kesadaran dan pemahaman peserta didik cara menghargai
alam dan lingkungan, serta hidup berdampingan di tengah perbedaan
suku, ideologi, agama, politik, ras, bahasa, dan lain sebagainya.
h) Mengenalkan berbagai kegiatan di luar kelas yang dapat membuat
pembelajaran lebih kreatif.
i) Memberikan kesempatan yang unik bagi peserta didik untuk perubahan
perilaku melalui penataan latar pada kegiatan luar kelas.
j) Memberikan kontribusi penting dalam rangka membantu mengembangkan
hubungan guru dan murid.
k) Menyediakan waktu seluas-luasnya bagi peserta didik untuk belajar dari
pengalaman langsung melalui implementasi bebas kurikulum sekolah di
berbagai area.
l) Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan
komunitas sekitar untuk pendidikan.
m) Agar peserta didik dapat memahami secara optimal seluruh mata
pelajaran.27
26
Husamah, Pembelajaran Di Luar Kelas (Outdoor Learning). (Prestasi Pustaka: Jakarta 2013).
hal. 21 27
Adelia vera, metode mengajar anak diluar kelas ( outdoor study ), ( DIVA Press : Jogjakarta,
2012 ), hal.21-25
23
4) Nilai Plus Outdoor Learning
Menurut Suyadi dalam buku Husamah yang berjudul pembelajaran di
luar kelas (Outdoor Learning) bahwa pembelajaran di luar kelas memiliki
manfaat antara lain:
a) Pikiran lebih jernih.
b) Pembelajaran akan terasa menyenangkan.
c) Pembelajaran lebih variatif.
d) Belajar lebih rekreatif.
e) Belajar lebih riil.
f) Anak lebih mengenal pada dunia nyata dan luas.
g) Tertanam image bahwa dunia sebagai kelas.
h) Wahana belajar akan lebih luas.
i) Kerja otak lebih rileks.28
Sudjana dan Rivai menjelaskan pula dalam buku Husamah bahwa
banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari
lingkungan dalam proses belajar antara lain:
a) Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa
duduk berjam-jam, sehingga motivasi siswa akan lebih tinggi.
b) Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan
dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.
c) Bahan-bahan yang dipelajari lebih kaya serta lenih faktual
sehingga kebenarannya akurat.
d) Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati,
bertanya atau wawancara, membuktikan atau
mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain-lain.
28
Husamah, Pembelajaran Di Luar Kelas (Outdoor Learning). (Prestasi Pustaka: Jakarta 2013).
hal. 25
24
e) Sumber belajar lebih kaya sebab lingkungan yang dapat
dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial,
lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain.
f) Siwa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan
yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi
yang tidak asing dengan kehidupan sekitarnya, serta dapat
memupuk cinta lingkungan.29
3. Pengertian Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Witherington, dalam buku Educational Psychologi yang dikutif
dalam buku Ngalim purwanto dalam bukunya yang berjudul Psikologi
Pendidikan menyatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.30
Menurut Skinner dalam buku Dimyati dan Mudjiono yang berjudul
belajar dan pembelajaran menyatakan bahwa belajar adalah suatu prilaku.
Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila
ia tidak belajar maka responnya menurun.31
b. Ciri – Ciri Belajar
Ciri – ciri dan kriteria kegiatan belajar : 32
1) Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada individu yang
belajar ( dalam arti perubahan tingkah laku ) baik aktual maupun
potensial.
2) Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang
berlaku dalam waktu yang relatif lama.
3) Perubahan itu terjadi karena adanya usaha.
29
Ibid, hal. 25-26 30
Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,1990), hal. 84 31
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) hal. 9 32
Alisuf sabri, Psikologi Pendidikan, ( CV. Pedoman Ilmu Jaya : jakarta, 1995 ) hal. 56
25
Dengan demikian ciri – ciri yang menunjukan bahwa seseorang
melakukan kegiatan belajar dapat ditandai dengan adanya :
a) Perubahan tingkah laku yang aktual atau potensial. Aktual itu berarti,
perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar yang nyata,
sedangkan perubahan potensial yaitu perubahan tingkah laku yang terjadi
sebagai hasil yang tidak dapat dilihat perubahannya secara nyata.
b) Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar diatas bagi individu
merupakan kemampuan baru dalam bidang kognitif, afektif, atau
psikomotorik.
c) Adanya usaha atau aktivitas yang sengaja dilakukan oleh orang yang
belajar dengan pengalaman .
c. Tujuan belajar
Belajar adalah suatu aktivitas yang bertujuan. Tujuan belajar ini ada
yang benar – benar disadari dan ada pula yang kurang begitu disadari oleh
orang yang belajar. Tujuan belajar tersebut erat kaitannya dengan perubahan
atau pembentukan tingkah laku tertentu. Dan tujuan belajar yang positif serta
dapat dicapai secara efektif hanyalah mungkin terjadi dalam proses belajar
mengajar disekolah.33
Menurut winarno surachmad, tujuan belajar disekolah itu ditujukan
untuk mencapai :
1) Pengumpulan pengetahuan
2) Penanaman konsep dan kecekatan / keterampilan
3) Pembentukan sikap dan perbuatan
33
Alisuf sabri, psikologi pendidikan, ( Pedoman Ilmu Jaya : Jakarta, 1995 ) hal. 58
26
4) Menurut taksonomi bloom yaitu tujuan belajar siswa diarahkan utuk
mencapai ketiga ranah : kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan belajar
kognitif untuk memperoleh pengetahuan.34
d. jenis-jenis belajar
Ada bermacam-macam kegiatan yang terdapat dalam proses belajar.
Kegiatan ini memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya,
baik dalam aspek materi dan metodenya maupun aspek tujuan dan
pembaharuan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini
muncul dalam dunia pendidikan sejalan kebutuhan kehidupan manusia yang
juga bermacam-macam. Belajar bisa dibedakan menjadi 8 jenis, yaitu;
1) Belajar abstrak
Jenis belajar ini merupakan kegiatan yang menggunakan cara-cara
berfikir abstrak, yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan
pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Untuk mempelajari hal-hal
yang abstrak ini diperlukan prinsip, konsep, dan generalisasi. Yang termasuk
dalam jenis ini misalnya: belajar matematika, kimia, tauhid, dan sebagainya.
2) Belajar keterampilan
Jenis belajat yang satu ini menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni
yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan neuromuscular dengan tujuan
untuk memperoleh menguasai keterampilan jasmani tertentu. Untuk
memperoleh hasil yang maksimal, maka belajar keterampilan membutuhkan
latihan-latihan yang intensif dan teratur.
3) Belajar sosial
Pada dasarnya belajar sosial ini belajar untuk memahami masalah-
masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya
untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-
masalah sosial seperti masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan.
34
Ibid hal. 58
27
4) Belajar pemecahan masalah
Belajar pemecahan masalah merupakan belajar menggunakan metode-
metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur dan
teliti.Tujuannya adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan
kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas.
5) Belajar rasional
Belajar rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir
secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya ialah untuk
memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan
konsep.
6) Belajar kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru
atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain
menggunaka perintah, suri teladan, dan pengalaman khusus, juga
menggunakan hukuman dan ganjaran.
7) Belajar apresiasi
Belajar apresiasi adalah mempertimbangkan (judgetment) arti penting
atau nilai suatu objek.Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan
mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skills) yang dalam hal ini
kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya
apresiasi sastra, apresiasi musik dan sebagainya.
8) Belajar pengetahuan
Belajar pengetahuan (knowledge) ialah belajar dengan cara melakukan
penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.35
Oleh karena itu, dalam proses-proses belajar mengajar kita harus lebih
dahulu mengetahui jenis-jenis belajar dalam belajar.
e. Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar 36
35
Fadhilah Suralaga, Dkk. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2005), hal.81-83
28
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar
siswa di sekolah secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua bagian yaitu
faktor internal dan eksternal siswa.37
Faktor yang berasal dari luar siswa ( eksternal ) terdiri dari faktor
lingkungan dan faktor instrumental, sedangkan faktor – faktor yang berasal
dari dalam diri siswa ( internal ) adalah berupa faktor fisiologis dan faktor
psikologis pada diri siswa.
1) Faktor – faktor lingkungan
Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
faktor lingkungan non alam/ non sosial , seperti keadaan suhu, kelembaban
udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat letak sekolah.Faktor lingkungan
sosial baik berwujud manusia dan representasinya termasuk budanya akan
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
2) Faktor – faktor instrumental
Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/ sarana fisik kelas, sarana alat
pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum / materi pelajaran serta
strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan
hasil belajar.
3) Faktor – faktor kondisi internal siswa
Faktor kondisi siswa ini sebagaiman telah diuraikan diatasa ada dua
macam yaitu kondisi fisiologis siswa dan kondisi psikologis. Faktor kondisi
fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi
panca indranya terutama penglihatan dan pendengaran.
Adapun faktor psikologis yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar
siswa adalah faktor : minat, bakat, inteligensi, motivasi, dan kemampuan –
36
Alisuf sabri, psikologi Pendidikan, hal. 59 37
Ibid hal. 58
29
kemampuan kognitif seperti : kemampuan persepi, ingatan, berfikir, dan
kemampuan dasar pengetahuanyang dimiliki siswa.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Hasil penelitian Lilis Sri Wahyuni : “Perbandingan Hasil Belajar IPS Siswa
Kelas VIII Sekolah Formal dan Sekolah Alam” diperoleh kesimpulan bahwa
hasil belajar IPS siswa sekoah formal lebih rendah daripada hasil belajar IPS
sekolah alam.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang perbedaan hasil
belajar antara siswa SMP Nusantara Plus Tangerang Selatan (formal) dan
Sekolah Alam Indonesia pada mata pelajaran Imu Pengetahuan Sosial (IPS)
kelas VIII. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP
Nusantara Plus sebanyak 155 orang dan yang menjadi sampel penelitian ini
sejumlah 20 siswa, sedangkan populasi dalam penelitian di Sekolah Alam
Indonesia sebanyak 21 orang dan yang menjadi sampel penelitian sampel
penelitian ini sejumlah 20 siswa. Dengan menggunakan teknik purposif
sampling. Metode penelitian menggunakan metode quasi eksperimen. Uji
hipotesis menggunakan uji tes “t”. Teknik pengumpulan data pada penelitian
ini menggunakan tes objektif untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah
kognitif yang diperoleh dari data pretest dan posttest berupa skor hasil belajar
IPS pada konsep memahami kegiatan pelaku ekonomi di masyarakat. Nilai
rata-rata untuk siswa Sekolah Alam Indonesia prettest adalah 59 sedangkan
posttest adalah 75.5 dan untuk siswa SMP Nusantara Plus pretest adalah 44.5
sedangkan posttest adalah 70.5. Dari hasil perhitungan pretest dengan
menggunakan Uji tes “t” diperoleh ttabel sebesar 36.25 dan posttest 27.77,
kemudian dilanjutkan dengan mengkonsultasikan pada nilai ttabel dengan taraf
signifikansi 5% diperoleh thitung lebih tinggi dari ttabel yaitu untuk pretest 33.38
dan posttest 24.9.
30
Jika melihat hasil penelitian diatas, maka peneliti dapat mengambil
kesimpulan bahwa hasil belajar IPS siswa sekoah formal lebih rendah
daripada hasil belajar IPS sekolah alam.Ini terlihat dari nilai rata-rata untuk
siswa Sekolah Alam Indonesia prettest adalah 59 sedangkan posttest adalah
75.5 dan untuk siswa SMP Nusantara Plus pretest adalah 44.5 sedangkan
posttest adalah 70.5. Dari hasil perhitungan pretest dengan menggunakan Uji
tes “t” diperoleh ttabel sebesar 36.25 dan posttest 27.77, kemudian dilanjutkan
dengan mengkonsultasikan pada nilai ttabel dengan taraf signifikansi 5%
diperoleh thitung lebih tinggi dari ttabel yaitu untuk pretest 33.38 dan posttest
24.9. Hal ini membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
komparasi antara hasil belajar pendidikan agama islam dengan menggunakan
metode outdoor dan indoor pada satu sekolah sebagai objek penelitian dengan
menggunakan metode penelitian yang sama yakni quasi eksperimen.
Pada hasil penelitian relevan yang kedua ini, peneliti mendapatkan
kesimpulan bahwa adanya perbedaan hasil belajar siswa. Hasil penelitian
tersebut belum menggambarkan secara khusus bagaimana yang komplek
antara hasil belajar siswa di sekolah alam dengan sekolah Nusantara. Maka
dari itu, dengan melihat hasil penelitian ini, peneliti mencoba untuk
melakukan penelitian tentang perbedaan hasil belajar siswa yang diberi
metode pembelajaran outdoor dengan siswa yang tidak menggunakan metode
outdoor pada bidang studi pendidikan agama islam siswa kelas VIII di SMP
Nusantara Plus.
2. Hasil penelitian Darwadi : “Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil
Belajar Matematika siswa di MTs N Sliyeg Indramayu”. Pada penelitian ini
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada hasil belajar siswa
yang diberi pembelajaran outdoor dengan siswa yang tidak diberi
pembelajaran outdoor. Dapat dilihat dari hasil tes akhirnya pada kelas
eksperimen dari 30 siswa nilai terendahnya 44 dan nilai tertinggi yaitu 81
sedangkan pada kelas kontrol dari 33 siswa yang dijadikan sampel
31
mendapatkan nilai terendah yaitu 38 sedangkan nilai tertinggi yaitu 75, dari
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Jadi, pembelajaran outdoor disini sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa d MTs N Sliyeg,
Kecamatan Sliyeg kabupaten Indramayu.
C. Kerangka Berfikir
Salah satu tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah adalah untuk
meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta
didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.38
Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah mengikuti
proses belajar mengajar dalam waktu terentu baik berupa perubahan tingkah
laku, sikap, keterampilan dan pengetahuan yang kemudian akan diukur dari
nilai hasil belajar siswa (raport) di sekolah tersebut.
Suatu proses belajar yang akan menghasilkan hasil belajar, terlihat dari
apa yang dapat dilakukan oleh siswa yang sebelumnya tidak dapat di buktikan
dengan perbuatan.
Jadi, hasil belajar siswa yang dimaksud merupakan pengetahuan yang
dicapai siswa dari pembelajaran setelah mengalami proses pengajaran di
sekolah dari hasil tes atau ujian yang diberikan setelah melewati proses belajar
pada akhir rumusan tertentu.
Untuk mencapai hasil belajar siswa yang memuaskan seharusnya guru
memliki variasi-variasi dalam pembelajaran sehingga pembelajaran tidak
terlalu monoton yang nantinya akan berpengaruh pada siswa.
38
Ramayulis, Metodologi Agama Islam(Kalam Mulia, Jakarta:2010),hal.22
32
Dalam pembelajaran agama Islam, siswa harus berbuat dan merasakan
sendiri agar terlibat langsung dalam pembelajaran. Salah satu pembelajaran
yang sejalan dengan itu adalah pembelajaran di luar kelas (outdoor).
Menurut Adelia vera, dalam bukunya yang berjudul metode mengajar
anak diluar kelas ( outdoor study ) mengungkapkan bahwa “outdoor learning
itu sendiri yaitu suatu kegiatan menyampaikan pelajaran di luar kelas, sehinga
kegiatan belajar mengajar berlangsung di luar kelas, sebagian orang
menyebutnya dengan outing class, yaitu suatu kegiatan yang melibatkan alam
secara langsung untuk dijadikan sebagai sumber belajar“.39
Menurut Karjawati dalam buku Husamah menyatakan bahwa metode
outdoor study adalah metode di mana guru mengajak siswa belajar di luar
kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk
mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui metode outdoor study
lingkungan di luar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran gur
di sini adalah sebagai motivator, artinya guru sebagai pemandu agar siswa
belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungan.40
Metode mengajar di luar kelas juga dapat dipahami sebagai sebuah
pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai
situasi pembelajaran terhadap berbagai permainan, sebagai media tranformasi
konsep-konsep yang disampaikan dalam pembelajaran.41
Sedangkan pembelajaran di dalam kelas (konvensional) ialah
pembelajaran yang hanya di lakukan di dalam ruang kelas. Di Indonesia, para
guru masih banyak yang enggan mengajak para siswa belajar di luar kelas
mereka beranggapan bahwa kelas adalah satu-satunya tempat belajar. Padahal,
hampir semua pelajaran di sekolah dapat diajarkan di luar kelas dengan
beragam metode yang sangat menyenangkan.
39
Adelia vera, Metode Mengajar Anak Di Luar Kelas ( outdoor study ), ( DIVA Press : Jogjakarta,
2012 ), hal. 17 40
Ibid. hal. 23 41
Ibid, hal. 17
33
Pembelajaran yang hanya dilakukan dalam kelas, mengharuskan
siswanya duduk rapi, mendengarkan keterangan guru di papan tulis juga
menjadikan buku dan ruang kelas sebagai satu-satunya sumber belajar
terkadang membuat siswa merasa jenuh sehingga pembelajaran terasa kurang
kondusif. Padahal di luar kelas sana dapat dijadikan tempat belajar yang lebih
menyenangkan dan lebih memberi keluasan bagi siswa dalam memperoleh
pengalaman dalam pembelajaran di bandingkan hanya di ruang kelas.
Dari sini kita dapat mengetahui adanya perbandingan yang sangat
signifikan antara pembelajaran di dalam kelas (outdoor) dengan pembelajaran
di luar kelas (konvensional) antara lain :
1. Pembelajaran Outdoor lebih mendorong motivasi belajar siswa
2. Suasana belajar yang lebih menyenangkan
3. Lebih mengasah aktivitas fisik dan kreativitas siswa
4. Penggunaan media pembelajaran yang lebih konkret
5. Mendorong siswa untuk lebih menguasai keterampilan sosial
Dilihat dari banyaknya manfaat dan keuntungan dari pembelajaran
outdoor dibandingkan dengan pembelajaran di dalam kelas (konvensional)ini
memberikan pengertian bahwa siswa dapat mengembangkan pola pikir dan
pengetahuan mereka serta membuat susana pembelajaran lebih menarik
ketikapembelajaran itu dilakukan di luar kelas.
Dengan semangat siswa yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran
khususnya bidang studi Pendidikan Agama Islam membuat siswa lebih fokus
terhadap mata pelajaran, sehingga pembelajaran yang seperti ini pun pastinya
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar mereka.
Kegiatan belajar mengajar di luar kelas pastinya dapat membuat siswa
lebih cerdas dan pintar dari pada belajar di dalam kelas. Bahkan nilai ujian
siswa yang belajar di luar kelas terkadang lebih tinggi dari pada mereka yang
belajar hanya di dalam kelas. Dengan demikian pembelajaran di luar kelas
memiliki peranan penting terhadap hasil belajar para siswa.
34
Para siswa yang terkadang mendapatkan nilai rendah dari ujian karena
ketika belajar hanya dituntut memahami tanpa praktik sedikitpun, sehingga
hasil pemahaman yang diperoleh secara lambat laun hilang dari otak (lupa).
Hal ini terjadi dalam kegiatan pembelajaran yang hanya di lakukan di dalam
kelas. Berbeda halnya dengan pembelajaran di luar kelas, para siswa dituntut
menerapkan langsung dan memahami pembelajaran sehingga hasilnya selalu
melekat di otak para siswa tersebut.
Setelah mengkaji teori-teori tentang pembelajaran outdoor, dan hasil
Belajar serta keterkaitan teoritis keduanya, peneliti menilai bahwa “diduga
terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diberi metode pembelajaran
outdoor dengan siswa yang tidak diberi metode pembelajaran outdoor”.
Berdasarkan uraian di atas, diharapkan bahwa penerapan pembelajaran
agama Islam dengan pendekatan outdoor dapat meningkatkan hasil belajar
pendidikan agama Islam siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis ini akan menjawab pertanyaan penilaian secara kuantitatif.
Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak Terdapat Pengaruh Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor
Leraning) Terhadap Hasil Belajar Siswa
Ha : Terdapat Pengaruh Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Leraning)
Terhadap Hasil Belajar Siswa
35
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII semester genap di
SMP Nusantara Plus yang beralamat di Jalan Tarumanegara Dalam No.1
Pisangan, Ciputat - Tangerang Selatan. Sedangkan waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai bulan April 2014.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi
Eksperimen yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti melakukan
pengontrolan secara penuh terhadap sampel penelitian.
Pola eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
penelitian kelompok Preetest dan Posttest. Metode ini bermaksud untuk
menguji hipotesis tentang adanya hubungan sebab akibat dariperlakuan yang
telah dilakukan, dan bermaksud untuk menguji adanya perubahan yang
diakibatkan oleh perlakuan tersebut.
Dalam penelitian ini bermaksud untuk meneliti apakah ada pengaruh
dari penerapan Pembelajaran Outdoor terhadap hasil belajar bidang studi
Pendidikan Agama Islam pada mata pelajaran fiqih yang terdapat pada kelas
eksperimen.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Two Group
Pretest Postest Design. Rancangan tersebut terdiri dari kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
Kelompok eksperimen diberi Pretest awal ( ) lalu diterapkan
perlakuan (X) dalam jangka waktu tertentu dan kemudian dilakukan
pengukuran yang kedua dengan menggunakan Postest sebagai tes akhir ( )
36
untuk mengetahui pengaruh Pembelajaran Outdoor terhadap hasil belajar
Pendidikan Agama Islam.
Pada kelompok kontrol diberi Pretest sebagai tes awal ) tanpa
diterapkan perlakuan. Kemudian dilakukan pengukuran yang kedua kalinya
dengan menggunakan Postest. Adapun rancangan penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Tabel. 3.1
Two Group Pretest Postest Design
Kelompok
Siswa
Pre – test Perlakuan Pos – test
Eksperimen T1 X T2
Kontrol T1 - T2
Berdasarkan rancangan penelitian, siswa diberikan tes sebanyak 2X
yaitu sebelum pembelajaran dimulai (Pretest) dan setelah semua materi
diajarkan (Postest). Tes untuk mengetahui pemahaman siswa dilakukan
dengan menggunakan instrumen tes yang sama.
C. Populasi dan Sampel
Sugiyono mendefinisikan bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. 1
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP
Nusantara Plus dan populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh
kelas VIII yang berjumlah 150 siswa yang terdiri dari beberapa kelas.
1 Sugiyono, Dr, Prof. Metode penelitian pendidikan ( pendekatan kuantitatif dan R&D),(Bandung:
ALFABETA, 2010) hal. 117 dan 118
37
Sampel dalam penelitian diambil dari populasi terjangkau. Berdasarkan
karakteristik yang telah dijelaskan maka pemilihan sampel digunakan dengan
teknik Cluster Random Sampling, dengan mengambil dua kelas secara acak
dari beberapa kelas yang memiliki karakteristik yang sama. Satu kelas akan
menjadi kelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran Outdoor (di
luar kelas) dan satu kelas menjadi kelas kontrol dengan menggunakan
pembelajaran konvensional.
D. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu model pembelajaran di
luar kelas (Outdoor) di simbolkan dengan huruf X. Variabel ini diposisikan
sebagai variabel bebas (independen) yakni masukan yang akan memberi
pengaruh pada hasil belajar agama siswa. Sedangkan variabel terikatnya
(dependen) adalah hasil belajar PAI siswa dengan huruf Y. Variabel ini
merupakan hasil dari pengaruh variabel dependen.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes objektif
untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang diperoleh dari
data pretest dan posttest berupa skor hasil belajar PAI ( Pendidikan Agama
Islam ) pada konsep tentang memahami zakat.
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Tes
Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar adalah tes
objektif dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal yang valid, dengan
empat pilihan yang mempunyai skala ukur berupa skor 1 untuk jawaban yang
benar dan diberi skor 0 untuk jawaban yang salah. Soal-soal tersebut mengacu
pada aspek kognitif yang meliputi pemahaman dan aplikasi.
2. Uji Coba Instrumen Test
Pada instrumen yang digunakan pada penelitian ini, instrumen yang
paling dominan dan paling berpengaruh adalah test. Bentuk test yang
38
digunakan yaitu berbentuk tes objektif, untuk mengetahui apakah soal – soal
yang berupa test objektif tersebut memenuhi syarat soal yang baik, maka
dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen yang akan digunakan sebagai
alat pengumpul data, maka perlu dilakukan uji validitas. Validitas yang diukur
adalah validitas butir soal atau validitas item.
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga betul-betul mengukur apa yang harus diukur2. Cara yang
dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah dengan variabel internal,
yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara
keseluruhan.
Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir. Pengukuran pada
analisis butir yaitu dengan cara skor-skor yang ada kemudian dikorelasikan
dengan menggunakan rumus korelasi Poin Biserial3yang dikemukakan oleh
Karl Pearson adalah sebagai berikut:
√
Keterangan :
:Koefisien korelasi biserial
Mp :Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
Mt :Rerata skor total
2 Arikunto, op. cit., hal.65.
3Ibid., hal.72
39
St :Standar deviasi dari skor total
P :Proporsi siswa yang menjawab benar
q :Proporsi siswa yang menjawab salah
Adapun perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software Anates 4.0.
b. Uji Reabilitas
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya. 4
Uji reliabilitas untuk butir soal pilihan
ganda dilakukan dengan menggunakan software Anates 4.0. dan dengan
tekhnik alpha crobanch
Berikut adalah tabel kriteria validitas dan reliabilitas yang digunakan
sebagai acuan untuk menginterprestasikan nilai:
Tabel 3.2
Nilai Kriteria
0.81–1,00 SangatTinggi
0,61–0,80 Tinggi
0,41–0,60 Cukup
0,21–0,40 Rendah
<0,20 SangatRendah
Karena dalam menghitung sering dilakukan pembulatan angka, sangat
mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,000, koefisien negatif
menunjukkan hubungan kebalikan sedangkan koefisien positif menunjukkan
adanya kesejajaran (Arikunto,2008:97). Berdasarkan aturan tersebut maka
4 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal.
100
40
dapat dikatakan bahwa jika sebuah tes memiliki koefisien relibilitas antara
0,400-1,000 artinya sudah reliabel.
c. Uji Tingkat Kesukaran
Pengujian taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui tingkat mudah
atau sukarnya suatu soal. Soal terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha memecahkannya dan soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk
mencoba lagi karena diluar jangkauannya5. Indeks kesukaran dihitung
menggunakan rumus:
Keterangan :
P : Indeks kesukaran
B :Banyaknya siswa menjawab soal tersebut dengan benar
JS :Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteriayangdigunakanadalahmakinkecilindeksyangdiperoleh,makin
sulit soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran ditentukan sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 = soal termasuk kategori sukar
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 = soal termasuk kategori sedang
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 = soal termasuk kategori mudah
d. Pengujian Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Rumus perhitungan daya pembeda adalah sebagai berikut6:
5Ibid., hal. 207
6Ibid., hal. 211
41
Keterangan:
D :Daya pembeda
:Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok atas
: Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok bawah
:Banyaknya siswa pada kelompok atas
:Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria soal-soal berdasarkan daya pembedanya sebagai berikut:
Tabel. 3.3
DayaPembeda Kriteria
0,00–0,20 Jelek
0,20–0,40 Cukup
0,40–0,70 Baik
0,70–1,00 BaikSekali
G. Teknik Analisa Data
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data yang diperoleh
dari sampel berdistribusi normal atau tidak.7 Uji normalitas menggunakan
rumus chi square. Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut :
1) Menentukan Hipotesis
H0 : data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
7 Ruseffendi, Statistik Dasar untuk Penelitian Pendidikan, (Bandung: IKIP Bandung Press, 1998),
hal.292
42
H1 : data sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2) Menentukan rata-rata ( X )
3) Menentukan standar deviasi ( Sd )
4) Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi espektasi
a. Rumus banyak kelas interval (aturan sturges)
K = 1 + 3,3 log ( n) dengan n banyak subjek
b. Rentang (R) = skor terbesar – skor terkecil
c. Panjang kelas interval (P) =
5) Cari dengan rumus :
=∑
6) Cari dengan derajat kebebasan (dk) = banyaknya kelas (K) – 3
dan taraf kepercayaan 95 % dan taraf signifikan a = 5%
7) Kriteria pengujian :
Jika ≤ , maka Ho diterima
Jika ˃ , maka Hoditolak
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah “pengujian untuk mengetahui sama tidaknya
varias-varians dua buah distribusi atau lebih”.8 Uji homogenitas yang
digunakan adalah Uji Fisher, dengan rumus:
=
∑ ∑
F =
Keterangan :
F2 : Homogenitas
8Ibid., hal. 294
43
: Varians terbesar
: Varians terkecil
Fhitung<Ftabel maka sampel homogen
Fhitung>Ftabel maka sampel tidak homogen
c. Uji Hipotesis
“Berdasarkan Uji normalitas, data terdistribusi normal dan berdasarkan
uji homogenitas, data distribusi homogen. Maka untuk melihat perbedaan
hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat
menggunakan uji parametrik dengan uji-t, yaitu dengan cara sebagai
berikut”:9
T =
SEM1 – M2 = √
SEM1 =
√
SEM2 =
√
Keterangan :
T : t tes perhitungan
M1 :Meankelompok eksperimen
M2 : Mean kelompok kontrol
SD1 : Simpangan baku kelompok eksperimen
SD2 : Simpangan baku kelompok kontrol
9Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta : Rajawali Pers) hal. 284
44
N1 : Jumlah sampel kelompok eksperimen
N2 : Jumlah sampel kelompok kontrol
SEM1 : Standar eror Mean sampel kelompok eksperimen
SEM2 : Standar eror Mean sampel kelompok kontrol
SEM1 – M2: Standar eror Mean sampel gabungan
a. Ho : μ1 = μ2
Ha : μ1 >μ2
a. Taraf signifikan α = 0.05
Tolak Ho jika thit> ttab
Terima Ho jika thit ≤ ttab
H. Hipotesis Statistik
Keterangan :
: Tidak terdapat pengaruh pembelajaran di luar kelas (Outdoor Learning)
terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam siswa.
: Terdapat pengaruh pembelajaran di luar kelas (Outdoor Learning)
terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam siswa.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Profil SMP Nusantara Plus dan Pembahasan Hasil Penelitian
1. Sejarah Singkat SMP Nusantara Plus Tangerang Selatan
Yayasan Aldiana Nusantara atau yang lebih sering dikenal YAN adalah
sebuah yayasan yang di dalamnya didirikan sekolah-sekolah tempat proses belajar
mengajar. YAN terletak di Jl. Tarumanegara Dalan No.1 Pisangan Kecamatan
Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Luas areal tanah SMP
Nusantara Plus ±5.000 m², dengan status kepemilikan hak milik. Awalnya YAN
hanya mendirikan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yaitu pada tahun 2002.
Melihat banyaknya minat siswa yang bersekolah di SMK dan banyak
mengeluarkan lulusan yang baik dan berkompeten, maka direktur YAN bapak
Alimuddin Al-Murtala tertarik untuk mendirikan SMP Nusantara.Setelah
mendiskusikan dengan semua pengurus yayasan dan para guru, akhirnya
didirikanlah SMP Nusantara. Alasan didirikannya SMP ini adalah agar
mempermudah siswa/i untuk masuk ke SMK Nusantara, selain itu juga bapak Ali
memanfaatkan peluang yang ada dengan melihat banyakanya minat orang tua
untuk menyekolahkan anaknya ke Nusantara.
SMP Nusantara secara resmi beroprasi sejak tahun 2006, dengan kepala
sekolah bapak Alimuddin Al-Murtala yaitu direktur YAN sendiri.Angkatan
pertama ada 212 siswa yang masuk yang terdiri dari 5 lokal kelas.Kemudian pada
tahun kedua (2007) SMP Nusantara mulai menerima sedikit siswa yakni 160
siswa yang terdiri dari 4 lokal kelas. Dikarenakan banyak lokal yang dipakai
SMK sehingga jika ditambah SMP maka tidak mencukupi untuk 5 kelas, sampai
sekarang hanya 4 kelas dari masing-masing angkatan.
Adapun kebijakan dan strategi SMP Nusantara Plus yaitu selain
mengintegrasikan ilmu eksakta dan ilmu agama juga mampu menawarkan
program kelas khusus bagi siswa yang berminat dalam kedua bidang
46
tersebut.Bagi mereka yang mau mendalami ilmu agama SMP Nusantara Plus
menyediakan waktu khusus begitu juga kelas eksakta.1
2. Visi, Misi, Kurikulum dan Alokasi Jam Belajar
Visi dari SMP Nusantara Plus adalah menciptakan lulusan yang santun
dalam berbahasa, ramah dalam bergaul, maju dalam IPTEK dan berakhlak mulia.
Misi SMP Nusantara Plus adalah sebagai berikut:
a. Mengintegrasikan ilmu eksakta dan ilmu agama yang bermoral dan religius.
b. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang bersifat teoritis dan
praktisdalam kerangka profesionalitas.
c. Mengedepankan pendidikan agama dalam menciptakan lulusan yang
berakhlak mulia.
d. Mendidik lulusan yang berpengalaman dan dapat dipertanggung jawabkan
guna kepentingan universal.
e. Setiap alumni dibekali sikap mental dan mampu bersaing dalam memasuki
dunia pendidikan yang unggul.
Kurikulum yang dipakai SMP Nusntara Plus yaitu dengan memadukan
Kurikulum Depdiknas dan Kurikulum Depag, serta muatan lokal yang ditekankan
pada basic science, bahasa dan akhlakul karimah, menyatu menjadi kurikulum
SMP Nusantara Plus yang berbasis kompetensi dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang teoritis dan praktis. Hal yang unik dan berbeda dari sekolah
lain adalah SMP Nusantara Plus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) mengacu pada kurikulum Depag yaitu ada mata pelajaran Fiqih, Akidah
Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam dan Al-Qur’an Hadits. Sedangkan untuk
alokasi jam belajar di SMP Nusantara Plus di bagi menjadi dua waktu yakni ada
jam pagi dan jam siang. Jam pagi untuk kelas VIII dan IX, sedangkan jam siang
1 Profil SMP Nusantara Plus Ciputat Tangerang Selatan
47
untuk kelas VII. Alokasi waktu untuk pelajaran agama kelas siang (kelas VII)
dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran hanya 30 menit, sedangkan untuk kelas
pagi 1 jam pelajaran 35 menit.
3. Deskriftif Data
a. Langkah-langkah perlakuan pada setiap kelompok :
Perlakuan Metode Outdor Metode Indor
(Konvensional)
Perlakuan yang sama
Materi
Guru
Waktu
Program
Semester
Metode Ceramah, Diskusi
Zakat Fitrah dan Zakat
Mal
Ahmad Fauzi
08.00-09.00
Genap
Metode Ceramah, Diskusi
Zakat Fitrah dan Zakat Mal
Ahmad Fauzi
09.00-10.00
Genap
Perlakuan yang berbeda
Anak-anak di ajak
keluar kelas.
Salah satu siswa
menjelaskan tentang
zakat fitrah dan zakat
mal.
Membaca ayat Al-
Qur’an bersama-sama
dengan berdiri.
Anak-anak berada di
dalam kelas.
Tidak ada yang
menjelaskan ke depan.
Guru yang membacakan
ayatnya.
b. Praktek Pembelajaran Outdoor di SMP Nusantara Plus
Dalam praktek pembelajaran Outdoor memang banyak sekali kekurangan-
kekurangan yang terjadi. Salah satu alasannya karena fasilitas sekolah yang kurang
memadai di SMP Nusantra, sehingga pembelajaran hanya di laksanakan di depan
ruang kelas dengan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Namun,
48
memang pada hakikatnya Outdoor Study itu lebih kembali ke alam atau ke sumber
yang sesungguhnya.
Kurangnya respon dari guru bidang studi dan kepala sekolah di sekolah SMP
Nusantara Plus tersebut pula menjadi alasan mengapa pembelajaran Outdoor ini
kurang efisien. Sehingga kurang terjalin kerja sama antara peneliti dengan guru
bidang studi dan kepala sekolah yang akhirnya akhirnya pembelajaran pun hanya bisa
dilaksanakan di sekolah tepatnya di depan ruang kelas.
Namun, walaupun pembelajaran hanya dilakukan di depan ruang kelas, peneliti
berusaha untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Sehingga terjadi
interaksi guru dan murid yang berdampak kepada semangat siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Ini pula nantinya akan berdampak kepada hasil belajar siswa pada
mata pelajaran fiqih pada konsep tentang zakat.
Penelitian ini dilakukan pada kelas VIII yang terdiri dari dua kelas sebagai sempel.
Kelas VIII I sebagai kelas eksperimen diberi perlakuan metode pembelajaran
Outdoor dan kelas VIII II yang diajarkan dengan Metode konvensional.
Materi pelajaran Fiqih yang diajarkan pada penelitian ini adalah tentang zakat
dengan 3 kali treatment, untuk mengetahui hasil belajar kedua kelompok, setelah
diberi perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kontrol lalu kedua
kelompok tersebut diberikan tes berupa posttest.
Setelah dilakukan uji coba dan dilakukan uji validitas dari 40 soal pilihan ganda
yang diuji cobakan terdapat 21 soal yang valid dan 19 soal yang tidak valid.
Data hasil belajar Fiqih pada materi zakat dengan menggunakan metode
pembelajaran Outdoor disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai
berikut :
49
Nilai Pre-test Kelas Eksperimen (VIII I)
No Nama Nilai
1. DIMAS RIKY 60
2. LEONANDI DWI 65
3. RIZAL SOBARUDIN 65
4. FAJRIANTY 65
5. MIA MUSTIKA 70
6. RISA SEPTIANI 65
7. RINA TRIANA 60
8. NOVITA WIBOWO 65
9. ANIS SETIAWATI 60
10. AYU INDANI 65
11. ALDI SAPUTRA 70
12. SEPTIAN 65
13. FIKRI AL-RASYID 60
14. KARTONI 55
15. AJENG SUKMA 65
16. ARIF RAHMAN 65
17. IKA NURJANNAH 70
18. ABYAN FARAS 60
19. APRILIA DAMAYA 55
20. MIRNA YUNIARTI 50
50
21. TRI NOVIA 70
22. NITA FIKRIA 60
23. BELA OKTAVIANI 45
24. DENANDIKA 50
25. BARKAH 70
26. AGNESTY 70
27. FRASETYO 70
28. M. RAFI FATUR 60
29. BENY FAJAR 60
30. ADITYA 70
31. SAEFUL ANWAR 50
32. M. ALDINO 70
33. NABILA UTAMI 70
34. BINTANG PRAYOGA 50
35. MALIK ADINAR 45
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen
No Interval F
Nilai
Tengah f. xi ( xi ) 2 fxi
2
1 45-49 2 47 94 2209 4418
51
2 50-54 4 52 208 2704 10816
3 55-59 2 57 114 3249 6498
4 60-64 8 62 496 3844 30752
5 65-69 9 67 603 4489 40401
6 70-74 10 72 720 5184 51840
35 2235
144725
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang
berkemampuan tinggi, yaitu 10 orang siswa yang memperoleh nilai interval 70-74.
Sedangkan siswa yang berkemampuan rendah ada 2 orang siswa yang memperoleh
nilai pada interval 45-49. Dan siswa yang berkemampuan sedang ada 8 orang siswa
yaitu memperoleh nilai interval 60-64.
Berikut ini adalah histagram data hasil pretest eksperimen :
GAMBAR 4.1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
45 50 55 60 65 70
Pretest Eksperimen
Pretest Eksperimen
52
Nilai Pre-test Kelas Kontrol (VIII II)
No Nama Nilai
1. DEVI ANGGRAINI 60
2. MANUEL 60
3. PURWO AJI 60
4. M. ALI IRFAN 60
5. ETA KARNESA 45
6. M. AKBAR 35
7. FAISAL ZIDAN 60
8. RIKHA ANISA 55
9. RAHMA SALIKHATI 55
10. DIANA PUTRI 60
11. JUNAINI 60
12. FIKY HAIKAL 55
13. RIZKY AMELIA 60
14. ADELIA SARASWATI 60
15. MERLIANA YUNIKA 60
16. SELVIA 55
17. IRMA 60
18. DWI OKTAVINA 60
19. NUR AYUNDA 45
53
20. KARISMA FEBRUARI 50
21. API SYAHRIN 60
22. RIKY EKO 35
23. NURUL FAJRIAH 60
24. TRI NOVIA SARI 55
25. AZZARA 60
26. ALDI SYAH 60
27. ADIYTA 60
28. LEO NANDA 40
29. ANANG PRASETYO 45
30. RIZALDY 50
31. ARIQ FAUZAN 60
32. KELVIN 45
33. FADLI FEBRIAN 40
34. YOGI HARTANTO 60
35. IKHSAN 50
54
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol
No Interval F
Nilai
Tengah f. xi ( xi ) 2 fxi
2
1 35-39 2 37 74 1369 2738
2 40-44 2 42 84 1764 3528
3 45-49 4 47 188 2209 8836
4 50-54 3 52 156 2704 8112
5 55-59 5 57 285 3249 16245
6 60-64 10 62 1178 3844 73036
35
1965
112495
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui bahwa siswa
siswa yang berkemampuan sedang, yaitu 3 orang siswa yang memperoleh nilai
interval 50-54. Sedangkan siswa yang berkemampuan rendah ada 2 orang siswa yang
memperoleh nilai pada interval 35-39. Dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 10
orang siswa yaitu memperoleh nilai interval 60-64.
Di bawah ini adalah data histagram hasil pretest kelas kontrol :
55
GAMBAR 4.2
Nilai Post-test Kelas Eksperimen (VIII I)
No Nama Nilai
1. DIMAS RIKY 80
2. LEONANDA DWI 85
3. RIZAL SOBARUDIN 90
4. FAJRIANTI 85
5. MIA MUSTIKA 80
6. RISA SEPTIANI 75
7. RINA TRIANA 90
8. NOVITA WIBOWO 95
9. ANIS SETIAWATI 80
10. AYU INDANI 85
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
35 40 45 50 55 60
Pretest Kontrol
Pretest Kontrol
56
11. ALDI SAPUTRA 95
12. SEPTIAN 95
13. FIKRI AL-RASYID 95
14. KARTONI 85
15. AJENG SUKMA 95
16. ARIF RAHMAN 90
17. IKA NURJANNAH 95
18. ABYAN FARAS 90
19. APRILIA DAMAYA 85
20. MIRNA YUNIARTI 95
21. TRI NOVIA 95
22. NITA FIKRIA 95
23. BELA OKTAVIANI 95
24. DENANDIKA 95
25. BARKAH 95
26. AGNESTY 95
27. FRASETYO 95
28. M. RAFI FATUR 90
29. BENY FAJAR 95
30. ADITYA 95
31. SAEFUL ANWAR 95
32. M. ALDINO 95
57
33. NABILA UTAMI 95
34. BINTANG PRAYOGA 95
35. MALIK ADINAR 95
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen
No Interval f Nilai f. xi ( xi
) 2 fxi
2
Tengah
1 75-78 1 76,5 76,5 5852,25 5852,25
2 79-82 3 80,5 241,5 6480,25 19440,75
3 83-86 5 84,5 422,5 7140,25 35701,25
4 87-90 5 88,5 442,5 7832,25 39161,25
5 91-94 0 92,5 0 8556,25 0
6 95-98 21 96,5 2026,5 9312,25 195557,3
35 3209,5
295712,8
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang
berkemampuan sedang, yaitu 5 orang siswa yang memperoleh nilai interval 83-86
Sedangkan siswa yang berkemampuan rendah ada 1 orang siswa yang memperoleh
nilai pada interval 75-78. Dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 21 orang siswa
yaitu memperoleh nilai interval 95-98.
58
Di bawah ini adalah data histagram hasil posttest kelas eksperimen :
GAMBAR 4.3
Nilai Post-test Kelas Kontrol (VIII II)
No Nama Nilai
1. DEVI ANGGRAINI 65
2. MANUEL 80
3. PURWO AJI 90
4. M. ALI IRFAN 80
5. ETA KARNESA 70
6. M. AKBAR 70
7. FAISAL ZIDAN 75
8. RIKHA ANISA 80
9. RAHMA SALIKHATI 70
0
5
10
15
20
25
75 80 85 90 95
Postest Eksperimen
Postest Eksperimen
59
10. DIANA PUTRI 65
11. JUNAINI 60
12. FIKY HAIKAL 75
13. RIZKY AMELIA 75
14. ADELIA SARASWATI 75
15. MERLIANA YUNIKA 70
16. SELVIA 70
17. IRMA 80
18. DWI OKTAVINA 80
19. NUR AYUNDA 80
20. KARISMA FEBRUARI 80
21. API SYAHRIN 80
22. RIKY EKO 75
23. NURUL FAJRIAH 80
24. TRI NOVIA SARI 75
25. AZZARA 80
26. ALDI SYAH 65
27. ADIYTA 75
28. LEO NANDA 75
29. ANANG PRASETYO 75
30. RIZALDY 70
31. ARIQ FAUZAN 75
60
32. KELVIN 75
33. FADLI FEBRIAN 85
34. YOGI HARTANTO 80
35. IKHSAN 85
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol
No Interval F Nilai f.xi ( xi
) 2
f.xi2
Tengah
1 60-65 3 62,5 187,5 3906,25 11718,75
2 66-71 1 68,5 68,5 4692,25 4692,25
3 72-77 7 74,5 521,5 5550,25 38851,75
4 78-83 4 80,5 322 6480,25 25921
5 84-89 3 86,5 259,5 7482,25 22446,75
6 90-95 17 92,5 1572,5 8556,25 145456,3
35
2931,5
249086,8
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui bahwa siswa
yang berkemampuan sedang, yaitu 7 orang siswa yang memperoleh nilai interval 72-
77. Sedangkan siswa yang berkemampuan rendah ada 3 orang siswa yang
61
memperoleh nilai pada interval 60-65. Dan siswa yang berkemampuan tinggi ada 17
orang siswa yaitu memperoleh nilai interval 90-95.
Di bawah ini adalah data histagram hasil posttest kelas kontrol :
GAMBAR 4.4
4. Pengujian Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengukur tingkat normalnya suatu
data dalam penelitian. Adapun data yang dianggap normal adalah L hitung < L
tabel. Pada penelitian ini, uji normalitas akan diproses menggunakan SPSS 20
sehingga hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:
0
2
4
6
8
10
12
60 65 70 75 80 85 90
Postest Kontrol
Postest Kontrol
62
TABEL 4.5
Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Variabel Jumlah
Sempel
Taraf
Signifikan
Lhitung
(Lh)
Ltabel
(L t )
Keterangan
Pretest Eksperimen 35 0,05 13,35 15,1 Normal
Pretest Kontrol 35 0,05 8,21 15,1 Normal
TABEL 4.6
Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Variabel Jumlah
Sempel
Taraf
Signifikan
Lhitung
(Lh)
Ltabel
(L t )
Keterangan
Postest kontrol 35 0,05 10,89 15,1 Normal
Postest Eksperimen 35 0,05 10,51 15,1 Normal
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji fisher. Dari hasil
perhitungan diperoleh nilai varians pretest kelas eksperimen adalah 7,82 dan
varians pretest kelas kontrol adalah 8,13. Sehingga diperoleh nilai Fhitung
1,75714 dengan taraf signifikan = 0,05 untuk dk 35 dan dk penyebut = 35
maka didapat Ftabel 1,039 maka karena F hitung pada pretest kelas kontrol dan
eksperimen 1,032 < 1,75 dari F tabel maka Ho diterima jadi kedua distribusi
populasi adalah mempunyai varians yang sama atau Homogen. Sedangkan
63
diperoleh varians nilai diperoleh nilai varians posttest kelas kontrol adalah 8,8
dan varians postets kelas eksperimen adalah 5,7. Sehingga diperoleh nilai
Fhitung 1,75 dengan taraf signifikan = 0,05 untuk dk 35 dan dk penyebut =
35 maka didapat Ftabel 1,53 maka karena F hitung pada posttest kelas kontrol
dan eksperimen 1,53 < 1,75 dari F tabel maka Ho diterima jadi kedua
distribusi populasi adalah mempunyai varians yang sama atau Homogen.
5. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
a. Uji Hipotesis Penelitian
Setelah uji prasyarat dilakukan dan diketahui bahwa dua kelas berdistribusi
normal dan homogen, maka pengujian selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan
uji-t. Dari data hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata posttest kelas eksperimen 1 =
91,7 dengan varians = 5,74 sedangkan untuk kelas postest kontrol diperoleh nilai
rata-rata = 83,75 dengan varians = 8,84.
Ho menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai
rata-rata hasil belajar Fiqih yang diajar menggunakan metode pembelajaran Outdoor
dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan
menggunakan uji-t.
Bedasarkan pengujian nilai rata-rata hasil belajar Fiqih dengan
menggunakan uji-t, diperoleh harga t hitung = 4,56 (Lampiran 23). Dengan taraf
signifikan = 0,05 dan derajat kebebasan (db = 68 ) diperoleh nilai t tabel = 1,668
(Lampiran 23). Sehingga t hitung berada diluar penerimaan Ho atau dengan kata lain
Ho ditolak. Dengan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode
pembelajaran outdoor lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan metode
pembelajaran konvensional.
64
6. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan sebelumnya diperoleh
bahwa Ho ditolak. Dengan demikian, Hipotesis alternative ( Ha) yang menyatakan
hasil belajar Fiqih siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran
Outdoor lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan menggunakan metode
pembelajaran konvensional pada taraf signifikan 5%.
Artinya, sebelum diterapkan metode pembelajaran Outdoor, Kegiatan belajar
mengajar masih terfokus oleh guru. Siswa kurang aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran. Akan tetapi setelah diterapkan metode pembelajaran Outdoor untuk
kelas eksperimen proses pembelajaran lebih aktif dan kreatif dibanding kelas kontrol
yang menggunakan metode konvensional. Hal ini terbukti dengan beberapa faktor,
diantaranya siswa lebih semangat dengan adanya metode Outdoor ini tumbuhnya
semangat belajar dan perhatian yang lebih serius, serta mengurangi rasa kejenuhan.
Sebagaimana yang terlampir dalam gambar dibawah ini.
Sebagaimana hasil yang telah dijelaskan diatas, dijelaskan bahwa Ha
diterima sehingga terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar Fiqih
siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Outdoor dan mata pelajaran fiqih
dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional pada konsep tentang zakat.
65
GAMBAR 4.5
GEDUNG, MASJID, PERPUSTAKAAN SMP NUSANTARA
66
Gambar 4.6
Proses Pembelajaran Konvensional
67
Gambar 4.7
Proses Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor)
68
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis yang menggunakan uji-t, diperoleh
harga t hitung = 4,488 dan t tabel = 1,668 karena t hitung > t tabel maka Ho ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar kognitif yang
signifikan antara kelompok siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode
pembelajaran Outdoor dengan kelompok siswa yang diajarkan dengan metode
konvensional pada mata pelajaran Fiqih materi tentang zakat. Dan rata-rata hasil
belajar Fiqih siswa yang diajar dengan metode Outdoor secara signifikan lebih tinggi
dari pada siswa yang diajarkan dengan metode konvensional. Hal ini terlihat dari rata-
rata nilai hasil belajar fiqih siswa dengan metode Outdoor 83,4 sedangkan nilai rata-
rata siswa yang diajarkan dengan metode konvensional adalah 75,4.
B. Implikasi
Secara keseluruhan metode Outdoor memberi pengaruh lebih besar dari pada
pembelajaran Konvensional. Oleh karena pentingnya metode Outdoor sangat
menentukan kualitas hasil belajar, maka diharapkan pelaksanaan pendidikan
hendaknya menerapkan pembelajaran Outdoor pada setiap mata pelajaran di sekolah.
Kesimpulan diatas menyatakan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol. Dan
mempunyai implikasi sebagai berikut. Pertama, bahwa keterampilan seorang guru
dalam menggunakan metode ketika proses pembelajaran perlu dikembangkan tidak
hanya pada mata pelajaran umum akan tetapi juga pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Kedua, sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh pihak sekolah
seharusnya lebih ditingkatkan agar dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga
penerapan metode dalam proses pembelajaran dapat terlaksana dengan mudah.
C. Saran
69
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka dapat diberikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi Guru bidang study PAI khususnya dan guru bidang study yang lain
umumya diharapkan dapat menerapkan metode pembelajaran Outdoor pada
materi-materi yang dianggap sesuai dengan menggunakan metode tersebut
pada saat kondisi siswa mulai jenuh dengan metode konvensional.
2. Diharapkan pada para guru dapat memilih metode atau cara mengajar yang
tepat agar dapat memicu semangat siswa, serta menciptakan suasana belajar
siswa yang lebih menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa .
3. Siswa sebaiknya belajar aktif tanpa mengabaikan penjelasan guru mengenai
materi yang diajarkan, dengan begitu pada saat diadakannya review, siswa
dengan sendirinya mudah mengingat apa yang sudah dijelaskan oleh guru.
70
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. Supriyono, Widodo. Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
1991),
Arief, Armei. Pembaharuan Pendidikan Islam,(Jakarta:Suara Adi,2009),
Baharudin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz,
2009),
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),
Husamah, Pembelajaran Di Luar Kelas (Outdoor Learning). (Prestasi Pustaka:
Jakarta 2013)
Majid, Abdul. Belajar Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PT Remaja
Rosdakarya, Bandung:2012),
Majid Khon, Abdul. Ulumul Hadits, (Jakarta: Amzah, 2009), Cet. II,
Nizar, Samsul. Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta:
Gaya Media Pratama, 2001), Cet. I,
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya,1990),
Ramayulis, Metode Pendidikan Agama Islam (Jakarta,Kalam Muila, 2010 ),
Ruseffendi, Statistik Dasar untuk Penelitian Pendidikan, (Bandung: IKIP
Bandung Press, 1998),
Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan, ( CV. Pedoman Ilmu Jaya : jakarta, 1995 ),
Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam, ( Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. I,
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010),
-------. Dasar-dasar Proses Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru, 2005), cet. 5
Sugiyono, Metode penelitian pendidikan ( pendekatan kuantitatif dan
R&D),(Bandung: ALFABETA, 2010),
71
Suralaga, Fadilah Dkk. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2005),
Sudijono,op. cit
Umar, Bukhori. Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta:AMZAH,2010),
Vera, Adelia. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas ( Outdoor Study ), ( DIVA
Press : Jogjakarta, 2012 ),
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Sekolah : SMP Nusantara Plus
Mata Pelajaran : Fiqih
Materi Pokok : Zakat
Kelas/ Semester : VIII II/ Genap
A. Standar Kompetensi : Memahami zakat
B. Kompetensi Dasar :Memperaktikkan pelaksanaan zakat fitrah dan zakat mal
C. Indikator : 1. Menjelaskan pengertian zakat fitrah
2. Menjelaskan pengertian zakat mal beserta jenisnya
3. Menjabarkan tentang mustahiq zakat
D. Tujuan Pembelajaran :Siswa mempraktikkan zakat fitrah dan mensimulasikan
pelaksanaan zakat mal
E. Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Kecintaan ( Lovely )
Kemanusiaan ( Humanity )
G. Materi Pembelajaran
Praktik zakat fitrah
Simulasi pelaksanaan zakat mal
H. Metode Pembelajaran
Ceramah
Diskusi
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Apersepsi :
Guru mengkondisikan kelas
(mengucapkan salam,
berdoa, dan mempersiapkan
buku / bahan ajar)
Siswa memulai
pembelajaran diawali
dengan salam, berdoa
atau membaca basmallah
Disiplin (dicipline )
Bertaqwa ( religioius)
Rasa Hormat
Motivasi :
Guru memotivasi siswa
mengenai materi yang akan
diajarkan
Guru memberikan informasi
mengenai Tujuan yang akan
dicapai
Siswa mendengarkan
penjelasan dan informasi
yang disampaikan oleh
guru
Siswa memperhatikan
penjelasan guru dan
bersiap untuk menerima
materi pelajaran
berikutnya
Rasa hormat dan
perhatian (resfect)
Rasa ingin tahu
(curiosity)
Fokus
Tekun
Rasa ingin tahu
2.Kegiatan Inti
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru menjelaskan pengertian
tentang zakat fitrah dan zakat
mal
Guru menjelaskan tentang
mustahiq zakat
Siswa mendengarkan,
memperhatikan, dan
menyimak penjelasan
dari guru dengan fokus.
Rasa hormat dan
perhatian ( respect)
Tekun
Rasa ingin tahu
3. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru meminta siswa untuk
menelaah lebih dalam lagi
Siswa menelaah lebih
dalam lagi mengenai
Rasa ingin tahu
(curiosity)
mengenai materi tentang
zakat fitrah dan zakat mal
Guru menjelaskan perbedaan
antara keduanya
materi tentang zakat
fitrah dan zakat mal
Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru
Fokus
Tekun
Fokus
Tekun
Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru mempersilahkan siswa
untuk bertanya tentang
materi yang belum di ketahui
dan difahami oleh siswa
Guru menjawab dan memberi
penguatan dari apa yang
belum dipahami siswa
Guru bertanya kepada siswa
tentang materi yang baru saja
diajarkan
Siswa bertanya
mengenai materi yang
belum dipahami
Siswa menyimak
jawaban dan penguatan
yang disampaikan guru
Siswa menjawab
pertanyaan guru
Rasa ingin tahu
(curiosity)
Keberanian (courage)
Rasa hormat dan
perhatian (resfect)
Tanggung jawab
(responsibility)
Komunikatif
H. Sumber / Media / Alat
Buku PAI Kelas VIII .
LKS MGMP PAI SMP / MTS
I. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Tekinik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen Soal
1. Menjelaskan pengertian tentang
zakat fitrah dan zakat mal?
2. Menyebutkan jenis zakat mal
dan mustahiq zakat
Tes Tertulis
Tes Tertulis
Tes Uraian
Jelaskan
pengertian tentang
zakat fitrah dan
zakat mal?
Sebutkan jenis-
jenis zakat mal ?
Apa yang
dimaksud dengan
mustahiq zakat,
jelaskan?
Mengetahui
Guru Pamong Mapel PAI Peneliti
Edi, SAg Ahmad fauzi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Sekolah : SMP Nusantara Plus
Mata Pelajaran : Fiqih
Materi Pokok : Zakat
Kelas/ Semester : VIII I/ Genap
A. Standar Kompetensi : Memahami zakat
B. Kompetensi Dasar :Memperaktikkan pelaksanaan zakat fitrah dan zakat mal
C. Indikator : 1. Menjelaskan pengertian zakat fitrah
2. Menjelaskan pengertian zakat mal beserta jenisnya
3. Menjabarkan tentang mustahiq zakat
D. Tujuan Pembelajaran :Siswa mempraktikkan zakat fitrah dan mensimulasikan
pelaksanaan zakat mal
E. Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Kecintaan ( Lovely )
Kemanusiaan ( Humanity )
G. Materi Pembelajaran
Praktik zakat fitrah
Simulasi pelaksanaan zakat mal
H. Metode Pembelajaran
Ceramah
Diskusi
Outdoor Learning
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Apersepsi :
Guru mengkondisikan kelas
(mengucapkan salam,
Siswa memulai
pembelajaran diawali
Disiplin (dicipline )
Bertaqwa ( religioius)
berdoa, dan mempersiapkan
buku / bahan ajar)
dengan salam, berdoa
atau membaca basmallah
Rasa Hormat
Motivasi :
Guru memotivasi siswa
mengenai materi yang akan
diajarkan
Guru memberikan informasi
mengenai Tujuan yang akan
dicapai
Siswa mendengarkan
penjelasan dan informasi
yang disampaikan oleh
guru
Siswa memperhatikan
penjelasan guru dan
bersiap untuk menerima
materi pelajaran
berikutnya
Rasa hormat dan
perhatian (resfect)
Rasa ingin tahu
(curiosity)
Fokus
Tekun
Rasa ingin tahu
2.Kegiatan Inti
Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru menjelaskan pengertian
tentang zakat fitrah dan zakat
mal
Guru menjelaskan tentang
mustahiq zakat
Siswa mendengarkan,
memperhatikan, dan
menyimak penjelasan
dari guru dengan fokus.
Rasa hormat dan
perhatian ( respect)
Tekun
Rasa ingin tahu
3. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru meminta siswa untuk
menelaah lebih dalam lagi
mengenai materi tentang
zakat fitrah dan zakat mal
Siswa menelaah lebih
dalam lagi mengenai
materi tentang zakat
fitrah dan zakat mal
Rasa ingin tahu
(curiosity)
Fokus
Tekun
Guru menjelaskan perbedaan
antara keduanya
Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru
Fokus
Tekun
Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru mempersilahkan siswa
untuk bertanya tentang
materi yang belum di ketahui
dan difahami oleh siswa
Guru menjawab dan memberi
penguatan dari apa yang
belum dipahami siswa
Guru bertanya kepada siswa
tentang materi yang baru saja
diajarkan
Siswa bertanya
mengenai materi yang
belum dipahami
Siswa menyimak
jawaban dan penguatan
yang disampaikan guru
Siswa menjawab
pertanyaan guru
Rasa ingin tahu
(curiosity)
Keberanian (courage)
Rasa hormat dan
perhatian (resfect)
Tanggung jawab
(responsibility)
Komunikatif
H. Sumber / Media / Alat
Buku PAI Kelas VIII .
LKS MGMP PAI SMP / MTS
I. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Tekinik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen Soal
1. Menjelaskan pengertian tentang
zakat fitrah dan zakat mal?
2. Menyebutkan jenis zakat mal
Tes Tertulis
Tes Uraian
Jelaskan
pengertian tentang
zakat fitrah dan
zakat mal?
Sebutkan jenis-
jenis zakat mal ?
dan mustahiq zakat Tes Tertulis
Apa yang
dimaksud dengan
mustahiq zakat,
jelaskan?
Mengetahui
Guru Pamong Mapel PAI Peneliti
Edi, SAg Ahmad fauzi
Lampiran 4
“Kisi-kisi Soal Uji Coba Instrumen”
Nama: Kelas:
Berilahtandasilang (X) padahuruf a, b,catau d padajawaban yang benar!
1. Zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang mampu baik laki-laki maupun
perempuan disebut...
a. Zakat Fitrah c. Sodaqoh
b. Zakat Mal d. Amal Jariah
2. Perintah tentang kewajiban membayar zakat fitrah tertulis dalam firman Allah dalam
surat...
a. Al-baqarah ayat 235 c.Al-baqarah ayat 273
b. Al-baqarah ayat 277 d.Al-baqarah ayat 289
3. Berapa besar zakat fitrah yang harus dikeluarkan bagi setiap muslim...
a. 4,5 kg c. 4 kg
b. 3,5 kg d.2 kg
4. Orang yang masih hidup saat terbenam matahari pada hari penghabisan bulan ramadhan
adalah salah satu dari...
a. Rukun c. Syarat wajib zakat
b. Waktu zakat d.Manfaat zakat
5. Di bawah ini yang termasuk manfaat zakat fitrah, kecuali...
a. Meningkatkan rasa syukut pada Allah SWT
b. Mengurangi harta yang dizakatkan
c. Untuk membersihkan jiwa
d. Menumbuhkan sifat tolong menolong
6. Waktu wajib untuk mengeluarkan zakat fitrah adalah...
a. Akhir ramadhan pada malam hari raya
b. Awal ramadhan
c. Sehabis shalat idhul fitri
d. Selama Ramadhan
7. Salah satu manfaat zakat fitrah adalah...
a. Sebagai bukti kalau kita orang islam
b. Mensucikan jiwa dan dosa
c. Agar dapat pujian
d. Mendapat penghargaan dari orang lain
8. Zakat yang dikeluarkan dari harta yang sudah mencapai nisab disebut...
a. Sodaqoh c. Zakat mal
b. Zakat fitrah d. Amal jariah
9. Hukum zakat mal tertulis dalam firman Allah SWT pada surat...
a. Al-baqarah 277 c.Al-baqarah 267
b. Al-baqarah 288 d. Al-baqarah 287
10. Berikut ini adalah syarat-syarat zakat mal, kecuali...
a. merdeka c. Anak kecil
b. sampai 1 nisab d. Beragama islam
11. Nisab emas yang wajib dizakati adalah sebesar...
a. 100 gram c. 50 gram
b. 200 gram d. 96 gram
12. Nisab perak yang wajib dizakati adalah sebesar...
a. 96 gram c. 624 gram
b. 100 gram d. 450 gram
13. Di bawah ini yang termasuk jenis-jenis zakat mal, kecuali...
a. Zakat fitrah c. Zakat barang dagangan
b. Zakat hasil perkebunan d. Zakat profesi
14. Zakat perkebunan yang diairi dengan air hujan atau mata air zakatnya adalah sebesar...
a. 15 % c. 2,5 %
b. 5 % d. 10 %
15. Waktu membayar zakat hasil perkebunan tertulis dalam firman Allah SWT pada surat...
a. Al-an’am 141
b. Al-an’am 121
c. Al-an’am 96
d. Al-an’am 90
16. Banyaknya zakat unta jika telah mencapai 5 ekor adalah...
a. 1 ekor unta c. 1 ekor kambing
b. 1 ekor sapi d. 1 ekor kerbau
17. Banyaknya zakat sapi jika telah mencapai 40 ekor adalah...
a. 1 ekor anak kambing c. 1 ekor anak unta
b. 5 ekor anak kambing d. 5 ekor anak sapi
18. Berikut ini adalah zakat harta yang wajib dikeluarkan, kecuali...
a. Emas c. Gaji
b. Hewan ternak d. Buku
19. Orang yang berhak menerima zakat disebut...
a. Mualaf c. Mustahiq
b. Musafir d. Gharimin
20. Berikut ini yang termasuk orang-orang yang berhak menerima zakat, kecuali...
a. Amir c. mualaf
b. ibnu sabil d. gharimin
21. Orang yang banyak hutang pada mustahiq zakat disebut...
a. Gharimin c. Mualaf
b. Amil d. Ibnu sabil
22. Ada berapa golongan yang berhak menerima zakat...
a. Ada 8 c. Ada 7
b. Ada 9 d. Ada 6
23. Membayar zakat fitrah setelah terbenam matahari pada hari raya pertama hukumnya..
a. Sunah c. Makruh
b. Haram d. Mubah
24. Membayar zakat fitrah sesudah shalat idul fitri tetapi sebelum terbenam matahari
hukumnya...
a. Makruh c.Wajib
b. Sunah c. Haram
25. Zakat fitrah dikeluarkan dengan menggunakan...
a. Makanan pokok c. Hewan ternak
b. Emas d. Perak
26. Orang-orang yang berhak menerima zakat telah tertulis dalam firman Allah SWT pada
surat...
a. Al-Taubah ayat 96 c. Al-Taubah ayat 60
b. Al-Taubah ayat 90 d. Al-Taubah ayat 63
27. Di bawah ini adalah syarat wajib zakat fitrah, keccuali...
a. Beragama islam c. Baligh
b. Anak kecil d. Ada barang yang dizakatkan
28. Membayar zakat sesudah shlat subuh sebelum shalat idul fitri hukumnya...
a. Sunah c. Haram
b. Wajib d. Mubah (boleh)
29. Berapa besar zakat yang dikeluarkan pada zakat profesi adalah...
a. 2,5 % c. 5 %
b. 3,5 % d. 10 %
30. Batas miinimal jumlah harta yang harus dizakati disebut...
a. Haul c. Zaman
b. Nisab d. Semua benar
31. Jika seseorang mempunyai unta sebanyak 75 ekor maka zakat yang dikeluarkan adalah...
a. 1 ekor kambing c. 1 ekor anak sapi
b. 3 ekor kambing d. 1 ekor anak unta
32. Barang temuan wajib dikeluarkan zakatnya sebesar...
a. 2/5 dari harta c. 1/5 dari harta
b. 1/2 dari harta d. 1/3 dari harta
33. Orang-orang yang punya harta dan penghasilan namun tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan pokok, diri, dan keluarga disebut...
a. Masakin c. Mualaf
b. Gharimin d. Ibnu sabil
34. Orang-orang yang mengalami kesusahan di perjalanan dalam mustahiq zakat disebut...
a. Riqab c. Ibnu sabil
b. Fi sabilillah d. Amil
35. Orang-orang yang mengurusi zakat dalam mustahiq zakat disebut...
a. Mualaf c. Fuqoro
b. Amil d. Masakin
36. Budak-budak yang akan dibebaskan dengan tebusan sejumlah uang disebut...
a. Fuqoro c. Ibnu sabil
b. Riqab d. Amil
37. Barang temuan dalam istilah zakat disebut...
a. Riba c. Rikaz
b. Khiyar d. Nisab
38. Harta yang diragukan hukum halal dan haramnya disebut...
a. Mubah c. Khiyar
b.Makruh d. Syubhat
39. Orang-orang yang baru memeluk agama islam dalam mustahiq zakat disebut...
a. mustahiq
b. amil
c. riqab
d. mualaf
40. orang-orang yang tidak memiliki harta dan penghasilan layak untuk memenuhi kebutuhan
pokok sehari-hari dalam mustahiq zakat disebut...
a. fuqoro c. riqab
b. masakin d. Ibnu sabil
KUNCI JAWABAN
1. A 11. D 21. A 31.D
2. B 12. C 22. A 32.C
3. B 13. A 23. B 33.A
4. C 14. D 24. A 34.C
5. B 15. A 25. A 35.B
6. A 16. C 26. C 36.B
7. B 17. D 27. C 37.C
8. C 18. D 28. A 38.D
9. C 19. C 29.A 39.D
10. C 20. A 30. B 40. A
***SemogaBerhasil***
Lampiran 5
Soal Posttest
Nama: Kelas:
Berilahtandasilang (X) padahuruf a, b,catau d padajawaban yang benar!
1.Zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim yang mampu baik laki-laki maupun
perempuan disebut...
a. Zakat Fitrah c. Sodaqoh
b.Zakat Mal d. Amal Jariah
2. Perintah tentang kewajiban membayar zakat fitrah tertulis dalam firman Allah dalam
surat...
a.Al-baqarah ayat 235 c.Al-baqarah ayat 273
b.Al-baqarah ayat 277 d.Al-baqarah ayat 289
3.Hukum zakat mal tertulis dalam firman Allah SWT pada surat...
a.Al-baqarah 277 c.Al-baqarah 267
b. Al-baqarah 288 d. Al-baqarah 287
4.Berikut ini adalah syarat-syarat zakat mal, kecuali...
a.merdeka c. Anak kecil
b.sampai 1 nisab d. Beragama islam
5.Nisab emas yang wajib dizakati adalah sebesar...
a.100 gram c. 50 gram
b.200 gram d. 96 gram
6.Nisab perak yang wajib dizakati adalah sebesar...
a.96 gram c. 624 gram
b.100 gram d. 450 gram
7.Di bawah ini yang termasuk jenis-jenis zakat mal, kecuali...
a.Zakat fitrah c. Zakat barang dagangan
d.Zakat hasil perkebunan d. Zakat profesi
8.Zakat perkebunan yang diairi dengan air hujan atau mata air zakatnya adalah sebesar...
a.15 % c. 2,5 %
b.5 % d. 10 %
9.Waktu membayar zakat hasil perkebunan tertulis dalam firman Allah SWT pada surat...
a.Al-an’am 141b. c.Al-an’am 121
b.Al-an’am 96 d. Al-an’am 90
10.Banyaknya zakat unta jika telah mencapai 5 ekor adalah...
a.1 ekor unta c. 1 ekor kambing
b.1 ekor sapi d. 1 ekor kerbau
11.Banyaknya zakat sapi jika telah mencapai 40 ekor adalah...
a.1 ekor anak kambing c. 1 ekor anak unta
b.5 ekor anak kambing d. 5 ekor anak sapi
12.Berikut ini yang termasuk orang-orang yang berhak menerima zakat, kecuali...
a.Amir c. mualaf
b.ibnu sabil d. gharimin
13.Membayar zakat fitrah sesudah shalat idul fitri tetapi sebelum terbenam matahari
hukumnya...
a.Makruh c.Wajib
b.Sunah d.Haram
14.Orang-orang yang berhak menerima zakat telah tertulis dalam firman Allah SWT pada
surat...
a.Al-Taubah ayat 96 c. Al-Taubah ayat 60
b.Al-Taubah ayat 90 d. Al-Taubah ayat 63
15.Membayar zakat sesudah shlat subuh sebelum shalat idul fitri hukumnya...
a.Sunah c. Haram
b.Wajib d. Mubah (boleh)
16.Jika seseorang mempunyai unta sebanyak 75 ekor maka zakat yang dikeluarkan
adalah...
a.1 ekor kambing c. 1 ekor anak sapi
b.3 ekor kambing d. 1 ekor anak unta
17.Orang-orang yang punya harta dan penghasilan namun tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan pokok, diri, dan keluarga disebut...
a.Masakin c. Mualaf
b.Gharimin d. Ibnu sabil
18.Budak-budak yang akan dibebaskan dengan tebusan sejumlah uang disebut...
a.Fuqoro c. Riqab
b.Ibnu sabil d. Amil
19.Barang temuan dalam istilah zakat disebut...
a.Riba c. Rikaz
b.Khiyar d. Nisab
20.Orang-orang yang baru memeluk agama islam dalam mustahiq zakat disebut...
a.mustahiq
b.amil
c. riqab
d.mualaf
21.orang-orang yang tidak memiliki harta dan penghasilan layak untuk memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari dalam mustahiq zakat disebut...
a.fuqoro c. riqab
b.masakin d. Ibnu sabil
KUNCI JAWABAN
1.A 11. D 21. A
2.B 12. A
3.C 13. A
4.C 14. C
5.D 15. A
6.C 16. D
7.A 17. A
8.D 18. C
9.A 19. C
10.C 20. D
Lampiran 6
UJI VALIDITAS, UJI RELIABILITAS,
DAYA PEMBEDA DAN TINGKAT KESUKARAN
SOFTWARE ANATES 4.0
Reliabilitas Tes = 0,67
Butir Soal = 40
Banyak Subyek = 70
Butir soal Daya pembeda Tingkat
kesukaran
Korelasi Signifikansi korelasi
1. 10,53 Sangat Mudah 0,310 Signifikan
2. 52,63 Mudah 0,455 Sangat Signifikan
3. 0,00 Mudah 0,132 -
4. -10,53 Sangat Sukar -0,132 -
5. 10,53 Sedang 0,066 -
6. 5,26 Sedang 0,106 -
7. 15,79 Sukar 0,073 -
8. 21,05 Sedang 0,196 -
9. 47,37 Mudah 0,406 Sangat Signifikan
10. 52,63 Sedang 0,434 Sangat Signifikan
11. 31,58 Mudah 0,363 signifikan
12. 26,32 Sangat Mudah 0,397 Sangat signifikan
13. 15,79 Sangat Mudah 0,396 Sangat Signifikan
14. 21,05 Sangat Mudah 0,386 Signifikan
15. 10,53 Sangat Mudah 0,310 Signifikan
16. 21,05 Sangat Mudah 0,313 Signifikan
17. 52,63 Sukar 0,400 Sangat Signifikan
18. 21,05 Sedang 0,160 -
19. 10,53 Sangat Mudah 0,280 -
20. 10,53 Sangat Mudah 0,310 Signifikan
21. 0,00 Sangat Mudah -0,041 -
22. 26,32 Sedang 0,255 -
23. 5,26 Sukar 0,093 -
24. 15,79 Sangat Mudah 0,307 Signifikan
25. 5,26 Sangat Mudah 0,121 -
26. 52,63 Mudah 0,355 Sangat Signifikan
27. 21,05 Sedang 0,112 -
28. 26,32 Sangat Mudah 0,424 Signifikan
29. -5,26 Sedang 0,035 -
30. 21,05 Sedang 0,139 -
31. 52,63 Sedang 0,414 Sangat Signifikan
32. 31,58 Sedang 0,166 -
33. 36,84 Mudah 0,385 Signifikan
34. -10,53 Sedang -0,039 -
35. 31,58 Mudah 0,263 -
36. 26,32 Sukar 0,309 Signifikan
37. 42,11 Sedang 0,388 Signifikan
38. 26,32 Sedang 0,200 -
39. 36,84 Mudah 0,360 Signifikan
40. 36,84 mudah 0,425 Sangat Signifikan
Lampiran 7
Nilai Pretest Kelas Eksperimen (VIII I)
No Nama Nilai
1. DIMAS RIKY 60
2. LEONANDI DWI 65
3. RIZAL SOBARUDIN 65
4. FAJRIANTY 65
5. MIA MUSTIKA 70
6. RISA SEPTIANI 65
7. RINA TRIANA 60
8. NOVITA WIBOWO 65
9. ANIS SETIAWATI 60
10. AYU INDANI 65
11. ALDI SAPUTRA 70
12. SEPTIAN 65
13. FIKRI AL-RASYID 60
14. KARTONI 55
15. AJENG SUKMA 65
16. ARIF RAHMAN 65
17. IKA NURJANNAH 70
18. ABYAN FARAS 60
19. APRILIA DAMAYA 55
20. MIRNA YUNIARTI 50
21. TRI NOVIA 70
22. NITA FIKRIA 60
23. BELA OKTAVIANI 45
24. DENANDIKA 50
25. BARKAH 70
26. AGNESTY 70
27. FRASETYO 70
28. M. RAFI FATUR 60
29. BENY FAJAR 60
30. ADITYA 70
31. SAEFUL ANWAR 50
32. M. ALDINO 70
33. NABILA UTAMI 70
34. BINTANG PRAYOGA 50
35. MALIK ADINAR 45
Lampiran 8
Nilai Pre-test Kelas Kontrol (VIII I1)
No Nama Nilai
1. DEVI ANGGRAINI 60
2. MANUEL 60
3. PURWO AJI 60
4. M. ALI IRFAN 60
5. ETA KARNESA 45
6. M. AKBAR 35
7. FAISAL ZIDAN 60
8. RIKHA ANISA 55
9. RAHMA SALIKHATI 55
10. DIANA PUTRI 60
11. JUNAINI 60
12. FIKY HAIKAL 55
13. RIZKY AMELIA 60
14. ADELIA SARASWATI 60
15. MERLIANA YUNIKA 60
16. SELVIA 55
17. IRMA 60
18. DWI OKTAVINA 60
19. NUR AYUNDA 45
20. KARISMA FEBRUARI 50
21. API SYAHRIN 60
22. RIKY EKO 35
23. NURUL FAJRIAH 60
24. TRI NOVIA SARI 55
25. AZZARA 60
26. ALDI SYAH 60
27. ADIYTA 60
28. LEO NANDA 40
29. ANANG PRASETYO 45
30. RIZALDY 50
31. ARIQ FAUZAN 60
32. KELVIN 45
33. FADLI FEBRIAN 40
34. YOGI HARTANTO 60
35. IKHSAN 50
Lampiran 9
Nilai Post-test Kelas Kontrol (VIII 1I)
No Nama Nilai
1. DEVI ANGGRAINI 65
2. MANUEL 80
3. PURWO AJI 90
4. M. ALI IRFAN 80
5. ETA KARNESA 70
6. M. AKBAR 70
7. FAISAL ZIDAN 75
8. RIKHA ANISA 80
9. RAHMA SALIKHATI 70
10. DIANA PUTRI 65
11. JUNAINI 60
12. FIKY HAIKAL 75
13. RIZKY AMELIA 75
14. ADELIA SARASWATI 75
15. MERLIANA YUNIKA 70
16. SELVIA 70
17. IRMA 80
18. DWI OKTAVINA 80
19. NUR AYUNDA 80
20. KARISMA FEBRUARI 80
21. API SYAHRIN 80
22. RIKY EKO 75
23. NURUL FAJRIAH 80
24. TRI NOVIA SARI 75
25. AZZARA 80
26. ALDI SYAH 65
27. ADIYTA 75
28. LEO NANDA 75
29. ANANG PRASETYO 75
30. RIZALDY 70
31. ARIQ FAUZAN 75
32. KELVIN 75
33. FADLI FEBRIAN 85
34. YOGI HARTANTO 80
35. IKHSAN 85
Lampiran 10
Nilai Post-test Kelas Eksperimen (VIII I)
No Nama Nilai
1. DIMAS RIKY 80
2. LEONANDI DWI 85
3. RIZAL SOBARUDIN 90
4. FAJRIANTY 85
5. MIA MUSTIKA 80
6. RISA SEPTIANI 75
7. RINA TRIANA 90
8. NOVITA WIBOWO 95
9. ANIS SETIAWATI 80
10. AYU INDANI 85
11. ALDI SAPUTRA 95
12. SEPTIAN 95
13. FIKRI AL-RASYID 95
14. KARTONI 85
15. AJENG SUKMA 95
16. ARIF RAHMAN 90
17. IKA NURJANNAH 95
18. ABYAN FARAS 90
19. APRILIA DAMAYA 85
20. MIRNA YUNIARTI 95
21. TRI NOVIA 95
22. NITA FIKRIA 95
23. BELA OKTAVIANI 95
24. DENANDIKA 95
25. BARKAH 95
26. AGNESTY 95
27. FRASETYO 95
28. M. RAFI FATUR 90
29. BENY FAJAR 95
30. ADITYA 95
31. SAEFUL ANWAR 95
32. M. ALDINO 95
33. NABILA UTAMI 95
34. BINTANG PRAYOGA 95
35. MALIK ADINAR 95
Lampiran 11
Distribusi Frekuensi Pretest kelas eksperimen
1. Distribusi frekuensi
a. Rentang nilai (R)
R = H-L (High score- Low Score)
= 70-45
= 25
b. Banyak kelas (K)
K= 1 + 3,3 log n
K= 1 + 3,3 log (35)
K= 1 + 3,3 log
K= 1 +6
K= 7
c. Panjang interval kelas (I)
I = R/ K
I = 35/ 5
I = 7
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fiqih
1. Harga mean dihitung menggunakan rumus:
Mx = ∑
= 2235/35
= 63,85
Kelas kontrol No Kelas Interval F Fkb Fka
1. 45-49 2 2 35
2. 50-54 4 6 25
3. 55-59 2 8 16
4. 60-64 8 16 8
5. 65-69 9 25 6
6. 70-74 10 35 2
35
Lampiran 12
Distribusi Frekuensi pretest kelas kontrol
1. Distribusi frekuensi
a. Rentang nilai (R)
R = H-L (High score- Low Score)
= 60-35
= 25
b. Banyak kelas (K)
K= 1 + 3,3 log n
K= 1 + 3,3 log (35)
K= 1 + 3,3 log
K= 1 + 6
K= 7
c. Panjang interval kelas (I)
I = R/ K
I = 35/6
I = 5,83
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fiqih
Kelas Eksperimen No Kelas Interval F Fkb Fka
1. 35-39 2 2 35
2. 40-44 2 4 16
3. 45-49 4 8 11
4. 50-54 3 11 8
5. 55-59 5 16 4
6. 60-64 19 35 2
35
1. Harga mean dihitung menggunakan rumus:
Mx = ∑
= 1965/35
= 56,14
lampiran 13
Distribusi Frekuensi Posttest kontrol
1. Distribusi frekuensi
a. Rentang nilai (R)
R = H-L (High score- Low Score)
= 90-60
= 30
b. Banyak kelas (K)
K= 1 + 3,2 log n
K= 1 + 3,2 log (35)
K= 1 + 3,2 log
K= 1 +6
K= 7
c. Panjang interval kelas (I)
I = R/ K
I = 35/ 6
I = 5,83
Tabel
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fiqih
Kelas Kontrol No Kelas Interval F Fkb Fka
1. 60-65 3 3 35
2. 66-71 1 4 18
3. 72-77 7 11 15
4. 78-83 4 15 11
5. 84-89 3 18 4
6. 90-95 17 35 3
1. Harga mean dihitung menggunakan rumus:
Mx = ∑
= 2931,5/35
= 83,75
Lampiran 14
Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen
1. Distribusi frekuensi
a. Rentang nilai (R)
R = H-L (High score- Low Score)
= 95-75
= 20
b. Banyak kelas (K)
K= 1 + 3,2 log n
K= 1 + 3,2 log (35)
K= 1 + 3,2 log
K= 1 + 6
K= 7
c. Panjang interval kelas (I)
I = R/ K
I = 35/ 4
I = 8,75
Tabel
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fiqih
Kelas Eksperimen No Kelas Interval F Fkb Fka
1. 75-78 1 1 35
2. 79-82 3 4 14
3. 83-86 5 9 14
4. 87-90 5 14 9
5. 91-94 0 14 4
6. 95-98 21 35 1
35
1. Harga mean dihitung menggunakan rumus:
Mx = ∑
= 3209,5/35
= 91,7
Lampiran 15
UJI NORMALITAS PRETEST KELAS EKSPERIMEN
Kelas
Interval F f . Xi (xi)2 f . Xi2 Z-score
Luas
0-Z
luas
kelas
interval
Fe X2
45-49 2 94 2209 4418 -2,52116 0,4941 0,0255 0,8925 1,374293
50-54 4 208 2704 10816 -1,86994 0,4686 0,0817 2,8595 0,454884
55-59 2 114 3249 6498 -1,21872 0,3869 0,1746 6,111 2,765557
60-64 8 496 3844 30752 -0,56749 0,2123 0,1804 6,314 0,450205
65-69 9 603 4489 40401 0,083729 0,0319 0,2992 10,472 0,206912
70-74 10 720 5184 51840 0,734952 0,2673 0,6835 23,9225 8,102665
1,386174 0,4162 13,35452
35 2235 144725
= 63,85 SD = 7,67 X2 Hitung = 13,35
X2 tabel = 15,1
X2 Hitung<X
2Tabel= 13,35< 15,1
Kesimpulan : karena X2 Hitung<X
2Tabel(13,35 < 15,1) maka dapat
disimpulkan bahwa sempel kelas berdistribusi normal.
Lampiran 16
UJI NORMALITAS PRETEST KELAS KONTROL
Kelas
Interval F f . Xi (xi)2 f . Xi2 Z-score
Luas
0-Z
luas
kelas
interval
Fe X2
35-39 2 74 1369 2738 -2,70642343 0,4965 0,0153 0,5355 4,005155
40-44 2 84 1764 3528 -2,0811771 0,4812 0,0547 1,9145 0,003818
45-49 4 188 2209 8836 -1,45593076 0,4265 0,1298 4,543 0,064902
50-54 3 156 2704 8112 -0,83068442 0,2967 0,2174 7,609 2,79181
55-59 5 285 3249 16245 -0,20543808 0,0793 0,2347 8,2145 1,257899
60-64 19 1178 3844 73036 0,41980826 0,1554 0,5062 17,717 0,09291
1,04505459 0,3508 8,216494
35 1965 112495
= 56,14 SD =7,99 Lo = 8,21
L tabel = 15,1
Lo<L tabel = 8,21<15,1
Kesimpulan : karena Lo < Lt ( 8,21< 15,1 ) maka dapat disimpulkan bahwa
sempel kelas Eksperimen berdistribusi normal.
Lampiran 17
UJI NORMALITAS POST-TEST KELAS EKSPERIMEN
Kelas
Interv
al
F f .
Xi (xi)2 f . Xi
2 Z-score
Luas
0-Z
luas
kelas
interva
l
Fe X2
75-78 1 76,5 5852,25 5852,25 -2,678896045 0,4962 0,0164 0,574 0,3161
6
79-82 3 241,
5 6480,25 19440,75 -2,055896965 0,4798 0,0562 1,967 0,5424
96
83-86 5 422,
5 7140,25 35701,25 -1,432897884 0,4236 0,1355 4,7425 0,0139
81
87-90 5 442,
5 7832,25 39161,25 -0,809898804 0,2881 0,2167 7,5845 0,8806
96
91-94 0 0 8556,25 0 -0,186899724 0,0714 0,2378 8,323 8,323
95-98 21
2026,5 9312,25 195557,3 0,436099356 0,1664 0,5195 18,1825
0,43659
1,059098436 0,3531 10,512
92
35
3209,5 295712,8
=91,7 SD = 6,42 Lo = 10,15
L tabel = 15,1
Lo<L tabel = 10,15<15,1
Kesimpulan : karena Lo < Lt ( 10,15 < 15,1 ) maka dapat disimpulkan bahwa
sempel kelas Eksperimen berdistribusi normal.
Lampiran 18
UJI NORMALITAS POSTTEST KELAS KONTROL
Kelas
Interv
al
F f . Xi (xi)2 f . Xi2 Z-score
Luas 0-
Z
luas
kelas
interval
Fe X2
60-65 3 187,5 3906,25 11718,75 -2,37302 0,4911 0,0286 1,001 3,992009
66-71 1 68,5 4692,25 4692,25 -1,78605 0,4625 0,0795 2,7825 1,141889
72-77 7 521,5 5550,25 38851,75 -1,19909 0,383 0,1539 5,3865 0,483316
78-83 4 322 6480,25 25921 -0,61212 0,2291 0,2211 7,7385 1,806084
84-89 3 259,5 7482,25 22446,75 -0,02516 0,008 0,2203 7,7105 2,877739
90-95 17 1572,5 8556,25 145456,3 0,561809 0,2123 0,5852 20,482 0,59195
1,148775 0,3729 10,89299
35 2931,5 249086,8
= 83,75 SD =10,22 Lo = 10,89
L tabel = 15,1
Lo<L tabel = 10,89 <15,1
Kesimpulan : karena Lo < Lt ( 10,89<15,1 ) maka dapat disimpulkan bahwa
sempel kelas Eksperimen berdistribusi normal.
Lampiran 19
Perhitungan Uji Homogenitas
Uji Homegenitas yang dihitung menggunakan uji Fisher dengan Rumus :
F =
∑ ∑
Langkah-langkah perhitungannya :
1. Menentukan hipotesis
Ho = Data memiliki varians homogen
Ha = Data tidak memiliki varians homogen
2. Menentukan kriteria pengujian
Ho diterima jika Fhitung Ftabel
Haditolak jika Fhitung Ftabel
3.Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil
db1 (pembilang) = n – 1 = 35 - 1 = 34
db2( penyebut) = n – 1 = 35 – 1= 34
4. Menentukan nilai F hitung
Berdasarkan tabel persiapan uji homogenitas, diperoleh 7,82 dan
8,13 pada
pretest eksperimen dan kontrol sehingga diperoleh:
F hitung
=1,03
Dan diperoleh 5,74 dan
8,81 pada posttest sehingga diperoleh:
F hitung
= 1,53
5. Menentukan nilai F tabel
Dari tabel distribusi F diperoleh nilai F tabel adalah 1,84
Karena tabel Fhitung Ftabel(1,03< 1,75) untuk hasil pretest eksperimen dan kontrol,
tabel Fhitung Ftabel(1,53< 1,75) untuk hasil posttest eksperimen dan kontrol, maka Ho
diterima. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa data tersebut memiliki varians yang
homogen.
Lampiran 20
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS
Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t dengan langkah perhitungan
sebagai berikut :
a. Merumuskan Hipotesis
Ho : μ1 = μ2
H1 : μ1 μ2
Keterangan :
μ1 : Rata-rata hasil belajar kognitifsiswa dengan menggunakan metode Outdoor
μ2 : Rata-rata hasil belajar kognitif siswadengan tidak menggunakan metode
Outdoor
b. Menentukan Kriteria Pengujian
Karena hipotesisnya berbentuk 1 ekor maka kriteria pengujiannya
Terima Hojika thitung ttabeldalam hal lainnya Ho ditolak
c. Menentukan Uji Statistik
Total
–
=
–
=
S = √ = 7,41
t =
√
=
√
=
√ =
√
=
=
= 4,488
Maka nilai thitungadalah 4,488
Untuk mencari ttabelkarena hipotesisnya 1 ekor maka untuk menentukan ttabel= t (1- )
(db)
Dengan (db) (n1 n2 - 2) = ( 35 35 – 2) =68 dan taraf signifikan = 0,05
nilai ttabel adalah 1,668
d. Pengambilan Kesimpulan
Karena didapat thitung ttabel( 4,488> 1,688) maka Hoditolak atau Ha diterima. Artinya
rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran Fiqih yang diajarkan dengan
menggunakan metode pembelajaranOutdoorlebih besar dari hasil belajar siswa yang
diajarkan dengan metode konvensional pada mata pelajaran fiqih.
LAMPIRAN 21
PEMBELAJARAN DI DALAM KELAS (KONVENSIONAL)
PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS (OUTDOOR LEARNING)
I
Nomor : Un.0llF. llKM .01.31......-/20103Lamp. :-Hal :Bimbingan Skripsi
Tembusan:1. DekanFITK2. Mahasiswaybs.
Jakarta- 04 Oktober 2013
K$ada Yth.
Heny Narendrany Hidayati Dra M.Pd.Pembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta.
Assalqmu' alaikum wr.wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan saudara untuk menjadi pembimbing MI(materi/tekni s) p enuli san skrip si mahasi swa:
Nama : Ahmad Fauzi
NIM : 109011000078
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Semester : D( (sembilan)
Judul Skripsi : Pengaruh Pembelaiaran Outdoor Terhodap lt[oth,asi
Belajar Agama Sispa
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 05September 2013, abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahanredaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu,
mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skipsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enun) bula-n, dan dapatdiperpanj ang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanj arlgan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudarq kami ucapkan terima kasih.
Wass ala mu'alaihtm wr.wb.
ikan Agamalslam
.Ag199803 I 002
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lt. H. JuandaNo g'CiDub't 1U12 hr&ffi
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010No. Revisi: : O2
Hal 1t1
Sunar BIMBINGAN sKRlPsl
a.n. Dekan
10,
xrI
I
SEKOIAH MENENGAH PERTAMASMP NUSANTARA PIUS
Atamat : Jl. Tarumanegara Dalam No. 1 Ciputat - Tangerang Selatan 15419Telp.0Il -747 07 222,Fax.021 -747 10824
- , 1
STIRAT KETBRANGAN MELAKSANAKAN PENE{+ITIAN
r No. 10411314 / YANiSMP - NP / SK I \r I 2014
g bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Menengah Pertama ( StvIP ) Plus Nusantara.rgan ini menerangkan bahawa yang bernama dibawah ini :
na
w
usan
lul Skripsi
Ahmad Fauzi
109011000078
Pendidikan Agama fslam / Tarbiyah UIN
" Pengaruh Pembelejnran di Luor Kelss ( Ouldoor) Terhadup Hasil
Belajar PAI *
rh melaksanakan penetritian di SMP Plus Nusantara selama satu miriggu di bulan April2014
nikian surat keterangan ini kami sampaikan, agar dipergunakan sebagaimana mestinya.
r"/a f--< {srxc(sF
T}
c', ( tl>rP
, {
I;
Nama
Nim
JurusanI
Judul Skripsi
LEMBAR UJI REFERENSI
Ahmad Fauzi
10901 r000078
PAI ( Pendidikan Agama Lslam )
Pengaruh Pembelajaran Outdoor Terhadap Hasil Belajar Pendidikangarnalslam di SMP NUSANTAR PLUS Tangerang Selatan.
BAB No
FOOTNOTE HALAMANSKRIPSI
HALAMANREFERENSI
PARAFPEMBIMBING
I Arrnei Arief ,P e ntb ahar u anP e n d i d i kan I s I a m, (J akarta: SuaraAdi.2009).
I 32 .tql,2 Rarnayulis, Metocle Pendidikan
Agama Islam (Jakarta,Kalam Muila,2 0 1 0 ) :
2 21 ,:r#baJ Adelia vera, Iuletode Mengajar Anak
tli Lucn' Kelas ( Outtloor Study ). (DIVA Press : Jogiakarta, 2012)
5 t7 ,*4:/-/1 Ramayulis, il'Ietodologi ,Aganta
Is I an{Kalam Mul ia, Jakarta:2 0 I 0), 7 2 l /kL.
II
5 Abdul Majid, Belajar DanPernbelajaran Pendidikan AgamaIslarn (PT Remaja Rosdakarya,Banduns:2012)
8 l 2 ,kb-4 Armei Arief,Pembaharuan
Pendidikan Islam.(Jakarta:SuaraAdi,2009)
8 35 rlVln5 Ramayulis, Metodologi Agann
Is I an{Kalam IvIu l i a, Jakarta : 2 0 I 0), 8 22 6{h6 Abdul Majid, Belajar Dan
Pembelajaran Pendidikan AgarnaIslam (PT Rernaja Rosdakarya,Bandune:2012)
8 t6 -17 ,ffil1 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan
Is I am ( Jakarta:AMZAH.20 1 0).10 ) z {k1,"
8 Soleha dan Rada, Ilmu PendidikanIslam, ( Bandung: Alfabeta,2011), 10 27-29 txh.
9 AbdulMajid Khon, Uunnil Hadits,(Jakarta: Amzah. 2009)
t l 5-8 ,wL-I0
Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam,(Jakarta: Gava Media Pratama.
t l 97 ryt
! " t
t
200 I ).Bukhari lJmar, IImu PendidikanIs I am ( Jakarta:AM Z AH,20 I0),
12 32-45/ t'n I
o-I2
Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkit, IlmuPendidikan Islam, (Jakarta:
KENCANA,2008),
12 43 tx,tIaJ
Samsul Nizar, Me mp erb inc an gkanI D inamika Intel ektual dan P emikiranHamka tentang Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana, 2008),
13 101//
II4
Nana Sudjana, Penilaian HasilProses Belajar Mengajar (Bandung:
Remaia Rosdakarya, 20 I 0),
I J 22 ,'flr|.I5
Balrarudin. Pendidikan dan PsikologiPerkembangan, (Jogjakarta: Ar-
Rtzz.2009),
I AI T t64-r65 4fr1
I6
Abu Ahrnadi, Widodo SuPriYono'Psikologi Belciar, (Jakarta: PTRineka C ip ta , 1991) .
t o 130 -131 KI,I7
Nana Sudjana, Dasar-dosar Proses
!'lengc$or, (Bandung: PT Sinar Baru,
r005).t o 22
"') L
*flI8
Ranrayulis, tr'fetodologi Agama
Is I an{Kalarn IvIu I ia, J akarta: 2 0 1 0),t1 423-427 YI
I
9Abu Ahrnadi, Widodo SuPriYono.Psikologi Belajar, (Jakarta: PTRineka Cipta, 1991),
18 127 &h20
Ngalirn Purwanto. Psikologi
Pendidikcm, (Bandung : PT Rernaja
Rosdakarya,1990),l 8 84 NL
2I
Husanralr, Pen$elajaran Di LuarKelas (Outdoor Leanfitg). (Prestasi
Pustaka: Jakarta 20 I 3),
20 l 9 *il,2L
Adelia vera, Metocle Mengaiar AttakDi Luar Kelas ( outdoor studY ), (DIVA Press : Jogiakarta, 2012),
20 T'] kL,zaJ
Husamah, Penfielaiaran Di LuarKelas (Outdoor Learning). (PrestasiPustaka: Jakarla 2013).
22 2 l .fuL2Aa
Adelia vera, Ivfetode Mengajar AnakDi Luar Kelas ( outdoor studY 1, (
DIVA Press : Jogiakarta, 2012 ),
22 21-25: - ^ ' l( /+{
2 I{usamalr, Pembelajaran Di Luar
Kelas (Outdoor Leaming). (PrestasiZ J 25 l,l
l r '
7
u'/t
Jakarta,25 April2}l4
.--l fl t/ Gku-l'//1"7
Heny Narendrany Hidavaty Dra.MPd
NIP. 1 97 1 0 5121996032002
Pustaka: Jakarta 20 l3),2f)
Ngalirn Purwanto. PsikologiPendidikan, (Bandung : PT RemajaRosdakarya,1990),
24 84 G41,27
Dimyati dan Mudjiono. BelaiaY dan
Pembelajaran, (Jakarta: Rineka
Cipt12009)24 9 {Nl
28
Alisuf sabri, Psikologi Pendidikan, (
CV. Pedoman Ilmu JaYa: iakarta,r995 )
24 56 qt29
Alisuf sabri , psikologi pendidikan, (Pedoman Ihnu Jaya : Jakarta, 1995 )
25 58 .w0
Fadlrilah Suralaga, Dkk' P s ikologiP en d idikan clal am P er sp ektif Islant,(Jal<arta: UIN Jakarla Press, 2005),
2'.1 8 l -83 ffi13I
Alistrf sabri, psikologi pendidikan, (
Pedornan Ilmu Jaya : Jakada, 1995 )28 59 GI1 -
m
1Sugiyono, Dr, Prof. lvletodepenelitian pendidikan ( pendekatankuantitatif dan R&D),(Bandung:ALFABETA.2OlO)
36 117 -118 &r8
Suharsirni Arikunto, Dasar-dasarEvaluasi Pendidikan, (Jakarta: BurniAksara.2005).
38 65 ril,t'd{lJ
ISLrharsimin Arikunto. Dasar-dasarEvaluasi P endidikan, (Jakarta: BumiAksara. 2006).
39 100 ql4
0Ruseffendi, Statistik Dasar unhtkPenelitian Pendidikart, (Bandung:IKIP Banduns Press, 1998),
, 1 ) 292
4I
Sudijono, Pengantar StatistikPendidikanQakarta : Rajawali Pers)
A a+) 284