pengaruh pembelajaran pendidikan agama...
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TERHADAP PERILAKU BERBUSANA MUSLIMAH
DI SMK MAKARYA 1 JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Ahmad Nur Yasin
NIM. 11140110000064
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
ABSTRAK
Ahmad Nur Yasin (11140110000064). “Pengaruh Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam terhadap Perilaku Berbusana Muslimah di SMK Makarya 1
Jakarta)”.
Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, April 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran
Pendidikan Agama Islam terhadap perilaku berbusana muslimah di SMK Makarya 1 Jakarta
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
gabungan atau mixed methodology design dengan pendekatan korelasional.
Sampel penelitian sebanyak 45 siswa yang diperoleh dari teknik stratified random
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument non-tes,
yaitu kuesioner dengan menggunakan skala likert pada variabel x dan variabel y,
serta instrument tambahan berupa wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signfikan antara
pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap perilaku berbusana muslimah
dengan angka korelasi sebesar 0,489 yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang sedang atau cukupan. Kemudian besar pengaruh pembelajaran Pendidikan
Agama Islam terhadap perilaku berbusana muslimah sebesar 23,91%
Kata kunci: Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, perilaku berbusana muslimah
v
ABSTRACT
Ahmad Nur Yasin (11140110000064). "The Influence of Islamic Education
Learning on Muslim Dress Behavior in Jakarta 1 Makarya Vocational High
School)".
A Skripsi of Islamic Education, at Faculty of Tarbiya and Teaching
Sciences of Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, April 2019.
This study aims to determine the effect of learning Islamic Education on
Muslim dress behavior at Makarya 1 Vocational High School Jakarta
The research method used in this study is a mixed methodology design with a
correlational approach. The research sample was 45 students obtained from the
stratified random sampling technique. Data collection is done using non-test
instruments, namely questionnaires using a Likert scale on the x and y variables, and
additional instruments in the form of interviews.
The results showed that there was a significant effect between learning Islamic
Education on Muslim dress behavior with a correlation number of 0.489 which
indicates that there is a moderate or sufficient influence. Then the influence of
learning Islamic Education on Muslim dress behavior is 23.91%
Keywords: Learning Islamic Education, Muslim dress behavior
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Tuhan yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang yang telah memberikan segala karunia-Nya
kepada seluruh hamba-Nya khususnya kepada penulis sehingga alhamdulillah
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi guna memenuhi tugas akhir
menyelesaikan pendidikan S1.
Shalawat serta salam mari kita curahkan kepada baginda Rasul
Muhammad SAW.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, alhamdulillah penulis
mendapat begitu banyak dukungan, bantuan, bimbingan, saran, dan do’a dari berbagai
pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Drs. Abdul Haris, M. Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Senantiasa memberikan arahan dan bimbingan dari awal
kuliah sampai dengan masa-masa akhir studi. Semoga Allah berkahi
dan selalu berada dalam lindungan Allah.
3. Drs. Rusdi Jamil, M. Ag., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Dr. Abdul majid Khan, M. Ag, Selau Dosen Penasehat Akademik
senantiasa memebrikan arahan dan bimbingan dari awal kuliah sampai
dengan dengan masa-masa akhir studi. Semoga Allah berkahi dan
selalu berada dalam lindungan Allah.
5. Drs. Aminudin Yakub, M.Ag., Dosen Pembimbing Skripsi yang
senantiasa membimbing, mengarahkan, memotivasi, memberikan
waktu luang kepada penulis disela-sela kesibukannya sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
vii
viii
Terimakasih atas segala kebaikan yang telah Bapak berikan, semoga
Allah memberikan balasan yang terbaik dan semoga selalu berada
dalam ridha-Nya.
6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada
penulis selama masa kuliah. Semoga segala ilmu yang telah diberikan
bermanfaat dan berkah bagi penulis, serta Bapak dan Ibu dosen selalu
diberikan kesehatan, perlindungan, dan keberkahan dari Allah.
7. Bu Isti, serta seluruh staff PAI yang telah membantu dan memudahka
n penulis selama masa kuliah.
8. Wisnu Haryawan, S. Pd,. Kepala Sekolah SMK MAKARYA 1
JAKARTA yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian di SMK MAKARYA 1 JAKARTA dan
memudahkan penulis selama kegiatan penelitian berlangsung.
9. Mery Fitrianis, S. Ag. Guru pengampu mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam SMK MAKARYA 1 JAKARTA, terimakasih telah
membantu penulis selama kegiatan penelitian.
10. Orangtua Tercinta Ayahanda Ro’id Suganda dan Ibunda Sumiayati
yang telah memberikan semangat baik dari segi moril maupun materil,
yang tak henti-hentinya selalu memberikan doanya. Semoga Allah
senantiasa selalu memberikan kesehatan dan keberkahan. Amin YRA.
11. Adik-adiku yang tercinta Ahmad Robi Ul Zikri, Syifa Nur Anissa, Nur
Wasiqoh yang selalu memberikan semangat sehingga alhamdulillah
skripsi ini berjalan dengan baik.
12. Imlasiyah terimkasih atas motivasinya yang telah diberikan sehingga
skrpsi ini berjalan dengan lancar
13. Nenek Tercinta Mbok Ngadinem yang selalu memberikan doa dan
nasehat sehingga semanagat untuk menyeselaikan skripsi ini berjalan
dengan lancar
14. KH. Abdul Qodir Jaelani dan Umi Hj. Laila Badriah Pimpinan Pondok
Pesantren Al-Mardiyyah Kreo larangan, dan alm. Kiayi Ahmad Fajri,
SH, MA yang selalu memberikan ilmu dan nasehatnya. Mudah-
mudahan ilmunya bermanfaat. Aminn YRA
15. Teman seperjuanganku PAI B dan seluruh teman-teman PAI angkatan
2014. Terimakasih atas kesan yang tak akan pernah terlupakan,
kerjasama selama masa kuliah, semoga Allah pertemukan kita kembali
dalam kebahagiaan
15. Semua pihak yang belum penulis sebutkan satu persatu, terimakasih
banyak atas semua do’a dan dukungannya. Semoga Allah membalas
dengan balasan yang paling baik.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi hasil penulisan skripsi yang lebih baik lagi dan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat.
Jakarta, 24 Maret 2019
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .................................. iii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ...................................................... iv
ABSTRAK...............................................................................................................v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 7
D. Perumusan Masalah .................................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... ..7
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... ..8
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ............................9
A. Kajian Teori ............................................................................................ .9
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................... 26
C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 28
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................31
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 31
B. Metode Penelitian ................................................................................... 31
C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 32
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 32
E. Teknik Pengolahan Data ......................................................................... 37
x
F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 39
G. Hipotesis Statistik ................................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 46
A. Deskripsi Data ......................................................................................... 46
B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis ........................... 66
1. Uji Syarat Instrumen ........................................................................... 66
2. Uji Prasyarat Analisis .......................................................................... 69
3. Uji Koefisien Korelasi......................................................................... 71
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 74
D. Interpretasi Data ...................................................................................... 75
E. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 76
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 78
A. Kesimpulan ............................................................................................. 78
B. Saran ........................................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 80
LAMPIRAN .......................................................................................................... 83
xi
Daftar Tabel
Tabel. 2.1 : Materi Pendidikan Agama Islam ............................................................ 19
Tabel 3.1 : Kisi-Kisi Instrumen Angket ..................................................................... 33
Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Wawancara Kepala Sekolah ..................................................... 34
Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Wawancara Guru ...................................................................... 36
Tabel 3.4 : Pedoman Skor Angket ............................................................................. 37
Tabel 3.5 Tingkat koefisien korelasi. ......................................................................... 41
Tabel. 4.1 Profil Sekolah ............................................................................................ 44
Tabel 4.2 Guru mengucapkan salam sebelum memulai pembelajaran ...................... 47
Tabel 4.3Guru mengulangi kembali materi yang telah lalu sebelum
menyampaikan materi yang akan dipelajari ............................................................... 47
Tabel 4.4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran ................................................ 48
Tabel 4.5 Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang berbusana muslim
dan muslimah merupakan cerminan kepribadian dan keindahan .............................. 48
Tabel 4.6 Materi yang disampaikan oleh guru mudah dimengerti............................. 49
Tabel 4.7 Siswa bertanya kepada guru jika ada materi pembelajaran yang belum
saya pahami ................................................................................................................ 49
Tabel 4.8 Proses pembelajaran dikelas membuat saya semakin semangat belajar .... 50
Tabel 4.9 Guru memberikan ice breaking agar pembelajaran tidak jenuh ................ 50
Tabel 4.10 Guru menggunakan media atau alat bantu dalam menyampaikan
materi pembelajaran ................................................................................................... 51
Tabel 4.11 Materi yang disampaikan guru berasal dari selain modul pembelajaran . 51
Tabel 4.12 Guru memberikan contoh pakaian muslimah sesuai kriteria Islam ......... 52
Tabel 4.13 Guru meminta untuk berdiskusi ............................................................... 52
Tabel 4.14 Guru meminta salah satu siswa untuk menjelaskan materi
pembelajaran yang telah disampaikan ....................................................................... 53
Tabel 4.15 Guru memberikan siswa untuk tanya jawab ............................................ 53
Tabel 4.16 Guru memberikan kesimpulan materi sebelum pembelajaran berakhir... 54
Tabel 4.17 Guru memotivasi siswa untuk menggunakan pakaian/berbusana
muslimah .................................................................................................................... 54
Tabel 4.18 Saya merasa malu jika terlihat aurat saya terlihat oranglain .................... 55
Tabel 4.19 Saya berbusana muslimah atas kesadaran diri sendiri ............................. 55
Tabel 4.20 Saya berdiskusi tentang ajaran Islam mengenai berbusana muslimah .... 55
Tabel 4.21 Saya tidak keluar rumah kecuali mengenakan berbusana muslimah ....... 56
Tabel 4.22 Saya merasakan ketenangan ketika keluar rumah dengan mengenakan
berbusana muslimah ................................................................................................... 56
Tabel 4.23 Saya menghindari tontonan yang dengan sengaja mengumbar aurat
wanita dan pria ........................................................................................................... 57
Tabel 4.24 Saya merasakan kegelisahan yang sangat besar ketika melihat teman-
teman sesama wanita yang tidak berbusana muslimah .............................................. 57
Tabel 4.25 Saya merasakan diskriminasi dan olok-olok dari teman-teman dengan
busana muslimah yang saya gunakan ........................................................................ 58
Tabel 4.26 Setelah berjilbab, saya jadi merasa malu untuk berbuat keburukan ........ 58
Tabel 4.27 Saya merasa lebih nyaman menggunakan berbusana muslimah longgar 59
Tabel 4.28 Dengan berbusana muslimah kegiatan keagamaan saya semakin
membaik ..................................................................................................................... 59
Tabel 4.29 Saya memakai berbusana dengan menutup seluruh dada ........................ 60
Tabel 4.30 Bagi saya, yang penting busana yang dipakai bisa menutup aurat
dengan baik ................................................................................................................ 60
Tabel 4.31 Saya biasa memakai busana yang cukup tebal (tidak tembus pandang) .. 61
Tabel 4.32 Seringkali saya memakai celana/ jeans ketat tapi tetap memakai
kerudung ..................................................................................................................... 61
Tabel 4.33 Seringkali saya memakai jilbab sampai leher saja, karena bagian
bawah sudah cukup ditutupi baju ............................................................................... 62
Tabel 4.34 Saya berusaha untuk mencari tahu tata cara berjilbab yang baik sesuai
aturan Islam, sebanyak 29 responden 64,4% menjawab selalu .................................. 62
Tabel 4.35 Hasil Uji Validitas Variabel X ................................................................ 64
Tabel 4.36 Hasil Uji validitas Variabel Y .................................................................. 65
Tabel 4.37 Uji Reliabilitas X .................................................................................... 66
Tabel 4.38 Reliabilitas Variabel Y ............................................................................. 67
Tabel 4.39 Uji Normalitas .......................................................................................... 68
Tabel 4.40 Uji Linieritas ............................................................................................ 69
Tabel 4.41 Uji Korelasi .............................................................................................. 72
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Reformasi di segala bidang kini tengan berlangsung di Indonesia.
Reformasi di bidang politik bergulir sekitar tahun 1998 (pasca rezim
Soeharto) dan berlangsung dengan kejutan peristiwa yang terjadi pada saat
itu. Sedang reformasi di bidang pendidikan terjadi sejak tahun 2003, terutama
ditandai dengan kelahiran UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.1
Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan sesuatu yang penting dan
menjadi sebuah kebutuhan pokok. “Pendidikan adalah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses,
cara, perbuatan mendidik.”2
Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia, dalam kehidupannya juga
menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Salah satunya
adalah tujuan pendidikan Nasional di Indonesia, seperti yang tertera pada
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Bab II pasal
3 yaitu:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”3
1 M. Kholid Fatoni, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional (Paradigma Baru),
(Jakarta: DEPAG RI, 2005), hal.1 2 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), hal. 263. 3 Departemen Pendidikan Nasional, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Jakarta:Mini Jaya Abadi, 2003,h. 177
2
Pendidikan merupakan hal yang sangat strategis dalam membangun
sebuah peradaban, khususnya peradaban yang islami. Bahkan ayat pertama
diturunkan oleh Allah sangat berhubungan dengan pendidikan.4
Pendidikan Islam di Indonesia telah berlangsungsejak masuknya Islam ke
Indonesia. Menurut catatan sejarah masuknya Islam ke Indonesia dengan
damai, berbeda dengan daerah-daerah lain, kedatangan Islam dilalui lewat
peperangan, seperti Mesir, Irak, Parsi dam beberapa daerah lainnya. Peranan
para pedagan dan mubaligh sangat besar sekali andilnya dalam proses
islamisasi di Indonesia. Salah satu jalur proses Islamisasi itu adalah
pendidikan.5
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang Islami. Karakteristik yang
sangat menonjol dari Pendidikan Islam adalah prinsip pokok: “Prinsip
tauhid”, yaitu prinsip di mana segalanya berasal dan berakhir. Prinsip ini
telah memandu pengembangan teori dan praktik pendidikan Islam secara
formal, dan non formal. Bahkan prinsip ini pula yang telah memandu
persepsi umat tentang Pendidikan Islam, sehingga pendidikan Islam dalam
konteks yang penuh dinamika ini dipersepsi secara lebih komperehensif.6
Melihat kepada kegiatan pendidikan islam di Indonesia, maka dapat dilihat
bahwa pendidikan Islam tersebut telah banyak memainkan perannya dalam
rangka mencerdaskan kehiduan bangsa, selain dariitu telah terjadi pula
dinamika perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Salah satu yang
sangat strategis dalam dinamika itu adalah masuknya pendidikan Islam
dalam sistem pendidikan nasional.7
Pendidikan Islam juga merupakan persoalan yang kompleks, menyangkut
semua komponen yang terkadung di dalamnya. Pendidikan Agama Islam
adalah pendidikan berdasarkan alqur‟an dan sunnah, selain mempunyai
tujuan keilmuan, juga mempunyai tujuan menjadikan sebagai khalifah yang
4 Fauzan, Kurikulum Pendidikan Islam, (Aceh: CV. Sefa Bumi Persada, 2013), hal. 2
5 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidkan Nasional di
Indonesia,(Jakarta: kencana, 2004), hal. 2 6 Abd. Halim Soebahar, Kebijakan Pendidikan Islam dari Ordanansi Guru sampai UU
SISDIKNAS, (Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2013), hal. 1 7 Haidar,Op. Cit, hal. 2-3
3
dapat menjalankan tugasnya dengan baik, karena makna pendidikan Islam
secara khusus tidak dapat secara keseluruhannya disamakan dengan makna
pendidikan secara umum. Keunikan makan pendidikan Islam itu sendiri.
Sebagaimana menurut al-Ghazali tujuan pendidikan Islam itu antara lain, 1)
Mempelajari ilmu pengetahuan semata-mata untuk ilmu pengetahuan itu
sendiri sebagai wujud ibadah kepada Allah SWT; 2) Membentuk ahlakul
karimah; dan 3) mengantarkan peserta didik mencapai kebahagiaan dunia
dan akhirat.8
Agama Islam merupakan pedoman hidup yang mengatur hubungan
manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan diri
sendirinya dan dengan alam.9 Dienul Islam bukan saja mengatur hubungan
antara manusia dengan Illahnya (Tuhannya) tetapi juga mengatur hubungan
antarsesama manusia. Bahkan Islam mengatur seluruh aspek kehidupan
Insani, termasuk mengatur masalah pakaian karena dalam masyarakat
masalah pakaian ini sangat penting dan sensitif sekali.10
Sebagai umat Islam
yang taat dalam beragama adalah ia akan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan dan menjauhi larangannya Allah SWT. Begitupula kaitanya
dengan Hablu minanas (Hubungan Antar manusia) dalam berpakaian islam
sangat tegas sekali dalam peraturan berbusana. Hal ini banyak sekali fungsi
dan hikmahnya sehingga peraturan berbusana ditegaskan dalam al-Quran
diantaranya adalah QS. an-Nur ayat 31 yaitu
و ن ول يب فظ رهن وي ص أب ن من ضض ت يغ من مؤ وقل ن ن فروج ل ما ظهر من ا دين زينتن إ
وم مرهن على ب يض ن ن ب ل مبعوهتن أو دين ول يب جيوبن أو ءإب زينتن إ ء بعوهتن أو ءإب ئ
أب ن أو نا أب ئ خ ء بعوهتن أو نان أو و إ خ بن ن
ن أو و إ ن أو أخو بن ن ت ن أو نسا ما موكت ئ
نن أو م أي مت أ أوي بعني غي
أ
بة من ر ل
مرجال أو أ
ف أ ل مط
ين مم أ ت ر عو هروإ على يظ ل
أ سا ء من
8 Ibid, hal. 3-4
9 Zakiah Drajat,. Dkk, Pendidikan Agama Islam,( Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hal. 10
10 Mulhandy Ibn Haj. Kusumayadi, Enam Puluh Satu TanyaJawab Tentang Jilbab,
(Bandung: Espe Press, 1992), hal.1
4
ل وثوبو فني من زينتن ل ما ي جوهن ميع ن بأر ب ول يض إ إ
يعا أ أ ج ه لل ي
وحون ثف منون معوك مؤ م أ
١٣
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan menjaga kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau
ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau
putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki,
atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan
janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai
orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur Ayat
31).
Berdasarkan tafsir al-Misbah karangan Quraish Shihab
meyimpulkan tafsirnya bahwa ada 2 yang perlu diperhatikan dalam
kaitanya ayat ini. Yang pertama, al-Qur’an dan as-Sunah secara pasti
melarang segala aktivitas-pasif atau aktif- yang dilakukan seseorang bila
diduga dapat menimbulkan rangsang birahi kepada lawan jenisnya. Kedua,
tuintunan al-Qur‟an- terlihat dari ayat tersebut, ditutup dengan ajakan
taubat. Demikian juga surat al-Ahzab ditutup dengan pernyataan Allah
Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. (QS al-Ahzab: 59)11
Pakaian adalah barang yang dipakai (baju, celana, dan sebagainya).
Dalam bahasa Indonesia, pakaian juga disebut busana. Jadi, busana muslimah
artinya pakaian yang dipakai oleh perempuan. Pakaian perempuan yang
beragama Islam disebut juga busana muslimah. Berdasarkan makna tersebut,
busana muslimah dapat diartikan sebagai pakaian wanita yang dapat menutup
aurat yang diwajibkan agama untuk menutupinya, gunanya untuk
kemaslahatan dan kebaikan bagi wanita itu sendiri serta masyarakat berada.12
11
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, (Jakarta: lentera hati, 2002), hal. 334 12
Nelti Khairiyah,. Endi Suhendi Zen, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,
(Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2014), hal.25
5
Dalam konteks berbusana, menutup aurat bukan saja baik dan saran,
bahkan para perempuan akan jauh terlihat cantik, anggun, dan berwibawa
dengan busana yang menutup aurat. Selain itu, pemakainya juga akan
terhindar dari fitnah dan perbuatan tidak menyenangkan dari orang-orang
yang akan berbuat jahat seperti berbuat seksual.13
Hal ini fungsi berbusana
diantara untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. seperti perbuatan
kejahatan, pemerkosaan, dan tindak asusila lainnya.
Penentuan tentang aurat, sama sekali bukanlah untuk menurunkan derajat
kaum wanita, bahkan justru sebaliknya. Upaya yang dilakukan oleh
sementara pihak dewasa ini yang memerkan wanita dalam berbagai gaya dan
bentuk pada hakikatnya merupakan penghinaan yang terbesar terhadap kaum
wanita. Sebab ketika itu, mereka menjadikan wanita sebagai sarana
pembangkit dan pemuas nafsu pria yang tidak sehat.14
Sebagaimana syariat
Islam. Dalam kaitannya proses pemaknaan pakaian bagi remaja, maka ada
tiga makna pakaian dalam persepsi remaja terhadap busana muslimah. Ketiga
makna itu adalah: 1) pakaian sebagai penutup aurat, 2) pakaian sebagai salah
satu wujud pelaksanaan ajaran agama dan, 3) pakaian sebagai wujud
identitas.15
Mengenakan busana yang sesuai dengan syari‟at Islam bertujuan
agar manusia terjaga kehormatan. Ajaran-ajaran Islam tidak bermaksud untuk
membatasi gerak gerik dan langkah umatnya. Akan tetapi dengan aturan-
aturan ini manusia akan terhindar dari segala marabahaya dan bencana yang
akan datang padanya. Perilaku-perilaku yang mencerminkan seseorang
memakai berbusana muslimah yaitu diantara bersikap sopan santun, jujur,
gemar ibadah, menjalankan amar ma‟ruf nahi munkar, tolong menolong, dll.
Dari latar belakang yang penulis uraikan di atas dan dari fenomena
yang ada pada saat ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “PENGARUH PEMBELAJARAN PAI TERHADAP
13
Nelti Khairiyah,. Endi Suhendi Zen, op.cit. 22 14
Ibid, hal. 62 15
Ilyas Ismail, Peran Budaya Berpakaian Masyarakat Dalam Mendukung Syariat Islam
Aceh (Studi Penelitian Di Kecamatan Peusangan), LENTERA: Vol. 10, No. 1, Juni 2010, hal. 64-
65
6
PERILAKU BERBUSANA MUSLIMAH DI SMK MAKARYA 1
JAKARTA”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Proses pembelajan PAI masih menggunakan metode konvensional
2. Kurangnya penanaman nilai-nilai keagamaan
3. Kurangnya kesadaran Penggunaan busana (muslimah) dikalangan
siswi SMK Makarya 1 Jakarta
4. Banyak wanita muslim yang berperilaku tidak sesuai dengan busana
(muslimah) yang dia pakai.
5. Masih banyak yang menggunakan busana muslimah yang transparan,
dan ketat.
6. Ketidaktahuan siswa tentang berbusana muslimah sesuai dengan
syariat agama islam.
C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian kali ini, agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas dan
menyimpang dari fokus penelitian, maka masalah penelitian akan dibatasi pada:
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Makarya 1 Jakarta
khususnya dengan materi “Berbusana Muslim Cerminan Keindahan
dan Kepribadian”
2. Perilaku keagamaan dan ketaatan dalam penggunaan busana
(muslimah) dikalangan siswi SMK Makarya 1 Jakarta
3. Pengaruh pembelajaran PAI terhadap perilaku berbusana muslimah di
SMK Makarya 1 Jakarta
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang sudah dibatasi di atas, maka perumusan
masalah yang diajukan adalah:
7
1. Bagaimana pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan penanaman
nilai-nilai keagamaan khususnya dengan materi pembelajaran
tentang “Berbusana”di SMK Makarya 1 Jakarta ?
2. Bagaimana perilaku keagamaan siswi SMK Makarya 1 Jakarta dalam
penggunaan berbusana muslimah?
3. Adakah pengaruh pembelajaran PAI terhadap perilaku berbusana
muslimah di SMK Makarya 1 Jakarta?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini
adalah
1. Untuk mengetahui pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan
materi pembelajaran tentang “Berbusana”di SMK Makarya 1 Jakarta
2. Untuk mengetahui perilaku keagamaan siswi SMK Makarya 1 Jakarta
dalam penggunaan berbusana muslimah
3. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran PAI terhadap perilaku
berbusana muslimah di SMK Makarya 1 Jakarta
F. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap dari hasil penelitian ini, bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa
a) Dapat memberikan pemahaman mengenai berbusana menurut
syariat Islam.
b) Dengan adanya penelitian siswa akan menjadi lebih sadar dalam
penggunaan berbusana menurut syariat islam.
2. Bagi guru
a) Sebagai gambaran mengenai berbusana menurut syariat Islam
sehingga bisa diamalkan dalam sebuah pembelajaran.
b) Dapat menjadi referensi sekaligus solusi bagi para guru sebagai
bahan pembelajaran mengenai berbusana menurut syariat Islam.
3. Bagi sekolah
8
Serta dapat menjadi bahan informasi dan sumbangan pemikiran
yang dapat dijadikan bahan perbandingan atau acuan bagi sekolah atau
lembaga-lembaga lain dalam mengembangkan segala hal yang
berkaitan dengan pendidikan khususnya dalam peraturan tata tertib
berbusana/pakaian.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar.
Kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa mempelajari sesuatu
dengan caraefektif dan efisien.16
Sedangkan menurut Rudi Susila
“Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan sesorang
dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nila-nilai positif
dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat
melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai
fasilatator.”17
Sehingga pembelajaran adalah antaranya interaksi antara
seseorang dimana didalamnya ada sebuah kegiatan belajar dan mengajar
yang menghasilkan sebuah pengetahuan dan keterampilan yang
bermanfaat dan bisa diamalkan.
2. Komponen-Komponen Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan
hasil berfikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran
tertentu, serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya
pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan
sumber belajar yang ada.18
Adapun komponen-komponen menurut Wina Sanjaya adalah
1. Siswa
Proses pembelajaran pada hakikatya diarahkan untuk membelajarkan
siswa agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan
demikian, maka proses pengembangan perencanaan dan desain
pembelajaran, siswa harus dijadikan pusat dari segala kegiatan.
Artinya, keputusan-keputusan yang diambil dalam perencanaan dan
desain pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa yang
bersangkutan, baik dari kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi
belajar, dan gaya belajar siswa itu sendiri.
16
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Group,
2008), hal. 131 17
Rudi Susilana,. Dkk, Media Pembelajaran,(Bandung: CV Wacana Prima, 2007), hal. 1 18
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana
Prenada Group, 2008), hal.9
10
2. Tujuan
Tujuan adalah komponen terpenting dalam pembelajaran setelah
komponen siswa sebagai subjek belajar. Dalam konteks pendidikan,
persoalantujuan merupakan persoalan tentang misi dan visi suatu
lembaga pendidikan itu sendiri. Artinya tujuan penyelenggara
pendidikan diturunkan dari visi dan msi lembaga pendidikan itu
sendiri, misalnya:
a. Melatih siswa agar memiliki kemampuan tinggi dalam bidang
permesinan
b. Mengajarkan keterampilan dasar bagi siswa
c. Memberikan jaminan agar lulusan menjadi tenaga kerja yang
efektif dalam bidang tertentu, memiliki kreativitas yang tinggi
dan lain sebagainya.
3. Kondisi
Kondisi adalah berbagai pengalaman belajar yang dirancang agar
siswa dapat mencapai tujuan khusus seperti yang telah dirumuskan.
Pengalaman belajar harus mendorong agar siswa aktif belajar baik
secara fisik maupun nonfisik.
4. Sumber-sumber Belajar
Sumber belajar berkaitan dengan segala sesuatu yang
memungkinkan siswa dapat memperoleh pengalaman belajar. D
dalamnya meliputi lingkungan fisik seperti tempat belaja, bahan dan
alat yang digunakan, personal seperti guru, petugas perpustakaan dan
ahli media, dan siapa saja yang berpengaruh baik langsung maupun
tidak langsung untuk keberhasilan maupun tidak langsung untuk
keberhasilan dalam pengalaman belajar.
5. Hasil Belajar
Hasil Belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh
kemapuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan
demikian tugas guru dalam kegiatan ini adalah merancang instrumen
yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai
tujuan belaja siswa19
3. Teori Belajar
a. Teori Belajar Menurut Psikologi Daya
Aliran ilmu jiwa daya (Vermogen Psychologie atau Faculty
Psychology) berpendapat, bahwa otak manusia terdiri atas bagian-
bagian yang mempunyai daya atau fungsi tertentu. Ada bagian
berfungsi mengamati menangkap, berfikir dan mengingat.20
Teori ini
bertujuan untuk mengasah kemampuan fungsi otak dengan cara
19
Ibid, 9-13 20
Jamaludin,. Dkk, Pembelajaran Perspektif Islam, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya,
2015), hal. 15
11
melatih jiwa. Contohnya seperti fungsi mengamati menangkap,
berfikir dan mengamati ketika seseorang menghafal alqur‟an secara
terus menerus dengan cara mengulang dan mengulang bacaannya.
b. Teori Tanggapan
Teori ini didasari oleh pendapat bahwa unsur jiwa manusia yang
paling penting adalah tanggapan. Tanggapan ialah gambaran yang
diperoleh sesorang melalui proses atau kegiatan indranya maupun
proses jiwanya yang tertinggal dalam otak.21
Misalkan, seorang guru
menceritakan wisata kebun binatang Ragunan dengan cara
menjelaskan dengan suara yang penuh dengan retorika. Selain itu guru
mendeskripsikan apa saja yang ada di wisata tersebut dengan uraian
yang menarik dan jelas. Hal ini akan membuat gambaran pada otak
anak secara jelas pula.
c. Teori Asosiasi
Teori ini berdasarkan pada pendapat bahwa ada hubungan
stimulus dan respons. Stimulus adalah perangsang dari luar yang
menggerakan siswa sedangkan respons adalah jawaban atau reaksi
terhadap rangsangan tersebut.22
Misalkan ketika terdengar adzan
shalat seorang anak berlari untuk wudlu. Meskipun tanpa adanya
perintah dari orang tua. “Adzan Maghrib” merupakan stimulus dan
“berlari untuk wudlu” merupakan respon.
d. Teori Gestalt
Teori Belajar Psikolog Organismic (Gestalt) memandang bahwa
jiwa manusia merupakan sutu keseluruhan yang berstruktur yang
saling berinteraksi.23
Adapun pandangan dari teori belajar ini sebagai berikut:
1) Perilaku individu timbul berkat interaksi antara individu dan
lingkungan.
21
Ibid, hal. 15 22
Ibid, hal. 16 23
Nanang Hanafiah,. Dkk, Konsep Strategi Pembelajaran,(Bandung: PT Refika Aditama,
2009), hal.8
12
2) Individu berada dalam keseimbangan yang dinamis, adanya
gangguan terhadap keseimbangan akan mendorong terjadinya
kelakuan.
3) Belajar lebih mengutamakan segi pemahaman.
4) Belajar dimulai dari keseluruhan.
5) Belajar merupakan reorganisasi pengalaman.
6) Belajar lebih menekankan pada situasi di mana individ
menemukan dirinya.
7) Unsur yang utama dan pertama dalam belajar adalah
keseluruhan, sedangkan bagian-bagian tersebut hanya akan
bermakna jika berada dalam interaksi secara keseluruhan.
8) Hasil belajar, meliputi semua spek perilaku anak.
9) Anak ynag belaja merupakan satu keseluruhan bukan belaja
dengan otak saja.24
4. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala
kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapai tujuan tersebut.25
Banyak pengertian yang diberikan para ahli pembelajaran tentang
tujuan pembelajaran, yang satu sama lain meiliki kesamaan di
samping ada perbedaan sesuai dengan sudut pandang garapannya.
Robert F. Mager (1962) misalnya memberikan pengertian tujuan
pembelajarannya sebgai perilaku yang hendak dicapai atau dapat
dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi
tertentu. Pengertian kedua dikemukakan oleh Edwar L. Dejnozka
dan David E. Kapel (1981), juga Kemp (1977) memandang bahwa
tujbuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang
dinyatakan dalam perilaku dan penampilan yang diwujudkan dalam
bentuk lisan untuk menggambarkan hasil belajar yang
diharapkan.26
Belajar pada hakikatnya merupakan proses kegiatan secara
berkelanjutan dalam rangka perubahan perilaku peserta didik secara
kondusif. Perubahan perilaku dalam belajar mencakup seluruh aspek
pribadi peserta didik yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagaimana dikemukakan Bloom, sebagai berikut.
24
Ibid, hal. 8 25
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2010), hal. 34 26
Ibid, hal. 35
13
a. Indikator aspek kognitif, meliputi ingatan atau pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application),
analisis (analisys), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation).
b. Indikator aspek afektif, meliputi penerimaan (receiving), penanggapan
(responding), penghargaan (valuing), pengorganisasian
(organization), dan pengkarakterisasian (characterization).
c. Indikator aspek psikomotor, meliputi ersepsi (perception), kesiapan
(set), respon terbimbing (guide respons), mekanisme (mechanism),
respon nyata kompleks (complex over respons), penyesuaian
(adaptation), dan penciptaan (origination).27
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Pembelajaran
Terdapat Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Pembelajaran
diantaranya sebagai berikut:
a. Faktor Guru
Guru adalah acuan bagi peserta didiknya oleh karena itusegala
tingkah laku yang dilakukannya sebagian besar akan ditiru siswanya.
Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan guru sebagai teladan
bagi siswanya dan contoh bagi peserta didik.28
Dalam sistem pembelajaran guru bisa berperan sebagai perencana
(planer) atau (designr) pembelajaran, sebagai implementator dan atau
mungkin keduanya. Sebagai perencana guru dituntut untuk
memahami secara benar kurikulum yang berlaku, karakteristik,
fasilitas dan sumber daya yang ada.29
b. Faktor Siswa
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai
dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah
perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan
27
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), Cet. XVII, h. h. 19-20. 28
Sofan Amri, dkk., Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi Pustaka,
2011), hal. 119 29
Winaya Sanjaya,Op.cit, hal. 16
14
irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak
sama.30
c. Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung
terhadap kelancaran proses pembelajaran, seperti media
pembelajaran, alat-lat pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain
sebagainya.
Sedangkan prasarana adalaha segala sesuatu yang secara tidak
langsung dapat mendukung keberhasilan proses
pembelajaranmisalnya, jalan menuju seklah, penerangan sekola,
kamar kecil, dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dan
prasarana akan membantu guru dalam penyelenggaraan proses
pembelajaran; dengan demikian sarana dan prasarana merupakan
komponen penting yang dapat mempengaruhi proses
pembelajaran.31
d. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam
lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai
kehidupan yang disebut ekosistem.32
1) Lingkungan Alami
Lingkungan Hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak
didik, hidup dan berusaha didalamnya. Pencemaran lingkungan
hidup merupakan malapetaka bagi anak didik yang hidup
didalamnya.33
Lingkungan sekolah yang baikadalah lingkungan sekolah
yang di dalamnya dihiasi dengan tanaman/pepohonan yang
dipelihara dengan baik. Apotik hidup mengelompokkan
dengan baik dan rapi sebagi laboratorium alam bagi anak
didik. Sejumlah kursi dan meja belajar teratur rapih yang
ditempatkan dibawah pohon-pohon tertentu agar anak didik
dapat belajarmandiri di luar kelas dan berinteraksi dengan
lingkungan. Kesejukkan lingkungan membuat anak didik
betah tinggal berlama-lama di dalamnya. Begitulah
lingkungan sekolah yang dikehendaki. Buksn lingkungan
30
Winaya Sanjaya,Op.cit, hal. 17 31
Winaya Sanjaya,Op.cit, hal. 19 32
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), hal.176 33
Ibid, hal. 177
15
sekolah yang gersang, pengap, tandus, dan panas yang
berkepanjangan. Oleh karena itu, pembangunan sekolah
sebaiknya berwawasan lingkungan, bukan memusuhi
lingkungan.34
2) Lingkungan Sosial Budaya
Sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa
melepaskan diri dari ikatan sosial. Sistem sosial yang terbentuk
mengikat perilaku anak didik untuk tunduk pada norma-norma
sosial, susila, dan hukum yang berlaku dalam masyarakat35
Lingkungan Agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu,
dan teknologi serta lingkungan alam sekitar, yang mendukung
terlaksananya proses pembelajaran yang aktif, kreatif novatif, da
menyenangkan. Lingkungan ini merupakan faktor peluang
(opportunity) untuk terjadinya belajar kontekstual (Contextual
Learning).36
B. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Kata Pendidikan umum kita gunakan sekarang. Kata pendidikan,
dalam bahasa arab adalah tarbiyah, dengan kata kerja rabba, sedangkan
pendidikan Islam dalam bahasa arab adalah Tarbiyyatul Islami. Kata kerja
rabba sudah digunakan pada zama Rasulullah SAW.37
Dalam al-Qur‟an,
kata ini digunakan termaktub dalam QS. Al-Isra (17:24)
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
34
Ibid, hal. 178 35
Ibid, hal. 179 36
Nanang Hanfiah, Op.Cit. hal.10 37
Baharuddin, Op. Cit, hal. 1995
16
Menurut buku karangan Dr. Sukrin menjelaskan “ Untuk melihat wawasan
pendidikan Islam secara kompresif dan mendetail, maka penulis mengambil
definisi pendidikan Islam secara lebih mneyeluruh yang meliputi:
1) Pendidikan islam adalah jenis pendidikan yang pendirian dan
penyelenggaraannya di dorong oleh hasrat dan semnagat cita-cita untuk
mengimplementasikan nilai-nilai Islam.
2) Jenis pendidikanm yang memberikan perhatian dan sekaligus ajaran
Islam sebagai pengetahuan. Disini kata Islam ditempatkan sebagai bidang
studi dan sebagai ilmu.
3) Jenis pendidikan yang mencakup kedua pengertian diatas, di sini kata
Islam ditempatkan sebagai bidang studi yang ditawarkan, dalam bnetuk
dari implementasi.38
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana dalam
menyiapkan pserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
mengimani ajaran Islam, dibarengi dengan tutuntunan untuk menghormati
penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar-umat
beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.39
2. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam
Dasar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar
adalah memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus
landasan untuk berdirinya sesuatu. Oleh sebab itu landasan dari
pendidikan Islam menurut buku karanagan Dr. Remiswal adalah sebagai
berikut
a. Al-Qur‟an
Allah menganugrahkan al-Qur‟an yang lengkap dengan segala
pentunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia dan
bersifat universal, sudah barang tentu dasar pendidikan Islam adalah
al-Qur‟an.
b. Sunnah
38
Sukring, Pendidik dan peserta Didik dalam Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Graraha
Ilmu, 2013), hal. 20 39
Baharuddin, Op. Cit, hal. 1996
17
Sunnah dapat dijadikan dasar pendidikan agam islam karena sunnah
menjadi sumber utama pendidikan Islam karena Allah menjadikan
Muhammad SAW sebagao teladan bagi umatnya.
c. Dasar Tambahan
1) Perkataan, Perbuatan dan Sikap Nabi
2) Ijtihad
3) Maslahah Mursalah
4) Urf
d. Dasar Operasional Pendidikan Agama Islam‟
1) Dasar Historis
2) Dasar Sosial
3) Dasar Ekonomi
4) Dasara Politik
5) Dasar Psiklogis
6) Dasar Fisilogis40
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan agama Islam pada hakikatnya sama dan sesuai
dengan tujuan diturunkan agama Islam, yaitu untuk membentuk manusia
yang muttaqin yang rentangannya berdimensi infinitum (tidak terbatas
menurut jangkauan manusia), baik secara lincar maupun secara algoritmik
(berurutan secara logis).41
Tujuan Pendidikan Agama Islam dapat dipecah
menjadi tujuan-tujuan berikut ini.
a) Membentuk manusia Muslim yang dapat melaksanakan ibadah
mahdah
b) Membentuk manusia Mulim yang, disampingh dapat
melaksanakan ibadah mahdah, juga dapat melaksanakan ibadah
muamalah dalam kedudukannya sebagai anggota masyarakat
dalam lingkungan tertentu.
40
Remiswal, Strategi PAIKEM dalam PAI,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal. 5 41
Baharudin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2016),
hal. 196
18
c) Membentuk warga negara yang bertanggungjawab kepada
masyarakat dan bangsanya dan tanggungjawab kepada Allah,
penciptanya.
d) Membentuk dan mengembangkan tenaga profesional yang siap
dan terampil atau tenaga setengah terampil untuk memungkinkan
memasuki teknostrukutur masyarakat.
e) Mengembangkan tenaga ahli di bidang ilmu (agama dan ilmu-ilmu
lainnya).42
Oleh karena itu, pendidikan Islam sangat penting keberadaanya karena
pendidikan agama islam merupakan suatu upaya atau proses, pencaharian,
pembentukan, dan mengembangkan sikap dan perilaku untuk mencari,
mengembangkan, memelihara, serta menggunakan ilmu dan perangkat
teknologi atau keterampilan demi kepentingan manusia sesaui dengan
syariat Islam.43
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Sebagai agama wahyu terakhir, agama Islam merupakan sistem
akidah dan syariat serta akhlak yang mengatur hidup dan kehidupan
manusia dalam berbagai hubungan.44
Untuk mencapai tujuan tersebut maka ruang lingkup materi PAI
(kurikulum 1994) pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, yaitu
Al-Qur‟an-Hadits, keimanan, syariah, ibadah, muamalah, akhlak, dan
tarikh (sejarah Islam) yang menekankan pada perkembangan politik.
Pada kurikulum tahun 1999 dipadatkan menjadi lima unsur pokok,
yaitu Al-Qur‟an, keimanan, akhlak, fiqh dan bimbingan ibadah, serta
tarikh/sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran
agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.45
5. Materi Pendidikan Agama Islam
42
Ibid, hal. 1996-197 43
Ibid, hal. 197 44
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2016), hal. 51 45
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 79.
19
Berdasarkan didalam buku Pendidikan Agama Islam kelas X yang
ditulis oleh Endi Suhendi dan Nelti Khairiyah terdapat 12 pembahasan
sebagai berikut:
Tabel. 2.1
Daftar Isi46
NO BAB PEMBAHASAN
1 BAB 1 Aku selalu dekat dengan ALLAH
2 BAB 2 Berbusana Muslim dan Muslimah Merupakan
Cermin Kepribadian dan Keindahan
3 BAB 3 Mempertahankan Kejujuran sebagai Cermin
Kepribadian
4 BAB 4 Al-Qur’an dan Hadits adalah Pedoman Hidupku
5 BAB 5 Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW. di
Mekah
6 BAB 6 Meniti Hidup dengan Kemuliaan
7 BAB 7 Malaikat Selalu Bersamaku
8 BAB 8 Sayang, Patuh dan Hormat Kepada Orangtua dan
Guru
9 BAB 9 Mengelola wakaf dengan Penuh Amanah
10 BAB 10 Meneladani Perjuangan Rasulullah SAW. di
Madinah
11 BAB 11 Nikmatnya Mencari Ilmu dan Indahnya Berbagi
Pengetahuan
12 BAB 12 Menjaga Martabat Manusia dengan Menjauhi
Pergaulan Bebas dan Zina
C. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Guru
Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan.
Unsur manusia lainnya adalah anak didik. Guru dan anak didik berada
46
Op. Cit, Nelti Khairiyah
20
dalam satu relasi kejiawaan. Keduanya berada dalam satu interaksi
edukatif dengan tugas dan peranan yang berbeda. Guru yang mengajar
dan mendidik dan anak didik yang belajar dengan menerima bahan
pelajaran dari guru di kelas.47
Ada yang memandang bahwa perilaku itu
merupakan bentuk nyata dari profesionalisme. Guru yang profesional
katanya adalah guru yang fokus pada usaha pengajaran dan pendidikan,
sebagaimana jati diri fungsi guru dimaksud. Dan tidak lebih dari itu, guru
yang profesional menurut kelompok ini, adalah guru yang tidak terlibat
dalam kegiatan politik praktis, sekalipun masalah politik pendidikan.48
Proses pembelajaran guru merupakan peranan penting untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan karakter siswa.
Bagi seorang guru dalam berperilaku sehari-hari terutama di lingkungan
sekolah akan menjadi bahan model bagi siswa, oleh karenaya pentingnya
guru menjaga sikap dan berperilaku di lingkungan tersebut.
2. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Istilah strategi, sebagaimana banyak istilah lainnya, dipakai banyak
konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Di dalam konteks
pembelajaran, strategi berarti pola umum perbuatan guru-murid dalam
perwujudan kegiatan pembelajaran.49
Menurut T. Raka Joni mengartikan
strategi belajar sebagai pola dan urutan umum perbuatan guru-murid
dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran.50
J.R David dalam Teaching
Strategiies for College Clas Room (1976), mengemukakan, „A palan,
methode, of series of aactivities designed to achivies a particular
education goal’. Menurut pengertian ini strategi pembelajaran meliputi
rencana, metode, dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk
mencapai tujuan pengajaran tertentu.51
Senada dengan pendapatnya
Kemp. Dick menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu
47
Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA,
2016), hal. 78-79 48
Momon Sudarma, Profesi Guru, (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2014),
hal.10 49
Isjoni, Pembelajaran Visioner, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal.1 50
Ibid, hal. 2 51
Iibid, hal. 2
21
perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara
bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta didik atau
siswa.52
Dengan demikian, bisa terjadi satu strategi pembelajaran
menggunakan beberapa metode. Misalnya, untuk melkasanakan strategi
ekspositori bisa digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab
atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia
termasuk menggunakan media pembelajaran. Oleh sebab itu, strategi
berbeda dengan metode. Strategi menunjukan pada sebuah perencanaan
untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode cara yang dapat digunakan
untuk melaksanakan strategi.
3. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai media, baiklah kita
simak dulu pengertiannya. Kata “Media” berasal dari kata latin,
merupakan dari kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai
arti perantara atau pengantar. Akan tetapi sekarang kata tersebut
digunakan, baik untuk berbentuk jamak maupun mufrad.53
D. Perilaku Berbusana Muslimah
1. Pengertian Perilaku Berbusana Muslimah
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud
dalam gerakan (sikap), tidak saja badan atau ucapan:- hukum, perilaku
yang berakibat tuntutan hukum dan merupakan kehendak yang melanggar
(berlawanan dengan kepentingan orang lain).54
Perubahan sosial merupakan gejala perubahan dari suatu keadaan
sosial tertentu ke suatu keadaan sosial lainnya. Perubahan sosial pasti
memiliki suatu arah dan tujuan tertentu.55
Pada hakikatnya, perilaku
manusia hampir semuanya bersifat sosial, misalnya adanya terjadi proses
komunikasi, akulturasi, dan asimilasi.
52
Rusman, Model-Model Pembelajaran,( Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010), hal. 132 53
Rudi Susilana, Op. Cit, hal. 6 54
Tim Penyusun Kamus Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 1989), hal. 671-676
55 Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010), hal. 207
22
Perubahan sosial, dapat dikatakan bahwa perubahan pada segi
struktural masyarakat seperti pola-pola perilaku dan pola interaksi antar
anggota masyarakat; perubahan pada segi kultural masyarakat seperti
nilai-nilai, sikap-sikap, serta norma-norma sosial masyarakat; perubahan
diberbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkat individual.56
Pada buku karangan Abdullah Idi yang berjudul Sosiologi Pendidikan
mengatakan “Sejumlah teori perubahan sosial yang dapat dikemukakan,
antara lain:
a) Linear Theory, yang melalui tahapan-tahapan ((Stage) dan selalu
menuju kedepan; misalnya adanya perubahan masyarakat, dari
masyarakat buta huruf menjadi masyarakat melek huruf.
b) Spiralic Theory, yang melalui pengulangan-pengulangan diiringi
kematangan di dalamnya; misalnya pandagan masyarakat dalam
berpolitik dengan sistem multipartrai.
c) Cylical Theory, melalui putaran panjang yang pada suatu saat
menemukan track yang pernah dilalui; misalnya pandangan
masyarakat kepada hal-hal yang natural dalm pengobatan.
Keyakinan, dan sebagainya.
d) Teori Historis, kemajuan masyarakat mengacu masyarakat maju
berdasarkan zamannya. Episentrumnya berpindah-pindah; dari
Sungai Indus (India), Sungai Yang Tse (China), Lembah Sungai Nil
(Mesir), Yunani-Romawi, Eropa Barat, Amerika Utara, sampai
Jepang.
e) Teori Relativisme. Kemajuan masyarakat mengacu masyarakat
Barat, khususny AS. Epsisentrumnya Barat. Modernisasi =
Westernisasi. Kriteria: teknologi maju, organisasi sosial mendukung,
eknomi maju, dan politik mapan.
56
Ibid, hal. 218
23
f) Teri analitik, kemajuan masyarakat ditandai dari berbagai aspek:
ekonomi, politik, keluarga, mobilisasi, dan agama yang semuanya itu
bertumpu pada perkembangan iptek (pendidikan).”57
Dilihat dari proses terjadinya perubahan ssial, prooses awal
perubahan sosial adalah pertama, komunikasi (communicatin), dimana
melalui kontak komunikasi, unsur-unsur baru dapat menyebar, baik
berupa ide-ide, gagasan, keyakinan, maupun kebendaan.58
Kedua,
akulturasi (acculturation), yang merupakan proses penerimaan unsur-
unsur kebudayaan baru dari luar secara lambat dengan tidak
menghilngkan sifat khas kepribadian kebudayaan sendiri. Conthnya,
budaya selamatan merupakan bentuk ukulturasi antara budaya lokal
dengan Jawa dengan budaya Islam.59
Ketiga, Asimilasi (assimilation),
berupa suatu prses penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru yang
berbeda. Proses asimilasi akan berlangsung lancar dan cepat apabila ada
faktor-faktor pendorong, seperti: adanya toleransi antar budaya yang
berbeda.60
Dalam pemakaian busana muslimah ada aspek-aspek yang
mendorong atau memotivasikan untuk mengenakan pakaian tersebut.
Motivasi itu sendiri merupakan istilah yang lebih umum digunakan, yang
dalam bahasa Inggris disebut dengan motive yang berasal dari kata
motion, yang berarti gerakan atau suatu yang bergerak.61
Karena itu
motivasi erat hubungannya dengan “gerak”, yaitu gerakan yang
dilakukan oleh manusia atau dapat disebut tingkah laku atau amaliyah.
Motivasi juga suatu faktor yang menyebabkan aktivitas tertentu menjadi
dominan, apabila dibandingkan dengan aktivitas lainnya (ekstrinsik).
57
Ibid, hal. 219 58
Ibid, hal. 212 59
Ibid, 60
Ibid, 61
H. Ramaliyus, Pengantar Psikologi Agama, Jakarta: Kalam Mulia, 2002, cet VI, hal.73
24
Motivasi dimana tugas tertentu merupakan cara untuk mencapai tujuan,
(intrinsik) dimana suatu tugas merupakan suatu imbalan.62
Dalam pembahasan diatas perilaku adalah gerakan atau yang
mempengaruhi sikap. Kepatuhan terhadap norma- norma kelompok akan
memperoleh ganjaran, sedang pengingkaran akan memperoleh hukuman.
Begitu juga dalam berbusana muslimah pasti tidak sembarangan untuk
melakukan suatu gerakan atau tidak punya gerak bebas seperti wanita
umum lainnya yang tidak menggunakan busana muslimah. Karena
berkenaan dengan teori di atas sikap seseorang dapat mempengaruhi
perilaku. Dan teori yang dapat ditarik dalam berperilaku berbusana
muslimah ini ada dua teori yang termasuk dalam paradigma perilaku
sosial. Maka ditarik kesimpulan bahwa perilaku berbusana muslimah
adalah gerakan (sikap) yang dilakukan seseorang dalam hal
menggunakan busana muslimah sesuai dengan syariat agama islam. Hal
ini juga telah disinggung pada latar belakang penelitiaan ini.
2. Kriteria Berbusana Muslimah
Didalam al-Qur‟an Surah an-Nur Ayat 31 dijelaskan bahwa Allah
SWT Berfirman
و ن ول يب فظ رهن وي ص أب ن من ضض ت يغ من مؤ وقل ن ن فروج ل ما ظهر من ا دين زينتن إ
وم مرهن على ب يض ن ن ب ل مبعوهتن أو ول يب جيوبن أو ءإب دين زينتن إ ء بعوهتن أو ءإب ئ
أب ن أو نا أب ئ خ ء بعوهتن أو نان أو و إ خ بن ن
ن و إ ن أو أخو بن أو ن ت ن أو نسا ما موكت ئ
نن أو م أي مت أ أوي بعني غي
أ
بة من ر ل
مرجال أو أ
ف أ ل مط
ين مم أ ت ر عو هروإ على يظ ل
أ سا ء من
ل وثوبو فني من زينتن ما ي ل جوهن ميع ن بأر ب ول يض إ إ
ه أ يعا أي ج لل
وحون ثف منون معوك مؤ م أ
١٣
62 Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, Jakarta: Raja Grafindo Persada,1993, cet ketiga, hal 281
25
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan menjaga kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau
ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau
putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki,
atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan
janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai
orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur Ayat
31).
Sedangkan dalam surah al-ahzab ayat 59 Allah berfirman:
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di
ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Menurut Syaikh Amin bin Abdullah asy-Syaqawi dalam bukunya
yang berjudul adab berpakaian menyebutkan beberapa kriteria berbusana
yaitu63
,
a. Hendaknya tebal dan tidak transparan sehingga menampakan aurat
atau warna kulit dan lekuk tubuh, dan ini berlaku baik pakaian laki
maupun wanita.
b. Tidak menyerupai pakaian wanita bagi laki-laki demikian pula tidak
menyerupai pakaian laki-laki bagi wanita.
c. Tidak boleh isbal (melebihi mata kaki) bagi laki-laki. Dan larangan ini
mencakup pakaian yang berupa jubah, sarung, celana maupun gamis.
63
Syaikh Amin bin Abdullah asy-Syaqawi yang diterjemahkan oleh Abu Umamah,
(Indonesia: Islam House, 2014), hal. 4-13
26
"Melebihkan pakaian dibawah mata kaki itu bisa berupa jubah,
atau gamis atau sorban. Barangsiapa yang menarik pakaiannya
dalam keadaan sombong maka Allah tidak akan melihatnya sama
sekali kelak pada hari kiamat". HR Abu Dawud no:4094. Dinyatakan
shahih oleh al-Albani dalam shahih sunan Abi Dawud 2/771 no:
3450.
d. Haram memakai pakaian yang ada gambar salib atau bergambar
makhluk hidup.
e. Haram memakai pakaian Syuhrah (popularitas).
f. Haram bila ada udzur. memakai pakaian yang terbuat dari sutera dan
memakai emas bagi laki-laki kecuali
Gambar. 2.1
Busana Muslimah yang tidak memenuhi syariat Islam
http://faliaalvni.blogspot.com/2016/09/b 1
27
Gambar. 2.2
Seragam Busana SMK MAKARYA 1 Jakarta
Keterangan :
A : Seragam upacara hari senin
B : Seragam hari senin
C : Seragam hari kamis
D : Seragam hari rabu
E : Seragam hari jumat (wajib busana muslim dan muslimah)
F : Seragam olahraga
G : Seragam Selasa
1 : Penggunaan Busana Muslimah
2 : Penggunaan Busana Muslim
3 : Penggunaan Busana Umum
28
3. Batas Aurat Muslimah
Dalam sebuah hadits dari Umu Atiah mengatakan”
Aurat adalah bagian yang wajib ditutupi dan dihindarkan dari
padangan orang lain:
a. Aurat perempuan di waktu shalat
Aurat perempuan di waktu shalat, seluruh tubuhnya terkecuali wajah
dan kedua tangannya sampai pergelangannya.
b. Aurat perempuan diluar shalat
Cukup banyak ayat al-qur‟an yang memerintahkan kaum wanita
muslimat agar senantiasa menjaga kesopanan dalam bertutur,
berpakaian dan bertingkah laku. Diantaranya firman Allah SWT, “
Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuan
dan isteri-isteri kaum mukmin: “Hendaklah mereka menjulurkan
jilbabnya keseluruh tubuh mereka:”. Yang demikian itu, supaya
mereka lebih mudah dikenal (sebagai perempuan baik-baik), sehingga
mereka tidak diganggu. Sungguh Allah maha Pengampun lagi maha
Penyayang. (Q.S al-Ahzab: 59)64
c. Aurat Perempuan di Luar shalat di hadapan laki-laki bukan mahram.
Menurut sebagian besar fuqaha”, aurat perempuan diluar shalat
ketika berhadapan dengan laki-laki asing (yakni bukan mahramnya)
64
Muhammad Bagir, Fiqih Praktis, (Bandung: Mizan, 2001), hal. 111-112
29
sama seperti dalam shalat. Yakni seluruh tubuhnya kecuali wajah dan
telapak tangannya,” tetapi menurut sebagian lainnya, seperti Abu
hanifah. Ats-Tsauri dan al-Muzani (dari kalngan madzhab Syafii),
selain wajah dan kedua tangannya yang boleh terbuka, juga kedua
kakinya sampai pergelangan. Hal ini demi tidak menyulitkannya dalam
bergerak dan menunaikan tugas sehari-harinya.65
d. Aurat perempuan di hadapan lelaki yang termasuk keluarga dekat.
Adapaun dihapan lelaki anggta kelaurga yang termasuk
mahramnya, serang perempuan dibolehkan membuak lebih dari wajah
dan telapak tangannya seperti tersebut diatas. Ia dibolehkan membuka
penutup kepalanya, lehernya, sebagian dari lengannya dan kakinya,
asalkan tetap menjaga kesopanan.66
4. Hikmah Berbusana Muslimah
Adapun nilai positif yang diambil dari berpakaian yang baik dan
benar sesuai dengan syariat agama Islam adalah sebagai berikut:67
a. Dapat melindungi diri dari segala macam penyakit yang ditimbulkan
oleh lingkungan, seperti debu, suhu panas, suhu dingin, dan lain-lain.
b. Menjadi tanda pengenal terutama untuk perempuan.
c. Dapat terhindar dari gangguan-gangguan orang yang tak
bertanggungjawab, karena sebagian besar orang akan lebih segan dan
menghargai orang yang menutup auaratnya.
d. Dapat memperindah tampilan
e. Menambah percaya diri.
65
Ibid, hal. 113 66
Ibid, hal. 113 67
Dede Nur‟aeni, PAI dan Budi Pekerti kelas X, (Jawa Barat: CV Bina Pustaka), hal. 10
30
f. Menjaga diri dari perbuatan yang dilarang agama.
g. Mendapatkan pahala, karena sudah menjalankan perintah agama
E. Penelitian yang Relevan
Untuk mempermudah penyusunan penelitian, maka peneliti akan
mendeskripsikan beberapa karya yang mempunyai relevansi dengan judul
penelitian ini. Adapun karya-karya tersebut adalah:
1. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Fashion Oki Setiana Dewi Terhadap
Perilaku Berbusana Alumni Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin”
yang ditulis oleh Ummul Khaera, jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Allauddin Makasar, pada tahun 2017. Penelitian ini ditulis menggunakan
penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analisis. Hasil olah data
yang telah dilakukan, ditemukan pengaruh 0,9 % pengaruh fashion Oki
Setiana Dewi terhadap perilaku berbusana Alumni Pondok Pesantren
Puteri Ummul Mukminin, selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain.
Persamaan penelitian pada point ini dengan penelitian yang akan
dilakukan terletak pada aspek variabel dependen (variabel bebas), yaitu
perilaku berbusana. Sedangkan perbedaan penelitian pada point ini dengan
penelitian yang akan dilakukan terletak pada aspek variabel independen
(variabel terikat), tempat penelitian, dan metode penelitian. Variabel
independen penelitian tersebut adalah pengaruh fashion oki setiana dewi,
sedangkan variabel independen penelitian yang akan dilakukan adalah
pengaruh pembelajaran PAI. Tempat penelitian tersebut adalah di Pondok
Pesantren Puteri Ummul Mukminin, sedangkan tempat penelitian yang
akan dilakukan adalah di SMK MAKARYA 1 JAKARTA. Metode
penelitian tersebut adalah deskriptif analisis, sedangkan metode penelitian
yang akan dilakukan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode
korelasional.
2. Penelitian yang berjudul ““Pengaruh Berbusana Muslimah Terhadap
Perilaku Sosial Siswi SMP Negeri 166 Jakarta”. Yang ditulis oleh
Muhammad Yusuf Abdillah. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam
31
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Maret 2018. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan berbusana muslimah dengan perilaku sosial siswi.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 166 Jakarta pada bulan
November 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasi
dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak 40 siswi yang
diperoleh dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data
dilakukan menggunakan instrumen non-tes, yaitu kuesioner dengan
menggunakan skala likert pada variabel x dan variabel y. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara berbusana muslimah
terhadap perilaku sosial siswi. Dengan demikian, siswi yang menggunakan
busana muslimah dalam kehidupan sehari-hari memiliki perilaku sosial
yang baik.
Persamaan penelitian ada pada point dengan metode penelitian korelasi
dengan pendekatan kuantitatif. Perbedaannya terletak pada variabel
dependen (variabel bebas) yaitu tempat penelitian. Berdasarkan penelitian
diatas bertempat di SMP Negeri 166 Jakarta, sedangkan penelitian akan
dilakukan di SMK MAKARYA 1 JAKARTA.
3. Penelitian yang berjudul “PENGARUH AGAMA TERHADAP
BERBUSANA MUSLIMAH Studi Kasus : Mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta” yang ditulis oleh Nadzariah, jurusan Studi Sosiologi
Agama, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.
Berdasarkan hasil penelitian diatas bahwa mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta menunjukkan hasil yang relatif tinggi dalam
memahami keberagamaannya yang mereka anut sekarang ini. Sebaran
responden sesuai dengan asal sekolah sebelum kuliah di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta berasal dari latar belakang pendidikan yang berbeda.
Mahasiswi yang berasal dari SMA 46.8 %. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa, hasil penelitian pada latar belakang pendidikan sekolah mereka
sebagian besar berasal dari SMA atau umum dibanding dengan sekolah-
sekolah yang berbasik agama, walaupun UIN adalah universitas yang
32
berbasik agama 2. Perilaku keberagamaan mahasiswi UIN Syahid Jakarta
cenderung berada pada tingkat yang relatif tinggi dengan nilai rataan 64.74
%. Hal tersebut mencakup keyakinan keberagamaan mahasiswi yang
relative tinggi 3. Perilaku berbusana muslimah mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 61.74 %, berarti pengetahuan berbusana muslimah
mahasiswi relatif tinggi 4. Berdasarkan pada hasil uji korelasi pearson
koefisien korelasi anatara variabel independen (keberagamaan) dengan
variabel dependen (perilaku berbusana muslimah) yaitu sebesar 0.444
dengan tingkat signifikan 0.01. hal ini teruji korelasinya berada pada
tingkat yang relative sedang atau cukup. Artinya hal ini pun menunjukkan
cenderung cukup erat adanya hubungan antara agama dan perilaku busana
muslimah mahasiswi UIN Jakarta.
Persamaan penelitian pada point ini dengan penelitian yang akan
dilakukan terletak pada aspek variabel dependen (variabel bebas), yaitu
perilaku berbusana. Sedangkan perbedaan penelitian pada point ini dengan
penelitian yang akan dilakukan terletak pada aspek variabel independen
(variabel terikat), tempat penelitian, dan metode penelitian. Variabel
independen penelitian tersebut adalah pengaruh Agama, sedangkan
variabel independen penelitian yang akan dilakukan adalah pengaruh
pembelajaran PAI. Tempat penelitian tersebut adalah di UIN JAKARTA,
sedangkan tempat penelitian yang akan dilakukan adalah di SMK
MAKARYA 1 JAKARTA. Persamaan selanjutnya, metode penelitian
yang akan dilakukan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode
korelasional.
F. Kerangka Berpikir
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pada kelas x
terdapat materi tentang materi berbusana. Bebusana disini adalah berbusana
menurut syariat Islam bukan hanya sekedar berbusana saja. Pembelajaran PAI
harus memiliki perananan penting dalam hal ini, karena berbusana sangat
diperhatikan benar oleh syariat Islam. Maka dengan pembelajaran yang
menarik dan bisa mempengaruhi siswa/i akan menjadi peluang penting untuk
33
mereka akan mengetahui dan mengamalkan berbusana sesuai dengan syariat
Islam
Berbusana menurut Islam memiliki aturan-aturan/kriteria yang perlu
diperhatikan, misalnya tidak berbentuk lekukan tubuh, tidak transparan,
bukan hanya sekedar tren/mode, dll. Namun sampai saat ini belum adanya
kesadaran tentang hal ini, namun bisa jadi ketidaktahuan mengenai berbusana
Muslimah. Banyak ditemukan disekolah-sekolah atau madrasah, siswi masih
banyak yang menggunakan berbusana yang berbentuk lekukan tubuh,
memakai jilbab masih kelihatan dada dan rambutnya. Adapula yang merasa
malu menggunakan busana yang longgar mereka berfikir berbusana tersebut
zaman dulu sehingga mereka menggunakan busana yang trend yang tidak
memenuhi kriteria berbusana. Perilaku berbusana muslimah, ketika seseorang
sudah mendalami/menghayati dengan rasa iman dan keyakinan yang penuh,
seseorang tersebut akan berfikir lagi dalam melakukan segala hal. Misalnya
dengan berbusan mulimah dalam berbicara harus sopan, etika dan adab
terjaga, tidak meninggalkan perintah sang Ilahi dan menjuhi laranga-Nya.
Namaun Ironis banyak yang berbusana muslimah masih banyak yang tidak
mencedrnikan sesuai yang ia pakai.
Berdasarkan kajian teori serta mengkaji laporan dari hasil penelitian
sebelumnya sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, maka dalam penelitian
ini dipandang perlu mengajukan kerangka pemikiran sebagai berikut:
1. Pembelajaran PAI akan mempengaruhi perilaku berbusana muslimah.
2. Adanya keterkaitan antara Pembelajaran PAI akan mempengaruhi
perilaku berbusana muslimah.
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan atau anggapan sementara
yang mungkin benar atau mungkin salah terhadap suatu permasalahan hingga
diperoleh hasil dari sebuah penelitian.
Untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh variabel x (Pembelajaran
PAI) terhadap variabel y (Perilaku Berbusana Musliman), maka peneliti
mengajukan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
34
Hipotesis nihil (H0) : Tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara pembelajaran PAI dengan perilaku berbusana muslimah.
Hipotesis alternatif (H1) : Terdapat hubungan yang signifikan antara
pembelajaran PAI dengan perilaku berbusana muslimah.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK MAKARYA 1 Jakarta, Jl. Pondok
Pinang Timur No.3 JAKARTA SELATAN
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu pada bulan Oktober,
November 2018 dan Januari 2019.
B. Metode Penelitian
Menurut John W. Creswell yang dikutip oleh Nuraida dan Halid Alkaf
dalam bukunya menyebutkan bahwa ”Rancangan metodologi gabungan
(mixed methodology design: peneliti menggabungkan aspek-aspek paradigma
kualitatif dan kuantitatif pada seluruh atau sebagian dari langkah- langka h
penelitiannya.68
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaif dengan metode
korelasional. Peneltian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teor-
teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel ini
diukur (biasanya dengan instrumen peneitian) sehingga data yang terdiri dari
angka-angka dapat danalisis berdasarkan prosedur statistik.69
Penelitian korelasional menurut A. Muri Yusuf dalam bukunya yang
berjudul metodologi penelitiaan mengatakan “ penelitian korelasional
merupakan suatu tipe penelitian yang melihat hubungan antara satu atau
beberapa perubahan dengan satu atau beberapa ubahn yang lain. Penelitian
korelasional kadang-kadang disebut juga dengan associational reseach
Dalam associational reseach, relasi hubungan di antara dua atau lebih ubahan
68
Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendiidikan , (Tangerang: Islamic
Research Publishing, 2009), cet. 1, h. 43. 69
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada, 2011), hal. 38
36
yang dipelajari tanpa mencoba memengaruhi ubahan-ubahan tersebut.”70
Untuk melakukan penelitian ini harus melakukan dengan proses
pengumpulan data, analisis data lalu interpretasi data. Dalam penelitian ini
mencoba mengungkapkan hubungan antara dua variabel, yaitu pengaruh
pembelejaran pendidikan agama Islam (variabel x) dengan perilaku
berbusana muslimah (variabel y).
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan.71
Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa/siswi di SMK MAKARYA 1 Jakarta sebanyak 174 subjek.
Sedangkan sampel adalah “sebagian dari populasi yang terpilih dan
mewakili populasi tersebut”72
Menurut Nanang Martono, “Sampel merupakan
bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan
diteliti. Atau, sampel dapat didefinisikan sebagai anggota populasi yang
dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat
mewakili populasi”.73
Dalam menentukan sampel, Suharsimi Arikunto
menjelaskan dalam bukunya, “Untuk sekadar ancer-ancer maka apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar
dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.74
Mengingat banyaknya populasi dalam penelitian ini, yaitu 174 subjek,
maka peneliti mengambil sampel sebanyak 25% dari jumlah populasi, yaitu
70
Muri Yusuf, metodologi penelitiaan, (Jakarta: Prenada Group, 2014), hal. 64 71
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif dan R & D, (Jakarta: Alfabeta,
2008), hal. 72
Muri Yusuf, op.cit, hal.150 73
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016), Cet. V, h. 76-77. 74
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2002), Cet. XII, Ed. V, h. 112.
37
43,5 dibulatkan menjadi 45 subjek. Sampel ini diambil dari populasi dengan
teknik simple random sampling, yaitu dilakukan secara acak.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini diperleh dengan mengamati
secara langsung, sedangkan alat yang digunakan dalam mengumpulkan data
adalah sebagai berikut:
1. Angket
Angket adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian peertanyaan
mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti untuk
memperoleh data, angket disebarkan kepada responden (orang-orang
yang menjawab jadi yang diselidi), terutama pada penelitian survey.75
Tujuan pokok penyusunan kuesioner adalah untuk memperoleh
data yang relevan dengan tujuan penelitian. Melalui kuesioner,
informasi yang diperoleh mempunyai reliabilitas dan validitas yang
tinggi.76
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Angket
No Variabel Dimensi Indikator
1
Pembelajaran
Pendidikan Agama
Islam
Kegiatan Pembelajaran didalam
kelas dalam materi “Berbusana
Muslim dan Muslimahsebagai
Cerminan Kepribadian dan
Keindahan”
Appersepsi atau
penyampaian
tujuan
pembelajaran
Melihat kesiapan
siswa dalam
memulai
pembelajaran
Melakukan evaluasi
Memberikan
motivasi
75
Cholid dkk, Metode penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), Cet. ,Hal.76-77 76
Sofian Efendi, Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta: LP3S,2012), hal. 182
38
Materi pembelajaran “Berbusana
Muslim dan Muslimahsebagai
Cerminan Kepribadian dan
Keindahan”
Penyampaian
materi
Sumber materi
pelajaran
Metode pembelajaran Metode
pembelajaran
Media
pembelajaran yang
digunakan
2 Perilaku
Berbusana
Muslimah
Pengetahuan tentang Berbusana
Muslimah
Pengertian
Berbusana
Muslimah
Kriteria Berbusana Muslimah Kriteria berbusana
muslimah menurut
syariat Islam
Perilaku berbusana muslimah Sikap dalam
menggunakan
dalam kehidupan
sehari-hari
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan atau karya seseorang tentang
sesuatu yang sudah berlalu.77
Yaitu pengumpulan data-data dan
informasi yang diperlukan dalam membantu penyelasaian skripsi ini,
seperti sejarah berdirinya, struktur organisasi, data siswa.
3. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar fikiran
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu.78
Dalam hal ini peneliti telah menyiapkan
wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis (terstrukur) maupun
77
Muri Yusuf, op.cit, hal.391 78
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif dan R & D, (Jakarta: Alfabeta,
2008), hal. 231
39
tak struktur (wawancara yang dilakukan apa bila ada jawaban yang
berkembang dari pertanyaan terstrukur namun masih be
terstrukurkaitan dengan topik . Selanjutnya, sumber data yang akan
diteliti adalah Kepala Sekolah, Guru PAI.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Guru Kepsek
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Guru PAI
No Variabel Dimensi Indikator
1
Pembelajaran
Pendidikan Agama
Islam
Kegiatan Pembelajaran didalam
kelas dalam materi “Berbusana
Muslim sebagai Cerminan
Kepribadian dan Keindahan”
Appersepsi
atau
penyampaian
tujuan
pembelajaran
Melihat
kesiapan siswa
dalam memulai
No Variabel Dimensi Indikator
1
Pembelajaran
Pendidikan
Agama Islam
Kegiatan
pembelajaran
Pendidikan
Agama Islam di
sekolah
Peranan kepala sekolah
dalam mengontrol
pembelajaran di kelas
Evaluasi pengembangan
pengajaran guru
2 Perilaku
Berbusana
Muslimah
Peraturan
berbusana
disekolah
Penerapan/ketertiban
peraturan dalam
menggunakan berbusana
Kegiatan razia berbusana
40
pembelajaran
Melakukan
evaluasi
Memberikan
motivasi
Materi pembelajaran “Berbusana
Muslim sebagai Cerminan
Kepribadian dan Keindahan”
Penyampaian
materi
Sumber materi
pelajaran
Metode pembelajaran Metode
pembelajaran
Media
pembelajaran
yang
digunakan
2 Perilaku Berbusana
Muslimah
Pengetahuan tentang Berbusana
Muslimah
Pengertian
Berbusana
Muslimah
Kriteria Berbusana Muslimah Kriteria
berbusana
muslimah
menurut
syariat Islam
Perilaku berbusana muslimah Sikap dalam
menggunakan
dalam
kehidupan
sehari-hari
41
4. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala yang tampak dan terjadi pada objek
penelitian.79
E. Teknik Pengolah Data
Setelah data terkumpul, langkah yang dilakuakan peneliti adalah mengolah
data, sehingga dapat dianalisis dan diambil kesimpulannya. Tujuan pengolah
data adalah menyiapkan agar mudah ditangani dalam analisisnya.80
Adapun
langkah-langkahnya sebgai berikut:
1. Editing
Data Editing adalah kegitan memeriksa data, kelengkapan,
kebenaran pengisian data, keseragaman ukuran, keterbacaan tulisan dan
konsistensi data berdasarkan tujuan penelitian. Langkah-langkah ini sangat
penting dan peneliti harus mempertimbangkan hal-hal berikut.
a. Hanya memilih atau memasukan data yang penting dan benar-benar
diperlukan
b. Hanya memilih data yang objektif
c. Bila data yang dikumpulkan menggunakan teknik wawancara atau
angket, harus ddibedakan antara informasi yang diperlukan dengan
kesan pribadi responden.81
2. Tabulasi
Tabulasi merupakan salah satu teknik pengolahan data dengan cara
menyajikan data yang biasanya disajikan dalam bentuk tabel, baik tabel
distribusi frekuensi maupun tabel silang. Skorsing atau proses pemberian
skor terhadap butir instrumen, serta memberikan kode terhadap butir yang
yang tidak diberi skor termasuk dalam kegiatan tabulasi.82
79
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010), cet. 14 hal. 122 80
Sulistyaningsih, Metodologi Penelitian K ebidanan Kuantitatif dan Kualitatif,(
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal.149 81
Ibid, hal. 150 82
Suharsimi Arikunto, Op. Cit,hal. 278
42
Skor untuk tiap-tiap butir instrumen angket berpedomana pada
tabel berikut:
Tabel 3.4
Pedoman Skor Angket
Butir Positif Butir Negatif
Jawab Skor Jawab Skor
Selalu 4 Selalu 4
Sering 3 Sering 3
Kadang-
Kadang
2 Kadang-
Kadang
2
Tidak Pernah 1 Tidak Pernah 1
3. Menghitung Presentase Jawaban
Setelah data disajikan dalam bentuk tabulasi, maka langkah
selanjutnya yaitu menghitung presentase jawaban, dengan rumus
P = F/N x 100%
Keterangan: P = Presentase untuk setiap kategori jawaban
F = Frekuensi jawaban
N = Number of cases
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dari pengumpulan data, merupakan tahapan yang peting
dalam menyelesaikan suatu kegiatan penelitian ilmiah. Data yang telah
terkumpul tanpa analisa menjadi tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data
yang mati dan tidak berbunyi. Oleh karena itu, analisis data ini untuk
memberi arti, makna, dan nilai yang terkandung dalam data.83
Untuk Mengukur pengaruh pembelajaran PAI terhadap perilaku
berbusana musliman, langkah-langkah analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
83
Moh. Kasiran, Metodologi Penelitian,(Malang: UIN MALANG PREES, 2008). Hal. 127
43
1. Uji Syarat Instrumen
a. Uji Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang
dimaksud.84
Dalam penelitian ini uji validitas menggunakan software
IBM SPSS v.22, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Siapkan data yang akan diuji tingkat validitasnya.
Memasukkan data ke SPSS dapat menggunakan entry atau
convert dari perangkat lunak lain seperti excel.
2) Masukan data dalam bentuk ordinal atau skala likert.
3) Totalkan seluruh data per kolom atau per indikator dengan
nama variabel baru misalnya total dengan melakukan menu
transform data.
4) Caranya klik transform tentukan target variabel dengan nama
TOTAL dan lakukan penjumlahan seluruh angka indikator.
5) Akan diperoleh hasil total tersebut.
6) Hitung nilai korelasi antara masing-masing indikator dengan
total, dengan menggunakan correlate dari bivariate.
7) Untuk memudahkan membaca output tekan paste dan akan
instrusi manual dan lakukan perubahan dengan instrusi
WITH.
8) Untuk mengaktifkan SPSS pilih tombol ►.85
b. Reliabilitas
Uji realibilitas adalah menegetahui konsistensi atau keteraturan
hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut
digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden.86
Adapun langkah – langkahnya sebagai beriku:
1) Siapkan data yang akan diuji tingkat reliabilitasnya. Memasukkan data ke
SPSS dapat menggunakan entry atau convert dari perangkat lunak lain seperti
excel.
2) Pilih menu Analyze, lalu pilih scale dan selanjutnya pilih
realibility analysis.
84
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 145. 85
Edy Supriyadi, SPSS + Amos: Statistical Data Analysis, (Bogor: In Media, 2014), h. 33 86
Edy Supriyadi, SPSS + Amos: Statistical Data Analysis, (Bogor: In Media, 2014), h. 29.
44
3) Masukan atau pindahkan seluruh variabel ke kotak dialog
items.
4) Setelah memindahkan seluruh variabel ke kotak items dan
selanjutnya klik statistics.
5) Pada kotak realibility analysis statistics klik scale dan scale if
item deleted dan continue.87
Dalam pemberian interpretasi terhadap reliabilitas tes, pada
umumnya digunakan patokan sebagai berikut:
1) Apabila nilai alpha sama dengan atau lebih besar daripada 0,70
berarti instrumen dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi.
2) Apabila nilai alpha lebih kecil daripada 0,70 berarti instrumen
dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi.88
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mempelajari apakah distribusi
sampel yang terpilih berasal dari sebuah distribusi populasi normal
atau tak normal.89
Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan
software IBM SPSS v.22, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Siapkan data yang akan diuji tingkat normalitasnya.
Memasukkan data ke SPSS dapat menggunakan entry atau
convert dari perangkat lunak lain seperti excel.
2) Pada menu utama SPSS, pilih menu Analyze, kemudian pilih
sub menu Descriptive Statistics, kemudian klik Explore.
3) Masukkan variabel pada kotak Dependent List, kemudian
pilih Plots.
4) Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist,
selanjutnya lepaskan kembali ceklist tersebut.
5) Pada Boxplots, klik None, selanjutnya klik Normality plots
with test, lalu klik Continue dan OK.90
b. Uji Homogenitas
87
Edy Supriyadi, Ibid, h. 29-31. 88
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2011), Cet. II, h. 209. 89
Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2015), Cet. II, Ed. II, h. 143. 90
Ibid., h. 156-157.
45
Uji homogenitas bertujuan untuk mempelajari apakah distribusi
populasi tersebut homogen atau tidak. Dalam penelitian ini, uji
homogenitas menggunakan software IBM SPSS v.22, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Siapkan data yang akan diuji tingkat homogenitasnya.
Memasukkan data ke SPSS dapat menggunakan entry atau
convert dari perangkat lunak lain seperti excel.
2) Klik Variabel View, klik values pada variabel faktor,
kemudian tambahkan “1” untuk “Variabel x”, dan “2” untuk
“Variabel y”.
3) Buka menu utama Analyze dan klik Compare Means.
4) Kemudian klik One-Way ANOVA.
5) Pindahkan variabel X ke dalam Dependent List dan variabel
Y ke Factor, kemudian klik Options.
6) Selanjutnya pilih Homogeneity of variance test kemudian
klik Continue lalu OK.91
c. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variabel dependen dengan variabel independen berhubungan
secara linier atau tidak. Dalam penelitian ini, uji linieritas
menggunakan software IBM SPSS v.22, dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Siapkan data yang akan diuji tingkat linieritasnya.
Memasukkan data ke SPSS dapat menggunakan entry atau
convert dari perangkat lunak lain seperti excel.
2) Klik Analyze kemudian pilih Compare Means.
3) Kemudian klik Means.
4) Pilih variabel yang merupakan dependen dan independen.
5) Pilih Option dan klik Test for Linearity dan Continue.92
3. Uji Koefisien Korelasi
Berdasarkan dengan Judulnya pengaruh pembelajaran PAI terhadap
perilaku berbusana muslimah, maka peneliti menggunakan teknik
koefisien korelasi bivariant, yaitu teknik statistik yang dapat digunakan
91
Ibid., h. 169-170. 92
Edy Supriyadi, Op. Cit., h. 91.
46
untuk menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel tersebut.93
Adapun teknik korelasinya yaitu dengan menggunakan korelasi Product
Moment yaitu rumus untuk mencari korelasi antar dua variabel. Rumus
tersebut yaitu:94
Keterangan:
: Angka indeks korelasi “r” product moment
: Jumlah responden
∑ : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
∑ : Jumlah seluruh skor x
∑ : Jumlah seluruh skor y
Setelah diketahui hubungannya, kemudian memberikan interpretasi
terhadap angka korelasi, dengan cara sebagai berikut:
a. Interpretasi sederhana dengan cara mencocokkan hasil perhitungan
dengan angka indeks korelasi “r” product moment seperti di bawah
ini:
Tabel 3.5
Tingkat koefisien korelasi (r) 95
Besarnya “r’ product moment ( ) Interpretasi
0,00 – 0,20
Antara variabel x dan variabel y
memang terdapat korelasi, akan
tetapi korelasi itu sangat lemah atau
sangat rendah sehingga korelasi itu
diabaikan (dianggap tidak ada
korelasi antara variabel x dan
variabel y).
93
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 240. 94
Ibid., h. 243. 95
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2006), Cet. XVI, Ed. I, h. 193.
47
0,20 – 0,40
Antara variabel x dan variabel y
terdapat korelasi yang lemah atau
rendah.
0,40 – 0,70
Antara variabel x dan variabel y
terdapat korelasi yang sedang atau
cukupan.
0,70 – 0,90
Antara variabel x dan variabel y
terdapat korelasi yang kuat atau
tinggi.
0,90 – 1,00
Antara variabel x dan y terdapat
korelasi yang sangat kuat atau
sangat tinggi.
b. Interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment
dengan jalan berkonsultasi pada tabel “r” product moment.
Untuk memudahkan dalam pemberian interpretasi angka indeks
korelasi “r” product moment tahapannya adalah sebagai berikut:96
1) Merumuskan Hipotesis alternatif (H1) dan Hipotesis nihil (H0)
H1 (Terdapat hubungan yang signifikan antara Pembelajaran
PAI dengan perilaku berbusana muslimah di SMK
MAKARYA 1 Jakarta)
H0 (Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
Pembelajaran PAI dengan perilaku berbusana muslimah di SMK
MAKARYA 1 Jakarta)
2) Menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis yang telah
diajukan, dengan cara membandingkan besarnya “r” product
moment dengan “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” taraf
signifikansi 5%, dengan terlebih dahulu dicari derajat bebasnya
(db) atau degree of freedom (df). Rumusnya sebagai berikut:
Keterangan:
96
Ibid., h. 193-195.
48
: degree of freedom
: number of cases (jumlah responden)
: banyaknya variabel yang dikorelasikan
Jika ≥ r tabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak.
Jika < r tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
2) Mencari seberapa besarnya kontribusi antara variabel X dan variabel Y
dengan menggunkan rumus koefisien determinasi (KD), yaitu:
KD : r2
× 100%
Keterangan
KD : Koefisien determinasi (kontribusi variabel x terhadap variabel y)
r : Koefisien korelasi
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik adalah dugaan atau pernyataan tentang satu atu lebih
populasi yang perlu diuji kebenarannya.97
Berdasarkan penjabaran metode
penelitian di atas, maka hipotesis statistik dalam penelitian ini yaitu:
H0 : rxy = 0
H1 : rxy ≠ 0
97
Bambang Suharjo, Statistik a Terapan Disertasi Contoh Aplikasi dengan SPSS,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013, hal. 49
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskrpsi Data
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Makarya merupakan salah
satu mata pelajaran yang sangat penting dalam membina sikap dan perilaku
siswa sebagai bentuk ketaatan dalam memeluk agama Islam. Penilaian
pelajaran pendidikan agama Islam tidak hanya pada aspek K3 (pengetahuan)
dan K4 (keterampilan) akan tetapi k1 dan k2 juga harus terdapat pada
penilaian tersebut. Berkaitan dengan hal ini k1 adalah menghayati dan
mengamalkan ajaran agama sesuai dengan agama yang dianutnya maka dari
itu berkaitan dengan skripsi ini tentang berbusana. Penggunaan berbusan
telah diatur dalam ajaran Islam diantaranya tentang aurat dan batas-batasanya.
Oleh karena itu dalam memberikan pemahaman tentang berbusana sudah
terdapat pada silabusnya yaitu Berbusana Muslim dan Muslimah Cerminan
Keindahan dan Kepribadian.
Selain pembelajaran PAI untuk meningkatkan kepemahaman siswa
mengenai berbusana perlu juga penanaman nilai-nilai keagamaan diantaranya
kegiatan ROHIS, tadarus pagi dan shalat berjamaah di sekolah. Selain itu
kegiatan PHBI perlu juga untuk menambah pengetahuan dan perubahan yang
baik dalam berbusana. Kegiatan eskul seperti rohis merupakan memiliki
peranan dalam penanaman nilai-nilai agama karena didalam kegiatan terdapat
materi Fiqih, Pidato, BTQ, Hadroh dan Sesi tanya jawab berkaiatan dengan
permasalahan keagamaan dalam kehiduapan sehari-hari.
1. Gambaran Umum Sekolah
a. Profil Sekolah
Tabel. 4.1
Profil Sekolah
1 NSS / NIS
: 304016301047 / 40080
2 NPSN
: 20102644
3 Nama Sekolah : SMK MAKARYA 1
50
4 Status Sekolah
: Swasta
5 Waktu Belajar
: Pagi
6 Alamat
: Jl. Pondok Pinang Timur No. 4 Pondok
Pinang
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
Telpon / FAX
: 021-7654139 / 021-7654139
Wabsite
: http//www.smkmakarya1.com
7 Ijin Operasional :
Nomor
: 5835/-1.851.78
Tanggal
: 28 April 2014
Ditetapkan oleh
: Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta
8 Kepala Sekolah :
Nama
: WISNU HARYAWAN, S.Pd
NIP
: --
Nomor SK
: 267/106.2/YPM/SK/VII/2018
Lembaga yang
mengeluarkan SK
: Yayasan Pendidikan Makarya
9 Terakreditasi :
Prog. Keahlian Akuntansi
: A
Prog. Keahlian Adm.
Perkantoran
: A
Prog. Keahlian Pemasaran
: A
b. Data Siswa 3 tahun Terakhir
1) Tahun Pelajaran 2016/2017
51
Kelas X : 341
Kelas XI : 265
Kelas XII : 299
Total Siswa : 905
2) Tahun Pelajaran 2017/2018
Kelas X : 332
Kelas XI : 263
Kelas XII : 298
Total Siswa : 893
2) Tahun Pelajaran 2018/2019
Kelas X : 337
Kelas XI : 298
Kelas XII : 247
Total Siswa : 882
c. Data Guru dan Karyawan
1) Guru
Guru Laki-Laki : 16
Guru Perempuan : 20
Total : 36
2) Karyawan
Karyawan Laki-Laki : 7
Karyawan Perempuan : 6
Total : 13
2. Analisis Data
Tahap selanjutnya, peneliti mendeskripsikan data yang telah di dapat ke
dalam persentase. Langkah-langkahnya yaitu skor atas item pertanyaan
dimasukkan ke dalam tabel yang di dalamnya terdapat persentase dengan
teknik analisis data. Oleh karena itu, didapatkan kesimpulan atas masalah
yang diteliti. Penjelasan terperinci dapat dilihat di bawah ini:
52
a. Pernyataan yang Berhubungan dengan Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dengan Materi ” Berbusana Muslim Cerminan
Keindahan dan Kepribadian” (Variabel X)
Tabel. 4. 2
Guru mengucapkan salam sebelum memulai pembelajaran
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 42 91,3%
2 Sering 3 6,7%
3 Kadang-kadang 0 0%
4 Tidak Pernah 0 2,2%
Jumlah 45 100%
Item pertama, Guru mengucapkan salam sebelum memulai pembelajaran,
sebanyak 42 responden atau 93,3% menjawab selalu, sebanyak 3 responden
atau 6,7 % menjawab sering, sebanyak 0 responden atau 0% menjawab
kadang-kadang, dan sebanyak 0 responden atau 0% menjawab tidak pernah.
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa menyatakan
bahwa guru selalu mengucapkan salam sebelum memulai pembelajaran.
Tabel. 4. 3
Guru mengulangi kembali materi yang telah lalu sebelum menyampaikan
materi yang akan dipelajari
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 7 15, 6%
2 Sering 14 31,1%
3 Kadang-kadang 24 53,3%
4 Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Item kedua, Guru mengulangi kembali materi yang telah lalu sebelum
menyampaikan materi yang akan dipelajari, sebanyak 7 responden atau 15,6%
menjawab selalu, sebanyak 14 responden atau 31,1% menjawab sering,
sebanyak 24 responden atau 53,3% menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 0
responden atau 0% menjawab tidak pernah. Pada tabel di atas dapat dilihat
bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa Guru kadang-kadang
53
mengulangi kembali materi yang telah lalu sebelum menyampaikan materi
yang akan dipelajari.
Tabel. 4. 4
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 30 66,7%
2 Sering 11 24,4%
3 Kadang-kadang 4 8,9%
4 Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Item ketiga, Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, sebanyak 30
responden atau 66,7% menjawab selalu, sebanyak 11 responden atau 24,4%
menjawab sering, sebanyak 4 responden atau 8,9% menjawab kadang-kadang,
dan sebanyak 0 responden atau 0% menjawab tidak pernah. Pada tabel di atas
dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa menyatakan Guru selalu
menyampaikan tujuan pembelajaran
Tabel. 4. 5
Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang berbusana muslim dan
muslimah merupakan cerminan kepribadian dan keindahan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 24 53,3%
2 Sering 12 26,7%
3 Kadang-kadang 9 20%
4 Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Item keempat, Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang
berbusana muslim dan muslimah merupakan cerminan kepribadian dan
keindahan, sebanyak 24 responden atau 53,3% menjawab selalu, sebanyak 12
responden atau 26,7% menjawab sering, sebanyak 9 responden atau 20%
menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 0 responden atau 0% menjawab
tidak pernah. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa
menyatakan Guru selalu menyampaikan materi pembelajaran tentang
berbusana muslim dan muslimah merupakan cerminan kepribadian dan
54
keindahan yang artinya materi yang disampaikan sesuai dengan topik
pembahasan
Tabel. 4. 6
Materi yang disampaikan oleh guru mudah dimengerti
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 18 40%
2 Sering 17 37,8%
3 Kadang-kadang 10 22,2%
4 Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Item kelima, Materi yang disampaikan oleh guru mudah dimengerti,
sebanyak 18 responden atau 40% menjawab selalu, sebanyak 17 responden
atau 37,8% menjawab sering, sebanyak 10 responden atau 22,2% menjawab
kadang-kadang, dan sebanyak 0 responden atau 0% menjawab tidak pernah.
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa menyatakan selalu
Materi yang disampaikan oleh guru mudah dimengerti.
Tabel. 4. 7
Saya bertanya kepada guru jika ada materi pembelajaran yang belum
saya pahami
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 8 17,8%
2 Sering 16 35,6%
3 Kadang-kadang 19 42,2%
4 Tidak Pernah 2 4,4%
Jumlah 45 100%
Item keenam, Siswa bertanya kepada guru jika ada materi
pembelajaran yang belum saya pahami, sebanyak 8 responden atau 17,8%
menjawab selalu, sebanyak 16 responden atau 35,6% menjawab sering,
sebanyak 19 responden atau 42,2% menjawab kadang-kadang, dan
sebanyak 2 responden atau 4,4% menjawab tidak pernah. Pada tabel di
atas dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa menyatakan jarang bertanya
kepada guru jika ada materi pembelajaran yang belum saya pahami.
55
Tabel. 4. 8
Proses pembelajaran dikelas membuat saya semakin semangat belajar
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 9 20%
2 Sering 11 24,4%
3 Kadang-kadang 25 55,6%
4 Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Item ketujuh, Proses pembelajaran dikelas membuat saya semakin
semangat belajar, sebanyak 9 responden 20% menjawab selalu, sebanyak
sebanyak 11 responden 24,4% menjawab sering, sebanyak 25 responden
atau 55,6% menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 0 responden atau 0%
menjawab tidak pernah. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian
besar siswa menyatakan bahwa siswa jarangnya guru dalam memberikan
semnagat dalam proses pemebalajaran.
Tabel. 4. 9
Guru memberikan ice breaking agar pembelajaran tidak jenuh
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 2 4,4%
2 Sering 17 37,8%
3 Kadang-kadang 21 46,7%
4 Tidak Pernah 5 11,1%
Jumlah 45 100%
Item delapan, Guru memberikan ice breaking agar pembelajaran
tidak jenuh, sebanyak 2 responden 4,4% menjawab selalu, sebanyak
sebanyak 17 responden 37,8% menjawab sering, sebanyak 21 responden
atau 46,7% menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 5 responden atau
11,1% menjawab tidak pernah. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa
sebagian besar siswa menyatakan bahwa siswa jarangnya guru dalam
memberikan ice breaking disela-sela pemebelajaran
56
Tabel. 4. 10
Guru menggunakan media atau alat bantu dalam menyampaikan materi
pembelajaran
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 2 4,4%
2 Sering 17 37,8%
3 Kadang-kadang 19 42,2%
4 Tidak Pernah 7 15,6%
Jumlah 45 100%
Item kesembilan, Guru menggunakan media atau alat bantu dalam
menyampaikan materi pembelajaran, sebanyak 2 responden 4,4%
menjawab selalu, sebanyak sebanyak 17 responden 37,8% menjawab
sering, sebanyak 19 responden atau 42,2% menjawab kadang-kadang, dan
sebanyak 7 responden atau 15,6% menjawab tidak pernah. Pada tabel di
atas dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa menyatakan jarangnya guru
menggunakan media atau alat bantu dalam menyampaikan materi
pembelajaran.
Tabel. 4. 11
Materi yang disampaikan guru berasal dari selain modul pembelajaran
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 4 8,9%
2 Sering 10 22,2%
3 Kadang-kadang 22 48,9%
4 Tidak Pernah 9 20%
Jumlah 45 100%
Item kesepuluh, Materi yang disampaikan guru berasal dari selain
modul pembelajaran, sebanyak 4 responden 8,9% menjawab selalu,
sebanyak sebanyak 10 responden 22,2% menjawab sering, sebanyak 22
responden atau 48,9% menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 9
responden atau 20% menjawab tidak pernah. Pada tabel di atas dapat
dilihat bahwa guru jarang menggunakan selain modul pemebalajaran yang
57
artinya guru selalu menyampaikan materi sesuai dengan modul
pembelajaran.
Tabel. 4. 12
Guru memberikan contoh pakaian muslimah sesuai kriteria Islam
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 16 35,6%
2 Sering 14 31,1%
3 Kadang-kadang 15 33,3%
4 Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Item kesebelas, Guru memberikan contoh pakaian muslimah sesuai
kriteria Islam, sebanyak 16 responden 35,6% menjawab selalu, sebanyak
sebanyak 14 responden 31,1% menjawab sering, sebanyak 15 responden
atau 33,3% menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 0 responden atau 0%
menjawab tidak pernah. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa selalu guru
memberikan contoh pakaian muslimah sesuai kriteria Islam pada saat
pembelajaran tersebut.
Tabel. 4. 13
Guru meminta untuk berdiskusi
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 9 20%
2 Sering 20 44,4%
3 Kadang-kadang 15 33,3%
4 Tidak Pernah 1 2,2%
Jumlah 45 100%
Item kedu belas, Guru meminta untuk berdiskusi, sebanyak 9
responden 20% menjawab selalu, sebanyak sebanyak 20 responden 44,4%
menjawab sering, sebanyak 15 responden atau 33,3% menjawab kadang-
kadang, dan sebanyak 1 responden atau 2,2% menjawab tidak pernah.
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa guru sering meminta siswanya untuk
berdiskusi.
58
Tabel. 4. 14
Guru meminta salah satu siswa untuk menjelaskan materi pembelajaran
yang telah disampaikan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 9 20%
2 Sering 22 48,9%
3 Kadang-kadang 14 31,1%
4 Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Item ketiga belas, Guru meminta salah satu siswa untuk
menjelaskan materi pembelajaran yang telah disampaikan, sebanyak 9
responden 20% menjawab selalu, sebanyak sebanyak 22 responden 48,9%
menjawab sering, sebanyak 14 responden atau 31,1% menjawab kadang-
kadang, dan sebanyak 0 responden atau 0% menjawab tidak pernah. Pada
tabel di atas dapat dilihat bahwa guru sering meminta salah satu siswa
untuk menjelaskan materi pembelajaran yang telah disampaikan.
Tabel. 4. 15
Guru memberikan siswa untuk tanya jawab
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 10 22,2%
2 Sering 25 55,6%
3 Kadang-kadang 10 22,2%
4 Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Item keempat belas, Guru memberikan siswa untuk tanya jawab,
sebanyak 10 responden 22,2% menjawab selalu, sebanyak sebanyak 25
responden 55,6% menjawab sering, sebanyak 10 responden atau 22,2%
menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 0 responden atau 0% menjawab
tidak pernah. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa guru sering
memberikan kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab.
Tabel. 4. 16
Guru memberikan kesimpulan materi sebelum pembelajaran berakhir
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 16 35,6%
59
2 Sering 18 40%
3 Kadang-kadang 8 17,8%
4 Tidak Pernah 3 6,7%
Jumlah 45 100%
Item kelima belas, Guru memberikan kesimpulan materi sebelum
pembelajaran berakhir, sebanyak 16 responden 35,6% menjawab selalu,
sebanyak sebanyak 18 responden 40% menjawab sering, sebanyak 8
responden atau 17,8% menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 3
responden atau 6,7% menjawab tidak pernah. Pada tabel di atas dapat
dilihat bahwa guru sering memberikan kesimpulan materi sebelum
pembelajaran berakhir.
Tabel. 4. 17
Guru memotivasi siswa untuk menggunakan pakaian/berbusana muslimah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 23 51,1%
2 Sering 15 33,3%
3 Kadang-kadang 5 11,1%
4 Tidak Pernah 2 4,4%
Jumlah 45 100%
Item keenam belas, Guru memotivasi siswa untuk menggunakan
pakaian/berbusana muslimah, sebanyak 23 responden 51,1% menjawab
selalu, sebanyak sebanyak 15 responden 33,3% menjawab sering,
sebanyak 5 responden atau 11,1% menjawab kadang-kadang, dan
sebanyak 2 responden atau 4, 4% menjawab tidak pernah. Pada tabel di
atas dapat dilihat bahwa guru selalu memotivasi siswa untuk
menggunakan pakaian/berbusana muslimah
b. Pernyataan yang berhubungan dengan perilaku berbusana muslimah
Tabel. 4. 18
Saya merasa malu jika terlihat aurat saya terlihat oranglain
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 25 55,6%
2 Sering 10 22,2%
3 Kadang-kadang 10 22,2%
4 Tidak Pernah 0 0%
60
Jumlah 45 100%
Item pertama, Saya merasa malu jika terlihat aurat saya terlihat
oranglain, sebanyak 25 responden 55,6% menjawab selalu, sebanyak
sebanyak 10 responden 22,2% menjawab sering, sebanyak 10 responden
atau 22,2% menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 0 responden atau 0%
menjawab tidak pernah. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa selalu
merasa malu jika terlihat aurat saya terlihat oranglain
Tabel. 4. 19
Saya berbusana muslimah atas kesadaran diri sendiri
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 28 62,2%
2 Sering 7 15,6%
3 Kadang-kadang 10 22,2%
4 Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Item kedua, Saya berbusana muslimah atas kesadaran diri sendiri,
sebanyak 28 responden 62,2% menjawab selalu, sebanyak sebanyak 7
responden 15,6% menjawab sering, sebanyak 10 responden atau 22,2%
menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 0 responden atau 0% menjawab
tidak pernah. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa selalu berbusana
muslimah atas kesadaran sendiri tanpa adanya unsur kepaksaan.
Tabel. 4. 20
Saya berdiskusi tentang ajaran Islam mengenai berbusana muslimah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 9 20%
2 Sering 17 37,8%
3 Kadang-kadang 17 37,8%
4 Tidak Pernah 2 4,4%
Jumlah 45 100%
Item ketiga, Saya berdiskusi tentang ajaran Islam mengenai
berbusana muslimah, sebanyak 9 responden 20% menjawab selalu,
sebanyak sebanyak 17 responden 37,8% menjawab sering, sebanyak 17
responden atau 37,8% menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 2
responden atau 4,4% menjawab tidak pernah. Pada tabel di atas dapat
61
dilihat bahwa siswa yang mengatakan sering dan kadang-kadang sebesar
17% artinya kemungkinan siswa tersebut suka berdiskusi.
Tabel. 4. 21
Saya tidak keluar rumah kecuali mengenakan berbusana muslimah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 20 44,4%
2 Sering 9 20%
3 Kadang-kadang 10 22,2%
4 Tidak Pernah 6 13,3%
Jumlah 45 100%
Item keempat, Saya tidak keluar rumah kecuali mengenakan
berbusana muslimah, sebanyak 20 responden 44,4% menjawab selalu,
sebanyak sebanyak 9 responden 20% menjawab sering, sebanyak 10
responden atau 22,2% menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 6
responden atau 13,3% menjawab tidak pernah. Pada tabel di atas dapat
dilihat bahwa siswa jarang tidak keluar rumah kecuali mengenakan
berbusana muslimah artinya adalah masih adanya siswa yang keluar rumah
masih belum menggunakan berbusana muslimah.
Tabel. 4. 22
Saya merasakan ketenangan ketika keluar rumah dengan mengenakan
berbusana muslimah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 35 77,8%
2 Sering 6 13,3%
3 Kadang-kadang 3 6,7%
4 Tidak Pernah 1 2,2%
Jumlah 45 100%
Item kelima, Saya merasakan ketenangan ketika keluar rumah
dengan mengenakan berbusana muslimah, sebanyak 35 responden 77,8%
menjawab selalu, sebanyak sebanyak 6 responden 13,3% menjawab
sering, sebanyak 3 responden atau 6,7% menjawab kadang-kadang, dan
sebanyak 1 responden atau 2,2% menjawab tidak pernah. Pada tabel di atas
dapat dilihat bahwa siswa mengatakan selalu merasakan ketenangan ketika
keluar rumah dengan mengenakan berbusana muslimah.
62
Tabel. 4. 23
Saya menghindari tontonan yang dengan sengaja mengumbar aurat wanita
dan pria
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 25 55,6%
2 Sering 12 26,7%
3 Kadang-kadang 8 17,8%
4 Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Item keenam, Saya menghindari tontonan yang dengan sengaja
mengumbar aurat wanita dan pria, sebanyak 25 responden 55, 6%
menjawab selalu, sebanyak sebanyak 12 responden 26,7% menjawab
sering, sebanyak 8 responden atau 17,8% menjawab kadang-kadang, dan
sebanyak 0 responden atau 0% menjawab tidak pernah. Pada tabel di atas
dapat dilihat bahwa siswa mengatakan selalu menghindari tontonan yang
dengan sengaja mengumbar aurat wanita dan pria.
Tabel. 4. 24
Saya merasakan kegelisahan yang sangat besar ketika melihat
teman-teman sesama wanita yang tidak berbusana muslimah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 12 26,7%
2 Sering 18 40%
3 Kadang-kadang 12 26, 7%
4 Tidak Pernah 3 6, 7%
Jumlah 45 100%
Item ketujuh, Saya merasakan kegelisahan yang sangat besar ketika
melihat teman-teman sesama wanita yang tidak berbusana muslimah,
sebanyak 12 responden 26,7% menjawab selalu, sebanyak sebanyak 18
responden 40% menjawab sering, sebanyak 12 responden atau 26, 7%
menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 3 responden atau 6, 7%
menjawab tidak pernah. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa
mengatakan sering merasakan kegelisahan yang sangat besar ketika
melihat teman-teman sesama wanita yang tidak berbusana muslimah.
63
Tabel. 4. 25
Saya merasakan diskriminasi dan olok-olok dari teman-teman dengan
busana muslimah yang saya gunakan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 3 6,7%
2 Sering 7 15,6%
3 Kadang-kadang 11 24,4%
4 Tidak Pernah 24 53,3%
Jumlah 45 100%
Item kedelapan, Saya merasakan diskriminasi dan olok-olok dari
teman-teman dengan busana muslimah yang saya gunakan, sebanyak 3
responden 6,7% menjawab selalu, sebanyak sebanyak 7 responden 15,6%
menjawab sering, sebanyak 11 responden atau 24,4% menjawab kadang-
kadang, dan sebanyak 24 responden atau 53,3% menjawab tidak pernah.
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa mengatakan tidak pernah
merasakan diskriminasi dan olok-olok dari teman-teman dengan busana
muslimah yang saya gunakan.
Tabel. 4. 26
Setelah berjilbab, saya jadi merasa malu untukberbuat keburukan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 20 44,4%
2 Sering 18 40%
3 Kadang-kadang 6 13,3%
4 Tidak Pernah 1 2,2%
Jumlah 45 100%
Item kesembilan, Setelah berjilbab, saya jadi merasa malu untuk
berbuat keburukan, sebanyak 20 responden 44,4% menjawab selalu,
sebanyak sebanyak 18 responden 40% menjawab sering, sebanyak 6
responden atau 13,3%menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 1
responden atau 2,2% menjawab tidak pernah. Pada tabel di atas dapat
dilihat bahwa siswa setelah berjilbab, selalu merasa malu untuk berbuat
keburukan.
64
Tabel. 4. 27
Saya merasa lebih nyaman menggunakan berbusana muslimah longgar
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 31 68,9%
2 Sering 9 20%
3 Kadang-kadang 5 11,1%
4 Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 45 100%
Item kesepuluh, Saya merasa lebih nyaman menggunakan
berbusana muslimah longgar, sebanyak 31 responden 68,9% menjawab
selalu, sebanyak sebanyak 9 responden 20% menjawab sering, sebanyak 5
responden atau 11,1% menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 0
responden atau 0% menjawab tidak pernah. Pada tabel di atas dapat dilihat
bahwa siswa selalu merasa lebih nyaman menggunakan berbusana
muslimah longgar.
Tabel. 4. 28
Dengan berbusana muslimah kegiatan keagamaan saya semakin membaik
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 27 60%
2 Sering 14 31,1%
3 Kadang-kadang 3 6,7%
4 Tidak Pernah 1 2,2%
Jumlah 45 100%
Item kesebelas, Dengan berbusana muslimah kegiatan keagamaan
saya semakin membaik, sebanyak 27 responden 60% menjawab selalu,
sebanyak sebanyak 14 responden 31,1% menjawab sering, sebanyak 3
responden atau 6,7% menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 1
responden atau 2,2% menjawab tidak pernah. Pada tabel di atas dapat
dilihat bahwa siswa sebanyak 60 % dengan setelah memakai berbusana
muslimah kegiatan agamanya semakin membaik. Artinya ada perubahan
yang baik.
65
Tabel. 4. 29
Saya memakai berbusana dengan menutup seluruh dada
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 22 48, 9%
2 Sering 12 26,7%
3 Kadang-kadang 10 22,2%
4 Tidak Pernah 1 2,2%
Jumlah 45 100%
Item kedua dua belas, Saya memakai berbusana dengan menutup
seluruh dada, sebanyak 22 responden 48, 9% menjawab selalu, sebanyak
sebanyak 12 responden 26,7% menjawab sering, sebanyak 10 responden
atau 22,2% menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 1 responden atau
2,2% menjawab tidak pernah. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa
selalu memakai berbusana dengan menutup seluruh dada. Artinya siswa
telah memnuhi kriteria berbusana menurut Islam.
Tabel. 4. 30
Bagi saya, yang penting busana yang dipakai bisa menutup aurat dengan
baik, aksesoris seperlunya saja
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 33 73,3%
2 Sering 8 17,8%
3 Kadang-kadang 3 6,7%
4 Tidak Pernah 1 2,2%
Jumlah 45 100%
Item ketiga belas, Bagi saya, yang penting busana yang dipakai
bisa menutup aurat dengan baik, aksesoris seperlunya saja, sebanyak 33
responden 73,3% menjawab selalu, sebanyak sebanyak 8 responden
17,8% menjawab sering, sebanyak 3 responden atau 6,7% menjawab
kadang-kadang, dan sebanyak 1 responden atau 2,2% menjawab tidak
pernah. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa selalu mementingkan
busana yang menutup aurat dengan baik dan aksesoris seperlunya.
Tabel. 4. 31
66
Saya biasa memakai busana yang cukup tebal (tidak tembus pandang)
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 25 55,6%
2 Sering 14 31,1%
3 Kadang-kadang 5 11,1%
4 Tidak Pernah 1 2,2%
Jumlah 45 100%
Item keempat belas, Saya biasa memakai busana yang cukup tebal
(tidak tembus pandang), sebanyak 25 responden 55,6% menjawab selalu,
sebanyak sebanyak 14 responden 31,1% menjawab sering, sebanyak 5
responden atau 11,1% menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 1
responden atau 2,2% menjawab tidak pernah. Pada tabel di atas dapat
dilihat bahwa siswa selalu terbiasa memakai busana yang cukup tebal
(tidak tembus pandang).
Tabel. 4. 32
Seringkali saya memakai celana/ jeans ketat tapi tetap memakai kerudung
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 5 11,1%
2 Sering 8 17,8%
3 Kadang-kadang 20 44,4%
4 Tidak Pernah 12 26,7%
Jumlah 45 100%
Item kelima belas, Seringkali saya memakai celana/ jeans ketat tapi
tetap memakai kerudung, sebanyak 5 responden 11,1% menjawab selalu,
sebanyak sebanyak 8 responden 17,8% menjawab sering, sebanyak 20
responden atau 44,4% menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 12
responden atau 26,7% menjawab tidak pernah. Pada tabel di atas dapat
dilihat bahwa siswa jarang memakai celana/ jeans ketat tapi tetap memakai
kerudung.
Tabel. 4. 33
Seringkali saya memakai jilbab sampai leher saja, karena bagian bawah
sudah cukup ditutupi baju
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 2 4,4%
67
2 Sering 7 15,6%
3 Kadang-kadang 24 53,3%
4 Tidak Pernah 12 26,7%
Jumlah 45 100%
Item keenam belas, Seringkali saya memakai jilbab sampai leher
saja, karena bagian bawah sudah cukup ditutupi baju, sebanyak 2
responden 4,4% menjawab selalu, sebanyak sebanyak 7 responden 15,6%
menjawab sering, sebanyak 24 responden atau 53,3% menjawab kadang-
kadang, dan sebanyak 12 responden atau 26,7% menjawab tidak pernah.
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa jarang memakai jilbab sampai
leher saja, karena bagian bawah sudah cukup ditutupi baju.
Tabel. 4. 34
Saya berusaha untuk mencari tahu tata cara berjilbab yang baik sesuai
aturan Islam
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentasi
1 Selalu 29 64,4%
2 Sering 8 17,8%
3 Kadang-kadang 6 13,3%
4 Tidak Pernah 2 4,4%
Jumlah 45 100%
Item ketujuh belas, Saya berusaha untuk mencari tahu tata cara
berjilbab yang baik sesuai aturan Islam, sebanyak 29 responden 64,4%
menjawab selalu, sebanyak sebanyak 8 responden 17,8% menjawab
sering, sebanyak 6 responden atau 13,3% menjawab kadang-kadang, dan
sebanyak 2 responden atau 4,4% menjawab tidak pernah. Pada tabel di
atas dapat dilihat bahwa siswa se\lau berusaha untuk mencari tahu tata cara
berjilbab yang baik sesuai aturan Islam.
3. Hasil Wawncara
Bersarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Sekolah SMK
Makarya 1 bahwa penggunaan berbusana muslimah wajib menggunakan
berbusana sesuai dengan syariat agama. Sehingga pada hari jumat diwajibkan
untuk menggunakan berbusana muslimah. Bukan hanya itu dihari-hari lain
juga dihimbauan untuk menggunakan berbusana sesuai dengan syariat agama.
68
Dengan himbauan tersebut hampir 90% siswa/i menggunakan berbusana
sesuai dengan syariat agama. Pemeriksaan khusus berbusana dilaksanakan
setiap hari senin setelah upacara, namun dihari-hari biasa sifatnya secara
himbauan dan teguran kepada siswa/i yang tidak menggunakan berbusana
sesuai dengan peraturan agama. Pemeriksaan dilakukan oleh pembina OSIS
dan BK serta guru-guru lain juga ikut andil dalam pemeriksaan tersebut.
Jika terdapat siswa yang melanggar aturan dalam berbusana maka akan
dikenakan sanksi. Yang pertama teguran secara lisan, kemudian teguran
secara lisan dan tertulis kepada orangtua. Kemudian finalnya tentunya ada
sanksi dari sekolah, jika dilakukan berulang-ulang. Sanksi diantaranya
skorsing 3 hari. Biasanya setalah adanya sanksi adanya perubahan. Perananan
kepala sekolah dalam mengontrol dalam proses pembelajaran diantaranya
melalui rapat-rapat dengan guru menyampaikan program-program sekolah
yang terkait dengan KBM. Jangan sampai guru itu tidak melaksanakan KBM
yang sesuai dengan aturan. Jika ada bapak ibu guru tidak masuk ya harus
memberikan tugas. Jadi tidak ada istilah tidak ada KBM yang kosong.
Kemudian kepala sekolah juga memberikan evaluasi terkait kegiatan KBM
yaitu kepala sekolah memberikan warning kepada guru yang melakukan
pelanggaran seperti kehadiran, tidak menyampaikan perangkat pembelajaran
kesekolah, kemudian misalnya guru melakukan pelanggaran yang tidak
semestinya tidak diulakukan guru. Sekolah akan menulis dibuku kasus. Jika
tidak ada perubahan maka sekolah melaui yayasan akan memberhentikan
guru tersebut. Biasanya dilakukan tidak kali pelanggaran.98
Kemudian berdasarkan hasil penelitian dengan guru PAI kelas x SMK
Makarya 1 Jakarta yaitu Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran PAI
yakni KURTILAS (kurikulum 2013). Dengan Digunakannya kurikulum 2013
ini, Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap
pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah dan dengan kurtilas ini
akan muncul pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah
98
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMK Makarya 1 Jakarta Bapak Wisnu Haryawan, S.
Pd
69
diintegrasikan ke dalam semua program studi. Proses pembelajaran yang
dilakukan yaitu dengan pembelajaran aktif lerarning diantaranya dengan cara
berdiskusi dan tanya jawab. Agar siswa tidak bosan dalam proses
pembelajaran. Dalam materi berbusana ini dengan dua pertemuan. Dalam
menjelaskan pembelajaran guru membandingkan busana Muslim /muslimah
dengan Busana yang tidak Muslimah dan menjelaskan apa saja keuntungan
dari berbusana muslim/muslimah serta kerugian yang diterima bagi yang
tidak memakai busana muslim/ muslimah. Selain itu guru memberikan
motivasi dengan memberikan manfaat dan hikmah dengan menggunakan
berbusana sesuai dengan syariat Islam.99
B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Uji Syarat Instrument
a. Uji Validitas
Uji validitas kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan software IBM SPSS v.23. Uji validitas dalam penelitian
ini menghasilkan butir valid dan tidak valid. Berikut daftar hasil butir
yang valid dan tidak valid dalam uji coba instrumen.
Tabel 4.35
Hasil Uji Validitas Variabel X
No Butir Soal R Hitung R Tabel Keterangan
1 0 ,537 0.294 Valid
2 0 ,503 0.294
Valid
3 0,408 0.294
Valid
4 0,493 0.294 Valid
5 0,636 0.294 Valid
6 0,466 0.294 Valid
99
Hasil wawancara dengan guru PAI kelas X Ibu Mery Fitrianis, S. Ag
70
7 0,487 0.294 Valid
8 0,526 0.294 Valid
9 0,412 0.294 Valid
10 0,411 0.294 Valid
11 0,518 0.294 Valid
12 0,455 0.294 Valid
13 0,395 0.294 Valid
14 0,615 0.294 Valid
15 0,613 0.294 Valid
16 0,227 0.294 Tidak Valid
17 0,445 0.294 Valid
Tabel 4.36
Hasil Uji Validitas Variabel Y
No Butir Soal R Hitung R Tabel Keterangan
1 0 ,476 0.294 Valid
2 0,631 0.294
Valid
3 0,599 0.294
Valid
4 0,806 0.294 Valid
5 0,765 0.294 Valid
6 0,309 0.294 Valid
7 0,503 0.294 Valid
8 0,532 0.294 Valid
9 0,527 0.294 Valid
10 0,251 0.294 Tidak Valid
11 0,395 0.294 Valid
71
12 0,693 0.294 Valid
13 0,409 0.294 Valid
14 0,378 0.294 Valid
15 0,557 0.294 Valid
16 0,521 0.294 Valid
17 0,418 0.294 Valid
18 0,057 0.294 Tidak Valid
19 0,579 0.294 Valid
Berdasarkan tabel di atas maka hasil uji validitas kuesioner
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (variabel x) terhadap perilaku
berbusana muslimah (variabel y) yang diuji cobakan pada 45 responden
menghasilkan butir yang valid dan tidak valid. Butir instrumen
dikatakan valid apabila r hitung > r tabel. Dengan jumlah responden
sebanyak 45, maka r tabel sebesar 0,294. Butir yang tidak valid
berjumlah 1 butir pada variabel x dan 2 butir pada variabel y.
Sedangkan butir yang valid sebanyak 16 butir pada variabel x dan 17
butir pada variabel y. Maka total butir instrument yang valid pada
variabel x dan variabel y sebanyak 33 butir.
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas pada penelitian ini menggunakan software IBM
SPSS v. 23. Kriteria yang digunakan dalam reliabilitas yaitu >0.70. Jika
hasil perhitungan reliabilitas lebih besar dari 0.70 maka instrument
dinyatakan reliabel. Berdasarkan perhitungan menggunakan software IBM
SPSS v. 23 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel. 4.37
Reliabilitas Variabel X
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,779 16
72
Tabel. 4.38
Reliabilitas Variabel Y
Berdasarkan hasil dari tabel di atas diperoleh bahwa nilai alpha
untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Variabel X) yaitu 0,779 dan
untuk perilaku berbusana muslimah (Variabel Y) yaitu 0,846. Hal ini
berarti nilai alpha lebih besar daripada 0,70, maka instrument yang
digunakan peneliti dalam mengumpulkan data telah memiliki reliabilitas
yang tinggi.
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan software IBM
SPSS v.23. Uji yang digunakan yaitu One Simple Kolmogorov-Smirnov
dengan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berasal dari distribus i
normal jika signifikansi lebih besar daripada 0,05 atau 5%. Berdasarkan
perhitungan menggunakan software IBM SPSS v.23 diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel. 4.39
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pembelajaran PAI
Perilaku Berbusana
Muslimah
N 45 45
Normal Parametersa,b
Mean 46,91 51,96
Std. Deviation 5,076 5,465
Most Extreme
Differences
Absolute ,074 ,125
Positive ,074 ,084
Negative -,065 -,125
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,846 17
73
Test Statistic ,074 ,125
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
,073c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan uji normalitas data di atas, variable x memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,200 yang lebih besar dari 0,05 (0,200 > 0,05), maka
berarti data berasal dari distribusi normal. Kemudian variabel y memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,073 yang lebih besar dari 0,05 (0,073 > 0,05),
maka data berasal dari distribusi normal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
data kedua variabel tersebu berasal dari distribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dalam penelitian ini juga menggunakan software
IBM SPSS v.23 yaitu dengan menggunakan One-Way ANOVA dengan
taraf signifikansi 0,05. Data dinyataan berasal dari distribusi yang
homogen jika signifikansi lebih besar daripada 0,05 atau 5%. Berdasarkan
perhitugan menggunkan software IBM SPSS v.23 diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel. 4.40
Test of Homogeneity of Variances
Perilaku Berbusana Muslimah
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1,568 12 26 ,163
Berdasarkan uji homogenitas data di atas, dapat diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,163 yang lebih besar dari 0,05 (0,163 > 0,05), maka
hal ini berarti data berasal dari distribusi yang homogen.
c. Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini juga menggunakan IBM SPSS
v.23 yaitu dengan menggunakan Compare Means dengan taraf signifikansi
0,05. Variabel dinyatakan mempunyai hubungan yang linier jika
74
signifikansi deviation from linierity lebih 5%. Berdasarkan perhitungan
menggunakan software diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel. 4.41
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Perilaku
Berbusa
na
Muslima
h *
Pembela
jaran
PAI
Between
Groups
(Combined) 572,661 18 31,815 1,116 ,391
Linearity 314,205 1 314,205
11,02
1 ,003
Deviation from
Linearity 258,456 17 15,203 ,533 ,909
Within Groups 741,250 26 28,510
Total 1313,911 44
Berdasarkan hasil uji linieritas pada tabel 4.38 di atas dapat dilihat
bahwa hasil uji linieritas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,909 yang
berarti lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05 (0,909 > 0,05), maka hal
ini berarti variabel Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Variabel X)
dengan variabel Perilaku Berbusana Muslimah (Variabel Y) terdapat
hubungan linier secara signifikan.
2. Uji Korelasi
Untuk langkah selanjutnya yaitu uji korelasi sesuai dengan tujuan
penelitian ini adalah adakah pengaruh pembelajaran PAI (Variabel x)
terhadap perilaku berbusana muslimah di SMK MAKARYA 1 Jakarta
(Variabel Y). Maka peneliti menggunakan rumus korelasi product moment
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut.
Adapun pembahasanya sebagai berikut:
Tabel. 4.42
Perhitungan untuk memperoleh angka indeks korelasi antara variabel x
dan variabel y
Responden X Y X^2 Y^2 X*Y
1 44 46 1936 2116 2024
75
2 51 54 2601 2916 2754
3 49 63 2401 3969 3087
4 47 52 2209 2704 2444
5 51 60 2601 3600 3060
6 51 60 2601 3600 3060
7 57 58 3249 3364 3306
8 48 54 2304 2916 2592
9 47 62 2209 3844 2914
10 44 59 1936 3481 2596
11 46 53 2116 2809 2438
12 49 48 2401 2304 2352
13 52 54 2704 2916 2808
14 49 55 2401 3025 2695
15 58 53 3364 2809 3074
16 59 56 3481 3136 3304
17 44 52 1936 2704 2288
18 44 52 1936 2704 2288
19 43 49 1849 2401 2107
20 46 57 2116 3249 2622
21 50 55 2500 3025 2750
22 40 53 1600 2809 2120
23 48 51 2304 2601 2448
24 47 47 2209 2209 2209
25 47 52 2209 2704 2444
26 41 52 1681 2704 2132
27 50 54 2500 2916 2700
28 48 52 2304 2704 2496
29 47 57 2209 3249 2679
30 54 49 2916 2401 2646
76
31 44 50 1936 2500 2200
32 47 41 2209 1681 1927
33 52 56 2704 3136 2912
34 45 47 2025 2209 2115
35 53 58 2809 3364 3074
36 36 46 1296 2116 1656
37 36 46 1296 2116 1656
38 49 45 2401 2025 2205
39 43 44 1849 1936 1892
40 42 44 1764 1936 1848
41 40 45 1600 2025 1800
42 41 43 1681 1849 1763
43 43 44 1849 1936 1892
44 44 52 1936 2704 2288
45 45 58 2025 3364 2610
N=45 2111 2338 100163 122786 110275
Setelah keseluruhan data dihitung, maka dapat diketahui:
: 45
∑ : 2111
∑ : 2338
∑ : 100163
∑ : 122786
∑ : 110275
maka dapat dicari indeks korelasinya dengan menggunakan rumus produk
momen sebagai berikut:
∑ (∑ )(∑ )
√{ ∑ (∑ ) } { ∑ (∑ )
}
( )
√* ( ) +* ( ) +
77
√( )( )
√( )( )
√
Perhitungan korelasi juga dapat dilakukan dengan menggunaka n
software SPSS, adapun hasil uji korelasi yang peneliti gunakan dengan SPSS
v.23 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel. 4.43
Correlations
Pembelajaran
PAI
Perilaku
Berbusana
Muslimah
Pembelajaran PAI Pearson Correlation 1 ,489**
Sig. (2-tailed) ,001
N 45 45
Perilaku Berbusana
Muslimah
Pearson Correlation ,489** 1
Sig. (2-tailed) ,001
N 45 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Setelah melakukan perhitungan secara keseluruhan, baik secara manual
maupun menggunakan software SPSS maka hasil yang diperoleh untuk
pengaruh pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap perilaku berbusana
muslimah di SMK MAKARYA i Jakarta, diperoleh angka korelasi ”r” product
moment sebesar 0,489.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK MAKARYA 1 JAKARTA yang
berlamat di Jl. Pondok Pinang Timur No. 4 Pondok Pinang, dengan jumlah
78
responden sebanyak 45 orang. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner. Sebelum kuesioner diberikan kepada responden, kuesioner tersebut
diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
Peneliti melakukan uji coba instrumen di SMK Global al-Ma‟mur yang
beralamat di JL. Pesantren Kreo Selatan Larangan Kota Tangerang, dengan
jumlah responden sebanyak 45 siswa. Setelah diuji coba, dan uji validitasnya
diperoleh hasil butir kuesioner yang valid sebanyak 33 butir dari 36 butir. Nilai
alpha untuk variabel pembelajaran Pendidikan Agama Islam (variabel x) yaitu
0,779 dan untuk variabel perilaku berbusana muslimah (variabel y) yaitu 0,846.
Hal ini berarti instrumen yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data
dapat dipercaya atau reliabel sebagai instrumen pengumpul data.
Berdasarkan uji prasyarat analisis data yang telah dilakukan dalam
penelitian ini, menunjukkan bahwa data yang akan di uji korelasinya berasal
dari distribusi normal, homogen, dan variabel memiliki hubungan yang linier,
dengan demikian data dalam penelitian ini dapat digunakan dalam analisis lebih
lanjut.
Hasil pengujian hipotesis, diperoleh data yang menunjukkan terdapat
pengaruh positif antara pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap
perilaku berbusana muslimah di SMK Makrya 1 Jakarta. Koefisien korelasi
yang diperoleh yaitu sebesar 0,489, sehingga hubungan antara kedua variabel
termasuk kategori yang sedang atau cukupan.
D. Interpretasi Data
Dalam menginterpretasikan hasil korelasi antara pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dengan kesadaran siswa mengonsumsi produk
makanan dan minuman halal siswa/i SMP An-Nurmaniyah dapat dilakukan
dengan cara:
1. Memberikan interpretasi sederhana terhadap angka korelasi.
Dari perhitungan di atas diperoleh angka korelasi antara variabel x
dan variabel y adalah sebesar 0,489. Dengan melihat tabel indeks
korelasi product moment, maka terletak antara 0,400-0,600, sehingga
dapat dinyatakan bahwa antara variabel x dengan variabel y terdapat
79
korelasi yang sedang atau cukupan. Dengan demikian secara sederhana
peneliti dapat memberikan interpretasi terhadap rxy bahwa terdapat
korelasi anatara variabel x dan varaibel y dengan kategori sedang atau
cukupan.
2. Interpretasi terhadap angka indeks korelasi ”r” product moment dengan
jalan berkonsultasi pada tabel ”r” product moment.
Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan
atau tidak maka angka indeks korelasi ”r” product moment (rxy)
dibandingkan dengan nilai tabel ”r” product moment. Sebelum
membandingka nnya terlebih dahulu dicari derajat bebasnya (db) atau
degree of freedom (df), yaitu:
Dengan df sebesar 43 maka diperoleh r tabel pada taraf signifika
ns i 5% sebesar 0,294. Dengan demikian rxy yang nilainya sebesar 0,489
adalah lebih besar daripada nilai r tabel 0,489 > 0,294. Maka hipotesis
alternatif diterima dan hipotesis nihil ditolak. Berarti terdapat hubungan
antara pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan perilaku
berbusana muslimah di SMK MAKARYA 1 Jakarta
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, terdapat hubungan
antara pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap perilaku
berbusana muslimah di SMK MAKARYA 1 Jakarta
3. Mencari besarnya kontribusi positif variabel x terhadap variabel y.
Setelah memberikan interpretasi, maka langkah selanjutnya
yaitu mencari seberapa besar kontribusi positif variabel x terhadap
variabel y, dengan menggunakan rumus Koefisien Determinasi, yaitu:
KD = r2
× 100%
KD = 0, 48902
× 100%
80
KD = 0, 239121 × 100%
KD = 23,9121
Jadi, angka koefisien determinasi sebesar 23,91% menunjukkan
bahwa kontribusi positif pembelajaran pendidikan Agama Islam
terhadap perilaku berbusana muslimah di SMK MAKARYA 1 Jakarta
adalah sebesar 23,91% sedangkan sisanya sebesar 76,09% adalah faktor
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur
ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbasan yaitu:
1. Penelitian ini hanya terfokus tentang pengaruh pembelajaran PAI terhadap
perilaku berbusana muslimah, dan tidak meneliti pengaruh lain yang
mempengaruhi perilaku berbusana muslimah. Maka hasil penelitian ini bukan
hasil mutlak bahwa pembelajaran PAI mempengaruhi perilaku berbusana
muslimah, mungkin ada faktor yang lain yang dapat mempengaruhi perilaku
berbusana muslimah.
2. Penelitian ini hanya dilakukan satu tempat yaitu di SMK MAKARYA 1
Jakarta. Sehingga hasil penelitian ini tidak bisa secara umum untuk tingkat
SMK/SMA. Akan terjadi kemungkinan berbeda hasilnya sesuai dengan tempat
tersebut.
3. Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup, yaitu jawaban kuesioner telah
disediakan oleh peneliti sehingga terbatas informasi yang didapatkan oleh
peneliti.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan tentang pengaruh
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap perilaku berbusan muslimah
di SMK Makarya 1 Jakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran Pendidikan Agama dan penanaman nilai-nilai keagamaan
Islam yang dilakukan di SMK Makarya 1 Jakarta sudah cukup baik
namun perlu ditingkatkan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran.
Hal ini terlihat dari langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dalam
proses pembelajaran sudah cukup baik. Seperti menyampaikan
penjelasan materi dengan metode yang kreatif dan inovatif yang
bertujuan agar siswa semangat dalam proses pembelajaran.
2. Perilaku berbusana muslimah di SMK Makarya 1 Jakarta sudah cukup
baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket yang disebarkan seperti
siswa menggunakan berbusana sesuai dengan kesadaran sendiri dan
merasa malu jika auratnya terbuka. Dalam penggunaan berbusana
muslimah hampir menunjukan bahwa siswa/i berbusana sesuai dengan
aturan agama. Selain itu hasil wawancara dengan kepala sekolah bahwa
hampir 90% siswanya menggunakan berbusana dengan syariat Islam
3. Terdapat pengaruh antara pembelajaran Pendidikan Agama Islam
perilaku berbusana muslimah, yaitu berdasarkan hasil penelitian
diperoleh hasil perhitungan rxy yang nilainya sebesar 0,489 lebih besar
dari nilai r tabel sebesar 0,294 yang berarti cukup/sedang. Sedangkan
koefisien determinan atau kontribusi variabel pembelajaran pendidikan
Agama Islam terhadap perilaku berbusana muslimah di SMK
MAKARYA 1 Jakarta adalah sebesar 23,91%
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas peneliti mengajukan beberap saran yaitu,
1. Pembelajaran PAI dalam materi “Agama Islam di SMK Makarya 1 Jakarta
materi pembelajaran tentang “Berbusana Muslim Cerminan Keindahan dan
82
Kepribadian” perlu ditingkatkan kembali agar perilkau berbusana
muslimah semakin baik.
2. Bagi guru hendaknya memperbaiki pembelajaranya agar hasilnya semakin
optimal.
3. Bagi para siswa hendaknya menggunakan berbusana sesuai dengan syariat
agama dimanapun berada dengan tanpa adanya unsur paksaan.
4. Bagi para orangtua hendaknya selalu mengawasi anak-anaknya agar
berbusana yang dipakai sesuai denga peraturan agama.
83
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad Daud. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT
RAJAGRAFINDO PERSADA, 2016
Amri, Sofan., dkk. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2011
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010
---------.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka
Cipta, Cet. XII, Ed. V, 2002
Bagir, Muhammad. Fiqih Praktis. Bandung: Mizan, 2001
Baharudin. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jakarta: Ar-Ruzz
Media, 2016
Cholid., dkk. Metode penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004
Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidkan Nasional
di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2004
Departemen Pendidikan Nasional. UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Mini Jaya Abadi, 2003
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta,
2011
Drajat, Zakiah,. Dkk, Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bulan Bintang,
1979
Efendi, Sofian. Metodologi Penelitian Survei. Jakarta: LP3S, 2012
Fatoni, M. Kholid. Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional
(Paradigma Baru). Jakarta: DEPAG RI, 2005
Fauzan. Kurikulum Pendidikan Islam. Aceh: CV. Sefa Bumi Persada, 2013
Hanafiah, Nanang., Dkk. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT
Refika Aditama, 2009
Idi, Abdullah. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010
Isjoni. Pembelajaran Visioner. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007
84
Ismail, Ilyas. Peran Budaya Berpakaian Masyarakat Dalam Mendukung
Syariat Islam Aceh (Studi Penelitian Di Kecamatan Peusangan), LENTERA: Vol.
10, No. 1, 2010
Jamaludin,. Dkk. Pembelajaran Perspektif Islam. Jakarta: PT. Remaja
Rosdakarya, 2015
Kadir. Statistika Terapan: Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan
Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian,. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2015
Kasiran. Metodologi Penelitian. Malang: UIN MALANG PREES, 2008
Khairiyah, Nelti., Endi Suhendi Zen. Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2014
Kusumayadi, Mulhandy Ibn Haj. Enam Puluh Satu TanyaJawab Tentang
Jilbab. Bandung: Espe Press, 1992
Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016
Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Noor, Juliansyah .Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada, 2011
Nur‟aeni, Dede. PAI dan Budi Pekerti kelas X. Jawa Barat: CV Bina
Pustaka
Remiswal. Strategi PAIKEM dalam PAI. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Group, 2008
Rusman. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Group, 2008
Shihab, Quraish. Tafsir al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2002
Soebahar, Abd. Halim. Kebijakan Pendidikan Islam dari Ordanansi Guru
sampai UU SISDIKNAS. Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2013
Sudarma, Momon Profesi Guru. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2014
85
Sudijono, Anas Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2011
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif dan R & D. Jakarta:
Alfabeta, 2008
---------Metode Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif dan R & D. Jakarta: Alfabeta,
2008
Suharjo, Bambang. Statistik a Terapan Disertasi Contoh Aplikasi dengan
SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013
Sukring. Pendidik dan peserta Didik dalam Pendidikan Islam. Yogyakarta:
Graraha Ilmu, 2013
Sulistyaningsih. Metodologi Penelitian K ebidanan Kuantitatif dan
Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012
Supriyadi, Edy SPSS + Amos: Statistical Data Analysis. Bogor: In Media,
2014
Susilana,Rudi., Dkk. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima,
2007
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. XVII, 2011
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, 2005
Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara,
2010
Wahab, Rohmalina Psikologi Belajar. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2016
Yusuf, Muri. Metodologi Penelitiaan. Jakarta: Prenada Group, 2014
LAMPIRAN
84
Lampiran 1
Kuesioner Variabel X Uji Coba (Uji Instrumen Penelitian)
LEMBAR ANGKET
A. Identitas Siswa
Nama :
Kelas/Absen :
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
B. Petunjuk
1. Dimohon kesediaannya untuk mengisi angket ini sesuai
denganpengalaman anda selama proses belajar.
2. Dalam pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai anda, atas
bantuannya terima kasih.
Mengerjakan angket dengan cara membubuhkan tanda “√”
pada kolompemilihan yang tersedia sesuai dengan pilihan anda,
denganketerangan:
SL : Selalu,
SR : Sering,
KD : Kadang-Kadang,
TP : Tidak Pernah
NO PERNYATAAN JAWABAN
SL SR KD TP
1 Guru mengucapkan salam sebelum
memulai pembelajaran
2 Guru mengulangi kembali materi yang
telah lalu sebelum menyampaikan materi
yang akan dipelajari
3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4 Guru menyampaikan materi pembelajaran
tentang berbusana muslim dan muslimah
85
merupakan cerminan kepribadian dan
keindahan
5 Materi yang disampaikan oleh guru mudah
dimengerti
6 Saya bertanya kepada guru jika ada materi
pembelajaran yang belum saya pahami
7 Proses pembelajaran dikelas membuat saya
semakin semangat belajar
8 Guru memberikan ice breaking agar
pembelajaran tidak jenuh
9 Guru menggunakan media atau alat bantu
dalam menyampaikan materi pembelajaran
10 Materi yang disampaikan guru berasal dari
selain modul pembelajaran
11 Guru memberikan contoh pakaian
muslimah sesuai kriteria Islam
12 Guru meminta untuk berdiskusi
13 Guru meminta salah satu siswa untuk
menjelaskan materi pembelajaran yang
telah disampaikan
14 Guru memberikan siswa untuk tanya jawab
15 Guru memberikan kesimpulan materi
sebelum pembelajaran berakhir
16 Guru memberikan tugas di akhir
pembelajaran
17 Guru memotivasi siswa untuk
menggunakan pakaian/berbusana muslimah
86
Lampiran 2
Kuesioner Variabel Y Uji Coba (Uji Instrumen Penelitian)
LEMBAR ANGKET
A. Identitas Siswa
Nama :
Kelas/Absen :
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuanj
B. Petunjuk
1. Dimohon kesediaannya untuk mengisi angket ini sesuai
denganpengalaman anda selama proses belajar.
2. Dalam pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai anda, atas
bantuannya terima kasih.
Mengerjakan angket dengan cara membubuhkan tanda “√”
pada kolompemilihan yang tersedia sesuai dengan pilihan anda,
denganketerangan:
SL : Selalu,
SR : Sering,
KD : Kadang-Kadang,
TP : Tidak Pernah
NO PERNYATAAN JAWABAN
SL SR KD TP
1 Saya merasa malu jika terlihat aurat saya
terlihat oranglain
2 Saya berbusana muslimah atas kesadaran
diri sendiri
3 Saya berdiskusi tentang ajaran Islam
mengenai berbusana muslimah
4 Saya tidak keluar rumah kecuali
mengenakan berbusana muslimah
5 Saya merasakan ketenangan ketika keluar
87
rumah dengan mengenakan berbusana
muslimah
6 Saya menghindari tontonan yang dengan
sengaja mengumbar aurat wanita dan pria
7 Saya merasakan kegelisahan yang sangat
besar ketika melihat teman-teman sesama
wanita yang tidak berbusana muslimah
8 Saya merasakan diskriminasi dan olok-olok
dari teman-teman dengan busana muslimah
yang saya gunakan
9 Setelah berjilbab, saya jadi merasa malu
untuk
berbuat keburukan
10 Saya menggunakan celana ketat pada saat
keluar rumah
11 Saya merasa lebih nyaman menggunakan
berbusana muslimah longgar
12 Dengan berbusana muslimah kegiatan
keagamaan saya semakin membaik
13 Saya memakai berbusana dengan menutup
seluruh dada
14 Bagi saya, yang penting busana yang
dipakai bisa menutup aurat dengan baik,
aksesoris seperlunya saja
15 Saya biasa memakai busana yang cukup
tebal (tidak tembus pandang)
16 Seringkali saya memakai celana/ jeans
ketat tapi tetap memakai kerudung
88
17 Seringkali saya memakai jilbab sampai
leher saja,
karena bagian bawah sudah cukup ditutupi
baju
18 Saya biasa langsung meniru tren gaya
berjilbab yang gaul, tanpa memperhatikan
dulu kesesuaiannya dengan aturan Islam
19 Saya berusaha untuk mencari tahu tata cara
berjilbab yang baik sesuai aturan Islam
89
Lampiran 3
Kuesioner Variabel X Setelah Uji Coba (Instrumen Penelitian)
LEMBAR ANGKET
A. Identitas Siswa
Nama :
Kelas/Absen :
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
B. Petunjuk
1. Dimohon kesediaannya untuk mengisi angket ini sesuai
denganpengalaman anda selama proses belajar.
2. Dalam pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai anda, atas
bantuannya terima kasih.
Mengerjakan angket dengan cara membubuhkan tanda “√”
pada kolompemilihan yang tersedia sesuai dengan pilihan anda,
denganketerangan:
SL : Selalu,
SR : Sering,
KD : Kadang-Kadang,
TP : Tidak Pernah
NO PERNYATAAN JAWABAN
SL SR KD TP
1 Guru mengucapkan salam sebelum
memulai pembelajaran
2 Guru mengulangi kembali materi yang
telah lalu sebelum menyampaikan materi
yang akan dipelajari
3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4 Guru menyampaikan materi pembelajaran
tentang berbusana muslim dan muslimah
merupakan cerminan kepribadian dan
90
keindahan
5 Materi yang disampaikan oleh guru mudah
dimengerti
6 Saya bertanya kepada guru jika ada materi
pembelajaran yang belum saya pahami
7 Proses pembelajaran dikelas membuat saya
semakin semangat belajar
8 Guru memberikan ice breaking agar
pembelajaran tidak jenuh
9 Guru menggunakan media atau alat bantu
dalam menyampaikan materi pembelajaran
10 Materi yang disampaikan guru berasal dari
selain modul pembelajaran
11 Guru memberikan contoh pakaian
muslimah sesuai kriteria Islam
12 Guru meminta untuk berdiskusi
13 Guru meminta salah satu siswa untuk
menjelaskan materi pembelajaran yang
telah disampaikan
14 Guru memberikan siswa untuk tanya jawab
15 Guru memberikan kesimpulan materi
sebelum pembelajaran berakhir
16 Guru memotivasi siswa untuk
menggunakan pakaian/berbusana muslimah
Hormat Kami
(.........................)
91
Lampiran 4
Kuesioner Variabel Y Setelah Uji Coba (Instrumen Penelitian)
LEMBAR ANGKET
A. Identitas Siswa
Nama :
Kelas/Absen :
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
B. Petunjuk
1. Dimohon kesediaannya untuk mengisi angket ini sesuai
denganpengalaman anda selama proses belajar.
2. Dalam pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai anda, atas
bantuannya terima kasih.
Mengerjakan angket dengan cara membubuhkan tanda “√”
pada kolompemilihan yang tersedia sesuai dengan pilihan anda,
denganketerangan:
SL : Selalu,
SR : Sering,
KD : Kadang-Kadang,
TP : Tidak Pernah
NO PERNYATAAN JAWABAN
SL SR KD TP
1 Saya merasa malu jika terlihat aurat saya
terlihat oranglain
2 Saya berbusana muslimah atas kesadaran
diri sendiri
3 Saya berdiskusi tentang ajaran Islam
mengenai berbusana muslimah
4 Saya tidak keluar rumah kecuali
mengenakan berbusana muslimah
5 Saya merasakan ketenangan ketika keluar
92
rumah dengan mengenakan berbusana
muslimah
6 Saya menghindari tontonan yang dengan
sengaja mengumbar aurat wanita dan pria
7 Saya merasakan kegelisahan yang sangat
besar ketika melihat teman-teman sesama
wanita yang tidak berbusana muslimah
8 Saya merasakan diskriminasi dan olok-olok
dari teman-teman dengan busana muslimah
yang saya gunakan
9 Setelah berjilbab, saya jadi merasa malu
untuk berbuat keburukan
10 Saya merasa lebih nyaman menggunakan
berbusana muslimah longgar
11 Dengan berbusana muslimah kegiatan
keagamaan saya semakin membaik
12 Saya memakai berbusana dengan menutup
seluruh dada
13 Bagi saya, yang penting busana yang
dipakai bisa menutup aurat dengan baik,
aksesoris seperlunya saja
14 Saya biasa memakai busana yang cukup
tebal (tidak tembus pandang)
15 Seringkali saya memakai celana/ jeans
ketat tapi tetap memakai kerudung
16 Seringkali saya memakai jilbab sampai
leher saja,
karena bagian bawah sudah cukup ditutupi
baju
17 Saya berusaha untuk mencari tahu tata cara
93
berjilbab yang baik sesuai aturan Islam
Hormat Kami
(.........................)
94
Lampiran 5
Tabel Hasil Kuesioner Variabel X Uji Coba (Uji Instrumen)
RESP
NO BUTIR ANGKET
TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 4 3 4 3 2 2 3 2 3 3 4 3 2 3 2 3 3 49
2 4 2 2 4 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 2 3 4 48
3 4 2 1 4 2 2 2 1 2 1 4 3 1 3 2 2 4 40
4 4 2 2 4 2 4 2 2 2 3 4 3 2 3 3 2 3 47
5 4 3 4 4 3 3 3 2 3 2 4 2 2 3 2 3 3 50
6 4 3 4 4 2 2 2 2 4 2 2 4 2 4 4 4 3 52
7 4 2 3 4 3 4 2 2 3 3 4 3 4 3 2 4 4 54
8 4 2 3 4 3 4 2 2 3 3 4 4 3 3 2 4 4 54
9 4 2 2 4 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 3 4 4 46
10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 36
11 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 38
12 4 2 2 2 3 4 4 2 2 2 4 4 2 3 3 2 4 49
13 4 3 3 2 2 2 2 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 46
14 4 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 2 4 4 48
15 4 3 3 3 2 4 3 2 2 3 2 3 2 4 4 4 2 50
16 4 3 3 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 3 40
17 4 3 2 4 2 2 3 3 2 1 4 4 3 2 3 4 4 50
18 4 3 2 4 3 2 2 3 2 1 4 4 3 3 3 4 4 51
19 4 3 4 4 2 2 3 3 2 3 4 4 2 3 4 3 4 54
20 4 4 4 4 2 2 3 3 2 1 4 3 3 3 4 3 4 53
21 4 3 2 1 3 2 3 1 2 2 4 3 2 2 3 4 4 45
22 4 3 2 1 2 2 3 1 2 2 4 3 2 2 3 3 4 43
23 4 2 4 2 2 4 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 4 46
24 3 1 2 2 2 3 4 1 4 4 3 2 1 2 3 4 4 45
25 4 2 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 2 2 3 4 4 49
26 4 2 2 4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 4 41
27 4 2 4 4 2 2 2 2 2 3 4 2 4 2 4 4 4 51
28 4 3 4 4 2 2 2 2 4 2 2 4 2 4 4 4 3 52
29 4 3 4 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 47
30 2 3 4 2 2 1 2 2 2 2 1 3 4 2 2 4 1 39
31 4 3 4 2 2 1 2 2 2 2 1 3 3 2 2 4 1 40
32 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 4 1 37
33 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 4 4 41
34 4 3 4 2 4 3 4 3 2 2 3 2 4 4 3 3 3 53
35 4 3 3 3 4 4 2 4 1 2 4 2 2 4 4 4 4 54
36 4 3 3 3 4 2 2 4 1 2 4 2 2 4 4 4 4 52
37 4 3 3 4 2 2 2 4 2 3 2 3 3 2 4 2 4 49
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
95
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
40 4 3 3 4 2 2 2 4 2 3 2 3 2 4 2 3 2 47
41 4 3 2 2 2 2 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 45
42 4 3 4 3 2 3 2 3 2 2 4 3 4 3 3 3 4 52
43 4 3 2 2 2 2 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 45
44 4 3 4 4 2 4 2 3 2 2 4 3 4 3 3 2 4 49
45 4 3 3 4 2 3 2 2 3 2 4 2 2 3 3 3 4 45
96
Lampiran 6
Tabel Hasil Kuesioner Variabel Y Uji Coba (Uji Instrumen)
RESP NO BUTIR ANGKET
TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 4 4 2 1 1 3 2 1 3 1 1 3 4 1 1 1 1 3 1 38
2 4 3 3 3 4 3 2 1 3 1 2 3 4 4 3 2 2 3 3 53
3 4 3 3 2 2 1 2 1 1 2 3 3 1 3 2 1 1 1 1 37
4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 3 3 4 4 3 3 2 4 65
5 4 4 4 2 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 3 3 50
6 4 4 3 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 65
7 4 4 3 4 4 4 3 2 3 2 4 4 4 4 4 3 3 2 4 65
8 4 4 3 4 4 4 3 2 3 2 4 4 4 4 4 3 3 2 4 65
9 4 4 3 4 4 4 3 2 2 1 3 3 2 3 2 2 3 1 4 54
10 4 4 2 3 3 2 2 2 4 2 4 4 2 3 2 2 2 2 2 51
11 4 4 2 3 4 2 4 3 4 2 4 4 3 3 2 2 2 2 3 57
12 4 4 3 4 4 4 2 3 4 2 3 4 4 4 3 3 2 2 4 63
13 2 2 2 1 3 3 3 2 1 3 2 1 4 4 4 1 1 1 1 41
14 4 4 3 4 4 3 3 1 4 1 4 3 3 4 3 2 2 2 3 57
15 4 4 3 3 4 3 3 4 1 4 3 3 4 3 2 1 1 4 4 58
16 4 2 3 2 4 3 2 1 4 4 2 2 4 4 3 2 1 2 4 53
17 4 4 4 4 4 3 4 1 2 1 4 4 3 4 4 2 2 2 4 60
18 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 1 4 3 4 4 4 2 2 2 60
19 4 4 4 3 4 3 3 1 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 4 64
20 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 2 1 1 4 63
21 4 4 3 4 4 3 2 1 3 2 4 3 4 3 3 3 2 2 3 57
22 4 4 3 4 4 3 2 1 3 2 4 3 4 3 3 3 1 1 3 55
23 4 4 3 4 4 3 4 1 1 2 3 4 4 4 2 3 1 1 4 56
24 4 3 4 4 4 1 3 3 3 2 4 3 4 4 3 1 1 2 3 56
25 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 4 4 3 4 3 3 3 3 3 65
26 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 4 2 4 4 2 2 1 2 4 42
27 4 4 4 2 4 2 2 1 2 1 4 3 4 4 3 2 2 1 4 53
28 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 2 2 64
97
29 2 4 2 4 4 3 4 2 1 1 4 4 4 2 2 4 4 2 4 57
30 2 2 2 1 2 4 3 1 1 1 2 2 2 3 2 1 3 3 2 39
31 2 4 2 2 4 1 3 1 3 2 4 2 2 4 4 3 2 2 4 51
32 3 4 2 2 4 1 3 1 3 2 4 3 3 4 4 3 2 2 4 54
33 2 2 2 1 2 4 3 1 2 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 41
34 3 4 3 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 1 1 2 4 62
35 4 4 3 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 1 1 1 4 60
36 4 4 3 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 1 1 1 4 60
37 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 4 4 3 4 4 2 1 2 4 61
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 70
40 4 4 3 4 4 4 4 1 2 1 3 3 3 4 4 3 1 1 3 56
41 4 2 2 2 2 4 2 1 2 1 4 2 4 4 4 1 1 1 4 47
42 4 4 4 3 3 2 2 2 3 1 2 4 4 4 3 3 1 2 4 55
43 4 2 2 2 2 4 3 1 2 1 4 1 4 4 3 4 3 3 2 51
44 4 4 4 2 2 2 2 2 4 1 4 4 4 4 1 2 2 2 3 53
45 4 4 4 4 4 2 2 2 4 3 2 4 4 4 3 3 2 2 2 59
98
Lampiran 7
Tabel Hasil Kuesioner Variabel X Setelah Uji Coba
(DataPenelitian)
RESP NO BUTIR ANGKET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 TOTAL
1 4 2 4 4 2 2 2 3 2 3 4 2 2 2 2 4 44
2 4 2 4 4 3 3 3 2 2 4 4 2 2 4 4 4 51
3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 49
4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 47
5 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 51
6 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 51
7 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 57
8 4 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 48
9 4 2 3 4 2 4 4 2 2 2 4 3 3 3 2 3 47
10 4 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 4 3 44
11 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 46
12 4 2 4 4 3 4 4 2 2 1 4 3 2 3 3 4 49
13 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 52
14 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 49
15 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 58
16 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 59
17 3 2 4 4 3 3 2 3 3 2 4 2 3 2 1 3 44
18 3 2 4 3 4 3 2 3 3 2 4 2 3 2 1 3 44
19 4 2 4 3 2 3 2 3 3 2 4 2 3 2 1 3 43
20 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 46
21 4 3 4 4 3 2 2 2 2 3 4 4 4 3 3 3 50
22 4 3 2 4 3 1 2 1 1 1 2 2 4 2 4 4 40
23 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 3 3 4 4 48
24 4 2 4 4 4 2 2 2 1 2 2 4 3 3 4 4 47
25 4 2 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 47
26 4 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 41
27 4 2 4 4 4 3 2 2 2 1 3 3 4 4 4 4 50
28 4 3 3 3 2 3 3 2 2 2 4 3 3 3 4 4 48
29 4 2 4 4 4 2 2 2 2 1 2 2 4 4 4 4 47
30 4 3 4 4 2 4 2 4 4 2 3 4 4 4 3 3 54
31 4 2 2 2 2 3 4 1 3 3 4 2 3 3 2 4 44
32 4 3 4 3 2 2 2 2 3 2 4 3 2 4 3 4 47
33 3 3 4 4 3 2 2 4 4 2 3 4 4 4 3 3 52
34 4 2 4 4 4 2 4 2 1 1 2 2 2 3 4 4 45
35 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 1 3 3 4 4 53
36 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 36
99
37 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 36
38 4 3 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 2 49
39 4 4 4 2 3 2 2 1 2 2 2 4 2 2 3 4 43
40 4 2 4 2 4 2 2 2 1 1 2 4 3 3 3 3 42
41 4 2 4 2 4 2 2 2 1 1 2 3 3 3 3 2 40
42 4 2 4 2 4 2 2 2 1 1 2 3 3 3 3 3 41
43 4 2 4 4 4 1 2 1 2 2 4 2 2 2 3 4 43
44 4 2 4 4 4 2 2 2 1 2 2 3 2 2 4 4 44
45 4 2 2 3 4 2 2 1 2 1 4 2 4 4 4 4 45
100
Lampiran 8
Tabel Hasil Kuesioner Variabel Y Setelah Uji Coba (Data
Penelitian)
RES
P
NO BUTIR ANGKET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
TOTA
L
1 4 4 4 2 4 2 3 1 4 4 2 2 2 2 2 2 2 46
2 4 4 4 2 4 4 4 1 2 2 4 4 4 4 2 1 4 54
3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 63
4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 52
5 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 2 4 60
6 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 2 4 60
7 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 58
8 4 4 3 1 4 4 3 1 3 4 4 4 4 4 1 2 4 54
9 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 62
10 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 1 4 59
11 4 4 3 4 4 4 2 1 4 4 3 3 4 4 2 2 1 53
12 4 4 2 2 4 2 3 1 4 4 2 2 2 2 4 2 4 48
13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 4 54
14 4 3 3 2 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 2 2 4 55
15 4 4 3 3 4 4 3 1 3 4 4 3 4 3 1 1 4 53
16 4 4 3 3 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 1 1 4 56
17 4 4 4 3 4 3 2 2 4 4 3 4 3 3 2 2 1 52
18 4 4 3 4 4 3 4 1 4 4 3 2 4 3 1 1 3 52
19 4 4 3 2 4 3 2 1 1 3 3 2 4 3 3 3 4 49
20 4 4 3 4 4 4 3 1 4 4 4 3 4 4 2 1 4 57
21 4 4 3 4 4 2 3 1 4 4 4 4 4 4 1 1 4 55
22 4 4 2 4 4 4 3 1 3 4 3 3 4 4 1 1 4 53
101
23 2 2 3 1 4 3 2 1 3 4 4 4 3 3 4 4 4 51
24 2 2 3 1 3 3 2 1 3 4 3 3 4 3 3 3 4 47
25 4 3 2 4 4 4 2 2 3 3 4 4 3 3 2 2 3 52
26 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 52
27 3 3 2 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 1 2 4 54
28 3 4 2 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 2 2 2 2 52
29 3 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 1 2 4 57
30 3 2 2 2 2 3 3 1 4 4 4 4 4 4 2 2 3 49
31 2 4 2 2 4 4 4 2 4 3 4 2 4 3 2 1 3 50
32 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 4 3 2 1 2 41
33 3 4 2 3 3 3 3 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 56
34 2 4 2 3 4 2 1 1 4 4 4 2 4 2 2 2 4 47
35 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 1 1 4 58
36 2 2 1 2 4 2 2 1 2 4 4 4 4 4 2 2 4 45
37 2 2 1 2 4 2 2 1 2 4 4 4 4 4 2 2 4 46
38 3 2 3 2 3 2 2 1 2 4 4 3 3 3 2 2 4
39 4 4 2 4 4 4 4 1 4 4 1 1 1 1 2 1 2 44
40 2 2 2 1 3 4 3 2 3 2 3 2 4 4 3 2 2 44
41 2 2 2 1 3 4 3 2 3 2 3 2 4 4 3 2 3 45
42 2 2 2 2 1 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 43
43 3 2 2 1 2 2 1 2 4 4 3 3 4 2 2 3 4 44
44 3 3 3 4 4 4 2 4 3 2 4 2 3 3 4 2 2 52
45 4 4 4 2 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 58
102
Lampiran 9
Narasumber: Wisnu Haryawan, S. Pd
1. Bagaimana peraturan sekolahan mengenai berbusana muslimah?
Jawaban:
Jadi kita berusaha untuk seluruh siswa/i makarya wajib
hukumnya menggunakan busana muslim menurut peraturan agama.
Sehingga pada hari jumat khususnya wajib. Dihari yang lain artinya
kita menghimbau kepada siswa perempuan khususnya untuk wajib
menggunakan busana sesuai dengan aturan Islam. Sekali lagi untuk
hari jumat itu wajib dan hari senin sampai kamis menghimbauan tapi
himbauan itu sifatnya mewajibkan. Tapi alhamdulillah dengan
adanya himbauan anak-anak kami hampir 90% menggunakan busana
muslimah atau busana menurut peraturan agama.
2. Apakah ada pemeriksaan secara terperogram mengenai pengunaan
seragam/berbusana muslimah?
Jawaban : Pemerikasaan biasanya dilakukan pada hari senin
setelah upacara itu diadakan pemerikasaan dihari-hari lain tetap
kita pantau walaupun tidak diadakakah pemeriksaan khusus tetap
kita pantau jika tidak menggunakan berbusana bukan tempatnya
kita tegur. Petugas pemeriksaannya sebagai ujung tombaknya
adalah pembina osis dan tentunya semua guru dan karyawan.
3. Bagaimana langkah yang ditempuh sekolah untuk menanggulangi jika
terdapat siswa yang melanggar peraturan berbusana?
Jawabanya: iya kalau sanksi dari sekolah. Yang pertama teguruan
secara lisan, kemudian teguran secara lisan dan tertulis kepada
orangtua. Kemudian finalnya tentunya ada sanksi dari sekolah,
jika dilakukan berulang-ulang. Sanksi diantaranya skorsing 3 hari.
Biasanya setalah adanya sanksi adanya perubahan.
5. Bagaimana peran Bapak sebagai Kepala Sekolah dalam
mengontrol
103
pembelajaran di kelas?
Jawban : Melalui rapat-rapat dengan guru kita sampaikan program-
program sekolah yang terkait dengan KBM. Jangan sampai guru itu
tidak melaksanakan KBM yang sesuai dengan aturan. Jika ada bapak
ibu guru tidak masuk ya harus memberikan tugas. Jadi tidak ada
istilah tidak ada KBM yang kosong.
6. Apa evaluasi yang diberikan untuk pengembangan guru?
Jawaban: Evalusi yang dilakukan sekolah kita memberikan warning
yang melakukan pelanggaran seperti kehadiran, tidak menyampaikan
perangkat pembelajaran kesekolah, kemudian misalnya guru
melakukan pelanggaran yang tidak semestinya tidak diulakukan
guru. Sekolah akan menulis dibuku kasus. Jika tidak ada perubahan
maka sekolah melaui yayasan akan memberhentikan guru tersebut.
Biasanya dilakukan tidak kali pelanggaran.
Jakarta, 9 April 2019
Kepala Sekolah SMK Makarya
Wisnu Haryawan, S. Pd
104
Lampiran 10
Hasil Wawancara dengan Guru PAI
Mery Fitrianis, S. Ag
1. Kurikulum apa yang digunakan dalam pembelajaran
PAI?
Jawaban : Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran PAI
yakni KURTILAS(kurikulum 2013). Dengan Digunakannya
kurikulum 2013ini, Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan
inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di
sekolah dan dengan kurtilas ini akan Muncul pendidikan karakter
dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam
semua program studi
2. Bagaimana proses yang dilakukan dalam pembelajaran PAI khususnya
pada materi “Berbusana Muslim dan Muslimah sebagai Cerminan Kepribadian
dan Keindahan”?
Jawaban : Proses pembelajarannya dengan aktif learnig diantaranya
dengan cara berdiskusi dan tanya jawab.
3. Metode pembelajaran apa yang digunakan pada materi “Berbusana Muslim
dan Muslimah sebagai Cerminan Kepribadian dan Keindahan”?
Jawaban : Metode yang digunakan ada 2 metode. Yaitu diskusi antar
kelompok dan tanya jawab.
4. Berapa pertemuan dalam materi berbusana muslimah ini?
Jawaban : 2 Pertemuan
5. Bagaimana cara guru PAI menjelaskan tentang “Berbusana Muslim dan
Muslimah sebagai Cerminan Kepribadian dan Keindahan”?
Jawaban : Dengan cara membandingkan busana Muslim /muslimah
dengan Busana yang tidak Muslimah dan menjelaskan apa saja
105
keuntungan dari berbusana muslim/muslimah serta kerugian yang
diterima bagi yang tidak memakai busana muslim/ muslimah.
6. Dalam pembelajaran ini apakah siswa diberikan motivasi mengenai
penggunaan berbusana muslimah? Bagaimana cara memberikanya?
Jawaban : Motivasinya ada seperti menyebutkan keuntungan dan
kerugiannya.
7. Menurut ibu apakah ada perubahan setelah mereka mendapatkan materi
tentang berbusana? Berikan contohnya?
Jawaban : Ada. Contohnya ada beberapa siswi yang sudah berbusana
muslimah. Dengan menggunakan pakaian yang sesuai dengan syariat
islam.
8. Apakah ibu selalu mengawasi busana siswa yang digunakan dalam
pembelajaran maupun diluar pembelajaran? Jelaskan .
Jawaban : Pengawasan berbusana bukan hanya guru PAI saja akan
tetapi seluruh guru dan karyawan bekerjasama dalam pengawasan
berbusana karena sudah ada dalam peraturan sekolahnya.
Jakarta, 9 April 2019
Guru PAI SMK Makarya
Mery Fitrianis, S. Ag
106
Lampiran 11
Tabel Harga Kritik dari r Product-Moment
N
Interv
al
Kepercaya
an
N
Interv
al
Kepercaya
an
N
Interv
al
Kepercaya
an
(2) (3) (2)
(3) (2) (3)
(1) (1)
(1)
95% 99% 95% 99% 95% 99%
3 0,997 0,999 26 0,388 0,4906 55 0,266 0,345
4 0,950 0,990 27 0,381 0,487 60 0,254 0,330
5 0,878 0,959 28 0,374 0,478 65 0,244 0,317
6 0,811 0,917 29 0,367 0,470 70 0,235 0,306
7 0,754 0,874 30 0,361 0,463 75 0,227 0,296
8 0,707 0,874 31 0,355 0,456 80 0,220 0,286
9 0,666 0,798 32 0,349 0,449 85 0,213 0,278
10 0,632 0,765 33 0,344 0,442 90 0,207 0,270
11 0,602 0,735 34 0,339 0,436 95 0,202 0,263
12 0,576 0,708 35 0,334 0,430 100 0,195 0,256
13 0,553 0,684 36 0,329 0,424 125 0,176 0,230
14 0,532 0,661 37 0,325 0,418 150 0,159 0,210
15 0,514 0,641 38 0,320 0,413 175 0,148 0,194
16 0,497 0,623 39 0,316 0,408 200 0,138 0,181
17 0,482 0,606 40 0,312 0,403 300 0,113 0,148
18 0,468 0,590 41 0,308 0,396 400 0,098 0,128
19 0,456 0,575 42 0,304 0,393 500 0,088 0,115
20 0,444 0,561 43 0,301 0,389 600 0,080 0,105
21 0,433 0,549 44 0,297 0,384 700 0,074 0,097
22 0,423 0,537 45 0,294 0,380 800 0,070 0,091
107
N = Jumlah pasangan untuk menghitung r
Sumber Tabel: Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 402
23 0,413 0,526 46 0,291 0,276 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 47 0,288 0,372 1000 0,062 0,081
25 0,396 0,505 48 0,284 0,368
49 0,281 0,364
50 0,297 0,361
108
Lampiran 12
Hasil Uji Validitas Variabel X
Correlations
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 Total
X1 Pearson
Correlation 1 ,349
* ,039
,419*
*
,225 ,126 ,147 ,217 ,113 ,091 ,482
*
*
,219 -,027 ,410
*
*
,367* -,160
,452*
*
,537**
Sig. (2-
tailed) ,019 ,799 ,004 ,136 ,411 ,335 ,152 ,461 ,554 ,001 ,149 ,860 ,005 ,013 ,293 ,002 ,000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X2 Pearson
Correlation ,349
* 1
,471*
*
,180 ,258 -,126 ,188 ,556
*
*
,000 -,032 ,117 ,310* ,367
*
,427*
*
,431*
*
,017 -,080 ,503**
Sig. (2-
tailed) ,019 ,001 ,236 ,087 ,410 ,216 ,000
1,00
0 ,835 ,444 ,038 ,013 ,003 ,003 ,910 ,602 ,000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X3 Pearson
Correlation ,039
,471*
*
1 ,178 ,110 ,000 ,073 ,219 ,234 ,135 -,068 ,146 ,479
*
*
,194 ,284 ,185 -,170 ,408**
Sig. (2-
tailed) ,799 ,001 ,241 ,473
1,00
0 ,636 ,148 ,121 ,376 ,658 ,338 ,001 ,202 ,059 ,224 ,266 ,005
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X4 Pearson
Correlation
,419*
*
,180 ,178 1 ,027 ,153 -,144 ,245 ,209 ,060 ,325* ,208 ,145 ,342
* ,361
* -,070 ,306
* ,493
**
110
Sig. (2-
tailed) ,004 ,236 ,241 ,861 ,314 ,345 ,105 ,169 ,696 ,030 ,171 ,343 ,021 ,015 ,647 ,041 ,001
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X5 Pearson
Correlation ,225 ,258 ,110 ,027 1
,407*
*
,477*
*
,375* ,079 ,160 ,357
* ,058 ,221
,519*
*
,282 ,321* ,290 ,636
**
Sig. (2-
tailed) ,136 ,087 ,473 ,861 ,005 ,001 ,011 ,605 ,293 ,016 ,707 ,145 ,000 ,060 ,031 ,053 ,000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X6 Pearson
Correlation ,126 -,126 ,000 ,153
,407*
*
1 ,294* ,132 ,212 ,317
*
,415*
*
,061 ,086 ,330* ,153 -,080 ,288 ,466
**
Sig. (2-
tailed) ,411 ,410
1,00
0 ,314 ,005 ,050 ,386 ,162 ,034 ,005 ,691 ,576 ,027 ,316 ,602 ,055 ,001
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X7 Pearson
Correlation ,147 ,188 ,073 -,144
,477*
*
,294* 1 ,020 ,350
* ,304
* ,288 ,207 ,017 ,235 ,293 ,091 ,221 ,487
**
Sig. (2-
tailed) ,335 ,216 ,636 ,345 ,001 ,050 ,897 ,019 ,042 ,055 ,173 ,910 ,121 ,051 ,551 ,144 ,001
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X8 Pearson
Correlation ,217
,556*
*
,219 ,245 ,375* ,132 ,020 1 -,152 ,208 ,064 ,190
,414*
*
,427*
*
,341* -,028 ,067 ,526
**
Sig. (2-
tailed) ,152 ,000 ,148 ,105 ,011 ,386 ,897 ,319 ,170 ,674 ,211 ,005 ,003 ,022 ,857 ,662 ,000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
111
X9 Pearson
Correlation ,113 ,000 ,234 ,209 ,079 ,212 ,350
* -,152 1
,432*
*
,082 ,361* -,014 ,203 ,068 ,250 ,129 ,412
**
Sig. (2-
tailed) ,461
1,00
0 ,121 ,169 ,605 ,162 ,019 ,319 ,003 ,594 ,015 ,925 ,182 ,655 ,098 ,397 ,005
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X1
0
Pearson
Correlation ,091 -,032 ,135 ,060 ,160 ,317
* ,304
* ,208
,432*
*
1 -,021 ,092 ,173 ,230 ,096 ,104 ,021 ,411**
Sig. (2-
tailed) ,554 ,835 ,376 ,696 ,293 ,034 ,042 ,170 ,003 ,889 ,548 ,255 ,129 ,532 ,497 ,893 ,005
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X1
1
Pearson
Correlation
,482*
*
,117 -,068 ,325* ,357
*
,415*
*
,288 ,064 ,082 -,021 1 ,099 ,003 ,129 ,302* -,144
,620*
*
,518**
Sig. (2-
tailed) ,001 ,444 ,658 ,030 ,016 ,005 ,055 ,674 ,594 ,889 ,517 ,986 ,400 ,044 ,346 ,000 ,000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X1
2
Pearson
Correlation ,219 ,310
* ,146 ,208 ,058 ,061 ,207 ,190 ,361
* ,092 ,099 1 ,226 ,233 ,188 ,101 ,082 ,455
**
Sig. (2-
tailed) ,149 ,038 ,338 ,171 ,707 ,691 ,173 ,211 ,015 ,548 ,517 ,136 ,124 ,216 ,511 ,593 ,002
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X1
3
Pearson
Correlation -,027 ,367
*
,479*
*
,145 ,221 ,086 ,017 ,414
*
*
-,014 ,173 ,003 ,226 1 ,057 ,070 ,150 -,043 ,395**
112
Sig. (2-
tailed) ,860 ,013 ,001 ,343 ,145 ,576 ,910 ,005 ,925 ,255 ,986 ,136 ,712 ,650 ,326 ,781 ,007
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X1
4
Pearson
Correlation
,410*
*
,427*
*
,194 ,342*
,519*
*
,330* ,235
,427*
*
,203 ,230 ,129 ,233 ,057 1 ,321* ,079 ,072 ,615
**
Sig. (2-
tailed) ,005 ,003 ,202 ,021 ,000 ,027 ,121 ,003 ,182 ,129 ,400 ,124 ,712 ,031 ,604 ,637 ,000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X1
5
Pearson
Correlation ,367
*
,431*
*
,284 ,361* ,282 ,153 ,293 ,341
* ,068 ,096 ,302
* ,188 ,070 ,321
* 1 ,147 ,347
* ,613
**
Sig. (2-
tailed) ,013 ,003 ,059 ,015 ,060 ,316 ,051 ,022 ,655 ,532 ,044 ,216 ,650 ,031 ,337 ,020 ,000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X1
6
Pearson
Correlation -,160 ,017 ,185 -,070 ,321
* -,080 ,091 -,028 ,250 ,104 -,144 ,101 ,150 ,079 ,147 1 -,090 ,227
Sig. (2-
tailed) ,293 ,910 ,224 ,647 ,031 ,602 ,551 ,857 ,098 ,497 ,346 ,511 ,326 ,604 ,337 ,555 ,134
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
X1
7
Pearson
Correlation
,452*
*
-,080 -,170 ,306* ,290 ,288 ,221 ,067 ,129 ,021
,620*
*
,082 -,043 ,072 ,347* -,090 1 ,445
**
Sig. (2-
tailed) ,002 ,602 ,266 ,041 ,053 ,055 ,144 ,662 ,397 ,893 ,000 ,593 ,781 ,637 ,020 ,555 ,002
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
113
To
tal
Pearson
Correlation
,537*
*
,503*
*
,408*
*
,493*
*
,636*
*
,466*
*
,487*
*
,526*
*
,412*
*
,411*
*
,518*
*
,455*
*
,395*
*
,615*
*
,613*
*
,227 ,445
*
*
1
Sig. (2-
tailed) ,000 ,000 ,005 ,001 ,000 ,001 ,001 ,000 ,005 ,005 ,000 ,002 ,007 ,000 ,000 ,134 ,002
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
114
Lampiran 13
Hasil Uji Validitas Variabel Y
Correlations
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Y19 Total
Y1 Pearson
Correlati
on
1 ,464
**
,579**
,486**
,267 ,158
-
,051 ,162
,429**
,091 ,114
,464**
,220 ,108 ,127 ,098
-
,075
-
,081 ,126 ,484
**
Sig. (2-
tailed) ,001 ,000 ,001 ,077 ,299 ,741 ,289 ,003 ,552 ,457 ,001 ,146 ,480 ,407 ,520 ,622 ,596 ,411 ,001
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
Y2 Pearson
Correlati
on
,46
4**
1
,473**
,640**
,549**
,000 ,276
,309*
,384**
-
,247 ,274
,770**
,072
-
,076 ,163
,311*
,142 -
,076
,333*
,570**
Sig. (2-
tailed)
,00
1 ,001 ,000 ,000
1,00
0 ,066 ,039 ,009 ,102 ,069 ,000 ,638 ,620 ,284 ,037 ,354 ,619 ,026 ,000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
Y3 Pearson
Correlati
on
,57
9**
,473**
1
,485**
,384**
,057 ,072
,382**
,302*
,071 ,058 ,498
**
,200 ,251 ,277 ,265 ,139 ,000 ,218 ,593**
Sig. (2-
tailed)
,00
0 ,001 ,001 ,009 ,710 ,640 ,010 ,044 ,644 ,705 ,001 ,187 ,097 ,065 ,078 ,363
1,00
0 ,151 ,000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
115
Y4 Pearson
Correlati
on
,48
6**
,640**
,485**
1
,765**
,294*
,439**
,348*
,312*
-
,089
,315*
,735**
,295*
,251 ,409
**
,370*
,163 -
,216
,433**
,773
**
Sig. (2-
tailed)
,00
1 ,000 ,001 ,000 ,050 ,003 ,019 ,037 ,562 ,035 ,000 ,049 ,097 ,005 ,012 ,286 ,155 ,003 ,000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
Y5 Pearson
Correlati
on
,26
7
,549**
,384**
,765**
1 ,102
,452**
,301*
,328*
,183 ,260 ,525
**
,265 ,407
**
,530**
,342*
,153 -
,197
,539**
,775
**
Sig. (2-
tailed)
,07
7 ,000 ,009 ,000 ,504 ,002 ,045 ,028 ,229 ,085 ,000 ,078 ,006 ,000 ,022 ,316 ,195 ,000 ,000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
Y6 Pearson
Correlati
on
,15
8 ,000 ,057
,294*
,102 1 ,291 ,143 -
,039
-
,044
-
,142 ,125 ,191
-
,031 ,293 ,136 ,196 ,028 ,069 ,307
*
Sig. (2-
tailed)
,29
9
1,00
0 ,710 ,050 ,504 ,052 ,350 ,797 ,772 ,351 ,413 ,209 ,840 ,051 ,373 ,197 ,856 ,651 ,040
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
Y7 Pearson
Correlati
on
-
,05
1
,276 ,072 ,439
**
,452**
,291 1 ,221 ,115
-
,189
,358*
,343*
,016 ,286 ,390
**
,093 ,213 -
,068
,373*
,469**
Sig. (2-
tailed)
,74
1 ,066 ,640 ,003 ,002 ,052 ,145 ,452 ,214 ,016 ,021 ,919 ,057 ,008 ,545 ,159 ,658 ,012 ,001
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
116
Y8 Pearson
Correlati
on
,16
2
,309*
,382**
,348*
,301*
,143 ,221 1 ,090 ,086 -
,047
,359*
,136 -
,029 ,196 ,271
,331*
,235 ,072 ,507**
Sig. (2-
tailed)
,28
9 ,039 ,010 ,019 ,045 ,350 ,145 ,555 ,576 ,759 ,015 ,372 ,850 ,198 ,071 ,027 ,120 ,638 ,000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
Y9 Pearson
Correlati
on
,42
9**
,384**
,302*
,312*
,328*
-
,039 ,115 ,090 1 ,136
,319*
,424**
,240 ,280 ,202 ,094 ,147 ,025 ,266 ,553
**
Sig. (2-
tailed)
,00
3 ,009 ,044 ,037 ,028 ,797 ,452 ,555 ,374 ,033 ,004 ,113 ,062 ,183 ,540 ,335 ,869 ,078 ,000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
Y1
0
Pearson
Correlati
on
,09
1
-
,247 ,071
-
,089 ,183
-
,044
-
,189 ,086 ,136 1
-
,240
-
,160 ,140 ,044 ,047 ,038
-
,090 ,128 ,065 ,229
Sig. (2-
tailed)
,55
2 ,102 ,644 ,562 ,229 ,772 ,214 ,576 ,374 ,113 ,293 ,357 ,773 ,758 ,804 ,557 ,401 ,674 ,130
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
Y1
1
Pearson
Correlati
on
,11
4 ,274 ,058
,315*
,260 -
,142
,358*
-
,047
,319*
-
,240 1 ,176 ,062
,297*
,243 ,048 ,125 -
,152
,566**
,354
*
Sig. (2-
tailed)
,45
7 ,069 ,705 ,035 ,085 ,351 ,016 ,759 ,033 ,113 ,246 ,688 ,048 ,108 ,752 ,415 ,318 ,000 ,017
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
117
Y1
2
Pearson
Correlati
on
,46
4**
,770**
,498**
,735**
,525**
,125
,343*
,359*
,424**
-
,160 ,176 1 ,232 ,099 ,131 ,254 ,187
-
,096
,340*
,651**
Sig. (2-
tailed)
,00
1 ,000 ,001 ,000 ,000 ,413 ,021 ,015 ,004 ,293 ,246 ,125 ,516 ,391 ,093 ,219 ,530 ,022 ,000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
Y1
3
Pearson
Correlati
on
,22
0 ,072 ,200
,295*
,265 ,191 ,016 ,136 ,240 ,140 ,062 ,232 1 ,248 ,204 ,157 -
,053
-
,035
,330*
,424**
Sig. (2-
tailed)
,14
6 ,638 ,187 ,049 ,078 ,209 ,919 ,372 ,113 ,357 ,688 ,125 ,100 ,178 ,302 ,730 ,820 ,027 ,004
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
Y1
4
Pearson
Correlati
on
,10
8
-
,076 ,251 ,251
,407**
-
,031 ,286
-
,029 ,280 ,044
,297*
,099 ,248 1 ,520
**
,077 -
,130
-
,237
,452**
,391
**
Sig. (2-
tailed)
,48
0 ,620 ,097 ,097 ,006 ,840 ,057 ,850 ,062 ,773 ,048 ,516 ,100 ,000 ,614 ,395 ,116 ,002 ,008
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
Y1
5
Pearson
Correlati
on
,12
7 ,163 ,277
,409**
,530**
,293
,390**
,196 ,202 ,047 ,243 ,131 ,204
,520**
1 ,235 ,092
-
,250
,354*
,551**
Sig. (2-
tailed)
,40
7 ,284 ,065 ,005 ,000 ,051 ,008 ,198 ,183 ,758 ,108 ,391 ,178 ,000 ,120 ,546 ,097 ,017 ,000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
118
Y1
6
Pearson
Correlati
on
,09
8
,311*
,265 ,370
*
,342*
,136 ,093 ,271 ,094 ,038 ,048 ,254 ,157 ,077 ,235 1 ,596
**
,116 ,138 ,508**
Sig. (2-
tailed)
,52
0 ,037 ,078 ,012 ,022 ,373 ,545 ,071 ,540 ,804 ,752 ,093 ,302 ,614 ,120 ,000 ,447 ,366 ,000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
Y1
7
Pearson
Correlati
on
-
,07
5
,142 ,139 ,163 ,153 ,196 ,213 ,331
*
,147 -
,090 ,125 ,187
-
,053
-
,130 ,092
,596**
1
,335*
,057 ,389**
Sig. (2-
tailed)
,62
2 ,354 ,363 ,286 ,316 ,197 ,159 ,027 ,335 ,557 ,415 ,219 ,730 ,395 ,546 ,000 ,025 ,710 ,008
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
Y1
8
Pearson
Correlati
on
-
,08
1
-
,076 ,000
-
,216
-
,197 ,028
-
,068 ,235 ,025 ,128
-
,152
-
,096
-
,035
-
,237
-
,250 ,116
,335*
1 -
,118 ,056
Sig. (2-
tailed)
,59
6 ,619
1,00
0 ,155 ,195 ,856 ,658 ,120 ,869 ,401 ,318 ,530 ,820 ,116 ,097 ,447 ,025 ,439 ,714
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
Y1
9
Pearson
Correlati
on
,12
6
,333*
,218 ,433
**
,539**
,069
,373*
,072 ,266 ,065 ,566
**
,340*
,330*
,452**
,354*
,138 ,057 -
,118 1 ,596
**
Sig. (2-
tailed)
,41
1 ,026 ,151 ,003 ,000 ,651 ,012 ,638 ,078 ,674 ,000 ,022 ,027 ,002 ,017 ,366 ,710 ,439 ,000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
119
Tot
al2
0
Pearson
Correlati
on
,48
4**
,570**
,593**
,773**
,775**
,307*
,469**
,507**
,553**
,229
,354*
,651**
,424**
,391**
,551**
,508**
,389**
,056
,596**
1
Sig. (2-
tailed)
,00
1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,040 ,001 ,000 ,000 ,130 ,017 ,000 ,004 ,008 ,000 ,000 ,008 ,714 ,000
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).