pengaruh pemberian edukasi terhadap … · mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke...

141
PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP FAKTOR RISIKO TERJADINYA STROKE PADA POPULASI POSYANDU LANSIA SRIKANDI, DUSUN BURIKAN DAN POSYANDU LANSIA BUAH APEL, DUSUN KEBOAN, DESA SUMBERADI, MLATI, SLEMAN, DIY (Kajian Profil Kadar Glukosa Darah Puasa) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Stefani Santi Widhiastuti NIM : 068114025 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

Upload: vobao

Post on 27-Jul-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP FAKTOR RISIKO

TERJADINYA STROKE PADA POPULASI POSYANDU LANSIA

SRIKANDI, DUSUN BURIKAN DAN POSYANDU LANSIA BUAH APEL,

DUSUN KEBOAN, DESA SUMBERADI, MLATI, SLEMAN, DIY

(Kajian Profil Kadar Glukosa Darah Puasa)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

 

 

 

 

 

 

Oleh :

Stefani Santi Widhiastuti

NIM : 068114025

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

ii  

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP FAKTOR RISIKO

TERJADINYA STROKE PADA POPULASI POSYANDU LANSIA

SRIKANDI, DUSUN BURIKAN DAN POSYANDU LANSIA BUAH APEL,

DUSUN KEBOAN, DESA SUMBERADI, MLATI, SLEMAN, DIY

(Kajian Profil Kadar Glukosa Darah Puasa)

HALAMAN JUDUL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

 

 

 

 

 

 

Oleh :

Stefani Santi Widhiastuti

NIM : 068114025

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

iii  

THE EFFECT OF EDUCATION FOR RISK FACTOR OF STROKE IN

POPULATION OF POSYANDU LANSIA SRIKANDI, DUSUN BURIKAN

AND POSYANDU LANSIA BUAH APEL, DUSUN KEBOAN,

DESA SUMBERADI, MLATI, SLEMAN, DIY

(Concerning about Fasting Blood Glucose Level)

HALAMAN JUDUL (INGGRIS) SKRIPSI

Presented as partitial fulfilment of the requirement To obtain Sarjana Farmasi (S.Farm)

In Faculty of Pharmacy

 

 

 

 

 

By :

Stefani Santi Widhiastuti

NIM : 068114025

FACULTY OF PHARMACY SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2009

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

iv  

PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP FAKTOR RISIKO

TERJADINYA STROKE PADA POPULASI POSYANDU LANSIA

SRIKANDI, DUSUN BURIKAN DAN POSYANDU LANSIA BUAH APEL,

DUSUN KEBOAN, DESA SUMBERADI, MLATI, SLEMAN, DIY

(Kajian Profil Kadar Glukosa Darah Puasa)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

SKRIPSI

Yang diajukan oleh :

Stefani Santi Widhiastuti

NIM : 068114025

telah disetujui oleh

   

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

v  

Pengesahan Skripsi Berjudul

HALAMANPA

HALAMAN PERSEMBAHAN  

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

vi  

Ketika semua terlelap dalam tidurnya, Aku terjaga dalam mimpiku

Impian yang kini kutuangkankan dalam tulisan

Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.

-Arai-

I dedicate it to Jesus Christ, Eyang, Papa Mama, Kakak, Mbak Ika,

PapaMamaRara, and Chris

Thanks for every love and prayers.

Never stop dreaming.

(tengah malam di bulan November)

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

vii  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Stefani Santi Widhiastuti

Nomor mahasiswa : 068114025

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Pengaruh Pemberian Edukasi Terhadap Faktor Risiko Stroke Pada

Populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan Dan Posyandu Lansia

Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY (Kajian

Profil Kadar Glukosa Darah Puasa)” beserta perangkat yang diperlukan (bila

ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkandalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 28 Desember 2009

Yang menyatakan

Stefani Santi Widhiastuti

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

viii  

PRAKATA

Segala pujian dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Tuhan Yesus

Kristus karena hanya dengan anugerah, berkat, kasih, dan pertolongan-Nya,

penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul

”Pengaruh Pemberian Edukasi terhadap Faktor Risiko Terjadinya Stroke pada

Populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah

Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY”. Skripsi ini disusun

guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu

Program Studi Ilmu Farmasi (S.Farm).

Terselesaikannya penulisan laporan akhir ini tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak yang telah membantu penulis, oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberi berkat, rahmat,

dan anugrah, serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

dan penyusunan skripsi ini hingga selesai.

2. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta dan dosen penguji skripsi.

3. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

petunjuk, saran, arahan, dan bimbingan kepada penulis dalam proses

penyusunan skripsi ini.

4. Maria Wisnu Donowati M.Si, Apt. selaku dosen penguji skripsi yang telah

memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

ix  

5. Ipang Djunarko, S.Si, Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan dan saran.

6. dr. Arina Ismah Afiati yang telah memberikan ceramah, petunjuk, dan

masukan yang berguna dalam proses penyusunan skripsi.

7. Romo Drs. Petrus Sunu Hardiyanta, S.J., S.Si. yang telah memberikan

petunjuk dan bimbingan mengenai statistik untuk pengolahan data.

8. Mas Narto dan Mas Dwi yang selalu meluangkan waktunya untuk membantu

dalam membuatkan surat pengantar untuk melakukan penelitian serta

memintakan tanda tangan Dekan untuk keperluan surat menyurat dan

sertifikat.

9. Kepala Dusun, kader, serta seluruh lansia Posyandu Lansia Srikandi di Dusun

Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel di Dusun Keboan yang telah banyak

membantu dalam terselenggaranya penelitian ini.

10. Mas Sugeng dan Mas Iwan, fotokopian Shinta atas persahabatannya selama

hampir 4 tahun ini. Terima kasih sudah menyediakan tempat sebagai

basecamp penulis dan teman-teman.

11. Keluargaku tercinta: Eyang putri, Papa, Mama, Kakak, mas Wahyu, mbak Ika,

Teti, dan keponakanku tersayang Kirana, atas kasih sayang, perhatian,

dukungan, motivasi, doa, dan segala pernyertaanya serta segala sesuatunya

yang tidak dapat diuraikan satu-persatu.

12. Teman-teman seperjuangan: Adi, Dissa, Dotie, Vica, dan Anna. Terima kasih

telah bersama-sama melalui segala sesuatu dengan kebersamaan, suka duka,

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

x  

dan canda tawa dalam proses berjalannya penelitian dan penyusunan skripsi

ini. Akhirnya kita bisa menyelesaikannya.

13. Christ, Robby, Adit, Boim, Nee, LuLu, Mas Ari, Mas Anzo, Mas Veda,

Ajeng, mbak Meyka, Sifa dan Deni.

14. Seluruh teman-teman farmasi, khususnya kelas A angkatan 2006 dan

temanteman FKK angkatan 2006, atas kebersamaan berbagi keceriaan dan

tumbuh bersama dalam satu farmasi.

15. Para sahabat: Mewry, Lilis, Lulu, Sinta, Reno, dan Atha atas semangat yang

selalu diberikan kepada penulis dan juga persahabatan yang telah dijalin

selama ini.

16. Mas Rizal dan mas Yora, atas kebersamaan yang pernah terjalin yang

membuat penulis semakin dewasa.

17. Stephanus Christiono Eka Putra, untuk semua keceriaan, masukan dan

dukungan yang memotivasi penulis dalam menjalani proses pendewasaan diri

selama menjalani perkuliahan.

18. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu-per satu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan

dan kelemahan karena keterbatasan pikiran, tenaga, dan waktu penulis. Untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Akhir

kata semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca semua.

Penulis

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

xi  

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini, tidak

memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana karya ilmiah.

Yogyakarta, 31 Oktober 2009

Penulis

Stefani Santi Widhiastuti

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

xii  

INTISARI  

Stroke merupakan penyebab kematian ke dua di dunia dan penyebab utama kecacatan, sehingga diperlukan edukasi sebagai usaha primer untuk mencegah terjadinya stroke, khususnya terkait kadar glukosa darah puasa sebagai salah satu faktor risiko stroke.

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap profil kadar glukosa darah puasa populasi di Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Yogyakarta. Jenis penelitian quasi eksperimental dengan desain nonrandomized pretest-postest intervention with control group. Kriteria inklusi laki-laki dan perempuan berusia >60 tahun, aktif kegiatan posyandu lansia, belum pernah mengalami penyakit stroke, ginjal atau jantung kongestif. Analisis statistik menggunakan uji beda Paired T-Test untuk data yang terdistribusi normal dan Wilcoxon untuk data yang terdistribusi tidak normal dalam satu kelompok, Two Sample Independent T-Test untuk data yang terdistribusi normal dan Mann-Whitney Test untuk data yang terdistribusi tidak normal untuk kelompok berbeda, taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian pada pengukuran akhir terjadi peningkatan selisih rerata kadar glukosa darah puasa kelompok perlakuan 0,1 mg/dL dan penurunan 1,43 mg/dL pada kelompok kontrol, hasil uji statistik menunjukkan keduanya berbeda tidak bermakna. Uji statistik pengukuran akhir kelompok perlakuan dan kontrol menunjukkan perbedaan tidak signifikan (p=0,33), sehingga pemberian edukasi tidak memberikan pengaruh yang bermakna terhadap profil kadar glukosa darah puasa sebagai salah satu faktor risiko stroke. Kata kunci : stroke, lansia, edukasi, kadar glukosa darah puasa

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

xiii  

ABSTRACT

Stroke is the second significant cause of mortality in the world and main cause of physical defect, thus there must be education as primary effort to avoid its existence, especially related to the amount of fasting blood glucose as one of the stroke risk factors.

This research was aimed to investigate the effect of education giving toward the profile of the fasting blood glucose level of the population in Posyandu Lansia Srikandi, Burikan region and Posyandu Lansia Buah Apel, Keboan region, Yogyakarta. This research was a pure experimental quasi with nonrandomized pretest-postest intervension with control group design. The inclusion criteria were those men and women more than 60 years old, active in participating elderly health care centre activities, never suffer from stroke, liver or congestive heart desease. The results were stastically analized using Paired T-test differential experiment (normal distributed data) and Wilcoxon (abnormal distributed data) in one group, Independent T-test (normal distributed data) and Mann-Whitney Test (abnormal distributed data) in a different group, with 95% confidence interval.

The last measurement showed that there was 0,1 mg/dL ascend differential average of the fasting blood glucose level in the tested group and 1,43 mg/dL descend in controlled group, which is not significantly different. The last statistical test through the tested and controlled group showed there was no significant alteration (p=0,33). It can be concluded that education giving do not serve any significant effect toward the profile of fasting blood glucose level as one of stroke risk factors. Keywords: stroke, elderly, fasting blood glucose level

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

xiv  

DAFTAR ISI

 HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii 

PAGE TITLE .......................................................................................................... iii 

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iv 

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. v 

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v 

PRAKATA ........................................................................................................... viii 

INTISARI .............................................................................................................. xii 

ABSTRACT ........................................................................................................... xiii 

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv 

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xviii 

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xx 

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xxi 

BAB I PENGANTAR ........................................................................................... 1 

A.  Latar Belakang ......................................................................................... 1 

1.  Perumusan masalah ......................................................................... 4 

2.  Keaslian penelitian .......................................................................... 5 

3.  Manfaat penelitian ........................................................................... 6 

B.  Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6 

1.  Tujuan umum .................................................................................. 6 

2.  Tujuan khusus ................................................................................. 7 

 

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

xv  

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA .................................................................. 8 

A.  Stroke ....................................................................................................... 8 

1.  Definisi ............................................................................................ 8 

2.  Patofisiologi .................................................................................... 8 

3.  Faktor risiko .................................................................................. 10 

4.  Tanda dan gejala ........................................................................... 13 

B.  Glukosa .................................................................................................. 14 

1.  Definisi .......................................................................................... 14 

2.  Metabolisme glukosa dalam tubuh................................................ 14 

3.  Mekanisme pengaturan glukosa darah .......................................... 16 

C.  Hiperglikemia ........................................................................................ 16 

1.  Definisi .......................................................................................... 16 

2.  Etiologi dan patofisiologi .............................................................. 16 

3.  Faktor risiko .................................................................................. 20 

4.  Tanda dan gejala ........................................................................... 20 

5.  Kriteria penegakan diagnosis ........................................................ 21 

6.  Komplikasi .................................................................................... 21 

7.  Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik...... 23 

D.  Pengelolaan Gaya Hidup ....................................................................... 25 

E.  Edukasi .................................................................................................. 27 

F.  Landasan Teori ...................................................................................... 29 

G.  Hipotesis ................................................................................................ 30 

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

xvi  

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 31 

A.  Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................. 31 

B.  Variabel Penelitian ................................................................................ 32 

C.  Definisi Operasional .............................................................................. 32 

D.  Subjek Penelitian ................................................................................... 34 

E.  Tempat Penelitian .................................................................................. 35 

F.  Waktu Penelitian .................................................................................... 35 

G.  Instrumen Penelitian .............................................................................. 36 

H.  Tata Cara Penelitian ............................................................................... 36 

1.  Penentuan subjek penelitian .......................................................... 36 

2.  Pengurusan izin penelitian ............................................................ 37 

3.  Penelusuran data populasi ............................................................. 37 

4.  Pembuatan leaflet .......................................................................... 38 

5.  Pelaksanaan intervensi .................................................................. 39 

6.  Pengambilan data .......................................................................... 41 

7.  Analisis data .................................................................................. 42 

I.  Kesulitan dan Kelemahan Penelitian ..................................................... 45 

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 47 

A.  Profil Karakteristik Populasi Lansia Terkait dengan Faktor Risiko

Stroke ..................................................................................................... 47 

1.  Usia ............................................................................................... 49 

2.  Jenis Kelamin ................................................................................ 50 

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

xvii  

3.  Tingkat Pendidikan ....................................................................... 52 

4.  Kebiasaan Merokok ...................................................................... 53 

5.  Body Mass Index (BMI) ................................................................ 56 

6.  Kadar glukosa darah puasa............................................................ 58 

B.  Pengaruh Pemberian Edukasi Berupa Ceramah yang Dilanjutkan

Edukasi Secara Personal terhadap Perubahan Profil Kadar Glukosa

Darah Puasa yang Merupakan Faktor Risiko Stroke pada Populasi

Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Buah Apel, Dusun

Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY ..................................... 60 

C.  Pengaruh Pemberian Edukasi Berupa Ceramah yang Dilanjutkan

dengan Edukasi secara Personal pada Kelompok Perlakuan

dibandingkan dengan Kelompok Kontrol pada Pengukuran Akhir ....... 66 

D.  Rangkuman Pembahasan ....................................................................... 71 

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 73 

A.  Kesimpulan ............................................................................................ 73 

B.  Saran ...................................................................................................... 74 

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 75 

LAMPIRAN .......................................................................................................... 79 

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 119 

 

     

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

xviii  

DAFTAR TABEL   Tabel I. Kriteria penegakan diagnosis .......................................................... 21 

Tabel II. Karakteristik Awal Subjek Penelitian secara Keseluruhan terkait

Faktor-Faktor Risiko Stroke ........................................................... 48 

Tabel III. Profil Usia Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok .................. 49 

Tabel IV. Profil Jenis Kelamin Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok ... 50 

Tabel V. Profil Tingkat Pendidikan Subjek Penelitian dalam Setiap

Kelompok ....................................................................................... 52 

Tabel VI. Profil Kebiasaan Merokok Subjek Penelitian dalam Setiap

Kelompok ....................................................................................... 54 

Tabel VII . Klasifikasi BMI yang Diusulkan WHO untuk Penduduk Dewasa

Asia ................................................................................................. 56 

Tabel VIII. Profil BMI Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok .................. 56 

Tabel IX. Profil Kadar Glukosa Darah Puasa Subjek Penelitian dalam

Setiap Kelompok ............................................................................ 58 

Tabel X. Perubahan Profil Kadar Glukosa Darah Puasa pada Kelompok

Perlakuan dan Kontrol .................................................................... 61 

Tabel XI. Profil Kadar Glukosa Darah Puasa Subjek Penelitian dalam

Setiap Kelompok pada Pengukuran Akhir ..................................... 62 

Tabel XII. Karakteristik Akhir Subjek Penelitian secara Keseluruhan terkait

Faktor-Faktor Risiko Stroke ........................................................... 66 

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

xix  

Tabel XIII. Signifikansi Profil Kadar Glukosa Darah Puasa Kelompok

Perlakuan dan Kontrol pada Pengukuran Awal dan Pengukuran

Akhir ............................................................................................... 67 

 

                                    

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

xx  

DAFTAR GAMBAR   Gambar 1. Perbedaan stroke iskemik dan stroke hemoragik ............................... 9 

Gambar 2. Skema rancangan pretest-posttest intervention with control group

design .................................................................................................. 32 

Gambar 3. Skema pembagian kelompok subjek penelitian ............................... 35 

Gambar 5. Persentase jumlah subjek penelitian berdasarkan usia ..................... 50 

Gambar 6. Presentase jumlah subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin ...... 51 

Gambar 7. Persentase jumlah subjek penelitian berdasarkan tingkat

pendidikan….. .................................................................................. 53 

Gambar 8. Persentase jumlah subjek penelitian berdasarkan kebiasaan

merokok…… ................................................................................... 54 

Gambar 9. Persentase jumlah subjek penelitian berdasarkan BMI .................... 57 

Gambar 10. Persentase jumlah subjek penelitian berdasarkan kadar glukosa

darah puasa ....................................................................................... 59 

Gambar 11. Perubahan profil kadar glukosa darah puasa subjek penelitian ....... 62 

Gambar 12. Persentase jumlah subjek penelitian berdasarkan kadar glukosa

darah puasa pada pengukuran akhir ................................................. 63 

Gambar 13. Persentase perubahan klasifikasi subjek penelitian kelompok

perlakuan pada pengukuran awal dan akhir ..................................... 65 

Gambar 14. Persentase perubahan klasifikasi subjek penelitisan kelompok

kontrol pada pengukuran awal dan akhir…………………………... 65 

 

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

xxi  

DAFTAR LAMPIRAN   Lampiran 1. Formulir Pengambilan Data Penelitian ........................................ 79

Lampiran 2. Daftar Subjek Penelitian Kelompok Perlakuan............................. 80

Lampiran 3. Daftar Subjek Penelitian Kelompok Kontrol ................................ 81

Lampiran 4. Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Puasa Subjek

Penelitian Kelompok Perlakuan .................................................. 82

Lampiran 5. Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Puasa Subjek Penelitian

Kelompok Kontrol ....................................................................... 83

Lampiran 6. Langkah-langkah Pengujian Statistik ............................................ 84

Lampiran 7. Output Uji Kebermaknaan Profil Karakteristik Populasi Lansia

Terkait Usia, Jenis Kelamin, dan Kebiasaan Merokok ................. 90

Lampiran 8. Output Uji Normalitas Karakteristik Populasi Lansia Terkait

Body Mass Index (BMI) .................................................................. 95

Lampiran 9. Output Uji Kebermaknaan Karakteristik Populasi Lansia Terkait

Body Mass Index (BMI) ................................................................ 97

Lampiran 10. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal Kadar Glukosa

Darah Puasa Subjek Penelitian ..................................................... 98

Lampiran 11. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal Kadar

Glukosa Darah Puasa Subjek Penelitian ....................................... 99

Lampiran 12. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Akhir Kadar Glukosa

Darah Puasa Subjek Penelitian ................................................... 100

Lampiran 13. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Akhir Kadar

Glukosa Darah Puasa Subjek Penelitian ..................................... 101

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

xxii  

Lampiran 14. Output Uji Normalitas Profil Kadar Glukosa Darah Puasa

Kelompok Perlakuan pada Pengukuran Awal-Pengukuran

Akhir ........................................................................................... 102

Lampiran 15. Output Uji Kebermaknaan Profil Kadar Glukosa Darah Puasa

Kelompok Perlakuan pada Pengukuran Awal-Pengukuran

Akhir ........................................................................................... 103

Lampiran 16. Output Uji Normalitas Profil Kadar Glukosa Darah Puasa

Kelompok Kontrol pada Pengukuran Awal-Pengukuran

Akhir ........................................................................................... 104

Lampiran 17. Output Uji Kebermaknaan Profil Kadar Glukosa Darah Puasa

Kelompok Kontrol pada Pengukuran Awal-Pengukuran

Akhir ........................................................................................... 105

Lampiran 18. Output Uji Normalitas Selisih Kadar Glukosa Darah Puasa Subjek

Penelitian pada Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir ................ 106

Lampiran 19. Output Uji Kebermaknaan Selisih Kadar Glukosa Darah Puasa

Subjek Penelitian pada Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir.... 107

Lampiran 20. Surat Ijin BAPPEDA Yogyakarta ............................................... 109

Lampiran 21. Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Clearance) .......................... 110

Lampiran 22. Materi Pemberian Ceramah......................................................... 111

Lampiran 23. Leaflet Bagian Luar..................................................................... 115

Lampiran 24. Leaflet Bagian Dalam ................................................................. 116

Lampiran 25. Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan ........................................... 117

 

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

  

1  

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Pada tahun 1999, stroke menyebabkan kematian sebanyak 5,54 juta orang

di seluruh dunia. Dua per tiga dari kematian ini terjadi di negara berkembang.

Masyarakat di Asia mempunyai angka kejadian penyakit jantung koroner yang

lebih rendah tetapi angka kejadian stroke yang lebih tinggi dibandingkan

masyarakat Kaukasian. Pada tahun 1980, angka prevalensi stroke berkisar 500–

700/100.000 di negara-negara barat dan 900/100.000 di Asia. Hasil penelitian

yang membandingkan kejadian stroke di antara tiga ras Asia yang tinggal di

Singapura mengungkapkan bahwa ras China mempunyai prevalensi stroke yang

lebih tinggi dibandingkan ras India dan Malaysia (Banerjee & Kumar, 2006;

Truelsen, Bonita, & Jamrozik, 2001).

Prevalensi stroke tahun 2005 pada orang dewasa berusia 20 tahun atau

lebih adalah 6.500.000, yaitu 2.600.000 terjadi pada laki-laki dan 3.900.000

terjadi pada wanita. Hampir 75% stroke terjadi pada orang yang berusia di atas 65

tahun. Risiko terkena stroke meningkat dua kali lipat tiap sepuluh tahun setelah

seseorang mencapai usia 55 tahun. Stroke menjadi penyebab 1 dari 17 kematian di

Amerika pada tahun 2005 (Anonim, 2009d).

Tahun 2006, stroke dalam perkembangannya menjadi salah satu penyebab

kematian ketiga di banyak negara setelah penyakit jantung koroner dan kanker.

Stroke juga merupakan penyakit yang paling sering menimbulkan kecacatan dan

problem kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Menurut American Heart

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

2  

  

Association, diperkirakan terjadi 3 juta penderita stroke pertahun, dan 500.000

penderita stroke yang baru terjadi pertahun. Angka kematian penderita stroke di

Amerika adalah 50 - 100/100.000 penderita pertahun (Banerjee & Kumar, 2006;

Dhamija, Mittal, & Bansal, 2000).

Hasil Kongres Stroke Dunia tahun 2008 yang diselenggarakan di Vienna

menyatakan bahwa saat ini stroke adalah penyebab kematian kedua di seluruh

dunia dan lebih dari 50% kasus stroke terjadi di China, India, dan Indonesia

(Bettshart & Medien, 2008).

Penanggulangan masalah stroke semakin penting dan mendesak karena

kini Indonesia menduduki urutan pertama di dunia dalam hal jumlah penderita

stroke terbanyak. Stroke dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor yang tidak

dapat dikontrol antara lain usia, jenis kelamin, serta riwayat keluarga. Di sisi lain,

faktor risiko stroke seperti hipertensi, penyakit kardiovaskular, serangan iskemik,

hiperkolesterolemia, diabetes, merokok, mengkonsumsi alkohol maupun gaya

hidup merupakan faktor risiko stroke yang dapat dikontrol (Fagan & Hess, 2005;

Hawkins & Rahn, 2005; Samsudin, 2009).

Stroke merupakan salah satu komplikasi yang muncul pada pasien

hiperglikemia. Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan kadar glukosa

darah puasa di atas kadar normal yaitu ≥100 mg/dL (Anonim, 2005; Triplitt,

Reasner, & Isley, 2005; Wibowo & Gofir, 2001).

Hiperglikemia dihubungkan dengan outcome yang jelek pada pasien

dengan riwayat diabetes yang sudah maupun belum diketahui yang menjalani

pengobatan karena mengalami infark miokard, gagal jantung kongestif, dan

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

3  

  

stroke. Semakin tinggi kadar glukosa darah maka semakin tinggi risiko terjadinya

stroke. Pasien diabetes memiliki peningkatan risiko 2-3 kali terkena stroke

dibandingkan dengan pasien non diabetes (Matz, Keresztes, Tatschl, Nowotny,

Dachenhausen, Brainin et al., 2006, Ousman, 2002).

Hiperglikemia dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya komplikasi

perdarahan pada pasien stroke iskemik. Jika kadar glukosa darah >200 mg/dL

(11.1 mmol/L) kemungkinan mengalami perdarahan sebesar 25%. Hiperglikemia

pada pasien diabetes mellitus mampu menebalkan dinding pembuluh darah otak

yang berukuran besar. Menebalnya dinding pembuluh darah otak akan

menimbulkan aterosklerosis dan menghambat aliran darah ke otak yang pada

akhirnya akan menyebabkan kematian sel-sel otak dan mengakibatkan stroke

(Budiarto, 2009; Robert, 2002).

Berdasarkan uraian data di atas, identifikasi faktor risiko merupakan hal

yang penting untuk pencegahan stroke. Kadar glukosa dalam darah yang

terkontrol dapat menurunkan risiko seseorang terserang stroke. Pencegahan stroke

lebih penting daripada mengobatinya. Pemahaman terhadap faktor-faktor risiko

stroke akan sangat membantu dalam tindakan pencegahan yang efektif, salah satu

caranya adalah dengan pemberian edukasi yang berguna untuk meningkatkan

pengetahuan mengenai profil kadar glukosa darah sebagai faktor risiko terjadinya

stroke dan edukasi tentang pola hidup sehat sehingga dapat mencegah terjadinya

stroke. Pemberian edukasi berupa ceramah yang dikombinasikan dengan edukasi

secara personal diperlukan dalam penelitian ini mengingat subjek penelitian

adalah lansia yang kemungkinan kemampuan menerima dan mengingat informasi

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

4  

  

sudah menurun. Edukasi secara personal dapat memberikan pemahaman yang

lebih mendalam serta mengingatkan subjek penelitian terkait dengan stroke dan

pencegahannya, sehingga dapat mempengaruhi tindakan subjek uji untuk menjaga

kesehatannya.

Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan

Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati,

Kabupaten Sleman. Pemilihan posyandu lansia Srikandi dikarenakan adanya

pendampingan yang telah dilakukan oleh fakultas Farmasi USD, dan anggota

posyandu lansia ini cukup aktif serta mempunyai motivasi yang tinggi untuk

mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas

hidup, sedangkan Posyandu Buah Apel dipilih karena letak demografinya yang

berdekatan dengan Dusun Burikan, diharapkan ada kemiripan pada keduanya.

1. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang muncul:

a. Seperti apakah profil karakteristik populasi lansia terkait faktor risiko

stroke?

b. Apakah ada pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan

dengan edukasi secara personal terhadap perubahan profil kadar glukosa

darah puasa yang merupakan salah satu faktor risiko penyebab stroke pada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada populasi di Posyandu

Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun

Keboan, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY?

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

5  

  

c. Apakah ada pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan

dengan edukasi secara personal pada kelompok perlakuan dibandingkan

dengan kelompok kontrol pada pengukuran akhir?

2. Keaslian penelitian

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan, terdapat beberapa penelitian

terkait dengan edukasi, hiperglikemia, dan stroke. Penelitian tersebut antara lain:

a. Hyperglycemia and Compositional Lipoprotein Abnormalities as

Predictors of Cardiovascular Mortality in Type 2 Diabetes: a 15-Years

Follow-up from the Time of Diagnosis oleh Niskanen L., Turpeinen A.,

Pentilla I., dan Uusitupa M.I., (1998)

b. Epidemyology of Hyperglycemia in Elderly Persons oleh Lai, S.W., Tan,

C.K., dan Ng, K.C., (2000)

c. Implementing a Community Education Program on Stroke for Health Care

Providers and Consumers oleh Richardson-nassif, Swartz, dan Reardon,

(2002)

d. Pengaruh Pemberian Edukasi Tentang Sindrom Metabolik Terhadap

Perilaku Masyarakat Dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta

(Kajian Kadar Gula Darah Puasa) oleh Anggraini, (2008)

e. 10 Years Follow-up Intensive Glucose Controle in Type 2 Diabetes oleh

Holman, R.R., Paul, S.K., Bethel, M.A., Matthews, D.R., Neil, H.A.W.,

(2008)

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

6  

  

f. Is There Coincidence Between Impaired Glucose Tolerance and Silent

Myocardial Ischemia?, Wierzgon, M.M., Zajdel, E.N., Kokot, T.,

Sadowskiz, T., (2008).

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian di atas karena

penelitian mengenai pengaruh pemberian edukasi terhadap faktor risiko stroke,

khususnya profil kadar glukosa darah puasa pada populasi lansia yang dilakukan

di Yogyakarta belum pernah dilakukan.

3. Manfaat penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat teoritis

Meningkatnya pengetahuan masyarakat khususnya mengenai penyakit

stroke dan pencegahannya sehingga dapat meningkatkan usia harapan

hidup dengan kesehatan yang baik.

b. Manfaat praktis

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai ada tidaknya

peningkatan kadar glukosa darah puasa sebagai faktor risiko terjadinya

stroke.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan

dengan edukasi secara personal pada populasi Posyandu Lansia Srikandi di

Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel di Dusun Keboan,

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

7  

  

Yogyakarta terkait dengan kadar glukosa darah puasa sebagai faktor risiko

stroke.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui profil karakteristik populasi lansia terkait dengan faktor risiko

stroke.

b. Mengetahui pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan

dengan edukasi secara personal terhadap perubahan profil kadar glukosa

darah puasa yang merupakan salah satu faktor risiko penyebab stroke pada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada populasi Posyandu

Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun

Keboan, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY.

c. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemberian edukasi berupa

ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal pada kelompok

perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol pada pengukuran akhir.

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

  

8  

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Stroke

1. Definisi

Stroke adalah gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak

dengan tanda klinis fokal atau global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau

dapat menimbulkan kematian yang disebabkan karena gangguan peredaran darah

otak. Termasuk di sini adalah perdarahan subarachnoid, perdarahan intraserebral,

dan infark serebri. Tidak termasuk di sini adalah gangguan peredaran darah

sepintas, tumor otak, infeksi, atau sekunder oleh karena trauma (WHO, 1997).

2. Patofisiologi

Patofisiologi stroke dibedakan menurut jenis stroke, yaitu:

a. Stroke Iskemik

Stroke iskemik mempunyai berbagai etiologi, tetapi pada prinsipnya

disebabkan oleh aterotrombosis atau emboli, yang masing-masing akan

mengganggu atau memutuskan aliran darah otak atau cerebral blood flow (CBF).

Nilai normal CBF adalah 50-60 ml/100mg/menit. Iskemik terjadi jika CBF

<30ml/100mg/menit. Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang

jalur arteri yang menuju otak. Misalnya suatu aretoma atau endapan lemak bisa

terbentuk di dalam arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran

darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap arteri karotis dalam keadaan normal

memberikan darah ke sebagian besar otak (Fatimah, 2009; Wibowo & Gofir,

2001).

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

9  

  

Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam

darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil. Arteri karotis dan arteri

vertebralis beserta percabangannya juga bisa tersumbat karena adanya bekuan

darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya.

Stroke semacam ini disebut emboli serebral. Emboli lemak terbentuk jika lemak

dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya

bergabung di dalam satu arteri (Fatimah, 2009).

b. Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik sering disebut juga stroke perdarahan. Pendarahan

disebabkan karena pecahnya pembuluh darah otak, darah keluar ke jaringan

parenkim otak, ruang cairan serebrospinalis disekitar otak atau kombinasi

keduanya. Darah membanjiri area otak, akibatnya otak pun rusak karena

tumpukan darah dan kekurangan suplai oksigen dan nutrisi. Stroke hemoragik

meliputi pendarahan di dalam otak (intracerebral hemorrhage) dan pendarahan di

antara bagian dalam dan luar lapisan pada bagian dalam dan luar pada jaringan

yang melindungi otak (subarachnoid hemorrhage) (Fatimah, 2009; Israr, 2008).

Gambar 1. Perbedaan stroke iskemik dan stroke hemoragik (Anonim, 2009a)

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

10  

  

3. Faktor risiko

Faktor risiko stroke dibagi menjadi dua, yaitu yang tidak dapat

dimodifikasi dan dapat dimodifikasi (Fatimah, 2009).

a. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi

1) Umur

Semakin tua seseorang, maka risiko terserang stroke akan semakin tinggi

karena proses degenerasi (penuaan) yang terjadi secara alami. Pada orang

lanjut usia, fungsi sistem pembuluh darah semakin menurun, pembuluh

darah lebih kaku karena adanya plak (Fatimah, 2009; Iskandar, 2004).

2) Jenis kelamin

Stroke lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding perempuan. Hal ini

terkait dengan gaya hidup. Laki-laki cenderung lebih banyak merokok

dibandingkan perempuan, namun pada usia 35–44 tahun dan diatas 85

tahun, stroke lebih banyak menyerang perempuan (Anonim, 2009b;

Fatimah, 2009).

3) Faktor keturunan atau genetik

Adanya riwayat stroke pada orang tua menaikkan faktor risiko stroke.

Orang dengan riwayat stroke pada keluarga, memiliki risiko lebih besar

untuk terkena stroke dibanding orang tanpa riwayat stroke pada keluarga

(Anonim, 2009b; Fatimah, 2009).

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

11  

  

4) Ras atau etnik

Orang kulit hitam memiliki risiko lebih tinggi terserang stroke

dibandingkan orang kulit putih (Kittner, White, Losonczy, Wolf, & Hebel,

1990).

b. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi

1) Hipertensi

Makin tinggi tekanan darah maka makin tinggi kemungkinan terjadinya

stroke. Pada kasus hipertensi, dapat terjadi gangguan aliran darah tubuh

dimana diameter pembuluh darah kelak akan mengecil sehingga darah

yang mengalir ke otak pun akan berkurang. Berkurangnya aliran darah

otak akan menyebabkan otak kekurangan suplai oksigen dan glukosa

(hipoksia), jika suplai berkurang secara terus menerus maka jaringan otak

akan mengalami kematian (Anonim, 2009b; Fatimah, 2009).

2) Penyakit jantung

Penyakit jantung seperti jantung koroner dan infark miokard (kematian

otot jantung) bisa menjadi faktor terbesar terjadinya stroke. Jika jantung

mengalami kerusakan, maka aliran darah tubuh akan mengalami

gangguan, termasuk aliran darah yang menuju otak. Gangguan aliran itu

bisa mematikan jaringan otak secara mendadak ataupun bertahap

(Fatimah, 2009).

3) Diabetes mellitus

Penderita diabetes cenderung menderita aterosklerosis dan meningkatkan

terjadinya hipertensi, kegemukan dan kenaikan lemak darah. Kombinasi

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

12  

  

hipertensi dan diabetes berpotensi meningkatkan terjadinya komplikasi

diabetes termasuk stroke (Anonim, 2009b).

4) Hiperkolesterolemia

Angka stroke meningkat pada pasien dengan kadar kolesterol di atas 240

mg%. Setiap kenaikan 38,7 mg% menaikkan angka stroke 25%,

sedangkan kenaikan High Density Lipoprotein (HDL) 1 mmol (38,7 mg%)

menurunkan terjadinya stroke sebanyak 47%. Kenaikan Low Density

Lipoprotein (LDL) akan menyebabkan terbentuknya plak atau kerak pada

pembuluh darah, yang lama-lama akan semakin banyak dan menumpuk

sehingga mengganggu aliran darah. Demikian juga kenaikan trigliserida

menaikkan jumlah terjadinya stroke (Anonim, 2009b; Fatimah, 2009).

5) Obesitas

Obesitas atau kegemukan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya

stroke. Hal tersebut terkait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol

dalam darah pada orang obesitas, dimana biasanya perbandingan kadar

LDL lebih tinggi daripada HDL (Fatimah, 2009).

6) Merokok

Merokok merupakan faktor risiko terjadinya stroke. Orang yang merokok

memiliki kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibanding orang yang

tidak merokok. Peningkatan fibrinogen ini dapat mempermudah terjadinya

penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan

kaku dengan demikian dapat menyebabkan gangguan aliran darah

(Anonim, 2009b; Fatimah, 2009).

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

13  

  

4. Tanda dan gejala

Gejala yang sering muncul pada penderita stroke antara lain merasa lemah

di salah satu sisi tubuh, gangguan berbicara, gangguan penglihatan, gangguan

penciuman, vertigo, rasa kesemutan satu sisi tubuh, mulut miring ke kiri atau ke

kanan, dan hilang keseimbangan (Fatimah, 2009; Triplitt et al., 2005).

Gejala stroke non-hemoragik terbagi dalam 4 bagian besar. Pertama, TIA

(Transient Ischemic Attack) atau serangan iskemik mendadak, yaitu gejala

neurologik yang menghilang kurang dari 24 jam. Penyebab TIA adalah serpihan

kecil dari endapan lemak dan kalsium pada dinding pembuluh darah (ateroma)

yang lepas, mengikuti aliran darah dan menyumbat pembuluh darah kecil yang

menuju otak, sehingga untuk sementara waktu menyumbat pembuluh darah ke

otak. Kedua, RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit) atau gejala

neurologik yang hilang dalam waktu 24 jam hingga tujuh hari. Ketiga, stroke in

evolution, yaitu gejala neurologik yang makin lama makin berat, dan yang terakhir

adalah complete stroke atau gejala neurologik yang menetap (Fatimah, 2009).

Tanda-tanda stroke non-hemoragik yaitu biasanya stroke terjadi secara

bertahap atau tidak mendadak, terjadi pada saat penderita sedang beristirahat,

tidak dijumpai adanya kejang, tidak ada muntah, tidak disertai dengan penurunan

kesadaran atau penurunan kesadaran dalam derajat yang minimal. Tanda-tanda

stroke hemoragik yaitu terjadi secara mendadak biasanya pada saat penderita

sedang melakukan aktivitas, seketika penderita kehilangan kesadaran, bisa terjadi

muntah, kejang, bila lokasi perdarahan di lobus frontalis otak maka terjadi

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

14  

  

kelumpuhan orang yang berlawanan dengan lokasi perdarahan, adanya nyeri

kepala yang hebat dan gangguan penglihatan (Fatimah, 2009).

B. Glukosa

1. Definisi

Glukosa merupakan senyawa karbon, hidrat, dan oksigen dengan rumus

molekul C6H12O6. Senyawa ini pernah disangka hidrat dari karbon sehingga

disebut karbohidrat. Dalam tahun 1880-an disadari bahwa gagasan hidrat dari

karbon itu salah (Fessenden & Fessenden, 1999).

Karbohidrat merupakan komponen diet yang penting. Karbohidrat

merupakan zat kimia yang terdapat dalam berbagai bentuk, antara lain gula

sederhana atau monosakarida, disakarida dan polisakarida. Karbohidrat yang

sudah ditelan akan dicerna menjadi monosakarida dan diabsorpsi, terutama dalam

duodenum dan jejenum proksimal. Sesudah diabsorpsi kadar glukosa darah akan

meningkat sementara waktu dan akhirnya akan kembali lagi pada batas dasarnya.

Jaringan perifer otot-otot dan adiposit mempergunakan glukosa sebagai sumber

energi mereka. Jaringan ini ikut berperanan dalam mempertahankan kadar glukosa

darah (Price & Wilson, 2003).

2. Metabolisme glukosa dalam tubuh

a. Glikolisis

Satu molekul glukosa diubah menjadi dua molekul piruvat melalui jalur

glikolisis. Ada tiga jalur utama metabolisme piruvat. Pertama, dalam kondisi

aerob, piruvat dioksidasi menjadi asetil dalam bentuk asetil CoA, yang kemudian

dapat dioksidasi dalam siklus asam sitrat. Glikolisis menghasilkan ATP dalam

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

15  

  

jumlah terbatas, kebanyakan ATP dihasilkan melaui siklus asam sitrat. Kedua,

glukosa difermentasi menjadi ethanol oleh mikroorganisme tertentu dalam kondisi

anaerob. Ketiga, glukosa mengalami glikolisis anaerobik menjadi laktat dalam sel-

sel tertentu (Moran, Scrimgeor, & Rawn 1994).

Jalur glikolisis adalah reaksi yang dikatalisasi oleh enzim-enzim yang

berada di sitosol, dimana glukosa diubah menjadi piruvat. Pengubahan satu

molekul glukosa menjadi dua molekul piruvat disertai dengan pengubahan dua

molekul ADP menjadi ATP. Jalur glikolosis ini ditemukan pada semua sel, pada

beberapa sel hanya jalur pembentukan ATP (Moran et al., 1994).

b. Siklus asam sitrat

Siklus asam sitrat adalah jalur dimana asetat dioksidasi oleh separuh asetil

CoA menjadi karbondioksida dan air (Moran et al., 1994).

c. Glukoneogenesis

Glukoneogenesis adalah proses mengubah prekusor nonkarbohidrat

menjadi glukosa atau glikogen. Substrat utamanya adalah asam-asam amino

glukogenik, laktat, gliserol, dan propionat. Hati dan ginjal adalah jaringan

glukoneogenik utama. Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan glukosa tubuh jika

karbohidrat dari makanan atau cadangan glokogen kurang memadai. Pasokan

glukosa merupakan hal yang esensial terutama bagi system saraf dan eritrosit.

Kegagalan glukoneogenesis biasanya bersifat fatal. Hipoglikemia menyebabkan

disfungsi otak yang dapat menyebabkan koma dan kematian. Glukosa juga

penting dalam mempertahankan kadar zat-zat antara siklus asam sitrat meskipun

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

16  

  

asam lemak adalah sumber utama asetil-KoA di jaringan (Murray, Granner, &

Rodwel, 2006).

3. Mekanisme pengaturan glukosa darah

Insulin adalah hormon berfungsi mengontrol kadar glukosa dalam darah.

Hormon ini membawa glukosa dari darah ke dalam sel. Di dalam sel glukosa

diubah menjadi energi, yang segera digunakan atau disimpan sampai dibutuhkan.

Pada saat makan, karbohidrat yang dikonsumsi meningkatkan konsentrasi glukosa

plasma dan merangsang insulin lepas dari sel β pankreas, hingga terjadi

hiperinsulinemia. Akibat hiperinsulinemia dapat menekan produksi glukosa hepar

dan merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan sekitar. Pada keadaan normal,

kadar glukosa darah dapat terkontrol. Jika tubuh tidak memproduksi cukup

insulin, maka kadar glukosa darah akan tinggi dan mengakibatkan timbulnya

gejala komplikasi diabetes mellitus (Beers, 2004; Triplitt et al., 2005).

C. Hiperglikemia

1. Definisi

Kadar glukosa darah puasa normal adalah <100 mg/dL. Hiperglikemia

merupakan keadaan peningkatan kadar glukosa darah puasa di atas kadar normal

yaitu ≥100 mg/dL. Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah

melonjak secara tiba-tiba. Keadaan ini dapat disebabkan antara lain oleh stress,

infeksi, dan konsumsi obat obatan tertentu (Triplitt, 2005; Anonim, 2005).

2. Etiologi dan patofisiologi

Berdasarkan etiologi dan patofisiologinya, hiperglikemia disebabkan oleh:

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

17  

  

a. Impaired Glucose Regulation (IGR)

Impaired Glucose Regulation (IGR) disebut juga pra-diabetes adalah

kondisi dimana kadar gula darah seseorang berada diantara kadar normal dan

diabetes, lebih tinggi dari pada normal tetapi tidak cukup tinggi untuk

dikategorikan ke dalam diabetes tipe 2. Kondisi pra-diabetes merupakan faktor

risiko untuk diabetes, serangan jantung dan stroke. Apabila tidak dikontrol dengan

baik, kondisi pra-diabetes dapat meningkat menjadi diabetes tipe 2 dalam kurun

waktu 5-10 tahun (Anonim, 2005). Ada dua tipe kondisi pra-diabetes:

1) Glukosa puasa terganggu (GPT)

Glukosa puasa terganggu atau impaired fasting glucose (IFG) yaitu

keadaan dimana kadar glukosa darah puasa seseorang 100-<126 mg/dL.

Puasa berarti tidak ada masukan makanan terutama karbohidrat minimal

selama 8 jam (Triplitt et al., 2005).

2) Toleransi glukosa terganggu (TGT)

Toleransi glukosa terganggu atau impaired glucose tolerance (IGT)

yaitu keadaan dimana kadar glukosa darah seseorang pada uji toleransi

glukosa berada di atas normal, tetapi tidak cukup tinggi untuk dikategorikan

dalam kondisi diabetes. Diagnosis TGT yaitu kadar glukosa seseorang setelah

mengonsumsi 75 gram glukosa per oral berada di antara 140-199 mg/dL

(Triplitt et al., 2005).

b. Diabetes mellitus

Diabetes mellitus adalah sekumpulan kelainan metabolik dengan

karakteristik terjadinya hiperglikemia dan ketidaknormalan metabolisme

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

18  

  

karbohidrat, lemak, dan protein, yang diakibatkan dari kerusakan sekresi insulin,

sensitivitas insulin, maupun keduanya. Pada penderita diabetes dapat terjadi

komplikasi mikrovaskular, makrovaskular, dan neurophatik (Schwinghammer,

2009).

Dua tipe utama diabetes adalah tipe 1 yaitu insulin-dependent diabetes

mellitus (IDDM) dan tipe 2 yaitu non insulin-dependent diabetes mellitus

(NIDDM) (Triplitt et al., 2005). Klasifikasi diabetes mellitus berdasarkan etiologi,

perjalanan ilmiah dan faktor risiko adalah sebagai berikut:

1) Diabetes Mellitus Tipe I

Diabetes mellitus tipe I disebabkan terjadi karena kerusakan pada sel

beta pankreas. Individu yang lebih muda khususnya, laju kerusakan sel beta

cenderung cepat dan diikuti dengan ketoasidosis, sedangkan orang dewasa

kadang memiliki cukup sekresi insulin untuk mengatasi ketoasidosis untuk

beberapa tahun, yang lebih dikenal sebagai Latent Autoimmune Diabetes in

Adult (LADA) (Triplitt et al., 2005).

2) Diabetes Mellitus Tipe II

Diabetes mellitus tipe II memiliki hubungan yang lebih erat terkait

faktor genetik dibandingkan dengan diabetes mellitus tipe I (Cantrill, 1999).

Bentuk diabetes ini memiliki karakteristik terjadi resistensi insulin dan

setidaknya pada awalnya, relatif terjadi penurunan sekresi insulin.

Kebanyakan individu dengan diabetes tipe II mengalami obesitas sentral,

dapat disertai hipertensi, dislipidemia (level trigliserida tinggi dan dan level

koleseterol HDL rendah), dan penurunan level inhibitor plasminogen

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

19  

  

activator-1 (PAI-1). Ketidaknormalan ini menyebabkan peningkatan risiko

berkembangnya komplikasi makrovaskular pada pasien diabetes tipe II

(Triplitt et al., 2005).

a) Aksi normal insulin

Pada saat puasa, 75% total glukosa tubuh berada di jaringan yang

tidak tergantung insulin seperti otak, lien, dan jaringan gastroinstestinal,

sedangkan 25% sisanya, metabolisme glukosa berada di otot yang

tergantung insulin. Pada saat puasa, kira-kira 85% produksi glukosa

berasal dari hepar dan sisanya dihasilkan dari ginjal. Pada saat makan,

karbohidrat yang dikonsumsi meningkatkan konsentrasi glukosa plasma

dan merangsang insulin lepas dari sel β pankreas, sehingga terjadi

hiperinsulinemia. Hiperinsulinemia dapat menekan produksi glukosa hepar

dan merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan sekitar. Pada keadaan

normal, kadar glukosa darah dapat terkontrol (Triplitt et al., 2005).

b) Sekresi insulin terganggu

Pankreas yang mempunyai fungsi normal sel β mampu mengatur

sekresi insulin untuk memelihara toleransi glukosa normal. Pada orang

normal, insulin akan meningkat pada resistensi yang tinggi dan toleransi

glukosa normal (Triplitt et al., 2005).

3) Diabetes Mellitus pada kehamilan

Gestational diabetes mellitus (GDM) terbatas pada wanita hamil dan

gangguan toleransi glukosa terjadi pertama kali selama kehamilan. Apabila

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

20  

  

sebelum hamil sudah mengalami diabetes mellitus maka tidak termasuk

kategori ini (Triplitt et al., 2005).

4) Diabetes Mellitus tipe spesifik lainnya

Salah satu diabetes mellitus spesifik yang lain adalah maturity onset

diabetes of youth (MODY) memiliki karakteristik terjadi melemahnya sekresi

insulin dengan resistensi insulin minimal atau tidak ada sama sekali. Secara

genetik tidak dapat mengubah proinsulin menjadi insulin sehingga

menyebabkan hiperglikemia ringan dan diturunkan dengan suatu pola

autosomal dominant (Triplitt et al., 2005).

3. Faktor risiko

Risiko seseorang mengalami hiperglikemia meningkat apabila berusia ≥45

tahun, memiliki riwayat penyakit diabetes dalam keluarga, mengalami berat badan

berlebih (overweight), memiliki riwayat diabetes gestasional, memiliki riwayat

penyakit kardiovaskular atau penanda lain sindrom metabolik. Semakin banyak

faktor risiko yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi risiko orang tersebut

mengalami pra-diabetes atau diabetes yang belum terdiagnosis. Menurut

American Diabetes Association, orang dengan usia ≥45 tahun dan mengalami

obesitas lebih banyak mengalami gangguan toleransi glukosa dibandingkan

dengan mereka yang tidak (Ramtoola, 2005).

4. Tanda dan gejala

Gejala tipikal yang sering dirasakan penderita hiperglikemia mirip dengan

diabetes antara lain poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan

polifagia (banyak makan/mudah lapar). Selain itu sering pula muncul keluhan

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

21  

  

penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada

tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritus),

dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas (Anonim, 2005).

5. Kriteria penegakan diagnosis

Berdasarkan American Diabetes Association (ADA), seseorang

didiagnosis mengalami hiperglikemia apabila pada pengukuran kadar glukosa

darah puasa berada di atas kadar normal yaitu ≥100 mg/dL ADA (cit., Anonim,

2006; Depkes RI, 2005).

Tabel I.Kriteria penegakan diagnosis

Tes Klasifikasi Rentang kadar Glukosa plasma puasa Glukosa puasa normal

Glukosa Puasa Terganggu Diabetes mellitus

<100 mg/dL (5,6 mmol/L) 100-<126 mg/dL ≥126 mg/dL

Toleransi glukosa 2 jam Toleransi glukosa normal Toleransi glukosa terganggu Diabetes mellitus

<140 mg/dL (7,8 mmol/L) 140-199 mg/dL ≥200 mg/dL (11 mmol/L)

ADA (cit., Anonim, 2006)

6. Komplikasi

Hipergikemia dapat memperburuk gangguan-gangguan kesehatan seperti

gastroparesis, disfungsi ereksi, dan infeksi jamur pada vagina. Hiperglikemia yang

berlangsung lama dapat berkembang menjadi gangguan metabolisme yang

berbahaya, seperti diabetes mellitus dan diabetes ketoasidosis (Diabetic

Ketoacidosis) yang dapat berakibat fatal dan membawa kematian. Hiperglikemia

dapat dicegah dengan kontrol kadar gula darah yang ketat (Anonim, 2005).

Lonjakan kadar glukosa darah (hiperglikemia akut) memiliki peran

penting terhadap kerusakan vaskular. Bagian terdalam vaskular dilapisi oleh sel

endotel yang memiliki sifat licin, elastis, dan rapat. Hiperglikemia akut akan

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

22  

  

menyebabkan disfungsi endotel, sebuah langkah awal proses aterosklerosis

penyebab dari penyakit kardiovaskular (Anonim, 2009c).

a. Komplikasi mikrovaskular

Komplikasi mikrovaskular terutama terjadi pada penderita diabetes

tipe I. Hiperglikemia yang persisten dan pembentukan protein yang terglikasi

(termasuk HbA1c) menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi makin

lemah dan rapuh dan terjadi penyumbatan pada pembuluh-pembuluh darah

kecil. Hal inilah yang mendorong timbulnya komplikasi-komplikasi

mikrovaskular, antara lain retinopati, nefropati, dan neuropati. Disamping

karena kondisi hiperglikemia, ketiga komplikasi ini juga dipengaruhi oleh

faktor genetik. Oleh sebab itu dapat terjadi dua orang yang memiliki kondisi

hiperglikemia yang sama, berbeda risiko komplikasi mikrovaskularnya

(Anonim, 2005).

b. Komplikasi makrovaskular

Komplikasi makrovaskular yang umum berkembang pada orang yang

mengalami hiperglikemia adalah penyakit jantung koroner (coronary heart

disease), penyakit pembuluh darah otak, dan penyakit pembuluh darah perifer

(peripheral vascular disease) (Anonim, 2005).

Hiperglikemia kronik menyebabkan disfungsi endotel melalui:

1) Glikosilasi non enzimatik dari protein dan makromolekul seperti DNA, yang

akan mengakibatkan perubahan sistem antigenik dari protein dan DNA. Hal

ini akan menyebabkan perubahan tekanan intravaskular akibat gangguan

keseimbangan Nitrat Oksida (NO) dan prostaglandin (Anonim, 2009c).

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

23  

  

2) Overekspresi growh factors meningkatkan proliferasi sel endotel dan otot

polos pembuluh darah, sehingga terjadi neovaskularisasi (Anonim, 2009c).

3) Sel endotel sangat peka terhadap pengaruh stres oksidatif. Hiperglikemi dapat

meningkatkan tendensi untuk terjadinya stres oksidatif dan peningkatan

lipoprotein teroksidasi, terutama small dense LDL-cholesterol (oxidized LDL)

yang lebih bersifat aterogenik. Peningkatan kadar asam lemak bebas dari

keadaan hiperglikemia dapat meningkatkan oksidasi fosfolipid dan protein

(Anonim, 2009c).

4) Aktivasi koagulasi berulang dapat menyebabkan stimulasi yang berlebihan

dari sel endotel, sehingga akan terjadi disfungsi endotel (Anonim, 2009c).

Hiperglikemia juga dikaitkan dengan outcome yang jelek pada pasien

dengan riwayat diabetes yang sudah maupun belum diketahui yang menjalani

pengobatan karena mengalami infark miokard, gagal jantung kongestif, dan stroke

(Ousman, 2002).

7. Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik

Mekanisme hiperglikemia akut terhadap terjadinya stroke belum diketahui

secara pasti. Hiperglikemia dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya komplikasi

perdarahan pada pasien stroke iskemik. Jika kadar glukosa darah >200 mg/dL

(11.1 mmol/L) kemungkinan mengalami perdarahan sebesar 25%. Selama

iskemia, terjadi glikolisis anaerobik pada lokasi tersebut yang mengakibatkan

terjadinya asidosis intrasel dalam waktu singkat. Orang dengan hiperglikemia akut

akan mengalami penurunan pH di area korteks serebral yang lebih berat

dibandingkan dengan yang lain. Bersama dengan penurunan pH terjadi juga

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

24  

  

penimbunan asam laktat setempat, yang akan menambah kerusakan jaringan

neuron maupun glia (Budiarto, 2009).

Peningkatan insidensi hiperglikemia pada pasien stroke sebagian dapat

dijelaskan sebagai dasar peningkatan prevalensi diabetes mellitus di masyarakat.

Tingkat kadar glukosa darah juga diketahui meningkat pada 12 jam pertama

setelah serangan stroke akut. Terdapat hubungan antara tingkat kadar glukosa

darah dengan volume stroke dimana semakin tinggi kadar glukosa darah maka

semakin besar kemungkinan terserang stroke. Pasien stroke yang disertai

peningkatan kadar glukosa darah, apapun sebabnya, berpeluang lebih besar untuk

mengalami perburukan dari stroke-nya dibandingkan dengan pasien stroke tanpa

hiperglikemia (Budiarto, 2009; Mehta, 2003).

Beberapa postulat mengungkapkan kemungkinan terjadinya asidosis di

jaringan, gangguan metabolisme sel, penurunan reaktifitas serebrovaskular,

meningkatnya permeabilitas blood-brain barrier atau meningkatnya produksi

laktat di otak yang dapat meningkatkan kerusakan otak saat serangan stroke dan

mengalami hiperglikemia (Antonius & Silliman, 2005).

Hiperglikemia juga mempengaruhi asam amino eksitatorik, terutama

glutamat, yang berperan pada kematian sel karena mengaktivasi reseptor glutamat

post synaptic. Keadaan ini mengakibatkan pemasukan ion kalsium (calcium

influx) secara berlebihan lewat saluran ion, mengakibatkan kerusakan

mitokondria, dan akhirnya kematian sel. Akhirnya hiperglikemia menambah

terjadinya edema otak, merusak blood brain barrier dan transformasi infark

iskemik menjadi hemoragik. Pada binatang percobaan adanya hiperglikemia

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

25  

  

meningkatkan kemungkinan terjadinya perubahan infark menjadi infark

hemoragik 5 kali lebih besar dan kemungkinan perluasan area perdarahan tersebut

25 kali lebih besar (Budiarto, 2009).

D. Pengelolaan Gaya Hidup

Dengan perubahan gaya hidup yang sesuai, perubahan dari hiperglikemia

menjadi diabetes dan menyebabkan berbagai komplikasi dapat dihambat atau

dicegah (Sinha, Fisch, Teague, Tamborlane, Banyas, & Allen, 2002).

1. Pengaturan Diet

Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan

hiperglikemia. Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang

seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi

baik yaitu karbohidrat 60-70%, protein 10-15%, dan lemak 20-25% (Anonim,

2005).

a. Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut

dan kegiatan fisik, yang pada dasarnya ditujukan untuk mencapai dan

mempertahankan berat badan ideal (Anonim, 2005).

b. Menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan ideal. Penurunan berat

badan telah dibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki

respons sel-sel β terhadap stimulus glukosa. Penurunan 5% berat badan dapat

mengurangi kadar HbA1c sebanyak 0,6%, dan setiap kilogram penurunan

berat badan dihubungkan dengan 3-4 bulan tambahan waktu harapan hidup

(Anonim, 2005).

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

26  

  

c. Membatasi konsumsi kolesterol tidak melebihi 300 mg per hari. Sumber

lemak diupayakan yang berasal dari bahan nabati, yang mengandung lebih

banyak asam lemak tak jenuh dibandingkan asam lemak jenuh (Anonim,

2005).

d. Masukan serat paling tidak 25 g per hari. Serat membantu menghambat

penyerapan lemak, makanan berserat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh juga

dapat membantu mengatasi rasa lapar tanpa risiko masukan kalori yang

berlebih. Disamping itu makanan sumber serat seperti sayur dan buah-buahan

segar umumnya kaya akan vitamin dan mineral (Anonim, 2005).

2. Olahraga

Berolahraga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula

darah tetap normal. Olahraga yang disarankan adalah yang bersifat CRIPE

(Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance Training). Sedapat

mungkin mencapai zona sasaran 75-85% denyut nadi maksimal, disesuaikan

dengan kemampuan dan kondisi penderita. Beberapa contoh olahraga yang

disarankan, antara lain jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang, dan lain

sebagainya. Olahraga aerobik ini paling tidak dilakukan selama total 30-40 menit

per hari didahului dengan pemanasan 5-10 menit dan diakhiri pendinginan antara

5-10 menit. Olahraga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas

reseptor insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa

(Anonim, 2005).

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

27  

  

3. Menghindari rokok dan alkohol

Merokok atau minum alkohol akan meningkatkan risiko stroke sampai

200%. Merokok bisa mengurangi elastisitas pembuluh darah sehingga

meningkatkan pengerasan pembuluh arteri, dan meningkatkan faktor pembekuan

darah yang memicu penyakit jantung dan stroke (Fatimah, 2009).

E. Edukasi

Edukasi dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan atau

materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan guna mencapai

perubahan perilaku (tujuan). Edukasi kesehatan sangat penting untuk menunjang

program-program kesehatan yang lain. Untuk memilih metode edukasi harus

memperhatikan subjek edukasi apakah itu merupakan individu, kelompok,

masyarakat/massa serta harus mempertimbangkan pendidikan formal. Cara belajar

insan aktif (CBIA) dan ceramah merupakan metode edukasi yang diberikan untuk

kelompok besar, lebih dari 15 orang, metode ini sesuai untuk sasaran/subjek yang

berpendidikan tinggi/rendah (Notoatmodjo, 2003).

Penyuluhan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi pengetahuan,

sikap, dan kebiasaan yang berkaitan dengan kesehatan agar individu/kelompok/

masyarakat mau dan mampu mengubah perilaku yang tidak baik mendukung nilai

hidup sehat menjadi berperilaku yang mendukung nilai hidup sehat (Pratomo,

1989).

Edukasi kesehatan merupakan suatu kegiatan atau usaha menyampaikan

pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu dengan cara

bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran dan

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

28  

  

sebagainya melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan.

Pendidikan atau penyuluhan kesehatan tersebut mengupayakan agar perilaku

individu, kelompok atau masyarakat mempunyai pengaruh positif terhadap

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Edukasi kesehatan dilaksanakan melalui

penyuluhan massa, kelompok atau interpersonal yang tujuan akhirnya adalah agar

individu, kelompok atau masyarakat berada dalam kondisi derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya (Notoatmodjo, 2003).

Bentuk pendekatan atau edukasi yang digunakan antara lain adalah:

1. Bimbingan dan penyuluhan

Dengan cara ini kontak antara subjek penelitian dan peneliti lebih intensif.

Setiap masalah yang dihadapi subjek penelitian dapat diteliti oleh peneliti

sehingga dapat dibantu dalam penyelesaiannya. Pada akhirnya subjek

penelitian dapat menangkap dan menerimanya kemudian berdasarkan

kesadaran penuh pengertian dapat mengubah perilaku sehatnya (Notoatmodjo,

2003).

2. Wawancara

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.

Wawancara antara peneliti dengan subjek penelitian untuk menggali informasi

mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau

tidak terhadap perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau

yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.

Apabila belum, maka perlu adanya penyuluhan yang lebih mendalam lagi

(Notoatmodjo, 2003).

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

29  

  

3. Ceramah

Metode yang baik untuk subjek penelitian yang berpendidikan tinggi maupun

rendah dan untuk kelompok besar. Yang dimaksud kelompok besar di sini

apabila subjek penelitian lebih dari 15 orang (Notoatmodjo, 2003).

F. Landasan Teori

Stroke adalah gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak

dengan tanda klinis fokal atau global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau

dapat menimbulkan kematian yang disebabkan karena gangguan peredaran darah

otak (WHO, 1997).

Stroke merupakan salah satu komplikasi yang muncul pada pasien

hiperglikemia. Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan kadar glukosa

darah puasa di atas kadar normal yaitu ≥100 mg/dL (Anonim, 2005; Triplitt,

2005; Wibowo & Gofir, 2001.).

Hiperglikemia dikaitkan dengan outcome yang jelek pada pasien dengan

riwayat diabetes yang sudah maupun belum diketahui yang menjalani pengobatan

karena mengalami infark miokard, gagal jantung kongestif, dan stroke. Tingginya

kadar glukosa darah yang umumnya terjadi pada pasien diabetes mellitus

merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Pasien diabetes memiliki

peningkatan risiko 2-3 kali terkena stroke dibandingkan dengan pasien non

diabetes (Matz et al., 2006; Ousman, 2002).

Hiperglikemia pada pasien diabetes mellitus mampu menebalkan dinding

pembuluh darah otak yang berukuran besar. Menebalnya dinding pembuluh darah

otak akan menimbulkan aterosklerosis dan menghambat aliran darah ke otak yang

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

30  

  

pada akhirnya akan menyebabkan kematian sel-sel otak dan mengakibatkan stroke

(Robert, 2002). Semakin tinggi kadar glukosa dalam darah, maka semakin besar

risiko terkena stroke.

Kadar glukosa dalam darah yang terkontrol dapat menurunkan risiko

seseorang terserang stroke. Dengan perubahan gaya hidup yang sesuai, perubahan

dari hiperglikemia menjadi diabetes dan menyebabkan berbagai komplikasi dapat

dihambat atau dicegah (Sinha et al., 2002).

Berdasarkan gambaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa mencegah

stroke lebih penting daripada mengobatinya. Pemahaman terhadap faktor-faktor

risiko stroke akan sangat membantu dalam tindakan pencegahan yang efektif,

salah satu caranya adalah dengan pemberian edukasi yang berguna untuk

meningkatkan pengetahuan mengenai profil kadar glukosa darah sebagai faktor

risiko terjadinya stroke dan edukasi tentang pola hidup sehat sehingga dapat

mencegah terjadinya stroke.

G. Hipotesis

Pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi

secara personal dapat mempertahankan atau menurunkan profil glukosa darah

puasa yang merupakan faktor risiko penyebab stroke secara signifikan berada

dalam rentang nilai normal pada populasi Posyandu Lansia Srikandi dan

Posyandu Lansia Buah Apel, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten

Sleman, DIY.

 

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

  

31  

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu (Quasi-

Experimental research) dengan rancangan penelitian nonrandomized pretest-

posttest intervention with control group design. Penelitian eksperimental semu

digunakan karena tidak memungkinkan mengontrol semua hal yang berpengaruh

terhadap hasil penelitian (Pratiknya, 2001). Variabel luar yang tidak dapat

dikendalikan oleh peneliti adalah tindakan subjek penelitian. Peneliti juga tidak

bisa menjamin bahwa antara kelompok yang diberi perlakuan dan yang tidak

diberi perlakuan (kelompok kontrol) tidak saling berinteraksi. Perlakuan dalam

penelitian ini adalah pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan

edukasi secara personal.

Subjek penelitian diamati dua kali, yaitu sebelum dan sesudah pemberian

intervensi. Hasil dari kelompok perlakuan ini kemudian dibandingkan dengan

kelompok kontrol. Secara keseluruhan akan diperoleh empat macam hasil

pengukuran, yaitu dua hasil pengukuran awal dan dua hasil pengukuran akhir.

Jenis penelitian eksperimental semu digunakan untuk melihat pengaruh

edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal

terhadap perubahan tindakan terkait faktor-faktor risiko stroke sehingga

menghasilkan penurunan profil kadar glukosa darah puasa pada lansia di Dusun

Burikan dan Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

32  

  

merupakan kombinasi antara penelitian laboratorium dan klinis dengan bidang

multidispliner meliputi Patologi Klinik, Farmasi Sosial, dan Farmasi Klinis.

Kelompok perlakuan

a b---------------------P

Kelompok kontrol

---------------------TPak bk

Gambar 2. Skema rancangan pretest-posttest intervention with control group design Keterangan: P : perlakuan berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara

personal TP : tanpa perlakuan a : pengukuran awal kadar glukosa darah puasa sebelum perlakuan ak : pengukuran awal kadar glukosa darah puasa pada kelompok kontrol tanpa

perlakuan b : pengukuran akhir kadar glukosa darah puasa setelah perlakuan bk : pengukuran akhir kadar glukosa darah puasa pada kelompok kontrol tanpa

perlakuan.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independent): intervensi berupa ceramah yang dilanjutkan

dengan edukasi secara personal

2. Variabel tergantung (dependent): faktor risiko stroke yaitu profil kadar

glukosa darah puasa pada populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun

Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi,

Mlati, Sleman, DIY.

C. Definisi Operasional

1. Pemberian edukasi adalah suatu proses penyampaian materi melalui

pemberian ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal pada

populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

33  

  

Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY yang

bertujuan mempertahankan atau menurunkan profil kadar glukosa darah

puasa berada dalam rentang nilai normal terkait pencegahan stroke.

2. Ceramah adalah suatu bentuk informasi lisan tentang stroke dan

pencegahannya yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan populasi

Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel,

Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mati, Sleman, DIY.

3. Edukasi secara personal dilakukan dengan pemberian leaflet dan wawancara

mengenai tindakan yang dilakukan oleh subjek penelitian terkait pencegahan

stroke.

4. Leaflet adalah suatu bentuk informasi tertulis yang mencakup kajian tentang

stroke dan pencegahannya yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan

populasi Posyandu Lansia Srikandi Dusun Burikan dan Posyandu Lansia

Buah Apel Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY.

5. Profil karakteristik populasi lansia dalam penelitian ini adalah gambaran

subjek penelitian terkait dengan stroke yang meliputi umur, jenis kelamin,

tingkat pendidikan, kebiasaan merokok, BMI (Body Mass Index), kadar

glukosa darah puasa.

6. Kadar glukosa darah adalah banyaknya glukosa yang terdapat dalam setiap

desi liter serum darah, dinyatakan dalam mg/dL.

7. Standar kadar glukosa darah puasa yang digunakan berpedoman pada

standar kadar glukosa darah puasa yang ditetapkan oleh American Diabetes

Association.

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

34  

  

8. Puasa artinya tidak ada asupan makanan selama minimal 8 jam sebelum

dilakukan tes pengambilan sampel darah.

9. Usia dalam penelitian ini dibagi menjadi enam kelompok, yaitu usia ≥60-

≤65 tahun, ≥66-≤71 tahun, ≥72-≤77 tahun, ≥78-≤83 tahun, ≥84-≤89 tahun,

dan ≥90-≤95 tahun.

10. Tingkat pendidikan dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu tidak

sekolah, ≤SMP, dan >SMP.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan adalah lansia yang tergabung dalam

kelompok Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah

Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY yang memenuhi

kriteria inklusi, bersedia diambil darahnya (inform consent), mengisi formulir data

penelitian, dan mengikuti ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara

personal oleh peneliti. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah laki-laki atau

perempuan berusia diatas 60 tahun yang aktif ikut kegiatan posyandu lansia.

Kriteria eksklusi yang digunakan adalah pernah mengalami stroke, penyakit gagal

ginjal, atau penyakit jantung.

Pada awal penelitian, subjek penelitian yang digunakan sebanyak 60

orang. Dari 60 orang tersebut dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya riwayat

penyakit. Subjek penelitian dengan riwayat penyakit hipertensi sebanyak 7 orang,

kelebihan kadar asam urat 3 orang, hipertensi dan kelebihan asam urat 3 orang,

reumatik 5 orang, dan tanpa riwayat penyakit 42 orang. Masing-masing jenis

riwayat penyakit diacak untuk dimasukkan dalam kelompok perlakuan dan

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

 

 

kontrol se

tanpa riwa

Pa

menjasi 29

diri karen

penelitian

Keteranga* penguku** penguk

P

Kecamata

dilakukan

Utama tela

P

dilakukan

ecara seimb

ayat penyak

ada akhir pe

9 orang. Ha

na takut unt

dapat dilih

Gamban: uran awal kuran akhir

Penelitian d

an Mlati, K

di Labora

ah memilik

Penelitian d

dari Bulan

K30 subj

Ko29 subj

bang. Hal y

kit.

enelitian, su

al ini diseba

tuk melakuk

at pada gam

ar 3. Skema p

E.

dilakukan di

Kabupaten

atorium Pra

i sertifikat I

F.

dilakukan pa

Juli-Oktob

Kontrol *jek penelitian

ontrol **jek penelitian

 

yang sama

ubjek peneli

abkan karen

kan pengam

mbar 3.

pembagian k

Tempat P

i Dusun Bu

Sleman,

amita Utam

ISO sehingg

Waktu Pe

ada bulan J

er 2009.

60 subjek p

n

n

dilakukan

itian pada k

a satu subje

mbilan dara

kelompok sub

Penelitian

urikan dan

Yogyakarta

ma, Yogyaka

ga hasil pen

enelitian

Juni-Oktobe

penelitian

30 s

30s

terhadap s

kelompok ko

ek penelitian

ah akhir. Pe

bjek penelitia

Keboan, D

a. Analisis

arta. Labor

nelitian dapa

er 2009. Pe

Perlakuan *subjek peneli

Perlakuan **subjek peneli

subjek pene

ontrol berku

n mengundu

embagian su

n

Desa Sumbe

s sampel

atorium Pr

at dipercaya

engambilan

*itian

*itian

35 

elitian

urang

urkan

ubjek

eradi,

darah

amita

a.

n data

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

36  

  

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah formulir data

penelitian dan data hasil laboratorium. Formulir data penelitian, berisi nama, jenis

kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan terakhir, kebiasaan merokok,

riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit, dan keaktifan mengikuti posyandu

lansia, diperoleh pada awal penelitian.

H. Tata Cara Penelitian

1. Penentuan subjek penelitian

Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling. Subjek

penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk

memperoleh satuan sampling yang yang memiliki karakteristik yang dikehendaki

(Setiawan, 2005). Peneliti terlebih dahulu menetapkan jumlah subjek penelitian

yang akan diteliti yang terdiri dari 30 lansia dari Posyandu Lansia Srikandi dan 30

lansia dari Posyandu Lansia Buah Apel. Setiap kelompok kemudian diundi untuk

dikelompokkan menjadi kelompok perlakuan dan kontrol. Pembagian antara

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol ditetapkan masing-masing kelompok

terdiri dari 15 lansia dari Posyandu Lansia Srikandi dan 15 lansia dari Posyandu

Lansia Buah Apel.

Pembagian ini juga melihat ada tidaknya riwayat penyakit, yaitu

hipertensi, asam urat, komplikasi asam urat dan hipertensi, rematik, dan tanpa

riwayat penyakit. Kelompok perlakuan dan kontrol terdiri dari lansia sehat dan

lansia dengan riwayat penyakit dalam jumlah yang seimbang untuk memperoleh

karakteristik yang sama.

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

37  

  

Sampel minimal yang digunakan untuk penelitian eksperimental adalah 15

orang untuk setiap populasi (Hasan, 2002). Subjek penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah 60 orang yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 30

orang kelompok perlakuan dan 30 orang kelompok kontrol.

2. Pengurusan izin penelitian

Pengurusan izin penelitian dilakukan untuk memperoleh izin melakukan

penelitian pada populasi lansia yang tergabung dalam kelompok Posyandu Lansia

Srikandi, Dusun Burikan dan Buah Apel, Dusun Keboan, Sumberadi, Mlati,

Sleman, DIY. Proses pengurusan izin penelitian dimulai dengan memasukkan

permohonan izin dan proposal penelitian ke bagian perizinan Bupati Sleman c.q

BAPPEDA Sleman. Kemudian secara berurutan dilanjutkan ke Dinas Pol PP dan

Tibmas Kabupaten Sleman, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Bidang

Perencanaan SDM BAPPEDA Kabupaten Sleman, Puskesmas Mlati II,

Kecamatan Mlati, Kelurahan Sumberadi, serta Kepala Dusun Burikan dan

Keboan. Izin penelitian juga disampaikan kepada Komisi Etik Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada untuk

memperoleh keterangan kelaikan etik (ethical clearance).

3. Penelusuran data populasi

Penelusuran data populasi dilakukan dengan melakukan penelusuran data

prevalensi stroke di Kabupaten Sleman yang diperoleh dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Sleman. Di bagian ini diperoleh data jumlah orang berusia di atas 60

tahun yang menderita stroke dan dirawat di puskesmas daerah Sleman sebanyak

214 orang dengan jumlah penduduk sampai pertengahan tahun 2008 di Kabupaten

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

38  

  

Sleman sebanyak 938.694 orang. Penelusuran data populasi dilanjutkan ke

Kelurahan Sumberadi dan diperoleh 15 data dusun di Desa Sumberadi, dimana

masing-masing dusun memiliki satu posyandu lansia, namun tidak diperoleh data

mengenai jumlah populasi lansia pada tahun 2008 di setiap dusun.

Peneliti kemudian melakukan observasi ke posyandu lansia di dua dusun

yang paling dekat dengan Posyandu Lansia Srikandi Dusun Burikan, yaitu

Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan dan Posyandu Lansia Dusun Warak.

Posyandu lansia yang memiliki karakteristik demografi hampir sama dengan

Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan adalah Posyandu Lansia Buah Apel,

Dusun Keboan dilihat dari tingkat sosial masyarakatnya. Data jumlah populasi

lansia pada tahun 2008 di setiap dusun ditelusuri melalui Kecamatan Mlati.

Berdasarkan data yang diberikan, jumlah populasi lansia yang ada di Desa

Sumberadi pada tahun 2008 berjumlah 1225 orang dari 6609 orang penduduk

Kecamatan Mlati, dimana jumlah penduduk lansia di Dusun Burikan berjumlah

91 orang dan Dusun Keboan berjumlah 70 orang.

4. Pembuatan leaflet

Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan

melalui lembaran yang dilipat (Notoatmojo, 1993). Leaflet berfungsi sebagai

media pemberian edukasi secara personal tentang pencegahan stroke kepada

subjek penelitian. Isi leaflet adalah hal-hal yang berkaitan dengan stroke, yaitu

definisi, akibat serta pencegahannya. Leaflet dibuat semenarik mungkin, jelas,

singkat, dan lengkap dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Leaflet

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

39  

  

lebih banyak mencantumkan gambar karena subjek penelitian sudah berusia

lanjut, sehingga diharapkan lebih mudah dalam memahami isi leaflet.

5. Pelaksanaan intervensi

a. Penyebaran undangan untuk subjek penelitian

Undangan untuk pengambilan sampel darah disebarkan pada semua

subjek penelitian di Posyandu Lansia Srikandi dan Buah Apel yang telah

bersedia untuk mengikuti jalannya penelitian. Penyebaran undangan disertai

dengan pengisian formulir data penelitian. Undangan untuk mengikuti

ceramah hanya disebarkan kepada subjek penelitian di Posyandu Lansia

Srikandi dan Buah Apel yang tergabung dalam kelompok perlakuan.

Ceramah yang dilanjutkan dengan penyerahan hasil pemeriksaan

laboratorium untuk kelompok perlakuan dilakukan pada tanggal 5 Agustus

2009. Undangan juga diberikan pada kelompok kontrol untuk mengambil

hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada tanggal 4 Agustus

2009. Hal ini untuk menghindari interaksi antara kelompok perlakuan dan

kontrol agar kelompok kontrol tidak mengetahui intervensi berupa ceramah

yang diberikan pada kelompok perlakuan.

Sebelum dilakukan pengukuran awal maupun akhir, subjek

penelitian dipuasakan selama minimal 8 jam, artinya tidak ada masukan

makanan maupun minuman kecuali air putih selama 8 jam terakhir sampai

waktu pengambilan darah. Untuk meminimalkan kelalaian subjek penelitian

melakukan puasa maka 1-2 hari sebelum pengambilan dan pengukuran

sampel darah, peneliti beserta kader posyandu setempat mengunjungi subjek

Page 62: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

40  

  

penelitian secara personal untuk mengingatkan subjek penelitian melakukan

puasa. Pengukuran awal pengambilan sampel darah dilakukan pada tanggal

31 Juli 2009. Pengukuran akhir pengambilan sampel darah dilakukan pada

tanggal 2 Oktober 2009. Pengambilan hasil pemeriksaan laboratorium untuk

kedua kelompok dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2009.

b. Pengambilan sampel darah pada pengukuran awal

Pengambilan sampel darah pada pengukuran akhir dilakukan pada

kelompok perlakuan dan kontrol oleh petugas dari Laboratorium Pramita

Utama.

c. Pelaksanaan ceramah, edukasi secara personal, dan pemberian leaflet

Pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi

secara personal dilakukan pada kelompok perlakuan untuk memberikan

pengetahuan tentang stroke dan pencegahannya, sehingga dapat

mempengaruhi tindakan subjek penelitian untuk menjaga kesehatannya.

Pemberian ceramah dilakukan 5 hari setelah pengambilan darah tahap

pertama. Ceramah diberikan oleh dokter dari Laboratorium Pramita. Dalam

acara ini terjadi interaksi berupa tanya jawab antara dokter sebagai

narasumber dan subjek penelitian. Ceramah dikemas dalam waktu satu jam

dengan bahasa pengantar adalah Bahasa Jawa. Bahasa pengantar yang

digunakan adalah Bahasa Jawa karena subjek penelitian kurang memahami

Bahasa Indonesia. Edukasi secara personal dilakukan setiap dua minggu

sekali dari rumah ke rumah selama dua bulan. Alasan dilakukan edukasi

secara personal karena peneliti kesulitan untuk mengumpulkan subjek

Page 63: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

41  

  

penelitian menjadi satu, mengingat masing-masing subjek penelitian

memiliki kesibukan yang berbeda. Edukasi secara personal dapat

memberikan pemahaman yang lebih mendalam serta mengingatkan subjek

penelitian terkait dengan stroke dan pencegahannya, sehingga dapat

mempengaruhi tindakan subjek uji untuk menjaga kesehatannya. Leaflet

diberikan saat pertama kali dilakukan edukasi secara personal agar

penyampaian informasi lebih efektif.

d. Pengambilan sampel darah pada pengukuran akhir

Pengambilan sampel darah pada pengukuran akhir dilakukan pada

kelompok perlakuan dan kontrol oleh petugas dari Laboratorium Pramita

Utama. Hasil pengukuran sampel yang kedua kemudian dibandingkan

dengan pengukuran sampel tahap pertama untuk mengetahui perubahan

berupa penurunan profil kadar glukosa darah puasa. Hasil pengukuran

sampel darah dari kedua kelompok kemudian dibandingkan untuk

mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap profil kadar glukosa

darah puasa yang merupakan salah satu faktor risiko stroke.

6. Pengambilan data

Data penelitian diambil dari dua sumber yaitu pengisian formulir data

penelitian dan hasil pemeriksaan laboratorium dengan sampel darah. Hasil

pengisian formulir data penelitian digunakan untuk mengetahui profil

karakteristik populasi lansia pada penelitian ini. Pengukuran sampel darah

dilakukan dua kali yaitu:

Page 64: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

42  

  

a. Pengukuran awal

Pengukuran awal dilakukan sebelum subjek penelitian

mendapatkan intervensi baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol

untuk mengetahui profil awal kadar glukosa darah sebagai faktor risiko

stroke.

b. Pengukuran akhir

Pengukuran akhir dilakukan dua bulan setelah intervensi, baik

pada kelompok perlakuan maupun kontrol untuk mengetahui profil akhir

kadar glukosa darah sebagai faktor risiko stroke.

7. Analisis data

Analisis data yang digunakan dapat dilihat dari skema analisis data

berikut:

Gambar 4. Skema analisis data

Data kelompok perlakuan dan kontrol

Uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov

Uji signifikansi satu kelompok untuk mengetahui ada tidaknya perubahan berupa penurunan profil kadar glukosa darah puasa.

digunakan uji statistik Paired T-test jika data terdistribusi normal dan Wilcoxon jika data tidak terdistribusi normal.

Uji signifikansi kelompok perlakuan dan kontrol untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kontrol untuk setiap variabel. Digunakan uji statistik Two Sample

Independent T-test jika data terdistribusi normal dan Mann Whitney jika data tidak terdistribusi normal.

Page 65: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

43  

  

1) Uji normalitas:

Uji ini bertujuan mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan

digunakan dalam penelitian (Azwar, 2006). Uji normalitas dilakukan dengan

program statistik menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas profil

kadar glukosa darah puasa dilakukan pada kelompok perlakuan dan kontrol,

sebelum dan sesudah edukasi, serta selisih kadar glukosa darah sebelum dan

sesudah edukasi.

2) Uji signifikansi untuk mengetahui signifikansi antara:

a) Uji Paired T-test dilakukan jika dua data yang dibandingkan yaitu data

pengukuran awal dan pengukuran akhir pada masing-masing kelompok

perlakuan dan kontrol terdistribusi normal. Uji Wilcoxon dilakukan jika

minimal salah satu dari dua data yang dibandingkan tidak terdistribusi

normal. Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan profil kadar

glukosa darah puasa dalam satu kelompok, baik pada kelompok perlakuan

maupun kontrol, sehingga dapat diketahui pengaruh ceramah yang

dilanjutkan edukasi secara personal terhadap penurunan kadar glukosa

darah puasa sebagai faktor risiko stroke.

Nilai signifikansi yang diperoleh dari pengujian statistik ini

kemudian diuji hipotesis. Hipotesis null berbunyi perubahan profil kadar

glukosa darah puasa antara pengukuran awal dan akhir berbeda tidak

bermakna. Hipotesis null diterima jika diperoleh nilai p>0,05, yang berarti

perubahan profil kadar glukosa darah puasa antara pengukuran awal dan

akhir berbeda tidak bermakna. Nilai p<0,05 berarti hipotesis null ditolak

Page 66: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

44  

  

dan menunjukkan perubahan profil kadar glukosa darah puasa antara

pengukuran awal dan akhir berbeda bermakna.

b) Uji Two Sample Independent T-test dilakukan jika dua data yang

dibandingkan terdistribusi normal dan jika minimal salah satu dari dua

data yang dibandingkan tidak terdistribusi normal maka digunakan uji

Mann Whitney. Data yang dibandingkan yaitu data hasil pengukuran awal

pada kelompok perlakuan dan kontrol serta selisih data pengukuran awal

dan pengukuran akhir dari masing-masing kelompok perlakuan dan

kontrol. Uji ini digunakan untuk mengetahui profil awal subjek penelitian

yang digunakan sebagai baseline dan mengetahui pengaruh pemberian

edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal

antara kelompok perlakuan dan kontrol. Analisis Mann Whitney T-test dan

Two Sample Independent T-test merupakan prosedur untuk suatu variabel

independent (edukasi) yang mempunyai dua level discrete dan variabel

dependent continous (profil kadar glukosa darah puasa).

Nilai signifikansi yang diperoleh dari pengujian statistik ini

kemudian diuji hipotesis. Hipotesisi null berbunyi pemberian edukasi

berupa ceramah yang dilanjutkan edukasi secara personal pada kelompok

perlakuan menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna dengan kelompok

kontrol pada pengukuran akhir. Nilai p>0,05 menunjukkan hipotesis null

diterima, yang berarti pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan

edukasi secara personal menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna

pada kelompok perlakuan dan kontrol pada pengukuran akhir, sedangkan

Page 67: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

45  

  

jika nilai p>0,05 menunjukkan hipotesis null ditolak, yang berarti

pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan edukasi secara

personal menunjukkan perbedaan yang bermakna pada kelompok

perlakuan dan kontrol pada pengukuran akhir.

c) Uji chi-square digunakan jika skala pemeriksaan data yang digunakan

adalah kategorik tidak berpasangan. Uji ini digunakan dalam pengolahan

data baseline.

I. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian

1. Kesulitan yang dihadapi selama penelitian:

a. Komunikasi dengan subjek penelitian yang harus menggunakan bahasa

Jawa Krama Inggil

b. Menyesuaikan waktu antara peneliti dan subjek penelitian, mengingat

masing-masing mempunyai kesibukan yang berbeda

c. Memilih tempat pelaksanaan ceramah serta pengukuran tekanan darah dan

pengambilan sampel darah karena melibatkan dua dusun

d. Jarak tempat pertemuan yang jauh dari rumah beberapa subjek penelitian,

sehingga subjek penelitian tidak bisa datang tepat waktu

e. Pemberian edukasi secara personal dibagi menjadi tiga kelompok sehingga

ada kemungkinan informasi yang diberikan tidak sama satu dengan yang

lain.

Untuk mengatasi hal ini, maka peneliti:

a. Belajar menggunakan bahasa Jawa Krama Inggil

Page 68: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

46  

  

b. Mengadakan penelitian di waktu yang telah disepakati dengan kader

Posyandu Lansia Dusun Burikan dan Keboan

c. Memilih rumah Kepala Dusun Burikan sebagai tempat pelaksanaan

ceramah serta pengukuran tekanan darah dan pengambilan sampel

darah karena tempat ini luas dan diketahui oleh seluruh subjek

penelitian

d. Menjemput subjek penelitian yang tidak memungkinkan untuk datang

sendiri

e. Membuat panduan tertulis mengenai apa yang akan dibicarakan

kepada subjek penelitian sehingga diharapkan informasi yang

diberikan sama.

2. Kelemahan penelitian

Kelemahan penelitian ini adalah adanya hal-hal yang tidak dapat dikontrol

oleh peneliti, misalnya informasi yang diterima oleh subjek penelitian,

interaksi antara kelompok perlakuan dan kontrol karena jarak rumah yang

berdekatan, adanya subjek penelitian dari kelompok perlakuan dan kontrol

yang tinggal dalam satu rumah, dan tindakan subjek penelitian yang tidak

sesuai dengan anjuran peneliti.

Page 69: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

 

47  

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Karakteristik Populasi Lansia Terkait dengan Faktor Risiko Stroke

Profil karakteristik subjek penelitian secara keseluruhan disajikan dalam

tabel II. Data ini digunakan sebagai data dasar (baseline) dalam penelitian. Setiap

variabel subjek penelitian menggambarkan karakteristik populasi lansia terkait

faktor risiko stroke diuji secara statistik. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-

square Test untuk skala pengukuran kategorik, Two Sample Independent T-test

untuk skala pengukuran numerik dengan data terdistribusi normal, dan Mann

Whitney Test untuk skala numerik dengan data tidak terdistribusi normal. Uji

statistik dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan karakteristik awal

antara kelompok perlakuan dan kontrol.

Berdasarkan tabel II, dapat dilihat bahwa subjek penelitian dibagi ke

dalam dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Fokus

dari penelitian ini adalah profil kadar glukosa darah puasa. Tabel II menunjukkan

seluruh profil karakteristik subjek penelitian memiliki nilai signifikansi (p)>0,05.

Artinya semua profil karakteristik antara kelompok perlakuan dan kontrol berbeda

tetapi tidak bermakna. Hasil ini sesuai yang diharapkan sebagai hasil awal dalam

penelitian karena sebagai data baseline dibutuhkan kesamaan karakteristik antara

kelompok perlakuan dan kontrol. Kesamaan karakteristik antara kedua kelompok

dapat menunjukkan bahwa perubahan profil kadar glukosa darah puasa pada

pengukuran pengukuran awal dan akhir adalah akibat intervensi yang diberikan

oleh peneliti.

Page 70: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

48  

  

Tabel II. Karakteristik Awal Subjek Penelitian secara Keseluruhan terkait Faktor-Faktor Risiko Stroke

Variabel Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol p n % n %

Usia

30 ≥60-≤65 th: 30 ≥66-≤71 th: 40 ≥72-≤77 th: 10 ≥78-≤83 th: 16,67 ≥84-≤89 th: 0 ≥90-≤95 th: 3,33

30 ≥60-≤65 th: 36,67 ≥66-≤71 th: 26,67 ≥72-≤77 th: 23,33 ≥78-≤83 th: 10 ≥84-≤89 th: 0 ≥90-≤95 th:3,33

0,54***

Jenis kelamin 30 Laki-laki :40 Perempuan : 60

30 Laki-laki :26,67 Perempuan: 73,33

0,27***

Tingkat pendidikan

30 Tidak sekolah: 56,67 ≤SMP: 30 >SMP: 13,33

30 Tidak sekolah : 56,67 ≤SMP: 40 >SMP: 3,33

0,33***

Merokok 30 Ya : 23,33 Tidak : 76,67

30 Ya : 13,33 Tidak : 86,67

0,32***

Variabel n x ± SD n x ± SD p BMI 30 19,08 ± 3,30 30 19,35 ± 3,99 0,85*

Tekanan darah Sistol Diastol

30 140,33 ± 16,91 86,67 ± 7,11

30 140,33 ± 14,016 86,00 ± 6,22

0,82** 0,92**

Kolesterol total 30 206,93 ± 29,99 30 208,83 ± 42,41 0,84*

HDL 30 50,90 ± 11,63 30 50,47 ± 10,14 0,88* LDL 30 134,71 ± 26,08 29 134,46 ± 34,09 0,98* Trigliserida 30 106,60 ± 33,90 30 119,53 ± 72,27 0,58* BUN Laki-laki Perempuan

12 18

14,30 ± 5,86 14,90 ± 4,77

8 22

12,30 ± 3,08 15,31 ± 4,72

0,40* 0,79*

Creatinin 30 0,94 ± 0,36 30 0,87 ± 0,17 0,71** Asam urat Laki-laki Perempuan

12 18

5,43 ± 1,03 4,85 ± 2,27

8 22

5,45 ± 1,07 4,71 ± 1,80

0,82* 0,44**

Glukosa darah puasa

30 89,47 ± 13,59 30 87,67 ± 14,92 0,52**

Keterangan : n = jumlah subjek penelitian *) uji statistik Two Sample Independent T-Test **) uji statistik Mann Whitney ***) uji statistik Chi-square

Page 71: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

49  

  

1. Usia

Usia subjek penelitian dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi enam

kelompok rentang usia yaitu usia ≥60-≤65 tahun, ≥66-≤71 tahun, ≥72-≤77 tahun,

≥78-≤83 tahun, ≥84-≤89 tahun, dan ≥90-≤95 tahun. Pembagian kelompok tersebut

diperoleh berdasarkan rumus:

k = 1 + 3,3 log n

dimana: k = jumlah kelompok interval n = jumlah data observasi 

Sugiono (cit., Dewi, 2008)

Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai k sebesar 5,8 sehingga jumlah

kelompok rentang usia dalam penelitian ini adalah 6.

Tabel III. Profil Usia Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok Rentang usia

(tahun) Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Σ subjek penelitian

Persentase (%)

Σ subjek penelitian

Persentase (%)

≥60-≤65 ≥66-≤71 ≥72-≤77 ≥78-≤83 ≥84-≤89 ≥90-≤95

9 12 3 5 0 1

30 40 10

16,67 0

3,33

11 8 7 3 0 1

36,67 26,67 23,33

10 0

3,33 Σ 30 100 30 100

Berdasarkan data, jumlah subjek penelitian paling banyak berada pada

rentang ≥60-≤65 tahun dan ≥66-≤71 tahun yaitu sebanyak 40 orang (66,67%).

Pada kelompok perlakuan paling banyak pada rentang usia ≥66-≤71 tahun yaitu

12 orang (40%), sedangkan pada kelompok kontrol, jumlah subjek uji paling

banyak pada rentang usia ≥60-≤65 tahun yaitu 11 orang (36,67%). Persentase

terendah usia subjek penelitian berada pada rentang usia ≥84-≤89 tahun yaitu

sebesar 0% pada kedua kelompok perlakuan maupun kontrol.

Page 72: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

50  

  

Gambar 5. Persentase jumlah subjek penelitian berdasarkan usia

Skala pengukuran usia adalah kategorik sehingga digunakan uji statistik

Chi-square. Berdasarkan uji statistik Chi-square terhadap usia pada kelompok

perlakuan dan kontrol diperoleh nilai p=0,54. Nilai p>0,05 menunjukkan profil

usia subjek penelitian dari kedua kelompok berbeda tetapi tidak bermakna, artinya

profil usia pada kelompok perlakuan dan kontrol sama.

2. Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, subjek penelitian dalam penelitian ini dibagi

menjadi dua kelompok yaitu laki-laki dan perempuan. Tabel IV menunjukkan

profil jumlah subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin.

Tabel IV. Profil Jenis Kelamin Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok Jenis Kelamin Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Σ subjek penelitian

Persentase (%)

Σ subjek penelitian

Persentase (%)

Laki-laki Perempuan

12 18

40 60

8 22

26,67 73,33

Σ 30 100 31 100

36,67

26,6723,33

10

03,33

30

40

10

16,67

03,3

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

≥60‐≤65  ≥66‐≤71  ≥72‐≤77  ≥78‐≤83 ≥84‐≤89  ≥90‐≤95Persen

tase jumlah subjek

 pen

elitian (%

)

Kelompok rentang usia (tahun)

Perlakuan

Kontrol

Page 73: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

51  

  

Subjek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari 20 laki-laki dan 40

perempuan. Pada kelompok perlakuan, jumlah subjek penelitian laki-laki

sebanyak12 orang (40%) dan perempuan sebanyak 18 orang (60%). Pada

kelompok kontrol, jumlah subjek penelitian laki-laki sebanyak 8 orang (26,67%)

dan perempuan sebanyak 22 orang (73,33%). Jika dibandingkan persentase

jumlah subjek penelitian pada kedua kelompok perlakuan dan kontrol, persentase

jumlah subjek penelitian perempuan lebih banyak daripada laki-laki.

Persentase subjek penelitian perempuan yang lebih tinggi dari laki-laki ini

dapat disebabkan oleh faktor kegiatan yang dimiliki. Penduduk laki-laki dengan

usia di atas 60 tahun di Dusun Burikan dan Dusun Keboan banyak yang masih

aktif bekerja, sehingga hanya sedikit yang dapat aktif mengikuti kegiatan

posyandu lansia dengan alasan waktu pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai

dengan kegiatan rutin mereka. Berbeda dengan penduduk perempuan, sebagian

besar adalah ibu rumah tangga, sehingga banyak yang dapat mengikuti kegiatan

posyandu lansia.

Gambar 6. Presentase jumlah subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin  

40

60

26,67

73,33

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Laki‐laki Perempuan

Persen

tase jumlah subjek

 pe

nelitian (%

)

Jenis kelamin

Perlakuan

Kontrol

Page 74: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

52  

  

Uji statistik Chi-square terhadap jenis kelamin pada kelompok perlakuan

dan kontrol diperoleh nilai p sebesar 0,27. Nilai p>0,05 menunjukkan profil jenis

kelamin antara kelompok perlakuan dan kontrol berbeda tetapi tidak bermakna.

Artinya pembagian subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin antara kelompok

perlakuan dan kontrol sama. Hasil ini sesuai teori dimana karakteristik awal

subjek penelitian ditinjau dari jenis kelamin antara kelompok perlakuan dan

kontrol sama.

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan subjek penelitian dalam penelitian ini dibagi menjadi 3

kelompok. Pengelompokkan ini berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang

ditempuh oleh subjek penelitian yaitu: tidak sekolah, ≤SMP, dan >SMP. Profil

tingkat pendidikan pada masing-masing kelompok subjek penelitian ditunjukkan

pada tabel V.

Tabel V. Profil Tingkat Pendidikan Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok Tingkat

Pendidikan Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Σ subjek penelitian

Persentase (%)

Σ subjek penelitian

Persentase (%)

Tidak Sekolah SD-SMP

>SMP

17 9 4

56,67 30

13,33

17 12 1

56,67 40

3,33 Σ 30 100 30 100

Kelompok perlakuan dan kontrol didominasi oleh subjek penelitian yang

tidak bersekolah yaitu sebanyak 17 orang (56,67%) pada masing-masing

kelompok. Urutan kedua yaitu pendidikan ≤SMP sebanyak 9 orang (30%) pada

kelompok perlakuan dan 12 orang pada kelompok kontrol (40%). Subjek

penelitian dengan tingkat pendidikan >SMP sebanyak 4 orang (13,33%) pada

kelompok perlakuan dan 1 orang (3,33%) pada kelompok kontrol. Dilihat dari

Page 75: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

53  

  

karakteristik tersebut, tingkat pendidikan subjek penelitian tergolong rendah

karena paling banyak adalah tidak sekolah. Hal ini dapat disebabkan karena faktor

ekonomi, dimana sebagain besar subjek penelitian merupakan masyarakat dengan

tingkat ekonomi menengah ke bawah.

Gambar 7. Persentase jumlah subjek penelitian berdasarkan tingkat pendidikan

Uji statistik terhadap tingkat pendidikan dilakukan dengan uji statistik

Chi-square. Hasil uji statistik pada kelompok perlakuan dan kontrol diperoleh

nilai p sebesar 0,33. Nilai p>0,05 menunjukkan profil tingkat pendidikan antara

kelompok perlakuan dan kontrol berbeda tetapi tidak bermakna. Hal ini berarti

pembagian jumlah subjek penelitian pada masing-masing tingkat pendidikan pada

kelompok perlakuan dan kontrol sama.

4. Kebiasaan Merokok

Berdasarkan kebiasaan merokok subjek penelitian dikelompokkan menjadi

2 kategori, yaitu merokok dan tidak merokok. Kebiasaan merokok ini diukur dari

kebiasaan subjek penelitian dalam jangka waktu satu tahun sebelum penelitian

56,67

30

13,33

56,67

40

3,33

0

10

20

30

40

50

60

Tidak sekolah ≤SMP >SMPPersen

tase jumlah subjek

 pen

elitian 

(%)

Klasifikasi tingkat pendidikan

Perlakuan

Kontrol

Page 76: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

54  

  

dilakukan. Berdasarkan teori, semakin tingi tinggi tingkat kebiasaan merokok,

maka semakin tinggi tingkat risiko terserang stroke.

Tabel VI. Profil Kebiasaan Merokok Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok Kebiasaan Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Σ subjek penelitian

Persentase (%)

Σ subjek penelitian

Persentase (%)

Merokok Tidak Merokok

7 23

23,33 76,67

4 26

13,33 86,67

Σ 30 100 30 100

Subjek penelitian yang memiliki kebiasaan merokok dalam penelitian ini

ada 11 orang, yaitu 7 orang (23,33%) dari kelompok perlakuan dan 4 orang

(13,33%) dari kelompok kontrol. Jumlah terbanyak adalah subjek penelitian yang

tidak memiliki kebiasaan merokok baik pada kelompok perlakuan maupun

kontrol. Pada kelompok perlakuan, jumlah subjek penelitian yang tidak memiliki

kebiasaan merokok sebesar 23 orang (76,76%), sedangkan kelompok kontrol

sebesar 26 orang (86,67%).

Gambar 8. Persentase jumlah subjek penelitian berdasarkan kebiasaan merokok  

23,33

76,67

13,33

86,67

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Merokok Tidak Merokok

Persen

tase jumlah sunjek

 pen

elitian 

(%)

Merokok/tidak merokok

Perlakuan

Kontrol

Page 77: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

55  

  

Uji statistik Chi-square terhadap kebiasaan merokok pada kedua

kelompok subjek penelitian diperoleh nilai p sebesar 0,32. Nilai p>0,05

menunjukkan bahwa profil kebiasaan merokok antara kelompok perlakuan dan

kontrol berbeda tetapi tidak bermakna. Artinya pembagian jumlah subjek

penelitian berdasarkan kebiasaan merokok antara kelompok perlakuan dan kontrol

sama.

Merokok merupakan faktor risiko terjadinya stroke. Orang yang merokok

memiliki kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibanding orang yang tidak

merokok. Peningkatan fibrinogen ini dapat mempermudah terjadinya penebalan

pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku dengan

demikian dapat menyebabkan gangguan aliran darah. Kebiasaan merokok dapat

memperburuk kondisi seseorang dengan kadar glukosa darah puasa yang tinggi.

Bagian terdalam vaskular dilapisi oleh sel endotel yang memiliki sifat licin,

elastis, dan rapat. Hiperglikemia menyebabkan disfungsi endotel dimana sel

endotel berubah sifat menjadi tidak licin, kaku, dan tidak rapat, sehingga mudah

terjadi plak yang merupakan langkah awal proses aterosklerosis penyebab dari

penyakit kardiovaskular dan stroke. Orang dengan hiperglikemia dan memiliki

kebiasaan merokok, pembuluh darahnya menjadi sempit, kaku, dan mudah

terbentuk plak. Apabila proses ini terjadi di pembuluh darah di otak, maka

peredaran darah di otak terganggu, sel-sel otak akan mengalami kekurangan suplai

oksigen dan nutrisi yang berakibat pada kematian sel, akhirnya dapat mengalami

stroke.

Page 78: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

56  

  

5. Body Mass Index (BMI)

Body Mass Index merupakan suatu indeks berat badan-tinggi badan yang

umum digunakan untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas

pada orang dewasa. Secara teori, semakin besar nilai BMI seseorang, maka

semakin besar risiko terserang stroke. Nilai BMI masing-masing subjek penelitian

dihitung menggunakan rumus:

BBTB²

dimana: BMI = Body Mass Index (kg/m2) BB = berat badan (kg) TB = tinggi badan (m2) Penelitian ini membagi BMI menjadi 6 kelompok berdasarkan kriteria

WHO (2009) yang ditunjukkan pada tabel VII, sedangkan tabel VIII menunjukkan

profil BMI subjek penelitian pada masing-masing kelompok.

Tabel VII . Klasifikasi BMI yang Diusulkan WHO untuk Penduduk Dewasa Asia BMI (kg/m2) Klasifikasi

<18,5 18,5-24,99 25-29,99 30-34,99 35-39,99

>40

Underweight Normal

Overweight Obesitas I Obesitas II Obesitas III

Tabel VIII. Profil BMI Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok Klasifikasi

BMI Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Σ subjek penelitian

Persentase (%)

Σ subjek penelitian

Persentase (%)

Underweight Normal

Overweight Obesitas I Obesitas II Obesitas III

14 15 1 0 0 0

46,67 50

3,33 0 0 0

16 11 2 1 0 0

53,33 36,67 6,67 3,33

0 0

Σ 30 100 30 100

Page 79: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

57  

  

Dalam penelitian ini, subjek penelitian lebih banyak yang mengalami

underweight yaitu sebanyak 14 orang (46,67%) pada kelompok perlakuan dan 16

orang (53,33%) pada kelompok kontrol. Subjek penelitian yang termasuk dalam

klasifikasi normal sebanyak 15 orang (50%) pada kelompok perlakuan dan 11

orang (36,67%) pada kelompok kontrol. Pada kelompok perlakuan maupun

kontrol tidak ada subjek penelitian yang mengalami obesitas II dan III.

Gambar 9. Persentase jumlah subjek penelitian berdasarkan BMI

BMI diuji dengan uji statistik Two Sample Independent T-test karena skala

pengukuran BMI adalah numerik dengan sebaran data terdistribusi normal. Hasil

uji statistik pada kedua kelompok diperoleh nilai p sebesar 0,86. Nilai p>0,05

menunjukkan profil BMI antara kelompok perlakuan dan kontrol berbeda tetapi

tidak bermakna. Artinya, subjek penelitian antara kelompok perlakuan dan kontrol

memiliki pembagian klasifikasi BMI yang sama.

46,6750

3,330 0 0

53,33

36,67

6,673,33

0 00

10

20

30

40

50

60

Persen

tase jumlah subjek

 pen

elitian (%

)

Klasifikasi BMI

Perlakuan

Kontrol

Page 80: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

58  

  

6. Kadar glukosa darah puasa

Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan kadar glukosa darah puasa

di atas kadar normal yaitu ≥100 mg/dL. Hiperglikemia dapat disebabkan oleh

diabetes dan pra-diabetes. Dua tipe pra-diabetes yaitu impaired fasting glucose

(IFG) dan impaired glucose tolerance (IGT). Seseorang dapat mengalami

hiperglikemia keduanya sekaligus. Dalam penelitian ini hanya diukur kadar

glukosa darah puasa, sehingga hanya dapat dilihat apakah hiperglikemia yang

terjadi disebabkan oleh glukosa puasa terganggu atau karena subjek penelitian

mengalami diabetes mellitus. Hiperglikemia karena IGT dapat dilihat jika

dilakukan tes toleransi glukosa, jika pada tes tersebut kadarnya berada pada

rentang 140-199 mg/dL maka hiperglikemia disebabkan oleh toleransi glukosa

terganggu, namun dalam penelitian ini tidak dilakukan.

Berdasarkan teori, semakin tinggi kadar glukosa dalam darah, maka

semakin besar risiko seseorang mengalami stroke. Kadar glukosa darah puasa

subjek penelitian diklasifikasikan menjadi 3 kelompok berdasarkan American

Diabetes Assosiation (2006), yaitu <100 mg/dL normal, ≥100-<126 mg/dL

hiperglikemia karena impaired fasting glucose (IFG), dan ≥126 mg/dL diabetes

mellitus.

Tabel IX. Profil Kadar Glukosa Darah Puasa Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok Batas Kadar Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol

Σ subjek penelitian

Persentase (%)

Σ subjek penelitian

Persentase (%)

Normal (<100 mg/dL) Hiperglikemia (≥100-<126 mg/dL) Diabetes mellitus (≥126 mg/dL)

23 7

0

76,67 23,33

0

26 3

1

86,67 10

3,33

Σ 30 100 30 100

Page 81: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

59  

  

Berdasarkan data, jumlah terbanyak adalah subjek penelitian yang

memiliki kadar glukosa darah puasa dalam rentang nilai normal, baik pada

kelompok perlakuan maupun kontrol. Pada kelompok perlakuan sebanyak 23

orang (76,67%), sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 26 orang (86,67%).

Pada penelitian ini, subjek penelitian yang mengalami hiperglikemia karena IFG

berjumlah 10 orang, yaitu 7 orang (23,33%) pada kelompok perlakuan dan 3

orang (10%) pada kelompok kontrol. Subjek penelitian yang mengalami diabetes

mellitus sebanyak 1 orang (3,33%) pada kelompok kontrol.

Profil subjek penelitian berdasarkan kadar glukosa darah puasa

ditunjukkan pada gambar 10.

Gambar 10. Persentase jumlah subjek penelitian berdasarkan kadar glukosa darah puasa

Kadar glukosa darah diuji dengan uji statistik Mann Whitney karena skala

pengukuran glukosa darah puasa adalah skala numerik dengan sebaran datanya

tidak terdistribusi normal. Hasil uji statistik Mann Whitney terhadap kadar glukosa

darah puasa subjek penelitian antara kelompok perlakuan dan kontrol diperoleh

76,67

23,33

0

86,67

103,33

0102030405060708090100

Normal (<100 mg/dL)

Hipergikemia karena IFG (≥100‐

<126 mg/dL)

Diabetes mellitus (≥126 mg/dL)

Persen

tase jumlah subjek

 pen

elitian (%

)

Klasifikasi kadar glukosa darah puasa

Perlakuan

Kontrol

Page 82: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

60  

  

nilai p sebesar 0,52. Nilai p>0,05 menunjukkan profil kadar glukosa darah puasa

antara kedua kelompok berbeda tetapi tidak bermakna, artinya, subjek penelitian

antara kelompok perlakuan dan kontrol memiliki jumlah pembagian kadar glukosa

darah puasa yang sama.

B. Pengaruh Pemberian Edukasi Berupa Ceramah yang Dilanjutkan Edukasi Secara Personal terhadap Perubahan Profil Kadar Glukosa Darah Puasa yang Merupakan Faktor Risiko Stroke pada Populasi Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Buah Apel, Dusun Keboan, Desa Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY

Nilai selisih rerata kadar glukosa darah puasa antara pengukuran awal

dengan pengukuran akhir pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan

kelompok kontrol untuk mengetahui apakah pemberian edukasi berupa ceramah

yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal memberikan pengaruh terhadap

profil kadar glukosa darah puasa sebagai faktor risiko stroke.

Perubahan profil kadar glukosa darah puasa subjek penelitian pada setiap

kelompok dapat berupa penurunan ataupun peningkatan. Nilai selisih rerata

pengukuran akhir dan pengukuran awal digunakan untuk melihat apakah

perubahan yang terjadi berupa peningkatan atau penurunan profil kadar glukosa

darah puasa. Peningkatan ditunjukkan dengan nilai positif, sedangkan penurunan

ditunjukkan dengan nilai negatif.

Hasil yang diharapkan adalah kadar glukosa darah puasa mengalami

penurunan yang ditunjukkan dengan nilai selisih rerata negatif pada kelompok

perlakuan. Perubahan profil kadar glukosa darah puasa pada kelompok perlakuan

dan kontrol ditunjukkan pada tabel X.

Page 83: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

61  

  

Tabel X. Perubahan Profil Kadar Glukosa Darah Puasa pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol 

Kelompok Pengukuran awal Pengukuran akhir Selisih rerata p* Perlakuan 89,47 ± 13,59 89,57 ± 13,66 +0,1 0,81 Kontrol 87,67 ± 14,92 86,24 ± 12,14 -1,43 0,63 Keterangan: * uji statistik dengan Wilcoxon

Hasil perhitungan selisih rerata menunjukkan besarnya perubahan profil

kadar glukosa darah puasa pada kelompok perlakuan mengalami peningkatan 0,1

mg/dL, sedangkan pada kelompok kontrol mengalami penurunan 1,43 mg/dL.

Hasil selisih rerata kemudian diuji dengan uji statistik Wilcoxon. Digunakan uji

statistik Wilcoxon karena uji dilakukan dalam satu kelompok dengan sebaran data

tidak terdistribusi normal. Pada uji signifikansi, hasil yang diharapkan adalah nilai

p<0,05, artinya terdapat perubahan profil kadar glukosa darah puasa yang berbeda

bermakna.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa:

1. Pada kelompok perlakuan nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,81

dimana p>0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak ada perubahan profil kadar

glukosa darah puasa yang signifikan antara pengukuran awal dengan

pengukuran akhir pada kelompok perlakuan.

2. Pada kelompok kontrol nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,63 dimana

p>0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak ada perubahan profil kadar glukosa

darah puasa yang signifikan antara pengukuran awal dan pengukuran akhir

pada kelompok kontrol.

Hasil ini kemudian dibandingkan dengan hasil selisih rerata. Diharapkan

terdapat perubahan yang bermakna dengan nilai selisih rerata negatif antara

Page 84: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

62  

  

pengukuran awal dan akhir untuk profil kadar glukosa darah puasa pada kelompok

perlakuan.

Perbandingan perubahan profil kadar glukosa darah puasa antara

kelompok perlakuan dan kontrol dari pengukuran awal-pengukuran akhir dapat

dilihat pada gambar 11.

Gambar 11. Perubahan profil kadar glukosa darah puasa subjek penelitian  

Secara deskriptif gambaran persentase jumlah subjek penelitian ditinjau

dari kadar glukosa darah puasa pada pengukuran akhir ditunjukkan pada tabel XI.

Tabel XI. Profil Kadar Glukosa Darah Puasa Subjek Penelitian dalam Setiap Kelompok pada Pengukuran Akhir 

Batas Kadar Kelompok Perlakuan Kelompok KontrolΣ subjek

penelitian Peresentase

(%) Σ subjek

penelitian Persentase

(%) Normal (<100 mg/dL) Hiperglikemia (≥100-<126 mg/dL) Indikasi diabetes (≥126 mg/dL)

27 2

1

90 6,67

3,33

26 3

0

89,66 10,34

0

Σ 30 100 29 100

0,1

‐1,43‐1,6

‐1,4

‐1,2

‐1

‐0,8

‐0,6

‐0,4

‐0,2

0

0,2

Selisih rerata

Selisih re

rata kad

ar gluko

sa darah

 pu

asa (m

g/dL)

Perlakuan

Kontrol

Page 85: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

63  

  

Pada pengukuran akhir, jumlah subjek penelitian pada kelompok

perlakuan lebih banyak daripada kelompok kontrol karena satu orang subjek

penelitian drop out (DO), sehingga jumlah subjek penelitian pada kelompok

kontrol menjadi 29 orang. Subjek penelitian paling banyak berada pada rentang

kadar glukosa darah puasa normal, baik pada kelompok perlakuan maupun

kontrol, yaitu sebanyak 27 orang (90%) pada kelompok perlakuan dan 26 orang

(89,66%) pada kelompok kontrol.

Distribusi persentase jumlah subjek penelitian berdasarkan kadar glukosa

darah pada pengukuran akhir ditunjukkan pada gambar 12.

Gambar 12. Persentase jumlah subjek penelitian berdasarkan kadar glukosa darah puasa pada pengukuran akhir

 Pada pengukuran awal, terdapat satu subjek penelitian yang mengalami

diabetes mellitus pada kelompok kontrol, namun subjek penelitian tersebut

mengundurkan diri karena merasa takut mengikuti pengambilan darah lagi,

sehingga pada pengukuran akhir kelompok kontrol tidak ada subjek penelitian

yang mengalami diabetes mellitus. Sebaliknya, pada pengukuran akhir ini terdapat

90

6,67 3,33

89,66

10,340

0102030405060708090100

Normal (<100 mg/dL)

Hiperglikemia karena IFG (≥100‐

<126 mg/dL)

Diabetes mellitus (≥126 mg/dL)

Persen

tase jumlah subjek

 pen

elitian (%

)

Klasifikasi kadar glukosa darah puasa

Perlakuan

Kontrol

Page 86: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

64  

  

1 orang (3,33%) subjek penelitian dari kelompok perlakuan yang didiagnosis

diabetes mellitus karena pada pengukuran glukosa darah puasanya 150 mg/dL

yaitu lebih tinggi dari rentang hiperglikemia karena IFG yang ditetapkan oleh

American Diabetes Association.

Penurunan jumlah subjek penelitian yang mengalami hiperglikemia karena

IFG terjadi pada kelompok perlakuan, dimana sebelumnya subjek penelitian yang

mengalami hiperglikemia 7 orang pada pengukuran awal menjadi 2 orang pada

pengukuran akhir, sedangkan pada kelompok kontrol jumlahnya tetap 3 orang.

Persentase perubahan klasifikasi subjek penelitian pada masing-masing kelompok

subjek penelitian dapat dilihat pada gambar 13 dan 14.

Pada kelompok perlakuan, pengukuran awal adalah pengukuran sampel

darah sebelum subjek penelitian diberi intervensi berupa ceramah yang

dilanjutkan dengan edukasi secara personal, sedangkan pengukuran akhir adalah

pengukuran sampel darah setelah subjek penelitian diberi edukasi secara personal.

Pada kelompok kontrol tidak diberikan intervensi berupa ceramah yang

dilanjutkan dengan edukasi secara personal.

Dari gambar 13 terlihat bahwa setelah pemberian edukasi pada kelompok

perlakuan, persentase jumlah subjek penelitian yang memiliki kadar glukosa darah

normal meningkat dari 76,67% menjadi 90% dan persentase jumlah subjek

penelitian yang mengalami hiperglikemia menurun dari 23,33% menjadi 6,67%.

Dari gambar 14 tampak pada kelompok kontrol yang tidak diberi edukasi,

persentase jumlah subjek penelitian pada masing-masing klasifikasi relatif sama

atau tidak berubah.

Page 87: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

65  

  

76,67

23,33

0

90

6,67 3,330102030405060708090

100

Persen

tase jumlah subjek

 pen

elitian (%

)

Pengukuran awal Pengukuran akhir

86,67

103,33

89,66

10,340

0102030405060708090

100

Persen

tase jumlah subjek

 pen

elitian (%

)Pengukuran awal Pengukuran akhir

  

 

Gambar 13. Persentase perubahan klasifikasi subjek penelitian kelompok perlakuan pada

pengukuran awal dan akhir

 

 Gambar 14. Persentase perubahan klasifikasi

subjek penelitian kelompok kontrol pada pengukuran awal dan akhir

Gambaran secara deskriptif berdasarkan klasifikasi kadar glukosa darah

puasa diperoleh hasil sesuai dengan teori dimana intervensi berupa edukasi

tentang faktor-faktor risiko stroke khususnya kadar glukosa darah puasa

memberikan pengaruh berupa penurunan jumlah subjek penelitian yang

mengalami hiperglikemia karena IFG, dan peningkatan junlah subjek penelitian

dengan kadar glukosa darah puasa normal pada kelompok perlakuan.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2009)

dengan judul Pengaruh Pemberian Edukasi untuk Mencegah Stroke Terhadap

Perubahan Perilaku Populasi Lansia di Posyandu Srikandi, Dusun Burikan, dan

Posyandu Buah Apel, Dusun Keboan, Yogyakarta  dimana edukasi berupa

ceramah yang dilanjutkan dengan eduksi secara personal pada kelompok

perlakuan dalam penelitian ini memberikan pengaruh berupa peningkatan

pengetahuan yang menyebabkan perubahan sikap dan tindakan subjek penelitian

Page 88: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

66  

  

menjadi lebih baik sehingga pada kelompok perlakuan terjadi pergeseran jumlah

subjek penelitian yang mengalami hiperglikemia menjadi normal.

C. Pengaruh Pemberian Edukasi Berupa Ceramah yang Dilanjutkan dengan Edukasi secara Personal pada Kelompok Perlakuan dibandingkan dengan Kelompok Kontrol pada Pengukuran Akhir

Pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan

edukasi secara personal tentang faktor risiko stroke dapat dilihat dengan cara

membandingkan nilai signifikansi kadar glukosa darah puasa kelompok perlakuan

dan kelompok kontrol pada pengukuran awal dan akhir dan dari nilai signifikansi

selisih pengukuran awal dan akhir.

Karakteristik awal menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan

antara kelompok perlakuan dan kontrol sehingga diharapkan pada jika terjadi

perubahan profil kadar glukosa darah puasa adalah akibat intervensi yang

diberikan pada kelompok perlakuan.

Tabel XII. Karakteristik Akhir Subjek Penelitian secara Keseluruhan terkait Faktor-Faktor Risiko Stroke

Variabel Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol P N % n %

Tekanan darah Sistol Diastol

30 159,17 ± 33,53 85,80 ± 16,94

30 146,17 ± 28,57 78,00 ± 13,24

0,13* 0,09**

Kolesterol total 30 213,63 ± 34,78 29 222,79 ± 57,47 0,47* HDL 30 51,47 ± 10,57 29 51,59 ± 11,01 0,79** LDL 30 139,73 ± 28,44 27 138,90 ± 35,22 0,92* Trigliserida 30 112,17 ± 53,59 29 139,86 ± 145,53 0,99** Asam urat Laki-laki Perempuan

12 18

5,86 ± 1,38 5,19 ± 1,10

7 22

6,13 ± 1,63 5,20 ± 1,54

0,72* 0,98*

Glukosa darah puasa 30 89,57 ± 13,66 29 86,24 ± 12,14 0,33** Keterangan: * uji statistik Two Sample Independent T-test ** uji statistik Mann Whitney

Page 89: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

67  

  

Pada pengukuran akhir diharapkan ada perbedaan karakteristik antara

kelompok perlakuan dan kontrol yang ditunjukkan dengan nilai p<0,05. Tabel XII

menunjukkan karakteristik akhir subjek penelitian pada kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol. Setiap variabel memiliki nilai signifikansi (p)>0,05, artinya

semua karakteristik akhir kelompok perlakuan dan kontrol termasuk kadar

glukosa darah puasa berbeda tetapi tidak bermakna.

Hasil uji statistik antara kelompok perlakuan dan kontrol pada pengukuran

awal dan akhir kadar glukosa darah puasa dapat dilihat pada tabel XIII. Hasil uji

statistik kadar glukosa darah puasa pada masing-masing pengukuran

dibandingkan antara pengukuran awal dan pengukuran akhir. Pada pengukuran

awal kedua kelompok penelitian diketahui memiliki karakteristik yang sama. Pada

pengukuran akhir diharapkan terjadi penurunan kadar glukosa darah puasa sebagai

faktor risiko stroke pada kelompok perlakuan yang diberi intervensi, namun hasil

yang diperoleh menunjukkan tidak ada perubahan karakteristik antara kelompok

perlakuan dan kontrol. Kesamaan karakteristik antara pengukuran awal dan

pengukuran akhir ini menunjukkan bahwa edukasi tentang faktor risiko stroke

tidak memberikan pengaruh pada subjek penelitian.

Tabel XIII. Signifikansi Profil Kadar Glukosa Darah Puasa Kelompok Perlakuan dan Kontrol pada Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir

Kelompok p pengukuran awal

p pengukuran akhir

p selisih pengukuran awal-akhir

Perlakuan-Kontrol

0,52* 0,33* 0,611**

Keterangan: * uji statistik Two Sample Independent T-test ** uji statistik Mann Whitney

Page 90: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

68  

  

Uji statistik pada dua kelompok yang berbeda, digunakan uji statistik Two

Sample Independent T-test apabila data terdistribusi normal dan digunakan uji

statistik Mann Whitney apabila data tidak terdistribusi normal. Hasil uji statistik

yang disajikan dalam tabel XIII bahwa selisih pengukuran awal dan akhir

menunjukkan nilai p>0,05. Hal ini menunjukkan intervensi berupa edukasi yang

diberikan pada kelompok perlakuan tidak memberikan pengaruh terhadap kadar

glukosa darah puasa sebagai faktor risiko stroke. Hasil ini tidak sesuai hipotesis

penelitian dimana dengan adanya edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan

dengan edukasi secara personal selama dua bulan diharapkan terjadi perubahan

yang bermakna berupa penurunan kadar glukosa darah puasa pada pengukuran

akhir.

Berdasarkan uji statistik, edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan

edukasi secara personal tidak memberikan pengaruh terhadap pengukuran akhir

kelompok perlakuan, namun dari sisi klasifikasi jumlah subjek penelitian yang

mengalami hiperglikemia pada kelompok ini mengalami penurunan dibandingkan

dengan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan edukasi yang diberikan

memberikan pengaruh berupa pergeseran klasifikasi subjek penelitian yang

mengalami hiperglikemia menjadi normal meskipun tidak signifikan secara

statistik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian edukasi dengan metode

ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara personal tidak dapat

mempertahankan atau menurunkan kadar glukosa darah puasa yang merupakan

salah satu faktor risiko stroke secara signifikan berada dalam rentang nilai normal

Page 91: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

69  

  

pada populasi lansia di Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Buah Apel,

Dusun keboan, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY.

Hasil penelitian yang tidak sesuai dengan hipotesis ini dapat disebabkan

oleh faktor-faktor di luar penelitian yang tidak dapat dikontrol oleh peneliti,

misalnya bahasa pengantar yang digunakan, waktu pemberian edukasi dan

lamanya pemberian edukasi, kondisi kesehatan, keadaan psikis (stress), daya ingat

subjek penelitian terhadap materi edukasi yang diberikan, dan keadaan

lingkungan.

Penelitian lain terkait pemberian edukasi terhadap profil kadar glukosa

darah dilakukan oleh Anggraini (2008) dengan judul Pengaruh Pemberian Edukasi

tentang Sindrom Metabolik terhadap Perilaku Masyarakat di Dusun Krodan,

Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta (Kajian Kadar Gula Darah Puasa). Edukasi

pada penelitian tersebut dilakukan dengan memberikan pengetahuan tentang

sindrom metabolik khususnya kadar gula darah puasa melalui media leaflet. Pada

penelitian tersebut dilakukan kunjungan secara personal selama tiga bulan. Uji

hipotesis pada penelitian tersebut memberikan hasil bahwa nilai selisih rerata

kadar gula darah puasa antara kelompok perlakuan dan kontrol berbeda tetapi

tidak bermakna.

Proses edukasi menurut Notoatmodjo (2003) terdiri dari tiga bagian yaitu

masukan, proses belajar, dan keluaran. Masukan dalam penelitian ini adalah

subjek penelitian sebagai sasaran belajar. Proses belajar dalam penelitian ini

adalah mekanisme terjadinya perubahan pola hidup subjek penelitian terkait faktor

Page 92: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

70  

  

risiko stroke, khususnya kadar glukosa darah puasa. Keluaran dalam penelitian ini

adalah hasil belajar yang berupa penurunan kadar glukosa darah puasa.

Proses belajar dapat dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain usia, bahasa

pengantar yang digunakan, waktu pemberian edukasi dan lamanya pemberian

edukasi, kondisi kesehatan, keadaan psikis (stress), daya ingat subjek penelitian

terhadap materi edukasi yang diberikan, dan keadaan lingkungan. Seiring

bertambahnya usia seseorang, maka fungsi organ juga akan menurun. Penurunan

fungsi organ terutama organ penglihatan dan pendengaran pada orang lanjut usia

dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk menerima dan menyimpan

informasi yang diberikan oleh peneliti. Edukasi yang diberikan tidak dapat

mengubah pola pikir yang kemudian akan mengubah perilaku dan gaya hidup

subjek penelitian menjadi lebih baik.

Subjek penelitian hanya dapat berkomunikasi dengan bahasa Jawa Krama

Inggil dan sebagian besar adalah perempuan dengan tingkat pendidikan rendah.

Hal ini dapat mempengaruhi proses penyampaian informasi dari peneliti kepada

subjek penelitian menjadi tidak maksimal. Waktu pemberian edukasi yang kurang

panjang dan waktu pemberian edukasi dilakukan sore hari, dimana subjek

penelitian sudah lelah setelah bekerja saat pemberian edukasi. Fisik yang lelah

dapat menyebabkan seseorang sulit berkonsentrasi sehingga dapat mempengaruhi

kemampuan menerima dan mengingat informasi yang disampaikan oleh peneliti.

Demikian juga jika subjek penelitian sedang dalam kondisi sakit.

Kondisi lingkungan mempengaruhi proses penyampaian dan penerimaan

informasi saat dilakukan edukasi. Kondisi lingkungan yang nyaman dapat

Page 93: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

71  

  

membantu subjek penelitian untuk berkonsentrasi menerima informasi yang

diberikan dan selanjutnya akan menentukan keberhasilan proses belajar. Kondisi

lingkungan yang tidak kondusif ketika pemberian edukasi dapat menyebabkan

subjek penelitian sulit berkonsentrasi dan menerima informasi dengan baik.

D. Rangkuman Pembahasan

Profil karakteristik subjek penelitian di Posyandu Lansia Srikandi, Dusun

Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel, Dusun Keboan terkait dengan faktor

risiko stroke digunakan sebagai data dasar (baseline). Berdasarkan uji statistik

diperoleh nilai signifikansi >0,05 untuk semua variabel yang menunjukkan bahwa

tidak ada perbedaan yang signifikan antara subjek penelitian pada kelompok

perlakuan dan kontrol, artinya kedua kelompok memiliki karakteristik yang sama.

Nilai selisih rerata untuk kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

sebelum dan sesudah pemberian intervensi dapat dilihat pada gambar 11 yang

menunjukkan terjadi peningkatan sebesar 0,1 mg/dL pada kelompok perlakuan

dan penurunan kadar glukosa darah puasa sebesar 1,43 mg/dL pada kelompok

kontrol. Uji statistik menggunakan uji Wilcoxon diperoleh nilai p sebesar 0,81

pada kelompok perlakuan dan 0,63 pada kelompok kontrol, artinya perubahan

yang terjadi tidak signifikan. Hal ini menunjukkan edukasi yang diberikan selama

dua bulan pada kelompok perlakuan secara statistik tidak memberikan pengaruh

berupa penurunan kadar glukosa darah puasa sebagai faktor risiko stroke.

Setelah pemberian edukasi pada kelompok perlakuan, persentase jumlah

subjek penelitian yang memiliki kadar glukosa darah normal meningkat dari

76,67% menjadi 90% dan persentase jumlah subjek penelitian yang mengalami

Page 94: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

72  

  

hiperglikemia menurun dari 23,33% menjadi 6,67%, sedangkan pada kelompok

kontrol yang tidak diberi edukasi, persentase jumlah subjek penelitian pada

masing-masing klasifikasi relatif tidak berubah. Edukasi berupa ceramah yang

dilanjutkan dengan eduksi secara personal pada kelompok perlakuan memberikan

pengaruh berupa peningkatan pengetahuan yang menyebabkan perubahan sikap

dan tindakan subjek penelitian menjadi lebih baik sehingga pada kelompok

perlakuan terjadi pergeseran jumlah subjek penelitian yang mengalami

hiperglikemia menjadi normal.

Berdasarkan uji statistik Mann Whitney, profil kadar glukosa darah puasa

pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada pengukuran awal dan

pengukuran akhir tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Pengukuran

awal, pengukuran akhir, dan selisih pengukuran awal dan akhir pada kelompok

perlakuan dan kontrol diuji statistik menggunakan Two Sample Independent T-

test/Mann Whitney diperoleh nilai p>0,05. Hal ini menunjukkan intervensi berupa

ceramah yang dilanjutkan edukasi secara personal tidak memberikan pengaruh

yang signifikan.

Pemberian edukasi dengan metode ceramah yang dilanjutkan dengan

edukasi secara personal tidak dapat mempertahankan atau menurunkan secara

signifikan profil kadar glukosa darah puasa yang merupakan faktor risiko stroke

pada populasi Posyandu Lansia Srikandi dan Buah Apel, Desa Sumberadi,

Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY.

Page 95: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

73  

  

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik subjek penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang

signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol terkait faktor

risiko stroke. Profil karakteristik kelompok perlakuan sebagian besar berusia

≥66-≤71 tahun, perempuan, tidak bersekolah, tidak merokok, BMI dalam

klasifikasi normal, kadar glukosa darah puasa dalam klasifikasi normal.

Kelompok kontrol memiliki karakteristik sebagian besar berusia ≥60-≤65

tahun, perempuan, tidak bersekolah, tidak merokok, BMI dalam klasifikasi

underweight, kadar glukosa darah puasa dalam klasifikasi normal.

2. Pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi secara

personal pada kelompok perlakuan memberikan pengaruh berupa peningkatan

kadar glukosa darah puasa yang tidak bermakna sebesar 0,1 mg/dL, sedangkan

pada kelompok kontrol memberikan pengaruh berupa penurunan yang tidak

bermakna sebesar 1,43 mg/dL. Edukasi tidak memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap profil kadar glukosa darah puasa sebagai salah satu faktor

risiko stroke pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada populasi

Posyandu Lansia Srikandi, Dusun Burikan dan Posyandu Lansia Buah Apel,

Dusun Keboan Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY.

Page 96: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

74  

  

3. Pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah yang dilanjutkan dengan edukasi

secara personal pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok

kontrol pada pengukuran akhir tidak berbeda secara signifikan.

B. Saran

1. Penelitian sejenis dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama yaitu

minimal 2 tahun, dengan lebih memperhatikan waktu pelaksanaan penelitian

sehingga diharapkan hasil penelitian lebih baik.

2. Penelitian sejenis dapat dilakukan dalam lingkup yang lebih besar.

3. Penelitian sejenis dapat dilakukan pada populasi Posyandu lain.

Page 97: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

  

75  

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2005, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus, http://ebooks.lib.unair.ac.id/files/disk1/22/adln--departemen-1096-1-12034264-m.pdf, diakses tanggal 14 Oktober 2009

Anonim, 2006, Glucose Testing Guidelines Recommended by the ADA, http://www.dmcul.org/univlab/testing/NewsLettGluADA20061.pdf, diakses tanggal 14 Oktober 2009

Anonim, 2009a, About Stroke Genetics, www.strokegenomics.org/index.php?page=about-s,  diakses tanggal 10 Oktober 2009

Anonim, 2009b, Faktor Risiko Stroke Terkini, Bethesda Stroke Center, www.strokebethesda.com, diakses tanggal 15 september 2009

Anonim, 2009c, Kelainan Jantung Akibat Diabetes Mellitus, http://www.bisnis-global.com/kesehatan/kelainan-jantung-akibat-diabetes-mellitus.html, diakses tanggal 2 Oktober 2009

Anonim, 2009d, Stroke Statistics, http://www.strokecenter.org/patients/about.htm, diakses tanggal 25 September 2009

Anggraini, B.R., 2008, Pengaruh Pemberian Edukasi Tentang Sindrom Metabolik Terhadap Perilaku Masyarakat Dusun Krodan, Mauwoharjo-Sleman, Yogyakarta (Kajian Kadar Gula Darah Puasa), Skripsi, 15-17, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Antonius, N., dan Silliman, S., 2005, Diabetes Mellitus and Stroke, http://www.northeastfloridamedicines.com/artikel/diabetes-mellitus-and-stroke.pdf, diakses tanggal 25 September 2009

Azwar, S., 2006, Reliabilias dan Validitas, Edisi 3, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Banerjee, T.K., & Kumar, S., 2006, Epidemiology of Stroke in India, Neurology Asia, 11: 1–4

Beers, M.H, 2004, The Merck Manual of Medicinal Information, Second Edition, Pocket Book, 962-963, Simon & Schuster Inc.

Bettschart, Medien K., 2008, 92 % of Stroke Deaths Occur in Low and Middle Income Countries – “ABC of Stroke Management” Provides Global Education in Largest Professional Stroke Campaign Ever Held, 6th World Stroke Congress, World Stroke Organization and World Stroke Federation, Vienna, Austria

Page 98: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

76  

  

Budiarto, G., 2009, Diabetes dan Stroke Iskemik, http://www.domeclinic.com/artikel/diabetes-dan-stroke-iskemik.pdf, diakses tanggal 2 Oktober 2009

Cantrill, J.A., 1999, Clinical Pharmacy and Therapeutics: Endocrine Disorder Diabetes Mellitus, Second edition, 633-634, Churchill Livingstone, London

Dhamija, R.K., Mittal, S., & Bansal, B.C., 2000, Trends in Clinoco-Epidemiological Correlates of Stroke in the Community, Journal of Indian Academy of Clinical Medicine, 5 (1): 27–31

Fagan, S.C. dan Hess, D.C., 2005, Stroke in Dipiro, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 6th ed., The McGraw-Hill Companies, Inc., USA, 415-427

Fatimah, D. N., 2009, Mencegah dan Mengatasi Stroke, 21-22, 34-40, Kujang Press, Yogyakarta

Fessenden & Fesseden. 1999. Kimia Organik, Edisi Ketiga, 319, Penerbit Erlangga, Jakarta

Hasan, M.I., 2002, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, 60, Ghalia Indonesia, Bogor

Hawkins, D.W. dan Rahn, D.W., 2005, Gout and Hyperuricemia, in Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Sixth Edition, 1705-1711, The McGraw-Hill CompaniesInc., USA

Holman, R.R., Paul, S.K., Bethel, M.A., Matthews, D.R., dan Neil, H.A.W., 2008, 10-Year Follow-up of Intensive Glucose Control in Type 2 Diabetes, New England Journal Medicine, 359 (15), 1577-1589

Iskandar, J., 2004, Panduan Praktis Pencegahan dan Pengobatan Stroke, PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia, Jakarta

Israr, Y.A., 2008, Stroke, http://hayanakhyar.wordpress.com, diakses tanggal19 Agustus 2009

Kittner, S.J., White, L.R., Losonczy, K.G., Wolf,P.A., Hebel, J.R., 1990, Black-White Differences in Stroke Incidence in a National Sample: The Contribution of Hypertension and Diabetes Mellitus, JAMA, Vol. 264, No. 10, 264: 1267-1270

Page 99: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

77  

  

Lai, S.W., Tan, C.K., dan Ng, K.C., 2000, Epidemyology of Hyperglycemia in Elderly Person, Journal of Gerontology: Medical Science, 55A (5), M257-M259

Matz, K., Keresztes, K., Tatschl, C., Nowotny, M., Dachenhausen, A., Brainin, M. et al., 2006, Disorders of Glucose Metabolism in Acute Stroke Patients, http://care.diabetesjournals.org/cgi/content/full/29/4/792, diakses tanggal 27 April 2009

McClean, C.M., McNealy, A.M., Trinick, T.R., Murphy, M.H., Duly, E., McLaughlin, J. et al., 2009, Acute Exercise and Impaired Glucose Tolerance in Obese Humans, Journal of Clinical Lipidology, 3: 262-268

Mehta, S., 2003, The Glucose Paradox of Cerebral Ischaemia, 49: 299-301

Moran, L.A., Scrimgeor, K.G., dan Rawn, J.D., 1994, Biochemistry, 15.1-15.3, Neill Patterson Publishers Prentice Hall, United States of America

Murray, R.K., Granner, D.K., Rodwel, V.W., 2006, Harper’s Biochemistry, diterjemahkan oleh Hartono, A., 174-181, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Niskanen L., Turpeinen A., Pentilla I., dan Uusitupa M.I., 1998, Hyperglycemia and Compositional Lipoprotein Abnormalities as Predictors of Cardiovascular Mortality in Type 2 Diabetes: a 15-Years Follow-up from the Time of Diagnosis, Diabetes Care, 21 (11): 1861-1869

Notoatmodjo, S., 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, 93-107, 163-167, Rineka Cipta, Jakarta

Ousman, Y., 2002, Hyperglicemia in the Hospitalized Patient, Clinical Diabetes, 20 (3), 147-148

Pratiknya, A.W., 2001, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, CV Rajawali, Jakarta

Pratomo, H., 1989, “Metoda Penyuluhan Pada Kelompok Risiko Tinggi Penyakit AIDS dengan Minat Khusus Kelompok Homoseksual dan Perempuan Tuna Susila”. Dalam AIDS : Petunjuk Untuk Petugas Kesehatan, Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal P2M dan PLP, Jakarta.

Price, S.A. dan Wilson, L.M.C., 2003, Pathophysiology Clinical Consepts of Desease Processes, diterjemahkan oleh Dharma, A., 301-304, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Ramtoola S., Smith, C., Deakin, T., Greenwood, A., Winter, L., Priest, L., et al., 2005, Guidelines for the Management of Impaired Glucose Regulation,

Page 100: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

78  

  

http://www.eastlancsdiabetes.nhs.uk/documents/Management%20of%20Impaired%20Glucose%20Regualtion.pdf, diakses tanggal 14 Oktober 2009

Richardson-nassif, K., Swartz, R., and Reardon, M., 2002, Implementing a Community Education Program on Stroke for Health Care Providers and Consumers, Education for Health ISSN, 15 (1): 59–64

Robert, H., 2002, Phatogenesis of Atherosclerosis in Diabetes, http://arc.ahajournals.org/cgi/content/full/105/18/e138, diakses tanggal 27 Agustus 2009

Samsudin, H., 2009, Indonesia Tempati Urutan Pertama Didunia Dalam Jumlah Terbanyak Penderita Stroke. http://www.yastroki.or.id/read.php?id=341, diakses tanggal 26 September 2009

Schwinghammer, T.Y., 2009, Pharmacoteraphy Handbook, Seventh Edition, Endocrinologic Disorder,Mc-Graw Hill Companies, Inc., United States, 210-226

Setiawan, N., 2005, Teknik Sampling, Direktorat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional, 3

Sinha, R., Fisch, G., Teague, B., Tamborlane, W.V., Banyas, B., Allen, K. et al., 2002, Prevalence of Impaired Glucose Tolerance Among Children and Adolescents with Marked Obesity, The New England Journal Medicine, 345 (11), 802-809

Triplitt, C.L., Reasner, C.A., and Isley, W.L., 2005, Pharmacoterapy A Pathophysiology Approach, Sixth Edition, Mc-Graw Hill Companies, United States, 1333-1337

Truelsen, T., Bonita, R., & Jamrozik, K., 2001, Surveillance of Stroke; a Global Perspective, International Epidemiological Association, 30: S11–S16

WHO MONICA, 1997, Stroke Trends in WHO MONICA Project, Association, Inc.

Wibowo, S., dan Gofir, A., 2001, Farmakoterapi dalam Neurologi, edisi 1, Salemba Medika, Jakarta, 53-73

Wierzgon, M.M., Zajdel, E.N., Kokot, T., dan Sadowskiz, T., 2008, Is There Coincidence Between Impaired Glucose Tolerance and Silent Myocardial Ischemia?, Diabetologia Croatica, 37-4

Wijaya, A., 2009, Pengaruh Pemberian Edukasi untuk Mencegah Stroke Terhadap Perubahan Perilaku Populasi Lansia di Posyandu Srikandi, Dusun Burikan, dan Posyandu Buah Apel, Dusun Keboan, Yogyakarta, Skripsi, 56, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Page 101: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

  

79  

LAMPIRAN

Lampiran 1. Formulir Pengambilan Data Penelitian

FORMULIR PENGAMBILAN DATA PENELITIAN

Nomor penelitian :

Nama :

Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan*

Usia : …….tahun

Pendidikan :

Pekerjaan terakhir :

Riwayat penyakit keluarga :

Riwayat penyakit :

Kebiasaan merokok : merokok/tidak merokok*

Rutin mengikuti egiatan posyandu lansia selama tiga kali berturut-turut : ya/tidak*

Keterangan : *coret yang tidak perlu

Variabel PengukuranAwal PengukuranAkhir

1. Tekanan darah

2. Kadar kolesterol total

3. High Density Lipoprotein (HDL)

4. Low Density Lipoprotein (LDL)

5. Trigliserida

6. Blood Urea Nitrogen (BUN)

7. Creatinin

8. Asam urat

9. Glukosa darah puasa

Page 102: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

80  

  

Lampiran 2. Daftar Subjek Penelitian Kelompok Perlakuan

No. Nama Dusun / RT 1. Bpk AH Burikan / 01 2. Bpk P Burikan / 01 3. Bpk SWS Burikan / 01 4. Bpk M Burikan / 01 5. Ibu SDS Burikan / 03 6. Bpk HSJ Burikan / 03 7. Ibu RCW Burikan / 03 8. Bpk MSP Burikan / 04 9. Bpk WSR Burikan / 05

10. Bpk SWS Burikan / 05 11. Bpk MM Burikan / 06 12. Ibu KA Burikan / 06 13. Bpk W Burikan / 06 14. Ibu UP Burikan / 06 15. Ibu WNU Burikan / 06 16. Bpk MT Keboan / 0417. Ibu MUS Keboan / 0418. Ibu MT Keboan / 0419. Ibu MU Keboan / 0420. Ibu CD Keboan / 0421. Ibu DP Keboan / 0522. Ibu N Keboan / 0523. Ibu KK Keboan / 0524. Ibu M Keboan / 0525. Ibu P Keboan / 0526. Ibu MY Keboan / 0527. Bpk MR Keboan / 0628. Ibu W Keboan / 0629. Ibu KUtomo Keboan / 0630. Ibu BU Keboan / 07

Page 103: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

81  

  

Lampiran 3. Daftar Subjek Penelitian Kelompok Kontrol

No. Nama Dusun/RT 1. Ibu SP Burikan/ 02 2. Bpk S Burikan/ 02 3. Bpk MS Burikan/ 03 4. Bpk MU Burikan/ 04 5. Ibu SHS Burikan/ 04 6. Ibu MMP Burikan/ 04 7. Bpk PHU Burikan/ 04 8. Ibu GM Burikan/ 05 9. Bpk DH Burikan/ 05

10. Bpk SH Burikan/ 05 11. Ibu AK Burikan/ 06 12. Bpk NA Burikan/ 06 13. Ibu B Burikan/ 06 14. Ibu SBW Burikan/ 06 15. Ibu AG Burikan/ 06 16. Ibu UU Keboan/0417. Bpk KK Keboan/0418. Ibu AU Keboan/0419. Ibu KD Keboan/0420. Ibu MG Keboan/0421. Ibu BD Keboan/0422. Ibu P Keboan/0523. Ibu J Keboan/0524. Ibu TU Keboan/0525. Ibu MR Keboan/0526. Ibu MH Keboan/0527. Ibu SU Keboan/0628. Ibu PU Keboan/0629. Ibu P Keboan/0730. Ibu RU Keboan/07

Page 104: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

82  

  

Lampiran 4. Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Puasa Subjek Penelitian Kelompok Perlakuan

No. Nama Pengukuran awal Pengukuran akhir 1. A 106 84 2. B 89 84 3. C 84 86 4. D 71 78 5. E 76 81 6. F 108 90 7. G 92 81 8. H 78 76 9. I 86 84

10. J 73 87 11. K 91 98 12. L 79 91 13. M 88 89 14. N 103 93 15. O 86 81 16. P 78 82 17. Q 93 109 18. R 100 96 19. S 86 90 20. T 88 90 21. U 72 81 22. V 122 150 23. W 89 91 24. X 96 86 25. Y 75 86 26. Z 83 85 27. AA 113 84 28. BB 99 86 29. CC 69 81 30. DD 111 107

Page 105: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

83  

  

Lampiran 5. Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Puasa Subjek Penelitian Kelompok Kontrol  

No. Nama Pengukuran awal Pengukuran akhir 1. A 95 91 2. B 94 92 3. C 90 82 4. D 80 87 5. E 79 77 6. F 89 84 7. G 76 85 8. H 74 78 9. I 75 76 10. J 79 78 11. K 88 89 12. L 82 80 13. M 90 88 14. N 76 83 15. O 102 106 16. P 80 80 17. Q 74 71 18. R 89 112 19. S 90 - 20. T 91 88 21. U 83 85 22. V 88 65 23. W 149 123 24. X 113 98 25. Y 86 96 26. Z 86 84 27. AA 84 89 28. BB 79 76 29. CC 100 85 30. DD 69 73

Page 106: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

84  

  

Lampiran 6. Langkah-langkah Pengujian Statistik

1. Membuat file data dasar

a. File data dasar seluruh subjek penelitian

1) Buka program SPSS 12.0 for windows.

2) Masukkan variabel-variabel penelitian ke dalam variable view.

Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah nama, kelompok subjek

penelitian, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, kebiasaan merokok,

BMI, tekanan darah (sistol dan diastol), kolesterol total, HDL, LDL,

trigliserida, BUN (laki-laki dan perempuan), creatinin, asam urat (laki-

laki dan perempuan), glukosa darah puasa.

3) Variabel penelitian yang dimasukkan terdiri dari variabel dengan skala

pengukuran kategorik dan skala pengukuran numerik. Variabel dengan

skala pengukuran kategorik (string) diubah menjadi numerik dengan

memberikan nilai (value) pada masing-masing tingkat pada setiap

kelompok variabel, sedangkan variabel dengan skala pengukuran

numerik tidak perlu diubah. Variabel dengan skala pengukuran

kategorik adalah:

a) Kelompok subjek penelitian, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:

Kelompok kontrol : nilai 1

Kelompok perlakuan : nilai 2

b) Usia subjek penelitian, dibagi menjadi 6 kelompok yaitu:

≥60-≤65 tahun : nilai 1

≥66-≤71 tahun : nilai 2

Page 107: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

85  

  

≥72-≤77 tahun : nilai 3

≥78-≤83 tahun : nilai 4

≥84-≤89 tahun : nilai 5

≥90-≤95 tahun : nilai 6

c) Jenis kelamin, yaitu:

Laki-laki : nilai 1

Perempuan : nilai 2

d) Tingkat pendidikan, dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:

Tidak sekolah : nilai 1

≤SMP : nilai 2

≥SMP : nilai 3

e) Kebiasaan merokok, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:

Merokok : nilai 1

Tidak merokok: nilai 2

4) Memasukkan semua data dari seluruh subjek penelitian pada data

view sesuai dengan masing-masing variabel.

b. File data dasar kelompok perlakuan

1) Buka program SPSS 12.0 for windows.

2) Pisahkan data dasar kelompok perlakuan dari file data dasar seluruh

subjek penelitian.

c. File data dasar kelompok kontrol

1) Buka program SPSS 12.0 for windows.

Page 108: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

86  

  

2) Pisahkan data dasar kelompok kontrol dari file data dasar seluruh

subjek penelitian.

2. Uji statistik pada kelompok yang berbeda (kelompok perlakuan dan kontrol)

dengan Two Sample Independent T-test. Uji ini digunakan untuk mengetahui

ada tidaknya perbedaan signifikan antara kelompok perlakuan dan kontrol

untuk setiap variabel pada pengukuran awal (karakteristik awal) dan

pengukuran akhir (karakteristik akhir).

a. Uji normalitas dengan uji statistik Kolmogorov Smirnov

1) Buka file data dasar seluruh subjek penelitian.

2) Klik analyze, kemudian pilih descriptive statistic, klik explore.

3) Pilih variabel yang akan diuji dan masukkan ke dalam kolom

dependent list.

4) Klik plots, kemudian klik pada pilihan normality plots with test.

5) Klik continue, kemudian klik OK.

6) Pada tabel test of normality dengan uji statistik Kolmogorov Smirnov

data terdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p)>0,05 dan tidak

terdistribusi normal apabila p<0,05.

b. Uji signifikansi dengan uji statistik Chi-square

Variabel penelitian dengan skala pengukuran kategorik yang diuji yaitu

usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan kebiasaan merokok.

1) Buka file data dasar seluruh subjek penelitian dimana variabel dengan

skala pengukuran kategorik (string) sudah diubah menjadi skala

numerik.

Page 109: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

87  

  

2) Klik analyze, kemudian pilih descriptive statistic, klik Crosstabs .

3) Masukkan variabel bebas ke dalam kotak rows dan variabel tergantung

dalam kotak columns.

4) Klik statistics, dan pilih Chi-square.

5) Klik continue, kemudian klik kotak cell.

6) Pilih observed (untuk menampilkan nilai observed) dan expected

(untuk menampilkan nilai expected) pada kotak counts.

7) Klik continue, kemudian klik OK.

8) Berbeda signifikan apabila nilai p<0,05 dan tidak berbeda signifikan

apabila nilai p>0,05.

c. Uji signifikansi dengan uji statistik Two Sample Independent T-test

1) Uji statistik dengan Two Sample Independent T-test apabila pada uji

normalitas diperoleh hasil data terdistribusi normal.

a) Buka file data dasar seluruh subjek penelitian.

b) Klik analyze, kemudian pilih Compare Means, klik Independent

Sample T-test.

c) Pilih variabel yang akan diuji dan masukkan ke dalam kotak test

variable(s).

d) Masukkan kelompok subjek penelitian ke dalam kotak grouping

variables.

e) Klik define groups dan masukkan angka 1 pada group 1 dan angka

2 pada group 2.

f) Klik continue, kemudian klik OK.

Page 110: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

88  

  

g) Berbeda signifikan apabila nilai p<0,05 dan tidak berbeda

signifikan apabila nilai p>0,05.

2) Uji statistik dengan Mann Whitney Test apabila pada uji normalitas

diperoleh hasil data tidak terdistribusi normal.

a) Buka file data dasar seluruh subjek penelitian.

b) Klik analyze, kemudian pilih Nonparametric Test, klik Mann

Whitney Test.

c) Pilih variabel yang akan diuji dan masukkan ke dalam kotak test

variable(s).

d) Masukkan kelompok subjek penelitian ke dalam kotak grouping

variables.

e) Klik define groups dan masukkan angka 1 pada group 1 dan angka

2 pada group 2.

f) Klik continue, kemudian klik OK.

g) Berbeda signifikan apabila nilai p<0,05 dan tidak berbeda

signifikan apabila nilai p>0,05.

3. Uji statistik dalam satu kelompok untuk mengetahui perubahan profil kadar

glukosa darah puasa subjek penelitian. Dilakukan dengan membandingkan

kadar glukosa darah puasa pada pengukuran awal dan pengukuran akhir.

a. Uji normalitas dengan uji statistik Kolmogorov Smirnov

1) Buka file data dasar kelompok subjek penelitian yang akan diuji.

2) Klik analyze, kemudian pilih descriptive statistic, klik explore.

Page 111: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

89  

  

3) Pilih variabel yang akan diuji dan masukkan ke dalam kolom

dependent list.

4) Klik plots, kemudian klik pada pilihan normality plots with test.

5) Klik continue, kemudian klik OK.

6) Pada tabel test of normality dengan uji statistik Kolmogorov Smirnov

data terdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p)>0,05 dan tidak

terdistribusi normal apabila p<0,05.

b. Uji signifikansi dengan Paired Sample T-test

1) Uji statistik dengan Paired Sample T-test jika data terdistribusi normal.

a) Buka file data dasar kelompok subjek penelitian yang akan diuji.

b) Klik analyze, kemudian pilih Compare Means, klik Paired Sample

T-test.

c) Masukkan kadar glukosa darah puasa pada pengukuran awal

sebagai variabel 1 dan kadar glukosa darah puasa pada pengukuran

akhir sebagai variabel 2.

d) Pindahkan ke dalam kotak paired variables.

e) Klik OK.

f) Berbeda signifikan apabila nilai p<0,05 dan tidak berbeda

signifikan apabila nilai p>0,05.

2) Uji statistik dengan Wilcoxon Tests jika data tidak terdistribusi normal.

a) Buka file data dasar kelompok subjek penelitian yang akan diuji.

b) Klik analyze, kemudian pilih Nonparametric Test, klik 2 Related

Samples Test.

Page 112: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

90  

  

c) Masukkan kadar glukosa darah puasa pada pengukuran awal

sebagai variabel 1 dan kadar glukosa darah puasa pada pengukuran

akhir sebagai variabel 2.

d) Pindahkan ke dalam kotak test pair(s) list.

e) Pada test type pilih Wilcoxon.

f) Klik OK.

g) Berbeda signifikan apabila nilai p<0,05 dan tidak berbeda

signifikan apabila nilai p>0,05.

Lampiran 7. Output Uji Kebermaknaan Profil Karakteristik Populasi Lansia Terkait Usia, Jenis Kelamin, dan Kebiasaan Merokok

Crosstabs Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kelompoksubyekuji *

Jeniskelamin 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%

Kelompoksubyekuji *

Umur 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%

Kelompoksubyekuji *

Merokok 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%

Kelompoksubyekuji *

Tingkatpendidikan 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%

Page 113: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

91  

  

Jenis Kelamin

Crosstab Jeniskelamin Total laki-laki Perempuan Kelompok subjekuji

1 Count 8 22 30

Expected Count 10.0 20.0 30.0

2

Count 12 18 30

Expected Count 10.0 20.0 30.0

Total Count 20 40 60 Expected

Count 20.0 40.0 60.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.200(b) 1 .273

Continuity Correction(a) .675 1 .411

Likelihood Ratio 1.206 1 .272 Fisher's Exact Test .412 .206

N of Valid Cases 60 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.00.

Page 114: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

92  

  

Usia

Crosstab

Usia

Total60-65 66-71 72-77 78-83 90-95 Kelompoksubyekuji

1 Count 11 8 7 3 1 30Expected Count 10.0 10.0 5.0 4.0 1.0 30.0

2 Count 9 12 3 5 1 30Expected Count 10.0 10.0 5.0 4.0 1.0 30.0

Total Count 20 20 10 8 2 60Expected Count 20.0 20.0 10.0 8.0 2.0 60.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 3.100(a) 4 .541

Likelihood Ratio 3.157 4 .532 N of Valid Cases 60 a 4 cells (40.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.00.

Page 115: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

93  

  

Kebiasaan Merokok

Crosstab

Kebiasaanmerokok

Total Ya Tidak Kelompoksubyekuji

1 Count 4 26 30Expected Count 5.5 24.5 30.0

2 Count 7 23 30Expected Count 5.5 24.5 30.0

Total Count 11 49 60Expected Count 11.0 49.0 60.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.002(b) 1 .317

Continuity Correction(a) .445 1 .505

Likelihood Ratio 1.012 1 .314 Fisher's Exact Test .506 .253

N of Valid Cases 60 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.50.

Page 116: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

94  

  

Tingkat Pendidikan

Crosstab

Tingkatpendidikan

Total Tidaksek

olah <=SM

P >SMP Kelompoksubyekuji

1 Count 17 12 1 30Expected Count 17.0 10.5 2.5 30.0

2 Count 17 9 4 30Expected Count 17.0 10.5 2.5 30.0

Total Count 34 21 5 60Expected Count 34.0 21.0 5.0 60.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 2.229(a) 2 .328

Likelihood Ratio 2.357 2 .308 N of Valid Cases 60

a 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.50.

Keterangan : 1 = kontrol 2 = perlakuan

Page 117: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

95  

  

Lampiran 8. Output Uji Normalitas Karakteristik Populasi Lansia Terkait Body Mass Index (BMI)

Case Processing Summary

Kelompok

subjek

penelitian

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

BMI Kontrol 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Perlakuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Page 118: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

96  

  

Descriptives Kelompok subjek penelitian Statistic Std. Error

BMI Kontrol Mean 19.3527 .72886

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 17.8620

Upper Bound 20.8434

5% Trimmed Mean 18.9706

Median 18.3200

Variance 15.937

Std. Deviation 3.99213

Minimum 13.88

Maximum 32.82

Range 18.94

Interquartile Range 3.88

Skewness 1.844 .427

Kurtosis 4.131 .833

Perlakuan Mean 19.0843 .55294

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 17.9535

Upper Bound 20.2152

5% Trimmed Mean 18.8833

Median 18.7400

Variance 9.172

Std. Deviation 3.02855

Minimum 14.66

Maximum 28.54

Range 13.88

Interquartile Range 3.75

Skewness 1.013 .427

Kurtosis 1.897 .833

Page 119: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

97  

  

Tests of Normality Kelompok

subyekuji Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Statistic df Sig.

BMI Kontrol .210 30 .002 .828 30 .000

Perlakuan .113 30 .200* .939 30 .083

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Lampiran 9. Output Uji Kebermaknaan Karakteristik Populasi Lansia Terkait Body Mass Index (BMI)

Mann-Whitney Test Ranks

Kelompok subjek penelitian N Mean Rank Sum of Ranks

BMI 1 30 30.08 902.50 2 30 30.92 927.50 Total 60

Test Statisticsa

BMI Mann-Whitney U 437.500 Wilcoxon W 902.500 Z -.185 Asymp. Sig. (2-tailed) .853 a. Grouping Variable: Kelompoksubyekuji

Page 120: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

98  

  

Lampiran 10. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Awal Kadar Glukosa Darah Puasa Subjek Penelitian

Case Processing Summary

Descriptives

Kelompok subjekuji

Cases Valid Missing Total

N Percent N Percent N PercentGlukosaawal kontrol 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

perlakuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Kelompok subjekuji Statistic Std.

Error Glukosaawal kontrol Mean 87.67 2.724

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 82.09 Upper Bound

93.24

5% Trimmed Mean 85.87 Median 86.00 Variance 222.644 Std. Deviation 14.921 Minimum 69 Maximum 149 Range 80 Interquartile Range 11 Skewness 2.586 .427Kurtosis 9.424 .833

perlakuan Mean 89.47 2.48195% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 84.39 Upper Bound

94.54

5% Trimmed Mean 88.93 Median 88.00 Variance 184.602 Std. Deviation 13.587 Minimum 69 Maximum 122 Range 53 Interquartile Range 21 Skewness .565 .427Kurtosis -.256 .833

Page 121: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

99  

  

Tests of Normality

* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction

Lampiran 11. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Awal Kadar Glukosa Darah Puasa Subjek Penelitian

NParT-test Mann Whitney

Ranks

Kelompok subjekuji N

Mean Rank

Sum of Ranks

Glukosaawal kontrol 30 29.03 871.00 perlakuan 30 31.97 959.00 Total 60

Test Statistics(a)

GlukosaawalMann-Whitney U 406.000Wilcoxon W 871.000Z -.651Asymp. Sig. (2-tailed) .515a Grouping Variable: Kelompoksubjekuji

Kelompok subjekuji

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Glukosaawal kontrol .212 30 .001 .768 30 .000perlakuan .114 30 .200(*) .961 30 .325

Page 122: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

100  

  

Lampiran 12. Output Uji Normalitas Profil Pengukuran Akhir Kadar Glukosa Darah Puasa Subjek Penelitian

Case Processing Summary

Kelompok subjekuji

Cases Valid Missing Total

N Percent N Percent N PercentGlukosaakhir kontrol 29 96.7% 1 3.3% 30 100.0%

perlakuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Descriptives

Kelompok subjekuji Statistic Std.

Error Glukosaakhir kontrol Mean 86.24 2.255

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 81.62 Upper Bound

90.86

5% Trimmed Mean 85.47 Median 85.00 Variance 147.404 Std. Deviation 12.141 Minimum 65 Maximum 123 Range 58 Interquartile Range 12 Skewness 1.227 .434Kurtosis 2.310 .845

perlakuan Mean 88.80 2.42595% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 83.84 Upper Bound

93.76

5% Trimmed Mean 86.83 Median 86.00 Variance 176.441 Std. Deviation 13.283 Minimum 76 Maximum 150 Range 74 Interquartile Range 9 Skewness 3.657 .427Kurtosis 16.106 .833

Page 123: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

101  

  

Tests of Normality

Kelompok subjekuji

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Glukosaakhir kontrol .169 29 .034 .915 29 .023perlakuan .268 30 .000 .607 30 .000

a Lilliefors Significance Correction

Lampiran 13. Output Uji Kebermaknaan Profil Pengukuran Akhir Kadar Glukosa Darah Puasa Subjek Penelitian

NPar T-tests Mann Whitney Test

Ranks

Kelompok subjekuji N Mean

Rank Sum of Ranks

Glukosaakhir Kontrol 29 27.78 805.50 Perlakuan 30 32.15 964.50 Total 59

Test Statistics(a) Glukosaakhir Mann-Whitney U 370.500Wilcoxon W 805.500Z -.980Asymp. Sig. (2-tailed) .327a Grouping Variable: Kelompoksubjekuji

Page 124: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

102  

  

Lampiran 14. Output Uji Normalitas Profil Kadar Glukosa Darah Puasa Kelompok Perlakuan pada Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir Case Processing Summary

Cases Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Glukosaawal 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%Glukosaakhir 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Glukosaawal Mean 89.47 2.481 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 84.39 Upper Bound

94.54

5% Trimmed Mean 88.93 Median 88.00 Variance 184.602 Std. Deviation 13.587 Minimum 69 Maximum 122 Range 53 Interquartile Range 21 Skewness .565 .427 Kurtosis -.256 .833

Glukosaakhir Mean 89.57 2.493 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 84.47 Upper Bound

94.67

5% Trimmed Mean 87.69 Median 86.00 Variance 186.461 Std. Deviation 13.655 Minimum 76 Maximum 150 Range 74 Interquartile Range 9 Skewness 3.274 .427 Kurtosis 13.338 .833

Page 125: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

103  

  

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. Glukosaawal .114 30 .200(*) .961 30 .325Glukosaakhir .258 30 .000 .657 30 .000

* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction

Lampiran 15. Output Uji Kebermaknaan Profil Kadar Glukosa Darah Puasa Kelompok Perlakuan pada Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir

NPar T-tests Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks N Mean Rank Sum of Ranks Glukosaakhir - Glukosaawal

Negative Ranks 13(a) 16.96 220.50Positive Ranks 17(b) 14.38 244.50Ties 0(c) Total 30

a Glukosaakhir < Glukosaawal b Glukosaakhir > Glukosaawal c Glukosaakhir = Glukosaawal

Test Statistics(b)

Glukosaakhir - Glukosaawal

Z -.247(a)Asymp. Sig. (2-tailed) .805

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 126: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

104  

  

Lampiran 16. Output Uji Normalitas Profil Kadar Glukosa Darah Puasa Kelompok Kontrol pada Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir

Case Processing Summary

Cases Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Glukosaawal 29 96.7% 1 3.3% 30 100.0%Glukosaakhir 29 96.7% 1 3.3% 30 100.0%

Descriptives

Statistic Std.

Error Glukosaawal Mean 87.59 2.819

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 81.81 Upper Bound

93.36

5% Trimmed Mean 85.74 Median 86.00 Variance 230.394 Std. Deviation 15.179 Minimum 69 Maximum 149 Range 80 Interquartile Range 12 Skewness 2.567 .434 Kurtosis 9.147 .845

Glukosaakhir Mean 86.24 2.255 95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 81.62 Upper Bound

90.86

5% Trimmed Mean 85.47 Median 85.00 Variance 147.404 Std. Deviation 12.141 Minimum 65 Maximum 123 Range 58 Interquartile Range 12 Skewness 1.227 .434 Kurtosis 2.310 .845

Page 127: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

105  

  

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. Glukosaawal .204 29 .003 .768 29 .000Glukosaakhir .169 29 .034 .915 29 .023

a Lilliefors Significance Correction

Lampiran 17. Output Uji Kebermaknaan Profil Kadar Glukosa Darah Puasa Kelompok Kontrol pada Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir

NPar T-tests

Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks

N Mean Rank Sum of RanksGlukosaakhir – Glukosaawal

Negative Ranks 16(a) 14.00 224.00Positive Ranks 12(b) 15.17 182.00Ties 1(c) Total 29

a Glukosaakhir < Glukosaawal b Glukosaakhir > Glukosaawal c Glukosaakhir = Glukosaawal

Test Statistics(b)

Glukosaakhir - Glukosaawal

Z -.479(a) Asymp. Sig. (2-tailed) .632

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 128: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

106  

  

Lampiran 18. Output Uji Normalitas Selisih Kadar Glukosa Darah Puasa Subjek Penelitian pada Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir

Case Processing Summary

Kelompok subjekuji

Cases Valid Missing Total

N Percent N Percent N PercentSelisih glukosa

kontrol 29 96.7% 1 3.3% 30 100.0%perlakuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Descriptives

Kelompok subjekuji Statistic Std.

Error Selisih glukosa

kontrol Mean -1.34 1.80495% Confidence Interval for Mean

Lower Bound -5.04 Upper Bound

2.35

5% Trimmed Mean -1.16 Median -2.00 Variance 94.377 Std. Deviation 9.715 Minimum -26 Maximum 23 Range 49 Interquartile Range 8 Skewness -.488 .434Kurtosis 1.889 .845

perlakuan Mean .10 2.17895% Confidence Interval for Mean

Lower Bound -4.35 Upper Bound

4.55

5% Trimmed Mean .26 Median 2.00 Variance 142.300 Std. Deviation 11.929 Minimum -29 Maximum 28 Range 57 Interquartile Range 14 Skewness -.277 .427Kurtosis .651 .833

Page 129: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

107  

  

Tests of Normality

Kelompok subjekuji

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Selisih glukosa

kontrol .191 29 .008 .922 29 .035perlakuan .101 30 .200(*) .982 30 .886

* This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction

Lampiran 19. Output Uji Kebermaknaan Selisih Kadar Glukosa Darah Puasa Subjek Penelitian pada Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir

Independent T-test Group Statistics

Kelompok subjekuji N Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean Selisihglukosa kontrol 29 -1.34 9.715 1.804

perlakuan 30 .10 11.929 2.178

Page 130: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

  

108  

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper Selisihglukosa

Equal variances assumed

1.786 .187 -.509 57 .613 -1.445 2.838 -7.128 4.238

Equal variances not assumed

-.511 55.423 .611 -1.445 2.828 -7.111 4.222

Page 131: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

109  

  

Lampiran 20. Surat Ijin BAPPEDA Yogyakarta

Page 132: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

110  

  

Lampiran 21. Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Clearance)

Page 133: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

111  

  

Lampiran 22. Materi Pemberian Ceramah

Page 134: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

112  

  

Page 135: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

113  

  

Page 136: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

114  

  

Page 137: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

115  

  

Lampiran 23. Leaflet Bagian Luar  

Page 138: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

116  

  

Lampiran 24. Leaflet Bagian Dalam

Page 139: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

117  

  

Lampiran 25. Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan

Page 140: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

118  

  

 

 

Page 141: PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERHADAP … · Mekanisme hiperglikemia berkontribusi pada stroke iskemik ... Pembuatan leaflet ..... 38 5. Pelaksanaan intervensi

119  

  

BIOGRAFI PENULIS  Stefani Santi Widhiastuti, anak bungsu dari tiga

bersaudara pasangan Yosephus Agung Nugroho dan Sri

Endrayati Paulina, lahir di Yogyakarta tanggal 9

Desember 1987. Penulis mulai mengenal bangku sekolah

di Taman Kanak-Kanak Bina Kasih Yogyakarta pada

tahun 1992-1994. Pendidikan Dasar ditempuh di SD

Negeri Percobaan 3 Yogyakarta pada tahun 1994-2000. Jenjang Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama ditempuh di SLTP Negeri 8 Yogyakarta. Sekolah Lanjutan

Tingkat Atas ditempuh di SMA Negeri 2 Yogyakarta dan lulus pada tahun 2006.

Penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada

tahun 2006-2010 dan memperoleh gelar Sarjana Farmasi. Selama menempuh

kuliah, penulis aktif sebagai asisten praktikum Farmasi Fisika tahun 2008 dan

anggota JMKI (Jalinan Mahasiswa Kesehatan Indonesia) Paingan serta menjadi

panitia dalam kegiatan yang diselenggarakan JMKI seperti Gerakan Anti Madat,

Hari Anti Tembakau, Donor Darah, Sarasehan HIV/AIDS. Penulis pernah

mengikuti beberapa kegiatan fakultas seperti Panitia Bakti Sosial “Ibu Aktif Anak

Sehat” tahun 2006, Panitia Sumpahan Apoteker tahun 2007, Panitia Ekaristi

Kaum Muda Fakultas Farmasi tahun 2007, Panitia Seminar Entrepreneurship

tahun 2007, dan Panitia Titrasi 2008. Penulis juga pernah mengikuti kegiatan

universitas seperti panitia Pekan Budaya Universitas Sanata Dharma tahun 2007,

dan mewakili Universitas Sanata Dharma dalam Pekan Ilmiah Remaja Universitas

Satya Wacana Salatiga.