pengaruh pemberian jangka panjang ekstrak …repository.usd.ac.id/15478/2/148114104_full.pdf ·...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK METANOL
80% DAGING Hylocereus polyrhizus TERHADAP KADAR ALBUMIN
TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI KARBON
TETRAKLORIDA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Satriavi Yanuar Deny
NIM : 148114104
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK METANOL
80% DAGING Hylocereus polyrhizus TERHADAP KADAR ALBUMIN
TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI KARBON
TETRAKLORIDA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Satriavi Yanuar Deny
NIM : 148114104
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Persetujuan Pembimbing
PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK METANOL
80% DAGING Hylocereus polyrhizus TERHADAP KADAR ALBUMIN
TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI KARBON
TETRAKLORIDA
Skripsi yang diajukan oleh:
Satriavi Yanuar Deny
NIM : 148114104
telah disetujui oleh
Pembimbing Utama
drh. Sitarina Widyarini, M.P., Ph.D. tanggal 20 November 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Pengesahan Skripsi Berjudul
PENGARUH PEMBERIAN JANGKA PANJANG EKSTRAK METANOL
80% DAGING Hylocereus polyrhizus TERHADAP KADAR ALBUMIN
TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI KARBON
TETRAKLORIDA
Oleh:
Satriavi Yanuar Deny
NIM : 148114104
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
pada tanggal : 5 Januari 2018
Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt.
Panitia Penguji: Tanda tangan
1.
drh. Sitarina Widyarini, M.P., Ph.D.
……………...
2.
Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt.
……………...
3.
Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt.
……………...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
“MAN JADDA WA JADDA” ..Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil..
----
Usaha tanpa do’a hanyalah sia-sia, begitu pula dengan do’a tanpa usaha
“Lakukan dengan ikhlas, tak ada keberhasilan
tanpa adanya perjuangan dan doa”
Skripsi ini aku persembahkan untuk …
Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan
kekuatan untuk mengerjakan sripsi ini…
Keluargaku tercinta…
Kedua orang tuaku, almarhum Bapak, dan Ibu yang sangat aku sayang,
yang selalu memberikan semangat, nasehat, didikan serta doa yang terbaik
untuk anakmu ini,
takkan pernah kulupakan semua kasih sayang yang telah engkau berikan…
Kakak dan Adik yang selalu membantu dan mewarnai hari-hariku…
Teima kasih teruntuk sahabat dan teman-teman yang telah memberikan semangat
dan menemani dalam pembuatan skripsi…
Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana
layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 20 November 2017
Penulis
Satriavi Yanuar Deny
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama : Satriavi Yanuar Deny
Nomor Mahasiswa : 148114104
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Pengaruh Pemberian Jangka Panjang Ekstrak Metanol 80% Daging
Hylocereus polyrhizus Terhadap Kadar Albumin
Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi Karbon Tetraklorida
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam benruk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 20 November 2017
Yang menyatakan
Satriavi Yanuar Deny
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, hidayah serta inayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Jangka Panjang
Ekstrak Metanol 80% Daging Hylocereus polyrhizus Terhadap Kadar
Albumin Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi Karbon Tetraklorida”
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulis dalam penyusunan skripsi
ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
2. Ketua Program Studi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
3. Ibu drh. Sitarina Widyarini, M.P., Ph. D., selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang selalu membimbing dan mendampingi dengan sabar
selama penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph. D., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan kritik dan saran yang sangat membangun dalam proses
penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt., selaku Dosen Penguji yang
telah memberikan kritik dan saran yang sangat membangun dalam
proses penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt. selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan bimbingannya dari awal proses perkuliahan
hingga akhir.
7. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt., selaku Kepala Penanggung
Jawab Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan ijin
dalam penggunaan fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian
skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
8. Bapak Heru Purwanto, Bapak Wagiran, Bapak Kayatno, dan Pak
Parjiman yang telah membantu proses penelitian di laboratorium.
9. Keluargaku, Bapak, Ibu, Kakak dan Adik yang selalu memberikan
dorongan, dukungan, semangat dan kasih sayang selama proses
penyusunan skripsi ini
10. Teman-teman Kelas C 2014, Angkatan 2014, Keluarga “Boyo”
Farmasi 2014 dan Keluarga Besar Farmasi.
11. Teman-teman seperjuangan “Buah Naga Kuatkan Hati” Monica
Praditya Puji Astari, Anastasia Kristanti Setiadi, Ivon Indah Purnawati
yang telah saling memberikan semangat didalam suka duka
penyusunan skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis,
yang turut membantu penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menerima semua kritik dan saran yang
membangun dan bermanfaat dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis berharap agar
skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya
dibidang kefarmasian.
Yogyakarta, 20 November 2017
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................ vii
PRAKATA ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
ABSTRAK ........................................................................................................... xiv
ABSTRACT ............................................................................................................ xv
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 7
KESIMPULAN ..................................................................................................... 15
SARAN ................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
LAMPIRAN .......................................................................................................... 19
BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Rerata kadar albumin ± SE jam ke-0, 24, 48 dan 72 ............................8
Tabel II. Hasil uji post hoc kadar albumin jam ke-0, 24, 48 dan 72 ...................9
Tabel III. Rerata kadar albumin ± SE pada kelompok perlakuan.......................10
Tabel IV. Hasil uji post hoc kadar albumin pada kelompok perlakuan ..............11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram batang kadar albumin jam ke-0, 24, 48 dan 72 .................. 9
Gambar 2. Diagram batang rerata kadar albumin pada kelompok perlakuan .. 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ethical Cleareance (EC) .................................................... 19
Lampiran 2. Surat Pengesahan determinasi buah Hylocereus polyrhizus........ 20
Lampiran 3. Buah, daging, dan ekstrak daging Hylocereus polyrhizus ........... 21
Lampiran 4. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian
statistik ......................................................................................... 22
Lampiran 5. Perhitungan dan penetapan dosis ................................................. 23
Lampiran 6. Hasil analisis statistik kadar albumin pada uji pendahuluan waktu
pencuplikan darah hewan uji jam ke-0, 24, 48 dan 72 ............... 24
Lampiran 7. Hasil analisis statistik kadar albumin dengan uji one way ANOVA
dan uji post hoc Tukey pada kelompok perlakuan ekstrak metanol
80% daging Hylocereus polyrhizus terinduksi karbon tetraklorida 2
mL/kgBB .................................................................................... 28
Lampiran 8. Perhitungan persen peningkatan albumin pada kelompok perlakuan
ekstrak methanol 80% daging Hylocereus polyrhizus terinduksi
karbon tetraklorida 2 mL/kgBB ................................................... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian jangka
panjang ekstrak metanol 80% daging Hylocereus polyrhizus terhadap kadar
albumin pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida (CCl4).
Penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah ini
menggunakan 30 tikus jantan galur Wistar berumur 2-3 bulan dengan berat 150-
250 g yang dibagi ke dalam enam kelompok secara acak dengan jumlah yang sama.
Kelompok I (kontrol hepatotoksin) diberikan CCl4 2,0 mL/kgBB secara
intraperitoneal. Kelompok II (kontrol negatif) diberikan CMC-Na 1% dosis 20
mL/kgBB secara peroral. Kelompok III (kontrol perlakuan) diberi ekstrak metanol
80% daging Hylocereus polyrhizus (EMDH) dosis 600 mg/kgBB secara peroral.
Kelompok IV-VI diberi EMDH dengan dosis bertingkat yaitu 150, 300 dan 600
mg/kgBB secara peroral sekali sehari selama enam hari berturut-turut dan pada hari
ke tujuh diberi CCl4 2,0 mL/kgBB. Pengambilan darah kelompok I-VI pada sinus
orbitalis dilakukan 24 jam setelah perlakuan terakhir untuk pengukuran kadar
albumin. Kadar albumin dianalisis statistik dengan uji Shapiro-Wilk dilanjutkan uji
one way Anova dan post hoc Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian jangka panjang EMDH dosis 150, 300 dan 600 mg/kgBB dapat
meningkatkan kadar albumin dengan persen peningkatan berturut-turut sebesar
46,56%; 54,28% dan 72,44%. Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian
disimpulkan bahwa daging Hylocereus polyrhizus memiliki efek meningkatkan
kadar albumin.
Kata kunci : Hylocereus polyrhizus, ekstrak, karbon tetraklorida, albumin,
jangka panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
This study investigated the effect of long-term 80% methanolic extract of
Hylocereus polyrhizus pulp on albumin level against carbon tetrachloride (CCl4)
induced hepatotoxicity in Wistar rats. This research was purely experimental
research with randomized complete direct sampling design. This research used
used 30 male Wistar rats, 2-3 months old, and weighing 150-250 grams divided
randomly into 6 groups. Group I (hepatotoxin control) was given CCl4 2 mL/kgBW
intraperitoneally. Group II (negative control) was given CMC-Na 1% orally.
Group III (extract control) was given the 80% methanolic extract of Hylocereus
polyrhizus (EMDH) 600 mg/kgBW orally. Group IV-VI were given EMDH dose
150; 300; and 600 mg/kgBW orally for once a day for six days successively and
then in seventh day all of the treatments group were given CCl4 2 mL/kgBW
intraperitoneally. At the 24th hours later, blood was collected from the orbital sinus
eye to be measured albumin serum. Data of albumin level which obtained were
analysed using Shapiro-Wilk test, continued by one way Anova test with 95%
significancy level and post hoc Tukey test. The result showed that EMDH has an
effect by increasing levels of albumin at dose 150; 300; and 600 mg/kgBW,
respectively were 46.56%; 54.28% and 72.44%. Based on the research, it can be
concluded that Hylocereus polyrhizus pulp has an effect by increasing levels of
albumin.
Kata kunci : Hylocereus polyrhizus, extract, carbon tetrachloride, albumin,
long-term.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Hepar atau hati merupakan organ atau kelenjar terbesar yang terdapat pada
tubuh manusia. Hati memiliki berat sekitar 1,5 kg atau 2% dari rata-rata berat badan
manusia dewasa (Guyton and Hall, 2006). Salah satu fungsi utama dari hati yaitu
metabolisme dan biosintesis senyawa-senyawa seperti, glukosa, asam lemak dan
protein plasma (Hodgson, 2010). Albumin merupakan senyawa derivatif dari
protein plasma yang hanya disintesis melalui hati (Barle et al., 1997; Nicholson et
al., 2000). Kerusakan pada hati pada dasarnya akan memperngaruhi sel hepatosit
dalam memproduksi albumin. Albumin memiliki pengaruh penting didalam tubuh
yaitu menjaga tekanan onkotik sel dan mengatur permeabilitas mikrovaskuler
(Falcao and Japiassu, 2011; Lee, 2012). Selain itu, albumin diketahui memiliki
fungsi sebagai pengikat senyawa-senyawa endogen maupun eksogen, seperti obat-
obatan yang masuk ke dalam tubuh manusia serta bekerja sebagai antikoagulan
(Nicholson et al., 2000).
Karbon tetraklorida (CCl4) merupakan senyawa model hepatotoksin
terbaik (Mir et al., 2010). Salah satu jenis kerusakan hati yang ditimbulkan oleh
senyawa CCl4 adalah perlemakan hati (steatosis) (Zimmerman, 1999). Kerusakan
hati akibat paparan senyawa hepatotoksin biasanya ditandai dengan penurunan
albumin sebesar 1,2-2 kali dibandingankan normal (Hendra dkk., 2016; Kazeem
dkk., 2011). Di dalam tubuh CCl4 akan dimetabolisme oleh hati melalui enzim
CYP-450 menjadi radikal triklorometil (CCl3) yang kemudian mengalami proses
oksidasi menjadi radikal triklorometilperoksi (CCl3OO). Proses metabolisme
tersebut akan menginisiasi terjadinya ikatan kovalen antara senyawa radikal dengan
lipid dan menyebabkan peroksidasi lipid (Weber et al., 2003). Kerusakan yang
diakibatkan oleh CCl4 akan menyebabkan hidrolisis mRNA dan mencegah
pengikatan terhadap ribosom. Sehingga hal ini menyebabkan proses trankripsi
protein terganggu dan pada akhirnya akan mempengaruhi sintesis albumin (Gravela
and Dianzani, 1970; Rothschild et al., 1972).
Penurunan terhadap kadar albumin menyebabkan tidak terkontrolnya
tekanan onkotik sel yang dapat mengakibatkan penumpukan cairan pada jaringan
(edema), menghambat penyembuhan terhadap luka, malnuntrisi hingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menyebabkan kematian (Nicholson et al., 2000; Sindgikar et al., 2017; Ishida et al.,
2014). Pencegahan terhadap kerusakan hati perlu dilakukan untuk mengembalikan
kondisi albumin pada keadaan normal. Penelitian mengenai penggunaan tanaman
sebagai obat herbal mengalami kemajuan dan menjadi perhatian khusus karena
ketersediaanya yang luas (Xiao et al., 2013). Hal ini dipercaya karena penggunaan
obat herbal dinilai lebih aman dan memiliki efek samping minimal dibanding
dengan penggunaan obat modern (Sari, 2006).
Buah naga (Hylocereus polyrhizus) memiliki kandungan polifenol dan
antioksidan yang banyak pada daging dan buahnya (Wu et al., 2006). Polifenol
merupakan salah satu senyawa fenolik yang memiliki aktivitas antioksidan, seperti
flavonoid. Berdasarkan penelitian Rebecca et al., (2010) betasianin merupakan
turunan dari betalain yang merupakan salah satu senyawa antioksidan yang dapat
ditemukan pada buah naga. Senyawa polifenol dikenal sebagai golongan senyawa
alami yang memiliki aktivitas antioksidan sehingga dapat mengatasi stress oksidatif
akibat adanya radikal bebas (Christensen and Christenen, 2014). Kedua senyawa
tersebut akan berperan dalam proses penangkapan radikal dengan mendonorkan
atom hidrogen, sehingga akan menstabilkan ROS (reactive oxygen species)
(Kanner et al., 2001; Redha, 2010).
Berdasarkan penelitian sebelumnya, yaitu Islam et al., (2013) pemberian
ekstrak metanol murni daging Hylocereus polyrhizus selama tujuh hari memiliki
pengaruh dalam mengembalikan beberapa parameter kembali pada nilai normal
seperti ALT, AST, ALP, total protein dan bilirubin total pada tikus yang terinduksi
karbon tetraklorida. Penggunaan ekstrak daging Hylocereus polyrhizus dosis 300
mg/kgBB secara p.o. yang diberikan selama tujuh hari dan dilakukan juga
pemberian karbon tetraklorida seriap 72 jam diketahui berdasarkan hasil penelitian
mampu mencegah kerusakan hati secara signifikan.
Berdasarkan penelitian Tang and Norziah (2007) pelarut metanol 80%
dapat menghasilkan ekstrak daging buah naga lebih banyak dibanding pelarut lain.
Penggunaan pelarut metanol 80% pada proses ekstrasi menghasilkan total fenolik
konten yang lebih besar dibandingkan pelarut lain, seperti air, aseton dan etanol
(Khalili et al., 2012; Butsat and Siriamornpun, 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan penelitian dengan
menggunakan ekstrak metanol 80% daging Hylocereus polyrhizus pada tikus jantan
galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida untuk mengetahui efek pemberian
jangka panjang yang ditandai dengan peningkatan kadar albumin. Jangka panjang
adalah metode perlakuan dimana ekstrak diberikan terlebih dahulu selama enam
hari, dan dihari ke tujuh diberikan pejanan senyawa CCl4. Jangka panjang dipilih
karena belum pernah dilakukan penelitian secara jangka panjang dalam
membuktikan efek pemberian ekstrak metanol 80% daging Hylocereus polyrhizus.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan
rancangan acak lengkap pola searah.
Alat dan Bahan
Bahan penelitian yang digunakan yaitu hewan uji tikus jantan galur Wistar
yang diperoleh dari Laboratorium Imono, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma, daging Hylocereus polyrhizus (daging dan biji tanpa kulit buah) yang yang
dipanen pada bulan Agustus-Oktober dan diperoleh dari perkebunan buah naga di
Kulon Progo, Yogyakarta, karbon tetraklorida, olive oil, CMC-Na, metanol
(Bratachem®), akuades, dan reagen albumin (ALB2 Albumin Gen.2®). Alat-alat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau, timbangan analitik (Mettler
Toledo®), oven (Memmert®), shaker maserator (Indotest Multi Lab®), rotary
evaporator (Buchi®), Roche cobas 6000®, corong Buchner, aluminium foil, gelas
ukur, gelas beaker, kertas saring, kain flannel, labu takar, corong, pipet tetes, batang
pengaduk, cawan porselen, mortir, stamper, pipa kapiler, tabung vacuum, spuit
injeksi dan peroral untuk tikus.
Metode
Penelitian ini mengukur kadar albumin pada hewan uji tikus jantan galur
Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida. Hewan uji didapatkan dari
Laboratorium Imono dengan berat 150-250 g, umur 2-3 bulan dan telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mendapatkan persetujuan dari Medical and Health Research Ethics Committee
(MHREC) Faculty of Medicine Universitas Gadjah Mada dengan nomor
KE/FK/1103/EC/2017 (Lampiran 1). Bahan uji yang digunakan adalah daging buah
Hylocereus polyrhizus yang didapatkan dari perkebunan buah naga di Kulon Progo,
Yogyakarta.
Determinasi Buah Hylocereus polyrhizus
Determinasi buah Hylocereus polyrhizus dilakukan di Laboratorium
Biologi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (Lampiran 2).
Persiapan dan Pembuatan Ekstrak
Daging Hylocereus polyrhizus yang dipanen pada bulan Agustus-Oktober
dikumpulkan dari perkebunan buah naga, Kulon Progo, Yogyakarta. Daging buah
Hylocereus polyrhizus yang dipilih adalah daging yang masih segar dengan kulit
luar berwarna merah tua dengan jumbai berwarna kemerahan dan daging berwarna
merah keunguan. Daging Hylocereus polyrhizus sebanyak 400 g yang sudah
tumbuk dan dipisahkan dari kulitnya, dimaserasi dengan 1000 mL metanol 80%
selama 24 jam dan dilakukan remaserasi sebanyak 2 kali (Sekar et al., 2016; Khalili
et al., 2012). Hasil dari proses maserasi dilakukan penyaringan menggunakan kertas
saring dan corong buchner dengan bantuan pompa vakum. Hasil penyaringan
diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 40ᵒC hingga tidak ada tetesan (Wong
and Siow, 2015). Kemudian, ekstrak yang didapatkan dipindahkan ke dalam cawan
porselen yang sudah ditimbang bobotnya dan dilakukan pengeringan dengan oven
pada suhu 50ᵒC hingga didapatkan ektrak kental dengan bobot tetap.
Pembuatan Larutan Karbon Tetraklorida Konsentrasi 50%
Larutan karbon tetraklorida dibuat dengan melarutkan karbon tetraklorida
ke dalam olive oil dengan perbandingan volume 1:1 (Janakat and Al-Merie, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Pembuatan CMC-Na Konsentrasi 1%
CMC-Na 1% dibuat dengan cara mendispersikan sebanyak 1,0 gram CMC-
Na yang telah ditimbang secara seksama di atas 100 mL aquadest.
Uji Pendahuluan
Penetapan Dosis Hepatotoksik
Dosis karbon tetraklorida yang digunakan untuk menginduksi kerusakan
hati tanpa menyebabkan kematian pada tikus adalah 2 ml/kgBB yang diberikan
secara intraperitonial (Janakat and Al-Merie, 2002).
Penetapan Waktu Pencuplikan Darah
Penetapan waktu pencuplikan darah ditentukan memalui tahap orientasi
terhadap 5 tikus. Darah tikus diambil melalui sinus orbitalis menggunakan pipa
kapiler sebanyak 1 mL pada jam ke 0, 24, 48 dan 72 setelah pemberian karbon
tetraklorida dan dimasukkan ke dalam tabung effendorf. Kemudian dilakukan
pengukuran kadar albumin (Gorantokan, 2014; Parasuraman et al., 2010).
Penetapan Dosis Ekstrak Metanol 80% Daging Hylocereus polyrhizus
Dosis ekstrak metanol daging H. polyrhizus 300 mg/kgBB dapat
melindungi hati dari kerusakan secara signifikan akibat induksi karbon tetraklorida
(Islam et al., 2013). Dosis 300 mg/kgBB dipilih sebagai dosis tengah (dosis II),
kemudian untuk mendapatkan dosis I dilakukan penurunan setengah kali dari dosis
II (1/2 x 300 mg/kgBB) yaitu 150 mg/kgBB dan untuk dosis III dilakukan dengan
menaikkan 2 kali dari dosis II (2 x 300 mg/kgBB) yaitu 600 mg/kgBB.
Pengelompokan dan Perlakuan Hewan Uji
Pengelompokan terhadap hewan uji sebanyak 30 ekor tikus jantan galur
Wistar dibagi secara acak ke dalam 6 kelompok. Kelompok I sebagai kontrol
hepatotoksik diberikan larutan karbon tetraklorida 50% dosis 2,0 ml/kgBB secara
intraperitoneal (i.p.) dan dilakukan pencuplikan darah pada jam ke-24 setelah
pemberian karbon tetraklorida. Kelompok II sebagai kontrol negatif diberikan
selama enam hari CMC-Na 1% dengan dosis 20 mL/kgBB secara peroral (p.o.) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dilakukan pencuplikan darah pada jam ke-24 setelah pemberian CMC-Na 1%.
Kelompok III sebagai kontrol perlakuan diberikan dosis ekstrak metanol 80%
daging Hylocereus polyrhizus tertinggi yaitu 600 mg/kgBB secara p.o. diberikan
selama enam hari berturut-turut dilakukan pencuplikan darah pada jam ke-24
setelah pemberian ekstrak. Kelompok IV-VI sebagai perlakuan diberikan ekstrak
metanol daging Hylocereus polyrhizus dengan dosis 150; 300; 600 mg/kgBB secara
p.o. selama enam hari berturut-turut dan pada hari ketujuh diberikan karbon
tetraklorida dosis 2,0 ml/kgBB secara i.p. (Hendra et al., 2014). Pencuplikan darah
dilakukan 24 jam setelah pemberian karbon tetraklorida melalui sinus orbitalis
untuk diukur kadar albumin. Sampel pencuplikan darah yang didapatkan dilakukan
pemeriksaan kadar albumin di Bagian Laboratorium, RSUP Sardjito, Yogyakarta.
Pengujian Kadar Albumin
Pengujian kadar albumin dilakukan di Bagian Laboratorium, RSUP
Sardjito, Yogyakarta. Analisis dilakukan secara colorimetric dengan menggunakan
alat Roche cobas 6000. Reagen yang digunakan adalah reagen ALB2 Albumin
Gen.2® dengan sampel darah tikus jantan galur Wistar yang digunakan sekitar satu
mL.
Analisis Data
Data kadar albumin yang didapatkan dilakukan analisis secara statistik
dengan menggunakan program aplikasi IBM SPSS Statistics 22 Lisensi UGM di
pusat kajian Clinical Epidemiology & Biostatistic Unit (CE&BU) Yogyakarta
(Lampiran 4). Data kadar albumin dianalisis dengan menggunakan uji Shapiro-
Wilk untuk mengetahui normalitas data tiap kelompok. Apabila didapatkan data
terdistribusi dan variasi normal, dilanjutkan dengan uji one way Anova dan uji post
hoc Tukey dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui kebermaknaan tiap
kelompok perlakuan. Kemudian, dilakukan perhitungan persen efek peningkatan
kadar albumin dengan rumus :
{1- 𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑙𝑏𝑢𝑚𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛−𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑙𝑏𝑢𝑚𝑖𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑙𝑏𝑢𝑚𝑖𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛 𝑡𝑒𝑡𝑟𝑎𝑘𝑙𝑜𝑟𝑖𝑑𝑎−𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑙𝑏𝑢𝑚𝑖𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 }x 100%
(Wakchaure et al., 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jangka
panjang ekstrak metanol 80% daging Hylocereus polyrhizus pada tikus jantan galur
Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida. Ekstrak metanol 80% daging
Hylocereus polyrhizus diberikan selama enam hari berturut-turut bertujuan untuk
memproteksi hati tikus dengan menaikkan kadar albumin.
Determinasi Tanaman
Tujuan dari determinasi tanaman adalah untuk memastikan bahwa tanaman
yang digunakan dalam penelitian adalah buah Hylocereus polyrhizus. Determinasi
tanaman dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. Hasil determinasi membuktikan bahwa tanaman yang digunakan
merupakan buah Hylocereus polyrhizus (Lampiran 2).
Pembuatan Ekstrak
Daging Hylocereus polyrhizus yang telah dihaluskan dibuat menjadi
ekstrak agar kandungan fitokimia di dalam daging Hylocereus polyrhizus dapat
tersari lebih banyak oleh pelarut yang sesuai karena adanya kontak daging dengan
pelarut lebih lama.
Penimbangan Bobot Tetap
Penimbangan bobot tetap bertujuan untuk memenuhi persyaratan ekstrak
yang baik yaitu selisih penimbangan sebanyak <0,5 mg setiap gram ekstrak dari 2
penimbangan berturut-turut (Panitia Farmakope Herbal Indonesia, 2008).
Penetapan bobot tetap dilakukan dengan melakukan penimbangan setiap 1 jam pada
ekstrak kental yang telah dioven hingga mendapatkan bobot ekstrak tetap. Hasil
pengeringan untuk mendapatkan bobot tetap didapatkan pada jam ke-96 tanpa susut
pengeringan pada jam ke-97 dan 98, dimana selisih berat ekstrak <0,5 mg. Pada
hasil penimbangan bobot tetap didapatkan rendemen ekstrak sekitar 9% dari daging
Hylocereus polyrhizus yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Uji Pendahuluan
Penentuan Dosis Hepatotoksik
Penetapan dosis karbon tetraklorida yang digunakan yaitu 2 mL/kgBB
melalui rute i.p. (Janakat and Al-Merie, 2002).
Penentuan Waktu Pencuplikan Darah
Penentuan waktu pencuplikan darah bertujuan untuk mengetahui waktu
karbon tetraklorida memberikan efek hepatotoksik dengan menurunkan kadar
albumin secara maksimal serta menentukan waktu pencuplikan darah pada tikus
perlakuan. Karbon tetraklorida 2 ml/kgBB diinjeksikan ke tikus secara i.p.,
kemudian dilakukan pencuplikan darah pada jam ke-0, 24, 48 dan 72. Dilakukan
pencuplikan pada jam ke-0 sebelum diberikan CCl4 untuk melihat perbedaan nilai
kadar albumin pada jam ke-24, 48 dan 72 setelah diberikan CCl4.
Hasil rerata kadar albumin pada jam ke-0 sebelum diberikan CCl4 dan jam
ke-24, 48 dan 72 setelah diberikan CCl4 dapat dilihat pada Tabel I.
Tabel I. Rerata kadar albumin ± SE jam ke-0 sebelum diberikan CCl4 dan jam ke-
24, 48 dan 72 setelah diberikan CCl4 (n=5)
Selang Waktu
(Jam)
Rerata Kadar
Albumin±SE (g/dL)
0 3,71 ± 0,19
24 2,79 ± 0,13
48 3,36 ± 0,13
72 3,30 ± 0,13
Keterangan : SE = Standar Error, n = Jumlah Hewan Uji
Berdasarkan Tabel I menunjukkan bahwa pada jam ke-24 terjadi
penurunan kadar albumin (2,79 ± 0,13 g/dL) dibandingkan pada jam ke-0 (3,71 ±
0,19 g/dL), jam ke-48 (3,36 ± 0,13) dan jam ke-72 (3,30 ± 0,13). Kadar albumin
pada jam ke-24 mengalami penurunan sekitar 1,35 kali lipat dibandingkan pada jam
ke-0. Pada jam ke-48 dan 72, kadar albumin kembali mengalami kenaikan namun
tidak terlalu signifikan terhadap jam ke-24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Hasil uji post hoc kadar albumin pada jam ke-0 sebelum diberikan CCl4
dan jam ke-24, 48 dan 72 setelah diberikan CCl4 dapat dilihat pada Tabel II.
Tabel II. Hasil uji post hoc kadar albumin jam ke-0 sebelum diberikan CCl4 dan
jam ke-24, 48 dan 72 setelah diberikan CCl4
Selang Waktu (Jam) 0 24 48 72
0 BB BTB BTB
24 BB BTB BTB
48 BTB BTB BTB
72 BTB BTB BTB
Keterangan :
BB = Berbeda Bermakna (p<0,05); BTB = Berbeda Tidak Bermakna (p>0,05)
Histogram dari kadar albumin pada jam ke-0 sebelum diberikan CCl4 dan
jam ke-24, 48 dan 72 setelah diberikan CCl4 dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Diagram batang kadar albumin jam ke-0, 24, 48 dan 72
Kadar albumin dianalisis menggunakan Shapiro Wilk dan didapatkan
distribusi yang normal (p>0,05), dilanjutkan dengan uji one way ANOVA dan post
hoc Tukey. Pada Tabel II didapatkan perbedaan bermakna (p<0,05) antara jam ke-
24 dengan jam ke-0. Hal ini berarti pada jam ke-24 kadar albumin sudah mengalami
penurunan akibat pemberian karbon tetraklorida. Jam ke-24, 48 dan 72
menunjukkan adanya perbedaan tidak bermakna dimungkinkan karbon tetraklorida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
masih memberikan efek pada sel hepatosit. Berdasarkan hasil analisis kadar
albumin maka jam ke-24 dipilih sebagai waktu pencuplikan darah.
Pengaruh Pemberian Jangka Panjang Ekstrak Metanol 80% Daging
Hylocereus polyrhizus (EMDH) Terhadap Kadar Albumin Tikus Terinduksi
Karbon Tetraklorida
Terdapat 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok I (kontrol hepatotoksin),
kelompok II (kontrol negatif), kelompok III (kontrol perlakuan ekstrak), kelompok
IV-VI (kelompok perlakuan). Berdasarkan uji pendahuluan, pencuplikan darah
dilakukan pada jam ke-24 melalui sinus orbitalis. Kemudian dilakukan pengukuran
kadar albumin.
Rerata kadar albumin pada setiap kelompok perlakuan dapat dilihat pada
Tabel III.
Tabel III. Rerata kadar albumin ± SE pada kelompok perlakuan (n=5)
Kelompok Rerata Kadar
Albumin±SE (g/dL)
% Peningkatan
Albumin
Kontrol hepatotoksin karbon
tetraklorida (CCl4) 2 mL/kgBB (I) 2,63 ± 0,09 -
Kontrol negatif CMC-Na 1% 20
mL/kg BB tanpa karbon
tetraklorida (II)
3,59 ± 0,06 -
Kontrol EMDH Dosis III (600
mg/kgBB) tanpa karbon
tetraklorida (III)
3,63 ± 0,10 -
Perlakuan EMDH Dosis I (150
mg/kgBB) + karbon tetraklorida 2
mL/kgBB (IV)
3,07 ± 0,04 46,56
Perlakuan EMDH Dosis I (300
mg/kgBB) + karbon tetraklorida 2
mL/kgBB (V)
3,15 ± 0,04 54,28
Perlakuan EMDH Dosis III (600
mg/kgBB) + karbon tetraklorida 2
mL/kgBB (VI)
3,32 ± 0,05 72,44
Keterangan :
SE = Standar Error; EMDH = Ekstrak Metanol 80% Daging H. polyrhizus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Hasil uji post hoc kadar albumin pada setiap kelompok perlakuan dapat
dilihat pada Tabel IV.
Tabel IV. Hasil uji post hoc kadar albumin pada kelompok perlakuan
Kelompok I II III IV V VI
I BB BB BB BB BB
II BB BTB BB BB BTB
III BB BTB BB BB BB
IV BB BB BB BTB BTB
V BB BB BB BTB BTB
VI BB BTB BB BTB BTB
Keterangan :
I = Kontrol hepatotoksin (karbon tetraklorida 2 ml/kgBB)
II = Kontrol negatif (CMC-Na 1% 20 mL/kgBB)
III = Kontrol ekstrak metanol daging H. polyrhizus (EMDH) 600 mg/kgBB
IV = Perlakuan dosis I EMDH 150 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB
V = Perlakuan dosis II EMDH 300 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB
VI = Perlakuan dosis III EMDH 600 mg/kgBB + CCl4 2 ml/kgBB
BB = Berbeda Bermakna (p<0,05); BTB = Berbeda Tidak Bermakna (p>0,05)
Histogram kadar albumin pada setiap kelompok perlakuan dapat dilihat
pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram batang rerata kadar albumin pada kelompok perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Kadar albumin kontrol negatif (Tabel III) menunjukkan nilai kadar sebesar
3,59 ± 0,06 g/dL. Hasil menunjukkan bahwa kadar albumin tikus masih di dalam
rentang normal yaitu 3,0-3,5 g/dL (Trisnarizki, 2007). Sehingga, dipastikan bahwa
CMC-Na 1% tidak berperan dalam menaikkan kadar albumin. CMC-Na juga
terbukti tidak menyebabkan penurunan kadar albumin (Murtini et al., 2010).
Pemilihan dosis CMC-Na 1% disesuaikan dengan dosis pemberian EMDH,
sehingga dipastikan bahwa peningkatan kadar albumin tikus akibat pemberian
EMDH bukan akibat pemberian CMC-Na 1%.
Berdasarkan data yang telah dianalisis, kadar albumin pada kelompok yang
diberi hepatotoksin memiliki nilai lebih rendah dibandingkan dengan kontrol
negatif dan kontrol ekstrak yaitu sebesar 2,63 ± 0,09 g/dL. Pada Tabel IV kadar
albumin pada kontrol hepatotoksin (2,63 ± 0,09 g/dL) menunjukkan perbedaan
bermakna (p<0,05) terhadap kontrol negatif (3,59 ± 0,06 g/dL), kontrol ekstrak
(3,63 ± 0,10 g/dL) dan kelompok perlakuan (kelompok IV, V dan VI). Hal ini
didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan Astari (2018) kadar ALT
meningkat sebesar 1,8 kali lipat, sedangkan kadar AST meningkat 3,7 kali lipat
pada jam ke-24. Hal tersebut menjelaskan bahwa pemberian karbon tetraklorida
dosis 2 mL/kgBB dapat menyebabkan kerusakan pada hati dengan ditandai
kenaikkan kadar ALT dan AST, serta penurunan kadar albumin pada jam ke-24.
Hasil pengukuran kadar albumin pada kelompok kontrol ekstrak (3,63 ±
0,10 g/dL) menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol
hepatotoksin (2,63 ± 0,09 g/dL) dan hampir sama dengan kontrol negatif (3,59 ±
0,06 g/dL). Kontrol ekstrak memiliki perbedaan tidak bermakna dengan kontrol
negatif (p>0,05) dan memiliki perbedaan bermakna (p<0,05) dengan kontrol
hepatotoksin (Tabel IV). Hal ini membuktikan bahwa pemberian EMDH tidak
memberikan pengaruh pada kadar albumin.
Berdasarkan Tabel III, pengukuran kadar albumin pada kelompok
perlakuan EMDH Dosis I 150 mg/kgBB (kelompok IV) memberikan nilai sebesar
3,07 ± 0,04 g/dL. Kadar albumin pada kelompok IV menunjukkan perbedaan
bermakna (p<0,05) dengan kontrol hepatotoksin (2,63 ± 0,09 g/dL) dan kontrol
negatif (3,59 ± 0,06 g/dL). Hal ini menjelaskan bahwa EMDH dosis 150 mg/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
memiliki kemampuan menaikkan kadar albumin namun belum mendekati normal.
Presentase kenaikkan albumin pada EMDH dosis 150 mg/kgBB sebesar 46,56%
(Tabel III). Dengan demikian, bahwa pemberian EMDH dosis 150 mg/kgBB
mampu meningkatkan kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar yang terinduksi
karbon tetraklorida.
Kadar albumin pada kelompok EMDH Dosis II 300 mg/kgBB (kelompok
V) memberikan hasil sebesar 3,15 ± 0,04 g/dL. Analisis post hoc terhadap kadar
albumin seperti pada Tabel IV menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05) dengan
kontrol hepatotoksin (2,63 ± 0,09 g/dL) dan kontrol negatif (3,59 ± 0,06 g/dL).
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa pemberian EMDH dosis 300
mg/kgBB dapat menaikkan kadar albumin, akan tetapi belum mendekati normal.
Presentase kenaikkan albumin yang didapat sebesar 54,28% (Tabel III). Dengan
demikian, bahwa pemberian EMDH dosis 300 mg/kgBB mampu meningkatkan
kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida.
Pengukuran kadar albumin pada kelompok perlakuan EMDH Dosis III 600
mg/kgBB (kelompok IV) menunjukkan hasil sebesar 3,32 ± 0,05 g/dL. Kadar
albumin pada perlakuan EMDH dosis 600 mg/kgBB menunjukkan perbedaan
bermakna (p<0,05) dengan kontrol hepatotoksin (2,63 ± 0,09 g/dL) dan perbedaan
tidak bermakna (p>0,05) terhadap kontrol negatif (3,59 ± 0,06 g/dL) (Tabel IV).
Hal ini memberikan penjelasan bahwa EMDH dosis 600 mg/kgBB memiliki
kemampuan menaikkan kadar albumin mendekati normal. Presentase kenaikkan
albumin yang didapat dari pemberian EMDH dosis 600 mg/kgBB sebesar 72,44%
(Tabel III). Dengan demikian, bahwa pemberian EMDH dosis 600 mg/kgBB
mampu meningkatkan kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar yang terinduksi
karbon tetraklorida.
Berdasarkan presentase kenaikkan albumin dari ketiga perlakuan EMDH
dosis 150, 300 dan 600 mg/kgBB, pemberian EMDH dosis 600 mg/kgBB memiliki
aktivitas protektif lebih optimal terhadap kerusakan hati tikus akibat pejanan karbon
tetraklorida. Hal ini dikarenakan kadar albumin pada pemberian EMDH dosis 600
mg/kgBB dapat meningkatkan kadar albumin dibandingkan kontrol hepatotoksin
dan mendekati nilai normal jika dibandingkan dengan kontrol negatif, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
memiliki persen kenaikkan albumin tinggi yaitu sebesar 72,44%. Sementara, dosis
150 dan 300 mg/kgBB belum mampu memberikan aktivitas proteksi yang lebih
optimal pada hati akibat pejanan karbon tetraklorida.
Karbon tetraklorida (CCl4) merupakan senyawa yang digunakan sebagai
model hepatotoksin penyebab kerusakan pada sel hati tikus dan menurunkan kadar
albumin. CCl4 mengalami metabolisme oleh sitokrom P-450 2EI (CYP2EI) menjadi
radikal bebas triklorometil (•CCl3). CCl3 berikatan dengan oksigen dan membentuk
radikal triklorometilperoxi (•Cl3COO) yang dapat berikatan dengan protein dan
lipid secara kovalen sehingga mengakibatkan perlemakan hati (steatosis) dan
tertimbunnya lipid pada akhirnya akan menyebabkan kematian sel (Timbrell, 2008;
Weber et al., 2003).
Peningkatan albumin yang disebabkan oleh ekstrak metanol 80% daging
H. polyrhizus diduga dipengaruhi oleh adanya kandungan betasianin dan senyawa
polifenol seperti flavonoid (Suh., et al 2014). Menurut penelitian Njiveldt et al.,
(2001) flavonoid dapat mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh senyawa radikal
dengan menstabilkan ROS (reactive oxygen species) dan berikatan dengan senyawa
reaktif dari radikal bebas tersebut. Betasianin memiliki mekanisme kerja yaitu
berikatan dengan radikal peroksil dimana akan mencegah terjadinya peroksidasi
lipid (Kanner et al., 2001). Sehingga, dalam keadaan tersebut senyawa yang bersifat
reaktif menjadi lebih stabil (tidak reaktif) dan menghambat terjadinya kerusakan
hati (Fahrudin et al., 2015). Namun, untuk mengetahui secara pasti senyawa yang
berperan dalam menaikkan kadar albumin perlu dilakukan uji fitokimia terhadap
ektrak metanol 80% daging Hylocereus polyrhizus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan analisis statistic yang diperoleh pada penelitian ini,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. EMDH dosis 150, 300 dan 600 mg/kgBB mampu meningkatkan kadar albumin
pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.
2. Dosis efektif EMDH 600 mg/kgBB.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai :
1. Uji fitokimia senyawa yang terdapat dalam EMDH.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
DAFTAR PUSTAKA
Astari, M.P.P., 2018. Uji Hepatoprotektif Jangka Panjang Ekstrak Metanol 80%
Daging Hylocereus polyrhizus Terhadap Kadar ALT dan AST pada Tikus
Jantan Galur Wistar Terinduksi Karbon Tetraklorida, Skripsi, Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Barle, H., Nyberg, B., Essen, P., Andersson, K., McNurlan, M.A., Wernerman, J.,
and Garlick, P. J., 1997. The synthesis rates of total liver protein and plasma
albumin determined simulyaneously in vivo in humans, Hepatology, A
Wiley Company, 25 (1), 154-158.
Butsat, S. and Siriamornpun, S., 2016. Effect of Solvent Types and Extraction
Times on Phenolic and Flavonoid Contents and Antioxidant Activity in Leaf
Extracts of Amomum chinense C. International Food Research Journal, 23
(1), 180–187.
Christensen, L. P., and Christenen, K. B., 2014. Polyphenol in Human Health and
Disease, In: The Role of Direct and Indirect Polyphenolic Antioxidants in
Protection Against Oxidative Stress, Elsevier Inc., New York, 291-294.
Fahrudin, F., Solihin, D. D., Kusumorini, N., and Ningsih, S., 2015. Efektivitas
Ekstrak Gambir sebagai Hepatoprotektif pada Tikus yang Diinduksi CCl4,
Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 13 (2), 115-122.
Falcao, H., and Japiassu, A. M., 2011. Albumin in Critically ill Patients:
controversies and recommendations, Rio de Janeiro (RJ), Brazil, 23 (1), 87-
95.
Gorantokan, L.D.N., 2014. Pengaruh Pemberian Jangka Panjang Ekstrak Etanol
Kulit Persea Americana Mill. Terhadapt Konsentrasi Alkalin Fosfatase
pada Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi Karbon Tetraklorida, Skripsi,
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Gravela, E., and Dianzani, M. U., 1970. Studies on The Mechanism of CCl4-
Induced Polyribosomal Damage, North-Holland Publishing Company, 9
(2), 93-96.
Guyton and Hall, 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Text Book of Medical
Physiology).
Hendra, P., Krisnadi, G., Perwita, N.L.P.D., Kumalasari, I., and Quraisyin, Y.A.,
2014. Hepatoprotective and Nephroprotective Effects of Avocado Seeds
Against Carbon Tetrachloride in Rats. Trad. Med. J., 19 (3), 133–137.
Hendra, P., Liong, P., Putri, W. R. P., Fransiskus, A. S., Andriani, F., Putriati, A.,
and Eviani, T., 2016. Efek Proteksi Dekokta Kulit Alpukat pada Hepar
Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida, JSFK, 13 (2), 61-66.
Hodgson, E., 2010. A Textbook of Modern Toxicology.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Ishida, S., Hashimoto, I., Seike, T., Abe, Y., Nakaya, Y., and Nakanishi, H., 2014.
Serum albumin levels correlate with inflammation rather than nutrition
supply in burns patients: a restrospective study, The Journal of Medical
Investigation, J. Med. Invest., 61, 361-368.
Islam, T.M.A., Chowdhury, Md.A.U., Uddin, M.E., Rahman, Md.M., Habib,
Md.R., Uddin, Md.G.M., Rahman, M.A., 2013. Protective Effect of
Metanolic Extract of Hylocereus polyrhizus Fruits on Carbo Tetra Chloride-
Induced Hepatotoxicity in Rat, European Journal of Medicinal Plants, 3(4),
500-502.
Janakat, S. and Al-Merie, H., 2002. Optimization of The Dose and Route of
Injection, and Characterisation of The Time Course of Carbon
Tetrachloride-Induced Hepatotoxicity in The Rat. Journal of
Pharmacological and Toxicological Methods, 48, 41–44.
Nicholson, J. P., Wolmarans, M. R., and Park, G. R., 2000. The role of albumin in
critical illness, British Journal of Anaesthesia, 85 (4), 599-610.
Panitia Farmakope Herbal Indonesia, 2008. Farmakope Herbal Indonesia.
Kanner, J., Harel, S., and Granit, R., 2001. Betalains - A New Class of Dietary
Cationized Antioxidants, J. Agric, Food Chem, 49, 5178–5185.
Kazeem, M. I., Bankole, H. A., and Fatai, A.A., 2011. Protective effect of ginger
in normal and carbon-tetrachloride induced hepatotoxic rats. Hindawi
Publishing Corporation, 2 (1), 1-8.
Khalili, M.A., Abdullah A.B., C.H.E., and Manaf, A., 2012. Total Antioxidant
Activity, Total Phenolic Content and Radical Scavenging Activity Both
Flesh and Peel of Red Pitaya, White Pitaya and Papaya. International
Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 4 (2), 113–122.
Lee, J. S., 2012. Albumin for End-Stage Liver Disease, Korean J Intern Medicine,
pp. 13-19.
Murtini, J. T., Triwibowo, R., Priyanto, N., Indriati, N., Ariyani, F., 2010. Uji
Toksisitas Sub Kronik Spirulina plantesis secara in-vivo, Jurnal
Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 5 (2), 124-126.
Parasuraman, S., Raveendran, R., and Kesavan, R., 2010. Blood sample collection
in small laboratory animals. Journal of Pharmacology &
Pharmacotherapeutics. 1 (2): 87-93.
Rebecca, O.P.S., Boyce, A.N., dan Chandran, S., 2010. Pigment Identification and
Antioxidant Properties of Red Dragon Fruit (Hylocereus polyrhizus),
African Journal of Biotechnology, 9(10), 1450-1458.
Redha, A., 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif dan Peranannya dalam
Sistem Biologis, Jurnal Belian, 9 (2), 196-202.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Rothschild, M. A., Oratz, M., and Schreiber, S. S., 1972. Effects of Carbon
Tetrachloride on Albumin Synthesis, The Journal of Clinical Investigation,
51, 2310-2314.
Sari, L. O. R. K., 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan
Manfaat dan Keamanannya.
Sekar, M., Zulkifli, N.F., Azman, N-A., Azhar, N.A.A., Norpi, A.S.M., Musa, H.I.,
Sahak, N.S., and Abdullah, M.S., 2016. Comparative Antioxidant
Properties of Metanolic Extract of Red and White Dragon Fruits,
International Journal of Current Pharmaceutical Research, 8(3), 56-58.
Sindgikar, V., Narasanagi, B., Tejasvini, V., Ragate, A., and Patel, F. A., 2017.
Effect of serum albumin in wound healing and its related complications in
surgical patients, Al Ameen, J. Med. Sci., 10 (2), 132-135.
Tang, C.. and Norziah, M., 2007. Stability of Betacyanin Pigments from Red Purple
Pitaya Fruit (Hylocereus polyrhizus): Influence OF pH, Temperature, Metal
Ions and Ascorbic Acid. Indo. J. Chem., 7 (3), 327–331.
Timbrell, J. A., 2008. Principles of Biochemical Toxicology, 4th ed., Informa
Healthcare USA, Inc., New York, hal. 308-311.
Trisnarizki, L., 2007. Pengaruh Ekstrak Biji Jintan Hitam Terhadap Kadar Albumin
Darah Tikus Wistar yang Diberi Metotreksat, Skripsi, Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro Semarang.
Wakchaure, D., Jain, D., Singhai, A.K., and Somani, R., 2011. Hepatoprotective
Activity of Symplocos racemosa Bark on Carbon Tetrachloride-Induced
Hepatic Damage in Rats. Journal of Ayurveda & Integrative Medicine, 2
(3), 137–143.
Weber, L. W.D., Boll, M., and Stampfl, A., 2003. Hepatotoxicity and Mechanism
of Action of Haloalkanes: Carbon Tetrachloride as a Toxological Model.
Critical Reviews in Toxicology, 32 (2), 105-136.
Wong, Y. M., and Siow, L. F., 2015. Effect of heat, pH, antioxidant, agitation and
light on betacyanin using red-fleshed dragon fruit (Hylocereus polyrhizuz)
juice and concentrate as models. Journal of food science and technology, 52
(5), 3086-3092.
Wu, L., Hsu, H.W., Chen, Y.C., Chiu, C.C., Lin, Y.I., and Ho, J.A., 2006.
Antioxidant and Antiproliferative Activities of Red Pitaya, Food Chem, 95:
319-327
Xiao, J., So, K. F., Liong, E. C., and Tipoe, G. L., 2013. Recent Advances in the
Herbal Treatment of Non-Alcoholic Fatty Liver Disease. Journal of
Traditional and Complementary Medicine., 3 (2), 88-94.
Zimmerman, H. J., 1999. Hepatotoxicity: The Adverse Effects of Drugs and Other
Chemicals on The Liver. 2nd Edition.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ethical Cleareance (EC).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Lampiran 2. Surat Pengesahan determinasi buah Hylocereus polyrhizus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 3. Buah, daging, dan ekstrak daging Hylocereus polyrhizus.
Buah Hylocereus polyrhizus
Buah Hylocereus polyrhizus yang telah di haluskan
Ekstrak kental Hylocereus polyrhizus dan pelarutan dengan CMC-Na 1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 4. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian statistik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 5. Perhitungan dan penetapan dosis.
a. Dosis karbon tetraklorida
Dosis karbon tetraklorida yang digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Janakat and Al-
Merie (2002), yaitu 2 ml/kgBB secara intraperitonial.
b. Dosis ekstrak metanol 80% daging Hylocereus polyrhizus
Dosis ekstrak metanol 80% daging H. polyrhizus yang digunakan
dalam penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Islam et al., (2013), yaitu 300 mg/kgBB (digunakan sebagai dosis II).
Kemudian untuk mendapatkan dosis I dan III dilakukan penurunan
dan penaikkan 2 kali dari dosis II (300 mg/kgBB), sehingga didapatkan :
1. 1/2 x 300 mg/kgBB yaitu 150 mg/kgBB sebagai dosis I
2. 2 x 300 mg/kgBB yaitu 600 mg/kgBB sebagai dosis III
Peringkat dosis yang digunakan 150, 300 dan 600 mg/kgBB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 6. Hasil analisis statistik kadar albumin pada uji pendahuluan waktu
pencuplikan darah hewan uji jam ke-24, 48 dan 72.
Jam
Case Processing Summary
Kelompok
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Albumin Jam ke-0 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Jam ke-24 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Jam ke-48 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Jam ke-72 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Descriptives
Kelompok Statistic Std. Error
Albumin Jam ke-0 Mean 3.7120 .18874
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 3.1880
Upper Bound 4.2360
5% Trimmed Mean 3.7233
Median 3.8400
Variance .178
Std. Deviation .42204
Minimum 3.12
Maximum 4.10
Range .98
Interquartile Range .80
Skewness -.693 .913
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Kurtosis -1.464 2.000
Jam ke-24 Mean 2.7940 .12894
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 2.4360
Upper Bound 3.1520
5% Trimmed Mean 2.7911
Median 2.8700
Variance .083
Std. Deviation .28832
Minimum 2.47
Maximum 3.17
Range .70
Interquartile Range .54
Skewness .090 .913
Kurtosis -1.587 2.000
Jam ke-48 Mean 3.3620 .13124
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 2.9976
Upper Bound 3.7264
5% Trimmed Mean 3.3528
Median 3.2000
Variance .086
Std. Deviation .29346
Minimum 3.11
Maximum 3.78
Range .67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Interquartile Range .54
Skewness .862 .913
Kurtosis -1.519 2.000
Jam ke-72 Mean 3.3020 .12905
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 2.9437
Upper Bound 3.6603
5% Trimmed Mean 3.3028
Median 3.2400
Variance .083
Std. Deviation .28857
Minimum 2.92
Maximum 3.67
Range .75
Interquartile Range .53
Skewness -.016 .913
Kurtosis -.599 2.000
Tests of Normality
Kelompok Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Albumin Jam ke-0 .219 5 .200* .900 5 .413
Jam ke-24 .211 5 .200* .933 5 .616
Jam ke-48 .310 5 .132 .852 5 .202
Jam ke-72 .185 5 .200* .978 5 .926
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Test of Homogeneity of Variances
Albumin
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.846 3 16 .489
ANOVA
Albumin
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2.147 3 .716 6.648 .004
Within Groups 1.723 16 .108
Total 3.870 19
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Albumin
Tukey HSD
(I) Kelompok (J) Kelompok
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Jam ke-0 Jam ke-24 .91800* .20752 .002 .3243 1.5117
Jam ke-48 .35000 .20752 .362 -.2437 .9437
Jam ke-72 .41000 .20752 .238 -.1837 1.0037
Jam ke-24 Jam ke-0 -.91800* .20752 .002 -1.5117 -.3243
Jam ke-48 -.56800 .20752 .063 -1.1617 .0257
Jam ke-72 -.50800 .20752 .108 -1.1017 .0857
Jam ke-48 Jam ke-0 -.35000 .20752 .362 -.9437 .2437
Jam ke-24 .56800 .20752 .063 -.0257 1.1617
Jam ke-72 .06000 .20752 .991 -.5337 .6537
Jam ke-72 Jam ke-0 -.41000 .20752 .238 -1.0037 .1837
Jam ke-24 .50800 .20752 .108 -.0857 1.1017
Jam ke-48 -.06000 .20752 .991 -.6537 .5337
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 7. Hasil analisis statistik kadar albumin dengan uji one way ANOVA dan
uji post hoc Tukey pada kelompok perlakuan ekstrak metanol 80%
daging Hylocereus polyrhizus terinduksi karbon tetraklorida 2
mL/kgBB.
Kelompok
Case Processing Summary
Kelompok
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Albumin Kontrol CCl4 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Kontrol CMC 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Kontrol Dosis 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Dosis 150 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Dosis 300 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Dosis 600 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Descriptives
Kelompok Statistic Std. Error
Albumin Kontrol CCl4 Mean 2.6280 .08546
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 2.3907
Upper Bound 2.8653
5% Trimmed Mean 2.6278
Median 2.6000
Variance .037
Std. Deviation .19110
Minimum 2.37
Maximum 2.89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Range .52
Interquartile Range .33
Skewness .068 .913
Kurtosis .622 2.000
Kontrol CMC Mean 3.5860 .06038
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 3.4184
Upper Bound 3.7536
5% Trimmed Mean 3.5917
Median 3.6500
Variance .018
Std. Deviation .13502
Minimum 3.37
Maximum 3.70
Range .33
Interquartile Range .23
Skewness -1.327 .913
Kurtosis 1.090 2.000
Kontrol Dosis Mean 3.6260 .09837
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 3.3529
Upper Bound 3.8991
5% Trimmed Mean 3.6289
Median 3.7300
Variance .048
Std. Deviation .21995
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Minimum 3.36
Maximum 3.84
Range .48
Interquartile Range .42
Skewness -.508 .913
Kurtosis -2.882 2.000
Dosis 150 Mean 3.0740 .04273
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 2.9554
Upper Bound 3.1926
5% Trimmed Mean 3.0744
Median 3.0900
Variance .009
Std. Deviation .09555
Minimum 2.97
Maximum 3.17
Range .20
Interquartile Range .19
Skewness -.206 .913
Kurtosis -2.980 2.000
Dosis 300 Mean 3.1480 .04164
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 3.0324
Upper Bound 3.2636
5% Trimmed Mean 3.1483
Median 3.1200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Variance .009
Std. Deviation .09311
Minimum 3.04
Maximum 3.25
Range .21
Interquartile Range .18
Skewness .187 .913
Kurtosis -2.548 2.000
Dosis 600 Mean 3.3220 .05652
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 3.1651
Upper Bound 3.4789
5% Trimmed Mean 3.3233
Median 3.3900
Variance .016
Std. Deviation .12637
Minimum 3.18
Maximum 3.44
Range .26
Interquartile Range .24
Skewness -.521 .913
Kurtosis -3.170 2.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Albumin Kontrol CCl4 .181 5 .200* .985 5 .961
Kontrol CMC .282 5 .200* .862 5 .235
Kontrol Dosis .282 5 .200* .851 5 .199
Dosis 150 .237 5 .200* .852 5 .200
Dosis 300 .238 5 .200* .891 5 .362
Dosis 600 .305 5 .145 .799 5 .079
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variances
Albumin
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.140 5 24 .095
ANOVA
Albumin
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 3.427 5 .685 30.043 .000
Within Groups .548 24 .023
Total 3.975 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Albumin
Tukey HSD
(I) Kelompok (J) Kelompok
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Kontrol CCl4 Kontrol CMC -.95800* .09553 .000 -1.2534 -.6626
Kontrol Dosis -.99800* .09553 .000 -1.2934 -.7026
Dosis 150 -.44600* .09553 .001 -.7414 -.1506
Dosis 300 -.52000* .09553 .000 -.8154 -.2246
Dosis 600 -.69400* .09553 .000 -.9894 -.3986
Kontrol CMC Kontrol CCl4 .95800* .09553 .000 .6626 1.2534
Kontrol Dosis -.04000 .09553 .998 -.3354 .2554
Dosis 150 .51200* .09553 .000 .2166 .8074
Dosis 300 .43800* .09553 .001 .1426 .7334
Dosis 600 .26400 .09553 .099 -.0314 .5594
Kontrol Dosis Kontrol CCl4 .99800* .09553 .000 .7026 1.2934
Kontrol CMC .04000 .09553 .998 -.2554 .3354
Dosis 150 .55200* .09553 .000 .2566 .8474
Dosis 300 .47800* .09553 .001 .1826 .7734
Dosis 600 .30400* .09553 .041 .0086 .5994
Dosis 150 Kontrol CCl4 .44600* .09553 .001 .1506 .7414
Kontrol CMC -.51200* .09553 .000 -.8074 -.2166
Kontrol Dosis -.55200* .09553 .000 -.8474 -.2566
Dosis 300 -.07400 .09553 .969 -.3694 .2214
Dosis 600 -.24800 .09553 .137 -.5434 .0474
Dosis 300 Kontrol CCl4 .52000* .09553 .000 .2246 .8154
Kontrol CMC -.43800* .09553 .001 -.7334 -.1426
Kontrol Dosis -.47800* .09553 .001 -.7734 -.1826
Dosis 150 .07400 .09553 .969 -.2214 .3694
Dosis 600 -.17400 .09553 .472 -.4694 .1214
Dosis 600 Kontrol CCl4 .69400* .09553 .000 .3986 .9894
Kontrol CMC -.26400 .09553 .099 -.5594 .0314
Kontrol Dosis -.30400* .09553 .041 -.5994 -.0086
Dosis 150 .24800 .09553 .137 -.0474 .5434
Dosis 300 .17400 .09553 .472 -.1214 .4694
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 8. Perhitungan persen peningkatan albumin pada kelompok perlakuan
ekstrak methanol 80% daging Hylocereus polyrhizus terinduksi
karbon tetraklorida 2 mL/kgBB.
Persen peningkatan albumin dihitung dengan menggunakan rumus :
{1- 𝑝𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑙𝑏𝑢𝑚𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛−𝑝𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑙𝑏𝑢𝑚𝑖𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
𝑝𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑙𝑏𝑢𝑚𝑖𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛 𝑡𝑒𝑡𝑟𝑎𝑘𝑙𝑜𝑟𝑖𝑑𝑎−𝑝𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑙𝑏𝑢𝑚𝑖𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 }x 100%
a. Persen peningkatan albumin dosis 150 mg/kgBB
{1- 3,07−3,59
2,63−3,59 }x 100% = 46,56%
b. Persen peningkatan albumin dosis 300 mg/kgBB
{1- 3,15−3,59
2,63−3,59 }x 100% = 54,28%
c. Persen peningkatan albumin dosis 600 mg/kgBB
{1- 3,32−3,59
2,63−3,59 }x 100% = 72,44%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian
Jangka Panjang Ekstrak Metanol 80% Daging
Hylocereus polyrhizus Terhadap Kadar Albumin Tikus
Jantan Galur Wistar Terinduksi Karbon Tetraklorida”
bernama lengkap Satriavi Yanuar Deny, lahir di Sleman,
29 Desember 1995. Penulis merupakan anak ketiga dari
4 bersaudara dari pasangan Didik Paranto dan Titik
Safitri Wuryandari. Penulis menempuh pendidikan
formal di TK ABA Karang Malang (2001-2002), SD
Muhammadiyah Demangan Yogyakarta (2002-2008), SMP Negeri 8 Yogyakarta
(2008-2011) dan SMA Negeri 2 Yogyakarta (2011-2014). Pada tahun 2014 penulis
melanjutkan Pendidikan Sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Semasa perkuliahan penulis aktif dalam mengikuti kegiatan di dalam
kampus. Penulis pernah mengikuti kepanitiaan seperti menjadi anggota dan
koordinator divisi Perlengkapan Pharmacy Performance Road to School (2014 dan
2015), anggota divisi Perlengapan TITRASI (2015) dan Ketua Umum Lomba
Cerdas Cermat dan Pharmacy Performance (2016). Penulis juga pernah menjadi
asisten dosen Praktikum Kimia Dasar (2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI