pengaruh pemberian pupuk dolomit.pdf

Upload: madjidiyoudhiey

Post on 06-Jul-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    1/56

    i

    PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT

    TERHADAP PRODUKSI GETAH KOPAL

    di GUNUNG WALAT SUKABUMI

    PRABU SETIAWAN

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    2/56

    Pengaruh Pemberian Pupuk Dolomit

    Terhadap Produksi Getah Kopal

    di Gunung Walat Sukabumi

    Skripsi

    Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

     pada Fakultas Kehutanan

     Institut Pertanian Bogor 

    Oleh :

    PRABU SETIAWAN

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    3/56

    PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT

    TERHADAP PRODUKSI GETAH KOPAL

    di GUNUNG WALAT SUKABUMI

    Oleh:Prabu Setiawan, Dr.ir.Basuki Wasis,MS

    PENDAHULUAN. Getah kopal adalah salah satu komoditas yang berpotensi di sektor kehutanan. Produksi kopal pada tahun 1994 mencapai 2.057 ton dan pada tahun 2003 hanyamencapai 403 ton sehingga jika tidak dilakukan usaha-usaha perbaikan yang terkait dengan

     produksi kopal Indonesia, maka dimasa yang akan datang Indonesia akan kehilangan salah satudevisa negara. Adapun beberapa upaya yang telah dilakukan untuk dapat memaksimalkan produksi kopal yaitu memodifikasi teknik penyadapan maupun pemberian stimulansia. Namunhingga sejauh ini upaya memaksimalkan produksi kopal melalui perbaikan kualitas lahan belumdilakukan. Tanah memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup tanaman, karena tanahselain sebagai tempat tumbuh juga menyediakan berbagai keperluan tanaman (salah satunya unsur hara) untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pemberian pupuk dolomit berakibat padakeefisienan serapan hara oleh tanaman dan menambahkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman kedalam tanah atau ke tanaman.BAHAN dan METODE. Pohon Agathis spp. dipilih yang sehat dengan kisaran diameter 50-

    55 cm. Pembersihan lahan disekitar areal pohon terpilih dilakukan dengan membabat semak danrumput sehingga menjadi areal bersih. Pengambilan sampel tanah untuk mengetahui sifat kimiatanah sebelum dan sesudah dilakukan pemupukan. Pemberian pupuk dolomit dengan dosis 0 gr ;300 gr ; 600 gr ; 900 gr ; dan 1200 gr dengan metode random dan dilakukan 2 kali selama 6 bulan.Pembuatan sadap dengan bentuk persegi. Kegiatan penentuan posisi pohon di lapangan secaramanual dilakukan dengan menggunakan kompas sebagai alat bantu untuk mengarahkan derajat

     posisi pohon, dengan ketentuan titik nol telah diketahui nilai azimuthnya.HASIL dan PEMBAHASAN. Pemberian pupuk dolomit dengan dosis 0 gram ; 300 gram ;600 gram ; 900 gram ; dan 1200 gram dapat menghasilkan produksi kopal secara berturut-turutsebesar 29,10 gram ; 44,82 gram ; 39,91 gram ; 26,38 gram ; dan 31,82 gram. Setiap minggu

    selama kegiatan penyadapan yaitu 21 kali pemungutan, produksi getah kopal tidak mutlak sifatnyameningkat namun cenderung fluktuatif, hal ini dapat terjadi karena keluarnya getah dipengaruhioleh faktor genetik dan faktor lingkungannya. Pupuk dolomit ini dapat meningkatkan unsur harakalsium (Ca) dari 0,15 me/100 gram menjadi 0,83 me/100 gram dan nilai unsur hara magnesium(Mg) meningkat dari 0 04 me/100 gram menjadi 0 19 me/100 gram nilai unsur hara kalium (K)

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    4/56

    EFFECT OF GIVING DOLOMIT MANURE

    TO COPALLATEX PRODUCTION

    ON GUNUNG WALAT, SUKABUMI

    By:Prabu Setiawan, Dr.ir.Basuki Wasis,MS

    INTRODUCTION.  Copal latex is one of comodities which has potency inforestry sector. Copal production in 1994 reached 2.057 ton and in 2003 reached403 ton so if it is not worked by improvement works of Indonesia goverment, it

    will make decreasing into income of country. A few of efforts to support copal production has been worked like modification of tapping technique and givingstimulansia. Optimalizing copal production by improving site quality is still notyet done so far. Soil has important role on sustainability of plant, because soil hasfunction as growing media, it can fulfill plant’s need about nutrients for growthand development. Giving dolomit has effect to nutrient efficiency absorber for 

     plant and adds nutrients into soil or plants.MATERIAL AND METHOD. Agathis tree choosen which has heallty

    appearance with diameter 50-55 cm. Land clearing around tree area choosen isworked by cutting shrubs and grasses until the area clears.Taking soil sample has purpose to know chemical soil characters by doing manure before and after.Giving dolomite manure with dosage 0 gr; 300 gr; 600 gr ; 900 gr; 1200 gr withrandom method and being worked twice in 6 months. Making tapping into squareshape. Determining trees position on field does manually with using compass asassist tool to determine trees position and determining zero point with azimuthvalue before determining trees position.RESULT AND DISCUSSION. Giving dolomite manure with dosage 0 gr; 300gr; 600 gr; 900 gr; and 1200 gr can produce copal production 29,10 gram ; 44,82gram ; 39,91 gram ; 26,38 gram ; and 31,82 gram according to dosage of dolomitedosage. Every week in tapping activity is 21 times doing harvesting, copal latex

    d ti h fl kt tif b it i i fl d b ti f t d

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    5/56

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Pemberian

    Pupuk Dolomit Terhadap Produksi Getah Kopal di Gunung Walat Sukabumi

    adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing

    dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau

    lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

    diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

    dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

      Bogor, Agustus 2008

      Prabu Setiawan

      NRP E14204039

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    6/56

    LEMBAR PENGESAHAN

    Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Pupuk Dolomit Terhadap Produksi GetahKopal di Gunung Walat Sukabumi.

     Nama : Prabu Setiawan

     NIM : E14204039

    Menyetujui:

    Dosen Pembimbing,

    Dr. Ir. Basuki Wasis, MS

     NIP. 131 950 983

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    7/56

    KATA PENGANTAR 

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

    ”Pengaruh Pupuk Dolomit Terhadap Produksi Getah Kopal di Gunung Walat

    Sukabumi”.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian pupuk dolomit

    dengan dosis yang berbeda-beda dilapangan terkait dengan peningkatan produksi

    kopal.

    Dengan penuh kesadaran atas segala kekurangan, penulis menyadari

     bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritikan dan

    saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan.

    Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnyadibidang kehutanan serta pihak yang memerlukan

      Bogor, Agustus 2008

    Penulis

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    8/56

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan pada tanggal 13 April 1986 di Prabumulih, Sumatera

    Selatan sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Ir. Minardjo

    dan Ibu Sri Mumpuni Handayani. Pendidikan formal penulis dimulai di Sekolah

    Dasar Negeri Taman Pagelaran Bogor pada tahun 1992 – 1998. Pada tahun 1998,

     penulis melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 4 Bogor dan

    lulus pada tahun 2001. Selanjutnya pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke

    Sekolah Menengah Umum Negeri 5 Bogor dan lulus pada tahun 2004.

    Pada tahun 2004 penulis melanjutkan Pendidikan Program Sarjana di

    Fakultas Kehutanan, Departemen Silvikultur, Program Studi Budidaya Hutan

    Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Masuk Seleksi IPB).

    Selama kuliah di IPB penulis pernah menjadi asisten mata kuliahKesuburan Hutan pada tahun 2007. Penulis telah mengikuti Praktek Pengenalan

    dan Pengelolaan Hutan (P3H) yang terdiri atas Praktek Umum Pengelolaan Hutan

    (PUPH) di KPH Ngawi Getas Perum Perhutani Unit II Jawa Timur dan Praktek 

    Umum Kehutanan (PUK) di Baturaden-Cilacap, serta Praktek Kerja Lapang

    (PKL) di Hutan Rakyat Desa Cihideung Ilir di Bogor.

    Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan,

     penulis menyusun karya ilmiah yang berjudul Pengaruh Pemberian Pupuk 

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    9/56

    UCAPAN TERIMAKASIH

    Terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah ikut mendukung dan memberi bantuan. Untuk itu pada kesempatan ini

     penulis menyampaikan terimakasih kepada :

    1. Bapak, ibu, dan keluarga yang telah memberikan doa dan semangat kepada

     penulis selama penelitian dan penulisan karya ilmiah ini.

    2. Bapak Dr. Ir. Basuki Wasis, MS selaku Dosen pembimbing skripsi

    3. Bapak Ir. Irdika Mansur, M.For.Sc selaku Ketua Departemen Budidaya Hutan

    Fakultas Kehutanan IPB

    4. Bapak Ir. Bintang C.H. Simangunsong, MS. PhD sebagai Dosen penguji dari

    Departemen Hasil Hutan

    5. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS sebagai Dosen penguji dari Departemen

    KSHE6. Teman seperjuangan penelitian yaitu Desti dan Ayu

    7. Sahabat-sahabat seperti Agus, Rizal, Laura, Indri, Chandra, Eka, Wahyu, Adit

    dan Puput yang selalu membantu dan memberikan motivasi kepada penulis

    dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan karya ilmiah

    8. Rekan-rekan program studi Budidaya Hutan 41 Alfia, Jeje, Heru, Haris, Diana,

    Uchi, Anna, Fitroh, Irma, Icha, Bebek, Bon2, Indah, Yoga, Rin, Dora, Merry,

    Have, Josefa dan teman-teman lainnya yang tak bisa disebutkan satu-persatu.

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    10/56

    DAFTAR ISI

      Halaman

    DAFTAR ISI ............................................................................................... i

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... iii

    DAFTAR GAMBAR................................................................................... iv

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... v

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1

    1.2 Tujuan.................................................................................................. 2

    1.3 Manfaat Penelitian .............................................................................. 2

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pohon Agathis spp. .......................................................................... 3

    2.2 Kopal ................................................................................................ 4

    2.3 Potensi Getah ..................................................................................... 7

    2.4 Peranan Unsur Hara Bagi Tanaman ................................................... 102.5 Pupuk dan Pemupukan ........................................................................ 11

    k l i

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    11/56

    4.2 Topografi ........................................................................................... 17

    4.3 Jenis Tanah ........................................................................................ 17

    4.4 Iklim dan Hidrologi ............................................................................. 18

    4.5 Keadaan Vegetasi ................................................................................ 19

    4.6 Fauna .................................................................................................. 20

    4.7 Penduduk ............................................................................................ 20

    V. HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Deskripsi Data Hasil Produksi Getah Kopal .............................. ........... 21

    5.2. Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah ........................................................ 27

    VI. KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan.......................................................................................... 31

    6.2 Saran ................................................................................................... 31

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 32

    LAMPIRAN ................................................................................................ 34

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    12/56

    iii

    DAFTAR TABEL

    No. Halaman

    1. Data curah hujan dan jumlah hari per-bulan tahun 2003-2004

      di HPGW ................................................................................................. 19

    2. Rekapitulasi hasil rata-rata keseluruhan produksi getah kopal

      per-dosis ................................................................................................. 21

    3. Rekapitulasi hasil rata-rata keseluruhan produksi kopal per 

      dosis setiap minggu .................................................................................. 23

    4. Hasil analisis tanah sebelum dan setelah kegiatan pemupukan ................. . 27

    5. Data nilai pH tanah sebelum dan setelah pemupukan per-dosis ................. 28

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    13/56

    iv

    DAFTAR GAMBAR 

    No. Halaman

    1. Pola Sadapan .......................................................................................... 15

    2. Peta Jenis Tanah HPGW ..................................................................... 18

    3. Grafik rata-rata produksi getah kopal per-dosis . .......... ............................. 22

    4. Grafik rataan produksi kopal per-dosisnya ............................................... 23

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    14/56

    1

    DAFTAR LAMPIRAN

    No. Halaman

    1. Rekapitulasi Produksi Getah Agathis (Kopal) Per-minggu ................. 35

    2. Data Hasil Uji Tanah ......................................................................... 36

    3. Data Suhu Tanah dan Lingkungan ..................................................... 37

    4. Data Kondisi Pohon .......................................................................... 38

    5. Peta Lokasi Penelitian ....................................................................... 40

    6. Sketsa Penyebaran Pohon yang Diamati (Manual) ............................. 41

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    15/56

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam hayati,

    yang salah satunya adalah hutan. Hutan merupakan suatu ekosistem yang unik dan

    memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Manfaat hutandibagi menjadi dua yaitu tangible  dan intangible. Manfaat intangible  adalah

    manfaat yang tidak dapat dinilai dengan uang seperti pengatur tata air, penyuplai

    O2 dan lain-lain. Sedangkan manfaat tangible berupa kayu dan non kayu seperti

     buah, bunga, madu, rotan, getah dan lain-lain.

    Hasil hutan non kayu adalah semua benda biologis termasuk jasa yang

     berasal dari hutan atau tegakan hutan, kecuali produk berupa kayu.

    Pengembangan hasil hutan non kayu ini dapat memperluas lapangan kerja atau

    sumber mata pencaharian, meningkatkan pendapatan rakyat sekitar hutan, dan

    memiliki nilai ekonomis yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan nilai

    kayu yang pada saat ini dianggap sebagai produk utama.

    Getah kopal adalah salah satu komoditas yang berpotensi di sektor kehutanan karena memiliki banyak fungsi dan kegunaan yaitu salah satunya

    sebagai bahan baku industri. Perkembangan produksi kopal di Indonesia pada

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    16/56

    3

    untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Kemampuan tanah untuk 

    menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman menjadi suatu indikator yangmenentukan produksi tanaman.

    Hara atau nutrisi adalah zat yang diserap tanaman untuk makanannya.

    Supaya tanaman tumbuh dengan baik dan menghasilkan produksi yang tinggi

    diperlukan unsur hara dalam kondisi memadai dan harus berada dalam suatu

    keseimbangan. Unsur hara yang sering mendapat perhatian serius karena kurang

    dan lambat tersedia dalam tanah adalah unsur N, P, Ca, Mg, S, dan P. Unsur hara

     paling utama yang dibutuhkan oleh tanaman adalah N, P, K biasanya diberikan

    sebagai pupuk, Ca dan Mg diberikan sebagai kapur dan S diberikan sebagai

    tepung belerang.

    Keberadaan unsur hara untuk dapat diserap oleh tanaman juga dipengaruhi

    oleh pH tanah. Keadaan pH tanah yang ekstrim berakibat dapat atau tidaknyaunsur hara dipenuhi dan dapat atau tidaknya diserap oleh tanaman. Pemberian

     pupuk dolomit mempengaruhi pH tanah sehingga berakibat pada keefisienan

    serapan hara oleh tanaman dan menambahkan unsur hara yang dibutuhkan

    tanaman ke dalam tanah atau ke tanaman.

    Penelitian tanaman di lapangan akan memberikan informasi mengenai

     pengaruh pemberian pupuk khususnya pupuk dolomit terhadap peningkatan

     produksi kopal.

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    17/56

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1   Pohon Agathis spp.

    Pohon  Agathis spp. termasuk famili Araucariaceae (Anonimous, 1971).

    Menurut Martawijaya (1981) dalam Darmawan 1993, Pohon  Agathis spp. dapat

    mencapai tinggi 55 meter, panjang batang bebas cabang 12-25 meter, diameter 150 cm atau lebih, bentuk batang silindris dan lurus. Tajuk berbentuk kerucut

     berwarna hijau dengan percabangan melingkar batang. Kulit luar berwarna kelabu

    sampai cokelat, mengelupas kecil-kecil berbentuk bundar atau bulat telur, tidak 

     berbanir, mengeluarkan getah kopal. Sistem perakaran terdiri dari dua bagian,

    yaitu akar mendatar dan akar tunggang. Pada tumbuhan muda selalu terdapat

    suatu akar tunggang yang besar dengan akar mendatar yang kecil. Setelah pohon

    mulai dewasa dikembangkan akar tenggelam dan akar mendatar yang kuat.

    Menurut Mandang dan Pandit (1997) dalam Wratsongko (2005), ciri-ciri

    anatomi kayu Agathis adalah tidak mempunyai pembuluh, parenkim tidak ada

    atau jarang, jari-jari sangat sempit jarang sampai agak jarang dan berukuran

     pendek. Trakeid sebagian berisi damar (resinous tracheids) sehingga tampak  bintik-bintik berwarna coklat pada penampang radial.

    Struktur anatomi kayu  Agathis  spp. yang penting yaitu tidak memiliki

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    18/56

    5

    2.  Agathis borneensis  Warb dengan sinonim  Agathis baccani  Warb,  Agathis

    endertii M. Dr.,  Agathis latifolia  M. Dr.,  Agathis rhomboidalis  Warb, Agathis flevescens Ridl.

    3.  Agathis labillardieri Warb yang tumbuh di Irian Jaya.

    Menurut Partadiredja dan Koamesakh (1973) dalam  Setiawan (1997),

    daerah tumbuh Agathis secara alami tersebar di beberapa negara, yaitu Malaysia,

    Philipina, Australia, Selandia Baru, Kartedonia baru, Kepulauan Fiji, Amerika

    Selatan, dan beberapa negara di Afrika Selatan. Di Indonesia khususnya pulau

    Jawa, Agathis tersebar secara alami pada dataran rendah sampai pegunungan

    dengan ketinggian 100-1000 meter dari permukaan laut. Di Kalimantan Barat,

    Kalimantan Tengah tersebar jenis Agathis borneensis Warb., di Sulawesi jenis A.

    celebica Warb., di Maluku jenis  A. Alba  Foxw., dan di Irian Jaya  A. beccarii

    Warb.,  A. Labillardieri  Warb., A. Cunninghamii Sw. Menurut DepartemenKehutanan (1981) dalam  Parno (2003) Agathis di Indonesia dikenal dengan

     beberapa nama lokal yaitu damar sigi, kayu sigi di Sumatera; damar, kidamar di

    Jawa; bindang, damar bindang, dammar pilau di Kalimantan; damar kapas, damar 

    wana, hulu sinua di Sulawesi; damar puti, damar papeda, kesi, kasema di Irian

    Jaya.

    Menurut Soedarmo (1956) dalam Munajat (2004) iklim di daerah-daerah

     penyebaran Agathis adalah tipe iklim basah (hutan hujan tropis). Tanaman

    A thi b t hk ikli b h d h h j t 3000 4000

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    19/56

    6

     berasal dari Dipterocarpaceae. Menurut Sumantri dan Sastrodimedjo (1976)

    mengemukakan bahwa kopal diperoleh dari penyadapan ataupun pelukaan pohon Agathis  spp. yang tergolong kedalam keluarga Araucariaceae, sedangkan secara

    harfiah kopal berasal dari kata spanyol yaitu copalli  yang berarti kemenyan.

    Kopal dikenal dengan berbagai nama daerah tergantung daerah asalnya, misalnya

    saja damar wana ( Agathis philippinensis  Warb) dan Kao-kao ( Agathis hamii

    M.Dr.) di Sulawesi dan damar ( Agathis labillardieri Warb) di Irian Jaya.

    Manuputty (1955) dalam  Setiawan (1997) mengemukakan bahwa istilah

    kopal sering dikacaukan dengan istilah damar, yaitu getah yang dihasilkan dari

     pohon-pohon Dipterocarpaceae dan Burseraceae. Perbedaan yang sangat tampak 

     pada keduanya yaitu kopal tidak terdapat lubang-lubang udara, sukar dihaluskan,

    dan mempunyai sifat larut dalam alkohol tetapi tidak larut dalam minyak tanah

    atau terpentin serta akan menyala besar bila terbakar. Sedangkan damar mempunyai sifat kebalikan dari kopal, yaitu tidak mempunyai banyak lubang

    udara, bisa dihaluskan, tidak larut dalam alkohol dan larut dalam minyak tanah

    serta akan meleleh atau menetes bila terbakar. Menurut Rudjiman (1997) beberapa

    contoh damar, yaitu damar mata kucing adalah resin yang keluar dari  Hopea spp,

    damar batu atau damar daging berasal dari Shorea spp.

    Dirjen Kehutanan (1976) dalam  Wratsongko (2005) membagi kopal

    menjadi beberapa jenis yaitu :

    1 K l M l k t d l h k l dih ilk d i k i t d

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    20/56

    7

    sadap di dapat dengan cara melukai kulit pohon, maka akan keluar getah yang

    selama beberapa waktu aliran menjadi keras pada pohon tersebut (kopalmelengket, kopal loba). Sedangkan kopal galian yaitu kopal yang diperoleh dari

    dalam tanah yang berasal dari getah yang keluar dari pohon damar yang tersimpan

    dalam tanah tanpa disadap atau yang biasa dikenal dengan kopal bua.

    Yacob dan Bambang (1988) dalam  Wratsongko (2005), menyatakan

     bahwa dalam dunia perdagangan dikenal tiga jenis kelompok kopal, yaitu kopal

    Kauri, kopal Kongo, dan kopal Manila. Kopal Indonesia termasuk dalam

    kelompok kopal Manila, yang dikelompokkan lagi menjadi kopal bua, kopal loba,

    kopal melengket dan kopal pontianak. Kopal bua dan kopal pontianak diperoleh

    dari pohon, dahan dan akar tanpa melalui penyadapan, sedangkan kopal loba dan

    melengket diperoleh dengan cara penyadapan. Sedangkan menurut Mantell (1941)

    dalam  Wratsongko (2005), mengemukakan bahwa kopal Manila dibagi dalamlima macam, yaitu melengket, bua, loba, pontianak dan philipina.

    Menurut Riyanto (1980) pohon Agathis  spp. yang diambil getahnya harus

    merupakan pohon yang sehat. Pohon yang tidak sehat dan tidak normal sebaiknya

    tidak disadap, karena walaupun menghasilkan getah lebih banyak akan tetapi

    mudah terserang penyakit sehingga menurunkan kualitas kayu. Dimana pohon

    yang baik ialah pohon normal lanjut sadap yaitu pohon sehat, diameter 30 cm,

    luka sadapan telah diperbaharui lebih dari tiga kali.

    Ri t (1980) d l W t k (2005) t k b h d 4

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    21/56

    8

     bekas-bekas kallus  yang tumbuh tidak teratur dan juga dapat menyebabkan

     pembusukan batang.3. Cara Penyadapan menurut PK No. 13/1977 Unit I Jawa Tengah

    Menurut petunjuk kerja penyadapan ini, pohon dimulai pada umur 35 tahun

    dengan diameter batang telah mencapai 50 cm. Luka dibuat dengan membagi

     batang menjadi dua irisan sadapan yang berlawanan arah, irisan pertama lebarnya

    1,0 cm dengan kedalaman setebal kulit, panjang sekitar 40 cm membentuk sudut

    60o terhadap arah tegak. Irisan satu dengan lainnya berjarak 15 cm, dimana titik 

    irisan pertama berjarak 60 cm dari permukaan tanah, pembaharuan setiap minggu

    selebar 0,5 cm. Kelemahan metode ini waktu pengerjaan relatif lama dan

    menurunnya hasil kopal yang diperoleh.

    4. Cara koakan, yaitu cara penyadapan yang menggunakan alat sadap berupa

    kadukul dengan mencacah pada bagian permukaan batang pohon pada ketinggian0,5-1 meter dari pangkal pohon dan berukuran 10 x 5 cm. Cara ini dikembangkan

    sejak pertengahan tahun 1979 oleh KPH Banyumas Timur.

    Menurut Koamesakh dan Partadiredja (1973) dalam Wratsongko (2005),

     penyadapan pohon Agathis mulai berkembang sekitar tahun 1870 saat industri cat

    dan vernis mulai berkembang di Eropa dan Amerika. Sedangkan dalam

     penggunaannya kopal bermanfaat sebagai bahan cat, vernis, spiritus, lak merah,

    vernis bakar, plastik, bahan sizing, bahan pelapis untuk tekstil, bahan untuk 

    t fi ti t t k k t i i d b i

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    22/56

    9

    mempengaruhi getah baik kuantitas maupun kualitasnya. Saluran resin pada

     Agathis spp. terdapat pada kulit dan daun bukan pada kayunya. Dari bagian dalamkulit akan mengalir resin jernih yang lambat laun mengeras bila terkontaminasi

    dengan udara terbuka (Whitmore, 1977)

    Menurut Riyanto (1980) dalam  Munajat (2004) bahwa produksi kopal

     pada dasarnya dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu:

    1. Faktor pasif, meliputi

    a. Kualitas tempat tumbuh

    Pohon-pohon yang tumbuh pada tanah yang berbonita tinggi,

     pertumbuhannya lebih baik dan pada gilirannya produksi getah lebih banyak 

    karena kandungan unsur hara tanahnya lebih besar (Sugiyono et al, 2001).

     b. Umur pohon

    Perbedaan umur pohon berpengaruh atas hasil getah. Semakin tua umur  pohon menghasilkan getah semakin banyak sampai pada batas umur tertentu

    (Purnomo, 1972 dalam  Sugiyono et al, 2001). Faktor umur berpengaruh,

    karena semakin bertambahnya umur pohon maka semakin bertambah pula

    diameternya sehingga volume kayu gubal semakin bertambah besar dan jumlah

    saluran getahnya bertambah pula (Suharlan et al. 1982). Menurut Rudjiman

    (1997), batang  Agathis  spp. disadap pada bagian kulit dalamnya karena

    saluran-saluran resin terdapat pada bagian ini. Dalam prakteknya penyadapan

    A thi dil k k d l k i k lit d l d k

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    23/56

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    24/56

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    25/56

    12

    Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah

     banyak oleh tanaman. Sedangkan unsur hara mikro dibutuhkan dalam jumlahyang sedikit. Yang termasuk unsur hara makro adalah C, H, O, N, P, K, Ca, S, dan

    Mg. Sedangkan unsur hara mikro adalah Fe, Cu, Zn, Mo, B, Cl dan Mn (Suhardi,

    2005). Dari keenam belas unsur hara esensial tersebut di atas unsur C, H dan O

    diambil oleh tanaman dari udara dan air dalam jumlah yang besar, karena

    merupakan penyusun 94 – 96 % bahan organik tanaman (Hakim et al., 1986).

    2.5 Pupuk dan Pemupukan

    Menurut Sarief (1985) dalam Tabrani (1989) pupuk adalah setiap bahan

    yang diberikan ke dalam tanah atau disemprotkan pada tanaman dengan maksud

    menambah unsur hara yang diperlukan tanaman. Selanjutnya ia menyatakan

     bahwa pupuk terdapat dalam berbagai penggolongan yang terpenting adalah ;a. Penggolongan berdasarkan terjadinya, pupuk dibedakan atas pupuk alam dan

     pupuk buatan

     b. Pembagian berdasarkan zat makanan yang di kandung dibedakan atas pupuk N,

    P, K, Ca, Mg dan pupuk gabungan

    c. Berdasarkan perubahan yang terjadi di dalam tanah dibedakan atas pupuk 

    organik dan anorganik 

    Pemupukan adalah tindakan memberikan tambahan unsur hara pada tanah

    b ik l tid k l d t b k b h

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    26/56

    13

    3. Kebutuhan tanaman (jenis tanaman, klon, umur tanaman, cara pemungutan

     produksi, dan keadaan tanaman)Menurut Hakim et al (1986), ada tiga cara penggunaan pupuk, baik pupuk 

     padat maupun pupuk cair, yaitu :

    1. Ditaburkan secara merata di atas permukaan tanah

    2. Ditempatkan dalam lubang atau secara larikan

    3. Diberikan melalui daun, dalam hal ini adalah dengan menyemprotkan larutan

    hara melalui daun

    Selanjutnya disebutkan bahwa metode mana yang lebih sesuai digunakan

    tergantung kepada :

    1. Jenis pupuk 

    2. Jenis tanaman

    3. Tujuan penanaman

    2.6 Pupuk Dolomit

    Pengapuran adalah suatu teknologi pemberian kapur kedalam tanah, yang

    dimaksudkan untuk memperbaiki kesuburan tanah yaitu memperbaiki sifat-sifat

    kimia, fisika dan biologi dari tanah (Soepardi, 1986). Menurut Hardjowigeno

    (1995) dalam  Naibaho (2003), umumnya bahan kapur untuk pertanian adalah

     berupa kalsium karbonat (CaCO3), beberapa berupa kalsium magnesium karbonat

    (C M (CO ) ) d h dikit b C O t C (OH) D b h

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    27/56

    14

     berbagai cara tetapi untuk tanah masam di tropik disarankan berdasarkan Aldd.

    Menurut Hardjowigeno (1995) dalam  Naibaho (2003) Faktor-faktor yangmenentukan banyaknya kapur yang diperlukan adalah pH tanah, tekstur tanah,

    kadar bahan organik tanah, mutu kapur dan jenis tanaman. Apabila pemberian

    kapur melebihi pH tanah yang diperlukan akan berpengaruh buruk terhadap

     pertumbuhan optimum tanaman dan tidak efisien (ekonomis) juga waktu dan cara

     pengapuran harus diperhatikan. Pada dasarnya kapur diberikan pada tanah bila

    diperkirakan hujan tidak akan turun pada saat pemberian kapur (Leiwakabessy

    dan Sutandi, 1998).

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    28/56

    15

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan di areal Hutan Pendididikan Gunung

    Walat Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat selama 6 bulan

    yang dilaksanakan pada tanggal 13 Juli hingga 30 Desember 2007.

    3.2 Bahan dan Alat

    Bahan dan alat yang diperlukan untuk penelitian ini :

      - Pohon Agahis spp. yang memiliki diameter 50-55 cm

      - Pupuk Dolomit dengan dosis 300 gr ; 600 gr ; 900 gr ; 1200 gr 

      - Perlengkapan alat tulis - Kompas

      - Kalkulator - Software Minitab 14

      - Timbangan - Parang dan golok 

      - Plastik labelisasi - Meteran

      - Paku dan palu - Tally sheet

      - Cangkul

    3.3 Jenis Data

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    29/56

    16

    3.4 Metode Penelitian

    3.4.1 Persiapan Penelitian3.4.1.1 Pemilihan pohon Agathis spp.

    Pohon Agathis spp. dipilih yang sehat dan tidak terserang penyakit dengan

    kisaran diameter 50-55 cm.

    3.4.1.2 Pembersihan lahan

    Pembersihan lahan disekitar areal pohon terpilih dilakukan dengan

    membabat semak dan rumput sehingga menjadi areal bersih.

    3.4.1.3 Pengambilan sampel tanah untuk mengetahui sifat kimia tanah sebelum

    dan sesudah dilakukan pemupukan.

    3.4.2 Pemupukan

    Pemberian pupuk pada masing-masing pohon terpilih, yaitu pupuk dolomitdengan dosis 0 gr ; 300 gr ; 600 gr ; 900 gr ; dan 1200 gr dengan metode random

    dan dilakukan 2 kali selama 6 bulan.

    3.4.3 Penyadapan

    Pembuatan sadap dengan bentuk sederhana (persegi) dengan desain

    sebagai berikut:

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    30/56

    17

     posisi pohon, dengan ketentuan titik nol telah diketahui nilai azimuthnya.

    Prosedur yang dilakukan di lapangan, ialah sebagai berikut :1) Menentukan titik nol serta nilai azimuthnya dengan menggunakan kompas

    2) Membidik ke arah pohon terpilih pertama dengan menggunakan kompas

    3) Mengukur jarak dari titik awal hingga ke pohon terpilih pertama

    4) Data bidikan kompas dan jarak di tulis dalam tally sheet

    5) Membidik pohon terpilih kedua dan mengukur jaraknya dan berulang untuk 

     pohon terpilih berikutnya

    6) Rekapitulasi data yang telah ada dipetakan di atas kertas kalkir 

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    31/56

    18

    BAB IV

    KONDISI UMUM TEMPAT PENELITIAN

    4.1 Letak dan Posisi Geografis

    Areal HPGW secara geografis terletak antara 6’53’35” – 6’55’10” Lintang

    Selatan dan 106’47’50” Bujur Timur. Secara administrasi kehutanan maka areal

    Hutan Pendidikan Walat termasuk BKPH Gede Barat, KPH Sukabumi, PT.Perhutani Unit III Jawa Barat dan termasuk ke dalam Kecamatan Cicantayan dan

    Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

    Secara administrasi, Hutan Pendidikan Gunung Walat masuk ke wilayah

    Kecamatan Cibadak dan Kecamatan Cicantayan. Batas wilayah Hutan Pendidikan

    Gunung Walat, yaitu bagian utara (Desa Batununggal dan Sekarwangi), bagian

    timur (Desa Cicantayan, Desa Cijati), bagian selatan (Desa Hegarmanah) dan

     bagian barat (Desa Hegarmanah). Hutan Pendidikan Gunung Walat dibagi ke

    dalam 3 blok yaitu: Blok Cikatomas (120 Ha) terletak di bagian timur, Blok 

    Cimenyan (125 Ha) terletak di bagian barat dan Blok Tengkalak/Seusepan (114

    Ha) di bagian tengah dan selatan.

    4.2 Topografi

    Hutan Pendidikan Gunung Walat merupakan bagian dari pegunungan yang

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    32/56

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    33/56

    20

    Tabel 1. Data curah hujan dan jumlah hari per-bulan tahun 2003-2004 di HPGWTahun 2003 Tahun 2004 Rata-rata

    BulanCurahHujan

    (mm/bln)

    HariHujan

    BulanCurahHujan

    (mm/bln)

    HariHujan

    CurahHujan

    (mm/bln)

    HariHujan

    1. 273.14 7 1 199 12 236.07 102. 72.5 12 2 198.2 5 135.35 93. 244.29 14 3 214.92 13 229.61 14

    4. 269.85 13 4 261.78 18 265.82 165. 198.67 3 5 18 2 108.34 36. 407.5 2 6 120 2 263.75 27. - - 7 194 5 194 58. 51 3 8 - - 51 89. 39 5 9 11.83 6 75.42 6

    10. - - 10 119.5 6 199.5 611. - - 11 215.55 11 215.55 11

    12. 168.77 16 12 168.77 12Rata-rata Curah Hujan Per Bulan 178.60 9Sumber : Labolatorium Pengaruh Hutan, Fahutan (IPB)

    4.5 Keadaan Vegetasi

    Selama di bawah pengelolaan IPB, vegetasi Hutan Pendidikan Gunung

    Walat telah mengalami penanaman yang berarti. Pada tahun 1980 telah ditanami100% yang pada tahun 1973 hanya tertutup 53%. Tegakan Hutan Tanaman di

    Hutan Pendidikan Gunung Walat sebagian besar (100 Ha) terdiri dari jenis

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    34/56

    21

    Hutan Pendidikan Gunung Walat mempunyai aneka ragam jenis satwa liar 

    yang meliputi jenis-jenis mamalia (babi hutan, kera, meong congkok, tupai,trenggiling, musang), 20 jenis burung (elang jawa, empirit, kutilang dll), reptilia

    (biawak, ular, bunglon) dan ikan sungai seperti ikan lubang dan jenis ikan lainnya.

    4.7 Penduduk 

    Penduduk disekitar Hutan Pendidikan Gunung Walat umumnya memiliki

    mata pencaharian sebagai petani, peternak, tukang ojek, pedagang hasil pertanian

    dan sebagai buruh pabrik. Pertanian yang dilakukan di Hutan Pendidikan Gunung

    Walat berupa sawah lahan basah dan lahan kering. Jumlah petani penggarap yang

    dapat ditampung oleh Hutan Pendidikan Gunung Walat sebanyak 300 orang

     petani penggarap. Hasil pertanian dari lahan Agroforestri seperti singkong,

    kapolaga, pisang, cabe, padi gogo, kopi, sereh dan lain-lain. Jumlah ternak 

    domba/kambing di sekitar Hutan Pendidikan Gunung Walat sebanyak 1.875 ekor,

     jika setiap ekor domba/kambing memerlukan 5 kg rumput, maka diperlukan

    hijauan sebanyak 9,38 ton. Hijauan pakan ternak tersebut sebagian besar berasal

    dari Hutan Pendidikan Gunung Walat.

    Kecamatan Cicantayan, khususnya Desa Hegarmanah juga merupakan

    desa penghasil manggis dengan mutu eksport. Jumlah pohon manggis di Desa

    Hergamanah sebanyak 12.800 batang dan akan terus berus bertambah. Untuk 

    j di t d k i d l k b k 40 000 h

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    35/56

    22

    5.1. Deskripsi Data Hasil Produksi Getah Kopal  Data yang dipakai pada penelitian aplikasi pupuk dolomit terhadap

     produktivitas kopal diperoleh dari hasil penyadapan kopal sejumlah pohon contoh

    yang masing-masing telah diberi pupuk dengan dosis 0, 300, 600, 900, dan 1200

    gram. Pohon contoh yang disadap sebanyak 15 pohon dengan kelas diameter 50-

    55 cm. Intensitas penyadapan getah dan pembaharuan luka sadap dilakukan setiap

    7 hari sekali selama 21 kali penyadapan getah. Dari hasil penelitian diperoleh

     bahwa pemberian pupuk dolomit dapat memberikan peningkatan produksi kopal.

    Hasil penyadapan kopal dapat dilihat pada Tabel 2

    Tabel 2 Rekapitulasi hasil rata-rata keseluruhan produksi getah kopal per-dosis.

    Dosis pupuk Berat rata-rata per  

    individu (gram)

    Berat rata-rata total per 

    dosis (gram)

    34,62

    0 gram 22,43 29,10

    30,25

    57,65

    300 gram 24,99 44,82

    51,81

    24,45

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    36/56

    23

    gram berat rata-rata produksi kopal yang dihasilkan lebih tinggi yaitu sebesar 

    44,82 gram. Kemudian diikuti pada dosis 600 gram sebesar 39,91 gram lalu padadosis 1200 gram sebesar 31,82 gram dan untuk berat rata-rata produksi kopal

    tanpa pupuk yaitu sebesar 29,10 gram serta berat rata-rata produksi kopal terkecil

    diperoleh pada pemberian pupuk dolomit dengan dosis 900 gram yaitu sebesar 

    26,38 gram.

    Untuk lebih memperjelas hasil penyadapan kopal yang telah diberikan

     pupuk dolomit per-dosis dan tanpa pupuk, dapat dilihat pada Gambar 3.

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    0 gram 300

    gram

    600

    gram

    900

    gram

    1200

    gram

    Dosis

    Berat Rata-rata per-

    dosis (gram)

    Gambar 3 Grafik rata-rata produksi getah kopal per-dosis.

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    37/56

    24

    Berat Rata-rata Per-Dosis (Gram)Minggu

    ke- 0 300 600 900 1200

    1 31,49 43,53 37,25 14,59 33,122 16,57 25,13 25,60 10,57 23,813 18,01 29,6 22,67 12,78 22,914 25,19 35,61 28,58 16,98 25,055 29,26 33,22 36,46 33,35 25,926 30,09 48,49 26,87 22,59 24,237 30,34 62,74 29,48 30,38 26,758 24,90 51,96 37,63 18,74 26,04

    9 52,44 45,28 42,27 28,12 39,6710 28,88 54,07 44,41 25,14 36,9011 47,46 38,58 44,42 29,81 37,4812 26,33 40,04 40,77 21,56 32,213 28,7 49,03 43,02 27,32 32,6414 26,76 53,71 47,51 32,72 32,9215 27,12 52,94 41,90 29,79 34,1216 31,89 50,70 53,7 33,29 33,38

    17 28,19 51,52 50,24 32,29 33,1318 30,15 45,88 52,42 30,96 38,2919 24,85 41,16 35,58 29,98 33,1120 26,14 42,58 58,76 38,01 36,0521 26,40 45,37 44,57 33,05 40,53

    Diketahui bahwa rata-rata produksi kopal paling rendah selama kegiatan

     penyadapan dilakukan ialah sebesar 10,57 gram untuk dosis 900 gram pada

    kegiatan penyadapan minggu kedua. Sedangkan rata-rata produksi kopal palingtinggi selama kegiatan penyadapan ialah sebesar 62,74 gram untuk dosis 300

    gram pada kegiatan penyadapan minggu ketujuh Untuk lebih memperjelas hasil

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    38/56

    25

    getah agathis (kopal) sebanyak 21 kali. Grafik diatas menggambarkan bahwa

    setiap perlakuan (pemberian dosis yang berbeda-beda) memberikan responterhadap produksi kopal. Setiap dosis pupuk mengalami fluktuasi produksi kopal,

    hal ini dapat terjadi karena keluarnya getah dipengaruhi oleh faktor genetik dan

    faktor lingkungannya.

    Pupuk dolomit berfungsi untuk menaikkan pH tanah hingga mendekati

    netral, menambah unsur Ca dan Mg, menambah ketersediaan unsur hara N, P, dan

    Mo, Mengurangi keracunan unsur Fe, Al, dan Mn, memperbaiki kehidupan

    mikroorganisme dan membantu pembentukan bintil akar.

    Secara visual terlihat pada gambar 1 bahwa pupuk dolomit berdosis 300,

    600 dan 1200 gram dapat meningkatkan produksi kopal dibandingkan tanpa

     pupuk dolomit. Hal ini berarti disebabkan oleh meningkatnya ketersediaan Ca dan

    Mg didalam tanah oleh pupuk dolomit sehingga dapat memacu turgor sel dan

     pembentukan klorofil sehingga proses fotosintesis menjadi meningkat dan produk 

    dari fotosintesis juga meningkat. Selain itu, pupuk dolomit ini mengandung unsur 

    Mg yang dapat mengatur serapan unsur hara lain seperti dapat menambah

    ketersediaan unsur P yang dimana unsur ini berperan dalam pembentukan ATP

    (Soepardi,1983). ATP ini digunakan sebagai sumber energi dalam asimilasi

    karbondioksida menjadi gula selama fotosintesis. Gula hasil fotosintesis ini akan

    ditransportasikan ke organ tanaman untuk digunakan dalam pertumbuhan atau

    di i l h t D d iki C d M i

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    39/56

    26

    tanaman adalah merupakan bagian dari klorofil (inti klorofil) sehingga

     berhubungan langsung dengan proses fotosintesis, mengatur dalam penyerapan

    unsur hara lain seperti P dan K, membantu distribusi phosphor (P) di dalam

    tanaman. (Anonim, 2008)

    Saluran getah adalah suatu ruang antar sel yang dikelilingi oleh sel-sel

     parenkim khusus yang mengeluarkan getah kedalam saluran tersebut. Sel-sel

     penghasil getah tersebut disebut sel epitel, sel-sel ini terdapat pada kayu dan pada

    kulit. Banyaknya getah akan tergantung pada banyaknya sel-sel epitel tersebut,

    semakin banyak sel-sel epitel maka akan semakin banyak pula getah yang

    dihasilkan. Besarnya diameter batang akan berhubungan dengan banyaknya sel-

    sel epitel dalam pohon tersebut dimana semakin besar diameter batang akan

    semakin banyak pula sel-sel epitel yang terdapat pada batang tersebut sehingga

    semakin besar diameter pohon akan menghasilkan lebih banyak getah. Oleh

    karena itu, dengan diberikan pupuk dolomit maka dapat menyediakan unsur P

    yang dapat meningkatkan fotosintesis khususnya meningkatkan proses

     pembelahan sel-sel karena akan sangat terkait terhadap produksi kopal seperti

    yang telah dijelaskan oleh Lempang (1997) bahwa produksi kopal sangat

    dipengaruhi oleh jumlah jaringan epitel pada kulit batang, dimana semakin banyak 

     jumlah jaringan epitel maka produksi kopal pun akan semakin tinggi.Produksi kopal dipengaruhi oleh pertumbuhan pohon. Menurut Curtis dan

    Cl k (1950) d l K (1992) t b h d t dik t h i d i

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    40/56

    27

    yang melewati jalur tersebut mengambil kopal dari pohon yang sedang diteliti.

    Hal ini dicirikan dari kualitas kopal yang dihasilkan. Pada umumnya kopal yang

    dipanen setiap minggunya sudah mengkristal dan membeku karena hal ini sesuai

    dengan pendapat Brown (1921) yang menyatakan bahwa kopal akan menyerap O2

    di udara dengan cepat setelah keluar dari salurannya dan terjadilah oksidasi. Oleh

    karena itu, jika kopal mengkristal dan membeku maka pada proses

     pengambilan/penyadapannya lebih mudah. Akan tetapi, pada beberapa pohon saat

    diambil kopalnya masih cair belum mengkristal sehingga sulit mengambilnya

    karena masih lengket. Hal ini terjadi karena kopal sebelumnya sudah ada yang

    mengambil. Jadi, kopal yang didapat dari hasil sadapan beberapa hari bukan hasil

    sadapan selama 1 minggu.

    5.2. Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah

    Tanah sebagai media tumbuh merupakan salah satu faktor lingkungan

    yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Reaksi-reaksi yang terjadi di dalam

    tanah dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tanaman karena

     peranannya langsung berpengaruh terhadap ketersediaan unsur-unsur hara dalam

    tanah (Hakim et al., 1986). Hutan Pendidikan Gunung Walat mempunyai

     beberapa jenis tanah. Pada lokasi penelitian di blok Agathis adalah jenis tanahlatosol merah kekuningan. Tanah latosol didominasi oleh oksida besi dan oksida

    Al b ti d l t t h A i di k d

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    41/56

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    42/56

    29

    tergolong sangat rendah yang artinya dalam tanah tersebut lebih banyak atau

    didominasi oleh kation asam. Contoh tanah mempunyai kejenuhan basa (KB)

    sebesar 1,38 % yang artinya didalam tanah tersebut jumlah kation basa yang

    terdapat didalam tanah hanya 1,38 % selebihnya tanah tersebut didominasi oleh

    kation asam (98,62 %) berasal dari berbagai sumber, diantaranya dari asam-asam

    organik dan anorganik, larutan tanah, disosiasi koloid organik.

    Selain itu, Adapun data hasil analisis tanah berupa pH tanah sebelum dan

    setelah dilakukan pemupukan yang dapat dilihat pada Tabel 6.

    Tabel 6 Data nilai pH tanah sebelum dan setelah pemupukan per-dosis

    Dosis pupuk Sebelum pemupukan Setelah pemupukan

    0 gram 4,9 5,10

    300 gram 4,7 5,43

    600 gram 4,63 5,47

    900 gram 4,87 5,77

    1200 gram 4,6 5,30

    Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa tanah latosol merah kuning pada areal

     penelitian ini memiliki pH 4,6-4,9. Hal ini berarti tanah tersebut bersifat masam.

    Reaksi tanah atau pH tanah yang masam ini dapat mengakibatkan kandungan hara

    tanah seperti Ca, Mg dan K di lokasi penelitian tergolong sangat rendah

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    43/56

    30

      Sebelum dilakukan pemupukan pada areal penelitian ini sebaiknya tanah

    dicangkul dahulu mengelilingi selebar tajuk pohon  Agathis spp. Lalu pada tanah

    yang telah dicangkul mengelilingi selebar tajuk pohon tersebut diberikan pupuk 

    dolomit. Hal itu dilakukan karena proses penyerapan unsur hara oleh akar akan

    lebih efektif, sebab akar tumbuh menyebar ke samping dan ke bawah. Kemudian

     pupuk tersebut ditimbun dengan tanah yang telah dicangkul sebelumnya. Hal itu

    untuk mencegah terjadinya aliran air yang mampu membawa membawa pupuk 

     bersama aliran air.

    Kemasaman atau pH tanah menunjukkan kadar H+ dan OH- dalam larutan

    tanah. Ketersediaan hara esensial bagi tanaman tergantung pada pH, dimana hara

    tanaman optimum pada kisaran pH 6-7. Secara umum, tanah masam tidak 

    mendukung pertumbuhan tanaman, bahkan pada keadaan tersebut unsur hara tidak 

    tersedia bagi tanaman. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pH tanah hingga

    tingkat yang diinginkan biasanya dilakukan pengapuran. Pemberian dolomit pada

    tanah masam dapat meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah seperti Ca, Mg,

    P dan lain-lain (Soepardi, 1983). Pada tabel 5 memperlihatkan adanya pengaruh

     pupuk dolomit terhadap perubahan unsur-unsur hara. Pupuk dolomit ini dapat

    meningkatkan unsur hara kalsium (Ca) dari 0,15 me/100 gram menjadi 0,83

    me/100 gram dan nilai unsur hara magnesium (Mg) meningkat dari 0,04 me/100gram menjadi 0,19 me/100 gram, nilai unsur hara kalium (K) meningkat dari 0,04

    /100 j di 0 15 /100 il i h f f (P) i k t

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    44/56

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    45/56

    32

    BAB VI. KESIMPULAN dan SARAN

    6.1. Kesimpulan

    Pemberian pupuk dolomit dengan dosis 300 gram ; 600 gram ; 1200 gram

    dapat meningkatkan produktivitas kopal sedangkan dosis 900 gram dapat

    menurunkan produktivitas kopal.

    6.2. Saran

    1. Adanya penelitian lanjutan untuk memperoleh produktivitas kopal yang tinggi

    selain harus memperhatikan genetik suatu pohon juga harus memperhatikan faktor 

    lingkungan seperti kondisi tempat tumbuh, kelerengan, banyaknya penutupan

    tajuk disekeliling pohon yang diteliti dan lainnya

    2. Mencari pupuk alternatif selain pupuk dolomit yang dapat memperbaiki kondisitempat tumbuh suatu pohon sehingga dapat meningkatkan produksi kopal

    .

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    46/56

    33

    BAB VII

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonimous. 1971. Pedoman Tanaman Damar ( Agathis loranthifolia  Salisb.).Direktorat Rehabilitasi dan Reboisasi. Direktorat Jendral Kehutanan,Jakarta.

    Anonim. 2008.  Mineral Bagi Tanaman.http://sugihsantosa.atspace.com/artikel/mineral.html. [22 Juli 2008]

    Darmawan, I. 1993. Hubungan Antara Beberapa Peubah Pohon dengan ProduksiGetah Damar ( Agathis loranthifolia, Salisb). [Skripsi]. Bogor: FakultasKehutanan. Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan

    Departemen Kehutanan. 2004.  Produksi hasil Hutan Non Kayu.http://siaphut.dephut.go.id/siaphut/reports/bpk/produksi_hutan_non_kayu.php?task=cetak [20 Mei 2008]

    Devlin, R.M. 1975. Plant Physiology 2nd 

     Edition. Affilited East. West Press PVT,Ltd. New Delhi

    Dulsalam dan I. Sumantri. 1985. Beberapa macam Perlakuan TerhadapPenyadapan Getah Agathis spp Untuk Meningkatkan Hasil Getah. JurnalPenelitian Hasil Hutan II (2) : 10-12

    Epstein, E. 1972.  Nutrion of Plant Principles and Perspectives. Wiley

    International Edition. New York Hakim, N., S. Nyapka, A.M. Lubis, S. Ghani, dan Nugroho. 1986.  Dasar-dasar 

     Ilmu Tanah. Pusat Pendidikan Kehutanan Cepu. Cepu

    http://sugihsantosa.atspace.com/artikel/mineral.html.http://siaphut.dephut.go.id/siaphut/reports/bpk/produksi_hutan_non_kayuhttp://siaphut.dephut.go.id/siaphut/reports/bpk/produksi_hutan_non_kayuhttp://sugihsantosa.atspace.com/artikel/mineral.html.

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    47/56

    34

    [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan

     Naibaho R. 2003. Pengaruh Pupuk Phonska dan Pengapuran TerhadapKandungan Unsur Hara NPK dan pH Beberapa Tanah Hutan. [Skripsi].Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan

    Parno. 2003. Penyempurnaan Cara Penyadapan Kopal dengan Metode Sayatandan Stimulansia di KPH Sukabumi. [Skripsi]. Bogor: FakultasKehutanan. Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan

    Riyanto, T. W. 1980. Catatan Kecil Tentang Kopal Damar . Duta Rimba (XII) :23-28

    Rudjiman. 1997.  Bunga Rampai Problema Pohon Damar . Duta Rimba Edisi November/209/XXIII/1997 : 15-20

    Setiawan, H. 1997. Pengaruh Bentuk, Letak Sadapan, dan Pemberian TutupPlastik Hitam terhadap Produksi Getah Pohon Agathis loranthifoliaSalibs. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.Tidak Diterbitkan

    Soenarno. 1987. Studi Perbaikan Cara Penyadapan Kopal di KPH Sukabumi.Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 1 no. 3 pp 34-38

    Suhardi. 2005.  Fisiologi Pohon. www.geocities.com/roykapet/klh_fispon.pdf  (22Juli 2008)

    Sumantri I, Dulsalam, Machfudh. 1987. Pengaruh Teknik Penyadapan terhadapProduksi Getah Agathis di Bali. Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 4. no.4 63 66

    http://www.geocities.com/roykapet/klh_fispon.pdfhttp://www.geocities.com/roykapet/klh_fispon.pdf

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    48/56

    35

    LAMPIRAN

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    49/56

    35

    Lampiran 1. Rekapitulasi Produksi Getah Agathis (Kopal) Per-Minggu

    Produksi Getah Agathis (kopal) M inggu ke-

    Dosis(gr)

    Ulangan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

    Rata-

    rata(gr)

    Rata-

    rataTotal

    (gr)

    142.59 25.17 26.7 25.46 32.07 30.31 25.39 28.72 84.44 26.77 69.07 28.4 30.16 31.89 27.61 30.26 36.35 37.01 30.02 28.42 30.28 34.62

    02

    13.99 9.41 9.15 17.25 26.33 14.26 21.51 28.05 35.75 26.36 26.67 18.95 24.52 19.28 25.17 33.77 24.4 26.26 21.55 26.71 21.79 22.43 29.10

    337.9 15.12 18.19 32.87 29.39 45.69 44.12 17.94 37.14 33.52 46.63 31.65 31.42 29.12 28.57 31.63 23.81 27.17 22.99 23.29 27.14 30.25

    171.11 38.18 45.71 47.41 27.5 80.98 101.57 82.07 34.89 77.08 27.52 48.44 59.48 64.32 83.65 81.64 66.46 41.75 46.49 38.23 46.16 57.65

    3002

    32.7 15.22 26.06 25.72 31.27 24.29 30.65 23.91 35.29 26.01 22.13 21.55 30.49 25.23 23.68 22.94 20.28 18.04 24.7 20.38 24.2 24.99 44.82

    326.78 21.98 17.03 33.7 40.89 40.21 56 49.89 65.67 59.11 66.08 50.12 57.13 71.59 51.49 47.51 67.82 77.86 52.3 69.13 65.76 51.81

    113.76 12.24 6.35 11.16 19.86 19.24 15.75 20.17 0 28.27 30.93 24.58 33.08 25.35 25.93 43.66 33.14 40.18 20.85 41.72 22.87 24.45

    6002

    67.78 38.71 32.51 32.53 42.41 33 42.17 40.43 36.12 48.27 37.22 31.42 34.53 42.95 38.53 49.13 48.54 47.94 33.95 76.39 57.37 43.42 39.91

    330.2 25.86 29.15 42.05 47.12 28.37 30.51 52.29 48.41 56.7 65.1 66.3 61.46 74.24 61.23 68.31 69.03 69.13 51.93 58.17 53.46 51.86

    112.11 10.48 13.92 21.95 14.09 33.64 47.64 35.25 51.56 42.88 57.23 41.52 55.29 66.29 61.25 66.73 67.18 63.58 61.53 47.43 63 44.50

    9002

    19.44 11.9 17.89 0 73.46 15.24 20.2 15.16 20.69 22.65 18.44 14.12 17.09 21.67 18.09 19.75 21.68 16.33 18.47 52.03 21.65 22.80 26.38

    312.22 9.34 6.53 12 12.5 18.89 23.3 5.8 12.11 9.89 13.76 9.05 9.57 10.2 10.03 13.4 8 12.96 9.93 14.58 14.51 11.84

    1

    24.75 20.4 22.2 33.9 33.99 34.59 40.2 23.12 55.18 43.39 53.62 34.62 33.71 46.62 43.2 53.27 42.35 36.84 34.75 48.03 49.85 38.50

    12002

    44.01 37.66 34.07 26.88 27.65 8.15 14.17 35.3 40.7 44.17 30.85 44.5 46.47 30.83 40.27 23.41 40.97 59.31 50.33 41.69 50.88 36.77 31.82

    330.6 13.38 12.46 14.36 16.11 29.95 25.88 19.69 23.14 23.15 27.96 17.48 17.73 21.32 18.88 23.45 16.07 18.72 14.24 18.42 20.85 20.18

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    50/56

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    51/56

    37

    Lampiran 3. Data Suhu Tanah Dan Lingkungan

    DATA SUHU TANAH DAN DRY AND WET (C)

    NO. Termometer Tanah Dry Wet

    Tegakan Sedang1 22 23.5 23

    2 22 23.5 233 22 24 23

    Rata-rata 22 23.67 23Pinggir jalan

    1 23 23.5 232 23 24 23

    3 23 23.5 23Rata-rata 23 23.67 23

    Tegakan rapat

    1 22 24 242 22 24 24

    3 22 24.5 24Rata-rata 22 24.17 24

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    52/56

    38

    Lampiran 4. Data Kondisi Pohon

    DosisPupuk

    Ø Awal(cm)

    Ø Akhir (cm)

    pHawal

    pHakhir 

      Kondisi Pohon   Banyak Cabang(%)

    KeadaanPohon

    Sebelumnya

    Keterangan

    0 gram 54,46 54,78 4.7 5.1   Baik 45% Anvirgin

    0 gram 53,82 53,82 4.5 5   Baik 65% Anvirgin

    0 gram 54,78 55,10 5.5 5.2   Baik 50% Anvirgin

    300

    gram   55,10 55,73 4.6 5.9 Baik 65% Virgin

    300

    gram  53,18 52,87

    4.5 5.2Batang bengkok 20% Anvirgin

    300

    gram  52,55 52,55

    5 5.2Baik 30% Anvirgin

    600

    gram  52,87 52,87

    4.8 5.9Baik 25% Anvirgin

    600

    gram  54,78 55,10

    4.6 5.4Baik 65% Anvirgin

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    53/56

    39

    600

    gram  53,30 54,14

    4.5 5.1Baik 25% Anvirgin

    900

    gram  54,46 55,41

    4.5 5.5Baik 40% Virgin

    900

    gram  54,46 54,78

    5.4 5.9Batang garpu 25% Virgin

    900

    gram  54,78 54,78

    4.7 5.9Baik 40% Anvirgin

    1200

    gram  52,87 53,18

    4.7 5.7

    Baik 80% Virgin

    1200

    gram  54,78 55,10

    4.6 4.9Baik 45% Virgin

    1200

    gram  54,46 53,82

    4.5 5.3Baik 25% Anvirgin

    Keterangan :

    Virgin = Pohon Belum Pernah Dilakukan Penyadapan

    Anvirgin = Pohon yang Pernah Dilakukan Penyadapan

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    54/56

    40

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    55/56

    41

    SKETSA PENYEBARAN POHON YANG DIAMATI

    Lampiran 6. Sketsa Penyebaran Pohon yang Diamati (Manual)

    LEGENDA

    U

    Keterangan:

    B = pohon yang diamati

    DEPARTEMEN SILVIKULTUR 

    FAKULTAS KEHUTANAN

    IPB

    2008

  • 8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf

    56/56

    42