pengaruh pemberian pupuk dolomit.pdf
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
1/56
i
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT
TERHADAP PRODUKSI GETAH KOPAL
di GUNUNG WALAT SUKABUMI
PRABU SETIAWAN
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
2/56
Pengaruh Pemberian Pupuk Dolomit
Terhadap Produksi Getah Kopal
di Gunung Walat Sukabumi
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
pada Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
PRABU SETIAWAN
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
3/56
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT
TERHADAP PRODUKSI GETAH KOPAL
di GUNUNG WALAT SUKABUMI
Oleh:Prabu Setiawan, Dr.ir.Basuki Wasis,MS
PENDAHULUAN. Getah kopal adalah salah satu komoditas yang berpotensi di sektor kehutanan. Produksi kopal pada tahun 1994 mencapai 2.057 ton dan pada tahun 2003 hanyamencapai 403 ton sehingga jika tidak dilakukan usaha-usaha perbaikan yang terkait dengan
produksi kopal Indonesia, maka dimasa yang akan datang Indonesia akan kehilangan salah satudevisa negara. Adapun beberapa upaya yang telah dilakukan untuk dapat memaksimalkan produksi kopal yaitu memodifikasi teknik penyadapan maupun pemberian stimulansia. Namunhingga sejauh ini upaya memaksimalkan produksi kopal melalui perbaikan kualitas lahan belumdilakukan. Tanah memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup tanaman, karena tanahselain sebagai tempat tumbuh juga menyediakan berbagai keperluan tanaman (salah satunya unsur hara) untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pemberian pupuk dolomit berakibat padakeefisienan serapan hara oleh tanaman dan menambahkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman kedalam tanah atau ke tanaman.BAHAN dan METODE. Pohon Agathis spp. dipilih yang sehat dengan kisaran diameter 50-
55 cm. Pembersihan lahan disekitar areal pohon terpilih dilakukan dengan membabat semak danrumput sehingga menjadi areal bersih. Pengambilan sampel tanah untuk mengetahui sifat kimiatanah sebelum dan sesudah dilakukan pemupukan. Pemberian pupuk dolomit dengan dosis 0 gr ;300 gr ; 600 gr ; 900 gr ; dan 1200 gr dengan metode random dan dilakukan 2 kali selama 6 bulan.Pembuatan sadap dengan bentuk persegi. Kegiatan penentuan posisi pohon di lapangan secaramanual dilakukan dengan menggunakan kompas sebagai alat bantu untuk mengarahkan derajat
posisi pohon, dengan ketentuan titik nol telah diketahui nilai azimuthnya.HASIL dan PEMBAHASAN. Pemberian pupuk dolomit dengan dosis 0 gram ; 300 gram ;600 gram ; 900 gram ; dan 1200 gram dapat menghasilkan produksi kopal secara berturut-turutsebesar 29,10 gram ; 44,82 gram ; 39,91 gram ; 26,38 gram ; dan 31,82 gram. Setiap minggu
selama kegiatan penyadapan yaitu 21 kali pemungutan, produksi getah kopal tidak mutlak sifatnyameningkat namun cenderung fluktuatif, hal ini dapat terjadi karena keluarnya getah dipengaruhioleh faktor genetik dan faktor lingkungannya. Pupuk dolomit ini dapat meningkatkan unsur harakalsium (Ca) dari 0,15 me/100 gram menjadi 0,83 me/100 gram dan nilai unsur hara magnesium(Mg) meningkat dari 0 04 me/100 gram menjadi 0 19 me/100 gram nilai unsur hara kalium (K)
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
4/56
EFFECT OF GIVING DOLOMIT MANURE
TO COPALLATEX PRODUCTION
ON GUNUNG WALAT, SUKABUMI
By:Prabu Setiawan, Dr.ir.Basuki Wasis,MS
INTRODUCTION. Copal latex is one of comodities which has potency inforestry sector. Copal production in 1994 reached 2.057 ton and in 2003 reached403 ton so if it is not worked by improvement works of Indonesia goverment, it
will make decreasing into income of country. A few of efforts to support copal production has been worked like modification of tapping technique and givingstimulansia. Optimalizing copal production by improving site quality is still notyet done so far. Soil has important role on sustainability of plant, because soil hasfunction as growing media, it can fulfill plant’s need about nutrients for growthand development. Giving dolomit has effect to nutrient efficiency absorber for
plant and adds nutrients into soil or plants.MATERIAL AND METHOD. Agathis tree choosen which has heallty
appearance with diameter 50-55 cm. Land clearing around tree area choosen isworked by cutting shrubs and grasses until the area clears.Taking soil sample has purpose to know chemical soil characters by doing manure before and after.Giving dolomite manure with dosage 0 gr; 300 gr; 600 gr ; 900 gr; 1200 gr withrandom method and being worked twice in 6 months. Making tapping into squareshape. Determining trees position on field does manually with using compass asassist tool to determine trees position and determining zero point with azimuthvalue before determining trees position.RESULT AND DISCUSSION. Giving dolomite manure with dosage 0 gr; 300gr; 600 gr; 900 gr; and 1200 gr can produce copal production 29,10 gram ; 44,82gram ; 39,91 gram ; 26,38 gram ; and 31,82 gram according to dosage of dolomitedosage. Every week in tapping activity is 21 times doing harvesting, copal latex
d ti h fl kt tif b it i i fl d b ti f t d
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
5/56
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Pemberian
Pupuk Dolomit Terhadap Produksi Getah Kopal di Gunung Walat Sukabumi
adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing
dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau
lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2008
Prabu Setiawan
NRP E14204039
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
6/56
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Pupuk Dolomit Terhadap Produksi GetahKopal di Gunung Walat Sukabumi.
Nama : Prabu Setiawan
NIM : E14204039
Menyetujui:
Dosen Pembimbing,
Dr. Ir. Basuki Wasis, MS
NIP. 131 950 983
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
7/56
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
”Pengaruh Pupuk Dolomit Terhadap Produksi Getah Kopal di Gunung Walat
Sukabumi”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian pupuk dolomit
dengan dosis yang berbeda-beda dilapangan terkait dengan peningkatan produksi
kopal.
Dengan penuh kesadaran atas segala kekurangan, penulis menyadari
bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritikan dan
saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnyadibidang kehutanan serta pihak yang memerlukan
Bogor, Agustus 2008
Penulis
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
8/56
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 13 April 1986 di Prabumulih, Sumatera
Selatan sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Ir. Minardjo
dan Ibu Sri Mumpuni Handayani. Pendidikan formal penulis dimulai di Sekolah
Dasar Negeri Taman Pagelaran Bogor pada tahun 1992 – 1998. Pada tahun 1998,
penulis melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 4 Bogor dan
lulus pada tahun 2001. Selanjutnya pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke
Sekolah Menengah Umum Negeri 5 Bogor dan lulus pada tahun 2004.
Pada tahun 2004 penulis melanjutkan Pendidikan Program Sarjana di
Fakultas Kehutanan, Departemen Silvikultur, Program Studi Budidaya Hutan
Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Masuk Seleksi IPB).
Selama kuliah di IPB penulis pernah menjadi asisten mata kuliahKesuburan Hutan pada tahun 2007. Penulis telah mengikuti Praktek Pengenalan
dan Pengelolaan Hutan (P3H) yang terdiri atas Praktek Umum Pengelolaan Hutan
(PUPH) di KPH Ngawi Getas Perum Perhutani Unit II Jawa Timur dan Praktek
Umum Kehutanan (PUK) di Baturaden-Cilacap, serta Praktek Kerja Lapang
(PKL) di Hutan Rakyat Desa Cihideung Ilir di Bogor.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan,
penulis menyusun karya ilmiah yang berjudul Pengaruh Pemberian Pupuk
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
9/56
UCAPAN TERIMAKASIH
Terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah ikut mendukung dan memberi bantuan. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak, ibu, dan keluarga yang telah memberikan doa dan semangat kepada
penulis selama penelitian dan penulisan karya ilmiah ini.
2. Bapak Dr. Ir. Basuki Wasis, MS selaku Dosen pembimbing skripsi
3. Bapak Ir. Irdika Mansur, M.For.Sc selaku Ketua Departemen Budidaya Hutan
Fakultas Kehutanan IPB
4. Bapak Ir. Bintang C.H. Simangunsong, MS. PhD sebagai Dosen penguji dari
Departemen Hasil Hutan
5. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS sebagai Dosen penguji dari Departemen
KSHE6. Teman seperjuangan penelitian yaitu Desti dan Ayu
7. Sahabat-sahabat seperti Agus, Rizal, Laura, Indri, Chandra, Eka, Wahyu, Adit
dan Puput yang selalu membantu dan memberikan motivasi kepada penulis
dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan karya ilmiah
8. Rekan-rekan program studi Budidaya Hutan 41 Alfia, Jeje, Heru, Haris, Diana,
Uchi, Anna, Fitroh, Irma, Icha, Bebek, Bon2, Indah, Yoga, Rin, Dora, Merry,
Have, Josefa dan teman-teman lainnya yang tak bisa disebutkan satu-persatu.
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
10/56
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................... i
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... v
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................. 2
1.3 Manfaat Penelitian .............................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pohon Agathis spp. .......................................................................... 3
2.2 Kopal ................................................................................................ 4
2.3 Potensi Getah ..................................................................................... 7
2.4 Peranan Unsur Hara Bagi Tanaman ................................................... 102.5 Pupuk dan Pemupukan ........................................................................ 11
k l i
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
11/56
4.2 Topografi ........................................................................................... 17
4.3 Jenis Tanah ........................................................................................ 17
4.4 Iklim dan Hidrologi ............................................................................. 18
4.5 Keadaan Vegetasi ................................................................................ 19
4.6 Fauna .................................................................................................. 20
4.7 Penduduk ............................................................................................ 20
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Deskripsi Data Hasil Produksi Getah Kopal .............................. ........... 21
5.2. Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah ........................................................ 27
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan.......................................................................................... 31
6.2 Saran ................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 32
LAMPIRAN ................................................................................................ 34
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
12/56
iii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Data curah hujan dan jumlah hari per-bulan tahun 2003-2004
di HPGW ................................................................................................. 19
2. Rekapitulasi hasil rata-rata keseluruhan produksi getah kopal
per-dosis ................................................................................................. 21
3. Rekapitulasi hasil rata-rata keseluruhan produksi kopal per
dosis setiap minggu .................................................................................. 23
4. Hasil analisis tanah sebelum dan setelah kegiatan pemupukan ................. . 27
5. Data nilai pH tanah sebelum dan setelah pemupukan per-dosis ................. 28
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
13/56
iv
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Pola Sadapan .......................................................................................... 15
2. Peta Jenis Tanah HPGW ..................................................................... 18
3. Grafik rata-rata produksi getah kopal per-dosis . .......... ............................. 22
4. Grafik rataan produksi kopal per-dosisnya ............................................... 23
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
14/56
1
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Rekapitulasi Produksi Getah Agathis (Kopal) Per-minggu ................. 35
2. Data Hasil Uji Tanah ......................................................................... 36
3. Data Suhu Tanah dan Lingkungan ..................................................... 37
4. Data Kondisi Pohon .......................................................................... 38
5. Peta Lokasi Penelitian ....................................................................... 40
6. Sketsa Penyebaran Pohon yang Diamati (Manual) ............................. 41
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
15/56
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam hayati,
yang salah satunya adalah hutan. Hutan merupakan suatu ekosistem yang unik dan
memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Manfaat hutandibagi menjadi dua yaitu tangible dan intangible. Manfaat intangible adalah
manfaat yang tidak dapat dinilai dengan uang seperti pengatur tata air, penyuplai
O2 dan lain-lain. Sedangkan manfaat tangible berupa kayu dan non kayu seperti
buah, bunga, madu, rotan, getah dan lain-lain.
Hasil hutan non kayu adalah semua benda biologis termasuk jasa yang
berasal dari hutan atau tegakan hutan, kecuali produk berupa kayu.
Pengembangan hasil hutan non kayu ini dapat memperluas lapangan kerja atau
sumber mata pencaharian, meningkatkan pendapatan rakyat sekitar hutan, dan
memiliki nilai ekonomis yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan nilai
kayu yang pada saat ini dianggap sebagai produk utama.
Getah kopal adalah salah satu komoditas yang berpotensi di sektor kehutanan karena memiliki banyak fungsi dan kegunaan yaitu salah satunya
sebagai bahan baku industri. Perkembangan produksi kopal di Indonesia pada
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
16/56
3
untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Kemampuan tanah untuk
menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman menjadi suatu indikator yangmenentukan produksi tanaman.
Hara atau nutrisi adalah zat yang diserap tanaman untuk makanannya.
Supaya tanaman tumbuh dengan baik dan menghasilkan produksi yang tinggi
diperlukan unsur hara dalam kondisi memadai dan harus berada dalam suatu
keseimbangan. Unsur hara yang sering mendapat perhatian serius karena kurang
dan lambat tersedia dalam tanah adalah unsur N, P, Ca, Mg, S, dan P. Unsur hara
paling utama yang dibutuhkan oleh tanaman adalah N, P, K biasanya diberikan
sebagai pupuk, Ca dan Mg diberikan sebagai kapur dan S diberikan sebagai
tepung belerang.
Keberadaan unsur hara untuk dapat diserap oleh tanaman juga dipengaruhi
oleh pH tanah. Keadaan pH tanah yang ekstrim berakibat dapat atau tidaknyaunsur hara dipenuhi dan dapat atau tidaknya diserap oleh tanaman. Pemberian
pupuk dolomit mempengaruhi pH tanah sehingga berakibat pada keefisienan
serapan hara oleh tanaman dan menambahkan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman ke dalam tanah atau ke tanaman.
Penelitian tanaman di lapangan akan memberikan informasi mengenai
pengaruh pemberian pupuk khususnya pupuk dolomit terhadap peningkatan
produksi kopal.
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
17/56
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pohon Agathis spp.
Pohon Agathis spp. termasuk famili Araucariaceae (Anonimous, 1971).
Menurut Martawijaya (1981) dalam Darmawan 1993, Pohon Agathis spp. dapat
mencapai tinggi 55 meter, panjang batang bebas cabang 12-25 meter, diameter 150 cm atau lebih, bentuk batang silindris dan lurus. Tajuk berbentuk kerucut
berwarna hijau dengan percabangan melingkar batang. Kulit luar berwarna kelabu
sampai cokelat, mengelupas kecil-kecil berbentuk bundar atau bulat telur, tidak
berbanir, mengeluarkan getah kopal. Sistem perakaran terdiri dari dua bagian,
yaitu akar mendatar dan akar tunggang. Pada tumbuhan muda selalu terdapat
suatu akar tunggang yang besar dengan akar mendatar yang kecil. Setelah pohon
mulai dewasa dikembangkan akar tenggelam dan akar mendatar yang kuat.
Menurut Mandang dan Pandit (1997) dalam Wratsongko (2005), ciri-ciri
anatomi kayu Agathis adalah tidak mempunyai pembuluh, parenkim tidak ada
atau jarang, jari-jari sangat sempit jarang sampai agak jarang dan berukuran
pendek. Trakeid sebagian berisi damar (resinous tracheids) sehingga tampak bintik-bintik berwarna coklat pada penampang radial.
Struktur anatomi kayu Agathis spp. yang penting yaitu tidak memiliki
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
18/56
5
2. Agathis borneensis Warb dengan sinonim Agathis baccani Warb, Agathis
endertii M. Dr., Agathis latifolia M. Dr., Agathis rhomboidalis Warb, Agathis flevescens Ridl.
3. Agathis labillardieri Warb yang tumbuh di Irian Jaya.
Menurut Partadiredja dan Koamesakh (1973) dalam Setiawan (1997),
daerah tumbuh Agathis secara alami tersebar di beberapa negara, yaitu Malaysia,
Philipina, Australia, Selandia Baru, Kartedonia baru, Kepulauan Fiji, Amerika
Selatan, dan beberapa negara di Afrika Selatan. Di Indonesia khususnya pulau
Jawa, Agathis tersebar secara alami pada dataran rendah sampai pegunungan
dengan ketinggian 100-1000 meter dari permukaan laut. Di Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah tersebar jenis Agathis borneensis Warb., di Sulawesi jenis A.
celebica Warb., di Maluku jenis A. Alba Foxw., dan di Irian Jaya A. beccarii
Warb., A. Labillardieri Warb., A. Cunninghamii Sw. Menurut DepartemenKehutanan (1981) dalam Parno (2003) Agathis di Indonesia dikenal dengan
beberapa nama lokal yaitu damar sigi, kayu sigi di Sumatera; damar, kidamar di
Jawa; bindang, damar bindang, dammar pilau di Kalimantan; damar kapas, damar
wana, hulu sinua di Sulawesi; damar puti, damar papeda, kesi, kasema di Irian
Jaya.
Menurut Soedarmo (1956) dalam Munajat (2004) iklim di daerah-daerah
penyebaran Agathis adalah tipe iklim basah (hutan hujan tropis). Tanaman
A thi b t hk ikli b h d h h j t 3000 4000
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
19/56
6
berasal dari Dipterocarpaceae. Menurut Sumantri dan Sastrodimedjo (1976)
mengemukakan bahwa kopal diperoleh dari penyadapan ataupun pelukaan pohon Agathis spp. yang tergolong kedalam keluarga Araucariaceae, sedangkan secara
harfiah kopal berasal dari kata spanyol yaitu copalli yang berarti kemenyan.
Kopal dikenal dengan berbagai nama daerah tergantung daerah asalnya, misalnya
saja damar wana ( Agathis philippinensis Warb) dan Kao-kao ( Agathis hamii
M.Dr.) di Sulawesi dan damar ( Agathis labillardieri Warb) di Irian Jaya.
Manuputty (1955) dalam Setiawan (1997) mengemukakan bahwa istilah
kopal sering dikacaukan dengan istilah damar, yaitu getah yang dihasilkan dari
pohon-pohon Dipterocarpaceae dan Burseraceae. Perbedaan yang sangat tampak
pada keduanya yaitu kopal tidak terdapat lubang-lubang udara, sukar dihaluskan,
dan mempunyai sifat larut dalam alkohol tetapi tidak larut dalam minyak tanah
atau terpentin serta akan menyala besar bila terbakar. Sedangkan damar mempunyai sifat kebalikan dari kopal, yaitu tidak mempunyai banyak lubang
udara, bisa dihaluskan, tidak larut dalam alkohol dan larut dalam minyak tanah
serta akan meleleh atau menetes bila terbakar. Menurut Rudjiman (1997) beberapa
contoh damar, yaitu damar mata kucing adalah resin yang keluar dari Hopea spp,
damar batu atau damar daging berasal dari Shorea spp.
Dirjen Kehutanan (1976) dalam Wratsongko (2005) membagi kopal
menjadi beberapa jenis yaitu :
1 K l M l k t d l h k l dih ilk d i k i t d
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
20/56
7
sadap di dapat dengan cara melukai kulit pohon, maka akan keluar getah yang
selama beberapa waktu aliran menjadi keras pada pohon tersebut (kopalmelengket, kopal loba). Sedangkan kopal galian yaitu kopal yang diperoleh dari
dalam tanah yang berasal dari getah yang keluar dari pohon damar yang tersimpan
dalam tanah tanpa disadap atau yang biasa dikenal dengan kopal bua.
Yacob dan Bambang (1988) dalam Wratsongko (2005), menyatakan
bahwa dalam dunia perdagangan dikenal tiga jenis kelompok kopal, yaitu kopal
Kauri, kopal Kongo, dan kopal Manila. Kopal Indonesia termasuk dalam
kelompok kopal Manila, yang dikelompokkan lagi menjadi kopal bua, kopal loba,
kopal melengket dan kopal pontianak. Kopal bua dan kopal pontianak diperoleh
dari pohon, dahan dan akar tanpa melalui penyadapan, sedangkan kopal loba dan
melengket diperoleh dengan cara penyadapan. Sedangkan menurut Mantell (1941)
dalam Wratsongko (2005), mengemukakan bahwa kopal Manila dibagi dalamlima macam, yaitu melengket, bua, loba, pontianak dan philipina.
Menurut Riyanto (1980) pohon Agathis spp. yang diambil getahnya harus
merupakan pohon yang sehat. Pohon yang tidak sehat dan tidak normal sebaiknya
tidak disadap, karena walaupun menghasilkan getah lebih banyak akan tetapi
mudah terserang penyakit sehingga menurunkan kualitas kayu. Dimana pohon
yang baik ialah pohon normal lanjut sadap yaitu pohon sehat, diameter 30 cm,
luka sadapan telah diperbaharui lebih dari tiga kali.
Ri t (1980) d l W t k (2005) t k b h d 4
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
21/56
8
bekas-bekas kallus yang tumbuh tidak teratur dan juga dapat menyebabkan
pembusukan batang.3. Cara Penyadapan menurut PK No. 13/1977 Unit I Jawa Tengah
Menurut petunjuk kerja penyadapan ini, pohon dimulai pada umur 35 tahun
dengan diameter batang telah mencapai 50 cm. Luka dibuat dengan membagi
batang menjadi dua irisan sadapan yang berlawanan arah, irisan pertama lebarnya
1,0 cm dengan kedalaman setebal kulit, panjang sekitar 40 cm membentuk sudut
60o terhadap arah tegak. Irisan satu dengan lainnya berjarak 15 cm, dimana titik
irisan pertama berjarak 60 cm dari permukaan tanah, pembaharuan setiap minggu
selebar 0,5 cm. Kelemahan metode ini waktu pengerjaan relatif lama dan
menurunnya hasil kopal yang diperoleh.
4. Cara koakan, yaitu cara penyadapan yang menggunakan alat sadap berupa
kadukul dengan mencacah pada bagian permukaan batang pohon pada ketinggian0,5-1 meter dari pangkal pohon dan berukuran 10 x 5 cm. Cara ini dikembangkan
sejak pertengahan tahun 1979 oleh KPH Banyumas Timur.
Menurut Koamesakh dan Partadiredja (1973) dalam Wratsongko (2005),
penyadapan pohon Agathis mulai berkembang sekitar tahun 1870 saat industri cat
dan vernis mulai berkembang di Eropa dan Amerika. Sedangkan dalam
penggunaannya kopal bermanfaat sebagai bahan cat, vernis, spiritus, lak merah,
vernis bakar, plastik, bahan sizing, bahan pelapis untuk tekstil, bahan untuk
t fi ti t t k k t i i d b i
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
22/56
9
mempengaruhi getah baik kuantitas maupun kualitasnya. Saluran resin pada
Agathis spp. terdapat pada kulit dan daun bukan pada kayunya. Dari bagian dalamkulit akan mengalir resin jernih yang lambat laun mengeras bila terkontaminasi
dengan udara terbuka (Whitmore, 1977)
Menurut Riyanto (1980) dalam Munajat (2004) bahwa produksi kopal
pada dasarnya dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu:
1. Faktor pasif, meliputi
a. Kualitas tempat tumbuh
Pohon-pohon yang tumbuh pada tanah yang berbonita tinggi,
pertumbuhannya lebih baik dan pada gilirannya produksi getah lebih banyak
karena kandungan unsur hara tanahnya lebih besar (Sugiyono et al, 2001).
b. Umur pohon
Perbedaan umur pohon berpengaruh atas hasil getah. Semakin tua umur pohon menghasilkan getah semakin banyak sampai pada batas umur tertentu
(Purnomo, 1972 dalam Sugiyono et al, 2001). Faktor umur berpengaruh,
karena semakin bertambahnya umur pohon maka semakin bertambah pula
diameternya sehingga volume kayu gubal semakin bertambah besar dan jumlah
saluran getahnya bertambah pula (Suharlan et al. 1982). Menurut Rudjiman
(1997), batang Agathis spp. disadap pada bagian kulit dalamnya karena
saluran-saluran resin terdapat pada bagian ini. Dalam prakteknya penyadapan
A thi dil k k d l k i k lit d l d k
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
23/56
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
24/56
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
25/56
12
Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah
banyak oleh tanaman. Sedangkan unsur hara mikro dibutuhkan dalam jumlahyang sedikit. Yang termasuk unsur hara makro adalah C, H, O, N, P, K, Ca, S, dan
Mg. Sedangkan unsur hara mikro adalah Fe, Cu, Zn, Mo, B, Cl dan Mn (Suhardi,
2005). Dari keenam belas unsur hara esensial tersebut di atas unsur C, H dan O
diambil oleh tanaman dari udara dan air dalam jumlah yang besar, karena
merupakan penyusun 94 – 96 % bahan organik tanaman (Hakim et al., 1986).
2.5 Pupuk dan Pemupukan
Menurut Sarief (1985) dalam Tabrani (1989) pupuk adalah setiap bahan
yang diberikan ke dalam tanah atau disemprotkan pada tanaman dengan maksud
menambah unsur hara yang diperlukan tanaman. Selanjutnya ia menyatakan
bahwa pupuk terdapat dalam berbagai penggolongan yang terpenting adalah ;a. Penggolongan berdasarkan terjadinya, pupuk dibedakan atas pupuk alam dan
pupuk buatan
b. Pembagian berdasarkan zat makanan yang di kandung dibedakan atas pupuk N,
P, K, Ca, Mg dan pupuk gabungan
c. Berdasarkan perubahan yang terjadi di dalam tanah dibedakan atas pupuk
organik dan anorganik
Pemupukan adalah tindakan memberikan tambahan unsur hara pada tanah
b ik l tid k l d t b k b h
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
26/56
13
3. Kebutuhan tanaman (jenis tanaman, klon, umur tanaman, cara pemungutan
produksi, dan keadaan tanaman)Menurut Hakim et al (1986), ada tiga cara penggunaan pupuk, baik pupuk
padat maupun pupuk cair, yaitu :
1. Ditaburkan secara merata di atas permukaan tanah
2. Ditempatkan dalam lubang atau secara larikan
3. Diberikan melalui daun, dalam hal ini adalah dengan menyemprotkan larutan
hara melalui daun
Selanjutnya disebutkan bahwa metode mana yang lebih sesuai digunakan
tergantung kepada :
1. Jenis pupuk
2. Jenis tanaman
3. Tujuan penanaman
2.6 Pupuk Dolomit
Pengapuran adalah suatu teknologi pemberian kapur kedalam tanah, yang
dimaksudkan untuk memperbaiki kesuburan tanah yaitu memperbaiki sifat-sifat
kimia, fisika dan biologi dari tanah (Soepardi, 1986). Menurut Hardjowigeno
(1995) dalam Naibaho (2003), umumnya bahan kapur untuk pertanian adalah
berupa kalsium karbonat (CaCO3), beberapa berupa kalsium magnesium karbonat
(C M (CO ) ) d h dikit b C O t C (OH) D b h
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
27/56
14
berbagai cara tetapi untuk tanah masam di tropik disarankan berdasarkan Aldd.
Menurut Hardjowigeno (1995) dalam Naibaho (2003) Faktor-faktor yangmenentukan banyaknya kapur yang diperlukan adalah pH tanah, tekstur tanah,
kadar bahan organik tanah, mutu kapur dan jenis tanaman. Apabila pemberian
kapur melebihi pH tanah yang diperlukan akan berpengaruh buruk terhadap
pertumbuhan optimum tanaman dan tidak efisien (ekonomis) juga waktu dan cara
pengapuran harus diperhatikan. Pada dasarnya kapur diberikan pada tanah bila
diperkirakan hujan tidak akan turun pada saat pemberian kapur (Leiwakabessy
dan Sutandi, 1998).
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
28/56
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di areal Hutan Pendididikan Gunung
Walat Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat selama 6 bulan
yang dilaksanakan pada tanggal 13 Juli hingga 30 Desember 2007.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang diperlukan untuk penelitian ini :
- Pohon Agahis spp. yang memiliki diameter 50-55 cm
- Pupuk Dolomit dengan dosis 300 gr ; 600 gr ; 900 gr ; 1200 gr
- Perlengkapan alat tulis - Kompas
- Kalkulator - Software Minitab 14
- Timbangan - Parang dan golok
- Plastik labelisasi - Meteran
- Paku dan palu - Tally sheet
- Cangkul
3.3 Jenis Data
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
29/56
16
3.4 Metode Penelitian
3.4.1 Persiapan Penelitian3.4.1.1 Pemilihan pohon Agathis spp.
Pohon Agathis spp. dipilih yang sehat dan tidak terserang penyakit dengan
kisaran diameter 50-55 cm.
3.4.1.2 Pembersihan lahan
Pembersihan lahan disekitar areal pohon terpilih dilakukan dengan
membabat semak dan rumput sehingga menjadi areal bersih.
3.4.1.3 Pengambilan sampel tanah untuk mengetahui sifat kimia tanah sebelum
dan sesudah dilakukan pemupukan.
3.4.2 Pemupukan
Pemberian pupuk pada masing-masing pohon terpilih, yaitu pupuk dolomitdengan dosis 0 gr ; 300 gr ; 600 gr ; 900 gr ; dan 1200 gr dengan metode random
dan dilakukan 2 kali selama 6 bulan.
3.4.3 Penyadapan
Pembuatan sadap dengan bentuk sederhana (persegi) dengan desain
sebagai berikut:
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
30/56
17
posisi pohon, dengan ketentuan titik nol telah diketahui nilai azimuthnya.
Prosedur yang dilakukan di lapangan, ialah sebagai berikut :1) Menentukan titik nol serta nilai azimuthnya dengan menggunakan kompas
2) Membidik ke arah pohon terpilih pertama dengan menggunakan kompas
3) Mengukur jarak dari titik awal hingga ke pohon terpilih pertama
4) Data bidikan kompas dan jarak di tulis dalam tally sheet
5) Membidik pohon terpilih kedua dan mengukur jaraknya dan berulang untuk
pohon terpilih berikutnya
6) Rekapitulasi data yang telah ada dipetakan di atas kertas kalkir
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
31/56
18
BAB IV
KONDISI UMUM TEMPAT PENELITIAN
4.1 Letak dan Posisi Geografis
Areal HPGW secara geografis terletak antara 6’53’35” – 6’55’10” Lintang
Selatan dan 106’47’50” Bujur Timur. Secara administrasi kehutanan maka areal
Hutan Pendidikan Walat termasuk BKPH Gede Barat, KPH Sukabumi, PT.Perhutani Unit III Jawa Barat dan termasuk ke dalam Kecamatan Cicantayan dan
Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Secara administrasi, Hutan Pendidikan Gunung Walat masuk ke wilayah
Kecamatan Cibadak dan Kecamatan Cicantayan. Batas wilayah Hutan Pendidikan
Gunung Walat, yaitu bagian utara (Desa Batununggal dan Sekarwangi), bagian
timur (Desa Cicantayan, Desa Cijati), bagian selatan (Desa Hegarmanah) dan
bagian barat (Desa Hegarmanah). Hutan Pendidikan Gunung Walat dibagi ke
dalam 3 blok yaitu: Blok Cikatomas (120 Ha) terletak di bagian timur, Blok
Cimenyan (125 Ha) terletak di bagian barat dan Blok Tengkalak/Seusepan (114
Ha) di bagian tengah dan selatan.
4.2 Topografi
Hutan Pendidikan Gunung Walat merupakan bagian dari pegunungan yang
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
32/56
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
33/56
20
Tabel 1. Data curah hujan dan jumlah hari per-bulan tahun 2003-2004 di HPGWTahun 2003 Tahun 2004 Rata-rata
BulanCurahHujan
(mm/bln)
HariHujan
BulanCurahHujan
(mm/bln)
HariHujan
CurahHujan
(mm/bln)
HariHujan
1. 273.14 7 1 199 12 236.07 102. 72.5 12 2 198.2 5 135.35 93. 244.29 14 3 214.92 13 229.61 14
4. 269.85 13 4 261.78 18 265.82 165. 198.67 3 5 18 2 108.34 36. 407.5 2 6 120 2 263.75 27. - - 7 194 5 194 58. 51 3 8 - - 51 89. 39 5 9 11.83 6 75.42 6
10. - - 10 119.5 6 199.5 611. - - 11 215.55 11 215.55 11
12. 168.77 16 12 168.77 12Rata-rata Curah Hujan Per Bulan 178.60 9Sumber : Labolatorium Pengaruh Hutan, Fahutan (IPB)
4.5 Keadaan Vegetasi
Selama di bawah pengelolaan IPB, vegetasi Hutan Pendidikan Gunung
Walat telah mengalami penanaman yang berarti. Pada tahun 1980 telah ditanami100% yang pada tahun 1973 hanya tertutup 53%. Tegakan Hutan Tanaman di
Hutan Pendidikan Gunung Walat sebagian besar (100 Ha) terdiri dari jenis
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
34/56
21
Hutan Pendidikan Gunung Walat mempunyai aneka ragam jenis satwa liar
yang meliputi jenis-jenis mamalia (babi hutan, kera, meong congkok, tupai,trenggiling, musang), 20 jenis burung (elang jawa, empirit, kutilang dll), reptilia
(biawak, ular, bunglon) dan ikan sungai seperti ikan lubang dan jenis ikan lainnya.
4.7 Penduduk
Penduduk disekitar Hutan Pendidikan Gunung Walat umumnya memiliki
mata pencaharian sebagai petani, peternak, tukang ojek, pedagang hasil pertanian
dan sebagai buruh pabrik. Pertanian yang dilakukan di Hutan Pendidikan Gunung
Walat berupa sawah lahan basah dan lahan kering. Jumlah petani penggarap yang
dapat ditampung oleh Hutan Pendidikan Gunung Walat sebanyak 300 orang
petani penggarap. Hasil pertanian dari lahan Agroforestri seperti singkong,
kapolaga, pisang, cabe, padi gogo, kopi, sereh dan lain-lain. Jumlah ternak
domba/kambing di sekitar Hutan Pendidikan Gunung Walat sebanyak 1.875 ekor,
jika setiap ekor domba/kambing memerlukan 5 kg rumput, maka diperlukan
hijauan sebanyak 9,38 ton. Hijauan pakan ternak tersebut sebagian besar berasal
dari Hutan Pendidikan Gunung Walat.
Kecamatan Cicantayan, khususnya Desa Hegarmanah juga merupakan
desa penghasil manggis dengan mutu eksport. Jumlah pohon manggis di Desa
Hergamanah sebanyak 12.800 batang dan akan terus berus bertambah. Untuk
j di t d k i d l k b k 40 000 h
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
35/56
22
5.1. Deskripsi Data Hasil Produksi Getah Kopal Data yang dipakai pada penelitian aplikasi pupuk dolomit terhadap
produktivitas kopal diperoleh dari hasil penyadapan kopal sejumlah pohon contoh
yang masing-masing telah diberi pupuk dengan dosis 0, 300, 600, 900, dan 1200
gram. Pohon contoh yang disadap sebanyak 15 pohon dengan kelas diameter 50-
55 cm. Intensitas penyadapan getah dan pembaharuan luka sadap dilakukan setiap
7 hari sekali selama 21 kali penyadapan getah. Dari hasil penelitian diperoleh
bahwa pemberian pupuk dolomit dapat memberikan peningkatan produksi kopal.
Hasil penyadapan kopal dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 2 Rekapitulasi hasil rata-rata keseluruhan produksi getah kopal per-dosis.
Dosis pupuk Berat rata-rata per
individu (gram)
Berat rata-rata total per
dosis (gram)
34,62
0 gram 22,43 29,10
30,25
57,65
300 gram 24,99 44,82
51,81
24,45
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
36/56
23
gram berat rata-rata produksi kopal yang dihasilkan lebih tinggi yaitu sebesar
44,82 gram. Kemudian diikuti pada dosis 600 gram sebesar 39,91 gram lalu padadosis 1200 gram sebesar 31,82 gram dan untuk berat rata-rata produksi kopal
tanpa pupuk yaitu sebesar 29,10 gram serta berat rata-rata produksi kopal terkecil
diperoleh pada pemberian pupuk dolomit dengan dosis 900 gram yaitu sebesar
26,38 gram.
Untuk lebih memperjelas hasil penyadapan kopal yang telah diberikan
pupuk dolomit per-dosis dan tanpa pupuk, dapat dilihat pada Gambar 3.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0 gram 300
gram
600
gram
900
gram
1200
gram
Dosis
Berat Rata-rata per-
dosis (gram)
Gambar 3 Grafik rata-rata produksi getah kopal per-dosis.
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
37/56
24
Berat Rata-rata Per-Dosis (Gram)Minggu
ke- 0 300 600 900 1200
1 31,49 43,53 37,25 14,59 33,122 16,57 25,13 25,60 10,57 23,813 18,01 29,6 22,67 12,78 22,914 25,19 35,61 28,58 16,98 25,055 29,26 33,22 36,46 33,35 25,926 30,09 48,49 26,87 22,59 24,237 30,34 62,74 29,48 30,38 26,758 24,90 51,96 37,63 18,74 26,04
9 52,44 45,28 42,27 28,12 39,6710 28,88 54,07 44,41 25,14 36,9011 47,46 38,58 44,42 29,81 37,4812 26,33 40,04 40,77 21,56 32,213 28,7 49,03 43,02 27,32 32,6414 26,76 53,71 47,51 32,72 32,9215 27,12 52,94 41,90 29,79 34,1216 31,89 50,70 53,7 33,29 33,38
17 28,19 51,52 50,24 32,29 33,1318 30,15 45,88 52,42 30,96 38,2919 24,85 41,16 35,58 29,98 33,1120 26,14 42,58 58,76 38,01 36,0521 26,40 45,37 44,57 33,05 40,53
Diketahui bahwa rata-rata produksi kopal paling rendah selama kegiatan
penyadapan dilakukan ialah sebesar 10,57 gram untuk dosis 900 gram pada
kegiatan penyadapan minggu kedua. Sedangkan rata-rata produksi kopal palingtinggi selama kegiatan penyadapan ialah sebesar 62,74 gram untuk dosis 300
gram pada kegiatan penyadapan minggu ketujuh Untuk lebih memperjelas hasil
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
38/56
25
getah agathis (kopal) sebanyak 21 kali. Grafik diatas menggambarkan bahwa
setiap perlakuan (pemberian dosis yang berbeda-beda) memberikan responterhadap produksi kopal. Setiap dosis pupuk mengalami fluktuasi produksi kopal,
hal ini dapat terjadi karena keluarnya getah dipengaruhi oleh faktor genetik dan
faktor lingkungannya.
Pupuk dolomit berfungsi untuk menaikkan pH tanah hingga mendekati
netral, menambah unsur Ca dan Mg, menambah ketersediaan unsur hara N, P, dan
Mo, Mengurangi keracunan unsur Fe, Al, dan Mn, memperbaiki kehidupan
mikroorganisme dan membantu pembentukan bintil akar.
Secara visual terlihat pada gambar 1 bahwa pupuk dolomit berdosis 300,
600 dan 1200 gram dapat meningkatkan produksi kopal dibandingkan tanpa
pupuk dolomit. Hal ini berarti disebabkan oleh meningkatnya ketersediaan Ca dan
Mg didalam tanah oleh pupuk dolomit sehingga dapat memacu turgor sel dan
pembentukan klorofil sehingga proses fotosintesis menjadi meningkat dan produk
dari fotosintesis juga meningkat. Selain itu, pupuk dolomit ini mengandung unsur
Mg yang dapat mengatur serapan unsur hara lain seperti dapat menambah
ketersediaan unsur P yang dimana unsur ini berperan dalam pembentukan ATP
(Soepardi,1983). ATP ini digunakan sebagai sumber energi dalam asimilasi
karbondioksida menjadi gula selama fotosintesis. Gula hasil fotosintesis ini akan
ditransportasikan ke organ tanaman untuk digunakan dalam pertumbuhan atau
di i l h t D d iki C d M i
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
39/56
26
tanaman adalah merupakan bagian dari klorofil (inti klorofil) sehingga
berhubungan langsung dengan proses fotosintesis, mengatur dalam penyerapan
unsur hara lain seperti P dan K, membantu distribusi phosphor (P) di dalam
tanaman. (Anonim, 2008)
Saluran getah adalah suatu ruang antar sel yang dikelilingi oleh sel-sel
parenkim khusus yang mengeluarkan getah kedalam saluran tersebut. Sel-sel
penghasil getah tersebut disebut sel epitel, sel-sel ini terdapat pada kayu dan pada
kulit. Banyaknya getah akan tergantung pada banyaknya sel-sel epitel tersebut,
semakin banyak sel-sel epitel maka akan semakin banyak pula getah yang
dihasilkan. Besarnya diameter batang akan berhubungan dengan banyaknya sel-
sel epitel dalam pohon tersebut dimana semakin besar diameter batang akan
semakin banyak pula sel-sel epitel yang terdapat pada batang tersebut sehingga
semakin besar diameter pohon akan menghasilkan lebih banyak getah. Oleh
karena itu, dengan diberikan pupuk dolomit maka dapat menyediakan unsur P
yang dapat meningkatkan fotosintesis khususnya meningkatkan proses
pembelahan sel-sel karena akan sangat terkait terhadap produksi kopal seperti
yang telah dijelaskan oleh Lempang (1997) bahwa produksi kopal sangat
dipengaruhi oleh jumlah jaringan epitel pada kulit batang, dimana semakin banyak
jumlah jaringan epitel maka produksi kopal pun akan semakin tinggi.Produksi kopal dipengaruhi oleh pertumbuhan pohon. Menurut Curtis dan
Cl k (1950) d l K (1992) t b h d t dik t h i d i
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
40/56
27
yang melewati jalur tersebut mengambil kopal dari pohon yang sedang diteliti.
Hal ini dicirikan dari kualitas kopal yang dihasilkan. Pada umumnya kopal yang
dipanen setiap minggunya sudah mengkristal dan membeku karena hal ini sesuai
dengan pendapat Brown (1921) yang menyatakan bahwa kopal akan menyerap O2
di udara dengan cepat setelah keluar dari salurannya dan terjadilah oksidasi. Oleh
karena itu, jika kopal mengkristal dan membeku maka pada proses
pengambilan/penyadapannya lebih mudah. Akan tetapi, pada beberapa pohon saat
diambil kopalnya masih cair belum mengkristal sehingga sulit mengambilnya
karena masih lengket. Hal ini terjadi karena kopal sebelumnya sudah ada yang
mengambil. Jadi, kopal yang didapat dari hasil sadapan beberapa hari bukan hasil
sadapan selama 1 minggu.
5.2. Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah
Tanah sebagai media tumbuh merupakan salah satu faktor lingkungan
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Reaksi-reaksi yang terjadi di dalam
tanah dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tanaman karena
peranannya langsung berpengaruh terhadap ketersediaan unsur-unsur hara dalam
tanah (Hakim et al., 1986). Hutan Pendidikan Gunung Walat mempunyai
beberapa jenis tanah. Pada lokasi penelitian di blok Agathis adalah jenis tanahlatosol merah kekuningan. Tanah latosol didominasi oleh oksida besi dan oksida
Al b ti d l t t h A i di k d
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
41/56
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
42/56
29
tergolong sangat rendah yang artinya dalam tanah tersebut lebih banyak atau
didominasi oleh kation asam. Contoh tanah mempunyai kejenuhan basa (KB)
sebesar 1,38 % yang artinya didalam tanah tersebut jumlah kation basa yang
terdapat didalam tanah hanya 1,38 % selebihnya tanah tersebut didominasi oleh
kation asam (98,62 %) berasal dari berbagai sumber, diantaranya dari asam-asam
organik dan anorganik, larutan tanah, disosiasi koloid organik.
Selain itu, Adapun data hasil analisis tanah berupa pH tanah sebelum dan
setelah dilakukan pemupukan yang dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Data nilai pH tanah sebelum dan setelah pemupukan per-dosis
Dosis pupuk Sebelum pemupukan Setelah pemupukan
0 gram 4,9 5,10
300 gram 4,7 5,43
600 gram 4,63 5,47
900 gram 4,87 5,77
1200 gram 4,6 5,30
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa tanah latosol merah kuning pada areal
penelitian ini memiliki pH 4,6-4,9. Hal ini berarti tanah tersebut bersifat masam.
Reaksi tanah atau pH tanah yang masam ini dapat mengakibatkan kandungan hara
tanah seperti Ca, Mg dan K di lokasi penelitian tergolong sangat rendah
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
43/56
30
Sebelum dilakukan pemupukan pada areal penelitian ini sebaiknya tanah
dicangkul dahulu mengelilingi selebar tajuk pohon Agathis spp. Lalu pada tanah
yang telah dicangkul mengelilingi selebar tajuk pohon tersebut diberikan pupuk
dolomit. Hal itu dilakukan karena proses penyerapan unsur hara oleh akar akan
lebih efektif, sebab akar tumbuh menyebar ke samping dan ke bawah. Kemudian
pupuk tersebut ditimbun dengan tanah yang telah dicangkul sebelumnya. Hal itu
untuk mencegah terjadinya aliran air yang mampu membawa membawa pupuk
bersama aliran air.
Kemasaman atau pH tanah menunjukkan kadar H+ dan OH- dalam larutan
tanah. Ketersediaan hara esensial bagi tanaman tergantung pada pH, dimana hara
tanaman optimum pada kisaran pH 6-7. Secara umum, tanah masam tidak
mendukung pertumbuhan tanaman, bahkan pada keadaan tersebut unsur hara tidak
tersedia bagi tanaman. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pH tanah hingga
tingkat yang diinginkan biasanya dilakukan pengapuran. Pemberian dolomit pada
tanah masam dapat meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah seperti Ca, Mg,
P dan lain-lain (Soepardi, 1983). Pada tabel 5 memperlihatkan adanya pengaruh
pupuk dolomit terhadap perubahan unsur-unsur hara. Pupuk dolomit ini dapat
meningkatkan unsur hara kalsium (Ca) dari 0,15 me/100 gram menjadi 0,83
me/100 gram dan nilai unsur hara magnesium (Mg) meningkat dari 0,04 me/100gram menjadi 0,19 me/100 gram, nilai unsur hara kalium (K) meningkat dari 0,04
/100 j di 0 15 /100 il i h f f (P) i k t
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
44/56
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
45/56
32
BAB VI. KESIMPULAN dan SARAN
6.1. Kesimpulan
Pemberian pupuk dolomit dengan dosis 300 gram ; 600 gram ; 1200 gram
dapat meningkatkan produktivitas kopal sedangkan dosis 900 gram dapat
menurunkan produktivitas kopal.
6.2. Saran
1. Adanya penelitian lanjutan untuk memperoleh produktivitas kopal yang tinggi
selain harus memperhatikan genetik suatu pohon juga harus memperhatikan faktor
lingkungan seperti kondisi tempat tumbuh, kelerengan, banyaknya penutupan
tajuk disekeliling pohon yang diteliti dan lainnya
2. Mencari pupuk alternatif selain pupuk dolomit yang dapat memperbaiki kondisitempat tumbuh suatu pohon sehingga dapat meningkatkan produksi kopal
.
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
46/56
33
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 1971. Pedoman Tanaman Damar ( Agathis loranthifolia Salisb.).Direktorat Rehabilitasi dan Reboisasi. Direktorat Jendral Kehutanan,Jakarta.
Anonim. 2008. Mineral Bagi Tanaman.http://sugihsantosa.atspace.com/artikel/mineral.html. [22 Juli 2008]
Darmawan, I. 1993. Hubungan Antara Beberapa Peubah Pohon dengan ProduksiGetah Damar ( Agathis loranthifolia, Salisb). [Skripsi]. Bogor: FakultasKehutanan. Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan
Departemen Kehutanan. 2004. Produksi hasil Hutan Non Kayu.http://siaphut.dephut.go.id/siaphut/reports/bpk/produksi_hutan_non_kayu.php?task=cetak [20 Mei 2008]
Devlin, R.M. 1975. Plant Physiology 2nd
Edition. Affilited East. West Press PVT,Ltd. New Delhi
Dulsalam dan I. Sumantri. 1985. Beberapa macam Perlakuan TerhadapPenyadapan Getah Agathis spp Untuk Meningkatkan Hasil Getah. JurnalPenelitian Hasil Hutan II (2) : 10-12
Epstein, E. 1972. Nutrion of Plant Principles and Perspectives. Wiley
International Edition. New York Hakim, N., S. Nyapka, A.M. Lubis, S. Ghani, dan Nugroho. 1986. Dasar-dasar
Ilmu Tanah. Pusat Pendidikan Kehutanan Cepu. Cepu
http://sugihsantosa.atspace.com/artikel/mineral.html.http://siaphut.dephut.go.id/siaphut/reports/bpk/produksi_hutan_non_kayuhttp://siaphut.dephut.go.id/siaphut/reports/bpk/produksi_hutan_non_kayuhttp://sugihsantosa.atspace.com/artikel/mineral.html.
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
47/56
34
[Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan
Naibaho R. 2003. Pengaruh Pupuk Phonska dan Pengapuran TerhadapKandungan Unsur Hara NPK dan pH Beberapa Tanah Hutan. [Skripsi].Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan
Parno. 2003. Penyempurnaan Cara Penyadapan Kopal dengan Metode Sayatandan Stimulansia di KPH Sukabumi. [Skripsi]. Bogor: FakultasKehutanan. Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan
Riyanto, T. W. 1980. Catatan Kecil Tentang Kopal Damar . Duta Rimba (XII) :23-28
Rudjiman. 1997. Bunga Rampai Problema Pohon Damar . Duta Rimba Edisi November/209/XXIII/1997 : 15-20
Setiawan, H. 1997. Pengaruh Bentuk, Letak Sadapan, dan Pemberian TutupPlastik Hitam terhadap Produksi Getah Pohon Agathis loranthifoliaSalibs. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.Tidak Diterbitkan
Soenarno. 1987. Studi Perbaikan Cara Penyadapan Kopal di KPH Sukabumi.Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 1 no. 3 pp 34-38
Suhardi. 2005. Fisiologi Pohon. www.geocities.com/roykapet/klh_fispon.pdf (22Juli 2008)
Sumantri I, Dulsalam, Machfudh. 1987. Pengaruh Teknik Penyadapan terhadapProduksi Getah Agathis di Bali. Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 4. no.4 63 66
http://www.geocities.com/roykapet/klh_fispon.pdfhttp://www.geocities.com/roykapet/klh_fispon.pdf
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
48/56
35
LAMPIRAN
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
49/56
35
Lampiran 1. Rekapitulasi Produksi Getah Agathis (Kopal) Per-Minggu
Produksi Getah Agathis (kopal) M inggu ke-
Dosis(gr)
Ulangan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Rata-
rata(gr)
Rata-
rataTotal
(gr)
142.59 25.17 26.7 25.46 32.07 30.31 25.39 28.72 84.44 26.77 69.07 28.4 30.16 31.89 27.61 30.26 36.35 37.01 30.02 28.42 30.28 34.62
02
13.99 9.41 9.15 17.25 26.33 14.26 21.51 28.05 35.75 26.36 26.67 18.95 24.52 19.28 25.17 33.77 24.4 26.26 21.55 26.71 21.79 22.43 29.10
337.9 15.12 18.19 32.87 29.39 45.69 44.12 17.94 37.14 33.52 46.63 31.65 31.42 29.12 28.57 31.63 23.81 27.17 22.99 23.29 27.14 30.25
171.11 38.18 45.71 47.41 27.5 80.98 101.57 82.07 34.89 77.08 27.52 48.44 59.48 64.32 83.65 81.64 66.46 41.75 46.49 38.23 46.16 57.65
3002
32.7 15.22 26.06 25.72 31.27 24.29 30.65 23.91 35.29 26.01 22.13 21.55 30.49 25.23 23.68 22.94 20.28 18.04 24.7 20.38 24.2 24.99 44.82
326.78 21.98 17.03 33.7 40.89 40.21 56 49.89 65.67 59.11 66.08 50.12 57.13 71.59 51.49 47.51 67.82 77.86 52.3 69.13 65.76 51.81
113.76 12.24 6.35 11.16 19.86 19.24 15.75 20.17 0 28.27 30.93 24.58 33.08 25.35 25.93 43.66 33.14 40.18 20.85 41.72 22.87 24.45
6002
67.78 38.71 32.51 32.53 42.41 33 42.17 40.43 36.12 48.27 37.22 31.42 34.53 42.95 38.53 49.13 48.54 47.94 33.95 76.39 57.37 43.42 39.91
330.2 25.86 29.15 42.05 47.12 28.37 30.51 52.29 48.41 56.7 65.1 66.3 61.46 74.24 61.23 68.31 69.03 69.13 51.93 58.17 53.46 51.86
112.11 10.48 13.92 21.95 14.09 33.64 47.64 35.25 51.56 42.88 57.23 41.52 55.29 66.29 61.25 66.73 67.18 63.58 61.53 47.43 63 44.50
9002
19.44 11.9 17.89 0 73.46 15.24 20.2 15.16 20.69 22.65 18.44 14.12 17.09 21.67 18.09 19.75 21.68 16.33 18.47 52.03 21.65 22.80 26.38
312.22 9.34 6.53 12 12.5 18.89 23.3 5.8 12.11 9.89 13.76 9.05 9.57 10.2 10.03 13.4 8 12.96 9.93 14.58 14.51 11.84
1
24.75 20.4 22.2 33.9 33.99 34.59 40.2 23.12 55.18 43.39 53.62 34.62 33.71 46.62 43.2 53.27 42.35 36.84 34.75 48.03 49.85 38.50
12002
44.01 37.66 34.07 26.88 27.65 8.15 14.17 35.3 40.7 44.17 30.85 44.5 46.47 30.83 40.27 23.41 40.97 59.31 50.33 41.69 50.88 36.77 31.82
330.6 13.38 12.46 14.36 16.11 29.95 25.88 19.69 23.14 23.15 27.96 17.48 17.73 21.32 18.88 23.45 16.07 18.72 14.24 18.42 20.85 20.18
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
50/56
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
51/56
37
Lampiran 3. Data Suhu Tanah Dan Lingkungan
DATA SUHU TANAH DAN DRY AND WET (C)
NO. Termometer Tanah Dry Wet
Tegakan Sedang1 22 23.5 23
2 22 23.5 233 22 24 23
Rata-rata 22 23.67 23Pinggir jalan
1 23 23.5 232 23 24 23
3 23 23.5 23Rata-rata 23 23.67 23
Tegakan rapat
1 22 24 242 22 24 24
3 22 24.5 24Rata-rata 22 24.17 24
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
52/56
38
Lampiran 4. Data Kondisi Pohon
DosisPupuk
Ø Awal(cm)
Ø Akhir (cm)
pHawal
pHakhir
Kondisi Pohon Banyak Cabang(%)
KeadaanPohon
Sebelumnya
Keterangan
0 gram 54,46 54,78 4.7 5.1 Baik 45% Anvirgin
0 gram 53,82 53,82 4.5 5 Baik 65% Anvirgin
0 gram 54,78 55,10 5.5 5.2 Baik 50% Anvirgin
300
gram 55,10 55,73 4.6 5.9 Baik 65% Virgin
300
gram 53,18 52,87
4.5 5.2Batang bengkok 20% Anvirgin
300
gram 52,55 52,55
5 5.2Baik 30% Anvirgin
600
gram 52,87 52,87
4.8 5.9Baik 25% Anvirgin
600
gram 54,78 55,10
4.6 5.4Baik 65% Anvirgin
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
53/56
39
600
gram 53,30 54,14
4.5 5.1Baik 25% Anvirgin
900
gram 54,46 55,41
4.5 5.5Baik 40% Virgin
900
gram 54,46 54,78
5.4 5.9Batang garpu 25% Virgin
900
gram 54,78 54,78
4.7 5.9Baik 40% Anvirgin
1200
gram 52,87 53,18
4.7 5.7
Baik 80% Virgin
1200
gram 54,78 55,10
4.6 4.9Baik 45% Virgin
1200
gram 54,46 53,82
4.5 5.3Baik 25% Anvirgin
Keterangan :
Virgin = Pohon Belum Pernah Dilakukan Penyadapan
Anvirgin = Pohon yang Pernah Dilakukan Penyadapan
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
54/56
40
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
55/56
41
SKETSA PENYEBARAN POHON YANG DIAMATI
Lampiran 6. Sketsa Penyebaran Pohon yang Diamati (Manual)
LEGENDA
U
Keterangan:
B = pohon yang diamati
DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
IPB
2008
-
8/18/2019 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DOLOMIT.pdf
56/56
42