pengaruh pemberian pupuk organik urin sapi terhadap

15
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.Merr) ARTIKEL ILMIAH HILDAN EPENDI D1A014108 PRORAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2021

Upload: others

Post on 18-Dec-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK URIN SAPI TERHADAP

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK URIN SAPI

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.Merr)

ARTIKEL ILMIAH

HILDAN EPENDI

D1A014108

PRORAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK URIN SAPI TERHADAP

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK URIN SAPI

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.Merr)

Hildan Ependi 1)*, Evita2), Dede Martino2)

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana

pertanian pada Program Studi Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK URIN SAPI TERHADAP

PENGESAHAN

Artikel ilmiah dengan judul Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Urin Sapi

Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L.Merr) yang

disusun oleh Hildan Ependi, NIM : D1A014108. Telah diuji dan dinyatakan lulus

pada tanggal 19 Agustus 2021 dihadapan tim penguji yang terdiri atas :

Ketua : Dra. Evita, M.S

Sekretaris : Ir. Dede Martino, M.P

Penguji Utama : Dr. Dra. Arzita, M.Si

Penguji Anggota : 1. Miranti Sari Fitriani, S.P., M.P

2. Ir. Mukhsin, M.P

Dan dinyatakan “lulus” serta disetujui dan disahkan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku dalam ujian skripsi.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Evita, M.S Ir. Dede Martino, M.P

NIP. 19580424 198603 2 003 NIP. 19650330 199001 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Dr. Ir. Irianto, M.P

NIP. 19621227 198703 1 006

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK URIN SAPI TERHADAP

1

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK URIN SAPI

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.Merr)

Oleh:

Hildan Ependi 1)*, Evita2), Dede Martino2)

1) Alumni Prodi Agroekoteknologi

2) Dosen Agroekoteknologi

Program Studi Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian

Universitas Jambi

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kedelai (Glycine max L. Merr.) merupakan salah satu komoditas tanaman

pangan yang berperan penting di Indonesia, sehingga kebutuhan akan kedelai

dalam negeri akan semakin meningkat untuk setiap tahun seiring dengan

peningkatan jumlah penduduk. Kedelai berperan sebagai sumber protein nabati

yang sangat penting dalam rangka peningkatan gizi masyarakat, karena aman bagi

kesehatan dan harganya yang relatif murah dibandingkan dengan sumber protein

hewani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik urin

sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max L. Merr),

serta mendapatkan konsentrasi pupuk organik urin sapi yang dapat memberikan

pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai yang terbaik. Penelitian ini dilaksanakan

di Teaching and Research Farm Fakultas Pertanian Universitas Jambi, yang

terletak di Desa Mendalo Indah, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro

Jambi dengan ketinggian tempat ± 35 Mdpl. Penelitian dilaksanakan selama ±3

bulan, dimulai dari bulan November 2019 sampai Januari 2020. Penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu

faktor yaitu konsentrasi Pupuk Organik Urin Sapi dengan 5 taraf perlakuan yaitu,

(p0) Tanpa perlakuan pupuk organik urin sapi, (p1) Konsentrasi 50 ml-1 air, (p2)

Konsentrasi 100 ml-1 air, (p3) Konsentrasi 150 ml-1 air, (p4) Konsentrasi 200 ml-1

air. Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali dengan demikian terdapat 25

petakan percobaan. Pada setiap petak percobaan diambil 4 tanaman sebagai

sampel. Pemberian berbagai konsentrasi pupuk organik urin sapi berpengaruh

terhadap tinggi tanaman dan hasil per hektar tanaman kedelai, akan tetapi belum

mampu memberikan pengaruh terhadap jumlah cabang primer, jumlah polong

berisi, bobot 100 biji tanaman kedelai. Pemberian pupuk organik urin sapi dengan

konsentrasi 100 ml-1 air menunjukkan hasil yang terbaik terhadap pertumbuhan

dan hasil tanaman kedelai.

Kata Kunci : Kedelai, Pupuk Organik, Urin Sapi

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK URIN SAPI TERHADAP

2

PENDAHULUAN

Kedelai (Glycine max L.

Merr.) merupakan salah satu

komoditas tanaman pangan yang

berperan penting di Indonesia,

sehingga kebutuhan akan kedelai

dalam negeri akan semakin

meningkat untuk setiap tahun seiring

dengan peningkatan jumlah

penduduk. Kedelai berperan sebagai

sumber protein nabati yang sangat

penting dalam rangka peningkatan

gizi masyarakat, karena aman bagi

kesehatan dan harganya yang relatif

murah dibandingkan dengan sumber

protein hewani. Kandungan gizi

kedelai dalam 100 g yaitu 331.0 kkal

kalori, 34.9 g protein, 18.1 g lemak,

34.8 g karbohidrat, 4.2 g serat, 227.0

mg kalsium, 585.0 mg fosfor, 8.0 mg

besi, dan 1.0 mg vitamin B1

(Bakhtiar et al, 2020). Kedelai

banyak dikonsumsi dalam bentuk

olahan seperti tahu, tempe, kecap,

tauco, susu kedelai, dan berbagai

bentuk makanan ringan, disamping

sebagai bahan makanan juga

digunakan sebagai bahan industri

(Ayu et al, 2019).

Organisasi Pangan dan

Pertanian (Food Agrocalture

Organitation) mencatat produksi

kedelai di Indonesia pada 2020,

produksi Kedelai mencapai 320.000

ton atau lebih rendah dibandingkan

produksi 2019 yang mencapai

420.000 ton. Di Provinsi Jambi

produksi kedelai pada tahun 2019

adalah 12.157 ton dengan luas lahan

6.532 ha, lebih tinggi dibandingkan

dengan Produksi tahun 2020 yaitu

10.243 ton dengan luas lahan 4.830

ha. Kedelai mengalami penurunan,

dikarenakan berkurangnya luas lahan

serta dalam budidaya masih

mengalami kendala yaitu

penggunaan pupuk yang tidak sesuai

anjuran dan tidak mampu memenuhi

ketersediaan unsur hara tanaman

(Badan Pusat Statistik, 2020).

Faktor yang sangat

mempengaruhi produksi kedelai

seperti jenis tanah dan ketersediaan

unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

Ultisol adalah tanah-tanah yang

terjadi akibat penimbunan liat di

horison bawah (argilik), bersifat

masam, kejenuhan basa (jumlah

kation) pada kedalaman 180 cm dari

permukaan tanah <35%

(Hardjowigeno, 2019). Selanjutnya

Murad (2019), melaporkan bahwa

luas tanah Podzolik/Ultisol di

Provinsi Jambi yaitu ± 2.272.725 ha

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK URIN SAPI TERHADAP

3

atau sekitar 42,53% dari total luas

wilayah daratan Provinsi Jambi.

Ultisol merupakan jenis tanah yang

termasuk ke dalam kategori lahan

kering masam dan memiliki sebaran

terluas di Indonesia.

Kendala pemanfaatan tanah

Ultisol untuk pengembangan

pertanian adalah kemasaman dan

kejenuhan Al yang tinggi, kandungan

hara dan bahan organik rendah, dan

tanah peka terhadap erosi. Berbagai

kendala tersebut dapat diatasi dengan

penerapan teknologi seperti

pemupukan, dan pengelolaan bahan

organik. Pupuk adalah bahan yang

diberikan kepada tanaman untuk

mendorong pertumbuhan tanaman,

meningkatkan produksi dan

memperbaiki kualitas nutrisi

tanaman. Pupuk digolongkan

menjadi 2, yaitu pupuk organik dan

pupuk anorganik. Pupuk organik

adalah pupuk yang berasal dari

pelapukan bahan – bahan organik

berupa sisa – sisa tanaman, fosil

hewan serta dapat juga berasal dari

limbah industri yang telah

terdegradasi sehingga tidak

mengandung bahan racun (Purwa,

2020), sedangkan pupuk anorganik

adalah pupuk yang dibuat oleh

pabrik-pabrik pembuat pupuk,

dimana pupuk tersebut mengandung

unsur-unsur hara atau zat-zat

makanan yang diperlukan tanaman

(Sutedjo, 2019).

Penggunaan pupuk organik

sebagai bahan dasar dalam budidaya

tanaman adalah salah satu solusi

yang dapat digunakan bagi petani.

Dengan penanganan tertentu limbah

yang tadinya dapat menimbulkan

pencemaran lingkungan, sekarang

dapat dijadikan sebagai bahan dasar

pembuatan pupuk, untuk menambah

suplai hara bagi tanaman yang

berguna untuk meningkatkan

pertumbuhan dan produksi

(Nugroho, 2019).

Urin sapi merupakan salah satu

alternatif untuk meningkatkan

ketersediaan, kecukupan, dan

efisiensi serapan hara bagi tanaman

sehingga dapat mengurangi

penggunaan pupuk anorganik (NPK)

dan meningkatkan hasil tanaman

secara maksimal. Kandungan hara

pada urin sapi yaitu nitrogen (N)

1,00%, fosfor (P) 0,50% dan kalium

(K) 1,50% (Yuliarti dan Nurheni,

2019).

Pupuk urin sapi dapat bekerja

cepat dan mengandung hormon yang

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK URIN SAPI TERHADAP

4

dapat merangsang perkembangan

tanaman. Anthy (2019), melaporkan

bahwa urin sapi mengandung zat

perangsang tumbuh alami yang yaitu

hormon dari golongan IAA, giberelin

(GA) dan sitokinin. Urin sapi juga

bisa berfungsi sebagai pengusir hama

dan penyakit. Pemupukan daun

dengan menggunakan urin sapi yang

telah difermentasi dapat

meningkatkan ketahanan terhadap

serangan hama dan penyakit, hal ini

dikarenakan urin sapi memiliki bau

yang khas dan tidak sedap yang

dapat menolak hama dan penyakit.

Hasil penelitian Dukat et al.,

(2020), menunjukkan bahwa

pemberian urin sapi memberikan

pengaruh nyata pada tanaman kacang

tanah yaitu pada tinggi tanaman

umur 28 HST, jumlah polong dan

bobot polong kering tanaman kacang

tanah. Pada konsentrasi urin sapi 100

ml-1 air memberikan pengaruh

terbaik pada bobot polong kering

perpetak. Adam (2019), dengan

pemberian konsentrasi POC urin sapi

150 ml-1 air menunjukkan rata-rata

tertinggi pada variabel pengamatan

tinggi tanaman, jumlah polong

pertanaman, jumlah polong berisi,

dan bobot polong panen segar

tanaman kedelai edamame.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di

Teaching and Research Farm

Fakultas Pertanian Universitas

Jambi, yang terletak di Desa

Mendalo Indah, Kecamatan Jambi

Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi

dengan ketinggian tempat ± 35 Mdpl.

Penelitian dilaksanakan selama ±3

bulan, dimulai dari bulan November

2019 sampai Januari 2020.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah benih

kedelai varietas Anjasmoro, urin

sapi, pupuk kandang, gula merah,

EM4, p

upuk Urea, SP36, KCl, Decis

2,5 EC, air dan bahan-bahan yang

diperlukan dalam penelitian.

Alat yang digunakan yaitu

cangkul, parang, gunting, meteran,

tugal, jaring pagar, terpal, tali rapiah,

ajir, ember, gembor, penggaris, alat

tulis, label, paku, selang air, kamera

dan alat-alat yang diperlukan dalam

penelitian.

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK URIN SAPI TERHADAP

5

Rancangan Percobaan

Taraf perlakuan yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah:

p0 = Tanpa perlakuan pupuk organik

urin sapi

p1 = Konsentrasi 50 ml-1 air

p2 = Konsentrasi 100 ml-1 air

p3 = Konsentrasi 150 ml-1 air

p4 = Konsentrasi 200 ml-1 air

Penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan Rancangan

Acak Kelompok (RAK) dengan satu

faktor yaitu konsentrasi pupuk

limbah urin sapi yang terdiri atas 5

taraf perlakuan. Setiap perlakuan

diulang sebanyak 5 kali dengan

demikian terdapat 25 petakan

percobaan. Ukuran petakan masing-

masing adalah 200 cm x 120 cm,

jumlah tanaman dalam satu petakan

sebanyak 40 tanaman dengan jarak

tanam 30 cm x 20 cm. Pada setiap

petak percobaan diambil 4 tanaman

sebagai sampel. Jarak antar ulangan

100 cm dan jarak antar perlakuan

dalam ulangan 50 cm.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tinggi Tanaman

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman pada

pemberian beberapa konsentrasi pupuk

organik urin sapi.

Kosentrasi Urin Sapi

(ml-1 air)

Tinggi

Tanaman (cm)

0 46,40 b

50 48,72 ab

100 50,63 a

150 50,51 a

200 49,17 a

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf

yang sama tidak berbeda nyata

menurut uji DMRT pada taraf

5%

Jumlah Cabang Primer

Tabel 2.Rata-rata cabang primer pada

pemberian beberapa konsentrasi pupuk

organik urin sapi.

Kosentrasi Urin

Sapi (ml-1 air)

Cabang Primer

0 3,36 a

50 3,66 a

100 3,9 a

150 3,94 a

200 3,82 a

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf

yang sama tidak berbeda nyata

menurut uji DMRT pada taraf

5%

Jumlah Polong Berisi

Tabel 3.Rata-rata polong berisi

pemberian beberapa konsentrasi pupuk

organik urin sapi.

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK URIN SAPI TERHADAP

6

Kosentrasi Urin

Sapi (ml-1 air)

Polong Berisi

0 31,7 a

50 33,1 a

100 35,9 a

150 36,45 a

200 36,5 a

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf

yang sama tidak berbeda nyata

menurut uji DMRT pada taraf

5%

Bobot 100 Biji

Tabel 4. Rata-rata bobot 100 biji dengan

pemberian beberapa konsentrasi pupuk

organik urin sapi.

Kosentrasi Urin Sapi

(ml-1 air)

Bobot 100 Biji

(gr)

0 13.37 a

50 14.11 a

100 14.44 a

150 14.65 a

200 13.6 a

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf

yang sama tidak berbeda nyata

menurut uji DMRT pada taraf

5%

Hasil Per Herktar Tanaman

Kedelai

Tabel 5. Rata-rata hasil per hektar

pemberian beberapa konsentrasi pupuk

organik urin sapi.

Kosentrasi Urin Sapi

(ml-1 air)

Hasil Per Hektar

0 1.18 c

50 1.35 bc

100 1.48 ab

150 1.54 a

200 1.43 ab

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf

yang sama tidak berbeda nyata

menurut uji DMRT pada taraf

5%

Pembahasan

Hasil uji kandungan yang

terdapat dalam pupuk organik urin

sapi menunjukkan bahwa dalam

pupuk organik urin sapi

mengandung N sebesar 0,983%,

Pospat 0,613%, Kalium 1,37% dan

pH sebesar 6,19. Hasil analisis tanah

sebelum penelitian dapat diketahui

bahwa lahan kering ultisol pada

lokasi penelitian mempunyai sifat

kimia yang kurang baik. Hal ini

terlihat dari kandungan unsur hara C

sebesar 1,69 %, N sebesar 0,154 %

dengan nilai C/N 11 dan pH 4,96

dikategorikan masam (pH antara

4,5─5,5).

Hasil data penunjang

penelitian iklim dari bulan Oktober

─ Desember 2019, Iklim rata-rata

curah hujan pada saat penelitian

tergolong berintensitas tinggi. Pada

umumnya kondisi iklim paling cocok

untuk kedelai adalah daerah-daerah

yang mempunyai kelembapan udara

berkisar antara 75 ─ 90 %

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK URIN SAPI TERHADAP

7

(Adisarwanto, 2018). Curah hujan

paling optimal 1.000 ─ 2.500 mm

/tahun atau 100 ─ 200 mm/bulan

(Rukmana dan Yudirachman, 2014).

Suhu juga merupakan salah satu

faktor abiotik yang mempengaruhi

pertumbuhan kedelai. Tanaman

kedelai menginginkan suhu antara

21─340C, akan tetapi suhu optimum

bagi pertumbuhan kedelai 23 ─

270C. Pada proses perkecambahan

benih kedelai memerlukan suhu yang

cocok sekitar 300C (Irwan, 2006).

Tabel rata-rata tinggi

tanaman menunjukkan bahwa

pemberian beberapa konsentrasi

pupuk organik urin sapi berpengaruh

nyata terhadap tinggi tanaman

dibandingkan tanpa pemberian

pupuk organik urin sapi. Pemberian

pupuk organik urin sapi dengan

konsentrasi 100, 150, 200 ml-1 air

mampu melebihi hasil tinggi

tanaman tanpa pemberian perlakuan

pupuk organik urin sapi tetapi tidak

menunjukkan perbedaan yang nyata

dengan perlakuan pupuk organik

urin sapi 50 ml-1 air.

Penambahan pupuk organik

urin sapi nyata meningkatkan tinggi

tanaman dikarenakan hormon auksin

yang terdapat dalam urin sapi yang

dapat mendukung pertumbuhan

tanaman. Urin sapi merupakan salah

satu penghasil zat pengatur tumbuh

alami yang mengandung hormon

kelompok auksin yaitu indole acetic

acid (IAA) untuk mendorong

pertumbuhan akar (Karimah et al.

2013). Menurut Widyastuti dan

Tjokrokusumo (2017), fungsi utama

auksin adalah mempengaruhi

pertambahan panjang batang,

pertumbuhan, diferensiasi, dan

percabangan akar, serta yang paling

khas adalah meningkatkan

pembesaran sel.

Tabel rata-rata cabang

primer menunjukkan bahwa

pemberian pupuk organik urin sapi

dengan dengan berbagai konsentrasi

tidak menunjukkan perbedaan yang

nyata terhadap pemberian perlakuan

lainnya. Hal ini diduga karena

penyerapan unsur hara yang kurang

baik oleh tanaman sehingga

mempengaruhi dalam proses

pertumbuhan. Unsur hara K sangat

berperan dalam mengaktifasi enzim-

enzim yang berperan dalam

metabolisme dan biosintesis. K dapat

diserap tanaman dari tanah dalam

bentuk ion. Menurut Winarso (2015),

unsur kalium sangat penting dalam

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK URIN SAPI TERHADAP

8

metabolisme tanaman terutama

fotosintesis, sehingga sangat penting

dalam meningkatkan pertumbuh

jumlah cabang tanaman.

Adisarwanto (2018),

mengatakan bahwa banyaknya

cabang pada kedelai tergantung pada

Varietasnya, tetapi umumnya cabang

pada tanaman kedelai berjumlah

antara 1─5 cabang. Banyak faktor

yang dapat mempengaruhi

percabangan pada tanaman kedelai

dari genotifnya, fotoperiode dan

temperatur, air dan mineral,

sedangkan untuk jumlah polong

pertanaman semakin banyak

percabangan maka jumlah polong

yang dihasilkan juga semakin

banyak.

Tabel rata-rata polong berisi

menunjukkan bahwa, pemberian

pupuk organik urin sapi dengan

berbagai konsentrasi tidak

memberikan perbedaan yang nyata

dibandingkan dengan pemberian

perlakuan lainnya . Hal ini

disebabkan oleh kebutuhan unsur

hara belum tercukupi dalam proses

pembentukan polong dan juga

berkaitan dengan jumlah cabang

tanaman kedelai yang mana semakin

banyak percabangan maka semakin

banyak jumlah polong yang

dihasilkan.

Pembentukan dan pengisian

buah juga sangat dipengaruhi oleh

ketersediaan unsur hara yang

digunakan untuk proses fotosintesis

yang kemudian mampu

menghasilkan karbohidrat, lemak,

protein, mineral dan vitamin yang

akan ditranslokasikan kebagian

penyimpanan (Rachmadani, 2014).

Hasil dari perubahan karbohidrat

tersebut akan berperan dalam

pembentukan polong dan menambah

nilai hasil panen jika ketersediaan

unsur fosfor dalam tanah tersedia

bagi tanaman (Setiawan, 2018).

Tabel rata-rata bobot 100 biji

menunjukkan bahwa pemberian

pupuk organik urin sapi tidak

berpengaruh nyata terhadap bobot

100 biji. Keadaan ini diduga

disebabkan oleh unsur hara yang

berasal dari pupuk organik urin sapi

tidak sepenuhnya dimanfaatkan

dalam proses pembentukan biji.

Kemungkinan unsur N menguap ke

udara yang menyebabkan unsur hara

yang dibutuhkan tanaman tidak

tercukupi sehingga proses fisiologis

terganggu dan akibatnya akan

berpengaruh terhadap bobot 100 biji

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK URIN SAPI TERHADAP

9

tanaman kedelai. Dari berbagai

perlakuan yang dilakukan

menunjukkan kisaran rata-rata bobot

100 biji antara 13,37─14,65 g, yang

beratnya mendekati bobot 100 biji

pada deskripsi tanaman 14,8─15,3 g.

Hal ini diduga bahwa bobot 100 biji

kemungkinan juga dipengaruhi oleh

sifat genetik.

Tabel rata-rata hasil perhektar

menunjukan bahwa, pemberian

pupuk organik urin sapi dengan

konsentrasi 100, 150, 200 ml-1 air

mampu melebihi hasil dari tanaman

kedelai dengan konsentrasi 50 ml-1

air pupuk organik urin sapi,

meskipun potensi hasil perhektar

pada penelitian ini belum mampu

memberikan hasil yang baik

dibandingkan pada deskripsi kedelai

varietas Anjasmoro yang bisa

menghasilkan 2,03─2,25 ton/ha. Hal

ini diduga karena kondisi tanah yang

bersifat asam dan kebutuhan unsur

hara yang belum tercukupi sehingga

memberikan hasil yang kurang baik.

Komposisi unsur hara dalam

tanaman kedelai dipengaruhi oleh

ketersediaan berbagai faktor yang

ada di dalam tanah. Oleh karena

itu, rasio unsure hara diantara bagian

tanaman kedelai akan bervariasi dari

faktor lingkungan satu dengan yang

lain. Hal ini akan terlihat jelas bila

rendahnya produktivitas tanaman

kedelai disebabkan oleh ketimpangan

hara pada tanah. Oleh karenanya,

produktivitas yang tinggi akan

tercapai bila komposisi hara dalam

tanaman pada kondisi yang optimal

(Adisarwanto, 2018).

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas,

maka dapat disimpulkan sebagai

berikut: Pemberian berbagai

konsentrasi pupuk organik urin sapi

berpengaruh terhadap tinggi tanaman

dan hasil per hektar tanaman kedelai,

akan tetapi belum mampu

memberikan pengaruh terhadap

jumlah cabang primer, jumlah

polong berisi, bobot 100 biji tanaman

kedelai. Pemberian pupuk organik

urin sapi dengan konsentrasi 100 ml-1

air menunjukkan hasil yang terbaik

terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman kedelai.

Saran

Dari hasil penelitian yang

telah dilakukan maka dibutuhkan

penelitian lebih lanjut untuk

memaksimalkan pengaruh pupuk

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK URIN SAPI TERHADAP

10

organik urin sapi terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman

kedelai dengan konsentrasi 100 ml-1

air.

Daftar Pustaka

AAK. 2020. Kedelai. Yogyakarta :

Kanisius.

Adam, W. 2019. Pengaruh

Konsentrasi Pupuk Organik

Urin Sapi Terhadap

Pertumbuhan Dan Hasil

Tanaman Kedelai

Edamame (Glycine max L.

Merill). Skripsi Fakultas

Petanian. Jambi :

Universitas Jambi.

Adisarwanto, T. 2018. Budidaya

Kedelai Tropika. Jakarta :

Penebar Swadaya.

Anthy, K. 2019. Pengaruh Urine

Sapi Terhadap

Pertumbuhan Dan Hasil

Tanaman Jagung Manis.

Skripsi Fakultas Pertanian.

Padang : Universitas

Andalas.

Ayu, M., Rosmayati, Dan Luthfi.

2019. Pertumbuhan Dan

Produksi Beberapa Varietas

Kedelai Terhadap Inokulasi

Bradyrhizobium. Medan :

Universitas Sumatera

Utara. Jurnal

Agroekoteknologi vol 1.no

2. ISSN No. 2337 – 6597.

Badan Pusat Statistik dan Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan.

2020. Laporan tahunan dan

hortikultura per Provinsi,

pusat

Statistik.go.id.(Diakses 5

September 2019).

Balai Penelitian Tanaman Kacang-

kacangan dan Umbi-

umbian. 2015. Teknik

Budidaya Kacang Hijau.

www.balitkabi.litbang.perta

nian.go.id. (Diakses 5

September 2019).

Bakhtiar, Taufan, Hidayat, dan Y.

Jufri. 2020. Keragaan

pertumbuhan dan

komponen hasil beberapa

varieatas unggul kedelai di

Aceh Besar. Aceh :

Universitas Syiah Kuala.

Jurnal Floratek 9:46 – 52.

Cahyono, B. (2017). Budidaya dan

Analisis Usaha Tani.

Yogyakarta: Kanisius.

Dharmayanti, N.K.S., A.A.N.

Supadma, dan I.D. M.

Arthagama. 2020. Pengaruh

Pemberian Biourine dan

Dosis Pupuk Anorganik

(N,P,K) Terhadap Beberapa

Sifat Kimia Tanah Pegok

dan Hasil Tanaman Bayam

(Amaranthus sp.). J.

Yogyakarta : E-Jurnal

Agroekoteknologi Tropika

2 (3), 165-174.

Dukat, Wahyuni, S., Nurmayanti,

N. 2020. Pengaruh Pupuk

Bokashi dan Urin Sapi

terhadap Pertumbuhan

dan Hasil Tanaman

Kacang Tanah

(Arachishypogaea L.)

Kultivar Tuban. Jurnal

Seminar Nasional Dalam

Rangka Dies Natalis UNS

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK URIN SAPI TERHADAP

11

Ke 42. Vol 2, No. 1

(2018).

Fachrudin, L. 2020. Budidaya

Kacang-Kacangan.

Yogyakarta : Kanisius.

Hardjowigeno, S. 2019. Ilmu Tanah

Akademika Pressindo.

Jakarta : Harpendenita.

Indrawati. 2016 . Pengaruh

Penggunaan Urin Sebagai

Sumber Nitrogen Terhadap

Bentuk Fisik dan Unsur

Hara Kompos Feses Sapi.

Palembang : Jurnal

Penelitian Sains 18 (3),

105-110.

Irwan, W. A. 2016. Budidaya

Tanaman Kedelai.

Jatinangor : Universitas

Padjadjaran.

Kurniadinata, F. (2018).

Pemanfaatan feses dan

urine sapi sebagai pupuk

organik dalam

Perkebunan kelapa sawit

(Elaeis guineensis jacg.).

In Preented on “Seminar

Optimalisasi Hasil

Samping Perkebunan

Kelapa Sawit dan

Industri olahannya

Sebagai Pakan Ternak”.

Samarinda : E-Jurnal

Agroekoteknologi

Tropika 3 (4), 120-65.

Murad Z. 2019. Program dan Hasil-

Hasil UPTD BPSPT Jambi

Dalam Rangka

Pendaftaran/Pelepasan

Varietas. Jambi : UPTD

Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Perbenihan

Tanaman. Dinas Tanaman

Pangan, Hortikultura dan

Peternakan Provinsi Jambi.

Najiyati, S. dan Danarti. 2019.

Budidaya dan Analisis

Usaha Tani. Jakarta :

Penebar Swadaya.

Nugroho P. 2016. Panduan

Membuat Pupuk

Kompos. Yogyakarta :

Penerbit Pustaka Baru

Press.

Purwa. 2020. Petunjuk Pemupukan.

Jakarta : PT Agro Media

Pustaka.

Rinekso K. B., E. Sutrisno, dan S.

Sumiyati. 2012. Studi

Pembuatan Pupuk Organik

dari Fermentasi Urine Sapi

(Ferisa) dengan Variasi

Lokasi Peternakan yang

Berbeda.

eprints.undip.ac.id/42243/1/

JURNAL.docx. Diakses

tanggal 03 September 2019.

Rizki, Aslim Rasyad dan Murniati.

2019. Pengaruh Pemberian

Urin Sapi Yang

Difermentasi Terhadap

Pertumbuhan Dan Produksi

Tanaman Sawi Hijau

(Brassica rafa). Jurnal

Online Mahasiswa Fakultas

Pertanian. 1(2) : 7. Diakses

tanggal 03 September 2019.

Rukmana Ahmat dan Yudirachman

Herdi. 2014. Budidaya dan

Pengolahan Hasil Kacang

Kedelai Unggul. Bandung :

CV Nuansa Aulia.

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK URIN SAPI TERHADAP

12

Setiawan, A.I. 2018. Memanfaatkan

Kotoran Ternak. Jakarta :

Penebar Swadaya.

Suprapto, Hs. 2017. Bertanam

Kedelai. Jakarta : Penebar Swadaya.

Sutedjo M. 2019. Pupuk dan Cara

Pemupukan. Jakarta :

Rineka Cipta.

Widyastuti N dan Tjokrokusumo D.

2017. Peranan Beberapa

ZPT Tanaman pada

Kultivar in Vitro. Jakarta :

Jurnal Sains dan Teknologi

(3) : 55-63.

Winarsi, H. 2020. Protein Kedelai

dan Kecambah Manfaatnya

bagi Kesehatan.

Yogyakarta : Kanisius. 3

Winarso, S. 2015. Kesuburan Tanah

Dasar Kesehatan Dan

Kualitas Tanah.

Yogyakarta : Gava Media.

4

Yuliarti, Nurheni. 2013. 1001 Cara

Menghasilkan Pupuk

Organik. Yogyakarta :

Andi Offset.