pengaruh pemberian salep ekstrak etanol buah …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel indah...

18
PENGARUH PEMBERIAN SALEP EKSTRAK ETANOL BUAH MAKASAR NG (BRUCEA JAVANICA) TERHADAP LUKA SAYAT MENCIT (MUS MUSCULUS) JANTAN Oleh : Indah widya Lestari, Eka Lokaria, M.Pd.Si., Mareta Widiya, M.Pd.Si. Email : ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian salep ekstrak buah makasar (Brucea javanica) terhadap jumlah trombosit Mus musculus. Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium, dengan desain yang digunakan adalah Rancangan Acak lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan dan lima pengulangan. Perlakuannya adalah P 0 sebagai kontrol negatif, P 1 betadine sebagai kontrol positif, P 2 dengan dosis5% salep ekstrak buah makasar, P 3 dengan dosis 10% salep ekstrak buah makasar dan P 4 dengan dosis15% salep ekstrak buah makasar. Teknik analisis data dengan langkah-langkah: uji normalitas, uji homogenitas dan uji Anava satu jalur. Berdasarkan hasil perhitungan Anava satu jalur didapatkan hasil F hitung = 29,41 dengan F tabel = 2,87, maka dapat dinyatakan bahwa nilai F hitung >F tabel maka H a ditolak dan H 0 diterima. Hasil penelitian menunjukan bahwa Salep ekstrak etanol buah makasar (Brucea javanica) berpengaruh dalam proses mempercepat penyembuhan luka sayat mencit (Mus musculus) jantan. Kata Kunci: Salep Ekstrak Etanol Buah Makasar, Luka sayat, Mus musculus A. Pendahuluan Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki beragam jenis tanaman obat yang tumbuh subur dan berkembangbiak di beberapa daerah. Lebih dari 20.000 jenis tumbuhan obat yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Namun, hanya sekitar 200 jenis yang sudah dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional (Hariana, 2013:3). Pada umumnya, masyarakat di Indonesia mulai memilih menggunakan pengobatan tradisional daripada obat yang mengandung zat kimia. Keuntungan adanya penggunaan obat tradisional

Upload: others

Post on 17-Jan-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PEMBERIAN SALEP EKSTRAK ETANOL BUAH

MAKASAR NG (BRUCEA JAVANICA) TERHADAP LUKA SAYAT

MENCIT (MUS MUSCULUS) JANTAN

Oleh :

Indah widya Lestari, Eka Lokaria, M.Pd.Si., Mareta Widiya, M.Pd.Si.

Email :

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian salep ekstrak

buah makasar (Brucea javanica) terhadap jumlah trombosit Mus musculus. Jenis

penelitian ini adalah eksperimen laboratorium, dengan desain yang digunakan

adalah Rancangan Acak lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan dan lima

pengulangan. Perlakuannya adalah P0 sebagai kontrol negatif, P1 betadine sebagai

kontrol positif, P2 dengan dosis5% salep ekstrak buah makasar, P3dengan dosis

10% salep ekstrak buah makasar dan P4 dengan dosis15% salep ekstrak buah

makasar. Teknik analisis data dengan langkah-langkah: uji normalitas, uji

homogenitas dan uji Anava satu jalur. Berdasarkan hasil perhitungan Anava satu

jalur didapatkan hasil Fhitung = 29,41 dengan Ftabel= 2,87, maka dapat dinyatakan

bahwa nilai Fhitung>Ftabel maka Ha ditolak dan H0 diterima. Hasil penelitian

menunjukan bahwa Salep ekstrak etanol buah makasar (Brucea javanica)

berpengaruh dalam proses mempercepat penyembuhan luka sayat mencit (Mus

musculus) jantan.

Kata Kunci: Salep Ekstrak Etanol Buah Makasar, Luka sayat, Mus musculus

A. Pendahuluan

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki beragam jenis

tanaman obat yang tumbuh subur dan berkembangbiak di beberapa daerah.

Lebih dari 20.000 jenis tumbuhan obat yang tumbuh dan berkembang di

Indonesia. Namun, hanya sekitar 200 jenis yang sudah dimanfaatkan untuk

pengobatan tradisional (Hariana, 2013:3). Pada umumnya, masyarakat di

Indonesia mulai memilih menggunakan pengobatan tradisional daripada obat

yang mengandung zat kimia. Keuntungan adanya penggunaan obat tradisional

antara lain, yaitu karena bahan bakunya mudah diperoleh dan biaya yang harus

dikeluarkan relatif murah dibandingkan dengan pengobatan medis berbahan

baku sintesis. Selain itu, obat tradisional tidak memiliki efek samping yang

tinggi seperti obat - obatan dari bahan kimia (Handayani, 2005: 36).

Salah satu tanaman yang dapat dijadikan obat tradisional adalah buah

makasar (Brucea javanica). Buah makasar (Brucea javanica) merupakan jenis

tanaman yang termasuk ke dalam famili Simaroubaceae yang banyak ditanam

di pekarangan dan tumbuh liar di hutan. Tanaman ini memiliki tinggi pohon

berkisar 1-2,5 meter. Tanaman buah makasar ini memiliki kandungan senyawa

seperti alkaloid, terpenoid, kuasinoid, dan steroid. Buah makasar (Brucea

javanica) mempunyai aktivitas anti mikroba, anti inflamasi, antioksidan, anti

malaria, anti tumor, anti kanker, dan anti TBC (Widiantoro, 2010:2-3).

Dalam kehidupan sehari-hari, kulit sangat rentan mengalami luka, baik

disengaja maupun tidak sengaja. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian

jaringan tubuh atau rusaknya kesatuan atau komponen jaringan, dimana secara

spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang yang akan

mengakibatkan timbulnya kerusakan pada kulit, yang disebabkan oleh benda

tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau

gigitan hewan. Setiap luka yang terjadi selalu diikuti dengan proses

penyembuhan luka. Penyembuhan luka adalah proses yang kompleks dengan

melibatkan banyak sel dalam proses penyembuhannya. Poses penyembuhan

luka dapat berlangsung secara alami maupun bantuan kimiawi (Ruswanti,

2014: 163).

Ada berbagai jenis luka, salah satunya yaitu luka sayat (Vulnus

scissum). Luka sayat merupakan luka yang ditandai dengan tepi luka berupa

garis lurus maupun tak beraturan (Ramadhan, dkk. 2017:17). Luka sayat

adalah luka yang terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam, misalnya

terjadi akibat pembedahan. Ciri-cirinya yaitu luka terbuka, nyeri, dan hampir

terasa sakit (Berman, 2009:795). Untuk mempercepat proses penyembuhan

luka dapat memanfaatkan buah makasar (Brucea javanica). Menurut

(Hariana, 2008:51) Buah makasar mengandung senyawa alkaloid,

brucamarine, yatanine, phenol, brucena dan bruceolid acid, dimana senyawa

tersebut dapat menyembuhkan luka.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang

“Pengaruh pemberian salep ekstrak etanol buah makasar (Brucea javanica)

terhadap luka sayat pada mencit (Mus musculus) jantan”. Dalam upaya

mengembangkan ilmu pengetahuan serta sebagai sumber informasi ilmiah

tentang manfaat ekstrak salep buah makasar, maka penelitian ini perlu

dilakukan.

B. Landasan Teori

1. Tinjauan Umum Buah makasar

Buah Makasar (Brucea javanica) merupakan tanaman yang

tergolong famili Simaroubaceae. Buah Makasar tumbuh liar dihutan,

kadang-kadang ditanaman sebagai tanaman pagar. Tanaman ini tumbuh

pada ketinggian 1-500 mpdl. Termasuk tanaman perdu tegak, menahun,

tinggi 1-2,5 m. Berambut halus bewarna kuning, daunnya berupa daun

majemuk menyirip ganjil, jumlah anak daun 5-13, bertangkai, letak

berhadapan. Helaian anak daun berbentuk lanset memanjang, ujung

meruncing, pangkal berbentuk baji, tepi bergerigi kasar, permukaan atas

bewarna hijau muda, memiliki panjang 5-10 cm, dan lebar 2-4 cm

(Dalimartha, 2000: 29).

2. Manfaat dan Kandungan Pisang Kepok (Musa paradisiaca Linn)

Buah makasar memiliki rasa pahit, dingin dan beracun. Beberapa

bahan kimia yang terkandung dalam buah makasar diantaranya alkaloid,

seperti brucamarine dan Yatanine, buah makasar juga mengandung

phenol seperti Brucena dan bruceolid acid. Biji buah makasar

mengandung brusatol dan bruceine seperti A, B, C, D, E, F, G serta H.

Sementara itu daging buah makasar mengandung minyak lemak, oleic

acid, linoleic acid, stearic acid serta palmitoleid acid (Hariana, 2013:

66).

3. Luka

Luka adalah gangguan atau kerusakan dari kondisi normal yang

terjadi pada kulit yang menyebabkan berkurang atau hilangnya fungsi-

fungsi dari bagian yang mengalami luka.

4. Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks dengan

melibatkan banyak sel. Proses yang dimaksudkan disini karena

penyembuhan luka melalui beberapa fase. Fase tersebut meliputi:

koagulasi, inflamasi, proliferasi, dan fase remodeling.

5. Mencit

Mencit (Mus musculus) adalah hewan terestial yang lebih aktif di

senja atau malam hari, mencit tidak terlalu menyukai terang. Mencit juga

suka hidup di tempat tersembunyi yang dekat dengan sumber makanan

dan membangun sarangnya dari berbagai macam material lunak. Satu

jantan yang dominan biasanya hidup dengan beberapa betina dan mencit

muda. Jika terdapat lebih mencit jantan dalam satu kandang mereka akan

menjadi agresif jika tidak dibesarkan bersama dari lahir.

Mencit memiliki ciri-ciri berupa bentuk tubuh kecil, berwarna

putih, memiliki siklus esterus teratur yaitu 4-5 hari. Kondisi ruang untuk

pemeliharaan mencit (Mus musculus) harus senantiasa bersih, kering dan

jauh dari kebisingan. Suhu ruang pemeliharaan juga harus dijaga kisaran

antara 18 - 19°C serta kelembapan udara antara 30 - 70% (Akbar,

2010:6). Mencit betina dewasa dengan umur 35 - 60 hari memiliki berat

badan 18 - 35 gram. Lama hidupnya 1 - 2 tahun, dapat juga mencapai 3

tahun. Masa reproduksi mencit betina berlangsung 1,5 tahun. Mencit

betina ataupun jantan dapat dikawinkan pada umur 8 minggu (Akbar,

2010:6).

C. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen

laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pemberian salep ekstrak buah makasar (Brucea javanica) terhadap luka

sayat mencit (Mus musculus) jantan. Penelitian eksperimen adalah

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian

dilakukan dengan mengggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

terdiri atas 5 perlakuan dan 5 pengulangan.

D. Prosedur Penelitian

1. Penanganan sampel

Sampel tanaman buah makasar (Brucea javanica) didapatkan

dari kota Lubuklinggau. Buah makasar (Brucea javanica) yang telah

dipetik dari tangkainya dicuci bersih dan dikeringkan dengan cara

diangin-anginkan di udara terbuka tanpa terkena sinar matahari secara

langsung. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko rusaknya

komponen kimia dalam buah makasar (Brucea javanica) akibat terkena

suhu tinggi dari sinar matahari. Buah makasar (Brucea javanica) yang

sudah kering kemudian diblender tanpa air hingga berbentuk serbuk.

Serbuk buah makasar (Brucea javanica) kemudian dimasukkan

kedalam toples dan dimaserasi dengan etanol 96% sampai terendam

sempurna selama 7-10 hari. Larutan diaduk setiap 3 kali sehari. Setelah

dimaserasi, lalu larutan disaring dilanjutkan dengan pemekatan hasil

ekstrak dengan rotary evaporator. basis yang digunakan adalah basis

berlemak vaseline album. Sebelum dibuat basis salep, dipanaskan

lumpang dan alu didalam oven dengan suhu 50°C hingga panas agar

steril, kemudian lumpang dan alu yang telah panas dikeluarkan dari

oven dan masukkan vaseline album dan diaduk dengan kecepatan

konstan hingga homogen dengan membentuk basis salep.

b. Penyediaan Mencit

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit

(Mus musculus) jenis kelamin jantan dalam keadaan sehat dengan berat

badan 20-30 gram dan umur 7-10 minggu. Mencit (Mus musculus)

didatangkan dari peternak mencit yang terdapat di Kota Palembang.

Mencit diadaptasi selama 8 hari untuk proses penyesuaian diri terhadap

perubahan kondisi lingkungan yang berbeda dari tempat asalnya.

Kandang mencit yang telah disediakan berisi sekam padi yang telah

diberi ram kawat sebagai penutup nampan plastik.

c. Konversi Konsentrasi

Dosis penggunaan salep ekstrak etanol buah makasar untuk

penelitian ini digunakan konsentrasi berbeda yaitu 5% 10 %, dan 15 %.

Konversi Dosis

Adapun konversi dosis pada salep ekstrak buah makasar adalah

sebagai berikut:

Konversi dosis salep ekstrak buah makasar, yaitu:

1. Dosis efektif untuk konsentrasi 5 %

5

100x banyaknya salep ekstrak.........(x) Gram

2. Dosis efektif untuk konsentrasi 10%

10

100x banyaknya salep ekstrak ....... .(x) Gram

3. Dosis efektif untuk konsentrasi 15%

15

100x banyaknya salep ekstrak ..........(x) Gram

Konversi dosis yang akan diberikan pada mencit yang diberi perlakuan,

dengan rumus yaitu :

𝐵𝐵 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡 (𝑔)

100 𝑔 x konsentrasi X, Y, Z = Gram

Dalam penelitian ini digunakan juga betadine sebagai pembanding.

Betadine yang digunakan pada orang dewasa dan anak- anak sesuai

dengan konsentrasi, sehingga pada penelitian ini sesuai berat badan pada

mencit, untuk 1 g berat badan untuk mencit dapat dihitung sebagai berikut:

𝐵𝐵 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡 (𝑔)

1000 𝑔x banyaknya betadine dalam 1 botol x 5= ....... mL.

b. Pemberian perlakuan

Pemberian perlakuan dengan menggunakan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) yaitu 5 (lima) perlakuan dan masing- masing perlakuan

dan diulangi sebanyak 5 kali, penentuan jumlah subjek (pengulangan)

ditentukan berdasarkan rumus Federer yaitu (t-1) (n-1) ≥ 15, bahwa t

merupakan jumlah perlakuan, sedangkan n adalah banyaknya

pengulangan pada tiap perlakuan (Wahyuningrum, 2012: 193). Dengan

demikian jumlah mencit jantan (Mus musculus) yang digunakan yaitu

sebanyak 5 perlakuan x 5 ulangan = 25 ekor mencit.

Adapun perlakuan luka sayat pada hewan uji berdasarkan

penelitian Eriadi, dkk (2015:164). Sebelum dilakukan penyayatan, tandai

bagian punggung mencit yang akan dibuat luka, lalu cukur bulu mencit

pada bagian yang akan disayat dan dilukai. Kemudian bagian yang akan

dilukai tersebut dibersihkan dengan menggunakan kapas yang telah

diberi alkohol 70%, buat dengan menyayat kulit mencit menggunkan

pisau kater yang sudah steril (yadaf,et al, 2012). Buat luka dengan

panjang 1 cm dengan kedalaman sampai epidermis bagian atas. Setelah

dilakukan penyayatan pada punggung mencit, Luka langsung diberi

Salep ekstrak etanol buah makasar hari dengan menggunakan cottunbad

tanpa ada kapasnya. Pemberian Salep ini dilakukan hanya 1 kali diawal

perlkuan saja.

Perlakuan dan pengamatan atau pengumpulan data pada penelitian

adalah sebagai berikut:

a. Sebelum perlakuan, ditentukan mencit dengan cara pengacakan.

b. Setelah mencit dilukai, kemudian diukur panjang luka awal sebelum

dilakukan perlakuan.

c. Masing- masing mencit diberi perlakuan sebagai berikut:

Perlakuan A : Luka tanpa perlakuan (Aquades)

Perlakuan B : Luka diberi betadine

Perlakuan C : Luka diberi salep Ekstrak buah makasar dengan

konsentrasi 5%.

Perlakuan D : Luka diberi salep Ekstrak buah makasar dengan

konsentrasi 10%.

Perlakuan E : Luka diberi salep Ekstrak buah makasar dengan

konsentrasi 15 %

d. Kemudian dilakukan pengamatan selama 8 hari untuk melihat

panjang penutup luka. Karena pada dugaan sementara dihari ke 8

telah menunjukan tanda-tanda kesembuhan, penutupan luka dan

telah ditumbuhi rambut pada bagian punggung mencit jantan (Mus

musculus) yang diberi perlakuan (dilukai).

e. Pengamatan pada luka dilakukan sebelum pemberian dan sesudah

perlakuan sampai menunjukkan adanya tanda - tanda kesembuhan

dengan cara mengukur panjang luka. Pengukuran rata- rata panjang

luka terbuka dilakukan dengan dx (1,2,3 dst) yaitu panjang luka

terbuka setiap ulangan perlakuan. Dihitung dengan rumus:

dx = 𝑑𝑥 1 + 𝑑𝑥 2 + 𝑑𝑥 (3)

3

untuk rata- rata panjang luka terbuka (cm) (Grace, 2015:10).

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil uji kuantitatif pada penelitian

kemudian di uji secara statistika dengan, uji pengujian statistik

inferensial dengan teknik statistik parametrik. Pengujian dengan statistik

mensyaratkan bahwa data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal

dan homogen. Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas

dilanjutkan dengan uji hipotesis dengan menggunakan Anava. Kemudian

dilanjutkan dengan uji lanjutan BNJ (Beda Nyata Jujur) (Hanafiah,

2003:41).

F. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian

Hasil pengujian uji normalitas dan homogenitas bahwa data

berdistribusi normal dan variannya homogen. Berdasarkan ketentuan

perhitungan statistika mengenai uji normalitas data bahwa nilai terbesar

𝐿0= 0,0686 dengan taraf kepercayaan a = 5% dan n = 25 di dapat nilai

𝐿𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,173. Karena Lo ≤ Ltabel maka data berdistribusi normal.. Jika

data berdistribusi normal dan variannya homogen dilanjutkan dengan uji

hipotesis dengan menggunakan Anava.

Hasil pengukuran dan pengamatan rata-rata panjang luka terhadap

waktu proses penyembuhan luka pada mencit jantan selama 8 hari untuk

masing-masing kelompok perlakuan dapat dilihat dari tabel 4.1 dibawah

ini:

Tabel 4.1

Rata-Rata Hasil Pengukuran Panjang Luka

Ulangan

(Panjang

Luka)

Perlakuan

P0(Aquades) P1(Betadine) P2 (5%) P3(10%) P4 (15%)

X1 0,65 0,57 0,65 0,57 0,51

X2 0,68 0,53 0,6 0,56 0,51

X3 0,66 0,58 0,58 0,62 0, 55

X4 0,62 0,6 0,56 0,51 0,53

X5 0,67 0,45 0,53 0,57 0,51

Jumlah ( 𝑦) 3,28 2,73 2,92 2,83 2,06

Rata-rata (𝑦−) 0,65 0,54 0,58 0,56 0,51

Dapat dilihat dari tabel 4.1 diatas bahwa untuk semua kelompok

perlakuan pada hari ke-0 sampai hari ke-8 mengalami penyembuhan luka

dan ada perbedaan yang signifikan dan terbukti secara sistematik. Dimana

pada hari ke-8 panjang luka tertutup dan paling signifikan waktu yang

diperlukan untuk proses penyembuhan luka paling cepat sembuh diperoleh

pada salep ekstrak etanol buah makasar dengan konsentrasi `15% (P4),

dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya, tetapi berbeda dengan

luka tanpa perlakuan. Untuk melihat apakah ada efek dari setiap perlakuan

terhadap penyembuhan luka dilakukan uji statistik Anova terhadap

panjang luka, dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4.2

Hasil Data Anova One Way

Sumber

varians

db JK RJK 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

Kelompok (A) 4 0,05 0,0125 29,41 2,87

Dalam (D) 20 0,0335 0,0017

Total (TR) 24 0,0835 -

Hasil uji Anava menggunakan uji F menunjukan bahwa terdapat

pengaruh pemberian Salep ekstrak buah makasar terhadap kecepatan waktu

penyembuhan luka pada mencit, hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan

diketahui bahwa adalah 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 29,41. Bila dibandingkan dengan

nilai pada 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 untuk Vl= 4 dan V2= 20 dengan taraf alfa 0,05 diperoleh

2,87. Sehingga 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (29,41 > 2,87. Hal ini disimpulkan bahwa

𝐻0 ditolak 𝐻𝑎 diterima dan ada perbedaan yang sangat nyata atau signifikan.

Oleh karena 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sangat nyata uji selanjutnya yang uji lanjutan

dengan menggunakan BNJ (Beda Nyata Jujur) karena KK (Koefisien

keberagaman) yang didapat tergolong kecil yaitu 2,4% hasil maksimal 5%

pada kondisi homogen. Hasil perhitungan uji BNJ dapat dilihat pada Tabel

4.3 dibawah ini:

Tabel 4.3

No Perlakuan Rata-rata RAL

1 A P4 (15% Salep) 0,522 a a (berbeda tidak nyata)

2 B P1 (Betadine) 0,546 ab b (berbeda nyata)

3 C P3 (10% Salep) 0,566 abc b (berbeda nyata)

4 D P2 (5% Salep) 0,585 abcd b (berbeda nyata)

5 E P0 (Aquades) 0,656 abcde c (berbeda sangat nyata)

BNJ 5%

G. Pembahasan

Pada penelitian ini salep ekstrak etanol buah makasar yang terkumpul

sebanyak 90 gram, di buat dengan konsentrasi getah yang berbeda dengan

konsentrasi 5%, 10% dan 25%. Sebelum pembuatan luka mencit,

pembagian kelompok perlakuan dengan cara pengacakan setelah mencit

dilukai kemudian mencit diberi perlakuan 5 kali dan 5 ulangan yaitu: P0

(tanpa perlakuan), P1 (dengan betadine), P2 (konsentrasi 5%), P3

(konsentrasi 10%), P4 (konsentrasi 15%). Kemudian dilukai, setelah diberi

perlakuan dilakukan pengamatan selama 8 hari untuk melihat diameter

luka (Grace, 2015:10).

Tahap berikutnya melakukan penyayatan pada mencit yang telah

dikelompokkan, dimana pada setiap kelompok dengan masing-masing

dosis P0 (Aquades), P1 (10 mL Betadine), P2 (5% Salep ekstrak buah

makasar), P3 (10% Salep Ekstrak buah makasar), P4 (15% Salep Ekstrak

buah makasar). Pemberian dosis ini dilakukan pada saat setelah dilakukan

penyayatan pada bagian punggung.

Pada penelitian ini salep ekstrak buah makasar yang terkumpul

sebnyak 30 gram, dibuat dengan konsentrasi salep yang berbeda-beda

dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15%. Sebelum pembuatan luka mencit,

pembagian kelompok perlakuan dengan cara pengacakan setelah mencit

dilukai kemudian mencit diberi perlakuan 5 kali dan 5 pengulangan , pada

setiap kelompok perlakuan sebelum pemberian dosis betadin ataupun

ekstrak, maka dosis tersebut harus dikonversikan terlebih dahulu pada

berat badan mencit pada kontrol negatif P0 (tanpa perlakuan) yaitu dengan

memberikan aquades pada luka, sehingga setelah perhitungan berat badan

mencit maka langsung ke proses pemberian perlakuan. Pada kelompok

kontrol positif P1(10 mL betadine), dan kelompok ekstrak P2(konsentrasi

5%), P3 (Konsentrasi 10%), P4 (konsentrasi 15%) proses pemberian

perlakuan dengan memberikan dosis yang sesuai dengan berat mencit.

Mencit dicukur terlebih dahulu dibagian punggung agar memudahkan

pada saat proses melukai punggung mencit, kemudian dioleskan dosis

betadine ataupun ekstrak dengan menggunakan cottun bad. Dimana pada

bagian kapas cottun bad dihilangkan dan dipipihkan pada bagian

ujungnya sehingga pemberian betadine dan ekstrak pada luka tidak

menempel pada kapas-kapas sehingga tidak mengurangi dosis yang sudah

ditentukan, (Grace, 2015: 10) setelah diberi perlakuan dilakukan

pengamatan selama 8 hari untuk melihat diameter luka.

Setelah pengamatan yang telah diamati dari hari ke 0 sampai hari

ke 8 mengalami perubahan panjang luka. Pada perlakuan P1 setelah

diberikan betadine terjadi penyembuhan luka tetapi belum mengalami

kesembuhan total. Pada hari k-3 luka sayat belum tertutup, sedangkan

pada P2,P3 , P4 diberikan salep ekstrak buah makasar dengan konsentrasi

yang berbeda terjadi penyembuhan luka, waktu yang diperlukan untuk

proses penyembuhan luka relatif sama tetapi, pada hari ke 8 meskipun

masih ada bekas luka pada mencit. Sedangkan luka berkurang paling

signifikan diperoleh pada P4 (Konsentrasi 15%) dibandingkan dengan

kelompok perlakuan lainnya, karena terbukti secara sistematik pada hari

ke- 7 luka telah tertutup, tidak terlihat bekas luka dan mulai ditumbuhi

rambut pada mencit pada hari ke-8.

Hal ini disebabkan karena dipengaruhi oleh bahan aktif yang

terkandung pada salep ekstrak buah makasar yaitu flavonoid dan

berdasarkan penelitian penggunaan salep ekstrak buah makasar sebagai

obat penyembuhan luka memiliki prospek yang sangat baik (Febram,

2010: 122).

Dimana flavonoid mempunyai komposisi 90% diosi dan 10%

hesperidin, dimana mempunyai efek meningkatkan vaskularisasi dan

proteksi pada endotelium vaskular. Flavonoid merupakan salah-satu

kelompok senyawa metabolit sekunser yang paling banyak ditemukan

didalam jaringan tanaman. Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa

phenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6 (Redha, 2010: 197). Kandungan

flavonoid pada tumbuhan telah banyak dibuktikan dapat mempercepat

proses penyembuhan luka dengan meningkatkan proses epitelisai.

Epitelisasi yang merupakan proses pembaruan epitel setelah terjadinya

luka, dengan melibatkan proliferasi dan migrasi sel epitel menuju pusat

luka (Palumpun, 2017:5)

H. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa pemberian salep ekstrak etanol buah makasar

berpengaruh terhadap proses penyembuhan luka dengan hasil data

statistika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (29,41 > 2,87) pada taraf 5% atau 0,05 dan n =

25, karena 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka 𝐻0 ditolak 𝐻𝑎 diterima

dan ada perbedaan yang sangat nyata atau signifikan. Maka dapat

disimpulkan bahwa pemberian salep ekstrak etanol buah makasar (Brucea

javanica) berpengaruh dalam mempercepat proses penyembuhan luka

sayat mencit jantan.

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, M.. (2016). Ensiklopedia Kesehatan untuk Umum. Yogyakarta: Ar- Ruzz

Media.

Berman, A. (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Edisi Kelima. Jakarta:

EGC Buku Kedokteran.

Damayanti, I.P. (2015). Keterampilan Kebidanan ll. Yogyakarta: Deepublish.

Darimartha, S. (2000). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Jakarta : Trubus

Agriwidya

Eriadi, A. (2015). Pengaruh Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

(Tenore) steen) terhadap Penyembuhan Luka Sayat pada tikus Putih

Jantan. Jurnal Farmasi Higea, Vol. 7, No. 2.

Fannani, Z.M., & Nugroho, T. (2014). Pengaruh Salep Ekstrak Etanol Daun Sirih

(Piper betle) terhadap Penyembuhan Luka Iris pada Tikus Putih Jantan.

Jurnal JKKI. Vol.6, No 1.

Febram, B.,Wientarsih, I., & Pontjo, B. (2010). Aktivitas sediaan Salep Ekstrak

Batang Pisang Ambon (Musa paradisiaca var sapientum) Dalam Proses

Persembuhan Luka Pada Mencit (Mus muscullus albinus). Jurnal

Majalah obat tradisional, 15 (3).

Handayani. (2005). Ramuan Tradisional Untuk Keadaan Darurat Dirumah. Edisi

l. Jakarta: Agromedia pustaka

Hariana, A. (2013). 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar

Swadaya

Lanny, L. (2012). The Healing Power Of Antioxsidant. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Maharani, A. (2015). Penyakit Kulit. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Mawarti, H., & Ghofar, A. (2014). Aktivitas Antioksidan Flavonoid Terhadap

Perubahan Istologi Proses Penyembuhan Luka Bakar Grade II. Jurnal

Edu Health, (4) 1, 34.

Pandiangan, C. (2015). Aktivitas Buah Makasar (Brucea javanica L Merr)

sebagai Antikanker. Jurnal Agromed Unila, 2 (2), 116.

Palumpun, E.F., Wiraguna. A. P & Pangkahila. W. (2017). Pemberian Ekstrak

Daun Sirih (Piper betle) Secara Topikal Meningkatkan Ketebalan

Epidermis, Jumlah Fibroblas, Dan Jumlah Kolagen Dalam Proses

Penyembuhan Luka Sayat Pada Tikus Jantan Galur Wistar (Rattus

norvegicus). Jurnal E-Biomedik, (5) 1, 5.

Pudjiadi, A. (2012). Dasar- Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia.

Ramadhian. (2017). Pengaruh Ekstrak Metanol Daun Ketapang (Terminalia

catappa L.) terhadap Kepadatan Serabut Kolagen pada Penyembuhan

Luka Sayat pada Mencit (Mus musculus). Junal Agromedunila, Vol.4,

No.3.

Redha, A. (2010). Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif dan Peranannya dalam

Sistem Biologis. Jurnal Berlian, (9) 2, 197.

Riani, (2015). Formulasi dan Pengujian Salep Ekstrak Bonggol Pisang Ambon

(Musa paradisiaca Var. Sapietum (L)) terhadap Luka Terbuka pada Kulit

Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus). Jurnal Farmasi.

Supardi. (2013). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Jakarta: Change

Publication.

Syaifudin. (2011). Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2. Jakarta: Salemba Medika.

Tammi, A. (2015). Aktifitas Antibakteri Buah Makasar (Brucea javanica)

terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aures. Jurnal Agromed Unila 2

(2), 100.

Qaromah, S. (2014). Efektivitas Salep Ekstrak Batang Patah Tulang (Euphorbia

tirucalli) Pada Penyembuhan Luka Sayat Tikus Putih (Ratuus

norvegicus). Skripsi UNNES.