pengaruh penambahan ekstrak buah mengkudu

47
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) PADA PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN MAS KOKI (Carassius auratus) ASRINI WIJAYANTI PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M/ 1441 H

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

(Morinda citrifolia L.) PADA PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN

DAN SINTASAN IKAN MAS KOKI (Carassius auratus)

ASRINI WIJAYANTI

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M/ 1441 H

Page 2: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

(Morinda citrifolia L.) PADA PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN

DAN SINTASAN IKAN MAS KOKI (Carassius auratus)

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

pada Progam Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

ASRINI WIJAYANTI

NIM 11150950000011

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M/ 1441 H

Page 3: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

ii

Page 4: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

iii

Page 5: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

iv

Page 6: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

v

ABSTRAK

Asrini Wijayanti. Pengaruh Penambahan Ekstrak Buah Mengkudu

(Morinda citrifolia L.) pada Pakan untuk Pertumbuhan dan Sintasan Ikan

Mas Koki (Carassius auratus). Skripsi. Progam Studi Biologi. Fakultas Sains

dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2019.

Dibimbing oleh Lili Sholichah dan Priyanti

Kondisi lingkungan yang tidak pada kadar optimum tidak dapat menunjang

kehidupan ikan mas koki, sehingga menyebabkan pertumbuhan dan hasil produksi

menurun. Oleh karena itu, penggunaan antioksidan alami ekstrak buah mengkudu

menjadi salah satu alternatif permasalahan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah

mendapatkan dosis terbaik penambahan ekstrak buah mengkudu pada pakan ikan.

Metode penelitian ini menggunakan eksperimental dengan Rancangan Acak

Lengkap dengan Pengamatan Berulang. Perlakuan yang digunakan, yaitu

menambahkan ekstrak buah mengkudu 0, 500, 1000, & 1500 (mg/kg) pada pakan

ikan. Berdasarkan hasil analisis statistik penambahan ekstrak buah mengkudu yang

berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan mas

koki. Pertambahan panjang tertinggi 8,45 cm dan bobot 16,61 g pada penambahan

1000 mg/kg dan panjang 8,05 cm dan bobot 15,84 g pada penambahan 1500 mg/kg

pakan. Persentase sintasan tertinggi pada penambahan 1000 mg/kg pada pakan

sebesar 98,44%. Kandungan proksimat yang terdapat dalam pakan meliputi kadar

air, abu, lemak, protein, dan serat kasar dapat menunjang kehidupan ikan mas koki

berdasarkan standar mutu pembesaran ikan. Kualitas air yang meliputi kadar DO,

suhu, pH, amonia, dan nitrit menunjukkan dalam batas normal untuk pemeliharaan

ikan mas koki berdasarkan standar mutu produksi ikan. Dosis terbaik untuk

meningkatkan pertumbuhan dan sintasan ikan mas koki dengan menambahkan

ekstrak buah mengkudu 1000 mg/kg pakan.

Kata kunci: Antioksidan; Ikan mas koki; mengkudu; pertumbuhan; sintasan

Page 7: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

vi

ABSTRACT

Asrini Wijayanti. Effect of Addition of Noni Fruit Extract (Morinda citrifolia)

on Feed for Gowth and Survival of Goldfish (Carassius auratus).

Undergraduate Thesis. Biology Study Progam. Faculty of Science and

Technology. Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. 2019.

Supervised by Lili Sholichah and Priyanti

Environmental conditions that are not at optimum levels cannot support the life of

goldfish, causing growth and yields to decline. Therefore, the use of natural

antioxidants noni fruit extract is an alternative problem. The purpose of this study

was to obtain the best dose of the addition of noni fruit extract in fish feed. This

research method uses an experimental design with a Complete Random Design with

Repeated Measurement. The treatment used, namely adding noni fruit extract 0,

500, 1000, & 1500 (mg / kg) in fish feed. Based on the results of statistical analysis

the addition of different noni fruit extracts had a significant influence on the growth

and survival of the goldfish. The highest addition of length was 8.45 cm and weight

of 16.61 g at the addition of 1000 mg / kg and length of 8.05 cm and weight of

15.84 g at the addition of 1500 mg / kg of feed. The highest percentage of survival

is the addition of 1000 mg / kg in feed was 98.48%. The proximate content

contained in the feed includes water, ash, fat, protein, and crude fiber can support

the life of a goldfish based on the quality standard of fish enlargement. Water

quality which includes DO levels, temperature, pH, ammonia, and nitrite shows

within normal limits for the maintenance of chef goldfish based on fish production

quality standards. The best dose to increase the growth and survival of the goldfish

by adding noni fruit extract 1000 mg / kg of feed.

Keywords: Antioxidant; Goldfish; growth; noni; survival rate

Page 8: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat – Nya, sehingga dapat melaksanakan dan menyelesaikan skripsi dengan

judul “Pengaruh Penambahan Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

pada Pakan untuk Pertumbuhan dan Sintasan Ikan Mas Koki (Carassius

auratus)”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

untuk menyelesaikan gelar sarjana Progam Studi Biologi, Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan

skripsi, penulis ingin memberikan terima kasih kepada:

1. Prof. Lily Eka Surayya Putri, M. Env. Stud selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Priyanti, M. Si selaku Ketua Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan

Teknologi dan selaku Pembimbing II atas kesediaan dalam membimbing

dan memberikan arahan secara teknis selama penelitian kepada penulis, dan

Narti Fitriana, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Biologi, Fakultas Sains

dan Teknologi dan dosen penguji II sidang atas kesediaan dalam

membimbing dan memberikan arahan secara teknis selama penulisan

skripsi.

3. Lili Sholichah, M.Si selaku Pembimbing I atas kesediaan dalam

membimbing dan memberikan arahan secara teknis selama penelitian

kepada penulis.

4. Dr. Dasumiati, M. Si dan Etyn Yunita, M. Si selaku dosen penguji seminar

proposal dan hasil atas kesediaan dalam membimbing dan memberikan

arahan secara teknis selama penulisan skripsi.

5. Dr. Megga Ratnasari Pikoli, M. Si selaku penguji I sidang atas kesediaan

dalam membimbing dan memberikan arahan secara teknis selama penulisan

skripsi.

6. Staff serta Teknisi Lapangan, Balai Riset Budidaya Ikan Hias Depok, Jawa

Barat yang banyak membantu dan memberikan arahan selama penelitian.

Page 9: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

viii

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada

penulis dalam menempuh pendidikan sampai terbitnya skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya

penulis. Semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan semuanya. Amin.

Wassalamuallaikum Wr. Wb.

Jakarta, Januari 2020

Penulis

Page 10: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

ix

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 3

1.3. Hipotesis .................................................................................................. 3

1.4. Tujuan ...................................................................................................... 3

1.5. Manfaat .................................................................................................... 3

1.6. Kerangka Berpikir ................................................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5

2.1. Ikan Mas Koki (Carassius auratus) ......................................................... 5

2.2. Pakan Ikan ................................................................................................ 6

2.3. Mengkudu ................................................................................................ 7

2.4. Pertumbuhan dan Sintasan Ikan ............................................................... 9

BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................... 10

3.1. Waktu dan Tempat ................................................................................ 10

3.2. Bahan dan Alat ...................................................................................... 10

3.3. Rancangan Percobaan ............................................................................ 10

3.4. Cara Kerja .............................................................................................. 11

3.4.1. Pembuatan Pakan Perlakuan......................................................... 11

3.4.2. Analisis Proksimat ........................................................................ 11

3.4.3. Persiapan Wadah dan Ikan Mas Koki Uji .................................... 12

3.4.4. Pemeliharaan Ikan Mas Koki ....................................................... 12

3.4.5. Pengukuran Parameter Penelitian ................................................. 13

3.4.5.1. Panjang Total Ikan Mas Koki ………………………….13

3.4.5.2. Bobot Ikan Mas Koki ……...………….……………….13

3.4.5.3. Sintasan Ikan Mas Koki ………...………….………….13

3.4.6. Uji Kualitas Air ............................................................................ 14

3.4.7. Analisis Data ................................................................................ 14

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 15

4.1. Pertambahan Panjang Total Ikan Mas Koki .......................................... 15

4.2. Pertambahan Bobot Ikan Mas Koki ...................................................... 17

4.3. Sintasan Ikan Mas Koki......................................................................... 19

4.4. Analisa Proksimat .................................................................................. 20

Page 11: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

x

4.5. Uji Kualitas Air ..................................................................................... 22

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 23

1.1. Kesimpulan ............................................................................................ 23

1.2. Saran ...................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24

LAMPIRAN - LAMPIRAN ................................................................................ 28

Page 12: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil analisa proksimat di Laboratorium Balai Riset dan

Budidaya Ikan Hias, Depok..………………………………….... 20

Tabel 2. Hasil uji kualitas air di Laboratorium Balai Riset dan Budidaya

Ikan Hias, Depok …….............................................................… 22

Page 13: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka berpikir penelitian pengaruh penambahan ekstrak

buah mengkudu pada pakan untuk pertumbuhan dan sintasan

ikan mas koki .…………………………………………...… 4

Gambar 2. Benih ikan mas koki ……....…...…………………………... 5

Gambar 3. Buah mengkudu ……………………...……………………. 7

Gambar 4. Rata-rata pertambahan panjang total (cm) ikan mas koki … 15

Gambar 5. Panjang ikan mas koki pada pengamatan hari ke-84..……... 16

Gambar 6. Rata-rata pertambahan bobot (g) ikan mas koki ...…...……. 17

Gambar 7. Rata-rata persentase sintasan ikan mas koki …………..….. 19

Page 14: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Tata letak rak akuarium (a), dan aerator (b) .……..……….. 28

Lampiran 2. Desain akuarium penelitian ……………………………….. 29

Lampiran 3. Prosedur pembuatan pakan ikan meliputi penimbangan (a),

homogenisasi (b), penggilingan (c), peletakkan (d), pengeringan

(e), penyimpanan (f) ……….…...………………..………... 30

Lampiran 4. Analisis penambahan dosis ekstrak buah mengkudu yang

berbeda menggunakan ANOVA terhadap panjang total ikan

mas koki ………………………………………………….. 31

Lampiran 5. Analisis penambahan dosis ekstrak buah mengkudu yang

berbeda menggunakan ANOVA terhadap bobot ikan mas

koki ………………………………………………………. 32

Lampiran 6. Analisis penambahan dosis ekstrak buah mengkudu yang

berbeda menggunakan ANOVA terhadap sintasan ikan mas

koki ……………………………………………………… 33

Page 15: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan mas koki (Carassius auratus) merupakan jenis ikan hias air tawar yang

memiliki nilai ekonomi tinggi. Ikan ini termasuk ikan yang cukup mudah

dibudidayakan, tidak memerlukan lahan yang luas untuk budidaya, dan siklus

reproduksi yang singkat (Kafa, Hidayat, & Cholissodin, 2019). Bentuk tubuhnya

yang bulat dan unik, warnanya yang cerah, dan lucu, juga dipercaya memberikan

energi hingga membawa keberuntungan membuat ikan mas koki menjadi ikan hias

yang paling banyak penggemarnya hingga dikoleksi dan bahkan dikonteskan

(Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2019).

Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (2018), produksi ikan mas

koki mengalamai kenaikan rata-rata 31,1% dari tahun 2015 hingga 2018. Pada

tahun 2019, hasil produksi ikan mas koki hingga triwulan III mencapai 47.619.000

ekor (DJPB, 2019). Berdasarkan survei pendahuluan pada 2018-2019 benih ikan

mas koki berukuran 3-4 cm mempunyai harga berkisar Rp 3.500 – Rp 10.000

hingga induk mas koki mencapai Rp 200.000 per ekor di pasar. Hal tersebut

menunjukkan permintaan akan mas koki meningkat tiap tahunnya. Namun, semakin

tingginya permintaan semakin tinggi pula tantangan yang dihadapi oleh

pembudidaya ikan mas koki.

Menurut Erlangga, Ezraneti, dan Mawardi (2017), kondisi lingkungan yang

didukung oleh berbagai faktor seperti kimia, biologi, dan fisika dapat

mempengaruhi tingkat nafsu makan ikan. Lingkungan jika tidak dalam kondisi

yang optimum tidak mampu mendukung kehidupan ikan, sehingga membuat

pertumbuhannya terhambat dan sintasan (kelangsungan hidup) menurun. Rata-rata

benih ikan mas koki memiliki keberhasilan hidup 70-80% hingga panen (Roziq,

Soetriono, & Suwandari, 2016). Penumpukan amonia yang berasal dari hasil

ekskresi hewan air dan degradasi makanan, dapat memicu stress dan toksisitasnya

menyebabkan berbagai masalah fisiologis (Yang, Sun, Xiang, Yang, & Chen,

2011). Ikan mas koki yang terpapar ammonia dalam jangka panjang dapat

menyebabkan stress oksidatif (Lisser, Lister, Pham-Ho, Scott, & Wilkie, 2017;

Page 16: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

2

Sinha et al., 2014; Yang et al., 2011; Yang, Xiang, Liang, & Yang, 2010), sehingga

menyebabkan nafsu makan terganggu dan pertumbuhan terhambat.

Salah satu cara untuk menghentikan atau menghambat stress oksidatif

adalah dengan pemberian antioksidan. Pakan ikan (pakan komersil) yang biasanya

digunakan pembudidaya ikan hias mengandung senyawa antioksidan sintetis.

Antioksidan sintetis yang biasa digunakan oleh industri pakan ikan, seperti

Butylated Hidroxyanisol (BHA) dan Butylated Hidroxytoluene (BHT) jika

digunakan dalam jangka panjang akan memberikan efek negatif pada tubuh, salah

satunya bersifat karsinogenik (Sayuti & Yenrina, 2015). Oleh karena itu,

penggunaan antioksidan alami menjadi salah satu alternatif yang sangat diperlukan.

Penggunaan antioksidan alami juga lebih murah dan lebih aman dibandingkan

antioksidan sintetis (Sayuti & Yenrina, 2015). Antioksidan alami berupa flavonoid,

tannin, kumarin, kurkumanoid dan fenol banyak terdapat pada daun-daunan, buah-

buahan, dan biji-bijian (Babbar, Sandhu, Kumar, & Bhargav, 2014). Salah satu

buah-buahan yang mengandung antioksidan adalah buah mengkudu (Morinda

citrifolia L.).

Buah mengkudu mengandung senyawa fenolik dan vitamin C yang dapat

berperan aktif dalam penangkapan radikal bebas (Adawiah, Sukandar, &

Muawanah, 2004). Senyawa antioksidan dapat mengatasi stress oksidatif

(kerusakan oksidatif) atau kerusakan akibat radikal bebas (Sayuti & Yenrina, 2015).

Oleh karena itu, dengan menambahkan ekstrak buah mengkudu pada pakan ikan

diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan sintasannya.

Sylvawan, Hasan, dan Sunarto (2014), sebelumnya telah menggunakan

ekstrak buah mengkudu 10,7 mg/L untuk merendam pakan yang diberikan pada

benih ikan lele Sangkuriang (Clarias sp.), hasilnya dapat meningkatkan sintasan

sebesar 96,50%. Selain itu, Sujito (2017) menggunakan ekstrak buah mengkudu

pada pakan 150 g/kg pakan, namun tidak mempengaruhi sintasan benih ikan lele

dumbo (Clarias gariepinus). Penelitian mengenai penambahan ekstrak buah

mengkudu pada pakan ikan hias air tawar khususnya ikan mas koki belum pernah

diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan dosis ekstrak buah mengkudu

sebanyak 0, 500, 1000, dan 1500 mg/kg pakan untuk ditambahkan ke dalam pakan

Page 17: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

3

ikan koki sebagai studi awal dengan harapan mampu meningkatkan pertumbuhan

dan sintasan ikan mas koki.

1.2. Rumusan Masalah

Berapakah dosis terbaik untuk penambahan ekstrak buah mengkudu dalam

pakan ikan mas koki untuk meningkatkan pertumbuhan dan sintasan?

1.3. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh penambahan

ekstrak buah mengkudu dengan dosis 500, 1000, dan 1500 mg/kg dalam pakan

dapat meningkatkan pertumbuhan dan sintasan ikan mas koki.

1.4. Tujuan

Mendapatkan dosis terbaik penambahan ekstrak buah mengkudu pada

pakan ikan untuk meningkatkan pertumbuhan dan sintasan ikan mas koki.

1.5. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat terutama pembudidaya ikan hias tentang penambahan ekstrak buah

mengkudu dalam pakan ikan dapat meningkatkan pertumbuhan dan sintasan ikan

mas koki.

Page 18: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

4

1.6. Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka berpikir penelitian pengaruh penambahan ekstrak buah

mengkudu pada pakan untuk pertumbuhan dan sintasan ikan mas koki

Pertumbuhan dan sintasan meningkat dengan penambahan ekstrak buah mengkudu pada pakan

Pemberian antioksidan

Antioksidan alami (murah dan aman)

Kondisi lingkungan yang tidak pada kadar optimum tidak dapat menunjang kehidupan ikan: pertumbuhan dan hasil produksi menurun

Ikan mas koki bernilai ekonomi tinggi

Antioksidan sintetis

(mahal dan bersifat

karsinogenik)

Page 19: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ikan Mas Koki (Carassius auratus)

Klasifikasi ikan mas koki menurut Smartt (2001) yaitu, Famili: Cyiprinidae;

Genus: Carassius; Spesies: Carassius auratus. Ikan ini memiliki lebih dari seratus

strain, warna dan karakteristiknya sangat bervariasi. Panjang tubuh ikan mas koki

berkisar 2-31 cm dengan tipe mulut terminal (Al-Noor, 2010). Rahang atas tidak

terdapat duri dan tidak memiliki sisik di kepala. Bentuk mata yang sangat besar dan

indera penciuman dan pendengarannya akurat. Terdapat 27-31 sisik di sepanjang

garis rusuknya. Ikan mas koki memiliki (bukan gigi sejati) gigi faring untuk

menghancurkan makanan (Street, 2002). Sirip punggung (dorsal) memanjang dan

bagian belakangnya berjari tulang keras, sirip ketiga dan keempat bergerigi. Letak

sirip punggung berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Garis rusuk

atau gurat sisi (linnea lateralis) pada ikan mas koki tergolong lengkap, berada

dipertengahan tubuh dengan posisi melentang dari tutup insang sampai ke ujung

belakang pangkal ekor. Sirip dubur (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung

dan seluruh bagian siripnya berbentuk rumbai-rumbai atau panjang (Wahyuningsih

& Barus, 2006).

Balai Riset dan Budidaya Ikan Hias Depok (BRBIH) merupakan salah satu

yang membudidayakan ikan mas koki strain Mutiara. Ikan ini memiliki bentuk

tubuh seperti telur. Tubuhnya pendek, gemuk, dan padat. Bentuk perut bulat

menyerupai bola golf. Memiliki barisan sisik tengah yang terangkat. Ikan ini biasa

ditemukan dalam semua jenis warna, seperti merah, biru, hitam, dan merah putih

(Brough, 2015). (Gambar 2).

Gambar 2. Benih ikan mas koki (Dokumentasi Pribadi)

Page 20: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

6

Ikan mas koki bersifat omnivora dan memakan tanaman air, serangga air

seperti larva nyamuk, crustacea kecil, zooplankton, dan detritus, sedangkan di

akuarium biasanya diberi pakan serpihan kering atau makanan pelet (Street, 2002).

Ikan ini hidup di perairan tawar yang airnya tenang. Biasanya ikan mas koki

dipelihara di dalam akuarium. Ikan mas koki telah dipelihara sejak tahun 475

sebelum masehi di Cina. Kemudian masuk ke Indonesia dan mulai dipelihara

sekitar tahun 1920. Ikan ini tersebar di daratan Asia, Eropa, Amerika Utara dan

Australia (Iswardiyantok, 2014). Pembudidaya ikan mas koki banyak terdapat di

daerah Jawa dan Sumatera.

2.2. Pakan Ikan

Pakan adalah faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan. Pakan

ikan terdiri dari dua macam, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami

biasanya digunakan karena mudah didapat, murah dan banyak mengandung nutrisi.

Penggunaan pakan alami dalam budidaya ikan hias biasanya adalah cacing sutera

(Tubifex sp.) dan cacing darah (larva Chironomus sp.). Menurut Suhendri, Harris,

dan Utpalasari (2018), penambahan cacing darah (Chironomus sp.) dapat

meningkatkan nafsu makan ikan mas koki.

Pakan buatan yang baik adalah tidak mudah hancur di dalam air dan aman

bagi ikan. Pembudidaya ikan hias biasanya menggunakan pakan komersil karena

lebih efektif dan efisien. Berikut komposisi pakan komersil pada kemasan: tepung

ikan, tepung udang, tepung kedelai, bekatul, ekstrak bekatul, tepung beras, premik

vitamin dan mineral, penambah pigmen, dan antioksidan.

Beberapa penelitian sebelumnya menggunakan tambahan bahan nabati

yang ditambahkan ke dalam pakan buatan ikan untuk mengetahui pengaruhnya.

Solihah, Buwono, dan Herawati (2015), menambahkan tepung labu kuning pada

pakan buatan untuk meningkatkan kualitas warna ikan mas koki. Selain itu,

Syahrizal, Ghofur, dan Aljumrada (2017) juga menambahkan tepung eceng gondok

(Eichhornia Crassipes) pada pakan buatan untuk mengetahui dampaknya bagi

perubahan warna dan sintasan ikan mas koki.

Page 21: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

7

2.3. Mengkudu

Gambar 3. Buah mengkudu (Sumber : Dokumen Pribadi)

Klasifikasi tanaman mengkudu menurut Djauhariyah (2003) yaitu, Famili :

Rubiaceae; Genus : Morinda; Spesies : Morinda citrifolia L. Mengkudu merupakan

pohon dengan tinggi 3-8 m, memiliki cabang, kulit batangnya berwarna cokelat,

cabang-cabangnya kaku, kasar tetapi mudah patah. Daun mengkudu berwarna hijau

tua, duduk daun bersilang, berhadapan, dengan bentuknya bulat telur dan elips,

lebar, panjang daun 10-40 cm, lebar 5-17 cm, helai daun tebal, mengkilap, tepi daun

rata, ujungnya meruncing, pangkal daun menyempit, tulang daun menyirip. Bunga

berbentuk bonggol, keluar dari ketiak daun. Pada satu bonggol tumbuh lebih dari

90 mahkota bunga berwarna putih, berbentuk tabung seperti terompet yang tumbuh

secara bertahap 1-3 mahkota bunga setiap 3 hari. Bonggol tersebut adalah bakal

buah. Buah mengkudu berupa buah buni majemuk, yang berkumpul menjadi satu,

bertangkai pendek, bentuk bulat lonjong, panjangnya 5-10 cm. Permukaan buah

tidak rata, terdapat bintik-bintik dan kutil. Buahnya berwarna hijau, semakin tua

kulit buah agak menguning, dan buah yang matang berwarna putih menguning dan

transparan (Gambar 3). Buah yang matang dagingnya lunak berair dan berbau

busuk (Djauhariya, 2003).

Tanaman mengkudu dikenal juga dengan pace di Pulau Jawa. Tanaman ini

termasuk tanaman tropis dan liar. Mengkudu dapat tumbuh di tepi pantai hingga

ketinggian 1500 m dpl (di atas permukaan laut), baik dilahan subur maupun

marginal (Djauhariya & Rahardjo, 2006). Penyebaran tanaman mengkudu meliputi

seluruh kepulauan Pasifik Selatan, Malaysia, Indonesia, Taiwan, Filipina, Vietnam,

India, Afrika dan Hindia Barat (Solomon, 1999).

Page 22: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

8

Manfaat buah mengkudu antara lain sebagai antioksidan, anti inflamasi, anti

histamine, anti jamur, antibiotik, anti kanker dan analgesik (Ayanbule, Li, Peng,

Nowicki, & Anderson, 2011). Salah satu penelitian yang menggunakan ekstrak

buah mengkudu adalah Sylvawan, et al. (2014), menggunakan ekstrak buah

mengkudu untuk merendam pakan dengan konsentrasi 10,7 mg/L untuk

mengurangi agesifitas benih ikan lele sangkuriang (Clarias sp.).

Menurut Rustanti, Murwani, dan Anwar (2011), ekstrak mengkudu berupa

fenolat dan flavonoid mampu menghambat laju pembentukan advanced glycation

end products AGEs dan senyawa dikarbonil. Ikatan AGEs dengan reseptor AGEs

(RAGE) memicu timbulnya reactive oxygen species (ROS) dan aktivasi NF-ĸB

terhadap sel target, endothelium, sel mesangial dan makrofag dengan respons

peningkatan permeabilitas vaskuler, pada kerusakan ginjal. Flavonoid memiliki

gugus hidroksil yang dapat mendonorkan atom hidrogen kepada senyawa radikal

bebas dan untuk menstabilkan senyawa oksigen reaktif (ROS) (Rezaeizadeh et al.,

2011). Proses oksidasi ditandai dengan meningkatnya radikal bebas. Menurut

Sayuti dan Yenrina (2015), ketidakseimbangan antara jumlah antioksidan dengan

radikal bebas yang terbentuk akan menyebabkan stress oksidatif atau kerusakan

oksidatif. Antioksidan adalah senyawa pendonor elektron yang mampu menangkal

atau mengurangi dampak negatif oksidan (Sayuti & Yenrina, 2015). Selain itu,

kandungan vitamin C yang terdapat dalam ekstrak mengkudu juga mampu

menghambat pembentukan radikal superoksida, radikal hidroksil, radikal peroksil,

oksigen dan hidrogen peroksida. Vitamin C atau asam askorbat merupakan

antioksidan non enzimatis yang dapat larut dalam air dan banyak terdapat dalam

buah-buahan termasuk buah mengkudu (Adawiah et al. 2004).

Kandungan fenolik pada ekstrak buah mengkudu dengan pelarut etanol

yaitu 171,91 mg/L, sedangkan pada ekstrak buah mengkudu dengan pelarut etil

asetat lebih sedikit yaitu 23,27 mg/L (Hasri, Maryono, & Sari, 2018). Kandungan

total fenolik dalam ekstrak buah mengkudu sebesar 14,44±0,82 mg ekivalen

pirogalol (PE)/g ekstrak, kadar total flavonoid ekstrak etanol buah mengkudu

sebesar 5,69±0,21 mg ekivalen rutin (RE)/g ekstrak, dan IC50 ekstrak etanol buah

mengkudu sebesar 104,73±4,56 µg/mL dengan tingkat kekuatan antioksidan

sedang (Anwar & Triyasmono, 2016).

Page 23: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

9

2.4. Pertumbuhan dan Sintasan Ikan

Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran, bobot atau panjang dalam

waktu tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu faktor luar

(makanan, suhu perairan, pH, dan salinitas air, dan faktor dari dalam (keturunan,

jenis kelamin, umur, parasit dan penyakit) (Effendie, 1997). Menurut Syahrizal et

al. (2017), pengaruh makanan yang diberikan untuk ikan mas koki mampu

dimanfaatkan dengan baik jika makanan yang digunakan cukup dan kandungan

nutrisi semakin lengkap dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Cholifah,

Febriani, Ekawati, dan Risjani (2012), menggunakan 15% tepung silase daun

mengkudu untuk mensubstitusi protein tepung ikan untuk meningkatkan laju

pertumbuhan spesifik 0,72 %BB/hari pada ikan sidat (Anguilla bicoor).

Menurut Effendie (1997), sintasan merupakan peluang hidup pada suatu

individu dalam rentang waktu tertentu. Sintasan ikan pada masa larva dan benih

ditentukan oleh ketersediaan makanan, sehingga ikan dapat mengalami kematian

dalam waktu singkat jika tidak mendapatkan makanan (Ningsi, Kurnia, & Nur,

2018). Nilai sintasan ikan rata-rata yang baik berkisar 73,5%-86,0% (Andriyan,

Rahmaningsih, & Firmani, 2018). Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh

Syahrizal et al. (2017) menunjukkan sintasan ikan mas koki yang ditambahkan

ekstrak eceng gondok pada pakan rata-rata >90%. Hal ini dikarenakan ikan mas

koki memanfaatkan pakan buatan selain untuk mempertahankan hidup juga untuk

pertumbuhan (Syahrizal et al. 2017).

Page 24: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

10

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - November 2019 di Balai Riset

Budidaya Ikan Hias (BRBIH), di Jl. Perikanan No.13 Pancoran Mas, Depok.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah 256 ekor benih ikan mas

koki (C. auratus) strain Mutiara dari BRBIH, air tandon, pakan ikan, dan ekstrak

buah mengkudu koleksi BRBIH.

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah baskom, saringan ikan, 16

akuarium berukuran 40 x 40 x 35 cm, timbangan presisi, gelas ukur, DO meter, pH

indikator, plastik 2 kg, label, solatip, saringan bertingkat, oven, blender, nampan,

alat penggilingan, aerator, selang 4 mm, dan kertas millimeter blok atau penggaris.

3.3. Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental, dengan

percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan Pengamatan Berulang

(Repeated Measurement) (Mattjik & Sumertajaya, 2006). Penelitian ini terdiri dari

empat perlakuan dengan masing-masing empat kali pengulangan. Sampel yang

digunakan yaitu K = Penambahan ekstrak buah mengkudu 0 mg/kg pakan (kontrol),

C1 = Penambahan ekstrak buah mengkudu 500 mg/kg pakan, C2 = Penambahan

ekstrak mengkudu 1000 mg/kg pakan, dan C3 = Penambahan ekstrak buah

mengkudu 1500 mg/kg pakan.

Ikan uji yang digunakan berjumlah 16 ekor per akuarium. Akuarium pada

penelitian ini disimpan didalam ruangan dan diletakkan pada rak (Lampiran 1). Rak

atas dan rak bawah masing-masing menyimpan delapan akuarium. Ruangan yang

digunakan terdapat lampu yang biasanya dinyalakan hanya pada malam hari dan

pada siang harinya hanya menggunakan cahaya matahari yang masuk melalui

jendela dalam ruangan. Kode tiap perlakuan diberikan di pojok kiri atas akuarium

Page 25: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

11

dengan dilapisi solatip, dimulai dari sebelah kanan atas rak akuarium, dilanjutkan

berurutan ke sebelah kiri sampai pada akuarium yang terdapat di bawah kanan rak

(Lampiran 2).

3.4. Cara Kerja

3.4.1. Pembuatan Pakan Perlakuan

Pakan di formulasikan dahulu untuk memperoleh kandungan nutrisi pakan

yang sesuai perlakuan. Adapun bahan dasar pakan yang digunakan yaitu tepung

ikan 380 g, tepung kedelai 260 g, tepung terigu 90 g, tepung tapioka 90 g, tepung

polar 90 g, minyak ikan 15 g, minyak sayur 15 g, premik vitamin mineral 60 g.

Bahan dasar pakan yang akan digunakan dalam penelitian ditimbang

terlebih dahulu. Kesemua bahan dicampur sampai merata. Bahan yang sudah

dicampur, ditimbang masing-masing 1 kg dipisahkan ke dalam empat baskom yang

berbeda. Masing-masing baskom kemudian diberikan kode untuk tiap perlakuan.

Kemudian bahan dasar pakan kontrol yang telah dipisahkan ditambahkan dengan

ekstrak buah mengkudu sesuai dosis dalam bentuk powder. Ekstrak buah mengkudu

yang digunakan pada penelitian ini merupakan ekstrak dengan kode MC3-18 milik

BRBIH.

Semua pakan yang sudah tercampur merata masing-masing ditambahkan

air sebanyak ± 600 ml sehingga menjadi adonan yang kemudian digiling dengan

mesin. Hasil adonan yang telah digiling diletakkan pada loyang oven dan diberi

label kode. Kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven bersuhu 45 oC

selama 24 jam, dan diblender hingga menjadi hancur dan berbentuk seperti ganula.

Ganula ini yang disebut pelet. Pelet yang hancur tersebut diayak menggunakan

saringan bertingkat. Pelet yang digunakan untuk penelitian berukuran 425-600 µm,

kemudian disimpan dalam plastik yang telah diberikan label kode, diikat rapat, dan

disimpan di dalam freezer agar tahan lama dan mencegah pertumbuhan jamur.

Tahapan pembuatan pakan buatan dapat dilihat pada Lampiran 3.

3.4.2. Analisis Proksimat

Uji proksimat ini dilakukan pada semua pakan perlakuan, sebelum

diberikan ke ikan. Prosedur uji proksimat yang diuji meliputi analisis kadar air,

Page 26: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

12

kadar protein, kadar lemak, kadar abu dan kadar serat kasar. Prosedur analisis

proksimat kadar protein menggunakan prosedur AOAC (Association of Official

Analytical Cheist) tahun 1980, kadar abu AOAC tahun 2005 sedangkan kadar air,

kadar lemak dan kadar serat kasar menggunakan prosedur SNI 01-2891-1992.

Prosedur analisis proksimat dilakukan di Laboratorium BRBIH.

3.4.3. Persiapan Wadah dan Ikan Mas Koki Uji

Sebanyak 16 wadah akuarium yang akan digunakan dalam penelitian ini

terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran dengan cara diisi air ± 48 L kemudian

ditambahkan larutan methylene blue (MB) ± 16 tetes untuk disinfeksi selama 3 x 24

jam. Setelah itu akuarium di bilas dengan air mengalir sampai bersih, dikeringkan

selama 3 x 24 jam. Kemudian diisi air dengan ketinggian ± 22 cm dan volume 35,2

L. Masing-masing akuarium diberikan alat aerator untuk menunjang kehidupan

ikan (Lampiran 1). Air yang digunakan berasal dari air tandon. Wadah akuarium

diberi label kode pada dinding sebelah kiri atas akuarium dengan dilapisi solatip

agar tidak basah. Ikan yang digunakan pada penelitian ini adalah 256 ekor benih

ikan mas koki dengan masing-masing 16 ekor per akuarium (C. auratus) strain

Mutiara yang diperoleh dari BRBIH dengan panjang total tubuh awal 2,7 ± 0,22

cm, bobot tubuh awal 1,20 ± 0,02 g dan berumur 1,5 bulan.

3.4.4. Pemeliharaan Ikan Mas Koki

Ikan mas koki yang telah ditebar ke dalam akuarium dipuasakan selama 24

jam agar menyesuaikan dengan lingkungan akuarium yang baru. Kemudian

diadaptasikan terlebih dahulu selama 14 hari dengan diberi pakan kontrol secara

restricted food atau pemberian pakan yang dibatasi dengan menyesuaikan

kebutuhan ikan berdasarkan bobotnya. Setelah masa adaptasi selesai dilakukan

pengukuran kembali sebagai data awal panjang total, bobot dan sintasan ikan mas

koki pada pagi hari pukul 07.30 WIB dan sore hari pukul 15.30 WIB. Panjang total

ikan mas koki setelah masa adaptasi 2,8 ± 0,13 cm dan bobot 1,55 ± 0,37 g. Setelah

itu ikan dipuasakan selama 24 jam kembali. Pada pagi hari berikutnya ikan mulai

diberikan pakan tiap perlakuan pukul 07.30-07.45 WIB. Kemudian setiap 14 hari

dilakukan pengukuran pertumbuhan dan sintasan ikan setelah diberikan perlakuan.

Page 27: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

13

Pemeliharaan ikan mas koki dilakukan selama 98 hari dengan pemberian

pakan 5% dari ke-16 bobot tubuh ikan untuk dua kali makan yaitu pagi dan sore

hari. Untuk menjaga sintasan ikan mas koki semua akuarium dibersihkan setiap hari

untuk menghilangkan kotoran dan sisa pakan dengan menggunakan selang

(penyiponan). Penyiponan dilakukan 2 jam setelah ikan diberi pakan. Pergantian

air dilakukan setiap minggu untuk mengurangi tingkat stress pada ikan.

3.4.5. Pengukuran Parameter Penelitian

Parameter penelitian ini terdiri atas pertumbuhan panjang total, bobot dan

sintasan ikan mas koki. Pengukuran dilakukan setiap 14 hari sekali sampai pada

hari ke-84, dengan 6 kali pengambilan sampel. Pengambilan sampel dilakukan

setiap pagi hari pukul 07.30 WIB, sebelumnya ikan tidak diberi makan dan baru di

berikan kembali pada sore hari.

3.4.5.1. Panjang Total Ikan Mas Koki

Pengukuran panjang total tubuh ikan mas koki diukur dengan menggunakan

penggaris/milimeter blok dari ujung mulut ikan sampai ujung ekor tepanjang ikan.

Pengukuran ini dilakukan setiap 14 hari sekali pada pukul 07.30 WIB. Rerata

panjang total ikan saat akhir penelitian dikurangi dengan rerata panjang total ikan

saat awal penelitian.

3.4.5.2. Bobot Ikan Mas Koki

Pengukuran bobot ikan mas koki dilakukan dengan menggunakan

timbangan presisi. Pengukuran ini dilakukan setiap 14 hari sekali pada pukul 07.30

WIB. Rerata bobot ikan saat akhir penelitian dikurangi dengan rerata bobot ikan

saat awal penelitian.

3.4.5.3. Sintasan Ikan Mas Koki

Pengamatan ini dilakukan dengan melihat jumlah ikan yang masih hidup

pada setiap perlakuan. Data dicatat setiap 14 hari sekali. Rerata jumlah ikan yang

Page 28: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

14

hidup saat akhir penelitian dibagi dengan rerata jumlah ikan yang hidup saat awal

penelitian dikalikan 100%.

3.4.6. Uji Kualitas Air

Sampel air yang di uji diperoleh dari air yang ada di akuarium. Tiap masing-

masing perlakuan diambil satu akuarium untuk sampel kualitas air. Analisis kualitas

air dilakukan pada pagi hari pukul 07.30 WIB. Untuk uji kualitas air dilakukan pada

awal ikan dimasukkan ke dalam akuarium dan akhir penelitian, parameter yang

diukur yaitu pH, suhu, dan DO (Disolved oxygen) dengan memasukkan alat

indikator ke dalam air akuarium dan dicatat suhunya, sedangkan amonia (NH3) dan

Nitrit (NO2) di uji di Laboratorium BRBIH.

3.4.7. Analisis Data

Data pertumbuhan panjang total, bobot dan sintasan yang diperoleh diolah

menggunakan Microsoft Excel 2013. Selanjutnya data diuji dengan Anaysis of

Variance (ANOVA) dengan Repeated Measurement pada tingkat kepercayaan 95%

dengan progam SPSS 24.0. Apabila hasil uji antar perlakuan berbeda nyata maka

dilanjutkan dengan uji Duncan pada α=0,05.

Page 29: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pertambahan Panjang Total Ikan Mas Koki

Pengukuran panjang total tubuh ikan mas koki dilakukan pada semua ikan

uji strain Mutiara yang digunakan selama 84 hari setelah diberikan pakan

perlakuan. Panjang total awal ikan mas koki pada 14 hari pertama merupakan fase

adaptasi dengan rata-rata 2,8 ± 0,13 cm yang dianggap belum terdapat pertambahan

(0 cm). Fase ini merupakan fase ikan mas koki beradaptasi dengan jenis pakan dan

lingkungan tempat pemeliharaan, kemudian pada 14 hari berikutnya terjadi

pertambahan panjang total ikan yang cepat.

Gambar 4. Rata-rata pertambahan panjang total (cm) ikan mas koki

Rata-rata pertambahan panjang total ikan mas koki terus meningkat setiap

waktunya (Gambar 4). Penambahan dosis EBM yang berbeda memberikan

pengaruh (sig<0.05) (Lampiran 4) terhadap pertambahan panjang total ikan mas

koki selama 84 hari pengamatan. Hasil uji Duncan yang diperoleh menunjukkan

-2

0

2

4

6

8

10

0 14 28 42 56 70 84

Per

tam

bah

an P

anja

ng

(cm

)

Pengamatan Hari Ke-

0 mg/kg 500 mg/kg 1000 mg/kg 1500 mg/kg

Page 30: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

16

perlakuan penambahan ekstrak buah mengkudu 0, 500, dan 1000 (mg/kg pakan)

memberikan pengaruh yang berbeda, namun pada perlakuan penambahan ekstrak

buah mengkudu 1000 dan 1500 mg/kg pakan memiliki pengaruh yang sama

terhadap pertambahan panjang total ikan mas koki (Lampiran 4).

Gambar 5. Panjang ikan mas koki pada pengamatan hari ke-84; K = penambahan

EBM 0 mg/kg pakan; C1 = penambahan EBM 500 mg/kg pakan; C2 =

penambahan EBM 1000 mg/kg pakan; C3 = penambahan EBM 1500

mg/kg pakan

Rata-rata pertambahan panjang total ikan menunjukkan hasil tertinggi

setelah 84 hari pengukuran pada perlakuan penambahan 1000 mg/kg pakan sebesar

8,45 cm dan pada perlakuan penambahan 1500 mg/kg pakan sebesar 8,05 cm,

sedangkan rata-rata pertambahan panjang total ikan terendah pada perlakuan 0

mg/kg pakan sebesar 0,8 cm (Gambar 5). Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh

senyawa flavonoid yang terdapat pada buah mengkudu sebagai antioksidan yang

dapat menghambat aktivitas senyawa oksidan dan menjaga kualitas pelet. Sesuai

pernyataan Sayuti dan Yenrina (2015), antioksidan yang terdapat dalam makanan

mampu menghambat oksidasi dari lemak dan minyak dan meningkatkan stabilitas

lemak yang terdapat dalam makanan serta mencegah hilangnya sensori dan nutrisi.

Hal tersebut mampu meningkatkan nafsu makan ikan, yang menyebabkan nutrisi

yang terdapat dalam pakan terserap optimal sehingga meningkatkan panjang tubuh

Page 31: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

17

ikan mas koki. Pakan yang diberikan dapat termanfaatkan secara efisien dan

kandungan protein yang terdapat dalam pakan mampu mencukupi kebutuhan ikan

untuk tumbuh dengan optimal (Islamiyah, Rachmawati, & Susilowat, 2018). Selain

itu asam askorbat dalam ekstrak buah mengkudu dapat menghambat stress oksidatif

pada ikan mas koki, sehingga membantu mempertahankan kondisi tubuh,

membantu proses penyembuhan luka, dan mengurangi tingkat stress (Sayuti dan

Yenrina 2015).

4.2. Pertambahan Bobot Ikan Mas Koki

Pengukuran bobot tubuh ikan mas koki strain Mutiara yang digunakan

dilakukan pada semua ikan uji selama 84 hari setelah diberikan pakan perlakuan.

Bobot awal ikan mas koki pada 14 hari pertama merupakan fase adaptasi dengan

rata-rata 1,53 ± 0,18 g yang dianggap belum terdapat pertambahan bobot (0 cm).

Fase ini merupakan fase ikan mas koki beradaptasi dengan jenis pakan dan

lingkungan tempat pemeliharaan, kemudian pada 14 hari berikutnya terjadi

pertambahan bobot ikan yang cepat.

Gambar 6. Rata-rata pertambahan bobot (g) ikan mas koki

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

0 14 28 42 56 70 84

Per

tam

bah

an B

ob

ot

(g)

Pengamatan Hari Ke-

0 mg/kg 500 mg/kg 1000 mg/kg 1500 mg/kg

Page 32: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

18

Pertambahan bobot rata-rata ikan mas koki terus meningkat setiap waktunya

(Gambar 6). Penambahan dosis EBM yang berbeda memberikan pengaruh

(sig<0.05) (Lampiran 5) terhadap pertambahan bobot ikan mas koki selama 84 hari

pengamatan. Hasil uji Duncan yang diperoleh menunjukkan pada perlakuan

penambahan ekstrak buah mengkudu 0, 500, dan 1000 (mg/kg) pakan memberikan

pengaruh yang berbeda, namun pada perlakuan penambahan ekstrak buah

mengkudu 1000 dan 1500 mg/kg pakan memiliki pengaruh yang sama terhadap

pertambahan bobot ikan mas koki (Lampiran 5).

Rata-rata pertambahan bobot ikan menunjukkan hasil tertinggi setelah 84

hari pengukuran pada perlakuan penambahan 1000 mg/kg pakan sebesar 16,61 g

dan pada perlakuan penambahan 1500 mg/kg pakan (15,84 g), sedangkan rata-rata

pertambahan bobot ikan terendah pada perlakuan 0 mg/kg pakan (3,88 g). Hal ini

kemungkinan terjadi karena pada perlakuan ini terjadi pemanfaatan pakan yang

optimal sehingga bobot tubuh ikan mas koki meningkat. Pakan yang sesuai dengan

kebutuhan ikan akan akan dimanfaatkan dengan baik untuk pertumbuhan, seperti

protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral (Islamiyah et al. 2018). Protein

dan kelebihan sumber energi yang digunakan untuk metabolisme dan aktifitas akan

disimpan dalam tubuh yang kemudian diekspresikan dalam bentuk pertambahan

bobot dan panjang (Islamiyah et al. 2018).

Berdasarkan hasil statistik rata-rata pertambahan bobot ikan mas koki pada

perlakuan penambahan ekstrak buah mengkudu 1500 mg/kg (15,84 g), hasil ini

lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan esktrak buah mengkudu 1000 mg/kg

(16,61 g). Hal tersebut kemungkinan dikarenakan kadar air pada buah mengkudu

sangat sedikit, yang menyebabkan tekstur pelet menjadi lebih keras sehingga sulit

dicerna oleh ikan mas koki. Kadar air yang tinggi menyebabkan tingkat kekerasan

bahan pangan semakin rendah, sedangkan kadar air yang rendah menyebabkan

tekstur bahan menjadi keras (Buckle et al, 1989). Oleh karena itu, dengan

menambahkan ekstrak buah mengkudu 1000 mg/kg pada pakan merupakan dosis

terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan.

Page 33: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

19

4.3. Sintasan Ikan Mas Koki

Pengukuran sintasan ikan mas koki strain Mutiara dilakukan pada semua

ikan uji yang digunakan selama 84 hari diberikan pakan perlakuan. Pengukuran ini

dilakukan dengan menghitung jumlah ikan yang hidup setiap dilakukan

pengamatan. Rata-rata persentase sintasan masing-masing perlakuan berbeda

(Gambar 7).

Gambar 7. Rata-rata persentase sintasan ikan mas koki

Penambahan dosis EBM yang berbeda memberikan pengaruh (sig<0.05)

(Lampiran 6) terhadap persentase sintasan ikan mas koki selama 84 hari

pengamatan. Hasil uji Duncan yang diperoleh menunjukkan perlakuan penambahan

ekstrak buah mengkudu 0, 500, 1000, dan 1500 (mg/kg pakan) memberikan

pengaruh yang berbeda nyata terhadap persentase sintasan ikan mas koki (Lampiran

6). Rata-rata persentase sintasan ikan mas koki menunjukkan hasil tertinggi setelah

84 hari pengamatan terdapat pada perlakuan dengan menambahkan ekstrak buah

mengkudu 1000 mg/kg pakan (98,44%), sedangkan terendah pada perlakuan

dengan menambahkan ekstrak buah mengkudu 0 mg/kg pakan (62,5%). Hal

0

20

40

60

80

100

120

0 14 28 42 56 70 84

Sin

tasa

n (

%)

Pengamatan Hari Ke-

0 mg/kg 500 mg/kg 1000 mg/kg 1500mg/kg

Page 34: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

20

tersebut kemungkinan dikarenakan penambahan ekstrak buah mengkudu dalam

pakan sebagai senyawa antioksidan alami. Antioksidan yang terdapat dalam ekstrak

buah mengkudu berfungsi sebagai ketahanan tubuh. Kandungan senyawa aktif

terutama asam askorbat, flavonoid, dan kandungan asam amino dalam mengkudu

mampu berperan dalam menstimulasi leukosit sebagai pertahanan non spesifik

sehingga dapat berfungsi sebagai immunostimulan (Herlina, 2017). Selain itu,

senyawa antioksidan yang terdapat dalam ekstrak buah mengkudu mampu

menghentikan proses kerusakan sel (Sayuti & Yenrina, 2015), sehingga ikan mas

koki mampu bertumbuh dan mempertahankan kehidupannya.

Rata-rata persentase sintasan ikan mas koki pada perlakuan penambahan

ekstrak buah mengkudu 1500 mg/kg (93,75 %), hasil ini lebih rendah dibandingkan

dengan perlakuan esktrak buah mengkudu 1000 mg/kg (98,44 %). Hal ini

kemungkinan terjadi karena tekstur pelet yang lebih keras akibat kadar air dalam

buah mengkudu rendah, sehingga pakan sulit dicerna oleh ikan mas koki dan

menyebabkan ikan mas koki tidak mampu mempertahankan kehidupannya. Sesuai

dengan pernyataan Effendie (1997), bahwa pakan berfungsi untuk mempertahankan

hidup ikan dan kelebihannya baru dimanfaatkan untuk pertumbuhan ikan tersebut.

4.4. Analisis Proksimat

Uji proksimat merupakan parameter penunjang untuk mengetahui pengaruh

ekstrak buah mengkudu (EBM) yang ditambahkan ke dalam pakan buatan terhadap

pertumbuhan benih ikan mas koki strain Mutiara. Pakan perlakuan yang akan

digunakan di uji untuk mengetahui kandungan nutrisi didalamnya (Tabel 1).

Tabel 1. Hasil analisis proksimat pakan uji di Laboratorium Balai Riset dan

Budidaya Ikan Hias, Depok

Parameter

Hasil Uji SNI

(2006)

0

mg/kg

500

mg/kg

1000

mg/kg

1500

mg/kg

Kadar air (%) 7,9 5,6 4,6 4,7 ≤ 12

Kadar abu (%) 15,5 13,1 12,4 13,7 ≤ 13

Kadar lemak (%) 8,8 6,1 6,9 6,3 ≥ 5

Kadar protein (%) 35,7 34,0 34,7 35,3 ≥ 30

Kadar serat kasar (%) 10,1 6,1 6,8 7,6 ≤ 8

Keterangan: Hasil uji = penambahan ekstra buah mengkudu 0, 500, 1000, dan 1500

(mg/kg) pada pakan; SNI = Standar Nasional Indonesia

Page 35: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

21

Berdasarkan hasil analisis proksimat yang diperoleh kadar air pada pakan

yang ditambahkan EBM berkisar 4,6-5,6%, sedangkan pada pakan perlakuan tanpa

menambahkan EBM sebesar 7,9%. Menurut Astari, Setyawati, & Yanti (2016),

daya tahan pakan menentukan tingkat kekeringan pakan, sehingga jika pakan

buatan mengandung banyak air dan menyebabkan tingginya kelembaban dapat

membuat pakan ditumbuhi jamur.

Kadar lemak pada perlakuan dengan menambahkan EBM berkisar 6,1-

6,9%, sedangkan pada pakan perlakuan tanpa menambahkan EBM sebesar 8,8%.

Hal ini menunjukkan bahwa kadar lemak pada pakan perlakuan masih dalam batas

optimum untuk pembesaran ikan. Dalam hal ini kadar lemak pada pakan perlakuan

tidak mempengaruhi pertumbuhan ikan mas koki.

Kadar protein pada pakan perlakuan dengan menambahkan EBM berkisar

34,0-35,3%, sedangkan pada pakan perlakuan tanpa menambahkan EBM sebesar

35,7%. Protein dan kelebihan sumber energi yang digunakan untuk metabolisme

dan aktifitas akan disimpan dalam tubuh yang kemudian diekspresikan dalam

bentuk pertambahan bobot dan panjang (Islamiyah et al. 2018). Namun dalam hal

ini kandungan protein yang terdapat dalam pakan tidak mempengaruhi

pertumbuhan. Hal ini dikarenakan pada Tabel 4 kadar protein dalam perlakuan C2

lebih kecil dibanding perlakuan K dan C3, sedangkan pada hasil pertumbuhan

menunjukkan bahwa perlakuan C2 lebih tinggi dibanding perlakuan yang lain.

Kadar serat kasar pada pakan yang ditambahkan EBM berkisar 6,1-7,6%,

sedangkan pada pakan perlakuan tanpa menambahkan EBM sebesar 10,1%.

Menurut Handajani (2011), kadar serat kasar yang baik untuk pertumbuhan ikan

maksimal 10%, hal ini dikarenakan pengunaan serat kasar yang tinggi dalam pakan

dapat menghambat pertumbuhan dan menurunkan daya ikat pakan sehingga tekstur

pakan mudah hancur dan kandungan nutrisi akan mudah larut dalam air. Oleh

karena itu, pakan perlakuan C2 dapat meningkatkan nafsu makan ikan serta

menjaga kualitas dan kuantitas nutrisi pakan yang dibutuhkan dalam pertumbuhan

ikan.

Kadar abu pada pakan perlakuan dengan menambahkan EBM berkisar 12,4-

13,7%, sedangkan pada pakan perlakuan tanpa menambahkan EBM sebesar 15,5%.

Kandungan abu yang terdapat dalam pakan perlakuan lebih kecil dibanding pakan

Page 36: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

22

perlakuan yang lain. Berdasarkan persyaratan mutu pakan ikan dalam Standar

Nasional Indonesia (SNI) berdasarkan SNI 01-4266.-2006, kandungan proksimat

yang terdapat dalam pakan telah memenuhi standar yang dianjurkan.

4.5. Uji Kualitas Air

Uji kualitas air merupakan parameter penunjang untuk mengetahui

pengaruh ekstrak buah mengkudu (EBM) yang ditambahkan ke dalam pakan buatan

terhadap pertumbuhan benih ikan mas koki strain Mutiara. Kualitas air sangat

mempengaruhi dalam pemeliharaan ikan (Tabel 2).

Tabel 2. Hasil uji kualitas air di Laboratorium Balai Riset dan Budidaya Ikan Hias,

Depok

Dosis

(mg/kg)

DO (ppm) Suhu (oC) pH Amonia

(ppm)

Nitrit (ppm)

awal akhir awal akhir awal akhir awal akhir awal akhir

0 5,71 5,24 27,8 27,4 7,67 6,88 0,03 0,02 0,03 0,02

500 5,71 6,23 27,8 27,2 7,67 7 0,03 0,03 0,03 0,02

1000 5,71 6,08 27,8 27,5 7,67 7,19 0,03 0,03 0,03 0,02

1500 5,71 6,29 27,8 27,4 7,67 7,18 0,03 0,03 0,03 0,02

SNI

(2013) 5 - 7 22 - 28 5,5 - 9 ≤ 1 ≤ 1

Keterangan: SNI = Standar Nasional Indonesia

Berdasarkan hasil uji kualitas air yang telah dilakukan, air yang digunakan

selama pemeliharaan ikan mas koki telah memenuhi kadar yang dianjurkan dalam

Standar Nasional Indonesia (SNI) berdasarkan SNI 01-7872-2013, standar produksi

ikan mas koki. Suhu berada pada kisaran 22-28 oC. Kadar DO selama pemeliharaan

berkisar antara 5,71-6,29 ppm. Kadar pH yang diperoleh selama pemeliharaan

berkisar antara 6,88-7,67, Pada saat penelitian kisaran amonia dan nitrit yang

diperoleh antara 0,2-0,3 ppm. Kadar suhu, DO, pH, amonia, dan nitrit selama

pemeliharaan harus memenuhi standar mutu yang dianjurkan dalam SNI sehingga

dapat menunjang kehidupan ikan mas koki.

Page 37: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

23

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Penambahan 1000 mg/kg ekstrak buah mengkudu pada pakan merupakan

dosis terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan dan sintasan ikan mas koki.

Kandungan proksimat yang terdapat dalam pakan meliputi kadar air, abu, lemak,

protein, dan serat kasar sesuai dengan persyaratan mutu pakan ikan. Kualitas air

yang meliputi kadar DO, suhu, pH, amonia, dan nitrit menunjukkan dalam batas

normal untuk pemeliharaan ikan mas koki.

1.2. Saran

Percobaan dengan menambahkan ekstrak buah mengkudu 1500 mg/kg pada

pakan menunjukkan pertumbuhan dan sintasan ikan mas koki menurun, hal ini

mungkin disebabkan karena kandungan buah mengkudu memiliki kadar air yang

sedikit membuat pelet menjadi lebih keras sehingga sulit dicerna oleh ikan mas

koki. Perlu dilalukan percobaan untuk mengetahui dosis optimum dalam

penambahan ekstrak buah mengkudu antara 1000 sampai 1500 mg/kg pada pakan.

Page 38: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

24

DAFTAR PUSTAKA

Adawiah, Sukandar, D., & Muawanah, A. (2004). New FTIR method for the

determination of FFA in oils. JAOCS, Journal of the American Oil Chemists’

Society, 81(5), 441–446. https://doi.org/10.1007/s11746-004-0920-9

Al-Noor, S. S. (2010). Population status of gold fish Carassius auratus in Restored

East Hammar Marsh, Southern Iraq. Journal of King Abdulaziz University,

Marine Science, 21(1), 65–83. https://doi.org/10.4197/Mar.21-1.3

Andriyan, M. F., Rahmaningsih, S., & Firmani, U. (2018). Pengaruh salinitas

terhadap tingkat kelangsungan hidup dan profil darah ikan nila (Oreochromis

niloticus) yang diberi kombinasi pakan dan buah mengkudu (Morinda

citrifolia L.). Jurnal Perikanan Pantura (JPP), 1(1), 1–9.

Anwar, K., & Triyasmono, L. (2016). Kandungan total fenolik, total flavonoid, dan

aktivitas antioksidan ekstrak etanol buah mengkudu (Morinda citrifolia L.).

Jurnal Pharmascience, 3(1), 83–92.

Astari, I. M., Setyawati, T. R., & Yanti, A. H. (2016). Tingkat kecerahan sisik ikan

komet yang diberi pakan diperkaya rumput laut Sargassum sp. dan labu kuning

Cucurbita moschata. Jurnal Akuakultur Indonesia, 15(1), 80–88.

https://doi.org/10.19027/jai.15.80.88

Ayanbule, F., Li, G., Peng, L., Nowicki, J., & Anderson, G. (2011). Anti-jugular

vein thrombotic effect of Morinda citrifolia L. [noni] in male SD rats.

Functional Foods in Health and Disease, 1(9), 297–309.

Babbar, N., Sandhu, H. S. O. S. K., Kumar, V., & Bhargav. (2014). Influence of

different solvents in extraction of phenolic compounds from vegetable

residues and their evaluation as natural sources of antioxidants. J Food Sci

Technol, 51(10), 2568–2575. https://doi.org/10.1007/s13197-012-0754-4

Brough, D. (2015). Pearlscale Goldfish. http://animal-world.com/. Diakses pada 18

Januari 2020 pukul 09.08 WIB

Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H. dan Wootton, M. (1989). Ilmu Pangan.

Penerbit UI Press. Jakarta

Cholifah, D., Febriani, M., Ekawati, A. W., & Risjani, Y. (2012). Pengaruh

penggunaan tepung silase daun mengkudu (Morinda citrifolia) dalam formula

pakan terhadap pertumbuhan ikan sidat (Anguilla bicolor). Jurnal Kelautan,

5(2).

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB). (2018). Laporan Kinerja DJPB

2018. https://kkp.go.id/. Diakses pada 16 Januari 2020 pukul 21.45 WIB

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB). (2019). Laporan Kinerja DJPB

Triwulan III 2019. https://kkp.go.id/. Diakses pada 16 Januari 2020 pukul

21.55 WIB

Djauhariya, E. (2003). Mengkudu (Morinda citrifolia L.) tanaman obat potensial.

Pengembangan Teknologi, 15(2), 1-16.

Page 39: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

25

Djauhariya, E., & Rahardjo, M. (2006). Karakterisasi morfologi dan mutu buah

mengkudu. Buletin Plasma Nutfah, 12(1), 1–8.

Effendie, M. I. (1997). Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama.

Yogyakarta.

Erlangga, Ezraneti, R., & Mawardi. (2017). Pengaruh respon pakan pada ikan mas

koki (Carasias auratus) dengan ransangan warna lampu. Berkala Perikanan

Terubuk, 45(2), 12–18.

Handajani, H. (2011). Optimalisasi substitusi tepung azolla terfermentasi pada

pakan ikan untuk meningkatkan produktivitas ikan nila gift. Jurnal Teknik

Industri, 12(02), 177–181.

Hasri, Maryono, & Sari, T. (2018). The analysis total phenolic extract noni fruit

(Morinda citrifolia L.) as inhibiting activity of bacteria. Analytical and

Environmental Chemistry, 3(01), 22–29.

Islamiyah, D., Rachmawati, D., & Susilowat, T. (2018). Pengaruh penambahan

madu pada pakan buatan dengan dosis yang berbeda terhadap performa laju

pertumbuhan relatif, efisiensi pemanfaatan pakan dan kelulushidupan ikan

bandeng (Chanos chanos). PENA Akuatika, 17(2), 19–33.

Iswardiyantok, 2014. Prevalensi dan intensitas ikan maskoki (Carassius auratus)

yang terserang Lernaea cyprinacea di sentra budidaya ikan maskoki

Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan

Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya.

Kafa, M. H. W., Hidayat, N., & Cholissodin, I. (2019). Diagnosis penyakit ikan mas

koki menggunakan metode Naïve Bayes Classifier. Jurnal Pengembangan

Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 3(1), 472–480.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). (2018). Ajak Masyarakat Cintai Ikan

Mas Koki. https://kkp.go.id/. Diakses pada 18 November 2019 pukul 22.30

WIB

Lisser, D. F. J., Lister, Z. M., Pham-Ho, P. Q. H., Scott, G. R., & Wilkie, M. P.

(2017). Relationship between oxidative stress and brain swelling in goldfish

(Carassius auratus) exposed to high environmental ammonia. American

Journal of Physiology - Regulatory Integrative and Comparative Physiology,

312(1), R114–R124. https://doi.org/10.1152/ajpregu.00208.2016

Mattjik, A.A & Sumertajaya, M. (2006). Perancangan Percobaan dengan Aplikasi

SAS dan Minitab Jilid II. IPB Press. Bogor.

Ningsi, S. W., Kurnia, A., & Nur, I. (2018). The effect of addition of mangosteen

(Garcinia mangostana L .) peel flour to the brightness level of clown fish.

Media Akuatika, 3(1), 564–571.

Rezaeizadeh, A., Zuki, A. B. Z., Abdollahi, M., Goh, Y. M., Noordin, M. M.,

Hamid, M., & Azmi, T. I. (2011). Determination of antioxidant activity in

methanolic and chloroformic extracts of Momordica charantia. African

Journal of Biotechnology, 10(24), 4932–4940.

Page 40: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

26

https://doi.org/10.5897/AJB10.1972

Roziq, M. F., Soetriono, & Suwandari, A. (2016). Faktor yang mempengaruhi

pendapatan dan strategi pengembangan budidaya ikan mas koki di desa wajak

lor kecamatan boyolangu kabupaten tulungagung. Journal of Social and

Agricultural Economics, 9(2), 3–4.

Rustanti, N., Murwani, R., & Anwar, S. (2011). Efek ekstrak etanol Morinda

citrifolia L (Mengkudu) terhadap kadar gula darah, jumlah neutrofil, dan

fibronektin glomerulus tikus diabetes mellitus. Media Medika Indonesiana,

45(5), 194–199. https://doi.org/10.1021/jo301196m

Saanin, H. (1984). Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta. Bogor

Sayuti, K. & Yenrina, R. (2015). Antioksidan Alami dan Sintetik. Universitas

Andalas Press. Padang.

Sinha, A. K., AbdElgawad, H., Giblen, T., Zinta, G., De Rop, M., Asard, H., … De

Boeck, G. (2014). Anti-oxidative defences are modulated differentially in

three freshwater teleosts in response to ammonia-induced oxidative stress.

PLoS ONE, 9(4). https://doi.org/10.1371/journal.pone.0095319

Smartt, J. (2001). Goldfish Varieties and Genetics: Handbook for Breeders.

Blackwell Science Ltd. London.

Solihah, R., Buwono, I. D., & Herawati, T. (2015). Pengaruh penambahan tepung

labu kuning dan tepung kepala udang terhadap peningkatan kualitas warna

ikan mas koki (Carassius auratus). Jurnal Perikanan Kelautan, 6(2), 107–

115.

Solomon. (1999). The Noni Phenomenon. Direct Source Publishing, Utah.

Suhendri, H., Harris, H., & Utpalasari, R. L. (2018). Kombinasi pakan komersil

dengan cacing darah (Chironomus sp.) terhadap pertumbuhan, dan

kelangsungan hidup. Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan Dan Budidaya Perairan,

13(1), 37–44.

Street, R. (2002). “Carassius auratus” [terhubung berkala]. Animal Diversity web.

https://animaldiversity.org/accounts/Carassius_auratus/. Diakses pada 27 Nov

2018.

Sujito. (2017). Pengaruh pemberian ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L.)

terhadap tingkat kanibalisme benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus).

[Tesis]. Universitas Muhammadiyah Gresik. Tidak di Publikasi.

Syahrizal, Ghofur, M., & Aljumrada, A. (2017). Dampak pemberian tepung eceng

gondok (Eichhornia Crassipes) dalam pakan buatan bagi perubahan warna dan

kelangsungan hidup ikan mas koki (Carassius Auratus). Jurnal Akuakultur

Sungai Dan Danau, 2(2), 72–82.

Sylvawan, Hasan, H., & Sunarto. (2014). Efektifitas ekstrak buah mengkudu

(Morinda cirtifolia) untuk mengurangi tingkat kanibalisme benih ikan lele

sangkuriang (Clarias sp.) dengan metode bioenkapsulasi. Jurnal Ruaya, 2, 44–

Page 41: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

27

52.

Wahyuningsih, H. & Barus, T.A. (2006). Buku Ajar Ikhtiologi. Universitas

Sumatera Utara Press. Medan.

Yang, W., Sun, H., Xiang, F., Yang, Z., & Chen, Y. (2011). Response of juvenile

crucian carp (Carassius auratus) to long-term ammonia exposure: feeding,

growth, and antioxidant defenses. Journal of Freshwater Ecology, 26(4), 563–

570. https://doi.org/10.1080/02705060.2011.570944

Yang, W., Xiang, F., Liang, L., & Yang, Z. (2010). Toxicity of ammonia and its

effects on oxidative stress mechanisms of juvenile crucian carp (Carassius

auratus). Journal of Freshwater Ecology, 25(2), 297–302.

https://doi.org/10.1080/02705060.2010.9665080

Page 42: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

28

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Lampiran 1. Tata letak rak akuarium (a), dan aerator (b)

(a) (b)

Page 43: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

29

Lampiran 2. Desain Akuarium Peneltian

Keterangan:

K1 = pakan dengan dosis 0 mg/kg pakan pelet EBM

K2 – K4 = pakan dengan dosis 0 mg/kg pakan pelet EBM ulangan

C11 = pakan dengan dosis 500 mg/kg pakan pelet EBM

C12 – C14 = pakan dengan dosis 500 mg/kg pakan pelet EBM ulangan

C21 = pakan dengan dosis 1000 mg/kg pakan pelet EBM

C22 – C24 = pakan dengan dosis 1000 mg/kg pakan pelet EBM ulangan

C31 = pakan dengan dosis 1500 mg/kg pakan pelet EBM

C32 – C34 = pakan dengan dosis 1500 mg/kg pakan pelet EBM ulangan

K3 C23 C21 C34 C14 C31 C22 C24

C12 C13 C33 C32 K4 K2 C11 K1

Page 44: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

30

Lampiran 3. Prosedur pembuatan pakan ikan meliputi penimbangan (a),

homogenisasi (b), penggilingan (c), peletakkan (d), pengeringan (e),

penyimpanan (f)

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

Page 45: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

31

Lampiran 4. Analisis penambahan dosis ekstrak buah mengkudu yang berbeda

menggunakan ANOVA terhadap panjang ikan mas koki

Keterangan = K : penambahan EBM 0 mg/kg pakan; C1 : penambahan EBM 500

mg/kg pakan; C2 : penambahan EBM 1000 mg/kg pakan; C3 :

penambahan EBM 1500 mg/kg pakan.

Page 46: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

32

Lampiran 5. Analisis penambahan dosis ekstrak buah mengkudu yang berbeda

menggunakan ANOVA terhadap bobot ikan mas koki

Keterangan = K : penambahan EBM 0 mg/kg pakan; C1 : penambahan EBM 500

mg/kg pakan; C2 : penambahan EBM 1000 mg/kg pakan; C3 :

penambahan EBM 1500 mg/kg pakan.

Page 47: PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU

33

Lampiran 6. Analisis penambahan dosis ekstrak buah mengkudu yang berbeda

menggunakan ANOVA terhadap sintasan ikan mas koki

Keterangan = K : penambahan EBM 0 mg/kg pakan; C1 : penambahan EBM 500

mg/kg pakan; C2 : penambahan EBM 1000 mg/kg pakan; C3 :

penambahan EBM 1500 mg/kg pakan.