pengaruh pendidikan agama islam dalam ...menurut pengertiannya, disiplin lebih dari sekedar...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA
TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA SD INPRES
BERTINGKAT LABUANG BAJI MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
HASRIANI.B
10519189913
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1438 H / 2017 M
ABSTRAK
Hasriani.B. 10519189913.2017. pengaruh pendidikan Agama Islam dalam Keluarga
terhadap kedisiplinan beribadah SD Inpres Bertingkat Labuang Baji
Makassar.(dibimbing oleh Abd.Rahim Razaq dan Nurani Azis).
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pendidikan Agama Islam dalam keluarga dan Kedisiplinan Beribadah siswa SD Inpres Bertingkat Labung Baji Makassar. Maka utama yang ingin dijawab melalui penilitian ini adalah 1). Bagaimana pendidikan Agama Islam didalam keluarga siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar 2). Bagaimana Kedisiplinan Beribadah siswa SD Inpres Bertingkat labuang Baji Makassar. 3) Adakah pengaruh pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar.
Peniliti ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun jumlah respondennya 30 siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar. Adapun penilitian diadakan pada bulan juni 2017, data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan mengunakan teknik analisis statistik deskriptif. Penguji hipotesis penilitian menggunakan analisis korelasi. Penguji hipotesis penilitian menunjukkan ada pengaruh pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres Bertingkat labuang Baji Makassar.
Hal ini diketahui dari kofisien korelasi anatara pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dengan kedisiplinan beribadah yaitu sebesar 0,718. Nilai rhitung
dikonsultasikan dengan nilai rtabel product moment dengan N = 30 dan taraf signifikansi kepercayaan 5% yaitu 0,361; sehingga terbukti rhitung > rtabel , sehingga hipotesis yangdiajukan “diterima“.Dengan demikian ada pengaruh yang signifikan anatara pendidikan agama islam dalam keluarga terhadap kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar.
Kata Kunci: Pengaruh Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Terhadap Kedisiplinan Beribadah Siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................... iv
MOTTO DAN PERSEBAHAN ............................................................. v
ABSTRAK . .......................................................................................... vi
PRA KATA . ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI . ....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................
B. Rumusan Masalah .........................................................
C. Tujuan Penelitian ...........................................................
D. Manfaat Penelitian .........................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Agama Islam dalam keluarga .....................
B. Kedisiplinan Beribadah ..................................................
C. Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga
Terhadap Kedisiplinan Beribadah ..................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................
B. Lokasi dan Obyek Penelitian .........................................
C. Variabel Penelitian ........................................................
D. Defenisi Operasional Variabel ......................................
E. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................
G. Teknik Analisi Data .......................................................
iii
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran umum SDI Bertingkat Labung Baji Makassar .........
B. Penyajian data .........................................................................
C. Analisis deskriptif .....................................................................
D. Penguji Hipotetis ......................................................................
E. Pembahasan ............................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
LAMPIRAN ..........................................................................................
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Jumlah siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar
Tahun Pelajaran 2016-2017
Tabel 2 : Nama-nama kepala sekolah yang membina SDI Bertingkat Labuang baji makassar
Tabel 3 : Daftar nama forsenil SDI Bertingkat Labuang Baji Makassar
Tabel 4 : Daftar Nama Responden
Tabel 5 : Jawaban Angket pengaruh Pendidikan Agama Islam
Tabel 6 : Skor jawaban Responden Variabel pengaruh Pendidikan Agama Islam
Tabel 7 : Kriteria Nilai Variabel Pengaruh Pendidikan Agama Islam Tabel 8 : Jawaban Angket pengaruh Pendidikan Agama Islam Tabel 9: Skor jawaban Responden Variabel pengaruh PAI Tabel 10: Kriteria Nilai Variabel Pengaruh Pendidikan Agama Islam Tabel 11: Prosentase Jawaban Responden tentang PAI dalam
keluarga
Tabel 12: Prosentase jawabanResponden tentang Keteladanan Beribadah Orang Tua
Tabel 13: Prosentase Jawaban Responden tentang Pendidikan Agama Islam dalam keluarga berdasarkan angket
Tabel 14: Prosentase jawabanResponden tentang Keteladanan Beribadah Orang Tua
Tabel 15 : Koefisien korelasi pengaruh pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadapaa kedisiplinan beribadah siswa SDI Bertingkat Labung Baji makassar
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat ,dan pemerintahan melalui kegiatan bimbingan ,pengajaran,
latihan, yang berlangsung disekolah dan diluar sekolah sepajang hayat.
Untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam
berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.
Pendidikan pada dasarnya merupakan kegiatan yang sangat atur ke dalam pembentukan keperibadian islam (akhlak al-quran ) sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama maupun hubungan secara universal.1
Hal ini disebabkan dalam pendidikan terkandung pemberian
pengetahuan (knowledge) kepada yang dibimbing (anak didik), memberikan
nilai/sikap (afektif) dan perilaku (psikomotorik) yang sesuai dengan
pengetahuan dan nilai ( Akhlak Al-quran).
Pendidikan Agama Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
system pendidikan di Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam
Undang- undang nomor 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional
pasal 12 ayat 1 butir a. “Setiap Peserta didik pada setiap suatu Pendidikan
1Depdiknas, StandarKompetensi Mata PelajaranPendidikan Agama IslamSMP & MTs,( Jakarta:
PusatKurikulum,BalitbangDepdiknas 2003).
2
berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang
dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama”.2 Berarti jika dalam
suatu lembaga pendidikan ada yang beragama Islam maka mereka berhak
mendapatkan pengajaran Agama Islam dan diajarkan oleh guru yang
beragama Islam. Islam dengan tegas telah mewajibkan agar umatnya
melakukan Pendidikan.
Keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang terikat oleh suatu
ikatan perkawinan, lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai suatu gabungan
yang khas dan bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk
kebahagian, kesejahteraan, dan ketenteraman semua anggota yang ada di
dalam keluarga tersebut..
Pendidikan keluarga menempati posisi yang strategis dalam upaya
membangun generasi yang baik. Baik buruk perilaku anak di masa yang
akan datang banyak ditentukan oleh pendidikan dan bimbingan orang tua.
Keluarga secara realitas merupakan lembaga pendidikan pertama bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak dipersiapkan untuk mampu
berbahasa, berpendapat, berkreasi ,berijiminasi, hingga mampu memproduk
sesuatu adalah berkat pendidikan pertama yang diterimanya dalam keluarga.
Dengan kata lain , keluarga adalah pengantar atau bekal bagi setiap anak
2UURI nomor 20 tahun 2003, 2006, SistemPendidikanNasional, (Bandung: FokusMedia 2003,2006)
3
untuk memasuki pendewasaan secara berpikir, bersikap bergerak hingga
memutus sesuatu secara tepat.
Orang tua memberikan pendidikan ibadah kepada anak agar memiliki
kedisiplinan dalam beribadah dimanapun dan kapanpun..Pembentukan
kedisiplinan beribadah tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui suatu
proses tertentu, Beribadah dalam setiap keluarga adalah sebuah kewajiban.
Beribadah ini tidak hanya dimaknai sebatas menjalankan shalat bagi
umat islam semata, namaun beribadah dalam arti menjalani interaksi social
dalam satu keluarga secara harmonis juga bernilai ibadah. Begitu pula
dengan melakukan pekerjaan rumah apabila dilakukan dengan ikhlas dapat
pula bernilai ibadah.
Pemberian pendidikan agama dalam keluarga berpengaruh terhadap
kedisiplinan beribadah (sejak dini sampai remaja dan dewasa). Hal ini
karena orang tua merupakan tempat yang utama dan pertama dalam
mendidik anaknya. Kadangkala banyak dijumpai anak malas dalam
beribadah terutama tidak tepat waktu dalam melaksakan shalat , Disinilah
orang tua mempunyai kewajiban membina dan mendidik dengan
memberikan dasar-dasar pengetahuan Agama untuk melatih ketrampilan
beribadah.
4
Berdasarkan latar belakang tersebut mendorong peneliti untuk
mengadakan penilitian agar mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pada
pendidkan agama terhadap kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres
bertingkat labuang Makassar .Penelitian mengambil kata kedisiplinan karena
menurut pengertiannya, disiplin lebih dari sekedar perilaku, akan tetapi
aktivitas yang terus menerus dan sudah melekat pada seseorang.
Berhasil atau tidaknya pendidikan agama dalam keluarga yang
diberikan oleh orang tua terhadap anaknya akan diketahui dengan disiplin
atau tidaknya anak dalam beribadah. Oleh karena itu, peneliti mengadakan
penelitian dengan judul yaitu Pengaruh pendidikan Agama Islam dalam
Keluaraga Terhadap Kedisiplinan Beribadah.
B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, penulis mengangkat tiga
pokok permasalahan dalam penelitian ini :
1. Bagaimana Pendidikan Agama Islam dalam keluarga siswa SD
Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar ?
2. Bagaimana kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres Bertingkat
Labuang Baji Makassar?
5
3. .Adakah pengaruh pendidikan Agama Islam dalam keluarga
terhadap kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres bertingkat
Labuang Baji Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Pendidikan Agama Islam dalam keluarga siswa
SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar
2. Untuk mengetahui Kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres
Bertingkat Labuang Baji Makassar
3. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan Agama Islam dalam
keluarga terhadap kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres
Bertingkat Labuang Baji Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Penilitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
a. Manfaat Teoritis
Adapun manfaat penilitian yang dilakukan dapat memberikan konstusi
terhadap sekolah yang bersangkutan dan orang tua. Manfaat yang lainya
untuk menciptakan generasi yang berperilaku baik, baik dalam hal dalam
6
beribadah maupun hal lainya, yang dimulai dari lingkungan keluarga hingga
lingkungan yang kompleks.
b. Manfaat praktis
1) Manfaat praktis bagi orang tua
a. Sebagai bahan evaluasi bagi orang tua dalam memberikan
pendidikan agama untuk anak agar berdisiplin beribadah
2) Manfaat praktis bagi peserta didik
a. Menjadikan siswa lebih disiplin menjalankan ibadah dalam
kehidupan sehari-hari
3) Manfaat praktis bagi guru dan sekolah
a. Evaluasi bagi guru dalam mengajarkan agama khususnya , dan
lebih menekankan pada praktik pembentukan perilakunya
sehingga kedisiplinan beribadah tumbuh dalam diri siswa
b. Meningkatkan peransekolah agar lebih aktif dan disiplin dalam
shalat , puasa dan membaca Al-quran untuk peserta didiknya
4) Manfaat praktis bagi peniliti
Hasil penilitian ini diharapkan dapat :
a. Menambah wawasan dan pengalaman secara langsung
tentang pentingnya pendidikan agama dalam keluarga
terhadap pembentukan kedisiplinan anak.
7
b. Menjadikan contoh bagi peneliti dan sebagai pembelajaran
kelak ketika menjadi orang tua.
8
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga
1. Pengertian Pendidikan
Kebutuhan manusia dalam berpendidikan merupakan suatu yang
sangat mutlak dalam hidup ini.Menurut john Dewy dalam buku yang berjudul
kiai Basri Mustahafa pendidikan keluarga berbasis pesantren karangan
Mahufud Junaedi:
Pendidikan merupakan”kebutuhan hidup asasi (anecessity of life), fugsi sosial (social function), pengarah, pengendali dan bimbingan (direction control and guidance), konservatif (mewariskan dan mempertahankan cita-cita suatu kelompok), dan progresif (membangkan pengetahuan nilai dan keterampilan sehingga mampu menghadapi tantangan hidup)”1.
“Pendidikan pada hakikatnya adalah usah sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan didalam dan di luar sekolah dan berlangsung
seumur hidup”.2
Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang di dalam dirinya diberi
kelengkapan-kelengkapan psikologi dan fisik yang memiliki kecenderungan
kea rah yang baik dan buruk.
1 Mahfud junaedi, kiai Bisri Mustafa pendidikan Keluarga Berbasis Pesanteren,(Semarang: Walisongo Press,2009),h 7.
2 Soemadi Tjiptoyuwono, Mengungkap Keberhasilan Pendidikan dalam keluarga Analisis tentang Mendidik putri-putri,(Surabaya: PT. Bina Ilmu,1995),h 1.
9
ىها قد أفلح من زكىها ٨فجورها وتقوىها همهافأل ٧ونفس وما سو
١٠خاب من دسىها وقد ٩
Terjemahnya :
Dan jiwa serta penyempurnaanya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikanan ketakwaanya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu.Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Q.S as-Syams/91:7-10)3
Berdasarkan ayat diatas, penulis menyimpulkan bahwa Ayat tersebut
menjelasakn tanpa memlaui proses pendidikan, manusia dapat menjadi
mahluk yang serba diliputi oleh dorongan-dorongan nafsu jahat, ingkar dan
kafir terhadap tuhanya. Hanya melalui proses pedidikan manusia dapat
dimanusiakan sebagai hamba tuhan yang mampu menaati jaran Agamanya
dengan penyerahan diri secara total.
بالعلم ومن ارادهما فعليه بالعلم الدنيا فعليه بالعلم ومن اراد الأخرة فعليه من اراد
Artinya :
“Barangsiapa yang menghendaki kebaikan di dunia maka dengan ilmu. Barangsipa yang menghendaki kebaikan di akhirat maka dengan ilmu. Barangsiapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu” (Imam syafi’i ) Beberapa pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli dapat
disimpulkan bahawa pendidikan usaha sadar yang dilakukan secara
3 Soenarjo dkk, al-Qur’an dan terjemahanya (Semrang; Toha putra,1989),hlm. 1064.
10
terencana dan sistematik untuk mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran, latihan keterampilan, bimbingan dan peneladanan oleh diri
sendiri dan orang lain agar memiliki kecerdasan intelektual,spiritual,
berketrampilan dan berkepribadian.
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Untuk memperoleh gambaran mengenai Pendidikan Agama Islam,
berikut ini beberapa definisi mengenai Pendidikan Agama Islam.
Menurut Zakiah Daradjat, “Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran Agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan agama islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup didunia dan akhirat kelak.”4
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Islam
adalah suatu bimbingan dan asuhan secara sadar dan terencana oleh
pendidik untuk membentuk kepribadian siswa sesuai dengan ajaran islam.
Disini jelas bagi kita bahwa Pendidikan Agama Islam lebih luas cakupannya
dari pada pengajaran islam. Hal ini dapat dipahami bahwa pengajaran
Agama Islam tidak hanya bersifat mentransfer ilmu pengetahuan kepada
siswa, melainkan juga melakukan pembinaan mental spiritual dan
kepribadian anak didik agar kelak menjadi manusia sempurna, yaitu manusia
4Lihat juga Zakiah Daradjat, Ilmu jiwa Agama,( Jakarta: Bulan Bintang, 1992) h. 86.
11
yang bertakwa kepada Allah Swt, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani dan
rohani, berilmu dan berwawasan luas, kreatif, mandiri dan cakap serta
bertanggung jawab terhadap agama, nusa dan bangsa.
3. Pengertian keluarga
Secara etimologi keluarga dalam istilah jawa terdiri dari kata yakni
kawula dan warga.Kawula berarti abdi dan warga adalah anggota. Artinya
kumpulan individu yang memiliki rasa pengabdian tanpa pamri demi
kepentingan seluruh individu yag bernaung di dalamnya. Keluarga adalah
suatu kelompok sosial yang ditanda oleh tempat tinggal bersama, kerjasama
ekonomi, dan repoduksi yang mempersatukan oleh pertalian perkawinan atau
adopsi yang disetujui secara sosial, yang saling berinteraksi sesuai dengan
peranan-peranan sosialnya.
Secara normatif , keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh suatu ikatan perkawinan , lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai suatu gabungan yang khas dan bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk kebahagian , kesejahteraan , dan ketenteraman semua anggota yang ada didalam keluarga tersebut.5
Secara definitive, “keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat
yang terdiri atas suami istri dan anak-anaknya, atau ayah dan anaknya, atau
5 Maulana M.Ali, Islamologi (Din al-Islam) terj. Kaelani dan Bahrun (Jakarta: Ikhtiar Baru, 1980),h. 406.
12
ibu dan anaknya”.6. ‘‘Definisi tersebut pada hakikatnya lebih menekangkan
pada komposisi jumlah anggota keluarganya, Adapun pengertian lain
sebagaimana dikemukakan pitts dalam Sunanrti’’7, keluarga adalah struktur
yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis anggotanya, serta
untuk memilihara masyarakat yang lebih luas.
Keluarga Merupakan unit terkecil dalam kehidupan manusia sebagai
makhluk sosial dalam masyarakat. Dalam keluarga pulalah proses sosialisasi
dan perkembangan individu mulai terbentuk. Berkaitan dengan hal tersebut,
Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Agama mengatakan, bahwa keluarga
memiliki peran pendidikan yaitu dalam menanamkan rasa dan sikap
Maka keluarga dapat ditinjau dari dimenis hubungan darah dan
hubungan sosial. Keluarga dalam dimensi hubungan darah, merupakan suatu
kesatuan sosial yang diikat oleh hubungan darah antara merupakan suatu
kesatuan sosial yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan yang
lainnya. Berdasarkan dimensi hubungan darah ini, keluarga dapat dibedakan
menjadi keluarga besar dan keluarga inti.Sedangkan dalam dimensi
hubungan social. “keluarga merupakan satu kesatuan yang diikat oleh
adanya saling berhubungan, atau interaksi dan saling mempengaruhi antara
6Undang-Undang Repubilik Indonesia Nomor52 tahun 2009 Bab 1, pasal 1 ayat 6 Tentang perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga.
7 Euis Sunarti, “ Fungsi dan peran Keluarga”, Makalah, h. 5.
13
satu dengan yang lainnya, walaupun dianatara mereka tidak terdapat
hubungan darah”.8
Dalam pengertian lain, keluarga juga dapat dipahami sebagai sebuah
sistem yang saling berhubungan dan saling ketergantungan, saling
mempengaruhi dan dipengarhi oleh lingkungannya.
Menurut Megawangi dalam Sochib , “keluarga sebagai sistem diartikan
sebagai unit sosial dimana individu terlibat secara intim di dalamnya, dibatasi
oleh aturan keluarga setiap waktu”. 9
Dari beberapa pendapat di atas, pengertian keluarga secara realitas
adalah sekolompok orang yang terdiri dari kepala keluarga dan anggotanya
dalam ikatan nikah ataupun nasab yang hidup dalam satu tempat tinggal,
memiliki aturan yang ditaati secara bersama dan mampu mempengaruhi
antara anggotanya serta memiliki tujuan dan program yang jelas.
Keluarga ini terdiri dari atas ayah, ibu, anak, saudara dan kerabat
lainya. Adapun keluarga batih biasanya terdiri dari seorang ayah, ibu dan
anak. Keluaraga ini dapat dikatakan sebagai keluarga kecil.
4. Fungsi keluarga
Dilihat dari sisi fungsi , setiap keluarga pada hakikatnya pada memiliki
berbagai macam fungsi baik fungsi secara ekonomi , sosial, pndidikan ,
8Muhammad Sochib,pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri (Jakarta Cipta, 1998), h.17.
9 Megawangi sochib, pola Asuh Orang Tua dalam Membantu AnakMengembangkan Disiplin Diri (Jakarta Cipta, 1998), h.5
14
psikologi, hukum, repoduksi dan fungsi-fungsi lainnya. Fungsi ekonomi berarti
keluarga menjadi tulang punggung memperoleh sekaligus mengelola
kegiatan ekonomi secara professional. Antara penghasilan dan pengeluaran
dapat tersusun dan terencana secara tepat sehingga tidak besar pasak dari
pada tiang.
Fungsi sosial adalah keluarga merupakan sarana pertama dalam
proses interaksi sosial dan menjalani hubungan yang erat baik dalam satu
keluarga ataupun secara luas. Fungsi sosial ini dapat dimaknai pula bahwa
keluarga adalah sumber insprasi pertama dalam membangun komunikasi
melalui proses bicara secara sopan dan tepat. Adapun fungsi pendidikan,
bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama bagi kehidupan
seorang anak
Tanpa keluarga pendidikan pada lembaga formal tidak akan berjalan
secara utuh dan berhasil. Dalam jalur pendidikan Islam di lingkungan
keluarga materi pendidikan Islam dapat berupa: Pertama, melengkapi
materi-materi yang belum diberikan disekolah, yaitu materi yang bersifat
praktis untuk menjalani ibadah, praktek akhlak yang mulai dan amalan
sehari-hari. Kedua, mengadakan pendalaman materi pendidikan Islam yang
diberikan disekolah, seperti membaca al-Quran dan terjemahannya,
pendalaman tentang ibadah, ritual lainya dan akhlak budi pekerti.Ketiga,
mengontrol, mengoreksi, melatih tentang penghayatan dan pengalaman
15
bidang-bidang pengajaran yanag telah diberikan disekolah dalam kehidupan
sehari-hari agar menjadi amalan yang nyata.10
Begitu pula dengan fungsi psikologis, bahwa keluarga memiliki
pengaruh yang besar terhadap perkembangan dan kematangan pisikologis
aggotanya . Apabila orang tua menerapkan pola pengasuhan secara keras,
maka anak akan mengikuti pola dan irama atas model pengasuhan secara
keras, maka anak akan mengikuti pola dan irama atas model pengasuhan
tersebut sehingga terbentuklah karakter yang keras. Begitu sebaliknya, jika
anak diberikan kesempatan, penghargaan, kasih sayang dan kelembutan
maka ia akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri, dan mampu menjadi
dirinya sendiri secara utuh serta berakhlak mulia.
Sedangkan fungsi reproduksi, tanpa adanya ikatan yang sah dalam
sebuah keluarga tidak akan menghasilkan keturunan yang sah pula.
Sehingga fungsi repoduksi lebih dekat dengan hubungan seks yang
dilakukan oleh ayah dan ibu dalam sebuah keluarga ataupun anak dengan
pasangan hidupnya kelak ketika sudah dewasa sehingga mampu
menghasilkan keturunan.
Selain beberapa fungsi diatas, helmawati11 juga menambahkan bahwa
fungsi keluarga mencakup : pertama , fungsi agama.fungsi ini dilaksanakan
melalu penamanan nilai-nilai keyakinan berupa iman dan takwa fungsi agama
10 Depertemen Agama RI, Tuntunan pendididkan Kehidupan Berkeluarga, (Jakarta: Depertemen Agama RI, 1992), h.55.
11 Helmawati, Pendidikan Keluarga, h. 45.
16
dalam istilah lain disebut fungsi religus berhubungan dengan perintah untuk
senantiasa menjalankan perinta tuhan yang maha esa dan menjauhi
laragannya melalui pembiasaan diri secara optimal. Kedua , fungsi biologis
sebagai pemenuhan kebutuhan agar keberlangsungan hidupnya tetap
terjaga.
Ketiga, fungsi ekonomi yaitu berhubungan dengan pengaturan
penghasilan yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan dalam rumah
tangga.Keempat ,fungsi kasih sayang yakni bagaimana setiap anggota
keluarga harus menyayangi satu sama lain. Kelima, fungsi perlindungan yaitu
setiap anggota keluarga berhak mendapatkan perlindungan dari anggota
lainnya. Sehingga kepala keluarga harus mampu memberikan keamanan dan
kenyamanan dalam keluarga sehingga tidak sepantasnya terjadi sikap
salaing menyakiti satu sama lain. Keenam, fungsi rekreasi adalah
penyegaran pikiran, menenangkan jiwa dalam bentuk rekreasi guna
mengakrabkan tali kekeluargaan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara substatif keluarga
memiliki fungsi yang saling terkait antara fungsi satu dengan yang lainnya.
Keterkaiatan itu pada prinsipnya sebagai wahana untuk mengembangkan
seluruh potensi anggota agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat
dengan baik serta memberikan keluarga sejahtera.
17
5. Pendidikan dalam keluarga
Keluarga secara realita merupakan lembaga pendidikan pertama bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak dipersiapkan untuk mampu
berbahasa , berpendapat, berkreasi, berijiminasi, hingga mampu memproduk
sesuatu adalah berkat pendidikan pertama yang diterimanya dalam keluarga
dengan kata yang lain keluarga adalah pengantar atau bekal bagi setiap anak
untuk memasuki pendewasaan secara berpikir, bersikap, bergerak hingga
memutuskan sesuatu secara tepat.
Sehubungan dengan perihal tersebut, bentuk aktifitas dalam keluarga
yang mendukung proses perkembangan anak baik secara fisik, pisikologis,
spiritual serta penciptaan lingkungan yang lain .sehingga anak akan tumbuh
dan berkembang biak secara optimal baik dari sisi intelektual , emosional,
spiritual maupun fisiknya.
Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang bersifat
pembiasaan, spontanitas, unik dan mengesahkan. Pendidikan dalam
keluarga berbeda dengan pendidikan formal yang semua unsur aktifitas
pendidikannya didasarkan pada pengorganisasian baik rencana
pembelajarannya, materi, metode, strategi hingga kurikulumnya. Akan tetapi
pendidikan keluarga merupakan pendidikan organik,materi pendidikannya
berisi pengalaman hidup, media dan metodenya disesuaikan dengan
keadaan atau kondisi setiap keluarga tanpa harus memerlukan biaya yang
18
besar serta pengajarannya formal bahkan bisa dilakukan dalam waktu 24
jam.
Pendidikan dalam keluarga pada substansinya berisi nilai-nilai yang
terkaitan dengan fungsi dasar yang melekat dalam keluarga. Nilai-nilai
tersebut diantaranya memuat nilai kasih sayang, mengatur dan melatih anak,
Pendidikan agama dalam keluarga adalah proses mendidikdan
membina anak menjadi manusia dewasa yang memiliki mentalitas dan
moralitas luhur, bertanggung jawab secara moral, agama maupun sosial
kemasyarakatan.
6. Dasar Pendidikan Agama dalam Keluarga
Adapun ayat Alquran yang menjadi dasar pendidikan agama dalam
keluarga ialah:
øŒ Î)uρ tΑ$ s% ß≈ yϑø)ä9 ϵÏΖö/eω uθ èδuρ …çµÝà Ïètƒ ¢o_ ç6≈ tƒ Ÿω õ8 Î�ô³ è@ «! $$ Î/ ( āχ Î) x8 ÷�Åe³9 $#
íΟ ù=Ýà s9 ÒΟŠ Ïà tã ∩⊇⊂∪
Terjemahnya:
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".(QS.Luqman:13)12
Berdasarkan ayat diatas, penulis menyimpulkan bahwa Ayat tersebut
dilukiskan pengalaman hikmah itu oleh Luqman, serta pelestariannya kepada
12Soenarjo dkk, Alquran dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1989), h. 654.
19
anaknya. Ini pun mencerminkan kesyukuran beliau atas anugerah itu. Ayat ini
berbunyi: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
dari saat ke saat memberi pelajaran kepadanya bahwa "Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan (Allah) dengan sesuatu apapun, dan
jangan juga mempersekutukan-Nya sedikit persekutuan pun, lahir maupun
batin. Persekutuan yang jelas maupun tersembunyi. Sesungguhnya syirik
yakni mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Itu adalah penempatan sesuatu yang sangat agung pada tempat yang sangat
buruk.
“Pendidikan yang pertama dan utama diberikan kepada anak adalah
menanamkan iman (akidah) dalam rangka membentuk sikap, tingkah laku
dan keperibadian anak kelak “.13
7. Tujuan Pendidikan Agama Dalam Keluarga
Tujuan pendidikan agama dalam keluarga berangkat dari tujuan
pendidikan Islam secara umum yaitu untuk mencapai tujuan hidup muslim,
yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah SWT agar
mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan
beribadah kepada-Nya.
Secara terperinci tujuan pendidikan islam sebagaimana diungkapkan
oleh Chabib Thoha adalah sebagai berikut:
13 M. Djumransjah dan Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan islam Menengah “ Tradisi Mengukuhkan Eksitensi”, (Malang: UIN Malang press,2007),h.49.
20
a. Menumbuhkan dan mengembangkan ketakwaan kepada Allah SWT
b. Menumbuhkan sikap dan jiwa yang selalu beribadah kepada Allah SWT
c. Membina dan memupuk akhlakul karimah d. Menciptakan pemimpin-pemimpin bangsa yang selalu amar ma’ruf
nahi mungkar e. Menumbuhkan keadaran ilmiah, melalui kegiatan penelitian, baik
terhadap kehidupan manusia, alam maupun kehidupan makhluk semesta.14
Tujuan pendidikan agama dalam keluarga dalam keluarga adalah
untuk membina anak-anaknya agar menjadi anak-anak yang berbakti kepada
arang tua serta berguna bagi dirinya, keluara dan masyarakat.Secara praktis
pendidikan Agama dalam keluarga bertujuan memeberikan dasar-dasar
pengetahuan Agama untuk melatih ketrampilan ibadah.
B. Kedisiplinan Beribadah
1. Pengertian Kedisiplinan
Kedisiplinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata
disiplin, dengan mendapat awal ke- dan akhiran –an pada kata disiplin yang
menujukkan arti ketaatan dan kepatuhan kepada peraturan.15 Istilah displin
berasal dari bahasa Inggris discipline yang artinya ketertiban. Disiplin
meneurut Elizabet B. Hurlock menyatakan “Discipline is thus society’s way of
teaching the child the moral behavior approved by the group”. (Disiplin
14Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), h. 101-104.
15Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h S268.
21
merupakan cara masyarakat mengajarkan anak perilak moral yang disetujui
kelompok).16
Pengertian disiplin menurut pendapat beberapa ahli ialah sebagai
berikut:
a. Disiplin menurut W.J.S Poerwadarminta adalah latihan batin dan watak
dengan maksud segala perbuatannya selalu menanati tata teritib.
b. Disiplin menurut Soegeng Priodarminto merupakan sebuah kondisi yang terbentuk lewat proses dan berbagai perilaku yang menunjukkan berbagai nilai kesetian, keteraturan, kepatuhan juga ketertiban.
c. Disiplin menurut Maman Rahman adalah upaya dalammengendalikan diri juga sikap menetal setiap individu maupun masyarakat dalam mengembangkan berabagai peraturan serta tata tertib yang berdasarkan dorongan sarat kesadaran dari dalam hati.17
Kedisiplinan merupakan sikap atau perilaku yang menggambarkan
kepatuhan kepada suatu aturan atau ketentuan. Kedisiplinan yaitu ketaatan
seseorang dalam menjalani dan memeluk agama yang diyakininya sehingga
aturan agama yang ada baik itu hubunganya dengan orang lain dapat
mencapai keteraturan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kedisiplinan
beragama tersebut dapat melahirkan sebuah ketaatan agama yaitu
menjalankan perintahnya dan menjahui laranganya baik hubunganya dengan
Allah maupun dengan sesama manusia.
16 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia,(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 184.
17Moch. Shohib, pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Dari, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.3.
22
Anak yang yang berdisiplin memiliki keteraturan diri berdasarkan nilai
agama,budaya, aturan-aturan pergaulan, pandangan hidup, dan sikap hidup
yang bermakna bagi dirinya sendiri, mayarakat dan agama.
2. Dasar Kedisiplinan
Dasar kedisiplinan dalam ayat Alquran Allah SWT berfirman sebagai
berikut :
ÎÎ�óÇyè ø9 $# uρ ∩⊇∪ ¨β Î) z≈ |¡Σ M}$# ’ Å∀s9 A�ô£äz ∩⊄∪ āω Î) t Ï%©!$# (#θ ãΖtΒ# u (#θ è=Ïϑtãuρ ÏM≈ ys Î=≈¢Á9 $#
(# öθ |¹#uθ s?uρ Èd, ys ø9 $$ Î/ (# öθ |¹#uθ s?uρ Î�ö9 ¢Á9 $$ Î/ ∩⊂∪
Terjemahnya:
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.(QS. Al-Ash: 1-3)18 Berdasarkan ayat diatas, penulis menyimpulkan bahwa Ayat tersebut
menerangan bahwa peringatan bagi kaum muslim agar didalam hidupnya
berlaku disiplin dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
3. Tujuan kedisiplinan
Tujuan kedisiplinan ialah penurutan terhadap suatu peraturan dengan
kesadaran sendiri untuk terciptnya peraturan tersebut. Tujuan kedisiplinan
juga berarti perkembangan dari perkembangan diri sendiri dan pengarahan
diri sendiri tanpa pengaruh atau kendali dari luar Kedisiplinan adalah suatu
18Soenarjo dkk, Op. Cit, h. 1099.
23
latihan batin yang tercermin dalam tingkah laku yang bertujuan agar orang
selalu patuh pada aturan. Adanya kedisiplinan diharapkan anak
mendisiplinkan diri dalam menaati peraturan yang telah ia dapatkan dirumah
untuk diaplikasikan dalam kehidupannya.
Penilitian menyimpulkan bahwa kedisiplinan beragama bertujuan
untuk memberi kenyamanan kepada anak agar melakukan pendidikan
agama yang telah ia terima dirumah untuk diaplikasikan di sekolah dan
dimanapun ia berada tanpa adanya paksaan dan sudah melekat menjadi
tabiat.
4. Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Beragama
a. Faktor dari dalam (intern)
Faktor dari dalam ini berupa kesadaran diri yang mendorong
seseorang untuk menerapkan disiplin pada dirinya. Disiplin untuk diri sendiri
dilakukan dengan tujuan yang ditumbuhkan melalui peningkatan kemampuan
dan kemauan mengendalikan diri melalui pelaksanaan yang menjadi tujuan
dan kewajiban pribadi pada diri sendiri.
Orang yang dalam dirinya tertanam sikap disiplin akan melahirkan
semangat menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan waktu berlalu dalam
kehampaan. Budaya jam karet adalah musuh besar bagi mereka yang
mengagungkan disiplin dalam belajar.19
19 Mahmud dkk, Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga, (Jakarta : Akademi Permata, 2013),h. 192-193.
24
b. Faktor dari luar (ekstern)
Faktor dari luar ini berasal dari pengaruh lingkungan, yang terdiri dari
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
1) Lingkungan Keluarga
Faktor keluarga ini sangat penting dalam keluarga ini sangat penting
dalam membentuk sikap disiplin, karena keluarga merupakan lingkungan
yang paling dekat pada diri seseorang dan tempat pertama kali seseorang
berinteraksi. Didalam lingkungan keluarga yang orang tuaya, sedangkan jika
keluarga tersebut berlatar belakang yang minim maka anak juga akan
mengikuti orang tuanya.
2) Lingkungan Sekolah
Selain keluarga, lingkungan sekolah merupakan faktor lain yang juga
mempengaruhi perilaku siswa termaksuk kedisiplinannya. Disekolah seorang
siswa berinteraksi dengan siswa lain, dengan para guru yang mendidik dan
mengajarnya serta pegawai yang berada di lingkungan sekolah. Sikap,
perubahan dan perkataan orang disekitarnya ditiru oleh anak.
3) Lingkungan Masyarakat
Masyarakat merupakan lingkungan yang mempengaruhi perilaku anak
setelah anak mendapakan pendidikan dari keluarga dan sekolah. Pada
awalnya seorang anak bermain sendiri, setelah itu ia berusaha
menyelesaikan diri dengan lingkungan sosial. Masyarakat merupakan faktor
penting yang mempengaruhi disiplin anak, terutama pada pergaulan teman
25
sebaya, maka orang tua harus senantiasa mengawasi pergaulan anak-
anaknya agar senantiasa tidak bergaul dengan orang yang tidak baik.20
5. Pengertian Ibadah
Menurut fugoha21, ibadah yaitu segala hukum yang dikerjakan untuk
mengharapkan pahala diakhirat, dikerjakan sebagai tanda pengabdian kita
kepada Allah SWT.
Ibadah yaknik Usaha yang menghubungkan dan mendekatkan diri
kepada Allah SWT dengan taat melaksanakan segalah perintah dan ajuranya
serta menjahui segala larangannya.
6. Landasan Hukum Ibadah
Jika kita renungi hakikat ibadah, kita pun yakin bahwa perintah
beribadah itu pada hakikatnya berupa peringat, memperingatkan kita
menunaikan kewajiban terhadap Allah yang telah melimpahkan karunianya.
Firman Allah SWT:
أيهاٱلناسٱعبدوا قون ٱلذين خلقكم و ٱلذيربكم ي ٢١من قبلكم لعلكم تت
Terjemahnya :
“ Hai manusia, Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakannmu dan orang-
orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”(QS.Al-Baqarah/ 2: 21) 22
20 Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa,(Jakarta:Grasido, 2004), h. 45-51.
21 Fugoha, Pengamalan Ibadah ,(Hasbi Ash-Shiddieqy, 1952 ), h. 7.
26
Berdasarkan ayat diatas, penulis menyimpulkan bahwa Ayat tersebut
Ibadah itu, mensyukuri nikmat Allah. Atas dasar inilah tidak diharuskan
baik oleh syara., maupun oleh akal beribadat kepada selain Allah,
karena Allah sendiri yang berhak menerimanya, lantaran Allah sendiri
yang memberikan nikmat yang paling besar kepada kita, yaitu hidup,
wujud dan segala yang berhubungan dengan –Nya.
7. Upaya yang Harus Dilakukan Orang Tua untuk Meningkatkan
Kedisiplinan Ibadah
Upaya yang harus dilakukan orang tua untuk meningkatkan
Kedisiplinan Beribadah anak antara lain :
a. Orang tua sebagai pembimbing
Orang tua harus berupaya membimbing dan mengarahkan perilaku
agama anak-anaknya, karena tanpa bimbingan orang tua anak-anaknya
berperilaku seenaknya saja.
b. Orang tua sebagai teladan
Orang tua harus konsisten berdisiplin ibadah terlebih dahulu, tanpa
orang tua menjadi teladan maka anak akan susah berdisiplin agama
c. Orang tua sebagai pengendali
Orang tua harus mampu mengendalikan seluruh perilaku anaknya,
dalam hal ini orang tua harus mampu memberikan pujian atau hukuman atas
perilaku anaknya secara tepat.
22Soenarjo dkk, Op. Cit, h. 4.
27
C. Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga Terhadap
Kedisiplinan Beribadah
Keberhasilan Pendidikan Agama aka memberikan kontribusi yang
berarti bagi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Pendidikan agama harus
dilakukan secara integrasi dalam pendidikan nasional dan diakukan terpadu
disemua jalur baik formal maupun informal.
Secara formal pendidikan agama maupun pendidikan keagamaan
telah diatur melalui peraturan dan perudang-udangan yang sudah sangat
memadai.Namun, untuk pendidikan agama secara informal tentu sangat
bergantung kepada keluarga masing-masing, terutama orang tua.Setiap
orang tua tentu menginginkan anaknya menjadi orang yang berkembang
secara sempurna. Mereka mengingikan anak yang dilahirkan kelak menjadi
orang yang sehat, kuat,berketerampilan, cerdas, pandai dan beriman.
Secara normatif, islam telah memberikan peringatan bahwa
kekhawatiran yang paling besar adalah ketika orang tua meninggalkan
generasih sesudahnya dalam keadaan yang lemah. Tentu saja lemah dalam
berbagai hal, terutama lemah iman, lemah ilmu serta tidak memiliki
keterampilan hidup.23
Pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap kedisiplinan
beribadah sangat luas. Jika anak tidak mendapatkan pendidikan ibadah
23 Moh Haitami Salim, Pendidikan Agama dalam Keluarga,(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2013), h.202.
28
dalam keluarga maka ia tidak akan terbiasa melakukan perilaku kedisiplinan
beribadah, Menurut tono (1998:17) dalam bukunya menjelaskan bahwa
perintah untuk beribadah dan ibadah adalah termasuk hak Allah yang harus
dilaksanakan ibadah maka dari itu, sebagai hambanya wajib untuk
melaksanakan ibadah secara rutin , baik ibadah umum yang mecakup segala
aspek kehidupan ataupun bersifat khusus yang pelaksanaanya telah
ditentukan oleh syara seperti shalat,berdoa,membaca Al-Qur’an dan lain-lain.
Berdasarkan dalil tersebut, jelaslah bawa masa depan umat atau
peradaban suatu bangsa sangat bergantung pada generasi yang disiapkan
oleh generasi sebelumnya. Genrasi suatu bangsa bergantung pada anak-
anak yang disiapkan oleh keluarga, sedangkan penyiapan generasi yang
terbaik harus melalui pendidikan. Pendidikan agama yang diberikan orang
tua kepada anak dalam keuarganya, secara tidak langsun akan membentuk
kedisiplinan yang melekat pada diri anak. Sehingga, jika anak telah memiliki
kedisiplinan beribadah, maka ia akan dalam beribadah apapun dengan tanpa
paksaan dan menjadi generasi yang baik.
D. Hipotesis
Menurut suharismi Arikunto, hipotesis dapat diartikan sebagai suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul.
29
Adapun hipotesis yang diajukan dalam peneltian ini adalah bahwa pendidikan
agama islam dalam keluarga berpengaruh terhadap kedisiplinan beribadah
SDI Bertingkat Labuang baji Makassar.
29
BAB III
Metodologi Penelitian
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peniliti dalam
mengumpulkan data penelitannya1.
Peneliti ini mengunakan pendekatan studi korelasional.Dipilihnya
kuantitatif ini dengan alasan untuk menguji keterkaitan variabel tingkat
pendidikan agama islam dalam keluarga terhadap keisiplinan beribadah.
Penulis berusaha mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan Agama
Islam dalam keluarga terhadap kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres
Bertingkat Labuang Baji Makassar.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di SD Inpres Bertingkat Labuang Baji
Makassar yang beralamat di jalan Dr. Ratulangi no 99b . Pemilihan lokasi
dilakukan dengan dasar dan pertimbangan sekolah tersebut representative
dengan judul yang akan diteliti. Sedangkan yang menjadi objek penelitian
yaitu siswa yang ada di SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar.
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,(Jakarta:
Rineka Cipta,1998),h.151.
30
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi
tentang hal tersebut , kemudian ditarik kesimpulanya.2jenis variabel yang
akan diteliti dalam penilitian ini adalah Pendidikan Agama Islam dalam
keluarga sebagai variable independen (X) dan kedisiplinan beribadah siswa
sebagai variabel independen (Y)
1. Variabel Bebas ( independent)
Variabel independen disebut sebagai variable bebas, variable bebas
independen adalah variable yang memengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel bebas
dalam penilitian ini adalah pendidikan agama dalam keluarga, dengan
indikator sebagai berikut :
Pendidikan ibadah dalam keluarga mencakup semua ibadah yaitu
1. Ibadah khusus yang hubungannya dengan Allah ( sahalat, puasa
,zakat, )
2. Ibadah umumnya yang hubungan dengan manusia 3
2. Variabel Terikat (Dependent )
2 Sugiyono, Metode Penilitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D), (Bandung: Alfa beta, 2010), h.38. 3 Mahmud dkk, Pendidikan Agama Islam dalam keluarga, (Jakarta: Akademia
Permata,2013), h. 181.
31
Variable dependent disebut sebagai variabel output, respon kreteria,
konsuken dan variable terikat merupakan variabel bebas4.Variabel terikat
dalam penilitian ini adalah kedisiplinan beragama, dengan indikator sebagai
berikut.Ruang lingkup disiplin beribadah anatara lain :
1. Melaksanakan salat dan puasa pada waktunya tanpa paksaan dengan
tata caranya
2. Membaca Al-quraan dengan tata caranya tanpa paksaan
3. Berdoa dengan tata caranya tanpa paksaan.
D. Definisi opresional variabel
Pendidikan agama Islam dalam keluarga adalah proses mendidikdan
membina anak menjadi manusia dewasa yang memiliki mentalitas dan
moralitas luhur, bertanggung jawab secara moral, agama maupun sosial
kemasyarakatan.
. Kedisiplinan beriadah yaitu ketaatan seseorang dalam menjalani dan
memeluk agama yang diyakininya sehingga aturan agama yang , baik itu
hubunganya dengan orang lain dan dapat mencapai keteraturan dalam
kehidupan sehari-hari. Melalui kedisiplinan beribadah tersebut dapat
melahirkan sebuah ketaatan beribadah yaitu menjalankan perintahnya dan
4 Sugiyono, Metode Peneitian Pendidikan (Pendekata Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung; Alfabeta,2010),h.61.
32
menjahui laranganya baik hubunganya dengan Allah maupun dengan
sesama manusia.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penilitian kuantitatif adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang digunakan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya5.
Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitian, maka penelitiannya merupakan
penelitian populasi6.sedangkan sampel adalah sebuah kelompok anggota
yang menjadi bagaian populasi yang diteliti.
Penelitian ini menggunakan teknik sampel dan yang menjadi sampel
adalah siswa kelas VI di SDI Bertingkat Labuang Baji Makassar.
Tabel 1
Jumlah siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar
Tahun Pelajaran 2016-2017
Tingkat Jumlah kelas Jumlah
I 2 40
II 2 44
III 2 54
IV 2 62
5 Sugiyono,Metode penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan
R&D),(Badung:Alfabeta,2010),hal. 117. 6 Burhanan Nurgiyantoro, Gunawan Marzuki,Statistik Terapan untuk Penelitian ilmu-
ilmu sosial,(Yogykarta: Gadjah Mada University Press,2001),hal. 21.
33
V 2 42
VI 2 60
Jumlah 302
Disekolah yang peneliti teliti jumlah populasi siswa kelas I,II,III,IV,V
dan VI siswa yang dibagi menjadi 6 kelas. Peneliti mengambil sampel dari
kelas VI a . Hal ini berpedoman pada teknik pengambilan data sampel,
maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupaan penelitianya merupakan penelitian populasi. Jka
jumlah subyeknya besar lebih dari 100,dapat diambil antara 10-15% atau 20-
25% atau lebih.7
Adapun jenis sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling,yaitu pengambilan sampel berdasarkan ciri-ciri yang telah
ditentukan, adapun ciri-cirinya yaitu :
1. Siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar
2. Siwa Kelas VI a
Berdasarkan ciri-ciri atau karakteristik yang ditentukan diatas, maka diperoleh
30 siswa sebagai sampel penelitian.
F. Teknik pengumpulan Data
7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta:Rineka Cipata,1998),hal. 134.
34
Bagian ini, akan dibahas mengenai cara pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti. Adapun metode yang digunakan peneliti dalam teknik
pengupulan datanya sebagai berikut :
1. Metode angket
Motede angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.8
Angket ini merupakan daftar yang didalamnya memuat pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan kepada pihak responden (pihak yang dimintai
jawaban pertanyaa). Pertanyaan tersebut telah disediakan jawabannya untuk
dipilih menurut apa yang dianggap cocok atau sesuai dengan pendapat dan
keyakinan responden tersebut. Metode ini digunakan untuk memperoleh data
mengenai pendidikan agama dalam keluarga (variabel X) dan kedisiplinan
beragama siswa (variabel Y) dan diperoleh dari sampel siswa kelas VI SDI
Bertingkat labuang Baji tahun ajaran 2016-2017.
Metode angket ini merupakan pemberian respon yang berwujud self
report atau laporan tentang diri sendiri yang berhubungan dengan
pengetahuan atau keyakinan pribadi. Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data tentang pengaruh pendidikan Agama Islam dalam
Keluarga Terhadap kedisiplinan beribadah.
8Sugiyono, Metode Pwnilitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan
R&D), (Bandung: Alfabeta, 2010),hal.142.
35
Adapun angket yang digunkan oleh peneliti ini adalah angket tertutup
dengan alasan agar jawaban tidak meluas dan akan terfokus pada tujuan
pengukuran dan memudahkan pelaksanaan penelitian. Responden tinggal
memilih jawaban yang tersedia berdasarkan alternativ jawaban yang ada
dengan penskorannya sebagai berikut. Untuk soal favourable bagi resonden
yang menjawab A= 4, B= 3, C=2 dan D= 1
Untuk soal unfavourable bagi yang menjawab
A= 1,B= 2,C= 3,D= 4
2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode yang digunakan degan
mencari data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip dan termasuk juga
buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hokum dan lain-lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian.9Metode ini digunakan untuk
mendapatkan daftar peserta didik, tentang struktur organisasi, personal, guru
dan keadaan peserta didik di SDI Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar
3. Metode obsevasi
Obsevasi adalah metode jalan pengamatan pencatatan secara
sistematis terhadap fonemena yang diselidiki ,Metode ini memberikan
gambaran umum menegenai kedisiplinan beribadah.
9 S.Margono, Metode penelitian pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),hal. 181.
36
G. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis data tersebut. Penelitian menggunakan tiga tahap analisis,
yaitu sebagai berikut :
1. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan merupakan tahap pertama dengan menyusun
table distribusi frekuensi sederhana sesuai variabel yang ada, yaitu data
tentang pendidikan agama dalam keluarga dan kedisiplinan beragama
siswa.Peniliti memasukkan hasil perolehan angket responden kedalam table
distribusi frekuensi untuk memudahkan perhitungan dalam pengolahan data
selanjutnya.
Dalam analisis pendahuluan penulis mengadakan perhitungan awal
dari data yang terkumpul dengan mengunakan teknik presentase dengan
rumus sebagai berikut :
P = ��
× 100
Keterangan :
37
P = Presentase angka yang dicari
F= Frekuensi jawaban yang dipilih
N= Jumlah responden
2. Analisis Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh pendidikan Agama Islam dalam Keluarga
terhadap Kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres bertingkat Labuang Bji
Makassar, Penulis Menggunakan Rumus : korelasi product Moment dari
pearson. Rumusnya adalah 10
���� ∑ � − (∑ �)(∑ )
(� ∑ �� − (∑ ��)(� ∑ � − (∑ )�)
Keterangan :
Rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y
N = Jumlah siswa
∑ �= Jumlah skor butir
∑ = Jumlah skor total
10Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara,2002),
hal.69.
38
Jika telah diketahui rxy maka dilakkan analisis uji hipotesis, sehingga hipotesis
yang dikemukakan dapat diterima atau ditolak.
3. Analisis lanjut
Melalui perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, maka dapat
diketahui Freg.setelah diketahui Freg dapat dilakukan uji hipotetis dengan
membandingkan ninlai hasil regresi dengan nilai table, sehingga terdapat dua
kemungkinan :
a. Jika Freg yang diperoleh itu sama atau lebih besar dari harga
Ftabel artinya signifikan atau hipotetis diterima
b. Bila Freg yang diperoleh lebih kecil dari F table artinya tidak
signifikan atau hipotetisnya ditolak.
39
BAB IV
HASI PENLITIAN DAN ANALISIS DATA
A . Gambaran Umum SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar
1. Latar Belakang berdirinya SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar
Sekolah Dasar Inpres Bertingkat Labuang Baji merupakan salah satu
sekolah Negeri yang ada di Kota Makassar yang dibangun pada tahun 1985 dan
digunakan untuk proses belajar mengajar mulai tahun 1986. SD Inpres Bertingkat
Labuang Baji adalah merupakan pemekaran dari SDN Kompleks Labuang Baji
sehingga pada tahun 1985 dibangunlah SD Inpres Bertingkat Labuang Baji yang
beralamat di Jalan Dr. Ratulangi No. 99 B Telp. (0411) 856911 Kecamatan
Mamajang Kota Makassar.Selama berdirinya SD Inpres Bertingkat Labuang Baji
telah mengalami beberapa kali pergantian Kepala Sekolah. Adapun nama-nama
Kepala Sekolah yang telah membina SD Inpres Bertingkat Labuang Baji adalah
sebagai berikut :
Tabel 2
NO NAMA TAHUN KETERANGAN
1
2..
3.
4.
5
6..
Hj. ST. DEWI (Alm)
Hj. NURHAYATI, AP (Alm)
Dra.Hj.ST.RAHMATIAHWAHAB(Alm)
Dra hj. AMINA (Alm )
Dra. Hj NURSIAH.B
SATRIA
1986 – 1988
1988 – 1993
1993 – 1996
1996 – 2012
2012 – 2014
2014– Sekarang
Kepala sekolah
Kepalah sekolah
Kepalah sekolah
Kepalah sekolah
Kepalah sekolah
Kepalah sekolah
Adapun nama-nama Kepala Sekolah yang telah membina SD Inpres Bertingkat
Labuang Baji adalah sebagai berikut :
Selama berdirinya SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Kecamatan Mamajang telah
menamatkan sejumlah peserta didik yang diantaranya telah bekerja di Instansi
Pemerintahan maupun di bidang swasta.
SD Inpres Bertingkat Labuang Baji dalam perkembangannya mengalami kemajuan
yang pesat baik dari segi peningkatan mutu (Kokurikuler) maupun dari segi prestasi
dibidang ekstrakurikuler.
SD Inpres Bertingkat Labuang Baji membina peserta didik yang tingkat ekonominya
rata-rata ekonomi menengah ke bawah dan warga yang ada di sekitar lingkungan
sekolah.
2. Perkembangan SD Inpres Bertingkat Labuang Baji
SD Inpres Bertingkat Labuang Baji saat ini di Pimpin oleh Ibu SATRIA, S.Pd. Ibu
SATRIA, S.Pd adalah Guru SD Negeri Kompleks Kapota Yudha yang diangkat
menjadi Kepala Sekolah hasil dari Lelang Jabatan yang dilaksanakan oleh Bapak
Walikota Makassar. SD Inpres Bertingkat Labuang Baji dikelola dan dibina oleh
tenaga pengajar yang telah memiliki Kualifikasi S2 dan S1. Adapun Misi visi SD
Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar yaitu :
Visi : Bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa, Berilmu, Berkarakter dan Berprestasi.
Misi :
1. Meningkatkan Kemampuan profesionalisme Guru
2. Mengembangkan potensi, Bakat dan keterampilan peserta didik
3. Meningkatkan kualitas belajar peserta didik Melalui pembinaan yang
demokratis serta menciptakan pembalajaran yang kreatif,inovatif, dan
kompotitif.
4. Melaksanakan pembinaan Agama yang Mewujudkan peserta didik yang
cerdas.
5. Mencipakan lingkungan sekolah yang bersih , hijauh dan indah.
Tabel 3
Adapun daftar nama personalia sebagai berikut
I. KEPALA SEKOLAH
No Nama Alamat Rumah Telpon / HP Pangkat/
Golongan
PNS / PTT
1. SATRIA, S.Pd Jl. Macan 3 No. 4a
Penata Tk. I / III.d
PNS
II. GURU KELAS
No Nama Alamat Rumah Telpon / HP Pangkat/
Golongan
PNS / PTT
1 Ratu Intan, S.Pd Jl. Dr. Ratulangi Pembina / IV.a PNS
2 Nuraliyah, S.Pd Jl. Diponegoro Penata Muda Tk. I / III.b
PNS
3 Nurhayati, S.Pd Jl. Dg. Muda 085256580170 Penata Muda / III.a
PNS
4 Satinah, S.Pd Jl. Kakatua Penata Muda / III.a
PNS
5 Richa Yunita Rasyid, S.Pd
BTN. Hj. Banca Penata Muda / III.a
PNS
6 Asmawati, A.Ma Jl. Landak Baru Pengatur / II.c PNS
7 Ratnah, S.Pd BTN. Tamarunang
Penata Muda / III.a
PNS
8 Nurhayati, S.Pd BTN. Berlian Indah
Pembina / IV.a PNS
9 Zatriany, S.Pd, M.Pd Jl. Andi Tonro Penata Muda / III.a
PNS
10 Hardiyati, S.Pd BTN. PEMDA Penata Muda / III.a
PNS
11 Rostiana, S.Pd Jl. Veteran Selatan
PTT
III. GURU BIDANG STUDY
No Nama Alamat Rumah Telpon / HP Pangkat/
Golongan
PNS / PTT
1 Sadariah, S.Pd.I Banta-Bantaeng Penata / III.c PNS
2 Rahdan Rahman, S.Pd, M.Pd
Jl. Serigala V Penata Muda Tk.I / III.b
PNS
3 M. Yusran, S.Pd Jl. Sari Battiro PTT
4 Hasriani Bustanil Jl. Andi Tonro 082347798564 PTT
IV. PUSTAKAWAN
No Nama Alamat Rumah Telpon / HP Pangkat/
Golongan
PNS / PTT
1 Rahmawati Jl. Dr. Ratulangi PTT
V. BENDAHARA PENDIDIKAN GRATIS
No Nama Alamat Rumah Telpon / HP Pangkat/
Golongan
PNS / PTT
1 Richa Yunita Rasyid, S.Pd
BTN. Hj. Banca Penata Muda / III.a
PNS
VI. BUJANG/CLEANING SERVICE
No Nama Alamat Rumah Telpon / HP Pangkat/
Golongan
PNS / PTT
1 Nurdin Jl. Letjend A. Mappaudang
PTT
VII. ADMINISTRASI SEKOLAH
No Nama Alamat Rumah Telpon / HP Pangkat/
Golongan
PNS / PTT
1 Muh. Fahri Naim Jl. Manunggal 22 Pengatur Muda/II.a
CPNS
Struktur organisasi SD Inpres Bertingkat Labuang Baji
Kepala SD Inpres
Bertingkat labuang Baji
ZATRIA S.Pd
B. Penyajian Data
Dalam pengumpulan data pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam keluarga
terhadap kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar
penulis mengunakan ilmu teknik angket . Jumlah pertanyaan dalam angket yang
digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri
dari 20 pertanyaan.
Data tentang Pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap kedisiplinan
beribadah diperoleh dari angket yang penulis bagikan kepada responden. Angket
tentang Pendidikan Agama Islam dalam keluarga terdiri dari 10 soal, sedangkan
untuk angket kedisiplinan beribadah terdiri dari 10 soal. Pertanyaan disediakan 4
KOMITESEKOLAH
A. RASYID
TATA USAHA
MUH. FARI NAIM
WALI KELAS 1
WALI KELAS 2 WALI KELAS 3 WALI KELAS 4
1. Ratu intan
S.Pd
2. Rostiana s.pd
1. Nurhayati S.Pd
1. Nuralia s.Pd
2. Satina s.pd
1. Rika s.Pd
2. Asma wati
s.Pd
WALI KELAS 5
WALI KELAS 6
GURU BIDANG STUDI
1. Zatriani S.Pd.
M.Pd
2. Ratna S.Pd
1.Harbiati S.Pd
2. Nurhayati S.Pd
1. Sadaria S.Pdi
2. Hasriani bustanil
3. Muh yusran
opsi alternatif jawaban untuk menghidari kecenderungan memilih yang tengah,
dengan bobot nilai sebagai berikut:
1. Alternatif jawaban A mempunyai bobot nilai 4
2. Alternatif jawaban B mempunyai bobot nilai 3
3. Alternatif jawaban C mempunyai bobot nilai 2
4. Alternatif jawaban D mempunyai bobot nilai 1
Untuk mengetahui lebih jelas tentang pendidikan Agama Islam dalam keluarga dan
kedisiplinan beribadah, penulis akan menyajikan data mentah sebagai berikut :
1. Daftar Nama Responden
Dalam daftar yang disajikan objek penilitian adalah siswa SD Inpres bertingkat
Labuang Baji Makassar. Untuk Jelasnya penulis sajikan dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 4
Daftar Nama Responden
NO Nama Lengkap jenis kelamin
L P
1 Muhammad padi fauzan L
2 Muhammad irfan L
3 Muh.irzan L
4 Andika L
5 Wahyu L
6 Riskawati P
7 Nilama P
8 Muh. Arsyad L
9 Saidan L
10 Andika putra L
11 Arman L
12 Muh hazan L
13 Randika L
14 Risal L
15 Hilman L
16 Mumad fauzan L
17 Rivaldi L
18 Firas L
19 Aini P
20 Ramania P
21 Nirmana P
22 Tika putri P
23 Fira P
24 Billa sfitri P
25 Nurul P
26 Sriyanti P
27 Yuni P
28 Satriani P
29 Fitriani P
30 Riri andriani P
Tabel 5
Jawaban Angket pengaruh Pendidikan Agama Islam
NO.
Rre
sp
Pilihan jawaban Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A B C D
1 A B A B B C A A A A 6 3 1 -
2 A A B B C A A A A A 6 2 2 -
3 D C C D C D D C C C - - 6 4
4 B B A A A A A A A C 7 2 1 -
5 A A A A A A B B B B 6 4 - -
6 A A A A A A A A B C 8 1 1 -
7 B A A A A B A B A A 7 3 - -
8 B A A A B B A A A A 7 3 - -
9 D C C D D D C C C C - - 6 4
10 A A A C A A A A B B 7 2 1 -
2. Data tentang Jawaban Angket Pendidikan Agama Islam dalam Keluaraga
Terhadap Kedisiplinan beribadah
Dalam perhitungan skor jawaban responden penulis memiliki langka-langka
sebagai berikut :
a. Mengubah data kualitatatif menjadi data kuantitatif dari jawaban responden
dengan kententuan, yaitu jawaban A bernilai 4, jawaban B bernilai 3, jawaban
11 B B A A A A B A B A 6 4 - -
12 A A A A A C A C C C 6 - 4
-
13 B A D C D A B B A D 3 3 1 3
14 B B B A C B B B A A 3 6 1 -
15 A A A A A A A A B A 9 1 - -
16 B A A A A B A B A A 7 3 - -
17 C A A A A A A A A C 8 - 2 -
18 A A A A A A A A A B 9 1 - -
19 A A A C A A A A B C 7 1 2 -
20 A A A A A C A C C B 7 1 2 -
21 B A A B A A C B A A 6 3 1 -
22 B B A A A A B A B A 6 4 - -
23 A A C A A A B C B A 6 2 2 -
24 B A A A B B A A A A 7 3 - -
25 A A A A A A A A A D 9 - - 1
26 B A A B A B A A A A 7 3 - -
27 A C B A A A A A A A 8 1 1 -
28 A B A A C B A A B A 6 3 1 -
29 A A B A A A B A A A 8 2 - -
30 D C D C D A B D D C 1 1 3 5
C bernilai 2 dan jawaban C bernilai 1.Hasil penilaian Kuantitatif adalah
sebagai berikut :
Tabel 6
Skor jawaban Responden Variabel pengaruh Pendidikan Agama Islam
No.
Resp
Nomor Item Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 3 4 3 3 2 4 4 4 4 35
2 4 4 3 3 2 4 2 4 4 4 34
3 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 16
4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 36
5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 36
6 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 37
7 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 37
8 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 37
9 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 16
10 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 36
11 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 36
12 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2 32
13 3 4 1 2 1 4 3 3 4 1 26
14 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 32
15 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39
16 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 37
17 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 36
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39
19 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 35
20 4 4 4 4 4 2 4 2 2 3 33
21 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 35
22 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 36
23 4 4 2 4 4 4 3 2 3 4 34
24 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 37
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 37
26 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 37
27 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 37
28 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 35
29 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 38
30 1 2 1 2 1 4 3 1 1 2 18
b. Mencari Lembaran Interval
Untuk mengetahui Kreteria penilaian dari variabel pendidikan Agama Islam
dalam keluarga kedalam kereteria Baik, cukup, sedang dan kurang, maka perlu
mengetahui jarak pengukuran terlebih dahulu dengan mengunakan rumus berikut:
R = H – L
Keterangan :
R = Range ( jarak Pengukuran )
H = Skor Tertinggi
L = skor Terendah
Dilihat dari tabel diatas jadi,
R = 40 – 14
R = 26
Setelah R diketahui dan jumlah interval kelas sudah ditentukan, sehingga bisa
dicari lebar interval ( i ) dengan mengunakan rumus sebagai berikut:
i= R/ 4
i = 26/4
i = 6,5 = 7
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka kreteria nilai yang dipeoleh
adalah sebagai berikut :
35 – 41 = Baik ( A )
28 – 34 = Cukup ( B )
21 – 27 = Sedang ( C )
16 – 21 = Kurang ( D )
Tabel 7
Kriteria Nilai Variabel Pengaruh Pendidikan Agama Islam
No.Resp Nama Jumlah Skor
Kriteria
Nilai
1 Muhammad padi fauzan 35 A
2 Muhammad irfan 34 A
3 Muh.irzan 16 D
4 Andika 36 A
5 Wahyu 36 A
6 Riskawati 37 A
7 Nilama 37 A
8 Muh. Arsyad 37 A
9 Saidan 16 D
10 Andika putra 36 A
11 Arman 36 A
12 Muh hazan 32 B
13 Randika 26 C
14 Risal 32 B
15 Hilman 39 A
16 Mumad fauzan 37 A
17 Rivaldi 36 A
18 Firas 39 A
19 Aini 35 A
20 Ramania 33 B
21 Nirmana 35 A
22 Tika putri 36 A
23 Fira 34 A
24 Billa sfitri 37 A
25 Nurul 37 A
26 Sriyanti 37 A
27 Yuni 37 A
28 Satriani 35 A
29 Fitriani 38 A
30 Riri andriani 18 D
3. Data tentang jawaban angket Kedisiplinan Beribadah
Berdasarkan penyebaran angket kedisiplinan beribadah diperoleh hasil
Tabel 8
Jawaban Angket pengaruh Pendidikan Agama Islam
NO.
Rresp
Pilihan jawaban Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A B C D
1 B A C C B A B B B A 3 5 2 -
2 A B B A A A B A A A 7 3 - -
3 C A C B C A B C C B 2 3 5 -
4 A A A B B A A A B A 7 3 - -
5 A A B B A A A A A A 8 2 - -
6 A C A A A A A A A A 9 - 1 -
7 A B A A B A A C B B 5 4 1 -
8 A A A B A A A B A B 7 3 - -
9 D D C C D D D C C D - - 4 6
10 A A A A A A A A A A 10 - - -
11 A C A A A A B B A A 7 2 1 -
12 D C D C A C A B C B 2 2 4 2
13 B D C D A B A B A B 3 4 1 2
14 B A A A A B A B A A 7 3 - -
15 A A A A A A A A B A 9 1 - -
16 A A B A A C B B A A 6 3 1 -
17 A A A A A A A A B B 8 2 - -
18 A A A A A A A A A A 10 - - -
19 B A A A B A A B B A 6 4 - -
20 A A A A A C A C C A 7 - 3 -
21 A A A A B A B A A A 8 2 - -
22 A A C B A A A A A A 8 1 1 -
23 B C B A B B A B A C 3 5 2 -
24 A A A A A A A A A A 10 - - -
25 B B A A B A B A A A 6 4 - -
26 A A A B A B A B A A 7 3 - -
27 A A B A A C B A A B 6 3 C -
28 B A A A B B A A A A 7 3 - -
29 B B A A A A B A B A 6 4 - -
30 A C A B A A A A B B 6 3 1 -
Dalam perhitungan skor jawaban responden penulis memiliki langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif dari jawaban responden
dengan kententuan, yaitu jawaban A bernili 4, jawaban B bernilai 3, jawaban
C bernilai 2 dan jawaban D bernilai 1. Hasil Penilaian kuantitatif adalah
sebagai berikut :
Tabel 9
Skor jawaban Responden Variabel pengaruh Pendidikan Agama Islam
No.
Resp
Nomor Item Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 4 2 2 3 4 3 3 3 4 31
2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 37
3 2 4 2 3 2 4 3 2 2 3 27
4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 37
5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 38
6 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 38
7 4 3 4 4 3 4 4 2 3 3 34
8 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 37
9 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 14
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
11 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 36
12 1 2 1 2 4 2 4 3 2 3 24
13 3 1 2 1 4 3 4 3 4 3 28
14 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 37
15 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39
16 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 35
17 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 38
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
19 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 36
20 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 34
21 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 38
22 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 37
23 3 2 3 4 3 3 4 3 4 2 31
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
25 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 36
26 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 37
27 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 35
28 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 37
29 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 36
30 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 35
b. Mencari Lebar Interval
Untuk mengetahui Kreteria penulisan dari variabel Kedisiplinan beribadah ke
dalam kreteria Baik, cukup sedang dan kurang, maka perluh mengetahui jarak
pengengukuran terlebih dahulu dengan mengunakan rumus sebagai berikut :
R = H - L
Keterangan :
R = Range ( Jarak Pengukuran )
H = Skor Tertinggi
L = Skor Terendah
Dilihat dari tabel di atas jadi,
R = 40 – 14
R = 26
Setelah R diketahui dan jumlah interval kelas sudah ditentukan sehingga bisa
dicari lebr interval (i) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
i = R/4
i = 26/4
i = 6,5 = 7
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka kreteria nilai yang diperoleh
adalah :
35 – 41 = Baik ( A )
28 – 34 = Cukup ( B)
21 – 27 = Sedang ( C )
14 – 20 = Kurang ( D )
Tabel 10 Kriteria Nilai Variabel Pengaruh Pendidikan Agama Islam
No.Resp Nama Jumlah Skor Kriteria Nilai
1
Muhammad padi
fauzan 31 B
2 Muhammad irfan 37 A
3 Muh.irzan 27 C
4 Andika 37 A
5 Wahyu 38 A
6 Riskawati 38 A
7 Nurhidaya 34 A
8 Muh. Arsyad 37 A
9 Saidan 14 D
10 Andika putra 40 A
11 Arman 36 A
12 Muh hazan 24 C
13 Randika 28 B
14 Risal 37 A
15 Hilman 39 A
16 Mumad fauzan 35 A
17 Rivaldi 38 A
18 Firas 40 A
19 Aini 36 A
20 Ramania 34 A
21 Nirmana 38 A
22 Tika putri 37 A
23 Fira 31 B
24 Billa sfitri 40 A
25 Nurul 36 A
26 Sriyanti 37 A
27 Yuni 35 A
28 Satriani 37 A
29 Fitriani 36 A
30 Riri andriani 35 A
Untuk mengelolah data yang telah terkumpul dan untuk mengambil kesimpulan
penelitian, maka perlu adanya analisi data. Analisis data dilakukan dalam rangka
untuk menguji hipotetis yang telah dirumuskan untuk memperoleh simpulan
berdasarkan data trsebut. Rumusan hipotesis dapat diterima apabila kebenaran
dalam analisis data telah terbukti.
C. Anlisis deskriptif
1. Analisis Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat Pendidikan
Agama Islam di SD Inpres Bertingkat labuang Baji Makassar. Analisis
mengenai tingkat keteladanan beribadah orang tua ini menggunakan
sistem prosentasi dari setiap jawaban responden yang dikelarifikasikan
dalam kreteria nilai penilaian berdasarkan jawaban yang diperoleh,
kemudian diprosentase dari setiap jawaban responden yang
diklarifikasikan dalam kriteria nilai penilaian berdasarkan jawaban yang
diperoleh, kemudian diprosentasikan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
P = ��
× 100 %
Keterangan :
P = Proporsi Individu dalam Golongan
F = Frekuensi
N = Jumlah Subyek dalam Golongan
Adapa langkah – langkah dalam analisis ini adalah dengan
menentukan jumlah responden yang tergolong memperoleh nilai A (Baik),
B (Cukup ), C (Sedang ) dan D (Kurang ) dalam Variabel Pendidikan
Agama Islam dalam Keluarga.
Tabel 11
Prosentase Jawaban Responden tentang Pendidikan Agama Islam dalam keluarga berdasarkan angket
Data tabel kreteria nilai untuk variabel pendidikan Agama Islam dalam
keluarga dengan jumlah respoden sebanyak 30 siswa SD Inpres bertingkat labuang
Baji Makassar dapat diketahui bahwa jumlah responden yang memperoleh kreteria
nilai :
No intem soal
jawaban Presentase
A B C D A B C D
1
Apakah orang tua anda senantiasa
mengajarkan bacaan shalat ? 15 11 1 3 50,0% 36,7 % 3,3 % 10,0%
2
Apakah orang tua anda senantiasa
melaksanakan puasa dibulan suci
rhamadan ? 20 6 4 0 66,7% 20,0 % 13,3% 0,0 %
3
Apakah orang tua Anda melaksanakan
shalat lima waktu tepat pada waktunya 21 4 3 2 70,0% 13,0% 10,0 % 6,7 %
4
Apakah orang tua Anda menegur Anda
ketika Anda meninggalkan shalat ? 20 4 4 2 66,7 % 13,3 % 13,3% 6,7 %
5
Apakah orang tua Anda mengajarkan
doa harian? 20 3 4 3 66,7% 10,0 % 13,3% 10,0%
6
Apakah orang tua Anda
membangungkan setiap pagi untuk
melaksanakan shalat subuh ? 18 7 3 2 60,0 % 23,3 % 10,0 % 6,7%
7
Apakah orang tua Anda mengajarkan
tatacara berwudu dengan baik ? 18 8 3 1 60,0% 26,7% 10,0% 3,3%
8
Apakah orang tua Anda selalu
mengajarkan membaca Al-quran ? 18 6 5 1 60,0% 20,0% 16,7% 3,3%
9
Apakah orang tua Anda melaksanakan
shalat 16 9 4 1 53,3% 30,0% 13,3% 3,3%
10
Apakah orang tua Anda menegur ketika
Anda bangun kesiangan dan belum
melaksanakan shalat subuh ? 16 4 8 2 53,3% 13,3% 26,7% 6,7%
Rata-rata 18 6 4 2 60,7% 20,0% 13,3% 6,7%
a. Kategori Baik ( A ) sebanyak 18 orang
b. Kategori Cukup ( B ) Sebanyak 6 orang
c. Kategori sedang (C ) Sebanyak 4 orang
d. Kategori Kurang ( D ) Sebanyak 2 orang
Dengan mengunakan rumus diatas, maka dapat diperoleh hasil sebagai tabel
berikut :
Tabel 12
Prosentase jawabanResponden tentang pendidikan Agama Islam
NO Kategori Lambang
��ekuensi prosentase
1 Baik A 18 60 , 3 %
2 Cukup B 6 20 , 00 %
3 Sedang C 4 13 , 33%
4 Kurang D 2 6 , 67 %
30 100 %
2 . Analisis Kedisiplinan Beribadah
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kedisiplinan beribadah
di Sd Inpres bertingkat Labuang Baji Makassar. Analisis mengenai tingkat
Kedisiplinan Beribadah ini menggunakan sistem prosntase dari setiap jawaban
responden yang diklarifikasikan dalam kreteria nilai penilaian berdasarakan
jawaban yang diperoleh, kemudian diprosentasikan dengan menggunakan rumus
sebagai brikut :
P = ��
× 100 %
Keterangan :
P = Peoporsi Individu dalam Golongan
F = Frekuensi
N = Jumlah subjek dalam Golongan
Lagka-langka dalam analsis ini adalah dengan menentukan jumlah
responden yang tergolong memperoleh nilai A ( Baik ) B ( Cukup ), dan D
(Kurang) dalam Variabel Kedisiplinan beribadah.
Tabel 13
Prosentase Jawaban Responden tentang Pendidikan Agama Islam dalam keluarga berdasarkan angket
Dalam tabel kreteria nilai untuk kedisiplinan beribadah dengan jumlah responden
sebanyak 30 siswa SD Inpres bertingkat labuang baji Makassar dapat diketahui
bahwa jumlah responden memperoleh kreteria nilai :
a. Kategori Baik (A) sebanyak 19 orang
No intem soal
jawaban Presentase
A B C D A B C D
1
Apakah anda melaksanakan shalat lima
waktu tempat pada waktunya 19 8 1 2 63,3% 26,7% 3,3% 6,7%
2
Apakah anda senantiasa bangun pagi
untuk melaksanakan shalat subuh 19 4 5 2 63,3% 13,3% 16,7% 6,7%
3
Apakah anda membaca Al-quran setiap
hari 19 5 5 1 63,3% 16,7% 16,7% 3,3%
4
Apakah anda tetap melaksanakan
shalat walaupun dalam keadaan sakit 19 7 3 1 63,3% 23,3% 10,0% 3,3%
5
Apakah anda membaca doa sebelum
belajar 20 8 1 1 66,7% 26,7% 3,3% 3,3%
6
Apakah anda membaca doa sebelum
tidur 20 5 4 1 66,7% 16,7% 13,3% 3,3%
7
Apakah anda berpuasa pada bulan suci
ramadan 20 9 0 1 66,7% 30,0% 0,0% 3,3%
8
Apakah anda tidak marah ketika
diingatkan orang tua atau teman
melaksanakan shalat 17 9 4 0 56,7% 30,0% 13,3% 0,0%
9
Apakah anda tetap melaksanakan shalat
walaupun tidak ada orang tua dirumah 17 9 4 0 56,7% 30,0% 13,3% 0,0%
10
Apakah anda berwudu ketika ingin
melaksakan shalat 20 8 1 1 66,7% 26,7% 3,3% 3,3%
Rata-rata 19 7 3 1 63,3% 23,3% 10,0% 3,3%
b. Kategori Cukup (B) sebanyak 7 orang
c. Kategori sedang (C) sebanyak 3 orang
d. Kategori kurang ( D) sebanyak 1 orang
Dengan mengugunakan rumus diatas, maka dapat diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 14
Prosentase jawabanResponden tentang Kedisiplinan Beribadah
NO Kategori Lambang
��ekuensi prosentase
1 Baik A 19 60 , 3 %
2 Cukup B 7 23 , 3 %
3 Sedang C 3 10, 0 %
4 Kurang D 1 3,3 %
Jumlah
30 100 %
D. Penguji Hipotesis
Pada bab II penulis merumuskan hipotesis ” Pendidikan Agama Islam dalam
Keluarga terhadapa kedisiplinan beribadah di SD Inpres bertingkat Labung baji
Makassar. Untuk menguji kebenarannya, penulis mengadakan penelitian pada siswa
SD Inpres Bertingkat Labunag Baji Makassar yang menunjukkan pendidikan Agama
Islam dengan kedisiplinan beribadah. Sedangkan untuk menguji kevalidan data,
maka data yang telah diperoleh tersebih dahulu dilakukan penghitungan statistik.
Analisis data statistik adalah :
1. Data yang diperoleh merupakan data kualitatif yang sudah diubah menjadi
data kuantitatif dalam bentuk angka.
2. Penulis akan lebih mudah menetukan apakah hipotetis yang akan diuji
dapat diterima atau ditolak.
3. Akan diperoleh kesimpulan yang objetif.
Dalam analisis statistik ini, penulis menggunakan rumus product moment yaitu
untuk mecari besarnya angka korelasi antara Pendidikan Agama Islam dalam
keluarga dengan kedisiplinan beribadah.
rxy = � ∑ � �( ∑ � ) (∑ )�
�� ∑ ��(∑ � )�� � �� ∑ ��(∑ �)�� �
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi anatara Variabel x dan y
∑� =Jumlah product dari x dan y
X2 = Jumlah Kuadrat x
Y2 = Jumlah Kuadrat y
N = Jumlah sampel yang dimiliki
Apabila rhitung telah diperoleh, kemudian dikosultasikan dengan rtabel Koefisen
korelasi product moment dengan kreteria rhitung > rtabel pada signifikansi taraf
kepercayaan 5 % maka hipotesis kerja diterima, namaun sebaliknya apabila rhitung < r
tabel maka hipotesis ditolak.
Untuk lebih mudahnya dalam perhitungan korelasi, penulis akan sajikan tabel
koefesien korelasi sebagai berikut :
Tabel 15 Koefisien korelasi pengaruh pendidikan Agama Islam dalam
keluarga terhadapaa kedisiplinan beribadah siswa SDI Bertingkat Labung Baji makassar
NO X Y X Y XY
1 35 31 1225 961 1085
2 34 37 1156 1369 125
3 16 27 256 729 432
4 36 37 1296 1369 1332
5 36 38 1296 1444 1368
6 37 38 1369 1444 1406
7 37 34 1369 1156 1258
8 37 37 1369 1369 1369
9 16 14 256 196 224
10 36 40 1296 1600 1440
11 36 36 1296 1296 1296
12 32 24 1024 576 768
13 26 28 676 784 728
14 32 37 1024 1369 1184
15 39 39 1521 1521 1521
16 37 35 1369 1225 1295
17 36 38 1296 1444 1368
18 39 40 1521 1600 1560
19 35 36 1225 1296 1260
20 33 34 1089 1156 1122
21 35 38 1225 1444 1330
22 36 37 1296 1369 1332
23 34 31 1156 961 1054
24 37 40 1369 1600 1480
25 37 36 1369 1296 1332
26 37 37 1369 1369 1369
27 37 35 1369 1225 1295
28 35 37 1225 1369 1295
29 38 36 1444 1296 1368
30 18 35 324 1225 630
JUMLAH 1009 1042 35075 37058 34626
Berdasarkan tabel diatas diketahui :
∑ � = 1009 ∑ � = 1042
∑ 2� = 35075 ∑ 2� = 37058
∑ � � = 35759 N = 30
Rxy = � ∑ � �( ∑ � ) (∑ )�
�� ∑ ��(∑ � )�� � �� ∑ ��(∑ �)�� �
= � ×�!"!#�($ #×$ %�)
�� �! "!�($ #)�� � �" !&�($ %�)��
=1072770 − 1051378
�1052250 − 1018081� 1111740 − 1085764�
=�$�#�
��%$.#� �!#".�
= 21392
√887573944
= �$�#�
�#"#�,$"#
= 0,718
E. Pembahasan
Nilai koefisien korelasi (rhitung ) hasil perhitungan kemudian dikorelasikan dengan
rtabel. Nilai rtabel untuk sampel 30 dan signifikan pada taraf 5% adalah 0,361. Jika rhitung
> rtabel, berarti ada pengaruh positif anatara variabel x dan y. Jika rhitung = 0, maka
dikatakan bahwa anatara variabel x dan y tidak ada pengaruh sama sekali. Jika
rhitung< rtabel , maka hipotesis ditolak. Adapun variabel x dalam penilitian ini adalah
pendidikan Agama Islam dalam Keluarga, sedangkan variabel y adalah kedisiplinan
beribadah siswa SDI bertingkat labuang baji Makassar.
Dari hasil perhitungan korelasi prduct moment tersebut menghasilkan rhitung
sebesar 0,718. Langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan rhitung dengan r tabel.
Harga r tabel untuk jumlah responden 30 dan signifikan pada taraf kepercayaan 5 %
adalah 0,361.
Berdaarkan uraian diatas terlihat bahwa harga rxy hasil perhitungan lebih besar
dari rxy pada tabel signifikan taraf kepercayaan 5% ,Berdasarkan analisis tersebut,
maka dapat diambl kesimpulan bahwa terdapat pengaruh pendidikan Agama Islam
terhadap kedisiplinan beribadah siswa SDI Bertingkat Labuang Baji Makassar.
Dengan kemudian hipotesis yang berbunyi “Pendidikan Agama Islam dalam
keluaraga berpengaruh terhadap kedisiplinan beribadah siswa SDI Bertingkat
Labuang Baji Makassar” dapat diterima.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh pendidikan Agama Islam dalam
keluarga terhadap kedisiplinan beribadah siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar,
dapat ditari kesimpulan :
1. Tingkat pendidikan Agama Islam dalam keluarga siswa SDI bertingkat Labuang Baji
Makassar berada pada beberapa tingkat hal ini dapat diketahui bahwa 60%
termaksuk dalam kategori baik, 20% termaksuk dalam kategori cukup, 13,33%
termaksuk dalam kategori sedang dan 6,67% termaksuk dalam kategori
kurang.Artinya tingkat Pendidikan Agama Islam dalam keluarga memiliki kategori
baik hal ini mnujukkan bahawa SD Inpres Bertingkat Labuang baji Makassar memiliki
pengaruh terrhadap pendidikan Agama Islam dalam keluarga.
2. Kedisiplinan beribadah di SD Inpres Bertingkat Labuang Baji Makassar berada pada
bberapa tingkatan. Hal ini dapat diketahui bahwa 63,3% termaksud dalam kategori
baik, 23,3% termaksuk dalam kategori cukup, 10,0% termaksuk dalam kategori
sedang dan 3,3% termaksuk dalam kategori kurang. Artinya tingkat Kedisiplinan
Beribadah memiliki kategori baik hal ini mnujukkan bahawa SD Inpres Bertingkat
Labuang baji Makssar memiliki pengaruh terrhadap Kedisiplinan Beribadah
3. Ada pengaruh positif antara pendidikan Agama Islam dalam Keluarga terhadap
kedisiplinan beribadah. Hal ini diketahui dari kofisien korelasi anatara pendidikan
Agama Islam dalam Keluarga dengan kedisiplinan beribadah yaitu sebesar 0,718.
Nilai rhitung dikonsultasikan dengan nilai rtabel product moment dengan N = 30 dan
taraf signifikansi kepercayaan 5% yaitu 0,361; sehingga terbukti rhitung > rtabel ,
sehingga hipotesis yangdiajukan “diterima“.maka dapat diambil kesimpulan bahwa
terdapat pengaruh pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap kedisiplinan
beribadah Siswa SD Inpres Bertingkat Labuang Baji.
B. Saran-saran
Berdasarkan penelitian yang menuliskan lakukan, maka penulis mempunyai saran-
saran sebagai berikut :
1. Bagi orang tua
a. Orang tua merupakan contoh ideal yang tingkah lakunya dan sopan santun
akan ditiru, maka hendaknya orang tua memberikan pendidikan agama islam
dalam keluarga bagi anak-anaknya.
b. Hendaknya orang tua memberikan perhatian yang lebih kepada anak dalam
masalah kedisiplinan beribadah
c. Hendaknya orang tua mengajarkan maslah ibadah kepada anaknya sejak
masih kecil.
2. Bagi siswa
a. Hendaknya siswa mengikuti contoh yang baik dari orang tua
b. Hendaknya siswa memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan yang
bermanfaat
34
DAFTAR PUSTAKA
Al-qur’an Al-karim.
Ali, Maulana M. Islamologi (Din al-Islam) terj. Kaelani dan Bahrun (Jakarta:
Ikhtiar Baru, 1980).
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipata,1998).
, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi
Aksara,2002).
Depdiknas, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
SMP & MTs, ( Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas 2003).
Djumransjah, M. dan Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan islam
Menengah “ Tradisi Mengukuhkan Eksitensi”, (Malang: UIN Malang
press,2007).
Echols, John M. dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia,(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005.
Fugoha, Pengamalan Ibadah ,(Hasbi Ash-Shiddieqy, 1952 ).
Hadi, Sutrisno, Analisis regresi, ( Yogyakarta: Andi Offset, 2004).
, Metode Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004).
Hasan, Igbal, Analisis Data penelitian dengan statistik, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004).
Helmawati, Pendidikan Keluarga..
Junaedi, Mahfud, kiai Bisri Mustafa pendidikan Keluarga Berbasis
Pesanteren, (Semarang: Walisongo Press,2009). Mahfud, Rois, pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, 2011). Mahmud dkk, Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga, (Jakarta : Akademi
Permata, 2013).
Margono, S. Metode penelitian pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004).
Mubarok, Zaky, dkk, Akidah Islam, (Jogjakarata: UUI Press Jogjakarta, 2001).
Nurgiyantoro, Burhanan, Gunawan Marzuki,Statistik Terapan untuk Penelitian ilmu-ilmu sosial,(Yogykarta: Gadjah Mada University Press,2001).
Salim, Moh Haitami, Pendidikan Agama dalam Keluarga,(Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media,2013).
Sugiyono, Metode Penilitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D), (Bandung: Alfa beta, 2010).
Sochib, Megawangi, pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak
Mengembangkan Disiplin Diri (Jakarta Cipta, 1998).
Sochib, Muhammad, pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri (Jakarta Cipta, 1998).
Soenarjo dkk, al-Qur’an dan terjemahanya (Semrang; Toha putra,1989).
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung;
Remaja Rosdakarya,2010).
Sunarti, Euis, “ Fungsi dan peran Keluarga”, Makalah.
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia.
Tu’u, Tulus, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grasido, 2004).
Thoha, Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996).
Undang-Undang Repubilik Indonesia Nomor52 tahun 2009 Bab 1, pasal 1
ayat 6 Tentang perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga.
UU RI nomor 20 tahun 2003, 2006, Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung:
FokusMedia 2003,2006).
Tjiptoyuwono, Soemadi, Mengungkap Keberhasilan Pendidikan dalam
keluarga Analisis tentang Mendidik putri-putri, (Surabaya: PT. Bina
Ilmu,1995).
ANGKET PENILITIAN
Nama :
Kelas :
Alamat:
Pilihlah jawaban dari beberapa aternatif jawaban dibawah ini dengan cara
memberikan tanda silang(x) pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan
anada!
A. Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga
1. Apakah orang tua Anda senantiasa mengajarkan bacaan-bacaan dalam
shalat ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
2. Apakah orang tua Anda senantiasa melaksanakan puasa dibulan suci
Ramadhan ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
3. Apakah orang tua Anda melaksanakan shalat lima waktu tepat pada
waktunya?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
4. Apakah orang tua Anda menegur Anda ketika Anda meninggalkan Shalat ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
5. Apakah orang tua Anda mengajarkan Doa Harian ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
6. Apakah orang tua Anda membangunkan anda setiap pagi untuk
melaksanakan shalat subuh?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Apakah orang tua Anda mengajarkan tatacara berwudu dengan baik ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
8. Apakah orang tua Anda mengajarkan membaca Al-quran ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
9. Apakah orang tua Anda Selalu melaksanakan Shalat ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
10. Apakah orang tua Anda menegur Anda Ketika Anda bangun kesiangan dan
belum melaksanakan shalat shubuh?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
B. Kedisiplinan Beribadah
1. Apakah Anda melaksanakan shalat lima waktu tepat pada waktunya?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
2. Apakah Anda Senantiasa bangun pagi untuk melaksanakan shalat subuh ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
3. Apakah Anda membaca Al-Quran setiap Hari ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
4. Apakah Anda tetap melaksanakan shalat walaupun dalam keadaan sakit?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
5. Apakah Anda membaca doa sebelum belajar ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
6. Apakah anda membaca doa sebelum tidur ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Apakah Anda berpuasa pada bulan suci Ramadan ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
8. Apakah anda tidak marah ketika diingatkan orang tua atau teman
melaksanakan shalat ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
9. Apakah Anda tetap melaksanakan shalat walaupun tidak ada orang tua
dirumah ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
10. Apakah Anda berwudu ketika ingin melaksanakan shalat ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
HASRIANI.B, Lahir di Ralla Kec.Tanete Riaja Kab.
Barru, 28 Maret 1995. Anak kedua dari dua
bersaudara dari pasangan Bustanil, S.Pd dan HJ
sitti Hasmiati (Almarhuma). Jenjang pendidikan
pertama SDI Ralla Kec, Tanete Riaja Kab. Barru,
tahun 2001 selesai 2007, Kemudian melanjutkan
Pendidikan di SMP Negeri 1 Tanete Riaja Kab.
Barru tahun 2007 dan selesai tahun 2010. Di tahun yang sama melanjutkan
pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tanete Riaja Kabupaten
Barru tahun 2010 dan selesai tahun 2013. Pada tahun 2013 terdaftar sebagai
Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Agama
Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam dan selesai pada tahun 2017 dengan
Meraih Gelar Sarjana S.1, “Sarjana Pendidikan Islam”(S.Pd.).
Prestasi dan Pengalaman yang pernah di raih:.
- Pengurus Inti Komunitas Mahasiswa Kreatif (KOMET) di bawa naungan
Badan Eksekutif Mahasiswa periode 2015-2016
- Ketua Bidang sosek Lembaga Himpunan Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Agama Islam ( HMJ PAI ) Unismuh Makassar Periode 2015-
2016.
- Sekertaris Bidang Pemberdayaan Perempuan lembaga Badan Eksekutif
Masiswa ( BEM FAI ) Unismu Makassar periode 2015-2016.