pengaruh pengetahuan hukum riba dalam …
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGETAHUAN HUKUM RIBA DALAM KEPUTUSAN MASYARAKAT MENGAMBIL PINJAMAN DI RENTENIR PADA DESA PALANGISENG KECAMATAN LILIRILAU
KABUPATEN SOPPENG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Ekonomi Syari’ah (SH) Pada Program Studi
Hukum Ekonomi Syari’ah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
EKA SRIHARDINA 105 25 0215 14
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1439 H/ 2018 M
ABSTRAK
EKA SRIHARDINA. 105 250 215 14. 2018. Pengaruh Pengetahuan Hukum Riba dalam Keputusan Masyarakat Mengambil Pinjaman di Rentenir pada Desa Palangiseng Kecamatan Lilirilau Kaupaten Soppeng. Dibimbing oleh Hurriah Ali Hasan dan Hasanuddin.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh Hukum Riba dalam Keputusan
Masyarakat Mengambil Pinjaman di Rentenir pada Desa Palangiseng
Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng.
Penelitian ini berlangsung 2 bulan mulai dari Desember 2017
sampai Februari 2018. Teknik pengumpulan sampel dilakukan dengan
menggunakan kuesioner atau angket dengan jumlah sampel 68 orang
dengan 3 variabel, yaitu 2 variabel bebas barupa pengetahuan hukum riba
dan keputusan masyarakat mengambi pinjaman dan variabel terikat
berupa rentenir. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah pelanggan rentenir yang mengambil pinjaman di rentenir, dengan
menggunakan rumus slovin maka menghasilkan sampel sebanyak 68
sampel. Selanjutnya data yang diperoleh melalui instrumen tersebut
kemudian diolah melalui aplikasi Statistical Package For The Social
Sciencess (SPSS).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengetahuan hukum riba tidak berpengaruh signifikan terhadap rentenir dan keputusan mengambil pinjaman berpengaruh signifikan terhadap rentenir. Sehingga Pengetahuan hukum ribadan keputusan mengambil pinjaman berpengaruh signifikan secara simultan terhadap rentenir.
Kata Kunci : Pengetahuan Hukum Riba, Keputusan Masyarakat
Mengambil Pinjaman, Rentenir.
MOTTO
“Kebahagiaan Akan Terasa Lebih
Manis, Lewat Sebuah Perjuangan Yang
Sepenuh Hati”
“Lakukanlah Sekarang Terkadang
”Nanti” Bisa JadI ”Tak Pernah”
Karena Musuh Terbesar Dalam Hidup
Adalah Penundaan. .Kenapa Banyak
Orang Yang Suka Menunda? Karena
Ketakutan! Takut Gagal, Takut
Kecewa,Takut Diejek Dan Segala
Macam Ketakutan Laiinya. Jika bisa
hari ini kenapa harus ditunda”
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilamin, puji dan syukur senantiasa teriring dalam
setiap hela nafas atas kehadirat Allah Swt, serta salam dan shalawat
tercurah kepada kekasih Allah, Nabiullah Muhammad Saw, para sahabat
dan keluarganya serta ummat yang senantiasa istiqomah dijalan-Nya.
Tiada jalan tanpa perjuangan, tiada puncak tanpa tanjakan, Tiada
kesuksesan tanpa perjuangan, dengan kesungguhan dan keyakinan untuk
terus melangkah, akhirnya sampai dititik akhir penyelesaian skripsi ini.
Namun, semua tak lepas dari uluran tangan berbagai pihak lewat
dukungan, arahan, bimbingan, serta bantuan moril dan materil.
Segala usaha dan upaya telah dilakukan oleh penulis dalam rangka
menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin. Namun, penulis
menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak luput dari berbagaii
kekurangan sehingga masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi, penulis
tidak pernah menyerah dan yakin ada Allah Swt yang selalu memberikan
pertolongan bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.
Maka melalui kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE, MM, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas
Agama Islam.
3. Bapak Dr. Ir. H. Muchlis Mappangaja, MP, selaku ketua prodi Hukum
Ekonomi Syariah.
4. Ibu Hurriah Ali Hasan, ST, ME, Ph.D, dan bapak Hasanuddin, SE.Sy,
ME, Selaku pembimbing penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
5. Bapak/Ibu dosen beserta para Staf Administrasi Universitas
Muhamadiyah Makassar, khususnya Fakultas Agama Islam yang telah
banyak meluangkan ilmunya kepada kami.
6. Kedua orang tua tercinta, yang tiada henti-hentinya mendoakan,
memberi dorongan moril maupun materi selama menempuh
pendidikan. Semua itu tak lepas dari kasih sayang, jerih payah,
cucuran keringat, dan doa-doa yang tiada putus-putusnya buat
penulis.
7. Seluruh teman-teman di Fakultas Agama Islam khususnya di jurusan
Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2014 B yang selalu setia bersama-
sama dan memberi dukungan dalammenyelesaikan proposal ini.
8. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu
persatu yang telah banyak membantu dan memberikan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai
pihak yang sifatnya membangun, Karena penulis yakin bahwa suatu
persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-
mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca,
terutama bagi diri saya pribadi.
Akhirnya, kepada Allah Swt penulis memohon agar semua pihak
yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini senantiasa
dalam lindungan-Nya. Amin.
Makassar, 4 Rabiul Awal 1439 H
23 November 2017 M
Penulis
EKA SRIHARDINA
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ..................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................ ii
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH .................................................. iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................. vi
ABSTRAK ..................................................................................... vii
MOTTO .......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................ 5
C. Tujuan penelitian.......................................................... 5
D. Manfaat penelitian ........................................................ 5
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Kajian Teori ................................................................. 6
B. Kerangka Pikir ............................................................. 29
C. Hipotesis ...................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian ........................................................... 32
B. Lokasi Objek dan Waktu Penelitian ........................... 32
xiii
C. Populasi dan sampel ................................................... 33
D. Variabel Penelitian ....................................................... 34
E. Definisi Operasional Variabel ..................................... 35
F. Jenis Data dan Sumber Data ...................................... 36
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................... 37
H. Metode Analisis Data .................................................. 39
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................... 44
B. Hasil Penelitian ........................................................... 48
C. Pembahasan ................................................................. 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................. 63
B. Saran ............................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Pikir ........................................................ 29
Gambar 4.1. Uji Normalitas .......................................................... 53
Gambar 4.2. Heteroskedastisitas ................................................. 56
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Responden berdasarkan jenis kelamin ..................... 45
Tabel 4.2. Responden berdasarkan umur .................................. 45
Tabel 4.3. Uji Validitas ................................................................. 47
Tabel 4.4. Uji Reliabilitas ............................................................. 48
Tabel 4.5. Uji Autokorelasi ........................................................... 51
Tabel 4.6. Uji Multikolinearitas ..................................................... 51
Tabel 4.7. Uji Regresi Linear Berganda ....................................... 53
Tabel 4.8. Uji t ............................................................................... 55
Tabel 4.9. Uji F .............................................................................. 56
Tabel 4.10. Uji Determinasi .......................................................... 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan ekonomi merupakan tabiat manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, dengan kegiatan itu ia dapat memperoleh rezeki dan
dengan rezeki itu ia melangsungkan hidupnya. Bagi umat Islam Al-Quran
adalah petunjuk untuk memenuhi yang berkebenaran absolut, sunnah
Rosulullah berfungsi menjelaskan kandungan Al-Quran terdapat banyak
ayat-ayat Al-Quran dan Al-Hadist merangsang manusia untuk rajin dan
giat berkerja, maka kegiatan ekonomi termaksuk di dalamnya, tapi tidak
semua kegiatan ekonomi di benarkan oleh Al-Qur‟an dan Al-Hadist.
Apabila semua kegiatan itu punya watak yang merugikan banyak orang
dan menguntungkan sebahagian kecil orang seperti monopoli dagang,
calo, penjudi, dan riba pasti akan ditolak oleh Islam.1
Agama Islam mengharamkan riba dan hukumnya haram di mana
Allah telah menjelaskan dalam Al-Qur‟an2 :
1M. Zuhri, Riba Dalam al- Qur‟an dan Masalah Perbankan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1996), cet ke-2,h.1)
2 Abdul Fatah Idris dan Abu Ahmadi, Fiqh Islam Lengkap, (Jakarta : PT Rineka
Cipta, 1994), cet ke-2, h. 135
1
2
Terjemahannya :orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.3
Allah Swt tak melarang umatnya berbisnis atau bertransaksi tetapi
Allah haramkan transaksi yang mengandung riba, salah satu perbuatan
riba adalah meminta tambahan dari sesuatu yang dihutangkan serta
membungakan harta uang yang lainnya yang dipinjamkan kepada orang
lain.
Istilah dan persepsi mengenai riba sudah dikenal luas di tengah
masyarakat. Masyarakat Islam Madani yang ideal memiliki karakteristis
yang selalu menonjolkan kehidupan yang berkeadilan sosial ekonomi.
Keadilan sosial ekonomi akan menjangkau seluruh aspek kehidupannya
baik sosial, ekonomi dan politik. Suatu institusi yang salah tentu akan
mempengaruhi institusi yang lainnya. Bahkan dalam bidang bisnis dan
ekonomi, semua harus menyatu dengan prinsip keadilan sehingga seluruh
3 QS. Al-Baqarah : 275, Kementrian Agama
3
element akan terdorong untuk bersikap yang sama bukan malah
sebaliknya, menyuarakan ketidakadilan sosial ekonomi.
Kehidupan umat manusia terus berjalan sesuai perjalan waktu dan
kemajuan teknologi. Kondisi ini tentu mempengaruhi gaya hidup umat
manusia dalam segala aspek kehidupan. Karena itu, adanya fenomena
yang terjadi dalam dunia perekonomian di mana salah satu ajaran Islam
yang paling esensial dalam menegakkan keadilan dan menghapus segala
bentuk eksploitasi dalam transaksi bisnis adalah dengan melarang semua
bentuk peningkatan kekayaan secara tidak adil yaitu pinjaman dalam
bentuk Riba dan merupakan akad dalam jual beli yang dilarang dengan
pelanggaran yang keras.
Di Indonesia, dalam kehidupan yang semakin sulit, masyarakat
seakan tidak memperdulikan lagi masalah halal dan haram pada
pinjaman yang mereka lakukan. Masyarakat tidak memperdulikan
pinjaman yang mengandung riba atau tidak, karena lebih mementingkan
cara untuk mendapatkan keuntungan yang banyak, sementara masih ada
masyarakat yang tetap berpegang teguh kepada hukum Syariat Islam,
maka berusaha agar kehidupannya berdiri di atas keadaan yang bersih
dan halal.
Masyarakat pedesaan sebagian besar memiliki mata pencaharian
sebagai petani, pekerjaan-pekerjaan di luar pertanian merupakan
pekerjaan sampingan yang biasa mengisi waktu luang seperti halnya yang
bergerak pada bidang usaha sehingga banyak yang memanfaatkan
4
pinjaman cepat karena perekonomian masyarakat pedesaan pada
umumnya ditandai dengan permodalan yang lemah. Begitu pula di
Kabupaten Soppeng, di daerah ini masyarakat sebagian besar bekerja di
bidang usaha kecil dan bidang pertanian. Permodalan pengusaha ada
yang menggunakan modal sendiri karena memiliki perekonomian yang
cukup stabil, sementara sebagian besar pengusaha ada mengalami
kendala pada permodalan, sehingga mereka meminjam pada lembaga
keuangan yaitu Bank, Kredit Kelayakan Usaha (KKU), Kredit Usaha Kecil
(KUK), Kredit Canda Kulat (KCK), Kredit Umum Pedesaan (Kupedes),
Kredit Investasi, Koperasi, dan ada pula yang meminjam pada rentenir.
Salah satu desa di Kabupaten Soppeng, yaitu desa Palangiseng
Kecamatan Lilirilau, masyarakat banyak yang meminjam uang untuk
modal usaha. Sebagian meminjam di Bank, sebagian lainnya meminjam
dari sumber keuangan non formal. Masyarakat yang tidak bisa meminjam
pada Bank karena mereka kurang memahami/pengetahuan tata cara
peminjaman uang di Bank, mekanisme peminjaman uang di Bank yang
berbelit-belit atau tidak mempunyai jaminan/agunan. Karena itu mereka
lebih memilih meminjam pada rentenir, di mana persyaratan lebih mudah
dan cepat.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas,
penulis mencoba melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk
proposal dengan judul : “Pengaruh pengetahuan hukum riba dalam
5
keputusan masyarakat mengambil pinjaman di rentenir pada Desa
Palangiseng Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengetahuan masyarakat paham tentang hukum Riba?
2. Apakah yang mempengaruhi keputusan masyarakat mengambil
pinjaman di rentenir?
3. Bagaimana sistem pinjaman di rentenir?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji pengetahuani masyarakat paham tentang hukum
riba.
2. Untuk menguji pengaruh keputusan masyarakat mengambil
pinjaman di rentenir.
3. Untuk mengetahui sistem pinjaman di rentenir.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, hasil penilitian ini diharapkan mampu menambah
pengetahuan mengenai hukum riba dalam transaksi kredit
masyarakat.
2. Bagi lembaga keuangan dan pemerintah, penilitian ini dapat
dijadikan sebagai tolak ukur dalam membuat kebijakan transaksi
kredit bagi masyarakat.
3. Bagi pihak lain/pembaca, penelitian ini dapat dijadikan referensi
bagi penelitian selanjutnya.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hukum Riba
a. Pengertian Riba
Menurut bahasa, riba memiliki beberapa pengertian yaitu :
a) Bertambah ( ادة زي Az- Zayadah ), karena salah satu perbuatan / ال
riba adalah meminta tambahan dari sesuatu yang dihutangkan.
b) Berkembang ( نام An- Namu ), berbunga, karena salah satu / ال
perbutan riba adalah membungakan harta uang atau yang lainnya
yang dipinjamkan kepada orang lain.
c) Berlebihan atau menggelembung, kata-kata ini berasal dari firman
Allah4 :
4Hendi suhendi, fiqh muamalah, (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada,2014), cet
ke-9, h.57
6
7
Terjemahannya : Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.5
Sedangkan menurut terminology syara‟, riba berarti akad untuk
satu ganti tanpa diketahui perbandingannya dalam penilaian syariat ketika
berakad atau bersama dengan mengakhirkan kedua ganti atau salah
satunya, Kata “akad” mengandung makna ijab dan qabul, sehingga jika
tidak ada ijab dan qabul, maka akad tidak ada sama seperti seseorang
yang menjual dengan sistem mu‟athah (saling member) artinya
menyerahkan dan menerima tanpa ada ucapan, dan ini terjadi pada
sekarang ini dan bukan termasuk riba, walaupun ia haram namun tidak
seperti haramnya riba.
5 QS. Al-Hajj : 5, Kementrian Agama
8
“ pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli, pinjam meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam islam.”6
Riba menurut ahli fiqh adalah penambahan pada salah satu dari dua
ganti yang sejenis tanpa ada ganti dari tambahan ini.
Qatadah berkata :
“Sesungguhnya riba orang jahiliyah adalah seseorang menjual satu jualan sampai tempo tertentu dan ketika jatuh tempo dan orang yang berutang tidak bisa membayarnya dia menambah utangnya dan melambatkan tempo”. 7
b. Macam-macam Riba
1) Riba Fadhl
Riba fadhl adalah jual beli yang disertai adanya tambahan
salah satu pengganti (penukar) dari yang lainnya. Dengan kata lain,
tambahan berasal dari penukar paling akhir. Riba ini terjadi pada
barang yang sejenis, seperti menjual satu kilogram kentang dengan
satu setengah kilogram kentang.
2) Riba Yad
jual beli dengan mengakhirkan penyerahan (al-qabdu), yakni
bercerai-berai antara dua orang yang akad sebelum timbangan
terima, seperti menganggap sempurna jual beli antara gandum
dengan sya‟ir tanpa harus saling menyerahkan dan menerima di
6 Muhammad syafi Antonio, bank syariah: wawancara ulama dan cendekiawan (
Jakarta : central bank of Indonesia and Institute 1999) 7Abdul aziz dan Muhammad azzam, fiqh muamalah system transaksi dalam fiqh
islam,(Jakarta:Amzah,2010),cet ke-1,h.216
9
tempat akad. Menurut ulama Hanafiyah, riba ini termasuk riba nasi‟ah,
yakni menambah yang tampak dari utang.
3) Riba Nasi’ah
Riba Nasi‟ah diambil dari kata an-nas‟u yang berarti menunda. Ia
terdiri dari dua macam yaitu : Pertama, mengembalikan utang kepada
orang yang kesulitan untuk membayar, dan ini adalah asal riba dalam
masyarakat jahiliyah. Kedua, dalam jual beli suatu benda yang satu
jenis, sambil disepakati kelebihannya dan penundaan penyerahan
keduanya atau salah satunya.8
Menurut ulama Syafi‟iyah, riba yad dan riba nasi‟ah sama-sama
terjadi pada pertukaran barang yang tidak sejenis. Perbedaannya, riba
yad mengakhirkan pemegangan barang, sedangkan riba nasiah
mengakhirkan hak dan ketika akad dinyatakan bahwa waktu
pembayaran diakhirkanmeskipun sebentar Al-Mutawalli menambahkan,
jenis riba dengan riba qurdi (mensyaratkan adanya manfaat). Akan
tetapi, Zarkasyi menempatkannya pada riba fadhl.9
Menurut Sebagian ulama dibagi menjadi empat macam yaitu:
fadli, qardhi, yad, dan nasa‟. Juga menurut sebagian ulama lagi bahwa
riba dibagi menjadi tiga bagian, yaitu fadli, nasa‟ dan yad, riba qardli
dikategorikan pada riba nasa.10
8 Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-hari, (Jakarta : Gema Insani Press, 2005), cet ke-
1, h. 390 9 Rachmat Syafe‟I, Fiqih Muamalah, (Jakarta : CV Pustaka Setia, 2004), cet ke-2,
h. 264 10
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah Membahas Ekonomi Islam, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2002), cet ke-1,h.62
10
c. Sebab-sebab Haramnya Riba
a) Karena Allah dan rasul-Nya melarang atau mengharamkannya, firman
Allah :
Terjemahannya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta riba secara berlipat ganda dan takutlah kepada Allah mudah-mudahan kamu menang”. 11
Terjemahannya : “Dan disebabkan mereka memakan riba, kami haramkan kepada mereka untuk mengambil, memakan, dan memanfaatkan barang riba”. 12
Terjemahannya : “Allah menghapuskan berkah harta riba dan menyuburkan harta shadaqah”.
13
Hadist Riwayat Ahmad : “satu dirham uang riba yang dimakan seseorang, sedangan orang tersebut mengetahuinya, dosa perbuatan tersebut lebih berat daripada dosa enam puluh kali zina.”
11 QS. Al-Imran :130, Kementrian Agama. 12 QS. Al-Nisa : 161, Kementrian Agama. 13 QS. Al-Baqarah : 276, Kementrian Agama.
11
“Mas dengan mas sama berat, sebanding dan perak dengan perak, sama berat dan sebanding”. “Makanan dengan makanan yang sebanding” 14 Hadist Riwayat Ibnu Jarir :“Riba memliki enam puluh pintu dosa, dosa ynag paling ringan dari riba ialah seperti dosa yang berzina dengan ibunya” 15
Hadist Riwayat Nasai : “Rasulullah Saw. Melaknat pemakan riba dan saksinya, dua penulinya, jika mereka tahu yang demikian, mereka tahu yang demikian, mereka dilaknat lidah Muhammad Saw. Pada hari kiamat” 16
b) Karena riba meghendaki pengambilan harta orang lain dengan tidak
ada imbangannya, seperti seseorang menukarkan uang kertas Rp
10.000 dengan uang recehan senilai Rp 9.950 maka uang senilai Rp
50 tidak ada imbangannya, maka uang senilai Rp 50 adalah riba.
c) Dengan melakukan riba, orang tersebut menjadikan malas berusaha
yang sah menurut syara‟. Jika rib sudah mendarah daging pada
seseorang, orang tersebut lebih suka beternak uang karena ternak
uang akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada
dagang dan dikerjakan tidak dengan susah payah.
d) Riba menyebabkan putusnya perbuatan baik terhadap sesame
manusia dengan cara utang piutang atau menghilangkan faedah
utang piutang sehinnga riba lebih cenderung memeras orang miskin
daripada menolong orang miskin.
14
Hendi suhendi, op.it. h.58
15 Hendi Suhendi, op. it. h.60
16 Ibid, h.60
12
d. Hal-hal yang Menimbulkan Riba
Jika seseorang menjual benda yang mungkin mendatangkan riba
menurut jenisnya seperti seseorang menjual salah satu dari dua macam
mata uang, yaitu emas dan perak dengan yang sejenis atau bahan
makanan seperti beras dengan beras, gabah dengan gabah dan yang
lainnya, maka syaratnya :
1) Sama nilainya (tamasul).
2) Sama ukurannya menurut syara‟, baik timbangannya, takarannya
maupun ukurannya.
3) Sama-sama tunai (taqabuth) di majelis akad.17
e. Dampak Riba pada Ekonomi
Kini riba yang dipinjamkan merupakan asas pengembangan harta
pada perusahaan-perusahaan. Itu berarti akan memusatkan harta pada
penguasaan para hartawan, padahal mereka hanya merupakan sebagian
kecil dari seluruh anggota masyarakat, daya beli mereka pada hasil-hasil
produksi juga kecil. Pada waktu yang bersamaan, pendapatan kaum
buruh yang berupa upah atau yang lainnya, juga kecil. Maka, daya beli
kebanyakan anggota masyarakat kecil pula.
Hal ini merupakan masalah penting dalam ekonomi, yaitu siklus-
siklus ekonomi. Hal ini berulang kali terjadi. Siklus-siklus ekonomi yang
berulang terjadi disebut kritis ekonomi. Para ahli ekonomi berpendapat
bahwa penyebab utama krisis ekonomi adalah bunga yang dibayar
17
Hendi suhendi, op. it. h.63
13
sebagai peminjaman modal atau dengan singkat bisa disebut riba. Riba
dapat menimbulkan over produksi. Riba membuat daya beli sebagian
besar masyarakat lemah sehingga persediaan jasa dan barang semakin
tertimbun, akibatnya perusahaan macet karena produksinya tidak laku,
perusahaan mengurangi tenaga kerja untuk menghindari kerugian yang
lebih besar dan mengakibatkan adanya sekian jumlah pengangguran.
Lord keynes pernah mengeluh dihadapan MajelisTinggi (House of
Lard) inggris tentang bunga yang diambil oleh pemerintah Amerika
Serikat. Hal ini menunjukkan bahwa negara besar pun seperti Inggris
terkena musibah dari bunga pinjaman Amerika, bunga tersebut menurut
fuqaha disebut riba. Dengan demikian, riba dapat meretakkan hubungan,
baik hubungan antara orang perorang maupun hubungan antarnegara,
seperti Inggris dan Amerika.18
2. Pinjaman
a. Pengertian Pinjaman
Pinjaman dalam bahasa arab berlafaz yaitu „ariya.19
Sedangkan pinjaman menurut istilah ada beberapa pendapat yaitu:
1) Menurut Hanafiyah, „ariyah adalah memberi manfaat secara cuma-
cuma.
18 Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Attahiriyah, jakarta : 1976, h.261 19
Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan Penerjemah Penafsiran al-Quran, 1973), Cet. Ke-1, h. 133
14
2) Menurut Syafi‟iyah „ariyah adalah Kebolehan mengambil manfaat
dari seseorang yang membebaskannya, apa yang mungkin untuk
dimanfaatkan serta tetap zat barangnya supaya dapat dikembalikan
kepada pemiliknya.
3) Dalam kamus istilah fiqih, pinjaman adalah memberi sesuatu
dengan orang lain dengan perjanjian bahwa yang bersangkutan
membayar dengan jumlah dan ukuran yang sama.20
Dari pengertian diatas maka dapat diambil sesuatu kesimpulan
bahwa yang dimaksud dengan pinjaman adalah pembuktian rasa
kasih terhadap orang lain (sipemimjam) membantu mereka dalam
bermacam-macam keadaan atau kesulitan menghinpun dan
memudahakannya, dan bukalah suatu cara mencari utang.
Macam-macam „ariyah yaitu ada dua yaitu „ariyah muqayyadah
dan „ariyah mutlaqah. ariyah muqayyadah adalah bentuk pinjam
meminjam barang yang bersifat terikat dengan batasan tertentu.
Misalnya peminjaman barang yang dibatasi pada tempat dan jangka
waktu tertentu. Dengan demikian, jika pemilik barang mensyaratkan
pembatasan tersebut, berarti tidak ada p[ilihan lain bagi pihak
peminjam kecuali mentaatinya. Serta ariyah mutlaqah yaitu bentuk
pinjam meminjam barang yang bersifat tidak dibatasi. Melalui akad ini,
peminjam diberi kebebasan untuk memanfaatkan barang pinjaman,
meskipun tanpa ada pembatasan tertentu dari pemiliknya.
20
Abdull Mujier dkk, Kamus Istilah fikih,(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994 ), Cet. Ke-1,h.405
15
b. Rukun dan Syarat Pinjaman
Menurut Hanafiyah, rukun „ariyah adalah satu, yaitu ijab dan
kabul, tidak wajib diucapkan, tetapi cukup dengan menyerahkan pemilik
kepada peminjam barang yang dipinjamkan dan boleh hukum ijab kabul
dengan ucapan. 21
Adapun rukun dan syarat pinjaman menurut syafi‟iyah tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Mu‟ir yaitu orang yang berpiutang.
2. Musta‟ir yaitu orang yang menerima utang.
3. Sighad, yaitu kata-kata keduanya yang berupa transaksi ijab dab
qobul yang berisikan perjanjian kedua belah pihak pinjaman.22
Syarat-syarat bagi mu‟ir dan musta‟ir adalah :
Baligh, maka batal „Ariyah yang dilakukan anak kecil atau
shabiy.
Berakal, maka batal „Ariyah yang dilakukan oleh orang yang
sedang tidur dan orang gila.
Orang tersebut tidak dimahjur (di bawah curatelle), maka
tidak sah „ariyah yang dilakukan oleh orang yang berada di
bawah perlindungan (curatelle), seperti pemboros.
Benda yang diutangkan , yaitun :
Materi yang dipinjamkan dapat dimanfaatkan, maka tidak
sah „ariyah yang materinya tidak dapat digunakan, seperti
21
Abd al-Rahman al-Jaziri, al-Fiqh‟Ala Madzahib al-Arha‟ah.1969.h.272 22
Hendi Suhendi, op. it. h. 94
16
meminjam karung yang sudah hancur sehingga tidak dapat
digunakan untuk menyimpan padi.
Pemanfaatan itu dibolehkan, maka batal „ariyah yang
pengambilan manfaat materinya dibatalkan oleh syara‟,
seperti meminjam benda-benda najis.
Dan seharusnya dalam transaksi pinjaman harus memenuhi
beberapa prinsip yaitu :
1) Dalam perjanjian pinjaman tidak dibenarkan memungut riba.
2) Al-Quran mengisyaratkan apabila dilakukan muamalah secara
pinjam maka hendaklah dituliskan.
3) Bila diperlukan dalam perjanjian pinjaman dapat diserahkan barang
Jaminan.23
c. Jenis-jenis Pinjaman
1. Pinjaman kosumtif
Pinjaman kosumtif adalah pinjaman yang diambil seorang untuk
memenuhi kebutuhsn hidupnya. Pinjaman ini dapat dibagi menjadi tiga
macam, yaitu:
1) Pinjaman orang-orang lemah. Mereka tidak memiliki siapa pun
(yang dapat memenuhi kebutuhan mereka) padahal mereka
memerlukan kebutuhan yang sangat mendesak, misalnya sakit,
mereka memerlukan pinjaman tersebut untuk memenuhi
23 M. Zuhri, op. it, h.174.
17
kebutuhanya. Kasus pada kenyataannya menuntut tenggang rasa
dan pertolongan masyarakat untuk memberi bantuan tersebut.
2) Pinjaman orang yang memerlukan bantuan. Mereka bukan orang
yang miskin sama sekali, namun mereka mampu melunasi
utangnya namun secara aktual dia tidak mampu untuk itu.
3) Orang yang mempunyai utang, namun kondisi mereka ini lebih baik
dari pada golongan diatas. Contohnya orang yang mempunyai
utang pada orang lain. Ia meminjam untuk dapat membayar
kembali utangnya dengan cepat.24
2. Pinjaman Produktif
Adapun yang dimaksud dengan pinjaman produktif adalah
pinjaman yang diambil seseorang untuk dipakai sebagai modal untuk
mengembangkan usahanya sehingga ia menanamkannya dan
mengembangkannya dengan harapan mendapatkan keuntungan. Disini
terdapat paksaan agar di dalam meminjaman ini debitur atau si
peminjam tidak menggunakan untuk keperluan hidupnya, melainkan ia
harus menggunakan untuk menambah modal dan memperbesar
keuntungan, atau karena ia tidak memiliki modal atau karena modalnya
tidak cukup untuk menjalankan usahanya, maka ia meminjam modal
kepada orang lain atau badan usaha seperti bank. Dan ia memberikan
bunga atas pinjaman tersebut.25
24 Mutadha Muthahhari, Asuransi Dan Riba,(Bandung: Pustaka Hidayat, 1995),
Cet. Ke-1, h.45 25
Ibid. h.45
18
Sebagian ulama berpendapat, bahwa pinjaman yang diharamkan
hanyalah pinjaman untuk kepentingan komsutif saja, sedangkan
pinjaman untuk kepentingan produktif tidak haram, karena riba ialah
karena adanya sifat pemerasan dan sifat pemerasan ini hanya bisa
terjadi pada pinjaman konsumtif. Sebab si peminjam bermaksud
menggunakan untuk menutup kebutuhan –kebutuhan pokoknya.
Peminjaman melakukan hal itu karena darurat dan tiada jalan lain yang
dapat ditempuhnya selain mengambil pinjaman tersebut. Maka
mengambil keuntungan dari pinjaman komsuntif semacam ini,
merupakan salah satu bentuk manipulasi terhadap keadaan orang yang
terjepit yaitu orang yang semestinya dikasihani dan di beri bantuan.26
Pinjaman produktif berbeda dengan pinjaman komsumtif oleh
karena sifat pemerasan pada pinjaman komsumtif lebih besar dari pada
pinjaman produktif. Tetapi tidak berarti bahwa tidak ada pemerasan
pada pinjaman priduktif, karena disini tidak terbayangkan terjadinya
pemerasan pihak kreditur kepada debitur, bahkan mungkin terjadi
sebaliknya, yaitu kreditur menjadi pihak yang terperas. Karena debitur
atau si peminjan dapat memperoleh keuntungan dari peminjamnya
dalam mendanai rencana-rencana besarnya dan mendapat untung
besar. Tetapi hanya memberi sebahagian kecil dari keuntungan itu
kepada pihak kreditur. Inilah yang terjadi pada bank-bank dimana ia
26
Abu Sura‟I Abdul Hadi, Bunga Bank Dalam Islam, (Jakarta: Al-Ikhlas,1993),
Cet.Ke-2,h.160
19
memperoleh keuntungan yang begitu besar, tapi kemudian hanya
memberi imbalan yang kecil kepada para deposen. Anggapan bahwa
haramnya bunga terbatas pada pinjaman konsumtif saja karena
disinilah ada illat pemerasan adalah suatu anggapan yang lemah,
sebab pemasaran ini juga dapat terjadi pada pinjaman yang bersifat
produktif seperti yang telah diungkapkan diatas tadi.
d. Adab Berutang
Adab pinjam meminjam terbagi 2 yaitu untuk musta‟ir dan mu‟ir :
1) Untuk Musta‟ir
Tidak meminjamkan kecuali dalam kondisi darurat
Berniat melunasinya
Berusaha untuk meminjam kepada orang yang shalih
Meminjam sesuai dengan kebutuhan
Lunasi tepat waktu dan jangan menundanya
Membayar dengan cara yang baik
2) Untuk Mu‟ir
Niat yang benar dalam memberi pinjaman
Bersikap baik dalam menagih pinjaman
Memberi tenggang waktu jika yang meminjam belum mampu
membayar pada waktunya
Menghapus pinjaman bagi yang tidak mampu
mengembalikannya
20
e. Hukum Kelebihan dalam Pembayaran pinjaman
Supaya tujuan mulia dari pinjaman dapat merealisasikan fungsi
kemanusiaan bagi orang yang sangat membutuhkan dan tidak berubah
dari kebaikan menjadi pemerasan, maka Islam mengatur bahwa apabila
kelebihan pembayaran dilakukan si berhutang bukan berdasarkan karena
adanya perjanjian sebelumnya, maka kelebihan tersebut halal bagi si
piutang dan merupakan kebaikan bagi yang berhutang.
Hal tersebut menunjukkan bahwa melunasi hutang dengan lebih
tanpa syarat berbunga antara si peminjam dan si pemberi pinjaman itu
merupakan hal yang dibolehkan, bahkan perbuatan tersebut adalah hal
yang utama dan tidak dianggab sebagai imbalan hutang apabila tidak di
syaratkan lebih dahulu sewaktu terjadinya transaksi utang piutang.
Sudah menjadi pengetahuan umum di kalangan umut Islam
bahwa salah satu dari persoalan-persoalan yang timbul di tengah-tengah
masyarakat sekarang ini dibidang ekonomi adalah masalah bunga uang
(rente) dan riba. Bunga uang tidak dapat dipisahkan dengan ekonomi
sekarang yang berlandaskan pada kekuatan modal, pinjam meminjam
modal dengan memakai bunga merupakan satu ciri khas bagi kehidupan
sistem ekonomi sekarang.
Modal untuk berusaha dibidang ekonomi seberapa saja
dibutuhkan mudah diperoleh apabila ada kesediaan untuk membayar
bunga, sebaliknya apabila tidak mau membayar bunga mustahil dapat
memperoleh modal yang dibutuhkan itu, sebab orang tidak meminjamkan
21
uangnya dengan cuma-Cuma dengan tidak memperoleh suatu apa pun.
Padahal uang itu sangat dibutuhkan bagi kepentingan hidupnya dan
keluarganya. Oleh sebab itulah pinjam meminjam dengan memakai bunga
sudah demikian kuatnya mempengaruhi jiwa, kehidupan dan pandangan
hidup serta peradaban manusia yang hidup pada saat ini. Di sisi lain
syari‟at Islam melarang pemungutan riba dan larang nya jelas dan tegas,
sehingga orang tidak ragu lagi bahwa riba itu haram hukumnya, lantaran
bunga uang itu mirip dengan riba. Hal ini menimbulkan keraguan dan
kekaburan maka timbullah anggapan dan pendapat dikalangan kaum
muslim khususnya, bahwa bunga uang itu sama dengan riba. Dan dengan
demikian bunga uang itu pun dianggap orang hukumnya haram seperti
haramnya riba.
Menurut Abdul a‟la al-Maudhudi bahwa dalam hukum Islam
dilarang keras meminjam uang dengan memungut bunga. Apabila kita
meminjamkan uang pada seseorang tidak peduli apakah ia meminjam
untuk kepentingan konsumsif atau untuk tujuan dagang maka wajib
mengembalikan uang itu sesuai dengan jumlah pinjaman dan
sepersenpun tidak lebih dari itu.27
Bunga dan riba sama-sama dapat timbul dari berhutang piutang,
oleh karena itu pinjam meminjam uang dapat dipandang sebagai salah
satu pokok pangkal bagi timbulnya bunga dan riba, dan bunga juga bisa
timbul dari beberapa hal tersebut dibawah ini:
27 Syabirin Harahap,Bunga Uang Dan Riba Dalam HUkum Islam,(Jakarta:
Pustaka al-Husna,1994), Cet.Ke-2,h.6
22
1) Pinjam meminjam uang antara seseorang dengan orang lain
2) Meminjam uang dan menabung ke bank atau pasar-pasar kredit
lainnya
3) Dengan jalan membeli saham atau pun obligasi suatu perusahan
lain-lain sebagainya.28
f. Asal Modal Pinjaman
1) Bank
Adalah institusi/lembaga yang bergerak dalam bidang keungan
untuk melakukan kegiatan menerima, menyimpan, dan meminjamkan
uang, dalam hal tertentu untuk kemudahan transaksi uang. Bank juga
mempunyai kewenangan untuk menerbitkan cek, atau surat berharga
dalam SUSI‟99, asal modal dari bank jenis pinjamannya adalah KCK,
KKU, KUK, Kupedes, dan kredit koperasi.
2) Kredit kelayakan usaha (KKU)
Merupakan kredit yang diberikan berdasarkan kemampuan dan
kelayakan serta kesediaan peminjam untukmelunasi utangnya.
Kelayakan kredit ditentukan oleh kombinasi faktor kuantitatif dan
kualitatif. Serta dengan nilai pagu sebesar 50 juta rupiah, dan
biasanya memerlukan jaminan sebesar 150 persen dari kredit yang
diajukan.
28 Ibid, h.81
23
3) Kredit usaha kecil (KUK)
Merupakan kredit atau pembiayaan dari bank untuk investasi dan
atau modal kerja, yang diberikan dalam rupiah dan atau valuta asing
kepada nasabah usaha kecil Atau sering juga dikenal sebagai kredit
yang diberikan kepada perorangan atau perusahaan dengan
maksimum 3 bulan.
4) Kredit candak kulak (KCK)
Adalah kredit yang diberikan kepada golongan kecil (bakulan),
penjaga barang dagangan dan sebagainya. Kredit ini biasanya antara
3.000 rupiah sampai dengan 15.000 rupiah dengan bunga 1 persen
sebulan dan jangka waktu kredit maksimum 3 bulan.
5) Kredit umum pedesaan (Kupedes)
Yaitu kredit dengan bunga bersaing yang bersifat umum untuk
semua sektor ekonomi ditujukan untuk individual badasn usaha
maupun perorangan yang memenuhi syarat dan dilayani oleh badan
kredit umum pedesaan serta kredit umum pedesaan juga merupakan
kredit investasi yang diberikan guna mengembangkan usaha kecil
pedesaan, baik usaha-usaha yang sebelumnya.
6) Kredit investasi
Mencakup berbagai macam kredit yang dikeluarkan oleh bank
untuk kepentingan investasi, diluar KKU, KUK, dan Kupedes.
24
7) Koperasi
Adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial,
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi, yang
merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan atau sering juga diartikan sebagai
badan hukum yang berdasar atas asas kekeluargaan yang semua
anggotanya terdiri dari perorangan atau badan hukum dengan tujuan
untuk mensejahterahkan anggotanya serta memiliki tugas dan
tanggung jawab masing-masing di mana setiap anggota mempunyai
hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil.
8) Lembaga keuangan bukan bank
Adalah lembaga keuangan selain bank dan koperasi misalnya
pegadaian, sewa-guna usaha (leasing), dll
9) Perusahaan modal ventura
Adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pernyataan
modal kedalam perusahaan pasangan usaha (Investasi company)
untuk jangka waktu tertentu, termasuk bank muamalat/bank syari‟ah.
10) Keluarga
Adalah pihak-pihak yang masih mempunyai hubungan
saudara/family, baik secara langsung maupun tidak langsung.
25
11) Perorangan
Adalah lembaga kredit yang berbentuk perorangan, misalnya
rentenir.29
g. Pembayaran Pinjaman
Setiap orang yang meminjam sesuatu kepada orang lain berarti
peminjam memiliki utang kepada yang berpiutang (mu‟iri). Setiap utang
wajib dibayar sehingga berdosalah orang yang tidak mau membayar
utang, bahkan melalaikan pembayaran utang juga termasuk aniaya.
Perbuatan aniaya merupakan salah satu perbuatan dasa. Rasulullah Saw,
bersabda :
“orang kaya yang melalaikan kewajiban membayar utang adalah aniaya” (H.R Bukhari dan Muslim).
Melebihkan bayaran dari sejumlah pinjaman diperbolehklan, asal
saja kelebihan itu merupakan kemauan dari yang berutang semata. Hal ini
menjadi nilai kebaikan bagi yang membayar utang. Rasullah Saw,
bersabda :
”Sesungguhnya di antara orang yang terbaik dari kamu adalah orang yang sebaik-baiknya dalam membayar utang” (H.R Bukhari dan Muslim)
Rasulullah pernah berutang hewan, kemudian beliau membayar
hewan itu dengan yang lebih besar dan tua umurnya dari hewan yang
beliau pinjam. Kemudian Rasul bersabda :
“orang yang paling baik di anatara kamu ialah orang yang dapat membayar utangnya dengan yang lebih baik” (H.R Ahmad).
29
Profil usaha kecil menengah tindak berbadan hukum 1999
26
Jika penambahan tersebut dikehendaki oleh orang yang berutang
atau telah menjadi perjanjian dalam akad perutangan, maka tambahan itu
tidak halal bagi yang berpiutang untuk mengambilnya. Rasul bersabda :
“Tiap-tiap piutang yang mengambil manfaat, maka itu adalah salah satu cara dari sekian cara riba” (Dikeluarkan oleh Baihaqi).
h. Tatakarama Berutang (Melakukan Pinjaman)
Ada beberapa hal yang dijadikan penekanan dalam pinjam-
meminjam atau utang-piutang tentang nilai-nilai sopan-santun yang terkait
di dalamnya ialah sebagai berikut :
1) Sesuai dengan Q.S Al-Baqarah : 282, utang-piutang supaya
dikuatkan dengan tulisan dari pihak berutang dengan disaksikan dua
orang saksi laki-laki dengan seorang saksi laki-laki dengan dua
orang saksin wanita. Untuk dewasa ini tulisan tersebut dibuat di atas
kertas bersegel atau bermaterai.
2) Pinjaman hendaknya dilakukan atas dasar adnya kebutuhan yang
mendesak disertai dengan niat akan membayarnya atau
mengembalikannya.
3) Pihak berpiutang hendaknya berniat memberikan pertolongan
kepada pihak berutang. Bila yang meminjam tidak mampu
mengembalikan, maka yang berpiutang hendaknya
membebaskannya.
4) Pihak yang berutang bila sudah mampu membayar pinjaman,
hendaknya dipercepat pembayaran utangnnya karena lalai dalam
pembayaran pinjaman berarti berbuat zalim.
27
i. Meminjam Pinjaman dan Menyewakannya
Abu Hanifah malik berpendapat bahwa peminjam boleh
meminjamkan benda-benda pinjaman kepada orang lain. Sekalipun
pemiliknya belum mengizinkan jika penggunaanya untuk hal-hal yang
tidak berlainan dengan tujuan pemakaian pinjaman. Menurut Mazhab
hambali, peminjam boleh memanfaatkan barang pinjaman atau siapa saja
yang menggantikan statusnya selama peminjaman berlangsung, kecuali
jika barang tersebut disewakan. Haram hukumnya menurut Hanbaliyah
menyewakan barang pinjaman tanpa seizin pemilik barang.
Jika peminjam suatu benda meminjamkan benda pinjaman
tersebut kepada orang lain, kemudian rusak ti tangan kedua, maka pemilik
berhak meminta jaminan kepada salah seorang di antara keduanya.
Dalam keadaan seperti ini, lebih baik pemilik barang meminta jaminan
kepada pihak kedua karena dialah yang memegang ketika barang itu
rusak.30
3. Rentenir
Kredit yang bukan dari perbankan yaitu kredit perorangan , kredit
perorangaan adalah kerdit yang tidak berasal dari lembaga resmi tetapi
dari usaha perorangan, termasuk didalamnya pelepasan uang atau sering
di sebut Rentenie.
Rentenir berasal dari kata rente yang artinya modal jadi rentenir
adalah seorang pemilik rente (modal). Transaksi peminjaman uang
30 Sayyid Sabid, dalam; Fiqh al-Sunnah, h.68
28
dengan rentenir ini adalah suatu proses dimana orang yang mempunyai
modal bersedia meminjamkan uang kepada orang yang
memerlukanmodal dan harus ada tambahan biaya atau bunga atas
pinjaman tersebut. Bunga dalamkonsep Islam jelas dilarang karena
termaasuk kedalam riba.31
Dalam pandangan umum, rentenir adalah seseorang yang
meminjamkan uang atau barang untuk memperoleh keuntungan yang
tinggi melalui penarikan bunga yang besar. Dalam masyarakat, rentenir
juga disebut sebagai pangijon, pelepas uang, lintah darat ataupun
mendring Dale W. Adam menyebutkan :
“Rentenir adalah individu yang memberikan jangka pendek, tidak menggunakan jaminan yang pasti, bunga relative tinggi dan selalu berupaya melangengkan kredit dengan nasabah.”32
Pemberian kredit oleh pelepasan uang tidak di pungut biaya
permintaan kredit. Jangka waktu kredit berkisar antara10 sampai 15 hari
dengan pembayaran sekaligus atau ansuran. Tingkat suku bunga sebesar
20 sampai 50 persen dan dibayar di belakang. Ketentuan maksimum dan
minimum kredit cukup bervariasi dan berubah-ubah. Barang-barang
bergerak dan yang tidak bergerak bisa di jadikan jaminan, namun ada
juga yang memberikan kredit tampa jaminan. Bila debitur terlambat
membayar atau mengangsur pinjaman, ia di peringatkan terlebih dahulu
31
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modren, (Jakarta: Pustaka Amani, tt),Cet. Ke-2,h.354
32 Khudzaifah Dimyati. Profil Praktek Pelepas Uang. h. 16
29
dan ia ternyata tidak bisa membayar kembali pinjaman maka barang
jaminan menjadi milik pelepasan uang.33
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan kajian teori yang sudah dibahas di atas dapat
diuraikan kerangka pikir mengenai “Pengaruh pengetahuan hukum riba
dalam keputusan masyarakat mengambil pinjaman di rentenir”, kerangka
pikir yaitu sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
33 Nurhidayati, Pelaksanaan Transaksi Peminjaman Uang kepada Rentenir di
Desa Karya indah Kecamatan Tapung Menurut Tinjauan Ekonomi Islam, 2012
Pengetahuan Hukum Riba
X1
Keputusan masyarakat
mengambil pinjaman
X2
Rentenir
Y
30
Keterangan :
Pada gambar 2.1 peneliti akan menguji pengaruh X1 (Pengetahuan
Hukum Riba) terhadap Y (Rentenir), X2 (keputusan masyarakat
mengambil pinjaman) terhadap Y (Rentenir) serta X1 (pengetahuan
Hukum Riba) dan X2 (keputusan masyarakat mengambil pinjaman)
secara bersama-sama berpengaruh terhadap Y (Rentenir).
C. Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hypo dan kata thesa. Hypo berarti di
bawah dan thesa berarti kebenaran. Hipotesis harus mengekspresikan
hubungan/pengaruh antara dua variabel atau lebih, maksudnya dalam
merumuskan hipotesis untuk mengekspresikan hubungan/pengaruh
seorang peniliti harus setidak-tidaknya mempunyai dua variabel yang
dikaji. Kedua variabel tersebut adalah variabel bebas (independent) dan
variabel terikat (dependent). Jika variabel lebih dari dua, maka biasanya
satu variabel terikat dan dua variabel bebas. Hipotesis didefinisikan
sebagai jawaban sementara yang kebenarannya masih diuji atau
rangkuman simpulan teoritis yang diperoleh dari tinjauan pustaka. Jenis
hipotesis yang mudah dimengerti dan dipakai pada penelitian yaitu
hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). 34
34
Nanang Martono, metode penelitian kuantitatif analisis isi data dan analisis
data sekunder(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,: 2014) ctk ke-4, h.67
31
Adapun hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah :
H1 : Diduga pengetahuan hukum riba berpengaruh terhadap pinjaman di
rentenir.
H2 : Diduga keputusan masyarakat mengambil pinjaman berpengaruh
terhadap pinjaman di rentenir.
H3 : Diduga pengetahuan hukum riba dan keputusan masyarakat
mengambil pinjaman secara simultan berpengaruh terhadap
pinjaman di rentenir.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu peneliti
yang menjelaskan pengaruh antar variabel-variabel pengujian hipotesis.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis
terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan
model-model matematis dan teori-teori dan hipotesis. Terhadap model
dan teori dilakukan pengukuran, proses pengukuran adalah bagian yang
sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis
dan hubungan-hubungan kuantitatif.35
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Palangiseng Kecamatan
Lilirilau Kabupaten Soppeng. Lokasi ini dipilih karena 30% dari total 640
Kepala Keluarga mengambil pinjaman di rentenir.
35 Sugiyono, Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif, (Jakarta : Alfabeta, 2014), h.30-31
32
33
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan individu yang menjadi objek atau
sumber data penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah para
pelanggan rentenir di Desa Palangiseng Kecamatan Lilirilau
Kabupaten soppeng dari 640 Kepala Keluarga, sebanyak 30% atau
213 Kepala Keluarga meminjam atau pernah meminjam dari rentenir.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan kerakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut, pengambilan sampel dengan
menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan data
populasi dan jumlah Kepala Keluarga peminjam di rentenir yaitu
sebanyak 320 Kepala Keluarga. Dalam penelitian ini tidak semua
populasi dijadikan objek penelitian, sebagai sampel untuk
mendapatkan jumlah sampel dalam penelitian, digunakan rumus
sloving sebagai berikut :
Rumus : n= N
(1+ N)
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Tingkat Error (0,10 %)
34
n = 213
(1+(0,1)2.213)
= 68
Sehingga diperoleh sampel dalam penelitian sebanyak 68
orang.
D. Variable Penelitian
Variabel dalam penelitian terdiri atas dua jenis yaitu variabel bebas
(independen variabel) dan variabel terikat (dependen variabel). Variabel
bebas (independen variabel) merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel yang lain, variabel ini
biasanya disimbolkan dengan variabel X. variabel terikat (dependen
variabel) merupakan variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh
variabel bebas.36
Pada judul “Pengaruh pengetahuan hukum riba dalam keputusan
masyarakat mengambil pinjaman di rentenir “ yang menjadi variabel bebas
(Independent Variabel) yaitu Pengetahuan Hukum Riba (X1) dan
keputusan mengambil pinjaman (X2), Serta yang menjadi variabel terikat
(Dependent Variabel) yaitu Rentenir (Y).
36 Nanang Martono, op. it. h.67
35
E. Definisi Operasional Variabel
Berikut ini adalah pengertian tentang definisi operasional variabel :
1. Pengetahuan Hukum Riba
Pengetahuan hukum Riba yaitu pemahaman seseorang tentang
riba, dimana riba itu sendiri berarti akad untuk satu ganti tanpa
diketahui perbandingannya dalam penilaian syariat ketika berakad
atau bersama dengan mengakhirkan kedua ganti atau salah satunya,
Kata “akad” mengandung makna ijab dan qabul, sehingga jika tidak
ada ijab dan qabul, maka akad tidak ada sama seperti seseorang
yang menjual dengan sistem mu‟athah (saling member) artinya
menyerahkan dan menerima tanpa ada ucapan, dan ini terjadi pada
sekarang ini dan bukan termasuk riba, walaupun ia haram namun
tidak seperti haramnya riba.
2. Keputusan Masyarakat Mengambil Pinjaman
Keputusan masyarakat mengambil pinjaman adalah tindakan
yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengambil suatu pinjaman,
seperti pada bank maupun lembaga lainnya.
3. Rentenir
Rentenir adalah seseorang yang memiliki modal dan
meminjamkan dananya kepada orang yang membutuhkan dengan
pembayaran dilakukan secara berangsur-angsur dan adanya
kelebihan dari pokok pengembalian (Bunga setiap bulannya).
36
F. Jenis Data dan Sumber Data
1. Jenis Data
Penelitian ini jenis data yang digunakan adalah Data Statistik
yang diperoleh dari masyarakat melalui penyebaran angket.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian atau yang data baru. Dalam penelitian
ini menggunakan data primer atau empiris yang diperoleh dari penyebaran
angket, yaitu angket tertutup dan terbuka. Angket tertutup dimana
masyarakat telah disediakan pilihan pertanyaan yang berkenaan analisis
pemahaman hukum riba dalam transaksi kredit masyarakat di desa
palangiseng kec.lilirilau kab.soppeng.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan
dari sumber yang telah ada. Data itu biasanya diperoleh dari
perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian yang terdahulu. Data
sekunder disebut juga data tersedia.37
37 Iqbal Hasan, op.it
37
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor
penting demi keberhasilan penelitian. Metode pengumpulan data
merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data.
Ada dua teknik pengumpulan data yang penulis gunakan untuk
melaksanakan penelitian, yaitu observasi, Angket dan Dokumentasi.
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang
sedang dilakukan. Pada waktu melakukan observasi, analis sistem
dapat ikut juga berpartisipasi atau hanya mengamati saja orang-orang
yang sedang melakukan suatu kegiatan tertentu yang diobservasi.
2. Angket
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada
orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Teknik
pengumpulan data dengan menyusun daftar pertanyaan dan
pernyataan tertulis yang diajukan kepada responden sampel yang
akan diteliti. Jumlah pertanyaan yang ada, diambil dari masing-masing
item yang diperoleh dari masing-masing indicator variabel, baik
variabel independent maupun variabel dependent. Angket diberikan
langsung kepada responden dengan tujuan agar lebih efektif dan
efisien menjangkau jumlah sampel dan mudah member penjelasan
berkenaan dengan pengisian angket tersebut. Instrument yang
38
digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini menggunakan skala
likert 5 point.
Skor 5 = sangat setuju (SS)
Skor 4 = setuju (S)
Skor 3 = cukup setuju (CS)
Skor 2 = tidak setuju (TS)
Skor 1 = sangat tidak setuju (STS)
Angket yang akan dibagikan kepada responden, di mana
responden diminta untuk menjawab pernyataan/pertanyaan dengan
lima alternative jawaban dengan cara memberi tanda (√).Angket yang
akan dibagikan kepada responden adalah sebagai berikut :
Keterangan :
STS = Sangat tidak setuju
TS = Tidak setuju
N = Netral
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
NO PERNYATAAN
JAWABAN RESPONEDEN
1 2 3 4 5
STS TS N S SS
1
2
3
4
5
39
3. Dokumentasi
Data dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seorang.
H. Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan
dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya
dapat diinformasikan kepada orang lain. (Bogdan dalam sugiyono, 2013 :
244)
1. Analisis Tujuan Penelitian
Pada penelitian ini data diolah dengan menggunakan software
SPSS 16.0 For Window dengan Analisis regresi linear berganda. Analisis
regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
besarnya pengaruh variabel independen hukum riba dan kredit terhadap
variabel dependen keputusan meminjam.
Y = a + b1x1+b2x2+ e
Keterangan :
Y = Variabel Terikat
a = Konstanta
b1b2 = Parameter regresi
x1 = Variabel Bebas 1
40
x2 = Variabel Bebas 2
e =Standar error
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk menguji kelayakan model regresi yang digunakan, maka
harus terlebih dahulu memenuhi uji asumsi klasik. Pengujian ini
dilakukan agar estimasi yang diperoleh benar-benar relevan
untuk kemudian dianalisis. Pengujian asumsi klasik meliputi :
a. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritasini berarti bahwa antar variable independen yang
terdapat dalam memiliki hubungan sempurna atau mendekati koefisien
korelasinya. Tinggi atau bahkan satu (Algifari dalam mustikasari : 2014)
model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variable
bebas, dengan kata lain tidak terjadi multikolinieritas. Salah satu cara
yang mendeteksi kolonieritas dilakukan dengan mengkorelasikan antara
variable bebas dan apabila korelasinya signifikan maka antar variable
bebas tersebut multikolinieritas. Koefisien antar variable independen
haruslah di bawah 0,05. Jika korelasi kuat maka terjadi problem multikol
(Santoso dalam Mustikasari : 2014).
b. Uji Autokorelasi/Uji Durbin-Watson
Uji Autokorelasi merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang
digunakan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linear
terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu dengan periode t dengan
kesalahan periode t-1 yang berarti kondisi saat ini dipengaruhi oleh
41
kondisi sebelumnya dengan kata lain autokorelasi sering terjadi pada data
time series. Data yang baik adalah data tang tidak terdapat autokorelasi
didalamnya.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan
pada model-model penelitian yang di ajukan. Uji normalitas bertujuan
untuk mendeteksi pada distribusi data dalam suatu variable yang akan
digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk
membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang memiliki
distribusi yang normal.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi linear. Uji ini merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang
harus dilakukan pada regresi linear. Apabila asumsi heteroskedastisitas
tidak terpenuhi, maka model regresi dinyatakan tidak valid sebagai alat
peramalan.
3. Uji Hipotesis
a. Uji t (Persial)
Pengujian ini di lakukan untuk mengetahui apakah pengaruh
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat apakah bermakna
atau tidak pengujian dilakukan sebagai berikut :
42
a) Bila tangible ≥ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
b) Bila tangible ≤ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya ada
pengaruh variabel
b. Uji F (Simultan)
Uji ini di lakukan untuk mengetahui apakah seluruh variabel
bebasnya secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermakna
terhadap varibel terikat.
4. Uji Validitas dan Reabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkata keandalan alat
ukur yang digunakan.
Menurut Sugiyono pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui
validitas dari setiap pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner yaitu
dengan menguji korelasi antara skor item dengan skor total. Jika koefisien
korelasi tiap faktor tersebut lebih dari 0,05 maka menunjukkan pertanyaan
atau pernyataan tersebut valid, dengan menggunakan software SPSS
16.0. 38
38 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung :
Alfabeta. 2011.Hlm.361.
43
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan kemampuan suatu instrument untuk diuji
kembali dengan memberikan hasil yang relatif konstan. Suatu instrumen
dikatakan reliable jika memberikan hasil yang relative sama jika diuji
secara berulang-ulang. Reliabel jika nilai Cronbach Alpha ≥ 0.6
5. Uji Determinasi
Pada uji determinasi sering diartikan sebagai seberapa besar
kemapuan semua variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel
terikat. Secara sederhana uji determinasi dihitung dengan
mengkuadratkan koefisien korelasi.
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Data Penduduk
Provinsi Sulawesi Selatan merupakan privinsi yang terdiri dari
kabupaten, salah satu kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan yaitu
Kabupaten Soppeng, dimana pada kabupaten soppeng terdiri dari 8
kecamatan yaitu Kecematan Citta, Donri-donri, Ganra, Lalabata,Mario
Riawa, Mario Riwaw0, Liliriaja, dan Lilirilau, adapun yang menjadi
kecematan penelitian yaitu kecematan lilirilau yang terdapat 12 Desa,
yaitu Desa Abbanuange, Baringeng, Cabenge, Kebo, Macanre, Masing,
Pajalesang, Parenring, Paroto, Tetewatu, Ujung dan Palangiseng.
Jumlah penduduk Desa Palangiseng pada tahun 2018 adalah
2.272 Jiwa yang terdiri dari 1.041 laki-laki dan 1.231 perempuan,
sementara jumlah Kepala Keluarga adalah 662 yang terdiri dari 137
Keluarga Miskin. Pada Desa palangiseng masyarakat memiliki sumber
penghasilan utama yaitu Petani/Perkebun 266 Kepala Keluarga, buruh
tani 218 Kepala Keluarga, Pedagang 19 Kepala Keluarga, PNS 11 Kepala
Keluarga, TNI/Polri 2 Kepala Keluarga, Karyawan Swasta 33 Kepala
Keluarga, Wiraswasta 55 Kepala Keluarga dan 77 Keluarga dengan
Pekerjaan lain-lain.
44
45
2. Keadaan Geografis
Desa Palangiseng adalah salah satu Desa dari 8 Desa di
Kecamatan Lilirilau yang mempunyai luas wilayah 14.000 Ha (140.000
M2). Batas-batas administratif pemerintahan Desa Palangiseng
Kecamatan Lilirilau sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Tetewatu/Paroto
Sebelah Timur : Desa Abbanuange
Sebelah Selatan : Kabupaten Bone/Kecamatan Citta
Sebelah Barat : Desa Tinco
Dilihat dari topografi Desa Palangiseng Kecamatan Lilirialu
merupakan desa yang sebagian besarnya datar dan berada diketinggian
20-200 meter dari ketinggian laut, adapun rata-rata kedalaman sumur
airnya 25 meter.Desa Palangiseng terdiri dari 2 Dusun yaitu Dusun Palero
dan Dusun Bila, orbitrasi dan jarak tempuh dari ibukota kecamatan 35 km
tempuh 45 menit dan dari ibukota kabupaten 45 km dengan waktu tempuh
60 menit.
3. Tingkat Kesejahteraan Penduduk Desa Palangiseng
a. Potensi Sumber Daya Alam
Desa palangiseng merupakan salah satu dari 8 desa yang
berada di kecamatan Lilirilau. Luas wilayah desa palangiseng secara
keseluruhan adalah seluas 14 km, desa palangiseng berada pada
ketinggian 20-200 m diatas permukaan laut. Desa palangiseng secara
potografi merupakan dataran tinggi bukan pantai dan dataran rendah.
46
Potensi dibidang pertanian dan industri kecil merupakan potensi unggulan
yang terdapat di desa palangiseng. Komuditas hasil pertanian seperti,
jagung, kakao, sangat menjanjikan jika dikelola dengan baik.
Iklim di desa palangiseng terdapat 2 musim yaitu musim hujan
dan musim kemarau. Selain itu masih bisa digali dan dikembangkan yaitu
lahan pertanian yang masih bisa ditingkatkan produktifitasnya apabila
ditunjang dengan pengelolaan yang menggunakan teknologi yang
modern, lahan pertanian yang kurang atau tidak produktif, bisa
dioptimalkan dengan cara membuat tanggul penahan istalasi air, lahan
pekarangan masih belum digunakan secara maksimal sehingga dibiarkan
kosong,serta wialayah yang merupakan perkampungan sehingga sangat
potensial untuk beternak namun belum banyak yang menyentuh.
b. Potensi Sumber Daya Manusia
Potensi Sumber Daya Manusia yang ada di desa palangiseng
masih perlu digali, berbagai tenaga terampil dibidang pertanian,
perkebunan, industri mesin, perbengkelan dan teknologi dan informasi
serta lainnya merupakan modal bagi pembangunan ekonomi dan
pertanian namun potensi belum bisa dimaksimalkan.
c. Ketersediaan Lahan
Desa Palangiseng memiliki lahan pertanian yang subur dan
cukup luas yang dapat digunakan untuk memajukan desa. Untuk itu
pengelolahannya masih perlu dioptimalkan dan diolah dimanfaatkan untuk
47
kesejahteraan masyarakat. optimalnya pengelolaan Sumber Daya Alam.
Adapun sosial budaya
d. Permasalahan pada Desa Palangiseng
a) Kondisi Geografis
banyaknya lahan yang belum dikelola dengan baik
sumber mata air yang sangat sulit
kondisi lahan pertanian berbukit-bukit.
b) kondisi perekonomian
lambatnya pertumbuhan ekonomi
lemahnya kerjasama antar daerah
belum optimalnya pengeloalaan Sumber Daya Alam.
c) Sosial Budaya
Rendahnya kualitas tenaga kerja
terbatasnya lapangan pekerjaan
rendahnya peranan wanita dalam pembangunan
banyaknya jumlah penduduk miskin
belum optimalnya layanan kesehatan
belum optimalnya partisipasi publik.
d) Sarana dan Prasarana
Kesenjangan pembangunan antar wilayah
belum optimalnya sarana dan prasana publik.
48
B. Hasil Penelitian
1. Deskritif Responden
Responden yang diteliti dalam penelitian adalah pelanggan
rentenir yang mengambil pinjaman, jumlah pelanggan yang menjadi
responden sebanyak 68 orang.
Tabel 4.1 Responden berdasarkan jenis kelamin
Frequenc
y Percent
Valid
Percent Cumulative Percent
Valid L 39 57,4 57,4 57,4
P 29 42,6 42,6 100,0
Total 68 100,0 100,0
Sumber : Data diolah (2018)
Berdasarkan tabel 4.1 jumlah responden laki-laki sebanyak 39
orang (57,3%) dan responden perempuan sebanyak 29 orang (42,6%), ini
menunjukkan bahwa pelanggan yang banyak mengambil pinjaman adalah
laki-laki.Keadaan responden berdasarkan umur , di difinisikan dalam tabel
4.2, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Umur
Frequenc
y Percent
Valid
Percent Cumulative Percent
Valid 27,0 1 1,5 1,5 1,5
28,0 1 1,5 1,5 2,9
29,0 1 1,5 1,5 4,4 44
49
30,0 2 2,9 2,9 7,4
32,0 1 1,5 1,5 8,8
33,0 1 1,5 1,5 10,3
34,0 2 2,9 2,9 13,2
35,0 2 2,9 2,9 16,2
36,0 2 2,9 2,9 19,1
37,0 6 8,8 8,8 27,9
38,0 3 4,4 4,4 32,4
40,0 3 4,4 4,4 36,8
41,0 1 1,5 1,5 38,2
42,0 3 4,4 4,4 42,6
45,0 4 5,9 5,9 48,5
46,0 3 4,4 4,4 52,9
47,0 3 4,4 4,4 57,4
48,0 3 4,4 4,4 61,8
49,0 2 2,9 2,9 64,7
50,0 2 2,9 2,9 67,6
51,0 1 1,5 1,5 69,1
52,0 4 5,9 5,9 75,0
55,0 3 4,4 4,4 79,4
56,0 2 2,9 2,9 82,4
57,0 3 4,4 4,4 86,8
58,0 1 1,5 1,5 88,2
60,0 1 1,5 1,5 89,7
50
62,0 1 1,5 1,5 91,2
63,0 1 1,5 1,5 92,6
65,0 5 7,4 7,4 100,0
Total 68 100,0 100,0
Sumber : Data diolah (2018)
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa responden
yang melakukan pinjaman kepada rentenir berumur mulaidari 27 tahun-
65 tahun.
2. Uji Validitas
Tabel 4.3 Uji Validitas
No Butir Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
1 Q1 0,541 0,235 Valid
2 Q2 0,387 0,235 Valid
3 Q3 0,390 0,235 Valid
4 Q4 0,602 0,235 Valid
5 Q5 0,584 0,235 Valid
6 Q6 0,636 0,235 Valid
7 Q7 0,606 0,235 Valid
8 Q8 0,473 0,235 Valid
9 Q9 0,417 0,235 Valid
10 Q10 0,415 0,235 Valid
11 Q11 0,353 0,235 Valid
12 Q12 0,470 0,235 Valid
13 Q13 0,626 0,235 Valid
14 Q14 0,236 0,235 Valid
15 Q15 0,530 0,235 Valid
51
16 Q16 0,588 0,235 Valid
17 Q17 0,558 0,235 Valid
18 Q18 0,556 0,235 Valid
19 Q19 0,736 0,235 Valid
20 Q20 0,449 0,235 Valid
21 Q21 0,578 0,235 Valid
22 Q22 0,506 0,235 Valid
23 Q23 0,301 0,235 Valid
24 Q24 0,236 0,235 Valid
25 Q25 0,665 0,235 Valid
26 Q26 0,627 0,235 Valid
27 Q27 0,510 0,235 Valid
28 Q28 0,426 0,235 Valid
29 Q29 0,324 0,235 Valid
30 Q30 0,267 0,235 Valid
Sumber : Data diolah (2018)
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa semua butir pernyataan
variabel Pengetahuan Hukum Riba, Keputusan mengambil pinjaman dan
rentenir dinyatakan valid. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya nilai
koefisien kolerasi (rhitung) > 0,235. Nilai 0,235 diperoleh dari rtabel dengan
N=68.
3. Uji Reabilitas
Tabel 4.4 Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbach's
Alpha Keterangan
1 Pengetahuan Hukum Riba 0,667 Reliabel
2 Keputusan Mengambil 0,586 Cukup Reliabel
52
Pinjaman
3 Rentenir 0,411 Agak Reliabel
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat disimpulkan semua nilai
cronbach‟s alpha variabel pengetahuan hukum riba 0,667 maka
dinyatakan riabel, keputusan mengambil pinjaman cukup riabel dan
rentenir di atas 0.40 maka di nyatakan agak riabel.
4. Uji Asumsi Klasik
a) Normalitas
Untuk mendeteksi normalitas adalah dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik. Dasar
pengembalian keputusan adalah :
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
pada diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika ada yang menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garisdiagonal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
Berikut ini adalah grafik untuk mendeteksi normalitas :
53
Gambar 4.2 Uji Normalitas
Sumber : Data diolah (2018)
Berdasarkan pada gambar hasil pengujian menunjukkan data
diantara garis diagonal dan mengikuti arah diagonal atau grafik histogram
menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi layak dipakai
karena memenuhi asumsi normalitas.
b) Uji Autokorelasi
Salah satu asumsi dan model regresi linear klasik ialah bahwa
tidak ada autokorelasi atau korelasi serial (autocorrelation or serial
correlation).
Ketentuan ada/tidaknya autokorelasi adalah :
DW < DI
DW > 4-Dl
54
Du < DW < 4-DU
dL DW < Du atau 4-Du DW 4-Dl
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Mode
l R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 ,478a ,228 ,205 ,26522 1,816
a. Predictors: (Constant), keputusan pinjaman, Pengetahuan riba
b. Dependent Variable: Rentenir
Berdasarkan Tabel Durbin Watson, jumlah sampel (n) =68, jumlah
variabel (k) = 3, maka batas bawah Durbin Watson (dL) = 1.5164 dan
batas atas Durbin Watson (dU) = 1.7001. Sementara berdasarkan hasil
olah data SPSS, diperoleh nilai DW = 1,816. Hasil olah data ini lebih tinggi
daripada nilai batas atas (dU) pada tabel DW, sehingga kesimpulan yang
dapat diambil adalah tidak terdapat autokorelasi yang positif terhadap
variabel-variabel Kompensasi dan Budaya Organisasi kepada variabel
Kinerja.
55
c) Uji Multikolinearitas
Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Pengetahuan riba ,989 1,011
keputusan pinjaman ,989 1,011
a. Dependent Variable: Rentenir
Sumber : Data diolah (2018)
Untuk mendeteksi adanya multikolonieritas Variance Inflation
Factor (VIF) tidak lebih dari 10 maka model terbebas dari multikolonieritas.
Dari hasil coefficient dapat diketahui bahwa nilai Variance Inflation Factor
(VIF) adalah 1.011 (Variabel Pengetahuan hukum riba), 1.011 (Variabel
keputusan mengambil pinjaman). Hasil ini berarti variabel terbebas dari
asumsi klasik multikolonieritas, karena hasilnya lebih kecil dari 10.
d) Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendetaksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu
model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut. Tidak
terdapat heteroskedastisitas jika :
1) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola
2) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitas
angka 0
56
3) Titik-titik data tidak mengumpulkan hanya di atas atau di bawah
saja
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data diolah (2018)
Pada gambar 4.7 di atas dapat dilihat bahwa titik-titik pada grafik
scattplot tidak mempunyai pola penyebaran yang jelas dan titik-titik
tersebut menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat gangguan heteroskedastisitas pada
model regresi.
5. Uji Regresi
Uji regresi dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen. Berdasarkan olah data regresi
diperoleh hasil sebagai berikut :
57
Tabel 4.7 Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 25.423 4.131
6.154 .000
pengetahuan riba .000 .077 .000 .002 .999
keputusan
meminjam .335 .077 .478 4.361 .000
Sumber : Data diolah (2018)
Berdasarkan hasil pengujian parameter individual yang disajikan
dalam gambar di atas, maka dapat dikembangkan sebuah model
persamaan model persamaan regresi :
Y = α + β1x1 + β2x2 + e
= 2.542 + 0.000X1 + 0.335 X2
a. Koefisien regresi X1 (pembiayaan) sebesar 0.000 artinya apabila
apabila X1=0 maka Y=2.542 setiap kenaikan satu-satunya X1
(Pengetahuan hukum riba) maka nilai Y (Rentenir) akan
meningkatkan sebesar 2.542.
b. Koefisien regresi X2 (keputusan mengambil pinjaman) sebesar
0.335 apabila kenaikan X2 sebesar 1, maka nilai Y adalah 2.542 +
0.335= 2.877 (keputusan mengambil pinjaman) maka nilai Y akan
meningkat sebesar 0.335.
58
c. Konstanta sebesar 2.542 artinya apabila X1 (pengetahuan hukum
riba) dan X2 (Keputusan mengambil pinjaman) sama dengan nol
maka nilai Y sebesar 2.542.
6. Uji t
Untuk pengujian dengan uji t dapat dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut :
1. Jika Thitung< Ttabel maka Ho diterima, hal ini berarti tidak ada
pengaruh pengetahuan hukum riba dan keputusan mengambil
pinjaman terhadap rentenir.
2. Jika Thitung> Ttabel maka Ho ditolak, Ha diterima, hal ini menunjukkan
ada pengaruh pengetahuan hukum riba dan keputusan mengambil
pinjaman terhadap rentenir.
Tabel 4.8 Uji t
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 25.423 4.131
6.154 .000
pengetahuan riba .000 .077 .000 .002 .999
keputusan
meminjam .335 .077 .478 4.361 .000
Sumber : Data diolah (2018)
a. Pengaruh pengetahuan hukum riba terhadap rentenir pada kolom
coefificients model 1 terdapat nilai sig 0.999. Nilai sig. Lebih besar dari
probabilitas 0.05 atau 0.999 > 0.05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
59
Variabel Pengetahuan hukum riba mempunyai Thitung sebesar 0.002
dan Ttabel sebesar 1.995, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
pengetahuan hukum riba tidak memiliki konstribusi terhadap variabel
rentenir , hal ini berarti pengetahuan hukum riba tidak berpengaruh
signifikan terhadap rentenir.
b. Pengaruh keputusan mengambil pinjaman terhadap rentenir , pada
kolom coefficients model 1 terdapat nilai sig. 0.000. Nilai sig. Lebih
kecil dari probabilitas 0.05 atau 0.000 < 0.05, maka Ha diterima dan Ho
ditolak. Variabel keputusan mengambil pinjaman mempunyai Thitung
sebesar 4.361 dengan Ttabel sebesar 1.995 maka dapat disimpulkan
bahwa variabel keputusan mengambil pinjaman memiliki konstribusi
terhadap rentenir . hal ini berarti keputusan mengambil pinjaman
berpengaruh signifikan terhadap rentenir.
7. Uji F
Tabel 4.9 Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 135.253 2 67.627 9.614 .000b
Residual 457.217 65 7.034
Total 592.471 67
Sumber : Data diolah (2018)
Dari tabel Anova diperoleh Fhitung sebesar 9.614 dengan nilai
probabilitas atau sig sebesar 0.022. Nilai Fhitung (9.614) > Ftabel (2.74) dan
60
nilai sig (0.000) < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
pengetahuan hukum riba dan keputusan masyarakat mengambil pinjaman
berpengaruh signifikan terhadap rentenir.
8. Uji Determinasi (R2)
Koefisien determinan dilakukan untuk mengetahui X1 dan X2
terhadap Y. Nilai koefisien determinasi di antara 0 sampai 1, dimana
semakin mendekati angka 1 nilai koefisien determinasi maka pengaruh X1
dan X2 terhadap Y semakin kuat. Dan sebaliknya semakin mendekati
angka 0 nilai koefisien determinasi maka pengaruh X1 dan X2 terhadap Y
lemah.
Tabel 4. 10 Uji Determinasi (R2)
Model Summaryb
Mode
l R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 ,478a ,228 ,205 ,26522 1,816
a. Predictors: (Constant), keputusan pinjaman, Pengetahuan riba
b. Dependent Variable: Rentenir
Sumber : Data diolah (2018)
Dari tabel juga dilihat bahwa R square = 0.228. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh X1 (Pengetahuan hukum riba) dan X2
(Keputusan Masyarakat mengambil pinjaman) lemah. Selain itu, dalam
model ini diketahui pula adjusted R square sebesar 0.205, ini berarti
bahwa variabel X1 (Pengetahuan Hukum Riba) dan X2 (Keputusan
61
mengambil pinjaman) secara bersama-sama berpengaruh secara lemah
terhadap Y (Rentenir) sebesar 20,5%. Sedangkan sisanya 79,5%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data dengan menngunakan regresi
linear berganda bahwa pengetahuan hukum riba tidak berpengaruh
terhadap rentenir dan keputusan mengambil pinjaman berpengaruh
terhadap rentenir.
1. Pengaruh Variabel Pengetahuan Hukum Riba terhadap
Variabel Rentenir.
Dari hasil penelitian menunjukkan Variabel Pengetahuan hukum
riba mempunyai Thitung sebesar 0.002 dan Ttabel sebesar 1.995, maka
dapat disimpulkan bahwa variabel pengetahuan hukum riba tidak memiliki
konstribusi terhadap variabel rentenir , hal ini berarti pengetahuan hukum
riba tidak berpengaruh signifikan terhadap rentenir karena masyarakat
yang melakukan pinjaman di rentenir tahu riba itu haram tetapi mereka
tetap melakukan riba karena alasan kebutuhan, baik itu kebutuhan sehari-
hari, usaha dan pertanian.
2. Pengaruh Variabel Keputusan Masyarakat Mengambil
Pinjaman terhadap Variabel Rentenir.
Dari hasil penelitian Variabel keputusan mengambil pinjaman
mempunyai Thitung sebesar 4.361 dengan Ttabel sebesar 1.995 maka dapat
62
disimpulkan bahwa variabel keputusan mengambil pinjaman memiliki
konstribusi terhadap rentenir. hal ini berarti keputusan mengambil
pinjaman berpengaruh signifikan terhadap rentenir, karena masyarakat
yang melakukan pinjaman di rentenir merasa terbantu dan menganggap
bahwa pinjaman tersebut mudah dan cepat ketika sangat dibutuhkan.
3. Pengaruh Variabel Pengetahuan Hukum Riba dan Variabel
Keputusan Mengambil Pinjaman terhadap Variabel Rentenir.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Fhitung sebesar 9.614
dengan nilai probabilitas atau sig sebesar 0.022. Nilai Fhitung (9.614) >
Ftabel (2.74) dan nilai sig (0.000) < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Hal ini berarti pengetahuan hukum riba dan keputusan masyarakat
mengambil pinjaman berpengaruh signifikan terhadap rentenir, karena
masyarakat tahu riba itu haram dan tahu pula sistem pinjaman di rentenir
tetapi tetap melakukan pinjaman uang tersebut yang di sebabkan karena
merupakan pinjaman yang mudah untuk dilakukan dan cepat. Serta untuk
menambah modal usaha.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah di paparkan pada bab 4 maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil uji secara parsial menunjukkan bahwa variabel
pengetahuan hukum riba tidak berpengaruh signifikan terhadap
rentenir, karena meskipun masyarakat tahu riba itu haram
mereka tetap melakukannya karena kebutuhan hidup.
2. Hasil uji secara parsial menunjukkan bahwa variabel keputusan
masyarakat mengambil pinjaman berpengaruh signifikan
terhadap rentenir, karena masyarakat berat akan system di
rentenir dan adanya pembayaran tambahan jika jatuh tempo
yang akan tertambah etiap bulannya jika tidak mampu untuk
membayar.
3. Hasil uji secara simultan menunjukkan bahwa variabel
pengetahuan hukum riba dan keputusan mengambil pinjaman
berpengaruh secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap rentenir.
63
64
B. Saran
Saran dalam penelitian ini adalah :
1. Diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat
tentang riba dalam keputusan mereka mengambil suatu
pinjaman, sehingga masyarakat paham halal dan haramnya
pinjaman yang mereka lakukan.
2. Hasil penelitian ini sekiranya dapat dijadikan acuan bagi penulis
selanjutnya untuk membangun maupun mengoreksi dan
melakukan perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Word
Abdul aziz dan Muhammad azzam, 2010. fiqh muamalah system transaksi
dalam fiqh islam,Jakarta : Amzah.
Abdull Mujier dkk, 1994. Kamus Istilah fikih, Jakarta: Pustaka Firdaus.
Hendi suhendi, 2014. fiqh muamalah, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Hendi Suhendi, 2002. Fiqh Muamalah membahas ekonomi islam, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Iqbal Hasan, 2002. Pokok-pokok Materi Statistik 1, Jakarta : PT Bumi Aksara
Khudzaifah Dimyati. Profil Praktek Pelepas Uang. h. 16
Mardani. 2011. Ayat-ayat dan Hadist Ekonomi Syariah. Jakarta : Rajawali.
Mardalis. 2010. Metode Penelitian. Jakarta : Bumi Aksra.
Martadha, Muthari. 1995. Pandangan Islam tentang Asuransi dan Riba. Bandung : Pustaka.
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modren, (Jakarta: Pustaka Amani, tt),Cet. Ke-2,h.354
Muhammad syafi Antonio, bank syariah: wawancara ulama dan cendekiawan ( Jakarta : central bank of Indonesia and Institute 1999)
Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan Penerjemah Penafsiran al-Quran, 1973)
M. Zuhri, 1996. Riba Dalam al- Qur’an dan Masalah Perbankan, Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada.
Nanang Martono, 2014. Metode penelitian kuantitatif analisis isi data dan analisis data sekunder, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Nurhidayati, 2012. Pelaksanaan Transaksi Peminjaman Uang kepada Rentenir di Desa Karya indah Kecamatan Tapung Menurut Tinjauan Ekonomi Islam, Fakultas syariah dan ilmu hukum.
Rachmat Syafe’I, 2004. Fiqih Muamalah, Jakarta : CV Pustaka Setia.
Saleh Al-Fauzan, 2005. Fiqih Sehari-hari, Jakarta : Gema Insani Press
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung : Alfabeta.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif, Jakarta : Alfabeta.
Syabirin Harahap,Bunga Uang Dan Riba Dalam HUkum Islam,(Jakarta: Pustaka al-Husna,1994).
Profil usaha kecil dan menengah tindak berbadan hukum 1999
KUESIONER
PENGARUH PENGETAHUAN HUKUM RIBA DALAM KEPUTUSAN MASYARAKAT MENGAMBIL PINJAMAN DI RENTENIR PADA DESA PALANGISENG KECAMATAN LILIRILAU
KABUPATEN SOPPENG
KepadaYth: Bapak/Ibu/Saudara(i), kami harapkan bisa memberikan informasi
yang sebenarnya secara jujur sesuai dengan kenyataan yang ada (kerahasiaan
identitas dan jawaban Bapak/Ibu/Saudara/Saudari in sya Allah terjamin), sehingga
dapat memberikan sumbangan yang berarti pada penelitian ini. Atas bantuan dan
kerjasama yang telah Bapak/Ibu/Saudara(i) berikan sangat membantu kami dalam
mengukur perbandingan dalam penelitian.
Kuesioner ini berisi pernyataan yang menggambarkan pendapat maupun
kesan daribapak/ibu/saudara(i). Saudara diminta untuk memberikan jawaban
berdasarkan persepsi (kenyataan) yang saudara miliki tentang Pengaruh
Pengetahuan HukumRiba Dalam Keputusan Masyarakat Mengambil Pinjaman di
Rentenir pada Desa Palangiseng Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng.
PetunjukPengisian
1. Bacalah terlebih dahulu pernyataan dengan cermat sebelum anda memulai
untuk menjawabnya.
2. Isilah data diri Bapak/Ibu/Saudara/i sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
3. Jawablah pernyataan ini dengan jujur dan benar.
4. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda checklist (√)
pada salah satu pilihan jawaban sesuai dengan pendapat yang anda alami.
Identitas Responden
1. No :
2. Alamat :
3. Umur :
4. JenisKelamin :
5. Pekerjaan :
KETERANGAN :
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
ST : Sangat Setuju
1. Pengetahuan Hukum Riba
NO PERNYATAAN
JAWABAN RESPONDEN
1 2 3 4 5
STS TS N S ST
1 Anda tahu macam-macam riba
2 Anda tahu riba itu haram
3 Anda tahu riba adalah sesuatu yang dilarang dalam Islam
4 Anda pernah membaca ayat-ayat tentang riba
5 Anda tahu Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS.
6 Anda tahu riba tidak memberikan berkah bagi kehidupan
7 Anda tahu tambahan dalam hutang piutang adalah riba
8 Anda tahu bunga pinjaman adalah riba yang diharamkan
9 Anda tahu pinjaman yang berbunga itu bisa bikin tambah miskin
10
Anda tahu riba menyebabkan putusnya perbuatan baik terhadap sesame dengan cara utang-piutang
2. Keputusan Mengambil Pinjaman
NO PERNYATAAN JAWABAN RESPONDEN
1 2 3 4 5
STS TS N S ST
1 Anda mengambil pinjaman karena kemauan sendiri
2 Anda mengambil pinjaman karena saran dari orang lain dan keluarga
3 Anda sealalu kekurangan uang modal usaha
4 Anda meminjam uang untuk keperluan sehari-hari
5 Anda meminjam uang untuk keperluan usaha tani/modal
6 Anda tahu pinjaman uang di rentenir itu berbunga tinggi
7 Anda lebih suka pinjam uang di rentenir daripada di tempat lain
8 Anda merasa pinjaman di tempat lain terlalu merepotkan
9 Anda merasa terbantu dengan meminjam di rentenir
10 Anda tahu pinjaman di rentenir itu bertentangan dengan Islam
3. Rentenir
NO PERNYATAAN
JAWABAN RESPONDEN
1 2 3 4 5
STS TS N S ST
1 Menurut anda rentenir sangat membantu
2 Menurut anda rentenir ramah dan pandai bersosialisasi
3 Menurut anda rentenir tidak memaksa seseorang untuk meminjam uang
4 Anda tidak pernah kesulitan membayar kembalian utang dengan bunganya
5 Menurut anda rentenir sangat membantu masalah keungan masyarakat
6
Menurut anda rentenir memberikan kelonggaran dalam pengembalian untuk para pelanggannya
7 Anda merasa ketakutan saat tiba masa penagihan
8 Anda dikenakan denda jika pembayaran cicilan bulanan jatuh tempo
9 Menurut anda pembayaran pinjaman di rentenir sangat mahal dan memberatkan
10 Pinjaman di rentenir telah meningkatkan kesejahteraan hidup anda
FREQUENCIES VARIABLES=UMR JK PKJ
/STATISTICS=VARIANCE MEAN
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Statistics
UMR JK PKJ
N Valid 68 68 68
Missing 0 0 0
Mean 45,853
Variance 107,053
Frequency Table
UMR
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 27,0 1 1,5 1,5 1,5
28,0 1 1,5 1,5 2,9
29,0 1 1,5 1,5 4,4
30,0 2 2,9 2,9 7,4
32,0 1 1,5 1,5 8,8
33,0 1 1,5 1,5 10,3
34,0 2 2,9 2,9 13,2
35,0 2 2,9 2,9 16,2
36,0 2 2,9 2,9 19,1
37,0 6 8,8 8,8 27,9
38,0 3 4,4 4,4 32,4
40,0 3 4,4 4,4 36,8
41,0 1 1,5 1,5 38,2
42,0 3 4,4 4,4 42,6
45,0 4 5,9 5,9 48,5
46,0 3 4,4 4,4 52,9
47,0 3 4,4 4,4 57,4
48,0 3 4,4 4,4 61,8
49,0 2 2,9 2,9 64,7
50,0 2 2,9 2,9 67,6
51,0 1 1,5 1,5 69,1
52,0 4 5,9 5,9 75,0
55,0 3 4,4 4,4 79,4
56,0 2 2,9 2,9 82,4
57,0 3 4,4 4,4 86,8
58,0 1 1,5 1,5 88,2
60,0 1 1,5 1,5 89,7
62,0 1 1,5 1,5 91,2
63,0 1 1,5 1,5 92,6
65,0 5 7,4 7,4 100,0
Total 68 100,0 100,0
JK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid L 39 57,4 57,4 57,4
P 29 42,6 42,6 100,0
Total 68 100,0 100,0
COMPUTE X1=Q1 + Q2 + Q3 + Q4 + Q5 + Q6 + Q7 + Q8 + Q9 + Q10.
VARIABLE LABELS X1 'Pengetahuan riba'.
EXECUTE.
COMPUTE X2=Q11 + Q12 + Q13 + Q14 + Q15 + Q16 + Q17 + Q18 + Q19 + Q20.
VARIABLE LABELS X2 'keputusan pinjaman'.
EXECUTE.
COMPUTE Y=Q21 + Q22 + Q23 + Q24 + Q25 + Q26 + Q27 + Q28 + Q29 + Q30.
VARIABLE LABELS Y 'Rentenir'.
EXECUTE.
CORRELATIONS
/VARIABLES=Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
Correlations
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6
Q1 Pearson Correlation 1 ,007 -,033 ,434** ,573
** ,171
Sig. (2-tailed) ,957 ,791 ,000 ,000 ,162
N 68 68 68 68 68 68
Q2 Pearson Correlation ,007 1 ,862** -,072 -,183 ,155
Sig. (2-tailed) ,957 ,000 ,562 ,135 ,206
N 68 68 68 68 68 68
Q3 Pearson Correlation -,033 ,862** 1 -,033 -,144 ,151
Sig. (2-tailed) ,791 ,000 ,789 ,241 ,220
N 68 68 68 68 68 68
Q4 Pearson Correlation ,434** -,072 -,033 1 ,730
** ,130
Sig. (2-tailed) ,000 ,562 ,789 ,000 ,290
N 68 68 68 68 68 68
Q5 Pearson Correlation ,573** -,183 -,144 ,730
** 1 ,152
Sig. (2-tailed) ,000 ,135 ,241 ,000 ,217
N 68 68 68 68 68 68
Q6 Pearson Correlation ,171 ,155 ,151 ,130 ,152 1
Sig. (2-tailed) ,162 ,206 ,220 ,290 ,217
N 68 68 68 68 68 68
Q7 Pearson Correlation ,174 ,544** ,509
** -,024 -,002 ,510
**
Sig. (2-tailed) ,156 ,000 ,000 ,846 ,988 ,000
N 68 68 68 68 68 68
Q8 Pearson Correlation -,031 ,514** ,518
** -,152 -,200 ,385
**
Sig. (2-tailed) ,800 ,000 ,000 ,216 ,102 ,001
N 68 68 68 68 68 68
Q9 Pearson Correlation -,093 ,082 ,047 ,004 -,102 ,458**
Sig. (2-tailed) ,450 ,505 ,706 ,972 ,410 ,000
N 68 68 68 68 68 68
Q10 Pearson Correlation -,153 ,098 ,092 ,031 ,004 ,352**
Sig. (2-tailed) ,214 ,426 ,457 ,800 ,972 ,003
N 68 68 68 68 68 68
Correlations
Q7 Q8 Q9 Q10
Q1 Pearson Correlation ,174 -,031 -,093 -,153
Sig. (2-tailed) ,156 ,800 ,450 ,214
N 68 68 68 68
Q2 Pearson Correlation ,544** ,514
** ,082 ,098
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,505 ,426
N 68 68 68 68
Q3 Pearson Correlation ,509** ,518
** ,047 ,092
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,706 ,457
N 68 68 68 68
Q4 Pearson Correlation -,024 -,152 ,004 ,031
Sig. (2-tailed) ,846 ,216 ,972 ,800
N 68 68 68 68
Q5 Pearson Correlation -,002 -,200 -,102 ,004
Sig. (2-tailed) ,988 ,102 ,410 ,972
N 68 68 68 68
Q6 Pearson Correlation ,510** ,385
** ,458
** ,352
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,003
N 68 68 68 68
Q7 Pearson Correlation 1 ,790** ,242
* ,202
Sig. (2-tailed) ,000 ,047 ,099
N 68 68 68 68
Q8 Pearson Correlation ,790** 1 ,419
** ,286
*
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,018
N 68 68 68 68
Q9 Pearson Correlation ,242* ,419
** 1 ,637
**
Sig. (2-tailed) ,047 ,000 ,000
N 68 68 68 68
Q10 Pearson Correlation ,202 ,286* ,637
** 1
Sig. (2-tailed) ,099 ,018 ,000
N 68 68 68 68
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
CORRELATIONS
/VARIABLES=Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
Correlations
Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16
Q11 Pearson Correlation 1 -,323** ,268
* -,053 ,014 ,193
Sig. (2-tailed) ,007 ,027 ,669 ,910 ,114
N 68 68 68 68 68 68
Q12 Pearson Correlation -,323** 1 ,266
* ,030 ,331
** ,096
Sig. (2-tailed) ,007 ,028 ,810 ,006 ,437
N 68 68 68 68 68 68
Q13 Pearson Correlation ,268* ,266
* 1 -,146 ,472
** ,168
Sig. (2-tailed) ,027 ,028 ,236 ,000 ,172
N 68 68 68 68 68 68
Q14 Pearson Correlation -,053 ,030 -,146 1 -,239* ,125
Sig. (2-tailed) ,669 ,810 ,236 ,050 ,311
N 68 68 68 68 68 68
Q15 Pearson Correlation ,014 ,331** ,472
** -,239
* 1 ,426
**
Sig. (2-tailed) ,910 ,006 ,000 ,050 ,000
N 68 68 68 68 68 68
Q16 Pearson Correlation ,193 ,096 ,168 ,125 ,426** 1
Sig. (2-tailed) ,114 ,437 ,172 ,311 ,000
N 68 68 68 68 68 68
Q17 Pearson Correlation ,133 ,105 ,142 ,183 ,351** ,933
**
Sig. (2-tailed) ,280 ,393 ,248 ,135 ,003 ,000
N 68 68 68 68 68 68
Q18 Pearson Correlation ,061 ,178 ,194 ,040 ,073 ,126
Sig. (2-tailed) ,621 ,145 ,113 ,747 ,553 ,306
N 68 68 68 68 68 68
Q19 Pearson Correlation ,157 ,191 ,271* ,110 ,195 ,461
**
Sig. (2-tailed) ,202 ,118 ,025 ,373 ,112 ,000
N 68 68 68 68 68 68
Q20 Pearson Correlation ,078 ,080 ,098 ,070 -,022 ,033
Sig. (2-tailed) ,526 ,515 ,429 ,572 ,862 ,788
N 68 68 68 68 68 68
Correlations
Q17 Q18 Q19 Q20
Q11 Pearson Correlation ,133 ,061 ,157 ,078
Sig. (2-tailed) ,280 ,621 ,202 ,526
N 68 68 68 68
Q12 Pearson Correlation ,105 ,178 ,191 ,080
Sig. (2-tailed) ,393 ,145 ,118 ,515
N 68 68 68 68
Q13 Pearson Correlation ,142 ,194 ,271* ,098
Sig. (2-tailed) ,248 ,113 ,025 ,429
N 68 68 68 68
Q14 Pearson Correlation ,183 ,040 ,110 ,070
Sig. (2-tailed) ,135 ,747 ,373 ,572
N 68 68 68 68
Q15 Pearson Correlation ,351** ,073 ,195 -,022
Sig. (2-tailed) ,003 ,553 ,112 ,862
N 68 68 68 68
Q16 Pearson Correlation ,933** ,126 ,461
** ,033
Sig. (2-tailed) ,000 ,306 ,000 ,788
N 68 68 68 68
Q17 Pearson Correlation 1 ,123 ,423** ,051
Sig. (2-tailed) ,317 ,000 ,677
N 68 68 68 68
Q18 Pearson Correlation ,123 1 ,721** ,592
**
Sig. (2-tailed) ,317 ,000 ,000
N 68 68 68 68
Q19 Pearson Correlation ,423** ,721
** 1 ,684
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 68 68 68 68
Q20 Pearson Correlation ,051 ,592** ,684
** 1
Sig. (2-tailed) ,677 ,000 ,000
N 68 68 68 68
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
CORRELATIONS
/VARIABLES=NO Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27 Q28 Q29 Q30
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
Correlations
NO Q21 Q22 Q23 Q24 Q25
NO Pearson Correlation 1 ,219 ,518** ,184 -,290
* ,502
**
Sig. (2-tailed) ,073 ,000 ,134 ,016 ,000
N 68 68 68 68 68 68
Q21 Pearson Correlation ,219 1 ,370** ,056 -,079 ,712
**
Sig. (2-tailed) ,073 ,002 ,647 ,523 ,000
N 68 68 68 68 68 68
Q22 Pearson Correlation ,518** ,370
** 1 ,146 -,218 ,529
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,234 ,074 ,000
N 68 68 68 68 68 68
Q23 Pearson Correlation ,184 ,056 ,146 1 -,353** ,206
Sig. (2-tailed) ,134 ,647 ,234 ,003 ,092
N 68 68 68 68 68 68
Q24 Pearson Correlation -,290* -,079 -,218 -,353
** 1 -,063
Sig. (2-tailed) ,016 ,523 ,074 ,003 ,610
N 68 68 68 68 68 68
Q25 Pearson Correlation ,502** ,712
** ,529
** ,206 -,063 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,092 ,610
N 68 68 68 68 68 68
Q26 Pearson Correlation ,041 ,307* ,194 ,137 -,007 ,350
**
Sig. (2-tailed) ,738 ,011 ,113 ,266 ,958 ,003
N 68 68 68 68 68 68
Q27 Pearson Correlation ,024 ,292* ,165 ,191 ,039 ,287
*
Sig. (2-tailed) ,849 ,016 ,180 ,118 ,752 ,018
N 68 68 68 68 68 68
Q28 Pearson Correlation -,308* ,023 -,073 ,107 ,137 -,081
Sig. (2-tailed) ,011 ,851 ,555 ,386 ,265 ,509
N 68 68 68 68 68 68
Q29 Pearson Correlation -,138 ,099 -,041 ,140 ,017 ,009
Sig. (2-tailed) ,262 ,421 ,740 ,256 ,891 ,943
N 68 68 68 68 68 68
Q30 Pearson Correlation ,139 ,019 -,031 ,020 -,010 ,023
Sig. (2-tailed) ,258 ,880 ,803 ,872 ,935 ,854
N 68 68 68 68 68 68
Correlations
Q26 Q27 Q28 Q29 Q30
NO Pearson Correlation ,041 ,024 -,308* -,138 ,139
Sig. (2-tailed) ,738 ,849 ,011 ,262 ,258
N 68 68 68 68 68
Q21 Pearson Correlation ,307* ,292
* ,023 ,099 ,019
Sig. (2-tailed) ,011 ,016 ,851 ,421 ,880
N 68 68 68 68 68
Q22 Pearson Correlation ,194 ,165 -,073 -,041 -,031
Sig. (2-tailed) ,113 ,180 ,555 ,740 ,803
N 68 68 68 68 68
Q23 Pearson Correlation ,137 ,191 ,107 ,140 ,020
Sig. (2-tailed) ,266 ,118 ,386 ,256 ,872
N 68 68 68 68 68
Q24 Pearson Correlation -,007 ,039 ,137 ,017 -,010
Sig. (2-tailed) ,958 ,752 ,265 ,891 ,935
N 68 68 68 68 68
Q25 Pearson Correlation ,350** ,287
* -,081 ,009 ,023
Sig. (2-tailed) ,003 ,018 ,509 ,943 ,854
N 68 68 68 68 68
Q26 Pearson Correlation 1 -,020 ,142 -,045 ,011
Sig. (2-tailed) ,869 ,249 ,718 ,926
N 68 68 68 68 68
Q27 Pearson Correlation -,020 1 ,658** ,567
** -,033
Sig. (2-tailed) ,869 ,000 ,000 ,790
N 68 68 68 68 68
Q28 Pearson Correlation ,142 ,658** 1 ,672
** -,050
Sig. (2-tailed) ,249 ,000 ,000 ,687
N 68 68 68 68 68
Q29 Pearson Correlation -,045 ,567** ,672
** 1 -,192
Sig. (2-tailed) ,718 ,000 ,000 ,118
N 68 68 68 68 68
Q30 Pearson Correlation ,011 -,033 -,050 -,192 1
Sig. (2-tailed) ,926 ,790 ,687 ,118
N 68 68 68 68 68
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
CORRELATIONS
/VARIABLES=X1 X2 Y
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
Correlations
Pengetahuan
riba
keputusan
pinjaman Rentenir
Pengetahuan riba Pearson Correlation 1 ,103 ,050
Sig. (2-tailed) ,401 ,688
N 68 68 68
keputusan pinjaman Pearson Correlation ,103 1 ,478**
Sig. (2-tailed) ,401 ,000
N 68 68 68
Rentenir Pearson Correlation ,050 ,478** 1
Sig. (2-tailed) ,688 ,000
N 68 68 68
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
RELIABILITY
/VARIABLES=Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 68 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 68 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,667 10
COMPUTE X1=X1 / 10.
VARIABLE LABELS X1 'Pengetahuan riba'.
EXECUTE.
COMPUTE X2=X2 / 10.
EXECUTE.
COMPUTE Y=Y / 10.
VARIABLE LABELS Y 'Rentenir'.
EXECUTE.
REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2
/SCATTERPLOT=(*ZPRED ,*SRESID)
/RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID)
/SAVE RESID.
Regression
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Rentenir 3,9588 ,29737 68
Pengetahuan riba 3,7603 ,42361 68
keputusan pinjaman 4,2279 ,42421 68
Correlations
Rentenir
Pengetahuan
riba
keputusan
pinjaman
Pearson Correlation Rentenir 1,000 ,050 ,478
Pengetahuan riba ,050 1,000 ,103
keputusan pinjaman ,478 ,103 1,000
Sig. (1-tailed) Rentenir . ,344 ,000
Pengetahuan riba ,344 . ,201
keputusan pinjaman ,000 ,201 .
N Rentenir 68 68 68
Pengetahuan riba 68 68 68
keputusan pinjaman 68 68 68
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 keputusan
pinjaman,
Pengetahuan
ribab
. Enter
a. Dependent Variable: Rentenir
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,478a ,228 ,205 ,26522 1,816
a. Predictors: (Constant), keputusan pinjaman, Pengetahuan riba
b. Dependent Variable: Rentenir
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,353 2 ,676 9,614 ,000b
Residual 4,572 65 ,070
Total 5,925 67
a. Dependent Variable: Rentenir
b. Predictors: (Constant), keputusan pinjaman, Pengetahuan riba
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,542 ,413 6,154 ,000
Pengetahuan riba ,000 ,077 ,000 ,002 ,999
keputusan pinjaman ,335 ,077 ,478 4,361 ,000
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Pengetahuan riba ,989 1,011
keputusan pinjaman ,989 1,011
a. Dependent Variable: Rentenir
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant)
Pengetahuan
riba
keputusan
pinjaman
1 1 2,986 1,000 ,00 ,00 ,00
2 ,010 17,248 ,01 ,69 ,41
3 ,004 27,310 ,99 ,31 ,59
a. Dependent Variable: Rentenir
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 3,2796 4,2174 3,9588 ,14208 68
Std. Predicted Value -4,781 1,820 ,000 1,000 68
Standard Error of Predicted
Value ,032 ,159 ,052 ,020 68
Adjusted Predicted Value 3,4555 4,2531 3,9622 ,13192 68
Residual -,51742 ,55093 ,00000 ,26123 68
Std. Residual -1,951 2,077 ,000 ,985 68
Stud. Residual -2,256 2,133 -,006 1,019 68
Deleted Residual -,74668 ,58072 -,00337 ,28127 68
Stud. Deleted Residual -2,332 2,194 -,006 1,031 68
Mahal. Distance ,015 22,981 1,971 3,202 68
Cook's Distance ,000 ,945 ,028 ,115 68
Centered Leverage Value ,000 ,343 ,029 ,048 68
a. Dependent Variable: Rentenir
Charts
RIWAYAT HIDUP
Eka srihardina, lahir di Palangiseng Kecamatan Lilirilau
Kabupaten Soppeng, pada tanggal 7 Oktober 1996. Anak
pertama (1) dari tiga (3) bersaudara. Buah hati dari
pasangan Abdul Asis dan Yuliana. Mulai menapaki dunia
pendidikan formal pada tahun 2002 di SD Negeri 128
Palero, dan tamat pada tahun 2008. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 4 Lilirilau, Kemudian tamat Pada
tahun 2011. Penulis kembali melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1
Lilirilau. Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan perguruan tinggi
dan terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar
pada Fakultas Agama Islam Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Progaram
Strata satu (S1) dan menyelesaikan studi pada tahun 2018.