pengaruh penggantian manajemen, dewan komisaris independen

15
PENDAHULUAN Perusahaan didirikan untuk tujuan mencari laba. Pada saat perusahaan masih kecil, maka pengelolaan dapat dilakukan sendiri oleh pemilik perusahaan. Namun pada saat perusahaan berkembang menjadi besar, pemilik membutuh- kan orang lain untuk mengelola perusahaannya. Pemisahan pemi-lik perusahaan dan manajemen menimbul-kan asimetri informasi antara kedua Pengaruh Penggantian Manajemen, Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, dan Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba ANDAN YUNIANTO 1* Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, 55183, Telp +274 387656, D.I. Yogyakarta, Indonesia *Corresponding Author, E_mail address: [email protected] ABSTRACT Purpose of this study is to find out empirical evidence that the management turnover positively affects the earnings management and composition of independent board of director, managerial ownership, institutional ownership, and the quality of auditing negatively affect the earnings management, which is measured by using an absolute discretionary accrual. Sample of the study is consisted of 76 firms with 166 firm years from panel data of all manufacturing companies listed in the Indonesian Stock Exchange from 2006 to 2009. The study uses an ordinary least square regression to test hypotheses proposed. Result of the study indicates that the management turnover, composition of independent board of director and institutional ownership did not affect the earnings management, while the quality of auditing positively affects the earnings management. Keywords: Management Turnover; Independent Board of Director; Managerial Ownership; Institutional Ownership; Auditor Quality; Earnings Management. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris bahwa pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap manajemen laba dan komposisi dewan independen dari direktur, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kualitas audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba, yang diukur dengan menggunakan absolut akrual diskresioner. Sampel penelitian ini terdiri dari 76 perusahaan dengan 166 tahun perusahaan dari data panel dari semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 sampai 2009. Penelitian ini menggunakan regresi kuadrat terkecil biasa untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergantian manajemen, komposisi dewan independen dari direktur dan kepemilikan institusional tidak mempengaruhi manajemen laba, sedangkan kualitas audit secara positif mempengaruhi manajemen laba. Kata kunci: Pergantian Manajemen; Dewan Komisaris Independen; Kepemilikan Manajerial; Kepemilikan Institusional; Kualitas Auditor; Manajemen laba. belah pihak. Manajemen sebagai pihak yang diberi wewenang untuk mengelola perusahaan lebih banyak memiliki informasi tentang perusahaan dari pada pemilik. Hal ini sesuai dengan teori keagenan (agency theory) yang menyatakan bahwa adanya pemisahan antara pemilik dan pengelola perusahaan dapat menimbulkan masalah kea- genan yaitu ketidaksejajaran kepentingan antara

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Penggantian Manajemen, Dewan Komisaris Independen

PENDAHULUANPerusahaan didirikan untuk tujuan mencari

laba. Pada saat perusahaan masih kecil, makapengelolaan dapat dilakukan sendiri oleh pemilikperusahaan. Namun pada saat perusahaanberkembang menjadi besar, pemilik membutuh-kan orang lain untuk mengelola perusahaannya.Pemisahan pemi-lik perusahaan dan manajemenmenimbul-kan asimetri informasi antara kedua

Pengaruh Penggantian Manajemen, Dewan KomisarisIndependen, Kepemilikan Managerial, Kepemilikan

Institusional, dan Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba

ANDAN YUNIANTO1*

Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, 55183, Telp +274 387656, D.I. Yogyakarta, Indonesia

*Corresponding Author, E_mail address: [email protected]

ABSTRACTPurpose of this study is to find out empirical evidence that the management turnover positively affects the earnings management and compositionof independent board of director, managerial ownership, institutional ownership, and the quality of auditing negatively affect the earningsmanagement, which is measured by using an absolute discretionary accrual. Sample of the study is consisted of 76 firms with 166 firm years frompanel data of all manufacturing companies listed in the Indonesian Stock Exchange from 2006 to 2009. The study uses an ordinary least squareregression to test hypotheses proposed. Result of the study indicates that the management turnover, composition of independent board of directorand institutional ownership did not affect the earnings management, while the quality of auditing positively affects the earnings management.Keywords: Management Turnover; Independent Board of Director; Managerial Ownership; Institutional Ownership; Auditor Quality; EarningsManagement.

ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris bahwa pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap manajemen laba dankomposisi dewan independen dari direktur, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kualitas audit berpengaruh negatif terhadapmanajemen laba, yang diukur dengan menggunakan absolut akrual diskresioner. Sampel penelitian ini terdiri dari 76 perusahaan dengan 166tahun perusahaan dari data panel dari semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 sampai 2009.Penelitian ini menggunakan regresi kuadrat terkecil biasa untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergantianmanajemen, komposisi dewan independen dari direktur dan kepemilikan institusional tidak mempengaruhi manajemen laba, sedangkan kualitasaudit secara positif mempengaruhi manajemen laba.Kata kunci: Pergantian Manajemen; Dewan Komisaris Independen; Kepemilikan Manajerial; Kepemilikan Institusional; Kualitas Auditor; Manajemenlaba.

belah pihak. Manajemen sebagai pihak yang diberiwewenang untuk mengelola perusahaan lebihbanyak memiliki informasi tentang perusahaandari pada pemilik. Hal ini sesuai dengan teorikeagenan (agency theory) yang menyatakan bahwaadanya pemisahan antara pemilik dan pengelolaperusahaan dapat menimbulkan masalah kea-genan yaitu ketidaksejajaran kepentingan antara

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Page 2: Pengaruh Penggantian Manajemen, Dewan Komisaris Independen

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI144

pemilik (principal) dan manajemen (agent).Untuk mendapatkan kemakmuran bagi dirinya,

kadang manajemen memanfaatkan situasi adanyaasimeteri informasi antara pemilik dan manaje-men. Pada kenyataannya peningkatan kemakmu-ran manajemen lebih kecil dibandingkan peruba-han kemakmuran pemilik/pemegang saham(Jensen dan Murphy, 1990; Midiastuty dan Mach-foedz, 2003). Dalam rangka mengatasi permasa-lahan adanya asimetri informasi ini, maka pemilikperlu untuk mendapatkan informasi keuanganperusahaan terutama laporan keuangan. Informasikeuangan yang diberikan manajemen belum dapatdijamin bahwa informasi tersebut mencerminkankondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.Manajemen kadang melakukan manajemen labauntuk mempengaruhi angka laba perusahaan yangdikelolanya.

Usaha untuk mempengaruhi penurunan labatelah terjadi dalam perusahaan yang mengalamipergantian manajemen (Strong dan Meyer 1987;DeAngelo 1988; Pourciau 1993; Murphy danZimmerman 1993; LaSalle et al., 1993; Denis danDenis 1995; Geiger dan North, 2006). Usahapenurunan laba terjadi untuk mengubah panda-ngan publik bahwa manajemen baru sukses padatahun berikutnya setelah pergantian karenaadanya kenaikan kinerja yang signifikan yang telahdiakibatkan oleh adanya penurunan laba padatahun sebelumnya (Moore, 1973; LaSalle et al.,1993).

Beasley (1996) mengemukakan bahwa kondisiperusahaan yang melakukan kecura-ngan memilikipersentase komisaris indepen-den yang lebihrendah. Sejalan dengan penelitian yang dilakukanoleh Klein (2002), Kao dan Chen (2004), Peasnellet al. (2005), Benkel et al. (2006), dan Cornett et al.(2006) yang menunjukkan bahwa komposisi dewankomisaris independen yang semakin besar akanmenurunkan terjadinya manaje-men laba.

Sedangkan Siregar dan Utama (2005) danBoediono (2005) menemukan bahwa keberadaankomisaris independen memiliki pengaruh yangtidak signifikan.

Kepemilikan saham oleh manajemen jugamemiliki andil dalam mewujudkan tata kelolaperusahaan yang baik. Dengan memperbesarkepemilikan saham perusahaan bagi manajemen(managerial ownership), kepentingan pemilik ataupemegang saham dapat disejajarkan dengankepentingan manajemen (Jensen dan Meckling,1976). Penelitian yang dilakukan oleh Warfield etal. (1995) dalam Gabrielsen et al. (2002) danMidiastuty dan Machfoedz (2003) menEmu-kanbahwa kepemilikan saham oleh mana-jemenmemiliki hubungan negatif dengan manajemenlaba. Sedangkan Wedari (2003) menyatakansebaliknya bahwa semakin besar kepemilikanmanagerial semakin meningkat-kan manajemenlaba. Sedangkan penelitian yang lainmenunjukkan bahwa kepemilikan managerialmemiliki pengaruh yang tidak signifikan padamanajemen laba (Rajgopal et al., 1999; Gabrielsen,et al.; 2002; Mitra dan Cready, 2002; Boediono,2005; Abdulloh et al., 2006; dan Hutapea, 2007).

Kepemilikan saham oleh investor insti-tusionaljuga pihak yang dapat membantu menciptakantata kelola perusahaan yang baik Investorinstitusional merupakan investor yang dianggapsebagai investor cangih (sophisticated investors) yangtidak dengan mudah bisa dikelabui oleh tindakanmanajemen (Bushee, 1998). Dengan semakinkuatnya pengawasan akan mempersempitkesempatan manajemen untuk melakukankecurangan. Hal ini sejalan dengan penelitian yangdilakukan oleh Bushee (1998), Rajgopal et al.(1999), Mitra dan Cready (2002) Midiastuty danMachfoedz (2003), Cornett et al. (2006) danAbdulloh et al. (2006) yang mengemukakan bahwakepemilikan institu-sional ini memiliki hubungan

Page 3: Pengaruh Penggantian Manajemen, Dewan Komisaris Independen

VOL. 14 NO.2 JULI 2013 145

yang negatif dengan manajemen laba. SedangkanBoediono (2005), Siregar dan Utama (2005), danHutapea (2007) menyatakan kepemilikaninstitusional memiliki pengaruh yang tidaksignifikan pada manajemen laba.

Kehadiran auditor turut berperan pentingdalam meningkatkan pengawasan pada perusa-haan. Kehadiran audit yang berkualitas akanberdampak positif bagi tata kelola perusahaan,karena akan semakin mempersempit kesempatanmanajemen untuk melakukan kecurangan. Halsejalan dengan penelitian Becker et al. (1998) yangmengemukakan bahwa kualitas audit yang rendahmembiarkan terjadinya penaikan laba melaluiakrual kebijakan (discretionary accrual). SedangkanPiot dan Janin (2005) dan Siregar dan Utama(2005) menunjukkan bahwa kualitas auditmemiliki hubungan yang tidak signifikan denganmanajemen laba.

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian inibertujuan untuk menguji apakah penggantianmanajemen, komposisi dewan komisarisindependen, kepemilikan managerial, kepemilikaninstitusional, dan kualitas audit berpengaruhterhadap praktik manajemen laba.

TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSANHIPOTESISTEORI KEAGENAN (AGENCY THEORY)

Jensen dan Meckling (1976) mende-finisikanhubungan keagenan sebagai sebuah kontrakantara satu pihak yaitu prinsipal (principal) yangmempekerjakan pihak lain yaitu agen (agent) untukmengerjakan sesuatu atas nama prinsipal. Dalamhubungan ini masing-masing pihak akan memaksi-malkan kepuasannya, sehingga tindakan agenbelum tentu sesuai dengan apa yang terbaik bagikepentingan prinsipal.

MANAJEMEN LABA (EARNINGS MANAJEMENT)Manajemen laba merupakan intervensi

manajemen dalam proses penentuan laba, biasanyauntuk memuaskan tujuan pribadinya (Schipper,1989; Wild et al., 2007). Dari pengertian tersebutjelas bahwa laba yang dihasilkan oleh perusahaanmerupakan akibat dari tindakan manajemenuntuk mempe-ngaruhi besarnya laba agar merekadapat mencapai tujuannya, misalnya untukmendapatkan bonus. Wild et al. (2007) membe-dakan manajemen laba menjadi dua, yaitu manaje-men laba kosmetik (cosmetic earnings manajement)dan manajemen laba riil (real earnings manajement).

PENGGANTIAN MANAJEMEN DAN MANAJEMENLABA

Pemilik perusahaan mengganti manaje-menperusahaan dengan harapan manajemen barudapat bekerja lebih baik, sehingga dapatmeningkatkan kemakmuran pemilik. Oleh karenaitu manajemen baru berkepentingan untukmemenuhi harapan pemilik dengan memberikanlaporan kinerjanya yang dipandang baik.

Manajemen laba dengan cara menurunkan labaterjadi dalam perusahaan yang mengalamipergantian manajemen (Strong dan Meyer 1987;DeAngelo 1988; Pourciau 1993; Murphy danZimmerman 1993; LaSalle et al., 1993; Denis danDenis 1995; Geiger dan North, 2006). Alasanmanajemen melakukan penurunan laba ini dalamrangka usaha mengubah pandangan publik bahwakinerja perusahaan yang buruk merupakankesalahan manajemen lama. Selain itu manajemenbaru akan dinilai sukses pada tahun berikutnyasetelah pergantian karena adanya kenaikan kinerjayang signifikan yang telah diakibatkan oleh adanyapenurunan laba pada tahun sebelumnya (Moore,1973; LaSalle et al., 1993). Oleh karena itu dapatdiajukan hipotesis sebagai berikut:

H1: Penggantian Manajemen berpengaruh positif

Page 4: Pengaruh Penggantian Manajemen, Dewan Komisaris Independen

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI146

terhadap manajemen laba.

KOMPOSISIS DEWAN KOMISARIS INDEPENDENDAN MANAJEMEN LABA

Dewan komisaris sebagai pihak yangbertanggung jawab untuk menjalankan fungsipengawasan dan penasihat bagi manajemen(Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006),merupakan pihak yang penting dalammenciptakan tata kelola perusahaan yang baik.Untuk lebih mendayagunakan fungsi dewankomisaris tersebut unsur yang membentuk dewankomisaris tidak saja hanya berasal dari pihakinternal perusahaan, tetapi juga melibatkan pihakekternal. Dengan kehadiran pihak eksternal dalamdewan komisaris, pengawasan yang dilakukannyadapat melindungi kepentingan pihak eksternalperusahaan.

Kekuatan dewan komisaris dalam melakukanfungsinya sangat tergantung dari jumlah. Beasley(1996) mengemukakan bahwa perusahaan yangmelakukan kecurangan memiliki persentasekomisaris independen yang lebih rendah. Keadaanini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukanoleh Klein (2002), Wedari (2003), Kao dan Chen(2004), Peasnell et al. (2005), Benkel et al. (2006),dan Cornett et al. (2006) yang menunjukkanbahwa komposisi dewan komisaris independenyang semakin besar akan menurunkan manajemenlaba. Oleh karena itu dapat diajukan hipotesissebagai berikut:

H2: Komposisi dewan komisaris indepen-denberpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

KEPEMILIKAN MANAGERIAL DAN MANAJEMENLABA

Kepemilikan saham perusahaan olehmanajemen dapat menurunkan keinginanmanajemen dalam mendapatkan kemakmu-randengan mempertinggi pendapatannya dari

tingginya tingkat laba perusahaan dengan harapanmendapatkan bonus yang besar. Manajemen dapatmemperoleh peningkatan kemakmuran darisaham yang dimilikinya. Mereka dapatmemperoleh dividen atau keuntungan daripenjualan sahamnya. Semakin tinggi kepemilikanmanagerial akan semakin mensejajarkankepentingan pemilik dan manajemen, sehinggaakan semakin menurunkan motivasi manajemenuntuk melakukan kecurangan. Hal ini sejalandengan hasil penelitian yang dilakukan olehMidiastuty dan Machfoedz (2003) dan Warfield etal. (1995) dan Gabrielsen et al. (2002) yangmenyatakan bahwa kepemilikan manajerialmemiliki hubungan yang negatif denganmanajemen laba. Oleh karena itu dapat diajukanhipotesis sebagai berikut:

H3: Kepemilikan managerial berpenga-ruh negatifterhadap manajemen laba.

KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN MANAJEMENLABA

Kemampuan investor institusional yang tinggiakan mneyebabkan investor institu-sional menjadiinvestor cangih (sophisticated investors) yang tidakdengan mudah bisa dikelabui oleh tindakanmanajemen (Bushee, 1998), sehinggakeberadaannya akan mem-persempit peluangmanajemen untuk mela-kukan manajemen laba.Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yangdilakukan oleh Bushee (1998), Rajgopal et al.(1999), Mitra dan Cready (2002), Midiastuty danMachfoedz (2003), Cornett et al. (2006), danAbdulloh et al. (2006) yang mengemukakan bahwakepemilikan institusional memiliki hubungan yangnegatif dengan manajemen laba. Oleh karena itudapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

H4: Kepemilikan institusional berpenga-ruh negatifterhadap manajemen laba.

Page 5: Pengaruh Penggantian Manajemen, Dewan Komisaris Independen

VOL. 14 NO.2 JULI 2013 147

KUALITAS AUDIT DAN MANAJEMEN LABAAudit berkualitas diwakili oleh audit yang

dilakukan oleh KAP yang termasuk Big 4. KAPtersebut memiliki dana yang besar untuk merekrutauditor yang berkualitas dan untuk memberikanpelatihan yang baik pada mereka, sehingga merekamemiliki kemam-puan audit yang baik.Kemampuan mereka yang baik dalam melakukanpenilaian atas hasil pengakuan dan pengukurantransaksi dan kejadian oleh manajemen yangtertuang dalam laporan keuangan, akan memper-sempit kesempatan manajemen untuk melakukanmanajemen laba. Audit yang berkualitas akandapat menilai kewajaran manajemen dalammencatat suatu transaksi dan kejadian yangmembutuhkan estimasi dan kebijakanmanajemen. Hal ini sejalan dengan penelitianyang dilakukan oleh Becker et al. (1998) danWedari (2003) yang mengemukakan bahwakualitas audit yang tinggi mengurangi terjadinyamanajemen laba. Oleh karena itu dapat diajukanhipotesis sebagai berikut:

H5: Kualitas audit berpengaruh negatif terhadapmanajemen laba.

METODE PENELITIANSAMPEL PENELITIAN

Sampel penelitian ini adalah perusahaanmanufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indone-sia. Sampel diambil dengan metoda purposivesampling, yaitu sampel diambil berdasarkan padakriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakanadalah sebagai berikut:1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2006 – 20092) Mempublikasikan laporan keuangan auditan3) Periode akuntansi perusahaan berakhir pada

tanggal 31 Desember4) Perusahaan yang tidak termasuk dalam

perusahaan yang memiliki kinerja ekstrim

(extreme performance), sebab Model JonesModifikasian akan salah menentukan (mis-specify) ketika digunakan pada perusahaan yangmemiliki kinerja ekstrim (Dechow et al., 1995).Penentuan kinerja ekstrim (baik kinerjaberdasarkan laba atau berdasarkan kas darioperasi) dilakukan dengan cara sebagai berikut(Dechow et al., 1995):a. Ukuran kinerja distandarisasi dengan cara

membagi ukuran kinerja dengan aset total.b. Tiap ukuran kinerja dirangking secara

terpisahc. Perusahaan yang termasuk kinerja ekstrim

berada pada desil teratas dan terbawahd. Perusahaan yang memiliki data yang lengkap

untuk mengukur variabel-variabel yang ada

SUMBER DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATAData yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan data sekunder yang terdiri dari laporankeuangan dan catatan laporan keuanganperusahaan yang menjadi sampel. Data diperolehdari Indonesian Capital Market Directory dan laporankeuangan perusahaan. Untuk pengolahan datalebih lanjut data yang diperoleh dikumpulkandengan metoda data kelompok (pool data).

DEFINISI DAN PENGUKURAN VARIABELManajemen Laba

Manajemen laba diukur dengan menggunakandiscretionary accrual (DA) yang dihitung denganModel Jones Modifikasian (Modified Jones Model)(Dechow et al, 1995). Model ini menggunakan totalaccruals (TA) yang diklasifikasikan menjadikomponen discretionary (DA) dan non discretionaryaccruals (NDA). Total accruals (TA) didefinisikansebagai perubahan aset dikurangi perubahan kas,perubahan utang lancar, dan depresiasi sertaamortisasi (Jones, 1991), sehingga rumusnyamenjadi sebgai berikut:

Page 6: Pengaruh Penggantian Manajemen, Dewan Komisaris Independen

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI148

TAt = Et – OCtKeterangan:TAt = Total accrual pada periode tEt = Laba Sebelum pos luar biasa pada periode tOCt = Aliran Kas Operasi pada periode t

Nilai total accrual diestimasi dengan persamaanregresi OLS sebagai berikut:TAt/At-1 = a1[1/At-1] + a2[DREVt/At-1] + a3[PPEt/At-1] + et

Keterangan:TAt = Total accrual pada periode tA t-1 = Aset total pada periode t-1DREVt = Perubahan penjualan bersih pada periode tPPEt = Gross property, plan, and equipment pada periode te = Faktor pengganggu

Dengan menggunakan koefisien regresi di atas(a1, a2, dan a3), maka nilai non discretionary accrual(NDA) dapat dihitung dengan rumus sebagaiberikut:NDAt = â1[1/A t-1] + â2[(DREVt-DRECt)/ A t-1] + â3[PPEt/ A t-1]

Keterangan:NDAt = Non discretionary accruals pada periode tA t-1 = Aset total pada periode t-1DREVt = Perubahan penjualan bersih pada periode tDRECt = Perubahan piutang bersih pada periode tPPEt = Gross property, plant, and equipment pada periode tâ1, â2, â3= Koefisien yang diperoleh dari hasil regresi atas total

accrual

Selanjutnya menghitung discretionary accrualsdapat dihitung sebagai berikut:DAt = TAt/At-1 – NDAt

Keterangan:DAt = Discretionary accruals pada periode tTAt = Total accrual pada periode tNDAt = Non discretionary accruals pada periode tA t-1 = Aset total pada periode t-1

Untuk mengukur tindakan manajemen laba,nilai discretionary accruals yang diperoleh daripersamaan 4 dicari nilai absolutnya.

Penggantian Manajemen

Penggantian maanjemen diidentifikasi dengan

melihat data personil manajemen dari tahun tdibanding data personil tahun t-1. Jika adaperubahan, maka diberi skor 1, sedangkan jikatidak ada perubahan diberi skor 0.

Komposisi Dewan Komisaris IndependenKomposisi dewan komisaris independen diukur

berdasarkan persentase jumlah anggota dewanyang berasal dari luar perusahaan dari seluruhjumlah anggota dewan komisaris perusahaan.Ukuran ini seperti yang telah digunakan olehKlein (2002), Wedari (2003), Peasnell et al. (2005),Benkel et al. (2006) dan Cornett et al. (2006).Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

%100XnkeseluruhaKomisarisDewananggotaJumlah

IndependentKomisarisiDewananggotaJumlahKOM =

%100XnkeseluruhaKomisarisDewananggotaJumlah

IndependentKomisarisiDewananggotaJumlahKOM =

Kepemilikan Managerial

Kepemilikan mangerial diukur berdasarkanpersentase jumlah saham yang dimilikiManajemen dari seluruh jumlah sahamperusahaan yang dikelolanya. Ukuran ini sepertiyang telah digunakan oleh Rajgopal et al. (1999),Gabrielsen et al. (2002), Mitra dan Cready (2002),Midiastuty dan Mahfoedz (2003), Wedari (2003),Teshima dan Shuto (2005), Boediono (2005), danAbdulloh et al. (2006). Adapun rumusperhitungannya adalah sebagai berikut:

%100XperusahaansahamJumlah

managemenmiliksahamJumlahMAN =

%100XperusahaansahamJumlah

managemenmiliksahamJumlahMAN =

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional diukur denganmenggunakan persentase jumlah saham yangdimiliki pihak institusional dari seluruh jumlahsaham perusahaan. Ukuran ini seperti yang telahdigunakan oleh Wedari (2003), Midiastuty dan

Page 7: Pengaruh Penggantian Manajemen, Dewan Komisaris Independen

VOL. 14 NO.2 JULI 2013 149

Mahfoedz (2003), Boediono (2005), Siregar danUtama (2005), Cornett et al. (2006), danHutapea(2007). Adapun rumusnya adalah sebagaiberikut:

%100XperusahaansahamJumlah

nalinstitusiopihakmiliksahamJumlahINST =

%100XperusahaansahamJumlah

nalinstitusiopihakmiliksahamJumlahINST =

Kualitas Audit

Kualitas audit diukur menggunakan ukuranKAP yang mengaudit perusahaan yangbersangkutan. Ukuran ini seperti yang digunakanoleh Becker et al. (1998), Wedari (2003), Piot danJanin (2005),dan Siregar dan Utama (2005).Perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 4 (KAPbesar) maka kualitas auditnya tinggi (1), sedangkanyang diaudit oleh KAP Non Big 4 (KAP kecil) makakualitas auditnya rendah (0). Adapun KAP yangtermasuk dalam kelompok KAP besar yaituDeloitte Touche, Earns and Young, KPMG, danPricewaterhouse Cooper.

VARIABEL KONTROLUkuran (Size) Perusahaan

Ukuran perusahaan yang besar akanmendapatkan lebih banyak sorotan masyarakatdari pada perusahaan kecil, misalnya para analiskeuangan akan lebih menyoroti perusahaan besar(Rajgopal et al.,1999). Dengan adanya pengamatanyang teliti tersebut akan membuat kesempatanmanajemen untuk melakukan manajemen lababerkurang. Hal ini sejalan dengan penelitianGabrielsen et al. (2002), Mitra dan Cready, (2003)dan Abdulloh et al. (2006) yang menyatakan bahwaukuran perusahaan miliki hubungan yang negatifdengan akrual diskresioner.

Ukuran perusahaan diukur menggunakanlogaritma natural dari aset perusahaan. Ukuran iniseperti yang digunakan oleh Becker et al. (1998),

Gabrielsen et al (2002), Mitra dan Cready (2002),dan Hutapea(2007). Adapun rumus ukuranperusahaan adalah sebagai berikut:

( )asetSIZE ln=

Ungkitan (Leverage) Perusahaan

Ungkitan merupakan proporsi utang yangdigunakan untuk meningkatkan aset. Semakintinggi tingkat ungkitan menun-jukkan bahwasemakin tinggi perusahaan tergantung pada utang.

Watts dan Zimmerman (1986) mengemukakanbahwa perusahaan yang mendekati pelanggaranperjanjian utang akan memilih akuntansi yangmeningkatkan laba. Hal ini sejalan denganpenelitian Defond dan Jiambalvo (1994) danRajgopal et al. (1999) yang menemukan bahwaungkitan yang tinggi akan meningkatkan tindakanmana-jemen laba untuk menghindarikemungkinan perusahaan melanggar perjanjianutang. Sedangkan Mitra dan Cready (2002) danAbdulloh et al. (2006) menemukan hasil lain, yangmana mereka mengemukakan bahwa ungkitantidak mempengaruhi manajemen laba.

Secara logis dapat dipahami bahwa untuk dapatmenghindari pelanggaran utang manajemen akancenderung memilih melaku-kan manajemen laba.Apabila manajemen tidak melakukan manajemenlaba, kemudian terjadi pelanggaran perjanjianutang, maka perusahaan akan mengalamikesulitan dalam mendapatkan dana yang berasaldari pinjaman untuk menutup kesulitan keuanganyang terjadi.

Ungkitan diukur menggunakan jumlah utangdibagi dengan jumlah aset perusahaan. Ukuran iniseperti yang digunakan oleh Gabrielsen et al.(2002), Mitra dan Cready (2002), Wedari (2003),dan Hutapea (2007). Adapun rumusnya adalahsebagai berikut:

Page 8: Pengaruh Penggantian Manajemen, Dewan Komisaris Independen

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI150

Lev= Jumlah utang/Jumlah Aset

TAHAPAN DAN TEKNIK ANALISIS DATAUji Normalitas

Pengujian normalitas residual dapat dilakukandengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov(Ghozali, 2001). Keputusan diambil berdasarkannilai probabilitas dari statistis Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai probabilitas tersebut lebih kecildari 5%, maka kita menolak bahwa residual darimodel berdistribusi normal.

Jogiyanto (2000) menyarankan solusi untukmendapatkan data yang berdistribusi normal, salahsatu caranya adalah dengan melakukanpemangkasan (trimming), yaitu membuang sampelyang nilainya termasuk peluar (outlier). Dalampenelitian ini untuk mendapatkan residual yangberdistribusi normal, maka dilakukanpemangkasan pada sampel yang memiliki nilairesidual yang termasuk peluar. Nilai maksimumyang tidak termasuk sebagai peluar sebesar 2 (dua)deviasi standar dari mean.

Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan hubu-ngan linearyang sempurna antara beberapa atau semuavariabel independen (Kuncoro, 2001 dan Ghozali,2001). Salah satu cara untuk pengujian adatidaknya multiko-linearitas adalah dengan melihatnilai Variance Inflated Factor/VIF (Gujarati, 2003).Multikolinearitas terjadi jika nilai VIF lebih besardari 10 (Ghozali, 2001).

Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas muncul karena residual darimodel tidak memiliki variansi yang konstan darisatu observasi ke observasi yang lain (Hanke danReitsch, 1998; Kuncoro, 2001). Salah satu carauntuk mendeteksi adanya masalah heteroske-dastisitas adalah Uji Glejser (Gujarati, 2003;

Kuncoro, 2001; Ghozali, 2001)..

Uji Autokorelasi

Autokorelasi muncul karena ada korelasi antararesidual pada suatu perioda dengan periodasebelumnya (Ghozali, 2001). Salah satu cara untukmendeteksi adanya masalah adanya autokorelasiadalah Uji Breusch-Godfrey (Gujarati, 2003 danGhozali, 2001).

PENGUJIAN HIPOTESISHipotesis diuji dengan menggunakan

persamaan berikut:εββββββββ +++++++= LEVSIZEAUDINSTMANKOMPMDA

76543210

Keterangan:çDA÷ = Akrual diskresioner absolutPM = Penggantian ManajemenKOM = Komposisi dewan komisaris independenMAN = Kepemilikan manajerialINST = Kepemilikan institusionalAUD = Kualitas auditSIZE = Ukuran perusahaanLEV = Ungkitan perusahaane = Faktor pengganggu

Dari hasil regresi dari persamaan 10 tersebut,kita akan mengambil probabilitas nilai statistis uji tuntuk mengambil keputusan atas hipotesis yangtelah diajukan. Jika nilai probabilitas statistis uji td” 0,05 dan tanda matematis koefisien sesuaidengan arah hipotesis, maka kita menolak (reject)hipotesis nol atau tidak menolak (not reject)hipotesis alternatif.

HASIL DAN PEMBAHASANJumlah perusahaan yang dijadikan sampel

untuk menghitung akrual diskresioner sebanyak 76perusahaan dari 146 perusahaan manufaktur yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006-2009, sehingga diperoleh sampel penelitianberjumlah 228 tahun perusahaan (company year).Untuk pengujian hipotesis digunakan 166 tahun

Page 9: Pengaruh Penggantian Manajemen, Dewan Komisaris Independen

VOL. 14 NO.2 JULI 2013 151

perusahaan. Terjadi penyusutan sebanyak 62 tahunperusahaan karena adanya pemangkasan padaresidual yang termasuk peluar dan perusahaanyang termasuk memiliki kinerja ekstrim.

TABEL 1. JUMLAH TAHUN PERUSAHAAN

STATISTIK DESKRIPTIFHasil perhitungan mean dan deviasi standar

dengan menggunakan sampel sebanyak 166 tahunperusahaan seperti yang terdapat dalam lampiranmenunjukkan bahwa akrual diskresioner absolut(abs_DA) memiliki mean 0,0673 dengan deviasistandar 0,0510. Pergantian Manajemen (PM)memiliki mean 0,46 dengan deviasi standar 0,50.Komposisi komisaris independen (KOM) memilikimean 29,94% dengan deviasi standar 15,49%.Komposisi kepemilikan managerial (MAN)memiliki mean 0,61% dengan deviasi standar2,37%. Komposisi kepemilikan institusionalmemiliki mean 69,96% dengan deviasi standar22,27%. Kualitas audit (AUD) memiliki mean 0,46dengan deviasi standar 0,50. Ukuran perusahaanmemiliki mean 27,4717 dengan deviasi standar1,4456. Ungkitan perusahaan (LEV) memilikimean 0,5541 dengan deviasi standar 0,4022.

HASIL UJI NORMALITASHasil pengujian normalitas residual dengan Uji

Kolmogorov-Smirnov seperti yang tampak dalamlampiran menghasilkan nilai Kolmogorov-SmirnovZ sebesar 1,078 dengan probabilitas sebesar 0,196.Hal ini menunjukkan bahwa residual berdistribusinormal, sehingga asumsi normalitas residual dapatdipenuhi.

HASIL UJI MULTIKOLINEARITASDari tabel 2 tersebut tampak bahwa nilai VIF

semua variabel independen lebih kecil dari 10. Halini berarti variabel-variabel independen tidakmengalami masalah multikolinearitas.

HASIL UJI AUTOKORELASIHasil pengujian autokorelasi menggunakan Uji

Breusch-Godfrey pada tabel 4 menunjukkan bahwaresidual tidak mengalami masalah autokorelasi.Hal ini tampak dari nilai t untuk pelambanan (lag)residual satu dan dua tingkat yang memilikiprobabilitas lebih besar dari 0,05 (tidak signifikan).

TABEL 2. HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITASHasil pengujian heteroskedastisitas

menunjukkan bahwa hampir semua variabelindependen memiliki nilai t dengan probabilitaslebih besar besar dari 0,05 (tidak signifikan), hanyakuliatas audit yang signifikan. Hal ini berartibahwa model terindikasi mengalami masalahheteros-kedastisitas.

TABEL 3. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

Page 10: Pengaruh Penggantian Manajemen, Dewan Komisaris Independen

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI152

TABEL 4. HASIL UJI AUTOKORELASI

HASIL PENGUJIAN HIPOTESISHasil pengujian hipotesis menemukan nilai

Adjusted R-squared sebesar 14,40%. Hal ini berartimodel penelitian hanya dapat menjelaskanhubungan variabel independen denganmanajemen laba sebesar 14,40%, sedangkansisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkanpada tabel 5 di bawah, dapat diambil simpulanbahwa penggantian Manajemen berpengaruhnegatif pada manajemen laba, namun secarastatistis pengaruh tersebut tidak signifikan pada asebesar 0,05. Hal ini terlihat pada nilai t sebesar -0,112dengan p-value sebesar 0,911. Ini berartihipotesis 1 ditolak (rejected). Komposisi dewankomisaris independen berpengaruh negatif padamanajemen laba, namun secara statistis pengaruhtersebut tidak signifikan pada a sebesar 0,05. Halini terlihat pada nilai t sebesar -0,332 dengan p-value sebesar 0,740. Ini berarti hipotesis 2 ditolak(rejected).

Komposisi kepemilikan managerialberpengaruh positif pada manajemen laba.Pengaruh ini secara statistis tidak signifikan pada asebesar 0,05. Hal ini terlihat pada nilai t sebesar0,789 dengan p-value sebesar 0,431. Ini berartihipotesis 3 ditolak (rejected). Komposisikepemilikan institu-sional berpengaruh negatifpada manajemen laba. Pengaruh ini secara statististidak signifikan pada a sebesar 0,05. Hal ini

terlihat pada nilai t sebesar -0,165 dengan p-valuesebesar 0,869. Ini berarti hipotesis 4 ditolak (re-jected).

Kualitas audit berpengaruh positif padamanajemen laba. Secara statistis pengaruh tersebutsignifikan pada a sebesar 0,05. Hal ini terlihat padanilai t sebesar 3,150 dengan p-value sebesar 0,002.Ini berarti hipotesis 5 ditolak (rejected). Ukuranperusahaan berpengaruh negatif pada manajemenlaba. Pengaruh ini secara statistis tidak signifikanpada a sebesar 0,05. Hal ini terlihat pada nilai tsebesar -1,821 dengan p-value sebesar 0,071. Iniberarti bahwa ukuran perusahaan tidakberpengaruh secara negatif terhadap manajemenlaba.

Ungkitan perusahaan berpengaruh positif padamanajemen laba. Pengaruh ini secara statistissignifikan pada a sebesar 0,05. Hal ini terlihat padanilai t sebesar 2,651dengan p-value sebesar 0,009.Ini berarti bahwa ungkitan perusahaanberpengaruh secara positif terhadap manajemenlaba.

TABEL 5. HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitianyang dilakukan oleh Strong dan Meyer 1987;DeAngelo 1988; Pourciau 1993; Murphy dan

Page 11: Pengaruh Penggantian Manajemen, Dewan Komisaris Independen

VOL. 14 NO.2 JULI 2013 153

Zimmerman 1993; LaSalle et al., 1993; Denis danDenis 1995; Geiger dan North, 2006 yangmenunjukkan bahwa penggantian manajemenakan berpengaruh pada manajemen laba. Hal inidapat dipandang bahwa penggantian manajemenmerupakan suatu kejadian yang biasa diperusahaan. Ketika terjadi penggantianmanajemen, manajemen baru tidak berusahamenunjukkan pada pengguna informasi keuanganbahwa manajemen yang lama kinerjanya kurangbaik, sedangkan kinerja perusahaan setelahdipimpin oleh manajemen baru menjadi baik.Penggantian manajemen dalam perusahaan tidaksemata-mata terjadi karena adanya kinerja yangkurang baik dari manajemen perusahaan.Penggantian manajemen bisa disebabkan oleh hallain, misalnya adanya kepentingan pihak tertentudiperusahaan yang harus dilindungi dalamperusahaan tersebut. Dalam keadaan inipenggantian manajemen terjadi karena adanyapertimbangan politis bukan semata-mata masalahkinerja yang kurang baik.

KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS INDEPENDENDAN MANAJEMEN LABA

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitianSiregar dan Utama (2005) dan Boediono (2005)yang menemukan bahwa keberadaan komisarisindependen berpe-ngaruh tidak signifikan padamanajemen laba. Penelitian ini tidak mendukungpenelitian yang dilakukan oleh Klein (2002),Wedari (2003), Kao dan Chen (2004), Peasnell et al.(2005), Benkel et al. (2006), dan Cornett et al.(2006) yang menunjukkan bahwa komposisi dewankomisaris independen yang semakin besar akanmengurangi manajemen laba.

Temuan hasil penelitian ini tentang pengaruhnegatif tidak signifikan komposisi dewan komisarisindependen dalam menurunkan manajemen labadisebabkan oleh proporsi komisaris independen

yang masih kecil. Hal ini tampak dari nilai meankomposisi dewan komisaris independen (KOM)sebesar 29,94%. Dengan proporsi yang jauh lebihkecil dibandingkan dengan komisaris yang tidakindependen menyebabkan keberadaan komisarisindependen dalam pengambilan keputusan kurangberpengaruh.

Keberadaan komisaris independen yang tidakberpengaruh pada manajemen laba mungkin jugadisebabkan oleh adanya motivasi untuk sekedarmemenuhi peraturan menyangkut keberadaankomisaris independen di perusahaan.Pengangkatan komisaris independen yang tidakdimaksudkan untuk memperkuat pengawasanpada manajemen, menyebabkan komisarisindependen kehilangan fungsinya untuk dapatmencegah kerugian yang diakibatkan olehtindakan manajemen.

KOMPOSISI KEPEMILIKAN MANAGERIAL DANMANAJEMEN LABA

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitianyang dilakukan oleh Rajgopal et al. (1999),Gabrielsen, et al. (2002), Mitra dan Cready (2002),Boediono (2005), Abdulloh et al. (2006) danHutapea (2007) yang meyatakan bahwakepemilikan managerial berpengaruh tidaksignifikan pada manajemen laba. Hasil penelitianini tidak mendukung penelitian yang dilakukanoleh Midiastuty dan Machfoedz (2003) danWarfield et al. (1995) dan Gabrielsen et al. (2002)yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerialmemiliki pengaruh yang negatif denganmanajemen laba. Selain itu juga tidak mendukungpenelitian yang dilakukan oleh Wedari (2003) yangmenyatakan bahwa semakin besar kepemilikanmanajerial semakin meningkatkan manajemenlaba.

Kepemilikan saham perusahaan olehmanajemen tidak dapat menurunkan keinginan

Page 12: Pengaruh Penggantian Manajemen, Dewan Komisaris Independen

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI154

manajemen dalam mendapatkan kemakmuranyang berasal dari tingkat laba perusahaan. Denganmelakukan manajemen laba, maka manajemendakan memperoleh keuantungan ganda. Selainmemperoleh peningkatan kemakmuran darisaham yang dimilikinya dengan memperolehdividen atau keuntungan dari penjualan sahamnya,manajemen juga bisa mendapatkan menda-patkanbonus yang diberikan bedasarkan tingkat laba yangdiperoleh perusahaan. Keadaan ini tidakmengakibatkan motivasi manajemen untukmempengaruhi laba perusahaan menjadimenurun.

KOMPOSISI KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DANMANAJEMEN LABA

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitianyang dilakukan oleh Boediono (2005), Siregar danUtama (2005) dan Hutapea (2007) yangmenemukan bahwa kepemilikan institusional tidakberpengaruh pada manajemen laba. Hasilpenelitian ini tidak mendukung penelitian yangdilakukan oleh Bushee (1998), Rajgopal et al.(1999), Mitra dan Cready (2002), Midiastuty danMachfoedz (2003), Cornett et al. (2006), danAbdulloh et al. (2006) yang mengemukakan bahwakepemilikan institusional memiliki hubungan yangnegatif dengan manajemen laba.

Investor institusional sebagai investor yangmembeli saham perusahaan dalam jumlah besar,membuat investor institusional harus bertindakhati-hati dalam pengambilan keputusaninvestasinya. Kesalahan dalam mengambilkeputusan dapat menyebabkan kerugian yangbesar bagi mereka. Investor institusional dituntutuntuk memiliki kemampuan yang tinggi dalammempelajari informasi keuangan perusahaan.Oleh karena itu investor institusional memilikikepen-tingan untuk mempelajari informasi yangdisajikan oleh perusahaan dengan lebih baik dari

pihak yang lain. Namun kehadiran investorinstitusional tersebut tidak dapat menurunkanmotivasi manajemen dalam melakukanmanajemen laba.

Manajemen tidak kawatir akan keberadeaaninvestor institusional, sebab dengan adanyamanajemen laba justru dapat menguntungkaninvestor institusional. Mereka memanfaatkanketidaktahuan pihak lain untuk memperolehkeuntungan dalam jual-beli saham perusahaan.Sehingga manajemen merasa bahwa kenberadaaninvestor institusional bukan ancaman bagimanajemen dalam melakukan manajemen laba.

KUALITAS AUDIT DAN MANAJEMEN LABAHasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

Siregar dan Utama (2005) dan Piot dan Janin(2005) yang menunjukkan bahwa kualitas audittidak berpengaruh positif secara signifikan padatindakan manajemen laba. Penelitian ini tidakmendukung penelitian yang dilakukan oleh Beckeret al. (1998) dan Wedari (2003) yang menyatakanbahwa kualitas audit yang tinggi mengurangiterjadinya manajemen laba.

Hasil penelitian yang menemukan bahwakualitas audit tidak berpengaruh pada manajemenlaba mungkin terkait dengan adanya hubunganyang unik antara perusahaan dengan KantorAkuntan Publik. KAP baik yang termasuk Big 4maupun yang tidak, berkepentingan untukmemperoleh pendapatan dari kegiatan mengauditperusahaan, sedangkan perusahaan berkepen-tingan atas pendapat auditor tentang kewajaranlaporan keuangannya. Hubungan ini yangmengakibatkan fungsi pengawasan auditormenjadi tidak maksimal. KAP akan cenderungmenghindari konflik dengan perusahaan, sebabperusahaan akan lebih memilih KAP yang tidakbanyak membuat konflik tentang kewajaranlaporan keuangan perusahaan. Keadaan ini

Page 13: Pengaruh Penggantian Manajemen, Dewan Komisaris Independen

VOL. 14 NO.2 JULI 2013 155

diperparah dengan rendahnya risiko litigasi yangdihadapi Kantor Akuntan Publik. Piot dan Janin(2005) mengemukakan bahwa penyebab ditolaknyahipotesis yang menyatakan bahwa perusahaan yangdiaudit oleh Big 5 terjadi penurunan manajemenlaba adalah risiko litigasi yang rendah. Rendahnyarisiko litigasi ini yang membuat pengawasan yangdilakukan oleh Kantor Akuntan Publik menjadisemakin tidak maksimal. Kondisi ini berbeda jikarisikonya besar, maka Kantor Akuntan Publik akansecara maksimal melakukan fungsi pengawasannyapada manajemen dan tidak akan terlalu toleranpada penyimpangan dalam laporan keuanganperusahaan, karena kesalahan yang dibuat auditordalam memberikan pendapat akan menyebabkanmereka menghadapi tuntutan hukum dari pihak-pihak yang dirugikan.

SIMPULANPenggantian manajemen terjadi tidak hanya

disebabkan oleh kinerja perusahaan saja, tetapijuga faktor lain yang berkaitana dengankepentingan berbagai pihak di perusahaan. Hal initidak mendorong manajemen untukmempengaruhi laba agar kinerjanya kelihatanbaik. Sehinggga penggantian manajemen tersebuttidak mempengaruhi manajemen laba.

Komposisi komisaris independen yang masihsedikit tidak dapat memberikan pengaruh yangberarti pada fungsinya dalam pengawasan terhadapmanajemen. Hal ini mengakibatkan tidak adanyapengaruh yang diberikan komisaris independenterhadap manajemen laba.

Kepemilikan managerial atas saham perusahaanmenyebabkan kesejajaran pencapaiankemakmuran manajemen dengan pemilik semakindekat. Namun hal ini tidak mengakibatkan adanyapengaruh kepemi-likan managerial yang mampumenurunkan manajemen laba. Kepemilikaninstitusional juga tidak mampu menurunkan

manajemen laba. Kemampuan yang tinggi ini tidakdapat mempersempit peluang manajemen dalammelakukan tindakan manajemen laba, sebab adakemungkinan manajemen laba yang dilakukanmanajemen perusahaan akan dapat memberikankeuntukngan bagi investor isntitusional.

Manajemen laba tidak dapat diturunkan olehkualitas audit. Hal ini disebabkan oleh pengawasanyang dilakukan oleh KAP masih lemah sebagaiakibat dari hubungan yang unik antara KAP danperusahaan dan rendahnya risiko litigasi yangdihadapai oleh KAP. Ukuran perusahaan tidakberperan dalam menurunkan manajemen laba.Hal ini disebabkan oleh suatu keadaan yang manadengan adanya manajemen laba justru dapamenguntungkan pihak-pihak yang memilikihubungan dengan perusahaan besar tersebut.Ungkitan merupakan faktor yang berperan dalammeningkatkan manajemen laba. Semakin besarungkitan perusahaan akan berakibat semakintinggi manajemen laba. Hal ini terkait dengansituasi perusahaan yang harus memenuhipersyaratan dalam kontrak utang. Untukmemenuhi persyaratan tersebut manajemencenderung melakukan manajemen laba.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalahadanya data perusahaan yang tidak lengkap.Akibatnya tidak semua perusahaan manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009 dapat dimasukan dalam penelitian ini. Selainitu keterbatasan penelitian ini yang lain adalahdalam model penelitian ini ada indikasi terjadinyaheteroskedastisitas.

Untuk penelitian yang akan datang perlumenambah variabel kontrol yang lain. Hal inidisebabkan hasil pengujian regresi yangmenghasilkan nilai Adjusted R-squared yang sangatkecil (5,40%). Ini berarti masih ada variabel lainyang berpengaruh pada manajemen laba yangbelum dimasukan dalam model penelitian.

Page 14: Pengaruh Penggantian Manajemen, Dewan Komisaris Independen

JURNAL AKUNTANSI & INVESTASI156

DAFTAR PUSTAKAAbdulloh, M. A., P. P. Midiastuty., dan E. Suranta. 2006. Pengaruh

Kepemilikan Institusional Terhadap Earnings Manajemen t DanHarga Saham: Suatu Pendekatan Future Earnings, AnnualCorporate Governance Conference 2, Jakarta, 24-25 Nopember.

Becker, C. L., M. L. Defond., J. Jiambalvo, dan K. R. Subramanyam.1998. The effect of audit quality on earnings manajement.Contemporary Accounting Research, 15 (1), 1-24.

Bédard, J., S. M. Chtourou., dan L. Courteau. 2004. The Effect ofAudit Committee Expertise, Independence, and Activity onAggressive Earnings Management. Auditing, 23 (2), 3-31.

Benkel, M., P. Mather dan A. Ramsay. 2006. The AssociationBetween Corporate Governance And Earnings Manajemen t: TheRole Of Independent Directors. Corporate Ownership & Control, 3(4), 65-75.

Boediono, G. S. B. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh MekanismeCorporate Governance dan Dampak Manajemen Laba DenganMenggunakan Analisis Jalur, Paper Dipresentasikan padaSimposium Nasional Akuntansi VIII, Solo.

Bushee, B. 1998. Institutional Investors, Long Term Investment, andEarnings Manajemen t. Accounting Review, 305-333.

Cornett, M. M., A. J. Marcus. dan A. Saunders., H. Tehranian. 2006.Earnings Manajemen t, Corporate Governance, and TrueFinancial Performance. Working paper. www.ssrn.com.

DeAngelo, L. E. 1988. Managerial competition, information costs,and corporate governance: The use of accounting performancemeasures in proxy contests. Journal of Accounting and Econom-ics, 10 (1), 3-36.

Dechow, P. M., R. G. Sloan dan A. P. Sweeney. 1995. DetectingEarnings Manajemen t. The Accounting Review, 70 (2), 193-225.

Defond, M., dan J. Jiambalvo. 1994. Debt Covenant Violation andManipulation of Accrual. Jorurnal of Accounting and Economics,17, 145-176.

Denis, D. J. dan D. K. Denis. 1995. Performance changes followingtop management dismissals. Journal of Finance, 1029-1057.

Gabrielsen, G., J. D. Gramlich., dan T. Plenborg. 2002. ManagerialOwnership, Information Content of Earnings, and DiscretionaryAccruals in aNon-US Setting. Journal of Business Finance andAccounting, 29. (7), 967-988.

Geiger, M. A. dan D. S. North. 2006. Does Hiring a New CFOChange Things? An Investigation of Changes in DiscretionaryAccruals. The Accounting Review, 81 (4), 781–809.

Ghozali, I. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,Badan Penerbit Universitas Diponegoro.170

Gujarati, D. N. 2003. Basics Econometrics, McGraw-Hill.Hanke, J.E. dan A. G. Reitshc. 1998. Business forecasting

(6thed).Upper Saddle Rier, NJ:Prentice HaU.Hutapea, F. R. P. 2007. “Analisis Pengaruh Corporate Governance

terhadp Manajemen Laba dan Kualitas Laba, Tesis, UniversitasGadjah Mada.

Jensen, M. C., dan W. H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm:Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure.Journal of Financial Economics, 3 (4), 305-360. October.

Jensen, M. C. dan K. J. Murphy. 1990. Performance pay and top-management incentives. Journal of political economy, 225-264.

Jones, J. J. 1991. Earnings Manajemen t During Import ReliefInvestigations. Journal of Accounting Research, 29 (2), 193-227.

Kao, L., dan A. Chen. 2004. The Effects Of Board Characteristics OnEarnings Manajemen t. Corporate Ownership & Control, 1 (3), 96-107.

Klein, A. 2002. Audit Committee, Board Of Director Characteristicsand Earnings Manajemen t. Journal of Accounting and Econom-ics, 33 (3), 375-400. August.

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman UmumGood Corpo-rate Governance Indonesia, Komite NasionalKebijakan Governance.

Kothari, S. P., A. J. Leone dan C. E. Wasley. 2005. Performancematched discretionary Accrual Measures. Journal of Accounting& Economics, 39, 163-197.

Krishnan, G. V. 2003. Audit Quality and the Pricing of DiscretionaryAccruals. Auditing: A Journal of Practice and Theory, 2 (1), 109-126.

Kuncoro, M. 2001. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Untuk Bisnisdan ekonomi, UPP AMP YKPN.

LaSalle, R. E., S. K. Jones dan R. Jain. 1993. The associationbetween executive succession and discretionary accountingchances:earnings management or different perspectives?.Journal of Business Finance & Accounting, 653-671.

Midiastuty, P. P. dan M. Mahfoedz. 2003. Analisis HubunganMekanisme Corporate Governance dan Indikasi ManajemenLaba. Seminar Nasional Akuntansi VI. 176-199.171

Mitra, S. dan W. M. Cready. 2002. Institutional Stock Ownership,Accrual Manajemen t, and Informa-tion Environment. Journal ofAccounting, Auditing & Finance, 257-286.

Moore, M.L. 1973. Management Changes And DiscretionaryAccounting Decisions, Journal of Accounting Research, 100-107.

Murphy, K. J. dan Zimmerman, J. L. 1993. Financial performancesurrounding CEO turnover. Journal of Accounting and Economics,16 (1), 273-315.171

Peasnell, K. V, P. F. Pope dan S. Young. 2005. Board Monitoring andEarnings Manajemen t: Do Outside Directors Influence AbnormalAccruals. Journal of Business Finance & Accounting, 32 (7 8),1311-1346.

Piot, C. dan R. Janin. 2005. Audit Quality and Earnings Manajemen tin France. Working Paper, www.ssrn.com

Pourciau, S. 1993. Earnings management and nonroutine executivechanges. Journal of Accounting and Economics, 16 (1), 317-336.

Rajgopal, S., M. Venkatachalam dan J. Jiambalvo. 1999. Is Institu-tional Ownership Associated with Earnings Manajemen t and theExtent to which Stock Prices Reflecy Future Earnings?. WorkingPaper.University of Washington, Seattle. May.

Schipper, K. 1989. Commentary on earnings management. Account-ing horizons, 3 (4), 91-102.

Scott, W. R.. 2006. Financial Accounting Theory, Pearson PrenticeHall.

Siregar, S. V. N. P. dan S. Utama. 2005. Pengaruh StrukturKepemilikan, Ukuran Perusahaan, Dan Praktek CorporateGovernance Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Manajement). Paper Dipresentasikan pada Simposium Nasional AkuntansiVIII, Solo.

Strong, J. S. dan J. R. Meyer. 1987. Asset writedowns: Managerialincentives and security returns. The Journal of Finance, 42 (3),643-661.

Teshima, N. dan A. Shuto. 2005. Managerial Ownership and Earnings

Page 15: Pengaruh Penggantian Manajemen, Dewan Komisaris Independen

VOL. 14 NO.2 JULI 2013 157

Manajemen t:Theory and Evidence. Working paper,www.ssrn.com.

Warfield, T. D., J. J. Wild dan J. K. Wild. 1995. Managerial ownership,accounting choices, and informativeness of earnings. Journal ofaccounting and economics, 20 (1), 61-91.

Watts, R. L. dan J. l. Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory,Prentice Hall.

Wedari, L.K. 2003. Analisis Pengaruh Proporsi Dewan Komisais danKeberadaan Komite Audit terhadap Aktivitas Lanajemen Labapada Perusahaan publik di Indonesia. Tesis, Universitas GadjahMada.

Weston, J. F., K. S. Chung dan J. A. Siu. 1998. Take Overs,Restructuring, and Corporate Governance, Prentice-HallInternational, Inc.

Wild, J. J., K. R. Subramanyam dan R. F. Halsey. 2007. FinancialStatement Analysis, McGraw-Hill