pengaruh penggunaan jejaring sosial dalam internet...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL DALAM
INTERNET TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SISWA
KELAS XI IPS DI SMA KRISTEN PURWODADI
ARTIKEL SKRIPSI
Oleh:
Venti Ardi
132012007
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
I. PENDAHULUAN
Perkembangan dunia semakin
beerkembang dan modern. Berbagai
sarana, fasilistas, serta prasarana
semakin memadai dan memudahkan
kehidupan manusia. Dimulai dari
perkembangan alat transportasi
hingga komunikasi, semua
berkembang sedemikian rupa.
Adapun, perkembangan dalam dunia
komunikasi adalah penggunaan alat
komunikasi berupa telepon, dan
kemudian menjadi hand phone yang
bertujuan memudahkan manusia
dalam berkomunikasi serta
mendekatkan hubungan dan jarak,
namun hal ini masih dianggap kurang
karena hanya mampu digunakan oleh
orang – orang yang saling mengenal
dan berhubungan. Berdasarkan dari
hasil wawancara dengan Guru BK di
SMA Kristen Purwodadi bahwa
hampir semua siswa ketika proses
belajar mengajar berlangsung
cenderung menggunakan hand phone
untuk mengakses internet contohnya
WhatsApp, BBM, facebook dan
banyak lagi, sering kali teguran
diberikan oleh guru saat mengajar
tetapi para siswa tidak
memperhatikan hal tersebut.
Beberapa peraturan yang mengenai
kebijakan penggunaan hand phone
dan membawa hand phone seperti
tidak pernah ada. Terlihat dari
banyaknya siswa yang masih
membawa dan menggunakan hand
phone saat proses belajar mengajar
berlangsung. Hal ini menimbulkan
kecemasan bahwa kecenderungan
bermain hand phone atau
menggunakan internet dapat memberi
pengaruh positif atau negatif.
Berdasarkan uraian dari latar
belakang maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut: Bagaimana
pengaruh penggunaan jejaring sosial
melalui internet terhadap intensitas
belajar siswa kelas XI IPS ?. Dari
rumusan masalah dan latar belakang
diatas peneliti bertujuan untuk:
Mengetahui signifikansi pengaruh
penggunaan jejaring sosial melalui
internet terhadap intensitas belajar
siswa kelas XI IPS.
I. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Jejaring Sosial
Menurut Oetomo (2008:3),
internet atau international network
adalah sebuah jaringan komputer yang
sangat besar yang terdiri dari jaringan-
jaringan kecil yang saling terhubung
yang menjangkau seluruh dunia.
Pengertian jejaring sosial menurut
Menurut Kuss & Griffiths (2011b:68),
berbagai macam fitur yang terdapat
pada situs jejaring sosial dapat menjadi
salah satu penyebab adiksi situs
jejaring sosial, terutama meningkatkan
waktu penggunaan situs jejaring sosial
pada remaja, sebagaimana dikemukan
oleh Kuss & Griffiths :
Recent press reports have claimed
that the excessive use of online sosial
networking sites (SNSs) may
potenrially addicitive. The mass
appeal of sosial networks on the
Internet could potentially be a cause
for concern, especially considering the
increasing amounts of time young
people spend online.
Pengertian Intensitas Belajar
Kamus Psikologi menyatakan,
intensitas adalah kuatnya tingkah laku
atau pengalaman atau sikap yang
dipertahankan (Anshari, 1996:297).
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia,
secara etimologis belajar memiliki arti
“berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu”. Definisi ini memiliki
pengertian bahwa belajar adalah
sebuah kegiatan untuk mencapai
kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha
untuk mencapai kepandaian atau ilmu
merupakan usaha manusia untuk
memenuhi kebutuhannya mendapatkan
ilmu atau kepandaian yang belum
dipunyai sebelumnya. Sehingga
dengan belajar itu manusia menjadi
tahu, memahami, mengerti, dapat
melaksanakan dan memiliki tentang
sesuatu (Fudyartanto,2002).
Menurut Sadirman A.M
(1996:85), yang menyatakan bahwa
intensitas belajar siswa akan
menentukan tingkat pencapaian tujuan
belajarnya yakni meningkatkan
prestasinya. Kata intensitas dan
motivasi sangat erat kaitannya, karena
untuk terjadinya intensitas belajar atau
semangat belajar harus didahului
dengan adanya motivasi dari diri
sendiri. Sebagaimana Sardirman AM
(1996:84), menyatakan belajar
diperlukan adanya intensitas atau
semangat yang tinggi terutama
didasarkan adanya motivasi. Makin
tepat motivasi yang diberikan, akan
makin berhasil pula pelajaran itu.
Maka motivasi akan menentukan
intensitas belajar siswa.
2. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan
Kurnia Fatma Saputri, (2015), tentang
Pengaruh Intensitas Penggunaan
Aplikasi Jejaring Sosial terhadap
Kecerdasan Sosial Siswa Kelas Tinggi
SD Negeri Gedongkiwo Yogyakarta,
bahwa kesimpulannya intensitas
penggunaan jejaring sosial
berpengaruh secara negative dan
signifikan terhadap kecerdasan sosial
pada siswa kelas IV,V dan VI SD
Negeri Gedongkiwo Yogyakarta,
Sedangkan penelitian yang dilakukan
Siti Sholikhah, (2010,tentang
Hubungan Intensitas dan Motivasi
Belajar Dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES
M Lamongan, berdasar pengujian F
(simultan) menunjukan bahwa terdapat
hubunganyang signifikan antara
intensitas dan motivasi terhadap
prestasi belajar mahasiswa s1
Keperawatan STIKES M Lamongan,
dimana Fhitung (17,411) > Ftabel
(3,09) dan berdasarkan uji t
menunjukan bahwa : a. Terdapat
hubungan signifikan antara intensitas
(X1) terhadap prestasi belajar
mahasiswa S1 Keperawatan STIKES
M Lamongan nilai t hitung (2,283) >
nilai t tabel (1,990). b. Terdapat
hubungan signifikan antara motivasi
(X2) terhadap prestasi belajar
mahasiswa S1 Keperawatan STIKES
M Lamongan nilai t hitung (4,930) >
nilai t tabel (1,990).
II. METODE
1 Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini sampel yang
digunakan sebanyak 99 siswa yaitu
kelas XI IPS di SMA Kristen
Purwodadi. Penelitian ini mempunyai
dua variabel yaitu jejaring sosial
masuk kedalam variabel bebas dan
intensitas belajar siswa masuk kedalam
variabel terikat. Untuk bisa melakukan
penelitian di SMA Kristen Purwodadi
penulis membuat surat izin penelitian
yang disetujui oleh Dekan FKIP-
UKSW. Penelitian dilakukan pada
tanggal 21 Mei 2016.
2. Instrumen
Intrumen pengumpulan data
penggunaan jejaring sosial digunakan
untuk mengungkap adiksi (kecanduan)
menggunakan jejaring sosial. Pada
skala jejaring sosial digunakan enam
aspek yaitu salience, mood
modification, tolerance, withdrawl,
conflict dan relapse teori dari Kuss &
Griffiths (2011). Skala sikap ini
disusun oleh Kurnia Fatma Saputri
dari Universitas Negeri Yogyakarta.
Intrumen pengumpulan data
intensitas belajar digunakan untuk
mengungkap intensitas belajar siswa.
Pada skala intensitas belajar digunakan
tujuh aspek yaitu motivasi, durasi
kegiatan, freuensi kegiatan, presentasi,
arah sikap, minat dan aktivitas teori
dari Sardiman AM (1996). Skala sikap
ini disusun oleh Mia Rosalina dari
Universitas Pendidikan Indonesia.
3. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan teknik
kuantitatif yang digunakan untuk
menguji pengaruh variable terikat.
Adapun metode statistik yang
digunakan adalah analisis kuantitatif
dengan metode statistik yang
digunakan adalah analisis regresi linier
sederhana. Analisis regresi linier
sederhana adalah suatu analisis yang
mengukur pengaruh antara variable
bebas (X) dan variable terikat (Y)
(Sunyoto, 2011:9). Metode analisis
regresi linier sederhana ini dilakukan
dengan bantuan program SPSS 16.0
yang merupakan salah satu paket
program computer yang digunakan
dalam mengelola data statistik.
III. HASIL PENELITIAN
Tingkat gejala pada kedua variabel
tentang penggunaan jejaring sosial dan
intensitas belajar siswa yang diamati
yaitu dengan 5 (lima) kategori yaitu
sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah,
dan sangat rendah. Kategori ini
diambil dari teori Sugiyono (2011)
yang mengatakan, berdasarkan
pengalaman, jumlah kelas interval
yang dipergunakan dalam penyusunan
tabel distribusi frekuensi berkisar 6
sampai dengan 15 kelas, makin banyak
(variasi) data, maka akan semakin
banyak jumlah kelasnya. Namun
jumlah kelas tersebut paling banyak
adalah 15 kelas, karena kalau sudah
lebih dari tabel itu menjadi panjang.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Penggunaan
Jejaring Sosial Kelas XI IPS
Kategori Interval Frek (%)
Sangat
Tinggi
131-150 4 4,0
Tinggi 111-130 11 11,1
Cukup 91- 110 37 37,4
Rendah 71-90 34 34,3
Sangat
Rendah
51-70 13 13,1
Total 99 100
Minimun 51,00
Maksimum 154,00
Mean 92,6667
Std Deviation 18,82953
Dari tabel 4.1 menunjukkan
penggunaan jejaring sosial siswa kelas
XI IPS bahwa skor tertinggi 154 dan
skor terendah 51. Hasil analisis
menunjukkan mean sebesar 92,6667
dan std deviation sebesar 18,82953.
Dapat diketahui bahwa tingkat
penggunaan jejaring sosial di SMA
Kristen Purwodadi yang berjumlah 99
siswa didominasi dengan kategori
cukup sebesar 37,4% dengan jumlah
37 siswa dan kategori rendah sebesar
34,3% dengan jumlah 34 siswa.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Intensitas
Belajar Siswa Kelas XI IPS
Kategori Interval Frek (%)
Sangat
TInggi
97-103 14 14,1
Tinggi 90-96 23 23,2
Cukup 83-89 30 30,3
Rendah 76-82 23 23,2
Sangat
Rendah
69-75 9 9,1
Total 99 100
Minimun 69.00
Maksimum 105.00
Mean 86,9091
Std Deviation 8,22898
Dari tabel 4.2 menunjukkan
intensitas belajar siswa kelas XI IPS
bahwa skor tertinggi 105 dan skor
terendah 69. Hasil analisis
menunjukkan mean sebesar 86,9091
dan std deviation sebesar 8,22898.
Dapat diketahui bahwa tingkat
intensitas belajar siswa di SMA
Kristen Purwodadi yang berjumlah 99
siswa didominasi dengan kategori
cukup sebesar 30,3% dengan jumlah
30 siswa dan diikuti dengan dua
kategori yang sama yaitu tinggi dan
rendah sebesar 23,2% dengan jumlah
23 siswa.
Tabel 4.8
Hasil Analisis Regresi Linier
Penggunaan Jejaring Sosial
terhadap Intensitas Belajar Siswa
Dari tabel 4.8 menunjukkan
variabel yang dimasukkan adalah
penggunaan jejaring sosial, sedangkan
variabel yang dikeluarkan tidak ada
(Variables Removes tidak ada).
Variables Entered/Removedb
Mode
l
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Penggunaa
nJejaringSo
siala
. Enter
a. All requested variables
entered.
b. Dependent Variable:
IntensitasBelajarSiswa
Pada tabel diatas angka R
Square adalah 0.117 yaitu hasil
kuadrat dari koefisien korelasi (0.342 x
0.342 = 0.117). Standar Error of the
Estimate adalah 7,77357.
IV. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis
deskriptif dapat diketahui bahwa
tingkat penggunaan jejaring sosial di
SMA Kristen Purwodadi yang
berjumlah 99 siswa didominasi dengan
kategori cukup sebesar 37,4% dengan
jumlah 37 siswa dan kategori rendah
sebesar 34,3% dengan jumlah 34
siswa, sedangkan tingkat intensitas
belajar siswa didominasi dengan
kategori cukup sebesar 30,3% dengan
jumlah 30 siswa dan diikuti dengan
dua kategori yang sama yaitu tinggi
dan rendah sebesar 23,2% dengan
jumlah 23 siswa.
Berdasarkan pada table R Square
menyatakan bahwa 11,7%
mempengaruhi penggunaan jejaring
sosial terhadap intensitas belajar siswa
dan yang 88,3% dipengaruhi faktor
lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini dan persamaan koefisien regresi
menyatakan negatif yaitu -0,149 maka
antara penggunaan jejaring sosial
terhadap intensitas belajar siswa
menunjukkan pengaruh yang negatif.
Artinya bahwa, penggunaan aplikasi
jejaring sosial yang berlebihan
mempengaruhi intensitas belajar siswa
dan menimbulkan dampak negatif.
Analisis hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kurnia Fatma Saputri (2015), yang
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .342a .117 .108 7.77357
a. Predictors: (Constant),
PenggunaanJejaringSosial
berjudul Pengaruh Intensitas
Penggunaan Aplikasi Jejaring Sosial
terhadap Kecerdasan Sosial Siswa
Kelas Tinggi SD Negeri GedingKiwo
Yogyakarta, yang menyatakan
hasilnya bahwa intensitas penggunaan
jejaring sosial berpengaruh secara
negatif dan signifikan terhadap
kecerdasan sosial. Menurut Young
(1999:5) mengemukakan individu
yang mengalami adiksi internet akan
mengalami kesulitan dalam membagi
waktu antara mengakses internet
menyelesaikan tugas rumahnya,
belajar untuk ujian dan waktu untuk
tidur maka menggangu aktivitas
sekolah, sehingga penggunaan jejaring
sosial dapat mempengaruhi intensitas
belajar siswa.
Sedangkan penelitian yang
dilakukan Siti Sholikhah (2010), yang
berjudul Hubungan Intensitas dan
Motivasi Belajar dengan Prestasi
Belajar Mahasiswa S1Keperawatan
STIKES M Lamongan yang
menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara intenstas dan
motivasi belajar terhadap prestasi
belajar. Menurut Umar Hamalik
(1983:1) yang mengemukakan
“intensitas belajar yang kuat akan
memberikan hasil yang memuaskan,
sebaliknya intensitas belajar yang
lemah akan memberikan hasil yang
kurang memuaskan.
V. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian pada Bab IV
dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan tentang
penggunaan jejaring sosial terhadap
intensitas belajar siswa pada siswa XI
IPS SMA Kristen Purwodadi. Hal ini
berdasarkan dari hasil regresi tabel R
Square menyatakan 11,7% yang
mempengaruhi penggunaan jejaring
sosial terhadap intensitas belajar siswa
kelas XI IPS SMA Kristen Purwodadi
dan pada tabel Sig. sebesar 0,001.
Bentuk pengaruh dari penggunaan
jejaring sosial terhadap intensitas
belajar siswa digambarkan dengan
persamaan garis regresi yang
digunakan untuk memprediksi yaitu
Y= 100,745-0,149X.
2. `Saran
Berdasarkan hasil penelitian,
pembahasan dan kesimpulan tentang
pengaruh penggunaan jejaring sosial
terhadap intensitas belajar siswa pada
kelas XI IPS SMA Kristen Purwodadi,
maka penulis memberikan saran
sebagai berikut :
a. Bagi siswa, hendaknya lebih
bisa mengatur waktu dalam
menggunakan jejaring sosial
dengan cara, pada saat ke
sekolah tidak membawa
handphone agar tidak
mengganggu intensitas belajar
dan proses belajar mengajar.
Sebaiknya siswa dalam
menggunakan internet tidak
hanya menggunakannya untuk
membuka situs jejaring sosial
melainkan untuk mencari
materi pelajaran yang mungkin
tidak ada di buku.
b. Bagi pihak sekolah, hendaknya
lebih tegas untuk membuat
peraturan tentang penggunaan
handphone dilingkungan
sekolah terkhusus pada saat
proses belajar mengajar. Untuk
setiap guru mata pelajaran
sebaiknya setiap hari
memberikan tugas rumah agar
siswa mau tidak mau harus
mengerjakan, sehingga dengan
dengan hal itu siswa pasti
setiap hari akan meluangkan
waktu untuk belajar.
c. Bagi orang tua, sebaiknya
selalu memantau penggunaan
handphone anaknya dan saat
belajar orang tua bisa
menemani anak, sehingga saat
anak membuka handphone
orang tua bisa mengingatkan
atau melarang menggunakan
handphone pada saat belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Chaplin,C.P. 2000. Kamus Lengkap
Psikologi. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Fudyartanto. 2002. Psikologi
Pendidikan. Yogyakarta :
Global Jakart.
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar
Mengajar. Bandung : Bumi
Aksara.
Sardiman. 1996. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta : PT Raja Grafindo
Perkasa.
Sutedji Oetomo Dharma, Budi. 2008.
Pengantar Teknologi Informasi
Internet : Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta : Andi Offset.
Young, K.S. (1999).”Internet
Addiction Symptoms,
Evaluation, and Tretment”.
Innovations in Clinical
Practice. 17, 1-17. University
of Pittsburgh.