pengaruh peningkatan intensitas latihan futsal
TRANSCRIPT
PENGARUH PENINGKATAN INTENSITAS LATIHAN FUTSAL
TERHADAP VO2 MAX
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh:
WISNU DHEWANGGA
J120110080
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI S1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
HALAMAN PERSETUJUAN
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH
PENGARUH PENINGKATAN INTENSITAS LATIHAN FUTSAL
TERHADAP VO2 MAX
Oleh :
Nama : Wisnu Dhewangga
NIM : J120.110.080
Telah Membaca Dan Mencermati Naskah Artikel Publikasi Ilmiah, Yang Merupakan
Ringkasan Sripsi (Tugas Akhir) Dari Mahasiswa Tersebut
Surakarta, Maret 2015
Menyetujui
Pembimbing II
Dwi Rosella Komala Sari SST,FT., M.Fis., Dipl. Cid
Pembimbing I
Wahyuni, SST.FT.,SKM., M.Kes
ABSTRAK
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SKRIPSI, 2015
WISNU DHEWANGGA
PENGARUH PENINGKATAN INTENSITAS LATIHAN FUTSAL TERHADAP VO2
MAX
(Dibimbingoleh: Wahyuni, SST.FT.,SKM., M.Kes dan Dwi Rosella Komala
SariSST,FT., M.Fis., Dipl. Cid)
Latar Belakang : VO2 Max adalah jumlah maksimum oksigen dalam milli liter, yang dapat
digunakan dalam satu menit per kilogram berat badan. Orang yang kebugarannya baik
mempunyai nilai VO2Max yang lebih tinggi dan dapat melakukan aktifitas lebih kuat dari
pada mereka yang tidak dalam kondisi baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengetahui kapasitas VO2 Max yaitu dengan latihan futsal.
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh peningkatan intensitas latihan futsal terhadap VO2
Max
Hasil : Responden sebanyak 20 orang diberikan perlakuan peningkatan intensitas latihan
futsal. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dengan frekuensi 3 kali dalam 1 minggu.
Sebelum diberikan perlakuan peningkatan intensitas latihan futsal,terlebih dahulu semua
responden diukur tingkat VO2 Max (Pre-test), setelah dilakukan peningkatan intensitas latihan
futsal kemudian dilakukan pengukuran VO2 Max (Post test). Pada penelitian ini responden
mengalami peningkatan tingkat kapasitas VO2 Max yang signifikan dapat ditunjukkan
dengan nilai mean untuk Pre-test sebesar 35,41% dan Post-test sebesar 40,28%.
Kesimpulan :Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh peningkatan intensitas latihan fusal
terhadapVO2 Max
Kata kunci : VO2 Max, Futsal.
ABSTRACT
STUDY PROGRAM S1 PHYSIOTHERAPY
FACULTY OF HEALTH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
THESIS, 2015
WISNU DHEWANGGA
INFLUENCE OF EXERCISE INTENSITY INCREASES FUTSAL AGAINST VO2
MAX
(Supervised by: Wahyuni, SST.FT., SKM.,M. Kes and Dwi Rosella Komala Sari SST,
FT., M.Fis., Dipl. Cid)
Background: VO2 Max is the maximum amount of oxygen in milli liters, which can be used
in one minute per kilogram of body weight. People who have a good fitness values higher
VO2 Max and can perform stronger activity than those who are not in good condition. One
way that can be done to know the capacity of VO2 Max is the futsal training.
Objective: To determine the effect of exercise intensity increases futsal against Vo2 Max
Results: Respondents were 20 people given treatment of exercise intensity increases futsal.
This research was carried out for 2 months with a frequency of 3 times in one week. Before
being given treatment futsal training programmed, first of all respondents were measured
VO2 Max (pre-test), after of exercise intensity increases futsal then measuring VO2 Max
(Post test). In this study, respondents had increased levels of VO2 Max significant capacity
can be indicated with a mean value for the pre-test of 35.41% and Post-test of 40.28%.
Conclusion: It was concluded that there was an effect of exercise intensity increases futsal
against Vo2 Max.
Keywords: VO2 Max, Futsal
1
PENDAHUUAN
Olahraga telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu
faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Olahraga terbukti pula dapat
meningkatkan derajat kesehatan dan tingkat kesegaran jasmani seseorang
(Samihardja, 2007). Kesegaran jasmani yang lebih tinggi dapat meningkatkan
penampilan para olahragawan dan mengurangi kemungkinan terjadinya cedera. Unsur
yang terpenting dalam kesegaran jasmani adalah daya tahan kardiorespirasi (Roji,
2004).
Daya tahan kardiorespirasi merupakan kesanggupan jantung dan paru serta
pembuluh darah yang berfungsi secara optimal dalam keadaan istirahat serta latihan
untuk mengambil oksigen kemudian mendistribusikannya ke jaringan yang aktif
untuk digunakan pada proses metabolisme tubuh (Moeloek, 2004). Oleh karena itu
daya tahan kardiorespirasi atau dengan istilah lain kebugaran kardiovaskuler dianggap
sebagai komponen kebugaran jasmani yang paling pokok (Lutan, 2002).
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kegiatan ( Unit Kegiatan
Mahasiswa) FIK, olahraga yang sangat diminati kebanyakan atlet FIK adalah futsal.
Futsal merupakan salah satu cabang olahraga sejenis sepakbola yang menuntut
kemampuan fisik atau ketahanan kardiorespirasi yang tinggi dalam permainannya.
Pada dasarnya, ada dua macam ketahanan kardiorespirasi, yaitu aerobik dan
anaerobik. Pengukuran ketahanan kardiorespirasi untuk kapasitas aerobik dapat
dilakukan dengan cara mengukur konsumsi oksigen maksimal (VO2 max) (Ismayarti,
2006).
VO2 max merupakan volume oksigen tubuh yang dapat digunakan saat bekerja
keras, dinyatakan dalam liter/ menit. Hal ini memberikan indikasi bagaimana tubuh
menggunakan oksigen pada saat melakukan pekerjaan misalnya pada waktu olahraga
2
terutama olahraga futsal. Di dalam UKM futsal FIK, tingkat VO2 max atletnya
sangatlah rendah, maka dari itu peneliti berkeinginan untuk meningkatkan VO2 max
atlet futsal UKM FIK dengan cara memberikan program latihan futsal secara baik dan
benar.
LANDASAN TEORI
Futsal adalah kata yang digunakan secara Internasional untuk permainan sepak
bola dalam ruangan. Kata futsal berasal dari kata futbol atau futebol (dari bahasa
Spanyol atau Portugal yang berarti permainan sepakbola) dan salon atau sala (dari
bahasa Prancis atau Spanyol yang berati dalam ruangan) (Murhananto, 2008).
Berikut ini adalah informasi mengenai ukuran lapangan futsal dan peraturan
resmi permainan futsal berdasarkan peraturan Fédération Internationale de Football
Association (FIFA) (Lhaksana, 2012):
1) Lapangan
Ukuran panjang 25-42 m x lebar 15-25 m.
2) Bola
Ukuran bola nomor 4, keliling 62-64 cm, berat 390-430 gram.
3) Jumlah pemain
Jumlah pemain maksimal 5 pemain.
4) Perlengkapan pemain
Kaos bernomor, celana pendek, kaos kaki panjang, pelindung lutut, dan sepatu.
5) Waktu permainan
Lama normal 2 x 20 menit, lama istirahat 10 menit, dan lama perpanjangan
waktu 2 x 10 menit.
Setelah melakukan latihan fisik yang terprogram dengan baik, hasil dari
latihan fisik tersebut dapat dilihat dari meningkatnya penampilan seorang pemain
3
yang akhirnya berdampak positif pada penampilan tim (Lhaksana, 2012). Berikut ini
adalah hasil dari latihan fisik yang dapat dicapai, antara lain daya tahan lebih besar,
kecepatan semakin meningkat, kekuatan semakin besar, koordinasi semakin
sempurna, kelincahan lebih baik. Dapat disimpulkan bahwa komponen yang harus
lebih dominan dimiliki pemain futsal adalah daya tahan (endurance), kekuatan
(strength), kecepatan (speed), dan tentunya tanpa meninggalkan komponen fisik yang
lain. VO2 max adalah jumlah maksimum oksigen dalam milli liter, yang dapat
digunakan dalam satu menit per kilogram berat badan. Orang yang kebugarannya baik
mempunyai nilai VO2 max yang lebih tinggi dan dapat melakukan aktifitas lebih kuat
daripada mereka yang tidak dalam kondisi baik (Levine, 2007).
Metode untuk menjaga dan meningkatkan VO2 max, antara lain :
1) Intensitas Latihan
Kualitas yang menunjukkan berat ringannya latihan disebut sebagai intensitas.
Besarnya intensitas bergantung pada jenis dan tujuan latihan. Latihan aerobik
menggunakan patokan kenaikan detak jatung seperti yang dikatakan Djoko
Pekik (2004: 17) secara umum intensitas latihan kebugaran adalah 60% - 90%
detak jantung maksimal dan secara khusus besarna intensitas latihan
bergantung pada tujuan latihan. Latihan untuk membakar lemak tubuh
menggunakan intensitas 65% - 75% detak jantung maksimal yang dilakukan
20 – 60 menit setiap latihan dan dilakukan 3 – 5 kali perminggu (Djoko Pekik,
2004: 83).
2) Durasi Latihan
Takaran lamanya latihan untuk olahraga prestasi adalah 45 – 120 menit
dalam training zone, sedangkan untuk olahraga kesehatan seperti program
latihan untuk menurunkan berat badan antara 20 – 30 menit dalam training
4
zone. Maksudnya yaitu bahwa latihan-latihan tidak akan efisien, atau kurang
membuahkan hasil jika takaran latihan di atas tidak terpenuhi. Menurut Djoko
Pekik (2004:21) takaran lama latihan untuk meningkatkan kebugaran dan
menurunkan berat badan dilakukan selama 20 – 60 menit.
3) Frekuensi Latihan
Frekuensi latihan berhubungan erat dengan intensitas latihan dan lama
latihan. Dalam melakukan latihan sebaiknya frekuensi latihan dilaksanakan
paling sedikit tiga kali seminggu, baik untuk olahraga kesehatan maupun untuk
olahrga prestasi. Untuk meningkatkan kebugaran perlu latihan 3 – 5 kali per
minggu (Djoko Pekik, 2004: 17).
Bagi seorang pemain futsal yang memiliki kebugaran yang kuat dan baik akan
mempunyai kemampuan fisik seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan, daya tahan
jantung, daya tahan otot dan daya tahan paru-paru. Kebugaran yang optimal dapat
meningkatkan penampilan para olahragawan dan mengurangi kemungkinan terjadinya
cedera. Unsur yang terpenting dalam kebugaran adalah daya tahan kardiorespirasi. Daya
tahan kardiorespirasi adalah kesanggupan jantung dan paru serta pembuluh darah untuk
berfungsi secara optimal dalam keadaan istirahat serta latihan untuk mengambil oksigen
kemudian mendistribusikannya ke jaringan yang aktif untuk digunakan pada proses
metabolisme tubuh (Sharkey, 2003). Dapat disimpulkan bahwa dalam permainan futsal
dibutuhkan kondisi fisik yang sangat baik.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan
menggunakan rancangan one group pre-test and post-test design, dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh peningkatan intensitas latihan futsal terhadap VO2 Max.
5
Penelitian dilaksanakan di lapangan futsal “Hatrik” Kartasura. Peneliti
memilih tempat tersebut dengan alasan letaknya yang strategis atau dekat dengan
kampus UMS, dan ukuran lapangan sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan.
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2014.
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota UKM futsal di Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta sebanyak 30 orang. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan cara purposive sampling,
yaitu pengambilan sampel yang dilakukan atas dasar pertimbangan penelitiannya
saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota
sampel yang diambil atau sesuai kriteria inklusi (Cahyono, 2010).
Dalam penelitian ini digunakan analisis uji wilcoxon untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh antara hasil pre test dan post test yang telah dilakukan untuk
mengetahui kemampuan VO2 Max sesudah dan sebelum perlakuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik Subyek Menurut Umur
Tabel 4.1 Distribusi Subyek Menurut Umur
Umur Jumlah %
19-20 6 30
21-22 14 70
Total 20 100
Dalam penelitian ini, usia responden dengan prosentase terbesar adalah usia
21-22 tahun mencapai70%. Dengan begitu dapat dilihat bahwa pemain futsal
khususnya mahasiswa FIK paling banyak berusia di atas 20 tahun.
6
2. Karakteristik Subyek Menurut Tinggi Badan
Tabel 4.2 Distribusi Subyek Menurut Tinggi Badan
Tinggi Badan Jumlah %
140-150 cm 2 10
151-170 cm 16 80
171-180 cm 2 10
Total 20 100
Pada tabel 1.5 menunjukkan bahwa responden yang juga merupakan pemain
futsal FIK rata-rata tinggi badan berkisar antara 151-170cm yaitu sebesar 80%.
3. Karakteristik Subyek Menurut Berat Badan
Tabel 4.3 Distribusi Subyek Menurut Berat Badan
Berat Badan Jumlah %
50-60 kg 14 70
61-70 kg 4 20
71-80 kg 2 10
Total 20 100
Berdasarkan tabel 1.6 menunjukkan bahwa responden yang tergabung dalam
penelitian ini memiliki berat badan diatas 50 kg. Paling banyak berkisar antara 50-60
kg yaitu sekitar 70%.
ANALISIS DATA
1. Uji Hipotesis
Hasil uji hipotesis dianalisis dengan analisis statistik data non parametrik yaitu
dengan menggunakan Uji Wilcoxon Signed Ranks Test.
Tabel 4.4 Hasil Uji Wilcoxon
Perlakuan Z Ρ Keterangan
Pre futsal-post futsal -3,924 0,000 Ha diterima
7
Grafik 4.1 Rerata Nilai VO2 Max Sebelum dan Sesudah
Perlakuan
Berdasarkan tabel 1.7dan grafik 2.1 diperoleh hasil bahwa nilai VO2 Max
secara bermakna p = 0,000. Hal ini terdapat pada hasil rerata nilai VO2 max sebelum
perlakuan sebesar 35,41 ml/kg/menit dan sesudah perlakuan sebesar 40,28
ml/kg/menit. Dari hasil analisis data penelitian didapat bahwa terjadi peningkatan
nilai VO2 Max sesudah perlakuan peningkatan intensitas latihan futsal pada pemain
futsal Fakultas Ilmu Kesehatan.
Tabel 4.5 Hasil Uji Analisis Pengaruh Peningkatan Intensitas Latihan Futsal
Terhadap VO2 Max
No Kemampuan
VO2 Max
Kategori Pre-
test
Post
-test
Presentasi
%
Peningkatan
(%)
F F Pre Post
1 >55 Sempurna
2 51-55 Sangat Baik
3 45-50 Baik 1 3 5,0 15,0 10,0
4 38-44 Cukup 5 10 25,0 50,0 25,0
5 35-37 Kurang 8 5 40,0 25,0 -15,0
6 <35 Sangat Kurang 6 2 30,0 10,0 -20,0
JUMLAH 20 20 100 100
Pre-test Post-test
35,41
40,28
VO2 Max (ml/kg/liter)
8
Grafik 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Analisis Pengaruh Peningkatan Intensitas
Latihan Futsal terhadap VO2 Max
Berdasarkan tabel 1.8 dan grafik 2.2 menunjukkan bahwa nilai VO2 Max sebelum
diberikan peningkatan intensitas latihan futsal (pre-test) terbilang rendah, namun
mengalami peningkatan VO2Max setelah diberikan peningkatan intensitas latihan futsal
(post-test).
Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa, kapasitas Vo2 Max dari
20 orang dengan jenis kelamin laki-laki, umur 19-22 tahun pada pengukuran awal
(pre test) Vo2 Max terendah 29,5 dan Vo2 Max tertinggi 45,2 dengan rata-rata 35,41.
Pengukuran akhir (post test) kapasitas Vo2 Max terendah 33,6 dan Vo2 Max tertinggi
49,3 dengan rata-rata 40,28. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan nilai
rata-rata peningkatan Vo2 Max setelah diberikan perlakuan peningkatan intensitas
latihan futsal secara adalah 4,87. Dari data yang diperoleh dapat dijelaskan bahwa
dalam memberikan perlakuan peningkatan intensitas latihan futsal dari kemampuan
maksimal selama 24 kali latihan selama 2 bulan 3 kali/minggu, kapasitas Vo2 Max
terjadi peningkatan sebesar 4,87. Salah satu bentuk tes lapangan yang digunakan
untuk mengetahui VO2 Max adalah Bleep test (multistate fitness test). Bentuk Bleep
test ini mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya data VO2 Max lebih akurat
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
pre test post test
5
15
25
50
40
25 30
10
baik
cukup
kurang
sangat kurang
9
daripada tes lapangan lainnya. Dibandingkan dengan test Cooper dan Balke,
pelaksanaan test ini relatif lebih mudah dan menggunakan area atau daerah yang
tidak luas. Dari hasil post test dalam perlakuan peningkatan intensitas latihan futsal
terhadap Vo2 Max dapat diketahui seberapa besar nilai kapasitas Vo2 Max dan
termasuk dalam klasifikasi sangat kurang, kurang, cukup dan baik untuk semua
pemain futsal FIK di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dari 20 responden usia 19-22 tahun, secara keseluruhan setelah diberikan
perlakuan peningkatan intensitas latihan futsal menunjukkan bahwa klasifikasi baik
sebanyak 3 orang, sedangkan untuk klasifikasi cukup sebanyak 10 orang, untuk
klasifikasi kurang sebanyak 5 orang dan sangat kurang 2 orang. Secara keseluruhan,
semua responden dapat mengikuti penelitian dengan maksimal, namun yang masuk
dalam klasifikasi baik hanya 3 orang. Dilihat dari karakteristik ketiga responden
tersebut, masing-masing memiliki tingkat kebugaran yang lebih baik dibandingkan
yang lain. Kemudian untuk klasifikasi cukup disini paling mendominasi, sedangkan
klasifikasi kurang dan sangat kurang sudah mulai mengalami peningkatan yang
semula pre-test sejumlah 14 orang setelah diberi latihan futsal secara terprogram
post-test mengalami peningkatan sehingga jumlahnya berkurang menjadi 7 orang.
Dapat disimpulkan bahwa, untuk meningkatkan Vo2 Max kategori kronis
membutuhkan waktu yang cukup lama, disini penelitian hanya dilakukan dalam
waktu dua bulan saja sehingga hanya menimbulkan efek akut.
Alan dkk (2001) menyatakan bahwa perbedaan ketahanan fisik antar individu
tidak hanya berkaitan dengan kapasitas fisik semata, tetapi juga berhubungan dengan
kapasitas psikis untuk menekan gejala dan manifestasi kelelahan yang timbul, dimana
ketahanan psikis ini akan lebih rendah pada mereka yang ketahanan fisiknya kurang
10
Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2007) mengenai pengaruh latihan
sirkuit terhadap daya tahan aerobik (VO2 Max) menunjukkan peningkatan hasil
sebesar 43,10 %. Teridentifikasi bahwa mahasiswa PKO FIK UNY untuk usia 20 s/d
22 tahun secara keseluruhan setelah melakukan latihan sirkuit (circuit training) daya
tahan aerobik (VO2 Max) dalam klasifikasi bagus (43-52) dan tinggi (> 53).
Dari hasil Uji Wilcoxon test didapatkan nilai ρ < 0,05 ( ρ = 0,000 ) yang
berarti bahwa ada pengaruh peningkatan intensitas latihan futsal terhadap Vo2 Max.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan intensitas latihan semula satu minggu satu kali
menjadi satu minggu tiga kali hal ini sangat berdampak positif dalam peningkatan
kapasitas Vo2 Max para pemain futsal. Seperti pendapat Harsono (2009), latihan
adalah “Suatu proses yang sistematis dan dilakukan secara berulang-berulang dan
yang kian hari jumlah beban latihanya kian bertambah”. Setelah diberikan perlakuan
permainan futsal secara terprogram, kualitas daya tahan paru dan jantung (VO2 Max)
mengalami peningkatan yang sebelumnya sangat kurang menjadi cukup.
Peningkatan kapasitas VO2 Max disebabkan oleh penambahan intensitas
latihan yang semula satu kali dalam satu minggu menjadi tiga kali dalam satu minggu,
kemudian diberikan latihan futsal secara sistematis dan terprogram selama dua bulan,
diketahui hasilnya cukup signifikan. Menurut Djoko (2004), dijelaskan bahwa
frekuensi latihan berhubungan erat dengan intensitas latihan dan lama latihan. Dalam
melakukan latihan sebaiknya frekuensi latihan dilaksanakan paling sedikit tiga kali
dalam satu minggu, baik untuk olahraga kesehatan maupun untuk olahraga prestasi.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Watulingas, dkk (2013) tentang
pengaruh latihan fisik aerobik terhadap VO2 Max pada mahasiswa pria, menunjukkan
bahwa nilai VO2 Max didapatkan hasil secara bermakna p = 0,005. Hal ini terdapat
pada hasil rerata nilai VO2 Max sebelum perlakuan yaitu sebesar 30,05 ml/kg/menit.
11
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Peningkatan intensitas Latihan Futsa berpengaruh secara signifikan terhadap
peningkatan kapasitas Vo2 Max pemain futsal UKM FIK Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
B. Saran
1. Bagi Pemain Futsal
Daya tahan kardiorespirasi atau kapasitas Vo2 Max merupakan salah satu unsur pokok
atau hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh pemain futsal. Peningkatan
kapasitas Vo2 Max dapat dicapai dengan memberikan peningkatan intensitas latiha.
Seorang pemain futsal hendaknya selalu berupaya meningkatkan kapasitas Vo2 Max
dengan melakukan latihan-latihan yang sesuai dengan karakteristik pemain serta
ketersediaan sarana dan prasarana.
2. Bagi Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penngkatan intensitas latihan futsal terbukti
berpengaruh terhadap peningkatan kapasitas Vo2 Max pemain futsal. Peneliti yang
akan datang dapat melakukan penelitian dengan menganti program latihan yang
diberikan atau menambahkan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap
peningkatan kapasitas Vo2 Max pemain futsal.
DAFTAR PUSTAKA
A D Flouris, G S Metsios, Y Koutedakis, 2005. Enhacing the efficacy of the 20 m multistage
shuttle run test. Br J Sport Med 39:166-170
Adiwinanto. 2008. Pengaruh Olahraga Di Sekolah Terhadap Indeks Massa Tubuh Dan
Tingkat Kesegaran Kardiorespirasi Pada Remaja Obesitas. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Alan S, Michael IL, Timothy DN. Neural Control Of Force Output During Maximal and
Submaximal Exercise. Sport Medicine 31 (9); 2001. P. 637-50.
American College of Sport Medicine. 2008. -
. Philadelphia. PA: Lippincott Wilkins. Available from: http://ebook30.com
.science/medicine/50959/acsr-ns-health related-physical-fitness-assesment-manual.
html [accessed 16 February 2011].
Amstrong, N. Welsman, J.R. 1997. Maximal Oxygen Uptake. Age, Sex, and Maturity od
Children. Available from: http://www.sportsci.org/encyc/drafts/child_VO2
Max_Amstrong.doc [Accessed 8 March 2011].
Anggrawati. 2009. The Corelation Between Physical Fitness And Study Performance In High
School Student After 1200 M Run. Media Majalah Jual Fall Indonesia. Vol. 9 No. 1.
Ariana. 2006. Efektifitas Terapi Humor Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada Mahasiswa
Baru. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Astrand. P.O.; Rodahl. K. 1986. Texbook of Work Physiology. Mc Graw. HillKogakusha,
Ltd.; 388 – 389.
Cahyono. 2010. Teknik Sampling dalam Penelitian Administrasi.
http://www.scribd.com/doc/30385769/Teknik-sampling-dalam-penelitian-
administrasi (diakses tanggal 13 Februari 2012).
Chatterjee P, Banerjee A K, Das P, Debnath P. Regression to Predict Vo2 Max in Untrained
Boys and Junior Sprinters Of Kolkata.Journal Of Exercise Science and
Physiotherapy, vol.4, No. 2 : 104-108, 2008.
Cheevers, A., Pettersen, C. 2007. Harvard Step Test Skills Lab: 6 Minute Submaximal Test
Video and Manual. Amsterdam Institute of Allied Health Education European
School of Physiotherapy, Amsterdam: 3 -9.
Daldiyono. 2009. Buku Panduan Untuk Menjadi Sarjana Yang Sadar Dan Berfikir. Jakarta:
PPT. Gramedia Pustaka Utama.
Djoko Pekik Irianto. (2004). Pedoman praktis berolahraga. Yogyakarta: Andi Offset.
Durstine, J.L., Moore, G.E. 2003. ACSM´s Exercise Management for Persons with Chronic
Diseases and Disabilities Second Edition. Windsor, ON: Human Kinetics.
Ganong, W. F. 2001. Fisiologi kedokteran edisi ke-20. Terjemahan: H.M.D Widjajakusumah.
Penerbit Buku Kedokteran EGC . Jakarta
Indarjo, S. 2009. Kesehatan Jiwa Remaja. Journal. Unnes 49-54
Indrawagita, L. 2009. Hubungan Status Gizi, Aktifitas Fisik Dan Asupan Gizi Dengan
Kebugaran Mahasiswa FKMUI. Skripsi, 1-2.
Irfan, Mohamad. 2007. Skripsi hubungan kekuatan otot tungkai dan kelentukan togok dengan
kemampuan menendang bola pada mahasiswa putra semester 1 PKO FIK UNNES
2005. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Jansen, Peter G. J. M, 1993. Latihan laktat denyut- nadi. Jakarta: Pustaka utama Grafiti.
Kokasih, Engkos. 2008. Olahraga : Teknik & Program Latihan. Jakarta : Akademika
Presindo.
Kuntaraf. 1992. Olahraga Sumber Kesehatan. Bandung: Indonesia Publishing House: 105 &
17
Levine, B.D. 2007. VO2max: What Do We Know, and What Do We Still Need to Know. J.
Physiol.586 (l): 25-34
Maud PJ dan Foster C. 1995. Fhysiological Assessment of Human Fitness 2nd ed. USA:
Sheridan Books.
Moeloek D. Tjokonegoro A. 2004. Kesehatan dan Olahraga. FK-UI. Jakarta: h. 1-31
Novita LH. 2009. Skripsi Perbedaan Pengaruh Latian Lari Aerobic Dan Latihan Renang
Terhadap Peningkatan Kebugaran. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Nugroho Sigit. 2007. Pengaruh Latihan Sirkuit (Circuit Training) Terhadap Daya Tahan
Aerobik (Vo2 Max) Mahasiswa PKO Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negri
Yogyakarta . Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Pate, Russel R, dkk. 2003. Dasar – dasar ilmiah kepelatihan (terjemahan Kasiyo
Dwijowinoto). Semarang : IKIP Semarang Press.
Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Samihardja J. 1995. Peranan Ilmu-Ilmu Kedokteran Dalam Peningkatan Prestasi Olah Raga.
Dalam Buku : Simposium Dan Diskusi Panel Peningkatan Prestasi Olah Raga.
Semarang.
Sharkey, B.J. 2003. Kebugaran Dan Kesehatan. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit PT Raja
Grafindo Persada. Hal : 71-74.
Shi, JR. 2012. Cardiac Structure and Function In Young Athetes. Melboune : Victoria
University Of Technology: 6-41.
Siregar, Y. I. 2010. Peranan Kebugaran Jasmani Dalam Meningkatkan Kinerja. Unimed
Journal Vol. 16 No.60 Tahun. XVI, 77-83.
Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulistyarto, Soni. 2008. Pengaruh pemberian latihan fisik terhadap peningkatan kadar HB
dan VO2 max. Jurnal Ilmu Olahraga. Vol.5. No.2.
Suryanto. 2011. Peranan Olahraga Dalam Mengurangi Stres. Majalah Ilmiah Populer, 1-6.
The National Coaching Foundation. 1999. Multistage Fitness Test. Surakarta.
Uliyandari A. 2009. Pengaruh Latihan Fisik Terprogram Terhadap Perubahan Nilai
Konsumsi Oksige Maksimal (Vo2 Max) Pada Siswi Sekolah Bola Voli Tugu Muda
Semarang Usia 11-13 Tahun. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro.
Watulingas Intan. Polii Hedison. Dkk. 2013. Pengaruh Latihan Fisik Aerobik Terhadap Vo2
Max Pada Mahasiswa Pria Fakultas Kedokteran. Manado : Universitas
Samaraindah Ratulangi. Juli 2003 : Vol 1. No 2.
Yudianto, Lukman. 2009. Teknik Bermain Sepak Bola dan Futsal. Visi 7