pengaruh penjualan bersih terhadap laba usaha pt indofood cbp sukses makmur tbk
TRANSCRIPT
PENGARUH PENJUALAN BERSIH TERHADAP LABA USAHA PT. INDOFOOD
CBP SUKSES MAKMUR TBK
Oleh :
Nama : Asyraf Ali Putra Daniel
NIM : 1111082000027
No HP : 083870638322
Nama : Bustanul Aripin
NIM : 1111082000029
No HP : 085694468344
Mata Kuliah : Teori Ekonomi Mikro (MK3)
Dosen Pembimbing : Tony S Chendrawan, ST., SE.,M.Si.,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
2012
Abstract
This study is aimed for assesing the effect of net sales to income from operation in PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk for 5 years (2007-2011). Research that used is descriptive research with a survey approach
and by used data secunder. Data are limited population obtained from the Central Bureau of Statistics. The
subject of this research is PT. Indofood CBP Sukses Makmur and the population is PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk in Indonesia.
This research have been resulted some conclusions, the conclution of our research shows that net sales
affect income from operation in PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk significantly and strong positive with
the value of correlation coefficient r = 0,986 or 98,6 %, it means net sales have contributing affect in income
from operation equal 97.2% and other factors that affect it the rate of 2.8%. Value of t hitung 10,151 is bigger
than t table 2,776 show that net sales affect income from operation significantly.
Keyword: net sales, income from operation
I. PENDAHULUAN
Persaingan bisnis yang meningkat dewasa
ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan
kemampuan yang ada semaksimal mungkin, agar
unggul dalam persaingan. Keunggulan daya saing
yang dapat diciptakan oleh perusahaan dapat
dicapai dengan salah satu cara, yaitu dengan
meningkatkan penjualan. Sebagai akibatnya
persaingan pun semakin tajam. Tajamnya
persaingan ini melibatkan perusahaan-perusahaan
baik lokal maupun asing yang saling berjibaku
demi mendapatkan perhatian para konsumen.
Namun hanya organisasi atau perusahaan yang
berkualitas saja yang dapat bersaing dalam pasar
global.
Khususnya dalam dunia makanan yang
mana konsumennya adalah seluruh kalangan
masyarakat yang memberikan penilaian bahwa
apakah barang yang diproduksi disukai di
masyarakat atau tidak. Dan juga perusahaan
tersebut harus dapat menghasilkan barang dengan
kualitas yang tinggi serta harga yang wajar agar
tetap dapat dikonsumsi oleh semua kalangan.
Kondisi seperti ini harus dapat diantisipasi
oleh perusahaan, dengan keadaan masyarakat
sebagai konsumen utama yang akan semakin kritis
dalam memilih makanan untuk dikonsumsi. Hal
semacam ini menjadi acuan suatu perusahaan
untuk lebih meningkatkan produktivitas dan mutu
usahanya serta sosialisasi produk yang ditawarkan
kepada masyarakat.
Pertumbuhan industri makanan di Indonesia
sendiri hampir dipastikan selalu meningkat dari
tahun ke tahun. Sebab utamanya adalah jumlah
masyarakat Indonesia yang dari tahun ke tahun
semakin meningkat. Hal tersebut merupakan
tantangan yang harus dihadapi PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk . Dengan kondisi seperti ini,
maka persaingan terhadap perusahaan lain harus
tetap diperhatikan, juga kualitas produksi yang
diusahakan tidak menurun dan diharuskan
meningkat dengan harga penjualan yang harus
tetap dalam skala wajar agar PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk dapat tetap menjaga
konsumen tetap sehingga tidak berpindah kepada
produk lain.
Tahun
Total Laba
Usaha (dalam
miliar rupiah)
Peningkatan
pertahun
Selisih
jumlah
laba
Persenta
se
2007 133,7 - -
2008 540,6 406,9 304,4%
2009 1.645,4 1.113,8 206,03%
2010 2.531,8 877,4 53,03%
2011 2.608,0 76,2 3,01%
Tabel 1
Laba Usaha PT. Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk tahun 2007-2011
Tahun
Total
Penjualan
Bersih (dalam
miliar rupiah)
Peningkatan
pertahun
Selisih
jumlah
laba
Persenta
se
2007 9.484,7 - -
2008 12.042,9 2.558,2 26,97%
2009 16.332,6 4.298,7 35,62%
2010 17.960,1 1.627,5 9,96%
2011 19.367,2 1.407,1 7,83%
Tabel 2
Penjualan Bersih PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk tahun 2007-2011
Berdasarkan tabel 1 dapat kita lihat bahwa
laba usaha PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
setiap tahunnya mengalami peningkatan dimana ini
merupakan hal yang baik bagi suatu perusahaan
jika tidak mengalami penurunan pada laba
usahanya . Jika kita lihat selama 5 tahun terakhir
maka peningkatan tersebut terjadi cukup signifikan
yaitu berkisar antara3% sampai dengan 300%
pertahunnya. Peningkatan laba usaha tertinggi yaitu
terjadi pada tahun 2008 yang mencapai 304,4%.
Peningkatan ini menunjukkan tingginya tingkat
permintaan konsumen terhadap varian produk yang
ditawarkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk,
hal ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
seperti selera konsumen terhadap barang, harga
produk yang ditawarkan, dan keanekaragaman
varian produk yang menarik perhatian konsumen.
Selain itu, meskipun laba usaha terus
mengalami peningkatan setiap tahunnya, jika kita
perhatikan persentase peningkatan laba usaha
setiap tahunnya selalu mengalami penurunan. Yang
terendah terjadi di tahun 2011 yaitu hanya
mencapai 3,01%. Hal ini mungkin dikarenakan
munculnya perusahaan-perusahaan baru di bidang
makanan yang mengakibatkan tingginya
persaingan diantara perusahaan tersebut sehingga
fokus konsumen teralihkan dan tidak lagi terpaku
kepada satu perusahaan. Mungkin juga ini
disebabkan oleh menurunnya selera konsumen
karena merasa bosan dengan varian produk yang
itu-itu saja.
Dari tabel 2 terlihat bahwa penjualan bersih
perusahaan juga mengalami peningkatan yang
cukup tinggi. Hal ini terlihat dari peningkatan
penjualan bersih pertahun yang terus menerus
mengalami kenaikan dimulai dari tahun 2007
sampai dengan tahun 2011. Peningkatan tertinggi
kali ini terjadi pada tahun 2009 dimana kala itu
penjualan bersih meningkat sebesar 35,62%. Hal
ini terjadi karena pada tahun tersebut PT. Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk meningkatkan
produktivitas dan mutu produk serta mengeluarkan
varian produk yang menarik minat konsumen untuk
mengonsumsinya sehingga meningkatnya
permintaan konsumen.
Namun pada tahun 2011 terjadi peningkatan
terendah pada penjualan bersih yakni hanya
mencapai 7,83% yang mungkin diakibatkan oleh
menurunnya daya beli masyarakat atau selera
masyarakat yang semakin menurun.
Dengan pernyataan-pernyataan tersebut
diatas, penulis tertarik untuk membuat analisis
pengaruh antara Penjualan Bersih Terhadap Laba
Usaha PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Apakah dari peningkatan penjualan bersih ini akan
berpengaruh terhadap laba usahanya dari PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori Pengaruh Penjualan Terhadap Laba
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Welly Lenggana (2009) dengan judul “Pengaruh
Volume Penjualan Terhadap Laba Bersih Pada
Penerbit Institut Teknologi Bandung” menyebutkan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa
korelasi antara volume penjualan terhadap laba
bersih sebesar 0,208 ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang rendah dan searah antara
volume penjualan terhadap laba bersih, sedangka
untuk koefisien determinasi di peroleh hasil sebesar
4,3264% dan sisanya 95,6736% yang dipengaruhi
oleh faktor lain seperti harga pokok penjualan yang
tinggi. Hal ini berarti apabila volume penjualan
meningkat maka laba bersih akan meningkat juga.
Sedangkan melalui uji hipotesis yaitu dengan
menggunakan uji t, diperoleh nilai t hitung sebesar
0,426 dan nilai t tabel sebesar 2,776. Berdasarkan
nilai t hitung tersebut, maka t hitung < t tabel
sehingga Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan
bahwa volume penjualan tidak berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan laba bersih pada
Penerbit Institut Teknologi Bandung.
2.2 Teori Penjualan
Penjualan dalam perusahaan dagang sebagai
salah satu unsur dari pendapatan Perusahaan.
Unsur-unsur dalam penjualan bersih terdiri dari:
- penjualan kotor;
- retur penjualan;
- potongan penjualan;
- penjualan bersih.
Untuk mencari penjualan besih adalah sebagai
berikut:
Penjualan bersih = penjualan kotor – retur
penjualan – potongan penjualan.
Menurut M. Narafin ( 2006 : 60 ), bahwa :
“Penjualan adalah proses menjual, padahal yang
dimaksud penjualan dalam laporan laba-rugi adalah
hasil menjual atau hasil penjualan (sales) atau
jualan”.
Adapun menurut Warren Reeve Fees yang
diterjemahkan oleh Aria Faramita dan kawan-
kawan, (2006:300), bahwa : “Penjualan adalah
jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk
barang dagang yang dijual, baik secara tunai
maupun kredit”.
Sedangkan menurut Kusnadi (2000:19),
menjelaskan bahwa : “Penjualan (sales) adalah
sejumlah uang yang dibebankan kepada pembeli
atas barang atau jasa yang dijual”.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
(2007:23) pendapatan adalah arus masuk bruto
manfaaat ekonomi yang timbul dari aktifitas
normal perusahaan selama periode yang dapat
menigkatkan tingkat equitas dalam suatu
perusahaan yang tidak berasal dari kontribusi
modal. Pendapatan hanya terdiri dari arus masuk
bruto manfaat ekonomi yang diterima oleh
perusahaan untuk dirinya sendiri. Jumlah yang
ditagih untuk atau dan atas nama pihak ketiga
bukan merupakan pendapatan karena tidak
menghasilkan manfaat ekonomi bagi perusahaan
dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas.
Menurut Skouseb dan Stice (Akbar,
2009:563) pengertian pendapatan adalah :arus
masuk atau peningkatan aktiva lainnya sebuah
entitas atau pembentukan utang (sebuah kombinasi
dari keduannya) dari pengantaran barang atau
penghasilan barang ,memberikan pelayanan atau
melakukan aktivitas lain yang membentuk operasi
pokok atau bentuk entitas yang terus berlangsung.
Menurut Kartajaya (2006) “ penjualan
dalah bagaimana menciptakan hubungan jangka
panjang dengan pelanggan melalui produk atau jasa
perusahaan.” Adapun menurut Pass dan Lowss
(1999) “ penjulan merupakan pembelian suatu
barang atau jasa oleh seorang pembeli dari seorang
penjual sesuai dengan harga yang telah ditetapkan
atau dalam beberapa kasus melalui perjanjian
pertukaran barang atau imbal beli “ (p. 518).
2.3 Teori Laba Usaha
Menurut Soemarso (2004:245) Laba adalah
selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan
dengan usaha untuk memperoleh pendapatan
tersebut selama periode tertentu. Dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan laba
sejauh mana suatu perusahaan memperoleh
pendapatan dari kegiatan penjualan sebagai selisih
dari keseluruhan usaha yang didalam usaha itu
terdapat biaya yang dikeluarkan untuk proses
penjualan selama periode tertentu.
Pengertian laba menurut Zaky Baridwan
(2004 : 29) Kenaikan modal (aktiva bersih) yang
berasal dari transaksi sampingan atau transaksi
yang jarang terjadi dari badan usaha dan dari
semua transaksi atau kejadian lain yang
mempengaruhi badan usaha selama satu periode
kecuali yang termasuk dari pendapatan (revenue)
atau investasi oleh pemilik.
Menurut Henry Simamora (2002 : 45)
Laba adalah perbandingan antara pendapatan
dengan beban jikalau pendapatan melebihi beban
maka hasilnya adalah laba bersih.
Laba usaha menurut Ensiklopedia Bahasa
Indonesia adalah pendapatan perusahaan dikurangi
biaya eksplisit atau biaya akuntansi
perusahaan. Laba usaha berbeda dengan laba
ekonomi, yaitu pendapatan perusahaan dikurangi
dengan biaya eksplisit dan biaya implisit.
2.4 Teori Hipotesis
Uji Hipotesis adalah metode pengambilan
keputusan yang didasarkan dari analisa data, baik
dari percobaan yang terkontrol, maupun dari
observasi (tidak terkontrol). Dalam statistik sebuah
hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik jika
kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebapkan
oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas
probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya.
Uji hipotesis kadang disebut juga
"konfirmasi analisa data". Keputusan dari uji
hipotesis hampir selalu dibuat berdasarkan
pengujian hipotesis nol. Ini adalah pengujian untuk
menjawab pertanyaan yang mengasumsikan
hipotesis nol adalah benar.
Daerah kritis (en= Critical Region) dari uji
hipotesis adalah serangkaian hasil yang bisa
menolak hipotesis nol, untuk menerima hipotesis
alternatif. Daerah kritisini biasanya di simbolkan
dengan huruf C.
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
penjualan bersih berpengaruh positif terhadap laba
usaha PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
III. METODA PENELITIAN
3.1 Populasi dan Prosedure
Populasi dalam penelitian ini adalah PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Penelitian
dilakukan dengan mengambil data 5 tahunan dari
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yang
Kantor Pusatnya terletak di kawasan Sudirman
Plaza, Indofood Tower, Lantai 27 Jalan Jenderal
Sudirman Kav. 76-78 Jakarta 12910. Data primer
diperoleh dengan cara mencari data keuangan PT.
Indofood yang dimulai sejak tahun 2007 hingga
tahun 2011.
3.2 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian
ini, pertama-tama dilakukan dengan uji analisis
jalur untuk memperlihatkan hubungan antar
variabel independen dengan variabel dependen.
Analisis jalur dipergunakan dengan pertimbangan
bahwa pola hubungan antar variabel dalam
penelitian adalah bersifat korelatif dan kausalitas
untuk mengetahui pengaruh antara penjualan bersih
terhadap laba usaha. Adapun uji statistik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur
( path analysis).
3.2 Model Penelitian
Hubungan struktur jalur antara variabel
dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1 Model hubungan Antar Variabel
IV. HASIL PENELITIAN
a. Pengaruh Penjualan Bersih terhadap
Laba Usaha PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk.
X Y
E
Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan metode analisis jalur (path analysis).
Adapun persamaan dari proses analisis adalah
sebagai berikut :
Y = -2.545,054+0,268X
Errovar = 0,028 , R = 0,986, R² = 0,972
Nilai R atau koefisien korelasi sebesar 0.986
atau 98,6 % memperlihatkan besarnya pengaruh
pendapatan bersih terhadap laba usaha dan
memperlihatkan bahwa hubungan antara penjualan
bersih dan laba usaha adalah positif kuat karena
nilai tersebut berkisar antara 0,5 hingga 1.
Sedangkan nilai R² atau koefisien determinasi
sebesar 0.972 atau 97,2 % memperlihatkan bahwa
penjualan bersih memiliki pengaruh kontribusi
sebesar 97,2 % terhadap laba usaha, sedangkan 2,8 %
lainnya dipengaruhi oleh faktor lain selain
penjualan bersih.
Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya
pengaruh penjualan bersih terhadap laba usaha
selama 5 tahun, maka dapat dilakukan dengan uji
nilai signifikansi. Dari hasil perhitungan diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,002 yang lebih kecil
dari 0,05 atau 0,002 < 0,05. Dengan demikian
model persamaan regresi berdasarkan data
penelitian ini adalah signifikan. Artinya model
regresi linear telah memenuhi kriteria linearitas.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak.
Dengan kata lain penjualan bersih memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap laba usaha.
Pengujian dengan dengan uji t
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
diperoleh Nilai koefisien regresi penjualan bersih
adalah 0,986, hal ini menunjukkan bahwa setiap
peningkatan variabel penjualan bersih (X) sebesar
satu satuan nilai akan meningkatkan laba usaha (Y)
sebesar 0.986 satu satuan nilai dengan asumsi
variabel lainnya adalah konstan. Untuk mengetahui
hasil dari pengujian dengan uji t antara penjualan
bersih terhadap laba usaha dapat dilakukan dengan
cara membandingkan t hitung dengan t tabel. Jika
nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, maka
hipotesis signifikan, artinya penjulan bersih
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba
usaha, sebaliknya apabila t hitung lebih kecil dari
nilai t tabel maka hipotesis tidak signifikan artinya
penjulan bersih tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap laba usaha.
Dari hasil pengolahan data dengan SPSS 19,
dapat dilihat bahwa nilai t hitung 10,151, bila kita
bandingkan dengan nilai t tabel 2,776 dapat kita
simpulkan bahwa pengujian dengan uji t, variabel
penjulan bersih berpengaruh secara signifikan
terhadap laba usaha.
Kesimpulan pengujian dengan uji t
Nilai t Hitung Nilai t Tabel Kesimpulan
10,151 2,776 Signifikan
Tabel 3
Dari tabel 3 diatas, terlihat nilai t hitung
sebesar 10,151 lebih besar dari nilai t tabel sebesar
2,776, artinya bahwa penjulan bersih (X) memiliki
pengaruh yang signifikan. Artinya apabila terjadi
perubahan sedikit saja pada variabel penjualan
bersih (X), maka akan langsung terjadi perubahan
yang berarti pada laba usaha (Y).
b. Uji Hipotesis
Dari tabel t diatas, kita dapat melihat
bahwa t tabel lebih kecil dari t hitung, maka
pengujian tersebut signifikan atau dengan kata lain
penjulan bersih berpengaruh secara signifikan
terhadap laba usaha. Artinya apabila terjadi
perubahan sedikit saja pada variabel penjualan
bersih maka akan langsung terjadi perubahan yang
berarti pada variabel laba kotor.
Berdasarkan beberapa perhitungan tersebut
diatas, hasil penelitian yang dapat simpulkan
adalah variabel penjualan bersih (X) secara
langsung menentukan perubahan variabel laba
kotor (Y) sebesar 97,2 % dengan artian variabel
penjualan bersih memiliki pengaruh positif
terhadap laba usaha. Semakin tinggi penjualan
bersih, maka semakin tinggi laba usaha. Dan juga
sebaliknya semakin rendah penjualan bersih maka
semakin tinggi pula laba usaha.
V. IMPLIKASI PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
yaitu mengenai pengaruh penjualan bersih terhadap
laba usaha, maka dapat diperoleh implikasi
penelitian sebagai berikut :
a. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,986 atau
R = 98,6% menunjukkan bahwa hubungan
penjualan bersih terhadap laba adalah
positif kuat karena berkisar 0,5-1.
b. Koefisien determinasi yang mencapai
angka 0,972 atau R² = 97,2% merupakan
besarnya kontribusi tingkat penjualan
bersih terhadap laba usaha, sedangkan
faktor-faktor lain mempengaruhi laba
usaha sebesar 2,8 %
c. Nilai signifikansi sebesar 0,002
menunjukkan bahwa penjualan bersih
membawa pengaruh yang signifikan
terhadap laba usaha, karena nilainya
kurang dari 0,5 atau nilai signifikansi <
0,5.
d. Begitu juga nilai t hitung yang lebih besar
dari t tabel yaitu sebesar 10,151
menunjukkan bahwa penjualan bersih
membawa pengaruh yang signifikan
terhadap laba usaha.
VI. REFERENSI
Badan Pusat Statistik Indonesia, 2004. Statistik
Indonesia 2003. Jakarta.
Basu Swastha. 2001, “Manajemen Penjualan”. Edisi 3,
cetakan 5. Yogyakarta : BPFE.
Cramer, Duncan (2004). The Sage Dictionary of
Statistics. hlm. 76. ISBN
Indofood,”annual report 2011”, 2011
Kuncoro, Mudarajad 2001. Metode Kuantitatif.
Yogya Unit Penerbit Dan Percetakan AMP
YKPN
Ridwan dan Akdom, 2007, Rumus dan Data Dalam
Analisis Statistik, cetakan kedua, Penerbit :
Alfabeta, Bandung
Secapramana, Verina. Model Dalam Strategi
Penetapan Harga.
Sigit, Soehardi. 1987. Marketing Praktis_ Edisi
kedua, Yogyakarta : Liberty.
Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta
Systaningrum, Widyaningtyas 2002. Manajemen
Penjualan Produk. Yogyakarta Konising
Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra, 2005,
Service, Quality dan Satisfaction, edisi
pertama, cetakan kedua, Penerbit : ANDI,
Yogyakarta.
Treacy, Michael dan Wiersema, Fred. 1996.
Discipline of Market Leaders. Jakarta.
Gramedia Pustaka Utama.
Umar Husain, 2003, Perilaku Konsumen Jasa,
cetakan pertama, Penerbit : Ghalia
Indonesia, Jakarta