pengaruh penyuluhan gizi dan stimulasi psikososial ... filedalam daftar pustaka di bagian akhir...

143
PENGARUH PENYULUHAN GIZI DAN STIMULASI PSIKOSOSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH YULIANA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007

Upload: vuongcong

Post on 02-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

PENGARUH PENYULUHAN GIZI DAN STIMULASI PSIKOSOSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH

YULIANA

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2007

Page 2: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

PENGARUH PENYULUHAN GIZI DAN STIMULASI PSIKOSOSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH

YULIANA

Disertasi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Doktor pada Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2007

Page 3: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN

SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi dengan judul: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah adalah karya saya sendiri di bawah arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Bogor, Maret 2007

Yuliana

NIM A561024011

Page 4: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

ABSTRACT

YULIANA. The Influence of Nutrition Education and Psychosocial Stimulation to Preschool Growth and Development. Supervised by: ALI KHOMSAN, SOEMIARTI PATMONODEWO, HADI RIYADI and DEDDY MUCHTADI. The big attention in effort to improve human quality is effort draw up the rising generation through early on start of nutrition construction, health and development stimulation. This research aimed to: 1) analyze influence of nutrition-health education and other factors to preschool growth, and 2) analyze influence of psychosocial stimulation to preschool parenting environment and development. The study design was a quasi experiment designed, non randomized control group pre-test – post test and carried out in Bogor. The locations were purposively selected at Desa Sinarsari and Desa Neglasari Kecamatan Dramaga and Desa Cibanteng Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Total study samples were 70 preschools and their families. Analysis of t-test was applied to compare variables among the two groups, while analysis of regression was applied to analyze factors influenced to preschool growth. Analysis of covariance was used to analyzed factors influenced to preschool development among group 1 and group 2 while variance of stimulation was treated as fixed factor. The nutrition-health education can significant improve nutrition-health knowledge of mother (3.4 - 4.9 point). There are 51.3% preschool growth determined by family factor and child. Psychosocial stimulation was given completely significant effect to quality of parenting environment and preschool development (parenting environment to 6.2 point, child cognate to 12.6 point, psychomotor to 20.9 point and social-emotional to 10.2 point). While psychosocial stimulation was given incompletely improving parenting environment to 1.6 point, child cognate to 4.3 point, psychomotor to 6.3 point and social-emotional to 2.0 point. Key words: Nutrition Education, Psychosocial Stimulation, Growth, Development

Page 5: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

ABSTRAK YULIANA. Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah. Di Bimbingan oleh ALI KHOMSAN, SOEMIARTI PATMONODEWO, HADI RIYADI DAN DEDDY MUCHTADI. Perhatian besar dalam usaha meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dewasa ini adalah usaha mempersiapkan generasi muda melalui pembinaan gizi, kesehatan dan stimulasi perkembangan. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk: 1) menganalisis pengaruh penyuluhan gizi-kesehatan dan faktor lainnya terhadap pertumbuhan anak usia prasekolah, dan 2) menganalisis pengaruh stimulasi psikososial terhadap lingkungan pengasuhan anak dan perkembangan anak usia prasekolah. Penelitian menggunakan disain quasi experiment non randomized control group pre-test – post test yang dilakukan di Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposif yaitu Desa Sinarsari dan Desa Neglasari Kecamatan Dramaga dan Desa Cibanteng Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Total contoh 70 anak beserta ibunya. Analisis data yang dilakukan yaitu analisis deskriptif dan analisis statistik. Untuk menganalisis perbedaan dilakukan analisis uji beda ( t-test). Untuk melihat faktor-faktor yang pengaruh digunakan analisis regresi linier berganda. Guna melihat efek dari perlakuan stimulasi terhadap lingkungan pengasuhan dan perkembangan anak, dilakukan analisis kovarian dengan data tes awal sebagai kovariat dan grup perlakuan sebagai fixed factor. Penyuluhan gizi-kesehatan mampu meningkatkan pengetahuan gizi-kesehatan ibu secara signifikan (berkisar dari 3.4 – 4.9 poin). Rata-rata pertumbuhan anak sebelum dan setelah intervensi berdasarkan indikator berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) termasuk normal. Namun terdapat sekitar 11.5% - 14.3% tergolong wasting/kurus. Sebanyak 51.3% pertumbuhan anak (BB/TB) ditentukan oleh faktor keluarga (besar keluarga, pendapatan, pengetahuan gizi-kes ibu), faktor anak (urutan anak, BB lahir, PB lahir, morbiditas, NRTKG) dan intervensi. Panjang badan lahir dan pengetahuan gizi-kes ibu berpengaruh positif pada pertumbuhan anak. Stimulasi psikososial yang diberikan berupa diklat dan disertai pelaksanaan program Ibuku Guru Kami dengan metode kelompok belajar di rumah berpengaruh positif signifikan terhadap lingkungan pengasuhan dan perkembangan anak. Stimulasi psikososisal yang diberikan tersebut dapat meningkatkan lingkungan pengasuhan sebesar 6.2 poin, perkembangan kognitif anak meningkat 12.6 poin, psikomotor meningkat 20.9 poin dan sosial emosional meningkat 10.2 poin. Sedangkan stimulasi psikososial tidak lengkap hanya meningkatkan lingkungan pengasuhan sebesar 1.6 poin, kognitif meningkat sebesar 4.3 poin, psikomotor meningkat 6.3 poin dan sosial emosional meningkat 2.0 poin. Pendapatan perkapita merupakan faktor lain yang berpengaruh positif signifikan terhadap perkembangan kognitif, psikomotor dan sosial emosional anak. Disamping itu, kepribadian anak juga turut berpengaruh positif signifikan terhadap perkembangan psikomotor anak. Kata kunci: penyuluhan gizi, stimulasi psikososial, pertumbuhan, perkembangan

Page 6: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

Judul Disertasi : Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah Nama : Yuliana Nomor Pokok : A561024011 Program Studi : Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga

Disetujui,

Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, M.S. Dr. Soemiarti Patmonodewo

Ketua Anggota Dr. Ir. Hadi Riyadi, M.S. Prof. Dr. Ir. Deddy Muchtadi, M.S. Anggota Anggota

Diketahui, Ketua Program Studi Ilmu Gizi Dekan Sekolah Pascasarjana Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, M.S. Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M.S. Tanggal Ujian: 15 Februari 2007 Tanggal Lulus:

Page 7: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan disertasi ini.

Shalawat beserta salam tak lupa penulis kirimkan kepada junjungan dan suri tauladan kita

yakni Nabi Besar Muhammad SAW.

Karya tulis ini dapat diselesaikan dengan bantuan do’a, dukungan, semangat,

arahan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan

terimakasih yang setulusnya atas semua keikhlasan bantuan yang telah diberikan dan

semoga Allah SWT mencatat sebagai amal soleh, kepada:

1. Prof. Dr.Ir. Ali Khomsan, M.S selaku ketua komisi pembimbing atas pengarahan,

bimbingan, dan saran yang diberikan dengan penuh kesabaran mulai dari penulisan

proposal hingga penulisan disertasi ini.

2. Dr. Soemiarti Patmonodewo, selaku anggota komisi pembimbing yang telah

memberikan banyak ilmu tentang perkembangan anak dan bimbingan serta jaringan

ke Puskur Diknas, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan

disertasi ini.

3. Dr. Ir. Hadi Riyadi, M.S. selaku anggota komisi pembimbing atas bimbingan dan

masukan yang membangun dalam penyelesaian tulisan ini.

4. Prof. Dr. Ir. Deddy Muchtadi, M.S. selaku anggota komisi pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, kesempatan, kepercayaan dan penghargaan kepada penulis

dalam membangun dedikasi penulis sebagai ahli gizi masyarakat nantinya.

5. Dr. Ir. Faisal Anwar, M.S. selaku dosen penguji dalam Preliminary Lisan dan

sebagai Penguji luar komisi dalam ujian tertutup

6. Dr. Gutama dan Dr. Ir. Siti Madanijah, M.S. selaku dosen penguji luar komisi dalam

sidang terbuka yang telah memberikan masukan-masukan yang berarti bagi

penyelesaian disertasi ini.

7. Dra Diah Heryanti, M.S., staf Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional

yang telah memberikan masukan, meminjamkan buku-buku dan alat ukur

perkembangan yang sangat bermanfaat.

8. Dr. Ir. Rina Yenrina, M.Si selaku guru, kakak, dan saudara bagi penulis yang telah

memberikan bantuan dengan ikhlas selama ini.

9. Drs. Deni Ardiana (Camat Kecamatan Dramaga) dan Bapak Camat Kecamatan

Ciampea beserta seluruh staf kecamatan, Kepala Desa Sinarsari, Kepala Desa

Neglasari, dan Kepala Desa Cibanteng beserta seluruh staf desa dan kader posyandu

Page 8: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

yang terlibat, terima kasih atas izin dan bantuan yang diberikan selama penelitian

berlangsung.

10. Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Ekologi Manusia beserta seluruh staf pengajar dan

karyawan khususnya Departeman Gizi Masyarakat dan Ilmu Keluarga dan

Konsumen atas bekal ilmu yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan di

IPB.

11. Dekan dan Wakil Dekan Sekolah Pascasarjana IPB beserta seluruh staf yang banyak

membantu selama saya mengikuti kuliah di Program Pascasarjana IPB.

12. Rektor, Dekan Fakultas Teknik dan Ketua Jurusan IKK Universitas Negeri Padang

beserta staf dan tata usaha, atas kesempatan berharga yang telah diberikan pada

penulis untuk mengembangkan potensi diri.

13. Pengelola program bantuan dana pendidikan (BPPS) dari Direktorat Pendidikan

Tinggi RI yang telah memberikan bantuan dana pendidikan selama penulis

menempuh pendidikan di IPB.

14. Rekan-rekan pengurus el-Diina Pusat yaitu Ir. Hj. Emmi Khairani, Ir. Reskiana

Rahmayanti, Dra Zulia Ilmawati (Psi), Dra Ratna Soeminar, Ir. Eko Pujiastuti, Hj

Saleha Hanum M.Si, Dewi, D S. Sp.K, Marliana, S.Pd dan Dini Aminarti, A.Md.

atas kerjasama, kekompakan, kerja keras dan dorongannya selama ini. Azizah,

Sugih, Novi, Dini Safitri dan Nining atas bantuan dan kerjasamanya dalam

pengumpulan data penelitian ini.

15. Seluruh keluarga besar Amarijal St Basa (Alm), ibunda Rosmi Rasyid, Kakanda Dra.

Ratnayulis serta Uda, Abang dan Adinda di Padang serta keluarga besar Wizarni

Alwi (Alm) dan Ibu Fatimah Hayatun Nufus (Alm) beserta adik-adik yang telah

memberikan bantuan moril dan materil demi penyelesaian pendidikan S3 ini.

16. Suamiku yang penuh pengertian dan pengorbanan, Drs Andriwifa, dan anak-anakku

tercinta: Afifah, Shiddiq, Ahmad dan Fathon, terimakasih atas kesabaran, doa yang

selalu dipanjatkan dan dorongan semangat dan keikhlasan selama ini.

Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan pada semua pihak yang tidak

dapat disebutkan satu persatu atas segala bantuan yang diberikan. Semoga Allah SWT

menghitung sebagai amal saleh setiap kebaikan yang diberikan selama ini. Terakhir

penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak yang tidak ingin

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir

terhadapnya. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah

mereka mengucapkan perkataan yang benar (TQS An-Nisa:9).

Bogor, Maret 2007 Yuliana

Page 9: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Maninjau Sumatera Barat pada tanggal 27 Juli 1970

sebagai anak kelima dari tujuh bersaudara pasangan Amarijal St. Basa (alm) dan

Rosmi Rasyid. Pendidikan dasar sampai menengah atas diselesaikan di Maninjau

Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam Sumatera Barat pada tahun 1989.

Pada tahun yang sama Penulis diterima sebagai mahasiswa IPB melalui Undangan

Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya

Keluarga, Fakultas Pertanian IPB dan lulus pada tahun 1994. Selama pendidikan

S1 penulis mendapatkan beasiswa dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

selama 2 tahun dan Women International Club (WIC) selama 2 tahun.

Setelah lulus S1 sampai 1996 penulis bekerja di Pusat Studi Kebijakan

Pangan dan Gizi, Lembaga Penelitian IPB Bogor dan sebagai asisten dosen di

Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, IPB

Bogor. Penulis menikah dengan Drs. Andriwifa pada tahun 1996 dan dikaruniai

empat orang anak yaitu Afifah Nur Hasanah, Muhammad Shiddiq, Muhammad

Amin dan Muhammad Fathoni.

Mulai bulan Maret 1997 sampai sekarang penulis menjadi dosen tetap di

Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

(UNP). Pada tahun ajaran 1999 penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan

pendidikan S2 pada Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga,

Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) dan lulus pada tahun 2002

dengan biaya dari BPPS Dikti, Depdiknas. Pada tahun ajaran 2002/2003 semester

genap penulis memperoleh kesempatan kembali untuk melanjutkan pendidikan S3

pada program studi yang sama di Sekolah Pascasarjana IPB Bogor dengan biaya

dari BPPS Dikti, Depdiknas.

Selama mengikuti program S3, penulis ikut dalam beberapa penelitian

yang disponsori dari dalam dan luar negeri serta aktif sebagai pengisi seminar,

talk show dan pelatihan-pelatihan di bidang pendidikan dan penelitian. Karya

ilmiah yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Bayi Usia 8-

11 Bulan di Kota Bogor telah diterbitkan pada Jurnal Media Gizi dan Keluarga,

Fakultas Pertanian IPB bulan Desember 2002. Artikel yang berjudul Dampak

Anemia Gizi Besi terhadap Kualitas Sumberdaya Manusia dan Keterkaitan antara

Page 10: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Status Gizi Balita di Indonesia telah

disajikan dan diterbitkan dalam Prosiding Konvensi Nasional Aptekindo II dan

Temu Karya XIII FT/FPTK/JPTK Universitas/IKIP Se-Indonesia di Jakarta pada

bulan Februari 2004. Artikel yang berjudul Teknologi Informasi dan Komunikasi

dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Perguruan Tinggi telah diterbitkan pada

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

pada bulan September 2004. Karya ilmiah berjudul Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Tingkat Perkembangan Mental, Psikomotor dan Perilaku Bayi

Usia 8-11 Bulan di Kota Bogor telah diterbitkan pada Jurnal Media Gizi dan

Keluarga, Fakultas Pertanian IPB bulan Desember 2004. Artikel yang berjudul

Penanganan Anak Autis Melalui Terapi Gizi dan Pendidikan telah diterbitkan

pada Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pendidikan Nasional,

Jakarta pada bulan Juli 2006. Artikel yang berjudul ”Atur Sendiri Mainanmu

Nak” telah diterbitkan dalam Rubrik True Parenting Female Readers, Edisi

IV/Vol I, Juli 2006, Jakarta. Karya ilmiah yang berjudul Analisis Pola

Pengasuhan, Morbiditas, Konsumsi Gizi dan Status Gizi Anak Usia Prasekolah di

Pedesaan dan Perkotaan Pulau Jawa akan segera diterbitkan dalam Jurnal

Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pendidikan Nasional. Karya-karya

ilmiah tersebut merupakan bagian dari program S3 penulis.

Dari bulan September sampai Desember 2006, penulis aktif sebagai pemateri

seminar yang bertema Kedelai Ditinjau dari Aspek Gizi dan Kesehatan yang

diadakan di Universitas Pasundan Bandung Jawa Barat, Universitas Katolik

Soegijapranata, Politeknik Kesehatan Jakarta II Depkes RI dan Universitas

Andalas Padang Sumatera Barat. Pada bulan September 2006 juga penulis

bersama rekan-rekan lain mendirikan Yayasan el-Diina dengan konsep

Pendidikan Integral Anak Usia Dini Berbasis Aqidah Islam, Program Ibuku Guru

Kami dengan Metode Home Schooling Group dalam rangka mewujudkan Ibu

Tangguh dan Generasi Pemimpin. Dalam kepengurusan yayasan, penulis sebagai

ketua umum.

Page 11: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

DAFTAR ISI Halaman

DAFTAR TABEL .............................................................................................

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................

PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

Latar Belakang ....................................................................................... 1

Tujuan Penelitian ................................................................................... 7

Manfaat Penelitian ................................................................................. 7

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 8

Pertumbuhan Anak dan Penilaiannya ..................................................... 8

Perkembangan Anak dan Penilaiannya ................................................... 14

Pentingnya Berinvestasi pada Perkembangan Anak Usia Dini (Prasekolah) ............................................................................................. 19

Kerangka Teoritis Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah ............................................................................................... 20

Pengaruh Zat Gizi terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan

Anak Usia Prasekolah ............................................................................. 23

Pengaruh Pengasuhan terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan

Anak Usia Prasekolah.............................................................................. 29

Pengaruh Morbiditas terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah.............................................................................. 47

Dampak Stimulasi terhadap Perkembangan Anak .................................. 49

Berbagai Rancangan Program Pendidikan Anak Usia Prasekolah.......... 52

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS .............................................. 67

Kerangka Pemikiran .............................................................................. 67

Hipotesis ................................................................................................ 68

METODE PENELITIAN .................................................................................. 70

Disain, Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 70

Ukuran Contoh, Unit Observasi , Unit Analisis dan Pemilihan Contoh 70

Pelaksanaan Intervensi ............................................................................ 72

Jenis dan Cara Pengumpulan Data .......................................................... 73

Page 12: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

Pengolahan dan Analisis Data ............................................................... 77

Definisi Operasional .............................................................................. 79

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 82

Keadaan Umum Lokasi Penelitian ........................................................ 82

Karakteristik Keluarga ........................................................................... 84

Karakteristik Anak ................................................................................. 88

Konsumsi Zat Gizi Anak ........................................................................ 94

Pengetahuan Gizi-Kesehatan Ibu ............................................................ 95

Pola Pengasuhan Gizi-Kesehatan ........................................................... 96

Lingkungan Pengasuhan ......................................................................... 97

Perkembangan Anak .............................................................................. 99

Pengaruh Penyuluhan Gizi-Kesehatan terhadap Pengetahuan Gizi-Kesehatan Ibu dan Pola Pengasuhan Gizi-Kesehatan ........................... 101

Pengaruh Berbagai Faktor terhadap Pertumbuhan Anak Usia Prasekolah .............................................................................................. 102

Pengaruh Stimulasi Psikososial terhadap Lingkungan Pengasuhan ...... 104

Pengaruh Stimulasi Psikososial terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah ............................................................................................... 108

Konsep Pendidikan Integral Anak Usia Dini Berbasis Aqidah Islam Melalui Program Ibuku Guru Kami dan Metode Kelompok Belajar di Rumah (Home Shooling Group) ........................................................... 118

SIMPULAN DAN SARAN................................................................................ 128

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 132

LAMPIRAN........................................................................................................ 138

Page 13: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Perkembangan Anak Usia Prasekolah ......................................................... 16

2 Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Anak yang berusia 0-6 Tahun ..... 24

3 Prinsip Teoritis Perkembangan dan Belajar Anak ........................................ 44

4 Model Pembelajaran dan Pengajaran............................................................ 46

5 Hasil Penelitian Intervensi Stimulasi Psikososial pada Anak....................... 51

6 Peubah, Cara, Waktu Pengukuran dan Pengolahan Data ............................ 76

7 Uji Kesetaraan Karakteristik Keluarga Antar Kelompok I (KT) dan Kelompok II (KTP) .............................................................................. 84

8 Tingkat Pendidikan Ayah dan Ibu menurut Kelompok Stimulasi ............... 85

9 Sebaran Ayah dan Ibu menurut Jenis Pekerjaan dan Kelompok Stimulasi........................................................................................................ 86

10 Rata-Rata dan Standar Deviasi Pendapatan Keluarga menurut Sumber Pendapatan dan Kelompok Stimulasi .............................................. 87

11 Uji kesetaraan Karakteristik anak antar Kelompok Stimulasi ...................... 89

12 Rata-Rata Konsumsi, kecukupan dan Tingkat Kecukupan Zat Gizi Anak Menurut Kelompok Stimulasi ............................................................. 95

13 Sebaran Anak Usia Prasekolah menurut Nilai Rata-Rata Tingkat Kecukupan Gizi (NRTKG) dan Kelompok Stimulasi .................................. 95

14 Sebaran Ibu menurut Kategori Pengetahuan Gizi-Kesehatan Ibu dan Kelompok Stimulasi ............................................................................... 96

15 Sebaran Ibu menurut Kategori Pengasuhan Gizi-Kesehatan Ibu dan Kelompok Stimulasi ............................................................................... 97

16 Sebaran Ibu menurut Kategori Lingkungan Pengasuhan dan Kelompok Stimulasi...................................................................................... 99

17 Sebaran Anak menurut Aspek Perkembangan dan Kelompok Stimulasi........................................................................................................ 100

18 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Anak............................... 103

19 Rataan Skor dan Hasil Uji Beda Lingkungan Pengasuhan menurut Kelompok dan Periode Pengukuran.............................................................. 105

20 Hasil Uji Analisis Kovarian terhadap Lingkungan Pengasuhan................... 106

21 Hasil Uji Analisis Kovarian Beragam Faktor terhadap Lingkungan Pengasuhan Anak Usia Prasekolah ............................................................... 107

22 Rataan Skor dan Hasil Uji Beda Perkembangan Anak menurut Kelompok dan Periode Pengukuran.............................................................. 108

23 Hasil Uji Analisis Kovarian terhadap Perkembangan Kognitif .................... 110

Page 14: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

24 Hasil Uji Analisis Kovarian Beragam Faktor terhadap Perkembangan Kognitif ................................................................................ 110

25 Hasil Uji Analisis Kovarian terhadap Perkembangan Psikomotor ............... 113

26 Hasil Uji Analisis Kovarian Beragam Variabel terhadap Perkembangan Psikomotor............................................................................ 113

27 Hasil Uji Analisis Kovarian terhadap Perkembangan Sosial Emosional...................................................................................................... 115

28 Hasil Uji Analisis Kovarian Beragam Variabel terhadap Perkembangan Sosial Emosional .................................................................. 116

Page 15: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Dampak Jangka Pendek dan Panjang dari Keadaan Gizi pada Masa Janin dan Usia Dini ............................................................................ 11

2 Diagram Kerangka Konseptual Proses Tumbuh Kembang Anak ................ 21

3 Model Interelasi Tumbuh Kembang Anak.................................................... 22

4 Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia Prasekolah ..................................................................................................... 23

5 Peran Pola Asuh (Care) pada Pertumbuhan dan Perkembangan Anak .............................................................................................................. 35

6 Kerangka Pemikiran Penelitian Pengaruh Penyuluhan Gizi, dan Stimulasi terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah .................................................................................................... 69

7 Teknik Penarikan Contoh Penelitian............................................................. 71

8 Kerangka Tahapan Penelitian ....................................................................... 74

9 Rataan Skor Morbiditas Anak Kelompok I (KT) dan Kelompok II (KTP) Sebelum dan Setelah Dilakukan Stimulasi Psikososial ..................... 91

10 Rataan Skor-Z Pertumbuhan Anak (BB/TB) Kelompok I (KT) dan Kelompok II (KTP) Sebelum dan Setelah Dilakukan Stimulasi Psikososial..................................................................................................... 93

11 Rataan Skor Kepribadian Anak Kelompok I (KT) dan Kelompok II (KTP) Sebelum dan Setelah Dilakukan Stimulasi Psikososial.................. 94

12 Rataan Skor Pengetahuan Gizi-Kesehatan Ibu Kelompok I (KT) dan Kelompok II (KTP) Sebelum dan Setelah Dilakukan Penyuluhan Gizi-Kesehatan.......................................................................... 101

13 Rataan Skor Pola Pengasuhan Gizi-Kesehatan Ibu Kelompok I (KT) dan Kelompok II (KTP) Sebelum dan Setelah Dilakukan Stimulasi Psikososial..................................................................................... 102

14 Rataan Skor Lingkungan Pengasuhan Kelompok I (KT) dan Kelompok II (KTP) Sebelum dan Setelah Dilakukan Stimulasi Psikososial..................................................................................................... 105

15 Rataan Skor Perkembangan Kognitif Kelompok I (KT) dan Kelompok II (KTP) Sebelum dan Setelah Dilakukan Stimulasi Psikososial..................................................................................................... 109

16 Rataan Skor Perkembangan Psikomotor Kelompok I (KT) dan Kelompok II (KTP) Sebelum dan Setelah Dilakukan Stimulasi Psikososial..................................................................................................... 112

17 Rataan Skor Perkembangan Sosial Emosional Kelompok I (KT) dan Kelompok II (KTP) Sebelum dan Setelah Dilakukan Stimulasi Psikososial..................................................................................................... 115

Page 16: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Peta Lokasi Penelitian .................................................................................. 138

2 Kuesioner Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah............... 139

3 Materi Penyuluhan Gizi-Kesehatan ........................................................... 159

4 Materi Diklat Stimulasi Psikososial ............................................................ 160

5 Instrumen Perkembangan Anak .................................................................. 161

6 Lingkungan Pengasuhan Anak (Home Inventory) ....................................... 171

7 Deskripsi Modul Diklat Stimulasi Psikososial Anak Usia Prasekolah Program Ibuku Guru Kami dengan Metode Home Schooling Group ......................... 174

Page 17: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses perubahan yang

terjadi pada setiap makhluk hidup. Perubahan yang terjadi pada seseorang tidak

hanya meliputi apa yang kelihatan seperti perubahan fisik dengan bertambahnya

berat badan dan tinggi badan, tetapi juga perubahan (perkembangan) dalam segi

lain seperti berfikir, emosi, dan bertingkah laku.

Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua peristiwa yang sifatnya

berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan (growth)

berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi

tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram,

pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan

metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Sedangkan perkembangan

(development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi

tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai

hasil dari proses pematangan (Soetjiningsih 1998).

Myers (1995) mendefinisikan pertumbuhan sebagai perubahan secara

kuantitatif pada aspek fisik, yaitu merupakan proses pertambahan jumlah dan

ukuran sel. Ukuran pertumbuhan anak bisa dilihat dari penambahan berat badan

atau tinggi badan atau kedua-duanya. Perkembangan anak merupakan proses

perubahan dimana anak belajar pada tingkatan yang lebih kompleks dalam

bergerak, berpikir, berperasaan, dan berhubungan dengan yang lain.

Perkembangan dalam arti sempit bisa disebut sebagai proses pematangan fungsi-

fungsi non fisik atau perubahan kuantitatif dan kualitatif sebagai suatu proses

perubahan yang progresif, koheren, dan berurutan. Kartono (1990)

mengemukakan bahwa perkembangan bisa didefinisikan sebagai hasil proses

pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada diri anak, yang ditunjang oleh

faktor lingkungan dan proses belajar dalam waktu tertentu menuju kedewasaan.

Perkembangan anak usia dini (early child development, ECD) adalah

periode perkembangan yang paling cepat pada kehidupan manusia. Pada masa ini,

pertumbuhan anak berlangsung dengan cepat. Selain itu, kompetensi kognitif,

emosi, dan sosial mulai dibentuk dan diperluas (Jalal 2003a). Perkembangan anak

Page 18: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

2

meliputi perkembangan perilaku tidak matang menjadi matang; dari pola yang

sederhana menjadi kompleks; dan evolusi manusia dari keterikatan menjadi masa

dewasa yang otonom (Theresia & Caplan 1983).

Semua anak-anak tumbuh melalui suatu tahapan pertumbuhan dan

perubahan fisik, kognitif, dan emosional yang dapat diidentifikasi. Pendekatan

perkembangan anak usia dini didasarkan pada fakta bahwa anak-anak merespon

paling baik ketika pengasuh (caregivers) menggunakan teknik khusus (spesifik)

yang dirancang untuk mendorong dan merangsang pencapaian kemajuan ke taraf

perkembangan berikutnya.

Masa kanak-kanak dini adalah tahun-tahun kritis untuk berspekulasi,

bereksplorasi, bermain, dan berkreasi tanpa takut gagal untuk menguji ide, belajar

menyelesaikan masalah, memperluas kepercayaan pada masa dewasa, dan

membangun hubungan dengan orang seusia. Pada masa ini, rentang perhatian

diperluas dan mereka meningkatkan pengetahuannya (Theresia & Caplan 1983).

Masa usia prasekolah merupakan masa anak usia dini yang sangat khusus.

Anak pada usia prasekolah berada pada proses perkembangan penting: perubahan

dari terikat menjadi lebih bebas; dari koordinasi yang kaku menjadi lebih teratur

dan terampil; dari bahasa tubuh ke bahasa verbal; dari ketaatan yang kuat terhadap

kendali dari luar ke perkembangan kendali dari diri sendiri (inner control); dan

dari kepedulian personal ke tumbuhnya kepedulian sosial (Theresia & Caplan

1983).

Patmonodewo (2003) mendefinisikan bahwa yang dimaksudkan dengan

anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun. Kelompok usia ini

biasanya mengikuti program prasekolah atau kindergarten. Sedangkan di

Indonesia, umumnya mereka mengikuti program Tempat Penitipan Anak (3 bulan

– 5 tahun) dan Kelompok Bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4-6 tahun

biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-Kanak.

Pada usia 3-6 tahun ini anak berbeda dari anak-anak pada usia lainnya.

Mereka sangat aktif. Aktivitas yang lazim adalah membuat keributan. Mereka

mengucapkan apa yang ada di pikirannya, dan memiliki keinginan yang besar

untuk berbicara dengan temannya. Anak pada usia 3-6 tahun, secara alami, juga

dicirikan oleh sifat yang sangat pemalu. Patmonodewo (2001) mengatakan bahwa

Page 19: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

3

masa ini adalah masa peka. Ini merupakan suatu teori yang sangat khas dan

banyak diterima oleh para tokoh pendidik anak lainnya. Dalam rentang

perkembangan anak usia 3-6 tahun akan muncul keadaan dimana suatu potensi

menunjukkan kepekaan (sensitif) untuk berkembang.

Setiap anak adalah pribadi yang unik dengan temperamen, gaya belajar,

latar belakang keluarga, pola dan waktu pertumbuhan yang individual. Namun,

terdapat tahapan pertumbuhan universal dan perubahan yang terjadi selama 9

(sembilan) tahun pertama kehidupan. Dengan berkembangnya anak, mereka

membutuhkan tipe rangsangan dan interaksi yang berbeda untuk melatih keahlian

mereka dan untuk mengembangkan hal yang baru. Pada setiap usia, kebutuhan

dasar kesehatan dan gizi adalah esensial (Jalal 2003a).

Peran dan tanggungjawab orang tua pada proses pembimbingan dan

pengasuhan pada anak sangat besar, terutama dalam membantu anak melewati

masa penting dalam rentang usia 3-6 tahun. Namun kenyataannya, banyak orang

tua yang belum sepenuhnya memiliki pemahaman yang benar tentang

pertumbuhan dan perkembangan anak usia ini.

Minimnya pemahaman orang tua, tentunya akan berakibat bagi

pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu dapat mengakibatkan gangguan

pertumbuhan dan mengendapkan the hidden potency yang telah dimiliki oleh

anak, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas sumber daya manusia. Hasil

kajian terhadap data pertumbuhan anak balita di Pakistan, Swedia dan Hongkong

di desa dan kota yang dilakukan oleh Kalberg, Jalal, Lam, Low, dan Yeung (1994)

menyimpulkan bahwa gangguan pertumbuhan lebih disebabkan karena

lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah gizi, infeksi, kualitas ibu dan

interaksinya. Terjadinya gangguan pertumbuhan yang menyebabkan pertumbuhan

mendatar (gangguan tumbuh kembang) berkaitan erat dengan dua faktor langsung

yaitu: 1) intake gizi dan 2) infeksi. Kedua faktor langsung tersebut dipengaruhi

oleh ketersediaan pangan, pola asuh dan pelayanan kesehatan.

Gangguan tumbuh kembang dapat dicegah dan diperbaiki melalui:

perbaikan konsumsi, suplemen dan penyuluhan gizi, peningkatan kualitas pola

asuh, pelayanan kesehatan dan pencegahan terhadap infeksi. Menurut Husaini

(1999) peningkatan pola asuh dapat dilakukan dengan empat pendekatan yaitu

Page 20: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

4

pendekatan motorik anak dengan KMS perkembangan motorik, pendekatan

informasi, pendekatan keterampilan dan pendekatan sumberdaya keluarga.

Menurut Jalal (2003a), cukup banyak alasan mengapa pendidikan sejak

dini berperan besar dalam pengembangan sumberdaya manusia dan pembentukan

manusia seutuhnya. Mulai dari rendahnya rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM)

SD-SLTP, tingginya angka mengulang pada kelas SD awal sampai dengan

rendahnya peringkat Human Development Index (HDI). Pada tahun 2005

Indonesia termasuk urutan HDI ke-111 dari 176 Negara. Penelitian neurologi dan

kajian pendidikan anak usia dini juga cukup memberikan bukti betapa pentingnya

stimulasi sejak usia dini dalam mengoptimalkan seluruh potensi anak guna

mewujudkan generasi mendatang yang berkualitas dan mampu bersaing dalam

percaturan dunia yang mengglobal pada milenium ke tiga ini.

Kualitas manusia dari pandangan gizi dijabarkan dalam bentuk

peningkatan kemampuan intelektual dan kesehatan yang bisa diukur dengan

terwujudnya kemampuan fisik dan produktivitas kerja. Hadju, Meutusalach dan

Karyadi (1998) mengemukakan bahwa perhatian besar dalam usaha meningkatkan

kualitas sumberdaya manusia dewasa ini adalah usaha mempersiapkan generasi

muda melalui pembinaan gizi dan kesehatan sejak dini mulai dari pembinaan

wanita calon ibu, pemeliharaan janin, bayi, anak balita, dan anak sekolah. Hal ini

dimaksudkan dengan semakin dini dan berkesinambungan pembinaan gizi dan

kesehatan serta stimulasi yang dilakukan maka pembentukan generasi berkualitas

semakin cepat terwujud.

Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan panduan stimulasi dalam

program Bina Keluarga Balita (BKB) sejak tahun 1980, namun implementasinya

belum memasyarakat. Hasil penelitian Herawati (2002) di Bogor menemukan

bahwa dari 265 keluarga yang diteliti, hanya terdapat 15% yang mengetahui

program BKB. Faktor penentu lain dari kurang memasyarakatnya program BKB

adalah rendahnya tingkat partisipasi orang tua. Kemudian pada tahun 2001,

pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda

mengeluarkan program PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Namun keberadaan

program tersebut belum menjangkau tingkat pedesaan secara merata.

Page 21: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

5

Keberadaannya baru terbatas satu dalam setiap kecamatan, sehingga belum dapat

diakses langsung oleh masyarakat yang berlokasi jauh dari pusat kecamatan.

Gutama (2005) dan Jalal (2005) mengemukakan bahwa permasalahan

mendasar dalam pelaksanaan dan pengembangan pendidikan anak usia dini di

tanah-air antara lain adalah: (1) Masih banyaknya anak usia dini yang belum

tersentuh oleh layanan pendidikan dini apapun. Sampai tahun 2001 jumlah mereka

(anak usia 0-6 tahun) yang belum terlayani diperkirakan sebanyak 19 juta anak

atau 73%. Artinya baru sekitar 27% yang mendapatkan layanan pendidikan dini.

Dalam kondisi inipun terdapat kesenjangan yang lebar antara anak-anak di daerah

perkotaan dan pedesaan dalam akses layanan pendidikan anak usia dini. Akses

layanan pendidikan anak usia dini di daerah pedesaan hanya 33,4% dan untuk

daerah perkotaan telah mencapai 63,4%, padahal populasi anak usia dini sebagian

besar berada di pedesaan (60%). Khusus anak usia prasekolah, akses layanan

pendidikan anak usia dini masih rendah (sekitar 20.0%). Artinya sebanyak 80.0%

lainnya belum terlayani di pusat-pusat pendidikan anak usia dini. Kesenjangan

antara pedesaan dan perkotaan juga terjadi (Jalal 2002). Hasil yang serupa juga

ditemui pada penelitian yang dilakukan di penghujung tahun 2004 dan awal tahun

2005 di Pulau Jawa, bahwa sebagian besar (86.3% di pedesaan dan 73.2% di

perkotaan) anak usia prasekolah belum mengakses program-program pendidikan

yang ada baik jalur formal maupun non formal (Yuliana, Khomsan,

Patmonodewo, Riyadi dan Muchtadi 2007); (2) Masih sangat rendahnya

kesadaran orang tua dan masyarakat terhadap pentingnya pendidikan anak usia

dini, sehingga kurang memberikan perhatian kepada anak untuk mendapatkan

pendidikan; (3) Masih rendahnya tingkat sosial ekonomi masyarakat sehingga

tidak mampu membiayai pendidikan anaknya; (4) Belum adanya sistem yang

menjamin keterpaduan dalam penanganan anak usia dini yang bersifat holistik; (5)

Masih terbatasnya jumlah tenaga pendidik untuk anak usia dini, serta masih relatif

rendahnya kualitas tenaga yang sudah ada; (6) Sangat terpencarnya keberadaan

anak-anak usia dini yang harus dilayani, terutama yang ada di daerah-daerah yang

sulit dijangkau karena kendala geografis dan transportasi; (7) Masih minimnya

ketersediaan prasarana dan sarana pendidikan bagi anak usia dini, terutama

mereka yang berusia di bawah 4 tahun; (8) Masih terbatasnya jumlah perguruan

Page 22: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

6

tinggi yang memiliki jurusan khusus untuk pendidikan anak usia dini dan

terbatasnya penelitian di bidang pendidikan dini.

Upaya untuk melakukan menyuluhan gizi-kesehatan dan pemberian

stimulasi psikososial pada orang tua sangat penting dilakukan. Upaya tersebut

dalam rangka meningkatkan pengetahuan gizi-kesehatan ibu serta keterampilan

ibu dalam melakukan pengasuhan dan pendidikan anak sendiri yang dilengkapi

dengan metode pelaksanaannya, guna menunjang pertumbuhan dan

perkembangan anak.

Sudah ada beberapa penelitian yang dilakukan di Indonesia terkait dengan

pengaruh pemberian penyuluhan gizi-kesehatan dan atau stimulasi psikososial

terhadap tumbuh-kembang anak yang menunjukkan hasil secara umum bahwa

pemberian penyuluhan gizi-kesehatan dan atau stimulasi psikososial dapat

meningkatkan pengetahuan gizi dan pertumbuhan anak serta peningkatan skor

perkembangan anak. Penelitian-penelitian tersebut antara lain adalah: (1)

Intervensi Dini Sebagai Sarana Peningkatan Perkembangan Anak yang diteliti

oleh Patmonodewo (1993) terhadap anak usia 12-24 bulan di Kecamatan Sewon

Kabupaten Bantul Yogyakarta; (2) Model Pengasuhan Anak Bawah Dua Tahun

dalam Meningkatkan Status Gizi dan Perkembangan Psikososial yang diteliti oleh

Anwar (2002) terhadap anak usia 12-18 bulan di Kecamatan Cibungbulang

Kabupaten Bogor Jawa Barat; (3) Model pendidikan ”Gi-Psi-Sehat” bagi Ibu serta

dampaknya terhadap Perilaku Ibu, Lingkungan Pembelajaran, Konsumsi Pangan

dan Status Gizi Anak Usia Dini yang diteliti oleh Madanijah (2003) terhadap bayi

0-11 bulan di Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor; (4) Pengaruh Suplemen

MPASI, Penyuluhan Gizi dan Stimulasi terhadap Tumbuh-Kembang Anak Bawah

Dua Tahun yang diteliti oleh Herawati (2005) terhadap anak usia 6-12 bulan di

Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi, Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor

dan Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor. Semua penelitian yang dilakukan oleh

peneliti tersebut diatas dilakukan pada anak-anak dibawah usia dua tahun dan

pendekatan stimulasi diberikan melalui ibu. Unsur kebaruan dari penelitian yang

dilakukan ini adalah kepada sasaran yang berbeda yaitu kepada anak usia

prasekolah (3-6 tahun) dengan pendekatan pemberian stimulasi diberikan kepada

ibu dan juga anak.

Page 23: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

7

Dalam penelitian ini, kepada para ibu dari anak usia prasekolah diberikan

intervensi berupa penyuluhan gizi-kesehatan dan stimulasi psikososial berupa

pendidikan dan latihan (diklat) serta praktek pelaksanaan stimulasi psikososial

pada anak usia prasekolah dengan menggunakan Program Ibuku Guru Kami

melalui metode kelompok belajar di rumah (Home Schooling Group).

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka pertanyaan penelitian yang akan

dijawab dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pengaruh penyuluhan gizi-

kesehatan dan faktor lainnya terhadap pertumbuhan anak usia prasekolah? (2)

Bagaimana pengaruh stimulasi psikososial dan faktor lainnya terhadap lingkungan

pengasuhan dan perkembangan anak usia prasekolah?

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh

penyuluhan gizi dan stimulasi psikososial terhadap pertumbuhan dan

perkembangan anak usia prasekolah

Tujuan Khusus

1. Menganalisis pengaruh penyuluhan gizi-kesehatan dan faktor lainnya terhadap

pertumbuhan anak usia prasekolah.

2. Menganalisis pengaruh stimulasi psikososial dan faktor lainnya terhadap

lingkungan pengasuhan dan perkembangan anak usia prasekolah.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini secara umum diharapkan dapat memberikan

pengetahuan tentang pengaruh penyuluhan gizi-kesehatan dan stimulasi

psikososial terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah

khususnya di Kabupaten Bogor serta dapat mengetahui faktor-faktor lain yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah.

Secara khusus bermanfaat untuk mengidentifikasi pertumbuhan dan

perkembangan anak usia prasekolah di Kabupaten Bogor serta diharapkan dapat

menghasilkan suatu pendekatan praktis dan sederhana dalam penanganan anak

usia prasekolah dari keluarga secara terpadu sehingga menjadi motivasi dan

pedoman bagi pemerintah, masyarakat, dan keluarga.

Page 24: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan Anak dan Penilaiannya

Pertumbuhan Anak

Tumbuh berarti meningkatnya ukuran. Pertumbuhan terjadi apabila sel

bertambah banyak atau bertambah besar ukurannya. Pertumbuhan anak (child

growth) adalah proses perubahan jasmani secara kuantitatif pada tubuh seorang

anak sejak pembuahan, berupa pertambahan ukuran dan struktur tubuh (Satoto

1990). Pertumbuhan yang dimaksud tidak hanya pada bagian luar tubuh saja tetapi

juga pada organ dalam tubuh, termasuk jantung, hati dan otak. Berdasarkan

definisi dalam The British Medical Dictionary, pertumbuhan merupakan

perkembangan progresif mahluk hidup atau bagian organisme mulai dari tahap

paling awal sampai dewasa, termasuk pertambahan dalam ukuran (Hurlock 1997).

Pertumbuhan melibatkan suatu rangkaian perubahan, tidak hanya peningkatan

dalam ukuran tetapi juga spesialisasi berbagai bagian tubuh untuk melakukan

fungsi-fungsi yang berbeda.

Proses pertumbuhan anak berlangsung pada sel, organ dan tubuh.

Pertumbuhan tersebut terjadi dalam tiga tahap, yaitu hiperplasia (bertambahnya

jumlah sel), hiperplasia dan hipertrofi (bertambahnya jumlah dan kematangan sel),

dan hipertrofi (bertambahnya ukuran dan kematangan sel). Selanjutnya, setiap

organ atau bagian tubuh lain mengikuti pola pertumbuhan yang berbeda dalam

setiap tahapan tersebut (Solihin 1993, Anwar 2002).

Pertumbuhan berlangsung sejak konsepsi sampai anak berusia 18 tahun.

Tahapan pertumbuhan anak sejak konsepsi sampai berusia 18 tahun adalah

sebagai berikut:

• Masa pralahir, yaitu masa mudigah (sejak pembuahan sampai dengan

kehamilan 8 minggu) dan masa janin (usia kehamilan 8 minggu sampai

dengan full term).

• Masa bayi, yaitu masa sejak lahir sampai dengan usia 1 tahun.

• Masa batita, yaitu bayi berusia 1-3 tahun.

• Masa prasekolah, yaitu anak yang berusia 3-6 tahun.

• Masa sekolah, yaitu anak yang berusia 6-12 tahun.

Page 25: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

9

• Masa remaja, yaitu masa pada saat anak berusia 12,5-18 tahun (pria) dan

10,5-18 tahun (wanita).

Pertumbuhan pada usia 2 (dua) tahun pertama dicirikan oleh pertambahan

gradual baik pada kecepatan pertumbuhan linier maupun laju pertambahan berat

badan. Pada masa inilah anak memunculkan pola pertumbuhan yang konsisten

dengan latar belakang genetiknya. Pertumbuhan cepat (catch-up growth) dimulai

pada usia 3 (tiga) bulan dan berakhir pada usia 12-18 bulan, sementara

pertumbuhan lambat (lag-down growth) sedikit lebih belakangan dan dapat belum

berakhir hingga usia 24 bulan (2 tahun).

Satoto (1990) mengemukakan bahwa fase pertumbuhan lambat terjadi

pada awal pertumbuhan, berupa hasil sintesis enzimatis awal dan perubahan faal

dalam sel. Panjang pendeknya fase ini sangat tergantung pada masukan zat gizi

yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan keadaan faal ses-sel dalam tubuh.

Sedangkan dalam fase eksponensial terjadi peningkatan jumlah sel yang berlipat

ganda dalam setiap proliferasi. Keadaan ini terjadi bila masukan gizi optimal dan

tidak ada faktor lain yang mengganggu. Fase pertumbuhan tetap (stationer)

terjadi akibat pembatasan-pembatasan yang ada termasuk kemungkinan

keterbatasan masukan zat gizi dan adanya gangguan lain.

Pola pertumbuhan dibatasi oleh dua hal utama yaitu faktor genetis dan

faktor lingkungan (Margen 1984). Kemampuan genetis dapat muncul secara

optimal jika didukung oleh faktor lingkungan yang kondusif. Pertumbuhan akan

berlangsung optimal jika kebutuhan zat gizi untuk pertumbuhan organ tubuh

tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang tepat dan tubuh tidak terpapar infeksi

yang dapat mengganggu proses pertumbuhan. Jika ada hal yang tidak mendukung

pertumbuhan maka akan terjadi gangguan pertumbuhan. Gangguan pertumbuhan

dalam jangka waktu lama akan menyebabkan terjadinya gagal tubuh.

Gangguan tumbuh kembang dapat diartikan sebagai pertumbuhan

mendatar yang menyimpang dari standar baku pertumbuhan WHO. Gangguan

pertumbuhan banyak ditemui di negara berkembang termasuk Indonesia. Di Asia

Selatan sejak tahun 1975 sampai 1990 terdapat lebih 50% anak balita yang

diklasifikasikan underwegiht dan stunted. Hampir selama 10 tahun pertumbuhan

anak balita di Indonesia relatif tidak mengalami perbaikan. Meskipun pada saat

Page 26: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

10

lahir status gizi anak baik yang ditunjukkan dengan ZBBU > 0 namun semakin

meningkat umur anak semakin menjauh dari standar ZBBU seharusnya. Setelah

umur 12 bulan terjadi pertumbuhan mendatar pada ZBBU antara –1 sampai –2.

Hasil kajian Jahari et al. (2000) terhadap data SUSENAS menunjukkan

tingginya prevalensi gizi kurang di Indonesia sekitar 28% pada tahun 1998 dan

terjadi peningkatan prevalensi gizi buruk dari 6% pada tahun tahun 1989 menjadi

9.5% pada tahun 1999. Penelitian tersebut juga menunjukkan masalah gangguan

pertumbuhan sudah mulai muncul pada usia dini.

Gangguan tumbuh kembang pada anak balita terjadi baik pada anak

perempuan maupun anak laki-laki. Dari data Survei Gizi dan Kesehatan HAKI,

tinggi badan rata-rata anak balita pada umumnya mendekati rujukan hanya sampai

dengan usia 5-6 bulan, kemudian perbedaan tinggi badan menjadi melebar setelah

usia 6 bulan, baik pada anak laki-laki maupun perempuan. Kondisinya sama dari

tahun 1999 sampai dengan tahun 2002.

Gangguan pertumbuhan yang dicerminkan dengan rendahnya tinggi badan

menurut umur (stunting) erat kaitannya dengan kualitas anak tesebut. Kurang gizi

yang dimanifestasikan dalam bentuk gangguan pertumbuhan akan berpengaruh

terhadap perilaku dan kecerdasan anak (Dasen 1988). Pengaruh langsung adalah

terganggunya fungsi sistem neuron dan susunan pusat syaraf; pengaruh tidak

langsung adalah rendahnya aktivitas anak untuk melakukan eksplorasi sebagai

adaptasi menghemat penggunaan energi. Hasil-hasil penelitian di Jamaica, Nepal

dan West Bengal mengungkapkan bahwa anak yang kurang gizi selalu mendekap

dengan ibunya dan lebih sedikit bermain dibanding dengan anak-anak yang

gizinya baik (Grantham, McGregor, Walker, Chang, & Powel 1997). Walka dan

Pollit (2000) menemukan tinggi badan berhubungan nyata dengan perkembangan

motorik anak.

Berbagai hasil penelitian menunjukkan kekurangan gizi pada usia dini

berdampak pada terganggunya tumbuh kembang, rendahnya kemampuan kognitif

yang tercermin dari IQ, rendahnya kematangan sosial pada saat usia sekolah yang

ditunjukkan dengan rendahnya perhatian. Kemampuan belajar dan pencapaian

prestasi di sekolah (Martorell 1995). Disisi lain imunitas tumbuh anak juga rendah

sehingga lebih rentan terhadap serangan penyakit infeksi. Dampak jangka pendek

Page 27: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

11

dan jangka panjang dari keadaan gizi pada masa janin dan usia dini seperti terlihat

pada Gambar 1.

Dampak Jangka Pendek Dampak Jangka Panjang

Gambar 1. Dampak Jangka Pendek dan Panjang dari Keadaan Gizi pada Masa Janin dan Usia Dini (Sumber: ACC/SCN 2000).

Berdasarkan Gambar 1 tersebut dapat dipahami bahwa masalah gizi tidak

saja berdampak jangka pendek tapi berbekas sampai masa depan. Dampak jangka

pendek gizi kurang dapat mengakibatkan hambatan pertumbuhan panjang badan

sekitar 10 cm, berat badan sekitar 2 kg dan hambatan mental yang berpotensi

turun sampai 10 poin, meningkatnya anemia dan kematian anak (Woodshouse

dalam Kartika, Prihartini, Syafrudin, dan Jahari 2000). Gizi kurang dan buruk

tidak hanya meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas prenatal dan bayi tapi

juga mempengaruhi pertumbuhan fisik jangka panjang, perkembangan kognitif,

kapasitas belajar, prestasi sekolah dan prestasi kerja di masa depan. Sehubungan

dengan hal itu, Barker (1994) berhipotetis bahwa masalah gizi pada umur satu

tahun dapat berdampak pada keterlambatan perkembangan kognitif dan

meningkatnya kejadian penyakit degenarif atau penyakit non infeksi yang dikenal

sebagai implikasi double burden.

Pada awalnya orang masih beranggapan pertumbuhan dipengaruhi oleh

tempat, budaya, etnik dan genetik. Namun dari hasil kajian terhadap data

pertumbuhan anak balita di Pakistan, Swedia dan Hongkong di desa dan kota,

Keadaan gizi pada

masa janin dan usia

dini

Perkembangan otak Kognitif dan performans pendidikan

Imunitas Kapasitas Kerja

Diabetes, obesitas, jantung, hipertensi, kanker stroke dan penuaan dini

Program metabolisme: glukosa, lemak, protein, hormon/reseptor/gen

Pertumbuhan dan masa otot serta komposisi tubuh

Page 28: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

12

Kalberg, Jalal, Lam, Low, dan Yeung (1994) menyimpulkan bahwa gangguan

pertumbuhan tidak disebabkan oleh genetik dan etnik tapi lebih disebabkan karena

lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah gizi, infeksi, kualitas ibu dan

interaksinya. Dalam hal ini Husaini (1999) menyatakan bahwa praktek

pengasuhan berbeda antara budaya dan tempat namun kebutuhan anak terhadap

makanan, kesehatan, perlindungan dan kasih sayang bersifat universal. Terjadinya

gangguan pertumbuhan yang menyebabkan pertumbuhan mendatar (gangguan

tumbuh kembang) berkaitan erat dengan dua faktor langsung yaitu: 1) intake gizi

dan 2) infeksi. Kedua faktor langsung tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan

pangan, pola asuh dan pelayanan kesehatan.

Menurut Soekirman (2000) terdapat empat alasan mengapa terjadi gagal

pertumbuhan pada anak yaitu : 1) Anak tidak cukup mendapat makan, khususnya

makanan pendamping; 2) Anak bertambah aktif ketika mulai belajar berjalan

sehingga kebutuhan makanan perlu ditambah, namun banyak ibu tidak

memberikan tambahan. Hal ini mengakibatkan output tidak sesuai dengan input;

3) Penyakit dan infeksi mempengaruhi penggunaan zat gizi dalam makanan.

Selain itu, juga menyebabkan nafsu makan berkurang sehingga zat makanan yang

masuk dalam tubuh sedikit dan 4) Anak-anak memerlukan kata-kata lembut dan

sentuhan-sentuhan penuh kasih sayang yang dapat merangsang peningkatan

hormon pertumbuhan dan daya tahan tubuh.

Gangguan tumbuh kembang dapat dicegah dan diperbaiki melalui:

perbaikan konsumsi, suplemen dan penyuluhan gizi, peningkatan kualitas pola

asuh, pelayanan kesehatan dan pencegahan terhadap infeksi. Menurut Husaini

(1999) peningkatan pola asuh dapat dilakukan dengan empat pendekatan yaitu

pendekatan motorik anak dengan KMS perkembangan motorik, pendekatan

informasi, pendekatan keterampilan dan pendekatan sumberdaya keluarga.

Penilaian Pertumbuhan

Penilaian pertumbuhan dapat dilakukan dengan menggunakan metode

antropometri melalui pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas,

lingkar kepala, lingkar dada, dan tebal lemak kulit. Berat badan digunakan untuk

mengukur pertumbuhan menyeluruh dan tinggi badan atau panjang badan dipakai

untuk mengukur pertumbuhan linier. Lingkaran organ tubuh tertentu (lengan atas,

Page 29: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

13

kepala, dada, paha) atau panjang organ tertentu (tulang belakang, tulang paha,

tulang lengan, rentang tangan, tinggi duduk) atau tebal lemak dibawah kulit

dipakai sebagai ukuran pengganti tak langsung (Gibson 1990).

Menurut Myers (1992), ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat

adalah bobot badan atau tinggi badan. Pertumbuhan pada masa kanak-kanak

adalah proses yang relatif stabil. Pertumbuhan yang dilihat dari kenaikan berat

badan rata-rata pada 6 (enam) bulan pertama naik sebesar 0,5-1,0 kg per bulan.

Peningkatan berat badan sampai akhir tahun pertama berkisar dari 0,35-0,50 kg

per bulan. Selama tahun kedua, angka penambahan berat badan sekitar 0,25 kg

per bulan, kemudian pada usia pra sekolah menjadi sekitar 2 kg per tahun sampai

berusia 10 tahun (Jelliffe 1994). Pertumbuhan yang dilihat dari tinggi badan pada

akhir tahun pertama bertambah 50% dari panjang badan ketika lahir. Dan menjadi

dua kali lipat pada akhir tahun keempat. Hingga pada usia 4 tahun, wanita

tumbuh sedikit lebih cepat daripada pria dan keduanya kemudian tumbuh dengan

laju rata-rata 5-6 cm/tahun dan 2,5 kg/tahun sampai munculnya masa pubertas.

Menurut Soetjiningsih (1998), rata-rata kenaikan tinggi badan pada anak usia

prasekolah adalah 6-8 cm/tahun.

Penilaian status gizi masyarakat dalam kegiatan yang berkaitan dengan

program gizi di Indonesia, dianjurkan menggunakan secara seragam baku rujukan

WHO-NCHS sebagai pembanding dalam penilain status gizi dan pertumbuhan

perorangan maupun masyarakat. Kesepakatan pakar gizi Indonesia yang

bekerjasama dengan UNICEF (WHO 1995) memberikan keseragaman istilah

status gizi baku antropometri berdasarkan baku antropometri WHO-NCHS :

a. BB/U : Gizi Lebih : > 2 SD

Gizi Baik : -2 SD < z-skor < 2 SD

Gizi Kurang : -3 SD < z-skor <-2 SD

Gizi Buruk : < -3 SD

b. TB/U : Normal : > -2 SD

Pendek/Stunted : < -2 SD

c. BB/TB : Gemuk : > 2 SD

Normal : -2 SD < z-skor < 2 SD

Kurus/Wasted : -3 SD < z-skor <-2 SD

Sangat kurus : < -3,0 SD

Page 30: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

14

Perkembangan Anak dan Penilaiannya

Perkembangan Anak

Menurut Monks, Knoers, dan Haditono (1992), perkembangan menunjuk

pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat begitu saja diulang

kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak

dapat berputar kembali. Sedangkan Papalia dan Olds (1989) menyatakan bahwa

perkembangan manusia adalah perubahan secara kualitatif dan kuantitatif pada

seseorang. Perubahan kuatitatif adalah perubahan yang terjadi seperti tinggi

badan, berat badan dan ukuran pada perbendaharaan kata. Sedangkan kualitatif

adalah perubahan pada berbagai macam struktur atau organisasi, seperti

perubahan alami pada intelegensi atau dalam cara berfikir.

Menurut Yusuf (2000), ada beberapa prinsip perkembangan yaitu:

1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending

process). Manusia secara terus menerus berkembang atau berubah yang

dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya.

Perkembangan berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai

mencapai kematangan atau masa tua.

2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi. Setiap aspek

perkembangan individu, baik fisik, emosi, intelegensi maupun sosial, satu

sama lainnya saling mempengaruhi. Terdapat hubungan atau korelasi yang

positif diantara aspek tersebut. Apabila seseorang anak dalam pertumbuhan

fisiknya mengalami gangguan (sering sakit-sakitan), maka dia akan

mengalami kelambatan dalam perkembangan aspek lainnya, seperti

kecerdasannya kurang berkembang dan mengalami kelabilan emosional.

3. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu. Perkembangan terjadi

secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan

merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan

prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. Contohnya, untuk dapat berjalan,

seorang anak harus dapat berdiri terlebih dahulu dan berjalan merupakan

prasyarat bagi perkembangan selanjutnya, yaitu berlari atau meloncat.

4. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan. Perkembangan fisik dan

mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda

Page 31: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

15

(ada yang cepat dan ada yang lambat). Umpamanya, (a) otak mencapai

bentuk ukurannya yang sempurna pada umur 6-8 tahun; (b) tangan, kaki, dan

hidung mencapai perkembangan yang maksimum pada masa remaja; dan (c)

imajinasi kreatif berkembang dengan cepat pada masa kanak-kanak dan

mencapai puncaknya pada usia remaja.

5. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas. Prinsip ini dapat dijelaskan

dengan contoh sebagai berikut: (a) Sampai usia dua tahun, anak memusatkan

untuk mengenal lingkungannya, menguasai gerak-gerik fisik dan belajar

berbicara; (b) Pada usia tiga sampai enam tahun, perkembangan dipusatkan

untuk menjadi manusia sosial (belajar bergaul dengan orang lain).

6. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan.

Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidup yang normal dan berusia

panjang, individu akan mengalami fase-fase perkembangan: bayi, kanak-

kanak, anak, remaja, dewasa, dan masa tua. Perkembangan anak usia pra

sekolah terlihat pada Tabel 1.

Ada empat aspek perkembangan yang perlu dibina dalam menghadapi

masa depan anak (Yusuf 2000), yaitu:

1. Perkembangan gerakan (motorik) kasar dan halus. Gerakan kasar bila yang

dilakukan melibatkan sebagaian besar bagian tubuh dan memerlukan tenaga

karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar. Gerakan halus bila hanya

melibatkan bagian tubuh tertentu, dilakukan oleh otot kecil dan itu tidak

memerlukan tenaga. Perkembangan motorik sangat penting bagi

perkembangan aspek-aspek lainnya. Gangguan dalam perkembangan motorik

dapat menghambat penyesuaian diri sehingga dapat mengakibatkan perasaan

rendah diri. Gangguan motorik ini dapat disebabkan oleh kurang berfungsinya

organ-organ fisik, tapi juga oleh gangguan psikis, seperti gangguan emosi,

karena mendapat bentakan-bentakan dari orang tua yang sangat mengejutkan

anak.

2. Bahasa/komunikasi pasif dan aktif. Komunikasi pasif adalah kesanggupan

mengerti dan melakukan apa yang diperintahkan oleh orang lain, sedangkan

komunikasi aktif adalah kemampuan dalam berkata-kata.

Page 32: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

16

3. Perkembangan kecerdasan (kognitif). Perkembangan kemampuan mengenai

konsep atau pengertian, mulai dari mengenal warna, suara, rasa, nama hingga

konsep yang lebih abstrak dan majemuk.

4. Perkembangan kemampuan menolong diri sendiri dan tingkah laku sosial.

Anak perlu berkawan, pergaulan yang luas, diajar aturan disiplin, sopan-

santun dan sebagainya agar tidak canggung dalam memasuki lingkungan baru.

Tabel 1. Perkembangan Anak Usia Prasekolah

a. Perkembangan Motorik Motorik Kasar � Kebanyakan dapat meloncat dengan satu kaki dari 4-6 langkah � Berlari, berputar, memanjat pohon dan tangga � Duduk dengan kaki menyilang � Dapat melompat turun dari ketinggian 2x tinggi kaki dengan kedua kaki mencapai tanah

bersama-sama Motorik Halus � Sudah dapat menggunakan gunting dengan baik � Dapat melukis gambar manusia: kepala, tubuh, kaki, dan tangan � Dapat mengopi huruf kapital berikut: O, V, H, dan T b. Perkembangan Sosial � Perasaan yang kuat kepada keluarga � Memberi perhatian pada saudara yang lebih muda � Dapat lebih agresif pada saudara yang lebih tua � Kerjasama yang kabur � Tertarik pada aktivitas kelompok � Kelompok bermain menjadi lebih besar; timbul persaingan di dalam kelompok � Suka berbisik dan memiliki rahasia � Cenderung bermain dengan kelompok sejenis, misalnya laki-laki dengan laki laki c. Perkembangan Kepribadian/Psikologis � Sensitif kepada pujian dan cemoohan (disalahkan) � Sangat ribut (berisik) � Dapat mengambil benda yang bukan miliknya � Tertarik pada ‘perkawinan’ � Suka bertanya bagaimana bayi keluar dari perut ibunya � Mulai memperhatikan hal baik atau buruk � Mulai mengkritik diri sendiri d. Perkembangan Bermain � Menyukai bermain di luar rumah � Menyukai bermain dengan air atau pasir � Suka mengenakan pakaian orang dewasa � Melukis dan mewarnai lebih baik � Suka bermain dengan kartu, boneka e. Perkembangan Bahasa � Pada usia 4 tahun dapat berbicara dengan perbendaharaan kata mencapai 1.500an � Dapat mengatakan : “halo”, “terimakasih”, “selamat tinggal”, atau “silahkan” � Ketertarikan menonton TV meningkat � Dapat menyatakan dengan jelas namanya � Dapat mengetahui jenis kelaminnya � Menggunakan kalimat dengan 5-6 kata. � Suka bertanya

Sumber: Theresia, Caplan (1983)

Page 33: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

17

Penilaian Perkembangan Anak

Para ahli psikologi telah mengembangkan alat untuk menilai tingkat

perkembangan dan sudah digunakan dalam berbagai penelitian ilmiah.

Pengukuran outcome ini berdasarkan pengamatan terhadap milestone

perkembangan. Menurut Pediatrics Neurologi terdapat enam kelompok milestone

dalam developmental milestone yaitu cognitive milestone, language milestone,

social milestone, social and emotional milestone, gross motor milestones, fine

motor milestones, dan self help milestones.

Skala Bayley merupakan alat pengukuran perkembangan yang cukup

populer digunakan di banyak penelitian. Pada mulanya Bayley mengembangkan

pengukuran perkembangan untuk berumur 3-24 bulan, kemudian Bayley

mengembangkannya menjadi Bayley II Developmental Assesment untuk

mengukur perkembangan anak berumur 1-42 bulan (Bayley 1993). Skala-skala

Bayley dibagi dalam tiga bagian yang saling melengkapi, yaitu:

1. Skala Perkembangan Mental atau Mental Developmental Index (MDI)

yaitu skala untuk diagnostik kemampuan intelektual, terdiri dari 163 tugas

terbagi dalam kelompok-kelompok, masing-masing kelompok

mempunyai rentang 10 bulan. Pengukuran kecerdasan anak usia bayi

ditekankan pada keterampilan sensorimotor. Skala tersebut mengevaluasi

berbagai kegiatan dan proses yang meliputi ketajaman membedakan

stimulus, perhatian, kemampuan memanipulasi benda, imitasi, vokalisasi,

daya ingat, mengatasi masalah dan menyebutkan nama objek. Contohnya

adalah untuk menguji kemampuan memperhatikan rangsangan visual dan

akuistik maka test yang dilakukan adalah memperlihatkan reaksi terhadap

cahaya.

2. Skala Perkembangan Psikomotorik atau PDI (Psichomotor

Developmental Index); terdiri dari 81 tugas meliputi kemampuan

melakukan motorik kasar dan halus antara lain mengukur perkembangan

kemampuan motorik serta pengendalian gerak kepala, memutar tubuh,

duduk, merangkak, berjalan, memanjat dan naik tangga. Juga diperiksa

motorik halus (misalnya sikap ibu jari terhadap jari-jari lainnya pada

gerakan meraih) dan motorik kasar (misalnya melempar bola, meloncat).

Page 34: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

18

Waktu yang diperlukan untuk mengetes anak, rata-rata membutuhkan 45

menit untuk setiap anak. Biasanya 10 persen dari sampel membutuhkan

waktu 50 menit atau lebih.

3. Rekaman Perilaku Anak (Infant Behaviour Record) disini dicatat secara

kualitatif perilaku anak selama pemeriksaan berlangsung. Pencatatan ini

dikelompokkan ke dalam 27 kategori. Faktor-faktor prilaku yang dicacat

dan yang dinilai pada pencatatan perilaku ini antara lain cara menjalin

kontak sosial, verbalisasi, rasa takut, sikap bertahan dalm permainan,

perhatian terhadap alat-alat permainan, kemampuan bekerjasama dan

sebagainya. Penilaian perilaku ini menggunakan sebuah tabel yang

menunjukkan persentase angka-angka dari setiap penggolongan perilaku

anak. Dengan cara ini dapat diketahui apakah seorang anak menunjukkan

perilaku yang sesuai atau tidak dengan hasil standar.

Instrumen penilaian perkembangan anak usia prasekolah, mulai yang

berusia 2,5 tahun sampai 6,5 tahun telah dikembangkan Pusat Kurikulum Badan

Penelitian dan Pengembangan Departeman Pendidikan Nasional (Puskur Diknas

2004), yang mencakup instrumen penilaian perkembangan kognitif, bahasa,

motorik halus, motorik kasar, menolong diri sendiri, dan sosial emosional.

Penilaian perkembangan kognitif untuk kelompok usia 3-6 bulan ini terdiri dari 17

tugas. Tugas tersebut mengevaluasi berbagai kegiatan dan proses yang meliputi

ketajaman membedakan stimulus, perhatian, kemampuan memanipulasi benda,

imitasi, vokalisasi, daya ingat, mengatasi masalah, dan menyebutkan nama objek.

Penilaian perkembangan psikomotorik meliputi kemampuan melakukan motorik

halus dan motorik kasar. Motorik halus terdiri dari 11 tugas dan motorik kasar

terdiri dari 21 tugas. Penilaian motorik halus antara lain mengukur kemampuan

membangun menara, meremas, menggambar, menciplak, melipat, dan

menggunting, sedangkan penilaian motorik kasar antara lain mengukur

kemampuan berjalan di atas garis lurus, berlari, melompat, membungkukkan

badan, gerak koordinasi mata dan kaki, gerak koordinasi mata dan tangan,

melambungkan bola, berdiri satu kaki, dan berjalan diatas papan titian. Penilaian

perkembangan sosial anak terdiri dari 8 tugas yang meliputi pengetahuan anak

Page 35: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

19

tentang diri sendiri dan keluarganya serta pengetahuan anak dengan orang lain,

peran, dan perasaan.

Pentingnya Berinvestasi pada Perkembangan Anak Usia Dini (Prasekolah)

Terdapat berbagai alasan untuk berinvestasi pada masa anak usia dini.

Kemampuan anak-anak untuk berpikir, membentuk hubungan sosial, dan berbuat

sesuai dengan potensinya secara langsung berkaitan dengan efek sinergistis dari

kesehatan yang baik, gizi yang baik, dan rangsangan yang memadai dan interaksi

dengan yang lain. Berbagai penelitian telah membuktikan pentingnya

perkembangan otak sejak dini dan perlunya gizi dan kesehatan yang baik.

Selain itu, menurut Van der Gaag dan Tan (1999), salah satu tujuan utama

program perkembangan anak usia dini adalah untuk menyiapkan anak untuk

memasuki sekolah dasar. Beberapa manfaat dari investasi usia dini, antara lain,

adalah peningkatan keikutsertaan dan capaian anak pada masa pendidikan sekolah

dasar. Tingginya angka tidak sekolah atau drop-out pada masa pendidikan sekolah

dasar di Indonesia diduga karena kurangya perhatian pada perkembangan anak

usia dini. Menurut Syarief (2003), sebanyak lebih kurang 930 ribu anak-anak

drop-out pada tingkat SD/MI. Penyebab utamanya adalah kemiskinan yang

selanjutnya berdampak pada kurangnya perhatian pada anak pada usia dini.

Syarief (2003) menambahkan apabila biaya pendidikan di SD/MI rata-rata

Rp500.000 per anak (termasuk gaji guru), maka dengan jumlah anak yang putus

sekolah sebesar 930 ribu orang, biaya yang mubazir setiap tahunnya hampir

Rp500 miliar.

Choi (2003) dalam tulisannya Chief Early Childhood and Family Education

Section UNESCO, mengemukakan bahwa pendidikan bermutu tinggi akan sulit

dicapai jika pendidikan anak usia dini tidak diperhatikan dengan serius. Berkaitan

dengan itu, Indonesia, menurut Jalal (2003), perlu memperbaiki sistem pendidikan

anak usia dini (PAUD). Data tahun 2000 mengungkapkan bahwa dari 26 juta anak

berusia 0-6 tahun, baru sekitar 4,4 juta (17%) yang memperoleh berbagai program

PAUD.

Berbagai penelitian juga telah membuktikan manfaat ekonomi dari investasi

pada masa usia dini. Young (1999) telah merangkum beberapa literatur mengenai

Page 36: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

20

alasan untuk investasi pada masa usia dini. Investasi dini, melalui pendidikan

anak usia dini, dapat meningkatkan pengembalian investasi pada sekolah dasar

dan menengah. Investasi usia dini dapat meningkatkan mutu modal manusia

melalui peningkatan produktivitas dan pendapatan, serta penurunan pengeluaran

publik (pada tingkat negara).

Kerangka Teoritis Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah

Menurut Kaptiningsih et al. (1988), ada dua faktor yang mempengaruhi

proses pertumbuhan dan perkembangan optimal seorang anak, yaitu faktor dalam

dan faktor luar. Faktor dalam merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri anak

itu sendiri baik faktor bawaan maupun faktor yang diperoleh, antara lain: (1) Hal-

hal yang diturunkan orang tua, kakek nenek atau generasi sebelumnya, (2) Unsur

berfikir dan kemampuan intelektual, (3) Keadaan kelenjar zat-zat dalam tubuh, (4)

Emosi atau sifat-sifat tempramen tertentu. Sedangkan faktor luar meliputi: (1)

Sikap dan kebiasaan keluarga dalam mengasuh dan mendidik anak, hubungan

orang tua dengan anak, hubungan antar saudara, (2) Gizi, kekurangan gizi dalam

makanan menyebabkan pertumbuhan anak terganggu yang akan mempengaruhi

perkembangan seluruh dirinya, (3) Budaya setempat, yaitu asuhan dan kebiasaan

dari suatu masyarakat, (4) Teman bermain dan sekolah, yaitu ada tidaknya teman

bermain, tempat dan alat bermain serta kesempatan pendidikan di sekolah.

Jellife (1994) mengemukakan bahwa pertumbuhan dipengaruhi oleh

determinan biologis dan faktor lingkungan. Dimensi-dimensi fisik sebagai ukuran

pertumbuhan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama masukan

gizi daripada oleh faktor genetik. Hurlock (1997) mengemukakan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi pola perkembangan adalah kondisi lingkungan atau

fisik, kondisi psikologis dan rangsangan (stimulasi). Kondisi lingkungan yang

dapat menghambat terhadap perkembangan adalah kekurangan gizi dan penyakit,

yang mengakibatkan ukuran kepala lebih kecil dan kemampuan kognitif lebih

rendah, serta mempengaruhi kepribadian yang menyebabkan mereka apatis.

Kondisi psikologis seperti gangguan emosional yang disebabkan oleh penolakan

orang tua, kehilangan orang tua atau dimasukkan dalam lembaga dapat

menghambat pola perkembangan fisik dan psikologis. Rangsangan

Page 37: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

21

perkembangan fisik dan mental yang telah berkembang sebelumnya dapat

mempercepat pola perkembangan. Kesehatan, dorongan dan kesempatan belajar

yang baik ditambah motivasi yang kuat dalam diri anak, akan mempercepat

perkembangan di semua bidang.

Ismael (1991) dalam Soetjiningsih (1998) mengungkapkan kerangka

konseptual dalam tumbuh kembang anak (Gambar 2). Pada model tersebut

ekosistem dibagi menjadi mikro, mini, meso dan makro yang mengacu pada

keterdekatan dan kelangsungan pengaruh masing-masing terhadap tumbuh

kembang anak. Pada model tersebut juga dijabarkan kebutuhan anak pada ASAH,

ASIH dan ASUH.

Gambar 2. Diagram Kerangka Konseptual Proses Tumbuh Kembang Anak (Sumber: Ismael (1991) dalam Soetjiningsih (1998))

Sementara itu Unicef (1998) mengajukan model lain mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu dibedakan sebab yang

langsung, tidak langsung dan dasar (Gambar 3).

INDIVIDU

GENETIK/HEREDOKONSTITUSIONAL

NEONATUS BAYI ANAK REMAJA

LINGKUNGAN

• Ibu • Pendidikan • Gizi • KB • Nutrisi (ASI) • Imunisasi • Pengobatan

sederhana (oralit)

MIKRO

• Kebijakan Pemerintah • Depkes • Depdikbud • Depag, dll. • Sosial budaya masyarakat • Lembaga non pemerintah • Nasional • Internasional

MAKRO

• Anggota

Keluarga • Ayah • Saudara • Rumah • Suasana rumah

MINI

• Lingkungan

tetangga • Sarana bermain • Pelayanan

kesehatan • Pendidikan

sekolah

MESO

KEBUTUHAN DASAR ANAK

ASAH ASIH ASUH

Page 38: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

22

Gambar 3. Model Interelasi Tumbuh Kembang Anak (Sumber : Unicef ,1998)

Margen (1984) mengemukakan bahwa ada dua faktor dominan yang

mempengaruhi pertumbuhan anak, yaitu genetik dan lingkungan. Faktor genetik

menjadi modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses pertumbuhan (Margen,

1984). Tinggi badan pada saat dewasa, misalnya, sangat tergantung pada tinggi

badan orang tua. Sementara itu, faktor lingkungan, seperti gizi, berpengaruh pada

pertumbuhan fisik selama proses pertumbuhan. Kekurangan mineral kalsium,

Manifestasi

Sebab Tak Langsung

Sebab Langsung

Sebab Dasar

TUMBUH KEMBANG ANAK

Kecukupan Keadaan Makanan Kesehatan

Ketahanan makanan keluarga

Asuhan bagi ibu dan anak

Pemanfaatan Yankes dan Sanit.Ling.

Keberadaan dan Kontrol Sumberdaya Keluarga : Manusia, Ekonomi dan

Organisasi

P e n d i d i k a n k e l u a r g a

Potensi Sumberdaya

Supra Struktur Politik dan Ideologi

Struktur Ekonomi

Page 39: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

23

misalnya, akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan tulang, dan pada

akhirnya, berdampak pada ukuran tinggi badan pada saat dewasa.

Berbagai faktor luar sangat mempengaruhi perkembangan anak usia dini,

sejak konsepsi hingga menjelang usia prasekolah. Keadaan keluarga, orang tua,

dan pengasuh akan membentuk pola perkembangan anak sejak lahir. Dengan

makin bersosialisasinya anak dengan lingkungan, termasuk di luar rumah, pola

pengasuhan dan keadaan lingkungan akan mempengaruhi perkembangan anak

hingga menjelang usia sekolah (Gambar 4).

Gambar 4. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia Prasekolah (Sumber: ACPH 1999)

Pengaruh Zat Gizi terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah

Pengaruh Zat Gizi terhadap Pertumbuhan

Pertumbuhan berat badan (BB) maupun tinggi badan (TB) anak prasekolah

tidak sepesat pertumbuhan pada usia sebelumnya. Hal ini disebabkan bagian-

bagian tubuh seperti tulang, otot, dan lemak sudah terbentuk. Umumnya,

pertambahan BB dan TB anak prasekolah adalah, masing-masing 2,3-2,5 kg dan

9-10 cm per tahun. Tahun berikutnya, usia 4-5 tahun, pertambahan BB dan TB

Prakonsepsi

Usia Prasekolah

Masyarakat sekitar atau lingkungan

Pengasuhan Anak

Keluarga, orang tua, dan pengasuh

Lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi

Page 40: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

24

turun menjadi, masing-masing, 2,1 kg dan 7,6 cm per tahun. Sedangkan pada

tahun kelima pertambahan BB hanya 2 kg dan TB sebesar 6,4 cm per tahun

(Jellife 1994).

Pertumbuhan BB anak prasekolah sangat dipengaruhi oleh faktor gizi,

psikologis dan kesehatan anak. Sementara itu pertumbuhan TB, selain dipengaruhi

oleh keadaan gizi dan keadaan kesehatan anak, juga dipengaruhi oleh faktor

genetik.

Jenis zat gizi yang dibutuhkan oleh anak usia prasekolah tidak berbeda

dengan jenis zat gizi untuk anak pada kelompok umur lain. Zat gizi makro-

karbohidrat, protein, dan lemak-adalah jenis zat gizi yang sangat diperlukan untuk

pertumbuhan anak. Untuk mendukung pertumbuhan fisik anak sekolah yang cepat

dibutuhkan zat gizi makro yang cukup baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Zat gizi makro dapat dianalogikan sebagai komponen struktur dalam bangunan.

Energi yang diperoleh dari karbohidrat dan lemak digunakan untuk pertumbuhan,

sementara protein dipakai untuk membentuk jaringan otot dan jaringan organ

dalam. Kecukupan gizi yang dianjurkan untuk anak yang berusia 0-6 tahun

terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Anak yang berusia 0-6 Tahun

Gol. Umur

Energi (Kkal)

Protein (gram)

Vit.A (RE)

Tiamin (mg)

Ribo-flavin (mg)

Niasin (mg)

Vit.

B12 (µg)

Asam folat (µg)

Vit.C (mg)

Ca (mg)

F (mg)

Fe (mg)

Zn (mg)

Y (µg)

0-6* 550 10 375 0,3 0,3 2 0,4 65 40 200 100 3 5,5 90

7-11* 650 16 400 0,4 0,4 4 0,5 80 50 400 225 10 7,5 120

1-3** 1000 25 400 0,5 0,5 6 0,9 150 40 500 400 7 8,2 90

4-6** 1550 39 450 0,8 0,6 8 1,2 200 45 500 400 8 9,7 120

Keterangan: * dalam bulan; ** dalam tahun

Sumber: Widyakarya Pangan dan Gizi VIII tahun 2004

Kekurangan zat gizi makro adalah masalah kesehatan masyarakat yang

lazim ditemui di negara-negara miskin atau negara berkembang. Terdapat dua

manifestasi dari kekurangan zat gizi makro (kekurangan energi dan protein/ KEP),

yaitu marasmus dan marasmus-kwashiorkor. Marasmus adalah gangguan

pertumbuhan dan kesehatan akibat kekurangan energi dan protein kronik.

Marasmus biasanya menimpa anak yang berusia di bawah 1 tahun. Anak

penderita marasmus ditandai dengan hilangnya bobot badan yang hebat (wajah tua

tetapi dengan rambut normal). Sedangkan kwaskhiorkor adalah gangguan

Page 41: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

25

kekurangan energi protein yang ditandai dengan hilangnya bobot badan, tetapi

tidak separah pada marasmus. Kwaskhiorkor ditandai dengan membesarnya perut,

muka yang bulat (moon face) serta oedema (kaki bengkak). Kwaskhiorkor

umumnya menimpa anak yang berusia 1 tahun ke atas (Hui 1985).

Berbagai penelitian telah menunjukkan peran zat gizi makro pada

pertumbuhan anak pada usia prasekolah. Kekurangan asupan zat gizi pada usia

sebelum memasuki usia prasekolah akan berdampak pada pertumbuhan pada usia

prasekolah. Pendekatan zat gizi adalah salah satu upaya, selain pendekatan

kesehatan, untuk mengatasi masalah gangguan pertumbuhan pada anak yang

kekurangan gizi. Oleh karena itu, untuk mendukung pertumbuhan anak usia

prasekolah (terutama dari keluarga tidak mampu) perlu dilalukan upaya intervensi

dengan pemberian makanan tambahan yang mengandung zat gizi makro.

Zat gizi lain yang tidak kalah pentingnya dalam proses pertumbuhan

adalah zat gizi mikro. Beberapa zat gizi mikro (vitamin dan mineral) yang

diketahui sangat berperan membantu pertumbuhan, antara lain adalah vitamin B1,

B6, vitamin B12 , vitamin A, kalsium, fosfor, besi, seng dan iodium.

Kelompok vitamin B (Vitamin B1, B6 dan B12) mengambil peran pada

tahapan proses pengubahan zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak)

menjadi energi (Stryer 2000). Pada proses ini vitamin B berperan sebagai koenzim

pada proses pengubahan piruvat menjadi asetil-KoA sebelum memasuki siklus

Krebs.

Kalsium dan fosfor (bersama-sama dengan vitamin D) dibutuhkan untuk

pembentukan tulang dan gigi. Kekurangan kalsium akan berdampak pada

gangguan pertumbuhan tulang sebagai kerangka pembentuk tubuh. Asupan

kalsium pada masa kanak-kanak diketahui berkorelasi dengan tinggi badan pada

masa dewasa.

Sementara itu vitamin A, besi, seng, dan iodium diketahui berperan

membantu proses pertumbuhan. Berbagai penelitian yang dilakukan di beberapa

tempat telah memperlihatkan hasil intervensi dari salah satu zat gizi atau

gabungan zat gizi tersebut terhadap pertumbuhan fisik (Hadju, Metusalach,

dan Karyadi 1998).

Page 42: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

26

Penelitian di India (Duzen, Carter & Zwagg 1976) dan di Thailand

(Gershoff & Mc-Gandy 1999) menunjukkan bahwa intervensi dan zat gizi makro

(energi, protein, dan lemak) dapat memperbaiki pertumbuhan anak prasekolah

yang mengalami kekurangan gizi. Beberapa program penanggulangan kekurangan

zat gizi makro juga dilakukan dengan mengombinasikannya dengan pemberian zat

gizi lain, seperti pemberian vitamin A (Hadi et al. 2000), besi (Angeles,

Schultink, Matulessi, Gross, Sastroamidjoyo 1993) dan Seng (Smith, Makdani,

Hegar, Rao, Douglass 1999). Hadi dan kawan-kawan menemukan bahwa

suplementasi vitamin A secara selektif dapat memperbaiki pertumbuhan linear

anak prasekolah yang menderita serum retinol sangat rendah.

Intervensi besi dan seng pada anak berumur 4-11 tahun yang

dikategorikan pendek telah dilakukan oleh Perrone dan kawan-kawan dalam

WNPG (1998). Pemberian seng (12,5 mg/hari) dan iron (12 mg/hari Fe) selama

setahun memperlihatkan kenaikan tinggi badan secara nyata dibanding anak yang

hanya menerima seng dan placebo. Di lain pihak, intervensi seng dan besi telah

diperlihatkan mempengaruhi status vitamin A pada mereka yang diberikan kedua

besi dan seng. Terlihat bahwa keterkaitan antara berbagai zat gizi mikro sangat

diperlukan dalam memperoleh pertumbuhan fisik yang optimal. Hasil penelitian

Riyadi (2002) memperlihatkan hasil bahwa anak baduta yang mendapatkan

suplementasi Fe dan Zn secara harian dapat meningkatkan pertumbuhan terutama

berat badan (efek bersih 0,6 kg) dibanding placebo.

Anemia zat gizi besi yang berkepanjangan menghambat pertumbuhan

fisik, meningkatkan risiko penyakit infeksi serta menghambat aktivitas kognitif

dan daya tahan fisik. Kekurangan gizi besi bersamaan dengan kekurangan zat gizi

lainnya akan meningkatkan jumlah anak dengan tinggi badan terhambat yaitu

sekitar 10 sentimeter lebih pendek dibandingkan dengan anak sehat berusia sama.

Suatu penelitian yang dilakukan pada anak-anak yang berlokasi di enam

perkebunan teh di Pangalengan menunjukkan bahwa kelompok anak-anak yang

mendapatkan suplemen energi sebesar 1171 kJ + 12 mg Fe memberikan manfaat

yang signifikan terhadap pertumbuhan anak dibanding kelompok anak yang

memperoleh energi sebesar 209 kJ + 12 mg Fe dan kelompok anak yang hanya

mendapatkan energi saja sebesar 104 kJ dengan lama pemberian suplemen 12

Page 43: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

27

bulan (Pollit 2000). Tarwodjo, Katz, West, Tielsch, dan Sommer (1992)

menunjukkan bahwa anak usia prasekolah di Jawa Barat yang menderita

xerophthalmia mengalami gangguan pertumbuhan linear dan ponderal

(pertambahan BB). Akan tetapi, pemulihan pertambahan BB (catch-up) dapat

dicapai apabila sudah pulih dari xerophthalmia. Hal ini menunjukkan bahwa

vitamin A berperan pada proses pertumbuhan. Sementara itu, Kikafunda, Walker,

Allan, dan Tumwine (1988) menunjukkan bahwa suplementasi seng pada anak

prasekolah di Uganda dapat menghambat gangguan pertumbuhan (BB, TB, dan

lingkar lengan atas).

Rosado, dari Bagian Fisiologi Gizi, National Institute of Nutrition,

Meksiko menunjukkan bahwa defisiensi zat gizi mikro tunggal atau gabungan

(vitamin A, seng, besi, dan iodium) dapat mempengaruhi pertumbuhan linear anak

prasekolah. Rosado menemukan, pada kebanyakan kasus, pertumbuhan anak yang

menderita kekerdilan (stunting) berkaitan dengan defisiensi marginal beberapa zat

gizi mikro. Suplementasi dengan zat gizi ganda (multiple supplementation) adalah

lebih efektif untuk memperbaiki pertumbuhan daripada suplementasi zat gizi

mikro tunggal (Rosado 1999).

Pengaruh Zat Gizi terhadap Perkembangan

Perkembangan anak sejak lahir, selain dipengaruhi oleh proses pengasuhan

dan lingkungan, juga dipengaruhi oleh asupan zat gizi. Zat gizi yang berperan

pada proses perkembangan anak adalah karbohidrat, lemak, protein, besi, iodium,

dan vitamin B9. Evans, Myers, dan Ilfelt (2000) mengemukakan bahwa

perkembangan anak bersifat holistik dan dipengaruhi oleh berbagai faktor,

diantaranya kesehatan, gizi, sosial, emosional dan spiritual. Dengan demikian,

kekurangan gizi, status kesehatan rendah dan tidak optimalnya pengasuhan anak

akan menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan kognitif, motorik,

sosial dan emosional anak.

Hasil penelitian Politt (2000) menunjukkan bahwa konsumsi pangan dan

morbiditas sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak dan pada

gilirannya akan berpengaruh terhadap kemampuan kognitif. Pada usia anak-anak,

pertumbuhan fisik, perkembangan dan aktivitas motorik serta pengaturan emosi

tidak berdiri sendiri melainkan saling mempengaruhi.

Page 44: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

28

Penelitian lain yang membuktikan bahwa gizi berperan terhadap

perkembangan kognitif anak diperlihatkan dari hasil penelitian yang dilakukan

oleh Politt, Politt, Leibel, dan Viteri (1997). Anak-anak yang mendapatkan

makanan cukup dengan cara diberi suplemen dalam bentuk makanan pada saat

bayi dan balita, memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik dalam fungsi

memori setelah delapan tahun kemudian.

Secara khusus vitamin B9 (asam folat) dibutuhkan untuk membuat cetak

biru otak manusia. Kekurangan vitamin B9 pada saat hamil akan berdampak pada

gangguan pembentukan otak janin (misalnya neural tube defects).

Ketidaksempurnaan pembentukan otak janin ini akan berdampak pada

perkembangan otak pada masa anak-anak.

Asam lemak esensial dan asam lemak omega-3 (docosahexanoic acid,

eucosapentanoic acid, dan alfa linoleic acid) berperan dalam proses tumbuh

kembang sel-sel otak. Bila kekurangan asam lemak esensial, sel neuron otak akan

menderita kekurangan energi untuk proses tumbuh kembangnya. Pembentukan

dinding sel neuron terhambat karena kekurangan docosahexanoic acid dan alfa

linoleic acid, sehingga sel tidak mampu menampung muatan komponen sel

neuron normal. Selain itu, asam lemak esensial sebagai gizi jaringan otak

berperan meningkatkan konsentrasi anak .

Berbagai penelitian telah menunjukkan korelasi antara kekurangan zat gizi

besi (anemia gizi besi) dengan perkembangan motorik dan kognitif yang buruk

pada anak-anak. McGregor dan Ani (2001) merangkum beberapa penelitian

tentang kaitan antara anemi gizi besi dengan perkembangan kognitif pada anak-

anak. Mereka menyimpulkan bahwa anemia gizi besi berdampak pada

menurunnya perkembangan motorik dan kognitif. Hal senada juga ditemukan oleh

Pollit dan kawan-kawan yang menemukan bahwa anak usia prasekolah memiliki

perkembangan kognitif (diukur dengan skala Bayley) yang lebih rendah

dibandingan dengan anak seusianya yang tidak menderita anemi gizi besi. Mereka

juga menemukan bahwa anemi gizi besi menunda perkembangan motorik anak.

Zat gizi besi merupakan komponen struktur pada hemoglobin dan

mioglobin. Hemoglobin dan mioglobin berperan mengangkut oksigen ke seluruh

jaringan tubuh, termasuk ke otak. Kekurangan zat besi berdampak pada

Page 45: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

29

terganggunya suplai oksigen ke otak. Dampak selanjutnya adalah terganggunya

kemampuan berpikir dan kosentrasi. Dampak yang lebih buruk dari anemi gizi

besi pada anak, antara lain adalah keterbelakangan perkembangan mental,

motorik, dan emosi (Soekirman 2000).

Kekurangan iodium diketahui berdampak terhadap tingkat kecerdasan dan

gangguan psikomotor anak. Kekurangan iodium pada tingkat ringan sudah

berdampak pada kelainan pada perkembangan sel-sel saraf yang mempengaruhi

kemampuan belajar anak (IQ rendah) (Soekirman 2000).

Pengaruh Pengasuhan terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah

Pengasuhan adalah proses inisiatif. Pengasuhan anak merupakan seluruh

interaksi antara subjek (pengasuh) dan objek (anak) berupa bimbingan,

pengarahan dan pengawasan terhadap aktivitas objek sehari-hari yang

berlangsung secara rutin sehingga membentuk suatu pola dan merupakan usaha

yang diarahkan untuk mengubah tingkah laku sesuai dengan keinginan si pendidik

atau pengasuh (Sears, Maccoby & Levin 1976, Gunarsa 1997).

Pengasuhan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Tingkah laku dan praktek-praktek pengasuhan yang dapat dilakukan seorang

pengasuh (ayah, ibu, saudara kandung, kerabat dan lainnya) dalam memberikan

kebutuhan makan, menjaga kesehatan, memberikan stimulasi, dukungan sosial

dan lain-lain perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat.

Dalam hal ini termasuk juga segala perilaku seperti sikap, nilai, minat dan

kepercayaan yang diajarkan kepada anak melalui proses pengasuhan dan

pendidikan sepanjang perkembangan hidupnya (Karyadi 1987, Engle & Lhotska

1999).

Menurut Evans dan Stansberry (1998), salah satu kunci dukungan terhadap

perkembangan optimal anak adalah menyediakan dan memberikan pengasuhan

yang memadai. Pengasuhan lebih daripada sekedar memberi rasa aman kepada

anak. Perilaku pengasuhan meliputi penyusuan; memberikan keamanan emosional

dan mengurangi stress pada anak; menyediakan perlindungan, pakaian, dan

makanan; mencegah dari penyakit; interaksi dan rangsangan; bermain dan

berosialisasi; melindungi dari paparan patogen; dan menyediakan lingkungan

Page 46: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

30

yang aman. Selanjutnya, Engle (1992) dalam Evans dan Stansberry (1998)

menambahkan perilaku pengasuhan termasuk penggunaan sumber daya di luar

keluarga, meliputi klinik pencegahan dan pengobatan, asuhan prenatal,

penggunaan obat tradisional, dan jaringan anggota keluarga (extended family).

Ada beberapa variabel yang menentukan kualitas pengasuhan. Evans dan

Stansberry (1998) mengemukakan rangkuman beberapa karakteristik anak yang

mungkin memiliki dampak pada asuhan yang diterimanya, yang pada gilirannya,

akan menentukan status gizi anak.

a. Keberadaan anak, yang merupakan kombinasi antara temperamen,

perilaku, dan penampakan anak. Seorang anak yang atraktif memerlukan

perhatian dan asuhan yang lebih daripada anak yang kurang atraktif. Anak

yang mengalami ketidakmampuan fisik dan emosional mungkin memiliki

resiko kurang gizi yang lebih besar daripada anak yang tidak menderita

gangguan fisik/emosional. Hal ini, salah satunya disebabkan orang

tua/pengasuh kurang berbaur dengan mereka.

b. Usia perkembangan anak dan resiko kesehatan dan gizi yang sedang

dihadapi. Anak memiliki kebutuhan yang berbeda pada pada tahap yang

berbeda selama usia dini. Pada masa tahun pertama kehidupan, anak

berada pada keadaan yang paling beresiko mortalitas. Pada akhir masa

bayi dan selama periode toddler (masa anak mulai berjalan), anak berada

pada resiko paling besar mengalami gangguan pertumbuhan.

c. Nilai sosial anak. Anak dapat mendapatkan jenis pengasuhan yang berbeda

sebagai akibat dari nilai sosial dan budaya mereka. Ketika pria dan wanita

tidak dinilai secara setara, pengasuhan dapat berbeda untuk tiap jenis

kelamin. Pada beberapa kelompok masyarakat, wanita menerima

perlakuan yang sama pada akses ke pangan, perawatan kesehatan,

pendidikan, dan perhatian, sementara pada masyarakat lain wanita

menerimanya lebih kecil.

d. Asal-usul anak, seperti anak dari orang tua tunggal atau anak dari

hubungan tidak resmi, dapat mempengaruhi praktek pengasuhan. Urutan

kelahiran dapat menjadi suatu penentu bagaimana anak diasuh.

Page 47: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

31

e. Keadaan dimana anak dibesarkan. Beberapa anak membutuhkan asuhan

psikososial eksta karena ketidakcukupan pengasuhan pada masa lalu

(misalnya, sebagai korban perang atau kekerasan). Selain itu, ketika

keluarga berada pada tekanan ekonomi dan sosial, anak kemungkinan

besar menerima asuhan yang kurang memadai.

Karakteristik kunci pengasuhan yang baik adalah kemampuan orang

tua/pengasuh merespon perilaku anak. Responsivitas memiliki beberapa bentuk

termasuk kepedulian dan kemampuan berespon terhadap isyarat perkembangan

anak; perhatian; sikap dan keterlibatan; dukungan terhadap eksplorasi anak; dan

pembelajaran; dan perlindungan terhadap kekerasan.

Perhatian, sikap, dan keterlibatan yang diberikan oleh pengasuh

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, anak

memerlukan dorongan berbuat sendiri, bereksplorasi, dan belajar sendiri dari

pengasuh. Anak dilahirkan dengan kemampuan untuk belajar, tetapi mereka

membutuhkan dorongan dan kebebasan untuk dapat mengembangkan kemampuan

mereka.

Menurut pandangan psikoanalisa, peran tokoh ibu terlihat pada anak

sebagai pelindung dan pengasuh, tetapi kadang-kadang peran ibu pengganti juga

penting ketika ibu harus meninggalkan anaknya untuk bekerja (Gunarsa 1997).

Seorang ibu, baik ia tua maupun muda, kaya atau miskin biasanya secara naluriah

tahu tentang garis-garis besar dan fungsinya sehari-hari dalam keluarganya.

Sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga, khususnya bagi anak-anak

yang masih berusia dini. Maka keterlibatan ibu dalam mengasuh dan

membesarkan anak dapat membawa pengaruh positif maupun negatif bagi

perkembangan anak dimasa yang akan datang. Pengaruh negatif ibu dalam

mengasuh anak seperti terlalu melindungi dapat menyebabkan anak menjadi

lambat perkembangan kepribadiannya (Tjokrowinoto, Muthalib, Darmadji,

Hergutanto, Atmodiwirjo & Djiwatampu 1984).

Ibu memegang peranan yang sangat penting di dalam mendidik anaknya

terutama pada masa balita. Mendidik dalam hal ini menyangkut proses

pengenalan nilai-nilai, pengertian, serta pengetahuan, melalui berbagai bentuk

interaksi antara ibu dan anak. Anggota-anggota keluarga lain di dalam batas-batas

Page 48: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

32

tertentu dapat membantu ayah dan ibu mereka didalam melaksanakan fungsi

sebagai orang tua dalam mengasuh adiknya. Meskipun anggota keluarga lain

tersebut tidak akan pernah dapat menggantikan peranan dan posisi ayah dan ibu.

Di dalam ketidakhadiran ayah dan ibu, mereka dapat menjadi pengganti orang tua

(Tjokrowinoto et al. 1984).

Rutter (1984) dalam Satoto (1990), mengemukakan bahwa untuk

perkembangan normal, dibutuhkan kualitas asuhan ibu. Ada enam ciri yang

dibutuhkan untuk melakukan asuhan ibu dengan cukup baik yaitu: (1) hubungan

kasih sayang; (2) kelekatan atau keeratan hubungan; (3) hubungan yang tidak

terputus; (4) interaksi yang memberikan rangsangan; (5) hubungan dengan satu

orang; (6) melakukan pengasuhan anak di rumah sendiri. Dari keenam ciri

tersebut kasih sayang merupakan unsur yang penting sekali dalam hubungan yang

terjalin antara keluarga yang berkembang menjadi kelekatan anak terhadap orang

tua. Kelekatan ini merupakan aspek yang penting dalam hubungan ibu dan anak,

walaupun secara bersamaan kelekatan dapat pula terjalin antara anak dengan

orang lain (Karyadi 1985).

Seorang ibu cukup mempunyai waktu dan kesempatan untuk mengamati

dan mengenal anaknya sebagai individu, tidak hanya sebagai anggota kelompok.

Ibulah yang paling tahu minat anaknya, tahu bila ia perlu dorongan atau pujian

dan kasih sayang. Anak-anak yang mendapat kesempatan untuk tumbuh menjadi

anak-anak yang bahagia, produktif dan kreatif sehingga mereka akan lebih mampu

menghadapi macam-macam masalah dan tantangan hidup (Munandar 1985). Ibu

mungkin saja sepanjang hari di rumah akan tetapi kedekatan dengan anak kurang

dalam arti tidak ada kontak antara ibu dengan anak. Mungkin anak diserahkan

kepada pembantu atau ibu mempunyai kesibukan sendiri sehingga antara ibu

dengan anak kurang terjalin hubungan erat dan mesra yang memberi rasa puas dan

aman pada anak.

Dalam praktek pengasuhan anak, jumlah waktu interaksi antara orang tua

dan anak tidak semata-mata menentukan terbinanya kedekatan. Faktor yang lebih

menentukan adalah kualitas waktu. Tercapainya waktu yang berkualitas menuntut

kesiapan fisik dan mental, yang artinya orang tua dalam kondisi fisik yang sehat

dan hadir secara nyata dihadapan anak dan memusatkan perhatian sepenuhnya

Page 49: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

33

pada kebutuhan anak disaat interaksi orang tua dan anak berlangsung. Kualitas

interaksi ini lebih penting dari pada kuantitas interaksi yang lama dan terus

menerus tapi tanpa kepuasan.

Bagi ibu yang bekerja diharapkan masih dapat memberi waktu dan

perhatian untuk mengasuh anak. Jadi yang penting bagaimana waktu itu

digunakan untuk membentuk hubungan yang serasi dan hangat sekaligus

menunjang perkembangan anak (Munandar 1985). Apabila kedua orang tua

bersama-sama mengasuh anak maka anak mempunyai hubungan yang lebih

seimbang dengan kedua orang tuanya dan jika hanya ibu yang mengasuh anak

maka hubungan anak akan lebih erat dengan ibu dari pada ayahnya. Ibu

merupakan orang tua yang penting pada awal masa kanak-kanak, biasanya ia

merupakan favorit. Hal ini mendorong anak untuk mengalihkan perhatian

kepihak ayah. Pengasuhan anak merupakan suatu kerjasama yang memadukan

antara kemampuan melayani dan ketersediaan waktu, kesehatan dan pendidikan

ibu (Myers 1995).

Lebih lanjut Myers (1995) mengemukakan bahwa banyaknya waktu yang

dipergunakan ibu rumah tangga untuk mengasuh anak merupakan salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi keadaan gizi anak, dan karena anak tersebut

belum dilepaskan sendiri, maka kebutuhan sehari-hari seperti makan, berpakaian

dan lain-lain masih tergantung pada orang tua khususnya ibu. Seorang ibu apakah

ia sepenuhnya sebagai ibu rumah tangga ataupun selaku pekerja selalu dihadapkan

pada berbagai kesibukan yang memerlukan pengaturan waktu.

Sehubungan dengan alokasi waktu ibu rumah tangga dalam mengasuh

anak maka peranan ibu rumah tangga dibagi menjadi dua yaitu peranan ibu

sebagai ibu rumah tangga dan peran ganda ibu dalam rumah tangga. Bagi ibu

rumah tangga yang tidak bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah otomatis

waktu yang tersedia dalam mengasuh dan merawat anak lebih banyak. Bahkan

jika anak yang dimiliki masih balita dan belum mengikuti pendidikan dini di

sekolah, waktu bersama anak dapat 24 jam dalam satu hari satu malam. Tahap-

tahap pengasuhan dan perawatan anak mulai anak bangun pagi sampai anak tidur

pada malam hari dapat dilakukan oleh ibu sepenuhnya (Satoto 1990).

Page 50: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

34

Di usianya yang memasuki masa prasekolah, anak sudah menjadi prototip

manusia dewasa. Ia bukan lagi bayi yang masih sangat tergantung pada orang tua

atau pengasuhnya. Gabungan antara bimbingan dan tuntunan orang tua dengan

potensi yang ada pada anak membentuk diri anak yang unik. Oleh karena itu,

bagaimana orang tua, termasuk pengasuh, membantu anak mengembangkan diri

sejak usia prasekolah sangat penting artinya bagi anak.

Perkembangan sosial, emosial, dan intelektual anak sangat tergantung

pada pola pengasuhan baik oleh orang tua, guru, atau pengasuh lain.

Perkembangan intelektual anak tidak semata-mata dipengaruhi oleh satu faktor,

tetapi juga oleh faktor genetik, kecukupan gizi, pola pengasuhan di rumah,

perlakuan di sekolah, dan perlakuan di masyarakat sekitarnya. Orang tua sebagai

pendidik yang pertama dan utama adalah tokoh sentral yang diharapkan dapat

mengantarkan anak pada pengoptimalan perkembangan potensi anak, dengan

memberi perlakuan dan bimbingan yang tepat (Evans & Stansberry 1998).

Selain itu, modal terpenting bagi seorang anak sehubungan dengan

perkembangan sosialnya adalah, pertama, rasa aman yang dia peroleh dari

pengasuhnya. Kedua, kualitas hubungan yang baik dengan saudara kandung,

teman, dan gurunya. Hubungan antar pribadi yang hangat di antara mereka juga

membuat anak merasa nyaman dan penuh percaya diri dalam berhubungan dengan

lingkungannya (TRA 2000).

Menurut UNICEF dalam Soekirman (2000), salah satu faktor yang

mempengaruhi status kesehatan anak adalah pola pengasuhan. Pola pengasuhan

secara tidak langsung akan mempengaruhi status gizi anak. Jus’at, Jahari,

Achmadi, Putra, dan Soekirman (2000) melihat pentingnya pola asuh yang baik

dalam pertumbuhan dan perkembangan balita. Lebih khusus lagi, mereka

menyatakan bahwa pola asuh gizi merupakan bagian dari pola asuh yang

diwujudkan dengan tersedianya pangan dan perawatan kesehatan serta sumber

daya lainnya untuk kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan anak.

Beberapa aspek kunci dari pola asuh gizi, antara lain adalah pengasuhan

psikososial, penyiapan makanan, kebersihan diri dan sanitasi lingkungan, praktek

kesehatan di rumah tangga dan pola pencarian pelayanan kesehatan.

Page 51: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

35

Peran pola asuh (care) dalam pertumbuhan dan perkembangan anak dapat

dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Peran Pola Asuh (Care) pada Pertumbuhan dan Perkembangan Anak (Sumber: Jus’at, Jahari, Achmadi, Putra, dan Soekirman 2000)

Lingkungan Pengasuhan Keluarga

Benjamin S. Bloom melalui bukunya All Our Children Learning dalam

Theresia and Caplan (1983) mengatakan bahwa jika orang tua ingin meningkatkan

pembelajaran anak, suasana/lingkungan rumah adalah satu-satunya tempat di

mana mereka memiliki beberapa tingkat pengendalian. Rumah memiliki pengaruh

yang paling besar pada perkembangan bahasa anak dan kemampuan umumnya

untuk belajar. Orang tua menyediakan rumah sebagai tempat permulaan yang baik

bagi perkembangan anak. Orang tua adalah guru pertama anak.

Parent as the first teacher (PAFT) didasarkan pada filosofi bahwa orang

tua adalah guru pertama dan paling penting bagi anak. PAFT memberikan

dukungan praktis dan arahan gratis pada anak.

FAFT dapat membantu keluarga untuk (Anonim 2000):

• memahami bagaimana anak mereka tumbuh dan berkembang,

• mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak,

• menjamin kemanan dan kesejahteraan anak,

• memperoleh keyakinan pada keterampilan perawatan/pengasuhan

anak, dan

• memperoleh dukungan dan asistensi dari ahli yang mungkin

dibutuhkan untuk kesehatan dan perkembangan anak

CARE

Gizi dan Pertumbuhan

Perkembangan Psikomotor

Perkembangan Sosial

Perkembangan Kognitif

Page 52: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

36

Program ini menyerupai Gerakan Bina Keluarga Balita yang

dikembangkan oleh Kementerian Peranan Wanita dan kemudian diteruskan oleh

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.

Orang tua dan orang-orang yang terdekat dengan kehidupan anak memberi

pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak (Jalal,

2002). Selanjutnya disebutkan beberapa hal dapat diakukan orang tua untuk

meningkatkan status kesehatan dan perkembangan otak anak. Hal-hal yang dapat

dilakukan tersebut antara lain memberi rangsangan berupa kehangatan dan cinta

kasih yang tulus; memberi pengalaman langsung dengan menggunakan inderanya

(penglihatan, pendengaran, perasa, peraba, penciuman); interaksi melalui

sentuhan, pelukan, senyuman, nyanyian; mendengarkan dengan penuh perhatian;

menanggapi ocehan anak; mengajak bercakap-cakap dengan suara yang lembut;

dan memberikan rasa aman. Sentuhan tersebut sangat membantu dalam

merangsang otak untuk menghasilkan hormon yang diperlukan untuk

perkembangan.

Bertitik tolak dari kenyataan tersebut, pendidikan dalam kerangka

pembentukan kebiasaan berpikir dan bertindak pada anak harus mensinergikan

aspek-aspek tumbuh kembang anak. Aspek-aspek tumbuh kembang anak yang

harus dikembangkan mencakup: a) perkembangan keimanan dan ketaqwaan, b)

perkembangan budi pekerti, c) perkembangan sosial-emosional, d) perkembangan

displin, e) perkembangan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi, f)

perkembangan daya pikir, g) perkembangan seni dan kreativitas, dan h)

perkembangan fisik (Jalal 2002).

Sebagai orang tua, kita dapat memiliki pengaruh yang luar biasa pada

kreativitas anak. Bagi anak-anak, melakukan suatu kegiatan selalu merupakan hal

penting, hasil akhir adalah hanya sedikit mendapat perhatiannya. Oleh karena itu,

beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mendorong berkembangnya

kreativitas anak, antara lain adalah (Anonim 1999):

a. Jangan menginterpretasikan pekerjaan atau perbuatan anak sebagai

representasi dari semua tindakannya. Kesalahan dalam suatu tindakan

bukan berarti menggambarkan kekurangmampuannya dalam melakukan

Page 53: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

37

tindakan itu. Menyalahkan suatu tindakan anak akan menghambat

kreativitasnya.

b. Hindari mengevaluasi pekerjaan anak secara salah!

c. Biarkan anak sebebas mungkin untuk melakukan kegiatan yang berkaitan

dengan pengembangan kreativitasnya. Misalnya, jangan melarang anak

untuk mencoba menggunakan peralatan dapur (tetapi tidak merusak).

Anak prasekolah, misalnya, harus didorong untuk belajar dan mengikuti

aturan yang memberikan mereka akses yang bebas terhadap penggunaan

peralatan tersebut.

d. Pastikan bahwa Anda tidak berlebih-lebihan menerapkan aturan sampai ke

keadaan yang menyebabkan gangguan pada anak dalam berkreasi.

e. Berikan mereka pengertian bahwa ‘berbuat salah’ merupakan cara lain

untuk belajar. Menghentikan tindakan anak yang salah secara kaku

berakibat kepada penghambatan perkembangan kreativitasnya.

Ada beberapa faktor penting dalam keluarga yang turut menentukan

kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu faktor pendidikan orang tua,

pengetahuan gizi ibu, besar keluarga, pendapatan keluarga, dan gaya pengasuhan

orang tua.

Pendidikan Orang Tua. Ibu merupakan pendidik pertama dalam

keluarga, untuk itu perlu dibekali berbagai pengetahuan dan keterampilan agar ibu

mengerti dalam pengasuhan anak dan bersikap positif dalam membimbing

tumbuh-kembang anak secara baik sesuai dengan tahap perkembangan anak

(Darmaji, Patmonodewo, Atmodiwirjo, Hadis, dan Lestari 1984). Pendidikan ibu

disamping merupakan modal utama dalam menunjang perekonomian rumah

tangga juga berperan dalam pola penyusunan makanan untuk rumah tangga

maupun dalam pola pengasuhan.

Selanjutnya Darmadji et al. (1984) menyatakan bahwa dalam mengasuh

anak, ibu yang berpendidikan tinggi bersifat lebih terbuka terhadap hal-hal yang

baru karena lebih sering mengikuti artikel-artikel, pemberitaan-pemberitaan

melalui surat kabar, majalah maupun televisi mengenai anak sehingga lebih

mengerti perkembangan diri anak. Hal ini berbeda dengan ibu yang

berpendidikan rendah dengan pengetahuan dan pengertian yang terbatas mengenai

Page 54: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

38

kebutuhan dan perkembangan anak sehingga kurang menunjukkan pengertian, dan

cenderung mendominir anak mereka (Widjaja 1986).

Pengetahuan tentang kesehatan dan perkembangan anak yang minimal,

sekedar pengetahuan dan kebiasaan mengasuh yang di perolehnya dari orang tua

dan tetangga yang mungkin memiliki taraf pendidikan dan pengalaman yang juga

kurang merupakan unsur yang menghambat ibu dalam melaksanakan pengasuhan

anak semaksimal mungkin (Tjokrowinoto et al. 1984).

Pendidikan ibu sangat erat kaitannya dengan kesehatan anak, baik itu

diukur dari status gizinya ataupun dari kematian anak. Pudjiadi (1997)

mengatakan bahwa pengetahuan orang tua tentang usia yang tepat untuk memulai

penyapihan dapat menghindari dari penyimpangan pertumbuhan. Pada keluarga

dengan pendapatan rendah penyapihan terlalu dini akan menyebabkan kerugian

karena makanan yang diberikan kurang bergizi dan kurangnya pengetahuan

tentang makanan anak.

Selain pendidikan ibu yang berperan dalam pola pengasuhan anak dalam

rumah tangga, pendidikan ayah juga mempengaruh perkembangan anak dalam

pengasuhan yang diberikan, contohnya dalam pemberian makanan kepada anak.

Pada beberapa kultur di Indonesia banyak ditemui bahwa makanan yang disajikan

untuk ayah lebih baik dari yang lainnya seperti ibu dan anak karena ayah adalah

yang mencari nafkah. Tetapi jika ayah mengerti pentingnya gizi untuk anak

terutama pada masa pertumbuhan maka hal-hal tersebut akan dapat dihindari. Hal

ini hanya dapat berjalan jika ayah memiliki pendidikan yang memadai.

Pengetahuan Gizi Ibu. Sebagaimana dikatakan oleh Moehdji (1986)

bahwa sebagian besar kejadian gizi buruk pada anak dapat dihindari apabila ibu

mempunyai cukup pengetahuan tentang bagaimana cara mengolah bahan

makanan, cara mengatur menu dan mengatur makanan anak. Tetapi pengaruh

pengetahuan gizi terhadap konsumsi makanan tidak selalu linier, artinya semakin

tinggi tingkat pengetahuan gizi ibu rumah tangga, belum tentu konsumsi makanan

menjadi baik. Konsumsi makanan jarang dipengaruhi oleh pengetahuan gizi

secara tersendiri, tetapi merupakan interaksi dengan sikap dan keterampilan

(Sanjur 1982).

Page 55: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

39

Menurut Sajogyo, Suhardjo, dan Khumaidi (1994), secara tidak langsung

pengetahuan gizi ibu akan mempengaruhi status gizi anak, karena dengan

pengetahuannya para ibu dapat mengasuh dan memenuhi kebutuhan zat gizi anak

balitanya, sehingga keadaan gizinya terjamin.

Besar Keluarga. Banyaknya anggota keluarga akan mempengaruhi

konsumsi pangan. Suhardjo (1989) menyatakan bahwa ada hubungan sangat nyata

antara besar keluarga dan kurang gizi pada masing-masing keluarga. Jumlah

anggota keluarga yang semakin besar tanpa diimbangi dengan meningkatnya

pendapatan akan menyebabkan pendistribusian konsumsi pangan akan semakin

tidak merata. Pangan yang tersedia untuk suatu keluarga besar mungkin hanya

cukup untuk keluarga yang besarnya setengah dari keluarga tersebut. Keadaan

yang demikian tidak cukup untuk mencegah timbulnya gangguan gizi pada

keluarga besar. Seperti juga yang dikemukakan Berg (1986) bahwa jumlah anak

yang menderita kelaparan pada keluarga besar, empat kali lebih besar

dibandingkan dengan keluarga kecil. Anak-anak yang mengalami gizi kurang

pada keluarga beranggota banyak, lima kali lebih besar dibandingkan dengan

keluarga beranggota sedikit.

Dalam hubungannya dengan pengeluaran rumah tangga, Sanjur (1982)

menyatakan bahwa besar keluarga yaitu banyaknya anggota suatu keluarga, akan

mempengaruhi pengeluaran rumah tangga. Suhardjo (1989), mencoba

menghubungkan antara besar keluarga dan konsumsi pangan, diketahui bahwa

keluarga miskin dengan jumlah anak yang banyak akan lebih sulit untuk

memenuhi kebutuhan pangannya, jika dibandingkan keluarga dengan jumlah anak

sedikit. Lebih lanjut dikatakan bahwa keluarga dengan konsumsi pangan yang

kurang, anak balitanya lebih sering menderita gizi kurang.

Pendapatan Keluarga. Pendapatan dalam satu keluarga akan

mempengaruhi aktifitas keluarga dalam pemenuhan kebutuhan keluarga. Keadaan

ekonomi keluarga berperan dalam perkembangan anak dan menentukan tingkat

kesejahteraan keluarga. Dengan adanya perekonomian yang cukup dalam

keluarga, lingkungan materi yang dihadapi anak akan lebih luas serta memiliki

kesempatan untuk mengembangkan macam-macam kecakapan. Keadaan sosial

ekonomi keluarga yang serba kurang akan menyebabkan kondisi yang kurang

Page 56: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

40

baik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Disamping itu, jika pendapatan

keluarga sudah memadai, maka pengasuhan anak dapat dikonsentrasikan

sepenuhnya. Jika pendapatan keluarga tidak memadai maka diupayakan agar

kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dengan cara ibu membantu mencari nafkah

dengan bekerja.

Menurut Sajogyo, Suhardjo dan Khumaidi. (1994) pendapatan keluarga

meliputi penghasilan ditambah dengan hasil-hasil lain. Pendapatan keluarga

mempunyai peran yang penting terutama dalam memberikan efek terhadap taraf

hidup mereka. Efek di sini lebih berorientasi pada kesejahteraan dan kesehatan,

dimana perbaikan pendapatan ekonomi akan meningkatkan tingkat gizi

masyarakat. Namun demikian hal yang seperti itu tidak selamanya benar, sebab

pada hakekatnya terpenuhinya makanan pada keluarga sangat tergantung pada

berbagai faktor lain yang turut menentukan.

Apabila memang pendapatan dapat mempengaruhi kualitas gizi, tentunya

ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa jika pendapatan dari keluarga yang

berupa penghasilan pokok baik berupa gaji kerja, maupun hasil investasi lain

(tambak, perahu, usaha penyewaan peralatan, dan lain-lain), serta penghasilan

tambahan yang berupa kerja sambilan, makelaran dan lain-lain sebagian besar

dialokasikan untuk dibelanjakan membeli makanan yang dapat memenuhi

kebutuhan gizi seluruh anggota keluarganya. Adanya hubungan antara

pendapatan dan status gizi telah banyak dikemukakan para ahli (Sajogyo,

Suhardjo dan Khumaidi. 1994, Suhardjo 1989a).

Memang tidak selamanya bahwa seluruh pendapatan keluarga hanya untuk

memenuhi kebutuhan pangannya saja. Ada sebagian dari mereka yang

mempergunakan pendapatannya untuk menaikkan tabungan dan investasi mereka

(Suhardjo 1989a). Kalau pendapatan tiap bulan dari keluarga sangat mencukupi,

memang untuk menabung dan investasi sangat baik sebagai bekal dan persediaan

apabila ada keperluan yang mendadak dan untuk hari depan, tetapi jika

pendapatan mereka sangat pas-pasan terutama pada keluarga miskin akan sangat

berbahaya untuk kesehatan para anggota keluarganya terutama gizi anak-anaknya.

Penelitian yang dilakukan oleh Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas

kedokteran Universitas Indonesia menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan

Page 57: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

41

anak ditentukan oleh keadaan ekonomi keluarga disamping pendidikan ibu.

Keluarga yang keadaan ekonominya baik, dapat menyediakan makanan yang

bermutu hingga pertumbuhan dapat berjalan dengan baik.

Lingkungan Sekolah dan Pendidikan Anak Usia Dini

Selain keluarga (orang tua, saudara kandung) dan pengasuh lain, pihak

yang dapat berperan dalam pengasuhan anak prasekolah adalah sekolah (Taman

Bermain dan Taman Kanak-kanak). Sekolah dapat berperan sebagai bagian dari

sistem pengasuhan, mengoordinasikan sumber daya masyarakat, dan

mengembangkan jaringan keluarga untuk mendukung program pengasuhan anak

(Anonim 2003).

Pendidikan bagi anak usia dini atau anak usia 0 sampai dengan 6 tahun,

sejak lama telah menjadi perhatian para orang tua, para ahli pendidikan,

masyarakat dan pemerintah. Plato mengemukakan bahwa waktu yang paling tepat

untuk mendidik anak adalah sebelum usia 6 tahun (Jamaris 2003). Menurut Jalal

(2003a), cukup banyak alasan mengapa pendidikan sejak dini berperan besar

dalam pengembangan sumber daya manusia dan pembentukan manusia

seutuhnya. Mulai dari rendahnya rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) SD-SLTP,

tingginya angka mengulang pada kelas SD awal sampai dengan rendahnya

peringkat Human Development Index (HDI). Penelitian neurologi dan kajian

pendidikan anak dini usia juga cukup memberikan bukti betapa pentingnya

stimulasi sejak dini dalam mengoptimalkan seluruh potensi anak.

Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangannya, kebutuhan belajar

anak pun makin meningkat. Memasukkan anak ke sebuah lembaga pendidikan

(dalam hal ini ‘sekolah’) adalah salah satu upaya pemenuhan kebutuhan itu.

“Sekolah’ untuk anak usia prasekolah pada umumnya terbagi menjadi Taman

Bermain (usia 3-4 tahun) dan Taman Kanak-kanak (4-6 tahun). Sesuai dengan

sebutannya, kedua lembaga ini bukanlah sekolah seperti layaknya tempat belajar

bagi anak-anak yang berusia lebih tua. Taman Bermain (TB) dan Taman Kanak-

kanak (TK) adalah tempat bermain dan belajar menyesuaikan diri dengan

beberapa hal sebelum anak masuk sekolah kelak.

Di TB dan TK inilah untuk pertama kali anak belajar berpisah dari

lingkungan sehari-harinya di rumah untuk beberapa saat, dan belajar bergaul

Page 58: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

42

dengan lebih banyak orang. Selain itu dia mendapat ‘pengganti’ orang tua yaitu

guru. Di sinilah anak memperoleh pengalaman lain: belajar tunduk pada otoritas

selai orang tuanya.

Pendidikan anak usia dini di Indonesia, khususnya taman kanak-kanak

telah diselenggarakan sejak lama, yaitu sejak awal kemerdekaan Indonesia. Di

sekolah ini anak usia 4 – 5/6 tahun mendapat tempat untuk mengembangkan

potensi-potensi yang dimilikinya dalam berbagai bentuk kegiatan belajar dalam

bermain. Bentuk kegiatan ini diwujudkan dalam berbagai ekspresi diri secara

kreatif (Jamaris 2003).

Menurut Erikson dalam Tim Redaksi Ayahbunda (TRA), ada beberapa

prinsip pendidikan dari lembaga pendidikan yang perlu dipahami oleh guru, orang

tua, dan penyelenggara pendidikan (TRA 2000).

a. Setiap individu anak adalah unik

Tidak ada satu orang yang sama. Seseorang akan berkembang dengan baik

apabila keunikan atau keberadaannya dihargai oleh orang-orang disekitarnya.

Dalam hal belajar, misalnya, minat belajar anak belum tentu sama. Oleh

karena itu, program belajar di TB atau TK harus mempertimbangkan adanya

perbedaan minat antara anak yang satu dengan yang lainnya.

b. Perkembangan membawa perubahan

Pada dasarnya, perkembangan juga berarti perubahan. Demikian juga yang

terjadi pada anak, kemampuan dan karakternya berubah. Seorang anak

pemalas tidak harus selamanya jadi pemalas. Oleh karena itu, pemberian label

negatif kepada anak sangat tidak dibenarkan. Tugas guru maupun orang tua

adalah memberi pengaruh yang positif bagi perkembangan anak, dan

memberinya peluang untuk berubah.

c. Perkembangan berjalan secara bertahap

Irama perkembangan masing-masing anak berbeda. Ada yang cepat dan ada

yang lambat. Usia bukanlah patokan kaku dalam perkembangan, ia hanya

dianggap sebagai acuan dasar. Oleh karena itu, membanding-bandingkan

kemampuan anak dengan anak yang lain yang berusia sama, tidak akan

membawa manfaat baik bagi anak.

Page 59: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

43

d. Anak sedang dalam masa ‘genting’

Pada dasanya usia prasekolah adalah masa genting dalam kehidupan seorang

anak. Karena sesungguhnya, masa inilah masa ‘keemasan’ baginya dalam

belajar, masa yang peka untuk menyerap segala informasi yang ada

disekitarnya.

e. Semua aspek perkembangan saling berhubungan

Manusia adalah makhluk psikotik; perkembangan fisik, intelektual, dan sosio-

emosionalnya saling mempengaruhi. Terganggunya perkembangan satu aspek

akan berdampak pada aspek lainnya. Anak yang kekurangan gizi, misalnya,

tidak hanya akan terganggu pertumbuhan fisiknya tetapi juga perkembangan

intelektualnya.

f. Bakat dan lingkungan saling mempengaruhi perkembangan anak

Masing-masing anak dilahirkan dengan bakat dan minat yang berbeda. Namun

bukan berati lingkungan tidak dapat mempengaruhi potensi yang sudah ada

ini.

g. Perilaku anak tergantung pada motivasi dari dalam dan luar dirinya

Motivasi dari dalam diri adalah dorongan yang timbul atas kesadaran anak

sendiri untuk melakukan hal-hal yang ingin ia lakukan. Umumnya, anak-anak

akan melakukan hal positif apabila sadar bahwa tindakannya tersebut akan

menguntungkan baginya. Oleh karena itu, untuk memicu munculnya motivasi

dari dalam diri anak, pendidik hendaknya memberi lebih banyak pengertian

tentang keuntungan yang akan diperoleh anak apabila ia berlaku positif.

h. Perkembangan inteligensia bergantung pada pola pengasuhan

Perkembangan intelektual anak tidak semata-mata dipengaruhi oleh satu

faktor, tetapi oleh beberapa faktor, antara lain genetik, kecukupan gizi, dan

pola pengasuhan. Orang tua sebagai pendidik utama diharapkan dapat

mengantarkan anak kepada optimalisasi perkembangan potensinya.

i. Perkembangan pribadi anak tergantung pada hubungan antar priibadi,

kesempatan mengekspresikan diri, dan bimbingan pada setiap tahap

perkembangan

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa modal terpenting bagi

seorang anak untuk perkembangan sosialnya adalah, pertama, rasa nyaman yang

Page 60: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

44

diperoleh dari hubungannya dengan orang tua. Kedua, kualitas hubungan yang

baik (termasuk kebebasan mengekspresikan diri dengan saudara kandung, teman,

dan guru).

Senada dengan Erikson, Bredekam, Knuth, Kunesh, dan Shulman (1992)

mengajukan prinsip teoritis perkembangan dan belajar anak, termasuk anak

prasekolah. Pada dasarnya, dalam menjalankan program pendidikan pada anak,

hal yang penting diperhatikan adalah keberadaan anak itu sendiri (Tabel 3).

Di Indonesia, prinsip Erikson ini menjadi bekal bagi para guru di TB dan

TK. Pada kenyataannya, prinsip-prinsip ini menjadi dasar bagi berkembangnya

sistem pendidikan yang menganut prinsip bermain sambil belajar, bukan belajar

sambil bermain. Dengan tetap memperhatikan kebutuhan informasi pada anak,

para guru seyogyanya mengingat bahwa kegiatan utama anak usia 3-6 tahun

adalah bermain. Kegiatan belajar diberikan melalui permainan.

Tabel 3. Prinsip Teoritis Perkembangan dan Belajar Anak

Prinsip Praktek

Anak belajar paling baik ketika kebutuhan fisik mereka terpenuhi dan mereka merasa aman secara psikologis

• Anak dianjurkan untuk mendengar guru pada waktu yang tidak terlalu lama.

• Suasana lingkungan harus mendukung rasa aman bagi anak.

Anak membentuk pengetahua n

• Pengetahuan dibangun sebagai hasil dari interaksi dinamis antara anak dan lingkungan fisik dan sosial.

• Anak perlu didorong untuk mengembangkan kreativitasnya.

Anak belakar melalui interaksi sosial dengan anak atau orang dewasa lain

• Guru mendorong hubungan antara anak dengan orang yang lebih tua dan dengan teman sebayanya.

• Peran guru adalah sebagai pendukung, pengarah, fasilitator bagi perkembangan dan pembelajaran anak.

Minat anak untuk belajar • Guru perlu mengidentifikasi apa yang membuat anak tertarik, kemudian membiarkan anak melakukannya.

• Kegiatan yang didasarkan pada minat anak memberikan motivasi untuk belajar.

Perkembangan manusia dan perkembangan belajar dicirikan oleh variasi antar individu

• Masing-masing individu memiliki pola masing-masing dan saat untuk berkembang, demikian juga halnya dengan gaya belajarnya.

Sumber: Bredekamp et al. (1992)

Secara umum, jenjang pendidikan anak prasekolah di Indonesia terbagi

dua, yaitu TB untuk anak yang berusia 3-4 tahun dan TK untuk anak yang berusia

4-6 tahun yang dibagi menjadi dua, yaitu TK kecil (untuk anak yang berusia 4-5

tahun) dan TK besar (untuk anak yang berusia 5-6 tahun). Pada prinsipnya, tidak

Page 61: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

45

ada perbedaan antara jenjang ‘pendidikan’ pada TB dan TK, karena keduanya

didasarkan pada asas bermain sambil belajar. Hanya saja materi ‘pelajaran’ dan

lama ‘belajar’ sedikit berbeda sesuai dengan tahap perkembangan anak.

Pada umumnya, pada TB anak-anak hanya masuk ‘sekolah’ sebanyak 2

kali seminggu, sementara anak TK masuk setiap hari kecuali hari minggu. Lama

belajar setiap hari adalah 3 jam. Pada TK, anak-anak diharapkan sudah mandiri

sehingga tidak perlu lagi ditunggui oleh orang tua. Sementara itu, kehadiran orang

tua/pengasuh sangat diharapkan pada TB, karena anak masih sangat memerlukan

bantuan orang lain untuk merawatnya.

Di TB, materi ‘pelajaran’ diberikan secara informal, tanpa pengarahan

ketat. Anak-anak bebas melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan minatnya.

Guru hanya berperan sebagai pengawas dan pembimbing. TK memerlukan arahan

guru. Pada jam menggambar, misalnya, diharapkan semua anak melakukan

kegiatan menggambar. Pada TK sudah diajarkan mengenal aturan, displin,

tanggung jawab, dan kemandirian. Displin mulai ditanamkan pada TK kecil, dan

makin dikembangkan pada TK besar.

Bentuk pembelajaran dan pengajaran pada anak prasekolah harus

didasarkan pada prinsip-prinsip pendidikan bagi anak secara umum, dan anak

prasekolah secara khusus. Model tersebut harus memberikan gambaran yang jelas

mengenai apa yang dilakukan anak dan guru. Tabel 4 memuat hal-hal yang perlu

dilakukan anak dan guru berkaitan dengan proses pembelajaran anak prasekolah.

Belajar dan perkembangan yang bersifat individual, tidak mungkin untuk

menetapkan harapan yang seragam. Namun, itu adalah mungkin mengidentifikasi

paramater untuk mengarahkan keputusan tentang kesesuaian harapan kurikulum

(Bredekamp et al. 1992). Kerangka berikut berguna untuk menentukan kandungan

kurikulum bagi penyelenggaran pendidikan bagi anak prasekolah. Kerangka ini

merefleksikan siklus belajar manusia (pergeseran dari kesadaran, eksplorasi,

penyelidikan, dan penggunaan).

Kesadaran (awareness) adalah pengenalan luas terhadap parameter belajar:

kejadian, objek, orang, atau konsep. Eksplorasi (exploration) adalah proses

pemahaman komponen atau atribut dari kejadian, objek, orang, atau konsep

melalui apa pun yang tersedia. Penyelidikan (inquiry) adalah proses

Page 62: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

46

pengembangan pemahaman melalui kejadian, objek, orang, dan konsep. Pada

keadaan ini, anak mulai menggeneralisasikan konsep personalnya dan

menyesuaikannya dengan cara berpikir dewasa. Sedangkan penggunaan

(utilization) adalah taraf fungsional dari belajar, yang padanya anak dapat

menerapkan pemahamannya tentang kejadian, objek, orang, atau konsep.

Tabel 4. Model Pembelajaran dan Pengajaran

Apa yang Dilakukan Anak Apa yang Dilakukan Guru

Kesadaran Pengalaman Mendapatkan minat Merasakan Mengikuti

• Menciptakan suasana yang tepat • Menyediakan kesempatan dengan

mengenalkan objek dan kejadian baru • Mengundang minat dengan mengajukan

masalah atau petanyaan • Merespon minat anak atau membagi

pengalaman • Menunjukkan minat dan gairah

Penjelajahan Mengamati Mengumpulkan informasi Menemukan Mewakili Membentuk pemahaman sendiri Menerapkan aturan sendiri Menciptakan pengertian personal

• Memfasilitasi • Mendukung • Memperluas permainan • Menggambarkan kegiatan anak • Menanyakan pertanyaan terbuka, misalnya

“Apa lagi yang dapat kamu lakukan?” • Menghargai pemikiran anak

Penyelidikan Menguji/Memeriksa Menginvestigasi Memfokuskan Mengajukan penjelasan Membandingkan pemikiran sendiri dengan pemikiran orang lain

Menggeneralisasikan Menghubungkan Menyesuaikan dengan sistem aturan konvensional

• Membantu anak memperbaiki pemahaman • Mengarahkan anak, memfokuskan perhatian • Menanyakan pertanyaan yang terfokus,

misalnya “Apa yang terjadi jika?” • Menyediakan informasi jika diperlukan • Membantu anak membuat pengaitan

(connections) • Memberikan waktu untuk penyelidikan

berkelanjutan

Penggunaan Menggunakan pembelajaran

pada berbagai cara, belajar menjadi fungsional

Menerapkan ke sistuasi baru

• Membantu anak untuk berlaku pada situasi baru

• Menyediakan situasi yang bermanfaat untuk belajar

Sumber: NAEYC and NAECS/SDE “Guidelines for Appropriate Curriculum Content and Assessment for Programs Serving Children Ages 3 through 8” (1990) dalam Bredekamp et al. (1992)

Page 63: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

47

Lingkungan Peer Group

Memasuki usia 3 tahun, seorang anak akan semakin mandiri dan mulai

mendekatkan diri pada teman-teman sebayanya. Pada tahap ini ia mulai

menyadari apa yang ia rasakan, apa yang mampu dan belum dapat ia lakukan.

Kesadaran ini didukung oleh kemampuannya yang pesat dalam perkembangan

bahasa. Perbendaharaan katanya sudah cukup banyak untuk mengkomunikasikan

keinginannya (Sujiono 2002).

Alasan lain perlunya memasukkan anak usia prasekolah ke lembaga

pendidikan adalah bahwa anak perlu teman bermain. TB dan TK menawarkan

berbagai jenis permainan dan kesempatan bermain bersama. Anak usia 4-6 tahun

secara sosial dan intelektual dirangsang melalui kontak dengan teman

bermainnya, gurunya, dan kegiatan dan kejadian di sekolah (Theresia & Caplan

1983).

Melalui percakapan sehari-hari dengan teman-temannya di taman kanak-

kanak, anak prasekolah dipenuhi dengan pembicaraan dan pertanyaan. Mereka

dapat mendiskusikan hal ilmu pengetahuan sederhana, misalnya mengenai kelinci,

ular, dan ikan. Mereka dapat merangkum reaksi individualnya kepada apa yang

mereka lihat atau dengar pada perjalanan kelompok (study tour).

Persahabatan atau pertemanan adalah hal yang mendasar pada anak usia

dini termasuk anak prasekolah. Persahabatan dengan kelompok sebaya (peer

group) memberikan mereka pengalaman yang sangat berharga dalam

perkembangan motorik, sosial dan emosional, mental dan intelektual, serta

perkembangan bahasanya. Bermain dengan anak-anak sebayanya memberikan

mereka pengalaman yang menyenangkan atau bahkan menyakitkan

(mengecewakan).

Pengaruh Morbiditas terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah

Masa usia prasekolah merupakan masa yang masih rawan, karena pada

masa ini bila anak kekurangan makanan yang bergizi, maka akan mudah sekali

terserang penyakit dan gangguan kesehatan lainnya yang pada akhirnya akan

mempengaruhi pertumbuhan otak dan terjadinya gangguan perkembangan

inteligensia (Winarno 1990).

Page 64: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

48

Sehat atau tidaknya anak dapat dilihat dari ada atau tidaknya penyakit

infeksi yang diderita. Infeksi saat ini lebih sering akibat dari interaksi hospes

dengan bakteri yang menyusun flora normal hospes, dan bukan dari

mikroorganisme eksogen. Ini sangat berbeda dengan epidemi penyakit infeksi

pada zaman dahulu, misalnya pes, kolera dan cacar, yang merupakan penyakit-

penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang mampu menimbulkan

infeksi pada hospes yang rentan dan dengan demikian merupakan bencana pada

ras manusia. Sekarang ancaman infeksi yang paling serius disebabkan oleh

mikrobiota kita sendiri (Shulman, Phair & Sommer 1994).

Untuk mendiagnosis penyakit infeksi, diperlukan pemeriksaan terhadap

penderita secara klinis dan laboratoris. Tiap-tiap pemeriksaan terkadang secara

timbak balik diperlukan sekali dan tidak dapat diabaikan. Terkadang secara klinis

saja sudah dapat diperkirakan penyebabnya, namun pemeriksaan secara

laboratoris diperlukan juga. Terkadang kita temukan penyakit dengan sindrom

atau gejala-gejala yang sama, tetapi berlainan kuman penyebabnya. Untuk itu

diperlukan pemeriksaan laboratorium. Contohnya adalah penyakit diare atau

buang air besar berair atau berlendir dapat disebabkan oleh kuman-kuman seperti

Salmonella, Basil Dysentery atau oleh virus (Prabu 1998).

Jenis-jenis penyakit infeksi yang sering menyerang anak-anak antara lain,

pilek, radang saluran pernafasan, batuk, diare dan demam. Penyakit pilek adalah

penyakit yang mengganggu kehidupan kita sehari-hari. Gejala-gejala awal dari

penyakit pilek adalah rasa tidak enak badan, kadang-kadang langsung dimulai

dengan demam, rasa pegal linu, lemas, lesu, bersin-bersin, terasa nyeri diotot-otot

dan sendi. Penyebab dari pilek adalah virus (Prabu 1998).

Penyakit radang saluran pernafasan terutama banyak terdapat pada

musim hujan atau di daerah tempat udaranya selalu lembab. Penderita penyakit

tersebut umumnya adalah anak muda dan orang tua. Selain itu juga ada orang-

orang tertentu yang mudah terserang oleh penyakit tersebut karena lemahnya

badan mereka. Penyebab utama penyakit radang saluran pernafasan adalah akibat

penyakit pilek dan akibat perubahan udara. Umpamanya udara yang panas yang

diikuti menurunnya suhu udara, sehingga daya penyesuaian tubuh terhadap

Page 65: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

49

perubahan cuaca tidak cukup baik, maka seseorang akan mudah terserang

penyakit.

Penyakit batuk biasanya banyak terjadi pada anak balita. Penyebab

penyakit ini adalah kuman Haemophylus pertusis. Kuman ini biasanya berada di

saluran pernafasan. Bila anak-anak dalam keadaan daya tahan tubuhnya

melemah, maka kuman tersebut mudah sekali menyerang dan menimbulkan

penyakit. Penularannya melalui cairan yang keluar dari hidung yang tersembur ke

luar waktu batuk atau bersin. Perawatan dan pencegahan penyakit ini tidak terlalu

sulit. Bila anak tidak begitu menderita dan cuaca cukup baik, boleh ia dibawa

keluar agar dapat menghirup udara segar dan bersih. Makanan sebaiknya

diberikan yang ringan-ringan dan cukup bergizi. Pencegahan penyakit ini dengan

imunisasi DPT (Prabu 1998).

Diare adalah buang air besar yang disertai banyak air dan merupakan

kumpulan gejala dari berbagai penyakit. Diare biasanya bersamaan dengan

peradangan usus. Diare tidak boleh dianggap sepele, keadaan ini harus dihadapi

dengan serius, mengingat cairan banyak keluar dari tubuh, sedangkan tubuh pada

umumnya (60%) terdiri daripada air. Sebab itu bila seseorang menderita diare

berat, maka dalam waktu singkat tubuh penderita sudah kelihatan sangat kurus

(Shulman, Phair & Sommer 1994).

Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja pada saat sakit, tetapi

pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara rutin setiap bulan, akan

menunjang pada tumbuh kembang anak. Oleh karena itu pemanfaatan fasilitas

pelayanan kesehatan dianjurkan untuk dilakukan secara komprehensif, yang

mencakup aspek-aspek promotif, preventiv, kuratif dan rehabilitatif. Anak yang

sering mengalami penyakit infeksi akan terganggu tumbuh kembangnya dan juga

akan mengalami stres yang berkepanjangan akibat dari penyakitnya (Soetjiningsih

1998).

Dampak Stimulasi terhadap Perkembangan Anak

Stimulasi adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk membantu

anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal. Kegiatan ini dilakukan

melalui serangkaian latihan terarah dan berkesinambungan yang meliputi kegiatan

gerak, bicara, bergaul dan pembinaan kemandirian anak (Madanijah 2000). Awal

Page 66: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

50

kehidupan anak merupakan masa kritis dalam kehidupan manusia dan kematangan

yang dicapai harus disempurnakan dengan rangsangan yang tepat. Menurut

Patmonodewo (1993), intervensi dini membantu anak dalam keluarga, bertujuan

agar anak dapat bertahan dan optimal dalam perkembangannya. White dalam

Patmonodewo (1993) menekankan bahwa pada usia tiga tahun pertama adalah

masa penting untuk diberi intervensi dan Patmonodewo (1993) menyatakan

bahwa sangat terlambat jika intervensi diberikan pada ulang tahun kedua. Hasil

penelitian di Tempat Penitipan Anak Pangalengan menunjukkan bahwa anak yang

diasuh oleh pengasuh yang mendapatkan pelatihan psikososial mempunyai IQ

rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang diasuh dengan pengasuh

yang tidak dilatih (Pollit et al. 1998). Sehingga peranan keluarga terutama ibu

dalam mengasuh anak sangat menentukan tumbuh kembang anak. Pengasuhan

yang baik dalam pemberian makanan, pemeliharaan kesehatan, dan stimulasi

mental serta dukungan emosional dan kasih sayang akan memberikan kontribusi

yang nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan intelektual anak (Engle &

Lhotska 1999, Husaini 1999).

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat pengaruh stimulasi

psikososial terhadap perkembangan anak, baik yang dilakukan dalam bentuk

intervensi tunggal maupun gabungan dengan intervensi lainnya. Patmonodewo

(1993) melakukan penelitian dengan memberikan stimulasi psikososial “Ibu Maju

Anak Bermutu” terhadap anak baduta usia 12-24 bulan. Walker dan Grantham

McGregor (2000) melakukan penelitian dengan memberikan intervensi stimulasi

psikososial selama 2 tahun pada anak berumur 9-24 bulan. Selain itu Grantham-

McGregor, Walker, Chang dan Powell melakukan penelitian dengan intervensi

stimulasi psikososial yang dipadukan dengan suplemen. Anwar (2002) melakukan

studi intervensi terpadu kepada anak baduta (12-18 bulan) selama 4 bulan dengan

bentuk intervensi : stimulasi psikososial “Ibu Maju Anak Bermutu, penyuluhan

gizi setiap dua minggu sekali, penyuluhan kesehatan setiap dua minggu sekali,”

dan pemberian makanan tambahan berupa bahan makanan pokok yaitu beras,

kentang dan telur dengan kandungan zat gizi mendekati 70% kebutuhan zat gizi

anak umur 12-18 bulan. Pada tahun 2005, Herawati melakukan penelitian

intervensi terpadu juga kepada anak baduta (usia 6 bulan) selama 6 bulan dalam

Page 67: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

51

bentuk stimulasi psikososial, penyuluhan gizi dan kesehatan dan pemberian

suplemen delvita. Gambaran singkat beberapa hasil penelitian stimulasi

psikososial seperti terlihat pada Tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5. Hasil Penelitian Intervensi Stimulasi Psikososial pada Anak

Peneliti Contoh Intervensi&desain Pengukuran Hasil&Kesimpula

n Patmono-dewo (1993)

69 anak usia 12-24 bulan Klp I : stimulasi Klp II : kontol

Stimulasi psikososial

Home Observation for Measurement of the Environment (HOME) Bayley Scales

Klp I nyata lebih baik dibanding klp II dalam hal skor HOME dan skor Bayley (mental dan psikomotor)

Walker & GranthamMcGregor (2000)

Anak 9-24 bulan klp 1: growth restricted children Klp 2 : non restricted children

Stimulasi psikososial selama 2 tahun

Sesudah 4 tahun intervensi WICS

Stimulasi Psikososial kecil tapi nyata berdampak positif jangka panjang terhadap kognitif Performans klpk I nyata lebih jelek dibanding klpk II

Grantham McGregor et al. (1997)

127 anak ; 9-24 bln Klp I: Supplementasi KlpII: Stimulasi Klp III: Suppl+Stimulasi Klp IV: kontrol

Intervensi stimulasi: 2 tahun

General cognitive, Perceptual-motor factor, memory

Klp I, II, III nyata lebih baik dibanding kontrol Klp III bisa kejar tumbuh (32 anak) Klp II hanya nyata pada ibu yang IQ verbalnya lebih tinggi

Anwar (2002)

105 anak; 12-18 bln klp I : kontrol klp II: intervensi tidak lengkap klp III: intervensi lengkap

Intervensi: penyuluhan gizi, penyuluhan kesehatan, pemberian makanan tambahan (telur, kentang & beras) dan stimulasi psikososial

Home Observation for Measurement of the Environment (HOME) Bayley Scales

MDI klp III & I nyata berbeda MDI klp II & III tidak nyata PDI tidak berbeda nyata. Terdapat hubungan nyata antara MDI, PDI, dg Total HOME

Herawati (2005)

171 anak; 6-12 bln klp I : kontrol klp II: intervensi tidak lengkap klp III: intervensi lengkap

Intervensi: penyuluhan gizi, penyuluhan kesehatan, pemberian suplementasi dan stimulasi BKB

Home Observation for Measurement of the Environment (HOME) Bayley Scales

Perlakuan pada klp II dan III berdampak positif pada tumbuh-kembang bayi. Perlakuan pada klp III berdampak positif pada PDI.

Page 68: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

52

Berbagai Rancangan Program Pendidikan Prasekolah

Perkembangan pendidikan prasekolah tidak hanya terjadi di negara yang

telah maju saja, tetapi juga di negara yang sedang membangun. Berbagai macam

pelayanan pendidikan prasekolah ditemukan di sekitar kehidupan kita, baik yang

diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun oleh pihak swasta, baik yang

langsung menjangkau anak didik atau melalui pemberian pelatihan kepada para

ibu atau sekaligus yang menjangkau anak dan ibunya. Hal tersebut membuktikan

betapa pentingnya pendidikan untuk anak prasekolah.

Berbagai alternatif program pendidikan untuk anak prasekolah baik yang

diselenggarakan di sekolah maupun yang di luar sekolah seperti Taman Kanak-

Kanak, Tempat Penitipan Anak, Bina Keluarga dan Balita, HIPPY, Head Start,

sekolah luar biasa (Patmonodewo, 2003). Dalam pendidikan formal seperti taman

kanak-kanak, pengajarnya adalah orang-orang yang memang telah mendapat

pendidikan khusus tetapi di dalam pendidikan non formal yang diselenggarakan

masyarakat setempat, pengajarnya atau pelatihnya bukanlah selalu orang yang

mempunyai latar belakang pendidikan guru.

Minat mengembangkan pendidikan prasekolah bersumber dari lima

macam pemikiran, yaitu:

• Meningkatnya tuntutan terhadap pengasuhan anak dari para ibu yang bekerja,

yang berasal dari berbagai tingkatan sosial ekonomi.

• Adanya perhatian yang dikaitkan dengan produktivitas, persaingan yang

bersifat internasional, permintaan tenaga kerja yang bersifat global,

kesempatan kerja yang luas baik bagi wanita maupun bangsa manapun.

• Pandangan bahwa pengasuhan anak sebagai suatu kekuatan utama guna

membantu para ibu untuk meningkatkan kualitasnya baik sebagai ibu maupun

sebagai sumber daya manusia pada umumnya, sehingga dapat bersaing dalam

pasar tenaga kerja.

• Adanya hasrat untuk meningkatkan kualitas anak sejak usia dini terutama bagi

mereka yang orang tuanya kurang beruntung, antara lain yang kurang mampu

memasukkan anak ke TK.

• Program untuk anak usia dini mempunyai dampak positif yang panjang

terhadap peningkatan kualitas perkembangan anak.

Page 69: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

53

Pelayanan pendidikan untuk anak prasekolah sangat bervariasi

programnya, yaitu:

1. Day Care/Tempat Penitipan Anak (TPA)

Day care adalah sarana pengasuhan anak dalam kelompok, biasanya

dilaksanakan pada saat jam kerja. Day care merupakan upaya yang terorganisasi

untuk mengasuh anak-anak di luar rumah selama beberapa jam dalam satu hari

bilamana asuhan orang tua kurang dapat dilaksanakan secara lengkap. Dalam hal

ini pengertian Day Care hanya sebagai pelengkap terhadap asuhan orang tua dan

bukan sebagai pengganti asuhan orang tua (Patmonodewo 2003).

Sarana penitipan anak ini biasanya dirancang secara khusus baik program,

staf maupun pengadaan alat-alatnya. Tujuan sarana ini untuk membantu dalam hal

pengasuhan anak-anak yang ibunya bekerja. Semula sarana penitipan anak

diperuntukkan bagi ibu dari kalangan keluarga yang kurang beruntung, sedangkan

sekarang sarana ini lebih banyak diminati oleh keluarga tingkat menengah dan

atas yang umumnya disebabkan kedua orang tuanya bekerja.

Berdasarkan hasil rapat koordinasi ‘Usaha Kesejahteraan Anak’

Departemen Sosial Republik Indonesia, dikemukakan pengertian Tempat

Penitipan Anak (TPA) adalah lembaga sosial yang memberikan pelayanan kepada

anak-anak balita yang dikhawatirkan akan mengalami hambatan dalam

pertumbuhannya, karena ditinggalkan orang tua atau ibunya bekerja. Pelayanan

ini diberikan dalam bentuk peningkatan gizi, pengembangan intelektual,

emosional dan sosial.

Pada kenyataannya dari lapangan ada beberapa alasan dari para ibu yang

menyerahkan anaknya kepada TPA, antara lain:

• Kebutuhan untuk melepaskan diri sejenak dari tanggung jawab dalam hal

mengasuh anak secara rutin.

• Keinginan untuk menyediakan kesempatan bagi anak untuk berintegrasi

dengan teman seusianya dan tokoh pengasuh lain.

• Agar anak mendapat stimulasi kognitif secara baik.

• Agar anak mendapat pengasuhan pengganti sementara ibu bekerja.

Menurut Newman (1975) dalam Patmonodewo (2003) keuntungan TPA adalah:

• Lingkungan lebih memberikan rangsangan terhadap panca indra.

Page 70: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

54

• Anak-anak akan memiliki ruang bermain (baik di dalam maupun di luar

ruang) yang relatif lebih luas bila dibandingkan rumah mereka sendiri.

• Anak-anak lebih memiliki kesempatan berinteraksi atau berhubungan dengan

teman sebaya yang akan membantu perkembangan kerjasama dan

keterampilan berbahasa.

• Para orang tua dari anak-anak mempunyai kesempatan saling berinteraksi

dengan staf TPA yang memungkinkan terjadi peningkatan keterampilan dan

pengetahuan dan tata cara pengasuhan anak.

• Anak akan mendapat pengawasan dari pengasuh yang bertugas.

• Pengasuh adalah orang dewasa yang sudah terlatih.

• Tersedianya beragam peralatan rumah tangga, alat permainan, program

pendidikan dan pengasuh serta kegiatan yang terencana.

• Tersedianya komponen pendidikan seperti anak belajar mandiri, berteman

dan mendapat kesempatan mempelajari berbagai keterampilan.

Beberapa kelemahan TPA adalah sebagai berikut:

• Pengasuhan yang rutin di TPA kurang bervariasi dan sifatnya kurang

memperhatikan pemenuhan kebutuhan masing-masing anak secara pribadi

karena pengasuhan kurang memiliki waktu yang cukup.

• Anak-anak ternyata seringkali kurang memperoleh kesempatan untuk mandiri

atau berpisah dari kelompok.

• Sosialisasi lebih mengarah pada kepatuhan daripada otonomi.

• Para orang tua cenderung melepaskan tanggung jawab mereka sebagai

pengasuh kepada TPA.

• Kurang diperhatikan kebutuhan anak secara individual.

• Berganti-gantinya pengasuh yang seringkali menimbulkan kesulitan pada

anak untuk menyesuaikan diri dengan pengasuh.

• Anak mudah tertular penyakit dari orang lain.

Tempat Penitipan Anak seperti yang tersebut di atas sudah berkembang di

Indonesia. TPA ini dikategorikan dalam 5 (lima) macam sesuai dengan tempat

penyelenggaraannya: (1) TPA perkantoran; (2) TPA lingkungan atau perumahan;

(3) TPA industri, yang tempat penyelenggaraannya di kawasan industri atau

dengan perusahaan di mana ibu bekerja; (4) TPA perkebunan, yang umumnya

Page 71: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

55

diselenggarakan oleh pihak pemilik perkebunan; (5) TPA pasar, yang

diselenggarakan di lingkungan pasar, di mana ibu-ibu mereka berdagang.

Di Amerika dikenal TPA yang berbentuk rumah keluarga. Pemilik rumah

yang berperan sebagai pengasuh anak dalam jumlah yang kecil. Umumnya sarana

tersebut diselenggarakan oleh orang tua yang merasa tidak puas dengan suasana

day care yang kurang hangat dan jauh dari suasana kekeluargaan. Sedangkan

dengan day care model ini, suasana kekeluargaan dan kehangatan masih

diperoleh. Sikap tersebut membuktikan bahwa pengasuhan untuk anak usia dini

perlu menekankan kedua unsur tersebut. Umumnya yang ada di TPA keluarga

tersebut ialah anak yang berusia 1,6-2,6 tahun.

2. Pusat Pengembangan Anak yang Terintegrasi

Pusat ini biasanya memberikan berbagai pelayanan yang dibutuhkan anak

dengan cara mengkombinasikan sarana pendidikan prasekolah dengan pemberian

gizi, kesehatan dan kadang-kadang dengan sarana-sarana yang lain dalam pusat

tersebut. Dari berbagai kepustakaan ditemukan berbagai varisi bentuk sarana

seperti tersebut dari berbagai negara, antara lain:

Di Columbia, Amerika Selatan sejak tahun 1974 diselenggarakan

pendidikan prasekolah yang dikombinasikan dengan program pemberian gizi, dan

kesehatan, guna mendukung perkembangan fisik, aspek kecerdasan, sosial dan

emosi anak. Pusat tersebut menyediakan perawatan kesehatan oleh seorang dokter

anak dan anak diberi makan tiga kali sehari selama 5 hari dalam seminggu.

Umumnya dalam pusat pelayanan tersebut para orang tua tidak berpartisipasi.

Di India terdapat sarana perkembangan anak yang terintegrasi dengan

biaya penyelengaraannya relatif murah. Sarana ini mula-mula diselenggarakan

oleh pemerintah dalam tahun 1975, dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup

anak usia 0-6 tahun. Para orang tua mereka hidup di daerah perkotaan yang

kumuh dan pedesaan, juga menjangkau kaum minoritas. Pelayanan yang diberikan

berupa pemberian rangsangan kecerdasan, sosial dan emosional juga pemberian

makanan bergizi, imunisasi, vitamin A, dan kadang-kadang ada kegiatan untuk

mendidik para ibu. Dampak dari program ini adalah menekan angka kematian

bayi, kekurangan gizi yang berat dan angka jumlah anak yang tidak naik kelas di

sekolah dasar tidak bertambah .

Page 72: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

56

Di Brazillia bentuk sarana untuk anak prasekolah sedikit berbeda. Sarana

ini lebih diperuntukkan anak usia 4-6 tahun. Sarana yang terintegrasi berupa:

pemberian makanan, vitamin, kegiatan psikomotor dan sarana kesehatan

(pemeriksaan kesehatan umum, gizi, vaksinasi dan pemeriksaan penampilan

wajah).

Pelatihan ini dilaksanakan oleh guru-guru Taman Kanak-Kanak yang

dilatih dengan dibantu oleh ibu-ibu relawan secara bergilir. Para pelatih maupun

ibu relawan ini mendapat gaji 70% dari gaji di pemerintah, dengan 3 hari kerja

dalam seminggu.

Di Indonesia dikenal pula pelayanan yang terintegrasi dengan baik seperti

di Columbia, India maupun yang terdapat di Brazillia. Pelayanan tersebut dikenal

sebagai Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Sarana yang diberikan di pos tersebut

selain makanan bergizi, imunisasi, penimbangan, pemeriksaan kesehatan

termasuk keluarga berencana, di beberapa tempat ada kegiatan stimulasi mental.

Pelatihnya semua adalah relawan yang bertugas sebagai kader,

sebelumnya mendapat pelatihan sesuai dengan tugas yang dijalankan. Namun

dalam pelaksanaan posyandu di Indonesia mengalami “pasang surut” sehingga

pemerintah mengeluarkan kebijakan revitalisasi posyandu mengingat perannya

sangat besar dalam pemantauan tumbuh-kembang anak balita.

3. Pusat Kesehatan atau Gizi

Bentuk lain dari pelayanan untuk balita adalah pelayanan yang

menekankan pada kesehatan. Pelayanan ini meliputi kesehatan ibu yang

mengandung atau kesehatan janin, yang berarti perkembangan anak sejak ada di

dalam kandungan. Dalam pelayanan ini kesehatan ibu khususnya wanita menjadi

tujuan utama. Para ibu hamil mendapat perhatian melalui pemeriksaan berkala,

khususnya pada tiga bulan terakhir.

Di Jamaika, dikembangkan suatu pusat gizi, kegiatannya adalah

meningkatkan gizi anak dan memperbaiki hubungan orang tua/ibu dan anak.

Hasilnya berat badan mereka cepat naik dan juga kecerdasan mereka. Ternyata

kenaikan kondisi anak lebih cepat ketika diadakan kunjungan rumah oleh para

penyuluh.

Page 73: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

57

Di Peru, kegiatan peningkatan gizi anak disertai dengan

menyelenggarakan dapur masyarakat. Gambaran dapur masyarakat ini adalah

sebagai berikut: (1) para wanita secara sukarela melakukan kegiatan memasak

makanan bersama; (2) makanan yang dimasak memiliki kadar gizi yang baik

karena diberi bimbingan oleh seorang ahli; (3) harga makanan relatif menjadi

murah, karena bahannya mereka beli bersama. Makanan tersebut dimakan

bersama di tempat masak atau dibawa pulang.

Dibandingkan dengan pendidikan Taman Kanak-Kanak dalam bentuk

pendidikan alternatif untuk anak prasekolah, umumnya program tidak berbentuk

sekolah, peralatan yang dipergunakan juga tidak semahal di Taman Kanak-Kanak

yang umumnya mempersiapkan anak untuk masuk sekolah dasar.

Pengasuh di dalam bentuk alternatif dipimpin oleh pengasuh yang

biasanya mendapat pelatihan dalam waktu singkat, sedangkan di Taman Kanak-

Kanak, guru adalah seorang ahli yang mendapat pendidikan khusus. Di Taman

Kanak-Kanak umumnya sarana kesehatan dan gizi tidak banyak mendapat

perhatian seperti sarana pendidikan lain yang paling banyak diselenggarakan oleh

masyarakat dari negara yang sedang berkembang.

4. Pendidikan Ibu dengan Anak Prasekolah

Walaupun sarana ini sebenarnya akan menjangkau anak prasekolah tetapi

orang tua khususnya ibu sebagai subjek perantaranya. Para ibu yang memiliki

anak balita mendapat penyuluhan sehingga pengetahuan dan keterampilan ibu

dalam mengasuh anak akan meningkat. Umumnya sarana pendidikan ini

diselenggarakan oleh masyarakat dari negara yang sedang berkembang atau

pendidikan yang diberikan kepada kaum minoritas atau mereka yang kurang

beruntung.

Penyelenggaraan sarana pendidikan sarana tersebut menganut prinsip

pendidikan orang dewasa yang biasanya berpendidikan dan stasus ekonominya

kurang menguntungkan. Dengan demikian bahan pelajaran, alat bantu dan metode

penyampaiannya disesuaikan dengan kondisi ibu atau peserta latihan.

Terdapat beberapa bentuk kerja sama dengan para orang tua, yaitu melalui

pendidikan orang tua sebagai pendidik akan menghasilkan beberapa keuntungan,

antara lain:

Page 74: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

58

• Baik orang tua (sebagai pengasuh) maupun anak akan beruntung. Program

pendidikan anak melalui latihan orang tua akan mempunyai nilai positif bagi

kedua belah pihak. Nilai positif ini akan tercermin dalam sikap maupun

tingkah laku yang mengesankan adanya peningkatan kepercayaan diri bagi

kedua belah pihak (Wood dan Engle dalam Myers 1992).

• Pertanggungjawaban keluarga diperkuat. Umumnya keluarga bertanggung

jawab terhadap pendidikan dan pengasuhan anak. Program yang langsung

mendidik dan mengasuh anak yang dilakukan oleh seorang pengasuh (bukan

orang tua) akan mengalihkan tanggung jawab para orang tua. Dengan

mendidik orang tua berarti peran dan tanggung jawab orang tua menjadi lebih

baik.

• Memberi kekuatan para orang tua yang bersifat jangka panjang. Pemberian

pengetahuan dan keterampilan yang mantap tentang pendidikan dan

pengasuhan anak akan mengubah pengetahuan, sikap para orang tua sebagai

pendidik.

4.1. Pendidikan Orang Tua dengan Disertai Kunjungan Rumah

Sama seperti sarana pendidikan yang menjangkau langsung pada anak

prasekolah. Dari kunjungan tersebut, diharapkan pendekatan terhadap ibu oleh

pelatih, pendekatannya lebih fleksibel dan sekaligus sikap ibu akan lebih terbuka.

Selama kunjungan rumah, perhatian pelatih lebih banyak kepada orang tua dari

pada kepada anak. Pelatih sebaiknya, memberikan dorongan kepada para ibu

bukan kepada anaknya.

Pada kenyataannya program yang dilakukan dengan kunjungan rumah di

satu pihak menjadikan pertemuan dengan masing-masing oang tua lebih pribadi

sifatnya, tetapi dalam kenyataannya menjadi lebih mahal bila dipandang dari

waktu dan perhatian yang dicurahkan kepada masing-masing orang tua.

Program dengan kunjungan rumah dapat lebih berhasil bila:

• Dikombinasikan dengan pertemuan berkala secara berkelompok

• Melibatkan seluruh anggota keluarga, bukan hanya ibu

• Setiap pertemuan harus difokuskan pada masalah yang konkret.

Program HIPPY (The Home Instruction Programme for Pre-School

Youngster) disingkat HIPPY, dilaksanakan di Israel yang dirancang untuk

Page 75: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

59

membantu anak usia dini agar kelak menjadi anak yang lebih bertanggung jawab,

tanggap dan berhasil di sekolah. Bagi orang tua, meningkatkan kepedulian ibu

terhadap kekuatannya sendiri dan potensinya sebagai pendidik anak di rumah.

Program HIPPY ini disertai kunjungan rumah dua minggu sekali,

sementara itu ibu setiap hari bekerja dengan anak dengan menggunakan paket

panduan yang diberikan dalam program. Selama kunjungan rumah, ibu dan

pelatih melakukan bermain peran dan bergantian peran mereka sebagai ibu dan

sebagai anak. Bila ibu buta huruf, anak tertua diharapkan dapat membantu ibu

untuk membaca panduan tersebut. masing-masing ibu mengikuti pertemuan

kelompok (terdiri dari 10-15 ibu) yang diselenggarakan 2 minggu sekali. Dalam

pertemuan tersebut masing-masing ibu diingatkan kembali terhadap alat-alat yang

dipergunakan bersama anak selama di rumah mereka masing-masing,

mendiskusikan masalah yang mereka hadapi, berbagai pengalaman dan saling

memberikan saran satu sama lain. Kelompok peserta membayar 10% dari biaya

keseluruhan, sedangkan sisanya disubsidi oleh pihak universitas yang

menyelenggarakan program dan Kantor Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Israel. Harga alat-alat yang dipergunakan di dalam program relatif murah.

Program HIPPY kini telah disebarluaskan pada keluarga-keluarga muda

yang anak pertamanya berusia antara 1-3 tahun. Apabila semula HIPPY lebih

ditekankan pada perkembangan kognitif saja, sekarang lebih luas tujuannya.

4.2. Pendidikan Orang Dewasa: Pendekatan Kelompok

Berbagai program dengan pendekatan kelompok telah dikembangkan di

berbagai bagian di dunia ini, antara lain di Indonesia, Cina, Jamaica dan

Columbia. Umumnya program ini diintegrasikan dengan kegiatan kesehatan, gizi

dan pelayanan-pelayanan lain, misalnya meningkatkan penghasilan keluarga. Di

beberapa tempat program pendidikan orang tua ini telah berkembang yaitu dengan

pendidikan untuk para remaja.

Di Indonesia dikenal suatu program nasional, Bina Keluarga Balita yang

pendekatannya adalah pendidikan orang tua (ibu) dan anggota keluarga lainnya

dan bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam

mengasuh dan mendidik anak balita mereka. Program ini dikoordinasikan oleh

Kantor Menteri Negara Urusan Peranan Wanita, penanggung jawab di lapangan

Page 76: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

60

adalah Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional serta memperoleh

bantuan dari UNICEF.

Program ini telah dikembangkan sejak tahun 1980, dan kini telah

berkembang di 27 provinsi di Indonesia. Namun dalam pelaksaannya sekarang,

BKB tidak berjalan seperti awal program digulirkan karena sangat tergantung

pada keaktifan kader sebagai pelatih.

Alat bantu dalam program ini berupa alat permainan edukatif, dongeng

dan lagu-lagu, khususnya yang dapat digali dari daerah setempat. Alat permainan

di masing-masing lokasi disimpan di tempat di mana latihan diselenggarakan.

Para orang tua dapat meminjam alat mainan tersebut untuk dimainkan di rumah

bersama anak mereka.

Di Republik Rakyat Cina juga telah diselenggarakan pendidikan untuk

oang tua. Program ini disebut “Chinese Parent” yang kemudian berkembang

secara pesat, terutama di daerah di mana keluarga hanya memiliki satu anak yang

memang dianjurkan sebelumnya. Sebagian besar dari sekolah tersebut mempunyai

kerja sama dengan Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah

Pertama atau rumah sakit.

5. Program Melalui Media Massa

Sarana media massa sebagai bentuk alternatif bagi para peserta program

pendidikan bagi para orang tua mengenai pendidikan anak balita. Pendekatan

dengan media massa akan menjangkau peserta melalui media cetak, televisi dan

radio.

Dalam kenyataannya di negara yang sedang berkembang angka buta huruf

masih relatif tinggi karena itu melalui gambar-gambar khusus, pesan-pesan

penyuluhan akan mudah untuk disampaikan kepada para peserta program.

Penyampaian melalui televisi lebih cepat menjangkau peserta dari pelosok desa.

Contoh program yang disampaikan melalui media massa ada di

Venezuela, yang dikenal sebagai “Proyecto Familia”, dimulai sekitar tahun 1980.

Tujuan program ialah untuk meningkatkan perkembangan kecerdasan sejak anak

lahir sampai dengan 6 tahun melalui program pendidikan informal yang diberikan

kepada ibu, selain itu dilakukan dengan kontak langsung juga melalui media

massa. Di daerah perkotaan televisi menjangkau 96% dari populasi; di daerah

Page 77: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

61

pedesaan, radio mencapai lebih dari 80%. Dengan demikian di Venezuela, melalui

program Proyecto Familia, dapat menjangkau hampir seluruh penduduk negara

tersebut.

6. Program ‘Dari Anak untuk Anak’

Hampir di seluruh dunia, anak yang lebih muda diasuh oleh kakak mereka

di samping orang tua mereka sendiri. Pengasuhan yang dilakukan oleh kakak,

biasanya terjadi secara spontan. Dengan demikian dapat diajarkan pada para

saudara yang lebih tua tentang vaksinasi, gizi, mendorong adik untuk berbicara,

mengajak bermain, dan menyuapi adik.

Mengajarkan berbagai keterampilan pengasuhan kepada kakak yang dapat

langsung dipraktekkan kepada adik akan mendatangkan keuntungan, yaitu:

• Kakak yang dilatih dalam keterampilan pengasuhan, beberapa tahun kemudian

akan menjadi orang tua. Dengan demikian diharapkan mereka telah memiliki

keterampilan sebelum mereka menjadi orang tua.

• Pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh dapat ditularkan kepada

teman-temannya yang tidak mendapatkan kesempatan mengasuh adik.

• Apabila dikaitkan dengan pendidikan, pengetahuan yang telah diperoleh para

kakak yang telah terlatih mengasuh adik dapat diterapkan langsung dalam

kehidupan masyarakat: mereka sudah dapat mengenal jenis penyakit;

penanggulangan atau pencegahannya; cara bermain dengan anak kecil dan

mengorganisasikan lingkungan yang bersih.

Program ‘Dari Anak untuk Anak’ telah berkembang sejak tahun 1970-an

dan telah berkembang di 48 negara (Somerset dalam Myers 1995). Umumnya

program ini terdapat di sekolah-sekolah dan bekerja sama dengan pusat kesehatan,

program peningkatan gizi, program pelayanan sosial, pramuka dan program

dengan anak berkelainan.

Isi atau pelaksanaan program dari anak untuk anak sangat berbeda dari

satu tempat dengan tempat lain. Biasanya kegiatannya berupa kombinasi antara

kesehatan, gizi, pencegahan kecelakaan, perkembangan gerakan, kognitif, sosial

dan emosional. Berbagai program dari anak untuk anak mendapat ilham dari

program yang dikembangkan di London yang bekerja sama dengan Institut

Pendidikan dari Universitas London.

Page 78: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

62

Di Botswana, program dari ‘Anak untuk Anak’ dilaksanakan oleh anak-

anak dari awal sekolah dasar (mereka dikenal sebagai guru kecil) membantu anak

prasekolah apabila mereka mulai masuk Taman Kanak-Kanak. Selain guru kecil

ini dapat meningkatkan kecerdasan sendiri, mereka juga belajar bagaimana

mengajarkan dan sekaligus belajar bersosialisasi. Program ini dimulai pada tahun

1979 yang kemudian dikembangkan di 28 sekolah dan mencapai 5.000 anak.

Masing-masing anak mendapat panduan melalui buku pintar yang berisi berbagai

hal tentang perasaan, kesehatan, lingkungan desa, dan mempersiapkan anak

masuk sekolah (Somerset dalam Myers 1992).

7. Head Start (Di Amerika)

Di mulai pada tahun 1965 yang dibuka selama 8 minggu dalam musim

panas untuk anak berasal dari keluarga yang kondisi ekonomi dan pendidikannya

kurang menguntungkan. Tujuan program Head Start adalah membantu anak-anak

untuk mempersiapkan mereka dalam memasuki sekolah. Pada tahap pertama

terdapat 500.000 anak mendaftarkan diri, kemudian dari 11 juta orang, 90%

berasal dari keluarga yang kurang beruntung sedangkan 10% berasal dari anak

yang berkelainan. Berbagai variasi dari program tersebut telah dikembangkan di

seluruh negara bagian di Amerika. Sejumlah penelitian telah dilakukan guna

mengetahui dampak dari program. Secara garis besar dikatakan bahwa Head Start

tidak hanya berguna untuk anak tetapi juga bagi para ahli dalam bidang

prasekolah. Lanjutan dari program Head Start adalah program ‘Follow Through’

yang menjangkau pendidikan keluarga dan kesehatan. Tetapi program ‘Follow

Through’ tidak pernah menjangkau seluas yang dicapai Head Start.

8. Kindergarten atau Taman Kanak-Kanak

Kindergarten atau TK adalah buah pikiran Froebel dari Jerman. Konsep

pendidikan dari Froebel dan program Kindergarten tersebut dipakai oleh berbagai

negara termasuk Amerika. Walaupun kenyataannya ide Froebel sangat diterima

pada saat ini, tetapi tidaklah demikian pada pertengahan abad ke–18 yang lalu.

Hal yang terutama diterima oleh masyarakat saat itu adalah konsep belajar melalui

bermain dan berdasarkan minat anak, atau dengan kata lain anak sebagai pusat

(child centered). Sedangkan sekolah di Amerika dan Eropa pada umumnya

menitikberatkan pada mata ajaran dan menekankan pada pengajaran keterampilan

Page 79: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

63

mengajar. Froebel adalah orang pertama yang memiliki ide mengajarkan anak di

luar rumah. Sebelum itu pendidikan untuk anak dilakukan di dalam rumah.

Pada tahun 1860 Elizabeth Peabody adalah orang pertama yang membuka

Taman Kanak-kanak di Amerika Serikat, setelah meninjau pusat Froebel di

Jerman. TK milik pemerintah Amerika yang pertama kali didirikan adalah di St

Louis, Missouri, pada tahun 1873. Perkembangan TK di Amerika pun mengalami

hambatan. Sebelum ide Froebel diterima, umumnya orientasi sekolah lebih

berpusat pada guru, bukan berpusat pada anak.

Kindergarten dari Froebel diperuntukkan bagi anak yang berusia antara 3

sampai 7 tahun. Umumnya orang tua cenderung memasukkan anak ke sekolah

kalau sudah berusia 3 tahun, sedangkan guru lebih suka pada anak yang berusia

sekitar 5 tahun. Beberapa negara bagian menentukan bila anak akan masuk TK

harus dites dahulu, untuk diketahui apakah anak sudah siap masuk sekolah. Orang

tua sangat tertarik akan lingkungan sekolah dan orang tua yakin bahwa anak akan

menyukai lingkungan TK tersebut. Sebaliknya guru menginginkan anak pada

usia sekitar 5 tahun yang berarti umumnya anak telah siap mengikuti program

karena anak sudah matang untuk menerima pelajaran, dengan perkataan lain akan

memudahkan peran guru dan tugas guru.

TK yang seperti apa yang dianggap baik? The Nebraska Departement of

Education di Amerika Serikat memberikan saran bentuk program TK yang

dianggap baik, yaitu:

• Orang tua dan guru sebaiknya saling bahu membahu, sehingga tercipta

kerjasama yang baik antara pihak rumah dan sekolah yang akan mendukung

anak dalam memperoleh pengalaman di sekolah.

• Pengalaman anak hendaknya dirancang dengan lingkungan yang bersifat anak

sebagai pusat yang akan mendorong proses belajar melalui penjelajahan dan

penemuan (exploration dan discovery), anak tidak hanya duduk diam, kelas

tidak hanya dikuasai oleh meja, kertas dan buku kerja.

• Anak harus diberi kesempatan mendapatkan berbagai pengetahuan, dan

kegiatan yang rumit. Anak-anak harus mampu menggunakan alat-alat

permainan atau alat bantu belajar yang tersedia.

Page 80: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

64

• Anak harus belajar bahwa jawaban atas suatu persoalan tidak hanya satu

jawaban yang benar.

• Anak belajar menyukai buku dan bahasa melalui aktivitas bercerita, kegiatan

yang berulangkali untuk mendapat kesempatan mendengar dan belajar melalui

sajak atau permainan bahasa.

• Anak mampu berbahasa dengan caranya sendiri, memiliki pengalaman dan

tahapan perkembangan yang merupakan dasar dari kegiatan membaca dan

menulis.

• Anak berpartisipasi dengan kegiatan sehari-hari yang dirancang dalam

kegiatan perkembangan motorik kasar dan halus, yang meliputi kegiatan lari,

melompat, melambungkan bola, “menjahit” kartu, memukul paku, bermain

dengan lilin, dan sebagainya.

• Anak mengembangkan pengertian matematika melalui penggunaan materi

yang telah dikenal yaitu pasir, air, unit balok, dan alat bantu untuk

menghitung, bukan hanya melalui pertanyaan yang diajukan guru, atau dari

buku kerja yang telah dikerjakan.

• Anak mengembangkan rasa ingin tahu tentang alam, elemen-elemen yang

telah dikenal melalui pengamatan yang merupakan dasar dari ilmu

pengetahuan, percobaan dan tindakan mengambil kesimpulan. Hal tersebut

dilakukan melalui kegiatan yang direncanakan dan interaksi yang spontan

dengan tanaman, binatang, karang, tanah, air dan sebagainya.

• Anak mengenal berbagai irama dan alat musik melalui kegiatan yang

dilakukan sehari-hari.

• Anak menyukai ekspresi seni melalui penggunaan berbagai alat atau media

yang dirancang dalam kurikulum, bukan sekadar melalui kegiatan

menggambar, mewarnai, menggunting, menempel dan sebagainya.

• Semua kegiatan di TK dirancang untuk mengembangkan self image yang

positif, serta sikap yang baik kepada teman dan sekolah.

• Bermain harus dihargai karena nilainya sebagai medium belajar bagi anak.

9. Ibu Maju Anak Bermutu.

Patmonodewo (1993) seorang ahli psikologi dari Universitas Indonesia

merancang paket stimulasi yang diperuntukkan bagi ibu-ibu di pedesaan yang

Page 81: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

65

mempunyai anak berumur 12-24 bulan yang berpendidikan rendah. Paket ini

dirancang untuk menyederhanakan konsep-konsep psikologi perkembangan

sehingga mudah dipahami oleh ibu-ibu di pedesaan dengan pendidikan relatif

rendah.

Terdapat 10 tahapan kegiatan pelatihan untuk ibu yaitu:

1) Mendengar Aktif dan Pesan Diri

Pesan diri dan mendengar aktif bertujuan agar ibu mengetahui arti dan

manfaat pesan diri dan mendengar aktif. Setelah latihan, ibu dapat

menggunakan keterampilan pesan diri dan mendengar aktif.

2) Kegiatan bermain

Bermain adalah belajar dan belajar pada anak harus dilakukan melalui

bermain. Suasana bermain atau belajar menyenangkan baik untuk ibu maupun

anak. Dalam bermain, tercapai hubungan antara ibu-anak yang akrab adalah

sangat penting.

3) Perkembangan Gerakan Kasar

Gerakan kasar dilakukan oleh otot-otot tubuh yang besar. Dalam pelatihan

diterangkan apa arti gerakan kasar, mengenal gerakan kasar, melakukan

gerakan kasar dan mengetahui cara mengembangkan gerakan kasar.

4) Gerakan Kasar Praktek

Dalam pelatihan, ibu diminta untuk memperagakan gerakan-gerakan kasar

pada anak sesuai tahapan umurnya.

5) Gerakan Halus

Gerakan halus dilakukan oleh otot-otot yang lebih halus dan perlu konsentrasi.

Berbagai gerakan halus yang dicontohkan adalah menari, naik tangga, meniti,

melompat, mendorong, menarik memasukkan benda ke dalam botol.

6) Praktek Gerakan Halus

Ibu melakukan gerakan halus yang sudah dapat dilakukan oleh anaknya,

seperti mendorong benda dengan telunjuk atau membuka halaman buku. Ibu

bersama kader mengajak anak bermain dengan balok, memasukkan balok ke

mangkok atau menyusun balok.

7) Perkembangan Kecerdasan

Page 82: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

66

Kemampuan berfikir dari anak usia dini berkembang dari apa yang dilihatnya,

dipegang atau dimainkan. Kemudian berbagai konsep atau pengertian akan

dimiliki secara bertahap. Semua konsep ini kemudian memungkinkan anak

melakukan pemikiran-pemikiran ke tingkat yang lebih tinggi.

8) Praktek Kecerdasan

Orang tua diminta menunjukkan contoh tingkah laku yang menunjukkan

kecerdasan dan manfaat mengembangkan kecerdasan anak. Menggunakan

alat bermain yang dapat merangsang kecerdasan anak

9) Perkembangan Sosial

Perkembangan tingkah laku sosial yaitu kemampuan anak berinteraksi dan

bersosialisasi dengan lingkungan.

10) Praktek Perkembangan Sosial.

Mengamati ciri-ciri anak usia 1-2 tahun \bila bersama orang tua atau orang

lain.

Page 83: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

Kualitas anak usia prasekolah tercermin dari pertumbuhan dan

perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah

dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor dalam diri anak sendiri maupun faktor

luar seperti karakteristik keluarga dan lingkungan pengasuhan anak. Pengasuhan

gizi dan kesehatan dalam bentuk pemberian makan yang baik dan perlindungan

kesehatan dalam keluarga merupakan faktor penting untuk mencapai pertumbuhan

normal anak. Makanan anak usia prasekolah harus memenuhi semua zat gizi yang

dibutuhkan dalam jumlah yang cukup dan harus sesuai dengan kebutuhannya,

tidak berlebihan maupun kurang.

Agar anak usia prasekolah dapat mengkonsumsi makanan yang sesuai

dengan pertumbuhannya, tersedianya makanan yang memadai saja tidak cukup,

sebab pada tahap ini sebagian anak masih memerlukan bantuan orang lain dalam

mengkonsumsi makanannya. Disamping itu, anak belum bisa mengerti tentang

pentingnya gizi bagi tubuh mereka. Untuk itu agar anak usia prasekolah dapat

mengkonsumsi pangan yang cukup gizi, kemauan anak untuk makan sangat

diperlukan. Disinilah peran orang tua dan orang yang mengasuh anak sangat

diperlukan dalam rangka mengajak anak agar mau mengkonsumsi makanan yang

diberikan.

Jika kebutuhan zat gizi anak terpenuhi, maka pertumbuhan yang optimal

dapat tercapai, karena pertumbuhan secara langsung dipengaruhi oleh konsumsi

zat gizi disamping morbiditas. Faktor tidak langsung yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak adalah keadaan sosial ekonomi keluarga

yang meliputi pendidikan ibu, pengetahuan gizi dan kesehatan ibu, besar keluarga

dan pendapatan keluarga dan karakteristik anak yang meliputi umur, jenis

kelamin, nomor urut kelahiran dalam keluarga dan kepribadian anak.

Lingkungan pengasuhan anak berupa interaksi ibu dan anak sangat terkait

dengan perkembangan anak usia prasekolah. Saat penting dalam interaksi ibu dan

anak ialah pada saat bermain. Bermain bagi anak merupakan salah satu upaya

penting dalam perkembangannya.

Page 84: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

68

Perkembangan kognitif, psikomotor dan sosial emosional anak dapat

didorong melalui stimulasi yang efektif. Stimulasi dapat dilakukan oleh ibu jika

ibu memiliki pengetahuan dan keterampilan stimulasi yang benar dan juga perlu

didukung oleh kualitas kader posyandu dan ketersediaan sarana stimulasi.

Upaya pemberian makanan yang tepat, penyuluhan gizi dan kesehatan ibu

yang efektif serta pemberian stimulasi, diharapkan mampu mengoptimalkan

pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga dapat mencegah gangguan

pertumbuhan dan meningkatkan kualitas anak. Selain itu, intervensi ini memiliki

aspek sustainabiliti (long term effect) yang tinggi karena melibatkan peran

keluarga dalam hal ini ibu/pengasuh anak dan peran pemerintah melalui kebijakan

dan peran masyarakat melalui aktivitas kader dan tokoh masyarakat pada kegiatan

penyuluhan gizi dan kesehatan serta stimulasi. Secara keseluruhan kerangka

pemikiran penelitian ini terlihat pada Gambar 6.

Hipotesis

1. Penyuluhan gizi-kesehatan dan faktor lainnya berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan anak usia prasekolah.

2. Stimulasi psikososial berpengaruh positif terhadap lingkungan pengasuhan

dan perkembangan anak usia prasekolah.

Page 85: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

69

Gambar 6. Kerangka Pemikiran Penelitian Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah

LINGKUNGAN PENGASUHAN

KARAKTERISTIK KELUARGA

• Umur (ibu,ayah) • Pendidikan (ibu,ayah) • Besar keluarga • Pendapatan keluarga

KARAKTERISTIK ANAK

• Umur • Jenis kelamin • Nomor urut

kelahiran • Kepribadian

KUALITAS ANAK

PRASEKOLAH

PERTUMBUHAN (∆Z-BB/U, ∆Z-TB/U, ∆Z-BB/TB)

PERKEMBANGAN (KOGNITIF, PSIKOMOTORIK, SOSIAL)

KONSUMSI ZAT GIZI

PENGETAHUAN GIZI DAN KESEHATAN

PENGASUHAN GIZI DAN KESEHATAN

MORBIDITAS

STIMULASI PSIKOSOSIAL

PENYULUHAN GIZI DAN KESEHATAN

Page 86: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan disain quasi experiment atau eksperimen

semu. Bentuk penelitian nonrandomized control group pre-test – post-test design

adalah kerangka disain satu kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol.

Namun dalam penelitian ini tidak terdapat kelompok kontrol murni atau yang

tidak mendapatkan perlakuan sama sekali. Kedua kelompok mendapatkan

perlakuan yang berbeda menurut jenis intervensi yang diberikan yaitu:

1. Kelompok I atau kelompok teori (KT), yaitu kelompok anak prasekolah yang

ibunya diberi intervensi tidak lengkap (penyuluhan gizi-kesehatan dan diklat

stimulasi psikososial).

2. Kelompok II atau kelompok teori-praktek (KTP), yaitu kelompok anak

prasekolah yang ibunya diberi intervensi lengkap (penyuluhan gizi-kesehatan,

diklat stimulasi psikososial dan pelaksanaan Program Ibuku Guru Kami

metode home schooling group selama 4 bulan).

Penelitian dilakukan di Kabupaten Bogor yaitu di Kecamatan Dramaga

(Desa Sinarsari dan Desa Neglasari) dan Kecamatan Ciampea (Desa Cibanteng).

Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara purposive dengan pertimbangan

aspek teknis pelaksanaan penelitian khususnya pelaksanaan penyuluhan gizi-

kesehatan dan stimulasi psikososial. Persiapan penelitian dan pendataan populasi

contoh dimulai sejak bulan September 2005, sedangkan pengumpulan data awal

dilakukan pada bulan Januari 2006. Pelaksanaan intervensi dilakukan mulai bulan

Februari 2006 dan pengumpulan data akhir dilakukan pada bulan Juli 2006.

Ukuran Contoh, Unit Observasi , Unit Analisis dan Pemilihan Contoh

Contoh adalah anak prasekolah usia 3-6 tahun laki-laki dan perempuan

dengan kriteria tidak memiliki riwayat gizi buruk, punya orang tua lengkap, tidak

mengalami berat badan lahir rendah (BBLR), ibu dapat membaca dan menulis,

dalam keadaan sehat/tidak cacat, dan tidak mengikuti program pendidikan anak

usia dini (PAUD). Unit observasi adalah anak usia prasekolah, orang tua anak

dan kader posyandu. Unit analisis adalah anak dan keluarga.

Page 87: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

71

Dalam eksperimen semu tidak dilakukan penarikan contoh secara acak.

Contoh ditarik dengan menggunakan penarikan contoh secara purposive, yaitu

setiap sub populasi dibedakan pada suatu wilayah. Teknik penarikan contoh

terlihat pada Gambar 7. Besarnya ukuran contoh untuk masing-masing kelompok

dihitung dengan menggunakan rumus (WHO, 1996).

n = ukuran contoh

s = standar deviasi (SD) perkembangan mental (kognitif)= 9,5

Zβ= sebaran normal dengan kekuatan 80% (0,84)

Zα= sebaran normal dengan selang kepercayaan 95% (1,64)

d = perbedaan selisih perkembangan mental (kognitif) antara dua

kelompok (6,9) (Anwar, 2002)

n > {(2 x 9,52 x (0,84+ 1,64)2)/6,92}

n > 30

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh hasil jumlah contoh anak dari

masing-masing kelompok adalah 30 anak. Untuk menghindari kehilangan contoh

sampai 15%, maka jumlah contoh yang diperlukan setiap kelompok adalah 35

anak. Sehingga jumlah total contoh intervensi adalah 70 anak. Dua orang contoh

kelompok II tidak mengikuti tes akhir perkembangan karena pindah alamat.

Gambar 7. Teknik Penarikan Contoh Penelitian

n > {(2 x s2 x (Zß+ Z£)2)/d2}

Wilayah Penelitian (Kecamatan Dramaga dan Ciampea)

Kec.Ciampea (Kelompok II/KTP) Ibu dan Anak: n = 35

Desa Cibanteng

Ibu dan Anak: n = 35

Desa Neglasari

Ibu dan Anak: n = 13

Desa Sinarsari

Ibu dan Anak n = 22

Kec. Dramaga (Kelompok I/KT)

Ibu dan Anak : n = 35

Kriteria contoh: • Usia prasekolah (3-

6 th) • Ortu lengkap • Tidak ada riwayat

gizi buruk • Tidak BBLR • Ibu bisa baca tulis • Tidak ikut PADU • Tidak sakit/cacat

Acak

Page 88: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

72

Pelaksanaan Intervensi

Jenis intervensi yang diberikan dalam penelitian ini terdiri dari: intervensi

tidak lengkap dan intervensi lengkap. Intervensi tidak lengkap berupa penyuluhan

gizi-kesehatan dan diklat stimulasi psikososial yang diberikan kepada ibu-ibu dari

anak usia prasekolah yang termasuk dalam kelompok I (KT), sedangkan

intervensi lengkap berupa penyuluhan gizi-kesehatan, diklat stimulasi psikososial

dan dilengkapi dengan pelaksanaan Program Ibuku Guru Kami dengan metode

homeschooling group selama 4 bulan yang diberikan kepada ibu-ibu dari anak

usia prasekolah yang termasuk dalam kelompok II (KTP).

Penyuluhan Gizi-Kesehatan. Intervensi penyuluhan gizi dan kesehatan

diberikan kepada KT dan KTP dengan tujuan meningkatkan pengetahuan gizi dan

kesehatan ibu sehingga dapat memberikan pengasuhan yang baik kepada anak

khususnya anak usia prasekolah. Pelaksanaan intervensi penyuluhan gizi-

kesehatan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh tenaga terlatih yaitu ahli gizi

lulusan dari Departemen Gizi Masyarakat, IPB dan bidan desa sebanyak 8 kali

pertemuan yang diberikan setiap dua minggu sekali. Penyuluhan gizi-kesehatan

diberikan setelah selesai diklat stimulasi psikososial.

Diklat Stimulasi Psikososial. Paket Diklat Stimulasi Psikososial untuk

ibu yang memiliki anak usia prasekolah merupakan paket pendidikan dan latihan

Program Ibuku Guru Kami yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan ibu dalam mengasuh dan membimbing anak usia prasekolah yang

diperkuat dengan nilai-nilai religius Islam guna memotivasi ibu dalam

menstimulasi anaknya. Diklat stimulasi psikososial diberikan kepada KT dan

KTP. Paket diklat tersebut terdiri konsep pendidikan anak usia dini, membangun

mental ibu, konsep diri anak, stimulasi dini kunci keberhasilan anak usia dini,

konsep dan tahapan perkembangan anak, tugas perkembangan anak, belajar

sambil bermain, kecerdasan kognitif, kecerdasan motorik kasar, kecerdasan

motorik halus, kecerdasan sosial emosional. Pelaksanaan diklat selama 16 kali

pertemuan dan setiap pertemuan berlangsung selama 2 jam.Diklat selesai dalam

waktu 6 minggu. Penyampaian materi dilakukan dengan cara ceramah, diskusi,

dan game/simulasi. Diskusi dan game berlangsung dalam kelompok kecil yang

terdiri dari 5-6 orang ibu yang dipimpin oleh kader atau ketua kelompok yang

Page 89: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

73

dipilih oleh kelompok tersebut. Hasil dalam diskusi kelompok kecil dibahas

kembali dalam kelompok besar. Pemateri dalam diklat stimulasi psikososial

adalah peneliti dengan dibantu oleh beberapa rekan yang profesional dari

kalangan pendidik dan psikolog.

Pelaksanaan Program Ibuku Guru Kami dengan Metode kelompok

belajar di rumah (home schooling group). Setelah ibu mengikuti diklat,

kemudian dibentuk kelompok-kelompok kecil ibu beserta anak usia prasekolah

dalam jumlah 5-6 orang anak dengan usia relatif sama. Dalam Program Ibuku

Guru Kami ini yang berperan sebagai pembimbing anak dalam menstimulasi

perkembangannya adalah ibu dengan beberapa ibu anak usia prasekolah lainnya

yang tergabung dalam satu kelompok yang bertugas secara bergiliran.

Pembimbingan anak dalam kelompok berlangsung selama 3 jam per hari yang

dipimpin oleh salah seorang ibu dengan paket kegiatan harian yang telah disusun

sebelumnya oleh peneliti. Pelaksanaan Program Ibuku Guru Kami dengan metode

home schooling group hanya diberikan pada KTP dan berlangsung selama 4 bulan

(48 kali pertemuan). Satu kali dalam seminggu selama pelaksanaan program

berlangsung, diadakan pertemuan antara peneliti, kader posyandu dan ibu peserta.

Pertemuan dalam rangka evaluasi pelaksanaan dan persiapan kegiatan mingguan.

Tes akhir dilakukan setelah satu minggu serangkaian kegiatan penyuluhan

gizi-kesehatan selesai dilaksanakan dan empat bulan setelah diklat psikososial

dilaksanakan atau dua minggu setelah pelaksanaan Program Ibuku Guru Kami

dengan metode Home Schooling Group. Gambaran tahapan penelitian pada kedua

kelompok terlihat pada Gambar 8.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer

mencakup data karakteristik keluarga (umur ayah dan ibu, pendidikan ayah dan

ibu, pekerjaan ayah dan ibu, ukuran keluarga, pendapatan per kapita keluarga),

data karakteristik anak (umur anak, jenis kelamin, urutan kelahiran anak dalam

keluarga, berat badan dan tinggi badan saat lahir, dan kepribadian anak),

morbiditas anak, konsumsi zat gizi anak, pengetahuan gizi-kesehatan ibu, pola

pengasuhan gizi-kesehatan, kualitas lingkungan pengasuhan, pertumbuhan, dan

Page 90: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

74

perkembangan anak (kognitif, psikomotor dan sosial emosional). Data sekunder

terdiri dari data peta lokasi dan keadaan umum wilayah penelitian.

Gambar 8. Kerangka Tahapan Penelitian

Data karakteristik keluarga, karakteristik anak, pengetahuan gizi-kesehatan

ibu, pola pengasuhan gizi-kesehatan, dikumpulkan melalui wawancara langsung

dengan ibu menggunakan alat bantu kuesioner. Pengukuran dilakukan oleh

enumerator pada awal dan akhir penelitian yaitu sebelum dan sesudah intervensi.

Berat badan anak diukur oleh enumerator dan kader dengan didampingi oleh

Kelompok I (KT)

Tes Awal • Karakteristik Keluarga (umur ayah, umur ibu, pendidikan ayah, pendidikan

ibu, besar keluarga, pendapatan per kapita keluarga • Karakteristik Anak (umur, jenis kelamin, urutan anak dalam keluarga,

kepribadian anak, berat badan lahir, tinggi badan lahir, pertumbuhan anak, morbiditas anak)

• Lingkungan pengasuhan (Home Inventory) • Perkembangan kognitif, psikomotor dan sosial emosional

• Diklat Stimulasi Psikososial (16) x (120 mnt) • Penyuluhan Gizi-Kesehatan (8) x (120 mnt)

Kelompok II (KTP)

• Diklat Stimulasi Psikososial (16) x (120 mnt) • Penyuluhan Gizi-Kesehatan (8) x (120 mnt)

• Pelaksanan Program Ibuku Guru Kami (48 x pertemuan)

Tes Akhir • Karakteristik Keluarga (umur ayah, umur ibu, pendidikan ayah, pendidikan

ibu, besar keluarga, pendapatan per kapita keluarga • Karakteristik Anak (umur, urutan anak dalam keluarga, kepribadian anak,

pertumbuhan anak, morbiditas anak) • Lingkungan pengasuhan (Home Inventory) • Perkembangan kognitif, psikomotor dan sosial emosional

Page 91: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

75

peneliti. Alat ukur berat badan yang digunakan adalah electronic digital scale

merk camry dengan akurasi 0,1 kg. Setiap sebelum digunakan skala timbangan

diperiksa untuk memastikan timbangan dalam kondisi standar dan baik.

Realibilitas masing-masing skala di cek setiap minggu dengan mengukur material

yang sama dengan berat tertentu (2 kg, 5kg, 10 kg). Tinggi badan anak diukur

oleh enumerator dan kader didampingi peneliti. Alat ukur tinggi badan yang

digunakan adalah microtoice. Alat pengukur tinggi ini dengan kapasitas

pengukuran 200 cm dengan akurasi 0,1 cm. Berat dan tinggi badan anak diukur

pada awal dan akhir penelitian.

Data konsumsi makanan anak meliputi konsumsi makanan lengkap dan

makanan selingan yang dikumpulkan dengan metode recall 2x24 jam dengan

teknik wawancara. Pengukuran dilakukan oleh enumerator dan kader melalui

kunjungan rumah pada awal dan akhir penelitian. Data kualitas lingkungan

pengasuhan anak dalam keluarga diukur dari hasil pengamatan dan wawancara

dengan menggunakan alat ukur kuesioner “Home Observation for Measurement of

The Environment” untuk anak usia 3-6 tahun yang dirancang oleh Cadwell dan

Bradley (1984). Pengamatan dan wawancara dilakukan oleh enumerator awal dan

akhir penelitian. Morbiditas anak diamati di awal dan di akhir penelitian dengan

cara pencatatan jenis penyakit dan lamanya sakit selama sebulan lalu dan diolah

dengan cara skoring menurut serius atau tidaknya akibat sakit tersebut terhadap

status gizi dikalikan dengan lama sakit. Delta morbiditas adalah skor morbiditas

akhir penelitian dikurangi skor morbiditas akhir penelitian. Pencatatan dilakukan

oleh enumerator.

Data perkembangan kognitif, motorik dan sosial emosional anak usia

prasekolah diukur dengan instrumen tes yang dikembangkan oleh Pusat

Kurikulum Anak Usia Dini Departemen Pendidikan Nasional (2004). Resume

peubah, cara pengumpulan, waktu pengukuran dan cara pengolahan data terlihat

pada Tabel 6.

Page 92: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

76

Tabel 6. Peubah, Cara, Waktu Pengukuran dan Pengolahan Data

NO PEUBAH CARA, WAKTU

PENGOLAHAN DATA

Data Karakteristik Keluarga (awal dan akhir) 1. Umur ayah dan ibu Wawancara Dalam tahun 2. Pendidikan ayah dan ibu Wawancara Jenjang dan Lamanya

(tahun) menempuh pendidikan formal

3. Ukuran keluarga Wawancara Kecil (< 4 orang) Sedang (5-7 orang) Besar (> 7 orang)

4. Pendapatan per kapita keluarga

Wawancara Miskin < Rp149500 Tidak miskin > Rp 149500 (BPS 2004)

Data Karakteristik Anak (awal dan akhir) 5. Umur dan jenis kelamin Wawancara Dalam tahun dan bulan

Laki-laki dan perempuan 6. Urutan anak dalam

keluarga Wawancara Anak: Sulung, tengah,

bungsu, tunggal 7. Kepribadian Anak Wawancara dan

Pengamatan Terbuka: 7-10; gabungan: 5-6 ; tertutup:0-4

8. Berat badan dan tinggi badan lahir

Wawancara/KMS Kg dan cm

9. Pertumbuhan Berat badan: Timbangan digital Tinggi badan: Microtoice (Awal dan Akhir)

Z-skor BB/U, TB/U dan BB/TB, delta

10. Konsumsi zat gizi Recall 2x24 jam (Awal dan Akhir)

TKG dan NRTKG

11. Morbiditas Wawancara jenis dan lama sakit (Awal dan Akhir)

Skoring

12. Pengetahuan gizi dan kesehatan ibu (40 poin)

Wawancara (Awal dan Akhir)

Baik : 33-40 Sedang : 24-32 Rendah : 0-23 (Khomsan 2000)

13. Pengasuhan gizi dan kesehatan (40 poin)

Wawancara (Awal dan Akhir)

Baik : 33-40 Sedang : 24-32 Rendah : 0-23

14. Lingkungan Pengasuhan (55 poin)

Home Inventory (Awal-Akhir)

Tinggi : 46-55 Sedang : 30-45 Rendah : 0-29

15. Perkembangan kognitif (34 point)

Tes perkembangan anak (Puskur 2004) (Awal dan Akhir)

Tinggi : 28-34 Sedang : 22-27 Rendah : 0-21

16. Perkembangan psikomotor (64 point)

Tes perkembangan anak (Puskur 2004) (Awal dan Akhir)

Tinggi : 52-64 Sedang : 40-51 Rendah : 0-39

17. Perkembangan sosial emosional (24 point)

Tes perkembangan anak (Puskur Diknas 2004) (Awal dan Akhir)

Tinggi : 20-24 Sedang : 16-19 Rendah : 0-15

Page 93: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

77

Validitas Internal dan Kontrol Kualitas Data

Dalam upaya menjamin validitas internal maka dilakukan :

a. Penggunaan tenaga penilai, pelatih, kader, dan enumerator yang sama antara

sebelum dan sesudah intervensi.

b. Standarisasi pelaksana penelitian melalui pelatihan.

c. Melakukan uji coba kuesioner dan menyamakan persepsi dan pemahaman

antar enumerator.

d. Melakukan test akurasi untuk pengukuran antropometri.

e. Uji realibilitas variabel.

f. Melakukan uji realibility inter-observer enumerator dan pelaksana tes

kognitif, motorik dan sosial.

g. Dua orang pelaksana tes kognitif, motorik dan sosial emosional sekaligus

melakukan tes pada lokasi yang sama

h. Melakukan rotasi staf lapang untuk menghindarkan systematic error.

Kontrol kualitas terhadap aktivitas yang dilakukan melalui:

a. Supervisi pengumpulan data di lapang.

b. Meneliti kembali data yang sudah tercatat di kuesioner.

c. Memperbaiki data yang kurang akurat melalui pendataan ulang.

d. Data yang sudah di entri kemudian di cek ulang, bila terdapat kesalahan

diperbaiki sesuai dengan yang tercantum dikuesioner.

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang sudah terkumpul selanjutnya di-coding berdasarkan buku kode

yang sudah dibuat sesuai kuesioner dan format isian. Langkah berikutnya adalah

membuat struktur file, entry, dan editing data. Setelah editing, langkah berikutnya

adalah generating dan merging file serta melakukan berbagai pengolahan yang

diperlukan. Entri data dilakukan menggunakan Excel, selanjutnya menjadi file

input untuk proses pengolahan dan analisis statistika.

Data karakteristik keluarga seperti tingkat pendidikan ayah dan ibu dinilai

dari jumlah tahun mengikuti pendidikan formal, kemudian dikategorikan menurut

jenjang pendidikan SD, SLTP, SLTA atau PT. Data ukuran keluarga dinilai dari

jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu pengelolaan keuangan keluarga

Page 94: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

78

dan kemudian dikategorikan keluarga kecil, sedang dan besar. Data pendapatan

keluarga merupakan penjumlahan dari pendapatan seluruh anggota keluarga baik

dari hasil pekerjaan utama maupun pekerjaan tambahan atau sumber lainnya

selama satu tahun. Selanjutnya pendapatan ini dibagi dengan ukuran keluarga

sehingga diperoleh pendapatan per kapita keluarga per bulan, kemudian

dikategorikan miskin dan tidak miskin menurut batasan kemiskinan wilayah.

Data pengetahuan gizi-kesehatan ibu dan pola pengasuhan gizi-kesehatan

dinilai dari jumlah skor atas pertanyaan yang diberikan. Kemudian dikategorikan

rendah apabila skor yang diperoleh kurang dari 60.0% dari total skor maksimal,

sedang apabila skor yang diperoleh antara 60.0% sampai 80.0% dari total skor dan

baik apabila skor yang diperoleh lebih dari 80.0%.

Hasil pengukuran antropometri dikonversikan ke dalam nilai skor

simpangan baku (z-skor) dengan menggunakan program entri gizi. Nilai skor-Z

ini dikategorikan menurut baku antropometri WHO-NCHS (WHO, 1995) yaitu :

a. BB/U : Gizi Lebih : > 2 SD

Gizi Baik : -2 SD < z-skor < 2 SD

Gizi Kurang : -3 SD < z-skor <-2 SD

Gizi Buruk : < -3 SD

b. TB/U : Normal : > -2 SD

Pendek/Stunted : < -2 SD

c. BB/TB : Gemuk : > 2 SD

Normal : -2 SD < z-skor < 2 SD

Kurus/Wasted : -3 SD < z-skor <-2 S

Sangat kurus : < -3,0 SD

Hasil recall diolah untuk memperoleh data: 1) Konsumsi zat gizi menurut

jenis dan kelompok pangan. Konsumsi zat gizi dihitung berdasarkan perhitungan

8 jenis zat gizi meliputi: energi, protein, vitamin A, vitamin C, phosfor, kalsium,

zat besi dan seng dengan bantuan DKBM. 2) Tingkat kecukupan gizi (TKG)

untuk masing-masing zat gizi dengan cara membandingkan konsumsi zat gizi

dengan angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan. Nilai TKG maksimal

100%. Untuk menghindari akibat perhitungan matematis lalu dihitung Nilai Rata-

rata Tingkat Kecukupan Gizi (NRTKG).

Page 95: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

79

total zat gizi (i) x 100% TKG(i) = -------------------------- AKG zat gizi (i)

Dimana: i= zat gizi yang dikonsumsi (energi, protein, kalsium, fosfor, zat besi,

tiamin, vitamin A, vitamin C dan seng).

NRTKG = (∑∑∑∑ TKG 8 zat gizi) /8

i=1

Untuk melihat sebaran anak prasekolah berdasarkan TKG maka digunakan

klasifikasi sebagai berikut: 1) Baik jika NRTKG > 80%; 2) Kurang jika 70% <

NRTKG <80% dan 3) Sangat Kurang jika NRTKG < 70%.

Data dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical

Package for Social Sciences) versi 11.0. Analisis data yang dilakukan yaitu

analisis deskriptif dan analisis statistik. Untuk melihat frekuensi distribusi dan

ukuran sebaran (rata-rata dan standar deviasi) digunakan analisis statistik dasar

(elementary statistic analysis). Untuk melihat hubungan antar peubah dilakukan

analisis korelasi Spearman untuk skala data ordinal dan korelasi Pearson untuk

skala data minimal interval. Uji kesetaraan antara kelompok 1 (KT) dengan

kelompok 2 (KTP) terutama data karakteristik keluarga dan karakteristik anak

dengan menggunakan analisis uji beda (t test). Menganalisis faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah

dilakukan analisis regresi linier berganda. Guna melihat efek dari perlakuan

intervensi terhadap lingkungan pengasuhan dan perkembangan kognitif,

psikomotor dan sosial emosional anak, dilakukan analisis kovarian dengan data

tes awal sebagai kovariat dan grup perlakuan sebagai fixed factor. Taraf signifikan

ditentukan sebesar < 0,05.

Definisi Operasional

Anak usia prasekolah adalah anak laki-laki dan perempuan yang berusia antara

3 tahun sampai 6 tahun.

Morbiditas adalah skor kesakitan yang dialami oleh anak menurut jenis penyakit

dan lamanya penyakit tersebut dialami anak dalam rentang waktu sebulan

sebelum wawancara.

Page 96: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

80

Konsumsi zat gizi adalah jumlah konsumsi energi, protein dan mikronutrien yang

dikonsumsi anak usia prasekolah yang diukur melalui pengumpulan data

konsumsi dengan metode recall.

Tingkat Kecukupan Gizi (TKG) adalah perbandingan jumlah konsumsi zat gizi

terhadap angka kecukupan zat gizi tersebut. TKG maksimal 100%.

Nilai Rata-rata Tingkat Kecukupan Gizi (NRTKG) adalah rata-rata TKG dari

energi, protein, kalsium, posfor, besi, vitamin A, vitamin C dan Seng. Nilai

rata-rata NRTKG maksimal 100%.

Intervensi adalah serangkaian kegiatan yang diberikan langsung pada kelompok

sasaran yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan anak yang

meliputi penyuluhan gizi-kesehatan dan stimulasi psikososial.

Penyuluhan gizi-kesehatan adalah kegiatan pendidikan non formal yang

diberikan oleh seorang penyuluh kepada sekelompok ibu yang bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan gizi-kesehatan ibu dan memperbaiki

pengasuhan gizi-kesehatan anak usia prasekolah.

Stimulasi Psikososial adalah rangsangan yang terarah dan berkesinambungan

melalui pendidikan dan latihan (diklat) yang bertujuan untuk membantu

anak usia prasekolah mencapai tingkat perkembangan yang optimal.

Program Ibuku Guru Kami dengan Metode Home Schooling Group Berbasis

Aqidah Islam adalah proses pembelajaran di rumah yang dilakukan oleh

sekelompok ibu kepada sekelompok anak dengan kelompok usia anak

sama dan menjadikan aqidah Islam sebagai dasar pendidikan yang

diberikan dengan pendekatan bermain sambil belajar.

Pengetahuan Gizi-Kesehatan adalah penguasaan ibu terhadap pengetahuan yang

berhubungan dengan pangan, gizi, dan kesehatan anak yang dinilai

berdasarkan persentase total jawaban benar dari serangkaian pertanyaan

yang diajukan.

Pengasuhan Gizi-Kesehatan adalah cara-cara yang dipraktekan ibu/pengasuh

dalam menyediakan makanan anak dan pemeliharaan kesehatan anak.

Lingkungan Pengasuhan Anak adalah fenomena lingkungan yang dinyatakan

dalam perolehan skor pada HOME Inventory untuk anak usia 3-6 tahun

(55 pertanyaan) dan bernilai maksimum 55 poin yang mencakup stimulasi

Page 97: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

81

belajar (11 pertanyaan), stimulasi bahasa (7 pertanyaan), lingkungan fisik

(7 pertanyaan) kehangatan dan kasih sayang (7 pertanyaan), stimulasi

akademik (5 pertanyaan), model (5 pertanyaan), pengalaman (9

pertanyaan) dan hukuman (4 pertanyaan) (Caldwell dan Bradley, 1984).

Pertumbuhan adalah keadaan kesehatan anak usia prasekolah yang diakibatkan

oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Pengukuran

dilakukan secara antropometri dengan menggunakan indeks berat badan

menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat

badan menurut panjang badan (BB/TB). Berat badan dan panjang masing-

masing diukur dalam satuan kilogram dan centimeter.

Perkembangan adalah fenomena perkembangan kognitif, motorik dan sosial

sebagai hasil dari tes perkembangan.

Perkembangan Kognitif adalah fenomena perkembangan anak mengenai

konsep atau pengertian, mulai dari mengenal warna, suara, rasa, tekstur,

nama hingga konsep yang lebih abstrak dan majemuk (Yusuf 2000).

Pengukuran perkembangan kognitif menggunakan instrumen

perkembangan anak yang terdiri dari 17 pertanyaan dan bernilai

maksimum 34 poin (Puskur Diknas, 2004).

Perkembangan Psikomotor adalah fenomena perkembangan anak meliputi

motorik kasar dan halus. Motorik kasar bila yang dilakukan melibatkan

sebagaian besar bagian tubuh dan memerlukan tenaga karena dilakukan

oleh otot-otot yang lebih besar. Motorik halus bila hanya melibatkan

bagian tubuh tertentu, dilakukan oleh otot kecil dan hal tersebut tidak

memerlukan tenaga. Pengukuran perkembangan psikomotor menggunakan

instrumen perkembangan anak yang terdiri dari 32 pertanyaan (11 motorik

halus dan 21 motorik kasar) dan bernilai maksimum 64 poin (Puskur

Diknas, 2004).

Perkembangan Sosial Emosional adalah fenomena perkembangan anak dalam

mengenal diri, lingkungan bermain dan pengendalian diri. Pengukuran

perkembangan sosial emosional menggunakan instrumen perkembangan

anak yang terdiri dari 8 pertanyaan dan bernilai maksimum 24 poin

(Puskur Diknas, 2004).

Page 98: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Desa Sinarsari dan Desa Neglasari termasuk dalam wilayah Kecamatan

Dramaga dan Desa Cibanteng termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciampea

Kabupaten Bogor. Secara geografis kedua kecamatan tersebut berdampingan.

Sebelah utara Kecamatan Dramaga berbatasan dengan Kecamatan Rancabungur,

sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kota Bogor Barat, sebelah timur

berbatasan dengan Kecamatan Ciomas dan Tamansari dan sebelah barat

berbatasan dengan Kecamatan Ciampea. Peta lokasi kedua kecamatan yang

termasuk wilayah penelitian terlihat pada Lampiran 1.

Kecamatan Dramaga terdiri dari 10 desa dan Kecamatan Ciampea terdiri

dari 13 desa dengan memiliki kemiripan bentuk wilayah yaitu datar sampai

berombak (45%) dan berombak sampai berbukit (55%) dengan luas wilayah

2 437.64 H (Dramaga) dan 4 393.87 H (Ciampea). Jarak pusat pemerintahan

Kecamatan Dramaga dan Ciampea dengan ibukota Kabupaten Bogor masing-

masing adalah 34 km dan 30 km.

Berdasarkan Data Monografi Kecamatan tahun 2006, jumlah pendududk

Kecamatan Dramaga tercatat sebanyak 89 475 jiwa yang terdiri dari 46 227 jiwa

laki-laki dan 43 248 jiwa perempuan. Sedangkan jumlah penduduk kecamatan

Ciampea adalah 115 257 jiwa yang terdiri dari 59 708 jiwa laki-laki dan 55 549

jiwa perempuan. Jumlah penduduk yang berusai 0-4 tahun tercatat sebanyak

10 073 jiwa (Dramaga) dan 6 225 jiwa (Ciampea). Sebanyak 99.7% penduduk

Kecamatan Dramaga dan 98.8 % penduduk Kecamatan Ciampea memeluk agama

Islam, lainnya adalah pemeluk agama Protestan, Katolik, Hindu, Budha dan

Konghucu. Dilihat dari keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan, di

Kecamatan Dramaga terdapat sebanyak 35 513 jiwa yang belum sekolah dan tidak

tamat SD serta 26 973 jiwa adalah tamat SD, sedangkan di Kecamatan Ciampea

terdapat sebanyak 8 973 jiwa yang belum sekolah dan tidak tamat SD serta 21 543

jiwa adalah tamat SD. Sebagian besar penduduk di kedua kecamatan memiliki

mata pencarian sebagai pedagang dan petani/peternak (pemilik, penggarap dan

buruh tani).

Page 99: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

83

Sarana pendidikan formal yang tersedia di Kecamatan Dramaga dan

Kecamatan Ciampea cukup beragam mulai dari taman kanak-kanak (TK) sampai

perguruan tinggi (PT). Di Kecamatan Dramaga terdapat sebanyak 35 unit SD/MI,

6 unit SLTP/MTs, 6 unit SMU/MA serta 1 unit PTN yaitu IPB. Sedangkan di

Kecamatan Ciampea terdapat sebanyak 69 unit SD/MI, 16 unit SLTP/MTs, dan

10 unit SMU/MA serta 1 unit Perguruan Tinggi swasta. Selain daripada itu

terdapat juga puluhan sarana pendidikan non formal seperti Majelis Taklim,

Musholla, dan Langgar.

Kondisi kesehatan masyarakat berdasarkan indikator makro pembangunan,

yaitu Angka Harapan Hidup (AHH) pada tahun 2006 dikecamatan Dramaga

mencapai 64.7 tahun, Angka Kematian Ibu (AKI) 0 per 100 000 kelahiran hidup

dan Angka Kematian Bayi (AKB) 5.4 per 1 000 kelahiran. Untuk memperluas

jangkauan pelayanan kesehatan telah dikembangkan berbagai sarana pelayanan

kesehatan baik oleh pemerintah, masyarakat maupun swasta. Di sektor swasta,

pelayanan kesehatan dasar dan rujukan diselenggarakan dalam bentuk dokter

praktek dan balai pengobatan swasta. Disamping itu telah dikembangkan pula

sarana upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat seperti Posyandu, pondok

bersalin desa (Polindes) dan pos obat desa (POD).

Upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

dilakukan pula melalui peningkatan pelayanan khusus, baik melalui pelayanan

kesehatan dasar di Puskesmas maupun pelayanan kesehatan rujukan di rumah

sakit melalui Program Raksa Desa bidang kesehatan dari APBD Propinsi Jawa

Barat maupun Program JPKM. Lebih kurang 75% keluarga miskin telah memiliki

Askes Gakin. Dilihat dari kategori penduduk miskin dengan alasan ekonomi dan

non ekonomi, maka keluarga di Kecamatan Dramaga dan Ciampea sebagian besar

adalah kategori keluarga pra KS dan KS 1. Dari hasil pendataan penyandang

masalah kesejahteraan sosial (PMKS) terdapat beberapa penyandang beberapa

masalah sosial. Melalui berbagai kegiatan pada acara-acara tertentu terutama

yang dilakukan oleh warga masyarakat di desa-desa telah dilakukan berupa

pemberian santunan dan pembinaan yang dapat membangkitkan motivasi mereka

untuk perbaikan kehidupan sosial ekonominya.

Page 100: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

84

Karakteristik Keluarga

Umur Ayah dan Ibu

Umur ayah pada Kelompok I (KT) berkisar dari 26,0 tahun sampai 58,0

tahun dengan umur rata-rata 38,3 tahun (standar deviasi/sd = 8,4 tahun), dan umur

ibu berkisar dari 23,0 tahun sampai 49,9 tahun dengan umur rata-rata 32,9 tahun

(sd = 7,8 tahun). Pada Kelompok II (KTP), umur ayah berkisar dari 29,4 tahun

sampai 53,0 tahun dengan umur rata-rata 38,0 tahun (standar deviasi/sd = 6,7

tahun) dan umur ibu berkisar dari 22,0 tahun sampai 47,1 tahun dengan umur rata-

rata 33,0 tahun (sd = 6,7 tahun). Dengan demikian, sebagian besar ayah dan ibu

termasuk dalam kategori usia dewasa awal dan dalam usia ketenagakerjaan

termasuk kelompok usia produktif. Hasil uji t menunjukan tidak ada perbedaan

signifikan umur ayah dan ibu antara KT dan KTP (Tabel 7).

Tabel 7. Uji kesetaraan Karakteristik Keluarga antar Kelompok I (KT) dan

Kelompok II (KTP)

Karakteristik Keluarga

Kelompok I (KT)

Kelompok II (KTP)

Nilai t Sign. Nilai t

Umur Ayah 38.3 38.0 0.204 0.839 Pendidikan Ayah 6.0 6.9 -0.905 0.851 Pendidikan Ibu 6.8 7.4 -0.571 0.521 Jumlah Anggota Keluarga

5.1 4.7 1.269 0.209

Pendapatan Keluarga (Rp/bl)

588571 670000 -1.310 0.195

Pendapatan Per Kapita Keluarga (Rp/bl)

1245570 147112 -1.534 0.130

Pendidikan Ayah dan Ibu

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam menunjang kualitas

manusia. Tingginya tingkat pendidikan ayah dan ibu sangat berpengaruh pada

jenis pekerjaannya yang kemudian turut mempengaruhi tingkat pendapatan

keluarga. Pada akhirnya hal ini juga akan berpengaruh pada pemenuhan

kebutuhan pangan dalam keluarga.

Berdasarkan jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh, sebagian

besar ayah ( 65.7%) dan ibu (82.9%) pada KT berpendidikan SD. Demikian juga

Page 101: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

85

pada KTP, sebanyak 54.3% ayah 60.0% ibu berpendidikan SD. Rata-rata

lamanya ayah dan ibu menempuh pendidikan formal pada KT masing-masing

adalah 6.0 tahun dan 6.8 tahun, sedangkan pada KTP adalah 6.9 tahun dan 7.4

tahun sebagaimana terlihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Tingkat Pendidikan Ayah dan Ibu menurut Kelompok Stimulasi

Kelompok I (KT) Kelompok II (KTP) Ayah Ibu Ayah Ibu

Tingkat pendidikan

n % n % n % n % SD 23 65.7 29 82.9 19 54.3 21 60.0 SLTP 7 20.0 5 14.2 8 22.9 9 25.7 SLTA 4 11.4 1 2.9 5 14.3 5 14.3 PT/Akademi 1 2.9 - - 3 8.5 - - Total 35 100.0 35 100.0 35 100.0 35 100.0 Lama pendidikan (rataan)

6.0 6.8 6.9 7.4

Sdandar deviasi 3.2 2.4 3.1 2.6

Hasil uji beda (t test) menunjukan tidak ada perbedaan signifikan lamanya

pendidikan formal yang ditempuh ayah dan ibu antara KT dan KTP (Tabel 7).

Berdasarkan hasil penelitian dan didukung oleh data kependudukan, terlihat

bahwa sebagian besar tingkat pendidikan ayah/kepala keluarga dan ibu/isteri di

Kecamatan Dramaga dan Ciampea masih tergolong rendah. Rendahnya tingkat

pendidikan yang ditempuh ayah dan Ibu menunjukkan bahwa di Kecamatan

Dramaga dan Kecamatan Ciampea khususnya di wilayah penelitian masih

membutuhkan perhatian yang besar dari pemerintah maupun swasta di bidang

pendidikan.

Pekerjaan Ayah dan Ibu

Secara umum variasi jenis pekerjaan utama ayah pada KT dan KTP adalah

sebagai PNS (pegawai cleaning service), swasta (karyawan pabrik/toko),

wiraswasta (dagang), buruh (tani dan bangunan) dan sopir/tukang ojek. Persentase

terbesar ayah memiliki pekerjaan utama sebagai buruh, masing-masing adalah

45.7% (KT) dan 34.3% (KTP) sebagaimana terlihat pada Tabel 9. Pekerjaan

utama ibu pada KT dan KTP adalah sebagai ibu rumah tangga. Namun terdapat

sebanyak 17.1% ibu KT yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai buruh

Page 102: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

86

(pembantu rumah tangga dan tani) dan sebanyak 25.7% ibu KTP bekerja sebagai

buruh (pembantu rumah tangga, dagang) dan guru mengaji. Pemilihan jenis

pekerjaan ayah dan ibu, sangat ditentukan oleh lapangan pekerjaan yang ada. Di

pedesaan lebih cenderung masyarakat berinisiatif sendiri dalam membuat

lapangan pekerjaan yang akhirnya menuntut masyarakat untuk menjual jasa

pelayanan apalagi dengan pendidikan yang terbatas.

Tabel 9. Sebaran Ayah dan Ibu menurut Jenis Pekerjaan dan Kelompok Stimulasi

Kelompok I (KT) Kelompok II (KTP)

Ayah Ibu Ayah Ibu Jenis Pekerjaan

n % n % n % n % Buruh 16 45.7 4 11.4 12 34.3 6 17.1

Karyawan swasta 8 22.9 - - 6 17.1 - - Wiraswasta/ dagang 6 17.1 2 5.7 8 22.9 2 5.7

Sopir/ojek 4 11.4 - - 6 17.1 - - PNS 1 2.9 - - 3 8.6 - -

Guru mengaji - - - - - - 1 2.9 Total 35 100.0 6 17.1 35 100.0 9 25.7

Ukuran Keluarga

Ukuran keluarga dilihat dari jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam

satu pengelolaan sumberdaya keluarga. Ukuran keluarga KT berkisar dari 3 orang

sampai 10 orang dengan rata-rata jumlah anggota keluarga adalah 5 orang (sd = 1

orang), sedangkan ukuran keluarga KTP berkisar dari 3 orang sampai 7 orang

dengan rata-rata 5 orang (sd = 1 orang). Apabila ukuran keluarga ini

dikelompokan berdasarkan kriteria Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera

(BKKBN, 2002) yaitu terdiri dari ayah, ibu dan dua orang anak, sebanyak 40.0%

KT dan 51.4% KTP tergolong dalam kelompok tersebut, sedangkan lainnya

tergolong keluarga sedang dan keluarga besar. Hasil uji beda (t test) menunjukan

tidak ada perbedaan signifikan ukuran keluarga KT dan KTP (Tabel 7).

Cukup besarnya keluarga yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih

dari 4 orang disebabkan di daerah penelitian tersebut masih banyak yang

merupakan bentuk keluarga luas (extended family), yaitu keluarga yang tidak

Page 103: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

87

hanya terdiri dari keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tetapi juga ditambah dengan

anggota keluarga lain seperti : kakek, nenek, keponakan atau sepupu.

Pendapatan Keluarga

Pendapatan total keluarga diperoleh dari pendapatan kepala keluarga, isteri

dan pendapatan dari anggota keluarga lainnya seperti anak dan orang tua yang

bekerja yang termasuk dalam satu pengelolaan keuangan serta pendapatan dari

sumber lain seperti pemberian, bonus dan hadiah. Rata-rata pendapatan keluarga

KT per bulan Rp 588 571 (sd = Rp 261 243), sedangkan rata-rata pendapatan total

keluarga KTP sedikit lebih besar yaitu Rp 670 000 (sd = Rp 258 730).

Apabila pendapatan total keluarga dibagi dengan ukuran keluarga, maka

diperoleh pendapatan per kapita keluarga. Besarnya rata-rata pendapatan per

kapita keluarga KT per bulan adalah Rp 124 558 (sd =66 170) dan pada KTP

adalah Rp 147 112 (sd = Rp 56 474). Rata-rata pendapatan keluarga menurut

sumber pendapatan terlihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rata-Rata dan Standar Deviasi Pendapatan Keluarga menurut Sumber Pendapatan dan Kelompok Stimulasi

Kelompok I (KT) Kelompok II (KTP)

Sumber Pendapatan (Rp) n

Rata-Rata

Standar Deviasi

n Rata-Rata

Standar Deviasi

Pendapatan Ayah 35 507143 260696 35 564286 271859 Pendapatan Ibu 6 300000 164317 9 277778 61802 Pendapatan sumber lainnya

5 210000 65192 7 171428 111270

Pendapatan keluarga 35 588571 261243 35 670000 258730 Pendapatan per kapita keluarga

35 124558 66170 35 147112 56474

Batas garis kemiskinan nasional untuk wilayah Bogor menurut BPS tahun

2004 yang dilihat dari rata-rata pendapatan per kapita per bulan adalah

Rp 149 500. Berdasarkan batasan tersebut, secara umum keluarga KT dan KTP

termasuk keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan. Hasil uji beda (t test)

menunjukan tidak ada perbedaan signifikan pendapatan per kapita keluarga KT

dan KTP atau dengan kata lain pendapatan perkapita keluarga KT setara dengan

Page 104: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

88

KTP (Tabel 7). Sekalipun faktanya terdapat sebanyak 25.7% keluarga KT dan

45.7% keluarga KTP yang tergolong diatas garis kemiskinan.

Menurut Sajogyo, Suhardjo dan Khumaidi (1994), pendapatan seseorang

sangat menentukan dalam pemilihan pangan yang akan dikonsumsi. Dengan

pendapatan tinggi maka kemampuan untuk membeli bahan pangan akan semakin

tinggi. Demikian sebaliknya dengan pendapatan rendah mengakibatkan

terbatasnya kemampuan untuk membeli pangan, baik jumlah maupun kualitas.

Karakteristik Anak

Umur dan Jenis Kelamin Anak

Umur anak termasuk dalam rentang 3-6 tahun atau 36-70 bulan. Namun

dapat dirinci lebih detil bahwa umur anak pada KT berkisar dari 42 bulan

sampai 65 bulan dengan umur rata-rata 53.4 bulan dan pada KTP umur anak

berkisar dari 42 bulan sampai 66 bulan dengan umur rata-rata 48.9 bulan. Umur

anak dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu 42 bulan sampai 54 bulan dan

kelompok 55 bulan sampai 66 bulan. Pengelompokan tersebut berdasarkan

pengelompokan umur dalam penilaian perkembangan anak yang dikeluarkan oleh

Pusat Kurikulum Pendidikan Nasional tahun 2004.

Sebanyak 60.0% KT dan 82.9% KTP tergolong kelompok 55-66 bulan.

Hasil uji beda (t test) menunjukan adanya perbedaan signifikan umur anak pada

KT dan KTP (Tabel 11). Jenis kelamin anak KT dan KTP tidak berbeda karena

masing-masing terdiri dari 20 orang (57.1%) laki-laki dan 15 orang (42.9%)

perempuan.

Urutan Anak dalam Keluarga

Urutan anak dalam keluarga KT berkisar dari anak pertama sampai anak

kedelapan dan pada keluarga KTP berkisar dari anak pertama sampai anak

kesembilan. Sebanyak 34.3% anak KT adalah anak pertama dan termasuk di

dalamnya anak tunggal, 20.0% anak kedua, 17.1% anak ketiga dan lainnya anak

keempat, kelima dan kedelapan. Pada KTP, sebanyak 28.6 % adalah anak

pertama dan termasuk di dalamnya anak tunggal, 25.7% anak kedua, 22.9% anak

ketiga dan lainnya adalah anak keempat, kelima dan kesembilan. Tingginya

persentase keluarga yang memiliki anak pertama disebabkan masih

Page 105: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

89

mudanya usia pernikahan yang ditempuh oleh orang tua mereka yaitu kurang dari

10 tahun. Hasil uji beda (t test) menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan

urutan anak antara KT dan KTP (Tabel 11).

Tabel 11. Uji kesetaraan Karakteristik Anak antar Kelompok Stimulasi

Karakteristik Keluarga Kelompok I (KT)

Kelompok II (KTP)

Nilai t Sign. Nilai t

Umur 53.40 48.94 2.020 0.047 Urutan anak 2.60 2.57 0.073 0.942 Berat badan lahir 2951.43 3125.71 -2.348 0.022 Panjang badan lahir 48.91 48.77 0.274 0.785 Morbiditas awal 12.6 8.6 3.273 0.002 Morbiditas akhir 9.7 7.6 1.858 0.068 Kepribadian anak 5.2 5.6 -1.150 0.254 Z-skor BB/U awal -1.9 -1.4 -2.106 0.039 Z-skor BB/U akhir -1.8 -1.8 0.110 0.912 Delta Z-skor BB/U -0.0 -0.3 6.258 0.000 Z-skor TB/U awal -1.8 -0.6 -4.268 0.000 Z-skor TB/U akhir -2.1 -1.1 3.527 0.001 Delta Z-skor TB/U -0.3 -0.4 3.491 0.001 Z-skor BB/TB awal -1.0 -1.4 1.475 0.145 Z-skor BB/TB akhir -0.6 -1.5 -4.501 0.000 Delta Z-skor BB/TB 0.4 -0.2 8.103 0.000

Berat Badan dan Panjang Badan Lahir

Berat badan lahir anak KT berkisar dari 2500 g sampai 3200 g dengan

berat badan lahir rata-rata 2951 g, sedangkan berat badan lahir anak KTP berkisar

dari 2500 g sampai 3900 g dengan berat lahir rata-rata sedikit lebih tinggi dari KT

yaitu 3126 g. Hasil uji beda (t test) menunjukan adanya perbedaan signifikan berat

badan lahir anak antara KT dan KTP. Tidak ada satupun anak yang tergolong

berat badan lahir rendah (BBLR) dengan ketentuan berat badan kurang dari 2500

g baik pada KT dan KTP. Hal ini disebabkan adanya salah satu persyaratan

contoh dalam penelitian ini yaitu tidak tergolong BBLR.

Panjang badan saat lahir KT berkisar dari 45 cm sampai 51 cm dengan

tinggi badan lahir rata-rata 48.9 cm, sedangkan panjang badan lahir KTP berkisar

dari 44 cm sampai 54 cm dengan panjang badan lahir rata-rata 48.8 cm. Hasil uji

beda (t test) menunjukan tidak ada perbedaan signifikan panjang badan lahir

antara KT dan KTP (Tabel 11).

Page 106: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

90

Morbiditas

Masa usia prasekolah merupakan masa yang masih rawan, karena pada

masa ini bila anak kekurangan makanan yang bergizi, maka akan mudah sekali

terserang penyakit dan gangguan kesehatan lainnya yang pada akhirnya akan

mempengaruhi pertumbuhan dan terjadinya gangguan perkembangan (Winarno

1990). Jenis-jenis penyakit infeksi yang sering menyerang anak-anak antara lain,

pilek, radang saluran pernafasan, batuk, diare dan demam.

Penyebab dari pilek adalah virus (Prabu 1998). Penyebab utama penyakit

radang saluran pernafasan adalah akibat penyakit pilek dan akibat perubahan

udara. Penyakit batuk biasanya banyak terjadi pada anak-anak. Penyebab

penyakit ini adalah kuman Haemophylus pertusis. Penularannya melalui cairan

yang keluar dari hidung yang tersembur ke luar waktu batuk atau bersin. Diare

adalah buang air besar yang disertai banyak air dan merupakan kumpulan gejala

dari berbagai penyakit. Diare biasanya bersamaan dengan peradangan usus

(Schulman, Phair & Sommer 1994).

Berdasarkan hasil pengumpulan data sebelum dilakukan penyuluhan gizi-

kesehatan menunjukkan bahwa lebih dari 80.0% anak KT dan KTP mengalami

penyakit infeksi dalam kurun waktu sebulan yang lalu sebelum diadakan

wawancara. Rata-rata lamanya anak mengalami penyakit infeksi tersebut adalah

12.6 hari (KT) dan 8.6 hari (KTP). Hasil uji beda (t test) menunjukan perbedaan

signifikan skor morbiditas antara KT dan KTP (Tabel 11). Namun pada

pengukuran data setelah semua ibu dari anak yang menjadi contoh mendapatkan

penyuluhan gizi dan kesehatan, maka terjadi penurunan rata-rata lamanya anak

mengalami infeksi yaitu 9.7 hari (KT) dan 7.6 hari (KTP). Hasil uji beda (t test)

menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan morbiditas setelah diberikan

penyuluhan gizi dan kesehatan antara KT dan KTP. Rataan skor morbiditas anak

KT dan KTP sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan gizi-kesehatan terlihat

pada Gambar 9.

Page 107: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

91

12.69.7

-2.9

8.6 7.6

-0.9

-10.0

-5.0

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

Rat

aan

Mo

rbid

itas

Aw al Akhir Delta Aw al Akhir Delta

Kontrol Perlakuan

Kelompok Stimulasi

Gambar 9. Rataan Skor Morbiditas Anak Kelompok I (KT) dan Kelompok II (KTP) Sebelum dan Setelah Dilakukan Penyuluhan Gizi-Kesehatan

Banyak faktor yang menyebabkan anak-anak terkena penyakit infeksi,

salah satunya adalah kebersihan lingkungan. Secara umum, lingkungan tempat

tinggal anak-anak KTP lebih bersih dari lingkungan KT, karena di lingkungan KT

masih banyak terdapat rumah yang berdampingan dengan kandang ternak

kambing atau ayam milik masyarakat setempat. Disamping lingkungan bermain

anak-anak tercemar dengan kotoran hewan tersebut, udara disekitar rumah juga

tercemar.

Dalam menghadapi anak yang terkena penyakit infeksi tersebut, semua ibu

melakukan pertolongan/pengobatan kepada anaknya. Sebagian besar yaitu 51.4%

ibu KT dan 74.3% Ibu KTP melakukan pertolongan sendiri dengan membeli obat

warung untuk anaknya. Sebagian lagi berobat ke bidan dan beberapa orang

membawa anak mereka berobat ke dokter.

Pertumbuhan Anak

Pertumbuhan anak dapat dinilai dari berat badan, tinggi badan,

delta/perubahan berat badan dan tinggi badan anak menurut umur atau disebut

delta z-skor BB/U, TB/U dan BB/TB. Rata-rata berat badan anak KT pada

pengukuran awal adalah 13.5 kg (sd=1.4 kg) dan KTP 13.9 kg (sd=2.2 kg). Hasil

uji beda (t test) tidak menunjukan perbedaan signifikan berat badan antar KT dan

KTP pada awal dan akhir pengukuran. Rata-rata tinggi badan anak KT pada

pengukuran awal adalah 97.4 cm (sd=6.4 cm) dan KTP 100.1 cm (sd=7.2 cm).

KT KTP

Page 108: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

92

Pada pengukuran akhir terlihat ada peningkatan tinggi badan sebesar 0.6 cm pada

KT dan 0.5 cm pada KTP. Hasil uji beda (t test) tidak menunjukkan perbedaan

signifikan tinggi badan antar kelompok KT dan KTP pada awal dan akhir

pengukuran.

Rata-rata z-skor pertumbuhan anak berdasarkan penilaian BB/U, TB/U

dan BB/TB menunjukkan selang pertumbuhan normal. Dalam keadaan normal,

berat badan anak akan bertambah dan tinggi badan anak akan tumbuh bersamaan

dengan pertambahan umur, serta pertambahan berat badan akan searah dengan

pertambahan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indeks BB/TB dapat

memberi gambaran proporsi berat badan relatif terhadap tinggi badan (Riyadi

2001). Berdasarkan teori tersebut, seyogyanya rata-rata berat badan dan tinggi

badan KT dan KTP berbeda karena rata-rata umur kedua kelompok tersebut juga

berbeda.

Sekalipun rata-rata pertumbuhan anak KT dan KTP tergolong normal.

Namun terdapat prevalensi underweight termasuk tinggi yaitu 45.7% KT dan

34.3% KTP menurut indek BB/U, sedangkan prevalensi underweight angka

nasional adalah 27.3%. Selain masalah underweigh, juga ditemukan masalah gizi

lainnya yaitu stunting (pendek). Sebanyak 45.7% KT dan 8.6% KTP tergolong

sunting menurut indeks TB/U. Prevalensi stunting nasional berkisar dari 30-40%.

Dengan demikian pada KT terdapat prevalensi stunting melebihi stunting nasional

sedangkan pada KTP berada di bawah angka prevalensi stunting nasinal. Masalah

gizi lain yang ditemukan adalah wasting (kurus). Terdapat sebanyak 11.5% KT

dan 14.3% KTP tergolong menurut indeks BB/TB. Prevalensi wasting yang

ditemukan sedikit lebih rendah dari masalah wasting nasional yaitu 15.8%. Hasil

uji beda (t test) menunjukan tidak ada perbedaan signifikan pertumbuhan anak

antara KT dan KTP menurut indeks BB/TB, sedangkan pertumbuhan menurut

BB/U dan TB/U menunjukan perbedaan yang signifikan (Tabel 11). Rataan z-

skor pertumbuhan anak menurut indeks BB/TB pada KT dan KTP sebelum dan

setelah dilakukan penyuluhan gizi-kesehatan terlihat pada Gambar 10.

Page 109: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

93

-1.0

-0.6

0.4

-1.4 -1.5

-0.2

-2.0

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

Rat

aan

Per

tum

bu

han

(B

B/T

B)

Aw al Akhir Delta Aw al Akhir Delta

Kontrol Perlakuan

Kelompok Stimulasi

Gambar 10. Rataan Z-Skor Pertumbuhan Anak (BB/TB) Kelompok I (KT) dan

Kelompok II (KTP) Sebelum dan Setelah Dilakukan Stimulasi Psikososial

Kepribadian Anak

Kepribadian anak dinilai dari sikap atau tingkah laku anak sehari-hari

dalam merespon balik situasi yang dialaminya. Pakar psikologi anak

mengklasifikasikan kepribadian seorang anak dapat tergolong tertutup (introvert),

terbuka (extrovert) atau gabungan. Ciri yang menonjol pada anak yang

berkepribadian tertutup adalah pendiam, cepat tersinggung, lebih suka bermain

sendiri, sering merasa was-was, dan tidak suka menceritakan masalah kepada

orang lain. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada anak KT dan KTP dan

didukung hasil wawancara dengan ibu dari anak KT dan KTP saat pengumpulan

data awal, sebagian besar anak tergolong berkepribadian gabungan dengan rata-

rata skor kepribadian anak adalah 5.2 (KT) dan 5.6 (KTP). Hasil uji beda (t test)

menunjukan tidak ada perbedaan signifikan skor kepribadian anak antara KT dan

KTP atau dengan kata lain kepribadian anak KT setara dengan KTP (Tabel 11).

Setelah dilakukan stimulasi psikososial, hasil pengukuran akhir

menunjukan adanya peningkatan skor rata-rata kepribadian anak KTP menjadi

6.7. Hasil uji beda (t test) menunjukan perbedaan yang signifikan skor

kepribadian anak KT dan KTP). Anak-anak KTP lebih banyak yang memiliki

KT KTP

Page 110: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

94

kepribadian terbuka dibandingkan anak-anak KT. Rataan skor kepribadian anak

KT dan KTP terlihat pada Gambar 11.

5.2 5.2

0.0

5.6

6.7

1.1

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0R

ataa

n K

epri

bad

ian

An

ak

Aw al Akhir Delta Aw al Akhir Delta

Kontrol Perlakuan

Kelompok Stimulasi

Gambar 11. Rataan Skor Kepribadian Anak Kelompok I (KT) dan Kelompok II (KTP) Sebelum dan Setelah Dilakukan Stimulasi Psikososial

Konsumsi Zat Gizi Anak

Konsumsi zat gizi anak diperoleh dari konversi konsumsi pangan anak

yang dikumpulkan dengan metode recall 2x24 jam. Recall konsumsi pangan

mencakup jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi anak baik makanan pokok

maupun makanan selingan atau makanan jajanan. Selanjutnya konsumsi pangan

tersebut dikonversi ke dalam energi, protein, vitamin A, vitamin C, kalsium,

phosfor, besi dan seng dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan

(DKBM). Selanjutnya dihitung nilai rata-rata tingkat kecukupan gizi anak.

Pada kelompok I (KT), rata-rata tingkat kecukupan vitamin A dan besi

lebih dari 100.0% pada pengukuran awal dan akhir, sedangkan rata-rata tingkat

kecukupan zat gizi lainnya kurang dari 100.0%. Sementara pada kelompok II

(KTP), rata-rata tingkat kecukupan vitamin A, besi, dan protein lebih dari 100.0%

(Tabel 12). Berdasarkan nilai rata-rata tingkat kecukupan zat gizi (NRTKG)

anak usia prasekolah, persentase terbesar pada kelompok I (KT) tergolong sangat

kurang, sekalipun terdapat lebih dari 30.0% tergolong baik. Pada kelompok II

(KTP), lebih dari 60.0% NRTKG anak usia prasekolah tergolong baik. Namun

persentase NRTKG yang tergolong sangat kurang masih tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa dari segi pemenuhan konsumsi zat gizi, anak usia prasekolah

masih membutuhkan perhatian khusus dalam kuantitas dan kualitas makanan.

KT KTP

Page 111: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

95

Tabel 12. Rata-rata Konsumsi, Kecukupan dan Tingkat Kecukupan Zat Gizi Anak menurut Kelompok Stimulasi

Kelompok I (KT) Kelompok II (KTP) Zat Gizi Tingkat

Kecukupan (%) Awal

Tingkat Kecukupan (%) Akhir

Tingkat Kecukupan (%) Awal

Tingkat Kecukupan (%) Akhir

Energi (Kkal) 85+ 34.2 84 + 28.3 99 + 38.4 91.5 + 32.8 Protein (g) 96.9 + 44.4 95.0 + 40.5 110.6 + 47.2 101.5 + 41.5 Vitamin A (RE) 100.0 + 245.6 100.9 + 244.8 50.4 + 38.7 51.5 + 37.5 Vitamin C (mg) 41.2+ 69.0 51.8 + 73.0 33.6 + 45.6 54.9 + 52.7 Kalsium (mg) 51.5 + 48.3 52.3 + 48.3 76.1 + 61.3 78.7 + 61.5 Phosfor (mg) 89.4 + 65.9 91.0 + 65.7 115.2 + 87.0 119.3 + 87.4 Besi (mg) 140.1 + 66.0 141.5 + 65.2 157.4 + 60.6 154.0 + 56.2 Seng (mg) 29.5 + 38.3 30.5 +38.3 31.8 + 38.2 32.7 + 37.8

Tabel 13. Sebaran Anak Usia Prasekolah menurut Nilai Rata-Rata Tingkat

Kecukupan Gizi (NRTKG) dan Kelompok Stimulasi

Kelompok I (KT) Kelompok II (KTP) NRTKG

n % n % Awal

Sangat kurang 19 54.3 11 31.4 Kurang 4 11.4 2 5.7

Baik 12 34.3 22 62.9 Total 35 100.0 35 100.0

Rata-Rata 79.0 84.2 Simpangan Baku 44.4 34.0

Akhir Sangat kurang 17 48.6 11 31.4

Kurang 4 11.4 3 8.6 Baik 14 40.0 21 60.0 Total 35 100.0 35 100.0

Rata-Rata 80.9 85.5 Simpangan Baku 43.4 31.3

Pengetahuan Gizi-Kesehatan Ibu

Pengetahuan gizi-kesehatan ibu dinilai dari penguasaan ibu terhadap

pengetahuan gizi-kesehatan umum yang berhubungan dengan kelompok bahan

makanan sumber hewani, nabati, fungsi zat gizi, defisiensi zat gizi, cara

pengolahan bahan makanan, pemantauan pertumbuhan, cara mengatasi anak diare,

waktu mulai mendapatkan imunisasi, penilaian pada KMS, mandi, cuci rambut,

Page 112: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

96

gosok gigi, dan kebiasaan baik sebelum makan yang diukur dengan

menjumlahkan skor yang diperoleh dengan skor maksimal 40 poin, kemudian

dikategorikan pengetahuan gizi-kesehatan ibu baik, sedang dan kurang

berdasarkan pengkategorian Khomsan (2000).

Pada penilaian awal yaitu sebelum dilakukan penyuluhan gizi-kesehatan,

sebagian besar ibu KT (71.4%) memiliki pengetahuan gizi-kesehatan tergolong

kurang, sedangkan sebagian (54.3%) ibu-ibu KTP tergolong memiliki

pengetahuan gizi sedang. Secara umum terlihat bahwa rata-rata ibu-ibu KTP

memiliki pengetahuan gizi-kesehatan lebih baik daripada ibu-ibu KT. Pada

penilaian akhir terlihat bahwa terjadi peningkatan skor pengetahuan gizi-

kesehatan kedua kelompok. Peningkatan yang lebih besar terjadi pada KT yang

semula sebagian besarnya memiliki pengetahuan kurang seperti terlihat pada

Tabel 14.

Tabel 14. Sebaran Ibu menurut Kategori Pengetahuan Gizi-Kesehatan Ibu dan Kelompok Stimulasi

Kelompok I (KT) Kelompok II (KTP) Pengetahuan Gizi-

Kesehatan Ibu n % n % Awal

Kurang 25 71.4 10 31.4 Sedang 9 25.7 18 54.3

Baik 1 2.9 7 14.3 Total 35 100.0 35 100.0

Rata-Rata 20.3 26.4 Simpangan Baku 5.5 5.6

Akhir Kurang 16 45.7 3 8.6 Sedang 15 42.9 21 60.0

Baik 4 11.4 11 31.4 Total 35 100.0 35 100.0

Rata-Rata 25.2 29.8 Simpangan Baku 5.6 4.0

Pola Pengasuhan Gizi-Kesehatan

Pola pengasuhan gizi-kesehatan dilihat dari praktek pemberian makan dan

pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh ibu kepada anak mulai dari bayi sampai

usia prasekolah dalam hal pemberian kolustrum, ASI, susu formula, jadwal

makan, kebiasaan makan, masalah makan yang dialami, kebiasaan mandi, gosok

Page 113: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

97

gigi, mencuci rambut, memakai alas kaki, mendaptkan imunisasi, dan kebiasaan

sebelum makan dan sebelum tidur dengan menjumlahkan skornya dengan skor

maksimal 36 poin, dan kemudian dikategorikan pola pengasuhan gizi-kesehatan

baik, sedang dan kurang. Pada penilaian awal yaitu sebelum dilakukan

penyuluhan gizi-kesehatan, sebagian besar ibu KT (80.0%) melakukan

pengasuhan gizi-kesehatan terhadap anak usia prasekolah tergolong sedang,

sedangkan sebagian besar (77.1%) ibu-ibu KTP tergolong baik pengasuhan gizi-

kesehatan yang dilakukan.

Dengan demikian, secara umum ibu-ibu KTP melakukan pengasuhan gizi-

kesehatan lebih baik daripada ibu-ibu KT. Pada penilaian akhir terlihat bahwa

terjadi peningkatan skor pengasuhan gizi-kesehatan kedua kelompok. Namun

peningkatan skor antar kedua kelompok tidak berbeda signifikan seperti terlihat

pada Tabel 15.

Tabel 15. Sebaran Ibu menurut Kategori Pengasuhan Gizi-Kesehatan Ibu dan Kelompok Stimulasi

Kelompok I (KT) Kelompok II (KTP) Pengasuhan Gizi-

Kesehatan n % n % Awal

Kurang - - - - Sedang 28 80.0 8 22.9

Baik 7 20.0 27 77.1 Total 35 100.0 35 100.0

Rata-Rata 30.0 34.1 Simpangan Baku 3.8 3.2

Akhir Kurang - - - Sedang 18 51.4 6 17.1

Baik 17 48.6 29 82.9 Total 35 100.0 35 100.0

Rata-Rata 31.6 36.1 Simpangan Baku 4.2 2.7

Lingkungan Pengasuhan

Pengasuhan adalah proses inisiatif. Pengasuhan anak merupakan seluruh

interaksi antara subjek (pengasuh) dan objek (anak) berupa bimbingan,

pengarahan dan pengawasan terhadap aktivitas objek sehari-hari yang

Page 114: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

98

berlangsung secara rutin sehingga membentuk suatu pola dan merupakan usaha

yang diarahkan untuk mengubah tingkah laku sesuai dengan keinginan si pendidik

atau pengasuh (Sears, Maccoby & Levin 1976, Gunarsa 1997). Satoto (1990)

mengemukakan bahwa salah satu lingkungan pengasuhan yang paling kuat

pengaruhnya terhadap tumbuh kembang anak adalah interaksi ibu dan anak.

Penilaian lingkungan pengasuhan anak usia prasekolah dikembangkan

oleh Caldwell dan Bradley tahun 1984 melalui pengukuran kualitas pengasuhan di

rumah yang dikenal sebagai HOME (Home Observation and Measurement of

Environments). Secara umum penilaian awal lingkungan pengasuhan anak KT

dan KTP tergolong sedang dengan nilai rataan skor masing-masing kelompok

31.5 dan 34.3. Hasil uji beda (t test) menunjukan bahwa secara keseluruhan tidak

ada perbedaan signifikan lingkungan pengasuhan antara KT dan KTP sebelum

diberikan stimulasi psikososial. Namun dalam aspek tertentu yaitu stimulasi

bahasa, kehangatan/penerimaan dan stimulasi akademik, terdapat perbedaan

signifikan antara KT dan KTP.

Lingkungan pengasuhan dikelompokkan menjadi rendah, sedang dan baik.

Pada penilaian awal terdapat sebanyak 48.6% anak KT yang tergolong lingkungan

pengasuhan sedang (kualitas pengasuhan cukup), 45.7% tergolong rendah

(kualitas pengasuhan kurang) dan 5.7% lainnya yang tergolong baik. Sementara

itu pada KTP sebagian besar (80.0%) tergolong kualitas pengasuhan cukup dan

20.0% lainnya kualitas pengasuhan kurang. Pada penilaian akhir terdapat

peningkatan lingkungan pengasuhan kedua kelompok. Namun peningkatan skor

lebih besar terjadi pada KTP yang mendapatkan intervensi secara lengkap seperti

terlihat pada Tabel 16. Perubahan (delta) skor lingkungan pengasuhan yang

terjadi pada KT adalah 1.6 poin, sedangkan pada KTP terjadi peningkatan sebesar

6.2 poin.

Page 115: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

99

Tabel 16. Sebaran Ibu menurut Kategori Lingkungan Pengasuhan dan Kelompok Stimulasi

Kelompok I (KT) Kelompok II (KTP) Kualitas Lingkungan

Pengasuhan n % n % Awal

Rendah 16 45.7 7 20.0 Sedang 17 48.6 28 80.0

Baik 2 5.7 - - Total 35 100.0 35 100.0

Rata-Rata 31.5 34.3 Simpangan Baku 8.4 4.8

Akhir Rendah 13 37.1 2 5.7 Sedang 20 57.1 30 85.7

Baik 2 5.7 3 8.6 Total 35 100.0 35 100.0

Rata-Rata 33.1 40.6 Simpangan Baku 7.4 4.2

Perkembangan Anak

Perkembangan dalam arti sempit disebut sebagai proses pematangan

fungsi-fungsi non fisik atau perubahan kuantitatif dan kualitatif sebagai suatu

proses perubahan yang progresif dan berurut yang ditunjang oleh faktor

lingkungan dan proses belajar dalam waktu tertentu menuju kedewasaan (Kartono

1990). Meyrs (1995) mendefinisikan bahwa perkembangan anak merupakan

proses perubahan dimana anak belajar pada tingkatan yang lebih komplek dalam

berfikir, bergerak, berperasaan dan berhubungan dengan yang lain.

Banyak aspek perkembangan yang perlu dibina dalam menghadapi masa

depan anak. Semua aspek perkembangan tersebut saling mempengaruhi. Dalam

penelitian ini ada tiga aspek perkembangan yang dianalisis yaitu perkembangan

kognitif, psikomotor atau motorik (kasar dan halus) dan perkembangan sosial

emosional.

Berdasarkan hasil pengukuran awal, secara umum skor kognitif,

psikomotor, dan skor sosial emosional anak KTP lebih tinggi dari KT. Namun

hasil uji beda (t test) menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan sigifikan skor

kognitif, skor motorik halus dan sosial emosional antar KT dan KTP. Hanya skor

motorik kasar yang menunjukan perbedaan yang signifikan antar KT dan KTP.

Page 116: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

100

Rata-rata skor tingkat perkembangan kognitif KT 13.9 poin dan KTP 14.3

poin. Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa tingkat perkembangan

kognitif anak (97.1% KT dan 88.6 KTP) tergolong rendah, karena dari 34 poin

skor maksimal kognitif, kurang dari 50% yang dikuasai oleh anak. Tidak berbeda

dengan skor kognitif, rata-rata skor motorik halus KT dan KTP juga tergolong

rendah yaitu masing-masing 9.3 poin dan 10.2 poin, sedangkan skor maksimal

dari motorik halus adalah 22 poin. Rata-rata skor motorik kasar KTP (22.5

poin) jauh lebih baik dari KT (17.1 poin). Namun penilaian motorik kasar masih

tergolong rendah karena nilai skor maksimal yang sebaiknya diperoleh anak

adalah 42 poin. Penilaian terhadap perkembangan sosial emosional anak juga

tergolong rendah dengan rata-rata skor yang diperoleh oleh KT dan KTP masing-

masing adalah 7.0 poin dan 6.3 poin, sedangkan total skor maksimal adalah 24

poin. Tabel 17 menunjukan sebaran anak KT dan KTP menurut tingkat

perkembangan kognitif, motorik halus, motorik kasar dan sosial emosional.

Tabel 17. Sebaran Anak menurut Aspek Perkembangan dan Kelompok Stimulasi

Kelompok I (KT) Kelompok II (KTP) Aspek Perkembangan

Kategori n % n %

Rendah 34 97.1 31 88.6 Sedang 1 2.9 4 11.4

Kognitif

Total 35 100.0 35 100.0 Rendah 34 97.1 34 97.1 Sedang 1 2.9 1 2.9

Motorik Halus

Total 35 100.0 35 100.0 Rendah 35 100.0 32 91.4 Sedang 0 0.0 3 8.6

Motorik Kasar

Total 35 100.0 35 100.0 Rendah 35 100.0 31 88.6 Sedang 0 0.0 4 11.4

Psikomotor

Total 35 100.0 35 100.0 Rendah 35 100.0 35 100.0 Sosial Emosional Total 35 100.0 35 100.0

Page 117: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

101

Pengaruh Penyuluhan Gizi-Kesehatan terhadap Pengetahuan Gizi-Kesehatan Ibu dan Pola Pengasuhan Gizi-Kesehatan

Rata-rata skor pengetahuan gizi-kesehatan ibu KT dan KTP pada

pengukuran awal (sebelum dilakukan penyuluhan gizi-kesehatan) adalah 20.3

poin dan 26.4 poin. Apabila dibandingkan nilai rata-rata ini dengan kriteria

penilaian pengetahuan gizi-kesehatan ibu, maka secara umum KT tergolong

memiliki pengetahuan gizi-kesehatan rendah, sedangkan KTP umumnya

tergolong memiliki pengetahuan gizi-kesehatan sedang. Setelah dilakukan

penyuluhan gizi-kesehatan kepada kedua kelompok tersebut, maka terjadi

peningkatan skor yaitu menjadi 25.2 poin untuk KT dan 29.8 poin untuk KTP.

Peningkatan skor pengetahuan gizi-kesehatan lebih besar pada KT dibanding

KTP. Hal ini disebabkan KTP sudah memiliki nilai skor awal pengetahuan gizi-

kesehatan lebih tinggi, sehingga untuk meningkat lagi lebih sedikit dibandingkan

KT yang memiliki nilai skor pengetahuan gizi-kesehatan awal rendah. Hasil uji

beda (t test) menunjukkan perbedaan yang signifikat dalam hal pengetahuan gizi-

kesehatan ibu antara sebelum dilakukan penyuluhan gizi-kesehatan dengan

sesudah dilakukan penyuluhan pada kedua kelompok. Rataan skor pengetahuan

gizi-kesehatan ibu KT dan KTP sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan gizi

terlihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Rataan Skor Pengetahuan Gizi-Kesehatan Ibu Kelompok I (KT) dan Kelompok II (KTP) Sebelum dan Setelah Dilakukan Penyuluhan Gizi-Kesehatan

20.3

25.2

4.9

26.429.8

3.4

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

Rat

aan

Pen

get

ahu

an G

izi

dan

Kes

ehat

an

Aw al Akhir Delta Aw al Akhir Delta

Kontrol Perlakuan

Kelompok Stimulasi

KT KTP

Page 118: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

102

Rata-rata skor pola pengasuhan gizi-kesehatan ibu KT dan KTP pada

pengukuran awal (sebelum dilakukan penyuluhan gizi-kesehatan) adalah 30.0

poin dan 34.1 poin. Apabila dibandingkan nilai rata-rata ini dengan kriteria

penilaian pengetahuan gizi-kesehatan ibu, maka secara umum pola pengasuhan

gizi-kesehatan kedua kelompok tergolong baik. Setelah dilakukan penyuluhan

gizi-kesehatan kepada kedua kelompok tersebut, maka terjadi peningkatan skor

pola pengasuhan gizi-kesehatan pada kedua kelompok dengan nilai masing-

masing adalah 31.6 poin (KT ) dan 36.2 poin (KTP ). Hasil uji beda (t test) tidak

menunjukan perbedaan yang signifikan dalam hal pola pengasuhan gizi-kesehatan

ibu antara sebelum dilakukan penyuluhan gizi-kesehatan dengan sesudah

dilakukan penyuluhan pada kedua kelompok. Rataan skor pola pengasuhan gizi-

kesehatan ibu KT dan KTP sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan gizi

terlihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Rataan Skor Pola Pengasuhan Gizi-Kesehatan Ibu Kelompok 1 (KT)

dan Kelompok 2 (KTP) Sebelum dan Setelah Dilakukan Penyuluhan Gizi-Kesehatan

Pengaruh Berbagai Faktor terhadap Pertumbuhan Anak Usia Prasekolah

Pertumbuhan anak usia prasekolah dinilai dengan menggunakan

perubahan nilai z-skor berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan

(delta z-skor BB/TB). Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa

dari beberapa faktor karakteristik keluarga dan karakteristik anak yang

30.0 31.6

1.6

34.136.1

2.0

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

40.0

Rat

aan

Pen

gas

uh

an G

izi

dan

Kes

ehat

an

Aw al Akhir Delta Aw al Akhir Delta

Kontrol Perlakuan

Kelompok Stimulasi

KT KTP

Page 119: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

103

berpengaruh terhadap pertumbuhan anak usia prasekolah adalah panjang badan

lahir (P < 0.05), delta pengetahuan gizi-kesehatan ibu (P < 0.1) dan kelompok

stimulasi dengan nilai Adj R-square = 0.513 seperti terlihat pada Tabel 18.

Artinya bahwa 51.3% pertumbuhan anak usia prasekolah ditentukan oleh peubah

penjelas tersebut sedangkan 48.7% lainnya dijelaskan oleh peubah lain yang tidak

diteliti.

Pertumbuhan dengan Indeks BB/TB dapat memberi gambaran proporsi

berat badan relatif terhadap tinggi badan dan mencerminkan perkembangan massa

tubuh dan pertumbuhan skeletal. Pertumbuhan skeletal dimulai dari lahir sampai

saat tertentu. Dalam hal ini, panjang badan anak saat lahir lazim berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan anak prasekolah dengan indeks BB/TB.

Pengetahuan gizi-kesehatan ibu berpengaruh positif signifikan (P<0.1)

terhadap pertumbuhan anak. Artinya terdapat kecenderungan dengan semakin

baik pengetahuan gizi-kesehatan ibu maka pertumbuhan anak juga membaik. Hal

ini sejalan dengan pendapat Sajogyo, Suhardjo dan Khumaidi (1978) bahwa

secara tidak langsung pengetahuan gizi ibu akan mempengaruhi pertumbuhan

anak, karena dengan pengetahuannya para ibu dapat mengasuh dan memenuhi

kebutuhan zat gizi anaknya, sehingga keadaan gizi anaknya terjamin.

Tabel 18. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Anak

Model B t Sig. Konstanta 2.763 2.804 .007 Besar keluarga -1.805E-02 -.387 .700 Pendapatan per kapita 4.060E-07 .580 .564 Anak urutan ke 2.477E-02 .618 .539 Berat badan lahir (gram) -1.685E-04 -1.142 .258 Panjang badan lahir (cm) 3.594E-02 -1.722 .051* Delta pengetahuan gizi dan kesehatan ibu 2.429E-02 -1.730 .089* Delta pola pengasuhan gizi dan kesehatan -7.807E-03 -.260 .796 Delta lama sakit (morbiditas) -8.656E-03 -.966 .338 Delta nilai rata-rata tingkat kecukupan gizi (NRTKG)

2.234E-03 -.459 .648

Kelompok stimulasi (0 = kontrol; 1 = perlakuan) -.620 -7.160 .000* R-square 0.586 Adj R-square 0.513 F (Sig) 8.058 (000)

Page 120: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

104

Berdasarkan hasil tersebut diatas menunjukkan bahwa pemberian

penyuluhan gizi-kesehatan kepada ibu-ibu yang memiliki anak usia prasekolah

berpengaruh positif signifikan terhadap pengetahuan gizi-kesehatan ibu dan pada

akhirnya berdampak positif terhadap pertumbuhan anak. Rata-rata skor

pengetahuan gizi-kesehatan ibu KT dan KTP pada pengukuran akhir (sesudah

dilakukan penyuluhan gizi-kesehatan) meningkat yaitu sebesar 4.9 poin untuk KT

dan 3,4 poin untuk KTP . Hasil uji beda (t test) menunjukan perbedaan yang

signifikat dalam hal pengetahuan gizi-kesehatan ibu antara sebelum dilakukan

penyuluhan gizi-kesehatan dengan sesudah dilakukan penyuluhan pada kedua

kelompok. Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan pengetahuan gizi-

kesehatan ibu melalui penyuluhan gizi-kesehatan merupakan langkah yang tepat

dilakukan oleh orang tua dan dalam penyelenggaraannya membutuhkan dukungan

dari pihak-pihak yang peduli terhadap ibu dan anak, baik dari pemerintah daerah

setempat atau dari anggota masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat.

Pengaruh Stimulasi Psikososial terhadap Lingkungan Pengasuhan

Hasil uji beda (t test) menunjukan bahwa secara keseluruhan tidak ada

perbedaan signifikan lingkungan pengasuhan antara KT dan KTP sebelum

diberikan stimulasi psikososial. Hanya dalam aspek tertentu saja yaitu stimulasi

bahasa, kehangatan/penerimaan dan stimulasi akademik, terdapat perbedaan

signifikan antara KT dan KTP. Setelah diberikan stimulasi psikososial berupa

diklat pada ibu KT dan KTP dan dilengkapi dengan pelaksanaan program Ibuku

Guru Kami dengan metode kelompok belajar di rumah (homeschooling group)

untuk KTP, terjadi peningkatan skor lingkungan pengasuhan pada kedua

kelompok tersebut. Namun peningkatan lingkungan pengasuhan pada KTP jauh

lebih tinggi dibanding KT dan berbeda signifikan antara KT dan KTP, seperti

yang ditunjukkan oleh hasil uji beda (t test) (Tabel 19). Aspek lingkungan

pengasuhan yang tidak berbeda signifikan antara KT dan KTP pada penilaian

akhir adalah aspek hukuman. Gambar 14 memperlihatkan bahwa setelah

dilakukan stimulasi psikososial, perubahan skor lingkungan pengasuhan KTP (6.2

poin) lebih tinggi dari pada perubahan yang terjadi pada KT (1.6 poin).

Page 121: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

105

Tabel 19. Rataan Skor dan hasil uji beda Lingkungan Pengasuhan menurut Kelompok Stimulasi dan Periode Pengukuran

Pengamatan

Home Inventory Periode

Pengukuran Kelompok

I (KT) Kelompok II (KTP)

Nilai t Sign. Nilai t

Awal 3.9 3.7 0.781 0.438 Skor stimulasi belajar (11 item) Akhir 4.9 5.8 -2.701 0.009

Awal 4.4 5.7 -3.711 0.000 Skor stimulasi bahasa (7 item) Akhir 4.8 6.2 -4.570 0.000

Awal 4.3 4.7 -1.003 0.319 Skor lingkungan fisik (7 item) Akhir 4.3 5.3 -3.007 0.004

Awal 4.9 5.8 -2.636 0.010 Skor kehangatan dan penerimaan (7 item) Akhir 5.0 6.0 -3.444 0.001

Awal 2.9 3.8 -3.654 0.001 Skor stimulasi akademik (5 item) Akhir 2.9 4.3 -5.141 0.000

Awal 3.5 3.7 -0.928 0.357 Skor modelling (5 item) Akhir 3.5 4.3 -3.483 0.001 Awal 4.4 4.3 0.286 0.775 Skor pengalaman/variasi

stimulasi (9 item) Akhir 4.5 5.1 -2.081 0.041 Awal 3.1 2.5 2.514 0.014 Skor hukuman (4 item) Akhir 3.3 3.0 1.439 0.155 Awal 31.5 34.3 -1.685 0.096 Akhir 33.1 40.6 -5.074 0.000

Total skor (55 item)

Delta 1.6 6.2 -5.578 0.000

31.5 33.1

1.6

34.3

40.6

6.2

0.05.0

10.015.020.025.0

30.035.040.045.0

Rat

aan

Lin

gku

ng

an

Pen

gas

uh

an

Aw al Akhir Delta Aw al Akhir Delta

Kontrol Perlakuan

Kelompok Stimulasi

Gambar 14. Rataan Skor Lingkungan Pengasuhan Kelompok I (KT) dan

Kelompok II (KTP) Sebelum dan Setelah Dilakukan Stimulasi Psikososial

KT KTP

Page 122: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

106

Untuk membuktikan lebih lanjut bahwa peningkatan skor lingkungan

pengasuhan anak pada tes akhir benar dipengaruhi oleh stimulasi psikososial yang

diberikan secara lengkap maka dilakukan analisis kovarian dengan menjadikan tes

awal lingkungan pengasuhan sebagai kovarian dan kelompok stimulasi

psikososial sebagai fixed factor (Tabel 20). Hasil analisis kovarian menunjukan

bahwa stimulasi psikososial berpengaruh secara signifikan terhadap lingkungan

pengasuhan anak dengan nilai t = -7.090, sig = 0.000, dan R-square = 0.824

dengan nilai rata-rata skor lingkungan pengasuhan KTP lebih tinggi dari pada

nilai skor lingkungan pengasuhan KT.

Tabel 20. Hasil Uji Analisis Kovarian terhadap Lingkungan Pengasuhan

Lingkungan Pengasuhan Parameter B t Sig

Intercept 14.420 7.523 0.000 Covarian (lingkungan pengasuhan awal) 0.762 14.193 0.000 Fixed factor (Kelompok stimulasi psikososial) (0= KT,1=KTP)

-5.321 -7.090 0.000

R-square 0.824 Adj R-square 0.819 F (Sig) 152.680 (000)

Analisis kovarian juga digunakan untuk memastikan apakah peningkatan

lingkungan pengasuhan anak usia prasekolah karena adanya faktor lain seperti

faktor karakteristik keluarga atau karakteristik anak usia prasekolah. Pada

analisis ini kelompok stimulasi sebagai fixed factor dan semua peubah independen

(karakteristik keluarga dan karakteristik anak) sebagai covarian. Hasil uji

memperlihatkan bahwa pada selang kepercayaan 95% (P<0.05), tidak ada faktor

lain yang berpengaruh signifikan terhadap lingkungan pengasuhan anak dengan

nilai t = 5.251, sig = 0.000, dan R-square (Adjusted R-square) = 0.871 (0.854).

Artinya peningkatan lingkungan pengasuhan benar disebabkan oleh stimulasi

yang diberikan (Tabel 21). Sedangkan pada selang kepercayaan 90% (P<0.1)

terlihat bahwa pendidikan ibu dan pendapatan keluarga turut berpengaruh positif

terhadap lingkungan pengasuhan.

Page 123: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

107

Tabel 21. Hasil Uji Analisis Kovarian Beragam Faktor terhadap Lingkungan Pengasuhan Anak Usia Prasekolah

Lingkungan Pengasuhan Parameter B t Sig

Intercept 16.371 5.251 0.000 Lingkungan pengasuhan awal 0.565 8.480 0.000* Pendidikan ayah 5.162E-02 0.339 0.736 Pendidikan ibu 0.352 1.829 0.072 Ukuran keluarga -0.344 -0.884 0.381 Pendapatan per kapita keluarga 1.329E-05 1.991 0.052 Urutan anak -0.131 -0.436 0.664 Kepribadian anak 0.315 1.330 0.189 Fixed factor (kelompok stimulasi psikososial) (0= KT,1=KTP)

-4.274 -5.346 0.000*

R-square 0.871 Adj R-square 0.854 F (Sig) 49.860 (000)*

Kondisi ini menunjukan bahwa pelaksanaan diklat yang dilengkapi dengan

pelaksanaan Proram Ibuku Guru Kami metode homeschooling group berdampak

positif pada ibu dan anak, karena ibu mendapatkan tambahan pengetahuan dan

keterampilan dalam menstimulasi anak dan anak mendapatkan bimbingan yang

terarah dari ibu setiap harinya. Pelaksanaan kegiatan dalam bentuk kelompok

memudahkan bagi orang tua dalam menstimulasi anak karena bisa dilaksanakan

bersama-sama dan biaya peralatan yang diperlukan juga dapat ditanggung

bersama-sama. Implikasinya adalah bahwa stimulasi psikososial adalah penting

untuk peningkatan kualitas lingkungan pengasuhan anak. Upaya untuk

meningkatkan kualitas pengasuhan anak usia prasekolah melalui stimulasi

psikososial pendidikan dan latihan (diklat) yang disertai dengan pelaksanaan

Program Ibuku Guru Kami melalui metode homeschooling group dapat terus

dilaksanakan oleh orang tua dan didukung oleh pihak-pihak yang peduli terhadap

ibu dan anak.

Page 124: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

108

Pengaruh Stimulasi Psikososial terhadap dan Perkembangan Anak usia prasekolah

Pengaruh Stimulasi psikososial terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah

Hasil uji beda (t test) menunjukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan

skor perkembangan kognitif antara KT dan KTP sebelum diberikan stimulasi

psikososial. Setelah diberikan stimulasi psikososial berupa diklat stimulasi

psikososial pada ibu KT dan KTP dan dilengkapi dengan pelaksanaan Program

Ibuku Guru Kami melalui metode kelompok belajar di rumah (homeschooling

group) untuk KTP, terjadi peningkatan skor perkembangan kognitif pada kedua

kelompok tersebut. Namun peningkatan perkembangan kognitif pada KTP jauh

lebih tinggi dibanding KT dan berbeda signifikan antara KT dan KTP, seperti

yang ditunjukkanan oleh hasil uji beda (t test) (Tabel 22). Gambar 15

memperlihatkan bahwa setelah dilakukan stimulasi psikososial, perubahan skor

perkembangan kognitif anak KTP (12.6 poin) lebih tinggi dari pada perubahan

yang terjadi pada KT (4.3 poin).

Tabel 22. Rataan Skor dan Hasil Uji Beda Perkembangan Anak menurut

Kelompok Stimulasi dan Periode Pengukuran Perkembangan Periode

Pengukuran Kelompok I

(KT) Kelompok II (KTK)

Nilai t Sign. Nilai t

Awal 13.9 14.3 -0.464 0.644 Akhir 18.2 26.9 -8.495 0.000

Kognitif (34)

Delta 4.3 12.6 -9.539 0.000 Awal 9.3 10.2 -1.995 0.052 Motorik halus

(22) Akhir 11.4 17.9 -10.520 0.000 Awal 17.1 22.5 -6.789 0.000 Motorik kasar

(42) Akhir 21.3 35.6 -12.865 0.000 Awal 26.4 32.9 -5.555 0.000 Akhir 32.7 53.5 -13.393 0.000

Psikomotor (64)

Delta 6.3 20.9 -12.610 0.000 Awal 7.0 6.3 1.152 0.253 Akhir 9.0 16.5 -9.520 0.000

Sosial emosional (24)

Delta 2.0 10.2 -14.156 0.000

Page 125: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

109

13.9

18.2

4.3

14.3

27.0

12.6

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

Rat

aan

Per

kem

ban

gan

K

og

nit

if

Aw al Akhir Delta Aw al Akhir Delta

Kontrol Perlakuan

Kelompok Stimulasi

Gambar 15. Rataan Skor Perkembangan Kognitif Kelompok I (KT) dan

Kelompok II (KTP) Sebelum dan Setelah Dilakukan Stimulasi Psikososial

Guna membuktikan lebih lanjut bahwa peningkatan skor perkembangan

kognitif anak pada tes akhir benar dipengaruhi oleh stimulasi psikososial yang

diberikan secara lengkap maka dilakukan analisis kovarian dengan menjadikan tes

awal perkembangan kognitif sebagai kovarian dan kelompok stimulasi psikososial

sebagai fixed factor (Tabel 23). Hasil analisis kovarian menunjukan bahwa

kelompok stimulasi psikososial berpengaruh secara signifikan terhadap

perkembangan kognitif anak dengan nilai t = -10.556, sig = 0.000, dan R-square =

0.716 dengan nilai rata-rata skor perkembangan kognitif KTP lebih tinggi dari

pada nilai skor perkembangan kognitif KT.

Dalam stimulasi psikososial yang diberikan secara lengkap, ibu diberikan

pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak

melalui permainan. Keterpaduan pemberian stimulasi kognitif dalam bentuk

pengetahuan dan praktek dalam pelaksanaan Program Ibuku Guru Kami mealui

metode homeschooling group berpengaruh positif terhadap perkembangan

kognitif anak.

KT KTP

Page 126: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

110

Tabel 23. Hasil Uji Analisis Kovarian terhadap Perkembangan Kognitif

Perkembangan Kognitif Parameter B t Sig

Intercept 17.681 11.713 0.000 Covarian (skor kognitif awal) 0.648 6.656 0.000 Fixed factor (kelompok stimulasi psikososial) (0= KT,1=KTP)

-8.480 -10.556 0.000

R-square 0.716 Adj R-square 0.707 F (Sig) 81.915 (000)

Analisis kovarian juga digunakan untuk memastikan apakah

perkembangan kognitif anak usia prasekolah karena adanya faktor lain seperti

faktor karakteristik keluarga atau karakteristik anak usia prasekolah. Pada

analisis ini kelompok stimulasi sebagai fixed factor dan semua peubah independen

(karakteristik keluarga dan karakteristik anak) sebagai covarian. Hasil uji

memperlihatkan bahwa faktor lain yang berpengaruh signifikan terhadap

perkembangan kognitif anak adalah pendapatan per kapita keluarga dengan nilai t

= 2.578, sig = 0.013, dan R-square (Adjusted R-square) = 0.785 (0.747) (Tabel

24).

Tabel 24. Hasil Uji Analisis Kovarian Beragam Faktor terhadap Perkembangan

Kognitif

Perkembangan Kognitif Parameter B t Sig

Intercept 15.826 4.325 0.000 Skor kognitif awal 0.533 4.885 0.000* Pendidikan ayah -7.567E-02 -0.440 0.662 Pendidikan ibu -9.768E-02 -0.433 0.666 Ukuran keluarga -0.616 -1.355 0.181 Pendapatan per kapita keluarga 1.959E-05 2.578 0.013* Urutan anak 0.363 0.997 0.323 Kepribadian anak 6.183E-02 -0.225 0.822 Lingkungan pengasuhan 9.213E-02 1.127 0.264 Pertumbuhan (z-skor BB/TB -0.350 -0.729 0.469 Fixed factor (kelompok stimulasi psikososial) (0= KT,1=KTP)

-7.939 -8.538 0.000*

R-square 0.785 Adj R-square 0.747 F (Sig) 20.579 (000)*

Page 127: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

111

Berdasarkan hasil tersebut dapat dipahami bahwa seiring dengan

peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu untuk meningkatkan

perkembangan kognitif anak melalui permainan, maka dibutuhkan kemampuan

keuangan keluarga dalam menyediakan permainan yang mendukung

perkembangan kognitif anak. Dengan demikian keterpaduan pemberian stimulasi

kognitif dalam bentuk pengetahuan dan praktek dalam pelaksanaan Program

Ibuku Guru Kami melalui metode homeschooling group dan didukung oleh

pendapatan per kapita keluarga berpengaruh positif signifikan terhadap

perkembangan kognitif anak.

Pengaruh Stimulasi Psikososial terhadap Perkembangan Psikomotor Anak Usia Prasekolah

Rata-rata skor perkembangan psikomotor KT dan KTP termasuk kategori

rendah dan hasil uji beda (t test) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

signifikan skor perkembangan psikomotor antara KT dan KTP sebelum diberikan

stimulasi psikososial. Setelah diberikan stimulasi psikososial berupa diklat

stimulasi psikososial pada ibu KT dan KTP dan dilengkapi dengan pelaksanaan

Program Ibuku Guru Kami melalui metode homeschooling group untuk KTP,

terjadi peningkatan skor perkembangan psikomotor pada kedua kelompok

tersebut.

Hasil uji beda (t test) menunjukkan terdapat perbedaan signifikan

perkembangan psikomotor antara KT dan KTP (Tabel 22). Perbedaan signifikan

dari hasil tes awal perkembangan psikomotor antara KT dan KTP dan ditambah

lagi bahwa KTP mendapatkan intervensi lengkap dengan pelaksanaan program

melalui metode homeschooling group, menghasilkan skor rata-rata perkembangan

psikomotor KTP jauh lebih tinggi daripada skor rata-rata perkembangan

psikomotor KT. Gambar 16 memperlihatkan bahwa perubahan skor

perkembangan psikomotor KTP (20.9 poin) lebih tinggi dari pada perubahan yang

terjadi pada KT (6.3 poin) setelah dilakukan stimulasi psikososial.

Page 128: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

112

Gambar 16. Rataan Skor Perkembangan Psikomotor Kelompok I (KT) dan Kelompok II (KTP) Sebelum dan Setelah Dilakukan Stimulasi Psikososial

Guna membuktikan lebih lanjut bahwa peningkatan skor perkembangan

psikomotor anak pada tes akhir benar dipengaruhi oleh stimulasi psikososial yang

diberikan secara lengkap maka dilakukan analisis kovarian dengan menjadikan tes

awal perkembangan psikomotor sebagai kovarian dan kelompok stimulasi

psikososial sebagai fixed factor (Tabel 25). Hasil analisis kovarian menunjukan

bahwa kelompok stimulasi psikososial berpengaruh secara signifikan terhadap

perkembangan psikomotor anak dengan nilai t = -10.991, sig = 0.000, dan R-

square = 0.850 dan nilai rata-rata skor perkembangan psikomotor KTP lebih

tinggi dari pada nilai skor perkembangan psikomotor KT. Dalam stimulasi

psikososial yang diberikan secara lengkap, ibu diberikan pengetahuan dan

keterampilan untuk meningkatkan perkembangan psikomotor anak melalui

permainan. Keterpaduan pemberian stimulasi psikomotor dalam bentuk

pengetahuan dan praktek pelaksanaan Program Ibuku Guru Kami dengan metode

homeschooling group berpengaruh positif terhadap perkembangan psikomotor

anak.

26.432.7

6.3

32.9

53.5

20.9

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

Rat

aan

Per

kem

ban

gan

P

siko

mo

tor

Aw al Akhir Delta Aw al Akhir Delta

Kontrol Perlakuan

Kelompok Stimulasi

KT KTP

Page 129: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

113

Tabel 25. Hasil Uji Analisis Kovarian terhadap Perkembangan Psikomotor

Perkembangan Psikomotor Parameter B t Sig

Intercept 24.335 8.886 0.000 Covarian (skor psikomotor awal) 0.897 7.200 0.000 Fixed factor (kelompok stimulasi psikososial) (0= KT,1=KTP)

-15.317 -10.991 0.000

R-square 0.850 Adj R-square 0.846 F (Sig) 184.690 (000)

Analisis kovarian juga digunakan untuk memastikan apakah

perkembangan psikomotor anak usia prasekolah karena adanya faktor lain. Pada

analisis ini kelompok stimulasi sebagai fixed factor dan semua peubah independen

(karakteristik keluarga dan karakteristik anak) sebagai covarian. Hasil uji

memperlihatkan bahwa faktor lain yang berpengaruh signifikan terhadap

perkembangan psikomotor anak adalah pendapatan per kapita kaluarga dan

kepribadian anak dengan R-square (Adj R-square) = 0.899 (0.881) seperti terlihat

pada Tabel 26.

Tabel 26. Hasil Uji Analisis Kovarian Beragam Variabel terhadap Perkembangan

Psikomotor

Perkembangan Psikomotor Parameter B t Sig

Intercept 23.015 4.365 000 Skor psikomotor awal 0.765 6.194 0.000* Pendidikan ayah 0.278 1.180 0.243 Pendidikan ibu 0.374 1.227 0.225 Ukuran keluarga -0.936 -1.545 0.128 Pendapatan per kapita keluarga 1.244E-05 2.149 0.036* Urutan anak 0.718 1.449 0.153 Kepribadian anak 1.200 3.164 0.002* Lingkungan pengasuhan -0.218 -1.893 0.063 Pertumbuhan (z-skor BB/TB) -0.210 -0.322 0.749 Fixed factor (kelompok stimulasi psikososial) (0= KT,1=KTP)

-13.523 -9.585 0.000*

R-square 0.899 Adj R-square 0.881 F (Sig) 50.788 (000)*

Page 130: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

114

Kemampuan keluarga dalam menyediakan alat permainan yang

mendukung perkembangan psikomotor dan sifat keterbukaan anak dalam bermain

dengan teman-temannya turut berpengaruh terhadap perkembangan psikomotor

anak, disamping upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu.

Pengaruh Stimulasi Psikososial terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Prasekolah Hasil uji beda (t test) menunjukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan

skor perkembangan sosial emosional antara KT dan KTP sebelum diberikan

stimulasi psikososial . Setelah diberikan stimulasi psikososial berupa diklat

stimulasi psikososial pada ibu KT dan KTP dan dilengkapi dengan pelaksanaan

Proram Ibuku Guru Kami melalui metode homeschooling group untuk KTP,

terjadi peningkatan skor perkembangan sosial emosional pada kedua kelompok

tersebut.

Hasil uji beda (t test) menunjukan terdapat perbedaan signifikan

perkembangan sosial emosional antara KT dan KTP (Tabel 22). Hal ini

disebabkan peluang KTP mendapatkan stimulasi bermain dengan teman-temannya

lebih banyak dibandingkan dengan KT. Dalam waktu satu minggu, anak-anak

KTP sudah bisa bersosialisasi dan mengendalikan emosinya dalam kegiatan

homeschooling group dan orang tua juga setiap hari memotivasi proses sosialisasi

anak. Gambar 17 memperlihatkan bahwa perubahan skor perkembangan sosial

emosional KTP (10.2 poin) lebih tinggi dari pada perubahan yang terjadi pada KT

(2.0 poin) setelah dilakukan stimulasi psikososial. Untuk membuktikan lebih

lanjut bahwa peningkatan skor perkembangan sosial emosional anak pada tes

akhir benar dipengaruhi oleh stimulasi psikososial secara lengkap maka dilakukan

analisis kovarian dengan menjadikan tes awal perkembangan sosial emosional

sebagai kovarian dan kelompok stimulasi psikososial sebagai fixed factor (Tabel

27).

Page 131: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

115

7.0

9.0

2.0

6.3

16.5

10.2

0.0

2.04.0

6.08.0

10.0

12.014.016.0

18.0

Rat

aan

Per

kem

ban

gan

S

osi

al E

mo

sio

nal

Aw al Akhir Delta Aw al Akhir Delta

Kontrol Perlakuan

Kelompok Stimulasi

Gambar 17. Rataan Skor Perkembangan Sosial Emosional Kelompok I (KT) dan

Kelompok II (KTP) Sebelum dan Setelah Dilakukan Stimulasi Psikososial.

Hasil analisis kovarian menunjukan bahwa stimulasi psikososial

berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan sosial emosional anak

dengan nilai t = -13.891, sig = 0.000, dan R-square = 0.777 dengan nilai rata-rata

skor perkembangan sosial emosional KTP lebih tinggi dari pada nilai skor

perkembangan sosail emosional KT. Keterpaduan pemberian stimulasi sosial

emosional dalam bentuk pengetahuan dan pelaksanaan Program Ibuku Guru Kami

melalui metode home schooling group berpengaruh positif terhadap

perkembangan sosial emosional anak

Tabel 27. Hasil Uji Analisis Kovarian terhadap Perkembangan Sosial Emosional

Perkembangan Sosial Emosional Parameter B t Sig

Intercept 10.887 12.843 0.000 Covarian (skor sosial emosional awal) 0.889 7.606 0.000 Fixed factor (kelompok stimulasi psikososial) (0= KT,1=KTP)

-8.079 -13.891 0.000

R-square 0.777 Adj R-square 0.770 F (Sig) 113.289 (000)

Hasil analisis kovarian menunjukan bahwa faktor lain yang berpengaruh

secara signifikan terhadap perkembangan sosial emosional anak yaitu pendapatan

KT KTP

Page 132: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

116

per kapita keluarga dengan nilai R-square (Adj R-square) = 0.819 (0.787) (Tabel

28). Hal ini berarti stimulasi psikososial adalah penting disamping didukung oleh

variabel lain seperti pendapatan perkapita dan lingkungan pengasuhan untuk

peningkatan perkembangan kognitif, psikomotor dan sosial emosional anak.

Tabel 28. Hasil Uji Analisis Kovarian Beragam Variabel terhadap Perkembangan Sosial Emosional

Perkembangan Sosial

Emosional Parameter

B t Sig Intercept 9.153 3.448 0.001 Skor sosial emosional awal 0.846 6.695 0.000* Pendidikan ayah -0.134 -1.028 0.308 Pendidikan ibu 0.325 1.954 0.056 Ukuran keluarga 0.153 0.463 0.645 Pendapatan per kapita keluarga 1.296E-05 2.280 0.026* Urutan anak 6.482 E-02 0.237 0.813 Kepribadian anak 0.103 0.488 0.627 Lingkungan pengasuhan -6.514 E-02 -1.082 0.284 Pertumbuhan (z-skor BB/TB) 0.251 0.713 0.479 Fixed factor (kelompok stimulasi psikososial) (0= KT,1=KTP)

-7.594 -10.614 0.000*

R-square 0.819 Adj R-square 0.787 F (Sig) 25.777 (000)*

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengaruh stimulasi psikososial

terhadap lingkungan dan pengasuhan dan perkembangan anak usia prasekolah

dapat diuraikan bahwa dalam melakukan pengasuhan dan menstimulasi

perkembangan anak seperti yang dikembangkan oleh Caldwell dan Bradley

(1984) dan Puskur Diknas tersebut, orangtua haruslah memiliki pengetahuan dan

keterampilan yang memadai sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Untuk

itulah peneliti membuat paket pendidikan dan latihan (diklat) yang bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam mengasuh dan

membimbing anak, khususnya anak usia prasekolah. Paket diklat tersebut

didasari oleh nilai-nilai religius Islam (berbasis aqidah Islam) guna memberikan

motivasi ruhiyyah (keimanan) kepada ibu dalam melakukan pengasuhan dan

pendidikan kepada anak-anaknya. Alasan peneliti mengkhususkan paket diklat

tersebut berbasis aqidah Islam didasari oleh kenyataan bahwa lebih kurang 90,0%

Page 133: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

117

penduduk Indonesia beragama Islam, sebagian besar tinggal di pedesaan dan

mayoritas berada di bawah garis kemiskinan, bahkan di wilayah penelitian

terdapat lebih dari 98% yang beragama Islam. Disamping itu, peneliti mencoba

melakukan pendekatan baru dalam melakukan perubahan di tengah masyarakat

yang mayoritas muslim ini melalui pendekatan ruhiyyah bukan pendekatan materi

atau manfaat.

Kelemahan yang ditemui bila melakukan perubahan di tengah masyarakat

menggunakan pendekatan materi atau manfaat adalah apabila dirasakan upaya

yang dilakukan tidak lagi mendatangkan manfaat atau keuntungan materi maka

motivasi untuk melakukan upaya tersebut berkurang bahkan hilang bersamaan

dengan habisnya materi yang diperoleh. Lain halnya dengan kekuatan motivasi

ruhiyyah, selagi keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya masih tertanam di hati

masyarakat maka motivasi untuk mencapai hari esok yang lebih baik dari hari

sekarang itu tetap ada sekalipun manfaat secara langsung berupa materi tidak

diperoleh.

Banyak program yang dikeluarkan oleh pemerintah dan dengan anggaran

biaya yang tidak sedikit, digulirkan ke tengah masyarakat dengan tujuan

memperbaiki kondisi masyarakat belum disertai dengan pemberian motivasi

ruhiyyah, sehingga tidak mengherankan bila upaya tersebut belum mampu

menyelesaikan masalah yang terjadi di tengah masyarakat. Ditambah lagi sikap

ketidakpedulian masyarakat.

Kondisi masyarakat yang memprihatinkan ini (kebodohan, kemiskinan,

kezaliman dan ketidakpedulian) ini tidak akan bisa berubah kalau sekiranya

masyarakat muslim tersebut tidak berusaha merubahnya sendiri dengan penuh

kesadaran, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Ar-Ra’d ayat

11 yang artinya: “.... Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum

sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri....” (TQS

AR RA’D: 11). Salah satu upaya menghilangkan kebodohan dalam mengasuh

dan mendidik anak adalah dengan mengikuti diklat stimulasi psikososial berbasis

aqidah Islam dalam program Ibuku Guru Kami.

Paket diklat stimulasi psikososial terdiri dari 16 materi (teori dan praktek)

yaitu konsep pendidikan anak usia dini berbasis aqidah Islam, membangun mental

Page 134: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

118

ibu, konsep diri anak, stimulasi dini kunci keberhasilan anak usia dini, konsep dan

tahapan perkembangan anak, tugas perkembangan anak, belajar sambil bermain,

kecerdasan kognitif, kecerdasan motorik kasar, kecerdasan motorik halus,

kecerdasan sosial emosional dan metode kelompok belajar di rumah

(homeschooling group). Pelaksanaan program ibuku guru kami dengan metode

homeschooling group hanya diberikan kepada Kelompok II, sedangkan materi

lainnya diberikan kepada kedua kelompok. Gambaran dari materi pelajaran,

tujuan dan metode penyampaian diklat terlihat pada Lampiran 4.

Konsep Pendidikan Integral Anak Usia Dini Berbasis Aqidah Islam melalui Program Ibuku Guru Kami dan

Metode Kelompok Belajar di Rumah (Home Schooling Group)

Konsep pendidikan integral anak usia dini berbasis aqidah Islam (PIAUD

BAI) merupakan pendidikan yang diterima oleh anak usia 3-6 tahun yang

menjadikan aqidah Islam sebagai dasar pendidikan. Pendidikan tersebut dapat

diberikan dalam jalur formal, informal dan non formal dan diselenggarakan secara

integral oleh pelaku pendidikan yaitu keluarga, masyarakat dan negara.

Pendidikan formal untuk anak usia dini seperti Taman Kanak-Kanak Islam

Terpadu, dan Taman Pendidikan Islam yang menjalankan program pendidikan

dengan menjadikan aqidah Islam sebagai azas pendidikan. Dalam

pelaksanaannya, pendidikan formal ini dibimbing oleh guru. Sedangkan bentuk

pendidikan informal dan non formal untuk anak usia dini seperti TPA, Program

Ibuku Guru kami metode kelompok belajar di rumah (home schooling group)

berbasis aqidah Islam lebih dominan dibimbing oleh ibu atau orang terdekat

dengan anak.

Islam telah memberikan tanggung jawab kepada ibu untuk mengasuh

anak-anaknya pada usia hadhonah (pengasuhan) yang pada usia tersebut terbukti

pada saat ini sebagai fase terbaik memulai pendidikan. Terjadinya komersialisasi

pendidikan, terutama dengan berbagai macam program pendidikan untuk anak-

anak fase golden age yang mematok harga tinggi dan bahkan sangat tinggi, dan

adanya peluang untuk memberdayakan ibu-ibu agar mampu mengelola kelompok

belajar di rumah (home schooling group) atau menjadi pendidik, semuanya

Page 135: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

119

melatarbelakangi bahwa keberadaan Program Ibuku Guru Kami melalui metode

home schooling group merupakan salah satu alternatif metode pendidikan untuk

anak usai dini.

Program Ibuku Guru Kami dengan metode home schooling group berbasis

aqidah Islam adalah suatu metode pendidikan yang diterima anak yang

menjadikan aqidah Islam sebagai dasar pendidikan, diberikan oleh sekelompok

ibu kepada sekelompok anak dengan usia sama yang berlangsung secara informal

(keluarga) dan non formal (masyarakat) dengan memanfaatkan rumah dan segala

isinya serta lingkungan sekitar sebagai bagian dari sarana pendidikan. Rumah

merupakan lingkungan terdekat anak dan tempat belajar yang paling baik buat

anak. Di rumah anak bisa belajar selaras dengan keinginannya sendiri. Ia tak perlu

duduk menunggu sampai bel berbunyi, tidak perlu harus bersaing dengan anak-

anak lain, tidak perlu harus ketakutan menjawab salah di depan kelas, dan bisa

langsung mendapatkan penghargaan atau pembetulan kalau membuat kesalahan.

Disinilah peran ibu menjadi sangat penting, karena tugas utama ibu sebetulnya

adalah pengatur rumah tangga dan pendidik anak. Di dalam rumah banyak sekali

sarana-sarana yang bisa dipakai untuk pembelajaran anak. Anak dapat belajar

banyak sekali konsep tentang benda, warna, bentuk dan sebagainya sembari ibu

memasak di dapur. Anak juga dapat mengenal ciptaan Allah melalui berbagai

macam makhluk hidup yang ada di sekitar rumah, mendengarkan ibu membaca

doa-doa, lantunan ayat-ayat Al-Qur’an dan cerita para Nabi dan sahabat dalam

suasana yang nyaman dan menyenangkan. Oleh sebab itu rumah merupakan

lingkungan yang tepat dalam menyelenggarakan pendidikan untuk anak usia dini

seperti yang dilakukan semasa pemerintahan Islam, bahwa pendidikan untuk

anak-anak di bawah tujuh tahun dibimbing langsung oleh orang tuanya. Selain

itu, Al-Abdary dalam kitab Madkhalusi asy-Syar’i asy-Syarif mengkritik para

orang tua dan wali yang mengirimkan anak-anaknya ke sekolah pada usia kurang

dari tujuh tahun. Ia mengatakan:

“Dahulu para leluhur kita yang alim mengirimkan putera-puteranya ke

Kuttab/sekolah tatkala mereka mencapai usia tujuh tahun. Sejak usia tersebut

orang tua diharuskan mendidik anak-anaknya mengenal shalat dan akhlak yang

mulia. Akan tetapi saat ini amat disesalkan bahwa anak-anak zaman sekarang

Page 136: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

120

menuntut ilmu pada usia yang masih rawan (4-5) tahun. Para pengajar

hendaknya hati-hati mengajar anak-anak usia rawan ini, karena dapat

melemahkan tubuh dan akal pikirannya”.

Program Ibuku Guru Kami dengan metode homeschooling group ini dapat

diterapkan oleh seluruh lapisan masyarakat karena dalam pelaksanaannya bersifat

dinamis, dapat bervariasi sesuai dengan keadaan sosial ekonomi orang tua.

Keterlibatan orang tua (ibu) dalam program ini sangat dominan dan jarak tempuh

anak ke kelompok-kelompok pelaksanaan program dapat ditempuh anak dengan

berjalan kaki (maksimal 1 km). Hal demikian menjadikan keunggulan dari

Program Ibuku Guru Kami metode home schooling group (murah, ibu dekat

dengan anak, dan dinamis). Mengapa harus dalam bentuk group atau kelompok?

Hal tersebut bertujuan untuk menanamkan konsep muamalah (sosialisasi) pada

anak, membangun ukhuwah Islamiyah (persaudaraan) di kalangan Ibu disamping

dapat meringankan beban ibu dan upaya memperbaiki lingkungan masyarakat.

Kurikulum Program Ibuku Guru Kami metode home shcooling group

mencerminkan kegiatan untuk membangun kemampuan syaksyiyyah

(kepribadian) dan thaqofah (ilmu-ilmu Islam) anak yang mencakup materi aqidah,

bahasa arab, Al-Qur’an, As-Sunnah, fiqh, siroh nabi dan sejarah kaum muslimin,

serta untuk membangun kemampuan keterampilan sainteks (berhitung, membaca,

menulis, menggambar, menyanyi, menyusun puzzle dan keterampilan fisik atau

disebut kemampuan kognitif, bahasa, motorik kasar, motorik, halus, seni, dan

kemadirian.

Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara bermain sambil belajar melalui

keteladanan, mendengar, mengucapkan, bercerita dan pembiasaan. Pendekatan

pembelajaran dalam Program Ibuku Guru Kami metode home schooling group

haruslah berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak, kebutuhan anak,

menggunakan pendekatan tematik, kreatif dan inovatif, lingkungan kondusif dan

mengembangkan kemampuan hidup.

Materi yang terkandung dalam tema disusun berbasis aqidah Islam.

Aqidah Islam merupakan pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta,

manusia dan kehidupan serta hubungan ketiganya dalam kehidupan sebelumnya

(adanya Pencipta yakni Allah SWT) dan sesudahnya (hari akhirat). Dengan

Page 137: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

121

susunan ini, semua materi pembelajaran di giring untuk menguak apa yang ada

dibalik semua itu (yaitu keberadaan, kebesaran dan kekuasaan Allah SWT)

sehingga di harapkan mampu mewujudkan generasi pemimpin yang tangguh

dalam menghadapi kehidupan dunia dan akherat (terbentuk cikal bakal individu

yang kepribadian Islam, berthaqofah Islam dan menguasai ilmu pengetahuan dan

keterampilan sesuai tahapan usianya).

Tema yang diambil mencakup manusia, kehidupan, dan alam semesta.

Dalam pelaksanaannnya dijabarkan lagi dalam sub-sub tema yang diramu dalam

satuan kegiatan tahunana, bulanan, mingguan dan harian Sebagai evaluasi dari

hasil belajar dilakukan penilaian secara kuantitatif dan kualitatif dengan cara

pengamatan dan pencatatan.

Program Ibuku Guru Kami dengan metode home schooling group berbasis

aqidah Islam ini dapat dimulai dengan memperhatikan dan melakukan berbagai

langkah berikut:

1. Melakukan identifikasi wilayah dimana akan dilaksanakan Program Ibuku

Guru Kami dengan metode home schooling group dengan potensi: jumlah

anak usia 3-6 tahun, jumlah ibu yang berpotensi jadi pengajar di kelompok,

keadaan sosio ekonomi setempat, organisasi yang ada di masyarakat seperti

PKT, Majelis Taklim, Posyandu dan lain-lain.

Page 138: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

122

2. Mensosialisasikan Program Ibuku Guru Kami dengan metode home schooling

group berbasis aqidah Islam melalui seminar, pengajian majelis taklim, arisan

dan lain-lain.

3. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) stimulasi psikososial untuk ibu

Page 139: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

123

4. Pengadaan prasarana dan pembentukan kelompok

5. Pembentukan forum kajian pendidikan ibu dan anak

Page 140: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

124

6. Mulai Homeschooling group

Page 141: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

125

Page 142: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

126

Page 143: Pengaruh Penyuluhan Gizi dan Stimulasi Psikososial ... filedalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Maret 2007 Yuliana NIM A561024011 . ABSTRACT YULIANA. The Influence

127

KUNJUNGAN