pengaruh persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, kenyamanan
TRANSCRIPT
Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, Kenyamanan,
Kepercayaan, Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan Terhadap Minat
Pembelian Kembali Secara Online
Disusun Oleh:
Gita Febrila Cahyaningtyas Putri
Nurlita Novianti, MSA., Ak.,CA
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya,
Jl. MT. Haryono 165, Malang
Email : [email protected] atau [email protected]
Abstract
The objective of this study is to examine factors that influence the to repurchasing
intention in online shopping business. This research was conducted at the Faculty of
Economics and Business, University of Brawijaya Malang using a survey method, on
222 students of the Accounting Department as respondents who had repurchased
online. The data was analyzed using Partial Least Square (PLS). The results for this
model show that the construct of perceived usefulness, enjoyment, trust, satisfaction,
and customer loyalty positively affects the intention of repurchase in online shopping
business. In contrast, construct of perceived ease of use does not affect the intention
of repurchase in online shopping business. The result imply that management of
company and developer of e-commerce system should pay attention to perceived
usefulness, enjoyment, trust, satisfaction, and customer loyalty in implementing and
developing e-commerce transactions on purchase-sale system.
Keywords: perceived usefulness, perceived ease of use, enjoyment, trust, satisfaction,
customer loyalty, e-commerce
Abstrak
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
minat seseorang untuk melakukan pembelian kembali secara online. Penelitian ini
dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya malang dengan
menggunakan metode survei. Peneliti memperoleh responden sebanyak 222
mahasiswa Jurusan Akuntansi yang telah melakukan pembelian kembali secara
online. Peneliti menggunakan Partial Least Square (PLS) untuk menguji data
penelitian. Hasil pengujian untuk model ini menunjukkan bahwa konstruk persepsi
kegunaan, kenyamanan, kepercayaan, kepuasan, dan loyalitas pelanggan berpengaruh
positif terhadap minat pembelian kembali secara online. Sebaliknya, konstruk
persepsi kemudahan tidak berpengaruh terhadap minat pembelian kembali secara
online. Implikasi dari penelitian ini bagi pihak manajemen perusahaan dan
pengembang sistem layanan e-commerce agar dapat memperhatikan kembali faktor
tersebut dalam menerapkan pada situs jual belinya.
Kata Kunci : persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, kenyamanan, kepercayaan,
kepuasan, loyalitas pelanggan, minat pembelian kembali secara online, dan e-
commerce.
PENDAHULUAN
Teknologi informasi mulai menguasai tata kehidupan masyarakat baik secara
individu maupun organisasi. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat
ini menyebabkan hubungan di seluruh dunia menjadi tanpa batas. Perkembangan
teknologi informasi tersebut juga akan menyebabkan perubahan pola pikir manusia
dalam berinteraksi, mengambil keputusan, serta memungkinkan penyelesaian
pekerjaan era modern dengan cepat, akurat, dan efisien. Hampir semua orang dari
seluruh dunia telah mendapatkan informasi dari pemanfaatan internet. Dalam era
globalisasi ini peningkatan pengguna internet setiap tahunnya telah memicu
seseorang untuk melakukan segala hal melalui internet. Hal tersebut sesuai dengan
manfaat internet yang sangat banyak dan tanpa batas. Disamping itu internet telah
menciptakan jenis dan peluang bisnis yang baru dimana transaksi bisnis dilakukan
melalui internet atau sering disebut secara online. Hal inilah yang menjadikan internet
sebagai media promosi suatu barang atau jasa di berbagai perusahaan.
Penggunaan internet untuk aktivitas bisnis telah dikenal dengan istilah
Electronic Commerce (E-Commerce). Penggunaan internet sebagai media
perdagangan terus meningkat dari tahun ke tahun karena telah banyak manfaat yang
akan didapat apabila melakukan transaksi melalui internet. Salah satunya adalah
penjual dapat memasarkan produknya hingga seluruh dunia sehingga dapat
memperluas bisnis mereka yang akan berdampak pada peningkatan keuntungan, e-
commerce menawarkan pengurangan sejumlah biaya tambahan karena mereka para
penjual tidak perlu membayar biaya sewa untuk toko dan tenaga kerja untuk
pelayanan. Fenomena e-commerce sudah bukan menjadi hal yang asing lagi di telinga
masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah pengguna internet yang mencapai
82 juta orang atau setara dengan peringkat ke-8 dunia, Indonesia menjadi salah satu
negara berkembang dengan potensi e-commerce terbesar di dunia selain Tiongkok,
India, Brasil, dan Rusia. Data dari lembaga riset ICD memprediksi bahwa pasar e-
commerce di Indonesia tumbuh 42% dari tahun 2012-2015. Angka ini lebih tinggi
jika dibandingkan negara lain seperti Malaysia (14%), Thailand (22%), dan Filipina
(28%).
Dengan adanya manfaat- manfaat tersebut, maka dapat mempengaruhi
penjualan e-commerce dan memicu seseorang untuk melakukan pembelian kembali
secara online. Penelitian ini merupakan penggabungan variabel yang berasal dari tiga
penelitian yaitu penelitian yang dilakukan oleh Chiu et al. (2008), selain itu peneliti
juga menambahkan dua variabel yang dilakukan oleh peneliti Tsai dan Huang (2007)
serta dan dilakukan oleh peneliti Flavi’an dan Guinali’u (2006). Perbedaan penelitian
ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada sampel dan variabel yang diteliti.
Penelitian Chiu et al. (2008) dan Tsai&Huang (2007) telah dilakukan di Taiwan,
Flavi’an dan Guinali’u (2006) dilakukan di Spanyol sedangkan penelitian ini
dilakukan di Indonesia. Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap minat individu untuk
melakukan pembelian kembali secara online. Berdasarkan latar belakang diatas,
maka dapat dirumuskan masalah dengan tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1)
Apakah persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap minat pembelian kembali
secara online (repurchase intention)?, 2) Apakah persepsi kemudahan berpengaruh
positif terhadap minat pembelian kembali secara online (repurchase intention)?, 3)
Apakah kenyamanan berpengaruh positif terhadap minat pembelian kembali secara
online (repurchase intention)?, 4) Apakah kepercayaan berpengaruh positif terhadap
minat pembelian kembali secara online (repurchase intention)?, 5) Apakah kepuasaan
berpengaruh positif terhadap minat pembelian kembali secara online (repurchase
intention)?, 6) Apakah loyalitas pelanggan berpengaruh positif terhadap minat
pembelian kembali secara online (repurchase intention)?
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Sistem Informasi
Sistem merupakan sebuah rangkaian dari komponen-komponen yang saling
berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan
(Davis,1989). Sistem ini melakukan perubahan atau transformasi dari masukan
menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai. Hasil dari keluaran suatu sistem
dapat berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya. McLeod
(2008:11) menyatakan bahwa informasi sebagai data yang diolah menjadi bentuk
yang memiliki arti penting bagi penerimanya dan berguna untuk pengambilan
keputusan, baik saat itu juga maupun masa yang akan datang. informasi sebagai data
yang diolah menjadi bentuk yang memiliki arti penting bagi penerimanya dan
berguna untuk pengambilan keputusan, baik saat itu juga maupun masa yang akan
dating.
Model Teori sistem Informasi Keperilakuan
Sistem informasi keperilakuan itu menjelaskan secara detail mengenai
tindakan - tindakan pemakai sistem informasi dari sisi ilmu psikologi. Aspek
keperilakuan pengguna sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan dan
keberhasilan sistem transaksi berbasis online saat ini. Hal itu dibuktikan dengan
adanya banyak pembeli yang tidak menggunakan fasilitas transaksi berbasis online
namun memilih untuk melakukan transaksi secara langsung. Penelitian ini membahas
tentang faktor- faktor yang mempengaruhi minat individu melakukan pembelian
kembali berbasis online. Keenam variabel dalam penelitian ini diteliti untuk
mendapatkan bukti empiris mengenai hubungan dan pengaruhnya terhadap perilaku
transaksi berbasis online. Techology Acceptance Model (TAM) merupakan model
yang disusun oleh Davis (1989) untuk menjelaskan penerimaan sistem teknologi yang
akan digunakan untuk pengguna teknologi. Teori TAM ini telah menyediakan suatu
basis teoritis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan
terhadap suatu teknologi tertentu. Konstruk yang digunakan dalam teori ini adalah
perceived usefulness, perceived ease of use , dan subjective norm. Variabel utama
dalam model TAM ini dapat mencerminkan faktor-faktor apa yang mempengaruhi
perilaku seseorang, dalam hal ini individu dalam mengadopsi teknnologi baru untuk
melakukan pembelian online. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan pembelian kembali secara online.
Pembelian Kembali Secara Online
Pembelian kembali merupakan salah satu proses pembeli untuk berencana
melakukan pembelian kembali setelah melewati tahap pengambilan keputusan.
Pembeli atau konsumen yang telah berhasil melakukan pembelian sebelumnya akan
mulai merasakan dan menilai barang atau jasa yang telah dibelinya. Penilaian tersebut
dapat berupa kesan positif atau negatif tergantung dari kepuasan yang didapatkan dari
barang atau jasa yang telah dibeli. Melalui penilaian barang tersebut, apabila
penilaian akan barang atau jasa adalah positif maka akan muncul suatu minat untuk
melakukan pembelian kembali dengan sistem e-commerce.
Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah hasil penggabungan variabel
antara tiga penelitian terdahulu yang menguji tentang faktor- faktor yang
mempengaruhi minat pembelian kembali secara online. Penelitian Chiu et al. (2008)
meneliti tentang beberapa persepsi yang mempengaruhi minat melakukan pembelian
kembali dengan menggunakan sistem e-commerce. Penelitian Tsai dan Huang (2007)
dan Flavi’an dan Guinali’u yang juga membahas mengenai faktor yang
mempengaruhi minat seseorang dalam melakukan pembelian kembai secara online.
Peneliti menggabungkan beberapa variabel independen yang memiliki hubungan
signifikan terhadap variabel dependen berdasarkan ketiga peneliian tersebut. Peneliti
menguji Persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, kenyamanan, kepercayaan,
kepuasan, dan loyalitas pelanggan terhadap minat pembelian kembali secara online .
Peneliti melakukan penelitian untuk mencari bukti empiris tentang keterkaitan antara
keenam varaibel tersebut terhadap minat pembelian kembali secara online. Adapun
model penelitian ini dapat dijelaskan pada gambar 2.1.
Gambar 2.1
Model Penelitian
Perumusan dan Pengembangan Hipotesis
1. Konsep Minat Individu Melakukan Pembelian Kembali Secara Online
Dengan berbagai manfaat yang didapatkan melalui sistem e-commerce maka
tidak heran apabila masyarakat telah melakukan transaksi dengan sistem e-
commerce secara berkali-kali (repurchase intention). Repurchase intention
adalah salah satu bagian dari perilaku pembelian konsumen di mana telah ada
kecocokan antara kualitas dari produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan
sehingga menimbulkan minat konsumen untuk membelinya lagi (Kusdyah,
2012). Selain itu, Penelitian yang dilakukan oleh Wen et al. (2011) menyatakan
bahwa repuchase intention adalah penggabungan dari teori sistem informasi dan
pemasaran, dalam hal ini pengguna e-commerce bukan hanya sebagai pengguna
saja melainkan juga sebagai konsumen.
Persepsi
Kegunaan (XI)
Persepsi
Kemudahan (X2)
Kenyamanan
(X3)
Kepercayaan
(X4)
Kepuasaan (X5)
Loyalitas
Pelanggan (X6)
Minat Pembelian
Kembali Secara
Online (Y)
Chiu et al.(2008)
Tsai &Huang (2007)
Flavi’an &Guinali’u (2006)
2. Hipotesis Persepsi Kegunaan terhadap terhadap minat pembelian kembali
secara online
Diadaptasi dari TAM (Davis ,1989) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
persepsi kegunaan merupakan salah satu faktor penentu yang kuat terhadap
penerimaan suatu sistem teknologi informasi. Menurut Kim et al. (2008) definisi
dari persepsi kegunaan adalah sebagai manfaat yang telah dirasakan konsumen
dan menjadikannya sebagai keyakinan tentang sejauh mana dalam melakukan
transaksi secara online. Persepsi kegunaan ini timbul ketika konsumen telah
merasakan suatu manfaat yang telah didapatkan saat melakukan transaksi melalui
website atau melalui sistem e-commerce.. Setelah merasa mendapatkan kegunaan
mengenai aktivitas yang dilakukan, maka konsumen akan melakukan sebuah
penilaian mengenai barang atau jasa yang telah dibeli dan hal tersebut akan
memunculkan suatu minat untuk melakukan pembelian kembali secara online.
Penelitian yang dilakukan oleh Bhattacherjee (2001), Chiu et al. (2008), Aren
et al. (2013), dan Mohamed et al. (2014) telah menunjukkan bahwa persepsi
kegunaan telah memiliki pengaruh positif terhadap minat pembelian kembali
secara online.
Oleh karena itu peneliti memilih untuk menguji pengaruh persepsi kegunaan
pada terhadap minat (intention) individu melakukan pembelian kembali secara
online berbasis online. Berikut ini hipotesis alternatifnya adalah:
H1: Persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap
minat pembelian kembali secara online.
3. Hipotesis Persepsi Kemudahan terhadap terhadap minat pembelian
kembali secara online
Konstruk tambahan kedua di TAM adalah persepsi kemudahan. Persepsi
kemudahan penggunaan merupakan tingkatan dimana seseorang percaya bahwa
teknologi dapat mudah dipahami ( Davis, 1989). Definisi tersebut juga didukung
oleh Wen et al. (2011) yang mendefinisikan persepsi kemudahan sebagai tingkat
kemudahan yang dirasakan konsumen saat berinteraksi dengan situs e-commerce
dan konsumen dapat menerima informasi produk yang diinginkan. Persepsi
kemudahan ini muncul ketika konsumen merasa mudah dalam melakukan
pembelian dengan menggunakan situs e-commerce. Kemudahan- kemudahan
yang telah dirasakan oleh individu saat melakukan pembelian online seperti
mudahnya operasional situs yang diakses, dan kemudahan dalam mencari barang
yang diinginkan akan semakin memicu seseorang untuk melakukan pembelian
kembali secara online. Lanjutnya, semakin tinggi tingkat kemudahan yang
dirasakan dalam penggunaan sistem e-commerce ini maka akan semakin tinggi
pula minat seseorang untuk melakukan pembelian kembali secara online.
Penelitian yang dilakukan oleh Chiu et al. (2008), Lee et al. (2011), dan Aren
et al. (2013) telah menunjukkan bahwa persepsi kemudahan telah memiliki
pengaruh positif terhadap minat pembelian kembali secara online.
Oleh karena itu peneliti memilih untuk menguji pengaruh persepsi kemudahan
pada terhadap minat (intention) individu melakukan pembelian kembali secara
online berbasis online. Berikut ini hipotesis alternatifnya adalah:
H2: Persepsi kemudahan (Perceived Ease of Use) berpengaruh positif terhadap
minat pembelian kembali secara online.
4. Hipotesis Kenyamanan terhadap terhadap minat pembelian kembali secara
online
Kenyamanan (Enjoyment) menurut Davis (1992) merupakan sejauh mana
seorang individu dapat memanfaatkan teknologi yang dapat memberikan dirinya
kesenangan tersendiri. Davis (1992) juga telah mendukung gagasan bahwa
kenyamanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pelanggan
dalam menggunakan situs web. Dimana ketika individu senang dan nyaman
dengan menggunakan web maka akan berpengaruh terhadap minatnya untuk
melakukan pembelain secara online. Dapat diartikan pula bahwa kenyamanan
adalah bentuk dari kesenangan pada saat proses pembelian online. Jika konsumen
merasa senang dan tumbuh perasaan selama pengalaman belanja mereka maka
sangat mungkin untuk melakukan pembelian berikutnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Koufaris (2002), Chiu et al. (2008), dan Al-
maghrabi et al. (2011) telah menunjukkan bahwa kenyamanan telah memiliki
pengaruh positif terhadap minat pembelian kembali secara online.
Oleh karena itu peneliti memilih untuk menguji pengaruh kenyamanan pada
terhadap minat (intention) individu melakukan pembelian kembali secara online
berbasis online. Berikut ini hipotesis alternatifnya adalah:
H3: Kenyamanan (Enjoyment) berpengaruh positif terhadap minat pembelian
kembali secara online.
5. Hipotesis Kepercayaan terhadap terhadap minat pembelian kembali secara
online
Kepercayaan (Trust) merupakan salah satu faktor penting untuk membangun
loyalitas pelanggan ( dalam hal minat pembelian kembali) dan sikap ini dapat
memelihara keberlanjutan dalam hubungan antara penjual dan pembeli (Kyauk
dan Chaipoopirutana, 2014). Menurut Gefen et al. (2003) kepercayaan telah
berhubungan dengan seberapa yakin pihak yang terkait yaitu pembeli dan
penyedia sistem e-commerce akan memenuhi komitmen yang telah dibuat.
Membangun kepercayan kepada pelangan adalah salah satu faktor penting agar
pelanggan dapat melakukan pembelian kembali dengan situs e-commerce. Saat
seseorang merasakan aman dan merasa privasinya tidak diganggu maka akan
muncul suatu kepercayaan individu dalam melakukan transaksi online, sehingga
sangat memungkinkan untuk melakukan pembelian kembali secara online.
Penelitian yang dilakukan oleh Chiu et al. (2008), Curtis et al. (2011), dan
Aren et al. (2013) telah menunjukkan bahwa kepercayaan telah memiliki
pengaruh positif terhadap minat pembelian kembali secara online.
Oleh karena itu peneliti memilih untuk menguji pengaruh kepercayaan pada
terhadap minat (intention) individu melakukan pembelian kembali secara online
berbasis online. Berikut ini hipotesis alternatifnya adalah:
H4: Kepercayaan (Trust) berpengaruh positif terhadap minat pembelian kembali
secara online.
6. Hipotesis Kepuasaan terhadap terhadap minat pembelian kembali secara
online
Kepuasan (satisfaction) merupakan suatu emosi individu tentang perasaan
puas maupun tidak puas pada saat membandingkan persepsi produk maupun jasa
dengan harapan awal. Kepuasan pelanggan ini terjadi sejauh mana kinerja yang
dirasakan suatu produk sesuai dengan harapan pembeli. Jika kinerja produk lebih
rendah dari ekspektasi, pembeli tidak akan merasa puas. Kepuasaan pelanggan
ini telah menentukan minat atau tidaknya seseorang melakukan pembelian
kembali dalam sistem e-commerce (Tsai dan Huang, 2007). Sehingga peneliti
menyimpulkan bahwa apabila harapan yang diinginkan bisa didapatkan individu
akan memunculkan suatu kepuasan yang dapat memicu individu untuk
berbelanja online secara terus – menerus. Semakin tingginya kepuasan yang
didapatkan pelanggan saat membeli online maka akan semakin memunculkan
minat untuk melakukan pembelian secara online.
Penelitian yang dilakukan oleh Curtis et al. (2011), Kim et al. (2012) dan
Kyauk & Chaipoopirutana (2014) telah menunjukkan bahwa kepuasan telah
memiliki pengaruh positif terhadap minat pembelian kembali secara online.
Oleh karena itu peneliti memilih untuk menguji pengaruh kepuasan pada
terhadap minat (intention) individu melakukan pembelian kembali secara online
berbasis online. Berikut ini hipotesis alternatifnya adalah:
H5: Kepuasaan (Satisfaction) berpengaruh positif terhadap minat pembelian
kembali secara online.
7. Hipotesis Loyalitas Pelanggan terhadap terhadap minat pembelian kembali
secara online
Loyalitas Pelanggan (Loyalty Customer) merupakan suatu preferensi
pembelian secara berulang dengan toko yang sama Flavi’an dan Guinali’u
(2006). Loyal yang dapat diartikan sebagai suatu kesetiaan yang timbul tanpa
adanya paksaan, dan timbul berdasarkan kesadaran sendiri pada masa lalu. Saat
individu merasa puas terhadap apa yang didapatkan maka dengan sendirinya
akan kembali melakukan hal yang sama. Hal tersebut dapat di aplikasikan
terhadap perilaku konsumen yang berbelanja online. Apabila seseorang pernah
melakukan belanja online dan merasa puas akan hasil transaksi tersebut, maka
akan menimbulkan suatu sikap kesetiaan untuk melakukan pembelian secara
online untuk kedua kalinya bahkan seterusnya. Sehingga loyalitas pelanggan
berpengaruh positif terhadap minat individu untuk melakukan pembelian kembali
secara online.
Penelitian yang dilakukan oleh Solvang (2007), dan Hong & Cho (2011).
telah menunjukkan bahwa kepuasan telah memiliki pengaruh positif terhadap
minat pembelian kembali secara online.
Oleh karena itu peneliti memilih untuk menguji pengaruh loyalitas pelanggan
pada terhadap minat (intention) individu melakukan pembelian kembali secara
online berbasis online. Berikut ini hipotesis alternatifnya adalah:
H6: Loyalitas pelanggan (Customer Loyalty) berpengaruh positif terhadap
minat pembelian kembali secara online.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hypothesis
testing). Termasuk jenis pengujian hipotesis karena hipotesis yang digunakan sudah
ditentukan di awal penelitian, yaitu memiliki hubungan positif. Indriantoro dan
Supomo (1999:89) menjelaskan bahwa hal ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan
menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan sebab akibat antar konstruk-konstruk.
Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survey. Menurut Singarimbun & Effendi (1987:3) penelitian survey
merupakan penelitian dengan pengambilan sampel dari suatu populasi dan telah
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Kuesioner
merupakan daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya dan akan
dijawab oleh responden (Sekaran, 2006:82). Kuesioner ini telah menjadi alat
pengumpulan data yang efisien apabila seorang peneliti telah dapat mengetahui
bagaimana mengukur variabel penelitian. Item pertanyaan yang tertera dalam
kuesioner penelitian ini merupakan item-item pertanyaan yang berdasarkan pada
penelitian Chiu et al. (2008), Tsai & Huang (2007), dan Flavia´n dan Guinalı´u
(2006). Peneliti telah melakukan pretest dengan melakukan penyebaran kuesioner
kepada 30 nonresponden atau non sampel untuk mengetahui sejauh mana responden
memahami kata demi kata dalam kuesioner ini. Serta memiliki tujuan untuk
mengetahui reliabel dan valid tidaknya item pertanyaan dalam kuesioner tersebut.
Berikut ini merupakan hasil dari kuesioner pre test 30 responden, dan dapat dilihat
pada tabel 3.1 dan tabel 3.2
Tabel 3.1
Tabel Algoritma (pre test)
Sumber: Data Primer (diolah)
Keterangan: PK=Persepsi Kegunaan, PKM= Persepsi Kemudahan, KN= Kenyamanan, K=
Kepercayaan, KP= Kepuasan, LP= Loyalitas Pelanggan, MPK=Minat Pembelian Kembali.
Tabel 3.2
Tabel Outer Loading (pre test)
PK PKM KN K KP LP MPK
PK1 0,97631
PK2 0,81194
PK3 0,97214
PK4 0,97214
PK5 0,88843
PKM1 0,87022
PKM2 0,88123
PKM3 0,84246
AVE Composite
Reliability
R
Square
Cronbachs
Alpha
Communal
ity
Redunda
ncy
K 0,535372 0,870317 0,894857 0,535373
KN 0,897616 0,963239 0,943077 0,897616
KP 0,675791 0,857226 0,901023 0,675791
LP 0,808781 0,926912 0,89474 0,808781
MPK 0,628255 0,834289 0,380208 0,704804 0,628255 0,040309
PK 0,858367 0,9679 0,967144 0,858367
PKM 0,708121 0,923661 0,906596 0,708121
PKM4 0,84805
PKM5 0,76015
KN1 0,97655
KN2 0,98665
KN3 0,86365
Tabel 3.2 (Lanjutan)
Tabel Outer Loading (pre test)
PK PKM KN K KP LP MPK
K1 0,66658
K2 0,64784
K3 0,84326
K4 0,92313
K5 0,69462
K6 0,54995
KP1 0,58837
KP2 0,84315
KP3 0,98503
LP1 0,92037
LP2 0,90572
LP3 0,87117
MPK1 0,82349
MPK2 0,84878
MPK3 0,69729
Sumber: Data Primer (diolah)
Keterangan: PK=Persepsi Kegunaan, PKM= Persepsi Kemudahan, KN= Kenyamanan, K=
Kepercayaan, KP= Kepuasan, LP= Loyalitas Pelanggan, MPK=Minat Pembelian Kembali.
Peneliti telah melakukan penyebaran kuesioner secara langsung kepada
responden. Untuk menghindari terjadinya kuesioner yang tidak kembali maka peneliti
secara langsung menunggu responden mengisi kuesioner, namun tentunya tidak
mengganggu konsentrasi reponden dalam menjawab kuesioner. Selain itu juga
peneliti dapat memberikan penjelasan penelitian secara ringkas serta memberikan
pengarahan bagaimana pengisian kuesioner tersebut dengan benar.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah total keseluruhan dari bagian yang akan dianalisa dan ciri-
cirinya akan diduga sebelumnya (Singarimbum & Effendi, 1987). Dalam penelitian
ini, populasi yang digunakan adalah seluruh mahasiswa S1 Jurusan akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang yang berstatus aktif pada
semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah
1199 orang. Dipilihnya mahasiswa S1 Jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Brawijaya Malang karena mahasiswa sebagai pengguna internet
dalam kehidupan sehari-harinya seperti untuk mengerjakan tugas, ataupun sekedar
bersosialisasi dengan jejaring sosial. Kemudian terpilihnya mahasiswa jurusan
Akuntansi sebagai sampel karena peneliti juga sebagai mahasiswa akuntansi telah
melakukan pembelian kembali secara online sehingga ingin mengetahui bagaimana
persepsi teman-teman satu jurusan sehingga apabila ingin membuka bisnis online di
kalangan mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian
kembali secara online. Kemudian pemilihan lokasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
karena pertimbangan lokasi yang berdekatan dengan lingkungan peneliti sehingga
memudahkan peneliti untuk melakukan pengambilan data serta adanya keterbatasan
waktu dan materi.
Sampel merupakan sebagian dari populasi (Sekaran, 2006). Dari studi yang
didapat dengan sampel tersebut, maka peneliti akan dapat menarik kesimpulan yang
dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian. Penelitian ini menggunakan
metode pengambilan sampel non probabilitas karena peneliti ingin mengambil
sampel pada pertimbangan waktu yang relatif cepat dan biaya yang relatif lebih
murah, serta telah menentukan kriteria yang ditentukan untuk sampel penelitian.
Metode Convinience sampling merupakan metode yang dimana elemen populasi yang
dipilih sebagai subyek sampel adalah tidak terbatas sehingga peneliti memiliki
kebebasan untuk memilih sampel yang cepat dan mudah (Indriantoro dan Supomo,
1999:130). Kriteria yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa
akuntansi yang pernah melakukan pembelian secara online lebih dari satu kali.
Peneliti memilih menggunakan kriteria sampel mahasiswa jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang pernah melakukan
transaksi online secara berulang karena peneliti ingin mengetahui potensi sampel
untuk melakukan pembelian berulang secara online dan karena juga lokasi sampel
yang dekat dengan peneliti. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 300, dan
telah dihitung dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
n =
n =
n = 300
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
c = tingkat kesalahan
Definisi konstruk, Indikator, dan Pengukuran
Terdapat tujuh konstruk dalam penelitian ini, yaitu persepsi kegunaan,
persepsi kemudahan, kenyamanan, kepercayaan, kepuasaan, dan loyalitas pelanggan.
Dari ketujuh konstruk tersebut akan diuraikan indikator dari masing-masing konstruk.
Pengukuran indikator konstruk menggunakan skala likert tujuh poin mulai dari sangat
tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), agak tidak setuju (ATS), netral (N), agak setuju
(AS), setuju (S), sampai dengan sangat setuju (SS).
Evaluasi Model
Penelitian ini menggunakan pengujian model pengukuran pada konstruk
reflektif pada first order construct (FOC). First Order Construct (SOC) adalah
korelasi teoritikal antara variabel dengan parameter yang diestimati atau indikatornya.
Dibawah ini beberapa pengujian hipotesis dengan PLS yang digunakan untuk
menganalisis penelitian ini: 1) Evaluasi outer model (Model Pengukuran) untuk
menilai validitas dan reliabilitas model. Uji validitas konstruk terdiri atas uji validitas
konvergen dan uji validitas diskriminan. Sedangkan uji reliabilitas dengan
menggunakan dua metode yaitu cronbach’s alpha dan composite reliability. 2)
Evaluasi inner model (Model Struktural) yang dievaluasi dengan menggunakan nilai
R2 dan nilai koefisien path atau t-values tiap path untuk uji signifikansi antar
konstruk dalam model struktural.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1
jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang yang
berstatus aktif pada semester ganjil 2015/2016 yang telah melakukan pembelian
kembali dengan sistem online. Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, peneliti
telah menggunakan metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner secara
langsung kepada para responden sebagai alat pengumpulan data. Peneliti melakukan
penelitian selama kurang lebih 2 minggu dengan menyebarkan secara langsung.
Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 300 kuesioner dan telah kembali 300
kuesioner. Setelah diperiksa ada 78 buah kuesioner yang tidak dapat diolah karena
ada responden yang belum pernah melakukan pembelian kembali melalui sistem
online, serta ada jawaban dari responden yang tidak konsisten. Dengan demikian
tingkat responden dalam penelitian ini adalah 100% dan kuesioner yang dapat diolah
adalah sebanyak 222 buah sebagai sampel dalam penelitian ini, Jumlah sampel dan
tingkat pengembalian dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Sampel dan Tingkat Pengembalian
Jumlah kuesioner yang disebar
Jumlah kuesioner yang tidak kembali
Kuesioner yang kembali
Kuesioner yang digugurkan
Kuesioner yang digunakan
300
0
300
78
222
Tingkat pengembalian (respon rate)
Tingkat pengembalian yang digunakan (usable respon rate) 100%
74%
Sumber: Data Primer (diolah)
Statistik deskriptif merupakan statistik yang dapat menggambarkan fenomena
dan karakteristik dari data tersebut. Analisis statistik deskriptif telah dilakukan
terhadap data dari 222 responden dalam penelitian ini sebelum diolah lebih lanjut.
Pengukuran berupa nilai min, max, mean, median, modus dan standar deviasi pada
penelitian ini sangat berguna untuk tujuan penarikan kesimpulan sehingga
mempermudah pengamatan. Melalui perhitungan ini diperoleh gambaran mengenai
sampel secara garis besar. Peneliti juga telah mendata mengenai karakteristik 222
responden dalam penelitian ini yang dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Jumlah Presentase
1. Gender
Laki-laki
Perempuan
84
138
38%
62%
2. Tingkat Semester
Semester 1
Semester 3
Semester 5
Semester 7
Semester 9
26
37
57
96
6
12%
16%
26%
43%
3%
3. Uang saku perbulan
<500.000
500.000-1.000.000
1.000.000-1.500.000
>1.500.000
48
72
52
50
22%
32%
23%
23%
4. Lama transaksi online sebulan
>3 kali
3-6 kali
>6 kali
189
19
14
85%
9%
6%
Sumber: Data Primer (diolah)
Peneliti melakukan evaluasi model dengan melalui 3 tahapan pengujian yaitu
pengujian atas validitas konvergen, pengujian atas validitas diskriminan dan
pengujian atas reliabilitas. Pengujian dilakukan dengan menggunakan analisis Partial
Least Squares (PLS) versi 2.0 M3. Hasil uji validitas konvergen didasarkan pada tiga
parameter, yaitu nilai Average Variance Extracted (AVE) danCommunality yang
lebih dari 0,5 (> 0,5) serta nilai Faktor Loading yang diantara 0,5 – lebih dari 0,7.
Berikut ini hasil uji validitas konvergen yang peneliti lakukan. Nilai Faktor Loading
dapat dilihat dari tabel 4.4 sedangkan nilai AVE dan Communality dapat dilihat dari
tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3
Tabel Algoritma
AVE Composite
Reliability
R
Square
Cronbach
s Alpha
Communal
ity
Redunda
ncy
PK 0,749255 0,93724 0,916356 0,749255
PKM 0,771509 0,944069 0,925921 0,771509
KN 0,781351 0,914646 0,859829 0,781351
K 0,711672 0,936725 0,918898 0,711672
KP 0,800135 0,923134 0,875187 0,800135
LP 0,814578 0,929465 0,886163 0,814578
MPK 0,760777 0,905099 0,836388 0,842666 0,760777 0,371855
Sumber: Data Primer (diolah)
Keterangan: PK=Persepsi Kegunaan, PKM= Persepsi Kemudahan, KN= Kenyamanan, K=
Kepercayaan, KP= Kepuasan, LP= Loyalitas Pelanggan, MPK=Minat Pembelian Kembali
Tabel 4.4
Tabel Outer Loading
PK PKM KN K KP LP MPK
PK1 0,86894
PK2 0,83649
PK3 0,87912
PK4 0,88864
Tabel 4.4 (Lanjutan)
Tabel Outer Loading
PK PKM KN K KP LP MPK
PK5 0,85379
PKM1 0,85831
PKM2 0,88655
PKM3 0,89122
PKM4 0,8689
PKM5 0,88635
KN1 0,86078
KN2 0,88409
KN3 0,90637
K1 0,84189
K2 0,84719
K3 0,84677
K4 0,82805
K5 0,87406
K6 0,82271
KP1 0,88986
KP2 0,90221
KP3 0,89139
LP1 0,89318
LP2 0,91795
LP3 0,8963
MPK1 0,8492
MPK2 0,88306
MPK3 0,88397
Sumber: Data Primer (diolah)
Pada tabel 4.3 diatas dapat diketahui nilai AVE dan Communality di masing-
masing variabel adalah lebih dari 0,5 (> 0,5). Sedangkan pada tabel 4.4 dapat
diketahui Faktor Loading setiap indikator di masing- masing variabel bernilai lebih
dari 0,7. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa validitas konvergen secara
keseluruhan telah terpenuhi. Tahap berikutnya setelah melakukan pengujian validitas
konvergen adalah melakukan pengujian terhadap validitas diskriminan. Hasil uji
validitas diskriminan didasarkan pada dua pilihan parameter penilaian, yaitu dengan
melihat nilai Cross Loadings yang lebih dari 0,7 dalam satu variabel atau dengan
membandingkan akar AVE terhadap Korelasi Variabel Laten dimana akar AVE akan
bernilai lebih besar dari Korelasi Variabel Laten. Nilai Cross Loadings dapat dilihat
dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5
Tabel Cross Loading
PK PKM KN K KP LP MPK
PK1 0,86894 0,66403 0,66982 0,69146 0,64058 0,58163 0,62979
PK2 0,83649 0,60499 0,65015 0,67409 0,62808 0,57594 0,61068
PK3 0,87912 0,69635 0,67859 0,70512 0,62874 0,60813 0,71679
PK4 0,88864 0,65138 0,69855 0,69215 0,63214 0,63054 0,73499
PK5 0,85379 0,67116 0,62515 0,64947 0,60791 0,58577 0,67048
PKM1 0,65651 0,85831 0,70853 0,6884 0,64383 0,63992 0,65901
PKM2 0,63338 0,88655 0,69498 0,743 0,68391 0,74272 0,71696
PKM3 0,65694 0,89122 0,68576 0,71819 0,68044 0,70053 0,71104
PKM4 0,70599 0,8689 0,69144 0,70532 0,62915 0,62506 0,68664
PKM5 0,68825 0,88635 0,71222 0,7192 0,66382 0,67014 0,7158
KN1 0,6976 0,70466 0,86078 0,74648 0,65285 0,69204 0,7347
KN2 0,66742 0,67442 0,88409 0,72101 0,695 0,62075 0,72548
KN3 0,67189 0,72794 0,90637 0,76996 0,70594 0,68771 0,76077
K1 0,66294 0,72717 0,73106 0,84189 0,70261 0,69758 0,70863
K2 0,65171 0,6922 0,71859 0,84719 0,72012 0,65547 0,74912
K3 0,66868 0,67775 0,7128 0,84677 0,67769 0,66682 0,78556
K4 0,65494 0,63527 0,68761 0,82805 0,67826 0,66806 0,75147
K5 0,69305 0,71598 0,72861 0,87406 0,74886 0,68048 0,74877
K6 0,65804 0,67488 0,69433 0,82271 0,69944 0,64442 0,70732
KP1 0,67173 0,67524 0,67396 0,74342 0,88986 0,67061 0,73583
KP2 0,64911 0,6717 0,68532 0,74261 0,90221 0,66209 0,69518
KP3 0,62282 0,6706 0,71773 0,75329 0,89139 0,71867 0,76266
LP1 0,59693 0,67052 0,67107 0,70308 0,69536 0,89318 0,70293
LP2 0,65112 0,70737 0,72284 0,73257 0,70747 0,91795 0,75989
LP3 0,61823 0,70673 0,64794 0,71005 0,66976 0,8963 0,719
MPK1 0,7266 0,70579 0,71883 0,79897 0,74121 0,75241 0,8492
MPK2 0,65009 0,68005 0,71772 0,72317 0,69954 0,66331 0,88306
MPK3 0,66031 0,69225 0,7541 0,77712 0,69884 0,68956 0,88397
Sumber: Data Primer (diolah)
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa cross loading masing- masing indikator di
setiap variabel berbeda dengan indikator di variabel lain dan nilainya mengumpul
pada variabel yang bersangkutan Berdasarkan hasil tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa pengujian atas validitas diskriminan secara keseluruhan telah terpenuhi.
Setelah melakukan pengujian terhadap validitas konstruk dengan hasil uji validitas
konvergen dan validitas diskriminan yang valid, maka selanjutnya dilakukan
pengujian terhadap reliabilitas. Uji reliabilitas didasarkan pada dua penilaian yaitu
nilai Cronbach’s Alpha harus lebih dari 0,6 (> 0,6) dan nilai Composite Reability
yang harus lebih dari 0,7 (> 0,7), namun jika terdapat nilai 0,6 pada Composite
Reability masih dapat diterima. Berdasarkan Tabel 4.3 Overview Algoritma diatas
dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha adalah lebih dari 0,6 dan nilai Composite
Reability adalah lebih dari 0,7 (> 0,7). Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa
pengujian atas reliabilitas telah terpenuhi sehingga konstruk variabel dapat
dinyatakan reliabel. Setelah mendapatkan konstruk variabel yang valid dan reliabel
maka langkah peneliti selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Pengujian
hipotesis dilakukan dengan cara melakukan pengolahan data melalui metode
Bootstrapping dalam aplikasi PLS. Hasil pengolahan data melalui Bootstrapping
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.6 dibawah ini.
Tabel 4.6
Path Coefficients
Sumber : Data Primer (diolah) Keterangan: K= Kepercayaan, KN= Kenyamanan, KP= Kepuasan, LP= Loyalitas Pelanggan,
MPK=Minat Pembelian Kembali, PK=Persepsi Kegunaan, PKM= Persepsi Kemudahan.
H1: Persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap minat
pembelian kembali secara online.
Persepsi kegunaan (perceived usefulness) dapat diartikan sebagai suatu sikap dimana
konsumen akan melakukan sebuah transaksi secara online apabila konsumen tersebut
merasa bahwa transaksi tersebut adalah sesuatu yang berguna bagi mereka sendiri
(Bhattacherjee, 2001). Konsumen yang melakukan transaksi secara online melaporkan telah
Original
Sample
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|) Ket
PK -> MPK 0,109605 0,111355 0,054016 0,054016 2,029135 Didukung
PKM -> MPK 0,037629 0,04179 0,053253 0,053253 0,706609 Ditolak
KN -> MPK 0,188989 0,18004 0,067125 0,067125 2,815476 Didukung
K -> MPK 0,346827 0,351732 0,078391 0,078391 4,424331 Didukung
KP -> MPK 0,139164 0,135888 0,060857 0,060857 2,28673 Didukung
LP -> MPK 0,177725 0,178876 0,054582 0,054582 3,256104 Didukung
mendapatkan hal-hal yang berguna seperti meningkatkan kenyamanan dalam bertransaksi,
penghematan waktu, peningkatan berbagai produk untuk memilih dari berbagai banyak
produk yang ditawarkan apabila dibandingkan dengan belanja tradisional atau offline.
Persepsi kegunaan memiliki pengaruh positif terhadap minat pembelian kembali secara
online. Karena persepsi kegunaan ini merupakan suatu sikap seseorang yang muncul ketika
individu merasa bahwa sesuatu yang dilakukannya adalah berguna dan dapat meningkatkan
kinerja transaksinya sehingga seorang individu akan lebih mungkin untuk melakukan
pembelian berlanjut. Sehingga apabila kegunaan yang diperoleh meningkat maka akan
meningkatkan minat seseorang untuk melakukan pembelian kembali secara online. Hasil
ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Bhattacherjee (2001), Chiu et al.
(2008), Aren et al. (2013), dan Mohamed et al. (2014).
H2: Persepsi kemudahan (perceived Ease of Use) berpengaruh positif terhadap minat
pembelian kembali secara online.
Persepsi kemudahan (perceived ease of use) merupakan merupakan suatu pandangan
sejauh mana setiap individu dapat merasakan kemudahan dan kebebasan dalam berinteraksi
dengan teknologi yang ada (Davis, 1989). Persepsi kemudahan ini mengacu kepada sejauh
mana konsumen dapat percaya bahwa belanja online akan sedikit dari usaha yang akan
dilakukan. Usaha yag dimaksud disini adalah hal yang dilakukan pada saat melakukan
transaksi akan lebih sedikit dibandingkan dengan usaha yang dilakukan pada saat
melakukan pembelian di toko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
antara persepsi kemudahan dan minat pembelian kembali secara online. Hasil ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Artha (2011) dan Abusan (2014).
Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Artha (2011) yang
menunjukkan bahwa persepsi kemudahan tidak berpengaruh terhadap minat pembelian
kembali secara online. Artha (2011) menjelaskan bahwa hasil ini dapat disebabkan oleh
beberapa hal yaitu yang pertama karena responden yang merupakan mahasiswa telah
terbiasa berinteraksi dengan internet, melalui internet maka seseorang dapat dengan cepat
mengetahui sesuatu dan mendapatkan sesuatu. Dengan seringnya berinteraksi dengan
internet maka membuat responden tidak merasakan kesulitan untuk berbagai kegiatan
melalui internet. Dengan intensitas penggunaan yang tinggi maka responden sudah terbiasa
dan merasa sangat mudah. Dengan demikian, mudah atau tidaknya suatu transaksi e-
commerce ni tidak mempengaruhi sikap minat untuk melakukan pembelian kembali secara
online.
Penelitian yang dilakukan Abusan (2014) membahas tentant determinan pembelian
secara online. Penelitian ini juga menolak bahwa persepsi kemudahan berpengaruh
terhadap minat pembelian kembali secara online. Menurut Abusan (2014) tidak
berpengaruhnya persepsi kemudahan terhadap minat pembelian online ini dikarenakan
pengguna teknologi saat ini umumnya lebih paham dalam penggunaannya. Kebiasaan
menggunakan internet secara berjam-jam dalam seminggu juga dapat memicu responden
tersebut bisa mengenal lebih lama tentang penggunaan internet secara mendalam dan dapat
dipastikan bahwa responden sudah sangat cukup memahami penggunaan internet.
Menurut peneliti tidak didukungnya persepsi kemudahan dalam hasil penelitian ini
adalah karena responden yang dipilih dalam peneitian ini merupakan mahasiswa yang
sudah sangat terbiasa berinteraksi dengan internet dan juga didukung oleh semakin
majunya teknologi yang memungkinkan responden untuk setiap hari mengakses internet
entah untuk belajar maupun untuk media sosial. Selain itu juga sudah banyak disediakan
wifi di area kampus sehingga dapat sangat mudah untuk mengakses. Dan juga seperti
penelitian yang dilakukan oleh Karahanna et al. (1999) yang menyatakan bahwa efek dari
persepsi kemudahan akan berkurang dari waktu ke waktu semakin berkembangnya
teknologi dan menjadi semakin akrab dengan penggunaan internet. Dengan banyak faktor
yang menjadikan akses internet mudah tersebut maka responden merasa bahwa mudah atau
tidaknya penggunaan sistem e-commerce bukan menjadi pengaruh yang besar dalam
pembelian kembali secara online.
H3: Kenyamanan (Enjoyment) berpengaruh positif terhadap minat pembelian
kembali secara online.
Kenyamanan (Enjoyment) merupakan suatu tingkat perasaan dimana seseorang
merasakan bahwa melakukan pembelian dengan menggunakan sistem e-commerce adalah
hal yang menyenangkan (Chiu et al, 2008). Dapat diartikan pula bahwa kenyamanan adalah
bentuk dari kesenangan pada saat proses pembelian online. Jika konsumen merasa senang
dan tumbuh perasaan selama pengalaman belanja mereka maka sangat mungkin untuk
melakukan pembelian berikutnya. Suatu respon emosional yang diluapkan dalam suatu
situs web akan dapat menimbulkan efek yang besar, meskipun desain web terkesan datar
dan tidak menarik saat berbelanja namun mereka menikmati pengalaman mereka saat
berbelanja maka konsumen cenderung akan kembali melakukan pembelian secara online.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kenyamanan berpengaruh terhadap minat
pembelian kembali secara online. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Koufaris (2002), Chiu et al. (2008), dan Al-Maghrabi (2011).
Penelitian pertama dilakukan oleh Koufaris (2002) yang membahas tentang
penggunaan teori TAM dalam perilaku konsumen dan secara khusus meneliti mengenai
emosional pengunjung toko berbasis web pada saat pertama kali mengakses apakah dapat
mempengaruhi minat pengunjung untuk melakukan pembelian kembali setelahnya. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa kenyamanan merupakan salah satu dari perilaku
individu yang muncul akibat kegiatan pembelian online yang telah dilakukan , hal ini
menunjukkan keandalan yang tinggi dan membuat seseorang yakin untuk melakukan
pembelian kembali untuk masa depan.
Penelitian kedua dilakukan oleh Chiu et al. (2008) yang telah membahas tentang
faktor determinan yang mempengaruhi minat pembelian kembali secara online di Taiwan.
Kenyamanan didefinisikan sebagai perasaan nyaman yang ditimbulkan dari penghematan
waktu dan kemudahan yang didiapatkan saat berbelanja online. Hasil pengujian dalam
penelitian ini menyatakan bahwa persepsi kenyamanan merupakan salah satu faktor kuat
yang mempengaruhi karena perasaan senang individu muncul pada saat merasakan fasilitas
yang telah disediakan oleh website PCHome Online seperti kemudahan akses, dan respon
yang cepat dari pihak online store. Oleh sebab itu individu merasa nyaman dan
memutuskan untuk melakukan pembelian kembali secara online.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Al-Maghrabi et al (2011) yang bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembelian kembali secara online.
Dengan meningkatkan kenyamanan dari situs mereka, maka pelanggan akan semakin
memaksimalkan berbelanja online. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh positif yang timbul antara kenyamanan dan minat seseorang untuk melakukan
pembelian secara online.
Kenyamanan memiliki pengaruh terhadap minat pembelian kembali secara online
karena kenyamanan ini timbul saat seseorang merasakan suatu kesenangan dan ketertarikan
pada saat melakukan pembelian online. Apablia seseorang merasa senang karena dapat
menghemat waktu berbelanja, senang apabila dapat bebasa menentukan waktu belanja
tanpa terbatas oleh hari libur, serta jam malam toko yang sudah tutup sehingga tidak dapat
memilih barang yang diinginkan. Semakin tinggi kenyamanan yang dirasakan individu saat
berbelanja online maka minat pembelian kembali secara online juga akan meningkat. Oleh
karena itu terdapat pengaruh positif antara kenyamanan dan minat pembelian kembai secara
online.
H4: Kepercayaan (Trust) berpengaruh positif terhadap minat pembelian kembali
secara online.
Kepercayaan (Trust) merupakan salah satu faktor penting untuk membangun loyalitas
pelanggan (dalam hal minat pembelian kembali) dan sikap ini dapat memelihara
keberlanjutan dalam hubungan antara penjual dan pembeli (Kyauk dan Chaipoopirutana,
2014). Kepercayaan konsumen dapat berkaitan dengan kemampuan toko online untuk
melaksanakan transaksi dan melindungi informasi pribadi konsumen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepercayaan memiliki pengaruh positif dengan minat pembelian
kembali secara online. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Chiu et al.
(2008), Curtis et al. (2011), dan Aren et al. (2013).
Penelitian pertama yang dilakukan oleh Chiu et al. (2008) membahas tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi pembelian kembali secara online di Taiwan. Jika situs web
selalu diakses dan berfungsi dengan baik, maka individu akan percaya untuk melakukan
pembelian kembali secara online. Oleh karena itu kepercayaan berpengaruh positif terhadap
minat seseorang untuk melakukan pembelian kembali secara online.
Penelitian kedua dilakukan oleh Aren et al. (2013). Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi hubungan antara variabel-variabel yang dipilih dengan minat pembelian
kembali secara online. Menurut penelitian ini kepercayaan dapat memainkan peran yang
sangat menentukan dalam berbelanja online karena dapat membantu konsumen dalam
menghindari perilaku vendor yang oppurtunistik. Dengan demikian menunjukkan bahwa
kepercayaan merupakan faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pembelian
kembali secara online.
Penelitian ini menunjukan hasil yang sama dengan penelitian-penelitian diatas karena
kepercayaan (trust) adalah suatu keyakinan yang dirasakan seseorang terhadap suatu hal
yang dianggap benar. Dan kepercayaan ini menjadikan salah satu faktor penting pada
sebuah hubungan antara pelanggan dan toko online. Saat seseorang merasakan aman dan
merasa privasinya tidak diganggu maka akan muncul suatu kepercayaan individu dalam
melakukan transaksi online, sehingga sangat memungkinkan untuk melakukan pembelian
kembali secara online. Mengingat dalam hal ini telah banyak responden yang sudah
berpengalaman dalam internet, maka memungkinkan mereka untuk memahami bagaimana
keadaan toko serta reputasinya dan pengalaman-pengalaman pelanggan sebelumnya. Ketika
reputasi sudah dipahami dengan baik maka akan memunculkan suatu kepercayaan dalam
membeli secara online. Disaat seseorang sudah mulai terbiasa dengan belanja online maka
tingkat kepercayaan yang dirasakan akan semakin tinggi dan minat pembelian kembali
secara online.
H5: Kepuasan (Satisfaction) berpengaruh positif terhadap minat pembelian kembali
secara online.
Kepuasan (satisfaction) merupakan suatu emosi individu tentang perasaan
puas maupun tidak puas pada saat membandingkan persepsi produk maupun jasa dengan
harapan awal. Kepuasan pelanggan ini terjadi sejauh mana kinerja yang dirasakan suatu
produk sesuai dengan harapan pembeli. Jika kinerja produk lebih rendah dari ekspektasi,
pembeli tidak akan merasa puas. Kepuasaan pelanggan ini telah menentukan minat atau
tidaknya seseorang melakukan pembelian kembali dalam sistem e-commerce (Tsai dan
Huang, 2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan memiliki pengaruh positif
dengan minat pembelian kembali secara online. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan Curtis et al. (2011), Kim et al. (2012) dan Kyauk & Chaipoopirutana (2014).
Penelitian pertama dilakukan oleh Curtis et al. (2011). Penelitian ini menjelaskan
bahwa ada pengaruh-pengaruh positif yang mempengaruhi pembelian kembali secara
online. Kepuasan menjadi pengaruh yang positif karena kepuasan yang dirasakan dan
didapat dari hasil melakukan pembelian seacra online dapat memacu minat untuk
pembelian kembali secara online. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan
merupakan faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pembelian kembali
secara online.
Penelitian kedua dilakukan oleh Kim et al. (2012). Penelitian ini membahas tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi nilai belanja online dan konsumen yang melakukan
pembelian kembali Pengujian ini dilakukan pada masyarakat umum dengan menggunakan
email dari beberapa sekolah, perusahaan, institusi, dan internet cafe. Teruji bahwa
masyarakat korea telah merasa puas terhadap pembelian secara online di Korea, hal ini
didukung oleh tampilan dan tata cara transaksi online yang menarik dan mudah digunakan.
Dengan demikian rasa kepuasan akan muncul saat harapan pelanggan yang diinginkan
dapat terpenuhi saat melakukan pembelian online. Semakin tinggi tingkat kepuasan yang
didapatkan maka akan semakin meingkatkan minat seseorang untuk melakukan pembelian
kembali secara online, oleh karena itu kepuasan berpengaruh positif terhadap minat
pembelian kembali secara online.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Kyauk & Chaipoopirutana (2014). Penelitian ini
menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian kembali secara online.
Pengujian ini dilakukan pada masyarakat umum yang pernah melakukan pembelian pada
website xyz.com di myanmar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan
kepuasaan berpengaruh positif terhadap minat seseorang untuk melakukan pembelian
kembali secara online.
Kepuasan memiliki pengaruh positif terhadap minat pembelian kembali secara online
karena kepuasan ini timbul saat seseorang merasakan suatu kesenangan dan kenyamanan
pada saat melakukan pembelian online. Konsumen online yang telah mendapatkan sesuatu
dan sesuai dengan apa yang diharapkan pada pengalaman belanja, maka mereka akan
terdorong untuk melakukan pembelian kembali secara online karena kepuasan yang telah
didapatkannya saat pembelian awal. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa apabila
harapan yang diingiinkan bisa didapatkan individu akan memunculkan suatu kepuasan yang
dapat memicu individu untuk berbelanja online secara terus – menerus. Dan kepuasan
merupakan pengaruh positif yang besar terhadap minat individu untuk melakukan
pembelian kembali secara online.
H6: Loyalitas Pelanggan (Customer Loyalty) berpengaruh positif terhadap minat
pembelian kembali secara online.
Loyalitas Pelanggan (Loyalty Customer) merupakan suatu preferensi pembelian
secara berulang dengan toko yang sama Flavi’an dan Guinali’u (2006). Loyal yang dapat
diartikan sebagai suatu kesetiaan yang timbul tanpa adanya paksaan, dan timbul
berdasarkan kesadaran sendiri pada masa lalu. Saat individu merasa puas terhadap apa yang
didapatkan maka dengan sendirinya akan kembali melakukan hal yang sama. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa loyalitas Pelanggan memiliki hubungan dengan minat
pembelian kembali secara online. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
Solvang (2007), dan Hong dan Cho (2011).
Penlitian pertama dilakukan oleh Solvang et al. (2007). Penelitian ini membahas
tentang perilaku pembelian kembali belanja online di Norwegia. Pengujian ini dilakukan
terhadap konsumen yang berbelanja pada empat toko yang berbeda di Kristiansand,
Norwegia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa loyalitas pelanggan dapat dibangun
ataupun dibentuk dari masing-masing individu dan didorong oleh toko online yang akan
diakses. Sehingga loyalitas pelanggan berpengaruh positif terhadap minat seseorang untuk
melakukan pembelian kembali secara online.
Penelitian kedua dilakukan oleh Hong dan Cho (2011). Penelitian ini membahas
tentang dampak kepercayaan konsumen dan loyalitas dalam bertransaksi online. Pengujian
ini dilakukan dengan cara survei melalui email dari G-market’s dari toko online di Korea.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa loyalitas yang ditunjukkan masyarakat korea
untuk membeli barang di toko online tersebut sangat besar dan masyarakat korea berminat
untuk melakukan pembelian kembali secara terus-menerus pada toko online g-market.
Dengan demikian loyaliitas pelanggan merupakan faktor yang mempengaruhi seseorang
untuk melakukan pembelian kembali secara online.
Loyalitas pelanggan memiliki pengaruh positif terhadap minat pembelian kembali
secara online karena ini timbul saat seseorang merasakan suatu kepuasan pada saat
melakukan pembelian online. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa apabila seseorang
sudah mendapatkan kepuasan yang diingiinkan maka akan memunculkan suatu sikap loyal
atau setia yang dapat memicu individu untuk berbelanja online secara terus–menerus. Saat
seseorang sudah merasa puas maka kesetiaan akan pembelian tersebut akan muncul dan
apabila tingkat kesetiaan semakin tinggi maka akan semakin meningkatkan minat
pembelian secara online. Sehingga loyalitas pelanggan berpengaruh positif terhadap minat
individu untuk melakukan pembelian kembali secara online.
KESIMPULAN DAN KETERBATASAN
Kesimpulan yang dapat diambil oleh peneliti dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa minat pembelian kembali ( repurchase intention) ditentukan oleh persepsi kegunaan
(perceived usefulness), kenyamanan (Enjoyment), kepercayaan (trust), kepuasan
(satisfaction), dan loyalitas pelanggan (customer loyalty). Sedangkan variabel persepsi
kemudahan terbukti tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat pembelian kembali
secara online. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi persepsi
kegunaan, kenyamanan, kepercayaan, kepuasan, dan loyalitas pelanggan maka semakin
tinggi minat individu untuk melakukan pembelian kembali secara online. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan masukan dan manfaat bagi manajemen yang bergerak
dibidang perdagangan secara online dan juga pengembang sistem agar memperhatikan
persepsi kegunaan, kenyamanan, kepercayaan, kepuasaan dan loyalitas pelanggan dalam
menerapkan dan mengembangkan transaksi secara online.
Keterbatasan penelitian ini adalah peneliti hanya menggunakan mahasiswa Jurusan
Akuntansi Univeristas Brawijaya sebagai obyek penelitian dan sampel yang tidak bisa
digeneralisasi. Hal ini disebabkan dari segi materi dan juga waktu sehingga peneliti
menggunakan sampel yang dekat dengan tempat peneliti berkuliah. Sebaiknya, penelitian
selanjutnya melakukan penelitian dengan jangkauan yang lebih luas mengingat mahasiswa
memiliki berbagai jenis karakter. Selain itu juga karena penelitian ini masih dalam lingkup
yang luas yaitu transaksi online. Jenis transaksi online yang dilakukan mahasiswa bisa
sangat banyak seperti e-banking maupun e-payment sehingga penelitian ini masih belum
fokus pada satu topik transaksi online.
DAFTAR PUSTAKA
Abusan, R.,A.,D. (2014). Determinan Tindakan Dalam Penggunaan Pembelian
Secara Online. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
Al-Maghrabi, T., Dennis, C. and Halliday, S.V. (2011), Antecedents of continuance
intentions towards e-shopping: the case of Saudi Arabia, Journal of Enterprise Information
Management, Vol. 24 No. 1, pp. 85-111.
Aren,S.,Guzel M., Kabadayi E., and Alpkan L,. (2013), Factors Affecting Repurchase
Intention to Shop at the Same Website. Social and Behavioral Sciences, Vol.99, pp 536-
544.
Artha.,U. (2011). Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, Persepsi
Risiko, Kepercayaan, Inovasi Pribadi dan Kesesuaian Terhadap Sikap Penggunaan E-
Commerce. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
Bhattacherjee, A. (2001), Understanding information systems continuance: an
expectation-confirmation model, MIS Quarterly, Vol. 25 No. 3, pp. 351-70.
Chiu, C.-M., Chang, C.-C., Cheng, H.-L. and Fang, Y.-H. (2008), Determinants of
customer repurchase intention in online shopping, Online Information Review, Vol. 33 No.
4, pp. 761-784.
Curtis, T., Abratt, R., Dion, P., and Rhoades, D. (2011). Customer Satisfaction,
Loyalty and Repurchase: Some Evidence from Apparel Consumers. Review of Business,
32(1), 47.
Davis, F.D. (1989), Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance
of information technology, MIS Quarterly, Vol. 13 No. 3, pp. 319-340.
Davis, F.D., Bagozzi, R.P. and Warshaw, P.R. (1992), Extrinsic and intrinsic
motivation to use computers in the workplace, Journal of Applied Social Psychology, Vol.
22 No. 14, pp. 1111-32.
Flavian, C., Guinaliu, M., and Gurrea, R. (2006). The role played by perceived
usability, satisfaction and consumer trust on website loyalty. Information and Management,
43, 1–14.
Gefen, D., Karahanna, E. and Straub, D.W. (2003), Trust and TAM in online
shopping: an integrated model, MIS Quarterly, Vol. 27 No. 1, pp. 51-90.
Hong, Ilyo.B., Cho, Hwihyung. (2011). The impact Of Consumer Trust On
Attitudinal Loyalty And Purchase Intention in B2C E-Marketplaces: Intermediary Trust Vs.
Seller trust. Collage off business administration, achung-Ang University, Seoul.
Indriantoro.N., and Supomo.B. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis untuk akuntansi
dan manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Jogiyanto.Dr., Abdillah .W. (2009). Konsep dan Aplikasi PLS untuk penelitian
Empiris. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Karahanna, E., Straub, D.W. and Chervany, N.L. (1999), Information technology
adoption across time: a cross-sectional comparison of pre-adoption and post-adoption
beliefs, MIS Quarterly, Vol. 23 No. 2, pp. 183-213.
Kim J. Dan, Donald L. Ferrin, H. And Raghav Rao. (2008). A Trust- based Consumer
Dicesion Masking Model in Electronic Commerce: The Role of Trust, Perceived Risk, and
Their antecedents. Decision Support System 44.
Kim, J.B. (2012), An empirical study on consumer first purchase intention in online
shopping: integrating initial trust and TAM, Electronic Commerce Research, Vol. 12 No. 2,
pp. 125-150.
Koufaris, M. (2002), Applying the technology acceptance model and flow theory to
online consumer behavior, Information Systems Research, Vol. 13 No. 2, pp. 205-23.
Kusdyah, I. (2012), Persepsi Harga, Persepsi Merek, Persepsi Nilai, dan keinginan
Pembelian ulang jasa clinic kesehatan : studi kasus erha clinic. Jurnal manajemen
pemasaran, Vol.7, No.1/
Kyauk, S ,T., Chaipoopiruutana,S. (2014), Factors Influencing Repurchase Intention:
A Case Study of Xyz.Com Online Shopping Website in Myanmar, Humanities and
Management.
Lee, Chai.H., Eze, Uchenna.C., Ndubisi, and Nelson. O., (2011), Analyzing key
determinants of online repurchase intentions, Asia Pacific Journal of Marketing and
Logistics, Vol. 23 Iss 2 pp. 200 - 221
McLeod, Jr., Raymond and Schell, George P. (2008), Sistem Informasi Manajemen.
Edisi sepuluh. Jakarta: Salemba Empat.
Mohamed, N.,Hussein R.,Zamzuri, N, H, Ahmad., and Haghshenas H. (2014),
Insights into individual’s online shopping continuance intention, Industrial Management &
Data Systems, Vol. 114 Iss 9 pp. 1453 – 1476.
Pavlou, P.A. (2003), Consumer acceptance of electronic commerce: integrating trust
and risk with the technology acceptance model, International Journal of Electronic
Commerce, Vol. 7 No. 3, pp. 101-34.
Sekaran U. (2006). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jilid 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Sekaran U. (2006). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jilid 2 .Jakarta: Salemba
Empat.
Singarimbun,M.,Effendi.S. (1987). Metode penelitian Survei. Jakarta: PT Pustaka
LP3S Indonesia.
Solvang, Bernt Krohn, (2007), Satisfaction, Loyalty, and Repurchase: a study of
Norwegian Customer or furniture and grocery stores, Journal of Customer Satisfaction,
Dissatisfaction and Complaining Behavior, Vol 20, p. 110-122.
Tsai, H.-T. and Huang, H.-C. (2007), Determinants of e-repurchase intentions: an
integrative model of quadruple retention drivers, Information & Management, Vol. 44 No.
3, pp. 231-239.
Wen, C., Prybutok, V.R. and Xu, C. (2011), An integrated model for customer online
repurchase intention, Journal of Computer Information Systems, Vol. 52 No. 1, pp. 14-23.