pengaruh pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran …repository.usd.ac.id/36168/2/151324007_full.pdf ·...
TRANSCRIPT
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN
PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP INDEKS
PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2007 – 2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Dedy Setya Atmaji
NIM: 151324007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN
PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP INDEKS
PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2007 – 2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Dedy Setya Atmaji
NIM: 151324007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DANPENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP INDEKSPEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI DAERAH
ISTlMEWA YOGYAKARTATAHUN 2007 - 2017
Oleh:Dedy Setya AtmajiNIM:151324007
Telah disetuJui oleh.
Dosen Pembimbing,
KurniaMartikasari, S.Pd., M.Sc.
II
Tanggal : 01 November 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGARUHPERTUMBUHANEKONOMITDANPENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP INDEKSPEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTATAHUN 2007 - 2017
Dipersiapkan dan ditulis oleh:DOOy Setya AtmajiNIM: 151324007
Telah dipertahankan di depan panitia pengujiPada 19 November 2019
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia ,Penguji
Ketua
Sekretaris
Anggota
Anggota
Anggota
Nama Lengkap
: 19. Bondan Suratno, S.Pd., M Si.
: Dra. C. Wigati Retno Astuti, M Si., M Ed.
. Kurnia Martikasari, S.Pd., M Sc.
Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., MSi.
. Ora. C. Wigati Retno Astuti, M. Si., M. Ed.
Tanda Tangan
·:::::?r::"
Yogyakarta, 19 November 2019
Fakultas Keguruan dan TImu Pendidikan
Universitas Sanata Dhanna
III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya ucapkan syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yesus yang telah
memberikan rahmat dan curahan roh kudus-Nya dalam membimbing dan
memberikan petunjuknya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Teriring rasa terimakasih dan ketulusan, karya istimewa ini saya
persembahkan sebagai ucapan pengabdian cinta yang tulus dan penuh kasih
teruntuk.
1. Orangtua saya: Antonius Jupri dan Heryana Sutarsanti yang selalu memberi
dukungan, motivasi, doa, dan kasih sayang kepada penulis selama kuliah.
2. Adik saya: Elsa Pawestri Setyaningtyas yang selalu memberikan dukungan
kepada penulis selama kuliah.
3. Keluarga besar saya yang selalu memberikan dukungan, motivasi, dan doa
kepada penulis selama kuliah.
4. Almamaterku tercinta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Nyasar adalah sebagian dari petualangan karena dengan nyasar kita bisa
mengetahui hal-hal baru yang belum pernah kita jumpai”.
(Dedy Setya Atmaji)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan bahwa dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya
lulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang
disebutkan di dalam daftar pustaka sebagaimana layaknya penulisan karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 November 2019Penulis
Dedy Setya Atmaji
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Dedy Setya Atmaji
Nomor Mahasiswa : 151324007
Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
universitas sanata dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGELUARAN
PEMERINTAH TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI
PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2007-2017
beserta perangkat yang diperiukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau dimedia
lain untuk kepentingan akademis tanpa periu meminta izin saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di YogyakartaPada tanggal: 19 November 2019Yang menyatakan
~Dedy Setya Atmaji
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGELUARAN
PEMERINTAH TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI
PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2007 – 2017
Dedy Setya Atmaji
Universitas Sanata Dharma
2019
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh
pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah terhadap indeks pembangunan
manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017.
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori. Data dalam penelitian
merupakan data sekunder yang mencakup pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran
pemerintah. Data dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan
adalah regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pertumbuhan ekonomi tidak
berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2007-2017; (2) pengeluaran pemerintah berpengaruh positif
terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
tahun 2007-2017; dan (3) pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah
berpengaruh positif terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017.
Kata kunci: pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah, indeks
pembangunan manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE EFFECT OF REGIONAL ECONOMIC GROWTH AND
GOVERNMENT EXPENDITURE ON HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI)
IN THE PROVINCE OF DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
YEAR OF 2007-2017
Dedy Setya Atmaji
Sanata Dharma University
2019
This research aimed to examine and analyze the effect of regional economic
growth and government expenditure on human development index (HDI) in the
Province of Daerah Istimewa Yogyakarta year of 2007-2017.
This research is an explanatory study. The data is a secondary data,
covered regional economic growth, government expenditure, and human
development index (HDI). The data collection technique is documentation which
is from Daerah Istimewa Yogyakarta Central Bureau of Statistics (BPS-Statistics
Indonesia). The data was analyzed using multiple linear regression.
The results of data analysis showed that: (1) regional economic growth had
no effect on human development index; (2) government expenditure had a positive
effect on human development index; and (3) regional economic growth and
government expenditure had a positive effect on human development index.
Keywords: regional economic growth, government expenditure, human
development index.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yesus, Bunda Maria dan Allah
Bapa didalam Surga, karena atas berkat dan kelimpahan rahmatnya, saya dapat
menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “PENGARUH PERTUMBUHAN
EKONOMI DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP INDEKS
PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA 2007-2017”.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana di Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata
Dharma. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari mulai awal sampai pada penulisan skripsi ini selesai, sangatlah sulit
bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si.,M.Ed. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan ekonomi.
4. Ibu Kurnia Martikasari, S.Pd., M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing, memberikan dukungan, dan meluangkan banyak waktu untuk
membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan ketelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Segenap dosen Program Pendidikan ekonorni Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Ekonorni yang telah banyak memberikan pengetahuan,
mendidik dan membirnbing saya selama perkuliahan.
6. Orangtua saya: Antonius Jupri dan Heryana Sutarsanti yang selaJu memberi
dukungan, motivasi, doa, dan kasih sayang kepada penulis selama kuliah.
7. Keluarga besar Pendidikan Ekonorni angkatan 2015 yang selalu kompak
dan memberikan dukungan satu sarna lain.
8. Keluarga besar Alumni Derticik: Birgita Deily Adelina, Santi Hapsari, Dani
Siswanto Mada, Monika Avinda Sari, Vita Deovita Karlina, Ratri Herda
Ferdiani Theofil, Fania Dewi Titisari, Sinta Debi Dianingsih, Vicensius
Adhi Ristanto, Felix Adrian Dimas Putra yang selalu memberikan motivasi
dan dukungan satu sama lain.
9. Calon masa depanku yang selalu memberikan dukungan dalarn banyak hal
dan penulisan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat saya sebut satu per satu yang telah memberi
dukungan dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesaJahan dan kekurangan dalam
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan skripsi ini. semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai mesti
diharapkan daJam dunia ilmiah dan akademik.
YO'eJ1;:No'="''' 2019
Dedy Setya Atrnaji
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xvi
DAFTAR GRAFIK ....................................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 8
E. Definisi Operasional ................................................................................................. 9
BAB II KAJIAN TEORETIK ........................................................................................ 11
A. Indeks Pembangunan Manusia ............................................................................... 11
1. Sejarah Indeks Pembangunan Manusia ................................................................ 11
2. Definisi Indeks Pembangunan Manusia ............................................................... 13
3. Pengukuran dan komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ..................... 14
B. Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................................... 24
1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ....................................................................... 24
2. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ........................................ 24
3. Teori Pertumbuhan Ekonomi ............................................................................... 26
4. Komponen-Komponen Pertumbuhan Ekonomi ................................................... 29
5. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Indeks Pembangunan Manusia ........ 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Pengeluaran Pemerintah ......................................................................................... 30
1. Definisi Pengeluaran Pemerintah ......................................................................... 30
2. Kegiatan dan Pengeluaran Pemerintah Selalu Meningkat ................................... 31
3. Klasifikasi Pengeluaran Pemerintah .................................................................... 32
4. Pengeluaran Pemerintah pada Sektor Kesehatan dan Sektor Pendidikan ............ 33
5. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Indeks Pembangunan Manusia ...... 35
D. Penelitian Yang Relevan ......................................................................................... 36
E. Kerangka Berpikir Teoretik dan Hipotesis ............................................................. 37
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 40
A. Jenis Penelitian ....................................................................................................... 40
B. Jenis dan Sumber Data............................................................................................ 40
C. Variabel Penelitian.................................................................................................. 41
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................................... 41
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 42
F. Teknik Analisis Data .............................................................................................. 43
G. Uji Prasyarat ........................................................................................................... 44
H. Uji Asumsi Klasik................................................................................................... 45
I. Pengujian Hipotesis ................................................................................................ 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 51
A. Deskripsi Data ........................................................................................................ 51
1. Deskripsi Indeks Pembangunan Manusia ............................................................ 52
2. Deskripsi Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................ 55
3. Pengeluaran Pemerintah ....................................................................................... 56
B. Analisis Data ........................................................................................................... 57
C. Pembahasan ............................................................................................................ 68
1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Indeks Pembangunan Manusia di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017 .................................... 68
2. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Indeks Pembangunan Manusia di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017 .................................... 70
3. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Indeks
Pembangunan Manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-
2017 ...................................................................................................................... 71
BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ...................................... 73
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 73
B. Saran ....................................................................................................................... 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Keterbatasan ........................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 77
LAMPIRAN..................................................................................................................... 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di Pula Jawa............ 5
Gambar 2.1 Aspek Penghitung Indeks Pembangunan Manusia ...................... 17
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ........................................................................ 39
Gambar 4.1 Uji Autokorelasi ........................................................................... 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komoditi Kebutuhan Pokok sebagai Dasar Perhitungan
Daya Beli (PPP) ............................................................................... 17
Tabel 2.2 Indeks untuk Masing-Masing Komponen IPM ................................ 18
Tabel 2.3 Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................... 36
Tabel 4.1 Data Penelitian ................................................................................. 52
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Normalitas ............................................................. 57
Tabel 4.3 Hasil Uji Linearitas .......................................................................... 58
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas .............................................................. 59
Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedasitas ............................................................... 61
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................... 62
Tabel 4.7 Hasil Uji F ........................................................................................ 64
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Berganda.............................................................. 66
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi ...................................................... 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Pertumbuhan ekonomi di Provinsi D.I.Yogyakarta 2007-2017 .... 3
Grafik 1.2 Pengeluaran pemerintah Provinsi D.I.Yogyakarta 2007-2017 ....... 4
Grafik 1.3 Indeks Pembangunan Manusia D.I.Yogyakarta 2011-2015 ........... 6
Grafik 2.1 Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia 2006-2012 ............... 13
Grafik 4.1 Indeks Pembangunan Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2007-2017 ............................................................................ 52
Grafik 4.2 Harapan Lama Sekolah dan Rata-Rata Lama Sekolah Daerah
Istimewa Yogyakarta tahun 2010-2017 .......................................... 53
Grafik 4.3 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2007-2017 ............................................................................ 55
Grafik 4.4 Pengeluaran Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2007-2017 ............................................................................ 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Penelitian ............................................................................. 80
Lampiran 2. Hasil Pengujian Normalitas ......................................................... 81
Lampiran 3. Hasil Uji Linearitas ...................................................................... 81
Lampiran 4. Hasil Uji Multikolinearitas .......................................................... 81
Lampiran 5. Hasil Uji Heteroskedasitas........................................................... 82
Lampiran 6. Hasil Uji Autokorelasi ................................................................. 82
Lampiran 7. Hasil Uji F ................................................................................... 82
Lampiran 8. Hasil Uji Regresi Berganda ......................................................... 83
Lampiran 9 Hasil Koefisien Determinasi ......................................................... 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik. Proses pembangunan meliputi berbagai
perubahan diberbagai aspek sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Oleh karena itu,
pembangunan merupakan syarat mutlak bagi kelangsungan suatu negara.
Pembangunan manusia merupakan salah satu indikator bagi kemajuan suatu
negara, di mana pembangunan suatu negara belum bisa dikatakan berhasil apabila
dilihat hanya dari besarnya pendapatan domestik bruto tanpa adanya upaya
peningkatan pembangunan manusia. Banyak cara yang dapat digunakan dalam
mengukur keberhasilan pembangunan manusia suatu negara, salah satunya adalah
mengukur keberhasilan pembangunan manusia dengan menggunakan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), indeks pembangunan manusia
merupakan suatu indeks yang digunakan dalam mengukur capaian pembangunan
manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran
kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi
tersebut mencakup umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan kehidupan yang
layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait
banyak faktor. Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka harapan
hidup waktu lahir. Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan
gabungan indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli
masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata
besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili
capaian pembangunan untuk hidup layak. Tinggi rendahnya indeks pembangunan
manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor pertama yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia adalah
pertumbuhan ekonomi. Menurut Dewi, dkk (2016), pertumbuhan ekonomi adalah
salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur prestasi ekonomi suatu
negara. Dalam kegiatan ekonomi sebenarnya, pertumbuhan ekonomi berarti
perkembangan ekonomi fisik. Beberapa perkembangan ekonomi fisik yang terjadi
di suatu negara adalah pertambahan produksi barang dan jasa, dan perkembangan
infrastruktur. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi. Menurut Zulhanafi, dkk (2013) apabila pertumbuhan
ekonomi meningkat berarti telah terjadi kenaikan terhadap produksi barang dan
jasa karena kenaikan produksi barang dan jasa akan menyebabkan kenaikan
permintaan terhadap faktor-faktor produksi salah satunya adalah tenaga kerja.
Pertumbuhan ekonomi akan mendorong terciptanya lapangan kerja baru yang
dapat menyerap tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan pembangunan manusia
dan dapat meningkatkan indeks pembangunan manusia.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kinerja yang
menggambarkan hasil pembangunan yang telah dicapai, khususnya dalam bidang
ekonomi. Berikut Grafik yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi di
provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, berdasarkan pada PDRB provinsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Sumber: Badan Pusat Statistik, berbagai edisi
Grafik 1.1
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2007-2017
Berdasarkan Grafik 1.1, laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017 sifatnya fluktuatif atau tidak stabil.
Tingkat pertumbuhan ekonomi terendah terjadi pada tahun 2007 dengan tingkat
pertumbuhan sebesar 4,31%. Tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada
tahun 2013 yakni mencapai angka 5,47%. Naik turunnya pertumbuhan ekonomi
daerah dipengaruhi oleh kinerja birokrasi pemerintah daerah serta partisipasi
masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi yang lebih maju lagi.
Selain pertumbuhan ekonomi, faktor yang dapat mempengaruhi indeks
pembangunan manusia adalah pengeluaran pemerintah. Menurut Astri (2013),
pengeluaran pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada sektor
pendidikan dan kesehatan pada umumnya mengalami kenaikan, namun
besarannya masih di bawah pengeluaran pemerintah pada sektor industri,
perumahan dan pemukiman, serta sektor ekonomi lainnya. Hal ini dapat menjadi
salah satu indikator bahwa pemerintah Indonesia masih kurang memperhatikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sektor pendidikan dan kesehatan. Pengeluaran pemerintah sektor pendidikan dan
kesehatan merupakan dua dari beberapa faktor yang mempengaruhi pembangunan
manusia. Kedua faktor tersebut merupakan layanan jasa yang normatifnya
disediakan oleh pemerintah, bukan bertumpu pada swasta terlebih pasar. Dalam
hal peningkatan pembangunan manusia, pendidikan dan kesehatan yang baik bagi
setiap manusia bisa terwujud melalui alokasi pengeluaran pemerintah di sektor
pendidikan dan kesehatan. Pendidikan dan kesehatan yang baik disuatu daerah
dapat meningkatkan pembangunan manusia dan dapat meningkatkan indeks
pembangunan manusia di daerah tersebut.
Selain untuk meningkatkan pembangunan manusia pengeluaran pemerintah
digunakan untuk kepentingan masyarakat. Pengeluaran untuk menyediakan
fasilitas pendidikan dan kesehatan, pengeluaran untuk gaji pegawai pemerintahan
dan pengeluaran untuk insfrastruktur dibuat untuk kepentingan masyarakat.
Berikut ini grafik pengeluaran pemerintah dalam sektor pendidikan dan kesehatan
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sumber: www.djpk.kemenkeu.go.id
Grafik 1.2
Pengeluaran Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2007-2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Berdasarkan grafik 1.2 terlihat bahwa pengeluaran pemerintah provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 2007-2017 bergerak fluktuatif.
Sedangkan pengeluaran pemerintah dari tahun 2008-2016 selalu mengalami
peningkatan. Dari tahun 2016-2017 penurunan pengeluaran pemerintah sebesar
Rp93.266.343.402. pengeluaran pemerintah terendah terjadi pada tahun 2008
sebesar Rp145.009.558.934, sedangkan pengeluaran tertinggi terjadi pada tahun
2016 sebesar Rp557.298.811.502.
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di
Indonesia yang terletak di Pulau Jawa. Secara geografis, letak Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta dapat dilihat pada peta berikut.
Sumber: Google.com
Gambar 1.1
Peta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Di Pulau Jawa
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang
pada tahun 2011 sampai 2015 mengalami kenaikan indeks pembangunan manusia
yang cukup signifikan. Kondisi indeks pembangunan manusia di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta dari tahun 2011-2015 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Sumber: Badan Pusat Statistik, data diolah
Grafik 1.3
Indeks Pembangunan Manusia D.I.Yogyakarta
tahun 2011-2015
Pada grafik 1.3, terlihat bahwa selama tahun 2011 sampai 2017 indeks
pembangunan manusia mengalami kenaikan. Tahun 2011 sampai 2016
mengalami kenaikan dari 75,93 naik menjadi 78,38, sedangkan tahun 2017
memiliki indeks pembangunan mencapai 78,89. Angka indeks pembangunan
manusia tersebut meningkat 0,51 poin dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 78,38.
Peningkatan tersebut ditandai dengan pembangunan ekonomi yang terus
meningkat dari tahun ke tahun dan peningkatan pengeluaran pemerintah sehingga
dapat meningkatkan pembangunan manusia dan dapat meningkatkan indeks
pembangunan manusia. Peningkatan indeks pembangunan manusia di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta tidak lepas dari adanya faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi indeks
pembangunan manusia adalah pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran
pemerintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: “Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran
pemerintah terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2007-2017”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut.
1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap indeks pembangunan
manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017?
2. Bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap indeks
pembangunan manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2007-2017?
3. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah
terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2007-2017?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap
indeks pembangunan manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
tahun 2007-2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah
terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2007-2017.
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi dan
pengeluaran pemerintah terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017.
D. Manfaat Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian, diharapkan apa yang telah diteliti oleh
peneliti bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis berguna
untuk pengembangan disisplin ilmu yang berkaitan lebih lanjut dan manfaat
praktis berguna untuk memecahkan masalah yang aktual. Dengan diadakannya
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dan
memiliki kepentingan dengan masalah yang diteliti yaitu:
1. Bagi Pemerintah
Sebagai sumbangan pengetahuan dan informasi mengenai pertumbuhan
ekonomi dan pengeluaran pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga
dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam meningkatkan indeks pembangunan
manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan pustaka bagi Universitas Sanata
Dharma terutama tambahan pustaka tentang pengaruh pertumbuhan ekonomi dan
pengeluaran pemerintah terhadap indeks pembangunan manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan
dapat menerapkan ilmu-ilmu yang dipelajari saat kuliah dalam kehidupan
bermasyarakat.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian yang
tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pengaruh pertumbuhan
ekonomi dan pengeluaran pemerintah terhadap indeks pembangunan manusia.
E. Definisi Operasional
Definisi Operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini adalah laju pertumbuhan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha 2007-2017 yang dinyatakan
dalam satuan persen.
2. Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah dalam penelitian ini adalah besarnya belanja APBD
Daerah Istimewa Yogyakarta menurut fungsinya di sektor pendidikan dan sektor
kesehatan tahun 2007-2017 yang dinyatakan dalam rupiah.
3. Indeks Pembangunan Manusia
Indeks pembangunan manusia dalam penelitian ini adalah perbandingan
dari angka harapan hidup, melek huruf, dan standar hidup layak untuk warga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
menurut komponen di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017
yang dinyatakan dalam satuan persen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Indeks Pembangunan Manusia
1. Sejarah Indeks Pembangunan Manusia
Indeks pembangunan manusia (IPM) dikembangkan pada tahun 1990 oleh
pemenang nobel India Amartya Sen dan seorang ekonom Pakistan Mahbub ul
Haq, serta dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad
Desai dari London School of Economics. Sejak itu indeks ini dipakai oleh
Program pembangunan PBB pada laporan indeks pembangunan manusia
tahunannya. Yang dalam hal ini, Amartya Sen menggambarkan indeks
pembangunan manusia sebagai “pengukuran vulgar” oleh karena batasannya.
Indeks pembangunan manusia lebih berfokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan
berguan dari pada hanya sekedar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan.
Indeks pembangunan manusia juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang
serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan
pembangunan manusianya (gurupendidikan.co.id).
Ide dasar pembangunan manusia adalah memposisikan manusia sebagai
asset bangsa yang sesungguhnya dan menciptakan pertumbuhan dalam bidang
ekonomi, sosial, politik, budaya, dan lingkungan yang mendorong peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan pemikiran ini, tujuan utama dari
pembangunan manusia adalah mampu menciptakan lingkungan yang
memungkinkan bagi masyarakat untuk memiliki umur panjang, sehat, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
menjalankan kehidupan yang produktif (Human Development Report 1990 dalam
BPS, 2018).
Konsep pembangunan manusia diukur dengan menggunakan pendekatan
tiga dimensi dasar manusia, yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan
standar hidup yang layak. Dimensi umur panjang dan sehat diwakili oleh indikator
harapan hidup saat lahir. Dimensi pengetahuan diwakili oleh indikator harapan
lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, sedangkan dimensi standar hidup layak
diwakili oleh pengeluaran per kapita. Ketiga dimensi ini terangkum dalam suatu
indeks komposit yang membentuk indeks pembangunan manusia.
Indeks pembangunan manusia diperkenalkan oleh United Nations
Development Programe (UNDP) sejak tahun 1990. Dalam perjalanannya, metode
penghitungan IPM telah beberapa kali mengalami revisi. Pada tahun 2010 metode
penghitungan IPM direvisi kembali secara mendasar oleh UNDP. Dalam metode
baru ini diperkenalkan indikator harapan lama sekolah yang menggantikan
indikator melek huruf dan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita yang
menggantikan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita (BPS, 2018).
Indonesia mulai menghitung IPM sejak tahun 1996 dan melakukannya
secara berkala setiap tiga tahun sekali. Untuk memenuhi kebutuhan Pemerintah,
terutama dalam menghitung Dana Alokasi Umum (DAU), mulai tahun 2004
indeks pembangunan manusia dihitung setiap tahun. Sejak tahun 2014, indikator
yang digunakan dalam penghitungan IPM di Indonesia sudah mengacu pada
metode baru yang diterapkan oleh UNDP dengan beberapa penyesuaian. Indikator
pengeluaran per kapita digunakan sebagai proksi pendapatan yang menggantikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita yang belum tersedia di tingkat
kabupaten/kota (BPS, 2018).
2. Definisi Indeks Pembangunan Manusia
Secara khusus, indeks pembangunan manusia (IPM) mengukur capaian
manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. IPM dihitung
berdasarkan data yang menggambarkan ke empat komponen yaitu, angka harapan
hidup yang mewakili bidang kesehatan, angka melek huruf dan rata-rata lama
sekolah mengukur capaian pembangunan di bidang pendidikan, dan kemampuan
daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-
rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang
mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak. Sebagai ukuran kualitas
hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar yaitu: umur panjang
dan sehat, pengetahuan serta kehidupan layak (BPS, 2006-2007).
Pembangunan manusia di Indonesia terus mengalami perbaikan, terlihat dari
angka indeks pembangunan manusia yang terus menerus meningkat sejak tahun
2006 hingga 2012 dapat dilihat pada grafik berikut.
Sumber: Badan Pusat Statistik
Grafik 2.1
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia Tahun 2006-2012
70,1 70,59
71,17 71,76
72,27 72,77
73,29
68
69
70
71
72
73
74
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Berdasar grafik 2.1 tersebut, indeks pembangunan manusia Indonesia
mengalami kenaikan selama kurun waktu 6 tahun. Capaian indeks pembangunan
manusia yang terus meningkat dari tahun ke tahun merupakan indikasi positif
bahwa kualitas manusia di Indonesia yang dilihat dari aspek kesehatan,
pendidikan, dan ekonomi (BPS, 2012).
Indeks pembangunan manusia (IPM) menjadi suatu keharusan bagi
pemerintah untuk dipenuhi karena dalam indiaktor IPM sudah mencakup semua
akan kebutuhan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan. Keberhasilan dalam
pembangunan bukan hanya diukur dari tingkat pertumbuhan ekonomi,
infrastruktur, dan lain sebagainya tetapi pembangunan akan sumber daya manusia
menjadi langkah yang strategis untuk kemajuan suatu negara. Sumber daya
manusia yang berkualitas tercermin dari meningkatnya akses pendidikan yang
berkualitas pada semua jenjang pendidikan dengan memberikan perhatian lebih
pada penduduk miskin dan daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Mengingat manusia bukan hanya sebagai objek dalam pembangunan tetapi juga
sebagai subjek untuk menentukan keberhasilan pembangunan suatu negara.
3. Pengukuran dan komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
a. Komponen-komponen Indeks Pembangunan Manusia
Berikut merupakan komponen-komponen Indeks Pembangunan Manusia.
1) Angka Harapan Hidup
Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan rata-rata perkiraan banyak tahun
yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup. Penghitungan angka harapan
hidup melalui pendekatan tak langsung (indirect estimation). Jenis data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
digunakan adalah Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup (AMH).
Paket program Mortpack digunakan untuk menghitung angka harapan hidup
berdasarkan input data ALH dan AMH. Selanjutnya, dipilih metode Trussel
dengan model West, yang sesuai dengan histori kependudukan dan kondisi
Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara umumnya (Preston 2004 dalam BPS,
2010-2011).
2) Tingkat Pendidikan
Salah satu komponen pembentuk IPM adalah dari dimensi pengetahuan
yang diukur melalui tingkat pendidikan. Dalam hal ini, indikator yang digunakan
adalah rata-rata lama sekolah (mean years of schooling) dan angka melek huruf.
Pada proses pembentukan IPM, rata-rata lama sekolah memilki bobot sepertiga
dan angka melek huruf diberi bobot dua per tiga, kemudian penggabungan kedua
indikator ini digunakan sebagai indeks pendidikan sebagai salah satu komponen
pembentuk IPM.
Rata-rata lama sekolah menggambarkan jumlah tahun yang digunakan oleh
penduduk usia 15 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal. Penghitungan
rata-rata lama sekolah menggunakan dua batasan yang dipakai sesuai kesepakatan
beberapa negara. Rata-rata lama sekolah memiliki batas maksimumnya 15 tahun
dan batas minimum sebesar 0 tahun.
Angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang
dapat membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya. Seperti halnya
rata-rata lama sekolah, angka melek huruf juga menggunakan batasan yang
dipakai sesuai kesepakatan beberapa negara. Batas maksimum untuk angka melek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
huruf adalah 100, sedangkan batas minimumnya 0 (nol). Nilai 100
menggambarkan kondisi 100 persen atau semua masyarakat mampu membaca dan
menulis, sedangkan nilai 0 mencerminkan kondisi sebaliknya (BPS, 2010-2011).
3) Standar Hidup Layak
Dimensi lain dari ukuran kualitas hidup manusia adalah standar hidup layak.
Dalam cakupan lebih luas, standar hidup layak menggambarkan tingkat
kesejahteraan yang dinikmati oleh penduduk sebagai dampak semakin
membaiknya ekonomi. UNDP (United Nations Development Programe)
mengukur standar hidup layak menggunakan Produk Domestik Bruto (PDB) riil
yang disesuaikan, sedangkan BPS dalam menghitung standar hidup layak
menggunakan rata-rata pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan dengan
formula Atkinson.
𝐶 (𝐼) = 𝐶(𝑖) 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝐶(𝑖) < 𝑍
= 𝑍 + 2(𝐶(𝑖) − 𝑍) 1⁄2 𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑍 < 𝐶(𝑖) < 2𝑍
= 𝑍 + 2(𝑍) 1⁄2 + 3(𝐶(𝑖) − 2𝑍) 1⁄3 𝐽𝑖𝑘𝑎 2𝑍 < 𝐶(𝑖) < 3𝑍
Keterangan :
C(i) = PPP dari nilai rill pengeluaran per kapita
Z = Batas tingkat pengeluaran yang ditetapkan secara arbiter sebesar
Rp 549.500 Per kapita per tahun atau Rp 1.500 per kapita per hari.
Penghitungan indeks daya beli dilakukan berdasarkan 27 komoditas
kebutuhan pokok seperti terlihat dalam tabel 2.1. Batas maksimum daya beli
adalah sebesar Rp732.720 sementara sampai dengan tahun 1996 batas
minimumnya adalah Rp300.000. Berikut yang menjelaskan daya beli dan aspek-
aspek penghitungan IPM:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tabel 2.1
Komoditi Kebutuhan Pokok sebagai Dasar
Perhitungan Daya Beli (PPP)
Komoditi Unit Komoditi Unit
1. Beras Lokal Kg 15. Pepaya Kg
2. Tepung Terigu Kg 16. Kelapa Butir
3. Singkong Kg 17. Gula Ons
4. Tuna/Cakalang Kg 18. Kopi Ons
5. Teri Ons 19. Garam Ons
6. Daging Sapi Kg 20. Merica Ons
7. Ayam Kg 21. Mie Instan 80 Gram
8. Telur Butir 22. Rokok Kretek 10 Batang
9. Susu Kental Manis 397 Gram 23. Listrik Kwh
10. Bayam Kg 24. Air Minum M3
11. Kacang Panjang Kg 25. Bensin Liter
12. Kacang Tanah Kg 26. Minyak Tanah Liter
13. Tempe Kg 27. Sewa Rumah Unit
14. Jeruk Kg
(Sumber:BPS, 2010-2011: 70)
Dalam tabel di atas dapat dijelaskan komoditi kebutuhan untuk mengukur
daya beli masyarakat dalam menentukan tinggi rendahnya IPM.
b. Aspek-Aspek Untuk Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
(Sumber: BPS, 2010-2011)
Gambar 2.1
Aspek Penghitung Indeks Pembangunan Manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Sebelum penghitungan IPM, setiap komponen IPM harus dihitung
indeksnya. Formula yang digunakan dalam penghitungan indeks komponen IPM
adalah sebagai berikut.
Keterangan:
= Komponen IPM ke-i
= Nilai minimum dari komponen IPM ke-i
= Nilai maksimum dari komponen IPM ke-i
(Sumber: BPS, 2010-2011)
Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas
maksimun dan minimun seperti yang terlihat pada berikut ini.
Tabel 2.2
Indeks Untuk Masing-Masing Komponen IPM
Komponen IPM Maximum Minimum Keterangan
1. Angka Harapan Hidup (Tahun) 85 25 Standar UNDP
2. Angka Melek Huruf (Persen) 100 0 Standar UNDP
3. Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 15 0 -
4. Daya Beli (Rupiah PPP) 732.720 300.000 (1996) Pengeluaran Per
Kapita Riil
Disesuaikan
360.000 (1999,
dst)
(Sumber: BPS,2010-2011)
Keterangan:
1) Perkiraan maksimun pada akhir PJP II tahun 2018
2) Penyusaiaan garis kemiskinan lama dengan garis kemiskinan baru
Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai:
Keterangan:
Indeks = Indeks komponen IPM ke i untuk wilayah ke-j
i = 1, 2, 3 (urutan komponen IPM)
j = 1, 2 ……. k (wilayah)
(Sumber: BPS, 2010-2011)
Indeks X(i) = X i - X min
X maks - X(min)
IPMj = 1
3 Indeksi X(i.j)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Untuk mengukur kecepatan perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu
digunakan ukuran reduksi shortfall per tahun. Reduksi shortfall menunjukkan
perbandingan antara capaian yang telah ditempuh dengan capaian yang harus
ditempuh untuk mencapai titik IPM ideal (100). Semakin tinggi nilai reduksi
shortfall, semakin cepat peningkatan IPM.
Reduksi shortfall dihitung dengan :
Keterangan:
r = Reduksi Shortfall
t = Tahun
n = Selisih tahun antar-IPM
𝐼 = 100
(Sumber: BPS, 2010-2011)
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia
Faktor-faktor yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia, yaitu:
a. Pengangguran
Menurut Sukirno (2004:139), efek buruk dari pengangguran adalah
mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya mengurangi tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan yang telah dicapai seseorang. Semakin turunnya
kesejahteraan masyarakat karena pengangguran tentunya akan meningkatkan
peluang terjebak dalam kepada rendahnya indeks pembangunan manusia karena
tidak dapat memiliki pendapatan untuk memenuhi kebutuhan untuk
kebutuhannya. Apabila pengangguran di suatu negara sangat buruk, kekacauan
politik dan sosial selalu berlaku dan menimbulkan efek yang buruk bagi
r = [IPM
t+n- IPMt
IPMideal-IPMt X 100]1 n .....3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kesejahteraan masyarakat dan prospek meningkatkan indeks pembangunan
manusia dalam jangka menengah sampai jangka panjang.
b. Pertumbuhan ekonomi
Menurut Lumbantoruan (2014), aktivitas rumah tangga memberikan
kontribusi yang besar terhadap peningkatan indikator pembangunan manusia
melalui belanja rumah tangga untuk makanan, air bersih, pemeliharaan kesehatan
dan sekolah. Kecenderungan aktivitas rumah tangga untuk membelanjakan
sejumlah faktor yang langsung berkaitan dengan indikator pembangunan manusia
di atas dipengaruhi oleh tingkat dan distribusi pendapatan, tingkat pendidikan
serta sejauhmana peran perempuan dalam mengontrol pengeluaran rumah tangga.
Ketika tingkat pendapatan atau PDB per kapita rendah akibat dari
pertumbuhan ekonomi yang rendah, menyebabkan pengeluaran rumah tangga
untuk peningkatan pembangunan manusia menjadi turun. Begitu juga sebaliknya,
tingkat pendapatan yang relatif tinggi cenderung meningkatkan belanja rumah
tangga untuk peningkatan pembangunan manusia. pertumbuhan ekonomi
memberikan manfaat langsung terhadap peningkatan pembangunan manusia
melalui peningkatan pendapatan. Peningkatan pendapatan akan meningkatkan
alokasi belanja rumah tangga untuk makanan yang lebih bergizi dan pendidikan,
terutama pada rumah tangga miskin.
c. Pengeluaran pemerintah
Menurut Salem (2018), dalam rangka mencapai kondisi masyarakat yang
sejahtera pemerintah membuat berbagai macam program pembangunan ekonomi,
aktivitas pemerintah dalam melakukan pembangunan membutuhkan dana yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
cukup besar. Pengeluaran pemerintah mencerminkan kombinasi produk barang
dan jasa yang dihasilkan untuk menyediakan barang publik dan pelayanan kepada
masyarakat yang memuat pilihan atas keputusan yang dibuat oleh pemerintah.
Dalam kebijakan fiskal dikenal ada beberapa kebijakan anggaran yaitu
anggaran berimbang, anggaran surplus dan anggaran defisit. Tingginya belanja
pemerintah daerah untuk pelayanan publik dalam hal pendidikan dan kesehatan
dapat memberikan dampak yang positif dan signifikan terhadap pemberantasan
buta huruf dan umur panjang melalui penyediaan fasilitas kesehatan dan fasilitas
pendidikan yang memadai. Hal ini dapat meningkatkan indeks pembangunan
manusia karena pendidikan dan kesehatan merupakan hal yang penting dalam
peningkatan pembangunan manusia yang ada di suatu daerah.
d. Rasio ketergantungan daerah
Menurut Damayanti (2018), ketergantungan daerah merupakan suatu
kondisi dimana pemerintah daerah memiliki kemampuan yang kecil untuk
membiayai kegiatannya sehingga pemerintah daerah mengandalkan sebagian
besar dana yang diberikan oleh pemerintah pusat. Semakin besar jumlah
pendapatan ini, maka peningkatan kesejahteraan akan semakin tinggi. Bila
pemerintah daerah mampu meningkatkan PAD sehingga pendapatan total
meningkat, maka dikatakan bahwa pemerintah daerah mampu membiayai
kegiatan pemerintahannya sendiri. Semakin besar persentase dana transfer
terhadap total penerimaan, maka semaikin besar tingkat ketergantungan suatu
daerah. Ketergantungan daerah yang besar akan menurunkan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) karena jumlah alokasi dana yang digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
peningkatan kesejahteraan masyarakat akan semakin bergantung pada jumlah
dana transfer pusat yang besarnya tidak seberapa.
e. Kemiskinan
Menurut Dewi, dkk (2016), jika garis kemiskinan semakin meningkat dan
manusia tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka maka akan terciptanya
lingkaran setan dimana akan terlihat dari rendahnya pendapatan nyata sehingga
akan mengakibatkan permintaan menjadi rendah sehingga investasi juga rendah
dan dapat mengurangi produktivitas. Selain itu, lingkaran setan juga menyangkut
keterbelakangan manusia dan sumberdaya alam, dimana perkembangan
sumberdaya alam itu tergantung pada kemampuan produktivitas manusianya. Jika
tingkat kemiskinannya tinggi maka manusia tidak akan mampu untuk
memperoleh pendidikan sehingga terciptalah penduduk yang terbelakang dan buta
huruf sehingga kemampuan untuk mengolah sumberdaya alam yang produktif
tidak terpenuhi bahkan terbengkalai.
Berpengaruhnya kemiskinan terhadap indeks pembangunan manusia ini
sesuai dengan teori pertumbuhan baru atau teori kemiskinan absolut menekankan
pentingnya peranan pemerintah terutama dalam meningkatkan IPM dan
mendorong penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan produktivitas
manusia. Kenyataannya dapat dilihat dengan melakukan investasi pendidikan
akan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang diperlihatkan
dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan seseorang. Perusahaan akan
memperoleh hasil yang lebih banyak dengan mempekerjakan tenaga kerja dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
produktivitas yang tinggi, sehingga perusahaan juga akan memberikan gaji yang
lebih tinggi kepada yang bersangkutan.
f. Kemandirian keuangan daerah
Menurut Amalia (2014), kemandirian keuangan daerah tidak terlepas dari
peran PAD (Pendapatan Asli Daerah) dalam membiayai pengeluaran pemerintah.
Dengan adanya peningkatan PAD maka ketergantungan terhadap bantuan ekstern
dapat dikurangi sehingga pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan baik
dan terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Rendahnya kemandirian keuangan
daerah disebabkan minimnya pengelolaan sumber-sumber pendapatan yang
berpotensi meningkatkan PAD. Tingkat kemandirian fiskal menurun karena
adanya peningkatan pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah daerah
perlu meningkatkan sumber penerimaan di daerah sehingga pelaksanaan
pembangunan manusia di daerah dan pelayanan publik terjamin. Dengan
meningkatnya penerimaan di daerah maka dapat meningkatkan produktivitas
daerah dalam mengembangkan daerahnya dan sumberdaya manusia yang berada
di wilayah tersebut.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, faktor yang dapat mempengaruhi
indeks pembangunan manusia dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi
dan pengeluaran pemerintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
B. Pertumbuhan Ekonomi
1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Todaro (2006:19), pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai
suatu proses di mana kapasitas produksi dari suatu perekonomian meningkat
sepanjang waktu untuk menghasilkan tingkat pendapatan yang semakin besar.
Pertumbuhan ekonomi menurut Arsyad (2004:13) diartikan sebagai
kenaikan Produk Domestik Bruto/Produk Nasional Bruto tanpa memandang
apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak.
Menurut Prasetyo (2009:237) istilah pertumbuhan ekonomi merupakan
salah satu indikator ekonomi makro yang paling sering digunakan oleh suatu
negara khususnya negara yang sedang berkembang.
Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto
seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu
negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode
tertentu tanpa memperhatikan faktor produksi.
2. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Menurut Badan Pusat Statistik (2013), perencanaan pembangunan ekonomi,
memerlukan bermacam data statistik sebagai dasar berpijak dalam menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
strategi kebijakan, agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Strategi
dan kebijakan yang telah diambil pada masa‐masa lalu perlu dimonitor dan
dievaluasi hasil‐hasilnya. Berbagai data statistik yang bersifat kuantitatif
diperlukan untuk memberikan gambaran tentang keadaan pada masa yang lalu dan
masa kini, serta sasaran‐sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang.
Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan
kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,
memperluas lapangan kerja, memeratakan distribusi pendapatan masyarakat,
meningkatkan hubungan ekonomi regional, dan melalui pergeseran kegiatan
ekonomi dari sektor primer kesektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain
arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan
masyarakat naik, disertai dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin.
Untuk mengetahi tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat, perlu
disajikan statistik pendapatan nasional/ regional secara berkala, untuk digunakan
sebagai bahan perencanaan pembangunan nasional atau regional khususnya
dibidang ekonomi. Angka‐angka pendapatan nasional/regional dapat dipakai juga
sebagai bahan evaluasi dari hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan
oleh berbagai pihak, baik pemerintah pusat/daerah, maupun swasta.
Menurut Badan Pusat Statistik (2013), Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau
dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas
ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan faktor produksi yang
dimiliki residen atau non‐residen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Ada dua metode perhitungan PDRB yaitu: PDRB atas dasar harga berlaku
dan PDRB atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal
dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku pada periode
penghitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian. Sedangkan
PDRB atas dasar harga konstan disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan
bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.
Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto dalam penelitian ini
diperoleh dari perhitungan PDRB atas dasar harga konstan. Laju pertumbuhan
tersebut dihitung dengan cara mengurangi nilai PDRB pada tahun ke‐n terhadap
nilai pada tahun ke n‐1 (tahun sebelumnya), dibagi dengan nilai pada tahun ke n‐
1, kemudian dikalikan dengan 100%. Laju pertumbuhan menunjukkan
perkembangan agregat pendapatan dari satu waktu tertentu terhadap waktu
sebelumnya. PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap kategori dari tahun ke tahun
dan PDRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui
pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara (BPS, 2013).
3. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Model atau teori pertumbuhan ekonomi menurut beberapa ahli, yaitu:
a. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik
Teori pertumbuhan neo klasik berkembang sejak tahun 1950-an. Teori ini
berkembang berdasarkan analisis-analisis mengenai pertumbuhan ekonomi
menurut pandangan ekonomi klasik. Ekonom yang menjadi perintis dalam
mengembangkan teori tersebut adalah Robert Solow dan Trevor Swan. Solow ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
memenangkan hadiah nobel ekonomi tahun 1987 atas karyanya tentang
pertumbuhan ekonomi (Arsyad, 2004: 62).
Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung pada penambahan
penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi
modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Pandangan teori ini didasarkan kepada
anggapan yang mendasari analisis klasik, yaitu perekonomian akan tetap
mengalami tingkat pengerjaan penuh (full employment) dan kapasitas peralatan
modal akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu. Dengan kata, sampai
dimana perekonomian akan berkembang tergantung pada pertambahan penduduk,
akumulasi kapital, dan kemajuan teknologi (Arsyad, 2004 : 62).
b. Teori Schumpeter
Schumpeter berpendapat bahwa motor penggerak perkembangan ekonomi
adalah inovasi. Perkembangan ekonomi atau development adalah kenaikan output
yang disebabkan oleh inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi disini
berarti perbaikan “teknologi” dalam arti luas, mencakup penemuan produk baru,
pembukaan pasar baru, dan sebagainya. Inovasi mempunyai tiga pengaruh. Yang
pertama adalah diperkenalkannya teknologi baru. Yang kedua, inovasi
menimbulkan keuntungan lebih (keuntungan monopolistis) yang merupakan
sumber dana penting bagi akumulasi kapital. Yang ketiga, inovasi pada tahap-
tahap selanjutnya, akan diikuti oleh timbulnya proses imitasi, yaitu adanya
pengusaha-pengusaha lain yang meniru teknologi baru tersebut (Boediono:1982).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
c. Teori pembangunan Lewis
Salah satu model teoritis awal tentang pembangunan yang sangat terkenal
dan berfokus pada transformasi struktural perekonomian subsisten primer adalah
model yang dirumuskan W. Arthur Lewis. Teori umum yang menjelaskan proses
pembangunan di negara-negara berkembang yang memiliki surplus tenaga kerja
selama hampir keseluruhan dasawarsa 1960-an dan awal 1970-an dan adakalanya
masih diterapkan. Tekanan pada teori ini adalah pada perpindahan kelebihan
penduduk di sektor pertanian tradisional ke sektor modern kapitalis industri yang
dibiayai dari surplus (Todaro: 2011).
d. Teori Pertumbuhan Rostow
Rostow mengartikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang
menyebabkan perubahan dalam masyarakat, yaitu perubahan politik, struktur
sosial, nilai sosial, dan struktur kegiatan ekonominya. Dan dalam bukunya “The
Stages of economic” (1960), Rostow mengemukakan tahap-tahap dalam proses
pembangunan ekonomi yang dialami oleh setiap negara pada umumnya ke dalam
lima tahap, yaitu (Arsyad 2004:48):
1) Masyarakat tradisional yaitu masyarakat yang strukturnya dibangun dari
fungsi produksi yang terbatas. Produksinya menggunakan cara-cara yang
masih kuno, cara hidup masih menggunakan kebiasaan yang berlaku secara
turun menurun, dan IPTEK belum digunakan secara maksimal.
2) Persyaratan tinggal landas yaitu masayarakat ini untuk mencapai prasyarat
tinggal landas dengan merubah masyarakata tradisional dan tanpa
mengubah masyarakat tradisional karena masyarakatnya sudah mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
syarat-syarat yang dibutuhkan sebab para penduduknya kebanyakan
pendatang (imigran).
3) Tinggal landas yaitu pada tahap ini berlaku perubahan yang sangat drastis
dalam masyarakat seperti ada resolusi politik dan tercipta terbukanya pasar.
4) Menuju kematangan yaitu masyarakat yang sudah dapat mampu dengan
kekuatan sendiri untuk lebih maju ke tahap berikutnya.
5) Tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi yaitu masa perekonomian yang di
cita-citakan segala sesuatu kebutuhan telah dapat terpenuhi, memungkinkan
orag yang tidak bekerja mendapatkan pendapatan.
4. Komponen-Komponen Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Todaro (2011), ada tiga komponen utama dalam pertumbuhan
ekonomi, yaitu:
a. Akumulasi modal, mencakup semua investasi baru dalam lahan, peralatan
fisik, dan sumber daya manusia melalui peningkatan kesehatan, pendidikan,
dan keterampilan kerja.
b. Pertumbuhan populasi yang akhirnya menyebabkan pertumbuhan angkatan
kerja (labor force).
c. Kemajuan teknologi atau cara-cara baru menyelesaikan tugas.
5. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Indeks Pembangunan
Manusia
Menurut Dewi, dkk (2016), pertumbuhan ekonomi adalah salah satu
indikator yang digunakan untuk mengukur prestasi ekonomi suatu negara. Dengan
adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan
ekonomi. Menurut Zulhanafi, dkk (2013) apabila pertumbuhan ekonomi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
meningkat berarti telah terjadi kenaikan terhadap produksi barang dan jasa karena
kenaikan produksi barang dan jasa akan menyebabkan kenaikan permintaan
terhadap faktor-faktor produksi salah satunya adalah tenaga kerja. Banyaknya
tenaga kerja yang terserap dalam usaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
maka akan menyebabkan kesejahteraan masyarakat meningkat yang ditandai
dengan meningkatnya kualitas pendidikan, kesehatan, dan daya beli masyarakat.
Dengan demikian jika pertumbuhan ekonomi meningkat maka akan meningkatkan
indeks pembangunan manusia. Sebaliknya jika pertumbuhan ekonomi menurun
maka indeks pembangunan manusia di suatu daerah juga akan menurun.
C. Pengeluaran Pemerintah
1. Definisi Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah adalah nilai dari pembelanjaan yang dilakukan oleh
pemerintah yang digunakan untuk kepentingan masyarakat. Pengeluaran untuk
menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, pengeluaran untuk gaji pegawai
pemerintahan dan pengeluaran untuk insfrastruktur dibuat untuk kepentingan
masyarakat. Pembelian pemerintah untuk barang dan jasa dapat digolongkan
menjadi dua golongan utama yaitu pengeluaran penggunaan pemerintah untuk
konsumsi dan investasi pemerintah (Sukirno 2004: 268). Konsumsi pemerintah
adalah pembelian barang dan jasa yang akan digunakan untuk membayar gaji
pegawai, membeli alat-alat kantor dan untuk pengeluaran operasional pemerintah.
Investasi pemerintah meliputi pengeluaran untuk pembangunan untuk sarana dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
prasarana seperti jalan umum, sekolah, pemberian subsidi sekolah maupun
kesehatan.
Pengeluaran pemerintah dapat bersifat exhaustive yaitu merupakan
pembelian barang dan jasa dalam perekonomian yang dapat langsung dikonsumsi
maupun dapat pula untuk menghasilkan barang lainnya. Disamping itu,
pengeluaran pemerintah dapat pula bersifat transfer saja, yaitu berupa pemindahan
uang kepada individu-individu untuk kepentingan sosial, kepada perusahaan-
perusahaan sebagai subsidi atau mungkin pula kepada negara-negara sebagai
hadiah. Oleh karena itu, dalam mengatur pengeluarannya, pemerintah harus
mempertimbangkan berbagai pertimbangan, sehingga keputusan yang diambil
mengenai pengeluarannya dapat dilaksanakan tepat sasaran, baik untuk yang akan
menikmati ataupun pihak lain yang terkena kebijakan tersebut (Baeti, 2013).
2. Kegiatan dan Pengeluaran Pemerintah Selalu Meningkat
Sebab-sebab dari kegiatan pemerintah yang selalu meningkat menurut
Suparmoko (2000), yaitu:
a. Adanya Perang
Sekali pengeluaran-pengeluaran untuk keperluan perang itu diadakan akan
sulit sekali untuk dikurangi meskipun perang sudah selesai. Pengeluaran harus
tetap diadakan bagi tentara-tentara yang sudah terlanjur diangkat sebagai pegawai
negeri, dimana mereka sebelumnya menganggur dan tidak menjadi tanggungan
pemerintah. Akibatnya baik pengeluaran maupun penerimaan negara tetap
cenderung meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
b. Adanya kenaikan tingkat penghasilan dalam masyarakat
Dengan meningkatnya tingkat penghasilan, maka jelas kebutuhan akan
konsumsi barang-barang maupun jasa-jasa akan meningkat. Banyak barang-
barang dan jasa-jasa yang tidak mungkin diusahakan oleh swasta, seperti misalnya
kegiatan pendidikan, kesehatan umum, pemeliharaan sarana dan prasarana ini
jelas harus ditangani pemerintah.
c. Adanya urbanisasi
Urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota, perlu dilayani oleh
pemerintah dalam hal penyediaan lapangan kerja, kebutuhan listrik, air minum,
perumahan, keamanan dan kesehatan.
d. Perkembangan demokrasi
Perkembangan demokrasi memerlukan biaya yang sangat besar, terutama
untuk mengadakan musyawarah-musyawarah, pemungutan suara, rapat-rapat dan
sebagainya. Dan pemerintahlah yang harus mengusahakan semua ini.
3. Klasifikasi Pengeluaran Pemerintah
Menurut Suparmoko (2000), pengeluaran pemerintah dapat dinilai dari
berbagai segi sehingga dapat dibedakan menjadi empat klasifikasi sebagai berikut.
a. Pengeluaran pemerintah merupakan investasi untuk menambah kekuatan
dan ketahanan ekonomi di masa yang akan datang.
b. Pengeluaran pemeritah langsung memberikan kesejahteraan bagi
masyarakat.
c. Pengeluaran pemerintah merupakan pengeluaran yang akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
d. Pengeluaran pemerintah merupakan sarana penyedia kesempatan kerja yang
lebih banyak dan penyebaran daya beli yang lebih luas.
Oleh karena itu pengeluran pemerintah dapat dibedakan menjadi beberapa
golongan yaitu sebagai berikut.
a. Pengeluaran yang self liquiditing sebagian atau seluruhnya, artinya
pengeluaran pemerintah yang mendapatkan timbal balik dari masyarakat
yang menerima jasa atau barang yang bersangkutan.
b. Pengeluaran yang reproduktif, artinya mewujudkan keuntungan-keuntungan
yang ekonomis bagi masyarakat, di mana dengan naiknya tingkat
penghasilan dan sasaran pajak yang lain dan pada akhirnya akan menaikkan
penerimaan pemerintah.
c. Pengeluran yang tidak self liquiditing maupun yang tidak produktif yaitu
pengeluaran yang langsung menambah kegembiraan dan kesejahteraan
masyarakat.
d. Pengeluaran yang secara langsung tidak produktif dan merupakan
pemborosan, misalnya untuk pembiayaan pertahanan atau perang meskipun
pada saat pengeluaran terjadi kenaikan penerimaan.
e. Pengeluaran yang merupakan penghematan di masa yang akan datang.
Misalnya pengeluaran untuk anak-anak yatim piatu.
4. Pengeluaran Pemerintah pada Sektor Kesehatan dan Sektor
Pendidikan
a. Pengeluaran Pada Sektor Kesehatan
Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dan sehat fisik, batin maupun jiwa
yang membuat seseorang dapat melakukan kegiatannya dan menghasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
produktivitas. Kesehatan memiliki keterkaitan erat satu sama lain dengan
pembangunan. Todaro (2008) menyebutkan bahwa kesehatan merupakan tujuan
pembangunan yang mendasar; terlepas dari hal-hal yang lain, sehingga menjadi
hal yang penting. Oleh karena itu, kesehatan merupakan faktor utama
kesejahteraan suatu masyarakat yang dimana menjadi perhatian utama pemerintah
sebagai penyelenggara pelayanan publik. Pemerintah harus dapat menjamin hak
masyarakat untuk sehat (right for health) dengan memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat secara adil, merata, memadai, terjangkau dan
berkualitas.
b. Pengeluaran Pemerintah pada sektor Pendidikan
Pendidikan merupakan ilmu pengetahuan, keterampilan, pelatihan maupun
bimbingan yang diberikan baik kepada individu maupun kelompok agar menjadi
sosok yang dapat menghasilkan suatu kreativitas maupun inovasi yang bermanfaat
dan berguna. Pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan pembangunan, Todaro
(2008:434) juga menyebutkan bahwa pendidikan merupakan tujuan pembangunan
yang mendasar. Pendidikan adalah hal yang pokok untuk menggapai kehidupan
yang memuaskan dan berharga, sehingga merupakan hal fundamental untuk
membentuk kemampuan manusia yang lebih luas yang berada pada inti makna
pembangunan.
Pendidikan merupakan bentuk suatu investasi sember daya manusia sama
halnya dengan kesehatan. Tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap tingkat
pembangunan manusia. Karena pendidikan merupakan salah satu komponen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
utama dalam indeks pembangunan manusia, jika tingkat pendidikan meningkat
maka pembangunan manusia akan meningkat.
5. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Indeks Pembangunan
Manusia
Pengeluaran pemerintah dapat berpengaruh pada indeks pembangunan
manusia suatau daerah. Dengan pengeluaran pemerintah dalam bentuk APBD
yang dialokasikan pada sektor-sektor tertentu dapat menentukan keberhasilan
pemerintah daerah untuk mewujudkan kualitas manusia. Pembangunan tidak
hanya memprioritaskan pada aspek fisik seperti yang dibayangkan pada umumnya
tetapi juga aspek manusia sebagai objek sekaligus subjek dalam pembangunan.
Tujuan utama dari proses pembangunan yang dirancangkan oleh setiap
pemerintah daerah adalah untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Dengan
banyaknya pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan dan sektor kesehatan,
maka dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat dan
dapat meningkatkan indeks pembangunan manusia di suatu daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
D. Penelitian Yang Relevan
Tabel 2.3
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul
Penelitian
Variabel Metode Hasil Penelitian
1. Baeti, Nur
(2013)
Pengaruh
Pengangguran,
Pertumbuhan
Ekonomi, dan
Pengeluaran
Pemerintah
Terhadap
Indeks
Pembangunan
Manusia di
Kabupaten/Kota
di Provinsi
Jawa Tengah
Tahun 2007-
2011
Pengangguran,
Pertumbuhan
Ekonomi,
Pengeluaran
Pemerintah, dan
Indeks
Pembangunan
Manusia
Analisis
regresi data
panel
model efek
tetap
(FEM)
dengan
metode
Generalize
d Least
Square
(GLS).
Variabel
pengangguran,
pertumbuhan
ekonomi dan
pengeluaran
pemerintah baik
secara parsial
maupun bersama-
sama berpengaruh
secara signifikan
terhadap IPM.
2. Zakaria
Rizaldi
(2018)
Pengaruh
tingkat jumlah
penduduk,
pengangguran,
kemiskinan,
pertumbuhan
ekonomi, dan
belanja modal
terhadap
indeks
pembangunan
manusia di
Provinsi Jawa
Tengah tahun
2010-2016
Tingkat jumlah
penduduk,
pengangguran,
kemiskinan,
pertumbuhan
ekonomi,
belanja modal,
dan indeks
pembangunan
manusia
Analisis
regresi
data panel
model
Fixed
Effect
Model
Variabel tingkat
jumlah penduduk,
pengangguran,
kemiskinan,
pertumbuhan
ekonomi, dan
belanja modal
berpengaruh
terhadap Indeks
Pembangunan
Manusia
3. Mirza,
Denni
Sulistio
(2012)
Pengaruh
Kemiskinan,
Pertumbuhan
Ekonomi, Dan
Belanja Modal
Kemiskinan,
Pertumbuhan
Ekonomi,
Belanja Modal,
dan Indeks
Analisis
Data Panel
Variabel
kemiskinan
berpengaruh
negatif dan
signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
No Peneliti Judul
Penelitian
Variabel Metode Hasil Penelitian
Terhadap
Indeks
Pembangunan
Manusia Di
Jawa Tengah
Tahun 2006-
2009
Pembangunan
Manusia
terhadap IPM.
Pertumbuhan
ekonomi
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap IPM dan
Belanja modal
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap IPM.
E. Kerangka Berpikir Teoretik dan Hipotesis
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas (independent) yaitu
pengangguran, partumbuhan ekonomi, dan pengeluaran pemerintah yang
mempengaruhi indeks pembangunan manusia (IPM). Berdasarkan landasan teori
dan uraiaan penelitian sebelumnya, maka disusun kerangka penelitian sebagai
berikut.
1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah salah satu bentuk keberhasilan
pembangunan yang mengartikan bahwa kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah
atau daerah tertentu sudah memberikan kontribusi yang positif terhadap
terciptanya kesejahteraan masyarakat dan berimplikasi pada tinggi rendahnya
angka indeks pembangunan manusia. Pertumbuhan ekonomi mempengaruhi
indeks pembangunan manusia. Artinya tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi di
suatu daerah dapat mempengaruhi tinggi rendahnya indeks pembangunan manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
yang dicapai di daerah atau provinsi bahkan negara. Berdasarkan penjelasan di
atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
: Pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap indeks pembangunan
manusia.
2. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Besarnya jumlah pengeluaran pemerintah yang dikeluarkan untuk
kepentingan publik dan besarnya pengeluaran pemerintah untuk memfasilitasi
serta memberikan banyak pilihan kepada masyarakat dalam meningkatkan
kualitas hidup, serta dengan besarnya pengeluaran pemerintah di sektor
pendidikan dan kesehatan akan meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan
di suatu daerah meningkat, namun bila jumlah pengeluaran pemerintah yang
dikeluarkan untuk sektor pendidikan dan kesehatan tidak memadai maka akan
menyebabkan menurunnya indeks pembangunan manusia disuatu daerah atau
wilayah. Artinya pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap indeks
pembangunan manusia. Berdasarkan penjelasn di atas dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut.
: Pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap indeks pembangunan
manusia.
3. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pengeluaran Pemerintah terhadap
Indeks Pembangunan Manusia.
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh banyaknya tenaga
kerja yang bekerja disuatu daerah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
kualitas hidup mereka yang dilihat dari pendidikan dan kesehatan mereka.
meningkatkan pertumbuhan ekonomi akan berdampak pada meningkatnya indeks
pembangunan manusia, bila pertumbuhan ekonomi semakin menurun maka akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
berpengaruh terhadap menurunnya indeks pembangunan manusia. Banyaknya
jumlah pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan akan
berdampak pada meningkatnya kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat
disuatu daerah dan dapat memajukan daerah, maka akan berdampak pada
meningkatnya indeks pembangunan manusia, sedangkan jika pengeluaran
pemerintah hanya sedikit yang dialokasikan untuk sektor pendidikan dan
kesehatan maka akan berdampak pada menurunnya indeks pembangunan manusia
di suatu daerah. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut.
: Pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah berpengaruh
terhadap indeks pembangunan manusia.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
PertumbuhanEkonomi
PengeluaranPemerintah
IndeksPembangunan
Manusia
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori yang mengkaji keterkaitan
sebab akibat antara dua fenomena atau lebih. Menurut Nurastuti (2007), penelitian
eksplanatori merupakan penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel
dengan menggunakan kerangka berpikir terlebih dahulu kemudian dapat di
rumuskan dalam bentuk hipotesis. Tujuan dari penelitian eksplanatori adalah
untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna memperkuat atau bahkan menolak
teori atau hipotesis hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya. Penelitian ini
mengambil judul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pengeluaran Pemerintah
terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2007 – 2017”.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Penulis tidak mengambil data secara langsung di lapangan tetapi data diperoleh
dari dokumen-dokumen yang relevan. Karakteristik data berupa data kuantitatif
(angka).
2. Sumber Data
Sumber data berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) instansi, dan lembaga
lain yang masih relevan dengan variabel yang diteliti. Data yang dicari adalah data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
tentang indeks pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi, serta pengeluaran
pemerintah tahun 2007 - 2017.
C. Variabel Penelitian
Data yang diteliti dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua variabel
yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah
variabel yang bersifat menentukan atau mempengaruhi variabel dependen.
Sedangkan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen. Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen (bebas) dan
satu variabel dependen (terikat).
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah variabel pertumbuhan
ekonomi dan pengeluaran pemerintah tahun 2007-2017.
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah variabel indeks
pembangunan manusia tahun 2007-2017.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Pertumbuhan Ekonomi ( )
Pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini adalah laju pertumbuhan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta atas
dasar harga konstan menurut lapangan usaha 2007-2017 yang dinyatakan dalam
satuan persen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2. Pengeluaran Pemerintah ( )
Pengeluaran pemerintah dalam penelitian ini adalah besarnya belanja APBD
Daerah Istimewa Yogyakarta menurut fungsinya di sektor pendidikan dan sektor
kesehatan tahun 2007-2017 yang dinyatakan dalam rupiah.
3. Indeks Pembangunan Manusia (Y)
Indeks pembangunan manusia dalam penelitian ini adalah perbandingan
dari angka harapan hidup, melek huruf, dan standar hidup layak untuk warga
menurut komponen di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017
yang dinyatakan dalam satuan persen.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini peneliti memilih menggunakan data sekunder dari Badan
Pusat Statistik (BPS) karena dalam penelitian ini peneliti hanya memerlukan data
sekunder untuk melihat apakah ada pengaruh pertumbuhan ekonomi dan
pengeluaran pemerintah terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Data yang digunakan adalah data indeks
pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah tahun
2007-2017. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari
Badan Pusat Statistik (BPS) dan website Direktorat Jendral Perimbangan
Keuangan (DJPK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif, yaitu analisis regresi
berganda (multiple regresion analisys) menggunakan SPSS versi 22. Analisis data
dilakukan dengan menguji secara statistik variabel-variabel dengan bantuan
perangkat lunak. Dari analisis diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat
(dependent). Dalam Penelitian ini pada awalnya menggunakan 3 variabel
independen yaitu, pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dan pengeluaran
pemerintah, namun peneliti mengurangi 1 variabel yaitu variabel pengangguran
karena variabel tersebut terkena multikolinearitas.
Menurut Gujarati, 1999 (dalam Noor 2014:62), analisis regresi berkenaan
dengan studi ketergantungan satu variabel, variabel tak bebas pada satu atau lebih
variabel lain, variabel yang menjelaskan (explanatory variabels), dengan maksud
menaksir dan atau meramalkan nilai rata-rata hitung (mean) atau rata-rata
(populasi) variabel tak bebas, dipandang dari segi nilai yang diketahui atau tetap.
Menurut Noor (2014), analisis regresi bertujuan untuk mengetahui besarnya
pengaruh secara kuantitatif dari perubahan nilai X terhadap perubahan nilai Y.
Dengan kata lain, nilai variabel X dapat memperkirakan/memprediksi nilai
variabel Y. Dalam penelitian ini, peneliti memilih statistika uji analisis regresi
linear berganda. Model regresi dalam penelitian ini adalah:
Keterangan:
Y : Indeks pembangunan manusia (IPM)
X1 : Pertumbuhan Ekonomi
X2 : Pengeluaran Pemerintah
Y= a+b1X1+b2X2+e
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Teknik analisis data regresi linear berganda dapat dilakukan dengan uji
prasyarat, dan uji asumsi klasik, serta pengujian hipotesis.
G. Uji Prasyarat
Dalam regresi linear berganda perlu dilakukan uji prasyarat, untuk
mengetahui persamaan regresi yang diperoleh benar-benar dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen. Di dalam uji prasyarat terdapat 2 yaitu: uji
normalitas dan uji linearitas.
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendeteksi distribusi normal, yakni distribusi data bentuk lonceng
(bell shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi
normal, yakni data tersebut tidak menceng kiri atau menceng kanan (Santoso
2017:42).
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Noor, 2014). Penggunaan uji
normalitas bertujuan untuk melihat kenormalan distribusi data dalam model
regresi. Metode yang digunakan adalah dengan metode uji Kolmogorov-Smirnov.
Kriteria Pengujian:
a. Angka signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov Sig > 0,05; maka data
berdistribusi normal.
b. Angka signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov Sig < 0,05; maka data tidak
berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2. Uji Linearitas
Linearitas adalah keadaan di mana hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen bersifat linear (garis lurus) dalam range variabel
independen tertentu (Noor, 2014:47). Uji lineraitas bertujuan untuk mengetahui
apakah variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Metode yang
digunakan adalah dengan uji hipotesis serempak (Uji F). Uji ini dilakukan dengan
membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel.
Kriteria dalam uji linearitas adalah sebagai berikut.
a. Jika Fhitung > Ftabel atau nilai Sig < 0,05; maka Ho ditolak, Ha diterima,
artinya terdapat hubungan linear.
b. Sebaliknya, jika Fhitung < Ftabel atau nilai Sig > 0,05; maka Ho diterima, Ha
ditolak. Artinya tidak terdapat hubungan linear.
H. Uji Asumsi Klasik
Untuk mendapatkan model regresi yang dapat digunakan, maka perlu
dilakukan pengujian apakah ada tidaknya penyimpangan terhadap uji asumsi
klasik. Adapun uji asumsi klasik sebagai berikut.
1. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Kriteria untuk
melihat apakah ada korelasi antar variabel adalah dengan melihat tolerance atau
variance inflation factor (VIF).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tolerance > 0,1 tidak terjadi multikolinearitas.
Tolerance < 0,1 terjadi multikolinieritas.
VIF < 10 tidak terjadi multikoinieritas.
VIF > 10 berarti terjadi multikolinieritas.
2. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Noor (2014:64), tujuan uji ini adalah untuk mengetahui apakah
dalam model regresi terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan
metode korelasi Spearman. Metode ini dapat digunakan untuk sampel besar
maupun sampel kecil. Menurut Santoso (2014) ada kriteria dalam uji korelasi
Spearman, yaitu:
a. Jika nilai Sig < 0,05; maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
heteroskedastisitas.
b. Jika nilai Sig > 0,05; maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
heteroskedastisitas.
3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi
linear ada korelasi pada periode saat ini dengan periode sebelumnya. Prasyarat
analisis autokorelasi artinya prasyarat ini menginginkan model yang diinginkan
secara tepat menggambarkan rata-rata variabel terikat dalam setiap observasi
(Noor, 2014 :63). Dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria
untuk melihat apakah terjadi korelasi antara periode saat ini dengan periode
sebelumnya, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Deteksi autokorelasi positif
Jika dw < dL maka terdapat autokorelasi positif
Jika dw > dU tidak terdapat autokorelasi positif
dL < dw < dU tidak meyakinkan, tidak ada kesimpulan pasti
Deteksi autokorelasi negatif
(4 – dw) < dL maka terdapat autokoelasi negatif
(4 – dw) > dU tidak terdapat autokorelasi negatif
dL < (4 – dw) < dU tidak meyakinkan, tidak ada kesimpulan yang pasti
I. Pengujian Hipotesis
Uji signifikasi merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji
kebenaran atau kesalahan dari hasil hipotesis nol dari sampel. Ide dasar yang
melatarbelakangi pengujian signifikansi adalah uji statistik (estimator) dari
distribusi sampel dari satu statistik di bawah hipotesis nol. Keputusan untuk
mengolah dibuat berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh dari data yang
ada.
1. Uji Keterandalan Model (Uji-F)
Uji ini dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Selain itu, juga digunakan untuk mengetahui
ketepatan model regresi yang dipilih. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
uji distribusi F, yaitu dengan membandingkan nilai Ftable dengan Fhitung. Sehingga
dapat dilakukan uji signifiknasi dengan pengujian hipotesis:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
a. Pengujian hipotesis
Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi
(X1) dan pengeluaran pemerintah (X2) terhadap indeks pembangunan manusia
(Y). Pengujian ini menggunakan Uji F dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya: pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah secara
bersama-sama berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017.
2) Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Artinya: pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2007-2017.
2. Uji Regresi
Uji ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel
bebas secara individual dalam menjelaskan variasi variabel tak bebas. Langkah-
langkah pengujian hipotesis yang dilakukan sebagai berikut:
a. Pengujian Hipotesis ke-1
Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi
(X1) terhadap indeks pembangunan manusia (Y). Pengujian ini menggunakan Uji
t dengan kriteria sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
1) Jika thitung < nilai ttabel atau sig > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Artinya: pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap indeks
pembangunan manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2007-2017.
2) Jika thitung > nilai ttabel atau sig < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya: pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap indeks pembangunan
manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017.
b. Pengujian Hipotesis ke-2
Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah
(X2) terhadap indeks pembangunan manusia (Y). Pengujian ini menggunakan Uji
t dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika thitung < nilai ttabel atau sig > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Artinya: pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh terhadap indeks
pembangunan manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2007-2017.
2) Jika thitung > nilai ttabel atau sig < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya: pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap indeks
pembangunan manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2007-2017.
3) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2), baik dalam kasus regresi dengan menggunakan
dua variabel maupun lebih biasanya merupakan ukuran yang menggambarkan
seberapa besar variasi dalam variabel terikat (Y) mampu dijelaskan oleh variasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
variabel bebas (X) oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Dalam hal ini nilai
koefisien determinasi dapat diukur dengan melihat RSquare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan bagian dari upaya
pembangunan nasional melalui pemberdayaan sumber daya manusia yang lebih
baik. Indeks pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak
pilihan yang dimiliki manusia. Di antara banyak pilihan tersebut, pilihan
terpentingnya antara lain umur panjang dan sehat, berilmu pengetahuan, dan
mempunyai akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara
layak (BPS, 2016). Dalam enam tahun terakhir IPM di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta terjadi kenaikan cukup signifikan yaitu dari tahun 2007 sampai tahun
2017. Kenaikan secara signifikan yaitu tahun 2007 tingkat IPM 74,15%, tahun
2008 tingkat IPM 74,88%, tahun 2009 tingkat IPM 75,23%, tahun 2010 tingkat
IPM 75,77%, tahun 2011 tingkat IPM 75,93 %, tahun 2012 tingkat IPM 76,15%,
tahun 2013 tingkat IPM 76,44 %, tahun 2014 tingkat IPM 76,81 %, tahun 2015
tingkat IPM 77,59 %, dan tahun 2016 tingkat IPM 78,38 % (BPS, berbagai edisi).
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series
berdasarkan laporan tahunan dari Badan Pusat Statsitik (BPS) Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY). Untuk mendeskripsikan dan menguji data variabel
terikat digunakan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan variabel bebas
digunakan data pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2007-2017. Berikut data penelitiannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 4.1
Data Penelitian
Tahun
Indeks Pembangunan
Manusia (%)
Pertumbuhan
Ekonomi (%)
Pengeluaran Pemerintah
(Rupiah)
Y
2007 74,15 4,31 Rp 157.713.000.000
2008 74,88 5,03 Rp 145.009.558.934
2009 75,23 4,43 Rp 206.621.021.004
2010 75,77 4,88 Rp 210.343.485.745
2011 75,93 5,21 Rp 316.358.576.730
2012 76,15 5,13 Rp 401.113.657.686
2013 76,44 5,47 Rp 420.546.176.393
2014 76,81 5,17 Rp 487.003.045.824
2015 77,59 4,95 Rp 553.576.105.599
2016 78,38 5,05 Rp 557.298.811.502
2017 78,89 5,26 Rp 464.032.468.100
Sumber: Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta, berbagai edisi
Berikut ini akan dijelaskan deskripsi data dari masing-masing variabel yang
digunakan dalam penelitian.
1. Deskripsi Indeks Pembangunan Manusia
Indeks pembangunan manusia (IPM) dalam penelitian dapat dilihat dari data
tingkat IPM Provinsi yang terdiri atas tiga indikator utama yaitu umur panjang
dan sehat, pengetahuan, dan kehidupan layak, dalam periode 2007-2017.
Sumber: Badan Pusat Statistik, berbagai edisi
Grafik 4.1
Indeks Pembangunan Manusia Daerah Istimewa Yogyakarta
tahun2007-2017
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa indeks pembangunan manusia
(IPM) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta setiap tahunnya meningkat cukup
signifikan dari tahun 2007-2017. IPM terendah terjadi pada tahun 2007 dengan
angka IPM 74,15 dan tingkat IPM tertinggi terjadi pada tahun 2017 dengan angka
IPM 78,89. IPM yang terus meningkat setiap tahunnya menggambarkan bahwa
kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat Daerah Istimewa
Yogyakarta mengalami perubahan ke arah yang positif. Angka indeks
pembangunan manusia ini dianggap tinggi bila dibandingkan dengan angka
indeks pembangunan di Provinsi lain di Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor sebagai berikut.
Pertama, faktor pendidikan yang semakin memadai. Hal ini ditunjukan
dengan meningkatnya harapan lama sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta telah
meningkat sebesar 1,27 per tahun, sementara rata-rata lama sekolah meningkat
0,68 per tahun.
Sumber: Badan Pusat Statistik 2017
Grafik 4.2
Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) D.I.
Yogyakarta, 2010-2017
8,51 8,53 8,63 8,72 8,84 9,00 9,12 9,19
14,15 14,61 14,64 14,67 14,85 15,03 15,23 15,42
0
5
10
15
20
25
30
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
RLS HLS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Selama periode 2010 hingga 2017, Harapan Lama Sekolah secara rata-rata
tumbuh sebesar 1,24% per tahun. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi
sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang bersekolah. Pada tahun
2017, Harapan Lama Sekolah di D.I. Yogyakarta telah mencapai 15,42 tahun
yang berarti bahwa anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan
pendidikan mereka hingga lulus D3 atau D4. Pertumbuhan yang positif ini
merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia Daerah Istimewa
Yogyakarta yang lebih baik (BPS, 2017)
Kedua, fasilitas kesehatan yang ada di setiap daerah sudah memadai. Rumah
sakit dan puskesmas jumlahnya sudah banyak dan tenaga medis yang ada di setiap
rumah sakit dan puskesmas sudah memadai dan terlatih. Banyaknya fasilitas
kesehatan dan tenaga medis yang memadai dan terlatih di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta tidak hanya terpusat dikota saja namun sudah sampai ke
daerah pelosok-pelosok desa sehingga berimplikasi pada menurunnya angka
kematian yang di sebabkan penyakit maupun dari kelahiran karena sudah banyak
fasilitas kesehatan yang memadai.
Ketiga, pemberdayaan sumber daya manusia di provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta sudah di berdayakan dengan baik dengan cara memberikan pelatihan-
pelatihan bagi para pengangguran. Memperluas lapangan pekerjaan supaya dapat
menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja guna meningkatkan pembangunan
manusia di daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2. Deskripsi Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kinerja yang
menggambarkan hasil pembangunan yang telah dicapai, khususnya dalam bidang
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari kenaikan output dalam jangka
panjang yang dapat diukur dengan PDB untuk tingkat Nasional, dan pada tingkat
provinsi diukur dengan PDRB. Dalam penelitian ini, pertumbuhan ekonomi
adalah kenaikan PDRB dalam kurun waktu sepuluh tahun (2007-2017) yang
dinyatakan dalam satuan persen (%). Berikut Grafik yang menggambarkan tingkat
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, berdasarkan
pada PDRB provinsi.
Sumber: Badan Pusat Statistik, berbagai edisi
Grafik 4.3
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2007-2017
Berdasarkan Grafik 4.4, laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017 sifatnya fluktuatif atau tidak stabil.
Tingkat pertumbuhan ekonomi terendah terjadi pada tahun 2007 dengan tingkat
pertumbuhan sebesar 4,31%. Tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada
0
1
2
3
4
5
6
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
4,31 5,03
4,43 4,88 5,21 5,13 5,47 5,17 4,95 5,05 5,26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
tahun 2013 yakni mencapai angka 5,47%. Naik turunnya pertumbuhan ekonomi
daerah dipengaruhi oleh kinerja birokrasi pemerintah daerah serta partisipasi
masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi yang lebih maju lagi.
3. Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran Pemerintah adalah anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat per tahunnya. Pengeluaran
pemerintah dalam penelitian ini adalah besarnya belanja APBD Daerah Istimewa
Yogyakarta menurut fungsinya di sektor pendidikan dan sektor kesehatan yang
dinyatakan dalam rupiah.
Sumber: www.djpk.kemenkeu.go.id
Grafik 4.4
Pengeluaran Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2007-2017
Berdasarkan grafik 4.5 terlihat bahwa pengeluaran pemerintah provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 2007-2017 bergerak fluktuatif.
Sedangkan pengeluaran pemerintah dari tahun 2008-2016 selalu mengalami
peningkatan. Dari tahun 2016-2017 penurunan pengeluaran pemerintah sebesar
Rp93.266.343.402. pengeluaran pemerintah terendah terjadi pada tahun 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
sebesar Rp145.009.558.934, sedangkan pengeluaran tertinggi terjadi pada tahun
2016 sebesar Rp557.298.811.502.
B. Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Regresi
Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian
prasyarat regresi. Hal ini penting dilakukan karena untuk mengetahui rumus
“Regresi Linear Berganda” maka data-data yang diperlukan harus memenuhi
syarat-syarat yang sudah ditentukan sebagai berikut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi
normal atau tidak. Untuk menentukan data berdistribusi normal. Hasil pengujian
normalitas data dapat dilihat pada output (SPSS 22) di bawah ini:
Tabel 4.2
Hasil Pengujian Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 10
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,42699113
Most Extreme
Differences
Absolute ,152
Positive ,152
Negative -,129
Test Statistic ,152
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Berdasarkan output yang diperoleh dari tabel 4.2, dapat dilihat bahwa nilai
Asymp.sig(2-tailed) sebesar 0,200. Nilai Asymp. Sig (2- tailed) sebesar 0,200 ini
lebih besar dari nilai signifikansi (0,05), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
data Indeks pembangunan manusia (IPM), pertumbuhan ekonomi, dan
pengeluaran pemerintah berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas
Uji lineraitas digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas dan
terikat mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Hasil pengujian linearitas
dapat dilihat pada output SPSS 22.0 berikut.
Tabel 4.3
Hasil Uji Linearitas
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 12,575 2 6,287 26,821 ,001b
Residual 1,641 7 ,234
Total 14,215 9
a. Dependent Variable: IPM
b. Predictors: (Constant), Pengeluaran_pemerintah, Pertumbuhan_ekonomi
Berdasarkan output tabel 4.3, diperoleh sebesar 26,821 dengan
probabilitas sebesar 0,001. Setelah diketahui tersebut kemudian
dibandingkan dengan dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 sehingga
diperoleh sebesar 4,74. Jadi sebesar (26,821) > F tabel (4,74)
dengan itu dapat di simpulkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi dan
pengeluaran pemerintah memiliki hubungan yang linear dengan variabel indeks
pembangunan manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Nilai prob (signifikansi) pada tabel di atas 0,001 lebih kecil dari
tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat di simpulkan bahwa model regresi linear
yang di estimasi layak digunakan untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi dan
pengeluaran pemerintah terhadap indeks pembangunan manusia di provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017.
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk mendapatkan model regresi yang dapat digunakan, maka perlu
dilakukan pengujian apakah ada tidaknya penyimpangan terhadap uji asumsi
klasik. Adapun uji asumsi klasik sebagai berikut.
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Kriteria untuk
melihat apakah ada korelasi antar variabel adalah dengan melihat tolerance atau
variance inflation factor (VIF).
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Pertumbuhan_ekonomi ,697 1,434
Pengeluaran_pemerintah ,697 1,434
a. Dependent Variable: IPM
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk data variabel bebas sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
1) Pertumbuhan Ekonomi ( )
Berdasarkan hasil output Collinearity Statistics diperoleh VIF (Variance
Inflations Factor) 1,434; berarti VIF 1,434 < 10. Oleh karena itu dapat diketahui
bahwa variabel pertumbuhan ekonomi sebagai variabel bebas tidak mempunyai
hubungan atau korelasi dengan variabel lain atau dengan kata lain variabel
pertumbuhan ekonomi tidak terjadi multikolinearitas.
2) Pengeluaran Pemerintah
Berdasarkan hasil output Collinearity Statistics diperoleh VIF (Variance
Inflations Factor) 1,434; berarti VIF 1,434 < 10. Oleh karena itu dapat diketahui
bahwa variabel pengeluaran pemerintah sebagai variabel bebas tidak mempunyai
hubungan atau korelasi dengan variabel lain atau dengan kata lain variabel
pengeluaran pemerintah tidak terjadi multikolinearitas.
b. Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedasitas adalah bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model
regresi yang memenuhi persyaratan adalah ketika terdapat kesamaan varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut
homokedasitas. Dalam penelitian ini di uji dengan metode korelasi spearman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedasitas
Correlations
Unstandardiz
ed Residual
Spearman's rho Pertumbuhan_ekonomi Correlation
Coefficient -,103
Sig. (2-tailed) ,777
N 10
Pengeluaran_pemerinta
h
Correlation
Coefficient ,042
Sig. (2-tailed) ,907
N 10
Unstandardized
Residual
Correlation
Coefficient 1,000
Sig. (2-tailed) .
N 10
Pengujian heteroskedasitas dilakukan untuk data variabel bebas sebagai berikut.
1) Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan output tabel 4.5 menunjukkan variabel pertumbuhan ekonomi
( ) dengan nilai probabilitas (Sig) 0,777. Dengan demikian dapat
membandingkan probabilitas nilai sig 0,777 > 0,05. Hal ini menunjukkan variabel
pertumbuhan ekonomi dengan Indeks pembangunan manusia tidak terjadi
heteroskedasitas.
2) Pengeluaran Pemerintah
Berdasarkan output tabel 4.5 menunjukkan variabel pertumbuhan ekonomi
dengan nilai probabilitas (Sig) 0,907. Dengan demikian dapat membandingkan
probabilitas nilai sig 0,907 > 0,05. Hal ini menunjukkan variabel pengeluaran
pemerintah dengan Indeks pembangunan manusia tidak terjadi heteroskedasitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan
asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu
pengamatan dengan pengamatan yang lain pada model regresi.
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,941a ,885 ,852 ,48416 1,232
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Ekonomi, Pengeluaran Pemerintah
b. Dependent Variable: IPM
Nilai Durbin-Watson yang tertera pada output SPSS disebut dengan Dw
Hitung. Angka ini akan dibandingkan dengan kirteria penerimaan atau penolakan
yang akan dibuat dengan nilai dL dan dU ditentukan berdasarkan jumlah variabel
bebas dalam model regresi (k) dan jumlah sampelnya (n). Nilai dL dan dU dapat
dilihat pada tabel Dw dengan tingkat signifikasi (error) 5 % (α = 0,05).
Jumlah Variabel bebas: k = 2
Jumlah sampel: n = 11
Dw = 1,232
dU = 1,6044
dL = 0,7580
4-dw = 2,941
4-dU = 2,3956
4-dL = 3,242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Gambar 4.1
Uji Autokorelasi
Nilai Durbin-Watson hitung sebesar 1,232 lebih besar dari dL= 0,7580 dan
lebih kecil dari dU=1,6044 yang artinya berada pada daerah ragu-ragu dan tidak
dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi dalam penelitian ini terjadi
autokorelasi.
3. Uji Kelayakan Model
a. Uji Keterandalaan Model (Uji F)
Uji ini dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Selain itu, juga digunakan untuk mengetahui
ketepatan model regresi yang dipilih. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
uji distribusi F, yaitu dengan membandingkan nilai Ftable dengan Fhitung. Sehingga
dapat dilakukan uji signifiknasi dengan pengujian hipotesis:
1) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah secara bersama-
sama berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
2) Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Artinya pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah secara bersama-
sama tidak berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017.
Tabel 4.7
Hasil Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 12,575 2 6,287 26,821 ,001b
Residual 1,641 7 ,234
Total 14,215 9
a. Dependent Variable: IPM
b. Predictors: (Constant), Pengeluaran_pemerintah, Pertumbuhan_ekonomi
Berdasarkan output tabel 4.3, diperoleh F hitung sebesar 26,821 dengan
probabilitas sebesar 0,001. Setelah diketahui F hitung tersebut kemudian
dibandingkan dengan Ftabel dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05
sehingga diperoleh Ftabel sebesar 4,74. jadi F hitung sebesar (26,821) > F tabel
(4,74), maka di tolak dan diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa, pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap
indeks pembangunan manusia di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2007-2017.
b. Uji Regersi Berganda
Uji regresi berganda bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen (bebas) secara individual menjelaskan variasi variabel
terikat (dependen). Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. Langkah-
langkah pengujian hipotesis yang dilakukan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
1) Pengujian Hipotesis ke-1
Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi
(X1) terhadap indeks pembangunan manusia (Y). Pengujian ini menggunakan Uji
t dengan kriteria sebagai berikut:
a) Jika thitung < nilai ttabel atau sig > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Artinya: pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap indeks
pembangunan manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2007-2017.
b) Jika thitung > nilai ttabel atau sig < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya: pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap indeks pembangunan
manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017.
2) Pengujian Hipotesis ke-2
Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah
(X2) terhadap indeks pembangunan manusia (Y). Pengujian ini menggunakan Uji
t dengan kriteria sebagai berikut:
a) Jika thitung < nilai ttabel atau sig > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Artinya: pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh terhadap indeks
pembangunan manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2007-2017.
b) Jika thitung > nilai ttabel atau sig < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya: pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap indeks
pembangunan manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2007-2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 4.8
Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 73,091 2,521 28,997 ,000
Pertumbuhan_ekonomi ,108 ,548 ,030 ,197 ,849
Pengeluaran_pemerintah 7,248E-12 ,000 ,923 6,004 ,001
a. Dependent Variable: IPM
Berdasarkan uji regresi dari output SPSS versi 22.0 pada tabel 4.8, maka
hasil analisis menunjukkan bahwa pada tabel Coefficients pada kolom B,
Constanta (a) adalah 73,091. Pertumbuhan ekonomi (b1) adalah 0,108,
Pengeluaran pemerintah (𝑏 ) adalah 7,248E-12 atau 0,00000000007248.
Berdasarkan data di atas, maka dapat dikatakan bahwa, constanta sebesar 73,091,
koefisien regresi X1 sebesar 0,108 dan koefisien regresi X2 sebesar
0,00000000007248. Kesimpulan uji regresi di atas adalah sebagai berikut.
1) Pertumbuhan Ekonomi
Pada kolom signifikansi menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan
ekonomi memiliki nilai signifikansi sebesar 0,849 > 0,05. Dengan demikian ho
diterima dan ha ditolak yang berarti pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh
terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
tahun 2007-2017.
2) Pengeluaran Pemerintah
Pada kolom signifikansi menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05, maka ho ditolak dan ha diterima.
Selain itu, pengeluaran pemerintah memiliki koefisien beta sebesar 7,248E-12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Artinya jika pengeluaran pemerintah naik satu satuan, maka indeks pembangunan
manusia akan naik sebesar 7,248E-12 atau 0,00000000007248. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap
indeks pembangunan manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2007-2017.
4. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisen
determinasi dapat diukur dengan Rsquare, sebagai berikut.
Tabel 4.9
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,941a ,885 ,852 ,48416
a. Predictors: (Constant), Pengeluaran_pemerintah,
Pertumbuhan_ekonomi
b. Dependent Variable: IPM
Diketahui nilai koefisien determinasi (RSquare) pada tabel 4.9, sebesar 0,885.
Besarnya angka koefisen determinasi (RSquare) sama dengan 88,5%. Hal ini
menunjukkan bahwa proporsi pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah
berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia sebesar 88,5%. Artinya
variabel pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah mempunyai pengaruh
terhadap indeks pembangunan manusia sebesar 88,5%, sedangkan sisanya sebesar
11,5% (100% - 88,5%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam model penelitian ini. Misalnya pengangguran, kemiskinan dan upah
minimum provinsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Dalam penelitian ini, hanya satu variabel yang berpengaruh, yaitu
pengeluaran pemerintah dengan yang sangat tinggi (88,5%). Hal ini dapat
disebabkan karena data time series yang terlalu pendek (2007-2017), tidak
mempertimbangkan time lag, serta data dalam penelitian ini adalah data time
series bukan data panel
C. Pembahasan
1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Indeks Pembangunan
Manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017
Pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap indeks pembangunan
manusia. Karena faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah
sektor ekonomi yang dikelola oleh pemerintah daerah, seperti sektor pertanian,
peternakan, dan pariwisata. Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sektor-
sektor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tersebut secara agregat belum
memberikan peningkatan pendapatan masyarakat. Tingkat pendapatan dan indeks
pembangunan manusia mempunyai korelasi yang luas, tingkat pendapatan tidak
secara otomatis meningkatkan indeks pembangunan manusia. Masyarakat lebih
memanfaatkan pendapatan untuk memenuhi standar hidup layak. Masyarakat juga
lebih memanfaatkan pendapatan untuk perbaikan kesehatan dan pendidikan
sehingga mengakibatkan peningkatan indeks pembangunan manusia tidak selalu
mengarah pada peningkatan pendapatan. Faktor-faktor produksi yang
menghasilkan pertumbuhan ekonomi seperti sumber daya manusia, sumber daya
modal, dan sumber daya alam tidak dapat digunakan untuk mempromosikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
perbaikan indikator lainnya. Selain itu, struktur dan proses yang terjadi di
masyarakat tidak dapat memberikan manfaat bagi orang-orang yang kurang
mampu.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan Zakaria (2018)
yang berjudul “Pengaruh Tingkat Jumlah Penduduk, Pengangguran, Kemiskinan,
Pertumbuhan Ekonomi, dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2016”. Berdasarkan hasil
penelitian pertumbuhan ekonomi memiliki nilai probabilitas sebesar 0.5328 >
0.05, yang artinya bahwa pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kenaikan atau penurunan nilai dari indeks pembangunan
manusia di Provinsi Jawa Tengah.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Baeti,
Nur (2013) yang berjudul “Pengaruh Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, dan
Pengeluaran Pemerintah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2011” berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan
dengan nilai koefisien sebesar 0,14 terhadap Indeks Pembangunan Manusia di
Jawa Tengah tahu 2007 sampai tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa apabila
pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan sebesar 1%, maka akan
meningkatkan indeks pembangunan manusia di Jawa Tengah sebesar 0,14. Hal itu
menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap pengembangan
manusia, khususnya melalui aktivitas rumah tangga dan pemerintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Indeks Pembangunan
Manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017
Pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap indeks pembangunan
manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017. Hal ini
dikarenakan dengan pengeluaran pemerintah dalam bentuk APBD yang
dialokasikan pada sektor-sektor tertentu dapat menentukan keberhasilan
pemerintah daerah untuk mewujudkan kualitas manusia. Pembangunan tidak
hanya memprioritaskan pada aspek fisik seperti yang dibayangkan pada umumnya
tetapi juga aspek manusia sebagai objek sekaligus subjek dalam pembangunan.
Sektor-sektor yang dapat mempengaruhi pembangunan manusia di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sektor pendidikan dan sektor kesehatan.
Peningkatan pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan dapat digunakan untuk
pembangunan sarana pendidikan dan penambahan tenaga guru. Karena dengan
biaya yang besar yang dialokasikan untuk sektor pendidikan akan membantu
peningkatan pembangunan manusia dan dapat meningkatkan jumlah murid yang
mampu menyelesaikan sekolahnya sampai ke tingkat yang lebih tinggi.
Selain pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan. Besar atau kecilnya
anggaran dana yang dikeluarkan pemerintah untuk bidang kesehatan dipengaruhi
oleh minat masyarakat untuk menerima pelayanan kesehatan dari pemerintah.
Peningkatan pengeluaran pemerintah di sektor kesehatan dapat digunakan untuk
meningkatkan kesehatan dan produktivitas individu. Bukan hanya itu saja,
anggaran pada sektor kesehatan dapat digunakan sebagai pembangunan
infrastruktur dan pelayanan kesehatan masyarakat salah satu contohnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
pembangunan puskesmas dan pengadaan puskesmas keliling serta penyediaan
alat-alat kesehatan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Astri, M.,
Nikensari, S. I., & Kuncara, H. (2013) yang berjudul “Pengaruh Pengeluaran
Pemerintah Daerah pada Sektor Pendidikan dan Kesehata Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia di Indonesia” berdasarkan hasil penelitian terdapat
pengaruh pengeluaran pemerintah daerah pada sektor pendidikan dan kesehatan
terhadap Indeks Pembangunan Manusia secara serempak Kesimpulan yang sama
terjadi pada uji signifikansi dan nilai signifikansi Yang didapat adalah 0,004 dari
hasil tersebut bahwa signifikansi lebih kecil dari a maka Ho ditolak, artinya
terdapat pengaruh pengeluaran pemerintah daerah pada sektor pendidikan dan
kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia.
3. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pengeluaran Pemerintah
terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2007-2017
Pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah secara bersama-sama
berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti pertumbuhan
ekonomi dan pengeluaran pemerintah. Faktor-faktor tersebut menunjukan bahwa
kesejahteraan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tumbuh positif setiap
tahunnya dapat mendorong masyarakat. Naiknya kesejahteraan masyarakat akan
mendorong pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, maka
semakin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakatnya dan meningkatkan indeks
pembangunan manusia. Selain itu, saat pertumbuhan ekonomi meningkat tentunya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
diikuti dengan naiknya permintaan barang dan jasa yang dapat menyerap tenaga
kerja. Terserapnya tenaga kerja dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di
samping itu, pemerintah mengalokasikan dana APBD pada sektor-sektor tertentu
yang dapat menentukan keberhasilan pemerintah daerah untuk mewujudkan
kualitas manusia dan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam
bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan
jaminan sosial guna meningkatkan indeks pembangunan manusia di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
BAB V
KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh variabel
pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah terhadap indeks pembangunan
manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017, dapat ditarik
kesimpulan berikut.
1. Pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap indeks pembangunan
manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017. Hasil
ini dikarenakan sektor ekonomi yang belum maksimal dikelola oleh
pemerintah seperti sektor pertaniam, peternakan, dan pariwisata. Dengan itu
pertumbuhan ekonomi daerah secara agregat belum memberikan pengaruh
terhadap pembangunan manusia.
2. Pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap indeks pembangunan
manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017. Hal ini
dikarenakan pengeluaran pemerintah dalam bentuk APBD yang
dialokasikan pada sektor-sektor tertentu dapat menentukan keberhasilan
pemerintah daerah untuk mewujudkan kualitas manusia. Pembangunan
tidak hanya memprioritaskan pada aspek fisik seperti yang dibayangkan
pada umumnya tetapi juga aspek manusia sebagai objek sekaligus subjek
dalam pembangunan.
3. Pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah secara bersama-sama
berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Istimewa Yogyakarta tahun 2007-2017. Hasil ini dikarenakan terjadi
penurunan pengangguran setiap tahunnya maka secara langsung akan
menyebabkan naiknya kesejahteraan masyarakat. Naiknya kesejahteraan
masyarakat akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi
pertumbuhan ekonomi, maka semakin tinggi tingkat kesejahteraan
masyarakatnya dan meningkatkan indeks pembangunan manusia. Selain itu,
saat pertumbuhan ekonomi meningkat tentunya diikuti dengan naiknya
permintaan barang dan jasa yang dapat menyerap tenaga kerja. Terserapnya
tenaga kerja dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu,
pemerintah mengalokasikan dana APBD pada sektor-sektor tertentu yang
dapat menentukan keberhasilan pemerintah daerah untuk mewujudkan
kualitas manusia dan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat
diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pemerintah harus terus berupaya untuk meningkatkan pengelolaan sektor
ekonomi, seperti sektor pertanian, peternakan, dan pariwisata agar dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta sehingga sumber daya yang dihasilkan dapat digunakan untuk
meningkatkan pembangunan manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
2. Pemerintah harus memprioritaskan pembangunan manusia melalui sektor
pendidikan dan sektor kesehatan supaya dapat meningkatkan produktivitas
individu dimasyarakat dan meningkatkan sarana prasarana penunjang
peningkatan pembangunan manusia.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk menambah variabel ekonomi
lain yang terkait yang dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap indeks
pembangunan manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, seperti
tingkat kemiskinan dan upah minimum provinsi, pendapatan asli daerah
(PAD) serta dapat menggunakan time lag, menggunakan data time series
lebih panjang waktunya, maupun menggunakan data panel.
C. Keterbatasan
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian yang dilakukan dengan
judul Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pengeluaran Pemerintah terhadap
Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
2007-2017 ini tidak lepas dari keterbatasan. Keterbatasan dalam penelitian ini,
yaitu:
1. Pendeknya rentang waktu penelitian (rentang data time series), yaitu dari
tahun 2007-2017, ketersediaan data hanya dari tahun 2007-2017.
2. Penelitian ini tidak menggunakan time lag sehingga mempengaruhi hasil
penelitian, terutama R Square tinggi dengan 1 faktor yang mempengaruhi
indeks pembangunan manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
3. Penelitian ini pada awalnya menggunakan 3 variabel independen yaitu,
pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dan pengeluaran pemerintah, namun
peneliti mengurangi 1 variabel yaitu variabel pengangguran karena variabel
tersebut terkena multikolinearitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, F. R., & Purbadharmaja, I. B. P. (2014). Pengaruh Kemandirian
Keuangan Daerah Dan Keserasian Alokasi Belanja Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas
Udayana, 3(6).
Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPN
Yogyakarta
Astri, M., Nikensari, S. I., & Kuncara, H. (2013). Pengaruh Pengeluaran
Pemerintah Daerah pada Sektor Pendidikan dan Kesehata Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia di Indonesia. Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
(JPEB), 1(1), 77-102.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2006-2007. Indeks Pembangunan Manusia. Jakarta
Badan Pusat Statistik (BPS). 2010-2011. Indeks Pembangunan Manusia. Jakarta
Badan Pusat Statistik (BPS). 2012. Indeks Pembangunan Manusia. Jakarta
Badan Pusat Statistik (BPS). 2013. Produk Domestik Regional Bruto. Jakarta
Badan Pusat Statistik (BPS). 2018. Indeks Pembangunan Manusia. Jakarta
Baeti, Nur. "Pengaruh Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, dan Pengeluaran
Pemerintah Terhadap Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2007-2011." Economics Development Analysis Journal
2.3 (2013).
Boediono.1982.Teori pertumbuhan ekonomi. Yogyakarta: BPFE
Chalid, N., & Yusuf, Y. (2014). Pengaruh Tingkat Kemiskinan, Tingkat
Pengangguran, Upah Minimum Kabupaten/Kota dan Laju Pertumbuhan
Ekonomi Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Riau. Jurnal
Ekonomi, 22(2), 1-12.
Damayanti, S. (2018). Analisis Pengaruh Pengeluaran Penduduk, Pengeluaran
Pemerintah, dan Rasio Ketergantungan terhadap Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) di Indonesia.
Dewi, N., Yusuf, Y., & Iyan, R. Y. (2016). Pengaruh kemiskinan dan
pertumbuhan ekonomi terhadap indeks pembangunan manusia di provinsi
riau. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Ekonomi, 4(1), 870-882.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Kahang, M., & budi Suharto, R. (2017, January). Pengaruh pengeluaran
pemerintah sektor pendidikan dan kesehatan terhadap indkes pembangunan
manusia di kabupaten kutai timur. In FORUM EKONOMI (Vol. 18, No. 2,
pp. 130-140).
Lumbantoruan, E. P., & Hidayat, P. (2014). Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi-Provinsi di Indonesia
(Metode Kointegrasi). Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 2(2).
Mirza, D. S. (2012). Pengaruh kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan belanja
modal terhadap indeks pembangunan manusia di Jawa Tengah tahun 2006-
2009. Economics Development Analysis Journal, 1(2).
Noor, Juliansyah. 2014. Analisis Data Penelitian Ekonomi & Manajemen. Jakarta:
PT. Grasindo.
Nurastuti, Wiji. 2007. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Ardana Media.
Prasetyo, P.Eko. 2009. Fundamental Makro Ekonomi. Yogyakarta: Beta Offset
Salem, Thomas Aquinas (2018) Pengaruh pertumbuhan ekonomi daerah, belanja
daerah, dan tingkat kemiskinan terhadap indeks pembangunan manusia di
Provinsi NTT periode 2001 - 2016. Skripsi thesis, Sanata Dharma
University.
Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik:Konsep Dan Aplikasi Dengan SPSS.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Santoso, Singgih. 2014. Statistik NonParametrik Edisi Revisi. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Santoso, Singgih. 2017. Statistik Multivariant: Buku Latiahn SPSS. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Sukirno, S. 2004. Pengantar Teori Makroekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Sumarsono, sonny.2009. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Suparmoko, M. 2000. Keuangan Negara Dalam Teori Dan Praktek. Yogyakarta:
BEFE UGM.
Susanti, Sussy. "Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Pengangguran dan
Indeks Pembangunan Manusia terhadap Kemiskinan di Jawa Barat dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Menggunakan Analisis Data Panel." Jurnal Matematika Integratif 9.1
(2013): 1-18.
Todaro, M.P. dan Smith S.C. 2006. Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Todaro, M. P. 2008. Pembangunan Ekonomi, Edisi Kesembilan. Jakarta:
Erlangga.
Todaro, M.P. dan Smith S.C. 2011. Pembangunan Ekonomi, Edisi Kesebelas.
Jakarta: Erlangga.
Zakaria, R. (2018). Pengaruh Tingkat Jumlah Penduduk, Pengangguran,
Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Belanja Modal Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2016.
Zulhanafi, dkk. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
dan Tingkat Penganggurandi Indonesia.Jurnal Kajian Ekonomi. Juli 2013,
Vol. II, No.03.
https://www.gurupendidikan.co.id/indeks-pembangunan-manusia-pengertian-
sejarah-unsur-dasar/
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?p=5412
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 1. Data Penelitian
Tahun
Indeks Pembangunan
Manusia (%)
Pertumbuhan
Ekonomi (%)
Pengeluaran Pemerintah
(Rupiah)
Y
2007 74,15 4,31 Rp 157.713.000.000
2008 74,88 5,03 Rp 145.009.558.934
2009 75,23 4,43 Rp 206.621.021.004
2010 75,77 4,88 Rp 210.343.485.745
2011 75,93 5,21 Rp 316.358.576.730
2012 76,15 5,13 Rp 401.113.657.686
2013 76,44 5,47 Rp 420.546.176.393
2014 76,81 5,17 Rp 487.003.045.824
2015 77,59 4,95 Rp 553.576.105.599
2016 78,38 5,05 Rp 557.298.811.502
2017 78,89 5,26 Rp 464.032.468.100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 2. Hasil Pengujian Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 10
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,42699113
Most Extreme
Differences
Absolute ,152
Positive ,152
Negative -,129
Test Statistic ,152
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Lampiran 3. Hasil Uji Linearitas
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 12,575 2 6,287 26,821 ,001b
Residual 1,641 7 ,234
Total 14,215 9
a. Dependent Variable: IPM
b. Predictors: (Constant), Pengeluaran_pemerintah, Pertumbuhan_ekonomi
Lampiran 4. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Pertumbuhan_ekonomi ,697 1,434
Pengeluaran_pemerintah ,697 1,434
a. Dependent Variable: IPM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 5. Hasil Uji Heteroskedasitas
Correlations
Unstandardiz
ed Residual
Spearman's rho Pertumbuhan_ekonomi Correlation
Coefficient -,103
Sig. (2-tailed) ,777
N 10
Pengeluaran_pemerinta
h
Correlation
Coefficient ,042
Sig. (2-tailed) ,907
N 10
Unstandardized
Residual
Correlation
Coefficient 1,000
Sig. (2-tailed) .
N 10
Lampiran 6. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,941a ,885 ,852 ,48416 1,232
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Ekonomi, Pengeluaran Pemerintah
b. Dependent Variable: IPM
Lampiran 7. Hasil Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 12,575 2 6,287 26,821 ,001b
Residual 1,641 7 ,234
Total 14,215 9
a. Dependent Variable: IPM
b. Predictors: (Constant), Pengeluaran_pemerintah, Pertumbuhan_ekonomi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 8. Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 73,091 2,521 28,997 ,000
Pertumbuhan_ekonomi ,108 ,548 ,030 ,197 ,849
Pengeluaran_pemerintah 7,248E-12 ,000 ,923 6,004 ,001
a. Dependent Variable: IPM
Lampiran 9. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,941a ,885 ,852 ,48416
a. Predictors: (Constant), Pengeluaran_pemerintah,
Pertumbuhan_ekonomi
b. Dependent Variable: IPM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI