pengaruh radikal bebas terhadap mata ditinjau dari biomolekuler
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 Pengaruh Radikal Bebas Terhadap Mata Ditinjau Dari Biomolekuler
1/3
-
7/31/2019 Pengaruh Radikal Bebas Terhadap Mata Ditinjau Dari Biomolekuler
2/3
2. Reaksi Perusakan oleh Radikal BebasDefinisi tekanan oksidatif (oxidative stress) adalah suatu keadaan dimana tingkat
oksigen reaktif intermediate (ROI) yang toksik melebihi pertahanan anti-oksidan endogen.
Keadaan ini mengakibatkan kelebihan radikal bebas, yang akan bereaksi dengan lemak,
protein, asam nukleat seluler, sehingga terjadi kerusakan lokal dan disfungsi organ tertentu.
Lemak merupakan biomolekul yang rentan terhadap serangan radikal bebas.
a. Peroksidasi lemak
Membran sel kaya akan sumber poly unsaturated fatty acid (PUFA), yang mudah
dirusak oleh bahan-bahan pengoksidasi; proses tersebut dinamakan peroksidasi lemak. Hal
ini sangat merusak karena merupakan suatu proses berkelanjutan. Pemecahan hidroperoksida
lemak sering melibatkan katalisis ion logam transisi (Droge, 2002).
LH + R L+ RH ;
L + O2 LOO ;
LOO + L'H LOOH + L' ;
LOOH LO, LOO, aldehydes.
b. Kerusakan protein
Protein dan asam nukleat lebih tahan terhadap radikal bebas daripada PUFA,
sehingga kecil kemungkinan dalam terjadinya reaksi berantai yang cepat. Serangan radikal
bebas terhadap protein sangat jarang kecuali bila sangat ekstensif. Hal ini terjadi hanya jika
radikal tersebut mampu berakumulasi (jarang pada sel normal), atau bila kerusakannya
terfokus pada daerah tertentu dalam protein. Salah satu penyebab kerusakan terfokus adalah
jika protein berikatan dengan ion logam transisi (Proctor dan Reynolds, 1984).
c. Kerusakan DNA
Seperti pada protein kecil kemungkinan terjadinya kerusakan di DNA menjadi suatu
reaksi berantai, biasanya kerusakan terjadi bila ada lesi pada susunan molekul, apabila tidak
dapat diatasi, dan terjadi sebelum replikasi maka akan terjadi mutasi. Radikal oksigen dapat
menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA seperti pada radiasi biologis (Allen dan
Tressini, 2000).
-
7/31/2019 Pengaruh Radikal Bebas Terhadap Mata Ditinjau Dari Biomolekuler
3/3
3. Teori Radikal Bebas terhadap mataRadikal bebas pada mata dapat menyebabkan katarak bahkan sampai kebutaan.
Mekanisme terjadinya katarak karena penuaan memang masih diperdebatkan, tetapi telah
semakin nyata bahwa oksidasi dari protein lensa adalah salah satu faktor penting. Serat-serat
protein yang halus yang membentuk lensa internal itu sendiri bersifat bening. Kebeningan
lensa secara keseluruhan bergantung pada keseragaman penampang dari serat-serat ini serta
keteraturan dan kesejajaran letaknya di dalam lensa. Ketika protein rusak, keseragaman
struktur ini menghilang dan serat-serat bukannya meneruskan cahaya secara merata, tetapi
menyebabkan cahaya terpencar dan bahkan terpantul. Hasilnya adalah kerusakan penglihatan
yang parah (Youngson, 2005). Kerusakan protein akibat elektronnya diambil oleh radikal
bebas dapat mengakibatkan sel-sel jaringan dimana protein tersebut berada menjadi rusak
yang banyak terjadi adalah pada lensa mata sehingga menyebabkan katarak (Kumalaningsih,
2006). Pandangan yang mengatakan bahwa katarak karena usia mungkin disebabkan oleh
kerusakan radikal bebas memang tidak langsung, tetapi sangat kuat dan terutama didasarkan
pada perbedaan antara kadar antioksidan di dalam tubuh penderita katarak dibandingkan
dengan mereka yang memiliki lensa bening.
Radikal bebas yang berasal dari sinar UV atau cemaran udara, masuk ke mata
mengakibatkan terjadinya reaksi oksidasi molekul-molekul rentan pada lensa mata. Molekul
tersebut adalah protein dan lemak yang menyusun lensa mata. Efek dari oksidasi ini
menyebabkan rusaknya protein atau lemak pada lensa mata. Seiring dengan bertambahnya
usia dan semakin terakumulasinya tekanan radikal bebas, protein dan lemak yang rusak
tersebut akan semakin besar jumlahnya. Itulah yang membuat penglihatan kabur dan lama-
kelamaan menjadi buta.