pengaruh return on assets (roa), return on … · on equity, and investment opportunity set...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE)
DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Helmy Fahrizal
NIM. 108082000058
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
i
PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE)
DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Helmy Fahrizal
NIM. 108082000058
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Helmy Fahrizal
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Desember 1989
Alamat : Jl. Lurah Disah No.55 Rt.002/01 Pisangan-Ciputat
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Telepon/Hp : 08568145046
E-mail : [email protected]
Pendidikan
2008-2013 : UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2005-2008 : SMA NEGERI 1 CIPUTAT
2002-2005 : SMP NEGERI 2 CIPUTAT
1996-2002 : SD NEGERI PISANGAN I
Pengalaman Organisasi
1. Ketua Sekbid 1 OSIS SMA Negeri 1 Ciputat Bidang Ketakwaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
vii
INFLUENCE OF RETUN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY, AND
INVESTMENT OPPORTUNITY SET TO VALUE OF THE COMPANY
ABSTRACT
This research purposes is to analyze the influence of retun on assets, return on equity, and investment opportunity set on value of the company. This research uses sample of consumer goods manufacturing company in Indonesian Stock
Exchanges during 2002-2011 period. The number of consumer goods manufacturing company uses for sample is 12 companies with 10 year
observation. Based on method purposive sampling, the total of research sample is 120 financial statements. Hypothesis in this research uses multiplier regression.
Result of this research is indicates that return on assets and investment opportunity set have positive influence and significantly on value of the company. On the other hand, return on equity have negative influence and significantly on
value of the company.
Keyword : retun on assets, return on equity, investment opportunity set, and
value of the company
viii
PENGARUH RETURN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY, DAN
INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh retun on assets, return on equity, and investment opportunity set terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur jenis consumer goods di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2002-2011. Jumlah perusahaan manufaktur jenis consumer goods yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 12 perusahaan
dengan pengamatan selama 10 tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 120 laporan keuangan, pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on assets dan investment opportunity set berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan return om equity berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kata kunci : retun on assets, return on equity, investment opportunity set , dan nilai perusahaan
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang Maha segalanya, syukur alhamdulillah
atas karunia-Mu ya Rabb, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam proses
penyusunan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Retun On Assets, Return On
Equity, and Investment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan”, semata-
mata bukanlah hasil usaha penulis melainkan dari berbagai pihak yang
memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi. Oleh karena itu, sudah sepatutnya
penulis mengucap rasa syukur sebagai wujud dari rasa terima kasih kepada :
1. Kedua Orang Tua ku yang selalu dirahmati Allah SWT, Bapak Jono dan
Mamah Sugiyanti yang selalu mendoakan, memberi semangat, kasih
sayang, dan dukungannya baik secara moril maupun materil, sebagai
teladan dalam menjalani kehidupan ini, semoga diberikan umur panjang
dalam iman dan islam serta selalu diberikan kesehatan. Amin.
2. Kakak dan Adik-adikku tercinta, Gunawan, Yuliana dan Novi yang selalu
memberikan dukungan, kasih sayang dan semangat.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Rini, Dr., SE., Msi., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Yahya Hamja sebagai dosen pembimbing I, yang telah
meluangkan waktunya dan tak pernah lelah dalam membimbing dan
memberi semangat kepada penulis selama penyusunan skripsi hingga
akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan.
6. Ibu Atiqah, SE., M.Si sebagai dosen pembimbing II, yang telah
meluangkan waktunya dan tak pernah lelah dalam membimbing dan
memberi semangat kepada penulis selama penyusunan skripsi hingga
akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah sabar dan ikhlas mendidik dan
memberikan ilmu yang Insya Allah dapat bermanfaat.
x
8. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam
mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain- lain.
9. Special thank for my dear Yusra Erwita, thanks for your love, spirit, and
best smile :)
10. Sahabatku Rangga, Aba, Putra, Azi, Aryo, Iqbal dan juga teman-teman
Akuntansi ―AKB‖. Terima kasih atas doa, semangat dan motivasi yang
telah kalian berikan, bersyukur bisa kenal dan dekat dengan kalian.
11. Teman–teman seperjuangan angkatan 2008, semoga kita dapat menjadi
pionir dalam mengembangkan profesi di bidang ekonomi akuntansi yang
berbasis islami dan dapat bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan orang-
orang di sekitar kita.
12. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu dan memberi inspirasi bagi penulis, suatu kebahagiaan telah
dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua, terima kasih
banyak.
Akhir kata dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, penulis
berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun
pembaca umumnya.
Jakarta, Agustus 2013
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi ....................................................................ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ........................................................iii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi .................................................................... iv
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat ................................................................. v
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................... vi
Abstract ............................................................................................................vii
Abstrak ...........................................................................................................viii
Kata Pengantar ................................................................................................ ix
Daftar Isi .......................................................................................................... xi
Daftar Tabel ................................................................................................... xiv
Daftar Gambar ............................................................................................... xv
Daftar Lampiran ........................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................ 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 10
1. Tujuan Penelitian ...................................................................... 10
2. Manfaat Penelitian .................................................................... 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 11
A. Tinjauan Literatur ......................................................................... 11
1. Teori Agensi ............................................................................. 11
xii
2. Kinerja Keuangan ..................................................................... 12
3. Return On Assets (ROA) ........................................................... 14
4. Return On Equity (ROE) .......................................................... 15
5. Investment Opportunity Set (IOS) ............................................ 17
6. Nilai Perusahaan ....................................................................... 21
B. Hipotesis ....................................................................................... 22
1. Rerutn On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan
Investment Opportunity Set (IOS) dengan Nilai
Perusahaan............................................................................... 22
2. Rerutn On Asset (ROA) dengan Nilai Perusahaan ................. 23
3. Return On Equity (ROE) dengan Nilai Perusahaan ................ 24
4. Investment Opportunity Set (IOS) dengan Nilai
Perusahaan .............................................................................. 24
C. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ................................................... 25
D. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 32
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 34
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 34
B. Metode Penentuan Sampel .......................................................... 34
C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 35
D. Metode Analisis Data .................................................................. 35
1. Statistik Deskriptif .................................................................. 36
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 36
3. Uji Hipotesis ........................................................................... 38
xiii
E. Operasional Variabel Penelitian .................................................. 40
1. Variabel Independen ............................................................... 40
2. Variabel Dependen .................................................................. 42
BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 45
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................... 45
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian .................................................... 47
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................. 47
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................... 49
3. Hasil Uji Hipotesis ................................................................. 56
BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 62
A. Kesimpulan ................................................................................. 62
B. Implikasi ...................................................................................... 62
C. Keterbatasan dan Saran ............................................................... 64
1. Keterbatasan ............................................................................ 64
2. Saran ........................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 66
LAMPIRAN .................................................................................................... 70
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu 26
3.1 Operasional Variabel 44
4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian 46
4.2 Sampel Perusahaan Manufaktur 47
4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif 48
4.4 Hasil Uji Multikolonieritas 50
4.5 Hasil Uji Autokorelasi 51
4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi 56
4.7 Hasil Uji Statistik F 57
4.8 Hasil Uji Statistik t 58
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran 33
4.1 Grafik Scatterplot 53
4.2 Grafik Histogram 54
4.3 Grafik Normal P-P Plot 55
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
Lampiran 1 Hasil Perhitungan Variabel Return On Asset (ROA),
Return On Equity (ROE), Investment Opportunity Set
(IOS) dan Nilai Perusahaan 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Di dalam masyarakat bisnis, akuntansi dikenal sebagai bahasa. Hal ini
dikarenakan fungsi akuntansi yang merupakan media komunikasi di antara
para pelaku bisnis dan ekonomi. Informasi akuntansi sebagaimana tersaji di
dalam laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan perusahaan
memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan pada saat
tertentu, prestasi operasi dalam suatu rentang waktu, serta informasi-
informasi lainnya yang berkaitan dengan perusahaan yang bersangkutan
(Warsidi dan Bambang, 2000:2).
Ditinjau dari sudut pandang manajemen, laporan keuangan merupakan
media bagi mereka untuk mengkomunikasikan performance keuangan
perusahaan yang dikelolanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Sedangkan ditinjau dari sudut pandang pemakai, informasi akuntansi
diharapkan dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang rasional dalam
praktek bisnis yang sehat.
Setiap perusahaan memiliki tujuan jangka panjang dan jangka pendek.
Tujuan perusahaan jangka pendek adalah mendapatkan keuntungan. Tujuan
perusahaan jangka panjang adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik
usaha. Pemaksimalan kesejahteraan pemilik usaha dapat dideteksi dari
meningkatnya harga saham. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan
2
moneter. Secara khusus lagi, menurut Tandelilin (2001) ada beberapa alasan
mengapa investor melakukan investasi, antara lain adalah untuk mendapatkan
kehidupan yang lebih layak di masa mendatang, mengurangi tekanan inflasi,
dan dorongan menghemat pajak. Apabila investor memiliki jumlah saham
yang tetap tetapi harga saham tersebut meningkat maka, kekayaan pemilik
perusahaan tersebut akan meningkat. Kekayaan pemilik saham dihitung dari
jumlah saham yang dimiliki dikalikan dengan harga pasar saham saat itu.
Harga saham mencerminkan indikator adanya keberhasilan dalam
mengelola perusahaan. Pergerakan harga saham akan bergerak searah, karena
harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh persepsi pasar terhadap
kondisi perusahaan saat ini dan kinerja yang mereka harapkan di masa
mendatang. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor
untuk menentukan apakah investor akan menjual, menahan atau membeli
suatu atau beberapa saham, karena harga-harga saham bergerak dalam
hitungan detik dan menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam
hitungan waktu yang cepat pula.
Maksimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai bila perusahaan
memperhatikan para pemangku kepentingan (stake holder). Keseimbangan
pencapaian tujuan stake holder perusahaan, dapat menjadikan perusahaan
berpeluangmendapatkan keuntungan optimal sehingga kinerja perusahaan
akan dinilai baik oleh investor. Kinerja perusahaan yang baik akan direspon
positif oleh investor. Respon positif ini akan ditunjukkan dengan
meningkatnya permintaan saham perusahaan. Apabila permintaan saham
3
sedang meningkat, yang sudah memiliki saham tersebut juga tidak ingin
menjual (karena kinerja perusahaan bagus), maka harga saham akan
meningkat. Meningkatnya harga saham akan meningkatkan nilai perusahaan,
karena nilai perusahaan salah satunya diukur dengan mengalikan jumlah
saham yang beredar dengan harga pasar saham.
Jenis pengeluaran modal tampaknya besar pengaruhnya terhadap nilai
perusahaan, karena jenis informasi tersebut akan membawa informasi tentang
pertumbuhan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang. Mc
Connel dan Muscarella (1984) dalam Hasnawati (2005:118) menguji gagasan
dalam kaitannya dengan tingkat pengeluaran research dan development
perusahaan. Ternyata kenaikan dalam pengeluaran modal, relatif terhadap
harapan-harapan sebelumnya, mengakibatkan kenaikan return atas saham
sekitar waktu pengumuman, dan sebaliknya return negatif atas perusahaan
melakukan penurunan pengeluaran modal. Temuan tersebut telah membawa
kepada suatu hasil yang menyatakan bahwa keputusan investasi yang
dilakukan mengandung informasi yang berisi sinyal-sinyal akan prospek
perusahaan di masa yang akan datang.
Myers (1977) dalam Hasnawati (2005:117) memperkenalkan set peluang
investasi (investment opportunity set) dalam kaitannya untuk mencapai tujuan
perusahaan. Menurutnya Investment opportunity set memberikan petunjuk
yang lebih luas dimana nilai perusahaan sebagai tujuan utama tergantung
pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. Investment
Opportunity Set (IOS) merupakan suatu kombinasi antara aktiva yang
4
dimiliki (asset in place) dan pilihan investasi di masa yang akan datang
dengan net present value positif.
Kebijakan investasi menyangkut tentang keputusan alokasi dana yang
berasal dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Manajemen
keuangan memutuskan penggunaan dana yang diperoleh perusahaan baik
bank maupun dari pasar modal atau dari pihak lain untuk ditanamkan pada
aktiva tetap maupun aktiva lancar. Investasi merupakan suatu tindakan
mengeluarkan dana saat sekarang yang diharapkan untuk memperoleh arus
kas masuk pada waktu-waktu yang akan datang, selama umur proyek itu
(Awat dan Mulyadi, 1989:6). Pengorbanan terjadi saat sekarang ini dan
memiliki kepastian, hasilnya baru diperoleh kemudian dan besarnya tidak
pasti. Investasi membutuhkan kesempatan produksi yang efisien untuk
mengubah satu unit konsumsi yang ditunda untuk dihaslkan menjadi lebih
dari satu unit konsumsi mendatang. Jadi dengan kata lain, investasi adalah
penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang
efisien selama waktu periode tertentu (Hartono, 2008:8). Menurut Tandelilin
(2001:67) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa yang akan datang. Secara umum investasi bisa dalam
bentuk investasi nyata (real assets), misalnya tanah, emas, mesin, bangunan
dan lain- lain, serta bisa pula investasi dalam aktiva keuangan (financial
assets) seperti deposito maupun pembelian surat-surat berharga berupa saham
maupun obligasi.
5
Tolak ukur lain yang digunakan untuk mengkur kinerja perusahaan selain
set peluang investasi (investment opportunity set) adalah rasio profitabilitas.
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas
manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan investasi serta
kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit) yang akan menjadi dasar
pembagian dividen perusahaan. Rasio yang paling umum digunakan untuk
mengukur profitabilitas adalah ROA (Return on Assets) dan ROE (Return on
Equity). Keuntungan yang layak dibagkan kepada para pemegang saham
adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya
yaitu beban bunga dan pajak. Oleh karena dividen diambil dari keuntungan
bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan
mempengaruhi besarnya Deviden Payout Rasio. Semakin besar keuntungan
yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen.
Kinerja perusahaan terlihat dari tampilan laporan keuangan yang
meningkat. Sehingga kondisi dan posisi keuangan akan mengalami
perubahan. Dengan perubahan posisi keuangan, hal ini akan mempengaruhi
harga saham perusahaan. Harga saham perusahaan mencerminkan nilai dari
suatu perusahaan, jika perusahaan tersebut mencapai prestasi yang baik maka
akan lebih diminati oleh para investor. Prestasi yang dicapai perusahaan,
dapat dilihat dari laporan keuangan yang dipublikasikan. Laporan keuangan
dirancang untuk membantu para pemakai laporan untuk mengidentifikasi
hubungan variabel-variabel dari laporan keuangan. Dengan laporan keuangan
6
perusahaan tersebut dapat memperoleh data mengenai Earning Per Share
(EPS), Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), Financial
Leverage (FL), Debt To Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Return On
Assets (ROA).
Ulupui (2007:15) menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh
earning power dari aset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa
semakin tinggi earning power maka semakin efisien perputaran aset dan atau
semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan. Hal ini berdampak
pada peningkatan nilai perusahaan.
Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba
yang bermanfaat bagi para pemegang saham. Ukuran dari keberhasilan
pencapaian alasan ini adalah angka ROE yang berhasil dicapai. Semakin
besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Hal ini berdampak terhadap
peningkatan nilai perusahaan. Namun, hasil yang berbeda diperoleh oleh
Sasongko dan Wulandari (2006:67) yang memeriksa pengaruh EVA dan rasio
profitabilitas antara lain: ROA, ROE, ROS, EPS, BEP terhadap harga saham.
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa hanya EPS yang berpengaruh
terhadap harga saham sehingga variabel-variabel tersebut tidak mempunyai
pengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan manufaktur.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh keputusan investasi yang tercermin
melalui investment opportunity set terhadap nilai perusahaan publik di Bursa
7
Efek Indonesia. Disamping itu masih ada ketidakkonsistenan hasil penelitian
yang meneliti pengaruh ROA dan ROE terhadap nilai perusahaan, maka
peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Return
On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Investment Opportunity
Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan” dengan menggunakan objek
penelitian pada perusahaan manufaktur jenis Consumer Goods yang terdaftar
di BEI pada periode pelaporan keuangan 2002 hingga 2011.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebe lumnya,
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati dan Triatmoko (2007).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai
berikut:
1. Periode penelitian ini meliputi periode pelaporan keuangan pada periode
tahun 2002 hingga 2011 sedangkan pada penelitian sebelumnya,
Rachmawati dan Triatmoko (2007) menggunakan data pada periode tahun
2001 hingga 2005.
2. Pada penelitian ini objek yang digunakan peneliti lebih berfokus pada
perusahaan manufaktur jenis Consumer Goods yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2002-2011. Sedangkan pada penelitian
sebelumnya, Rachmawati dan Triatmoko (2007) menggunakan objek
penelitian perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama
periode 2001-2005. Alasan penelitian dilakukan pada perusahaan
consumer goods adalah ingin melakukan penelitian yang mendalam
terhadap return on asset, return on equity dan investment opportuniy set
8
pada industri barang-barang konsumsi (consumer goods). Selain itu,
penelitian ini ingin melihat sejauh mana pengaruh return on asset,
return on equity dan investment opportuniy set dalam perusahaan
consumer goods. Perusahaan consumer goods memiliki memiliki
kedekatan yang cukup erat dengan para konsumen karena produk-
produknya hampir selalu digunakan oleh para konsumen. Persaingan yang
cukup ketat antar perusahaan dalam memasarkan produk mereka kepada
konsumen juga menjadi karakteristik dari perusahaan ini. Para investor
juga memiliki perhatian yang cukup tinggi terhadap perusahaan ini sebab
jika ada masalah dengan perusahaan ini, misalnya kualitas produk
menurun, penurunan penjualan, masalah limbah lingkungan, dan lain
sebagainya, akan berpengaruh terhadap perubahan harga saham.
3. Mengganti variabel independen mekanisme corporate governance dengan
retun on assets (ROA) dan return on equity (ROE) . Hal ini dilakukan
karena return on asset (ROA) dapat mengukur kinerja operasi yang
menunjukkan sejauh manakah aktiva dikaryakan. Rasio ini mengukur
seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang
ada untuk menghasilkan laba. ROA merupakan indikator kemampuan
sebuah unit usaha untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang
dimiliki oleh unit usaha tersebut. ROA digunakan untuk melihat tingkat
efisiensi operasi perusahaan secara keseluruhan. Semakin tinggi rasio ini,
semakin baik suatu perusahaan.
9
Return on equity (ROE) merupakan rasio yang sangat penting bagi
pemilik perusahaan (The Common Stockholder), karena rasio ini
menunjukkan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh manajemen dari
modal yang disediakan oleh pemilik perusahaan. ROE menunjukkan
keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik saham. Adanya
pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik
karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh
perusahaan, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan
mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam
bentuk saham.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diketahui permasalahan
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah return on assets (ROA), return on equity (ROE), investment
opportunity set (IOS) berpengaruh secara simultan terhadap nilai
perusahaan?
2. Apakah return on assets (ROA), return on equity (ROE), investment
opportunity set (IOS) berpengaruh secara parsial terhadap nilai
perusahaan?
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan di atas, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
a. Menganalisis pengaruh return on assets (ROA), return on equity
(ROE), investment opportunity set (IOS) secara simultan terhadap
nilai perusahaan.
b. Menganalisis pengaruh return on assets (ROA), return on equity
(ROE), investment opportunity set (IOS) secara parsial terhadap nilai
perusahaan.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
a. Bagi manajemen perusahaan dapat menjadi bahan masukan dan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan keuangan sehingga
perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang lebih maksimal.
b. Bagi investor dapat menjadi bahan masukan atau informasi dalam
pengambilan keputusan dalam berinvestasi.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Agensi
Menurut Brigham dan Houston (2011) mendefinisikan teori keagenan
(agency theory) sebagai suatu hubungan dimana para manajer diberi
kekuasaan oleh para pemilik saham. Teori keagenan dilandasi oleh tiga buah
asumsi, yaitu:
a. Asumsi tentang sifat manusia
Menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk mementingkan
diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded
rationality) dan tidak menyukai risiko (risk aversion).
b. Asumsi tentang keorganisasian
Asumsi keorganisasian adalah konflik antar anggota organisasi,
efisiensi sebagai kriteria produktifitas, dan adanya asimetri informasi
antara principal dan agen.
c. Asumsi tentang informasi
Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang
sebagai barang komoditi yang bisa diperjual belikan. Sehingga untuk
mendapatkan informasi dibutuhkan pengorbanan biaya yang harus
dikeluarkan. Manajer dalam mengelola perusahaan cenderung
12
mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan untuk
meningkatkan nilai perusahaan.
2. Kinerja Keuangan
Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi- fungsi atau
indikator- indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu
tertentu. Sedangkan kinerja keuangan adalah suatu tampilan tentang
kondisi keuangan lain yang bersifat sebagai penunjang. Informasi kinerja
bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam
menghasilkan arus kas dari sumber dana yang ada (Wirawan: 2009).
Tujuan manajemen adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan harus memanfaatkan keunggulan
dari kekuatan perusahaan dan secara terus menerus memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang ada. Salah satu caranya adalah mengukur
kinerja keuangan dengan menganalisa laporan keuangan mengunakan
rasio-rasio keuangan. Hasil pengukuran terhadap capaian kinerja
dijadikan dasar bagi manajemen atau pengelola perusahaan untuk
perbaikan kinerja pada periode berikutnya dan dijadikan landasan
pemberian reward and punishment terhadap manajer dan anggota
organisasi. Pengukuran kinerja yang dilakukan setiap periode waktu
tertentu sangat bermanfaat untuk menilai kemajuan yang telah dicapai
perusahaan dan manghasilkan informasi yang sangat bermanfaat untuk
13
pengambilan keputusan manajemen serta mampu menciptakan nilai
perusahaan itu sendiri kepada para stake holder.
Rasio profitabilitas atau rentabilitas (profitability ratio) digunakan
untuk mengukur efektifitas manajemen dalam mengelola perusahaan
(Maulida dan Ashadi, 2008:82). Efektivitas yang dimaksud adalah
meliputi kegiatan fungsional manajemen yang terdiri dari keuangan,
pemasaran, sumber daya manusia, dan operasional. Efektivitas pada
faktor tersebut akan menyebabkan peningkatan atau penurunan laba bagi
perusahaan. Yang tergolong dalam rasio ini adalah: (1) Net Profit Margin
(NPM), (2) Return on Assets, (3) Return on Equity (ROE). Penurunan
laba yang berlangsung terus menerus akan mengarah pada kebangkrutan
perusahaan. Ukuran yang banyak digunakan adalah return on assets
(ROA) dan return on equity (ROE).
Tingkat profitibilitas masa lalu disuatu perusahaan harus merupakan
penentu atau determinan penting atas struktur modal perusahaan yang
bersangkutan dengan besarnya jumlah laba ditahan, suatu perusahaan
mungkin cenderung memilih pendanaan dari sumber tersebut daripada
peminjaman.
14
3. Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) menurut Hanafi dan Halim (2004:83)
adalah:
―Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dipunyai
perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut”.
ROA merupakan indikator kemampuan sebuah unit usaha untuk
memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh unit usaha
tersebut. Return On Asset mengukur kinerja operasi yang menunjukkan
sejauh manakah aktiva dikaryakan. Rasio ini mengukur seberapa efektif
perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk
menghasilkan laba.
Return On Asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan
perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan
dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.
ROA digunakan untuk melihat tingkat efisiensi operasi perusahaan
secara keseluruhan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik suatu
perusahaan. Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut:
15
1. Adanya over investment dalam aktiva yang digunakan untuk operasi
dalam hubungannya dengan volume penjualan yang diperoleh dengan
aktiva tersebut.
2. Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan
ongkos-ongkos yang diperlukan.
3. Adanya inefisiensi baik dalam produksi, pembelian maupun
pemasaran.
4. Adanya kegiatan ekonomi yang menurun.
ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif
(rugi) pula. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang
diinvestasikan secara keseluruhan aktiva belum mampu menghasilkan
laba. Rumus yang digunakan untuk mengukur ROA adalah sebagai
berikut:
4. Return On Equity (ROE)
Menurut Mursidah (2011:46) ROE merupakan rasio yang sangat
penting bagi pemilik perusahaan (The Common Stockholder), karena
rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh
manajemen dari modal yang disediakan oleh pemilik perusahaan. ROE
menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik saham.
16
Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang
semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan
yang diperoleh perusahaan, sehingga akan meningkatkan kepercayaan
investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik
modal dalam bentuk saham.
Rasio ini berguna untuk mengetahui efisiensi manajemen dalam
menjalankan modalnya, semakin tinggi ROE berarti semakin efisien dan
efektif perusahaan menggunakan ekuitasnya, dan akhirnya kepercayaan
investor atas modal yang diinvestasikannya terhadap perusahaan lebih
baik serta dapat member pengaruh positif bagi harga sahamnya di pasar.
Return on Equity merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga
ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri (Sutrisno,
2001:267). Return on Equity merupakan alat analisis keuangan untuk
mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu. Rasio ini
merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham
(Hanafi dan Halim, 1996:85). Salah satu alasan utama perusahaan
beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para
pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah
angka ROE berhasil dicapai. Semakin besar ROE mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi
bagi pemegang saham.
17
5. Investment Opportunity Set (IOS)
Investasi menurut Martono dan Agus (2005) merupakan penanaman
dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset (aktiva)
dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Fama
(1978) dalam Hasnawati (2005:118) mengatakan bahwa nilai perusahaan
semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut
dapat diartikan bahwa keputusan investasi itu penting, karena untuk
mencapai tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan
investasi perusahaan.
Keputusan investasi tidak dapat diamati secara langsung oleh pihak
luar. Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan
keputusan investasi antara lain Myers (1977) dalam Hasnawati
(2005:118) yang memperkenalkan Investment Opportunities Set (IOS).
IOS memberi petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan
tergantung pada pengeluaran perusahaan dimasa yang akan datang. Jadi
prospek perusahaan dapat dapat ditaksir dari investment opportunity set
(IOS), yang didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki
(assets in place) dan pilihan investasi dimasa akan datang dengan net
present value positif. Menurut Gaver dan Gaver (1993) dalam Hasnawati
(2005:118) Investment Opportunity Set (IOS) merupakan nilai
perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran
18
yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang, dimana pada saat
ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan
menghasilkan return yang besar. Secara umum dapat dikatakan bahwa
IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi
bagi suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure
perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang. Dengan
demikian IOS bersifat tidak dapat observasi, sehingga perlu dipilih suatu
proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam perusahaan,
misalnya variabel pertumbuhan, variabel kebijakan, dan lain- lain:
1. Proksi IOS berdasarkan harga (price-based proxies)
2. Proksi IOS berdasarkan investasi (investment-based proxies)
3. Proksi IOS berdasarkan pada varian (variance measures)
Kallapur dan Tombley (1999) dalam Hasnawati (2005:117)
menjelaskan proksi IOS yang digunakan dalam bidang akuntansi dan
keuangan digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Proksi IOS berbasis pada harga
Proksi IOS berbasis pada harga merupakan proksi yang
menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian
dinyatakan dalam harga pasar. Proksi berdasarkan anggapan yang
menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial
dinyatakan dalam harga-harga saham, dan perusahaan yang tumbuh
akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva-
19
aktiva yang dimiliki (asset in place) dibandingkan perusahaan yang
tidak tumbuh. IOS yang didasari pada harga akan berbentuk suatu
rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar
perusahaan.
Proksi IOS yang merupakan proksi berbasis harga adalah: market
value of equity plus book value of debt, ratio of book to market value
of asset, ratio of book to market value of equity, ratio of book value of
property, plant, and equipment to firm value, ratio of replacement
value of assets to market value, ratio of depreciation expense to value
dan earning price ratio.
2. Proksi IOS berbasis pada investasi
Proksi IOS berbasis pada investasi merupakan proksi yang
percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi
berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan.
Proksi IOS yang merupakan proksi IOS berbasis investasi adalah:
ratio R&D expense to firm value, ratio of R&D expense to total assets,
ratio of R&D expense to sales, ratio of capital addition to firm value,
dan ratio of capital addition to asset book value.
3. Proksi IOS berbasis pada varian
Proksi IOS berbasis pada varian (variance measurement)
merupakan proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan
menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk
memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return
20
yang mendasari peningkatan aktiva. Proksi IOS yang berbasis varian
adalah: VARRET (variance of total return), dan Market model Beta.
IOS berdasar harga merupakan proksi yang menyatakan bahwa
prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga
saham. Proksi yang didasari pada suatu ide yang menyatakan bahwa
prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga
pasar. Proksi yang didasari pada suatu ide yang menyatakan bahwa
prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam
harga-harga saham dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai
pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang
dimiliki. IOS yang didasari pada harga akan berbentuk suatu rasio
sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan.
Menurut Nurcahyo dan Putriani (2009:7) menyebutkan bahwa
investment opportunity dapat diukur melalui rasio nilai buku ekuitas
(market to book value of equity). Maksud pemilihan proksi ini karena
dapat mencerminkan besarnya return dari aktiva yang ada dan
investasi yang diharapkan di masa yang akan datang akan melebihi
return dari ekuitas yang diinginkan. Apabila suatu perusahaan dapat
memanfaatkan modalnya dengan baik dalam menjalankan usaha,
maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut diperkirakan
akan meningkat dan pada akhirnya semakin meningkat pula nilai
suatu perusahaan. Secara sistematis variabel investment opportunity
diformulasikan sebagai berikut:
21
6. Nilai Perusahaan
Menurut Christiawan dan Josua (2007:3), terdapat beberapa konsep
nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain:
a. Nilai nominal yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam
anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca
perusahaan, dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif.
b. Nilai pasar, sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses
tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika
saham perusahaan dijual dipasar saham.
c. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riil
suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini
bukan sekadar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai
perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan
menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
d. Nilai buku, adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar
konsep akuntansi.
e. Nilai likuidasi, adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu
merupakan bagian para pemegang saham. Nilai likuidasi bisa dihitung
berdasarkan neraca performa yang disiapkan ketika suatu perusahaan
akan dilikuidasi.
22
Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk
manajemen mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari pengukuran
kinerja keuangan yang diperoleh. Suatu perusahaan akan berusaha untuk
memaksimalkan nilai perusahaannya. Peningkatan nilai perusahaan
biasanya ditandai dengan naiknya harga saham di pasar.
B. Hipotesis
1. Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Investment
Opportunity Set (IOS) dengan Nilai Perusahaan
Menurut Carningsih (2009:5) return on assets (ROA) berpengaruh
secara simultan terhadap nilai perusahaan. Begitupun dengan penelitian
yang dilakukan oleh Kusumawardani (2010:15-16) yang menyatakan
bahwa return on assets (ROA), return on equity (ROE) berpengaruh
secara simultan terhadap harga saham. Adapun Rachmawati dan
Triatmoko (2007) yang meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas laba dan nilai perusahaan. Hasil uji statistik
membuktikan bahwa secara simultan investment opportunity, kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, leverage dan ukuran perusahaan
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini
membuktikan bahwa investment opportunity set (IOS) berpengaruh secara
simultan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Carningsih (2009),
Kusumawardani (2010), Rachmawati dan Triatmoko (2007) dapat
23
disimpulkan bahwa secara simultan return on assets (ROA), return on
equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS) berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Dengan demikian keterkaitan antara faktor- faktor yang
mempengaruhi nilai perusahaan dapat dirumuskan dengan hipotesis
sebagai berikut:
H1: return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan investment
opportunity set (IOS) berpengaruh simultan dan signifikan terhadap
nilai perusahaan.
2. Return On Assets (ROA) dengan Nilai Perusahaan
Para investor melakukan overview suatu perusahaan dengan melihat
rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi, karena rasio keuangan
mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Jika investor ingin
melihat seberapa besar perusahaan menghasilkan return atas investasi yang
akan mereka tanamkan, yang akan dilihat pertama kali adalah rasio
profitabilitas.
Penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2007), Yuniasih dan
Wirakusuma (2007) menemukan hasil bahwa ROA berpengaruh positif
signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Oleh karena itu,
ROA merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Dengan demikian keterkaitan antara ROA dengan nilai
perusahaan dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut:
H2: ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
24
3. Return On Equity (ROE) dengan Nilai Perusahaan
ROE merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang
saham. Profitabilitas perusahaan yang diwakili oleh rasio-rasio ROA dan
ROE, secara langsung dapat mempengaruhi return pemegang saham.
Dengan asumsi bahwa jika ROA dan ROE besar hal ini menunjukkan
kinerja perusahaan bagus sehingga perusahaan memiliki tingkat efisiensi
yang baik pula, maka harga saham akan mengalami kenaikan pula, dan
akan mempengaruhi nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Mursidah (2011) menemukan
hubungan postif dari return on equity terhadap return saham yang
bermakna perusahaan akan mempunyai kemampuan untuk membagikan
dividen yang cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan kepercayaan
investor terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian keterkaitan antara
ROE dengan nilai perusahaan dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai
berikut:
H3: ROE berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
4. Investment Opportunity Set (IOS) dengan Nilai Perusahaan
Dalam teori manajemen keuangan, ada trade-off antara risiko dan
return. Jika risiko suatu investasi lebih tinggi, return yang diharapkan juga
tinggi dan banyak para manajer mengetahui risiko untuk dipertimbangkan
dalam menilai dan mangambil keputusan investasi. Penilaian dan
25
pemahaman trade-off antara risiko dan return membentuk landasan untuk
memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. Secara umum investor
enggan terhadap risiko (overse risk). Jika risiko lebih besar, investor
mengharapkan return yang lebih besar. Return yang tinggi tidak selalu
disertai investasi berisiko. Investasi yang berisiko tidak akan dilakukan
oleh investor jika investasi tersebut tidak memberi harapan tingkat return
yang tinggi atau nilai perusahaan yang baik.
Dengan demikian banyak perusahaan melakukan investasi yang
menguntungkan bagi perusahaan tentunya dengan memilih risiko yang
terkecil, hal ini akan bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam
mencapai profitabilitas yang nantinya jika profitabilitas tercapai akan
dapat membagikan deviden yang besar, dan secara tidak langsung harga
saham naik, dan tentunya berpengaruh pada naiknya nilai perusahaan. Hal
ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasnawati
(2005:123) yang menyatakan investment opportunity set berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian keterkaitan antara
investment opportunity set (IOS) dengan nilai perusahaan dapat
dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut:
H4: IOS berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
C. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Berikut adalah hasil penelitian serta persamaan dan perbedaan penelitian
sebelumnya dengan penelitian ini. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada
tabel 2.1 di halaman berikutnya
26
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul
Penelitian/Tahun
Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Sri
Hasnawati
Dampak Set
Peluang Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Di
Bursa Efek Jakarta/2005
1. Menggunakan variabel
independen set peluang investasi
1. Menambahkan
variabel independen berupa return on asset dan return on equity
1. Set peluang invesasi
berpengaruh positif (+) pada nilai perusahaan
2. Menggunakan variabel
dependen nilai perusahaan
2. Mengganti periode
penelitian dari tahun 2001 menjadi tahun 2002-2011
3. Menggunakan data sekunder
3. Mengganti variabel dependen nilai perusahaan yang
diukur dengan SEM menjadi Tobin’s Q
Bersambung pada halaman berikutnya
27
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti Judul
Penelitian/Tahun
Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
2 Andri Rachmawati
dan Hanung Triatmoko
Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Laba dan
Nilai
Perusahaan/2007
1. Menggunakan variabel independen investment
opportunity set (IOS)
1. Mengganti variabel independen
mekanisme corporate governance dengan ROA dan ROE.
1. Kepemilikan manajerial berpengaruh (+)
terhadap nilai perusahaan
2. Menggunakan variabel dependen nilai
perusahaan
2. Mengganti periode penelitian dari tahun
2001-2005 menjadi tahun 2002-2011
2. Investment opportunity set (IOS) berpengaruh
(+) terhadap nilai perusahaan
3. Menggunakan data
sekunder
Bersambung pada halaman berikutnya
28
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti Judul
Penelitian/Tahun
Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3 Balachandran Muniandy,
John Hillier, dan Suvan
Naidu
Internal Corporate
Governance, Investment
Opportunity Set
and Firm Performance in
South Africal/2009
1. Menggunakan variabel indepen den set
peluang investasi
1. Mengganti variabel independen internal
corporate governance dengan return on assets dan return on
equity
1. Internal corporate governance berpengaruh
positif (+) terhadap nilai saham
2. Menggunakan variabel dependen nilai
perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q
2. Investment opportunity berpengaruh positif (+)
terhadap nilai saham
3. Menggunakan data
sekunder
Bersambung pada halaman berikutnya
29
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti Judul
Penelitian/Tahun
Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
4 I. G. K. A. Ulupui
Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas,
Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas
terhadap Return Saham (Studi
pada Perusahaan Makanan dan
Minuman dengan
Kategori Industri Barang Konsumsi
di Bursa Efek Jakarta)/2007
1. Menggunakan variabel independen ROA
1. Mengganti periode penelitian dari
tahun1999-2005 menjadi tahun 2002-2011
1. Current ratio dan ROA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham
2. Menggunakan data sekunder
2. Mengganti variabel dependen return
saham menjadi nilai perusahaan
2. total asset turn over berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap return saham
3. Mengganti variabel
independen total asset turn over menjadi ROE
Bersambung pada halaman berikutnya
30
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti Judul
Penelitian/Tahun
Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5 Carningsih Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap
Hubungan Kinerja
Keuangan dengan Nilai Perusahaan
(Studi Kasus Pada Perusahaan
Property dan Real
Estate yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia/2009
1. Menggunakan variabel independen ROA dan
ROE
1. Mengganti objek penelitian dari
perusahaan property dan real estate menjadi perusahaan
manufaktur jenis consumer goods
2002-2011 yang ada di BEI
1. Return on Assets (ROA) berpengaruh negatif (-)
terhadap nilai perusahaan
2. Menggunakan variabel dependen nilai
perusahaan
2. Mengganti variabel independen good
corporate governance dengan investment
opportunity set
2. Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan
Bersambung pada halaman berikutnya
31
Tabel 2.1 Lanjutan
No Peneliti Judul
Penelitian/Tahun
Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Menggunakan data sekunder
3. Mengubah variabel dependen kinerja
keuangan berupa ROA dan ROE menjadi variabel
independen
3. Komisaris Independen sebagai variabel
pemoderasi dari GCG tidak terbukti berpengaruh terhadap nilai perusahaan
32
D. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian sebelumnya, gambaran menyeluruh yang merupakan
kerangka konseptual mengenai pengaruh return on assets, return on equity
dan investment opportunity set terhadap nilai perusahaan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada gambar 2. 1 di halaman berikutnya.
33
Gambar 2. 1
Kerangka Pemikiran
Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan
Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang Listing Periode 2002-2011
Uji Model Regresi
Uji Asumsi Klasik
1. Normalitas
2. Multikolonieritas
3. Autokorelasi
4. Heterokedastisitas
Regresi Berganda
Uji Hipotesis
1. Uji R2
2. Uji F
3. Uji t
Kesimpulan dan Saran
Variabel Dependen
Nilai Perusahaan
Variabel Independen
Return On Assets (ROA)
Return On Equity (ROE)
Investment Opportunity Set
(IOS)
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Peneliti bermaksud untuk menguji dan menganalisis pengaruh variabel
independen yakni return on assets (ROA), return on equity (ROE) dan juga
investment opportunity set (IOS) terhadap variabel dependen yakni nilai
perusahaan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur
jenis consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dilihat
dari dimensi waktu yang digunakan, penelitian ini termasuk ke dalam
kelompok data time series dengan periode penelitian selama sepuluh tahun
yaitu dari tahun 2002 sampai 2011.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan cara Purposive (Judgement)
Sampling, yaitu salah satu teknik pengambilan sampel Non Probabilistic yang
dilakukan berdasarkan kriteria atau ertimbangan tertentu (Indriantoro dan
Bambang, 2002:120). Adapun kriteria dalam penentuan sampel yang akan
digunakan diantaranya adalah:
1) Seluruh perusahaan Manufaktur jenis Consumer Goods yang terdaftar di
BEI selama periode penelitian.
2) Perusahaan tidak berubah sektor industrinya selama periode penelitian.
3) Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dengan mata uang Rupiah.
35
4) Perusahaan menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhr
pada 31 Desember selama periode penelitian.
5) Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap.
6) Perusahaan memiliki data harga penutupan saham akhir tahun dimana
saham tersebut aktif diperdagangkan selama periode penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu
data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data dalam penelitian ini didapatkan
dari Indonesia Capital Market Electronic Library (ICaMEL) dan download
melalui situs www.idx.co.id dan www.finance.yahoo.com.
Selain itu peneliti juga melakukan penelitian kepustakaan dengan
memperoleh data yang berkaitan dengan pembahasan yang sedang diteliti
melalui berbagai literatur seperti buku, jurnal, skripsi maupun situs dari
internet. Ini dikarenakan kepustakaan merupakan bahan utama dalam
penelitian data sekunder.
D. Metode Analisis Data
Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data dan menguji
hipotesis yaitu dengan menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan
uji hipotesis dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel
dan SPSS (Statistical Package for Social Sciences).
36
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2006:19).
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka
peneliti melakukan uji multikoloniearitas, uji autokorelasi, uji
heteroskedastisitas dan uji normalitas.
a. Uji Multikoloniearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen (Ghozali, 2006:95).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam
model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance
Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Jika nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan VIF ≥ 10, nilai tersebut
menunjukkan adanya multikolonieritas (Ghozali, 2006:95-96).
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
37
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi (Ghozali, 2006:99).
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat menggunakan
uji Durbin Watson (DW test), dimana hasil pengujian ditentukan
berdasarkan nilai Durbin-Watson (DW). Dasar pengambilan keputusan
ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Watson.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homoskedastisitas (Ghozali, 2006:125).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat
dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola
tertentu maka mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika
tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2006:125-127).
38
d. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal.
Uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal (Ghozali, 2006:147).
Untuk mendeteksi uji normalitas yaitu dengan analisis grafik.
Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan
melihat Normal Probability Plot (P-P Plot) yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data residual
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2006:147).
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan model persamaan regresi berganda. Model ini
digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen
terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio
dalam suatu persamaan linier.
Persamaan regresi yang diinterprestasikan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
39
Keterangan:
Y = Nilai Perusahaan
= Intercept atau konstanta
= Koefisien regresi
ROA = Return on assets
ROE = Return on equity
IOS = Investment opportunity set
= Error term
Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji koefisien determinan Adjusted R
Square (Adj R2), uji F, dan uji t.
a. Uji Adj R2
Koefisien determinasi (Adjusted R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan 1 atau (0 < x < 1). Nilai
adjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
Secara umum, koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif
rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing
pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya
memiliki nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2006:87).
40
b. Uji F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2006:62).
Menurut Ghazali (2006:62) jika nilai F hitung lebih besar daripada F tabel,
maka Ho ditolak atau Ha diterima menyatakan bahwa semua variabel
independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel
dependen.
c. Uji t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2006:59).
Menurut Ghozali (2006:59) jika nilai statistik t hitung lebih tinggi
dibandingkan t tabel, maka Ho ditolak atau Ha diterima. Hal ini
menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen.
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah return on assets
(ROA), return on equity (ROE) dan juga investment opportunity set (IOS).
41
a. Return On Assets (ROA)
Return on assets (ROA) digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
aktiva yang dimilikinya. ROA diperoleh dengan cara membandingan
antara net income after tax (NIAT) terhadap average total asset
(Kusumawardani, 2010:6).
b. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) merupakan salah satu cara untuk
menghitung efisiensi perusahaan dengan cara membandingkan antara
laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri dengan jumlah modal
sendiri yang menghasilkan laba tersebut (Kusumawardani, 2010:6).
c. Investment Opportunity Set (IOS)
Menurut Hasnawati (2005:120) dalam penelitiannya menyebutkan
investment opportunity dapat diukur melalui:
1. Total Assets Growth
2. Market to book value of equity
3. Earning to price ratio
4. Ratio capital expenditure to BVA
42
5. Current assets to total assets
Dari kelima pengukuran diatas, pengukuran menggunakan market
to book value of equity dan ratio capital expenditure to BVA yang
memiliki pengaruh yang besar terhadap nilai perusahaan. Rasio market
to book value of equity merupakan proksi berdasarkan harga. Proksi ini
menggambarkan permodalan suatu perusahaan. Maksud pemilihan
proksi ini karena dapat mencerminkan besarnya return dari aktiva yang
ada dan investasi yang diharapkan di masa yang akan datang akan
melebihi return dari ekuitas yang diinginkan. Rasio ini dapat diperoleh
dengan mengalikan jumlah lembar saham beredar dengan harga
penutupan saham terhadap total ekuitas (N urcahyo dan Putriani,
2009:9).
2. Variabel Dependen
Variabel Dependen, yaitu Variabel yang dipengaruhi atau tertanggung
oleh variabel lain. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Nilai Perusahaan (Tobin Q). Tobins Q adalah perbandingan antara
market value of equity ditambah debt dengan book value of equity
ditambah dengan hutang (debt). Indikator Tobin’s Q yang dikembangkan
oleh Professor James Tobin (1967) dikarenakan rasio-q (Q) merupakan
ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif manajemen
memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya
43
(Vinola, 2008:100). Rasio ini merupakan konsep yang berharga yang
menunjukkan estimasi pasar keuntungan saat ini tentang nilai hasil
pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Rasio ini diukur
melalui rumus:
Keterangan:
Tobins Q = Nilai Perusahaan
MVE = Nilai Ekuitas Pasar (Market Value of Equity)
D = Nilai buku dari total hutang
BVE = Nilai buku dari equitas (Book Value of Equity)
MVE diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan (closing
price) akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun,
sedangkan BVE diperoleh dari hasil selisih total assets perusahaan dengan
total kewajibannya (Vinola, 2008:103).
Jika Q > 1 maka investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang
memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi. Namun
jika Q < 1 maka investasi dalam aktiva tidaklah menarik (Vinola,
2008:100).
Selengkapnya untuk definisi dan pengukuran operasional variabel
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 di halaman berikutnya.
44
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Jenis
Variabel Indikator Skala
Return On Assets
(ROA) Independen
Rasio
Return On Equity
(ROE) Independen
Rasio
Investment
Opportunity Set
(IOS)
Independen
Rasio
Nilai Perusahaan Dependen
Rasio
Sumber : Diolah dari beberapa penelitian sebelumnya
45
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan
manufaktur jenis consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2011. Perusahaan manufaktur
merupakan satu dari tiga macam perusahaan—selain perusahaan dagang dan
perusahaan jasa. Manufaktur adalah suatu cabang industri yang memproses bahan
mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Industri manufaktur jenis consumer
goods tersebut memiliki beberapa sub bagian, yaitu food and beverage, tobacco
manufacturers, pharmaceuticals, cosmetics and household, dan houseware.
Berdasarkan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2011 tersebut, penelitian ini
menggunakan beberapa sampel perusahaan manufaktur jenis consumer goods
yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun data yang digunakan adalah data
sekunder yang berasal dari laporan keuangan tahun 2002, 2003, 2004, 2005, 2006,
2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011 melalui akses di Indonesia Capital Market
Electronic Library (ICaMEL) dan melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia pada
alamat website www.idx.co.id. Berikut ini adalah rincian perolehan sampel
46
perusahaan manufaktur jenis consumer goods dengan kriteria-kriteria yang
ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis.
Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah
Perusahaan manufaktur jenis consumer goods yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2011
33
Perusahaan manufaktur yang tidak berhasil diperoleh dan tidak
menerbitkan laporan keuangan lengkap selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2011
(8)
Perusahaan manufaktur yang menjadi outlier (13)
Jumlah perusahaan manufaktur yang menjadi sampel 12
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dilihat bahwa sampel yang digunakan
dalam penelitan ini berjumlah 12 perusahaan, dengan tahun pengamatan 10 tahun
berturut-turut. Maka 10 tahun observasi x 12 sampel = 120 observasi.
Sampel tersebut dipilih karena memenuhi semua kriteria yang ditentukan
sesuai dengan kebutuhan analisis penelitian. Berikut ini adalah tabel sampel
perusahaan manufaktur yang digunakan dalam penelitian ini.
47
Tabel 4.2
Sampel Perusahaan Manufaktur
No Kode Emiten
1 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk
2 STTP PT. Siantar Top Tbk
3 GGRM PT. Gudang Garam Tbk
4 RMBA PT. Bentoel International Investama Tbk
5 DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk
6 INAF PT. Indofarma Tbk
7 KAEF PT. Kimia Farma Tbk
8 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk
9 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk
10 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk
11 KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk
12 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk
Sumber: Data sekunder yang diolah
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dapat memberikan gambaran tentang suatu data
yang dilihat dari nilai minimum, makimum, rata-rata (mean) dan standar
deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi return on asset (ROA), return on
equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS) sebagai variabel
independen, serta nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Variabel-
variabel tersebut akan diuji secara statistik deskriptif dengan menggunakan
program SPSS seperti yang terlihat dalam tabel 4.3 dibawah ini:
48
Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 120 -,2037398777 ,1967373092 5,912721179667E-2 6,8920943331249E-2
ROE 120 -,4966946322 ,5448528834 8,849554456917E-2 1,2543773578225E-1
IOS 120 ,1660152737 4,8629388022E0 1,065149270403E0 7,7000761332484E-1
NILAI_PER
USAHAAN
120 ,3275657538 3,4262439086E0 1,033965771248E0 4,7330377926488E-1
Valid N
(listwise)
120
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.3 diatas
menunjukkan bahwa nilai minimum variabel return on assets (ROA)
adalah sebesar -0,20 dan nilai maksimum sebesar 0,19 dengan nilai rata-
rata sebesar 0,059 dan standar deviasinya sebesar 0,068. Nilai minimum
variabel return on equity (ROE) adalah sebesar -0,49 dan nilai maksimum
sebesar 0,54 dengan nilai rata-rata sebesar 8,84 dan standar deviasinya
sebesar 0,125. Variabel investment opportunity set (IOS) memiliki nilai
minimum sebesar 0,16 dan maksimum sebesar 4,86 dengan nilai rata-rata
sebesar 1,06 dan standar deviasinya sebesar 0,770. Sedangkan pada
variabel nilai perusahaan nilai minimum sebesar 0,32 dan maksimum
sebesar 3,42 dengan nilai rata-rata sebesar 1,03 dan standar deviasinya
sebesar 0,473.
49
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
terhadap variabel independen dan variabel dependen. Adapun dalam
penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah return on asset
(ROA), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS),
sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan.
Agar model regresi yang dipakai menghasilkan nilai yang sesuai, terlebih
dahulu data harus memenuhi empat uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik
yang telah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk
mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan
melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta
besaran korelasi antar variabel independen. Berikut ini adalah tabel
yang menunjukkan hasil uji multikolonieritas.
50
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolonieritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
ROA .181 5.522
ROE .181 5.517
IOS .937 1.067
a. Dependent Variable: NILAI_PERUSAHAAN Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji
multikolonieritas menunjukkan tidak ada variabel independen yang
memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada
korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hasil yang sama, tidak ada
satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel
independen dalam model regresi.
b. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi ditemukan adanya autokorelasi dalam analisis regresi.
Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari
masalah autokorelasi.
51
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil uji autokorelasi.
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .968a .937 .935 1,202950588682
5E-1
.838
a. Predictors: (Constant), IOS, ROE, ROA
b. Dependent Variable: NILAI_PERUSAHAAN
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa nilai D-W sebesar
0,838. Dengan jumlah predictor sebanyak 3 buah (k-3) dan sampel
sebanyak 120 (n=120), berdasarkan tabel D-W dengan tingkat
signifikansi 5%, maka dapat ditentukan nilai (dl) adalah sebesar 1,613
dan (du) adalah sebesar 1,736. Dengan demikian nilai D-W < (dl)
yang menandakan bahwa terdapat autokorelasi positif dalam model
regresi, atau dengan kata lain, penelitian ini masih belum terbebas dari
masalah autokorelasi. Namun menurut Santoso (2010:215), untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai Durbin-Watson. Regresi yang bebas dari
autokorelasi memiliki nilai Durbin-Watson diantara -2 sampai +2.
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji
autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah 0,838. Nilai yang
dihasilkan tersebut berada diantara angka -2 dan +2 sehingga dapat
52
disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bebas
dari autokorelasi.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada atau
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastis. Sebaliknya jika
tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Adapun hasil uji heteroskedastisitas dalam
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1.
53
Gambar 4.1
Grafik Scatterplot
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas pada gambar 4.1 di atas
dapat dilihat bahwa grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
dipakai untuk memprediksi nilai perusahaan berdasarkan masukan
variabel independen return on asset (ROA), return on equity (ROE),
dan investment opportunity set (IOS).
54
d. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk
mendeteksi normalitas data, penelitian ini menggunakan analisis
grafik, yaitu dengan melihat grafik histogram dan dengan melihat
Normal Probability Plot (P-P Plot).
Gambar 4.2 Grafik Histogram
Sumber: Data sekunder yang diolah
55
Gambar 4.3
Grafik Normal P-P Plot
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dengan melihat tampilan grafik histogram (Gambar 4.2) maupun
grafik normal plot (Gambar 4.3) dapat disimpulkan bahwa kedua
grafik ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Karena pada grafik histogram (Gambar 4.2) data
menunjukkan distribusi normal dan pada grafik normal plot (Gambar
4.3) data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal.
56
3. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression
analysis), yaitu dilakukan melalui uji koefisien determinasi, uji statistik t,
dan uji statistik F.
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Adapun
hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .968a .937 .935 1,2029505886825E-1
a. Predictors: (Constant), IOS, ROE, ROA
b. Dependent Variable: NILAI_PERUSAHAAN
Sumber: Data sekunder yang diolah
Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.6 menunjukkan nilai
Adjusted R Square (Adjusted R2) sebesar 0,935 atau 93,5%, nilai ini
menunjukkan bahwa variabel nilai perusahaan dapat dijelaskan
sebesar 93,5% oleh variable return on asset (ROA), return on equity
(ROE), dan investment opportunity set (IOS), sedangkan sisanya 6,5%
57
(100% - 93,5%) dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang tidak
disertakan dalam model penelitian ini, seperti kepemilikan manajerial,
current ratio, earning per share, economic value added.
b. Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua
variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel independen. Berikut ini adalah
tabel 4.7 yang menunjukkan hasil uji statistik F.
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 24.979 3 8.326 575.392 .000a
Residual 1.679 116 .014
Total 26.658 119
a. Predictors: (Constant), IOS, ROE, ROA
b. Dependent Variable: NILAI_PERUSAHAAN
Sumber: Data sekunder yang diolah
Tabel 4.7 diatas menunjukkan hasil uji statistik F dengan nilai
Fhitung sebesar 575,392 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000.
Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang dapat
disimpulkan bahwa variabel return on asset (ROA), return on equity
(ROE), dan investment opportunity set (IOS) berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
58
c. Hasil Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05.
Hasil uji t dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 4.8 dibawah
ini.
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .382 .020 19.217 .000
ROA 1.758 .376 .256 4.675 .000
ROE -.870 .206 -.231 -4.214 .000
IOS .587 .015 .955 39.685 .000
a. Dependent Variable: NILAI_PERUSAHAAN
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa koefisien model regresi
memiliki nilai konstanta sebesar 0,382 dengan nilai t hitung 19,217
dan nilai sig. sebesar 0,000. Konstanta sebesar 0,382 menandakan
bahwa jika variabel independen konstan maka rata-rata nilai
perusahaan adalah sebesar 0,382.
ROA mempunyai t hitung sebesar 4,675 dengan probabilitas
signifikansi adalah 0,000 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif
59
sebesar 0,256. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas
signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ROA
mempengaruhi nilai perusahaan secara positif dan signifikan. Hal ini
berarti Ha1 diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
telah dilakukan oleh Ulupui (2007) dan Yuniasih dan Wirakusuma
(2008) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini menunjukkan bahwa semakin
baik kinerja keuangan perusahaan semakin tinggi nilai perusahaan.
Hasil ini konsisten dengan teori dan pendapat Mogdiliani dan Miller
dalam Ulupui (2007:13-14) yang menyatakan bahwa nilai perusahaan
ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil yang
positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin
efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang
diperoleh oleh perusahaan. Hal ini berdampak pada peningkatan nilai
perusahaan yang dalam hal ini return saham satu tahun ke depan.
Akan tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Carningsih (2010), Sasongko dan Wulandari (2006)
yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan.
ROE mempunyai t hitung sebesar -4,214 dengan probabilitas
signifikansi 0,000 dan nilai beta yang dihasilkan adalah negatif
sebesar -0,231. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas
signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ROE
60
mempengaruhi nilai perusahaan secara negatif dan signifikan. Hal ini
berarti Ha2 diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
telah dilakukan oleh Kusumawardani (2010) yang menyatakan bahwa
ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hal ini menyatakan bahwa manajemen perusahaan tidak berhasil
meningkatkan nilai perusahaan bagi pemilik perusahaan sesuai dengan
tujuan manajemen keuangan memaksimumkan nilai perusahaan.
Untuk itu perusahaan harus mengkoreksi kembali prospek kegiatan
yang dijalankan perusahaan agar lebih produktif. Sehingga para
pemegang saham akan merasakan keuntungan yang lebih besar dari
biaya modalnya. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Carningsih (2009), Sasongko dan
Wulandari (2006) yang menyatakan bahwa ROE tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
IOS mempunyai t hitung 39,685 dengan probabilitas signifikansi
0,000 dan nilai beta yang dihasilkan adalah positif sebesar 0,955. Hal
tersebut menunjukkan bahwa probabilitas signifikansinya di bawah
0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa IOS berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti Ha3 diterima.
Hasil dari penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Hasnawati (2005), Rachmawati dan Triatmoko (2007),
Muniandy, Hillier dan Naidu (2009) dan menyimpulkan bahwa
variabel investment opportunity dengan pengukuran MBVE (Market
61
to Book Value of Equity) menunjukkan hubungan berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Hal ini mendukung penyataan Wahyudi dan
Pawestri (2006) dalam Rachmawati dan Triatmoko (2007:13-14)
bahwa pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang
pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga
meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan
(signaling theory). Menurut Myers (1976) dalam Hasnawati
(2005:123) efek langsung keputusan investasi terhadap nilai
perusahaan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi itu
sendiri melalui pemilihan proyek atau kebijakan lainnya yang
menciptakan produk baru, penggantian mesin yang lebih efisien,
pengembangan research & development, dan merger dengan
perusahaan lain.
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, maka dapat diperoleh model
persamaan regresi sebagai berikut:
Dimana:
NP = Nilai Perusahaan
ROA = Return On Assets
ROE = Return On Equity
IOS = Investment Opportunity Set
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara mekanisme
return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan investment opportunity set
(IOS) terhadap nilai perusahaan. Berikut adalah kesimpulan dari hasil
penelitian.
1. ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini
mendukung penelitian Ulupui (2007) dan Yuniasih dan Wirakusuma (2008).
2. ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini
mendukung penelitian Kusumawardani (2010).
3. IOS berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini
mendukung penelitian Hasnawati (2005), Rachmawati dan Hanung (2007),
Muniandy, Hillier dan Naidu (2009).
B. Implikasi
Peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan implikasi bagi
beberapa pihak diantaranya yaitu perusahaan, investor, pemerintah dan
akademisi, penelitian serta pembaca lainnya.
1. Bagi manajemen perusahaan, diharapkan untuk dapat memperbaiki dan
meningkatkan produktifitas aktiva. Variabel return on assets (ROA)
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan,
63
sehingga manajemen harus dapat memanfaatkan aset yang dimiliki agar aset
tersebut dapat menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin tinggi rasio
ROA, semakin baik nilai perusahaan tersebut. Dengan begitu minat para
investor untuk berinvestasi juga akan semakin tinggi. Temuan variabel retun
on equity (ROE) yang negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
menunjukkan manajemen perusahaan tidak berhasil meningkatkan nilai
perusahaan bagi pemilik perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen
keuangan memaksimumkan nilai perusahaan. Untuk itu perusahaan harus
mengkoreksi kembali prospek kegiatan yang dijalankan perusahaan agar
lebih produktif. Sehingga para pemegang saham akan merasakan
keuntungan yang lebih besar dari biaya modalnya. Variabel investment
opportunity set (IOS) memiliki pengaruh positif dan signifikan sehingga
manajemen harus dapat meningkatkan investasi perusahaan yang dapat
meningkatkan profitabilitas. Harga-harga saham dan perusahaan yang
tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk
aktiva-aktiva yang dimiliki. Apabila suatu perusahaan dapat memanfaatkan
modalnya dengan baik dalam menjalankan usaha, maka semakin besar
kemungkinan perusahaan tersebut diperkirakan akan meningkat dan pada
akhirnya semakin meningkat pula nilai suatu perusahaan.
2. Bagi investor, diharapkan untuk tidak memperhatikan besarnya laba
perusahaan saja tanpa mengetahui kemampuan laba tersebut dalam
menghasilkan kas bagi perusahaan karena itu hanya merupakan gambaran
atas kinerja perusahaan dalam jangka pendek. Selain itu investor juga perlu
64
memperhatikan kinerja dari perangkat tata kelola organisasi perusahaan agar
memperoleh informasi corporate action yang lebih baik sebagai alat bantu
dalam pengambilan keputusan investasi selanjutnya. Variabel return on
assets (ROA) dan investment opportunity set (IOS) memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sehingga sebelum
berinvestasi para investor harus melihat apakah rasio ROA dan IOS pada
suatu perusahaan tinggi atau tidak. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin
baik suatu perusahaan. Jika tujuan perusahaan dalam mencapai profitabilitas
tercapai, maka perusahaan akan dapat membagikan deviden yang besar, dan
secara tidak langsung harga saham naik, dan tentunya berpengaruh pada
naiknya nilai perusahaan.
C. Keterbatasan dan Saran
1. Keterbatasan
a. Periode penelitian ini hanya selama sepuluh tahun (2002-2011) sehingga
sampel yang dihasilkan dirasa belum mewakili keseluruhan kondisi
perusahaan.
b. Objek penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur jenis
consumer goods sehingga hasil penelitian belum dapat digeneralisasi.
c. Indikator penelitian ini hanya sebatas menggunakan mekanisme return
on asset (ROA), return on equity (ROE), dan investment opportunity set
(IOS) yang mempengaruhi nilai perusahaan.
65
2. Saran
a. Untuk penelitian selanjutnya, interval periode penelitian agar ditambah
sehingga memberikan sampel yang lebih banyak serta hasil yang lebih
akurat.
b. Untuk penelitian selanjutnya, objek penelitian agar ditambah menjadi
seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga
hasil penelitian dapat digeneralisasi dan lebih menjelaskan variabilitas
data yang sesungguhnya.
c. Untuk penelitian selanjutnya, indikator penelitian dapat diganti dengan
proxy yang lain ataupun ditambah dengan variabel yang lain seperti
mekanisme tanggung jawab sosial, tingkat likuiditas, pertumbuhan
ataupun risiko perusahaan, dan lain sebagainya.
66
DAFTAR PUSTAKA
Awat, N. dan Mulyadi. ―Keputusan-keputusan Keuangan Perusahaan: Teori
dan Hasil Uji Empirik‖, Liberty, Yogyakarta, 1989.
Brigham, Eugene F. dan Joel F Houston. ―Dasar-dasar Manajemen Keuangan‖,
Salemba Empat, Jakarta, 2001.
Carningsih. ―Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Hubungan Antara Kinerja Keuangan dengan Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia)‖, Universitas Gunadarma, 2010.
Christiawan, Jogi Julius dan Tarigan Josua. “Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan”, Jurnal Akuntansi Keuangan,
Vol.9 No.1, 2007.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS”, Cetakan ke IV. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2006
Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta,
2012.
Hamzah, Ardi. ―Analisis Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, Solvabilitas,
dan IOS dalam Tahapan Siklus Kehidupan Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Tahun 2001-2005‖, Universitas Trunojoyo, 2009.
Hanafi, M. Mamduh dan Abdul Halim. “Analisis Laporan Keuangan”, UPP AMP
YPKN, Yogyakarta, 1996.
Hanafi, M. Mamduh dan Abdul Halim. “Manajemen Keuangan”, PT.BPFE,
Yogyakarta, 2004.
67
Hartono, Jogiyanto. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, BPFE,
Yogyakarta, 2008.
Hasnawati, Sri. ―Dampak Set Peluang Investasi terhadap Nilai Perusahaan di Bursa Efek Jakarta‖, JAAI, Volume 9 No. 2, Desember: 117-126, Fakultas Ekonomi Universitas Lampung, 2005.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.”Metode Penelitian Bisnis: untuk Akuntansi dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2002.
Kusumawardani, Angrawit. “Analisis Pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER, CR,
ROA pada Harga Saham dan Dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2009”, Universitas Gunadarma, 2010.
Martono dan D. Agus Harjito. “Manajemen Keuangan”, Ekonisia, Yogyakarta, 2005.
Maulida, Sofia dan Ikhwan Ashadi. “Pengaruh Debt to Equity Ratio, Current
Ratio dan Total Asset Turnover Ratio terhadap Return on Equity: studi kasus pada Perum Pegadaian”, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis Indonesia, 2008.
Mursidah, Nurfadilah. “Analisis Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity Ratio dan Return on Equity terhadap Harga Saham PT.UNILEVER INDONESIA Tbk”, Jurnal STIE Muhamadyah Samarinda, Vol.12 No.1,
2011.
Muniandy, Balachandran, John Hillier, dan Suvan Naidu. ―Internal Corporate
Governance, Investment Opportunity Set and Firm Performance in
South Africal”, Jurnal Akuntansi, Universitas La Trobe, 2009.
Nurcahyo, Bagus dan A.D Putriani Anugrah. “Analysis Of The Effect of
Investment Opportunity Set (IOS) on Return Stock Company
Manufacturing Sector”, Universitas Gunadarma, 2009.
68
Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko, ―Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan‖, SNA 10 UNHAS Makasar, 2007.
Santoso, Singgih. ”Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS”, PT. Elex Media Komputindo Gramfia, 2010.
Sasongko, N. dan Wulandari, N. ―Pengaruh EVA dan Rasio-rasio Profitabilitas
terhadap Harga Saham‖, Empirika, Vol.19 No.1, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2006.
Sutrisno. ‖Manajemen Keuangan”, Ekonesia, Yogyakarta, 2001.
Tandelilin, Eduardus.‖Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio‖, BPFE,
Yogyakarta, 2001.
Ulupui, I. G. K. A. ―Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan
Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan
Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta)‖, Akuntansi dan Bisnis Vol.2, 2007.
Vinola, Herawaty. “Peran Praktek Corporate Governance sebagai Moderating
Variabel dari Pengaruh Earnings Management terhadap Nilai Perusahaan”, Simposium Nasional Akuntansi XI 23-24 Juli, 2008.
Warsidi dan Bambang. “Evaluasi Kegunaan Rasio Keuangan dalam Memprediksi
Laba di Masa yang Akan Datang: Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Akuntansi, Manajemen dan
Ekonomi Vol.2 No.1 2000. Semarang: Program Magister Manajemen Universitas Jenderal Soedirman, Semarang, 2000.
Wirawan. ―Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori, Aplikasi dan
Penelitian‖, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
69
Yuniasih, Ni Wayan dan M. G. Wirakusuma. “Pengaruh Kinerja Keuangan
terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi”, Universitas Udayana, 2007.
70
Lampiran 1
Hasil Perhitungan Variabel Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Investment Opportunity Set
(IOS) dan Nilai Perusahaan
NO CODE
PERUSAHAAN TAHUN ROA ROE IOS
NILAI PERUSAHAAN (TOBINS Q)
1 CEKA 2002 0,0324546791 0,0429525927 0,3079682387 0,4771056337
CEKA 2003 0,0107539618 0,0138865507 0,2927569541 0,4522999360
CEKA 2004 -0,0836544765 -0,1207897306 0,4447731922 0,6154705560
CEKA 2005 -0,0646906566 -0,1205911077 0,9968177682 0,9982929034
CEKA 2006 0,0544545053 0,0786741431 0,9030874180 0,9329217135
CEKA 2007 0,0402105034 0,1126582168 0,7334364202 0,9048568668
CEKA 2008 0,0460206016 0,1185728599 0,8860769333 0,9557840802
CEKA 2009 0,0870801490 0,1641545501 1,4702163508 1,2494387749
CEKA 2010 0,0347596781 0,0957466945 1,0599093988 1,0217493819
CEKA 2011 0,1169668630 0,2377579648 0,6977382931 0,8513000240
2 STTP 2002 0,0643320675 0,1123775808 1,2646837677 1,1515218060
STTP 2003 0,0616851589 0,1037684875 0,7411015608 0,8460978688
STTP 2004 0,0608270100 0,0899458839 0,7209956197 0,8113198570
STTP 2005 0,0222780416 0,0323692036 0,5979921992 0,7233189109
STTP 2006 0,0308583616 0,0420551977 0,8019809266 0,8547018083
STTP 2007 0,0301378392 0,0434854459 1,3333040304 1,2309982819
71
STTP 2008 0,0076848785 0,0132526341 0,5226492186 0,7231959520
STTP 2009 0,0748511700 0,1015362884 0,7124682655 0,7880355185
STTP 2010 0,0656591190 0,0952983346 1,1274422090 1,0878057648
STTP 2011 0,0456533059 0,0870805734 1,8444486154 1,4427149416
3 GGRM 2002 0,1350502239 0,2149284515 1,6447396681 1,4051219647
GGRM 2003 0,1060432384 0,1675959001 2,3851886327 1,8764527552
GGRM 2004 0,0869396911 0,1469329119 2,1398314967 1,6744343182
GGRM 2005 0,0853928656 0,1441217622 1,7096214875 1,4204542839
GGRM 2006 0,0463728166 0,0760205391 1,4803766065 1,2930315482
GGRM 2007 0,0603279256 0,1022383751 1,1582850064 1,0933994312
GGRM 2008 0,0781163628 0,1211714523 0,5269175746 0,6950149751
GGRM 2009 0,1269033984 0,1888203160 2,2656073312 1,8505963487
GGRM 2010 0,1371034093 0,1976892325 3,6098744688 2,8100261863
GGRM 2011 0,1268423193 0,2019517144 4,8629388022 3,4262439086
4 RMBA 2002 0,0486199841 0,0920286736 0,7685592377 0,8777267374
RMBA 2003 -0,0109325803 -0,0205742140 0,5717787867 0,7724548409
RMBA 2004 0,0413620001 0,0768833636 0,7035396944 0,8405091738
RMBA 2005 0,0587117181 0,0970903052 0,8159003680 0,8886726570
RMBA 2006 0,0619732875 0,1221715551 1,7524944119 1,3817136688
RMBA 2007 0,0629454891 0,1575826582 2,4459957198 1,5775946972
RMBA 2008 0,0536721278 0,1382139646 2,0235948657 1,3974888834
RMBA 2009 0,0058487344 0,0143361074 2,4932304906 1,6091966516
RMBA 2010 0,0445928964 0,1026617648 2,7198546907 1,7470483501
72
RMBA 2011 0,0483105585 0,1361630306 2,5451184407 1,5482070608
5 DVLA 2002 0,1967373092 0,2797661243 0,5671878133 0,6956375430
DVLA 2003 0,1241948205 0,1696438844 0,7934784757 0,8488073784
DVLA 2004 0,1155240485 0,1561338381 0,5924257038 0,6984341555
DVLA 2005 0,1299901825 0,1832454624 0,5376293131 0,6720047025
DVLA 2006 0,0942133496 0,1273516213 1,0254361822 1,0188174120
DVLA 2007 0,0889911165 0,1079934909 0,9692140389 0,9746310909
DVLA 2008 0,1110607538 0,1394490348 0,5182639862 0,6163332008
DVLA 2009 0,0922294897 0,1302386542 0,7518180120 0,8242480450
DVLA 2010 0,1298199566 0,1730879912 2,0455757205 1,7842057312
DVLA 2011 0,1302558583 0,1661113495 1,7694315560 1,6033481034
6 INAF 2002 -0,0738564910 -0,1532283804 1,9051141585 1,4362674561
INAF 2003 -0,2037398777 -0,4966946322 2,0197233454 1,4182817695
INAF 2004 0,0138168935 0,0283159721 2,0609217372 1,5176810652
INAF 2005 0,0184932610 0,0361731129 1,3437220881 1,1757256087
INAF 2006 0,0221864112 0,0543367042 1,1049640509 1,0428582416
INAF 2007 0,0109732451 0,0379911756 2,1791195935 1,3405729902
INAF 2008 0,0052190346 0,0169655817 0,5224755029 0,8531015948
INAF 2009 0,0029196925 0,0071158168 0,8611377206 0,9430233848
INAF 2010 0,0170945336 0,0403082231 0,7965523409 0,9137187753
INAF 2011 0,0331144150 0,0606035624 0,8292608588 0,9067063626
7 KAEF 2002 0,0340935966 0,0522779996 1,5170443031 1,3371953796
73
KAEF 2003 0,0314089963 0,0569002960 1,5459361773 1,3013570860
KAEF 2004 0,0662622080 0,0954531924 1,3977322430 1,2760998971
KAEF 2005 0,0448594120 0,0625743830 0,9539333556 0,9669749427
KAEF 2006 0,0348688287 0,0505251845 1,0525537347 1,0362687873
KAEF 2007 0,0376346448 0,0574756047 1,8655490238 1,5667557605
KAEF 2008 0,0383170312 0,0584467685 0,4453680012 0,6363896217
KAEF 2009 0,0400012103 0,0628010933 0,7086780859 0,8144422566
KAEF 2010 0,0837006832 0,1245172178 0,7926918889 0,8606471390
KAEF 2011 0,0957301943 0,1371356457 1,5076658129 1,3543859559
8 KLBF 2002 0,1324378001 0,5448528834 2,2794008051 1,3109849158
KLBF 2003 0,1318762632 0,3895065936 0,7250047700 0,9068941478
KLBF 2004 0,1234179635 0,3053947217 0,7327598932 0,8920013104
KLBF 2005 0,1351312719 0,2683544171 0,8618699010 0,9304438653
KLBF 2006 0,1462999706 0,2259175469 0,8071049526 0,8750847813
KLBF 2007 0,1373423531 0,2083622565 0,7556598641 0,8389427635
KLBF 2008 0,1239205669 0,1951254172 0,2242936571 0,5073631557
KLBF 2009 0,1433106646 0,2155242151 0,6125975655 0,7424006379
KLBF 2010 0,1910841957 0,2328167508 1,1437117584 1,1179513315
KLBF 2011 0,1840530377 0,2337280539 1,0598770161 1,0471511508
9 MRAT 2002 0,0701490515 0,0851594935 0,6415725129 0,7047499082
MRAT 2003 0,0392008853 0,0460368926 0,7961382881 0,8264096653
MRAT 2004 0,0446674645 0,0531125348 0,7087171301 0,7550320786
MRAT 2005 0,0292797068 0,0332912544 0,4520702137 0,5180949536
74
MRAT 2006 0,0311761331 0,0344145641 0,5181729386 0,5635131525
MRAT 2007 0,0352218045 0,0398126883 0,4516393090 0,5148719200
MRAT 2008 0,0628277482 0,0734137204 0,2142659707 0,3275657538
MRAT 2009 0,0574802890 0,0664223212 0,5343026845 0,5969966756
MRAT 2010 0,0632034231 0,0723469370 0,8242387176 0,8464521766
MRAT 2011 0,0659604587 0,0777499296 0,5970497961 0,6581504261
10 TCID 2002 0,1632243496 0,1914811621 0,7196727494 0,7610405501
TCID 2003 0,1617617095 0,1824334825 1,0701557861 1,0622063435
TCID 2004 0,1746365192 0,2074075770 1,5689065176 1,4790174757
TCID 2005 0,1701772710 0,2021465041 1,3922684401 1,3302316453
TCID 2006 0,1489420569 0,1647637333 2,0697379692 1,9670148299
TCID 2007 0,1533821554 0,1651212091 2,2564923408 2,1671638344
TCID 2008 0,1261037954 0,1407238578 1,2810465090 1,2518480661
TCID 2009 0,1252857879 0,1414761208 1,8490520902 1,7518877353
TCID 2010 0,1255159224 0,1385849387 1,5263151405 1,4766818887
TCID 2011 0,1238333593 0,1372374195 1,5172421737 1,4667228237
11 KDSI 2002 0,0079230362 0,0262475947 0,3762621503 0,8117199835
KDSI 2003 0,0514841256 0,1827165851 0,5024323223 0,8598001554
KDSI 2004 -0,0656497640 -0,2863934720 0,4513310583 0,8742290239
KDSI 2005 -0,0192191885 -0,0932899688 0,2846744531 0,8526317811
KDSI 2006 0,0167172421 0,0471468226 0,2606125996 0,7378292419
KDSI 2007 0,0267503577 0,0651929116 0,5007387207 0,7951400315
KDSI 2008 0,0117686035 0,0250562229 0,1739739119 0,6120255824
75
KDSI 2009 0,0190860321 0,0440418844 0,2630441307 0,6806321174
KDSI 2010 0,0302876137 0,0661036725 0,3724461142 0,7124651481
KDSI 2011 0,0402145339 0,0846395117 0,3554297956 0,6937471658
12 KICI 2002 -0,0154831490 -0,0248039008 0,2450885533 0,5287674121
KICI 2003 -0,0743730665 -0,1185225432 0,2230713536 0,5124761557
KICI 2004 -0,1068691305 -0,1990554659 0,3328015001 0,6417936919
KICI 2005 -0,0629514393 -0,1321291470 0,3408611087 0,6859607219
KICI 2006 -0,1056890940 -0,2529496876 0,3179977226 0,7150413448
KICI 2007 0,1961354788 0,2505190625 0,3799265597 0,5145343436
KICI 2008 0,0354597136 0,0463956176 0,2303639281 0,4117747304
KICI 2009 -0,0618742659 -0,0859339112 0,1660152737 0,3995130446
KICI 2010 0,0379289672 0,0509799065 0,3992751870 0,5530617199
KICI 2011 0,0040807948 0,0055482545 0,3863285578 0,5486387317