pengaruh sarana prasarana belajar dan...
TRANSCRIPT
-
i
PENGARUH SARANA PRASARANA BELAJAR DAN
MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM SUDIRMAN
KECAMATAN TEMBARAK KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Disusun Oleh :
RISALATUL MAZAYAH
NIM.111-12-100
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
TAHUN 2019
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
MOTTO
“Berdiam diri tanpa melakukan tindakan hari ini,
maka akan semakin menambah pekerjaan berikutnya.
Selesaikanlah satu persatu agar ringan”
(Arief Fatkhurrohman, Alumni IAIN Salatiga Tahun 2018)
-
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayah dan ibu Mat Syamhudi dan Narsionah yang telah memberikan cinta
kasihnya sepanjang masa.
2. Suamiku tersayang Muizun Abdillah dan Putraku Arvino Faeyza Abdillah
yang selalu menyayangi ku dan memberikan dorongan untuk selalu
bangkit.
3. Spesial Bapak Dr. Winarno, S.Si. M.Pd selaku dosen pembimbingku yang
dengan sabar membimbing dan mengarahkan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Teman-teman Jurusan Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
angkatan 2012 yang selalu memberi motivasi.
5. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan motivasi dan banyak
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
-
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad, taufik
dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan atas junjungan Nabi
Muhammad Saw, sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Persepsi Sarana
Prasarana Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam pada Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kecamatan
Tembarak Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020” Dapat
diselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan skripsi ini, ditujukan sebagai syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di IAIN Salatiga.Dengan kerendahan hati dan kesadaran
penuh, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa
adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun
tidak langsung.Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu. Untuk itu penulis sampaikan terimakasih sedalam-
dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK)
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Ag selaku Ketua Program PAI
4. Bapak Dr. Winarno, S.Si. M.Pdselaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, dengan penuh kesabaran dan
-
viii
-
ix
ABSTRAK
Mazayah, Risalatul 2019.Pengaruh Sarana Prasarana Belajar dan Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
pada Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kecamatan Tembarak
Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020.Dr. Winarno, S.Si.
M.Pd.
Kata kunci: Sarana Prasarana Belajar, Motivasi Belajar, Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Tujuan penelitian ini adalah1). Untuk mengetahui siswa Kelas XI tentang
Sarana Prasarana Belajar di SMA Islam Sudirman Kec. Tembarak Kab.
Temanggung, 2) Untuk mengetahui tingkat Motivasi Belajar siswa Kelas XI di
SMA Islam Sudirman Kec. Tembarak Kab. Temanggung, 3) Untuk mengetahui
tingkat Prestasi Belajar siswa Kelas XI di SMA Islam Sudirman Kec. Tembarak
Kab. Temanggung. 4) Untuk mengetahui pengaruh antara Sarana Prasarana
Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar siswa Kelas XI SMA Islam
Sudirman Kec. Tembarak Kab. Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data berupa
angka yang kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi
ilmiah dibalik angka-angka tersebut dan metode pengumpulan data menggunakan
Angket, Wawancara dan Dokumentasi sedangkan analisis datanya menggunakan
rumus Product Moment dengan taraf signifikan (α) = 0,05 05 jika T hitung > T
table, maka kuesioner sebagai alat ukur dikatan valid atau ada korelasi yang nyata
antara kedua variabel.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat Sarana Prasarana siswa-siswi SMA
Islam Sudirman Kec. Tembarak Kab. Temanggung tahun ajaran 2019/2020
tersebut terletak pada kualifikasi sangat tinggi dengan mean 82, berada pada
interval 82-100, tingkat Motivasi Belajar siswa-siswi SMA Islam Sudirman Kec.
Tembarak Kab. Temanggung tahun ajaran 2019/2020 tersebut terletak pada
kualifikasi tinggi dengan mean 83, berada pada interval 82-100 dan Terdapat
pengaruh antara Sarana Prasarana dan Motivasi Belajar secara bersama-sama
Terhadap Prestasi Belajar siswa kelas XI di SMA Islam Sudirman Kec.
Tembarak Kab. Temanggung sebesar 0,874 > 0,386. Setelah dihitung, besar F
hitung adalah 16,500. Jadi F hitung > F tabel (16,500 > 3,28) terdapat hubungan
yang signifikan antara Sarana Prasarana dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi
Belajar siswa kelas XI di SMA Islam Sudirman Kec. Tembarak Kab.
Temanggung tahun ajaran 2019/2020.
-
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...........................................................................
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
LEMBAR BERLOGO ........................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................................... viii
ABSTRAKSI .......................................................................................... x
DAFTAR ISI .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah ........................................................... 1 B. RumusanMasalah.................................................................... 6 C. TujuanPenelitian ..................................................................... 6 D. ManfaatPenelitian ................................................................... 7 E. Definisi Operasional ............................................................... 8 F. Sistematika Penulisan ............................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Sarana Prasarana Belajar ......................................... 11 B. Motivasi Belajar ...................................................................... 19 C. Prestasi Belajar ....................................................................... 25 D. Pendidikan Agama Islam Jenjang SMA .................................. 46 E. Kajian pustaka (Kajian penelitian terdahulu) .......................... 55 F. Hipotesis penelitian ................................................................. 59
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................... . 61 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 61 C. Populasi dan Sampel .............................................................. 62 D. Variabel Penelitian ................................................................. 63 E. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 63 F. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 64 G. Uji kelayakan Instrumen ........................................................ 66 H. Definisi Operasioanal ............................................................. 73
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA ..................................... 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 98 B. Saran ...................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat vital dan hal yang
sangat penting dalam menunjang kelancaran atau kemudahan dalam proses
pembelajaran, dalam kaitannya dengan pendidikan yang membutuhkan sarana
danprasarana dan juga pemanfaatannya baik dari segi intensitas maupun
kreatifitasdalam penggunaannya oleh guru maupun oleh siswa dalam kegiatan
belajarmengajar. Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan
dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar
pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan
efisien (Arikunto. etall, 2008:273).
Dalam perkembangan dunia pendidikan saat ini setiap lembaga
pendidikan baik formal maupun nonformal berusaha untuk memberikan dan
melengkapi fasilitas yang ada di lembagannya untuk memenuhi kebutuhan
semua warga sekolah baik itu guru, staf-staf, peserta didik dan orang tua murid.
Dalam upaya melengkapi fasilitas yang ada sebuah lembaga pendidikan
dikatakan maju apabila ketersediaan sarana dan prasarananya memadai
berkaitan dengan proses belajar peserta didik. Proses belajar mengajar dapat
meningkat dengan didukung adanya sarana dan prasarana yang memadai.
Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar
mengajar. Hal ini merupakan faktor yang harus diperhatikan oleh sebuah
-
2
lembaga pendidikan karena mempengaruhi kelangsungan proses belajar
mengajar di sekolah. Adanya sarana dan prasarana banyak membantu
kelangsungan belajar mengajar di sekolah. Sarana dan prasarana sangat
diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar, agar siswa lebih
berminat dan mudah menerima penjelasan dari guru. Apabila sarana dan
prasarana yang disediakan kurang, maka dapat mempengaruhi minat siswa
untuk mengikuti proses belajar mengajar. Jika siswa memiliki minat dalam
mengikuti proses belajar mengajar maka dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok di
lembaga pendidikan, ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pembelajaran tergantung pada proses belajar yang dialami siswa sebagai
peserta didik. Dalam proses belajar mengajar Peserta didik juga harus
mencapai kecakapan yang dinyatakan dengan prestasi belajar berdasarkan hasil
tes. Prestasi yang dicapai individu merupakan gabungan dari faktor yang
mempengaruhi proses belajar baik faktor dari dalam diri peserta didik (faktor
internal) dan faktor dari luar diripeserta didik (faktor eksternal). Pada
umumnya prestasi belajar adalah keinginan yang dicapai oleh individu, dalam
hal ini peserta didik atas proses belajar yang telah dilakukannya. Prestasi
belajar juga merupakan implementasi dari suatu keberhasilan siswa setelah
melakukan proses belajar. Di dalam proses pendidikan terutama pada system
pembelajaran siswa diharapkan meningkatkan prestasi belajar yang baik dan
bermutu, agar siswa menjadi lulusan yang berintelektual, kreatif serta menjadi
-
3
calon-calon tenaga pendidik yang profesional maupun pribadi yang
bertanggungjawab (Syaifudi, 2009:2).
Salah satu yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa
adalah kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah tersebut. Sarana
merupakan peralatan dan perlengkapan yang secara langsung digunakan dan
menunjang proses pendidikan khususnya proses belajar mengajar. Seperti:
gedung, kelas, meja, kursi serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun
prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya
proses pendidikan atau pengajaran. Seperti: halaman, taman, kebun, jalan
menuju sekolah. Tetapi apabila digunakan secara langsung seperti taman
sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah untuk lapangan olahraga
maka itu termasuk prasarana pendidikan.
Sarana dan prasarana belajar memiliki fungsi yang sangat besar dalam
kaitannya dengan proses pendidikan. Keberadaannya mutlak dibutuhkan dalam
proses pendidikan, sehingga sarana dan prasarana belajar termasuk dalam
komponen-komponen yang harus ada dan dipenuhi dalam melaksanakan proses
pendidikan. Tanpa sarana dan prasarana tersebut, proses pendidikan akan
mengalami kesulitan yang sangat serius, bahkan bisa menggagalkan suatu
proses pendidikan. Selain sarana dan prasarana belajar yang ada di sekolah
adalah motivasi belajar yang disuguhkan untuk siswa. Fungsi motivasi tersebut
sangat membantu anak dalam bersikap optimisme dan tidak bisa dipungkiri
bahwa keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) sedikit banyak
dipengaruhi kondisi dan pemanfaatan sarana prasarana pendidikan yang
tersedia dan motivasi belajar yang kuat dari pendidik. Jika sekolah memiliki
-
4
sarana prasarana pendidikan yang memadai, maka guru dapat memanfaatkan
sarana dan prasarana tersebut dengan baik, sehingga proses pembelajaraan
dapat berjalan secara optimal dan siswa dapat belajar secara maksimal. Sarana
dan prasarana sekolah merupakan faktor penunjang yang tidak bisa diabaikan
jika menginginkan layanan pendidikan yang berkualitas. Menurut Sardiman
(2001:23), Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
SMA Islam Sudirman adalah Sekolah Menengah Atas yang terletak di
pedesaan, tepatnya berada di lereng Gunung Sumbing Kecamatan Tembarak
Kabupaten Temanggung. Sekolah ini termasuk dalam sekolah swasta yang
bersumber dana dari yayasan. Dilihat dari status sekolah, dana operasional
sekolah sangat berperan dalam tersedianya sarana-prasarana belajar. Semakin
lengkap dan memadai sarana pembelajaran yang dimiliki sebuah sekolah akan
memudahkan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga
pendidikan. Guru juga senantiasa memberikan dorongan kepada setiap siswa
agar siswa mampu meningkatkan kemampuan belajarnya.Dorongan untuk
melakukan sesuatu disebut motivasi.
Situasi sarana prasarana dan motivasi belajar semacam ini memiliki
pengaruh kuat terhadap dinamika kehidupan siswa.Apalagi mereka tengah
berada pada masa pencarian jati diri.Sehingga pengaruh kompleksitas
kehidupan dewasa ini dapat kita temukan pada fenomena kehidupan siswa
masa kini seperti perkelahian antar-siswa, budaya instan, penyalahgunaan obat
-
5
terlarang dan alkohol, dan berbagai perilaku yang mengarah pada tindak
kriminal dan anarkis. Hal–hal seperti itu akan mempengaruhi siswa dalam
proses belajar yang nantinya berefek pada nilai pelajaran yang turun. Mereka
akan cenderung kurang mandiri dalam belajar, yang berakibat pada mentalitas
siswa. Kebiasaan cara belajar yang kurang baik, yakni konsentrasi belajar
menurun, kurang persiapan menjelang ujian, membolos, menyontek, dan
mencari bocoran soal ujian. Siswa yang kurang mampu memotivasi dirinya
sendiri akan banyak memerlukan pertolongan dari guru untuk merangsang
minat mereka dalam belajar.
Ketersediaan sarana-prasaran dan motivasi belajar merupakan faktor
yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, misalnya pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI).Mata pelajaran PAI adalah mata pelajaran yang
paling erat dalam kehidupan sehari-hari dan paling sering diamalkan.Agama
digunakan untuk pedoman hidup, baik aspek individu maupun kolektif
kemasyarakatan.
Berdasarkan uraian dan permasalahan di atas, mengilhami penulis
mengambil judul penelitian:
“Pengaruh Sarana Prasarana Belajar dan Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada
Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kecamatan Tembarak Kabupaten
Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dalam penelitian ini
mengambil pokok-pokok masalah sebagai berikut:
-
6
1. Bagaimanakah tingkat siswa Kelas XI tentang Sarana Prasarana Belajar di
SMA Islam Sudirman Kec. Tembarak Kab. Temanggung Tahun Pelajaran
2019/2020?
2. Bagaimanakah tingkat Motivasi Belajar siswa Kelas XI di SMA Islam
Sudirman Kec. Tembarak Kab. Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020?
3. Bagaimanakah tingkat Prestasi Belajar siswa Kelas XI di SMA Islam
Sudirman Kec. Tembarak Kab. Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020?
4. Apakah ada pengaruh antara Sarana Prasarana Belajar dan Motivasi Belajar
terhadap Prestasi Belajar siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kec.
Tembarak Kab. Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020?
C. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui siswa Kelas XI tentang Sarana Prasarana Belajar di SMA
Islam Sudirman Kec. Tembarak Kab. Temanggung Tahun Pelajaran
2019/2020.
2. Untuk mengetahui tingkat Motivasi Belajar siswa Kelas XI di SMA Islam
Sudirman Kec. Tembarak Kab. Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020.
3. Untuk mengetahui tingkat Prestasi Belajar siswa Kelas XI di SMA Islam
Sudirman Kec. Tembarak Kab. Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020.
4. Untuk mengetahui pengaruh antara Sarana Prasarana Belajar dan Motivasi
Belajar terhadap Prestasi Belajar siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kec.
Tembarak Kab. Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diupayakan mempunyai manfaat sebagai berikut:
-
7
1. Secara teoritis
Penelitian ini mendukung teori yang sudah ada dan dapat
membantu mengetahui Pengaruh Sarana Prasarana Belajar dan Motivasi
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
pada Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kecamatan Tembarak
Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020.
2. Secara praktis
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu:
a. Bagi penulis
Penelitian ini sebagai bekal dalam menerapkan ilmu yang telah
diperoleh di bangku kuliah dalam dunia pendidikan dilembaga sekolah
yang sesungguhnya.
b. Bagi Sekolah atau Lembaga
Penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga bagi
lembaga atau sekolah dalam pengelolaan sarana prasarana belajar beserta
peningkatan kegiatan belajar mengajar yang berkaitan langsung dengan
aspek-aspek kebutuhan siswa.
c. Bagi almamater
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi
dan referensi bacaan bagi semua pihak yang membutuhkannya.
E. Definisi Operasional
Guna menghindari penafsiran yang berbeda-beda di antara pembaca,
maka diperlukan adanya batasan pengertian dari variabel-variabel yang
-
8
digunakan dalam penelitian ini. Definisi operasional yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sarana belajar
Sarana pendidikan adalah semua perlengkapan yang diperlukan
dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dan berjalan dengan lancar,
teratur, efektif dan efisien. Meliputi perabot, peralatan pendidikan,
mediapendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan
komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah.
2. Prasaranabelajar
Prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan, seperti yang terdiri dari lahan,
bangunan, ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa.
3. Motivasi belajar
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
4. Prestasi belajar
Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa setelah
mengikuti kegiatan belajar dalam kurun waktu tertentu yang dinyatakan
dengan nilai.Dalam penelitian ini, prestasi belajar mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) dilihat pada nilai ujian akhir semester I
-
9
siswa kelas XI SMA Islam Sudirman Tembarak Tahun Pelajaran
2019/2020.
F. Sitematika Penulisan
Sistematikapenulisan ini berisi penjelasan tentang isi yang terkandung
dari masing-masing bab secara singkat dari keseluruhan skripsi ini. Skripsi ini
disajikan dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan berisi latar belakang masalah penelitian, kemudian
dilanjutkan rumusan masalah sebagai inti penelitian. Tujuan dan kegunaan
penelitian digunakan untuk menjawab rumusan masalah, definisi operasional
,selanjutnya sistematika pembahasan yang bertujuan untuk menggambarkan
alur pemikiran peneliti.
Bab II Landasan Teori berisi : Tinjauan Sarana prasarana belajar,
Motivasi belajar, Prestasi belajar, Ruang lingkup pelajaran PAI, Kajian pustaka
(Kajian penelitian terdahulu) dan Hipotesis penelitian.
Bab III Metode Penelitian berisi Jenis Penelitian, Lokasi dan Waktu
Penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian, Instrumen Penelitian,
Uji Coba Instrumen Penelitian, Metode Pengumpulan Data dan Teknik
Analisis Data.
Bab IV Analisis data dan pembahasan. Bab ini berisi tentang hasil
analisis dari pengolahan data, baik analisis data secara deskriptif mapun
analisis hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Analisis tersebut
diinterpretasikan terhadap hasil pengolahan data dengan menggunakan teori.
-
10
Bab V Penutup dari penelitian yang telah dilakukan. Bab ini
memaparkan kesimpulan, dan saran dari hasil analisis data yang
berkaitan dengan penelitian.
-
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Sarana Prasarana Belajar
1. Pengertian Sarana dan Prasarana
Mulyasa (2004:17) menyatakan, Sarana pendidikan adalah peralatan
dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang
proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti gedung,ruang
kelas,meja kursi,serta alat-alat dan media pembelajaran, adapun yang
dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas belajar yang secara
tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran
seperti halaman,kebun,taman sekolah, jalan menuju sekolah tetapi jika
dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar seperti taman
sekolah yang digunakan sekolah untuk pengajaran Pendidikan Lingkungan
Hidup, halaman sekolah sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut
merupakan tersebut merupakan prasarana pendidikan.
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sarana dan
prasarana belajaradalah fasilitas yang baik secara langsung maupun tidak
langsung menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar
baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan belajar
dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.
2. Fungsi Sarana dan Prasarana Belajar
Menurut Sanjaya (2010:18), Sarana belajar adalah segala sesuatu
yang mendukung terhadap kelancaran proses pembelajaran “. Dapat
-
12
disimpulkan bahwa sarana dan prasarana belajar sekolah sangat penting
dalam proses pembelajaran untuk mendukungjalannya proses pembelajaran.
Dengan berbagai macam sarana dan prasarana belajar sekolah yang tersedia
dan pemanfaatan yang dapat menunjang kegiatan belajar tentunya akan
membantu siswa dalam belajar baik di rumah maupun sekolah.
3. Manfaat Sarana dan Prasarana Belajar
Menurut Subroto (2014:44) menyatakan, “Sarana dan prasarana
adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar
pelaksanaan suatu usaha dapat berupa benda “.
Berdasarkan pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa dalam kegiatan
belajar guru pastinya memerlukan sarana yang dapat mendukung kinerjanya
sehingga pembelajaran dapat berjalan menarik. Dengan dukungan sarana
pembelajaran yang memadai, guru tidak hanya menyampaikan secara lisan
tetapi juga dengan cara tulis dan penggunaan alat belajar sesuai dengan
sarana dan prasarana belajar yang disediakan sekolah.
4. Macam-macam Sarana dan Prasarana Belajar
Menurut Mulyani (2009:122) menyatakan, Perpustakaan sekolah
merupakan suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga
pendidikan sekolah yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka
yang diatur secara sistematik dengan cara tertentu dan digunakan siswa dan
guru sebagai suatu sumber informasi dalam rangka menunjang program
belajar dan mengajar.
Berdasarkan paparan serta pendapat yang dikemukakan para ahli,
dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai macam-macam sarana dan
-
13
prasarana belajar yang secara umum dapat mempengaruhi kegiatan belajar
serta dapat membantu proses kelancaran belajar, diantaranya adalah:
a. Gedung Sekolah
Gedung sekolah menjadi sentral perhatian dan pertimbangan
bagi setiap pelajar yang ingin memasuki suatu lembaga sekolah
tertentu.Karena mereka beranggapan kalau suatu sekolah mempunyai
bangunan fisik yang memadai tentunya para siswa dapat belajar dengan
nyaman dan menganggap sekolah tersebut termasuk sekolah yang
ideal.Terkadang perhatian mereka berlebihan dan terjadi salah pandang.
Sekolah dianggap sebagai sarana untuk mencari sensasi dan persaingan,
sehingga tujuan utama untuk mencari sekolah yang benar-benar memadai
dalam proses belajar mengajar terlupakan dan hanya tertarik pada
bangunan fisik yang indah, tanpa memperhatikan apakah sekolah tersebut
sudah sesuai dengan syarat pendidikan. Ini tidak berarti bahwa gedung
sekolah yang indah dan memenuhi syarat untuk belajar tidak penting,
karena keadaan gedung sekolah yang ada berpengaruh terhadap suatu
kegiatan belajar mengajar. Mulyasa (2004:76).
b. Ruang Belajar (Kelas)
Menurut Mulyasa (2004:80) “Kelas adalah suatu ruangan
sebagai tempat terjadinya proses interaksi belajar mengajar”. Kelas yang
baik dan serasi adalah kelas yang dapat menciptakan kondisi yang
kondusif, karena ruangan belajar merupakan salah satu penunjang belajar
yang nantinya berpengaruh terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar.
Letak kelas sudah diperhatikan dan diperhitungkan terhadap
-
14
kemungkinan-kemungkinan yang dapat menghambat proses belajar
mengajar jika lingkungan belajar yang disediakan dalam ruangan cukup
nyaman, maka akan mendorong peserta didik untuk lebih giat dan
memperoleh hasil yang baik, namun sebaliknya, jika ruang belajar
menyediakan lingkungan belajar yang kurang nyaman maka kegiatan
belajar akan kurang terangsang dan hasilnya kurang memuaskan.
Tempat belajar yang baik bisa dikatakan suatu tempat yang
tenang,dan dalam ruangan jangan sampai ada hal yang yang dapat
menggangu perhatian karena sebagian besar waktu siswa dan guru
selama berada di sekolah dipergunakan di ruang belajar, dengan ruang
belajar yang memenuhi persyaratan peserta didik akan betah didalam
kelas karena suasana kelas yang kondusif.
Secara ideal diharapkan ruang belajar itu memenuhi persyaratan
yang mampu menunjang kegiatan belajar dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
1) Ukuran Kelas
Mengenai bentuk dan ukuran kelas hendaknya disesuaikan
dengan rancangan pengembangan indtruksional yang sangat efektif
untuk belajar dan mengajar sehingga daya serap peserta didik terhadap
suara guru dapat didengar dengan baik.Luas kelas hendaknya
memungkinkan murid yang duduk paling belakang sekalipun untuk
membaca tulisan di papan tulis dan mendengarkan suara guru dengan
baik dan jelas.
2) Penerangan
-
15
Suatu tempat belajar yang baik bila memiliki penerangan
yang cukup, sehingga seseorang akan dapat membaca dengan
kapasitas yang lebih besar dan kelelahan mata yang lebih kecil apabila
memanfaatkan penerangan alamiah.
3) Sirkulasi udara
Dengan adanya ventilasi maka udara yang kita hirup akan
bersih dan ruangan yang kita pakai untuk belajar tidak pengap.
4) Meja tulis dan kursi
Sekolah harus menyediakan tempat untuk siswa belajar
dilengkapi meja dan kursi, tentunya harus nyaman bagi siswa dan
posisis diamana siswa akan bisa belajar dengan konsentrasi.
Menurut Mulyasa (2004:98) “Untuk menciptakan suasana
kelas yang kondusif diperlukan pengaturan kelas yang memadai
dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, waktu, pengaturan ruang
belajar dan pengelompokan peserta didik”.
5) Perpustakaan
Perpustakaan sekolah merupakan suatu unit kerja yang
merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah yang
menyimpan koleksi bahan pustaka. Perpustakaan diatur dan dikelola
dengan suatu cara tertentu dan digunakan oleh siswa dan guru sebagai
sumber penelitian, membantu perencanaan pendidikan, mendorong
hasrat belajar, memudahkan cara mengajar dan memenuhi kehausan
peserta didik atas suatu informasi tertentu.
-
16
Perpustakaan adalah sebuah bangunan gedung yang isinya
berupa buku-buku dan bahan lainnya serta berbagai sumber
pengetahuan yang disediakan untuk para pengguna.
5. Sarana dan Prasarana Belajar yang Harus Dimiliki Sekolah
Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan, BAB VII standar sarana dan prasarana, pasal 42 menegaskan :
(1) setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan,buku dan sumber belajar
lainnya,bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan, (2) setiap
satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang
kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata
usaha,ruang perpustakaan, ruang labotarium,ruang bengkel kerja,ruang unit
produksi,ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat olahraga,tempat
beribadah,tempat bermain,tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
Setiap manusia yang sedang melakukan kegiatan belajar tentu tidak
mungkin dapat lepas dari sarana dan prasarana atau alat penunjang
kelancaran kegiatan belajar. Menyadari akan hal ini, maka disetiap sekolah
sudah pasti harus memiliki sarana dan prasarana belajar yang memadai agar
kelancaran dalam belajar mengajar dapat tercapai, hal itu pun juga berlaku
untuk SMA Islam Sudirman Tembarak Temanggung dimana sekolah
menyediakan sarana dan prasarana belajar untuk siswa seminimalnya
-
17
mempunyai perpustakaan, media untuk mempermudah proses pembelajaran,
ruang kelas yang nyaman, dan wifi untuk mempermudah siswa dalam
proses pembelajaran di sekolah.
6. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana pada Pembelajaran
Menurut Nana Syaodih (2009:49) “Fasilitas belajar merupakan
semua yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik bergerak
maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan berjalan lancar,
teratur, efektif dan efisien”.
Dalam pembelajaran Ekonomi pada materi ajar kerjasama
internasional sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk memudahkan
siswa yang utama adalah buku sumber pelajaran Ekonomi dan sumber
belajar yang berhubungan dengan materi kerjasama internasional, selain itu
juga penggunaan media powerpoint yang ditampilkan melalui infocus akan
dapat memudahkan siswa memahami materi yang disampaikan. Kondisi
ruang belajar juga diharapkan bisa membuat siswa nyaman sehingga tujuan
utama pembelajaran bisa tersampaikan dengan baik.
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif, diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang melakukan sesuatu.Berawal dari kata motif, maka
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif
(Sardiman, 2001:71).
Mc. Donald mengatakan bahwa “motivation is a energy change with
in the person characterized by effective arousal and anticipatory goal
-
18
reactions”. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan) dan reaksi
untuk mencapai tujuan (Djamarah, 2002:114).
Dalam berbuat sesuatu, dalam diri seseorang terdapat suatu daya
penggerak, harus ada sesuatu yang mendorong kita untuk berbuat, dalam
hubungannya dengan proses belajar dan dalam hubungannya dengan
didaktik harus memperhatikan apa yang dapat mendorong anak untuk
belajar dengan baik (Poerbakawatja, 1976:187).
Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto, 1995:2).
Dari beberapa definisi di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar
adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman dan berinteraksi dengan lingkungan.
2. Bentuk-Bentuk Motivasi
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, karena dengan
adanya motivasi, anak akan belajar dengan baik dan mencapai tujuannya. Di
dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk
mencapai tujuan itu perlu suatu perbuatan, dan yang menjadi penyebab
perbuatan itu adalah motif sebagai daya penggerak atau pendorong
(Slameto, 1995:58).
-
19
Sebagai orang tua yang baik harus memperlihatkan kegiatan atau
proses belajar anaknya, karena tanpa dorongan atau motivasi dari orang tua,
seorang anak tidak akan belajar dengan baik.
Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan untuk
mendorong anak untuk belajar, yaitu:
a. Memberi Angka
Angka yang dimaksud adalah sebagai symbol atau nilai dari
hasil aktifitas belajar anak didik, angka yang diberikan bervariasi sesuai
dengn hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian
seorang guru.Angka merupakan alat motivasi yang dapat mendorong atau
memotivasi anak didik untuk meningkatkan prestasi belajar (Djamarah,
2002:125).
b. Hadiah
Cara ini dapat dilakukan oleh seorang guru dalam batas-batas
tertentu.misalnya, pemberian hadiah pada akhir tahun kepada para siswa
yang mendapat atau menunjukkan hasil belajar yang baik (Hamalik,
2007:167).
c. Kompetensi
Kompetensi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat
motivasi untuk mendorong anak didik belajar.Persaingan, baik dalam
bentuk individu maupun kelompok diperlukan dalam pendidikan.
Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk menjadikan proses interaktif belajar
mengajar yang kondusif (Djamarah, 2002:127).
d. Ego-Involvemet
-
20
Bentuk motivasi ini dapat menumbuhkan kesadaran kepada
anak didik agar merasakan pentingnya tugas dalam menerimanya sebagai
suatu tantangan sehingga anak didik bekerja dengan mempertahankan
harga diri (Djamarah, 2002:128).
e. Memberi Ulangan atau Tugas
Ulangan dan tugas merupakan salah satu strategi, agar anak
termotivasi untuk belajar.Dengan memberikan ulangan atau tugas
seorang pendidik dapat mengetahui sejauh mana hasil belajar yang
dicapai oleh anak didik.Pemberian ulangan atau tugas ini harus sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
f. Mengetahui Hasil
Ingin mengetahui adalah sifat yang sudah melakat pada diri
seseorang. Dorongan ingin mengetahui membuat seseorang berusaha
dengan cara apapun agar keinginannya menjadi kenyataan. Keinginan
anak didik dapat dimanfaatkan oleh pendidik untuk kepentingan
pengajaran.
g. Pujian
Pujian adalah alat motivasi yang positif.Setiap orang senang
dipuji.Tidak peduli tua atau muda, bahkan anak-anak pun senang dipuji
atas sesuatu pekerjaan yang telah selesai dikerjakannya dengan baik.
Orang yang dipuji merasa bangga karena hasil kerjanya mendapat pujian
dari orang lain. Pujian harus betul-betul sesuai dnegan hasil kerja anak
didik.Jangan memuji secara berlebihan.Pujian yang baik dimaksudkan
-
21
untuk memberikan penghargaan jerih payah anak didik dalam belajar
(Djamarah, 2002:171-175).
h. Hasrat untuk Belajar
Seorang anak didik yang mempunyai hasrat untuk belajar,
maka akan lebih baik dari pada orang yang tidak mempunyai hasrat
untuk belajar. Karena anak yang mempunyai hasrat untuk belajar itu
mempunyai motifasi untuk belajar. Hasil belajar akan lebih baik apabila
pada anak ada hasrat atau tekad untuk mempelajari sesuatu (Nasution,
2000:80).
3. Prinsip-Prinsip Motivasi Belarjar
Prinsip-prinsip belajar disusun atas dasar penelitian yang seksama
dalam mendorong motivasi belajar anak baik disekolah maupun di rumah
tempat tinggal, untuk menciptakan self motivation dan self discipline
(Hamalik, 2007:163).
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktifitas belajar
seseorang.Tidak ada peranan yang strategis dalam aktifitas belajar
seseorang.Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi.Tidak ada
motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih
optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekadar
diketahui, tetapi diterangkan dalam belajar, sebagai berikut:
a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktifitas belajar
b. Motivasi instrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrensik dalam
belajar
-
22
c. Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman
d. Motivasi berhubungan erat dalam belajar
e. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
f. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar (Djamarah, 2002:118-121).
Dalam memotivasi belajar anak, sebagai orang tua harus
memperhatikan dan memepertimbangkan prinsip-prinsip tersebut.supaya
keberhasilan belajar dapat dicapai sesuai dengan tujuannya.
4. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Adanya motivasi sangat diperlukan dalam belajar.Motivation is an
essential condition of learning. Hasil belajar menjadi lebih optimal kalau
ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil
pula pelajaran itu. Jadi motivasi senantiasa menentukan intensitas usaha
belajar bagi para siswa atau anak. Ada 3 fungsi motivasi, yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi sebagai penggerak motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak
dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiat an yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatna-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
-
23
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam KamusBesar Bahasa Indonesia Prestasi adalah hasil, kinerja
(Eko Endarmoko, 2007:317). Adapunpengertian prestasi menurut WJS.
Poerwadarminta adalah hasil yang telah dicapai(dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya) dan menurut Mas’ud Khasan Abdul Qohar (2007, 65) dalam
kamus ilmiah populer, prestasi adalah apa yang telah diciptakan,
hasilpekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan
keuletan kerja (W.J.S Poerwadarminta, 1982:768).
Sedangkan Belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
menuntut ilmu, bersekolah, berlatih. Untuk menjelaskanmaksud tersebut
disini dipaparkan pengertian belajar:
a. Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku manusia sebagai hasil dari
pengalaman, tingkah laku dapat bersifat jasmaniah (kelihatan) dapat juga
bersifat intelektualatau merupakan suatu sikap sehingga tidak dapat
dilihat.
b. Belajar merupakan suatu proses timbulnya atau berubahnya tingkah laku
melalui latihan (pendidikan) yang membedakan dari perubahan oleh
faktor-faktor yang tidak dapat digolongkan dalam latihan (pendidikan).
c. Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya
sebagai akibat dari pengalaman (Muhaimin, 2001:37).
Jadi belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman dan proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan (Hamalik, 2007:27-28).
-
24
Prestasi belajar merupakan simbol dari keberhasilan seorang siswa
dalam studinya. Menurut Bloom salah satu tokoh Humanistik menyebutkan
bahwa prestasi belajar adalah sebagai perubahan tingkah laku meliputi tiga
ranah yang disebut Taksonomi. Tiga ranah dalam Taksonomi Bloom adalah:
a. Domain kognitif, terdiri atas enam tingkatan: Pengetahuan, Pemahaman,
Aplikasi, Analisis, Sintesis, Evaluasi.
b. Domain psikomotor, terdiri atas lima tingkatan: Peniruan, Penggunaan,
Ketepatan, Perangkaian, Naturalisasi.
c. Domain afektif terdiri atas lima tingkatan: Pengenalan, Merespon,
Penghargaan, Pengorganisasian, Pengamalan (Budiningsih, 2005:75).
Jadi, prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha
belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang
menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode
tertentu.Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat
berbentuk ulangan harian, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester
bahkan Ujian Akhir Nasional dan ujian-ujian masuk Perguruan Tinggi.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
adalah sebagai berikut:
a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal), terdiri dari faktor
fisiologis, psikologis dan kematangan.
1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh (kesehatan).
-
25
Kondisi tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah
cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajari kurang
dipahami.Untuk mempertahankan jasmani yang sehat maka siswa
dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang
bergizi.Selain itu siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan
olah raga ringan yang berkesinambungan.
Tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat
juga mempengaruhi siswa dalam menyerap informasi dan
pengetahuan. Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah mata
dan telinga, maka sebaiknya guru bekerjasama dengan sekolah untuk
memperoleh bantuan pemeriksaan rutin dari dinas kesehatan. Kiat lain
adalah menempatkan siswa yang penglihatan dan penglihatan dan
pendengarannya kurang sempurna di deretan bangku terdepan secara
bijaksana (Muhibbin Syah, 2005:145-146).
2) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
(intelegensi, perhatian, sikap siswa, bakat, minat, motivasi)
a) Intelegensi
Intelegensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri
kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berpikir
yang sesuai dengan tujuannya (Purwanto, 2007:52).Tingkat
intelegensi siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar
siswa.Semakin tinggi kemampuan intelegensi siswa maka semakin
besar peluangnya meraih sukses, demikian pula sebaliknya.
-
26
b) Perhatian
Perhatian merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa
itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau benda-benda
atau sekumpulan objek.Untuk memperoleh hasil belajar yang baik
maka guru harus mengusahakan bahan pelajaran yang menarik
perhatian sesuai dengan hobi dan bakatnya. Proses timbulnya
perhatian ada dua cara, yaitu perhatian yang timbul dari keinginan
(volitional attention) dan bukan dari keinginan atau tanpa
kesadaran kehendak (nonvolitional attention) (Tohirin, 2005:129-
130).
c) Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang
relative tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya baik
secara positif maupun negatif. Untuk mengantisipasi sikap negatif
guru dituntut untuk lebih menunjukkan sikap positif terhadap
dirinya sendiri dan mata pelajarannya. Selain menguasai bahan-
bahan yang terdapat dalam bidang studinya, tetapi juga
meyakinkan siswa akan manfaat bidang studi itu bagi kehidupan
mereka. Sehingga siswa merasa membutuhkannya, dan muncullah
sikap positif itu.
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
-
27
Hendaknya orangtua tidak memaksakan anaknya untuk
menyekolahkan anaknya ke jurusan tertentu tanpa mengetahui
bakat yang dimiliki anaknya. Siswa yang tidak mengetahui
bakatnya, sehingga memilih jurusan yang bukan bakatnya akan
berpengaruh buruk terhadap kinerja akademik atau prestasi
belajarnya (Syah, 2005:150).
e) Minat
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Siswa yang menaruh
minat besar terhadap kesenian akan memusatkan perhatiannya
lebih banyak daripada yang lain. Pemusatan perhatian itu
memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat dan mencapai
prestasi yang diinginkan (E. Mulyasa, 2004:194).
f) Motivasi
Motivasi belajar merupakan kekuatan, daya pendorong, atau
alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri
siswa untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan
menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotor. Motivasi ada dua jenis,
intrinsik dan ekstrinsik.Motivasi intrinsic adalah motivasi yang
datang secara alamiah dari diri siswa itu sendiri sebagai wujud
adanya kesadaran diri dari lubuk hati paling dalam.Motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya disebabkan faktor-faktor
di luar diri peserta didik, seperti adanya pemberian nasihat dari
-
28
gurunya, hadiah, kompetisi sehat antarpeserta didik, hukuman dan
sebagainya (Syah, 2005:26-27).
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis (kesiapan, kelelahan)
a) Kematangan
Kematangan merupakan suatu tingkatan atau fase dalam
pertumbuhan seseorang, di mana seluruh organ-organ biologisnya
sudah siap untuk melakukan kecakapan baru.Anak yang sudah siap
(matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum
belajar. Belajar akan lebih berhasil apabila anak sudah siap
(matang) untuk belajar. Dalam konteks proses pembelajaran
kesiapan untuk belajar sangat menentukan aktivitas belajar siswa.
b) Kesiapan
Kesiapan atau readiness merupakan kesediaan untuk
memberi respons atau bereaksi.Kesediaan itu datang dari dalam diri
siswa dan juga berhubungan dengan kematangan. Kesiapan amat
perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar
dengan kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
c) Kelelahan
Kelelahan ada dua macam, yaitu kelelahan jasmani (fisik)
dan kelelahan rohani (psikis).Kelelahan jasmani terlihat dengan
lemah lunglainya tubuh dan muncul kecenderungan untuk
membaringkan tubuh (beristirahat).Sedangkan kelelahan rohani
dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga
-
29
minat dan dorongan untuk berbuat sesuatu termasuk belajar
menjadi hilang (Tohirin, 2005:135-137).
b. Faktor yang berasal dari luar (eksternal) diantaranya:
Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri anak
didik.Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah,
dan faktor masyarakat.
1) Faktor keluarga
Pengertian keluarga menurut Abu Ahmadi adalah Unit satuan
masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan kelompok
terkecil dalam masyarakat (Ahmadi, 2004:87).
Keluarga akan memberikan pengaruh kepada siswa yang
belajar berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang
tua dan latar belakang kebudayaan.
a) Cara orang tua mendidik
Orang tua merupakan sumber pembentukan kepribadian
anak, karena anak mulai mengenal pendidikan yang pertama kali
adalah pendidikan keluarga oleh orang tuanya.
b) Relasi antar anggota keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi
orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan
saudaranya atau dengan anggota keluarga lainpun turut
mempengaruhi belajar anak (Ahmadi, 2004:89). Wujud relasi ini
-
30
misalnya apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan
pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sikap yang terlalu
keras, ataukan sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya.
Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu
diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut.
Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan
kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-
hukuman untuk menyukseskan belajar anak sendiri.
c) Suasana rumah tangga
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi-situasi atau
kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana
anak berada dan belajar.Suasana rumah juga merupakan faktor
yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana
rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi
ketenangan kepada anak yang belajar.Suasana tersebut dapat terjadi
pada keluarga yang besar dan terlalu banyak penghuninya. Suasana
rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran
antar anggota keluarga atau dengan keluarga lainnya menyebabkan
anak menjadi bosan di rumah, akibatnya belajarnya menjadi kacau.
d) Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga sangat erat hubungannya
dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus
terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya: makan, pakaian,
perlindungan, kesehatan dan lain-lainnya, juga membutuhkan
-
31
fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat
tulis-menulis, buku-buku dan lain sebagainya. Fasilitas belajar itu
hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang
(Ahmadi, 2004:90).
Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan
pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu.
Akibat yang lain anak selalu dirundung kesedihan sehingga anak
merasa minder dengan teman lain, hal ini pasti akan mengganggu
belajar anak. Bahkan mungkin anak harus bekerja mencari nafkah
untuk membantu orang tuanya walaupun sebenarnya anak belum
saatnya untuk bekerja, hal yang seperti ini akan mengganggu
belajar anak. Walaupun tidak dapat dipungkiri tentang adanya
kemungkinan anak yang serba kekurangan dan selalu menderita
akibat ekonomi keluarga yang lemah, justru keadaan yang begitu
menjadi cambuk baginya untuk belajar lebih giat dan akhirnya
sukses besar. Hal ini terjadi karena anak merasa bahwa nasibnya
tidak akan berubah jika dia sendiri tidak berusaha mengubah
nasibnya sendiri.
Sebaliknya keluarga yang kaya raya, orang tua sering
mempunyai kecenderungan untuk memanjakan anak.Anak hanya
bersenang-senang dan berfoya-foya, akibatnya anak kurang dapat
memusatkan perhatiannya kepada belajar.Hal tersebut juga dapat
mengganggu belajar anak.
2) Faktor sekolah
-
32
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Berikut
ini akan penulis bahas faktor-faktor tersebut satu persatu.
a) Metode Mengajar
Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan
alat untuk mencapai suatu tujuan (Surakhmad, 1980:75).
Sebagaimana kita ketahui ada banyak sekali metode
mengajar. Faktor-faktor penyebab adanya berbagai macam metode
mengajar ini adalah:
(1) Tujuan yang berbeda dari masing-masing mata pelajaran
sesuai dengan jenis, sifat maupun isi mata pelajaran masing-
masing.
(2) Perbedaan latar belakang individual anak, baik latar belakang
kehidupan, tingkat usia maupun tingkat kemampuan
berfikirnya.
(3) Perbedaan situasi dan kondisi di mana pendidikan berlangsung.
(4) Perbedaan pribadi dan kemampuan dari pendidik masing-
masing.
(5) Karena adanya sarana/fasilitas yang berbeda baik dari segi
kualitas maupun dari segi kuantitas (Surakhmad, 1980:80).
Metode mengajar seorang guru akan mempengaruhi belajar
siswa. Metode mengajar guru yang kurang baik akan
-
33
mempengaruhi belajar siswa menjadi tidak baik pula. Metode
mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi karena guru kurang
persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru
tersebut menerangkannya tidak jelas. Akibatnya siswa malas untuk
belajar.
Guru yang lama biasaa mengajar dengan metode ceramah
saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat
saja. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang
baru, yang dapatmembantu meningkatkan kegiatan belajar
mengajar, danmeningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar
siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus
diusahakan yang setepat, seefisien, dan seefektif mungkin.
b) Kurikulum
Kurikulum dipandang sebagai sejumlah mata pelajaran
yang tertentu yang harus ditempuh atau sejumlah pengetahuan yang
harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah
(Surakhmad, 1980:84).
Kurikulum sangat mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum
yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.
Kurikulum yang tidak baik itu misalnya kurikulum yang terlalu
padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat
dan perhatian siswa. Sistem instruksional sekarang menghendaki
proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa.
Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai
-
34
perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani siswa belajar
secara individual.
c) Relasi Guru dengan Siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa.
Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses
itu sendiri. Jadi cara belajar juga dipengaruhi oleh relasinya dengan
gurunya.
Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan
menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa
berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi
sebaliknya, jika siswa membenci gurunya. Ia segan mempelajari
mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak
maju.
Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab,
menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Juga siswa
merasa jauh dari guru, maka segan untuk berpartisipasi secara aktif
dalam belajar.
d) Relasi Siswa dengan Siswa
Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana,
tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada grup yang saling
bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan
hubungan masing-masing individu tidak tampak.
Siswa yang mempunyai sifat-sifat dan tingkah laku yang
kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau
-
35
sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari
kelompok. Akibatnya makin parah masalahnya dan akan
mengganggu belajarnya. Lebih-lebih lagi ia akan menjadi malas
untuk masuksekolah dengan alasan-alasan yang tidak-tidak karena
di sekolahmengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari
teman-temannya.
e) Disiplin Sekolah
Disiplin sekolah berarti adanya kesediaan untuk mematuhi
peraturan-peraturan dan larangan-larangan. Hal-hal yang dapat
dilakukan untuk menanamkan disiplin kepada anak antara lain
adalah: dengan pembiasaaan, dengan contoh atau tauladan dan
dengan penyadaran.
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan
siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.Kedisiplinan sekolah
mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan
tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan
administrasi dan kebersihan atau keteraturan kelas, gedung sekolah,
halaman dan lain-lain.Kedisiplinan kepala sekolah dalam
mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya, dan kedisiplinan
team BP dalam pelayanannya kepada siswa.
f) Alat Pelajaran
-
36
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa,
karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar
dipakai oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat
pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan
bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah
menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan
menjadi lebih giat dan lebih maju.
Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah
perlu agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat
menerima pelajaran dengan baik pula.
g) Waktu Sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar
mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore atau
malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar
siswa.Akibat meledaknya jumlah anak yang masuk sekolah, dan
penambahan gedung sekolah belum seimbang dengan jumlah
siswa, banyak siswa yang terpaksa masuk sekolah disore hari, hal
yang sebenarnya kurang dapat dipertanggung jawabkan.Di mana
siswa harus istirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah, sehingga
mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan lain
sebagainya. Sebaliknya bagi siswa yang belajar dipagi hari, pikiran
masih segar, jasmani dan rohani dalam keadaan yang baik. Jika
siswa bersekolah pada waktu kondisi badannya sudah lelah,
misalnya pada siang hari, akan mengalami kesulitan di dalam
-
37
menerima pelajaran. Kesulitan itu disebabkan karena siswa kurang
berkonsentrasi dan berpikir pada kondisi badan yang sudah lemah
tadi. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi
pengaruh positif terhadap belajar.
h) Standar Pelajaran
Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya,
perlu memberi pelajaran di atas standar akibatnya siswa merasa
kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang
tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajarannya, guru
semacam itu merasa senang.Tetapi berdasarkan teori belajar, yang
mengingat perkembangan psikis dan kepribadian siswa yang
berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi.Guru dalam menuntut
penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan masing-
masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
i) Keadaan Gedung
Dengan jumlah siswa yang luar biasaa banyaknya, keadaan
gedung dewasa ini terpaksa kurang, mereka duduk berjejal-jejal di
dalam setiap kelas.
j) Metode Belajar
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah, dalam
hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat
akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian
waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur,
atau terus menerus, karena besok akan ujian. Dengan belajar
-
38
demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin jatuh
sakit.
k) Tugas Rumah
Waktu belajar adalah di sekolah, waktu di rumah biarlah
digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru
jangan memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga
anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan lainnya.
3) Faktor Masyarakat
Abu Ahmadi mendefinisikan masyarakat dengan suatu
kelompok yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat
istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya(Ahmadi,
2004:97). Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Yang termasuk dalam faktor
masyarakat ini antara lain adalah: kegiatan siswa dalam masyarakat,
mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
a) Kegiatan siswa dalam masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan
terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian
dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya
berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain,
belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam
mengatur waktunya.
Perlulah kiranya membatasi kegiatan siswa dalam
masyarakat supaya jangan sampai mengganggu belajarnya.Jika
-
39
mungkin memilih kegiatan yang mendukung belajar.Kegiatan ini
misalnya kursus bahasa Inggris, PKK remaja, kelompok diskusi
dan lain sebagainya.
b) Mass media
Yang termasuk mass media adalah bioskop, radio, TV, surat
kabar, majalah, buku-buku, komik-komik dan lain-lain. Semuanya
itu ada dan beredar dalam masyarakat (Ahmadi, 2004:104).Mass
media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan
belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga memberi
pengaruh yang jelek terhadap siswa. Sebagai contoh, siswa yang
suka nonton film atau membaca cerita-cerita detektif, pergaulan
bebas akan berkecenderungan untuk berbuat seperti tokoh yang
dikagumi dalam cerita itu, karena pengaruh dari jalan ceritanya.
Jika tidak ada kontrol dan pembinaan dari orang tua (bahkan
pendidik), pastilah semangat belajarnya menurun bahkan mundur
sama sekali.
c) Teman bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat
masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul
yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga
sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti berpengaruh jelek pula.
Teman bergaul yang tidak baik misalnya yang suka bergadang,
minum-minum dan lain sebagainya. Agar siswa dapat belajar
dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman
-
40
bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta
pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana.
d) Bentuk kehidupan masyarakat
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang
yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri, dan mempunyai
kebiasaaan yang tidak baik akan berpengruh jelek terhadap anak
(siswa) yang berada di situ.Masih banyak lagi faktor-faktor lain
yang dapat berpengaruh pada prestasi belajar seseorang. Maka
tugas orang tua, pendidik untuk memahami secara mendalam,
sehingga dikemudian hari dapat membina anak secara individual
dan efektif.
3. Upaya Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Adapun bentuk upaya dalam meningkatkan proses belajar siswa
antara lain yaitu :
a. Tujuan
Tujuan menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah
menunjukkan jalan yang harus ditempuh. Setiap kegiatan mempunyai
tujuan tertentu karena berhasil tidaknya suatu kegiatan diukur sejauh
mana kegiatan tersebut mencapai tujuannya.
b. Metode dan alat
-
41
Dalam proses belajar mengajar, metode merupakan komponen
yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya program pengajaran dan
tujuan pendidikan. Adapun pengertian metode adalah suatu cara yang
dilakukan dengan fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu
tujuan.
c. Bahan atau materi
Dalam pemilihan materi atau bahan pengajaran yang akan
diajarkan disesuaikan dengan kemampuan siswa yang selalu berpedoman
pada tujuan yang ditetapkan. Karena dengan kegiatan belajar mengajar
merumuskan tujuan, setelah tujuan dapat diketahui, kemudian baru
menetapkan materi. Setelah materi ditetapkan guru dapat menentukan
metode yang akan dipakai dalam menyampaikan materi tersebut.
d. Evaluasi
Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan metode, alat dan bahan atau materi yang digunakan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan bisa tercapai semaksimal mungkin
(Ahmadi, 2004:39-40).
D. Pendidikan Agama Islam Jenjang SMA
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pengertian pendidikan itu bermacam-macam, hal ini disebabkan
karena perbedaan falsafah hidup yang dianut dan sudut pandang yang
memberikan rumusan tentang pendidikan itu. Menurut Sahertian (2000 : 1)
mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja
dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Sedangkan Ihsan
-
42
mengatakan bahwa pendidikan merupakan usaha manusia untuk
menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik
jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam
masyarakat dan kebudayaan. Atau dengan kata lain bahwa pendidikan dapat
diartikan sebagai suatu hasil peradaban bangsa yang dikembangkan atas
dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat)
yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan
pernyataan tujuan pendidikannya (Sahertian, 2000:26).
Syariat Islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau hanya
diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui proses pendidikan nabi sesuai
ajaran Islam dengan berbagai metode dan pendekatan dari satu segi kita
lihat bahwa pendidikan islam itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan
sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan baik bagi keperluan
diri sendiri maupun orang lain. Dari segi lainnya, pendidikan islam tidak
bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran Islam tidak memisahkan
antara iman dan amal shaleh. Oleh karena itu, pendidikan islam adalah
sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal dan juga karena ajaran
islam berisi tentang ajaran sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat
menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama, maka pendidikan
islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. Semula yang
bertugas mendidik adalah para Nabi dan Rasul selanjutnya para ulama, dan
cerdik pandailah sebagai penerus tugas, dan kewajiban mereka.
Pendidikan agama dapat didefenisikan sebagai upaya untuk
mengaktualkan sifat-sifat kesempurnaan yang telah dianugerahkan oleh
-
43
Allah Swt kepada manusia, upaya tersebut dilaksanakan tanpa pamrih
apapun kecuali untuk semata-mata beribadah kepada Allah (Bawono, 1993 :
65). Dalam Jurnal Budiyono saputro (Vol. 12, No. 2, Agustus 2017:293)
mengemukakan bahwa, “Pendidikan Agama Islam menekankan
keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia
dengan Allah SWT, sesama manusia, hubungan manusia dengan diri
sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya sebagai bukti
ketaatan pada Allah SWT”.
Adapun pengertian lain pendidikan agama Islam secara alamiah
adalah manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan sampai
meninggal, mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pula kejadian
alam semesta ini diciptakan Tuhan melalui proses setingkat demi setingkat,
pola perkembangan manusia dan kejadian alam semesta yang berproses
demikian adalah berlangsung di atas hukum alam yang ditetapkan oleh
Allah sebagai sunnatullah. Pendidikan sebagai usaha membina dan
mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmani
juga harus berlangsung secara bertahap oleh karena suatu kematangan yang
bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan dan pertumbuhan dapat
tercapai bilamana berlangsung melalui proses demi proses ke arah tujuan
akhir perkembangan atau pertumbuhannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pendidikan agama Islam adalah usaha sadar atau kegiatan yang disengaja
dilakukan untuk membimbing sekaligus mengarahkan anak didik menuju
terbentuknya pribadi yang utama (insan kamil) berdasarkan nilai-nilai etika
-
44
islam dengan tetap memelihara hubungan baik terhadap Allah Swt
(Hablumminallah) sesama manusia (hablumminannas), dirinya sendiri dan
alam sekitarnya.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan merupakan faktor yang sangat penting, karena
merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu.Demikian pula
halnya dengan Pendidikan Agama Islam, yang tercakup mata pelajaran
akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia.Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral
sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
Tujuan pendidikan secara formal diartikan sebagai rumusan
kualifikasi, pengetahuan, kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh
anak didik setelah selesai suatu pelajaran di sekolah, karena tujuan berfungsi
mengarahkan, mengontrol dan memudahkan evaluasi suatu aktivitas sebab
tujuan pendidikan itu adalah identik dengan tujuan hidup manusia. Dari
uraian di atas tujuan Pendidikan Agama peneliti sesuaikan dengan tujuan
Pendidikan Agama di lembaga-lembaga pendidikan formal dan peneliti
membagi tujuan Pendidikan Agama itu menjadi dua bagian dengan uraian
sebagai berikut :
a. Tujuan Umum
-
45
Tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah untuk mencapai
kwalitas yang disebutkan oleh Al-Qur'an dan hadits sedangkan fungsi
pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut
pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang
tercantum dalam Undang-Undang dasar No. 20 Tahun 2003 .
Dari tujuan umum pendidikan di atas berarti Pendidikan Agama
bertugas untuk membimbing dan mengarahkan anak didik supaya
menjadi muslim yang beriman teguh sebagai refleksi dari keimanan yang
telah dibina oleh penanaman pengetahuan agama yang harus dicerminkan
dengan akhlak yang mulia sebagai sasaran akhir dari Pendidikan Agama
itu.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus Pendidikan Agama adalah tujuan yang
disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan
jenjang pendidikan yang dilaluinya, sehingga setiap tujuan Pendidikan
Agama pada setiap jenjang sekolah mempunyai tujuan yang berbeda-
beda, seperti tujuan Pendidikan Agama di sekolah dasar berbeda dengan
-
46
tujuan Pendidikan Agama di SMP, SMA dan berbeda pula dengan tujuan
Pendidikan Agama di perguruan tinggi.
Tujuan khusus pendidikan seperti di SMA adalah untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
serta meningkatkan tata cara membaca Al-Qur’an dan tajwid sampai
kepada tata cara menerapkan hukum bacaan mad dan wakaf.
Membiasakan perilaku terpuji seperti qanaah dan tasawuh dan
menjawukan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan
namimah serta memahami dan meneladani tata cara mandi wajib dan
shalat-shalat wajib maupun shalat sunat (Bawono, 1993: 160).
Sedangkan tujuan lain untuk menjadikan anak didik agar
menjadi pemeluk agama yang aktif dan menjadi masyarakat atau warga
negara yang baik dimana keduanya itu terpadu untuk mewujudkan apa
yang dicita-citakan merupakan suatu hakekat, sehingga setiap pemeluk
agama yang aktif secara otomatis akan menjadi warga negara yang baik,
terciptalah warga negara yang pancasila dengan sila Ketuhanan Yang
Maha Esa.
3. Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup Pembelajaran Pendidikan agama Islam meliputi tiga
bidang yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak
a. Aqidah
Aqidah arti bahasanya ikatan atau sangkutan.Bentuk jamaknya
ialah aqa’id.Arti aqidah menurut istilah ialah keyakinan hidup atau lebih
-
47
khas lagi iman. Sesuai dengan maknanya ini yang disebut aqidah ialah
bidang keimanan dalam islam dengan meliputi semua hal yang harus
diyakini oleh seorang muslim. Terutama sekali yang termasuk bidang
aqidah ialah rukun iman yang enam, yaitu iman kepada Allah, kepada
malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya,
kepada hari Akhir dan kepada qada’dan qadar.
b. Syari’ah
Syari’ah arti bahasanya jalan, sedang arti istilahnya ialah
peraturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan tiga pihak
Tuhan, sesama manusia dan alam seluruhnya, peraturan Allah yang
mengatur hubungan manusia dengan tuhan disebut ibadah, dan yang
mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan alam
seluruhnya disebut Muamalah. Rukun Islam yang lima yaitu syahadat,
shalat, zakat, puasa dan haji termasuk ibadah, yaitu ibadah dalam artinya
yang khusus yang materi dan tata caranya telah ditentukan secara
parmanen dan rinci dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasululah SAW.
Selanjutnya muamalah dapat dirinci lagi, sehingga terdiri dari:
1) Munakahat (perkawinan), termasuk di dalamnya soal harta waris
(faraidh) dan wasiat
2) Tijarah (hukum niaga) termasuk di dalamnya soal sewa-menyewa,
utang-piutang, wakaf.
3) Hudud dan jinayat keduanya merupakan hukum pidana islam
Hudud ialah hukum bagi tindak kejahatan zina, tuduhan zina,
merampok, mencuri dan minum-minuman keras.Sedangkan jinayat
-
48
adalah hukum bagi tindakan kejahatan pembunuhan, melukai orang,
memotong anggota dan menghilangkan manfaat badan, dalam tinayat
berlaku qishas yaitu hukum balas.
Akhlak adalah berasal dari bahasa Arab jamat dari “khuluq”
yang artinya perangai atau tabiat. Sesuai dengan arti bahasa ini, maka
akhlak adalah bagian ajaran islam yang mengatur tingkahlaku perangai
manusia. Ibnu Maskawaih mendefenisikan akhlak dengan keadaan jiwa
seseorang yang mendorongnya melakukan perbuatan-perbuatan tanpa
melalui pertimbangan fikiran. Akhlak ini meliputi akhlak manusia
kepada tuhan, kepada Nabi, kepada diri sendiri, kepada keluarga, kepada
tetangga, kepada sesama muslim, kepada non muslim.
Dalam Islam selain akhlak dikenal juga istilah etika. Etika
adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan
apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada lainnya,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan
mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus
diperbuat (Bawono, 1993: 3).
Jadi, etika adalah perbuatan baik yang timbul dari orang yang
melakukannya dengan sengaja dan berdasarkan kesadarannya sendiri
serta dalam melakukan perbuatan itu dia tau bahwa itu termasuk
perbuatan baik atau buruk. Etika harus dibiasakan sejak dini, seperti anak
kecil ketika makan dan minum dibiasakan bagaimana etika makan atau
etika minum, pembiasaan etika makan dan minum sejak kecil akan
berdampak setelah dewasa. Sama halnya dengan etika berpakaian, anak
-
49
perempuan dibiasakan menggunakan berpakaian berciri khas perempuan
seperti jilbab sedangkan laki-laki memakai kopya dan sebagainya. Islam
sangat memperhatikan etika berpakai sebagaimana yang tercantum dalam
surat al-Ahsab di atas.
E. Kajian pustaka (Kajian penelitian terdahulu)
Beberapa penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian ini
sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Elyanti (2013) mengenai “Pengaruh
Sarana Prasarana dan Media terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama
Islam (PAI) di SMP Negeri Se-Kecamatan Pasir Penyu.” Metode analisis
yang digunakan adalah regresi berganda. Adapun variabel yang bebas yang
digunakan dalam penelitian tersebut adalah sarana prasarana dan media
pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diperoleh persamaan: Y
= 58,612 + 0,133X1+ 0,354X2. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat secara simultan menggunakan uji F, diperolehFhitung = 49,567 dengan
probabilitas 0,000 < 0,05, yang berarti ada pengaruh positif antara sarana
prasarana dan media pembelajaran terhadap hasil belajar PAI. Besarnya
pengaruh sarana prasarana, dan media pembelajaran terhadap hasil belajar
PAI secara simultan adalah 40,8%.
Hasil uji parsial untuk variabel sarana prasarana diperoleh thitung
sebesar 3,130 dengan probabilitas 0,000 < 0,05, yang berarti ada pengaruh
positif antara sarana-prasarana terhadap hasil belajar PAI. Hasil uji parsial
-
50
untuk variabel media pembelajaran diperoleh thitung sebesar 5,062 dengan
probabilitas 0,000 < 0,05, yang berarti ada pengaruh positif antara media
pembelajaran terhadap hasil belajar PAI.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan ada pengaruh
positif antara sarana prasarana dan media pembelajaran terhadap hasil
belajar PAI pada siswa kelas VIII SMP Negeri di kecamatan Pasir Penyu
baik secara simultan maupun parsial dan variabel yang paling berpengaruh
adalah media pembelajaran kemudian diikuti oleh sarana prasarana.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-
sama menggunakan ketersediaan sarana dan prasaran sebagai salah satu
variabel bebas dan prestasi belajar PAI sebagai variabel terikat serta
menggunakan analisis regresi berganda.Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumya terletak pada variabel bebas. Penelitian sebelumnya
menggunakan media pembelajaran sedangkan variabel bebas lain penelitian
ini adalah motivasi belajar.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Fahmi Amri Harahap (2017) mengenai
“Hubungan Sumber Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Binjai.” Metode analisis yang
digunakan adalah regresi berganda. Adapun variabel yang bebas yang
digunakan dalam penelitian tersebut adalah sumber belajar dan motivasi
belajar.
Pengaruhvariabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan
dengan nilai rhitung= 0.931 dan Fhitung = 24,67 adalah signifikan yang berarti
ada pengaruh positif antara sumber belajar (X1) dan motivasi belajar (X2)
-
51
terhadap hasil belajar PAI. Nilai r2 =0,8667 berarti bahwa 86,67% variasi
perubahan hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Binjai
dipengaruhi oleh sumber belajar (X1) dan motivasi belajar (X2).
Hasil uji parsial untuk variabel sumber belajar diperoleh nilai rhitung =
0,893 dan thitung = 38,832 adalah positif dan signifikan dengan probabilitas
0,000 < 0,05, yang berarti ada pengaruh positif antara sumber belajar
terhadap hasil belajar PAI. Hasil uji parsial untuk variabel motivasi belajar
diperoleh rhitung = 0,847 dan thitung = 26 dengan probabilitas 0,000 < 0,05,
yang berarti ada pengaruh positif antara motivasi belajar terhadap hasil
belajar PAI.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-
sama menggunakan motivasi belajar sebagai salah satu variabel bebas dan
prestasi belajar PAI sebagai variabel terikat serta menggunakan analisis
regresi berganda.Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumya
terletak pada variabel bebas. Penelitian sebelumnya menggunakan sumber
belajar sedangkan variabel bebas lain penelitian ini adalah ketersediaan
sarana prasarana.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Wiwin Mistiani (2013) mengenai “Analisis
Korelasi Kedisiplinan dan Profesionalisme Guru PAI dengan Prestasi
Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran PAI SDN Inpres Margapura
Bolano Lambunu”. Metode analisis yang digunakan adalah regresi
berganda. Adapun variabel yang bebas yang digunakan dalam penelitian
tersebut adalah kedisiplinan dan profesionalisme guru.
-
52
Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan
dengan nilai rhitung= 0.663 dan Fhitung = 14.543 adalah signifikan yang berarti
ada pengaruh positif antara kedisiplinan (X1) dan profesionalisme guru (X2)
terhadap hasil belajar PAI. Nilai r2 =0,410 berarti bahwa 41,00% variasi
perubahan hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SDN Inpres Margapura
Bolano Lambunu dipengaruhi oleh kedisiplinan (X1) dan profesionalisme
guru (X2).
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
belajar PAI sebagai variabel terikat serta menggunakan analisis regresi
berganda.Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumya terletak
pada variabel bebas.Penelitian sebelumnya menggunakan kedisiplinan (X1)
dan profesionalisme guru (X2).Sedangkan variabel bebas penelitian ini
adalah ketersediaan sarana prasaran dan motivasi belajar.
F. Hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian merupakan dugaan awal atau kesimpulan
sementara hubungan pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen sebelum dilakukan penelitian dan harus di buktikan melalui
penelitian. Hipotesis dipakai untuk menentukan apakah jawaban teoritis yang
terkandung dalam pernyataan hipotesis didukung oleh fakta yang di kumpulkan
dan di analisis dalam proses pengujian data (Supomo,2011:191).
Berdasarkan tinjauan dan kajian terhadap penelitian dahulu yang
relevan, maka hipotesis yang akan diujikan kebenarannya secara empiris
adalah:
-
53
1. H1: Ada pengaruh antara Sarana Prasarana Belajar terhadap Prestasi
Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa Kelas XI
SMA Islam Sudirman Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung.
2. H2: Ada pengaruh antara Motivasi Belajarterhadap Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa Kelas XI SMA Islam
Sudirman Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung.
3. H3: Ada pengaruh antara Sarana Prasarana Belajar dan Motivasi
Belajarterhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
pada Siswa Kelas XI SMA Islam Sudirman Kecamatan Tembarak
Kabupaten Temanggung.
-
54
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif. Dalam penelitian ini ada tiga variabel yaitu variabel dependen, variabel
independen dan variabel intervening. Menurut Martono (2011: 20) penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data berupa angka
yang kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah
dibalik angka-angka tersebut.
Desain penelitian atau jenis penelitian merupakan rancangan penelitian
yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti memperoleh
jawaban terhadap pertanyaan penelitian.Jenis penelitian ini adalah penelitian
survey.Penelitian survey merupakan