pengaruh sektor pertanian dan nilai tambah industri …repositori.uin-alauddin.ac.id/9886/1/pengaruh...
TRANSCRIPT
PENGARUH SEKTOR PERTANIAN DAN NILAI TAMBAH
INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI
KABUPATEN ENDREKANG PERIODE TAHUN 2006 - 2011
.
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih GelarSarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomipada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Alauddin Makassar
OlehNAIRMAN
NIM. 10700109033
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAMUIN ALAUDDIN MAKASSAR
2013
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan Hidayah-Nya,
sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan Taslim semoga senantiasa
tercurah dan terlimpah keharibaan junjungan Rasulullah Muhammad SAW, Nabi yang
membawa kita dari alam kejahiliyaan menuju alam kedamaian.
Dalam penulisan skripsi yang sederhana ini, penulis menyadari bahwa literatur dan
data yang disajikan masih minim jumlahnya, karena keterbatasan dana dan waktu. Oleh
karena itu, demi kesempurnaan skripsi ini, penulis mengaharapkan koreksi, saran, dan kritik
yang sifatnya membangun dari para pembaca.
Penyusunan skripsi ini terselesaikan berkat adanya kerjasama, bantuan, arahan,
bimbingan dan petunjuk-petunjuk dari berbagai pihak yang terlibat secara langsung maupun
tidak langsung, sehingga patut kiranya penyusun menghaturkan banyak terima kasih kepada:
1. Ayahanda sattung, Ibunda sanamia, saudara dan sanak keluarga yang telah banyak
membantu baik berupa dukungan materil maupun moril, dan doa yang senantiasa
menyertai penulis sehingga dapat menyelesaikan proses perkuliahan.
2. Bapak Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing HT., M.S. selaku Rektor UIN Alauddin Makassar
dan para Pembantu Rektor serta seluruh jajarannya yang senantiasa mencurahkan
dedikasinya dengan penuh keikhlasan dalam rangka pengembangan mutu dan kualitas
UIN Alauddin Makassar.
3. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Alauddin Makassar yang dengan wibawanya selalu merespon mahasiswa/mahasiswi
dalam berbagai kegiatan positif.
4. Bapak Dr. Amiruddin K., S.Ag., M.Ei dan Dr. Siradjuddin, SE., M.Si. selaku Ketua dan
Sekretaris jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas segala
kontribusi, bantuan dan bimbingannya selama ini.
v
5. Bapak Drs. Syaharuddin.,M.Si dan Bapak Dr.Awaluddin.,M.Si selaku Dosen
Pembimbing yang selalu meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh
keikhlasan, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Seluruh tenaga Dosen khususnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin
Makassar yang telah membantu penulis selama proses perkuliahan dan dengan ikhlas
mengamalkan ilmunya kepada penulis. Dan seluruh staf Administrasi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam yang selalu setia dalam pelayanan akademik.
7. Rekan-rekan seperjuangan Ilmu Ekonomi angkatan 2009 yang tak dapat disebutkan satu
persatu. Terima kasih atas bantuan, dukungan, dan momen-momen yang berkesan yang
telah kalian berikan. Kitalah yang terbaik.
8. Teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaikan
skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan namanya secara satu persatu.
Akhirnya kepada Allah jugalah, penulis memohon doa dan Rahmat-Nya, semoga
amal bakti yang telah disumbangkan kepada penulis mendapatkan pahala dan berkah disisi-
Nya agar kiranya dengan penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi
yang telah membaca isi skripsi ini.
Tak lupa penulis mengucapkan kata maaf yang sebesar-besarnya. Karena menyadari
bahwa dalam penulisan skripsi ini tak luput dari kesalahan, baik dari redaksi kata-kata
maupun yang lainnya yang tidak berkenan dihati. Sesungguhnya kebenaran mutlak hanyalah
milik Allah SWT dan manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Semoga kita semua selalu
dalam lindungan Illahi Rabbi.
Amin Yaa Rabbal Alamin.
Makassar, 15 Desember 2013
Penyusun,
NairmanNIM. 10700109033
vi
DAFTAR ISI
JUDUL........................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix
ABSTRAK .................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1B. Rumusan Masala ....................................................................... 6C. Tujuan Penelitian....................................................................... 7D. Manfaat Penelitian..................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 8
A. Tinjauan Umum Tentang Sektor Pertanian ............................... 8B. Tinjauan Umum Tentang Nilai Tambah Industri ...................... 11C. Tinjauan Umum Tentang Pertumbuhan Ekonomi..................... 12D. Hubungan Sektor Pertanian Dengan Pertumbuhan Ekonomi ... 22E. Peranan Nilai Tambah Industri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi 25F. Penelitian Terdahulu.................................................................. 26G. Kerangka pikir ........................................................................... 29H. Hipotesis.................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................... 30
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 30B. Lokasi Dan Waktu Penelitian.................................................... 30C. Jenis Dan Sumber Data ............................................................. 31D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 31E. Teknik Analisis Data ................................................................. 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 33
A. Hasil........................................................................................... 33
B. Pembahasan Penelitian .............................................................. 53
vii
BAB V PENUTUP...................................................................................... 57
A. Kesimpulan................................................................................ 57B. Saran.......................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 59
LAMPIRAN................................................................................................ 60
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Luas derah menurut Kecamatan di Kabupaten Enrekang
Tahun 2010 ................................................................................. 35
Tabel 4.2 Perkembangan PDRB (harga berlaku) kabupaten enrekang....... 42
Tabel 4.3 Jumlah perusahaan/usaha industri kecil dan rumah tangga ........ 43
Tabel 4.4 Perkembangan PDRB (harga berlaku) Kabupaten Enrekang ..... 44
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Bebas................................ 47
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi linear berganda ................ 49
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar kerangka pikir................................................................................ 29
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Enrekang ...................................................... 33
Gambar 4.2 Grafik Uji Normalitas............................................................. 46
Gambar 4.3 Grafik Uji Heteroskedastisitas ............................................... 48
x
ABSTRAK
Nama : Nairman
Nim : 10700109033
Judul Skripsi : Pengaruh Sektor Pertanian Dan Nilai Tambah IndustriTerhadap Pertumbuhan Ekonomi Di KabupatenEnrekang Periode 2006 – 2011
Nilai yang tercantum dalam sektor pertanian, nilai tambah industri danpertumbuhan ekonomi tersebut mencermingkan taraf hidup dan tingkatpertumbuhan ekonomi masyarakat, Skripsi ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh sektor pertanian dan nilai tambah industri terhadap pertumbuhanekonomi Di Kabupaten Enrekang.
Metode penelitian ini mengunakan metode deskriptif kuantitatif, Datayang digunakan dalam penelitian merupakan data time series yang dianalisisdengan mengunakan regresi linear berganda (multiple regression).
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan. Pengaruh sektor pertanian dannilai tambah industri terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Enrekang SecaraSimultan hasil penelitian menunjukan nilai Signifikan F sebesar 0,340 atau lebihbesar dari 0,05 (5%), sehingga secara simultan atau bersama - sama variabelsektor pertanian dan nilai tambah industri tidak berpengaruh signifikan terhadapPertumbuhan Ekonomi di kabupaten Enrekang periode tahun 2006-2011. engaruhsektor pertanian dan nilai tambah industri terhadap pertumbuhan ekonomiKabupaten Enrekang Secara Parsial diperoleh sektor pertanian dengan tingkatsignifikansi 0,176 > 5 %, hal ini menujukan bahwa secara parsial sektorpertanian tidak berpengaruh signifikan terhadap Variabel pertumbuhanekonomi di kabupaten Enrekang periode tahun 2006-2011,dan nilai tambahindustri dengan tingkat signifikansi 0,780 > 5 % hal ini menunjukan bahwa secaraparsial nilai tambah industri tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadapVariabel pertumbuhan ekonomi di kabupaten Enrekang periode tahun 2006-2011.pada penelitian ini Diharapkan setiap kebijakan yang diambil olehpemerintan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah tetap memperhatikanfaktor keseimbangan dan pemerataan pembangunan di berbagai sektorperekonomian.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolak ukur yang dapat dipakai
untuk meningkatkan adanya pembangunan suatu daerah dari berbagai macam
sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan
ekonomi. pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan bertambah
dan kemakmuran masyarakat meningkat. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi
diartikan sebagai kenaikan dalam PDRB tanpa memandang apakah kenaikan itu
lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk dan apakah ada
perubahan atau tidak dalam struktur ekonomi.1
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam jangka
panjang dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami
dunia belakangan ini. Proses pertumbuhan ekonomi tersebut dinamakan ekonomic
growth. Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai suatu proses
pertumbuhan output perkapita dalam jangka panjang. Hal ini berarti bahwa dalam
jangka panjang, kesejahteraan tercermin pada peningkatan output perkapita yang
1 Junawi hartasi Saragih. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhanekonomi (Studi komparatif: kabupaten Tanapuli Selatan dan kabupaten langkat).Skripsi ekonomipembangunan. 2009.
2
sekaligus memberikan banyak alternatif dalam mengkonsumsi banrang dan jasa,
serta diikuti oleh daya beli masyarakat yang semakin meningkat.2
Pertumbuhan ekonomi juga bersangkut paut dengan proses peningkatan
produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dapat dikatakan
bahwa pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan
diukur dengan meningkatnya hasil produksi dan pendapatan. Dalam hal ini berarti
terdapatnya kenaikan dalam pendapatan nasional yang ditunjukkan oleh besarnya
nilai Produk Domestik Bruto (PDB).3
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu wujud
keberhasilan pembangunan suatu negara. Berhasil tidaknya program
pembangunan suatu periode pemerintahan juga terutama sering kali dikaitkan
dengan pertumbuhan ekonomi yang berhasil dicapai pemerintah dalam periode
tersebut.4
Peningkatan pertumbuhan ekonomi menjadi sangat penting terutama bagi
negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini dapat dimaklumi karena
seperti negara berkembang lainnya, Indonesia mengalami masalah kemiskinan
dan kekurangan kesempatan kerja bagi angkatan kerja yang terus bertambah
setiap tahunnya. Dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, diharapkan
2 Yunan. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.Tesis Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan. 2009.
3 Yunan. 2009 h.74 Yunan. 2009 h.7
3
akan lebih mudah bagi Indonesia untuk menyediakan kesempatan kerja yang lebih
banyak sehingga kesejahteraan masyarakat dapat lebih meningkat.5
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Namun masalah
Perkembangan kemampuan memperoduksi barang dan jasa sebagai akibat
pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh
pertambahan produksi barang dan jasa sama besarnya. Pertambahan potensi
memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya.
Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya.
Pertumbuhan ekonomi mencerminkan kegiatan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi mutlak untuk ditingkatkan karena dengan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi memberikan arti bahwa tingkat kesejahteraan
masyarakat semakin meningkat Demikian pula yang dilakukan oleh Pemerintah
yang selalu berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya.6
5 Dyah Hapsari Amalina S. Pengaruh keterkaitan antar sektor terhadap pertumbuhanekonomi daerah. 2008.
6 Teguh Ariefiantoro dan Wyati Saddewisasi. faktor-faktor yang mempengaruhipertumbuhan ekonomi di kota semarang.2011
4
Adapun Hadist yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi ialah sebagai
berikut
457: الحدیثرقم
( ایومھ كان ومن ،مغبون فھو یوماه استوىمن : " حدیث ) مرفوعحدیث فھو أمسھ من شر
اد أبيبن العزیز لعبد منام فيإلا یعرف لا ،" ملعون ؤیافيبھ أوصاني: قال ،رو فيبزیادة الر
البیھقي رواه ،آخره
Artinya:
“Barangsiapa yang dua harinya (hari ini dan kemarin) sama maka ia telahmerugi, barangsiapa yang harinya lebih jelek dari hari sebelumnya maka iatergolong orang-orang yang terlaknat”.7
Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berarti negara yang
mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencaharian maupun
sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman
bahan makanan, subsektor holtikultura, subsektor perikanan, subsektor
peternakan, dan subsektor kehutanan. Pertanian merupakan salah satu sektor yang
sangat dominan dalam pendapatan masyarakat di Indonesia karena mayoritas
penduduk Indonesia bekerja sebagai petani. Namun produktivitas pertanian masih
jauh dari harapan. Salah satu faktor penyebab kurangnya produktivitas pertanian
adalah sumber daya manusia yang masih rendah dalam mengelolah lahan
7 Barang siapa yang Allah kehendaki menjadi orang baik maka Allah akanmengaruniainya faham Agama (HR. Bukhori)
5
pertanian dan hasilnya. Mayoritas petani di Indonesia masih menggunakan sistem
manual dalam pengolahan laha pertanian.8
Analisis mengenai pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu aspek
penting dalam teori makroekonomi. Analisis itu pada dasarnya memperhatikan
tentang kegiatan ekonomi negara dalam jangka panjang. Dalam membicarakan
mengenai pertumbuhan ekonomi dua hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu:
Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara dan
Teori – teori yang menerangkan faktor penting yang menentukan pertumbuhan
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian
sebagai sumber mata pencaharian penduduknya, dengan demikian sebagian besar
penduduk menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.9
Masala Pembangunan pertanian dewasa ini tidak lagi berfokus
meningkatkan produksi, tetapi bagaimana sebuah komoditi mampu diolah
sehingga diperoleh nilai tambah (value added) dari proses pengolahan tersebut.
Suryana (2005: 6) mengungkapkan nilai tambah yang diperoleh dari
pengembangan produk olahan (hilir) jauh lebih tinggi dari produk primer, maka
pendekatan pembangunan pertanian ke depan diarahkan pada pengembangan
produk (product development), dan tidak lagi difokuskan pada pengembangan
komoditas. Pengembangan nilai tambah produk dilakukan melalui pengembangan
industri yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan, baik
8Dimas Gadang Tattaqun Sukanto. Analsis peranan sektor pertanian terhadapperekonomian jawa tengah (pendekatan analisis input output). 2011.
9 M. Yamin. Analisis pengaruh pembanguna sektor pertanian terhadap distribisipendapatan dan peningkatan lapangan kerja di Provinsi Sumatera Selatan.
6
produk antara (intermediate product), produk semi akhir (semi finished product)
dan yang utama produk akhir (final product) yang berdaya saing.
Pertumbuhan ekonomi harus didukung oleh peningkatan produktifitas dan
efisiensi serta sumber daya manusia yang berkualitas, pembangunan industri terus
ditingkatkan dan di arahkan agar sektor industri menjadi penggerak utama ekonomi
yang efisien, berdaya saing tinggi, mempunyai struktur yang makin kukuh dengan
pola produksi yang berkembang. Dalam suatu pembangunan sudah pasti diharapkan
terjadinya pertumbuhan. Untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan sarana dan
prasarana, terutama dukungan dana yang memadai. Disinilah peran serta investasi
mempunyai cakupan yang cukup penting karena sesuai dengan fungsinya sebagai
penyokong pembangunan dan pertumbuhan nasional melalui pos penerimaan negara
sedangkan tujuannya adalah untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat.10
Berangkat dari pemaparan tersebut diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan rancangan judul “Pengaruh Sektor Pertanian dan Nilai
Tambah Industri Terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten
Enrekang”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mencoba
merumuskan suatu permasalahan pokok yaitu:
1. Bagaimana pengaruh sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Enrekang ?
10 Muhammad Hidayat, Lapeti Sari, dan Nobel Aqualdo. Analisis faktor-faktor yangmempengaruhi pertumbuhan ekonomi kota pekanbaru.
7
2. Bagaimana pengaruh nilai tambah industri terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Enrekang ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu bentuk target yang ingin dicapai. Dengan
demikian setiap usaha manusia tidak terlepas dari tujuan tertentu yang dijadikan
sebagai standar dari apa yang ingin dicapainya.
1. Untuk mengetahui pengaruh sektor pertanian terhadap pertumbuhan
ekonomi kabupaten enrekang ?
2. Untuk mengetahui pengaruh nilai tambah industri terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten Enrekang ?
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai informasi ilmiah dan wawasan Ilmu pengetahuan tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Ekonomi.
2. Sebagai bahan studi, perbandingan dan tambahan ilmu pengetahuan bagi
kalangan akademis dan peneliti dalam melakukan penelitian.
3. Sebagai masukan bagi pemerintah maupun pengambil kebijakan daerah
kabupaten, dalam usaha untuk memaksimalkan fakto-faktor andalan
pertumbuhan ekonomi daerah
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Sektor Pertanian
Menurut Mubyarto (1995) fungsi produksi yaitu suatu fungsi yang
menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik (output) dengan faktor-faktor
produksi (input). Bentuk persamaan sederhana fungsi produksi ini dituliskan
sebagai :
Y = f (X1, X2, ........, Xn)
Sukirno, Sadono (1994), menyatakan bahwa fungsi produksi adalah kaitan
antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakan. Faktor-faktor
produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut
output. Fungsi produksi dinyatakan dalam bentuk rumus :
Q = f (K, L, R, T)
Keterangan :
K = jumlah stok modal
L = jumlah tenaga kerja
R = kekayaan alam, dan
T = tingkat teknologi yang digunakan
Menurut Boediono (1999), pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dari
kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi disini
meliputi tiga aspek :
9
1. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses (aspek ekonomi), suatu
perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.
2. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan adanya kenaikan output
perkapita, dalam hal ini ada dua aspek penting, yaitu: output total dan
jumlah penduduk. Output perkapita adalah output total dibagi dengan
jumlah penduduk.
3. Pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan perspektif waktu,
suatuperekonomian dikatakan tumbuh bila dalam jangka waktu yang
cukup lama (lima tahun) mengalami kenaikan output perkapita.1
Keberhasilan pembangunan pertanian memerlukan beberapa syarat atau
pra kondisi yang untuk tiap daerah berbeda-beda. Pra kondisi tersebut meliputi
bidang-bidang teknis, ekonomis, sosial budaya dan lain-lain. Menurut A. T
Mosher ada lima syarat yang harus ada dalam pembangunan pertanian (Mubyarto,
1995).2 Apabila salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi maka terhentilah
pembangunan pertanian, syarat tersebut adalah :
1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani.
2. Teknologi yang senantiasa selalu berkembang.
3. Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal.
4. Adanya perangsang produksi bagi peetani.
5. Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu.
Menurut Todaro, Michael (2006) ada tiga pokok dalam evolusi produksi
pembangunan pertanian sebagai berikut :
1 Boediono. Teori ekonomi makro. 19992 Dimas Gadang Tattaqun Sukant. Analisis peranan sektor pertanian terhadap
perekonomian jawa tengah (pendekatan analisis input-output).2011.
10
1. Pertanian tradisional yang produktivitasnya rendah.
2. Produk pertanian sudah mulai terjadi dimana produk pertanian sudah ada
yang dijual ke sektor komersial atau pasar, tetapi pemakaian modal dan
teknologi masih rendah
3. Pertanian modern yang produktivitasnya sangat tinggi yang disebabkan
oleh pemakaian modal dan teknologi yang tinggi pula.
4. disebabkan oleh pemakaian modal dan teknologi yang tinggi pula.
Tableu Economique merupakan sebuah buku hasil tulisan dari seorang
dokter yang bernama Francis Quesnay, dalam buku tersebut dia menggambarkan
bahwa suatu perekonomian suatu negara seperti layaknya kehidupan biologis
tubuh manusia. Antara satu bagian dengan bagian yang lain saling memiliki
hubungan. Quesnay membagi masyarakat ke dalam empat golongan3 yaitu :
a. Kelas masyarakat produktif, yaitu yang aktif mengolah tanah seperti
pertanianan pertambangan
b. Kelas tuan tanah
c. Kelas yang tidak produktif atau steril, terdiri dari saudagar dan pengrajin
d. Kelas masyarakat buruh/labor yang menerima gaji dari tenaganya.
Teori kesetimbangan umum merupakan cabang dari teori ekonomi. Hal ini
berusaha untuk menjelaskan perilaku penawaran, permintaan dan harga dalam
ekonomi secara keseluruhan atau banyak dengan beberapa pasar, dengan berusaha
untuk membuktikan bahwa keseimbangan harga barang ada dan bahwa semua
3Deliarnov. Perkembangan pemikiran ekonomi. 2005.
11
harga pada kesetimbangan, maka ekuilibrium umum, berbeda dengan ekuilibrium
parsial.
Ekonomi pertanian merupakan suatu aplikasi ilmu ekonomi dengan bidang
pertanian, dimana ilmu ini digunakan untuk memecahkan permasalahan
permasalahan pertanian. Ekonomi pertanian pertama kali diperkenalkan oleh
Adam Smith dalam bukunya yang berjudul Wealth of Nations. Ilmu ekonomi
pertanian didefinisikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi umum yang
mempelajari fenomena-fenomena dan persoalan-persoalan yang berhubungan
dengan pertanian baik mikro maupun makro. Cramer and Jensen (1994),
mengemukakan bahwa ekonomi pertanian adalah pengaplikasian ilmu sosial yang
menghadapkan bagaimana manusia memilih untuk menggunakan teknik ekonomi
dengan kondisi sumberdaya yang semakin terbatas dan langka seperti lahan,
tenaga kerja, kapital, dan manajemen untuk memproduksi makanan dan serat
hingga untuk memproduksinya kepada masyarakat.4
B. Tinjauan Umum Nilai tambah industri
Nilai tambah merupakan penambahan nilai suatu produk sebelum diolah,
dengan setelah diolah per satuannya. Nilai tambah diketahui dengan melihat selisi
antara nilai output dengan nilai input suatu industri. Nilai output atau atau biaya
produksi terdiri dari biaya tetap dan biayavariabel. Biaya tetap adalah biaya yang
dikeluarkan suatu industri secara rutin setiap periode tertentu dan jumlah yang
tetap.
4Mubyarto. Pengantar ekonomi pertanian. 1982.
12
Sedangkan biaya variabel meliputi biaya bahan baku utama, bahan
penolong, upah tenaga kerja, biaya bahan bakar, dan biaya pemasaran. Sedangkan
yang nilai input suatu industri (penerimaan) merupakan hasil kali antara produk
barang dengan jumlah barang yang diproduksi.5
Salah satu sektor penting dalam pembangunan di bidang ekonomi adalah
sektor Industri. Peranan sektor Industri dalam pembangunan ekonomi di berbagai
negara sangat penting katrena sektor Industri memiliki beberapa keunggulan dalan
hal akselerasi pembangunan.
Keunggulan-keunggulan sektor Industri tersebut diantaranya memberikan
kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja dan mampu menciptakan nilai tambah
(value added) yang lebih tinggi pada berbagai komoditas yang dihasilkan.
Menurut Teori Ekonomi Pembangunan, semakin tinggi kontribusi sektor
Industri terhadap Pembangunan Ekonomi negaranya maka negara tersebut
semakin maju. Jika Suatu negara kontribusi sektor industrinya telah diatas 30%
maka dapat dikatakan negara tersebut tergolong negara maju.6
C. Tinjauan Umum Pertumbuhan Eknomi
Pertumbuhan ekonomi dapat didefenisikan sebagai perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebakan barang dan jasa yang diproduksi
dalam masyarakat bertambah. Masala pertumbuhan ekonomi dapat dipandang
5 Junawi hartasi saragih. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhanekonomi (studi komparatif) kabupaten tapanuli selatan dan kabupaten langkat.2009.
6 Sadono Sukirno, Ekonomi Mikro, 2001.
13
sebagai masala makroekonmi dalam jangka panjang dari satu periode ke periode
lainnya.7
Keyakinan tentang adanya efek menets kebawah (trickle-down effect)
dalam proses pembangunan telah menjadi pijakan bagi sejumlah pengambil
kebijakan dalam pembangunannya. Dengan keyakinan tersebut maka strategi
pembangunan akan terfokus pada bagaimana mencapai suatu laju pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dalam periode yang singkat. Dalam analisis makro, tingkat
pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dai perkembangan
pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara.
Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
ekonomi dan non ekonomi. Faktor ekonomi berupa sumber daya manusia, sumber
daya alam, akumulasi modal dan teknologi, sedangkan faktor non ekonomi berupa
faktor sosial, politik dan budaya. Adanya goncangan pada salah satu faktor
tersebut dapat mempengaruhi perekonomian di suatu negara.8
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan disuatu perekonomian. Kesejahteraan dan kemajuan suatu
perekonomian ditentukan oleh besarnya pertumbuhan yang ditunjukan oleh
perubahan output nasional. adanya perubahan output dalam perekonomian
merupakan analisis ekonomi jangka pendek.
Pertumbuhan merupakan suatu proses di mana Produk Domestik Bruto
(PDB) riil meningkat secara terus-menerus melalui kenaikan produktivitas per
7 Sadono sukirno. Teori pengantar makroekonomi. 2004.8 Nani Saidah. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan pengaruhnya terhadap
pertumbuhan ekonomi di indonesia. 2006.
14
kapita. Peningkatan ini dilihat dalam bentuk kenaikan produksi riil per kapita dan
taraf hidup yang ditempuh melalui penyediaan dan penyerahan berbagai sumber
produksi.
pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan kemampuan jangka
panjang dalam menyediakan barang-barang ekonomi yang semakin banyak
jenisnya di suatu negara. Peningkatan kemampuan tersebut disesuaikan dengan
kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan serta ideologis suatu bangsa.9
Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai
pertambahan output (pendapatan nasional) yang berasal dari pertambahan tingkat
penduduk dan tabungan masyarakat, sedangkan menurut Harrod-Domar berasal
dari tingkat tabungan dan modal. Modal merupakan salah satu faktor produksi
yang dapat digunakan untuk pembiayaan pembangunan dalam negeri. Terdapat
dua sumber modal, diantaranya bersumber dari dalam negeri dan luar negeri.
Salah satu cara untuk menghimpun modal dari dalam negeri adalah dengan
mengurangi tingkat konsumsi atau meningkatkan pendapatan. Sedangkan modal
yang bersumber dari luar negeri berupa hibah, penanaman modal asing (PMA)
dan pinjaman. Peningkatan laju pertumbuhan modal yang cepat dapat mengurangi
kebutuhan terhadap modal asing dan meningkatkan pendapatan nasional.10
Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
ekonomi dan non ekonomi. Faktor ekonomi berupa sumber daya manusia, sumber
9 Jhingan. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Edisi XVI. Jakarta : BinarupaAksara. 1992.
10 Putong. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Edisi 2. Jakarta: Ghalia Indonesia.1996.
15
daya alam, akumulasi modal dan teknologi, sedangkan faktor non ekonomi berupa
faktor sosial, politik dan budaya. Adanya goncangan pada salah satu faktor
tersebut dapat mempengaruhi perekonomian di suatu negara.
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dari kenaikan output perkapita
dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi disini meliputi tiga aspek :
1. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses (aspek ekonomi), suatu
perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.
2. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan adanya kenaikan output
perkapita, dalam hal ini ada dua aspek penting, yaitu: output total dan
jumlah penduduk. Output perkapita adalah output total dibagi dengan
jumlah penduduk.
3. Pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan perspektif waktu, suatu
perekonomian dikatakan tumbuh bila dalam jangka waktu yang cukup
lama (lima tahun) mengalami kenaikan output perkapita.
Suatu perekonomian dapat dikatakan mengalami pertumbuhan jika tingkat
kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang dicapai dimasa sebelumnya.
Pertumbuhan dan perkembangan baru tercipta apabila jumlah fisik barang-barang
dan jasa yang dihasilkan bertambah besar pada tahun berikutnya.11
Pertumbuhan ekonomi merupakan perubahan tingkat kegiatan dari tahun
ke tahun. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, harus
diperbandingkan pendapatan nasional berbagai tahun yang dihitung berdasarkan
11 Boediono. Ekonomi Moneter. 1999.
16
harga konstan. Jadi perubahan nilai pendapatan nasional hanya semata-mata
disebabkan oleh perubahan dalam tingkat kegiatan ekonomi. Pertumbuhan baru
tercapai apabila jumlah barang dan jasa yang dihasilkan bertambah besar pada
tahun berikutnya.12
Pertumbuhan ekonomi sangat diharapkan karena akan membuat
masyarakat mengkonsumsi barang dan jasa dalam jumlah yang besar dan juga
penyediaan barang dan jasa sosial, sehingga hidup masyarakat dapat ditingkatkan.
Pertumbuhan ekonomi secara singkat merupakan proses kenaikan output
perkapita dalam jangka panjang, pengertian ini menekankan tiga hal yaitu proses,
output per kapita dalam jangka panjang. Proses menggambarkan perkembangan
perekonomian dari waktu ke waktu yang lebih bersifat dinamis, output per kapita
mengaitkan aspek output total (GDP) dan aspek jumlah penduduk, sedangkan
jangka panjang menunjukkan kecenderungan perubahan perekonomian dalam
jangka tertentu yang didorong oleh proses intern perekonomian (self Generating).
Pertumbuhan ekonomi juga diartikan secara sederhana sebagai kenaikan output
total (PDB) dalam jangka panjang tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih
kecil atau lebih besar dari laju pertumbuhan penduduk atau apakah diikuti oleh
pertumbuhan struktur perekonomian atau tidak.
Teori pertumbuhan ekonomi menjelaskan faktor-faktor yang menentukan
pertumbuhan ekonomi serta bagaiman keterkaitan antara faktor-faktor tersebut
sehingga terjadi proses pertumbuhan. Terdapat banyak teori pertumbuhan
ekonomi tetapi tidak satu teori pun yang komprehensif yang dapat menjadi
12 Dimas Gadang T.S. Analisis Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian JawaTengah(pendekatan analisis input-output). 2010.
17
standar yang baku, karena masing-masing teori memiliki kekhasan sendiri-sendiri
sesuai dengan latar belakang teori tersebut.13
Pemerintah membutuhkan anggaran untuk menyelenggarakan fungsinya
dengan baik dan mekanisme penyelenggaraannya anggaran tersebut dilakukan
melalui kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal mencerminkan besaran, pertumbuhan,
maupun struktur dari anggaran pemerintah yang dianut oleh suatu negara.
Menurut Todaro dalam pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terdapat tiga
komponen penentu utama yaitu:
1. Akumulasi modal yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru
yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan sumber daya manusia.
2. Pertumbuhan penduduk yang meningatkan jumlah angkatan kerja ditahun-
tahun mendatang.
3. Kemajuan teknologi.
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah dua konsep yang tidak
dapat dipisahkan. Pembangunan bertujuan menentukan uasaha pembangunan
yang berkelanjutan dengan tidak menghabiskan sumber daya alam. Teori dan
model pertumbuhan yang dihasilkan dijadikan panduan konsep pembangunan,
diman hal ini dibahas dalam teori pertumbuhan dan pembanguna dan berusaha
menganalisa secara kritikal dengan melihat kesesuaiannya dalam konteks negara.
Walupun tidak semua teori atau model dapat digunakan, namun berbagai
pendapat mengenai peranan faktor pengeluaran termasuk buruh, tanah, modal dan
13Wiloejo wirjo wijono. Mengungkap sumber-sumber pertumbuhan ekonomi Indonesiadalam lima tahun terakhir.
18
pengusaha dapat menjelaskan penyebab tidak terlaksanannya membanguna dalam
sebuah negara. Pada tahap awal, pendapatan per kapita menjadi alat ukur utama
bagi pembangunan. Namun sesuai dengan perubahan waktu, aspek pembangunan
manusia dan bangunan sumber daya alam semakin ditekankan. Pembangunan
sumber daya alam melihat kepada aspek manfaat kepada generasi akan datang
melalui kebijakan masa kini. Oleh karena itu konsep pembangunan dan
pertumbuhan tidak ditafsirkan dari perspektif eonomi semata-mata, namun
meliputi berbagai disiplin seprti pendidikan, perindustrian dan kebijakan.14
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan
merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembanguna ekonomi, karena
penduduk bertambah terus dan berarti kebutuhan ekonomi juga bertambah terus,
maka dibutuhkan penambhan pendapatan setiap tahun. Hal ini hanya bisa didapat
lewat peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau produk domestik bruto
(PDB) setiap tahun. Jadi dalam pengertian konomi makro, pertumbuhan ekonomi
adalah penambahan PDB yang berati juga menambah pendapatan nasional.15
Pembangunan ekonomi sebuah negara pada dasarnya bertujuan untuk
mencapai kemakmuran masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dan distribusi pendapatan yang merata. Kemakmuran dan pertumbuhan ekonomi
tersebut dapat tercipta melalui bekerjanya pasar secara efisien. Mekanisme pasar
akan bekerja secara efisien apabila tersedia tata aturan dan hukum-khukum pasar
yang dilaksanakan dengan baik. Ketersiadiaan tata aturan dan hukum tersebut
14Nor aini haji idris & Ab. Razab Dan. Teori perkembangan dan pembangunan ekonomi.2004.
15Tulus, Tambunan. Perekonomian Indonesia: Teori dan temuan empiris. 2001.
19
menundang peran para pembuat undang-undang (Parlemen) dan pelaksana
undang-undang (pemerintah). Selain itu, pemerintah termasuk bank sentral
menyusun kebijakan-kebijakn yang disesuaikan dengan perkembangan untuk
lebih cepat merealisasikan tujuan-tujuan yang di inginkan dalam koridor undang-
undang/peraturan yang sudah dijalankan. Atas dasar itu, pemerintah melalui
kebijakan makroekonomi, infestasi, perdagangan, pelaksanaan hukum serta
perundang-undangan mempunyai peran penting dalam menciptakan iklim yang
kondusif bagi bekerjanya pasar secara optimal. Demikian pula halnya bank sentral
yang menetapkan kenijakan moniter, sebgai salah satu elemen kebijakan
makroekonomi mempunya peran penting dalam penciptaan kondisi bagi
bekerjanya mekanisme pasar yang efisien.16
Secara umum teori pertumbuhan ekonomi dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu teori pertumbuhan ekonomi klasik dan teori pertumbuhan
ekonomi modern. Pada teori pertumbuhan ekonomi klasik, analisis didasarkan
pada kepercayaan akan efektivitas mekanisme pasar bebas.teori ekonomi klasik
merupakan teori yang dicetuskan oleh parah ahli ekonomi yang hidup pada abad
18 hingga abad 20. Para ekonomi klasik tersebut antara lain Adam Smith, David
Ricardo dan W.A Lewis.17
Teori pertumbuhan ekonomi Harrord Domar merupakan salah satu teori
pertumbuhan modern. Harrord Domar merupakan perkembangan langsung dari
teori makro Keynes jangka pendek menjadi teori makro jangka panjang. Menurut
16Baharuddin Abdullah. Strategi kebijakan moniter bagi perkembangan ekonomi yangberkelanjutan. 2003.
17 Ahmad Ma’ruf dan Latri Wihastuti. Pertumbuhan ekonomi indonesia: Determinan danprospeknya.2008.
20
kedua teori ini, pengeluaran investasi tidak hanya memiliki pengaruh terhadap
permintaan agregat (AD) tetapi juga terhadap penawaran agregat (AS) melalui
pengarunya terhadap kapasitas produksi.
Simon Kuznets dalam Sukirno, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi
sebagai peningkatan kemampuan suatu negara untuk menyediakan barang-barang
ekonomi bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini disebabkan oleh
kemajuan teknologi, kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkan
(Sukirno, 1995).18
Salah satu teori perubahan struktur perekonomian yang dikembangkan
oleh Chenery dan Taylor (1975) dalam sukirno, memperlihatkan corak perubahan
struktur ekonomi menggunakan data diberbagai negara dalam kurun waktu
tertentu. Dalam anallisisnya yang terpenting adalah bahwa dalam proses
pertumbuhan struktur perekonomian ada hubungan antara besarnya pendapatan
perkapita dengan persentase sumbangan berbagai sektor ekonomi pada produksi
nasional. Dengan demikian, analisi tersebut dapat digunakan untuk membuat
ramalan mengenai peranan berbagai sektor pada berbagai tingkat pembangunan
ekonomi, dan selanjutnya dapat digunakan sebagai landasan dalam menentukan
sumber-sumber daya ke berbagai sektor ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah
18 Lili Masli. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi danketimpangan regional antar kabupaten/kota di propinsi jawa barat.
21
pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam
jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara
untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang
meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami
pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah
barang modal. Teknologi yang digunakan menjadi berkembang. Disamping itu
tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman
kerja dan pendidikan menambah keterampilan mereka.
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP tanpa memandang
apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak. Jika ingin
mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi kita harus membandingkan pendapatan
nasional dari tahun ke tahun.19
Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro. Hal
ini didasari oleh tiga alasan. Pertama, penduduk selalu bertambah. Kedua, selama
keinginan dan kebutuhan selalu tidak terbatas, perekonomian harus selalu mampu
memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan tersebut. Ketiga, usaha menciptakan kemerataan ekonomi (economic
stability) melalui retribusi pendapatan (income redistribution) akan lebih mudah
dicapai dalam periode pertumbuhan ekonomi yang tinggi.20
19 Bambang Prishardoyo. 2008. Analisis Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Dan PotensiEkonomi Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb) Kabupaten Pati Tahun 2000-2005.
20 Muhammad Hidayat, Lapeti sari, dan Nobel Aqualdo. 2011. Analisis faktor-faktor yangmempengaruhi pertumbuhan ekonomi kota pekanbaru.
22
Berkembangnya pembangunan suatu negara sangat relevan dengan dana
yang digunakan, sehingga perlu diketahui sumber-sumber pembiayaan
pembangunan di Indonesia. Sumbersumber pembiayaan pembangunan Indonesia
dari tahun ketahun mengalami perekmbangan yang cukup pesat sehingga adanya
kebijakan fiskal pemeriantah dalam mempengaruhi tingkat pendapatan khususnya
GNP (gros national product) agar tidak terjadi disparitas ekonomi akibat adanya
inflasi, pengangguran dan efisit neraca pembayaran.21
D. Hubungan Sektor Pertanian Dengan Pertumbuhan Ekonomi
Analisis Kuznets (1964) menjelaskan bahwa pertanian di negara
berkembang dapat dilihat sebagai suatu sektor ekonomi yang sangat potensial
dalam empat bentuk kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi nasional, yaitu:
1. Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi lainnya sangat tergantung pada
pertumbuhan output di sektor pertanian, baik dari sisi permintaan sebagai
sumber pemasok makanan yang kontinu mengikuti pertumbuhan
penduduk, maupun dari sisi penawaran sebagai sumber bahan baku bagi
keperluan produksi di sektor-sektor lain seperti industri nonmanufaktur
(misalnya industri makanan dan minuman) dan perdagangan. Kuznets
menyebut ini sebagai kontribusi produk.
2. Di negara-negara agraris seperti Indonesia, pertanian berperan sebagai
sumber penting bagi pertumbuhan permintaan domestik bagi produk-
21Febriani, SE, M.Si. Pengaruh tabungan terhadap pertumbuhan ekonomi di sumaterabarat
23
produk dari sektor-sektor ekonomi lainnya. Kuznets menyebutnya
kontribusi pasar.
3. Sebagai suatu sumber modal untuk investasi di sektor-sektor lainnya.
Bahwa dalam proses pembangunan ekonomi terjadi transfer surplus tenaga
kerja (L) dari pertanian (pedesaan) ke industri dan sektor-sektor perkotaan
lainnya. Kuznets menyebutnya kontribusi faktor-faktor produksi.
4. Sebagai sumber penting bagi surplus neraca perdagangan (sumber devisa),
baik lewat ekspor hasil-hasil pertanian maupun dengan peningkatan
produksi pertanian dalam negeri menggantikan impor (subtitusi impor).
Kuznets menyebutnya kontribusi devisa. Menurut Jhingan (2004),
sumbangan atau jasa sektor pertanian pada pembangunan ekonomi terletak dalam
hal :
1. Menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk yang
kian meningkat.
2. Meningkatkan permintaan akan produk industri dan dengan demikian
mendorong keharusan diperluasnya sektor sekunder dan tersier.
3. Menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-barang
modal bagi pembangunan melalui ekspor hasil pertanian terus menerus.
4. Meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah.
5. Memperbaiki kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Pembangunan sektor pertanian menjadi semakin penting melihat
keterkaitannya terhadap pembangunan pedesaan dimana mayoritas masyarakat
24
petani tinggal. Sehubungan dengan keterkaitan tersebut, Todaro dan Smith (2004)
mengemukakan bahwa pada skala yang lebih luas pembangunan sektor pertanian
dan daerah pedesaan kini diyakini sebagai intisari pembangunan nasional secara
keseluruhan oleh banyak pihak.
Kenaikan daya beli daerah pedesaan, sebagai akibat kenaikan surplus
pertanian, merupakan perangsang kuat terhadap perkembangan industri (Jhingan,
2004). Dengan kata lain meluasnya output dan peningkatan produktivitas
pertanian akan meningkatkan permintaan terhadap barang manufaktur yang pada
akhirnya akan memperluas sektor industri. Jika kondisi ini dapat terwujud maka
sektor jasa pun akan meningkat untuk melayani kebutuhan sektor pertanian dan
sektor industri. Hal ini akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi
perekonomian karena PDB membutuhkan peranan sektor-sektor tersebut.
Tanpa suatu peningkatan output atau produktivitas di sektor pertanian,
sektor industri tidak dapat meningkatkan ouputnya (atau pertumbuhan yang tinggi
akan sulit tercapai). Oleh karena itu, sektor pertanian memainkan peranan penting
dalam pembangunan sektor industri di suatu daerah (Tambunan, 2003).
Sebaliknya, lewat keterkaitan produksi, industri manufaktur bisa memainkan
suatu peran penting untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan sektor
pertanian sebagai keunggulan komparatifnya (Tambunan, 2003). Pemikiran ini
mengemukakan bahwa terdapat keterkaitan sektor pertanian dan sektor industri
sebagaimana telah banyak diuraikan oleh berbagai teori yang menjelaskan
bagaimana keterkaitan sektor-sektor tersebut mempengaruhi perekonomian suatu
25
negara. Lemahnya keterkaitan kegiatan ekonomi baik secara sektoral maupun
spasial, tercermin dari kurangnya keterkaitan antara sektor pertanian (primer)
dengan sektor industri (pengolahan) dan jasa penunjang, serta keterkaitan
pembangunan antara kawasan pedesaan dan kawasan perkotaan (Supriyati dan
Suryani, 2006). Perekonomian yang memiliki keterkaitan produk antar industri
yang tinggi dan berimbang akan memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi pula
(Suryana et al, 1998).22
E. Peranan nilai tanbah industri terhadap pertumbuhan ekonomi
Berdasarkan hasil penelitian dengan regresi berdanda yang dilakukan oleh
Amiruddin AT (2005), tentang pembentukan nilai tambah industri di kota batam,
menunjukan bahwa pengaruh pembentukan nilai tambah indistri terhadap
pertumbuhan ekonomi ternyata signifikan. Hasil yang signifikan ini mnunjukan
bahwa peranan nilai tambah industri dalam mendukung pertumbuhan ekonomi
disuatu daerah adalah penting.
Pembangunan industri di daerah merupakan bagian dari segi pembangunan
industri secara nasional, dimana keberhasilan dari pembangunan industri di daerah
merupakan salah satu kunci poko suksesnya pelaksanan pembangunan industri
nasional. Sektor industri harus dikembangkan karena merupakan sektor yang
potensial dalam membantu suksesnya pelaksanaan pembangunan, diman sektor
ini dapat menyerap tenaga kerja yang banyak.
22 Dyah Hapsari Amalina S. Pengaruh Keterkaitan Antar Sektor Terhadap PertumbuhanEkonomi Daerah. (Institut Pertanian Bogor 2008).
26
Sektor industri yang maju tentunya akan menghasilkan nilai tambah industri
yang semakin meningkat pula. Peningkatan nilai tambah industri ini pada
akhirnya akan meningkatkan pendapatan daerah dan menciptakan pertumbuhan
nekonomi yang tinggi. Oleh karena itu pengembangan industri ini diarahkan
kepada usaha yang berorientasi ekspor sekaligus dapat memenuhi kebutuhan
dalam negeri dan menyerap tenaga kerja yang ada.
Adanya sasaran yang hendak dicapai dalam program pembangunan nasional
yaitu menempatkan sektor industri sebagai penyedia lapangan kerja merupakan
titik tolak dalam mengupayakan manusia indonesia menjadi kekuatan utama
dalam pembangunan. Untuk dapat menampung penyediaan tenaga kerja, yang
demikian secara produktif maka dibutuhkan pertumbuhan di sektor industri
dimana penyerapan tenaga kerja ini akan dapat mengurangi pengangguran dan
memacu pertumbuhan ekonomi daerah.
F. Penelitian Terdahulu
Untuk menunjang penelitian ini maka dilakukan riviw terhadap penelitian
terdahulu:
1. Sari (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Struktur,
Perilaku, Kinerja Industri Pengolahan Susu di Indonesia, menyimpulkan
bahwa bentuk struktur pasar industri susu di Indonesia adalah oligopoli
ketat dengan rata-rata ratio konsentrasi empat perusahaan terbesar (CR4)
sebesar 72.68 persen, hambatan masuk pasar dengan melihat nilai MES
sebesar 29.05 persen yang tergolong cukup tinggi. Perilaku industri
27
pengolahan susu ini dapat dilihat dari strategi penerapan harga, strategi
produk, dan promosi. Kinerja industri ini tergolong rendah dengan nilai
PCM sebesar 25.10 persen, growth sebesar 37.62 persen, dan x-eff
sebesar 20.32 persen. Hasil kinerja yang masih rendah ini disimpulkan
terjadi karena dalam proses produksi terjadi peningkatan biaya dan
industri belum mampu menekan biaya produksi dengan baik.
2. Rahmanu (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Daya Saing
Industri Pengolahan dan Hasil Olahan Kakao Indonesia menyimpulkan
bahwa kakao olahan Indonesia tidak memiliki keunggulan komparatif
pada tahun 1988 hingga tahun 1995 dengan nilai RCA dibawah satu dan
memiliki keungulan komparatif pada tahun 1996 sampai dengan tahun
2006 dengan nilai RCA diatas satu. Hal ini dikarenakan pada tahun 1988
sampai dengan tahun 1995 nilai ekspor hasil olahan kakao masih relatif
sedikit dan mulai meningkat pada tahun 1996 sampai dengan tahun 2006
seiring dengan meningkatnya permintaan hasil olahan kakao dunia untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi industri makanan dan minuman dunia.
3. Nelly Nur Laili (2007), dalam penelitiannya “Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi DIY tahun 1990-2004”. Variabel
bebas yang digunakan adalah PMDN, nilai ekspor, pariwisata, jumlah
perusahaan disektor industri. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian
ini adalah variabel PMDN, nilai ekspor berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di DIY. Sedangkan variabel
28
pariwisata dan jumlah perusahaan disektor industri berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi DIY.
4. Sofwin Hardiati (2002), dalam penelitiannya tentang pertumbuhan
ekonomi di Prop. Jateng dengan menggunakan data runtut waktu Prop.
Jateng selama tahun 1980-2001 menyebutkan bahwa output suatu daerah
(PDRB) merupakan fungsi dari investasi swasta baik asing (PMA)
maupun dalam negeri (PMDN), pengeluaran pembangunan pemerintah,
jumlah tenaga kerja dan saran angkutan umum. Dari hasil penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi swasta baik PMDN dan
PMA, pengeluaran pembangunan pemerintah, angkatan kerja dan sarana
angkutan umum berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi daerah.23
23 Teguh Ariefiantoro dan Wyati Saddewisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhipertumbuhan ekonomi di kota semarang.
29
G. Kerangka Pikir
H. Hipotesis
Mengacu pada landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat
diturunkan Hipotesis sebagai berikut:
H1 : Diduga sektor pertanian berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
H2 :Diduga nilai tambah industri berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi
KabupatenEnrekang
PertumbuhanEkonomi
Analisis Regresisederhana
SektorPertanian
Nilai Tambah Industri
Hasil
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (Field Research) yang
bersifat deskriptif-kuantitatif, yaitu mendeskripsi secara sistematis, faktual dan
akurat terhadap suatu perlakuan pada wilayah tertentu mengenai hubungan sebab-
akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang ada, kemudian menduga
faktor sebagai penyebab melalui pendekatan kuantitatif guna memahami dan
mendeskripsikan realitas rasional sebagai realitas subjektif melalui teknik analisis
kuantitatif, khususnya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi di kabupaten Enrekang Periode 2006-2011 yang akan diuji secara
empiris. Namun penelitian ini juga akan menganalisa tentang keterkaitan atau
korelasi antara kedua variabel.
Agar penelitian ini lebih spesifik dalam cakupannya, maka penelitian ini
menggunakan sistem rentang waktu (Time series), dimana data yang dikumpulkan
dihitung berdasarkan data Enam tahun terakhir.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Enrekang sebagai objek penelitian
dengan menetapkan data pertumbuhan ekonomi, sektor pertanian dan nilai tambah
industri yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Enrekang.
Waktu penelitian dimulai sejak 18 Juli 2013 sampai 18 Agustus 2013.
31
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah data yang menyangkut
tentang pertumbuhan Ekonomi, sektor pertanian dan Nilai tambah industri yang
diperoleh dari data BPS dari tahun 2006 sampai 2011
2. Sumber data
Data sekunder, adalah data yang mendukung data primer yaitu segala
bentuk data yang diperoleh melalui kepustakaan (library research) baik berupa
majalah, jurnal, artikel maupun dari berbagai hasil penelitian sebelumnya yang
berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan tehnik dokumentasi.
Teknik Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mengambil data dari
dokumen-dokumen, atau bukti tertulis berupa laporan data, khususnya data
mengenai pertumbuhan ekonomi, sektor pertanian dan nilai tambah industri enam
tahun terakhir. Perlu ditegaskan bahwa data yang dimaksud merupakan data yang
bersifat nasional yang di ambil dari web site mengenai publikasi data
pertumbuhan ekonomi, sektor pertanian dan nilai tambah industri di BPS.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear
berganda dengan mengunakan model persamaan:
Y = α + + + µ
Dimana,
32
Y = Pertumbuhan Ekonomi
α = Konstanta
β = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkat
atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan
variabel independen.
= Sektor Pertanian
= Nilai Tambah Industri
µ = Term of error
Sebelum analisis regresi digunakan, maka terlebih dahulu akan dilakukan
uji linearitas dan uji keberartian untuk selanjutnya akan dilakukan uji hipotesis
dengan bantuan program SPSS versi 17.
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Analisis Deskriptif
a. Gambaran Lokasi Penelitian
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Enrekang
1. Keadaan Geografis
Kabupaten Enrekang secara geografis terletak antara 3 14’36’’- 3 50’00”
Lintang Selatan dan antara 199 40’53” - 120 6’33” Bujur Timur. Letak geografis
34
Kabupaten Enrekang berada di jantung jasirah Sulawesi Selatan yang dalam peta
batas wilayah memang bentuknya seperti jantung. Batas wilayah Kabupaten
Enrekang adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kabupaten Tanah Toraja
b. Sebelah Timur : Kabupaten Luwu
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Sidrap
d. Sebelah Barat : Kabupaten Pinrang
2. Luas Wilayah
Secara keseluruhan Kabupaten Enrekang memiliki Wilayah seluas 1.786,01
km². Jika dibandingkan luas wilayah Sulawesi Selatan, maka luas wilayah
Kabupaten Enrekang sebesar 2,83 %.
Kabupaten Enrekang terbagi menjadi 12 kecamatan dan secara keseluruhan
terbagi lagi dalam satuan wilayah yang kecil yaitu terdiri atas 129 wilayah
desa/kelurahan.
35
Tabel 4.1
Luas derah menurut Kecamatan di Kabupaten Enrekang Tahun 2010
No.Nama
Kecamatan
Luas Area
(km²)
Persentase Terhadap
Luas Enrekang (%)
1. Maiwa 392,87 22,00
2. Bungin 236,84 13,26
3. Enrekang 291,19 16,30
4. Cendana 91.01 5,10
5. Baraka 159,15 8,91
6. Buntu Batu 126,65 7,09
7. Anggeraja 125,34 7,02
8. Malua 40,36 2,26
9. Alla 34,66 1,94
10. Curio 178,51 9,99
11. Masalle 68,35 3,83
12. Baroko 41,08 2,30
Kabupaten Enrekang 1,786,01 100
Sumber : Kabupaten Enrekang Dalam Angka 2010,
BPS Enrekang
Berdasarkan tabel 3.1, terlihat bahwa kecamatan Maiwa memiliki daerah
terluas yakni sebesar 392,87 km² (22%) sedangkan yang terkecil; adalah
kecamatan Alla sebesar 34,88 km² (1,94%).
36
3. Topografi
Topografi Wilayah Kabupaten Enrekang pada umumnya mempunyai
wilayah Topografi yang bervariasi berupa perbukitan, pegunungan, lembah dan
sungai dengan ketinggian 47 - 3.293 m dari permukaan laut serta tidak
mempunyai wilayah pantai. Secara umum keadaan Topografi Wilayah wilayah
didominasi oleh bukit-bukit/gunung-gunung yaitu sekitar 84,96% dari luas
wilayah Kabupaten Enrekang sedangkan yang datar hanya 15,04%. Musim yang
terjadi di Kabupaten Enrekang ini hampir sama dengan musim yang ada di daerah
lain yang ada di Propinsi Sulawesi Selatan yaitu musim hujan dan musim kemarau
dimana musim hujan terjadi pada bulan November - Juli sedangkan musim
kemarau terjadi pada bulan Agustus - Oktober.
Selama setengah dasawarsa terakhir telah terjadi perubahan wilayah
administrasi pemerintahan baik pada tingkat kecamatan maupun level
desa/kelurahan. Pada Tahun 1995 di Kabupaten Enrekang hanya terdapat 54
desa/kelurahan yang tersebar pada 5 kecamatan. Dengan adanya perubahan situasi
dan kondisi wilayah, maka pemekaran desa/kelurahan sudah menjadi keharusan.
Maka pada tahun 1997, jumlah desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Enrekang
telah bertambah dari 78 desa/kelurahan kondisi tahun 1996, menjadi 108
desa/kelurahan. Demikian halnya pada tingkat kecamatan, yang semula hanya 5
kecamatan menjadi 9 kecamatan. Pada pertengahan tahun 2003 terjadi pemekaran
sehingga bertambah lagi sebanyak 3 desa menjadi 111 desa/kelurahan. Kemudian
pada akhir tahun 2006 terjadi pemekaran desa dan kecamatan menjadi 11
37
kecamatan dan 112 desa/kelurahan. Terakhir pada tahun 2008 mekar kembali
menjadi 12 kecamatan dan 129 desa/kelurahan. Dari 12 Kecamatan tersebut,
kecamatan terluas adalah Kecamatan Maiwa yaitu 392,87 km2 atau 22 persen dari
luas Kabupaten Enrekang , sedangkan kecamatan yang mempunyai luas terkecil
adalah Kecamatan Alla yaitu 34,66 km2 atau 1,94 persen dari luas Kabupaten
Enrekang.
Pegunungan Latimojong yang memanjang dari arah utara ke Selatan rata-
rata ketinggian sekitar 3000 meter di atas permukaan laut, memagari kabupaten
enrekang di sebelah timur sedang di sebelah barat membentang sungai Saddang
yang berada dalam wilayah Kabupaten Pinrang dengan aliran pengairan sampai
Kabupaten Sidrap.
Ditinjau dari kerangka pengembangan wilayah maupun secara geografis
Kabupaten Enrekang juga dapat dibagi kedalam dua kawasan yaitu Kawasan
Barat Enrekang (KBE) dan Kawasan Timur Enrekang (KTE). KBE meliputi
Kecamatan Alla, Kecamatan Anggeraja, Kecamatan Enrekang dan Kecamatan
Cendana, sedangkan KTE meliputi Kecamatan Curio, Kecamatan Malua,
Kecamatan Baraka, Kecamatan Bungin dan Kecamatan Maiwa. Luas KBE kurang
lebih 659,03 Km 2 atau 36,90% dari Luas Kabupaten Enrekang sedangkan luas
KTE kurang lebih 1.126,98 Km2 atau 63,10% dari, Luas wilayah Kabupaten
Enrekang.
Dilihat dari aktifitas perekonomian, tampak ada perbedaan signifikan antara
kedua wilayah tersebut. Pada umumnya aktifitas perdagangan dan industri berada
38
pada wilayah KBE. Selain itu industri jasa seperti transportasi, telekomunikasi,
hotel, restoran, perbankan, perdagangan industri pengotahan hash pertanian
berpotensi dikembangkan di wilayah tersebut. Sedangkan KTE yang selama ini
dianggap relatif tertinggal bila dilihat dari ketersedian sarana dan prasarana sosial
ekonomi, sangat memadai dari segi potensi SDA, sehingga amat potensial untuk
pengembangan pertanian dalam arti yang luas yaitu pertanian tanaman pangan/
hortikultura, perkebunan dan pengembangan hutan rakyat.
Dari beberapa uraian di atas dapat dikemukakan peluang¬peluang yang
mungkin dapat dimanfaatkan diantaranya adalah :
Pemekaran dari lima kecamatan menjadi sembilan kecamatan di Kabupaten
Enrekang menyebabkan akses penduduk terhadap pelayanan pemerintahan lebih
mudah dicapai. Kondisi ini dipermudah oleh semakin dekatnya pusat
pemerintahan kecamatan dari desa-desa bawahannya. Selain itu jumlah penduduk
beserta aktifitasnya yang akan ditangani . setiap wilayah kecamatan semakin
berkurang. Pemekaran ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
efektifitas pelaksanaan roda pemerintahan sehingga akan memberikan efek positif
terhadap akselerasi pembangunan di setiap wilayah.
Kawasan Timur Enrekang yang memiliki wilayah yang luas dengan
berbagai potensinya memberi peluang untuk pengembangan pertanian tanaman
pangan dan hortikultura serta tanaman perkebunan dan kehutanan. Adanya
keterbatasan akses KTE terhadap Kawasan Barat Enrekang mengindikasikan
39
perlunya kebijakan atau langkah langkah strategis yang memungkinkan kedua
wilayah tersebut dapat bersinergi untuk menuju pencapaian visi dan misi daerah.
Keberagaman kondisi georafis pada setiap wilayah menyebabkan adanya
variasi komoditas unggulan yang memberi petuang untuk dikembangkan pada
setiap wilayah.
4. Kondisi Ekonomi
Potensi Unggulan Daerah
1. Potensi Sektor Pertanian dan Perkebunan.
Potensi pertanian dan perkebunan masih sangat mendominasi
perkembangan pembangunan ekonomi Kabupaten Enrekang dengan konstribusi
utama sub sektor tanaman pangan seperti padi, sayur mayur dan buah-buahan,
serta sektor perkebunan seperti kopi, dan kakao.
2. Potensi Pertambangan dan Energi.
Sesuai dengan data geologi pertambangan, Kabupaten Enrekang memiliki
potensi endapan bahan tambang galian berupa emas dan perak, minyak bumi dan
batu bara.
Disamping sumber daya mineral strategis dan vital, Kabupaten Enrekang
juga memiliki potensi sumber bahan galian golongan C yang melimpah.
40
3. Potensi sumberdaya Air.
Sumber daya air yang dimiliki Kabupaten Enrekang cukup potensial
dimanfaatkan untuk irigasi. Hal ini ditandai dengan terdapatnya 4 sungai besar,
Aliran sungai ini tersebut, disamping digunakan untuk kepentingan sektor
pertanian, khususnya untuk persawahan/irigasi, juga untuk keperluan lainnya
seperti penyediaan air bersih bagi warga masyarakat yang ada disekitarnya serta
untuk pemanfaatan Pembangkit Listrik tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Potensi
sumber daya air di Kabupaten Enrekang dipengaruhi oleh keadaan curah hujan
yang hampir merata disetiap tahun dengan curah hujan rata-rata 1.410 mm/tahun
dan 137 hari hujan.
4. Potensi Perikanan dan Peternakan
Potensi peternakan di Kabupaten Enrekang pada dasarnya memiliki prospek
pengembangan yang potensial. Prospek pengembangan sub sektor peternakan
meliputi ternak besar sapi, kuda, kerbau, kambing dan ternak kecil meliputi ayam
ras dan ayam buras, ayam broiler serta itik. Populasi sapi pada tahun 2009 terdiri
dari ; sapi potong sebanyak 30.168 ekor terjadi peningkatan sebanyak 4476 ekor
dibanding tahun 2008 yang lalu; sapi perah sebanyak 1.508 ekor. Populasi kerbau
pada tahun 2009 mencapai 2,641 ekor. Populasi kuda yang sempat terdata sampai
tahun 2009 mencapai 981 ekor. Populasi kambing pada tahun 2009 mencapai
34.941 ekor.
41
Untuk ternak kecil, prospek pengembangan pada ayam kampung (buras)
dan ayam ras. Populasi ayam buras di Kabupaten Enrekang pada tahun 2009
sebanyak 131.941 ekor, ayam ras sebanyak 181.335 ekor.
Jumlah produksi perikanan di Kabupaten Enrekang, termasuk budidaya ikan
sawah, kolam dan penangkaran di sungai, secara keseluruhan mencapai kurang
lebih 137,67 ton/tahun dengan luas areal kurang lebih 808 ha pada tahun 2008 dan
pada tahun 2009 meningkat mencapai kurang lebih 330 Ton/ tahun dengan luas
areal kurang lebih 837 Ha.
b. Gambaran Umum Sektor Pertanian Kab. Enrekang
Manfaat lain dari angka PDRB adalah untuk mengetahui struktur
perekonomian suatu daerah, dengan melihat peranan masing-masing sektor
terhadap PDRB-nya. Struktur ekonomi kabupaten enrekang selama kurun waktu
2006 – 2011 tidak banyk mengalami pergeseran yang berarti, dimana peranan
sektor pertanian masih cukup dominan dengan rata-rata masih diatas 45 persen
selama kurun waktu tersebut.
Tingginya konstribusi sektor pertanian tersebut ditunjang oleh subsektor
tanaman bahan makanan yang konstribusinya rata-rata di atas 36 persen pertahun,
dan ini berarti bahwa sbagian besar penduduk di daerah ini perekobnomiannya
masih mengandalkan pertanian tanaman bahan makanan.
42
Tabel 4.2 distribusi presentase PDRB menurut lapangan usaha atas dasar
harga berlaku. (%)
No Tahun Sektor pertanian
1 2006 2,20
2 2007 3,90
3 2008 6,47
4 2009 2,83
5 2010 3,24
6 2011 6,65
Sumber : BPS Kab. Enrekang 2012
Jika kita perhatikan tabel 4.2 di atas, akan terlihat bahwa pertumbuhan
sektor pertanian di Kabupaten Enrekang selama periode 2006 - 2011 berfluktuasi.
Pada tahun 2006 sebesar 2,20 persen, pada tahun 2007 meningkat menjadi 3,90
persen dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2008 sebesar 6,47 persen
tetapi melambat menjadi 2,83 persen pada tahun 2009. Namun kembali meningkat
pada tahun 2010 menjadi 3,24 persen, dan pada tahun 2011 meningkat sebesar
6,65 persen.
c. Gambaran Umum Nilai Tambah Industri Kab. Enrekang
Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap perekonomian kabupaten
enrekang masih tergantung pada industri kecil dan rumahtangga, meskipun di
kabupaten enrekang telah ada dua unit industri besar dan sedang, namun
kontribusinya masih relatif kecil.
43
Jumlah perusahaan/usaha industri kecil dan rumahtangga di kabupaten
enrekang,ditahun 20011 sedikit mengalami penurunan, namun hal ini tidak
menyebabkan penurunan nilai tambah yang berhasil diciptakan, demikian juga
dengan kontribusinya terhadap total PDRB kabupaten endrekang, hal ini
merupakan indikasi bahwa produktipitas setiap unit usaha industri mengalami
peningkatan. Jika pada tahun 2010 pada pembentukan PDRB kabupaten enrekang
baru sekitar 4,26 persen, maka pada tahun 2011 kontribusi sektor ini meningkat
menjadi sekitar 4,51 persen.
Tabel 4.3 jumlah perusahaan/usaha industri kecil dan rumah tangga,
kontribusi serta pertumbuhan riil sektor industri pengolahan Kabupaten Enrekang
No Tahun Uraian
Jumlah usaha (unit) Kontribusi (%) Pertumbuhan (%)
1 2006 2.822 4,82 2,49
2 2007 2.828 4,62 0,79
3 2008 2.915 4,43 2,05
4 2009 2.964 4,31 2,63
5 2010 2.967 4,26 3,89
6 2011 2.929 4,51 3,16
Sumber: BPS Kab. Enrekang 2012
Dari tabel 4.3 di atas maka dapat djelaskan bahwapertumbuhan nilai
tambah industriselama periode 2006-2011 berfluktuasi. Pada tahun 2006
pertumbuhan sektor ini sebesar 2,49 persenkemudian agak melambat menjadi
44
0,79 pada tahun 2007. Namun pada tahun 2008 sektor ini kembali tumbuh sekitar
2,05 persen, pada tahun 2009 sebesar 2,63 persen dan pada tahun 2010 terus
meningkat menjadi 2,89 persen. Namun pada tahun 2011 kembali melambat
menjadi 3,16 persen.
d. Gambaran Umum Perumbuhan Ekonomi Kab. Enrekang
Indikatoragregat ekonomi makro yang lazim digunakan untuk mengatur
kondisi perekonomian suatu wilayah adalah Produk Domestik Bruto (PDB) untuk
tingkat nasiona dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk tingkat
propinsi/kabupaten. Dalam penelitian ini PDRB dihitung atas dasar harga berlaku,
yaitu apabila semua produksi barang dan jasa yang dihasilkan dinilai berdasarkan
harga pasar pada tahun yang bersangkutan. PDRB atas dasar berlaku dimaksutkan
untuk melihat perubahan pola stuktur perekonomian suatu wilayah dan untuk
menghitung PDRB perkapita.
Berikut ini adalah perkembangan PDRB Kabupaten Enrekang:
Tabel 4.4 perkembangan PDRB (harga berlaku) Kabupaten Enrekang
No Tahun PDRB adh Berlku(Juta Rp.)
PDRB adh Konstan(Juta Rp)
PertumbuhanEkonomi
(%)1 2006 961.572,33 599.946,01 3,78
2 2007 1.132.356,15 630.595,42 5,11
3 2008 1.347.211,53 671.543,20 6,49
4 2009 1.614.215,21 716.023,15 6,62
5 2010 1.921.408,85 751.806,72 5,00
6 2011 2.291.690,54 803.892,34 6,90
Sumber: BPS Kabupaten Enrekang 2012
45
Jika kita perhatikan tabel 4.4 diatas, akan terlihat bahwa pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Enrekang, selama periode 2006 – 2009 menunjukkan
peningkatan. Pada tahun 2006 sekitar 3, 78 persen, kemudian mengalami
pertumbuhan pada tahun 2007 sebesar 5,11 persen, pada tahun 2008 sebesar 6,49
persen, dan terus mengalami pertumbuhan hingga tahun 2009 sebesar 6,62 persen.
Namun pada tahun 2010 agak melambat menjadi 5,00 persen. Tetapi kembali
mengalami pertumbuhan pada tahun 2011 sebesar 6,90 persen.
2. Analisis Infrensial
a. Analisis Uji Prasyarat (Uji Asumsi Klasik)
Evaluasi ini dimaksudkan untuk apakah penggunaan model regresi linear
berganda (multiple Regression linear) dalam menganalisis telah memenuhi asumsi
klasik. Model linear berganda akan lebih tepat digunakan dan menghasilkan
perhitungan yang lebih akurat apabila asumsi-asumsi berikut dapat terpenuhi
yaitu :
1) Uji Normalitas Data
Pengujian Normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai
distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data
normal atau mendekati normal. Hasil uji Normalitas dapat dilihat pada gambar
dibawah :
46
Gambar 4.2 Grafik Uji Normalitas
Sebagaimana terlihat dalam grafik Normal P-P plot of regression
Standardized Residual, terlihat bahwa titik – titik menyebar disekitar garis
diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal (membentuk garis
lurus ), maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal dan model regresi
layak dipakai untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi berdasarkan variabel
bebasnya.
2) Uji Linieritas Data
Pada grafik Normal P-Plot of Regretion Stand diatas, terlihat titik-titik
(data) di sekitar garis lurus dan cenderung membentuk garis lurus (linier),
sehingga dapat dikatakan bahwa persyaratan linieritas telah terpenuhi. Dengan
47
demikian karena persyaratan linieritas telah dapat dipenuhi sehingga model
regresi layak dipakai untuk memprediksi Kinerja berdasarkan variabel bebasnya.
3) Uji Multikolinieritas Data
Uji multikolinieritas perlu dilakukan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas, jika terjadi korelasi, maka
dinamakan terdapat problem Multikolinieritas (MULTIKO). Untuk mengetahui
multikolinieritas antar variabel bebas tersebut, dapat dilihat melalui VIF (variance
inflation factor) dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Apabila nilai VIF tidak lebih dari 5 berarti mengindikasi bahwa dalam model
tidak terdapat multikolinieritas.
besaran VIF (variance inflation factor) dan Tolerance, pedoman suatu
model regresi yang bebas multikolinieritas adalah :
a) Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1
b) Mempunyai angka TOLERANCE mendekati 1
Adapun hasil pengujian teringkas dalam tabel berikut :
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Bebas
Variabel Bebas Tolerance VIF Keputusan terhadapAsumsi Multikolinieritas
Sektor pertanian(X1)
0,999 1,001 Terpenuhi
Nilai tambahindustri (X2)
0,999 1,001 Terpenuhi
Sumber : Output Analisis Regresi
Pada tabel di atas terlihat bahwa kedua variabel bebas memiliki besaran
angka VIF di sekitar angka 1 ( sektor pertanian = 1,001 dan Nilai tambah industri
48
= 1,001 ), besaran angka Tolerance semuanya mendekati angka 1 (Sektor
pertanian = 0,999 dan Nilai tambah industri = 0,999), sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi Multikolinieritas antara kedua variabel bebas dan model
regresi layak digunakan
4) Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas, dan jika varians
berbeda, disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
Heteroskedastisitas. Hasil pengujian ditunjukkan dalam gambar berikut :
Gambar 4.3 Grafik Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik Scatterplot tersebut, terlihat titik –titik menyebar secara acak
dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas
maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
49
heretoskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai
untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi berdasar masukan variabel
independent-nya.
b. Analisis Model Regresi Berganda Pengaruh Sektor Pertanian Dan Nilai
Tambah Industri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten
Enrekang
Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui tingkat pengaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikat, baik secara simultan maupun parsial,
serta menguji hipotesis penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya, berikut
rekapitulasi hasil analisis regresi berganda :
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi linear berganda
Variabel
Koefisien
Regresi
(B)
T hitung Sig
Sektor pertanian (X1) 0,456 1,763 0,176
Nilai tambah industri (X2) 0,143 0,305 0,780
Konstanta = 3,372
R = 0,716
R square = 0,513
Adjusted R Square = 0,189
F hitung = 1,582
Signifikansi F = 0,340
Sumber : Output Analisis Regresi Berganda
50
1) Pengujian Hipotesis Pengaruh Secara Simultan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H0. tidak ada pengaruh seracara simultan antara variabel Sektor
Pertanian (X1) dan Nilai Tambah Industri (X2 terhadap
Pertumbuhan Ekonomi (Y).
Ha. ada pengaruh seracara simultan antara variabel Sektor Pertanian
(X1) dan Nilai Tambah Industri (X2) terhadap Pertumbuhan
Ekonomi (Y).
Hasil analisis regresi berganda : Sektor Pertanian (X1) dan Nilai Tambah
Industri (X2) berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y) secara
simultan/bersama-sama menunjukan hasil nilai sebesar 1,582 dengan Signifikan F
sebesar 0,340 atau lebih besar dari 0,05 (5%), sehingga H0 diterima. Hasil ini
menyatakan bahwa secara simultan semua Variabel Bebas yaitu variabel Sektor
pertanian (X1) dan Nilai tambah industri (X2) tidak berpengaruh signifikan secara
simultan terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y).
Selanjutnya dari analisis regresi berganda diperoleh nilai R sebesar 0,716.
Hasil ini menunjukan bahwa semua variabel bebas yaitu variabel sektor pertanian
(X1) dan nilai tambah industri (X2) mempunyai keeratan hubungan dengan
variabel Pertumbuhan Ekonomi (Y) sebesar 0, 849. Pada penelitian ini, untuk
mengetahui sektor pertanian dan nilai tambah industri variabel bebas terhadap
pertumbuhan ekonomi variabel terikat dilakukan dengan menggunakan besaran
angka R square. Hasil R square didapat sebesar 0,513 (di peroleh dari
pengkuadratan R yaitu = 0,716x 0,716). Angka ini menunjukkan bahwa semua
51
variabel bebas yaitu variabel sektor pertanian (X1) dan nilai tambah industri (X2)
terhadap variabel terikat Pertumbuhan Ekonopmi (Y) sebesar 0,513, sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini.
3. Pengujian Hipotesis Pengaruh Secara Parsial
Berdasarkan uji parsial melalui analisis regresi , diperoleh hasil Variabel
Bebas yaitu sektor pertanian (X1) dan nilai tambah industri (X2) terhadap variabel
Pertumbuhan Ekonomi (Y) secara parsial dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Sektor Pertanian (X1)
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H0. tidak ada pengaruh variabel sektor pertanian (X1) terhadap Pertumbuhan
Ekonomi (Y).
Ha. ada pengaruh variabel sektor pertanian (X1) terhadap Pertumbuhan
Ekonomi (Y).
Hasil regresi diperoleh nilai t hitung = 1,763 dengan tingkat signifikansi 0,176 >
5 % (H0 diterima), hal ini artinya bahwa secara parsial sektor pertanian (X1)
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Variabel pertumbuhan
ekonomi (Y).
b) Nilai Tambah Industri (X2)
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H0. Titak ada pengaruh variabel Nilai tambah industri (X2) terhadap
Pertumbuhan Ekonomi (Y).
52
Ha. ada pengaruh variabel Nilai tambah industri (X2) terhadap
Pertumbuhan Ekonomi (Y).
Hasil regresi diperoleh nilai t hitung = 0,305 dengan tingkat signifikansi
0,780 > 5 % (H0 diterima), hal ini artinya bahwa secara parsial nilai tambah
industri (X2) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Variabel
pertumbuhan ekonomi (Y).
4. Analisis Model Regresi
Analisis Regresi menunjukkan koefesien Regresi (B) untuk sektor
pertanian (x1) sebesar 0,456 terhadap pertumbuhan ekonomi, dengan signifikansi
0,176. Hal ini berarti bahwa variabel sektor pertanian (x1) memang tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Koefisien Regresi
(B) sebesar 0,456 menyatakan bahwa setiap penambahan atau pengurangan satu
unit sektor pertanian (x1), maka akan menambah atau mengurangi pertumbuhan
ekonomi 0,456. Untuk nilai tambah industri (x2) sebesar 0,143 terhadap
pertumbuhan ekonomi, dengan signifikansi 0,780. Hal ini berarti bahwa variabel
nilai tambah industri (x2) memang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Koefisien Regresi (B) sebesar 0,143 menyatakan bahwa
setiap penambahan atau pengurangan satu unit nilai tambah industri (x2), maka
akan menambah atau mengurangi pertumbuhan ekonomi 0,143
Berdasarkan pada hasil koefisien regresi (B) di atas, maka diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 3,372 + 0,456 sektor pertanian + 0,143 nilai tambah industri
53
B. Pembahasan Penelitian
1. Pengaruh sektor pertanian dan nilai tambah industri terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Enrekang secara simultan.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil sektor pertanian (X1) dan nilai
tambah industri (X2) tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y)
secara simultan/bersama-sama hal ini ditunjukan dengan nilai Signifikan F
sebesar 0,340 atau lebih besar dari 0,05 (5%), sehingga H0 diterima dan menolak
Ha yaitu secara simultan atau bersama - sama variabel sektor pertanian (X1) dan
nilai tambah industri (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi (Y).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Sukirno, Sadono
(1994), menyatakan bahwa fungsi produksi adalah kaitan antara faktor-faktor
produksi dan tingkat produksi yang diciptakan. Faktor-faktor produksi dikenal
pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut output. Lebih
lanjut Menurut Boediono (1999), pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dari
kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Berdasarkan pernyataan tersebut
maka dapat di uraikan bahwa Peningkata Sektor pertanian dan Nilai tambah
industri sebagai bagian dari faktor produksi secara langsung dapat meningkatkan
pendapan perkapita yang berarti peningkatan pertumbuhan ekonomi
Ketidak signifikanan hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa Dalam
tiga dekade terakhir, pembangunan nasional menitik beratkan pada sektor
manufaktur, sementara sektor pertanian yang sampai saat ini masih merupakan
tumpuan hidup masyarakat pada umumnya hanya diposisikan sebagai sektor
54
pendukung. Di banyak negara, sektor pertanian merupakan prasyarat bagi
pembangunan sektor industri dan jasa. Era globalisasi yang akan datang
memberikan peluang bagi sektor pertanian untuk berkembang lebih cepat, tetapi
sekaligus memberikan tantangan baru karena komoditas pertanian harus
mempunyai keunggulan daya saing dan kemandirian produk pertanian sedemikian
rupa sehingga produk pertanian mampu bersaing baik di pasar domestik maupun
pasar internasional (Suhendra, Susy; 2004).
Pembangunan pertanian dewasa ini tidak lagi bagaimana meningkatkan
produksi, tetapi bagaimana sebuah komoditi mampu diolah sehingga diperoleh
nilai tambah (value added) dari proses pengolahan tersebut. Suryana (2005: 6)
mengungkapkan nilai tambah yang diperoleh dari pengembangan produk olahan
(hilir) jauh lebih tinggi dari produk primer, maka pendekatan pembangunan
pertanian ke depan diarahkan pada pengembangan produk (product development),
dan tidak lagi difokuskan pada pengembangan komoditas. Pengembangan nilai
tambah produk dilakukan melalui pengembangan industri yang mengolah hasil
pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara (intermediate
product), produk semi akhir (semi finished product) dan yang utama produk akhir
(final product) yang berdaya saing.
Berdasarkan teori tersebut maka dapat ditegaskan bahwa penelitian ini
tidak mendukung teori sebelumnya bahwa sektor pertanian dan nilai tambah
industri bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Kabupaten Enrekang 2006-2011.
55
2. Pengaruh sektor pertanian dan nilai tambah industri terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Enrekang Secara Parsial
a. Pengaruh Sektor pertanian terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Hasil penelitian menunjukan nilai t hitung = 1,763 dengan tingkat
signifikansi 0,176 > 5 % (H0 diterima), hal ini artinya bahwa secara parsial
sektor pertanian (X1) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Variabel pertumbuhan ekonomi (Y).
Penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Saragih (2002) menekankan
pentingnya pembangunan dengan pendekatan agribisnis karena beberapa hal
yaitu: meningkatkan daya saing melalui keunggulan komparatif, merupakan
sektor perekonomian utama daerah yang memberikan kontribusi dalam
pembentukan PDB, dan kesempatan kerja serta merupakan sumber pertumbuhan
baru yang signifikan. Sedangkan Antara (2009) menyebutkan peranan agribisnis
dalam pembangunan nasional adalah sebagai pembentuk GDP atau penyumbang
nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, penghasil devisa, pembangunan ekonomi
daerah, ketahanan pangan nasional, dan lingkungan hidup.
Ketidak signifikanan sektor pertanian dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi dikabupaten enrekang dijelaskan oleh Napitupulu, Edward(2007) bahwa
Pertanian di Indonesia abad 21 harus dipandang sebagai suatu sektor ekonomi
yang sejajar dengan sektor lainnya. Sektor ini tidak boleh lagi hanya berperan
sebagai aktor pembantu apalagi figuran bagi pembangunan nasional seperti
selama ini diperlakukan, tetapi harus menjadi pemeran utama yang sejajar dengan
56
sektor industri. Karena itu sektor pertanian harus menjadi sektor moderen, efisien
dan berdaya saing, dan tidak boleh dipandang hanya sebagai katup pengaman
untuk menampung tenaga kerja tidak terdidik yang melimpah ataupun penyedia
pangan yang murah agar sektor industri mampu bersaing dengan hanya
mengandalkan upah rendah .
b. Nilai tambah industri terhadap pertumbuhan ekonomi
Hasil regresi diperoleh nilai t hitung = 0,305 dengan tingkat signifikansi
0,780 > 5 % (H0 diterima), hal ini artinya bahwa secara parsial nilai tambah
industri (X2) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Variabel
pertumbuhan ekonomi (Y).
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Suryana (2005: 6) Nilai
tambah industri dikabupaten di indonesia umumnya belum mendapatkan
perhatian yang serius, padahal masalah Pembangunan pertanian dewasa ini tidak
lagi berfokus meningkatkan produksi, tetapi bagaimana sebuah komoditi mampu
diolah sehingga diperoleh nilai tambah (value added) dari proses pengolahan
tersebut. mengungkapkan nilai tambah yang diperoleh dari pengembangan produk
olahan (hilir) jauh lebih tinggi dari produk primer, maka pendekatan
pembangunan pertanian ke depan diarahkan pada pengembangan produk (product
development), dan tidak lagi difokuskan pada pengembangan komoditas.
Pengembangan nilai tambah produk dilakukan melalui pengembangan industri
yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara
(intermediate product), produk semi akhir (semi finished product) dan yang utama
produk akhir (final product) yang berdaya saing.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengaruh sektor pertanian dan nilai tambah industri terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Enrekang Secara Simultan
hasil penelitian menunjukan nilai Signifikan F sebesar 0,340 atau lebih
besar dari 0,05 (5%), sehingga secara simultan atau bersama - sama
variabel sektor pertanian dan nilai tambah industri tidak berpengaruh
signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di kabupaten Enrekang periode
tahun 2006-2011
2. Pengaruh sektor pertanian dan nilai tambah industri terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Enrekang Secara Parsial
a. Hasil penelitian menunjukan sektor pertanian dengan tingkat
signifikansi 0,176 > 5 %, hal ini menujukan bahwa secara parsial
sektor pertanian ( tidak berpengaruh signifikan terhadap Variabel
pertumbuhan ekonomi di kabupaten Enrekang periode tahun 2006-
2011
b. Hasil penelitian menunjukan nilai tambah industri tingkat signifikansi
0,780 > 5 % hal ini menunjukan bahwa secara parsial nilai tambah
58
industri tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Variabel
pertumbuhan ekonomi di kabupaten Enrekang periode tahun 2006-2011
B. Saran
1. Diharapkan setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintan dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah tetap memperhatikan faktor
keseimbangan dan pemerataan pembangunan di berbagai sektor
perekonomian
2. Peningkatan nilai tambah indistri (besar/sedang) diharapkan dapat
mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, untuk itu peran serta pihak
swasta, masyarakat, dan dukungan pemerintah daerah dengan cara
mempermudah proses perizinan idustri.
59
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Baharuddin. Strategi kebijakan moniter bagi perkembangan ekonomiyang berkelanjutan. Jakarta: Bank Indonesia. 2003.
Teguh Ariefiantoro dan Wyati Saddewisasi. faktor-faktor yang mempengaruhipertumbuhan ekonomi di kota semarang. 2011.
Boediono. Ekonomi Moneter, Edisi 3, Yogyakarta: BPFE. 1999.
Boediono. Teori ekonomi makro. Edisi keempat. BPFE UGM. Yogyakarta. 1999.
Deliarnov. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta. 2005.
Febriani, SE, M.Si. Pengaruh tabungan terhadap pertumbuhan ekonomi disumatera barat.
Gadang, Tattaqun, Sukanto, Dimas. Analisis peranan sektor pertanian terhadapperekonomian jawa tengah (pendekatan analisis input-output). 2011.
Hapsari Amalina S, Dyah. Pengaruh Keterkaitan Antar Sektor TerhadapPertumbuhan Ekonomi Daerah. Bogor. 2008.
Hartasi Saragih, Junawi. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhanekonomi (Studi komparatif: kabupaten Tanapuli Selatan dan kabupatenlangkat).Skripsi ekonomi pembangunan. 2009.
Hidayat, Lapeti sari, Muhammad dan Nobel Aqualdo. Analisis faktor-faktor yangmempengaruhi pertumbuhan ekonomi kota pekanbaru. Jurnal Sosialekonomi Pmbangunan. Tahun II No. 4 November 2011.
Indris, Nor aini haji & Ab. Razab Dan. Teori perkembangan dan pembangunanekonomi. Bangi: Penerbit UKM, ISBM 967-942-516-9. 2004.
Jhingan. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Edisi XVI. Jakarta : BinarupaAksara. 1992.
Ma’ruf, Ahmad dan Latri Wihastuti. Pertumbuhan ekonomi indonesia:Determinan dan prospeknya. Jurnal ekonomi dan studi pembangunan.Volume 9, Nomor 1, April 2008: 44-55.
Masli, Lili. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi danketimpangan regional antar kabupaten/kota di propinsi jawa barat.Skripsi. Universital Diponegoro Semarang. 2013.
Mubyarto. Pengantar ekonomi pertanian. LP3ES. Jakarta. 1982.
60
M. Yamin. Analisis pengaruh pembanguna sektor pertanian terhadap distribisipendapatan dan peningkatan lapangan kerja di Provinsi SumateraSelatan.
Bambang Prishardoyo. Analisis Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Dan PotensiEkonomi Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb) KabupatenPati Tahun 2000-2005. 2008.
Putong. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Edisi 2. Jakarta: Ghalia Indonesia.1996.
Saidah, Nani. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan pengaruhnya terhadappertumbuhan ekonomi di indonesia. 2006.
Sukirno Sadono. Teori pengantar makroekonomi. 2004.
Tambunan, Tulus. Perekonomian Indonesia: Teori dan temuan empiris. Jakarta:Ghalia Indonesia. 2001.
Wirjo wijono,Wiloejo. Mengungkap sumber-sumber pertumbuhan ekonomiIndonesia dalam lima tahun terakhir.
Yunan. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomiIndonesia. Tesis Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.2009.
RIWAYAT HIDUP
NAIRMAN, lahir pada tanggal 13 Februari 1989 Di
Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan. Penulis adalah anak ke
2 (dua) dari 3 bersaudara dari pasangan Ayahanda Sattung
dengan Ibunda Sanamia. Penulis mulai masuk jenjang
pendidikan Di SDN 134 Kalimbua pada tahun 1995. dan tamat pada tahun 2002.
kemudian melanjutkan pendidikan Di MTS Guppi kalimbua dan tamat pada tahun
2005. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di MAN 1 Baraka
dan tamat pada tahun 2008. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam dan mengambil jurusan Ilmu Ekonomi pada tahun 2009. Dan
menyelesaikan studi pada tahun 2013.
Atas Rahmat Allah SWT serta Do’a yang selalu mengiringi langkahku dari
keluarga terutama ke-dua Orang tuaku, Alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikan pendidikan di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Dengan menyusun skripsi yang berjudul Pengaruh Sektor Pertanian dan Nilai
Tambah Industri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Enrekang.