pengaruh sendi, tulang dan sebagainya

78
5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Sejarah Dan Perkembangan Ergonomi Istilah ergonomic berasal dari bahasa latin yaitu ERGON (kerja) dan NOMOS (Hukum Alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, psikiologi, engineering, manajemen dan perancangan. Ergonomi berkeneen pula dengan optimasi, efesiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, dirumah, dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomic dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Ergonomi disebut juga sebagai “Human Factors” . Ergonomi juga digunakan oleh berbagai ahli/profesional pada bidangnya misalnya : ahli anatomi, arsitektur, perancangan produk industri, fisika, disioterapi, terapi pekerjaan, psikologi, dan teknik industri. (Definisi diatas berdasarkan pada International Ergonomic Association). Selain itu ergonomi juga dapat diterapkan untuk bidang fisiologi, psikologi, perancangan, analisis, sintetis, evaluasi, proses kerja, dan bagi wiraswastawan, manajer, pemerintah, militer, dosen, dan mahasiswa. Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancangan bangunan (desain) ataupun rancangan ulang (re-desain). Hal ini dapat meliputi perangkat keras seperti misalnya perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches), platform, kursi, pegangan alat kerja (workholders), pintu (doors), dan lain-lain. Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi misalnya: Penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja (shift kerja), meningkatkan variasi pekerjaan, dan lain-lain. Ergonomi dapat pula berfungsi sebagai desain perangkat lunak karena dengan semakin banyak pekerjaan yang berkaitan erat dengan komputer. Penyampaian informasi

Upload: nur-shiyaam

Post on 29-Nov-2015

146 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

5

Bab 2

Tinjauan Pustaka

2.1. Sejarah Dan Perkembangan Ergonomi

Istilah ergonomic berasal dari bahasa latin yaitu ERGON (kerja) dan

NOMOS (Hukum Alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi aspek-aspek

manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, psikiologi,

engineering, manajemen dan perancangan. Ergonomi berkeneen pula dengan

optimasi, efesiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat

kerja, dirumah, dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomic dibutuhkan studi tentang

sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi

dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya.

Ergonomi disebut juga sebagai “Human Factors” . Ergonomi juga digunakan

oleh berbagai ahli/profesional pada bidangnya misalnya : ahli anatomi, arsitektur,

perancangan produk industri, fisika, disioterapi, terapi pekerjaan, psikologi, dan

teknik industri. (Definisi diatas berdasarkan pada International Ergonomic

Association). Selain itu ergonomi juga dapat diterapkan untuk bidang fisiologi,

psikologi, perancangan, analisis, sintetis, evaluasi, proses kerja, dan bagi

wiraswastawan, manajer, pemerintah, militer, dosen, dan mahasiswa.

Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancangan

bangunan (desain) ataupun rancangan ulang (re-desain). Hal ini dapat meliputi

perangkat keras seperti misalnya perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches),

platform, kursi, pegangan alat kerja (workholders), pintu (doors), dan lain-lain.

Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu

organisasi misalnya: Penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian

waktu kerja (shift kerja), meningkatkan variasi pekerjaan, dan lain-lain. Ergonomi

dapat pula berfungsi sebagai desain perangkat lunak karena dengan semakin

banyak pekerjaan yang berkaitan erat dengan komputer. Penyampaian informasi

Page 2: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

6

dalam suatu sistem komputer harus pula diusahakan sekompatible mungkin sesuai

dengan kemampuan pemrosesan informasi oleh manusia.

Disamping itu, ergonomi juga memberikan peranan penting dalam

meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya : desain suatu

sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot

manusia, desain stasiun kerja untuk alat peraga visual (visual design unit station).

Hal itu adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja, desain

suatu perkakas kerja (handtools) untuk mengurangi kelelahan kerja, desain suatu

peletakan instrumen dan sistem pengendalian agar didapat optimasi dalam proses

transper informasi dengan dihasilkannya suatu respon yang cepat dengan

meminimumkan resiko kesalahan, serta supaya didapat optimasi, efisiensi kerja,

dan hilangnya resiko kesehatan akibat metode kerja yang kurang tepat.

Menurut Sutalaksana ergonomic adalah suatu cabang ilmu yang sistematis

untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan

keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat

hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang

diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman dan nyaman.

Adapun cakupan ergonomi dalam peranannya memanusiawikan suatu produk

antara lain :

1. Antropometri, meneliti dimensi anggota tubuh manusia dalam berbagai

posisi tubuh saat melakukan berbagai aktivitas kerja dalam lingkungannya.

2. Faal tubuh, meneliti aspek yang berhubungan dengan energi yang

dibutuhkan manusia dalam melakukan kerja.

3. Biomekanika, meneliti aspek yang berhubungan dengan daya tahan tubuh

terhadap beban mekanik gerak anggota tubuh yang meliputi kecepatan,

kekuatan, ketelitian, dan lain-lain.

4. Pengindraan, meneliti aspek kemampuan manusia dalam menerima

isyarat-isyarat dari luar yang ditangkap oleh indera, seperti penglihatan,

pendengaran, penciuman, peraba dan perasa.

Page 3: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

7

5. Psikologi kerja, meneliti berbagai faktor signifikan yang mempengaruhi

kondisi psikologi seseorang dalam konteks penggunaan suatu produk dan

lingkungan kerja, karena adanya kolerasi yang erat antara unsur yang

bersifat fisik maupun psikologi.

Dengan ergonomi diharapkan penggunaan objek fisik dan fasilitas dapat

lebih efektif serta dapat memberikan keselamatan, kenyamanan, kesehatan dan

kepuasan kerja. Dilihat dari sisis rekayasa, informasi hasil penelitian ergonomic

dapat dikelompokan menjadi empat bidang penelitian, yaitu :

1. Penelitian tentang display

Tampilan (Display) adalah suatu perangkat yang mampu menyajikan

informasi tentang keadaan lingkungan dan mengkomunikasikannya

kepada manusia dalam bentuk tanda-tanda, angka, lambang, dsb. Contoh

: Peta, Termometer

2. Penelitian tentang kekuatan fisik

Penyelidikan ini mengukur kekuatan serta ketahanan fisik manusia pada

saat bekerja. Penyelidikan ini juga mempelajari perancangan objek serta

peralatan yang sesuai dengan kemampuan fisik manusia pada saat

melakukan aktivitasnya.

3. Penelitian tentang ukuran/dimensi tempat kerja

Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat kerja

yang sesuai dengan ukuran (dimensi) tubuh manusia,

4. Penelitian tentang lingkungan kerja

Penyelidikan ini meliputi penyelidikan mengenai lingkungan fisik,

tempat kerja dan fasilitas kerja.

2.1.1. Interaksi Manusia Dan Mesin

Suatu sistem akan terjadi dalam suatu lingkungan yang akan memberikan

batasan, dan perubahan-perubahan yang timbul dalam lingkungan ini akan

mempengaruhi sistem dan elemen-elemen sistem tersebut. Satu hal yang sangat

penting dipertimbangkan didalam analisis sistem ialah bahwa setiap sistem akan

Page 4: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

8

merupakan bagian (sub-sistem) dari sistem lain yang lebih besar. Dengan

demikian pendekatan sistem (System Approach) akan dimaksudkan sebagai

pendekatan yang memperhatikan setiap permasalahan secara total atau terpadu

(integral). Pemecahan masalah dalam hal ini harus dianalisis dengan melihat

keterkaitan antara satu dengan sub-sistem yang lainnya.

Dengan “mesin” maka di sini akan diartikan secara luas, yaitu mencakup

semua objek fisik seperti mesin, peralatan, perlengkapan dan fasilitas dan benda-

benda yang biasa dipergunakan manusia dalam melaksanakan kegiatannya.

Sistem biasa diklasifikasikan sebagai closed system dimana manusia di

sini memegang posisi kunci, karena keputusan akan sangat tergantung pada

dirinya. Arus informasi dan arahnya dalam hal ini bisa digambarkan sebagai

berikut :

• Display instrument akan mencatat dan memberikan informasi mengenai

perkembangan kegiatan/proses produksiyang berlangsung, operator

kemudian menyerap informasi ini secara visual dan/atau suara dan

mencoba menginterprestasikannya (persepsi) secara seksama. Berdasarkan

interprestasi yang dilakukan serta pengetahuan yang sebelumnya sudah

dimiliki maka operator (manusia) kemudian mencoba membuat keputusan.

• Langkah berikutnya, operator kemudian mencoba mengkomunikasikan

keputusan yang telah diambil ke mesin dengan menggunakan mekanisme

kontrol. Instrumen kontrol selanjutnya memberikan gambaran (display)

mengenai hasil dari tindakan yang telah dilakukan oleh operator, dan

selanjutnya sistem kerja akan memberikan proses kegiatan produksi sesuai

dengan program yang diberikan oleh operator tersebut. Demikian

seterusnya siklus ini akan berlangsung.

Dari sistem manusia-mesin yang dimodelkan sederhana diatas tampak

bahwa problematik Ergomomi akan nampak dalam hal persepsi yang diambil oleh

manuasia (operator) dari instrument display (mesin) dan handling operations yang

Page 5: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

9

dilaksanakan operator pada saat menangani mekanisme kontrol dari mesin. Di sini

penelitian ergonomi dapat dilakukan dalam bentuk persepsi visual, bentuk display

untuk menampilkan informasi dan rancangan dari mekanisme kontrol mesin itu

sendiri. Dengan demikian perancangan “interface” dari sistem manusia-mesin

perlu memperhatikan segala kelebihan, kekurangan atau pun keterbatasan

manusia pada saat mereka harus berinteraksi dalam hubungan kerja manusia

dengan mesin (fasilitas produksi). Interface yang harus dirancang dengan

pertimbangan Ergonomi tersebut berupa display

2.1.2. Perancangan Stasiun Kerja

Kegiatan manufakturing bisa didefinisikan sebagai satu unit atau

kelompok kerja yang berkaitan dengan berbagai macam proses kerja untuk

merubah bahan baku menjadi produk akhir yang dikehendaki. Kegiatan masing-

masing unit kerja ini akan berlangsung di suatu lokasi kerja atau stasiun kerja.

Berkaitan dengan perancangan areal/stasuin kerja dalam industri, maka ada

beberapa aspek ergonomis yang harus dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Sikap dan Posisi Kerja

Pertimbangan-pertimbangan ergonomis yang berkaitan dengan sikap/posisi

kerja akan sangat penting. Beberapa jenis pekerjaan akan memerlukan sikap

dan posisi tertentu yang kadang-kadang cenderung untuk tidak mengenakan.

Kondisi kerja seperti ini memaksa pekerja selalu berada pada sikap dan posisi

kerja yang “aneh” dan kadang-kadang juga harus berlangsung dalam jangka

waktu yang lama, hal ini tentu saja akan mengakibatkan pekerjaan cepat lelah,

membuat banyak kesalahan atau menderita cacat tubuh. Untuk menghindari

sikap dan posisi kerja yang kurang favourable ini pertimbangan-pertimbangan

ergonomis antara lain menyarankan hal-hal seperti :

• Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi

membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau jangkauan waktu

lama.

Page 6: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

10

• Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu

yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam sikap atau

posisi miring.

• Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang

bisa dilakukan, pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak

jangkauan normal (konsep/prinsip ekonomi gerakan).

• Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekwensi atau periode

waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas leel

siku yang normal.

2. Efisiensi Ekonomi Gerakan Dan Pengaturan Fasilitas Kerja

Perancangan sistem kerja haruslah memperhatikan prosedur-prosedur untuk

mengkomunikasikan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat memperbaiki

efesiensi dan mengurangi kelelahan kerja. Pertimbangan mengenai sistem

kerja dari suatu industri, karena hal ini akan mempermudah modifikasi

bilamana diperlukan terhadap hardware, prosedur kerja, dan lain-lain. Seperti

yang umum dijumpai sekali mesin diinstalasikan atau fasilitas fisik pabrik

dibangun maka yang terjadi adalah manusia harus segera mampu beradaptasi

dengan kondisi-kondisi yang telah terpasang tersebut. Organisasai fasilitas

kerja sehingga operator secara mudah akan mengetahui lokasi penempatan

mterial (bahan baku, produk akhir atau limbah buangan scrap), spare parts,

peralatan kerja, mekanisme kontrol atau display dan lain-lain yang dibutuhkan

tanpa harus mencari-cari.

2.2. Anthropometri

Atrhopometri merupakan cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan

dengan pengukuran dimensi tubuh, baik ukuran, bentuk dan komposisi tubuh.

Antropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan

karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan

dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Data antropometri berguna

Page 7: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

11

untuk perancangan berbagai peralatan agar dapat dipergunakan secara optimal

sehingga pekerja dapat bekerja dengan aman dan nyaman.

Antropometri dapat dipisahkan menjdi dua bagian, yaitu antropometri

statis dan antropometri dinamis. Antropometri statis sehubungan dengan

pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan diam atau dalam

posisi yang telah ditentukan, misalnya ukuran tubuh untuk mendesain meja dan

kursi. Sedangkan anthropometri dinamis sehubungan dengan pengukuran keadaan

dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-

gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja melaksanakan kegiatannya, misalnya

menentukan lebar pintu untuk hilir mudik atau berpapasan.

Manusia pada umumnya akan berbeda-beda dalam hal ini bentuk dan

dimensi ukuran tubuhnya karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti :

1. Umur

Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertahan besar

seiring dengan bertahanya umur yaitu sejak awal kelahiranya sampai

dengan umur sekitar 20 tahun.

2. Jenis kelamin

Secara distribusi statistik ada perbedaan yang signifikan antara dimensi

tubuh pria dan wanita untuk kebanyakan dimensi pria dan wanita ada

perbedaan yang signifikan diantara mean (rata-rata) dan nilai perbedaan

ini tidak dapat diabaikan begitu saja.

3. Suku Bangsa

Variasi di antara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal yang

tidak kalah pentingnya terutama karena meningkatnya jumlah angka

migrasi dari satu negara ke negara yang lain.

4. Pakaian

Hal ini juga merupakan sumber variabilitas yang disebabkan oleh

bervariasinya iklim/musim yang berbeda-beda yang berbeda dari satu

tempat ke tempat lainnya terutama untuk daerah dengan empat musim.

Page 8: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

12

5. Posisi tubuh (posture)

Sikap (Posture) ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran

tubuh oleh sebab ini, posisi tubuh standard harus diterapkan untuk survey

pengukuran. Dalam kaitan dengan posisi tubuh dikenal 2 cara pengukuran

yaitu :

• Pengukuran dimensi struktur tubuh (structural body dimension)

Di sini tubuh diukur dalam berbagai posisi standard dan tidak

bergerak (tetapi tegak sempurna). Pengukuran struktur dimensi

tubuh ukuran dalam hal ini diambil dengan P5 dan P95.

• Pengukuran dimensi fungsional tubuh (funtional body dimension)

Di sini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat

berfungsi melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan

dengan kegiatan yang harus di selesaikan.

Mengingat adanya perbedaan ini, maka dalam pemanfaatan data

anthropometri untuk perancangan produk dikenal tiga prinsip dasar, yaitu :

1. Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim (minimum atau

maksimum).

Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan fasilitas yang akan

dirancang tersebut dapat dipakai dengan nyaman dan enak oleh sebagian

besar orang-orang yang akan memakainya. Contohnya tinggi pintu, ukuran

pintu pesawat terbang dan kekuatan dari alat-alat pendukung.

Untuk prinsip ini terdapat dua bagian :

b. Data nilai persentil tinggi (90%, 95% atau 99%)

c. Data nilai persentil rendah (10%, 5% atau 1%)

2. Prinsip perancangan fasilitas yang dapat disesuaikan.

Beberapa bagian tertentu dari peralatan atau fasilitas dapat dirancang

sehingga dapat disesuaikan dengan individu yang memakainya. Prinsip ini

digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut bisa

menampung atau bisa dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua orang

Page 9: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

13

yang mungkin memerlukannya. Contoh dari perancangan fasilitas yang

dapat disesuaikan yaitu kursi pengemudi mobil yang bisa diatur maju-

mundur dan kemiringan sandaranya, kursi sekretaris yang bisa diatur

tingginya.

3. Prinsip perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata para pemakainya.

Prinsip ini digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak

mungkin dilaksanakan dan tidak layak jika kita menggunakan prinsip

perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga

ekstrim tidak mungkin dilaksanakan karena lebih banyak rugi daripada

untungnya, atrinya hanya sebagian kecil dari orang-orang yang merasa

enak dan nyaman ketika menggunakan fasilitas tersebut. Sedangkan jika

fasilitas tersebut dirancang berdasarkan fasilitas yang bisa disesuaikan

tidak layak karena mahalnya biaya.

2.2.1. Konsep Presentil

Penerapan data antropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai

mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) dari suatu distribusi normal. Adapun

distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean (rata-rata) dan SD (standar

deviasi). Sedangkan persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa

percentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau

lebih rendah dari nilai tersebut. Misalnya 95% populasi adalah sama dengan atau

lebih rendah dari P95 dan 5% dari populasi berbeda sama dengan atau lebih

rendah dari P5. Dalam pokok bahasan antropometri, P95 menunjukan tubuh

berukuran besar, sedangkan P5 menunjukan tubuh berukuran kecil.

2.3. Pengukuran Waktu

Pada bagian ini akan membahas pengukuran yang belum dibicarakan,

yaitu pengukuran kerja pada garis besarnya teknik-teknik pengukuran waktu

dibagi kedalam dua bagian, pertama secara langsung dan kedua secara tidak

langsung. Cara pertama disebut demikian karena pengukurannya dilaksanakan

secara langsung yaitu tampat dimana perkejaan yang bersangkutan dijalankan.

Page 10: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

14

Dua cara yang termasuk didalamnya adalah cara jam berhenti dan sampling

perkejaan. Sebaiknya cara tidak langsung melakukan perhitungan waktu tanpa

harus berada di tempat perkerjaan yaitu dengan membaca table-tabel yang tersedia

asalkan mengetahui jalanya pekerjaan melalui elemen-elemen gerakan. Yang

termasuk kelompok ini adalah data waktu baku dan data waktu gerakan. Dengan

salah satu dari cara-cara ini, waktu penyelesaian suatu perkejaan yang dijalankan

dengan suatu sistem kerja tertentu dapat ditentukan. Sehingga jika pengukuran

dilakukan terhadap beberapa alternatif sistem kerja, yang terbaik diantaranya

dilihat dari segi waktu dapat dicari yaitu sistem yang membutukan waktu

penyelesaian tersingkat.

Lebih jauh lagi pengukuran waktu ditujukan juga untuk mendapatkan

waktu baku penyelesaian perkejaan yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar

oleh seorang perkeja normal untuk menyelesaikan suatu perkejaan yang dijalakan

dalam sistem kerja terbaik. Harap dipehatikan pengetian waktu baku ini kata-kata

warjar, normal dan terbaik. Ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa waktu

baku yang dicari bukankah waktu penyelesian yang diselesaikan secara tidak

wajar seperti terlampau lambat, bukan yang diselesaikan oleh seorang pekerja

yang istimewa terampilnya atau lamban dan pemalas, dan bukan pula yang

mengerjakannya dalam sistem kerja yang belum terbaik.

Memang, dalam melakukan pengukuran-pengukuran, masalah-masalah

kewajaran kerja, kenormalan bekerja dan baiknya sistem kerja mendapatkan

perhatian besar dan dalam pembahasan tetang mengukur waktu hal ini kerap kali

disinggung terutama dalam bab 8 dan 10 bab 9 secara khusus membahas masalah

penyesuaian dan kelonggaran, dua hal yang sangat berkaitan dengan hal-hal

diatas.

Langkah-langkah Sebelum Melakukan pengukuran

Untuk mendapatkan hasil yang baik, yaitu yang dapat dipertanggung

jawabkan maka tidaklah cukup sekedar melakukan beberapa kali pengukuran

Page 11: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

15

dengan menggunakan jam henti. Banyak faktor yang harus diperhatikan agar

akhirnya dapat diperboleh waktu yang pantas untuk perkerjaan yang bersangkutan

seperti yang berhubungan dengan kondisi kerja, cara pengukuran jumlah

pengukuran dan lain-lain. Dibawah ini adalah sebagai langkah yang pelu diikuti

agar maksud diatas dapat dicapai.

2.3.1. Penetapan Tujuan Pengukuran.

Sebagaimana halnya dengan berbagai kegiatan lain. Tujuan melakuakan

kegiatan harus ditetapkan terlebih dahulu. Dalam pengukuran waktu, hal-hal

penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran

digunakan, beberapa tingkat ketelitian dan tingkat kenyakinan yang diinginkan

dari hasil pengukuran tersebut.

Misalnya jika waktu baku yang akan di peroleh dimaksudkan untuk di

pakai sebagai dasar upah perangsang, maksud ketelitian dan keyakinan tetang

hasil pengukuran harus tinggi karena menyakut prestasi dan memdapat buruh di

samping keutungan bagi perusahan itu sendiri. Tetapi jika pengukuran

dimaksudkan untuk memperkirakan secara kasar bilamana pemesan barang dapat

di kembalikan untuk mengabil pesananya, maka tingkat ketelitian dan tingkat

keyakinannya tidak perlu sebesar tadi.

2.3.2. Melakukan Penelitian Pendahuluan.

Yang dicari-cari pengukuran waktu adalah wktu yang pantas diberikan

kepada pekerja untuk meyelesaikan suatu pekerjaan. Tentu suatu kondisi yang ada

dapat dicari waktu yang patas tersebut; artinya akan didapat juga waktu yang

pantas untuk menyelesaikan perkejaan dengan kondisi yang bersangkutan. Suatu

perusahan biasanya menginginkan waktu kerja sesingkat-singkatnya agar dapat

meraih keutungan yang besar-besarnya. Ketuntungan demikian tidak akan

diperoleh jika kondisi kerja dari perkejaan-perkejaan yang ada diperusahaan

tersebut tidak menunjang tercapainya hal tadi.

Page 12: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

16

Marilah kita lihat sebuah contoh. Katakanlah ada suatu pekerjaan yang

berada disebuah ruang yang berjendela tidak cukup besar. Keadaan ini bukan saja

akan mengakibatkan pengapnya ruang karena tidak lancarnya pertukaran udara,

tetapi juga menyebabkan gelapnya disaat hari mendung. Keadaan meja dimana

pekerjaan dilakukan, tidak baik; terlalu tinggi jika pekerja duduk dikursi, dan

terlalu rendah jika pekerja berdiri. Waktu penyelesaian yang pantas untuk kondisi

demikian tentu bisa dicari, tetapi dapat diduga bukanlah waktu yang sebaik-

baiknya, melainkan waktu yang lebih panjang dari yang seharusnya yang

diperlukan. Bagi pekerja, kondisi demikian tidak terlalu mengutungkan; antara

lain menghambat dirinya berperstasi kerja di samping akibat-akibat jangka

panjang seperti terhadap kesehatannya.

Dari contoh ini dapatlah ditarik kesimpulan bahwa waktu kerja yang yang

pantas hendaknya merupakan waktu kerja yang didapat dari kondisi kerja yang

baik. Dengan lain perklataan pengukuran waktu sebaiknya dilakukan bila kondisi

kerja dari perkejaan yang diukur sudah baik. Jika belum maka kondisi yang ada

hendaknya diperbaiki terlebih dahulu.

Hal yang sama dapat terjadi bila cara-cara kerja yang digunakan untuk

menyelesaikan perkejaan yang belum baik. Untuk mendapat waktu penyelesaian

yang singkat, perbaikan cara kerja perlu juga dilakukan. Memperlajari kondisi

kerja dan cara kerja kemudia memperbaikinya, adalah apa yang dilakukan dalam

langkah penelitian pendahuluan. Tentunya ini berlaku jika pengukuran dilakukan

atas pekerjaan yangt telah ada bukan pekerjaan yang baru. Dalam keadaan yang

seperti terakhir, maka yang dilakukan bukanlah memperbaiki melainkan

merancang kondisi dan cara kerja yang baik yang baru sama sekali.

Untuk memperbaiki kondisi dan cara kerja diperlukan pengetahuan dan

penerapan sistem kerja yang baik dan cara kerja yang diperlukan pengetahuan

dan penerapan sistem kerja yang baik yang prinsip-prinsip beserta keterangan-

keterangan telah dibahas pada bab-bab sebelumnya.

Page 13: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

17

Suatu hal lain harus dilakukan dalam rangka ini, yaitu membakukan secara

tertulis sistem kerja yang dianggap baik. Disini semua kondisi dan cara kerja

dicatat dan dicamtumkan dengan jelas serta bila perlu dengan gambar-gambar

misalnya untuk tata letak peralatan dan wadah. Pembakuan sistem kerja yang

terpilih adalah suatu hal yang penting bsik dilihat untuk keperluan sebelum, pada

saat-saat, maupun sesudah pengukuran dilakukan dan waktu baku didapatkan.

Kerap kali, sebelum pengukuran dilakukan, operator yang dipilih untuk

melakukan pekerjaan melakukan serangkaian latihan dengan sistem kerja yang

baku. Ini terjadi bila operator tadi belum terbiasa dengan sistem tersebut. Untuk

ini baik sistem operator maupun pengukuran waktu untuk melatihnya memerlukan

suatu pegangan yang baku.

Begitu pula pada saat pengukuran dilakukan, keduanya memerlukan

pegangan agar sistem kerja yang dipilih itu tetap diselenggarakan

Waktu yang akhirnya diperoleh setelah pengukuran selesai adalah waktu

penyelesaian perkejaan untuk sistem yang dijalankan ketika pengukuran

berlangsung. Jadi waktu penyesuaianyapun berlaku hanya untuk sistem trsebut.

Suatu penyimpangan dari padanya dapat memberikan waktu penyelesaian yang

jauh berbeda dari yang telah di tetapkan berdasarkan pengukuran. Karenanya

catatan yang baku tetang sistem kerja yang dipilih perlu ada dan dipelihara.

Walaupun pengukuran telah selesai.

2.3.3. Memilih Operator.

Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur bukanlah orang

yang begitu saja diambil dari prabrik. Orang ini harus memenuhi beberapa

persyaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan baik, dan dapat diandalkan

hasilnya. Syarat-syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak

bekerja sama.

Page 14: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

18

Jika jumlah pekerja yang tersedia ditempat kerja yang bersangkutan

banyak maka jika kemampuan mereka dibandingkan akan terlihat perbadingkan

perbedaan diantaranya, yaitu dari yang berkemampuan rendah sampai tinggi.

Berdasakan penyelidikan, distribusi kemampuan perkeja umumnya akan

mengikuti. terliat bahwa orang-orang yang berkemampuan rendah dan

berkemampuan tinggi jumlahnya sedikit. Sedangkan orang yang berkemampuan

rata-rata jumlahnya banyak. Secara stastistik distribusi demikian dapat dibuktikan

berdistribusi nomal atau dapat didekati oleh distribusi normal.

Kembali pada tujuan mengukuran waktu yaitu untuk memdapatkan waktu

penyelesaian, maka dengan melihat kenyataan kemampuan pekerja seperti

ditujukan tadi jelaslah orang yang dicari bukanlah orang yang berkemampuan

tinggi atau rendah, karena orang-orang demkian hanya meliputi sebagian kecil

saja dari seluruh pekerja yang ada. Jadi yang dicari adalah penyelesaian pekerjaan

yang secara wajar diperlukan oleh pekerja normal, dan ini adalah orang-orang

yang berkemampuan rata-rata. Dengan demikian pengukur harus mencari operator

yang memenuhi hal tersebut.

Gambar 2.1 Distribusi Kemapuan Pekerja

Disampaing itu operator yang terpilih adalah orang yang saat pengukuran

dilakukan mau bekerja secara wajar. Walau operator yang bersangkutan sehari-

hari dikenal memenuhi syarat pertama tadi bukan mustahil dia berkeja tidak wajar

ketika pengukuran dilakukan karena alasan tertentu. Biasanya jika operator

JumlahPekerja

rendah Rata-rata tinggiKemampuan kerja

Page 15: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

19

tersebut memiliki kecurigaan terhadap maksud-maksud pengukuran, misalnya

dianggap untuk hal-hal yang akan merugikan sendirinya atau pekerjaan lain, dia

akan bekerja lamban. Sebaliknya mungkin saja dia bekerja dengan kecepatan

lebih karena menginginkan hasil yang banyak untuk memdapatkan pujian. Selain

itu operatorpun harus dapat bekerja secara wajar tanpa canggung walaupun

dirinya sedang diukur dan pengukuran berada didekatnya.

Penjelasan’ tetang maksud baik pengukuran serta tetang operator

sebaiknya bersikap ketika sedang diukur, perlu diberikan dahulu. Dan operatorpun

harus mengerti dan menyadari sepenuhnya. Inilah yang dimaksud bahwa operator

harus dapat diajak bekerja sama.

Dalam pelaksanaannya, jika pengukur tidak mengenal pekerja-pekerja

yang ada, untuk mendapatkan operator yang akan diukur, dia dapat mencari

dengan mendapatkan pentujuk dari kepala-kepala regu, kepala pabrik atau

pejabat-penabat lain yang telah mengenal baik para pekerja. Data tetang hasil-

hasil kerja para pekerja dalam catatan-catatanditempat kerja juga dapat membantu

pekerjaan ini.

2.3.4. Melatih Operator

Walaupun operator yang baik telah didapat, kadang-kadang masih

diperlukan adalah bagi operator tersebut terutama jika kondisi dan cara kerja yang

dipakai tidak sama dengan yang biasa dijalankan operator.

Hal ini terjadi jika pada saat penelitian pendahuluan kondisi kerja atau

cara kerja sesudah mengalami perubahan. Dalam keadaan ini operator harus

dilatih terlebih dahulu karena sebelum diukur operator harus terbiasa dengan

kondisis dan cara kerja yang telah ditetapkan (dan telah dibekukan) itu. Harap

diingat bahwa yang dicari adalah waktu penyelesaian perkerjaan yang didapat dari

suatu penyelesaian wajar dan bukan penyelesaian dari orang yang bekerja kaku

dengan berbagai kesalahan.

Page 16: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

20

Gambar 2.2. menunjukan kurva pengembangan penguasaan pekerjaan oleh

operator sejak mulai mengenalnya sampai terbiasa.

Gambar 2.2. Kurva Belajar

Lengkungan dikenal sebagai lengkungan belajar (learning kurve).

Operator, baru dapat diukur bila sudah berada pada tingkat penguasaan

maksimum yang pada kurva ditujukan oleh garis stabil yang mendatar, dimana

garis ini operator telah memiliki penguasaan paling tinggi yang dapat ia capai;

bisanya latihan-latihan lebih lanjut tidak akan merubah banyak kurva tersebut.

Disamping mempelajari kurva belajar operator yang bersangkutan, penguasaan

yang telah baik biasanya tercermin pada gerakan-gerakan yang “halus” (tidak

kaku), berirama, dan tanpa banyak melakukan perencanaan-perencanaan gerak.

2.3.5. Mengurai Pekerjaan Atas Elemen Pekerjaan

Disini pekerjaan dipecah menjadi elemen pekerjaan, yang merupakan

gerak bagian dari perkejaan yang bersangkutan. Elemen-elemen inilah yang

diukur waktunya. Waktu silklusnya jumlah dari waktu setiap elemen ini. Waktu

siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan produksi sejak bahan baku mulai

diproses ditempat kerja yang bersangkutan.Misalnya waktu yang dibutukan untuk

merakit ballpen adalah waktu yang dibutukan untuk menggabungkan bagian

ballpen, pegas, isi dan bagian atasnya sehingga merupakan suatu ballpen yang

lengkap. Gerak-gerakan. Menggabungkan bagian bahwa, pegas dan seterusnya

dapat merupakan elemen-elemen pekerjaan, dan jumlah dari waktu gerakan-

gerakan ini adalah waktu siklus perakitan ballpen.

Tingkat Penguasaan

Waktu

Page 17: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

21

Namun satu siklus tidak harus berarti waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan suatu produk sehingga menjadi barang jadi seperti ballpen tadi

yang sudah di pakai. Jika pekerjaan merakit ballpen diserahkan kepda dua orang

dimana orang yang pertama menggabungakan bagian bawah, pegas dan isi, dan

orang kedua menggabungkan bagian atas kebagian lainya yang telah diselesaikan

oleh orang pertama, dan bila setiap pekerja dianggap dua stasiun kerja berbeda,

maka waktu siklus bagi orang pertama hanya jumlah waktu yang diperlukan untuk

menggabungkan bagian bawah, pegas dan isi.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan pentingnya melakukan

penguraian pekerjaan atas elemen-elemennya. Pertama untuk menjelaskan cacatan

tetang tata cara kerja yang dibakukan. Pada langkah kedua diatas telah

dikemukakan bagaimana kondisi dan cara kerja yang telah (dianggap) baik

dibakukan, yaitu menyatakan secara tertulis untuk kemudia digunakan sebagai

pegangan sebelum, pada saat-saat, dan sesudah pengukuran waktu. Salah satu cara

membakukan cara kerja adalah dengan membakukan pekerjaan berdasarkan

elemen-elemennya.

Kedua adalah untuk memungkinkan melakukan penyesuain bagi setiap

elemen karena keterampilan bekerjanya operator belum tentu sama untuk semua

bagian dari gerakan-gerakan kerjanya.

Sebab ketiga melakukan pembagian kerja menjadi elemen-elemen

pekerjaan adalah untuk memudahkan mengamati terjadinya elemen yang tidak

baku yang mungkin saja dilakukan pekerja. Elemen demikian bisa diterima jika

memeng harus terjadi, mislanya gerakan-gerakan yang dilakukan tidak pada setiap

siklus secara berkala seperti memeriksa ukuran/pada setiap produk kesepuluh

yang dihasilkan. Sebaiknya elemen demikian harus dibuang dari pengamatan jika

terjadinya semata-mata karena penyimpangan dari elemen-elemen baku tanpa

alasan baik disadari atau tidak oleh operator.

Page 18: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

22

Dan alasan keempat adalah untuk memungkinkan dikembangkannya data

waktu Standard atau tempat kerja yang bersangkutan. Jika ini yang merupakan

sebab maka pembagian pekerjaan atas elemen-elemennya harus mengikuti aturan

khusus.

Jelaslah sekarang mengapa perlu melakukan penguraian elemen-elemen

dari suatu pekerjaan yang akan diukur waktunya. Walaupun demikian ketentuan

ini tidak bersifat mutlak; artinya jika alasan-alasan diatas dianggap tidak penting

atau dirasakan tidak akan terjadi maka langkah ini tidak perlu dilakukan. Dengan

lain perkataan yang diukur waktunya adalah siklusnya (bukan elemen-

elemennya). Pengkuran demikian disebut pengkuran keseluruhan. Sedangkan

pengukuran demikian adalah bila pengukuran dilakukan terhadap setiap elemen-

elemen pekerjaan.

Sehubungan dengan langkah-langkah kelima ini, ada beberapa pedoman

penguraian pekerjaan atas elemen-elemennya, yaitu:

- Sesuai dengan ketelitian yang diinginkan, uraikan pekerjaan menjadi elemen-

elemennya seterperinci mungkin, tetapi masih dapat diamati oleh indera

pengukur dan dapat direkam waktunya oleh jam henti yang digunakannya.

- Untuk memudahkan, elemen-elemen pekerjaan hendaknya berupa satu atau

beberapa elemen gerakan misalnya seperti yang dikembangkan oleh Gelbreth..

- Jangan sampai ada elemen yang tertinggal: jumlah dari semua elemen harus

tetap sama dengan satu pekerjaan yang bersangkutan.

- Elemen yang satu hendaknya dipishkan dari elemen yang lain secara jelas.

Batas-batas diantaranya harus dapat dengan mudah diamati agar tidak ada

keragu-raguan dalam menentukan bagaimana suatu elemen berakhir dan

bilamana elemen berikutnya bermula kadang-kadang disamping mata,

telingapun dapat digunakan untuk mengetahui perpindahan elemen terutama

jika perpindahan tersebut menimbulkan bunyi.

Page 19: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

23

2.3.6. Menyiapkan Alat-alat Pengukuran

Setelah kelima langkah diatas dijalankan dengan baik, tibalah sekarang

pada langkah terakhir sebelum melakukan pengukuran yaitu menyiapkan alat-alat

yang diperlukan. Alat-alat adalah :

- Jam henti

- Lembaran-lembaran pengamatan

- Pena atau pensil

- Papan pengamatan

2.3.7. Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan.

Yang dicari dengan melakukan pengukuran-pengukuran ini adalah waktu

yang sebenarnya dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Karena waktu

penyelesaian ini tidak pernah diketahui sebelumnya maka harus diadakan

pengukuran-pengukuran. Yang ideal tentunya dilakukan pengukuran-pengkuran

yang sangat banyak (sampai tak terhingga kali, misalnya), karena dengan

demikian diperoleh jawaban yang pasti. Tetapi hal ini jelas tidak mungkin karena

keterbatasan waktu, tenaga dan tentunya biaya. Namun sebaliknya jika tidak

dilakukan beberapa kali pengukuran saja, dan diduga hasilnya sangat kasar.

Sehingga yang diperlukan adalah jumlah pengukuran yang tidak membebankan

waktu, tenaga dan biaya yang besar tetapi hasilnya tidak dapat dipercaya. Jadi

walaupun pengukuran tidak berjuta kali, tetapi jelas tidak hanya beberapa kali

saja.

Page 20: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

24

Dengan tidak dilakukannya pengukuran yang banyak sekali ini, pengukur

akan kehilangan sebagian kepastian akan kecepatan/rata-rata waktu penyelesainya

yng sebenarnya. Hal ini harus disadari oleh pengukur; tingkat ketelitian dan

tingkat keyakinan adalah pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh

pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran yang sangat

banyak.

Tingkat ketelitian memujukan penyimpangan maksimum hasil pengukuran

dari waktu penyelesaian sebenarnya. Hal ini biasanya dinyatakan dalam persen

(dari waktu penyelesaian sebenarnya, yang seharusnya dicari). Sedangkan tingkat

kenyakinan menunjukan besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang

diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi. Inipun dinyatakan dalam persen. Jadi

tingkat ketelitian 10% dan tingkat kenyakinan 95% memberi arti bahwa pengukur

membolehkan rata-rata hasil pengukurannya menyimpang sejauh sepuluh 10%

dari rata-rata sebenarnya; dan kemungkinan berhasil mendapatkan hal ini adalah

95%. Dengan lain perkatan jika pengukur sampai memperoleh rata-rata

pengukuran yang memyimpang lebih dari 10% seharunya, hal ini dibolehkan

terjadi hanya dengan kemukinan 5% (= 100%-95%).

Sebagi contoh, katakanlah rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan adalah

100 detik. Harga ini tidak pernah diketahui kecuali jika dilakukan tak terhingga

kali pengukuran. Paling jauh yang didapat dilakukan adalah memperkirakannya

dengan melakukan sejumlah pengukuran. Dengan pengukuran yang tidak

sebanyak itu maka rata-rata yang diperoleh mungkin tidak 100 detik, tetapi suatu

harga yang lain, mislanya 88,96 atau 100 detik. Katakanlah rata-rata pengukuran

yang didapat 96 detik. Walapun rata-rata sebenarnya (= 100 detik) tidak diketahui,

jika pengukuran yang dilakukan memenuhi untuk tingkat ketelitian 10% dan

tingkat kenyakinan 95%, maka pengukuran mempunyai kenyakinan 95% bahwa

95 detik itu terletak pada interval harga rata-rata yang sebenarnya dikurangi 10%

dari rata-rata ini, dan harga rata-rata sebenarnya ditanbah 10% dari rata-rata ini.

Page 21: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

25

Mengenai pengaruh tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan terhadap

jumlah pengukuran yang diperlukan dapat dipelajari secara statistik. Tetapi secara

intuitif hal ini dapat diduga yaitu bahwa semaking tinggi tingkat ketelitian dan

semakin besar tingkat keyakinan, semakin banyak pengukuran yang diperlukan.

2.3.8. Pengujian Keseragaman Data

Sekarang kita lihat beberapa hal yang berhubungan dengan pengujian

keseragaman data. Secara teroritis apa yang dilakukan dalam pengujian ini adalah

berdasarkan teori statistik tetang peta peta kontor yang biasanya digunakan dalam

melakukan pengendalian kualitas di pabrik atau tempat-tempat kerja-kerja yang

lain

.

Telah dikemukakan bahwa satu langkah yang dilakukan sebelum

dilakukan pengukuran adalah merangcangan suatu sistem kerja yang baik, yang

terdiri dari kondisi kerja dan cara kerja yang baik. Jadi yang dihadapi adalah suatu

sistem yang dikerjakan sudah ada maka sistem ini di perlajari untuk kemudian

iperbaiki. Jika sistemnya belum ada maka yang dilakukan adalah merancang suatu

yang baru yang baik. Terhadap suatu sistem yang baik inilah pengukuran waktu

dilakukan, dan dari sistem inilah waktu penyelesaian pekerjaan dicari. Walau

selanjutnya pembakuan sistem yang dipadang baik ini dilakukan, seringkali

pengukur, sebagaimana halnya juga operator, tidak mengetahui terjadinya

perubahan-perubahan pada sistem kerja. Memang perubahan adalah suatu yang

wajar karena bagaimanapun juga sistem kerja tidak dapat dipertahankan tetap

terus menerus pada keadaan yang tetap sama. Keadaan sistem yang selalu berubah

dapat diterima, asalkan perubahannya adalah yang memeng sepantasnya terjadi.

Akibatnya waktu penyelesaian yang di hasilkan sistem selalu berubah namun juga

mesti dalam batas kewajaran. Dengan lain perkataan harus seragam.

Tugas mengukur adalah mendapatkan data yang seragam ini. Karena

ketidak seragaman dapat dating tanpa disadari maka diperlukan suatu alat yang

dapat “mendeteksi”. Batas-batas kontrol yang dibentuk dari data merupakan batas

Page 22: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

26

seragam tidaknya data. Data yang dikatakan seragam, yaitu berasal dari sistem

sebab yang sama, bila berada diantara kedua batas kontrol, dan tidak seragam,

yaitu berasal dari sistem sesbab yang berbeda , jika berada diluar batas kontrol.

Yang diperhatikan dalam contoh pengujian keseragaman diatas adalah

data yang berada didalam batas-batas kontrol; karenanya semua data yang

dimaksud dalam perhitungan-perhitungan selanjutnya. Jika ada yang terletak

diluar batas kontrol, apa yang dilakukan?

Misalkan dari ketiga puluh dua harga yang telah terkumpul, dengan cara-

cara yang sama didapat BKA = 18,246, dan sub grup ke enam berharga rata-rata

19,261. jelas sub grup ini berada diluar batas kontrol karena diatas harga BKA.

Oleh sebab itu sub grup ini harus “dibuang” karena berasal dari sistem sebab yang

berbeda. Dengan demikian untuk perhitungan-perhitungan selanjutnya seperti

untuk mencari banyaknya pengukuran yang harus dilakukan semua data dalam

sub grup ini tidak turut dipehitungankan.

2.3.9. Melakukan Pengukuran Waktu

Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu-

waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat

yang telah disaipkan diatas. Bila operator telah siap didepan mesin atau ditempat

kerjanya akan diukur, maka pengukuran memilih posisi tempat dia berdiri

mengamati dan mencacat. Posisi ini hendaknya sedemikian rupa sehingga

operator tidak terganggu gerakan-gerakannya ataupun merasa canggung karena

terlampau merasa diamati, misalnya juga pengukuran berdiri didepan operator.

Posisi ini pun hendaknya memudahkan pengukur mengamati jalanya pekerjaan

sehingga dapat mengikuti dengan baik saat-saat suatu siklus/elemen bermula dan

berakhir. Umunya posisi agak menyimpang dibelakang operator sejauh 1,5 meter

merupakan tempat yang baik. Berikut ini adalah hal-hal yang dikerjakan selama

pengukuran berlangsung.

Page 23: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

27

Hal pertama yang dilakukan adalah pengukuran pendahuluan. Tujuan

melakukan pengukuran pendahuluan ialah untuk mengetahui berapa kali

pengukuran harus dilakukan untuk tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang

dinginkan. Seperti telah dikemukakan, tingkat-tingkat keletlitian dan keyakinan

ini ditetapkan pada saat menjalankan langkah penetapan tujuan pengukuran.

Untuk mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan, diperlukan

beberapa tahap pengukuran pendahuluan seperti dijelaskan berikut ini.

Pengukuran pendahuluan pertama dilakukan dengan melelakukan

beberapa buah pengukuran yang banyaknya ditentukan oleh pengukur. Biasanya

sepuluh kali atau lebih. Setelah pengukuran tahap pertama ini dijalankan, tiga hal

harus mengikutinya yaitu menguji keseragaman data, menghitung jumlah

pengukuran yang perlukan, dan bila jumlah belum mencukupi dilanjutkan dengan

pengukuran pendahuluan kedua. Jika tahap kudua selesai maka dilakukan lagi

ketiga hal yang sama seperti tadi dimana bila perlu dilanjukan dengan pengukuran

pendahuluan tahap kedua. Begitu seterusnya sampai jumlah keseluruhan

pengukuran mencukupi untuk tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang

dikehendaki. Isitilah pengukuran pendahuluan terus digunakan selama jumlah

pengukuran yang telah dilakukan pada tahap pengukuran belum mencukupi.

Untuk jelasnya contoh berikut ini memperhatikan bagimana aturan tadi

diikuti. Misalnya pengukuran pendahuluan tahap pertama telah dilakukan dan

menghasilkan 16 data yang diperhatikan pada table berikut ini :

Pengukuran ke1 2 3 4 5 6 7 8

Waktu14 10 12 15 17 18 15 16

Pengukuran ke 9 10 11 12 13 14 15 16

Page 24: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

28

Waktu11 9 14 16 10 18 14 15

Pemrosesan hasil pengukuran diatas dilakukan dengan langkah-langkah

berikut ini :

Kelompok ke 16 harga tersebut kedalam sub grup-sub grup yang masing-

masing berisi 4 harga pengukuran yang diperoleh secara berturut-turut, dan hitung

harga rata-ratanya :

Sub grup ke (V)Waktu penyelesaian (n)

Berturut-turutHarga rata-rata

1

2

3

4

14 10 12 15

17 18 15 16

11 9 14 16

10 18 14 15

12,75

16,50

12,50

14,25Jumlah 56,00

- Hitung rata-rata dari harga rata-rata sub grup dengan :

kxix ∑=

..................…………......................................(2.1)

Dimana : x adalah harga rata-rata sub grup ke-1

K adalah harga banyaknya sub grup yang terbentuk sehingga :

144

56 == ..........................………................................(2.2)

- Hitung standard deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian dengan :

30)( 2

>=−∑= NN

xxiSD 301

)( <=−−∑= N

Nxxi ...............……..........(2.3)

Dimana : N adalah jumlah pengamatan pendahuluan yang telah dilakukan

X adalah waktu penyelesaian yang teramati selama pengukuran pendahuluan yang

telah dilakukan.

Page 25: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

29

Sehingga :

116)1415(..........)1410()1414( 222

−−+++−+−=σ ..........................................(2.4)

- Hitung standar deviasi dari distribusi harga rata-rata sub grup dengan :

nx /σσ = ............……………..............................................(2.5)

Dimana : n adalah besarnya sub grup sehingga :

219.2=xσ ........................……………….................................(2.6)

= 1,445

- Tentukan batas kontrol atas dan batas kontrol bawah (BKS dan BKB) dengan :

BKA xx 36+= ....................………….......................................(2.7)

BKB xx 36−= ....................................………….......................(2.8)

sehingga : BKA = 14+3 (1,445) = 18365

BKB = 14 – 3 (1,455) = 9,635

Batas-batas kontrol yang merupakan batas apakah sub grup “seragam”

atau tidak. Untuk contoh kita ternyata semua rata-rata sub grup berada dalam

batas-batas tersebut. Ini menujukan karena semua rata-rata sub grup berada dalam

batas kontrol maka semua harga yang ada dapat digunakan untuk menghitung

banyaknya pengukuran yang diperlukan yaitu dengan menggunakan rumus :

( )2

22' 40

∑∑=

xjxjxjN

...............................……………...........................(2.9)

Dimana N adalah jumlah pengamatan yang telah dilakukan. Rumus ini

adalah untuk tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95%.*

Dengan memasukan harga-harga diatas kedalamrumus tadi didapat :

Page 26: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

30

+++++−++

=15...............1014

)15.......................1014()15...........1014(1640 2222'N

Ini berarti untuk tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan tersebut masih

tiperlukan sekitar (64,19 – 16) = atau 49 kali pengukuran lagi. Maka harus

dilakukan pengukuran tahap kedua. Andaikan hasilnya seprti terlihat berikut ini :

Pengukuran ke 17 18 19 ………31 31Waktu 13 12 16 ………12 10

Dalam contoh ini perhatikan bahwa pengukuran tahap kedua dan pertama

adalah 32. Memang kita tidak perlu melakukan pengukuran tahap kedua

sedemikian sehingga jumlah total 49 atau lebih karena umunya dengan

bertambahnya jumlah data harga N” cenderung mengecil. Gejala ini disebabkan

juga karena operator telah semedikian terbiasa dengan perkejaannya sehingga

fluktuasi disebabkan juga karena operator telah semakin terbiasa dengan

pekerjaannya sehingga fluktuasi waktu yang dihabiskanya mengecil.

Sendainya jumlah pengukuran yang diperlukan ternyata masih lebih besar

dari besar dari pada jumlah pengukuran yang telah dilakukan (N’>N, maka

dimana dalam contoh kita N = 16 + 16 = 32), maka pengukuran tahap ketiga harus

dilakukan. Pada tahap inipun urut-urutan pekerjaan sama dengan tahap-tahap

sebelumnya. Demikian seterusnya sampai jumlah pengukuran yang diperlukan

sudah dilampaui oleh jumlah yang telah dilakukan (N’<N).

2.3.10. Melakukan Perhitungan Waktu Baku

Jika pengukuran-pengukuran telah selesai, yaitu semua data yang didapat

memiliki keseragaman yang dikehendaki, dan jumlahnya telah memenuhi tingkat-

tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan, maka selesailah kegiatan

pengukuran waktu. Langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut sehingga

Page 27: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

31

memberikan waktu baku. Cara untuk mendapatkan waktu baku dari data yang

terkumpul itu adalah sebagai berikut :

a. Hitung waktu siklus rata-rata dengan

NX

W ls

∑= ...............................................………………….........(2.10)

Dimana X1 dan N menunjukan arti yang sama dengan yang telah dibahas

sebelumnya.

b. Hitung waktu normal dengan :

Wn = Ws x p....................................…………………...................(2.11)

Dimana p adalah factor penyesuaian. Faktor ini diperhitungkan pengukur

berpendapat bahwa operator bekerja dalam kecepatan tidak wajar, sehingga hasil

perhitungan waktu perlu di sesuaikan atau dinormalkan dulu untuk mendapatkan

waktu siklus rata-rata yang wajar. Jika pekerja bekerja dengan wajar, maka factor

penyesuaiannya p sama dengan 1, artinya waktu siklus rata-rata sudah normal.

Jika bekerjanya terlalu lambat maka untuk menormalkannya pengukur harus

memberi harga p1, dan sebaliknya p1, jika dianggap bekerja cepat.

c. Hitung waktu baku :

Akhirnya setelah perhitungan di atas selesai, waktu baku penyelesaian pekerja

kita dapatkan dengan

Wb = Wn ( + 1 ) .................………..........................…...........(2.12)

Dimana 1 adalah kelonggaran allowance yang diberikan kepada pekerja untuk

menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal. Kelonggaran ini diberikan

untuk hal-hal seperti kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique dan

gangguan-gangguan yang mungkin terjadi yang tidak dapat di hindarkan oleh

pekerja. Umumnya kelonggaran dinyatakan dalam persen dari waktu normal.

2.3.11. Penyesuaian

Setelah pengukuran berlangsung, pengukur harus mengamati kerja yang

ditunjukan operator. Ketidak wajaran dapat saja terjadi misalnya bekerja tanpa

kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena menjumpai

kesulitan-kesulitan seperti karena kondisi ruangan yang buruk. Sebab-sebab

Page 28: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

32

seperti ini mempengaruhi kecepatan kerja yang berakibat terlalu singkat atau

terlalu panjangnya waktu penyelesaian. Hal ini jelastidak diinginkan karena waktu

baku yang di cari adalah waktu yang diperoleh dari kondisi dan cara kerja yang

baku yang diselesaikan secara wajar.

Andai kata ketidak wajaran ada maka pengukur harus mengetahui dan

menilai seberapa jauh hal itu terjadi. Penilaian perlu diadakan karena berdasarkan

inilah penyesuaian dilakukan. Jadi jika pengukur mendapatkan harga rata-rata

siklus/elemen yang diketahui diselesaikan dengan kecepatan tidak wajar oleh

operator, maka harga rata-rata tersebut menjadi wajar, pengukur harus

menormalkannya dengan melakukan penyesuaian.

Biasanya penyesuaiaan dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-

rata atau waktu elemen rata-rata dengan suatu harga p yang disebut faktor

penyesuaian. Besarnya harga p tentunya sedemikian rupa sehingga hasil perkalian

yang diperoleh mencerminkan waktu yang sewajarnya atau yang normal. Bila

pengukur berpendapat bahwa operator bekerja di atas normal (terlalu cepat) maka

harga p nya akan lebih besar dari satu (p1); sebaliknya jika operator dipandang

bekerja dibawah normal maka harga p akan lebih kecil dari satu (p). Seandainya

pengukur berpendapat bahwa operator bekerja dengan wajar maka harga p nya

sama dengan satu (p=1).

a. Beberapa Cara menentukan Paktor Penyesuaian

Cara pertama adalah cara persentase yang merupakan cara yang paling

awal digunakan dalam melakukan penyesuaian. Disini besarnya faktor

penyesuaian sepenuhnya dilakukan oleh pengukur melalui pengamatanya selama

pengukuran. Jadi sesuai dengan pengukuran dia menentukan harga p yang

menurut pendapatnya akan menghasilkan waktu normal bila harga ini dikalikan

dengan waktu siklus. Misalnya sipengukur berpendapat bahwa p = 110%. Jika

waktu siklusnya telah terhitung sama dengan 14,6 menit, maka waktu normalnya

Wn = 14,6 x 1,1 = 16,6 menit

Page 29: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

33

Terlihat bahwa penyesuaian diseklesaikan dengan cara yang sangat

sederhana. Memang cara ini merupakan cara yang paling mudah dan sederhana,

namun segera pula terlihat adanya kekurangan ketelitian sebagai akibat dari

“kasarnya” cara penilaian bertolak dari kelemahan ini dikembangkanlah cara-cara

lain yang diipandangsebagai cara yang lebih objektif. Cara-cara ini umumnya

memberikan “patokan” yang dimaksud untuk mengarahkan penilaian pengukuran

terhadap kerja operator. Disini akan dikemukakan beberapa cara tersebut yaitu

shumard, Westinghouse, dan objektif.

b. Konsep Tentang Bekerja Wajar

Telah dikemukakan bahwa ketidak wajaran harus diwajarkan untuk

mendapat waktu normal. Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana yang disebut

wajar itu? dengan “standart” apa pengukur minilai wajar tidaknya seorang

operator?

Biasanya, melalui pengamatan seorang pengukur dapat melihat bagaimana

hal tersebut ditunjukan oprator. Dapat kehidupan sehari-haripun hal ini bisa

kitarasakan yaitu, bila sesuatu waktu melihat seorang yang sedang bekerja dalam

waktu yang tidak terlampau lama kita dapat menyatakan, misalnya orang tersebut

bekerjanya lambat atau sangat cepat. Ini tidak lain berarti kita telah

membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang wajar, walaupun yang

ditulis terakhir tidak selalu midah untuk menyatakan. Katepatan penilaian

pengukur akan lebih teliti apabila dia telah cukup berpengalaman apabila bagi

jenis pekerjaan yang sedang diukur. Memang pengalaman banyak menentukan,

karena melalui pengalamanlah mata dan indra lain akan terlatih dalam

memberikan penilaian. Semakin berpengalaman seorang pengukur, semakin

pekalah indranya dalam melakukan penyesuian.

Untuk memudahkan pemilihan konsep wajar, seorang pengkur dapat

mempelajari bagaiamana bekerjanya seorang operator yang dianggap normal itu

yaitu : jika seorang operator ynag dianggap berpengalaman bekerja tanpa usaha-

usaha yang berlebihan sepanjang hari bekerja, menguasai cara kerja yang

ditetapkan, dan menunjukan kesungguhan dalam menjalankan pekerjaannya.

Page 30: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

34

Disamping konsep-konsep yang dikemukakan oleh International Labour

Organization, terdapat juga konsep lebih terperinci yaitu yang dikemukakan oleh

lawry maynard dan stegemarten melalui cara penyesuian westinghouse. Mereka

berpendapat bahwa ada empat faktor yang menyebabkan kewajaran dan ketidak

wajaran dalam bekerja yaitu keterampilan. Usaha, kondisi kerja dan konsistensi.

Ini akan dibicarakan kemudian yaitu pada pembahasan tentang cara-cara

penyesuian

Walaupun usaha-usaha membakukan konsep bekerja wajar telah

dilakukan, namun penyesuaian tetap tampak sebagai suatu yang sujektif. Memang

hal inilah yang dipandangsebgai keramahan pengukuran waktu dilihatsecara

alamiah. Namun bagaimanapun penyesuaian harus dilakukan karena ketidak

wajaran yang menghsilkan ketidak normalan data merupakan sesuatu hal yang

baiasa terjadi.

2.4. Bagian-bagian Anatomi Tubuh Manusia

Anatomi atau ilmu mempelajari sususnan tubuh dan hubungan bagian-bagiannya

satu sama lain. Anatomi regional mempelajari menurut letak geografis bagian

tubuh. Dan setiap region atau daerah, misalnya lengan, tungkai, dada, kepala, dan

seterusnya ternyata terdiri atas sejumlah struktur atau susunan yang umum

didapati pada semua region. Struktur itu ialah tulang, otot, syaraf, pembuluh darah

dan seterusnya. Dengan dasar penelaahan seperti itu maka dijumpai sejumlah

sistem jaringan yang berbeda-beda. Tentang hal ini semuanya dikelompokan

bersama.

Mempelajari letak dan hubungan satu bagian tidak dapat terpisahkan dari

pengamatan tentang kegunaan setiap struktur dan sistem jaringannya. Hal ini

membawa kita ke penggunaan istilah anatomi fungsional yang bertalian erat

dengan fisiologis atau ilmu faal. Kemudian diketahui bahwa ada struktur-struktur

yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Maka diperkenalkanlah istilah anatomi

makroskopik yang memerlukan penggunaan mikroskop. Bertalian erat dengan

Page 31: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

35

anatomi ialah histologi atau ilmi tentang struktur halus dari tubuh dan sitologi,

ilmu tentang sel.

Fisilogi mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia dalam keadaan normal. Ilmu

ini sangat erat kaitannya dengan pengetahuan tentang semua makhluk hidup yang

tercakup dalam pelajaran biologi. Dan bersamaan dengan itu juga erat

hubungannya dengan tugas ahli stilogi yang mempelajari detail struktur sel, dan

ahli biokimia yang berurusan dengan perubahan kimiawi dan kegiatan sel serta

menyelidiki proses kimia jasad hidup yang serba kompleks. Juga erat hubungan

dengan ilmu alam, yang mempelajari reaksi fisik dan gerak-gerakan yang terjadi

di badan.

Tubih terbentuk atas banyak jaringan dan organ, masing-masing dengan fungsinya

yang khusus untuk dilaksanakan. Sel ialah unit atau unsur terkecil dari tubuh dan

yang dimiliki oleh senua bagian. Sel disesuaikan dengan fungsi yang harus

dilaksanakan atau dengan jaringan dimana sel itu berada. Beberapa sel, misalnya

yang berada dalam sistem syaraf dan otot, memang sangat khas. Beberapa lainya

seperti yang ada dalam jaringan ikat perkembangannya tidak sesempurna yang

diotot atau syaraf.

2.4.1. Jaringan Otot – Jaringan Saraf – Jaringan Ikat

Otot ialah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi. Otot

terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama dengan sel dari

jaringan lain. Semua ini diikat menjadi berkas-berkas serabut kecil oleh sejenis

jaringan ikat yang mengandung unsur kontraktil.

Ada tiga jenis otot:

Otot bergaris (otot lurik, otot kerangka atau otot sadar). Setiap serabut otot itu

bergaris melintang oleh adanya gambaran selang-seling antara warna tua dan

muda. Setiap serabut terbentuk oleh sebuah mio-fibril dan diselubungi membran

halus yaitu sarkolemna (selaput otot). Sejumlah serabut berkumpul untuk

membentuk berkas. Banyak berkas-berkas itu yang diikat menjadi satu oleh

jaringan ikat untuk membentuk otot besar dan otot kecil. Bila otot berkontraksi

Page 32: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

36

maka menjadi pendek, dan setiap serabut turut bergerak dengan berkontraksi.

Otot-otot jenis ini hanya berkontraksi jika dirangsang oleh rangsangan saraf.

Otot Polos (otot tidak bergaris, otot licin, otot tak sadar). Jenis ini dapat

berkontraksi dengan rangsangan saraf, meskipun di sebagian besar tempat di

tubuh kegiatanya berada di bawah pengendalian saraf otonomik (tak sadar). Otot

tak sadar ditemukan pada dinding pembuluh darah dan pembuluh limfe, pada

dinding saluran pencernaan dan visera (alat dalam) yang berongga, trakhea, dan

bronkhi, pada iris dan musculus ciliaris mata, dan pada otot tak sadar dalam kulit.

Otot sfinkter terdiri atas lingkaran serabut otot yang mengelilingi lubang masuk

atau lubang keluar sebuah saluran atau mulut saluran yang akan menutup erat bila

berkontraksi. Otot jantung ditemukan hanya pada jantung. Otot jantung memiliki

kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan ritmis tanpa

tergantung pada ada tidaknya rangsangan saraf.

Kontraksi pada serabut otot bergaris (otot sadar) berlangsung hanya dalam waktu

sepersekian detik dan setiap kontraksi terjadi atas rangsang tunggal dari saraf.

Setiap kontraksi tunggal mempunyai kekuatan yang sama. Ada faktor-faktor

tertentu yang mempengaruhi kekuatan kontraksi serabut otot. Kontraksi otot akan

lebih kuat bila sedang regang dan bila suhunya cukup panas. Kelelahan dan dingin

memperlemah kekuatan kontraksi. Serabut otot tak bergaris berkontraksi lebih

lambat dan tidak tergantung pada rangsang saraf, meskipun rangsang saraf ini

dapat mengubah kekuatan kontraksinya.

Otot tidak pernah beristirahat benar, meskipun kelihatannya demikian. Pada

hakekat-nya mereka selalu berada dalam keadaan tonus otot, yang berarti siapm

untuk bereaksi terhadap rangsangan. Sikap tubuh ditentukan oleh tingkat tonus

otot.

Page 33: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

37

Jaringan saraf terdiri atas tiga unsur, (a) unsur berwarna abu-abu, yang

membentuk sel saraf, (b) unsur putih, serabut saraf dan (c) neuroglia, sejenis sel

pendukung yang dijumpai hanya dalam sistem saraf dan yang menghimpun serta

menopang sel saraf dan serabut saraf. Setiap sel saraf dengan prosesusnya

(juluran) disebut neuron.

Jaringan ikat melengkapi kerangka badan. Terdapat beberapa jenis jaringan ikat:

Jaringan areolar. Ini terdiri atas jaringan yang tidak terjaring erat dan yang

tersebar luas pada seluruh tubuh. Jaringan areolar terdiri atas suatu matriks

(bahan) yang terbuat dari zat interseluler dan yang memuat sel-sel jaringan ikat.

Jaringan limfoid retiformik (retikulter) atau jaringan adenoid mirip dengan

jaringan areolar. Tetapi ada sejenis sel tertentu, yaitu limfosit, di dapati dalam

jumlah sangat besar dan membentuk massa terbesar dari jaringan ini.

Jaringan adipose atau jaringan lemak ditimbun disebagian besar bagian tubuh.

Yang fungsinya untuk mendukung dan mempertahankan kedudukan organ dalam

tubuh. Sebagai tempat penyimpanan air dan lemak, yang bila diperlukan dapat

diserap kembali, dan menyediakan sumber panas dan energi untuk keperluan

tubuh melalui proses pembakaran dalam jaringan sewaktu metabolisma.

Jaringan elastik. Bentuk jaringan ikat ini mengadung serabut elastik dalam

jumlah yang besar. Jaringan ini dijumpai dalam saluran dinding arteri dan pipa

udara saluran pernapasan dan membantu supaya pembuluh dan saluran ini tetap

terbuka. Juga terdapat dalam ligamen (tali sendi) tertentu, seperti pada

ligamentum subflava dari tulang belakang yang karena sifat elastik dan dapat

direnggangkan itu, sangat membantu kerja otot untuk mempertahankan posisi

tertentu, seperti mempertahankan kedudukan tegak rangkaian tulang belakang.

Jaringan fibrus sering disebut jaringan fibrus putih sebab terutama terbentuk dari

serabut kolagen putih yang tersusun dalam alur yang tegas.susunan ini memberi

kekuatan yang besar, dan jaringan fibrus memang dijumpai di tempat yang

Page 34: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

38

memerlukan pertahanan. Jaringan fibrus adalah ulet dan kuat. Membentuk

ligamen, kecuali ligamen yang elastik dan tendon.

Tulang rawan (kartilago) terbuat dari bahan yang padat, bening dan putih

kebiru-biruan. Sangat kuat tetapi kurang dibandingkan dengan tulang. Dijumpai

terutama pada sendi dan diantara dua tulang. Ada tiga jenis utama tulang rawan

yang memperlihatkan ciri-cirinya yang khas, yaitu ulet, lentur dan kokoh. Tulang

rawan hialin terdiri atas serabut kolagen yang terbenam dalam bahan dasar yang

bening seperti kaca dan ulet. Kuat dan elastik dan dijumpai menutupi ujung tulang

pipa sebagai tulang rawan sendi. Sel tulang rawan hialin pada dasarnya disusun

dalam kelompok-kelompok kecil di dalam matriks yang kuat.

Tulang rawan fibrosa terbentuk oleh berkas-berkas serabut dengan sel tulang

rawan tersusun di antara berkas serabut itu dan di jumpai di tempat yang

memerlukan kekuatan besar. Tulang rawan fibrosa memperdalam rongga dari

cawan-cawan tulang seperti cawan dari tulang panggul, dan rongga glenoid dari

skapula.

Tulang rawan elastik sering disebut tulang rawan elastik kuning sebab

mengandung sejumlah besar serabut elastik berwarna kuning.terdapat pada daun

telinga, epiglottis dan tabung Eustakhius. Bila ditekan atau dibengkokkan terasa

lentur dan cepat kembali ke bentuk semula.

Struktur tulang dan pertumbuhannya. Tulang adalah jaringan yang paling

keras di antara jaringan ikat lainnya pada tubuh. Struktur tulang yang dapat dilihat

dengan mata telanjang ialah struktur kasar, dan dengan pertolongan mikroskop

dapat diperiksa struktur halusnya.

Tulang terdiri atas dua jenis jaringan: jaringan kompak (padat) dan jaringan

seperti spon. Jaringan kompak tulang keras dan padat. Di jumpai dalam tulang

pipih dan tulang pipa dan sebagai lapisan tipis penutup semua tulang.

Page 35: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

39

Jaringan tulang berbentuk jala mempunyai struktur seperti spon. Di jumpai

terutama pada ujung tulang pipa, dalam tulang pendek dan sebagai lapisan tengah

antara dua lapisan kompak pada tulang pipih seperti pada skapula, kranium,

sternum dan iga-iga.

Periosteum ialah membran vascular fibrus yang melapisi tulang. Pembuluh darah

sangat banyak dijumpai di dalamnya dan membran itu melekat erat pada tulang.

Sebagai tambahan kepada darah yang berasal dari pariosteum, tulang pipa juga

diantari darah oleh arteri nutritive khusus, yang menembus secara menyerong

ditempat yang terlindung – dalam hal tulang lengan pembuluh itu mengarah ke

jurusan siku, dan pada estremitas bawah mengarah ke jurusan menjauh dari siku.

Perkembangan dan pertumbuhan tulang. Tulang berkembang dari tulang

rawan maupun membran yang tersusun dari serabut jaringan ikat. Tulang pipih

berkembang menjadi tulang dari membran, dan Karena itu dinamai tulang

membran. Sedangkan tulang pipa berkembang dari tulang rawan, maka itu disebut

tulang kartilago.

Pembentukan tulang dari tulang rawan (osifikasi tulang rawan). Sewaktu embrio

berkembang semua tulang pipa pada mulanya berupa batang-batang tulang rawan

yang diselubungi oleh membran yang menutupi tulang rawan. Dua jenis sel tulang

terlibat dalam pembangunan tulang, yaitu osteoblast yang membangun tulang dan

osteoklast yang menghancurkan tulang dengan jalan demikian bagian yang padat

tetap terbentuk dan rongga-rongga dan saluran-saluran juga tersusun.

2.4.2. Sedikit Tentang Anatomi Permukaan Batang leher.

Leher terbagi atas dua bagian utama yang berbentuk segitiga, yaitu anterior dan

posterior, oleh otot sternomastoid yang berjalan menyerong dari prosesus mastoid

tulang pelipis ke sebelah depan klavikula dan dapat diraba di sepanjang tulang itu.

Klavikula terletak pada dasar leher dan memisahkannya dari torax. Segitiga

Page 36: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

40

posterior leher di sebelah depan dibatasi oleh otot sternomastoid dan di belakang

oleh tepi anterior otot trapezius.

Segitiga anterior dari batang leher terbagi dalam beberapa segitiga lagi. Dua

darinya yaitu segitiga karotis yang dinamai demikian karena memuat arteri

karotis beserta cabangnya yaitu karotis interna dan externa. Juga vena jugularis

interna, dan beberapa vena, arteri dan saraf lainnya terdapat disini.

Segitiga digastrik terletak di bawah rahang. Di sini terdapat beberapa bagian dari

kelenjar submandibuler dan kelenjar parotis, cabang saraf fasialis dan arteri

fasialis dan struktur lainnya yang terletak lebih dalam, termasuk beberapa

pembuluh karotis.

Trakhea dimulai langsung di bawah tulang rawan krikoid dan berjalan masuk ke

rongga torax dan berakhir untuk bercabang menjadi bronkhus kanan dan kiri pada

setinggi sudut sternal (sudut Louis).

Batang tubuh. Pandangan depan batang tubuh. Sudut sternum atau sudut Louis

dapat diraba dari luar. Terletak pada ketinggian persambungan iga kedua dengan

sternum. Pada ujung lain dari sternum terdapat sudut infrasternal atau xifoid,

dimana tampak atau teraba sebuah lekukan dangkal.

Extremitas (anggota gerak) Axila

(ketiak) adalah ruang berbentuk piramid antara lengan dan dinding dada. Medial

dibatasi oleh dinding dada dan struktur yang ada diatas dinding itu, lateral dibatasi

oleh humerus beserta otot-otot yang terkait padanya, anterior oleh otot pektoralis,

dan posterior oleh otot yang terkait pada tepi axiler dari skapula.

Fosa ante-kubitil adalah ruang lekukan siku. Di atasnya dibatasi oleh garis

khayal yang ditarik melintang melalui ujung bawah permukaan anterior lengan,

Page 37: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

41

medial oleh otot pronator teres, dan lateral oleh otot brakhio-radialis. Dasar dari

ruang ini dibentuk oleh otot brakhialis.

Fosa iskhio-rektalis adalah ruang antara iskhium dan rektum. Ruang itu diisi

dengan jaringan ikat dan lemak. Abses iskhio-rektal dapat timbul karena infeksi

yang disebarkan dari rektum seperti dalam hal hemaroid yang terkena infeksi.

Ruang Poplitea terletak di belakang sendi lutut. Permukaan posteriornya

membentuk lantai ruang itu. Ruang itu berbentuk bintang yang dibatasi disebelah

atas oleh otot paha medial dan lateral dan dibawah oleh kepala medial dan lateral

gastrognemius. Di dalamnya terdapat arteri dan vena poplitea, saraf poplitea

medialis dan lateralis, serta beberapa kelenjar limfe kecil.

Miopati adalah istilah untuk melukiskan suatu penyakit atas gangguan pada otot

kerangka yang diperkirakan disebabkan kesalahan yang berhubungan dengan

metabolisme otot. Simton utamanya ialah kelemahan otot: adakalanya

serabutserabut otot diganti dengan lemak yang menyebabkan pembesaran tetapi

juga disertai kelemahan yang bertambah-tambah.

Kejang adalah kontraksi otot yang terjadi dengan sendirinya, ngilu dan setempat,

yang dapat diringankan dengan meluruskan otot. Kejang terjadi pada orang

normal sesudah latihan berat, dan sewaktu malam; hal ini juga terjadi karena

gangguan metabolik tertentu, seperti kehabisan natrium, kekurangan air yang

parah dan dalam beberapa penyakit tertentu yang ada hubungannya dengan motor

neurone.

Jari adalah salah satu bagian tubuh yang telanjang dan karena terus menerus

digunakan maka sangat mudah cedera dan infeksi. Infeksi yang tersebar dari

ruang antara kuku dan daging jari tangan atau jari kaki melalui sarung tendon

sinovial dapat menjalar jauh dan menghendaki pengobatan sungguh-sungguh dan

teliti. Sebuah infeksi yang tersebar dengan cara yang sama dapat menyerang

Page 38: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

42

saluran limfe dan kelenjar. Terlebih lagi jari sangat mudah untuk kontraksi setelah

cedera.

Otot dapat cedera karena benturan, terkoyak, terpelecok atau pecah. Sebuah otot

dapat tertarik lepas sama sekali dan koyak. Hermatom dapat terbentuk dalam otot

yang cedera. Dalam tungkai tennis serabut otot pada betis koyak. Siku tennis

adalah keadaan yang serupa bila ada kerusakan origo otot extensor teregang dari

epikondil lateral humerus. Setiap gerak otot extensor ini menyebabkan rasa ngilu.

Sebuah otot, misalnya rektus abdominis, dapat menjadi tempat tumor tumbuh.

Kontraktur otot dapat terjadi setelah cedera, terutama setelah terbakar kalau

tidak diusahakan supaya otot yang terkena dipertahankan dalam kedudukan aktif

yang normal dengan balutan kuat yang sesuai.

Tendon juga dapat terluka pada waktu meluruskan, yaitu sobek atau pecah.

Tendosinovitis dapat menyusul sesudah tendon yang terluka kemudian kena

infeksi. Sebuah tendon dapat teriris putus karena kecelakaan atau perkelahian,

misalnya karena pisau cukur. Tendon juga dapat mengalami kontraktur.

Diafragma juga sebuah otot. Dapat terluka karena kecelakaan yang mengenai

dada atau abdomen; dapat lumpuh seperti terjadi pada kecelakaan pada tulang

punggung.

2.4.3. Sistema Kerangka – Tulang tengkorak dan Rangka Dada

Skelet atau kerangka rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi

beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga

berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk

kaitan otot-otot kerangka.

Klasifikasi tulang Tulang-tulang kerangka diklasifikasikan sesuai dengan bentuk

dan formasinya:

Page 39: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

43

Tulang panjang atau tulang pipa terutama dijumpai dalam anggota gerak. Setiap

tulang panjang terdiri atas bagian batang dan dua bagian ujung. Tulang pipa

bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh dan memungkinkannya bergerak.

Tulang pendek. Contoh yang baik dapat dilihat pada tulang-tulang karpalia di

tangan dan tarsalia di kaki. Mereka sebagian besar terbuat dari jaringan tulang

jarang karena diperlukan sifat yang ringan dan kuat. Tulang-tulang ini diselubungi

jaringan padat tipis. Karena kuatnya maka tulang pendek mampu mendukung

seperti tampak pada pergelangan tangan.

Tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras dengan ditengahnya

lapisan tulang seperti spons. Ia dijumpai dimana diperlukan perlindungan, seperti

pada tulang tengkorak, tulang inominata tulang panggul atau koxa, iga-iga dan

skapula (tulang belikat). Tulang pipih menyediakan permukaan luas untuk kaitan

otot-otot, misalnya skapula.

Tulang tak beraturan adalah yang tidak dapat dimasukkan dalam salah satu dari

ketiga kelas tadi. Contoh tulang tak beraturan adalah vertebra dan tulang wajah.

Tengkorak adalah tulang kerangka dari kepala yang disusun menjadi dua bagian

kranium (adakalanya disebut kalvaria) terdiri atas delapan tulang, dan kerangka

wajah terdiri atas empat belas tulang.

Tengkorak. Rongga tengkorak mempunyai permukaan atas yang dikenal sebagai

kubah tengkorak, licin pada permukaan luar dan pada permukaan ditandai dengan

gili-gili dan lekukan supaya dapat sesuai dengan otak dan pembuluh darah.

Rangka Dada. Rangka dari dada atau torax tersusun atas tulang dan tulang

rawan. Torax berupa sebuah rongga berbentuk kerucut, dibawah lebih lebar

daripada di atas dan di belakang lebih panjang daripada di depan. Batas-batas

yang membentuk rongga di dalam torax ialah: Sternum dan tulang rawan iga-iga

di depan, Kedua belas ruas tulang punggung beserta cakram antar ruas yang

Page 40: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

44

terbuat dari tulang rawan di belakang, Iga-iga beserta otot interkostal di samping,

Diafragma di bawah, dan Dasar leher di atas.

Sternum atau tulang dada adalah sebuah tulang pipih yang terbagi atas tiga

bagian:

Manubrium sterni adalah sepotong tulang berbentuk segitiga terletak di atas badan

sternum. Sambungan antara manubrium sterni dan gladiolus atau badan sternum

berupa sebuah simfisis. Sebuah bantalan tulang rawan memisahkan permukaan

persambungan itu. Persambungan

Iga-iga. Terdapat dua belas pasang iga. Mereka bersambung pada tulang

punggung di belakang, membuat sendi dengannya dengan perantaraan faset yang

terdapat pada sisi badan ruas tulang punggung dan prosesus transversusnya yang

sesuai dengan faset yang serupa pada setiap iga.

Ketujuh pasang iga atas di sebelah anterior bersambung dengan sternum dengan

perantaraan tulang rawan iga. Semua ini adalah iga-iga yang sebenarnya. Iga

pertama adalah yang terpendek. Dari lima pasang iga terbawa, yang kedelapan,

kesembilan dan kesepuluh tidak langsung disambung pada sternum. Tetapi

dengan perantaraan tulang rawan iga bersambung pada iga di atasnya. Dua

pasang iga terakhir, di sebelah depan tidak bersambung dengan apa pun juga dan

disebut iga selungkang (iga melayang).

Tulang rawan iga adalah deretan tulang rawan hialin yang menyambungkan iga

pada sternum dan karena sifat elastiknya memberi kelonggaran gerak. Tulang

rawan yang bersambung pada dua iga terakhir adalah lancip.

Kalau dada dengan hebat terhimpit, maka iga-iga dapat terdorong ke dalam dan

menyebabkan luka pada organ yang berada langsung di bawahnya, baik di dalam

torax atau di dalam rongga perut. Dalam hal ini pengikatan dengan plester yang

kuat akan membatasi geraknya patahan-patahan tersebut. Fraktur tekanan dapat

Page 41: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

45

terjadi pada orang lemah yang disebabkan kelewat aktifnya otot interkostal. Ini

dapat terjadi pada waktu batuk.

2.4.4. Rangkaian tulang belakang adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk

oleh sejumlah tulang yang disebut vertrebra atau ruas tulang belakang. Vertebra

dikelompokkan dan dinamai sesuai dengan daerah yang ditempatinya. Tujuh

vertebra servikal atau ruas tulang bagian leher membentuk daerah tengkuk. Dua

belas vertebra torakalis atau ruas tulang punggung membentuk bagian belakang

torax atau dada. Lima vertebra lumbalis atau ruas tulang pinggang membentuk

daerah lumbal atau pinggang. Lima vertebra sakralis atau ruas tulang kelangkang

membentuk sakrum atau tulang kelangkang. Empat vertebra kosigeus atau ruas

tulang tungging membentuk tulang tungging.

Pada tulang leher, punggung dan pinggang ruas-ruasnya tetap tinggal jelas

terpisah selama hidup dan disebut ruas yang dapat bergerak.

Tulang punggung dapat patah karena kekerasan langsung seperti pukulan hebat

pada kecelakaan atau tidak langsung, seperti mengangkat suatu benda berat di atas

kepala sedangkan bahu dan tulang punggung tidak mampu menahan berat itu,

menjadi patah. Akibat yang umum terjadi adalah fraktur dislokasi (potongan

patahan pindah tempat) dan dalam hal ini sumsum belakang antara ruas vertebra

yang tergeser, dapat terluka parah.

Kerusakan sumsum tulang belakang yang sering kali disebabkan oleh kecelakaan

lalu lintas, adalah cedera serius yang dapat berakibat menyeluruh atau sebagian.

Apabila cedera itu mengenai daerah servikal pada lengan, badan dan tungkai,

maka penderita iu tidak tertolong. Apabila saraf frenikus tidak terserang cedera,

maka diafragma mungkin tidak terserang; sebaliknya bila saraf frenikus terserang,

maka dibutuhkan pernapasan buatan, sebelum alat pernapasan mekanik dapat

digunakan.

Page 42: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

46

Vertebra Lumbalis atau ruas tulang pinggang adalah yang terbesar. Badan-

badannya sangat besar dibadingkan dengan badan vertebra lainnya dan berbentuk

seperti ginjal. Prosesus spinosusnya lebar dan berbentuk seperti kapak kecil.

Prosesus transversusnya panjang dan langsing. Ruas kelima membentuk sendi

dengan sakrum pada sendi lumbo-sakral.

Lengkung lumbal yang berlebihan atau lordosis, pelvis terangkat ke depan, otot

perut longgar, dan ketegangan diletakkan pada ligamen di depan ujung pinggang.

Dalam kedua hal, kifosis dan lordosis, dapat berakibat telapak kaki ceper.

Sakrum atau tulang kelangkang berbentuk segitiga dan terletak pada bagian

bawah kolumna vertebralis, terjepit di antara kedua tulang inominata (tulang

koxa) dan membentuk bagian belakang rongga pelvis (panggul).

Koksigeus atau tulang tungging terdiri atas empat atau lima vertebra yang

rudimenter yang bergabung menjadi satu. Di atasnya ia bersendi dengan sakrum.

Sendi kolumna vertebra. Sendi ini di bentuk oleh bantalan tulang rawan yang di

letakkan di antara setiap dua vertebra, dikuatkan oleh ligamentum yang berjalan di

depan dan di belakang badan-badan vertebra sepanjang kolumna vertebralis. Masa

otot di setiap sisi membantu dengan sepenuhnya kestabilan tulang belakang.

Cakram antar ruas adalah bantalan tebal dari tulang rawan fibrosa yang terdapat

di antara badan vertebra yang dapat bergerak. Sendi yang terbentuk antara cakram

dan vertebra adalah persendian dengan gerakan yang terbatas saja dan terrmasuk

sendi jenis simfisis, tetapi jumlahnya yang banyak memberi kemungkinan

membengkok kepada kolumnanya secara keseluruhan.

Cakram antar ruas tulang belakang dapat rusak karena kecelakaan atau usia.

Setiap cakram mempunyai inti atau nukleus yang seperti selei terbungkus di

dalam kapsul fibrus. Prolapsus atau melesetnya nukleus ini melalui kapsul.

Prolapsus diskus intervertebra (melesetnya cakram antar ruas) dapat menyebabkan

Page 43: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

47

tekanan pada akar saraf di sampingnya dan menyebabkan sakit dan adakalanya

kehilangan kekuatan di daerah distribusi dari saraf yang terkena. Prolapsus dari

cakram lumbal adalah sebab umum dari siatika. Pengerutan cakram, dengan

perubahan degeneratif (kemunduran) terjadi pada usia lanjut.

Fungsi dari kolumna vertebralis. Kolumna vertebralis bekerja sebagai

pendukung badan yang kokoh dan sekaligus juga bekerja sebagai penyangga

dengan perantaraan tulang rawan cakram intervertebralis yang lengkungannya

memberi fleksibilitas dan memungkinkan membongkok tanpa patah. Cakramnya

juga berguna untuk menyerap goncangan yang terjadi bila menggerakkan berat

badan seperti waktu berlari dan meloncat, dan dengan demikian otak dan sumsum

belakang terlindung terhadap goncangan.

Gelang Panggul atau Tulang-tulang Pelvis

Gelang panggul adalah penghubung antara badan dan anggota bawah. Sebagian

dari kerangka axial, yaitu tulang sakrum dan tulang koksigeus, yang letaknya

terjepit antara dua tulang koxa, turut membentuk tulang ini. Dua tulang koxa itu

bersendi satu dengan lainnya di tempat simfisis pubis.

Panggul dapat patah dan kalau patah pada dua tempat maka fragmen-fragmen

(potongan-potongan) yang tergeser dapat mengakibatkan luka pada beberapa

organ panggul.

Pelvis terbagi atas panggul besar atau pelvis mayor yang merupakan suatu pasu

dan terletak di bawah garis tepi atau linea terminalis, dan panggul kecil dibentuk

oleh tulang ilium yang melebar di atas linea terminalis.

Sendi-sendi pelvis. Sendi sakro-iliaka adalah sendi antara permukaan sendi ilium

yang disebut aurikuler sebab mirip dengan bentuk aurikel (daun telinga), dan

kedua sisi sakrum. Gerakan di tempat ini sangat sedikit karena ligamen-ligamen

yang sangat kuat menyatukan permukaan-permukaan sendi sehingga membatasi

gerakan ke segala jurusan.

Page 44: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

48

2.4.5. Kerangka Anggota Atas

Kerangka anggota atas dikaitkan pada kerangka dengan perantaraan gelang bahu,

yang terdiri atas klavikula dan skapula. Di bawahnya terdapat tulang-tulang yang

membentuk kerangka lengan, lengan bawah dan tapak tangan yang seluruhnyam

berjumlah 30 buah tulang:

Humerus - tulang lengan atas

Ulna dan Radius - tulang hasta dan tulang pengumpil

8 Tulang Karpal - tulang pangkal tangan

5 Tulang Metakarpal - tulang tapak tangan

14 Falanx - ruas jari tangan

klavikula atau tulang selangka adalah tulang yang melengkung yang membentuk

bagian anterior dari gelang bahu. Untuk keperluan pemeriksaan dibagi atas batang

dan dua ujung. Ujung medial disebut extremitas sternal dan membuat sendi

dengan sternum. Ujung lateral disebut extremitas akromial, yang bersendi pada

prosesus akromion dari skapula. Klavikula berfungsi memberi kaitan kepada

beberapa otot dari leher dan bahu dan dengan demikian bekerja sebagai penopang

lengan.

Klavikula adalah tulang dalam batang badan yang paling banyak terkena fraktur.

Tulang itu dapat patah karena kekerasan langsung atau tak langsung, seperti jatuh

bertelekan telapak tangan atau bahu. Biasanya tulang ini patah ditengah-tengah

atau sepertiga dari tengah.

Skapula

Skapula atau tulang belikat membentuk bagian belakang dari gelang bahu dan

terletak di sebelah belakang torax lebih dekat permukaan daripada iga. Bentuknya

segitiga pipih dan memperlihatkan dua permukaan, tiga sudut dan tiga sisi.

Permukaan Skapula. Permukaan anterior atau kostal disebut fossa subskapularis

dan terletak paling dekat dengan iga. Permukaan posterior atau dorsal terbagi oleh

Page 45: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

49

sebuah belebas yang disebut spina dari skapula dan yang berjalan menyebrangi

permukaan itu sampai ujungnya dan berakhir menjadi prosesus akromiom.

Prosesus akromion ini menutupi sendi bahu. Humerus atau tulang lengan atas

adalah tulang terpanjang dari anggota atas. Memperlihatkan sebuah batang dan

dua ujung.

Ujung Atas Humerus. Sepertiga dari atas ujung humerus terdiri atas sebuah

kepala, yang membuat sendi dengan rongga glenoid dari skapula dan merupakan

bagian dari bangunan sendi bahu. Di bawah leher ada bagian yang sedikit lebih

rampingyang disebut leher anatomik. Di sebelah luar ujung atas di bawah leher

anatomi terdapat sebuah benjolan, yaitu tuberositas mayor dan di sebelah depan

ada benjolan lebih kecil, yaitu tuberositas minor. Antara tuberositas ini terdapat

sebuah celah, celah bisipal yang memuat tendon dari otot bisep. Tulang menjadi

lebih sempit di bawah tuberositas, dan tempat ini disebut leher cirugis, sebab

mudahnya kena fraktur di tempat itu.

Batang Humerus sebelah atas bundar, tetapi semakin ke bawah menjadi lebih

pipih. Sebuah tuberkel di sebelah lateral batang, tepat di atas pertengahan, disebut

tuberositas deltoidus. Tuberositas ini menerima insersi atau kaitan otot deltoid.

Sebuah celah berjalan miring melintasi sebelah belakang batang, dari sebelah

medial ke sebelah lateral. Karena memberi jalan kepada saraf radialis atau saraf

muskulo-spiralis maka celah itu disebut celah spiralis atau celah radialis.

Ujung bawah humerus lebar dan agak pipih. Pada bagian paling bawah terdapat

permukaan sendi yang dibentuk bersama tulang lengan bawah. Trokhlea yang

terletak di sisi sebelah dalam berbentuk gelendong-benang tempat persendian

dengan ulna, dan di sebelah luar terdapat kapitulum yang bersendi dengan radius.

Pada kedua sisi persendian ujung bawah humerus terdapat dua epikondil, yaitu

epikondil lateral di sebelah luar dan epikondil

Ulna

Page 46: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

50

Ulna atau tulang hasta adalah sebuah tulang pipa yang mempunyai sebuah batang

dan dua ujung. Tulang itu adalah tulang sebelah medial dari lengan bawah dan

lebih panjang dari radius atau tulang pengumpil. Kepala ulna ada di sebelah ujung

bawah.

Ujung Atas Ulna kuat dan tebal, dan masuk dalam formasi sendi siku. Prosesus

olekranon menonjol ke atas di sebelah belakang dan tepat masuk di dalam fossa

olekranon dari humerus. Prosesus koronoideus dari ulna menonjol di depannya,

lebih kecil daripada prosesus olekranon dan tepat masuk di dalam fossa koronoid

dari humerus bila siku dibengkokkan.

Batang Ulna makin mendekati ujung bawah makin mengecil. Memberi kaitan

pada otot yang mengendalikan gerakan dari pergelangan tangan dan jari. Otot-otot

flexor datang dari permukaan anterior dan otot-otot extensor dari permukaan

posterior. Otot yang mengadakan pronasi atau putaran ke depan, dan otot yang

mengadakan supinasi atau putaran ke belakang dari lengan bawah juga dikaitkan

kepada batang ulna.

Tulang lengan bawah dapat patah. Fraktur Colles adalah patah tranvers dari ujung

bawah radius, kira-kira dua setengah sentimeter di atas pergelangan, umumya

pada orang berusia tua bila jatuh di atas tangan yang terenggang; ligamennya

tertarik dan sobek, sedangkan prosesus stiloideus dari ulna bisa fraktur.

Perpindahan fragmen bawah dari radius ke arah atas memberi deformitas

(perubahan bentuk) yang tidak indah seperti “garpu”, yang memaksa tindakan

reduksi (pembedahan) dan tindakan untuk mengembalikan kedudukan yang baik

(reposisi) supaya tulang dapat sembuh dalam susunan yang baik.

Tulang Pergelangan Tangan dan Tangan

Tulang tangan disusun dalam beberapa kelompok. Karpus (tulang pangkal tangan)

atau tulang yang masuk formasi pergelangan, adalah tulang pendek. Metakarpal

Page 47: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

51

membentuk kerangka tapak tangan dan berbentuk tulang pipa. Falanx adalah

tulang jari dan berbentuk tulang pipa.

Metakarpus. Terdapat lima tulang metakarpal. Setiap tulang mempunyai batang

dan dua ujung. Ujung yang bersendi dengan tulang kapal disebut ujung karpal dan

sendi yang dibentuknya adalah sendi karpo-metakarpal. Ujung distal bersendi

dengan falanx dan disebut kepala. Batang dari tulang ini adalah prismodial

(seperti prisma), dan permukaannya yang terbesar menghadap posterior (ke arah

belakang tangan). Otot interosa dikaitkan pada sisi-sisi batang.

Falanx juga tulang panjang, mempunyai batang dan dua ujung. Batangnya

mengecil di arah ujung distal. Terdapat empat belas falanx, tiga pada setiap jari

dan dua pada ibu jari. Salah satu dari tulang karpal, paling sering navikular, dapat

patah. Dislokasi dapat terjadi pada tulang karpal kalau jatuh keras di atas tangan.

Fraktur metakarpal dan falanx biasanya akibat kekerasan langsung.

Sindrom tunnel karpal (sindrom terowongan karpal). Di samping tendon otot-otot

flexor yang ke arah tangan, berjalan saraf medialis di bawah flexor retinakulum.

Suatu keadaan (barangkali juga tanpa suatu sebab yang jelas) yang mengurangi

ukuran “terowongan” ini, dapat menimbulkan tekanan pada saraf medialis yang

mengakibatkan rasa kaku, serasa ditusuk-tusuk dan lemah pada otot yang

dilayaninya.

2.4.6. Kerangka Anggota Gerak Bawah

Tulang dari extremitas bawah atau anggota gerak bawah dikaitkan kepada batang

tubuh dengan perantaraan gelang panggul. Anggota bawah terdiri atas tiga puluh

satu tulang:

1 Tulang Koxa - Tulang pangkal paha

1 Femur - Tulang paha

1 Tibia - Tulang kering

1 Fibula - Tulang betis

1 Patela - Tempurung lutut

Page 48: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

52

1 Tulang tarsal - Tulang pangkal kaki

5 Tulang metatarsal - Tulang telapak kaki

14 Falanx - Ruas jari kaki

Tulang Panggul

Tulang panggul turut membentuk gelang panggul. Letaknya di setiap sisi dan di

depan bersatu dengan simfisis pubis, maka dua tulang itu membentuk sebagian

besar dari pelvis. Tulang koxa adalah tulang pipih berbentuk tak teratur yang

dibentuk oleh tiga tulang yang bertemu di asetabulum, yaitu sebuah rongga

berbentuk cawan di permukaan external dari tulang koxa dan mencekam kepala

femur dalam formasi gelang panggul. Iga tulang di sini adalah ilium, yang

menduduki tempat terbesar, di sebelah depan adalah pubis, dan ikhsium paling

posterior.

Tulang usus atau ilium memperlihatkan dua permukaan, sebuah Krista dan

sebuah permukaan persendian untuk sakrum. Krista ilium melengkung dan

menjulang di atas tulang. Permukaan itu memberi kaitan kepada banyak otot,

termasuk otot abdominal dan latisimus dorsi. Krista ilium berakhir di depan suatu

titik yang disebut spina iliaka superior anterior, tempat ligamen Poupart atau

ligamen inguinal berkait.

Tulang kemaluan atau Pubis terdiri atas sebuah badan dan dua ramus. Badannya

berbentuk persegi empat dan di atasnya menjulang Krista pubis. Tulang pubis

bersatu di depan pada simfisis pubis.

Iskhium atau tulang duduk adalah bagian yang tertebal dan terkeras. Tuberositas

dari iskhium terletak pada titiknya yang terendah dan tubuh menjejak di atasnya

kalau duduk.

Foramen obturatum adalah foramen yang besar berbentuk lonjong terletak di

bawah asetabulum dan dibatasi oleh pubis dan iskhium. Lubangnya berisi

membran dan melalui bagian atasnya pembuluh dan saraf obturatum berjalan dari

pelvis masuk paha.

Page 49: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

53

Asetabulum adalah rongga jeluk, berbentuk cawan yang dibentuk oleh pertemuan

tiga tulang: pubis membentuk bagian depan, ilium bagian atas dan iskhium bagian

belakang. Asetabulum bersendi dengan femur dalam formasi gelang panggul.

Femur

Femur atau tulang paha adalah tulang terpanjang dari tubuh. Tulang itu bersendi

dengan asetabulum dalam formasi persendian panggul dan dari sini ia menjulur

medial ke lutut dan membuat sendi dengan tibia. Tulangnya berupa tulang pipa

dan mempunyai sebuah batang dan dua ujung.

Ujung atas memperlihatkan sebuah kepala yang menduduki dua pertiga dari

daerah itu; di puncaknya ada lekukan seperti bentuk kulit telur dengan permukaan

kasar, untuk kaitan ligamentum teres. Di bawah kepala ada leher yang panjang

dan gepeng.

Batang femur berbentuk silinder, halus dan bundar di depan dan di sisi-sisinya

melengkung ke depan dan di belakangnya ada belebas yang sangat jelas, disebut

linea aspera, tempat kaitan sejumlah otot, di antaranya adduktor dari paha.

Ujung bawah adalah lebar dan memperlihatkan dua kondil, sebuah lekukan

interkondiler, sebuah permukaan popliteum dan sebuah permukaan patelaris.

Kedua kondilnya sangat jelas menonjol; yang medial lebih rendah dari yang

lateral. Kedua-duanya masuk dalam formasi persendian lutut. Femur mengadakan

persendian dengan tiga tulang, tulang koxa, tulang tibia dan patela, tetapi tidak

bersendi dengan fibula.

Fraktur pada leher femur terjadi akibat kekerasan tak langsung, seperti bila

seorang melompat dan jatuh. Fraktur ini biasa pada orang tua. Fraktur pada

batangnya dapat mengakibatkan penggeseran tempat dan fragmen yang satu

menutupi yang lain, disebabkan kejang otot besar dari paha.

Page 50: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

54

Patela

Patela atau tempurung lutut adalah tulang baji atau tulang sesamoid yang

berkembang di dalam tendon otot kwadrisep extensor. Apex patela meruncing ke

bawah. Permukaan anterior dari tulang ialah kasar. Permukaan posteriornya halus

dan bersendi dengan permukaan pateler dari ujung bawah femur. Letaknya di

depan sendi lutut, tetapi tidak ikut serta di dalamnya. Patela dapat patah secara

spontan karena kontraksi sangat kuat dari otot paha, yang mengakibatkan fraktur

transverses. Fraktur bintang terjadi kalau jatuh keras di atas lutut atau pukulan

keras di atas ujung lutut.

Tibia

Tibia atau tulang kering merupakan kerangka yang utama dari tungkai bawah dan

terletak medial dari fibula atau tulang betis; tibia adalah tulang pipa dengan

sebuah batang dan dua ujung.

Batang dalam irisan melintang bentuknya segitiga. Sisi anteriornya paling

menjulang dan sepertiga sebelah tengah terletak subkutan. Bagian ini membentuk

Krista tibia. Permukaan medial adalah subkutaneus pada hampir seluruh

panjangnya dan merupakan daerah berguna dari mana dapat diambil serpihan

tulang untuk transplantasi (bonegrfat). Permukaan posterior ditandai oleh garis

soleal atau linea poplitea, yaitu garis meninggi di atas tulang yang kuat dan yang

berjalan ke bawah dan medial.

Ujung bawah masuk dalam formasi persendian mata kaki. Tulangnya sedikit

melebar dan ke bawah sebelah medial menjulang menjadi maleolus medial atau

maleolus tibiae. Sebelah depan tibia halus dan tendon-tendon menjulur di atasnya

ke arah kaki. Permukaan lateral dari ujung bawah bersendi dengan fibula pada

persendian fibio-fibuler inferior. Tibia membuat sendi dengan tiga tulang, yaitu

femur, fibula dan talus.

Fibula

Fibula atau tulang betis adalah tulang sebelah lateral tungkai bawah. Tulang itu

adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung.

Page 51: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

55

Ujung atas berbentuk kepala dan bersendi dengan bagian belakang luar dari tibia,

tetapi tidak masuk dalam formasi sendi lutut.

Batangnya ramping dan terbenam dalam otot tungkai, dan memberi banyak

kaitan.

Ujung bawah di sebelah bawah lebih memanjang menjadi maleolus lateralis atau

maleolus fibulae. Batang tibia dan fibula dapat patah kedua-duanya atau sendiri

sendiri. Jenis fraktur yang paling banyak terdapat di antara fraktur-fraktur fibula

adalah fraktur Pott, yang terjadi di atas mata kaki tepat dimana tulang masuk

bagian sepertiga bawah batang; dapat bersamaan dengan dislokasi (tergelincirnya)

sendi mata kaki dan juga bersaman dengan tergesernya maleolus medial tibia.

Batan fibula sering menjadi “fraktur tekanan” pada pelari jauh.

Tulang-tulang Kaki

Tulang tarsal (tulang pangkal kaki). Ada tujuh buah tulang yang secara kolektif

dinamakan tarsus. Tulang-tulang itu adalah tulang pendek, terbuat dari jaringan

tulang berbentuk jala dengan pembungkus jaringan kompak. Tulang-tulang ini

mendukung berat badan kalau berdiri.

Kalkaneus atau tulang tumit adalah tulang terbesar dari tapak kaki. Tulang itu ada

di sebelah belakang dan membentuk tumit dan mengalihkan berat badan di atas

tanah ke belakang. Memberi kaitan pada otot besar dari betis dengan perantaraan

tendon Achilles atau tendon kalkaneus. Di sebelah atas bersendi dengan talus dan

di depan dengan kuboid.

Talus atau tulang loncat merupakan pusat dan titik tertinggi dari tapak kaki.

Tulang itu mendukung tibia dan di setiap sisi bersendi dengan maleolus; di bawah

dengan kalkaneus. Navikular (tulang bentuk kapal), ada di sebelah medial kaki,

antara talus di sebelah belakang dan tiga tulang kuneiform di depan. Tiga tulang

kuneiform (tulang bentuk baji), bersendi posterior dengan navikular dan anterior

dengan tiga tulang metatarsal yang di medial. Kuboid (tulang dadu) ada di sebelah

Page 52: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

56

lateral kaki. Posterior ia bersendi dengan kalkaneus dan di depan dengan kedua

tulang metatarsal yang di sebelah lateral.

Tulang Metatarsal. Terdapat lima tulang metatarsal. Tulang-tulang ini tulang

pipa dengan sebuah batang dan dua ujung. Ujung proximal atau ujung tarsal

bersendi dengan tulang tarsal. Ujung distal atau falangeal bersendi dengan basis

falanx proximal. Metatarsal pertama adalah gemuk dan pendek; metatarsal kedua

panjang. Falanx-falanx-nya sama dengan jari-jari tangan tetapi lebih pendek.

Lengkung pada kaki. Pada kaki terdapat empat lengkung. Lengkung medial atau

internal terbentuk dari belakang ke depan oleh kalkaneus, yang merupakan

pendukung posterior dari lengkung; talus menjadi puncak dari lengkung; dan

kepala dari ketiga metatarsal sebelah dalam membentuk dukungan anterior dari

lengkung. Lengkung lateral atau lengkung longitudinal luar dibentuk oleh

kalkaneus, kuboid dan dua tulang metatarsal sebelah luar.

Lengkung melintang ada dua, yaitu lengkung tarsal melintang dibentuk oleh

tulang tarsal, dan lengkung metatarsal melintang biasanya dikenal sebagai

lengkung transversus anterior, dibentuk oleh kepala tulang-tulang itu. Tulang

yang pertama dan kelima merupakan sumbu pancang lengkung.

Tulang-tulang lengkung kaki disatukan oleh ligamen dan didukung oleh otot.

Lengkung-lengkung ini dapat bertahan karena : Letak tulang-tulang yang

berdempet secara serasi Ligamen di kaki kuat. Kerja otot, khususnya oleh otot

yang dikaitkan di depan dan belakang tibia.

Telapak rata disebabkan lengkung tulang-tulang menjadi lebih rata: ini bisa terjadi

sebagai akibat luka pada kaki dan mata kaki, atau timbul karena gangguan

keseimbangan yang terjadi karena sebab traumatik atau perubahan sikap tubuh

seperti pada perubahan bentuk tulang belakang, pelvis atau anggota bawah. Sebab

Page 53: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

57

lain mencakup terlampau banyak jalan kaki atau berdiri, sesudah suatu penyakit,

atau karena sebab lain yang mengakibatkan melemahnya otot.

Fraktur tulang kaki sangat nyeri karena fungsi memikul berat. Salah satu dari

tulang tarsal, metatarsal dan falanx dapat patah. Fraktur “March” pada sebuah

metatarsal adalah sebuah “fraktur tekanan”.

Hallus Valgus adalah penyimpangan ibu jari yang miring di atas jari kedua dan

sering bersamaan dengan bunion atau pembengkakan kaki. Depresi (lekukan)

pada kepala metatarsal (lengkung transversus) dapat menimbulkan kenyerian dari

saraf jari-jari.

2.4.7. Sendi atau Persambungan Pada Kerangka

Persambungan, sendi atau artikulasio adalah istilah yang digunakan untuk

menunjuk pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari kerangka. Terdapat tiga

jenis utama: sendi yang fibrus, sendi tulang rawan dan sendi sinovial. Atau sendi

dapat diklasifikasikan menurut kemungkinan geraknya: tak bergerak, sedikit

bergerak dan bergerak luas.

Sendi fibrus adalah sendi yang tak dapat bergerak atau merekat ikat, maka tiada

mungkin gerakan antara tulang-tulangnya: sutura atau sela antara tulang

tengkorak. Sindesmoses dimana permukaan persendian dihubungkan oleh

membran seperti pada sendi tibio-fibuler inferior.

Sendi tulang rawan adalah sendi dengan gerakan sedikit, dan permukaan

persendiannya dipisahkan oleh bahan antara dan hanya mungkin sedikit gerakan:

misalnya: Simfisis pubis, dimana sebuah bantalan tulang rawan mempersatukan

kedua tulang pubis. Sendi intervertebral dengan cakram intervertebral daripada

tulang rawan fibro.

Page 54: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

58

Sendi sinovial atau diartroses adalah persendian yang bergerak bebas dan

terdapat banyak ragamnya. Semua mempunyai cirinya yang sama.

Ciri sendi yang bergerak bebas.

Ujung tulang-tulang yang masuk dalam formasi persendian ditutupi oleh tulang

rawan hialin.

Ligamen diperlukan untuk mengikat tulang-tulangnya bersama. Sebuah rongga

persendian: rongganya terbungkus oleh sebuah kapsul daripada jaringan fibrus

yang biasanya diperkuat oleh ligamen.

Berbagai jenis sendi sinovial. Terdapat enam jenis, Sendi datar atau sendi geser.

Dua permukaan datar dari tulang saling meluncur satu atas yang lainnya, misalnya

sendi karpus dan tarsus.

Sendi Putar, dimana sebuah ujung bulat tepat masuk di dalam sebuah rongga

cawan tulang lain, yang mengizinkan gerakan ke segala jurusan, seperti bola di

dalam lubang berbentuk cawan, misalnya sendi panggul dan sendi bahu.

Sendi engsel, di dalam jenis ini satu permukaan bundar diterima oleh yang lain

sedemikian rupa sehingga hanya mungkin gerakan dalam satu bidang, seperti

gerakan engsel. Contoh yang baik adalah sendi siku.

Sendi kondiloid¸ mirip sendi engsel, tetapi dapat bergerak dalam dua bidang,

lateral, ke belakang dan ke depan, sehingga flexi dan extensi, dan abduksi dan

adduksi (ke samping dan ke tengah) dan sedikit sirkumduksi, seperti pada

pergelangan tangan tetapi bukan rotasi (perputaran).

Seni berporos atau sendi putar ialah yang hanya mungkin perputaran, seperti pada

gerakan kepala, dimana atlas yang berbentuk cincin berputar sekitar prosesus

yang berbentuk paku dari axis (servikal kedua). Contoh lain adalah gerakan radius

Page 55: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

59

sekitar ulna waktu pronasi (putar ke depan) dan supinasi (putar ke belakang) dari

lengan bawah.

Gerakan.

Gerak-gerik yang terjadi pada sendi-sendi kerangka dapat dibagi dalam tiga

kelompok utama.

Gerakan meluncur, dimana dua permukaan ceper bergerak bergeseran satu atas

yang lainnya, seperti dalam gerakan antara tulang-tulang karpal dan tarsal.

Gerakan bersudut (anguler), yang diterangkan sesuai dengan arah dari gerakan,

misalnya flexi, lenturan atau pelipatan; extensi (pelurusan atau penguluran), yang

terjadi sekitar sebuah sumbu yang terpasang terlintang. Adduksi adalah gerakan

ke arah medial badan, dan adduksi ke arah menjauh dari medial badan, keduanya

memutari sumbu yang memanjang dalam arah antroposterior (dari depan ke

belakang).

Gerakan rotasi adalah dimana satu tulang bergerak mengitari tulang lain atau di

dalam tulang lain seperti pada sendi putar, misalnya rotasi radius mengelilingi

ulna. Hal itu juga terjadi pada bahu dan agak terbatas pada sendi panggul.

Sirkumduksi adalah istilah untuk melukiskan kombinasi dari rotasi dan gerakan

anguler (bersudut), berputar dalm lingkaran, misalnya membawa lengan ke depan,

ke atas, ke belakang dan ke bawah; termasuk lexi, abduksi, extensi dan adduksi

dan beberapa rotasi. Pembatasan gerakan sendi dalam banyak hal disebabkan

oleh bentuk permukaan persendian, misalnya pelurusan siku dibatasi oleh

prosesus olekranon dari ulna yang membentur pada humerus. Dalam hal lain

gerakan dibatasi oleh simpaisimpai kuat dari ligamen seperti dalam ligamen ilio

femoral di depan sendi panggul yang membatasi pelurusan paha.

2.4.8. Sendi Anggota Atas

Sendi sterno-klavikuler adalah sendi meluncur yang dibentuk oleh ujung besar

Page 56: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

60

di sebelah sternum dari klavikula dan yang bersendi dengan faset untuk klavikula

di atas sternum.

Sendi sterno-klavikuler dapat mengalami dislokasi ke depan atau ke belakang

sebagai akibat jatuh dengan keras di atas bahu. Misalnya penunggang kuda.

Sendi akromio-klavikuler dibentuk oleh ujung luar dari klavikula yang bersendi

dengan prosesus akromion dari skapula. Sendi akromio-klavikuler lebih sering

kena subluxasi daripada dislokasi.

Gerakan bahu. Gerakan meluncur dapat terjadi antara klavikula dan skapula.

Dan peran skapula terhadap dinding dada sebegitu jauh hanya berarti sebagai

penambah kebebasan gerak dari humerus di dalam gelang bahu.

Sendi bahu atau humero-skapuler adalah sendi sinovial dari variasi sendi putar.

Kepala humerus yang berbentuk seperti bola, bersendi di dalam rongga glenoid

skapula. Rongganya diperdalam karena terpasangnya lapisan tebal tulang rawan

fibrus yaitu labrum glenoidal. Tulang-tulangnya dipersatukan oleh ligamen yang

membentuk kapsul yang sangat longgar.Karena kedangkalan rongga persendian,

kepala humerus yang besar dan kelemahan ligamen kapsul, sendi bahu cenderung

untuk lebih mudah terkena dislokasi daripada sendi lain dimana pun dalam tubuh.

Berhubung dengan longgarnya ligamen kapsul dan permukaan persendian yang

dangkal maka ada banyak kemungkinan gerak. Terlebih lagi gerakan sendi bahu

lebih dimungkinkan oleh gerakan meluncur skapula di atas dinding dada.

Sendi siku adalah sendi engsel, antara permukaan trokhlear di atas ujung bawah

humerus dan lekukan trokhlear dari ulna. Semua ini merupakan bagian utama dari

sendi, yaitu sendi humero-ulnaris. Sudut siku yang dibuat bila siku lurus dan

lengan bawah dan tangan dalam supinasi adalah kira-kira 170 derajat dengan

lengan atas. Hal ini disebabkan oleh letak oblik dari permukaan persendian antara

humerus dan ulna. Keuntungan dari sudut yang dibuat ini adalah bahwa

barangbarang dapat diangkat dan diulurkan dengan baik.

Page 57: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

61

Fraktur tulang-tulang yang membentuk sendi siku sering mendapat komplikasi

dengan dislokasi. Dislokasi ke belakang dari sendi dapat disertai oleh fraktur dari

prosesus koronoid.

Sendi radio-ulnaris. Antara radius dan ulna terdapat dua buah sendi yang dapat

bergerak, yaitu sendi radio-ulnaris superior dan inferior. Membran interosa

(antar tulang) membentuk sendi ketiga yaitu radio-ulnaris tengah. Membran ini

juga memisahkan otot-otot yang ada di depan dari yang ada di belakang lengan

bawah.

Gerakan radius di atas ulna adalah bebas. Karena kepala dari radius berotasi di

dalam ligamen pembatas dari sendi radio-ulnaris superior, maka ujung bawah

radius berotasi di atas kepala ulna pada sendi radio-ulnaris inferior dan tangan

dibawa serta dalam gerakan pronasi dan supinasi dari lengan bawah. Pronasi

adalah rotasi dari radius di atas ulna sampai tapak tangan menghadap ke

belakang. Gerakan ini dilaksanakan oleh otot-otot yang disebut pronator dan

terletak di depan lengan bawah antara radius dan ulna

Supinasi adalah gerakan sebaliknya. Supinasi dilaksanakan oleh dua otot

supinator yang berada di sebelah belakang lengan bawah, antara radius dan ulna,

dan juga oleh otot bisep yang terkait ke dalam tuberositas radii.

Sendi pergelangan Tangan atau sendi radio-karpal adalah sendi kondiloid antara

ujung bawah radius dan diskus persendian di bawah kepala ulna, yang

bersamasama membentuk permukaan konkaf (cekung) untuk menerima sisi atas

dari skafoid (navikular, lunar, dan tulang-tulang trikwetrum).

Sendi pergelangan tangan dapat terpelecok atau riuk, sehingga memerlukan

pendukung untuk beberapa waktu: kalau tidak maka bisa cenderung menjatuhkan

barang yang dipegang. Satu atau beberapa tulang karpal, misalnya lunatum, dapat

terkena dislokasi karena jatuh di atas tangan; skafoid atau navikular dapat patah

kalau jatuh di atas tapak tangan.

Page 58: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

62

2.4.9. Sendi Dari Tangan dan Jari

Sendi Karpal. Permukaan persendian antara tulang-tulang karpal adalah ceper

dan halus. Tulang karpal tersusun berdempetan rapat, sehingga hanya gerakan

meluncur terbatas yang mungkin, tetapi dapat melaksanakan jumlah gerakan yang

cukup banyak jika semua tulang bergerak bersama-sama.

Sendi karpo-metakarpal adalah sendi meluncur yang terbentuk antara sisi distal

dari baris bawah tulang-tulang karpal dari setiap tulang dari lima tulang

metakarpal. Sendi karpo-metakarpal dari ibu jari, yaitu sendi pelana, terbentuk

antara basis metakarpal pertama dan trapezium. Sendi intermetakarpal dibentuk

antara basis tulang-tulang metakarpal; permukaan persendian lateral membentuk

sendi datar atau sendi meluncur antara tulang-tulang ini.

Sendi metakarpo-falangeal adalah sendi dari jenis kondiloid. Kepala dari lima

tulang metakarpal ini diterima dalam permukaan persendian pada basis dari

falanx proximal.

Sendi interfalangeal adalah sendi engsel.sendi ini terbentuk oleh kepala falanx

proximal yang diterima dalam permukaan persendian di atas basis falanx distal.

Sendi panggul adalah sendi sinovial dari varietas sendi putar. Kepala femur di

terima ke dalam asetabulum tulang koxa. Asetabulum di perdalam oleh kaitan

labrum asetabular yang mengelilinginya.

Ligamen kapsuler sendi panggul adalah tebal dan kuat dan membatasi gerakan

sendi ke semua jurusan. Ligamennya juga diperkuat secara khusus oleh

simpaisimpai dari serabut di dalam beberapa bagian.

Sendi panggul dapat kena dislokasi ke arah mana pun. Yang terbanyak ke

belakang dan medial karena kapsulnya di tempat itu lebih lemah. Tetapi pada

umumnya kedudukan, ekstensi dan komplikasi sebuah dislokasi ditentukan oleh

letak paha ketika pukulan itu terjadi.

Page 59: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

63

Sendi lutut adalah sendi engsel dengan perubahan dan yang dibentuk oleh kedua

kondil femur yang bersendi dengan permukaan superior dari kondil-kondil tibia.

Ligamen bersilang berjalan dari puncak kondil tibial ke arah permukaan kasar di

atas takik interkondiloid dari femur. Ligamen-ligamen ini bertujuan membatasi

gerakan sendi lutut dan mengikat tulang-tulangnya bersama dengan lebih kuat.

Ligamen kapsuler sendi lutut sangat tebal dan diperkuat lagi oleh ekspansi

(perlebaran) otot-otot dan tendon-tendon yang mengelilingi dan berjalan di atas

sendi.

Membran sinovial sendi lutut adalah terbesar dalam tubuh. Selain melapisi

struktur sendi, membran itu juga membentang ke atas dan ke bawah sampai di

bawah ligamen patela, dan membentuk beberapa bursa (kantong) sekitar sendi.

Meskipun permukaan-permukaan persendiannya tidak begitu tepat sesuai satu

dengan lainnya sendi lutut dikelilingi ligamen yang kuat dan dilindungi oleh otot

yang sangat kuat pula (inilah sarat terpenting). Ligamen dan otot inilah yang

membuat sendi lutut menjadi sendi terkuat dan paling stabil dalam tubuh dan

jarang kena dislokasi traumatik. Untuk kestabilannya sendi lutut tergantung dari

otot yang mengelilinginya, khususnya otot kwadrisep femoris, yang harus selalu

dapat berkembang dengan baik.

Salah satu dari tulang rawan semilunaris dapat robek, lepas dan tergeser.

Kecelakaan terjadi bila tungkai terputar sedangkan lutut dalam keadaan flexi. Ini

disertai rasa ngilu dan sering sendi menjadi longgar pada flexi, sebab sebagian

dari tulang rawan yang robek di antara kondil-kondil, menghalang extensi.

Pemilihan letak dan latihan dapat membantu, tetapi manissektomi yaitu

pembedahan tulang rawan yang salah tempat, yang biasanya sebelah medial

(semilunar) umumnya diperlukan untuk penyembuhan.

Page 60: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

64

Sinovitis akut bisa terjadi sebagai akibat trauma, karena membran sinovial mudah

melar maka pembengkakan yang menyertainya dapat naik satu atau tiga

sentimeter kiri kanan dan di atas patela. Bursitis yaitu pembesaran dan peradangan

dalam salah satu bursa (kantong) yang meliputi sendi lutut, dapat terjadi. Bursa

antara patela dan kulit paling sering terserang pada mereka yang banyak berlutut.

Otot paha pada penyakit di sendi lutut dapat mengerut akibat deformitas flexional

(dalam letak bengkok).

Sendi-sendi tibio-fibuler, sendi-sendi ini dibentuk antara ujung atas dan ujung

bawah kedua tulang tungkai bawah. Batang dari tulang-tulang itu digabung oleh

sebuah ligamen introsa (antartulang), yang membentuk sebuah sendi ketiga antara

tulang-tulang ini seperti pada lengan bawah.

Sendi pergelangan kaki adalah sendi engsel yang dibentuk antara ujung bawah

tibia beserta maleolus medialisnya, dan maleolus lateralis dari fibula yang

bersama-sama membentuk sebuah lubang untuk menerima badan talus. Kapsul

sendi diperkuat oleh ligamen-ligamen penting yang bersangkutan. Ligamen

deltoid di sisi medial berjalan dari maleolus medial ke tulang-tulang tarsal yang

mendampinginya dan sering mengalami robek yang parah bila pergelangan kaki

terkilir.

Sendi Pada Tapak Kaki

Sendi antara berbagai tulang tarsal adalah sendi luncur. Tulang-tulangnya

disatukan oleh ligamen dorsal, plantar dan interosa. Ligamen interosea yang

diletakkan diantara permukaan bawah talus dan permukaan atas kalkaneus adalah

tebal dan kuat dan membuat gili-gili dalam permukaan persendian tulang-tulang

ini.

Gerakan sendi. Sedikit gerakan mengayun dapat dilakukan pada sendi

talokalkaneus yang mirip adduksi dan abduksi. Sendi antar kepala talus dan

navikuler dan sendi antara kalkaneus dan kuboid disebut sendi mediatorsal atau

sendi subtaloid. Pada sendi-sendi inilah terjadi gerakan inversi dan eversi. pada

Page 61: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

65

inversi tepi dalam, kaki diangkat ke atas telapaknya di tarik ke dalam. Pada eversi

tepi samping, kaki diangkat ke atas dan telapaknya agak ditarik ke samping.

Gerakan ini sedikit di sertai adduksi dan abduksi yang terjadi pada sendi

talokalkaneus.

Ligamen mata kaki dapat terpelecok dan robek waktu terpeleset dari suatu

ketinggian atau kaki tiba-tiba masuk parit atau lubang. Maka sendi dapat

mengalami inversi atau eversi yang parah (terputar ke dalam atau ke luar). Ada

rasa nyeri dan pembengkakan segera timbul, yang dapat dikurangi dengan balutan

basah dan dingin sebagai tindakan pertolongan pertama, tetapi pelecokan yang

parah hendaknya selalu difoto rontgen karena mungkin kedua maleolus atau salah

satu tulang tarsal dapat patah.

Pengobatan: kalau ada rasa sakit dan sendi meradang maka dianjurkan istirahat.

Untuk membatasi penyebaran penyakit dengan memberi steroid. Sendi-sendinya

harus diusahakan supaya sedapat mungkin dapat bergerak.

Osteo-artritis adalah penyakit yang progresif dari orang lanjut usia. Umumnya

dimulai sebagai monoartritis. Sebuah sendi besar, misalnya panggul atau bahu,

dapat terserang, tetapi dapat tersebar ke lutut dan sendi lain. Perubahan

degeneratif (mundur) terjadi dalam tulang rawan sendi dengan terbentuknya bibir

dipinggirannya dan berakibat rasa sakit, kaku dan terbatasnya gerakan.

Pengobatan: Dalam jenis artritis ini maka sasarannya juga membatasi

penyebaran penyakit sedini mungkin, umumnya dengan obat steroid, baik melalui

mulut atau dengan injeksi ke dalam sendi yang terserang. Adalah penting untuk

mempertahankan gerakan dengan fisioterapi. Analgenetika berguna untuk

meringankan rasa sakit.

2.4.10. Otot Kerangka

Otot-otot kerangka merupakan salah satu dari empat kelompok jaringan pokok.

Miologi adalah istilah untuk pelajaran mengenai otot. Otot dikaitkan pada tulang,

Page 62: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

66

tulang rawan, ligamen dan kulit. Yang langsung terletak di bawah kulit adalah

datar, dan yang pada anggota gerak panjang.

Otot kerangka biasanya dikaitkan pada dua tempat tertentu, tempat yang terkuat

disebut origo (asal) dan yang lebih dapat bergerak disebut insersio. Origo

dianggap sebagai tempat darimana otot timbul, dan insersio adalah tempat ke arah

mana otot berjalan. Tempat terakhir ini adalah struktur yang menyediakan kaitan

yang harus digerakkan oleh otot itu.

Otot kerangka tidak bekerja sendiri-sendiri tetapi dalam kelompok-kelompok

untuk melaksanakan gerakan dari berbagai bagian kerangka. Setiap kelompok

berlawanan dengan yang lain dinamakan otot antagonis. Flexor adalah antagonis

dari extensor, dan abduktor dari adduktor. Beberapa kelompok bekerja untuk

menstabilkan bagian-bagian anggota sewaktu bagian lain bergerak: ini disebut

otot fixasi. Lain lagi menguatkan sendi sementara yang lain bergerak, sebagimana

flexor dari otot pergelangan tangan menguatkan sewaktu jari diluruskan. Ini

disebut sinergis.

Tendon. Misalnya tendon dari Achilles (urat kering), mengikat otot pada tulang.

Urat-urat ini berupa serabut-serabut simpai yang putih, berkilap, tidak elastik.

Aponeuroses adalah lembaran-lembaran datar atau simpai-simpai dari jaringan

fibrus dengan maksud untuk memuat kelompok-kelompok otot dan adakalanya

menggandengkan sebuah otot dengan bagian yang menggerakkannya. Fasia

adalah campuran dari jaringan fibrus dan areolar yang membungkus dan mengikat

jaringan lunak dari tubuh.

Diafragma adalah struktur muskulo-tendineus berbentuk kubah yang

memisahkan rongga torax dari rongga abdomen. Dan membentuk lantai dari

rongga torax dan atap dari rongga abdomen. Fungsi. Pada inspirsi kontraksi otot

mendatarkan kubah diafragma dan dengan demikian melebarkan ukuran vertikal

rongga torax. Turunnya diafragma menyebabkan udara ditarik masuk ke dalam

paru-paru dan karena itu meluas untuk mengisi rongga torax yang membesar.

Page 63: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

67

Selain sebagai otot utama dalam pernapasan, maka diafragma juga menekan

alatalat dalam abdomen sewaktu turun dan dengan demikian membantu kerja

miksi (kencing), defaekasi (buang air besar) dan pada partus (melahirkan).

Tinggi diafragma berubah sejalan dengan perubahan sikap. Tertinggi bila rebahan

dan terendah bila berdiri atau duduk tegak. Karena itulah pasien yang menderita

sesak napas merasa diri lebih enak bila duduk tegak.

2.5. Metoda Pengelompokan Dan Pengevaluasian Kerja Manual

2.5.1. Metoda tradisionil

a. Perspektif

Ini biasanya melibatkan serangkaian peristiwa-peristiwa berikut:

1. Pengembangan metoda pelaksanaan pekerjaan pilihan. Ini mengasumsikan

bahwa tugas atau pekerjaan dapat dilaksanakan dengan menggunakan

metoda-metoda yang berbeda.Untuk mengembangkan metoda pilihan seorang

analis harus (1) menyatakan tujuan operasi, (2) mengidentifikasi metoda yang

ada untuk mewujudkan tujuan tersebut, (3) menggunakan metoda yang layak

secara uji coba, dan (4) memilih metoda terbaik untuk mewujudkan tujuan.

2. Persiapan praktik standar. Ini meliputi (1) pembuatan sketsa tempat-kerja,

bersama mesin dan alat yang dipakai, (2) pendataan kondisi kerja abnormal

yang dapat mempengaruhi kinerja, dan (3) penyusunan tabulasi rangkaian

gerak yang dibutuhkan pekerja untuk menyelesaikan operasi.

3. Penentuan standar waktu. Ini dilakukan oleh peerja terampil yang

memprogram operasi sesuai dengan waktunya – yakni, studi waktu

dilaksanakan – atau berpedoman pada data waktu normatip menurut literatur

setiap gerakan yang dibutuhkan dan penambahan nilai-nilai ini untuk

memprediksi waktu standar operasi – yaitu, sistem waktu yang ditetapkan

sebelumnya dipergunakan.

Page 64: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

68

4. Pelatihan kerja. Lembar instruksi, pengarahan, dan alat bantu pelatihan

dikembangkan serta digunakan untuk memastikan bahwa pekerja memahami

kebutuhan-kebutuhan kerja dan metoda kerja pilihan diikuti.

Ketika biaya tenaga kerja meningkat, lebih banyak perhatian diberikan

untuk memastikan bahwa setiap langkah diatas dilaksanakan oleh fungsi-fungsi

teknologi industri atau produksi. Didalam dekade terakhir perhatian lain juga

diberikan untuk masalah operasi yang harus dilaksanakan dengan aman. Untuk

memahami bagaimana analisis pekerjaan tradisionil dan biokimia menyatu,

deskripsi singkat pendekatan-pendekatan tradisional selanjutnya dibahas.

Perkembangan profesional awal dalam perencanaan tenaga kerja

mentitikberatkan pada prosedur-prosedur yang dibutuhkan untuk melaksanakan

analisis gerak dalam rangka memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk

menghasilkan barang atau jasa. Saah satu kontributor utama untuk bidang ini

adalah Frederick W. Taylor, yang kadangkala juga disebut sebagai bapak analisis

waktu moderen. Studi Taylor tahun 1898 tentang penyekopan padi, jagung, dan

biji besi merupakan investigasi komprehensif untuk menentukan ukuran sekop

optimal, frekuensi penyekopan, dan waktu istirahat yang dibutuhkan untuk

memaksimumkan output total suatu kelompok pekerja (Copley, 1923). Dengan

penggabungan (1) seleksi dan pelatihan pekerja yang tepat untuk pekerjaan

tertentu, (2) penyediaan sekop khusus untuk material beban yang berbeda, dan (3)

pembayaran bonus untuk output diatas rata-rata, Taylor mampu membuktikan

bahwa 140 orang dapat mengerjakan jumlah pekerjaan yang sama yang

sebelumnya dikerjakan oleh 400-600 pekerja (Copley, 1923).

Hasil-hasil ini, bersama dengan studi lain, membantu Taylor untuk

membuat prinsip-prinsip dasar manajemen tenaga kerja manusia. Ia menyebutnya

sebagai Prinsip-prinsip Manajemen Ilmiah. Prinsip-prinsip ini adalah:

Pertama. Pengembangan sains penting untuk setiap unsur pekerjaan manusia,

yang bisa menggantikan metoda rule-of-thumb yang lama.

Kedua. Seleksi pekerja terbaik untuk setiap tugas khusus dibutuhkan, dan

kemudian pelatihan, pengajaran, dan pengembangan pekerja.

Page 65: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

69

Ketiga. Pekembangan semangat kerjasama antara manajemen dan pekerja dalam

pelaksanaan aktivitas sesuai dengan prinsip sains yang dikembangkan.

Keempat. Pembagian kerja kedalam bagian-bagian yang hampir sama antara

manajemen dan pekerjaan harus dilaksanakan, setiap departemen mengambil alih

pekerjaan yang lebih cocok untuknya.

Prinsip pertama dan kedua menganjurkan pengembangan pengetahuan

khusus tetang kebutuhan pekerjaan dan kapabilitas pekerja. Sementara prinsip

ketiga dan keempat menganjurkan program kerjasama buruh-manajemen untuk

pengembangan serta pengimplementasian perbaikan-perbaikan produktivitas;

yang mana sekarang ini banyak dianjurkan oleh orang yang tertarik pada

perbaikan mutu kehidupan kerja. Untuk memperbaiki aspek-aspek biokimia

pekerjaan dibutuhkan semangat kerjasama yang sama antara buruh dan

manajemen.

Salah satu studi paling tua dan paling banyak dikutip adalah studi yang

dilakukan oleh Frank Gilbreth adalah studi tukang batu (Gilbreth, 1911). Dengan

menggunakan foto tukang-batu dalam bisnis kontsruksinya dia dapat

membuktikan bahwa kelelahan (fatigue) dan gerakan-gerakan yang percuma

tidak perlu bagi output tinggi jika (1) batubata terlebih dahulu disortir antara batu

yang baik dan jelek, (2) batu-batu diarahkan dengan sisi terbaik menghadap

keluar, dan (3) batu-batu diberikan kepada tukang-batu dengan tinggi kerja yang

nyaman dengan perancah yang mampu-setel.

Dua kontribusi metodologi khusus untuk studi tenaga kerja manual harus

dihubungkan dengan studi Gilbreth. Satu adalah penggunaan studi micromotion.

Dalam prosedur ini, perhatian besar diberikan kepada pengkategorisasian gerakan

individual, yang disebut sebagai gerak elemental.

Studi Gilbreth juga dipercaya dengan penggunaan cyclegraph atau

chronocyclegraph untuk membandingkan rangkaian gerakan-gerakan alternatip.

Jalur gerak ditranskripsikan dengan rangkaian dot diatas film. Dengan pengukuran

jumlah dan peprindahan doth, studi Gilbreth mampu mengukur dan

membandingkan kebutuhan gerak-pekerjaan yang berbeda. Kini tehnik ini sudah

Page 66: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

70

diperbaiki dengan tehnik vidio dan komputer moderen untuk memungkinkan studi

gerakan seluruh-tubuh.

2.5.2. Sistem Analisis Pekerjaan Tradisional

Tahun 1924, Segur mengembangkan persamaan prediksi-waktu untuk berbagai

kelas gerakan dari analisis film operasi industri selama Perang Dunia I. Waktu

untuk menyelenggarakan pekerjaan manual yang kompleks dapat diprediksi

dengan menguraikan pekerjaan sebagai rangkaian gerakan-gerakan elemental

yang sudah mengetahui kebutuhan waktu, dan kemudian menjumlahkan waktu

normatif yang dibutuhkan untuk masing-masing gerakan elemental. Nilai waktu

elemental yang dihasilkan kemudian dikenal sebagai predetermined elemental

motion times (waktu gerakan elemental yang ditetapkan sebelumnya).

Karenanya saat ini sering terlebih dahulu harus dapat direncanakan

kebutuhan-kebutuhan staffing untuk suatu tugas baru sebelum kebutuhan itu

menjadi kebutuhan operasional, sistem waktu-gerakan yang ditetapkan

sebelumnya lebih sering dipergunakan daripada tehnik-tehnik studi-waktu.

Sebuah survey penggunaan tehnik-tehnik tersebut oleh Karger dan Bayha (1965)

mengungkapkan bahwa sekitar dua pertiga sampel perusahaan di AS

menggunakan beberapa sistem pengukuran pekerjaan, dan sekitar 56% dari

sampel ini memakai sistem waktu-gerakan yang ditetapkan sebelumnya. Dewasa

ini, sistem Pengukuran Metoda Waktu (MTM) dipakai dua kali lebih sering dari

sistem lain, dan mempunyai organisasi internasional yang membantu anggotanya

dalam pemanfaatan sistem tersebut.

a. MTM-1: Contoh Sistem Gerakan-Waktu Yang Ditetapkan Sebelumnya

Sistem Pengukuran Metoda Waktu (MTM) yang dikembangkan oleh Maynard

dan lain-lain pada akhir 1940-an didasarkan pada studi film dan waktu dari

berbagai pekerjaan industri. Studi ini mengandalkan deskripsi kegiatan manual

dengan referensi sejumlah gerakan elemental dasar.

Nilai waktu untuk setiap gerakan elemental dalam prosedur MTM

dinyatakan dalam satuan seperseratus ribu jam (0,00001 jam), dan disebut sebagai

Page 67: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

71

satu unit pengukuran-waktu (TMU). Pecahan ini dipilih sebagai satuan ukuran

karena tingkat produksi dalam industri sering dinyatakan dalam satuan produksi

per jam – satu TMU sama dengan 0,0006 menit atau 0,036 detik.

Contoh waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan objek disekitar

tempat kerja, nilai waktu ramalan MTM, untuk tipe moves manusia yang berbeda

dalam industri. Nilai waktu yang disajikan dalam tabel tergantung pada (1) tiga

macam kondisi terminal, (2) beban yang sedang diangkut, dan (3) lamanya

gerakan. Pengaruh kondisi terminal dan lamanya gerakan adalah self-explanatory.

Efek beban lebih rumit karena disini diasumsikan bahwa bobot yang dipegang di

satu tangan menambah delay (keterlambatan) waktu awal (disebut sebagai

“Konstanta”) ditambah delay proporsional (disebut sebagai “Faktor”). Jadi, jika

sebuah objek didorong atau ditarik diatas rak atau meja, beban disamakan dengan

gaya horisontal rata-rata yang dibutuhkan selama gerakan, yakni berat objek

dikalikan dengan koefisien friksi harapan antara objek dan permukaan

penopangnya.

Prosedur memerlukan looking-up dalam nilai waktu tabel yang sama

untuk gerakan elemental standar berikut:

1. Jangkauan – gerakan tangan atau jari tanpa-beban

2. Posisi – gerakan kecil yang dibutuhkan ketika objek sejajar akan dilepas pada

akhir gerakan.

3. Lepas – gerakan jari atau pelepasan objek pada akhir gerakan tanpa suatu

gerakan overt.

4. Disengage – gerakan sembarang (rebound) yang sering dibutuhkan ketika dua

objek tiba-tiba berdekatan satu sama lain karena dorongan.

5. Gemgam – gerakan overt yang diperlukan untuk mengontrol suatu objek.

6. Lintasan fokus mata – waktu yang dibutuhkan mata untuk bergerak dan

menghasilkan visualisasi objek.

7. Turn apply pressure – manipulasi objek, alat, dan objek yang dibutuhkan

untuk memutar suatu objek melalui rotasi tangan sepanjang sumbu

pergelangan tangan.

Page 68: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

72

8. Tubuh, gerakan kaki – gerakan angkatan tubuh dengan nilai yang dinyatakan

per step untuk kondisi yang berbeda-beda.

9. Gerakan simultan – aturan-aturan dibuat sehingga gerakan-gerakan dapat

dilakukan bersama-sama – dan nilai gerakan terbesar yang akan dipergunakan

dalam prediksi waktu standar.

b. Kelebihan dan Keterbatasan dalam Sistem Analisis Kerja Kontemporer

Dalam kajian Bagan Analisis Metoda dalam Tabel 7.4 harus diperhatikan bahwa

tabel itu mendokumentasikan beberapa aspek penting kegiatan manual dalam

industri. Pertama adalah sketsa tempat-kerja, dengan gerakan tangan dan jarak

yang dibutuhkan. Sketsa dapat berfungsi sebagai basis perubahan rencana dalam

layout tempat kerja yang dibutuhkan untuk mengurangi stres muskuloskeletal.

Kedua, analisis metoda mengindikasikan keseimbangan relatip waktu kerja antara

lengan kiri dan lengan kanan. Ketiga, analisis mendeskripsikan keadaan aktivitas-

aktivitas pegangan-statis yang dibutuhkan satu tangan sementara tangan lain

melakukan aktivitas lain. Terakhir, waktu gerakan yang diprediksi dengan sistem

tersebut menjadi sarana perbandingan dengan waktu gerakan yang diukur dalam

laboratorium dan eksperimen lapangan. Perbandingan ini memastikan bahwa

gerakan-gerakan yang diamati di laboratorium konsisten dengan yang terjadi

dalam lingkungan industri. Hanya melalui analisis metoda yang terperinci dan

perbandingan nilai waktu-gerakan elementel yang dihasilkan dan pola gerakan

seseorang dapat memulai membuat perbandingan dan menerapkan data biokimia

laboratorium untuk memecahkan soal biokimiawi kerja riil.

Selain kelebihan-kelebihan metoda analisis kerja tradisionil sebelumnya,

beberapa keterbatasannya juga harus diakui. Pertama, sistem analisis kerja

tradisionil jarang mencatat beban eksak yang diharapkan untuk di-handle.

Biasanya, estimasi beban “rata-rata” dipakai sebagai basis untuk ramalan waktu.

Maka beban aktual yang di-handle harus dicatat untuk tujuan biokimia, dengan

perhatian khusus dengan beban berat yang biasanya dapat diangkat, atau beban

yang seirng diangkat.

Page 69: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

73

Keterbatasan kedua sistem analisis pekerjaan existing adalah bahwa

mereka tidak membutuhkan data postur per se. Sketsa normal tempat kerja yang

disertakan dalam diagram gerakan-tangan menghasilkan data awal, tetapi ini perlu

dilengkapi dengan data yang mendeskripsikan postur ekstrim yang dapat

menimbulkan tekanan berat pada sistem muskuloskeletal. Dengan alasan inilah

Gilberth dalam pada awal abad ini menggunakan fotografi pekerjaan mereka. Ini

memungkinkan mereka untuk menganalisa secara sistematis suatu pekerjaan,

mengidentifikasi postur dan gerakan-gerakan yang tidak efisien, serta

menganjurkan koreksi-koreksi.

Ini bisa membuka kemungkinan munculnya kelemahan biokimia terbesar

prosedur-prosedur analisis pekerjaan tradisionil. Karena maksud utama skema

analis metoda existing adalah untuk memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk

melaksanakan suatu pekerjaan, aktivitas yang jarang dalam suatu pekerjaan bisa

seluruhnya diabaikan dalam analisis. Analisis metoda-metoda tradisionil bisa

mengabaikan tugas-tugas ini jika mereka mencakup kurang dari 5-10% total hari-

kerja operator.

Namun, disamping keterbatasan-keterbatasan ini, analisis biokimia suatu

pekerjaan harus mulai dengan pengujian yang teliti pada saat kerja untuk

menentukan metoda kerja existing yang dipergunakan oleh seorang pekerja.

Jikalau pekerjaan lebih tidak terstruktur, dengan tugas-tugas manual yang

bervariasi, prosedur sampling-kerja bisa dipergunakan untuk mendokumen tasikan

kebutuhan-kebutuhan kerja.

Akan tetapi, kalau metoda-metoda kerja umum didokumen tasikan,

inisiatip khusus perlu untuk (1) mengidentifikasi postur pekerjaan yang potensil

membahayakan sistem muskuloskeletal, (2) mengukur beban aktuak yang di-

handle, dengan perhatian khusus pada beban rata-rata dan beban puncak, dan (3)

menjamin bahwa tugas-tugas biasa dimasukkan dalam analisis dengann

melakukan diskusi yang rinci dengan supervisor dan pekerja.

Dalam hal ini, sumber informasi tambahan mungkin dibutuhkan. Pertama,

adalah dari ringkasan statistik laporan medis atau kunjungan kerja. Ini sering

mengidentifikasi aktivitas kerja. Tipe data kedua yang dibutuhkan dalam biokimia

Page 70: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

74

media potensil berasal dari penggunaan “discomfort survey”. Banyak bentuk lain

dari data-data ini ada, Namun, semua data ini mempunyai satu tujuan, yakni untuk

mendokumentasikan secara sistematis prevalensai dan tipe masalah

muskuloskeletal dalam kelompok kerja.

2.5.3. Sistem Analisis Kerja Biokimia Kontemporer

Karena kebutuhan akan data pekerjaan yang lebih spesifik dari pada yang

disediakan melalui sistem analisis metoda tradisionil, beberapa pendekatan

kontemporer sudah disarankan untuk memperbaiki dokumentasi kebutuhan-

kebutuhan biomedis dalam pekerjaan.

a. Checklist dan Survey Stres Fisik

Ketika pertama kali mengevaluasi variasi pekerjaan yang terdiri dari berbagai

kebutuhan manual yang berbeda, checklist tugas-tugas fisik sering dapat

dimanfaatkan untuk mendokumentasikan kebutuhan fisik umum. Gambar 7.1

mengilustrasikan salah satu bentuk checklist yang dikembangkan Harman tahun

1951.

Pendekatan survey yang lebih informatif sudah dianjurkan oleh

Departemen Ketenagakerjaan AS. Dalam kasus ini analist langsung mengamati

pekerjaan dan mengisi formulit yang menjelaskan frekuensi kejadian rata-rata dan

bobot pekerjaan yang ditangani selama pelaksanaan tugas-tugas manual yang

berbeda. Prosedur ini dimodifikasi oleh Koyl dan Hanson (1973) untuk

memasukkan catatan jam selama siang hari dimana setiap kegiatan dilaksanakan,

serta apakah tangan kiri atau tangan kanan mengerjakan kegiatan dimaksud.

Melalu pembandingan data ini dengan penilaian klinis mobilitas dan kekuatan

orang, Koyl dan Hanson mengusulkan penempatan individu pada pekerjaan

khusus.

Harus dijelaskan bahwa data survey stres fisik penting ketika

mengidentifikasi pekerjaan yang dapat potensial beresiko untuk sistem

muskuloskeletal. Data-data ini khususnya sangat membantu bilamana pekerjaan

terdiri dari tugas-tugas yang tidak repetitip.

Page 71: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

75

b. Analisis Angkatan Manual

Karena angkatan manual sangat prevalen, dan karena sering menjadi penyebab

serius dari gangguan muskuloskeletal, evaluasi khusus tugas-tugas angkatan

(lifting) sering dibutuhkan. Satu pendekatan untuk analisis angkatan sudah

disarankan oleh NIOSH, 1981. Badan riset pemerintah ini mengusulkan bahwa

tugas-tugas angkatan manual dievaluasi dengan mendokumenta sikan variabel-

variabel pekerjaan berikut:

1. Berat objek yang diangkat – ditentukan oleh penimbangan langsung. Jika ini

bervariasi dari waktu ke waktu, berat rata-rata dan maksimum dicatat.

2. Posisi beban dibandingkan dengan tubuh – diukur pada kedua titik awal dan

titik akhir angkatan dengan koordinat horisontal dan vertikal. Lokasi

horisontal dari tubuh (H) diukur dari midpoint dari garis penghubung ankle ke

midpoint dimana tangan menggemgam objek ketika dalam posisi angkat.

Biasanya adalah H (W/2 : 15) cm, dimana W adalah lebar objek yang diukur

sepanjang sumbu horisontal.

3. Frekuensi angkat – dicatat pada lembar analisis pekerjaan dalam angkatan

rata-rata/laporan angkatan frekuensi-tinggi. Frekuensi terpisah harus

dimasukkan untuk setiap tugas angkatan yang bisa dibedakan jika dilakukan

dengan frekuensi yang lebih tinggi dari setiap lima menit.

4. Periode (atau durasi) – total waktu yang dibutuhkan dalam setiap angkatan.

Ini dirumuskan sebagai total angkatan lebih atau kurang dari satu jam untuk

tujuan prosedur ini.

Berat objek dan data koordinat tangan yang didapat dari setiap analisis ini

dibandingkan dengan batas-batas kekuatan biokimia dan kekuatan psikofisik.

Data atas frekuensi angkatan dan data durasi dipergunakan untuk memprediksi

kebutuhan energi metabolik pekerjaan dan dibandingkan dengan norma-norma

kapasitas kerja populasi.

Untuk mencatat data angkatan kerja, Lembar Analisis Pekerjaan Stres

Fisik sudah dikembangkan oleh NIOSH. Ini diperlihatkan dalam Gambar 7.4, diisi

untuk tugas angkatan yang membutuhkan stock reel 200-N yang harus diangkat

Page 72: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

76

dalam setiap pergeseran kearah puncak punch press. Dimensi stock reel dan press

membuat tugas ini sulit. Angkatan ini akan melampaui Batas Aksi NIOSH,

sehingga menuntut seleksi dan pelatihan pekerja yang cermat untuk melaksanakan

tugas seperti ini.

Bilamana evaluasi angkatan selesai untuk setiap tugas angkatan pada suatu

pekerjaan, Batas Aksi dan Batas Maksimum Yang Diijinkan ditambahkan ke

formulir coding dalam kolom yang diberikan. Karena H sangat kritis dalam

penentuan hasil stres bikominia, khususnya pada bagian punggung bawah, maka

analisis pekerjaan penting mengukur H pada titik tertentu dalam pengangkatan

objek saat mana efek beban diperkirakan besar. Ini biasanya dekat atau pada awal

angkatan, dimana efek inersia percepatan makssa keatas cukup besar.

c. Analisis Kekuatas Statis Pekerjaan

Karena Pedoman Praktek Kerja Angkatan Manual NIOSH hanya berlaku untuk

angkatan beban simetris pada bidang sagittal, skema analisis stres fisik pekerjaan

yang lebih komprehensip mungkin dibutuhkan. Salah skema ini sudah dijelaskan

dalam Bab 6. Model ini membandingkan momen beban yang dihasilkan pada

berbagai persendian tubuh selama pelaksanaan berbagai bentuk pengerahan

tenaga dengan momen kekuatan statis yang didapatkan dari tes 3000 pekerja di

AS.

Metodologi ramalan kekuatan ini telah menyajikan beberapa cara

mengevaluasi berbagai data eksersi manual yang didapat dari pengamatan

langsung pekerja. Prosedur analisis pekerjaan biasanya sama seperti yang

diaplikasikan oleh NIOSH. Pekerjaan diuraikan sebagai rangkaian tugas-tugas

fisik. Namun, yang berbeda adalah bahwa di sini analis juga harus

mengidentifikasi arah vektor beban yang mengarah pada tangan. Selanjutnyam

setiap tugas, postur torso dan extremitas pada waktu puncak eksersi dicatat,

biasanya dari vidio stop-aksi atau fotografi. Perbandingan hasil dengan foto, citra

vidio atau gambar menghasilkan check kualitatip pada sudut input postural.

Koordinat vertikal dan horisontal pusat beban, relatip dengan ankle.

Page 73: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

77

Jika data input cocok dan program menampilkan (1) prediksi grafik dan

tabular persentase populasi pria dan wanita yang diharapkan memiliki kekuatan

statis pada setiap sendi utama, (2) prediksi grafik dan tabular kekuatan pampat

disc LS/SI untuk pria dan wanita, (3) koefisien-friksi statis yang dibutuhkan agar

tidak terjadi slip tubuh, dan (4) statemen tentang apakah tugas yang sedang

diselenggarakan akan menyebabkan kerugian keseimbangan tubuh kemuka atau

kebelakang.

Logika ramalan kekuatan tiga-dimensi yang dibahas secara singkat pada

akhir bab 6 juha diimplementasikan sebagai software personal computer di

Universitas Michigan. Ini dinamakan Program Ramalan Kekuatan Statis 3D.

Salah satu contoh penggunaan metodologi evaluasi kekuatan ini yang lebih kuat

dilaporkan oleh Chaffin et. al. (1977). Kasus ini melibatkan penggunaan stock reel

berputar ke dan dari mesin dan mengangkatnya kedalam mesin. Dalam kasus ini

berat reel 290 N dan diangkat hanya sekitar 100 cm bukan 160 cm dalam analisis

pres punch. Analisis ini juga menunjukan bahwa stooping dan squatting

dibutuhkan untuk mendorong reel yang menekan otot-otot ekstensor lebih besar

dari pada gugus otot lain. Aksi otot pada tugas ini diketahui menjadi abduksi

bahu, khususnya bagi para pekerja wanita. Analisis data kesehatan untuk masalah-

masalah muskuloskeletal menunjukan bahwa pekerja yang menangani pekerjaan-

pekerjaan ini mengalami risiko luka yang lebih besar 10 kali lebih serius daripada

luka rata-rata yang dilaporkan terjadi di pabrik.

d. Metoda Evaluasi Postur

Pendekatan lain untuk pencatatan postur yang potensial menegangkan, merujuk

pada pentargetan postur, diusulkan oleh Corlett, Madeley, dan Manenice (1979).

Prosedur ini mensyaratkan analis pekerjaan untuk mengamati pekerja secara acak

selama hari kerja. Pada waktu pengamatan analis mencatat konfigurasi angular

dari berbagai bagian-bagian tubuh dengan alat bantu “diagram tubuh” seperti

yang ditampilkan dalam Gambar 7.7. Jikalau seseorang diamati beberapa kali

selama hari kerja dalam posisi duduk, tetapi dengan lengan atas terangkat dan

dilenturkan serta torso miring ke sisi kiri, yang mengakibatkan diagram postur

Page 74: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

78

komposit yang kelihatan sama seperti Gambar 7.8a. Dalam bentuknya paling

sederhana prosedur mendokumentasikan postur pekerjaan sedemikian rupa

sehingga analis dapat dengan mudah mengidentifikasi pekerjaan yang paling

sering dilakukan dan paling menegangkan untuk analisis biokimia yang terperinci.

Harus diperhatikan bahwa pada tahun 1974, Priel mengusulkan sistem

untuk memungkinkan postur bisa secara numerik didefenisikan dan dicatat. Dari

pengamatan pekerja berkali-kali, postur dasar tubuh didalam sistem koordinat

tiga-dimensi, level saat mana sendi dan kaki ditempatkan, dan arah serta

banyaknya pergerakan ditentukan dan dicatat pada “posturegram”. Ovaco

Working Posture Analysis System (OWAS) adalah metoda praktis untuk

identifikasi dan evaluasi postur kerja yang tidak menyenangkan. Metoda ini

terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah tehnik observasi untuk evaluasi

postur kerja. Tehnik ini dapat dipergunakan dalam studi waktu-dan-gerak dalam

rutinitas harian dan memberikan hasil-hasil yang baik setelah periode pelatihan

singkar atas orang-orang yang melaksanakan studi. Bagian kedua metoda ini

adalah serangkaian kriteria untuk disain-ulang metoda pekerjaan dan tempat kerja.

Kriteria didasarkan pada evaluasi yang dilakukan oleh pekerja-pekerja

berpengalaman dan ahli ergonomik. Kriteria mempertimbangkan faktor-faktor

seperti kesehatan dan keselamatan kerja. Metoda ini sudah banyak dipergunakan

oleh perusahaan baja yang berpartisipasi dalam pengembangannya. OWAS

sekarang sedang dikembangkan lebih lanjut dan dapat dipergunakan dalam dua

tipe investigasi: investigasi OWAS dasar dan investigasi OWAS terapan. OWAS

dasar dipergunakan bilamana tugas melibatkan seluruh tubuh. OWAS terapan

dipergunakan bilamana suatu tugas kerja atau pekerjaan dilaksanakan dalam

posisi duduk atau posisi berdiri dan sebagian besar pekerjaan dikerjakan dengan

tangan. Tehnik serupa dengan OWAS adalah tehnik yang dikembangkan oleh

Bern dan Miller (1980) untuk penganalisaan pergerakan postur kerja (TRAM).

OWAS dan TRAM mencatat postur pada interval reguler diatas lembar catatan,

yang mencantumkan sejumlah postur dasar (punggung, lengan, dan kaki).

Sistem Swedia yang disebut ARBAN dikembangkan oleh Holzmann

(1982). Metoda ini terdiri dari empat tahap: (1) pencatatan situasi tempat kerja

Page 75: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

79

pada videotape atau film; (2) coding postur dan situasi beban pada beberapa

situasi “frozen” ruangan tertutup; (3) komputerisasi; dan (4) evaluasi hasil.

Selanjutnya, metoda analisis postur terbaru yang dikembangkan oleh Keyserling

(1986) menggunakan program komputer pribadi (PC) untuk mentabulasi postur

batang tubuh dan bahu. Metoda ini mensyaratkan analis untuk mengkaji vidiotape

pekerjaan tiga kali, sekali untuk membuat kode postur batang tubuh, dan dua kali

untuk mengkode postur bahu kanan dan kiri. Output sistem merupakan tabulasi

frekuensi perubahan-perubahan postur, dan statistik pada peralihan dari satu

postur ke postur lain, dan juga lamanya waktu postur tertentu.

Sistem untuk pencatatan postur yang diamati pada pekerjaan sudah

diusulkan oleh Foreman et. al (1988). Metoda ini mensyaratkan agar pengamat

menggunakan mnemonik dua-huruf sebagai input postur ke mikrokomputer

portabel. Seperti metoda Keyserling, output komputer merupakan deskriptor

statistik pekerjaan. Para pengarang mengklaim bahwa pengamat-pengamat terlatih

dan tidak terlatih mampu menyepati postur yang paling banyak dipergunakan

untuk sistem, dan kemampuannya dipergunakan di lapangan, karena

memungkinkan para pengamat untuk berpindah-pindah dalam tempat kerja guna

memverifikasi aspek tiga-dimensi dari postur-postur tertentu.

e. Analisis Postur Ekstrimitas Atas

Karena prevalensi ekstrimitas atas dan rasa nyeri bahu dalam pekerjaan di

industri, khususnya pekerjaan pada bangku panjang, prosedur-prosedur analisis

postur khusus sudah diusulkan oleh Amstrong, Foulke, Joseph, dan Goldstein.

Prosedur ini mengisyaratkan pembuatan film oleh operator dan kemudian

membuat kode postur esktrimitas atas dari masing-masing bingkai film. Prosedur

koding untuk masing-masing postur melibatkan pencatatan deviasi-deviasi

angular bahu. Postur tangan dirancang dari pilihan enam kategori postur yang

berbeda. Jika eksersi tangan paksa dibutuhkan dalam pekerjaan, pencatatan EMG

elektroda permukaan diperlukan untuk mengestimasi level eksersi, dengan

menggunakan prosedur yang dijelaskan dalam Bab 5. Kekuatan gemgaman tangan

kemudian dicatat untuk setiap postur yang difoto. Titik beban paksa pada tangan

Page 76: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

80

dicatat dengan kode – 0 untuk telapak tangan dan 1 sampai 5 untuk digit 1 sampai

5 ketika diterapkan kekuatan tangan. Bentuk yang dipakai untuk mencatat data-

data ini ditampilkan dalam Gambar 7.10.

Amstrong et.al (1982) mendeskripsikan penggunaan sistem ini untuk

mengevaluasi metoda-metoda pekerjaan dan alat yang dipergunakan untuk

memproses poultry. Analisis menunjukan bahwa perubahan-perubahan layout

pekerjaan, disain pisau potong-daging, dan pelatihan pekerja akan mengurangi

stres pada pergelangan tangan dan bahu yang perlu memegang kalkun dan

melakukan pemotongan daging kalkun.

f. Analisis Lenturan Batang Tubuh

Alat pengukuran untuk pencatatan gerak dan postur dalam bidang sagittal sudah

dikembangkan oleh Ortengren dan Andersson. Instrumen terdiri dari

potensiometer pendulum sebagai transduktor, analog lima-level dan konvertor

digit, sirkuit kontrol, dan sembilan register digit. Meskipun analisator memiliki

potensi untuk pengukuran gerakan dari setiap segmen tubuh, metoda ini sudah

banyak diadaptasi untuk pengukuran pergerakan batang tubuh dalam bidang

sagittal.

Rentang lenturan kedepan dibagi kedalam lima interval. Lenturan kedepan

diatas 90 derajat dicatat dalam interval (73-90o). Analisator mencatat seluruh

waktu yang akan dihabiskan dalam setiap interval lenturan kedepan dan juga

banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk setiap perubahan lenturan dari satu

interval ke interval lain dalam satu arah lenturan. Analisis lenturan sudah diuji

dan diketahui bisa akurat dan sederhana untuk dipergunakan. Versi miniatur

sistem ini dikembangkan dan diuji dalam laboratorium oleh Gilad et. al (1988).

Perubahan-perubahan teknik kerja dan disain kerja dapat dengan mudah

diukur dan dijumlahkan. Pencatatan terus-menerus dapat dibuat tanpa pengamat.

Namun, ini tidak direkomendasikan, karena informasi penting tentang siklus

kerja akan hilang. Kelebihan unit analisator lenturan adalah karena unit ini adalah

non-invasivem handal, mudah diangkut, dan data didapat segera setelah diuji.

Keterbatasan instrumen dalam bentuknya sekarang jelas – metoda ini mencatat

Page 77: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

81

lenturan batang tubuh tetapi tidak mengindikasikan kemungkinan berapa berat

eksternal simultan. Tehnik-tehnik pengamatan dan pengamat yang dilatih selalu

dibutuhkan untuk analisis biokimia penanganan material manual.

2.5.4. Impak Biokimia Pekerjaan pada Sistem Pengukuran Kerja di masa

depan

Dari sebelumnya harus sudah jelas bahwa sistem pengukuran kerja tradisionil

terbatas dalam kemampuannya untuk memberikan data yang penting dalam

mengevaluasi dan memperbaiki aspek-aspek biokimia pekerjaan. Bahkan sistem

gerak-waktu paling detail, seperti sistem MTM-1, tidak menyertakan data

mengenai faktor postur dan faktor penanganan-beban, Namun, selain

keterbatasan-keterbatasan ini, harus disadari bahwa sistem analisis waktu-gerakan

tradisionil ini memberikan struktur data fundamental dan prosedur yang

dibutuhkan untuk mengevaluasi masalah-masalah potensil terkait-pekerjaan.

Sistem tradisionil menegaskan analisis dan tabulasi gerakan-gerakan manusia

secara akurat.

Dari usaha-usaha terbatas untuk mengembangkan sistem yang ada pada

kenyataannya akan tampak bahwa beberapa skema analisis biokimia pekerjaan

yang berbeda dibutuhkan sekali di masa akan datang. Beberapa pertimbangan

yang dimaksud untuk membantu dalam pemilihan prosedur analisis dimasa depan

adalah:

1. Kadar standarisasi tugas-tugas manual dari suatu pekerjaan.

2. Lamanya siklus kerja berulang dalam suatu pekerjaan.

3. Proporsi hari kerja dalam pekerjaan manual yang potensil menegangkan

terhadap sistem muskuloskeletal.

4. Waktu yang tersedia untuk mengamati dan merekam kegiatan manual –

karena analisis MTM-1 menuntut analis menghabiskan 350 kali lamanya

siklus waktu kerja untuk melaksanakan suatu pekerjaan, menurut Magnusson

5. Tingkat sofistifikasi yang harus digunakan dalam pengevaluasian data

pekerjaan biokimia.

Page 78: Pengaruh Sendi, Tulang Dan Sebagainya

82

6. Kegunaan akhir analisis yang diharapkan – misalnya, untuk mendisain ulang

mesin, alat-alat, dan tempat kerja; memilih dan menempatkan pekerja pada

pekerjaan-pekerjaan yang menegangkanl mengubah pekerjaan, dan lain

sebagainya.

Saat sekarang, sudah ada banyak prosedur analisis pekerjaan biokimia yang

berbeda dipergunakan, dimana sebagian diantaranya sudah dijelaskan. Tak ada

satupun diantaranya yang kelihatannya valid di lapangan, walaupun semuanya

sudah berhasil dipakai untuk memecahkan masalah biokimia pekerjaan dengan

baik pada industri-industri tertentu.

Dengan kemajuan sistem pengukuran gerakan dan gaya gerak manusia,

seperti yang dijelaskan dalam bab tentang Bioinstrumentasi, dapat diperkirakan

bahwa prosedur evaluasi kerja yang baru akan layak dipakai. Penggabungan

sistem pengukuran ini dengan sistem deskripsi gerakan yang lama akan

menghasilkan perkembangan yang menarik dan menguntungkan dalam bidang

biokimia pekerjaan di masa depan.