pengaruh sensus pajak nasional, kesadaran wajib
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

PENGARUH SENSUS PAJAK NASIONAL, KESADARAN WAJIB PAJAK,
SANKSI PAJAK, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
(Studi Empiris di KPP Pratama Surakarta)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh:
RINNA HASTUTI
B200100265
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014


PENGARUH SENSUS PAJAK NASIONAL, KESADARAN WAJIB PAJAK,
SANKSI PAJAK, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
(Studi Empiris di KPP Pratama Surakarta)
RINNA HASTUTI
B200100265
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: [email protected]
ABSTRAKSI
Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang terbesar. Hal ini
menjadikan kepatuhan Wajib Pajak menjadi faktor penting dalam mencapai
keberhasilan penerimaan pajak. Dalam Kepatuhan Wajib Pajak terdapat banyak
faktor yang mempengaruhinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh Sensus Pajak Nasional, kesadaran Wajib Pajak, sanksi pajak, dan
pelayanan fiskus terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama
Surakarta.
Populasi dalam penelitian ini adalah para Wajib Pajak Orang Pribadi yang
terdaftar berdasarkan hasil Sensus Pajak Nasional tahun 2012 di KPP Pratama
Surakarta, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah para Wajib Pajak Orang
Pribadi terdaftar yang telah disensus oleh Tim SPN. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik convenience sampling. Jumlah minimal sampel
ditentukan dengan rumus slovin, sehingga sampel diperoleh hasil sebanyak 97
responden. Data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh para Wajib Pajak
Orang Pribadi yang terpilih menjadi responden dalam penelitian ini. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi
berganda.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka diperoleh simpulan bahwa
kesadaran Wajib Pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi di KPP Pratama Surakarta, sedangkan Sensus Pajak Nasional, sanksi
pajak, dan pelayanan fiskus tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi di KPP Pratama Surakarta.
Kata kunci : Sensus Pajak Nasional, kesadaran Wajib Pajak, sanksi pajak,
pelayanan fiskus, kepatuhan Wajib Pajak.

A. PENDAHULUAN
Pajak sangat penting bagi pembangunan Nasional Indonesia karena pajak
memberikan kontribusi yang sangat besar untuk penerimaan kas Negara.
Menurut Suryadi (2006) dalam Pramushinta dan Siregar (2011) menyatakan
bahwa penerimaan pajak dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan,
tetapi persentase kenaikan tersebut belum mencerminkan kondisi yang
diinginkan. Hal ini menjadikan kepatuhan Wajib Pajak menjadi faktor
penting dalam mencapai keberhasilan penerimaan pajak.
Penelitian ini mengacu pada penelitian Arum (2012) yang menguji
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan
pekerjaan bebas (studi di wilayah KPP Pratama Cilacap) dengan
menggunakan tiga variabel independen yaitu kesadaran Wajib Pajak,
pelayanan fiskus, dan sanksi pajak. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
Arum (2012) adalah penelitian ini menguji kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi di KPP Pratama Surakarta, selain itu penelitian ini juga menambah
satu variabel independen yaitu Sensus Pajak Nasional, karena Sensus Pajak
Nasional merupakan program terbaru Direktur Jenderal Pajak (DJP) yang
diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Sensus Pajak Nasional, Kesadaran
Wajib Pajak, Sanksi Pajak, dan Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris di KPP Pratama Surakarta”.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Sensus Pajak Nasional
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2013
mendefinisikan Sensus Pajak Nasional (SPN) adalah kegiatan
pengumpulan data mengenai kewajiban perpajakan dalam rangka
memperluas basis pajak dengan mendatangi subjek pajak (orang pribadi
atau badan) diseluruh wilayah Indonesia yang dilakukan Direktorat
Jenderal Pajak.

2. Kesadaran Wajib Pajak
Menurut Widayati dan Nurlis (2010) kesadaran merupakan unsur
dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak
atau menyikapi terhadap realitas. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia
kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan
masa depannya.
3. Sanksi Pajak
Mardiasmo (2009) menyatakan bahwa sanksi perpajakan merupakan
jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
(norma perpajakan) akan dituruti/ ditaati/ dipatuhi. Atau bisa dengan kata
lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegahan (preventif) agar Wajib
Pajak tidak melanggar norma perpajakan.
4. Pelayanan Fiskus
Menurut Jatmiko (2006) dalam Arum (2012) pelayanan fiskus dapat
diartikan sebagai cara petugas pajak dalam membantu, mengurus, atau
menyiapkan segala keperluan yang yang dibutuhkan seseorang yang
dalam hal ini adalah Wajib Pajak.
5. Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut Kiryanto (2000) dalam Pramushinta dan Siregar (2011)
kepatuhan Wajib Pajak merupakan suatu ketaatan untuk melakukan
ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan perpajakan yang diwajibkan atau
diharuskan untuk dilaksanakan.
6. Penelitian terdahulu
Arum (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh kesadaran
Wajib Pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan
pekerjaan bebas (studi di wilayah KPP Pratama Cilacap). Teknik analisis
data yang digunakan adalah teknik analisis regresi berganda,
menyimpulkan bahwa kesadaran Wajib Pajak, pelayanan fiskus, dan
sanksi pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib
Pajak.

Dewinta (2012) meneliti tentang pengaruh persepsi pelaksanaan
Sensus Pajak Nasional dan kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan
Wajib Pajak di lingkungan kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Daerah Istimewa Yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis linier berganda, menyimpulkan bahwa persepsi
pelaksanaan Sensus Pajak Nasional dan kesadaran perpajakan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Utami et. al. (2012) meneliti tentang pengaruh faktor-faktor eksternal
terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak di lingkungan Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Serang. Teknik analisis data yang digunakan adalah
dengan pendekatan analisis regresi dengan menggunakan software
Statistical Program for Social Science (SPSS), menyimpulkan bahwa
adanya pengaruh kesadaran terhadap tingkat kepatuhan, pengetahuan dan
pemahaman tentang peraturan pajak berpengaruh terhadap tingkat
kepatuhan, persepsi atas efektifitas sistem perpajakan tidak berpengaruh
signifikan dan kualitas layanan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan.
Tiraada (2013) dalam penelitiannya yang berjudul kesadaran
perpajakan, sanksi pajak, sikap fikus terhadap kepatuhan WPOP di
Kabupaten Minahasa Selatan. Teknik analisis yang digunakan adalah
analisis regresi berganda, menyimpulkan bahwa kesadaran perpajakan
dan sanksi pajak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kabupaten Minahasa Selatan.
Sedangkan sikap fiskus tidak memberikan pengaruh terhadap kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi di Kabupaten Minahasa Selatan.
Siat dan Toly (2013) meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban
membayar pajak di Surabaya. Teknik analisis yang digunakan adalah
analisis regresi linier berganda, menyimpulkan bahwa faktor kesadaran
perpajakan, sikap fikus, hukum pajak, dan sikap rasional secara simultan
dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak di
Surabaya.

Winerungan (2013) dalam penelitiannya yang berjudul sosialisasi
perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan
WPOP di KPP Manado dan Bitung. Teknik analisis yang digunakan
adalah analisis regresi linear berganda, menyimpulkan bahwa variabel
sosialisasi perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi perpajakan tidak
memiliki pengaruh terhadap kepatuhan Wajip Pajak Orang Pribadi.
7. Hipotesis
Dewinta (2012) menyatakan bahwa persepsi pelaksanaan Sensus
Pajak Nasional berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi Wajib Pajak tentang
pelaksanaan Sensus Pajak Nasional maka semakin tinggi pula kepatuhan
Wajib Pajak. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis
sebagai berikut :
H1 : Sensus Pajak Nasional berpengaruh terhadap kepatuhan
Wajib Pajak.
Utami et. al. (2012) mengemukakan bahwa Wajib Pajak sadar
dengan membayar pajak akan menjadi salah satu sumber yang digunakan
untuk pembiayaan pembangunan Negara. Ketika tingkat kesadaran dari
Wajib Pajak meningkat, hal ini akan memberikan pengaruh dorongan
kepada Wajib Pajak untuk patuh dalam membayar pajak. Berdasarkan
hal tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H2 : Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh terhadap kepatuhan
Wajib Pajak.
Tiraada (2013) menyatakan sanksi pajak merupakan faktor yang
memberikan pengaruh terbesar terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi dan fakta ini berhubungan dengan sanksi yang tidak ringan yang
dapat diterima oleh Wajib Pajak ketika terdapat suatu keterlambatan atau
bahkan pelanggaran administratif atau pidana terhadap penetapan pajak
atas Wajib Pajak tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan
hipotesis sebagai berikut :
H3 : Sanksi Pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib
Pajak.

Kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban membayar
pajak tergantung pada bagaimana petugas pajak memberikan mutu
pelayanan yang terbaik kepada Wajib Pajak (Jatmiko, 2006) dalam Arum
(2012). Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
H4 : Pelayanan Fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib
Pajak.
C. METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui
pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan
analisis data dengan prosedur statistik (Indriantoro dan Supomo,
2002:12).
2. Populasi, Sampel Penelitian, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang
terdaftar berdasarkan hasil Sensus Pajak Nasional tahun 2012 di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Dari data KPP Pratama Surakarta,
tercatat 3.317 Wajib Pajak Orang Pribadi terdaftar yang telah disensus
oleh Tim Sensus Pajak Nasional.
Sampel dalam penelitian ini adalah para Wajib Pajak Orang Pribadi
yang telah disensus oleh tim Sensus Pajak Nasional yang berada di KPP
Pratama Surakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
convenience sampling yaitu memilih sampel dari elemen populasi (orang
atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti.
Jumlah minimal sampel ditentukan dengan menggunakan rumus
Slovin (Bungin, 2011:115).
n = 3.317 = 3.317 = 97,07
3.317(0,1)2
+ 1 34,17
Dibulatkan menjadi 97 sampel

3. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitan ini menggunakan data primer. Sumber data
primer pada penelitian ini diperoleh langsung dari para Wajib Pajak
Orang Pribadi yang terdaftar berdasarkan hasil Sensus Pajak Nasional di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Data ini berupa kuesioner
yang telah diisi oleh para Wajib Pajak Orang Pribadi yang terpilih
menjadi responden dalam penelitian ini.
4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan media
angket (kuesioner). Sejumlah pertanyaan diajukan dalam bentuk
kuesioner dan kemudian responden diminta untuk menjawab sesuai
dengan pendapatnya. Untuk mengukur pendapat responden digunakan
skala likert yang berisi lima jawaban dengan pilihan sebagai berikut:
Angka 1 = Sangat Tidak Setuju (STS);
Angka 2 = Tidak Setuju (TS);
Angka 3 = Netral (N);
Angka 4 = Setuju (S);
Angka 5 = Sangat Setuju (SS).
5. Uji Kualitas Pengumpulan Data
a. Uji Validitas
Untuk menguji masing-masing indikator valid atau tidak, yaitu
dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk degree of
freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika
rhitung lebih besar dari rtabel dan nilai positif maka butir atau
pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali,
2012:52-53).
b. Uji Reliabilitas
Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan One
shot (pengukuran sekali saja), untuk mengukur reliabilitas dengan uji
statistik Cronbach Alpha (Ghozali, 2012:47:48). Kuesioner
dikatakan reliabel jika nilai dari Cronbach Alpha di atas 0,60
(Sekaran, 1992) dalam Arum (2012).

6. Metode Analisis Data
a. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji
Kolmogorov Sminov, Jika nilai probabilitasnya lebih besar dari
tingkat kepercayaan 5% maka model regresi memenuhi asumsi
normal (Ghozali,2012:164-165).
2) Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini Heteroskedatisitas dideteksi dengan
menggunakan uji glejser. Uji glejser mengusulkan untuk
meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen
(Gujarati, 2003 dalam Ghozali 2012:142). Jika variabel
independen signifikan secara statistik (< 5%) mempengaruhi
variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2012:143).
3) Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas dapat dilihat dari tolerance value dan
Variance Inflation Factor (VIF), nilai Cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah
tolerance value < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10
(Ghozali, 2012:105-106).
b. Analisis Regresi Berganda
Hair et. al. (1998) dalam Arum (2012) menyatakan bahwa regresi
berganda merupakam teknik statistik untuk menjelaskan keterkaitan
antara variabel terikat dengan beberapa variabel bebas.
Persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
KP = α + β1SPN + β2KS + β3SP + β4PF + e
KP : Kepatuhan Wajib Pajak
α : Konstanta
β1,β2,β3,β4 :Koefisien regresi masing-masing variable
independent.
SPN : Sensus Pajak Nasional

KS : Kesadaran Wajib Pajak
SP : Sanksi pajak
PF : Pelayanan fiskus
e : Error
c. Pengujian Hopotesis
1) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas (Ghozali, 2012:97).
2) Uji F
Uji F menggunakan level of significant 5%, dengan
membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F
menurut tabel, apabila nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F
tabel, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
atau dengan kata lain model yang digunakan fit (Ghozali,
2012:98).
3) Uji t
Uji t menggunakan level of significant 5%, dengan
membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut
tabel, apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi
dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif
yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen.

D. HASIL PENELITIAN
1. Uji Kualitas Pengumpulan Data
a. Uji Validitas
Sensus Pajak Nasional (SPN)
Item Pearson Corelation rtabel 5% N=93 Keterangan
SPN1
SPN2
SPN3
SPN4
0,699
0,597
0,682
0,767
0,204
0,204
0,204
0,204
Valid
Valid
Valid
Valid
Kesadaran Wajib Pajak (KS)
Item Pearson Corelation rtabel 5% N=93 Keterangan
KS1
KS2
KS3
KS4
0,698
0,714
0,741
0,673
0,204
0,204
0,204
0,204
Valid
Valid
Valid
Valid
Sanksi Pajak (SP)
Item Pearson Corelation rtabel 5% N=93 Keterangan
SP1
SP2
SP3
SP4
0,843
0,888
0,866
0,787
0,204
0,204
0,204
0,204
Valid
Valid
Valid
Valid
Pelayanan Fiskus (PF)
Item Pearson Corelation rtabel 5% N=93 Keterangan
PF1
PF2
PF3
PF4
0,715
0,773
0,629
0,796
0,204
0,204
0,204
0,204
Valid
Valid
Valid
Valid
Kepatuhan Wajib Pajak (KP)
Item Pearson Corelation rtabel 5% N=93 Keterangan
KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
KP6
KP7
0,493
0,510
0,614
0,708
0,679
0,681
0,655
0,204
0,204
0,204
0,204
0,204
0,204
0,204
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Data primer diolah, 2013
b. Uji Reliabilitas
Variabel Nilai Alpha Batas Kritis Keterangan
Sensus Pajak Nasional
Kesadaran Wajib Pajak
Sanksi Pajak
Pelayanan Fiskus
Kepatuhan Wajib Pajak
0,630
0,649
0,866
0,699
0,736
0,60
0,60
0,60
0,60
0,60
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Sumber: Data primer diolah, 2013
2. Uji Asumsi Klasik
Berdasarkan pengolahan dengan data spss 16.0, data dalam
penelitian ini telah terbebas dari uji asumsi klasik yang terdiri dari uji
normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinieritas.

3. Pengujian Hipotesis
Koefisien thitung Sig
Konstanta 11,975 4,573 0,000
SPN 0,256 1,277 0,205
KS 0,669 4,959 0,000
SP 0,142 1,260 0,211
PF -0,094 -0,721 0,473
Adjusted R2
0,323
Fhitung 11,979 0,000
Sumber: Data primer diolah, 2013
Dari tabel tersebut dapat disusu persamaan regresi sebagai berikut:
KP = 11,975 + 0,256 SPN + 0,669 KS + 0,142 SP - 0,094 PF + e
E. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
a. Sensus Pajak Nasional tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Surakarta, karena thitung<ttabel
atau 1,277<1,98729 dengan P 0,205 > 0,05.
b. Kesadaran Wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Surakarta, karena thitung>t tabel
atau 4,959>1,98729 dengan P 0,00<0,05.
c. Sanksi pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi di KPP Pratama Surakarta, kareana thitung< t tabel atau
1,260<1,98729 dengan P 0,211>0,05.
d. Pelayanan fiskus tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi di KPP Pratama Surakarta, karena thitung<ttabel atau
-0,721<1,98729 dengan P 0,473>0,05.
2. Saran
a. Memperluas populasi penelitian, dan memperbanyak sampel
penelitian dari seluruh KPP Pratama di lingkungan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Jateng II.
b. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel-
variabel lain yang diduga mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi.

DAFTAR PUSTAKA
Agustiantono, Dwi. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi: Aplikasi TPB (Studi Empiris WPOP di
Kabupaten Pati. Skripsi. Semarang: Fakultas Akuntansi, Universitas
Diponegoro Semarang.
Arum, Harjanti Puspa. 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan
Fiskus, dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
yang Melakukan Kegiatan Usaha yang Pekerjaan Bebas (Studi di wilayah
KPP Pratama Cilacap). Skripsi. Semarang: Fakultas Akuntansi, Universitas
Diponegoro Semarang.
Arum, Harjanti Puspa dan Zulaikha. 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha Dan Pekerjaan Bebas
(Studi di wilayah KPP Pratama Cilacap). Diponegoro journal of
accounting. Vol. 1. Nomor 1. Tahun 2012, Halaman 1-8.
Badan Pusat Statistik. 2013. Realisasi Penerimaan Negara Tahun 2007-2013.
Diakses pada tanggal 19 September 2013, dari web: Http://bps.go.id
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Kencana Prenada
Media Group: Jakarta.
Dewinta, Rinta Mulia. 2012. Pengaruh Persepsi Pelaksanakan Sensus Pajak
Nasional dan Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di
Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa
Yogyakarta. Skripsi. Semarang: Fakultas Akuntansi, Universitas
Diponegoro Semarang.
Dewinta, Rinta Mulia dan Syafruddin. 2012. Pengaruh Persepsi Pelaksanakan
Sensus Pajak Nasional dan Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Daerah Istimewa Yogyakarta. Diponegoro journal of accounting. Vol. 1.
Nomor 2. Tahun 2012, Halaman 1-9.
Direktorat Jenderal Pajak. 2011. KPP Pratama Surakarta. Diakses pada tanggal 5
Oktober 2013 dari Web://pajak.go.id
Direktorat Jenderal Pajak. 2012. Sensus Pajak Nasional. Diakses pada tanggal 12
September 2013, dari Pajak Web: Http://pajak.go.id
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
20. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Haeruman, Hanhan. 2011. Sensus Pajak Nasional (SPN), Alasan dan Manfaatnya.
Diakses pada tanggal 25 Oktober 2013, dari Web:Http://
vibizmanagement.com

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis.
BPFE: Yogyakarta.
Konsultasi Pajak-AAA. 2011. Mengenal Sanksi Pajak. diakses pada tanggal 3
November 2013, dari web: Http://konsultasipajak-aaa.com
Manurung, Surya. 2013. Kompleksitas Kepatuhan Pajak. Diakses pada tanggal 17
September 2013, dari Pajak Web: Http://pajak.go.id
Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009. CVAndi Offset: Yogyakarta.
Mujiyati dan Aris. 2011. Perpajakan Kontemporer. Muhammadiyah University
Press: Surakarta.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 192/PMK.03/2007 Tentang
Tata Cara Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka
Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak. Diakses pada
tanggal 23 November 2013 dari Web:Http:// ortax.org
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 96/PMK.03/2013 Tentang
Sensus Pajak Nasional. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2013 dari
Web:Http://ortax.org
Pramushinta dan Baldric Siregar. 2011. Pengaruh Layanan Fiskus Dan Sunset
Policy Terhadap Keptuhan Wajib Pajak Dalam Upaya Peningkatan Pajak.
Jurnal Ekomomi dan Bisnis. Vol. 5, No. 2 Juli 2011.Hal. 173-189 .
Siat, Christian Cahya Putra dan Agus Arianto Toly. 2013. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak dalam Memenuhi Kewajiban
Membayar Pajak di Surabaya. Jurnal Tax Accounting Review. Vol. 1, No.
1, 2013.
Tiraada, Tryana A. M. 2013. Kesadaran Perpajakan, Sanksi Pajak, Sikap Fiskus
terhadap Kepatuhan WPOP di Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal
EMBA. Vol. 1. No. 3 September 2013, Hal.999-1008.
Utami, Sri Rizki, dkk. 2012. Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal terhadap Tingkat
Kepatuhan Wajib Pajak di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Serang. Simposium Nasional Akuntansi XV Banjarmasin.
Widayati dan Nurlis. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan untuk
Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan
Bebas (Studi Kasus Pada KPP Pratama Gambir Tiga). Simposium Nasional
Akuntansi XIII Purwokerto.
Winerungan, Oktaviane Lidya. 2013. Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus
dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan WPOP di KPP Manado dan
KPP Bitung. Jurnal EMBA. Vol.1. No. 3 September 2013, Hal. 960-970.