pengaruh sikap, kesadaran wajib pajak, dan …
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

PENGARUH SIKAP, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN
PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB
PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI
KECAMATAN PAMULANG KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Banyu Ageng Wahyu Utomo
NIM : 207082000155
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011




LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Banyu Ageng Wahyu Utomo
No. Induk Mahasiswa : 207082000155
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa ijin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, 15 September 2011
Yang menyatakan,
Materai
Rp.6000,-
( ............................................... )

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Banyu Ageng Wahyu Utomo
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 12 April 1989
4. Alamat : Jl. Pinus Raya AG 2/16, RT 04 RW 021
a. Komp. Reni Jaya Kel. Pamulang Barat
b. Kec. Pamulang Tangerang Selatan
15417
5. No Telepon/ Handphone : 085691302521
6. Status : Belum menikah
7. Agama : Islam
8. Kewarganegaraan : Indonesia
9. Alamat Email : [email protected]
B. Data Pendidikan Formal
1. 1995 – 2001 : SD Negeri 3 Pamulang
2. 2001 – 2004 : SMP Negeri 1 Pamulang
3. 2004 – 2007 : SMA Negeri 1 Pamulang
4. 2007 – 2011 : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan
Akuntansi, Universitas Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
C. Data Pengalaman Organisasi
2008 – 2009 Pengurus BEM (Badan Eksekutif
Mahasiswa) Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.

D. Kursus dan Training
1. Kursus Bahasa Inggris di ”New Concept Pamulang”, pada tahun 2006.
2. Kursus Bahasa Inggris di ”Intensive English Course (IEC) Ciputat” pada
tahun 2007.
3. Training Sertifikasi ISO 9000 : 2008 di Center For Economic and
Entrepreneurship Development (CEED) UIN Jakarta pada tahun 2009.
4. Training Soft Skill Academy di Student Center (SC) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tahun 2009.
5. Seminar dan Kunjungan Ilmiah ke Bursa Efek Indonesia (BEI) di Fakultas
Syariah & Hukum dan Fakultas Ekonomi & Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tahun 2009.

ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of the attitude of the taxpayer, the taxpayer awareness, and knowledge of taxation, on taxpayer compliance in paying land and building tax. Data obtained in the form of a questionnaire distributed primary data in the District of South Tangerang city Pamulang(kec. Pamulang, kota tangerang selatan). Statistical method used multiple regression analysis. Test results show that the partial attitude of the taxpayer does not significantly affect taxpayer compliance, taxpayer awareness significantly influence taxpayer compliance, knowledge of taxation significantly affect taxpayer compliance, and simultaneously the taxpayer attitudes, awareness of the taxpayer, and knowledge of taxation significantly affect taxpayer compliance.
Keywords : Attitudes Taxpayers, Taxpayer Awareness, Knowledge of Taxation, and Tax Compliance.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh sikap wajib pajak, kesadaran wajib pajak, dan pengetahuan perpajakan, terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan. Data yang diperoleh berupa data primer kuesioner yang disebarkan di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan. Metode statistik yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara parsial sikap wajib pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, kesadaran wajib pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, pengetahuan perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, dan secara simultan sikap wajib pajak, kesadaran wajib pajak, dan pengetahuan perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Kata Kunci : Sikap Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan Perpajakan, dan Kepatuhan Wajib Pajak.

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah
SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, shalawat serta salam sehingga saya
dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan apa yang saya harapkan. Skripsi ini
disusun sebagai suatu syarat untuk mencapai tahap kelulusan dalam proses
perkuliahan, mudah-mudahan menjadi karya yang spektakuler.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat yang ditetapkan
dalam rangka mengakhiri studi pada jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, saya tidak lupa menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah mendukung
dalam penyusunan skripsi saya ini, antara lain kepada :
1. Orang tua saya Bapak Suprapto, SE., MM. dan Ibu Sri Budiningsih, S.Sos
yang telah membesarkan saya dan mendoakan serta memberikan
dukungan yang sangat besar terhadap saya, sehingga tersusunnya skripsi
yang menjadi persyaratan mencapai suatu kelulusan.
2. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA, selaku Rektor Universitas
Islam Negeri (UIN) Jakarta.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan masukan, semangat, dan bimbingan dengan kesabaran dan
ketabahannya.

5. Ibu Yusro Rahma, SE., M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan masukan dalam proses penyusunan skripsi saya dengan sabar
dan penuh keikhlasan.
6. Bapak Arif Mufraini, Lc, M.si selaku ketua jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh dosen yang berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya
jurusan akuntansi yang memiliki peran yang sangat besar bagi saya dalam
proses perkuliahan.
8. Seluruh staf akademik Fakultas Ekonomi Dan Bisnis yang yang sudah
melayani saya dan teman-teman dalam proses pendaftaran, mulai dari
ujian KOMPRE dan SKRIPSI dan telah bekerja dengan baik melayani
para mahasiswa, semoga amalnya diterima Allah SWT.
9. My brother and My sister (Agung dan Sekar) yang sudah mendukung saya
dalam proses tersusunnya skripsi ini.
10. Kawan-kawanku seperjuangan di Akuntansi A dan Akuntansi B yang telah
membantu saya, dan memberikan semangat sehingga tersusunnya skripsi.
Maju Terus Pantang Mundur...!!!
11. Kawan-kawanku di Pajak, yang sudah menjadi pendorong/motivasi
semangat saya, dalam penyelesaian skripsi. Semangat Teman-Teman ...!!!
12. Agung, Siddik, Rachmat, Resa, Nisa, Farah, Nadia, Puji, Yusuf, Rusli,
Rahmad yang telah memberi semangat dan dukungan kepada saya dari
mulai ujian kompre sampai dengan selesainya skripsi saya, “Semoga kita
semua bisa menjadi penyemangat satu sama lainnya”.

13. Oktifiliana Setyaningrum yang selalu menemani dan memberikan
dukungannya selama proses penyusunan skripsi ini.
14. Kawan-kawanku dalam BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis, makasih atas
do’anya.
15. Kawan-kawanku yang telah membantu, baik secara materil maupun secara
moril, semoga amalnya diterima Allah SWT.
16. Pihak-pihak lain, yang saya tidak dapat sebutkan namanya satu persatu.
Saya menyadari sekali bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf dan berharap
skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua. Dan saya berharap skripsi
yang saya susun ini menjadi suatu karya yang baik serta menjadi suatu
persembahan terbaik bagi para dosen-dosen dan teman-teman yang berada di
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.
Demikianlah kata pengantar dari saya dan sebagai suatu introspeksi diri,
saya mohon maaf atas kekurangan dan kesalahannya. Dan kekurangan hanya
terdapat pada diri saya, karena kebenaran sejati hanya milik Allah SWT saya
ucapkan terima kasih.
Jakarta, 15 September 2011
(Banyu Ageng Wahyu Utomo)

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. i
ABSTRACT .......................................................................................... iii
ABSTRAK .…………………………………………………………... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ................................................. 1
B. Perumusan Masalah ........................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Mengenai Pajak ..................................... 7
1. Pengertian Pajak ........................................................... 7
2. Fungsi Pajak ................................................................. 8
3. Jenis - Jenis Pajak ........................................................ 9
4. Tata Cara Pemungutan Pajak ....................................... 11
5. Sistem Pemungutan Pajak ............................................ 12
B. Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan .................................. 13
1. Definisi Wajib Pajak …………………………………. 13
2. Kewajiban dan Hak Wajib Pajak …………………….. 14

3. Definisi Nomor Pokok Wajib Pajak ………………….. 15
4. Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak …………………… 16
5. Cara Memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak ……….. 17
6. Wajib Pajak Yang Wajib Mendaftarkan dan Mendapatkan
NPWP .................................................................... 18
C. Pajak Bumi dan Bangunan ………………………………… 18
1. Dasar Hukum ................................................................. 18
2. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan .......................... 18
3. Asas Pajak Bumi dan Bangunan .................................... 19
4. Termasuk Dalam Pengertian Bangunan ................... 19
5. Surat Pemberitahuan Objek Pajak ………............... 20
6. Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang..................... 20
7. Nilai Jual Objek Pajak ................................................ 21
8. Objek Pajak ................................................................. 22
9. Subjek Pajak ................................................................ 24
10. Tarif Pajak ................................................................. 26
11. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan ....... 26
12. Cara Menghitung Pajak ........................................... 26
13. Tahun Pajak, Saat, Dan Tempat Yang Menentukan
Pajak Terutang .......................................................... 27
14. Surat Pemberitahuan Objek Pajak, Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang, dan Surat
Ketetapan Pajak ........................................................ 28

D. Variabel – Variabel Penelitian ........................................... 29
1. Pemahaman Tentang Kepatuhan Wajib Pajak ........... 29
a. Definisi Kepatuhan ................................................ 29
b. Kepatuhan Wajib Pajak dan Peraturan
Perpajakan ............................................................... 31
2. Sikap Wajib Pajak ........................................................ 32
3. Kesadaran Wajib Pajak ................................................ 33
4. Pengetahuan Perpajakan ............................................... 33
E. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ....... 34
F. Penelitian Terdahulu ........................................................... 38
G. Kerangka Pemikiran ............................................................ 41
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 42
B. Metode Penentuan Sampel ................................................... 42
C. Metode Pengumpulan Data .................................................. 43
D. Metode Analisis Data ........................................................... 43
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian .............................. 48
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .......................... 52
1. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 52
2. Karakteristik Responden ............................................... 53
B. Hasil Uji Validitas Data ........................................................ 53
1. Hasil Uji Validitas ......................................................... 53
2. Hasil Uji Reliabilitas ..................................................... 55

C. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................ 56
1. Hasil Uji Multikolinieritas ............................................. 56
2. Hasil Uji Heterokedastisitas …………………………... 57
3. Hasil Uji Normalitas ...................................................... 58
D. Hasil Uji Hipotesis ................................................................. 59
1. Hasil Uji koefisien Determinasi (R2) ............................. 59
2. Hasil Uji Signifikansi Simultan (uji F) .......................... 60
3. Hasil Uji signifikansi Parsial (uji t statistik) .................. 60
V. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 65
B. Implikasi ................................................................................. 66
C. Saran ....................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu 39
3.1 Operasional Variabel 49
4.1 Data sampel penelitian 52
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Responden 53
4.3 Hasil Uji Validitas Sikap Wajib Pajak 54
4.4 Hasil Uji Validitas Kesadaran Wajib Pajak 54
4.5 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Perpajakan 55
4.6 Hasil Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak 55
4.7 Hasil Uji Reliabilitas 56
4.8 Hasil Uji Multikolinieritas 56
4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) 59
4.10 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) 60
4.11 Hasil Uji signifikansi Parsial (Uji t) 61

DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas 57
4.2 Hasil Uji Normalitas 58

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Surat Kesediaan Responden 71
2 Identitas Responden 72
3 Pernyataan Sikap Wajib Pajak dan Kesadaran Wajib Pajak 73
4 Pernyataan Pengetahuan Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan 74
5 Jawaban Pernyataan Sikap Wajib Pajak (X1) 75
6 Jawaban Pernyataan Kesadaran Wajib Pajak (X2) 77
7 Jawaban Pernyataan Pengetahuan Perpajakan (X3) 79
8 Jawaban Pernyataan Kepatuhan Wajib Pajak (Y) 81
9 Validitas dan Reliabilitas Sikap Wajib Pajak (X1) 83
10 Validitas dan Reliabilitas Kesadaran Wajib Pajak (X2) 84
11 Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan Perpajakan (X3) 85
12 Validitas dan Reliabilitas Kepatuhan Wajib Pajak (Y) 86
13 Multikolinieritas & Heterkedastisitas Data 87
14 Normalitas Data 88
15 Koefisien Determinasi (R2) & Signifikansi Simultan (Uji F) Data 89
16 Signifikansi Parsial (Uji t) 90

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan
nasional dalam rangka peningkatan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut
pentingnya pengelolaan pajak tersebut menjadi prioritas bagi pemerintah. Ada
berbagai jenis pajak yang dikenakan kepada masyarakat, namun dari beberapa
diantaranya, Pajak Bumi dan Bangunan merupakan jenis pajak yang sangat
potensial dan strategis sebagai sumber penghasilan negara dalam rangka
membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan. Salah satu aspek
penunjang dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan nasional
selain dari aspek sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya
lainnya adalah ketersediaan dana pembangunan baik yang diperoleh dari
sumber-sumber pajak maupun non pajak.
Penghasilan dari sumber pajak meliputi berbagai sektor perpajakan
antara lain diperoleh dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pajak Bumi dan
Bangunan merupakan salah satu faktor pemasukan bagi negara yang cukup
potensial dan kontribusi terhadap pendapatan negara jika dibandingkan
dengan setor pajak lainnya sangat besar. Strategisnya Pajak Bumi dan
Bangunan tidak lain karena objek meliputi seluruh bumi dan bangunan yang
berada dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pajak bumi dan
Bangunan (PBB) sebagai salah satu pajak properti dimana sumber
penerimaannya dapat diandalkan (Hasra, 2007:1). Objek Pajak PBB yaitu
bumi dan bangunan yang memiliki karakteristik khusus yaitu bentuk fisiknya

yang tidak dapat disembunyikan, sehingga tentunya lebih mudah untuk
dipantau (Karnanto, 2006:36). Pajak Bumi dan Bangunan mempunyai dampak
yang lebih luas sebab hasil penerimaan Pajak Bumi dan bangunan
dikembalikan untuk pembangunan dareah yang bersangkutan (Suhardito dan
Sudibyo, 1999:3). Bagian Pajak Bumi dan Bangunan yang diterima daerah
merupakan salah satu sumber penerimaan yag penting bagi daerah dalam era
otonomi sekarang ini. Untuk itu, perlu bagi pemerintah untuk meningkatkan
peranan PBB sebagai sumber penerimaan pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. Salah satu upayanya yaitu melalui peningkatan kesadaran
wajib pajaknya. Karena keberhasilan penerimaan pajak merupakan cerminan
kesadaran masyarakat (Misbach, 1997:17).
Dalam kaitannya dengan otonomi daerah, penerimaan pemerintah
daerah yang digunakan untuk membiayai pembangunan berasal dari beberapa
sumber, salah satu sumber penerimaan itu adalah pajak. Ditinjau dari aspek
ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor
privat/perusahaan ke sektor publik/negara yang digunakan untuk membiayai
keperluan negara. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang dapat digunakan
untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2009:1). Sistem
pemungutan pajak yang mudah dan didukung partisipasi masyarakat dalam
bentuk kepatuhan untuk membayar pajak, merupakan impian setiap
pemerintahan.

Peran aktif rakyat dalam menunjang pembangunan nasional sangat
diperlukan, khususnya wajib pajak. Rakyat sebagai wajib pajak akan ikut
memberikan iuran bagi Negara dalam bentuk pajak. Dari hasil pembayaran
pajak oleh rakyat tersebut diharapkan akan dapat membiayai pembangunan
nasional (Imaniyah dan Handayani, 2008:2). Meskipun pajak dianggap
sebagai sumber dana yang paling potensial bagi pembiayaan negara, namun
dalam realisasinya pemungutan pajak masih sulit dilakukan oleh Negara. Hal
ini disebabkan masih rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak dan
kepercayaan masyarakat kepada administrasi pengelolaan pajak. Hal ini
membuktikan bahwa wajib pajak di Indonesia memerlukan motivasi untuk
meningkatkan kepatuhannya untuk membayar pajak, serta peningkatan
kepercayaan masyarakat bahwa penyaluran hasil pajak dilakukan sesuai aturan
yang berlaku, yaitu untuk kesejateraan rakyat, sehingga persepsi wajib pajak
tentang pembayaran pajak akan positif terhadap pemerintah dalam mengelola
pajak yang telah mereka bayarkan.
Sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia adalah Self
Assesment System, dimana segala pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan
sepenuhnya oleh wajib pajak, fiskus (pengumpul pajak) hanya melakukan
pengawasan melalui prosedur pemeriksaan (Devano dan Siti Kurnia,
2006:109). Dalam pelaksanaan sistem tersebut, wajib pajak dituntut
keaktifannya mulai dari saat mendaftarkan diri, mengisi SPT (Surat
Pemberitahuan) dengan jujur, baik dan benar sampai dengan melunasi pajak
terutang tepat pada waktunya. Hal ini membuktikan bahwa kepatuhan wajib
pajak dalam membayar pajak benar-benar penting bagi sistem perpajakan dan

menjadi tulang punggung dalam pelaksanaan Self Assesment System sehingga
patut menjadi sorotan bagi pemerintah dan masyarakat. Faktor pengetahuan
jelas sangat penting dalam membantu wajib pajak melaksanakan
kewajibannya, khususnya pengetahuan tentang pajak. Tanpa adanya
pengetahuan, wajib pajak akan mengalami kesulitan dalam mendaftarkan diri,
mengisi SPT dan membayar pajaknya. Wajib pajak yang tidak tahu tentang
pengetahuan pajak akan bingung tentang berapa jumlah pajak yang
seharusnya ia bayarkan.
Penerimaan negara bersumber dari sektor minyak dan gas bumi
(migas) dan non-migas, serta penerimaan lain yang bersumber dari luar negeri.
Penerimaan dari sektor migas sangat besar, tetapi proporsi penerimaan migas
terus menurun. Sedangkan tugas-tugas, fungsi-fungsi, dan aktivitas-aktivitas
kenegaraan semakin bertambah kompleks dan banyak. Hal inilah yang
mendorong pemerintah untuk menggalakan sumber penerimaan lainnya,
khususnya penerimaan yang bersumber dari dalam negeri yaitu pajak. Dengan
tersedianya penerimaan pajak dalam APBN membuat tugas-tugas
pemerintahan dan pembangunan dapat berjalan baik sesuai dengan rencana
dan program yang dilakukan oleh setiap unit pemerintahan (departemen,
kementerian, badan dan lembaga negara lainnya) setiap tahun (Pandiangan,
2008:69). Penerimaan potensial sumber Pendapatan Asli Daerah hanya
sebagian dari beberapa pajak lain. Hal ini terbukti karena untuk pemerintah
daerah salah satu penerimaan yang potensial berasal dari Pajak Bumi dan
Bangunan. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebagai salah satu pajak properti
merupakan sumber penerimaan yang dapat diandalkan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat
permasalahan dengan melakukan penelitian mengenai bagaimana “Pengaruh
Sikap, Kesadaran Wajib Pajak dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di
Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalah penelitian
sebagai berikut :
Apakah sikap, kesadaran wajib pajak, dan pengetahuan perpajakan
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi
dan Bangunan secara parsial maupun simultan ?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis pengaruh sikap, kesadaran wajib pajak, dan
pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar
Pajak Bumi dan Bangunan secara parsial maupun simultan.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini menjadi jawaban atas permasalahan
yang ingin diketahui dan menjadi tambahan pengetahuan.
b. Bagi pemerintah daerah Kecamatan Pamulang Kota Tangerang
Selatan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi
tambahan dalam mengambil kebijakan menyangkut keuangan daerah

serta kinerja ekonomi dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak
bumi dan bangunan.
c. Bagi wajib pajak, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan baru bagi wajib pajak, agar sikap, kesadaran wajib pajak,
dan pengetahuan perpajakan lebih meningkat untuk melaksanakan
kewajibannya dalam membayar pajak sehingga akan meningkatkan
penerimaan pajak di Kecamatan Pamulang kota Tangerang Selatan.
d. Sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada, serta bahan
masukan dan rujukan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian
yang sejenis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Mengenai Perpajakan
1. Pengertian Pajak
Ada bermacam-macam definisi tentang pajak menurut para ahli
(Waluyo, 2008:2) diantaranya adalah :
a. Prof. Dr. P. J. A. Adriani
Pajak adalah iuran masrayakat kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayararnya menurut
peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat
prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan tugas-
tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
b. Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH.
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal yang
langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum.
c. Sommerfeld Ray M. Anderson Herschel M. & Brock Horace R.
Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor
pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan,
berdasarkan ketentuan yang sudah ditentukan dan tanpa mendapat imbalan

yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan
tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.
Jadi kesimpulannya dari beberapa definisi diatas yaitu pajak merupakan
iuran pokok atau iuran wajib berupa uang bukan barang yang dikenakan kepada
rakyat yang sudah mempunyai penghasilan tanpa ada imbalan berdasarkan
undang-undang dan dibayarkan kepada pemerintah sehingga pemerintah dapat
menggunakan iuran tersebut untuk membiayai pengeluaran negara, yaitu
pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat untuk masyarakat luas.
2. Fungsi pajak
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak
merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran
pembangunan. Ada dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair dan fungsi
mengatur (regulerend).
Fungsi budgetair maksudnya adalah pajak sebagai sumber dana bagi
pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya, sedangkan fungsi
mengatur dapat diartikan pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi (Mardiasmo,
2009:2).
Beberapa fungsi pajak juga dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Fungsi anggaran (budgetair / financial)
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-
tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan

biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak
digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang,
pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang
dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri
dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun
harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang
semakin meningkat ini terutama diharapkan dari sektor pajak.
b. Fungsi mengatur (regulerend)
Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui
kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring
penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan
berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi
produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi
untuk produk luar negeri.
Jadi kesimpulannya adalah fungsi pajak yaitu sebagai sumber dana bagi
pemerintah yang berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
pemerintah dan mengatur kebijaksanaan pajak untuk mencapai tujuan yang
pemerintah.
3. Jenis – Jenis Pajak
Pemerintah telah menetapkan bagi hasil pajak antara pusat dan daerah,
bagi hasil tersebut dalam APBD dapat diketahui dari jenis-jenis pajak pusat
yang pungutannya dibagi dengan daerah, diantaranya sebagai berikut :

a. Pajak Pusat / Pajak Negara adalah pajak yang wewenang pemungutannya
ada pada pemerintah pusat yang pelaksnaannya dilakukan oleh
Departemen Keuangan melalui Direktoral Jenderal Pajak (Suandy,
2008:38). Yang tergolong jenis pajak ini adalah : Pajak Penghasilan (PPh),
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN &
PPn BM), Bea Materai, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) (Mardiasmo,
2009:11)
b. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang
dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan
langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintah Daerah dan pembangunan Daerah
(Mardiasmo, 2009:12).
Pajak Daerah dibagi menjadi 2 bagian (Mardiasmo, 2009:13), yaitu :
1. Pajak Propinsi, terdiri dari :
a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Diatas Air.
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Diatas Air.
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan.
2. Pajak Kabupaten/ Kota, terdiri dari :
a. Pajak Hotel.
b. Pajak Restoran.

c. Pajak Hiburan.
d. Pajak Reklame.
e. Pajak Penerangan jalan.
f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C.
g. Pajak Parkir.
h. Pajak lain-lain.
4. Tata Cara Pemungutan Pajak
Dalam pemungutan pajak penghasilan ada tiga macam cara yang biasa
dilakukan (Suandy, 2008:40), yaitu :
a. Asas Domisili (Tempat Tinggal)
Dalam asas ini, pemungutan pajak berdasarkan domisili atau
tempat tinggal Wajib Pajak dalam suatu negara. Negara dimana Wajib
Pajak bertempat tinggal berhak memungut pajak terhadap Wajib Pajak
tanpa melihat dari mana pendapatan atau penghasilan tersebut diperoleh,
baik dari dalam negeri maupun luar negeri dan melihat kebangsaan atau
kewarganegaraan Wajib Pajak tersebut.
b. Asas Sumber
Pemungutan pajak didasarkan pada sumber pendapatan/
penghasilan dalam suatu negara. Menurut asas ini, negara yang menjadi
sumber pendapatan / penghasilan tersebut berhak memungut pajak tanpa
memperhatikan domisili dan kewarganegaraan Wajib Pajak.
c. Asas Kebangsaan (Nationaliteit)
Pemungutan pajak didasarkan pada kebangsaan atau
kewarganegaraan dari Wajib Pajak, tanpa melihat dari mana sumber

pendapatan / penghasilan tersebut maupun di negara mana tinggal
(domisili) dari Wajib Pajak yang bersangkutan.
5. Sistem Pemungutan Pajak
Pada dasarnya terdapat 3 sistem pemungutan pajak yang berlaku (Suandy,
2008:130), yaitu :
a. Official Assesment System
Official Assesment System adalah sistem pemungutan pajak dimana
jumlah pajak yang harus dilunasi atau terutang oleh Wajib Pajak dihitung
dan ditetapkan oleh Fiskus/aparat pajak. Maka, dalam sistem ini Wajib
Pajak bersifat pasif sedangkan Fiskus bersifat aktif. Dngan demikian, jika
dihubungkan dengan ajaran timbulnya utang pajak, maka Official
Assesment System sesuai dengan timbulnya utang pajak menurut ajaran
formil, artinya utang pajak timbul apabila sudah ada keteapan pajak dari
Fiskus.
Ciri-cirinya :
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
fiskus.
2) Wajib pajak bersifat pasif.
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh
fiskus.
b. Self Assessment System
Self Assessment System adalah sistem pemungutan pajak, dimana
Wajib Pajak harus menghitung, memperhitungkan, membayar, dan
melaporkan jumlah pajak yang terutang. Untuk mensukseskan sistem Self

Assessment Systemini dibutuhkan beberapa prasyarat dari Wajib Pajak,
antara lain kesadaran Wajib Pajak (Tax consciousness), kejujuran Wajib
Pajak, kemauan membayar pajak dari Wajib Pajak (Tax mindedness), dan
kedisiplinan Wajib Pajak (Tax disciplin).
Ciri-cirinya :
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib
pajak sendiri.
2) Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan
sendiri pajak yang terutang.
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
c. Withholding System
Withholding System adalah sistem pemungutan pajak dimana
besarnya pajak terhutang dihitung dan dipotong oleh pihak ketiga. Pihak
ketiga yang dimaksud antara lain pemebri kerja dan bendaharawan
pemerintah.
Ciri-cirinya : Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada
pada pihak ketiga, pihak selain Fiskus dan Wajib Pajak.
B. Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan
1. Definisi Wajib Pajak
Definisi Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi
pembayar pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
(Suandy, 2008:107). Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk
melakukan kewajiban perpajakan termasuk pemungut pajak atau pemotong
pajak tertentu”. (Undang-Undang No.16 Tahun 2000 Pasal 1 angka 1 tentang
ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan).
Berdasarkan definisi wajib pajak diatas dapat disimpulkan bahwa wajib
pajak adalah orang pribadi atau badan yang diwajibkan untuk memenuhi
kewajiban perpajakannya yang meliputi pemungut pajak, pemotong pajak, dan
pembayar pajak berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku.
2. Kewajiban dan Hak Wajib Pajak
Kewajiban wajib pajak (Mardiasmo, 2009:54) antara lain sebagai berikut :
1. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP
2. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP
3. Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar
4. Mengisi dengan benar SPT (SPT diambil sendiri), dan memasukkan ke
Kantor Pelayanan Pajak dalam batas waktu yang telah ditentukan
5. Menyelenggarakanpembukuan / pencatatan
6. Jika diperiksa wajib :
a. Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan,
dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang
berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha,
pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak.

b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan
yang dipandang perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran
pemeriksaan.
7. Apabila dalam waktu mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau
dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh suatu
kewajiban untuk merahasiakan, maka kewajiban untuk merahasiakan
itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan.
Berikut ini adalah Hak Wajib Pajak (Mardiasmo, 2009:55) :
1. Mengajukan keberatan dan surat banding
2. Menerima tanda bukti pmasukan SPT
3. Melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukkan
4. Mengajukan permohonan penundaan penyampaian SPT
5. Mengajukan permohonan penundaan atau pengangsuran pembayaran
pajak
6. Mengajukan permohonan perhitungan pajak yang dikenakan dalam
surat ketetapan pajak
7. Meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak
8. Mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan sanksi, serta
pembetulan surat ketetapan pajak yang salah
9. Memberi kuasa kepada orang untuk melaksanakan kewajiban pajaknya
10. Meminta bukti pemotongan atau pemungutan pajak
11. Mengajukan keberatan dan banding
3. Definisi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Definisi Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada
Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan
sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakannya (Mardiasmo, 2009:23). Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya
yang berfungsi untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam
pengawasan administrasi perpajakan (Waluyo, 2008:24).
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan
kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya (Suandy, 2008:108).
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Nomor Pokok
Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai identitas
Wajib Pajak atau tanda pengenal diri yang digunakan untuk sarana administrasi
perpajakan.
4. Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Fungsi dari NPWP yaitu sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib
Pajak dan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam
pengawasan administrasi perpajakan (Waluyo, 2008:24). NPWP wajib dipunyai
oleh semua wajib pajak, tetapi untuk satu wajib pajak hanya mempunyai satu
NPWP, walaupun mempunyai dari satu penghasilan. Fungsi dari NPWP
(Suandy, 2008:111) adalah sebagai berikut :

a. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah suatu sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas
Wajib Pajak, oleh karena itu kepada setiap wajib pajak hanya diberikan
satu Nomor Pokok Wajib Pajak.
b. Nomor Pokok Wajib Pajak juga dipergunakan untuk menjaga ketertiban
dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan.
Dalam hal berhubungan dengan dokumen perpajakan, Wajib Pajak
diwajibkan mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimilikinya.
5. Cara Memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Setiap wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan
Wajib Pajak Badan, wajib mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jenderal
Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau kedudukan Wajib
Pajak untuk dicatat sebagai Wajib Pajak dan sekaligus kepadanya diberikan
NPWP. Kewajiban mendaftarkan ini berlaku pula terhadap wanita kawin yang
dikenakan pajak secara terpisah berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan
dan harta. Terhadap Wajib Pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk
mendaftarkan NPWP dapat pula WP memperoleh secara jabatan yaitu apabila
berdasarkan data ternyata orang pribadi atau badan mempenuhi syarat untuk
diberikan NPWP. Oleh karena itu, Wajib Pajak atau yang diberi kuasa khusus
untuk mendaftarkan diri untuk memperoleh wajib mengisi, menandatangani,
dan menyampaikan formulir pendaftaran ke Kantor Pelayanan Pajak.
Selanjutnya Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat Keterangan
Terdaftar dengan jangka waktu paling lama pada hari kerja berikutnya setelah
permohonan pendaftaran serta persyaratannya diterima secara lengkap. Wajib

Pajak yang telah terdaftar yaitu Wajib Pajak yang telah terdaftar dalam tata
usaha Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan telah diberikan NPWP yang terdiri
dari 15 (lima belas) digit, yaitu 9 (sembilan) digit pertama merupakan kode
Wajib Pajak dan 6 (enam) digit berikutnya merupakan kode administrasi pajak
diberikan kartu NPWP ini diterbitkan oleh KPP (Waluyo, 2008:25).
6. Wajib Pajak Yang Wajib Mendaftarkan dan Mendapatkan NPWP
Berikut ini adalah wajib pajak yang wajib mendaftarkan dan
mendapatkan NPWP (Suandy, 2008:112) :
a) Badan
b) Perorangan, yang mempunyai penghasilan di atas PTKP (jika hanya
bekerja pada satu pemberi kerja tidak wajib).
C. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
1. Dasar Hukum
Dasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Undang-Undang
No.12 tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.12
tahun 1994 (Mardiasmo, 2009:20).
2. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan
Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya.
Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa-rawa,
tambak, perairan) serta laut wilayah Republik Indonesia. (Mardiasmo,
2009:311). Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan
secara tetap pada tanah dan atau perairan. (Mardiasmo, 2009:311).

Yang dimaksud dengan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak
yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh
keadaan objek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan. (Undang-Undang Nomor
12 tahun 1994). Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang dikenakan
terhadap objek pajak berupa bumi dan / atau bangunan (Setiawan dan Hardi,
2006:125). Sedangkan menurut (Waluyo, 2010:196) Pajak Bumi dan Bangunan
adalah Pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang
ditentukan oleh keadaan Objek Pajak yaitu Bumi dan Bangunan, keadaan
Subjek ( siapa yang membayar ) tidak ikut menentukan besarnya jumlah pajak
yang terutang.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Pajak Bumi dan
Bangunan adalah pungutan pajak yang dikenakan terhadap bumi yang meliputi
tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa-rawa, tambak, perairan) serta laut
wilayah Republik Indonesia dan atau bangunan yang meliputi konstruksi teknik
yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan.
3. Asas Pajak Bumi dan Bangunan
Berikut ini adalah asas-asas Pajak Bumi dan Bangunan (Mardiasmo, 2009:311) :
a. Memberikan kemudahan dan kesederhanaan
b. Adanya kepastian hukum
c. Mudah dimengerti dan adil
d. Menghindari pajak berganda
4. Termasuk Dalam Pengertian Bangunan

Berikut ini yang termasuk dalam pengertian bangunan baik pendirian
untuk perumahan tempat tinggal, tempat usaha, dan tempat yang diusahakan
lainnya menurut penjelasan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1994 adalah :
a. Jalan lingkungan dalam satu kesatuan dengan komplek bangunan.
b. Jalan tol, galangan kapal, dermaga.
c. Tempat olahraga, kolam renang.
d. Pagar mewah, taman mewah.
e. Tempat penampungan/kilang minyak, air, dan gas, pipa minyak.
f. Fasilitas lain yang memberikan manfaat.
5. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)
Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan
untuk melaporkan perhitungan dan/ atau pembayaran pajak, objek pajak
dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Suandy, 2008:157).
Menurut Undang-Undang Nomor 12 tahun 1985 definisi Surat Pemberitahuan
Objek Pajak (SPOP) adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk
melaporkan data objek menurut ketentuan Undang-Undang Pajak Bumi dan
Bangunan.
6. Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT)
Menurut Undang-Undang Nomor 12 tahun 1985 Pasal 10 ayat 1 Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) adalah surat yang digunakan oleh
Direktorat Jenderal Pajak untuk membantu atau memberitahukan besarnya pajak

terutang kepada Wajib Pajak. Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan surat SPPT
(Surat Pemberitahuan Pajak Terutang) berdasarkan SPOP (Surat Pemberitahuan
Objek Pajak) wajib pajak.
7. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah harga rata-rata yang diperoleh dari
transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat
transaksi jual beli. Nilai Jual Objek Pajak ditentukan melalui perbandingan
harga dengan objek lain yang sejenis, atau Nilai Jual Objek Pajak Pengganti
(Mardiasmo, 2009:312).
Yang dimaksud dengan :
c. Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, adalah suatu
pendekatan/ metode penentuan nilai jual suatu objek pajak dengan cara
membandingkan dengan objek pajak lain yang sejenis, yang letaknya
berdekatan dan fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya.
d. Nilai Perolehan Baru adalah suatu cara pendekatan/ metode penentuan
nilai jual suatu objek pajak dengan cara menghitung seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh objek tersebut pada saat penilaian
dilakukan, yang dikurangi dengan penyusutan berdasarkan kondisi fisik
objek tersebut.
e. Nilai Jual Pengganti adalah suatu pendekatan/ metode penentuan nilai ual
suatu objek pajak yang berdasarkan pada hasil produksi objek pajak
tersebut.
Besarnya NJOP ditentukan berdasarkan klasifikasi :

1) Objek pajak sektor peedesaan.
2) Objek pajak sektor perkebunan.
3) Objek pajak sektor kehutanan atas hak pengusaha hutan, hak pengusaha
hasil hutan, izin pemanfaatan kayu serta izin sah lainnya selain hak
pengusaha hutan tanaman industri.
4) Objek pajak sektor kehutanan atas hak pengusahaan hutan tanaman
industri.
5) Objek pajak sektor pertambangan minyak dan gas bumi.
6) Objek pajak sektor pertambangan energi panas bumi.
7) Objek pajak sektor pertambangan non migas selain penambangan energi
panas bumi dan galian C.
8) Objek pajak sektor pertambangan non migas galian C.
9) Objek pajak sektor pertambangan yang dikelola berdasarkan karya atau
kontrak kerjasama.
10) Objek pajak bidang usaha perikanan laut.
11) Objek pajak bidang usaha perikanan darat.
12) Objek pajak yang bersifat khusus.
8. Objek Pajak
Yang menjadi objek pajak PBB adalah bumi dan atau bangunan.
Klasifikasi bumi dan bangunan adalah pengelompokan bumi dan bangunan
menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman, serta untuk
memudahkan perhitungan pajak yang terutang (Mardiasmo, 2009:313).
Dalam menentukan klasifikasi bumi/tanah diperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut :

a. Letak
b. Peruntukan
c. Pemanfaatan
d. Kondisi lingkungan dan lain-lain
Dalam menentukan klasifikasi bangunan diperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut :
a. Bahan yang digunakan
b. Rekayasa
c. Letak
d. Kondisi lingkungan dan lain-lain
Pada dasarnya semua tanah dan bangunan yang berada di wilayah negara
kita ini bisa dimasukkan sebagai “objek Pajak”. Namun terhadap tanah dan
bangunan tertentu dapat dikecualikan atau tidak dikenakan pungutan Pajak
Bumi dan Bangunan.
Objek pajak atau tanah dan bangunan yang dikecualikan/tidak dikenakan
Pajak Bumi dan Bangunan (Mardiasmo, 2009:314) adalah sebagai berikut :
1) Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dan tidak
untuk mencari keuntungan, antara lain :
a) Dibidang ibadah, contoh : masjid, gereja, vihara, pura.
b) Diidang sosial, contoh : panti asuhan, tanah wakaf.
c) Di bidang kesehatan, contoh : rumah sakit pemerintah.
d) Di bidang pendidikan, contoh : sekolah/ madrasah, pesantren.
e) Di bidang kebudayaan nasional, contoh : museum, candi.

2) Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala atau yang sejenis
dengan itu.
a) Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman
nasional, tanah pengembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah
negara yang belum dibebani sesuatu hak dan lain-lain.
b) Tanah atau Bangunan yang digunakan oleh perwakilan diplomatik
atau konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik. Artinya bila
tanah/gedung perwakilan RI dinegara tertentu tidak dikenai PBB,
hal yang sama kita perlakukan terhadap tanah/gedung negara
tersebut yang ada disini.
c) Bangunan yang digunakan oleh perwakilan organisasi internasional
yang ditentukan oleh Menteri Keuangan.
3) Objek pajak yang digunakan oleh Negara untuk penyelenggaraan
pemerintahan, penentuan pengenaan pajaknya diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah.
4) Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) ditetapkan
untuk masing-masing kabupaten/ kota dengan besar setinggi-tingginya Rp.
12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) untuk setiap wajib pajak, yang
diberikan NJOPTKP hanya salah satu objek pajak yang nilainya terbesar,
sedangkan objek pajak lainnya tetap dikenakan secara penuh tanpa
dikurangi NJOPTKP.
9. Subjek Pajak
Berikut ini yang menjadi subjek pajak (Mardiasmo, 2009:316) yaitu :

a) Yang menjadi subjek pajak adalah orang atau badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau memperoleh manfaat atas bumi,
dan atau memiliki, menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas
bangunan. Dengan demikian tanda pembayaran/ pelunasan pajak bukan
merupakan bukti kepemilikan hak.
b) Subjek pajak sebagaimana dimaksud dalam no.1 yang dikenakan
kewajiban membayar pajak menjadi wajib pajak.
c) Dalam hal atas suatu objek belum jelas diketahui wajib pajaknya, Direktur
Jenderal Pajak dapat menetapkan subjek pajak sebagaimana dimaksud
dalam no.1 sebagai wajib pajak.
d) Subjek pajak yang ditetapkan sebagaiman dimaksud dalam no.3 dapat
memberikan keterangan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak
bahwa ia bukan wajib pajak terhadap objek pajak dimaksud.
e) Bila keterangan yang diajukan oleh wajib pajak dalam no.4 disetujui,
maka Direktorat Jenderal Pajak membatalkan penetapan sebagai wajib
pajak sebagaimana dalam no.3 dalam jangka waktu satu bulan sejak
diterimanya surat keterangan dimaksud.
f) Bila keterangan yang diajukan itu tidak disetujui, maka Direktur Jenderal
Pajak mengeluarkan surat keputusan penolakan dengan disertai alasan-
alasannya.
g) Apabila setelah jangka waktu satu bulan sejak tanggal diterimanya
keterangan sebagaimana dalam no.4 Direktur Jenderal Pajak tidak
memberikan keputusan, maka keterangan yang diajukan itu dianggap
disetujui.

10. Tarif Pajak
Berdasarkan Pasal 5 UU No. 12 Tahun 1985 jo. UU No.12 Tahun 1994
tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak adalah sebesar 0,5% (lima per
sepuluh persen).
11. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan
Dasar pengenaan PBB adalah "Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)".
Besarnya Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) ditetapkan setiap tiga tahun oleh
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak atas nama Mentri Keuangan
dengan mempertimbangkan pendapat Gubernur/Bupati/Walikota (Pemerintah
Daerah) setempat. Dasar perhitungan pajak adalah yang ditetapkan serendah-
rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100% dari Nilai Jual Objek Pajak
(NJOP). Besarnya persentase ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah dengan
memperhatikan kondisi ekonomi nasional. NJOP ditentukan per wilayah
berdasarkan keputusan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
dengan terlebih dahulu memperhatikan :
1. Harga rata-rata diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar;
2. Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis yang letaknya
berdekatan dan telah diketahui harga jualnya
3. Nilai perolehan baru
4. Penentuan nilai jual objek pengganti

12. Cara Menghitung Pajak
Besarnya pajak terutang dihitung dengan cara mengkalikan tarif pajak
dengan NJKP (Mardiasmo, 2009:317).
Besarnya persentase NJKP ditentukan sebagai berikut :
a. Sebesar 40% dari NJOP untuk :
1) Objek pajak perkebunan;
2) Objek pajak kehutanan;
3) Objek pajak lainnya, yang wajib pajak perseorangan dengan NJOP
atas bumi dan bangunan sama atau lebih dari Rp 1.000.000.000,00
(satu milyar rupiah).
b. Sebesar 20% dari NJOP untuk :
1) Objek pajak pertambangan;
2) Objek pajak lainnya yang NJOP kurang dari 1.000.000.000,00 (satu
milyar rupiah).
c. Rumus penghitungan PBB = Tarif x NJKP
a. Jika NJKP = 40% x (NJOP - NJOPTKP) maka besarnya PBB
= 0,5% x 40% x (NJOP-NJOPTKP)
= 0,2% x (NJOP-NJOPTKP)
b. Jika NJKP = 20% x (NJOP - NJOPTKP) maka besarnya PBB
= 0,5% x 20% x (NJOP-NJOPTKP)
= 0,1% x (NJOP-NJOPTKP)
13. Tahun Pajak, Saat, Dan Tempat Yang Menentukan Pajak Terutang
Pajak Bumi dan Bangunan = Tarif Pajak x NJKP = 0,5% x [Persentase NJKP x (NJOP-NJOPTKP)]

Berikut ini adalah Tahun Pajak, Saat, Dan Tempat Yang Menentukan
Pajak Terutang (Mardiasmo, 2009:318) :
a. Tahun pajak adalah jangka waktu satu tahun takwim. Jangka waktu satu
tahun takwim adalah dari 1 Januari sampai 31 Desember.
b. Saat yang menentukan pajak yang terutang adalah menurut keadaan
objek pajak pada tanggal 1 Januari.
c. Tempat pajak yang terutang :
1) Untuk daerah Jakarta, di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
2) Untuk daerah lainnya, di wilayah Kabupaten/ Kota.
Tempat pajak yang terutang untuk Batam, di wilayah propinsi Riau.
14. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP), Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang (SPPT), dan Surat Ketetapan Pajak (SKP)
Berikut ini adalah Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP), Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), dan Surat Ketetapan Pajak (SKP)
(Mardiasmo, 2009:319) :
a.Dalam rangka pendataan, subjek pajak wajib mendaftarkan objek pajaknya
dengan mengisi SPOP.
b. SPOP harus diisi dengan jelas, benar dan tepat waktu serta
ditandatangani dan disampaikan kepada Dirjen Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi letak objek selambat-lambatnya 30 hari setelah tanggal
diterimanya SPOP oleh subjek pajak.
c.Ditjen Pajak akan menerbitkan SPPT berdasarkan SPOP yang
diterimanya.

d. Direktur Jenderal Pajak dapat mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak
dalam hal sebagai berikut :
1) Apabila SPOP tidak disampaikan dan setelah ditegur secara tertulis
tidak disampaikan sebagaimana ditentukan dalam surat teguran.
2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain ternyata
jumlah pajak yang terutang seharusnya lebih besar dari jumlah pajak
yang dihitung berdasarkan SPOP yang disampaikan oleh wajib
pajak.
e.Jumlah pajak yang terutang dalam SKP sebgaimana dimaksud dalam no.4
huruf a adalah pokok pajak ditambah dengan denda administrasi sebesar
25% dihitung dari pokok pajak.
f. Jumlah pajak uang terutang dalam SKPKB sebagaimana dimaksud dalam
No.4 huruf b, adalah selisih pajak yang terutang berdasarkan hasil
pemeriksaan atau keterangan lain dengan pajak yang terutang yang
dihitung berdasarkan SPOP ditambah denda administrasi sebesar 25%
dari selisih pajak yang terutang.
D. Variabel - Variabel Penelitian
1. Pemahaman Tentang Kepatuhan Wajib Pajak
a. Definisi Kepatuhan
Menurut (Kamus Umum Bahasa Indonesia 1995:1013), istilah
kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Dalam
perpajakan, dapat diartikan ketaatan, tunduk, dan patuh serta melaksanakan
ketentuan perpajakan. Jadi wajib pajak yang patuh adalah wajib pajak yang

taat dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Imaniyah dan
Handayani, 2008:6). Kepatuhan wajib pajak adalah perilaku wajib pajak
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan yang
berlaku (Tjahjono, 2006:29).
Kepatuhan wajib pajak merupakan suatu keadaan dimana wajib pajak
memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya
(Nurmantu: 2003, 148). Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
kepatuhan wajib pajak adalah perilaku/tingkah laku wajib pajak untuk
melaksanakan hak perpajakannya dan memenuhi kewajiban perpajakannya
seperti mengisi secara benar jumlah pajak yang terutang, membayar pajak
tepat pada waktunya tanpa ada tindakan pemaksaan, dan memasukkan dan
melaporkan pada waktunya informasi yang diperlukan sesuai dengan
peraturan perpajakan yang berlaku.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam
membayar pajak (Kusumawati, 2006:40) yaitu :
1) Faktor pendidikan wajib pajak, yang meliputi pendidikan formal dan
pengetahuan wajib pajak.
2) Faktor pendapatan wajib pajak, yang meliputi besarnya pendapatan
bersih wajib pajak dari pekerjaan pokok dan sampingannya, serta jumlah
anggota keluarga yang masih harus dibiayai.
3) Faktor pelayanan aparatur pajak, disaat pelayanan penyampaian
informasi, pelayanan pembayaran, maupun pelayanan keberatan dan
penyaranan.

4) Faktor penegakan hukum pajak, yang terdiri dari sanksi-sanksi, keadilan
dalam penentuan jumlah pajak yang dipungut, pengawasan dan
pemeriksaan.
5) Faktor sosialisasi, diantaranya pelaksanaan sosialisasi dan media
sosialisasi.
b. Kepatuhan Wajib Pajak dan Peraturan Perpajakan
Kepatuhan wajib pajak yaitu ketaatan untuk melakukan ketentuan –
ketentuan perpajakan yang diwajibkan atau diharuskan untuk dilaksanakan.
Selain itu, wajib pajak paham tentang UU perpajakan mengisi formulir pajak
dengan benar, menghitung pajak dengan jumlah benar dan membayar pajak
tepat pada waktunya.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan nomor 544/KMK.04/2000,
kriteria wajib pajak patuh adalah:
1. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam
dua tahun terakhir.
2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali
telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran
pajak.
3. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir.
4. Dalam dua tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan dalam hal
terhadap wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan, korelasi pada

pemeriksaan yang terakhir untuk masing-masing jenis pajak yang
terutang paling banyak 5%.
5. Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk dua tahun terakhir diaudit
oleh akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, atau
pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi laba rugi
fiskal.
2. Sikap Wajib Pajak
Sikap adalah pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan atau tidak
tentang objek, orang atau peristiwa (Robbinson, 2001:11). Perspektif individu
sikap dapat menjadi dasar bagi interaksi seseorang dengan orang lain dan
dengan dunia di sekelilingnya (Nimran, 1999:11). Berdasarkan dari pengertian
sikap tersebut Sikap Wajib Pajak dapat diartikan sebagai pernyataan atau
pertimbangan evaluatif dari wajib pajak, baik yang menguntungkan atau tak
menguntungkan mengenai objek, orang atau peristiwa (Hardika, 2006:77).
Apabila wajib pajak merasa bahwa keadilan pajak telah diterapkan
kepada semua wajib pajak dengan tidak membedakan perlakuan antara wajib
pajak badan dengan perorangan, wajib pajak besar dengan wajib pajak kecil
dalam artian bahwa semua wajib pajak diperlakukan secara adil maka setiap
wajib pajak cenderung untuk menjalankan kewajiban pajaknya dengan baik atau
dengan kata lain menimbulkan kepatuhan dalam diri wajib pajak. Berdasarkan
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sikap wajib pajak adalah pernyataan,
pertimbangan atau perspektif individu dari wajib pajak yang menjadi dasar

interaksi dengan orang lain atau peristiwa, baik itu menguntungkan atau tidak
menguntungkan mengenai suatu objek.
3. Kesadaran Wajib Pajak
Kesadaran adalah keadaan mengetahui atau mengerti, sedangkan
perpajakan adalah perihal pajak. Sehingga kesadaran perpajakan adalah keadaan
mengetahui atau mengerti perihal pajak. Kesadaran perpajakan adalah kerelaan
memenuhhi kewajibannya, termasuk rela memberikan kontribusi dana untuk
pelaksanaan fungsi pemerintah dengan cara membayar kewajiban pajaknya.
Kesadaran perpajakan adalah suatu sikap sadar terhadap fungsi pajak,
berupa konstelasi komponen kognitif, afektif dan konatif, yang berinteraksi
dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap makna dan fungsi pajak.
Kesadaran perpajakan berkonsekuensi logis untuk wajib pajak, yaitu kerelaan
wajib pajak memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi perpajakan,
dengan cara membayar kewajiban pajaknya secara tepat waktu dan tepat jumlah
(Tarjo dan Sawarjuwono, 2005:126).
4. Pengetahuan Perpajakan
Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala
perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu yang dapat berwujud
barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang
dipahami oleh manusia berbentuk ideal, atau yang bersangkutan dengan
masalah kejiwaan. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal

yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum (Mardiasmo, 2009:1). Jadi kesimpulannya pengetahuan
perpajakan adalah kemampuan atau seorang wajib pajak dalam mengetahui
peraturan perpajakan baik itu soal tarif pajak berdasarkan undang – undang
yang akan mereka bayar maupun manfaat pajak yang akan berguna bagi
kehidupan mereka.
Dengan adanya pengetahuan perpajakan tersebut akan membantu
kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, sehingga tingkat kepatuhan
akan meningkat. Pada umumnya seseorang yang memiliki pendidikan, akan
sadar dan patuh terhadap hak dan kewajibannya, tanpa harus dipaksakan dan
diancam oleh beberapa sanksi dan hukuman. Wajib pajak yang berpengetahuan
tentang pajak, secara sadar diri akan patuh membayar pajak. Mereka telah
mengetahui bagaimana alur penerimaan pajak tersebut akan berjalan, hingga
akhirnya manfaat membayar pajak tersebut dapat dirasakannya.
E. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Sikap Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Indrawijaya mendefinisikan sikap (attitude) dapat didefinisikan sebagai
suatu cara bereaksi terhadap suatu ransangan yang tinggi dari seseorang atau
dari suatu situasi (Indrawijaya 2000:40). Sikap wajib pajak merupakan
pernyataan atau pertimbangan evaluatif dari wajib pajak, baik yang
menguntungkan atau tak menguntungkan mengenai obyek, orang atau peristiwa
(Hardika, 2006:77).

Selanjutnya Allport menjelaskan pengertian sikap adalah “sebagai
semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek dengan cara-cara
tertentu. Agaknya tidak begitu bisa menafsirkan kesiapan dalam defnisi ini
sebagai suatu kecenderungan potensi untuk bereaksi apabila individu
dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon” (Azwar,
1998:3). Apabila wajib pajak merasa bahwa keadilan pajak telah diterapkan
kepada semua wajib pajak dengan tidak membedakan perlakuan antara wajib
pajak badan dengan perorangan, wajib pajak besar dengan wajib pajak kecil
dalam artian bahwa semua wajib pajak diperlakukan secara adil maka setiap
wajib pajak cenderung untuk menjalankan kewajiban pajaknya dengan baik atau
dengan kata lain menimbulkan kepatuhan dalam diri wajib pajak. Adanya
pengaruh yang signifikan dari sikap wajib pajak terhadap kepatuhan wajib
pajak. Sikap wajib pajak terhadap peraturan pajak, kebijakan pajak, dan
administrasi pajak dapat mempengaruhi bagaimana kepatuhan wajib pajak
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Mengacu kepada pengertian yang dijlaskan menurut Robbin, sikap
adalah “Pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan atau tidak mengenai
objek, orang atau peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang
merasakan mengenai sesuatu” (Robbins 1999:169), penelitian Frengki C H
Siahaan menyatakan bahwa sikap wajib pajak kurang mendukung untuk
membayar pajak bumi dan bangunan secara disiplin dikarenakan kebanyakan
wajib pajak masih belum mengetahui dan memahami informasi tentang
prosedur PBB dan proses perhitungan PBB.

Berdasarkan penelitian Kautzar Riza Salman dan Mochammad Farid
sikap wajib pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak. Hanya indikator sikap wajib pajak terhadap kebijakan pajak yang tidak
mampu membentuk konstruk dengan baik, sedangkan ketiga indikator lainnya
yaitu sikap wajib pajak terhadap peraturan pajak, sikap wajib pajak terhadap
administrasi pajak, dan sikap wajib pajak terhadap pelayanan pajak mampu
membentuk konstruk sikap wajib pajak dengan baik
Ha1 : Sikap wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
membayar pajak bumi dan bangunan.
2. Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Kesadaran perpajakan adalah kerelaan memenuhhi kewajibannya,
termasuk rela memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi pemerintah
dengan cara membayar kewajiban pajaknya. Kesadaran perpajakan
berkonsekuensi logis untuk wajib pajak, yaitu kerelaan wajib pajak memberikan
kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi perpajakan, dengan cara membayar
kewajiban pajaknya secara tepat waktu dan tepat jumlah (Tarjo dan
Sawarjuwono, 2005:126).
Berdasarkan penelitian Arief Rachman dkk., kesadaran wajib pajak
merupakan konstelasi komponen kognitif, affektif, konatif, yang berinteraksi
dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap makna dan fungsi
pajak. Kesadaran perpajakan berkonsekuensi logis untuk para wajib pajak agar
mereka rela memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi perpajakan,

dengan cara membayar kewajiban pajaknya secara tepat waktu dan tepat jumlah.
Kesadaran perpajakan wajib pajak berpengaruh terhadap keberhasilan
penerimaan PBB.
Ha2 : Kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
membayar pajak bumi dan bangunan.
3. Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Pengetahuan perpajakan adalah kemampuan seorang wajib pajak dalam
mengetahui peraturan perpajakan baik itu soal tarif pajak yang akan mereka
bayar, maupun manfaat pajak yang akan berguna bagi kehidupan mereka.
Semua wajib pajak tanpa tergantung dengan latar belakang pendidikan,
mereka setuju bahwa pendidikan pajak membantu meningkatkan kepatuhan
pajak (Noormala, 2008:6). Seseorang yang berpendidikan pajak akan
mempunyai pengetahuan tentang perpajakan, baik itu soal tarif pajak yang akan
mereka bayar, maupun manfaat pajak yang akan berguna bagi kehidupan
mereka. Dengan adanya pengetahuan perpajakan tersebut akan membantu
kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, sehingga tingkat kepatuhan akan
meningkat.
Berdasarkan penelitian Nur Imaniyah dan Bestari Dwi Handayani
pengetahuan perpajakan wajib pajak dapat diukur dengan pendidikan terakhir
wajib pajak, pendidikan pajak formal, pengetahuan tentang PBB, pengetahuan

tentang aturan PBB, pengetahuan tentang manfaat pajak, pengetahuan tentang
dan sanksi perpajakan.
Ha3 : Pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
dalam membayar pajak bumi dan bangunan.
4. Sikap, Kesadaran Wajib Pajak, dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak.
Apabila wajib pajak merasa bahwa keadilan pajak telah diterapkan
kepada semua wajib pajak dengan tidak membedakan perlakuan antara wajib
pajak badan dengan perorangan, wajib pajak besar dengan wajib pajak kecil
dalam artian bahwa semua wajib pajak diperlakukan secara adil maka setiap
wajib pajak cenderung untuk menjalankan kewajiban pajaknya dengan baik atau
dengan kata lain menimbulkan kepatuhan dalam diri wajib pajak. Wajib pajak
yang mempunyai kesadaran moral yang baik sebagai warga negara dalam
melaksanakan kewajiban pajaknya berbeda dengan warga negara yang tidak
mempunyai kesadaran moral. Seseorang yang berpendidikan pajak akan
mempunyai pengetahuan tentang perpajakan, baik itu soal tarif pajak yang akan
mereka bayar, maupun manfaat pajak yang akan berguna bagi kehidupan
mereka. Dengan adanya pengetahuan perpajakan tersebut akan membantu
kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, sehingga tingkat kepatuhan akan
meningkat.

Ha4 : Sikap, kesadaran wajib pajak, dan pengetahuan perpajakan berpengaruh
secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi
dan bangunan.
F. Penelitian Terdahulu
Sebagai tolak ukur dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya, Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian
terdahulu mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib
Pajak dalam melaksanakan perpajakannya.
Tabel 2.1Penelitian Sebelumnya
No Nama Peneliti
Judul Penelitian
Variabel yang diteliti
Alat analisis
Hasil Penelitian (Kesimpulan)

1 Nur Imaniyah dan Bestari Dwi handayani(2008)
Pengaruh Penghasilan dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB di Kelurahan Tegalrejo Kota Pekalongan
1. Penghasilan Wajib Pajak
2. Pengetahuan Perpajakan
3. Kepatuhan Membayar PBB
Regresi Berganda
1. Penghasilan Wajib Pajak berpengaruh terhadap kepatuhan membayar PBB
2. Pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan membayar PBB
2 Arief Rachman, Rindah Febriana Suryawati, dan Gita Arasy Harwida(2008)
Pengaruh Pemahaman, Kesadaran, Serta Kepatuhan Wajib Pajak PBB Terhadap Keberhasilan Penerimaan PBB di Kecamatan Kota Sumenep Kabupaten Sumenep
1. Pemahaman Wajib Pajak
2. Kesadaran Wajib Pajak
3. Kepatuhan Wajib Pajak
4.Keberhasilan Penerimaan PBB
Regresi Berganda
1. Pemahaman Wajib Pajak tidak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB
2. Kesadaran Perpajakan berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB
3. Kepatuhan Wajib Pajak tidak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB
3 Kautsar Riza Salman dan Mochammad Farid (2007)
Pengaruh Sikap dan Moral Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan
1. Sikap Wajib Pajak
2. Moral Wajib Pajak
3. Kepatuhan pada
Analisis Faktor
1. Sikap Wajib Pajak berpengaruh terhadap kepatuhan WP pada

Wajib Pajak Pada Industri Perbankan di Surabaya
Industri Perbankan
Industri Perbankan
2. Moral Wajib Pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan WP pada Industri Perbankan
4 Dhani Kurniawan (2006)
Pengaruh sosialisasi Pajak Bumi dan Bangunan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kabupaten Kudus
1. Sosialisasi Pajak Bumi dan Bangunan
2. Kepatuhan Wajib Pajak
Analisis Deskriptif Prosentase dan Analisis Regresi
1. Sosialisasi pajak bumi dan bangunan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
5 Frengki C H Siahaan (2008)
Pengaruh Sikap dan Motivasi Masyarakat Terhadap Partisipasi Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kecamatan Candisari Kora Semarang
1. Sikap Masyarakat
2. Motivasi Masyarakat
3. Partisipasi Masyarakat
Analisis Kuantitatif dan Analisis Tabel Epsilon
1. Variabel sikap dan variabel motivasi dengan partisipasi ada korelasi positif dan sangat signifikan
G. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian diatas, gambaran menyeluruh tentang pengaruh sikap,
kesadaran wajib pajak, dan pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib

pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan yang merupakan kerangka
konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Variabel Independen Variabel Dependen
Sikap Wajib Pajak (X1)
Kesadaran Wajib Pajak (X2)
Pengetahuan Perpajakan (X3)
Keterangan :
Parsial
Simultan
Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Membayar Pajak
Bumi dan Bangunan
(Y)

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah wajib Pajak Bumi dan bangunan yang
berada di wilayah Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan. Variabel bebas
(Independent Variable) dalam penelitian ini faktor-faktor yang melekat pada
wajib pajak yaitu sikap wajib pajak terhadap peraturan PBB, kesadaran wajib
pajak, dan pengetahuan perpajakan tentang tata cara pembayaran pajak.
Sedangkan variabel tidak bebas (Dependen Variable) dari penelitian ini adalah
tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode yang digunakan dalam pengumpulan sampel pada penelitian ini
adalah metode Conveniance Sampling. Metode Conveniance Sampling adalah
istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden.
Conveniance Sampling, berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi tidak
menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Hamid, 2010:18).
Metode Conveniance Sampling merupakan metode memilih sampel dari elemen
populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh oleh peneliti dengan
elemen populasi yang dipilih tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan

untuk memilih sampel yang paling cepat dan murah (Indrianto & Supomo,
2002:130)
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu
penelitian lapangan dan penelitian pustaka.
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama dalam penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan,
peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer) (Indrianto
& Supomo, 2002:130). Pada penelitian ini yang menjadi subyek penelitian
adalah wajib pajak yang membayar PBB di kecamatan Pamulang kota
Tangerang Selatan. Data penelitian ini dikumpulkan melalui metode survey
yaitu metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan
dan tertulis. Data penelitian ini dikumpulkan mengirimkan kuesioner.
Kuesioner didistribusikan langsung pada wajib pajak PBB secara acak
kemudian diolah berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
2. Penelitian Pustaka (Library Research)
Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder
(Indrianto & Supomo, 2002:130). Peneliti memperoleh data yang berkaitan
dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, dan internet.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan uji kualitas data, uji asumsi klasik,
analisis regresi berganda, dan uji hipotesis.

1. Uji Kualitas Data
Dalam suatu penelitian diperoleh instrumen yang valid dan reliabel.
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa
saja yang ingin diukur. Sedangkan reliabilitas adalah suatu nilai yang
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang
sama. Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti
menggunakan uji validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh keusioner tersebut.
Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaiu dengan
cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-
pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai
dibawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban responden.
Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran
reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Repeated Measure atau pengukuran ulang.
2. One shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya hanya sekali
dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Kriteria pengujian

dilakukan dengan menggunakan pengujiian Cronbach Alpha (α).
Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0,60. Pada penelitian ini peneliti menggunakan
pengukuran sekali saja atau One Shot.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai
distribusi normal dan mendekati normal (Santoso, 2004:212). Model
regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati
normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal P-Plot.
Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik
data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik
data searah mengikuti garis diagonal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (tidak
terjadi multikolinearitas) (Ghozali, 2009:91). Uji multikolinearitas dilihat
dari nilai tolerance dan variance inflantion factor (VIF). Suatu model
regresi yang bebas dari multikolinearitas adalah mempunyai nilai VIF
lebih kecil dari 10 dan mempunyai nilai tolerance lebih besar dari 0,1
(Ghozali, 2009:92).
c. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan lain
tetap, maka disebut Homokesdastisitas dan jika berbeda disebut
Heterokesdastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homokesdastisitas atau tidak terjadi Heterokesdatisitas. Uji
Heterokesdatisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot antara
nilai prediksi veriabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).
Jika grafik plot menunjukan suatu pola titik seperti titik yang
bergelombang atau melebar kemudian mengemput, maka dapat
disimpulkan bahwa terjadi homokesdatisitas, tidak terjadi
heterokesdatisitas (Ghozali, 2005:105).
3. Analisis Regresi Berganda
Uji penelitian ini digunakan model analisis regresi berganda (multiple
regression analysis). Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi
besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang
sudah diketahui besarnya (Santoso, 2004:47). Teknik analisis ini digunakan
untuk mengetahui pengaruh variabel terikat (Y) yaitu kepatuhan wajib pajak
dalam membayar PBB, sedangkan variable bebasnya terdiri dari : sikap wajib
pajak (X1), kesadaran wajib pajak (X2), dan pengetahuan perpajakan (X3).
Dengan persamaan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Y = βo + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Keterangan :

Y = Kepatuhan WP dalam membayar PBB
Βo = Konstanta
Β1 = Koefisien regresi sikap WP saat membayar PBB
Β2 = Koefisien regresi kesadaran WP dalam hal pembayaran PBB
Β3 = Koefisien regresi pengetahuan tentang perpajakan oleh WP
X1 = Sikap WP
X2 = Kesadaran WP
X3 = Pengetahuan perpajakan
e = Standart Error
Untuk menguji hipotesis alat yang digunakan adalah regresi berganda. Dalam
penggunaan alat uji regresi berganda terdapat beberapa analisis yang digunakan,
yaitu:
a. Uji R dan R Square (R2)
Uji ini digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel
independen mampu menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2005:83). Nilai
R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
independen mampu memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variabel dependen.
b. Uji Stastitik F
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005:84). Kriteria yng dipakai untuk

membuat keputusan terhadap hasil uji hipotesis adalah berdasarkan tingkat
signifikansi sebesar 0,05 yang merupakan probabilitas kesalahan sebesar 5%.
c. Uji Statistik t
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
yang dimasukkan dalam model regresi secara individu terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2005:84). Kriteria yng dipakai untuk membuat keputusan
terhadap hasil uji hipotesis adalah berdasarkan tingkat signifikansi sebesar
0,05 yang merupakan probabilitas kesalahan sebesar 5%.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel yang lain (Indrianto dan Supomo, 2002:63).
Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari sikap wajib pajak,
kesadaran wajib pajak serta pengetahuan perpajakan. Sedangkan variabel
dependen meliputi kepatuhan wajib pajak.
a. Sikap wajib pajak (X1)
Sikap Wajib Pajak dapat diartikan sebagai pernyataan atau
pertimbangan evaluatif dari wajib pajak, baik yang menguntungkan
atau tak menguntungkan mengenai objek, orang atau peristiwa
(Hardika, 2006:77).
b. Kesadaran wajib pajak (X2)
Kesadaran perpajakan adalah kerelaan memenuhi
kewajibannya, termasuk rela memberikan kontribusi dana untuk

pelaksanaan fungsi pemerintah dengan cara membayar kewajiban
pajaknya.
c. Pengetahuan perpajakan (X3)
Pengetahuan perpajakan adalah kemampuan seorang wajib
pajak dalam mengetahui peraturan perpajakan baik itu soal tarif pajak
yang akan mereka bayar, maupun manfaat pajak yang akan berguna
bagi kehidupan mereka.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro dan Supomo, 2002:63).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak.
Kepatuhan wajib pajak adalah suatu keadaan dimana wajib pajak
memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak
perpajakannya (Nurmantu, 2003:148).
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Sub variabel Indikator Skala Butir Pertanyaan1 Sikap
(Kautsar Riza Salman dan
Mochammad Farid )(2008)
Reaksi Terhadap Peraturan
Pajak
1. Sikap Wajib Pajak Terhadap Pelayanan Pajak
2. Sikap Wajib Pajak Terhadap Sanksi Pajak
3. Sikap Wajib Pajak Terhadap Peraturan Pajak yang Berlaku
4. Sikap Wajib Pajak Terhadap Administrasi
Interval
1.Pelayanan di kantor pajak memudahkan saya dalam membayar pajak
2.Sistem pelayanan di kantor pajak sudah berjalan dengan baik
3. Saya membayar pajak karena adanya sanksi dan denda
4. Saya melunasi pajak bumi dan bangunan tepat pada waktunya

Pajak untuk menghindari sanksi denda
5. Saya membayar pajak berdasarkan tarif pajak
6. Tarif pajak yang sesuai UU perpajakan memudahkan saya dalam membayar pajak
2 Kesadaran(Arief
Rachman, Rindah
Febriana Suryawati, dan Gita
Arasy Harwida)
(2008)
Kerelaan Untuk
Membayar Pajak
1 Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kewajiban Membayar Pajak
2. Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Tujuan Pemungutan Pajak
3, Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kebijakan Pajak
4. Kesadaran Wajib Pajak Untuk Memberikan Informasi
Interval
1.Saya membayar pajak karena sadar merupakan kewajiban saya sebagai warga negara yang baik
2.Saya berkeyakinan pemungutan pajak hasilnya akan kembali ke masyarakat
3.Saya memahami betapa pentingnya pajak bagi pembangunan nasional
4. Pajak bumi dan bangunan dipergunakan sebagai sumber pendapatan daerah
5.Saya membayar pajak bumi dan bangunan dengan senang hati dan sukarela sesuai kebijakan pajak
6. Saya melaporkan detail perubahan tanah dan bangunan saya
3 Pengetahuan Perpajakan
(Nur Imaniyah dan Bestari Dwi handayani)
(2008)
Pengetahuan Perpajakan
Tentang Tata Cara Membayar
Pajak
1. Pengetahuan Wajib Pajak Terhadap Fungsi Pajak
2. Pengetahuan Wajib Pajak Terhadap Peraturan Pajak
3. Pengetahuan Interval
1. Saya mengetahui fungsi atas pajak yang saya bayar
2. Dengan membayar pajak maka pembangunan fasilitas umum menjadi lebih baik
3. Dengan membayar

Wajib Pajak Terhadap Pendaftaran Sebagai Wajib Pajak
4. Pengetahuan Wajib Pajak Terhadap Tata Cara Pembayaran Pajak
5. Pengetahuan Pajak Terhadap Tarif Pajak
pajak, saya dapat menikmati sarana dan prasarana sebagai kebutuhan umum
4. Pajak merupakan pendapatan negara yang sangat penting
5. Saya mengerti cara mendaftarkan diri sebagai wajib pajak
6. Saya mengerti tata cara pembayaran pajak bumi dan bangunan
7. Saya paham dan mengerti tarif pajak yang akan saya bayar
4 Kepatuhan Wajib Pajak
(Arief Rachman,
Rindah Febriana
Suryawati, dan Gita
Arasy Harwida)
(2008)
Ketaatan Terhadap Peraturan
Perpajakan
1. Membayar Pajak Tepat Pada Waktunya
2. Membayar Pajak Tanpa Ada Pemaksaan
3. Kepatuhan Terhadap Kewajiban Wajib Pajak
4. Kepatuhan Terhadap Sanksi Pajak
5. Melaporkan informasi yang diperlukan
Interval
1. Saya membayar pajak bumi dan bangunan dengan tepat waktu
2. Saya menjalankan kewajiban sebagai wajib pajak karena ada paksaan dari pihak fiskus
3. Saya sudah melaksanakan kewajiban sebagai wajib pajak secara benar
4. Sanksi denda pajak bumi dan bangunan memacu saya untuk membayar pajak tepat waktu
5. Keterlambatan dalam membayar pajak bumi dan bangunan akan dikenakan sanksi
6. Saya bersedia melaporkan informasi tentang pajak jika fiskus membutuhkan informasi tersebut

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang diperoleh dari
penyebaran kuesioner kepada wajib pajak PBB yang bertempat tinggal di
wilayah Kabupaten Tangerang Selatan. Pengiriman kuesioner dilakukan
dari awal bulan Juni 2011 dan proses pengembaliannya dilakukan sampai
dengan awal bulan Juli 2011.
Kuesioner disebarkan kepada 100 respoden. Dari 100 kuesioner
yang disebarkan, sebanyak 82 kuesioner yang dikembalikan. Dari 82
kuesioner yang diterima, 9 kuesioner diantaranya tidak dapat digunakan
akibat pengisian yang kurang lengkap, sehingga total kuesioner yang
memenuhi syarat dan dapat diolah berjumlah 73 kuesioner. Data sampel
ini dapat dilihat dalam tabel 4.1
Tabel 4.1Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah1 Jumlah kuesioner yang disebar 1002 Jumlah kuesioner yg tidak kembali 183 Jumlah kuesioner yang kembali 824 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 95 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 73
Sumber : Data Primer Diolah

2. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah wajib pajak PBB yang
bertempat tinggal di wilayah Kota Tangerang Selatan. Karakteristik
responden selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2Statistik Deskriptif Identitas Responden
Jenis Kategori Keterangan Jumlah PersentasePendidikan a. SMA/Sederajat
b. D3
c. S1
d. S2
29
10
31
3
39.73 %
13,70 %
42,46 %
4,11 %Jenis Kelamin a. Laki-laki
b. Perempuan
54
19
73,98 %
26,02 %Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat responden rata-rata
berpendidikan tingkat akhir, tingkat pendidikan responden yang
berpendidikan tingkat akhir perguruan tinggi yang meliputi D3, S1, S2
lebih banyak yaitu berjumlah 44 orang, kemudian diikuti responden yang
berpendidikan tingkat SMA/sederajat berjumlah 29 orang. Responden
yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 54 orang, kemudian diikuti yang
berjenis kelamin perempuan berjumlah 19 orang.
B. Hasil Uji Validitas Data
1. Hasil Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson
Correlation. Pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikan
di bawah 0,05 maka butir pertanyaan itu dikatakan valid.

Tabel berikut menunjukan hasil uji validitas dari empat variabel dengan 73
sampel responden :
Tabel 4.3Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Sikap Wajib Pajak
Pernyataan Perason Correlation Sig (2-tailed) Keterangan Skp 01 0,646** 0,000 ValidSkp 02 0,595** 0,000 ValidSkp 03 0,565** 0,000 ValidSkp 04 0,616** 0,000 ValidSkp 05 0,387** 0,001 ValidSkp 06 0,615** 0,000 Valid
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa semua pertanyaan
dapat dikatakan valid karena setiap pertanyaan memiliki nilai signifikan di
bawah 0,05.
Tabel 4.4Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Kesadaran Wajib Pajak
Pernyataan Perason Correlation Sig (2-tailed) Keterangan Ksd 01 0,545** 0,000 ValidKsd 02 0,653** 0,000 ValidKsd 03 0,469** 0,000 ValidKsd 04 0,469** 0,000 ValidKsd 05 0,669** 0,000 ValidKsd 06 0,619** 0,000 Valid
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa semua pertanyaan
dapat dikatakan valid karena setiap pertanyaan memiliki nilai signifikan di
bawah 0,05.

Tabel 4.5Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Pengetahuan Perpajakan
Pernyataan Perason Correlation Sig (2-tailed) Keterangan Png 01 0,632** 0,000 ValidPng 02 0,693** 0,000 ValidPng 03 0,601** 0,000 ValidPng 04 0,305** 0,009 ValidPng 05 0,564** 0,000 ValidPng 06 0,575** 0,000 ValidPng 07 0,505** 0,000 Valid
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa semua pertanyaan
dapat dikatakan valid karena setiap pertanyaan memiliki nilai signifikan di
bawah 0,05.
Tabel 4.6Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Kepatuhan Wajib Pajak
Pernyataan Perason Correlation Sig (2-tailed) Keterangan Png 01 0,634** 0,000 ValidPng 02 0,606** 0,000 ValidPng 03 0,520** 0,000 ValidPng 04 0,477** 0,000 ValidPng 05 0,778** 0,000 ValidPng 06 0,464** 0,000 Valid
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa semua pertanyaan
dapat dikatakan valid karena setiap pertanyaan memiliki nilai signifikan di
bawah 0,05.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Pedoman alat pengukur dikatakan reliabel adalah jika nilai
koefisien alpha di atas 0,60. Tabel berikut menunjukkan hasil uji
reliabilitas terhadap 73 responden.

Tabel 4.7Hasil Uji Reliabilitas Data
Instrumen Cronbach's Alpha KeteranganSikap Wajib Pajak 0.727 ReliabelKesadaran Wajib Pajak 0.726 ReliabelPengetahuan Perpajakan 0.639 ReliabelKepatuhan Wajib Pajak 0.729 Reliabel
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa variabel Sikap
Wajib Pajak dapat dikatakan reliabel karena nilai alpha di atas 0,60 yaitu
sebesar 0,727. Variabel independen lainnya yaitu Kesadaran Wajib Pajak
juga dapat dikatakan reliabel karena nilai alpha di atas 0,60 yaitu sebesar
0,726. Variabel independen yang terakhir yaitu pengetahuan perpajakan
wajib pajak juga dapat dikatakan reliabel karena nilai alpha di atas 0,60
yaitu sebesar 0,639. Sedangkan untuk variabel dependennya yaitu
kepatuhan wajib pajak dapat dikatakan reliabel karena nilai alpha di atas
0,60 yaitu sebesar 0,729.
C. Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Multikolinieritas
Tabel berikut menunjukkan hasil uji multikolinieritas semua variabel :
Tabel 4.8Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIFSikap Wajib Pajak .552 1.813
Kesadaran Wajib Pajak .613 1.632Pengetahuan Perpajakan .450 2.220
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji multikolinieritas dapat dilihat
melalui Variance Inflation Factor (VIF) masing-masing variabel
independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance > 0,1,

maka dapat dinyatakan model regresi linier berganda terbebas dari asumsi
multikolinieritas.
2. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji Keterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan
lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Sebaiknya jika varians berbeda
maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.

Ga
GA
Gambar 4.1Hasil Grafik Scatter Plot
Gambar 4.1 menunjukkan tidak terjadi heteroskesdatisitas karena
titik-titik tidak menyebar diatas dan dibawah nilai angka nol (0) pada
sumbu Y dan tidak membentuk pola.
3. Hasil Uji Normalitas
Berikut ini adalah hasil uji normalitas menggunakan grafik P-Plot:

Gambar 4.2Normal P.Plot
Gambar 4.2 diatas menunjukkan data (titik) menyebar di sekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal sehingga model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
D. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji
pengaruh antara variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X).
1. Hasil Uji koefisien Determinasi (R2)

Tabel berikut menunjukkan hasil uji koefisien determinasi (R2) :
Tabel 4.9 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
dim
ensi
on0
1 .694a .482 .460 2.292 1.832
a. Predictors: (Constant), pengetahuan, sikap, kesadaranb. Dependent Variable: kepatuhan
Berdasarkan tabel 4.9 diatas besarnya adjusted R2 adalah 0,460 hal
ini berarti 46,0 % variabel dependen kepatuhan wajib pajak dalam
membayar pajak bumi dan bangunan dapat dijelaskan oleh variabel
independen yang meliputi sikap wajib pajak, kesadaran wajib pajak, dan
pengetahuan perpajakan perpajakan wajib pajak. Sedangkan sisanya
sebesar 54,0 % dipengaruhi oleh variabel lain seperti penghasilan wajib
pajak (Imaniyah & Handayani, 2008:17), sosialisasi perpajakan
(Kurniawan, 2006:32) ,pemahaman tentang tata cara membayar pajak
(Rachman, 2008:19), dan lain-lain.
2. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
bebas (independen) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Tabel 4.10

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.1 Regression 337.575 3 112.525 21.421 .000a
Residual 362.452 69 5.253
Total 700.027 72
a. Predictors: (Constant), pengetahuan, kesadaran, sikapb. Dependent Variable: kepatuhan
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa nilai F hitung
diperoleh sebesar 21.421 dengan tingkat signifikasi 0,000. Karena tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa sikap wajib
pajak, kesadaran wajb pajak, dan pengetahuan perpajakan berpengaruh
secara simultan dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
membayar pajak bumi dan bangunan di kota Kecamatan Pamulang Kota
Tangerang Selatan.
3. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji signifikansi parameter individual bertujuan untuk
menginterpretasikan koefisien variabel independen. Untuk dapat
menentukan persamaan regresi dalam penelitian ini harus ditentukan
besarnya nilai konstanta dan koefisien regresi yang terdapat dalam tabel
Coefficients (a) hasil uji data penelitian sebagai berikut :
Tabel 4.11Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t Statistik)

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constanta) 2.639 2.759 .957 .342
sikap .101 .126 .094 .806 .423
kesadaran .345 .133 .287 2.596 .012
pengetahuan .356 .112 .411 3.183 .002
a. Dependent Variable: kepatuhan
Berdasarkan tabel di atas, maka persamaan regresi berganda dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = 2,639 + 0,101X1 + 0,345X2 + 0,356X3 + e
Keterangan:
Y = Kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan
X1 = Sikap wajib pajak
X2 = Kesadaran Wajib Pajak
X3 = Pengetahuan perpajakan
e = Kesalahan pengganggu
Persamaan regresi di atas mengandung makna bahwa:
a. Konstanta sebesar 2,639 berarti bahwa dengan mengesampingkan
pengaruh besarnya sikap wajib pajak (X1), kesadaran wajib pajak
(X2) dan pengetahuan perpajakan (X3), maka besarnya kepatuhan
wajib pajak adalah 2,639.
b. Koefisien regresi variabel sikap wajib pajak (X1) sebesar 0,101
berarti bahwa jika terjadi peningkatan variabel sikap wajib pajak
(X1) sebesar satu satuan dengan asumsi variabel lain konstan, maka
besarnya kepatuhan wajib pajak (Y) akan naik sebesar 0,101 satuan.

c. Koefisien regresi variabel kesadaran wajib pajak (X2) sebesar 0,345
berarti bahwa jika terjadi peningkatan variabel kesadaran wajib pajak
(X2), sebesar satu satuan dengan asumsi variabel lain konstan, maka
besarnya kepatuhan wajib pajak (Y) akan naik sebesar 0,345 satuan.
d. Koefisien regresi variabel kesadaran wajib pajak (X3) sebesar 0,356
berarti bahwa jika terjadi peningkatan variabel kesadaran wajib pajak
(X3), sebesar satu satuan dengan asumsi variabel lain konstan, maka
besarnya kepatuhan wajib pajak (Y) akan naik sebesar 0,356 satuan.
Koefisien regresi variabel pengetahuan perpajakan (X3) sebesar 0,356 berarti
bahwa jika terjadi peningkatan variabel pengetahuan perpajakan (X2), sebesar
satu satuan dengan asumsi variabel lain konstan, maka besarnya kepatuhan
wajib pajak (Y) akan naik sebesar 0,356 satuan.
Berdasarkan uji t stastitik pada tabel 4.11 diatas menunjukkan bahwa :
a. Variabel Sikap Wajib Pajak
Variabel sikap wajib pajak memiliki nilai signifikan sebesar 0,423
nilai ini lebih besar dari 0,05 (0,423>0,05). Dapat disimpulan bahwa sikap
wajib pajak (X1) tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
membayar wajib pajak bumi dan bangunan (PBB) di kecamatan Pamulang
kota Tangerang Selatan. Hasil penelitian ini konsisten sejalan dengan
penelitian Frengki C H Siahaan (2008) tetapi bertentangan dengan
penelitian Kautzar Riza Salman dan Mochammad Farid (2007).
Sikap wajib pajak dapat diartikan sebagai pernyataan atau
pertimbangan evaluatif dari wajib pajak, baik yang menguntungkan atau
tak menguntungkan mengenai obyek, orang atau peristiwa. Berdasarkan

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap wajib pajak kurang
mendukung terhadap kepatuhan wajib pajak.
b. Variabel Kesadaran Wajib Pajak
Variabel kesadaran wajib pajak memiliki nilai signifikan sebesar
0,012 nilai ini lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulan bahwa kesadaran
wajib pajak (X2) secara signifikan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak dalam membayar wajib pajak bumi dan bangunan (PBB) di
kecamatan Pamulang kota Tangerang Selatan. Hasil penelitian ini
konsisten sejalan dengan penelitian Arief Rachman, dkk (2008).
Kesadaran perpajakan dapat diartikan dengan kerelaan memenuhi
kewajibannya, termasuk rela memberikan kontribusi dana untuk
pelaksanaan fungsi pemerintah dengan cara membayar kewajiban
pajaknya. Dengan adanya rasa kesadaran wajib pajak maka kepatuhan
wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan secara tepat waktu
semakin tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar
pajak bumi dan bangunan.
c. Variabel Pengetahuan Perpajakan
Variabel pengetahuan perpajakan memiliki nilai signifikan sebesar
0,002 nilai ini lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulan bahwa pengetahuan
perpajakan (X3) secara signifikan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak dalam membayar wajib pajak bumi dan bangunan (PBB) di
kecamatan Pamulang kota Tangerang Selatan. Hasil penelitian ini

konsisten sejalan dengan penelitian Nur Imaniyah dan Bestari Dwi
Handayani (2008).
Pengetahuan perpajakan dapat diartikan sebagai kemampuan seorang wajib
pajak dalam mengetahui peraturan perpajakan baik itu soal tarif pajak yang
akan mereka bayar, maupun manfaat pajak yang akan berguna bagi kehidupan
mereka. Dengan pengetahuan perpajakan yang dimiliki wajib pajak maka
wajib pajak mengerti bagaimana pentingnya dan fungsinya dalam membayar
pajak bumi dan bangunan secara patuh sesuai dengan hasil penelitian bahwa
pengetahuan perpajakan wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Sikap wajib pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan di kecamatan
Pamulang kota Tangerang Selatan. Hasil ini mendukung dari penelitian
Frengki C H Siahaan (2008).
b. Kesadaran wajib pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan di kecamatan
Pamulang kota Tangerang Selatan. Hasil ini sejalan dengan penelitian
Arief Rachman, dkk (2008).
c. Pengetahuan perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan di kecamatan
Pamulang kota Tangerang Selatan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Nur
Imaniyah dan Bestari Dwi Handayani (2008).
d. Sikap wajib pajak, Kesadaran Wajib Pajak, dan Pengetahuan Perpajakan
wajib pajak berpengaruh secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak
dalam membayar pajak bumi dan bangunan di kecamatan Pamulang kota
Tangerang Selatan.
B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dilakukan, maka penulis dapat
memberikan implikasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
menentukan kebijakan yang berhubungan dengan penerimaan pajak bumi dan
bangunan.
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan yang penting bagi
pemerintah daerah Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan sebagai
bahan informasi tambahan dalam mengambil kebijakan menyangkut
keuangan daerah serta kinerja ekonomi dalam rangka meningkatkan
penerimaan pajak bumi dan bangunan. Untuk meningkatkan penerimaan
atau sumber fiskal daerah, pemerintah daerah Kecamatan Pamulang Kota
Tangerang Selatan harus memiliki kekuatan untuk menarik pungutan dari
pajak dan pemerintah pusat harus memberikan kewenangan yang lebih
besar kepada pemerintah daerah Kecamatan Pamulang Kota Tangerang
Selatan dalam perpajakan sejalan dengan semakin besarnya tanggung
jawab daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada
masyarakat.
2. Penduduk yang memiliki hak atas bumi dan bangunan merupakan salah
satu faktor yang berpengaruh dan dapat meningkatkan penerimaan pajak.
Karena semakin banyak jumlah penduduk yang memiliki bumi dan
bangunan, semakin banyak pula wajib pajak yang harus membayar pajak
bumi dan bangunan. Sebagai salah satu sasaran obyek pajak,
perkembangan jumlah penduduk yang memiliki bumi dan bangunan akan
mempengaruhi jumlah penerimaan pajak, termasuk pajak daerah. Dengan
bertambahnya jumlah penduduk yang memiliki bumi dan bangunan maka

akan mempengaruhi luas obyek pajak sehingga akan meningkatkan
penerimaan pajak bumi dan bangunan.
3. Peran dan partisipasi seluruh masyarakat sangatlah dibutuhkan demi
kelancaran pelaksanaan otonomi daerah khususnya kepada wajib pajak
untuk lebih patuh dalam pembayaran pajak bumi dan bangunan sehingga
terwujud pencapaian target penerimaan pajak daerah dalam pembayaran
pajak bumi dan bangunan secara disiplin oleh wajib pajak guna membiayai
pembangunan daerah Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan.
Pemerintah daerah Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan harus
bisa menjalankan rumah tangganya sendiri atau mandiri karena pemerintah
daerah Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan dituntut untuk selalu
meningkatkan kualitas pelayanan publik bagi masyarakat. Sosialisasi yang
baik dari pemerintah daerah Kecamatan Pamulang Kota Tangerang
Selatan mengenai pentingnya pembayaran pajak bumi dan bangunan
secara disiplin diharapkan dapat menciptakan sikap, kesadaran wajib
pajak, dan pengetahuan perpajakan wajib pajak untuk membayar pajak
bumi dan bangunan secara patuh.
C. Saran
Penelitian ini telah dirancang dengan baik, namun hasil penelitian ini
masih memiliki keterbatasan, oleh karena itu terdapat beberapa saran yang perlu
dikemukakan untuk memperbaiki penelitian selanjutnya, antara lain :
a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel
independen lainnya, menambahkan variabel moderating atau intervening

yang bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel lain yang dapat
mempengaruhi variabel dependen.
b. Metode pengumpulan data perlu ditambahkan dengan metode lain untuk
mendapatkan data yang lengkap, misalnya dengan cara mendatangi
langsung responden dalam proses penyebaran dan pengumpulan kuesioner
serta melakukan wawancara langsung dalam pengisian kuesioner sehingga
jawaban responden lebih mencerminkan jawaban yang sebenarnya.
c. Penelitian diharapkan dapat menambah jumlah sampel penelitian serta
memperluas wilayah sampel peneliti, dan dapat melakukan penelitian di
propinsi lain sehingga nanti hasilnya dapat digeneralisasikan untuk
lingkup yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. “Metode Penelitian” Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1998.
Devano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu. “Perpajakan: Konsep, Teori dan Isu”, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2006.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.
Hamid, Abdul. “ Buku Pedoman Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Press, Jakarta, 2007.
Hasra, Herianto. “Efektifitas Pelaksanaan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan di Desa Persiapan Salohe Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai”, Jurnal, 2007.
Hardika, N. Sentosa. 2006. Pengaruh Lingkungan dan Moral Wajib Pajak Terhadap Sikap dan Kepatuhan Wajib Pajak Pada Hotel Berbintang di Propinsi Bali. Disertasi. Universitas Airlangga: Surabaya.
Imaniyah, Nur dan Bestari Dwi Handayani. “Pengaruh Penghasilan dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB di Kelurahan Tegalrejo Kota Pekalongan”, Jurnal, 2008.
Indrawijaya, Adam. “Perilaku Organisasi” Pustaka Sinar Baru, Bandung, 2003.
Indrianto dan Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Management”, Edisi Pertama, Yogyakarta, BPFE, 2002.
Karnanto. “Kenaikan PBB Yang Merisaukan”, Indonesian Tax Review Volume V/ Edisi 5/ 2006.
Kurniawan, Dhani. “Pengaruh Sosialisasi Pajak Bumi dan Bangunan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kabupaten Kudus”, Jurnal, 2006.
Kurniawan, V.B. “Pengaruh Pemahaman, Kesadaran, dan Sistem Pemungutan yang Melekat pada Wajib Pajak (Studi Kasus di Kelurahan Ngagel Rejao Kecamatan Wonokromo)”, Skripsi UPN Jawa Timur, 2006.
Kusumawati, Atika. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan Sumurrejo Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang”, Skripsi, FE UNNES, Semarang, 2006.
Mardiasmo. “Perpajakan”, Edisi Revisi, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, 2009

Misbach, Moch. Lutfie. “Analisis Faktor-Faktor Yang Melekat Pada Wajib Pajak dan Pengaruhnya Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kotamadya Surabaya”, Universitas Airlangga, Surabaya, 1997.
Nimran, Umar, 1999, Perilaku Organisasi, Surabaya CV. Citra Media
Noormala, Siti Sheikh Obid, “Voluntary compliance : tax education preventive. International Cenference on Business and Aconomy 6-8 November 2008 Constanta Romania”, International Islamic University Malaysi,. 2008.
Nurmantu, Safri. “Pengantar Perpajakan”, Edisi Dua, Granit, Jakarta, 2003.
Pandiangan, Liberti. “Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Terbaru”, PT. Elex media Komputindo, Jakarta, 2008.
Robbinson, Stephen. P.”Perilaku Organisasi : Konsep, kontroversi, aplikasi”, Jakarta, Prenhallindo, 2001
Salman, Kautsar Riza dan Mochammad Farid. 2007. Pengaruh Sikap dan Moral Wajib Pajak Terhadap Kewajiban Wajib Pajak Pada Industri Perbankan di Surabaya.
Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004.
Siahaan, Frengki C H. “Pengaruh Sikap dan Motivasi Masyarakat Terhadap Partisipasi Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kecamatan Candisari Kota Semarang”, Jurnal, 2008.
Suandy, Erly. “Hukum Pajak”, Edisi Empat, Salemba Empat, Jaarta, 2008.
Suhardito, Bambang dan Bambang Sudibyo. “Pengaruh Faktor-Faktor Yang Melekat Pada Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan”, Simposium Nasional Akuntansi II, 1999.
Tarjo dan Sawarjuwono Tjiptohadi. “Kepercayaan Wajib Pajak Terhadap Fiskus, Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Pentingnya Membayar Pajak, Rekayasa Akuntansi dan Kepatuhan Wajib Pajak”, Jurnal Manajemen, Akuntansi dan Bisnis Volume 3 Nomor 2, Agustus 2005.
Tjahjono. “Pengaruh Tingkat Kepuasan Atas Pelayanan Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Bagian Timur I”, Tesis, Universitas Airlangga, Surabaya, 2006.
Waluyo. “Perpajakan Indonesia”, Edisi Delapan, Salemba Empat, Jakarta, 2008.

Lampiran 1 : Surat Kesediaan Responden
Nama : Banyu Ageng Wahyu Utomo
NIM : 207082000155
Universitas : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Sehubungan dengan adanya penelitian untuk tugas akhir program Strata 1
(S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, saya meminta kesediaannya untuk membantu
penelitian saya yang berjudul “Pengaruh Sikap, Kesadaran Wajib Pajak dan
Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar
Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan”.
Dengan mengisi kuisioner yang telah disediakan atas perhatian dan bantuannya
saya ucapkan terima kasih.

Lampiran 2 : Identitas Responden
KUESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
Data Responden
Nama : (boleh tidak diisi)
Alamat : (boleh tidak diisi)
Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan *
Pendidikan Terakhir : SMA / D3 / S1 / S2 *
Status : Menikah / Belum Menikah *
* Coret yang tidak perlu
Petunjuk Pengisian
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda anggap paling tepat dengan cara
memberi tanda check list (√) atau (X) pada setiap butir pertanyaan.
Setiap butir pertanyaan berikut ini terdiri dari atas 5 pilihan jawaban :
SS = Sangat Setuju dimasukkan dalam kelompok 5
S = Setuju dimasukkan dalam kelompok 4
R = Ragu-ragu dimasukkan dalam kelompok 3
TS = Tidak Setuju dimasukkan dalam kelompok 2
STS = Sangat Tidak Setuju dimasukkan dalam kelompok 1

Lampiran 3 : Pernyataan Sikap Wajib Pajak (X1) dan Kesadaran Wajib Pajak (X2)
Sikap Wajib Pajak (X1)
No Pertanyaan STS TS R S SS1 Pelayanan di kantor pajak memudahkan saya dalam
membayar pajak 2 Sistem pelayanan di kantor pajak sudah berjalan
dengan baik3 Saya membayar pajak karena adanya sanksi dan
denda4 Saya melunasi pajak bumi dan bangunan tepat pada
waktunya untuk menghindari sanksi denda5 Saya membayar pajak berdasarkan tarif pajak6 Tarif pajak yang sesuai UU perpajakan memudahkan
saya dalam membayar pajak
Kesadaran Wajib Pajak (X2)
No Pertanyaan STS TS R S SS1 Saya membayar pajak karena sadar merupakan
kewajiban saya sebagai warga negara yang baik 2 Saya berkeyakinan pemungutan pajak hasilnya akan
kembali ke masyarakat3 Saya memahami betapa pentingnya pajak bagi
pembangunan nasional4 Pajak bumi dan bangunan dipergunakan sebagai
sumber pendapatan daerah 5 Saya membayar pajak bumi dan bangunan dengan
senang hati dan sukarela sesuai kebijakan pajak6 Saya melaporkan detail perubahan tanah dan
bangunan saya

Lampiran 4 : Pernyataan Pengetahuan Perpajakan (X3) dan Kepatuhan Wajib
Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (Y)
Pengetahuan Perpajakan (X3)
No Pertanyaan STS TS R S SS1 Saya mengetahui fungsi atas pajak yang saya bayar2 Dengan membayar pajak maka pembangunan
fasilitas umum menjadi lebih baik3 Dengan membayar pajak, saya dapat menikmati
sarana dan prasarana sebagai kebutuhan umum4 Pajak merupakan pendapatan negara yang sangat
penting 5 Saya mengerti cara mendaftarkan diri sebagai wajib
pajak 6 Saya mengerti tata cara pembayaran pajak bumi dan
bangunan7 Saya paham dan mengerti tarif pajak yang akan saya
bayar
Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (Y)
No Pertanyaan STS TS R S SS1 Saya membayar pajak bumi dan bangunan dengan
tepat waktu2 Saya menjalankan kewajiban sebagai wajib pajak
karena ada paksaan dari pihak fiskus3 Saya sudah melaksanakan kewajiban sebagai wajib
pajak secara benar4 Sanksi denda pajak bumi dan bangunan memacu
saya untuk membayar pajak tepat waktu5 Keterlambatan dalam membayar pajak bumi dan
bangunan akan dikenakan sanksi 6 Saya bersedia melaporkan informasi tentang pajak
jika fiskus membutuhkan informasi tersebut

Lampiran 5 : Jawaban Pernyataan Sikap Wajib Pajak (X1)
Pernyataan Sikap Wajib Pajak (X1)
Responden Skp 1 Skp 2 Skp 3 Skp 4 Skp 5 Skp 6 Total Skp1 3 3 4 4 4 4 222 4 4 4 4 4 4 243 4 3 2 4 5 4 224 4 4 2 4 4 4 225 5 4 5 4 4 4 266 4 4 2 4 4 4 227 4 4 3 5 5 4 258 5 4 2 5 4 5 259 4 3 4 5 5 2 23
10 4 3 3 5 5 4 2411 5 4 4 4 4 5 2612 4 5 4 4 4 3 2413 4 3 4 5 4 4 2414 3 4 4 4 4 3 2215 4 5 5 4 5 4 2716 3 5 4 4 4 3 2317 2 3 4 4 4 4 2118 4 4 2 4 4 4 2219 5 4 4 4 4 4 2520 5 4 4 4 4 4 2521 3 4 3 5 4 3 2222 4 3 2 4 5 3 2123 4 4 2 2 4 4 2024 5 3 4 4 4 4 2425 3 3 4 4 4 3 2126 3 5 4 4 4 2 2227 4 4 2 2 4 5 2128 2 2 4 4 4 3 1929 4 4 2 2 4 3 1930 4 4 5 2 5 5 2531 4 3 4 3 4 4 2232 3 3 2 2 4 3 1733 4 4 3 3 5 4 2334 4 3 2 4 4 3 2035 5 2 3 2 5 4 2136 2 4 4 2 4 4 2037 4 4 4 3 4 1 2038 5 2 2 5 5 5 2439 3 3 5 5 3 3 2240 3 4 4 3 4 4 22
Bersambung pada halaman selanjutnya

Responden Skp 1 Skp 2 Skp 3 Skp 4 Skp 5 Skp 6 Total Skp41 4 5 3 4 3 2 2142 2 3 4 4 3 3 1943 3 2 1 1 5 3 1544 4 5 2 3 5 5 2445 5 3 3 3 4 4 2246 4 4 3 4 5 4 2447 4 4 4 5 4 5 2648 4 4 3 4 4 3 2249 3 3 2 4 5 4 2150 4 4 4 4 4 4 2451 5 5 5 5 5 5 3052 4 4 3 4 4 4 2353 5 5 5 5 5 5 3054 4 4 5 4 4 4 2555 5 5 5 5 5 5 3056 4 4 4 4 4 4 2457 4 4 4 4 4 4 2458 5 4 4 4 5 4 2659 5 5 5 5 5 5 3060 4 4 4 5 4 4 2561 5 4 4 5 5 4 2762 4 4 4 4 4 4 2463 4 5 4 4 4 5 2664 4 5 4 5 4 5 2765 5 4 4 4 5 4 2666 3 4 5 4 3 4 2367 4 4 4 4 4 4 2468 2 4 4 4 2 4 2069 4 4 4 4 4 4 2470 4 4 4 4 4 4 2471 3 3 4 4 2 3 1972 4 5 4 5 4 5 2773 5 3 4 4 5 3 24

Lampiran 6 : Jawaban Pernyataan Kesadaran Wajib Pajak (X2)
Pernyataan Kesadaran Wajib Pajak (X2)
Responden Ksd 1 Ksd 2 Ksd 3 Ksd 4 Ksd 5 Ksd 6 Total Ksd1 5 4 4 3 5 4 252 4 4 4 4 4 4 243 5 5 5 4 3 4 264 5 5 5 5 5 5 305 5 3 5 4 4 5 266 5 2 4 5 2 3 217 5 4 4 3 4 4 248 5 4 4 3 4 4 249 5 3 4 4 5 5 26
10 4 3 5 3 4 4 2311 4 4 4 4 4 3 2312 4 3 3 2 5 4 2113 5 5 5 4 4 4 2714 4 3 4 4 2 4 2115 5 3 4 4 4 5 2516 4 5 3 3 4 4 2317 5 4 3 5 2 5 2418 5 5 5 3 5 4 2719 4 4 4 4 4 4 2420 4 4 4 4 4 4 2421 4 3 5 4 5 5 2622 5 5 4 5 4 3 2623 4 4 5 4 4 4 2524 4 3 4 4 4 4 2325 4 4 4 5 4 4 2526 4 1 5 4 3 3 2027 4 4 4 4 5 4 2528 4 4 3 4 4 3 2229 4 4 4 5 4 2 2330 4 3 4 4 4 4 2331 4 4 4 4 3 3 2232 5 3 4 5 5 4 2633 4 3 4 3 4 5 2334 4 4 4 3 3 4 2235 5 2 5 4 4 3 2336 5 3 5 4 5 4 2637 4 2 4 4 2 4 2038 5 5 5 4 4 3 2639 5 4 4 3 3 4 2340 4 3 4 3 3 4 21
Bersambung pada halaman selanjutnya

Responden Ksd 1 Ksd 2 Ksd 3 Ksd 4 Ksd 5 Ksd 6 Total Ksd40 4 3 4 3 3 4 2141 4 2 3 4 4 3 2042 4 4 4 4 3 3 2243 5 3 3 5 5 3 2444 5 5 4 4 5 4 2745 4 3 5 3 4 3 2246 3 4 3 5 5 4 2447 3 4 5 4 1 2 1948 4 3 4 5 3 4 2349 4 3 3 3 3 3 1950 4 3 4 3 4 3 2151 5 5 5 5 5 5 3052 3 4 4 4 3 4 2253 5 5 5 5 5 5 3054 5 4 4 4 5 4 2655 5 5 5 5 5 5 3056 4 4 4 4 4 4 2457 4 4 4 4 4 4 2458 4 4 5 4 4 4 2559 5 5 5 5 5 5 3060 4 5 4 4 4 5 2661 4 5 5 4 4 5 2762 4 4 4 4 4 4 2463 4 4 4 5 5 4 2664 4 5 4 5 5 5 2865 4 4 5 4 4 4 2566 5 4 5 4 5 4 2767 4 4 4 4 4 5 2568 4 4 2 4 4 5 2369 4 4 4 4 4 4 2470 4 4 4 4 3 4 2371 4 4 2 3 4 4 2172 4 5 4 5 4 5 2773 4 4 5 3 5 4 25

Lampiran 7 : Jawaban Pernyataan Pengetahuan Perpajakan (X3)
Pernyataan Pengetahuan Perpajakan (X3)
Responden Png 1 Png 2 Png 3 Png 4 Png 5 Png 6 Png 7 Total Png1 4 3 4 4 4 4 3 262 4 4 4 4 4 4 4 283 4 3 4 4 4 4 4 274 4 4 4 4 4 4 4 285 4 4 4 5 4 4 4 296 3 4 3 4 4 4 4 267 3 3 4 5 4 3 4 268 4 4 4 4 3 3 4 269 3 3 4 4 4 4 3 25
10 4 3 3 5 4 4 5 2811 3 3 4 4 4 4 4 2612 2 3 4 4 4 4 4 2513 3 2 3 4 4 4 5 2514 4 4 4 4 3 3 3 2515 4 4 4 5 3 4 4 2816 4 4 3 4 3 3 3 2417 4 1 2 4 3 3 3 2018 4 3 4 5 3 5 3 2719 2 3 2 4 3 2 4 2020 4 5 5 4 4 4 4 3021 4 3 4 5 3 4 4 2722 3 4 4 4 3 5 3 2623 4 4 4 4 4 4 4 2824 3 3 3 5 3 3 3 2325 3 4 4 4 4 4 4 2726 4 4 4 4 4 4 4 2827 5 4 4 4 4 4 4 2928 3 4 3 5 4 4 4 2729 4 3 3 4 2 2 2 2030 4 4 4 5 4 4 4 2931 3 4 4 4 3 3 4 2532 4 4 4 5 3 3 3 2633 4 5 3 3 4 5 5 2934 3 3 3 4 3 3 3 2235 4 3 4 4 3 2 2 2236 3 4 3 5 2 3 3 2337 4 1 4 5 2 2 2 2038 5 5 5 4 3 2 5 2939 3 3 4 4 4 3 4 2540 3 3 3 4 2 2 3 20
Bersambung pada halaman selanjutnya

Responden Png 1 Png 2 Png 3 Png 4 Png 5 Png 6 Png 7 Total Png41 4 4 4 4 3 3 4 2642 4 3 3 4 3 2 3 2243 3 3 3 5 3 3 3 2344 4 3 1 3 4 3 3 2145 4 3 3 4 4 4 5 2746 4 4 3 3 5 4 5 2847 1 2 3 3 4 4 5 2248 3 3 2 4 4 3 3 2249 4 4 3 4 4 4 4 2750 3 3 2 4 4 3 3 2251 5 5 5 5 5 5 5 3552 4 4 3 4 4 4 3 2653 5 5 5 5 5 5 5 3554 4 4 5 4 4 4 5 3055 5 5 5 5 5 5 5 3556 4 4 4 4 4 4 4 2857 4 4 4 4 4 4 4 2858 5 4 4 4 5 4 4 3059 5 5 5 5 5 5 5 3560 4 4 4 5 4 4 4 2961 5 4 4 5 5 4 4 3162 4 4 4 4 4 4 4 2863 4 5 4 4 4 5 4 3064 4 5 4 5 4 5 4 3165 5 4 4 4 5 4 4 3066 3 4 5 4 3 4 5 2867 4 4 4 4 4 4 4 2868 2 4 4 4 2 4 4 2469 4 4 4 4 4 4 4 2870 4 4 4 4 4 4 4 2871 2 3 4 4 2 3 4 2272 4 5 4 5 4 5 4 3173 5 3 4 4 5 3 4 28
Lampiran 8 : Jawaban Pernyataan Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

Pernyataan Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Responden Kpth 1 Kpth 2 Kpth 3 Kpth 4 Kpth 5 Kpth 6 Total Kpth1 4 5 2 4 4 3 222 4 2 4 4 4 4 223 4 4 4 4 4 4 244 4 2 4 3 4 4 215 4 4 4 4 4 4 246 3 4 4 4 4 3 227 4 5 4 5 4 3 258 5 2 4 4 4 3 229 5 1 5 5 3 5 24
10 4 4 4 5 5 4 2611 4 3 3 3 3 4 2012 3 4 4 4 4 4 2313 4 4 4 2 4 4 2214 4 4 4 4 4 4 2415 5 5 5 2 5 3 2516 4 2 4 4 4 3 2117 3 4 4 4 5 5 2518 4 4 5 2 5 5 2519 2 3 4 3 2 4 1820 4 2 4 4 4 4 2221 4 4 4 4 4 5 2522 5 4 3 3 4 4 2323 4 3 4 2 4 4 2124 4 4 4 4 5 4 2525 4 3 4 4 4 4 2326 4 3 3 4 4 4 2227 4 4 3 5 5 4 2528 4 4 4 2 5 5 2429 4 4 4 2 4 4 2230 4 5 4 2 4 4 2331 2 3 4 4 2 2 1732 4 4 4 2 3 4 2133 5 2 4 3 5 4 2334 4 3 4 4 4 3 2235 4 2 3 2 2 4 1736 3 3 3 4 5 5 2337 2 1 4 5 1 4 1738 5 2 3 2 2 4 1839 3 1 4 3 3 4 1840 3 3 4 4 2 5 21
Bersambung pada halaman selanjutnya
Responden Kpth 1 Kpth 2 Kpth 3 Kpth 4 Kpth 5 Kpth 6 Total Kpth41 2 2 3 2 2 3 14

42 3 4 3 2 4 3 1943 4 5 4 1 5 3 2244 4 1 4 3 3 3 1845 4 3 4 4 4 2 2146 3 5 4 4 3 2 2147 1 3 2 4 1 5 1648 4 4 4 4 4 3 2349 4 4 4 3 4 4 2350 4 4 4 4 4 3 2351 5 1 5 5 5 5 2652 3 2 4 4 3 4 2053 5 5 5 5 5 5 3054 5 4 4 4 5 4 2655 5 5 5 5 5 5 3056 4 4 4 4 4 4 2457 4 4 4 4 4 4 2458 4 4 5 4 4 4 2559 5 5 5 5 5 5 3060 4 5 4 4 4 5 2661 4 5 5 4 4 5 2762 4 4 4 4 4 4 2463 4 4 4 5 4 4 2564 4 5 4 5 4 5 2765 4 4 5 4 4 4 2566 5 4 3 4 5 4 2567 4 4 4 4 4 4 2468 4 4 2 4 4 4 2269 4 4 4 4 4 4 2470 4 4 4 4 4 4 2471 4 4 2 3 4 4 2172 4 5 4 5 4 5 2773 4 4 5 3 4 4 24
Lampiran 9 : Validitas dan Reliabilitas Sikap Wajib Pajak (X1)

Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Sikap Wajib Pajak
Pernyataan Perason Correlation Sig (2-tailed) Keterangan Skp 01 0,646** 0,000 ValidSkp 02 0,595** 0,000 ValidSkp 03 0,565** 0,000 ValidSkp 04 0,616** 0,000 ValidSkp 05 0,387** 0,001 ValidSkp 06 0,615** 0,000 Valid
Reliability StatisticsCronbach's Alpha N of Items
.727 7
Lampiran 10 : Validitas dan Reliabilitas Kesadaran Wajib Pajak (X2)
Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Kesadaran Wajib Pajak
Pernyataan Perason Correlation Sig (2-tailed) Keterangan Ksd 01 0,545** 0,000 ValidKsd 02 0,653** 0,000 ValidKsd 03 0,469** 0,000 ValidKsd 04 0,469** 0,000 ValidKsd 05 0,669** 0,000 ValidKsd 06 0,619** 0,000 Valid

Reliability StatisticsCronbach's Alpha N of Items
.726 7
Lampiran 11 : Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan Perpajakan (X3)
Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Pengetahuan Perpajakan
Pernyataan Perason Correlation Sig (2-tailed) Keterangan Png 01 0,632** 0,000 ValidPng 02 0,693** 0,000 ValidPng 03 0,601** 0,000 ValidPng 04 0,305** 0,009 ValidPng 05 0,564** 0,000 ValidPng 06 0,575** 0,000 ValidPng 07 0,505** 0,000 Valid
Reliability StatisticsCronbach's Alpha N of Items
.639 7

Lampiran 12 : Validitas dan Reliabilitas Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Kepatuhan Wajib Pajak
Pernyataan Perason Correlation Sig (2-tailed) Keterangan Png 01 0,634** 0,000 ValidPng 02 0,606** 0,000 ValidPng 03 0,520** 0,000 ValidPng 04 0,477** 0,000 ValidPng 05 0,778** 0,000 ValidPng 06 0,464** 0,000 Valid
Reliability StatisticsCronbach's Alpha N of Items
.729 7

Lampiran 13 : Multikolinieritas & Heterkedastisitas Data
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIFSikap Wajib Pajak .552 1.813
Kesadaran Wajib Pajak .613 1.632Pengetahuan Perpajakan .450 2.220

Lampiran 14 : Normalitas Data

Lampiran 15 : Koefisien Determinasi (R2) & Signifikansi Simultan (Uji F) Data
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
ModelR
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watsondim
ensi
on0
1 .694a .482 .460 2.292 1.832
a. Predictors: (Constant), pengetahuan, sikap, kesadaran
b. Dependent Variable: kepatuhan
ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.1 Regression 337.575 3 112.525 21.421 .000a
Residual 362.452 69 5.253Total 700.027 72
a. Predictors: (Constant), pengetahuan, kesadaran, sikap
b. Dependent Variable: kepatuhan

Lampiran 16 : Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t STatistik)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficientst Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.639 2.759 .957 .342sikap .101 .126 .094 .806 .423kesadaran .345 .133 .287 2.596 .012pengetahuan .356 .112 .411 3.183 .002
a. Dependent Variable: kepatuhan