pengaruh status sosial ekonomi terhadap ...digilib.unila.ac.id/25813/20/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI
TERHADAP ADAPTASI MAHASISWA MIGRAN
(Studi pada Mahasiswa Migran Papua di
Universitas Lampung)
Skripsi
Oleh
Citra Ardia Garini
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF SOCIAL AND ECONOMIC STATUS AGAINSTTHE ADAPTATION OF MIGRANT COLLEGE STUDENTS
( Study on Papua’s Migrant College Students in University of Lampung)
By
CITRA ARDIA GARINI
This study is intend to find out the influence of social and economic statusagainst the adaptation of migrant college students. The method that used in thisstudy is using explanatory research which the researcher can describe causalrelation between social economic status variable against the adaptation of migrantcollege students through the hypothesis examination. Data collection in this studyusing questionaries to 32 respondent selected, interviewing and literature review.The result of this study state that the social economic status has influence on theadaptation of migrant college students. Correlation between social economicstatus variable and the adaptation of Papua’s migrant college students is 0.049, ifthat was related with the criteri of coefficient correlation in George Argyrousformula it can be describe that variable in this study has close related. The valuein social and economic status variable against the adaptation of migrant collegestudents is 20,1% and the rest influenced by other factors that not be examined. Itcan be said that there is the influence of social and economic status against theadaptation of migrant college students,
Keyword : Social and Economic Status, Adaptation, Migrant
ABSTRAK
PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMITERHADAP ADAPTASI MAHASISWA MIGRAN
(Studi Pada Mahasiswa Migran Papua di Universitas Lampung)
Oleh
CITRA ARDIA GARINI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh status sosialekonomi terhadap adaptasi mahasiswa migran. Metode yang digunakan adalahexplanatory research, dimana peneliti menjelaskan hubungan kausal antaravariabel status sosial ekonomi terhadap adaptasi mahasiswa migran melaluipengujian hipotesa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini denganmenyebarkan kuesioner kepada 32 responden, wawancara dan studi pustaka.Hasil penelitian menunjukkan bahwa status sosial ekonomi berpengaruhterhadap adaptasi mahasiswa migran. Korelasi antara variabel status sosialekonomi terhadap adaptasi mahasiswa migran Papua sebesar 0,449, dikaitkandengan kriteria koefisien korelasi formula George Argyrous maka dapatdikatakan bahwa variabel dalam penelitian ini memiliki hubungan yang cukuperat. Besar pengaruh variabel status sosial ekonomi terhadap adaptasimahasiswa migran adalah 20,1% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yangtidak diteliti. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antarastatus sosial ekonomi terhadap adaptasi mahasiswa migran.
Kata Kunci: Status Sosial Ekonomi, Adaptasi, Migran.
PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMITERHADAP ADAPTASI MAHASISWA MIGRAN
(Studi pada Mahasiswa Migran Papua diUniversitas Lampung)
Oleh
Citra Ardia Garini
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA SOSIOLOGI
Pada
Jurusan SosiologiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung tanggal 16
Januari 1995. Penulis merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara dari pasanganBapak Eko Edy Sumarwanto
dan Ibu Septia Ardini.
Penulis menempuh pendidikan pertama kali pada
tahun 1999 di TK IKI PTPN 7 Unit Usaha Bekri dan
kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar
yang diselesaikan pada tahun 2007 di SD Negeri 4
Tanjung Jaya. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama diselesaikan pada tahun
2010 di SMP Negeri 1 Bangunrejo kemudian melanjutkan ke jenjang Sekolah
Menengah Atas di SMA Perintis 1 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun
2013. Pada tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan
Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui
jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan
Sosiologi (HMJ Sosiologi). Pada tahun 2014-2015 penulis menjadi anggota
Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi. Selanjutnya pada tahun 2014-2015
penulis menjabat sebagai Sekretaris Bidang Pengabdian Masyarakat Himpunan
Mahasiswa Jurusan Sosiologi.
Pada tahun 2016, Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 60
hari di Desa Gedung Jaya, Kecamatan Rawa Pitu, Kabupaten Tulang Bawang.
MOTTO
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan, pasti ada kemudahan”.
(QS. Al-Insyirah: 5)
“Love Life and Life Will Love You Back”
(RidwanKamil)
“Every Action has an Equal and Opposite Reaction.”
(Anonymous)
Kupersembahkan karya kecilku ini untuk…
Ibu Septia Ardini dan Bapak Eko Edy Sumarwanto tercinta
yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang dan doa yang tulusuntukku
Kakak dan adikku yang tercinta, Diary Aprilia dan Dinar Adha Rieka
yang selalu memberikan semangat dan doa untukku
Para Sahabat dan teman-teman
Seperjuangan
Achmad Fachri Setiawan
yang selalu setia menemani, mendampingi, mendukung danmendoakan
setiap langkahku
Almamater tercinta,
Sosiologi FISIP Universitas Lampung
SANWACANA
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya. Serta kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa kita nantikan
syafaatnya kepada kita semua kelak di yaumul qiyamah, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini yang merupakan syarat mencapai gelar sarjana Sosiologi
di Universitas Lampung. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap
Adaptasi Mahasiswa Migran (Studi Pada Mahasiswa Migran Papua Di Universitas
Lampung).
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan maupun
saran dan kritik dari berbagai pihak dan sebagai rasa syukur penulis menyampaikan ucapan
terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Kedua orangtua yang telah membimbing, memberikan nasehat, kasih sayang serta doa
yang tulus untuk keberhasilanku. Jasa-jasa kalian tidak akan pernah terbalaskan.
Terimakasih bapak ibu. Semoga Allah senantiasa memberikan umur panjang dan
kesempatan bagiku untuk menjadi kebanggaan kalian. Aamiin
2. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung
3. Bapak Drs. Effendi, M.M selaku Wakil Dekan bidang akademik dan kerjasama
4. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S selaku Wakil Dekan bidang umum dan keuangan
5. Bapak Drs. Pairulsyah, M.H selaku Wakil Dekan bidang kemahasiswaan dan alumni
6. Bapak Drs. Susetyo, M.Si Selaku Ketua Jurusan Sosiologi, terimakasih banyak atas
saran dan masukannya selama penulis menjadi mahasiswa jurusan Sosiologi.
7. Ibu Dra. Anita Damayantie, M.H Selaku dosen pembimbing skripsi, terimakasih atas
segala bentuk masukan, motivasi selama awal penulisan sampai selesai. Terimakasih
juga untuk pembelajaran diluar kampus yang sangat berharga selama saya menjadi
mahasiswa, tempat berbagi cerita, semoga silaturahmi akan selalu terjalin.
8. Ibu Dra. Paraswati Daril Milyan Selaku dosen pembahas skripsi yang telah banyak
memberikan masukan, arahan dan motivasinya dalam penyusunan skripsi maupun
dalam proses perkuliahan. Semoga silaturahmi akan selalu terjalin.
9. Bapak Drs. Suwarno, M.H Selaku dosen pembimbing akademik terimakasih atas
segala ilmu, masukan dan motivasi yang diberikan selama menjadi mahasiswa,
10. Kepada seluruh staff administrasi Sosiologi dan Staff administrasi FISIP Unila yang
telah membantu dan melayani segala administrasi.
11. Keluargaku tercinta mba Dea semoga cepet dapet jodoh, adikku tersayang Dinar
belajar yang rajin, jadi anak yang berbakti pada orangtua, mbah putri dan nenek yang
selalu memberikan doa untuk kesuksesanku, para paman dan bibi, sepupu yang tidak
dapat disebutkan namanya satu persatu. Mama novi, mba ina dan seluruh keluarga
yang senantiasa mendukung dan mendoakan sampai studi ini terselesaikan.
12. Jesika Agnes Debora Simanjuntak, Azhaar Afaf Hanifah dan Wayan Andika. Thanks
udah jadi manusia aneh yang hadir sebagai sahabat (sebenernya terpaksa). Gak ada
kata-kata puitis yang bisa ditulis, tapi intinya aku bersyukur Tuhan menghadirkan
kalian dalam hidupku. Meskipun kita berbeda suku bahkan agama, semoga hubungan
kita akan terus terjalin seperti saudara. See you on top guys :*
13. Kekasih gelapku, Bapak Aldimen Simanjuntak beserta ibu Mangitar Tampubolon.
Terimakasih sudah menjadi orangtua kedua yg selalu memberi semangat, motivasi
dan juga doa. Untuk kapten Yoo Si Jin (Pak Yasan) beserta ibu Widiyanti yang tak
kalah aku sayangi, terimakasih sudah menganggap dan menyayangiku seperti anak
kandung. Semoga Tuhan senantiasa memberi umur panjang dan kehidupan yang
mulia untuk kalian…
14. Adik-adikku, Grety Yoana Simanjuntak dan Elsa Carolin Simanjuntak, serta si
ganteng kembaranku Noval Ahmad Aula. Terimakasih untuk doa dan semangat yang
selalu kalian berikan.
15. Sahabat tercinta Kurnia Rahma Dewi, Tiur, Ridho, Agus, Deny, Enjel, Hesti, Saras.
Terimakasih semua atas semangatnya. Semoga kelak kita semua menjadi insan yang
bermanfaat bagi umat. Aamiin
16. Achmad Fachri Setiawan, kakak tingkat paling istimewa, tempat berbagi cerita suka
dan duka. Terimakasih telah menemani dan membantu dalam setiap jengkal proses
penyusunan skripsi ini. Semoga kariernya lancar, sukses selalu. Aamiin
17. Pengurus dan presidium HMJ Sosiologi kepengurusan 2015-2016 terimakasih atas
kerjasama dan kekompakannya dalam menjalankan amanah.
18. Rekan-rekan seperjuangan 2013, mas Agung, Cia, Meti, Ajiba, Retno, Ira, Anita,
Anzanis, Salsa, Sepina, Oprada, Nurul, Zirwan, Dio, Rizki, Sugeng, Intan, Ade dan
semua yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Semangat buat yang lagi
nyusun skripsi. Semoga kita semua bisa sukses dan silaturahmi kita dapat terus
terjalin.
19. Kakak tingkat 2011 dan 2012, bang Andre, bang Fahru, bang Windu, bang Yudi,
mbak Siti, mbak Meiga, bang Syaiful, bang Sandi, mbak flo dan mba Ade terimakasih
atas bantuannya.
20. Adik-adik tingkat 2014 dan 2015, Dina, Deska, Fadhil, Dewi, Intan, Yosi, Yassir,
Andi, Nadia, Egha, Bobby dan lainnya. Terimakasih sudah menjadi penggerak HMJ
ditahun kepengurusan 2015, tetap semangat dan sukses kuliahnya.
21. Yosep Papuanus Iyai dan seluruh mahasiswa migran asal Papua yang sudah banyak
membantu dalam proses penelitian ini, terimakasih banyak atas bantuannya. Semoga
kelak kalian dapat kembali ke Papua dan sukses membangun Papua menjadi lebih
baik disana. Aamiin
22. Keluarga KKN Desa Gedung Jaya, Mba Imas, Noni, Yogi, Yeni, Nando, Pak lurah
beserta ibu. Bu Jumi dan Pak Lukman. Terimakasih atas pembelajaran dan cerita
KKN nya selama 60 hari.
23. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, penulis ucapkan terimakasih.
Semoga Allah membalas kebaikan kalian. Aamiin .
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Harapan penulis
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan memberikan informasi untuk semua
pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Bandar Lampung, 18 Februari 2017
Penulis,
Citra Ardia Garini
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................. i
DAFTAR TABEL.......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang .....................................................................................1
B.Rumusan Masalah ................................................................................7
C.Tujuan penelitian ..................................................................................7
D.Manfaat Penelitian ...............................................................................7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Tentang Status Sosial Ekonomi ............................................8
1. Status Sosial .........................................................................................8
2. Status Ekonomi .................................................................................. 11
3. Status Sosial Ekonomi ....................................................................... 12
4. Penggolongan Status Sosial Ekonomi ............................................... 16
B. Tinjauan Tentang Adaptasi ............................................................... 17
C. Tinjauan Tentang Migrasi ................................................................. 18
D. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Adaptasi
Mahasiswa Migran ................................................................................ 21
ii
E. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 22
F. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 24
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ............................................................................ 25
B. Lokasi Penelitian ............................................................................. 25
C. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 26
D. Variabel Penelitian .......................................................................... 27
E. Definisi Konseptual ......................................................................... 27
F. Definisi Operasional dan Indikator Variabel ................................... 30
G. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 31
H. Teknik Pengolahan Data .................................................................. 32
I. Teknik Analisis Data ....................................................................... 33
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Papua ................................................................................ 37
B. Sejarah Universitas Lampung ....................................................... 41
C. Visi, Misi dan Tujuan Unila .......................................................... 42
D. Situasi dan Kondisi ....................................................................... 44
E. Fasilitas Fisik ................................................................................ 46
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Responden ...................................................................... 48
1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin ................................ 49
2. Identitas Responden Menurut Umur ............................................. 49
3. Identitas Responden Menurut Fakultas ......................................... 50
B. Keadaan Status Sosial Ekonomi Respponden ............................... 52
C. Adaptasi Mahasiswa Migran ......................................................... 62
iii
D. Analisis Tabel Silang .................................................................... 71
E. Regresi Linear Sederhana ............................................................. 75
1. Kekayaan (X1) Terhadap Adaptasi (Y) ........................................ 75
2. Kekuasaan (X2) Terhadap Adaptasi (Y) ....................................... 76
3. Kehormatan (X3) Terhadap Adaptasi (Y)..................................... 78
4. Ilmu Pengetahuan (X4) Terhadap Adaptasi (Y) ........................... 79
F. Koefisien Determinasi ................................................................... 80
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 83
B. Saran .............................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 85
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Kerangka Pikir ............................................................................... 23
2. Orang Asli Papua ...................................................................................... 39
3. Rumah Adat Papua ................................................................................... 40
4. Rusunawa Unila ........................................................................................ 47
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin ........................................... 49
2. Identitas Responden Menurut Umur ......................................................... 50
3. Identitas Responden Menurut Fakultas .................................................... 51
4. Tingkat Pendidikan Orangtua Responden ................................................ 52
5. Penghasilan Orangtua Responden ............................................................. 53
6. Status Kepemilikan Rumah Keluarga Responden ................................... 54
7. Luas Rumah Orangtua Responden ............................................................ 54
8. Jenis Rumah Responden ........................................................................... 55
9. Keadaan Atap Rumah Keluarga Responden ............................................. 55
10. Luas Tanah/Pekarangan Keluarga Responden .......................................... 56
11. Sumber Penerangan Kediaman Responden .............................................. 57
12. Bahan Bakar Utama Responden................................................................ 57
13. Alat Komunikasi Responden..................................................................... 58
14. Uang Saku Responden .............................................................................. 58
15. Status Pekerjaan Orangtua Responden...................................................... 59
16. Jenis Pekerjaan Orangtua Responden ....................................................... 60
17. Jabatan Orangtua Responden .................................................................... 60
18. Jenis Pekerjaan Orangtua Responden ....................................................... 61
19. Kedudukan Orangtua Responden di Masyarakat ...................................... 61
v
20. Rekapitulasi Tanggapan Keseharian Responden
Dilingkungan Tempat Tinggal ................................................................. 63
21. Rekapitulasi Tanggapan Keseharian Responden
Dilingkungan Akademis ........................................................................... 66
22. Rekapitulasi Tanggapan Keseharian Responden
Dilingkungan Teman Sebaya ................................................................... 68
23. Tabel Silang Pendidikan dengan Pekerjaan Ayah Responden ................. 71
24. Tabel Silang Pendidikan dengan Pekerjaan Ibu Responden .................... 72
25. Tabel Silang Pekerjaan dengan Penghasilan Ayah Responden ............... 73
26. Tabel Silang Pekerjaan dengan Penghasilan Ibu Responden ................... 74
27. Tabel Silang Uang Saku dengan Pengeluaran Responden ....................... 74
28. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Kekayaan (X1)
Terhadap Adaptas (Y) .............................................................................. 75
29. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Kekuasaan (X2)
Terhadap Adaptas (Y) .............................................................................. 76
30. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Kehormatan (X3)
Terhadap Adaptas (Y) .............................................................................. 78
31. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Ilmu Pengetahuan (X4)
Terhadap Adaptas (Y) .............................................................................. 79
32. Hasil Uji Determinasi ............................................................................... 81
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi Cendrawasih “Papua” sebagai bagian dari Indonesia memiliki berbagai
problematika yang menarik untuk diperbincangkan. Pulau yang berada diujung
timur Indonesia ini terkenal dengan limpahan sumberdaya alamnya, mulai dari
kekayan hasil tambang sampai dengan pesona bawah lautnya. Namun dibalik
kekayaan tersebut, banyak tersimpan masalah diantaranya isu konflik yang tak
kunjung reda, pelanggaran hak asasi manusia yang kerap dialami oleh penduduk
asli Papua itu sendiri hingga kemiskinan dan rendahnya kualitas sumber daya
manusia yang ada disana.
Seperti yang diketahui bersama bahwa pembangunan di kawasan Indonesia timurselama ini banyak mengalami kegagalan. Penguasaan sumber daya alam danpengaplingan sumber daya alam untuk investasi asing seperti migas, perkebunandan pertambangan yang dilakukan oleh orang-orang di luar Papua, telahmenyebabkan kemarahan masyarakat Papua. Penduduk Papua dapat dikatakanmiskin secara absolut (81%), padahal kekayaan alam yang dimiliki sangatmelimpah ( Sujito dkk, 2009)
Menyikapi kompleksitas permasalahan di Papua tersebut, maka dibuatlah berbagai
kebijakan oleh pemerintah diantaranya dengan melakukan pemekaran.
Berdasarkan UU No. 45/1999 dan Inpres I/2003 wilayah Papua dimekarkan dalambeberapa provinsi dan kabupaten/kota. Sebelum dimekarkan, wilayah ini hanya
2
terdiri dari satu provinsi dan 21 kabupaten. Setelah ide pemekaran dilakukanwilayah ini terbagi menjadi dua provinsi, yaitu provinsi Papua dan provinsi PapuaBarat serta 40 kabupaten/kota. Provinsi induk yaitu provinsi Papua terdiri dari 27kabupaten dan kota ditambah dua kabupaten yang baru saja dimekarkan darikabupaten Paniai yakni Deyai dan Intan Jaya. Sedangkan provinsi Papua Baratterdiri dari sembilan kabupaten/kota ditambah dengan dua kabupaten baru hasilpemekaran yaitu Taurau dan Meybarat. (Sujito dkk, 2009)
Pemekaran wilayah di Papua ini dalam praktiknya tidak memberikan dampak
yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat seperti yang diharapkan. Ide
strategis pemekaran wilayah sebagai suatu upaya untuk menciptakan perubahan
yang secara ekonomi dapat mewujudkan suatu kesejahteraan sosial ekonomi,
sampai sekarang masih memunculkan sejumlah kontroversi. Dampak negatif yang
dirasakan masyarakat diantaranya adalah berupa hilangnya hak sebagai bagian
dari Republik Indonesia untuk mendapatkan pelayanan dasar negara. Sudah
menjadi rahasia umum bahwa berbagai persoalan muncul di Papua sejak
pemerintahan Orde Baru. Kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan yang sentralistik telah mengakibatkan ketidakadilan, kebodohan,
keterbelakangan dan marginalisasi yang dialami oleh penduduk asli. Akibatnya,
beberapa permasalahan sosial seperti kesejahteraan rakyat, penegakan hukum,
penghormatan terhadap HAM di Papua masih jauh dari cita-cita. Salah satu faktor
yang juga menyebabkan ketertinggalan Papua adalah kendala jarak serta akses
yang sulit untuk memasuki daerah-daerah yang rata-rata dikelilingi gunung.
Sarana transportasi sebagai pendukung semua aktivitas masyarakat tidak dapat
beroperasi secara maksimal sehingga menyebabkan Papua sulit berkembang.
3
Rendahnya kualitas birokrasi dan pelayanan publik di Papua sangat dipengaruhioleh rendahnya pendidikan dan lemahnya kapasitas sumber daya manusia yangterlibat di dalamnya. Kapasitas dari sumber daya manusia yang cakap danprofessional hanya bisa tercipta jika didukung oleh fasilitas pendidikan yangmemadai. Ironisnya, kondisi minimnya infrastruktur maupun rendahnya kualitaspendidikan masih banyak ditemui di Papua. Infrasutrkur pendidikan tidak mampumencerdaskan rakyat Papua karena hanya sekitar 40% rakyat Papua yangmengenyam pendidikan, dan bila ditinjau pada level pendidikan dasar angka yangdidapat lebih memprihatinkan lagi. Menurut laporan dari UNDP, Bappenas danPemerintah Propinsi Papua, tingkat partisipasi penduduk yang belum mengenyampendidikan dasar sangat tinggi yaitu sebesar 80%. Permasalah pendidikan diPapua antara lain menyangkut minimnya infrastruktur (gedung, buku-buku),minimnya guru berkualitas dan minimnya guru yang berdedikasi karena seringdijumpai absensi guru yang sangat tinggi frekuensinya. (Sujito dkk, 2009)
Padahal sejatinya, hak untuk memperoleh pendidikan sudah tertuang di dalam
UUD 1945. Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa peraturan yang menjelaskan
tentang hak memperoleh pendidikan dituangkan dalam pasal-pasal berikut ini,
yaitu:
Pada Bab X A Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 28C ayat 1 dinyatakan“Setiaporang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan danteknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demikesejahteraan umat manusia.”
Selanjutnya dijelaskan pada Bab XIII Tentang Pendidikan dan Kebudayaan didalam pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapatpendidikan.” Kemudian dilanjutkan pada ayat 2 bahwa ”Setiap warga negarawajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Dalamayat 3 menyatakan:” Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satusistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan sertaakhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur denganundang-undang”.
4
Namun pada kenyataannya, kualitas pendidikan yang ada di wilayah timur
Indonesia sangat jauh tertinggal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka
pemerintah membuat suatu program yaitu Program Afirmasi Pendidikan Tinggi
bagi putra-putri Orang Asli Papua (OAP) atau yang dikenal dengan sebutan ADik
Papua dan bagi putra-putri asal daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (3T).
ADik Papua 3T adalah program keberpihakan pemerintah kepada Provinsi Papua
dan Papua Barat serta provinsi daerah 3T yang secara faktual mengalami kesulitan
untuk mengakses proses pendidikan, khususnya pendidikan tinggi yang
berkualitas. Program didasarkan pada keputusan Dikti No. 40/2013. Esensi
program ADik Papua adalah bahwa pemerintah hadir untuk membuka akses
seluas-luasnya bagi anak OAP dan dari daerah 3T untuk memperoleh kesempatan
belajar di perguruan tinggi terbaik agar mampu mensejajarkan diri dengan
saudara-saudaranya yang lain sebangsa dan setanah air. Kerangka program ADik
adalah merekrut calon mahasiswa terbaik disetiap Kabupaten/Kota di Provinsi
Papua dan Provinsi Papua Barat, serta Provinsi daerah 3T untuk ditempatkan di
48 PTN terbaik dan 22 Politeknik negeri di seluruh Indonesia. (Ristekdikti, 2016)
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan penting dalam keberlangsungan
kehidupan manusia. Melalui pendidikan, karakter manusia dibentuk untuk dapat
bertahan menghadapi masalah kehidupan yang semakin kompleks. Berbagai cara
dilakukan untuk dapat memperoleh akses pendidikan, salah satunya dengan
melakukan migrasi dari satu daerah ke daerah lain. Mengacu pada keputusan
Kemenristekdikti, terdapat beberapa daerah yang menerima mahasiswa migran
asal Provinsi Papua dan Papua Barat serta daerah 3T. Provinsi Lampung
5
merupakan salah satu daerah tujuan yang menjadi pilihan para mahasiswa migran
tersebut untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi. Berkaitan dengan hal
tersebut, Universitas Lampung adalah sebuah universitas yang termasuk dalam
daftar universitas yang menerima para mahasiswa migran dalam rangka
pelaksanaan program afirmasi yang dicanangkan oleh Kementrian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Dengan adanya beasiswa Afirmasi Dikti
(ADik) ini para mahasiswa asal Papua diharapkan dapat beradaptasi dilingkungan
Universitas Lampung yang pada hakikatnya memiliki kultur sosial budaya yang
sangat jauh berbeda dengan wilayah asal mereka. Oleh sebab itu banyak hal baru
yang dirasakan oleh mahasiswa asal Papua yang cepat atau lambat mengubah
keseharian mereka. Perubahan ini terjadi diberbagai lini kehidupan mulai dari
kebiasaan makan, berpakaian, serta cara berinteraksi.
Berkaitan dengan pemaparan yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa Papua
menghadapi beberapa masalah seperti keterbelakangan, kebodohan dan
termarginalisasi akibat dari rendahnya kualitas sumber daya manusia
mengharuskan mereka melakukan migrasi untuk memperoleh sarana pendidikan
yang lebih layak dan pada akhirnya di harapkan kelak dapat merasakan kehidupan
yang lebih baik dan sejahtera.
Seperti yang dijelsakan oleh Jansen (1979) Fenomena migrasi dapat dipengaruhioleh masalah ekonomi, karena sebagian besar perpindahan dari satu tempat ketempat lain disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan ekonomi antara keduadaerah tersebut. Migrasi berhubungan erat dengan masalah psikologi sosial karenamasalah individu selain memegang peranan penting dalam keberhasilan seseorangberintegrasi ke dalam masyarakat tuan rumah yang didatanginya, jugamempengaruhi proses pengambilan keputusan untuk pindah. Masalah sosiologiyang ditimbulkan oleh adanya migrasi adalah karena baik struktur sosial maupunkebudayaan dari asal maupun daerah tujuan dipengaruhi oleh migrasi dansebaliknya juga mempengaruhi kaum migran.
6
Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimana faktor ekonomi
dapat mempengaruhi adaptasi mahasiswa migran. Sebab seperti yang diketahui
bahwa status sosial ekonomi orangtua juga berpengaruh terhadap karakter anak di
dalam keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Status sosial ekonomi dalam
masyarakat sering dijadikan patokan dalam menciptakan suatu stratifikasi sosial,
sehingga mereka yang memiliki tingkat status ekonomi yang tinggi biasanya lebih
dihargai dibandingkan dengan mereka yang memiliki status sosial ekonomi yang
rendah.
Berdasarkan pra survei yang dilakukan, peneliti melihat bahwa para mahasiswa
migran asal Papua yang ada dilingkungan sekitar Universitas Lampung ini
cenderung exclusive. Keseharian yang mereka lakukan lebih banyak dihabiskan
bersama dengan internal grup mereka saja. Beberapa penelitian terdahulu juga
membuktikan bahwa terdapat beberapa ciri yang menonjol dalam pola adaptasi
dan interaksi mahasiswa asal Papua dengan mahasiswa daerah lain. Oleh sebab
itu, berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan sebuah
penelitian tentang pengaruh status sosial ekonomi terhadap adaptasi mahasiswa
migran ( studi pada mahasiswa migran Papua di Universitas Lampung).
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merumuskan masalah sebagai
berikut:
“Bagaimana pengaruh status social ekonomi terhadap adaptasi mahasiswa migran
Papua?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh status social ekonomi terhadap
adaptasi mahasiswa migran Papua.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran
terhadap dunia akademis dan sebagai titik tolak untuk melakukan
penelitian yang lebih mendalam tentang pengaruh status sosial ekonomi
terhadap adaptasi mahasiswa migran Papua.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pembuat kebijakan baik pemerintah daerah maupun PTN mengenai
permasalahan yang di hadapi oleh para mahsiswa migran Papua.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Status Sosial Ekonomi
1. Status Sosial
Status dikonsepsikan sebagai posisi seseorang (atau sekelompok orang) dalam
kelompok (atau kelompok yang lebih besar) sehubungan dengan orang lain
dalam kelompok (atau kelompok yang lebih besar) itu. Status
merekomendasikan perbedaan martabat, yang merupakan pengakuan
interpersonal yang selalu meliputi paling sedikit satu individu, yaitu siapa
yang menuntut dan individu lainnya, yaitu siapa yang menghormati tuntutan
itu. Sehingga dari hal tersebut status memberi bentuk atau pola dalam suatu
interaksi (Taneko, 1993).
Untuk mengukur status seseorang menurut Pritim Sorokin secara rinci dapat
dilihat dari:
1. Jabatan atau pekerjaan
2. Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan
3. Kekayaan
4. Politis
5. Keturunan
6. Agama
9
Status pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua jenis, yakni yang bersifat
objektif dan subjektif. Jabatan sebagai direktur merupakan posisi status yang
bersifat objektif dengan hak dan kewajiban yang terlepas dari individu.
Sementara itu, yang dimaksud status yang bersifat subjektif adalah status yang
menunjukkan hasil dari penilaian orang lain, dimana sumber status yang
berhubungan dengan penilaian orang lain tidak selamanya konsisten untuk
seseorang. (Narwoko dan Suyanto, 2004)
Menurut Polak (1960), status dimaksudkan sebagai kedudukan sosial seorang
oknum dalam kelompok serta dalam masyarakat. Status mempunyai dua
aspek, yang pertama ialah; aspeknya yang agak stabil, dan kedua aspeknya
yang lebih dinamis. Polak mengatakan bahwa status mempunyai aspek
struktural dan aspek fungsional. Pada aspek yang pertama sifatnya hirarkis,
artinya mengandung perbandingan tinggi atau rendahnya secara relatif
terhadap status-status lain. Sedangkan aspek yang kedua dimaksudkan sebagai
peranan sosial (social role) yang berkaitan dengan status tertentu yang dilimiki
oleh seseorang.
Status sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat
sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya,
prestisenya dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya (Soekanto, 1990).
10
Menurut Abdulsyani (2012) status sosial dapat dibedakan atas dua macam
menurut proses perkembangannya, yaitu sebagai berikut:
1) Status yang diperoleh atas dasar keturunan (Ascribed Status).
Pada umumnya status ini banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang
menganut stratifikasi tertutup, misalnya masyarakat feodal atau masyarakat
yang menganut paham rasialisme.
2) Status yang diperoleh atas dasar usaha yang disengaja (Achieved Status)
Status ini dalam perolehannya berbeda dengan status atas dasar kelahiran,
kodrat atau keturunan; status ini bersifat lebih terbuka, yaitu atas dasar cita-
cita yang direncanakan dan diperhitungkan dengan matang. Individu dan
segenap anggota masyarakat berhak dan bebas menentukan kehendaknya
sendiri dalam memilih status tertentu sesuai dengan kemampuannya sendiri.
Polak membedakan lagi atas satu macam status, yaitu status yang diberikan
(Assigned Status). Status ini sering mempunyai hubungan erat dengan
achieved status, dalam arti bahwa suatu kelompok atau golongan memberikan
status yang lebih tinggi kepada seseorang yang dianggap telah berjasa; telah
memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kepentingan masyarakat.
Berdasarkan beberapa pengertian status sosial yang dikemukakan oleh para
ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa status sosial merupakan kedudukan
seseorang didalam masyarakat yang dapat mempengaruhi eksistensinya baik
berupa penilaian yang objektif maupun subjektif oleh masyarakat.
11
2. Status Ekonomi
Status ekonomi merupakan salah satu bentuk dari stratifikasi sosial dalam
masyarakat. Stratifikasi sosial dalam masyarakat mencakup berbagai unsur
antara lain berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, kelompok etnis, kelompok
ras, pendidikan formal, pekerjaan dan ekonomi.
Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di masyarakat
berdasarkan pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat dilihat dari
pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok. (Mar’at, Kartono,
Polhaupessy, 2006)
Menurut Soekanto (1982) status ekonomi ditunjukkan dalam sudut pandang
keuangan atau harta benda yang dimiliki. Mereka yang memiliki sesuatu yang
berharga dalam jumlah yang banyak, akan dianggap oleh masyarakat sebagai
orang yang menduduki status ekonomi tinggi.
Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam bentuk barang yang
masih bermanfaat dalam menunjang ekonomi. Pemilikan kekayaan yang
bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti perhiasan,
barang-barang elektronik, dan lain-lain dapat menunjukkan adanya pelapisan
dalam masyarakat. (Abdulsyani, 1994)
12
Dari beberapa pengertian diatas, peneliti meyimpulkan bahwa status ekonomi
merupakan kedudukan seseorang dalam masyarakat yang diukur berdasarkan
sudut pandang keuangan. Keuangan yang dimaksud dapat berupa penghasilan
pokok, maupun harta benda yang dimiliki.
3. Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi merupakan posisi yang ditempati individu atau keluarga
berkenaan dengan ukuran rata-rata yang umum terjadi tentang kepemilikan
struktural, pendapatan efektif, pemilikan barang-barang dan partisipasi dalam
aktivitas kelompok dalam komunitasnya. (Svalastoga, 2005)
Menurut Soekanto (1982) status sosial ekonomi adalah kedudukan sosial yang
diartikan sebagai tempat seseoramg secara umum dalam msyarakat
sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan,
prestisenya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubungannya dengan
sumberdaya.
Ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk menggolongkan masyarakat
ke dalam lapisan-lapisan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Ukuran Kekayaan
Ukuran kekayaan merupakan harta benda atau materi yang dimiliki seseorang.
Ukuran kekayaan tersebut dapat dilihat dari bentuk dan luas rumah yang
bersangkutan, luas kepemilikan tanah, kepemilikan barang berharga dan
fasilitas yang dimiliki.
13
2) Ukuran kekuasaan
Ukuran kekuasaan merupakan wewenang atau kewenangan seseorang yang
dimilikinya karena kedudukan dalam masyarakat, lembaga atau suatu
perusahaan yang dipimpinnya.
3) Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan merupakan kewibawaan yang dimiliki oleh seseorang
karena pembawaan atau kedudukan atau hal yang dianggap oleh orang lain
sesuatu yang terpandang. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka
yang pernah berjasa pada masyarakat.
4) Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang diperoleh seseorang
melalui proses belajar dalam suatu pendidikan baik pendidikan formal, non
formal, informal.
Menurut Friedman (1998), faktor yang mempengaruhi status sosial ekonomi
seseorang yaitu:
a). Pendidikan
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar di dalam membentuk
tingkah laku seseorang, karena salah satu faktor yang penting dari usaha
pendidikan adalah pembentukan watak seseorang dimana watak seseorang
akan berpengaruh terhadap tingkah lakunya. Seseorang yang mempunyai
tingkat pendidikan tinggi, biasanya memiliki intelektual yang lebih baik, dapat
14
berfikir kritis yang akan memberikan prasyarat untuk meningkatkan kualitas
hidupnya.
b). Pekerjaan atau mata pencaharian
Pekerjaan merupakan suatu unit kegiatan yang dilakukan seseorang atau
sekelompok orang disuatu tempat untuk menghasilkan barang atau jasa.
Pekerjaan merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang. Adanya pekerjaan, maka seseorang akan mengharapkan
pendapatan sehingga imbalan dari kerja seseorang dan merupakan penghasilan
keluarga yang akan menghasilkan sejumlah barang yang dimilikinya.
c). Penghasilan atau pendapatan
Penghasilan atau pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang
maupun barang dari hasil sendiri yang dinilai dengan uang. Pendapatan atau
penghasilan yang diterima oleh seseorang dapat diperoleh dari bermacam-
macam sumber. Tiap-tiap keluarga dalam memenuhi kebutuhannya
memerlukan pendapatan yang sumbernyan berbeda-beda dengan yang lainnya.
Kemajuan ilmu pengetahuan di segala bidang menyebabkan tidak
terhitungnya jumlah pekerjaan yang ada dalam masyarakat. Dimana masing-
masing pekerjaan memerlukan bakat, keahlian, atau kemampuan yang berbeda
untuk mendudukinya. Distribusi pendapatan dalam suatu Negara akan
berpengaruh besar pada munculnya golongan-golongan berpenghasilan
rendah, golongan berpenghasilan menengah dan golongan berpenghasilan
tinggi.
15
Penghasilan atau pendapatan bagi mereka yang bekerja sebagai karyawan atau
buruh diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan. Berdasarkan Permenaker No. 1 Tahun 1999 tentang
Upah Minimum, dibagi menjadi 2 yaitu UMR tingkat I yang berada di
Propinsi dan UMR tingkat II di Kota/ Kabupaten. Namun dengan adanya
Kepmenakertrans No. 226 Th 2000, UMR tingkat I telah dirubah namanya
menjadi Upah Minimum Propinsi (UMP); dan UMR tingkat II diubah menjadi
Upah Minimum Kabupaten/ Kota (UMK). Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik Nasional, untuk provinsi Lampung sendiri besar jumlah UMR nya
adalah Rp. 1763.000,- per bulan.
d). Sosial
Kedudukan sosial dalam masyarakat mempunyai peranan yang penting dalam
membentuk tingkah laku, cara bersikap seseorang. Kedudukan sosial juga
dapat mempengaruhi cara pandang orang pribadi seseorang. Sosial yang
dimaksud dilihat dari kedudukan seseorang dalam suatu pekerjaan yang
dimiliki atau yang dilakukan. Jika seseorang tersebut sebagai pemilik atau
kepala dalam suatu pekerjaan, orang tersebut lebih dihormati dan mempunyai
wibawa yang terpandang. Jika hanya sebagai bawahan kemungkinan orang
memandangnya biasa saja.
16
4. Penggolongan Status Sosial Ekonomi
Menurut Soekanto (1996) “Pembagian pelapisan sosial ekonomi dalam
masyarakat terbagi menjadi tiga golongan yaitu lapisan atas, lapisan
menengah, lapisan bawah”. Adapun penggolongan status sosial ekonomi
berdasarkan kelas sosial ekonomi yang ada dalam masyarakat adalah
sebagai berikut:
1) Kelompok Sosial Ekonomi Atas
Seseorang yang masuk dalam klasifikasi ini adalah seseorang yang dapat
memenuhi hidupnya baik kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder,
bahkan dapat memenuhi kebutuhan yang tergolong mewah. Lapisan
ekonomi mampu terdiri dari pejabat pemerintah, para dokter dan
kelompok professional lainnya.
2) Kelompok Sosial Ekonomi Menengah
Seseorang yang termasuk dalam kelompok ini adalah seseorang yang
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menggunakan penghasilan
secara ketat terhadap kebutuhan yang dianggap penting. Lapisan ekonomi
menengah terdiri dari pegawai dan kelompok wirausaha.
3) Kelompok Sosial Ekonomi Bawah
Kelompok yang termasuk kelas ini mengalami kekurangan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk kebutuhan yang paling sederhana
kadang-kadang masih dapat terpenuhi, akan tetapi ada pula sebagian
keluarga dari kelompok ini yang tidak dapat memenuhinya. Lapisan
17
ekonomi rendah terdiri dari para buruh tani, buruh bangunan, dan
sebagainya.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dijabarkan diatas, peneliti
menyimpulkan bahwa status sosial ekonomi adalah kedudukan seorang
individu atau kelompok dalam masyarakat yang dapat dilihat dari segi
sosial maupun ekonomi. Kriteria yang digunakan untuk dapat melihat
kedudukan tersebut dilihat dari kekayaan, kekuasaan, kehormatan serta
ilmu pengetahuan yang dimiliki.
B. Tinjauan Tentang Adaptasi
William A. Haviland, adaptasi mengacu pada proses interaksi antara
perubahan yang ditimbulkan oleh organisme pada lingkungannya dan
perubahan yang ditimbulkan oleh lingkungan pada organisme. Penyesuaian
dua arah seperti ini perlu agar semua bentuk kehidupan dapat bertahan hidup
termasuk manusia. (Soekardijo, 1993).
Menurut Suparlan (1984) adaptasi adalah suatu proses untuk memenuhi
beberapa syarat dasar tertentu untuk tetap dapat melangsungkan kehidupannya
dalam lingkungan tempatnya hidup. Ada tiga macam syarat-syarat dasar yang
harus dipenuhi manusia untuk tetap dapat melangsungkan kehidupannya,
yaitu:
18
a) Syarat dasar alamiah, yang berupa kebutuhan biologis seperti
pemenuhan kebutuhan makan, minum, menjaga stamina, menjadikan
lebih berfungsi organ-organ tubuh manusia.
b) Syarat kejiwaan yakni pemenuhan kebutuhan akan perasaan tenang,
jauh dari perasaan-persaan takut, keterkucilan, kegelisahan dan
berbagai kebutuhan kejiwaan lainnya.
c) Syarat dasar sosial, yakni kebutuhan untuk berhubungan dengan
oranglain, dapat melangsungkan hubungan, dapat mempelajari
kebudayaan, dapat mempertahankan diri dari serangan musuh, dsb.
Dari penjelasan diatas, pemahaman yang dimengerti oleh peneliti tentang
adaptasi adalah penyesuaian yang dilakukan individu terhadap lingkungan
disekelilingnya, baik berupa penyesuaian secara fisik maupun non fisik.
C. Tinjauan Tentang Migrasi
Migrasi adalah gejala gerak horizontal untuk pindah tempat tinggal dan
pindahnya tidak terlalu dekat, melainkan melintasi batas administrasi, pindah
ke unit administrasi lain, misalnya kelurahan, kabupaten/kota atau negara.
Dengan kata lain, migrasi merupakan perpindahan penduduk dari satu unit
geografis ke unit geografis lainnya. Unit geografis dapat berarti suatu daerah
administratif. (Ahmadi, 2003).
Ross Steele menyatakan bahwa migrasi meliputi perpindahan kerumah
sebelah yang jarak beberapa meter dari rumah lama, tetapi juga mencakup
19
perpindahan ke negara lain yang jaraknya beribu-ribu kilometer (Sunarto,
1985).
Ahmadi (2003) menyebutkan terdapat beberapa teori yang secara khusus
menjelaskan fenomena migrasi. Antara lain sebagai berikut:
1. Teori Gravitasi
Revenstain pada tahun 1989 telah menguraikan pendapatnya tentang
fenomena migrasi yang disusun dalam hukum-hukum migrasi yang
terkenal sampai sekarang.
Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Semakin jauh jarak, semakin berkurang volume migran. Teori ini
kemudian dikenal dengan nama “distancedecay theory”.
b) Setiap arus migran yang benar, akan menimbulkan arus balik
sebagai gantinya.
c) Adanya perbedaan desa dengan kota akan mengakibatkan
timbulnya migrasi.
d) Wanita cenderung bermigrasi ke daerah-daerah yang dekat
letaknya.
e) Kemajuan teknologi akan mengakibatkan intensitas migrasi.
f) Motif utama migrasi adalah ekonomi.
2. Teori Dorong-Tarik (Push-Pull Theory)
Teori dorong-tarik pertama kali dikemukakan oleh Everett S. Lee pada
tahun 1966. Dalam teorinya Lee mengemukakan adanya 4 faktor yang
20
berpengaruh terhadap seseorang dalam mengambil keputusan untuk
bermigrasi yaitu:
a) Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal.
b) Fakor-faktor yang terdapat di daerah tujuan.
c) Faktor-faktor rintangan.
d) Faktor pribadi.
Menurut peneliti, migrasi berarti suatu kegiatan berpindah tempat dari satu
daerah ke daerah lain secara permanen yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor penarik maupun
pendorong.
Sedangkan untuk individu yang melakukan migrasi disebut dengan migran.
Terdapat beberapa contoh sebutan untuk seseorang yang melakukan suatu
migrasi. Misalnya migran psikososial, disebut demikian karena alasan mereka
melakukan migrasi ialah karena merasa tidak nyaman dengan situasi yang ada
di daerah asal. Lalu misalnya ada juga orang yang sakit-sakitan di daerah
dingin, sering kambuh penyakit asmanya, kemudian ia berpindah ke daerah
pantai yang hawanya panas demi kesehetan jasmaninya, alasan migrasi seperti
ini disebut migran fisiososial. Berkaitan dengan penelitian ini, alasan individu
melakukan migrasi adalah untuk memperoleh akses pendidikan yang lebih
baik.
21
D. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Adaptasi Mahasiswa
Migran
Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa status sosial ekonomi seseorang
dapat dilihat dengan menggunakan beberapa indikator, antara lain yaitu
dengan mengukur kekayaan, kekuasaan, kehormatan serta ilmu pengetahuan.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi status sosial ekonomi tersebut
adalah pendidikan, pekerjaan atau mata pencaharian, penghasilan atau
pendapatan dan sosial. Terkait dengan hal tersebut, beberapa hasil penelitian
terdahulu menunjukkan adanya pengaruh status sosial ekonomi terhadap
adaptasi mahasiswa migran. Salah satu contohnya ialah seperti yang
dikemukakan Lita (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat ciri
yang khas dari pola interaksi sosial antara mahasiswa migran asal Papua
dengan mahasiswa lainnya antara lain sebagai berikut:
1. Kurangnya interaksi antara mahasiswa Papua dengan mahasiswa
lainnya.
2. Terjadinya pengelomokan mahasiswa Papua
3. Terjalin kerjasama antara mahasiswa Papua dengan mahasiswa antar
daerah lainnya.
4. Adanya kontravensi yang disebabkan oleh kebiasaan mahasiswa asal
Papua yang sering berkumpul hingga larut malam, sehingga
mahasiswa asal daerah lain merasa terganggu.
22
5. Interaksi antara mahasiswa asal Papua dengan mahasiswa asal daerah
lainnya kurang terjalin dengan baik disebabkan karena terkendala
masalah bahasa. Perbedaan logat membuat komunikasi yang terjalin
kurang terjalin dengan baik.
Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik melakukan penelitian ini untuk dapat
membuktikan secara langsung apakah benar bahwa status sosial ekonomi
mempengaruhi adaptasi mahasiswa migran. Khususnya mahasiswa migran
asal Papua yang ada di Universitas Lampung.
E. Kerangka Pemikiran
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan penting dalam keberlangsungan
kehidupan manusia. Melalui pendidikan, karakter manusia dibentuk untuk
dapat bertahan menghadapi masalah kehidupan yang semakin kompleks.
Berbagai cara dilakukan untuk dapat memperoleh akses pendidikan, salah
satunya dengan melakukan migrasi dari satu daerah ke daerah lain. Kegiatan
migrasi tersebut menuntut pelakunya untuk dapat beradaptasi dilingkungan
baru. Disisi lain, status sosial ekonomi dalam masyarakat sering dijadikan
patokan dalam menciptakan suatu stratifikasi sosial, sehingga mereka yang
memiliki tingkat status ekonomi yang tinggi biasanya lebih dihargai
dibandingkan dengan mereka yang memiliki status sosial ekonomi yang
rendah.
Dari uraian diatas, akan dijelaskan kerangka pemikiran bagaimana pengaruh
status sosial ekonomi terhadap adaptasi mahasiswa migran.
23
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
Status SosialEkonomi
IlmuPengetahuan
(jenjangpendidikan formal
yang ditempuh
Kekayaan
( kepemilikanharta benda)
Kekuasaan
(jabatan yangdiduduki)
Kehormatan
(kewibawaandalam
statusnya)
Adaptasi MahasiswaMigran
Adaptasi dilingkunganakademis
Adaptasidilingkungan teman
sebaya
Adaptasi dilingkungantempat tinggal
24
F. Hipotesis Penelitian
Menurut Silalahi (2009), hipotesis adalah pernyataan atau jawaban tentatif
atas masalah yang kemudian diverifikasikan setelah hipotesis diuji secara
empiris.
Dari pengertian diatas, maka dapat dijabarkan hipotesis dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Ha: Ada pengaruh antara status sosial ekonomi dengan adaptasi
mahasiswa migran.
Ho: Tidak ada pengaruh antara status sosial ekonomi dengan adaptasi
mahasiswa migran.
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Suatu penelitian harus dilakukan dengan cara-
cara yang ilmiah, rasional, empiris dan sistematis. ( Sugiyono, 2014).
Dalam penelitian ini digunakan tipe explanatory research, dimana peneliti
menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian
hipotesa. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.
Dengan demikian, penelitian ini akan menjelaskan pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian mengambil lokasi penelitian pada mahasiswa migran asal Papua di
Universitas Lampung. Adapun yang menjadi alasan peneliti memilih hal
tersebut sebagai lokasi penelitian karena mahasiswa migran Papua merupakan
suatu kelompok mahasiswa yang adat serta budayanya sangat jauh berbeda
dengan budaya mayoritas mahasiswa yang ada di Universitas Lampung.
26
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-
cirinya akan diduga. Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat
hubungannya dengan masalah yang ingin dipelajari (Singarimbun dan Effendi,
1989).
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2014).
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa migran asal Papua di
Universitas Lampung.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
Sampling Jenuh. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi relatif kecil.
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel dimana jumlah sampel sama
dengan jumlah populasinya. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus.
(Sugiyono, 2007). Oleh karena itu, sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa asal Papua yang ada di Universitas Lampung yang berjumlah 42
orang.
27
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian sosial, dikenal dua bentuk variabel, yaitu variabel
kategorikal (categorical variables) dan variabel bersambungan (continous
variables). Variabel kategorikal adalah variabel yang membagi responden
menjadi dua kategori atau beberapa kategori. Sedangkan variabel
bersambungan adalah variabel yang nilai-nilainya merupakan suatu skala, baik
bersifat ordinal maupun rasio. (Singarimbun dan Effendi, 1989).
Menurut Sugiyono (2014), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel independent (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab timbulnya variabel dependent (terikat). Sedangkan
variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat dari adanya variabel bebas. Oleh karena itu, maka variabel bebas dan
variabel terikat dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (independent variable) adalah Status Sosial Ekonomi
2. Variabel terikat (dependent variable) Adaptasi Mahasiswa Migran.
E. Definisi Konseptual
1. Status Sosial
Status sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat
sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya,
prestisenya dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya (Soekanto, 1990).
28
2. Status Ekonomi
Menurut Soekanto (1982) status ekonomi ditunjukkan dalam sudut
pandang keuangan atau harta benda yang dimiliki. Mereka yang
memiliki sesuatu yang berharga dalam jumlah yang banyak, akan
dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang menduduki status
ekonomi tinggi.
3. Status Sosial Ekonomi
Menurut Soekanto (1982) status sosial ekonomi adalah kedudukan
sosial yang diartikan sebagai tempat seseoramg secara umum dalam
msyarakat sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan
pergaulan, prestisenya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam
hubungannya dengan sumberdaya.
Ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk menggolongkan
masyarakat ke dalam lapisan-lapisan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Ukuran Kekayaan
Ukuran kekayaan merupakan harta benda atau materi yang dimiliki
seseorang. Ukuran kekayaan tersebut dapat dilihat dari bentuk dan luas
rumah yang bersangkutan, luas kepemilikan tanah, kepemilikan barang
berharga dan fasilitas yang dimiliki.
2) Ukuran kekuasaan
Ukuran kekuasaan merupakan wewenang atau kewenangan seseorang
yang dimilikinya karena kedudukan dalam masyarakat, lembaga atau
suatu perusahaan yang dipimpinnya.
29
3) Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan merupakan kewibawaan yang dimiliki oleh
seseorang karena pembawaan atau kedudukan atau hal yang dianggap
oleh orang lain sesuatu yang terpandang. Biasanya mereka adalah
golongan tua atau mereka yang pernah berjasa pada masyarakat.
4) Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang diperoleh
seseorang melalui proses belajar dalam suatu pendidikan baik
pendidikan formal, non formal, informal.
4. Adaptasi
Menurut Suparlan (1984) adaptasi adalah suatu proses untuk memenuhi
beberapa syarat dasar tertentu untuk tetap dapat melangsungkan
kehidupannya dalam lingkungan tempatnya hidup. Ada tiga macam
syarat-syarat dasar yang harus dipenuhi manusia untu tetap dapat
melangsungkan kehidupannya, yaitu:
a) Syarat dasar alamiah, yang berupa kebutuhan biologis seperti
pemenuhan kebutuhan makan, minum, menjaga stamina, menjadikan
lebih berfungsi organ-organ tubuh manusia.
b) Syarat kejiwaan yakni pemenuhan kebutuhan akan perasaan tenang,
jauh dari perasaan-persaan takut, keterkucilan, kegelisahan dan
berbagai kebutuhan kejiwaan lainnya.
30
c) Syarat dasar sosial, yakni kebutuhan untuk berhubungan dengan
oranglain, dapat melangsungkan hubungan, dapat mempelajari
kebudayaan, dapat mempertahankan diri dari serangan musuh, dsb.
5. Migrasi
Migrasi adalah gejala gerak horizontal untuk pindah tempat tinggal dan
pindahnya tidak terlalu dekat, melainkan melintasi batas administrasi,
pindah ke unit administrasi lain, misalnya kelurahan kabupaten, kota atau
negara. Dengan kata lain, migrasi merupakan perpindahan penduduk dari
satu unit geografis ke unit geografis lainnya. Unit geografis dapat berarti
suatu daerah administratif. (Ahmadi, 2003).
F. Definisi Operasional dan Indikator Variabel
Menurut Singarimbun dan Effendi (1989) , definisi oprasional adalah unsur
penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.
Dengan adanya definisi operasional ini dapat membantu peneliti lain yang
ingin menggunakan variabel yang sama. Dengan adanya definisi operasional
maka pembahasan tidak akan meluas.
31
Definisi operasional dan indikator variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Status Sosial Ekonomi (X)
Indikator yang digunakan adalah:
1. Ilmu pengetahuan
2. Kekayaan
3. Kekuasaan
4. Kehormatan
b. Adaptasi Mahasiswa Migran (Y)
Indikator pada variabel ini dapat dilihat dari:
1. Adaptasi mahasiswa migran dilingkungan akademisnya
2. Adaptasi mahasiswa migran dilingkungan pergaulan teman sebaya
3. Adaptasi mahasiswa migran dilingkungan tempat tinggalnya.
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data
yang relevan, akurat dan reliabel. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan
dengan cara :
1. Menyebar kuesioner
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan memberikan daftar
pertanyaan tertulis dengan menyertakan alternatif jawaban pilihan ganda
untuk mempermudah dalam melakukan analisis dan menghindari bias
jawaban.
32
2. Wawancara
Teknik wawancara digunakan untuk mengetahui informasi dari responden
yang tidak dapat dijelaskan dengan kuesioner. Wawancara ini dilakukan
untuk mengetahui informasi secara lebih mendalam dan komprehensif.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu berupa pengumpulan data penggalian informasi yang
diambil dari buku-buku yang relevan dan artikel-artikel yang menyangkut
dengan judul yang diangkat.
H. Teknik Pengolahan Data
Beberapa tahapan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:
a. Tahap Editing
Tahap editing dalam penelitian ini berarti proses pemeriksaan kembali alat
pengumpul data (kuesioner) apabila terdapat hal yang salah atau
meragukan, hal ini menyangkut :
1. Lengkapnya pengisian
2. Kejelasan jawaban
3. Konsistensi antar jawaban
4. Relevansi jawaban
5. Keseragaman satuan data
33
b. Tahap Koding
Dalam tahap ini jawaban-jawaban responden diklasifikasikan menurut
macam-macam jenisnya, kemudian untuk lebih memperjelas dalam melihat
kategori data tersebut dibuat tabel frekuensinya.
c. Tahap Tabulasi
Pada tahap ini data dimasukan ke dalam tabel sesuai dengan kategorinya
masing-masing sehingga hasil penelitian dapat lebih mudah dibaca dan
dipahami.
d. Tahap Interpretasi
Tahap interpretasi dimaksudkan untuk memberi penafsiran data yang telah
dimasukkan ke dalam tabel dengan maksud memudahkan pemahaman dari
data yang ditampilkan berupa tulisan sehingga dapat dicari makna yang lebih
luas dengan menghubungkan jawaban yang diperoleh dari data lain
I. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang mudah
dibaca dan diinterpretasikan. Dalam proses ini seringkali digunakan statistik.
Fungsi pokok analisa data yaitu menyederhanakan data penelitian yang amat
besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah
untuk dipahami (Singarimbun & Effendi, 1989)
34
1. Analisis Statitik Deskriptif
Analisis statistik Deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
presentase dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat tabel distribusi jawaban angket variabel X (independent
variabel) dan Y (dependent variabel).
b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang
telah ditetapkan.
c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap
responden.
d. Memasukkan skor tersebut kedalam rumus
DP = × 100%Keterangan:
DP = Deskripsi Persentase
n = Jumlah skor yang diharapkan
N = Nilai persentase atau hasil.
2. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk menguji hipotesis dalam
rangka penarikan kesimpulan. Mengacu pada tujuan dan hipotesis
penelitian, model analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier
sederhana. Penggunaan analisis ini ialah untuk mengetahui pengaruh
antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu antara pengaruh
status sosial ekonomi (X) terhadap adaptasi mahasiswa migran (Y).
35
Pada penilitian ini menggunakan persamaan regresi linier sederhana
yang dioperasikan dengan menggunakan aplikasi spss 17.
Model persamaan regresi linier sederhana adalah sebagai berikut:
Y = a + Bx
Keterangan:
Y = Variabel Response atau variabel akibat (dependent)
X = Variabel predictor atau variabel faktor penyebab (independent)
a = konstanta
b = koefisien regresi (kemiringan), besaran response yang ditimbulkan
oleh predictor
Nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini:
a =(∑ ) (∑ ²) – (∑ ) (∑ )(∑ ) (∑ )²
b =(∑ ) – (∑ ) (∑ )(∑ ) (∑ )²
3. Uji Determinasi (R²)
R² (Koefisien Determinasi) ini digunakan untuk mengetahui tingkat
ketepatan paling baik dalam analisis regresi, dimana hal yang
ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R²) antara 0 (nol)
dan 1 (satu). Koefisien determinasi (R²) nol variabel bebas sama sekali
tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Apabila koefisien
36
determinasi semakin mendekatai satu, maka dapat dikatakan bahwa
variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.
R² =∑ ∑ ∑⎷[ ∑ (∑ )²] [ ∑ ² (∑ )²]
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Papua
Sejarah penemuan pulau Papua sebenarnya tercatat sebagai bagiandari
wilayah perburuan rempah-rempah yang dilakukan oleh bangsaSpanyol dan
Portugis.Portugistelah mengibarkan benderanya di Papua dengan penjelajahan
menggunakan kapal layar yangsering disebut-sebut sebagaiPortuguese fleet.
Pada awalnya, pulau Papua hanya terdiri dari satu provinsi, namun pada tahun
2003 Pemerintah Republik Indonesia memekarkan Propinsi Papua menjadi 2
(dua) yaitu :
1. Papua di bagian timur pulau dengan tetap menggunakan nama
Propinsi Papua
2. Papua di bagian barat pulau sebagai Propinsi Papua Barat
38
Kelompok Suku Asli Papua terdiri dari 255 Suku yang memiliki bahasa
masing-masing. Suku-suku tersebut diantaranya masih banyak yang terisolasi
dan belum tersentuh oleh peradaban luar. Beberapa suku-suku di Papua yang
telah dikenali antara lain :
Suku Ansus
Suku Amungme
Suku Asmat
Suku Ayamaru (yang mendiami daerah Sorong)
Suku Bauzi
Suku Biak
Suku Dani
Suku Empur (yang mendiami wilayah Kebar dan Amberbaken)
Suku Hatam (yang mendiami daerah Ransiki dan Oransbari)
Suku Iha
Suku Komoro
Suku Mee (yang mendiami daerah Pegunungan Paniai)
Suku meyakh (yang mendiami Kota Manokwari)
Suku Moskona (yang mendiami daerah Merdei)
Suku Nafri
Suku Sentani (yang mendiami di wilayah Danau Sentani)
Suku Souk (yang mendiami daerah Anggi dan Meyambou)
Suku Waropen
39
Suku Wamesa
Suku Muyu
Suku Tobati
Suku Enggros
Suku Korowai
Suku Fuyu
Gambar 2. Foto Orang Asli PapuaSumber: google.co.id
40
Indonesia adalah negara dengan banyak suku. Hasilnya adalah Indonesia memiliki
banyak rumah tradisional, bahasa, pakaian dan banyak lagi. Berbicara tentang
Papua, Papua juga memiliki rumah adat yang biasa disebut Honai Papua.
Rumah Honai terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut yang terbuat dari
jerami atau reeds. bentuknya seperti jamur. Honai rumah sengaja dibangun ruang
sempit atau ruangan kecil dan jendela untuk menahan pegunungan dingin Papua.
Honai biasanya dibangun setinggi 2,5 meter dan di tengah-tengah rumah
disiapkan tempat untuk membangun api untuk menghangatkan mereka.
Gambar 3. Rumah Adat Papua (Rumah Honai)Sumber: www.rumahadat.com
41
B. Sejarah Universitas Lampung
Universitas Laampung (UNILA) merupakan salah satu Perguruan Tinggi
Negeri di Indonesia yang resmi berdiri sejak tanggal 23 September 1965.
Hingga saat ini UNILA memiliki 8 fakultas, yakni : Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Fakultas Hukum, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Fakultas
Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas
MIPA, dan Fakultas Kedokteran.
Universitas Lampung beralamat di jalan Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1
Gedung Meneng Kecamatan Rajabasa. Lokasi ini cukup strategis karena
berbatasan dengan kecamatan Rajabasa yang terdapat terminal Rajabasa
sebagai penghubung jalur transportasi. Adapun batas wilayah Universitas
Lampung secara administrasi adalah sebagai berikut:
1) Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Rajabasa.
2) Sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Kedaton.
3) Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kecamatan Rajabasa Raya.
4) Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Tanjung Karang Barat.
Antara tahun 1960 sampai 1965, Unila dipimpin oleh seorang coordinator.
Sejak tanggal 25 Desember sampai dengan 28 Mei 1973, Unila dipimpin oleh
satu presidium yang diketuai oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi
Lampung. Sejak Mei 1973 sampai sekarang, Unila dipimpin oleh seorang
Rektor secara berturut-turut adalah sebagai berikut:
42
1. Prof. Dr. Ir. Hi. Sitanala Arsyad (1973-1981)
2. Prof. Dr. R. Margono Slamet (1981-1990)
3. Hi. Alhusniduki Hamim, S.E, M.Sc (1990-1998)
4. Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo, M.Sc (1998-2006)
5. Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S (2006-2015)
6. Prof. Dr. Ir. Hsriadi Mat Akin, M.P. (2015-sekarang)
C. Visi, Misi dan Tujuan UNILA
1. Visi
Unila telah menetapkan tekad untuk melanjutkan dharma membangun Unila
dan bangsa secara bersama-sama. Dengan keteguhan hati, dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Unila 2005-2025 telah ditetapkan visi
Unila yaitu:
“Pada Tahun 2025 Unila Menjadi Perguruan Tinggi Sepuluh Terbaik di
Indonesia)”
Sejalan dengan misi pembangunan pendidikan nasional serta kebijakan
Kementerian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan, Unila telah pula
menetapkan misi dalam RPJP Unila 2005-2025, yaitu:
43
2. Misi
Misi Unila seperti yang tertera di dalam dokumen RPJP 2005-2015 dan
dokumen Renstra 2007-2011 sebagai berikut. Butir-butir misi Unila yang telah
disempurnakan sebagai berikut:
“Menyelenggarakan tridarma perguruan tinggi yang berkualitas dan relevan;
menjalankan tata pamong organisasi Unila yang baik (good university
governance). Menjamin aksesibilitas dan ekuitas pendidikan tinggi;
menjalin kerjasama dengan berbagai pihak di dalam dan luar negeri”
Untuk mewujudkan keinginan sesuai Visi dan Misi Unila, ditetapkanlah
tujuan Universitas Lampung sebagai berikut:
3). Tujuan Universitas Lampung
1. a) Menghasilakn lulusan yang bermutu dan berdaya saing tinggi yang
cepat diserap pasar tenaga kerja dan mampu menciptakan lapangan kerja
bagi dirinya dan orang lain;
b)Menghasilkan IPTEKS unggulan/baru yang terpublikasikan pada jurnal-
jurnal terakreditasi di dalam dan luar negeri serta diperolehnya HaKi untuk
IPTEKS baru tersebut;
c) Meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat dengan
melakukan pengabdian kepada masyarakat yang bermutu dan inovatif
serta berbasis IPTEKS unggulan/baru;
2. Meningkatkan manajemen organisasi dalam bidang akademik, keuangan,
dan sumber daya manusia menuju tata kelola yang baik;
44
3. Meningkatkan aksesibilitas bagi seluruh lapisan masyarakat untuk
memperoleh pelayanan pendidikan tinggi di Unila.
4. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah pusat, provinsi,
kabupaten/kota, dunia usaha, lembaga swadaya msyarakat (LSM), dan
pemangku kepentingan lainnya; baik dalam maupun luar negeri.
D. Situasi dan Kondisi
Saat ini, jumlah dosen tetap di Unila T.A. 2015/2016 berjumlah 1.158 orang.
Sedangkan jumlah total mahasiswa sebanyak 23.973 orang, termasuk
diantaranya mahasiswa asal PAPUA, yakni sebanyak 32 orang yang tersebar
di 7 fakultas yang ada di Unila.
Pada awalnya, keberadaan mahasiswa asal PAPUA ini di dasarkan pada
keputusan Dikti No. 40/2013. Esensi program ADik Papua adalah bahwa
pemerintah hadir untuk membuka akses seluas-luasnya bagi anak OAP dan
dari daerah 3T untuk memperoleh kesempatan belajar di perguruan tinggi
terbaik agar mampu mensejajarkan diri dengan saudara-saudaranya yang lain
sebangsa dan setanah air.
Peserta Program ADik Papua hanya diperuntukkan bagi mereka yang
memenuhi persyaratan dan kriteria sebagai Orang Asli Papua (OAP) sesuai
dengan keputusan Majelis Rakyat Papua (MRP). OAP yang menjadi peserta
ADik Papua dapat berasal dari domisili Papua dan Papua Barat maupun yang
berdomisili diluar Papua dan Papua Barat yang telah dinyatakan lulus ujian
sekolah SMA sederajat yang memenuhi syarat dan lulus Ujian Nasional.
45
Landasan Kebijakan dalam Program Afirmasi Pendidikan Tinggi Bagi Putra
Putri Orang Asli Papua adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 65 Tahun 2011 tentang
Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 66 Tahun 2011 tentang Unit
Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat
5. Undang-undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, khususnya
Pasal 74
Proses seleksi dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:
1. Tahap pertama, siswa pelamar akan diusulkan dan direkomendasikan oleh
sekolah ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se Provinsi Papua dan
Papua Barat berdasarkan ketentuan dan persyaratan dan alokasi kuota
yang ditetapkan.
2. Tahap kedua, siswa pelamar yang direkomendasikan oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota kemudian ditetapkan oleh Dinas Pendidikan
Provinsi sebagai pelamar Program ADik Papua dengan
mempertimbangkan keselarasan dan kebutuhan SDM guna meningkatkan
kapasitas agen pembaharu bagi pembangunan daerah Papua dan Papua
Barat
46
3. Tahap ketiga, siswa pelamar kemudian diseleksi oleh panitia pelaksana
ADik Papua melalui mekanisme seleksi khusus ADik Papua dan
SNMPTN secara khusus.
E. Fasilitas Fisik
Seluruh mahasiswa yang memperoleh beasiswa ini diberi fasilitas untuk
tinggal di asrama mahasiswa atau biasa disebut rusunawa. Rusunawa Unila
dibangun pada tahun 2005 dan mulai dihuni oleh para mahasiswa pada tahun
2010..Rusunawa memiliki 5 lantai yang terdiri atas 96 kamar. Lantai dasar
biasa digunakan oleh para mahasiswa untuk berkumpul sekaligus tempat
parkeir, lantai 2 dan 3 dihuni oleh para mahasiswa pria dan lantai 4 dan 5
dihuni oleh para mahasisa perempuan. Fasilitas yang diterima oleh mahasiswa
meliputi tempat tidur, meja belajar beserta kursi dan lemari. Dalam satu
kamar, dapat dihuni maksimal 4 orang. Terdapat 3 kloset dan 3 kamar mandi
yang disediakan untuk 6 kamar. Namun, ada beberapa kamar mandi yang
tidak dapat digunakan karena kondisinya rusak. Untuk dapat tinggal di
Rusunawa ini, mahasiswa dibebani pembayaran sebesar 1,8 juta rupiah
pertahun, yang dipotong langsung dari dana beasiswa yang diterima.Asrama
ini juga berada di internal kampus. Letaknya sangat strategis. Di asrama
rusunawa terdapat banyak mahasiswa yang tinggal dari lintas fakultas.
Fasilitas di rusunawa meliputi; tempat belajar outdoor-indoor, lapangan
badminton, akses internet gratis (WIFI), kantin, dan di depan asrama ada
tempat untuk olahraga renang, bermain bola, serta sarana untuk jogging.
Selain rusunawa, Universitas Lampung juga menyediakan tempat penginapan
47
“Wisma Unila”, selain digunakan untuk kalangan sendiri, masyarakat umum
juga bisa menikmati penginapan “Wisma Unila” ini jika berkunjung ke
Universitas Lampung.
Gambar 4. Rusunawa UnilaSumber: Teknokra, 2016
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh status sosial ekonomi
terhadap adaptasi mahasiswa migran Papua di Universitas Lampung, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh positif antara variabel status sosial ekonomi terhadap adaptasi
mahasiswa migran Papua di Universitas Lampung, yang artinya semakin tinggi status
social ekonomi yang dimiliki maka adaptasinya akan semakin baik.
2. Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi (R) sebasar 0,449 menandakan nilai
tersebut memberikan gambaran bahwa korelasi antara status sosial ekonomi terhadap
adaptasi mahasiswa migran Papua dikategorikan sedang. Dengan kata lain, hubungan
status sosial ekonomi dan adaptasi mahasiswa migran cukup erat.
3. Perhitungan koefisien determinasi didapatkan hasil sebesar 0,201 atau sama dengan
20,1%. Nilai tersebut memberikan gambaran bahwa sumber variabel independen
terhadap variabel dependen pengaruhnya sebesar 20,1%. Sedangkan sisanya sebesar
79,9% disebabkan oleh faktor lain yang tidak termasuk sebagai variabel dalam
penelitian.
84
B. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini:
1. Kepada para peneliti lain, peneliti menyarankan untuk mengkaji lebih lanjut untuk
mengembangkan penelitian dengan meneliti variabel lain yang belum diteliti yang
mempengaruhi adaptasi mahasiswa migran Papua.
2. Kepada mahasiswa mirgran Papua diharapkan dapat beradaptasi dengan lebih baik
agar terjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitar.
3. Kepada pihak Peguruan Tinggi Negeri agar dapat memberikan fasilitas yang lebih
baik kepada para mahasiswa migran Papua agar tujuan program
pengembangannya dapat tercapai dengan baik dan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 2012. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan.Jakarta: PT. BumiAksara.
1994. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan.Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Ahmadi, Abu. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Cetakan ke 4, Jakarta. PT Rineka Cipta.
Friedman, Marilyn M. 1998. KeperawatanKeluarga Teori dan Praktik.
Jakarta:EGC
Jansen, Clifford. 1979. BeberapaAspekSosiologis Dari Migrasi. Yogyakarta:
PusatPenelitian Dan StudiKependudukan UGM
Mar’at, Kartono & Polhaupessy 2006. Perilaku Manusia Pengantar Singkat
TentangPsikologi. Jakarta: Refika Aditama
Maijor J.B.A.F. Polak. 1960. Sosiologi. SuatuBukuPengantar Ringkas.Cetakan
ke11, Jakarta: PT. Ichtiar Baru.
Narwoko, J.D, &Suyanto, Bagong. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.
Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
86
Parsudi, Suparlan. 1984. Manusia, kebudayaan dan lingkungannya. Jakarta: CV.
Rajawali
Singarimbun, Masri&Effendi,Sofyan. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
LP3ES
Soekardijo, R.G, 1993. Antropologi. Cetakan ke 2. Jakarta: Erlangga
Soekanto,Soerjono, 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali
1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
1996. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
2014. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono, 2014. PenelitianKualitatifdanPenelitianKuantitatif R&D ,
Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto. 1989. Prosedur Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan ke 6.
Jakarta: PT. Bina Aksara.
Sujito,Arie. dkk. 2009. Meretas Jalan Perdamaian di Tanah Papua.
Yogyakarta:IRE
Sunarto, Kamanto, 1985. PengantarSosologi: SebuahBungaRampai. Jakarta:
YayasanObor Indonesia.
Svalastoga, Kaare. 2005. Differensiasi Sosial. Jakarta: Bina Aksara
Silalahi,Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Rafika Cipta.
Taneko, Soleman B. 1993. Strukur dan Proses Sosial Suatu Pengantar Sosiologi
Pembangunan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
87
Skripsi:
Lita, Luberta. 2015. Pola Interaksi Sosial Antar Mahasiswa Papua Dengan
Mahasiswa Lainnya Yang Berdomisili Di Rusunawa Untan. Tanjungpura.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura.
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 28C ayat 1
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 1, 2 dan 3 Tentang Hak dan Kewajiban
Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan.
Permenaker No. 1 Tahun 1999 tentangUpah Minimum.
Sumber Internet:
http://ristekdikti.go.id/seleksi-adik-2016/ (diaksespadatanggal 11 agustus 2016
pukul 20.15)
http://unila.ac.id/sejarah-universitas-lampung/ (diaksespadatanggal20 september
2016 pukul 10.19)
http://belmawa.ristekdikti.go.id/dev-2015/11/(diaksespadatanggal 27 september
2016 pukul 17.24)
88
https://www.google.co.id/search?q=orang+asli+papua (diaksespadatanggal19
Desember 2016 pukul 11.45)
http://www.rumah-adat.com/2014/08/rumah-adat-papua.html (diakses pada
tanggal 19 Desember 2016 pukul 10.44)
http://anjungantmii.com/papua/index.php?option=com_content&view=article&id
=2&Itemid=3 (diaksespadatanggal 19 Desember 2016 pukul 11.06)
https://www.scribd.com/doc/114117099/Sejarah-Ringkas-Tanah-Papua-Mulai-
Dari-Penemuan-Hingga-Penjajahan-Dan-Perjuangan-Merdeka-Plato-
Ayamaru-safcom (diaksespadatanggal 19 Desember 2016 pukul 11.20)
https://www.teknokra.com (diakses pada tanggal 25 Desember 2016 pukul
10.11