pengaruh strategi imc terhadap brand image dan …

81
i PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN TOYOTA by SHILFANNI SEPTIAN Student ID No: 009201705025 Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Studi Komunikasi Public Relation Pembimbing : Mohammad Shihab, S.I.Kom, M.I.Kom. Haris Herdiansyah, S.Psi., M.Si. PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS HUMANIORA PRESIDENT UNIVERSITY 2020

Upload: others

Post on 04-May-2022

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

i

PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN TOYOTA

by SHILFANNI SEPTIAN

Student ID No: 009201705025

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Studi Komunikasi

Public Relation

Pembimbing :

Mohammad Shihab, S.I.Kom, M.I.Kom.

Haris Herdiansyah, S.Psi., M.Si.

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS HUMANIORA PRESIDENT UNIVERSITY

2020

Page 2: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

ii

PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN TOYOTA

Shilfanni Septiana, Mohammad Shihab, S.I.Kom, M.I.Kom.b, Haris Herdiansyah,

S.Psi., M.Si.c

αShilfanni Septian, Perumahan Mutiara Bekasi Jaya Blok J2 No 17 Cibarusah,

Bekasi, Indonesia, 081287266098, [email protected]

bMohammad Shihab, S.I.Kom, M.I.Kom, President University, Jababeka Education

Park 17550, Indonesia, [email protected]

c Haris Herdiansyah, S.Psi., M.Si, President University, Jababeka Education Park 17550, Indonesia, [email protected]

Page 3: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

iii

Page 4: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

iv

Pernyataan Kepenulisan Tesis ini berisi karya penelitian saya sendiri, sejauh pengetahuan saya dan

keyakinan saya, dan tidak ada pembahasan yang diterbitkan atau dibuat oleh

peneliti lainnya kecuali sumber referensi yang dimaksud dalam teks. Tidak ada

satupun materi bahasan yang terdapat didalam penelitian ini yang sudah

menerima penghargaan gelar atau diploma dari perguruan tinggi lain.

Tanda Tangan : ___________________________________ Tanggal : 5 April 2021

Sebagai pembimbing Shilfanni Septian, saya menegaskan bahwa tugas yang diajukan dalam skripsi ini, sejauh pengetahuan saya, telah dilakukan oleh siswa yang disebutkan diatas, dan layak untuk ujian.

Tanda Tangan : ___________________________________ Tanggal : 5 April 2021

Nama Pembimbing : Mohammad Shihab, S.I.Kom, M.I.Kom.

Page 5: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

v

Pernyataan Penulis Tesis ini berisi karya penelitian saya sendiri, sejauh pengetahuan saya dan

keyakinan saya, dan tidak ada pembahasan yang diterbitkan atau dibuat oleh

peneliti lainnya kecuali sumber referensi yang dimaksud dalam teks. Tidak ada

satupun materi bahasan yang terdapat didalam penelitian ini yang sudah

menerima penghargaan gelar atau diploma dari perguruan tinggi lain.

Tanda Tangan : ___________________________________ Tanggal : 5 April 2021

Sebagai pembimbing Shilfanni Septian, saya menegaskan bahwa tugas yang diajukan dalam skripsi ini, sejauh pengetahuan saya, telah dilakukan oleh siswa yang disebutkan diatas, dan layak untuk ujian.

Tanda Tangan : __________________________________ Tanggal : 5 April 2021

Nama Pembimbing : Haris Herdiansyah, S.Psi., M.Si.

Page 6: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

vi

STATEMENT OF ORIGINALITY

In my capacity as an active student of President University and as the author of

the thesis/final project/business plan (underline that applies) stated below:

Name : Shilfanni Septian

Student ID number : 009201705025

Study Program : Communication Studies

Faculty : Humanities

I hereby declare that my thesis/final project/business plan entitled "Pengaruh

Strategi Integrated Marketing Communication Terhadap Brand Image dan

Keputusan Pembelian Konsumen Toyota" is to the best of my knowledge and

belief, an original piece of work based on sound academic principles. If there is any

plagiarism detected in this thesis/final project/business plan, I am willing to be

personally responsible for the consequences of these acts of plagiarism, and will

accept the sanctions against these acts in accordance with the rules and policies

of President University.

I also declare that this work, either in whole or in part, has not been submitted to

another university to obtain a degree.

Cikarang, May 2021

( Shilfanni Septian )

Page 7: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

vii

SCIENTIFIC PUBLICATION APPROVAL FOR ACADEMIC INTEREST As an academic community member of the President's University, I, the undersigned: Name : Shilfanni Septian

Student ID number : 009201705025

Study Program : Communication Studies

for the purpose of development of science and technology, certify, and approve to give President University a non-exclusive royalty-free right upon my final report with the title : Pengaruh Strategi Integrated Marketing Communication Terhadap Brand Image dan Keputusan Pembelian Konsumen Toyota With this non-exclusive royalty-free right, President University is entitled to converse, to convert, to manage in a database, to maintain, and to publish my final report. There are to be done with the obligation from President University to mention my name as the copyright owner of my final report. This statement I made in truth. Cikarang, May 2021

( Shilfanni Septian )

Page 8: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

viii

ADVISOR APPROVAL FOR JOURNAL/INSTITUTION’S REPOSITORY

As an academic community member of the President's University, I, the undersigned: Advisor Name : Mohammad Shihab, S.I.Kom, M.I.Kom Employee ID number : Study program : Communication Studies Faculty : Humanities Advisor Name : Haris Herdiansyah, S.Psi., M.Si. Employee ID number : Study program : Communication Studies Faculty : Humanities declare that following thesis : Title of thesis : Pengaruh Strategi Integrated Marketing Communication

Terhadap Brand Image dan Keputusan Pembelian Konsumen Toyota

Thesis author : Shilfanni Septian Student ID number : 009201705025 will be published in journal/institution’s repository (underline that applies) Cikarang, May 2021 Cikarang, May 2021

( Mohammad Shihab, S.I.Kom, M.I.Kom) ( Haris Herdiansyah, S.Psi., M.Si. )

Page 9: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

ix

Page 10: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

x

Kata Pengantar Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji

syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

berupa ilmu pengetahuan, petunjuk dan kesehatan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul “Pengaruh Integrated Marketing

Communication Terhadap Brand Image dan Keputusan Pembelian Konsumen

Toyota” ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada

Nabi Muhammad SAW dan juga keluarga, sahabat, serta para pengikut beliau.

Skripsi ini ditulis karena merupakan bagian dan persyaratan untuk menyelesaikan

studi pendidikan program Strata (S1) di Fakultas Ilmu Komunikasi President

University guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Ikom). Atas

terselesaikannya skripsi ini tak lupa penulis mengucapkan terima kasih sedalam-

dalamnya kepada semua pihak yang turut berperan dalam proses

penyelesaiannya. Secara rinci penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Kepada Mr. Mohammad Shihab, S.I.Kom, M.I.Kom dan Mr. Haris

Herdiansyah, S.Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing saya yang telah

memberikan saya banyak pengetahuan, motivasi dan arahannya yang

membuat saya dapat menyelesaikan studi penelitian ini dengan baik.

2. Kepada seluruh Dosen dan kepala prodi Fakultas Ilmu Komunikasi

President University yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan

kepada saya selama menjadi mahasiswa di President University.

3. Kepada Bapak, Mamah, dan Kakak saya yang tiada hentinya memberikan

dukungan kepada saya selama mengerjakan skripsi ini. Terimakasih karena

selalu memberikan semangat kepada saya untuk dapat menyelesaikan

penelitian ini dengan baik. Terimakasih karena sudah menjadi alasan saya

berjuang saat saya harus bekerja dan kuliah diwaktu bersamaan, dan

menyelesaikan kewajiban saya sampai dengan saat ini. Saya sangat

bersyukur berada didalam keluarga yang sangat suportif, selalu

mendukung dan memberikan banyak energi positif.

Page 11: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

xi

4. Kepada semua teman-teman seperjuangan saya mulai dari Nadila Putrinta,

teman seperjuangan satu bimbingan yang benar-benar m emberikan

semangat positif untuk dapat menyelesaikan skripsi ini bersama-sama dari

awal hingga akhir. Teman-teman satu kelas yang mengisi hari-hari saya

selama kurang lebih 3,5 tahun ini sejak semester pertama, yang selalu

saling support dalam kegiatan perkuliahan, yang banyak menghabiskan

waktu bersama dengan sangat menyenangkan. Terimakasih untuk segala

cerita yang ada, terimakasih atas support dan doanya. Semoga kita semua

bisa lulus bersama di tahun 2021 ini dan menjadi orang-orang yang sukses

kelak.

5. Kepada seluruh responden saya yang turut serta membantu

menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Terimakasih banyak untuk semua bantuannya, semoga semua kebaikan

yang ada berbalas kepada kalian semua.

Bekasi, Maret 2021.

Penulis,

Shilfanni Septian

009201705025

Page 12: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

xii

Daftar Isi Pernyataan Kepenulisan ........................................................................................ iv

Pernyataan Penulis .................................................................................................. v

Kata Pengantar ........................................................................................................ x

Daftar Isi ........................................................................................................... .....vi

PENDAHULUAN........................................................................................................1

1. 1 Latar Belakang Masalah ..............................................................................2

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................7

1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................7

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................7

1.5 Metodologi Penelitian ..................................................................................8

1.6 Hipotesis Penelitian .......................................................................................8

BAB 1 ........................................................................................................................9

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................9

1.1 Brand Image (Citra Merek) .......................................................................9

1.1.1 Faktor Pembentuk Brand Image .......................................................9

1.2 Keputusan Pembelian............................................................................... 11

1.2.1 Proses Keputusan Pembelian............................................................. 12

1.2.2 Indikator Keputusan Pembelian ........................................................ 14

1.3 Integrated Marketing Communication (IMC) ........................................... 16

1.3.1 Definisi Integrated Marketing Communication (IMC) ...................... 16

1.3.2 Elemen Integrated Marketing Communication (IMC) ...................... 18

1.3.3 Ciri-ciri Integrated Marketing Communication (IMC) ....................... 20

1.3.4 Bauran Integrated Marketing Communication (IMC) ....................... 22

1.3.5 Kajian Penelitian Terdahulu ............................................................... 22

1.4 Toyota ........................................................................................................ 24

1.4.1 Company Profile ..................................................................................... 24

1.5 Hubungan antara Integrated Marketing Communication (IMC) dengan Brand Image dan Keputusan Pembelian ......................................................... 26

BAB 2 ..................................................................................................................... 28

METODE ................................................................................................................ 28

2.1 Pendekatan Penelitian .............................................................................. 28

2.2 Paradigma Penelitian ................................................................................ 29

2.3 Kerangka Teoritis ....................................................................................... 30

Page 13: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

xiii

2.4 Pendekatan Kuantitatif ............................................................................. 31

2.5 Kerangka Konsep ....................................................................................... 32

2.6 Hipotesis .................................................................................................... 33

2.7 Definisi Operasional ................................................................................... 33

2.8 Instrumen Blue-Print .................................................................................. 35

2.9 Responden Selection ................................................................................. 36

2.6.1 Populasi ............................................................................................... 36

2.6.2 Sampel ................................................................................................. 36

2.6.1 Teknik Sampling .................................................................................. 37

2.10 Pengumpulan Data .............................................................................. 38

2.11 Data Analisis ............................................................................................ 39

2.11.1 Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................................. 39

2.11.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 40

2.11.3 Uji Normalitas.................................................................................... 41

2.11.4 Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 42

2.11.5 Uji Hipotesis ....................................................................................... 42

2.11.6 T-test ................................................................................................. 42

2.12 Kuesioner ................................................................................................. 43

2.12.1 Kuesioner Variabel IMC ...................................................................... 43

BAB 3 ..................................................................................................................... 47

HASIL DAN DISKUSI .............................................................................................. 47

3.1 Hasil ............................................................................................................. 47

3.1.1 Data Responden .................................................................................. 47

3.1.2 Uji Validitas .......................................................................................... 49

3.1.3 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 50

3.1.4 Uji Asumsi Klasik.................................................................................. 51

3.1.4.1 Uji Normalitas ................................................................................... 51

3.1.4.2 Uji Heterokedastisitas ...................................................................... 52

3.1.5.1 Analisis Regresi Sederhana .............................................................. 53

3.1.5.2 Uji T ................................................................................................... 52

3.2 Diskusi dan Interpretasi ............................................................................. 57

BAB 4 ..................................................................................................................... 61

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 61

4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 61

Page 14: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

xiv

4.2 Rekomendasi ............................................................................................. 62

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 63

Lampiran ............................................................................................................... 66

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Lingkup pembahasan Komunikasi Pemasaran Terpadu ...................... 17

Gambar 2 Logo Toyota ......................................................................................... 24

Gambar 3 Kerangka Teoritis .................................................................................. 30

Gambar 4 Kerangka Konsep .................................................................................. 32

Gambar 5 Jenis Kelamin Responden ..................................................................... 47

Gambar 6 Usia Responden .................................................................................... 47

Gambar 7 Pekerjaan Responden........................................................................... 48

Gambar 8 Uji Normalitas ....................................................................................... 52

Gambar 9 Uji Heterokedastisitas .......................................................................... 53

Gambar 10 Uji R2 .................................................................................................. 54

Gambar 11 Uji T..................................................................................................... 55

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pangsa Pasar Penjualan Mobil di Indonesia Tahun 2019 ............................5

Tabel 2 Blue Print .................................................................................................. 35

Tabel 3 Kuesioner .................................................................................................. 44

Tabel 4 Uji Validitas ............................................................................................... 49

Tabel 5 Uji Reabilitas ............................................................................................. 51

Page 15: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

1

Abstract

Hubungan antara pengaruh Integrated Marketing Communication terhadap brand

image dan keputusan pembelian konsumen memiliki hubungan yang positif dan

signifikan. Bauran dari IMC yang mencakup advertising, sales promotion, personal

selling, public relations, direct marketing dan interactive marketing berdasarkan

hasil uji data yang telah dilakukan penguji secara parsial dan simultan dapat

memberikan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen

dalam melakukan pembelian produk yang dipertimbangkan. Menurut Phillip

Kotler dan Garry Armstrong Integrated Marketing Communication merupakan

suatu konsep yang menjadi dasar bagi perusahaan dalam memadukan dan

mengkoordinasikan beberapa saluran komunikasinya untuk menyampaikan pesan

yang jelas, konsisten, dan berpengaruh kuat tentang organisasi dan produk-

produk perusahaan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh Integrated Marketing Communication terhadap Brand

Image dan Keputusan Pembelian di Toyota. Peneliti menggambil sampel data

sebanyak 120 responden untuk mewakili populasi masyarakat Indonesia.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melakukan uji analisis

regresi sederhana. Dan hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa adanya

pengaruh positif strategi integrated Marketing Communication terhadap Brand

Image dan Keputusan Pembelian konsumen di Toyota.

Keywords : Integrated Marketing Communication, Brand Image, Keputusan

Pembelian

Page 16: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

2

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini menjadikan persaingan dunia usaha semakin

kompetitif yang berakibat setiap perusahaan berusaha untuk menjadi pemenang

dalam memasarkan produknya. Menurut Gaikindo (2019) perkembangan dunia

otomotif di Indonesia sendiri kini menyebabkan persaingannya terasa semakin

ketat pada sektor industri mobil, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia

mencapai lebih dari 133 juta unit pada tahun 2019. Data itu terangkum dalam

catatan Badan Pusat Statistik (BPS). Jumlah kendaraan naik sekitar lima persen

sejak dua tahun lalu. Pada tahun 2019, jumlah kendaraan naik bertambah

7.108.236 unit atau meningkat 5,3 persen menjadi 133.617.012 unit dari tahun

sebelumnya sebanyak 126.508.776 unit. Jumlah kendaraan di tahun 2018 naik 5,9

persen dari tahun 2017 sejumlah 118.922.708 unit. Pertumbuhan pesat tersebut

juga menyebabkan perkembangan pesat dealer atau showroom mobil yang berdiri

di Indonesia menjadikan konsumen lebih selektif dalam menentukan produk yang

ingin dibeli. Kemajuan penjualan mobil yang semakin pesat, menimbulkan tingkat

persaingan usaha sejenis semakin ketat.

Dikutip dari website katadata.co.id (2018) mengungkapkan bahwa produksi

otomotif dunia terus berkembang dalam memenuhi kebutuhan konsumen,

bersumber dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia

(Gaikindo), penjualan mobil selama tahun 2018 meningkat sebesar 6,86% jika

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Angka penjualan yang melebihi

dari target yang direncanakan sebelumnya yaitu sebanyak 1,1 juta unit.

Page 17: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

3

Gambar 1 Grafik perkembangan penjualan otomotif tahun 2018

Berdasarkan data dari ASEAN Automotive Federation tahun 2017, Industri

otomotif Indonesia sudah menjadi salah satu sektor penting dalam sektor

manufaktur negara karena banyak perusahaan-perusahaan mobil terkenal di

dunia yang membuka pabrik mobil dan meningkatkan kapasitas produksinya di

Indonesia. Terlebih lagi, Indonesia mengalami transisi yang luar biasa karena

perubahan dimana yang semula hanya menjadi tempat produksi mobil untuk

diekspor, terutama untuk wilayah Asia Tenggara dan kini menjadi pasar penjualan

domestik mobil yang besar karena meningkatnya produk domestik bruto (PDB)

perkapita (www.asean-autofed.com).

Gambar 2 Tabel perkembangan penjualan mobil di ASEAN

Page 18: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

4

Berdasarkan data Gaikindo tahun 2017, Indonesia memiliki industri manufaktur

mobil terbesar kedua di Asia Tenggara dan di wilayah ASEAN, setelah Thailand

yang menguasai sekitar 50 persen dari produksi mobil di wilayah ASEAN

(www.gaikindo.or.id).

Bersumber dari ASEAN Automotive Federation tahun 2017, Sejak tahun 2017

kapasitas total produksi terpasang mobil di Indonesia adalah 2.2 juta unit per

tahun. Namun, pemanfaatan kapasitas tersebut diperkirakan turun menjadi 55

persen pada tahun 2017 karena perluasan kapasitas produksi mobil dalam negeri

tidak sejalan dengan pertumbuhan permintaan domestik dan asing untuk mobil

buatan Indonesia. Namun, dalam hal ukuran pasar, Indonesia merupakan pasar

mobil terbesar di Asia Tenggara dan wilayah ASEAN, menguasai sekitar sepertiga

dari total penjualan mobil tahunan di ASEAN, diikuti oleh Thailand pada posisi

kedua (www.asean-autofed.com).

Oleh karena itu perusahaan harus mengambil langkah-langkah maju untuk

mengungguli pesaingnya. Dalam menghadapi masalah yang datang dari berbagai

arah perusahaan harus dapat meningkatkan efektivitas seluruh pengelolaan

dalam menangani pemasaran produk. Menurut Henry Simamora (2013) dalam

bidang pemasaran banyak hal yang harus diperhatikan selain persaingan juga

berkembangnya keanekaragaman produk, meningkatnya selera konsumen,

adanya produk baru yang dihasilkan, persaingan bisnis di dunia online, kualitas

seorang marketing masing-masing perusahaan, serta kuatnya suatu merek

dipasaran.

Menurut Aaker (2014) sebagai berikut Brand Equity atau ekuitas merek

merupakan seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu

merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang

diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan

perusahaan. Kemudian Shimp (2014) menyatakan bahwa brand equity adalah nilai

Page 19: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

5

merek yang menghasilkan brand awareness yang tinggi dan asosiasi merek yang

kuat, disukai, dan mungkin pula unik, yang diingat konsumen atas merek tertentu.

Ekuitas merek bagi suatu perusahaan sangat penting, khususnya pada

perkembangan industri sepeda motor di Indonesia dengan bermacam merek yang

digunakan oleh perusahaan produsennya juga menjadikan isu merek ini menjadi

sangat strategis dikarenakan dapat menjadi sarana bagi perusahaan untuk

mengembangkan dan memelihara loyalitas konsumen. Merek yang kuat akan

membangun loyalitas, dan loyalitas akan mendorong bisnis terulang kembali.

Merek yang kuat juga akan menghasilkan harga yang menarik dan menjadi

penghalang bagi masuknya pesaing. Masing-masing merek mobil tersebut

berlomba melakukan inovasi produk dengan tipe, model dan teknologinya masing-

masing yang disesuaikan dengan kebutuhan profesi, status, gaya hidup dan hobi

penggunanya.

Dapat dilihat pada tabel berikut ini terdapat sejumlah perusahaan yang menguasai

pangsa pasar penjualan mobil di Indonesia tahun 2019 menurut Gaikindo 2019

sebagai berikut :

Tabel 2 Pangsa Pasar Penjualan Mobil di Indonesia Tahun 2019

NO MEREK PENJUALAN UNIT MARKET SHARE NASIONAL

2019

1 TOYOTA 331.797 Unit 32,20%

2 DAIHATSU 177.284 Unit 17,20%

3 HONDA 137.339 Unit 13,30%

4 MITSUBISHI 119.001 Unit 11,60%

5 SUZUKI 100.383 Unit 9,70%

6 FUSO 42.754 Unit 4,20%

7 HINO 31.063 Unit 3%

8 ISUZU 25.270 Unit 2,50% 9 WULING 22.343 Unit 2,20%

10 NISSAN 12302 UNIT 1,20%

Sumber : www.gaikindo.or.id

Page 20: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

6

Berdasarkan tabel diatas, terdapat 10 merek yang menguasai pangsa pasar atau

angka penjualan tertinggi di pasar otomotif di dalam negeri tahun 2019, dan salah

satu merek yang menguasai pangsa pasar tertinggi dan merek terkuat di Indonesia

adalah Toyota. Toyota berada di posisi pertama dalam tabel pangsa pasar industri

mobil di Indonesia dan tetap menjadi market leader selama tahun 2019 di

Indonesia dengan angka penjualan mencapai 331.797 Unit. Merek otomotif

buatan Jepang ini memang patut diakui kekuatannya di pasar dunia Otomotif dan

merupakan salah satu produsen mobil terbesar di dunia. Terkenal dengan mesin

yang tangguh, handal dan irit bahan bakar , serta harganya yang terjangkau untuk

perawatan dan suku cadang.

Toyota Astra Motor (TAM) yang merupakan agen tunggal pemegang merek Toyota

menyebutkan bahwa Toyota menjadi mobil paling laris di pasaran dan berhasil

berdiri hingga sampai 347 cabang dealer resmi di Indonesia yang tersebar di

seluruh Indonesia (www.toyota.astra.co.id).

Menurut Kotler dan Keller (2012), komunikasi pemasaran adalah sarana yang

digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan

mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung tentang

produk dan merek yang mereka jual. Ini disebut komunikasi pemasaran terpadu

(IMC). Integrated Marketing Communication (IMC) adalah sebuah strategi bisnis

proses yang digunakan untuk mengembangkan, mengeksekusi, mengevaluasi,

mengukur, suatu program komunikasi brand dalam jangka waktu tertentu kepada

konsumen, pelanggan, karyawan, dan target lainnya baik itu untuk pemirsa

internal maupun eksternal perusahaan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan

keuntungan brand secara finansial baik itu untuk jangka pendek maupun jangka

panjang serta meningkatkan nilai suatu brand (George E.Belch, 2012).

Page 21: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

7

1.2 Rumusan Masalah Ada banyak cara dan upaya yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk

meningkatkan dan menguatkan kesadaran merek. Seperti halnya Toyota

merupakan salah satu merek otomotif yang cukup besar dan merupakan pesaing

yang cukup kuat bagi kompetitor otomotif merek lainnya. Untuk terus

meningkatkan angka penjualan dan terus bertahan sebagai merek yang kuat,

diperlukan komunikasi pemasaran yang baik yang dapat selalu menjalin hubungan

yang baik bagi perusahaan dan masyarakat.

Oleh karena itu untuk membuktikan pengaruh implementasi IMC kepada

kesadaran konsumen terhadap merek Toyota di Indonesia, peneliti mencoba

untuk menemukan pertanyaan-pertanyaan berikut:

“Apakah terdapat pengaruh strategi Integrated Marketing Communication (IMC)

terhadap Brand Image dan keputusan pembelian konsumen mobil di Toyota?”

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan diatas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut :

“Untuk mengetahui pengaruh Integrated Marketing Communication (IMC)

terhadap Brand Image dan keputusan pembelian konsumen mobil Toyota”

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman

mengenai bagaimana cara melakukan penelitian dan bagaimana cara

menulisnya dengan baik dan benar. Juga untuk mengetahui bagaimana

Page 22: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

8

cara memperlakukan permasalahan yang terkait dengan topik komunikasi

pemasaran (IMC) secara teoritis maupun praktis.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi para praktisi.

Sebagai bukti bahwa pentingnya komunikasi pemasaran terpadu terhadap

kesadaran citra merek perusahaan. Dan menjadi bahan evaluasi dan

peningkatan kualitas bagi Dealer Toyota Anzon Tambun di masa depan.

1.5 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan desain eksplanatori, yang berfokus pada identifikasi pengaruh

penerapan IMC kepada kesadaran konsumen terhadap merek Toyota di Indonesia.

Kuesioner akan digunakan untuk mengumpulkan data oleh peneliti dan akan

dibagikan kepada para pelanggan yang sudah membeli unit mobil Toyota. Juga

mengetahui alasan mereka mengapa memilih membeli mobil merek Toyota dan

aspek apa saja yang mereka pertimbangkan untuk memberikan putusan

pembelian.

1.6 Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara atau asumsi awal dari suatu

masalah yang sedang diuji kebenarannya dengan data yang lebih lengkap dan

menunjang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh strategi IMC

terhadap loyalitas konsumen mobil Toyota di Indonesia.

Page 23: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

9

BAB 1

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Brand Image (Citra Merek) Menurut Kotler (2012) merek adalah nama, istilah symbol, atau desain khusus,

atau beberapa kombinasi unsur-unsur ini yang dirancang untuk

mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan penjual pesaingnya.

Menurut Adapun Kotler dan Armstrong (2014) menyatakan bahwa citra merek

adalah himpunan suatu keyakinan yang dianut tentang suatu merek tertentu yang

dikenal sebagai citra merek. Sedangkan Menurut Buchory (2010) merek adalah

suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain atau kombinasi dari semuanya,

yang diharapkan mengidentifikasikan barang atau jasa dari sekelompok penjual

dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa tersebut dari produk-produk

pesaing.

Pada dasarnya merek membedakan produk atau jasa sebuah perusahaan dari

produk saingannya. Merek adalah salah satu komponen penting dalam melakukan

bisnis. Dengan adanya merek, konsumen akan dapat lebih mudah

mengidentifikasi suatu produk dari saingan lainnya. Konsumen juga menjadi lebih

percaya dan yakin terhadap produk yang memiliki merek. Maka dari itu, sangatlah

penting bagi perusahaan untuk menciptakan produk yang memiliki merek yang

bercitra baik di masyarakat, serta mampu melindungi dan meningkatkan merek di

pasar.

1.1.1 Faktor Pembentuk Brand Image Schiffman dan Kanuk (dalam Ogi Sulistian, 2011:33) menyebutkan faktor-faktor

pembentuk citra merek sebagai berikut:

1. Kualitas atau mutu berkaitan dengan kualitas produk barang atau jasa

yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.

Page 24: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

10

2. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau

kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang

dikonsumsi.

3. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk

barang atau jasa yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.

4. Pelayanan, yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani.

5. Resiko, berkaitan dengan besar-kecilnya akibat atau untung-rugi yang

mungkin dialami oleh konsumen.

6. Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi-rendahnya atau banyak

sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi

suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang.

7. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan,

kesepakatan, dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari

produk tertentu.

Untuk itulah pembangunan sebuah citra merek, terutama citra yang positif

menjadi salah satu hal yang penting. Sebab tanpa citra kuat dan positif, sangatlah

sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang

sudah ada, dan pada saat yang sama meminta mereka membayar harga yang

tinggi.

1.1.2 Indikator Brand Image

Menurut Ogi Sulistian (2011), ada 3 indikator brand image:

1. Corporate Image (citra pembuat), Yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu

barang atau jasa. Bagi perusahaan manfaat brand adalah:

a. Brand memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri

masalah-masalah yang timbul.

b. Brand memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau ciri

khas produk.

Page 25: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

11

c. Brand memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia

dan menguntungkan.

d. Brand membantu penjual melakukan segmentasi pasar.

2. User Image atau citra pemakai, yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu

barang atau jasa meliputi :

a. Brand dapat menceritakan sesuatu kepada pembeli mengenai mutu.

b. Brand membantu menarik perhatian pembeli terhadap produk-produk baru

yang mungkin bermanfaat bagi merek.

3. Product Image (citra produk), Yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap suatu barang atau jasa, seperti

mengenai hal berikut:

a. Kualitas produk asli atau palsu.

b. Berkualitas baik.

c. Desain menarik.

d. Bermanfaat bagi konsumen.

Kesimpulannya, brand image (citra merek) adalah kesan atau gambaran suatu

merek yang muncul dibenak pelanggan. Penempatan citra merek pada konsumen

perlu diterapkan secara terus-menerus agar citra merek terbentuk menjadi citra

yang positif dan kuat. Saat sebuah merek memiliki citra yang positif dan kuat di

benak konsumen, merek tersebut akan terus-menerus diingat, menumbuhkan

rasa percaya yang tinggi di mata konsumen, serta kemungkinan tinggi untuk

konsumen akan memberi produk merek tersebut.

1.2 Keputusan Pembelian Menurut Hasan (2013) Keputusan pembelian konsumen adalah studi proses yang

terlibat ketika individu atau kelompok memilih, membeli, menggunakan, atau

mengatur produk, jasa, ide ataupun pengalam untuk memuaskan kebutuhan dan

Page 26: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

12

keinginan konsumen. Keputusan pembelian merupakan proses ketika seseorang

berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta

pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat

keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement)

proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk

barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan

dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

Sedangkan menurut Peter-Olson (dalam Mulyadi Nitisusastro, 2012:195)

keputusan pembelian merupakan “proses interaksi antara sikap afektif, sikap

kognitif, sikap behavioral dengan faktor lingkungan dengan mana manusia

melakukan pertukaran dalam semua aspek kehidupannya. Sikap kognitif

merefleksikan sikap sikap pemahaman, sikap afeketif merefleksikan sikap

keyakinan dan sikap behavioral merefleksikan sikap tindakan nyata. Keputusan

membeli atau tidak membeli merupakan bagian dari unsur yang melekat pada

setiap individu yang disebut behavior, dimana ia merujuk pada tindakan fisik yang

nyata yang dapat dilihat dan dapat diukur oleh orang lain.

1.2.1 Proses Keputusan Pembelian Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkaian tindakan fisik maupun mental

yang dialami leh seorang konsumen dalam melakukan pembelian. Dalam

melakukan pembelian, terdapat tahapan-tahapan yang akan menghasilkan suatu

keputusan untuk membeli apun tidak membeli dan setelah melakukan pembelian

konsumen merasa puas atau tidak terhadap barang atau jasa tersebut.

Berikut merupakan lima tahap-tahap dalam proses keputuan pembelian

konsumen menurut Kotler dan Keller (2011) :

Page 27: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

13

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau

kebutuhan. Kebutuhan terebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal

atau eksternal. Dalam kasus pertama yaitu yang dicetuskan oleh

rangsangan internal, salah satu kebutuhan umum seseorang misalkan haus

mencapai ambang batas ertentu dan mulai menjadi pendorong.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang terangsang akan terdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak. Dalam hal ini dapat dibagi kedalam dua lvel

rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamankan

penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka

terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin akan

lebih aktif mencari informasi seperti mencari informasi bahan bacaan,

menelepon, mengunjungi toko untuk mengetahui detail mengenai produk

tertentu.

3. Evaluasi Alternatif

Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua

konsumen atau oleh salah satu konsumen dalam semua situasi pembelian.

Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model terbaru

yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang

berorientasi kognitif. Yaitu model tersebut menganggap konsumen

membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional. Para

konsumen memberikan perhatian besar pada atribut yang memberikan

manfaat yang dicarinya. Pasar produk tertentu sering mendapat

dissegmentasi berdasarkan atribut yang menonjol bagi kelompok

konsumen yang berbeda-beda. Atau secara sederhana, evaluasi alternatif

adalah sebuah pertimbangan akan suatu barang yang ingin dibeli dengan

alternatif lainnya yang dilakukan oleh para pembeli atau konsumen

sebelum melakukan pembelian.

Page 28: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

14

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi merek produk

yang ada dalam kumpulan pilihan mereka. Konsumen juga dapat

membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam

melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil enam sub-

keputusan yaitu pilihan produk, pilihan merek (merek produk apa yang

akan dipilih), pilihan penyalur (distributor), jumlah pembelian (berapa

banyak produk yang akan dipilih), waktu pemeblian (kapan akan

melakukan pembelian), dan metode pembayaran (keputusan tentang cara

dan prosedur pembelian).

5. Perilaku Pasca Pembelian

Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli oleh konsumen,

melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Setelah pembelian

produk terjadi, konsumen akan mengalami suatu tingkat kapuasan atau

ketidakpuasan. Kepuasan konsumen terhadap produk akan

mempengaruhi tingkah laku konsumen berikutnya. Konsumen yang

merasa puas akan memperlihatkan peluang membeli dalam kesempatan

berikutnya dan akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik

tentang produk yang bersangkutan serta merekomendasikannya kepada

orang lain. Apabila konsumen dalam melakukan pembelian merasa

merbuah sikapnya terhadap merek tersebut menjadi sikap yang negatif,

bahkan mungkin tidak akan melakukan pembelian ulang terhadap produk

tersebut.

1.2.2 Indikator Keputusan Pembelian Indikator keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller yang telah dialih

bahasakan oleh Bob Sabran (dalam Aldy Zulyanecha 2013 : 52)) terdapat lima

keptusan pembelian yang dilakukan oleh pembeli, yaitu:

Page 29: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

15

1. Pilihan produk: pembeli dapat memutuskan untuk membeli sebuah

produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini

perusahaan harus memutuskan perhatiannya kepada orang-orang

yang berminat membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka

pertimbangkan.

2. Pilihan merek: Pembeli harus mengambil keputusan tentang merek

mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan tersendiri.

Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen

memilih semua merek.

3. Pilihan penyalur: Pembeli harus mengambil keputusan penyalut mana

yang akan dikunjungi. Setiap pembeli mempunyai pertimbangan yang

berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur bisa dikarenakan faktor

lokasi yang dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap

dan lain-lain

4. Waktu penbelian: Keputusan pembeli dalam pemilihan waktu berbeda-

beda, misalnya setiap hari, setiap minggu, setiap bulan dan lain-lain.

5. Jumlah pembelian: Pembeli dapat mengambil keputusan mengenai

berapa banyak produk yang akan dibelinya. Dalam hal ini perusahaan

harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan

yang berbeda-beda dari para pembeli.

6. Metode pembayaran: Konsumen dapat mengambil keputusan tentang

metode pembayaran yang akan dilakukan dalam pengambilan

keputusan menggunakan produk atau jasa. Saat in keputusan

pembelian tidak hanya dipengaruhi oleh aspek budaya, lingkungan,

dan keluarga, keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh teknologi

yang digunakan dalam transaksi pembelian.

Page 30: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

16

1.3 Integrated Marketing Communication (IMC)

1.3.1 Definisi Integrated Marketing Communication (IMC) Komunikasi Pemasaran Terpadu sering disebut dengan Integrated Marketing

Communication (IMC) merupakan sebuah proses strategi bisnis dalam mengelola

hubungan dengan konsumen yang intinya untuk menggerakkan brand value.

Menurut Terence A Shimp (2010), IMC menjadi salah satu konsep yang semakin

banyak diterima di dalam dunia pemasaran. Istilah Integrated Marketing

Communication (IMC) merupakan pengembangan dari istilah promosi. Kata

“promosi” berkonotasi arus informasi satu arah, sedangkan Integrated Marketing

Communication lebih menekankan pada interaksi dua arah. Konsekuensinya,

promosi dipersepsikan sebagai bentuk komunikasi yang bersifat massal,

sedangkan Integrated Marketing Communication (IMC) lebih bersifat personal

atau individual.

IMC merupakan konsep yang berkembang di tahun 1980an ini didefinisikan oleh

Schultz dalam Diwati & Santoso (2015) mengatakan IMC adalah proses

pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasif

dengan pelanggan dan prospek dari waktu ke waktu. Tujuan IMC untuk

mempengaruhi atau langsung mempengaruhi perilaku khalayak komunikasi yang

dipilih.

Sedangkan definisi IMC menurut American Association of Publicity and Public

Relations Agencies dalam Diwati & Santoso (2015) adalah sebuah konsep

perencanaan komunikasi pemasarana yang memberikan nilai tambah terhadap

suatu perencanaan yang mendalam dengan cara melakukan evaluasi terhadap

peran strategis dari bermacam ilmu komunikasi dan mengkombinasikannya untuk

menghasilkan keakuratan, konsistensi dan efek komunikasi secara maksimal

melalui integrasi dan pesan-pesan yang terpisah.

Page 31: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

17

Dilain kesempatan Shimp (2010) mendefinisikan Integrated Marketing

Communication adalah proses yang melibatkan manajemen dan pengorganisasian

semua divisi perusahaan dalam menganalisis, merencanakan, melaksanakan dan

mengendalikan dari semua elemen komunikasi pemasaran, media, pesan dan alat

promosi yang berfokus pada target konsumen terpilih untuk mendapatkan

peningkatan penjualan dan komunikasi pemasaran dalam mencapai tujuan

komunikasi pemasaran produk yang telah ditentukan oleh perusahaan. Dalam

pengertian yang paling sederhana, Integrated Marketing Communication dapat

didefinisikan sebagai proses pengelolaan integrasi semua kegiatan komunikasi

pemasaran kepada konsumen yang dituju untuk mencapai peningkatan ukuitas

merek.

Gambar 1 Lingkup pembahasan Komunikasi Pemasaran Terpadu

Sumber : Belch (2009).

Kotler & Armstrong (2018), menyatakan bahwa komunikasi pemasaran terpadu

(Integrated Marketing Communications) yang biasa disebut bauran promosi

Marketing Mix sebuah perusahaan terdiri dari perpaduan khusus antara

pemasangan iklan, penjualan personal, promosi penjualan, hubungan masyarakat,

dan pemasaran langsung yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan-

tujuan pemasangan iklan dan pemasaran.

Page 32: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

18

1.3.2 Elemen Integrated Marketing Communication (IMC) Untuk dapat mencapai tujuan komunikasi, perusahaan dapat menggunakan

sebuah alat bantu yang disebut promotion mix (Belch & Belch, 2009). Adapun

beberapa elemen yang terdapat di dalam promotion mix ini adalah sebagai

berikut:

a) Advertising

Adalah segala bentuk komunikasi non-personal melalui berbagai media

massa seperti TV, radio, majalah dan koran mengenai informasi tentang

perusahaan, produk dan jasa atau ide sebuah sponsor yang dikenal. Elemen

komunikasi ini paling banyak digunakan pemasar karena dapat menjangkau

target audience dalam jumlah yang lebih besar daripada elemen-elemen lain.

Selain itu, advertising juga dapat membangun ekuitas merek dengan

menciptakan brand image dan brand association melalui eksekusi iklan ke

dalam benak konsumen.

b) Direct Marketing

Merupakan sebuah strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan

secara langsung kepada konsumennya. Umumnya strategi pemasaran ini

dilakukan dengan cara mengirimkan direct mail, melakukan telemarketing

dan direct selling kepada konsumen yang dituju. Untuk dapat melakukan

hubungan secara langsung dengan para kon sumen potensialnya maka

perusahaan mengelola data based konsumen.

Page 33: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

19

c) Interactive/ Internet Marketing

Strategi pemasaran yang dilakukan secara interaktif melalui CD-ROMs,

handphone digital, TV interaktif dan lain sebagainya atau secara online

menggunakan jaringan internet untuk mengkomunikasikan produk dan

jasanya. Melalui strategi ini, perusahaan dan konsumen dapat melakukan

komunikasi 2 arah langsung secara real-time.

d) Sales Promotion

Strategi pemasaran yang dilakukan dengan cara memberikan nilai incentive

kepada tim penjualan, distributor, atau konsumennya secara langsung untuk

mendorong penjualan dengan cepat. Sales promotion yang dilakukan kepada

konsumen biasanya dengan membagikan sample produk, kupon dan lain

sebagainya untuk mendorong konsumen agar langsung melakukan

pembelian. Sedangkan sales promotion yang dilakukan kepada distributor

dan pedagang dilakukan dalam bentuk kontes penjualan, pemberian harga

khusus, penyediaan merchandising dan masih banyak lagi bentuk lainnya.

e) Publicity / Public Relations

Sama halnya dengan advertising, publikasi / public relations adalah

komunikasi non-personal melalui berbagai media massa seperti TV, radio,

majalah dan koran mengenai perusahaan, produk, jasa atau sponsor acara

yang didanai langsung atau tidak langsung yang dilakukan dalam bentuk

news release, press conference, artikel, film dan lain-lain. Bedanya dengan

Page 34: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

20

advertising adalah, untuk masuk ke jaringan media massa perusahaan tidak

mengeluarkan dana khusus melainkan menyediakan berita seputar produk

dan jasa, melakukan event atau strategi lain yang menarik untuk diliput atau

dipublikasikan oleh media massa. Sedangkan public relation adalah fungsi

manajemen yang dilakukan untuk mengevaluasi perilaku publik,

mengedentifikasi kebijakan dan prosedur individu atau organisasi terhadap

public interest, serta mengeksekusi sebuah program untuk dapat diterima

dan dipahami oleh publik. Tujuan utama melakukan public relation adalah

untuk menciptakan dan mengelola image positif perusahaan di mata publik

yang biasanya dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan dana,

mensponsori acara khusus, berpartisipasi dalam sebuah komunitas dan

masih banyak lagi yang lainnya.

f) Personal Selling

Adalah strategi komunikasi yang dilakukan secara langsung oleh pihak

penjual untuk meyakinkan pembeli potensial membeli produk atau jasa yang

ditawarkan. Melalui strategi komunikasi ini, penjual dapat memodifikasi

pesan komunikasi agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen

serta mendapatkan feedback langsung dari konsumennya.

1.3.3 Ciri-ciri Integrated Marketing Communication (IMC) Dalam bukunya Terence A. Shimp (2010:24) IMC yang ditujukan guna untuk

mempengaruhi perilaku khalayak sasarannya, memiliki lima ciri dari komunikasi

pemasaran terpadu. Diantaranya yaitu :

Page 35: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

21

1. Mempengaruhi perilaku

Hal ini bertujuan untuk mempengaruhi perilaku khalayak sasarannya,

hal ini berarti komunikasi pemasaran harus melakukan lebih dari

sekedar mempengaruhi kesadaran merek tetapi juga harus dapat

memperbaiki perilaku konsumen terhadap merek.

2. Berawal dari pelanggan dan calon pelanggan

Proses ini diawali dari pelanggan atau calon pelanggan, kemudian

berbalik kepada komunikator merek untuk menentukan metode yang

paling tepat dan efektif dalam mengembangkan program komunikasi.

3. Menggunakan seluruh bentuk kontak

IMC menggunakan seluruh bentuk komunikasi atau kontak yang

menghubungkan merek atau perusahaan dengan pelanggan mereka,

sebagai jalur penyampaian pesan yang potensial.

4. Menciptakan Sinergi

Semua elemen komunikasi IMC harus berbicara dengan satu suara,

berkordinasi merupakan hal yang amat sangat penting untuk

menghasilkan citra merek yang kuat dan utuh, serta dapat

mempengaruhi konsumen dalam melakukan aksi.

5. Menjalin hubungan

Kepercayaan bahwa komunikasi pemasaran yang sukses

membutuhkan terjalinnya hubungan antara merek dan pelanggan yang

baik, pembinaan hubungan adalah kunci dari kesuksesahan IMC. Suatu

hubungan merupakan suatu pengait yang tahan lama antara merek

dan konsumen, ia membangkitkan pembelian yang berulang bahkan

loyalitas terhadap merek.

Page 36: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

22

1.3.4 Bauran Integrated Marketing Communication (IMC) Bauran komunikasi pemasaran, menurut Kotller dan Amstrong (20018:424)

merupakan penggabungan dari lima model komunikasi dalam pemasaran, yaitu :

1. Iklan (advertising): Setiap bentuk terbayar dari presentasi non pribadi dan

promosi ide, barang atau jasa melalui sponsor tertentu.

2. Promosi Penjualan (sales promotion): Insentif jangka pendek untuk

mendorong orang mencoba atau membeli produk atau jasa.

3. Hubungan masyarakat (public relation): Membangun hubungan baik

dengan berbagai kalangan untuk mendapatkan publisitas yang diinginkan,

memebangun citra perusahaan yang baik, dan menangani rumor, berita,

dan kejadian yang tidak menyenangkan.

4. Penjualan pribadi (personal selling) : presentasi pribadi oleh wiraniaga

perusahaan untuk tujuan menghasilkan penjualan dan membangun

hubungan pelanggan.

5. Pemasaran langsung (direct marketing): Hubungan langsung dengan

konsumen individual yang ditargetkan secara cermat untuk memeperoleh

respon segera dan memebangun hubungan pelanggan yang

langgeng²penggunaan surat langsung, telepon, televisi respon langsung, e-

mail, internet, dan sarana lain untuk berkomunikasi secara langsung

dengan konsumen tertentu.

1.3.5 Kajian Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini peneliti mencari informasi dari penelitian-penelitian

sebelumnya yang bertujuan untuk menjadi bahan perbandingan, baik mengenai

kelebihan maupun kekurangan yang sudah ada pada penelitian-penelitian

sebelumnya. Pada bagian ini terdapat beberapa penelitian terdahulu yang

mempunyai kedekatan dalam ruang lingkup dan beberapa variabel-variabel pada

penelitiannya dengan penelitian yang dilakukan ini.

Page 37: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

23

Penelitian pertama oleh Ismail Matondang (2009) yang berjudul “Strategi

Komunikasi Pemasaran Terpadu Sepeda Motor Yamaha dan Tindakan Membeli

(Studi Kasus Strategi IMC Pemasaran Sepeda Motor Yamaha Terhadap Daya Beli

Konsumen PT. ALFA SCORPII Cabang Setia Budi Medan)”. Penelitian ini membahas

tentang daya tarik komunikasi pemasaran sepeda motor Yamaha, untuk

mengetahui daya beli konsumen terhadap produk Yamaha dan sejauh mana

strategi komunikasi pemasaran Yamaha dalam mempengaruhi tindakan beli

konsumen. Metode yang digunakan peneliti dalam penelitiannya adalah metode

korelasional yaitu suatu metode yang digunakan guna meneliti seberapa jauh

variasi pada suatu variabel yang berhubungan dengan variavel lain. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh antara strategi komunikasi

IMC sepeda motor Yamaha dengan daya beli pada konsumen PT. ALFA SCORPII

Cabang Setia Budi Medan.

Penelitian kedua oleh Sawitri (2010) yang berjudul “Strategi IMC Combi Kid Fruit

and Veggie Dalam Membentuk Brand Awareness Masyarakat”. Penelitian ini

bertujuan guna memperoleh gambaran tentang strategi komunikasi pemasaran

yang dilakukan oleh Combi Kid Fruit and Veggie dalam membentuk Brand

Awareness masyarakat, mengetahui strategi IMC yang dilakukan dan mengetahui

kendala apa saja yang dihadapi dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran.

Metode yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitiannya adalah metode

Deskripsi Kualitatif.

Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan strategi yang dilakukan adalah

dengan menonjolkan perbedaan atau keunggulan dari produk yang terletak pada

bentuk Combi Kid Fruit and Veggie yang unik seperti gummy atau jelly. Kemudian

melakukan komunikasi pemasaran yang berbentuk event atau bazar selama 3

bulan yang didalamnya terdiri dari personal selling, advertising, sales promotion,

publicities media, serta point of purchase. Dan ditemukannya pengaruh dari

strategi komunikasi pemasaran terhadap Brand Awareness Combi Kid Fruit and

Veggie

Page 38: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

24

1.4 Toyota Toyota merupakan merek dagang dari perusahaan otomotif mobil yang

dikeluarkan oleh perusahaan Toyota Astra Motor. Menurut data dari Gaikindo

2019, PT Toyota Astra Motor merupakan perusahaan manufaktur kendaraan niaga

dan penumpang yang saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia, kiprahnya

di dunia otomotif Indonesia merupakan yang terbaik dalam penjualan mobil di

Indonesia, baik penjualan kendaraan impor (CBU; Completed Bilt Up) maupun

kendaraan rakitan dalam negeri (CKD; Completed Knoked Down) dan begitu juga

dengan kegiatan ekspor komponen CKD dan CBU buatan Karawang-Indonesia.

Toyota adalah salah satu produsen mobil terbesar di dunia. Perusahaan yang

bermarkas di Tokyo (Jepang) ini didirikan pada 28 Agustus 1937, 83 tahun lalu.

Pendirinya adalah Kiichiro Toyoda, anak tertua dari Sakichi Toyoda sang pencetus

industri Toyota yang semula membuat mesin jahit pada awal 1900-an (Gaikindo,

2019).

1.4.1 Company Profile

Gambar 2 Logo Toyota

Dikutip dari toyota.astra.co.id cikal bakal Toyota di Indonesia dimulai dengan

pendirian PT. Toyota-Astra Motor pada tanggal 12 April 1971. Saat itu TAM

bergerak sebagai importer dan distributor kendaraan merek Toyota, sekaligus

mengembangkan jaringan penjualan dengan menunjuk 5 main dealer. TAM sendiri

terdiri dari 2 pemegang saham yaitu 50% milik PT. Astra International Tbk dan 50%

Page 39: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

25

milik Toyota Motor Corporation dengan pabrik yang berada di 2 titik yaitu di

Sunter Plant dan Karawang Plant. Karawang Plant adalah salah satu pabrik

otomotif milik Toyota Motor Manufacturing Indonesia yang berlokasi di Karawang

International Industrial City (KIIC), TelukJambe, Jawa Barat. Karawang Plant

dibangun pada 29 Mei 1996 dengan nilai investasi sebesar Rp. 462,2 miliar.

Walaupun mulai beroperasi pada tahun 1998, namun Karawang Plant baru

diresmikan pada tahun 2000. Pada saat ini, Karawang Plant memiliki kapasitas

produksi 100.000 unit mobil per tahun.

Keseriusan PT Toyota Astra Motor (TAM) dalam memberikan pelayanan

terbaiknya memang bukan hal yang main main, terhitung sampai dengan tahun ini

PT Toyota Astra Motor (TAM) sudah eksis selama 49 tahun di dunia otomotif

Indonesia. Dan sampai pada akhir tahun 2019, PT Toyota Astra Motor (TAM)

menjabarkan sejumlah pencapaian dari penjualan produk-produknya. Mulai dari

Avanza, Rush, sampai line-up kendaraan hibrida. Henry Tanoto, Vice President

Director TAM, menjelaskan sepanjang 2019 Toyota berhasil menaikkan sejumlah

pencapai. Termasuk dari market share yang meningkat 1,5 persen dari tahun lalu.

Pencapaian ini menurut Henry tak lepas dari beberapa kesukseskan jajaran produk

yang dipasarkan, salah satunya Avanza. Sejak versi minor change-nya diluncurkan

pada awal 2019 ternyata sambutannya cukup tinggi. Situasi ini dibuktikan dengan

terkereknya market share Avanza dari 28 persen menjadi 34 persen. Henry

mengklaim hal tersebut tak lepas dari stategi yang diterapkan, yakni memberikan

nilai lebih melalui desain yang fresh serta menerapkan strategi harga yang bisa

diterima masyarakat.

Terbukti, melansir data yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor

Indonesia (GAIKINDO) pada 28 Juli 2019 ini disebut sukses menarik perhatian para

calon pembeli dan berhasil mencapai angka penjualan tertinggi.

Berdasar informasi dari Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM),

Fransiscus Soerjopranoto angka Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) yang

dicatatkan selama 11 hari pameran mencapai 6.128 unit. Pencapaian ini naik

Page 40: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

26

sekitar dua persen dibanding GIIAS tahun lalu, saat itu 6.022 SPK tercatat. Model-

model yang masih menjadi penolong penjualan Toyota di GIIAS 2019 merupakan

MPV. Di posisi ke dua ada Kijang Innova yang sukses terjual sebanyak 1.091 unit.

Di posisi ke tiga ada Toyota Rush yang terjual sebanyak 1.046 unit. Di posisi ke

empat ada Toyota Calya dengan catatan penjualan mencapai 1.022 unit, dan

terakhir ada Toyota Fortuner yang terjual sebanyak 618 unit. Hal ini membuktikan

bahwa Toyota masih menjadi merek yang paling diminati di Indonesia.

1.5 Pengaruh Strategi Integrated Marketing Communication (IMC)

terhadap Brand Image Menurut Danibrata (2011: 21) menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran sangat

terkait erat dengan citra perusahaan, dimana citra perusahaan adalah citra yang

diberikan oleh perusahaan dengan berdasarkan kepada seberapa baik posisi

perusahaan yang dibangun. Melihat bahwa pentingnya brand image untuk

menancapkan brand image yang kuat dibenak konsumen, dibutuhkan strategi

marketing communication program yang tepat dan terarah.

Konsep dasar dari IMC adalah komunikasi. Dengan komunikasi ini, IMC berusaha

untuk memaksimalkan pesan positif dan meminimalkan pesan negatif dari suatu

brand, dengan strategi menciptakan dan menyokong brand relationship. Untuk

membangun hubungan jangka panjang, strategi IMC juga digunakan untuk

membangun dan memperkuat brand. Hal ini berkaitan erat dengan ekuitas suatu

merek, dimana merek yang mempunyai ekuitas yang kuat merupakan merek yang

mampu bertahan, bersaing, dan menjadi penguasa di persaingan pasar yang ketat.

Semakin kuat ekuitas suatu merek, semakin kuat pula daya tariknya di mata

konsumen untuk mengkonsumsi merek tersebut secara setia. Salah satu elemen

pembentuk ekuitas merek adalah asosiasi merek, suatu merek akan memiliki

ekuitas merek yang kuat apabila memiliki asosiasi yang positif pada konsumennya.

Penelitian yang dilakukan Wahyu Adhi Nugroho (2013) pengaruh strategi antara

komunikasi pemasaran terpadu dengan Asosiasi merek pada konsumen minuman

Page 41: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

27

isotonik Pocari Sweat ditemukan adanya pengaruh antara komunikasi pemasaran

terpadu dengan asosiasi merek pada konsumen produk minuman isotonik Pocari

Sweat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember. Terdapat

pengaruh yang kuat antara strategi komunikasi pemasaran terpadu terhadap

asosiasi merek pada konsumen produk minuman isotonik Pocari Sweat di Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember, dimana semakin baik strategi

Integrated Marketing Communication yang diterapkan maka akan semakin baik

pula asosiasi merek di benak konsumen.

1.6 Pengaruh Strategi Integrated Marketing Communication (IMC)

terhadap Keputusan Pembelian Menurut Schiffman, Kanuk (2014:547), Strategi Integrated Marketing

Communication dengan keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau

lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa ketika seseorang

dapat membuat keputusan, harus tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan

untuk membeli dapat mengarah pada bagaimana proses dalam pengambilan

keputusan tersebut itu dilakukan. Sedangkan teori menurut Fandy Tjiptono

(2008), juga menyatakan bahwa strategi Integrated Marketing Communication

merupakan fungsi manajemen yang dapat mengevaluasi sikap publik,

mengidentifikasi kebijakan dan prosedur organisasi demi kepentingan publik, dan

melaksanakan program aksi dan komunikasi untuk membentuk pemahaman

publik, sehingga strategi yang digunakan dapat mempengaruhi keputusan

pembelian publik.

Ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sanny Ekawati (2015) yang

berjudul Pengaruh Integrated Marketing Communication Terhadap Keputusan

Pembelian Produk Planet Popcorn Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas

Tarumanagara Jakarta yang menyatakan bahwa strategi IMC memberikan

pengaruh terhadap keputusan pembelian para konsumen dan calon konsumen.

Page 42: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

28

BAB 2

METODE

2.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan desain eksplanatori, yang berfokus pada identifikasi pengaruh

penerapan IMC kepada kesadaran konsumen terhadap merek Toyota di Indonesia.

Menurut Sugiyono (2013 ; 199 ) metode kuantitatif dinamakan metode

tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah

mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode

positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivisme.parad Metode ini

sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah

yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini dapat

ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode

kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan

statistik.

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan teknik survei

melalui penyebaran kuesioner. Kuesioner akan digunakan untuk mengumpulkan

data oleh peneliti dan akan dibagikan kepada para pelanggan yang sudah membeli

unit mobil Toyota. Juga mengetahui alasan mereka mengapa memilih membeli

mobil merek Toyota dan aspek apa saja yang mereka pertimbangkan untuk

memberikan putusan pembelian. Menurut Sugiyono (2013 ; 199 ) kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Penyebaran kuesioner yang berfokus kepada para pelanggan

yang sudah membeli unit mobil Toyota.

Page 43: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

29

2.2 Paradigma Penelitian Menurut Sugiyono (2011), Paradigma adalah suatu cara pandang untuk

memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi

para penganut dan praktisinya, paradigma menunjukkan pada mereka apa yang

penting, absah dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan

kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan

pertimbangan eksistensial atau epitemologis yang panjang. Sedangkan menurut

Moleong (2012), paradigma merupakan cara mendasar untuk mempersepsi,

berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus

tentang realitas. Berdasarkan pengertian-pengertian paradigma penelitian di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa paradigma penelitian merupakan akar bagi

peneliti untuk mengkondisikan kerangka berpikirnya dalam melakukan penelitian

terhadap masalah penelitiannya. Kerangka berpikir tersebut kemudian akan

menuntun peneliti menuju konsep teori apa yang akan digunakan, pendekatan,

metode, teknik, dan langkah-langkah analisis penelitian selanjutnya sehingga

berkesinambungan.

Berdasarkan pengertian-pengertian paradigma penelitian di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa paradigma penelitian merupakan penyelesaian masalah

penelitian pada tahap awal ditentukan dari paradigma peneliti. Paradigma

merupakan suatu cara pandang, cara memahami, cara menginterpretasi suatu

kerangka berfikir, dasar keyakinan yang memberikan arahan pada tindakan.

Dalam penyelesaian masalah, peneliti diharuskan melihat dari sudut pandang

yang mampu dilakukan oleh peneliti tersebut. Penelitian ilmiah merupakan proses

sistematis yang dilakukan dengan urutan dan prosedur tertentu yang bersifat

tetap dan benar. Peneliti mengumpulkan data dan akan menganalisa dari awal

penemuan permasalahan dan berlanjut kepada tahap-tahap berikutnya yaitu

tahap perumusan masalah, telaah teoretis, verifikasi data, dan kesimpulan.

Page 44: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

30

Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian positivisme, untuk menemukan

atau memperoleh konfirmasi tentang hubungan sebab akibat yang biasa

dipergunakan untuk memprediksi pola-pola umum suatu gejala sosial manusia

(Lawrence Neuman, 2003). Paradigma positivis merupakan pandangan yang

didalamnya terdapat realitas objektif sebagai realitas eksternal di luar peneliti

dimana peneliti harus menjaga jarak dengan objek penelitian, termasuk dalam hal

nilai, etika, dan pilihan moral. Penilaian subjektif dan bias pribadi harus bisa

dipisahkan dari temuan penelitian. Penelitian ini menggunakan kerangka deduktif,

dimulai dari pembentukan kerangka teori, lalu membuat hipotesis sebagai

jawaban tentatif bagi masalah penelitian yang akan diuji lebih lanjut melalui

perangkat metodologi tertentu. Melalui penelitian empiris, hipotesis-hipotesis itu

akan diuji kebenarannya. Bila teruji kebenarannya, maka hipotesis tersebut diakui

sebagai fakta. Dengan adanya fakta-fakta baru, teori yang dipakai dalam penelitian

dapat disempurnakan (Ulber Silalahi, 2009).

2.3 Kerangka Teoritis

Gambar 3 Kerangka Teoritis

Sumber: peneliti 2021

Page 45: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

31

Sumber: Kotler & Keller, 2009

2.4 Pendekatan Kuantitatif Pengertian penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2013), adalah data yang

berbentuk angka, atau data kuantitatif yang diangkakan atau scoring. Sedangkan

Menurut Amiruddin (2010), kuantitaif adalah penelitian yang dilakukan dengan

pengumpulan data dan menggunakan daftar pertanyaaan berstruktur angket yang

disusun berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang diteliti yang kemudian

menghasilkan data kuantitatif. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam penelitian

kuantitatif peneliti berangkat dari sebuah teori, menguji teori tersebut, menuju

data dalam bentuk angka kemudian menentuan sebuah penerimaan atau

penolakan dari teori yang telah diuji kebenarannya. Penelitian kuantitatif

bertumpuan kuat pada pengumpulan data. Data yang dimaksud berupa data-data

angka hasil pengukuran. Sehingga dalam penelitian ini statistik memegang peran

sangat penting sebagai alat untuk menganalisis jawaban suatu masalah.

Pola penelitian yang digunakan penulis untuk menyusun skripsi ini adalah pola

penelitian kuantitatif dan penelitian deskriptif :

Page 46: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

32

1. Penelitian kuantitatif

Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2013) adalah metode penelitian

yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat potivisme, digunakan untuk penelitian pada populasi atau sampel

tertentu, teknik pengambilam sampel pada umumnya dilakukan secara

random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis

data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan.

2. Penelitian Deskriptif

Adapun pengertian deskriptif menurut Sugiyono (2013) adalah metode

yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap

objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul

sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan

yang berlaku umum.

2.5 Kerangka Konsep

Gambar 4 Kerangka Konsep

H1

H2

Integrated Marketing Communication (IMC)

X1

Brand Image (Y1)

Keputusan Pembelian

(Y2)

Page 47: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

33

2.6 Hipotesis Ho1 = Tidak adanya Pengaruh dari IMC terhadap Brand Image di Toyota

Ha1 = Adanya Pengaruh dari IMC terhadap Brand Image di Toyota

Ho2 = Tidak adanya Pengaruh dari IMC terhadap Keputusan Pembelian di

Toyota

Ha2 = Adanya Pengaruh dari IMC terhadap Keputusan Pembelian di Toyota

2.7 Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu independen variable (variabel bebas)

dan dependen variable (variabel terikat). Menurut Narbuko & Achmadi (2012)

variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau

gejala yang akan diteliti. Dengan demikian, dalam penelitian ini menggunakan 2

jenis variabel yaitu :

1. Variabel Bebas / Independen Variable (X) pada penelitian ini adalah

Integrated Marketing Communication (IMC) yaitu kondisi atau

karakteristik yang dimanipulasi oleh peneliti dalam rangka untuk

menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Fungsi

variabel ini sering disebut sebagai variabel pengaruh, karena berfungsi

mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh pada variabel

lain (Narbuko & Achmadi, 2012). Variabel independent dalam penelitian

ini adalah integrated marketing communication. Dalam bahasa Indonesia

sering di sebut variabel bebas, merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi perubahannya atau timbulnya variabel terkait

(Sugiyono, 2012:61).

Berdasarkan objek penelitian diatas, maka akan dianalisis beberapa hal,

pertama mengenai gambaran integrated marketing communication

terhadap brand image Toyota, kedua gambaran Integrated Marketing

Communication pada keputusan pembelian konsumen Toyota.

Page 48: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

34

2. Variabel Terikat / Dependent Variable (Y) pada penelitian ini adalah Brand

Image (Y1) dan Keptusan Pembelian (Y2), yaitu kondisi atau karakteristik

yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, mengubah

atau mengganti variabel bebas. Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi

oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi

atau variabel terpengaruhi (Narbuko & Achmadi, 2012)

a. Variabel bebas

- Integrated Marketing Communication (X1)

b. Variabel terikat

- Brand Image (Y1)

- Keptusan Pembelian (Y2)

Pengukuran yang digunakan pada kuesioner penelitian ini menggunakan Skala

Likert dengan lima poin dengan pilihan jawaban, yakni SS (Sangat Sutuju), S

(Setuju), N (Netral), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Skala Likert adalah

skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau kelompok orang tentang fenomena social (Sugiyono, 2013). Metode yang

digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode kuesioner. Menurut Narbuko & Achmadi (2012) metode

kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai

suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data, angket

disebarkan kepada responden (orang-orang yang menjawab untuk diselidiki),

terutama pada penelitian survey.

Alat untuk pengumpulan data adalah menggunakan angket (questionnaire).

Menurut Sugiyono (2013) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya.

Page 49: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

35

2.8 Instrumen Blue-Print Dalam penelitian ini peneliti menggunakan blue-print untuk menjadi pedoman

pembuatan alat ukur. Skala persepsi menggunakan handphone ini dibuat

berdasarkan indikator yang ada. Indikator ini telah digunakan dalam penelitian-

penelitian terdahulu, sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3 Blue Print

Variabel (s) Definisi Indikator Item Skala

Integrated Marketing

Communication(IMC) (X1)

Menurut Kotler dan Keller (2008:17) Komunikasi pemasaran (IMC) adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual

a. Advertising

b. Promosi

Penjualan

c. Penjualan

Personal

d. Direct

Marketing

e. Public

Relation

Interval

Brand Image (Y1)

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) Citra merek atau Brang Image adalah sekumpulan asosiasi mengenai suatu merek yang tersimpan dalam benak atau ingatan konsumen

a. Keunikan Brand b. Kekuatan Brand c. Brand Familiarity

Interval

Menurut Tjiptono (2012) keputusan pembelian adalah sebuah proses

Page 50: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

36

Keputusan Pembelian

(Y2)

dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi secara baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian.

a. Kemantapan

pada sebuah

produk

b. Kebiasaan dalam membeli produk

c. Memberikan rekomendasi kepada orang lain

d. Melakukan pembelian ulang

Interval

2.9 Responden Selection

2.6.1 Populasi Menurut Sugiyono (2013) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Pada penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian yang dikhususkan untuk

para konsumen maupun calon konsumen toyota yang memiliki rencana pembelian

unit mobil toyota ataupun konsumen yang memikiri rencana melakukan

pembelian kedua maupun berulang.

2.6.2 Sampel Menurut Sugiyono (2013), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini peneliti mengkhususkan

kepada konsumen yang sudah memilih dan membeli mobil Toyota di Cikarang

dengan anggapan bahwa mobil merupakan suatu barang mahal yang dimana

setiap orang membutuhkan pertimbangan matang dalam menjatuhkan

Page 51: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

37

keputusannya terhadap produk yang akan dipilih. Dalam penelitian ini peneliti

melalukan riset dengan jumlah sampel sebanyak 120 responden dengan

karakteristik sebagai berikut :

1. Konsumen yang sudah membeli mobil Toyota atau berencana membeli

mobil Toyota

2. Usia 21 Tahun sampai dengan Usia 50 Tahun

2.6.1 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2013), Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan

sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,

terdapat bebagai teknik sampling yang digunakan. Pada bagaian ini peneliti

menggunakan sample rondom sampling yaitu, pengambilan anggota sampel dari

populasi dilakukan secara acak dengan strata yang sudah ditentukan dalam

pemilihan populasi.

Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan menggunakan 50 sample

responden dengan hasil data sebagai berikut :

Variabel Cronbach’s Alpha N of items Remarks

Integrated Marketing .947 10 RELIABLE

Brand Image .850 5 RELIABLE

Keputusan Pembelian .957 10 RELIABLE

Page 52: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

38

Pada uji validitas dan reabilitas ini menggunakan 50 responden, responden ini

berbeda dengan responden sesungguhnya ketika melakukan uji hipotesis atau

field study.

2.10 Pengumpulan Data Mengingat kondisi yang terjadi saat ini dimana pandemi Covid-19 menghalangi

kita semua untuk beraktivitas diluar ruangan, demi keamanan dan kenyamanan

peneliti dan responden, maka peneliti akan melakukan penelitian menggunakan

kuesioner yang akan dibuat dalam google form dan disebarkan kepada para

responden secara online. Menurut Sugiyono (2013), kuesioner adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Jenis pertanyaan

yang akan diberikan oleh peneliti kepada para responden menggunakan jenis

pertanyaan tertutup, dimana pertanyaan yang diajukan sudah dilengkapi dengan

pilihan jawaban yang dapat di pilih oleh para responden. Alasan mengapa peneliti

memilih jenis pertanyaan tertutup adalah karena jenis pertanyaan tertutup sering

digunakan oleh peneliti-peneliti lain dikarenakan lebih praktis dan mudah bagi

para responden, terlebih hal ini dapat memudahkan peneliti untuk mengolah hasil

data yang sudah didapatkan.

Dalam kuesioner yang diajukan akan terdapat 3 bagian yang harus di isi dan

dilengkapi oleh para responden, ketiga bagian tersebut adalah sebagai berikut :

- Bagian pertama berisikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memuat

informasi apakah responden memenuhi syarat untuk penelitian ini.

- Bagian kedua berisikan pertanyaan data diri lengkap responden untuk

mengetahui responden tersebut sesuai dengan kategori populasi yang

sudah ditentukan atau tidak.

- Bagian ketiga berisikan pertanyaan-pertanyaan lengkap mengenai

penelitian ini.

Page 53: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

39

2.11 Data Analisis Dalam penelitian kuantitatif yang digunakan peneliti, analisis data adalah kegiatan

setelah seluruh data dari seluruh responden atau sumber data yang sudah

terkumpul. Menurut Sugiyono (2013), kegiatan analisis data adalah

mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menabulasi

data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel

yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

Untuk menganalisis data yang sudah didapatkan, peneliti menggunakan dua

program statistik untuk mengolah data yaitu Microsoft Excel dan Paket Statistik

untuk Ilmu Sosial (SPSS). Pada penelitian ini menggunakan alat statistik berupa

Kuesioner, Uji regresi sederhana, dan Uji T. Microsoft Excel digunakan untuk

menyusun kuesioner dan mengubahnya kedalam sebuah tabel. Sedangkan untuk

program SPSS versi 25.0 digunakan untuk menganalisis hasil dari kuesioner.

2.11.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum melakukan riset yang sebenarnya, riset ini perlu dilakukan uji coba

Validitas dan Reabilitas terlebih dahulu, karena validitas merupakan bagian

penting yang dalam sebuah riset yang harus dilewati untuk mendapatkan skala

atau hasil yang valid. Menurut Saifuddin Azwar (2017), validitas atau validasi

adalah cara untuk mengetahui keakuratan skala ditinjau dari tujuan ukurnya.

Instrumen yang digunakan merupakan tata cara pengumpulan data dalam riset

dan harus melewati proses uji coba terlebih dahulu kepada responden yang sudah

ditetapkan untuk menguji validitasnya. Dalam uji coba ini peneliti akan

menyebarkan kuesioner kepada para responden yang berjumlah 30 orang.

Page 54: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

40

Menurut Tulus Winarsunu (2006), Kriteria pengujian validitas menggunakan

product moment, sebagai berikut:

1) Jika rhitung > rtabel maka instrumen dinyatakan valid.

2) Jika rhitung < rtabel maka instrumen dinyatakan tidak valid

Setelah kuesioner diuji kevaliditasannya maka setelah itu akan dilakukan uji

reliabilitas. Menurut Syofian Siregar (2014), uji reliabilitas adalah cara untuk

mengetahui sejauh mana hasil pengukuran terhadap konsisten, apabila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang

sama pula.

Uji reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Cronbach's Alpha dengan bantuan program SPSS. Menurut Husaini Usman dan

Purnomo Setiady Akbar (2012), Kriteria pengujian validitas menggunakan

Cronbach's Alpha yaitu sebagai berikut:

1) Instrumen dikatakan reliabel bila nilai Cronbach's Alpha > 0,80.

2) Instrumen dapat dikatakan tidak reliabel apabila nilai Cronbach's Alpha

< 0,80.29

2.11.2 Uji Asumsi Klasik

Menurut Ansofino (2016), uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang wajib

dipenuhi pada analisis regresi linier berganda. Tidak terdapat syarat yang pasti

tentang urutan uji mana dulu yang wajib dipenuhi. Pemenuhan asumsi klasik

dimaksudkan agar dalam pengerjaan model regresi tidak menciptakan masalah-

masalah statistik. Tidak hanya itu, model regresi yang dihasilkan bisa memenuhi

standar statistik sehingga parameter yang diperoleh logis serta masuk akal.

Menurut Hasan (2001), dalam pemakaian regresi, ada beberapa anggapan dasar.

Asumsi dasar pula diketahui bagaikan asumsi klasik. Dengan terpenuhinya asumsi

klasik, hingga hasil yang diperoleh bisa lebih akurat serta mendekati ataupun sama

dengan realitas.

Page 55: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

41

Menurut Russo (2003) dan Dancey & Reidy (2011), pada umumnya uji normalitas

seringkali dijadikan sebagai landasan penentu analisis statistika yang digunakan

apakah mengikuti alur parametrik - jika uji normalitas membuktikan bahwa

sebaran data mengikuti sebaran kurva normal - ataupun alur non parametrik, jika

hasil uji tidak mengikuti sebaran kurva normal. Pada dasarnya pernyataan

tersebut tidak sepenuhnya tepat. Uji Normalitas hanya salah satu uji sebaran yang

memang bisa menentukan pilihan alur parametrik atau non parametrik, tetapi

bukan satu satunya uji penentu. Terdapat uji lainnya seperti Uji

Heteroskedastisitas, yang juga dapat dijadikan landasan penentu alur Parametrik

atau non parametrik.

Jika uji Heteroskedastisitas hasilnya tidak terdapat gejala Heteroskedastisitas,

maka hal tersebut cukup kuat dijadikan landasan penentu alur parametrik

menggantikan fungsi dari uji normalitas. Berdasarkan pernyataan Russo (2003)

dan Dancey & Reidy (2011), maka peneliti melakukan uji Heteroskedastisitas untuk

menggantikan fungsi uji normalitas untuk menggunakan alur statistika parametrik

beserta uji hipotesis parametrik menggunakan analisis regresi sederhana.

2.11.3 Uji Normalitas

Syofian Siregar (2014), mengatakan bahwa uji normalitas perlu dilakukan agar

peneliti dapat mengetahui bentuk distribusi data tersebut berdistribusi normal

atau berdistribusi tidak normal. Jenis uji normalitas data yang digunakan yaitu uji

Kolmogorov-Smirnov Z dengan bantuan program SPSS. Menurut Syofian Siregar

(2014) Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:

1) Jika probabilitas (Sig.) > 0,05 maka H0 diterima atau data berdistribusi

normal.

2) Jika probabilitas (Sig.) < 0,05 maka H0 ditolak atau data berdistribusi

tidak normal.

Page 56: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

42

2.11.4 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Irwan Gani dan Siti Amalia (2018), uji Heteroskedastisitas merupakan

keadaan dimana varian dari nilai sisa merupakan tidak sama (unequal) antara satu

pengamatan satu dengan pengamatan lainnya. Bila varian serta nilai sisa sama(

equal) antara satu observer dengan observer yang lain, hingga keadaan ini disebut

dengan keadaan homoskedastisitas. Regresi yang baik merupakan regresi yang

terletak dalam posisi homoskedastisitas serta bukan kondisi heteroskedastisitas.

Variabel dinyatakan dalam posisi tidak terjadi heteroskedastisitas bila penyebaran

titik- titik observer di atas serta atau di dasar angka nol pada sumbu Y menuju

kepada satu pola yang tidak jelas

2.11.5 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan prosedur yang digunakan untuk dapat

menciptakan sesuatu keputusan, dimana hasil keputusan tersebut bisa berupa

menerima ataupun menolak hipotesis tersebut. Keputusan dalam pengujian

hipotesis tidak sepenuhnya benar ataupun salah ataupun keputusan yang memiliki

ketidakpastian.

2.11.6 T-test

Uji Statistik T pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel

dependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0.05 (Imam

Ghozali, 2018).

Sedangkan menurut Sugiyono (2018; 223) Uji t merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua

variabel atau lebih. Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui

korelasi dari kedua variabel yang diteliti.

Page 57: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

43

Untuk menguji pengaruh dari variabel masing-masing variabel bebas secara parsial

atau untuk mengetahui variabel mana yang lebih mempengaruhi pengaruh

ekuitas merek digunakan uji-t, dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai

berikut:

1. Jika signifikan yang akan digunakan adalah 0,05 dengan kriteria jika

thitung < ttabel maka ada pengaruh yang signifikan variabel X terhadap

variabel Y

2. Jika thitung > ttabel

Maka tidak ada ada pengaruh yang signifikan variabel X terhadap

variabel Y

2.12 Kuesioner

2.12.1 Kuesioner Variabel IMC Menurut Belch (2012) mengidentifikasi lima dimensi IMC yaitu advertising,

promosi penjualan, personal selling, direct marketing, dan public relation. Maka

indikator pertanyaan ini tertuang dalam tabel berikut :

Kuesioner Variabel IMC

NO Pernyataan Indikator

1 Penyampaian Informasi iklan dan produk oleh Perusahaan Toyota sudah Lengkap

Advertising

2 Penyampaian iklan oleh perusahaan Toyota dapat menarik minat saya Advertising

3 Informasi promo yang ditawarkan di website oleh Toyota memberikan pengetahuan baru bagi saya

Promosi Penjualan

4 Informasi promo yang ditawarkan di website oleh Toyota menarik minat beli saya menjadi lebih besar

Promosi Penjualan

Page 58: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

44

5 Bahasan yang digunakan dalam website Toyota lengkap

Penjualan Personal

6 Bahasa yang digunakan dalam website Toyota mudah saya Pahami

Penjualan Personal

7 Informasi-informasi terbaru dari Toyota selalu diupdate melalui INSTAGRAM dan FACEBOOK secara lengkap

Direct Marketing

8 Bahasa yang digunakan dalam penyampaian update informasi Toyota terbaru mudah dipahami

Direct Marketing

9 Sales marketing Toyota dapat menjalin hubungan yang baik dengan para konsumen

Public Relation

10 Perusahaan Toyota dapat menjalin hubungan baik dengan Para konsumen melalui layanan After Sales

Public Relation

Tabel 4 Kuesioner

2.11.2 Kuesioner Variabel Brand Image

Brand Image menggambarkan keberadaan merek di dalam pikiran konsumen dan

juga menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau

mengingat kembali suatu merek yang mempunyai perananan kunci dalam ekuitas

merek. Kesadaran merek dapat berpengaruh secara langsung terhadap ekuitas

merek (Nazaruddin & Putra, 2012). Indikator brand image menurut Saputri dan

Pranata (2014) yaitu sebagai berikut keunikan brand, kekuatan brand, dan brand

familiarity. Maka indikator pertanyaan ini tertuang dalam tabel berikut :

NO Pernyataan Indikator

1 Merek mobil Toyota berbeda dan lebih baik dari merek mobil lain

Keunikan Brand

Page 59: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

45

2 Kualitas mobil dan fitur-fitur yang terdapat pada mobil Toyota Sangat lengkap dan memenuhi kebutuhan konsumen

Kekuatan Brand

3 Fasilitas yang ditawarkan baik dari mobil, pelayanan, dan after sales Toyota memuaskan para pelanggan

Kakuatan Brand

4

Merek mobil Toyota mudah di ingat

Brand

Familiarity

5 Merek mobil Toyota merupakan merek yang sangat terkenal di Indonesia

Brand Familiarity

2.11.3 Kuesioner Variabel Keputusan Pembelian Keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasi sikap

pengetahuan, untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih

salah satu diantaranya. Indikator dari keputusan pembelian menurut Hahn (2008)

dan (Kotler, 2009) adalah kemantapan pada sebuah produk, kualitas yang di

peroleh dari keputusan pembelian, kepuasan, memberikan rekomendasi kepada

orang lain dan melakukan pembelian ulang.

NO Pernyataan Indikator

1 Saya memutuskan membeli mobil Toyota karena sesuai kebutuhan

kemantapan pada sebuah produk

2 Sebelum saya memutuskan membeli mobil Toyota saya sudah melakukan survey dan mencari informasi terlebih dahulu

kemantapan pada sebuah produk

3 Informasi yang diberikan dari Toyota sangat membantu saya dalam membeli produk kemantapan pada sebuah

produk

4 Saya memutuskan membeli mobil Toyota karena fitur-fiturnya yang lengkap kualitas yang di peroleh

dari keputusan pembelian

Page 60: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

46

5

Saya memutuskan membeli mobil Toyota karena produk nya lebih baik dari produk sejenis

kualitas yang di peroleh dari keputusan pembelian

6 Toyota memiliki lebih banyak keunggulan dibandingkan merek mobil lainnya kualitas yang di peroleh

dari keputusan pembelian

7 Saya memilih Toyota dikarenakan mereknya yang terkenal

Kepuasan

8 Saya merasa puas setelah membeli mobil Toyota

Kepuasan

9 Saya mengatakan keunggulan produk Toyota kepada orang lain Memberikan rekomendasi

kepada orang lain

10 Jika saya ingin membeli mobil lagi saya akan kembali membeli mobil Toyota Melakukan pembelian

ulang

Page 61: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

47

BAB 3

HASIL DAN DISKUSI

3.1 Hasil

3.1.1 Data Responden

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, populasi sasaran penelitian ini adalah para

konsumen yang sudah membeli mobil Toyota maupun konsumen yang berencana

membeli mobil Toyota dengan range usia 21 tahun sampai dengan 50 tahun pria

maupun wanita. Dalam penyebaran kuisioner ini, peneliti menggunakan media

sosial dengan cara membagikan link kuisioner via whatsapp dan dishare ke seluruh

database konsumen Toyota dan juga meminta teman peneliti untuk mengisi

kuisioner tersebut. Berikut adalah hasil data dari responden penelitian ini.

Gambar 5 Jenis Kelamin Responden

sumber: data proses 2020

Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang terlibat

adalah laki laki dengan presentase sebesar 73,3%, kemudian presentase

perempuan sebesar 26,7% dari total sebanyak 120 responden.

Gambar 6 Usia Responden

Page 62: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

48

sumber: data proses 2020

Dari gambar diatas, dapat dilihat rentan usia responden peneliti terbagi menjadi 4

kategori yaitu 20-25, 26-30, 31-35 dan 36-40 tahun. Dari gambar diatas, dapat

disimpulkan bahwa responden didominasi oleh responden berusia 20-25 tahun

dengan total 44,2%, disusul dengan kategori kedua di range usia 26-30 tahun

dengan presentase 33,3%, selanjutnya disusul diurutan ketiga dengan range usia

31-35 tahun dengan presentase 13,3% dan kemudian di urutan terakhir adalah

kategori keempat di range usia 35-40 tahun dengan presentase 9,2%.

Gambar 7 Pekerjaan Responden

sumber: data proses 2020

Page 63: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

49

Dari gambar diatas, dapat dapat diketahui bahwa ternyata pekerjaan responden

didominasi oleh Karyawan Perusahaan dengan persentase 70,8%, kemudian di

posisi kedua dan ketiga meraih persentase yang sama yaitu Pengusaha dengan

14,2%, dan 14,2% dan posisi terakhir Pns dengan 0,8%.

3.1.2 Uji Validitas

Seperti yang sudah dijelaskan oleh peneliti pada bab 2, bahwa sebelum

menyebarkan kuesioner secara luas kepada para responden, peneliti akan

melakukan pre-test terlebih dahulu guna melakukan pengujian awal terhadap

kuisioner yang akan disebarkan dan akan melakukan uji validitas dan reliabilitas.

Uji Validalitas digunakan untuk mengukur suatu instrument valid atau tidaknya

dan juga guna untuk mengetes sejauh mana keakuratan instrument pertanyaan

yang akan disebar tersebut sehingga dapat diperoleh adanya relevansi dalam

suatu pengukuran. Uji validalitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung

(korelasi item-total korelasi) dengan nilai rtabel. Jika nilai rhitung > rtabel dan

bertanda positif maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. Sedangkan apabila

jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut dapat dinyatakan tidak valid. Untuk

rcount sendiri, peneliti mendapatkan hasilnya dari SPSS. Berdasarkan hasil

penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, maka didapatkan hasil dari uji

validitas adalah sebagai berikut:

Tabel 5 Uji Validitas

Variabel Nomor Item Rcount rtabel 5% Result

Integrated Marketing

Communication (IMC)

1 .768 .235 Valid

2 .819 .235 Valid

3 .656 .235 Valid

4 .870 .235 Valid

5 .882 .235 Valid

6 .823 .235 Valid

7 .885 .235 Valid

8 .886 .235 Valid

9 .594 .235 Valid

Page 64: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

50

10 .785 .235 Valid

Brand Image

1 .732 .235 Valid

2 .850 .235 Valid

3 .711 .235 Valid

4 .698 .235 Valid

5 .564 .235 Valid

Keputusan Pembelian

1 .756 .235 Valid

2 .779 .235 Valid

3 .760 .235 Valid

4 .847 .235 Valid

5 .897 .235 Valid

6 .898 .235 Valid

7 .765 .235 Valid

8 .891 .235 Valid

9 .892 .235 Valid

10 .908 .235 Valid

sumber: data proses 2020

Hasil dari tabel 3.1 diatas dapat dilihat bahwa 10 item dari variabel Integrated

Marketing Communication (X1) semua valid karena rhitung dari setiap item >

0,235. Begitu pula dengan 5 item dari Brand Image (Y1) semua valid karena rhitung

dari setiap item > 0,235. Hal yang sama terjadi pada 10 item dari variabel

Keputusan Pembelian (Y2) yang juga rhitung pada semua item >0,235. Oleh karena

itu, semua item bisa digunakan.

3.1.3 Uji Reliabilitas

Seperti yang sudah dijelaskan di bab 2, bahwa uji reliabilitas merupakan cara untuk

mengetahui sejauh mana hasil pengukuran terhadap konsisten, apabila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang

sama pula. Reliabilitas adalah sebuah tingkat keakuratan angket, dimana

instrumen bisa disebut reliabel jika jawaban atas pertanyaan tersebut terus

konsisten meskipun diukur lebih dari satu atau dua kali. Hasil dari uji Reliabilitas

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 65: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

51

Tabel 6 Uji Reabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha N of items Remarks

Integrated Marketing .947 10 RELIABLE

Brand Image .850 5 RELIABLE

Keputusan Pembelian .957 10 RELIABLE

sumber: data proses 2020

Hasil dari tabel 3.2 diatas menunjukkan bahwa variabel dalam penelitian ini

reliable, dapat kita lihat bahwa hasil interpretasi uji reabilitas Cronbach’s Alpha >

0,5. Sehingga data diatas dapat digunakan dua kali atau lebih.

3.1.4 Uji Asumsi Klasik

Dibutuhkannya uji Asumsi Klasik sebagai syarat untuk menggunakan model regresi

berganda. Tes di sertakan uji Normalitas dan uji Heteroskedastisitas.

3.1.4.1 Uji Normalitas

Seperti yang sudah di bab 2 dimana uji asumsi klasik merupakan bagian dari

pengujian yang harus dilakukan dalam penelitian sebelum dilakukannya analisis

regresi untuk memastikan apakah sampel data yang diolah dapat mewakili

populasi secara keseluruhan.

Page 66: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

52

Gambar 8 Uji Normalitas

sumber: data proses 2020

Dapat dilihat dari data diatas bahwa hasil dari Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.3 di atas, menunjukkan bahwa model

regresi tidak memenuhi asumsi normalitas karena nilai signifikansi yang dihitung

sebesar 0,000 < 0,05 sehingga hasil uji dikatakan tidak normal. Dikarenakan hasil

dari Uji Normalitas yang dilakukan peneliti tidak normal, maka akan dilakukan 3 uji

pengganti untuk mengganti uji normalitas diatas, uji tersebut adalah Uji

Heterokedastisitas.

3.1.4.2 Uji Heterokedastisitas

Setelah hasil dari dilakukannya uji normalitas adalah tidak normal, maka peneliti

akan mengganti uji normalitas dengan penelitian lainnya yaitu uji sebar

heteroskedastisitas untuk dilakukan uji regresi linier.

Page 67: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

53

Gambar 9 Uji Heterokedastisitas

sumber: data proses 2020

Berdasarkan hasil gambar 3.4 uji heterokedastisitas diatas, menghasilkan tabel

dengan pesebaran titik yang merata dan tidak berkumpul hanya disatu titik

tertentu, sehingga hasil tabel diatas dapat dinyatakan lolos uji heterokedastisitas.

3.1.5 Analisis Regresi Sederhana

Pada penelitian ini peneliti menggunakan model regresi sederhana guna untuk

memahami hubungan antara variabel dependen Brand Image (Y1) dan Keputusan

Pembelian (Y2) dengan variabel independen (X) yaitu Integrated Marketing

Communication (X1). Menurut Gujarati dalam Jonathan Sarwono Mendefinisikan

regresi linear sederhana merupakan suatu metode yang digunakan untuk

mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan

memprediksi variabel terikat dengan menggunakan variabel bebas.

Model regresi linier dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat

pengaruh dari variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent).

Metode ini dapat memperkirakan antara baik atau buruknya suatu variabel X

terhadap naik turunnya suatu tingkat variabel Y, begitu pula sebaliknya. Berikut

adalah rumus regresi sederhana.

Page 68: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

54

Y = a + Bx + e

Keterangan :

Y = Variabel Dependen (Brand Image dan Keputusan Pembelian

a = Harga Y bila X = 0 (Harga Konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan

ataupun penurunan variabel independen. Bila b (+) maka naik dan bila (-)

maka terjadi penurunan

X = Variabel bebas (IMC)

e = error atau sisa

3.1.5.3 Koefesien Determinasi

Koefisien determinasi adalah untuk memahami korelasi antar variabel independen

terhadap variabel dependen, sehingga dapat diketahui sejauh mana variabel

dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen.

Gambar 10 Uji R2

sumber: data proses 2020

Hasil uji pada gambar 3.7 menunjukan hasil bahwa nilai dari R2 yang

menggambarkan Koefisien Determinasi pada penelitian ini, dimana nilai dari R2

sebesar 0,642 (64,2%) yang artinya terdapat korelasi antara variabel independen

(X) Integrated Marketing Communication dengan variabel dependen Brand Image

(Y1) dan Keputusan Pembelian (Y2).

Y = a + bX + e

Page 69: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

55

R2 digunakan bertujuan untuk menuntukkan seberapa besar seberapa besar

variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel (X) dapat mendeskripsikan dan memberikan

pengaruh terhadap variabel (Y) sebesar 64,2% dan sebesar 35,8% dijelaskan

dengan faktor-faktor lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

3.1.5.4 Uji T

Uji t atau yang disebut uji signifikansi ini adalah untuk mengetahui besarnya

pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel

dependen. Hasil uji thitung ini ada pada output perangkat lunak, dapat dilihat pada

tabel coefficient level of significance yang digunakan sebesar 5% atau (a) = 0,05.

Apabila thitung > ttabel maka HO ditolak dan Ha diterimana, yang artinya variabel

independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen. Variabel independen akan signifikan terhadap masing-masing variabel

dependen jika masing-masing T-value kurang dari 0,05. Berikut hipotesisnya:

Ho1 = Tidak adanya Pengaruh dari IMC terhadap Brand Image di Toyota

Ha1 = Adanya Pengaruh dari IMC terhadap Brand Image di Toyota

Ho2 = Tidak adanya Pengaruh dari IMC terhadap Keputusan Pembelian di

Toyota

Ha2 = Adanya Pengaruh dari IMC terhadap Keputusan Pembelian di Toyota

Gambar 11 Uji T

Page 70: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

56

Dari hasil uji t diatas dapat dilihat bahwa Integrated Marketing Communication (X)

memiliki nilai signifikansi 0,00 yang dimana lebih kecil dari 0,05. Maka dari itu

dapat disimpulkan bahwa Integrated Marketing Communication berpengaruh

signifikan terhadap Brand Image (Y1) dan Keputusan Pembelian (Y2) dengan

demikian maka h0 ditolak dan ha diterima dari hipotesis.

Y = a + b1 X1 +

Y1 = 6.259 + 0,356X1

Berikut adalah persamaan rata-rata dari regresi linier sederhana :

• Nilai konstanta dari 6.259 menunjukkan bahwa nilai konsisten variabel

pada Brand Image adalah 6.259

• Nilai koefesien regresi X adalah 0,356 yang menunjukkan bahwa pada

setiap 1% kenaikan pada nilai variabel Integrated Marketing

Communication akan memberikan pengaruh pada nilai variabel Brand

Image sebesar 0,356 poin. Selain itu, koefesien regresi ini memiliki nilai

positif maka dapat di tarik kesimpulan yaitu pengaruh variabel X dan

Variabel Y1 berpengaruh positif.

Y2 = 3.090 + 0,916X1

Berikut adalah persamaan rata-rata dari regresi linier sederhana :

• Nilai konstanta dari 3.090 menunjukkan bahwa nilai konsisten variabel

pada Keputusan Pembelian adalah 6.259

Y1 = a + b1 X1

Page 71: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

57

• Nilai koefesien regresi X adalah 0,916 yang menunjukkan bahwa pada

setiap 1% kenaikan pada nilai variabel Integrated Marketing

Communication akan memberikan pengaruh pada nilai variabel Brand

Image sebesar 0,916 poin. Selain itu, koefesien regresi ini memiliki nilai

positif maka dapat di tarik kesimpulan yaitu pengaruh variabel X dan

Variabel Y2 berpengaruh positif.

3.2 Diskusi dan Interpretasi

Terlebih dahulu sudah ada banyak penelitian-penelitian yang membahas

mengenai pengaruh Integrated Marketing Communication yang hanya diteliti

mengenai citra merek atau pengaruh Integrated Marketing Communication

terhadap keputusan pembelian, dan semua hasil dari penelitian tersebut

mengatakan memang benar hasil analisis terhadap bauran komunikasi pemasaran

terpadu yang terdiri dari advertising, public relations, sales promotion, personal

selling, direct marketing dan interactive marketing menunjukkan bahwa

Integrated Marketing Communication mempengaruhi nilai dari brand image dan

keputusan pembelian suatu brand. Salah satunya adalah Toyota. Toyota

merupakan salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia yang berasal

dari Jepang. Toyota sendiri masuk dan berdiri di Indonesia sejak tahun 1961, yang

dimana kini menjadi salah satu perusahaan otomitif terbesar dan terkuat di

Indonesia. Selain produk yang banyak disukai oleh masyarakat, keputusan

pembelian para calon konsumen terhadap Toyota juga dipengaruhi oleh Brand

Image, dan Citra Merek dari perusahaan itu sendiri.

Berdasarkan dari hasil data penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti dan

kemudian dianalisis oleh peneliti, berikut merupakan pembahasan hasil hipotesis

yang ada :

Page 72: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

58

H1 Adanya Pengaruh Integrated Marketing Communication Terhadap Brand

Image

Berdasarkan hasil penelitian ini, hasil pengujian terhadap hipotesis 1

mendapatkan bahwa iklan, public relation, dan sales promotion memiliki

pengaruh positif terhadap Brand Image. Hal ini berarti bahwa pengaruh IMC yang

semakin menarik dan sering ditayangkan dikhalayak ramai dapat meningkatkan

Brand Imge. Periklanan di media massa, informasi dari rekan, promosi brand yang

bersangkutan dan periklanan yang dilakukan pemasar akan dapat mendorong

terciptanya Brand Image yang kuat.

Selain itu, berdasarkan hasil uji T pada penelitian ini, hipotesis pertama

menyatakan bahwa adanya pengaruh dari Integrated marketing communication

terhadap brand image di Toyota. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil uji t dimana

hasilnya menunjukkan nilai sig. 0,00 yang dimana lebih kecil dari 0,05, maka dapat

dinyatakan H1 diterima. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

pernyataan yang bersifat positif ini memberikan potensi perkembangan suatu

brand image yang disebabkan oleh strategi IMC.

Kotler (2010) beranggapan bahwa kepercayaan terhadap suatu merek yang

membangun gambaran brand image tersebut, sehingga strategi iklan, public

relation, dan sales promotion memiliki cukup banyak pengaruh terhadap brand.

Strategi IMC berupa advertising, public relation dan sales promotion rupanya

cukup menarik banyak perhatian para calon pembeli serta memberikan nilai

positif pada brand image Toyota. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil uji koefesien

dimana IMC berpengaruh sebesar 64,2% terhadap brand image. Dan terdapat

sekitar 35,8% faktor yang tidak disebutkan yang dapat memberi pengaruh lainnya

terhadap kekuatan brand image suatu produk.

Page 73: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

59

H2 Adanya Pengaruh Integrated Marketing Communication Terhadap

Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil hipotesis 2 yang terbentuk, Promosi penjualan personal selling,

direct marketing, dan interactive marketing ternyata memiliki pengaruh yang

signifikan dan bernilai positif terhadap keputusan pembelian calon konsumen

terhadap produk Toyota. Komunikasi dua arah yang melibatkan ketiga faktor

tersebut dapat ditujukan untuk berkomunikasi dengan konsumen di tempat

penjualan sehingga konsumen semakin tertarik untuk membeli produk tersebut. .

Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dimana hasilnya menunjukkan nilai sig. 0,00 yang

dimana lebih kecil dari 0,05, maka dapat dinyatakan H2 diterima. Berdasarkan

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang bersifat positif ini

memberikan potensi positif terhadap keputusan pembelian calon konsumen yang

disebabkan oleh faktor Personal selling, direct marketing, dan interactive

marketing.

Personal Selling, direct marketing, dan interactive marketing sendiri merupakan

komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk

memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk

pemahaman terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba

membelinya dan melakukan keputusan pembelian (Tjiptono, 2000). Komunikasi

yang bersifat individual dan personal dalam personal selling ini memungkinkan

pihak penjual menyesuaikan pesan berdasarkan kebutuhan khusus atau situasi

khusus calon pembeli. Personal selling memungkinkan terjadinya umpan balik

secara langsung dan lebih tepat karena dampak dari presentasi penjualan yang

dilakukan dapat dinilai dari reaksi calon pembeli. Selain itu Direct marketing

adalah strategi komunikasi IMC pada penjualan yang sangat personal kepada

target pasarnya untuk mendapatkan respon atau menghasilkan suatu transaksi.

Hubungan yang terbentuk antara penjual dan pembeli sangat dekat dan

memungkinkan terjadinya proses komunikasi dua arah yang baik.

Page 74: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

60

Hal inilah yang memberikan dampak yang cukup besar terhadap suatu keputusan

pembelian konsumen terhadap produk Toyota. Selain itu, disisi lain Interactive

marketing pun memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian konsumen terhadap produk toyota. Perkembangan teknologi

membawa peran sebagai media baru dalam pemasaran produk untuk menarik

perhatian konsumen. Hal inilah yang mendasari penggunaan promosi yang

interaktif yang dapat berinteraksi dengan konsumen, maupun teknik promosi

menggunakan internet yang mempunyai pasar yang sangat luas karena tidak

terbatas pada suatu tempat saja, sehingga kini semua orang dapat memutuskan

dan membeli mobil Toyota tidak lagi perlu jauh-jauh atau merata terhalang oleh

jarak.

Page 75: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

61

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Secara keseluruhan hubungan pengaruh Integrated Marketing Communication

terhadap brang image dan keputusan pembelian konsumen Toyota memiliki

hubungan yang positif dan signifikan. Bauran dari IMC yang mencakup advertising,

sales promotion, personal selling, public relations, direct marketing dan interactive

marketing berdasarkan hasil uji data yang telah dilakukan penguji secara parsial

dan simultan dapat memberikan berpengaruh signifikan terhadap keputusan

konsumen dalam melakukan pembelian produk Toyota. Dan hal ini cukup

memberikan gambaran positif terhadap perusahaan Toyota dalam memasarkan

produknya agar perlu mengetahui secara pasti bauran komunikasi pemasaran apa

saja yang akan ditingkatkan demi mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan

yang berkaitan dengan peningkatan penjualan produknya.

Berdasarkan hasil dari penelitian yang sudah dilakukan peneliti dimana kedua

hipotesis yang diajukan lolos, maka dapat disimpulkan bahwa Integrated

Marketing Communication memberikan pengaruh terhadap Brand Image dan

Keputusab Pembelian di Toyota. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil uji yang

sudah dilakukan sebelumnya. Dari hasil Uji T diatas dapat dilihat bahwa Integrated

Marketing Communication (X) memiliki nilai signifikansi 0,00 yang dimana lebih

kecil dari 0,05. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Integrated Marketing

Communication berpengaruh signifikan terhadap Brand Image (Y1) dan Keputusan

Pembelian (Y2) dengan demikian maka h0 ditolak dan ha diterima dari hipotesis.

Hal ini berarti kedua hipotesis memberikan pengaruh yang baik terhadap

perusahaan Toyota.

Toyota mengedepankan kekuatan dari Integrated Marketing Communication guna

untuk terus berkembang, berinovasi, memperkuat citra, dan meningkatkan angka

Page 76: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

62

penjualannya. Dengan memiliki brand image yang kuat, Toyota akan lebih mudah

menarik minat para calon-calon pembeli potensial untuk mempertimbangkan

brand Toyota atau bahkan menjatuhkan pilihannya langsung kepada Toyota.

Selain memperkuat Brand Image, Toyota sendiri terus mengembangkan

kemampuan dari masing-masing sales marketing agar memiliki kemampuan

personal selling, direct marketing, dan interactive marketing yang baik dengan

memberikan banyak pelatihan dan training. Sehingga sales marketing Toyota

dapat menarik para calon konsumen untuk menjatuhkan pilihannya kepada

produk dari Toyota.

4.2 Rekomendasi

1. Rekomendasi Akademik

Pada rekomendasi yang bersifat teoritis, penelitian ini sepenuhnya belum dapat

mewakili keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen Toyota dikarenakan adanya beberapa faktor eksternal dari perusahaan

maupun dari konsumen yang dapat memberikan pengaruh terhadap brand image

dan keputusan pembelian konsumen. Sehingga peneliti memnyarankan agar

peneliti lain dapat mencari tau dan mendapatkan apa saja faktor-faktor lain yang

berpengaruh selain dari yang ada pada penelitian ini.

2. Rekomendasi Praktis

Berdasarkan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada

perusahaan Toyota agar lebih dapat menerapkan strategi Integrated Marketing

Communication dan mengembangkannya agar lebih efektif dan efisien dalam

meningkatkan penjualan dan mendapatkan hasil yang maksimal. Selain itu

diharapkan agar Toyota dapat selalu menjaga awareness dari produk Toyota

dengan tetap memasang iklan dan melakukan kegiatan-kegiatan public relations.

Serta terus memperhatikan kemampuan dari para sales marketing agar

kemampuan personall selling yang ada dapat terus berkembang dan memberikan

penjualan yang lebih besar terhadap perusahaan.

Page 77: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

63

Daftar Pustaka Jurnal

Aaker, D. (2014). Building Strong Brands. (A. Baderi, Trans.) Jakarta: Bumi Aksara.

Ahmad Tanzeh dan Suyitno, “Dasar-Dasar Penelitian”, (Surabaya: Lembaga

Kajian Agama Dan Filsafat (eLKAF), 2006), hal 45. Ali Hasan, 2013, Marketing, Cetakan Pertama, Media Pressdindo Yogyakarta

Ansofino(2016), dkk, Buku Ajar Ekonometrika, (Yogyakarta: Deepublish) Augusty, Ferdinand. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Semarang. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro. Belch, George E. & Michael A. Belch. (2012) Advertising and Promotion: An

Integrated Marketing Communication Perspective. Global Edition. New York: McGraw Hill.

Biel, Alexander, L., 1992, How Brand Image Drives Brand Equity, Journal of

Advertising Research Christine P. Dancey. (2011). Statistics Without Maths for Psychology. Edisi 5. Diwati, F., dan Santoso, T. I. (2015). Pengaruh Strategi Integrated Marketing

Communication (IMC) terhadap Keputusan Membeli Konsumen pada Binsis Tour & Travel di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal EBANK, Vol. 6, No. 2, 33-54.

Dr. Ulber Silalahi, MA. (2009). Metodologi Penelitian Social. Bandung: PT

Refika Aditama. Halalan 76. Henry Simamora. 2013. Paduan Perilaku Konsumen, Jakarta: Gramedia. Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2012). Pengantar Statistika,

(Jakarta: PT Bumi Aksara) Imam Ghozali (2001). Aplikasi Analisis Multivariat dengan program SPSS,

Badan Penerbit niversitas Diponegoro, Semarang.

Irwan Gani dan Siti Amalia (2018). Alat Analisis Data; Aplikasi Statistik untuk

Penelitian Bidang Ekonomi dan Sosial

Page 78: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

64

Jonathan Sarwono (2012). Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif :

Menggunakan Prosedur SPSS (Jakarta : Elex Media Komputindo).

Kanuk., Schiffman., dalam Sulistian., Ogi (2011 : 33). Faktor-faktor pembentuk

citra merek. Kotler , P & Gary Amstrong. (2001). Prinsip- prinsip Pemasaran Jilid II. Jakarta:

Erlangga Kotler , P & Gary Amstrong. (2008). Prinsip- prinsip Pemasaran Jilid I. Jakarta:

Erlangga Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, 2011. Manajemen Pemasaran, Edisi 13

Jilid 1 dan 2, Alih Bahasa : Bob Sabran, Erlangga, Jakarta.

Kotler, P & Gary Amstrong. (2018). Principles of Marketing. Edisi 15 Global Edition. Kotler, dan Keller. (2012). Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jakarta : Erlangga Nitisusastro, Mulyadi. 2012. Perilaku Konsumen. Alfabeta. Bandung. Swastha,

Basu dan Irawan. 2002. Manajemen Pemasaran Modern. Penerbit liberty, Yogyakarta. Ogi Sulistian (2011). Pengaruh Brand Image Terhadap Loyalitas Pelanggan

Rokok Gudang Garam Filter. Kuningan: Fakultas Ekonomi Universitas Kuningan.

Prof. H. Moh. Kasiram, M.Sc (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif-

Kualitatif. Malang, Press Malang. Hal.173.

Riccardo Russo. (2003). Statistics the Behavioural Sciences. East Sussex : 27- Church Road.

Saifuddin Azwar (2017). Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar) Sahetapy, Jeofer Pratama. 2013. Diferensiasi Produk, Strategi Merek,

Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Meubel UD Sinar Sakti Manado. Jurnal Manajemen Vol.1, No.3, Hal. 411-420.

Page 79: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

65

Schiffman & Kanuk. (2004). Perilaku Konsumen. Zulkifli Kasip (alih bahasa) Edisi Ketujuh. Penerbit PT. Indexs. Jakarta

Schultz, D.E. and Schultz, H.F. (2004), IMC the next generation: five steps for

delivering value and measuring returns using marketing communication, McGraw-Hill.

Shimp, Terence A. (2003). Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi

Pemasaran Terpadu. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Shimp, Terence A. (2010). Advertising Promotion and Other Aspects of Integrated Marketing Communication 8th Edition. Canada : Nelson Education, Ltd.

Shimp, Terence A. (2014). Komunikasi Pemasaran Terpadu dalam Periklanan

dan Promosi. Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta. Sutrisno Hadi (2004). Metodologi Research Jilid 3, (Yogyakarta: Andi) Syofian Siregar (2014). Statistika Deskriptif untuk Penelitian, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada) Tulus Winarsunu (2006). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan,

(Malang: UMM Press) W. Lawrence Neuman (2003). Social Research Methods Qualitative and

Quantitative Approaches. (Boston : Allyn and Bacon), hal 71. Zen Amiruddin (2010). Statistik Pendidikan, (yogyakarta: teras), hal 1. Website : https://www.gaikindo.or.id/pasar-mobil-asean-naik-persentase-thailand-

lampauiindonesia/

https://www.toyota.astra.co.id/corporate-information/profile

Page 80: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

66

Lampiran

Kuesioner Integrated Marketing Communication (IMC)

1. Penyampaian Informasi iklan dan produk oleh Perusahaan Toyota sudah lengkap

2. Penyampaian iklan oleh perusahaan Toyota dapat menarik minat saya

3. Informasi promo yang ditawarkan di website oleh Toyota memberikan

pengetahuan baru bagi saya

4. Info promo yang ditawarkan di website oleh Toyota menarik minat beli saya

menjadi lebih besar

5. Bahasa yang digunakan dalam website Toyota sangat lengkap

6. Bahasa yang digunakan dalam website Toyota mudah saya pahami

7. Informasi-informasi terbaru dari Toyota selalu diupdate melalui Instagram dan

Facebook secara lengkap

8. Bahasa yang digunakan dalam penyampaian update informasi Toyota terbaru

mudah dipahami

9. Sales marketing Toyota dapat menjalin hubungan yang baik dengan para

konsumen

10. Perusahaan Toyota dapat menjalin hubungan baik dengan para konsumen

melalui layanan after sales

Brand Image

1. Merek mobil Toyota berbeda dan lebih baik dari merek mobil lain

2. Kualitas mobil dan fitur-fitur yang terdapat pada mobil Toyota sangat lengkap dan

memenuhi kebutuhan konsumen

3. Fasilitas yang ditawarkan baik dari mobil, pelayanan, dan after sales Toyota

memuaskan para pelanggan

4. Merek mobil Toyota mudah di ingat

5. Merek mobil Toyota merupakan merek yang sangat terkenal di Indonesia

Keputusan Pembelian

1. Saya memutuskan membeli mobil Toyota karena sesuai kebutuhan

2. Sebelum saya memutuskan membeli mobil Toyota saya sudah melakukan survey

dan mencari informasi terlebih dahulu

3. Informasi yang diberikan dari Toyota sangat membantu saya dalam membeli

produk

4. Saya memutuskan membeli mobil Toyota karena fitur-fitur yang lengkap

Page 81: PENGARUH STRATEGI IMC TERHADAP BRAND IMAGE DAN …

67

5. Saya memutuskan membeli mobil Toyota karena produknya lebih baik dari

produk sejenis

6. Toyota memiliki lebih banyak keunggulan dibandingkan merek mobil lainnya

7. Saya memilih Toyota dikarenakan mereknya yang terkenal

8. Saya merasa puas setelah membeli mobil Toyota

9. Saya mengatakan keunggulan produk Toyota kepada orang lain

10. Jika saya ingiin membeli mobil lagi saya akan kembali membeli mobil Toyota