pengaruh struktur dan komposisi …digilib.unila.ac.id/30530/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI
TERHADAP KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG
DI HUTAN LINDUNG BATUTEGI, LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
Rahmat Ori Fiza Paba
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI
TERHADAP KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG
DI HUTAN LINDUNG BATUTEGI, LAMPUNG
Oleh
RAHMAT ORI FIZA PABA
Vegetasi berfungsi sebagai sumber pakan dan naungan bagi burung. Hutan
Lindung Batutegi termasuk hutan hujan dataran rendah yang kaya akan
keanekaragaman hayatinya. Berubahnya struktur vegetasi baik secara alami
maupun akibat kegiatan manusia menimbulkan perubahan jumlah dan komposisi
satwa liar seperti burung yang hidup di dalamnya. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh struktur dan komposisi vegetasi terhadap
keanekaragaman jenis burung yang ada di Hutan Lindung Batutegi.
Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Lindung Batutegi mulai bulan Oktober 2015
sampai bulan Maret 2016. Pengambilan data menggunakan plot analisis vegetasi
dan pada setiap tipe habitat juga dilakukan pencatatan jenis burung yang ada pada
lokasi tersebut dengan menggunakan metode twenty species. Jenis tumbuhan yang
ditemukan di kawasan Hutan Lindung Batutegi ada 46 spesies. Dari seluruh
spesies, 28 jenis diantaranya merupakan tumbuhan tinggi tipe pohon dan 18 jenis
lainnya merupakan tumbuhan semak dan tanaman kebun.Terdapat 116 jenis
burung di KPHL Batutegi dengan keanekaragaman tertinggi ada pada areal hutan
(H’ = 4.09) diikuti kebun (H’=3,14) dan semak belukar (H’ = 3,37). Pada ketiga
tipe habitat di kawasan Hutan Lindung Batutegi jenis burung pemakan serangga
adalah jenis yang paling banyak ditemui yaitu 41 spesies.Pada tiga tipe habitat
yaitu hutan, semak dan kebun secara berturut-turut memiliki nilai indeks
kemerataan jenis 0,92; 0,82 dan 0,86. Hal ini menunjukkan bahwa pada tiap
habitat atau vegetasi tiap-tiap jenis burung yang ditemukan jumlahnya merata
yaitu sama-sama melimpah.
Kata Kunci: vegetasi, burung, habitat, Batutegi, keanekaragaman
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung, pada tanggal
21 Januari 1994. Penulis merupakan anak pertama dari
empat bersaudara dari Ayah Firdaus dan Ibu Herlina Wati.
Penulis mulai menempuh pendidikan pertamanya di TK
Dharma Wanita Sekincau pada tahun 1998. Kemudian
melanjutkan ke SD Negeri 1 Giham Sukamaju, Sekincau pada tahun 1999. Pada
tahun 2005 penulis melanjutkan sekolahnya di SMP Negeri 1 Sekincau, dan SMA
Negeri 6 Bandar Lampung pada tahun 2008.
Pada tahun 2011, penulis tercatat sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung melalui
jalur SNMPTN. Selama menjadi mahasiswa di Jurusan Biologi FMIPA Unila,
Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Mammalogi dan Ekologi
Hewan. Juga aktif di Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) sebagai Kepala
Bidang Ekspedisi dan sebagai Ketua Pelaksana Pekan Konservasi Sumber Daya
Alam (PKSDA) XVIII. .
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Karya Makmur,
Labuhan Maringgai, Lampung Timur. Penulis juga melaksanakan Kerja Praktik
(KP) di Areal Pelepasliaran Kukang KPHL Batutegi yang dikelola oleh Yayasan
Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia dengan judul “Struktur dan Komposisi
Vegetasi Hutan Lindung Batutegi”.
MOTTO
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim 14:7)
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan” (QS. Al-Inshirah 94:5)
“Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain
daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi yang beriman.”
(QS. An-Nahl 16:79) “
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas
segala limpahan Rahmat, Ridho, dan karunia-Nya yang tdak
henti-hentinya Dia berikan. Kupersembahkan karya kecilku
ini untuk:
KEDUA ORANG TUAKU
Ayah Firdaus dan Ibu Herlina Wati
ADIK-ADIKKU
Ando, Tio, dan Nia
Orang-orang yang selalu mendoakan untuk kesuksesanku
Bapak dan ibu Dosen yang selalu memberikanku Ilmu yang
bermanfaat,
Serta Almamaterku tercinta
SANWACANA
Dengan mengucap Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul“PENGARUH STRUKTUR DAN KOMPOSISI
VEGETASITERHADAP KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG
DI HUTAN LINDUNG BATUTEGI, LAMPUNG” adalah salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana Sains di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kedua orang tuaku, Ayah Firdaus dan Ibu Herlina Watiyang tidak henti-
hentinya memberikan kasih sayang, semangat, restu dan doa, serta dorongan
motivasi kepada penulis untuk menggapai cita-cita.
2. Bapak Jani Master, M.Si. selaku Pembimbing I untuk ilmu, bimbingan, saran
dan kritik yang membangun serta motivasi dan perhatiannya dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
3. Ibu Dra. Elly L. Rustiati, M.Sc. selaku Pembimbing II atas kesediaan
memberikan bimbingan, saran, serta kritik yang membangun.
4. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Penguji Utama danKetua Jurusan
Biologi FMIPA yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan
masukan dan saran-saran.
5. Bapak Prof. Dr. Sutyarso, M.Biomed. selaku Dosen Pembimbing Akademik,
atas arahannya selama penulis menyelesaikan perkuliahan.
6. Bapak Prof. Warsito, S.Si., DEA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.
7. Adikku Febsa Fernando, Satrio Legowo, dan Maudy Jenia yang selalu
mendoakan untuk kesuksesanku.
8. Yayasan IAR Indonesia untuk semua fasilitas selama penulis melakukan
penelitian di Batutegi.
9. Sahabatku Arifin, Eri, Rendi terimakasih untuk kebersamaannya selama ini.
10. Keluarga Biologi 2011 untuk kebersamaan dan keceriaan selama perkuliahan.
11. Marli, Apri, Abdi, kadek, aviy, bang Mucel, Kak Eko, Kak Iduy, kak Mukhlis
dan seluruh warga Himbio terima kasih untuk kebersamaannya.
12. Keluarga KKN desa Karya Makmur Bayu, Farid, Intan dan Meli serta
Keluarga Pak Hadi.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
memberikan penulis dukungan, berbagai kritik dan saran.
Semoga Allah SWTmembalas kasih sayang kepada semua pihak yang telah
membantu penulis, dan semoga Allah SWT selalu memberikan ilmu dan pahala-
Nya yang berlimpah serta menjadikan kita orang-orang yang terus bersyukur
hingga terus belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Akhir kata, penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangangan di dalam penulisan skripsi ini,
akan tetapi semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
kita semua.
Amin
Bandar Lampung, 20 Desember2017
Penulis,
Rahmat Ori Fiza Paba
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................................... i
COVER DALAM ........................................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................................... v
MOTTO ..................................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ..................................................................................................... viii
SANWACANA ........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 3
C. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 3
D. Kerangka Pikir .................................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Habitat ................................................................................................................ 6
B. Komunitas Burung .............................................................................................. 7
C. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Batutegi ................................... 8
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................................... 10
B. Bahan dan Alat Penelitian ................................................................................ 10
C. Pengumpulan Data ............................................................................................ 10
D. Analisis Data .................................................................................................... 11
1. Komposisi Vegetasi .................................................................................... 11
2. Keanekaragaman Tumbuhan dan Burung .................................................. 12
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan ............................................................................................ 14
1. Analisis Vegetasi ........................................................................................ 14
1.1 Kerapatan .............................................................................................. 15
1.2 Frekuensi .............................................................................................. 16
1.3 Dominansi ............................................................................................ 16
2. Keanekaragaman Jenis Burung .................................................................. 21
B. Pembahasan ...................................................................................................... 24
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .......................................................................................................... 39
B. Saran ................................................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jenis Tumbuhan Pada Vegetasi Hutan ..................................................... 16
Tabel 2. Jenis Tumbuhan Pada Vegetasi Semak .................................................... 18
Tabel 3. Daftar Jenis Tumbuhan pada Vegetasi Kebun ......................................... 19
Tabel 4. Beberapa jenis burung dengan jumlah individu terbanyak pada tiga tipe
habitat di KPHL Batutegi ......................................................................... 25
Tabel 5. Daftar Jenis Burung Yang Sama Yang Ditemukan Pada Ketiga Tipe
Habitat ...................................................................................................... 29
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Jumlah individu dan jenis di Kawasan Hutan Lindung
Batutegi ................................................................................................ 20
Gambar 2. Indeks keanekaragaman Shannon Wiener (H’) dan indeks
kemerataan jenis Evennes (E) pada tiga tipe habitat ............................ 22
Gambar 3. Pengelompokkan burung berdasarkan jenis pakannya......................... 31
Gambar 4. Status konservasiberdasarkan IUCN Red List Species ....................... 36
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Habitat merupakan tempat tinggal satwa liar yang di dalamnya terdapat komponen
biotik dan abiotik yang memiliki keterkaitan antara satu dan lainnya (Alikodra,
2002). Tipe habitat utama pada jenis burung sangat berhubungan dengan
kebutuhan hidup dan aktivitas hariannya. Salah satu habitat burung adalah hutan,
yang memberikan fasilitas bagi burung sebagai tempat bersarang, istirahat,
berkembang biak dan mencari makan. Burung memiliki ketergantungan pada
vegetasi hutan, baik langsung maupun tidak langsung sehingga terdapat hubungan
yang erat antara ragam vegetasi dan komunitas burung.
Vegetasi berfungsi sebagai sumber pakan dan naungan bagi burung. Perubahan
struktur dan komposisi vegetasi sebagai dampak aktivitas manusia menimbulkan
perubahan lingkungan biotik satwa liar. Kondisi ini menunjukkan bahwa
keberlangsungan kehidupan satwa bergantung pada habitatnya. Apabila habitat
dan komponen-komponennya terjaga kelestariannya maka akan mendukung
keberadaan dan keberlangsungan hidup satwa di habitat tersebut (Alikodra, 2002).
2
Salah satu kawasan hutan yang masih tersisa sebagai habitat alami burung adalah
Hutan Lindung Batutegi. Hutan Lindung Batutegi termasuk hutan hujan dataran
rendah yang kaya akan keanekaragaman hayatinya. Keanekaragaman hayati di
register 39 Blok Way Rilau, baik fauna maupun flora, sampai tahun 2006, tercatat
sekitar 15 mamalia besar, 40 jenis burung dan beberapa jenis tumbuhan mulai dari
meranti (Shorea sp) hingga beringin (Ficus spp) (Dinas Kehutanan Provinsi
Lampung, 2013).
Sebagian areal Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Batutegi telah
berubah menjadi lahan perkebunan dan menyisakan sekitar 10.000 ha hutan (Dinas
Kehutanan Provinsi Lampung, 2013). Perubahan kawasan hutan tersebut
berpengaruh terhadap keanekaragaman hayati terutama burung yang hidup di
dalamnya. Keanekaragaman jenis burung sangat penting untuk memberikan
deskripsi struktur komunitas pada habitat yang ditempati, penelitian terhadap
burung penting berkaitan sebagai indikator biologis untuk kesehatan lingkungan
dan nilai keanekaragaman hayati (Rombang danRudyanto, 1999).
Burung merupakan salah satu kelompok terbesar dari hewan bertulang belakang
(vertebrata), kelompok hewan ini tersebar di seluruh dunia dan menempati setiap
tipe habitat dari katulistiwa hingga daerah kutub. Faktor yang menentukan
keberadaan burung antara lain adalah ketersediaan makanan dan tempat untuk
aktifitas istirahat, kawin, bermain, bersarang, bertengger dan berlindung.
3
Kemampuan suatu wilayah dalam menampung burung ditentukan oleh luasan,
komposisi dan struktur vegetasi, tipe ekosistem dan bentuk habitat.
Struktur dan komposisi vegetasi menjadi salah satu penentu dalam sebuah habitat,
struktur vegetasi yang berbeda akan dihuni oleh satwa yang berbeda pula.
Berubahnya struktur vegetasi baik secara alami maupun akibat kegiatan manusia
menimbulkan perubahan jumlah dan komposisi satwa liar seperti burung yang
hidup di dalamnya. Kawasan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Batutegi
memiliki keanekaragaman vegetasi dan pemanfaatan lahan yang tinggi dan
penting untuk diteliti, salah satunya untuk mengetahui pengaruh struktur dan
komposisi vegetasi terhadap keanekaragaman jenis burung yang ada di Hutan
Lindung Batutegi.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati struktur dan komposisi vegetasi dan
pengaruhnya terhadap keanekaragaman jenis burung di Hutan Lindung Batutegi,
Lampung.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi ilmiah mengenai avifauna
Sumatera dan kondisi vegetasi di Hutan Lindung Batutegi. Selain itu sebagai
bahan masukan dalam pengelolaan dan konservasi avifauna bagi KPHL Batutegi,
Lampung.
4
D. Kerangka Pikir
Burung merupakan satwa penting di dalam ekosistem dengan peranan ekologi
dalam penyebaran biji, polinator, serta pengendali populasi hama. Burung juga
merupakan spesies indikator yang berfungsi untuk menganalisis keadaan suatu
lingkungan. Burung adalah satwa yang memiliki mobilitas tinggi dan dapat
menanggapi berbagai macam perubahan yang terjadi pada suatu
lingkungan.Keanekaragaman jenis burung pada setiap habitat dipengaruhi oleh
berbagai faktor ekologi seperti struktur dan komposisi vegetasi, besarnya habitat,
serta kualitas lingkungan.
Kawasan Hutan Lindung Batutegi termasuk wilayah yang berfungsi sebagai area
tangkapan air (catchment area) dan sangat penting di Provinsi Lampung. Selain
bermanfaat sebagai sumber irigasi dan pembangkit listrik tenaga air utama di
Lampung, kawasan Batutegi merupakan wilayah hutan lindung yang menjadi area
konservasi dan sebagai habitat alami berbagai spesies penting Sumatera.
Kondisi struktur dan komposisi vegetasi, tutupan tajuk, serta kelimpahan makanan
berpengaruh besar terhadap berbagai jenis makhluk hidup termasuk avifauna,
sehingga mempengaruhi besar kecilnya keanekaragaman jenis. Dengan
mengetahui korelasi kondisi vegetasi yang ada seperti struktur dan komposisi
vegetasi terhadap keanekaragaman jenis avifauna dapat menggambarkan kondisi
ekosistem Hutan Lindung Batutegi.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Habitat
Habitat merupakan tempat organisme tinggal (Odum, 1993). Habitat terdiri dari
komponen biotik, abiotik dan edafik yang saling berinteraksi membentuk sumber
daya yang secara langsung maupun tak langsung mendukung kehidupan satwa
yang tinggal di dalamnya. Vegetasi merupakan bagian dominan dari habitat dan
menyediakan berbagai macam kebutuhan satwa mulai dari tempat bernaung,
berkembang biak dan sumber pakan (Fleming, 1992).
Vegetasi pada sebuah habitat merupakan faktor penting dalam kehidupan burung,
penggunaan habitat oleh burung tergantung sumber daya yang dibutuhkannya.
Perubahan penggunaan habitat oleh burung sangat dipengaruhi oleh kondisi
vegetasi yang ada pada habitat tersebut (Lambert, 1992). Burung tidak
memanfaatkan seluruh habitatnya, terdapat seleksi terhadap beberapa bagian dari
habitat sesuai dengan yang dibutuhkannya (Wiens, 1992).
Komunitas burung merupakan salah satu komponen biotik ekosistem yang
berperan dalam menjaga keseimbangan alam. Bentuk habitat yang baik untuk
6
kelangsungan hidup burung adalah habitat yang mampu melindungi dari
gangguan maupun menyediakan kebutuhan hidupnya (Hernowo dan Prasetyo
1989).
B. Komunitas Burung
Komunitas burung adalah suatu kumpulan populasi dari jenis-jenis burung yang
hidup di suatu habitat serta saling berinteraksi membentuk sistem komposisi,
struktur, perkembangan dan peranannya sendiri (Wiens, 1992). Komposisi jenis
dari komunitas burung ditentukan oleh penambahan jenis melalui pembentukan
kolonisasi baru dan kehilangan jenis melalui kepunahan lokal, hal tersebut terkait
erat dengan perubahan habitat (Balen, 1999).
Keanekaragaman jenis adalah suatu karakteristik tingkat komunitas berdasarkan
organisasi biologisnya yang dapat digunakan untuk menyatakan struktur
komunitas. Komponen utama keanekaragaman jenis, kekayaan jenis dan
ekuitabilitas dalam pembagian individu yang merata diantara jenis (Odum,
1993). Keanekaragaman dan struktur komunitas burung berbeda antara satu
habitat dengan habitat lainnya (Johnsing and Joshua, 1994). Keanekaragaman
jenis di suatu area ditentukan oleh beberapa faktor seperti struktur vegetasi,
sejarah habitat, tingkat gangguan dari predator maupun manusia (Welty and
Baptista, 1988).
7
Ketersediaan stratifikasi vertikal vegetasi dapat memberikan pengaruh yang
besar terhadap keberadaan dan kepadatan jenis burung. Oleh sebab itu, kerusakan
struktur maupun komposisi vegetasi hutan akan mempengaruhi distribusi dan
kelimpahan burung (Ding et al., 1997). Selain itu, distribusi jenis burung juga
dipengaruhi oleh fragmentasi habitat dan ketersediaan sumber daya habitat
seperti sumber pakan (Haslem and Bennett, 2008).
C. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Batutegi
Hutan Lindung Batutegi secara geografis terletak pada 104°27’–104°55’ BT dan
05°48’–5°22’ LS. Secara administratif KPHL Batutegi berada di empat
kabupaten, yaitu Kabupaten Tanggamus, Lampung Barat, Lampung Tengah dan
Pringsewu. Wilayah KPHL Batutegi meliputi sebagian kawasan Hutan Lindung
Register 39 Kota Agung Utara, sebagian kawasan Hutan Lindung Register 22
Way Waya dan sebagian Kawasan Hutan lindung Register 32 Bukit Ridingan.
Luas areal kelola KPH Batutegi berdasarkan surat keputusan menteri kehutanan
Nomor: SK.68/Menhut-II/2010 tanggal 28 Januari 2010 adalah 58.174 ha (Dinas
kehutanan provinsi Lampung, 2013).
Areal KPHL Batutegi termasuk Hutan Lindung yang terdapat di Kabupaten
Tanggamus. Areal Kelola KPHL Batutegi juga merupakan salah satu DAS
(Daerah Aliran Sungai) prioritas di Provinsi Lampung, karena fungsinya sebagai
area tangkapan air (bendungan). Bendungan ini menjadi sumber air bagi irigasi
8
yang mengairi sawah-sawah di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur,
Metro dan beberapa kabupaten lain seluas ± 66.533 ha, sebagai pembangkit
tenaga Listrik dengan kapasitas 28MW, dan sebagai sumber air baku sebanyak
2.250 liter/detik (Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, 2013).
9
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Lindung Batutegi mulai bulan Oktober 2015
sampai bulan Maret 2016, dan spesies yang belum diketahui diidentifikasi di
Laboratorium Ekologi Universitas Lampung.
B. Bahan dan Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah perlengkapananalisisvegetasi
yang terdiridaritali, meteran, kamera Nikon Coolpix S3700, pita diameter
danlembardata. Sedangkan untuk pengamatan keanekaragaman
jenisburungmenggunakanteropongbinokular, kamera DSLR danBuku
PanduanIdentifikasiBurung Sumatera,Jawa dan Kalimantan (MacKinnon, 2010).
C. PengumpulanData
Pada lokasi penelitian dipilih tiga tipe vegetasi yang berbeda yaitu hutan semak
dan kebun. Pada masing-masing tempat dibuat plot analisis vegetasi sebanyak 5
10
plot yang tersebar. Ukuran plot disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan, pada
vegetasi hutan berukuran 20x20 meter dan pada vegetasi semak berukuran 10x10
meter. Pada vegetasi hutan setiap plot dicatat nama jenis pohon dan diameter
batang, vegetasi semak dicatat jenis tumbuhan semak dan jumlahnya sedangkan
pada vegetasi kebun spesies tumbuhan dilihat dan dijelaskan secara deskriptif.
Pada setiap tipe habitat juga dilakukan pencatatan jenis burung yang ada pada
lokasi tersebut dengan menggunakan metode twenty species. Keanekaragaman
jenis burung dibandingkan antara satu habitat dengan habitat lainnya dan dikaitkan
dengan kondisi vegetasi yang ada.
D. Analisis Data
a) Komposisi Vegetasi
Nilai kerapatan relatif (KR), frekuensi relatif (FR), dominansi relatif (DR),
dan indeks nilai penting (INP) spesies tumbuhan dihitung menggunakan
formula berikut (Soerianegara dan Indrawan 2005):
Kerapatan = Jumlah individu suatu jenis
Luas petak contoh
Kerapatan relatif = Jumlah individu suatu jenis
Luas petak contoh𝑥 100%
Frekuensi = Jumlah petak ditemukan suatu jenis
Jumlah seluruh petak
11
Frekuensi relatif = Jumlah petak ditemukan suatu jenis
Jumlah seluruh petak 𝑥 100%
Dominansi = Luas bidang dasar suatu jenis
Luas petak contoh
Dominansi relatif = Dominansi suatu jenisjenis
Dominansi seluruh jenis𝑥 100%
Dominansi dan dominansi relatif hanya dihitung untuk jenis pohon tingkat
pancang, tiang, dan pohon (Soerianegara dan Indrawan 2005). Indeks Nilai
Penting (INP) untuk kategori tumbuhan bawah dan semai adalah
penjumlahan antara kerapatan relatif dan frekuensi relatif. Sedangkan INP
untuk kategori pancang, tiang dan pohon adalah penjumlahan antara
kerapatan relatif, frekuensi relatif, dan dominansi relatif.
b) Keanekaragaman Tumbuhan dan Burung
Nilaikeanekaragaman jenis tumbuhan dihitung berdasarkan indeks
keanekaragaman dan indeks kemerataan dengan formula sebagai berikut
(Ludwig and Reynolds 1988):
Keanekaragaman spesies dihitung menurut indeks Shannon (H'),
sebagai berikut:
H' = - ∑ [ ni/N] ln [ni/N]
H' menyatakan indeks keanekaragaman Shannon, ni adalah jumlah individu
jenis ke-i, dan N adalah total jumlah individu semua jenis yang ditemukan.
12
Kemerataan jenis dihitung dengan menggunakan Indeks Evennes (E),
sebagai berikut:
E = H' /ln (S)
S adalah jumlah jenis.
c) Nilai kemiripan komunitas
Nilai kemiripan dari komunitas-komunitas yang dibandingkan dihitung
dengan menggunakan indeks Sorensen (Ludwig & Reynolds 1988), dengan
formula sebagai berikut:
S = 2w
a + b
S adalah nilai kemiripan, (w) adalah jumlah nilai penting terkecil untuk
masing-masing tegakan yang diamati, (a) adalah jumlah nilai penting dari
tegakan pertama, dan (b) adalah jumlah nilai penting dari tegakan kedua.
38
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Jenis tumbuhan yang ditemukan di kawasan Hutan Lindung Batutegi ada 46
spesies. Dari seluruh spesies, 28 jenis diantaranya merupakan tumbuhan tinggi
tipe pohon dan 18 jenis lainnya merupakan tumbuhan semak dan tanaman
kebun.
2. Terdapat 116 jenis burung di KPHL Batutegi dengan keanekaragaman
tertinggi ada pada areal hutan (H’ = 4.09) diikuti kebun (H’ = 3,14) dan semak
belukar (H’ = 3,37). Terdapat satu jenis dengan status rentan (Vu) berdasarkan
IUCN dan 14 jenis hampir terancam (NT).
3. Pada ketiga tipe habitat di kawasan Hutan Lindung Batutegi jenis burung
pemakan serangga adalah jenis yang paling banyak ditemui yaitu 41 spesies.
4. Pada tiga tipe habitat yaitu hutan, semak dan kebun secara berturut-turut
memiliki nilai indeks kemerataan jenis 0,92; 0,82 dan 0,86. Hal ini
menunjukkan bahwa pada tiap habitat atau vegetasi tiap-tiap jenis burung
yang ditemukan jumlahnya merata yaitu sama-sama melimpah.
39
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat daya dukung kawasan
terhadap jenis-jenis burung yang terancam punah.
40
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra, H. S. 2002. Pengelolaan Satwa Liar Jilid I. Bogor (ID): Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Anggriawan, V., B. Hariyadi, dan Muswita. 2015. Keanekaragaman jenis rangkong
dan tumbuhan pakannya di Harapan Rainforest Jambi (Species and feed
diversity of hornbill in the Harapan Rainforest, Jambi). Jurnal Biospecies Vol. 8
No.2, Juli 2015, hal. 73-79.
Arini, D. I. D., dan L. B. Prasetyo. 2013. Komposisi avifauna di beberapa tipe
lansekap Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (birds composition in different
types of landscape inBukit Barisan Selatan National Park). Jurnal penelitian
hutan dan konservasi alam Vol. 10 No. 2, Agustus 2013 : 135-151
Balen, Bv. 1999. Birds on Fragmented Island: Persistance in the Forests of Java
and Bali. Wageningen University and Research Centre. Tropical Resource
Management Papers, no. 30.
Begon M., Townsend, C.R., Harper, J.L. 2006. Ecology from Individual to cosystem.
Fourth edition. Malden: Blackwell Publishing.
Ding, T., Lee, P., Yao-Sung, P. 1997 Abudance and Distribution of Birds in Four,
High Elevation Plant Communities in Yushan National Park, Taiwan. Acta-
Zoological Taiwanica 8:55-64.
[Dishutprov Lampung]. Dinas Kehutanan Provinsi Lampung. 2013. Gambaran
Umum KPHL Batutegi. Lampung.
Fleming T. H. 1992. How Do Fruit and Nectar Feefing Birds and Mammals Track
Their Food Resources. In: Hunter, M.D., Takayuki O., and Peter W. Price,
editor. Effects of Resource Distribution in Animal-Plant Interaction. New York.
Academic Press.
41
Hadiprakarsa, Y. 1999. Studi komposisi pakan jenis-jenis burung rangkong (Aves:
Bucerotidae) di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung. Skripsi.
Universitas Pakuan. Bogor.
Haslem, A., Bennett, A. F. 2008. Bird in Agriculture Mosaics: The Influence of
Landscape Pattern and Countryside Heterogenity. Ecological Aplication
18:185-196.
Heriyanto, N. M., R. Garsetiasih, dan P. Setio. 2008. Status populasi dan habitat
burung di BKPH Bayah, Banten (Population status and habitat of birds in
Bayah Forest District, Banten).
Hernowo, J. B., Prasetyo, L. B. 1989. Konsep Ruang Terbuka Hijau Di Kota Sebagai
Pendukung Pelestarian Burung. Media Konservasi. II(04): 61-71.
Johnsing, A. J. T., Joshua, J. 1994. Avifauna in Three Vegetations Types on
Mundanthurai Plateu. South India. Journal of Tropical Ecology 10:323.
Kurnia, I., H. Fadly, U. Kusdinar, W.G. Gunawani, D. W. Idaman, R. S. Dewi,
D. Yandhi, G. S. Saragih, G. F. Ramdhan, T. D. Djuanda, R. Risnawati, dan
M. Firdaus. Keanekaragaman jenis burung di Taman Nasional Betung
Kerihun Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat(Bird diversity of
BetungKerihun National Park, Regency Of Kapuas Hulu, Province Of East
Borneo). Media konservasi Vol. X, No. 2 Desember 2005 : 37 – 46.
Ludwig J.A.. Reynolds J.F. 1988. Statistical Ecology. A Primer on Methods and
Computing New York : John Wiley and Son.
Lambert F.R. 1992 The Consequence of Selective Logging for Bornean Lowland
Forest Birds. Condor 94:443-450.
MacKinnon, J., K. Philipps dan B. Van Balen. 2010. Burung di Sumatera, Jawa, Bali
dan Kalimantan (termasuk Sabah, Serawak, dan Brunei Darussalam). Buku.
Puslitbang-Biologi. Jakarta. 521 p.
Nugroho, M. S., S. Ningsih, M. Ihsan. 2013. Keanekaragaman jenis burung pada
areal Dongi-Dongi di kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Warta rimba
volume 1, nomor 1 Desember 2013
Odum, P.E. 1993. Dasar-dasar Ekologi, diterjemahkan oleh Samingan T, Srigandono
B. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Ranuntu, R. A. dan S. N. Mallombasang. 2015. Studi populasi dan habitat anoa
(Bubalus sp) di Kawasan Hutan Lindung Desa Sangginora Kabupaten Poso. e-
Jurnal Mitra Sains, Volume 3 Nomor 2, April 2015 hlm 81-94 ISSN: 2302-
2027
42
Rombang, W.M. & Rudyanto. 1999. Daerah Penting bagi Burung di Jawa dan Bali.
PKA/BirdLife International-Indonesia Programme. Bogor.
Swastikaningrum,H., B.Irawan, dan S.Hariyanto. 2012. Keanekaragaman jenis
burung pada berbagai pemanfaatan lahan di kawasan Muara Kali Lamong,
Perbatasan Suarabaya – Gresik. Skripsi. Departemen Biologi Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Airlangga.
Sawitri, R., A. S. Mukhtar, dan E. Karlina. 2007. Habitat dan populasi burung di
Taman Nasional Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan (Habitat and
population of birds in Ciremai Mount National Park, Kuningan Country).
Soendjoto,M.A., M.K.Riefani, dan M.Zen. 2014. Penggunaan tipe habitat oleh
avifauna di lingkungan PT Arutmin Indonesia-NPLCT, Kabupaten Kotabaru,
Kalimantan Selatan. Sains dan Matematika ISSN 2302-7290 vol 3 No 1,
Oktober 2014.
Soerianegara I. Indrawan A. 2005. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor: Laboratorium
Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB.
Welty, J.C., Baptisia, L. 1988. The Life of Bird. 4th ed. New York. Saunders College
Publishing.
Wiens, J.A. 1992. The Ecology of Birds Communities. Vol. I. Foundations and
Patterns. Cambridge. Cambridge University Press.
.