pengaruh total quality management (tqm), gaya kepemimpinan...

110
PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN, KEDISIPLINAN KERJA DAN FUNGSI MENTORING TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. POS INDONESIA, KANTOR POS YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun Oleh: KADEK TEJA CANDRAMA 141090304 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2011

Upload: ngohuong

Post on 07-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

KEDISIPLINAN KERJA DAN FUNGSI MENTORING TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PT. POS INDONESIA, KANTOR POS

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Disusun Oleh:

KADEK TEJA CANDRAMA

141090304

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2011

Page 2: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

i

SKRIPSI

Pengaruh Total Quality Management (TQM), Gaya Kepemimpinan,

Kedisiplinan Kerja dan, Fungsi Mentoring Terhadap Kinerja Karyawan PT.

Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Kurikulum Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Yogyakarta

Disusun Oleh :

Kadek Teja Candrama

141090304

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2011

Page 3: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

ii

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

Pengaruh Total Quality Management (TQM), Gaya Kepemimpinan,

Kedisiplinan Kerja dan, Fungsi Mentoring Terhadap Kinerja Karyawan PT.

Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta

Disusun Oleh:

Kadek Teja Candrama

141020279

Telah Diterima dan disahkan

Yogyakarta, Juni 2011

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Hery Sutanto, M.M. Drs. Djono Nurhadi, M.M.

Page 4: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

iii

Skripsi Berjudul Pengaruh Total Quality Management (TQM), Gaya Kepemimpinan,

Kedisiplinan Kerja dan, Fungsi Mentoring Terhadap Kinerja Karyawan PT. Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta

Disusun Oleh :

Kadek Teja Candrama 141090304

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal 28 juli 2011

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Susunan Dewan Penguji

Ketua Penguji Penguji

/ Dosen Pembimbing 1 Drs. Hery Sutanto, M.M. Drs. Karyono, M.M. Dosen Pembimbing 2 Penguji Drs. Djono Nurhadi, M.M. Drs. Ibrahim, M.M.

Mengetahui

UPN “Veteran” Yogyakarta Fakultas Ekonomi

Juruasan Manajemen Ketua

Dr. Heru Tri Sutiono, M.Si. NIP. 030 207 183

Page 5: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

iv

MOTTO

“ Kesuksesan seseorang terletak bukan pada kenyataan bahwa ia tak

pernah jatuh dalam perjalanannya, melainkan terletak pada kenyataan

bahwa ia akan bangkit dan berdiri setelah ia terjatuh”.

Dan

“ Hal kecil membentuk kesempurnaan, namun kesempurnan bukanlah hal yang kecil “.

Page 6: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

v

Halaman Persembahan

Karya kecil ini kupersembahkan untuk :

1. Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau TYME

2. Bapak dan Ibuku tercinta atas motivasinya

3. Kakak ku tercinta Gede Sukranengrat

4. My little angel “ Kadek Desy Madya Wahyuni”

Page 7: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

vi

Special Thank’s to

Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas Asung Wara Nugrahanya Bapak dan Ibuku yang selalu mendukung, memotivasi, Doa dan segala pengorbanannya Beli Gede Sukra atas doa dan dukungannya My Little angel Kadek Desy Madya Wahyuni atas doa, dukungan, dan kesabarannya Dosen Pembimbing saya bapak Drs. Hery Sutanto, M.M. dan Drs. Djono Nurhadi, M.M.

terimakasih atas saran dan bimbingannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan Bapak Hargito selaku Manajer SDM, dan karyawan-karyawan PT. Pos Indonesia, Kantor

Pos Yogyakarta terimakasih atas kerja samanya Terimakasi teman-teman dan anak kost hikmah : Mahesa, Kadek Widwan, Junior, Papi

Arip, Beng-beng, Komang Endi, Ferdy, Radian, Antok, cahaya atas dukungannya Komang Endi terimakasi atas dukungan dan pinjaman printernya Terimakasih untuk semua pihak yang tidak disebutkan namanya, makasi atas

dukungannya

Page 8: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Waca, Tuhan Yang Maha

Esa karena telah melimpahkan Asung Wara Nugraha-Nya sehingga penelitian dengan judul

“Pengaruh Total Quality Management (TQM), Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan Kerja, dan

Fungsi Mentoring Terhadap Kinerja Karyawan PT. Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta”

dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu, baik yang berupa materi, maupun spiritnya. Sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Didit Welly Udjianto, M.Si. selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Herry Sutanto, M.M., selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih atas saran,

bimbingan dan pengertian yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan tepat waktu.

3. Bapak Drs. Djono Nurhadi, M.M., selaku Dosen Pembimbing II. Terima kasih atas segala

masukan dan pembelajaran yang tak ternilai yang telah diberikan.

4. Bapak Drs. Karyono, M.M., dan Bapak Drs. Ibrahim, M.M., selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

5. Segenap karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Yogyakarta yang telah banyak memberikan bekal dan pengetahuan dan bantuan selama

penulis duduk di bangku kuliah.

Page 9: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

viii

6. Kedua orang tuaku, terimakasih atas motivasi dan bantuannya.

7. Saudaraku terimakasih atas motivasi dan bantuannya.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan

kemampuan penulis. Penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-

pihak yang memerlukan.

Yogyakarta, Juni 2011

Kadek Teja Candrama

Page 10: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENDADARAN .................................................. ii

MOTTO ............................................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

ABSTRAK .......................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 8

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 11

2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia ..................................................... 11

2.2. Total Quality Management ................................................................... 12

2.2.1. Definisi Total Quality Management ............................................. 12

2.3. Gaya Kepemimpinan ............................................................................ 15

2.3.1. Definisi Gaya Kepemimpinan......................................................... 15

2.3.2. Gaya-gaya Kepemimpinan .............................................................. 17

2.4. Kedisiplinan Kerja ............................................................................... 18

2.4.1. Definisi Kedisiplinan Kerja ............................................................ 19

2.5. Fungsi Mentoring .................................................................................. 26

2.5.1. Definisi Fungsi Mentoring .............................................................. 26

Page 11: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

x

2.5.2. Fungsi dan Tanggung Jawab Mentor .............................................. 27

2.6. Kinerja Karyawan ................................................................................ 31

2.6.1. Definisi Kinerja Karyawan ............................................................ 31

2.7. Hubungan Antar Variabel ..................................................................... 33

2.7.1. Total Quality Management ............................................................ 33

2.7.2. Gaya Kepemimpinan ..................................................................... 34

2.7.3. Kedisiplinan Kerja ......................................................................... 35

2.7.4. Fungsi Mentoring ........................................................................... 35

2.8. Penelitian Sebelumnya ………………………………………………..36

2.9. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 37

2.9. Hipotesis .............................................................................................. 38

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 39

3.1. Jenis Penelitian .................................................................................... 39

3.2. Populasi ……………………………………………………………….39

3.3. Sampel ................................................................................................. 39

3.4. Jenis Data yang Digunakan .................................................................. 40

3.4.1. Data Primer .................................................................................... 40

3.5. Teknik Pengambilan Data ................................................................... 40

3.6. Operasionalisasi Variabel .................................................................... 40

3.6.1. Identifikasi Variabel ....................................................................... 40

3.6.1.1. Variabel Bebas atau Variabel Independent .............................. 41

3.6.1.1.1. Total Quality Management ................................................ 41

3.6.1.1.2. Gaya Kepemimpinan ......................................................... 41

3.6.1.1.3. Kedisiplinan Kerja ............................................................. 42

3.6.1.1.4. Fungsi Mentoring ............................................................... 43

3.6.1.2. Variabel Terikat atau Variabel Dependent .............................. 43

3.6.1.2.1. Kinerja Karyawan .............................................................. 43

3.6.2. Skala Pengukuran Variabel ............................................................ 44

3.7. Uji Instrumen Data .............................................................................. 46

3.7.1. Uji Validitas ................................................................................... 46

3.7.2. Uji Reliabilitas ............................................................................... 47

Page 12: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

xi

3.8. Teknik Analisis Data ........................................................................... 48

3.8.1. Uji Bersama-sama (Uji F) .............................................................. 49

3.8.2. Uji Parsial (Uji t) ............................................................................ 52

3.8.3. Koefisien Beta ................................................................................ 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 54

4.1. Deskripsi Responden ........................................................................... 54

4.1.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................... 55

4.1.2. Karakteristik Berdasarkan Usia ..................................................... 55

4.1.3. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................. 56

4.1.4. Karakteristik Berdasarkan Lama Bekerja ...................................... 57

4.2. Interpretasi Respon Responden ............................................................ 57

4.3. Uji Instrumen Penelitian ...................................................................... 65

4.3.1. Uji Validitas ................................................................................... 65

4.3.2. Uji Reliabilitas ............................................................................... 69

4.4. Hasil Analisis Data .............................................................................. 69

4.4.1. Uji F ............................................................................................... 72

4.4.2. Uji R2 .............................................................................................. 73

4.4.3. Uji t ................................................................................................ 73

4.4.4. Koefisien Beta ................................................................................ 74

4.5. Pembahasan .......................................................................................... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 83 5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 83

5.2. Saran .................................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Skala Pengukuran Variabel .............................................................. …………44

Tabel 3.2. Pengukuran Persepsi Responden dengan Skala Interval ................ …………45

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... …………55

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ..................................... …………55

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............ …………56

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ..................... …………57

Tabel 4.5. Tanggapan Responden Terhadap Total Quality Management ......... …………57

Tabel 4.6. Tanggapan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan Direktif ... …………59

Tabel 4.7. Tanggapan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan Suportif ... …………60

Tabel 4.8. Tanggapan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan Partisipatif …………61

Tabel 4.9. Tanggapan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan Berorientasi Prestas..62

Tabel 4.10. Tanggapan Responden Terhadap Kedisiplinan Kerja ...................... …………63

Tabel 4.11. Tanggapan Responden Terhadap Fungsi Mentoring ....................... …………64

Tabel 4.12. Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan... ................... …………65

Tabel 4.13. Hasil Uji Validitas............................................................................ …………66

Tabel 4.14. Uji Reliabilitas ................................................................................. …………69

Tabel 4.15. Hasil Regresi Linier Berganda ........................................................ …………70

Tabel 4.16. Regresi Berganda Uji F .................................................................... …………72

Tabel 4.17. Regresi Berganda Uji T ................................................................... …………73

Tabel 4.18. Koefisien Beta .................................................................................. …………75

Page 14: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................... …………37

Page 15: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Kuesioner

Lampiran II. Data Responden

Lampiran III. Data rata-rata variabel

Lampiran IV. Frequency tabel

Lampiran V. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran VI. Regresi

Lampiran VII. F tabel dan t tabel

Lampiran VIII. Surat keterangan Riset

Page 16: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

xv

ABSTRAK

Untuk dapat meningkatkan Kinerja Karyawan dalam sebuah organisasi atau perusahaan, maka dibutuhkan faktor-faktor yang dapat meningkatkan Kinerja itu sendiri. Adapun faktor-faktor tersebut adalah Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan Kerja, dan Fungsi Mentoring.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan Kerja, dan Fungsi Mentoring berpengaruh secara bersama-sama, secara parsial terhadap Kinerja Karyawan, dan mengetahui antara Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan Kerja, dan Fungsi Mentoring yang lebih berpengaruh dominan terhadap Kinerja Karyawan.

Dalam penelitian ini Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan, Kedisipli nan Kerja, dan Fungsi Mentoring berpengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama dan secara parsial terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini menyatakan bahwa ada pengaruh nyata dari Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan Kerja, dan Fungsi Mentoring terhadap Kinerja Karyawan. Kemudian Fungsi Mentoring berpengaruh dominan terhadap Kinerja Karyawan.

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak manajemen sebagai bahan pertimbangan dalam rangka peningkatan kinerja karyawan .

Kata Kunci: Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan Kerja, Fungsi

Mentoring, dan Kinerja Karyawan

Page 17: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manajemen sumber daya manusia merupakan aktivitas yang perlu dan memiliki

peranan yang ideal dalam sebuah organisasi. Fokus utamanya adalah orang-orang atau

para karyawan. Tanpa mereka tidak akan ada kebutuhan-kebutuhan akan pengelolaan

sumber daya lainnya. Karena aktivitas-aktivitas sumber daya manusia ini melibatkan

orang-orang sebagai karyawan, maka karyawan merupakan salah satu unsur yang paling

dominan dan strategis dalam usaha pencapaian tujuan. Sehingga dalam suatu organisasi

aktivitas-aktivitas ini perlu untuk direncanakan dan dikelola secara efektif dan efisien

agar mencapai tujuan-tujuan dan hasil seperti yang dikehendaki.

Dalam era globalisasi yang serba modern memerlukan berbagai wawasan, ilmu

pengetahuan, dan teknologi dalam dunia usaha. Selain itu dibutuhkan juga sumber daya

manusisa yang berkualitas yang mampu bersaing dalam bidang produksi maupun jasa.

Kualitas sumber daya manusia dapat mempengaruhi persaingan dalam meningkatkan

usaha terhadap kemajuan suatu perusahaan. Masing-masing perusahaan berusaha dan

bersaing untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat

memperlancar kegiatannya (Tjiptono dan Diana, 2003). dikutip oleh Hearudin (2008)

dalam http://abdulfatah.files.woedpress.com/2008/12/doc.

Lingkungan persaingan yang tajam dan bersifat global menuntut perusahaan

meningkatkan mutu dan keunggulan daya saing yang dipengaruhi empat faktor yaitu

Page 18: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

2

mutu, fleksibilitas, kecepatan, dan biaya yang rendah. Sejak tahun 1980-an Total Quality

Management (TQM) dikembangkan sebagai salah satu alat untuk memperbaiki kinerja

melalui perbaikan kualitas pada seluruh aspek organisasi. Program Total Quality

Management (TQM) menitikberatkan pada kualitas secara total dalam organisasi.

Beberapa perusahaan yang telah menerapkan TQM, ada yang telah berhasil

meningkatkan kinerjanya, tetapi ada juga yang belum mempu meningkatkan kinerjanya

(Sim dan Killough, 1998), dikutip oleh Hearudin (2008) dalam

http://abdulfatah.files.woedpress.com/2008/12/doc. Hal ini disebabkan oleh penghapusan

berbagai macam pemborosan secara signifikan dapat meningkatkan profitabilitas

perusahaan. Disamping itu peran continuous improvement pada perusahaan secara terus

menerus dapat memperbaiki tingkat kinerja dan mengurangi tingkat kesalahan kerja.

Total Quality Management merupakan suatu pendekatan yang mencoba untuk

memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk,

jasa, manusia, peroses dan lingkungannya (Tjiptono dan Diana, 2003), dikutip oleh

Hearudin (2008) dalam http://abdulfatah.files.woedpress.com/2008/12/doc.

Manajemen yang efektif juga mengharuskan seseorang pemimpin untuk

menemukan cara terbaik dalam mengkaryakan para bawahannya untuk mencapai tujuan

perusahaan. Tetapi pemimpin terkadang sulit untuk mempengaruhi keperibadian

bawahannya jika kurang memahami kebutuhan para bawahannya tersebut, dengan

demikian keberhasilan seorang pemimpin memotivasi setiap bawahannya tergantung dari

bagaimana cara memahami keperibadian dan motif dari bawahannya.

Page 19: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

3

Agar kebutuhan dan kepentingan setiap karyawan dapat diketahui, seorang

pemimpin perlu melakukan upaya untuk mempengaruhi tingkah laku bawahannya, baik

dengan pendekatan secara peribadi maupun dengan menggunakan gaya kepemimpinan

yang konsisten.

Gaya kepemimpinan Secara langsung maupun tidak langsung mempunyai

pengaruh yang positif terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan atau pegawai.

Hal ini didukung oleh Sinungan (1987) dikutip oleh Antoni.SE, ME (2009), dalam

http://sinauonline.50webs.com/Artikel/lainnya.gayakepemimpinan.html yang menyatakan

bahwa gaya kepemimpinan yang termasuk di dalam lingkungan organisasi merupakan

faktor potensi dalam meningkatkan produktivitas kerja. Dewasa ini, banyak para ahli

yang menawarkan gaya Kepemimpinan yang dapat meningkatkan produktivitas kerja

karyawan, dimulai dari yang paling klasik yaitu teori sifat sampai kepada teori yang

modern yaitu teori situasional.

Dari beberapa gaya yang di tawarkan para ahli tersebut, maka gaya

kepemimpinan situasionallah yang paling baru dan sering di gunakan pemimpin saat ini.

Gaya kepemimpinan situasional dianggap para ahli manajemen sebagai gaya yang sangat

cocok untuk diterapkan saat ini. Sedangkan untuk bawahan yang tergolong pada tingkat

kematangan yaitu bawahan yang tidak mampu tetapi berkemauan, maka gaya

kepemimpinan yang seperti ini masih diperlukan pengarahan kepada karyawan, juga

memberikan perilaku yang mendukung dari pimpinan terhadap karyawan. Dalam hal ini

pimpinan atau pemimpin perlu membuka komunikasi dua arah (two way

communications), yaitu untuk membantu bawahan dalam meningkatkan motivasi

Page 20: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

4

kerjanya. Selanjutnya, yang mampu tetapi tidak mau melaksanakan tugas atau tangung

jawabnya, Bawahan seperti ini sebenarnya memiliki kemampuan untuk melakukan

pekerjaan, akan tetapi kurang memiliki kemauan dalam melaksanakan tugas. Untuk

meningkatkan produktivitas kerjanya, dalam hal ini pemimpin harus aktif membuka

komunikasi dua arah dan mendengarkan apa yang diinginkan oleh bawahan. Sedangkan

gaya delegasi adalah gaya yang cocok diterapkan pada bawahan yang memiliki kemauan

juga kemampuan dalam bekerja. Dalam hal ini pemimpin tidak perlu banyak memberikan

dukungan maupun pengarahan, karena dianggap bawahan sudah mengetahui bagaimana,

kapan dan dimana mereka barus melaksanakan tugas atau tangung jawabnya. Dengan

penerapan gaya kepemimpinan situasional ini, maka bawahan atau pegawai merasa

diperhatikan oleh pemimpin, sehingga diharapkan produktivitas kerjanya akan

meningkat.Dikutip dari Antoni. SE,ME dalam http://sinauonline.50webs.com/ Artikel/

lainnya.gayakepemimpinan.html

Untuk mendorong karyawan berperilaku secara bijaksana di tempat kerja, maka

dibutuhkan kedisiplinan kerja. dimana menjadi bijaksana didefinisikan sebagai taat

kepada peraturan dan keputusan. Kedisiplinan karyawan adalah sifat seorang karyawan

yang secara sadar, mematuhi aturan dan peraturan organisasi tertentu. Hal itu sangat

mempengaruhi kinerja karyawan dan perusahaan. Kedisiplinan sepatutnya dipandang

sebagai bentuk latihan bagi karyawan dalam melaksanakan aturan-aturan perusahaan.

Semakin disiplin semakin tinggi produktivitas kerja karyawan dan kinerja perusahaan;

ceteris paribus.

Page 21: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

5

Dalam kenyataannya tidak saja ada para karyawan yang tidak disiplin tetapi juga

hal yang sama terjadi pada manajer. Mengapa misalnya ada manajer menghindari

tindakan terhadap karyawan yang tidak disiplin. Permasalahannya terletak pada

pengabaian tehadap aturan perusahaan. Disini manajer jelas-jelas tidak disiplin. Selain itu

karena manajer merasa khawatir akan timbul keluhan-keluhan para karyawan dalam

bentuk protes terbuka, Dengan demikian manajer merasa khawatir akan kehilangan

persahabatan dengan karyawan akibat terjadinya pengenaan tindak hukuman. Dikutip

dari (Akhmad Sudrajat 2008) dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com

/2008/11/05/konsep-disiplin.kerja/.

Satu hal juga yang perlu diperhatikan adalah bentuk kedisiplinan khususnya yang

bersifat fisik. Hal itu tidak otomatis berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas.

Bisa jadi seseorang memiliki kedisiplinan tinggi, misalnya rajin masuk kerja lalu diikuti

dengan kerja keras tetapi produktivitasnya relatif tidak tinggi karena tidak memiliki

kecerdasan yang memadai. Jadi kedisiplinan lebih ditempatkan dalam memenuhi aturan

kerja perusahaan saja. Dikutip dari (Akhmad Sudrajat 2008) dalam

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/05/konsep-disiplin.kerja/.

Dalam sebuah perusahaan sangatlah penting adanya pendamping atau seorang

mentor yang membantu dan memandu pengembangan individu yang lain. Secara

individu, kegiatan mentoring tidak hanya fokus pada bagaimana memberi nasehat, tapi

juga pada kemauan untuk mendengarkan nasehat. Saling nasehat menasehati ini

diterapkan dalam kegiatan mentoring sehingga tercipta suasana saling belajar yang akan

memberikan perubahan ke titik yang lebih baik, dari tidak tahu menjadi tahu bahkan

Page 22: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

6

masing-masing menjadi ahli dan lebih berpengalaman. dikutip dari (Mulyana 2008)

dalam http://usepmulyana.files.wordpress.com/2008/08/mentoring.pdf.

Perasaan yang mengerti dengan tujuan dan adanya kemampuan yang bersifat

penuh arti antara mentor dan mentee adalah kunci kepada sukses organisasi dan pribadi.

Mentoring bisa merupakan suatu alat efektif tentang adanya kebangkitan yang penuh arti,

yang akan menghasilkan kinerja karyawan yang tinggi dan tujuan organisasi. Ada dua

tipe kegiatan mentoring yakni yang bersifat alami dan yang direncanakan. Yang bersifat

alami seperti melalui persahabatan, pengajaran, pelatihan dan konseling. Sedangkan yang

direncanakan yakni melalui program-program terstruktur dimana mentor dan mentee itu

memilah dan memadukannya melalui proses-proses yang formal. Kegiatan mentoring

melibatkan seorang yang lebih bijaksana, lebih berpengalaman dalam menyampaikan

pengetahuan mereka kepada seseorang yang kurang berpengalaman. Seorang mentor

mengenal betul peran apa yang akan dimainkannya. Bukan seperti seorang Pelatih tetapi

menjadi model atau panutan dalam kegiatan mentoring sekaligus menyampaikan nasehat

ahlinya kepada mentee itu. Hal ini merupakan suatu hubungan yang diberikan secara

gratis dan di dalamnya terdapat dorongan, bimbingan, dukungan dan nasihat secara netral

untuk membantu mentor dan mentee dalam pengembangan organisasi dan pengembangan

pribadi. Bentuk mentoring berupa nasehat yang berhubungan dengan praktek di tempat

tugas termasuk panutan secara one-to-one, kelompok dan organisasi, dikutip dari

(Mulyana 2008) dalam http://usepmulyana.files.wordpress.com/2008/08/mentoring.pdf.

Page 23: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

7

Semua organisasi atau perusahaan memiliki tujuan yang relatif sama yaitu ingin

memperoleh keuntungan dan kemajuan di dalam usahanya. Apalagi di era globalisasi ini

persaingan perusahaan khususnya di bidang jasa penitipan atau jasa kurir sudah semakin

ketat, dengan munculnya banyak perusahaan-peruashaan pesaing yang bergerak dibidang

yang sama. Maka dari itu eksistensi PT. Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta tidak

lepas dari sumber daya manusia yang optimal dan manajemen yang handal. Mengingat

fenomena yang terjadi pada tahun 2003-2008 Dimana PT. Pos Indonesia mengalami

keterpurukan atau merugi. Kemudian pada tahun 2009-2010 PT. Pos Indonesia mulai

bangkit dari keterpurukannya dengan meningkatkan service atau pelayanan, hal tersebut

berkaitan dengan penerapan Total Quality Management (TQM) merupakan suatu

pendekatan yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui

perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, peroses dan lingkungannya (Tjiptono

dan Diana, 2003) merupakan salah satu yang diperlukan dalam perusahaan untuk

meningkatkan kinerja karyawan di dalam perusahaan. Dalam peningkatan kinerja

karyawan PT. Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta, dimana karyawan dituntut untuk

melakukan tugasnya dengan baik, tetapi pada pelaksanaannya dilapangan para atasan

tidak memberikan dukungan – dukungan secara positif. Seperti tidak memberikan

motivasi, kurang mengerti akan keinginan bawahan serta kurang bijaksana dalam

pengambilan kepustusan dan tidak ada pendekatan terhadap karyawan sehingga

mengakibatkan kurangnya komunikasi antara atasan dengan bawahan. Fenomena yang

terjadi pada PT. Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta, dimana terdapat karyawan dalam

menyelesaikan tugas tidak tepat waktu sehingga kurangnya tanggung jawab dalam

pelaksanaan tugasnya, sehingga terjadi penurunan pada tingkat kedisiplinan kerja.

Page 24: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

8

Untuk bangkit dari keterpurukan sebuah organisasi atau perusahaan, dibutuhkan

seorang mentor dimana Secara individu, kegiatan mentoring tidak hanya fokus pada

bagaimana memberi nasehat, tapi juga pada kemauan untuk mendengarkan nasehat.

Saling nasehat menasehati ini diterapkan dalam kegiatan mentoring sehingga tercipta

suasana saling belajar yang akan memberikan perubahan ke titik yang lebih baik, dari

tidak tahu menjadi tahu bahkan masing-masing menjadi ahli dan lebih berpengalaman,

sehingga dapat memperbaiki kinerja karyawan (Eugene McKenna & Nic Beech, 1995)

Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Total Quality Management (TQM), Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan Kerja,

dan Fungsi Mentoring, terhadap Kinerja Karyawan pada PT.Pos Indonesia, Kantor Pos

Yogyakarta.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Apakah Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan,

Kedisiplinan Kerja, dan Fungsi Mentoring berpengaruh secara

bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan PT. Pos Indonesia,

Kantor Pos Yogyakarta.?

2. Apakah Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan,

Kedisiplinan Kerja, dan Fungsi Mentoring berpengaruh secara

parsial terhadap Kinerja Karyawan PT. Pos Indonesia, Kantor Pos

Yogyakarta.?

Page 25: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

9

3. Variabel manakah diantara Total Quality Management, Gaya

Kepemimpinan, Kedisiplinan Kerja, dan Fungsi Mentoring yang

berpengaruh dominan terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Pos

Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan,

Kedisiplinan Kerja, dan Fungsi Mentoring berpengaruh secara

bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Pos Indonesia,

Kantor Pos Yogyakarta.

2. Pengaruh Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan,

Kedisiplinan Kerja, dan Fungsi Mentoring berpengaruh secara

parsial terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Pos Indonesia, Kantor

Pos Yogyakarta.

3. Variabel Total Quality Management, yang berpengaruh dominan

terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Pos Indonesia, Kantor Pos

Yogyakarta.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Kontribusi Teori

Penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan

fenomena masalah yang diteliti sehingga mampu memberikan

analisis komparatif (perbandingan) antara teori dengan fakta yang

diperoleh dari hasil penelitian.

Page 26: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

10

2. Kontribusi Praktis

Penelitian ini diharapkan meberikan petunjuk bahwa

hasil riset dapat diterapkan pada praktek yang nyata atau paling

tidak dapat digunakan sebagai acuan dalam memperbaiki prektek

yang sudah ada.

3. Kontribusi Kebijakan

Penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan

hubungan dan manfaat bagi regulator (peraturan) yang

mengeluarkan kebijakan terkait dengan penerapan sumberdaya

manusia untuk kepentingan pencapaian tujuan perusahaan.

Page 27: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumberdaya manusia atau biasa disebut manajemen personalia

(sebagian yang lain menyebutnya manajemen kepegawaian) mempunyai beberapa

pengertian yang meskipun tidak berbeda dalam arti sesungguhnya, tetapi berbeda-beda

dalam pandangan banyak ahli. Manajemen personalia atau manajemen sumberdaya manusia

menurut Flippo (1997) seperti dikutip oleh Sigit Santoz (2009) dalam

http://www.scribd.com/mobile/documents/sdm adalah perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi,

integrasi, pemeliharaan dan pemisahan sumberdaya manusia dengan tujuan untuk mencapai

sasaran perseoranganm, organisasi dan masyarakat.

Heidjrachman dan Husnan (1995) seperti dikutip oleh Sigit Santoz (2009) dalam

http://www.scribd.com/mobile/documents/sdm mendefinisikan manajemen personalia atau

manajemen sumberdaya manusia sebagai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan dari pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan

pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan perusahaan,

individu dan masyarakat. Sedangkan menurut Handoko (2000) seperti dikutip oleh Jevuska

(2007) dalam http://www.jevuska.com/topic/pengertian-sdm.html menyatakan bahwa

manajemen sumberdaya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan,

dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun

organisasi.

Page 28: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

12

2.2. Total Quality Management (TQM)

2.2.1. Definisi Total Quality Management (TQM)

Ada beberapa macam pengertian Total Quality Management (TQM)

menurut para ahli sebagai berikut:

Menurut Hashmi (2004) seperti dikutip oleh Mitra Riset dalam

http://www.mitrariset.com/2009/11/tqm.html menyatakan bahwa, Total Quality

Management adalah filosofi manajemen yang mencoba mengintegrasikan semua

fungsi oganisasi (pemasaran, keuangan, desain, rekayasa, produksi, pelayanan

konsumen, dan sebagainya), terfokus untuk memenuhi keinginan konsumen dan

tujuan organisasi.

Crosby dalam Bhat dan Cozzolino, (1993: 106-107) seperti dikutip oleh

Mitra Riset (2009) dalam http://www.mitrariset.com/2009/11/tqm.html menyatakan

bahwa, Total Quality Management adalah strategi dan integrasi sistem manajemen

untuk meningkatkan kinerja karyawan, mengutamakan keterlibatan seluruh manajer

dan karyawan, serta menggunakan metode kuantitatif.

Menurut Tjiptono dan Diana, (2001: 4) seperti dikutip oleh Mitra Riset

(2009) dalam http://www.mitrariset.com2009/11//tqm.html menyatakan bahwa, Total

Quality Management merupakan pendekatan dalam menjalankan usaha yang

mencoba memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus

atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.

Page 29: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

13

Pengertian Total Quality Management secara mendetail menurut

Handoko, (1998) seperti dikutip oleh Eric Kurniadi (2009) dalam

http://erickurniadi.wordpress.com/pengertian-tqm adalah sebagai berikut:

1. Total : TQM merupakan strategi organisasional menyeluruh

yang melibatkan semua jenjang dan jajaran manajemen dan

karyawan, bukan hanya pengguna akhir dan pembeli eksternal

saja, tetapi juga pelanggan internal, pemasok, bahkan

personalia pendukung.

2. Kualitas : TQM lebih menekankan pelayanan kualitas, bukan

sekedar produk bebas cacat. Kualitas didefinisikan oleh

pelanggan, ekspektasi pelanggan bersifat individual, tergantung

pada latar belakang sosial ekonomis dan karakteristik

demografis

3. Manajemen : TQM merupakan pendekatan manajemen, bukan

pendekatan teknis pengendalian kualitas yang sempit.

Dari pengertian para ahli di atas, Total Quality Management secara garis

besar dapat diartikan sebagai strategi dan filosofi manajemen yang mencoba

mengintegrasikan semua fungsi organisasi yang melibatkan, seluruh manajer dan

karyawan untuk saling bekerja sama di dalam meningkatkan produk, jasa, manusia,

peroses, dan lingkungan sehingga dapat mengoptimalkan kinerja karyawan dari

perusahaan tersebut.

Page 30: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

14

Total Quality Management, (Goetsch, 1997:264) dikutip oleh Haerudin

(2008) dalam http://abdulfatah.files.wordpress.com/2008/12/doc. merupakan sebuah

industri jasa yang dijalankan oleh perusahaan untuk memaksimumkan daya saingnya

dan meningkatnya kinerja karyawan melalui perbaikan yang terus menerus yang

terdiri antara lain difokuskan pada hubungan dengan pemasok, keterlibatan

pelanggan, pelatihan, komitmen manajemen puncak.

1. Hubungan dengan pemasok

Adalah menjalin hubungan baik dengan pemasok sehingga

kinerja perusahaan dapat ditingkatkan melalui hubungan

jangka panjang yang terjalin.

2. Keterlibatan pelanggan

Adalah melibatkan pelanggan dalam setiap aspek kegiatan

perusahaan, bertujuan agar tercapainya kepuasan pelanggan

dikarenakan dengan melibatkan pelanggan akan lebih

mudah untuk mencapai kinerja yang maksimal.

3. Pelatihan

Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan

yang akan meningkatkan kinerja perusahaan jika memiliki

karyawan yang terlatih.

4. Komitmen manajemen puncak

Manajemen puncak melibatkan diri dalam setiap aspek

kegiatan usaha untuk mencapai tujuan perusahaan.

Page 31: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

15

2.3. Gaya Kepemimpinan

2.3.1. Definisi Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok

yaitu; pemimpin sebagai subjek, dan yang dipimpin sebagai objek. Dikutip dari (Geek

2006) dalam http://community.siutao.com/showthread.php/1684-leadership-teori-

kepemimpinan. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau

mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Dikutip dari

(Geek 2006) dalam http://community.siutao.com/showthread.php/1684-leadership-

teori-kepemimpinan. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun

spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi

pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di

dalam menjalankan kepemimpinannya. Dikutip dari (Geek 2006) dalam

http://community.siutao.com/showthread.php/1684-leadership-teori-kepemimpinan.

Oleh beberapa ahli, pengertian gaya kepemimpinan di uraikan sebagai berikut :

Menurut Kreiner seperti dikutip oleh Geek (2006) dalam

http://community.siutao.com/showthread.php/1684-leadership-teori-kepemimpinan ,

menyatakan bahwa leadership atau kepemimpinan adalah proses mempengaruhi

orang lain yang mana seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sukarela

berpartisipasi guna mencapai tujuan organisasi.

Menurut Herse seperti dikutip oleh Geek (2006) dalam

http://community.situtao.com/showthread.php/1684-ledership-teori-kepemimpinan ,

menambahkan bahwa leadership atau kepemimpinan adalah usaha untuk

Page 32: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

16

mempengaruhi individual lain atau kelompok. Seorang pemimpin harus memadukan

unsur kekuatan diri, wewenang yang dimiliki, ciri kepribadian dan kemampuan sosial

untuk bisa mempengaruhi perilaku orang lain.

Menurut Siagian (1999) seperti dikutip oleh Reza Maulana (2009) dalam

http://kolokiumkpmipb.wordpress.com/2009/05/01/pengaruh-gaya-kepemimpinan-

terhadap-kinerja-pegawai. menyatakan bahwa Gaya Kepemimpinan merupakan

suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam mempengaruhi sekelompok orang atau

bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan

keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kerlinger dan Padhazur (2002), seperti dikutip oleh Reza Maulana (2009)

dalam http://kolokiumkpmipb.wordpress.com/2009/05/01/pengaruh-gaya-kepemimpi

nan-terhadap-kinerja-pegawai. menyatakan bahwa, faktor kepemimpinan

mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai karena

kepemimpinan yang efektif memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua

pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Dari pengertian para ahli diatas maka Gaya Kepemimpinan secara garis

besar dapat diartikan sebagai cara mempengaruhi bawahannya, dengan cara dan gaya-

gaya kepemimpinan di dalam sebuah organisasi, agar kinerja karyawan dapat berjalan

dengan baik, sehingga tercapainya suatu tujuan organisasi.

Page 33: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

17

2.3.2. Gaya-gaya Kepemimpinan

Menurut Robert J.Hoese (Miftah Toha,2004 : 42) seperti dikutip oleh Reza

Maulana (2009) dalam http://kolokiumkpmipb.wordpress.com/2009/05/01/pengaruh-

gaya-kepemimpinan-terhadap-kinerja-pegawai. menyatakan bahwa, terdapat empat

tipe atau gaya utama kepemimpinan, yaitu:

1. Kepemimpinan Direktif

Gaya ini mengharuskan bawahan untuk

senyatanya tahu apa yang diharapkan darinya dan

pengarahan yang khusus diberikan oleh pemimpin. Dalam

gaya ini tidak ada partisipasi dari bawahan.

2. Kepemimpinan Suportif

Gaya kepemimpinan ini mempunyai kesediaan

untuk menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah didekati, dan

mempunyai perhatian yang murni terhadap para

bawahannya.

3. Kepemimpinan Partisipatif

Gaya kepemimpinan ini, pemimpin berusaha

meminta dan mempergunakan saran-saran, keputusan dari

para bawahan. Namun pengambilan keputusan tetap berada

pada pemimpin.

Page 34: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

18

4. Kepemimpinan Berorientasi Prestasi

Gaya kepemimpinan ini menetapkan serangkaian

tujuan yang menantang para bawahannya untuk berprestasi.

Demikian pula pemimpin memberikan keyakinan kepada

mereka mampu melaksanakan tugas pekerjaan dan

mencapai secara baik.

2.4. Kedisiplinan Kerja

Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan terutama

untuk memotivasi karyawan agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan

pekerjaan baik secara perorangan maupun kelompok. Disamping itu disiplin bermanfaat

mendidik karyawan untuk mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun

kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik, dikutip dari (Akhmad

Sudrajat 2008) dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/05/konsep-disiplin-

kerja/.

Kurang pengetahuan tentang peraturan, prosedur, dan kebijakan yang ada

merupakan penyebab terbanyak tindakan indisipliner. Salah satu upaya untuk mengatasi

hal tersebut pihak pimpinan sebaiknya memberikan program orientasi kepada karyawan

yang baru pada hari pertama mereka bekerja, karena karyawan tidak dapat diharapkan

bekerja dengan baik dan patuh, apabila peraturan atau prosedur atau kebijakan yang ada

tidak diketahui, tidak jelas, atau tidak dijalankan sebagaimana mestinya. Selain

memberikan orientasi, pimpinan harus menjelaskan secara rinci peraturan peraturan yang

sering dilanggar, berikut rasional dan konsekwensinya. Demikian pula peraturan atau

Page 35: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

19

prosedur atau kebijakan yang mengalami perubahan atau diperbaharui, sebaiknya

diinformasikan kepada staf melalui diskusi aktif, dikutip dari (Akhmad Sudrajat 2008)

dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/05/konsep-disiplin-kerja/.

Tindakan disipliner sebaiknya dilakukan, apabila upaya pendidikan yang

diberikan telah gagal, karena tidak ada orang yang sempurna. Oleh sebab itu, setiap individu

diizinkan untuk melakukan kesalahan dan harus belajar dari kesalahan tersebut.

Tindakan indisipliner sebaiknya dilaksanakan dengan cara yang bijaksana sesuai dengan

prinsip dan prosedur yang berlaku menurut tingkat pelanggaran dan klasifikasinya,

dikutip dari (Akhmad Sudrajat 2008) dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11

/05/konsep-disiplin-kerja/.

2.4.1. Definisi Kedisiplinan Kerja

Disiplin berasal dari akar kata “disciple“ yang berarti belajar.

Dikutip dari (Heru Subekti 2008) dalam http://subektiheru.Blogspot.com/2008/

11/05/konsep-disiplin-kerja/ Disiplin merupakan arahan untuk melatih dan

membentuk seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih baik. Disiplin adalah

suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan

dan meningkatkan tujuan organisasi secara obyektif, melalui kepatuhannya

menjalankan peraturan organisasi. Ada beberapa macam pengertian Kedisiplinan

Kerja menurut para ahli sebagai berikut:

Menurut Wursanto (1988) seperti dikutip oleh Heru Subekti (2008) dalam

http://subektiheru.blogspot.com/2008/11/05/konsep-disiplin-kerja/. menyatakan bah-

wa kedisiplinan adalah keadaan yang menyebabkan atau memberikan dorongan

Page 36: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

20

kepada pegawai untuk berbuat atau melakukan sesuatu kegiatan sesuai dengan

norma-norma atau aturan-aturan yang ditetapkan.

Menurut Simamora (1997) seperti dikutip oleh Mangkuprawira (2007)

dalam http://ronawajah.wordpress.com/2009/06/13/kedisiplinankaryawan/. menya-

takan bahwa, Disiplin juga diartikan sebagai prosedur yang mengoreksi atau

menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur

Menurut Siagian (2000) seperti dikutip oleh Akhmad Sudrajat (2008)

dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/05/konsep-disiplin-kerja/ me-

nyatakan bahwa Kedisplinan merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para

anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut. Dengan kata lain,

kedisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan

membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan

tersebut secara sukarela bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain

untuk meningkatkan prestasi kerja.

Menurut Wayne Mondy dan Robert M. Noe (1990) seperti dikutip oleh

Akhmad Sudrajat (2008) dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/05/

konsep-disiplin-kerja/. menyatakan bahwa, Disiplin adalah status pengendalian diri

seseorang karyawan, sebagai tanda ketertiban dan kerapian dalam melakukan

kerjasama dari sekelompok unit kerja di dalam suatu organisasi (someone status

selfcontrol as orderliness sign order and accuration in doing cooperation from a

group of unit work in a organization)

Page 37: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

21

Jackclass (1991) seperti dikutip oleh Akhmad Sudrajat (2008) dalam

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/05/konsep-disiplin-kerja/. menyatakan

bahwa, Disiplin dibedakan dalam dua kategori, yaitu self dicipline dan social

dicipline. Self dicipline merupakan disiplin pribadi karyawan yang tercermin dari

pribadinya dalam melakukan tugas kerja rutin yang harus dilaksanakan, sedangkan

social dicipline adalah pelaksanaan disiplin dalam organisasi secara keseluruhan.

Menurut Daniel M. Colyer (1991), seperti dikutip oleh Akhmad Sudrajat

(2008) dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/05/konsep-disiplin-

kerja/. menyatakan bahwa, Disiplin pada umumnya termasuk dalam aspek

pengawasan yang sifatnya lebih keras dan tegas (hard and coherent). Dikatakan keras

karena ada sanksi dan dikatakan tegas karena adanya tindakan sanksi yang harus

dieksekusi bila terjadi pelanggaran.

Menurut Hasibuan (1997), seperti dikutip oleh Akhmad Sudrajat (2008)

dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/05/konsepdisiplinkerja/ menya-

takan bahwa, Kedisiplinan merupakan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati

semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Dari pengertian para ahli diatas maka Kedisiplinan Kerja secara garis

besar dapat diartikan sebagai suatu kesadaran dan kesediaan dimana kesadaran

merupakan sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar

akan tugas dan tanggung jawabnya, dan kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku

dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik secara tertulis

maupun tidak tertulis, sehingga dapat memaksimalkan kinerja karyawan.

Page 38: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

22

Menurut Hasibuan (1997), seperti dikutip oleh Adhy (2009) dalam

http://hasriadiandi.blogspot.com/2009/01/indikatortingkatdisiplinkerja.html menyata-

kan bahwa, terdapat beberapa indikator-indikator yang mempengaruhi tingkat

Kedisplinan Karyawan pada suatu perusahaan :

1. Tujuan dan Kemampuan

Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan

secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini

berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada seseorang

karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan.

Tetapi jika pekerjaan itu diluar kemampuannya atau pekerjaannya itu

jauh dibawah kemampuannya, maka kesungguhan dan kedisiplinan

karyawan akan rendah. Di sini letak pentingnya asas the right man in

the right place and the right man in the right job.

2. Teladan Pimpinan

Dalam menentukan disiplin kerja karyawan maka

pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya.

Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil,

serta sesuai kata dengan perbuatan. Pimpinan jangan mengharapkan

kedisiplinan bawahannya baik, jika dia sendiri kurang berdisiplin.

Pimpinan harus menyadari bahwa perilakunya akan dicontoh dan

diteladani oleh para bawahannya. Hal inilah yang mengharuskan agar

Page 39: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

23

pimpinan mempunyai kedisiplinan yang baik, supaya para bawahan pun

berdisiplin baik.

3. Balas Jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi

kedisiplinan karyawan, karena akan memberikan kepuasan dan

kecintaan karyawan terhadap perusahan/pekerjaannya. Perusahaan

harus memberikan balas jasa yang sesuai. Kedisiplinan karyawan tidak

mungkin baik apabila balas jasa yang mereka terima kurang

memuaskan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya beserta

keluarganya. Karyawan sulit untuk berdisiplin baik jika selama

kebutuhan-kebutuhan primernya tidak terpenuhi dengan baik.

4. Keadilan

Keadilan mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan,

karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan

minta diperlakukan sama manusia lainnya. Apabila keadilan yang

dijadikan dasar keebijaksanan dalam pemberian balas jasa (pengakuan)

atau hukuman, akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan

yang baik. Pimpinan atau manajer yang cakap dalam kepemimpinannya

selalu bersikap adil terhadap semua bawahannya, karena dia menyadari

bahwa dengan keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang

baik pula.

Page 40: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

24

5. Waskat

Waskat (pengawasan melekat) harus dijadikan suatu

tindakan yang nyata dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan

perusahan, karena dengan waskat ini, berarti atasan harus aktif dan

langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi

bawahan. Hal ini berarti atasan harus selalu ada/hadir di tempat

pekerjaannya, supaya dia dapat mengawasi dan memberikan petunjuk,

jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan

pekerjaannya. Dengan waskat ini atasan secara langsung dapat

mengetehui kemampuan dan kedisiplinan setiap individu bawahannya.

Waskat bukan saja hanya mengawasi moral kerja dan kedisiplinan kerja

karyawan saja, tetapi harus berusaha mencari sistem-sistem kerja yang

lebih efektif untuk mewujudkan tujuan organisasi, karyawan, dan

masyarakat. Karena dengan sistem-sistem yang baik maka akan tercipta

internal kontrol yang dapat mengurangi kesalahan- kesalahan dan

mendukung kedisiplinan serta moral kerja dari karyawan. Jadi waskat

ini menuntut adanya kebersamaan aktif antara atasan dengan bawahan

dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Dengan

kebersamaan yang aktif antara atasan dengan bawahan ini maka

terwujudlah kerja sama yang baik dan harmonis dalam perusahaan yang

mendukung terbinanya kedisiplinan karyawan yang baik.

Page 41: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

25

6. Sanksi Hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara

kedisiplinan karyawan. Karena dengan adanya sanksi hukuman yang

semakin berat, karyawan kakan semakin takut melanggar peraturan-

peraturan perusahaan, sikap dan perilaku yang indisipliner karyawan

akan berkurang. Berat ringannya sanksi hukuman yang akan diterapkan

ikut mempengaruhi baik buruknya kedisiplinan karyawan. Sanksi

hukuman harus ditetapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal

dan diinformasikan secara jelas kepada semua karyawan. Sanksi

hukuman jangan terlalu ringan ataupun terlalu berat, supaya hukuman

itu tetap mendidik karyawan untuk mengubah perilakunya. Sanksi

hukuman hendaknya cukup wajar untuk setiap tingkatan indisipliner,

bersifat mendidik dan menjadi alat motivasi untuk memelihara

kedisiplinan.

7. Ketegasan

Pimpinan harus berani tegas bertindak untuk menghukum

stiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan saknsi huikuman yang

telah ditetapkan. Pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan

hukuman bagi karyawan indispliner akan disegani dan diakui

kepemimpinannya. Tetapi bila seorang pimpinan kurang tegas atau

tidak menghukum karyawan yang indisipliner, maka sulit dia untuk

Page 42: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

26

memelihara kedisiplinan bawahannya, bahkan sikap indisipliner

karyawan tersebut akan semakin banyak.

8. Hubungan kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesam

karyawan ikut menciptakan kedisplinan yang baik pada suatu

perusahan. Hubungan-hubungan itu baik bersifat vertikal maupun

horizontal yang hendaknya horizontal. Pimpinan atau manajer harus

barusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi serta

mengikat, vertikal maupun horizontal. Jika tercipta human relationship

yang serasi, maka terwujud lingkungan dan suasana kerja yang nyaman.

Hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan.

2.5. Fungsi Mentoring

2.5.1. Definisi Fungsi Mentoring

Mentoring merupakan salah satu sarana yang di dalamnya terdapat proses

belajar. Orientasi dari mentoring itu adalah pembentukan karakter dan kepribadian

seseorang sebagai mentee (peserta mentoring) karena adanya seorang mentor dalam

suatu wadah atau organisasi. Ada beberapa pengertian mentoring oleh beberapa

ahli,sebagai berikut :

The Merriam-Webster, dikutip oleh Mulyana (2008) dalam

http://usepmulyana.files.wordpress.com/mentoring/2008/08/mentoring.pdf. mende-

finisikan mentor sebagai konselor atau pemandu yang dapat dipercaya.

Page 43: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

27

Anesthesiology Departement of Cleveland MetroHealth System, dikutip oleh

Mulyana (2008) dalam http://usepmulyana.files.wordpress.com/2008/08/mentoring.p

df. Mendefenisikan mentor sebagai pembimbing sekaligus pelatih yang setia, dimana

mentor adalah pembinaan dari orang-orang yang dianggap sudah ahli atau lebih

senior, yang bertujuan untuk memindahkan atau mentransfer nilai-nilai hidup, konsep

pikir dan keahlian, untuk memunculkan para ‘successor’ atau penerus kesuksesan.

Dari pengertian diatas, secara garis besar Mentoring dapat diartikan

sebagai kegiatan yang dilakukan secara terprogram akan membantu ke arah

pengembangan dan pencapaian tujuan suatu organisasi. Hubungan-hubungan yang

dibangun antara mentor dan mentee akan membuat suatu organisasi itu berkinerja

tinggi.

2.5.2. Fungsi dan Tanggung Jawab Mentor

Terdapat beberapa fungsi dan tanggung jawab sebagai seorang mentor

menurut (Saydam 2006), dikutip oleh Mulyana (2008), dalam http://usepmulyana

.files.wordpress.com/2008/08/mentoring.pdf. adalah sebagai berikut :

1. Dalam program yang Spesifik

Dimana seorang mentor bekerja sama dengan baik kepada mentee

dalam menciptakan rencana-rencana serta adanya penilaian

tentang perkembangan karier dari karyawan itu sendiri.

2. Dalam bisnis yang spesifik

Dimana seorang mentor mampu mendorong, membimbing,

membantu dan mengevaluasi perencanaan untuk pertumbuhan

Page 44: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

28

dan perkembangan organisasi.

3. Untuk nasehat umum

Dimana seorang mentor memberikan dukungan, nasehat,

mentransfer pengalaman dan pengetahuan terhadap mentee di

dalam meningkatkan kinerjanya

4.Untuk dukungan emosional

Seorang mentor bersikap proaktif, mendukung, dapat memainkan

peran seperti (teman,guru, orang tua) terhadap mentee, saling

menghormati, sehingga terjalin suatu ikatan emosional yang baik.

2.5.3. Syarat-syarat untuk bisa kita jadikan sebagai Mentor :

Terdapat beberapa syarat-syarat untuk memilih seseorang yang bias kita

jadikan sebagai mentor, dikutip dari http://usepmulyana.files. wordpress. com/ ment

oring/2008/08/mentoring.pdf. sebagai berikut:

1. Bisa dipercaya

Sangat mutlak, karena tidak mungkin kita membicarakan

mengenai pekerjaan kita kepada orang yang tidak bisa dipercaya,

yang akan terjadi bukanlah pemecahan masalah justru sebaliknya.

2. Memiliki ” Respect ”

Mentor dalam hal ini harus telah mencapai suatu keberhasilan

tertentu yang membuat kita ” Respect ”. Sebagai contoh, kalau

kita seorang marketing, mentor kita idealnya juga orang maketing

yang berprestasi lebih baik dari kita.

Page 45: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

29

3. Memiliki ” Knowledge ” yang lebih baik

Kita memerlukan mentor yang bisa memberikan pendapat, ide

dan solusi. Mentor ini harus memiliki knowledge yang luas

bahkan juga pengetahuan lain-lain diluar dari bidang kita karena

hal ini juga akan memicu munculnya ide-ide segar, kreativitas dan

otomatis meningkatkan knowledge kita juga.

4. Memiliki ” Skill ” yang lebih baik

Bagaimana mentor mengajarkan kepada kita atau memberikan

pendapat dan solusi kalau ” Skill ” atau keahlian yang dimiliki

sama atau bahkan lebih buruk dari kita?, yang terjadi bukan ia

yang menjadi mentor justru kita yang menjadi mentor, lebih parah

lagi adalah timbulnya persetujuan terhadap masalah yang kita

hadapi yang bersifat negatif.

5. Memiliki Semangat Tinggi (self-motivated)

Semangat sangat penting dan bersifat menular seperti virus. Kalau

mentor kita memiliki semangat tinggi otomatis akan

membangkitkan semangat kita.

6. Memiliki Sikap Mental Positif (SMP)

Positive Thinker penting yang akan menghasilkan Positive

Attitude, itulah yang dimaksud dengan Sikap Mental Positif

(SMP). Jadi Mentor mutlak harus memiliki SMP agar ia bisa

melihat secara jelas atau jernih (crystal clear) dan obyektif

terhadap aktifitas yang kita lakukan sehingga bisa memberikan

Page 46: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

30

coaching dengan tepat. Orang-orang yang memiliki SMP selalu

optimis bahwa segala sesuatu akan menjadi lebih baik, bisa

melihat adanya solusi dalam setiap masalah.

7. Memiliki Sikap Empathy

Sering kali kita salah kaprah dalam membedakan yang mana

Simpathy dan mana Empathy. Simpathy merupakan sikap

persetujuan terhadap suatu hal (sebagian besar masalah) tanpa ada

solusi, contoh apabila ada teman kita mengeluh soal pekerjaannya

yang membuat ia tertekan dan sikap kita menyetujui bahwa

memang demikian adanya dan ikut larut secara emosional.

Sedangkan Empathy lebih kepada pemahaman kita terhadap

masalah yang dihadapi oleh orang lain dan berusaha memberikan

suatu saran menuju jalan keluar / solusi serta tidak menjadikan

suatu masalah yang dihadapi sebagai suatu tantangan bukan

hambatan.

8. Peduli (caring)

Seseorang bisa kita jadikan sebagai mentor kalau ia memiliki

kepedulian terhadap orang lain (people oriented). Karena ia harus

mau banyak mendengar dan berbagi kepada orang lain. Rata-rata

para pemimpin dunia adalah orang-orang yang people oriented

dimana mereka juga mempunyai mental melayani bukan

sebaliknya, sehingga para pemimpin dunia banyak dijadikan

mentor oleh orang-orang yang sukses.

Page 47: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

31

9. Decision Maker

Seorang mentor dituntut untuk bisa mengambil suatu keputusan

terhadap suatu solusi yang disarankan kepada kita. Mentor tidak

seharusnya memiliki sikap raguragu, ia harus tegas dalam

pengambilan keputusan dan hal ini akan sangat membantu kita.

2.6. Kinerja Karyawan

2.6.1. Definisi Kinerja Karyawan

Kinerja atau performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai wewenang dan tanggung

jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan yang legal, tidak melanggar

hukum dan sesuai dengan moral dan etika (Prawirosentana,1999). Sedangkan

pengertian yang lain kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas

perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang

dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaat sumber-sumber

daya yang dimiliki.

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2001).

Kinerja adalah fungi interaksi antara kemampuan dan motivasi (Robins,

1996). Disamping motivasi, juga perlu dipertimbangkan kemampuan (kecerdasan dan

ketrampilan) untuk menjelaskan dan menilai kinerja pegawai. Kesempatan berkinerja

Page 48: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

32

perlu lebih diperkuatkan meskipun seorang pegawai mungkin bersedia dan mampu.

Hal ini untuk menghindari adanya kendala dari kinerja.

Kinerja individu dinilai secara rutin lewat proses evaluasi hasil kerja

(Gibson, 1987). Penilaian kinerja memungkinkan untuk bersama-sama antara atasan

dan bawahan dalam menyusun suatu rencana untuk memperbaiki hasil yang telah

dicapai (Dessler, 1997). Penilaian kinerja (performance appraisal) memainkan

peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja di tempat kerja. Pegawai

menginginkan umpan balik berkenaan dengan prestasi mereka. Jika kinerja tidak

sesuai standar, maka penilaian memberikan kesempatan untuk meninjau kembali

kemajuan pegawai dan menyusun rencana peningkatan kinerja. Menurut (Arthur &

Bohlander, 2004) indikator dalam variabel kinerja adalah:

1. Overall quality adalah persepsi karyawan terhadap kualitas hasil

kerja secara keseluruhan. Persepsi kualitas merupakan gambaran

keseluruhan terhadap persepsi input dan output pada suatu proses.

Input berupa segala sumberdaya yang digunakan untuk melakukan

suatu proses sedangkan output merupakan hasil (outcome) dari

suatu proses.

2. Reliability adalah persepsi karyawan terhadap kualitas kerja yang

telah diperoleh karyawan tersebut akurat/sesuai dengan informasi

yang ada dan dapat dipercaya. Reliability merupakan konsistensi

hasil perbandingan input terhadap output. Semakin stabil hasil

yang diperoleh maka semakin konsistens.

Page 49: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

33

3. Employee quality adalah persepsi terhadap kualitas tenaga kerja

menyangkut kesesuaian kemampuan dan kapabilitas setelah

melaksanakan pekerjaannya. Kualitas pekerja merupakan tingkat

kemampuan, kapasitas dan kapabilitas dari karyawan dalam

menyelesaikan pekerjaannya.

2.7. Hubungan Antar Variabel

2.7.1. Total Quality Management (TQM) Terhadap Kinerja Karyawan

Sejak tahun 1980-an Total Quality Management (TQM) dikembangkan

sebagai salah satu alat untuk memperbaiki kinerja melalui perbaikan kualitas pada

seluruh aspek organisasi. Program Total Quality Management (TQM)

menitikberatkan pada kualitas secara total dalam organisasi. Beberapa perusahaan

yang telah menerapkan TQM, ada yang telah berhasil meningkatkan kinerjanya,

tetapi ada juga yang belum mempu meningkatkan kinerjanya (Sim dan Killough,

1998), dikutip oleh Hearudin dalam http://abdulfatah.files.woedpress.com/2008

/12/doc. Hal ini disebabkan oleh penghapusan berbagai macam pemborosan secara

signifikan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Disamping itu peran

continuous improvement pada perusahaan secara terus menerus dapat memperbaiki

tingkat kinerja dan mengurangi tingkat kesalahan kerja. Total Quality Management

merupakan suatu pendekatan yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing

organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, peroses dan

lingkungannya (Tjiptono dan Diana, 2003). dikutip oleh Hearudin dalam

http://abdulfatah.files.woedpress.com/2008/12/doc.

Page 50: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

34

2.7.2. Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan

Gaya Kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang

dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan

berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun

berbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada efektivitas

kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Dapat dikatakan

bahwa gaya kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan

yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam

menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para

karyawan (Siagian, 1999), seperti dikutip oleh Reza Maulana (2009) dalam

http://kolokiumkpmipb.wordpress.com/2009/05/01/pengaruh-gaya-kepemimpinan-

terhadap-kinerja-pegawai.

Pemimpin yang terdapat pada organisasi harus memiliki kelebihan-

kelebihan dibandingkan dengan bawahannya, yaitu karyawan yang terdapat di

organisasi yang bersangkutan, sehingga dapat menunjukkan kepada bawahannya

untuk bergerak, bergiat, berdaya upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan

yang telah ditetapkan. Akan tetapi hanya mengerahkan seluruh karyawan saja tidak

cukup, sehingga perlu adanya suatu dorongan agar para karyawan mempunyai minat

yang besar terhadap pekerjaanya. Atas dasar inilah selama perhatian pemimpin

diarahkan kepada bawahannya, maka kinerja karyawannya akan tinggi.

Page 51: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

35

2.7.3. Kedisiplinan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat dominan dalam suatu

perusahaan, oleh karena itu tenaga kerja yang ada perlu dipelihara dan dikembangkan

kualitasnya sehingga mampu mencapai apa yang menjadi tuntutan perusahaan. Salah satu

cara yang tepat adalah dengan adanya disiplin kerja sebagai acuan bagi karyawan untuk

meningkatkan prestasi atau kinerja karyawan diperusahaan. Menurut Daniel M. Colyer

(1991), seperti dikutip oleh Akhmad Sudrajat (2008) dalam http://akhmadsudrajat.

wordpress.com/2008/11/05/konsep-disiplin-kerja/. menyatakan bahwa, Disiplin pada

umumnya termasuk dalam aspek pengawasan yang sifatnya lebih keras dan tegas (hard and

coherent). Dikatakan keras karena ada sanksi dan dikatakan tegas karena adanya tindakan

sanksi yang harus dieksekusi bila terjadi pelanggaran. Maka dari itu, disiplin bermanfaat

mendidik karyawan untuk mematuhi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada,

sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik, dikutip dari (Akhmad Sudrajat 2008) dalam

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/05/konsep-disiplin-kerja/.

2.7.4. Fungsi Mentoring Terhadap Kinerja Karyawan

Di dalam suatu perusahaan terdapat salah satu cara untuk meningkatkan

kualitas para anggota yaitu dengan melakukan pementoran, Mentoring merupakan

proses pembentukan dan pemeliharaan hubungan antara pihak mentor dan yunior

(Kreitner dan Kinicki, 2001), dikutip oleh Mulyana (2008), dalam

http://usepmulyana.files.wordpress.com2008/08/mentoring.pdf. Mentoring adalah

hubungan yang saling mendukung antara seorang yunior dengan seniornya yang

menawarkan dukungan, arahan, dan bantuan secara konkrit ketika si yunior melalui

Page 52: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

36

periode-periode sulit, yaitu memperoleh tugas-tugas penting atau memperbaiki

masalah-masalah yang sudah ada, sehingga dapat mempengaruhi kinerja karyawan.

Mentoring memiliki arti penting dalam peningkatan kinerja karena memberikan

kontribusi terhadap rasa kebersamaan, saling terikat, dan kerja sama. (Kreitner dan

Kinicki, 2001)

2.8. Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh :

1. Haerudin 2008 dengan judul Pengaruh Implementasi Total Quality

Management (TQM) Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Hari Terang

Industry-Surabaya.

2. Rani Mariam 2009 dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya

Organisasi, dan Kedisiplinan Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada PT.

Pos Indonesia (Persero) Semarang.

3. Eko Fitriadi 2003 dengan judul Pengaruh Aspek Kepemimpinan dan

Mentoring terhadap Kinerja Pegawai Bappeda Sleman di Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Persamaan penelitian saat ini dengen penelitian sebelumnya adalah

menggunakan variabel Total Quality Management (X1), Gaya Kepemimpinan (X2),

Kedisiplinan Kerja (X3), Fungsi Mentoring (X4) terhadap Kinerja Karyawan (Y).

Page 53: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

37

2.9. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang

penting (Sekaran, 1992). Kerangka berpikir dalam suatu kerangka penelitian perlu

dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dengan dua variabel atau lebih.

Kriteria utama kerangka pemikiran agar bisa meyakinkan adalah alur-alur pemikiran yang

logis dalam pembangunan suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang

berupa hipotesis. Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kerangka berpikir

merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang

telah didiskripsikan.

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Sumber: Sabihaini, Widhy T.A.,Herlina D.K.(2007) Metodologi Penelitian Bisnis

Total QualityManagement

(X1)

Gaya Kepemimpinan

(X2)

Kedisiplinan Kerja

(X3)

Fungsi Mentoring

(X4)

Kinerja Karyawan

(Y)

Page 54: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

38

2.10. Hipotesis

1. Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan

Kerja, dan Fungsi Mentoring berpengaruh secara bersama-sama

terhadap Kinerja Karyawan PT. Pos Indonesia, Kantor Pos

Yogyakarta.

2. Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan

Kerja, dan Fungsi Mentoring berpengaruh secara parsial terhadap

Kinerja Karyawan PT. Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta.

3. Variabel Total Quality Management yang dominan terhadap Kinerja

Karyawan pada PT. Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta.

Page 55: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

39

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian empiris untuk menguji hipotesis,

dan didesain sebagai penelitian cross sectional, yaitu suatu penelitian yang dilakukan

dengan pengumpulan informasi (data) dari sampel tertentu yang hanya dilakukan satu kali,

dan dikumpulkan dari sampel yang berbeda serta pada waktu yang berbeda (Santoso dan

Tjiptono, 2001). Penelitian ini dilakukan terhadap karyawan PT Pos Indonesia, Kantor Pos

Yogyakarta.

3.2. Populasi

Populasi adalah kumpulan dari objek yang akan diteliti (Sugiyono, 20005), dalam

penelitian ini adalah karyawan tetap pada PT Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta.

3.3. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2005). Besarnya sampel adalah karyawan yang bertugas pagi, sebanyak

50 orang dari 90 karyawan.

Teknik penentuan sampel yang dilakukan pada penelitian ini bersifat tidak acak

(non-random sampling) yaitu purposive sampling. Pada jenis ini anggota sampel ditentukan

berdasarkan ciri tertentu yang dianggap mempunyai hubungan erat dengan ciri populasi

(Sugiyono, 2005). Alasan peneliti menggunakan purposive sampling karena sampel yang

diambil bias representative sesuai dengan kriteria yang telah di tentukan oleh peneliti.

Dimana ciri sampel pada penelitian ini adalah karyawan PT Pos Indonesia, Kantor Pos

Page 56: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

40

Yogyakrta yang telah memiliki masa kerja minimal selama 2 tahun. Berdasarkan data yang

diperoleh dari manajemen PT Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta diketahui bahwa

jumlah karyawan tetap yang telah bekerja selama 2 tahun atau lebih sebanyak 82 orang.

3.4. Jenis Data yang Digunakan

3.4.1. Data Primer

Data Primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli (tidak melalui media perantara), data primer secara khusus dikumpulkan

oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan peneliti (Sugiyono, 2005). Data primer

dalam penelitian ini adalah dengan membagikan kuisioner untuk mengetahui

tanggapan (persepsi) mengenai Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan,

Kedisiplinan Kerja, dan Fungsi Mentoring terhadap Kinerja Karyawan.

3.5. Teknik Pengambilan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dikumpulkan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya (Sugiyono, 2005), yaitu Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan,

Kedisiplinan Kerja, dan Fungsi Mentoring dan Kinerja karyawan PT. Pos Indonesia, Kantor

Pos Yogyakarta.

3.6. Operasionalisasi Variabel

3.6.1.Identifikasi Variabel

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui faktor pengaruh Pada Total

Quality Management, Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan Kerja, Fungsi Mentoring

Page 57: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

41

dan Kinerja Karyawan PT. Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta. Penelitian ini ada

dua jenis variabel yang digunakan yaitu:

3.6.1.1. Variabel Bebas atau Variabel Independent (X)

Menurut Sugiyono (2005) variabel bebas adalah variabel

yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau tumbuhnya variabel

dependent (terikat) dalam penelitian. Dalam penelitian ini ada empat faktor

variabel bebas (X) seperti berikut:

3.6.1.1.1. Total Quality Management (X1)

Total Quality Management, (Goetsch, 1997:264) dikutip oleh

Haerudin dalam http://abdulfatah.files.wordpress.com/2008/12/doc.

Merupakan sebuah industri jasa yang dijalankan oleh perusahaan untuk

memaksimumkan daya saingnnya dan meningkatnya kinerja karyawan

melalui perbaikan yang terus menerus indikatornya antara lain

difokuskan pada:

1. Hubungan dengan pemasok

2. Keterlibatan pelanggan

3. Pelatihan

4. Komitmen manajemen puncak

3.6.1.1.2. Gaya Kepemimpinan (X2)

Menurut Robert J.Hoese (Miftah Toha,2004 : 42) seperti

dikutip oleh Reza Maulana (2009) dalam http://kolokiumkpmipb.

Page 58: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

42

wordpress.com/2009/05/01/pengaruh-gaya-kepemimpinan-terhadap-kin

erja-pegawai ada empat tipe atau gaya utama kepemimpinan, sebagai

indikator yaitu :

1. Kepemimpinan Direktif

2. Kepemimpinan Suportif

3. Kepemimpinan Partisipatif

4. Kepemimpinan Berorientasi Prestasi

3.6.1.1.3. Kedisiplinan Kerja (X3)

Menurut Hasibuan (1997), seperti dikutip oleh Adhy (2009)

dalam http://hasriadiandi.blogspot.com/2009/01/indikatortingkatdisip

linkerja.html. menyatakan bahwa, terdapat beberapa indikator-indikator

yang mempengaruhi tingkat Kedisplinan Karyawan pada suatu

perusahaan :

1. Tujuan dan Kemampuan

2. Teladan Pimpinan

3. Balas Jasa

4. Keadilan

5. Waskat

6. Sanksi Hukuman

7. Ketegasan

Page 59: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

43

8. Hubungan kemanusiaan

3.6.1.1.4. Fungsi Mentoring (X4)

Adapun indikator-indikator fungsi mentoring dalam sebuah

perusahaan menurut (Saydam 2006), dikutip oleh Mulyana (2008),dalam

http://usepmulyana.files.wordpress.com/2008/08/mentoring.pdf. adalah

sebagai berikut :

1. Dalam program yang spesifik.

2. Dalam bisnis yang spesifik.

3. Untuk nasehat umum.

4. Untuk dukungan emosional.

3.6.1.2. Variabel Terikat atau Variabel Dependent (Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2005). Variabel

terikat (Y) disini yaitu:

3.6.1.2.1. Kinerja Karyawan (Y)

Menurut Mangkunegara, (2001) Kinerja Pergawai adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya. Menurut (Arthur & Bohlander, 2004) Kinerja

pegawai diukur dengan menggunakan indikator:

Page 60: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

44

1. Overall quality.

2. Reliability.

3. Employee quality.

3.6.2. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel yang akan diteliti yaitu skala interval. Skala interval

adalah ukuran yang tidak semata-mata menunjukkan urutan (rangking) obyek

penelitian berdasarkan suatu atribut, tetapi juga memberikan informasi tentang jarak

perbedaan (interval) antara tingkatan obyek yang satu dengan tingkatan obyek yang

lain (Sugiyono, 2005:96). Untuk mengukur tanggapan atau sikap responden tersebut,

maka peneliti menggunakan skala likert. Dalam skala likert (Cooper dan Emory,

1997:151) dikutip oleh Yuni Nugraha (2009) dalam http://yuninugraha. blogdetik.

com /2009/10/18/metodelogi-penelitian/ umumnya berisi lima bagian skala terhadap

pernyataan-pernyataan (statements) yang diajukan oleh peneliti dalam kuesioner.

Adapun skor tiap jawaban dari setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai gradasi

dari sangat negatif sampai sangat positif seperti pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skala Pengukuran Variabel

Sangat Tidak Setuju STS 1

Tidak Setuju S 2

Cukup Setuju CS 3

Setuju S 4

Sangat Setuju SS 5

Page 61: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

45

Sedangkan pengukuran persepsi responden digunakan interval sebagai berikut:

Interval = Nilai Maksimal – Nilai Minimal

Kelas Interval

Tabel 3.4

Pengukuran Persepsi Responden dengan Skala Interval

Interval Interptetasi

1,00 – 1,79 : Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan kerja, Fungsi Mentoring, dan Kinerja Karyawan Sangat Rendah

1,80 – 2,59 : Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan kerja, Fungsi Mentoring, dan Kinerja Karyawan Rendah

2,60 – 3,39 : Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan kerja, Fungsi Mentoring, dan Kinerja Karyawan Sedang

3,40 – 4,39 : Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan kerja, Fungsi Mentoring, dan Kinerja Karyawan Tinggi

4,40 – 5,00 : Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan kerja, Fungsi Mentoring, dan Kinerja Karyawan Sangat Tinggi

Interval = 5 – 1

= 0.8 5

Page 62: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

46

3.7. Uji Instrumen Data

Digunakan untuk mengetahui ketepatan dan konsistensi dari kuesioner yang

digunakan tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa baik indikator dalam mengukur

variabelnya. Uji instrumen data terdiri dari:

3.7.1. Uji Validitas

Uji Validitas yaitu sejauh mana ketepatan dan akurasi suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurnya (Hair, et. al., 1998). Validitas digunakan untuk

mengetahui kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada proyek yang diteliti, sehingga dapat diperoleh data yang valid. Instrumen

dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dan mampu

mengungkap data yang diteliti secara tepat. Maka pendekatan yang digunakan untuk

mengukur validitas dalam penelitian ini adalah validitas konstruksi (construct

validity) dengan teknik korelasi product moment. Rumusan korelasi product moment

menurut Sugiyono (2005), dapat dilihat sebagai berikut:

( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑

∑∑ ∑−−

−=

2222 yynxxn

yxxynrxy

Keterangan:

rxy : Koefisien Korelasi

N : Jumlah Responden

Page 63: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

47

X : Nilai Per Butir

Y : Total Nilai Kuesioner Masing-Masing Responden

Menurut Hair, et, al., (1998) syarat suatu instrumen dapat dikatakan valid

jika nilai rxy>0.3 bahwa item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor

total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai

validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi

syarat adalah kalau rxy>0.3 maka jika harga rxy<0.3 dapat dikatakan instrumen

tersebut tidak valid (Hair, et. al., 1998).

3.7.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan ukuran kestabilan dan

konsistensi dari konsep ukuran instrumen atau alat ukur (Hair, et. al., 1998) sehingga

nilai yang diukur tidak berubah dalam nilai tertentu. Data yang reliabel dalam

instrumen penelitian berarti data tersebut dapat dipercaya. Dalam penelitian ini,

pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengunakan pendekatan

reliabilitas konsistensi internal. Konsep reliabilitas menurut pendekatan ini adalah

konsistensi diantara butir-butir pernyataan dalam suatu instrumen. Berdasarkan Hair,

et. al., (1998), untuk mengukur reliabilitas konsistensi internal peneliti dapat

menggunakan teknik cronbach alpha, maka dalam penelitian ini pengujian reabilitas

instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus cronbach alpha. Suatu variabel

dianggap reliabel jika nilai alpha diatas 0.6 (Hair, et. al., 1998). Rumusnya dapat

dilihat sebagai berikut:

Page 64: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

48

( ) ⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−⎥

⎤⎢⎣

⎡−

= ∑2

1

2

11 11 σ

σ b

kkr

Keterangan:

11r : Reliabilitas Instrumen

K : Banyaknya Butir Pertanyaan

∑ 2bσ : Jumlah Varians Butir

∑ 21σ : Varians Total

3.8. Teknik Analisis Data

Analisis Kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statisik

deskriptif. Analisis statistik deskriptif adalah yang berbentuk uraian dari hasil penelitian

yang didukung oleh teori dan data yang telah ditabulasi kemudian diikhtisarkan. Analisis ini

digunakan untuk memperkuat analisis kuantitatif dengan meninterprestasikan hasil-hasil

yang diperoleh dari analisis kuantitatif (Sugiyono, 2005).

Metode analisis kuantitatif yaitu metode analisis yang menggunakan bantuan

statistik dalam memecahkan masalah. Penelitian ini menggunakan analisis Regresi Linier

Berganda. Model ini dipilih untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel Total

Quality Management (X1), Gaya Kepemimpinan (X2), Kedisiplinan Kerja (X3), dan Fungsi

Mentoring (X4) terhadap Kinerja Pegawai (Y) sebagai variabel terikat. Adapun formula dari

model regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Page 65: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

49

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan:

Y = Kinerja Karyawan

a = Konstanta (Intercept)

b1,2,3,4 = Koefisien Regresi (Slope)

X1 = Total Quality Management

X2 = Gaya Kepemimpinan

X3 = Kedisiplinan Kerja

X4 = Fungsi Mentoring

e = Suku kesalahan, berdistribusi normal dengan rata-rata 0.

Untuk tujuan perhitungan diasumsikan 0

(Algifari, 2000:62)

3.8.1. Uji Bersama-sama (Uji F)

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen secara keseluruhan (Sugiyono, 2005). Untuk pengujian F ini,

digunakan hipotesa sebagai berikut:

1. Ho: b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4)

secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel terikat

(Y).

Page 66: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

50

( ) ( )1-k-n/R-1k/RF 2

2

hitung =

2. Ha: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4)

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).

Pengujian uji F dilakukan dengan membandingkan Fhitung (Fh) dengan

Ftabel (Ft) pada derajat signifikan 95% (α=0.05). Apabila hasil perhitungan

menunjukkan:

1. Jika p>0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel-

variabel bebas yang terdiri dari: Total Quality Management, Gaya

Kepemimpinan, Kedisiplinan kerja, Fungsi Mentoring tidak

berpengaruh secara bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan.

2. Jika p<0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel-

variabel bebas yang terdiri dari: Total Quality Management, Gaya

Kepemimpinan, Kedisiplinan kerja, Fungsi Mentoring berpengaruh

secara bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan.

Nilai F hitung dapat diperoleh dengan rumus:

Dimana:

Fh = Nilai F hitung

R 2 = koefisien korelasi ganda

k = jumlah variabel independen bebas

Page 67: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

51

Y)

( )( )∑

∑−= 2

22

Y-YY-Y1R)

n = jumlah anggota sampel

(Sugiyono, 2005)

Selanjutnya untuk melihat kemampuan variabel bebas dalam menerangkan

variabel terikat dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi ganda (R2).

Formulasinya sebagai berikut:

Dimana:

R2 = besarnya koefisien dterminasi

Y = nilai variabel Y

Y = nilai rata-rata variabel Y

∑ = notasi jumlah

= nilai taksiran variabel Y

(Algifari, 2000)

Jika R2 diperoleh dari perhitungan semakin besar atau mendekati satu,

maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel bebas semakin kuat

menerangkan variansi variabel terikat. Sebaliknya jika semakin kecil atau mendekati

nol, maka dapat dikatakan sumbangan dari variabel bebas semakin kecil untuk

Page 68: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

52

menerangkan variansi variabel terikat. Secara umum dapat dikatakan bahwa besarnya

koefisien determinasi berganda (R2) berada diantara 0 dan 1 atau 0 < R2 < 1.

3.8.2. Uji t (Parsial)

Uji t berfungsi untuk mengetahui apakah variabel independen secara

parsial (individual) mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini, uji t

digunakan untuk membuktikan hipotesis, apakah variabel Total Quality Management,

Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan Kerja, dan Fungsi Mentoring berpengaruh secara

parsial (individual) terhadap kinerja karyawan.

3.7.2.1. Menyusun hipotesis nihil dan hipotesis alternatif

1. Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 artinya tidak ada pengaruh secara signifikan

secara parsial antara variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4) terhadap

variabel terikat (Y).

2. Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0 artinya ada pengaruh yang signifikan secara

parsial antara variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4) terhadap variabel

terikat (Y)

3.7.2.2. Menghitung thitung dengan persamaan sebagai berikut (Sugiyono 2005):

Dimana :

bi = koefisen variabel

thitung =

Sbibi

Page 69: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

53

Sbi = standar error koefisien variabel

3.7.2.3. Menghitung tingkat probabilitas pada thitung ]

Jika tingkat probabilitas < 5% maka Ho ditolak, artinya ada

pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel bebas (X1, X2, X3, dan

X4) terhadap variabel terikat (Y).

Jika tingkat probabilitas > 5% maka Ho diterima, artinya tidak ada

pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel bebas (X1, X2, X3, dan

X4) terhadap variabel terikat (Y).

3.8.3. Koefisien Beta

Selanjutnya cari koefisien beta (β) dari masing-masing variabel bebas. Hal

tersebut berguna untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel bebas secara

mandiri terhadap variabel terikat. Semakin besar koefisien beta (β) suatu variabel

bebas, menunjukkan semakin dominan variabel bebas tersebut terhadap variabel

terikat.

Page 70: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai karakteristik responden, hasil pengolahan

data berupa informasi mengenai Pengaruh Total Quality Management (X1), Gaya Kepemimpinan

(X2), Kedisiplinan Kerja (X3), dan Fungsi Mentoring (X4), terhadap Kinerja Karyawan (Y) pada

PT. Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta. Dalam prosesnya kuisioner disebarkan sebanyak 50,

hanya 48 kuisioner yang dinyatakan layak untuk dilakukan analisis data, sedangkan 2 kuisioner

tidak kembali.

4.1. Diskripsi Responden

Analisis deskripsi responden digunakan untuk menjelaskan gambaran tentang

karakteristik sampel yang akan diteliti (responden) yang dilakukan pengolahan terhadap

data kasar melalui perhitungan statistik deskriptif mengenai jumlah dan presentase jenis

kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan lama bekerja.

4.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin responden, terdiri atas dua kategori, yaitu

kategori laki-laki dan perempuan. Hasil analisis data berdasarkan karakteristik

responden ditunjukkan pada tabel 4.1 berikut:

Page 71: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

55

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-laki 19 39.6 39.6 39.6

Perempuan 29 60.4 60.4 100.0

Total 48 100.0 100.0

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2011

Hasil analisis deskriptif pada karakteristik jenis kelamin dapat diketahui

bahwa mayoritas responden pada penelitian ini adalah perempuan yaitu sebanyak 29

orang (60,4%), dan sisanya yaitu sebanyak 19 orang (39,6%) adalah laki-laki.

4.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia, responden terdiri dari 3 kategori, yaitu: 20-34 tahun, 35-

49 tahun, dan lebih dari 49 tahun. Data karakteristik responden berdasarkan usia

dapat ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 20 - 34 tahun 28 58.3 58.3 58.3

35 - 49 tahun 17 35.4 35.4 93.8

> 49 tahun 3 6.3 6.3 100.0

Total 48 100.0 100.0

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2011

Page 72: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

56

Hasil analisis deskriptif pada karakteristik usia dapat diketahui bahwa

mayoritas responden dalam penelitian ini berusia antara 20 sampai 34 tahun yaitu

sebanyak 28 orang (58,3%,), 17 orang (35,4%) responden berusia antara 35 sampai

49 tahun dan sisanya sebanyak 3 orang (6,3%) berusia lebih dari 49 tahun.

4.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, terdiri dari 3 kategori, yaitu: tingkat

pendidikan SLTA, Diploma, dan Sarjana. Data karakteristik responden berdasarkan

tingkat pendidikan dapat ditunjukkan pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SLTA 11 22.9 22.9 22.9

Diploma 15 31.3 31.3 54.2

Sarjana 22 45.8 45.8 100.0

Total 48 100.0 100.0

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2011

Hasil analisis deskriptif pada karakteristik tingkat pendidikan dapat

diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berpendidikan terakhir

Sarjana yaitu sebanyak 22 orang (45,8%,), sebanyak 15 orang (31,3%) responden

berpendidikan Diploma dan sisanya yakni sebanyak 11 orang (22,9%) berpendidikan

SLTA.

Page 73: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

57

4.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Berdasarkan lama bekerja responden terdiri dari 3 kategori, yaitu: 2-5

tahun, 6-10 tahun dan diatas 10 tahun. Data karakteristik responden berdasarkan lama

bekerja dapat ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2- 5 tahun 16 33.3 33.3 33.3

6 - 10 tahun 15 31.3 31.3 64.6

> 10 tahun 17 35.4 35.4 100.0

Total 48 100.0 100.0

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2011

Hasil analisis deskriptif pada karakteristik lama bekerja dapat diketahui

bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki lama bekerja lebih dari 10

tahun yaitu sebanyak 17 orang (35,4%), sebanyak 15 orang (31,3%) responden

memiliki lama bekerja antara 6 sampai 10 tahun, dan sebanyak 16 orang (33,3%)

responden memiliki lama bekerja 2 sampai 5 tahun.

4.2. Interpretasi Respon Responden

Berikut ini akan dibahas mengenai analisis berdasarkan persepsi responden

terhadap variabel Total Quality Management (X1), Kepuasan Gaya Kepemimpinan (X2),

Kedisiplinan Kerja (X3), dan Fungsi Mentoring (X4), terhadap Kinerja Karyawan (Y) pada

PT. Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta. Berdasarkan hasil kuesioner yang diukur dengan

Page 74: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

58

menggunakan skala likert, maka diperoleh nilai rata-rata (mean) dari jumlah keseluruhan

indikator dibagi dengan jumlah keseluruhan responden untuk masing-masing variabel. Dari

hasil analisis diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5

Tanggapan Responden Terhadap Total Quality Management (X1)

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2011

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa dari 48 responden yang

diambil sebagai sampel, mayoritas menyatakan setuju yaitu sebesar 50,0%. Dengan

nilai rata-rata 3,93, mengacu pada interval kelas yang telah ditentukan maka skor

tersebut terletak pada rentang skor tinggi (3,40 – 4,39), hal ini berarti bahwa rata-rata

pengaruh Total Quality Management (X1) pada karyawan PT.Pos Indonesia,Kantor

Pos Yogyakarta tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa karyawan telah

memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk,

jasa, manusia, proses dan lingkungannya.

Jawaban Nilai Frekuensi Persentase

STS 1 2 4.2

TS 2 2 4.2

CS 3 3 6.3

S 4 24 50.0

SS 5 17 35.4

Total 48 100.0

Rata-rata 3,93

Page 75: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

59

Tabel 4.6

Tanggapan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan Direktif (X2,1)

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2011

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa dari 48 responden yang

diambil sebagai sampel, mayoritas menyatakan cukup setuju yaitu sebesar 43.8%.

Dengan nilai rata-rata 3,41, mengacu pada interval kelas yang telah ditentukan maka

skor tersebut terletak pada rentang skor tinggi (3,40 – 4,39), hal ini berarti bahwa

rata-rata pengaruh Gaya Kepemimpinan Direktif (X2,1) pada karyawan PT.Pos

Indonesia,Kantor Pos Yogyakarta tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa, gaya dan

efektivitas kepemimpinannya baik.

Jawaban Nilai Frekuensi Persentase

STS 1 0 0

TS 2 2 4.2

CS 3 21 43.8

S 4 20 41.7

SS 5 5 10.4

Total 48 100.0

Rata-rata 3,41

Page 76: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

60

Tabel 4.7

Tanggapan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan Suportif (X2,2)

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2011

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa dari 48 responden yang

diambil sebagai sampel, mayoritas menyatakan setuju yaitu sebesar 43.8%. Dengan

nilai rata-rata 3,94 mengacu pada interval kelas yang telah ditentukan maka skor

tersebut terletak pada rentang skor tinggi (3,40 – 4,39), hal ini berarti bahwa rata-rata

pengaruh Gaya Kepemimpinan Suportif (X2,2) pada karyawan PT.Pos Indonesia,

Kantor Pos Yogyakarta tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa, gaya dan efektivitas

kepemimpinannya baik.

Jawaban Nilai Frekuensi Persentase

STS 1 0 0

TS 2 2 4.2

CS 3 5 10.4

S 4 21 43.8

SS 5 20 41.7

Total 48 100.0

Rata-rata 3,94

Page 77: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

61

Tabel 4.8

Tanggapan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan Partisipatif (X2,3)

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2011

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa dari 48 responden yang

diambil sebagai sampel, mayoritas menyatakan setuju yaitu sebesar 54.2%. Dengan

nilai rata-rata 3,78 mengacu pada interval kelas yang telah ditentukan maka skor

tersebut terletak pada rentang skor tinggi (3,40 – 4,39), hal ini berarti bahwa rata-rata

pengaruh Gaya Kepemimpinan Partisipatif (X2,3) pada karyawan PT.Pos Indonesia,

Kantor Pos Yogyakarta tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa, gaya dan efektivitas

kepemimpinannya baik.

Jawaban Nilai Frekuensi Persentase

STS 1 1 2.1

TS 2 2 4.2

CS 3 8 16.7

S 4 26 54.2

SS 5 11 22.9

Total 48 100.0

Rata-rata 3,78

Page 78: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

62

Tabel 4.9

Tanggapan Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan Berorientasi Prestasi (X2,4)

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2011

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa dari 48 responden yang

diambil sebagai sampel, mayoritas menyatakan setuju yaitu sebesar 64.4%. Dengan

nilai rata-rata 3,83 mengacu pada interval kelas yang telah ditentukan maka skor

tersebut terletak pada rentang skor tinggi (3,40 – 4,39), hal ini berarti bahwa rata-rata

pengaruh Gaya Kepemimpinan Berorientasi Prestasi (X2,4) pada karyawan PT.Pos

Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa, gaya dan

efektivitas kepemimpinannya baik. Dari ke empat Gaya Kepemimpinan diatas, maka

Gaya Kepemimpinan Suportif yang paling disukai, dengan rata-rata 3,94.

Jawaban Nilai Frekuensi Persentase

STS 1 0 0

TS 2 3 6.3

CS 3 4 8.3

S 4 31 64.6

SS 5 10 20.8

Total 48 100.0

Rata-rata 3,83

Page 79: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

63

Tabel 4.10

Tanggapan Responden Terhadap Kedisiplinan Kerja (X3)

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2011

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa dari 48 responden yang

diambil sebagai sampel, mayoritas menyatakan setuju yaitu sebesar 50,0%. Dengan

nilai rata-rata 3,98, mengacu pada interval kelas yang telah ditentukan maka skor

tersebut terletak pada rentang skor tinggi (3,40 – 4,39), hal ini berarti bahwa rata-rata

pengaruh Kedisiplinan Kerja (X3) pada karyawan PT.Pos Indonesia,Kantor Pos

Yogyakarta tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesadaran dan kesediaan

seseorang mentaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku dalam

organisasi tersebut sudah baik.

Jawaban Nilai Frekuensi Persentase

STS 1 0 0

TS 2 1 2.1

CS 3 3 6.3

S 4 24 50.0

SS 5 20 41.7

Total 48 100.0

Rata-rata 3,98

Page 80: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

64

Tabel 4.11

Tanggapan Responden Terhadap Fungsi Mentoring (X4)

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2011

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa dari 48 responden yang

diambil sebagai sampel, mayoritas menyatakan setuju yaitu sebesar 75,0%. Dengan

nilai rata-rata 3,94, mengacu pada interval kelas yang telah ditentukan maka skor

tersebut terletak pada rentang skor tinggi (3,40 – 4,39), hal ini berarti bahwa rata-rata

pengaruh Fungsi Mentoring (X4) pada karyawan PT.Pos Indonesia,Kantor Pos

Yogyakarta tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa peran mentor kepada mente

dalam proses pengembangan dan pencapaian tujuan suatu organisasi sangat baik,

karena hubungan-hubungan baik yang dibangun antara mentor dan mentee

akanmembuat suatu organisasi itu berkinerja tinggi.

Jawaban Nilai Frekuensi Persentase

STS 1 2 4.2

TS 2 0 0

CS 3 1 2.1

S 4 36 75.0

SS 5 9 18.8

Total 48 100.0

Rata-rata 3,94

Page 81: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

65

Tabel 4.12

Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Karyawan (Y)

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2011

Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa dari 48 responden yang

diambil sebagai sampel, mayoritas menyatakan setuju yaitu sebesar 68.8%. Dengan

nilai rata-rata 4,01, mengacu pada interval kelas yang telah ditentukan maka skor

tersebut terletak pada rentang skor tinggi (3,40 – 4,39), hal ini berarti bahwa Kinerja

Karyawan (Y) pada PT.Pos Indonesia,Kantor Pos Yogyakarta tinggi. Hal tersebut

menunjukkan bahwa karyawan memiliki kualitas secara keseluruhan, konsistensi, dan

kualitas karyawan yang baik.

4.3. Uji Instrumen Penelitian

4.3.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kesamaan antara data yang

dikumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti, sehingga

dapat diperoleh hasil yang valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

Jawaban Nilai Frekuensi Persentase

STS 1 0 0

TS 2 0 0

CS 3 2 4.2

S 4 33 68.8

SS 5 13 27.1

Total 48 100.0

Rata-rata 4,01

Page 82: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

66

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) ini valid. Valid berarti instrument

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,

2005). Dari analisis diperoleh hasil seperti pada tabel 4.13 sebagai berikut:

Tabel 4.13

Hasil Uji Validitas

No Variabel rxy rkritis Keterangan

1 TQM (X1):

TQM.1 0.863** 0.3 Valid

TQM.2 0.873** 0.3 Valid

TQM.3 0.664** 0.3 Valid

TQM.4 0.899** 0.3 Valid

TQM.5 0.897** 0.3 Valid

TQM.6 0.888** 0.3 Valid

TQM.7 0.905** 0.3 Valid

TQM.8 0.829** 0.3 Valid

TQM.9 0.923** 0.3 Valid

TQM.10 0.888** 0.3 Valid

TQM.11 0.911** 0.3 Valid

TQM.12 0.874** 0.3 Valid

TQM.13 0.873** 0.3 Valid

TQM.14 0.839** 0.3 Valid

2 GK (X2):

GK.1 0.527** 0.3 Valid

GK.2 0.567** 0.3 Valid

GK.3 0.720** 0.3 Valid

GK.4 0.512** 0.3 Valid

Page 83: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

67

GK.5 0.619** 0.3 Valid

GK,6 0.820** 0.3 Valid

GK.7 0.745** 0.3 Valid

GK.8 0.835** 0.3 Valid

GK.9 0.721** 0.3 Valid

GK.10 0.809** 0.3 Valid

GK.11 0.925** 0.3 Valid

GK.12 0.775** 0.3 Valid

GK.13 0.754** 0.3 Valid

GK.14 0.680** 0.3 Valid

GK.15 0.739** 0.3 Valid

GK.16 0.929** 0.3 Valid

GK.17 0.841** 0.3 Valid

GK.18 0.824** 0.3 Valid

GK.19 0.775** 0.3 Valid

3 KD (X3):

KD.1 0.762** 0.3 Valid

KD.2 0.836** 0.3 Valid

KD.3 0.807** 0.3 Valid

KD.4 0.793** 0.3 Valid

KD.5 0.802** 0.3 Valid

KD.6 0.626** 0.3 Valid

KD.7 0.826** 0.3 Valid

KD.8 0.783** 0.3 Valid

KD.9 0.817** 0.3 Valid

KD.10 0.830** 0.3 Valid

Page 84: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

68

4 FM (X4)

FM.1 0.861** 0.3 Valid

FM.2 0.867** 0.3 Valid

FM.3 0.881** 0.3 Valid

FM.4 0.936** 0.3 Valid

FM.5 0.944** 0.3 Valid

FM.6 0.822** 0.3 Valid

FM.7 0.891** 0.3 Valid

FM.8 0.932** 0.3 Valid

FM.9 0.919** 0.3 Valid

5 KJ (Y)

KJ.1 0.715** 0.3 Valid

KJ.2 0.777** 0.3 Valid

KJ.3 0.616** 0.3 Valid

KJ.4 0.853** 0.3 Valid

KJ.5 0.787** 0.3 Valid

KJ.6 0.751** 0.3 Valid

KJ.7 0.838** 0.3 Valid

KJ.8 0.632** 0.3 Valid

KJ.9 0.826** 0.3 Valid

KJ.10 0.827** 0.3 Valid

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2011

Berdasarkan hasil di atas keseluruhan indikator dari variabel yang diteliti

dinyatakan valid dengan nilai koefeisien korelasi pearson product momment (rxy) >

0.3 dengan tingkat signifikansi kurang dari 5% (p<0.05), sehingga seluruh indikator

variabel dinyatakan valid.

Page 85: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

69

4.3.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah untuk mengukur sejauh mana suatu alat pengukuran

dapat memberikan hasil yang reliabel bila dilakukan dalam waktu yang berbeda pada

obyek yang sama (Sugiyono, 2005). Dari analisis diperoleh hasil seperti pada tabel

4.14 sebagai berikut:

Tabel 4.14

Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel ralpha rkritis Keterangan

1 TQM (X1) 0.974 0.6 Reliabel

2 GK (X2) 0.946 0.6 Reliabel

3 KD (X3) 0.928 0.6 Reliabel

4 FM (X4) 0.968 0.6 Reliabel

5 KJ (Y) 0.915 0.6 Reliabel

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2011

Berdasarkan hasil di atas keseluruhan variabel yang diteliti dinyatakan

reliabel dengan nilai koefisien korelasi alpha cronbach (ralpha) > 0.6 maka dapat

disimpulkan seluruh variabel dinyatakan reliabel.

4.4. Hasil Analisis Data

Penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Regression

Analysis) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Total Quality Management

(X1), Gaya Kepemimpinan (X2), Kedisiplinan Kerja (X3), dan Fungsi Mentoring (X4)

terhadap Kinerja Karyawan (Y). Berdasarkan analisis regresi linier berganda diperoleh hasil

sebagai berikut:

Page 86: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

70

Tabel 4.15

Hasil Regresi Linier Berganda:

Pengaruh Total Quality Management (X1), Gaya Kepemimpinan (X2), Kedisiplinan Kerja (X3), dan Fungsi Mentoring (X4) terhadap Kinerja Karyawan (Y) PT. Pos Indonesia,

Kantor Pos Yogyakarta

Variabel Koef.

Regresi

Koef.

(β) thitung

Tk

Sign. Ket

Konstanta 0.861

Total Quality Management (X1)

0.138 0.237 2.471 0.018 Signifikan

Gaya Kepemimpinan (X2) 0.205 0.239 2.298 0.027 Signifikan

Kedisiplinan Kerja (X3) 0.219 0.261 2.450 0.018 Signifikan

Fungsi Mentoring (X4) 0.246 0.315 2.952 0.005 Signifikan

R2 = 0.787

Adj. R2= 0.768

Fhitung = 39.829

Signifikansi = 0.000a

N = 48

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2011

Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi pengaruh Total Quality Management

(X1), Gaya Kepemimpinan (X2), Kedisiplinan Kerja (X3), dan Fungsi Mentoring (X4)

terhadap Kinerja Karyawan (Y) adalah sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4

Y = 0.861 + 0.138 X1 + 0.205 X2 + 0.219 X3 + 0.246 X4

Berdasarkan persamaan di atas menunjukan bahwa pengaruh Total Quality Management

(X1), Gaya Kepemimpinan (X2), Kedisiplinan Kerja (X3) dan Fungsi Mentoring (X4),

terhadap Kinerja Karyawan (Y) adalah sebagai berikut:

Page 87: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

71

1. Konstanta a= 0.861

Berdasarkan hasil analisis di atas bahwa nilai konstanta (intercept, titik potong

awal) sebesar 0.861. Artinya, apabila variabel Total Quality Management (X1),

Gaya Kepemimpinan (X2), Kedisiplinan Kerja (X3) dan Fungsi Mentoring (X4)

tidak mengalami perubahan (dianggap kosntan) maka nilai Kinerja Karyawan (Y)

sebesar 0.861.

2. Pengaruh Total Quality Management (X1) terhadap Kinerja Karyawan

(Y) b1=0.138

Berdasarkan hasil analisis di atas bahwa variabel Total Quality Management (X1)

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y) dengan nilai koefisien

sebesar 0.138 dengan tingkat signifikansi 0.018 (p<0.05). Hal ini menunjukkan

bahwa semakin baik Total Quality Management (X1), maka semakin baik pula

Kinerja Karyawan (Y).

3. Gaya Kepemimpinan (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) b2= 0.205

Berdasarkan hasil analisis di atas bahwa variabel Gaya Kepemimpinan (X2)

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y) dengan nilai koefisien

sebesar 0.205 dengan tingkat signifikansi 0.027 (p<0.05). Hal ini menunjukkan

bahwa semakin baik Gaya Kepemimpinan (X2), maka semakin baik pula Kinerja

Karyawan (Y).

4. Kedisiplinan Kerja (X3) terhadap Kinerja Karyawan (Y) ) b3= 0.219

Berdasarkan hasil analisis di atas bahwa variabel Kedisiplinan Kerja (X3)

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y) dengan nilai koefisien

sebesar 0.219 dengan tingkat signifikansi 0.018 (p<0.05). Hal ini menunjukkan

Page 88: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

72

bahwa semakin baik Kedisiplinan Kerja (X3), maka semakin baik pula Kinerja

Karyawan (Y).

5. Fungsi Mentoring (X4) terhadap Kinerja Karyawan (Y) b4= 0.246

Berdasarkan hasil analisis di atas bahwa variabel Fungsi Mentoring (X4)

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y) dengan nilai koefisien

sebesar 0.246 dengan tingkat signifikansi 0.005 (p<0.05). Hal ini menunjukkan

bahwa semakin baik Fungsi Mentoring (X4), maka semakin baik pula Kinerja

Karyawan (Y).

4.4.1. Uji F

Tabel 4.16 Regresi Berganda

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2011

Pengujian ini digunakan uji F, yaitu dengan membandingkan nilai

probabilitas (sig-F), dengan taraf signifikasi 0,05, dan perbandingan antara fhitung

dengan ftabel. Jika nilai P < 0,05 maka Ho ditolak, dan Ha diterima, sebaliknya jika P

> 0,05 maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Kemudian jika fhitung < ftabel maka Ho

ditolak, dan Ha diterima, begitu sebaliknya jika fhitung > ftabel maka Ho diterima, dan

Ha ditolak.

Hasil uji f, nilai fhitung 39.829 lebih besar dari ftabel 2,59 dengan nilai

signifikan 0,00 lebih kecil dari 0,05 sehingga signifikan dan hipotesa diterima. Hal

yang menyebutkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel

Total Quality Management (X1), Gaya Kepemimpinan (X2), Kedisiplinan Karyawan

Fhitung Ftabel Sig. 39.829 2.59 0.00

Page 89: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

73

(X3) dan Fungsi Mentoring (X4) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja

karyawan (Y).

4.4.2. Uji R2

Koefisien determinasi (R2) berada diantara 0 dan 1 atau 0< R2 < 1. R2

sebesar 0,787. Dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,787, maka dapat diartikan

bahwa 78,7% variabel kinerja karyawan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Total

Quality Management (X1), Gaya Kepemimpinan (X2), Kedisiplinan Karyawan (X3)

dan Fungsi Mentoring (X4).

4.4.3. Uji t

Tabel 4.17 Regresi Berganda

Model thitung ttabel Sig.

Total Quality Management

(X1) 2.471 2.015 0.018

Gaya Kepemimpinan

(X2) 2.298 2.015 0.027

Kedisiplinan Kerja (X3)

2.450 2.015 0.018

Fungsi Mentoring (X4)

2.952 2.015 0.005

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2011

Menurut tabel 4.17 hasil perhitungan diperoleh bahwa thitung variabel

bebas lebih besar dari pada ttabel dengan taraf signifikan 5% sebesar 2,471. Jadi harga

thitung > ttabel (2.015), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, dari analisis tersebut dapat

disimpulkan bahwa menerima Ha yang menyebutkan terdapat pengaruh parsial yang

positif dan signifikan antara Total Quality Management (X1) terhadap kinerja

karyawan (Y).

Page 90: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

74

Hasil perhitungan diperoleh bahwa thitung variabel bebas lebih besar

dari pada ttabel dengan taraf signifikan 5% sebesar 2,298. Jadi harga thitung > ttabel

(2.015), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, dari analisis tersebut dapat disimpulkan

bahwa menerima Ha yang menyebutkan terdapat pengaruh parsial yang positif dan

signifikan antara Gaya Kepemimpinan (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).

Hasil perhitungan diperoleh bahwa thitung variabel bebas lebih besar

dari pada ttabel dengan taraf signifikan 5% sebesar 2,450. Jadi harga thitung > ttabel

(2.015), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, dari analisis tersebut dapat disimpulkan

bahwa menerima Ha yang menyebutkan terdapat pengaruh parsial yang positif dan

signifikan antara Kedisiplinan Kerja (X3) terhadap kinerja karyawan (Y).

Hasil perhitungan diperoleh bahwa thitung variabel bebas lebih besar

dari pada ttabel dengan taraf signifikan 5% sebesar 2,952. Jadi harga thitung > ttabel

(2.015), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, dari analisis tersebut dapat disimpulkan

bahwa menerima Ha yang menyebutkan terdapat pengaruh parsial yang positif dan

signifikan antara Fungsi Mentoring (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).

4.4.4. Koefisien Beta (β)

Koefisien Beta (β) atau standardized coefficient dalam penelitian ini

digunakan untuk pengatahui manakah diantara variabel Total Quality Management

(X1), Gaya Kepemimpinan (X2), Kedisiplinan Kerja (X3) dan Fungsi Mentoring (X4),

yang berpengaruh dominan terhadap Kinerja Karyawan (Y). Dari analisis dengan

menggunakan nilai standard coefficient/beta (β) diperoleh hasil sebagai berikut:

Page 91: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

75

Tabel 4.18

Koefisien Beta

Variabel Koefisien Beta Keterangan

Total Quality Management (X1)

0.237 -

Gaya Kepemimpinan (X2) 0.239 -

Kedisiplinan Kerja (X3) 0.261 -

Fungsi Mentoring (X4) 0.315 Dominan

Sumber : Data Primer yang Diolah, 2011

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa Fungsi

Mentoring (X4) adalah variabel yang dominan berpengaruh terhadap Kinerja

Karyawan (Y). Artinya, bahwa tingkat kinerja karyawan PT. Pos Indonesia, Kantor

Pos Yogyakarta secara dominan dipengaruhi oleh variabel Fungsi Mentoring (X4)

yang diukur melalui: program yang spesifik, bisnis yang spesifik, nasehat umum,

dukungan emosional. Jadi hipotesis nomer 3 tidak terbukti.

4.5. Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Total Quality Management

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan dengan nilai koefisien

sebesar 0.138 dengan tingkat signifikansi 0.018 (p<0.05). Hal ini menunjukkan

bahwa semakin baik penerapan Total Quality Management, maka semakin baik pula

Kinerja Karyawan. Kondisi ini menunjukkan bahwa di dalam Total Quality

Management, kualitas di dalam sebuah organisasi atau perusahaan, tidak hanya

berkaitan dengan kualitas produk, namun didefinisikan lebih luas yang mencakup

semua aspek organisasi, tidak hanya mutu produk tetapi juga mutu peroses, mutu

pelayanan, maupun mutu hasil kegiatan lain yang ada didalam organisasi.

Page 92: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

76

Sedangkan peningkatan mutu tersebut harus ditingkatkan secara terus

menerus (continuouse improvement). Ini berarti bahwa program peningkatan mutu

tersebut dipandang sebagai suatu tujuan jangka panjang yang hendak di capai.

Karena di dalam Total Quality Management mutu ditentukan atas dasar keinginan

konsumen, sedangkan keinginan konsumen itu sendiri akan berubah-ubah, maka

suatu organisasi yang menerapkan program Total Quality Management ini berarti

juga telah melakukan antisipasi terhadap adanya perubahan-perubahan keinginan

konsumen, dimana dalam era globalisasi ini perubahan tersebut akan semakin besar.

Adapun pengaruh dari banyaknya perusahaan-perusahaan pesaing

yang bergerak dibidang jasa penitipan atau jasa kurir tersebut, akan memberikan

stimulan bagi para manajer untuk selalu menerapkan Total Quality Management

secara berkesinambungan, dimana mengingat PT. Pos Indonesia, Kantor Pos

Yogyakarta sebelumnya pernah memonopoli pasar atau menguasai pasar yg bergerak

dibidang jasa. Menurut Tjiptono dan Diana, (2001: 4) seperti dikutip oleh Mitra Riset

(2009) dalam http://www.mitrariset.com2009/11//tqm.html menyatakan bahwa, Total

Quality Management merupakan pendekatan dalam menjalankan usaha yang

mencoba memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus

atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.

Maka dari itu Total Quality Management sebagai strategi dan filosofi

manajemen yang mencoba mengintegrasikan semua fungsi organisasi yang

melibatkan, seluruh manajer dan karyawan untuk saling bekerja sama dimana

melibatkan; Hubungan dengan pemasok, Keterlibatan pelanggan, Pelatihan,

Page 93: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

77

Komitmen manajemen puncak dapat, mengoptimalkan kinerja karyawan PT. Pos

Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta.

Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kinerja Karyawan dengan nilai koefisien sebesar 0.205 dengan tingkat signifikansi

0.027 (p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik Gaya Kepemimpinan yang

diterapkan, maka semakin baik pula Kinerja Karyawan. Berbicara tentang gaya

kepemimpinan, pentingnya kemampuan seorang pemimpin dalam mendiagnosa

kemampuan tidak boleh terlalu ditekan, karena keinginan dan kemampuan bawahan

bervariasi sehingga pemimpin juga harus memiliki sensitivitas dan kemampuan

mendiagnosa dalam mengenal dan menghargai perbedaan-perbedaan. Tanpa

kemampuan mendiagnosa, para pemimpin dapat dikatakan tidak efektif meskipun

mereka dapat mengadaptasi gaya kepemimpinan untuk memenuhi kebutuhan

lingkungannya. Kemampuan ini tidak akan bisa berbuat apapun dari dirinya sendiri,

bawahan menjadi penting bagi seorang pemimpin jika pemimpin tersebut mampu

mengadaptasi kepemimpinannya sesuai dengan hasil analisanya. Kondisi ini

merangsang munculnya suatu model kepemimpinan yang disebut dengan

kepemimpinan situasional. Maka dari itu terdapat empat gaya kepemimpinan di

dalam kepemimpinan situasional yaitu; Gaya Kepemimpinan Direktif, Suportif,

Partisipatif, dan Berorientasi Prestasi.

Pemimpin tidak akan pernah ada tanpa bawahan dan bawahan juga

tidak akan ada tanpa pemimpin, kedua komponen dalam organisasi ini merupakan

sinergi dalam suatu perusahaan. kondisi ini menunjukkan bahwa Kemampuan

pimpinan untuk menumbuhkan rasa percaya diri para karyawan melalui aturan atau

Page 94: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

78

tingkah laku; Kemampuan pimpinan untuk menumbuhkan rasa percaya diri para

karyawan saat melakukan pekerjaan; Kemampuan pimpinan dalam memberikan

semangat kepada para karyawan dalam mencapai tujuan; Kesediaan pimpinan untuk

membantu dan memotivasi para karyawan; Kemampuan pimpinan secara bersama-

sama memecahkan masalah yang dihadapi karyawan; Kesediaan pimpinan dalam

memberikan petunjuk kepada para karyawan; Kesediaan pimpinan untuk

mempraktekkan penyelesaian pekerjaan yang baik kepada karyawan; Perhatian dan

dukungan moral pimpinan kepada karyawan; Kemampuan pimpinan dalam

memperlakukan dan menghargai para karyawan dengan baik secara nyata akan

meningkatkan kualitas kehidupan kerja karyawan.

Menurut Kreiner seperti dikutip oleh Geek (2006) dalam

http://community.siutao.com/showthread.php/1684-leadership-teori-kepemimpinan.

menyatakan bahwa leadership atau kepemimpinan adalah proses mempengaruhi

orang lain yang mana seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sukarela

berpartisipasi guna mencapai tujuan organisasi. Kemampuan pimpinan dengan

menggunakan empat indikator Gaya kepemimpinan menurut penelitian, berpengaruh

positif terhadap kinerja karyawan pada PT. Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta.

Kedisiplinan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kinerja Karyawan dengan nilai koefisien sebesar 0.219 dengan tingkat signifikansi

0.018 (p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kedisiplinan

Kerja, maka semakin tinggi pula tingkat Kinerja Karyawan. Kondisi ini menyatakan

bahwa disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan terutama

untuk memotivasi karyawan agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan

Page 95: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

79

pekerjaan baik secara perorangan maupun kelompok. Disamping itu disiplin

bermanfaat mendidik karyawan untuk mematuhi dan menyenangi peraturan,

prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang

baik, dikutip dari (Akhmad Sudrajat 2008) dalam http://akhmadsudrajat. wordpress.

com/2008/11/05/konsep-disiplin-kerja/.

Didalam perusahaan atau organisasi, sangatlah penting arti disiplin

tersebut. Karena dengan disiplin, tugas atau tanggung jawab dari karyawan dapat

terselesaikan tepat pada waktunya. Pada pelaksanaannya terkadang tindakan

indisipliner kerap terjadi, disinilah karyawan diberikan sangsi sesuai dengan

prosedur, dan diharapkan dengan sangsi yang diberikan agar karyawan dapat belajar

dari kesalahan, dan tidak akan mengulangi lagi. Menurut Simamora (1997) seperti

dikutip oleh Mangkuprawir (2007) dalam http://ronawajah.wordpress.com/2009/06/

13/kedisiplinankaryawan/. menyatakan bahwa, Disiplin juga diartikan sebagai

prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan

atau prosedur. Jadi tingkat kedisiplinan kerja pada karyawan PT. Pos Indonesia,

Kantor Pos Yogyakarta dalam penelitian ini termasuk tinggi dan berpengaruh positif

terhadap kinerja karyawan.

Fungsi Mentoring berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja

Karyawan dengan nilai koefisien sebesar 0.246 dengan tingkat signifikansi 0.005

(p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik penerapan Fungsi Mentoring,

maka semakin baik pula tingkat Kinerja Karyawan. Mentoring merupakan salah satu

sarana yang di dalamnya terdapat proses belajar. Orientasi dari mentoring itu adalah

Page 96: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

80

pembentukan karakter dan kepribadian seseorang sebagai mentee (peserta

mentoring). Dimana mentor adalah pembinaan dari orang-orang yang dianggap sudah

ahli atau lebih senior, yang bertujuan untuk memindahkan atau mentransfer nilai-nilai

hidup, konsep pikir dan keahlian, untuk memunculkan para ‘successor’ atau penerus

kesuksesan. Hal ini yang harus di pertahankan didalam sebuah organisasi atau

perusahaan, dengan adanya mentor yang baik akan menciptakan sumber daya

manusia yang baik juga, dimana penilaian kinerja karyawan yang baik, justru

memiliki sumber daya manausia yang baik juga. Seorang mentor memiliki peranan

penting bagi mentee, apabila salah dalam memilih seorang mentor, maka dampaknya

akan berpengaruh terhadap mentee. Maka dari itu seorang mentor harus Bisa

dipercaya, memiliki respect, memiliki knowledge yang lebih baik, memiliki skill atau

keahlian yang lebih baik, memiliki semangat tinggi, memiliki sikap mental positif,

memiliki sikap empathy, memiliki kepedulian, dan tegas dalam mengambil

keputusan. Hal tersebut dibutuhkan agar mentee bias mempercayai, meneladani dan

menerapkannya dalam sebuah organisasi atau perusahaan.

Secara individu, kegiatan mentoring tidak hanya fokus pada

bagaimana memberi nasehat, tapi juga pada kemauan untuk mendengarkan nasehat.

Saling nasehat menasehati ini diterapkan dalam kegiatan mentoring sehingga tercipta

suasana saling belajar yang akan memberikan perubahan ke titik yang lebih baik. Dari

tidak tahu menjadi tahu bahkan masing-masing menjadi ahli dan lebih

berpengalaman. Perasaan yang mengerti dengan tujuan dan adanya kemampuan yang

bersifat penuh arti antara mentor dan mentee adalah kunci kepada sukses organisasi

Page 97: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

81

dan pribadi. Mentoring bisa merupakan suatu alat efektif tentang adanya kebangkitan

yang penuh arti, yang akan menghasilkan motivasi tinggi dan tujuan organisasi.

Ada dua tipe kegiatan mentoring yakni yang bersifat alami dan yang

direncanakan. Yang bersifat alami seperti melalui persahabatan, pengajaran, pelatihan

dan konseling. Sedangkan yang direncanakan yakni melalui program-program

terstruktur dimana mentor dan mentee itu memilah dan memadukannya melalui

proses-proses yang formal. Kegiatan mentoring melibatkan seorang yang lebih

bijaksana, lebih berpengalaman dalam menyampaikan pengetahuan mereka kepada

seseorang yang kurang berpengalaman. Seorang mentor mengenal betul peran apa

yang akan dimainkannya. Bukan seperti seorang Pelatih tetapi menjadi model atau

panutan dalam kegiatan mentoring sekaligus menyampaikan nasehat ahlinya kepada

mentee itu. Hal ini merupakan suatu hubungan yang diberikan secara gratis dan di

dalamnya terdapat dorongan, bimbingan, dukungan dan nasihat secara netral untuk

membantu mentor dan mentee dalam pengembangan organisasi dan pengembangan

pribadi.

Adapun fungsi mentoring yaitu dalam program yang spesifik, dimana

seorang mentor bekerja sama dengan baik kepada mentee dalam menciptakan

rencana-rencana bagi pengembangan pribadi, profesionalisme, secara berkala. Dalam

bisnis yang spesifik, dimana seorang mentor mampu mendorong, membimbing,

membantu mengevaluasi perencanaan untuk pertumbuhan dan perkembangan

organisasi. Untuk nasehat umum, dimana seorang mentor memberikan dukungan,

nasehat, mentransfer pengalaman dan pengetahuan terhadap mentee di dalam

meningkatkan kinerjanya. Untuk dukungan emosional, seorang mentor bersikap

Page 98: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

82

proaktif, mendukung, memainkan peran seperti (teman,guru, orang tua) terhadap

mentee.

Fungsi mentoring disini dinyatakan lebih dominan dibandingkan Total

Quality Management (seperti pada hipotesis no 3 yang dinyatakan tidak terbukti)

pada PT. Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta, dikarenakan fungsi mentoring disini

berperan lebih dominan pada saat perusahaan bangkit dari keterpurukan. Dimana

fungsi mentoring yang diukur melalui ; program yang spesifik, bisnis yang spesifik,

nasehat umum, dan dukungan emosional lebih memberikan semangat dan perbaikan

dari individu atau karyawan itu sendiri, sehingga dapat meningkatkan kinerja. Total

Quality Management juga melakukan perubahan secara terus menerus, baik dari

produk maupun manusianya, untuk membantu meningkatkan hal tersebut khususnya

pembenahan pada manusianya maka dibutuhkan seorang mentor.

Fungsi-fungsi mentoring tersebut sangatlah baik untuk menstimulasi

karyawan, mengingat tanggung jawab sebuah organisasi atau perusahaan dalam hal

ini adalah PT. Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta, yang memiliki tugas dan

tanggung jawab yang besar, dimana tanggung jawab itu adalah bersaing secara sehat

dengan perusahaan-perusahaan pesaing untuk mempertahankan eksistensi dan tujuan

PT. Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta, yaitu menjadi perusahaan jasa pelayanan

penitipan atau jasa kurir yang lebih baik kedepannya, dimana tingginya Fungsi

Mentoring di perusahaan ini berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan.

Page 99: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

83

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data mengenai pengaruh Total Quality Management,

Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan Kerja, dan Fungsi Mentoring, terhadap Kinerja

Karyawan pada PT. Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta, dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Variabel Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan

Kerja, dan Fungsi Mentoring berpengaruh positif dan signifikan secara

bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan.

2. Variabel Total Quality Management, Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan

Kerja, dan Fungsi Mentoring berpengaruh positif dan signifikan secara parsial

terhadap Kinerja Karyawan.

3. Variabel Fungsi Mentoring berpengaruh dominan terhadap Kinerja Karyawan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis data mengenai pengaruh Total Quality Management,

Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan Kerja, dan Fungsi Mentoring, terhadap Kinerja

Karyawan pada PT. Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta, maka dapat disarankan sebagai

berikut:

1. Variabel Total Quality Management berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Kinerja Karyawan. berdasarkan hal tersebut maka penting bagi PT.

Page 100: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

84

Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta sebagai perusahaan yang bergerak

dibidang jasa pelayanan, maka perlu diperhatikan bahwa Total Quality

Management sangat penting untuk dilaksanakan, mengingat di dalam Total

Quality Management selalu melakukan perbaikan secara terus menerus untuk

memberikan kepuasan kepada pelanggan, diamana kualitas tidak hanya

berkaitan dengan kualitas produk, namun mencakup semua aspek organisasi

tidak hanya mutu produk tetapi juga mutu proses, mutu pelayanan, maupun

mutu hasil kegiatan lain yang ada didalam organisasi. PT. Pos Indonesia,

Kantor Pos Yogyakarta harus meningkatkan pelayanan di bidang front office,

dalam artian karyawan front office tentu harus mengedepankan penampilan,

sikap dan product knowledge-nya untuk mendukung kenyamanan para

konsumen, dan selalu meningkatkan ketepatan waktu dalam pengiriman

barang sesuai dengan prosedur yang berlaku, sehingga konsumen akan

percaya kepada perusahaan jasa tersebut.

2. Variabel Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kinerja Karyawan. berdasarkan hal tersebut maka penting bagi PT. Pos

Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta khususnya para pemimpin agar selalu

menerapkan dan memiliki kemampuan untuk bersahabat, mempunyai

perhatian terhadap bawahan, selalu meminta dan mempergunakan saran-saran

atau ikut melibatkan bawahan dalam mengambil keputusan walaupun

keputusan tetap berada pada tangan pemimpin, dan pemimpin selalu

memberikan keyakinan kepada bawahannya untuk selalu merasa mampu

didalam melaksanakan tugasnya. Sehingga bawahan mengerti akan tugas dan

Page 101: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

85

tanggung jawabnya tanpa harus di komando terlebih dahulu. Pemimpin juga

bisa mengadakan gathering untuk para karyawannya dimana dalam gathering

juga melibatkan anggota keluarga, sehingga dengan pertemuan yang mengikut

sertakan keluarga, maka dapat terjalin rasa kekeluargaan antara atasan dengan

bawahan.

3. Variabel Kedisiplinan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kinerja Karyawan. berdasarkan hal tersebut maka penting bagi PT. Pos

Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta untuk selalu menerapkan tindakan disiplin,

karena dengan disiplin sangat bermanfaat untuk mendidik karyawan dalam

mematuhi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga akan

menghasilkan kinerja karyawan yang baik. Untuk meningkatkan disiplin

karyawan, maka atasan harus mempunyai disiplin yang tinggi, karena akan

menjadi contoh bagi bawahannya. Kemudian pentingnya pemberian reward

atau penghargaan kepada karyawan yang memiliki disiplin tinggi, dimana

penghargaan tersebut dapat dilihat oleh para pelanggan dengan cara

memasang di bagian front office dengan mencantumkan foto dan nama dari

karyawan tersebut. Sehingga, selain memberi motivasi bagi karyawan lain,

dapat juga memberi nilai positif bagi para pelanggan yang melihat

penghargaan tersebut, sehingga para pelanggan bisa menilai kinerja dari

karyawan PT. Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta.

4. Variabel Fungsi Mentoring berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kinerja Karyawan, dan sebagai variabel yg dominan, maka berdasarkan hal

tersebut penting bagi PT. Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta, untuk selalu

Page 102: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

86

melakukan kegiatan yang terprogram didalam pengembangan dan pencapaian

suatu organisasi dengan cara memilih mentor yang tepat seperti; Bisa

dipercaya, memiliki respect, memiliki knowledge yang lebih baik, memiliki

skill atau keahlian yang lebih baik, memiliki semangat tinggi, memiliki sikap

mental positif, memiliki sikap empathy, memiliki kepedulian, dan tegas dalam

mengambil keputusan. Maka dari itu pemilihan mentor yang tepat pada PT.

Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta, akan berdampak positif terhadap

mentee. Mentee disini adalah karyawan dari PT. Pos Indonesia, Kantor Pos

Yogyakarta.

Page 103: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr Karyawan PT. Pos Indonesia, Kantor Pos

Yogyakarta Di Yogyakarta

Dengan Hormat,

Bersama surat ini saya mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Nama : Kadek Teja Candrama

No. Mahasiswa : 141090304

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi

Universitas : UPN “Veteran” Yogyakarta

Bermaksud mengadakan penelitian sebagai syarat tugas akhir dengan judul: “Pengaruh

Total Quality Management (TQM), Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan Kerja dan, Fungsi

Mentoring Terhadap Kinerja Karyawan PT. Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta”.

Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon Bapak/Ibu/Sdr berkenan untuk mengisi

daftar pertanyaan sebagai sumber informasi yang akan saya gunakan dalam penelitian.

Data yang saya peroleh semata-mata hanya untuk keperluan penulisan tugas akhir.

Atas perhatian Bapak/Ibu/Sdr, saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

Page 104: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

Kuesioner

A. Karakteristik Responden Petunjuk Pengisian:

Berilah tanda silang [X] pada jawaban yang sesuai:

Berilah tanda silang (X) atau ceklist (√) pada salah satu kotak yang tersedia di bawah ini sesuai dengan keadaan Bapak / Ibu

1. Jenis Kelamin : □ Laki-laki □ Perempuan

2. Usia : □ < 20 th □ 20 – 34 th □ 35 – 49 th □ > 49 th

3. Pendidikan Terakhir : □ SLTA □ Diploma □ Sarjana

4. Lama Bekerja : □ 2 – 5 th □ 6 – 10 th □ > 10 th

B. Daftar Pertanyaan Petunjuk Pengisian:

Berilah tanda silang (X) pada angka yang paling sesuai dengan penilian anda terhadap pernyataan-pernyataan berikut ini, dengan pedoman:

Skor Keterangan Notasi

1 = Sangat Tidak Setuju STS

2 = Tidak Setuju TS

3 = Cukup Setuju CS

4 = Setuju S

5 = Sangat Setuju SS

Page 105: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

No Pernyataan Pilihan Jawaban

A Total Quality Managemet

a.1 Hubungan dengan pemasok STS TS CS S SS

1 Hubungan jangka panjang dengan pemasok sangat dibutuhkan

2 Perusahaan meminta penilaian kualitas dari pemasok

3 Pemasok ikut serta dalam pengembangan produk

4 Kualitas merupakan kriteria utama dalam pemilihan pemasok

a.2 Keterlibatan Pelanggan STS TS CS S SS

1 Perusahaan peduli terhadap kebutuhan pelanggan

2 Aktivitas perusahaan meningkatkan kepuasan pelanggan

3 Kepuasan pelanggan adalah alat ukur dari kualitas perusahaan

4 Perusahaan memerlukan input dari pelanggan mengenai pekerjaan yang dilakukan untuk memuaskan pelanggan

a.3 Pelatihan STS TS CS S SS

1 Perusahaan memberikan pelatihan kepada karyawan sesuai bidang pekerjaan secara periodik.

2 Perusahaan memberikan pelatihan manajemen kepada karyawan untuk mampu dalam membuat keputusan.

a.4 Komitmen Manajemen Puncak STS TS CS S SS

1 Manajemen puncak mendukung pemikiran stratejik jangka panjang perusahaan.

Page 106: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

2 Manajemen puncak menghasilkan kesepakatan tentang masa depan perusahaan

3 Perusahaan mendukung partisipasi dari seluruh stakeholder.

4 Manajemen puncak bertanggung jawab terhadap kualitas perusahaan

No Pernyataan Pilihan Jawaban

B Gaya Kepemimpinan

b.1 Kepemimpinan Direktif STS TS CS S SS

1 Manajer saudara menetapkan keputusan (perintah kerja) sendiri dan tidak mengikut sertakan bawahan.

2 Manajer saudara menetapkan tanggung jawab bagi setiap pelaksanaan tugas.

3 Manajer saudara memberikan pengawasan yang sangat ketat terhada pelaksanaan tugas.

4 Manajer saudara memberikan instruksi secara ketat tentang cara kerja kepada bawahan

5 Manajer saudara menggunakan imbalan dan hukuman untuk mengontrol prilaku karyawan.

b.2 Kepemimpinan Partisipatif STS TS CS S SS

1 Manajer saudara mengikut sertakan karyawan dalam merumuskan pelaksanaan tujuan kerja.

2 Manajer saudara selalu mengajak karyawannya untuk menyelesaikan dan mencari jalan terbaik dalam mengatasi perbedaan/kesulitan.

3 Manajer saudara selalu menggunaka peran serta karyawan sebagai alat komunikasi.

4 Manajer saudara lebih meperhatikan kerjasama kelompok dari pada individu.

Page 107: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

5 Manajer saudara bersedia menanggung keberhasilan dan kegagalan dengan bawahannya.

No Pernyataan Pilihan Jawaban

b.3 Kepemimpinan Suportif STS TS CS S SS

1 Manajer saudara memberi perhatian dengan menunjukkan hal-hal yang menarik minat karyawan.

2 Manajer saudara bersahabat dan mudah ditemui apabila karyawan mendapat kesulitan dalam pekerjaannya

3 Manajer saudara selalu berusaha membuat keselarasan dan kekompakan kerja dengan karyawan.

4 Manajer saudara menggunakan imbalan sebagai alat pendorong semangat kerja karyawan.

b.4 Kepemimpinan Orientasi-prestasi STS TS CS S SS

1 Manajer saudara memberikan kepercayaan penuh untuk melaksanakan tugas dengan baik.

2 Manajer saudara menetapkan target prestasipada karyawan dalam bekerja.

3 Manajer saudara memberikan suatu pekerjaan yang menarik dan menantang pada karyawan.

4 Manajer saudara memberikan fasilitas pada karyawan untuk kelancaran tugasnya.

5 Manajer saudara memberikan kesempatan yang luas kepada karyawan untuk lebih berprestasi.

Page 108: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

No Pernyataan Pilihan Jawaban

C Kedisiplinan Kerja STS TS CS S SS

1 Saya mampu melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab.

2 Manajer selalu bersikap adil kepada semua karyawan.

3

Manajer selalu mengawasi dan memberikan petunjuk saat melaksanakan pekerjaan.

4 Manajer saya patut dijadikan teladan dan panutan

5 Manajer saya mampu memberikan contoh yang baik pada bawahannya

6 Saya menerima balas jasa yang sesuai dengan pekerjaan saya

7 Manajer selalu memberikan sangsi hukuman kepada yang melanggar peraturan-peraturan perusahaan

8 Manajer bertindak tegas dalam memberikan sangsi hukuman tanpa pandang bulu

9 Manajer mampu membangun hubungan yang harmonis dengan bawahan

10 Manajer dan bawahan mampu menciptakan suasana kerja yang nyaman

No Pernyataan Pilihan Jawaban

D Fungsi mentoring STS TS CS S SS

1 Saya setuju dengan sikap mentor dan nilai-nilai mengenai karier saya.

2 Saya selalu menghargai dan menghormati mentor.

Page 109: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

3 Mentor saya mampu mendengarkan keluhan dan dapat memberikan masukan dengan baik.

4 Mentor saya memiliki skill atau keahlian yang lebih baik

5 Mentor saya selalu memberikan saya semangat

6 Mentor saya memiliki sikap mental yang positif

7 Mentor saya mampu memberikan solusi,dan tegas dalam mengambil keputusan

8 Mentor saya mampu memberikan dukungan dan nasehat

9 Mentor saya mampu memainkan peran sebagai teman, guru, orangtua atau fasilitator

No Pernyataan Pilihan Jawaban

E Kinerja Karyawan STS TS CS S SS

1 Kualitas yang dihasilkan karyawan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

2 Kualitas kerja yang dihasilkan karyawan memiliki hasil yang konsisten

3 Karyawan memiliki kemampuan dan kapabilitas dalam melaksanakan pekerjaannya

4 Karyawan mengerti dengan tugas-tugas yang diberikan dari pihak manajemen

5 Karyawan mampu melakukan tugas-tugas yang diberikan dari pihak manajemen

6 Karyawan mampu melakukan ketepatan kerja

7 Karyawan mampu mendapatkan kesesuaian dengan bobot kerja yang diberikan

8 Karyawan mampu melakukan pekerjaan tanpa ada kesalahan

Page 110: PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN ...repository.upnyk.ac.id/529/1/TEJA_CANDRAMA_141090304.pdf · PENGARUH Total Quality Management (TQM), GAYA KEPEMIMPINAN,

9 Karyawan selalu menerima masukan dan saran dari rekan kerja atas pekerjaan yang ditugaskan

10 karyawan selalu bekerja dengan perasaan senang