pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas …

16
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA) Vol. 6, No. 2, Mei 2021; Halaman 162-177 ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1 162 E-ISSN 2581-1002 PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN JASA KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Sulistiani 1 , Rita Meutia *2 1,2 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala e-mail: [email protected] 1 , [email protected] *2 * Corresponding Author Abstract This study aims to determine the effect of company size, profitability, liquidity, and leverage on bond ratings at financial service companies on the Indonesian Stock Exchange (BEI). The samples in this study consisted of 20 companies obtained by the purposive sampling method. The type of data used secondary data from financial statement report during the period 2014-2018 download from www.idx.co.id. The data analysis method in this study was logistic regression analysis through of SPSS. The results of study stated that company size has a significant positive effect on bond ratings, profitability has a negative and insignificant effect on bond ratings, liquidity and leverage have negative significant effect on bond ratings. Keywords: Firm Size, Profitability, Liquidity, Leverage and Bond Ratings 1. Pendahuluan Bursa Efek Indonesia (BEI) atau yang dikenal sebagai pasar modal dimana tempat untuk memperjual belikan sekuritas baik dalam bentuk saham maupun obligasi, baik yang akan diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Menurut (Restuti, 2007) saham adalah bukti penyerahan atas modal dari suatu pihak didalam suatu perusahaan. Dengan menyerahkan modal tersebut, dengan demikian pihak tersebut mempunyai hak atas pendapatan perusahaan, hak atas aset perusahaan dan dapat berhak hadir didalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Sementara itu, obligasi merupakan sumber pendanaan suatu perusahaan ataupun pemerintah yang berupa surat- surat yang berisi perjanjian antara penerbit obligasi dengan investor yang diterbitkan dengan nilai nominal tertentu dan waktu jatuh tempo tertentu. Berinvestasi dalam bentuk saham maupun obligasi sama sama memiliki keuntungan bagi investor dengan berinvestasi pada saham investor akan memperoleh dividen sementara jika investor berinvestasi pada obligasi investor akan mendapatkan keuntungan berupa kupon, sedangkan bagi perusahaan menerbitkan saham maupun menerbitkan obligasi juga memiliki keuntungan yaitu perusahaan akan memperoleh sejumlah uang atau modal untuk menambah membiayai kegiatan kegiatan investasi perusahaan. Meskipun saham dan obligasi sama sama memiliki keuntungan dalam memperoleh modal bagi perusahaan tetapi perusahaan di Indonesia cenderung menerbitkan obligasi sebagai salah satu alternatif perusahaan dalam menghimpun dana untuk kegiatan investasi dibandingkan menerbitkan saham. Hal tersebut dibuktikan dari kutipan website www.okezone.com PT Bursa Efek Indonesi (BEI) tahun 2016 menargetkan 35 emiten untuk melakukan pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) dipasar Indonesia. Namun, hingga tahun 2018 saham yang tercatat di BEI hanya 5 perusahaan. Sementara dikutip dari website www.bisnis.com sampai akhir tahun 2018 ada 27 korporasi yang menerbitkan obligasi dengan total mencapai Rp.13,44 triliun. Mayoritas berasal dari sektor finansial dengan totoal 5,44 triliun selebihnya obligasi dari sektor perkebunan dengan nilai Rp.2,35 triliun, sektor properti senilai Rp.2,25 triliun, sektor konstruksi senilai Rp.1,8 triliun dan sektor rill senilai Rp.1,6 triliun.

Upload: others

Post on 09-Apr-2022

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA)

Vol. 6, No. 2, Mei 2021; Halaman 162-177

ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1

162

E-ISSN 2581-1002

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN

LEVERAGE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN JASA

KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

Sulistiani1, Rita Meutia

*2

1,2 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

e-mail: [email protected], [email protected]

*2

* Corresponding Author

Abstract

This study aims to determine the effect of company size, profitability, liquidity, and leverage on bond ratings at

financial service companies on the Indonesian Stock Exchange (BEI). The samples in this study consisted of 20

companies obtained by the purposive sampling method. The type of data used secondary data from financial

statement report during the period 2014-2018 download from www.idx.co.id. The data analysis method in this study

was logistic regression analysis through of SPSS. The results of study stated that company size has a significant

positive effect on bond ratings, profitability has a negative and insignificant effect on bond ratings, liquidity and

leverage have negative significant effect on bond ratings.

Keywords: Firm Size, Profitability, Liquidity, Leverage and Bond Ratings

1. Pendahuluan

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau yang dikenal

sebagai pasar modal dimana tempat untuk memperjual

belikan sekuritas baik dalam bentuk saham maupun

obligasi, baik yang akan diterbitkan oleh

pemerintah maupun perusahaan swasta.

Menurut (Restuti, 2007) saham adalah bukti

penyerahan atas modal dari suatu pihak didalam

suatu perusahaan. Dengan menyerahkan modal

tersebut, dengan demikian pihak tersebut mempunyai

hak atas pendapatan perusahaan, hak atas aset

perusahaan dan dapat berhak hadir didalam rapat

umum pemegang saham (RUPS). Sementara itu,

obligasi merupakan sumber pendanaan suatu

perusahaan ataupun pemerintah yang berupa surat-

surat yang berisi perjanjian antara penerbit obligasi

dengan investor yang diterbitkan dengan nilai nominal

tertentu dan waktu jatuh tempo tertentu.

Berinvestasi dalam bentuk saham maupun

obligasi sama sama memiliki keuntungan bagi investor

dengan berinvestasi pada saham investor akan

memperoleh dividen sementara jika investor

berinvestasi pada obligasi investor akan mendapatkan

keuntungan berupa kupon, sedangkan bagi perusahaan

menerbitkan saham maupun menerbitkan obligasi juga

memiliki keuntungan yaitu perusahaan akan

memperoleh sejumlah uang atau modal untuk

menambah membiayai kegiatan kegiatan investasi

perusahaan.

Meskipun saham dan obligasi sama sama

memiliki keuntungan dalam memperoleh modal

bagi perusahaan tetapi perusahaan di Indonesia

cenderung menerbitkan obligasi sebagai salah satu

alternatif perusahaan dalam menghimpun dana untuk

kegiatan investasi dibandingkan menerbitkan saham.

Hal tersebut dibuktikan dari kutipan website

www.okezone.com PT Bursa Efek Indonesi (BEI)

tahun 2016 menargetkan 35 emiten untuk melakukan

pencatatan saham perdana atau Initial Public

Offering (IPO) dipasar Indonesia. Namun, hingga

tahun 2018 saham yang tercatat di BEI hanya 5

perusahaan. Sementara dikutip dari website

www.bisnis.com sampai akhir tahun 2018 ada 27

korporasi yang menerbitkan obligasi dengan total

mencapai Rp.13,44 triliun. Mayoritas berasal dari

sektor finansial dengan totoal 5,44 triliun selebihnya

obligasi dari sektor perkebunan dengan nilai Rp.2,35

triliun, sektor properti senilai Rp.2,25 triliun, sektor

konstruksi senilai Rp.1,8 triliun dan sektor rill senilai

Rp.1,6 triliun.

Page 2: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS …

IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 6, No. 2, Mei 2021

163

Penerbitan surat utang obligasi oleh

korporasi pada tahun 2018 meningkat dengan

didominasi oleh sektor keuangan, peningkatan

penerbitan obligasi tidak lepas dari faktor jumlah

obligasi korporasi yang akan jatuh tempoh Agustus-

Desember 2018 sebesar Rp. 26,3 triliun dengan

Rp.20,7 triliun diantarnya datang dari sektor

keuangan. Selain itu, sisa plafon penerbitan obligasi

dengan skema penawaran umun berkelanjutan di

sektor keuangan juga masih cukup besar sehingga

meningkatkan potensi suplai obligasi dari industri

keuangan (www.kompas.com).

Menanggapi kecilnya minat perusahaan untuk

menerbitkan saham, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

menilai bahwa hal ini tidak terlepas dari rendahnya

suku bunga obligasi, akibatnya perusahaan lebih

memilih untuk menerbitkan obligasi sebagai upaya

untuk mendapatkan tambahan modal. Sedangkan

menurut veronica dalam penelitiannya menyebutkan

perusahaan memilih menerbitkan obligasi dibanding

saham dikarenakan proses penerbitan dan

penjualan obligasi terbilang mudah dibandingkan

dengan saham, dengan begitu perusahaan akan lebih

cepat dalam memperoleh dana untuk sumber

pendanaan kegiatan investasinya.

Investasi obligasi merupakan bentuk investasi

yang diminati oleh investor terbukti bahwa di

Indonesia perkembangan investasi baik obligasi

maupun saham di pasar modal beberapa tahun

belakangan ini semakin banyak menarik minat

investor. Hal ini ditunjukkan pada akhir bulan

Januari 2019, jumlah investor di Indonesia telah

mencapai 1.676.606 investor. Jumlah ini meningkat

3,53% jika dibandingkan pada akhir tahun 2018 yang

mencapai 1,61 juta investor, atau selama bulan Januari

jumlah investor bertambah sebanyak 57.234 orang

(Laoli, 2019). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai

perkembangan industri pasar modal, khususnya pasar

surat utang atau obligasi di Indonesia, makin

meningkat dan kondusif. Jika dilihat dari sisi nilai

kapitalisasi pasar modal Indonesia tumbuh

signifikan dari posisi Rp 2,73 miliar pada tahun

1977 menjadi Rp

6.870,7 triliun per 8 Agustus tahun 2018 dan

hingga akhir tahun 2018 senilai Rp. 13,44 triliun

(Melani, 2018).

Menurut Feeber (2000) menyatakan

bahwa investor lebih cenderung berinvestasi

pada obligasi dibandingkan saham yaitu dikarenakan

volatilitas saham lebih tinggi dibandingkan obligasi,

sehingga mengurangi daya tarik para investor terhadap

saham sementara obligasi menawarkan tingkat

pengembalian dengan pendapatan tetap sehingga

obligasi memberikan jaminan dibandingakan saham.

Meskipun obligasi dianggap sebagai investasi

yang aman, akan tetapi obligasi juga mempunyai

risiko. Salah satu risiko tersebut yaitu default risk atau

ketidak sanggupan suatu perusahaan dalam membayar

obligasi kepada investor. Untuk menghindari risiko

gagal bayar, maka investor perlu memperhatikan

beberapa hal salah satunya mengenai informasi tentang

obligasi yang akan diterbitkan oleh emiten yaitu

dengan melihat peringakat obligasi. Menurut (Almilia

dan Devi, 2007) dan (Magreta dan Nurmayanti , 2009)

menyatakan bahwa kualitas suatu obligasi dapat

dimonitor dari informasi peringkatnya.

Menurut (Hartono, 2015) peringkat

obligasi merupakan “simbol-simbol karakter yang

diberikan oleh agen pemeringkat untuk menunjukkan

risiko dari obligasi yang diterbitkan”. Sedangkan

menurut (Partiningsih dan Asyik, 2016) menjelaskan

bahwa “peringkat obligasi merupakan skala yang

menunjukkan keamanan dari suatu obligasi yang

diterbitkan oleh perusahaan dalam membayar bunga

dan pokok kewajiban secara tepat waktu”.

Berdasarkan peraturan Bapepam LK

nomor IX.C.11 tentang pemeringkatan atas efek

bersifat utang diatur bahwa emiten sebelum

menerbitkan obligasi wajib diperingkat terdahulu

oleh suatu lembaga atau agen pemeringkat efek

(rating agency). Di Indonesia terdapat 6 lembaga

pemeringkat efek yang diakui oleh Bank Indonesia

dan Otoritas jasa keuangan, yaitu Fitch Rating, PT

Fitch Rating Indonesia, Moody’s Investor Service,

Standard & Poor’s, PT ICRA Indonesia dan PT

Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo).

Menurut peraturan OJK Nomor

51/POJK.04/2015 tentang perilaku perusahaan

pemeringkat efek mengatur bahwa perusahaan

pemeringkat efek yang mendapat izin usaha dari

otoritas jasa keuangan wajib melakukan kegiatan

pemeringkat melalui analisis yang mendalam (in-

depth analysis), secara independen, bebas dari

pengaruh pihak yang memanfaatkan jasa

Page 3: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS …

IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 6, No. 2, Mei 2021

164

perusahaan pemeringkat efek, obyektif, dan dapat

dipertanggungjawabkan dalam pemberian peringkat.

Pemeringkat efek dilarang baik secara implisit

maupun eksplisit memberikan kepastian atau

jaminan hasil peringkat tertentu sebelum selesainya

proses pemeringkatan. Meskipun demikian, ada saja

perusahaan pemeringkat efek yang tidak mematuhi

aturan-aturan tersebut. Salah satu contohnya yakni

dugaan rating shopping yang dilakukan oleh PT ICRA

Indonesia.

PT ICRA Indonesia diduga melakukan rating

shopping, yakni jual beli rating antara perusahaan

dengan lembaga rating bisa atas permintaan

perusahaan atau lembaga ratingnya. Hal ini terjadi

karena ada indikasi kuat terjadinya praktek jual beli

peringkat efek karena bertujuan agar perusahaan

mendapatkan rating tinggi sebelum menerbitkan

obligasi. Menurut Ronald, salah satu indikasi bahwa

telah terjadi jual beli peringkat efek muncul dari

testimoni beberapa perwakilan korporasi. Korporasi

itu mengaku mendapat jaminan peringkat yang baik

dari salah satu lembaga pemeringkat. Sehingga dari

kasus yang dilakukan oleh PT ICRA Indonesia,

otoritas jasa keuangan mencabut surat izin usaha

sebagai perusahaan pemeringkat efek.

Penelitian ini menggunakan peringkat obligasi

yang diberikan oleh PT pemeringkat efek indonesia

(PT Pefindo). Hal ini dikarena banyaknya

perusahaan yang menerbitkan obligasi di BEI

menggunakan jasa PT Pefindo untuk memeringkati

obligasi yang akan diterbitkan. Pemilihan ini

diharapkan dapat memberikan informasi yang relavan

karena sebagaian besar perusahaan telah

mempercayakan obligasinya diberikan rating oleh PT

Pefindo serta perusahaan pemeringkat ini aktif dalam

menginformasikan peringkat obligasi terbaru kepada

publik.

Berdasarkan pada surat edaran Otoritas Jasa

Keuangan nomor 37/SEOJK.03/2016 tentang

Lembaga pemeringkat dan penggunaan peringkat

investasi, penilaian peringkat obligasi dibagi menjadi

dua kategori, yaitu kategori investment grade

(AAA,AA,A,BBB) dan kategori non investment

grade (BB,B,CCC,D). Investment grade yaitu

kategori dimanaperusahaan dianggap memiliki

sumber pendanaan yang cukup dalam melunasi

kewajibannya dengan begitu obligasi layak untuk

investasi. Sedangkan non investment grade yaitu

suatu kategori dimana perusahaan sedikit memiliki

sumber dana dalam melunasi kewajiban

perusahaannya sehingga obligasi tersebut tidak layak

investasi.

PT Pefindo memberikan peringkat AAA atas

dasar penilaian bahwa perusahaan memiliki posisi

pasar yang kuat, proteksi arus kas dan eleksibilitas

kemampuan yang kuat, serta perusahaan memiliki

struktur modal yang konservatif dan adanya hipotek

yang nilainya tinggi disbandingkan utangnya. Untuk

peringkat BBB diberikan atas dasar penilaian bahwa

perusahaan memiliki beban keuangan dan arus kas

perusahaan belum optimal, serta melemahnya struktur

modal. Peringkat CCC diberikan atas dasar

penilaian bahwa perusahaan memiliki kondisi

keuangan yang lemah, posisi bisnis lemah, serta

melemahnya struktur modal, dan kualitas manajemen.

Serta peringkat D diberikan atas dasar penilaian

bahwa perusahaan memiliki kondisi keuangan yang

sangat lemah, dan tidak sanggup melunasi utang

obligasi, dan memenuhi kegiatan operasional

perusahaan

Menurut pernyataan (Brigham dan

Houston, 2010), bahwa tinggi dan rendahnya

peringkat obligasi dapat dipengaruhi oleh faktor

keuangan seperti ukuran perusahaan, rasio

profitabilitas, rasio likuiditas, dan rasio

leverage.Namun ada kesenjangan antara pernyataan (

Brigham dan Houston, 2010) dengan data laporan

keuangan dan peringkat obligasi pada perusahaan jasa

subsektor keuangan. Berikut ini dapat dilihat data

laporan keuangan sebagai berikut:

Tabel 1.

Laporon Keuangan dan Peringkat Obligasi Perusahaan Jasa Keuangan

Nama Perusahaan Tahun Peringkat Obligasi Aset

PT Bank Capital Tbk

2014 BBB+ 9.252.649.000.000

2015 BBB+ 12.159.197.000.000

2016 BBB+ 14.207.414.000.000

2017 BBB+ 16.349.473.000.000

2018 BBB+ 18.019.614.000.000

PT Radana Baskara Tbk

PT Bukopin Tbk

2014 A- 2.555.301.469.000

2015 A- 3.084.793.302.000

2016 A- 3.603.950.352.000

2017 A- 3.850.636.684.000

2018 A- 2.260.886.445.000

2014 BBB+ 79.051.268.000.000

2015 BBB+ 81.492.112.000.000

2016 BBB+ 105.406.002.000.000

2017 BBB+ 106.442.999.000.000

2018 BBB+ 95.643.923.000.000

Sumber: www.idx.co.id dan www.pefindo.com

(data diolah:2019)

Page 4: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS …

IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 6, No. 2, Mei 2021

165

Berdasarkan tabel 1. dapat dilihat bahwa data

laporan keuangan pada PT.Bank Capital Tbk dimana

total asset pada tahun 2014 senilai

Rp.9.252.649.000.000 dengan peringkat obligasi

BBB+. Pada tahun 2015 total asset senilai

Rp.12.159.197.000.000 dengan peringkat obligasi

BBB+. Pada tahun 2016 total asset senilai

RP.14.207.414.000.000 dengan peringkat

obligasiBBB+. Pada tahun 2017 total asset senilai

Rp.16.349.473.000.000 dengan peringkat obligasi

BBB+. Pada Tahun 2018 total aseet senilai

Rp.18.019.614.000.000 dengan peringkat obligasi

BBB+.

Pada PT.Radana Baskara Tbk dimana

tahun 2014 total asset senilai Rp.2.555.301.469.000

dengan peringkat obligasi A-. Pada tahun 2015

total asset senilai Rp.3.084.793..302.000 dengan

peringkat obligasi A-. Pada tahun 2016 total asset

senilai Rp.3.603.950.352.000 dengan peringkat

obligasi A-. Pada tahun 2017 total asset senilai

Rp.3.850.636.684.000 dengan peringkat obligasi A-.

Pada tahun 2018 total asset senilai

Rp.2.260.886.445.000 dengan peringkat obligasi A-.

Pada PT.Bukopin Tbk dimana pada tahun 2014

total asset senilai Rp.79.051.268.000.000 dengan

peringkat obligasi BBB+. Pada tahun 2015 total asset

senilai R.p.81.492.112.000.000 dengan peringkat

obligasi BBB+. Pada tahun 2016 total asset senilai

Rp.105.406.002.000.000 dengan peringkat obligasi

BBB+. Pada tahun 2017 total asset senilai

Rp.106.442.999.000.000 dengan peringkat obligasi

BBB+. Pada tahun 2018 total asset senilai

Rp.95.643.923.000.000 dengan peringkat obligasi

BBB+.

Berdasarkan data laporan keuangan diatas total

asset yang dimiliki oleh PT Bank Capital Tbk dan PT

Bank Bukopin Tbk cenderung lebih tinggi

dibandingkan dengan PT Radana Baskra Tbk akan

tetapi peringkat obligasi yang diberikan oleh PT

PEFINDO cenderung lebih tinggi dibandingkan

dengan PT Bank Capital Tbk dan PT Bank

Bukopin.

Tujuan penelitian ini adalah menguji salah satu

aspek yang digunakan PEFINDO dalam penilaian

peringkat obligasi. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan variabel

ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, dan

leverage. Alasan digunakan variabel tersebut karena

sering digunakan investor dalam mengukur atau

menilai kinerja suatu perusahaan.

Berdasarkan uraian dan fenomena serta hasil

dari beberapa penelitian terdahulu dan terdapatnya

research gap yang telah dipaparkan diatas maka

dapat disimpulkan bahwa masih banyak terdapat

ketidakkonsistenan hasil dari beberapa penelitian

terdahulu.Tujuan penelitian ini adalah menguji salah

satu aspek yang digunakan PEFINDO dalam

penilaian peringkat obligasi. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunkan variabel ukuran perusahaan,

profitabilitas, likuiditas, dan leverage. Alasan

digunakan variabel tersebut karena sering digunakan

investor dalam mengukur atau menilai kinerja suatu

perusahaan. Dalam penelitian ini sampel yang

dipilih yaitu perusahaan jasa keuangan di Bursa Efek

Indonesia periode 2014 sampai 2018. Maka penulis

tertarik ingin melakukan penelitian kembali terkait

varibel-variabel tersebut dengan judul “Pengaruh

Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, dan

Leverage Terhadap Peringkat Obligasi Pada

Perusahaan Jasa Keuangan yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia”

2. Tinjauan Pustaka

Teori Sinyal (Signaling Theory)

Teori sinyal mengemukakan bahwa

sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

pengguna laporan keuangan dapat berupa

promosi atau perusahaan tersebut lebih baik

dibandingkan perusahaan lain. Informasi tersebut dapat

berupa peringkat obligasi yang dipubliskan sehingga

bisa menjadi sinyal atas kondisi keuangan perusahaan

Lembaga Pemeringkat Obligasi

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

13/31/DPNP tahun 2011, lembaga pemeringkat adalah

suatu lembaga penting yang berperan sebagai

pendukung suatu operasional dari suatu sistem

keuangan, seperti halnya membantu terciptanya

transparasi dari kegiatan pasar modal dalam

mendorong kegiatan investasi agar dapat mendukung

pertumbuhan ekonomi yang terus pesat dan

meningkat.

Page 5: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS …

IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 6, No. 2, Mei 2021

166

Lembaga pemeringkat yang sudah diakui oleh

Bank Indonesia dan otoritas jasa keuangan (OJK) yaitu

lembaga pemeringkat yang telah memenuhi kriteria

penilaian yang tertera dalam Surat Edaran yang

dikeluarkan BI dengan No.13/31/DPNP tanggal 22

Desember 2011 tentang lembaga pemeringkat yang

diakui Bank Indonesia yaitu lembaga tersebut harus

independensi, obyektivitas, pengungkapan publik

dan transparansi pemeringkat. Lembaga yang sudah

memenuhi kriteria tersebut dan dinyatakan lembaga

yang dipercaya oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa

Keungan (OJK) yang diakui di Indonesia adalah PT

Pefindo (www.wikipedia)

PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO)

PT Pefindo merupakan perusahaan pemeringkat

tertua dan terpercaya di Indonesia. PT Pefindo

didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993,

berdasarkan inisiatif OJK dan Bank Indonesia. Pada

tanggal 31 Agustus 1994 PT Pefindo mendapatkan

izin usaha dengan nomor, 39/PM-PI/1994. Tugas

utama PT Pefindo yaitu memberikan suatu peringkat

atas risiko surat utang yang diperdangangkan kepada

masyarakat.Berikut ini salah satu rating dalam

penilaian yang dilakukan oleh PT PEFINDO dalam

pemberian rating obligsi sebagai berikut:

Tabel 1. Peringkat yang Dikeluarkan oleh PT

Pefindo PT Pemeringkat Efek Indonesia

Peringkat Jangka Pendek Peringkat Jangka Menengah dan

Panjang

Investment Grade

a. IdA1+

Memiliki kategori rating tertinggi

yang diberikan oleh PEFINDO.

Kapasitas obligasi untuk memenuhi

kewajiban jangka pendeknya

terhadap keamanan hutang, relatif

terhadap obligasi Indonesia lain

yang lebih unggul.

b. IdA1

Sedikit lebih rentan terhadap

perubahan keadaan ekonomi yang

merungikan. Kapasitas obligasi

untuk memenuhi Kewajiban jangka

pendek mengenai keamanan hutang

relatif terhadap obligasi Indonesia

lain yang kuat.

c. idA2

Jaminan hutang jangka pendek

yang diberi nilai id A2

menunjukkan parameter

Investment Grade

a. idAAA

kemampuan obligasi yang sangat

kuat

untuk memenuhi kewajibannya

kemampuan obligasi yang sangat

kuat untuk memenuhi

kewajibannya.

b. idAA

Kualitas kredit sedikit dibawah

peringkat AAA dengan kemampuan

obligasi yang sangat kuat untuk

memenuhi kewajibannya.

c. idA

Kemampuan obligasi kuat Namun

cukup peka terhadap perubahaan

seperti inflasi.

d. idBBB

Kemampuan obligasi memadai

relatif untuk memenuhi

perlindungan diatas rata-rata.

d. idA3

Jaminan hutang jangka pendek

yang diberi nilai id A3

menunjukkan parameter pelindung

yang memadai

kewajibannya namun dapat

diperlemah oleh perubahan

perekonomian.

Non-investment Grade

a. idBB

Kemampuan obligasi agak relatif

lemah untuk memenuhi

kewajibannya serta sangat peka

terhadap keadaan ekonomi yang

tidak menentu

iidB

Menunjukkan kerentanan yang

signifikan terhadap bisnis, keuangan

atau ekonomi yang merugikan.

Kondisi mengenai pembayaran

bunga dan pokok secara tepat waktu

relatif terhadap sekuritas hutang

jangka pendek lainnya di Indonesia.

b. idC

Menunjukkan kapasitas untuk

bayaran yang meragukan.

c. idD

Menunjukkan default dalam

pembayaran.

idB

Parameter perlindungan yang sangat

lemah namun masih memiliki

kemampuan untuk memenuhi

kewajibannya.

c. idCCC

Efek hutang yang tidak mampu lagi

memenuhi kewajiban finansialnya.

d. idD

Efek hutang macet

Sumber: www.pafindo.com data diolah(2019)

Peringkat Obligasi

Menurut PEFINDO (2017) Peringkat

obligasi adalah sebuah kajian atas kelayakan kredit

sebuah perusahaan, atau kemampuannya untuk

memenuhi seluruh kewajiban keuangannya, kajian

tersebut merujuk pada penilaian risiko utama

perusahaan, yaitu risiko industri, risiko bisnis, dan

risiko keuangan. Menurut (Hartono, 2015)

peringkat obligasi merupakan simbol-simbol

karakter yang diberikan oleh agen pemeringkat untuk

menunjukkan risiko dari obligasi yang diterbitkan.

Sedangkan menurut PT Pefindo, peringkat obligasi di

definisikan sebagai berikut: AAA Obligasi dengan peringkat AAA yaitu obligasi dengan

peringkat tertinggi yang diberikan oleh PT PEFINDO.

Kapasitas penerbit obligasi dalam membayar kewajiban

perusahaan sangat kuat atau superior.

AA Obligasi dengan peringkat AA hanya berbeda sedikit dengan

obligasi dengan peringkat AAA. Kapisitas penerbit obligasi

dalam membayar kewajiban perusahaan sangat kuat.

A Obligasi dengan peringkat A yaitu kapasitas dalam

memenuhi kewajiban perusahaan relatif kuat, tetapi obligasi

ini mudah terpengaruh oleh perubahan kondisi ekonomi dari

pada obligasi peringkat AAA dan AA

BBB Obligasi berperingkat BBB yaitu kapasitas penerbit obligasi

yang menunjukkan tingkat aman dalam membayar

kewajiban perusahaan.

Page 6: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS …

IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 6, No. 2, Mei 2021

167

BB Obligasi dengan peringkat BB yaitu kapasitas penerbit

obligasi yang menggambarkan perlindungan yang relatif

agak lemah sehingga untuk membayar kewajiban

perusahaan cukup rawan terhadap ketidakpastian kondisi

finansial.

B Obligasi dengan peringkat B yaitu menggambarkan

parameter pelindungan yang relatif lemah sehingga cukup

sulit untuk membayar kewajiban jangka panjangnya.

CCC Obligasi dengan peringkat CCC berpotensi untuk tidak

membayar kewajibannya dan tergantung pada kondisi

finansial dan bisnis yang baik untuk dapat membayar

kewajibannya tersebut

SD Obligasi dengan peringkat SD (Selective Default) akan

diberikan pada penerbit obligasi yang telah gagal membayar

satu atau lebih obligasinya pada tanggal yang ditetapkan.

Rating SD diberikan oleh Pefindo jika penerbit obligasi telah

gagal membayar salah satu obligasinya tetapi akan tetap

membayar obligasi lainnya tepat waktu

D Obligasi dengan peringkat D yaitu Penerbit obligasi tersebut

gagal membayar kewajibannya dan otomatis diberikan pada

saat penerbit pertama kali gagal membayar kewajibannya.

Sumber: www.Pefindo.com data diolah (2019)

Ukuran Perusahaan (Size Firm)

Menurut (Kasmir, 2016) Ukuran

perusahaan merupakan skala untuk

mengkelompokkan besar dan kecil suatu

perusahaan dilihat dengan total aktiva”. Besarnya

ukuran perusahaan dapat menarik minat investor

dalam berinvestasi.

Ukuran perusahaan diukur dengan total aset

penjualan atau ekuitas. Perusahaan yang memiliki

total aset yang besar membuktikan bahwa perusahaan

tersebut sudah mencapai tahap kemampuan

menghasilkan laba yang baik dibanding

dengan perusahaan dengan total asset yang kecil.

Dalam penelitian ini ukuran perusahaan

diukur dengan logaritma natural dari total aset yang

dapat dilihat sebagai berikut:

Size = Ln (Total Aset)

Profitabilitas

Menurut (Kasmir, 2016), profitabilitas

adalah rasio yang menilai suatu kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Hal ini

lihat dari laba yang dihasilkan dari penjualan dan

pendapatan investasi.

Menurut (Herry, 2016), profitabilitas adalah

rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan dari aktivitas normal

bisnisnya.

Menurut (Agus Sartono, 2012), profitabilitas

adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva

maupun modal sendiri. Jadi dapat ditarik

kesimpulan bahwa profitabilitas adalah rasio yang

mengukur total penjualan dalam memperoleh laba dari

kegiatan perusahaan selama satu periode.

Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan

ROA yang dapat dilihat sebagai berikut:

Leverage

Menurut (Kasmir, 2016), leverage adalah rasio

yang digunakan untuk mengukur sejauh mana

aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Sedangkan

menurut (Agus Sartono, 2012), leverage adalah rasio

yang menunjukkan proporsi atas penggunaan utang

untuk membiayai investasinya. Jadi dapat ditarik

kesimpulan bahwasannya leverage adalah rasio

untuk mengukur penggunaan utang dalam memenuhi

setiap kegiatan investasi.

Dalam penelitian ini leverage diukur

dengan DER yang dapat dilihat sebagai berikut:

Kerangka Konseptual

Hipotesis

Hipotesis penelitian ini berdasarkan kerangka

pemikiran teoritis adalah sebagai berikut:

H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif

signifikan terhadap peringkat obligasi .

H2 : Profitabilitas berpengaruh positif signifikan

terhadap peringkat obligasi.

H3 : Likuiditas berpengaruh positif signifikan

terhadap peringkat obligasi.

Ukuran Perusahaan

(X1)

Profitabilitas (X2)

Likuiditas (X3)

Leverage (X4)

Peringkat Obligasi

(Y)

Uji F

Uji t

Uji t

Uji t

Uji t

Page 7: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS …

IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 6, No. 2, Mei 2021

168

H4 : Leverage berpengaruh negatif signifikan

terhadap peringkat obligasi.

H5 : Ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas,

dan leverage berpengaruh signifikan

terhadap peringkat obligasi.

3. Metode Penelitian

Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini yaitu peringkat obligasi

yang dikeluarkan oleh PT Pefindo dan terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

Sampel dan Populasi

Menurut (Ikhsan et al, 2018) populasi

merupakan keseluruhan kumpulan elemen-elemen

berkaitan dengan apa yang peneliti harapkan dalam

mengambil beberapa kesimpulan. Populasi yang

menjadi penelitian ini yaitu perusahaan jasa sektor

keuangan yang terdaftar di BEI dan yang terdaftar dan

di PT Pefindo dari tahun 2014 sampai 2018 sebanyak

99 perusahaan.

Menurut (Ikhsan et al, 2018) sampel

merupakan bagian dari jumlah maupun

karakteristik yang memiliki oleh populasi dan

dipilih dari populasi tersebut). Pemilihan sampel

representatif yaitu mewakili dari data yang ingin

diteliti sesuai dengan kriteria. Adapun kriteria yang

digunakan yaitu sebagai berikut:

1. Perusahaan jasa yang listing di BEI dari tahun

2014 sampai 2018

2. Perusahaan jasa yang listing dan diperingkat oleh

PT pefindo secara rutin dari tahun 2014 sampai

2018

3. Perusahaan yang menerbitkan dan

mempublikasikan laporan keuangan tahunan

secara lengkap per tanggal 31 Desember tahun

2014 hingga tahun 2018

Teknik Pengumpulan Data

Menurut (Kuncoro, 2009) data merupakan

sekumpulan informasi yang diperlukan untuk

pengambilan keputusan. Penelitian ini memakai

data sekunder yaitu merupakan data penelitian yang

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui

perantara (Ikhsan et al, 2018:191) Data sekunder yang

digunakan penelitian ini merupakan data yang

diperoleh dari www.idx.co.id dan

www.pefindo.com selama tahun 2014 sampai

tahun 2018 untuk memperoleh data laporan

keuangan yang diperlukan dalam penelitian ini

Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu teknik dokumenter

dimana dengan melihat dokumen berupa laporan

keuangan di perusahaan yang terdaftar di BEI.

4. Hasil Dan Pembahasan

Data Pengamatan

Jumlah perusahaan jasa yang terdaftar di BEI

dan terdaftar di PT PEFINDO selama periode 2014-

2018 berjumlah 99 perusahaan jasa. Berdasarkan

kriteria pemilihan sampel terdapat 1 perusahaan jasa

yang delisting arinya tidak lagi terdaftar di BEI.

Terdapat 56 perusahaan yang obligasinya tidak

diperingkati oleh PT PEFINDO. Dan terdapat 23

perusahaan yang tidak menyampaikan laporan

keuangan tahunan dan memberikan informasi secara

lengkap mengenai data peringkat obligasi selama

2014-2018 sehingga perusahaan jasa yang dijadikan

sampel adalah sebanyak 20 perusahaan. Sedangkan

total pengamatan yang dijadikan sampel penelitian

ini adalah sebanyak 100 pengamatan.

Adapun tabel data yang menggambarkan data

diamati selama periode penelitian adalah sebagai

berikut:

Tabel 3. Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis

Missing Cases

Total

Unselected Case

Total

100

0

100

0

100

100,0

,0

100,0

,0

100,0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of

cases.

Sumber: Output SPSS

Pada tabel 3. memberikan informasi

tentang jumlah data yang dianalisis dalam

penelitian ini. Ada sebanyak 100 data yang

dianalisis yang ditunjukkan pada baris included in

analysis dan pada baris missing cases = 0.

Sehingga dalam penelitian ini tidak ada data yang

terlewatkan (missing). Sedangkan pada tabel 5.

menunjukkan kategori variabel dependen. Pada

tabel memberikan informasi kode variabel yaitu 0

untuk peringkat obligasinya termasuk Non Investment

Page 8: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS …

IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 6, No. 2, Mei 2021

169

grade dan 1 untuk yang peringkat obligasinya

Invesment grade.

Tabel 4. Dependen Variabel Encoding Original Value Internal Value

Non investment Grade Invesment Grade

0 1

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana mestinya (Sugiyono,

2013:206). Pengujian ini memberikan gambaran

atau deskripsi suatu data yang dilihat dari jumlah

sampel (N), nilai rata-rata (mean), standar deviasi

varian, maksimum dan minimum. Adapun statistik

deskriptif data variabel yang ada dalam penelitian

dapat dilihat dalam tabel 5. sebagai berikut :

Tabel 5. Statistik Deskriptif

N Minimu

m

Maximu

m

Mean Std

Devitiao

n

Ukuran Perusahaan

Profitabilitas

Likuiditas

Leverage

Valid N (listwise)

100

100

100

100

100

28

-,12

,97

,59

37

,10

3,90

14,75

31,85

,0189

1,5892

6,0349

2,226

,0702

,65267

3,47338

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan tabel 6. diatas jumlah data sampel

yang digunakan dalam penelitian berjumlah 100

data, nilai minimum variabel ukuran

perusahaan adalah 28 yaitu perusahaan yang dimiliki

oleh Batavia Properindo Tbk dan PT Maskapai

Reasuransi Indonesia Tbk kedua perusahaan tersebut

memiliki total aset yang sangat sedikit dibandingkan

dengan perusahaan lainya yaitu hanya sekital 1 triliun

rupiah. Adapun nilai maximum untuk variabel ukuran

perusahaan adalah 37 tahun yang dimiliki oleh PT

Clipan Finance Tbk pada tahun 2017. Sedangkan nilai

mean (rata-rata) untuk variabel umur perusahaan

adalah 31,85 tahun dan standar deviasi 2,226.

Statistik variabel profitabilitas dengan

jumlah data sampel berjumlah 100 data diperoleh nilai

minimum untuk variabel profitabilitas adalah sebesar

– 0,12 yang dimiliki oleh PT Radana Baskara

Finance Tbk ditahun 2018 hal ini disebabkan laba

bersih setelah pajak yang diperoleh di tahun ini

bernilai negatif (rugi) sebesar Rp281.784.174.000,-

sedangkan nilai maximum untuk variabel profitabilitas

adalah sebesar 0,10 yang dimiliki oleh PT Maskapai

Reasuransi Indonesia Tbk tahun 2015 dimana

laba yang diperoleh sebesar Rp135.500.683.483,-

sedangkan total aset perusahaan sebesar

Rp1.438.685.564.221,-. Nilai rata-rata dari variabel ini

adalah sebesar 0,0189 dan standar deviasinya sebesar

0,02702.

Statistik variabel likuiditas dengan jumlah

sampel 100 data diperoleh nilai minimum untuk

variabel tersebut adalah sebesar 0,97 yang dimiliki

oleh PT Bank Bukopin Tbk tahun 2017 hal ini

disebabkan pada tahun tersebut total aset lancar

yang dimiliki perusahaan menurun sedangkan hutang

lancar nya meningkat. Aset lancar pada tahun

sebelumnya sebesar Rp99.920.384.000.000 sedangkan

pada tahun 2017 menurun menjadi

Rp92.575.125.000.000. untuk hutang lancar pada

tahun sebelumnya sebesar Rp92.246.015.000.000,-

meningkat di tahun 2017 menjadi

Rp95.308.209.000.000 sehingga menyebabkan rasio

likuiditasnya menjadi rendah. Adapun nilai maximun

untuk variabel likuiditas adalah sebesar 3,90 yang

dimiliki oleh PT Batavia Properindo Tbk pada tahun

2018 hal ini disebabkan oleh meningkatnya asset

lancer dan menurunnya total hutang pada tahun

tersebut. Asset lancar pad atahun sebelumnya sebesar

Rp.1.469.364.326.913 meningkat di tahun 2018

menjadi Rp1.740.553.101.809. hutang lancar pada

tahun sebelumnya sebesar Rp469.213.974.095

menurun ditahun 2018 menjadi Rp446.062.175.107

sehingga menyebabkan nilai likuiditas menjadi

besar. Adapun rata-rata variabel likuiditas sebesar

1,5892 dan standar deviasi sebesar 0,65267.

Statistik variabel leverage berdasarkan uji SPSS

dengan jumlah data sebanyak 100 data diperoleh nilai

minimun sebesar 0,59 yang dimiliki oleh PT Maskapai

Reasuransi Indonesia Tbk pada tahun 2016 hal ini

disebabkan pada tahun tersebut total ekuitas sebesar

Rp1.833.551.441.321,- lebih besar dari pada total

hutang. Sedangkan nilai maximun sebesar 14,75

dimiliki oleh PT Bank Bukopin Tbk pada tahun 2017

rata-rata variabel ini adalah sebesar 6,0349 dan

standar deviasi sebesar 3,47538.

Uji Kelayakan Model (hosmer & lemeshow)

Pengujian kelayakan model regresi

logistik dilakukan denganmenggunakan goodness of

fit test yang diukur berdasarkan nilai Chi-Square

Page 9: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS …

IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 6, No. 2, Mei 2021

170

padaTabel Hosmer and Lemeshow Test (Tabel 4.4).

Hosmer and Lemeshow’sGoodness of Fit Test

menguji hipotesis nol bahwa data empiris sesuai

dengan model. Dasar pengambilan keputusan

adalah nilai goodness of fit test yang diukur dengan

nilai chisquare pada bagian bawah uji Hosmer dan

Lemeshow.

a. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha

ditolak

b. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha

diterima

Adapun hasil pengujian Dengan menggunakan

SPSS adalah sebagai berikut :

Tabel 6.

Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square Df Sig. 1 7,439 8 ,490 Sumber : Output SPSS

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada tabel

7. diketahui nilai Sig. atau probabilitas sebesar

0,490 lebih besar dibandingkan tingkatsignifikansi,

yakni 0,05, artinya Ho di terima yaitu variabel-variabel

bebas mampu memprediksidengan baik observed

probabilities dari peringkat obligasi.

Uji Keseluruhan Model

Uji ini digunakan untuk menilai model yang

telah dihipotesiskan telah fitatau tidak dengan data.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah

model fit dengan data baiksebelum maupun sesudah

variabel bebas dimasukkan kedalam model. Dari

hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak

hipotesis nol agar model fitdengan data. Likehood

(L) dari model adalah probabilitas bahwa model

yang dihipotesiskan menggambarkan data input.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan

nilai antara -2 log likelihood pada awal (block

number = 0) dengan nilai -2 log likelihood pada

akhir (block number=1). Nilai -2 log likelihood

awal pada block number = 0, dapat ditunjukkan pada

Tabel 7. berikut ini

Tabel 7.

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 log

likelihood

Coeffisien

Constant

Step 0 1

2

3

4

5

64,978

64,978

60,677

60,508

60,508

1,640

2,173

2,306

2,314

2,314

a. Constant is included in the model. b. Initial

-2 Log Likelihood: 60,508

c. Estimation terminated at iteration number 5 because

parameter estimates changed by less than ,001.

Sumber : Output SPSS

Nilai -2 log likelihood akhir pada block

number = 1, dapat dilihat pada Tabel 8. berikut ini:

Tabel 8.

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients

Constant X1 X2 X3 X4

Step 1 1 59,382 -,330 ,106 -5,237 -,465 -,093

2 50,443 -3,063 ,255 -10,533 -,825 -,199

3 47,959 -7,713 ,448 -14,641 -1,006 -,307

4 47,388 -11,595 ,603 -17,212 -1,106 -,385

5 47,346 -12,916 ,657 -18,186 -1,149 -,413

6 47,346 -13,032 ,662 -18,278 -1,153 -,416

7 47,346 -13,033 ,662 -18,279 -1,153 -,416

a.Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 60,508

c.Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates

changed by less than ,001.

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan tabel 8. diatas diperoleh nilai -

2Log likehood pada interation steep 1 sebesar

59,382 dan seterusnya menurun pada interaction

steep 2 menjadi 50,443 dan pada interaction steep 3

sebesar 47,959. Sehingga nilai -2Log Likehood

akhir sebesar 47,346.

Tabel 9.

Menguji Model Fit

Nilai

-

2Loglikeli

hood

Keterangan Awal Akhir

Page 10: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS …

IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 6, No. 2, Mei 2021

171

60,508

47,346

Adanya penurunan nilai antara -2LL awal

(initial-2LL function) dengan nilai -2LL pada

langkah berikutnya (-2LL akhir) menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan

data (Ghozali, 2013). Penurunan nilai -2 log

likelihood menunjukkan bahwa model

penelitian ini dinyatakan fit, artinya penambahanpenambahan variabel bebas yaitu

ukuran perusahaan, ROA,likuiditas dan

leverage ke dalam model penelitian akan

memperbaiki model fit dalam penelitian ini.

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan Tabel 90. adanya penurunan nilai

antara -2LL awal (initial-2LL function) dengan

nilai -2LL pada langkah berikutnya (-2LL akhir

menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit

dengan data (Ghozali, 2013). Penurunan nilai -2 log

likelihood menunjukkan bahwa model penelitian ini

dinyatakan fit, artinya penambahan-penambahan

variabel bebas yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas

yang diproksikan dengan Return on Asset, likuiditas

dan leberage ke dalam model penelitian akan

memperbaiki model fit dalam penelitian ini.

Uji Nagel Kerke (R2)

Dalam regresi logistik, dapat digunakan

statistikNagel Kerke (R2) untuk mengukur

kemampuan model regresi logistik dalam

mencocokkan ataumenyesuaikan data. Dengan kata

lain, nilai statistik dari Nagel Kerke (R2) dapat

diinterpretasikan sebagai suatu nilai yang

mengukur kemampuan variabel-variabelbebas

dalam menjelaskan atau menerangkan variabel tak

bebas.

Tabel 10. Model Summary

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan tabel 10. nilai statistik Nagelkerke

R Square sebesar 0,272. Nilai tersebut

diinterpretasikan yaitu kemampuan variabel bebas

dalam menjelaskan mampu mempengaruhi peringkat

obligasi sebesar 27,2%, sisanya 72,8% dijelaskan oleh

variabel-variabel atau faktor-faktor lain yang tidak

digunakan dalam penelitian ini.

Uji Hipotesis

Uji Signifikansi Model Serempak

Pengujian ini dilakukan untuk menguji secara

simultan atas variabel independen apakah memiliki

pengaruh terhadap variabeldependennya. Apabila

nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikansi

yaitu 5% maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan

variabel independen dalam model penelitian secara

simultan dapat memprediksi variabel dependen.

Hasil dari Omnibust Test tersaji dalam tabel 11.

berikut ini:

Tabel 11. Omnibus Tests of Model Coefficients

Berdasarkan hasil pada tabel 11. diatas maka

nilai Sig.untuk Step 1(Step) pada Tabel Omnibus

Tests of Model Coefficientsyakni 0,011 kurang

daritingkat signifikansi (α) 0,05. Berdasarkan Tabel

12. diketahui nilai Sig. 0,011< 0,05 (5%) maka

hipotesis diterima.Sehingga menunjukkan bahwa

variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas

dan leverage secara bersamaan dapat memprediksi

variabel dependennya.

Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji Wald)

Dalam regresi linear, baik sederhana

maupun berganda, uji digunakanuntuk menguji

signifikansi dari pengaruh parsial. Pada regresi

logistik, uji signifikansi pengaruh parsial dapat

diuji dengan uji Wald. Dalam uji Wald, statistik

yang diujiadalah statistik Wald (Wald

statistic).Nilai statistik dari uji Wald berdistribusi

chi-kuadrat.

Tabel 12. Variabel in the Equation

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan Tabel 12 diperoleh persamaan

regresi logistik sebagai berikut:

1. Nilai costanta bernilai negatif sebesar -13,033

artinya jika semua variabel dalam penelitian

bernilai tetap maka peringkat obligasi sebesar -

13,033

Step 2 log likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 47,346a ,123 ,272

Page 11: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS …

IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 6, No. 2, Mei 2021

172

2. Nilai koefisien dari variabel ukuran perusahaan

bernilai positif sebesar 0,662 maka variabel

ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap peringkat obligasi. Diketahui nilai sig

dari variabel ukuran perusahaan sebesar 0,042

<0,05 maka hipotesis satu (H1) diterima artinya

variabel ukuran perusahaan berpengaruh

signifikan terhadap peringkat obligasi. Dengan

ini variabel ukuran perusahaan berpengaruh

positif signifikan terhadap peringkat obligasi

3. Nilai koefisien dari variabel profitabilitas

bernilai negatif sebesar 18,279 maka variabel

profitabilitas berpengaruh negatif terhadap

peringkat obligasi. Diketahui nilai sig dari

variabel profitabilitassebesar 0,238 >0,05 maka

hipotesis dua (H2) ditolak artinya variabel

profitabilitas tidak berpengaruh signifikan

terhadap peringkat obligasi. Dengan ini variabel

profitabilitas berpengaruh negatif tidak

signifikan terhadap peringkat obligasi

4. Nilai koefisien dari variabel likuiditas bernilai

negatif sebesar 1,153 maka variabel likuiditas

berpengaruh negatif terhadap peringkat

obligasi. Diketahui nilai sig dari variabel

likuiditas sebesar 0.050 <0,05 maka hipotesis

tiga (H3) diterima artinya variabel likuiditas

berpengaruh signifikan terhadap peringkat

obligasi. Dengan ini variabel likuiditas

berpengaruh negatif signifikan terhadap

peringkat obligasi

5. Nilai koefisien dari variabel leverage bernilai

negatif sebesar 0,416 maka variabel leverage

berpengaruh negatif terhadap peringkat

obligasi. Diketahui nilai sig dari variabel

leverage sebesar 0.030 <0.05 makahipotesis

empat (H4) diterima artinya variabel leverage

berpengaruh signifikan terhadap peringkat

obligasi. Dengan ini variabel leverage

berpengaruh negatif signifikan terhadap

peringkat obligasi

Pembahasan

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Peringkat

Obligasi

Berdasarkan hasil statistik diperoleh nilai

koofisien bernilai positifuntuk variabel Ukuran

Perusahaan sebesar 0,662dan nilai signifikansi sebesar

0,042 < 0,05 sehingga H1 diterima artinya variabel

ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap peringkat obligasi.Hasil penelitian ini

didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh (Dwi Yuliyanti, 2016), (Dwi Yudhistira

Kristanto, 2018), (Nur Latiffah Rukmana, 2016),

(Erisha Nurul Uma, 2015), (Mafduloh Chanowati,

2014) dan (Siti Hailatul Fikriyah, 2013).

Secara teori ukuran perusahaan memiliki

hubungan yang positif dimana semakin besar

ukuran perusahaan maka akan semakin tinggi

peringkat obligasinya dan apabila semakin kecil

ukuran perusahaan maka akan semakin tendah

peringkat obligasinya. Hasil uji pada penelitian ini

menunjukkan nilai koefisien regresi positif dimana

dapat dijelaskan bahwa ukuran perusahaan yang

dalam hal ini diproksikan dengan total aktiva

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

peringkat obligasi.

Menurut konsep penjaminan aktiva, perusahaan

besar memiliki peringkat obligasi yang lebih baik

daripada perusahaan kecil karena mempunyai

kemampuan dalam menjaminkan aktivanya sehingga

berdampak pada rendahnya risiko yang akan dihadapi

(Tandelilin, 2010). Sementara menurut teori yang

diungkapkan oleh Brigham & Houston(2010) bahwa

ukuran perusahaan (firm size) memiliki total aset

yang besar menunjukkanbahwa perusahaan tersebut

telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam

tahapini arus kas perusahaan sudah positif dan

dianggap memiliki prospek yang baikdalam jangka

waktu yang relatif lama, selain itu juga perusahaan

relatif lebihstabil dan lebih mampu menghasilkan laba

dibanding perusahaan dengan total asetyang kecil.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian

dari (Siti Hailatul Fikriyah,2013), bahwa semakin

besar ukuran perusahaan yang diproksikan dengan

total aktiva maka perusahaan semakin banyak

dikenal oleh masyarakat karena kemampuan

perusahaan dalam membayar bunga periodik dan

melunasi pokok pinjamannya juga akan semakin

baik dengan asset yang dimiliki oleh perusahaan,

apabila suatu perusahaan memiliki aktiva tinggi

menunjukkan bahwa perusahaan memiliki

kemampuan yang besar untuk memenuhi setiap

kewajiban perusahaan dan memiliki jaminan berupa

aset apabila perusahaan tersebut gagal memenuhi

Page 12: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS …

IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 6, No. 2, Mei 2021

173

kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang

sehingga dapat menekankan ketidakpastian investor

sehingga akan memperkecil default risksehingga

dapat meningkatkan peringkat obligasi suatu

perusahaan.

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Peringkat

Obligasi

Berdasarkan hasil statistik diperoleh nilai

koofisien bernilai negatif untuk variabel

profitabilitas sebesar -18,279 dan nilai signifikansi

sebesar 0,238 > 0,05 sehingga H2 ditolak artinya

variabel profitabilitas berpengaruh negatif tidak

signifikan terhadap peringkat obligasi.Hasil penelitian

ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh (Dwi Yuliyanti, 2016), (Dwi

Yudhistira Kristanto, 2018), (Ratih Umroh Mahfudloh

dan Nur Cahyonowati 2014), (Siti Hailatul Fikriyah,

2018), (Nabilatus Syarifah, 2016).

Secara teori, profitabilitas memiliki hubungan

yang positif dikarenakan semakin tinggi return on

assets mencerminkan semakin besar kemampuan

perusahaan memperoleh laba dari pengelolaan aset

yang dimiliki. Laba yang tinggi dari suatu perusahaan

dianggap mempunyai kemampuan dalam

menurunkan risiko keuangan dan dapat memberikan

peringkat obligasi yang tinggi dari lembaga

pemeringkat.

Akan tetapi didalam penelitian ini

menyatakan bahwa profitabilitas dengan

menggunakan rasio return on assetsberpengaruh

negatif tidak signifikan terhadap peringkat

obligasi.Maka hipotesis kedua yang dirumuskan tidak

sesuai dengan penelitian sehingga H2 ditolak.

Menurut (Nabilatus Syarifah, 2016) profitabilitas

berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi

didasarkan bahwa proporsi penggunaan laba yang

dihasilkan perusahaan tidak digunakan dalam arus kas

pendanaan atau hutang jangka panjang (obligasi)

melainkan juga digunakan untuk membayarkan

dividen kepada investor yang nominalnya lebih

besar. Jadi, laba tersebut tidak digunakan untuk

membayar kewajiban keuangan yang terkait dengan

obligasi sehingga mengakibatkan profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap peringkat olbligasi. Dengan

begitu PT PEFINDO dalam menilai peringkat dari

sebuah obligasi bukan hanya melihat dari kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba yang tinggi

tetapi dengan menilai pengelolaan aset dan pasiva

lancar.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian

dari (Dwi Yudhistira Kristanto, 2018) bahwa

profitabilitas tidak berpengaruh terhadap peringkat

obligasi dikarenakan tingkat pertumbuhan average

total assets lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan net income. Pertumbuhan net income

mengindikasikan peningkatan kemampuan

perusahaan untuk melunasi pokok obligasi beserta

pembayaran bunga periodiknya sehingga

menggurani risiko gagal bayar dan meningkatkan

peringkat. Akan tetapi dikarenakan pertumbuhan net

income juga diikuti pertumbuhan average total assets

yang lebih tinggi dari perusahaan, sehingga

membuat return on assets dari perusahaan

mengalami penurunan.

Pengaruh Likuiditas Terhadap Peringkat

Obligasi

Berdasarkan hasil statistik diperolehnilai

koofisien bernilai negatif untuk variabel likuiditas

sebesar -1,153 dan nilai signifikansi sebesar 0,050

<0,05 sehingga H3 diterima artinya variabel likuiditas

berpengaruh negatif signifikan terhadap peringkat

obligasi. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh (Anita Febriani,

2017), (Ni Putu Tresna Widiastuti dan Henny

Rahyuda, 2016), (Milik Sari, 2016),(Magreta,

2009), (Grace, 2010) dan (Bram, 2010).

Secara teori likuiditas memiliki hubungan

yang positif dijelaskan bahwa likuiditas merupakan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh aset

lancar yang bagus dalam memenuhi kewajiban

keuangannya dengan tepat waktu. Apabila semakin

tinggi tingkat likuiditas maka akan semakin tinggi

peringkat obligasinya. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan memiliki kemampuan yang baik dari segi

finansial dalam memenuhi kewajiban jangka

pendek maupun jangka panjang sehingga dapat

menurunkan default risk dan dapat meningkatkan

peringkat obligasi suatu perusahaan begitupun

sebaiknya dan apabila semakin rendah tingkat

likuiditas maka akan semakin rendah peringkat

obligasinya.

Page 13: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS …

IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 6, No. 2, Mei 2021

174

Akan tetapi didalam penelitian ini menyatakan

bahwa likuiditas dengan menggunakan current ratio

berpengaruh negatif signifikan terhadap peringkat

obligasi yang artinya semakin tinggi likuiditas

perusahaan maka semakin rendah peringkat obligasi

perusahaan tersebut. Menurut (Anita Febriani, 2017)

dimana nilai likuiditas negatif mengindikasikan bahwa

perusahaan memiliki likuditas yang tinggi

kemungkinan besar tidak berada dalam kondisi

yang efisien dalam mengelola aset misalnya adanya

dana yang tidak produktif dan perusahaan memiliki

piutang yang sulit ditangih sehingga piutang

tersebut tidak dapat dikonversi menjadi kas dengan

segera, mengingat piutang yang dimiliki bank

merupakan aset terbesar. Terlebih utang jangka

pendek harus diberikan dalam bentuk kas (uang),

sedangkan dalam cash asset pada perusahaan jasa

keuangan tidak semuanya dalam bentuk kas yang

dapat dibayarkan secara langsung ketika

perusahaan jatuh tempo untuk pembayaran

kewajibannya karena menurut data laporan

keuangan lebih dari 50% cash asset dalam bentuk giro

pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain . Saldo

rekening giro pada Bank Indonesia hanya dapat

dipergunakan dalam menyelesaikan masalah utang

piutang dengan bank lain sehingga tingginya tingkat

likuiditas tidak menentukan obligasi perusahaan

dalam keadaan aman untuk mendapatkan

peringkat obligasi yang tinggi. Likuiditas perusahaan

tinggi tidak menunjukkan perusahaan tersebut

memiliki cadangan kas yang besar untuk dapat

memenuhi kewajiban perusahaan ketika jatuh tempo.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh

penelitian yang dilakukan (Ni Putu Tresna Widiastuti

dan Henyi Rahyuda, 2016) menyatakan hasil bahwa

“likuiditas berpengaruh negatif terhadap peringkat

obligasi”. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun

current ratio diperusahaan itu tinggi belum tentu

menjamin akan dapat dibayarkan kewajiban

perusahaan yang jatuh tempo. Current ratio yang

tinggi bukan hanya menunjukkan kelebihan uang kas,

tetapi kemungkinan dapat menunjukkan kelebihan

aktiva lancar lainnya. Selain itu asset lancar yang

berlebihan tidak dapat menghasilkan return yang

tinggi dibandingkan dengan asset tetap. Jadi

meskipun begitu tidak dapat dijadikan patokan bahwa

perusahaan sehat dan mampu dalam memenuhi

kewajibannya.

Pengaruh Leverage Terhadap Peringkat

Obligasi

Berdasarkan hasil statistik diperoleh nilai

koofisien bernilai negatif untuk variabel leverage

sebesar -0,416dan nilai signifikansi sebesar 0,050

>0,05 sehingga H4 diterima artinya variabel leverage

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap peringkat

obligasi.Hasil penelitian ini didukung oleh

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Anita

Febriani, 2017), (Adi Wira Pinandhita, 2016),

(Nabilatus Syarifah, 2016), (Nur Rukmana, 2016).

Secara teori leverage memiliki hubungan yang

negatif dimana setiap kenaikan rasio leverage

perbandingan antara utang dengan modal sendiri

semakin tinggi sehingga terjadi penurunan

peringkat obligasi begitupun sebaliknya apabila

rasio leverage dengan perbandingan utang dengan

modal semakin kecil maka terjadi kenaikan peringkat

obligasi.

Menurut (Nabilatus Syarifah, 2016)

tingginya leverage mengakibatkan perusahaan

dihadapakan pada risiko kegagalan perusahaan karena

cenderung memiliki kemampuan yang rendah

dalam melunasi kewajibannya maka akan

mengakibatkan peringkat obligasi suatu perusahaan

menurun.

Berpengaruhnya leverage terhadap peringkat

obligasi ini berarti semakin tinggi leverage maka

perusahaan menunjukkan penggunaan hutang yang

tinggi, sehingga akan membuat perusahaan

mengalami kesulitan keuangandan terkadang bisa

menghadapi resiko kebangkrutan yang cukup besar.

Jadi,apabila leverage suatu perusahaan tinggi,maka

peringkat obligasi yang diberikan kepada perusahaan

akan rendah.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh

penelitian yang dilakukan(Adi Wira Pinandhita,

2016) bahwa leverage berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap peringkat obligasi. Hal

dikarenakanrasio leverageyang diukur dengan Debt to

Equity Ratio yang membandingkan utang dan

ekuitasdalam pendanaan perusahaan. Apabila semakin

tinggi perusahaan menggunakan modal dari pihak

luar untuk membiayai sebagian besar kegiatan

Page 14: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS …

IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 6, No. 2, Mei 2021

175

operasional perusahaan maka akan semakin

tinggi risiko default risk maka akan berpengaruh

terhadap penurunan peringkat obligasi yang dimiliki

perusahaan tersebut danapabila modal yang

dimiliki perusahaan lebih tinggi dibandingkan

dengan total utang yang dimilikinya mengindikasikan

bahwa perusahaan tersebut dalam keadaan baik

karena perusahaan akan mampu membayar hutang-

hutangnya dengan modal yang dimilikinya jika

suatu saat perusahaan mengalami likuidasi sehingga

dapat meningkatkan peringkat obligasi suatu

perusahaan.

5. Kesimpulan, Keterbatasan Dan Saran

Kesimpulan

Penelitiaan ini bertujuan untuk menguji

variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas,

dan leverage dalam mempengaruhi peringkat obligasi

pada perusahaan jasa keuangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia, Berdasarkan hasil pengujian

hipotesis, terdapat satu variabel bebas yang signifikan

mempengaruhi peringkat obligasi perusahaan dan satu

variabel bebas yang tidak mempengaruhi peringkat

obligasi.

1. Variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap peringkat obligasi

dikarenakan bahwa suatu perusahaan memiliki

aktiva yang besar menunjukkan bahwa

perusahaan memiliki kemampuan yang besar

dalam memenuhi setiap kewajiban perusahaan

dan memiliki jaminan berupa aset apabila

perusahaan tersebut gagal memenuhi kewajiban

jangka pendek maupun jangka panjang

sehingga dapat menekankan ketidakpastian

investor sehingga akan memperkecil default

risk sehingga dapat meningkatkan peringkat

obligasi suatu perusahaan. Hasil penelitian ini

sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh (Mafduloh Chanowati, 2014) dan (Siti

Hailatul Fikriyah, 2013) yang membuktikan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif

signifikan terhadap peringkat obligasi.

2. Variabel profitabilitas berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap peringkat obligasi

dikarenakan tingginya laba dari kegiatan

perusahaan hanya digunakan untuk membiayai

sebagian besar kebutuhan pendanaan dalam

membayar dividen oleh investor. Jadi, laba

tersebut tidak digunakan untuk membayar

kewajiban keuangan yang terkait dengan

obligasi. Sehingga tinggi dan rendahnya

profitabilitas tidak berpengaruh terhadap

peringkat obligasi perusahaan. Hasil penelitian ini

sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh (Dwi Yudhistira Kristanto, 2018),

(Nabilatus Syarifah, 2016).

3. Variabel likuiditas berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap peringkat obligasi

dikarenakan perusahaan memiliki rasio

likuditas yang tinggi kemungkinan besar tidak

berada dalam kondisi yang efisien dalam

mengelola aset misalnya adanya piutang yang

sulit ditangih sehingga piutang tersebut tidak

dapat dikonversi menjadi kas dengan segera.

Selain itu rasio likuditas yang tinggi belum

tentu menunjukkan kelebihan uang kas

melainkan menunjukkan kelebihan aktiva

lainnya yang tidak dapat menghasilkan return

yang tinggi. Sehingga tingginya likuiditas

perusahaan tidak menjamin perusahaan

memiliki cadangan kas yang besar yang dapat

memenuhi kewajiban perusahaannya ketika

jatuh tempo. Sehingga likuiditas perusahaan

tinggi dapat menurunkan peringkat obligasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh (Anita Febriani,

2017), (Ni Putu Tresna Widiastuti dan Henny

Rahyuda, 2016).

4. Variabel leverage berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap peringkat obligasi

dikarenakan perusahaan memiliki rasio

leverage yang tinggi dapat mengindikasikan

bahwa perusahaan tidak dalam keadaan yang

baik karena menunjukkan penggunaan hutang

yang tinggi, sehingga akan membuat

perusahaan mengalami kesulitan keuangan

dalam membayar hutang-hutangnya jika suatu

saat perusahaan mengalami likuidasi sehingga

dapat menurunkan peringkat obligasi suatu

perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh (Adi Wira

Pinandhita, 2016), (Nabilatus Syarifah, 2016)

5. Berdasarkan uji secara simultan membuktikan

bahwa secara bersama-sama variabel ukuran

perusahaan, profitabilitas, likuiditas, dan leverage

Page 15: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS …

IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 6, No. 2, Mei 2021

176

berpengaruh signifikan terhadap peringkat

obligasi.

Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan

yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.

Keterbatasan hasil penelitian tersebut antara lain:

1. Penelitian ini hanya menggunakan

empat variabel independen sehingga masih

banyak faktor lainnya yang dapat digunakan

dalam menentukan pengaruhnya terhadap

peringkat obligasi.

2. Objek penelitian ini terbatas pada

perusahaan yang menerbitkan obligasi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan yang

terdaftar di PT.Pefindo.

Saran

Beberapa saran dan pertimbangan yang

disajikan dalam penelitian ini antara lain:

1. Disarankan kepada investor sebelum

mengambil keputusan untuk berinvestasi pada

obligasi sebaiknya memperhatikan hal hal berikut

seperti nilai ukuran perusahaan, nilai ROA,

nilai CR, serta nilai DER agar terhidar dari

default risk.

2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk

tidak terbatas hanya menggunkan objek

penelitian diperusahaan jasa keuangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tetapi

menggunakan sampel dari sector lain agar

mendapatkan jumlah sampel yang lebih banyak

seperti, perusahaan manufaktur.

3. Disarankan untuk penelitian selanjutnya

mengembangkan variabel-variabel lain yang dapat

mempengaruhi peringkat obligasi karena variabel

independen dalam penelitian ini hanya mampu

mempengaruhi variabel independen sebesar

27,2%.

4. Disarankan untuk penelitian selanjutnya

diharapkan digunakan periode pengamatan

yang lebih panjang agar hasil penelitian lebih

akurat.

Daftar Pustaka

Adams, M., Burton, B., & Hardwick, P. (2000).

The Determinants of Credit Ratings in The

United Kingdom Insurance Industry. Journal

of Finance, 57-89 BI.

Agus Sartono. (2012). Manajemen Keuangan Teori

Dan Praktik(Edisi 4). BPFE Yogyakarta.

Almilia dan Devi. (2007). Faktor Faktor Yang

Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi

Pada Perusahaan Non- Keuangan Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Proceeding Seminar Nasional Manajemen

Smart, ISBN 978-979-16970-6.

Alwi. (2003). Pasar Modal, Teori Dan Aplikasi.

Nasindo Internusa.

Cahyonowati, R. U. M. dan N. (2014). Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat

Obligasi. Accounting, Vol.1 No.1(ISSN

2337-3806).

Eugene F Brigham dan Houston, J. F. (2010).

Dasar-Dasar Manajemen KeuanganEssential

Of Financial Management(11th ed.). Salemba

Empat.

Fahmi. (2011). Teori Portofolio Dan Analisis

Ghonzali. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate

Dengan Program SPSS. Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Ghonzali. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate

Dengan Program IBM SPSS 21. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Hartono, J. (2015). Teori Portofolio Dan Analisis

Investasi(5th ed.). Rajawali Pers.

Herry. (2016). Analisis Laporan Keuangan.

Grasindo.

Husnan, S. (2007). Manajemen Keuangan Teori Dan

Penerapan (Keputusan Jangka Panjang) (4th

ed.). BPPE.

Ikhsan et. al. (2018). Metodologi Penelitian Bisnis (H.

Harmain (ed.)). Madenatera.

Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan.

Rajawali Pers.

Jermi Julian Agung, B. S. dan R. A. M. (2016).

Pengaruh rasio keuangan, firm size dan reputasi

auditor terhadap peringkat obligasi pada

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

Kuncoro, M. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis &

Ekonomi. Erlangga.

Laoli, N. (2019). Jumlah Investor Baru Di Pasar

Modal Indonesia Bertambah 57.234 Di Januari

2019.Kontan.co.Id.https://investasi.kontan.

co.id/news/jumlah-investor-baru-di-pasar-

Page 16: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS …

IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 6, No. 2, Mei 2021

177

modal-indonesia-bertambah-57234-di- januari-

2019.

Maharti, Enny Dwi., dan D. (2011). Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat

Obligasi. Universitas Diponegoro.

Melani, A. (2018). Melihat Perkembangan Pasar

Modal RI Selama 41 Tahun.

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3615885/

melihat-perkembanganpasar-modal-ri-selama-

41-tahun.

Munawir. (2004). Analisa Laporan Keuangan (4th

ed.). Liberty.

Ni Putu Tresna Widiastuti dan Henyi Rahyuda.

(2016). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan,

Rasio Likuiditas, Marurity, Dan Rasio

Aktivitas Terhadap Peringkat Obligasi Pada

Perusahaan Jasa. E-Jurnal Manajemen Unud,

Vol.5 No.1(ISSN:2302-8912).

Puspitasari, N. E. (2019). Pengaruh Ukuran

Perusahaan,Profitabilitas,Likuiditas,Pr

oduktivitas, Dan Leverage Terhadap

Peringkat Obligasi.

Putri Kinanti Azani, Khairunnisa, V. J. D. (2017).

Pengaruh Likuiditas, Leverage Dan

Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Peringkat

Obligasi. E-Proceeding of Management,

Vol.4 No.1(ISSN:2355-9357).

Rahardjo Sapto. (2004). Panduan Investasi

Reksadana (Edisi 2). Gramedia.

Restuti, M. I. M. D. (2007). Pengaruh Pertumbuhan

Perusahaan Terhadap Peringkat Dan Yield

Obligasi. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan.

Riadi, M. (2017). Pengertian, Jenis Dan

Karakteristik Obligasi. Kajian Pustaka.

https://www.kajianpustaka.com/2017/10/p

engertian-jenis-dan-karakteristik- obligasi.html

Robert, A. (1997). Buku Pintar Pasar Modal

Indonesia. Mediasoft Indonesia.

Sani Saputri, Desak Putu O., dan Purbawangsa, I.B.

A. (2016). Pengaruh Leverage,

Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Dan

Jaminan Terhadap Peringkat Obligasi Sektor

Jasa Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Unud,

Vol.5 No.6(ISSN:3706-3705).

Saragih, H. P. (2019). Nestapa Express Rugi

Ratusan Miliar Dan Tidak Kuat Bayar Utang.

https://www.cnbcindonesia.com/market/201902

08151450-17-54520/nestapa-express- rugi-

ratusan-miliar-tak-kuat-bayar-utang

Syahyunan. (2015). Manajemen Keuangan,

Perencanaan, Analisis Dan Pengendalian

Keuangan. USU Press.

Tandelilin, E. (2010). Portofolio Dan Investasi

Teori Aplikasi. Kanisius.

Widarjono, A. (2010). Analisis Statistika Multivariat

Terapan (Edisi Pert). UPP STIM YKPN.

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 13/31/DPNP

Tahun 2011 tentang Lembaga Pemeringkat

dan Peringkat yang Diakui Bank Indonesia.

Diakses tanggal 22 Februari 2018.

www.saham.ok

www.Pefindo.com