pengelolaan jalan napas 2(airway management)salatiga

Upload: eko-prasetiyo

Post on 30-Oct-2015

725 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Pengelolaan Jalan Napas (Airway Management) Tanpa Alat

Pengelolaan Jalan Napas

(Airway Management) HIPERCCI SERANGPELATIHAN BATAM 17-22 SEPTEMBER 2012Pengertian : tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan napas dengan tetap memperhatikan kontrol servikal

Tujuan : membebaskan jalan napas untuk menjamin jalan masuknya udara ke paru secara normal sehingga menjamin kecukupan oksigenisasi tubuh

PENGELOLAAN JALAN NAPAS :Pemeriksaan jalan napasMemahami tanda-tanda kegawatan napasPembebasan jalan napasPemberian oksigen tambahan/terapi oksigenMemberikan bantuan napasI. Pemeriksaan jalan napasL = Look/Lihat gerakan nafas atau pengembangan dada, adanya retraksi sela iga, warna kulit dan kesadaranL = Listen/Dengar aliran udara pernafasanF = Feel/Rasakan adanya aliran udara pernafasan dengan menggunakan pipi penolong

II. Tanda-tanda kegawatan napasKegawatan napas dipengaruhi :Parahnya sumbatan jalan napasAda atau tidaknya upaya napas

Tanda-tanda adanya sumbatan (ditandai adanya suara nafas tambahan) ,Pada pasien tidak sadar:Mendengkur(snoring), berasal dari sumbatan pangkal lidah. Cara mengatasi : chin lift, jaw thrust, pemasangan pipa orofaring/nasofaring, pemasangan pipa endotrakeal.Berkumur (gargling), penyebab : ada cairan di daerah hipofaring. Cara mengatasi : finger sweep, pengisapan/suction.Stridor (crowing), sumbatan di plika vokalis. Cara mengatasi : cricotirotomi, trakeostomi.

Jika sumbatan tidak teratasi, maka penderita akan :Gelisah oleh karena hipoksiaGerak otot nafas tambahan (retraksi sela iga)Gerak dada dan perut paradoksalSianosisKelelahan dan meninggal

III. Pembebasan jalan napasBerikan oksigen tambahan jika masih bernapasBuka jalan napas dengan tehnik cross finger

Cont..Teknik Cross Finger yaitu dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk yang disilangkan dan menekan gigi atas dan bawah.Bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing dalam rongga mulut dilakukan pembersihan manual dengan sapuan jari.Kegagalan membuka nafas dengan cara ini perlu dipikirkan hal lain yaitu adanya sumbatan jalan nafas di daerah faring atau adanya henti nafas (apnea)Membersihkan jalan nafasSapuan jari (finger sweep)Dilakukan bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing pada rongga mulut belakang atau hipofaring seperti gumpalan darah, muntahan, benda asing lainnya sehingga hembusan nafas hilang.Cara melakukannya :Miringkan kepala pasien (kecuali pada dugaan fraktur tulang leher) kemudian buka mulut dengan jaw thrust dan tekan dagu ke bawah bila otot rahang lemas Gunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) yang bersih atau dibungkus dengan sarung tangan/kassa/kain untuk membersihkan rongga mulut dengan gerakan menyapu.

3. Mempertahankan jalan napasTanpa alatMembuka jalan nafas dengan proteksi cervikalChin Lift maneuver (tindakan mengangkat dagu)Head Tilt maneuver (tindakan menekan dahi) Jaw thrust maneuver (tindakan mengangkat sudut rahang bawah)

Chin LiftHead TiltJaw thrustdorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan sehingga barisan gigi bawah berada di depan barisan gigi atasDengan alat bantu16Airway adjunct Oropharyngeal air wayNasopharingeal airwayLaringeal mask AirwayEndotracheal intubationCrycothyrotomyTracheostomy

1617Oropharyngeal airway Nama lain : - Mayo - GuedelMemberikan fasilitas untuk suctioningMencegah endotrakheal tergigit pasien

1718Oropharingeal airway Sekret, darah, muntahan dibersihkan dulu ( Suction )Hanya untuk pasien-pasien tak sadarKomplikasi : - menimbulkan obstruksi - dapat menstimulasi muntah dan spasme laring

1819Ukuran Oropharyngeal airway Orang dewasa : Besar ukuran : 5Medium ukuran : 4Small ukuran : 3 Cara insersi : - dengan bantuan tounge spatel - disimpan terbalik lalu diputar perlahan-lahan

1920

Teknik Insersi Oropharyngeal Airway2021Nasopharyngeal airway tube tanpa cuffdari plastik atau karet yang soft ( lunak )dipilih bila insersi oropharingeal sulit. oleh karena : - trimus, - trauma masif di mulut, - interdental wiringAlat ini juga berguna : pasien-pasien yang napas spontan dan masih semiconscious

2122 Nasopharyngeal airway Ukuran : dewasa : large 8 - 9 medium 7 - 8 Small 6 - 7Teknik insersi :LubrikasiMasukan lewat lubang hidung dst

Komplikasi : masuk oesophagus distensi gasterlaryngospasm dan muntahperdarahan hidung

2223TEKNIK INSERSI NASOPHARYNGEAL AIRWAY

23Laryngeal Mask Airway (LMA)LMA bukan merupakan airway definitif seperti halnya endotracheal tube (ETT)Pemasangan alat ini cukup sulit dan membutuhkan banyak latihan24

25Pada pasien-pasien diatas secepatnya intubasiKeuntungan :perlindungan airway > adekuat airway lebih paten, risiko aspirasi lebih rendah memungkinkan clearing airway > adekuatmemungkinkan pemberian O2 dengan konsentrasi tinggi bantuan ventilasi lebih adekuat ( volume tidak terkontrol )dapat sebagai salahsatu pilihan rute pemberian obat-obatan Endotracheal intubasi 2526Waktu memasang ETT : lakukan penekanan pd krikoid ( oleh orang yg membantu intubasi )

Tujuan : mencegah regurgitasi

AspirasiTekanan dipertahankan sampai setelah tube masuk dan cuff dikembangkan2627Henti jantung dan sedang dilakukan kompresi jantung luarPasien-pasien dengan ventilasi yang tidak adekkuat ( walaupun o.s. sadar )Melindungi airway ( koma, areflexia, henti jantung )Tidak dapat diventilasi dengan adekuat dengan cara-cara yang konvensional pada pasien-pasien yang tidak sadar Indikasi pemasangan ETT 2728Hindari intubasi bronchial Paru-paru kanan saja periksa suara nafas

2829Jangan terlalu asik intubasi

Saat intubasi napas (-) Bila terlalu lama pasien tdk bernapas

Hipoksi dst

2930Komplikasi Intubasi gigi patahbibir laserasiperdarahan HematomRuptur trachea

3031Laringoskop - periksa - lampu - cara memasang blade 2 jenis Blade : - Lengkung : macintosh - Lurus ( Straight) : (Miller, Wisconsin, Magil) ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN

3132

Laringoskop Blade LengkungLaringoskop Blade Lurus3233Endotracheal tube :

pipa terbuka dikedua ujungnyabagian proximal konektorbagian distal cuff yg dapat dikembangkan melalui one way inflating valve Ukuran : wanita 7 - 8 mm (Orang Barat ), laki-laki 8 - 8,5 mm ( Orang Barat )

Sesuai dengan ID ( Internal Diameter )Saat sudah intubasi tempat yg tepat : 20-22 cm ( tanda ETT)

3334Stylet : Membantu agar ETT dapat dibentuk sesuai kebutuhanJangan lupa lubrikasi

Alat-alat lain : Spuit 10 cc ( untuk mengembangkan cuff ) Forceps Magill Lubrikant Suction unit3435ALAT INTUBASI

3536 TEKNIK INTUBASI : Siapkan dan periksa kembali alat-alat yang tersediaSiapkan posisi kepala penderita 3 aksis : mulut, pharynx, tracheaDalam 1 garis lurus agar visualisasi > mudah kepala ektensi dan leher flexi

3637Buka mulut dengan tangan kanan, mulai masukkan blade dari kanan digeser ketengah sisihkan lidah kekiri.Cari epiglotis, insersikan tip blade di Vallecula angkat ke anteriorJangan gunakan gigi depan sebagai fulcrum ( tumpuan ) Setelah rimaglotis terlihat insersikan ETT

3738Proses intubasi jangan lebih dari 30 detik ( > baik < 15 detik )

3839Antara intubasi dan intubasi ( berikan bantuan nafas )

39SUMBATAN JALAN NAPAS

Mengatasi sumbatan nafas parsialDapat digunakan teknik manual thrust

Abdominal thrustChest thrustBack blow1. Abdominal Thrust (Manuver Heimlich)

Caranya : penolong harus berdiri di belakang korban, lingkari pinggang korban dengan kedua lengan penolong, kemudian kepalkan satu tangan dan letakkan sisi jempol tangan kepalan pada perut korban, sedikit di atas pusar dan di bawah ujung tulang sternum. Pegang erat kepalan tangan dengan tangan lainnya. Tekan kepalan tangan ke perut dengan hentakan yang cepat ke atas. Setiap hentakan harus terpisah dan gerakan yang jelas.Hentakan mendadak pada ulu hati (daerah subdiafragma abdomen).

Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada posisi tergeletak (tidak sadar)Caranya : korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka ke atas. Penolong berlutut di sisi paha korban. Letakkan salah satu tangan pada perut korban di garis tengah sedikit di atas pusar dan jauh di bawah ujung tulang sternum, tangan kedua diletakkan di atas tangan pertama. Penolong menekan ke arah perut dengan hentakan yang cepat ke arah atas.

Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada yang dilakukan sendiriPertolongan terhadap diri sendiri jika mengalami obstruksi jalan napas.Caranya : kepalkan sebuah tangan, letakkan sisi ibu jari pada perut di atas pusar dan di bawah ujung tulang sternum, genggam kepala itu dengan kuat, beri tekanan ke atas kea rah diafragma dengan gerakan yang cepat, jika tidk berhasil dapat dilakukan tindakan dengan menekan perut pada tepi meja atau belakang kursi

Chest Thrust (untuk bayi, anak yang gemuk dan wanita hamil)Bila penderita sadar, lakukan chest thrust 5 kali (tekan tulang dada dengan jari telunjuk atau jari tengah kira-kira satu jari di bawah garis imajinasi antara kedua putting susu pasien). Bila penderita sadar, tidurkan terlentang, lakukan chest thrust, tarik lidah apakah ada benda asing, beri nafas buatan

Back Blow (untuk bayi)Bila penderita sadar dapat batuk keras, observasi ketat. Bila nafas tidak efektif atau berhenti, lakukan back blow 5 kali (hentakan keras pada punggung korban di titik silang garis antar belikat dengan tulang punggung/vertebrae)

Back blow pada bayi

TERAPI OKSIGEN49Pendahuluan Terapi oksigen memberikan aliran udara dengan kadar oksigen >21% pada tekanan 1 atmosfer meningkatkan konsentrasi oksigen di dalam darahTujuanMempertahankan oksigenisasi jaringan yang adekuatMenurunkan kerja organ pernapasanMenurunkan kerja jantung50IndikasiPada kondisi penurunan PaO2 dengan gejala dan tanda hipoksia: dispnea (sesak napas), takipnea, disorientasi, gelisah, apatis & penurunan kesadaranKondisi lainGagal napasSyokKeracunan karbonmonoksida (CO), dll5152

Sungkup Muka SederhanaSistem aliran rendah dengan aliran udara berkisar 5-8 l/menit

53

54

55

Daftar PustakaComitte on Trauma, American College of Surgeon. ATLS Student Course Manual, 7th Edition. Chicag0: American College of Surgeon, 2004.European Resuscitation Council. Guidelines for Resuscitation 2005: Section 2. Adult basic life support and use of automated external defibrillators. Resuscitation (2005) 67S1, S7S23.

56SUCTIONING

Ns Iim Rohiman Skep SUCTIONING?..... Pasien dengan alat pada jalan napas (ETT/Tracheostomy),tidak bisa batuk epektif,pengeluaran sekret dari trachea harus dengan cara aspirasi atau disebut suctioning

INDICATION

TherapeuticDiagnosticTherapeutic:Suara napas kasar/CraclesRonchiTerlihat sekresi pada jalan napasPenurunan saturasi oksigen dan kadar PaO2Peningkatan kerja napasAspirasi Pasien tidak mampu batuk epektifMeningkatnya PIP; penurunan Vt saat dengan ventilasi mekanik

Continue.Gambaran X ray banyak sekresi Mempertahankan patensi alat pada jalan napasMerangsang batukpulmonary atelectasis atau konsolidasi karena retensi sekretProsedur bronchoscopy atau endoskopi

Diagnostik: Diperlukan sputum specimen / ETA (Endo Tracheal Aspiration) untuk pemeriksaan bacteriologi atau microbiologi atau sitologi

Pengambilan spesimen sputum

KONTRA INDIKASIRelatif :Kondisi klinis bertambah jelek setelah tindakan.Perdarahan aktif

Tidak ada kontra indikasi absolut KOMPLIKASIHypoxia / hypoxemiaTracheal and / or bronchial mucosal traumaCardiac or respiratory arrestPulmonary hemorrage / bleedingCardiac dysrhythmiasPulmonary atelectasisBronchoconstriction / bronchospasmHypotension / hypertensionElevated ICPInterruption of mechanical ventilation

PENGKAJIANPengkajian kebersihan jalan napas harus dilakukan sebelum tindakan suction ,adalah merupakan hal rutin pada pasien dengan ventilator

Persiapan alat

Mesin/sumber Vaccum dan regulatorStethoscopeSarung tangan steril untuk open suctionSarrung tangan bersih untuk suction tertutupKateter sterilGaun dan maskerSterile normal saline Ambu bag for preoxygenate the patient Air steril untuk flushing

TYPES OF SUCTIONINGOPEN SUCTIONCLOSED SUCTION

Cont Suctioning Terbuka Tertutup2 orang penolongDisposible cateterLepas dari ventilator 1 orang penolong Cateter non disposibleTidak lepas dari ventilator

68Cont

Indikasi pemilihan kateter suctionCara terbukaCara tertutupIntubasi < 24 jamSekresi sedikitSuction tidak seringProduksi sekresi >>>>Sering suctionSekret campur darahPemakain PEEP yg tinggiPenurunan saturasi saat suction.Resiko terjadi penularan ( MRSA, TBC )69Cont

Prinsip melakukan suction1. Aseptik2. Atraumatik3. AcyanosisAlat sterilCara steril ( standar precaution )Kateter masuk tidak kasar.Kateter sampai ujung karina dan ditarik 1-2 cm.Dikeluarkan dengan cara memutar.Tekanan suction :Bayi : 60-80 mmhgAnak2 : 80-100mmhgDewasa : 100 120 mmhgDilakukan < 15 detikKateter suction tidak menutup total ETT.Oksigenisasi 100% sebelum dan sesudah tindakan.70Persiapan pasienAuskultasi suara napas

Jelaskan prosedur kepada pasien

Oksigenisasi dengan FiO2 100% > 30 detik

MONITORINGSelama dan setelah melakukan tindakan suctioning harus selalu diikuti dengan melakukan monitor terhadap :Suara nafasSaturasi oksigenFrekuaensi dan pola nafasParameter hemodinamik(denyut nadi rate, tekanan darah )Reflek batukICP (jika tersedia dan diperlukan)Sputum characteristics (warna,jumlah, konsistensi)Ventilator parameters (PIP, Vt & FiO2)

Evaluasi hasilPeningkatan suara nafas (vesikuler). Penurunan puncak tekanan Inspirasi; Peningkatan volume sekuncup paru (TV) setelah disuction. Peningkatan tekanan gas dalam arteri, ditandai dengan peningkatan O2 saturasi pulse oximetry. (SpO2) Bersihnya sekresi dari paru dan jalan nafas.

Batasan dalam melakukan tindakanSuctioning dapat mengakibatkan bahaya sehingga harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian.Suctioning dapat dilakukan bila diperlukan sesuai kondisi klinis(tidak perlu dirutinkan).Kebutuhan suctioning dapat dikaji setiap dua jam atau lebih sesuai kebutuhan.Prioritas utama dalam manajemen jalan nafas adalah JALAN NAFAS BEBAS!Pasien sadar, ajak bicara. Bicara jelas dan lancar berarti jalan nafas bebasBeri oksigen bila ada 6 liter/menit Jaga tulang leher : baringkan penderita di tempat datar, wajah ke depan, posisi leher netralNilai apakah ada suara nafas tambahan