pengelolaan periodontal pada pasien dengan hiv

13
Pengelolaan Periodontal pada Pasien dengan HIV

Upload: sunjaya-tunggala

Post on 15-Jul-2016

32 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

blok 9

TRANSCRIPT

Pengelolaan Periodontal pada Pasien dengan HIV

RIWAYAT KESEHATANHal utama yang harus diperhatikan dalam dalam

perawatan periodontal pasien dengan HIV adalah status kesehatannya, evaluasi kejiwaannya, dan konsultasi dengan psikiater pasien ODA tersebut karena karena perawatan pasien tergantung pada status kesehatan pasien saat itu

Sebagai contoh, penyembuhan luka yg tertunda & faktor resiko tinggi infeksi memungkinkan terjadinya komplikasi pada pasien dengan HIV-AIDS tetapi jika keadaan CD4 normal atau mendekati normal maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam melakukan perawatan.

RIWAYAT KESEHATANSangat penting untuk menggali informasi

menyangkut status imun pasien dengan beberapa pertanyaan seperti dibawah ini :1. Bagaimana kadar CD4 dan T4limfositnya?2. Bagaimana kadar CD4 & T4 pada pemeriksaan yang lalu? Seberapa sering tes itu dilakukan ?3. Sudah berapa lama infeksi HIV ini teridentifikasi?

Bisakah menyebutkan tanggal pastinya anda pertama

kali teridentifikasi?

RIWAYAT KESEHATAN4. Apakah ada riwayat penggunaan NARKOBA, PMS, multiple infeksi, atau faktor lain yang menyangkut

respon imun? Contohnyaapakah pasien punya riwayat

terkena HBV, HCV, neutropenia, thrombocytopenia,

kekurangan nutrisi, kekurangan hormon adrenocorticoid?

5. Obat apa yang sedang dikonsumsi oleh pasien?6. apakah ada alergi terhadap obat2an tertentu?

GAMBARAN OH PASIEN HIV-AIDS

KEMUNGKINAN PENULARAN INFEKSI

Manajemen perawatan pasien dengan HIV-AIDS untuk perawtan periodontal di klinik memerlukan metode kontrol infeksi yang ketat sesuai dengan aturan.

Tata laksana Universal Precaution yang benar akan meminimalkan resiko penyebaran infeksi dari pasien kepada dokter gigi dan perawatnya.

Daya tahan tubuh yang rendah juga berpotensi untuk terjadinya penyebaran infeksi pada orang yang berada di ruang klinik maupun fasilitas kesehatan lainnya.

TUJUAN TERAPITujuan terapi yg utama adalah perbaikan dan

perawatan dari kondisi mulut baik berupa kenyamanan dan fungsi dari gigi

Perawatan periodontal lebih diarahkan untuk mengontrol penyakit yang bermanifestasi akibat HIV seperti sarcoma kaposi, hairy leukoplakia, oral candidiasis, oral hyperpigmentasi, atypical ulcers, NUG, NUP.

Perawatan periodontal secara khusus lebih diarahkan dengan cara pemberian instruksi peningkatan kebersihan mulut (non surgical).

TUJUAN TERAPIMeskipun NUP lebih menyebakan

kehilangan tulang periodontal secara cepat dan squester tapi ekstraksi bukanlah solusi yang diharapkan terhadap gigi yang terlibat kecuali pasien tidak dapat lagi menjaga OH-nya.

Keputusan dalam perawatan periodontal lebih lanjut sebaiknya didahului dengan penggunaan informed consent (surat persetujuan pasien) dan setelah konsultasi dengan dokter yang merawatnya

PERAWATAN PERIODIKPerawatan ulang jaringan periodontal pasien ODA

sebaiknya dilakukan tiap 2-3 bulan sekali untuk memeriksa adakah perubahan progresif dari penyakit periodontal.

Pengobatan dengan antibiotic secara sistemik juga harus diintesifkan sesuai dengan instruksi dokter.

Pemeriksaan darah dan tes kesehatan lainnya juga harus selalu diperhatikan untuk melihat kondisi kesehatan pasien.

Konsultasi dan koordinasi dengan dokter yang merawat pasien ODA juga diperlukan.

FAKTOR FISIOLOGIS & PSIKOLOGIS

Infeksi HIV bisa menggangu fungsi otak dan menyebabkan DEMENTIA (lupa ingatan), hal ini ini dapat mempengaruhi respon pasien pada saat perawatan gigi, tapi hal tersebut hanya terjadi pada beberapa kasus saja.

Biasanya pasien sangat memikirkan mengenai kerahasiaan data medisnya, karena hidup dengan penyakit yang membahayakan nyawanya dapat membuat pasien berada dalam kondisi depresi, cemas, dan marah, dan kemarahan ini bisa diarahkan langsung pada dokter gigi dan perawat gigi yang merawatnya.

FAKTOR FISIOLOGIS & PSIKOLOGIS

Merupakan hal yang penting untuk menunjukkan kepedulian dan rasa pengertian pada keadaan pasien. Perawatan harus dilakaukan secara sabar, dalam keadaan tenang sehingga perasaan stres pada pasien dapat diminimalisir.

Dokter gigi harus bisa menyarankan dan merujuk pasien berdasarkan keadaan kesehatan mulutnya itu, karena Dokter gigi kebanyakan menolak melakukan perawatan pasien ODA karena kondisi kesehatannya itu.

Pasien dengan kondisi lesi di mulut yang disebabkan infeksi HIV haruslah diinformasikan kepadanya dan dilakukan anamnesa kemungkinan terinfeksi HIV, kemudian diadakan pendampingan pada saat melakukan pemeriksaan kesehatan oleh konselor.