pengembangan buku cerita bergambar skripsirepository.usd.ac.id/20121/2/141134064_full.pdf ·...
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR
TENTANG ENERGI PANAS UNTUK SISWA
KELAS III SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Paula Caesarani Ekaristi
NIM: 141134064
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:
Bapa, Bunda Maria, dan Yesus yang selalu memberi keyakinan dan kekuatan
kepada saya
Bapak Yohanes Budi Waluya dan Ibu Rosalia Purwaningsih sebagai orang tua
yang selalu memberikan doa, semangat, dan dukungan kepada saya
Benedectus Aditya Pangestu sebagai adik yang selalu menemani dan memberikan
semangat kepada saya
Andrianus Agung Hari Krisjaya sebagai teman spesial yang selalu memberikan
bantuan dan semangat kepada saya
Sahabat-sahabat yang selalu memberi bantuan, motivasi dan hiburan kepada saya
Semua angkatan PGSD 2014 yang telah berdinamika bersama saya
Terima kasih semuanya atas segala semangat, perhatian, bantuan dan kasih sayang
yang telah diberikan kepada saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Tuhan berkehendak, kita pasti sanggup menjalankan dan menyelesaikan.
Apapun yang terjadi hendaklah dijalankan dengan iman yang yakin, hati yang
kuat, pikiran yang jernih, dan tindakan yang baik.
(Paula Caesarani Ekaristi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 6 Februari 2018
Peneliti
Paula Caesarani Ekaristi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Paula Caesarani Ekaristi
Nomor Mahasiswa : 141134064
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Buku Cerita Bergambar tentang Energi Panas untuk Siswa
Kelas III Sekolah Dasar
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 6 Februari 2018
Yang menyatakan
Paula Caesarani Ekaristi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR
TENTANG ENERGI PANAS UNTUK SISWA
KELAS III SEKOLAH DASAR
Paula Caesarani Ekaristi
Universitas Sanata Dharma
2018
Siswa sekolah dasar melaksanakan kegiatan membaca berdasarkan minat
dan kemampuannya dalam membaca. Bahan bacaan yang memiliki bentuk dan isi
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dirasa akan meningkatkan minat
dan kemampuan siswa dalam membaca. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan buku cerita bergambar tentang energi panas untuk siswa kelas
III sekolah dasar.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang
menggunakan modifikasi prosedur penelitian pengembangan Borg and Gall dan
prinsip dasar pengembangan materi bahasa Tomlinson. 1) Analisis kebutuhan:
wawancara, observasi, dan kajian pustaka; 2) Perencanaan produk, studi pustaka
dan membuat kuesioner validasi; 3) Penentuan desain awal dan isi dengan
memperhatikan lima prinsip dasar Tomlinson; 4) Validasi produk: ahli media,
guru kelas III, dan dua siswa kelas III; 5) Revisi produk sesuai hasil validasi, 6)
Uji coba lapangan: enam siswa kelas III sebagai subjek penelitian, 7) Revisi
produk sesuai hasil validasi hingga menjadi produk akhir.
Hasil validasi menunjukkan buku cerita bergambar tentang energi panas
untuk siswa kelas III sekolah dasar sesuai dengan karakter dan kebutuhan siswa.
Desain produk memiliki kosa kata dan bahasa sesuai bahasa anak; judul: huruf
Perpetua ukuran 72pt; isi: huruf Serifa ukuran 14pt/16pt; sampul: kertas Ivory
230gsm; isi buku: kertas Art Paper 150gsm; kesesuaian tata letak; ukuran buku
A4; gambar sesuai cerita; warna terang. Isi cerita sudah mencakup lima prinsip
dasar Tomlinson, yaitu memberi pengaruh kuat, mempermudah belajar, sesuai
dengan fokus materi, memberi efek positif, serta memberikan umpan balik. Dari
hasil validasi tersebut, peneliti menyimpulkan produk sudah layak menjadi bahan
literasi dan media pembelajaran untuk siswa kelas III sekolah dasar.
Kata kunci: penelitian dan pengembangan, buku cerita bergambar, membaca,
siswa sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
DEVELOPING OF PICTURE STORY BOOK ABOUT THERMAL
ENERGY FOR THIRD GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL
Paula Caesarani Ekaristi
Sanata Dharma University
2018
Elementary school students carry out activities reading based on interest
and ability in reading. Reading material that has the form and the content in
accordance with the characteristics and needs of the students felt would enhance
the interest and ability of students in reading. This research aims to develop a
picture story book about thermal energy for third grade students of elementary
school.
The study is research development which using modified Borg and Gall
development research procedure and the basic principles of language material
development of Tomlinson. 1) Need analysis: interview, observation,and literature
review; 2) Product planning, literature study and make the questionnaire
validation; 3) Determination of initial design and content by observing the five
basic principles of Tomlinson; 4) Validation product: media expert, grade III
teacher, and two grade III students; 5) Product revision according the results of
validation, 6) Field trials: six grade III students as a subject of research, 7)
Product revision according the results of validation to a final product.
The results of the validation shows a picture story book about thermal
energy for third grade students of elementary school in accordance with the
character and needs of the students. Product design has a vocabulary and
language appropriate children language; title: Perpetua 72pt; contents: Serifa
14pt/16pt; covers: Ivory 230gsm; contents of the book: Art Paper 150gsm; the
suitability of the layout; A4 book size; picture according to story; bright colour.
The content of the story already covers the five basic principles of Tomlinson, that
giving strong influence, ease of learning, according to the focus of the material,
giving a positive effect, and give feedback. From the validation results, the
researcher concludes the product already fit for use as literacy material and
learning media for the third grade students of elementary school.
Keywords: research and development, picture story book, reading, elementary
school student.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan oleh
peneliti dengan baik dan lancar. Skripsi ini berjudul “Pengembangan Buku Cerita
Bergambar tentang Energi Panas untuk Siswa Kelas III Sekolah Dasar”. Skripsi
ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti telah
memperoleh banyak doa, motivasi, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak
baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan
dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD Universitas
Sanata Dharma.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD Universitas
Sanata Dharma.
4. Wahyu Wido Sari, M. Biotech. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan memberi motivasi sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II
yang telah membimbing dan memberi motivasi sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Para dosen dan Staf PGSD yang telah membantu dalam melengkapi data
peneliti.
7. Para validator yang telah membantu peneliti dalam memvalidasi produk.
8. Saryanto, A. MA. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Gentan yang telah
mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah.
9. Seluruh guru SD Negeri Gentan yang telah membantu peneliti dalam
melakukan analisis kebutuhan.
10. Siswa kelas III SD Negeri Gentan yang telah membantu peneliti selama
penelitian berlangsung.
11. Kedua orang tua, Yohanes Budi Waluya dan Rosalia Purwaningsih yang
selalu memberikan doa, dorongan, dukungan dan fasilitas yang memadahi.
12. Adik, Benedectus Aditya Pangestu yang selalu menemani dan memberikan
semangat kepada peneliti.
13. Teman spesial, Andrianus Agung Hari Krisjaya yang selalu memberikan
doa, semangat, dan bantuan kepada peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
14. Teman seperjuangan, Aloysia Sri Wahyuni Candra Dewi yang selalu
menguatkan dan menyemangati dalam menjalani setiap proses pembuatan
skripsi.
15. Teman baik, Azizah Kusuma Astuti yang selalu memberikan semangat dan
bantuan.
16. Seluruh sahabat, kakak tingkat angkatan 2013, dan teman payung skripsi
yang selalu mendukung peneliti.
17. Teman-teman PGSD angkatan 2014 dan semua pihak yang pernah
berdinamika selama masa perkuliahan.
18. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk
motivasi dan bantuannya.
Peneliti menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih memiliki banyak
keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu, peneliti membutuhkan kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, peneliti mengucapkan
selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.
Yogyakarta, 6 Februari 2018
Peneliti
Paula Caesarani Ekaristi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ……………………...……………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………… iv
HALAMAN MOTTO ……………………………………………………… v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………….... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……………………...... vii
ABSTRAK …………………………………………………………………. viii
ABSTRACT ……………………………………………………………….... ix
KATA PENGANTAR ……………………………………………………... x
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. xii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..... xv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………......... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xvii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………..... 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………… 9
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………..... 10
1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………... 10
1.5 Definisi Operasional …………………………………………………. 11
1.6 Spesifikasi Produk …………………………………………………… 12
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………… 13
2.1 Kajian Pustaka ……………………………………………………...... 13
2.1.1 Pembelajaran Membaca ………………………………………….. 13
2.1.1.1 Pengertian Membaca ………………………………….……… 13
2.1.1.2 Tujuan Membaca ………………………………………..……. 14
2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Membaca …....... 14
2.1.1.4 Pembelajaran Membaca Kelas III …………….……………… 18
2.1.2 Gerakan Literasi Sekolah ……..…..……………………………… 21
2.1.2.1 Pengertian Gerakan Literasi Sekolah ……………………….... 21
2.1.2.2 Tujuan Gerakan Literasi Sekolah ……………………..……… 21
2.1.2.3 Prinsip Gerakan Literasi Sekolah …………………………….. 22
2.1.2.4 Tahapan Gerakan Literasi Sekolah ………………………..…. 23
2.1.3 Media Pembelajaran ……………………………………………... 24
2.1.3.1 Pengertian Media Pembelajaran ……………………………… 24
2.1.3.2 Manfaat Media Pembelajaran …………………………..…….. 25
2.1.4 Buku Cerita Bergambar ………………………………………….. 26
2.1.4.1 Pengertian Buku Cerita Bergambar ………………………..…. 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.4.2 Jenis Buku Cerita Bergambar ………………..……………….. 27
2.1.4.3 Fungsi Buku Cerita Bergambar ……………………..………... 28
2.1.4.4 Kriteria Buku Cerita Bergambar yang Baik …………………... 29 2.1.5 Siswa Kelas III Sekolah Dasar …………………………………… 33
2.1.5.1 Karakteristik Siswa Kelas III Sekolah Dasar …………….…... 33
2.1.5.2 Ciri Perkembangan Siswa Kelas III Sekolah Dasar …….……. 34
2.1.6 Kurikulum 2013 ………………………………………………….. 35
2.1.6.1 Pengertian Kurikulum 2013 …………….……………………. 35
2.1.6.2 Karakteristik Kurikulum 2013 ……………..…………………. 36
2.1.6.3 Tujuan Kurikulum 2013 ………………………………….…... 37
2.1.7 Energi Panas …………………………………………………........ 38
2.2 Penelitian yang Relevan …………………………..…………………. 38
2.3 Kerangka Berpikir ………………………………..………………….. 42
2.4 Pertanyaan-pertanyaan Penelitian …………………..……………….. 43
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………… 45
3.1 Jenis Penelitian ………………………...…………………………….. 45
3.2 Prosedur Pengembangan …………..………………………………… 47
3.3 Setting Penelitian ……………...……………………………………... 53
3.3.1 Subjek Penelitian ………………………………………………… 53
3.3.2 Objek Penelitian ………………………………………………….. 53
3.3.3 Lokasi Penelitian …………………………………………………. 53
3.3.4 Waktu Penelitian …………………………………………………. 53
3.4 Teknik Pengumpulan Data ………………………..…………………. 53
3.4.1 Observasi ………………………………………………………… 54
3.4.2 Wawancara ……………………………………………………….. 55
3.4.3 Kuesioner ………………………………………………………… 55
3.5 Instrumen Penelitian ……...………………………………………….. 56
3.5.1 Pedoman Observasi ………………………………………………. 56
3.5.2 Pedoman Wawancara …………………………………………….. 57
3.5.2.1 Wawancara Guru Kelas …………………………………..…... 57
3.5.2.2 Wawancara Siswa …………………………………..………… 59
3.5.3 Kuesioner ……………………………………………………….... 61
3.5.3.1 Kuesioner Validasi Produk ………………..………………….. 61
3.5.3.2 Kuesioner Uji Terbatas Produk ………………….…………… 63
3.6 Teknik Analisis Data ……………………………………………........ 64
3.6.1 Teknik Analisis Data Kualitatif …………………………………. 64
3.6.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif ………………………………… 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………...………... 66
4.1 Analisis Kebutuhan …………………………..……………………… 66
4.1.1 Hasil Observasi Analisis Kebutuhan …………………………….. 67
4.1.2 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan …………………………... 68
4.2 Deskripsi Produk Awal ………..…………………………………….. 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.2.1 Sampul Buku Cerita ……………………………………………… 72
4.2.2 Isi Buku Cerita …………………………………………………… 73
4.2.2.1 Kata Pengantar ……………………..…………………………. 73
4.2.2.2 Tentang Buku …………………….…………………………... 74
4.2.2.3 Pemetaan Kompetensi Dasar ………………………………..... 74
4.2.2.4 Isi Cerita ………………………………………….…………... 74
4.2.2.5 Catatanmu …………………………………………..…...……. 77
4.2.2.6 Daftar Referensi …………………………………………..…... 77
4.2.2.7 Profil Penulis ………………………………………….……… 77
4.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ……………………………..…….. 78
4.3.1 Data Validasi Ahli Media dan Revisi Produk ……………………. 78
4.3.1.1 Data Validasi Ahli Media ………..…………………………… 78
4.3.1.2 Revisi Produk ……………….………………………………... 81
4.3.2 Data Validasi Guru SD dan Revisi Produk ………………………. 87
4.3.2.1 Data Validasi Guru SD ………………………………..……… 87
4.3.2.2 Revisi Produk …………………………….…………………... 89
4.3.3 Data Validasi Siswa SD dan Revisi Produk ……………………... 91
4.3.3.1 Data Validasi Siswa SD …………………………………..…... 91
4.3.3.2 Revisi Produk ……………………….………………………... 93
4.3.4 Data Uji Coba Terbatas dan Revisi Produk ……………………… 95
4.4 Kajian Produk Akhir …………………………………………..…….. 98
4.4.1 Sampul Buku Cerita ……………………………………………… 98
4.4.2 Isi Buku Cerita …………………………………………………… 99
4.4.2.1 Kata Pengantar …………..……………………………………. 99
4.4.2.2 Tentang Buku …………….…………………………………... 99
4.4.2.3 Pemetaan Kompetensi Dasar …………………..……………... 100
4.4.2.4 Isi Cerita ………………….…………………………………... 100
4.4.2.5 Catatanmu …………………..………………………...………. 101
4.4.2.6 Daftar Referensi …………………..…………………………... 101
4.4.2.7 Profil Penulis ………………….……………………………… 101
4.5 Pembahasan ………………………………………………...………... 102
BAB V PENUTUP ……………………………………………….………... 110
5.1 Kesimpulan ……………..…………………………………………… 110
5.2 Keterbatasan Pengembangan …………………………...……………. 112
5.3 Saran …………………………………………………...…………….. 112
DAFTAR PUSTAKA ...…………………………………………………..... 113
LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Hasil Penelitian yang Relevan ………………………………………… 41
3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan Borg & Gall ………………......…. 46
3.2 Modifikasi Prosedur Penelitian Pengembangan Borg & Gall ……...…. 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Analisis Kebutuhan ………………………... 56
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Analisis Kebutuhan ……………………….. 57
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara dengan Guru Kelas ………………………. 58
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas …………………….. 58
Tabel 3.5 Kisi-kisi Wawancara dengan Siswa ............................................ 59
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara dengan Siswa …………………………… 60
Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk ............................................ 61
Tabel 3.8 Kuesioner Validasi Produk ……………………………………... 62
Tabel 3.9 Kisi-kisi Kuesioner Uji Terbatas Produk …………………….… 63
Tabel 3.10 Kuesioner Uji Terbatas Produk ……………………………….. 64
Tabel 3.11 Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif Skala Lima ……. 65
Tabel 4.1 Komentar dan Revisi Ahli Media ………………………………. 79
Tabel 4.2 Revisi Buku Cerita ……………………………………………... 81
Tabel 4.3 Revisi Buku Cerita ……………………………………………... 82
Tabel 4.4 Revisi Buku Cerita ……………………………………………... 83
Tabel 4.5 Revisi Buku Cerita ……………………………………………... 84
Tabel 4.6 Revisi Buku Cerita ……………………………………………... 85
Tabel 4.7 Revisi Buku Cerita ……………………………………………... 86
Tabel 4.8 Revisi Buku Cerita ……………………………………………... 87
Tabel 4.9 Komentar dan Revisi Guru SD …………………………………. 88
Tabel 4.10 Revisi Buku Cerita ……………………………………………. 89
Tabel 4.11 Revisi Buku Cerita ……………………………………………. 90
Tabel 4.12 Revisi Buku Cerita ……………………………………………. 91
Tabel 4.13 Komentar dan Revisi Siswa SD ………………………………. 92
Tabel 4.14 Revisi Buku Cerita ……………………………………………. 93
Tabel 4.15 Revisi Buku Cerita ……………………………………………. 94
Tabel 4.16 Revisi Buku Cerita ……………………………………………. 95
Tabel 4.17 Komentar dan Revisi Enam Siswa SD ………………………... 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi Analisis Kebutuhan …………………….. 117 Lampiran 2 Hasil Wawancara Guru Kelas …………………………… 120
Lampiran 3 Hasil Wawancara Siswa …………………………………. 124
Lampiran 4 Hasil Validasi Ahli Media ……………………………….. 127
Lampiran 5 Hasil Validasi Guru SD ………………………………….. 133
Lampiran 6 Hasil Validasi Siswa SD …………...……………………. 138
Lampiran 7 Hasil Uji Coba Lapangan Siswa SD ……………...….…. 148 Lampiran 8 Data Hasil Uji Coba Lapangan ………………………..…. 178
Lampiran 9 Hasil Observasi Uji Coba Lapangan Guru SD………….... 180
Lampiran 10 Rekapitulasi Skor Hasil Validasi dan Skor Uji Coba Lapangan ……………………………...……………….. 183 Lampiran 11 Foto Penelitian ………..…………………………...…... 184
Lampiran 12 Surat Izin Penelitian ……………………...………...…... 185
Lampiran 13 Surat Keterangan Penelitian …………………………..... 186
Lampiran 14 Biodata Peneliti …………………………..…………….. 187
Lampiran 15 Produk Buku Cerita Bergambar ………………………... 188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan pada setiap masanya
demi mencapai taraf perbaikan pendidikan yang signifikan. Perubahan tersebut
ditujukan secara mendasar pada kurikulum yang digunakannya. Kurikulum
sendiri merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai
pedoman dalam melaksanakan pendidikan (Shobirin, 2016: 1). Kurikulum
pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan sejak tahun 1945
hingga saat ini. Perubahan kurikulum terjadi pada tahun 1947, 1952, 1964, 1975,
1984, 1994, 2004, 2006 dan 2013 (Shobirin, 2016: 4). Perubahan kurikulum
tersebut harus mengacu pada kebutuhan peserta didik dan tantangan yang akan
dihadapi di masa mendatang, serta tetap berlandaskan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
Kurikulum terbaru yang saat ini digunakan dalam pendidikan di
Indonesia, yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 erat kaitannya dengan upaya
pemerintah dalam menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu
bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Kurikulum 2013
memiliki pola pembelajaran tersendiri dalam merubah wajah pendidikan di
Indonesia, di antaranya pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
pembelajaran berpusat pada peserta didik, pola pembelajaran satu arah (interaksi
guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaksi guru–peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
didik–masyarakat–lingkungan alam, sumber/ media lainnya), pola pembelajaran
terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu
dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui
internet), pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran
pendekatan sains), serta pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (Shobirin,
2016: 38). Perubahan-perubahan pada pola pembelajaran tersebut dilakukan
sebagai salah satu bentuk usaha dalam mencapai kesempurnaan pendidikan di
Indonesia.
Kurikulum 2013 sudah digunakan oleh beberapa sekolah dasar di
Indonesia. Dalam pelaksanaannya, kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan dasar
memiliki arah dan tujuan untuk membentuk peserta didik yang memiliki
keterampilan dan kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung sebagai
bekal untuk memperoleh pengetahuan yang lebih tinggi, mengembangkan potensi
peserta didik, serta membentuk mental dan kepribadian peserta didik (Shobirin,
2016: 13).
Upaya pemerintah dalam mencanangkan kurikulum 2013 di atas sangat
beralasan sejalan dengan kenyataan bahwa berbagai penelitian dan survei yang
dilakukan oleh lembaga internasional selalu menempatkan Indonesia pada urutan
terendah, dalam bidang kemampuan literasi dibandingkan dengan beberapa
Negara ASEAN sekalipun (Abidin, dkk., 2017: 277). Hal tersebut dapat
ditunjukkan pada hasil penelitian dan survei yang dilakukan oleh Progress in
International Reading Literacy Study (PIRLS) dan Programme for International
Student Assessment (PISA). Uji literasi membaca mengukur aspek memahami,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menggunakan, dan merefleksikan hasil membaca dalam bentuk tulisan. Dalam
PIRLS 2011 International Results in Reading, Indonesia menduduki peringkat ke
45 dari 48 negara peserta dengan skor 428 dari skor rata-rata 500 (IEA, 2012).
Sementara itu, uji literasi membaca dalam PISA 2009 menunjukkan peserta didik
Indonesia berada pada peringkat ke-57 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD
493), sedangkan PISA 2012 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada
peringkat ke-64 dengan skor 396 (skor ratarata OECD 496) (OECD, 2013).
Sebanyak 65 negara berpartisipasi dalam PISA 2009 dan 2012. Data PIRLS dan
PISA, khususnya dalam keterampilan memahami bacaan, menunjukkan bahwa
kompetensi peserta didik Indonesia tergolong rendah (Faizah, dkk., 2016: i).
Berlandaskan kondisi di atas, Pemerintah melalui Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 merancang gagasan
mengenai salah satu kegiatan wajib peserta didik, yaitu melaksanakan kegiatan
literasi sekolah. Perancangan gagasan tesebut dilakukan sebagai bentuk upaya
pemerintah dalam membantu peserta didik untuk mencapai arah dan tujuan
kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan dasar, serta meningkatkan taraf
kemampuan literasinya. Di dalam kurikulum 2013, kegiatan literasi ini dapat
disertakan pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang diintegrasikan dengan mata
pelajaran lain. Kegiatan literasi dalam konteks kurikulum 2013 diharapkan
mampu menuntun peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang jauh lebih baik (Abidin, dkk., 2017: 278).
Salah satu langkah strategis yang dilakukan oleh kemdikbud untuk
meningkatkan kemampuan literasi peserta didik, yaitu menggalakkan program
Gerakan Literasi Sekolah (Abidin,dkk., 2017: 278). Gerakan Literasi Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
(GLS) adalah sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan
sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat
melalui pelibatan publik (Faizah, dkk., 2016: 2). Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
dapat diwujudkan dengan pelaksanaan pembiasaan membaca 15 menit sebelum
waktu belajar dimulai. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) memiliki tujuan umum,
yaitu menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan
ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar
mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat, serta tujuan khusus, yaitu
menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah, meningkatkan kapasitas warga
dan lingkungan sekolah agar literat, menjadikan sekolah sebagai taman belajar
yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola
pengetahuan, dan menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan
beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca (Faizah, dkk.,
2016: 2).
Gerakan Literasi Sekolah dapat dilaksanakan secara optimal dengan
adanya perhatian khusus di dalam pembelajaran membaca. Pelaksanaan
pembelajaran membaca dapat dimulai dengan menumbuhkan minat membaca
peserta didik sejak dini. Minat merupakan sesuatu yang disenangi peserta didik
tanpa ada unsur paksaan. Minat memiliki pengaruh yang kuat terhadap
pemahaman peserta didik saat membaca bacaan. Peserta didik dapat memahami
isi bacaan secara keseluruhan dengan baik, jika sudah memiliki minat dan
kemampuan membaca yang tinggi (Tarigan, dkk., 1989: 94). Peserta didik
hendaknya mulai diajak untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran membaca agar
minat membacanya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Minat membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
peserta didik dapat ditumbuhkembangkan melalui adanya banyak bacaan yang
menarik bagi peserta didik. Bacaan yang menarik bagi peserta didik, yaitu bacaan
yang memiliki kecenderungan tampil dalam bentuk perpaduan tulisan dan gambar
atau ilustrasi (Hasanuddin WS, 2015: 5).
Namun pada kenyataan yang dijumpai di lapangan, upaya pemerintah
dalam mencapai arah dan tujuan kurikulum 2013 pada pendidikan dasar juga
belum memperoleh tanggapan positif dari beberapa sekolah dasar. Hal tersebut
dibuktikan dengan dilakukannya pengamatan dan wawancara di salah satu
sekolah dasar yang sudah menggunakan kurikulum 2013. Pengamatan dilakukan
di perpustakaan, serta pada saat guru kelas mengawali dan melaksanakan
pembelajaran di kelas. Melalui pengamatan di perpustakaan, buku cerita
bergambar yang tersedia sangat terbatas. Siswa yang masuk ke perpustakaan
untuk membaca saat ada waktu senggangpun hanya satu atau dua anak. Melalui
pengamatan di awal pembelajaran, guru kelas III belum melaksanakan Gerakan
Literasi Sekolah. Sudut baca di kelaspun juga tidak tersedia. Guru langsung
memulai pembelajaran tanpa diawali dengan kegiatan membaca. Di sisi lain,
pelaksanaan pembelajaran yang terjadi di dalam kelas masih terlihat belum
berjalan dengan baik. Pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga siswa
tidak dapat berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Guru kelas III menggunakan metode ceramah untuk membahas materi
pelajaran. Guru juga belum menggunakan media untuk melibatkan siswa secara
aktif saat proses pembelajaran berlangsung. Guru sangat mendominasi dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini. Guru hanya menjelaskan keseluruhan
materi dan siswa hanya disuruh untuk mendengarkan dan menulis apa yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
disampaikan. Penerapan pembelajaran seperti ini dapat mempengaruhi prestasi
siswa dalam menguasai materi dari suatu mata pelajaran. Pembelajaran yang
berlangsung cenderung membuat siswa kesulitan untuk memahami materi yang
disampaikan. Hal tersebut disebabkan karena siswa kelas III masih belum bisa
berpikir abstrak secara keseluruhan. Guru hanya sering berfokus pada
penyampaian materi, bukan pemahaman materi yang dicapai oleh siswa.
Saat pembelajaran berlangsung, banyak siswa yang cenderung
mengabaikan guru yang sedang menyampaikan materi di depan kelas. Banyak
siswa yang menyibukkan dirinya sendiri dengan melakukan aktivitas lain, seperti
mengganggu temannya, mengobrol dengan teman sebangku, dan menggambar.
Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa merasa bosan dengan proses
pembelajaran yang sedang berlangsung. Di dalam kelas, siswa terlihat hanya
mampu berkonsentrasi sejenak. Pada saat guru telah selesai menyampaikan
materi, guru melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa. Siswa yang berperan
aktif hanya dua-tiga anak. Masih banyak siswa yang belum mampu menjawab
beberapa pertanyaan guru yang disampaikan secara lisan dengan tepat. Selain itu,
siswa juga tidak mengajukan pertanyaan saat diberikan kesempatan bertanya pada
guru.
Guru kelas terlihat belum memberi penekanan pada pelaksanaan
pembelajaran membaca saat melangsungkan proses pembelajaran di kelas.
Pembelajaran membaca sebenarnya dapat diselipkan dalam pelaksanaan
pembelajaran pada suatu mata pelajaran tertentu di kelas. Namun kenyataannya,
guru lebih memilih untuk mengesampingkan pembelajaran membaca, dan
memilih untuk menjelaskan atau membacakan materi yang tertera di dalam buku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Peneliti juga melangsungkan wawancara dengan guru dan dua siswa
kelas III terkait pelaksanaan pembelajaran membaca di kelas III SD Negeri
Gentan. Guru kelas III menjelaskan bahwa kemampuan membaca siswa kelas III
masih berada di posisi rendah. Sebagian besar dari seluruh siswa kelas III
memang sudah mampu membaca dengan lancar, tetapi belum mampu untuk
menguasai isi bacaan. Hingga saat ini, siswa juga belum memperoleh kesempatan
untuk dapat belajar meningkatkan kemampuan membacanya. Hal tersebut
dikarenakan belum adanya pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah dari sekolah,
buku bacaan menarik yang berkaitan dengan materi pembelajaran sangat terbatas,
dan guru merasa belum mampu untuk fokus terhadap perkembangan kemampuan
membaca siswa karena setiap hari guru dituntut untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan yang dicantumkan dalam RPP. Guru juga merasakan
pengaruh yang luar biasa setelah melakukan pembelajaran di kelas. Hal tersebut
ditunjukkan dengan adanya sebagian besar siswa sering memperoleh nilai di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria Ketuntasan Minimal semua
mata pelajaran yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah, yaitu 65. Salah satu
penyebab siswa sering memperoleh nilai di bawah KKM, yaitu siswa masih
kesulitan memahami isi bacaan yang mencantumkan materi maupun soal dari
beberapa mata pelajaran. Di sisi lain, kedua siswa serempak menjelaskan bahwa
pembelajaran di kelas belum pernah menggunakan media pembelajaran yang
menarik, terutama buku cerita bergambar. Di kelas, pembelajaran hanya
menggunakan buku paket yang berisi tulisan saja sehingga siswa mudah merasa
bosan dan tidak ada minat untuk membacanya. Siswa menyadari bahwa siswa
masih merasa kesulitan dalam memahami isi bacaan dikarenakan siswa jarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dibiasakan untuk membaca berbagai bacaan. Buku bacaan yang menarik bagi
siswa sangat terbatas sehingga siswa belum memiliki niat yang utuh untuk
mengembangkan kemampuan membacanya secara optimal.
Proses belajar mengajar di sekolah dasar membutuhkan media
pembelajaran sebagai alat penunjang proses pembelajaran di kelas. Hal tersebut
dikarenakan siswa sekolah dasar masih memerlukan bantuan benda konkret dalam
memahami konsep-konsep yang akan dipelajari. Media pembelajaran dibutuhkan
untuk meningkatkan tingkat keefektifan dalam pencapaian tujuan atau kompetensi
(Susilana, 2009: 4). Selain itu, media juga dapat berperan penting dalam
pembelajaran sebagai perantara dalam menyalurkan pesan, serta merangsang
pikiran, perasaan, dan kemauan siswa (Suyanto & Jihad, 2013: 107). Dalam hal
ini, media pembelajaran perlu digunakan sehingga siswa dapat terbantu dalam
memahami materi yang dipelajari. Selain itu, media akan merangsang siswa untuk
berperan aktif dalam pelaksanaan pembelajaran membaca sehingga siswa dapat
menumbuhkembangkan kemampuan serta minat membacanya dengan baik.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti
berupaya untuk mengembangkan buku cerita bergambar guna membantu
meningkatkan pemahaman dan minat membaca siswa kelas III. Peneliti memilih
salah satu materi kelas III yang dapat dikaitkan dengan pembelajaran di kelas dan
pengetahuan umum. Materi tersebut, yaitu energi panas. Peneliti mengembangkan
produk berupa buku cerita bergambar karena produk tersebut dapat menarik
perhatian siswa untuk belajar mengenai energi panas. Siswa dapat memperoleh
pengalaman belajar secara konkret di dalam buku cerita bergambar. Hal tersebut
dapat membuat siswa untuk lebih mudah memahami materi energi panas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
merangsang siswa untuk dapat menumbuhkan minatnya dalam membaca,
terutama pada materi energi panas. Jika siswa sudah mampu memahami isi bacaan
secara menyeluruh mengenai energi panas, maka siswa mampu menanamkan
konsep energi panas tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. Penanaman konsep
tersebut dapat dijadikan bekal siswa dalam memanfaatkan energi panas secara
efektif dan efisien.
Penelitian ini dibatasi pada Kompetensi Dasar (KD) 3.1 Menggali
informasi dari teks laporan informatif hasil observasi tentang perubahan wujud
benda, sumber energi, perubahan energi, energi alternatif, perubahan iklim dan
cuaca, rupa bumi dan perubahannya, serta alam semesta dengan bantuan guru dan
teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk membantu pemahaman. Produk buku cerita bergambar
tentang energi panas untuk siswa kelas III SD akan diujicobakan pada enam siswa
kelas III SD saat peneliti melakukan uji coba terbatas. Siswa yang dipilih
berdasarkan saran dari guru kelas dan nilai akademik siswa yang terdiri dari nilai
yang memiliki tingkat tinggi, sedang, dan rendah.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana mengembangkan buku cerita bergambar tentang energi panas
untuk siswa kelas III SD?
1.2.2 Bagaimana kualitas buku cerita bergambar tentang energi panas untuk
siswa kelas III SD?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengembangkan buku cerita bergambar tentang energi panas untuk
siswa kelas III SD.
1.3.2 Mengetahui kualitas buku cerita bergambar tentang energi panas untuk
siswa kelas III SD.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi peneliti
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman baru kepada peneliti untuk
mengembangkan produk pembelajaran yang inovatif (menunjukkan adanya hal-
hal baru) dan kreatif (menunjukkan beragam kreasi yang menarik bagi siswa).
Selain itu, penelitian ini dapat meningkatkan kepekaan peneliti untuk membantu
guru dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap keseluruhan isi bacaan,
meningkatkan minat siswa dalam membaca, serta belajar menggunakan media
pembelajaran yang edukatif, terutama pada materi energi panas.
1.4.2 Bagi siswa
Penelitian ini dapat membantu siswa untuk lebih mudah dalam belajar
membaca dan belajar tentang energi panas. Selain itu, siswa dapat memperoleh
pengalaman nyata dalam menggunakan media pembelajaran yang konkret berupa
buku cerita bergambar.
1.4.3 Bagi guru
Penelitian dapat ini dapat menjadi referensi bagi guru dalam
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berupa
buku cerita bergambar, khususnya pada materi energi panas. Guru juga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
memperoleh pengalaman baru untuk menciptakan pembelajaran yang menarik
dengan menggunakan media konkret. Selain itu, guru juga dapat menggunakan
buku cerita bergambar untuk merangsang siswa dalam menumbuhkembangkan
kemampuan membaca dengan baik.
1.4.4 Bagi sekolah
Penelitian ini dapat membantu sekolah untuk menyediakan buku-buku
yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran inovatif yang dibutuhkan oleh
siswa kelas III SD. Selain itu, buku cerita bergambar juga dapat dijadikan sebagai
bahan literasi yang menarik untuk siswa kelas III. Hal tersebut ditujukan untuk
merangsang siswa dalam meningkatkan minatnya dalam melaksanakan kegiatan
membaca, sekaligus mengajarkan pada siswa untuk mulai melasanakan Gerakan
Litrasi Sekolah.
1.4.5 Bagi Prodi PGSD
Penelitian ini dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas Sanata
Dharma terkait dengan pengembangan buku cerita bergambar tentang energi
panas.
1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Buku cerita bergambar adalah buku yang memuat narasi verbal yang
disertai dengan gambar ilustrasi yang mendukung.
1.5.2 Energi panas adalah energi yang terbentuk karena suatu benda dapat
menimbulkan panas.
1.5.3 Siswa kelas III sekolah dasar adalah siswa berusia 8 sampai 9 tahun yang
sedang menjalani proses pendidikan di sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1.6 Spesifikasi Produk
1.6.1 Buku cerita bergambar dikembangkan berdasarkan pemetaan
Kompetensi Dasar (KD) 3.1 Menggali informasi dari teks laporan
informatif hasil observasi tentang perubahan wujud benda, sumber
energi, perubahan energi, energi alternatif, perubahan iklim dan cuaca,
rupa bumi dan perubahannya, serta alam semesta dengan bantuan guru
dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan
kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman.
1.6.2 Buku cerita bergambar memuat kosa kata yang sesuai dengan bahasa
anak dan bahasa yang digunakan sederhana.
1.6.3 Buku cerita bergambar memuat materi sesuai dengan kebutuhan anak.
1.6.4 Buku cerita bergambar disesuaikan dengan pemilihan warna, tokoh
utama, ukuran buku, serta jenis dan ukuran huruf berdasarkan kesukaan
anak.
1.6.5 Buku cerita bergambar mengandung komponen kata pengantar, tentang
buku, isi cerita , catatan, daftar referensi,dan biodata penulis.
1.6.6 Buku cerita bergambar dicetak dengan menggunakan kertas Ivory
230gsm untuk sampul buku dan kertas Art Paper 150gsm sebagai isi
buku.
1.6.7 Buku cerita bergambar berukuran A4 (21.0cm dan 29.7cm).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pembelajaran Membaca
2.1.1.1 Pengertian Membaca
Membaca menjadi salah satu kegiatan yang selalu dilakukan dalam
proses belajar mengajar. Setiap mata pelajaran yang dipelajari telah menyajikan
materi pelajaran dan soal yang hendaknya dapat dibaca oleh guru maupun siswa.
Hodgson (dalam Tarigan, 1984: 7) menyatakan bahwa membaca adalah suatu
proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan
yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Selain itu, membaca adalah suatu kesatuan kegiatan yang mencakup beberapa
kegiatan, seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkan bunyi dan
maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan (Akhadiah, dkk.,
1992: 22). Membaca adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak
hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,
psikolinguistik, dan metakognitif (Rahim, 2007: 2).
Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti dapat melihat kesamaan bahwa
membaca adalah suatu kesatuan kegiatan mengenali huruf dan kata-kata,
menghubungkan bunyi dan maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai
maksud bacaan sehingga pembaca dapat mengetahui pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2.1.1.2 Tujuan Membaca
Membaca memiliki tujuan utama untuk mencari dan memperoleh
informasi, mencakup isi, serta memahami makna bacaan (Tarigan, 1984: 9).
Dengan memiliki kemampuan membaca yang memadai, pembaca akan lebih
mudah menggali informasi dari berbagai sumber tertulis (Akhadiah, dkk., 1992:
33). Selain itu, Rahim (2007: 11-12) juga menyatakan bahwa membaca memiliki
beberapa tujuan, yaitu memberi kesenangan, membantu menyempurnakan
kemampuan membaca nyaring, menggunakan strategi tertentu, memperbaharui
pengetahuannya tentang suatu topik, mengaitkan informasi baru dengan informasi
yang telah diketahuinya, memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis,
mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, menampilkan suatu eksperimen atau
mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suara teks dalam beberapa cara
lain dan mempelajari tentang struktur teks, seta memberikan gambaran untuk
dapat menjawab pertaanyaan-pertanyaan yang spesifik.
Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti dapat melihat kesamaan bahwa
tujuan dari membaca adalah memperoleh informasi yang bermanfaat dari berbagai
sumber tertulis.
2.1.1.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kegiatan Membaca
Lamb dan Arnold (dalam Rahim, 2007: 16-29) menyebutkan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan membaca permulaan
adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
1. Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis sangat memengaruhi proses kegiatan membaca yang
dilaksanakan oleh peserta didik. Rahim (2007: 16) mengemukakan bahwa
faktor fisiologis sendiri mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis,
dan jenis kelamin. Dalyono (2009: 55) juga menjelaskan bahwa kesehatan
jasmani dan rohani peserta didik memiliki pengaruh yang besar terhadap
kemampuan belajar peserta didik. Saat melaksanakan kegiatan membaca,
peserta didik harus dalam kondisi fisik yang baik sehingga dapat memperoleh
informasi secara optimal.
2. Faktor Intelektual
Faktor intelektual peserta didik dalam kegiatan membaca dapat
dipengaruhi dengan adanya metode mengajar guru, prosedur, dan
kemampuan guru (Rahim, 2007: 17). Dalyono (2009: 56) juga menjelaskan
bahwa peserta didik yang memiliki intelegensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya
lebih mudah belajar dan hasilnya cenderung lebih baik, sedangkan peserta
didik yang memiliki intelegensi rendah, cenderung mengalami kesukaran
dalam belajar dan prestasi belajarnya pun rendah. Tingkat intelegensi peserta
didik memiliki pengaruh yang kuat terhadap kemampuan membacanya.
Peserta didik yang memiliki intelegensi tinggi umumnya memiliki
kemampuan membaca yang baik, sedangkan peserta didik yang memiliki
intelegensi rendah umumnya memiliki kemampuan membaca yang buruk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3. Faktor Lingkungan
a. Latar Belakang dan Pengalaman
Lingkungan yang ditempati oleh peserta didik akan memengaruhi
kemampuan membacanya (Rahim, 2007: 18). Lingkungan sebagai salah satu
tempat peserta didik untuk membentuk pribadi, sikap, nilai, dan kemampuan
bahasanya. Selain itu, kondisi keluarga peserta didik juga dapat
mempengaruhi kemampuan membacanya. Lingkungan sekitar yang baik dan
kondisi keluarga yang mendukung akan mempermudah peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan membacanya, sedangkan lingkungan sekitar
yang buruk dan kondisi keluarga yang tidak mendukung akan menghambat
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan membacanya.
b. Faktor Sosial Ekonomi
Crawley dan Mountain (dalam Rahim, 2007: 19) menjelaskan bahwa
kondisi sosial ekonomi memiliki pengaruh terhadap kemampuan membaca
peserta didik. Bagian terpenting lingkungan dalam meningkatkan kemampuan
membaca peserta didik, yaitu orang tua dan lingkungan tetangga. Orang tua
dan lingkungan tetangga yang memiliki status sosial ekonomi yang baik akan
mempermudah perserta didik dalam meningkatkan kemampuan membacanya,
sedangkan orang tua dan lingkungan tetangga yang memiliki status sosial
ekonomi yang buruk akan mempersulit perserta didik dalam meningkatkan
kemampuan membacanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4. Faktor Psikologis
a. Motivasi
Crawley dan Mountain (dalam Rahim, 2007: 20) menjelaskan bahwa
motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang belajar atau melakukan
suatu kegiatan. Motivasi dapat muncul oleh adanya dorongan dari dalam diri
peserta didik maupun dorongan dari luar diri peserta didik. Peserta didik yang
belajar dengan motivasi kuat akan melaksanakan semua kegiatannya dengan
sungguh-sungguh dan penuh gairah atau semangat (Dalyono, 2009: 57).
Peserta didik yang memiliki motivasi yang kuat mampu melaksanakan
kegiatan membaca dengan sungguh-sungguh, sedangkan peserta didik yang
memiliki motivasi yang lemah belum mampu melaksanakan kegiatan
membaca dengan baik.
b. Minat
Rahim (2007: 28) menjelaskan bahwa minat baca adalah keinginan yang
kuat disertai usaha-usaha untuk membaca. Peserta didik akan berusaha untuk
memperoleh berbagai bahan bacaan untuk meningkatkan kemampuan
membacanya. Usaha yang dilakukannya atas dasar kesadarannya sendiri.
Peserta didik yang memiliki minat yang besar akan lebih cepat meningkatkan
kemampuan membacanya dibandingkan dengan peserta didik yang belum
memiliki minat membaca.
c. Kematangan Emosi dan Sosial, serta Penyesuaian Diri
Rahim (2007: 29) menyebutkan bahwa kematangan emosi dan sosial
memiliki tiga aspek, yaitu stabilitas emosi, kepercayaan diri, dan kemampuan
berpartisipasi dalam kelompok. Peserta didik dapat mengolah ketiga aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
tersebut di dalam dirinya agar dapat melakukan kegiatan membaca dengan
baik.
Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti dapat melihat kesamaan bahwa
pelaksanaan kegiatan membaca peserta didik dapat dipengaruhi oleh faktor
fisiologis, faktor intelektual, fakor lingkungan faktor psikologis, serta faktor sosial
ekonomi dan penyesuaian diri.
2.1.1.4 Pembelajaran Membaca Kelas III
Pembelajaran membaca merupakan pembelajaran yang diintegrasikan
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pelajaran membaca ditujukan untuk
mengembangkan kompetensi membaca peserta didik. Pembelajaran membaca
memiliki bahan bacaan berupa bacaan sastra dan bacaan nonsastra. Pembelajaran
membaca mampu melatih peserta didik untuk menumbuhkan kebiasaan cara
berpikir teratur dan baik. Hal tersebut dapat terwujud karena membaca dijadikan
sebagai proses yang sangat kompleks dengan melibatkan semua proses mental
yang lebih tinggi, seperti ingatan, pemikiran, daya khayal, pengaturan, penrapan,
dan pemecahan masalah (Iskandarwassid, 2009: 264).
Pembelajaran membaca menyuguhkan dua keterampilan yang dapat
membantu guru untuk melaksanakannya. Keterampilan tersebut terdiri dari
keterampilan membaca nyaring dan keterampilan membaca dalam hati. Dawson,
dkk. (dalam Tarigan, 1984: 24-25) menyebutkan daftar keterampilan yang dapat
membantu guru untuk melaksanakan pembelajaran membaca nyaring di sekolah
dasar sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
1. Siswa kelas I sudah memiliki keterampilan membaca nyaring dengan
mempergunakan ucapan yang tepat, mempergunakan frase yang tepat,
menggunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah terpahami,
memiliki perwatakan dan sikap yang baik, serta merawat buku dengan baik,
serta menguasai tanda-tanda baca sederhana, seperti titik (.), koma (,), tanda
tanya (?), dan tanda seru (!).
2. Siswa kelas II mempu melakukan kegiatan membaca dengan tenang dan jelas,
penuh perasaan atau ekspresi, serta tanpa tertegun-tegun atau tanpa terbata-
bata.
3. Siswa kelas III mampu melakukan kegiatan membaca dengan penuh perasaan
atau ekspresi, serta mengerti dan memahami bahan bacaan.
4. Siswa kelas IV sudah mampu memahami bahan bacaan tingkat dasar, serta
kecepatan mata dan suara: tiga patah kata dalam satu detik.
5. Siswa kelas V sudah mampu membaca dengan pemahaman dan perasaan,
aneka kecepatan membaca nyaring tergantung pada bahan bacaan, serta dapat
membaca tanpa terus menerus melihat pada bahan bacaan.
6. Siswa kelas VI sudah mampu membaca nyaring dengan penuh perasaan atau
ekspresi, serta membaca dengan penuh kepercayaan (pada diri sendiri) dan
mempergunakan frase atau susunan kata yang tepat.
Di sisi lain, Barbe dan Abbott (dalam Tarigan, 1984: 37-38)
menyebutkan daftar keterampilan yang dapat membantu guru untuk melaksanakan
pembelajaran membaca dalam hati di sekolah dasar sebagai berikut.
1. Siswa kelas I dapat membaca tanpa bersuara, tanpa gerakan-gerakan bibir,
tanpa berisik, dan tanpa gerakan-gerakan kepala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2. Siswa kelas II dapat membaca tanpa gerakan-gerakan bibir atau kepala dan
lebih cepat secara dalam hati daripada secara bersuara.
3. Siswa kelas III dapat membaca dalam hati tanpa menunjuk-nunjuk dengan
jari dan tanpa gerakan bibir, memahami bahan bacaan yang dibaca secara
diam atau secara dalam hati, serta lebih cepat membaca dalam hati daripada
membaca bersuara.
4. Siswa kelas IV sudah mampu mengerti dan memahami bahan bacaan tingkat
dasar, serta kecepatan mata dalam membaca tiga kata per detik.
5. Siswa kelas V sudah dapat membaca dalam hati jauh lebih cepat daripada
membaca bersuara, pemahaman semakin baik, tanpa gerakan-gerakan bibir
atau kepala atau menunjuk-nunjuk dengan jari tangan, serta menikmati bahan
bacaan yang dibaca dalam hati.
6. Siswa kelas VI sudah dapat membaca tanpa gerakan-gerakan bibir,
menyesuaikan kecepatan membaca dengan tingkat kesukaran dalam bahan
bacaan, membaca 180 patah kata dalam satu menit pada bacaan fiksi pada
tingkat dasar.
Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti dapat melihat kesamaan bahwa
pembelajaran membaca kelas III menekankan pada pemahaman bahan bacaan.
Peserta didik sudah mulai diajarkan untuk dapat mengerti dan memahami bahan
bacaan saat mereka melaksanakan kegiatan membaca nyaring ataupun membaca
dalam hati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2.1.2 Gerakan Literasi Sekolah
2.1.2.1 Pengertian Gerakan Literasi Sekolah
GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh
untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya
literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik (Faizah, dkk., 2016: 2). Seluruh
warga sekolah diharapkan dapat berperan aktif dalam menciptakan kondisi
sekolah yang literat. Gerakan Literasi Sekolah dapat dilaksanakan dengan
memulai pembiasaan membaca pada peserta didik (Abidin, dkk., 2017: 288).
Pembiasaan membaca ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca sebelum
waktu belajar dimulai.
2.1.2.2 Tujuan Gerakan Literasi Sekolah
Faizah, dkk. (2016: 2) menyebutkan Gerakan Literasi Sekolah memiliki
tujuan umum, yaitu menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui
pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi
Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Selain itu, Gerakan
Literasi Sekolah juga memiliki beberap tujuan khusus, di antaranya
menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah, meningkatkan kapasitas warga
dan lingkungan sekolah agar literat, menjadikan sekolah sebagai taman belajar
yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola
pengetahuan, serta menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan
beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2.1.2.3 Prinsip Gerakan Literasi Sekolah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (dalam Abidin, dkk., 2017:
280-281) menjelaskan bahwa Gerakan Literasi Sekolah memiliki prinsip-prinsip
sebagai berikut.
1. Perkembangan literasi berjalan sesuai dengan tahap perkembangan yang
dapat diprediksi.
Sekolah yang mampu memahami tahap perkembangan literasi peserta didik
dapat dengan mudah memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran literasi
yang tepat sesuai dengan kebutuhan perkembangan peserta didiknya.
2. Program literasi yang baik bersifat berimbang.
Sekolah yang menerapkan program literasi yang berimbang menyadari bahwa
tiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh sebab itu, strategi
membaca dan jenis teks yang dibaca perlu divariasikan, serta disesuaikan
dengan jenjang pendidikan.
3. Program literasi terintegrasi dengan kurikulum.
Pembiasaan dan pembelajaran literasi di sekolah adalah tanggung jawab
semua guru di semua mata pelajaran karena pembelajaran mata pelajaran
apapun membutuhkan bahasa, terutama membaca dan menulis.
4. Kegiatan membaca dan menulis dapat dilakukan kapan pun.
Kegiatan literasi dapat dilakukan tanpa adanya batasan waktu tertentu.
5. Kegiatan literasi mengembangkan budaya lisan.
Kelas yang berbasis literasi kuat diharapkan memunculkan berbagai kegiatan
lisan berupa diskusi tentang buku selama pembelajaran di kelas. Kegiatan
diskusi tersebut dapat melatih peserta didik untuk dapat berani mengutarakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
perasaan dan pendapatnya, berpikir kritis, serta menghormati perbedaan
pandangan.
6. Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap keberagaman.
Warga sekolah perlu menghargai perbedaan melalui kegiatan literasi sekolah.
Bahan bacaan untuk peserta didik perlu merefleksikan kekayaan budaya
Indonesia, agar mereka dapat belajar dari bebagai pengalaman multikultural.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat melihat kesamaan bahwa
semua prinsip Gerakan Literasi Sekolah menekankan pada pengembangan
keterampilan bersastra dan berbahasa peserta didik dengan menyesuaikan
kebutuhan perkembangan peserta didik.
2.1.2.4 Tahapan Gerakan Literasi Sekolah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (dalam Abidin, dkk., 2017:
281-282) menjelaskan bahwa pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah dilakukan
dalam tiga tahap sebagai berikut.
1. Tahap ke-1: Pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di
ekosistem sekolah. Pembiasaan ini memiliki tujuan untuk menumbuhkan
minat terhadap bacaan dan kegiatan membaca dalam diri warga sekolah
sehingga mereka dapat memiliki kemampuan literasi yang baik.
2. Tahap ke-2: Pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan
literasi. Kegiatan literasi ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir
kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3. Tahap ke-3: Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi. Kegiatan ini dapat
dilakukan melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan
buku pelajaran. Dalam tahap ini, terdapat tagihan yang bersifat akademis
(terkait dengan mata pelajaran). Kegiatan membaca dilakukan untuk
mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 yang mensyaratkan peserta didik
membaca buku nonteks pelajaran. Buku nonteks pelajaran berupa buku
pengetahuan unum, kegemaran minat khusus, serta dapat dikaitkan dengan
mata pelajaran tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat melihat kesamaan bahwa ketiga
tahapan Gerakan Literasi Sekolah harus dilaksanakan dengan runtut agar dapat
menumbuhkembangkan kemampuan literasi warga sekolah dengan optimal.
2.1.3 Media Pembelajaran
2.1.3.1 Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara garis besar adalah manusia, materi atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap (Gerlach dan Ely, dalam Arsyad, 2014: 3).
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan atau suatu hal dari pengirim ke penerima sehingga
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan peserta didik
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif (Sukiman, 2012: 29). Media pembelajaran merupakan
segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber
secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Rosyida,
2010: 7).
Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti dapat melihat kesamaan bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan
pesan secara terencana sehingga penerimanya dapat melakukan proses belajar
secara efisien dan efektif.
2.1.3.2 Manfaat Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa (Hamalik, dalam Arsyad, 2014: 19). Siswa akan belajar lebih
efektif jika dibantu dengan alat peraga atau media pengajaran dibandingkan
dengan siswa yang belajar tanpa dibantu dengan alat peraga atau media
pengajaran (Usman, 2006: 31). Media pembelajaran yang digunakan dalam proses
pembelajaran dapat mengefektifkan dan mengefisienkan proses pembelajaran itu
sendiri (Rosyida, 2010: 2).
Sudjana dan Rivai (1990: 2) menyatakan bahwa media pembelajaran
dalam proses belajar siswa memiliki beberapa manfaat, yaitu pengajaran akan
lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh
para siswa, dan memungkinkan siswa mnguasai tujuan pengajaran lebih baik;
metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
kehabisan tenaga, apalagi apabila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran; dan
siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti dapat melihat kesamaan bahwa
media pembelajaran dapat bermanfaat untuk membantu guru dalam menciptakan
pembelajaran yang efektif dan efisien di dalam kelas.
2.1.4 Buku Cerita Bergambar
2.1.4.1 Pengertian Buku Cerita Bergambar
Buku cerita bergambar adalah buku yang menyampaikan cerita
bergambar dan teks dan keduaya saling terjalin (Mitchell, dalam Nurgiyantoro,
2005: 153). Buku cerita bergambar adalah buku bacaan cerita yang menampilkan
teks narasi secara verbal dan disertai gambar-gambar ilustrasi (Nurgiyantoro,
2005: 152). Ilustrasi gambar dan tulisan merupakan dua media yang berbeda,
tetapi dalam buku cerita bergambar keduanya secara bersama membentuk
perpaduan. Gambar-gambar tersebut akan membuat tulisan verbal menjadi lebih
kelihatan, konkret, dan sekaligus memperkaya makna teks (Lukens, 2003: 38).
Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti dapat melihat kesamaan bahwa
buku cerita bergambar adalah buku yang berisi perpaduan antara teks narasi
dengan gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2.1.4.2 Jenis Buku Cerita Bergambar
Jenis-jenis dari buku cerita bergambar (McElmeel, 2002), yaitu :
1. Fiksi
Buku fiksi adalah buku yang menceritakan cerita khayal, rekaan, atau sesuatu
yang tidak terjadi sungguh – sungguh. Kategori yang termasuk dalam fiksi
adalah cerita hewan, misteri, humor, dan cerita fantasi yang telah dibuat sesuai
dengan imajinasi penulis.
2. Historis
Buku historis adalah buku yang mendasarkan diri pada suatu fakta atau
kenyataan di masa lalu. Buku ini berisi mengenai kejadian sebenarnya,
tempat, atau karakter yang merupakan bagian dari sejarah.
3. Informasi
Buku informasi adalah buku – buku yang memberikan informasi faktual.
Buku ini menyampaikan fakta dan data apa adanya, yang berguna untuk
menambah keterampilan, wawasan, dan juga bekal teoritis dalam batas
tertentu bagi anak.
4. Biografi
Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang mulai
kelahiranya hingga kematianya (jika sudah meninggal).
5. Cerita rakyat
Cerita rakyat merupakan cerita atau kisah yang asal mulanya bersumber dari
masyarakat serta tumbuh dan berkembang dalam masyarakat di masa lampau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
6. Kisah nyata
Kisah nyata berfokus pada peristiwa yang sebenarnya dari sebuah situasi atau
peristiwa.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti dapat melihat kesamaan
bahwa jenis buku cerita bergambar, yaitu fiksi, historis, informasi, biografi, cerita
rakyat, dan kisah nyata.
2.1.4.3 Fungsi Buku Cerita Bergambar
Buku cerita bergambar memiliki beberapa fungsi (Mitchell, dalam
Nurgiantoro, 2005: 159-160), di antaranya 1) buku cerita bergambar dapat
membantu anak terhadap pengembangan dan perkembangan emosi.
Perkembangan emosi anak perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti dengan salah
satunya adalah menggunakan media berupa buku cerita bergambar, 2) buku cerita
bergambar dapat membantu anak untuk belajar tentang dunia, serta menyadarkan
anak tentang keberadaan di dunia di tengah masyarakat dan alam, 3) buku cerita
bergambar dapat membantu anak belajar tentang orang lain, hubungan yang
terjadi, dan pengembangan perasaan, 4) buku cerita bergambar dapat membantu
anak memperoleh kesenangan, 5) buku cerita bergambar dapat membantu anak
untuk mengapresiasi keindahan. Objek yang menawarkan keindahan perlu
diapresiasi, dihargai, dan dinikmati dan kegiatan tersebut juga dapat diperoleh
lewat pembelajaran dalam diri anak, 6) buku cerita bergambar dapat membantu
anak untuk menstimulasi imajinasinya.
Buku cerita bergambar memiliki dua fungsi, di antaranya dapat menjadi
sarana membaca yang menyenangkan bagi anak yang belum lancar membaca,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
serta mempermudah anak untuk memahami isi cerita dengan banyak mendapat
bantuan dari gambarnya yang indah dan informatif (Toha, 2010: 18).
Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti dapat melihat kesamaan bahwa
buku cerita bergambar berfungsi untuk membantu anak dalam mengembangkan
kecerdasan dan sosio-emosional anak.
2.1.4.4 Kriteria Buku Cerita Bergambar yang Baik
Buku cerita yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu (a)
materi mudah dipahami anak, (b) menggunakan bahasa yang sederhana sehingga
dapat dibaca dan dipahami anak, (c) mempertimbangkan kesederhanaan
(kompleksitas) kosakata dan struktur, dan (d) berfungsi meningkatkan kekayaan
bahasa dan kemampuan berbahasa anak (Nurgiyanto, 2005: 210).
Buku cerita yang baik, meliputi: (a) tampilan visual buku dirancang
menggunakan tampilan full color, (b) tampilan visual buku lebih dominan gambar
dibandingkan teks, (c) jenis huruf pada buku cerita memiliki tingkat keterbacaan
yang baik bagi anak-anak, (d) judul buku cerita mewakili keseluruhan isi cerita
dan menarik minat anak untuk membaca lebih lanjut, dan (e) tampilan warna
mampu memberika kesan dan mudah ditangkap oleh indera pengelihatan anak
(Effendi, dkk., 2013).
Buku cerita yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, diantaanya
1) isinya mudah dipahami pembaca, 2) mengajak pembacanya masih mudah
mengenal kehidupan nyata, 3) pilihan kata yang tepat, 4) buku fiksi yang menarik
bila pengarang berhasil memikat pembaca untuk terus mengikuti jalan
pemikirannya, puncak atau klimaks cerita harus berada di akhir cerita, sementara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
berbagai konflik harus terjalin di sepanjang buku, 5) pengarang menguasai teknik
bercerita sehingga tulisannya tidak terkesan bertele-tele dan membosankan, 6)
rancangan halamannya tertata dengan baik,artinya pemilihan jenis huruf, jarak
antar baris, tata letak halaman, luas cetak, luas margin, dan sebagainya
menentukan kenyamanan membaca, dan 7) sampul buku yang artistik dan
representatif, dimana judul, gambar, dan warna memegang peranan penting
(Mansoor, dalam Santosa, 2008: 9).
Buku cerita memiliki beberapa kriteria, yaitu gambar dapat mendukung
teks, gambar jelas dan mudah dibedakan, ilustrasi memperjelas latar, rangkaian
cerita, penjiwaan, dan karakter, anak mudah mengidentifikasi karakter dan
tinndakan, gaya bahasa dan ketepatan cocok untuk anak-anak, ilustrasi
menghindari klise, tema mempunyai kegunaan, ketepatan konsep untuk anak-
anak, variasi buku yang telah dipilih merefleksikan keragaman budaya, dan buku
merefleksikan berbagai gaya (Rothlein, dalam Santosa, 2008: 11).
Pencantuman isi cerita pada buku cerita bergambar yang baik hendaknya
memperhatikan prinsip dasar dalam mengembangkan materi bahasa. Tomlinson
(1998: 7-22) menyebutkan prinsip-prinsip dasar tersebut sebagai berikut.
1. Materials should achieve impact.
Isi cerita seharusnya memberi pengaruh kuat kepada peserta didik.
2. Materials should help learners to feel at ease.
Isi cerita seharusnya membantu peserta didik merasa mudah belajar.
3. Materials should help learners to develop confidence.
Isi cerita seharusnya membantu peserta didik untuk berkembang dengan
penuh percaya diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4. What is being taught should be perceived by learners as relevant and useful.
Isi cerita yang diajarkan seharusnya dapat dirasakan oleh peserta didik
sebagai hal yang relevan dan berguna.
5. Materials should require and facilitate learener self-investment.
Isi cerita seharusnya menyediakan dan menfasilitasi peserta didik menjadi
pembelajar yang mandiri.
6. Learners must be ready to acquire the points being taught.
Isi cerita seharusnya tersedia sesuai dengan fokus pembelajaran yang
diajarakan.
7. The learners’ attention should be drawn to linguistic features of the input.
Perhatian peserta didik seharusnya diberikan melalui penggunaan bahasa
sebagai input.
8. Materials should provide the learners with opportunities to use the target
language to achieve communicative purpose.
Isi cerita seharusnya memberi kesempatan peserta didik untuk mempelajari
bahasa target untuk tujuan komunikasi.
9. Materials should take into account that the positive effects of instruction are
usually delayed.
Isi cerita seharusnya memperhitungkan efek positif dalam pembelajaran.
10. Materials should take into account that learnes differ in learning styles.
Isi cerita seharusnya memperhitungkan perbedaan gaya belajar didik.
11. Materials should take into account that learners differ in affective attitudes.
Isi cerita seharusnya memperhitungkan perbedaan sikap peserta didik.
12. Materials should permint a silent period at the beginning of instruction.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Isi cerita seharusnya memungkinkan adanya periode hening pada awal
kegiatan pembelajaran.
13. Materials should maximize learning potential by encouraging intellectual,
aesthetic and emotional involvement which stimulates both right and left
brain activities.
Isi cerita seharusnya memaksimalkan potensi belajar perserta didik.
14. Materials should not rely to much on controlled practice.
Isi cerita seharusnya tidak terlalu mengontrol latihan peserta didik.
15. Materials should provide opportunities for outcome feedback.
Isi cerita seharusnya menyediakan kesempatan untuk pemberian umpan balik.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti dapat melihat kesamaan
bahwa kriteria buku cerita bergambar yang baik memiliki materi yang mudah
dipahami, baik dari segi pemilihan bahasa, maupun gambar visual yang
mendukung cerita. Kriteria-kriteria diatas dapat dirumuskan menjadi pedoman
dalam pembuatan indikator instrumen penelitian, di antaranya kosa kata yang
digunakan sesuai dengan bahasa anak, bahasa yang digunakan sederhana, meteri
sesuai dengan kebutuhan anak, pemilihan tokoh utama yang disarankan untuk
buku cerita bergambar, pemilihan warna yang disarankan untuk buku cerita
bergambar, pemilihan jenis dan ukuran huruf yang disarankan untuk buku cerita
bergambar, serta pemilihan ukuran buku cerita bergambar yang ideal untuk siswa
kelas III, penggunaan buku cerita bergambar meningkatkan pemahaman siswa dan
minat membaca tentang materi energi panas, buku cerita bergambar mengemas
materi yang menyenangkan, dan buku cerita bergambar perlu dilengkapi refleksi
untuk siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Peneliti juga memperhatikan isi cerita dengan memilih lima prinsip dasar
pengembangan materi bahasa. Lima prinsip tersebut dijadikan sebagai acuan
menentukan isi cerita dan membuat pernyataan untuk validasi isi. Lima prinsip
tersebut, di antaranya 1) isi cerita seharusnya memberi pengaruh kuat kepada
peserta didik, 2) isi cerita seharusnya membantu peserta didik merasa mudah
belajar, 3) isi cerita seharusnya tersedia sesuai dengan fokus pembelajaran yang
diajarakan, 4) isi cerita seharusnya memperhitungkan efek positif dalam
pembelajaran, serta 5) isi cerita seharusnya menyediakan kesempatan untuk
pemberian umpan balik.
2.1.5 Siswa Kelas III Sekolah Dasar
2.1.5.1 Karakteristik Siswa Kelas III Sekolah Dasar
Siswa sekolah dasar pada umumnya berusia 6–12 tahun. Hosnan (2016:
58-60) menyebutkan bahwa siswa sekolah dasar memiliki karakteristik khusus,
yaitu 1) senang bermain, 2) senang bergerak, 3) senang bekerja dalam kelompok,
4) senang merasakan atau melakukan, memperagakan sesuatu secara langsung, 5)
suka cengang, 6) sulit memahami isi pembicaraan orang lain, 7) senang
diperhatikan, dan 8) senang meniru. Siswa sekolah dasar masih berada dalam
tahap mengenal lingkungan sekitar dengan bantuan hal-hal yang konkret. Dalam
hal ini, siswa sekolah dasar yang berusia 6–12 tahun termasuk dalam tahap
operasional konkret (Theodora, 2013: 229). Tahap perkembangan operasional
konket anak memiliki karakteristik tertentu, di antaranya 1) anak belajar melalui
berbagai pengalaman dengan objek nyata, serta mampu berpikir secara logis, 2)
anak mulai memahami konservasi massa, angka, area, kuantitas, volume, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
berat, 3) anak menyadari bahwa beberapa hal tidak selalu nampak sebagaimana
adanya, 4) anak akan menggunakan simbol-simbol dalam menulis, membaca,
notasi musik, menggambar, matematika, bahkan menari, jika mereka dikenalkan
pada hal-hal tersebut, 5) anak dapat menyadari beberapa fitur benda pada saat
yang sama ketika mereka sedang mengklasifikasikan dan menyortir, serta 6) anak
dapat menikmati berbagai macam permainan dan menikmati aturan-aturan yang
ada di dalamnya (Piaget, dalam Theodora, 2013: 229-230).
Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti dapat melihat kesamaan bahwa
siswa sekolah dasar kelas III SD termasuk ke dalam tahap operasional konkret,
dimana siswa dapat memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara
mudah jika menggunakan bantuan media pembelajaran konkret dan
menyenangkan yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
2.1.5.2 Ciri-ciri Perkembangan Siswa Kelas III Sekolah Dasar
Siswa kelas III SD pada umumnya berusia sembilan tahun. Pada usia
tersebut, siswa masih berada dalam tahap perkembangan khusus yang dapat
membedakan dengan perkembangan di usia lainnya. Hosnan (2016: 63-64)
menyebutkan adanya ciri-ciri perkembangan anak sekolah dasar usia sembilan
tahun sebagai berikut.
1. Perkembangan fisik ditandai dengan meningkatnya dalam koordinasi
geraknya, merasa tertantang melakukan kegiatan fisik sekuatnya (memaksa),
sering terluka, banyak mengeluh pada tubuhnya, serta menunjukkan
kegelisahan dengan menggigit kuku, gigit bibir, dan memilin-milin rambut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2. Perkembangan sosial ditandai dengan memiliki rasa kompetitif yang sangat
tinggi, self aware, tidak sabar, sering merasa khawatir dan cemas, mulai
membuka jarak dengan orang lain, sering mengeluh tentang masalah
persamaan, melihat orang dewasa secara tidak konsisten dan sebagai kontrol,
kritis, serta sering marah dan berubah-ubah emosinya.
3. Perkembangan bahasa ditandai dengan sudah menggunakan kata-kata bersifat
deskripsi, senang bermain dalam kata dan bahasa serta informasi, penggunaan
bahasa seperti bayi kadang muncul kembali, menggunakan kata-kata yang
melebih-lebihkan, sering banyak menggunakan kata-kata negatif, seperti ‘aku
benci itu’, ‘aku tidak bisa’, ‘bosan’, dan ‘iya ya’, serta mencampuradukkan
bahasa ketika berbicara.
4. Perkembangan kognisi ditandai dengan senang menghasilkan sesuatu dan
mengoreksi diri sendiri, mulai mengenal dunia lebih luas, sedikit
berimajinasi, rasa ingin tahu secara intelektual, mampu beradaptasi dengan
beberapa kondisi yang dia hadapi, serta masih bermasalah dengan kondisi
abstrak, angka-angka yang banyak, masa waktu, dan ruang.
2.1.6 Kurikulum 2013
2.1.6.1 Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang dicanangkan dalam
dunia pendidikan. Kurikulum ini menjadi penyempurnaan dari Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Majid, dkk. (2014: 1) mengemukakan
kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dengan memperkuat
proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
pengetahuan, dan keterampilan. Kurikulum 2013 ini lebih menekankan pada
kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Fadlillah (2014:16)
mengemukakan bahwa dalam konteks ini kurikulum 2013 berusaha untuk lebih
menanamkan nilai-nilai yang tercermin pada sikap dapat berbanding lurus dengan
keterampilan yang diperoleh peserta didik melalui pengetahuan di bangku
sekolah.
Di dalam kurikulum 2013, pembelajaran membaca kelas III dimasukkan
ke dalam Kompetensi Inti 3 yang berupa pengetahuan. Kompetensi Inti kemudian
diturunkan ke dalam Kompetensi Dasar. Kompetensi Inti yang digunakan peneliti
dalam mengembangkan buku cerita bergambar, yaitu Kompetensi Inti (KI) 3.
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
dan selanjutnya diturunkan pada Kompetensi Dasar (KD) 3.1 Menggali informasi
dari teks laporan informatif hasil observasi tentang perubahan wujud benda,
sumber energi, perubahan energi, energi alternatif, perubahan iklim dan cuaca,
rupa bumi dan perubahannya, serta alam semesta dengan bantuan guru dan teman
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa
daerah untuk membantu pemahaman.
2.1.6.2 Karakteristik Kurikulum 2013
Menurut Kurniasih, dkk. (2014: 22), kurikulum 2013 yang telah
digunakan dalam pendidikan memiliki karakteristik yang paling mendasar, yaitu
1) menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
pengetahuan sebanyak-banyaknya karena peserta didik zaman sekarang telah
mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan
informasi, 2) siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada
lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki
kemampuan berpikir kritis, 3) memiliki tujuan agar terbentuknya generasi
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, 4) khusus untuk tingkat SD, pendekatan
tematik integrative memberi kesempatan untuk siswa mengenal dan memahami
suatu tema dalam berbagai mata pelajaran, 5) pelajaran IPA dan IPS diajarkan
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2.1.6.3 Tujuan Kurikulum 2013
Menurut Fadlillah (2014: 25), kurikulum 2013 memiliki beberapa tujuan,
yaitu 1) meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skill dan
soft skill melalui kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam rangka
menghadapi tantangan global yang terus berkembang, 2) membentuk dan
meningkatkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif, dan inovatif, 3)
meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan menyiapkan
administrasi mengajar, 4) meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah
serta warga masyarakat secara seimbang dalam mengendalikan kualitas
pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan, serta 5) meningkatkan
persaingan yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang
akan dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2.1.7 Energi Panas
Energi adalah salah satu kebutuhan manusia. Energi dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan sehari-hari. Tanpa energi, kegiatan-kegiatan tersebut tidak
bisa dilakukan. Semua benda yang menghasilkan energi disebut sumber energi.
Tuhan telah menciptakan bermacam-macam sumber energi, salah satunya
matahari (Nurhasanah, dkk, 2015: 2). Matahari merupakan sumber energi terbesar
di bumi. Matahari dapat menghasilkan energi panas terbesar. Energi panas sendiri
adalah energi yang dihasilkan dari panas suatu benda. Pemanfaatan panas dari
matahari salah satunya untuk membangkitkan listrik (Nugraha & Sunardi, 2012:
12). Matahari menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar
di bumi. Nugraha, dkk. (2012: 25) juga menjelaskan bahwa manusia telah
menciptakan alat untuk merubah energi panas dari matahari menjadi energi listrik
yang dinamakan panel surya.
2.2 Penelitian yang Relevan
Setiawati, dkk. (2013) bertujuan untuk mengembangkan buku cerita IPA
yang mengintegrasikan materi kebencanaan alam untuk siswa kelas IV SD.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian dan pengembangan (Research and
Development design) dengan melalui empat tahap. Subjek pada penelitian ini
adalah guru kelas IV SD (subjek validator) dari SD Negeri 2 Pemaron, SD Negeri
3 Pemaron Kecamatan Brebes, dan SD Negeri 1 Patemon Kecamatan Gunungpati,
serta siswa kelas IV SD Negeri 1 Patemon sebagai subjek skala terbatas dan siswa
kelas IV SD Negeri 2 Pemaron sebagai subjek skala luas tahun ajaran 2012/2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku cerita IPA dalam uji kevalidan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
memperoleh kategori sangat tinggi dengan presentase 83,33% untuk tampilan dan
90% untuk dimensi materi, serta kategori tinggi dengan presentase 79,17% untuk
dimensi bahasa. Keterbacaan sudah sesuai dengan tabel konversi SMOG dengan
diperkuat metode pertanyaan. Keberterimaan buku cerita IPA memperoleh
kategori sangat tinggi dengan presentase 90,75%. Keefektifan buku cerita IPA
dapat meningkatkan literasi membaca pada kategori sedang dengan presentase
79,47%.
Wahyuningsih (2012) bertujuan untuk mengembangkan media
pembelajaran komik bergambar materi sistem saraf manusia untuk pembelajaran
menggunakan strategi PQ4R yang valid, efektif dan praktis. Penelitian ini
menggunakan penelitian dan pengembangan (Research and Development).
Penelitian dilaksanakan di SMA 1 Bojong Kabupaten Pekalongan, pada semester
genap tahun ajaran 2010/2011, mulai bulan Maret sampai dengan Mei 2011.
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 yang berjumlah 40 orang,
terdiri dari 16 siswa lakilaki dan 24 siswa perempuan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam media pembelajaran komik bergambar dapat
meningkatkan ketuntasan hasil belajar peserta didik dilihat dari gain score ( g =
0,44) termasuk kriteria sedang, meningkatkan keaktifan peserta didik,
meningkatkan minat peserta didik, dan mendapat respon positif dari peserta didik
serta guru. Penelitian ini menghasilkan perangkat pembelajaran dengan sumber
belajar media komik bergambar sistem saraf manusia untuk pembelajaran yang
menggunakan strategi PQ4R di SMA Negeri I Bojong yang valid efektif dan
praktis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Sobirin (2016) bertujuan untuk untuk mengetahui apakah pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga dan bimbingan berpengaruh terhadap hasil
belajar IPA materi sumber energi panas. Penelitian ini menggunakan penelitian
tindakan (Action Research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari
empat tahap yaitu: kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV semester 2 SDN Karangjongkeng 01
yang berjumlah 22 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tes formatif
siklus 1 memperlihatkan bahwa baru terdapat 14 peserta didik atau 63,63% yang
mencapai KKM. Hal ini terjadi karena peserta didik belum terbiasa mengikuti
pembelajaran dengan menerapkan alat peraga, sedangkan hasil tes formatif siklus
2 menunjukkan terdapat 19 peserta didik (86,36 %) yang telah mencapai KKM.
Perolehan ini telah melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu
sekurang-kurangnya 75% hasil tes for-matif peserta didik mencapai KKM dalam
pembelajaran IPA materi sumber energi panas. Pada penelitian ini, terbukti
setelah dilakukan pembelajaran dengan alat peraga dan bimbingan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Dari ketiga penelitian yang sudah diuraikan sebelumnya dapat dibagankan
sebagai berikut.
Gambar 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan
Gambar di atas menunjukkan bahwa terdapat penelitian mengenai
pengembangan buku cerita dan peningkatkan prestasi belajar siswa pada materi
energi panas. Berdasarkan hasil penelitian yang relevan tersebut, belum ada
penelitian yang mengembangkan buku cerita bergambar untuk meningkatkan
pemahaman dan minat siswa dalam membaca, serta pengetahuan tentang energi
panas untuk siswa kelas III SD. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengembangan buku cerita bergambar tentang energi panas.
Energi Panas Buku cerita
Sobirin. 2016. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Sumber Energi Panas Menggunakan Alat Peraga Terbimbing
Wahyuningsih. 2012. Pengembangan Media Komik Bergambar Materi Sistem Saraf untuk Pembelajaran yang Menggunakan Strategi PQ4R.
Setyawati, dkk. 2013. Pembuatan Buku Cerita IPA yang Mengintegrasikan Materi Kebencanaan Alam Untuk Meningkatkan Literasi Membaca dan Pembentukan Karakter.
Penelitian yang dilakukan
Pengembangan Buku Cerita Bergambar tentang Energi Panas untuk Siswa Kelas
III Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2.3 Kerangka Berpikir
Dalam kurikulum 2013, pembelajaran membaca di sekolah dasar dapat
diintegrasikan dengan mata pelajaran lain (Abidin, dkk., 2017: 278).
Pembelajaran membaca perlu diperhatikan karena pembelajaran membaca
memiliki pengaruh besar terhadap kemampuan dasar siswa untuk memperoleh
pengetahuan. Kenyataannya, pembelajaran membaca belum dilaksanakan secara
optimal oleh para pendidik. Banyak siswa yang masih memiliki kemampuan
membaca siswa yang rendah dan tidak diperhatikan oleh pendidik yang berada di
sekolah. Siswa menjadi malas untuk membaca karena keterbatasan
kemampuannya serta ketersediaan buku di sekolah. Seringkali, banyak buku
bacaan yang hanya berisi tulisan saja sehingga kurang menarik perhatian siswa.
Siswa sekolah dasar masih membutuhkan bantuan hal-hal konkret untuk
memudahkan mereka dalam memahami bacaan yang terdapat di dalam buku.
Buku bacaan untuk siswa sekolah dasar hendaknya dapat berisi hal-hal konkret
yang divisualisasikan agar siswa dapat lebih mudah untuk memahami isi suatu
bacaan.
Guru dapat membantu siswa untuk mengoptimalkan pemahaman siswa
dalam membaca dengan menggunakan media yang sesuai dengan kebutuhan
siswa saat berada pada tahap operasional konkret. Guru dapat mencoba untuk
mengembangkan salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pemahaman siswa, yaitu media cerita bergambar. Media cerita bergambar
merupakan media cerita dalam bentuk teks narasi atau kata-kata dan disertai
gambar-gambar sebagai ilustrasinya. Media cerita bergambar dipilih karena
pemakaiannya yang luas dengan ilustrasi berwarna, alur cerita yang ringkas, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
perwatakan tokoh yang realistis dapat menarik semua siswa dari berbagai tingkat
usia. Cerita yang disertai gambar-gambar akan memberikan efek yang lebih kuat
dibandingkan cerita yang tidak disertai gambar-gambar. Media cerita bergambar
dapat membantu siswa dalam memahami makna tulisan yang dibaca. Media cerita
bergambar dapat merangsang siswa untuk dapat berpikir secara kritis. Media
cerita bergambar juga dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran.
Pemanfaatan media cerita bergambar ini diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman dan minat membaca siswa.
Energi panas terbesar berasal dari matahari. Energi panas matahari telah
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, salah satunya membangkitkan
listrik. Energi panas matahari dapat dirubah menjadi energi listrik dengan
menggunakan alat yang bernama panel surya. Penggunaan energi panas sebagai
pembangkit listrik menjadi salah satu solusi dalam memeratakan penyaluran
listrik di berbagai daerah dan menghemat biaya listrik.
Jika peneliti membuat media cerita bergambar mengenai energi panas,
maka siswa akan lebih mudah untuk memahami materi mengenai energi panas
dan meningkatkan minatnya dalam kegiatan membaca.
2.4 Pertanyaan-pertanyaan Penelitian
2.4.1 Bagaimana langkah-langkah metodologis pengembangan buku cerita
bergambar mengenai energi panas untuk siswa kelas III SD?
2.4.2 Bagaimana kualitas buku cerita bergambar mengenai energi panas untuk
siswa kelas III SD menurut ahli media?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2.4.3 Bagaimana kualitas buku cerita bergambar mengenai energi panas untuk
siswa kelas III SD menurut guru SD?
2.4.4 Bagaimana kualitas buku cerita bergambar mengenai energi panas untuk
siswa kelas III SD menurut siswa SD?
2.4.5 Bagaimana kualitas buku cerita bergambar mengenai energi panas untuk
siswa kelas III SD menurut hasil uji coba terbatas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian berupa Research and
Development (RnD) atau sering disebut penelitian dan pengembangan. Research
and Development (RnD) adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian
pengembangan bertujuan ingin menilai perubahan-perubahan yang terjadi dalam
kurun waktu tertentu.
Penelitian ini menggunakan model pengembangan yang dirancang dan
dikembangkan oleh Borg & Gall (Setyosari: 2010: 204). Produk yang akan
dikembangkan berupa buku cerita bergambar mengenai energi panas. Prosedur
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah prosedur penelitian Borg &
Gall (Setyosari: 2010: 205-207). Peneliti menyisipkan penggunaan prinsip dasar
pengembangan materi bahasa Tomlinson pada pelaksanaan prosedur penelitian
Borg and Gall. Borg & Gall (Setyosari: 2010: 205-207) menyebutkan sepuluh
langkah penelitian pengembangan, yaitu 1) penelitian dan pengumpulan informasi
awal, 2) perencanaan, 3) pengembangan format produk awal, 4) uji coba awal, 5)
revisi produk, 6) uji coba lapangan, 7) revisi produk, 8) uji lapangan, 9) revisi
produk akhir, dan 10) desiminasi dan implementasi. Berikut ini adalah gambar
bagan langkah-langkah penelitian pengembangan Borg and Gall.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan Borg & Gall
Peneliti hanya menggunakan tujuh tahap dalam penelitian ini. Tujuh
tahap tersebut terdiri dari 1) tahap penelitian dan pengumpulan informasi awal, 2)
tahap perencanaan, 3) tahap pengembangan produk awal dengan menggunakan
lima prinsip dasar pengembangan materi bahasa Tomlinson, 4) tahap uji coba
awal, 5) revisi produk, 6) tahap uji coba lapangan, dan 7) tahap revisi produk.
Beberapa hal yang menyebabkan penelitian ini berhenti pada tahap ketujuh, yaitu
1) Borg & Gall memperbolehkan sebuah penelitian pengembangan untuk berhenti
pada langkah ketujuh secara teoritis, 2) penelitian ini berhenti di langkah ke tujuh
agar bisa dikembangkan lagi oleh peneliti selanjutnya, 3) keterbatasan waktu
peneliti dan 4) apabila penelitian sampai tahap desiminasi dan implementasi,
maka akan membutuhkan biaya yang sangat banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
3.2 Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan dalam penelitian ini menghasilkan produk akhir
berupa buku cerita bergambar tentang energi panas untuk siswa kelas III sekolah
dasar. Langkah – langkah pengembangan produk ini menggunakan model
penelitian Borg & Gall (Setyosari: 2010: 205-207) dan lima prinsip dasar
pengembangan bahasa Tomlinson. Langkah-langkah tersebut telah dimodifikasi
oleh peneliti sehingga hanya menggunakan tujuh langkah. Tujuh langkah prosedur
penelitian pengembangan tersebut yaitu, 1) penelitian dan pengumpulan
informasi awal, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk awal dengan
menggunakan prinsip dasar pengembangan materi bahasa Tomlinson, 4) uji coba
awal, 5) revisi produk, 6) uji coba lapangan, dan 7) revisi produk. Berikut ini
adalah gambar bagan langkah-langkah modifikasi penelitian pengembangan Borg
and Gall.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
uji coba awal
Gambar 3.2 Modifikasi Prosedur Penelitian Pengembangan Borg & Gall
Langkah I
Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal
Analisis Kebutuhan Wawancara
Langkah II
Perencanaan
Pengembangan Produk Awal
Langkah III
Hasil Observasi dan Wawancara Studi Pustaka
Kajian Pustaka Observasi
Pembuatan Kuesioner
Desain Awal Rancangan Alur Isi Cerita
Lima Prinsip Pengembangan Materi Bahasa Tomlinson:
1. Isi cerita memberi pengaruh kuat
2. Isi cerita memudahkan belajar
3. Isi cerita fokus pada materi yang diajarkan
4. Isi cerita memperhitungkan efek positif
5. Isi cerita menyediakan umpan balik
Langkah IV
Uji Coba Awal
Validasi Produk
Langkah V
Revisi Produk
Langkah VI
Uji Coba Lapangan
Langkah VII
Revisi Produk
Desain Produk Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Setiap langkah penelitian Research and Development yang telah
dimodifikasi dari langkah penelitian Borg & Gall tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut.
1. Penelitian dan pengumpulan informasi awal
Penelitian diawali dengan peneliti melakukan analisis kebutuhan dan kajian
pustaka (Borg & Gall, dalam Setyosari, 2010: 205). Analisis kebutuhan dilakukan
untuk mengetahui potensi masalah yang terjadi di lapangan. Analisis kebutuhan
dilakukan dengan melakukan observasi, serta wawancara langsung dengan Ibu PA
sebagai guru kelas III dan dua siswa kelas III di SD Negeri Gentan. Observasi dan
wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang
terjadi di lapangan. Selain itu, peneliti juga melakukan kajian pustaka sebagai
bekal landasan untuk melakukan pengembangan.
Masalah utama yang melandasi pelaksanaan penelitian ini adalah rendahnya
kemampuan dan minat literasi siswa kelas III di SD Negeri Gentan. Guru maupun
siswa belum pernah melaksanakan kegiatan khusus dengan tujuan meningkatkan
kemampuan literasi siswa.
2. Perencanaan
Dalam tahap ini, peneliti merumuskan tujuan untuk memberikan informasi
yang tepat dalam mengembangkan produk sehingga produk yang diujicobakan
sesuai dengan kebutuhan (Borg & Gall, dalam Setyosari, 2010: 205). Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara, peneliti merencanakan untuk membuat produk
berupa buku cerita tentang energi panas untuk meningkatkan pemahaman dan
minat siswa kelas III dalam kegiatan membaca. Peneliti juga melakukan
melakukan studi pustaka, mencari bahan melalui internet, dan mengumpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
bahan dari berbagai sumber untuk melengkapi landasan perencanaan pembuatan
produk. Setelah itu, peneliti mengembangkan instrumen dengan membuat
kuesioner untuk validasi. Kuesioner ini digunakan untuk menilai kualitas buku
cerita yang telah dibuat.
3. Pengembangan produk awal
Pengembangan produk awal dalam penelitian ini berupa bahan cetak
berbentuk buku cerita bergambar. Peneliti memulai pengembangan produk awal
dengan menentukan desain awal. Desain awal buku cerita dilakukan dengan
menyusun rancangan alur isi buku cerita. Peneliti membuat rancangan alur isi
buku cerita dengan memperhatikan lima prinsip dasar mengembangkan materi
bahasa Tomlinson, yaitu:
a. Isi cerita seharusnya memberi pengaruh kuat kepada peserta didik. Hal
tersebut dimaksudkan isi cerita nantinya dapat menumbuhkan rasa ingin tahu
siswa dan membuat siswa tertarik untuk membaca buku cerita bergambar
yang dibuat oleh peneliti.
b. Isi cerita seharusnya membantu peserta didik merasa mudah belajar. Hal
tersebut dimaksudkan isi cerita nantinya dapat mempermudah siswa dalam
memahami isi cerita, terutama pada materi yang dicantumkan dalam buku
cerita bergambar.
c. Isi cerita seharusnya tersedia sesuai dengan fokus pembelajaran yang
diajarakan. Hal tersebut dimaksudkan isi cerita nantinya dapat memuat satu
materi yang dipaparkan secara jelas.
d. Isi cerita seharusnya memperhitungkan efek positif dalam pembelajaran. Hal
tersebut dimaksudkan isi cerita nantinya dapat memberikan pengetahuan baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
bagi siswa, merangsang siswa untuk aktif berkegiatan dalam kegiatan
membaca dan aktif bertanya, serta menambah kosa kata baru untuk siswa.
e. Isi cerita seharusnya menyediakan kesempatan untuk pemberian umpan balik.
Hal tersebut dimaksudkan isi cerita nantinya dapat menjadi sumber informasi
yang faktual bagi siswa dan sarana untuk mengajak siswa berkegiatan.
Buku ini memuat isi bacaan tentang energi panas untuk siswa kelas III SD.
Selain itu, isi bacaan juga memuat gambar yang menarik sehingga siswa berminat
untuk membacanya. Desain awal buku cerita dicetak menggunakan kertas Art
Carton 260 gram untuk cover dan Ivory 230 gram untuk bagian isi.
4. Uji coba awal
Uji coba awal dilakukan terhadap format produk yang dikembangkan apakah
sesuai dengan tujuan (Borg & Gall, dalam Setyosari, 2010: 205). Uji coba awal ini
dilakukan pada tanggal 7 Desember 2017. Produk buku cerita divalidasi oleh
pakar ahli, guru kelas III SD, dan dua siswa kelas III SD. Validator memvalidasi
produk ini dengan mengisi instrumen yang telah disiapkan oleh peneliti. Validasi
produk bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran, serta penilaian kualitas
produk buku cerita. Kritik dan saran tersebut untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan produk yang dikembangkan sebagai perbaikan terhadap buku cerita.
5. Revisi produk
Revisi produk dilakukan berdasarkan hasil uji coba awal (Borg & Gall, dalam
Setyosari, 2010: 206). Hasil uji coba awal berupa informasi kualitatif tentang
produk buku cerita. Revisi produk dilakukan oleh peneliti setelah memperoleh
kritik dan saran dari hasil validasi validator. Peneliti menggunakan hasil validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
produk sebagai dasar perevisian produk buku cerita. Revisi dilakukan untuk
memperbaiki kekurangan dari produk yang telah divalidasi oleh pakar.
6. Uji coba lapangan
Produk yang telah direvisi diujicobakan pada tanggal 11 Desember 2017. Uji
coba lapangan melibatkan siswa III SD Negeri Gentan. Subjek uji coba berjumlah
enam siswa yang terdiri dari tiga siswa perempuan dan tiga siswa laki - laki.
Setelah keenam siswa selesai melakukan uji coba, siswa menilai produk dengan
sebuah kuesioner untuk mengetahui kesesuaian dan kelayakan produk.
7. Revisi poduk
Revisi produk dilakukan berdasarkan hasil uji coba lapangan (Borg &
Gall, dalam Setyosari, 2010: 206). Produk yang sudah diujicobakan kepada siswa
memperoleh kritik dan saran dari siswa melalui kuesioner. Hasil revisi dari
produk ini akan menjadi desain produk akhir buku cerita bergambar tentang
energi panas untuk siswa kelas III SD.
Peneliti melakukan penelitian dengan hanya menggunakan tujuh langkah
pengembangan tersebut karena pengembangan produk buku cerita ini merupakan
pengembangan secara terbatas. Penelitian ini juga masih memerlukan kritik serta
saran dari berbagai pihak sehingga buku ini baik dan layak digunakan oleh siswa.
Ketujuh langkah tersebut dapat membantu peneliti untuk dapat menghasilkan
produk akhir berupa buku cerita bergambar tentang energi panas yang bermanfaat
dan layak digunakan untuk siswa kelas III SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3.3 Setting Penelitian
3.3.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian pengembangan ini adalah enam siswa kelas III
SD Negeri Gentan Tahun Ajaran 2017/2018. Keenam siswa kelas III tersebut
dipilih untuk mewakili siswa kelas bawah dan dengan rata-rata prestasi mulai dari
siswa dengan predikat pintar, sedang, dan kurang. Keenam siswa subjek uji coba
tersebut tiga perempuan dan tiga laki-laki. Pemilihan keenam siswa ini dilakukan
dengan bantuan wali kelas agar lebih mudah dalam pelaksanaannya.
3.3.2 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah buku cerita bergambar mengenai energi
panas yang diperuntukan untuk siswa kelas III SD.
3.3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian pengembangan ini dilakukan di SD Negeri Gentan yang
beralamat di Jalan Kaliurang Km. 10, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
3.3.4 Waktu Penelitian
Penelitian yang dilakukan sejak wawancara sampai pada revisi dilakukan
mulai 23 November 2017 hingga 11 Desember 2017.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data terdiri dari tes dan non tes (Sugiyono, 2010:
308). Penelitian pengembangan ini menggunakan teknik pengumpulan data non
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tes. Jenis kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Dengan
kuesioner tertutup, responden dapat memilih jawaban – jawaban yang sudah
disediakan oleh peneliti. Responden tidak boleh memberikan jawabanya secara
bebas.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara dan kuesioner. Observasi dan wawancara dilakukan dengan
tujuan untuk melakukan survei kebutuhan. Peneliti melakukan observasi di
perpustakaan dan kelas III SD Negeri Gentan, serta wawancara kepada guru kelas
dan siswa kelas III SD Negeri Gentan. Data kemudian dianalisis untuk
mendapatkan informasi mengenai kesulitan meningkatkan pemahaman dan minat
siswa dalam membaca, serta kebutuhan siswa akan buku bacaan yang berisi
tentang energi panas. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner bertujuan untuk
memvalidasi dan membantu peneliti dalam melakukan revisi atas buku tersebut.
Teknik non tes digunakan untuk melihat perkembangan siswa dalam memahami
isi bacaan tentang energi panas.
3.4.1 Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam
situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi yang buatan untuk mencapai tujuan
tertentu (Arifin, 2009: 153). Observasi dilaksanakan di perpustakaan dan pada
pembelajaraan Tematik di kelas III SD Negeri Gentan. Aspek yang diobservasi
ketika pembelajaran di kelas III adalah penerapan pembelajaran membaca dan
penggunaan buku cerita bergambar saat pembelajaran IPA materi energi panas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
3.4.2 Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan
antara pewawancara (interviewer) dengan responden atau orang yang diinterviu
(interviewee) dengan tujuan memperoleh informasi yang dibutuhkan peneliti
(Widoyoko, 2012: 40). Peneliti menggunakan wawancara langsung pada
penelitian ini. Peneliti menggunakan wawancara langsung karena pada
pelaksanaannya peneliti berhadapan langsung dengan narasumber.
Peneliti menggunakan pedoman wawancara untuk memudahkan dalam
memperoleh informasi pokok. Pedoman wawancara menjadi acuan dalam
melakukan wawancara ini agar informasi pokok dapat diperoleh dengan lebih
jelas. Wawancara ini dilakukan kepada guru kelas dan siswa kelas III di SD
Negeri Gentan. Hasil dari wawancara ini diolah dan digunakan untuk
menganalisis masalah serta potensi.
3.4.3 Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan peneliti
(Riduwan, 2013: 25). Peneliti menggunakan bentuk kuesioner yang berstruktur
dengan bentuk jawaban tertutup, tetapi menggunakan alternatif jawaban diberikan
secara terbuka. Hal tersebut dikarenakan dalam kuesioner validator dapat
memberikan komentar, tanggapan dan saran yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk merevisi produk yang divalidasi.
Lembar kuesioner validasi ini diisi oleh validator ahli, guru kelas III SD
dan enam siswa kelas III SD. Validasi kuesioner dibedakan antara validasi pakar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dan guru, serta validasi siswa sebagai subjek uji coba lapangan. Hasil validasi
tersebut kemudian diolah dengan teknik analisis data sehingga didapatkan skor
validasi. Hasil validasi melalui kuesioner dapat digunakan sebagai masukan untuk
melakukan revisi atas buku cerita yang dibuat.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini menggunakan teknik non-tes. Peneliti
menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan kuesioner untuk
melakukan teknik non-tes tersebut.
3.5.1 Pedoman Observasi
Observasi dilaksanakan pada pembelajaran Tematik di kelas III SD
Negeri Gentan. Peneliti mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan aspek
yang diobservasi setiap rentang waktu tertentu. Berikut adalah kisi-kisi observasi
analisis kebutuhan dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Analisis Kebutuhan
Variabel Indikator No. Item
Buku Cerita
Bergambar
Ketersediaan buku cerita bergambar untuk siswa kelas III. 1, 2, 3
Penggunaan buku cerita bergambar untuk siswa kelas III. 4, 5
Pembelajaran
Membaca
Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran
membaca.
6, 7
Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
membaca.
8, 9, 10
Berikut adalah daftar pernyataan pengembangan instrumen observasi
analisis kebutuhan dapat dilihat pada tabel 3.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Analisis Kebutuhan
Variabel Indikator Pernyataan
Buku cerita
bergambar
Ketersediaan buku
cerita bergambar
untuk siswa kelas III.
1. Buku cerita bergambar tersedia di sekolah.
2. Buku cerita bergambar memuat materi
pelajaran kelas III mengenai sumber energi
panas.
3. Buku cerita bergambar untuk siswa kelas III
memiliki kondisi yang bersih dan halaman
utuh.
Penggunaan buku
cerita bergambar
untuk siswa kelas III.
4. Siswa membaca buku cerita bergambar yang
tersedia di sekolah.
5. Siswa menambah kosa kata baru.
Pembelajaran
membaca
Kesulitan yang
dialami siswa dalam
pembelajaran
membaca
6. Siswa mengeja dalam membaca cerita.
7. Siswa sulit membedakan tanda baca yang
tertera di cerita.
Partisipasi siswa
dalam mengikuti
pembelajaran
membaca.
8. Siswa membaca beragam buku cerita dalam
mengikuti pembelajaran membaca.
9. Siswa berinisiatif untuk membaca buku cerita
secara mandiri.
10. Siswa menjelaskan isi buku cerita bergambar
dengan lancar.
3.5.2 Pedoman Wawancara
Wawancara ditujukan kepada narasumber, yaitu guru kelas dan siswa
kelas III SD Negeri Gentan. Wawancara memiliki tujuan untuk menganalisis
kebutuhan buku cerita bergambar dari narasumber tersebut.
3.5.2.1 Wawancara Guru Kelas
Wawancara guru kelas III dilakukan untuk memperoleh informasi untuk
melengkapi data analisis kebutuhan. Berikut adalah kisi-kisi wawancara guru
kelas dapat dilihat pada tabel 3.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara dengan Guru Kelas
Variabel Indikator No. Item
Buku Cerita
Bergambar
Ketersediaan buku cerita bergambar untuk siswa kelas III. 1, 2, 3
Penggunaan buku cerita bergambar untuk siswa kelas III. 4, 5
Desain buku cerita bergambar untuk siswa kelas III. 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14,
15, 16
Pembelajaran
Membaca
Kesulitan yang dialami guru dalam pembelajaran
membaca.
17
Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
membaca.
18, 19
Usaha mengatasi kesulitan yang dialami dalam
pembelajaran membaca.
20
Berikut adalah daftar pertanyaan pengembangan instrumen wawancara
guru kelas dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas
Variabel Indikator Pertanyaan
Buku cerita
bergambar
Ketersediaan buku
cerita bergambar untuk
siswa kelas III.
1. Berapakah jumlah buku cerita bergambar untuk
siswa kelas III yang tersedia di sekolah?
2. Apa saja materi pelajaran kelas III yang
tercantum dalam buku cerita bergambar?
3. Bagaimana kondisi dari buku cerita bergambar
untuk siswa kelas III yang tersedia di sekolah?
Penggunaan buku
cerita bergambar untuk
siswa kelas III.
4. Bagaimana cara memanfaatkan buku cerita
bergambar dalam pelaksanaan pembelajaran
membaca?
5. Bagaimana cara guru untuk mengetahui
peningkatan kosa kata siswa?
Desain buku cerita
bergambar untuk siswa
kelas III.
(sumber: buku
Tipografi dalam
Desain Grafis dan
buku Manajemen
Warna)
6. Apa warna sampul buku yang cocok untuk
siswa?
7. Apa warna isi buku yang cocok untuk siswa?
8. Apa ukuran buku yang cocok untuk siswa?
9. Apa tokoh yang cocok untuk siswa?
10. Apa jenis huruf yang cocok untuk judul buku?
11. Apa ukuran huruf yang cocok untuk judul buku?
12. Apa bentuk penjelasan cerita yang cocok untuk
siswa?
13. Apa jenis huruf yang cocok untuk dialog?
14. Apa ukuran huruf yang cocok untuk dialog?
15. Apa jenis huruf yang cocok untuk uraian cerita?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Variabel Indikator Pertanyaan
16. Apa ukuran huruf yang cocok untuk uraian
cerita?
Pembelajaran
membaca
Kesulitan yang dialami
guru dalam
pembelajaran
membaca.
17. Apa saja kesulitan yang dialami guru dalam
membimbing siswa saat pembelajaran membaca?
Partisipasi siswa dalam
mengikuti
pembelajaran
membaca.
18. Bagaimana cara memancing siswa agar dapat
membaca beragam buku cerita?
19. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu jika buku cerita
bergambar memuat materi pelajaran mengenai
energi panas?
Usaha mengatasi
kesulitan yang dialami
dalam pembelajaran
membaca.
20. Apa saja usaha yang Bapak/Ibu lakukan dalam
mengatasi kesulitan yang dialami siswa dalam
melaksanakan kegiatan membaca?
3.5.2.2 Wawancara Siswa
Wawancara siswa kelas III dilakukan untuk memperoleh informasi untuk
melengkapi data analisis kebutuhan. Berikut adalah kisi-kisi wawancara siswa
dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Kisi-kisi Wawancara dengan Siswa
Variabel Indikator No. Item
Buku Cerita
Bergambar
Ketersediaan buku cerita bergambar untuk siswa kelas III. 1, 2, 3
Penggunaan buku cerita bergambar untuk siswa kelas III. 4, 5
Desain buku cerita bergambar untuk siswa kelas III. 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14,
15, 16
Pembelajaran
Membaca
Kesulitan yang dialami guru dalam pembelajaran
membaca.
17
Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
membaca.
18, 19
Usaha mengatasi kesulitan yang dialami dalam
pembelajaran membaca.
20
Berikut adalah daftar pertanyaan pengembangan instrumen wawancara
guru kelas dapat dilihat pada tabel 3.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara dengan Siswa
Variabel Indikator Pertanyaan
Buku cerita
bergambar
Ketersediaan buku
cerita bergambar untuk
siswa kelas III.
1. Apa saja judul dari buku cerita yang telah kamu
baca di sekolah?
2. Apa saja materi pelajaran yang telah kamu
temukan dalam buku cerita?
3. Bagaimana kondisi dari buku cerita yang telah
kamu baca?
Penggunaan buku
cerita bergambar untuk
siswa kelas III.
4. Apa saja jenis buku cerita yang pernah kamu
baca?
5. Apa yang kamu lakukan saat menemukan kosa
kata baru dalam buku cerita bergambar?
Desain buku cerita
bergambar untuk siswa
kelas III.
(sumber: buku
Tipografi dalam
Desain Grafis dan
buku Manajemen
Warna)
6. Apa warna sampul buku yang kamu suka?
7. Apa warna isi buku yang kamu suka?
8. Apa ukuran buku yang kamu suka?
9. Apa tokoh yang kamu suka?
10. Apa jenis huruf yang kamu suka untuk judul
buku?
11. Apa ukuran huruf yang kamu suka untuk judul
buku?
12. Apa bentuk penjelasan cerita yang kamu suka?
13. Apa jenis huruf yang kamu suka untuk dialog?
14. Apa ukuran huruf yang kamu suka untuk dialog?
15. Apa jenis huruf yang kamu suka untuk uraian
cerita?
16. Apa ukuran huruf yang kamu suka untuk uraian
cerita?
Pembelajaran
membaca
Kesulitan yang dialami
guru dalam
pembelajaran
membaca.
17. Apa saja kesulitan yang kamu alami saat
melaksanakan kegiatan membaca?
Partisipasi siswa dalam
mengikuti
pembelajaran
membaca.
18. Apa saja hal yang dapat membuat kamu
bersemangat untuk membaca buku cerita
bergambar?
19. Bagaimana pendapatmu jika buku cerita
bergambar memuat materi pelajaran mengenai
energi panas?
Usaha mengatasi
kesulitan yang dialami
dalam pembelajaran
membaca.
20. Apa saja usaha yang kamu lakukan dalam
mengatasi kesulitan yang dialami dalam
melaksanakan kegiatan membaca?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
3.5.3 Kuesioner
Kuesioner digunakan peneliti sebagai acuan dalam merevisi produk
menjadi lebih baik. Peneliti menggunakan kuesioner dalam proses validasi baik
oleh pakar, guru kelas III SD, maupun siswa kelas III SD sebagai subjek
penelitian. Kuesioner ini berisi penilaian terhadap produk yang dibuat oleh
peneliti. Dalam kuesioner terdapat pernyataan-pernyataan yang disesuaikan
dengan spesifikasi produk yang dikembangkan serta kolom untuk mengisi
komentar dan saran bagi peneliti. Pernyataan pada kuesioner ini sesuai dengan
kebutuhan peneliti dalam melakukan penelitian.
3.5.3.1 Kuesioner Validasi Produk
Kuesioner validasi produk dibuat berdasarkan pada indikator karasteristik
buku cerita bergambar yang digunakan dalam pengembangan produk. Pengisian
kuesioner validasi produk oleh ahli dilakukan sesudah peneliti mempresentasikan
buku cerita bergambar yang dikembangkan. Selain kuesioner validasi produk oleh
ahli, juga terdapat keisioner tanggapan mengenai buku cerita bergambar oleh
siswa. Pengisian kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dilakukan
setelah uji coba terbatas. Kuesioner validasi produk oleh ahli dan kuesioner
tanggapan mengenai buku cerita bergambar oleh siswa memiliki indikator yang
sama. Kisi-kisi kuesioner validasi produk oleh ahli dan tanggapan oleh siswa
disajikan dalam tabel 3.7.
Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk
Variabel Indikator No. Item Buku Cerita Bergambar
Desain Produk 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 19, 20 Isi cerita 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Berikut adalah pernyataan pengembangan instrumen kuesioner validasi
produk dapat dilihat pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Kuesioner Validasi Produk
Variabel Indikator Pernyataan
Buku cerita bergambar
Desain produk 1. Buku cerita bergambar menggunakan kosa kata yang tepat sesuai dengan bahasa anak umur 7-11 tahun.
2. Buku cerita bergambar menggunakan bahasa yang jelas dan singkat.
3. Buku cerita bergambar menggunakan bahasa Indonesia yang baku sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
4. Buku cerita bergambar memiliki sampul yang menarik dengan memperhatikan penulisan judul, pemilihan warna, dan gambar.
5. Buku cerita bergambar memiliki isi yang menarik dengan memperhatikan penulisan isi cerita, pemilihan warna, dan gambar.
6. Buku cerita bergambar menggunakan jenis huruf Perpetua untuk penulisan judul cerita sehingga menarik dan mudah dibaca oleh anak umur 7-11 tahun.
7. Buku cerita bergambar menggunakan ukuran huruf 72pt untuk penulisan judul cerita sehingga jelas dan mudah dibaca oleh anak umur 7-11 tahun.
8. Buku cerita bergambar menggunakan dialog untuk memperjelas alur cerita.
9. Buku cerita bergambar menggunakan jenis huruf Serifa untuk penulisan dialog sehingga menarik dan mudah dibaca oleh anak umur 7-11 tahun.
10. Buku cerita bergambar menggunakan ukuran huruf 14pt untuk penulisan dialog sehingga jelas dan mudah dibaca oleh anak umur 7-11 tahun.
11. Buku cerita bergambar menggunakan jenis huruf Serifa untuk penulisan uraian cerita sehingga menarik dan mudah dibaca oleh anak umur 7-11 tahun.
12. Buku cerita bergambar menggunakan ukuran huruf 16pt untuk penulisan uraian cerita sehingga jelas dan mudah dibaca oleh anak umur 7-11 tahun.
13. Buku cerita bergambar menggunakan aligment asimetris.
14. Buku cerita bergambar menggunakan jarak antarbaris 1.5pt.
15. Buku cerita bergambar menggunakan margin asimetris dengan ukuran margin atas 2 cm, margin bawah 9 cm, margin luar 1 cm, dan margin dalam 1 cm.
16. Buku cerita bergambar menggunakan ukuran kertas A4.
17. Buku cerita bergambar menggunakan jenis kertas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Variabel Indikator Pernyataan
yang sesuai dengan kebutuhan anak. 18. Buku cerita bergambar menggunakan tata letak
gambar yang sesuai dengan ukuran kertas. 19. Buku cerita bergambar memuat gambar yang
mendukung isi cerita. 20. Buku cerita bergambar menggunakan gambar yang
colorful. Isi cerita 21. Isi cerita menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
22. Isi cerita membuat siswa tertarik untuk membaca buku cerita bergambar.
23. Isi cerita memiliki bahasa yang jelas dan singkat.
24. Isi cerita memiliki gambar yang sesuai dengan uraian cerita.
25. Isi cerita menjelaskan materi energi panas.
26. Isi cerita disampaikan melalui media yang konkret sesuai dengan perkembangan siswa kelas III SD.
27. Isi cerita menambah pengetahuan baru tentang energi panas.
28. Isi cerita membuat siswa aktif saat membaca.
29. Isi cerita menjadi sumber informasi yang faktual bagi siswa.
30. Isi cerita mengajak siswa untuk memanfaatkan energi panas.
3.5.3.2 Kuesioner Uji Terbatas Produk
Kuesioner uji terbatas produk disusun berdasarkan indikator mengenai isi
buku cerita bergambar yang digunakan dalam pengembangan produk. Pengisian
kuisioner uji coba terbatas buku cerita bergambar dilakukan pada saat peneliti
melakukan uji coba terbatas pada enam siswa. Kisi-kisi kuesioner uji terbatas
produk dan tanggapan oleh disajikan dalam tabel 3.9.
Tabel 3.9 Kisi-kisi Kuesioner Uji Terbatas Produk
Variabel Indikator No. Item Buku Cerita Bergambar Isi cerita 1, 2, 3, 4, 5,6, 7, 8, 9, 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berikut adalah pernyataan pengembangan instrumen kuesioner uji
terbatas produk dapat dilihat pada tabel 3.10.
Tabel 3.10 Kuesioner Uji Terbatas Produk
Variabel Indikator Pernyataan
Buku cerita bergambar
Isi cerita 1. Isi cerita menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
2. Isi cerita membuat siswa tertarik untuk membaca buku cerita bergambar.
3. Isi cerita memiliki bahasa yang jelas dan singkat.
4. Isi cerita memiliki gambar yang sesuai dengan uraian cerita.
5. Isi cerita menjelaskan materi energi panas.
6. Isi cerita disampaikan melalui media yang konkret sesuai dengan perkembangan siswa kelas III SD.
7. Isi cerita menambah pengetahuan baru tentang energi panas.
8. Isi cerita membuat siswa aktif saat membaca.
9. Isi cerita menjadi sumber informasi yang faktual bagi siswa.
10. Isi cerita mengajak siswa untuk memanfaatkan energi panas.
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1 Data Kualitatif
Data kualitatif ini diambil pada saat observasi, wawancara, validasi dan uji
coba terbatas. Data kualitatif ini berupa hasil pengamatan langsung, wawancara,
komentar, dan saran yang dikemukakan oleh pakar ahli, guru kelas III SD, dan
siswa kelas III SD. Data dianalisis dan dibandingkan sebagai dasar untuk
memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
3.6.2 Data Kuantitatif
Data berupa skor dari penilaian oleh pakar dan guru kelas III SD, serta
siswa kelas III SD. Data yang dianalisis sebagai dasar dari hasil penilaian
kuesioner diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap buku cerita
bergambar yang dikembangkan, yaitu sangat baik (5), baik (4), kurang baik (3),
tidak baik (2) dan sangat tidak baik (1). Skor yang sudah didapat kemudian
dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan berdasarkan
Widoyoko (2012: 106). Berikut adalah konversi data kuantitatif ke data kualitatif
skala lima dapat dilihat pada tabel 3.11.
Tabel 3.11 Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif Skala Lima
Interval Skor Kategori
4,2 - 5 Sangat baik
3,4 – 4,1 Baik
2,6 – 3,3 Kurang baik
1,8 – 2,5 Tidak Baik
1 – 1,7 Sangat tidak baik
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif
menjadi data kualitatif skala lima. Hasil dari penghitungan skor masing-masing
validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya, kemudian
dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu
seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Kebutuhan
Langkah awal dalam penelitian pengembangan buku cerita bergambar
tentang energi panas adalah dengan melakukan analisis kebutuhan. Peneliti
melakukan analisis kebutuhan berdasarkan langkah-langkah pengembangan buku
cerita bergambar yang telah dijelaskan pada bab III. Peneliti melakakukan analisis
kebutuhan dengan menggunakan observasi dan wawancara.
Peneliti melakukan observasi di perpustakaan dan kelas III SD Negeri
Gentan pada tanggal 23 November 2017. Observasi dilakukan pada saat sebelum
pembelajaran dimulai dan awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran pada jam
ketiga. Observasi ini digunakan untuk memastikan kebutuhan pada sekolah secara
langsung terkait dengan penyediaan dan penggunaan buku cerita bergambar
sehingga penelitian ini dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan
siswanya.
Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas III dan dua siswa
kelas III SD Negeri Gentan pada tanggal 23 November 2017. Wawancara
digunakan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pembelajaran membaca di
kelas III SD Negeri Gentan dan sejauh mana wawasan siswa kelas III mengenai
energi panas. Hal tersebut bertujuan agar pengembangan buku cerita bergambar
dapat tepat sasaran, membantu siswa untuk mengetahui dan memahami energi
panas, serta membiasakan siswa untuk dapat melaksanakan pembelajaran
membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
4.1.1 Hasil Observasi Analisis Kebutuhan
Observasi berpedoman pada kisi-kisi yang telah dibuat oleh peneliti.
Kisi-kisi observasi memiliki empat indikator yang dijabarkan dengan sepuluh
butir pernyataan. Indikator pertama terdiri dari tiga butir pernyataan tentang
ketersediaan buku cerita bergambar untuk siswa kelas III. Indikator kedua terdiri
dari dua butir pernyataan tentang penggunaan buku cerita bergambar untuk siswa
kelas III. Indikator ketiga terdiri dari dua butir pernyataan tentang kesulitan yang
dialami siswa dalam pembelajaran membaca. Indikator keempat terdiri dari tiga
butir pernyataan tentang partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
membaca.
Berdasarkan hasil observasi survey kebutuhan, peneliti dapat mengetahui
bahwa adanya ketersediaan buku cerita bergambar yang sangat terbatas di
sekolah. Salah satu hal yang dapat menunjukkan keterbatasan tersebut adalah
belum tersedianya buku cerita bergambar yang menyangkut materi pembelajaran,
khususnya materi energi panas kelas III. Buku cerita bergambar yang tersedia
hanya berisi cerita rakyat, cerita tokoh agama, dan dongeng anak dengan kondisi
yang baik, dimana buku terlihat bersih dan semua halaman masih utuh. Pada
umumnya buku yang tersedia di sekolah hanya berisi tulisan tanpa atau sedikit
ilustrasi sehingga siswa enggan untuk membacanya. Siswa hanya menunggu
perintah dari guru untuk melakukan kegiatan membaca.
Dalam pelaksanaan kegiatan membaca, siswa memperoleh kesempatan
untuk dapat menambah kosa kata barunya. Siswa juga terlihat sudah lancar dalam
membaca cerita dan mampu membedakan tanda baca yang tertera dalam cerita.
Namun, salah satu kendala dari pelaksanaan kegiatan membaca adalah siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
masih kesulitan untuk memahami isi cerita. Siswa selalu melakukan kegiatan
membaca secara berulang pada satu buku untuk menemukan inti cerita sehingga
siswa hanya dapat membaca satu buku dalam kurun waktu yang lama. Dari
kendala tersebut, siswa menjadi belum memiliki inisiatif untuk membaca buku
cerita. Siswapun merasa bosan untuk belajar secara berulang karena siswa
menganggap bahwa memahami isi cerita dengan cepat dan benar itu merupakan
kegiatan yang sangat sulit.
Siswa kelas III membutuhkan buku cerita bergambar yang menarik
sehingga mereka dapat lebih mudah memahami dan mempelajari isi bacaan.
Peneliti membuat buku cerita bergambar sesuai dengan kebutuhan agar dapat
menumbuhkan minat siswa dalam membaca dan akhirnya siswa lebih mudah
untuk memahami isi cerita dengan bantuan adanya ilustrasi yang menarik. Selain
itu, buku cerita bergambar memuat materi energi panas sehingga siswa dapat
melaksanakan pembelajaran membaca sekaligus menambah pengetahuan tentang
salah satu materi pokok mata pelajaran IPA yang diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
4.1.2 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Wawancara memiliki pedoman berupa kisi-kisi yang telah dibuat oleh
peneliti. Kisi-kisi wawancara memiliki enam indikator yang dijabarkan dengan
dua puluh butir peryataan. Indikator pertama terdiri dari tiga butir pernyataan
tentang ketersediaan buku cerita bergambar untuk siswa kelas III. Indikator kedua
terdiri dari dua butir pernyataan tentang penggunaan buku cerita bergambar untuk
siswa kelas III. Indikator ketiga terdiri dari sebelas butir pernyataan tentang desain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
buku cerita bergambar untuk siswa kelas III. Indikator keempat terdiri satu butir
pernyataan tentang kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran membaca.
Indikator kelima terdiri dari dua butir pernyataan tentang partisipasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran membaca. Indikator keenam terdiri satu butir pernyataan
tentang usaha mengatasi kesulitan yang dialami dalam pembelajaran membaca.
Berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan kepada guru kelas III,
peneliti dapat mengetahui bahwa guru belum pernah menjumpai buku cerita
bergambar yang memuat materi energi panas untuk siswa kelas III SD di SD
Negeri Gentan. Buku-buku cerita bergambar yang tersedia hanya memuat cerita
rakyat, tokoh agama dan dongeng anak. Buku-buku tersebut memiliki kondisi
yang layak digunakan oleh siswa. Buku bersampul rapi dan tidak ada yang sobek
ataupun terlipat.
Guru jarang memanfaatkan buku cerita bergambar di sekolah pada saat
melaksanakan kegiatan membaca. Guru memilih untuk menggunakan buku
pelajaran karena seluruh siswa telah memilikinya. Dalam kegiatan membaca, guru
mengajak siswa untuk memilih satu bacaan dengan judul yang sama, kemudian
guru mengajak siswa untuk membaca bersama secara bergantian. Setelah
membaca, siswa diminta untuk menuliskan beberapa kosa kata baru yang belum
dimengerti maknanya. Guru dapat mengetahui seberapa banyak kosa kata baru
yang diperoleh siswa dan gurupun dapat membantu siswa untuk menemukan
makna dari kosa kata tersebut.
Dalam penentuan desain buku, guru menyarankan beberapa desain yang
disesuaikan dengan kebutuhan anak dan karakteristik anak. Guru menyarankan
buku cerita bergambar menggunakan warna terang untuk sampul dan isi buku,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
ukuran buku A4, tokoh cerita perempuan, judul ditulis dengan huruf Bodoni
ukuran 72pt, dilengkapi dialog yang ditulis dengan jenis huruf Serifa ukuran 14pt,
serta penulisan uraian isi dengan menggunakan jenis huruf Serifa ukuran 16pt.
Guru mengalami kesulitan dalam dalam menumbuhkan minat membaca
siswa. Banyak siswa yang tidak tertarik untuk membaca buku cerita yang tersedia
di sekolah karena kebanyakan buku berisi tulisan saja. Selain itu, guru juga
merasa kesulitan dalam membimbing siswa untuk bisa memahami isi bacaan
dengan tepat dan cepat. Siswa cepat mudah bosan dalam membaca sehingga siswa
belum bisa mengembangkan kemampuan mereka dalam memahami isi cerita
dengan maksimal. Guru sudah berupaya untuk meningkatkan minat membaca dan
mengembangkan kemampuan memahami isi bacaan siswa dengan terkadang
membawakan beberapa buku cerita yang ada di rumah yang wajib dibaca oleh
siswa ketika ada waktu luang.
Guru menyetujui jika peneliti membuat buku cerita bergambar yang
memuat materi pelajaran mengenai sumber energi panas. Sejauh ini, guru hanya
bisa mengajak siswa untuk membaca bacaan secara bersama ataupun bergantian.
Hal tersebut diakukan oleh guru agar siswa yang masih kesulitan membaca dapat
terbantu dengan temannya yang sudah lancar membaca. Buku cerita bergambar ini
nantinya dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan guru untuk mengatasi
kesulitannya dalam meningkatkan minat siswa dalam melakasanakan
pembelajaran membaca. Selain itu, buku cerita bergambar memuat materi energi
panas sehingga mempermudah guru dalam menyampaikan materi pembelajaran
kepada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan kepada dua siswa kelas
III, peneliti dapat mengetahui bahwa siswa hanya membaca buku cerita
bergambar yang berjudul Danau Toba, Candi Prambanan, Malin Kundang, Si
Kancil, Si Kembar Mekar Sekar, dan Kumpulan Cerita Nabi. Siswa belum pernah
menemukan buku cerita yang memuat materi pelajaran, terutama materi tentang
energi panas. Siswa merasa bosan membaca buku cerita bergambar yang tersedia
di sekolah karena kurang beragam jenisnya. Bukunyapun memiliki jumlah yang
terbatas sehingga siswa harus menunggu lama siswa lain selesai membaca dan
bergantian membacanya. Buku cerita bergambar yang tersedia di SD Negeri
Gentan memiliki kondisi yang baik, dimana tidak ada lipatan kertas ataupun
sobekan kertas.
Buku cerita bergambar yang tersedia di SD Negeri Gentan hanya
mencakup buku cerita rakyat, dongeng, dan kisah nabi. Hal tersebut membuat
siswa hanya dapat membaca jenis buku cerita bergambar yang terbatas. Dalam
kegiatan membaca, siswa biasanya menemukan kosa kata baru yang belum
diketahui maknanya. Jika siswa menemukan kosa kata baru tersebut, siswa dapat
menuliskan dan menanyakan makna dari kosa kata tersebut kepada guru.
Siswa memberikan beberapa saran kepada peneliti dalam membuat
produk buku cerita bergambar. Beberapa saran tersebut dapat dijadikan sebagai
landasan penentuan desain buku yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
siswa. Beberapa saran yang diberikan oleh siswa, yaitu sampul dan isi buku
menggunakan warna terang, buku dicetak pada kertas A4, tokoh utama
perempuan, penulisan judul buku menggunakan jenis huruf Perpetua dengan
ukuran 72pt, buku dilengkapi dengan dialog yang ditulis menggunakan jenis huruf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Serifa ukuran 14pt, serta penulisan uraian isi cerita menggunakan jenis huruf
Serifa ukuran 16pt.
Siswa masih mengalami kesulitan untuk memahami isi cerita. Membaca
buku cerita yang berisi banyak tulisan dapat membuat siswa mudah bosan
sehingga siswa merasa semakin sulit untuk memahami isinya. Siswapun
menyetujui jika peneliti membuat buku cerita bergambar tentang energi panas.
Menurut siswa, buku cerita bergambar selalu memiliki gambar-gambar yang
menarik dan lucu sehingga siswa tidak bosan membaca dan lebih mudah
memahami isi cerita dengan bantuan gambar. Buku cerita bergambar juga dapat
membantu siswa dalam mengatasi kesulitan memahami isi bacaan dan
meningkatkan semangat siswa dalam melakasanakan pembelajaran membaca.
Selain itu, buku cerita bergambar memuat materi energi panas sehingga
mempermudah siswa dalam mempelajari materi energi panas.
4.2 Deskripsi Produk Awal
4.2.1 Sampul Buku Cerita
Sampul buku cerita bergambar tentang energi panas untuk siswa kelas III
SD dibuat dengan menggunakan aplikasi Corel Draw X3. Sampul buku dicetak
dengan menggunakan kertas Art Carton 260gsm. Sampul dari buku cerita
bergambar tersebut diberi judul “Dunia Ajaib” yang diletakkan di sisi kiri atas.
Penulisan judul menggunakan jenis huruf Perpetua dengan ukuran huruf sebesar
72pt. Selain itu, juga terdapat sub judul “Energi Panas untuk PLTS di Indonesia”
diletakan di sisi kanan bawah. Di bawah penulisan sub judul terdapat nama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
penulis, yaitu “Paula Caesarani Ekaristi”. Penulisan sub judul dan nama penulis
menggunakan jenis huruf Perpetua dengan ukuran huruf sebesar 22pt.
Sampul memiliki gambar ilustrasi yang dibuat secara manual dengan
menggunakan tangan, kemudian dipindai agar dapat diedit dalam format digital.
Latar belakang sampul memiliki warna biru muda sebagai langit dan hijau muda
sebagai padang rumput. Di dalam sampul terdapat gambar anak kecil dengan
ekspresi ceria yang sedang menunjukkan adanya panel surya di sisi kirinya. Di
pojok kanan atas terdapat matahari yang sedang tersenyum melihat ke bawah.
4.2.2 Isi Buku Cerita
Isi buku cerita bergambar tentang energi panas untuk siswa kelas III SD
dibuat dengan menggunakan aplikasi Corel Draw X3. Penulisan isi cerita
menggunakan jenis huruf Serifa dan Futura. Isi buku cerita dicetak dengan
menggunakan kertas Ivory 230gsm ukuran A4. Isi buku cerita bergambar tentang
energi panas untuk siswa kelas III SD terdiri dari kata pengantar, tentang buku,
pemetaan kompetensi dasar, isi cerita, catatanmu, dafrar pustaka, dan profil
penulis.
4.2.2.1 Kata Pengantar
Kata pengantar berisi ucapan syukur atas keberhasilan dalam membuat
buku cerita. Selain itu, kata pengantar juga berisi kegunaan buku cerita,
permohonan maaf atas kekurangan dalam buku cerita, serta permintaan kritik dan
saran yang membangun untuk memperbaiki kekurangan buku cerita. Kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
pengantar ini dibuat dengan maksud memberikan dorongan dan gambaran kepada
pengguna buku cerita bergambar tentang energi panas untuk siswa kelas III SD.
4.2.2.2 Tentang Buku
Bagian ini memaparkan gambaran umum dari buku cerita bergambar
tentang energi panas untuk siswa kelas III SD. Bagian ini dapat membantu
penguna untuk mengetahui dan memahami kelebihan dari buku cerita bergambar
tentang energi panas untuk siswa kelas III SD agar dapat memberikan gambaran
kepada pengguna bahwa buku cerita bergambar tentang energi panas untuk siswa
kelas III SD layak digunakan. Selain itu, bagian ini juga dapat membantu penguna
untuk mengetahui dan memahami kegunaan dari buku cerita bergambar tentang
energi panas untuk siswa kelas III SD agar dapat memberikan dorongan kepada
pengguna untuk memanfaatkan buku cerita dengan baik.
4.2.2.3 Pemetaan Kompetensi Dasar
Buku cerita bergambar tentang energi panas untuk siswa kelas III SD
menggunakan Kompetensi Dasar dari kurikulum 2013. Kompetensi Dasar
tersebut diambil dari mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kompetensi Dasar dipilih
dengan menyesuaikan materi pembelajaran yang dicantumkan pada buku cerita.
4.2.2.4 Isi Cerita
Buku cerita ini berisi energi panas yang digunakan untuk membangkitkan
listrik di dua daerah di Indonesia. Energi panas dapat memberikan alternatif dalam
penyebaran listrik di Indonesia dan menghemat biaya listik. Selain itu, buku ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
juga berisi ajakan untuk mulai memanfatkan energi panas untuk membangkitkan
listrik secara optimal.
Penulisan isi cerita memperhatikan lima prinsip dasar pengembangan
materi bahasa dari Tomlinson. Lima prinsip tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut.
a. Isi cerita seharusnya memberi pengaruh kuat kepada peserta didik.
Penulis mencantumkan kalimat tanya “Kemanakah Eci?” dalam isi
cerita pada halaman 16 dan 21. Hal tersebut diharapkan dapat menumbuhkan
rasa ingin tahu siswa pada peristiwa perpindahan tokoh secara ajaib ke dua
daerah di Indonesia yang memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Selain itu, penulis membuat desain buku dengan menyesuaikan karakteristik
dan kebutuhan siswa yang mencakup pemilihan kosa kata dan bahasa sesuai
bahasa anak, penulisan isi dengan menggunakan jenis huruf huruf Serifa
ukuran 14pt untuk dialog dan 16pt untuk uraian cerita, isi buku dicetak pada
kertas Art Paper 150gsm; tata letak yang sesuai, ukuran buku A4, serta
gambar sesuai dengan alur cerita dan memiliki warna cerah. Hal tersebut
dilakukan agar siswa dapat tertarik untuk membaca buku dalam buku cerita
bergambar tentang energi panas.
b. Isi cerita seharusnya membantu peserta didik merasa mudah belajar.
Penulis menggunakan bahasa yang jelas dan singkat dalam
menuliskan uraian cerita. Selain itu, penulis memberikan berbagai gambar
yang sesuai dengan uraian cerita. Kedua hal tersebut diharapkan dapat
semakin mempermudah siswa dalam memahami isi cerita, terutama pada
materi yang dicantumkan dalam buku cerita bergambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
c. Isi cerita seharusnya tersedia sesuai dengan fokus pembelajaran yang
diajarakan.
Penulis membahas materi energi panas pada isi cerita. Materi
tersebut difokuskan pada pemanfaatan energi panas matahari sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Dalam menyampaikan materi
tersebut, penulis membuat media yang konkret berupa buku cerita bergambar.
d. Isi cerita seharusnya memperhitungkan efek positif dalam pembelajaran.
Penulis mencantumkan hal-hal baru yang berkaitan dengan energi
panas, di antaranya 1) energi panas dapat digunakan untuk membangkitkan
listrik pada halaman 10, 2) panel surya sebagai alat yang mampu merubah
energi panas menjadi aliran listrik pada halaman 11, serta 3) dua daerah di
Indonesia yang sudah menggunakan panel surya pada halaman 18 dan 23.
Selain itu, penulis memberikan kesempatan siswa untuk memilih nama dua
pulau yang memanfaatan energi panas untuk PLTS (Pembangkit Listrik
Tenaga Surya). Kegiatan tersebut dapat ditemukan dalam buku cerita
bergambar tentang energi panas untuk kelas III sekolah dasar di halaman 17
dan 22. Kegiatan tersebut diharapkan dapat membuat siswa aktif dalam
melaksanakan kegiatan membaca. Penulis juga mencantumkan kosa kata baru
bagi siswa, yaitu “perintis” pada halaman 26. Hal tersebut dilakukan agar
dapat memancing siswa untuk aktif bertanya dan akhirnya siswa dapat
menambah kosa kata dalam kehidupannya.
e. Isi cerita seharusnya menyediakan kesempatan untuk pemberian umpan balik.
Penulis mencantumkan materi yang dapat dijadikan sebagai sumber
informasi faktual bagi siswa. Materi tersebut berisi fakta terbaru dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
pemanfaatan energi panas sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
di daerah terpencil di Indonesia. Materi diperoleh dari hasil perolehan data
buku dan situs resmi Pembangkit Listrik tenaga Surya (PLTS). Peneliti juga
mencantumkan ajakan kepada siswa agar menjadi perintis pemanfaatan
energi panas untuk membangkitkan listrik di daerah yang ditempati oleh
siswa.
4.2.2.5 Catatanmu
Bagian ini berisi lima pertanyaan tentang energi panas untuk Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia. Lima pertanyaan tersebut berupa isian
singkat. Lima pertanyaan tersebut ditujukan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan pengguna dalam menangkap materi yang telah dicantumkan pada
buku cerita bergambar tentang energi panas untuk siswa kelas III SD .
4.2.2.6 Daftar Referensi
Bagian ini memuat sumber-sumber yang digunakan dalam buku cerita
bergambar tentang energi panas untuk siswa kelas III SD. Sumber-sumber
tersebut berupa buku, teks bacaan, maupun informasi dari internet. Sumber dari
buku dan teks bacaan, sera sumber dari internet dalam buku cerita dicantumkan
secara terpisah.
4.2.2.7 Profil Penulis
Profil penulis berisi informasi terkait dengan penulis buku cerita
bergambar tentang energi panas untuk siswa kelas III SD. Profil penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dicantumkan agar pengguna buku cerita dapat mengetahui identitas asli penulis.
Profil penulis terdiri foto penulis yang disertai dengan pemaparan tentang nama
penulis, tempat dan tanggal lahir penulis, dan riwayat pendidikan penulis.
4.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk
Peneliti telah membuat produk awal berupa buku cerita bergambar
tentang energi panas untuk siswa kelas III SD. Setelah peneliti mencetak buku
cerita tersebut, peneliti menyerahkan buku cerita bergambar tentang energi panas
untuk siswa kelas III SD kepada seorang ahli media, guru kelas III, dan dua siswa
kelas III. Buku cerita kemudian divalidasi oleh seorang ahli media, guru kelas III,
dan dua siswa kelas III. Validasi tersebut akan menghasilkan data yang berguna
untuk mengetahui kualitas dari buku yang akan diuji cobakan.
4.3.1 Data Validasi Ahli Media dan Revisi Produk
4.3.1.1 Data Validasi Ahli Media
Ahli media yang memvalidasi produk dalam penelitian ini adalah DR.
Validasi dilakukan pada tanggal 7 Desember 2017. Indikator yang dinilai dari
produk dalam penelitian ini adalah desain produk dan isi cerita.
Hasil validasi oleh ahli media menunjukkan produk memperoleh skor
rata-rata sebesar 3,83. Skor tersebut kemudian dibandingkan dengan skala lima
yang telah ditentukan oleh peneliti. Perbandingan menunjukkan produk dalam
penelitian ini termasuk ke dalam kategori baik. Ahli media menyatakan bahwa
produk sudah layak untuk digunakan atau diuji cobakan di lapangan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
melakukan revisi minor sesuai saran. Hasil validasi juga menunjukkan adanya
beberapa deskripsi dari ahli media berupa komentar dan revisi sebagai berikut.
Tabel 4.1 Komentar dan Revisi Ahli Media
No. Komentar Revisi 1 Font masih terlihat kaku untuk anak-anak. Tidak ada revisi karena penulisan font
sudah berdasarkan ahli, serta hasil wawancara guru dan siswa.
2 Warna lebih dicerahkan. Peneliti mengubah warna menjadi lebih cerah.
3 Format cetak sampul diperbaiki. Sampul dicetak menggunakan kertas ivory 230gsm.
4 Sub judul diperbaiki tata letaknya. Peneliti meletakkan sub judul di bawah judul utama.
5 Penulisan nama penulis di sampul diperkecil.
Peneliti memperkecil ukuran huruf nama penulis.
6 Ditambah gambar bunga matahari sebagai petunjuk adanya kuaci.
Peneliti menambahkan gambar bunga matahari.
7 Halaman diperbaiki. Halaman sudah tidak mencantumkan judul dan sub judul, serta tidak terpotong.
8 Ditambah istilah lain dari matahari. Peneliti menambah istilah matahari = surya.
9 Bentuk kotak percakapan diubah. Peneliti mengubah bentuk kotak percakapan menjadi bentuk oval.
10 Outline kotak percakapan diperbaiki. Peneliti memberi warna cerah pada outline kotak percakapan.
11 Kalimat diperbaiki. Peneliti memperbaiki penulisan kalimat. 12 Penulisan huruf kapital harus
diperhatikan. Peneliti memperbaiki penulisan kata yang mengunakan huruf kapital.
13 Peta lebih diperjelas. Peneliti menambahkan garis batas kabupaten dan nama laut di sekitar pulau.
14 Kata daftar pustaka diganti. Peneliti mengganti kata daftar pustaka menjadi daftar referensi.
15 Daftar pustaka dipisahkan antara buku dan internet.
Peneliti memisahkan penulisan sumber daftar pustaka.
16 Penulisan daftar pustaka diperhatikan. Peneliti memperbaiki penulisan judul sumber.
17 Kata biodata diganti. Peneliti mengganti kata biodata menjadi profil.
Ahli media menyampaikan beberapa komentar untuk merevisi buku
cerita bergambar agar layak digunakan sebagai bahan literasi dan media
pembelajaran untuk siswa kelas III SD. Komentar tersebut menjadi landasan
peneliti untuk merevisi produk. Beberapa komentar yang diberikan oleh ahli
media, yaitu 1) Font masih terlihat kaku untuk anak-anak, tetapi tidak direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
oleh peneliti, 2) Warna gambar lebih dicerahkan dan peneliti melakukan revisi
dengan mengubah warna menjadi lebih cerah, 3) Format cetak sampul diperbaiki
dan peneliti melakukan revisi dengan mencetak sampul menggunakan kertas ivory
230gsm, 4) Sub judul diperbaiki tata letaknya dan peneliti melakukan revisi
dengan meletakkan sub judul di bawah judul utama, 5) Penulisan nama penulis di
sampul diperkecil dan peneliti melakukan revisi dengan memperkecil ukuran
huruf nama penulis, 6) Ditambah gambar bunga matahari sebagai petunjuk adanya
kuaci dan peneliti melakukan revisi dengan menambahkan gambar bunga
matahari, 7) Halaman diperbaiki dan peneliti melakukan revisi dengan menghapus
judul dan sub judul, serta mengubah tata letak halaman, 8) Ditambah istilah lain
dari matahari dan peneliti melakukan revisi dengan menambah istilah matahari =
surya, 9) Bentuk kotak percakapan diubah dan peneliti melakukan revisi dengan
mengubah bentuk kotak percakapan menjadi bentuk oval, 10) Outline kotak
percakapan diperbaiki dan peneliti melakukan revisi dengan memberi warna cerah
pada outline kotak percakapan, 11) Kalimat diperbaiki dan peneliti melakukan
revisi dengan memperbaiki penulisan kalimat, 12) Penulisan huruf kapital harus
diperhatikan dan peneliti melakukan revisi dengan memperbaiki penulisan kata
yang mengunakan huruf kapital, 13) Peta lebih diperjelas peneliti melakukan
revisi dengan menambahkan garis batas kabupaten dan nama laut di sekitar pulau,
14) Kata daftar pustaka diganti peneliti melakukan revisi dengan mengganti kata
daftar pustaka menjadi daftar referensi, 15) Daftar pustaka dipisahkan antara buku
dan internet peneliti melakukan revisi dengan memisahkan penulisan sumber
daftar pustaka, 16) Penulisan daftar pustaka diperhatikan peneliti melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
revisi dengan memperbaiki penulisan judul sumber, serta 17) Kata biodata diganti
peneliti melakukan revisi dengan mengganti kata biodata menjadi profil.
4.3.1.2 Revisi Produk
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Tabel 4.2 Revisi Buku Cerita
Peneliti melakukan revisi dari ahli media, yaitu merubah warna sampul
menjadi lebih terang agar anak-anak tertarik untuk melihatnya. Pada gambar
sebelah kiri, sub judul terletak jauh dengan judul utama sehingga membingungkan
pembaca jika akan mengetahui sub judulnya. Peneliti merevisi tata letak sub judul
sehingga dapat terlihat jelas di bawah judul utama. Selain itu, peneliti juga
memperkecil ukuran huruf nama penulis agar tidak memenuhi gambar pada
sampul. Peneliti menambahkan gambar bunga matahari untuk memperkuat
penjelasan alur cerita. Peneliti juga mengubah jenis kertas untuk mencetak sampul
karena kertas terlalu tebal sehingga membuat cetakan sampul rusak. Peneliti
akhirnya memilih menggunakan kertas Ivory 230 gsm karena jenis kertas tersebut
tidak terlalu kaku untuk dijadikan sampul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Tabel 4.3 Revisi Buku Cerita
Peneliti melakukan revisi dari ahli media, yaitu memperbaiki tata letak
dan warna pada penulisan halaman, serta judul dan sub judul di setiap halaman.
Pada salah satu gambar, penulisan halaman serta judul dan sub judul di setiap
halaman masih ada dan terpotong saat dicetak, serta penulisannya masih
menggunakan warna hitam. Peneliti menghapus judul dan sub judul, serta
mengubah tata letak penulisan halaman di setiap halaman dengan meletakkannya
lebih menjorok ke kanan dan lebih menjorok ke atas. Peneliti juga mengubah
warna penulisan halaman menjadi warna cokelat. Hal tersebut membuat tampilan
di setiap halaman menjadi jauh lebih menarik dan rapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Tabel 4.4 Revisi Buku Cerita
Peneliti melakukan revisi dari ahli media, yaitu menambah istilah kata
agar anak-anak dapat memahami dengan mudah arti surya. Surya merupakan
istilah lain dari matahari. Selain itu, peneliti juga mengubah kotak percakapan dan
garis tepinya. Hal tersebut dapat ditunjukkan pada salah satu gambar yang berada
di sebelah kiri. Kotak dialog masih berbentuk persegi panjang dan garis tepi yang
bewarna hitam. Pada gambar sebelah kanan, peneliti sudah mengganti bentuk
kotak percakapan menjadi oval dengan garis tepi bewarna cerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Tabel 4.5 Revisi Buku Cerita
Peneliti melakukan revisi dari ahli media, yaitu memperbaiki kalimat dan
penulisan huruf kapital. Gambar sebelah kiri merupakan salah satu gambar yang
memiliki penulisan kalimat yang terlalu panjang dan penulisan huruf kapital yang
salah. Gambar sebelah kanan merupakan hasil gambar revisi, dimana penulisan
kalimat diubah menjadi lebih singkat dan jelas, serta huruf kapital yang terdapat
pada dua kata diubah menjadi huruf kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Tabel 4.6 Revisi Buku Cerita
Peneliti melakukan revisi dari ahli media, yaitu menambahkan garis batas
kabupaten dan nama laut yang mengelilingi pulau. Pada gambar sebelah kiri,
gambar pulau belum memiliki keterangan yang jelas sehingga dapat membuat
siswa sulit memahami gambar tersebut. Pada gambar sebelah kanan, gambar
pulau sudah diperjelas menggunakan garis batas kabupaten dan laut di sekeliling
pulau sudah diberi nama. Hal tersebut dapat mempermudah siswa untuk menebak
nama pulau tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Tabel 4.7 Revisi Buku Cerita
Peneliti melakukan revisi dari ahli media, yaitu mengganti kata daftar
pustaka, serta memisahkan sumber-sumber yang digunakan oleh peneliti dalam
membuat buku cerita dan memperbaiki penulisan setiap judul sumber. Peneliti
mengganti kata daftar pustaka menjadi daftar referensi. Sumber-sumber yang
digunakan peneliti terdiri dari sumber buku dan teks bacaan, serta sumber
internet. Gambar sebelah kiri menunjukkan sumber buku dan teks bacaan, serta
sumber internet masih bercampur menjadi satu. Gambar sebelah kanan
menunjukkan sudah direvisi, dimana sumber buku dan teks bacaan, serta sumber
internet tercantum terpisah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Tabel 4.8 Revisi Buku Cerita
Peneliti melakukan revisi dari ahli media, yaitu mengganti kata biodata.
Gambar sebelah kiri menunjukkan masih tercantum judul Biodataku. Gambar
sebelah kanan sudah direvisi oleh peneliti sehingga sudah diganti dengan judul
Profil Penulis.
4.3.2 Data Validasi Guru SD dan Revisi Produk
4.3.2.1 Data Validasi Guru SD
Guru kelas III SD Negeri Gentan yang memvalidasi produk dalam
penelitian ini adalah PA. Validasi dilakukan di SD Negeri Gentan pada tanggal 7
Desember 2017. Indikator yang dinilai dari produk dalam penelitian ini adalah
desain produk dan isi cerita.
Hasil validasi yang diperoleh dari guru kelas III SD Negeri Gentan
menunjukkan produk memperoleh skor rata-rata sebesar 4,93. Skor tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
kemudian dibandingkan dengan skala lima yang telah ditentukan oleh peneliti.
Perbandingan menunjukkan produk dalam penelitian ini termasuk ke dalam
kategori sangat baik. Guru kelas III SD Negeri Gentan menyatakan bahwa produk
sudah layak untuk digunakan atau diuji cobakan di lapangan. Hasil validasi juga
menunjukkan adanya beberapa deskripsi dari guru kelas III SD Negeri Gentan
berupa komentar dan beberapa revisi sebagai berikut.
Tabel 4.9 Komentar dan Revisi Guru SD
No. Komentar Revisi 1 Sampul diperbaiki. Peneliti mengganti jenis kertas untuk
sampul dan pewarnaan sampul lebih terang.
2 Bentuk kotak dialog diperbaiki. Peneliti memilih kotak dialog yang berbentuk oval.
3 Outline kotak dialog diperbaiki. Peneliti memberi warna cerah pada outline kotak dialog.
4 Peta ditambahkan gambar tokoh untuk memperkuat cerita.
Tidak ada revisi karena tokoh akan memenuhi gambar peta.
5 Penulisan kalimat diperhatikan. Peneliti mengatur tata letak penulisan kalimat.
Guru kelas III SD Negeri Gentan memberikan beberapa komentar untuk
merevisi buku cerita bergambar agar layak digunakan sebagai bahan literasi dan
media pembelajaran untuk siswa kelas III SD. Komentar tersebut menjadi
landasan peneliti untuk merevisi produk. Beberapa komentar yang diberikan oleh
guru kelas III, yaitu 1) Sampul diperbaiki dan peneliti melakukan revisi dengan
mengganti jenis kertas untuk sampul dan meemberi warna sampul yang lebih
terang, 2) Bentuk kotak dialog diperbaiki dan peneliti melakukan revisi dengan
memilih kotak dialog yang berbentuk oval, 3) Outline kotak dialog diperbaiki dan
peneliti melakukan revisi dengan memberi warna cerah pada outline kotak dialog,
4) Peta ditambahkan gambar tokoh untuk memperkuat cerita, tetapi peneliti tidak
merevisi karena tokoh akan memenuhi gambar peta, serta 5) Penulisan kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
diperhatikan dan peneliti melakukan revisi dengan mengatur tata letak penulisan
kalimat.
4.3.2.2 Revisi Produk
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Tabel 4.10 Revisi Buku Cerita
Peneliti melakukan revisi dari guru SD, yaitu mengganti jenis kertas
untuk sampul dan pewarnaan sampul diubah menjadi lebih terang. Gambar di sisi
kiri telah dicetak menggunakan jenis kertas Art Carton 260 gsm dan menunjukkan
gambar masih terlihat gelap. Gambar sisi kiri telah direvisi oleh peneliti, dimana
sampul dicetak pada kertas Ivory 230 gsm dan gambar sudah diberi warna yang
lebih cerah. Sampul menjadi lebih rapi dan menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Tabel 4.11 Revisi Buku Cerita
Peneliti melakukan revisi dari guru SD, yaitu merubah bentuk kotak
dialog dan memberi warna cerah pada kotak dialog. Gambar di sisi kiri
merupakan salah satu gambar yang menunjukkan kotak dialog berbentuk persegi
panjang dan outline kotak dialog berwarna hitam. Gambar sisi kanan merupakan
salah satu gambar yang sudah direvisi sehingga kotak dialog menjadi menarik.
Kotak dialog berubah menjadi bentuk oval dan warna outline kotak dialog
menjadi warna cerah, yaitu jingga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Tabel 4.12 Revisi Buku Cerita
Peneliti melakukan revisi dari guru SD, yaitu memperbaiki tata letak
penulisan kalimat. Gambar di sisi kiri menunjukkan penulisan dalam kalimat pada
dialog tidak tertata rapi karena terdapat spasi di awal lanjutan kalimat. Gambar di
sisi kanan sudah direvisi dengan menghapus spasi sehingga penataan kalimat
sudah terlihat rapi.
4.3.3 Data Validasi Siswa SD dan Revisi Produk
4.3.3.1 Data Validasi Siswa SD
Siswa kelas III SD Negeri Gentan yang memvalidasi produk dalam
penelitian ini adalah EF dan IA. Validasi dilakukan di ruang kelas III SD Negeri
Gentan pada tanggal 7 Desember 2017. Indikator yang dinilai dari produk dalam
penelitian ini adalah desain produk dan isi cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Hasil validasi yang diperoleh dari dua siswa kelas III SD Negeri Gentan
menunjukkan produk memperoleh skor rata-rata sebesar 4,17 dan 4,1. Kedua skor
rata-rata tersebut memiliki skor rata-rata akhir sebesar 4,13 yang kemudian
dibandingkan dengan skala lima yang telah ditentukan oleh peneliti. Perbandingan
menunjukkan produk dalam penelitian ini termasuk ke dalam kategori “Baik”.
Dua siswa kelas III SD Negeri Gentan menyatakan bahwa produk sudah layak
untuk digunakan atau diuji cobakan di lapangan dengan melakukan revisi minor.
Hasil validasi juga menunjukkan adanya beberapa rangkuman deskripsi dari dua
siswa kelas III SD Negeri Gentan berupa komentar dan beberapa revisi sebagai
berikut.
Tabel 4.13 Komentar dan Revisi Siswa SD
No. Komentar Revisi 1 Gambar di sampul jangan sampai
terpotong. Peneliti mengganti jenis kertas untuk sampul agar gambar sampul tidak terpotong.
2 Gambar kurang terang. Peneliti mengubah warna gambar menjadi lebih terang.
3 Buku sulit dibuka. Peneliti mengganti jenis kertas untuk isi buku.
4 Tulisan kata-katanya ada yang kurang hururufnya.
Peneliti memperbaiki penulisan setiap kata yang salah.
Siswa kelas III SD Negeri Gentan memberikan beberapa komentar untuk
merevisi buku cerita bergambar agar layak digunakan sebagai bahan literasi dan
media pembelajaran. Komentar tersebut menjadi landasan peneliti untuk merevisi
produk. Beberapa komentar yang diberikan oleh guru kelas III, yaitu 1) Gambar di
sampul jangan sampai terpotong dan peneliti melakukan revisi dengan mengganti
jenis kertas untuk sampul agar gambar sampul tidak terpotong, 2) Gambar kurang
terang dan peneliti melakukan revisi dengan mengubah warna gambar menjadi
lebih terang, 3) Buku sulit dibuka dan peneliti melakukan revisi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
mengganti jenis kertas untuk isi buku, serta 4) Tulisan kata-katanya ada yang
kurang hururufnya dan peneliti melakukan revisi dengan memperbaiki penulisan
setiap kata yang salah.
4.3.3.2 Revisi Produk
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Tabel 4.14 Revisi Buku Cerita
Peneliti melakukan revisi dari siswa, yaitu mengubah jenis kertas untuk
sampul buku. Pada gambar sebelah kiri, sampul buku dicetak pada kertas Art
Carton 260 gsm yang menyebabkan cetakan sampul rusak karena terlalu tebal.
Pada gambar sebelah kanan, peneliti mencetak sampul dengan menggunakan
kertas Ivory 230 gsm karena jenis kertas tersebut tidak terlalu tebal dan kaku
untuk dijadikan sampul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Tabel 4.15 Revisi Buku Cerita
Peneliti melakukan revisi dari siswa SD, yaitu mengganti warna menjadi
lebih terang dan mencetak isi buku dengan jenis kertas yang cocok. Gambar di
sebelah kiri merupakan salah gambar yang masih memiliki warna yang belum
terang dan masih tercetak pada kertas Ivory 230gsm. Pada gambar sebelah kanan,
peneliti sudah melakukan revisi dengan mengubah warna pada gambar menjadi
lebih terang dan mencetak gambar pada kertas Art Paper 150gsm sehingga buku
mudah untuk dibuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Tabel 4.16 Revisi Buku Cerita
Peneliti melakukan revisi dari siswa SD, yaitu memperbaiki penulisan
kata yang belum lengkap. Gambar di sebelah kiri merupakan salah satu gambar
yang menunjukkan adanya penulisan kata yang masih kurang penulisan hurufnya.
Gambar di sebelah kanan merupakan salah satu gambar yang sudah direvisi oleh
peneliti dengan menambahkan huruf pada penulisan kata sehingga kata dapat
dibaca dengan benar.
4.3.4 Data Uji Coba Terbatas dan Revisi Produk
Setelah peneliti melakukan revisi berdasarkan hasil validasi dengan ahli
media, guru SD, dan dua siswa SD, peneliti mengujicobakan produk secara
terbatas di lapangan. Peneliti melakukan uji coba terbatas pada enam siswa kelas
III SD Negeri Gentan. Enam siswa tersebut terdiri dari tiga siswa laki-laki dan
tiga siswa perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Peneliti melakukan uji coba terbatas pada tanggal 11 Desember 2017.
Peneliti menggunakan waktu selama dua jam pelajaran. Sebelum buku cerita
dibagikan, enam siswa diberi pertanyaan umum secara lisan tentang energi panas.
Siswa masih terlihat kebingungan untuk menjawab. Setelah bertanya jawab, setiap
siswa diminta untuk membaca buku tersebut, kemudian memberikan penilaian
pada kuesioner yang telah dibagikan oleh peneliti. Peneliti juga kembali
menanyakan secara lisan tentang energi panas. Siswa dapat dengan cepat
menyampaikan jawaban yang benar secara serempak.
Hasil dari uji coba terbatas pada enam siswa kelas III SD Negeri Gentan
menunjukkan bahwa skor rata-rata dari keseluruhan siswa 4,88. Skor tersebut
termasuk ke dalam kategori “Sangat Baik”. Desain dan isi buku cerita sudah
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa kelas III. Selain itu, siswa juga
menunjukkan mereka sangat berminat untuk membaca buku cerita bergambar. Hal
tersebut dapat dilihat ketika siswa bersemangat dalam membaca buku cerita yang
diberikan oleh peneliti.
Produk yang telah divalidasi oleh enam siswa juga memperoleh komentar
dari setiap siswa. Berikut adalah data validasi dan komentar siswa mengenai
produk yang berupa buku cerita bergambar tentang energi panas untuk siswa kelas
III SD yang diperoleh dari uji coba terbatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Tabel 4.17 Komentar dan Revisi Enam Siswa SD
Nomor Siswa
Komentar Revisi
1 Buku yang dibagikan bagus dan menarik karena terdapat berbagai gambar dan memiliki warna yang terang.
Tidak ada revisi.
2 Bukunya sangat bagus karena dipenuhi warna. Tidak ada revisi. 3 Bukunya sangat bagus karena warna-warni gambarnya. Tidak ada revisi. 4 Buku yang dibagi bagus dan tulisannya menarik. Tidak ada revisi. 5 Bukunya sangat bagus karena materi mudah dipahami dan
gambarnya penuh dengan warna. Tidak ada revisi.
6 Bukunya sangat bagus karena ceritanya menarik dan gambarnya jelas dan dipenuhi warna.
Tidak ada revisi.
Keenam siswa memberikan komentar tanpa revisi terhadap buku cerita
bergambar tentang energi panas. Secara keseluruhan, buku cerita bergambar dapat
membuat siswa tertarik karena adanya gambar yang memiliki beragam warna
terang, bentuk huruf yang menarik, materi mudah dipahami, dan isi cerita
menarik.
Guru kelas III juga mengobservasi pelaksanaan pada saat uji coba
lapangan secara terbatas berlangsung. Observasi tersebut menggunakan kuesioner
observasi yang diberikan oleh peneliti. Kuesioner observasi memiliki satu
indikator, yaitu isi cerita. Observasi ini digunakan untuk memperkuat hasil
validasi keenam siswa terkait dengan isi buku cerita bergambar tentang energi
panas bagi siswa kelas III sekolah dasar. Hasil observasi guru menunjukkan
bahwa buku cerita bergambar sudah menumbuhkan rasa ingin tahu siswa,
membuat siswa tertarik untuk membaca buku cerita bergambar, memiliki bahasa
yang jelas dan singkat, memiliki gambar yang sesuai dengan uraian cerita,
menjelaskan materi energi panas, disampaikan melalui media yang konkret sesuai
dengan perkembangan siswa kelas III SD, menambah pengetahuan baru tentang
energi panas, serta memberikan informasi yang faktual bagi siswa mengajak siswa
untuk memanfaatkan energi panas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
4.4 Kajian Produk Akhir
Penelitian ini menghasilkan produk akhir berupa buku cerita bergambar
tentang energi panas untuk siswa kelas III SD. Produk akhir telah mengalami
beberapa kali revisi sehingga produk akhir masuk dalam kategori sangat baik,
dimana produk layak digunakan tanpa ada revisi. Produk dalam penelitian ini
telah direvisi oleh ahli media, guru SD kelas III, dua siswa kelas III, dan enam
siswa kelas III sebagai subjek penelitian. Hasil revisi menunjukkan adanya
beberapa komentar dan saran, di antaranya 1) Format cetak buku kurang sesuai, 2)
Tata letak komponen yang terdapat di sampul diperbaiki, 3) Warna kurang cerah,
4) Tata letak halaman diperhatikan, dan 5) Penulisan perlu diperhatikan.
4.4.1 Sampul Buku Cerita
Produk akhir pada sampul buku cerita bergambar tentang energi panas
untuk siswa kelas III SD sudah sesuai dengan komentar dan saran dari validator.
Peneliti mencetak sampul yang telah diberi warna lebih terang pada kertas Ivory
230gsm. Sampul dari buku cerita bergambar tersebut diberi judul “Dunia Ajaib”
dengan latar belakang warna biru muda dan hijau muda. Sampul juga memiliki
sub judul yang sudah diletakkan dibawah judul utama sehingga mempermudah
pengguna dalam menemukan sub judunya. Selain itu, penulisan nama penulis
sudah diperkecil sehingga tidak memenuhi gambar pada sampul. Sampul juga
sudah menampilkan gambar bunga matahari untuk memperkuat penjelasan alur
cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
4.4.2 Isi Buku Cerita
Isi buku cerita bergambar tentang energi panas untuk siswa kelas III SD
dicetak pada kertas Art Paper 150gsm sehingga buku mudah untuk dibuka. Kertas
untuk isi buku cerita berukuran A4. Isi buku cerita telah mengalami perbaikan
sesuai dengan komentar dan saran dari validator.
4.4.2.1 Kata Pengantar
Bagian ini mengalami perubahan hanya pada penulisan huruf kapital.
Kata pengantar berisi ucapan syukur dari penulis atas keberhasilannya dalam
membuat buku cerita berjudul ‘Dunia Ajaib’. Selain itu, kata pengantar juga
memuat gambaran umum mengenai kegunaan dari buku cerita, permintaan maaf
penulis atas kekurangan buku cerita, serta kesediaan penulis dalam menerima
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan buku cerita.
4.4.2.2 Tentang Buku
Bagian ini tidak mengalami perubahan sejak produk awal. Tentang buku
memuat kelebihan buku cerita, yaitu buku dilengkapi dengan ilustrasi yang
menarik dan interaktif guna memotivasi siswa untuk membacanya sehingga siswa
lebih mudah untuk memahami isi cerita. Selain itu, tentang buku juga memuat
kegunaan buku cerita bagi siswa dan guru. Bagi siswa, buku cerita dapat
digunakan sebagai sumber belajar maupun bahan literasi. Bagi guru, buku cerita
dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran dalam melatih siswa membaca
maupun menambah pengetahuan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
4.4.2.3 Pemetaan Kompetensi
Bagian ini tidak mengalami perubahan sejak produk awal. Pemetaan
kompetensi memuat Kompetensi Dasar dari kurikulum 2013 yang menjadi
landasan dalam mencantumkan materi pada isi buku cerita. Kompetensi Dasar
yang sesuai dengan buku cerita adalah KD 3.1 Menggali informasi dari teks
laporan informatif hasil observasi tentang perubahan wujud benda, sumber energi,
perubahan energi, energi alternatif, perubahan iklim dan cuaca, rupa bumi dan
perubahannya, serta alam semesta dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa.
4.4.2.4 Isi Cerita
Bagian ini mengalami beberapa perubahan, di antaranya 1) peneliti
memberi warna yang lebih terang, 2) peneliti mempersingkat penulisan kalimat
pada halaman 8, 3) peneliti memperbaiki penulisan kalimat pada halaman 9, 4)
peneliti memberi istilah lain dari matahari pada halaman 10, 5) peneliti
memperbaiki gambar peta pada halaman 17 dan 22, 6) peneliti memperbaiki
penulisan kata pada halaman 5, 18, dan 19, 7) peneliti memperbaiki bentuk dan
warna kotak dialog, serta 8) peneliti menambah gambar bunga matahari pada
halaman 6 dan 10. Isi buku cerita menjelaskan tentang salah satu pemanfaatan
energi panas, yaitu membangkitkan listrik di Indonesia. Energi panas dapat
menjadi alternatif negara Indonesia dalam memeratakan penyaluran listrik di
daerah-daerah terpencilnya dan menghemat biaya listrik. Selain itu, isi cerita
sudah mencakup lima prinsip dasar pengembangan materi bahasa Tomlinson, di
antaranya 1) isi cerita telah memberi pengaruh kuat kepada peserta didik, 2) isi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
cerita telah membantu peserta didik merasa mudah belajar, 3) isi cerita telah
tersedia sesuai dengan fokus pembelajaran yang diajarakan, 4) isi cerita telah
memperhitungkan efek positif dalam pembelajaran, serta 5) isi cerita telah
menyediakan kesempatan untuk pemberian umpan balik.
4.4.2.5 Catatanmu
Bagian ini tidak mengalami perubahan sejak produk awal. Catatanmu
memuat lima pertanyaan yang diajukan oleh penulis. Lima pertanyaan tersebut
menyangkut materi yang dibahas di dalam buku cerita. Catatanmu berguna untuk
mengetahui tingkat pemahaman pembaca terhadap isi materi.
4.4.2.6 Daftar Referensi
Bagian ini mengalami perubahan pada letak penulisan sumber dan
penulisan huruf kapital pada judul sumber. Daftar referensi memuat berbagai
sumber yang digunakan sebagai acuan oleh peneliti dalam membuat buku cerita.
Sumber tersebut berasal dari buku teks maupun internet. Kedua sumber tersebut
harus ditulis secara terpisah agar mempermudah pembaca dalam membedakan
sumber.
4.4.2.7 Profil Penulis
Bagian ini tidak mengalami perubahan sejak produk awal. Profil penulis
memuat data penulis yang terdiri dari foto penulis yang disertai dengan nama
penulis, tempat dan tanggal lahir penulis, serta riwayat pendidikan penulis. Profil
penulis ditujukan untuk memperkenalkan penulis pada pembaca buku ceritanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
4.5 Pembahasan
Penelitian pengembangan dilakukan dengan menggunakan langkah-
langkah dari Borg & Gall (Setyosari, 2010: 205-207). Langkah-langkah tersebut
dimodifikasi sehingga dapat menghasilkan tujuh langkah penelitian untuk
mengembangkan produk. Peneliti mengawali penelitian pengembangan ini dengan
melakukan penelitian awal (analisis kebutuhan) yang terdiri dari beberapa
kegiatan, yaitu peneliti mengobservasi keadaan sekolah dan mewawancarai guru
SD dan dua siswa kelas III SD. Selain itu, peneliti juga melakukan kajian pustaka
sebagai landasan dalam melakukan pengembangan produk.
Hasil dari observasi dan wawancara menunjukkan bahwa guru dan siswa
membutuhkan bahan literasi berupa buku cerita bergambar untuk meningkatkan
pemahaman dan minat membaca siswa kelas III. Selain itu, guru dan siswa
menyetujui jika buku cerita memuat materi pembelajaran mengenai energi panas.
Persetujuan tersebut didasarkan pada keterbatasan persediaan media pembelajaran
yang menarik dan interaktif di sekolah. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk
melakukan penelitian pengembangan buku cerita bergambar tentang energi panas
untuk siswa kelas III SD.
Penelitian pengembangan buku cerita bergambar ini memperhatikan
karakteristik siswa kelas III SD. Siswa kelas III SD memiliki umur 9 tahun,
dimana siswa masih berada dalam tahap mengenal lingkungan sekitar dengan
bantuan hal-hal yang konkret. Tahap tersebut disebut tahap operasional konkret
(Piaget, dalam Theodora, 2013: 229). Siswa sekolah dasar juga memiliki
karakteristik khusus, yaitu 1) senang bermain, 2) senang bergerak, 3) senang
bekerja dalam kelompok, 4) senang merasakan atau melakukan, memperagakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
sesuatu secara langsung, 5) suka cengang, 6) sulit memahami isi pembicaraan
orang lain, 7) senang diperhatikan, dan 8) senang meniru (Hosnan, 2016: 58-60).
Buku cerita bergambar dikembangkan berdasarkan Kurikulum 2013.
Peneliti mengambil salah satu Kompetensi Dasar dari Kurikulum 2013 yang
digunakan di kelas III. Kompetensi Dasar tersebut adalah KD 3.1 Menggali
informasi dari teks laporan informatif hasil observasi tentang perubahan wujud
benda, sumber energi, perubahan energi, energi alternatif, perubahan iklim dan
cuaca, rupa bumi dan perubahannya, serta alam semesta dengan bantuan guru dan
teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk membantu pemahaman. Berdasarkan Kompetensi Dasar
tersebut, peneliti membuat buku cerita bergambar yang berisi tentang penjelasan
energi panas. Hal tersebut dapat menjadikan buku cerita bergambar cocok untuk
digunakan sebagai bahan literasi sekaligus media pembelajaran untuk siswa kelas
III SD.
Peneliti memulai penyusunan buku dengan menentukan judul yang
singkat dan menarik bagi siswa. Buku cerita bergambar ini berjudul “Dunia
Ajaib”. Judul menggambarkan kejadian yang sesuai dengan isi cerita. Buku cerita
bergambar ini termasuk ke dalam buku fiksi anak, dimana buku berisi informasi
yang dikemas dalam bentuk cerita khayal atau rekaan. Buku cerita bergambar ini
memuat penjelasan tentang materi energi panas yang telah disesuaikan dengan
lima prinsip dasar pengembangan materi bahasa (Tomlinson, 1998: 7-22). Lima
prinsip tersebut, di antaranya 1) isi cerita seharusnya memberi pengaruh kuat
kepada peserta didik, 2) isi cerita seharusnya membantu peserta didik merasa
mudah belajar, 3) isi cerita seharusnya tersedia sesuai dengan fokus pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
yang diajarakan, 4) isi cerita seharusnya memperhitungkan efek positif dalam
pembelajaran, serta 5) isi cerita seharusnya menyediakan kesempatan untuk
pemberian umpan balik.
Produk awal diberikan kepada ahli media, guru kelas III dan dua siswa
kelas III untuk divalidasi. Hasil validasi produk awal secara keseluruhan
menunjukkan bahwa buku cerita bergambar termasuk dalam kategori “Sangat
Baik” dengan skor rata-rata 4,29. Peneliti juga memperoleh beberapa komentar
dan saran guna memperbaiki buku agar lebih baik, menarik, dan bermanfaat bagi
siswa kelas III SD. Validator menyatakan produk awal sudah layak digunakan
sebagai bahan literasi dan media pembelajaran untuk siswa kelas III SD.
Setelah selesai melakukan tahap validasi, peneliti merevisi buku cerita
bergambar sesuai dengan komentar dan saran dari validator. Selanjutnya, peneliti
melakukan uji coba lapangan secara terbatas. Peneliti memberikan buku cerita
bergambar yang sudah direvisi kepada enam siswa kelas III. Siswa diminta untuk
melakukan penilaian terhadap buku cerita bergambar tersebut setelah mereka
selesai membaca dan memahami isi ceritanya. Hasil penilaian produk akhir secara
keseluruhan menunjukkan bahwa buku cerita bergambar termasuk dalam kategori
“Sangat Baik” dengan skor rata-rata 4.88 sehingga produk sudah layak digunakan.
Selain itu, siswa menunjukkan adanya peningkatan minat membaca setelah
mendapatkan buku cerita bergambar. Hal tersebut dapat dilihat ketika siswa
bersemangat dalam membaca buku cerita yang diberikan oleh peneliti. Siswa juga
menunjukkan adanya peningkatan pemahaman terhadap isi cerita tentang energi
panas. Hal tersebut dapat dilihat ketika siswa mampu memberikan jawaban yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
benar dengan cepat dari pertanyaan lisan yang diajukan peneliti setelah membaca
buku cerita bergambar.
Hasil rekapitulasi skor hasil validasi dan skor uji coba lapangan di atas
menunjukkan skor rata-rata keseluruhan 4,44 dengan kategori “Sangat Baik”. Ahli
media memberikan skor 3,83 dengan kategori “Baik, guru kelas III memberikan
skor 4,93 dengan kategori “Sangat Baik”, dua siswa memberikan skor 4,13
dengan kategori “Baik”, serta enam siswa memberikan skor 4,88 dengan kategori
“Sangat Baik”.
Produk akhir memiliki desain buku yang sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan siswa kelas III. Pertama, judul buku cerita bergambar menggunakan
jenis huruf Perpetua. Keseluruhan uppercase dari Perpetua terlihat elegan dan
indah sehingga membuat huruf Perpetua memiliki kualitas yang tinggi bila
digunakan sebagai display type (Sihombing, 2015: 229). Kedua, penulisan judul
buku cerita bergambar memiliki ukuran huruf 72pt. Ukuran huruf tersebut dipilih
dengan menyesuaikan tata letak penulisan. Ukuran minimum penggunaan untuk
display type adalah 14pt (Sihombing, 2015: 170). Ketiga, buku cerita bergambar
menggunakan dialog agar dapat membuat cerita lebih hidup dan lancar untuk
dibaca, menggugah perasaan pembaca untuk menghayati suasana di dalam cerita,
memberikan petunjuk tentang watak dan sifat tokoh cerita, serta menggambarkan
sebuah situasi atau peristiwa yang sulit jika digambarkan melalui kisahan atau
narasi (Hardjana HP, 2006: 50). Penulisan dialog menggunakan kata-kata dan
bahasa pergaulan sehari-hari agar terasa lebih luwes dan lebih memikat pembaca.
Penulisan dialog dengan menggunakan jenis huruf Serifa dengan ukuran 14pt.
Jenis huruf Serifa dipilih karena memiliki tingkat legability yang tinggi apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
digunakan sebagai body text untuk naskah-naskah pendek (Sihombing, 2015:
237). Ukuran huruf dialog disesuaikan dengan tata letak gambar sehingga tidak
terlalu mencakup banyak tempat dan tidak menutupi banyak gambar. Keempat,
penulisan uraian isi cerita menggunakan huruf Serifa dengan ukuran 16pt. Jenis
huruf Serifa memiliki tingkat legability yang tinggi apabila digunakan sebagai
body text untuk naskah-naskah pendek (Sihombing, 2015: 237). Ukuran huruf
pada uraian isi cerita menggunakan ukuran huruf yang lebih besar dari ukuran
standar atau yang lazim dipergunakan (Hasanuddin WS, 2015: 5). Ukuran huruf
yang digunakan untuk menulis naskah umumnya adalah 12pt (Sihombing, 2015:
170). Kelima, buku cerita bergambar menggunakan aligment asimetris. Aligment
asimetris biasanya lebih digunakan untuk penyampaian ekspresi tertentu dan
hanya layak dengan jumlah naskah yang sedikit (Sihombing, 2015: 208). Keenam,
buku cerita bergambar menggunakan jarak antarbaris 1,5pt. Hal tersebut
disesuaikan dengan tata letak sehingga memberikan kemudahan dan kenyamanan
bagi pembaca. Jarak antarbaris yang terlalu kecil dan terlalu besar akan
mengganggu kemudahan dan kenyamanan membaca (Sihombing, 2015: 154).
Ketujuh, buku cerita bergambar menggunakan margin asimetris dengan ukuran
margin atas 2 cm, margin bawah 9 cm, margin luar 1 cm, dan margin dalam 1 cm.
Penggunaan margin asimetris dapat menciptakan kesan yang lebih dinamis
dibandingkan dengan penggunaan margin yang sama besar akan cepat
membosankan (Sihombing, 2015: 207). Kedelapan, buku cerita bergambar
menggunakan ukuran kertas A4. Pemilihan ukuran kertas yang cocok untuk
desain buku adalah A4 (Widjaja, 2016: 30). Kesembilan, buku cerita bergambar
menggunakan jenis kertas yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Jenis kertas Ivory
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
230gsm digunakan untuk cover dan jenis kertas Art Paper 150gsm. Kesepuluh,
buku cerita bergambar menggunakan tata letak gambar yang sesuai dengan ukuran
kertas. Kesebelas, buku cerita bergambar memuat gambar yang mendukung isi
cerita. Kedua belas, buku cerita bergambar menggunakan gambar yang colorful.
Warna yang mendominasi di dalam buku cerita bergambar adalah warna terang.
Warna terang memiliki karakter positif, bergairah, meriah, femini, manis ringan,
dan lain lain, tetapi ada kesan murung (Nugroho, 2015: 70). Pemilihan warna
terang disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas III.
Penulisan isi cerita telah mencakup lima prinsip dasar pengembangan
materi bahasa dari Tomlinson. Lima prinsip tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut.
a. Isi cerita telah memberikan pengaruh kuat kepada peserta didik.
Isi cerita mampu membuat siswa memiliki rasa ingin tahu saat membaca
buku cerita bergambar. Siswa memiliki rasa ingin tahu pada peristiwa
perpindahan tokoh secara ajaib ke dua daerah di Indonesia yang memiliki
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Selain itu, isi cerita juga mampu
membuat siswa semakin tertarik untuk membaca buku cerita bergambar
tentang energi panas karena memiliki desain buku yang sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan siswa yang mencakup pemilihan kosa kata dan
bahasa sesuai bahasa anak, penulisan isi dengan menggunakan jenis huruf
huruf Serifa ukuran 14pt untuk dialog dan 16pt untuk uraian cerita, isi buku
dicetak pada kertas Art Paper 150gsm, tata letak yang sesuai, ukuran buku
A4, serta gambar sesuai dengan alur cerita dan memiliki warna cerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
b. Isi cerita telah membantu peserta didik merasa mudah belajar.
Isi cerita mampu membuat siswa semakin mempermudah siswa dalam
memahami isi cerita, terutama pada materi yang dicantumkan dalam buku
cerita bergambar. Hal tersebut dikarenakan buku cerita bergambar memiliki
isi cerita yang ditulis dengan bahasa sederhana dan gambar yang mendukung
isi cerita.
c. Isi cerita telah tersedia sesuai dengan fokus pembelajaran yang diajarakan.
Isi cerita telah berisi materi energi panas. Materi tersebut difokuskan pada
pemanfaatan energi panas matahari sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS). Selain itu, pembuatan media konkret berupa buku cerita bergambar
dapat mempermudah siswa dalam memahami materi energi panas.
d. Isi cerita telah memperhitungkan efek positif dalam pembelajaran.
Isi cerita mencakup hal-hal baru yang berkaitan dengan energi panas, di
antaranya 1) energi panas dapat digunakan untuk membangkitkan listrik pada
halaman 10, 2) panel surya sebagai alat yang mampu merubah energi panas
menjadi aliran listrik pada halaman 11, serta 3) dua daerah di Indonesia yang
sudah menggunakan panel surya pada halaman 18 dan 23. Selain itu, isi
cerita menyediakan kegiatan pemilihan nama dua pulau yang memanfaatan
energi panas untuk PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) yang mampu
membuat siswa aktif dalam melaksanakan kegiatan membaca. Isi cerita juga
memiliki kosa kata baru bagi siswa, yaitu “perintis” yang mampu membuat
siswa aktif bertanya dan akhirnya siswa dapat menambah kosa kata dalam
kehidupannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
e. Isi cerita telah menyediakan kesempatan untuk pemberian umpan balik.
Isi cerita berisi materi tentang pemanfaatan energi panas sebagai Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) di daerah terpencil di Indonesia yang dapat
menjadi sumber informasi faktual bagi siswa. Materi diperoleh dari hasil
perolehan data buku dan situs resmi Pembangkit Listrik tenaga Surya (PLTS).
Isi cerita juga berisi ajakan kepada siswa agar menjadi perintis pemanfaatan
energi panas untuk membangkitkan listrik di daerah yang ditempati oleh
siswa.
Produk akhir dalam penelitian ini berupa buku cerita bergambar tentang
energi panas untuk siswa kelas III sekolah dasar. Buku cerita bergambar telah
memperoleh respon positif dari guru dan siswa. Buku cerita bergambar sudah
layak dijadikan sebagai bahan literasi guna mendukung pelaksanaan Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) di sekolah dasar. Selain itu, buku cerita bergambar juga
sudah layak dijadikan sebagai media pembelajaran untuk siswa kelas III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut.
5.1.1 Buku cerita bergambar tentang energi panas untuk siswa kelas III SD
dikembangkan dengan menggunakan hasil modifikasi model
pengembangan Borg & Gall dan lima prinsip dasar pengembangan materi
bahasa Tomlinson. Hasil modifikasi tersebut berupa tujuh langkah
pengembangan, yaitu 1) penelitian dan pengumpulan informasi awal
dilakukan dengan menganalisis kebutuhan melalui observasi, wawancara,
dan kajian pustaka, 2) perencanaan dilakukan dengan merancang produk
berupa buku cerita bergambar, studi pustaka dan membuat kuesioner
untuk memvalidasi produk, 3) pengembangan produk awal dilakukan
dengan menentukan desain awal dan menentukan isi cerita dengan
memperhatikan lima prinsip dasar Tomlinson, 4) uji coba awal dilakukan
dengan validasi produk bersama ahli media, guru kelas III, dan dua siswa
kelas III, 5) revisi produk dilakukan sesuai dengan hasil validasi, 6) uji
coba lapangan dilakukan secara terbatas dengan enam siswa kelas III
sebagai subjek penelitian, dan 7) revisi produk sesuai dengan hasil
validasi hingga menjadi produk akhir berupa buku cerita bergambar
tentang energi panas untuk siswa kelas III sekolah dasar. Buku cerita
bergambar memiliki judul “Dunia Ajaib”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
5.1.2 Buku cerita bergambar tentang energi panas untuk siswa kelas III sekolah
dasar sudah layak menjadi bahan literasi dan media pembelajaran untuk
siswa kelas III sekolah dasar karena sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan siswa. Buku cerita bergambar memiliki desain yang mencakup
kosa kata dan bahasa sesuai bahasa anak, singkat dan jelas, penulisan
judul dengan jenis huruf Perpetua ukuran 72pt, penulisan isi dengan jenis
huruf Serifa ukuran 14pt untuk dialog dan 16pt untuk isi cerita, sampul
dicetak pada kertas Ivory 230gsm, isi buku dicetak pada kertas Art Paper
150gsm, kesesuaian tata letak, buku berukuran A4 (21cm x 29.7cm),
gambar sesuai cerita, serta beragam warna terang. Buku cerita bergambar
juga memiliki isi cerita yang mencakup lima prinsip dasar Tomlinson,
yaitu memberi pengaruh kuat kepada siswa, mempermudah siswa untuk
belajar, sesuai dengan fokus materi, memberi efek positif untuk siswa,
serta memberikan umpan balik untuk siswa.
Kualitas buku cerita bergambar tentang energi panas untuk siswa kelas
III SD ditentukan berdasarkan penilaian dari aspek desain produk dan isi
cerita. Buku cerita bergambar memiliki skor rata-rata dari ahli media
sebesar 3,83 dengan kategori “Baik”, skor rata-rata dari guru kelas III SD
sebesar 4,93 dengan kategori “Sangat Baik”, skor rata-rata dari dua siswa
kelas III sebesar 4,13 dengan kategori “Baik”, dan skor rata-rata dari uji
coba lapangan dengan enam siswa kelas III sebesar 4,88 dengan kategori
“Sangat Baik”. Dari keseluruhan skor rata-rata yang telah diperoleh,
buku cerita dalam penelitian ini memiliki skor rata-rata akhir sebesar
4.44 dengan kategori “Sangat Baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
5.2 Keterbatasan Pengembangan
Penelitian pengembangan ini memiliki beberapa keterbatasan yang
dijelaskan sebagai berikut.
5.2.1 Penelitian pengembangan ini masih menggunakan langkah-langkah
penelitian pengembangan Borg & Gall 1983.
5.2.2 Penelitian pengembangan ini berhenti pada langkah ketujuh dari sepuluh
langkah penelitian pengembangan Borg & Gall.
5.2.3 Peneliti hanya melakukan analisis kebutuhan pada satu sekolah sehingga
data analisis kebutuhan yang diperoleh terbatas.
5.3 Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya yang terkait dengan buku cerita
bergambar tentang energi panas untuk kelas III SD adalah sebagai berikut.
5.3.1 Langkah-langkah penelitian Borg & Gall sebaiknya dilakukan hingga
langkah kesepuluh agar produk memiliki hasil yang lebih baik dan dapat
digunakan oleh lebih banyak orang.
5.3.2 Analisis kebutuhan dapat dilakukan pada beberapa sekolah sehingga
perolehan data analisis kebutuhan dapat lebih lengkap dan akurat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Y., Mulyati, T., dan Yunansah, H. (2017). Pembelajaran literasi: Strategi
meningkatkan kemampuan literasi matematika, sains, membaca, dan menulis. Jakarta: Buni Aksara.
Akhadiah, S. (1992). Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud. Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran prinsip, teknik, prosedur. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Arsyad, A. (2014). Media pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Dalyono, M. (2009). Psikologi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Fadlillah, M. (2014). Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran SD/MI,
SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: AR-RUZZ Media. Faizah, D.U., Sufyadi, S., Anggraini, L., Waluyo, Dewayani, S., Muldian, W., dan
Roosaria, D. R. (2016). Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Hasanuddin W.S. (2015). Sastra anak: Kajian tema, amanat, dan teknik
penyampaian cerita anak terbitan surat kabar. Bandung: Angkasa. Hosnan, M. (2016). Psikologi perkembangan peserta didik. Bogor: Ghalia
Indonesia. Iskandarwassid. (2009). Strategi pembelajaran bahasa. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Kurniasih, I., dan Sani, B. (2014). Implementasi kurikulum 2013: Konsep &
penerapan. Surabaya: Kata Pena. Lukens, R. J. (2003). A critical hand book of children’s literature. New York:
Longman. Majid, A., dan Rochman, C. (2014). Pendekatan ilmiah dalam implementasi
kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. McElmeel, S. L. (2002). Character education: A book guide for teacher,
librarians, and parent. United States: Teacher Ideas Press. Nugroho, S. (2015). Manajemen warna dan desain. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Nugraha, T dan Sunardi, D. (2012). Sains energi terbarukan: Energi surya.
Malang: PT. Pelangi Ilmu Nusantara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Nurgiyantoro, B. (2005). Sastra anak: Pengantar pemahaman dunia anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nurhasanah, Assagaf, L., dan Muhibba, I. (2015). Bersahabat dengan semua
ciptaan Tuhan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Rahim, F. (2007). Pengajaran membaca di sekolah dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Riduwan. (2013). Skala pengkuran variabel-variabel penelitian. Bandung:
Alfabeta. Rosyida, D. (2010). Media pembelajaran (sebuah pendekatan baru). Jakarta:
Gaung Persada. Santoso, H. (2008). Membangun minat baca anak usia dini melalui penyediaan
buku bergambar. Malang: UPT Perpustakaan Universitas Negri Malang. Setiawati,I K., dkk. (2013). Pembuatan buku cerita ipa yang mengintegrasikan
materi kebencanaan alam untuk meningkatkan literasi membaca dan pembentukan karakter. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(2), 129-135.
Setyosari, P. (2010). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta:
Kencana. Shobirin, M. (2016). Konsep dan implementasi kurikulum 2013 di sekolah dasar.
Yogyakarta: Deepublish. Sihombing, D. (2015). Tipografi dalam desain grafis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. Sobirin, I. (2016). Upaya peningkatan prestasi belajar IPA materi sumber enrgi
panas menggunakan alat peraga terbimbing. Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar dan Menengah, 6(3), 20-25.
Sudjana, N., dan Rivai,A. (1990). Media pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Offset. Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sukiman. (2012). Pengembangan media pembelajaran. Yogyakarta: PT. Pustaka
Intan Madani. Suyanto dan Jihad, A. (2013). Menjadi guru profesional: Strategi meningkatkan
kualifikasi dan kualitas guru di era global. Jakarta: Penerbit Erlangga. Tarigan, H. G. (1984). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa.
Bandung: angkasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Tarigan, H. G. (1989). Pengajaran kosakata. Bandung: Angkasa. Theodora, A. (2013). Memahami perkembangan anak. Jakarta: PT. Indeks. Toha, R. K. (2010). Pedoman penelitian sastra anak. Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia. Tomlinson, B. (1998). Materials development in language teaching. United
Kingdom: Cambridge Univercity Press. Usman, U. (2006). Menjadi guru profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wahyuningsih, A. N. (2012). Pengembangan media komik bergambar materi
sistem saraf untuk pembelajaran yang menggunakan strategi PQ4R. Jurnal of Innovative Science Education, 1(1), 19-27.
Widjaja, C. (2016). Adobe InDesign, Cetak – Digital. Jakarta: Widjaja. Widoyoko, S. E. P. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Widoyoko, S. E. P. (2009). Evaluasi program pembelajaran panduan praktis bagi
pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 1
Hasil Observasi Analisi Kebutuhan
Indikator Pernyataan Tanggapan
Deskripsi Ya Tidak
Ketersediaan
buku cerita
bergambar
untuk siswa
kelas III.
1. Buku cerita
bergambar
tersedia di
sekolah.
√ Buku cerita bergambar
sudah tersedia di
perpustakaan sekolah
dengan jumlah yang
terbatas.
2. Buku cerita
bergambar
memuat
materi
pelajaran
kelas III
mengenai
energi
panas.
√ Buku cerita bergambar
yang memuat materi
pelajaran kelas III
mengenai energi panas
belum tersedia di SD
Negeri Gentan. Buku cerita
bergambar yang ada hanya
berisi cerita rakyat, cerita
tokoh agama, dan dongeng
anak.
3. Buku cerita
bergambar
untuk
siswa kelas
III
memiliki
kondisi
yang bersih
dan
halaman
utuh.
√ Buku cerita bergambar
untuk siswa kelas III
memang memiliki kondisi
yang bersih dan halaman
utuh. Hal tersebut
dikarenakan warga SD
Negeri Gentan telah
dibiasakan untuk menjaga
dan mengembalikan buku
pinjaman dengan baik.
Penggunaan 4. Siswa √ Siswa memang senang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Indikator Pernyataan Tanggapan
Deskripsi Ya Tidak
buku cerita
bergambar
untuk siswa
kelas III.
membaca
buku cerita
bergambar
yang
tersedia di
sekolah.
membaca buku cerita
bergambar yang tersedia di
sekolah, tetapi mereka
melakukan kegiatan
membaca jika hanya saat
disuruh saja.
5. Siswa
menambah
kosa kata
baru.
√ Siswa dapat menambah
kosakata baru setelah
membaca buku cerita
bergambar.
Kesulitan
yang dialami
siswa dalam
pembelajaran
membaca
6. Siswa
mengeja
dalam
membaca
cerita.
√ Siswa sudah lancar dalam
membaca cerita.
7. Siswa sulit
membedak
an tanda
baca yang
tertera di
cerita.
√ Siswa tidak merasa
kesulitan dalam
membedakan tanda baca
yang tertera di cerita.
Partisipasi
siswa dalam
mengikuti
pembelajaran
membaca.
8. Siswa
membaca
beragam
buku cerita
dalam
mengikuti
pembelajar
an
membaca.
√ Siswa hanya membaca satu
buku cerita saja. Siswa
memerlukan waktu lama
untuk membaca buku
cerita secara berulang kali
hingga mereka dapat
menemukan inti dari cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Indikator Pernyataan Tanggapan
Deskripsi Ya Tidak
9. Siswa
berinisiatif
untuk
membaca
buku cerita
secara
mandiri.
√ Siswa belum memiliki
inisiatif untuk membaca
buku cerita secara mandiri.
Siswa membaca jika
disuruh oleh guru.
10. Siswa
menjelaska
n isi buku
cerita
bergambar
dengan
lancar.
√ Siswa belum bisa
menjelaskan isi buku cerita
bergambar dengan lancar.
Hal tersebut dikarenakan
mereka masih sulit
memahami inti bacaan
yang mereka baca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 2
Rangkuman Hasil Wawancara Guru Kelas
Indikator Pertanyaan Deskripsi
Ketersediaan
buku cerita
bergambar
untuk siswa
kelas III.
1. Berapakah jumlah buku
cerita bergambar untuk
siswa kelas III yang
tersedia di sekolah?
Saya belum pernah menjumpai
buku cerita bergambar yang
khusus untuk kelas III.
2. Apa saja materi
pelajaran kelas III yang
tercantum dalam buku
cerita bergambar?
Saya belum menemukan buku
cerita bergambar yang
mencantumkan materi pelajaran
kelas III.
3. Bagaimana kondisi dari
buku cerita bergambar
untuk siswa kelas III
yang tersedia di
sekolah?
Buku cerita bergambar memiliki
kondisi yang layak digunakan
oleh siswa. Buku cerita
bergambar bersampul rapi dan
tidak ada yang sobek ataupun
terlipat.
Penggunaan
buku cerita
bergambar
untuk siswa
kelas III.
4. Bagaimana cara
memanfaatkan buku
cerita bergambar dalam
pelaksanaan
pembelajaran
membaca?
Saya sebenarnya jarang
memanfaatkan buku cerita
bergambar yang tersedia di
sekolah. Saya lebih sering
mengajak seluruh siswa untuk
memilih satu bacaan dengan
judul yang sama dari buku
pelajaran. Setelah itu, saya
mengajak siswa untuk membaca
bersama secara bergantian.
5. Bagaimana cara guru
untuk mengetahui
peningkatan kosa kata
Siswa selalu diminta untuk
menuliskan kosa kata baru.
Setelah itu, guru memancing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Indikator Pertanyaan Deskripsi
siswa? siswa untuk menanyakan kosa
kata yang telah siswa tulis.
Desain buku
cerita
bergambar
untuk siswa
kelas III.
6. Apa warna sampul buku
yang cocok untuk
siswa?
Saya memilih warna terang agar
anak lebih mudah tertarik.
7. Apa warna isi buku
yang cocok untuk
siswa?
Saya memilih warna terang agar
gambar dan tulisan dapat jelas
dilihat.
8. Apa ukuran buku yang
cocok untuk siswa?
Siswa lebih suka ukuran buku
yang besar, seperti A4 itu.
9. Apa tokoh yang cocok
untuk siswa?
Saya memilih tokoh yang
perempuan.
10. Apa jenis huruf yang
cocok untuk judul
buku?
Saya memilih jenis huruf
Bodoni agar tulisan tercetak
jelas.
11. Apa ukuran huruf yang
cocok untuk judul
buku?
Saya memilih ukuran huruf 72pt
untuk judul bukunya.
12. Apa bentuk penjelasan
cerita yang cocok untuk
siswa?
Saya memilih uraian dan dialog
agar siswa dapat lebih mudah
memahami isi bacaan dengan
bantuan ilustrasi yang menarik.
13. Apa jenis huruf yang
cocok untuk dialog?
Saya memilih jenis huruf Serifa
untuk penulisan dialog.
14. Apa ukuran huruf yang
cocok untuk dialog?
Saya memilih ukuran huruf 14pt
untuk dialog agar dialog tidak
memakan tempat yang banyak.
15. Apa jenis huruf yang
cocok untuk uraian
Saya memilih jenis huruf Serifa
untuk penulisan uraian cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Indikator Pertanyaan Deskripsi
cerita?
16. Apa ukuran huruf yang
cocok untuk uraian
cerita?
Saya memilih ukuran huruf 16pt
untuk uraian cerita agar siswa
lebih mudah untuk
membacanya.
Kesulitan
yang dialami
guru dalam
pembelajaran
membaca.
17. Apa saja kesulitan yang
dialami guru dalam
membimbing siswa saat
pembelajaran
membaca?
Saya merasa kesulitan dalam
menumbuhkan minat membaca
siswa. Siswa tidak tertarik untuk
membaca buku cerita yang
tersedia di sekolah karena
kebanyakan buku berisi tulisan
saja. Selain itu, saya juga
kesulitan dalam membimbing
siswa untuk bisa memahami isi
bacaan dengan tepat dan cepat.
Partisipasi
siswa dalam
mengikuti
pembelajaran
membaca.
18. Bagaimana cara
memancing siswa agar
dapat membaca
beragam buku cerita?
Saya terkadang membawakan
beberapa buku cerita yang ada di
rumah. Seluruh siswa saya
wajibkan membaca jika ada sisa
waktu setelah pembelajaran
Bahasa Indonesia.
19. Bagaimana pendapat
Bapak/Ibu jika buku
cerita bergambar
memuat materi
pelajaran mengenai
energi panas?
Saya sangat setuju jika buku
cerita bergambar memuat materi
pelajaran mengenai sumber
energi panas. Hal tersebut dapat
mempermudah saya dalam
menyampaikan materi
pembelajaran sekaligus
menumbuhkan minat membaca
siswa dan meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Indikator Pertanyaan Deskripsi
pemahaman siswa terhadap isi
bacaan.
Usaha
mengatasi
kesulitan
yang dialami
dalam
pembelajaran
membaca.
20. Apa saja usaha yang
Bapak/Ibu lakukan
dalam mengatasi
kesulitan yang dialami
siswa dalam
melaksanakan kegiatan
membaca?
Sejauh ini, saya hanya mengajak
siswa untuk membaca bacaan
secara bersama ataupun
bergantian. Hal tersebut saya
lakukan agar siswa yang masih
kesulitan membaca dapat
terbantu dengan temannya yang
sudah lancar membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 3
Rangkuman Wawancara Siswa
Indikator Pertanyaan Deskripsi
Ketersediaan
buku cerita
bergambar
untuk siswa
kelas III.
1. Apa saja judul dari
buku cerita yang telah
kamu baca di sekolah?
Danau Toba, Candi Prambanan,
Malin Kundang, Si Kancil, Si
Kembar Mekar Sekar, dan
Kumpulan Cerita Nabi.
2. Apa saja materi
pelajaran yang telah
kamu temukan dalam
buku cerita?
Kami belum pernah
menemukan buku cerita yang
memuat materi pelajaran. Semua
hanya berisi asal usul, dongeng,
dan kisah nabi. Kami merasa
bosan membaca itu.
Bukunyapun jumlahnya terbatas,
jadi harus bergantian
membacanya.
3. Bagaimana kondisi dari
buku cerita yang telah
kamu baca?
Buku cerita masih dalam kondisi
baik, dmana kertas tidak terlipat
maupun sobek.
Penggunaan
buku cerita
bergambar
untuk siswa
kelas III.
4. Apa saja jenis buku
cerita yang pernah
kamu baca?
Buku cerita rakyat, dongeng,
dan kisah nabi.
5. Apa yang kamu
lakukan saat
menemukan kosa kata
baru dalam buku cerita
bergambar?
Kami menuliskan kosa kata,
kemudian bertanya kepada guru.
Desain buku
cerita
bergambar
6. Apa warna sampul
buku yang kamu suka?
Kami menyukai warna terang
agar terlihat ceria.
7. Apa warna isi buku Kami menyukai warna terang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Indikator Pertanyaan Deskripsi
untuk siswa
kelas III.
yang kamu suka?
8. Apa ukuran buku yang
kamu suka?
Ukuran A4 agar gambar dan
tulisannya terlihat jelas.
9. Apa tokoh yang kamu
suka?
Kami menyukai tokoh yang
perempuan.
10. Apa jenis huruf yang
kamu suka untuk
judul buku?
Perpetua lebih jelas dan bagus
untuk penulisan judul buku.
11. Apa ukuran huruf
yang kamu suka
untuk untuk judul
buku?
Ukuran paling besar saja, yang
ukurannya 72pt.
12. Apa bentuk
penjelasan cerita yang
kamu suka?
Uraian dan dialog agar kami
mudah untuk memahami cerita.
13. Apa jenis huruf yang
kamu suka untuk
dialog?
Kami menyukai Serifa karena
lebih bagus.
14. Apa ukuran huruf
yang kamu suka
untuk dialog?
14pt saja agar dialog tidak
memenuhi gambar.
15. Apa jenis huruf yang
kamu suka untuk
uraian cerita?
Kami lebih suka Serifa.
16. Apa ukuran huruf
yang kamu suka
untuk uraian cerita?
Ukuran hurufnya 16pt agar
uraian ceritanya tertulis jelas.
Kesulitan yang
dialami guru
17. Apa saja kesulitan
yang kamu alami saat
Kami sulit untuk memahami isi
cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Indikator Pertanyaan Deskripsi
dalam
pembelajaran
membaca.
melaksanakan
kegiatan membaca?
Partisipasi
siswa dalam
mengikuti
pembelajaran
membaca.
18. Apa saja hal yang
dapat membuat kamu
bersemangat untuk
membaca buku cerita
bergambar?
Buku cerita bergambar memiliki
gambar-gambar yang menarik
dan lucu sehingga kami tidak
bosan membacanya.
19. Bagaimana
pendapatmu jika buku
cerita bergambar
memuat materi
pelajaran mengenai
energi panas?
Kami setuju agar kami mudah
belajar tentang energi panas.
Usaha
mengatasi
kesulitan yang
dialami dalam
pembelajaran
membaca.
20. Apa saja usaha yang
kamu lakukan dalam
mengatasi kesulitan
yang dialami dalam
melaksanakan
kegiatan membaca?
Kami berlatih membaca
bersama-sama di kelas,
kemudian mencari isi cerita
bersama-sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 4
Hasil Validasi Ahli Media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 5
Hasil Validasi Guru SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 6
Hasil Validasi Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 7
Hasil Uji Coba Lapangan (Validasi Enam Siswa SD)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Lampiran 8
Data Hasil Uji Coba Lapangan (Validasi Enam Siswa SD)
Nomor Pernyataan Nomor Siswa
1 2 3 4 5 6
1 4 5 5 5 5 5
2 5 5 5 5 5 5
3 4 5 5 4 5 5
4 5 5 4 5 5 5
5 5 5 4 5 5 5
6 5 5 5 5 5 5
7 5 5 5 5 5 5
8 5 5 5 5 5 5
9 5 5 5 5 5 5
10 4 4 5 5 5 4
11 5 5 5 4 5 5
12 5 4 5 4 5 4
13 4 5 5 4 5 5
14 5 5 5 5 5 5
15 5 5 5 5 5 5
16 5 4 5 5 5 5
17 5 5 5 5 5 5
18 5 5 5 5 4 5
19 5 5 5 5 5 5
20 5 5 5 5 5 5
21 5 5 5 5 5 5
22 5 5 5 5 5 5
23 5 5 5 5 5 4
24 5 4 5 5 5 5
25 4 5 5 5 5 5
26 5 5 5 5 4 5
27 5 5 5 5 5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Nomor Pernyataan Nomor Siswa
1 2 3 4 5 6
28 5 5 5 5 5 5
29 5 4 5 5 5 5
30 5 5 5 5 5 5
Rata-rata per
siswa 4.83 4.83 4.93 4.87 4.93 4.9
Rata-rata
keseluruhan 4.88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Lampiran 9
Hasil Observasi Uji Coba Lapangan Guru SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Lampiran 10
Rekapitulasi Skor Hasil Validasi dan Skor Uji Coba Lapangan
No. Validator Hasil Validasi
Skor Kategori
1 Ahi media 3,83 Baik
2 Guru kelas III 4,93 Sangat Baik
3 Dua siswa kelas III 4,13 Baik
4 Enam siswa kelas III 4,88 Sangat Baik
Jumlah 17,77
Rata-rata 4,44
Kategori Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Lampiran 11
Foto Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Lampiran 12
Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Lampiran 13
Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Lampiran 14
Biodata Peneliti
Paula Caesarani Ekaristi lahir di Sleman, 25 April 1996.
Peneliti sudah menempuh jenjang pendidikan di SD
Kanisius Sengkan, SMP Negeri 4 Ngaglik, dan SMA
Negeri 1 Pakem. Penulis saat ini sedang melanjutkan
pendidikan S1-nya di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, tepatnya di Fakultas Ilmu Pendidikan
program studi Pendididikan Guru Sekolah Dasar.
Peneliti memilih penelitian Research and Development (R&D) untuk
membuat skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana. Skripsi yang
dibuat oleh peneliti berjudul “Pengembangan Buku Cerita Bergambar tentang
Energi Panas untuk Siswa Kelas III Sekolah Dasar”.
Selama menempuh pendidikan di PGSD Universitas Sanata Dharma,
peneliti telah mengikuti berbagai macam kegiatan. Berikut daftar kegiatan yang
pernah diikuti dan prestasi yang pernah diperoleh oleh peneliti.
1. Anggota Devisi Publikasi dan Dokumentasi Insipro pada tahun 2015.
2. Koordinator Devisi Publikasi dan Dokumentasi Parade Gamelan
Anak ke-IX pada tahun 2016.
3. Anggota Devisi Publikasi dan Dokumentasi Pementasan Seni Tari
“Ekspresikan Diri dalam Tarian” pada tahun 2017.
4. Juara I lomba Fotografi “Perpecahan Membutakan Kita, Perbedaan
Menyatukan Kita” Malam Kreativitas PGSD Universitas Sanata
Dharma pada tahun 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Lampiran 15
Produk Buku Cerita Bergambar
(Terlampir Terpisah)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI