pengembangan instrumen penilaian dan analisisnya

74
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pendidikan adalah investasi masa depan. Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dibutuhkan keterlibatan elemen Pemerintah dan masyarakat. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai macam rambu-rambu tentang standar pendidikan nasional, salah satunya adalah standar penilaian pendidikan. Standar penilaian pendidikan merupakan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. Peran penting penilaian untuk guru adalah penilaian dapat dijadikan acuan dalam mencapai tujuan pembelajaran sekaligus dapat memberikan masukan tentang kondisi peserta didik sedangkan untuk siswa penilaian adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuannya dalam mengikuti pelajaran. Oleh karena itu guru harus mengembangkan suatu perangkat penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur ketuntasan hasil belajar peserta didik. Dalam mengembangkan perangkat penilaian tentunya mengacu pada kurikulum yang digunakan di sekolah dan silabus mata pelajaran sehingga dapat menghasilkan kisi-kisi dari sebuah tes. Ada dua macam tes yakni tes hasil belajar dan psikotes. THB (tes hasil belajar) digunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai bahan/keterampilan yang telah dipelajari diwaktu yang lalu. Psikotes (tes psikologis) digunakan untuk mengetahui potensi individu yang dapat dikembangkan /diwujudkan pada masa yang akan datang. Khusus pada THB, ada dua bentuk soal yakni tes bentuk uraian dan tes bentuk pilihan ganda. Tes hendaknya disusun sesuai dengan prosedur dan prinsip penyusunan tes. Setelah digunakan, perlu diketahui apakah tes itu cukup obyektif dan efektif atau tergolong buruk. Tes yang baik dapat digunakan berulang-ulang dengan sedikit perubahan. Sebaliknya tes yang buruk hendaknya dibuang bahkan kalau terlalu buruk sebaiknya tidak digunakan untuk memberi nilai kepada peserta didik.

Upload: lapalutu

Post on 17-Aug-2015

45 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pendidikan adalah investasi masa depan. Untuk mewujudkan pendidikan yang

berkualitas dibutuhkan keterlibatan elemen Pemerintah dan masyarakat. Pemerintah

telah mengeluarkan berbagai macam rambu-rambu tentang standar pendidikan

nasional, salah satunya adalah standar penilaian pendidikan. Standar penilaian

pendidikan merupakan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan

mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian

hasil belajar dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan

dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan

akhir semester dan ulangan kenaikan kelas.

Peran penting penilaian untuk guru adalah penilaian dapat dijadikan acuan

dalam mencapai tujuan pembelajaran sekaligus dapat memberikan masukan tentang

kondisi peserta didik sedangkan untuk siswa penilaian adalah untuk mengetahui

sejauh mana kemampuannya dalam mengikuti pelajaran. Oleh karena itu guru harus

mengembangkan suatu perangkat penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur

ketuntasan hasil belajar peserta didik. Dalam mengembangkan perangkat penilaian

tentunya mengacu pada kurikulum yang digunakan di sekolah dan silabus mata

pelajaran sehingga dapat menghasilkan kisi-kisi dari sebuah tes.

Ada dua macam tes yakni tes hasil belajar dan psikotes. THB (tes hasil belajar)

digunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai

bahan/keterampilan yang telah dipelajari diwaktu yang lalu. Psikotes (tes psikologis)

digunakan untuk mengetahui potensi individu yang dapat dikembangkan

/diwujudkan pada masa yang akan datang. Khusus pada THB, ada dua bentuk soal

yakni tes bentuk uraian dan tes bentuk pilihan ganda. Tes hendaknya disusun sesuai

dengan prosedur dan prinsip penyusunan tes. Setelah digunakan, perlu diketahui

apakah tes itu cukup obyektif dan efektif atau tergolong buruk. Tes yang baik dapat

digunakan berulang-ulang dengan sedikit perubahan. Sebaliknya tes yang buruk

hendaknya dibuang bahkan kalau terlalu buruk sebaiknya tidak digunakan untuk

memberi nilai kepada peserta didik.

2

Suatu instrument baik berupa tes atau non tes harus dapat digunakan untuk

mengukur apa yang hendak diukur dan hasilnya harus konsisten . Hal ini berkaitan

dengan validitas dan reliabilitas. Menurut Syaifuddin Azwar (2015) validitas adalah

pertimbangan yang paling utama dalam mengevaluasi kualitas tes sebagai instrument

ukur. Konsep validitas mengacu pada kelayakan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan

inferensi tertentu yang dapat dibuat berdasarkan skor hasil tes yang bersangkutan.

Sedangkan reliabilitas adalah konsistensi, keterandalan, keterpercayaan, kestabilan,

keajegan dan sebagainya, namun gagasan pokok yang terkandung dalam konsep

reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu proses pengukuran dapat dipercaya.

Selain validitas dan reliabilitas, yang perlu diperhatikan dengan serius adalah

analisis butir soal dari sebuah tes. Menurut Thorndike dan Hagen (1977) analisis

terhadap soal-soal tes yang telah dijawab oleh peserta didik memiliki dua tujuan : (1)

jawaban soal-soal itu merupakan informasi diagnostic untuk meneliti pelajaran dari

kelas itu dan kegagalan-kegagalan belajarnya serta selanjutnya untuk membimbing

ke arah cara belajar yang lebih baik, (2) jawaban terhadap soal-soal terpisah dan

perbaikan soal-soal yang didasarkan atas jawaban-jawaban itu merupakan langkah

awal bagi penyiapan tes-tes yang lebih baik untuk tahun berikutnya.

Tujuan dari analisis butir soal adalah untuk mengetahui butir soal mana yang

baik dan butir soal mana yang kurang baik selanjutnya mencari sebab-sebab

mengapa butir soal tersebut kurang baik. Menurut Silverius (1991) baik buruknya

butir soal ditetapkan dengan melihat taraf kesukarannya, fungsi steam (pokok soal),

fungsi distractor (pengecoh), serta penyebaran jawaban pada pengecoh dalam total

kelompok. Menurut Purwanto (1994) dengan membuat analisis soal, sedikitnya guru

dapat mengetahui tiga hal penting yang dapat diperoleh dari tiap soal. Pertama,

sampai dimana tingkat atau taraf kesukaran soal. Kedua, apakah soal tersebut

mempunyai daya pembeda (discriminating power) sehingga dapat membedakan

kelompok siswa yang pandai dan kelompok siswa yang bodoh (kurang). Ketiga,

apakah semua alternative jawaban (option) menarik jawaban-jawaban, ataukah ada

yang demikian tidak menarik sehingga tidak perlu dimasukan kedalam soal.

Kenyataan dilapangan menunjukan bahwa selama ini kegiatan pengembangan

instrument dalam bentuk tes pilihan ganda yang sesuai dengan kaidah dan aturan

belum dilakukan dengan baik. Demikian juga dengan kegiatan analisis butir soal

3

masih sangat jarang dilakukan oleh guru. Sehingga belum dapat dipastikan apakah

soal tersebut sudah memenuhi syarat-syarat tes yang baik atau belum. Selain itu uji

validitas dan reliabilitas juga sangat jarang dilakukan oleh guru sehingga belum

dapat diketahui kualitas soal apakah baik atau tidak.

Selain penilaian dari ranah pengetahuan, penilaian terhadap peserta didik juga

perlu dilakukan dari ranah sikap dan psikomotor. Pada Kurikulum 2013 penilaian

terhadap peserta didik meliputi penilaian pengetahuan /kognitif, penilaian sikap /

afektif dan penilaian keterampilan / psikomotor. Oleh karena itu perlu dilakukan

pengembangan instrumen penilaian dari ketiga ranah tersebut. Karena instrumen

yang akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan menghasilkan data yang

akurat, maka setiap instrumen khusus ranah sikap dan keterampilan harus

mempunyai skala. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan

sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat

ukur. Berbagai skala sikap yang dapat digunakan antara lain : skala Likert, skala

Guttman, rating Scale, dan Semantic deferential. Pada pengembangan instrumen

penilaian sikap dan keterampilan di laporan ini, penulis menggunakan skala Likert.

Pengembangan instrumen penilaian sikap dan keterampilan dengan tetap

mengacu pada silabus mata pelajaran Sistem Operasi Semester 2 Kelas X Paket

Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Kemudian menetapkan kisi-kisi dan

rubrik penilaian. Pada rubrik penilaian harus jelas indicator-indikator dari setiap

aspek yang di nilai serta skornya. Sehingga guru dalam memberikan penilaian sikap

dan keterampilan secara objektif dan tepat untuk setiap peserta didik.

Berbagai permasalahan yang muncul ketika guru diperhadapkan harus

melakukan penilaian dari 3 ranah tersebut diatas. Tugas dan tanggung jawab

mengajar dengan beban 24 jam membuat guru tidak maksimal dalam melakukan

penilaian. Apalagi kalau penilaian dilakukan secara manual. Pasti akan

membutuhkan waktu lama dalam proses pengolahan nilai tersebut. Oleh karena itu di

zaman teknologi sekarang ini sudah selayaknya guru memanfaatkan teknologi yang

ada untuk mengefektifkan setiap pekerjaannya.

Dari permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

pengembangan instrument dari 3 ranah penilaian yakni ranah pengetahuan /kognitif

dengan mengembangkan instrumen dalam bentuk tes Ulangan Harian pilihan ganda

4

khususnya pada mata pelajaran Sistem Operasi. Instrumen tes Ulangan Harian di uji

cobakan pada peserta didik khususnya kelas X Paket Keahlian RPL-B SMK Negeri 3

Kota Palu Propinsi Sulteng. Proses pelaksaan uji coba ini dilakukan dengan manual.

Penulis menyiapkan soal tes ulangan harian sebanyak 23 peserta didik yang ada di

Kelas RPL-B dan disertai blangko lembar jawabannya. Setelah di uji cobakan, hasil

jawaban peserta didik di analisis yang meliputi analisis validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran, daya pembeda, efektivitas distractor (pengecoh), dan analisis deskripsi

berdasarkan kriteria dan norma. Pengembangan dan analisis ini dengan

menggunakan perangkat lunak pengolah angka (Ms. Excell) dan perangkat lunak

(software) Item and Test Analysis (ITEMAN).

Dari hasil pengujian dan analisis hasil tes Ulangan Harian, penulis menyeleksi

soal-soal yang tergolong layak di gunakan. Kemudian penulis mengembangkan

sebuah aplikasi dengan menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi dengan

memasukan soal-soal yang tergolong baik tersebut. Selain itu, terdapat juga

instrumen penilaian sikap dan instrumen penilaian keterampilan. Report/ laporan

akhir dalam bentuk daftar nilai pengetahuan, nilai sikap, dan nilai keterampilan

peserta didik kelas X RPL-B. Dengan adanya software aplikasi instrumen penilaian

ini maka proses penilaian akan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat oleh guru.

2. Batasan Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas, maka laporan ini difokuskan

pada masalah : mengembangkan instrument penilaian pada 3 ranah meliputi ranah

pengetahuan/ kognitif, ranah sikap / afektif, dan ranah keterampilan /psikomotor.

Pada ranah pengetahuan dalam bentuk tes ulangan harian pilihan ganda mata

pelajaran Sistem Operasi semester 2. dan melakukan analisisnya dari segi validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, efektivitas pengecoh dan analisis

deskripsi berdasarkan kriteria dan norma.

5

3. Tujuan

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai pada

laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari tes pilihan ganda.

2. Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari tes pilihan ganda.

3. Untuk mengetahui daya pembeda dari tes pilihan ganda.

4. Untuk mengetahui efektifitas pengecoh dari tes pilihan ganda.

5. Untuk mengetahui deskripsi penilaian berdasarkan kriteria dan norma.

4. Manfaat

Laporan penelitian ini diharapkan memiliki manfaat dari segi teoritis dan

praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis.

Laporan ini diharapkan dapat menghasilkan pemahaman konsep tentang

bagaimana pengembangan instrument penilaian yang baik dan berkualitas dan

memahami bagaimana melakukan analisis butir soal dari sebuah tes pilihan

ganda.

2. Manfaat Praktis.

a. Manfaat bagi sekolah.

Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi sekolah

tentang pentingnya pemahaman dan implementasi dari pengembangan

sebuah instrument penilaian sesuai kaidah dan rambu-rambu tes yang baik

da berkualitas sehingga pihak sekolah dapat mengambil tindakan-tindakan

untuk meningkatkan kemampuan para guru misalnya dengan

menyelenggarakan pelatihan terhadap guru dalam hal pengembangan

instrument penilaian dan analisisnya.

b. Manfaat bagi guru.

Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para guru

tentang pentingnya meningkatkan kualitas diri dalam hal pelaksanaan

penilaian yang baik dan tepat terhadap peserta didik sehingga dapat

mengetahui ketercapaian pembelajaran dan penguasaan materi dari para

peserta didik.

6

c. Manfaat bagi peserta didik.

Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi peserta

didik tentang hasil belajarnya selama ini. Hasil belajar yang baik akan

terlihat pada nilai yang di dapatkan pada waktu mengikuti tes misalnya

ulangan harian. Dari nilai yang didapatkan dapat memotivasi peserta didik

dalam meningkatkan kualitas dirinya.

7

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Validitas

Validitas tes adalah tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes. Tes yang valid

adalah tes yang benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Misalnya tes mata

pelajaran Sistem Operasi kelas X SMK, hendaknya benar-benar mengukur hasil

belajar Sistem Operasi peserta didik kelas X SMK bukan peserta didik kelas XII atau

peserta didik SMP kelas XI dan bukan mengukur hasil belajar dalam mata pelajaran

lainnya. Menurut Syaifuddin Azwar (2015) validitas berasal dari kata validity yang

mempunyai arti sejauhmana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi

pengukurannya. Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila

menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variable

yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut.

Tipe validitas secara tradisional dapat digolongkan dalam tiga kategori besar,

yaitu validitas isi (content validity), validitas konstrak (construct validity), dan

validitas kriteria/eksternal.

a. Validitas isi

Untuk instrument yang berbentuk tes, pengujian validitas isi dapat

dilakukan dengan membandingkan antara isi instrument dengan materi

pelajaran yang telah diajarkan. Secara teknis pengujian validitas konstrak dan

validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrument atau

matrik pengembangan instrument. Dalam kisi-kisi itu terdapat variable yang

diteliti, indicator sebagai tolok ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau

pernyataan yang telah dijabarkan dari indicator. Menurut Syaifuddin Azwar

(2015) validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian

terhadap kelayakan atau relevansi isi tes melalui analisis rasional oleh panel

yang berkompeten atau melalui expert judgment.

b. Validitas konstrak

Menurut Syaifuddin Azwar (2015) konsep validitas konstrak sangat

berguna pada tes yang mengukur trait yang tidak memiliki kriteria eksternal.

Menurut Sugiono (2014) untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan

8

pendapat dari ahli. Dalam hal ini setelah instrument dikonstruksi tentang

aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori maka selanjutnya

dikonsultasikan dengan ahli.

c. Validitas kriteria

Menurut Sugiono (2014) validitas kriteria/eksternal instrument diuji

dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang

ada pada instrument dengan fakta-fakta empiris yang terjadi dilapangan.

Menurut Syaifuddin Azwar (2015) prosedur validitas tes berdasarkan kriteria

menghendaki tersedianya kriteria eksternal yang dapat dijadikan dasar

pengujian skor tes.

Instrument penelitian yang mempunyai validitas eksternal yang tinggi

akan mengakibatkan hasil penelitian mempunyai validitas eksternal yang tinggi

pula. Validitas kriteria yang tinggi dapat dilakukan dengan koefisien korelasi

skor tes dan skor kriteria.

Validitas butir dapat dihitung dengan menggunakan rumus koefisien

korelasi point-biserial. Korelasi ini untuk menguji validitas butir tes dengan

skor benar 1 dan skor salah 0. Rumus dari koefisien korelasi point biserial

adalah :

2. Reliabilitas

Reliabilitas tes merupakan tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni

sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten

(tidak berubah-ubah). Sebaliknya tes yang tidak reliable seperti karet untuk

mengukur panjang, hasil pengukuran dengan karet dapat berubah-ubah (tidak

konsisten). Menurut Sugiono (2014) pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara

9

internal dan eksternal. Secara eksternal dapat dilakukan dengan tes retest (stability),

equivalent, gabungan keduanya. Secara internal dapat dilakukan dengan

menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik tertentu.

Bila suatu tes berisi aitem-aitem yang diberi skor dikotomi sedangkan jumlah

aitemnya sendiri tidak begitu banyak sangat mungkin membagi tes itu menjadi dua

bagian tidak menghasilkan bagian yang setara sedangkan membagi tes menjadi lebih

dari dua belahan akan mengakibatkan jumlah aitem dalam setiap belahan hanya

berisi sedikit aitem. Rumus untuk menguji reliabilitas dengan data dikotomi

digunakan KR-20 sebagai berikut :

3. Tingkat kesukaran

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah tes tersebut

tergolong mudah atau sukar. Dalam setiap tes pilihan ganda selalu digunakan

alternative jawaban yang mengandung dua kemungkinan, yaitu jawaban yang

tepat/benar dan jawaban yang salah sebagai pengecoh. Untuk mengetahui bahwa soal

tersebut memiliki taraf kesukaran yang tinggi maka perlu dilakukan analisis setiap

butir soal yang ada. Menurut Arikunto (1995) analisis soal merupakan prosedur

sistematis yang akan memberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap

butir tes. Menurut Purwanto (1994) langkah awal yang harus dilakukan guru adalah

mengelompokkan hasil tes menjadi tiga kelompok berdasarkan peringkat dari

keseluruhan skor atau nilai yang diperoleh masing-masing peserta didik. Ketiga

kelompok yang dimaksud adalah :

10

1. Kelompok peserta didik yang pandai (upper group) yang diambil 25% atau

27% dari jumlah peserta didik yang berada pada peringkat paling atas

berdasarkan skor nilai yang diperoleh.

2. Kelompok peserta didik yang bodoh/kurang (lower group) yang diambil dari

25% atau 27% dari jumlah peserta didik yang berada pada peringkat paling

bawah berdasarkan skor nilai yang diperoleh.

3. Kelompok peserta didik yang berada di tengah (middle group) yaitu selain

kelompok pandai dan kelompok bodoh/kurang.

Dari ketiga kelompok yang ada, dua kelompok (upper dan lower) dapat

digunakan untuk membantu menganalisis setiap butir soal. Untuk dapat mengetahui

taraf kesukaran setiap butir soal, dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Indeks kesukaran diklasifikasikan seperti tabel berikut :

P-P Klasifikasi 0,00 – 0,29 0,30 – 0,69 0,70 – 1,00

Soal sukar Soal sedang Soal mudah

4. Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah

(Arikunto, 1995). Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan

persamaan :

11

Keterangan :

DP = Indeks daya pembeda

BA = Banyaknya peserta tes kelompok atas yg menjawab benar

BB = Banyaknya peserta tes kelompok bawah yg menjawab benar

JA = Banyaknya peserta tes kelompok atas

JB = Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Kriteria indeks daya pembeda adalah sebagai berikut :

DP Klasifikasi 0,00 – 0,19 0,20 – 0,39 0,40 – 0,69 0,70 – 1,00

Negatif

Jelek Cukup Baik Baik sekali Tidak baik, harus dibuang

5. Pengecoh

Menganalisis fungsi pengecoh (distractor) dikenal dengan istilah menganalisis

pola penyebaran jawaban butir soal pada bentuk pilihan ganda. Pola tersebut

diperoleh dengan menghitung banyaknya testee yang memilih pilihan jawaban butir

soal atau yang tidak memilih pilihan manapun. Dari pola penyebaran jawaban butir

soal dapat ditentukan apakah pengecoh berfungsi dengan baik atau tidak. Menurut

Supranata (2005) suatu pengecoh berfungsi dengan baik jika paling sedikit dipilih

oleh 5% peserta tes.

12

BAB III

METODE PENGUMPULAN DATA

1. TEMPAT & WAKTU

Penerapan Instrument tes pilihan ganda mata pelajaran Sistem Operasi

dilakukan di SMK Negeri 3 Palu Propinsi Sulawesi Tengah, khususnya kelas X

Jurusan RPL-B. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 6 April 2015 sampai dengan

9 April 2015.

2. SUBJEK & OBJEK

Subjek dari kegiatan ini adalah peserta didik kelas X Jurusan RPL-B sebanyak

23 orang. Sementara objeknya adalah instrument tes pilihan ganda mata pelajaran

Sistem Operasi beserta lembar jawaban peserta didik kelas X Jurusan RPL-B.

3. INSTRUMEN PENILAIAN

Instrument penilaian yang akan dikembangkan meliputi instrument penilaian

Kognitif/Pengetahuan, Penilaian Sikap, dan Penilaian Psikomotor.

1. Instrumen Penilaian Kognitif/Pengetahuan.

Pengembangan instrument penilaian kognitif meliputi instrument tes pilihan

ganda. Untuk mengembangkan instrumen ini harus sesuai kaidah dan aturan

antara lain harus mengacu pada silabus mata pelajaran yang bersangkutan. Dalam

hal ini adalah silabus mata pelajaran Sistem Operasi kelas X. Tahap

pengembangan instrument tes pilihan ganda meliputi 2 tahap yakni : tahap

persiapan dan tahap pelaksanaan.

a. Tahap Persiapan.

Hal-hal yang harus dilakukan pada tahap persiapan adalah :

Menyiapkan silabus mata pelajaran Sistem Operasi Kls X Semester 2.

Membuat kisi-kisi tes pilihan ganda.

Membuat soal/tes pilihan ganda mata pelajaran Sistem Operasi Kls X

Semester 2.

13

Untuk menyusun tes pilihan ganda harus mengetahui kaidah dan rambu-

rambu penyusunan yang baik dan tepat. Adapun kaidah dalam penulisan tes

pilihan ganda adalah sebagai berikut :

1. Soal harus sesuai dengan indicator.

2. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

3. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.

4. Pokok soal sebaiknya tidak mengandung pernyataan yang bersifat negasi, bahkan

negasi ganda.

5. Stem soal sebaiknya bukan kalimat tanya.

6. Bahasa yang digunakan harus komunikatif dan tidak bermakna ganda.

7. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan

didaerah lain atau nasional.

8. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

9. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar.

10. Pengecoh harus berfungsi.

11. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.

12. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relative sama.

13. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan.

14. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan

urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis waktunya.

15. Gambar, grafik, tabel, diagram dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas

dan berfungsi.

Adapun silabus, kisi-kisi dan soal/tes pilihan ganda terlampir pada laporan

ini.

b. Tahap Pelaksanaan.

Soal pilihan ganda yang telah dibuat kemudian diperbanyak sebanyak

jumlah siswa kelas X RPL-B disertai blangko lembar jawaban.

Soal pilihan ganda di ujikan kepada siswa kelas X RPL-B.

Memeriksa hasil jawaban siswa.

Memasukan jawaban siswa ke ITEMAN.

14

Khusus untuk point ke 3 (memeriksa hasil jawaban siswa) ini dilakukan untuk

analisis butir soal dengan menggunakan Ms. Excel, sementara untuk analisis

butir soal dengan menggunakan ITEMAN, proses pemeriksaan jawaban

dilakukan secara otomatis di ITEMAN dengan cara memasukan setiap jawaban

siswa ke Notepad dan oleh ITEMAN akan didapatkan hasil skor benar dari

setiap siswa. Proses analisis lebih lengkapnya baik dengan Ms. Excel maupun

ITEMAN akan dibahas di bab berikutnya.

2. Instrument Penilaian Sikap.

Instrumen penilaian sikap merupakan instrumen yang digunakan untuk

menilai sikap siswa kelas X RPL-B. Tahap-tahap mengembangkan instrumen

penilaian sikap sebagai berikut :

Menyiapkan silabus Sistem Operasi dengan melihat KI-2.

Menetapkan aspek-aspek penilaian sikap.

Menetapkan indikator dari setiap aspek penilaian sikap.

Menetapkan rubrik penilaian sikap.

Karena instrumen digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan

menghasilkan data yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala.

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan untuk menentukan

panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur. Berbagai skala sikap yang

dapat digunakan antara lain : skala Likert, skala Guttman, Rating Scale, Semantic

Deferential. Pada instrumen penilaian sikap ini menggunakan skala Likert (1-4 :

Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang).

Instrumen penilaian sikap akan di isi oleh guru yang mengajar di kelas. Setiap

guru akan mengetahui sikap dari setiap siswa. Namun dalam memberikan

penilaian sikap harus bersifat objektif yang sesuai dengan kenyataan. Oleh karena

itu guru harus mengacu kepada rubrik dari penilaian sikap yang telah di

tetapkan/dikembangkan sebelumnya. Proses pengolahan nilai sikap dari siswa

kelas X RPL-B dengan menggunakan software yang dikembangkan dengan

menggunakan Bahasa Pemrograman Borland Delphi 7.0. Adapun bentuk dari

penilaian sikap, rubric dan aplikasinya dilampirkan dilaporan ini.

15

3. Instrumen Penilaian Psikomotor.

Instrumen ini dikembangkan untuk menilai skill atau keterampilan siswa.

Bentuk instrumennya hampir sama dengan penilaian sikap. Bedanya kalau

penilaian sikap tidak memiliki nilai dalam bentuk angka dan tdk di rata-ratakan.

Sedangkan penilaian psikomotor memiliki nilai angka dan dirata-ratakan.

Pengolahan nilai psikomotor juga menggunakan aplikasi yang dikembangkan

dengan menggunakan Bahasa Pemrograman Borland Delphi. Adapun bentuk dari

penilaian psikomotor, rubrik,aplikasinya terlampir di laporan ini.

16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan menganalisis butir soal merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan

oleh setiap guru, untuk meningkatkan mutu soal yang akan dikerjakan oleh peserta didik

atau siswa. Pada laporan ini, kegiatan ini meliputi beberapa tahap mulai dari tahap

pengembangan instrumen tes pilihan ganda, penggunaan/pengujian pada peserta didik,

hingga pada tahap analisisnya. Bab ini akan membahas sesuai dari batasan masalah pada

Bab 1 yakni melakukan analisis dari segi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya

pembeda, efektivitas pengecoh dan analisis deskripsi berdasarkan kriteria dan norma,

instrumen penilaian sikap, instrumen penilaian psikomotor. Selain itu juga akan di

paparkan tentang komparatif antara instrumen tes yang di desain dengan hasil empirik

dilihat dari Tingkat Kesukaran butir soal.

1. Penilaian Pengetahuan / Kognitif.

Tes pilihan ganda Mata Pelajaran Sistem Operasi ini diterapkan pada kelas X Paket

Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL-B) di SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi

Sulteng. Purwanto (2011: 114) menerangkan bahwa alat ukur yang baik harus

memenuhi dua syarat yaitu validitas dan reliabilitas. Berkaitan dengan hal tersebut

penulis menganalisis THB (Tes Hasil Belajar) dengan cara pengujian signifikansi

korelasi yakni membandingkan antara korelasi hitung (r hitung) dengan r pada tabel (r

tabel).

Validitas Soal Pilihan Ganda Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem Operasi

Kelas X RPL-B SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng.

Penulis menghitung validitas butir soal pilihan ganda dengan menggunakan rumus

rpbis (korelasi point biserial). Berikut hasil perhitungan validitas butir soal pilihan

ganda.

17

Tabel 1. Validitas Butir Soal Pilihan Ganda

Butir Soal r tabel r hitung Hasil 1 0,413 -0,27 Tidak Valid 2 0,413 0,26 Tidak Valid 3 0,413 0,48 Valid 4 0,413 -0,55 Tidak Valid 5 0,413 0,72 Valid 6 0,413 0,6 Valid 7 0,413 0,6 Valid 8 0,413 0,43 Valid 9 0,413 0,82 Valid 10 0,413 0,08 Tidak Valid 11 0,413 0,25 Tidak Valid 12 0,413 0,21 Tidak Valid 13 0,413 0,413 Valid 14 0,413 0,31 Tidak Valid 15 0,413 0,26 Tidak Valid 16 0,413 -0,01 Tidak Valid 17 0,413 0,82 Valid 18 0,413 0,7 Valid 19 0,413 0,73 Valid 20 0,413 0 Tidak Valid 21 0,413 0,43 Valid 22 0,413 0,62 Valid 23 0,413 -0,11 Tidak Valid 24 0,413 0,11 Tidak Valid 25 0,413 0 Tidak Valid 26 0,413 0,63 Valid 27 0,413 0,56 Valid 28 0,413 0,55 Valid 29 0,413 0,19 Tidak Valid 30 0,413 -0,35 Tidak Valid 31 0,413 0,19 Tidak Valid 32 0,413 0,82 Valid 33 0,413 0,04 Tidak Valid 34 0,413 0,56 Valid 35 0,413 -0,17 Tidak Valid

18

36 0,413 0,53 Valid 37 0,413 0,33 Tidak Valid 38 0,413 -0,6 Tidak Valid 39 0,413 0,1 Tidak Valid 40 0,413 -0,14 Tidak Valid

Berdasarkan perhitungan validitas butir soal pilihan ganda dengan taraf

signifikansi 5 % dan jumlah peserta didik 23 orang dengan tabel korelasi sebesar

0,413, validitas butir soal Mata Pelajaran Sistem Operasi Kelas X RPL-B menunjukan

sejumlah 18 butir soal valid dan 22 butir soal tidak valid.

18 butir soal yang valid yakni butir soal 3, 5, 6, 7, 8, 9, 13, 17, 18, 19, 21, 22, 26,

27, 28, 32, 34, dan 36. Soal yang valid ini memiliki nilai r hitung >= dari nilai r tabel.

Sementara butir soal yang tidak valid sebanyak 22 butir soal yang terdiri dari 14 butir

soal memiliki nilai r hitung < r tabel, 8 butir soal memiliki r hitung negative, dan 2

butir soal memiliki r hitung 0. Delapan butir soal yang r hitung negative yakni butir

soal 1, 4, 16, 23, 30, 35, 38, 40. Butir soal 16 dan butir soal 35 tidak valid karena rata-

rata peserta didik yang kelompok atas (pandai) dan kelompok bawah (kurang pandai)

dapat menjawab. Sedangkan butir soal 1, 4, 23, 30, 38, 40 tidak valid karena rata-rata

peserta didik kelompok atas (pandai) tidak dapat menjawab sedangkan kelompok

bawah (kurang pandai) dapat menjawab. Sementara dua butir soal yang memiliki r

hitung 0 yakni butir soal 20 dan butir soal 25. Pada butir soal 20 tidak valid karena

semua peserta didik tidak dapat menjawab dengan benar, sedangkan butir soal 25 tidak

valid karena semua peserta didik dapat menjawab dengan benar.

Reliabilitas Soal Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem Operasi Kelas X RPL-B

SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng.

Untuk mengetahui realiabel atau tidak tes Ulangan Harian Pilihan ganda ini,

penulis menggunakan rumus KR-20. KR-20 digunakan untuk data dikotomi yaitu

benar 1 dan salah 0. Berikut ditampilkan perhitungan Reliabilitas Soal Ulangan Harian

Mata Pelajaran Sistem Operasi Kelas X RPL-B.

19

Tabel 2. Reliabilitas Soal Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem Operasi.

Subjek Skor (X) (Xi-Xbar) (Xi-Xbar)2

1 29 4,13 17,06 2 29 4,13 17,06 3 29 4,13 17,06 4 28 3,13 9,8 5 28 3,13 9,8 6 27 2,13 4,54 7 27 2,13 4,54 8 27 2,13 4,54 9 26 1,13 1,28 10 26 1,13 1,28 11 26 1,13 1,28 12 25 0,13 0,02 13 25 0,13 0,02 14 25 0,13 0,02 15 25 0,13 0,02 16 25 0,13 0,02 17 25 0,13 0,02 18 25 0,13 0,02 19 24 -0,87 0,76 20 22 -2,87 8,24 21 21 -3,87 14,98 22 14 -10,87 118,16 23 14 -10,87 118,16

Dari data Skor yang diperoleh oleh peserta didik kelas X RPL-B maka didapatkan

∑ p(1-p) = 5,16 dan varians skor tes sx2 = 15,85 dengan banyaknya butir soal dalam

tes adalah k= 40. Hasil komputasi koefisien KR-20 adalah :

KR-20 = [40 / (40-1)] [1-5,16 / 15,85 ] = 0,69 atau 0,7. Hal ini menunjukan bahwa

Tes Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem Operasi kelas X ini memiliki reliabilitas

yang tinggi.

20

Analisis Deskripsi Berdasarkan Kriteria dan Norma Kelas X RPL-B SMK Negeri 3

Kota Palu Propinsi Sulteng.

Analisis deskripsi berdasarkan Kriteria dan Norma dilakukan untuk mengetahui

kategori ( sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang ) yang diperoleh dari setiap

peserta didik berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil tes. Proses perhitungan

berdasarkan kriteria dengan menggunakan rerata ideal, simpangan baku ideal dan skor

minimum dan maksimum ideal (0 dan 100) sedangkan proses perhitungan berdasarkan

norma dengan menggunakan rerata empirik, simpangan baku empirik, dan skor

maksimum dan skor minimum dari data empirik siswa. Berikut hasil perhitungan

berdasarkan kriteria dan norma.

1. Berdasarkan Kriteria.

Rerata = 62,5.

Simpangan baku = 10,25.

Rerata ideal = 50.

Simpangan baku ideal = 16,67.

-3 -1,5 0 1,5 3 0 25 50 75 100

Nilai Kategori

0 sd < 25 Sangat kurang

25 sd < 50 Kurang

50 sd < 75 Baik

75 sd 100 Sangat baik

2. Berdasarkan Norma.

Min = 35.

Max = 75.

Rerata empirik = 55.

Simpangan baku empirik = 6,67.

21

-3 -1,5 0 1,5 3 35 45 55 65 75

Nilai Kategori

>= 35 Sangat kurang

>= 45 Kurang

>= 55 Cukup

>= 65 Baik

>= 75 Sangat Baik

Tabel 3. Analisis Deskripsi Berdasarkan Kriteria dan Norma.

No Nama Skor Nilai Kategori

Kriteria Norma

1. Hardiani 29 72,5 Baik Sangat Baik

2. Mayfanny 29 72,5 Baik Sangat Baik

3. Sukma Pratiwi 29 72,5 Baik Sangat Baik

4. Muh.Yudha Prakasa 28 70 Baik Baik

5. Oktavianus 28 70 Baik Baik

6. Muh.Hardiansyah R 27 67,5 Baik Baik

7. Gina Silvia Olan 30 75 Sangat Baik Sangat Baik

8. Farhan Syaban 27 67,5 Baik Baik

9. Miftach Farid 26 65 Baik Baik

10. Faiz Alfaridzi 26 67,5 Baik Baik

11. Malikul Mulki 26 65 Baik Baik

12. Moh.Gabriel Fernanda 25 62,5 Baik Cukup

13. Moh. Amar Ramadan 25 65 Baik Cukup

14. Bagus Pramono 25 65 Baik Cukup

15. Hidayat Sangia 25 62,5 Baik Cukup

16. Muh.Risky 25 62,5 Baik Cukup

17. Praja Suganda 25 62,5 Baik Cukup

22

18. Muh.Kholbi 25 62,5 Baik Cukup

19. Dirga Andika 24 60 Baik Cukup

20. Moh.Nauval 22 55 Baik Cukup

21. Fadli Renaldi 21 52,5 Baik Kurang

22. Ekal 14 35 Kurang Sangat Kurang

23. Muh.Muharram 14 35 Kurang Sangat Kurang

Total Siswa Mendapatkan : Kriteria Norma

Sangat kurang 0 2

Kurang 2 1

Baik 20 7

Sangat baik 1 4

Cukup 9

Hasil analisis berdasarkan kriteria menunjukan bahwa 1 peserta didik yang

memperoleh nilai >= 75, sebanyak 20 peserta didik yang memperoleh nilai baik antara

nilai 50 sd < 75 dan 2 peserta didik yang memperoleh nilai kurang antara nilai 25 sd < 50

dengan skor benar yang di peroleh adalah 14 benar. Sementara hasil analisis berdasarkan

norma menunjukan bahwa sebanyak 4 peserta didik yang memperoleh nilai sangat baik

yakni >= 75 , 7 peserta didik yang memperoleh nilai baik yakni >= 65 , 9 peserta didik

memperoleh nilai cukup yakni >= 55 , 1 peserta didik yang memperoleh nilai kurang yakni

>= 45 dan 2 peserta didik memperoleh nilai yang sangat kurang yakni >= 35.

Hasil analisis deskriptif ini menunjukan terdapat perbedaan antara perhitungan

berdasarkan kriteria dan berdasarkan norma. Yang membedakan antara kedua metode ini

adalah pada metode kriteria dalam proses pengolahan nilai hanya mengacu pada rerata

ideal, simpangan baku ideal, nilai minimum dan nilai maksimum ideal yakni nilai

minimum ideal 0 dan nilai maksimum ideal 100 tanpa melihat nilai minimum dan

maksimum yang diperoleh peserta didik pada waktu mengikuti tes. Sedangkan pada

metode berdasarkan norma, proses pengolahan nilai mengacu pada rerata empiric,

23

simpangan baku empiric, nilai minimum dan nilai maksimum empiric artinya nilai riil

/nyata yang di peroleh peserta didik yang mengikuti tes.

Tingkat Kesukaran Butir Soal Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem Operasi Kelas

X RPL-B SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng.

Untuk menganalisis tingkat kesukaran setiap butir soal dengan mengelompokan hasil

tes berdasarkan peringkat dari keseluruhan skor atau nilai yang diperoleh masing-masing

peserta didik. Pengelompokan ini terdiri dari :

a. Kelompok peserta didik yang pandai (Upper Group) diambil 25 % dari jumlah peserta

didik yang berada pada peringkat paling atas berdasarkan skor atau nilai yang

diperoleh.

b. Kelompok peserta didik yang kurang (Lower Group) diambil 25 % dari jumlah peserta

didik yang berada pada peringkat paling bawah berdasarkan skor atau nilai yang

diperoleh.

Proses komputasi dengan menggunakan Software Pengolah Angka Ms.Excel dan

Program ITEMAN. Adapun tingkat kesukaran butir soal yang di peroleh dari

pengujian di kelas X RPL-B sebagai berikut :

Tabel 4. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran (Menggunakan Ms. Excel)

Butir Soal Upper Lower TK Klasifikasi

1 0,0 2,0 0,2 Sukar

2 6,0 4,0 0,8 Mudah

3 6,0 3,0 0,8 Mudah

4 0,0 1,0 0,1 Sukar

5 6,0 3,0 0,8 Mudah

6 6,0 5,0 0,9 Mudah

7 6,0 5,0 0,9 Mudah

8 3,0 0,0 0,3 Sedang

9 6,0 4,0 0,8 Mudah

24

10 6,0 5,0 0,9 Mudah

11 1,0 0,0 0,1 Sukar

12 5,0 5,0 0,8 Mudah

13 6,0 5,0 0,9 Mudah

14 6,0 5,0 0,9 Mudah

15 5,0 2,0 0,6 Sedang

16 6,0 6,0 1,0 Mudah

17 6,0 4,0 0,8 Mudah

18 6,0 4,0 0,8 Mudah

19 6,0 0,0 0,5 Sedang

20 0,0 0,0 0,0 Sukar

21 4,0 0,0 0,3 Sedang

22 6,0 2,0 0,7 Mudah

23 0,0 1,0 0,1 Sukar

24 3,0 4,0 0,6 Sedang

25 6,0 6,0 1,0 Mudah

26 0,0 3,0 0,3 Sedang

27 6,0 4,0 0,8 Mudah

28 5,0 2,0 0,6 Sedang

29 6,0 3,0 0,8 Mudah

30 1,0 2,0 0,3 Sedang

31 6,0 3,0 0,8 Mudah

32 6,0 4,0 0,8 Mudah

33 5,0 3,0 0,7 Mudah

34 6,0 0,0 0,5 Sedang

35 6,0 6,0 1,0 Mudah

36 6,0 3,0 0,8 Mudah

37 6,0 5,0 0,9 Mudah

25

38 0,0 3,0 0,3 Sedang

39 0,0 0,0 0,0 Sukar

40 0,0 3,0 0,3 Sedang

Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal Ulangan Harian Sistem

Operasi di Kelas X RPL-B terdapat 6 butir soal termasuk dalam klasifikasi Sukar, 23

butir soal termasuk dalam klasifikasi Mudah dan 11 butir soal termasuk dalam

klasifikasi Sedang. Butir soal yang termasuk sukar yakni butir soal 1, 4, 11, 20, 23, 39.

Pada butir soal 1, 4 dan 23 termasuk sukar karena kelompok atas (pandai) tidak dapat

menjawab dengan benar sedangkan kelompok bawah (kurang pandai) hanya sedikit

sekali yang bisa menjawab. Butir soal 11 termasuk sukar karena hanya kelompok atas

(pandai) yang bisa menjawab dan kelompok bawah tidak bisa menjawab benar. Butir

soal 20 termasuk sukar karena semua peserta tes tidak bisa menjawab dengan benar.

Butir soal 39 termasuk sukar karena kelompok atas dan kelompok bawah tidak bisa

menjawab dengan benar.

Butir soal yang termasuk tingkat kesukaran mudah sebanyak 23 butir yakni butir

soal 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 22, 25, 27, 29, 31, 32, 33, 35, 36, 37.

Dari 23 butir soal ini yang butir soal mudah tapi termasuk soal jelek adalah butir soal

12, 16, 25 dan 35. Dikatakan mudah tapi jelek karena soal ini bisa di jawab dengan

benar oleh kelompok atas dan kelompok bawah.

Butir soal yang termasuk tingkat kesukaran sedang sebanyak 11 butir yakni butir

soal 8, 15, 19, 21, 24, 26, 28, 30, 34, 38, 40. Dari 11 butir soal yang sedang ini yang

merupakan butir soal sedang tapi termasuk soal tidak baik adalah butir soal 24, 26, 30,

38, dan 40. Dikatakan sedang tapi tidak baik karena soal ini tidak bisa membedakan

kelompok atas dan bawah. Kelompok atas tidak bisa menjawab dengan benar tetapi

kelompok bawah justru bisa menjawab dengan benar meskipun hanya sedikit.

26

Daya Pembeda Butir Soal Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem Operasi Kelas

X RPL-B SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng.

Daya pembeda soal merupakan pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu

membedakan peserta didik yang termasuk kelompok pandai (upper group) dan peserta

didik yang termasuk kelompok rendah (lower group). Hasil perhitungan daya

pembeda butir soal Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem Operasi Kelas X RPL-B

sebagai berikut :

Tabel 5. Daya Pembeda Butir Soal Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem

Operasi Kelas X RPL-B SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng.

Butir Soal Upper Lower DP Klasifikasi

1 0,0 2,0 -0,3 Tidak Baik

2 6,0 4,0 0,3 Cukup

3 6,0 3,0 0,5 Baik

4 0,0 1,0 -0,2 Tidak Baik

5 6,0 3,0 0,5 Baik

6 6,0 5,0 0,2 Cukup

7 6,0 5,0 0,2 Cukup

8 3,0 0,0 0,5 Baik

9 6,0 4,0 0,3 Cukup

10 6,0 5,0 0,2 Cukup

11 1,0 0,0 0,2 Cukup

12 5,0 5,0 0,0 Jelek

13 6,0 5,0 0,2 Cukup

14 6,0 5,0 0,2 Cukup

15 5,0 2,0 0,5 Baik

16 6,0 6,0 0,0 Jelek

17 6,0 4,0 0,3 Cukup

18 6,0 4,0 0,3 Cukup

27

19 6,0 0,0 1,0 Baik Sekali

20 0,0 0,0 0,0 Jelek

21 4,0 0,0 0,7 Baik Sekali

22 6,0 2,0 0,7 Baik Sekali

23 0,0 1,0 -0,2 Tidak Baik

24 3,0 4,0 -0,2 Tidak Baik

25 6,0 6,0 0,0 Jelek

26 0,0 3,0 -0,5 Tidak Baik

27 6,0 4,0 0,3 Cukup

28 5,0 2,0 0,5 Baik

29 6,0 3,0 0,5 Baik

30 1,0 2,0 -0,2 Tidak Baik

31 6,0 3,0 0,5 Baik

32 6,0 4,0 0,3 Cukup

33 5,0 3,0 0,3 Cukup

34 6,0 0,0 1,0 Baik Sekali

35 6,0 6,0 0,0 Jelek

36 6,0 3,0 0,5 Baik

37 6,0 5,0 0,2 Cukup

38 0,0 3,0 -0,5 Tidak Baik

39 0,0 0,0 0,0 Jelek

40 0,0 3,0 -0,5 Tidak Baik

Dari hasil perhitungan diperoleh sebanyak 4 butir soal yang memiliki daya pembeda

baik sekali, 8 butir soal memiliki daya pembeda baik, 14 butir soal memiliki daya pembeda

cukup, 6 butir soal memiliki daya pembeda jelek, dan 8 butir soal memiliki daya pembeda

tidak baik. Butir soal yang memiliki daya pembeda baik sekali adalah butir soal 19, 21, 22,

34. Daya pembedanya baik sekali karena mampu membedakan antara peserta didik yang

berkemampuan tinggi (upper group) dengan peserta didik yang berkemampuan rendah

28

(lower group). Butir soal yang memiliki daya pembeda baik adalah butir soal 3, 5, 8, 15,

28, 29, 31, dan 36. Butir soal yang memiliki daya pembeda cukup adalah butir soal 2, 6, 7,

9, 10, 11, 13, 14, 17, 18, 27, 32, 33 dan 37. Butir soal yang memiliki daya pembeda jelek

adalah 12, 16, 20, 25, 35, 39. Dikatakan jelek karena tidak dapat membedakan kelompok

atas (upper group) dan kelompok bawah (lower group) contohnya pada butir soal 12, 16,

25 dan 35, kelompok pandai (upper group) dan kelompok kurang pandai (lower group)

mampu untuk menjawab dengan benar sehingga 4 butir soal ini termasuk butir soal mudah

dengan daya pembeda jelek. Kemudian butir soal 20 dan 39, kelompok pandai (upper

group) dan kelompok kurang pandai (lower group) sama- sama tidak bisa menjawab

dengan benar sehingga sehingga 2 butir soal ini termasuk butir soal sukar dengan daya

pembeda jelek.

Butir soal yang memiliki daya pembeda tidak baik adalah butir soal 1, 4, 23, 24, 26,

30, 38, 40. Dikatakan tidak baik karena tidak mampu membedakan dengan baik kelompok

pandai dan kelompok kurang pandai. Kelompok pandai tidak bisa menjawab dengan benar

tetapi justru kelompok kurang pandai yang dapat menjawab dengan benar. Butir soal ini

memiliki daya pembeda negative sehingga soal seperti ini tidak dapat digunakan.

Pengecoh (Distractor) Butir Soal Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem Operasi

Kelas X RPL-B SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng.

Sebuah pengecoh dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5 %

pengikut tes. Pertimbangan terhadap analisis pengecoh :

a. Diterima, karena sudah baik.

b. Ditolak, karena tidak baik.

c. Ditulis kembali, karena kurang baik.

Hasil analisis pengecoh pada soal Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem Operasi

apakah berfungsi dengan baik atau tidak akan di paparkan pada bagian analisis butir soal

dengan menggunakan ITEMAN.

29

Analisis Butir Soal Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem Operasi Kelas X RPL-B

SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng dengan Menggunakan ITEMAN.

Item and Test Analysis (ITEMAN) merupakan perangkat lunak yang dibuat melalui

bahasa pemrograman komputer dan dibuat khusus untuk analisis butir soal dan tes. Hasil

analisis meliputi : tingkat kesukaran butir soal, daya pembeda soal, statistik sebaran

jawaban, kehandalan/reliabilitas tes, kesalahan pengukuran (standar error) dan distribusi

skor serta skor setiap peserta tes. Untuk menjalankan program ITEMAN cukup dengan

mengcopy file ITEMAN.EXE. Untuk lebih memudahkan dalam melakukan analisis

sebaiknya file DATA yang akan di analisis, file ITEMAN.EXE, dan file HASIL analisis

ditempatkan dalam satu sub direktori.

Pada file data berisi jawaban dari sejumlah peserta didik yang ikut tes. Peserta didik

kelas X RPL-B SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng yang ikut tes berjumlah 23

orang. Data ini kemudian akan di proses secara otomatis dengan ITEMAN dan akan

menghasilkan analisis sesuai yang telah dipaparkan diatas.

Berikut ditampilkan file data yang akan di olah dengan ITEMAN.

Gambar 1. File Data dengan nama RPLB.Txt.

30

Gambar 2. File Hasil Analisis ITEMAN dengan nama file RPLBHASIL.Txt

Analisis butir soal No. 1 sd butir soal No. 4 sebagai berikut :

1. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,087 (sukar), hanya 8 % peserta tes yang dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis = -0,479 dan rpbis = -0,269

menunjukan keduanya bertanda negative. Hal ini berarti soal ini tidak dapat

membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing

/pengecoh belum berfungsi dengan baik. Tampak bahwa sebanyak 4% merespon

alternative jawaban A, 0 % merespon alternative jawaban D dan E, 87 % merespon

alternative jawaban B. Tanda bintang di alternative jawaban C menunjukan bahwa

kunci jawaban. Namun ditinjau dari daya pembeda dari alternative jawaban bahwa

31

kunci jawaban C belum berfungsi dengan baik karena ternyata pada alternative

jawaban B daya pembedanya bertanda positif dan lebih besar nilainya dari alternative

kunci jawaban C. Ini menunjukan bahwa peserta tes yang pintar cenderung memilih

jawaban B. Oleh karena itu periksa kembali kunci jawaban, apabila kunci jawaban

ternyata salah lakukan kembali analisis soal, dan apabila ternyata kunci jawaban

sudah benar maka kemungkinan kesalahan terletak pada kesalahan penguasaan

konsep oleh peserta didik.

2. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,913 (mudah), sebanyak 91% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis = 0,479 dan rpbis = 0,269

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing/ pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak sebanyak 8% merespon alternative jawaban A,

0 % merespon alternative jawaban C, D, dan E. Di tinjau dari daya pembeda,

alternative jawaban B sebagai kunci sudah berfungsi dengan baik, ini dilihat dari

tanda positif pada daya pembeda jawaban B. Soal ini perlu di revisi karena

pengecohnya belum berfungsi dengan baik.

3. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,826 (mudah), sebanyak 82 % peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis = 0,718 dan rpbis = 0,486

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing/pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 4 % merespon alternative jawaban A, 13 %

merespon alternative jawaban C, 0 % merespon alternative jawaban D dan E. Tanda

positif daya pembeda pada alternative jawaban B sebagai kunci menunjukan sdh

berfungsi kunci dengan baik.

4. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,043 (sukar), hanya 4% peserta tes yang dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis = -1,00 dan rpbis = -0,585

menunjukan bahwa keduanya bertanda negative. Hal ini berarti soal ini tidak dapat

membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing

32

/pengecoh belum berfungsi dengan baik. Tampak 91 % merespon altenatif jawaban

A, 0 % merespon alternative jawaban B dan C, 4 % merespon jawaban E. Tanda

negative pada alternative jawaban D sebagai kunci menunjukan bahwa kunci belum

berfungsi dengan baik, karena ternyata alternative jawaban A memiliki tanda positif

dan sebanyak 91 % yang memilih jawabn A. Hal ini menunjukan peserta tes yang

pintar cenderung lebih banyak memilih jawaban A. Sehingga perlu diperiksa kembali

kunci jawabannya.

Gambar 3. Lanjutan File RPLBHASIL.Txt (Butir No. 5 sd 9)

33

Analisis Butir Soal No. 5 sd Butir Soal No. 9 sebagai berikut :

5. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,826 (mudah), sebanyak 82% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis = 1,0 dan rpbis = 0,715

menunjukan bahwa keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat

membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop

endorsing/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak sebanyak 4% merespon

alternative jawaban B dan E, 0% merespon alternative jawaban A, 8% merespon

alternative jawaban C . Tanda positif daya pembeda pada alternative jawaban E

sebagai kunci menunjukan bahwa kunci sdh berfungsi dengan baik.

6. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,957 (mudah), sebanyak 95% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis = 1,0 dan rpbis = 0,585

menunjukan bahwa keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat

membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop

endorsing/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak 0% yang merespon

alternative jawaban C, D dan E, dan 4% merespon alternative jawaban B. Tanda

positif daya pembeda pada alternative jawaban A sebagai kunci menunjukan bahwa

kunci sudah berfungsi dengan baik.

7. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,957 (mudah), sebanyak 95% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis = 1,0 dan rpbis = 0,585

menunjukan bahwa keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat

membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop

endorsing/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative

jawaban A, C dan E, 4% merespon alternative jawaban D. Tanda positif daya

pembeda pada alternative jawaban B yang merupakan kunci menunjukan bahwa

kunci sudah berfungsi dengan baik.

8. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,304 (sedang), sebanyak 30% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis = 0,558 dan rpbis = 0,424

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

34

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

sudah berfungsi dengan baik yakni sebanyak 39% merespon alternative jawaban B,

8% merespon alternative jawabn C, 17% merespon alternative jawaban D, 4%

merespon alternative jawaban A (pengecoh A belum berfungsi). Tanda positif daya

pembeda pada alternative jawaban E yang merupakan kunci menunjukan bahwa

kunci sudah berfungsi dengan baik.

9. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,913 (mudah), sebanyak 91% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis = 1,0 dan rpbis = 0,846,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing/pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A, D dan E.

8% merespon alternative jawaban B. Tanda positif daya pembeda pada alternative

jawaban C yang merupakan kunci menunjukan bahwa kunci sudah berfungsi dengan

baik.

Gambar 4. Lanjutan File RPLBHASIL.Txt (Butir No. 10 sd 14)

35

Analisis Butir Soal No. 10 sd Butir Soal No. 14 sebagai berikut :

10. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,870 (mudah), sebanyak 87% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,153 dan rpbis = 0,097,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A dan D,

4% merespon alternative jawaban B, 8% merespon alternative jawaban C. Tanda

positif daya pembeda pada alternative jawaban E yang merupakan kunci

menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan baik.

11. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,087 (sukar), hanya 8% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,616 dan rpbis = 0,346,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban D dan E, 8%

merespon alternative jawaban C, 82% merespon alternative jawaban B. Namun tanda

positif daya pembeda pada alternative jawaban A yang merupakan kunci

menandakan bahwa kunci belum berfungsi dengan baik karena ternyata daya

pembeda pada alternative jawaban B juga positif dan cenderung peserta tes yang

pintar lebih memilih alternative jawaban B dari pada alternative jawaban A (kunci).

Oleh karena itu periksa kembali kunci jawaban, apabila kunci jawaban ternyata salah

lakukan kembali analisis soal, dan apabila ternyata kunci jawaban sudah benar maka

kemungkinan kesalahan terletak pada kesalahan penguasaan konsep oleh peserta

didik.

12. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,870 (mudah), sebanyak 87% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,358 dan rpbis = 0,225,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A dan E, 8%

merespon alternative jawaban B, 4% merespon alternative jawaban C. Tanda positif

36

daya pembeda pada alternative jawaban D yang merupakan kunci menandakan

bahwa kunci sudah berfungsi dengan baik.

13. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,913 (mudah), sebanyak 91% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,753 dan rpbis = 0,423,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban C, D dan E,

8% merespon alternative jawaban A. Tanda positif daya pembeda pada alternative

jawaban B yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan

baik.

14. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,870 (mudah), sebanyak 87% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,511 dan rpbis = 0,322,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban C, 4%

merespon alternative jawaban A, D, E. Tanda positif daya pembeda pada alternative

jawaban B yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan

baik.

37

Gambar 5. Lanjutan File RPLBHASIL.Txt (Butir No. 15 sd 19)

38

Analisis Butir Soal No. 15 sd Butir Soal No. 19 sebagai berikut :

15. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,565 (sedang), sebanyak 56% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,358 dan rpbis = 0,284,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A dan E,

34% merespon alternative jawaban B. 8% merespon alternative jawaban D. Tanda

positif daya pembeda pada alternative jawaban C yang merupakan kunci

menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan baik.

16. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,957 (mudah), sebanyak 95% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,0 dan rpbis = 0,0,

menunjukan keduanya bertanda positif. Namun tidak dapat membedakan peserta tes

yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh belum

berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban B, C dan D, 4%

merespon alternative jawaban E. Tanda positif daya pembeda pada alternative

jawaban A yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan

baik.

17. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,913 (mudah), sebanyak 91% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 1,000 dan rpbis = 0,846,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban B, C dan E,

8% merespon alternative jawaban D. Tanda positif daya pembeda pada alternative

jawaban A yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan

baik.

18. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,870 (mudah), sebanyak 87% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 1,000 dan rpbis = 0,708,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

39

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban B dan E, 4%

merespon alternative jawaban A. 8% merespon alternative jawaban C. Tanda positif

daya pembeda pada alternative jawaban D yang merupakan kunci menandakan

bahwa kunci sudah berfungsi dengan baik.

19. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,739 (mudah), sebanyak 73% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 1,000 dan rpbis = 0,741,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A, 8%

merespon alternative jawaban B. 4% merespon alternative jawaban D. 13%

merespon alternative jawaban E Tanda positif daya pembeda pada alternative

jawaban C yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan

baik.

Gambar 6. Lanjutan File RPLBHASIL.Txt (Butir No. 20 sd 24)

40

Analisis Butir Soal No. 20 sd Butir Soal No. 24 sebagai berikut:

20. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,000 (sukar), sebanyak 0% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= -9,000 dan rpbis = -9,000,

menunjukan keduanya bertanda negatif. Hal ini berarti soal ini tidak dapat

membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing

/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A

dan E, 4% merespon alternative jawaban B. 95% merespon alternative jawaban C.

Tanda negatif daya pembeda pada alternative jawaban D yang merupakan kunci

menandakan bahwa kunci belum berfungsi dengan baik.

21. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,435 (sedang), sebanyak 43% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,578 dan rpbis = 0,459,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban E, 8%

merespon alternative jawaban A dan D. 39% merespon alternative jawaban C. Tanda

positif daya pembeda pada alternative jawaban B yang merupakan kunci

menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan baik.

22. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,652 (mudah), sebanyak 65% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,821 dan rpbis = 0,637,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban D, 21%

merespon alternative jawaban B. 8% merespon alternative jawaban C. 4% merespon

alternative jawaban E. Tanda positif daya pembeda pada alternative jawaban A yang

merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan baik.

23. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,087 (sukar), hanya 8% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= -0,205 dan rpbis = -0,115,

menunjukan keduanya bertanda negatif. Hal ini berarti soal ini tidak dapat

41

membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing

/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak 8% merespon alternative jawaban B

dan D, 4% merespon alternative jawaban E. 69% merespon alternative jawaban A.

Tanda negatif daya pembeda pada alternative jawaban C yang merupakan kunci

menandakan bahwa kunci belum berfungsi dengan baik karena ternyata alternative

jawaban A memiliki daya pembeda positif dan cenderung peserta tes yang pintar

lebih banyak memilih alternative jawaban A dari pada alternative jawaban C (kunci).

Oleh karena itu periksa kembali kunci jawaban, apabila kunci jawaban ternyata salah

lakukan kembali analisis soal, dan apabila ternyata kunci jawaban sudah benar maka

kemungkinan kesalahan terletak pada kesalahan penguasaan konsep oleh peserta

didik.

24. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,609 (sedang), sebanyak 60% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,085 dan rpbis = 0,067,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 4% merespon alternative jawaban A dan C,

8% merespon alternative jawaban D. 21% merespon alternative jawaban B. Tanda

positif daya pembeda pada alternative jawaban E yang merupakan kunci

menandakan bahwa kunci belum berfungsi dengan baik karena ternyata daya

pembeda pada alternative jawaban B lebih besar sehingga hal ini menunjukan peserta

tes yang pintar cenderung memilih alternative jawaban B dari pada alternative

jawaban E (kunci). Oleh karena itu periksa kembali kunci jawaban, apabila kunci

jawaban ternyata salah lakukan kembali analisis soal, dan apabila ternyata kunci

jawaban sudah benar maka kemungkinan kesalahan terletak pada kesalahan

penguasaan konsep oleh peserta didik.

42

Gambar 7. Lanjutan File RPLBHASIL.Txt (Butir No. 25 sd 29)

43

Analisis Butir Soal No. 25 sd Butir Soal No. 29 sebagai berikut :

25. Tingkat kesukaran soal ini adalah 1,000 (mudah), sebanyak 100% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= -9,000 dan rpbis = -9,000,

menunjukan keduanya bertanda negatif. Hal ini berarti soal ini tidak dapat

membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing

/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban

B, C, D dan E. Tanda negatif daya pembeda pada alternative jawaban A yang

merupakan kunci menandakan bahwa kunci tidak berfungsi dengan baik. Karena

semua peserta tes dapat menjawab dengan benar soal ini.

26. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,174 (sukar), sebanyak 17% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= -0,253 dan rpbis = -0,172,

menunjukan keduanya bertanda negatif. Hal ini berarti soal ini tidak dapat

membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing

/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban

D. 17% merespon alternative jawaban B, 8% merespon alternative jawaban C, 56%

merespon alternative jawaban E. Tanda negatif daya pembeda pada alternative

jawaban A yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci tidak berfungsi dengan

baik. Karena ternyata daya pembeda pada alternative jawaban E bertanda positif dan

lebih banyak di respon oleh peserta yang pintar. Oleh karena itu periksa kembali

kunci jawaban, apabila kunci jawaban ternyata salah lakukan kembali analisis soal,

dan apabila ternyata kunci jawaban sudah benar maka kemungkinan kesalahan

terletak pada kesalahan penguasaan konsep oleh peserta didik.

27. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,783 (mudah), sebanyak 78% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,811 dan rpbis = 0,578,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A dan C,

4% merespon alternative jawaban D. 17% merespon alternative jawaban E. Tanda

44

positif daya pembeda pada alternative jawaban B yang merupakan kunci

menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan baik.

28. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,652 (mudah), sebanyak 65% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,733 dan rpbis = 0,569,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban C, 4%

merespon alternative jawaban B dan E, 26% merespon alternative jawaban D. Tanda

positif daya pembeda pada alternative jawaban A yang merupakan kunci

menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan baik.

29. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,783 (mudah), sebanyak 78% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,295 dan rpbis = 0,210,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban D dan E, 8%

merespon alternative jawaban A, 13% merespon alternative jawaban C. Tanda positif

daya pembeda pada alternative jawaban B yang merupakan kunci menandakan

bahwa kunci sudah berfungsi dengan baik.

45

Gambar 8. Lanjutan File RPLBHASIL.Txt (Butir No. 30 sd 34)

46

Analisis Butir Soal No. 30 sd Butir Soal No. 34 sebagai berikut :

30. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,130 (sukar), hanya sebanyak 13% peserta tes

dapat menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= -0,652 dan rpbis = -

0,354, menunjukan keduanya bertanda negatif. Hal ini berarti soal ini tidak dapat

membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing

/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak 13% merespon alternative jawaban

A, 8% merespon alternative jawaban B, 4% merespon alternative jawaban E. 60%

merespon alternative jawaban C. Tanda negatif daya pembeda pada alternative

jawaban D yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci belum berfungsi dengan

baik karena ternyata daya pembeda alternative jawaban C bertanda positif dan

cenderung peserta tes yang pintar lebih memilih alternative jawaban C dari pada

alternative jawaban D (kunci). Oleh karena itu periksa kembali kunci jawaban,

apabila kunci jawaban ternyata salah lakukan kembali analisis soal, dan apabila

ternyata kunci jawaban sudah benar maka kemungkinan kesalahan terletak pada

kesalahan penguasaan konsep oleh peserta didik.

31. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,783 (mudah), sebanyak 78% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,295 dan rpbis = 0,210,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A, 8%

merespon alternative jawaban B dan E, 4% merespon alternative jawaban D. Tanda

positif daya pembeda pada alternative jawaban C yang merupakan kunci

menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan baik.

32. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,913 (mudah), sebanyak 91% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 1,000 dan rpbis = 0,846,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A, D dan E,

8% merespon alternative jawaban B. Tanda positif daya pembeda pada alternative

47

jawaban C yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan

baik.

33. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,609 (sedang), sebanyak 60% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,085 dan rpbis = 0,067,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban E, 21%

merespon alternative jawaban C. 4% merespon alternative jawaban D, 13%

merespon alternative jawaban B. Tanda positif daya pembeda pada alternative

jawaban A yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci belum berfungsi dengan

baik karena ternyata daya pembeda pada alternative jawaban B bertanda positif juga

dan lebih besar dari kunci. Hal ini menunjukan peserta tes yang pintar cenderung

memilih alternative jawaban B dari pada alternative jawaban A sebagai kunci. Oleh

karena itu periksa kembali kunci jawaban, apabila kunci jawaban ternyata salah

lakukan kembali analisis soal, dan apabila ternyata kunci jawaban sudah benar maka

kemungkinan kesalahan terletak pada kesalahan penguasaan konsep oleh peserta

didik.

34. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,478 (sedang), sebanyak 47% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,735 dan rpbis = 0,586,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

sudah berfungsi dengan baik, tampak 26% merespon alternative jawaban A, 8%

merespon alternative jawaban B, C dan E,. Tanda positif daya pembeda pada

alternative jawaban D yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah

berfungsi dengan baik.

48

Gambar 9. Lanjutan File RPLBHASIL.Txt (Butir No. 35 sd 36)

Analisis Butir Soal No. 35 sd Butir Soal No. 36 sebagai berikut :

35. Tingkat kesukaran soal ini adalah 1,000 (mudah), sebanyak 100% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= -9,000 dan rpbis = -9,000,

menunjukan keduanya bertanda negatif. Hal ini berarti soal ini tidak dapat

membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing

/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban

A, C, D, E. Tanda negatif daya pembeda pada alternative jawaban B yang merupakan

kunci menandakan bahwa kunci belum berfungsi dengan baik karena ternyata semua

peserta tes dapat menjawab dengan benar soal ini.

36. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,826 (mudah), sebanyak 82% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,971 dan rpbis = 0,658,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban B, C, E.

17% merespon alternative jawaban A. Tanda positif daya pembeda pada alternative

jawaban D yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan

baik.

49

Gambar 10. Lanjutan File RPLBHASIL.Txt (Butir No. 37 sd 40)

Analisis Butir Soal No. 37 sd Butir Soal No. 40 sebagai berikut :

37. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,957 (mudah), sebanyak 95% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 1,000 dan rpbis = 0,585,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A, B, C. 4%

merespon alternative jawaban D. Tanda positif daya pembeda pada alternative

jawaban E yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan

baik.

50

38. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,261 (sukar), sebanyak 26% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= -0,834 dan rpbis = -0,617,

menunjukan keduanya bertanda negatif. Hal ini berarti soal ini tidak dapat

membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing

/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban A

dan D. 8% merespon alternative jawaban B. 65% merespon alternative jawaban E.

Tanda negatif daya pembeda pada alternative jawaban C yang merupakan kunci

menandakan bahwa kunci belum berfungsi dengan baik karena ternyata daya

pembeda pada alternative jawaban E bertanda positif dan cenderung peserta tes yang

pintar lebih memilih alternative jawaban E dari pada alternative jawaban C sebagai

kunci. Oleh karena itu periksa kembali kunci jawaban, apabila kunci jawaban

ternyata salah lakukan kembali analisis soal, dan apabila ternyata kunci jawaban

sudah benar maka kemungkinan kesalahan terletak pada kesalahan penguasaan

konsep oleh peserta didik.

39. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,087 (sukar), hanya 8% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= 0,068 dan rpbis = 0,038,

menunjukan keduanya bertanda positif. Hal ini berarti soal ini dapat membedakan

peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing /pengecoh

belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban E. 4%

merespon alternative jawaban B. 13% merespon alternative jawaban C, 73%

merespon alternative jawaban D. Tanda positif daya pembeda pada alternative

jawaban A yang merupakan kunci menandakan bahwa kunci sudah berfungsi dengan

baik.

40. Tingkat kesukaran soal ini adalah 0,304 (sedang), sebanyak 30% peserta tes dapat

menjawab soal ini dengan benar. Daya pembedanya, rbis= -0,217 dan rpbis = -0,165,

menunjukan keduanya bertanda negatif. Hal ini berarti soal ini tidak dapat

membedakan peserta tes yang pintar dan kurang pintar. Dilihat dari prop endorsing

/pengecoh belum berfungsi dengan baik, tampak 0% merespon alternative jawaban

D. 4% merespon alternative jawaban B dan C. 60% merespon alternative jawaban A.

51

Tanda negatif daya pembeda pada alternative jawaban E yang merupakan kunci

menandakan bahwa kunci belum berfungsi dengan baik karena ternyata daya

pembeda pada alternative jawaban A bertanda positif dan cenderung peserta tes yang

pintar lebih memilih alternative jawaban A daripada alternative jawaban E sebagai

kunci. Oleh karena itu periksa kembali kunci jawaban, apabila kunci jawaban

ternyata salah lakukan kembali analisis soal, dan apabila ternyata kunci jawaban

sudah benar maka kemungkinan kesalahan terletak pada kesalahan penguasaan

konsep oleh peserta didik.

Gambar 11. Statistik Scale/ Statistik Tes, Nama File: RPLBHASIL.Txt

52

Analisis Scale Statistic di atas adalah sebagai berikut :

1. N of Items : Jumlah butir soal dalam tes ulangan harian mata

pelajaran Sistem Operasi yakni sebanyak 40 butir

soal.

2. N of Examines : Jumlah peserta tes yang digunakan dalam analisis.

Jumlah peserta didik kelas X RPL-B yakni 23.

3. Mean : Skor/rata-rata peserta tes yakni 25,00.

4. Varians : Varian dari distribusi skor peserta tes yang

memberikan gambaran tentang sebaran skor peserta

tes. Nilai varians diperoleh 16,087.

5. Std deviasi : Standar deviasi dari distribusi skor peserta tes.

Standar deviasi diperoleh 4,011.

6. Skew : Kemiringan distribusi skor peserta yang memberikan

gambaran tentang bentuk distribusi skor peserta tes.

Kemiringan negative menunjukan bahwa sebagian

besar skor berada pada bagian atas/skor tinggi dari

distribusi skor. Sebaliknya kemiringan positif

menunjukan bahwa sebagian besar skor berada pada

bagian bawah/skor rendah dari distribusi skor.

Kemiringan nol menunjukan bahwa skor

berdistribusi secara simetris di sekitar rata-

rata/mean. Dari hasil komputasi menunjukan bahwa

skew -1,593. Artinya sebagian besar skor berada

pada bagian atas/skor tinggi dari distribusi skor.

7. Kurtosis : Puncak distribusi skor yang menggambarkan

kelandaian distribusi skor dibanding dengan

distribusi normal. Nilai positif menunjukan

distribusi yang lebih lancip/memuncak dan nilai

negative menunjukan distribusi yang lebih

landai/merata. Kurtosis untuk distribusi normal

adalah nol. Hasil komputasi menunjukan kurtosis

53

diperoleh 2,243 artinya ini menunjukan distribusi

lancip/memuncak.

8. Minimum : Skor terendah peserta dalam tes. Pada tes Ulangan

Harian ini skor terendah adalah 14.

9. Maximum : Skor tertingi peserta dalam tes. Pada tes Ulangan

Harian ini skor maksimum adalah 30.

10. Median : Skor tengah dimana 50% berada pada/lebih rendah

dari skor tersebut. Pada tes ini diperoleh median

adalah 25.

11. Alpha : Koefisien reliabilitas alpha untuk tes yang

merupakan indeks homogenitas tes. Reliabilitas

adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang

sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada

situasi yang berbeda. Pada tes Ulangan Harian ini

diperoleh Alpha / reliabilitas 0,703 termasuk

reliabilitas tinggi.

12. SEM : Kesalahan pengukuran standar untuk setiap tes.

SEM merupakan estimit dari standar deviasi

kesalahan pengukuran dalam skor tes. Kesalahan

pengukuran membantu pemakai tes dalam

memahami kesalahan bersifat random yang

mempengaruhi skor peserta dalam pelaksanaan tes.

SEM yang diperoleh adalah 2,184.

13. Mean-p : Rata-rata tingkat kesukaran semua butir soal dalam

tes secara klasikal dihitung dengan cara mencari

rata-rata proporsi peserta tes yang menjawab benar

semua butir soal dalam tes. Mean-p diperoleh 0,625.

14. Mean item tot : Nilai rata-rata indeks daya pembeda dari semua soal

dalam tes yang diperoleh dengan menghitung nilai

rata-rata point biserial dari semua soal dalam tes.

Mean item tot diperoleh 0,301.

54

15. Mean biserial : Nilai rata-rata indeks daya pembeda yang diperoleh

dengan menghitung nilai rata-rata korelasi biserial

dari semua butir soal dalam tes. Mean biserial

diperoleh 0,417.

Gambar 12. File Skor Kelas X RPL-B Dengan nama File SKORRPLB.Txt

Gambar 12. Menunjukan tampilan dari skor yang diperoleh peserta tes kelas X RPL-B

SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng sebanyak 23 peserta didik. Terlihat skor yang

paling rendah diperoleh oleh peserta didik no urut 020 dan 022 dengan skor 14. Sedangkan

skor tertinggi diperoleh oleh peserta didik no urut 014 dengan perolehan skor 30.

55

Komparatif Desain Instrumen Tes Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem

Operasi dengan Data Empirik.

Pengembangan instrumen tes Ulangan Harian Pilihan Ganda ini berdasarkan

silabus dan kisi-kisi yang dikembangkan sendiri. Di dalam kisi-kisi untuk setiap butir

soal di masukan Tingkat Kesukarannya yang meliputi Mudah, Sedang, Sukar.

Penetapan tingkat kesukaran ini, berdasarkan prediksi awal penulis. Dengan harapan

semua soal akan dapat di jawab dengan benar oleh setiap peserta didik kelas X RPL-B.

Setelah tes pilihan ganda di ujikan ke peserta didik Kelas X RPL-B, penulis

melakukan analisis perbandingan dari desain awal setiap butir soal dari tingkat

kesukaran dengan hasil analisis butir soal data empirik. Dari 40 butir soal ditemukan

24 butir soal yang sama artinya antara desain awal dan hasil data empirik adalah sama.

Butir soal yang sama yakni butir soal nomor 2, 3, 5, 6, 8, 9, 14, 15, 18, 22, 24, 25, 27,

28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 39, 40. Misalkan pada butir soal nomor 2, di desain

awal dimasukan tingkat kesulitan soal ini adalah mudah. Ternyata ketika setelah di

lakukan uji coba kepada peserta didik dan jawaban di analisis dengan menggunakan

Ms. Exel dan ITEMAN di peroleh data empirik yang sama dengan tingkat kesukaran

butir soal mudah. Pada butir soal nomor 8, di desain awal dimasukan tingkat kesulitan

soal ini adalah sedang. Ternyata ketika setelah di lakukan uji coba kepada peserta

didik dan jawaban di analisis dengan menggunakan Ms. Exel dan ITEMAN di peroleh

data empirik yang sama dengan tingkat kesukaran butir soal sedang.

Namun dari 40 butir soal terdapat juga perbedaan antara yang di desain awal

dengan data empirik. Butir soal yang berbeda sebanyak 16 butir soal yakni butir soal

nomor 1, 4, 7, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 19, 20, 21, 23, 26, 37, 38. Misalkan pada butir

soal nomor 1, di desain awal dimasukan tingkat kesulitan soal ini adalah mudah.

Ternyata ketika setelah di lakukan uji coba kepada peserta didik dan jawaban di

analisis dengan menggunakan Ms. Exel dan ITEMAN di peroleh data empirik yang

berbeda dengan tingkat kesukaran butir soal sukar. Padahal soal ini merupakan soal

dari kompetensi dasar pertama untuk mata pelajaran Sistem Operasi Semester 2.

Penulis memprediksikan, bahwa terjadi kesalahan pemahaman konsep.tentang maksud

pertanyaan butir soal ini. Pada butir soal nomor 4, di desain awal dimasukan tingkat

kesulitan soal ini adalah sedang. Ternyata ketika setelah di lakukan uji coba kepada

56

peserta didik dan jawaban di analisis dengan menggunakan Ms. Exel dan ITEMAN di

peroleh data empirik yang berbeda dengan tingkat kesukaran butir soal sukar.

2. Penilaian Sikap

Penilaian sikap harus mengacu kepada rubrik penilaian. Di dalam rubric

penilaian terdapat aspek-aspek penilaian sikap dengan indicator beserta skor untuk

masing-masing indicator. Sehingga guru menilai secara objektif sesuai dengan apa

yang di tampilkan peserta didik. Skor yang di berikan adalah skor 1-4 dengan

menggunakan skala Likert. Skor 4 adalah sangat baik, skor 3 adalah baik, skor 2

cukup dan skor 1 kurang. Adapun aspek-aspek yang menjadi penilaian sikap adalah

sebagai berikut :

a. Tekun.

b. Kerja sama

c. Tanggung jawab

d. Toleran

e. Kreatifitas

f. Kejujuran

g. Kecermatan

h. Santun

i. Responsive

j. Proaktif

k. Taat menjalankan agama.

Di dalam proses pengolahan nilai sikap tidak bisa dirata-ratakan dalam bentuk

angka, melainkan harus di deskripsikan dengan kalimat yang di sebut dengan deskripsi

kemajuan belajar. Deskripsi ini meliputi aspek-aspek yang di sebutkan diatas yang di

tampilkan oleh setiap peserta didik. Untuk pengisian dan pengolahan nilai sikap

menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi. Penulis mengembangkan sebuah aplikasi

sederhana untuk mengolah nilai sikap dan nilai praktik peserta didik. Dengan aplikasi

sederhana ini, guru tidak perlu mengetik manual setiap deskripsi kemajuan belajar

peserta didik. Di aplikasi ini akan muncul secara otomatis deskripsi kemajuan belajar

57

dari peserta didik sehingga pekerjaan guru menjadi lebih efisien. Berikut tampilan dari

penilaian sikap.

Gambar 13. Tampilan Input Aspek Penilaian.

Pada tampilan Data Aspek Penilaian di atas merupakan tampilan untuk guru mula-

mula memasukan/input aspek-aspek yang menjadi penilaian, dalam aplikasi ini ada 11

aspek penilaian seperti yang telah disebutkan diatas.

Gambar 14. Tampilan Input Indikator Aspek Penilaian.

Pada tampilan di atas merupakan tampilan untuk guru memasukan indicator serta

skor untuk masing-masing indicator dari setiap aspek penilaian. Skor yang digunakan

antara 1-4 menggunakan skala Likert. Tampilan ini bisa di input manakala tampilan

awal (Gambar.13. Tampilan Input Aspek Penilaian) telah di input.

58

Gambar. 15. Tampilan Aspek dan Rubrik Penilaian.

Tampilan Gambar. 15. Tampilan Aspek dan Rubrik penilaian merupakan tampilan

yang berisi aspek-aspek penilaian beserta indicator dari setiap aspek dan skor dari

setiap aspek yang telah di input guru pada tampilan gambar sebelumnya.

59

Gambar. 16. Tampilan Instrumen Penilaian Sikap.

Tampilan gambar. 16. Tampilan Instrumen Penilaian Sikap merupakan tampilan

untuk memasukan/menginput nilai sikap masing-masing peserta didik. Dalam

memasukan nilai sikap untuk masing-masing aspek penilaian, hendaknya guru

bersikap objektif dan mengacu kepada rubric penilaian. Guru dapat membaca di kolom

Grid rubric penilaian yang disediakan di bagian atas tampilan/form ini. Sehingga guru

dengan tepat memberikan skor antara 1-4 untuk masing-masing aspek.

60

3. Penilaian Keterampilan

Sama halnya dengan penilaian sikap, penilaian keterampilan juga harus

mengacu pada rubric penilaian. Hanya saja bedanya kalau penilaian sikap,aspek-aspek

yang menjadi penilaian sudah jelas dan paten. Sedangkan penilaian keterampilan tidak

paten artinya setiap KD /Kompetensi Dasar memiliki aspek-aspek penilaian yang

berbeda. Sehingga guru harus membuat rubric penilaian praktik untuk setiap KD

/Kompetensi Dasar yang akan di praktikan. Skala penilaian juga menggunakan skala

Likert 1-4. Kemudian dari nilai ini di konversi untuk menentukan nilai akhir

keterampilan peserta didik.

Pada kurikulum 2013, system penilaian baik dari ranah pengetahuan, sikap dan

keterampilan harus mempunyai penilaian dalam bentuk deskripsi kalimat yang di

sebut dengan deskripsi kemajuan belajar. Oleh karena itu dalam perangkat lunak

aplikasi penilaian yang dikembangkan dengan menggunakan Bahasa Pemrograman

Borland Delphi, penulis membuat pengolahan nilai menjadi otomatis. Demikian juga

dengan deskripsi kemajuan belajar akan muncul secara otomatis tanpa harus di ketik

manual yang akan membutuhkan waktu lama.

Deskripsi kemajuan belajar inilah yang membuat guru-guru sangat terbebani

dalam mengolah nilai. Karena setiap peserta didik harus di deskripsikan dari ranah

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sehingga jika dalam sekelas jumlah peserta

didik 32 orang dan guru tersebut mengampuh sebanyak 5 kelas maka akan semakin

lama waktu yang dibutuhkan dalam mengolah nilai jika manual. Berikut ditampilkan

instrumen penilaian keterampilan.

61

Gambar 17. Tampilan Instrumen Penilaian Keterampilan.

Pada tampilan Gambar 17. Tampilan Instrumen Penilaian Keterampilan

merupakan tampilan untuk memasukan/menginput nilai keterampilan setiap peserta

didik. Setiap KD /Kompetensi Dasar yang di praktikan memiliki indicator penilaian

yang berbeda-beda. Pada kesempatan ini, penulis hanya membuat instrumen penilaian

untuk 1 KD/ Kompetensi Dasar dengan 5 indikator penilaian yakni persiapan,

ringkasan, kerapihan, waktu dan materi. Penilaian untuk masing –masing indicator

memiliki rentang nilai 1-4 menggunakan skala Likert sama seperti pada penilaian

sikap.

62

4. Penjelasan Aplikasi Instrumen Penilaian Menggunakan Borland Delphi 7.0

Pada kesempatan ini, penulis mengembangkan sebuah aplikasi instrumen penilaian

yang meliputi penilaian pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk penilaian

pengetahuan, penulis mengembangkan tes ulangan harian mata pelajaran Sistem

Operasi kelas X dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 30 butir soal. Butir soal ini

merupakan butir soal yang telah di ujikan kepada peserta didik dan telah di lakukan

analisis.

1. Tampilan Login User.

Berikut tampilan dari bagian instrumen penilaian pengetahuan.

Gambar 18. Tampilan Login User.

Pada tampilan Login User merupakan tampilan awal user untuk masuk ke

tampilan berikutnya. Disini terdapat kombo box kategori yakni kategori siswa dan

guru. Siswa hanya memiliki hak akses untuk menjawab soal tes ulangan harian Mata

pelajaran Sistem Operasi sebanyak 30 butir soal. Sedangkan guru memiliki hak akses

untuk mengisi instrumen penilaian sikap dan penilaian keterampilan. Berikut

tampilan untuk tes ulangan harian Mata Pelajaran Sistem Operasi.

63

Gambar 19. Instrumen Tes Pilihan Ganda Ulangan Harian SO.

Pada tampilan diatas merupakan tampilan untuk peserta didik mengikuti tes

pilihan ganda ulangan harian mata pelajaran Sistem Operasi. Nama peserta didik

yang penulis masukan di sini merupakan sampel dari kelas X TKJ-A. Pada tampilan

ini setelah peserta didik login pada tampilan user, maka akan terbuka tampilan tes ini

dengan jumlah soal sebanyak 30 butir soal pilihan ganda. Peserta didik dapat

memilih soal yang di anggap mudah untuk dikerjakan terlebih dahulu. Dengan

mengklik pada setiap butir soal dan akan muncul option pilihan jawaban di bagian

tengah bawah. Dan peserta didik memilih jawaban yang tepat pada kombo box yang

disediakan. Di bagian ujung sebelah kanan terlihat jawaban dari peserta didik untuk

setiap butir soal. Di sini berfungsi agar peserta didik dapat mengetahui butir soal

mana yang belum terjawab. Pada bagian tengah yang tampilan kosong, merupakan

tampilan untuk butir soal bergambar. Gambar akan muncul pada bagian yg kososng

ini.

64

2. Tampilan Pengembangan Tes Pilihan Ganda

Pada bagian ini merupakan bagian pengembangan tes pilihan ganda mata

pelajaran Sistem Operasi Kelas X. Pada proses pembuatan ini terdiri dari

tampilan input butir soal, tampilan input alternative jawaban, dan input

alternative kunci jawaban. Berikut tampilan dari ketiga bagian tersebut.

Gambar 20. Tampilan Input Butir Soal.

Pada tampilan ini merupakan tampilan untuk mulai memasukan butir soal.

Terdiri dari nomor butir soal dan soalnya. Jika sebanyak 30 butir soal maka

sebanyak 30 kali guru menginput/memasukan di tampilan ini.

65

Gambar 21. Tampilan Label/Alternatif Jawaban A-E.

Pada tampilan ini merupakan tampilan untuk mengisi/memasukan

alternative jawaban untuk pilihan A-E. pada bagian ini setelah dimasukan alternative

setiap jawaban A-E maka akan tampil di kolom grid sehingga guru dapat melihat

hasil dari masukannya tadi. Hal ini memudahkan guru dalam membaca kembali

jawaban dari setiap option A-E dan guru dapat melakukan pengeditan kembali jika

ada yang ingin diperbaiki.

66

Gambar 22. Tampilan Kunci Jawaban

Pada tampilan diatas merupakan tampilan untuk memasukan kunci jawaban

untuk setiap butir soal. Setelah di masukan maka akan muncul di kolom grid di

bagian tengah dari tampilan ini.

3. Input Data Siswa.

Pada bagian ini guru memasukan data siswa untuk setiap kelas dan angkatan.

Sehingga akan memudahkan dalam pengolahan nilai akhir. Berikut tampilan dari

input data siswa.

67

Gambar 23. Tampilan Input Data Siswa.

Pada tampilan ini guru memasukan tahun masuk siswa, kelas, Nim, nama siswa

dan status siswa. Di masukan sebanyak kelas yang di ampuh pada mata pelajaran

yang bersangkutan.

Gambar 24. Hasil Inputan Data Siswa.

Pada tampilan gambar 24. Merupakan data siswa yang telah di masukan/di input

guru. Di sebelah kiri terdapat tahun ajaran masuk dan di sebelah kanan terdapat nama-

nama siswa. Ketika di klik tahun ajaran maka akan muncul kelas-kelas yang ada di tahun

ajaran tersebut dan untuk melihat data siswanya, guru memilih kelas yang hendak di lihat

data siswanya.

68

4. Tampilan Laporan Nilai Akhir Semester Siswa.

Pada bagian ini merupakan tampilan nilai akhir siswa yang meliputi nilai

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Laporan Nilai akhir ini merupakan nilai

akhir semester yang diberikan guru mata pelajaran kepada wali kelas di setiap

semester berakhir.

Gambar 25. Laporan Nilai Akhir Semester Siswa.

Pada tampilan gambar 25 merupakan laporan nilai akhir semester mata

pelajaran Sistem Operasi yang meliputi nilai pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Bentuk laporan ini sesuai dengan Kurikulum 2013 yang di gunakan di SMK Negeri 3

Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah hingga sekarang ini. Semua nilai-nilai yang ada

di dalam laporan ini terisi secara otomatis demikian juga dengan deskripsi kemajuan

belajar siswa. Sehingga dengan aplikasi yang dikembangkan ini dapat memudahkan

pekerjaan guru dalam melakukan pengolalah nilai mata pelajaran yang di ampuh.

69

BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari hasil dan Pembahasan di Bab IV dapat di simpulkan sebagai berikut :

1. Hasil perhitungan validitas butir soal Tes Ulangan Harian Mata Pelajaran Sistem

Operasi Kelas X RPL-B SMK Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng diperoleh 18

butir soal valid dan 22 butir soal tidak valid.

2. 18 butir soal yang valid yakni butir soal 3, 5, 6, 7, 8, 9, 13, 17, 18, 19, 21, 22, 26,

27, 28, 32, 34, dan 36. Soal yang valid ini memiliki nilai r hitung >= dari nilai r

tabel.

3. Delapan butir soal yang r hitung negative yakni butir soal 1, 4, 16, 23, 30, 35, 38,

40.

4. Dua butir soal yang memiliki r hitung 0 yakni butir soal 20 dan butir soal 25. Pada

butir soal 20 tidak valid karena semua peserta didik tidak dapat menjawab dengan

benar, sedangkan butir soal 25 tidak valid karena semua peserta didik dapat

menjawab dengan benar.

5. Tingkat reliabilitas dari Tes Ulangan Harian ini tergolong tinggi yakni 0,7.

6. Hasil analisis berdasarkan kriteria menunjukan bahwa 1 peserta didik yang

memperoleh nilai >= 75, sebanyak 20 peserta didik yang memperoleh nilai baik

antara nilai 50 sd < 75 dan 2 peserta didik yang memperoleh nilai kurang antara

nilai 25 sd < 50 dengan skor benar yang di peroleh adalah 14 benar.

7. hasil analisis berdasarkan norma menunjukan bahwa sebanyak 4 peserta didik

yang memperoleh nilai sangat baik yakni >= 75 , 7 peserta didik yang memperoleh

nilai baik yakni >= 65, 9 peserta didik memperoleh nilai cukup yakni >= 55 , 1

peserta didik yang memperoleh nilai kurang yakni >= 45 dan 2 peserta didik

memperoleh nilai yang sangat kurang yakni >= 35.

8. Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal Ulangan Harian Sistem Operasi

di Kelas X RPL-B terdapat 6 butir soal termasuk dalam klasifikasi Sukar, 23 butir

soal termasuk dalam klasifikasi Mudah dan 11 butir soal termasuk dalam klasifikasi

Sedang.

70

9. Dari hasil perhitungan diperoleh sebanyak 4 butir soal yang memiliki daya

pembeda baik sekali, 8 butir soal memiliki daya pembeda baik, 14 butir soal

memiliki daya pembeda cukup, 6 butir soal memiliki daya pembeda jelek, dan 8

butir soal memiliki daya pembeda tidak baik.

10. Pengecoh butir soal belum berfungsi dengan baik karena nilai prop endorsing <

0,05 atau < 5 % yang memilih pengecoh tersebut.

11. Di tinjau dari daya pembeda pada alternative jawaban, Nampak alternative jawaban

yang merupakan kunci sudah berfungsi dengan baik. Hal ini terlihat dari daya

pembeda alternative jawaban kunci bertanda positif.

12. Di tinjau dari daya pembeda butir soal yakni rbis dan rpbis bertanda positif. Hal ini

menunjukan bahwa sebagian besar soal dari tes ini sudah dapat membedakan

kelompok peserta tes yang pandai dan kelompok peserta tes yang kurang pandai.

13. Pengembangan aplikasi instrumen penilaian yang meliputi penilaian pengetahuan,

sikap dan keterampilan dapat memudahkan guru dalam mengolah nilai. Seperti

pada penilaian sikap dan penilaian keterampilan yang menuntut harus mengisi

deskripsi kemajuan belajar siswa, aplikasi ini sangat membantu mengefisienkan

pekerjaan guru.

2. Saran

Dari hasil pembahasan laporan ini tentang Pengembangan Instrumen Penilaian dan

Analisisnya, penulis dapat memberi saran sebagai berikut :

1. Sebagai pendidik, hendaknya selalu meningkatkan kemampuan dalam

mengembangkan instrumen penilaian baik berupa tes pilihan ganda atau tes

uraian.

2. Kegiatan analisis butir soal dari hasil tes kepada peserta didik hendaknya selalu

dilakukan agar diketahui butir soal yang layak untuk dijadikan bank soal. Selain

itu untuk mengetahui pencapaian ketuntasan belajar peserta didik.

3. Hendaknya memanfaatkan teknologi yang ada dalam melakukan pengembangan

dan analisis butir soal sehingga pekerjaan menjadi efektif dan efisien contohnya

dengan menggunakan software khusus yang disiapkan untuk menganalisis butir

soal yakni ITEMAN.

71

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1995. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Azwar, Saifudin. 2015. Reliabilitas dan Validitas Cetakan V. Yogyakarta: Pustakan

Pelajar.

Purwanto, M.Ngalim. 1994. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

PT. Remaja RosdaKarya

Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Surapranata. 2005. Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum 2004.

Bandung: PT. Remaja Rosda karya.

Thorndike, R.I., dan Hagen,E.P. 1997. Measurement and Evaluation in Psychology and

education, fourt edition. New York: Wiley and Sons.

72

SEKILAS PROFIL & UCAPAN TERIMA KASIH

Saya merupakan guru kejuruan (produktif) di SMK Negeri 3 Palu Sulawesi Tengah.

Lahir di Poso, 1 Maret 1984. Mengawali karir di dunia pendidikan sejak semester 3 di

STMIK Adhi Guna Palu dengan menjadi asisten dosen mata kuliah computer. Setelah lulus

kuliah tahun 2006, melanjutkan mengajar sebagai dosen mata kuliah Riset Operasional

(RO) di almamater hingga sekarang . Selain sebagai dosen, di Tahun 2007 hingga 2009

bekerja sebagai kepala bagian pendidikan di Widyaloka Cabang Palu. Berhenti bekerja dari

Widyaloka karena di terima sebagai Pegawai Negeri Sipil ( Guru Kejuruan TI ) Desember

tahun 2009.

Saya mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan Kuliah S2 di Pascasarjana UNY

karena mendapatkan Beasiswa dari Dikjar Propinsi Sulawesi Tengah. Ini merupakan kali

pertama Pemprof Sulteng bekerja sama dengan Pasca Sarjana UNY. Untuk mendapatkan

beasiswa ini, saya mengikuti tahap demi tahap persyaratan kualifikasi S2 guru kejuruan

dan guru IPS dan Sejarah. Proses penjaringan ini di ikuti oleh 45 guru dari kota dan

seluruh kabupaten yang ada di Sulteng dan yang lulus dan berhak mendapatkan beasiswa

ini sebanyak 12 guru yang terdiri dari 2 guru dari Kota Palu dan 10 guru dari kabupaten (6

guru kejuruan, 6 guru IPS dan Sejarah).

Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pak Dr. Drs.

Haryanto, M.Pd, M.T yang selama perkuliahan Mata Kuliah Evaluasi dan Asesmen PTK

telah membimbing dan memberikan begitu banyak pengetahuan dan pengalaman berkaitan

dengan Evaluasi dan Asesmen, Pengembangan Instrumen Penilaian, Teknik dan Analisis

Butir Soal. Selain itu banyak pengetahuan dan pengalaman di dapatkan ketika melakukan

Uji Coba Instrumen Tes Penilaian yakni Tes Ulangan Harian di Kelas X RPL-B di SMK

Negeri 3 Kota Palu Propinsi Sulteng. Semua ini sangat bermanfaat bagi saya khususnya

dan teman-teman Vokasi E umumnya. Sekali lagi saya ucapkan Banyak Terima Kasih

kepada Pak Dr. Drs. Haryanto, M.Pd, M.T dan mohon maaf atas segala kehilafan saya

selama perkuliahan.

WassalamuAlaikum Wr.Wb.

73

LAMPIRAN

1. SILABUS MATA PELAJARAN SISTEM

OPERASI

2. KISI-KISI SOAL ULANGAN HARIAN

3. TES ULANGAN HARIAN SISTEM

OPERASI

4. SAMPEL LEMBAR JAWABAN

5. KISI-KISI PENILAIAN SIKAP

6. KISI-KISI PENILAIAN KETERAMPILAN

7. RUBRIK PENILAIAN SIKAP

8. RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN

74