pengembangan kesenian wayang orang...

16
PENGEMBANGAN KESENIAN WAYANG ORANG MENJADI INDUSTRI KREATIF DALAM PAGUYUBAN KAPRIBADEN KAWRUH KASEPUHAN PAMENCAR PRAMANA NYATA DI DESA SRAGI KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Anik Juliati Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] Abstract: Wayang Orang art as one of sub-sector in the show art has very big chance to be developed and becomes creative industry. The aim of this research as describing and analyzing development strategy of wayang orang art to become creative industry at Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana Nyata in Sragi Village Talun Subdistrict Blitar Regency. Data collection technique that used in this research is observation, interview, and documentation. Based this research result, it can be known that Development strategy of wayang orang art to become creative industry at Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana Nyata as follow: wayang orang show packaged in tourism show; Wayang orang show and published it through television media; Over shaded to the non-formal institution, which is Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana Nyata; Cooperation with society, friend among community, government both village government or Blitar Regency government; Conduct wayang orang art show regularly on Sunday in Bangsal Kencana. Abstaks: Wayang orang sebagai salah satu sub sektor pada seni pertunjukan mempunyai peluang yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi industri kreatif. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis strategi pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif dalam paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata di desa Sragi kecamatan Talun kabupaten Blitar. Teknik pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa strategi pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif dalam paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata yaitu pementasan kesenian wayang orang dikemas dalam pertunjukan pariwisata; pementasan wayang orang dan disebarluaskan melalui media televesi; bernaung pada institusi nonformal yaitu paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata; Kerjasama dengan masyarakat, teman antar paguyuban, pemerintah baik pemerintah desa maupun kabupaten Blitar; mementaskan kesenian wayang orang secara rutin pada hari minggu di bangsal kencana. Kata Kunci: Pengembangan, Wayang Orang, Industri Kreatif Kebudayaan bersumber pada cipta, rasa, dan karsa manusia untuk menciptakan sarana yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidupnya. Menurut E.B. Tylor sebagaimana dikutip oleh Widagdho (2010:19) menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan yang lain serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat.

Upload: ngotuyen

Post on 05-Jun-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGEMBANGAN KESENIAN WAYANG ORANG MENJADI INDUSTRI KREATIF DALAM PAGUYUBAN KAPRIBADEN KAWRUH

KASEPUHAN PAMENCAR PRAMANA NYATA DI DESA SRAGI KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR

Anik JuliatiJurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang

E-mail: [email protected]

Abstract: Wayang Orang art as one of sub-sector in the show art has very big chance to be developed and becomes creative industry. The aim of this research as describing and analyzing development strategy of wayang orang art to become creative industry at Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana Nyata in Sragi Village Talun Subdistrict Blitar Regency. Data collection technique that used in this research is observation, interview, and documentation. Based this research result, it can be known that Development strategy of wayang orang art to become creative industry at Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana Nyata as follow: wayang orang show packaged in tourism show; Wayang orang show and published it through television media; Over shaded to the non-formal institution, which is Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana Nyata; Cooperation with society, friend among community, government both village government or Blitar Regency government; Conduct wayang orang art show regularly on Sunday in Bangsal Kencana.

Abstaks: Wayang orang sebagai salah satu sub sektor pada seni pertunjukan mempunyai peluang yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi industri kreatif. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis strategi pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif dalam paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata di desa Sragi kecamatan Talun kabupaten Blitar. Teknik pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa strategi pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif dalam paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata yaitu pementasan kesenian wayang orang dikemas dalam pertunjukan pariwisata; pementasan wayang orang dan disebarluaskan melalui media televesi; bernaung pada institusi nonformal yaitu paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata; Kerjasama dengan masyarakat, teman antar paguyuban, pemerintah baik pemerintah desa maupun kabupaten Blitar; mementaskan kesenian wayang orang secara rutin pada hari minggu di bangsal kencana.

Kata Kunci: Pengembangan, Wayang Orang, Industri Kreatif

Kebudayaan bersumber pada cipta, rasa, dan karsa manusia untuk

menciptakan sarana yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidupnya.

Menurut E.B. Tylor sebagaimana dikutip oleh Widagdho (2010:19) menyatakan

bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang di dalamnya terkandung

ilmu pengetahuan yang lain serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota

masyarakat.

Kebudayaan dan kesenian merupakan unsur penting, antara keduanya

memiliki peranan yang saling mengisi dan melengkapi sejalan dengan dinamika

perkembangannya masyarakat dalam menumbuhkan diri dan kedinamisannya. Hal

ini bukan keniscayaan bahwa kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan.

Kesenian yang maju akan menjadi simbol dari sebuah kebudayaan yang dinamis

dan sebaliknya kebudayaan yang dinamis dapat menjadi penanda dari kreativitas

dunia seni yang maju.

Wayang sebagai salah satu jenis kesenian, tumbuh beriringan dengan

perkembangan kebudayaan misalnya, iringan musik khas Jawa. Salah satu prestasi

dari wayang yang membanggakan yaitu wayang mendapat pengakuan

internasional sebagai World Master-piece Of Oral and Intangible Heritage Of

Humanity dari UNESCO, badan dunia PBB untuk pendidikan, ilmu pengetahuan,

dan kebudayaan sejak 7 November 2003 (Purwadmadi, 2013: 11).

Fakta menunjukkan era kemajuan teknologi dan informasi yang canggih

telah mempercepat proses transformasi sosial budaya yang berimbas pada

kebudayaan nasional menjadi kebudayaan pinggiran yang tersisihkan.

Keberagaman budaya modern mulai merasuk dan berbenturan dengan budaya

lokal dan nasional. Akibatnya, kebudayaan nasional seperti wayang secara

perlahan mulai ditinggalkan pendukungnya. Oleh sebab itulah diperlukan

reformasi, transformasi dan adaptasi dalam meningkatkan daya tarik wayang

orang.

Peningkatan daya tarik wayang orang harus diimbangi dengan ketrampilan

yang kreatif dari seorang seniman dalam mengemas pagelaran wayang orang.

Untuk itu diperlukan suatu pengolahan yang kreatif dan inovatif dengan

memanfaatkan teknologi tanpa meninggalkan pakemnya. Sehingga pementasan

wayang orang akan semakin dicintai oleh masyarakat dengan kemasan wisata

sebagai model pengembangan industri kreatif yang menghasilkan sumber

ekonomi. Pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif ini

sangat cocok diterapkan di kota Blitar. Sebab Blitar memiliki wisata budaya yang

beragam seperti makam pahlawan Ir. Soekarno ,Water Park Sumber Udel, Kebon

Rojo, dan makam Ariyo Blitar. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian

tentang “pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif dalam

paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata di Desa

Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar”.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis penelitian

deskriptif dimana data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan angka.

Dengan metode kualitatif jenis deskriptif ini peneliti mengumpulkan dan

mendeskripsikan data-data yang diperoleh secara menyeluruh.

Lokasi penelitian tentang pengembangan kesenian wayang orang menjadi

industri kreatif terletak pada jalan Anggrek RT. 01, RW. 01 dusun Tugurejo desa

Sragi kecamatan Talun kabupaten Blitar. Hal ini dikarenakan pada paguyuban

kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata ini memiliki keunikan

yang tersendiri yaitu ada atau tidak ada penonton pementasan wayang orang tetap

dipentaskan.

Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari informan, peristiwa dan

dokumentasi. Pertama, informan merupakan orang yang dapat memberikan

informasi. Orang yang dijadikan informan dalam penelitian ini adalah kepala

desa Sragi, ketua paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana

nyata, ketua kesenian wayang orang, pemain wayang orang, ketua bidang tari,

pemain musik gamelan, penonton wayang orang. Kedua, peristiwa yang

digunakan dalam teknik pengumpulan data melalui observasi. Peristiwa yang

dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah peristiwa pementasan kesenian

wayang orang yang dipentaskan setiap hari minggu jam 12.00 WIB dan pukul

19.00 WIB pada malem Jumat Kliwon, malem Sabtu Pon, malem Sabtu Pahing,

malem Minggu Legi dan malem 1 Suro. Ketiga, dokumentasi berupa arsip desa

Sragi, arsip paguyuban yang meliputi dokumen-dokumen dan foto-foto.

Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan

kesimpulan. Pertama, reduksi data merupakan proses merangkum, memilih hal-

hal yang pokok, dan memfokuskan pada hal-hal yang penting terhadap data yang

diperoleh selama penelitian tentan pengembangan kesenian wayang orang

menjadi industri kreatif pada paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar

pramana nyata. Kedua, penyajian data. Data yang telah direduksi selanjutnya

disajikan dalam bentuk uraian untuk memudahkan dalam memahami fenomena

yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya. Ketiga, kesimpulan. Peneliti

memperoleh kesimpulan dengan melibatkan penafsiran dari hasil reduksi dan

pemaparan data.

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengecekan keabsahan data.

Pertama, perpanjangan keikutsertaan dengan cara peneliti berada di paguyuban

kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata untuk mengumpulkan

data sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Kedua, ketekunan atau

keajekan pengamatan dengan cara peneliti melakukan pengamatan lebih cermat

dan berkesinambungan mulai dari persiapan, pementasan sampai selesai

pementasan wayang orang. Ketiga, triangulasi merupakan pengecekan keabsahan

data melalui sumbernya. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan

triangulasi waktu.

HASIL

Asal Mula Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana

Nyata di Desa Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar

Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana Nyata

didirikan oleh Krama Prawira pada tahun 1942 sebagai hiburan masyarakat akibat

adanya penjajah Jepang. Makna dari paguyuban ini adalah perkumpulan yang

menyebarkan kebaikan secara nyata. Ada dua periode pementasan wayang orang

di desa Sragi yaitu periode wayang tapas dan periode wayang orang krida budaya.

Pertama, periode wayang tapas dimulai tahun 1942-1975. Pementasan wayang

tapas merupakan pementasan wayang orang yang hiasannya menggunakan tapas

pohon kelapa. Wayang tapas ditampilkan setiap hari minggu. Kedua, periode

wayang orang krida budaya. Pementasan wayang krida budaya dimulai pada

tahun 1975. Wayang orang krida budaya tetap dilestarikan sampai sekarang.

Wujud Kegiatan Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar

Pramana Nyata dalam Pengembangan Kesenian Wayang Orang di Desa

Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar

Pertama yaitu pementasan kesenian wayang orang setiap hari Minggu

pukul 12.00 WIB dan pukul 19.00 WIB pada malem Jumat Kliwon, malem Sabtu

Pon, malem Sabtu Pahing, malem Minggu Legi, malem Satu Suro. Kedua, tari-

tarian. Tari-tarian ditampilkan sebelum pementasan wayang orang dimulai. Tari-

tarian yang biasa ditampilkan yaitu wayang klasik, tari bedayan, tari karang

pinantang, tari kethek, tari cantrikan, dan tari begawan. Ketiga, sanggar latihan

bagi pemula. Tujuan diadakan sanggar ini adalah untuk mendapat pemain wayang

yang baru. Keempat, mengikuti segala kegiatan yang berhubungan dengan

peringatan hari besar nasional. Kegiatan-kegiatan pada peringatan hari besar

nasional biasanya pementasan wayang orang, upacara adat, dan karnaval.

Strategi Pengembangan Kesenian Wayang Orang menjadi Industri Kreatif

dalam Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana Nyata

di Desa Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar

Strategi pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif

dalam paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata yaitu

Pementasan kesenian wayang orang dikemas dalam pertunjukan pariwisata;

Pementasan wayang orang disebarluaskan melalui media televesi; Bernaung pada

institusi nonformal yaitu paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar

pramana nyata; Kerjasama dengan masyarakat, teman antar paguyuban, dan

pemerintah baik pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten Blitar;

Mementaskan kesenian wayang orang secara rutin pada hari minggu di bangsal

kencana milik paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana

nyata.

Kendala dalam Pengembangan Kesenian Wayang Orang menjadi Industri

Kreatif pada Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana

Nyata di Desa Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar

Kendala dalam pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri

kreatif pada paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata

yaitu ketidakajegan para pemain wayang datang ke paguyuban untuk

mementaskan kesenian wayang orang setiap hari minggu; kondisi pemain wayang

orang yang sudah tua; tanggapan wayang orang hanya ada pada hari-hari tertentu;

belum adanya perusahaan atau organisasi yang mampu memasarkan dan

menyebarluaskan kesenian wayang orang secara rutin; belum adanya lembaga

keuangan yang mampu meminjami uang untuk mendukung pementasan wayang

orang.

Upaya Mengatasi Kendala dalam Pengembangan Kesenian Wayang Orang

menjadi Industri Kreatif pada Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan

Pamencar Pramana Nyata di Desa Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar

Upaya mengatasi kendala dalam pengembangan kesenian wayang orang

menjadi industri kreatif pada paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar

pramana nyata yaitu mengadakan pertemuan satu tahun sekali antara anggota

paguyuban dengan masyarakat; memaksimalkan peran sanggar bagi pemula untuk

mendapatkan pemain wayang; mencari dana dengan cara bekerja sama dengan

pemerintah, masyarakat, dan teman antar anggota paguyuban; serta memanfaatkan

fasilitas paguyuban berupa pemandangan yang indah.

PEMBAHASAN

Asal Mula Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana

Nyata di Desa Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar

Paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata di

Desa Sragi kecamatan Talun kabupaten Blitar didirikan oleh Krama Prawira pada

tahun 1942. Awalnya kesenian wayang ini sebagai hiburan masyarakat akibat

adanya penjajahan Jepang. Supaya masyarakat tidak terlalu tegang dan takut

dengan penjajah, maka dipentaskan kesenian wayang orang sebagai hiburan. Ada

dua periode pementasan wayang orang di desa Sragi yaitu periode wayang tapas

dan periode wayang orang krida budaya.

Periode Wayang Tapas

Pementasan wayang di paguyuban pertama kali yaitu pementasan wayang

tapas. Wayang tapas merupakan wayang orang yang hiasannya menggunakan

tapas pohon kelapa. Hal ini dikarenakan keterbatasan dana untuk membeli busana

dan hiasan seperti yang dikenakan oleh wayang kulit. Oleh sebab itulah

dipentaskanlah wayang tapas yang memakai hiasan tapas dari pohon kelapa setiap

hari minggu. Wayang tapas ini dipentaskan dengan tujuan untuk memberikan

hiburan kepada masyarakat supaya tidak terlalu tegang dalam menghadapi

penjajah Jepang.

Hal ini selaras dengan pendapat Widyosiswoyo (2006: 27) bahwa

manusia yang berbudaya akan menciptakan sarana untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya yang terus bertambah. Kebutuhan disini dapat berupa kebutuhan akan

ketenangan, kebahagiaan, hiburan yang bisa memenuhi kebutuhan manusia.

Menurut peneliti masyarakat di desa Sragi ini membutuhkan hiburan dikarenakan

adanya situasi yang menegangkan dan mencekam akibat adanya penjajah Jepang

yang sangat kejam.

Periode Wayang Orang Krida Budaya

Wayang orang krida budaya mulai dipentaskan pada tahun 1975. Hal ini

dikarenakan perkumpulan Tugurejo sudah memiliki dana yang cukup untuk

membeli busana dan hiasan seperti wayang kulit. Maka dipentaskanlah wayang

orang memakai busana dan hiasan seperti yang dipakai oleh wayang kulit. Pada

tahun 1975 ini perkumpulan wayang orang dusun Tugurejo diberi nama

paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata. Makna dari

nama paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata

adalah perkumpulan yang menyebarkan kebaikan secara nyata serta memiliki logo

yang berbentuk gambar wayang semar.

Temuan penemuan tersebut selaras dengan pernyataan Departemen

Perdagangan RI (2008: 64) bahwa pencitraan sangat membantu dalam

mewujudkan industri kreatif. Pencitraan ini sebagai penanda atas kepemilikan,

berupa logo, simbol, dan kata-kata. Simbol yang dimiliki paguyuban di desa Sragi

bernama paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata.

Wujud Kegiatan Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar

Pramana Nyata dalam Pengembangan Kesenian Wayang Orang Di Desa

Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar

Wujud kegiatan paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar

pramana nyata dalam pengembangan kesenian wayang orang di desa Sragi

kecamatan Talun kabupaten Blitar ada empat. Pertama, pementasan wayang

orang dengan durasi sekitar satu jam. Hal ini selaras dengan pendapat Dirjen

Informasi dan Komunikasi Publik (2011:84) bahwa tidak mengherankan jika

sekarang muncul pagelaran padat yang lamanya hanya setengah jam (30 menit),

satu jam, dua jam, atau tiga jam. Faktor panjangnya waktu pertunjukan akan

mempengaruhi efektivitas penyampaian pesan yang terkandung dalam cerita

wayang tersebut.

Pernyataan di atas diperkuat dengan pendapat Mulyono (1983: 21) bahwa

wayang mampu menyajikan tontonan hidup kepada kita untuk menghadapi,

menemukan dan menggenal diri sendiri. Untuk itulah pementasaan wayang

supaya dapat ditonton dan dapat dimaknai oleh manusia maka pementasaan

wayang harus mempertimbangkan waktu pementasan.

Pementasan wayang orang pada dilaksanakan pada hari minggu pukul

12.00 WIB dan pukul 19.00 WIB pada malem Jumat Kliwon, malem Sabtu Pon,

malem Minggu Legi, malem Sabtu Pahing dan pada malem satu Suro. Temuan

penelitian tersebut sesuai dengan pernyataan Mulyono (1978:2) salah satu fungsi

wayang yaitu sebagai alat suatu upacara yang ada hubungannya dengan

kepercayaan (magis religius).

Kedua, tari-tarian. Tari-tarian yang ditampilkan dalam pementasan

kesenian wayang orang ini diantaranya tari wayang klasik, tari bedayan, tari

karang tinantang, tari kethek, tari cantrikan, dan tari begawan. Tari-tarian ini

ditampilkan sebelum pementasan wayang orang dimulai.

Hal ini selaras dengan pernyataan Herawati (2009: 106) bahwa

pertunjukan wayang wong didahului dengan tari-tarian, sebagai pertunjukan

tambahan. Dalam pementasan tari-tarian sebagi pengiring pementasan wayang

wong tari yang ditampilkan salah satu dari tari bedayan, atau tari karang

tinantang, atau tari kethek, atau tari cantrikan, atau tari begawan.

Ketiga, sanggar latihan bagi pemula ini dikhususkan bagi para pemula

yang ingin belajar menjadi pemain wayang orang, pemain gamelan, dan tari-

tarian. Latihan bagi para pemula ini biasanya diadakan setiap hari Minggu.

Diadakannya sanggar latihan bagi pemula ini merupakan salah satu usaha untuk

mendapatkan pemain-pemain baru sebagai generasi penerus pengembangan

kesenian wayang orang.

Temuan penelitian tersebut selaras dengan pendapat Hermanto dan

Winarno (2012:34) bahwa pewarisan kebudayaan melalui proses pemindahan,

penerusan, pemilikan, dan pemakaian kebudayaan dari generasi secara

berkesinambungan. Jadi menurut peneliti sanggar bagi pemula ini merupakan

tempat pewarisan kebudayaan yaitu kesenian wayang orang kepada generasi

muda.

Keempat, mengikuti segala kegiatan yang berhubungan dengan peringatan

hari besar nasional. Kegiatan yang diikuti diantaranya peringatan hari-hari besar

nasional, peringatan bulan Bung Karno pada bulan Juni, peringatan ulang tahun

kemerdekaan Republik Indonesia pada bulan Agustus. Kegiatan-kegiatan pada

peringatan hari besar nasional biasanya pementasan wayang orang, upacara adat,

dan karnaval.

Pernyataan diatas didukung oleh pendapat Dirjen Informasi dan

Komunikasi Publik (2011: 94) bahwa pemerintah baik di pusat dan di daerah

dalam perayaan ulang tahun disarankan untuk menaggap wayang. Hal ini

menunjukkan bahwa pemerintah telah berusaha mendukung kesenian wayang

orang untuk dipentaskan pada peringatan hari-hari besar nasional.

Strategi Pengembangan Kesenian Wayang Orang menjadi Industri Kreatif

dalam Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana Nyata

di Desa Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar

Pementasan Kesenian Wayang Orang Dikemas dalam Pertunjukan Pariwisata

Pementasan kesenian wayang orang ditampilkan di tempat pariwisata

seperti makam Bung Karno, makam Aryo Blitar, dan Candi Penataran.

Pementasan wayang orang dikemas dalam pertunjukan pariwisata supaya

kesenian wayang orang dapat diterima oleh masyarakat dengan baik sebagai

produk wisata.

Temuan penelitian tersebut selaras dengan pernyataan Fitriani (2012:80)

bahwa industri kreatif adalah industri yang mengandalkan kreativitas, keahlian,

dan bakat individu yang berpotensi untuk menghasilkan kekayaan dan

menciptakan lapangan kerja dengan mengoptimalkan potensi itelektual yang

dimiliki. Melalui tampil di tempat pariwisata maka masyarakat akan lebih senang

melihat pementasan wayang orang sebagai produk wisata dan disisi lain seniman

akan memperoleh uang.

Pernyataan diatas didukung oleh Kusumastuty (2009: 10) bahwa dalam

pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif diperlukan

seorang seniman yang konstruktif, artinya seniman mampu menjawab tuntutan

dan tantangan zaman serta dapat memadukan antara kepentingan pariwisata

dengan kesenian sebagai cita-cita spiritual. Hal ini sangat penting supaya seorang

seniman tidak terjebak pada trend wisata dan cenderung cepat berubah sehingga

terjebak pada selera pasar dengan menghilangkan orisinalitas dan keunikan

kesenian wayang orang. Untuk itulah dalam pengembangan kesenian wayang

orang menjadi kreatif tidak boleh meninggalkan pakemnya.

Pementasan Wayang Orang Disebarluaskan Melalui Media Televesi

Pementasan wayang orang pernah ditampilkan oleh beberapa stasiun

televesi seperti TVRI, JTV, TV One. Pada saat wayang orang pentas ditempat

pariwisata seperti di Candi Penataran dan makam Bung Karno ada reporter yang

tertarik untuk mensyuting dan ditayangkan di televesi.

Temuan penelitian tersebut sesuai dengan pernyataan Dirjen Informasi dan

Komunikasi Publik (2011:93) bahwa media masa baik media cetak maupun media

elektronik perlu dilibatkan untuk penyebarluasan nilai-nilai universal wayang ke

masyarakat. Melalui media masa ini kesenian wayang orang dapat diketahui dan

dikenal oleh masyarakat luas.

Bernaung Pada Institusi Nonformal yaitu Paguyuban Kapribaden Kawruh

Kasepuhan Pamencar Pramana Nyata

Strategi pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif

adalah bernaung pada paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar

pramana nyata. Dengan bernaung pada paguyuban ini maka kesenian wayang

orang cepat disebarluaskan kepada masyarakat luas. Hal ini selaras dengan

pendapat Departemen Perdagangan RI (2008:53) bahwa pengembangan industri

kreatif harus didukung oleh pilar utama yaitu sebuah institusi. Peranan institusi

sangat penting, sebab industri kreatif memajukan ide-ide yang dieksploitasi

menjadi potensi ekonomi. Untuk itulah diperlukan institusi yang memiliki tatanan

sosial yang memiliki kebiasaan, norma, adat, dan aturan yang bersifat nonformal.

Kerjasama dengan Masyarakat, Teman Antar Paguyuban, dan Pemerintah Desa

maupun Kabupaten Blitar

Kerjasama dengan masyarakat, teman antar paguyuban diberbagai daerah

seperti Malang, Surabaya, Kediri, dan Yogyakarta dilakukan oleh para pemain

kesenian wayang orang di desa Sragi. Selain itu para pemain wayang orang juga

melakukan kerja sama dengan pemerintah baik pemerintah desa maupun

kabupaten Blitar. Melalui kerjasama ini maka kesenian wayang orang di desa

Sragi sering mendapat tanggapan dari masyarakat dan pemerintah untuk pentas.

Temuan penelitian tersebut selaras dengan pernyataan Departemen

Perdagangan RI (2008:54) bahwa pengembangan industri kreatif harus didukung

oleh aktor utama yaitu seniman, bisnis, dan pemetintah. Dalam hal ini

pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif sudah didukung

oleh seniman dari pemain wayang orang, bisnis dari masyarakat dan teman antar

paguyuban, dan sudah didukung oleh pemerintah yaitu pemerintah desa maupun

pemerintah kabupaten Blitar.

Mementaskan Kesenian Wayang Orang Secara Rutin pada Hari Minggu di

Bangsal Kencana Milik Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar

Pramana Nyata

Kesenian wayang orang harus dipentaskan secara rutin pada hari minggu

di bangsal kencana milik paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar

pramana nyata. Hal ini sangat penting supaya masyarakat lebih tertarik untuk

menyaksikan pementasan wayang orang.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sujarno (2003:57) bahwa untuk

mengembangkan ekonomi kreatif yang kokoh dan berkesinambungan maka

seorang seniman harus lebih kreatif dalam berkreasi, berinovasi dan termotivasi

dalam menyiasati era globalisasi, supaya kebudayaan nasional tetap bertahan

hidup. Namun dalam berkreasi seorang seniman tidak boleh menghilangkah ruh

dari kesenian itu sendiri.

Kendala dalam Pengembangan Kesenian Wayang Orang menjadi Industri

Kreatif pada Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan Pamencar Pramana

Nyata di Desa Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar

Ketidakajegan Para Pemain Wayang Datang ke Paguyuban untuk Mementaskan

Kesenian Wayang Orang Setiap Hari Minggu

Ketidakajegan para pemain wayang untuk datang ke paguyuban

menyebabkan pementasan wayang orang tidak dapat ditampilkan setiap hari

Minggu. Sehingga pada hari minggu itu kadang pementasan wayang orang yang

tidak diiringi tari-tarian, kadang hanya tari-tarian saja, dan kadang pula tidak

ditampilkan wayang orang dan tidak ditampilkan pula tari-tarian, yang ada hanya

suara gamelan.

Kendala umum dalam mewujudkan industri kreatif adalah faktor produksi.

Hal ini selaras dengan pendapat Fitriani (2012: 88) menjelaskan bahwa kendala

mewujudkan industri kreatif adalah tenaga kerja yang berupah rendah. Di

paguyuban ini para pemain wayang mendapatkan upah pada saat ada tanggapan

saja.

Kondisi Pemain Wayang Orang yang Sudah Tua

Para pemain wayang orang mayoritas sudah berusia 50 tahun ke atas.

Padahal dalam pementasan wayang orang diperlukan orang yang muda untuk

memerankan tokoh wayang yang muda pula. Sehingga pemain wayang yang

sudah berusia tua harus berperan menjadi tokoh wayang yang masih muda.

Menurut peneliti pemain wayang yang mayoritas sudah tua ini

menyebabkan pementasan wayang orang kurang menarik. Sebab dalam

pementasan wayang orang pasti ada tokoh wayang yang muda. Apabila pemain

wayang yang sudah tua ini dipaksakan untuk memerankan tokoh wayang yang

muda maka hasilnya juga kurang menarik.

Tanggapan Wayang Orang Hanya Ada Pada Hari-Hari Tertentu

Tanggapan pementasan wayang di tempat pariwisata hanya ada pada hari-

hari tertentu saja. Tanggapan ini biasanya diadakan pada peringatan hari besar

nasional, bulan Bung Karno pada bulan Juni, dan bulan Agustus pada peringatan

hari kemerdekaan Republik indonesia. Tanggapan dari masyarakat pun juga

demikian, hanya ada pada hari-hari tertentu saja. Tanggapan dari masyarakat

biasaya pada peringatan bulan Syuro dan pada acara perpisahan atau ulang tahun

sekolah.

Belum Adanya Perusahaan Atau Organisasi yang Memasarkan dan

Menyebarluaskan Kesenian Wayang Orang Secara Rutin

Pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif pada

paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata belum dapat

dipasarkan secara luas. Hal ini dikarenakan belum adanya perusahaan dalam

bidang hiburan seperti perusahaan rekaman yang memasarkan pementasan

kesenian wayang orang. Di paguyuban ini hanya beberapa kali saja tampil

dibeberapa stasiun televesi seperti TVRI, JTV, TV One, sehingga belum dapat

menghasilkan profit yang begitu besar. Dana untuk pengembangan kesenian

wayang orang ini berasal dari hasil tanggapan.

Temuan penelitian tersebut selaras dengan pernyataan Departemen

Perdagangan RI (2008:54) bahwa aktor utama pengembangan industri kreatif

harus didukung oleh aktor bisnis. Aktor bisnis ini meliputi pelaku usaha, investor

dan konsumen industri kreatif. Peran aktor bisnis adalah menciptakan variasi baru

berupa produk dan jasa supaya lebih menarik dan dapat menghasilkan profit serta

meningkatkan kemakmuran para pemiliknya.

Belum Adanya Lembaga Keuangan yang Mampu Meminjami Uang Untuk

Mendukung Pementasan Wayang Orang

Pementasan wayang orang belum dapat dikomersialkan secara baik karena

belum adanya orang dan lembaga yang mampu meminjami dan mengelola

keuangan dalam pementasan wayang orang. Sehingga dana yang digunakan dalam

pementasan wayang orang adalah dana dari hasil tanggapan di tempat pariwisata

dan tanggapan dari masyarakat, pemerintah, ataupun dari anggota paguyuban di

lain daerah.

Lembaga penyalur keuangan memiliki peranan yang besar dalam

mendukung pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif.

Ketidakberadaannya lembaga penyalur keuangan ini menyebabkan kesenian

wayang orang tidak dapat diproduksi secara besar. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Departemen Perdagangan RI (2008:53) bahwa untuk mendukung

pengembanga industri kreatif harus didukung oleh pilar lembaga penyalur

keuangan. Lembaga penyalur keuangan berperan sebagai penyalur pendanaan

kepada pelaku industri yang membutuhkan pendanaan kepada pelaku industri baik

dalam bentuk modal maupun pinjaman.

Upaya Mengatasi Kendala dalam Pengembangan Kesenian Wayang Orang

Menjadi Industri Kreatif pada Paguyuban Kapribaden Kawruh Kasepuhan

Pamencar Pramana Nyata di Desa Sragi Kecamatan Talun Kabupaten Blitar

Berdasarkan deskripsi dan analisis data yang diperoleh melalui

wawancara, observasi, dan dokumentasi maka dapat diketahui bahwa upaya

mengatasi kendala dalam pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri

kreatif pada paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata

di desa Sragi sebagai berikut.

Mengadakan Pertemuan Satu Tahun Sekali antara Anggota Paguyuban dengan

Masyarakat

Setiap satu tahun sekali di paguyuban mengadakan perkumpulan yang

membahas perkembangan kesenian wayang. Pada acara ini dihadiri oleh

perangkat desa, masyarakat sekitar, dan anggota paguyuban. Tujuan utama dari

diadakan pertemuan ini adalah supaya anggota paguyuban lebih aktif dalam

menjalankan rutinitas pementasan wayang orang.

Memaksimalkan Peran Sanggar Bagi Pemula untuk Mendapatkan Pemain

Wayang

Sanggar latihan bagi para pemula ini sangat membantu sekali dalam

memperoleh para pemain wayang yang baru. Adanya sanggar ini mempunyai

tujuan supaya anak muda lebih tertarik untuk belajar kesenian wayang orang. Para

pemain wayang orang yang mampu mendayagunakan ide, talenta, dan

kreativitasnya akan mendukung sekali dalam pengembangan kesenian wayang

orang menjadi industri kreatif.

Temuan penelitian tersebut sesuai dengan pendapat Kusumastuty

(2009: 10) pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif

memberikan dampak positif terhadap kesenian yaitu menggiatkan aktivitas

berkesenian dalam rangka pelestarian dan pengembangan kesenian wayang orang.

Untuk itulah diperlukan generasi penerus untuk melestarikan kesenian wayang

orang. Melalui sanggar ini akan didapatkan pemain wayang orang yang baru

sebagai generasi penerus pengembangan kesenian wayang orang di desa Sragi.

Mencari Dana dengan Cara Kerjasama dengan Pemerintah, Masyarakat, dan

Teman antar Anggota Paguyuban

Dana yang diperoleh dari kerja sama dengan masyarakat, teman antar

paguyuban, dan pemerintah digunakan untuk kepentingan pementasan wayang

dan kepentingan para pemain wayang. Kepentingan pementasan ini seperti

membeli kostum wayang, tata rias para pemain dan perbaikan peralatan gamelan.

Temuan penelitian tersebut selaras dengan pendapat Mulyono (1978:272)

bahwa pembangunan wayang tidak boleh grusa-grusu (gegabah) sebab di

samping pembaharuan memerlukan waktu, kesabaran, ketelitian, kematangan rasa

dan pikiran, juga memerlukan pengetahuan yang luas dan satu hal lagi yang tidak

kalah pentingnya ialah dana yang cukup.

Memanfaatkan Fasilitas Paguyuban Berupa Pemandangan yang Indah

Pemandangan di sekitar paguyuban yang indah mempunyai daya tarik bagi

para peonton. Biasaya sebelum atau sesudah pementasan wayang para penonton

melihat pemandangan disekitar paguyuban berupa taman, kolam ikan, dan air

mancur. Sehingga, dalam hal ini pemandangan di sekirat paguyuban memberikan

konstribusi dalam menarik masyarakat untuk melihat pementasan wayang orang.

Menurut peneliti pemandangan di sekitar paguyuban juga dapat digunakan

sebagai tempat pariwisata. Sehingga apabila tidak ada tanggapan di tempat

pariwisata seperti di makam Bung Karno, makam Aryo Blitar, dan Candi

Penataran maka di paguyuban ini pun, dapat dipentaskan wayang orang yang

dikemas dalam pertunjukan pariwisata. Pertunjukan pariwisata ini merupakan

bentuk bentuk pengembangan kesenian wayang orang menjadi industri kreatif,

sehingga masyarakat akan semakin tertarik untuk menyaksikan pementasan

wayang orang di bangsal kencana setiap hari minggu sebagai produk wisata

kreatif.

SIMPULAN

Bertolak dari temuan penelitian dan pembahasan, hasil penelitian dapat

disimpulkan sebagai berikut. Strategi pengembangan kesenian wayang orang

menjadi industri kreatif dalam paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan

pamencar pramana nyata yaitu pementasan kesenian wayang orang dikemas

dalam pertunjukan pariwisata; pementasan wayang orang disebarluaskan melalui

media televesi; bernaung pada institusi nonformal yaitu paguyuban kapribaden

kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata; kerjasama dengan masyarakat,

teman antar paguyuban, dan pemerintah baik pemerintah desa maupun pemerintah

kabupaten Blitar; mementaskan kesenian wayang orang secara rutin pada hari

minggu di bangsal kencana milik paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan

pamencar pramana nyata. Namun, pengembangan kesenian wayang orang pada

paguyuban kapribaden kawruh kasepuhan pamencar pramana nyata masih

sebuah rintisan untuk menjadi industri kreatif. Sebab pengembangan wayang

orang menjadi industri kreatif harus didukung dioleh aktor bisnis dalam skala

besar dan lembaga penyalur keuangan keuangan.

DAFTAR RUJUKANDirjen Informasi dan Komunikasi Publik. 2011. Wayang sebagai Media

Komunikasi Tradisional dalam Diseminasi Informasi. Jakarta: Kementrian Komunikasi dan Informatika RI.

Fitriani, Rachma., Djaja, Komara., Sutedja, Rudy. 2012. Ekonomi Kreatif Pembelajaran Berbasis Kewirausahaan Sosial dan Kewilayahan Di Kota Cimahi Jawa Barat. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Haryanto. 1988. Pratiwimba Adiluhung Sejarah dan Perkembangan Wayang. Jakarta: Djambatan.

Herawati, Nanik. 2009. Kesenian Tradisional Jawa. Klaten: Saka Mitra Kompetensi.

Moleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.Mulyono, Sri. 1978. Wayang Asal-Usul, Filsafat dan Masa Depannya. Jakarta:

Gunung Agung.Purwadmadi.15 September 2013. Membaca Wayang. Jawa Pos, hlm.11.Soedarsono. 2000. Masa Gemilang dan Memudar Wayang Wong Gaya

Yogyakarta Seri Pustaka Keraton Nusantara 3. Yogyakarta: Tarawang.Sujarno. 2003. Seni Pertunjukan Tradisional Nilai, Fungsi dan Tantangan.

Yogyakarta: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.Tester, Keith. 2003. Media, Budaya, dan Moralitas. Yogyakarta: Jaxtapose.Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang:

Universitas Negeri Malang.Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008. Pengembangan Ekonomi

kreatif Indonesia 2025, Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2015. Jakarta: Departemen Perdagangan RI, (Online), (http://www.buku-1-rencana-pengembangan-ekonomi-kreatif-indonesia-2009.pdf (SECURED)- Adobe Reader, diakses 3 September 2013.

Kusumastuti, Eny. 2009. Seni Pertunjukan Wisata sebagai Industri Ekonomi Kreatif , (Online), (http://eny-tari.blogspot.com/2009/05/seni-pertunjukan-wisata-sebagai.html), diakses 10 Oktober 2013.